BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN"

Transkripsi

1 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan pada hasil analisis data dan uji hipotesis yang telah ditemukan, dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, kemampuan membaca cerita anak yang diajar dengan metode Kotak Kata secara signifikan lebih baik daripada kemampuan membaca cerit anak siswa yang diajar dengan metode kontekstual. Hal ini berarti metode pembelajaran mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan membaca cerita anak, khususnya yang menjadi subjek penelitian ini. Terbukti dari uji hipotesis dengan anava dua jalan. Kedua, kemampuan membaca cerita anak siswa yang memiliki motivasi belajar bahasa Indonesia tinggi lebih baik daripada siswa yang memiliki motivasi belajar bahasa Indonesia rendah Artinya, motivasi belajar bahasa Indonesia mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan membaca cerita anak, khususnya yang menjadi subjek penelitian ini. Hal ini terbukti dari uji hipotesis dengan Anava Dua Jalan. Ketiga, terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan motivasi belajar bahasa Indonesia. Interaksi tersebut dijelaskan sebagai berikut: (1) nilai kemampuan membaca cerita anak siswa yang diajar dengan metode Kotak Kata pada siswa yang bermotivasi tinggi secara signifikan lebih baik dari siswa yang memiliki motivasi belajar bahasa Indonesia rendah. (2) nilai kemampuan membaca cerita anak siswa yang diajar dengan metode Kotak Kata pada siswa yang bermotivasi tinggi secara signifikan lebih baik dari siswa yang memiliki motivasi belajar bahasa Indonesia rendah. (3) nilai kemampuan membaca cerita anak siswa yang diajar dengan metode Kotak Kata untuk yang memilki motivasi belajar bahasa Indonesia tinggi secara signifikan lebih baik daripada siswa yang diajar dengan metode kontekstual yang memiliki motivasi belajar bahasa Indonesia rendah. (4) nilai kemampuan membaca cerita anak siswa yang diajar dengan metode kontekstual yang bermotivasi tinggi secara signifikan lebih baik daripada siswa yang bermotivasi belajar bahasa Indonesia rendah. Berdasarkan simpulan tersebut, hasil penelitian ini menunjukan metode 78

2 79 pembelajaran dan motivasi belajar bahasa Indonesia berpengaruh terhadap kemampuan membaca cerita anak. B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat diketahui bahwa penggunaan metode Kotak Kata dapat mempengaruhi hasil kemampuan membaca cerita anak. Demikian juga dengan motivasi belajar bahasa Indonesia siswa, oleh karena itu, implikasi praktis yang harus dilakukan oleh guru bahasa Indonesia terkait dengan temuan penelitian ini diantaranya. 1. Mengupayakan penggunaan metode Kotak Kata dlam pembelajaran membaca cerita anak. Penerapan metode Kotak Kata dalam pembelajaran bahasa Indonesia secara intensif untuk meningkatkan kemampuan membaca cerita anak sebaiknya diupayakan oleh guru. Metode Kotak Kata mengedepankan kejelian dalam mencocokkan jawaban pada kotak-kotak jawabn. Seperti mengisi tekateki silang, tetapi bedanya jawabannya sudah ada dan disamarkan dengan menambah kotak tambahan dengan sembarang huruf penyamar atau pengecoh. Tujuan pengecoh bukan untuk mempersulit siswa melainkan untuk melatih sikap teliti dan kritis. Kegiatan pembelajaran ini dilakukn dengan cara diskusi kelompok. Kegiatan ini menciptakan suasana belajar yang menyenangkan karena setiap kelompoknya bersaing untuk menjadi yang paling cepat dan tepat dalam mengerjakan. Setiap anggota kelompok saling bekerja sama, curah pendapat, dan saling membantu satu sama lain. Kegiatan ini efektif karena dalam satu kelompok hanya terdapat maksimal tiga siswa. Sehingga tidak memungkinkan untuk tidak memberikan sumbang pemikiran. 2. Menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi Proses belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan antara guru dengan peserta didik dalam suatu kondisi pendidikan atau pengajaran untuk menentukan tujuan yang ditetapkan. Sehingga perlu adanya kriteria dalam pemilihan metode pembelajaran yang sesuai. Untuk mengetahui kriteria pemilihan

3 80 metode pembelajaran yang tepat maka kita dapat memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan situasi. Suatu metode pembelajaran dikatakan efektif dan efisien apabila siswa dapat menguasai materi pelajaran. Atau dengan kata lain, seberapa besar penyerapan informasi oleh siswa melalui metode pembelajaran yang digunakan. Berdasarkan uraian di atas, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih suatu metode pembelajaran, yaitu (1) Karakter materi pelajaran. Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tersendiri sehingga perlu disampaikan kepada siswa dengan menggunakan metode tertentu. Termasuk di dalamnya tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dari materi pelajaran tersebut. Misalnya mata pelajaran bersifat eksakta lebih tepat menggunakan metode eksperimen atau demonstrasi. (2) Ketersediaan sarana belajar. Alat, sarana dan media yang tersedia di sekolah sangat mempengaruhi penggunaan metode pembelajaran. Metode eksperimen atau demonstrasi tidak mungkin digunakan jika penunjang metode tersebut tidak tersedia. (3) Kemampuan dasar siswa. Kemampuan dasar siswa di sekolah pedesaan berbeda dengan di perkotaan. Ini menjadi pertimbangan guru dalam memilih metode pembelajaran. Menggunakan metode resitasi dan tugas, misalnya, bisa berjalan baik bila kemampuan dasar siswa berdiskusi cukup memadai. Selain itu perlu keterampilan siswa berbicara dalam sebuah diskusi. (4) Alokasi waktu pembelajaran. Alokasi waktu yang tersedia dan tercantum dalam kurikulum perlu dipertimbangkan oleh guru. Jika waktu tersedia terbatas maka guru akan memilih metode sederhana seperti ceramah, tanya jawab dan diskusi. Ini tidak mungkin menggunakan metode eksperimen atau resitasi karena metode ini membutuhkan waktu yang cukup. 3. Memanfaatkan media dalam kegiatan pembelajaran dengan metode Kotak Kata Proses belajar mengajar ada banyak faktor yang mempengaruhi tercapainaya tujuan pembelajaran diantaranya pendidik, peserta didik, lingkungan, metode/teknik serta media pembelajaran. Pada kenyataannnya, apa yang terjadi dalam pembelajaran seringkali terjadi proses pengajaran berjalan dan berlangsung tidak efektif. Banyak waktu, tenaga dan biaya yang terbuang sia-sia sedangkan tujuan belajar tidak dapat tercapai. Hal tersebut masih sering dijumpai pada proses pembelajaran selama ini.

4 81 Adanya media pembelajaran maka tradisi lisan dan tulisan dalam proses pembelajaran dapat diperkaya dengan berbagai media pembelajaran. Tersedianya media pembelajaran, guru pendidik dapat menciptakan berbagai situasi kelas, menentukan metode pengajaran yang akan dipakai dalam situasi yang berlainan dan menciptakan iklim yang emosional yang sehat diantara peserta didik. Media pembelajaran mempunyai andil yang besar terhadap kesuksesan proses belajar mengajar. Semakin sadarnya orang akan pentingnya media yang membantu pembelajaran sudah mulai dirasakan. Pengelolaan alat bantu pembelajaran sudah sangat dibutuhkan. Beragamnya kemampuan individu untuk mencerap informasi, menjadikan pelayanan yang diberikan mutlak wajib bervariatif dan secara luas. Selain itu,dengan semakin meluasnya kemajuan di bidang komunikasi dan teknologi, serta diketemukannya dinamika proses belajar, maka pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pengajaran semakin menuntut dan memperoleh media pendidikan yang bervariasi secara luas pula. Secara umum manfaat media pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih efektif dan efisien. Kegunan alat/ media pembelajaran itu antara lain adalah 1) mampu mengatasi kesulitan-kesulitan dan memperjelas materi pelajaran yang sulit, 2) mampu mempermuda pemahaman dan menjadikan pelajaran lebih hidup dan menarik, 3) merangsang anak untuk bekerja dan menggerakkan naluri kecintaan menelaah (belajar) dan menimbulkan kemauan keras untuk mempelajarai sesuatu, 4) membantu pembentukan kebiasaan, melahirkan pendapat, memperhatikan dan memikirkan suatu pelajaran serta, 5) menimbulkan kekuatan perhatian (ingatan) mempertajam indera, melatihnya, memperluas perasaan dan kecepatan dalam belajar. Metode Kotak Kata menggunakan media yang sederhana yaitu lembar kerja yang berisi kotak-kotak seperti teka-teki silang yang diberi huruf-huruf untuk mengecoh siswa-siswa dan lembar pertanyaan. Pembelajaran dengan media Kotak Kata yang sederhana ini membuat siswa-siswa menjadi lebih tertarik daripada pembelajaran dengan metode ceramah yang tidak menggunakan media pembelajaran.

5 82 4. Meningkatkan proses pembelajaran dengan metode Kotak Kata, kemudian mengevaluasi secara berkesinambungan Metode Pembelajaran Kotak Kata adalah metode pembelajaran yang memadukan kemampuan menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokan jawaban pada kotak-kotak jawaban. Mirip seperti mengisi teka-teki silang tetapi bedanya jawabannya sudah ada, tetapi disamarkan dengan menambahkan kotak tambahan dengan sembarang huruf penyamar atau pengecoh. Tujuan huruf pengecoh bukan untuk mempersulit siswa namun untuk melatih sikap teliti dan kritis. Metode pembelajaran ini mampu sebagai pendorong dan penguat siswa terhadap materi yang disampaikan. Melatih ketelitian dan ketepatan dalam menjawab dan mencari jawaban dalam lembar kerja. Tentu saja yang ditekankan disini adalah dalam berpikir efektif, jawaban mana yang paling tepat. Penelitian ini membuktikan bahwa metode pembelajaran Kotak kata memiliki keunggulan yaitu (1) kegiatan tersebut mendorong pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, (2) melatih untuk berdisiplin, (3) dapat melatih sikap teliti dan kritis, dan (4) merangsang siswa untuk berpikir efektif. Apabila metode ini dilaksanakan secara berkesinambungan, maka kegiatan pembelajaran maka tujuan pembelajaran yang diharapkan akan tercapai. 5. Mengupayakan peningkatan motivasi belajar bahasa Indonesia siswa Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberikan gairah atau semangat belajar, sehingga siswa yang bermotivasi kuat memiliki energi untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi belajar tidak hanya memberikan kekuatan pada daya upaya belajar, tetapi juga memberikan arah yang jelas. Apabila siswa memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar, maka akan mudah mencapai prestasi seperti yang diharapkan. Sebaliknya, peserta didik yang tidak memiliki motivasi belajar, maka tidak ada yang mendorong siswa untuk memahami suatu pelajaran. Siswa yang memiliki motivasi belajar bahasa Indonesia tinggi, terbukti memiliki prestasi yang tinggi dalam pembelajaran bahasa Indonesia pula. Motivasi belajar juga mendorong siswa untuk berusaha mencapai keberhasilan, dalam peelitian ini menekankan pada pelajaran bahasa Indonesia. Hal ini perlu

6 83 diupayakan dan dimaksimalkan oleh pengajar agar tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. 6. Memasukkan motivasi belajar dalam pengembangan bahan pembelajaran Usaha yang dilakukan pengajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dapat dilakukan dengan mengembangkan media pembelajaran. Media pembelajaran yang digunakan dan dikembangkan guru hendaknya menarik dan mudah dilakuakn oleh siswa. Apabila media menarik, tetapi siswa kesulitan dalam memahami penjelasan pengajar, motivasi siswa dalam belajar pun akan turun, karena siswa merasa pembelajarannya sulit dan tidak menarik. Guru dapat menyusun media pembelajaran yang sesuai dengan siswasiswanya. Penyediaan jenis media yang disesuaikan karakteristik mata pelajaran ini, dimungkinkan guru atau siswa dalam proses pembelajaran dapat memilih jenis media yang sesuai karakteristik dan pola pembelajaran yang diinginkannya, dan memungkinkan pemanfaatannya secara kombinasi. Berarti kehadiran berbagai jenis media, memungkinkan proses pembelajaran sesuai dengan minat, kemampuan, dan kebutuhan siswa. Guru dapat membuat modul untuk siswa sebagai bahan belajar mandiri yang mengacu pada teknik, konsep, teori pengembangan dan penulisan modul. Modul yang dibuat menggunakan bahasa yang sederhana yang memudahkan siswa untuk mempelajarinya dan memahami materi yang telah disusun. Modul juga disusun berdasarkan urutan materi dari yang sederhana ke yang sukar. Pengembangan bahan ajar ini didukung dengan referensi-referensi yang baik, sehingga tidak hanya mementingkan kuantitas saja, melainkan kualitas isi modul juga bisa dipertanggungjawabkan. 7. Memberikan motivasi belajar bahasa Indonesia pada saat proses pembelajaran Motivasi siswa adalah salah satu tolak ukur menetukan keberhasilan dalam pembelajaran. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Tidak adanya aktivitas belajar tentu akan berdampak terhadap tujuan pembelajaran. Apabila tujuan pembelajaran tidak tercapai, mencerminkan kegagalan yang dilakukan pendidik. Untuk itu, guru perlu menciptakan strategi yang tepat dalam memotivasi belajar siswa.

7 84 Motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengarah, dan sekaligus sebagai penggerak perilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan. Begitu juga halnya dalam pencapaian tujuan pembelajaran, guru merupakan faktor yang penting untuk mengusahakan terlaksananya fungsi-fungsi tersebut dengan cara dan strategi yang tepat untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa. Menumbuhkan motivasi belajar siswa sangat ditentukan oleh perencanaan yang dibuat guru dalam pembelajaran. Motivasi yang tepat akan mampu memberikan kesuksesan dalam pembelajaran. Hal yang dilakukan oleh guru dalam menumbuhkan motivasi belajar bahasa Indonesia diantaranya adalah sebagai berikut. Pertama, menjelaskan tujuan belajar ke siswa. Pada permulaan belajar mengajar, terlebih dahulu seorang guru menjelaskan tentang tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran kepada siswa. Makin jelas tujuan yang akan dicapai siswa maka makin besar juga motivasi belajar bahasa Indonesia dalam melaksanakan kegiatan belajar bahasa Indonesia. Kedua, memberikan hadiah (reward). Memberikan hadiah kepada siswa yang berprestasi pada pelajaran bahasa Indonesia. Hal ini akan memacu semangat siswa untuk bisa belajar bahasa Indonesia lebih giat lagi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi. Guru juga dapat memberikan pujian atau penghargaan kepada siswa yang berprestasi. Ketiga, memunculkan saingan atau kompetisi. Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswa untuk meningkatkan prestasi dalam pelajaran bahasa Indonesia, dan berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya. Guru juga dapat membantu kesulitan belajar siswa, baik secara individual maupun kelompok. Keempat, menggunakan metode yang bervariasi. Metode konvensional harus sudah ditinggalkan guru karena siswa memiliki karakteristik yang berbeda sehingga dibutuhkan metode yang tepat/bervariasi dalam memberdayakan kompetensi siswa. Kelima, menggunakan media yang baik serta harus sesuai dengan tujuan pembelajaran. Penggunaan media yang tepat sangat membantu dan memotivasi siswa dalam memaknai pembelajaran sesuai tujuan pembelajaran yang hendak

8 85 dicapai. Adanya media yang tepat akan mampu memediasi siswa yang memiliki kemampuan indera yang tidak sama, baik pendengaran maupun penglihatannya, demikian juga kemampuan berbicaranya. Dengan variasi penggunaan media, kelemahan indera yang dimiliki tiap siswa dapat dikurangi dan dapat memberikan stimulus terhadap indra siswa. 8. Memberikan motivasi belajar bahasa Indonesia di luar jam pelajaran di kelas Hubungan guru dengan siswa di dalam proses belajar mengajar merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Guru dapat dikatakan orang tua siswa di sekolah dan merupakan orang tua kedua setelah orang tua siswa di dalam keluarga. sehingga seorang guru harus memiliki kedekatan dengan peserta didik. Hubungan baik guru dengan siswa atau peserta didik ini dapat mendorong siswa untuk rajin belajar. Bagaimanapun baiknya bahan pelajaran yang diberikan, bagaimanapun baiknya metode yang digunakan, namun jika hubungan guru dengan siswa tidak harmonis maka dapat menciptakan suatu hasil yang tidak diinginkan dalam proses pembelajaran. Banyak siswa yang apabila tidak suka dengan gurunya, maka dia tidak suka dengan mata pelajaran yang diajarkan oleh gurunya itu. Sehingga pembelajaran terhambat. Salah satu cara untuk mengatasi supaya tetap terciptanya hubungan baik antara guru dengan siswa adalah melalui komunikasi langsung di luar sekolah. Artinya, bertemu antara guru dengan siswa diluar kegiatan jam-jam mengajar. Tentunya hal ini bertujuan untuk memberikan motivasi belajar kepada anak dan mempererat hubungan antara guru dan siswa. C. Saran Berdasarkan kesimpulan dan implikasi penelitian di depan, maka diajukan saran-saran sebagai berikut. Pertama, bagi guru hendaknya dapat memilih strategi, metode, dan teknik membaca yang inovatif dan menyenangkan sehingga siswa akan termotivasi untuk belajar membaca cerita anak, menciptakan suasana kondusif di kelas. Suasana yang kondusif merupakan tanggung jawab guru, karena lingkungan belajar yang nyaman, akan membuat siswa akan lebih berkonsentrasi dalam pembelajaran

9 86 membaca cerita anak, yang termasuk dalam membaca pemahaman. Guru-guru hendaknya memperhatikan siswa-siswa sebelum, saat dan usai pembelajaran. Kedua, bagi sekolah hendaknya mendukung penerapan strategi-strategi atau metode pembelajaran dengan menyediakan fasilitas, sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran membaca cerita anak dengan metode Kotak Kata. Selain itu, hendaknya pihak sekolah dapat memberikan saran, maupun masukan bagi guru mata pelajaran sehingga tercipta harmonisasi antarpelaksana kegiatan belajar mengajar. Ketiga, bagi peneliti yang senada dengan penelitian ini untuk mengadakan penelitian dengan melibatkan variabel yang lebih luas, sehingga ada pembaruanpembaruan yang memberikan kontribusi pada kemampuan membaca pemahaman siswa. Peneliti lain juga diharapkan untuk meneliti metode yang sesuai untuk meningkatkan kemampuan membaca cerita anak pada siswa. Keempat, bagi siswa hendaknya mengetahui dan menyadari bahwa motivasi belajar bahasa Indonesia berpengaruh pada kemampuannya membaca cerita anak. Sehingga, siswa akan memiliki motivasi yang tinggi untuk meningkatkan kemampuan membaca cerita anak mereka dan siswa akan medapatkan nilai yang maksimal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Pendidikan menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan datang. Fungsi pendidikan adalah menyiapkan peserta didik. Menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. akan datang. Fungsi pendidikan adalah menyiapkan peserta didik. Menyiapkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas sesuai dengan tuntutan persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. cara untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan adalah dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas dan mutu pendidikan harus senantiasa ditingkatkan. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan adalah dengan memperbaiki proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran merupakan proses interaksi antara siswa dengan guru dalam lingkungan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran serta membantu siswa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Biologi adalah salah satu bidang ilmu (science) yang mempelajari tentang makhluk hidup dan lingkungannya. Maka dalam mempelajarinya dibutuhkan fakta, realita,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin kelangsungan hidup suatu bangsa dan negara, dimana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin kelangsungan hidup suatu bangsa dan negara, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin kelangsungan hidup suatu bangsa dan negara, dimana pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aktivitas Belajar Aktivitas belajar siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan berperan untuk mencetak sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan berperan untuk mencetak sumber daya manusia yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan berperan untuk mencetak sumber daya manusia yang handal dan terampil dibidangnya.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. siswa secara fisik dan emosional dimana siswa diberi tugas untuk kemudian

I. PENDAHULUAN. siswa secara fisik dan emosional dimana siswa diberi tugas untuk kemudian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan, pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri (Hamalik, 2001:82).

Lebih terperinci

SEPTERIA YUANAN PUTRI A

SEPTERIA YUANAN PUTRI A PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENERAPKAN MODEL WORD SQUARE PADA SISWA KELAS V SD NEGERI II SEMPUKEREP SIDOHARJO WONOGIRI TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Oleh: SEPTERIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan, karena pendidikan berperan dalam. Orang yang memiliki ilmu pengetahuan, kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan, karena pendidikan berperan dalam. Orang yang memiliki ilmu pengetahuan, kedudukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting yang harus dimiliki dalam diri seseorang. Selain itu, pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang penting dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF WORD SQUARE (PENCARI KATA) DisusunUntukMemenuhiTugas Mata Kuliah Model Pembelajaran DosenPengampu: Dr.Suwarto WA, M.

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF WORD SQUARE (PENCARI KATA) DisusunUntukMemenuhiTugas Mata Kuliah Model Pembelajaran DosenPengampu: Dr.Suwarto WA, M. MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF WORD SQUARE (PENCARI KATA) DisusunUntukMemenuhiTugas Mata Kuliah Model Pembelajaran DosenPengampu: Dr.Suwarto WA, M. Pd Oleh: AGUS SUGIARTO S881208002 PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Kemampuan adalah kecakapan untuk melakukan suatu tugas khusus dalam

BAB II KAJIAN TEORI. Kemampuan adalah kecakapan untuk melakukan suatu tugas khusus dalam BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Sebuah soal pemecahan masalah biasanya memuat suatu situasi yang dapat mendorong seseorang untuk menyelesaikanya akan tetapi tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi sekarang ini telah memberikan dampak positif dalam semua aspek kehidupan manusia termasuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,

BAB 1 PENDAHULUAN. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan memegang peranan penting dalam hidup manusia karena melalui pendidikan dapat tercipta sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas sehingga mampu bersaing

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Pertama, terdapat kecenderungan semakin tinggi motivasi belajar, aktivitas belajar

V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Pertama, terdapat kecenderungan semakin tinggi motivasi belajar, aktivitas belajar V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab terdahulu maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

Lebih terperinci

Kata Kunci: Model,word square, pembelajaran, bahasa Inggris.

Kata Kunci: Model,word square, pembelajaran, bahasa Inggris. PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE DALAM PENINGKATAN MOTIVASI DAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SD Oleh: Yani Lestari 1), Imam Suyanto 2), Kartika Chrysti Suryandari 3) FKIP,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa maka, peningkatan mutu pendidikan menjadi prioritas utama pebangunan nasional.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR Sekar Purbarini Kawuryan PGSD FIP UNY

IMPLEMENTASI METODE PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR Sekar Purbarini Kawuryan PGSD FIP UNY PENDAHULUAN IMPLEMENTASI METODE PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR Sekar Purbarini Kawuryan PGSD FIP UNY sekarpurbarini@uny.ac.id Pembelajaran merupakan kegiatan bertujuan yang melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Miskwoski, 2005). (Marbach- Ad & Sokolove, 2000). interaksi dengan dunia sosial dan alam. Berdasarkan hasil observasi selama

BAB I PENDAHULUAN. Miskwoski, 2005). (Marbach- Ad & Sokolove, 2000). interaksi dengan dunia sosial dan alam. Berdasarkan hasil observasi selama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada beberapa dekade sekarang ini, kegiatan pembelajaran tradisional yang didominasi pada guru (pembelajaran yang berpusat pada guru) cenderung menjadi kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. situasi pergaulan (pendidikan), pengajaran, latihan, serta bimbingan.

BAB I PENDAHULUAN. situasi pergaulan (pendidikan), pengajaran, latihan, serta bimbingan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa yang cerdas dapat diukur dari mutu dan kualitas pendidikan yang baik. Pendidikan merupakan kegiatan yang berintikan interaksi antara peserta didik dengan para

Lebih terperinci

USE OF THE WORD SQUARE MODEL TO IMPROVE THE MOTIVATION LEARNING STUDENT SUBJECT IPS CLASS V SD NEGERI 001 SEDINGINAN TANAH PUTIH DISTRIC ROKAN HILIR

USE OF THE WORD SQUARE MODEL TO IMPROVE THE MOTIVATION LEARNING STUDENT SUBJECT IPS CLASS V SD NEGERI 001 SEDINGINAN TANAH PUTIH DISTRIC ROKAN HILIR 1 USE OF THE WORD SQUARE MODEL TO IMPROVE THE MOTIVATION LEARNING STUDENT SUBJECT IPS CLASS V SD NEGERI 001 SEDINGINAN TANAH PUTIH DISTRIC ROKAN HILIR Syahrial, Suarman, Rina Selva Johan syahrial.scout@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terhadap permasalahan yang sederhana sehingga kadang tidak memerlukan. dapat digunakan untuk pemecahan masalah.

BAB I PENDAHULUAN. Terhadap permasalahan yang sederhana sehingga kadang tidak memerlukan. dapat digunakan untuk pemecahan masalah. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di dalam kehidupan sehari-hari orang selalu menghadapi masalah. Permasalahan yang dihadapi seseorang beraneka ragam, ada permasalahan yang sederhana ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan siswa berkomunikasi

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PGSD. Oleh :

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PGSD. Oleh : PENGARUH MODEL WORD SQUARE DIDUKUNG MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN SISWA MENGIDENTIFIKASI JENIS MAKANAN HEWAN MATA PELAJARAN IPA PADA KELAS IV SEMESTER 1 MI MUHAMMADIYAH 1 PARE TAHUN AJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan pembangunan disegala bidang. Hingga kini pendidikan masih diyakini sebagai wadah

Lebih terperinci

Surakarta, Indonesia ABSTRAK

Surakarta, Indonesia ABSTRAK Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 3 No. 2 Tahun 2014 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

Lebih terperinci

Diajukan oleh: DESI KUSUMA NURDINI A

Diajukan oleh: DESI KUSUMA NURDINI A PENERAPAN STRATEGI PEMBELJARAN WORD SQUARE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA TEMA 6 SUBTEMA 2 KELAS IV SD NEGERI 2 TRUCUK KLATEN TAHUN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu faktor penting dalam perkembangan suatu negara. Pendidikan yang lebih baik akan mengarah pada perkembangan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menyiapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menyiapkan siswa agar dapat terlibat pada perubahan yang pesat dalam dunia kerja maupun dalam kegiatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan I. PENDAHULUAN Bagian ini akan membahas latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan ruang lingkup penelitian. A. Latar Belakang

Lebih terperinci

PUBLIKASI KARYA ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Pendidikan Akuntansi

PUBLIKASI KARYA ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Pendidikan Akuntansi UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN METODE WORD SQUARE (PTK Pada siswa Kelas VIII H Semester Genap Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Surakarta 1 Tahun Ajaran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengembangan Penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta atau prinsip-prinsip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat, sumber daya manusia yang mampu dan berkualitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat, sumber daya manusia yang mampu dan berkualitas merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, sumber daya manusia yang mampu dan berkualitas merupakan kebutuhan yang tidak dapat dihindarkan.

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAWUNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAWUNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAWUNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 SIDOHARJO WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh:

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi. 1 BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan segala usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana dan bertujuan mengubah tingkah laku manusia kearah yang lebih baik dan sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saling terkait sehingga dapat membuahkan hasil belajar yang optimal. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. saling terkait sehingga dapat membuahkan hasil belajar yang optimal. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental yang saling terkait sehingga dapat membuahkan hasil belajar yang optimal. Dengan demikian, belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang sangat penting bagi manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Sesuatu yang dimaksudkan oleh pembicara dapat dipahami lawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala sumber daya yang ada. Manusia yang bekerja dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. segala sumber daya yang ada. Manusia yang bekerja dalam sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam setiap perusahaan peranan manusia sangatlah dominan karena melalui peranan manusia tersebut dapat saling bekerjasama atau dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha untuk membantu pengembangan potensi dan kemampuan subjek didik sehingga bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada dasarnya pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru, dalam menyampaikan suatu materi untuk diajarkan kepada siswa dalam suatu

Lebih terperinci

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) 1. PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENDIDIKAN IPS DI SMP 1.1. Latar Belakang Pembelajaran Kontekstual Ada kecenderungan dewasa ini utnuk

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SDN 2 BANDUNG

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SDN 2 BANDUNG PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SDN 2 BANDUNG Oleh: Rofingatun 1), Kartika Chrysti Suryandari 2), Suhartono 3) FKIP, PGSD Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sepanjang hayatnya, baik sebagai individu, kelompok sosial, maupun sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sepanjang hayatnya, baik sebagai individu, kelompok sosial, maupun sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan persoalan hidup dan kehidupan manusia sepanjang hayatnya, baik sebagai individu, kelompok sosial, maupun sebagai bangsa. Pendidikan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Profesional seorang guru adalah salah satu faktor yang dapat menentukan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Profesional seorang guru adalah salah satu faktor yang dapat menentukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Profesional seorang guru adalah salah satu faktor yang dapat menentukan keberhasilan pembelajaran. Proses belajar mengajar harus dikelola dengan baik agar memperoleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. akan hal tersebut. Seperti halnya pada mata pelajaran Geografi yang diajarkan di

I. PENDAHULUAN. akan hal tersebut. Seperti halnya pada mata pelajaran Geografi yang diajarkan di I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan hanya dengan menempuh pendidikan tertentu maka manusia dapat menguasai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK A. Analisis Aspek-Aspek yang Diteliti Antara Pembelajaran Tutor Sebaya dan Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara masalah pendidikan sudah barang tentu tidak bisa lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara masalah pendidikan sudah barang tentu tidak bisa lepas dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbicara masalah pendidikan sudah barang tentu tidak bisa lepas dari serangkaian kegiatan komunikasi, dalam hal ini salah satu proses belajar mengajar di lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan pada akhirnya hasil belajar siswa dapat meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan pada akhirnya hasil belajar siswa dapat meningkat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suasana belajar sangat berpengaruh dalam peningkatan hasil belajar. Apabila pembelajaran menyenangkan maka dapat menimbulkan minat dan motivasi siswa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang. Sekolah sebagai institusi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang. Sekolah sebagai institusi pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang mutlak bagi setiap manusia dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang. Sekolah sebagai institusi pendidikan pada dasarnya

Lebih terperinci

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Keempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembinaan olahraga sejak dini merupakan satu program kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembinaan olahraga sejak dini merupakan satu program kebijakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembinaan olahraga sejak dini merupakan satu program kebijakan pembinaan olahraga nasional, seperti tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berubah, pendidikan adalah modal utama bagi seseorang agar bisa beradaptasi.

BAB I PENDAHULUAN. berubah, pendidikan adalah modal utama bagi seseorang agar bisa beradaptasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad 21 merupakan abad pengetahuan dimana pengetahuan akan menjadi landasan utama segala aspek kehidupan. Abad pengetahuan sangat berpengaruh terhadap pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai terobosan baru terus dilakukan oleh pemerintah melalui Departemen

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai terobosan baru terus dilakukan oleh pemerintah melalui Departemen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia tidak pernah berhenti. Berbagai terobosan baru terus dilakukan oleh pemerintah melalui Departemen Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF WORD SQUARE UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN KOLOID DI KELAS XI SMAN 4 PEKANBARU Mela Sriyana Dewi, Abdullah, Islamias Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang sering terjadi dalam dunia pendidikan meliputi

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang sering terjadi dalam dunia pendidikan meliputi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan yang sering terjadi dalam dunia pendidikan meliputi beberapa aspek diantaranya mengenai perubahan kurikulum, pengembangan model pembelajaran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk aktif membaca, mencari, dan menganalisis sebuah masalah secara

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk aktif membaca, mencari, dan menganalisis sebuah masalah secara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar di perguruan tinggi sangat menjunjung kemandirian, mahasiswa dituntut untuk aktif membaca, mencari, dan menganalisis sebuah masalah secara mandiri.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisi data dan temuan penelitian selama pembelajaran dengan pendekatan open-ended dengan menekankan pada kemampuan pemecahan masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Motivasi merupakan salah satu kegiatan berbahasa tulis yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. Motivasi merupakan salah satu kegiatan berbahasa tulis yang bersifat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Motivasi merupakan salah satu kegiatan berbahasa tulis yang bersifat reseptif. Disebut reseptif karena dengan membaca, seseorang akan dapat memperoleh informasi, memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan pemecahan masalah adalah suatu keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan pemecahan masalah adalah suatu keterampilan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan pemecahan masalah adalah suatu keterampilan yang harus dimiliki seorang peserta didik untuk menjadikan peserta didik dapat berfikir secara kritis.dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan situasi hingga terjadinya proses belajar pada diri siswa.

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan situasi hingga terjadinya proses belajar pada diri siswa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belajar dan pembelajaran merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Secara sederhana belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan pondasi bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan pondasi bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan karena pendidikan merupakan pondasi bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang berkembang akan dapat menghasilkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Audio-Visual Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran 1. Belajar 1) Pengertian Belajar Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang

Lebih terperinci

2015 PENGGUNAAN MEDIA TWITTER UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA MENGEMUKAKAN PENDAPAT DALAM PEMBELAJARAN IPS

2015 PENGGUNAAN MEDIA TWITTER UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA MENGEMUKAKAN PENDAPAT DALAM PEMBELAJARAN IPS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penelitian ini berangkat dari hasil observasi awal yang telah dilakukan peneliti di SMP Negeri 10 Bandung kelas VII-C selama 2 kali pertemuan pada mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup suatu bangsa. Melalui jalur pendidikan dihasilkan generasi-generasi penerus bangsa yang

Lebih terperinci

2016 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

2016 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan kegiatan yang tidak bisa terpisahkan dari proses belajar mengajar di kelas. Saat proses belajar mengajar berlangsung, siswa dituntut untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki peran yang sangat penting dalam kemajuan IPTEK yang begitu cepat dan berpengaruh dalam dunia pendidikan terutama pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu usaha manusia untuk mengembangkan potensi yang dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif, Word square, Koloid dan Prestasi Belajar. Abstract

Abstrak. Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif, Word square, Koloid dan Prestasi Belajar. Abstract PENERAPAN MODEL KOOPERATIF WORDSQUARE UNTUK MENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN KIMIA POKOK BAHASAN KOLOID DI KELAS XI SMKN PEKANBARU Lidiana Fitri 1, Nofianti 1, Susilawati 1 SMKN Pekanbaru,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang atau kelompok orang sebagai usaha untuk mendewasakan. negara dan bangsa, sebab pendidikan bisa meningkatkan dan

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang atau kelompok orang sebagai usaha untuk mendewasakan. negara dan bangsa, sebab pendidikan bisa meningkatkan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang sebagai usaha untuk mendewasakan manusia melalui pengajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Secara umum, semua aktivitas

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Kondisi Empiris Perkuliahan Strategi Pembelajaran Selama ini

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Kondisi Empiris Perkuliahan Strategi Pembelajaran Selama ini BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN Berdasarkan temuan dan analisis data yang diperoleh dari kegiatan studi pendahuluan, uji coba model, dan uji validasi model, serta pembahasan penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum istilah sains memiliki arti kumpulan pengetahuan yang tersusun

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum istilah sains memiliki arti kumpulan pengetahuan yang tersusun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sains pada sekolah dasar merupakan mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fenomena-fenomena alam dan yang terjadi di alam. Secara umum istilah sains memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hakekat interaksi pembelajaran adalah suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan secara timbal balik antara siswa,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hakekat interaksi pembelajaran adalah suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan secara timbal balik antara siswa, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hakekat interaksi pembelajaran adalah suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan secara timbal balik antara siswa, mahasiswa dengan guru, dosen dalam memahami, mendiskusi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar yang dicapai siswa dapat memenuhi kriteria pencapaian tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. belajar yang dicapai siswa dapat memenuhi kriteria pencapaian tujuan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses pembelajaran dikelas, setiap guru SD berperan sebagai pengajar dan pembimbing wajib melakukan layanan bimbingan belajar baik secara kelompok maupun

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Pendidikan IPS bertujuan membentuk manusia yang memiliki pengetahuan dalam bidang sosial, terampil dalam

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Pendidikan IPS bertujuan membentuk manusia yang memiliki pengetahuan dalam bidang sosial, terampil dalam BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Pendidikan IPS bertujuan membentuk manusia yang memiliki pengetahuan dalam bidang sosial, terampil dalam memecahkan masalah sosial, serta berpegang teguh terhadap nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan kegiatan pengembangan model pembelajaran dengan

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan kegiatan pengembangan model pembelajaran dengan 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menuntut peningkatan mutu pendidikan, agar dapat memberikan kemudahan bagi anak didik dalam mengikuti kemajuan ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belajar sebagai proses perubahan tingkah laku. Dengan belajar orang akan

BAB I PENDAHULUAN. Belajar sebagai proses perubahan tingkah laku. Dengan belajar orang akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar sebagai proses perubahan tingkah laku. Dengan belajar orang akan mengetahui berbagai informasi, menyukai satu situasi dan atau dapat melakukan sesuatu

Lebih terperinci

Belajar Dan Pembelajaran Metode Based Learning

Belajar Dan Pembelajaran Metode Based Learning Author : Edy Santoso Publish : 25-09-2011 09:46:35 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan pembelajaran di sekolah adalah kegiatan pendidikan pada umumnya, yang menjadikan siswa menuju keadaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan dan ilmu pengetahuan berperan penting dan meningkatkan mutu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan dan ilmu pengetahuan berperan penting dan meningkatkan mutu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dan ilmu pengetahuan berperan penting dan meningkatkan mutu sumber daya manusia dan membantu proses pembangunan nasional suatu negara. Pendidikan bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Peran pendidikan sangat dibutuhkan dalam mempersiapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Peran pendidikan sangat dibutuhkan dalam mempersiapkan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan terpenting dalam kehidupan manusia. Peran pendidikan sangat dibutuhkan dalam mempersiapkan dan mengembangkan sumber

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDEKATAN QUANTUM LEARNING SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISASI MISKONSEPSI BIOTEKNOLOGI DI SMA NEGERI 8 SURAKARTA

IMPLEMENTASI PENDEKATAN QUANTUM LEARNING SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISASI MISKONSEPSI BIOTEKNOLOGI DI SMA NEGERI 8 SURAKARTA IMPLEMENTASI PENDEKATAN QUANTUM LEARNING SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISASI MISKONSEPSI BIOTEKNOLOGI DI SMA NEGERI 8 SURAKARTA Skripsi Oleh : KUNCORO PUTRI NIM : K 4303035 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I WONOSARI

SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I WONOSARI PENGARUH PERSIAPAN SISWA DALAM BELAJAR DAN KEMANDIRIAN DALAM MENGERJAKAN TUGAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I WONOSARI KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek penting bagi kehidupan suatu bangsa, karena kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas pendidikan dan sumber

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. di Kalianda, ditemukan ada sejumlah variabel yang berpengaruh secara langsung

I. PENDAHULUAN. di Kalianda, ditemukan ada sejumlah variabel yang berpengaruh secara langsung I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan peneliti di beberapa sekolah SMA di, ditemukan ada sejumlah variabel yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung

Lebih terperinci

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 45 hingga 53

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 45 hingga 53 PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN TPS (THINK- PAIR-SHARE) DENGAN MEDIA PAPAN TEMPEL DAN ULAR TANGGA YANG DIPENGARUHI OLEH GAYA BELAJAR Alfian Nur Ubay 1, Wagino, dan Ridam Dwi Laksono 3 1,,3 Prodi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses belajar siswa perlu adanya motivasi yang dapat dijadikan pendorong terhadap daya serap siswa, sebab siswa diharapkan dapat menyerap materi pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar adalah suatu interaksi timbal balik antara guru dan siswa dan antara siswa dengan siswa itu sendiri. Berhasil tidaknya proses belajar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Data 1. Faktor apa yang menyebabkan timbulnya kesulitan belajar siswa bidang studi SKI Belajar adalah hal yang menyenangkan dan kadang-kadang sedikit membosankan tergantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa pada setiap mata pelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa pada setiap mata pelajaran. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang SMK Negeri 1 Salatiga merupakan salah satu sekolah kejuruan di Salatiga yang mempunyai banyak prestasi. Prestasi siswa tentu tidak mungkin diperoleh begitu saja

Lebih terperinci