BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum Pefindo
|
|
- Irwan Chandra
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi objek studi atau objek penelitian adalah PT. Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Gambaran Umum Pefindo Pefindo didirikan di Jakarta pada tanggal 21 Desember 1993, melalui inisiatif Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dan Bank Indonesia (BI). Pada tanggal 13 Agustus 1994, Pefindo memperoleh izin operasi dari Bapepam-LK (No. 39/PM- PI/1994) dan menjadi salah satu lembaga penunjang pasar modal Indonesia. Fungsi utama Pefindo adalah menyediakan suatu peringkat yang objektif, independen, serta dapat dipertanggungjawabkan atas risiko kredit (dari penerbitan surat utang) yang diterbitkan kepada publik. Pefindo juga menerbitkan dan mempublikasikan informasi kredit sehubungan dengan pasar perdagangan sekuritas utang. Publikasi ini terdiri dari opini kredit atas perusahaan-perusahaan penerbit obligasi beserta sektor aset acuannya. Pefindo merupakan Perseroan Terbatas (PT) yang sahamnya per Desember 2009 tercatat dimiliki oleh 92 perusahaan domestik, yang terdiri dari dana pensiun, perbankan, asuransi, Bursa Efek Indonesia (BEI), dan perusahaan sekuritas. Guna meningkatkan metodologi dan kriteria yang digunakan dalam melakukan pemeringkatan, maka Pefindo didukung oleh mitra globalnya, yaitu Standard & Poor Rating Services (S&P's). Pefindo 1
2 juga aktif berpartisipasi dalam Asian Credit Rating Agencies Association (ACRAA) Produk dan Layanan Pefindo Pefindo memiliki beberapa produk dan layanan yang menunjang kegiatan pasar modal, di antaranya: a) Rating Service Rating Service merupakan jasa yang ditawarkan Pefindo dalam menilai obligasi perusahaan-perusahaan tertentu untuk kemudian diperingkat. Rating Service yang ditawarkan Pefindo terbagi ke dalam dua bentuk, yaitu Company Rating (menilai dan memeringkat perusahaan atas seluruh obligasinya) dan Debt Instrument Rating (menilai dan memeringkat tiap instrumen obligasi). Hasil dari Rating Service dituangkan ke dalam dokumen yang bernama Rating Announcement. b) Mutual Fund Service Mutual Fund Service merupakan jasa yang ditawarkan Pefindo dalam menilai dan memeringkat instrumen reksadana. Mutual Fund Service yang ditawarkan Pefindo terbagi ke dalam dua bentuk, yaitu Pefindo s Mutual Fund Ranking (memeringkat reksadana berdasarkan tingkat pengembalian, volatilitas, dan ukuran aset) dan Pefindo s Credit Quality Rating (memeringkat reksadana berdasarkan level proteksi terhadap default risk). Hasil dari Mutual Fund Service dituangkan ke dalam Mutual Fund Report. 2
3 c) Pefindo25 SME Index Pefindo25 SME Index merupakan indeks saham yang dikelola oleh BEI bersama dengan Pefindo dan Investor Daily. Index ini merepresentasikan saham-saham pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM). d) Equity Valuation Equity Valuation merupakan produk yang ditawarkan Pefindo berbentuk Laporan Riset Ekuitas secara singkat dan padat yang membahas mengenai bisnis emiten beserta prospeknya dan industri di mana emiten berada serta proyeksi keuangan dan nilai wajar saham emiten. e) Industry Report Industy Report merupakan produk yang ditawarkan Pefindo berupa kajian holistik yang berisi informasi dan opini mengenai selukbeluk suatu sektor industri, baik dalam lingkup nasional maupun global. f) Economic Updates Economic Updates merupakan produk yang ditawarkan Pefindo berupa kajian holistik yang berisi informasi dan opini mengenai kondisi perekonomian nasional dan perkembangannya. 3
4 1.2 Latar Belakang Penelitian BEI menawarkan banyak alternatif sekuritas yang dapat diperdagangkan. Dari beberapa jenis sekuritas yang diperdagangkan di BEI, tercatat tiga sekuritas dengan total value terbesar dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, yakni saham, obligasi pemerintah, dan obligasi perusahaan. Gambar 1.1 IDX Trading Highlights 2,500,000 2,000,000 1,963,761 1,500,000 1,000, , , ,929 1,437,343 1,176,237 1,223,441 Saham (Miliar Rp) Obl. Pemerintah (Miliar Rp) Obl. Korporasi (Miliar Rp) 0 38,853 90, , Sumber: IDX Statistics 2010 dan IDX Statistics 2011 Gambar 1.1 merupakan penjabaran mengenai informasi perdagangan saham, obligasi pemerintah, dan obligasi korporasi selama kurun waktu tiga tahun terakhir ( ). Dalam kurun waktu , terdapat kenaikan sebesar 20,62% untuk nilai saham, 79,68% untuk nilai obligasi pemerintah, dan 131,67% untuk obligasi korporasi. Sedangkan dalam kurun waktu , terdapat 4
5 kenaikan sebesar 4,01% untuk nilai saham, 36,62% untuk nilai obligasi pemerintah, dan 40,42% untuk nilai obligasi korporasi (tidak termasuk obligasi korporasi dalam kurs USD). Jika dirata-ratakan dengan geometric mean, maka terdapat kenaikan rata-rata sebesar 12,01% untuk nilai saham, 56,68% untuk nilai obligasi pemerintah, dan 80,36% untuk obligasi korporasi (tidak termasuk obligasi korporasi dalam kurs USD). Dapat disimpulkan bahwa sekuritas dengan pertumbuhan nilai yang paling pesat setiap tahunnya ialah obligasi korporasi, disusul dengan obligasi pemerintah dan saham. Hal ini terlihat dari pertumbuhan tiap tahun masing-masing sekuritas dan pertumbuhan rata-rata menurut perhitungan dengan geometric mean. Ada yang menarik dari kesimpulan ini, ternyata pada pasar modal di Indonesia, debt capital lebih berkembang daripada equity capital. Hal ini menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia kian antusias dengan debt capital. Bahkan, Indonesia perlu berbangga diri, karena pada Desember 2011 peringkat utang Indonesia dinaikkan menjadi investment grade oleh lembaga pemeringkat Moody s Investor Service, Fitch Ratings, dan Japan Credit Rating Agency (JCRA). Pasalnya, terakhir kali utang Indonesia mendapat peringkat investment grade ialah pada 1 Juni Atas kabar gembira tersebut Direktur Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia, Perry Warjiyo, berkomentar Ini akan memperkuat aliran dana modal masuk ke Indonesia. Hal ini akan berdampak positif bagi pasar modal Indonesia, khususnya untuk instrumen utang seperti obligasi. Adalah suatu hal yang sangat wajar apabila obligasi kian digemari, pasalnya obligasi memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan saham. Hal ini didukung oleh pendapat Purwaningsih (2008:85) yang menyatakan bahwa obligasi menarik 5
6 bagi investor karena obligasi memiliki beberapa kelebihan yang berkaitan dengan keamanan dibandingkan saham, yaitu: (1) volatilitas saham lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi sehingga daya tarik saham berkurang; dan (2) obligasi menawarkan tingkat return yang positif dan memberikan income yang tetap. Kelebihan lain dari obligasi dibanding saham ialah terletak pada sistem pengembaliannya (return). Pengembalian dari saham berupa dividen, sedangkan pengembalian dari obligasi berupa kupon obligasi. Dividen diberikan kepada pemegang saham apabila perusahaan telah membayar kupon obligasi pada investor obligasi (bondholder). Apabila setelah perusahaan membayar kupon obligasi namun tidak terdapat sisa untuk membayar dividen, maka pemegang saham tidak mendapat pengembalian apapun dari saham yang diinvestasikannya. Inilah salah satu sifat yang juga merupakan keunggulan dari obligasi, yakni hak atas imbalan bondholder lebih diprioritaskan daripada pemegang saham. Tidak hanya perusahaan yang menjadi emiten obligasi, tetapi juga lembaga pemerintahan. Jika perusahaan menerbitkan obligasi agar mendapatkan modal untuk membiayai kegiatan bisnisnya, pemerintah juga menerbitkan surat utang ke masyarakat untuk mendanai aktivitas pemerintahan. Surat utang yang diterbitkan perusahaan dan pemerintah tentunya berbeda, terutama dari tingkat risikonya. Obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah sudah barang tentu masuk ke dalam obligasi dengan investment grade (rating yang menunjukkan bahwa obligasi tersebut layak investasi) dan bebas risiko (risk-free). Hal ini disebabkan oleh adanya kepastian akan kemampuan pemerintah dalam melunasi kupon dan pokok utang ketika obligasi jatuh tempo. Pemerintah dapat menaikkan anggaran pendapatan atau membuat kebijakan tertentu agar dapat melunasi kupon dan pokok obligasi yang 6
7 diterbitkan. Berbeda dengan pemerintah, perusahaan tidak memiliki kemampuan membayar kupon dan pokok obligasi yang diterbitkannya sebaik pemerintah. Menurut Manurung et al. (2009:1), perusahaan memiliki kemungkinan risiko default, tergantung dari kesehatan keuangan perusahaan tersebut. Risiko default tersebut dipengaruhi oleh siklus bisnis yang berubah (sehingga menurunkan perolehan laba), kondisi ekonomi makro, dan situasi politik yang terjadi, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, meskipun obligasi memberikan pendapatan tetap pada investor, namun hal ini tidak dapat dipastikan sepenuhnya karena adanya risiko default pada perusahaan yang bertindak sebagai emiten obligasi. Menurut Manurung et al. (2009:1), sebelum penerbit obligasi menerbitkan obligasi, Bapepam-LK akan melakukan proses pengujian terhadap obligasi dan dilakukan pengujian peringkat obligasi. Biasanya proses pemeringkatan obligasi membutuhkan waktu sekitar satu hingga dua bulan, sebelum akhirnya obligasi tersebut dinyatakan dapat diterbitkan dan bisa dibeli investor. Rating obligasi memiliki banyak manfaat, terutama bagi para investor. Rating obligasi dapat digunakan sebagai acuan apakah investor layak untuk berinvestasi pada obligasi tertentu, karena dalam rating obligasi terdapat sinyal dan refleksi akan kemampuan emiten dalam melunasi kewajiban finansialnya. Jadi, investor dapat menggunakan rating obligasi untuk mengidentifikasi risiko default emiten, sehingga investor dapat berinvestasi pada obligasi yang tingkat risikonya dapat ditolerir. Investor tidak perlu melakukan penelitian sendiri untuk mengetahui rating dari suatu obligasi, melainkan cukup menilik pengumuman rating obligasi yang dikeluarkan para lembaga pemeringkat kredit. Hal ini tentunya akan menghemat biaya dan waktu. 7
8 Penilaian yang dilakukan lembaga pemeringkat kredit tidak selalu mulus. Pasalnya, ada beberapa kejadian yang menimbulkan suatu pertanyaan apakah peringkat obligasi yang diberikan oleh agen pemeringkat kredit di Indonesia akurat dan dapat diandalkan. Salah satunya ialah kasus peringkat obligasi Bank Global yang diberikan oleh PT Kasnic Credit Rating Indonesia (Kasnic). Pada Juli 2003, Kasnic memberikan peringkat A- untuk obligasi subordinasi (subordinat) Bank Global (sebesar 400 miliar rupiah). Namun setelah BI mengumumkan secara resmi tentang status Bank Global pada 8 Desember 2004, Kasnic langsung menurunkan peringkat obligasi subordinasi tersebut menjadi BBB-. Kemudian, atas pengumuman BI mengenai pembekuan izin Bank Global pada 13 Desember 2004, Kasnic menurunkan peringkat obligasi subordinasi secara drastis menjadi D (default). Menurut Chan & Jagadeesh (2004:154), salah satu alasan mengapa peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh agen pemeringkat bias karena lembaga pemeringkat tersebut tidak melakukan monitor terhadap kinerja perusahaan (emiten) setiap hari. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/31/DPNP tanggal 31 Desember 2011 perihal Lembaga Pemeringkat dan Peringkat yang Diakui Bank Indonesia, terdapat enam lembaga pemeringkat kredit yang diakui oleh Bank Indonesia, yakni Fitch Ratings, Moody s Investor Service, Standard and Poor s, PT. Fitch Ratings Indonesia, PT. ICRA Indonesia, dan PT. Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Setiap lembaga pemeringkat memiliki metodologi tersendiri dalam menentukan rating obligasi. Menurut Keown et al. (2008: ), umumnya rating obligasi dipengaruhi oleh proporsi modal terhadap utang perusahaan, tingkat profitabilitas perusahaan, tingkat kepastian dalam menghasilkan pendapatan, besar kecilnya 8
9 perusahaan, dan sedikit penggunaan utang subordinat. Lebih jauh lagi, Bodie et al. (2010: ) menyatakan bahwa rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat keamanan dari suatu obligasi antara lain: coverage ratios, leverage ratio, liquidity ratios, profitability ratios, dan cash-flow-to-debt ratio. Berbeda dengan pendapat para pakar keuangan sebelumnya, Ehrhardt & Brigham (2011: ) mengemukakan bahwa bukan hanya rasio keuangan yang dapat digunakan untuk menentukan rating obligasi, melainkan juga ketentuan-ketentuan dalam kontrak obligasi dan faktor-faktor kualitatif. Sekalipun lembaga pemeringkat kredit memberitahukan metodologi dan aspek apa saja yang mereka gunakan dalam mengukur rating obligasi, namun sampai saat ini belum ada lembaga pemeringkat yang menjabarkan model matematis/fungsi untuk mengukur rating obligasi. Beda lembaga pemeringkat, beda pula metodologi pengukuran rating obligasinya. Tabel 1.1 NPM, OPM, Umur Obligasi, dan Peringkat Obligasi I Tahun 2008 MNC Securities (d/h Bhakti Securities) Tahun NPM OPM Umur Peringkat Obligasi Obligasi ,95% 46,70% 3 tahun BBB ,71% 70,53% 3 tahun BBB Sumber: Indonesia Bond Market Directory 2010 dan Indonesia Bond Market Directory
10 Tabel 1.2 NPM, OPM, Umur Obligasi, dan Peringkat Obligasi I Tahun 2007 Seri B Bank Danamon Indonesia, Tbk. Tahun NPM OPM Umur Peringkat Obligasi Obligasi ,67% 15,75% 5 tahun AA ,00% 32,11% 5 tahun AA+ Sumber: Indonesia Bond Market Directory 2010 dan Indonesia Bond Market Directory 2011 Berdasarkan Tabel 1.1, dapat dilihat adanya kejanggalan. Pada tahun 2010, rasio NPM MNC Securities naik sebesar 1.461,53% dan rasio OPM naik sebesar 51,02%. Meskipun terdapat kenaikan yang signifikan pada rasio NPM dan OPM MNC Securities, namun hal tersebut tidak merubah peringkat obligasi pada tahun 2010, yaitu peringkat BBB. Obligasi dengan peringkat BBB mengindikasikan bahwa obligor memiliki kemampuan memadai dibanding obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial atas efek utang tersebut. Kemampuan obligor untuk memenuhi kewajiban finansial atas efek utang tersebut lebih terpengaruh oleh memburuknya perkembangan perekonomian, bisnis, dan keuangan. Sama halnya dengan dengan kasus peringkat obligasi MNC Securities, terdapat juga indikasi kejanggalan pada peringkat obligasi Bank Danamon. Sesuai dengan Tabel 1.2, pada tahun 2010, rasio NPM Bank Danamon naik sebesar 130,54%, sedangkan rasio OPM naik sebesar 103,92%. Meskipun terdapat kenaikan yang signifikan pada rasio NPM dan OPM Bank Danamon, namun hal tersebut tidak merubah peringkat obligasi Bank Danamon, yaitu peringkat AA+. Obligasi dengan peringkat AA+ mengindikasikan bahwa obligor memiliki kemampuan sangat kuat dibanding obligor Indonesia lainnya 10
11 untuk memenuhi kewajiban finansial atas efek utang tersebut. Kemampuan obligor untuk memenuhi kewajiban finansial atas efek utang tersebut tidak terlalu terpengaruh oleh memburuknya perkembangan perekonomian, bisnis, dan keuangan. Adanya kejanggalan pada pemeringkatan kedua obligasi tersebut menunjukkan bahwa peringkat obligasi tidak hanya ditentukan oleh rasio keuangan saja. Indikasi kejanggalan juga terjadi pada obligasi dengan emiten yang sama. Adira Dinamika Multifinance pada akhir tahun 2011 memiliki 14 obligasi, 2 diantaranya dengan rating AA, 2 obligasi dengan rating AA-, dan 10 obligasi dengan rating AA+, padahal emiten dari keempatbelas obligasi tersebut merupakan perusahaan yang sama. Hal ini kembali menimbulkan tanya, apa dasar penetapan rating obligasi yang diterbitkan oleh lembaga pemeringkat kredit terhadap suatu obligasi. Penelitian seputar rasio keuangan di Indonesia banyak dihubungkan dengan harga saham maupun kinerja perusahaan. Penelitian yang mengangkat topik mengenai peringkat obligasi di Indonesia masih jarang dilakukan. Hal ini disebabkan karena adanya keterbatasan data obligasi. Selain itu, sebagian besar perdagangan obligasi dilakukan secara over the counter. Beberapa penelitian sejenis telah penulis temui dan tentunya menggunakan metodologi penelitian yang berbeda. Umumnya, penelitian serupa terbatas pada obligasi yang diterbitkan perusahaanperusahaan dalam sektor atau industri tertentu saja. Sebut saja penelitian Manurung et al. (2009) yang membatasi sampelnya pada obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dalam industri non keuangan. Penelitian Ayu & Herawati (2008) membatasi sampelnya 11
12 pada obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan yang termasuk dalam industri selain bidang transportasi dan jasa keuangan. Berbeda dengan dua penelitian sebelumnya, Yuliana (2011) memilih obligasi pada perusahaan keuangan sebagai sampel penelitian. Selain itu, Amrullah (2007) membatasi sampelnya pada obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan manufaktur. Teknik analisis data dari para peneliti terdahulu juga beragam. Sebagian besar peneliti terdahulu menggunakan analisis diskriminan berganda dan regresi logistik, meskipun beberapa peneliti lain menggunakan teknik analisis data yang berbeda. Sebut saja penelitian Magreta & Nurmayanti (2009) yang menggunakan regresi logistik dan penelitian Linandarini (2010) yang menggunakan analisis diskriminan berganda, bahkan penelitian Raharja & Sari (2008) melakukan komparasi antara analisis diskriminan berganda dan regresi logistik. Namun peneliti lain ada yang menggunakan teknik analisis data yang berbeda, misalnya saja penelitian Purwaningsih (2008) yang menggunakan analisis faktor dan backward regression, dan penelitian Manurung et al. (2009) yang menggunakan regresi berganda. Penelitian serupa umumnya menggunakan rasio keuangan dalam mengukur rating obligasi, namun beberapa di antaranya juga menggunakan jaminan obligasi, umur obligasi, reputasi auditor, dan faktor non akuntansi lainnya. Hasil.dari penelitian terdahulu juga berbeda-beda, meski ada beberapa penelitian menggunakan variabel dan indikator yang sama. Manurung et al. (2009) melakukan penelitian mengenai hubungan rasio-rasio keuangan dengan rating obligasi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa variabel current ratio, total asset turnover, dan return on asset berpengaruh secara signifikan terhadap rating obligasi. 12
13 Purwaningsih (2008) melakukan penelitian mengenai pemilihan rasio keuangan terbaik untuk memprediksi peringkat obligasi (studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa rasio keuangan yang dapat digunakan untuk memprediksi peringkat obligasi antara lain: long term liabilities / total assets (leverage), net worth / total assets (leverage), cash flow from operations / total liabilities (solvability), dan sales / fixed assets (productivity). Rasio keuangan terbaik untuk memprediksi peringkat obligasi ialah current assets / current liabilities (liquidity). Magreta & Nurmayanti (2009) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi prediksi peringkat obligasi ditinjau dari faktor akuntansi dan non akuntansi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa variabel profitabilitas, produktivitas, dan jaminan obligasi dapat digunakan untuk memprediksi peringkat obligasi. Raharja & Sari (2008) melakukan penelitian mengenai perbandingan alat analisis (diskriminan dan regresi logistik) terhadap peringkat obligasi. Hasil dari analisis diskriminan menunjukkan bahwa variabel total liabilities / equity, current liabilities / working capital, working capital / total assets, net worth + long term liabilities / fixed assets, net worth / total liabilities, operating income / sales, cash flow from operating / total sales, sales / total assets, dan cash flow from operations / total assets signifikan dalam membedakan kategori peringkat obligasi. Hasil dari analisis regresi logistik menunjukkan bahwa variabel net worth / total liabilities, operating income / sales, dan cash flow from operating / total sales signifikan dalam membedakan kategori peringkat obligasi. 13
14 Ayu & Herawati (2008) melakukan penelitian mengenai prediksi kemungkinan default obligasi perusahaan yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa variabel profitabilitas (dengan indikator basic earning power, ROE, dan gross profit margin ratio), solvabilitas (dengan indikator owner s equity to fixed asset dan working capital to asset), manajemen utang (dengan indikator total debt to total asset dan debt to equity ratio), likuiditas (dengan current ratio sebagai indikator), dan cashflow (dengan net cash flow to total debt sebagai indikator) memiliki kemampuan dalam memprediksi risiko default obligasi. Hasnawati & Dirja (2008) melakukan penelitian mengenai pengaruh faktor current ratio, debt to equity, return on equity, size, dan maturity terhadap prediksi peringkat obligasi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa seluruh variabel berpengaruh secara signifikan terhadap rating obligasi. Pinches & Mingo (1973) melakukan penelitian mengenai penggunaan analisis faktor dan analisis diskriminan berganda dalam mengembangkan sebuah model yang dapat digunakan untuk memprediksi rating obligasi. Penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa variabel subordination, years of consecutive dividends, issue size, net income and interest / interest (five year mean), long term debt / total assets (five year mean), dan net income / total assets dapat memprediksi rating obligasi. Variabel subordination merupakan variabel yang paling penting dalam mempengaruhi rating obligasi. 14
15 Hal ini mendorong penulis untuk membentuk model matematis/fungsi yang dapat mengukur rating obligasi dengan akurat dan dapat diandalkan. Berangkat dari latar belakang yang telah dipaparkan, penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul: PENGARUH RASIO KEUANGAN DAN KARAKTERISTIK OBLIGASI TERHADAP RATING OBLIGASI KORPORASI DI INDONESIA. 1.3 Perumusan Masalah Berangkat dari latar belakang penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini antara lain: 1) Apakah variabel leverage berpengaruh signifikan terhadap rating obligasi? 2) Apakah variabel profitability berpengaruh signifikan terhadap rating obligasi? 3) Apakah variabel umur obligasi berpengaruh signifikan terhadap rating obligasi? 4) Apakah variabel subordinasi berpengaruh signifikan terhadap rating obligasi? 5) Apakah rasio keuangan dan karakteristik obligasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap rating obligasi? 1.4 Tujuan Penelitian Suatu penelitian dikatakan baik dan bermanfaat apabila memiliki tujuan yang jelas yang ingin dicapai. Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut: 15
16 1) Menganalisis ada tidaknya pengaruh yang signifikan dari variabel leverage terhadap rating obligasi. 2) Menganalisis ada tidaknya pengaruh yang signifikan dari variabel profitability terhadap rating obligasi. 3) Menganalisis ada tidaknya pengaruh yang signifikan dari variabel umur obligasi terhadap rating obligasi. 4) Menganalisis ada tidaknya pengaruh yang signifikan dari variabel subordinasi terhadap rating obligasi. 5) Menganalisis ada tidaknya pengaruh yang signifikan dari rasio keuangan dan karakteristik obligasi secara simultan terhadap rating obligasi. 1.5 Kegunaan Penelitian Aspek Teoritis 1) Penelitian ini memberikan kontribusi literatur sebagai bukti empiris dan sebagai tambahan khasanah pengembangan teori di bidang akuntansi, keuangan, dan investasi. 2) Penelitian ini juga bermanfaat sebagai tambahan referensi dan/atau acuan dan sebagai pembenaran ilmiah bagi penelitian selanjutnya dengan topik yang sejenis, atau untuk penelitian yang tidak sejenis, namun masih termasuk dalam bidang yang sama (akuntansi, keuangan, dan investasi) Aspek Praktis 1) Bagi emiten obligasi, penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk memprediksi peringkat obligasi secara dini, agar tidak terjadi kesalahan dalam membuat keputusan terkait dengan penerbitan obligasi (karena hal ini akan berdampak pada reputasi perusahaan). 16
17 2) Bagi investor obligasi, penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk memprediksi peringkat obligasi secara dini, dilihat dari rasio keuangan perusahaan yang bertindak sebagai emiten dan karakteristik obligasi sehingga investor dapat berinvestasi pada obligasi dengan tingkat risiko tertentu yang bisa ditolerir. 1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir Sistematika penulisan ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dilakukan. Dengan sistematika sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan penjelasan secara umum, ringkas, dan padat yang menggambarkan dengan tepat isi penelitian. Bab ini meliputi gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan tugas akhir. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Bab ini berisi tentang hasil kajian kepustakaan yang relevan dengan topik penelitian, sebagai dasar dalam penyusunan kerangka pemikiran dan hipotesis. Selain itu, bab ini disertai dengan ruang lingkup penelitian guna menjelaskan dengan rinci batasan dan cakupan penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan secara rinci mengenai pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data guna menjawab atau menjelaskan masalah penelitian. Bab ini berisi tentang jenis penelitian, variabel operasional, populasi dan sampel, pengumpulan data, dan teknik analisis data. 17
18 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasannya, yang diuraikan secara kronologis dan sistematis sesuai dengan perumusan masalah dan tujuan penelitian. Hasil analisis data selanjutnya diinterpretasikan untuk digunakan dalam penarikan kesimpulan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan dari hasil pembahasan dan disertai dengan saran yang dirumuskan secara konkret yang bisa diimplementasikan untuk aspek praktis dan pengembangan ilmu pengetahuan. 18
BAB I PENDAHULUAN. pada barang modal untuk menciptakan dan memperbanyak alat-alat produksi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal (capital market) adalah pasar yang menyediakan sumber pembelanjaan dengan jangka waktu yang relatif panjang, yang diinvestasikan pada barang modal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan pengertian pasar modal yang lebih spesifik, yaitu Kegiatan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah pasar yang dirancang untuk membiayai investasi jangka panjang yang dilakukan oleh perusahaan swasta atau pemerintah (Syahyunan, 2013:10),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha. Dengan adanya penghapusan batasan ini, persaingan dalam dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Pasar modal dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahan membutuhkan dana untuk menjalankan kegiatannya, dana tersebut dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu berasal dari intern perusahaan dan dari ekstern
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat pada sektor pasar modal syariah. Semakin banyaknya nilai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian yang berbasis syariah salah satunya dapat dilihat pada sektor pasar modal syariah. Semakin banyaknya nilai sekuritas yang dimiliki
Lebih terperinciBAB I. Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan untuk membiayai investasinya adalah dengan menerbitkan obligasi. Obligasi selain digunakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan untuk membiayai investasinya adalah dengan menerbitkan obligasi. Obligasi merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saat jatuh tempo dengan bunga yang tetap jika ada. Investasi obligasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obligasi adalah utang jangka panjang yang akan dibayar kembali pada saat jatuh tempo dengan bunga yang tetap jika ada. Investasi obligasi merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Para investor menanam modal dengan tujuan untuk memperoleh manfaat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Para investor menanam modal dengan tujuan untuk memperoleh manfaat atau hasil dari penanaman modalnya di masa yang akan datang. Modal dari para investor ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan yang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus menerbitkan nilai sekuritas sebagai salah satu faktor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan memerlukan pendanaan dalam mengembangkan usahanya sehingga perusahaan harus menerbitkan nilai sekuritas sebagai salah satu faktor penunjangnya. Menurut Ginting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara melalui kekuatan swasta dan mengurangi beban negara (Samsul, 2006:43).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas istrumen keuangan jangka panjang yang umumnya lebih dari satu tahun. Pasar modal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lapangan usaha perbankan dan lembaga jasa keuangan lainnya. Menurut Mankiw
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meningkatnya perekonomian Indonesia yang dilihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) sejak lima tahun terakhir tidak lepas dari peningkatan yang signifikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia (BEI) merupakan satu-satunya pasar modal yang ada di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak terlepas dari perkembangan pasar modal yang baik dan dinamis. Pasar modal merupakan fasilitator yang memiliki peran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. panjang dalam memperoleh benefitnya. Investasi di Indonesia dapat dilakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah penanaman modal yang ditanamkan dalam suatu aset yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan di masa datang dan biasanya berjangka panjang dalam memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menjadi perusahaan go public. Salah satu jenis perusahaan go public
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini investasi tidak hanya real assets atau bentuk fisik, investasi financial assets atau surat berharga mulai disukai oleh para pemilik modal, seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan agar dapat menguasai pasar, maka harus mampu bersaing dan dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan agar dapat menguasai pasar, maka harus mampu bersaing dan dapat terus mengembangkan usahanya. Perusahaan untuk mengembangkan usahanya memerlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beberapa alternatif yang dapat dipilih oleh investor, salah satu alternatif yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar Modal (Capital Market) merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik surat utang (obligasi), ekuitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Darmadji dan Fakhruddin (2011) (ekbis.sindonews.com) Harsono (2010)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan dalam menjalankan kegiatannya membutuhkan dana atau modal yang biasa diperoleh melalui pasar uang maupun pasar modal. Pasar modal merupakan pasar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka
16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi) maupun modal sendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal (Capital Market) adalah pasar dari beberapa instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang (obligasi), ekuitas (saham),
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan investor yang berorientasi pertumbuhan. nilai nominal (nilan pari/par value) dan jangka waktu jatuh tempo tertentu.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap instrumen investasi dalam pasar modal tentu memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain, misalnya melakukan investasi pada obligasi mungkin lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasional termasuk ekspansi usaha selain kredit perbankan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal sebagai pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada prinsipnya setiap perusahaan membutuhkan dana untuk dapat mengembangkan bisnisnya. Sumber pendanaan dapat berasal dari pihak eksternal maupun pihak internal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Obligasi merupakan salah satu sumber pendanaan bagi perusahaan selain saham. Obligasi adalah suatu pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal menjadi pilar perekonomian negara-negara maju dan menjadi cermin. menentukan maju atau melemahnya ekonomi suatu negara.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal menjadi ikon ekonomi modern. Industri pasar modal sering menjadi simbol dan gambaran ekonomi masyarakat masa kini. Pasar modal menjadi pilar perekonomian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini banyak perusahaan menerbitkan obligasi selain menerbitkan saham sebagai sumber pendanaan perusahaan. Saham adalah tanda pernyetaan modal pada perseroan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah (Suad Husnan, 1994) dalam Adrian (2011). Menurut jawa pos
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk modal sendiri (saham) maupun hutang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mendelegasikan pekerjaan dan agent sebagai pihak yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan Dalam teori keagenan, hubungan yang timbul dari adanya kontrak yang ditetapkan antara dua pihak, yaitu pihak principal sebagai pihak yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang mempunyai kelebihan dana (investor) dengan pihak yang membutuhkan dana (emiten). Dengan adanya pasar modal,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi. ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pasar modal yang pesat memiliki peran penting dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh dana dari pemilik modal (investor), juga merupakan sarana bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan pasar modal (capital market) dalam suatu negara sangat berperan penting bagi perkembangan perekonomian, Hal ini karena pasar modal tersebut selain berfungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. contohnya adalah saham dan obligasi (Manurung, 2009).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi pada dewasa ini tidak terbatas pada investasi dalam bentuk fisik seperti properti dan emas, tetapi investasi dalam surat berharga saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan sumber daya yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini atau dimasa yang akan datang. Setiap orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang (obligasi),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana ( issuer). Pasar modal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal berperan besar dalam perekonomian suatu negara karena menjalankan dua fungsi sekaligus: fungsi ekonomi dan keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Investasi pada dasarnya adalah uang yang dipakai untuk menghasilkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi pada dasarnya adalah uang yang dipakai untuk menghasilkan uang (Sjahrir, 2006). Dengan demikian uang ditanam atau diinvestasikan dalam objek yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada saat jatuh tempo. Bagi para emiten, obligasi merupakan sekuritas yang relatif
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber pembiayaan merupakan salah satu faktor terpenting dalam menjalankan suatu usaha. Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Obligasi merupakan salah satu sumber pendanaan bagi pemerintah dan perusahaan, yang dapat diperoleh dari pasar modal. Secara sederhana, obligasi merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas di Asia (ASEAN Free Trade Area) untuk negara-negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi dunia telah terbuka, khususnya sejak awal milenium lalu, yang ditandai dengan menisbinya batas-batas wilayah antar negara di dunia dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peringkat obligasi juga berfungsi membantu kebijakan publik untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang investor yang berminat membeli obligasi, sudah seharusnya memperhatikan peringkat obligasi karena peringkat tersebut dapat memberikan informasi tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia merupakan sumber utama permodalan eksternal yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan maupun pemerintah, karena bursa efek dapat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan fungsinya, pasar modal menjadi penghubung bagi pihak yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam melaksanakan fungsinya, pasar modal menjadi penghubung bagi pihak yang mempunyai kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (emiten) dalam transaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau menerbitkan surat utang (obligasi). Obligasi (bond) dapat didefinisikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alternatif investasi dalam surat berharga saat ini banyak disukai para investor untuk mendapatkan sumber pendanaan bagi perusahaan. Pasar modal dalam melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual-beli dan kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal (Capital Market) merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuitas (saham),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal yang pesat memiliki peran yang penting dalam meningkatkan perekonomian Indonesia. Pasar modal merupakan tempat dari beberapa instrument
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh agen pemeringkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa kini banyak peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh agen pemeringkat masuk kedalam kategori perusahaan yang layak dijadian tempat investasi oleh investor.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana dengan memperjualbelikan sekuritas.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki dana lebih dengan pihak yang membutuhkan dana dengan memperjualbelikan sekuritas. Sekuritas yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2003). Instrumen pasar modal yang utama yaitu saham dan obligasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dalam menjalankan kegiatannya membutuhkan dana atau modal yang biasa diperoleh melalui pasar uang maupun pasar modal. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang relatif aman, tetapi tidak tertutup kemungkinan investor mengalami kerugian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obligasi adalah utang jangka panjang yang akan dibayar kembali pada saat jatuh tempo dengan bunga yang tetap jika ada. Obligasi sering dipandang sebagai investasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ekuity (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuity
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan dalam menjalankan kegiatannya membutuhkan dana atau modal yang biasa diperoleh melalui pasar uang maupun pasar modal. Pasar modal (capital market)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. instrumen keuangan yang diminati. Minat yang cukup tinggi dari para investor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan memiliki beberapa alternatif pilihan dalam mendapatkan dana untuk menjalankan perusahaannya bagi para investor, obligasi merupakan salah satu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penting. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki. kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana dengan cara
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian dunia yang semakin maju menjadikan peran pasar modal semakin penting. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki kelebihan dana dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal sebagai salah satu alternatif investasi untuk memperoleh keuangan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendanaan umumnya diperoleh dalam bentuk modal dengan menerbitkan saham yang merupakan bukti kepemilikan dari perusahaan dimana investor yang membeli saham memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keputusan investasi perusahaan, dimana pada setiap sumber pendanaan ada biaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dalam mencapai tujuan yang diinginkan membutuhkan sumber pembiayaan yang dapat diperoleh melalui pembiayaan internal dan pembiayaan eksternal. Keputusan
Lebih terperinciprofitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Salah satu indikator penting dalam penilaian prospek sebuah perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal atau pasar ekuitas (equity market) adalah tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan risiko untung dan rugi. Pasar modal merupakan sebuah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan penting dalam meningkatkan perekonomian dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana alternative
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar Modal (Capital Market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa di perjual-belikan, baik surat utang (obligasi), ekuitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan pasar dari beberapa instrumen keuangan jangka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar dari beberapa instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan. Pasar modal merupakan salah satu perantara untuk menghubungkan
Lebih terperinciPENGARUH FAKTOR KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI DI BURSA EFEK INDONESIA
PENGARUH FAKTOR KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI DI BURSA EFEK INDONESIA Faldi Sarifuddin, Muthmainnah Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Yapis Papua Alamat : Jl.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu bentuk pemenuhan kebutuhan keuangan perusahaan adalah melalui obligasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bentuk pemenuhan kebutuhan keuangan perusahaan adalah melalui obligasi. Obligasi merupakan surat berharga dalam bentuk sertifikat yang berisi kontrak antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal memiliki dua peranan penting yaitu peran di bidang ekonomi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan suatu wadah/tempat bertemunya antara perusahaan penerbit efek dengan pihak berkepentingan (investor) dengan tujuan untuk melakukan transaksi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. waktu jatuh tempo kurang dari 10 tahun, biasanya disebut wesel (note) (Horne dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Obligasi Obligasi (bond) adalah instrumen utang jangka panjang dengan waktu jatuh tempo akhir umumnya 10 tahun atau lebih. Jika sekuritas tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. risk 3 Investor yang mempunyai sifat konservatif cenderung melakukan
risk 3 Investor yang mempunyai sifat konservatif cenderung melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Investasi merupakan suatu komitmen untuk menanamkan sejumlah dana pada saat ini dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tingkat kompetisi bisnis pada masa ini semakin ketat dikarenakan adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tingkat kompetisi bisnis pada masa ini semakin ketat dikarenakan adanya era perdagangan bebas atau globalisasi. Dalam menghadapi era perdagangan bebas tersebut,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Sedangkan bagi para investor, pasar modal (capital
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal di suatu negara seringkali dijadikan tolak ukur kemajuan perekonomian suatu negara. Sedangkan bagi para investor, pasar modal (capital market) merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pembangunan disegala bidang terutama dalam bidang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai suatu negara berkembang selalu berupaya dalam meningkatkan pembangunan disegala bidang terutama dalam bidang perekonomian. Sebagai suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan perbankan. Dalam meningkatkan kinerja perusahaan, pihak manajemen
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Persaingan perekonomian yang semakin ketat saat ini mendorong setiap perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan tidak terkecuali lembaga keuangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. Pasar modal dapat didefinisikan juga sebagai pasar untuk berbagi instrumen
12 II. LANDASAN TEORI 2.1. Pasar Modal Pasar modal dapat didefinisikan juga sebagai pasar untuk berbagi instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar modal maka pihak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi) maupun modal sendiri (saham)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik peringkat obligasi yang diperdagangkan maka return yang diberikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peringkat obligasi merupakan skala risiko dari semua obligasi yang diperdagangkan (Magreta dan Poppy, 2009). Peringkat obligasi juga menunjukkan seberapa aman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. globalisasi ini menuntut perusahaan untuk terus meningkatkan kinerja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyaknya perubahan serta persaingan yang dihadapi dunia usaha dalam era globalisasi ini menuntut perusahaan untuk terus meningkatkan kinerja perusahaannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi perubahan dan kinerja perusahaan, baik perusahaan kecil. mempertahankan atau meningkatkan kinerja perusahaannya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gejolak ekonomi yang selalu mengalami perubahan telah mempengaruhi perubahan dan kinerja perusahaan, baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar. Oleh karena
Lebih terperinciPENGARUH RASIO PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI PERIODE
PENGARUH RASIO PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI PERIODE 2005-2006 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sejarah perkembangan obligasi di Indonesia ini berawal dari Pemerintah Orde
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejarah perkembangan obligasi di Indonesia ini berawal dari Pemerintah Orde Lama yang menerbitkan empat jenis obligasi negara ritel di tahun 1946, 1950 dan 1959. Dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ringan pada tahun Krisis keuangan di Amerika Serikat yang bermula dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian global yang mengalami tekanan akibat krisis menghadapkan perekonomian Indonesia pada beberapa tantangan yang tidak ringan pada tahun 2009.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sebagai salah satu alternatif investasi guna memperoleh keuntungan. modal dapat memberikan imbal hasil berupa dividen atau dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran pasar modal sangat penting bagi perusahaan dan investor. Perusahaan sebagai pihak yang membutuhkan dana dapat menghimpun dana melalui pasar modal dengan menjual
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di jaman sekarang ini semakin besarnya pertumbuhan pasar investasi di Indonesia menyebabkan semakin banyak pula aktivitas bisnis khususnya aktivitas investasi. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini berisi tentang penjelasan latar belakang dilakukannya
BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini berisi tentang penjelasan latar belakang dilakukannya penelitian baik dari sisi konseptual maupun kontekstual. Selain itu, di dalam bab ini juga menguraikan rumusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan ekonomi dan bisnis yang berkembang pesat seperti saat ini, perusahaan tidak hanya beroperasi untuk menghasilkan laba yang sebesarbesarnya tetapi perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, persaingan antar perusahaan sangat ketat. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi perusahaan. Untuk melihat sehat tidaknya suatu perusahaan tidak hanya dapat dinilai dari
Lebih terperinciRatih Kusuma Wardhani F UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN. obligasi sebagai alternatif sumber pendanaan dan atau permodalan
Analisis rasio keuangan yang mempengaruhi probabilitas peringkat obligasi (studi pada perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2003-2007) Ratih Kusuma Wardhani F.0205129 UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperjualbelikan dalam pasar modal (Sunarjanto, 2013).Investasi yang bersifat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Obligasi merupakan salah satu jenis aset finansial dan instrumen modal (utang) yang tergolong Surat Berharga Pasar Modal dengan pendapatan tetap yang diperjualbelikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga saham a. Pengertian saham Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kembalian investasi (return) baik berupa pendapatan dividen (dividend yield)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membayar pokok obligasi yang biasa disebut nilai par. instrumen keuangan adalah memperoleh return (imbal hasil).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obligasi merupakan salah satu komponen investasi dengan manfaat dan tingkat pengembalian yang relatif lebih pasti, karena pada hakekatnya obligasi merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Signaling Theory Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri informasi antara pihak manajemen perusahaan dan berbagai pihak yang berkepentingan, berkaitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjuabelikan sekuritas. Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemenuhan dana sebuah perusahaan dapat berasal dari sumber dana internal ataupun dari sumber dana eksternal perusahaan. Sumber dana internal perusahaan merupakan
Lebih terperinci