BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini penting untuk diteliti, berbagai permasalahan penelitian yang
|
|
- Johan Kusumo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 1 PENDAHULUAN Pada bagian ini memaparkan secara detail tentang latar belakang mengapa penelitian ini penting untuk diteliti, berbagai permasalahan penelitian yang kemudian dijabarkan ke dalam beberapa pertanyaan penelitian. Selain itu, bab ini juga menjelaskan tujuan, motivasi, kontribusi penelitian, proses penelitian untuk penelitian studi kasus, dan sistematika penulisan Latar Belakang Masalah Masyarakat menilai pemerintah gagal memberikan pelayanan publik yang efisien sehingga mengakibatkan menurunnya kepercayaan masyarakat dan munculnya sinisme penggunaan anggaran publik (Smith, 1990; Schein, 1996). Kecenderungan masyarakat yang merasa tidak puas dengan kinerja program pemerintah menyebabkan semakin tingginya permintaan masyarakat akan akuntabilitas program pemerintah. Munculnya manajemen berbasis kinerja merupakan bagian dari era manajemen baru ( New Public Management /NPM) yang berfokus pada pengukuran kinerja organisasi berbasis hasil (outcome) yang bermanfaat bagi masyarakat bukan lagi hanya berbasis pada input dan output semata (Mayne, 1999; Julnes, 2006). Hal ini telah mengubah cara pandang akuntabilitas tradisional yang dulu hanya menilai penggunaan input dan output yang dihasilkan kini beralih menilai kinerja instansi dalam bentuk hasil. 1
2 2 Awal implementasi sistem pengukuran kinerja instansi pemerintahan di Indonesia mulai mendapat perhatian semenjak diterbitkannya Inpres No.7 tahun Peraturan ini mewajibkan semua level instansi pemerintahan untuk melaporkan kinerjanya dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Dalam rangka pelaksanaan Inpres No. 7 Tahun 1999 diterbitkan pula Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Nomor 589/IX/6/Y/1999 tentang Pedoman Implementasi Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang telah disempurnakan dengan Keputusan LAN Nomor 239/IX/6/8/2003. Meskipun, implementasi peraturan tersebut sudah lama tetapi, ternyata penilaian kinerja instansi pemerintah mengakibatkan konsekuensi yang tidak diharapkan seperti adanya kenaikan biaya monitoring, sifat kaku, kurangya inovasi, dan suboptimisasi (Thiel dan Leeuw, 2002). Selain itu, beberapa bukti menunjukkan bahwa penyusunan laporan kinerja dinilai lebih disebabkan adanya peraturan yang mewajibkan pemerintah untuk melaksanakannya bukan karena kesadaran akan arti pentingnya laporan itu bagi peningkatan kinerja instansi pemerintah yang bersangkutan (Sadjiarto,2000; Akbar et al., 2012). Pengukuran kinerja seharusnya tidak hanya bertujuan untuk menghasilkan informasi yang lebih baik, tetapi juga untuk menilai kinerja manajemen suatu organisasi (Tilbury, 2006). Pada implementasinya, terjadi kesulitan dalam membandingkan pengukuran kinerja dengan organisasi lain karena adanya keterbatasan penggunaan indikator sehingga memerlukan inisiatif untuk dapat mengatasi kesulitan tersebut (Esmaili, 2012). Oleh karena itu, instansi pemerintah
3 3 perlu menggunakan berbagai indikator kinerja dalam pengukuran kinerja yang mencakup ukuran kinerja finansial dan non finansial dengan tujuan untuk menilai keefektifan kualitas pelayanan pemerintah (Kelly dan Swindell, 2002). Pengukuran kinerja juga perlu menitikberatkan pada berbagai dimensi indikator kinerja manajemen dan kinerja program serta mencakup kompleksitas setiap tingkatan hirarki operasi yang ada dalam organisasi (Selden dan Sowa, 2004). Selama beberapa dekade banyak penelitian dan analisis tentang pengukuran kinerja pelayanan publik secara umum tetapi, hanya sedikit literatur yang berfokus pada pengukuran kinerja pada infrastruktur publik. Permasalahan utama dalam pengukuran kinerja infrastruktur publik terkait kualitas dan biaya pelayanan karena pemerintah menjadi satu-satunya penyedia jasa bidang infrastruktur publik sehingga mengakibatkan kualitas pelayanan menjadi kurang memuaskan dan pemerintah juga tidak mempunyai ukuran yang tepat untuk menilai kinerja pemerintah (Esfahani, 2005). Kualitas infrastruktur publik sangat bergantung pada kemampuan penyedia layanan. Adapun instansi pemerintah di Indonesia yang memiliki tugas pokok dalam pembangunan infrastruktur adalah Kementerian Pekerjaan Umum (PU). Hasil evaluasi AKIP oleh Kementerian PAN dan RB pada tahun 2012 dan 2013 menunjukkan bahwa LAKIP Kementerian PU tahun 2012 memperoleh nilai B kemudian meningkat menjadi B+ pada tahun Berdasarkan penilaian tersebut Kementerian PAN dan RB memberikan rekomendasi kepada Kementerian PU sebagaimana, ditampilkan pada Tabel 1.1 di bawah ini:
4 4 Tabel 1.1. Rekomendasi Kementerian PAN dan RB atas SAKIP Kementerian PU tahun 2012 dan 2013 Rekomendasi atas SAKIP 2012 Rekomendasi atas SAKIP 2013 a. Menyempurnakan rumusan sasaran dan indikator kinerja dalam dokumen perencanaan, terutama di tingkat unit kerja sehingga lebih menggambarkan hasil. b. Menyempurnakan rumusan sasaran dan indikator kinerja dalam dokumen perencanaan dan subkegiatan/ komponen rinci yang akan dilakukan dalam pencapaian kinerja dan memonitor pencapaiannya secara berkala. a. Menyempurnakan rumusan sasaran dan indikator kinerja dalam dokumen perencanaan (Renstra,PK dan RKT) Pekerjaan Umum sehingga lebih menggambarkan hasil. b. Melaksanakan review secara berkala terhadap Indikator kinerja utama (IKU). c. Menyempurnakan pengisian rencana Aksi atas kinerja dengan memilih sasaran unit kerja yang berorientasi hasil dan indikator c. Agar dipertimbangkan untuk mulai melakukan pengukuran kinerja kinerja yang SMART. secara individu yang mengacu pada/ d. Agar dipertimbangkan untuk mendukung IKU unit kerja mulai melakukan pengukuran organisasi. kinerja secara individu yang mengacu pada/mendukung IKU d. Agar dilakukan evaluasi atas unit kerja organisasi, pencapaian Rencana Aksi dalam e. Agar dilakukan evaluasi program rangka pengendalian kinerja dan dalam rangka menilai memberikan alternatif yang keberhasilan program sehingga diperlukan. dapat memperbaiki perencanaan dan kinerja. f. Agar dilakukan evaluasi atas pencapaian Rencana Aksi dalam rangka pengendalian kinerja dan memberikan alternatif yang diperlukan. Sumber : Modul Pelatihan Pusat Kajian strategis Kementerian PU Berdasarkan Tabel 1.1 menunjukkan bahwa penyempurnaan rumusan dan indikator kinerja menjadi rekomendasi yang berulang setiap tahun bahkan sejak SAKIP tahun Apabila indikator kinerja yang tidak berbasis hasil terus digunakan maka, akibatnya akan berdampak pula pada Rencana Aksi yang sudah ditetapkan. Oleh karena itu, perlu adanya indikator kinerja yang tepat dan terukur
5 5 serta dapat menunjang proses pengukuran kinerja di berbagai level organisasi Kementerian PU. Hasil evaluasi tersebut juga menunjukkan bahwa LAKIP pada level Kementerian belum menunjukkan kesesuaian rumusan antara sasaran dan indikator kinerja yang berbasis pada hasil. Hal ini mengakibatkan kesalahan dalam penyempurnaan sasaran dan indikator kinerja pada instansi level di bawahnya. Salah satu infrastruktur penting yang dibangun Kementerian PU adalah sarana/parasana pengelolaan sumber daya air karena sering terjadi masalah terkait infrastruktur publik khususnya dalam penyediaan air yang berkelanjutan di berbagai daerah. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) merupakan unit organisasi dalam Kementerian PU yang memiliki tugas dalam pengelolaan SDA yang mencakup wilayah sungai lintas provinsi, lintas negara, dan strategis nasional. Dalam struktur organisasi Ditjen SDA terbagi ke dalam beberapa unit pelaksana teknis pembangunan infrastruktur SDA yang terdiri dari 12 Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), 19 Balai Wilayah Sungai (BWS), dan 1 Balai Bendungan. Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak merupakan salah satu unit kerja yang mempunyai tugas pokok dalam pembangunan infrastruktur khususnya dalam pengelolaan SDA. Cakupan wilayah kerja BBWS Serayu Opak meliputi wilayah sungai di Yogyakarta dan Jawa Tengah. BBWS Serayu Opak dalam melaksanakan tugasnya ditengarai juga masih terkendala dalam perumusan sasaran strategis dan indikator kinerja dari perencanaan strategis sampai pelaporan
6 kinerja. Apabila permasalahan ini terus berlanjut maka indikator kinerja yang 6 ditetapkan tidak dapat menunjukkan keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur pengelolaan sumber daya air. Secara umum, hal ini mungkin disebabkan oleh proyek infrastruktur publik memiliki perbedaaan karakteristik seperti perbedaan sifat proyek yang diselenggarakan oleh pemerintah dengan berbagai macam standar desain, kontraktor, praktik konstruksi dan persyaratan operasional serta kesulitan menilai dampak keberhasilan pembangunan proyek yang dapat dirasakan masyarakat (Ugwu dan Haupt, 2005). Hal ini menimbulkan keinginan peneliti untuk mengevaluasi implementasi indikator kinerja pada sistem pengukuran kinerja khususnya dalam pembangunan infrastruktur sumber daya air yang disediakan oleh BBWS Serayu Opak dengan menggunakan model Ongoing Performance Measurement and Management (OPM&M) Rumusan Permasalahan Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka, permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah BBWS Serayu Opak ditengarai menggunakan indikator kinerja yang belum berbasis pada hasil dan kurangnya penyempurnaan sasaran strategis dan indikator kinerja yang tepat. Salah satu kemungkinan penyebabnya karena belum adanya alat ukur yang tepat dalam menetapkan indikator kinerja yang lebih baik daripada saat ini sehingga masih mengacu pada peraturan yang ada.
7 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan rumusan permasalahan yang diuraikan sebelumnya, maka pertanyaan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Apakah indikator kinerja dalam dokumen perencanaan sampai pelaporan kinerja pada Ditjen SDA dan BBWS Serayu Opak telah menunjukkan kesesuaian informasi secara logis? b. Mengapa indikator kinerja pada pelaporan kinerja BBWS Serayu Opak kurang sesuai dengan perencanaan dan belum berbasis pada hasil? c. Komponen teori isomorpisme institusional manakah yang dapat menjelaskan implementasi indikator kinerja? 1.4. Tujuan Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian yang diungkapkan sebelumnya maka, tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: a. Mengevaluasi kesesuaian informasi (hubungan logika) indikator kinerja Ditjen SDA dan BBWS Serayu Opak dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. b. Mengetahui faktor-faktor penyebab ketidakselarasan implementasi indikator kinerja pada dokumen perencanaan sampai pelaporan kinerja BBWS Serayu Opak dan indikator kinerja belum berbasis pada hasil. c. Mengidentifikasi komponen teori isomorpisme institusional yang menjelaskan implementasi indikator kinerja BBWS Serayu Opak.
8 Motivasi Penelitian Penelitian ini dilandasi adanya keinginan untuk memperoleh pemahaman tentang pengukuran kinerja pada BBWS Serayu Opak dan Ditjen SDA dengan cara melakukan evaluasi implementasi indikator kinerja dengan menggunakan pendekatan OPM&M. Selain itu, peneliti ingin menerapkan ilmu yang telah didapat selama ini saat menempuh kuliah mengenai sistem manajemen sektor publik khususnya tentang pengukuran kinerja instansi pemerintah Kontribusi Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi teoritis dan kontribusi praktis dalam implementasi kebijakan tentang pengukuran kinerja yang dijelaskan sebagai berikut: 1. Kontribusi teoritis Memberikan kontribusi teoritis khususnya terkait teori isomorpisme institusional dalam pengukuran kinerja instansi pemerintah. 2. Kontribusi praktis a. Memberikan alternatif pengukuran kinerja kepada Ditjen SDA dan BBWS Serayu Opak dalam mengevaluasi implementasi indikator kinerja dengan menggunakan pendekatan OPM&M yang lebih komprehesif dalam menilai kinerja instansi pemerintah. b. Memberikan manfaat bagi para penyusun kebijakan khususnya untuk instansi Kementerian PU dalam menentukan indikator kinerja yang tepat untuk mengevaluasi capaian kinerja program yang tidak hanya menilai dari
9 segi pembangunan infrastruktur fisik saja tetapi juga pada seberapa besar 9 dampak pembangunan infrastruktur SDA yang dapat dirasakan oleh masyarakat Proses Penelitian Merujuk pada buku Panduan Penulisan Tesis dan Kasus 2015 maka, proses penelitian ini menjelaskan garis besar tentang tahapan dalam mempersiapkan penelitian studi kasus sebagaimana, digambarkan sebagai berikut : 2. Tujuan Penelitian 3. Pondasi Teoretikal Penelitian Studi Kasus 4. Model Penelitian Studi Kasus 1. Pertanyaan Penelitian Gambar 1.1 Contoh Proses Penelitian Studi Kasus Sumber: Panduan Pedoman Umum Penulisan Tesis 5. Temuan dan Analisis 1.8. Sistematika Penulisan Penelitian ini disusun secara sistematis agar diperoleh pembahasan yang jelas dan terstruktur. Adapun sistematika penelitian yang akan disusun yaitu sebagai berikut: Bab 1 : Pendahuluan Bagian ini menguraikan rencana penelitian yang dijabarkan ke dalam latar belakang penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian,
10 10 tujuan penelitian, motivasi penelitian, kontribusi penelitian, proses penelitian dan sistematika penulisan. Bab 2 : Tinjauan Pustaka Bagian ini akan membahas mengenai teori yang melandasi penelitian ini dan berbagai penelitian terdahulu yang telah dilakukan. Bab 3 : Latar Belakang Kontekstual Penelitian Studi Kasus Bagian ini menjelaskan secara deskriptif tentang objek penelitian dan aplikasi teori atau konsep yang dimuat di studi literatur objek penelitian untuk mendapatkan pemahaman spesifik mengenai karakteristik objek penelitian terkait dengan teori yang digunakan. Bab 4 : Rancangan Penelitian Studi Kasus Bagian ini menguraikan mengenai rasionalitas objek penelitian, desain penelitian, sumber data, metode pengumpulan dan analisis data. Bab 5 : Pemaparan Temuan Bagian ini berisi uraian temuan dalam invesigasi yang mampu menggambarkan fakta yang dapat menjawab tujuan penelitian. Bab 6 : Ringkasan dan Pembahasan Bagian ini menjelaskan secara lengkap dan mendalam mengenai analisis data dan diskusi hasil temuan peneltian studi kasus. Bab 7 : Simpulan dan Rekomendasi Bagian ini berisi simpulan akhir, keterbatasan penelitian dari sudut pandang keilmuan dan memberikan rekomendasi bagi instansi bersangkutan.
BAB 1 PENDAHULUAN. Berkembangnya isu di masyarakat yang menggambarkan kegagalan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berkembangnya isu di masyarakat yang menggambarkan kegagalan pemerintah dalam memberikan pelayanan publik yang efektif, efisien dan ekonomis, menyebabkan berkurangnya
Lebih terperinci3.4 Penetapan Kinerja Pengukuran Kinerja Indikator Kinerja Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN...ii HALAMAN PERNYATAAN...iii KATA PENGANTAR...iv DAFTAR ISI...vi DAFTAR TABEL...ix DAFTAR GAMBAR...xi DAFTAR LAMPIRAN...xii INTISARI...xiii ABSTRACT...xiv
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan melalui Otonomi Daerah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja pemerintah merupakan salah satu isu yang terdapat dalam
1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang penelitian, rumusan permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, manfaat penelitian, proses penelitian, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang didasarkan pada prinsip-prinsip good governance (Bappenas,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang dihadapi Indonesia pada akhir abad 20 tidak dapat dilepaskan dari kegagalan pemerintah dalam mengembangkan sistem manajemen pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kontribusi penelitian, proses penelitian dan sistematika penelitian.
BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan penjabaran latar belakang masalah pemilihan studi kasus berdasarkan fenomena yang terjadi dilapangan dan juga rumusan permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian,
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
BAB. I PENDAHULUAN Penelitian ini akan menjelaskan implementasi penganggaran berbasis kinerja pada organisasi sektor publik melalui latar belakang dan berusaha mempelajarinya melalui perumusan masalah,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pesat terhadap akses yang dapat dilakukan masyarakat untuk. masyarakat akan adanya suatu pengukuran kinerja.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kesadaran masyarakat terhadap kualitas kinerja publik baik di pusat maupun daerah kini kian meningkat. Kesadaran masyarakat ini berkaitan dengan kepedulian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan
BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah yang kemudian dikerucutkan menjadi pertanyaan penelitian, dan tujuan penelitian. Selain itu juga akan dijelaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akuntabel serta penyelenggaraan negara yang bersih dari unsur-unsur KKN untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi birokrasi dengan tekad mewujudkan pemerintah yang transparan dan akuntabel serta penyelenggaraan negara yang bersih dari unsur-unsur KKN untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuntutan akan adanya perubahan pada organisasi sektor publik yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan akan adanya perubahan pada organisasi sektor publik yang selama ini digambarkan tidak produktif, tidak efisien, selalu rugi, rendah kualitas, kurang inovatif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak di dalam sektor publik. Reformasi birokrasi muncul karena adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir ini fenomena reformasi birokrasi merupakan isu penting bagi pihak-pihak di dalam sektor publik. Reformasi birokrasi muncul karena adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kontribusi penelitian dan sistematika penulisan. mencanangkan suatu kebijakan yang dikenal dengan nama Gerakan Reformasi
BAB I PENDAHULUAN Bab I di dalam penelitian ini berisi tentang latar belakang pemilihan judul, konteks penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kontribusi penelitian dan sistematika
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Undang No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Adanya kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah yang diatur dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang- Undang No.33 Tahun 2004 tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kinerjanya. Menurut Propper dan Wilson (2003), Manajemen
BAB I PENDAHULUAN Kinerja instansi pemerintah dapat terwujud dengan baik apabila disertai dengan pengelolaan manajemen yang baik, yang dapat mendorong instansi pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Birokrasi yang berbelit dan kurang akomodatif terhadap gerak ekonomi mulai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya perekonomian suatu bangsa menuntut penyelenggara negara untuk lebih profesional dalam memfasilitasi dan melayani warga negaranya. Birokrasi yang berbelit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi rumusan masalah penelitian, kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan
BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang yang akan dikerucutkan menjadi rumusan masalah penelitian, kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan penelitian. Selain itu juga akan dijelaskan
Lebih terperinciBAB I INTRODUKSI. Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi mengenai latar belakang
BAB I INTRODUKSI Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi mengenai latar belakang penelitian, permasalahan penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, dan tahapan-tahapan
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN. Dalam konsep New Public Management (NPM) birokrasi pemerintah sebagai pemberi
BAB. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam konsep New Public Management (NPM) birokrasi pemerintah sebagai pemberi pelayanan kepada masyarakat dituntut untuk lebih mengedepankan aspek hasil ( result)
Lebih terperinciBAB 7 RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. yang dapat digunakan RSUD Muntilan untuk perubahan kearah yang lebih baik.
BAB 7 RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI Bab ini berisi ringkasan penelitian serta kesimpulan yang diambil dari penelitian ini, keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitian dan rekomendasi
Lebih terperinciBAB VII RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI
109 BAB VII RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI Bab ini adalah bab terakhir dari seluruh rangkaian tesis, bab ini memaparkan ringkasan penelitian dari bab awal hingga bab analisis, kesimpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari rahasia perusahaan yang tertutup untuk publik, namun sebaliknya pada sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penganggaran di sektor pemerintahan merupakan suatu proses yang cukup rumit. Karakteristik penganggaran di sektor pemerintahan sangat berbeda dengan penganggaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian,
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, ruang lingkup dan batasan penelitian, dan sistematika penelitian.
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan hal-hal sebagai
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Kewajiban implementasi SAKIP melalui Inpres No. 7 Tahun 1999 tidak lepas dari tuntutan terselenggaranya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka merespon tuntutan masyarakat menuju good governance,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka merespon tuntutan masyarakat menuju good governance, pemerintah telah bertekad untuk menerapkan prinsip akuntabilitas dengan mempertanggungjawabkan amanah
Lebih terperinciBAB 7 RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI
BAB 7 RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI 7.1. Ringkasan Sebagai bentuk dari tanggung jawab pemerintahan kabupaten dan kota dalam melakukan pengelolaan sumber dayanya, pemerintah telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. UMUM
BAB I PENDAHULUAN 1.1. UMUM S ebagai upaya untuk merespons terhadap berbagai perubahan, baik yang terkait perubahan kondisi sosial, ekonomi dan politik yang berkembang dalam masyarakat dan adanya tuntutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan otonomi daerah berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah bertujuan untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peneliti harapkan dengan dilakukannya penelitian ini. Bab ini juga menjelaskan
BAB I PENDAHULUAN Bab I membahas permasalahan yang melatarbelakangi penelitian, pertanyaan penelitian yang diajukan, motivasi peneliti dan kontribusi yang peneliti harapkan dengan dilakukannya penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era revormasi yang sedang berlangsung dewasa ini, pelaksana
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era revormasi yang sedang berlangsung dewasa ini, pelaksana pemerintahan dalam hal ini pemerintah dituntut oleh rakyat untuk dapat melaksanakan good governance
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang yang mendasari
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang yang mendasari penelitian, rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Selama lebih dari dua dekade, pengukuran kinerja (performance measurement)
BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan penjabaran dari latar belakang masalah pemilihan studi kasus berdasarkan fenomena yang terjadi di lapangan. Dalam bab ini juga berisi rumusan permasalahan, pertanyaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja organisasi sektor publik, khususnya organisasi pemerintah
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akuntabilitas kinerja organisasi sektor publik, khususnya organisasi pemerintah baik pusat maupun daerah serta perusahaan milik pemerintah dan organisasi sektor publik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bagian pendahuluan ini akan menguraikan rencana penelitian yang
BAB I PENDAHULUAN Bagian pendahuluan ini akan menguraikan rencana penelitian yang dijabarkan ke dalam latar belakang penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian,
Lebih terperinciBAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Konsep manajemen publik baru (new public management) dalam manajemen kinerja
BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI Simpulan dan rekomendasi ini terdiri dari ringkasan, kesimpulan, keterbatasan dan rekomendasi atas hasil penelitian dalam penyusunan dan pelaporan indikator kinerja dalam
Lebih terperinciB A B 1 P E N D A H U L U A N
B A B 1 P E N D A H U L U A N 1.1 Pengantar Pengelolaan negara yang mengarah kepada penerapan konsep New Public Management (NPM) mengiringi proses reformasi sektor publik di Indonesia. Salah satu hal yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hasil pengujian penelitian, dan sistematika penulisan.
1 BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan dalam sebuah laporan ilmiah merupakan pengantar bagi pembaca untuk mengetahui apa yang diteliti. Bab ini menjelaskan pemikiran peneliti terkait pertanyaan mengapa penelitian
Lebih terperinciREFORMASI BIROKRASI. Pengantar
REFORMASI BIROKRASI Pengantar Keterpihakan serta dukungan terhadap pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Lembaga Administrasi Negara merupakan suatu amanah yang harus diikuti dengan akuntabilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Isu mengenai pengukuran kinerja dewasa ini menjadi perhatian di berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Isu mengenai pengukuran kinerja dewasa ini menjadi perhatian di berbagai organisasi, terlebih menyangkut isu upaya mengembangkan sistem pengukuran kinerja yang lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berasal dari pajak dan penerimaan Negara lainnya, dimana kegiatannya banyak
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah penelitian yang menjelaskan fenomena, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian, kontribusi penelitian dan sistematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya manusia. Di sejumlah negara yang sedang berkembang pendidikan telah mengambil
Lebih terperinciLAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI PENGELOLAAN ENERGI, SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN ANGGARAN 2015
LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI PENGELOLAAN ENERGI, SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN ANGGARAN 2015 BAB I SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB I. SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN
Lebih terperinciLaporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Camat Tualang Kabupaten Siak Tahun 2016
1 PENDAHULUAN 1. GAMBARAN UMUM a. Kondisi Umum 1. Kedudukan Kecamatan Tualang Kabupaten Siak dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Siak Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada bagian ini akan dibahas mengenai pendahuluan yang terdiri atas latar
BAB I PENDAHULUAN Pada bagian ini akan dibahas mengenai pendahuluan yang terdiri atas latar belakang, rumusan permasalahan penelitian, pertanyaan riset, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, dan jadwal
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
2013, No.1436 4 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN KEPEGAWAIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang masalah penelitian yang akan dilakukan.
1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang masalah penelitian yang akan dilakukan. Penelitian ini dilakukan berdasarkan fenomena-fenomena yang terjadi yang merupakan latar belakang masalah. Penjelasan
Lebih terperinciLAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP
LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI EKONOMI KREATIF, KEWIRAUSAHAAN, DAN DAYA SAING KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH TAHUN ANGGARAN 2015 BAB I SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB I. SIMPULAN
Lebih terperinciLAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP
LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI EKONOMI KREATIF, KEWIRAUSAHAAN, DAN DAYA SAING KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH TAHUN ANGGARAN 2015 BAB I SIMPULAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas dan mandiri.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah Indonesia telah melakukan reformasi keuangan negara yang ditandai dengan hadirnya tiga undang-undang di bidang keuangan negara yaitu Undang-Undang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia saat ini sedang memasuki masa pemulihan akibat krisis
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia saat ini sedang memasuki masa pemulihan akibat krisis ekonomi. Seluruh pihak termasuk pemerintah sendiri mencoba mengatasi hal ini dengan melakukan
Lebih terperinciPEDOMAN EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA MAHKAMAH AGUNG DAN PENGADILAN TINGKAT BANDING SELURUH LINGKUNGAN PERADILAN BAB I PENDAHULUAN
PEDOMAN EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA MAHKAMAH AGUNG DAN PENGADILAN TINGKAT BANDING SELURUH LINGKUNGAN PERADILAN 1.1 UMUM BAB I PENDAHULUAN a. Sistem manajemen pemerintahan berfokus pada peningkatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pemerintah merupakan organisasi sektor publik yang mempunyai tanggung
BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemerintah merupakan organisasi sektor publik yang mempunyai tanggung jawab mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui penyediaan barang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anggaran sebagai salah satu alat bantu manajemen memegang peranan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Anggaran sebagai salah satu alat bantu manajemen memegang peranan cukup penting karena dengan anggaran manajemen dapat merencanakan, mengatur dan mengevaluasi jalannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. siklus hidup dan mengurangi dampak kegagalan dari suatu kondisi yang buruk.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen pemeliharaan suatu property diperlukan untuk memperpanjang siklus hidup dan mengurangi dampak kegagalan dari suatu kondisi yang buruk. Salah satu property
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan akuntabilitas pada instansi pemerintah semakin meningkat. Selain itu tuntutan yang
1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kontribusi penelitian dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Sejak bergulirnya era reformasi pada tahun 1999,
Lebih terperinciBAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. Bab ke tujuh sebagai penutup penelitian ini berisi ringkasan, simpulan,
BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI Bab ke tujuh sebagai penutup penelitian ini berisi ringkasan, simpulan, keterbatasan dan rekomendasi hasil penelitian. Ringkasan berisi gambaran
Lebih terperinciPENDAHULUAN. pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi, serta untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka pelaksanaan reformasi birokrasi guna mewujudkan tata pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi, serta untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terwujudnya good public and corporate governance (Mardiasmo, 2009:27).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya era reformasi, terdapat tuntutan untuk meningkatkan kinerja organisasi sektor publik agar lebih berorientasi pada terwujudnya good public
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi dan era informasi saat ini, organisasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dan era informasi saat ini, organisasi beroperasi dalam lingkungan yang dinamis dan penuh ketidakpastian. Organisasi selalu berusaha mengatasi
Lebih terperinciBAB III TUJUAN, SASARAN, INDIKATOR SASARAN DAN TARGET
BAB III TUJUAN, SASARAN, INDIKATOR SASARAN DAN TARGET A. Tujuan Tujuan strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu tertentu,
Lebih terperinciLAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI PERCEPATAN INFRASTRUKTUR DAN PENGEMBANGAN WILAYAH TAHUN ANGGARAN 2015
LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI PERCEPATAN INFRASTRUKTUR DAN PENGEMBANGAN WILAYAH TAHUN ANGGARAN 2015 BAB I SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB I. SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu organisasi dikatakan berhasil apabila visi, misi dan tujuannya tercapai. Untuk dapat mencapainya,
Lebih terperinciLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
2. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS Rencana Strategis Ditjen Bina Marga memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan penyelenggaraan jalan sesuai
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan terhadap kinerja Kantor
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan terhadap kinerja Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Tanah Datar dan analisa terhadap pelaporan kinerja melalui LAKIP tahun 2014
Lebih terperinciPENDAHULUAN. menjadi landasan dalam menyusun pertanyaan penelitian, serta tujuan penelitian.
BAB I. PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang penelitian, rumusan masalah yang kemudian menjadi landasan dalam menyusun pertanyaan penelitian, serta tujuan penelitian. Disamping
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia mendorong terciptanya. rangka bentuk tanggungjawab pemerintah kepada masyarakat.
1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia mendorong terciptanya pengelolaan keuangan yang lebih transparan dan akuntabel. Sistem ini diharapkan dapat mewujudkan
Lebih terperinciSISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2011
SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2011 KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 PENGKATEGORIAN NILAI AKUNTABILITAS KINERJA/PERINGKAT No. Nilai Skor Interpretasi Karakteristik
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. A. Simpulan
BAB IV A. Simpulan Laporan kinerja Sekretariat Kabinet tahun 2015 ini merupakan laporan pertanggungjawaban atas pencapaian visi dan misi Sekretariat Kabinet dalam rangka menuju organisasi yang efektif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (government) menjadi kepemerintahan (governance). Pergeseran tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai negara, peranan negara dan pemerintah bergeser dari peran sebagai pemerintah (government) menjadi kepemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1. Analisis pengukuran..., Gita Dinarsanti, FE UI, 2010.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jalan merupakan kebutuhan yang sangat vital sebagai pendukung utama dinamika dan aktivitas ekonomi baik di pusat maupun daerah dan pengembangan wilayah serta sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penganut NPM karena sesuai dengan semangat NPM untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penganggaran berbasis kinerja (PBK) digunakan di berbagai negara penganut NPM karena sesuai dengan semangat NPM untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. organisasi baik itu organisasi swasta maupun organisasi milik pemerintah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggaran merupakan suatu hal yang paling penting bagi kelangsungan suatu organisasi baik itu organisasi swasta maupun organisasi milik pemerintah (lembaga pemerintahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Kualitas Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kualitas Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) SKPD Menurut SK LAN No. 239/IX/6/8/2003 tahun 2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan
Lebih terperinci2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indon
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1747, 2016 KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. Evaluasi. Juklak. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disahkan untuk periode satu tahun merupakan bentuk investasi pemerintah dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang disusun dan disahkan untuk periode satu tahun merupakan bentuk investasi pemerintah dalam pembangunan perekonomian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penelitian, kontribusi penelitian, dan jadwal penelitian. pembangunan nasional dan daerah. Keberhasilan atau kegagalan program
BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini berisi mengenai pendahuluan tesis penelitian. Bagian ini terdiri atas latar belakang, rumusan permasalahan studi kasus, pertanyaan riset, tujuan penelitian, kontribusi penelitian,
Lebih terperinciLAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI PANGAN DAN PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2015 BAB I SIMPULAN DAN REKOMENDASI
LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI PANGAN DAN PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2015 BAB I SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB I. SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN Berdasarkan Surat Tugas Inspektur
Lebih terperinciLAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL TAHUN ANGGARAN 2015 BAB I SIMPULAN DAN REKOMENDASI
LAPORAN HASIL EVALUASI LAKIP DEPUTI BIDANG KOORDINASI KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL TAHUN ANGGARAN 2015 BAB I SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB I. SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN Berdasarkan Surat Tugas
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI LINGKUNGAN
Lebih terperincipemeriksaan mulai dari tahap perencanaan sampai dengan tahap pelaporan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi pemerintah dinilai sukses dalam menjalankan programnya apabila tujuan dari program tersebut tercapai. Program dari organisasi pemerintah yang menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini berfokus pada penggunaan sistem pengukuran kinerja dan
BAB I PENDAHULUAN Penelitian ini berfokus pada penggunaan sistem pengukuran kinerja dan faktor-faktor organisasional yang dapat berpengaruh terhadap akuntabilitas dan kinerja organisasi sektor publik di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. prestasi organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan. Disamping itu,
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Evaluasi kinerja merupakan salah satu elemen pokok dari pengukuran kinerja Pemerintah Daerah. Pengukuran kinerja sangat penting perannya guna mengetahui
Lebih terperinciBAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD 1. INDIKATOR KINERJA 1.1. Pengukuran dan Indikator Kinerja Capaian kinerja Renstra setiap tahun diukur dari demensi akuntabilitas dengan
Lebih terperinciLAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT TAHUN ANGGARAN 2015 BAB I SIMPULAN DAN REKOMENDASI
LAPORAN HASIL EVALUASI LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT TAHUN ANGGARAN 2015 BAB I SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB I. SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN Berdasarkan Surat Tugas Inspektur Nomor: ST 207/INS.M.EKON/07/2016
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii
Lebih terperinciBerdasarkan Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan jangka Panjang Nasional (RPJPN) , bahwa tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum Evaluasi 1. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat RI nomor XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraaan negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme. 2. Undang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penting dan harus dimiliki oleh suatu entitas sebagai dasar keamanan dan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pengendalian internal merupakan komponen yang sangat penting dan harus dimiliki oleh suatu entitas sebagai dasar keamanan dan pengelolaan operasi pada sebuah
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internasional dalam manajemen publik, (Pollitt dalam Speklé dan Verbeeten,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama lebih dari dua dekade, pengukuran kinerja menjadi sorotan secara internasional dalam manajemen publik, (Pollitt dalam Speklé dan Verbeeten, 2014). Manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebelum terjadinya reformasi keuangan di Indonesia, Laporan Keuangan
BAB I PENDAHULUAN Sebelum terjadinya reformasi keuangan di Indonesia, Laporan Keuangan yang dihasilkan hanya berupa Perhitungan Anggaran Negara (PAN) dengan menggunakan sistem pencatatan tunggal (single
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan dengan tujuan merancang suatu sistem pengukuran kinerja dengan menggunakan metode balanced scorecard yang sesuai dengan visi dan misi
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 17/PRT/M/2012 TENTANG
MENTERI PEKERJAAN UMUMM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR 17/PRT/M/2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DAN PENETAPAN KINERJA DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum
BAB I PENDAHULUAN A. Pandangan Umum Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas manajerial pada tiap tingkatan dalam organisasi yang bertujuan untuk pelaksanaan kegiatan pada
Lebih terperinciBAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI
BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI Bab VII di dalam penelitian ini memaparkan ringkasan, simpulan, keterbatasan, dan rekomendasi penelitian. 7.1 Ringkasan SAKIP merupakan sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada bab pertama ini akan dibahas mengenai latar belakang penelitian,
BAB I PENDAHULUAN Pada bab pertama ini akan dibahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah yang kemudian fokus menjadi pertanyaan penelitian, serta tujuan dilakukannya penelitian. Selain itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah Undang-Undang No.17 Tahun 2003 Tentang Keuangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi sektor publik memiliki kaitan yang erat dengan kehidupan publik dan memiliki wilayah yang lebih luas serta lebih kompleks daripada sektor swasta atau sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui Otonomi Daerah. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.22 tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan pemerintah melalui Otonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan manajemen sektor publik melalui perwujudan New Public
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan manajemen sektor publik melalui perwujudan New Public Management bertujuan untuk menekankan pengelolaan pemerintahan berbasis kinerja, pengelolaan yang
Lebih terperinci