Pengoptimalan Sirkulasi Angin Pada Rumah Deret

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengoptimalan Sirkulasi Angin Pada Rumah Deret"

Transkripsi

1 Pengoptimalan Sirkulasi Angin Pada Rumah Deret Zuraida Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surabaya ABSTRAK Rumah deret adalah rumah yang berdempetan/bersebelahan (rumah yang bersambung) antara rumah yang satu dengan rumah yang berada diseblahnya. Jarak antara rumah yang bersebelahan tidak ada. Dinding rumah yang bersebelahan berdempetan. Rumah deret ini tidak mempunyai kesempatan untuk membuat jendela karena berbatasan dinding dengan rumah yang disebelahnya. Hal ini yang mengakibatkan kondisi rumah panas karena tidak ada angin yang mengalir di dalam. Rumah deret ini banyak ditemukan pada rumah-rumah yang dibangun oleh masyarakat di kampung dengan luasan yang minimal. Sedangkan yang dibangun oleh pemerintah atau swasta biasanya RSS atau RS dengan tipe kecil. Rumah deret yang menjadi fokus penelitian ini adalah rumah yang memiliki luasan maksimal 70 m² yang berada di Kota Surabaya. Penelitian ini diharapkan menemukan penyelesaian bagi Rumah Deret (berdempetan) baik yang dibangun oleh masyarakat maupun yang dibangun oleh pemerintah atau swasta di Kota Surabaya dalam mengoptimalkan penganginan/penghawaan alami di dalam rumah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan objek penelitian rumah masyarakat, RSS dan RS. Sedangkan yang menjadi objek pengamatan adalah denah rumah dan posisi penempatan jendela dan pembukaan. Pola tatanan ruang rumah pada rumah deret sangat mempengaruhi pola aliran angin selain posisi penempatan jendela dan pintu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada rumah deret sangat diperlukan penambahan jumlah pembukaan atau jendela yang dapat mengalirkan angin masuk an keluar rumah yaitu dengan cara memberi meninggikan dinding pembatas rumah dan ventilasi atap. Hal ini untuk mengoptimalkan aliran angin ke dalam rumah. Kata Kunci: rumah, deret, sirkulasi, angin, pembukaan ABSTRACT Row house is a house adjoining or adjacent (contiguous houses) which is close to each other between a house and the other house beside it. There s no distance between them.the each wall between one house and the other house are close to each other. This row house did not havea chance to create a window because the wall adjacent to the house next to it, there is no space. The consequence of this matter is the weather in the house become hot because there was no wind that flows inside. This row house can be found in many homes-homes built by the public with a minimum extents while built by government or private usually RSS or RS with small type. Row house which is the focus of this research is that the house has an area of 70 m 2 which is located in Surabaya. This study is expected to find a solution to the row house which was built by the public and built by the government or the private sector in Surabaya in optimizing aeration in the house. The method used in this study is a qualitative method with research object is public houses, RSS and RS. While the object of observation is the position of house plans and placement of windows and doors. The results of this study indicate it is necessary for the row house to have addition of the window which can stream winds in and out of the house by elevating the house wall and roof vents. This is for optimizing the flow of air into the house. Keywords: house, row, circulation, air, window SENATEK 2015 Malang, 17 Januari

2 Pendahuluan Kepadatan lahan di perkotaan akibat pertambahan jumlah penduduk memberi dampak pada sulitnya mendapatkan perumahan yang layak huni. Harga lahan yang semakin mahal merupakan masalah bagi masyarakat untuk mendapatkan lahan untuk perumahan. Sebagian masyarakat hanya dapat menjangkau lahan yang murah yang biasanya berada di pinggiran kota dengan luasan yang minim atau perumahan-perumahan bertipe kecil yang dibangun swasta atau pemerintah melalui RSS atau RS dengan cara kredit. Pengkaplingan lahan-lahan dengan luasan kecil ini menghasilkan perumahan yang berdempetan (deret). Perumahan kampung yang ada di Kota Surabaya ini padat dan berderet/berdempetan. Rumah-rumah dengan luasan minim dan berderet yang dibangun oleh masyarakat secara mandiri ( rumah kampung) atau RSS dan RS ini merupakan solusi bagi masyarakat menengah ke bawah di perkotaan agar dapat memiliki rumah sendiri walaupun harus hidup berdesakan. Dengan luasan rumah yang minim dan berdempetan di Kota Surabaya yang memiliki temperatur dan kelembaban udara yang cukup tinggi, merupakan suatu permasalahan dalam kenyamanan di dalam rumah. Hal ini karena rumah merupakan tempat untuk beristirahat dan berteduh dari hujan, panas dan kondisi-kondisi yang tidak diinginkan di lingkungan luar. Sebagaimana menurut Broadbent (1973) bahawa fungsi arsitektur adalah apa saja yang dipancarkan/diekspresikan dan diinformasikan. Terdapat Fungsi Environmental Filter, Container of Activity, Capital Invesment, Symbolic Function, Behavior Modifier dan Aesthetic Function. Pada fungsi Environmental Filter adalah sebuah bangunan dan semua layanan yang ada didalamnya memiliki fungsi mengendalikan iklim fisik lingkungannya, sehingga bangunan merupakan penangkal antara lingkungan luar dengan aktivitas yang diwadahi untuk menciptakan kenyamanan huni. Hal ini menunjukkan bahwa sebuah rumah seharusnya dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang disebabkan oleh faktor lingkungan luar yang termasuk lingkungan alam dalam hal ini termasuk iklim mikro pada khususnya agar tercipta kenyamanan di dalam bangunan. Permasalahan yang terjadi pada rumah-rumah di perkotaan khususnya Kota Surabaya adalah sulitnya mendapatkan penghawaan alami yang optimal di dalam rumah. Hal ini terkait dengan kepadatan lahan untuk perumahan sehingga tidak memungkinkan lagi ada ruang terbuka terutama rumah yang memiliki luasan lahan yang kecil dan berdempetan (deret) antar rumah. Hembusan angin tidak dapat mengalir di dalam rumah. Tidak adanya pelubangan angin atau jendela yang dapat mengalirkan angin secara bergantian. Kondisi di dalam rumah menjadi panas, lembab, dan pengap. Kondisi inilah yang terjadi pada rumah-rumah yang dibangun masyarakat secara individu yang memiliki luasan kecil atau rumah yang dibangun pemerintah atau swasta bertipe kecil yang dibangun dengan berdempetan/berderet. Kajian Pustaka Gerakan Udara Menurut Lippsmeier (1980), gerakan udara di dalam rumah dapat dihasilkan dengan memanfaatkan angin atau melalui kontras antara bidang fasade yang terkena dan tidak terkena cahaya. Kedua gaya ini bisa saling mendukung dan bertentangan, tergantung pada orientasi bangunan dan pengaturan lobang-lobang udara dan jendela. Suatu saat, derajat efektifitas tergantung pada perbedaan tekanan udara antara kedua sisi bangunan dan pada saat lain tergantung perbedaan temperatur. Karena itu untuk mendapatkan ventilasi silang, lobanglobang harus dibuat pada sisi-sisi bangunan yang berlawanan. Arah angin sangat menentukan orientasi bangunan. Jika di daerah lembab diperlukan sirkulasi udara yang terus menerus, didaerah kering orang cenderung membiarkan sirkulasi udara hanya pada waktu dingin atau pada malam hari. Karena itu di daerah tropika basah dinding-dinding luar sebuah bangunan terbuka untuk sirkulasi udara lebih besar dari pada yang dibutuhkan untuk pencahayaan. Pernyataan ini menunjukkan bahwa pengaturan pelubangan atau jendela rumah itu sangat penting untuk aliran angin terutama di daerah beriklim tropis lembab seperti di Indonesia. SENATEK 2015 Malang, 17 Januari

3 Ventilasi Menurut Liddament (1996) ventilasi adalah proses dimana udara bersih dari luar ruang secara sengaja dialirkan ke dalam ruang dan udara yang buruk dari dalam ruang dikeluarkan. Untuk ventilasi alami, diperlukan lubang-lubang ventilasi guna memasukkan atau mengeluarkan udara dari dalam ruang. Ventilasi diperoleh dengan memanfaatkan perbedaan bagian-bagian ruangan yang berbeda suhunya dan karena itu berbeda tekanan udaranya. Dalam pembangunan di daerah tropik lembab harus selalu mengupayakan pengaliran hawa udara yang menembus seluruh ruangan dan sebanyak mungkin unsur-unsur bangunan secara terus menerus agar kelembaban hawa tidak terlalu merusak (Mangunwijaya,1981). Ventilasi Alami Menurut Pudjiastuti dkk. (1999), ada keterbatasan pengaliran udara kedalam ruang secara alamiah yaitu tidak dapat dikontrol secara maksimal, sehingga bila kecepatan angin tidak memadai maka udara tidak dapat mengalir dengan baik. Sebaliknya bila angin kencang kondisi dalam ruangan akan terpengaruh. Desain atau rancangan penempatan pintu, jendela dan ventilasi yang baik dapat memungkinkan orang dalam ruang untuk mengatur udara sesuai dengan yang dikehendaki. Walaupun kualitas udara sulit dikontrol, namun ventilasi secara alamiah masih tetap dipakai sebagai andalan untuk mengalirkan udara segar dari luar kedalam ruang. Lubang ventilasi harus diletakkan berhadap-hadapan atau pada dua sisi yang berbeda, sehingga udara dari luar yang masuk ke dalam ruang dapat mengalir secara menerus. Desain atau rancangan penempatan pintu, jendela dan ventilasi yang baik dapat memungkinkan orang dalam ruang untuk mengatur udara sesuai dengan yang dikehendaki. Walaupun kualitas udara sulit dikontrol, namun ventilasi secara alamiah masih tetap dipakai sebagai andalan untuk mengalirkan udara segar dari luar ke dalam ruang. Pernyataan ini menunjukkan bahwa sistem ventilasi secara silang sangat diperlukan dalam rumah untuk mengalirkan angin masuk dan keluar rumah. Ventilasi secara alami ini merupakan hal yang penting dan harus ada dalam setiap bangunan untuk mendapatkan pergantian udara di dalam bangunan. Ventilasi Silang Menurut Lippsmeier (1994), ventilasi silang merupakan faktor yang sangat penting bagi kenyamanan ruangan, karena itu untuk daerah tropika basah, posisi bangunan yang melintang terhadap arah angin utama lebih penting dibandingkan dengan perlidungan terhadap radiasi matahari. Orientasi terbaik adalah posisi yang memungkinkan terjadinya ventilasi silang selama mungkin bila mungkin 24 jam tanpa bantuan peralatan mekanis bebas. Jenis posisi dan ukuran lobang jendela pada sisi atas dan bawah angin dari bangunan dapat meningkatkan efek ventilasi silang. Pernyataan ini menunjukkan bahwa sistem ventilas silang sangat penting untuk mendapatkan pendinginan didalam rumah dari pada perlindungan terhadap radiasi matahari. Karena dengan adanya aliran angi yang lancar maka panas di dalam rumah akan terhembus keluar. Sistem Ventilasi Satu Sisi. Menurut Pudjiastuti (1999), sistem ventilasi satu sisi kadang-kadang tidak dapat dihindari, dimana lubang-lubang ventilasi hanya dapat diletakkan pada satu sisi dari ruang. Udara yang masuk dalam ruang hanya tergantung pada fluktuasi turbulent dan sistem ini tidak dianjurkan karena kurang dapat dipastikan bahwa udara segar dapat masuk secara menerus ke dalam ruang. Biasanya untuk mengatasi hal ini dibuat lubang ventilasi yang besar agar udara dapat masuk ke dalam ruang bebas dan dapat bergerak masuk secara alamiah mengikuti aliran udara dari suhu yang lebih rendah ke arah suhu yang lebih tinggi. Kondisi ventilasi satu sisi inilah yang sering terjadipada rumah deret. Angin tidak dapat mengalir di dalam rumah sehingga kondisi di dalam rumah terasa panas. SENATEK 2015 Malang, 17 Januari

4 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode kualitatif deskriptif. Sedangkan penelitian deskriptif (1999) merupakan penelitian untuk memecahkan masalah yang ada sekarang berdasarkan analisa data dengan menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasi. Penelitian ini juga bersifat komparatif dan korelatif. Penelitian survei termasuk di dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, akan dibandingkan hasil dari sistem penganginan pada rumah kampung, rumah sederhana dan rumah sangat sederhana. Sampel dari populasi pada rumah kampung diambil 10% dari suatu wilayah Rukun Tetangga. Untuk RS dan RSS diambil 5% karena rumah-rumah ini cenderung memiliki denah yang sama. Analisa Penempatan jendela pada rumah kampung terletak pada ruang tamu. Pada beberapa rumah, jendela juga terdapat pada ruang tidur depan. Pada rumah sederhana jendela terdapat pada ruang tamu dan ruang tidur bagian depan. Begitu pula pada rumah sangat sederhana. Pada umumnya rumah-rumah tersebut memiliki dua buah ruang tidur. Ruang tidur bagian belakang biasanya tidak memiliki jendela sehingga pada ruang tidur ini terasa panas karena angin tidak dapat masuk. Selain itu pada ruang tidur di bagian belakang pada umumnya bersebelahan dengan ruang belakang seperti dapur, kamar mandi. Pada rumah sangat sederhana, teras biasanya dimanfaatkan sebagai ruang tamu karena alasan kebutuhan ruang. Teras yang dijadikan sebagai ruang tamu ini pada umumnya ditutup oleh dinding yang tinggi hingga menutup teras menjadi sebuah ruang tertutup. Bahkan pada sebagian besar rumah membuat ruang yang tertutup dan menjadi bagian dari ruang dalam dari rumah. Kondisi ini menambah rasa panas dalam rumah karena tidak ada angin yang dapat masuk atau bergerak di bagian depan rumah sebelum masuk ke bagian dalam rumah. Rumah kampung memiliki denah yang bervariatif dari pada rumah sederhana dan rumah sangat sederhana sehingga posisi penempatan jendela juga bervariatif. Ada rumah yang tidak memiliki jendela sama sekali pada 2 ruang tidurnya. Gambar 1. Denah rumah kampung yang tidak memiliki pembukaan pada ruang bagian belakang rumah Gambar 2. Tampilan depan rumah kampung dan rumah yang membuat ventilasi di bagian atas Pada rumah sederhana, posisi penempatan jendela juga terdapat pada ruang tamu dan ruang tidur depan. Pada beberapa rumah, plafon sudah ditinggikan selain itu dibuat SENATEK 2015 Malang, 17 Januari

5 pelubangan-pelubangan yang bersifat sebagai bouvenlight yang dapat membantu penganginan di dalam rumah. Jendela ruang tamu yang diletakkan di samping kanan dan kiri pintu membuat angin dapat bergerak secara merata ke seluruh bagian ruangan. Denah rumah sederhana dapat dilihat pada gambar 3 dibawah ini. Gambar 3. Denah RS yang tidak memiliki pembukaan angin pada ruang bagian belakang dan pola aliran angin yang tidak lancar Gambar 4. Rumah sederhana yang meninggikan plafon dan memiliki pelubangan dibagian atas jendela Rumah sangat sederhana memiliki ketinggian plafon yang rendah 2,75-3 m. Selain itu kemiringan atap terlalu kecil 30. Kondisi ini berdampak pada pemanasan di dalam rumah. Kondisi yang menambah rumah tipe ini menjadi panas adalah menutup teras dengan dinding yang tinggi dan menjadikan teras menjadi ruang tamu atau parkir kendaraan atau jemuran sehingga tidak ada lagi ruang terbuka untuk pendinginan udara panas sebelum masuk ke dalam rumah (dapat dilihat pada gambar 5) Gambar 5. Denah RSS yang memiliki luasan yang minimal dengan jumlah ruang yang standar Gambar 6. Teras yang dijadikan ruang SENATEK 2015 Malang, 17 Januari

6 Pada beberapa rumah kampung dan RS terdapat ruang terbuka dibagian halaman depan rumah yang dimanfaatkan sebagai ruang terbuka. Kondisi ini yang membedakan dengan RSS yang menutup halaman depan dan dimanfaatkan sebagai ruang tamu. Kondisi ini untuk mengatisipasi kebutuhan ruang. Pemanfaatan ruang terbuka pada RS dan RK dapat dilhat pada Gambar 7 dibawah ini. Gambar 7. RS (kiri) dan RK (kanan) yang memanfaatkan halaman sebagai ruang terbuka Hasil penelitian Dalam prinsip cross ventilasi, rumah harus memiliki pembukaan yang dapat memasukkan angin dan mengeluarkan angin atau yang dapat mengalirkan udara panas yang terdapat di dalam ruangan keluar ruangan. Pada kasus-kasus rumah kampung, rumah sangat sederhana, dan rumah sangat sederhana, yang memiliki luasan lahan dan bangunan yang minimal serta tidak ada pembukaan yang bisa ditempatkan pada posisi samping kanan atau kiri rumah sehingga kemungkinan pengambilan arah angin hanya berasal dari depan dan belakang rumah. Kondisi ini memang sangat sulit untuk mencapai kenyamanan di dalam rumah. Solusi yang dapat diterapkan pada rumah deret ini adalah meninggikan bangunan dan plafon, membuat pelubangan seoptimal mungkin terutama yang menghadap kearah ruang terbuka, membuat ruang terbuka di bagian belakang rumah walaupun luasannya minimal namun dapat difungsikan sebagai ruang untuk pelepasan atau pengeluaran angin atau udara panas. Selain itu membuat pelubangan-pelubangan yang sifatnya sebagai bouvenlight yang dapat diletakkan pada bagian atas dari dinding walaupun pada bagian tinggi manusia sudah ada jendela. Solusi penempatan bouvenlight ini juga untuk mengantisipasi kondisi dinding yang berdempetan yang tidak memungkinkan membuat jendela. Dengan adanya bouvenlight ini, pelubangan ini tidak sia-sia dibuat dan dapat mengambil angin dengan kecepatan yang lebih besar dari atas. Pendinginan ruang dalam rumah dapat diperoleh juga dengan membuat pelubangan pada bagian atas atap dengan mendesain atap bertumpuk sehingga angin masih dapat masuk ke dalam bagian atap dan pendinginan atap berimbas pada pendinginan ruang dalam rumah. Beberapa solusi desain pada rumah kampung, RSS dan RS dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Rumah kampung yang memiliki denah yang bervariatif memiliki penyelesaian desain yang berbeda-beda. Pada gambar 4 merupakan salah satu contoh denah rumah kampung yang memiliki 5 ruang yang terdiri dari ruang tamu, 2 ruang tidur, km/wc, dapur. Pada rumah ini posisi jendela hanya terdapat di dinding ruang tidur dan ruang tamu saja. Jendela-jendela yang terdapat diruang tidur ini tidak berfungsi secara optimsl untuk memasukkan angin karena selain luasannya kecil, posisi penempatannya tidak dapat memasukkan angin. Kondisi ini diperbaiki dengan mengubah pola tatanan ruang rumah sehingga dapat memposisikan jendela pada bagian-bagian yang dapat memberi kesempatan angin dapat mengalir masuk dan keluar rumah. Gambar 8. Denah rumah asli dan solusi SENATEK 2015 Malang, 17 Januari

7 Pada Gambar 5, ketinggian dinding hingga 5-7 m agar dapat membuat pelubangan di bagian atas bangunan. Atap dibuat bertumpuk agar dapat memberi pendinginan atap dan dapat membuat pembukaan yang bersifat bouvenlight yang dapat mengalirkan angin masuk dan keluar rumah. Gambar 9. Tampak rumah kampung solusi Pada rumah sangat sederhana dan rumah sederhana yang memiliki denah atau pola tatanan ruang yang relatif sama memiliki penyelesaian pola tatanan ruang yang lebih bervariatif. Gambar 6 adalah salah satu rumah sangat sederhana yang masih memiliki denah asli. Penyelesaian terhadap maslah penghawaan di dalam rumah tersebut dengan mengubah pola tatanan ruang rumah dengan mengoptimalkan pembukaan yang mengambil angin melalui ruang terbuka yang difungsikan sebagai jemuran dengan luasan yang minimal. Pembukaan ini diletakkan di bagian ruang tidur belakang. Ruang terbuka ini juga dapat mengoptimalkan penerangan alami di bagian belakang. Kondisi di rumah tipe deret ini biasanya penerangannya harus menggunakan penerangan buatan. Namun dengan adanya ruang terbuka ini, pada siang hari tidak perlu menggunakan lampu pada siang hari. Gambar 10. Denah rumah sangat sederhana (RSS) asli dan solusi Pada gambar tampak terlihat penyelesaiannya sama dengan rumah kampung diatas,dengan membuat atap dengan kemiringan sekitar 40 dan bertumpuk dengan memanfaatkan pelubangan di bagian atap.selain itu meninggikan plafon dan atap agar dapat mendinginkan ruangan. Gambar 11. Tampak RSS solusi SENATEK 2015 Malang, 17 Januari

8 Kondisi solusi yang sama juga pada rumah sederhana dibawah ini (Gambar 8). Ada beberapa ruangan yang dibuka untuk memperlancar aliran angin di dalam rumah. Solusi pada tampak memiliki prinsip yang sama dengan solusi pada rumah kampung dan RSS diatas. Gambar 12. Denah Rumah Sederhana asli dan solusi Gambar 13. Tampak RS solusi Kesimpulan Posisi penempatan jendela dan pintu berkaitan dengan sistem penghawaan silang. Posisi penempatan pembukaan yang berprinsip ventilasi silang adalah pembukaan yang dapat memasukkan angin dari luar rumah dan atau mengeluarkan angin dari dalam rumah atau yang dapat mengeluarkan panas dari dalam rumah ke luar rumah. Prinsip cross ventilasi ini sangat menentukan pendinginan di dalam suatu bangunan. Pembukaan yang hanya terdapat pada satu sisi dinding (bagian untuk memasukkan angin saja) akan menimbulkan panas dalam ruang karena tidak berprinsip ventilasi silang. Luas jendela juga ikut mempengaruhi kuantitas dan kecepatan angin yang masuk ke dalam rumah. Semakin kecil nilai luas jendela yang terdapat di suatu rumah maka akan semakin kecil pula angin yang dapat masuk ke dalam rumah. Kondisi rumah deret tidak memungkinkan adanya posisi penempatan jendela atau pintu yang terdapat pada dua sisi yang memungkinkan angin dapat keluar dan masuk. Hal ini karena kondisi rumah yang berdempetan dengan dinding tetangga. Jendela hanya dapat ditempatkan pada sisi depan rumah. Oleh karena itu solusi yang dapat di anjurkan pada rumah deret ini adalah meninggikan dinding rumah untuk membuat pembukaan dibagian atas dinding sehingga masih memberi kesempatan pada angin untuk masuk dan keluar rumah atau mengeluarkan panas dari dalam rumah. Solusi lain yang dapat dianjurkan pada rumah deret ini adalah membuat penganginan melalui atap dengan model atap bertumpuk dengan kemiringan atap yang cukup besar (sekitar 40 ) agar dapat mengambil penganginan dari atap. Kondisi ini untuk pendinginan atap yang berimbas pada pendinginan ruang dalam rumah. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi penganginan ini antara lain pola tatanan ruang rumah (denah), keberadaaan ruang terbuka, ketinggian bangunan dan luas jendela atau pembukaan. Pola tatanan ruang mempengaruhi angin yang masuk ke dalam rumah hingga angin dapat bergerak secara menyeluruh ke seluruh bagian ruangan di dalam rumah. Pola SENATEK 2015 Malang, 17 Januari

9 tatanan ruang yang tidak memberi kesempatan bagi angin bergerak di dalam rumah akan menghasilkan pergerakan angin yang tidak bebas bergerak ke seluruh bagian ruang di dalam rumah. Adanya ruang terbuka yang terdapat di dalam rumah baik berupa teras, halaman (taman) atau tempat menjemur pakaian. Ruang terbuka ini untuk memberi kesempatan bagi rumah untuk mendapatkan penganginan dari luar. Selain itu dengan adanya ruang terbuka akan memberi kesempatan adanya aliran angin yang berada di dalam akan bergerak keluar melalui ruang terbuka yang terdapat di dalam rumah. Faktor lain yang juga mempengaruhi pendinginan di dalam rumah adalah ketinggian bangunan. Dengan adanya ketinggian bangunan maka akan lebih banyak volume ruang bagi angin untuk mengalir selain itu panas yang menembus atap dan plafon tidak secara langsung mengalir pada bagian ruang aktifitas. Panas tersebut akan dihembus oleh angin yang mengalir yang berasal dari celah-celah atap terlebih dahulu sebelum jatuh pada area ruang aktifitas. Kemiringan atap yang besar juga memberi pendinginan di area atap sehingga panas tidak secara langsung masuk ke area plafon dan ruangan. Rekomendasi Usulan perencanaan dan perancangan rumah deret yang terdiri dari rumah kampung, rumah sangat sederhana dan rumah sederhana merupakan sebuah rekomendasi bagi masyarakat, pemerintah dan swasta. Walaupun usulan ini akan berimbas kepada faktor biaya pembangunan namun apabila diperhitungkan kembali dengan dana masyarakat yang akan dikeluarkan untuk membangun kembali rumah yang sudah jadi /tersedia namun tidak memenuhi syarat maka akan lebih baik biaya pembangunan dibebankan oleh masyarakat dari awal akad uang muka dan kredit pembelian rumah. Hal ini akan lebih memberi keuntungan bagi masyarakat dalam pembiayaan selanjutnya karena tidak harus mengeluarkan uang sampai dua kali. Adapun usulan rencana dan rancangan rumah deret yang memenuhi persayaratan penganginan Rumah deret adalah rumah yang berdempetan dengan dinding rumah yang berada disebelahnya yang pada umumnya dimiliki oleh rumah-rumah dengan luasan yang minmal. Kondisi ruang dalam rumah deret panas, sumpek merupakan dampak kurangnya pelubangan jendela yang ada karena faktor terbatasnya lahan sehingga hanya dapat mengambil penganginan dari depan dan belakang rumah. Oleh karena itu, perlu suatu perhatian dari pihak pemerintah atau swasta yangmembangun rumah tipe deret ini pada RS dan RSS agar lebih memperhatikan kenyaman fisik penghuni walaupun harus mengeluarkan pembiayaan pembangunan yang sedikit lebih besar dari pada masyarakat juga harus mengeluarkan biaya dua kali lipat dengan merenovasi atau membangun kembali rumah yang sudah dibeli dengan kredit. Bagi masyarakat yang membangun rumahnya secara individu juga perlu sosisalisasi dari pihak-pihak yang terkait tentang pentingnya kebutuhan penghawaan dan pencahayan alami di dalam rumah. Sehingga membangun rumah ada dasar pemikiran yang penting untuk menjadi bahan pertimbangan agar rumah tersebut layak dihuni dan sehat. Daftar Pustaka 1. Bourne, Larry S., The Geographic of Housing. V.H. Winston & Sons. London, Broadbent, Geoffrey, Design in Architecture. John Willey & Sons. New York, Ghony, Djuanidi, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif. Bina Ilmu. Surabaya, Koenigsberger, O.H., Manual of Tropical Housing and Building. Longman Group. 5. London, Lippsmeier, Georg, Dr., Ing., Bangunan Tropis. diterjemahkan dari Tropenbau Building in the Tropics. oleh Syahmir Nasution, Erlangga. Jakarta, Mangunwijaya, Pasal-Pasal Penghantar Fisika Bangunan. Gramedia. Jakarta, Narbuko, Cholid, Achmadi, Abu, Metodologi Penelitian, Bumi Aksara. Jakarta, 1981 SENATEK 2015 Malang, 17 Januari

10 9. Newmark, Norma L., Thompson, Patricia J., Self, Space and Shelter: An Introduction to Housing. Canfield Press. New York, Pudjiastuti,Lily, Rendra, Septa, Santosa, Happy Ratna, 1999, Kualitas Udara Dalam Ruang. Dirjen Pendidikan Tinggi Depdikbud 11. Szokoloay, S.V., Environmental Science Handbook. The Construction Press Ltd. London, Arina Hayati, Increasing the Effectiveness of Jalousie Window in Promoting Natural Ventilation in Tropical Houses. Jurnal DIMENSI, FX. Teddy Badai Samodra, Thermal Performance Optimization of Skin Construction Design for Javanes Village Houses. (Jurnal of Architecture & Environment REGOL, 5(2), Sangkertadi, Ahmed C. Megri, Contribution of Air Velocity on Thermal Comfort in Hot and Humid Climate. Jurnal of Architecture & Environment REGOL, 2006 SENATEK 2015 Malang, 17 Januari

PENGARUH POLA PENATAAN RUANG RUMAH DERET TERHADAP PENGOPTIMALAN ANGIN

PENGARUH POLA PENATAAN RUANG RUMAH DERET TERHADAP PENGOPTIMALAN ANGIN PENGARUH POLA PENATAAN RUANG RUMAH DERET TERHADAP PENGOPTIMALAN ANGIN Zuraida, Umul Latiefa Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surabaya Jl. Sutorejo No. 59 Surabaya email:

Lebih terperinci

PENEMPATAN POSISI JENDELA PADA RSS DAN RS TERHADAP SISTEM PENCAHAYAAN ALAMI. Vippy Dharmawan, Zuraida, Rofi i

PENEMPATAN POSISI JENDELA PADA RSS DAN RS TERHADAP SISTEM PENCAHAYAAN ALAMI. Vippy Dharmawan, Zuraida, Rofi i PENEMPATAN POSISI JENDELA PADA RSS DAN RS TERHADAP SISTEM PENCAHAYAAN ALAMI Vippy Dharmawan, Zuraida, Rofi i Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surabaya Jl. Sutorejo No.

Lebih terperinci

Simposium Nasional Teknologi Terapan(SNTT) PENGARUH POLA TATA RUANG RUMAH DERET TERHADAP KUANTITAS PENGGUNAAN RUANG

Simposium Nasional Teknologi Terapan(SNTT) PENGARUH POLA TATA RUANG RUMAH DERET TERHADAP KUANTITAS PENGGUNAAN RUANG PENGARUH POLA TATA RUANG RUMAH DERET TERHADAP KUANTITAS PENGGUNAAN RUANG Zuraida Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surabaya Jl. Sutorejo No 59 Surabaya *Email: daizza.zura@gmail.com

Lebih terperinci

LIGHT VOL. 8 NO. 2 OKTOBER 2015 INFLUENCE OF PATTERN SPATIAL THE ROW HOUSE AGAINTS PATTERN CIRCULATION SPACE AND THE ARRANGEMENT OF FURNITURE

LIGHT VOL. 8 NO. 2 OKTOBER 2015 INFLUENCE OF PATTERN SPATIAL THE ROW HOUSE AGAINTS PATTERN CIRCULATION SPACE AND THE ARRANGEMENT OF FURNITURE INFLUENCE OF PATTERN SPATIAL THE ROW HOUSE AGAINTS PATTERN CIRCULATION SPACE AND THE ARRANGEMENT OF FURNITURE Zuraida Program Studi Arsitektur Universitas Muhammadiyah Surabaya daizza.zura@gmail.com ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Cahaya merupakan kebutuhan dasar manusia dalam menghayati ruang dan melakukan berbagai kegiatan dalam ruang pada bangunan serta sebagai prasyarat bagi penglihatan

Lebih terperinci

THE INFLUENCE OF POINT MEASURING INSTRUMENT THE FIELD OF WORK ON THE METHOD SPLI FLUX AGAINTS QUANTITY DAYLIGHT IN RS AND RSS

THE INFLUENCE OF POINT MEASURING INSTRUMENT THE FIELD OF WORK ON THE METHOD SPLI FLUX AGAINTS QUANTITY DAYLIGHT IN RS AND RSS THE INFLUENCE OF POINT MEASURING INSTRUMENT THE FIELD OF WORK ON THE METHOD SPLI FLUX AGAINTS QUANTITY DAYLIGHT IN RS AND RSS Zuraida 1, Ummul Latifa 2 Prodi Arsitektur Universitas Muhamadiyah Surabaya

Lebih terperinci

Pengaruh Bukaan Jendela Terhadap Kinerja Termal Rumah Tinggal Tipe 40 di Kota Malang, Studi Kasus Rumah Tinggal Tipe 40 di Perumahan Griya Saxophone

Pengaruh Bukaan Jendela Terhadap Kinerja Termal Rumah Tinggal Tipe 40 di Kota Malang, Studi Kasus Rumah Tinggal Tipe 40 di Perumahan Griya Saxophone Pengaruh Bukaan Jendela Terhadap Kinerja Termal Rumah Tinggal Tipe 40 di Kota Malang, Studi Kasus Rumah Tinggal Tipe 40 di Perumahan Griya Saxophone Sofyan Surya Atmaja, Agung Murti Nugroho, Subhan Ramdlani

Lebih terperinci

Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/

Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/ Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/16-09-2014 APA ITU ARSITEKTUR TROPIS? TROPIS tropikos artinya : Garis Balik Garis lintang utara 23 0 27 adalah garis balik cancer dan matahari pada tanggal 27 Juni

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DESAIN FASADE BANGUNAN ASRAMA MAHASISWA YANG MEMPADUKAN TUNTUTAN VISUAL DAN KENYAMANAN TERMAL DENGAN KONSEP ARSITEKTUR BIOKLIMATIK

IMPLEMENTASI DESAIN FASADE BANGUNAN ASRAMA MAHASISWA YANG MEMPADUKAN TUNTUTAN VISUAL DAN KENYAMANAN TERMAL DENGAN KONSEP ARSITEKTUR BIOKLIMATIK IMPLEMENTASI DESAIN FASADE BANGUNAN ASRAMA MAHASISWA YANG MEMPADUKAN TUNTUTAN VISUAL DAN KENYAMANAN TERMAL DENGAN KONSEP ARSITEKTUR BIOKLIMATIK Katerina 1), Hari Purnomo 2), dan Sri Nastiti N. Ekasiwi

Lebih terperinci

STUDI FASADE RUMAH SUSUN UNTUK OPTIMASI ENERGI ALAM PADA BANGUNAN DI TROPIS LEMBAB

STUDI FASADE RUMAH SUSUN UNTUK OPTIMASI ENERGI ALAM PADA BANGUNAN DI TROPIS LEMBAB H.1 STUDI FASADE RUMAH SUSUN UNTUK OPTIMASI ENERGI ALAM PADA BANGUNAN DI TROPIS LEMBAB Mufidah *, Farida Murti, Benny Bintarjo DH, Hanny Chandra Pratama, Yunantyo Tri Putranto Prodi Arsitektur Universitas

Lebih terperinci

PENDEKATAN PEMBENTUKAN IKLIM-MIKRO DAN PEMANFAATAN ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI USAHA TERCAPAINYA MODEL PENDIDIKAN LINGKUNGAN BINAAN YANG HEMAT ENERGI

PENDEKATAN PEMBENTUKAN IKLIM-MIKRO DAN PEMANFAATAN ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI USAHA TERCAPAINYA MODEL PENDIDIKAN LINGKUNGAN BINAAN YANG HEMAT ENERGI ABSTRAK PENDEKATAN PEMBENTUKAN IKLIM-MIKRO DAN PEMANFAATAN ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI USAHA TERCAPAINYA MODEL PENDIDIKAN LINGKUNGAN BINAAN YANG HEMAT ENERGI Oleh : Erna Krisnanto Jurusan Pendidikan Teknik

Lebih terperinci

KAJIAN ARSITEKTUR HEMAT ENERGI SECARA PASIF PADA PERUMAHAN DI MALANG

KAJIAN ARSITEKTUR HEMAT ENERGI SECARA PASIF PADA PERUMAHAN DI MALANG KAJIAN ARSITEKTUR HEMAT ENERGI SECARA PASIF PADA PERUMAHAN DI MALANG Ertin Lestari Adhi Widyarthara Gaguk Sukowiyono Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional Malang ABSTRAKSI Malang sebagai

Lebih terperinci

Pendekatan Pembentukan Iklim-Mikro dan Pemanfaatan Energi Alternatif Sebagai Usaha Tercapainya Model Desain Rumah Susun Hemat Energi

Pendekatan Pembentukan Iklim-Mikro dan Pemanfaatan Energi Alternatif Sebagai Usaha Tercapainya Model Desain Rumah Susun Hemat Energi ABSTRAK Pendekatan Pembentukan Iklim-Mikro dan Pemanfaatan Energi Alternatif Sebagai Usaha Tercapainya Model Desain Rumah Susun Hemat Energi Oleh : Erna Krisnanto Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur Universitas

Lebih terperinci

Evaluasi Climate Responsive Building Design pada Gedung Perkuliahan di FT UNNES dengan Menggunakan Tabel Mahoney

Evaluasi Climate Responsive Building Design pada Gedung Perkuliahan di FT UNNES dengan Menggunakan Tabel Mahoney TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Evaluasi Climate Responsive Building Design pada Gedung Perkuliahan di FT UNNES dengan Menggunakan Tabel Mahoney Moch Fathoni Setiawan (1), Eko Budi Santoso (1), Husni Dermawan (1)

Lebih terperinci

INFO TEKNIK Volume 9 No. 1, Juli 2008 (36-42)

INFO TEKNIK Volume 9 No. 1, Juli 2008 (36-42) INFO TEKNIK Volume 9 No. 1, Juli 2008 (36-42) ANALISIS TINGKAT KENYAMANAN THERMAL WEBB DI RUMAH TINGGAL T-45 PADA MUSIM KEMARAU Studi Kasus: Rumah Tinggal di Komplek HKSN Permai Banjarmasin M. Tharziansyah

Lebih terperinci

SOLUSI VENTILASI VERTIKAL DALAM MENDUKUNG KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DI PERKOTAAN

SOLUSI VENTILASI VERTIKAL DALAM MENDUKUNG KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DI PERKOTAAN SOLUSI VENTILASI VERTIKAL DALAM MENDUKUNG KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DI PERKOTAAN Ronim Azizah, Qomarun Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol

Lebih terperinci

BABI PENIJAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. 5tudi Kenyamanan Thermal Bangunan Di Perumahan Griya Taman Asri Yogyakarta BABIPENDAHULUAN

BABI PENIJAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. 5tudi Kenyamanan Thermal Bangunan Di Perumahan Griya Taman Asri Yogyakarta BABIPENDAHULUAN ._-~-~~---, --:~-~'- 5tudi Kenyamanan Thermal Bangunan BABI PENIJAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG engan meningkatnya kebutuhan akan papan yang semakin tinggi ditunjang oleh tingkat pertumbuhan penduduk yang

Lebih terperinci

berfungsi sebagai tempat pertukaran udara dan masuknya cahaya matahari. 2) Cross Ventilation, yang diterapkan pada kedua studi kasus, merupakan sistem

berfungsi sebagai tempat pertukaran udara dan masuknya cahaya matahari. 2) Cross Ventilation, yang diterapkan pada kedua studi kasus, merupakan sistem BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Solusi-solusi desain yang diterapkan oleh biro Kas+Architecture dalam perancangan rumah tinggal Bukit Gading Mediterania dan rumah tinggal Langsat, sejalan dengan kajian teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Judul Proyek. Kota Jakarta adalah tempat yang dianggap menyenangkan oleh mayoritas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Judul Proyek. Kota Jakarta adalah tempat yang dianggap menyenangkan oleh mayoritas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Judul Proyek Kota Jakarta adalah tempat yang dianggap menyenangkan oleh mayoritas orang di desa maupun orang yang telah lama tinggal di Jakarta. Kian hari kian berkembang,

Lebih terperinci

Djumiko. Kata kunci : ventilasi alami, ventilasi gaya thermal, ventilasi silang, kenyamanan.

Djumiko. Kata kunci : ventilasi alami, ventilasi gaya thermal, ventilasi silang, kenyamanan. KONDISI VENTILASI ALAMI BANGUNAN GEREJA BLENDUK SEMARANG Djumiko Abstrak Salah satu faktor pertimbangan perancangan bangunan dalam konteks hemat energi adalah pemanfaatan faktor faktor iklim seperti matahari

Lebih terperinci

Identifikasi Pengaruh Material Bangunan Terhadap Kenyamanan Termal (Studi kasus bangunan dengan material bambu dan bata merah di Mojokerto)

Identifikasi Pengaruh Material Bangunan Terhadap Kenyamanan Termal (Studi kasus bangunan dengan material bambu dan bata merah di Mojokerto) Identifikasi Pengaruh Material Bangunan Terhadap Kenyamanan Termal (Studi kasus bangunan dengan material bambu dan bata merah di Mojokerto) Damalia Enesty Purnama 1, Agung Murti Nugroho 2, Ir. Bambang

Lebih terperinci

STUDI SISTEM PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI PADA TIPOLOGI UNDERGROUND BUILDING

STUDI SISTEM PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI PADA TIPOLOGI UNDERGROUND BUILDING STUDI SISTEM PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI PADA TIPOLOGI UNDERGROUND BUILDING Emil Salim 1 dan Johanes Van Rate 2 1 Mahasiswa PS S1 Arsitektur Unsrat 2 Staf Pengajar Jurusan Arsitektur Unsrat ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. letaknya ini, matahari dapat bersinar di wilayah Indonesia selama 12 jam per

BAB 1 PENDAHULUAN. letaknya ini, matahari dapat bersinar di wilayah Indonesia selama 12 jam per BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Iklim tropis yang ada di Indonesia diakibatkan karena letak Indonesia berada tepat di garis ekuator, yang berarti dekat dengan matahari. Dipengaruhi letaknya ini, matahari

Lebih terperinci

KENYAMANAN TERMAL PADA BANGUNAN HUNIAN TRADISIONAL TORAJA

KENYAMANAN TERMAL PADA BANGUNAN HUNIAN TRADISIONAL TORAJA KENYAMANAN TERMAL PADA BANGUNAN HUNIAN TRADISIONAL TORAJA Muchlis Alahudin muchlisalahudin@yahoo.co.id Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Musamus ABSTRAK Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah populasi manusia di Jakarta,

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah populasi manusia di Jakarta, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah populasi manusia di Jakarta, ketersediaan tempat tinggal menjadi perhatian utama bagi semua pihak bagi pemerintah maupun

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III TINJAUAN KHUSUS BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1. Pengertian Tema 3.1.1. Green Architecture (Arsitektur Hijau) Banyak orang memiliki pemahaman berbeda-beda tentang Green Architecture, ada yang beranggapan besaran volume bangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Ventilasi suatu bangunan merupakan salah satu elemen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Ventilasi suatu bangunan merupakan salah satu elemen penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ventilasi suatu bangunan merupakan salah satu elemen penting dalam kenyamanan penggunaan bangunan tersebut oleh penghuni. Peletakan ventilasi yang baik dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di kota Jakarta mendorong perkembangan dari berbagai sektor, yaitu: hunian, perkantoran dan pusat perbelanjaan/ bisnis. Tanah Abang terletak di

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP PENGHAWAAN ALAMI PADA WISMA ATLET SENAYAN

PENERAPAN KONSEP PENGHAWAAN ALAMI PADA WISMA ATLET SENAYAN PENERAPAN KONSEP PENGHAWAAN ALAMI PADA WISMA ATLET SENAYAN Stefani Gillian Tania A. Universitas Bina Nusantara, Jakarta, Indonesia Abstrak Wisma atlet sekarang ini sudah tidak digunakan lagi karena kondisi

Lebih terperinci

Rumah susun merupakan tempat tinggal vertikal yang diperuntukkan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah. Dengan keadaan penghuni yang seperti

Rumah susun merupakan tempat tinggal vertikal yang diperuntukkan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah. Dengan keadaan penghuni yang seperti 1. PENDAHULUAN Rumah susun merupakan tempat tinggal vertikal yang diperuntukkan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah. Dengan keadaan penghuni yang seperti itu, maka kehidupan sosialnya pun berbeda dengan

Lebih terperinci

PENGARUH ORIENTASI BANGUNAN TERHADAP KENYAMANAN TERMAL DALAM RUMAH TINGGAL DI MEDAN (STUDI KASUS KOMPLEK PERUMAHAN EVERGREEN)

PENGARUH ORIENTASI BANGUNAN TERHADAP KENYAMANAN TERMAL DALAM RUMAH TINGGAL DI MEDAN (STUDI KASUS KOMPLEK PERUMAHAN EVERGREEN) PENGARUH ORIENTASI BANGUNAN TERHADAP KENYAMANAN TERMAL DALAM RUMAH TINGGAL DI MEDAN (STUDI KASUS KOMPLEK PERUMAHAN EVERGREEN) Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Arsitektur Oleh SOFIANDY

Lebih terperinci

MODEL VENTILASI ATAP PADA PENGEMBANGAN RUMAH SEDERHANA DI LINGKUNGAN BERKEPADATAN TINGGI

MODEL VENTILASI ATAP PADA PENGEMBANGAN RUMAH SEDERHANA DI LINGKUNGAN BERKEPADATAN TINGGI Model Ventilasi Atap pada Pengembangan Rumah Sederhana... (Sukawi dkk.) MODEL VENTILASI ATAP PADA PENGEMBANGAN RUMAH SEDERHANA DI LINGKUNGAN BERKEPADATAN TINGGI Sukawi 1*, Agung Dwiyanto 1, Gagoek Hardiman

Lebih terperinci

Jendela sebagai Pendingin Alami pada Rusunawa Grudo Surabaya

Jendela sebagai Pendingin Alami pada Rusunawa Grudo Surabaya Jendela sebagai Pendingin Alami pada Rusunawa Grudo Surabaya Aisyah Adzkia Yuliwarto 1 dan Agung Murti Nugroho 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur/Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya 2 Dosen Jurusan Arsitektur/Fakultas

Lebih terperinci

Universitas Kristen Maranatha - Abstract ABSTRAK

Universitas Kristen Maranatha - Abstract ABSTRAK ABSTRAK Salah satu pola hidup yang sangat dianjurkan oleh aliran Maitraya dalam gerakan penyelamatan lingkungan adalah penerapan pola makan vegetarian. Pada kesempatan kali ini penulis tertarik untuk meneliti

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN PUSTAKA. Kajian yang akan dilakukan pada pemahaman judul Desain Arsitektur. Tropis dalam Kaitannya dengan Kenyamanan Thermal pada Rumah

BAB III KAJIAN PUSTAKA. Kajian yang akan dilakukan pada pemahaman judul Desain Arsitektur. Tropis dalam Kaitannya dengan Kenyamanan Thermal pada Rumah RUMAH TRADISIONAL (Studi Kasus Rumah Tradisional Kejang Lako Dirantau Panjang Provinsi Jambi) KAJIAN PUSTAKA 3.1. Pemahaman Judul Kajian yang akan dilakukan pada pemahaman judul Desain Arsitektur Tropis

Lebih terperinci

PENCAHAYAAN SEBAGAI INDIKATOR KENYAMANAN PADA RUMAH SEDERHANA YANG ERGONOMIS Studi Kasus RSS di Kota Depok Jawa Barat

PENCAHAYAAN SEBAGAI INDIKATOR KENYAMANAN PADA RUMAH SEDERHANA YANG ERGONOMIS Studi Kasus RSS di Kota Depok Jawa Barat PENCAHAYAAN SEBAGAI INDIKATOR KENYAMANAN PADA RUMAH SEDERHANA YANG ERGONOMIS Studi Kasus RSS di Kota Depok Jawa Barat Ashadi 1, Nelfiyanthi 2, Anisa 3 1 Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Pengaruh Bukaan Terhadap Kenyamanan Termal Pada Ruang Hunian Rumah Susun Aparna Surabaya

Pengaruh Bukaan Terhadap Kenyamanan Termal Pada Ruang Hunian Rumah Susun Aparna Surabaya Pengaruh Bukaan Terhadap Kenyamanan Termal Pada Ruang Hunian Rumah Susun Aparna Surabaya Anisa Budiani Arifah 1, M. Satya Adhitama 2 dan Agung Murti Nugroho 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

ASPEK KENYAMANAN TERMAL PADA PENGKONDISIAN RUANG DALAM

ASPEK KENYAMANAN TERMAL PADA PENGKONDISIAN RUANG DALAM ASPEK KENYAMANAN TERMAL PADA PENGKONDISIAN RUANG DALAM James Rilatupa 1 ABSTRACT This paper discusses the thermal comfort for room as a part of comfort principles in architecture design. This research

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi tingkat kenyamanan termal manusia terhadap ruang (Frick, 2007:

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi tingkat kenyamanan termal manusia terhadap ruang (Frick, 2007: 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Peningkatan suhu akibat pemanasan global menjadi faktor dominan yang mempengaruhi tingkat kenyamanan termal manusia terhadap ruang (Frick, 2007: 28). Isu pemanasan

Lebih terperinci

KAJIAN BUKAAN TERHADAP PENDINGINAN ALAMI RUANGAN PADA BANGUNAN KOLONIAL DI MALANG

KAJIAN BUKAAN TERHADAP PENDINGINAN ALAMI RUANGAN PADA BANGUNAN KOLONIAL DI MALANG KAJIAN BUKAAN TERHADAP PENDINGINAN ALAMI RUANGAN PADA BANGUNAN KOLONIAL DI MALANG Arvin Lukyta 1, Agung Murti Nugroho 2, M. Satya Adhitama 2 1Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

Investigasi Ventilasi Gaya-Angin Rumah Tradisional Indonesia dengan Simulasi CFD

Investigasi Ventilasi Gaya-Angin Rumah Tradisional Indonesia dengan Simulasi CFD TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Investigasi Ventilasi Gaya-Angin Rumah Tradisional Indonesia dengan Simulasi CFD Suhendri, M. Donny Koerniawan KK Teknologi Bangunan, Program Studi Arsitektur, Sekolah Arsitektur

Lebih terperinci

ASPEK SAINS ARSITEKTUR PADA PRINSIP FENG SHUI

ASPEK SAINS ARSITEKTUR PADA PRINSIP FENG SHUI Muhammad Faisal Jurusan Teknil Planologi Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Malang Jl. Bendungan Sigura-Gura Nomor 2 Malang 65145, Indonesia

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PELINGKUP BANGUNAN DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR TROPIS

BAB III TINJAUAN PELINGKUP BANGUNAN DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR TROPIS BAB III TINJAUAN PELINGKUP BANGUNAN DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR TROPIS III.1 TROPIS Iklim tropis merupakan iklim yang terjadi pada daerah yang berada pada 23,5 lintang utara hingga 23,5 lintang selatan.

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Ada beberapa fasilitas fisik di kamar tidur 1 yang belum ergonomis, yaitu tempat tidur ukuran double, meja rias, kursi rias dan console table. 2. Fasilitas

Lebih terperinci

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1 0.15 8.60 2.88 Pada area lantai,1 ruang parkir di perluas dari yang sebelumnya karena faktor jumlah kendaraan pada asrama yang cukup banyak. Terdapat selasar yang difungsikan sebagai ruang tangga umum

Lebih terperinci

Strategi Rekayasa Bangunan Rumah Tinggal di Pegunungan Bersuhu Dingin

Strategi Rekayasa Bangunan Rumah Tinggal di Pegunungan Bersuhu Dingin 26 Strategi Rekayasa Bangunan Rumah Tinggal di Pegunungan Bersuhu Dingin Kasus Desa Kapencar Wonosobo V.G. Sri Rejeki Fakultas Arsitektur dan Desain, Unika Soegijapranata Semarang vege@unika.ac.id Abtract

Lebih terperinci

Pemilihan pohon pada areal lintas berupa pohon jenis palem sebagai pengarah, pohon peneduh diletakan pada area parkir pengunjung, sedangkan.

Pemilihan pohon pada areal lintas berupa pohon jenis palem sebagai pengarah, pohon peneduh diletakan pada area parkir pengunjung, sedangkan. Pemilihan pohon pada areal lintas berupa pohon jenis palem sebagai pengarah, pohon peneduh diletakan pada area parkir pengunjung, sedangkan. BAB V KAJIAN TEORI 5.1 Kajian Teori Penekanan/ Penekanan Desain

Lebih terperinci

Penghawaan Alami Pada Unit dan Koridor Rusunami The Jarrdin

Penghawaan Alami Pada Unit dan Koridor Rusunami The Jarrdin Penghawaan Alami Pada Unit dan Koridor Rusunami The Jarrdin Mamiek Nur Utami, Muhammad Ibrahim, Nurzaman Azis Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Email:

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun sederhana sewa yang sesuai dengan iklim tropis, ada beberapa kriteria yang diterapkan yaitu : 1. Sesuai dengan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

EVALUASI BENTUK LAY OUT UNIT HUNIAN PADA RUSUN HARUM TEBET JAKARTA

EVALUASI BENTUK LAY OUT UNIT HUNIAN PADA RUSUN HARUM TEBET JAKARTA EVALUASI BENTUK LAY OUT UNIT HUNIAN PADA RUSUN HARUM TEBET JAKARTA Susy Irma Adisurya Program Studi Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Trisakti E-mail: susyirma@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

OPTIMASI SHADING DEVICES RUMAH TINGGAL (STUDI KASUS : PERUMAHAN LOH AGUNG VI JATEN KARANGANYAR)

OPTIMASI SHADING DEVICES RUMAH TINGGAL (STUDI KASUS : PERUMAHAN LOH AGUNG VI JATEN KARANGANYAR) 158 OPTIMASI SHADING DEVICES RUMAH TINGGAL (STUDI KASUS : PERUMAHAN LOH AGUNG VI JATEN KARANGANYAR) Maya Puspitasari, Nur Rahmawati Syamsiyah Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

PERBAIKAN VENTILASI ALAMI PADA PEMUKIMAN PADAT PENDUDUK BENTUK DARI EKO-ARSITEKTUR

PERBAIKAN VENTILASI ALAMI PADA PEMUKIMAN PADAT PENDUDUK BENTUK DARI EKO-ARSITEKTUR PERBAIKAN VENTILASI ALAMI PADA PEMUKIMAN PADAT PENDUDUK BENTUK DARI EKO-ARSITEKTUR Esther Prawira* Mahasiswa S1, Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara, Jl. Letjen. S. Parman

Lebih terperinci

ADAPTASI IKLIM PADA HUNIAN RUMAH TINGGAL YANG MENGHADAP MATAHARI

ADAPTASI IKLIM PADA HUNIAN RUMAH TINGGAL YANG MENGHADAP MATAHARI ADAPTASI IKLIM PADA HUNIAN RUMAH TINGGAL YANG MENGHADAP MATAHARI Vippy Dharmawan 1, Nanik Rachmaniyah 2 1 Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surabaya Jl. Sutorejo Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan. 1.1 Latar Belakang Wilayah Indonesia terletak di daerah tropis

Lebih terperinci

Telaah Penghawaan Udara Alami Pada Ruang- Dalam Rumah Kuncen di Kampung Pulo

Telaah Penghawaan Udara Alami Pada Ruang- Dalam Rumah Kuncen di Kampung Pulo Reka Karsa Jurusan Arsitektur Itenas No.4 Vol. 2 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Desember 2014 Telaah Penghawaan Udara Alami Pada Ruang- Dalam Rumah Kuncen di Kampung Pulo TECKY HENDRARTO, ANDRIAN

Lebih terperinci

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN KOLONIAL RUMAH DINAS BAKORWIL KOTA MADIUN

KARAKTER SPASIAL BANGUNAN KOLONIAL RUMAH DINAS BAKORWIL KOTA MADIUN KARAKTER SPASIAL BANGUNAN KOLONIAL RUMAH DINAS BAKORWIL KOTA MADIUN Jurnal Ilmiah Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun oleh: PIPIET GAYATRI SUKARNO 0910651009 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PERANCANGAN

BAB 6 HASIL PERANCANGAN BAB 6 HASIL PERANCANGAN Perancangan Hotel Resort Kota Batu yang mengintegrasikan konsep arsitektur tropis yang mempunyai karakter beradaptasi terhadap keadaan kondisi iklim dan cuaca di daerah Kota Batu

Lebih terperinci

BAB V KAJIAN TEORI Kajian Teori Penekanan Desain. Arsitektur Tropis. Arsitektur tropis dipilih sebagai tema desain pada pondok retret di

BAB V KAJIAN TEORI Kajian Teori Penekanan Desain. Arsitektur Tropis. Arsitektur tropis dipilih sebagai tema desain pada pondok retret di BAB V KAJIAN TEORI 5.1. Kajian Teori Penekanan Desain Arsitektur Tropis Arsitektur tropis dipilih sebagai tema desain pada pondok retret di Kabupaten Magelang ini karena, kondisi alam di Kab. Magelang

Lebih terperinci

PENGALIRAN UDARA UNTUK KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS DENGAN METODE SIMULASI COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS

PENGALIRAN UDARA UNTUK KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS DENGAN METODE SIMULASI COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS 209 PENGALIRAN UDARA UNTUK KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS DENGAN METODE SIMULASI COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS Sahabuddin 1, Baharuddin Hamzah 2, Ihsan 2 1 Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Orientasi Bangunan Terhadap Kenyamanan Termal pada Rumah Susun Leuwigajah Cimahi

Orientasi Bangunan Terhadap Kenyamanan Termal pada Rumah Susun Leuwigajah Cimahi Jurnal Reka Karsa Jurusan Teknik Arsitektur Itenas No.1 Vol. 3 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Februari 2015 Orientasi Bangunan Terhadap Kenyamanan Termal pada Rumah Susun Leuwigajah Cimahi WIDJI

Lebih terperinci

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. perumahan di Kota Sleman dan lahan pertanian masih tetap. penggunaan tanah sebagai pertimbangan utama, juga harus

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. perumahan di Kota Sleman dan lahan pertanian masih tetap. penggunaan tanah sebagai pertimbangan utama, juga harus BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5. 1 Konsep Dasar Perencanaan 5.1.1 Tata Ruang Makro A. Konsep Pola Ruang Rumah susun diharapkan akan menekan pembangunan perumahan di Kota Sleman dan lahan pertanian

Lebih terperinci

BANGUNAN BALAI KOTA SURABYA

BANGUNAN BALAI KOTA SURABYA SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN BALAI KOTA SURABYA Diajukan oleh : LUTHFI HARDIANSYAH 0951010022 FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2012 Balai Kota Surabaya

Lebih terperinci

Ashadi 1, Nelfiyanti 2, Anisa 3. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Jakarta

Ashadi 1, Nelfiyanti 2, Anisa 3. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Jakarta Pencahayaan dan Ruang Gerak Efektif sebagai Indikator Kenyamanan Pada RSS yang Ergonomis (Ashadi, Nelfiyanti, Anisa) PENCAHAYAAN DAN RUANG GERAK EFEKTIF SEBAGAI INDIKATOR KENYAMANAN PADA RUMAH SEDERHANA

Lebih terperinci

KENYAMANAN TERMAL GEDUNG SETDA KUDUS

KENYAMANAN TERMAL GEDUNG SETDA KUDUS 105 KENYAMANAN TERMAL GEDUNG SETDA KUDUS Farid Firman Syah, Muhammad Siam Priyono Nugroho Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan

Lebih terperinci

Sirkulasi Bangunan Rumah Tinggal Kampung Kauman Kota Malang

Sirkulasi Bangunan Rumah Tinggal Kampung Kauman Kota Malang Sirkulasi Bangunan Rumah Tinggal Kampung Kauman Kota Malang Rosawati Saputri 1, Antariksa 2, Lisa Dwi Wulandari 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

EVALUASI PENGHAWAAN ALAMI RUANG KELAS DI SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SIMULASI CFD

EVALUASI PENGHAWAAN ALAMI RUANG KELAS DI SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SIMULASI CFD EVALUASI PENGHAWAAN ALAMI RUANG KELAS DI SEKOLAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SIMULASI CFD Mahizar Mandika Muhammad, Heru Sufianto, Beta Suryokusumo Sudarmo Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kaum Petani dengan kultur agraris khas pedesaan Indonesia bermukim di perumahan dengan bentuk bangunan yang mempunyai tata ruang dan tata letak sederhana. Hampir seluruh

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PENGARUH IKLlM MIKRO TERHADAP KENYAMANAN THERMAL PERUMAHAN LIMAS INDAH KOTA PEKALONGAN BAB III METODE PENELITIAN BAB III

PENGENDALIAN PENGARUH IKLlM MIKRO TERHADAP KENYAMANAN THERMAL PERUMAHAN LIMAS INDAH KOTA PEKALONGAN BAB III METODE PENELITIAN BAB III -.. -- e---"l PENGENDALIAN PENGARUH IKLlM MIKRO TERHADAP KENYAMANAN THERMAL BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian mengenai Pengendalian Pengaruh Iklim Mikro terhadap Kenyamanan Thermal dengan mengambil

Lebih terperinci

SUMBU POLA RUANG DALAM RUMAH TINGGAL DI KAWASAN PECINAN KOTA BATU

SUMBU POLA RUANG DALAM RUMAH TINGGAL DI KAWASAN PECINAN KOTA BATU SUMBU POLA RUANG DALAM RUMAH TINGGAL DI KAWASAN PECINAN KOTA BATU Maharani Puspitasari 1, Antariksa 2, Wulan Astrini 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan di paparkan mengenai kesimpulan dari hasil analisis dan pembahasan mengenai kualitas dalam ruang pada kantor PT. RTC dari aspek termal dan pencahayan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA Abstrak ABSTRAKSI Feng Shui merupakan ilmu dan seni yang berasal dari kebudayaan Cina kuno yang bertujuan menata lokasi, menata bangunan dan menempatkan manusia dalam dimensi ruang melalui pendekatan metafisik

Lebih terperinci

PENGHAWAAN DALAM BANGUNAN. Erick kurniawan Harun cahyono Muhammad faris Roby ardian ipin

PENGHAWAAN DALAM BANGUNAN. Erick kurniawan Harun cahyono Muhammad faris Roby ardian ipin PENGHAWAAN DALAM BANGUNAN Erick kurniawan Harun cahyono Muhammad faris Roby ardian ipin PENGHAWAAN Penghawaan adalah aliran udara di dalam rumah, yaitu proses pertukaran udara kotor dan udara bersih Diagram

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Sentra Agrobisnis tersebut. Bangunan yang tercipta dari prinsip-prinsip Working

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Sentra Agrobisnis tersebut. Bangunan yang tercipta dari prinsip-prinsip Working BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Sentra Agrobisnis Anjuk Ladang menggunakan konsep Power of Climate, dengan konsep tersebut diharapkan dapat mengoptimalkan tema dari Working With Climate

Lebih terperinci

TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 1

TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 1 TEORI & STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 1 MAKNA FUNGSI Fungsi dalam pengertian sederhana adalah kegunaan Fungsi juga dapat dimaknai sebagai suatu cara untuk memenuhi keinginan Fungsi timbul sebagai akibat

Lebih terperinci

Pengaruh Desain Fasade Bangunan terhadap Kondisi Pencahayaan Alami dan Kenyamanan Termal

Pengaruh Desain Fasade Bangunan terhadap Kondisi Pencahayaan Alami dan Kenyamanan Termal TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Pengaruh Desain Fasade Bangunan terhadap Kondisi Pencahayaan Alami dan Kenyamanan Termal Studi Kasus: Campus Center Barat ITB Rizki Fitria Madina (1), Annisa Nurrizka (2), Dea Ratna

Lebih terperinci

RESORT DENGAN FASILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB III TINJAUAN KHUSUS. 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema. 3.2 Penjelasan Tema

RESORT DENGAN FASILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB III TINJAUAN KHUSUS. 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema. 3.2 Penjelasan Tema BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema Tema yang diusung dalam pengerjaan proyek Resort Dengan Fasilitas Meditasi ini adalah Arsitektur Tropis yang ramah lingkungan. Beberapa alasan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Gedung pusat kebugaran ini direncanakan untuk menjadi suatu sarana yang mewadahi kegiatan olahraga, kebugaran, dan relaksasi. Dimana kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

ANALISA LUASAN LUBANG VENTILASI FACADE TERHADAP LUASAN LANTAI (Studi Kasus Rumah Susun Sier Dan Rumah Susun Grudo Surabaya)

ANALISA LUASAN LUBANG VENTILASI FACADE TERHADAP LUASAN LANTAI (Studi Kasus Rumah Susun Sier Dan Rumah Susun Grudo Surabaya) JHP17 Jurnal Hasil Penelitian LPPM Untag Surabaya September 2016, Vol. 01, No. 02, hal 195-208 ANALISA LUASAN LUBANG VENTILASI FACADE TERHADAP LUASAN LANTAI (Studi Kasus Rumah Susun Sier Dan Rumah Susun

Lebih terperinci

Perubahan Konsep Dapur Hunian Akibat Kebutuhan Pengguna pada Perumahan (Studi Kasus: Perumahan Vila Bukit Tidar Malang)

Perubahan Konsep Dapur Hunian Akibat Kebutuhan Pengguna pada Perumahan (Studi Kasus: Perumahan Vila Bukit Tidar Malang) Perubahan Konsep Dapur Hunian Akibat Kebutuhan Pengguna pada Perumahan (Studi Kasus: Perumahan Vila Bukit Tidar Malang) Umamah Al Batul 1 dan Rinawati P. Handajani 2 1 Mahasiswi Jurusan Arsitektur, Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA STUDI KASUS

BAB IV ANALISA STUDI KASUS BAB IV ANALISA STUDI KASUS IV.1 GOR Bulungan IV.1.1 Analisa Aliran Udara GOR Bulungan terletak pada daerah perkotaan sehingga memiliki variasi dalam batas-batas lingkungannya. Angin yang menerpa GOR Bulungan

Lebih terperinci

TATA RUANG DALAM RUMAH SEDERHANA T-54 PERUMAHAN KEDUNG BADAK BARU BOGOR DITINJAU DARI PENCAHAYAAN

TATA RUANG DALAM RUMAH SEDERHANA T-54 PERUMAHAN KEDUNG BADAK BARU BOGOR DITINJAU DARI PENCAHAYAAN TATA RUANG DALAM RUMAH SEDERHANA T-54 PERUMAHAN KEDUNG BADAK BARU BOGOR DITINJAU DARI PENCAHAYAAN Mochammad Ardi Prayoga 1, Hartanto Budiyuwono 2, Rahadian Prajudi 3 Magister Arsitektur, Program Pascasarjana,

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH ORIENTASI BUKAAN SAMPING PADA RUKO TERHADAP KONDISI TERMAL RUANGAN

STUDI PENGARUH ORIENTASI BUKAAN SAMPING PADA RUKO TERHADAP KONDISI TERMAL RUANGAN STUDI PENGARUH ORIENTASI BUKAAN SAMPING PADA RUKO TERHADAP KONDISI TERMAL RUANGAN STUDI KASUS PADA RUKO JALAN CEMARA, JALAN YOS SUDARSO, DAN JALAN SETIA JADI. OLEH ERICK CHANDRA (090406023) DOSEN PEMBIMBING:

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pintu Masuk Kendaraan dan Manusia Dari analisa yang telah dibahas pada bab sebelumnya pintu masuk kendaraan dan manusia akan

Lebih terperinci

PERUBAHAN TATA RUANG RUMAH TIPE KECIL DAN PENGARUHNYA TERHADAP ASPEK KESEHATAN PENGHUNI (Kasus Studi: Rumah Sederhana Sehat di Depok Jawa Barat)

PERUBAHAN TATA RUANG RUMAH TIPE KECIL DAN PENGARUHNYA TERHADAP ASPEK KESEHATAN PENGHUNI (Kasus Studi: Rumah Sederhana Sehat di Depok Jawa Barat) Perubahan Tata Ruang Rumah Tipe Kecil dan Pengaruhnya Terhadap Aspek Kesehatan Penghuni (Ashadi, Anisa, Nelfiyanti) PERUBAHAN TATA RUANG RUMAH TIPE KECIL DAN PENGARUHNYA TERHADAP ASPEK KESEHATAN PENGHUNI

Lebih terperinci

POLA RUANG DALAM RUMAH PANGGONG DI KAMPUNG BONTANG KUALA

POLA RUANG DALAM RUMAH PANGGONG DI KAMPUNG BONTANG KUALA POLA RUANG DALAM RUMAH PANGGONG DI KAMPUNG BONTANG KUALA Yazid Dwi Putra Noerhadi 1, Antariksa 2, dan Abraham Mohammad Ridjal 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya 2

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT lingkungan yang mampu menyembuhkan SUASANA Menghubungkan ruang luar dengan ruang dalam terutama pada area yang difokuskan untuk kesembuhan pasien.

Lebih terperinci

BAGIAN 5 EVALUASI RANCANGAN Kesimpulan Review Evaluatif Klien atau Pengguna atau Peserta Seminar

BAGIAN 5 EVALUASI RANCANGAN Kesimpulan Review Evaluatif Klien atau Pengguna atau Peserta Seminar BAGIAN 5 EVALUASI RANCANGAN 5.1. Kesimpulan Review Evaluatif Klien atau Pengguna atau Peserta Seminar Berdasarkan review yang diajukan oleh peserta seminar, terdapat pertanyaan yang paling mendasar mengenai

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.2.1 Konsep Pencapaian Menuju Tapak

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.2.1 Konsep Pencapaian Menuju Tapak BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi proyek hotel bisnis di Kuningan, Jakarta Selatan ini adalah kebutuhan akomodasi di kawasan bisnis

Lebih terperinci

Adaptasi Gedung Museum Kota Makassar Terhadap Iklim Tropis Lembab

Adaptasi Gedung Museum Kota Makassar Terhadap Iklim Tropis Lembab SEMINAR HERITAGEIPLBI 2017 PENELITIAN Adaptasi Gedung Museum Kota Makassar Terhadap Iklim Tropis Lembab Andi Eka Oktawati (1), Wasilah Sihabuddin (1) eka_oktawati@yahoo.co.id (1) Teknik Arsitektur, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada umumnya apartemen menggunakan sistem pengondisian udara untuk memberikan kenyamanan termal bagi penghuni dalam ruangan. Namun, keterbatasan luas ruangan dalam

Lebih terperinci

MENDEFINISIKAN KEMBALI ARSITEKTUR TROPIS DI INDONESIA

MENDEFINISIKAN KEMBALI ARSITEKTUR TROPIS DI INDONESIA MENDEFINISIKAN KEMBALI ARSITEKTUR TROPIS DI INDONESIA Tri Harso Karyono Desain Arsitektur, vol. 1, April, 2000, pp.7-8. Satu di antara sederet alasan mengapa manusia membuat bangunan adalah karena kondisi

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan Karakteristik penghuni yang mempengaruhi penataan interior rumah susun

BAB VI KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan Karakteristik penghuni yang mempengaruhi penataan interior rumah susun BAB VI KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian diketahui telah terjadi suatu pola perubahan pada unit hunian rumah susun sewa Sombo. Perubahan terjadi terutama pada penataan ruang hunian yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ASHRAE (American Society of Heating, Refrigerating and

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ASHRAE (American Society of Heating, Refrigerating and BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Menurut ASHRAE (American Society of Heating, Refrigerating and Airconditioning Engineers, 1989), kenyamanan termal merupakan perasaan dimana seseorang merasa nyaman dengan keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Persoalan tempat tinggal masih menjadi masalah pelik bagi penduduk di

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Persoalan tempat tinggal masih menjadi masalah pelik bagi penduduk di BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Persoalan tempat tinggal masih menjadi masalah pelik bagi penduduk di Indonesia terutama di kota-kota besar. Rendahnya persentase peningkatan lahan pemukiman dibandingkan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Umum Perancangan 5.1.1 Dasar Perancangan Pasar tradisional merupakan suatu tempat bertemunya para pelaku ekonomi dalam hal ini pedagang dan penjual, dimana mereka melakukan

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Semakin berkurangnya lahan di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung untuk membuat rumah-rumah tinggal, menjadikan beberapa perusahaan mendirikan alternatif hunian lain seperti apartemen.

Lebih terperinci

M U H A M A D R AT O D I, S T., M. K E S 2017

M U H A M A D R AT O D I, S T., M. K E S 2017 M U H A M A D R AT O D I, S T., M. K E S 2017 A PA I T U S E H AT? A PA YA N G M E M P E N G A R U H I K E S E H ATA N I N D I V I D U? S I A PA YA N G B E R P E R A N T E R H A D A P K E S E H ATA N I

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III TINJAUAN KHUSUS BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1 Latar Belakang Tema Tema Green Architecture dipilih karena mengurangi penggunaan energi dan polusi, serta menciptakan hunian dengan saluran, penyekatan, ventilasi, dan material

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB IV ANALISA TAPAK BAB IV ANALISA TAPAK 4.1 Deskripsi Proyek 1. Nama proyek : Garuda Bandung Arena 2. Lokasi proyek : Jln Cikutra - Bandung 3. Luas lahan : 2,5 Ha 4. Peraturan daerah : KDB (50%), KLB (2) 5. Batas wilayah

Lebih terperinci