BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behaviour). Pengetahuan diperlukan sebagai dukungan dalam menumbuhkan rasa percaya diri maupun sikap dan perilaku sehari hari. Sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan fakta yang mendukung tidakan seseorang (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007). b. Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif 1. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat satu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. 11

2 12 2. Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. 3. Aplikasi (aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya. 4. Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalams suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5. Sintesis (syntesis) Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. 6. Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek (Notoatmodjo, 2007). c. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan 1. Tingkat Pendidikan Pendidikan adalah upaya untuk memberikan tingkat pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat. 2. Sosial Ekonomi Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup.

3 13 3. Informasi dan Teknologi Seseorang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak dan mempunyai pengetahuan yang luas. 4. Budaya Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan. 5. Pengalaman d. Cara Memperoleh Pengetahuan Menurut Monk FJ (2009) pengetahuan dapat diperoleh dari : 1. Pendidikan Pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Semakin banyak informasi yang masuk maka semakin banyak pula pengetahuan yang didapat. 2. Media Massa Sebagai sarana komunikasi bebagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lainnya mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. Adanya informasi baru mengenai suatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut. 3. Pemberian informasi/ penyuluhan Pemberian informasi mengenai suatu hal dapat menambah wawasan seseorang tentang suatu hal tersebut.

4 14 4. Lingkungan Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada didalam lingkungan tersebut. 5. Pengalaman Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi di masa lalu. B. Perilaku a. Pengertian Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik di sadari maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi. Perilaku adalah hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan respon (Notoatmodjo, 2007). Faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku adalah aspek pengetahuan atau kognitif. Semakin tinggi tingkat tingkat pengetahuan seseorang akan akan dapat mempengaruhi pola fikir bersikap tentang sesuatu hal yang akhirnya akan mempengaruhi terjadinya perubahan perilaku (Notoatmodjo, 2007).

5 15 b. Faktor faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku 1. Faktor intern, mencakup : pengetahuan, kecerdasan, persepsi, emosi, motivasi dan sebagainya yang berfungsi untuk mengolah rangsangan dari luar. 2. Faktor ekstern, mencakup lingkungan sekitar, baik fisik maupun nonfisik (iklim, manusia, sosial ekonomi, kebudayaan dan sebagainya). (Notoatmodjo, 2007). Terbentuknya perilaku baru terutama pada orang dewasa dimulai pada domain kognitif, dalam arti subjek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi atau subyek diluarnya. Menurut Skinner, perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons. Pasien DM dalam mempraktekkan diet DM berhubungan dengan pengetahuan yang dimiliki pasien tentang diet DM, semakin baik pengetahuan pasien tentang diet DM maka semakin baik pula perilakunya dalam melakukan diet DM. Perilaku diet DM ini menurut Becker (2007), termasuk dalam perilaku kesehatan (health behavior) yaitu hal-hal yang berkaitan dengan tindakan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku yaitu pengetahuan, motivasi dan emosi. Jadi perilaku pasien DM terhadap diet

6 16 DM merupakan salah satu faktor perlindungan kesehatan untuk mencegah timbulnya komplikasi/ penyakit lain. Penelitian Heri Pramono (2010), menunjukan hasil bahwa ada hubungan pengetahuan tentang diet DM dengan perilaku diet penderita DM. Data dilapangan menunjukkan perilaku penderita dengan kategori cukup baik karena adanya informasi formal maupun non formal tentang diet DM, dukungan dari keluarga dan masyarakat, dan faktor lingkungan yang mendukung. Untuk itu upaya untuk merubah perilaku dari cukup menjadi baik dan dari kurang menjadi cukup, tidak lain yaitu menciptakan lingkungan yang mendukung, dan dari pelayan kesehatan hendaknya memberikan penyuluhan kesehatan. Proses terbentuknya perilaku dapat diilustrasikan sebagai berikut : Pengalaman, Keyakinan, Fasilitas, Sosio-budaya, Pengetahuan, Persepsi, Sikap, Keinginan, Kehendak, Motivasi, dan Niat. Untuk itu upaya yang harus dilakukan adalah pelayanan kesehatan harus mampu memberi penyuluhan kesehatan yang dapat meningkatkan pengetahuan serta merubah perilaku. Dukungan keluarga dan masyarakat juga tidak kalah penting untuk merubah perilaku seseorang..

7 17 C. Konsep Diet Diabetes Mellitus Pengaturan makan/ diet merupakan pilar utama dalam pengelolaan diabetes mellitus, namun penderita diabetes mellitus sering memperoleh sumber informasi yang kurang tepat yang dapat merugikan penderita tersebut, seperti penderita tidak lagi menikmati makanan kesukaan mereka. Sebenarnya anjuran makan pada penderita diabetes mellitus sama dengan anjuran makan sehat umumnya yaitu makan menu seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori masing-masing penderita diabetes mellitus. Pengaturan makan/ diet diperlukan bagi semua penderita Diabetes Melitus, baik penderita Diabetes Melitus Tergantung Insulin (DMTI) maupun Diabetes melitus Tidak Tergantung Insulin ( DMTTI). Pada Diabetes Melitus Tergantung Insulin (DMTI) pengaturan makanan terutama ditujukan untuk menyesuaikan waktu dan jumlah makanan yang diberikan. Untuk penderita Diabetes Melitus Tidak Tergantung Insulin (DMTTI) pengaturan makanan terutama untuk mengembalikan penderita ke berat badan ideal. Disamping itu, pengaturan makan pada kedua tipe juga untuk mencegah terjadinya penyakit kardiovaskuler. (Pranadji, 2006). Menurut Waspadji (2008), faktor yang berpengaruh pada respon glikemik makanan adalah cara memasak, proses penyiapan makanan, dan bentuk makan serta komposisi makanan (karbohidrat, lemak dan protein). Jumlah masukan kalori makanan yang berasal dari karbohidrat lebih penting dari pada sumber atau macam karbohidratnya. Gula pasir sebagai bumbu masakan tetap diijinkan pada keadaan kadar glukosa terkendali, masih diperbolehkan

8 18 untuk mengkonsumsi sukrosa (gula pasir) sampai 5% kebutuhan kalori. Standar yang dianjurkan untuk pasien DM adalah makan dengan komposisi : Karbohidrat : %, Protein : %, Lemak : %. Perencanaan makan pasien DM pada prinsipnya sama dengan perencanaan makan orang sehat, bedanya perencanaan makan orang DM sesuai prinsip 3 yaitu : tepat jumlah, jenis dan jadwal. Hal hal yang penting harus diperhatikan dalam perencanaan makan adalah kebutuhan energi / kalori ditentukan berdasarkan umur, jenis kelamin, berat badan, aktifitas fisik, kehamilan/ menyusui. Penatalaksanaan diet yang harus dilakukan pada penderita diabetes melitus yaitu sebagai berikut : 1. Prinsip Diet Prinsip pemberian makanan bagi penderita Diabetes Melitus adalah mengurangi dan mengatur konsumsi karbohidrat sehingga tidak menjadi beban bagi mekanisme pengaturan gula darah. Saat ini anjuran presentase karbohidrat berkisar antara 60-68% dari total energi makanan dengan anjuran penggunaan karbohidrat kompleks yang mengandung serat. 2. Tujuan Diet Makanan yang dimakan oleh penderita Diabetes Melitus seharihari disusun agar tujuan diet tercapai. Tujuan diet yaitu :

9 19 a. Memperbaiki kesehatan umum penderita b. Memperbaiki jumlah energi yang cukup untuk memelihara berat badan ideal/ normal c. Memberikan sejumlah zat gizi yang cukup untuk memelihara tingkat kesehatan optimal dan aktivitas normal. d. Menormalkan pertumbuhan anak yang menderita Diabetes Melitus (DM) 3. Komposisi Diet Komposisi diet yang dianjurkan untuk penderita Diabetes Melitus berulang kali mengalami perubahan. Mula-mula mengacu pada diet Diabetes Melitus di Negara barat dengan komposisi karbohidrat rendah, sekitar 40-% dari total energi. Namun saat ini dianjurkan energi atau disebut juga diet B. Disamping anjuran mengenai karbohidrat, protein dan lemak, dianjurkan pula pemakaian karbohidrat kompleks yang mengandung banyak serat dan rendah kolesterol. Tabel 2. 1 Jumlah kalori yang terkandung dalam zat makanan. Zat Makanan Jumlah Kalori 1g Karbohidrat 4 Kalori 1g Protein 4 Kalori 1g Lemak 9 Kalori Sumber : Konsesus Pengelolaan Diabetes Melitus tipe 2 di Indonesia Jenis Diet Ada beberapa jenis diet dan jumlah kalori untuk penderita diabetes mellitus menurut kandungan energi, karbohidrat, protein dan lemak.

10 20 Tabel 2.2. Jenis Diet Diabetes Mellitus Menurut Kandungan Energi, Karbohidrat, Protein dan Lemak Jenis Diet Karbohidrat (g) Protein (g) Lemak (g) I II III ,5 36,5 IV ,5 36,5 V VI VII VIII Sumber : Almatsier, Keterangan: - Jenis diet I s/d III diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk. - Jenis diet IV s/d V diberikan kepada penderita diabetes tanpa komplikasi. - Jenis diet VI s/d VIII diberikan kepada penderita kurus, diabetes remaja (juvenile diabetes) atau diabetes dengan komplikasi. 5. Cara mengatur diet : a. Untuk pertama kali sebaiknya makanan ditimbang sampai mencapai diet dan porsi yang sesuai. b. Makanlah sesuai dengan jumlah dan pembagian makanan yang telah ditentukan dalam daftar diet, terutama bagi penderita yang menggunakan insulin dan obat-obatan anti diabetes. c. Untuk mendapatkan variasi menu, gunakanlah daftar penukar. d. Makanlah banyak sayur-sayuran dan buah-buahan yang tinggi serat. e. Laksanakanlah diet dengan disiplin untuk mencapai BB normal.

11 21 Peningkatan kadar gula darah dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: jumlah dan jenis karbohidrat yang dikonsumsi. Semakin banyak jumlah karbohidrat yang dikonsumsi (dengan kata lain: semakin banyak Anda mengkonsumsi suatu jenis makanan), maka kadar glukosa darah akan semakin meningkat. Sedangkan jenis karbohidrat suatu makanan dapat diketahui berdasarkan indeks glikemik makanan tersebut. Makanan dengan indeks glikemik yang tinggi akan meningkatkan gula darah secara cepat. Jadi, bagi penderita diabetes disarankan untuk memilih makanan dengan indeks glikemik yang rendah. Tabel 2.3 indeks glikemi dalam makanan Jenis Makanan Teh Jamur Brokoli Kopi Kedelai Telur Mentega Kacang hijau Yoghurt Keju Apel Strawberry Jeruk Pir Kacang polong Anggur Pisang Bubur sumsum Madu Papaya Mangga Nanas Jagung Roti tawar Labu Sumber : Karyadi, 2008 Skala GI

12 22 6. Menghitung Kebutuhan Kalori Sebelum menghitung beberapa kalori yang dibutuhkan seorang pasien Diabetes terlebih dahulu harus diketahui berapa berat badan ideal (idaman) seseorang. Yang paling mudah adalah dengan rumus Brocca: Berat Badan Idaman = 90% x (tinggi badan dalam cm ) x 1 kg Catatan : Pada laki-laki dengan tinggi badan <160cm atau perempuan <1cm, berlaku rumus: Berat Badan Ideal (idaman): ( tinggi badan dalam cm ) x 1 kg Tabel 2.4. Daftar Kalori Yang Dikeluarkan Pada Berbagai Aktivitas Ringan Sedang Berat Mengendarai mobil Kerja rumah tangga Aerobic Memancing Bersepeda Memanjat Kerja Lab Bowling Menari Kerja Sekertaris Jalan cepat Lari Mengajar Berkebun Sumber : Pedoman Diet Diabetes Mellitus, Ada beberapa beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan seorang pasien diabetes : a. Menghitung kebutuhan basal dahulu dengan cara mengalikan berat badan ideal dengan sejumlah kalori : Berat badan ideal dalam kg x 30 Kkal untuk laki-laki Berat badan idaman dalam kg x 25 Kkal untuk perempuan Kemudian ditambah dengan jumlah kalori yang diperlukan untuk kegiatan sehari-hari (lihat tabel 2.3). tampak pada tabel ada tiga jenis kegiatan, dari ringan sampai berat.

13 23 - Kerja ringan : tambah 10% dari kalori basal - Kerja sedang : tambah 20% dari kalori basal - Kerja berat : tambah 40-% dari kalori basal Tambahkan kalori sekitar 20-30% pada kegiatan sebagai berikut : - Pasien kurus - Pasien masih tumbuh kembang - Ada stres misalnya bila gemuk, hamil atau menyusui Kurangi kalori bila gemuk sekitar 20-30% tergantung kepada tingkat kegemukannya. (1) Cara lain yaitu dengan rumus berdasarkan persentase Berat Badan Relatif (BBR) Dengan kriteria : Kurus (underweight) : BBR < 90% Normal (ideal) : BBR % Gemuk (overweight) : BBR > 110% Obesitas : BBR > 120% (2) Cara lain seperti tertera pada tabel 2.5 yang tampaknya lebih mudah. Tampak pada tabel bahwa seseorang dengan berat badan normal yang bekerja santai memerlukan 30Kkal/kg BB ideal. Yang kurus dan bekerja berat memerlukan 40- Kkal/kg BB ideal. Dengan cara ini tidak perlu ditambahtambah lagi.

14 24 Kurus Normal Gemuk Obesitas : BB x kalori : BB x 30 kalori : BB x 20 kalori : BB x kalori (3) Untuk lebih mudah lagi, dengan cara menggunakan pegangan sebagai berikut : - Pasien kurus : Kkal - Pasien normal : Kkal - Pasien gemuk : Kkal Tabel 2.5 Kebutuhan Kalori Pada Pasien Diabetes Melitus Dewasa Kkal/ BB Kerja Ringan Kerja Sedang Kerja Berat Gemuk Normal Kurus Sumber : Pedoman Diet Diabetes Melitus, 2006 Makanan porsi kecil dalam waktu tertentu akan membantu mengontrol kadar gula darah. Makanan porsi besar menyebabkan peningkatan gula darah mendadak dan bila berulang-ulang dalam jangka panjang, keadaan ini dapat menimbulkan komplikasi diabetes mellitus. Oleh karena itu makanlah sebelum lapar karena makan disaat lapar sering tidak terkendali dan berlebihan. Agar kadar gula darah lebih stabil, perlu pengaturan jadwal makan yang teratur. Makanan dibagi dalam 3 porsi besar yaitu makan pagi (20 %), siang (30 %), sore (25 %) serta 2-3 kali porsi kecil untuk makanan selingan masingkmasing (10-15 %).

15 25 Menurut Pranadji (2008) Pada dasarnya diet Diabetes Mellitus diberikan dengan interval waktu 3 jam, meliputi 3 kali makanan utama dan 3 kali makan selingan. 1. Pukul = Makan pagi. 2. Pukul = Snack atau buah. 3. Pukul = Makan siang. 4. Pukul = Snack atau buah. 5. Pukul = Makan malam 6. Pukul = snack atau buah Tabel 2.6. Contoh menu diet untuk penderita Diabetes Melitus (Diet dengan 1900 kalori) Jenis Makanan Berat (g) URT Energi (kalori) Makan Pagi Nasi / penukar(nasi putih) Lauk hewani(ati ayam goreng) Lauk nabati (tempe bacem) Sayuran a (sayur asem) 25 ¼ gls ½ ptg 1 gls ,5 88 Jam Buah (melon) ptg sdg 92 Makan Siang Nasi/ penukar(nasi putih) Lauk hewani(ati ayam goreng) Lauk nabati(tempe bacem) Sayuran (sayur asem ) Buah (melon) 200 ½ gls 1 ptg 1 gls 1 ptg Jam Buah (melon) ptg sdg 92 Makan Malam Nasi/ penukar(kentang rebus) Lauk hewani(bakso) Lauk nabati(keripik tempe) Sayuran B(tumis buncis) Buah(sawo) Sumber : Depkes, bh besar 2 ptg ½ gls 1 gls

16 26 Tabel 2.7. kalori makanan Nama Makanan Berat (g) URT Kalori Makanan pokok golongan A Jagung rebus Kentang rebus Ketan putih Ketupat Lontong Nasi putih Roti tawar Singkong rebus Talas rebus Ubi rebus bj bsr 1/5 gls 1 bj sdg 1 bj bsr ¼ gls 5 bh 1 ptg 1ptg 1 ptg 90, Makanan pokok golongan B Bubur Mi instan Nasi uduk 8 sdm 4 sdm 8 sdm Makanan pokok golongan C Bihun goring Bubur ayam Bubur sum sum Kentang goreng Mi goreng Nasi goreng Soun goreng Tape singkong sdm 8 sdm 8 sdm 3 bj bsr 8 sdm 8 sdm 8 sdm 2 ptg sdg 296 8, , Lauk pauk golongan A Ayam bakar bumbu kuning Ayam panggang Daging panggang Ikan mas pepes Sambal goreng tempe Telur asin rebus Telur ayam rebus Udang rebus I bh sdg 1sdm 1bh 1bh 1 gls 129,4 164, ,5 1, Lauk pauk golongan B Ati ayam goreng Bakso daging sapi Ikan bandeng goreng Ikan bawal goreng Ikan kembung goreng Ikan lele goreng bh 2 bh bsr 1bh sdg sdg ½ bh sdg 1bh kcl ,7 113,3 87,65 57,5

17 27 Ikan patin goreng Ikan teri goreng Ikan tuna goreng Tahu bacem Telur mata sap Tempe goreng Tempe bacem Udang goring sdg 1 gls 3 ptg ½ gls 252, ,25 Lauk pauk golongan C Abon sapi Ayam goreng kecap Ayam panggang Sayap ayam Daging balado Dendeng balado Gulai ayam Gulai cumi Gulai limpa Ikan teri Keripik tempe Ayam Kentucky paha atas Perkedel jagung Perkedel kentang Rendang daging Sate ayam Ayam Kentucky sayap Semur ayam Tahu goreng Tahu isi Tahu sumedang Telur dadar gls sdg 1 gls 5 bj sdg sdg sdg 10 tsk I bh 3 bh 3 bh 5 bh ,8 358,8 63, , , , , , Sayuran golongan A Bening bayam Sayur asem Sop bayam Sop mutiara jagung Sop telur puyuh ½ mangkuk ½ mangkuk ½ mangkuk ½ mangkuk ½ mangkuk Sayuran golongan B Sayur lodeh Tumis kacang panjang Tumis jagung putren Sop oyong telur puyuh Tumis buncis ½ mangkuk 5sdm 7 sdm ½ mangkuk 5 sdm

18 28 Tumis daun singkong sdm 151 Sayuran golongan C Buntil Gudeg 1 sdg 1 mangkuk Buah buahan golongan A Apel Apel merah Belimbing Duku Jambu air Jambu biji Jeruk Pontianak Mangga manalagi Nanas Papaya Pir Pisang rebus Salak Semangka sdg sdg sdg 20 bj 4 bh sdg bsr ½ bh sdg ½ bh sdg 3 ptg sdg 2 bh 3 ptg sdg , ,5 63,5 48 Buah-buahan golongan B Alpukat Anggur Lengkeng Melon Mangga harum manis Pisang ambon Pisang mas Pisang raja Sirsak Sumber : Karyadi, bj 10 bj 2 ptg sdg 2 ptg sdg , Daftar Makanan Pengganti menurut Almatsier (2006) a. Pengganti Nasi dari Beras Nasi dan beras g mengandung 175 kalori yang terdiri dari protein 4g dan karbohidrat 40g. Nasi ini dapat diganti dengan beberapa macam bahan lain seperti ini :

19 29 g nasi = 400g bubur beras = ⅓ gls = g nasi jagung = ¼ gls = 200g kentang = 4 biji sdg = g singkong = = 200g tales = ½ biji sdg = 1g ubi = 1 biji sdg = 80g roti putih = 1 biji sdg = g mie kering = 1gls direbus b. Pengganti Daging Daging g mengandung 95 kalori yang terdiri dari 10g protein dan lemak 6g. Daftar dibawah ini menunjukan jumlah bahan makanan yang dapat digunakan untuk pengganti daging. g daging sapi = g daging ayam = = 75 telur ayam biasa = 2 butir = 60g telur ayam bebek = 1 btr = g ikan segar = = 25g ikan asin = = 25g ikan teri = 2 sdm = g bakso daging = 10 biji bsr c. Pengganti Tempe Tempe g mengandung 80 kalori yang terdiri dari protein 6g, lemak 3g, dan karbohidrat 8g. Daftar dibawah ini

20 30 menunjukan jumlah bahan makanan yang dapat digunakan unutk mengganti g tempe. g tempe = g tahu = 1 biji = g oncom = 2 ptg sdg = 25g kacang hijau = ½ direbus = 25g kedelai = 2 ½ sdm = 25g kacang merah = 2 ½ sdm = 20g kacang tanah = 2 sdm d. Pengganti Sayuran Sayuran dapat digolongkan menjadi dua. Golongan pertama merupakan sayuran yang mengandung banyak kalori, protein dan karbohidrat. Dalam g sayuran golongan I mengandung g kalori, yang terdiri dari protein 3g dan karbohidrat 10g. Sayuran yang termasuk golongan I adalah sebagai berikut : Bayam, Buncis, Daun melinjo, Daun papaya, Labu siam, Daun ubi jalar, Daun singkong, Jantung pisang, Kacang panjang, Nangka muda, Wortel, Pare. Sayuran golongan kedua mengandung sedikit kalori, protein dan karbohidrat. Sayuran ini dapat digunakan agak bebas tanpa diperhitungkan beratnya, asal dalam jumlah yang wajar. Contoh sayuran golongan II ini sebagai berikut : Kembang kol, Taoge, Mentimun, Rebung, jamur segar, Kol/kubis, Cabai hijau besar, Kecipir, Daun kacang panjang, Terung, Seledri, Pepaya muda, Daun labu siam, Kangkung, Tomat, Sawi

21 31 e. Pengganti susu Susu 200g mengandung 110 kalori yang terdiri dari protein 7g, lemak 7g dan karbohidrat 7g. Daftar dibawah ini menunjukan jumlah bahan makanan yang tepat digunakan untuk pengganti 200g susu. 200g susu sapi - g susu kental tak bergula = 1 gls - 20g tepung susu sari kedele = 4 sdm D. Pendidikan Kesehatan Melalui Media Poster Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana perubahan tersebut bukan sekedar proses transfer materi atau teori dari seseorang ke orang lain, akan tetapi perubahan tersebut terjadi karena adanya kesadaran diri dalam diri individu atau kelompok masyarakat sendiri (Mubarak dan Chayatin, 2009). Tujuan dari pendidikan kesehatan adalah agar orang mampu memutuskan kegiatan yang paling tepat guna untuk meningkatkan taraf hidup sehat dan kesejahteraan masyarakat ( Mubarak dan Chayatin, 2009). Menurut Undang Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 maupun WHO tujuan dari pendidikan kesehatan adalah meningkatkan kemampuan masyarakat baik fisik, mental dan sosialnya sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial, pendidikan kesehatan disemua program kesehatan, baik pemberantasan penyakit menular, sanitasi, lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun program kesehatan lainnya.

22 32 Tujuan tersebut dapat tercapai dengan melakukan suatu proses pendidikan kesehatan dengan menggunakan media karena keberhasilan proses pendidikan kesehatan yang dilakukan tergantung pada beberapa faktor, diantaranya: kurikulum, sumber bahan ajar, termasuk sarana dan prasarana (Mudjiono, 2009). Media yang dapat digunakan salah satunya yaitu poster. Poster dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan dalam bentuk tulisan dan gambar. Poster umumnya digunakan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang isu-isu kesehatan, karena poster memberikan informasi dengan spesifik, dan banyak digunakan sebagai media alternatif untuk dipelajari pada setiap saat bila seseorang menghendakinya. Media poster menurut Ewles (2007) memiliki keunggulan sebagai berikut: 1. Klien dapat menyesuaikan diri belajar mandiri. 2. Pengguna dapat melihat isinya pada saat santai. 3. Informasi dapat dibagi dengan keluarga dan teman. 4. Mudah dibuat, diperbanyak dan diperbaiki serta mudah disesuaikan. 6. Dapat dibuat secara sederhana dengan biaya relatif murah. Manfaat poster sebagai media komunikasi pendidikan kesehatan adalah : 1. Menimbulkan minat sasaran pendidikan. 2. Memotivasi sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang diterima kepada orang lain. 3. Mempermudah penyampaian bahasa pendidikan. 4. Mempermudah penemuan informasi oleh sasaran pendidikan.

23 33 5. Mendorong keinginan orang untuk mengetahui lalu mendalami dan akhirnya mendapatkan pengertian yang lebih baik. Namun ada juga kekurangan dari poster menurut Ewles (2007) yaitu : 1. Tidak dapat menimbulkan efek gerak, efek suara sehingga daya tarik kurang. 2. Mudah terlipat, mudah hilang E. Kerangka Teori Kerangka teori merupakan justifikasi ilmiah terhadap penelitian yang dilakukan dan memberi landasan kuat terhadap judul yang dipilih sesuai dengan identititas masalahnya (Alimul H, 2009). Bagan 2.1 kerangka teori Konsep diet Pemberian edukasi melalui media poster Perilaku Pengetahuan Praktek diet pasien DM Modifikasi Sumber : Notoatmodjo (2007), Pranadji (2006), Almatsiunita (2007), Smeltzer & Suzanne (2006), Sulaiman (2008), Dan Karyadi (2008)

24 34 F. Kerangka Konsep Kerangka konseptual penelitian merupakan suatu hubungan antara konsep satu terhadap konsep lainnya dari masalah yang ingin diteliti (Setiadi, 2007). Bagan 2.2 kerangka konsep Variabel Bebas Pemberian edukasi menu diet diabetes melalui media poster Variabel Terikat Praktek diet pasien DM G. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara penelitian yang akan dilakukan dan kebenarannya akan dibuktikan disaat penelitian (Notoatmodjo, 2010). Hipotesis dari penelitian ini adalah : 1. Ada perbedaan perilaku diet diabetes sebelum dan sesudah pemberian edukasi menu diet diabetes melalui media poster pada pasien DM di wilayah kerja Puskesmas I Rakit Banjarnegara.

PERENCANAAN DIET UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS

PERENCANAAN DIET UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS PERENCANAAN DIET UNTUK PENDERITA DIABETES MELLITUS Oleh: Fitri Rahmawati, MP JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNY email: fitri_rahmawati@uny.ac.id Diabetes Mellitus adalah penyakit

Lebih terperinci

Ukuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram

Ukuran rumah tangga dalam gram: 1 sdm gula pasir = 8 gram 1 sdm tepung susu = 5 gram 1 sdm tepung beras, tepung sagu. = 6 gram Dibawah ini merupakan data nilai satuan ukuran rumah tangga (URT) yang dipakai untuk menentukan besaran bahan makanan yang biasa digunakan sehari- hari dalam rumah tangga. (Sumber: Puslitbang Gizi Depkes

Lebih terperinci

Kuisioner Penelitian. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1

Kuisioner Penelitian. Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1 Kuisioner Penelitian Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi Anak Kelas IV dan V di SDN Panunggangan 1 A. Petunjuk Pengisian Kuisioner 1. Adik dimohon bantuannya untuk mengisi identitas diri pada bagian

Lebih terperinci

DBMP DBMP Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya. Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya

DBMP DBMP Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya. Yetti Wira_Gizi_2014_Poltekkes Palangka Raya DBMP DBMP Pengertian : DBMP adalah daftar yang berisi 7 golongan bahan makanan. pada tiap golongan, dalam jumlah (dapat berbeda setiap makanan) yang dinyatakan bernilai energi dan zat gizi yang sama. Oleh

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Lampiran 1. Angket Penelitian

KATA PENGANTAR. Lampiran 1. Angket Penelitian Lampiran 1. Angket Penelitian KATA PENGANTAR Ibu yang terhormat, Pada kesempatan ini perkenankanlah kami meminta bantuan Ibu untuk mengisi angket yang telah kami berikan, angket ini berisi tentang : 1)

Lebih terperinci

Master Menu Rumah Sakit (siklus 10 hari) Hari ke-1 Porsi. Nasi merah Sop kacang merah. Sate jamur Empal genthong. Capcay basah Sate pusut tempe

Master Menu Rumah Sakit (siklus 10 hari) Hari ke-1 Porsi. Nasi merah Sop kacang merah. Sate jamur Empal genthong. Capcay basah Sate pusut tempe Makan Pagi Nasi tim Cah brokoli+ goreng Ayam bacem Pepaya Air Putih Master Menu Rumah Sakit (siklus 0 hari) Hari ke- Porsi Porsi Porsi Makan Siang Makan Malam URT gram URT gram URT gram Nasi merah Sop

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Surat Pernyataan Kesediaan Mengikuti Penelitian. Rawat Jalan di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum

LAMPIRAN 1. Surat Pernyataan Kesediaan Mengikuti Penelitian. Rawat Jalan di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum LAMPIRAN 1 Surat Pernyataan Kesediaan Mengikuti Penelitian Sehubungan dengan diadakannya penelitian oleh : Peneliti : Rahmadiani Putri NIM : 2013-32-168 Judul : Hubungan antara Glikemiks Load dan Profil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kadar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kadar 2.1. Konsep Diabetes Mellitus 2.1.1. Pengertian Diabetes Mellitus BAB II TINJAUAN PUSTAKA Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah melebihi normal. Insulin yang

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Denyut jantung dan tekanan darah para pekerja sebelum melakukan bongkar muat termasuk ke dalam golongan yang normal, namun setelah melakukan bongkar muat terjadi

Lebih terperinci

Lampiran 1: Daftar Bahan Makanan Penukar RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

Lampiran 1: Daftar Bahan Makanan Penukar RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta LAMPIRAN 74 Lampiran 1: Daftar Bahan Makanan Penukar RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta DAFTAR BAHAN MAKANAN PENUKAR RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Daftar bahan makanan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dinyatakan

Lebih terperinci

Program Studi S1 Ilmu Gizi Reguler Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul (UEU) Jl. Arjuna Utara No.9 Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11510

Program Studi S1 Ilmu Gizi Reguler Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul (UEU) Jl. Arjuna Utara No.9 Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11510 LAMPIRAN 104 105 LAMPIRAN I HUBUNGAN PEMBERIAN MPASI LOKAL, FREKUENSI PENYAKIT INFEKSI DAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-24 BULAN DI PUSKESMAS WAIPARE, KABUPATEN SIKKA NUSA TENGGARA TIMUR Program Studi S1 Ilmu

Lebih terperinci

DIIT SERAT TINGGI. Deskripsi

DIIT SERAT TINGGI. Deskripsi DIIT SERAT TINGGI Deskripsi Serat makanan adalah polisakarida nonpati yang terdapat dalam semua makanan nabati. Serat tidak dapat dicerna oleh enzim cerna tapi berpengaruh baik untuk kesehatan. Serat terdiri

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN PENATALAKSANAAN DIET JANTUNG DAN STATUS GIZI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI KOMPLIKASI PENYAKIT JANTUNG YANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM BANDUNG MEDAN TAHUN 2012

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT

LAMPIRAN KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT 65 LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner KUESIONER ANALISIS PENGELUARAN DAN POLA KONSUMSI PANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PENERIMA BEASISWA ETOS JAWA BARAT FILE : AllData Sheet 1 CoverInd

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden:

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden: LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode Responden: KUESIONER PENELITIAN POLA KONSUMSI PANGAN MASYARAKAT PAPUA (Studi kasus di Kampung Tablanusu, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua).

Lebih terperinci

PENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA. Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si

PENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA. Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si PENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si Siapa Bayi dan Balita Usia 0 12 bulan Belum dapat mengurus dirinya sendiri Masa pertumbuhan cepat Rentan terhadap penyakit dan cuaca Pada

Lebih terperinci

ANGKET / KUESIONER PENELITIAN

ANGKET / KUESIONER PENELITIAN ANGKET / KUESIONER PENELITIAN Kepada yth. Ibu-ibu Orang tua Balita Di Dusun Mandungan Sehubungan dengan penulisan skripsi yang meneliti tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Pemberian Makanan Balita

Lebih terperinci

KUESIONER GAYA HIDUP DAN POLA KONSUMSI PENDERITA HIPERTENSI KARYAWAN PABRIK HOT STRIP MILL (HSM) PT. KRAKATAU STEEL CILEGON

KUESIONER GAYA HIDUP DAN POLA KONSUMSI PENDERITA HIPERTENSI KARYAWAN PABRIK HOT STRIP MILL (HSM) PT. KRAKATAU STEEL CILEGON LAMPIRAN 65 KUESIONER GAYA HIDUP DAN POLA KONSUMSI PENDERITA HIPERTENSI KARYAWAN PABRIK HOT STRIP MILL (HSM) PT. KRAKATAU STEEL CILEGON No Sampel : Enumerator : Tanggal Wawancara : Nama Responden : Alamat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. glukosa darah melebihi normal. Insulin yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. glukosa darah melebihi normal. Insulin yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas sangat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Diabetes Mellitus Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah melebihi normal. Insulin yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas

Lebih terperinci

LembarObservasi Penelitian Pola Makan. Yang berhubungan dengan kadar gula darah pada Lansia

LembarObservasi Penelitian Pola Makan. Yang berhubungan dengan kadar gula darah pada Lansia 57 Lampiran 1 LembarObservasi Penelitian Pola Makan Yang berhubungan dengan kadar gula darah pada Lansia Nama (inisial) : Umur : Jenis Kelamin : Berat Badan : Tinggi Badan : Alamat : Jenis makanan Sumber

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengolahan dan Analisis Data Hasil Penelitian B. Pembahasan Hasil Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengolahan dan Analisis Data Hasil Penelitian B. Pembahasan Hasil Penelitian... DAFTAR ISI PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang

Lebih terperinci

KUESIONER Hubungan Pengetahuan Gizi Dengan Status Gizi Santri Asrama 2 Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang

KUESIONER Hubungan Pengetahuan Gizi Dengan Status Gizi Santri Asrama 2 Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Lampiran 1: Kuesioner KUESIONER Hubungan Pengetahuan Gizi Dengan Status Gizi Santri Asrama 2 Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang Nomor Responden : Tanggal Wawancara : / / A. Identitas Responden

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 58

LAMPIRAN 1 58 LAMPIRAN LAMPIRAN 1 58 LAMPIRAN 2 59 LAMPIRAN 3 60 LAMPIRAN 4 61 62 63 64 Lampiran 5 FORMULIR IDENTITAS RESPONDEN FOOD RECALL A. Identitas Responden Nama : Alamat : Tempat, Tanggal Lahir : Umur : Telepon/Hp

Lebih terperinci

DAFTAR KONVERSI BERAT MENTAH MASAK

DAFTAR KONVERSI BERAT MENTAH MASAK DAFTAR KONVERSI BERAT MENTAH MASAK No. Nama Makanan F No. Nama Makanan F 1 Nasi, liwet 0.4 51 Telur ayam kampung, ceplok lunak 0.9 2 Nasi, tim 0.2 52 Telur ayam kampung, ceplok keras 1.1 3 Nasi, bubur

Lebih terperinci

DIIT GARAM RENDAH TUJUAN DIIT

DIIT GARAM RENDAH TUJUAN DIIT DIIT GARAM RENDAH Garam yang dimaksud dalam Diit Garam Rendah adalah Garam Natrium yang terdapat dalam garam dapur (NaCl) Soda Kue (NaHCO3), Baking Powder, Natrium Benzoat dan Vetsin (Mono Sodium Glutamat).

Lebih terperinci

PENGENALAN DKBM (TKPI) & UKURAN RUMAH TANGGA (URT) Rizqie Auliana, M.Kes

PENGENALAN DKBM (TKPI) & UKURAN RUMAH TANGGA (URT) Rizqie Auliana, M.Kes PENGENALAN DKBM (TKPI) & UKURAN RUMAH TANGGA (URT) Rizqie Auliana, M.Kes rizqie_auliana@uny.ac.id DKBM: 2 Daftar Komposisi Bahan Makanan dimulai tahun 1964 dengan beberapa penerbit. Digabung tahun 2005

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR RIWAYAT HIDUP DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Johanes Sandro Timanta Sembiring Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 14 Oktober 1992 Alamat : Jl. Sei Batugingging Psr.X No.5 Medan Agama : Kristen Protestan Jenis Kelamin : Laki-laki

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER

LAMPIRAN 1 KUESIONER A. Identitas Sampel LAMPIRAN 1 KUESIONER KARAKTERISTIK SAMPEL Nama : Umur : BB : TB : Pendidikan terakhir : Lama Bekerja : Unit Kerja : Jabatan : No HP : B. Menstruasi 1. Usia awal menstruasi : 2. Lama

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM LAMPIRAN 1 FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM No. Responden : Nama : Umur : Jenis Kelamin : Tinggi Badan : Berat Badan : Waktu makan Pagi Nama makanan Hari ke : Bahan Zat Gizi Jenis Banyaknya Energi Protein URT

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BALARAJA

PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BALARAJA PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BALARAJA JL.Rumah Sakit No. 88 DesaTobat Kecamatan Balaraja Kabupaten Tangerang KodePos 15610 BERITA ACARA PENJELASAN (AANWIJZING) DOKUMEN PEMILIHAN

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian FIK

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian FIK Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian FIK 31 Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian KESBANG 32 Lampiran 3 Gambaran Pendampingan Makanan pada Partisipan Kelompok Eksperimen Partisipan Minggu ke-1 Minggu ke-2 Minggu

Lebih terperinci

Lampiran 1. Siklus Menu 10 Hari Instalasi Gizi RSUD Kabanjahe

Lampiran 1. Siklus Menu 10 Hari Instalasi Gizi RSUD Kabanjahe Lampiran 1. Siklus Menu 10 Hari Instalasi Gizi RSUD Kabanjahe Hari VIP Kelas Ruangan I Pagi Pagi Pagi Ikan acar kuning Telur dadar Telur dadar Tempe goreng Tempe goreng Tempe goreng Tumis bayam Tumis bayam

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kategori pengukuran data penelitian. No. Variabel Kategori Pengukuran 1.

Lampiran 1 Kategori pengukuran data penelitian. No. Variabel Kategori Pengukuran 1. L A M P I R A N 50 Lampiran 1 Kategori pengukuran data penelitian No. Variabel Kategori Pengukuran 1. Proses Penyelenggaraan Makanan 2. Karakteristik Responden a. Umur (Depkes 2005) b. Uang saku 3. Karakteristik

Lebih terperinci

KUESIONER KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELLITUS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM RANTAU PRAPAT TAHUN 2011

KUESIONER KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELLITUS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM RANTAU PRAPAT TAHUN 2011 KUESIONER KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELLITUS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM RANTAU PRAPAT TAHUN 2011 IDENTITAS 1. Nama Pasien : 2. Umur : 3. Jenis kelamin : 4. Berat badan : 5. Tinggi badan : 6.

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Kode : KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DITINJAU DARI KARAKTERISTIK KELUARGA DI KECAMATAN DOLOK MASIHUL KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2011 Tanggal Wawancara : A. Identitas

Lebih terperinci

DIET RENDAH PURIN untuk penderita asam urat. Rizqie Auliana, M.Kes

DIET RENDAH PURIN untuk penderita asam urat. Rizqie Auliana, M.Kes DIET RENDAH PURIN untuk penderita asam urat Rizqie Auliana, M.Kes rizqie_auliana@uny.ac.id 1 Merupakan salah satu jenis rematik dengan ciri khas menyerang dibagian sendi terutama sendisendi jari atau dikenal

Lebih terperinci

Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014

Pedoman Pola Pengasuhan Taruna 2014 Hari 3 (ketiga): Tabel 16.17 Contoh menu hari 3 (ketiga) Waktu Menu Bahan Makanan / Porsi Makanan Penukar Gram URT Pagi Nasi Putih Nasi Putih 2 P 200 g 1 ½ gelas Ikan bumbu Ikan 1p 40g 1 ptg sdg bali Minyak

Lebih terperinci

Lampiran 1 Denah ruang produksi Katering Pawon Endah

Lampiran 1 Denah ruang produksi Katering Pawon Endah Lampiran 1 Denah ruang produksi Katering Pawon Endah 95 Lampiran 2 Denah ruang produksi Berkah Katering 96 97 Lampiran 3 Menu Katering Sekolah Alam Bulan Maret 2010 (Pawon Endah) Tahu isi daging Sop sayuran

Lebih terperinci

Listing Program : Universitas Sumatera Utara

Listing Program : Universitas Sumatera Utara 70 Listing Program : Form Utama Private Sub Form_Load() lbljudul1.fontsize = 34 lbljudul1 = "Selamat Datang di Sistem Informasi Menu Masakan Rumah Tangga" cbohari.text = "Klik" Call opendb rshari.open

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 UNIVERSITAS INDONESIA

LAMPIRAN 1 UNIVERSITAS INDONESIA LAMPIRAN 1 Kuesioner Penelitian UNIVERSITAS INDONESIA Dengan Hormat, Saya adalah mahasiswa Universitas Indonesia Fakultas Kesehatan Masyarakat Jurusan Gizi Kesehatan Masyarakat, akan mengadakan penelitian

Lebih terperinci

Penelitian akan dilaksanakan di R.S.U Dr. Pirngadi Medan pada bulan Januari 2014 Juli 2015.

Penelitian akan dilaksanakan di R.S.U Dr. Pirngadi Medan pada bulan Januari 2014 Juli 2015. 2 DM perlu diamati karena sifat penyakit yang kronik progresif, jumlah penderita semakin meningkat dan banyak dampak negatif yang ditimbulkan (Hartati, 2008). Menurut keterangan Supriadi (2009), terlihat

Lebih terperinci

PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG

PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG PENYUSUNAN DAN PERENCANAAN MENU BERDASARKAN GIZI SEIMBANG Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang By. Jaya Mahar Maligan Laboratorium Nutrisi Pangan dan Hasil Pertanian PS Ilmu dan Teknologi

Lebih terperinci

Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang

Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang Penyusunan dan Perencanaan Menu Berdasarkan Gizi Seimbang By. Jaya Mahar Maligan Laboratorium Nutrisi Pangan dan Hasil Pertanian PS Ilmu dan Teknologi Pangan Jurusan THP FTP UB Menu France : daftar yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan what, misalnya apa air, apa alam, dan sebagainya, yang dapat

Lebih terperinci

POLA MAKAN DAN STATUS GIZI SISWA KELAS X JASA BOGA DI SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA

POLA MAKAN DAN STATUS GIZI SISWA KELAS X JASA BOGA DI SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA Pola makan dan status (Metriyani) 1 POLA MAKAN DAN STATUS GIZI SISWA KELAS X JASA BOGA DI SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA THE DIETARY HABITS AND NUTRITIONAL STATUS OF GRADE X STUDENTS OF THE CULINARY SERVICES

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Instrumen Penelitian. 1.1 Observasi. 1.2 Angket. 1.3 Wawancara. 1.4 Dokumentasi. 1.5 Tes

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Instrumen Penelitian. 1.1 Observasi. 1.2 Angket. 1.3 Wawancara. 1.4 Dokumentasi. 1.5 Tes lx DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Instrumen Penelitian 1.1 Observasi 1.2 Angket 1.3 Wawancara 1.4 Dokumentasi 1.5 Tes Lampiran 2. Validitas dan Reliabilitas 2.1 Validitas 2.2 Reliabilitas Lampiran 3. RPP

Lebih terperinci

POLA MAKAN SEHAT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA

POLA MAKAN SEHAT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA BAB II POLA MAKAN SEHAT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA 2.1 Pola Makan Sehat Sesuai Gizi Seimbang Gizi berasal dari bahasa Arab Al-Gizal yang artinya makanan dan manfaatnya untuk

Lebih terperinci

BAB IX Spesifikasi Teknis

BAB IX Spesifikasi Teknis Kepada Yth Penyedia Barang/Jasa Untuk Pengadaan Bahan Makanan untuk 50 orang Panti Sosial Asuhan Anak (PSTW) Yogyakarta, bahwa pada BAB IX di Spesifikasi Teknis kami ralat khususnya jumlah barang. BAB

Lebih terperinci

SIKLUS MENU RUMAH SAKIT RIZANI BULAN JANUARI 2014

SIKLUS MENU RUMAH SAKIT RIZANI BULAN JANUARI 2014 SIKLUS MENU RUMAH SAKIT RIZANI BULAN JANUARI 2014 MENU I Kare ayam + tahu Orak-arik Krengsengan daging Bening bayam labu cina Ayam bb rujak Tahu kukus + Sop makaroni + II Daging bb bali Perkedel kentang

Lebih terperinci

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG LEMBAR BALIK PENDIDIKAN GIZI UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG Disusun Oleh: Iqlima Safitri, S. Gz Annisa Zuliani, S.Gz Hartanti Sandi Wijayanti, S.Gz, M.Gizi

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN Instrument / Angket Penelitian HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI TERHADAP POLA KONSUMSI SISWA Petunjuk pengerjaan: Para siswa yang terhormat, dengan kerendahan hati dimohon keihklasan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. kali makanan utama dan tiga kali makanan antara/kudapan (snack) dengan jarak

BAB III PEMBAHASAN. kali makanan utama dan tiga kali makanan antara/kudapan (snack) dengan jarak BAB III PEMBAHASAN A. Perencanaan Menu Diet Diabetes Mellitus Diet DM di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta diberikan dengan cara tiga kali makanan utama dan tiga kali makanan antara/kudapan (snack) dengan

Lebih terperinci

Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si

Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si Pelatihan dan Pendidikan Baby Sitter Rabu 4 November 2009 Pengertian Gizi Kata gizi berasal dari bahasa Arab Ghidza yang berarti makanan Ilmu gizi adalah ilmu

Lebih terperinci

Kebutuhan nutrisi dan cairan pada anak

Kebutuhan nutrisi dan cairan pada anak Kebutuhan nutrisi dan cairan pada anak Apa itu Nutrisi???? Defenisi Nutrien adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh dan berkembang. Setiap anak mempunyai kebutuhan Setiap anak mempunyai

Lebih terperinci

Obat Herbal Diabetes dan Diet Makanan, Pasangan Serasi Untuk Diabetesi

Obat Herbal Diabetes dan Diet Makanan, Pasangan Serasi Untuk Diabetesi Obat Herbal Diabetes dan Diet Makanan, Pasangan Serasi Untuk Diabetesi Banyak yang bilang bahwa penggunaan obat herbal diabetes jauh lebih aman daripada penggunaan obat kimia Menanggapi kutipan yang tertera

Lebih terperinci

: saya ingin mendapatkan data antropometri BB dan TB ibu.

: saya ingin mendapatkan data antropometri BB dan TB ibu. : Assalamualaikum ibu : waalaikumsalam. Silahkan masuk :(masuk dan berjabat tangan) : perkenalkan nama saya Dini, saya ahli gizi yang sedang bertugas saat ini. Dengan ibu siapa? : Saya Melinda : Ok ibu

Lebih terperinci

40. Dawson B, Trapp RG. Basic and clinical biostatistics 3 rd ed. New York: 41. Santoso S. SPSS Versi 10. Jakarta: PT.

40. Dawson B, Trapp RG. Basic and clinical biostatistics 3 rd ed. New York: 41. Santoso S. SPSS Versi 10. Jakarta: PT. 79 4. Dawson B, Trapp RG. Basic and clinical biostatistics 3 rd ed. New York: McGraw Hill, 21 41. Santoso S. SPSS Versi 1. Jakarta: PT.Gramedia: 2 42. Mosure J. Vitamin E. Available from : URL: http://www.ohiostate.edu

Lebih terperinci

FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN

FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN 60 Lampiran 1 Persetujuan Responden FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN Sehubungan dengan diadakannya penelitian oleh : Nama Judul : Lina Sugita : Tingkat Asupan Energi dan Protein, Tingkat Pengetahuan Gizi,

Lebih terperinci

Pola hidup sehat untuk penderita diabetes

Pola hidup sehat untuk penderita diabetes Pola hidup sehat untuk penderita diabetes Penanganan diabetes berfokus pada mengontrol kadar gula darah (glukosa). Hal tersebut dapat dijalankan dengan memperhatikan pola makan dan olahraga, serta merubah

Lebih terperinci

[DataSet1] C:\Users\user\Desktop\Panti Asuhan\DATA PANTI ASUHAN.sav Statistics. Jenis Kelamin. Frequency Percent Valid Percent

[DataSet1] C:\Users\user\Desktop\Panti Asuhan\DATA PANTI ASUHAN.sav Statistics. Jenis Kelamin. Frequency Percent Valid Percent ANALISIS UNIVARIAT 1. Jenis Kelamin [DataSet1] C:\Users\user\Desktop\Panti Asuhan\DATA PANTI ASUHAN.sav Statistics Jenis Kelamin N Valid 54 Missing 0 Jenis Kelamin Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Tanda tangan,

LAMPIRAN 1. Tanda tangan, LAMPIRAN 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN HUBUNGAN ASUPAN SERAT, ASUPAN CAIRAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA LANSIA VEGETARIAN DI PUSDIKLAT BUDDHIS MAITREYAWIRA Saya

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura

Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura 66 67 Lampiran 2. Kisi-kisi instrumen perilaku KISI-KISI INSTRUMEN Kisi-kisi instrumen pengetahuan asupan nutrisi primigravida

Lebih terperinci

Republik Indonesia. SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP)

Republik Indonesia. SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP) RAHASIA Republik Indonesia SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP) PERHATIAN 1. Tujuan pencacahan NP-2 adalah untuk mencatat/mengetahui nilai & volume produksi yang dijual petani

Lebih terperinci

PAKET NASI BAKAR. minimum order 20 box menu lauk utama dan inti dapat disesuaikan dengan selera anda dapat disajikan sesuai dengan keinginan anda

PAKET NASI BAKAR. minimum order 20 box menu lauk utama dan inti dapat disesuaikan dengan selera anda dapat disajikan sesuai dengan keinginan anda PAKET NASI BAKAR Paket 20 Nasi Bakar (didalamnya terdapat ati ampela, teri medan, kemangi, dan tahu) Lauk Inti : (pilih salah satu) Ayam (goreng lengkuas/kremes/serundeng/baker kecap/baker bumbu rujak)

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG. 1. Nomor Responden :...

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG. 1. Nomor Responden :... KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG 1. Nomor Responden :... 2. Nama responden :... 3. Umur Responden :... 4. Pendidikan :... Jawablah

Lebih terperinci

2. Apakah anda biasa sarapan pagi?b2 a. Selalu c. Jarang b. Kadang-kadang d. Tidak pernah

2. Apakah anda biasa sarapan pagi?b2 a. Selalu c. Jarang b. Kadang-kadang d. Tidak pernah LAMPIRAN 58 60 A. KARAKTERISTIK RESPONDEN 1. Nama Lengkap:... A1 2. Tempat/tanggal lahir :... A2 3. Umur :... A3 4. Jenis Kelamin :... A4 5. Alamat asal :... A5 6. Pendidikan :... A6 7. Status :... A7

Lebih terperinci

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN 90 Lampiran 1 FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Tingkat asupan Protein, Lemak, Natrium, Kalium, Serat, Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Kejadian Hipertensi pada Kelompok Senam Bugar Lansia di

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PERILAKU LANSIA DALAM MENGONSUMSI MAKANAN SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATU HORPAK KECAMATAN TANTOM ANGKOLA KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2010 I. Karakteristik Responden

Lebih terperinci

REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA

REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA KOP PERUSAHAAN SATUAN KERJA : REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA NO NAMA BAHAN JUMLAH HARGA (Rp) 1 Daging Sapi/Kerbau 2 Ikan Segar 3 Ikan Asin 4 Telur Ayam / Itik 5 Tempe / Kedelai 6 Kacang 7 Kacang Tanah

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015

HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015 74 HUBUGA PERILAKU KOSUMSI MAKAA DEGA STATUS GIZI PS BAPPEDA KABUPATE LAGKAT TAHU 215 I. Data Responden 1. ama : 2. omor Responden : 3. Umur : 4. Jenis Kelamin : 5. Pendidikan : 6. Berat Badan : 7. Tinggi

Lebih terperinci

KUESIONER SISWA LAMPIRAN

KUESIONER SISWA LAMPIRAN LAMPIRAN 60 Lampiran 1 Kuesioner penelitian KUESIONER SISWA LAMPIRAN Kuesioner terdiri atas 7 halaman. Kuesioner diberika kepada responden dan diisi sendiri oleh responden. Sebelum responden mengisi kusioner,

Lebih terperinci

Kuesioner Food Frekuensi Semi Kuantitatif. 1-2x /mgg. 2 minggu sekali

Kuesioner Food Frekuensi Semi Kuantitatif. 1-2x /mgg. 2 minggu sekali 67 Lampiran 1 : Kuesioner Food Frekuesi (FFQ) Kuesioner Food Frekuensi Semi Kuantitatif Nama : Umur : Jenis kelamin : Tanggal wawancara : No. Sampel : Bahan Makanan Berapa kali konsumsi per... Porsi tiap

Lebih terperinci

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG

EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG LEMBAR BALIK PENDIDIKAN GIZI UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG Disusun Oleh: Iqlima Safitri, S. Gz Annisa Zuliani, S.Gz Hartanti Sandi Wijayanti, S.Gz, M.Gizi Supported by : Pedoman Gizi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data International Diabetes Federatiaon (IDF)

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data International Diabetes Federatiaon (IDF) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan gaya hidup dan sosial ekonomi akibat urbanisasi dan modernisasi terutama pada masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab meningkatnya

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR PEMILIHAN MENU MAKANAN BERDASARKAN PENYAKIT DAN GOLONGAN DARAH

SISTEM PAKAR PEMILIHAN MENU MAKANAN BERDASARKAN PENYAKIT DAN GOLONGAN DARAH SISTEM PAKAR PEMILIHAN MENU MAKANAN BERDASARKAN PENYAKIT DAN GOLONGAN DARAH Rina Julita Universitas Dehasen Bengkulu rinajj72@gmail.com Pengaruh golongan darah terhadap program diet sangatlah besar karena

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar dan Peta Lokasi Rumah Sakit Royal Taruma Jakarta. Gambar. Rumah Sakit RS Royal Taruma dan Peta Lokasi RS

Lampiran 1. Gambar dan Peta Lokasi Rumah Sakit Royal Taruma Jakarta. Gambar. Rumah Sakit RS Royal Taruma dan Peta Lokasi RS LAMPIRAN 58 Lampiran 1. Gambar dan Peta Lokasi Rumah Sakit Royal Taruma Jakarta Gambar. Rumah Sakit RS Royal Taruma dan Peta Lokasi RS Lampiran 2. Struktur Organisasi Rumah Sakit Royal Taruma Jakarta DIREKTUR

Lebih terperinci

BUKU SEHAT DIABETES MELLITUS

BUKU SEHAT DIABETES MELLITUS BUKU SEHAT DIABETES MELLITUS WASPADAI DIRI ANDA bila : 1. Banyak minum 2. Banyak kencing 3. Penurunan berat badan yang tidak diketahui sebabnya Puskesmas Mojoagung Jombang Nama Umur Alamat :. :. :.. Segera

Lebih terperinci

KUESIONER SAKIT GULA (DIABETES MELITUS/DM)

KUESIONER SAKIT GULA (DIABETES MELITUS/DM) KUESIONER SAKIT GULA (DIABETES MELITUS/DM) I. SOSIAL Identitas Diri 1. Nama Inisial : 2. Alamat : 3. Umur : 4. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan 5. BB terakhir : kg 6. TB terakhir : cm 7. Pendidikan

Lebih terperinci

FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) SURAT PERSETUJUAN IKUT PENELITIAN

FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) SURAT PERSETUJUAN IKUT PENELITIAN FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) SURAT PERSETUJUAN IKUT PENELITIAN Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Umur : Jenis Kelamin : L/P (coret yang tidak perlu) Pekerjaan : Alamat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsumsi Energi dan Protein 1. Energi Tubuh memerlukan energi sebagai sumber tenaga untuk segala aktivitas. Energi diperoleh dari makanan sehari-hari yang terdiri dari berbagai

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Menu Makanan Bagi Anak

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Menu Makanan Bagi Anak Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Menu Makanan Bagi Anak Rizky Ria Kumaladewi, Sri Kusumadewi Jurusan Teknik Informatika Universitas islam Indonesia Jl. Kaliurang km 14 Yogyakarta 55510 Telp (0274)

Lebih terperinci

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Kepada: Tempat

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Kepada: Tempat PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Malang, Februari 2015 Kepada: Yth. Bapak/ Ibu/ Saudara/i Calon Responden Di Tempat Dengan Hormat, Saya yang bertsaudara tangan di bawah ini adalah mahasiswa DIII Jurusan Keperawatan

Lebih terperinci

DISLIPIDEM IA. Gangguan Metabolisme Lemak (Kolesterol, Trigliserid)

DISLIPIDEM IA. Gangguan Metabolisme Lemak (Kolesterol, Trigliserid) DISLIPIDEM IA Gangguan Metabolisme Lemak (Kolesterol, Trigliserid) DISLIPIDEMIA DIS = Salah ; Gangguan LIPID = Lemak (Kolesterol, Trigliserid) DISLIPIDEMIA : gangguan metabolisme lemak Metabolisme lemak

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN. Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Nutrisi Kamis, Menggali pengetahuan orang tua kurang dari

CATATAN PERKEMBANGAN. Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Nutrisi Kamis, Menggali pengetahuan orang tua kurang dari Lampiran 1 CATATAN PERKEMBANGAN Dx Hari/Tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Nutrisi Kamis, 04 10.00-4. Menggali pengetahuan orang tua kurang dari Mei 2017 12.00 tentang asupan nutrisi pada anak yaitu menggali

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Sebelum membangun sebuah program perangkat lunak, dilakukan suatu analisa dan perancangan sistem yang akan diterapkan pada perangkat lunak tersebut. Sehingga pada

Lebih terperinci

NASKAH PENJELASAN PENELITIAN

NASKAH PENJELASAN PENELITIAN 58 Lampiran 1 NASKAH PENJELASAN PENELITIAN HUBUNGAN ASUPAN KALSIUM, MAGNESIUM, DAN KEBIASAAN OLAHRAGA TERHADAP DISMENORE PADA SISWI SMPN 191 KEBUN JERUK JAKARTA BARAT Saya Vina Edika Rosmawati Simorangkir,

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN. : Gizi Seimbang Pada Lansia. : Wisma Dahlia di UPT PSLU Blitar di Tulungagung

SATUAN ACARA PENYULUHAN. : Gizi Seimbang Pada Lansia. : Wisma Dahlia di UPT PSLU Blitar di Tulungagung SATUAN ACARA PENYULUHAN ( Gizi Seimbang Pada Lansia ) Topik Sasaran : Gizi Seimbang Pada Lansia : lansia di ruang Dahlia Hari/tanggal : Sabtu, 29 April 2017 Waktu Tempat : 25 menit : Wisma Dahlia di UPT

Lebih terperinci

TIM MI AYAM TIM MAKARONI. Bahan: Bahan:

TIM MI AYAM TIM MAKARONI. Bahan: Bahan: TIM MAKARONI 25 gr makaroni 250 cc air 25 gr daging giling 25 gr tahu, potong kecil 25 gr wortel, parut kasar 25 gr tomat, iris halus 1. Rebus makaroni bersama dengan air, daging giling, dan tahu sampai

Lebih terperinci

FOOD COMBINING. Makanan Tepat Awal Tubuh Sehat: Apa yang perlu diketahui, dipertimbangkan, dan dihindari.

FOOD COMBINING. Makanan Tepat Awal Tubuh Sehat: Apa yang perlu diketahui, dipertimbangkan, dan dihindari. FOOD COMBINING Makanan Tepat Awal Tubuh Sehat: Apa yang perlu diketahui, dipertimbangkan, dan dihindari. Dengan Food Combining (FC), Anda bisa makan enak sampai kenyang sambil menurunkan berat badan. Tubuh

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN. Saudara. Saya yang bernama Albert Prawira, mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN. Saudara. Saya yang bernama Albert Prawira, mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN Kepada Yth, Saudara Saya yang bernama Albert Prawira, mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, bersama dengan ini memohon kesediaan

Lebih terperinci

Informed Consent PENJELASAN PENELITIAN UNTUK BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN

Informed Consent PENJELASAN PENELITIAN UNTUK BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN Informed Consent PENJELASAN PENELITIAN UNTUK BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN Judul Penelitian : Hubungan Pola Konsumsi Pangan dengan Hipertensi Pada Lansia di Desa Tajuk, Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari sistem pendukung keputusan pemilihan menu diet bagi penyandang Diabetes Mellitus dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Jumlah dan jenis pangan contoh PM dan Non PM di sekolah

LAMPIRAN. Lampiran 1. Jumlah dan jenis pangan contoh PM dan Non PM di sekolah LAMPIRAN Lampiran 1. Jumlah dan jenis pangan contoh dan n di sekolah NON A. Padi-padian dan olahannya 1. Nasi 94,3 168 1. Tepung terigu 4,9 18 2. Nasi goreng 16,2 45 2. Bubur 22,4 13 3. Bihun goreng 11,7

Lebih terperinci

BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN

BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN Nomor : BA. 147/PAN/E-PROC/DISPORA/2012 Pada hari ini Senin, tanggal Sepuluh bulan Desember tahun Dua Ribu Dua Belas, bertempat di Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan gizinya serta aktif dalam olahraga (Almatsier, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan gizinya serta aktif dalam olahraga (Almatsier, 2011). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah mereka yang berusia 10-18 tahun. Usia ini merupakan periode rentan gizi karena berbagai sebab, yaitu remaja memerlukan zat gizi yang lebih tinggi

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENYEDIAAN MENU SEIMBANG UNTUK BALITA DI DESA RAMUNIA-I KECAMATAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2010 Tanggal

Lebih terperinci

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I PROGRAM PG PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 Pendahuluan Setiap orang

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS. sakit adalah untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien guna mempercepat

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS. sakit adalah untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien guna mempercepat 7 BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS A. Kerangka Teori 1. Pelayanan Gizi Rumah Sakit Pelayanan gizi rumah sakit sangat berpengaruh dalam menyediakan makanan bagi orang sakit, sehingga tujuan penyelenggaraan

Lebih terperinci

PRINSIP DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS

PRINSIP DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS PRINSIP DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS Diet diabetes mellitus merupakan pengaturan pola makan bagi penderita diabetes mellitus berdasarkan jumlah, jenis, dan jadwal pemberian makanan. Prinsip diet

Lebih terperinci

MENU MAKAN PAGI. Talas dan ubi yang sudah digiling halus. Di aduk kemudian ditambahkan santan dan garam

MENU MAKAN PAGI. Talas dan ubi yang sudah digiling halus. Di aduk kemudian ditambahkan santan dan garam MENU MAKAN PAGI KETUPAT JALA TALAS KETUPAT JALA TALAS Bahan 225 gr Talas 100 gr Talas 100 gr Ubi 50 gr Ubi 200 gr Santan 60 gr Santan 5 gr Garam 5 gr Garam 3 gr Gula KETUPAT Talas dan ubi yang sudah digiling

Lebih terperinci