LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 1995 SERI D.2

Transkripsi

1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 1995 SERI D.2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 1994 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II SUMEDANG Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan pasal 6 Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang Nomor 5 Tahun 1994 tentang Pembentukan Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang, supaya pelaksanaan tudas berhasilguna dan berdayaguna, perlu diatur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang. b. bahwa Pengaturan tersebut sebagaimana dimaksud pada butir (a) diatas ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa Barat (Berita Acara Tahun 1950).

2 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Poko-pokok Pemerintahan di Daerah (Lembaran Negar Tahun 1974 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037). 3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan (Lembaran Negara Tahun 1980 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3186). 4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3480). 5. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1985 tentang Jalan (Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3186). 6. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertiak di Daerah (Lembaran Negara Tahun1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3373) 7. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1990 tentang Penyerahan sebagian Urusan Pemerintahan dalam bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan kepada Daerah Tingkat I dan Daerah Tingkat II (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3410). 8. Peraturan Pemerinta Nomor 45 Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah dengan titik berat pada Daerah Tingkat II (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3487). 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1974 tentang Bentuk Peraturan Daerah. 10. Keputusan Bersama Menteri Perhubungan dengan Menteri Dalam Negeri Nomor KM. 109 Tahun 1990/ 95 Tahun 1990 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1990 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan dalam

3 bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan kepada Daerah Tingkat I dan Daerah Tingkat II. 11. Keputusan Menteri Dalam Negeri Pendayaguanaan Aparatur Negara Nomor 21 Tahun 1990 tentang Pedoman dan Proses Pembentukan atau Penyempurnaan Kelembagaan di Lingkungan Instansi Pemerintah Pusat, Perwakilan RI di Luar Negeri dan Pemerintah di Daerah. 12. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahu 1992 tentang Pedoman Organisasi Dinas Daerah. 13. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 1993 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Daerah Tingkat I dan Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Daerah Tingkat II. 14. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 1993 tentang Petunjuk Pelaksanaan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Tingkat I dan Dinas Daerah Tingkat II. 15. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang Nomor 5 Tahun 1994 tentang Pembentukan Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang. Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang. MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG.

4 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang. b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang. c. Bupati Kepala Daerah adalah Bupati Kepala Daerah Tingkat II Sumedang. d. Dinas adalah Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang. e. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang. f. Kelompok Jabatan Fungsional adalah Kelompok Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, wewenang dan hak secara penuh oleh Pejabat yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan propesinya dalam rangka mendukung kelancara tugas poko dinas. g. Cabang Dinas adalah Cabang Dinas pada Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang. h. Kepala Cabang Dinas adalah Kepala Cabang Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang. i. UPTD adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang. j. Kepala UPTD adalah Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang.

5 BAB II KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI Bagian Pertama Kedudukan Pasal2 (1) Dinas adalah unsur pelaksana Pemerintah Daerah di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. (2) Dinas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati Kepala Daerah. Bagian Kedua Tugas Pokok Pasal3 Dinas mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan rumah tangga Daerah di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan serta tugas pembantuan yang ditugaskan oleh Pemerintah Daerah. Bagian Ketiga Fungsi Pasal 4 Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut pada pasal 3 Peraturan Daerah ini, Dinas mempunyai fungsi : a. Pelaksanaan Pembinaan di bidang Lalu Lintas Angkutan, teknik sarana dan kelaikan jalan serta pengendalian operasional berdasarkan kebijaksanaan Bupati Kepala Daerah. b. Penyelenggaraan pelayanan teknis administratif ketata usahaan umum, keuangan dan kepegawaian serta penyusunan rencana dan program kegiatan Dinas.

6 BAB III ORGANISASI Bagian Pertama Unsur Organisasi Pasal 5 Unsur Organisasi Dinas terdiri dari : a. Pimpinan, adalah Kepala Dinas. b. Pembantu Pimpinan, adalah Sub Bagian Tata Usaha. c. Pelaksana, adalah Seksi UPTD dan Kelompok Jabatan Fungsional. Bagian Kedua Susunan Organisasi Pasal 6 (1) Susunan Organisasi Dinas terdiri atas : a. Kepala Dinas. b. Sub Bagian Tata Usaha, membawahkan : 1. Urusan Program. 2. Urusan Keuangan. 3. Urusan Kepegawaian. 4. Urusan Umum. c. Seksi Lalu Lintas, membawahkan : 1. Sub Seksi Manajemen Lalu Lintas. 2. Sub Seksi Rekayasa Lalu Lintas. 3. Sub Seksi Bimbingan Keselamatan. d. Seksi Angkutan, membawahkan : 1. Sub Seksi Angkutan Orang. 2. Sub Seksi Angkutan Barang. 3. Sub Seksi Angkutan Khusus. e. Seksi Teknis Sarana dan Prasarana, membawahkan : 1. Sub Seksi Kendaraan dan Perbekalan. 2. Sub Seksi Terminal.

7 3. Sub Seksi Perparkiran. f. Seksi Pengendalian dan Operasional, membawahkan : 1. Sub Seksi Pengumpulan dan Pengolahan Data. 2. Sub Seksi Penanggulangan Kecelakaan Lalu Lintas. 3. Sub Seksi Ketertiban Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. g. Cabang Dinas. h. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD). i. Kelompok Jabatan Fungsional. Bagian ketiga Bidang Tugas Unsur Organisasi Paragraf 1 Kepala Dinas Pasal 7 Kepala Dinas mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan Dinas dalam melaksanakan sebagian urusan rumah tangga Daerah di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan serta tugas pembantuan yang ditugaskan oleh Pemerintah Daerah. Paragaraf 2 Sub Bagian Tata Usaha Pasal 8 (1) Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan rencana dan program kerja Dinas, pengelolaan keuangan, urusan kepegawaian dan umum. (2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut pada ayat (1) pasal ini, Sub Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi : a. Pelaksanaan penyusunan rencana dan program kerja Dinas serta pelaporan. b. Pelaksanaan pengelolaan urusan keuangan. c. Pelaksanaan pengelolaan urusan kepegawaian. d. Pelaksanaan pengeloalaan urusan umum.

8 (3) Sub Bagian Tata Usaha, membawahkan : a. Urusan Program. b. Urusan Keuangan. c. Urusan Kepegawaian. d. Urusan umum. Pasal 9 (1) Urusan Program mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan rencana dan program kerja Dinas, mengumpulkan dan menolah data serta menyusun laporan. (2) Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut pada ayat (1) pasal ini, Urusan Program mempunyai fungsi : a. Penyiapan bahan penyusunan rencana program kerja Dinas. b. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan. Pasal 10 (1) Urusan Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan keuangan. (2) Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut pada ayat (1) pasal ini, Urusan Keuangan mempunyai fungsi : a. Penyiapan bahan penyusunan rencana anggaran pembiayaan. b. Pelaksanaan pengelolaan keuangan. Pasal 11 (1) Urusan Kepegawaian mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan kepegawaian. (2) Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut pada ayat (1) pasal ini, Urusan Kepegawaian mempunyai fungsi : a. Menyusun rencana urusan kepegawaian. b. Melakukan pengelolaan kepegawaian di lingkungan Dinas. c. Melakukan urusan rumah tangga dan perlengkapan Dinas. d. Melakukan urusan surat-menyurat Dinas. e. Melakukan hubungan masyarakat dan protokol Dinas.

9 f. Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan urusan kepegawaian umum kepada Sub Bagian Tata Usaha. g. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Sub Bagian Tata Usaha sesuai dengan bidang tugasnya. Paragraf 3 Seksi Lalu Lintas Pasal 12 (1) Sub Seksi Lalu Lintas memepunyai tugas pokok menyiapkan pembinaan manajemen dan rekayasa lalu lintas di jalan Kabupaten, di Jalan Propinsi dan Nasional yang berada di Daerah serta bimbingan keselamatan di bidang lalu lintas sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. (2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut pada ayat (1) pasal ini, Seksi Lalu Lintas mempunyai fungsi : a. Menyiapkan perencanaan, pengaturan, pengawasan dan pengendalian lalu lintas di jalan Kabupaten, di jalan Propinsi dan Nasional di Daerah. b. Menyiapkan perencanaan kebutuhan, pengadaan, penempatan dan pemeliharaan rambu-rambu lalu lintas, marka jalan dan alat pemberi isyarat lalu lintas di jalan Kabupaten, di jalan Propinsi dan di jalan Nasional di Daerah. c. Menyiapkan bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat mengenai keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 13 (1) Sub Seksi Manajemen Lalu Lintas dipimpin oleh seorang Kepala Sub Seksi yang mempunyai tugas membantu dan bertanggung jawab kepada Kepala Seksi Lalu Lintas dalam hal menyiapkan perencanaan, pengaturan, pengawasan dan pengendalian lalu lintas di jalan Kabupaten, jalan Propinsi dan jalan Nasional di Daerah. (2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut pada ayat (1) pasal ini, Sub Seksi Manajemen Lalu Lintas mempunyai fungsi :

10 a. Menyusun rencana kerja Sub Seksi Manajemen Lalu Lintas. b. Merencanakan dan malakukan pengawasan lalu lintas di jalan Kabupaten, jalan Propinsi dan jalan Nasional di Daerah. c. Merencanakan dan melakukan pengaturan lalu lintas di jalan Kabupaten, jalan Propinsi dan jalan Nasional di Daerah. d. Melakukan pengendalian lalu lintas di jalan Kabupaten, jalan Propinsi dan jalan Nasional di Daerah. e. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait terhadap pengaturan, pengawasan, dan pengendalian lalu lintas di jalan Kabupaten, jalan Propinsi dan jalan Nasional di Daerah. f. Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan Sub Seksi Manajemen Lalu Lintas kepada Kepala Seksi Lalu Lintas. g. Melakukan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Seksi Lalu Lintas sesuai dengan bidang tugasnya. Pasal 14 (1) Sub Seksi Rekayasa Lalu Lintas mempunyai tugas pokok mempersiapkan bahan pembinaan di bidang rekayasa lalu lintas. (2) Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut pada ayat (1) pasal ini, Seksi Rekayasa Lalu Lintas mempunyai fungsi : a. Penyiapan bahan pembinaan di bidang rekayasa lalu lintas yang meliputi perencanaan dan regulasi pada jaringan transportasi, ruas jalan, simpul/persimpangan, terminal serta perlengkapan jalan. b. Penyiapan bahan pembinaan di bidang rekayasa lalu lintas yang meliputi pengawasan dan pengendalian pada jaringan transportasi, ruas jalan, simpul/persimpangan, terminal serta perlengkapan jalan. Pasal 15 (1) Sub Seksi Bimbingan Keselamatan mempunyai tugas pokok mempersiapkan bahan penyuluhan keselamatan di bidang lalu lintas..

11 (2) Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut pada ayat (1) pasal ini, Sub Seksi Bimbingan Keselamatan mempunyai fungsi : a. Penyiapan bahan pelaksanaan analisis daerah rawan kecelakan lalu lintas, karakteristik lalu lintas dan survei-survei lalu lintas. b. Penyiapan bahan penyuluhan keselamatan kepada masyarakat di bidang lalu lintas. Paragraf 4 Seksi Angkutan Pasal 16 (1) Seksi Angkutan mempunyai tugas pokok mempersiapkan pembinaan manajemen angkutan orang, angkutan barang dan angkutan khusus dalam upaya mewujudkan keseimbangan permintaan dan penawaran jasa angkutan di Daerah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut pada ayat (1) pasal ini, Seksi Angkutan mempunyai fungsi : a. Penyiapan pembinaan penyelenggaraan jasa angkutan orang. b. Penyiapan pembinaan penyelenggaraan jasa angkutan barang. c. Penyiapan pembinaan penyelenggaraan jasa angkutan orang dan barang yang bersifat khusus. Pasal 17 (1) Sub Seksi Angkutan Orang mempunyai tugas pokok mempersiapkan bahan pembinaan di bidang angkutan orang. (2) Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut pada ayat (1) pasal ini, Sub Seksi Angkutan Orang mempunyai fungsi : a. Penyiapan bahan pembinaan usulan transportasi di bidang angkutan orang. b. Penyiapan bahan pembinaan di bidang angkutan orang yang meliputi penetapan jaringan trayek jalan dan penyediaan sarana. c. Penyiapan bahan pembinaan di bidang angkutan orang yang meliputi pengusahaan.

12 d. Penyiapan bahan pembinaan di bidang angkutan orang yang meliputi survei kebutuhan. Pasal 18 (1) Sub Seksi Angkutan Barang mempunyai tugas pokok mempersiapkan bahan pembinaan di bidang angkutan barang. (2) Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut pada ayat (1) pasal ini, Sub Seksi Angkutan Barang mempunyai fungsi : a. Penyiapan bahan pembinaan usulan transportasi jalan di bidang angkutan barang. b. Penyiapan bahan pembinaan di bidang angkutan barang yang meliputi penetapan jaringan trayek jalan dan penyediaan sarana. c. Penyiapan bahan pembinaan di bidang angkutan barang yang meliputi pengusahaan. d. Penyiapan bahan pembinaan di bidang angkutan barang yang meliputi survey kebutuhan. Pasal 19 (1) Sub Seksi Angkutan Khusus mempunyai tugas pokok menyiapkan pemberian bimbingan ijin pengangkutan orang atau barang tertentu yang bersifat khusus. (2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut pada ayat (1) pasal ini, Sub Seksi Angkutan khusus mempunyai fungsi : a. Penyiapan bahan pembinaan usualan transportasi jalan di bidang angkutan khusus.. b. Penyiapan bahan pembinaan di bidang angkutan khusus yang meliputi penetapan jaringan trayek/jalan penyediaan sarana. c. Penyiapan bahan pembinaan di bidang angkutan khusus yang meliputi pengusahaan. d. Penyiapan bahan pembinaan di bidang angkutan khusus yang meliputi survey kebutuhan.

13 Paragraf 5 Seksi Teknik Sarana dan Prasarana Pasal 20 (1) Seksi Teknik Sarana dan Prasarana mempunyai tugas mempersiapkan pembinaan dan petunjuk teknis kendaraan dan perbengkelan umum, pengelolaan terminal serta perparkiran. (2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut pada ayat (1) pasal ini, Seksi Teknik Sarana dan Prasarana mempunyai fungsi : a. Penyiapan pembinaan dan petunjuk teknis kendaraan dan perbengkelan umum. b. Penyiapan bahan pembinaan pengelolaan dan pengendalian terminal serta perperkiran. Pasal 21 (1) Sub Seksi Kendaraan dan Perbengkelan mempunyai tugas pokok mempersiapkan bahan pembinaan teknis kendaraan dan perbengkelan. (2) Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut pada aya (1) pasal ini, Sub Seksi Kendaraan dan perbengkelan mempunyai fungsi : a. Penyiapan bahan pembinaan teknis kendaraan dan perbengkelan yang meliputi persyaratan teknis dan persyaratan pembuatan. b. Penyiapan bahan pembinaan teknis kendaraan yang meliputi standarisasi konstruksi kendaraan. Pasal 22 (1) Sub Seksi Terminal mempunyai tugas pokok mempersiapkan bahan pembinaan teknis pengelolaan terminal. (2) Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut pada ayat (1) pasal ini, Sub Seksi Terminal mempunyai funsi : a. Penyiapan bahan pembinaan teknis pengelolaan terminal. b. Penyiapan bahan pembinaan penyusunan petunjuk teknis pengendalian ketertiban terminal.

14 Pasal 23 (1) Sub Seksi Perparkiran mempunyai tugas pokok mempersiapkan bahan pembinaan teknis pengelolaan dan pengembangan perparkiran. (2) Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut pada ayat (1) pasal ini, Sub Seksi Perparkiran mempunyai fungsi : a. Penyiapan bahan pembinaan teknis pengelolaan perparkiran. b. Penyiapan bahan penyusunan petunjuk teknis pengembangan pengelolaan perparkiran. Paragraf 6 Seksi Pengendalian dan Operasional Pasal 24 (1) Seksi Pengendalian dan Operasional mempunyai tugas pokok melaksanakan serta melakukan pembinaan analisis dan evaluasi data bidang lalu lintas, angkutan dan kelaikan kendaraan serta analisis program ketertiban dan program penanggulangan kecelakaan lalu lintas. (2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut pada ayat (1) pasal ini, Seksi Pengendalian dan Operasional mempunyai fungsi : a. Pelaksanaan koordinasi pengumpulan dan pengolahan operasioanal di bidang lalu lintas, angkutan dan kelaikan kendaraan. b. Pelaksanaan analisis penanggulangan kecelakaan lalu lintas, pengawasan dan pemeriksaan di bidang lalu lintas, angkutan dan kelaikan. c. Pembinaan pengendalian penyimpangan operasional di bidang lalu lintas, angkutan dan kelaikan serta penyidikan pelanggaran lalu lintas dan angkutan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 25 (1) Sub Seksi Pengumpulan dan Pengolahan Data mempunyai tugas pokok mengumpulkan data di bidang lalu lintas, angkuatan dan kelaikan. (2) Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut pada ayat (1) pasal ini, Sub Seksi Pengumpulan dan Pengolahan Data mempunyai fungsi :

15 a. Pengumpulan dan pengolahan data di bidang lalu lintas, angkutan dan kelaikan. b. Penyajian data di bidang lalu lintas, angkutan dan kelaikan. Pasal 26 (1) Sub Seksi Penanggulangan Kecelakaan mempunyai tugas pokok menganalisa dan mempersiapkan bahan pembinaan teknis dalam upaya menanggulangi kecelakaan lalu lintas. (2) Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut pada ayat (1) pasal ini, Sub seksi Penanggulangan Kecelakaan mempunyai funsi : a. Penganalisaan data kecelakaan lalu lintas. b. Penyiapan bahan pedoman dan petunjuk teknis pencegahan dan penanggulangan kecelakaan lalu lintas. Pasal 27 (1) Sub Seksi Ketertiban Lalu Lintas mempunyai tugas pokok mempersiapkan pembinaan dalam pengendalian penyimpangan operasional. (2) Untuk melakukan tugas pokok tersebut pada ayat (1) pasal ini, Sub Seksi Ketertiban Lalu Lintas mempunyai funsi : a. Penyiapan bahan pembinaan dan program pengendalian penyimpangan operasional di bidang lalu lintas dan angkutan. b. Penyiapan bahan pembinaan penyidikan pelanggaran di bidang lalu lintas dan angkuta sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Paragraf 7 Cabang Dinas Pasal 28 (1) Cabang Dinas adalah unsur pelaksana Dinas yang mempunyai tugas menunjang sebagian tugas dan fungsi Dinas. (2) Cabang Dinas dipimpin oleh Kepala Cabang Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

16 (3) Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Cabang Dinas serta pengaturannya ditetapkan lebih lanjut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Paragraf 8 Unit Pelaksana Teknis Dinas Pasal 29 (1) Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja UPTD serta pengaturan lebih lanjut akan ditetapkan kemudian oleh Gubernur setelah memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri. (2) Apabila dipandang perlu, Dinas dapat membentuk UPTD sesuai dengan kebutuhan dan pola kriteria yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri. Paragraf 9 Kelompok Jabatan Fungsional Pasal 30 (1) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan Dinas secara profesional sesuai dengan kebutuhan. (2) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini, dalam melaksanakan tugas pokoknya bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Pasal 31 (1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pasal 30 terdiri atas sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya. (2) Setiap kelompok tersebut pada ayat (1) pasal ini, dipimpin oleh seorang tenaga fungsional yang senior ditunjuk diantara tenaga fungsional yang senior yang ada di lingkungan Dinas. (3) Jumlah jabatan fungsional tersebut pada ayat (1) pasal ini, ditentukan sifat, jenis, kebutuhan dan beban kerja. (4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional tersebut pada ayat (1) pasal ini, diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

17 BAB IV TENAGA KERJA Bagian pertama Umum Pasal 32 (1) Hal yang menjadi tugas Dinas merupakan satu kesatuan yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan. (2) Pelaksanaan fungsi Dinas sebagai pelaksana teknis di bidang lalu lintas dan angkutan jalan, kegiatan operasionalnya diselenggarakan oleh Seksi dan UPTD menurut bidang tugas masing-masing. (3) Kepala Dinas baik taktis operasional maupun teknis administratif berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati Kepala Daerah dan dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan hubungan fungsional dengan instansi lain yang berkaitan dengan fungsinya. (4) Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Dinas dalam melaksanakan tugasnya wajib menetapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplikasi. (5) Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Dinas wajib memimpin, memberikan bimbingan dan petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan. Bagian Kedua Pelaporan Pasal 33 (1) Kepala Dinas wajib memberikan lalopran tentang pelaksanaan tugasnya secara teratur, jelas dan tepat pada waktunya kepada Bupati Kepala Daerah. (2) Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Dinas wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan tepat pada waktunya. (3) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahan, wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut untuk memberikan petunjuk kepada bawahan.

18 (4) Pengaturan mengenai jenis laporan dan cara penyampaiannya, berpedoman kepada peraturan perundang-umdangan yang berlaku. Bagian Ketiga Hal Mewakili Pasal 34 (1) Dalam hal Kepala Dinas berhalangan, kepala Dinas dapat menunjuk Kepala Sub Bagian Tata Usaha. (2) Dalam hal Kepala Sub Bagaian Tata Usaha berhalangan pula, maka Kepala Dinas dapat menunjuk salah seorang Kepala Seksi berdasarkan senioritas dan kepangkatan. BAB V KEPEGAWAIAN Pasal 35 (1) Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas diangkat dan diberhentikan oleh Bupati Kepala Daerah setelah mendapat persetujuan Gubernur Kepala Daerah, dengan mendapat pertimbangan Kepala Kantor Wilayah Departemen Perhubungan. (2) Kepala Dinas berkewajiban dan bertanggung jawab dalam mempersiapkan bahan rancangan kebijaksanaan Bupati Kepala Daerah di bidang kepegawaian. (3) Kepala Dinas berkewajiban dibidang kepegawaian : a. Mengatur dan memperhatikan pelaksanaan kenaikan pangkat, gaji, mutasi dan pensiun pegawai serta hak kepegawaian lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Membuat daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) dan Daftar Urut Kepegawaian (DUK) seluruh pegawai di lingkungan Dinas setiap tahunnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. c. Mempersiapkan dan menyusun Daftar Pegawai yang memenuhi syarat untuk memperoleh pendidikan dan pelatihan dalam upaya pembinaan karier dan peningkata prestasi kerja.

19 BAB VI PEMBIAYAAN Pasal 36 Pembiayaan Dinas berasal dari Anggaran dan Pendapatan Daerah dan penerimaan sumber lain yang sah. BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 37 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Bupati Kepala Daerah. Pasal 38 Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan agar supaya setiap orang yang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang. Ditetapkan di, SUMEDANG Pada tanggal 24 Januari 1994 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH BUPATI KEPALA DAERAH KABUPATEN DAERAH TK. II SUMEDANG TINGKAT II SUMEDANG Ketua, Cap Ttd. Cap Ttd. H. ATJEP ABDUL LATIEF Drs.H. MOCH. HUSEIN JACHJASAPUTRA Disahkan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat dengan Surat Keputusan : Nomor : / Sk Huk / 1995 Tanggal : 26 September 1995

20 Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang : Nomor : 6 Tahun 1995 Seri B.4 Tanggal : 9 Oktober 1995 SEKRETARIS WILAYAH/DAERAH TINGKAT II SUMEDANG Drs. H. YITNO Pembina Tk. I NIP

21 Penjelasan Umum Atas Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang Nomor 6 Tahun 1994 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang I. PENJELASAN UMUM Pembentukan Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang agar lebih berdayaguna dan berhasil perlu pengaturan organisasi dan tata kerja sesuai dengan kedudukan, tugas pokok dan fungsi dalam melaksanakan sebagian urusan rumah tangga Daerah di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan serta tugas pembantuan yang ditugaskan oleh Pemerintah Daerah. Sesuai dengan potensi dan kondisi Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang, perataan Struktur Organisasi Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan memperhatikan faktor Pemerintah, faktor Teknis dan Anggaran Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Pola Organisasi dan Tata Kerja ditetapkan pola maksimal. Pola tersebut sesuai ijin prinsip dari Menteri Dalam Negeri dengan Surat Edaran Nomor : 061/3605/SJ tanggal 21 Okteber II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL BAB I : KETENTUAN UMUM Pasal 1 : Cukup jelas BAB II : KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNSI Pasal 2 s/d 4 : Cukup jelas BAB III : ORGANISASI Pasal 5 s/d 31 : Cukup jelas BAB IV : TATA KERJA Pasal 32 s/d 34 : Cukup jelas BAB V : KEPEGAWAIAN Pasal 35 s/d 36 : Cukup jelas

22 Pasal 37 Pasal 38 : Pengaturan secara khusus akan diatur dalam Keputusan Bupati Kepala Daerah. : Cukup jelas.

23 STRUKTUR ORAGANISASI LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DINAS LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG N O M O R : 6 TAHUN 1994 TENTANG : ORAGANISASI DAN TATA KERJA DINAS LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KABUPATEN DT. II SUMEDANG KEPALA DINAS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SUB BAGIAN TATA USAHA URUSAN URUSAN URUSAN URUSAN PROGRAM KEUANGAN KEPEGAWAIAN UMUM SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI LALU LINTAS ANGKUTAN TEKNIK SARANA PENGENDALIAN DAN PRASARANA DAN OPERASIONAL SUB SEKSI SUB SEKSI SUB SEKSI SUB SEKSI MANAJEMEN ANGKUTAN KENDARAAN PENGUMPULAN LALU LINTAS ORANG DAN PERBEKALAN DAN PENGOLAHAN DATA SUB SEKSI SUB SEKSI SUB SEKSI SUB SEKSI REKAYASA ANGKUTAN TERMINAL PENANGGULANGAN LALU LINTAS BARANG KECELAKAAN LALU LINTAS SUB SEKSI SUB SEKSI SUB SEKSI SUB SEKSI BIMBINGAN ANGKUTAN PERPARKIRAN KETERTIBAN KESELAMATAN KHUSUS LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN CABANG DINAS UPTD DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DT. II SUMEDANG Ketua Ttd BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II SUMEDANG Ttd H.ATJEP ABDUL LATIEF Drs. H.MOCH. HUSEIN JACHJASAPUTRA