BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. dampak terbengkalainya makam K.H. Samanhudi. Pengelola makam dalam hal ini
|
|
- Hadi Widjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Pengelolaan di Makam K.H. Samanhudi masih terbilang sederhana dan alakadarnya yang dilakukan keluarga, serta masih kurangnya kesadaran rasa tanggungjawab dari pihak keluarga, dan pemerintah justru akan memberikan dampak terbengkalainya makam K.H. Samanhudi. Pengelola makam dalam hal ini kuncen atau penjaga komplek makam K.H. Samanhudi hanya mengingat-ingat data wisatwan yang berkunjung ke makam K.H. Samanhudi, karena kurangnya kemampuan dan dana untuk mengelola. Selama ini kuncen dibantu dengan masyarakat Sondakan yang tergabung dalam POKDARWIS dan LPMK mengelola dengan kesadaran dan dana yang berasal dari swadaya masayarakat serta pemberian pemerintah Kota Solo. Pengunjung yang berkunjung selama ini masih belum terorganisir dan terdata oleh penjaga makam karena belum adanya buku tamu dan juga pengelolaan yang masih kurang rapi. Pengelolaan yang masih berdasarkan kepentingan masing-masing dan belum adanya koordinasi menjadikan makam K.H. Samanhudi terlihat kurang terawat dan terbengkalai seperti makam-makam pada umumnya. Komplek makam K.H.Samanhudi dapat dikemas dan dikembangkan menjadi satu rangkaian paket wisata dengan Kampung Batik Laweyan, karena
2 karakteristik dari kampung batik Laweyan yang memerlukan ikon yang dapat menambah daya tarik serta minat wisatawan untuk datang ke Kampung Batik Laweyan. Dalam dukungan Pemkot Solo dalam membantu kesuksesan dan kelancaran dalam event yang berkaitan langsung dengan tokoh dan makam K.H. Samanhudi yang diberi nama Napak Budaya K.H. Samanhudi yang di selenggarakan oleh Kelurahan Sondakan. Sementara Pemkab Sukoharjo dalam hal pengembangan telah mebantu dalam pembangunan dan renovasi serta perawatan komplek makam K.H. Samanhudi sehingga menjadi lebih nyaman untuk para pengunjung yang ingin berziarah ke makam K.H.Samanhudi.. B. Saran Berdasarkan kesimpulan dan penilitian yang dilakukan diatas, penulis memberikan saran sebagai masukan bagi pihak terkait obyek wisata maupun daya tarik wisata lainya yang ada di Kelurahan Sondakan maupun yang berada di Kota Solo, khususnya makam K.H. Samanhudi agar dapat berkembang dan dapat menjadi salah satu daya tarik wisata yang unggul dengan cara: 1. Memperkuat pengelolaan dan melengkapi sarana informasi yang diperlukan oleh setiap pengunjung yang datang, agar setiap pengunjung dapat merasa terpuaskan berkunjung dan berziarah di makam K.H. Samanhudi. 2. Menambah papan menunjuk arah menuju ke makam K.H. Samanhudi, yang saat ini hanya berada dikawasan Kampung Batik Laweyan tetapi di perluas di tengah kota dan di jalur-jalur utama masuk kota Solo.
3 3. Memberikan fasilitas pemandu wisata (guide) bagi pengunjung yang ingin melakukan napak tilas budaya Samanhudi, sehingga kebutuhan akan informasi dapat terpuaskan oleh adanya pemandu wisata. 4. Membuat buku tamu guna menjadi acuan melakukan evaluasi dalam meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung ke makam K.H. Samanhudi. 5. Campur tangan pemerintah dapat diperluas untuk dapat mengelola makam K.H. Samanhudi menjadi salah satu wisata religi yang ada di kota Solo bagian barat, karena makam K.H. Samanhudi perlu dikemas dengan obyek-obyek wisata di sekitarnya guna menjadi satu rangkaian wisata yang menarik untuk di kunjungi oleh wisatawan. 6. Koordinasi antara Pemerintah Kota Solo dan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo serta keluarga K.H Samanhudi perlu dipertegas dan diperjelas untuk meningkatkan pengelolaan makam K.H Samanhudi sebagai salah satu obyek wisata religi. 7. Contoh pengemasan produk wisata yang bisa di laksanakan di makam K.H Samanhudi dan kampung Laweyan, halfday tour dengan tema walking tour (jalan-jalan) atau cycling tour (bersepeda) dengan di mulai dari museum K.H. Samanhudi, kemudian mengelilingi Kampung Batik Laweyan serta berziarah ke makam K.H. Samanhudi Kemudian beristirahat sekaligus mengunjungi Rumah Pahlawan pemebrian Ir. Soekarno untuk K.H. Samanhudi.
4 DAFTAR PUSTAKA Buku Pendamping Janianton Damanik Pariwisata Indonesia Antara Peluang dan Tantangan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Muljono dan Sutrisno Kutoyo. 1979/1980. Haji Samanhudi. Jakarta: Departemen Kependudukan Dan Kebudayaan. I Ketut Suwena dan I Gusti Ngurah Widyatmaja Pengetahuan dasar ilmu pariwisata. Denpasar: Udayana University Press. Gamal Suwantoro Dasar-dasar Pariiwisata. Yogyakarta: ANDI Sunyoto Usman Pembangunan dan Pembangunan Yogyakarta : Pustaka pelajar Masyarakat. Penelitian Terdahulu Hasan Maghrobi. Skripsi Wisata Makam Ronggowarsito Sebagai Wisata Religi Di Desa Palar Trucuk Kabupaten Klaten. Rintania Sandris. Tugas Akhir Pengembangan wisata religi masjidmasjid tua di Suakarta. Sumber Artikel http// 8 april 2016 http//
5 Lampiran 1 1. Nama : Suwardi S.pd DAFTAR INFORMAN Umur Jabatan : 62 tahun : Ketua LPMK dan Pemerhati Sekaligus Pengelola Museum Samanhudi Kelurahan Sondakan 2. Nama : Muh. Adiansyah Umur Jabatan : 28 tahun : cucubuyut dari putra ke 8 K.H. Samanhudi 3. Nama : Murwani Umur Jabatan : 70 tahun : Penjaga sekaligus kuncen makam K.H. Samanhudi 4. Nama : Drs. Supana, M.Hum Umur Jabatan : 52 tahun : Kepala Program Studi Sastra Daerah UNS
6 Lampiran 2 K.H Samanhudi sebagai Pelopor Pengusaha Batik dan Tokoh Pergerakan Nasional Gambar Piagam Tanda Kehormatan K.H. Samanhudi sebagai Pahlawan Nasional (Sumber: dokumentasi pribadi penulis)
7 Gambar Pidato K.H. Samanhudi dalam Kongres SI di Jogjakarta 1914 (Sumber: dokumentasi pribadi penulis)
8 Gambar Koleksi Batik yang Pernah dibuat oleh K.H. Samanhudi (Sumber: dokumentasi pribadi penulis) Gambar Rumah Pahlawan Pemberian Ir. Soekarno kepada K.H. Samanhudi (Sumber: dokumentasi pibadi penulis)
9 Foto Cucu Buyut K.H Samanhudi, Muhammad Aldiansyah yang saat ini Menempati Rumah Pahlawan. (Sumber: dokumentasi pribadi penulis)
10 Lampiran 3 Koleksi Museum Samanhudi
11
12 Lampiran 4 Komplek Makam K.H. Samanhudi Foto Cungkup Makam K.H. Samanhudi (Sumber: dokumentasi pribadi penulis) Foto Makam K.H Samanhudi beserta Istrinya (Sumber: dokumentasi pribadi penulis)
13 Lampiran 5 Acara Napak Budaya Samanhudi Foto Kirab Napak Budaya Samanhudi tahun 2014 (Sumber: dokumentasi LPMK Sondakan) Foto Peserta Ziarah Makam K.H. Samanhudi (Sumber: dokumentasi LPMK Sondakan)
14 Foto Kegiatan Bazar Masyarakat (Sumber: dokumentasi LPMK Sondakan) Foto Kegiatan Sarahsehan (Sumber: dokumentasi LPMK Sondakan)
15 PENASEHAT (CAMAT KEC. LAWEYAN) PEMBINA (LURAH KEL. SONDAKAN) PENGARAH (KETUA LPMK SONDAKAN) Struktur 2 Susunan Panitia Pengarah Kegiatan Napak Budaya Samanhudi (Sumber: SK Lurah Sondakan)
16 Lampiran 6 Surat Keputusan Lurah Sondakan
17
18
19
20
21
POTENSI DAN PENGELOLAAN MAKAM K.H SAMANHUDI SEBAGAI WISATA RELIGI DI KOTA SOLO
POTENSI DAN PENGELOLAAN MAKAM K.H SAMANHUDI SEBAGAI WISATA RELIGI DI KOTA SOLO LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan
Lebih terperinciBAB III POTENSI DAN PENGELOLAAN MAKAM K.H. SAMANHUDI. A. Pengelolaan makam K.H. Samanhudi
27 BAB III POTENSI DAN PENGELOLAAN MAKAM K.H. SAMANHUDI A. Pengelolaan makam K.H. Samanhudi Makam K.H. Samanhudi seperti makam yang terlihat pada makam-makam lainya sebelum mendapat perhatian. Baru pada
Lebih terperinciBAB II K.H. SAMANHUDI, MAKAM DAN PENGELOLAAN SEBAGAI IKON KAMPUNG LAWEYAN. A. K.H. Samanhudi Sebagai Tokoh Pengusaha Batik yang Sukses
14 BAB II K.H. SAMANHUDI, MAKAM DAN PENGELOLAAN SEBAGAI IKON KAMPUNG LAWEYAN A. K.H. Samanhudi Sebagai Tokoh Pengusaha Batik yang Sukses Di Kota Solo, Jawa Tengah, terdapat sebuah kecamatan yang bernama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sehingga terpisah dari satu wilayah dengan wilayah lain. dengan perbedaan itulah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara multikultural baik dari adat, budaya, bahasa dan agama serta kepercayaan. Hal itu ada karena Indonesia adalah Negara kepualauan. Sehingga
Lebih terperinciPENGUATAN KELEMBAGAAN DAN BRANDING DESA WISATA SONDAKAN KOTA SURAKARTA.
PENGUATAN KELEMBAGAAN DAN BRANDING DESA WISATA SONDAKAN KOTA SURAKARTA 1 Andre N. Rahmanto, 2 Susantiningrum, 3 Chairul Huda Atma D 1,2 Prodi PAP FKIP UNS 3 Prodi Magister Pendidikan Ekonomi UNS Email:
Lebih terperinciLampiran 1. Program pengembangan ruang wisata budaya (culture tourism)
LAMPIRAN 115 116 Lampiran 1. Program pengembangan ruang wisata budaya (culture tourism) 1. Mesjid Laweyan Cikal bakal budaya dan sejarah laweyan dan Surakarta Sejarah Kerajaan Pajang yang penting bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. orang dapat mengakses informasi tentang destinasi wisata yang ingin dikunjungi,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini industri pariwisata di Indonesia sedang berkembang dengan pesat. Banyak tempat wisata yang baru disertai dengan tumbuhnya fasilitas penunjang seperti;
Lebih terperinciKampoeng Lawas Maspati.
Kampoeng Lawas Maspati www.kampunglawas.com Latar belakang Eksisting : RW VIII Bubutan (maspati) terdiri dari 6 RT, 350 KK dan 1.350 jiwa, >300 rumah padat penduduk dan terkesan kumuh Jumlah penduduk asli
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pariwisata di Indonesia saat ini mengalami peningkatan dan terus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan pariwisata di Indonesia saat ini mengalami peningkatan dan terus berkembang secara kuantitatif dan kualitatif. Secara kuantitatif ditandai dengan banyaknya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah dimana penelitian tersebut akan dilakukan. Penelitian ini berlokasi di Kota Blitar Kec.Sananwetan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Keraton Surakarta sebagai simbol obyek dan daya tarik wisata memiliki simbol fisik dan non fisik yang menarik bagi wisatawan. Simbol-simbol ini berupa arsitektur bangunan keraton,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pergeseran era pertanian ke era industrialisasi dan semakin majunya era
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pergeseran era pertanian ke era industrialisasi dan semakin majunya era komunikasi serta penemuan-penemuan baru menyebabkan perubahan dari pola pikir dalam masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya seperti usaha perhotelan usaha
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu usaha yang kompleks, hal ini dikarenakan terdapat banyak kegiatan yang terkait dalam penyelanggaraan pariwisata. Kegiatan-kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik dibanding dengan tahun lalu. Kondisi ini tidak lepas dari pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang dinilai menjadi negara yang sukses dibidang perekonomian saat ini. Hal ini dilihat dari pertumbuhan ekonomi yang baik dibanding dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya berpariwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bali sebagai pusat pengembangan kepariwisataan di Indonesia telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali sebagai pusat pengembangan kepariwisataan di Indonesia telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan daerah lainnya di Indonesia. Hal tersebut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sumber penghasilan suatu daerah. Dengan pengelolaan yang baik, suatu obyek wisata dapat menjadi sumber pendapatan yang besar.menurut
Lebih terperinciPOTENSI DAYA TARIK WISATA BLUSUKAN SOLO
POTENSI DAYA TARIK WISATA BLUSUKAN SOLO LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata ARI FITRIANA C9410002
Lebih terperinciPERPUSTAKAAN REKSO PUSTOKO MANGKUNEGARAN SEBAGAI DAYA TARIK WISATA EDUKASI DI SURAKARTA
PERPUSTAKAAN REKSO PUSTOKO MANGKUNEGARAN SEBAGAI DAYA TARIK WISATA EDUKASI DI SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan mencapai Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Diploma
Lebih terperinciRizky Ananda, 2014 PENGARUH EVENT MARKETING ATRAKSI WISATA DALAM MENCIPTAKAN REVISIT INTENTION WISATAWAN NUSANTARA KE KABUPATEN BELITUNG TIMUR
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penguraian teori, hasil penelitian dengan penyebaran kuisioner, dan pengujian hipotesis yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh marketing terhadap
Lebih terperinci2015 PERANAN MEDIA VISUAL TERHADAP DAYA TARIK WISATA DI MUSEUM GEOLOGI BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daya tarik wisata berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009 merupakan sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan, kemudahan, dan nilai yang berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Udkhiyah, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor prioritas yang memiliki peran penting dalam kegiatan perekonomian suatu Negara. Bahkan sektor pariwisata melebihi sektor migas
Lebih terperinciPEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENGEMBANGAN PARIWISATA BUDAYA DI DESA BEDULU KECAMATAN BLAHBATUH KABUPATEN GIANYAR BALI
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENGEMBANGAN PARIWISATA BUDAYA DI DESA BEDULU KECAMATAN BLAHBATUH KABUPATEN GIANYAR BALI NI KETUT ARISMAYANTI NI MADE ARIANI I KETUT SUWENA LATAR BELAKANG Desa Bedulu, Kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang timpang kearah kehidupan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dakwah adalah kewajiban bagi semua muslim, karena dakwah merupakan suatu kegiatan mengajak atau menyeru umat manusia agar berada di jalan Allah, baik melalui lisan,
Lebih terperinciWISTA KAMPUS SEBAGAI SARANA PENGENALAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS BAGI SISWA SEKOLAH DASAR
WISTA KAMPUS SEBAGAI SARANA PENGENALAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS BAGI SISWA SEKOLAH DASAR LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PPM-WISKAM Oleh: Ketua Anggota : Eko Rujito, M, Hum : Susana Widyastuti, M.A. Rachmat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pengembangan kepariwisataan perlu diterapkan nilai-nilai asli
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pariwisata di Indonesia sekarang ini mengalami peningkatan, dengan banyaknya potensi wisata yang dimiliki untuk menarik wisatawan melakukan perjalanan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN WISATA RELIGI MASJID-MASJID TUA DI SURAKARTA
PENGEMBANGAN WISATA RELIGI MASJID-MASJID TUA DI SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya Pada Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman dan kekayaan akan budaya yang telah dikenal luas baik oleh masyarakat baik dalam maupun luar negeri, sehingga menjadikan Indonesia
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dan pengujian path analysis
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dan pengujian path analysis yang dilaksanakan mengenai pengaruh public relations yang dilakukan stakeholders eksternal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pariwisata sebagai sumber devisa merupakan hal yang diakui di dunia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata sebagai sumber devisa merupakan hal yang diakui di dunia. Tidak sedikit Negara yang mengandalkan pendapatan dari sumber kepariwisataan ini. Dewasa
Lebih terperinci2014 PENGARUH KUALITAS PRODUK WISATA TERHADAP KEPUTUSAN PENGUNJUNG UNTUK BERKUNJUNG KE MUSEUM SENI RUPA DAN KERAMIK DI JAKARTA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan salah satu industri yang banyak diandalkan oleh negara-negara di dunia. Pariwisata juga merupakan salah satu faktor ekonomi yang penting
Lebih terperinciPEKAN BATIK INTERNASIONAL DAN PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PEKALONGAN
PEKAN BATIK INTERNASIONAL DAN PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PEKALONGAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan
Lebih terperinci2015 PENGEMBANGAN RUMAH BERSEJARAH INGGIT GARNASIH SEBAGAI ATRAKSI WISATA BUDAYA DI KOTA BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa yang besar adalah bangsa yang yang menghargai sejarah. Mempelajari sejarah berarti belajar dari pengalaman tentang hal yang telah terjadi di masa lalu. Keberhasilan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PARIWISATA BERBASIS DESA ADAT DI DESA PENGLIPURAN KABUPATEN BANGLI
PENGEMBANGAN PARIWISATA BERBASIS DESA ADAT DI DESA PENGLIPURAN KABUPATEN BANGLI Oleh : A.A SRI AGUNG PRADNYAPARAMITA 1101605005 PROGRAM STUDI ANTROPOLOGI FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS UDAYANA
Lebih terperinciPENGEMBANGAN DESA WISATA SAMIRAN SEBAGAI OBYEK WISATA KABUPATEN BOYOLALI
PENGEMBANGAN DESA WISATA SAMIRAN SEBAGAI OBYEK WISATA KABUPATEN BOYOLALI LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Usaha
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan
236 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan analisa deskriptif dan verikatif atribut produk pariwisata galeri pengaruhnya terhadap
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Lokasi dan Letak Geografis Taman Rekreasi Kampoeng Wisata Cinangneng terletak di Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Lokasi ini berjarak 11 km dari Kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan sektor menjanjikan bagi pendapatan devisa negara. Melalui pariwisata keragaman potensi di setiap daerah dapat disorot untuk dipromosikan baik bagi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN OBYEK DAYA TARIK WISATA MASJID AGUNG JAWA TENGAH
BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN OBYEK DAYA TARIK WISATA MASJID AGUNG JAWA TENGAH A. Analisis Pengelolaan Obyek Daya Tarik Wisata di Masjid Agung Jawa Tengah Obyek Daya Tarik Wisata yang terdapat
Lebih terperinciSTRATEGI PEMASARAN WISATA LAKULAMPAH DI SURAKARTA
STRATEGI PEMASARAN WISATA LAKULAMPAH DI SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata ISNAINI NURUL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Pengembangan potensi pariwisata telah terbukti
Lebih terperinciBAB 1 : Pendahuluan BAB 2 : Tinjauan Teori BAB 3 : Metodologi Penelitian BAB 4 : Hasil dan Pembahasan BAB 5 : Kesimpulan dan Saran
BAB 1 : Pendahuluan BAB 2 : Tinjauan Teori BAB 3 : Metodologi Penelitian BAB 4 : Hasil dan Pembahasan BAB 5 : Kesimpulan dan Saran Siak Sri Indrapura merupakan ibukota kabupaten Siak. Secara administratif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan secara berkali-kali atau berputar-putar dari suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu industri yang mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal penyediaan lapangan kerja, pendapatan, tarif hidup, dan dalam
Lebih terperinciBAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU. A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu. Kota Sukoharjo. Secara geografis sebagian besar merupakan wilayah
BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu Obyek Wisata Batu Seribu terletak di Desa Gentan Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo. Letaknya sekitar 20 KM sebelah selatan Kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam Travel & Tourism Competitiveness Report dari World Economic
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Travel & Tourism Competitiveness Report dari World Economic Forum disebutkan bahwa peringkat Pariwisata Indonesia naik dari peringkat ke- 70 pada tahun 2013 menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. UNESCO (United Nation Educational, Scientific, and Culture Organization) telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut penelitian Citra Pariwisata Indonesia pada tahun 2003, budaya menjadi elemen yang paling menarik minat wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Indonesia.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pembahasan yang ada pada bab ini akan lebih terfokus kepada metode yang digunakan dalam pengumpulan data, pemilihan data serta teknik pengolahannya yang akan digunakan agar
Lebih terperinciBAB III STRATEGI PEMASARAN PAKET WISATA SOLO VILLAGE BIKE DI PT. MANDIRA TOUR AND TRAVEL SURAKARTA
BAB III STRATEGI PEMASARAN PAKET WISATA SOLO VILLAGE BIKE DI PT. MANDIRA TOUR AND TRAVEL SURAKARTA A. Paket Wisata yang dimiliki PT. Mandira Tour and Travel Biro Perjalanan Wisata Mandira Tour and Travelmemiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pramuwisata atau Pemandu Wisata (Tour Guide), karena sebuah perjalanan wisata
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu sektor penentu suksesnya sebuah perjalanan wisata adalah Pramuwisata atau Pemandu Wisata (Tour Guide), karena sebuah perjalanan wisata tidak akan lengkap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun. World Tourism
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata telah menjadi industri terbesar dan memperlihatkan pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun. World Tourism Organization memperkirakan bahwa
Lebih terperinciPEKAN BATIK INTERNASIONAL DAN PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PEKALONGAN
PEKAN BATIK INTERNASIONAL DAN PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PEKALONGAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan
Lebih terperinciPERAN CV. SINERGI MEDIA WISATA DALAM PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN SOLORAYA
PERAN CV. SINERGI MEDIA WISATA DALAM PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN SOLORAYA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu industri yang terdiri dari serangkaan perusahaan yang menghasilkan jasa
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami
Lebih terperinciPemerintah Kabupaten Ende
1 / 11 FESTIVAL PARADE /PESONA KEBANGSAAN DALAM RANGKA MEMPERINGATI HARI LAHIRNYA PANCASILA 1 JUNI 2017 Pancasila Rumah Kita dari Untuk Indonesia Dalam Rangka memperingati hari lahirnya Pancasila 1 Juni
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1. Kesimpulan Desa Ledok Sambi merupakan salah satu desa wisata di Kabupaten Sleman, atraksi utama yang ada di desa ini adalah kegiatan outbound dengan konsep XP Learning
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sragen Convention Centre. : Kabupaten yang berada di bagian Timur Provinsi Jawa Tengah. (id.wikipedia.org/wiki/kabupaten_sragen)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Sragen Convention Centre Untuk menjabarkan mengenai pengertian judul di atas maka kalimat judul dapat diuraikan berdasarkan pengertian dari kamus besar bahasa indonesia
Lebih terperinciPOTENSI PASAR TRIWINDU SEBAGAI SENTRA SOUVENIR BARANG ANTIK BAGI WISATAWAN YANG BERKUNJUNG DI KOTA SOLO
POTENSI PASAR TRIWINDU SEBAGAI SENTRA SOUVENIR BARANG ANTIK BAGI WISATAWAN YANG BERKUNJUNG DI KOTA SOLO LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di wilayah Surakarta dan lebih tepatnya di lingkup Keraton Surakarta. Penelitian ini dilakukan pada rentan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lama semakin menunjukkan kemajuan di bidang industri pariwisata. Saat ini kota
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Solo adalah kota budaya, kota ini terletak di bagian timur provinsi Jawa Tengah. Kota yang sampai sekarang masih kental dengan budaya yang semakin lama semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Majalengka merupakan sebuah kabupaten disebelah timur Jawa Barat. Dengan memiliki luas 1204,24 Km 2, atau sekitar 2,71% dari luas Provinsi Jawa Barat, Kabupaten
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kondisi reliefnya secara umum berupa dataran rendah yang digunakan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisa dan pembahasan pada bab IV, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Kondisi fisik Pantai Goa Cemara Keadaan fisik lingkungan sekitar objek wisata Pantai
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. Bobung dikunjungi oleh wisatawan laki-laki maupun perempuan, sebagian besar
BAB IV PENUTUP 4.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis karakteristik wistawan di Desa Wisata Bobung diketahui bahwa karakteristik geografis sebagian besar wisatawan berasal dari luar Yogyakarta. Berdasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai beraneka kebudayaan, adat istiadat, dan sumber daya alam yang dapat dijadikan sumber pendapatan utama dengan
Lebih terperinciUPAYA PENGEMBANGAN TRADISI APEM SEWU SEBAGAI POTENSI WISATA DI KELURAHAN SEWU KOTA SURAKARTA
UPAYA PENGEMBANGAN TRADISI APEM SEWU SEBAGAI POTENSI WISATA DI KELURAHAN SEWU KOTA SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan wisata sebaiknya tetap menjaga citra tujuan wisata dan lebih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri pariwisata telah mengalami perkembangan yang pesat dalam satu dekade belakangan ini. Saat ini, pariwisata merupakan industri jasa terbesar di dunia
Lebih terperinciBAB IV A. KESIMPULAN. Terjun Parang Ijo.Berdasarkan pengamatan dilapangan maka dapat mengambil
BAB IV A. KESIMPULAN Setelah melakukan pengamatan dan penelitian terhadap obyek wisata Air Terjun Parang Ijo.Berdasarkan pengamatan dilapangan maka dapat mengambil beberapa kesimpulan dan saran-saran yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. spesifik dan bersejarah. Dilihat dari segi sejarah menurut Mlayadipuro (1984),
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laweyan merupakan suatu kawasan sentra industri batik yang unik, spesifik dan bersejarah. Dilihat dari segi sejarah menurut Mlayadipuro (1984), keberadaan Kampung Laweyan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan pelestarian nilai-nilai kepribadian dan. pengembangan budaya bangsa dengan memanfaatkan seluruh potensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan secara maksimal, termasuk didalamnya sektor pariwisata. Untuk lebih memantapkan pertumbuhan
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI WISATA BUDAYA DI PURO MANGKUNEGARAN
STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI WISATA BUDAYA DI PURO MANGKUNEGARAN LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Progam Studi DIII Usaha Perjalanan Wisata DHIYAND
Lebih terperinciASTA TENGGI SEBAGAI OBJEK WISATA RELIGI DI KABUPATEN SUMENEP SKRIPSI
ASTA TENGGI SEBAGAI OBJEK WISATA RELIGI DI KABUPATEN SUMENEP SKRIPSI Oleh Samsul Arifin NIM 040210302008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut tidak seluruhnya dioptimalisasikan pengelolahan dan promosinya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gresik sebagai kota industri, memiliki beragam potensi dibidang pariwisata di antaranya wisata budaya, wisata religi, dan wisata alam. Pontesipotensi tersebut tidak
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. pusat kebudayaan dan pusat pendidikan, Che-eS resto juga mempunyai ciri khas
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Che-eS resto merupakan rumah makan unggulan dan favorit di Kota Surakarta karena selain letaknya yang berlokasi dekat dengan pusat transportasi, perdagangan, pusat kebudayaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini Tiongkok merupakan pasar wisatawan asing terbesar di dunia.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini Tiongkok merupakan pasar wisatawan asing terbesar di dunia. Wisatawan asal Tiongkok juga dinyatakan sebagai wisatawan paling royal dalam dunia pariwisata.
Lebih terperinciTINJAUAN PULO CANGKIR
BAB II TINJAUAN PULO CANGKIR II.1 GAMBARAN UMUM PROYEK Judul Proyek : Kawasan Rekreasi Kampung Pulo Cangkir dan Sekitarnya. Tema : Arsitektur Tradisional Sunda. Kecamatan : Kronjo. Kelurahan : Pulo Cangkir
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu Pengetahuan. Denpasar, 25 Juli 2016 Danang Purnomo. vii
KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berwisata ke museum selain bertujuan untuk berlibur juga dapat menambah ilmu pengetahuan sekaligus ikut menjaga pelestarian kekayaan budaya bangsa. Menurut situs kebudayaan.kemdikbud.go.id
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil pengamatan penelitian, maka Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional merupakan instansi yang mengutamakan penelitian dan pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gina Noprianti, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri pariwisata di Indonesia kini semakin berkembang, dilihat dari Indonesia yang memiliki banyak potensi dan kekayaan alam dan kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tempat wisata satu ke tempat wisata lainnya. tersebut menjadikan jalan di Kota Denpasar banyak terjadi kemacetan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi memegang peranan penting dalam mendukung berbagai kegiatan, salah satunya kegiatan pariwisata. Peranan transportasi dalam kegiatan pariwisata dapat dilihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sehari-hari membutuhkan refreshing dengan salah satu jalannya adalah dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata menjadi suatu kebutuhan yang mendominasi kehidupan manusia sekarang ini di era globalisasi. Seseorang yang sibuk akan rutinitas sehari-hari membutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membentang luas lautan yang merupakan pesisir utara pulau Jawa. Kabupaten
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Tuban provinsi Jawa Timur merupakan wilayah yang berada di Jalur Pantai Utara (Pantura) Pulau Jawa. Sebelah utara Kabupaten Tuban membentang luas lautan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. rangka teoritis untuk menjelaskan kepuasan pelanggan. pelanggan memang berkaitan dengan penilaian kualitas jasa yang dirasakan oleh
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya tujuan sebuah bisnis adalah menciptakan para pelanggan yang puas. Sejalan dengan itu berbagai upaya telah dilakukan untuk menyusun rangka teoritis untuk
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pengelolaan yang sejauh ini dilaksanakan hampir sebagian besar tidak sesuai
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Hasil evaluasi pengelolaan Menara Pakaya menunjukkan bahwa pengelolaan yang sejauh ini dilaksanakan hampir sebagian besar tidak sesuai dengan indikator pariwisata
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Citra Sport Event signifikan mempengaruhi Citra Destinasi wisatawan. terhadap Citra Destinasi di Puncak Lawang tersebut.
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan bahwa: Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV dapat disimpulkan 1. Citra Sport Event signifikan mempengaruhi Citra Destinasi wisatawan pada event Paralayang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan kebudayaan dan suku bangsa yang sangat beragam. Salah satu suku bangsa yang ada adalah suku bangsa Tionghoa. Akulturasi budaya Tionghoa
Lebih terperinciBAB III STRATEGI PROMOSI DAN KERJASAMA DINAS PARIWISATA KEBUDAYAAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN SRAGEN
BAB III STRATEGI PROMOSI DAN KERJASAMA DINAS PARIWISATA KEBUDAYAAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN SRAGEN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) A. Strategi Promosi Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda
Lebih terperinci3.3 Jenis dan Sumber Data Jenis Data Sumber Data Teknik Pengumpulan Data Teknik Penentuan dan Pengambilan
DAFTAR ISI Halaman JUDUL JUDUL PRASYARAT... i ABSTRAK... ii ABSTRACT... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PERSETUJUAN TIM PENGUJI... v SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... vi KATA PENGANTAR...
Lebih terperinciBAB VI PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENGEMBANGAN EKOWISATA
49 BAB VI PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENGEMBANGAN EKOWISATA 6.1 Persepsi Masyarakat terhadap Pengembangan Kawasan Ekowisata Islami Curug Cigangsa Mulai tahun 2012, Curug Cigangsa telah dibuka menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain sektor migas
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain sektor migas yang sangat potensial. Pariwisata mempunyai pengaruh besar dalam membangun perekonomian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Pasar Wisata Perbelanjaan Tradisional Bakalan Krapyak di Kudus ( Maksud dari pengertian judul di atas adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Untuk memberikan definisi/pengertian dari judul yang dimaksud Pasar Wisata Perbelanjaan Tradisional Bakalan Krapyak di Kudus maka perlu dijelaskan dari masing-masing
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan analisa deskriptif dan verifikatif antara pengaruh fasilitas fisik organisasi (servicescape)
Lebih terperinciPengelolaan Kelembagaan dan Pemasaran Desa Wisata Kedunggudel Kenep Sukoharjo
Pengelolaan Kelembagaan dan Pemasaran Desa Wisata Kedunggudel Kenep Sukoharjo Aflit Nuryulia Praswati 1 *, Syamsudin 2, Sisilia RR Saputri 3 *Manajemen/FEB, Universitas Muhammadiyah Surakarta *anp122@ums.ac.id
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS MAKAM KH. SHALEH DARAT DALAM PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN WISATA KEAGMAAN DI KOTA SEMARANG
BAB IV ANALISIS MAKAM KH. SHALEH DARAT DALAM PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN WISATA KEAGMAAN DI KOTA SEMARANG 4.1. Analisis Pengelolaan Wisata Keagamaan Makam KH. Shaleh Darat di Kota Semarang Pengelolaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendapatan Asli Daerah yang cukup potensial. Pariwisata telah menjadi industri yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam upaya penerimaan Pendapatan Asli Daerah yang cukup potensial. Pariwisata telah menjadi industri yang mampu
Lebih terperinciANALISIS POTENSI WISATA HERITAGE DI KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA
ANALISIS POTENSI WISATA HERITAGE DI KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan
Lebih terperinciPROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA OPTIMALISASI PROGRAM PADA DESA WISATA SENTRA INDUSTRI GAMELAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KALURAHAN WIRUN, MOJOLABAN, SUKOHARJO. PKM-M Disusun Oleh
Lebih terperinciMATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014
MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014 NAMA SKPD : Dinas, Seni Dan Budaya NO KODE USULAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH PROGRAM/KEGIATAN TOLOK UKUR TARGET CAPAIAN KINERJA 1 2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki daya tarik wisata yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki daya tarik wisata yang sangat menarik telah secara serius memperhatikan perkembangan sektor pariwisata, dapat dilihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Banten merupakan salah satu provinsi baru hasil pemekaran dari provinsi Jawa Barat, dimana saat ini Provinsi Banten berada dalam tahap pembangunan yang dilakukan
Lebih terperinci