BAB I PENDAHULUAN. terpecahkan sampai saat ini adalah pengangguran dan kemiskinan. Informasi
|
|
- Budi Suharto Atmadja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan terbesar bangsa Indonesia yang belum terpecahkan sampai saat ini adalah pengangguran dan kemiskinan. Informasi dari data BPS pada bulan september tahun 2011 jumlah penduduk miskin yang hidup di bawah garis kemiskinan di Indonesia mencapai juta atau % dari jumlah penduduk, dan jumlah pengangguran terbuka tercatat mencapai 7,70 juta orang atau sebesar 6,56 % dari total angkatan kerja. walaupun telah mengalami pernurunan jumlah kemiskinan sebesar 0,7 % dan jumlah pengangguran sebesar 0,42 %, dibanding pada bulan september 2012 penduduk miskin yang hidup dibawah garis kemiskinan di Indonesia berjumlah 28,59 juta orang atau 11,66 %, dan jumlah pengangguran terbuka tercatat mencapai 6,14 %, namun masih tingginya angka kemiskinan dan jumlah pengangguran, permasalahan ini perlu adanya penanganan khusus dari pemerintah untuk segara memecahkan permasalahan tersebut. Dalam pembangunan pendidikan Nasional Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia menetapkan Rencana Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka Panjang (RPPNJP) tahun 2005 tahun 2025 yang dibagi dalam 4 (empat) periodisasi tema pembangunan, yaitu periode pertama tahun 2005 tahun 2010 bertema peningkatan kapasitas dan modernisasi pendidikan, periode kedua tahun 2010 tahun 2015 bertema penguatan 1
2 2 pelayanan pendidikan, periode ketiga tahun 2015 tahun 2020 bertema daya saing regional, dan periode keempat tahun 2020 tahun 2025 bertema daya saing Internasional. Program Desa Vokasi merupakan salah satu program dari Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (PAUDNI) yang strategis sebagai wujud implementasi Rencana Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka Panjang (RPPNJP) Kementerian Pendidikan Nasional. Program Desa Vokasi merupakan Program Pendidikan Kecakapan hidup dalam pendekatan pedesaan. Program Desa Vokasi dimaksudkan sebagai salah satu sarana mengembangkan sumber daya manusia dan lingkungan dilandasi oleh nilai-nilai budaya dengan memanfaatkan potensi lokal. Harapan pemerintah dari Program Desa Vokasi ini adalah membentuk kawasan desa yang menjadi kawasan beragam vokasi, dan terwujudnya kelompok-kelompok usaha riil yang memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada dan kearifan lokal. Dengan demikian, warga masyarakat desa dapat belajar dan berlatih menguasai dan meningkatkan keterampilan yang dapat digunakan untuk bekerja atau menciptakan lapangan kerja sesuai dengan sumber daya yang ada di wilayahnya, sehingga taraf kehidupan masyarakat desa semakin meningkat. Gerakan moral yang dicanangkan oleh Gubernur Jawa Tengah dalam visi pembangunan Jawa Tengah tahun 2008 tahun 2013 yaitu Bali Deso Bangun Deso diharapkan dapat memberdayakan masyarakat desa agar
3 3 mampu mengelola potensi sumber daya pembangunan yang tersedia sangat melimpah di perdesaan. Tujuannya, agar pembangunan pedesaan menjadi maju dan kesejahteraan masyarakatnya meningkat. Gerakan moral dimaksud, adalah: yang sudah pintar menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, kembali ke desa memberitahu atau ngajari masyarakat desa yang belum pintar supaya pintar mengelola potensi desanya dalam kegiatan pembangunan di segala sektor, sehingga desanya menjadi maju. Program Desa Vokasi yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional sangat sinergis dengan gerakan moral Bali Deso Bangun Deso, hal ini dapat dilihat dari implementasi gerakan Bali Deso Bangun Deso dalam percepatan relevansi dan daya saing pendidikan di Jawa Tengah berupa: Pertama, pencanangan Jawa Tengah sebagai Propinsi Vokasi, dengan arah kebijakan keberpihakan pada sekolah kejuruan, peningkatan kompetensi vokasi atau kejuruan serta peningkatan ratio SMK dibandingkan SMA, dengan penekanan pada ratio siswa bukan pada ratio sekolah. Strategi operasional dilakukan melalui pengembangan SMK, yakni menyiapkan tamatan SMK untuk memenuhi pasar kerja, berwirausaha dan memberikan kesempatan untuk mengikuti studi lanjut di Perguruan Tinggi. Hal tersebut dilakukan dengan pengembangan kurikulum dan penambahan program keahlian baru sesuai kebutuhan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia usaha/dunia industri (DU/DI). Kedua, Program Desa Vokasi, untuk meningkatkan layanan pembelajaran dalam rangka pemberdayaan masyarakat dan kecakapan hidup warga belajar di desa, dengan harapan agar masyarakat
4 4 di desa mampu bekerja dan berusaha secara mandiri. Sampai tahun 2012 telah dikembangkan 251 model desa vokasi, dan tahun 2013 akan dikembangkan sebanyak 35 Desa Vokasi, sehingga akan mencapai 286 Desa Vokasi di Jawa Tengah. Kebijakan Pemerintah Provinsi bersifat stimulan, sehingga keberhasilannya sangat bergantung pada peran serta seluruh pemangku kepentingan di desa/kelurahan untuk keberlanjutannya. Beberapa indikator keberhasilan yaitu peningkatan kualitas SDM, munculnya unit-unit usaha sebagai hasil pembelajaran keterampilan dan berkembangnya potensi perekonomian desa. Pada tahun 2009 Kabupaten Jepara merupakan salah satu kabupaten yang mendapatkan program Desa Vokasi. Ada 5 (Lima) desa yang tersebar dalam 5 (Lima) Kecamatan yang mendapatkan program ini, yaitu Desa Midahan Kecamatan Batealit, Desa Bangsri Kecamatan Bangsri, Desa Blingoh Kecamatan Donorojo, Desa Damarwulan Kecamatan Keling, dan Desa Karimunjawa Kecamatan Karimunjawa. (sumber: Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Tengah). Desa Damarwulan merupakan salah satu desa yang ditunjuk sebagai Desa Vokasi di Kabupaten Jepara, jika dilihat jumlah pengangguran dan angka kemiskinan di Desa Damarwulan pada tahun 2011 dari disajikan dalam Tabel sebagai berikut:
5 5 Tabel 1 : Jumlah Angka Pengangguran di Desa Damarwulan Tahun 2011 No Keterangan (Usia Tahun) Jumlah 1. Jumlah penduduk masih sekolah 909 Orang 2 Jumlah penduduk yang menjadi ibu rumah tangga Orang 3 Jumlah penduduk yang bekerja tidak tentu Orang 4 Jumlah penduduk yang bekerja penuh 350 Orang Jumlah angkatan Kerja (penduduk usia tahun) Orang Sumber : Profil Desa Damarwulan Tabel 2 : Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Tahun 2011 No. Keterangan Jumlah 1 Jumlah Kepala Keluarga Keluarga 2 Jumlah Keluarga Prasejahtera 209 Keluarga 3 Jumlah keluarga sejahtera Keluarga 4 Jumlah keluarga sejahtera 2 0 Keluarga 5 Jumlah keluarga sejahtera 3 0 Keluarga 6 Jumlah keluarga sejahtera 3 plus 0 Keluarga Sumber : Profil Desa Damarwulan Dilihat dari tabel di atas bisa dinyatakan bahwa tingkat pengangguran dan kemiskinan di Desa Damarwulan sangat tinggi, hal ini menjadi salah satu faktor desa ini mendapatkan program Desa Vokasi.
6 6 Program Desa Vokasi di Desa Damarwulan Kecamatan Keling Kabupaten Jepara dalam pelaksanaannya telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan bulan Mei 2009, berupa kegiatan pelatihan yang dilakukan setiap satu minggu sekali. Sebelum pelatihan Dinas Pendidikan Kabupaten Jepara membentuk Kelompok Belajar Usaha (KBU) yang anggotanya terdiri dari 20 orang dan berasal dari warga masyarakat Desa Damarwulan. Jumlah Kelompok Belajar Usaha (KBU) sebagai peserta pelatihan di program desa vokasi desa damarwulan terdiri dari 5 (Lima) kelompok yaitu: Kelompok Belajar Usaha (KBU) Komputer, Kelompok Belajar Usaha (KBU) Menjahit, Kelompok Belajar Usaha (KBU) Tata Boga, Kelompok Belajar Usaha (KBU) Tata Rias Rambut, dan Kelompok Belajar Usaha (KBU) Perbengkelan. Program Desa Vokasi di Damarwulan Kecamatan Keling Kabupaten Jepara secara strukturnya berada dibawah kepala desa, dimana kepala desa sebagai pelindung program, dan di pimpin oleh seorang ketua yang dibantu oleh Sekretaris dan Bendahara. Selain itu Program Desa Vokasi juga menunjuk koordinator tiap-tiap Kelompok Belajar Usaha (KBU). Untuk melihat apakah program Desa Vokasi yang sudah dilaksanakan di desa Damarwulan tersebut berjalan sesuai dengan tujuan atau tidak, maka penelitian ini mengambil judul Efektifitas Program Desa Vokasi Dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Damarwulan Kecamatan Keling Kabupaten Jepara.
7 7 2.1 Ruang Lingkup Masalah Ruang lingkup masalah dalam penelitian ini lebih menfokuskan dari efektifitas program Desa Vokasi yang telah dilaksanakan di Desa Damarwulan Kecamatan Keling Kabupaten Jepara. a. Penelitian ini dilakukan pada salah satu Desa Vokasi di Kabupaten Jepara yaitu Desa Damarwulan Kecamatan Keling Kabupaten Jepara. b. Sumber informasi dari penelitian ini adalah Pemerintah Desa, Pengurus Desa Vokasi dan kordinator kelompok belajar usaha di Desa Damarwulan Kecamatan Keling Kabupaten Jepara. c. Kesejahteraan masyarakat disini dimaksudkan adalah tujuan utama dari kegiatan ini yaitu mengurangi pengangguran dan kemiskinan, secara otomatis akan meningkatkan kesejahteran ekonomi masyarakat. 3.1 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah sejauhmana efektifitas tingkat keberhasilan Program Desa Vokasi sebagai upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat yang dilaksanakan di Desa Damarwulan Kecamatan Keling Kabupaten Jepara. Untuk mengetahui perumusana masalah di atas peneliti ingin mengetahui permasalan yang paling mendasar dalam pelaksanaan program Desa Vokasi di Desa Damarwulan, yang akan diuraikan sebagai berikut : a. Bagaimana pelaksanaan program Desa Vokasi di Desa Damarwulan?
8 8 b. Permasalahan apa yang dihadapi dalam pelaksanaan program Desa Vokasi di Desa Damarwulan? c. Bagaimana kesejahteraan ekonomi masyarakat sebelum dan sesudah dilaksanakannya program Desa Vokasi khususnya di Desa Damarwulan? 4.1 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana efektifitas dari program Desa Vokasi dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat yang dilaksanakan di Desa Damarwulan Kabupaten Jepara. Adapun sasaran yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan dari penelitian ini adalah dengan cara : a. Melakukan identifikasi pelaksanaan program Desa Vokasi di Desa Damarwulan. b. Menganalisis potensi permasalahan dalam pelaksanaan program Desa Vokasi di Desa Damarwulan. c. Menganalisis kesejahteraan ekonomi masyarakat sebelum dan sesudah dilaksanakannya Program Desa Vokasi khususnya di Desa Damarwulan. 5.1 Kegunaan Penelitian Kegunaan dalam penelitian ini meliputi kegunaan teoritis dan kegunaan praktis, yang akan dijelaskan sebagai berikut : Kegunaan Teoritis Kegunaan Teoritis dari penelitian ini adalah : Menambah wawasan keilmuan bagi peneliti, pemerintah dan masyarakat tentang
9 9 efektifitas pelaksanaan program Desa Vokasi yang telah dilakukan di Desa Damarwulan Kegunaan Praktis Kegunaan Praktis dari penelitian ini adalah : Memberikan informasi sebagai dasar pertimbangan, pendukung dan sumbangan pemikiran pada perencana dan pengambil keputusan dalam pelaksanaan program yang selanjutnya yang dilakukan oleh pemerintah. 6.1 Sistematika Penelitian Sistematika penulisan dalam skripsi ini merupakan suatu uraian penulisan secara teratur dalam beberapa bab sehingga memberikan suatu gambaran yang jelas mengenai apa yang ditulis. BAB I : PENDAHULUAN Pada bagian ini berisi beberapa sub bab yang membahas tentang latar belakang, ruang lingkup masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitiian dan sistematika penelitian. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini penulis melandaskan teori untuk penelitiannya dengan terlebih dahulu kemudian membahas efektifitas program Desa Vokasi dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat di Desa Damarwulan Kecamatan Keling Kabupaten Jepara. BAB III : METODE PENILITIAN Dalam bab ini, terdapat gambaran umum obyek penelitian dan penulis juga menjelaskan metode penelitian yang digunakan untuk penulisan skripsi, beserta jenis dan sumber data yang dipakai serta metode pengumpulannya.
10 10 Setelah itu penulis menjelaskan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini. BAB IV : HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini, penulis akan mulai membahas penelitianya tentang, hasil analisis dan pembahasan tentang efektifitas program Desa Vokasi di Desa Damarwulan Kecamatan Keling Kabupaten Jepara. BAB V : PENUTUP Akhir dalam laporan penelitian ini, penulis membuat kesimpulan dan memberi saran atas penelitiannya yang telah dilakukan.
11
BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tersebut dapat dirasakan dimasa yang akan datang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia pada umumnya memiliki kesadaran yang kurang baik mengenai peran pendidikan bagi kemajuan kehidupan mereka. Sesungguhnya pendidikan merupakan investasi
Lebih terperincimengembangkan Sekolah Bertaraf Internasional (Septikasari, 2009).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan sejatinya bukan hanya sekedar proses transfer pengetahuan saja, atau melainkan juga mengembangkan aspek intelektual, tapi juga merupakan proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang memiliki pola pelatihan khusus untuk mengarahkan peserta didik agar menjadi lulusan yang siap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Sumber Daya Manusia (SDM) seluruh kemampuan atau potensi penduduk yang berada di dalam suatu wilayah tertentu dengan semua karakteristik atau ciri demografis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pengangguran dan kemiskinan di Indonesia masih menjadi masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pengangguran dan kemiskinan di Indonesia masih menjadi masalah besar yang memerlukan perhatian serius Pemerintah. Menurut Laporan Biro Pusat Statistik (2010),
Lebih terperinci2015 PENGARUH KOMPETENSI SISWA TERHADAP DAYA SAING LULUSAN PADA PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMKN 11 BANDUNG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa banyak perubahan dalam berbagai kehidupan manusia dan lingkungan bisnis, tidak terkecuali
Lebih terperinciRembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) Tahun Evaluasi Kinerja Kemdikbud Tahun dan Penuntasan Implementasi Kurikulum 2013
Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) Tahun 2014 Evaluasi Kinerja Kemdikbud Tahun 2010-2014 dan Penuntasan Implementasi Kurikulum 2013 Hasil Sidang Komisi I KEBIJAKAN PAUDNI TIM KOMISI I TOPIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak yang perlu bagi kehidupannya dalam masyarakat, baik sebagai anggota. hidup di dalam masyarakat (Purwanto, 2007: 24).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan pendidikan ialah membentuk manusia untuk menjadi warga negara yang baik. Untuk itu, sekolah-sekolah diajarkan segala sesuatu kepada anak yang perlu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari kesadaran manusia akan pentingnya sumber daya manusia yang berkualitas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar, namun kualitas sumber daya manusianya masih sangat lemah. Hal ini dapat dilihat dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam menunjang tercapainya pembangunan nasional, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kaya sumber daya manusia dengan jumlah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kaya sumber daya manusia dengan jumlah penduduk sebanyak 231,83 juta jiwa dan juga didaulat sebagai negara dengan penduduk terbanyak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Menghadapi dan memasuki persaingan dunia kerja sekarang ini diperlukan SDM
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menghadapi dan memasuki persaingan dunia kerja sekarang ini diperlukan SDM yang berkualitas, untuk itu SMK SMTI sebagai sekolah yang memiliki orientasi untuk menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu perubahan atau perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara yang kaya dengan Sumber Daya Alam dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara yang kaya dengan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia yang berlimpah. Sumber daya alam yang telah tersedia harus diolah oleh
Lebih terperinciPEDOMAN PELAKSANAAN KRISMA CAREER CENTER
PEDOMAN PELAKSANAAN KRISMA CAREER CENTER BIDANG KOMPETENSI TEKNIK SEPEDA MOTOR SMK KRISTEN 5 KLATEN TAHUN 201 YAYASAN PENDIDIKAN KRISTEN KLATEN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) KRISTEN 5 KLATEN Jl. Opak,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lembaga Kursus dan Pelatihan merupakan dua satuan pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga Kursus dan Pelatihan merupakan dua satuan pendidikan nonformal seperti yang tertera dalam pasal 26 ayat (5) Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia saat ini berkembang cukup maju dan pesat. Seiring dengan perkembangan teknologi tersebut, diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lusi Anzarsari, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan sistem pendidikan merupakah salah satu bidang yang sangat vital bagi keseluruhan pembangunan suatu bangsa dan negara. Pengembangan pendidikan menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar dan kekayaan alam yang berlimpah. Dengan jumlah penduduk 260 juta jiwa dan ragam kekayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persoalan kemiskinan telah menjadi masalah yang sangat sulit untuk
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang Persoalan kemiskinan telah menjadi masalah yang sangat sulit untuk diatasi. Masalah kemiskinan sepertinya juga menjadi sesuatu yang telah mengakar dan menjadi permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyebabnya bukan saja anggaran pemerintah yang relatif rendah tetapi juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia pendidikan kini sedang dalam kondisi kritis dan memprihatinkan. Penyebabnya bukan saja anggaran pemerintah yang relatif rendah tetapi juga ketiadaan visi serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. andalan untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Sektor ini sebagai penyumbang. pertanian memberi andil sekitar 13,39 %, (BPS, 2006).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang menetapkan sektor industri sebagai sektor utama penggerak pembangunan dan juga sebagai sektor andalan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pendidikan Kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. 1) Landasan dan Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013 di SMK. kurikulum sebelumnya (KTSP 2006 dan KBK 2004).
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan 1) Landasan dan Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013 di SMK Negeri 1 dan SMK AL HUDA Kurikulum 2013 merupakan kurikulum hasil pengembangan dari kurikulum sebelumnya (KTSP 2006
Lebih terperinciBAB I. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan. yang tujuan utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan yang tujuan utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan mengutamakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada sebuah pembangunan dapat mendatangkan dampak berupa manfaat yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya perubahan-perubahan dalam aliran baru yang menyangkut arus pendapatan dan manfaat kepada
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 29 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU
1 PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 29 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU Menimbang Mengingat : : a. Bahwa sebagai tindak lanjut
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses yang berkesinambungan (sustainable development) yang dilakukan secara berencana dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menteri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia menyebabkan munculnya. menurunnya konsumsi masyarakat. Untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis ekonomi yang melanda Indonesia menyebabkan munculnya berbagai macam masalah di dalam kehidupan masyarakat seperti terjadinya PHK pada buruh kontrak, jumlah pengangguran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, pertanyaan penelitian, hipotesis dan definisi operasional yang
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, hipotesis dan definisi operasional yang berkaitan dengan efektifitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Peranan UMKM di Indonesia sangat penting sebagai penggerak ekonomi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik sebagai individu maupun sebagai warga negara. Upaya yang dilakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor utama untuk peningkatan sumber daya manusia berkualitas dan bertanggung jawab dalam pembangunan bangsa, baik sebagai individu
Lebih terperinciBandar Lampung, Desember 2015 KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI LAMPUNG,
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung 2015-2019 ini disusun melalui beberapa tahapan dengan mengacu kepada visi RPJMD Provinsi Lampung tahun 2015-2019, yaitu Lampung
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI BALI
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 11 Ayat 1 mengamanatkan kepada pemerintah dan pemerintah daerah untuk menjamin terselenggaranya pendidikan
Lebih terperinciBUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN KEUANGAN UNTUK LEMBAGA PENDIDIKAN NON FORMAL DI KABUPATEN SEMARANG TAHUN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 103 TAHUN 2013 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 103 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN KEPADA GUBERNUR DALAM PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2018 TENTANG BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH DAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN
Lebih terperinciSubbagian kepegawaian.
A. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Susunan Organisasi 1. Kedudukan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah yang dipimpin oleh kepala dinas yang berkedudukan di bawah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini, banyak usaha atau bahkan industri yang menolak para pelamar kerja karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, salah satu masalah yang menarik untuk dikaji yaitu berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan adalah mengenai kesiapan kerja siswa. Saat ini, banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan sektor-sektor ekonomi di Indonesia kini sudah semakin berkembang sangat pesat, terutama pertumbuhan di sektor industri.sektor industri diyakini
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berdampak pada semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Persoalan pengangguran dan kemiskinan merupakan salah satu
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada semakin majunya era teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang namun tidak dibarengi dengan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KOTA VOKASI
SUMBANGAN PEMIKIRAN PENGEMBANGAN KOTA VOKASI Oleh: Jorlin Pakpahan ADALAH KOTA YANG: 1. MENYADARI PERAN PENTING PENDIDIKAN DAN PELATIHAN VOKASI, UNTUK MENJADI- KAN WARGA KOTANYA MENJADI MANUSIA PRODUKTIF.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan masyarakat saat ini sangat perlu di perhatikan, terlebih pembangunan di pedesaan. Desa adalah bagian dari perekonomian yang menyuplai kebutuhan
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.163, 2017 PEMERINTAHAN. Kepemudaan. Penyelenggaraan. Lintas Sektor. Koordinasi. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2017 TENTANG KOORDINASI STRATEGIS
Lebih terperinciSISTEMATIKA PENYUSUNAN CETAK BIRU (BLUE PRINT) PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PADA KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
SISTEMATIKA PENYUSUNAN CETAK BIRU (BLUE PRINT) PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PADA KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA KEMENTERIAN ENERGI
Lebih terperinciBAB I PENDABULUAN. Pembangunan pendidikan nasional Indonesia mendapat pencerahan di
BAB I PENDABULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan pendidikan nasional Indonesia mendapat pencerahan di dalam pelaksanaannya sejak disahkannya Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Lebih terperinciMENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN. BNP2TKI TKI dantki purna. Kamaruddin Hasan Fisip Unimal HP
MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN BNP2TKI TKI dantki purna Kamaruddin Hasan Fisip Unimal HP. 081395029273 Email: kamaruddinkuya76@gmail.com TANTANGAN MEA Tahun 2015 antara harapan dan tantangan Angka kemiskinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan, Indonesia dapat sejajar dengan bangsa-bangsa yang sudah maju.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang membangun, melalui pembangunan, Indonesia dapat sejajar dengan bangsa-bangsa yang sudah maju. Untuk melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diharapkan mampu memberikan peranan besar dalam meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan komponen penunjang suksesnya program pembangunan nasional, karena pendidikan memegang peranan penting dalam mewujudkan pembangunan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. namun sektor industri adalah satu dari beberapa yang bertahan dari krisis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketika terjadi krisis ekonomi 1998, ekonomi di Indonesi sangat mengalami keterpurukan sektor-sektor pendorong ekonomi juga ikut terpuruk namun sektor industri adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat. (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tantangan ke depan pembangunan ekonomi Indonesia tidaklah mudah untuk diselesaikan. Dinamika ekonomi domestik dan global mengharuskan Indonesia senantiasa siap terhadap
Lebih terperinciKEBIJAKAN SARANA PRASARANA UNTUK SEKOLAH SWASTA
KEBIJAKAN SARANA PRASARANA UNTUK SEKOLAH SWASTA Prof. Suyanto, Ph.D Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional 1 Tahapan Pembangunan Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemiskinan menjadi salah satu masalah di Indonesia sejak dahulu hingga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemiskinan menjadi salah satu masalah di Indonesia sejak dahulu hingga sekarang, terutama sejak terhampas dengan pukulan krisis ekonomi dan moneter yang terjadi sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan pendapatan perkapita sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi terhadap pendidikan bermutu menunjukkan bahwa pendidikan telah menjadi satu pranata kehidupan sosial yang kuat dan berwibawa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini, secara berturut-turut akan diuraikan tentang hal-hal berikut : latar belakang penelitian; identifikasi masalah; rumusan masalah; tujuan penelitian; manfaat penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka membiayai program dan kegiatan yang menjadi kewenangan Pemerintah pusat di daerah, maka pemerintah mengalokasikan dana dekonsentrasi dan dana tugas pembantuan.
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini menimbulkan kompetensi di berbagai bidang baik ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut masyarakat
Lebih terperinciGambar 1.1 Struktur Organisasi Kemdiknas
BAB I PENDAHULUAN Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia pasal 31, bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang ini setiap Negara di seluruh dunia semakin terbuka dalam segala bidang usaha seperti bidang politik, bidang industri, bidang pendidikan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut diselenggarakan pada semua jenjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mega Wulandari, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha sadar seseorang dalam mendapatkan bekal ilmu pengetahuan yang tidak hanya bermanfaat untuk masa sekarang melainkan bermanfaat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan pertanian secara keseluruhan, dimana sub sektor ini memiliki nilai strategis dalam pemenuhan kebutuhan
Lebih terperinciBUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,
BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PARIWISATA KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS NOMOR KEP.57/LATTAS/IV/2014 TENTANG
KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jalan Jenderal Gatot Subroto Kavling 51 Lt. VI A. Telp. : 021-52901142 Fax. 021-52900925 Jakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada Rencana Strategis (Renstra) Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada Rencana Strategis (Renstra) Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) tahun 2004-2009, salah satu target yang ingin dicapai dalam jenjang pendidikan menengah
Lebih terperinciJakarta, Desember 2006 Direktur Pangan dan Pertanian BAPPENAS. Endah Murniningtyas
KATA PENGANTAR Tenaga kerja pertanian (dalam arti luas) merupakan tenaga kerja terbesar dengan jumlahnya mencapai 42,3 juta jiwa pada tahun 2006. Jumlah ini merupakan 44,5 persen dari jumlah tenaga kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia atau biasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia atau biasa disingkat KKP merupakan salah satu kementerian yang memiliki peran strategis bagi Indonesia.
Lebih terperinciBab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG
Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemajuan suatu bangsa tidak dapat terlepas dari Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada, karena SDM merupakan modal dasar dari pembangunan yang sedang/akan dilakukan.
Lebih terperinciGAGASAN PERUBAHAN Program Pengembangan Kompetensi Llife Skill Vokasi Untuk Siswa SMA/MA di Provinsi Kepulauan Riau MUHD. DALI LOGO
GAGASAN PERUBAHAN Program Pengembangan Kompetensi Llife Skill Vokasi Untuk Siswa SMA/MA di Provinsi Kepulauan Riau MUHD. DALI Seminar Proyek Perubahan Diklat Kepemimpinan III Angkatan VI Tahun 2014 muhd.dali64.md@gmail.com
Lebih terperinciPendidikan Vokasi Bercirikan Keunggulan Lokal Oleh: Istanto W. Djatmiko Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
Pendidikan Vokasi Bercirikan Keunggulan Lokal Oleh: Istanto W. Djatmiko Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Peran Kebudayaan dalam Pembangunan Pendidikan Berkelanjutan Salah satu fungsi pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin maju suatu bangsa semakin banyak orang yang terdidik, namun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin maju suatu bangsa semakin banyak orang yang terdidik, namun banyak pula masyarakat yang menganggur. Dengan kemampuan pemerintah yang sangat terbatas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah mencerdaskan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PROFIL BAGIAN PEMERINTAHAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BLITAR
PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PROFIL BAGIAN PEMERINTAHAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BLITAR Disusun oleh : BAGIAN PEMERINTAHAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kami
Lebih terperinciBUPATI PENAJAM PASER UTARA
9 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN GRATIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI PENAJAM PASER UTARA, Menimbang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan antar daerah. Pelaksanaan pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara berkembang yang sampai saat ini masih
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara berkembang yang sampai saat ini masih banyak jumlah pengangguran sehingga tingkat kemiskinan relatif masih tinggi. Kurangnya ketersediaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi perekonomian nasional amat besar salah satunya adalah penerimaan negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini perkembangan industri UMKM berkembang pesat, seiring dengan berbagai kemudahan bisnis yang terus didorong dan diupayakan oleh Pemerintah. Hal tersebut dilakukan
Lebih terperinciMenteri Perindustrian Republik Indonesia
Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PEMBUKAAN RAPAT KOORDINASI NASIONAL PENYUSUNAN PROGRAM PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN IKM TAHUN 2017 BANDA ACEH, 27 MARET
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menjelang tahun 2020 perekonomian Indonesia akan berubah dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menjelang tahun 2020 perekonomian Indonesia akan berubah dan berkembang kearah perekonomian global. Industrinya dituntut untuk mampu bersaing dipasar regional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik dan banyak pula orang yang menganggur. Maka semakin dirasakan pentingnya dunia usaha. Salah satu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian di Indonesia adalah untuk: (1) Menjamin
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan pertanian di Indonesia adalah untuk: (1) Menjamin berlangsungnya hidup masyarakat baik yang hidup disektor pertanian melalui peningkatan pendapatan
Lebih terperinci2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar manusia dalam mewujudkan suasana belajar dengan melakukan proses pembelajaran didalamnya menjadikan peserta didik aktif mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi ini pembangunan sumber daya manusia memiliki arti yang sangat penting. Dalam era tersebut diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pengangguran saat ini masih harus tetap memperoleh perhatian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan pengangguran saat ini masih harus tetap memperoleh perhatian khusus dari berbagai pihak. Dalam kerangka kebijakan makro, perekonomian Indonesia
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN KOORDINASI KEGIATAN DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TAHUN 2015
KEBIJAKAN DAN KOORDINASI KEGIATAN DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TAHUN 2015 Disampaikan pada Temu Koordinasi Penyelenggara Program Pendidikan Masyarakat Bandung, 30 April 2015 oleh: Dr. Ir.
Lebih terperinciMenteri Perindustrian Republik Indonesia
Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PEMBUKAAN RAPAT KOORDINASI NASIONAL PENYUSUNAN PROGRAM PEMBERDAYAAN IKM TAHUN 2016 PALEMBANG, 21 APRIL 2015 Yang Saya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama negara sedang berkembang seperti Indonesia. Kemiskinan terjadi tatkala
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan adalah permasalahan umum yang dihadapi oleh setiap negara. Tujuan negara untuk memajukan kesejahteraan umum terkendala oleh karena kemiskinan yang merupakan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikarenakan semakin modernnya teknologi yang berkembang di sektor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjalanan pembangunan di Indonesia membawa banyak kemajuan disegala sektor kehidupan, baik itu bidang sosial, ekonomi, pendidikan, pertanian, teknologi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus
BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, dan 5) definisi istilah penelitian. 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 81 TAHUN 2008 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 81 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR MENIMBANG :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keadilan sejahtera, mandiri maju dan kokoh kekuatan moral dan etikanya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat yang dilaksanakan secara berkelanjutan berdasarkan pada kemampuan nasional, dengan
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2015
No. 36/05/51/Th. IX, 5 Mei 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2015 Jumlah angkatan kerja di Provinsi Bali pada Februari 2015 mencapai 2.458.784 orang, bertambah sebanyak 142.026 orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional bertumpu pada tiga tema, yaitu : 1. Pemerataan dan perluasan akses.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu pilar pokok pembangunan pendidikan di Indonesia. Kebijakan pembangunan pendidikan nasional diarahkan untuk
Lebih terperinci