PENERAPAN MODEL PENGUKURAN KINERJA BALANCED SCORECARD PADA PT. DUTA BETON SIDOARJO. Oleh:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN MODEL PENGUKURAN KINERJA BALANCED SCORECARD PADA PT. DUTA BETON SIDOARJO. Oleh:"

Transkripsi

1 PENERAPAN MODEL PENGUKURAN KINERJA BALANCED SCORECARD PADA PT. DUTA BETON SIDOARJO Oleh: Illona Nathalia Sutanto ( Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas BrawijayaMalang ) ABSTRAKSI Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perjalanan menuju masa depan yang lebih kompetitif, padat teknologi dan ditentukan oleh kapabilitas tidak dapat dicapai sempurna semata-mata melalui pemantauan dan pengendalian berbagai ukuran kinerja masa lalu. PT. Duta Beton Sidoarjo sebagai salah satu pabrik beton dituntut untuk terus mengembangkan inovasi dalam pembuatan beton agar bisa bersaing dengan kompetitor lainnya. Hal ini juga berlaku terhadap pengembangan kinerja karyawan perusahaan. Balanced Scorecard diharapkan bisa membantu PT. Duta Beton Sidoarjo dalam mengukur kinerjanya secara lebih lengkap dan berkesinambungan.jenis penelitian yang dilaksanakan adalah deskriptif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari pihak pertama dikumpulkan melalui wawancara, dokumentasi dan pengamatan. Data kemudian dianalisa dengan memasukkannya ke dalam perspektif-perspektif yang ada di dalam Balanced Scorecard yang terdiri dari perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal dan perspektif belajar dan berkembang. Kinerja PT. Duta Beton Sidoarjo dengan Balanced Scorecard sebagai alat ukurnya bisa dikatakan cukup baik, meskipun dari perspektif keuangan berbeda dengan perspektif lainnya hasilnya kurang baik. Pada perspektif pelanggan, kinerja perusahaan cukup baik, hal ini ditunjukkan dengan membaiknya hasil analisis tiga indikator dari empat indikator dalam perspektif pelanggan yang digunakan. Untuk perspektif proses bisnis internal dan perspektif belajar dan berkembang, kinerja perusahaan juga cukup baik. Pada dasarnya dari keempat perspektif ini mempunyai keterkaitan. Namun PT. Duta Beton mempunyai kelemahan dalam mengatur dan mengontrol penggunaan biaya yang dikeluarkan. Dan berimbas pada ketidakseimbangan antara laba bersih, penjualan, serta total aktiva yang dimiliki perusahaan. PENDAHULUAN Saat ini dunia usaha berada pada masa transisi dari era persaingan industri ke persaingan informasi. Persaingan abad industri telah bergeser menjadi persaingan dalam lingkungan yang lebih bergolak. Para manajer senior perlu menerima umpan balik dari strategi yang lebih kompleks. Strategi yang direncanakan walaupun dimulai dengan maksud yang baik dengan informasi serta pengetahuan terbaik yang tersedia, mungkin tidak lagi sesuai untuk kondisi saat ini. Dalam lingkungan yang terus berubah, manajemen perusahaan perlu mengembangkan dan mengoperasikan sistem perumusan strategi, sistem perencanaan strategi dan sistem penyusunan program untuk memotivasi 1

2 2 seluruh personel perusahaan dalam mencari dan merumuskan langkahlangkah strategis untuk membangun masa depan perusahaan mereka. Perusahaan yang memiliki kemampuan untuk melipatgandakan kinerja akan mampu bertahan dan tumbuh dalam lingkungan bisnis yang kompetitif (Mulyadi, 2001:54). Perjalanan menuju masa depan yang lebih kompetitif, padat teknologi dan ditentukan oleh kapabilitas tidak dapat dicapai sempurna semata-mata melalui pemantauan dan pengendalian berbagai ukuran kinerja masa lalu. Tujuan perusahaan secara umum adalah berusaha untuk berhasil dan tetap tumbuh dalam persaingan di abad informasi. Perusahaan harus menggunakan sistem pengukuran dan manajemen yang diturunkan dari strategi dan kapabilitas yang dimiliki perusahaan. Tujuan tersebut dapat tercapai bila perusahaan dalam menilai kinerjanya tidak hanya diukur dari aspek keuangan saja. Ukuran finansial tidak cukup untuk menentukan dan mengevaluasi perjalanan perusahaan melalui lingkungan yang kompetitif. Ukuran finansial hanya menceritakan sebagian tindakan masa lalu dan tidak mampu memberikan pedoman yang memadai bagi upaya penciptaan nilai finansial masa depan yang dilaksanakan saat ini dan jangka panjang (Kaplan dan Norton, 2000:7). Salah satu alat ukur yang memasukkan unsur finansial dan non finansial dalam mengukur kinerja perusahaan adalah Balanced Scorecard (BSC). Kaplan dan Norton (2000:7) mengembangkan model Balanced Scorecard yang mengukur kinerja perusahaan pada empat perspektif yang seimbang (balance) yaitu: finansial, pelanggan, proses bisnis internal, dan proses pembelajaran dan pertumbuhan. PT. Duta Beton Sidoarjo merupakan salah satu perusahaan bergerak di bidang pembuatan beton yang sudah lama berdiri. Di era yang semakin maju dan mengglobal ini, Duta Beton Sidoarjo dituntut untuk terus mengembangkan inovasi dalam pembuatan beton agar bisa bersaing dengan kompetitor lain. Hal ini juga berlaku terhadap pengembangan kinerja karyawan perusahaan. Dan dengan Balanced Scorecard ini diharapkan bisa mengukur kinerja karyawan PT. Duta Beton Sidoarjo. LANDASAN TEORI Pengukuran Kinerja Perusahaan Pengukuran kinerja perusahaan merupakan salah satu faktor yang amat penting bagi perusahaan. Pengukuran tersebut dapat digunakan untuk menilai keberhasilan perusahaan serta sebagai dasar penyusunan imbalan dalam perusahaan. Pengukuran kinerja adalah proses untuk menentukan seberapa baik aktivitas-aktivitas bisnis dilaksanakan untuk mencapai tujuan strategis, mengeliminasi pemborosanpemborosan dan menyajikan informasi tepat waktu untuk melaksanakan penyempurnaan secara berkesinambungan (Supriyono, 1999:420). Dengan munculnya berbagai paradigma baru dimana bisnis harus digerakkan oleh customer-focused, suatu sistem pengukuran kinerja yang efektif, paling tidak harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut (Yuwono dkk., 2003:29): 1) Didasarkan pada masingmasing aktivitas dan karakteristik organisasi itu sendiri sesuai perspektif pelanggan. 2) Evaluasi atas berbagai aktivitas, menggunakan

3 3 ukuran-ukuran kinerja yang customer-validated. 3) Sesuai dengan seluruh aspek kinerja aktivitas yang mempengaruhi pelanggan, sehingga menghasilkan penilaian yang komprehensif. 4) Memberikan umpan balik untuk membantu anggota organisasi mengenali masalah-masalah yang ada kemungkinan perbaikan. Balanced Scorecard Menurut Kaplan dan Norton (1996:8) Balanced Scorecard merupakan metode penilaian kinerja unit usaha yang melengkapi ukuran kinerja keuangan masa lalu dengan pemicu kinerja unit usaha di masa depan. Metode ini merupakan upaya untuk menerjemahkan strategi ke dalam kegiatan operasional sehari-hari dan memonitor pencapaiannya. Mirza (1997:14) menyatakan bahwa melalui Balanced Scorecard memungkinkan para manajer mengukur apa yang telah mereka investasikan dalam pengembangan sumber daya manusia, sistem dan prosedur demi perbaikan kinerja di masa depan. Balanced Scorecard menekankan bahwa semua ukuran finansial dan non finansial harus menjadi bagian sistem informasi utuh para pekerja disemua tingkat perusahaan (Kaplan dan Norton, 2000:9). Menurut Hutabarat (1997:26) Balanced Scorecard adalah potret nyata strategi pada seluruh tingkatan organisasi. Balanced Scorecard bukan hanya untuk komunikasi strategi tetapi juga untuk manajemen strategi. Oleh karena itu cakupan aktivitas dalam Balanced Scorecard meliputi menjelaskan dan menterjemahkan visi dan strategi, mengkomunikasikan strategi ke seluruh organisasi, menyesuaikan tujuan setiap unit terhadap strategi, mengidentifikasi dan menyesuaikan inisiatif strategis, menterjemahkan sasaran strategis menjadi sasaran jangka panjang dan anggaran tahunan, merevisi dan mereview hal strategik dan operasional untuk mendapatkan umpan balik dalam perbaikan strategi. Soetjipto (1997:21) menyatakan bahwa Balanced Scorecard tidak hanya mengukur hasil akhir (outcome), tetapi juga aktivitas-aktivitas penentu hasil akhir (driver). Balanced Scorecard membantu keseimbangan antara penilaian strategik yang berbeda dalam usaha mencapai tujuan yang sesuai, kemudian mendorong karyawan agar bertindak untuk kepentingan terbaik organisasinya (Anthony dan Govindarajan, 2003:78). Empat perspektif Balanced Scorecard 1) Perspektif finansial Dalam Balanced Scorecard perspektif finansial tetap mendapat perhatian. Pengukuran kinerja keuangan menunjukkan apakah perencanaan, implementasi dan pelaksanaan dari strategi memberikan perbaikan yang mendasar. Strategi perusahaan atau unit usaha dalam perusahaan akan sangat ditentukan oleh posisinya dalam siklus hidup usaha, sehingga tujuan keuangan yang merupakan penjabaran dari strategi perusahaan sangat tergantung pada posisi perusahaan pada saat itu. Kaplan dan Norton (2000:42) menyatakan bahwa tahap-tahap dalam siklus hidup usaha dibedakan dalam tiga tahap, yaitu: Tahap pertama, bertumbuh (Growth). Perusahaan-perusahaan yang sedang bertumbuh berada pada awal siklus hidup perusahaan, dan

4 4 menghasilkan produk dan jasa yang memiliki potensi pertumbuhan. Potensi pertumbuhan ini dimanfaatkan dengan melibatkan sumber daya yang ada untuk mengembangkan dan meningkatkan berbagai produk dan jasa baru. Tujuan finansial seluruh perusahaan dalam tahap ini adalah persentase tingkat pertumbuhan pendapatan, dan tingkat pertumbuhan penjualan diberbagai pasar sasaran, kelompok pelanggan, dan wilayah. Dengan melihat tingginya tingkat investasi pada tahap pertumbuhan, salah satu tolok ukur yang digunakan adalah tingkat pertumbuhan pendapatan terhadap penjualan (Growth Rate in Sales). Tahap kedua, bertahan (sustain). Dalam tahap ini menggambarkan suatu perusahaan yang masih memiliki daya tarik bagi penanaman investasi dan investasi ulang yang diharapkan mampu menghasilkan pengembalian modal yang cukup tinggi. Dalam tahap ini perusahaan berusaha mempertahankan pangsa pasar yang ada dan mengembangkan apabila mungkin. Proyek investasi akan lebih diarahkan untuk mengatasi kemampatan, perluasan kapasitas, dan meningkatkan aktifitas perbaikan yang berkelanjutan. Sasaran keuangan pada tahap ini lebih diarahkan pada besarnya tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan. Tahap ketiga, menuai (Harvest). Perusahaan-perusahaan dalam tahap ini lebih bertujuan pada cara memaksimalkan arus kas kembali kekorporasi. Sedangkan tujuan finansialnya adalah arus kas operasi (sebelum depresi) dan penghematan berbagai kebutuhan modal kerja. Tolok ukurnya adalah yang tersebut dalam tujuan finansial, yang digunakan sebagai ukuran untuk mengevaluasi kinerja perusahaan dalam tahap ini. 2) Perspektif pelanggan Perspektif pelanggan menggambarkan tampilan perusahaan dimata pelanggannya. Hal ini merupakan konsekuensi dari tingkat kompetisi usaha yang semakin ketat, sehingga perusahaan dituntut untuk memahami kebutuhan pelanggannya. Dalam perspektif pelanggan, manajer mengidentifikasi segmen pasar dimana perusahaan akan berkompetisi dan mengukur kinerja unit bisnis dalam target ini. Ada dua kelompok pengukuran dalam perspektif pelanggan. Kelompok pertama disebut sebagai kelompok inti yang memiliki lima tolok ukur, yaitu : (a) Pangsa pasar (Market Share), yang mengukur seberapa besar proporsi segmen pasar tertentu yang dikuasai perusahaan. (b) Tingkat perolehan pelanggan baru (Customer Acquisition), yang mengukur seberapa banyak perusahaan berhasil menarik pelanggan baru. (c) Kemampuan dalam mempertahankan pelanggan lama (customer retention) (d) Kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction), mengukur seberapa baik perusahaan melaksanakan bisnis jika dilihat dari umpan balik pelanggan. (e) Tingkat profitabilitas pelanggan (Customer Profitability), mengukur seberapa besar keuntungan yang diraih perusahaan dari penjualan produk kepada pelanggan. 3) Perspektif Proses Bisnis Internal Dalam perspektif proses bisnis internal, para manajer mengidentifikasi berbagai proses

5 5 yang sangat penting untuk mencapai tujuan pelanggan dan pemegang saham. Pendekatan Balanced Scorecard membagi proses bisnis internal menjadi tiga bagian (Secakusuma,1997:8), yaitu: (a) Proses Inovasi Proses inovasi terdiri atas dua komponen. Komponen pertama, manajer melakukan penelitian pasar untuk mengenali ukuran pasar, bentuk preferensi pelanggan, dan tingkat harga produk dan jasa sasaran. Komponen kedua, memperkirakan peluang dan pasar baru bagi produk dan jasa yang dapat dipasok perusahaan. Tolok ukur yang digunakan adalah besarnya penjualan produk baru dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan produk baru secara relatif jika dibandingkan dengan pesaing dan rencana perusahaan. (b) Proses Operasi Proses operasi perusahaan mencerminkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dari saat penerimaan order pelanggan sampai dengan saat produk dikirimkan kepada pelanggan. Aktivitas ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu: a. Proses pembuatan produk Proses pembuatan produk ini dapat dibagi menjadi dua aktivitas utama, yaitu (1) Inbound Logistic, yaitu aktivitasaktivitas yang berkaitan dengan penerimaan, penyimpanan, dan penyebaran bahan mentah, sampai bahan mentah tersebut dapat digunakan dalam proses produksi. (2) Operasi, perusahaan melakukan aktivitasaktivitas dalam rangka mengubah input (bahan mentah) menjadi barang jadi. Pada proses pembuatan produk atau jasa ini yang paling ditekankan adalah masalah biaya, kualitas dan waktu. b. Proses penyampaian produk kepada pelanggan Proses penyampaian produk atau jasa kepada pelanggan sering disebut dengan istilah pemasaran. Aktivitas pemasaran ini dibagi menjadi tiga aktivitas, yaitu outbound logistic, penjualan dan pemasaran. Aktivitas outbound logistic, berkaitan dengan pengumpulan, penyimpanan, dan mendistribusikan secara fisik barang atau jasa yang dilakukan untuk membujuk sekaligus menyediakan sarana, sehingga pelanggan dapat membeli barang atau jasa tersebut. (c) Proses Layanan Purna Jual Layanan purna jual mencakup garansi dan berbagai aktivitas perbaikan, penggantian produk yang rusak dan yang dikembalikan, serta proses pembayaran, seperti administrasi kartu kredit. Perusahaan yang berusaha untuk memenuhi harapan atau kepuasan pelanggan sasaran dapat mengukur kinerja proses

6 6 layanan purna jual dengan mengikutsertakan beberapa dari ukuran waktu, mutu dan biaya. Ukuran dapat dipakai mengevaluasi efisiensi (biaya penggunaan sumber daya) dalam proses ini. 4) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Proses belajar dan berkembang perusahaan bersumber dari tiga kekuatan yaitu people, system, dan organization procedur. Perspektif keuangan, pelanggan dan sasaran proses bisnis internal dapat mengurangi terjadinya gab yang besar antara kemampuan yang ada dari orang, sistem, dan prosedur yang dibutuhkan untuk mencapai kinerja yang handal (Mirza, 1997:17-18). Untuk memperkecil kesenjangan ini perusahaan melakukan investasi dalam hal reskilling employees, meningkatkan kemampuan sistem dan teknologi informasi serta melakukan perbaikan rutinitas. Dalam hal yang berkaitan dengan pekerja, ada tiga hal yang perlu ditinjau oleh manajemen, yaitu tingkat kepuasan pekerja (employee satisfaction), retensi pekerja dan produktivitas pekerja. Pengukuran kepuasan pegawai dapat menggunakan angka indeks dengan skala tertentu. Sedangkan untuk kesetiaan pegawai dapat menggunakan rasio perputaran pegawai, dan untuk produktivitas pegawai dapat menggunakan rasio pendapatan perusahaan per pegawai. Mirza (1997:18) berpendapat bahwa kepuasan pekerja merupakan pra kondisi dari tingkat produktivitas, tanggung jawab, kualitas dan customer service. Untuk mengetahui tingkat kepuasan pekerja perusahaan perlu melakukan survey secara reguler. Beberapa elemen employee satisfaction adalah: 1. Keterlibatan dalam pengambilan keputusan 2. Pengakuan 3. Akses untuk memperoleh informasi 4. Dorongan aktif untuk melakukan kreativitas dan inisiatif 5. Dukungan atasan Retensi pekerja adalah kemampuan perusahaan untuk mempertahankan pekerja-pekerja terbaiknya untuk terus berada dalam organisasinya. Perusahaan yang telah melakukan investasi dalam sumber daya manusianya akan sia-sia apabila tidak dapat mempertahankan pegawainya untuk seterusnya berada dalam organisasi. Produktivitas pekerja merupakan hasil dari pengaruh agregat dari peningkatan keahlian dan moral, inovasi, perbaikan proses internal, dan tingkat kepuasan konsumen. Tujuannya adalah menghubungkan output yang dihasilkan para pekerja terhadap jumlah keseluruhan pekerja. Manfaat Balanced Scorecard Penerapan Balanced Scorecard mempunyai tiga manfaat penting bagi perusahaan pada era informasi ini.pertama, Balanced Scorecard dapat mengukur kinerja perusahaan dengan tidak hanya memfokuskan pada ukuran keuangan semata tetapi juga sejumlah ukuran yang dikaitkan dengan pelanggan, bisnis internal dan karyawan untuk pencapaian profit jangka panjang. Kedua, Balanced Scorecard menyatukan berbagai elemen persaingan bisnis yang harus diperhatikan perusahaan ke dalam satu laporan manajemen yang lengkap.

7 7 Dalam hal ini pihak manajemen harus bisa mengetahui kondisi-kondisi bisnis yang ada saat ini. Ketiga, Balanced Scorecard dapat memberikan gambaran operasi perusahaan secara menyeluruh, sehingga perbaikan disatu aspek tidak merugikan aspek lainnya. Artinya optimasi perusahaan dilakukan secara maksimal. Keunggulan dan Kelemahan Balanced Scorecard Dibanding Alat Ukur Kinerja Lain a. Keunggulan Balanced Scorecard bila dibandingkan dengan alat ukur kinerja lain (Tunggal, 1996:269) : 1) Tolok ukur operasional dan keuangan yang digunakan dalam mengukur berbagai aktivitas perusahaan pada umumnya hanya bersifat bottom-up. Sedangkan Balanced Scorecard disusun berdasarkan landasan yang jelas dan berkiblat pada tujuan-tujuan strategis dan situasi persaingan difokuskan pada beberapa indikator kunci. 2) Pengukuran kinerja tradisional hanya melaporkan apa yang telah terjadi pada periode yang lalu tanpa berusaha menunjukkan bagaimana manajer dapat memperbaiki kinerja pada periode berikutnya. Sedangkan Balanced Scorecard berfungsi sebagai dasar keberhasilan perusahaan pada masa kini dan masa yang akan datang. 3) Berbeda dengan pengukuran kinerja tradisional yang terpecah-pecah dan terisolasi, informasi yang diungkapkan Balanced Scorecard menawarkan keseimbangan dari berbagai aspek, seperti laba operasional dan ukuran non keuangan. b. Kelemahan Balanced Scorecard bila dibandingkan dengan alat ukur kinerja lain: 1) Sistem kompensasi yang biasanya sebagai tindak lanjut dari hasil penilaian kinerja tidak dapat diterapkan dengan tepat dalam Balanced Scorecard. 2) Tidak semua bentuk struktur organisasi cocok untuk metode Balanced Scorecard. Dalam Balanced Scorecard keempat perspektif yang dimiliki merupakan indikator yang saling berpengaruh (sebab akibat), sehingga diperlukan suatu wadah struktur organisasi yang dapat memberikan umpan balik (feed back) pada semua lini. 3) Belum adanya standar ukuran baku terhadap hasil penilaian kinerja perusahaan dengan metode Balanced Scorecard. Rerangka Berpikir Pembahasan dalam penelitian ini diawali dengan pentingnya pengukuran kinerja perusahaan untuk mengetahui apakah suatu tujuan atau rencana perusahaan yang ditetapkan telah dilaksanakan dalam operasi perusahaan. Adanya keterbatasan terhadap pengukuran kinerja tradisional yang hanya menitikberatkan pada sisi keuangan saja belum cukup untuk menilai keberhasilan perusahaan dimasa yang akan datang. Kebutuhan akan pengukuran kinerja baru yang menawarkan keseimbangan pengukuran aspek keuangan dan non keuangan melahirkan apa yang dinamakan Balanced Scorecard, yang terdiri dari empat perspektif yaitu, perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal dan belajar dan berkembang. Dengan Balanced

8 8 Scorecard memungkinkan perusahaan mencatat hasil kinerja finasial sekaligus memantau kemajuan perusahaan dalam membangun kemampuan dan mendapatkan aktiva tak berwujud yang dibutuhkan untuk pertumbuhan di masa yang akan datang. METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. Duta Beton yang beralamat di Jalan Letjend Sutoyo No. 13 Sidoarjo. Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari pihak pertama dan masih berupa: a. Neraca tahun b. Laporan Laba Rugi tahun c. Data pelanggan tahun d. Data mengenai proses produksi tahun e. Data karyawan dan data pendukung lainnya tahun Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Wawancara. 2. Dokumentasi. 3. Pengamatan. Teknik Analisis Data Analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Balanced Scorecard. Tahapan analisis Balanced Scorecard adalah sebagai berikut: 1. Perspektif Keuangan a. Return On Investment (ROI) Laba bersih Total aktiva b. Profit Margin on Sales Laba bersih Penjualan c. Growth Rate in Sales Penjualan t Penjulaan t-1 Penjualan t 2. Perspektif Pelanggan a. Customer Retention Jumlah Pelanggan Lama Jumlah Pelanggan b. Number of New Customer Jumlah Pelanggan Baru Jumlah Pelanggan c. On Time Delivery Pengiriman Tepat Waktu Total Order d. Quality Retur Penjualan Penjualan 3. Perspektif Bisnis Internal a. Yield Rate Actual Capacity Maximum Capacity b. Cycle Time 4. Perspektif Belajar dan Berkembang a. Employee Productivity Total Unit Produksi Total Jam Kerja b. Employee Turnover (Kaplan dan Norton, 2000 : 113) c. Absenteeism Jumlah Absensi Karyawan Jumlah Hari Kerja

9 9 ANALISA DATA 1. Perspektif Keuangan a. Return On Investment (ROI) Tabel 1 ROI PT. Duta Beton Sidoarjo Tabel di atas menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun persentase Return On Investment PT. Duta Beton Sidoarjo mengalami penurunan ROInya sebesar 0,42%, tahun 2010 sebesar 0,38% atau mengalami penurunan sebesar 0,04%. Pada tahun 2011 ROInya hanya sebesar 0,25% jauh di bawah rata-rata yang nilainya sebesar 0,35%, atau mengalami penurunan sebesar 0,13% dari tahun Hal ini disebabkan Net Income mengalami penurunan yang cukup tinggi, yaitu dari Rp ,00 menjadi Rp ,00. Kenaikan Net Income menjadi Rp ,00 pada tahun 2010 diikuti pula dengan meningkatnya jumlah aktiva yang ada, sehingga ROInya tetap mengalami penurunan. Dari perhitungan ROI diatas, penilaian kinerja dari perspektif keuangan yang pengukurannya bertujuan untuk mengetahui tingkat pengembalian dari investasi yang dilakukan perusahaan dinilai buruk. Hal ini disebabkan menurutnya hasil ROI dari tahun ketahun selama tahun Menurunya ROI ini bisa disebabkan dari menurunnya laba yang kemudian disertai naiknya total aktiva. Dimana dari tahun ketahun total aktiva dari PT. Duta Beton Sidoarjo naik, namun tidak diimbangi oleh kenaikan laba bersih, kecuali pada tahun 2009 ke 2010 yang meningkat tapi tidak signifikan. b. Profit Margin on Sales Tabel 2 Profit Margin on Sales PT. Duta Beton Sidoarjo Laba Bersih (Rp) (1) Penjualan (Rp) (2) Profit Margin Laba Bersih Total Aktiva ROI (Rp) (1) (Rp)(2) ,42% ,38 % ,25 % 0,35% ,71 % ,16% ,85% 3,57% Tabel di atas terlihat adanya penurunan dalam mencapai Profit Margin on Sales, dimana tahun 2009 Profit Margin on Salesnya sebesar 4,71% dan tahun 2010 sebesar 3,16% atau mengalami penurunan sebesar 1,55%. Sedangkan tahun 2011 terjadi penurunan lagi dibawah nilai rata-rata menjadi 2,85%. Adanya penurunan Profit Margin on Sales tersebut menunjukkan bahwa laba bersih peningkatannya lebih kecil dibandingkan dengan penjualannya atau bahkan mengalami penurunan. Dimana pada tahun 2009 laba bersih Rp ,00 meningkat sebesar Rp ,00 menjadi Rp ,00 di tahun Sedang penjualan pada tahun 2009 sebesar Rp ,00 meningkat sebesar Rp ,00 hingga menjadi Rp ,00 pada tahun laba bersih dan penjualan mengalami penurunan. Dari perhitungan profit margin on sales di atas, penilaian kemampuan perusahaan dalam meraih laba bersih dari penjualan yang dilakukan dinilai kurang baik. Hal ini mengingat menurunnya jumlah profit margin on sales dari tahun ke tahun. Penurunan dari profit Margin on Sales tersebut berasal dari tidak sebandingnya laba

10 10 bersih yang didapat dengan penjualan dari tahun ke tahun sehingga berpengaruh pada profit margin on sales PT. Duta Beton Sidoarjo. c. Growth Rate in Sales Tabel 3 Growth Rate in Sales PT. Duta Beton Sidoarjo Penjualan (Rp) ,58% ,86% Growth Rate in Sales 12,36% Tabel di atas menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan mengalami kenaikan sebesar 33,58% pada tahun 2010, dan pada tahun 2011 mengalami penurunan jauh di bawah rata-rata hingga mencapai 8,86%. Tidak tercapainya volume penjualan disebabkan karena faktor eksternal perusahaan yaitu tingginya tingkat persaingan harga paving dan genteng karena banyaknya kompetitor. Penilaian kinerja PT. Duta Beton Sidoarjo dari perspektif keuangan dinilai kurang baik. Hal tersebut tampak pada hasil pengukuran ketiga indikator, yaitu ROI, Profit Margin on Sales dan Growth Rate in Sales yang persentasenya mengalami penurunan dari tahun ke tahun selama kurun waktu penelitian yaitu tahun Perspektif Pelanggan a. Customer Retention Tabel 4 Customer Retention PT. Duta Beton Sidoarjo Pelanggan Lama (1) Total Order (Ea) (2) Customer Retention ,0064% ,0065% ,0082% 0,0070% Tabel di atas menunjukkan bahwa perusahaan dapat mempertahankan pelanggan lamanya, bahkan dapat menambah pelanggan baru. Jumlah pelanggan yang ada terdiri dari Perusahaan Developer, agen penyalur, dan pelanggan perseorangan. Pada tahun 2009 Cutomer Retention sebesar 0,0064%, tahun 2010 mengalami kenaikan menjadi 0,0065%, dan tahun 2011 mengalami kenaikan lagi hingga melebihi nilai rata-rata menjadi 0,0082%. Meskipun tingkat kenaikannya kecil, tetapi perusahaan telah berusaha untuk mempertahankan pelanggan lamanya dan memperoleh pelanggan baru, sehingga Customer Retentionnya bisa dikatakan cukup baik b. Number of New Customer Tabel 5 Number of New Customer PT. Duta Beton Sidoarjo Pelanggan Baru (1) Pelanggan Lama (2) NoNC ,61% ,75% ,68% 22,35% Tabel di atas menunjukkan bahwa perusahaan dalam mendapatkan pelanggan baru cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari Number of New Customer mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2009 sebesar 72 customer, tahun 2010 sebesar 95

11 11 customer meningkat menjadi 98 customer di tahun Tetapi jika dilihat dari persentasenya mengalami penurunan, dimana tahun 2010 sebesar 23,75% menurun menjadi 19,68% pada tahun Nilai ini berada di bawah rata-rata dimana jumlah rata-ratanya sebesar 21,72%. Penurunan Number of New Customer disebabkan karena tingginya persaingan harga paving dan genteng c. On Time Delivery Tabel 6 On Time Delivery PT. Duta Beton Sidoarjo Pengiriman Tepat Waktu (Ea) (1) Total Order (Ea) (2) On Time Delivery Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa On Time Delivery mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2009 sebesar 97,41% kemudian meningkat menjadi 98,40% pada tahun Pada tahun 2011 persentase On Time Delivery mengalami peningkatan menjadi 98,52%, dimana jumlah ini berada diatas rata-rata yang nilainya sebesar 98,11%. Hal ini disebabkan jumlah pengiriman yang tepat waktu dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, sebagai bukti bahwa perusahaan berusaha untuk memberikan pelayanan semaksimal mungkin kepada pelanggannya d. Quality Tabel 7 Quality PT. Duta Beton Sidoarjo Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa persentase Quality dari tahun ke tahun selama kurun waktu penelitian mengalami penurunan, menunjukkan kualitas yang semakin baik sebesar 9,6% turun menjadi 9,5% pada tahun 2010 dan pada tahun 2011 menurun lagi menjadi 8,8%. Semakin menurunnya persentase Quality menunjukkan bahwa perusahaan berusaha memperbaiki kualitas produk yang dihasilkan supaya pelanggan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh perusahaan 3. Perspektif Proses Bisnis Internal a. Yield Rate Tabel 9 Yield Rate PT. Duta Beton Sidoarjo Actual Capacity (1) Maximum Capacity (2) Yield Rate Genteng Paving Genteng Paving ,32% ,51% ,23% ,41% ,40 % ,52 % 98,11% Retur penjualan Penjualan Quality (Ea) (1) (Ea) (2) ,6% ,5% ,8% 9,3% Tabel di atas menunjukkan bahwa persentase Yield Rate perusahaan pada tahun 2010 meningkat dari 95,87% pada tahun 2009 menjadi 107,32%, sedangkan pada tahun 2011 menurun menjadi 70,51%. Besarnya persentase Yield Rate tahun 2011 berada dibawah rata-rata yang nilainya sebesar 91,23%. Persentase Yield Rate yang meningkat pada tahun 2010 menunjukkan bahwa 91,23%

12 12 perusahaan berusaha memanfaatkan secara efektif kapasitas maksimum yang ada untuk menekan kapasitas yang menganggur. Dengan meningkatnya persentase Yield Rate menunjukkan perusahaan berusaha memenuhi tingkat penjualan yang meningkat b. Cycle Time Tabel 8 Cycle Time PT. Duta Beton Sidoarjo Processing Time (dlm jam/th) (1) Throughput Time (dlm jam/th) (2) MCE ,34% ,23% ,29% 62,62% Tabel di atas menunjukkan bahwa persentase MCE dalam kurun waktu tiga tahun ( ) di atas 50%, walaupun persentase setiap tahunnya mengalami penurunan. Dimana pada tahun 2009 persentase MCE sebesar 64,34% mengalami penurunan menjadi 63,23 %, pada tahun 2010 dan mengalami penurunan lagi sebesar 2,94% pada tahun 2011 sehingga persentasenya menjadi 60,29%, berada di bawah angka ratarata yang nilainya sebesar 62,62%. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa pemakaian waktu oleh perusahaan dalam proses produksi cukup efektif. Keadaan ini perlu lebih ditingkatkan lagi agar penggunaan waktu produksi lebih efektif 4. Perspektif Belajar dan Berkembang a. Employee Productivity Tabel 10 Employee Productivity PT. Duta Beton Sidoarjo Unit Produksi (Ea) (1) Jam Kerja (Menit) (2) Employee Productivity Tabel diatas menunjukkan persentase Employee Productivity mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 sebesar 385,21%, tahun 2010 sebesar 408,21%, dan pada tahun 2011 mengalami peningkatan lagi menjadi 414,87%. Keadaan ini memberi indikasi bahwa kinerja perusahaan jika dilihat dari produktivitas tenaga kerja cukup baik. Kondisi produktivitas sebagaimana tampak di atas adalah dampak dari semakin baiknya beberapa indikator pada perspektif proses bisnis internal seperti yang telah dijelaskan di atas. Produktivitas yang semakin baik tidak terlepas dari semakin efektifnya perusahaan memanfaatkan waktu untuk proses produksi (MCE), dan juga semakin baiknya perusahaan dalam menghasilkan produk sesuai dengan kapasitas yang tersedia (yield rate) b. Employee Turnover Tabel 11 Employee Turnover PT. Duta Beton Sidoarjo Total Pekerja (1) Pekerja yang Keluar (2) Employee Turnover ,21% ,21% ,87% 402,76% ,98% ,39% ,42% 3,26% Tabel di atas menunjukkan bahwa persentase Employee Turnover

13 13 perusahan dalam kurun waktu penelitian cukup baik Employee Turnover sebesar 3,98%, tahun 2010 turun menjadi 3,39% dan tahun 2011 turun lagi menjadi 2,42%. Sedangkan ratarata Employee Turnover tahun sebesar 3,26%. Kondisi ini menunjukkan bahwa tingkat perputaran karyawan cukup rendah, yang berarti karyawan cukup puas bekerja dalam perusahaan dan efektifitas perusahaan dalam melayani kebutuhan dan keinginan karyawan sudah cukup baik. Keadaan ini perlu dipertahankan untuk mencegah tingkat perputaran tenaga kerja yang lebih tinggi, yang akhirnya dapat merugikan perusahaan itu sendiri. c. Absenteeism Tabel 12 Absenteeism PT. Duta Beton Sidoarjo Jumlah Jumlah Hari Absenteeism Absensi (1) Kerja (2) ,99% ,41% ,75% 10,38% Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa persentase ketidakhadiran karyawan berfluktuatif. Pada tahun 2009 persentase absenteeism sebesar 10,99%, kemudian tahun 2010 meningkat menjadi 11,41% dan tahun 2011 mengalami penurunan jauh dibawah angka rata-rata yang nilainya sebesar 10,38% menjadi 8,75%. Meningkatnya absensi karyawan di tahun 2009 disebabkan banyak karyawan yang sakit dan ijin karena ada kepentingan sehingga terpaksa tidak masuk kerja. Meskipun demikian tingkat absensi karyawan bisa dikatakan cukup baik, terbukti dengan semakin rendahnya persentase absenteeism pada tahun 2011 Rangkuman Hasil Analisis Kinerja Balanced Scorecard PT. Duta Beton Sidoarjo Model Balanced Scorecard belum mempunyai standar yang baku dalam pengukurannya, sehingga dalam pembahasan ini menggunakan Time Series Analysis sebagai hasil penilaian terhadap kinerja PT. Duta Beton Sidoarjo. Time Series Analysis adalah analisis yang membandingkan antara indikator perusahaan dari satu periode ke periode lainnya. Perbandingan antara hasil indikator yang dicapai saat ini dengan indikator pada masa lalu akan memperlihatkan apakah perusahaan tersebut mengalami kemajuan atau kemunduran, sehingga perkembangan perusahaan dapat terlihat dari tahun ke tahun. Kinerja PT. Duta Beton Sidoarjo dengan Balanced Scorecard sebagai alat ukurnya bisa dikatakan cukup baik, meskipun dari perspektif keuangan hasilnya kurang baik. Dari tiga indikator yang digunakan dalam perspektif keuangan yaitu ROI, Profit Margin on Sales dan Growth Rate in Sales, hanya Growth Rate in Sales saja yang persentasenya cukup tinggi yaitu pada tahun 2010 sebesar 33,58%. Tetapi persentase ini mengalami penurunan hingga mencapai 8,86% pada tahun Hal ini disebabkan karena tidak tercapainya volume penjualan seperti yang telah dianggarkan akibat persaingan harga yang cukup ketat terhadap harga paving dan genteng. Indikator ROI

14 14 menunjukkan adanya penurunan, dimana pada tahun 2009 sebesar 0,42% mengalami penurunan di tahun 2010 menjadi 0,38% dan tahun 2011 terjadi penurunan lagi menjadi 0,25%. Untuk indikator Profit Margin on Sales menunjukkan hasil yang sama, dimana dari tahun selalu mengalami penurunan yaitu dari persentase sebesar 4,71% pada tahun 2009 menjadi 2,85% pada tahun Untuk perspektif pelanggan, kinerja perusahaan dikatakan cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan membaiknya hasil analisis tiga indikator dari empat indikator dalam perspektif pelanggan yang digunakan yaitu Customer Retention, On Time Delivery dan Quality. Indikator Customer Retention menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun, dan ini membuktikan bahwa perusahaan mampu mempertahankan pelanggan lamanya serta mampu memperoleh pelanggan baru yang tercermin dalam Number of New Customer. Demikian juga untuk indikator On Time Delivery dan Quality, keduanya juga mengalami peningkatan. Hal ini terjadi tentunya tidak lepas dari pelayanan yang diberikan perusahaan kepada pelanggannya. Sedangkan untuk indikator Number of New Customer mengalami penurunan pada tahun 2011 dari 23,75% turun sebesar 4,07% menjadi 19,68%. Perusahaan harus lebih meningkatkan mutu dan pelayanan kepada pelanggan supaya dapat meraih pangsa pasar yang lebih tinggi ditengah persaingan yang semakin ketat. Untuk perspektif proses bisnis internal, kinerja perusahaan dikatakan cukup baik. Indikator mengenai efektifitas pemanfaatan waktu dalam proses produksi (MCE) berada diatas 50%, walaupun setiap tahun persentasenya mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena order yang diterima perusahaan lebih banyak paving, sehingga perusahaan lebih banyak memproduksi paving daripada genteng dimana kapasitas produksi mesin paving sebanyak 1000 buah per jam. Sehingga waktu proses dari tahun ke tahun juga mengalami penurunan persentase MCE sebesar 64,34% menurun menjadi 63,23% pada tahun 2010 dan pada tahun 2011 persentase MCE mengalami penurunan sebesar 2,94% menjadi 60,29%. Untuk indikator Yield Rate pada tahun 2009 sebesar 95,87% mengalami peningkatan sebesar 11,45% menjadi 107,32% dan pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 70,51%. Penurunan ini dipengaruhi oleh penurunan kapasitas aktual yang disebabkan turunnya order yang diterima perusahaan. Untuk perspektif belajar dan berkembang, kinerja perusahaan dikatakan cukup baik. Penilaian ini terbukti dari tingkat produktivitas karyawan yang mengalami peningkatan dari tahun , yakni sebesar 23%, kemudian tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 6,66%. Sedangkan untuk tingkat perputaran tenaga kerja (Employee Turnover) cukup rendah, dimana pada tahun 2009 sebesar 3,98%, tahun 2010 turun menjadi 3,39% dan pada tahun 2011 mengalami penurunan lagi

15 15 menjadi 2,42%. Sedangkan untuk indikator Absenteeism mengalami kenaikan pada tahun 2010, dimana pada tahun 2009 sebesar 10,99% kemudian meningkat menjadi 11,41%. Pada tahun 2011 terjadi penurunan absensi karyawan sampai 8,75% dan persentase ini di bawah persentase absensi tahun Hal ini membuktikan bahwa perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan pelayanan terhadap karyawan sehingga mereka merasa betah berada di perusahaan. Dari keempat perspektif tersebut terdapat hubungan sebab akibat yang merupakan penjabaran tujuan dan pengukuran dari masingmasing perspektif. Hubungan berbagai sasaran strategic yang dihasilkan dalam perencanaan strategic dengan kerangka Balanced Scorecard menjanjikan peningkatan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kinerja keuangan. Kemampuan ini sangat diperlukan oleh perusahaan yang memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif. KESIMPULAN Berdasarkan pada rumusan masalah penelitian yaitu bagaimana kinerja perusahaan bila ditinjau dari perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang ada dalam model Balanced Scorecard, maka pada bab ini akan dijelaskan kesimpulan dari penelitian yang berjudul Penerapan Model Pengukuran Kinerja Balanced Scorecard pada PT. Duta beton sidoarjo sebagai berikut: 1. Kinerja PT. Duta Beton Sidoarjo dengan Balanced Scorecard sebagai alat ukurnya bisa dikatakan cukup baik, meskipun dari perspektif keuangan hasilnya kurang baik. 2. Dari tiga indikator yang digunakan dalam perspektif keuangan yaitu ROI, Profit Margin on Sales dan Growth Rate in Sales, hanya Growth Rate in Sales saja yang persentasenya cukup tinggi yaitu pada tahun 2010 sebesar 33,58%. Tetapi persentase ini mengalami penurunan hingga mencapai 8,86% pada tahun Pada perspektif pelanggan, kinerja perusahaan dikatakan cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan membaiknya hasil analisis tiga indikator dari empat indikator dalam perspektif pelanggan yang digunakan yaitu Customer Retention, On Time Delivery dan Quality. 4. Untuk perspektif proses bisnis internal, kinerja perusahaan dikatakan cukup baik. Indikator mengenai efektifitas pemanfaatan waktu dalam proses produksi (MCE) berada diatas 50%, walaupun setiap tahun persentasenya mengalami penurunan. 5. Untuk perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Kinerja perusahaan dikatakan cukup baik. Penilaian ini terbukti dari tingkat produktivitas karyawan yang mengalami peningkatan dari tahun , yakni sebesar 23%, kemudian tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 6,66%. Sedangkan untuk tingkat perputaran tenaga kerja (Employee Turnover) cukup rendah, dimana pada tahun 2009 sebesar 3,98%, tahun 2010 turun menjadi 3,39% dan pada tahun 2011 mengalami penurunan lagi menjadi 2,42%. Sedangkan untuk indikator Absenteeism mengalami kenaikan

16 16 pada tahun 2010, dimana pada tahun 2009 sebesar 10,99% kemudian meningkat menjadi 11,41%. Pada tahun 2011 terjadi penurunan absensi karyawan sampai 8,75% dan persentase ini di bawah persentase absensi tahun 2009 SARAN Dari proses analisa dan kesimpulan yang telah didapatkan, saran-saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. PT. Duta Beton Sidoarjo disarankan untuk lebih mengontrol penggunaan biaya yang dikeluarkan agar lebih efisien. Efisiensi biaya ini dapat digunakan untuk meningkatkan laba perusahaan dan menstabilkan aktiva perusahaan sehingga perusahaan mampu meningkatkan kinerja perusahaan dimasa yang akan datang. 2. Disarankan kepada PT. Duta Beton Sidoarjo untuk tetap menjaga hubungan baik dengan pelanggan dan mencari pelanggan atau konsumen baru yang nantinya akan berpengaruh pada peningkatan penjualan dan laba perusahaan. 3. Disarankan kepada PT. Duta Beton Sidoarjo untuk lebih berinovasi dalam mencetak produk genteng atau paving baik dalam hal model ataupun bahan yang lebih modern dan berkualitas, mengingat semakin ketatnya daya saing di pasar. 4. PT. Duta Beton Sidoarjo diharapkan bisa melakukan evaluasi secara berkelanjutan dengan menggunakan metode Balanced Scorecard sehingga perusahaan dapat memaksimalkan perusahaan secara keseluruhan. DAFTAR PUSTAKA Kaplan, Robert. S. dan David. P Norton The Balanced Scorecard: Translating Strategy into Action. Boston, MA: Harvard Business School Press Balanced Scorecard. Menerapkan Strategi Menjadi Aksi. Penerbit Erlangga. Jakarta. Mairi, Rizani Studi Komparatif Konsep dan Penerapan Balanced Scorecard dan Analisis Rasio Pada PT. Telkom Malang. Skripsi pada Fakultas Ekonomi UMM. Tidak dipublikasikan. Mirza, Teuku Balanced Scorecard. Usahawan No. 06 Th XXVI, Juni: Mulyadi Balanced Scorecard. Cetakan Kesatu. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Supriyono, S. U Manajemen Biaya: Suatu Reformasi Pengelolaan Bisnis. Edisi pertama. Cetakan pertama. Penerbit BPFE Yogyakarta. Soetjipto, Budi W Mengukur Kinerja Bisnis dengan Balanced Scorecard. Usahawan No.06 Th XXVI. Juni:21-25.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembanding. Penelitian yang dilakukan oleh M. Toha Zainal tahun yang meneliti pada PT. Madura Prima Interna.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembanding. Penelitian yang dilakukan oleh M. Toha Zainal tahun yang meneliti pada PT. Madura Prima Interna. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu Berkaitan dengan topik kajian yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan penelitian terdahulu sebagai pembanding.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Kinerja Pengukuran merupakan upaya mencari informasi mengenai hasil yang dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya penyimpangan akibat

Lebih terperinci

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut: Konsep Balanced Scorecard selanjutnya akan disingkat BSC. BSC adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Drs.Robert Kaplan (Harvard Business School) and David Norton pada awal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perbankan Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghipun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana terbsebut kepada

Lebih terperinci

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN BALANCED SCORECARD Disusun OLEH Bobby Hari W (21213769) Muhamad Deny Amsah (25213712) Muhammad Rafsanjani (26213070) Roby Aditya Negara (28213044) Suci Rahmawati Ningrum (28213662)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman mengakibatkan perubahan lingkungan bisnis yang pada akhirnya menimbulkan persaingan dalam industri yang semakin ketat. Jika dulu produsen yang memegang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penilaian Kinerja Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan kegiatan manusia dalam mencapai tujuan organisasi. Mulyadi (1997:419) mengungkapkan penilaian kinerja sebagai penentu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengukuran Kinerja Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat konsitensi dan kebaikan fungsi-fungsi produk. Kinerja merupakan penentuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja merupakan kriteria penting dalam menilai suatu perusahaan. Pengukuran ini memperlihatkan hubungan antara perencanaan yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Konsep Kinerja Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam mewujudkan sasaran strategik yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Kinerja Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program ataupun kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan perubahan-perubahan yang serba cepat dibidang komunikasi, informasi, dan teknologi menyebabkan

Lebih terperinci

BAB II PENINGKATAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD

BAB II PENINGKATAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD BAB II PENINGKATAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja Kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menghadapi perubahan perkembangan bisnis yang semakin kompetitif, suatu organisasi dituntut untuk melakukan suatu adaptasi yang cepat terhadap faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masingmasing

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 76 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai analisis manfaat implementasi balanced scorecard terhadap pelaksanaan proses manajemen strategik, maka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pengukuran Kinerja Terdapat suatu ungkapan dalam manajemen modern, yaitu : Mengukur adalah untuk mengerti (memahami), Memahami adalah untuk memperoleh pengetahuan, Memperoleh

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan. informasi dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan. informasi dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 41 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan informasi dengan tujuan dan kegunaan tertentu. (http://pasca-unsoed.or.id/adm/data/256,3,pengertian

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

Lebih terperinci

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards Materi 1. What is Financial Management? 2. Goals of Financial Management in the Context of BSC 3. Financial Aspect of BSC What is Financial Management

Lebih terperinci

Bidang Teknik BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA DAN ALAT PENGENDALI SISTEM MANAJEMEN STRATEGIS

Bidang Teknik BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA DAN ALAT PENGENDALI SISTEM MANAJEMEN STRATEGIS Majalah Ilmiah Unikom, Vol.6, hlm. 51-59 BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA Bidang Teknik BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA DAN ALAT PENGENDALI SISTEM MANAJEMEN STRATEGIS ISNIAR BUDIARTI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Untuk menghadapi tantangan persaingan tersebut, perusahaan harus mempunyai daya

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Untuk menghadapi tantangan persaingan tersebut, perusahaan harus mempunyai daya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor ekonomi yaitu bidang industri merupakan salah satu sektor pembangunan yang paling utama di Indonesia. Perkembangan jaman membuat tingkat persaingan semakin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian koperasi Menurut Sumarni dan Soeprihanto (1995) koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan

Lebih terperinci

Prepared by Yuli Kurniawati

Prepared by Yuli Kurniawati BALANCE SCORECARD Prepared by Yuli Kurniawati SEJARAH BALANCE SCORECARD Pertama kali disampaikan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton di Harvard Business Review tahun 1992 dalam artikel berjudul Balanced

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Dalam beberapa dasarwasa ini telah terjadi perubahan yang cepat dan terus menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari era

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin mewarnai kehidupan lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cermat dan bijaksana dalam merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi

BAB I PENDAHULUAN. cermat dan bijaksana dalam merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan iklim usaha, informasi dan teknologi yang semakin maju berdampak pada persaingan bisnis yang semakin ketat, sehingga para pelaku bisnis harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini masih banyak perusahaan yang mengukur kinerjanya hanya berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. Dalam era globalisasi peluang pasar produk dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas serta pencapaian visi dan misi perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas serta pencapaian visi dan misi perusahaan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat persaingan perusahaan di abad ke-21 ini semakin ketat sejalan dengan diberlakukannya era perdagangan bebas. Hal ini tentu juga mempengaruhi persaingan di dunia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja adalah cara perseorangan atau kelompok dari suatu organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja adalah cara perseorangan atau kelompok dari suatu organisasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Menurut Robbins dalam Rai (2008:40), kinerja merupakan hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang telah dilakukan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan bersama.

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BABS SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Simpulan yang dapat diambil dan hasil penelitian pada perusahaan genteng PI. Mas Sokka adalah: 1. Pennasalahan yang ada pada PI. Mas Sokka

Lebih terperinci

Implementasi Balanced Scorecard Sebagai Alat Ukur Kinerja Perguruan Tinggi Studi Kasus Universitas Komputer Indonesia

Implementasi Balanced Scorecard Sebagai Alat Ukur Kinerja Perguruan Tinggi Studi Kasus Universitas Komputer Indonesia Implementasi Balanced Scorecard Sebagai Alat Ukur Kinerja Perguruan Tinggi Studi Kasus Universitas Komputer Indonesia Oleh: Taryana Suryana NPM:2006210007 1 UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA Visi Menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Organisasi Menurut Stephen P. Robbins dalam buku Teori Organisasi, teori organisasi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN SISTEM EVALUASI KINERJA DENGAN MODEL BALANCED SCORECARD

BAB III KONSEP PERANCANGAN SISTEM EVALUASI KINERJA DENGAN MODEL BALANCED SCORECARD BAB III KONSEP PERANCANGAN SISTEM EVALUASI KINERJA DENGAN MODEL BALANCED SCORECARD 3.1 Sejarah dan Definisi Balanced scorecard 3.1.1. Sejarah Balanced scorecard Balanced scorecard pertama kali dipublikasikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan David P. Norton pada tahun 1990, namun sistem penilaian kinerja ini mulai

BAB II LANDASAN TEORI. dan David P. Norton pada tahun 1990, namun sistem penilaian kinerja ini mulai BAB II LANDASAN TEORI A. Balanced Scorecard Balanced Scorecard pertama kali dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton pada tahun 1990, namun sistem penilaian kinerja ini mulai popular pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan pada sisi keuangan (financial perspective). Akan tetapi, menilai kinerja perusahaan semata-mata

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kinerja Dan Pengukuran Kinerja. seperti koreksi akan kebijakan, meluruskan kegiatan- kegiatan utama dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kinerja Dan Pengukuran Kinerja. seperti koreksi akan kebijakan, meluruskan kegiatan- kegiatan utama dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Kinerja Dan Pengukuran Kinerja Kinerja merupakan kondisi yang harus diketahui dan diinformasikan kepada pihak- pihak tertentu untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di saat ini, sehingga pelaku bisnis harus menyusun dan merancang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di saat ini, sehingga pelaku bisnis harus menyusun dan merancang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi mendorong kompetisi yang ketat dalam persaingan yang semakin berkembang di saat ini, sehingga pelaku bisnis harus menyusun dan merancang berbagai strategi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial). 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENGERTIAN PENILAIAN KINERJA Kinerja merupakan kontribusi yang dapat diberikan oleh seseorang atau devisi untuk pencapaian tujuan perusahaan atau organisasi. Kinerja dapat

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD FOKUS PENGUKURAN BSC Fokus pengukuran BSC untuk melaksanakan proses manajemen sbb: Mengklarifikasi dan menerjemahkan

Lebih terperinci

Jurnal Sains & Teknologi

Jurnal Sains & Teknologi JUS TEKNO Jurnal Sains & Teknologi ISSN 2580-2801 BALANCE SCORE CARD (BSC), SEBAGAI ALAT PENGUKUR KINERJA Wastam Wahyu Hidayat Abstrak Tujuan penulisan ini untuk mengetahui bagaimana mengukur kinerja organisasi/pusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran 22 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kinerja Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi pasar persaingan (globalisasi) dan lingkungan bisnis yang cepat berubah. Oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi 5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard Pengertian Balanced Scorecard Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Robert

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah mempunyai strategi agar tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Perencanaan Strategik

Lebih terperinci

ANALISIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA CV YAMAHA SINAR UTAMA HIDAYATULLAH SAMARINDA

ANALISIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA CV YAMAHA SINAR UTAMA HIDAYATULLAH SAMARINDA ANALISIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA CV YAMAHA SINAR UTAMA HIDAYATULLAH SAMARINDA Kamalia Pantalisa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman Cornelius Rantelangi Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia bisnis banyak mengalami perkembangan sehingga tercipta kondisi persaingan yang semakin kompetitif. Keadaan ini menuntut perusahaan untuk mempertahankan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PADA KOPERASI SEMOGA JAYA UNIT SIMPAN PINJAM DI TENGGARONG

PENGUKURAN KINERJA PADA KOPERASI SEMOGA JAYA UNIT SIMPAN PINJAM DI TENGGARONG PENGUKURAN KINERJA PADA KOPERASI SEMOGA JAYA UNIT SIMPAN PINJAM DI TENGGARONG Ainun Jariah 1, Titin Ruliana 2, Suyatin 3 Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.Kalimantan

Lebih terperinci

Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value.

Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value. Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang meyakini bahwa jika perusahaan memiliki orang-orang dengan kemampuan yang tepat dan sikap yang baik akan dapat melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh perusahan tersebut. (Helfert, 1996)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh perusahan tersebut. (Helfert, 1996) 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil atau prestasi kerja suatu perusahaan selama periode waktu tertentu yang dipengaruhi oleh proses operasional perusahaan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD Indah Pratiwi, Herrizqi Shinta, Dessy Riyasari Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh semua perusahaan di era globalisasi saat ini. Kunci untuk memenangkan persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas jasa. Selain itu perkembangan di bidang dunia informasi saat ini begitu

BAB I PENDAHULUAN. kualitas jasa. Selain itu perkembangan di bidang dunia informasi saat ini begitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin derasnya arus globalisasi, yang didalamnya dituntut adanya pertukaran informasi yang semakin cepat antar daerah dan negara, membuat peranan telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya konsep balanced scorecard. Sejarah balanced scorecard dimulai dan

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya konsep balanced scorecard. Sejarah balanced scorecard dimulai dan BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Idealnya, setiap manajemen perusahaan memerlukan suatu alat ukur untuk mengetahui seberapa baik performa perusahaan. Objek yang selalu diukur adalah bagian keuangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia menuju era globalisasi memungkinkan kegiatan perekonomian berkembangan sedemikian rupa sehingga melewati batas-batas wilayah dan antar

Lebih terperinci

Farah Esa B

Farah Esa B ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI SISTEM PENILAIAN KINERJA (Studi Kasus pada RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso Kab. Wonogiri) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Kinerja 2.1.1. Definisi Pengukuran Kinerja Kaplan, dan Norton (1996) mendefinisikan pengukuran kinerja sebagai : the activity of measuring the performance of an activity

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan besar luar biasa dalam persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Untuk berhasil dan tumbuh dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Untuk berhasil dan tumbuh dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan bisnis perbankan syariah kini dirasakan semakin kompetitif, untuk itu perusahaan perbankan syariah diharuskan untuk semakin efektif dan efisien dalam mengelola

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Singkat Balanced Scorecard Konsep Balanced Scorecard berkembang sejalan dengan perkembangan implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan global saat ini merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindarkan dalam dunia bisnis, ditandai dengan perubahan-perubahan yang serba cepat dibidang

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI BALANCE SCORECARD PADA PERUSAHAAN JASA PERHOTELAN : STUDI KASUS PADA PT. HOTEL X DI SEMARANG

IMPLEMENTASI BALANCE SCORECARD PADA PERUSAHAAN JASA PERHOTELAN : STUDI KASUS PADA PT. HOTEL X DI SEMARANG Jurnal Akuntansi Indonesia, Vol. 3 No. 2 Juli 2014, Hal. 161-167 JURNAL AKUNTANSI INDONESIA IMPLEMENTASI BALANCE SCORECARD PADA PERUSAHAAN JASA PERHOTELAN : STUDI KASUS PADA PT. HOTEL X DI SEMARANG Abstract

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum Atas Pengukuran Kinerja Kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi

Lebih terperinci

PENGUKURAN DAN ANALISA KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DI PT. X

PENGUKURAN DAN ANALISA KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DI PT. X PENGUKURAN DAN ANALISA KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DI PT. X Moses L. Singgih Dosen Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri - Institut Teknologi 10 Nopember Kristiana Asih Damayanti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan

BAB II LANDASAN TEORI. Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan 16 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penelitian Terdahulu Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan sehingga dapat dijadikan sebagai suatu perbandingan. Pertama, berdasarkan

Lebih terperinci

PENERAPAN BALANCED SCORECARD

PENERAPAN BALANCED SCORECARD PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENGUKUR KINERJA MANAJEMEN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH INDRAMAYU ( The Application of Balanced Scorecard as Performance Measurement at District Hospital of Indramayu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. suatu periode dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa

TINJAUAN PUSTAKA. suatu periode dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kinerja Kinerja perusahaan adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi

Lebih terperinci

MVC dengan BALANCED SCORECARD (BSC)

MVC dengan BALANCED SCORECARD (BSC) MVC dengan BALANCED (BSC) Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MA. BSC DAN PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN 1. What we want to be? - Visi dan Misi 2. What we have to do? - Kebijakan/Program/Kegiatan 3. Where

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya dunia usaha dan perdagangan bebas akan membuka berbagai kesempatan baru dan juga dorongan dunia usaha ke arah yang semakin keras dan

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Pengukuran Performansi PT. Pondok Indah Tower dengan Menggunakan Metode Balanced Score Card

Perancangan Sistem Pengukuran Performansi PT. Pondok Indah Tower dengan Menggunakan Metode Balanced Score Card Performa (2008) Vol. 7, No.2: 31-36 Perancangan Sistem Pengukuran Performansi PT. Pondok Indah Tower dengan Menggunakan Metode Balanced Score Card Murman Budijanto, Dwi Lia Indriani Laboratorium Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien sehingga visi perusahaan dapat tercapai. Sebagai konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien sehingga visi perusahaan dapat tercapai. Sebagai konsekuensi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meningkatnya kinerja perusahaan merupakan hal yang penting dalam meningkatkan persaingan. Ditambah lagi dengan adanya era pasar bebas, menuntut setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penguatan struktur perusahaan dalam rangka memenangkan persaingan. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. penguatan struktur perusahaan dalam rangka memenangkan persaingan. Oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tekanan kompetitif dalam dunia bisnis menuntut organisasi maupun perusahaan untuk lebih peduli terhadap strategi yang dijalankan. Setiap perusahaan harus mampu

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan pada perusahaan

BAB 5 PENUTUP. Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan pada perusahaan BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan pada perusahaan otomotif PT Smart Mulia Abadi Sidoarjo dalam melakukan pengukuran kinerja yang didasarkan pada metode

Lebih terperinci

RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA

RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA 1 RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA PENDAHULUAN Manajemen biaya Manajemen strategik Perencanaan dan pembuatan keputusan Pengendalian manajemen dan pengendalian operasional Penyajian laporan keuangan Organisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap pengukuran kinerja perusahaan telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan untuk mencapai tujuan strategis, mengeliminasi pemborosanpemborosan

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan untuk mencapai tujuan strategis, mengeliminasi pemborosanpemborosan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja menjadi sebuah kata yang umum didalam menilai baik atau tidak baik suatu instansi baik swasta maupun pemerintah, tentu saja didalam menilai sebuah kinerja

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 50 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Metode pengukuran kinerja di PT Tera Data Indonusa Selama ini PT. Tera Data Indonusa mengukur kinerja dengan melakukan analisis terhadap laporang keuangannya dan membandingkannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengukuran Kinerja Perusahaan 1. Kinerja dan Pengukuran Kinerja Perusahaan Rivai dan Basri (2005), Kinerja adalah hasil seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Dewasa ini dunia bisnis telah mengalami perkembangan yang sangat signifikan

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Dewasa ini dunia bisnis telah mengalami perkembangan yang sangat signifikan 43 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dewasa ini dunia bisnis telah mengalami perkembangan yang sangat signifikan menuju era informasi yang serba cepat sehingga tercipta kondisi

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008 PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008 SKRIPSI Ditulis dan Diajukan Dengan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (BSC) DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PABRIK GULA GENDING PROBOLINGGO Oleh Munifah Teknik Industri UNS ABSTRAKSI Pabrik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Balanced Scorecard Balanced Scorecard pertama kali dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton pada tahun 1990, namun sistem penilaian kinerja ini mulai populer pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pengukuran Kinerja 2.1.1 Definisi Pengukuran Kinerja Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat

Lebih terperinci

Efektifitas Kinerja. Materi 3

Efektifitas Kinerja. Materi 3 Materi 3 Efektifitas Kinerja Subpokok bahasan : Manajemen kinerja yang efektif Kriteria Efektifitas Pemahaman tentang Balanced Scorecard dan Penerapannya pada perusahaan. 1) Manajemen kinerja yang efektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin meramaikan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin meramaikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin meramaikan kehidupan lingkungan bisnis. Pada era informasi, lingkungan internal dan eksternal perusahaan

Lebih terperinci

BALANCED SCORECARD (BSC) SEBAGAI ALAT PENGUKUR KINERJA MANAJEMEN DALAM PENGEMBANGAN STRATEGI PERUSAHAAN

BALANCED SCORECARD (BSC) SEBAGAI ALAT PENGUKUR KINERJA MANAJEMEN DALAM PENGEMBANGAN STRATEGI PERUSAHAAN BALANCED SCORECARD (BSC) SEBAGAI ALAT PENGUKUR KINERJA MANAJEMEN DALAM PENGEMBANGAN STRATEGI PERUSAHAAN Utami Puji Lestari * ABSTRACT Performance measurement plays an important role in the business world,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berny Johnson Pakpahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berny Johnson Pakpahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di masa kini dan di masa depan, perusahaan-perusahaan menghadapi lingkungan bisnis yang kompleks dan turbulen karena meningkatnya proses globalisasi yang

Lebih terperinci

PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA PERUSAHAAN (Studi Pada PT. Semen Tonasa (Persero) Pangkep)

PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA PERUSAHAAN (Studi Pada PT. Semen Tonasa (Persero) Pangkep) PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA PERUSAHAAN (Studi Pada PT. Semen Tonasa (Persero) Pangkep) Aswirah Siti Ragil Handayani Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

ANALISIS PROSES BISNIS PADA AGENCY FOTOGRAFI DAN MODELING FASHIONTOGRAFIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (BSC)

ANALISIS PROSES BISNIS PADA AGENCY FOTOGRAFI DAN MODELING FASHIONTOGRAFIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (BSC) ANALISIS PROSES BISNIS PADA AGENCY FOTOGRAFI DAN MODELING FASHIONTOGRAFIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (BSC) Ayu Kartika Sari 1, Indra Gamayanto, MITM 2 Mahasiswa Jurusan Sistem Informasi

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada CV. Duta Sarana Edutainment (DSE) )

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada CV. Duta Sarana Edutainment (DSE) ) PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada CV. Duta Sarana Edutainment (DSE) ) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PENERAPAN BALANCE SCORECARD SEBAGAI PENGUKURAN KINERJA PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO UNIT PENGELOLA KEGIATAN (UPK) BINA MANDIRI

PENERAPAN BALANCE SCORECARD SEBAGAI PENGUKURAN KINERJA PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO UNIT PENGELOLA KEGIATAN (UPK) BINA MANDIRI J u r n a l E K B I S / V o l. X / N o. 1 / e d i s i M a r e t 2 0 1 4 489 PENERAPAN BALANCE SCORECARD SEBAGAI PENGUKURAN KINERJA PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO UNIT PENGELOLA KEGIATAN (UPK) BINA MANDIRI

Lebih terperinci

ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN

ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN (Studi Kasus pada Poliklinik dan Rumah Bersalin Rejosari Husada Delanggu Klaten) p SKRIPSI Disusun Sebagai Salah

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada PT. BHANDA GHARA REKSA KANTOR PUSAT JAKARTA)

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada PT. BHANDA GHARA REKSA KANTOR PUSAT JAKARTA) ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada PT. BHANDA GHARA REKSA KANTOR PUSAT JAKARTA) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya perekonomian, keikutsertaan berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya perekonomian, keikutsertaan berbagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya perekonomian, keikutsertaan berbagai komponen masyarakat di bidang ekonomi sangat dibutuhkan. Setiap orang dituntut untuk dapat memperbaiki

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 109 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan pada analisis dan hasil pembahasan sebelumnya, maka simpulan dari penelitian ini terkait dengan analisa balanced scorecard pada PT. SM adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai efektivitas penerapan sistem pengukuran kinerja perusahaan ditinjau dari metode balanced scorecard dan metode

Lebih terperinci

PEMBOBOTAN SASARAN STRATEGIS PERSPEKTIF BALANCE SCORECARD (BSC) PADA PERUSAHAAN AIR MINUM

PEMBOBOTAN SASARAN STRATEGIS PERSPEKTIF BALANCE SCORECARD (BSC) PADA PERUSAHAAN AIR MINUM Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 10, No. 1, Juni 2011 ISSN 1412-6869 PEMBOBOTAN SASARAN STRATEGIS PERSPEKTIF BALANCE SCORECARD (BSC) PADA PERUSAHAAN AIR MINUM Pendahuluan Dwi Sulisworo 1 dan Sari Nurmaningsih

Lebih terperinci