BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelompok teknologi dan industri yang terletak di Kelurahan Pulubala Kecamatan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelompok teknologi dan industri yang terletak di Kelurahan Pulubala Kecamatan"

Transkripsi

1 27 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi SMK Negeri 3 Gorontalo SMK Negeri 3 Gorontalo adalah salah satu Sekolah Menengah Kejuruan kelompok teknologi dan industri yang terletak di Kelurahan Pulubala Kecamatan Kota Tengah, Kota Gorontalo, provinsi Gorontalo. Sekolah ini sebelumnya dikenal dengan nama STM Gorontalo, didirikan pada tanggal 15 September 1978 berdasarkan SK Pendirian No. 0299/01/178. Pada saat itu sekolah ini masih merupakan sekolah Swasta dengan program keahlian jurusan Listrik dan jurusan Bangunan. Pada tahun 1983 status sekolah ini berubah status menjadi Negeri dengan nama STM Negeri Gorontalo. Pada tahun 1987 jumlah program keahlian di sekolah ini bertambah menjadi 7 jurusan. Berdasarkan SK No. 036/01/1997 tertanggal 3 April 1997 sekolah ini berubah nama menjadi SMK Negeri 3 Gorontalo. Saat ini jumlah program keahlian telah berjumlah 10 jurusan antara lain Teknik Kontruksi Kayu, Teknik Kontruksi Batu Dan Beton, Teknik Gambar Bangunan, Teknik Survei Dan Pemetaan, Teknik Instalasi Tenaga Listrik, Teknik Pemesinan, Teknik Pengelasan, Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Audio-Video dan Teknik Komputer Dan Jaringan. Seiring dengan berkembangnya SMK Negeri 3 Gorontalo maka diikuti pula dengan bertambahnya jumlah peserta didik di sekolah ini. Pada tahun 2012 jumlah peserta didik di sekolah ini mencapai 1153 orang yang terbagi di 12 kompetensi keahlian. 27

2 28 Salah satu faktor yang mendorong perkembangan SMK Negeri 3 Gorontalo sampai saat ini karena tenaga pengajar yang berkualitas. Berikut ini akan diuraikan data guru/pengajar di SMK Negeri 3 Gorontalo tahun Tabel 4.1 Data di SMK Negeri 3 Gorontalo STRATA PENDIDIKAN PENDIDIKAN JUMLAH GURU L P JUMLAH SLTA SARJANA MUDA DIPLOMA 1 DIPLOMA 2 DIPLOMA STRATA STRATA JUMLAH GURU Sumber Data: SMK Negeri 3 Gorontalo Tahun Hasil Penelitian Berdasarkan ketentuan Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 137/PMK.03/2005 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang PPh No. 36 Tahun 2008, bahwa setiap pemberi kerja wajib melakukan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan atas pajak karyawan. Pajak penghasilan pasal 21 merupakan pajak yang dikenakan atas penghasilan yang berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lainnya dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau

3 29 kegiatan yang dilakukan oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri yang penghitungan dan pemotongannya biasa dilakukan oleh pihak pemberi kerja. Pajak Penghasilan Pasal 21 harus dihitung kembali pada akhir tahun, bila jumlah PPh yang terutang lebih besar dari jumlah PPh yang disetor maka perusahaan harus membayar kekurangan setor tersebut. Pada tahun 2008 SMK Negeri 3 Gorontalo yang merupakan salah satu sekolah yang berkembang di Gorontalo dan memiliki pegawai yang berjumlah 101 orang, yang terdiri dari 58 orang pegawai golongan IV dan 43 orang pegawai golongan III. Dari jumlah pegawai tersebut, yang terkena PPh Pasal 21 sebanyak 101 orang. Jumlah penghasilan bruto adalah sebesar Rp ,-dengan jumlah PPh Pasal 21 terutang sebesar Rp ,-. SMK Negeri 3 Gorontalo memiliki PPh Pasal 21 yang telah disetor sebesar Rp ,- sehingga pihak SMK Negeri 3 Gorontalo tidak memiliki PPh Pasal 21 yang terhutang. Tidak selalu perhitungan yang dilakukan oleh pembuat daftar gaji telah sesuai Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 137/PMK.03/2005 dan pada tahun 2008 berdasakan Undang-Undang PPh No. 36 Tahun 2008 hal ini bisa disebabkan karena ketidaktelitian dalam memasukan data pegawai dan tidak melakukan pembaharuan data pegawai mengenai status dan jumlah tanggungan untuk perhitungan PPh Pasal 21, apabila terjadi kesalahan dalam perhitungan PPh Pasal 21 karyawan, maka akibat dari kesalahan tersebut dapat merugikan pihak SMK Negeri 3 Gorontalo sebagai pihak yang melakukan kewajiban perhitungan, pemotongan, penyetoran dan pelaporan PPh Pasal 21.

4 30 Berikut akan ditampilkan data penghasilan bruto pegawai di SMK Negeri 3 Gorontalo pada tahun Tabel 4.2 Data Penghasilan Bruto Pegawai Golongan III dan IV di SMK Negeri 3 Gorontalo Tahun 2008 No Nama Penghasilan Bruto 1. Yurizal Hasna Juri Suharman Muhamad Nasir Amir Kunuti Suwarni Daud Farid Manopo Hadijah Hasan Djuwarno Mujiyono Dade Mokodongan Thoyibin Sutrisna Karim Jumaidi Suraya Nontje Kalepo Susito Diance Podungge Sjamsia Mosisi Asma Bulutio Rabia Pomou Irwan Randi Taliki Harun Abas Armin Gani Sufarno Madjowa Burhanudin Nasaru Hasna Napu Warsa Sondakh Astito A. Djikilo Anida Luneto Citro Puluhulawa

5 33. Sudirman Radjak Lutfiah Pakaya Jasin Rauf Mohamad Hasan Kenedy Husain Thaib B. Hasan Mohamad Suleman Arifin Jusuf Mohamad Husain Masran Hasiru Sarman Bilantu Zulkifli M. Niode Asma T. Karim Jahya Muhsin Muji Harjono Herlina Desei Abd. Karim Nento Siswoyo Adipu Mastin Madina Non Idji Hasni Hasan Astin Aneta Hasmin Bungi Sumiati Mooduto Sulasiyanto Mustari A. Isa Saiful Otoluwa Heryanto Lakadjo Abdurahman Husain Hirowati Dama Meslia Umar Jantje Wowor Zulaiha Ruchban Neni Bagu Fatmah Husain Lukman Mohammad Hasnah Ibrahim Maimun Danial Hazriah Hasiru Fatma Lasanudin Syane Lengkong

6 Husin Pido Rolly R. Gue Maryam Jusuf Rosmiati S. Moo Faruk Zubedi Dwi Suryanto Arjan Masuara Yacob Bahua Awaludin Korompot Ramlan Harun Hartono Hasan Agustin K. Junus Iwin Nusi Andi Masagung Jufrie Daud Romi Ambo Imam Nahdori Aisa G. Kunu Miranda Monoarfa Muh. Al-Husain Marlin Ali WA. Numini Yanto Labinjang Fauzia Niode Hijrah Syahputra Kusnadi Syahrir Armon Mooduto Sumber Data SMK Negeri 3 Gorontalo Tahun 2012 Berdasarkan data yang diperoleh dari bagian keuangan di SMK Negeri 3 Gorontalo ditemukan adanya perubahan penghasilan bruto yang berdampak pada perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 pada 6 orang pegawai yang hal ini bila tidak dikoreksi berdampak pada kerugian SMK Negeri 3 Gorontalo dalam membayar pajak. Berikut ini akan dibahas mengenai perhitungan PPh pasal 21 pegawai di SMK Negeri 3 Gorontalo sebelum dan sesudah koreksi.

7 33 1. Drs. Suraya (Laki-laki) adalah pegawai di SMK Negeri 3 Gorontalo golongan IV/a dengan jabatan guru. Status kawin dan memiliki anak 2. Memiliki penghasilan pertahun sebesar Rp ,-. Setelah diadakan analisis dan dimintakan data terbaru dari bagian keuangan di SMK Negeri 3 Gorontalo, ditemukan informasi bahwa pada tahun 2008 masih mendapatkan tunjangan fungsional sebesar Rp ,- dan pada tahun 2009 kembali ke tunjangan guru yakni sebesar Rp ,-. Maka evaluasi perhitungan PPh pasal 21 setelah koreksi untuk Drs. Suraya adalah: Penghasilan Bruto 1. Gaji Pokok/Pensiun Rp ,- 2. Tunjangan Istri Rp ,- 3. Tunjangan Anak Rp ,- 4. Jumlah Gaji dan Tunjangan Keluarga Rp ,- 5. Tunjangan Perbaikan Penghasilan Rp Tunjangan Struktural/Fungsional Rp ,- 7. Tunjangan Beras Rp ,- 8. Tunjangan Khusus Rp Tunjangan Lain-Lain Rp Jumlah Penghasilan Bruto Rp ,- Pengurangan 11. Biaya jabatan/biaya pensiun Rp ,- 12. Iuran pensiun atau iuran THT Rp ,- 13. Jumlah pengurangan Rp ,- Perhitungan PPh Pasal Jumlah penghasilan neto Rp ,- 15. Jumlah Penghasilan neto untuk PPh Pasal 21/Thn Rp ,-

8 Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Rp ,- 17. Penghasilan Kena Pajak Setahun Rp ,- 18. PPh Pasal 21 Terhutang Rp ,- 19. PPh Pasal 21 yang telah dipotong Rp ,- 20. Jumlah PPh Pasal 21 Rp Iwin Nusi, S.Pd (Laki-laki) adalah pegawai di SMK Negeri 3 Gorontalo golongan III/b dengan jabatan guru. Status kawin dan memiliki anak 1. Memiliki penghasilan pertahun sebesar Rp ,-. Setelah diadakan analisis dan dimintakan data terbaru dari bagian keuangan di SMK Negeri 3 Gorontalo, ditemukan informasi bahwa pada tahun 2008 memiliki gaji pokok perbulan sebesar Rp ,-; tunjangan istri sebesar Rp ,- dan tunjangan anak sebesar Rp ,-. Pada tahun 2009 gaji pokoknya meningkat menjadi Rp , tunjangan istri juga meningkat menjadi Rp ,- dan tunjangan anak menjadi Rp Iwin Nusi mendapatkan kenaikan penghasilan secara berkala. Maka evaluasi perhitungan PPh pasal 21 setelah koreksi untuk Iwin Nusi adalah: Penghasilan Bruto 1. Gaji Pokok/Pensiun Rp ,- 2. Tunjangan Istri Rp ,- 3. Tunjangan Anak Rp ,- 4. Jumlah Gaji dan Tunjangan Keluarga Rp ,- 5. Tunjangan Perbaikan Penghasilan Rp Tunjangan Struktural/Fungsional Rp ,- 7. Tunjangan Beras Rp ,-

9 35 8. Tunjangan Khusus Rp Tunjangan Lain-Lain Rp Jumlah Penghasilan Bruto Rp ,- Pengurangan 11. Biaya jabatan/biaya pensiun Rp ,- 12. Iuran pensiun atau iuran THT Rp ,- 13. Jumlah pengurangan Rp ,- Perhitungan PPh Pasal Jumlah penghasilan neto Rp ,- 15. Jumlah Penghasilan neto untuk PPh Pasal 21/Thn Rp ,- 16. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Rp ,- 17. Penghasilan Kena Pajak Setahun Rp ,- 18. PPh Pasal 21 Terhutang Rp ,- 19. PPh Pasal 21 yang telah dipotong Rp ,- 20. Jumlah PPh Pasal 21 Rp Andi Masagung, ST (Laki-laki) adalah pegawai di SMK Negeri 3 Gorontalo golongan III/b dengan jabatan guru. Status kawin dan memiliki anak 1. Memiliki penghasilan pertahun sebesar Rp ,-. Setelah diadakan analisis dan dimintakan data terbaru dari bagian keuangan di SMK Negeri 3 Gorontalo, ditemukan informasi bahwa pada tahun 2008 memiliki gaji pokok perbulan sebesar Rp ,-; tunjangan istri sebesar Rp ,- dan tunjangan anak sebesar Rp ,-. Pada tahun 2009 gaji pokoknya naik menjadi Rp , tunjangan istri juga meningkat menjadi Rp ,- dan tunjangan anak menjadi Rp Maka evaluasi perhitungan PPh pasal 21 setelah koreksi untuk Andi Masagung adalah:

10 36 Penghasilan Bruto 1. Gaji Pokok/Pensiun Rp ,- 2. Tunjangan Istri Rp ,- 3. Tunjangan Anak Rp ,- 4. Jumlah Gaji dan Tunjangan Keluarga Rp ,- 5. Tunjangan Perbaikan Penghasilan Rp Tunjangan Struktural/Fungsional Rp ,- 7. Tunjangan Beras Rp ,- 8. Tunjangan Khusus Rp Tunjangan Lain-Lain Rp Jumlah Penghasilan Bruto Rp ,- Pengurangan 11. Biaya jabatan/biaya pensiun Rp ,- 12. Iuran pensiun atau iuran THT Rp ,- 13. Jumlah pengurangan Rp ,- Perhitungan PPh Pasal Jumlah penghasilan neto Rp ,- 15. Jumlah Penghasilan neto untuk PPh Pasal 21/Thn Rp ,- 16. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Rp ,- 17. Penghasilan Kena Pajak Setahun Rp ,- 18. PPh Pasal 21 Terhutang Rp ,- 19. PPh Pasal 21 yang telah dipotong Rp ,- 20. Jumlah PPh Pasal 21 Rp Jufri Daud, ST (Laki-laki) adalah pegawai di SMK Negeri 3 Gorontalo golongan II/b setelah dikonfirmasi ternyata golongan III/b dengan jabatan guru. Status kawin dan belum punya anak. Memiliki penghasilan pertahun sebesar Rp ,-. Setelah diadakan analisis dan dimintakan data terbaru dari bagian

11 37 keuangan di SMK Negeri 3 Gorontalo, ditemukan informasi bahwa pada tahun 2008 memiliki gaji pokok perbulan sebesar Rp ,-; tunjangan istri sebesar Rp ,-. Pada tahun 2009 gaji pokoknya meningkat menjadi Rp , tunjangan istri juga meningkat menjadi Rp ,-. Jufrie R. Daud mendapatkan kenaikan penghasilan secara berkala. Maka evaluasi perhitungan PPh pasal 21 setelah koreksi untuk Andi Masagung adalah: Penghasilan Bruto 1. Gaji Pokok/Pensiun Rp ,- 2. Tunjangan Istri Rp ,- 3. Tunjangan Anak Rp Jumlah Gaji dan Tunjangan Keluarga Rp ,- 5. Tunjangan Perbaikan Penghasilan Rp Tunjangan Struktural/Fungsional Rp ,- 7. Tunjangan Beras Rp ,- 8. Tunjangan Khusus Rp Tunjangan Lain-Lain Rp Jumlah Penghasilan Bruto Rp ,- Pengurangan 11. Biaya jabatan/biaya pensiun Rp ,- 12. Iuran pensiun atau iuran THT Rp ,- 13. Jumlah pengurangan Rp ,-

12 38 Perhitungan PPh Pasal Jumlah penghasilan neto Rp ,- 15. Jumlah Penghasilan neto untuk PPh Pasal 21/Thn Rp ,- 16. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Rp ,- 17. Penghasilan Kena Pajak Setahun Rp ,- 18. PPh Pasal 21 Terhutang Rp ,- 19. PPh Pasal 21 yang telah dipotong Rp ,- 20. Jumlah PPh Pasal 21 Rp. 5. Romi Ambo, ST (Laki-laki) adalah pegawai di SMK Negeri 3 Gorontalo II/b setelah dikonfirmasi ternyata golongan III/b dengan jabatan guru. Status kawin dan belum punya anak. Memiliki penghasilan pertahun sebesar Rp ,-. Setelah diadakan analisis dan dimintakan data terbaru dari bagian keuangan di SMK Negeri 3 Gorontalo, ditemukan informasi bahwa pada tahun 2008 memiliki gaji pokok perbulan sebesar Rp ,-; tunjangan istri sebesar Rp ,- Pada tahun 2009 gaji pokoknya meningkat menjadi Rp , tunjangan istri juga meningkat menjadi Rp ,-. Romi Ambo mendapatkan kenaikan penghasilan secara berkala. Maka evaluasi perhitungan PPh pasal 21 setelah koreksi untuk Romi Ambo adalah: Penghasilan Bruto 1. Gaji Pokok/Pensiun Rp ,- 2. Tunjangan Istri Rp ,- 3. Tunjangan Anak Rp Jumlah Gaji dan Tunjangan Keluarga Rp ,- 5. Tunjangan Perbaikan Penghasilan Rp Tunjangan Struktural/Fungsional Rp ,-

13 39 7. Tunjangan Beras Rp ,- 8. Tunjangan Khusus Rp Tunjangan Lain-Lain Rp Jumlah Penghasilan Bruto Rp ,- Pengurangan 11. Biaya jabatan/biaya pensiun Rp ,- 12. Iuran pensiun atau iuran THT Rp ,- 13. Jumlah pengurangan Rp ,- Perhitungan PPh Pasal Jumlah penghasilan neto Rp ,- 15. Jumlah Penghasilan neto untuk PPh Pasal 21/Thn Rp ,- 16. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Rp ,- 17. Penghasilan Kena Pajak Setahun Rp ,- 18. PPh Pasal 21 Terhutang Rp ,- 19. PPh Pasal 21 yang telah dipotong Rp ,- 20. Jumlah PPh Pasal 21 Rp. 6. Imam Nahdhori, ST (Laki-laki) adalah pegawai di SMK Negeri 3 Gorontalo sebelumnya pada tahun 2008 tercatat golongan II/b, setelah dikonfirmasi ternyata golongan III/b dengan jabatan guru. Status kawin dan punya 2 orang anak. Memiliki penghasilan pertahun sebesar Rp ,-. Setelah diadakan analisis dan dimintakan data terbaru dari bagian keuangan di SMK Negeri 3 Gorontalo, ditemukan informasi bahwa pada tahun 2008 memiliki gaji pokok perbulan sebesar Rp ,-; tunjangan istri sebesar Rp ,- dan tunjangan anak sebesar Rp Pada tahun 2009 gaji pokoknya meningkat menjadi Rp , tunjangan istri juga meningkat menjadi Rp ,- dan

14 40 tunjangan anak sebesar Imam Hahdori mendapatkan kenaikan penghasilan secara berkala. Maka evaluasi perhitungan PPh pasal 21 setelah koreksi untuk Imam Hahdhori adalah: Penghasilan Bruto 1. Gaji Pokok/Pensiun Rp ,- 2. Tunjangan Istri Rp ,- 3. Tunjangan Anak Rp ,- 4. Jumlah Gaji dan Tunjangan Keluarga Rp ,- 5. Tunjangan Perbaikan Penghasilan Rp Tunjangan Struktural/Fungsional Rp ,- 7. Tunjangan Beras Rp ,- 8. Tunjangan Khusus Rp Tunjangan Lain-Lain Rp Jumlah Penghasilan Bruto Rp ,- Pengurangan 11. Biaya jabatan/biaya pensiun Rp ,- 12. Iuran pensiun atau iuran THT Rp ,- 13. Jumlah pengurangan Rp ,- Perhitungan PPh Pasal Jumlah penghasilan neto Rp ,- 15. Jumlah Penghasilan neto untuk PPh Pasal 21/Thn Rp ,- 16. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Rp ,- 17. Penghasilan Kena Pajak Setahun Rp ,- 18. PPh Pasal 21 Terhutang Rp ,- 19. PPh Pasal 21 yang telah dipotong Rp ,- 20. Jumlah PPh Pasal 21 Rp.

15 Pembahasan Dalam penelitian ini yang akan dihitung PPh Pasal 21 saat PTKP Tahun 2008 dan PTKP Tahun 2009 jadi data yang diambil adalah jumlah Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 pada bulan desember tahun 2008 dan bulan januari Berikut ini akan diuraikan perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21. a. Yurizal Status K/2 Gaji Pokok , ,- Tunjangan Istri , ,- Tunjangan Anak , ,- Tunjangan Fungsional , ,- Tunjangan Beras , ,- Jumlah Penghasilan Bruto , ,- Biaya Jabatan , ,- Iuran Pensiun , ,- Penghasilan Netto , ,- PTKP , ,- PKP , ,- Jumlah PPh Pasal , ,-

16 42 b. Hasna Juri Status TK/2 Gaji Pokok , ,- Tunjangan Istri - - Tunjangan Anak , ,- Tunjangan Fungsional , ,- Tunjangan Beras , ,- Jumlah Penghasilan Bruto , ,- Biaya Jabatan , ,- Iuran Pensiun , ,- Penghasilan Netto , ,- PTKP , ,- PKP , ,- Jumlah PPh Pasal , ,- c. Suharman Status K/2 Gaji Pokok , ,- Tunjangan Istri , ,- Tunjangan Anak , ,- Tunjangan Fungsional , ,- Tunjangan Beras , ,- Jumlah Penghasilan Bruto , ,- Biaya Jabatan , ,- Iuran Pensiun , ,- Penghasilan Netto , ,- PTKP , ,- PKP , ,- Jumlah PPh Pasal , ,-

17 43 d. Muhammad Nasir Status K/2 Gaji Pokok , ,- Tunjangan Istri , ,- Tunjangan Anak , ,- Tunjangan Fungsional , ,- Tunjangan Beras , ,- Jumlah Penghasilan Bruto , ,- Biaya Jabatan , ,- Iuran Pensiun , ,- Penghasilan Netto , ,- PTKP , ,- PKP , ,- Jumlah PPh Pasal , ,- e. Amir Kunuti Status K/2 Gaji Pokok , ,- Tunjangan Istri , ,- Tunjangan Anak , ,- Tunjangan Fungsional , ,- Tunjangan Beras , ,- Jumlah Penghasilan Bruto , ,- Biaya Jabatan , ,- Iuran Pensiun , ,- Penghasilan Netto , ,- PTKP , ,- PKP , ,- Jumlah PPh Pasal , ,-

18 44 f. Suwarni Daud Status K/2 Gaji Pokok , ,- Tunjangan Suami ,- - Tunjangan Anak ,- - Tunjangan Fungsional , ,- Tunjangan Beras , ,- Jumlah Penghasilan Bruto , ,- Biaya Jabatan , ,- Iuran Pensiun , ,- Penghasilan Netto , ,- PTKP , ,- PKP , ,- Jumlah PPh Pasal , ,- g. Drs. Farid Manopo Status K/2 Gaji Pokok , ,- Tunjangan Istri , ,- Tunjangan Anak , ,- Tunjangan Fungsional , ,- Tunjangan Beras , ,- Jumlah Penghasilan Bruto , ,- Biaya Jabatan , ,- Iuran Pensiun , ,- Penghasilan Netto , ,- PTKP , ,- PKP , ,- Jumlah PPh Pasal , ,-

19 45 h. Dra. Hadidjah Hasan Status K/3 Gaji Pokok , ,- Tunjangan Istri ,- - Tunjangan Anak ,- - Tunjangan Fungsional , ,- Tunjangan Beras , ,- Jumlah Penghasilan Bruto , ,- Biaya Jabatan , ,- Iuran Pensiun , ,- Penghasilan Netto , ,- PTKP , ,- PKP , ,- Jumlah PPh Pasal , ,- i. Drs. Djuwarno Status K/2 Gaji Pokok , ,- Tunjangan Istri , ,- Tunjangan Anak , ,- Tunjangan Fungsional , ,- Tunjangan Beras , ,- Jumlah Penghasilan Bruto , ,- Biaya Jabatan , ,- Iuran Pensiun , ,- Penghasilan Netto , ,- PTKP , ,- PKP , ,- Jumlah PPh Pasal , ,-

20 46 j. Drs. Mujiyono Status K/2 Gaji Pokok , ,- Tunjangan Istri , ,- Tunjangan Anak , ,- Tunjangan Fungsional , ,- Tunjangan Beras , ,- Jumlah Penghasilan Bruto , ,- Biaya Jabatan , ,- Iuran Pensiun , ,- Penghasilan Netto , ,- PTKP , ,- PKP , ,- Jumlah PPh Pasal , ,- k. Drs. Mustari A. Isa Status K/2 Gaji Pokok , ,- Tunjangan Istri , ,- Tunjangan Anak , ,- Tunjangan Fungsional , ,- Tunjangan Beras , ,- Jumlah Penghasilan Bruto , ,- Biaya Jabatan , ,- Iuran Pensiun , ,- Penghasilan Netto , ,- PTKP , ,- PKP , ,- Jumlah PPh Pasal , ,-

21 47 l. Saiful Otoluwa S.Pd Status TK Gaji Pokok , ,- Tunjangan Istri ,- Tunjangan Anak ,- Tunjangan Fungsional , ,- Tunjangan Beras , ,- Jumlah Penghasilan Bruto , ,- Biaya Jabatan , ,- Iuran Pensiun , ,- Penghasilan Netto , ,- PTKP , ,- PKP , ,- Jumlah PPh Pasal , ,- m. Heryanto Lakadjo Status K/2 Gaji Pokok , ,- Tunjangan Istri , ,- Tunjangan Anak , ,- Tunjangan Fungsional , ,- Tunjangan Beras , ,- Jumlah Penghasilan Bruto , ,- Biaya Jabatan , ,- Iuran Pensiun , ,- Penghasilan Netto , ,- PTKP , ,- PKP , ,- Jumlah PPh Pasal , ,-

22 48 n. Abdurahman Husain S.Pd Status K/2 Gaji Pokok , ,- Tunjangan Istri , ,- Tunjangan Anak , ,- Tunjangan Fungsional , ,- Tunjangan Beras , ,- Jumlah Penghasilan Bruto , ,- Biaya Jabatan , ,- Iuran Pensiun , ,- Penghasilan Netto , ,- PTKP , ,- PKP , ,- Jumlah PPh Pasal , ,- o. Hirowati R. Dama S.Pd Status K/2 Gaji Pokok , ,- Tunjangan Istri ,- - Tunjangan Anak ,- - Tunjangan Fungsional , ,- Tunjangan Beras , ,- Jumlah Penghasilan Bruto , ,- Biaya Jabatan , ,- Iuran Pensiun , ,- Penghasilan Netto , ,- PTKP , ,- PKP , ,- Jumlah PPh Pasal , ,-

23 49 p. Dra. Meslia Umar Status TK Gaji Pokok , ,- Tunjangan Istri - - Tunjangan Anak - - Tunjangan Fungsional , ,- Tunjangan Beras , ,- Jumlah Penghasilan Bruto , ,- Biaya Jabatan , ,- Iuran Pensiun , ,- Penghasilan Netto , ,- PTKP , ,- PKP , ,- Jumlah PPh Pasal , ,- q. Jantje Wowor S.Pd Status K/2 Gaji Pokok , ,- Tunjangan Istri , ,- Tunjangan Anak , ,- Tunjangan Fungsional , ,- Tunjangan Beras , ,- Jumlah Penghasilan Bruto , ,- Biaya Jabatan , ,- Iuran Pensiun , ,- Penghasilan Netto , ,- PTKP , ,- PKP , ,- Jumlah PPh Pasal , ,-

24 50 r. Zulaiha R. Ruchban S.Pd Status TK Gaji Pokok , ,- Tunjangan Istri - - Tunjangan Anak - - Tunjangan Fungsional , ,- Tunjangan Beras , ,- Jumlah Penghasilan Bruto , ,- Biaya Jabatan , ,- Iuran Pensiun , ,- Penghasilan Netto , ,- PTKP , ,- PKP , ,- Jumlah PPh Pasal , ,- s. Neni Bagu S.Pd Status TK Gaji Pokok , ,- Tunjangan Istri - - Tunjangan Anak - - Tunjangan Fungsional , ,- Tunjangan Beras , ,- Jumlah Penghasilan Bruto , ,- Biaya Jabatan , ,- Iuran Pensiun , ,- Penghasilan Netto , ,- PTKP , ,- PKP , ,- Jumlah PPh Pasal , ,-

25 51 t. Fatmah Husain BA Status K/3 Gaji Pokok , ,- Tunjangan Istri , ,- Tunjangan Anak , ,- Tunjangan Fungsional , ,- Tunjangan Beras , ,- Jumlah Penghasilan Bruto , ,- Biaya Jabatan , ,- Iuran Pensiun , ,- Penghasilan Netto , ,- PTKP , ,- PKP , ,- Jumlah PPh Pasal , ,- Berdasarkan perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 pada pegawai di SMK Negeri 3 Gorontalo diketahui bahwa pada tahun 2008 dan tahun 2009 terjadi perubahan peningkatan penghasilan bruto pada seluruh pegawai. Perubahan penghasilan bruto pegawai berdampak pada tingkat penerimaan penghasilan setelah dipotong Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21. Di SMK Negeri 3 Gorontalo Perhitungan PPh Pasal 21 dihitung dengan melihat penghasilan bruto pegawai yang meliputi tingkat gaji pokok, tunjangan istri, tunjangan anak, tunjangan fungsional dan tunjangan beras. Setelah itu dikurangi dengan biaya jabatan dan iuran pensiun. Untuk mendapatkan besarnya penghasilan neto maka jumlah penghasilan bruto dikurangi dengan jumlah biaya jabatan dan iuran pensiun. Setelah diperoleh jumlah penghasilan neto maka dipotong dengan Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21 dan setelah itu dihitung apakah termasuk pada Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) atau tidak. Setelah

26 52 dihitung PTKP, dihitung pula penghasilan kena pajaknya untuk mengetahui Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 yang terutang. Dari hasil perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 yang dilakukan oleh bendahara SMK Negeri 3 Gorontalo diketahui bahwa masih terdapat kekeliruan dalam pencatatan status jumlah tanggungan sehingga mempengaruhi penghasilan bruto. Selain itu terdapat pula pegawai yang pada tahun 2009 memperoleh kenaikan pangkat sehingga gaji pokok, tunjangan istri dan anak serta tunjangan fungsional mengalami perubahan. Perubahan jumlah penghasilan bruto mempengaruhi tingkat Pajak Penghasilan (PPh Pasal 21) yang dipotong. Perhitungan PPh Pasal 21 yang dilaksanakan di SMK Negeri 3 Gorontalo sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 137/PMK.03/2005 dan pada tahun 2008 berdasakan Undang-Undang PPh No. 36 Tahun Dari hasil perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 diketahui bahwa perubahan tingkat PTKP pada desember 2008 dan januari 2009 mempengaruhi penerimaan penghasilan. Semua pegawai di SMK Negeri 3 Gorontalo dikenakan pengurangan PTKP baik pada tahun 2008 maupun tahun 2009 sebab memiliki penghasilan melebihi tingkat PTKP. Hal ini sejalan dengan teori dari Suryo (2006:13) bahwa Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) adalah batas minimum penghasilan yang tidak dikenakan pajak, artinya jika wajib pajak berpenghasilan tidak lebih dari PTKP, maka tidak dikenakan pajak.

27 53 Berikut ini adalah perbandingan jumlah perhitungan PPh Pasal 21 pada Desember 2008 dan Januari 2009: Tabel 4.3 Perbandingan Pajak Penghasilan Pasal 21 Desember 2008 (Sebelum Kenaikan PTKP) Januari 2009 (Sesudah Kenaikan PTKP) PPh Pasal PPh Pasal No Nama Status Penghasilan 21 yang Penghasilan 21 yang PTKP PTKP neto telah neto telah dipotong dipotong 1 Drs. Yurizal K/ , , , , , ,- 2 Dra. Hasna Juri TK/ , , , , , ,- 3 Drs.Suharman K/ , , , , , ,- 4 Drs. Muhammad Nasir K/ , , , , , ,- 5 Drs.Amir Kunuti K/ , , , , , ,- 6 Suwarni Daud S.Pd K/ , , , , , ,- 7 Drs.Farid Manopo K/ , , , , , ,- 8 Dra. Hadidjah Hasan K/ , , , , , ,- 9 Drs. Djuwarno K/ , , , , , ,- 10 Drs. Mujiyono K/ , , , , , ,- 11 Drs. Mustari A. Isa K/ , , , , , ,- 12 Saiful Otoluwa S.Pd TK , , , , , ,- 13 Heryanto Lakadjo K/ , , , , , ,- 14 Abdurahman Husain K/ , , , , , ,- 15 Hirowati Dama S.Pd K/ , , , , , ,- 16 Dra. Meslia Umar TK , , , , , ,- 17 Jantje Wowor S.Pd K/ , , , , , ,- 18 Zulaiha Ruchban S.Pd TK , , , , , ,- 19 Neni Bagu S.Pd TK , , , , , ,- 20 Fatmah Husain BA K/ , , , , , ,- JUMLAH , , , , ,-

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Penghitungan Pajak Penghasilan ( PPh ) pasal 21 PT. Lucky Indah

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Penghitungan Pajak Penghasilan ( PPh ) pasal 21 PT. Lucky Indah BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Penghitungan Pajak Penghasilan ( PPh ) pasal 21 PT. Lucky Indah Keramik Kegiatan kewajiban pemotongan atau pemungutan Pajak Penghasilan pasal 21 karyawan, dilaksanakan

Lebih terperinci

Contoh perhitungan PPh Pasal 21 bagi Pejabat Negara, PNS dan Para Pensiunan.

Contoh perhitungan PPh Pasal 21 bagi Pejabat Negara, PNS dan Para Pensiunan. Lampiran I Surat Edaran Direktur Jenderal Anggaran Nomor : SE-38/A/521/0395 Tanggal : 15 Maret 1995 Contoh perhitungan PPh Pasal 21 bagi Pejabat Negara, PNS dan Para Pensiunan. 1. Penghitungan PPh Pasal

Lebih terperinci

I. PETUNJUK UMUM PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 UNTUK PENGHASILAN TETAP DAN TERATUR SETIAP BULAN

I. PETUNJUK UMUM PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 UNTUK PENGHASILAN TETAP DAN TERATUR SETIAP BULAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 262/PMK.03/2010 TENTANG : TATA CARA PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 BAGI PEJABAT NEGARA, PNS, ANGGOTA TNI, ANGGOTA POLRI DAN PENSIUNANNYA ATAS PENGHASILAN

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 TERHADAP PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM DIRJEN PAS EDI WAHYUDI /

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 TERHADAP PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM DIRJEN PAS EDI WAHYUDI / ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 TERHADAP PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM DIRJEN PAS EDI WAHYUDI /42211314 Pembimbing: Dr. Misdiyono SE.,MM. Latar Belakang Masalah Pajak

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN. 1. Bagian-bagian dalam proses perhitungan pajak penghasilan PPh

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN. 1. Bagian-bagian dalam proses perhitungan pajak penghasilan PPh BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Hasil dan Pembahasan 1. Bagian-bagian dalam proses perhitungan pajak penghasilan PPh pasal 21. Perhitungan pajak PPh 21 tidak akan terlepas dari bagian-bagian

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 TERHADAP PEGAWAI TETAP DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA TAHUN 2014

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 TERHADAP PEGAWAI TETAP DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA TAHUN 2014 ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 TERHADAP PEGAWAI TETAP DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA TAHUN 2014 Oleh : Santi Endriani * Abstrak Penghasilan adalah salah satu

Lebih terperinci

Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terhadap Dosen Tetap Pada Universitas Krisnadwipayana. Meitri Megawati DA03

Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terhadap Dosen Tetap Pada Universitas Krisnadwipayana. Meitri Megawati DA03 Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terhadap Dosen Tetap Pada Universitas Krisnadwipayana Meitri Megawati 41209141 3DA03 PENDAHULUAN Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan)

Lebih terperinci

Surat Keterangan Penelitian

Surat Keterangan Penelitian Surat Keterangan Penelitian Dengan ini kami menyatakan bahwa mahasiswa : Nama : Merry Ria Hendrawan NIM : 05.60.0160 Perguruan Tinggi Fakultas / Jurusan : Universitas Katolik Soegijapranata Semarang :

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI ATAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 KARYAWAN PADA PT ADIMITRA KARYA

BAB IV EVALUASI ATAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 KARYAWAN PADA PT ADIMITRA KARYA BAB IV EVALUASI ATAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 KARYAWAN PADA PT ADIMITRA KARYA IV.1 Evaluasi Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Karyawan Sesuai dengan UU PPh no. 17 Tahun 2000, setiap

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lainnya dengan nama

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lainnya dengan nama BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan Pajak Penghasilan merupakan pajak yang dikenakan atas penghasilan yang berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lainnya dengan nama apapun sehubungan

Lebih terperinci

BAGIAN PERTAMA: PETUNJUK UMUM PENGHITUNGAN PPh PASAL 21. I. PETUNJUK UMUM PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 UNTUK PENGHASILAN TETAP DAN TERATUR SETIAP BULAN

BAGIAN PERTAMA: PETUNJUK UMUM PENGHITUNGAN PPh PASAL 21. I. PETUNJUK UMUM PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 UNTUK PENGHASILAN TETAP DAN TERATUR SETIAP BULAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 262/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 BAGI PEJABAT NEGARA, PNS, ANGGOTA TNI, ANGGOTA POLRI DAN PENSIUNANNYA ATAS PENGHASILAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. No.10 Tahun 2000 tentang Peningkatan PTKP Wajib Pajak Pribadi. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. No.10 Tahun 2000 tentang Peningkatan PTKP Wajib Pajak Pribadi. Sejalan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan pembayaran yang diwajibkan kepada setiap warga negara yang kontraprestasinya tidak bersifat langsung. Penerimaan pajak bagi suatu negara merupakan

Lebih terperinci

Kasus : A. Pegawai Tetap

Kasus : A. Pegawai Tetap Kasus : A. Pegawai Tetap No-Urut : ---- Gaji Pokok Rp 138.000.000 (A.1) Tunjangan lainnya Rp 21.000.000 (A.3) Honorarium dan Imbalan sejenisnya Rp 15.000.000 (A.4) Jumlah Penghasilan Bruto Teratur (A1s/d

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN Menurut Undang-Undang No.7 tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.36 tahun 2008, penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima

Lebih terperinci

PAJAK PENGHASILAN PASAL 21. JUMLAH PENERIMA PENGHASILAN (Orang)

PAJAK PENGHASILAN PASAL 21. JUMLAH PENERIMA PENGHASILAN (Orang) SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 0 IDENTITAS PEMOTONG PAJAK NAMA NO. TELEPON - NO. FAKS - JENIS USAHA KLU NAMA PIMPINAN PERUBAHAN DATA ADA, PADA LAMPIRAN TERSENDIRI TIDAK ADA A. DALAM YANG BERSANGKUTAN

Lebih terperinci

SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pasal 26

SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pasal 26 SPT Masa Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pasal 26 Formulir ini digunakan untuk melaporkan kewajiban Pemotongan Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pasal 26 SPT rmal SPT Pembetulan Ke- - Tahun Kalender Formulir

Lebih terperinci

b. PPh 21 seminggu = PPh 21 sebulan dibagi empat

b. PPh 21 seminggu = PPh 21 sebulan dibagi empat PERTEMUAN KE-9 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PPh 21 atas karyawan tetap dengan upah mingguan, harian, dan PPh 21 atas penghasilan pensiunan serta Atas penghasilan tidak teratur 1. PPh 21 Atas karyawan tetap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sumber pendapatan negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sumber pendapatan negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Jumlah penduduk menjadi indikator penting dalam suatu negara. Pajak merupakan sumber pendapatan negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran dan pembangunan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PPH 21 PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA JAKARTA KOJA. : Rezha Riski Ria NPM : Program Studi : DIII Manajemen Keuangan

PERHITUNGAN PPH 21 PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA JAKARTA KOJA. : Rezha Riski Ria NPM : Program Studi : DIII Manajemen Keuangan PERHITUNGAN PPH 21 PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA JAKARTA KOJA Nama : Rezha Riski Ria NPM : 57213526 Program Studi : DIII Manajemen Keuangan LATAR BELAKANG Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) UU Nomor

Lebih terperinci

Analisis Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Untuk Pegawai Negeri Sipil Pada Kantor Imigrasi Kelas II Depok

Analisis Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Untuk Pegawai Negeri Sipil Pada Kantor Imigrasi Kelas II Depok Analisis Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Untuk Pegawai Negeri Sipil Pada Kantor Imigrasi Kelas II Depok Nama : Bakti Ramanda NPM : 21212354 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Rina Nofiyanti.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perencanaan Pajak melalui Pajak Penghasilan Pasal 21 yang. diterima karyawan dengan menggunakan Metode Net

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perencanaan Pajak melalui Pajak Penghasilan Pasal 21 yang. diterima karyawan dengan menggunakan Metode Net BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis penerapan perencanaan pajak melalui Pajak Penghasilan Pasal 21 atas penghasilan yang diterima karyawan dengan menggunakan metode net dan gross up 1. Perencanaan

Lebih terperinci

3 Tipe Perhitungan Pajak Penghasilan

3 Tipe Perhitungan Pajak Penghasilan 3 Tipe Perhitungan Mengelola Tim dan Isu Terkait Legal Mengelola Tim HASIL KOLABORASI OLEH TIM: DITULIS & DIADAPTASI OLEH: Vania Utami Gunawan TERINSPIRASI DARI: Online Pajak,(2015), PPh Pasal 21: Perhitungan

Lebih terperinci

Pengurangan: 1. Biaya jabatan: 5% x Rp ,00 Rp150, luran Pensiun 2% x Rp 60,000. Rp2,790,000.00

Pengurangan: 1. Biaya jabatan: 5% x Rp ,00 Rp150, luran Pensiun 2% x Rp 60,000. Rp2,790,000.00 Contoh Penghitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Atas THR Kurniawan dengan gaji 3.000.000 berhenti pada 30 September 2014 di PT. A. Per 1 oktober kurniawan diterima di PT. B dengan gaji 5.000.000 berapa

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. IV.1 Evaluasi Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. IV.1 Evaluasi Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN IV.1 Evaluasi Perhitungan PPh Pasal 21 Karyawan Sesuai dengan Undang-undang Pajak Penghasilan No. 17 Tahun 2000 dan Keputusan Dirjen Pajak No. KEP-545/PJ/2000 sebagaimana

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 UNTUK PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA KANTOR DIREKTORAT JENDERAL KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 UNTUK PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA KANTOR DIREKTORAT JENDERAL KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 UNTUK PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA KANTOR DIREKTORAT JENDERAL KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL Nama/NPM Pembimbing : Kanip/24213760 : Widada, SE., MM.

Lebih terperinci

CONTOH PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS PENGHASILAN PEKERJA PADA KATEGORI USAHA TERTENTU

CONTOH PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS PENGHASILAN PEKERJA PADA KATEGORI USAHA TERTENTU LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-22/PJ/2009 TENTANG PELAKSANAAN PEMBERIAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS PENGHASILAN PEKERJA PADA PEMBERI KERJA YANG BERUSAHA

Lebih terperinci

Makalah Perpajakan. Perhitungan PPh 21

Makalah Perpajakan. Perhitungan PPh 21 Makalah Perpajakan Perhitungan PPh 21 Disusun oleh: Kelompok 1 Reza Maulana A (115030201111046) Fidya Gumilang A (115030201111076) Nurul Qomaria (115030201111078) JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

Peraturan pelaksanaan Pasal 21 ayat (5) Penghasilan yang Dibebankan Kepada Keuangan Negara atau Keuangan Daerah Peraturan Pemerintah

Peraturan pelaksanaan Pasal 21 ayat (5) Penghasilan yang Dibebankan Kepada Keuangan Negara atau Keuangan Daerah Peraturan Pemerintah Peraturan pelaksanaan Pasal 21 ayat (5) Penghasilan yang Dibebankan Kepada Keuangan Negara atau Keuangan Daerah Peraturan Pemerintah Nomor, tanggal 80 Tahun 2010 20 Desember 2010 Mulai berlaku : 1 Januari

Lebih terperinci

Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Bagi Dokter

Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Bagi Dokter Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Bagi Dokter Pajak Penghasilan adalah pajak atas penghasilan yang diterima Wajib Pajak. Yang dimaksud dengan penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dokter merupakan seseorang yang memiliki kompetensi di bidang kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Dokter merupakan seseorang yang memiliki kompetensi di bidang kesehatan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dokter merupakan seseorang yang memiliki kompetensi di bidang kesehatan dan bertugas memberikan layanan kesehatan kepada pasien dalam rangka membantu menyembuhkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pemotongan Pajak Penghaasilan (PPh) Pasal 21

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pemotongan Pajak Penghaasilan (PPh) Pasal 21 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pemotongan Pajak Penghaasilan (PPh) Pasal 21 Pajak merupakan kontribusi wajib yang diberlakukan pada setiap Wajib Pajak (WP) atas objek

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Proses perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 dengan menggunakan

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Proses perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 dengan menggunakan BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 dengan menggunakan PTKP 2015 dan PTKP 2016 Kantor Perhutani Komersial Kayu Jawa Tengah merupakan BUMN yang bergerak dalam bidang komersial

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1994 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1994 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1994 TENTANG PAJAK PENGHASILAN BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI SIPIL, ANGGOTA ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA, DAN PARA PENSIUNAN ATAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara berasal dari dana publik yang harus dikelola

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara berasal dari dana publik yang harus dikelola BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber penerimaan negara berasal dari dana publik yang harus dikelola secara bertanggung jawab. Pengelolaan keuangan publik pemerintah pusat dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Pemotongan dan Pemungutan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 dan Pasal 22 1. Analisis Pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Berdasarkan sistem self assessment

Lebih terperinci

PPh 21 UNTUK PEGAWAI TETAP DENGAN AGEN PADA PERUSAHAAN AJB BUMIPUTERA NAMA : TICHA BUNGA.R NPM : PEMBIMBING : EMMY INDRAYANI, Dr.

PPh 21 UNTUK PEGAWAI TETAP DENGAN AGEN PADA PERUSAHAAN AJB BUMIPUTERA NAMA : TICHA BUNGA.R NPM : PEMBIMBING : EMMY INDRAYANI, Dr. PERBEDAAN PEMOTONGAN PPh 21 UNTUK PEGAWAI TETAP DENGAN AGEN PADA PERUSAHAAN AJB BUMIPUTERA 1912 NAMA : TICHA BUNGA.R NPM : 40209386 PEMBIMBING : EMMY INDRAYANI, Dr. BAB I PENDAHULUAN Pajak merupakan iuran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi atau era persaingan bebas cepat atau lambat tidak dapat ditolak dan harus menerima keberadaan globalisasi ekonomi serta mengambil kesempatan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 EVALUASI PERHITUNGAN PPh PASAL 21 KARYAWAN. karyawannya dan PT. pelangi elasindo menanggung semua PPh Pasal 21 yang

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 EVALUASI PERHITUNGAN PPh PASAL 21 KARYAWAN. karyawannya dan PT. pelangi elasindo menanggung semua PPh Pasal 21 yang BAB IV PEMBAHASAN IV.1 EVALUASI PERHITUNGAN PPh PASAL 21 KARYAWAN Sesuai dengan ketentuan UU PPh No. 17 tahun 2000, setiap pemberi kerja wajib untuk melakukan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan atas

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ/2012

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ/2012 Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak Tahun 2013 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ/2012 PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

BAB I PENDAHULUAN. dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Soemitro dalam Siti Resmi (2011:1) pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN. penyetoran dan pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21?

DAFTAR PERTANYAAN. penyetoran dan pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21? Lampiran 1 DAFTAR PERTANYAAN 1. Peraturan Undang-undang tahun berapa yang dipakai untuk pemotongan, penyetoran dan pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21? 2. Bagaimana proses pemotongan dan penyetoran Pajak

Lebih terperinci

Pertemuan 3 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 (G + P)

Pertemuan 3 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 (G + P) Pertemuan 3 PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 (G + P) Pertemuan 3 91 P3.1 Contoh Kasus Contoh Kasus 1 Tn. Yudi (K/3) bekerja pada perusahaan tekstil di Jakarta dengan gaji sebulan sebesar Rp 5.000.000, tunjangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarka undang-undang (yang dapat dipaksakan). Dengan tiada mendapat jasa mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang

Lebih terperinci

PENERAPAN PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) Pasal 21 Pada PT. XYZ. : Dedi Sudjana NPM : Dosen Pembimbing : Riyanti SE., MM.

PENERAPAN PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) Pasal 21 Pada PT. XYZ. : Dedi Sudjana NPM : Dosen Pembimbing : Riyanti SE., MM. PENERAPAN PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) Pasal 21 Pada PT. XYZ Nama : Dedi Sudjana NPM : 21212794 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Riyanti SE., MM. Latar Belakang Masalah Dari berbagai jenis

Lebih terperinci

PAJAK PENGHASILAN PASAL 21. JUMLAH PENERIMA PENGHASILAN (Orang) 8. JUMLAH (6 + 7) 8

PAJAK PENGHASILAN PASAL 21. JUMLAH PENERIMA PENGHASILAN (Orang) 8. JUMLAH (6 + 7) 8 SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 0 PERHATIAN SEBELUM MENGISI BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN ISI DENGAN HURUF CETAK /DIKETIK DENGAN TINTA HITAM BERI TANDA "X" DALAM (KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI IDENTITAS

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA KARYAWAN SMA SUMBANGSIH. Nama : Tri Astuti NPM : Kelas : 3EB17

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA KARYAWAN SMA SUMBANGSIH. Nama : Tri Astuti NPM : Kelas : 3EB17 ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA KARYAWAN SMA SUMBANGSIH Nama : Tri Astuti NPM : 29210341 Kelas : 3EB17 LATAR BELAKANG Undang-undang Pajak menganut sistem Self Assessment, yaitu suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara. langsung, untuk memeliahara negara secara umum.

BAB II LANDASAN TEORI. serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara. langsung, untuk memeliahara negara secara umum. BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pajak Menurut S.I. Djajadiningrat (dalam Siti Resmi, 2011:1), pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan,

Lebih terperinci

PROSEDUR, PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA PT. BANI RADIKSA

PROSEDUR, PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA PT. BANI RADIKSA FAKULTAS : EKONOMI / D3BK JURUSAN : AKUTANSI KOMPUTER PROSEDUR, PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA PT. BANI RADIKSA ELLEN D. DANIELLA 42212462 3DA03 2012-2015 LALATAR BELAKANG PROSEDUR

Lebih terperinci

Dasar pengenaan dan pemotongan PPh Pasal 21 pegawai tidak tetap adalah:

Dasar pengenaan dan pemotongan PPh Pasal 21 pegawai tidak tetap adalah: PPh Pegawai Tidak Tetap Pegawai tidak tetap/tenaga kerja lepas adalah pegawai yang hanya menerima penghasilan apabila pegawai yang bersangkutan bekerja, berdasarkan jumlah hari bekerja, jumlah unit hasil

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 262/PMK.03/2010 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 262/PMK.03/2010 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 262/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 BAGI PEJABAT NEGARA, PNS, ANGGOTA TNI, ANGGOTA POLRI,

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 262/PMK.03/2010 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 262/PMK.03/2010 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 262/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 BAGI PEJABAT NEGARA, PNS, ANGGOTA TNI, ANGGOTA POLRI,

Lebih terperinci

PENGHITUNGAN DAN PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21

PENGHITUNGAN DAN PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PENGHITUNGAN DAN PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 A. PEGAWAI TETAP 1. DENGAN GAJI BULANAN 1.1. Wajib pajak dalam negeri mulai bekerja pada awal tahun pajak. Contoh 1 : Tn Andika adalah pegawai pada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Karyawan Tetap PT.X PT. X pada tahun 2008 memiliki 2 kelompok karyawan, jumlah karyawan yang bekerja di PT. X ada 422

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS GAJI PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA DINAS KEBUDAYAAN, PARIWISATA, PEMUDA OLAHRAGA KOTA BANJARBARU

ANALISIS PENGENAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS GAJI PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA DINAS KEBUDAYAAN, PARIWISATA, PEMUDA OLAHRAGA KOTA BANJARBARU ANALISIS PENGENAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS GAJI PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA DINAS KEBUDAYAAN, PARIWISATA, PEMUDA OLAHRAGA KOTA BANJARBARU Tamjiddin ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui

Lebih terperinci

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN 1 LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 3 LAMPIRAN 4 LAMPIRAN 5 LAMPIRAN 6 Menimbang: DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137/PMK.03/2005

Lebih terperinci

ATURAN UMUM PENENTUAN PAJAK TERUTANG

ATURAN UMUM PENENTUAN PAJAK TERUTANG ATURAN UMUM PENENTUAN PAJAK TERUTANG PTKP (DIGUNAKAN KONDISI PADA AWAL TAHUN) PENENTUAN PTKP TAHUN 29 KETENTUAN PAJAK PROGRAM INI URAIAN STATUS PTKP PER BLN TANGGUNGAN PTKP PER BLN TIDAK KAWIN TK 1,32,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang harus dicapai baik masa sekarang maupun masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang harus dicapai baik masa sekarang maupun masa yang akan datang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan lembaga ekonomi yang mempunyai misi dan tujuan yang harus dicapai baik masa sekarang maupun masa yang akan datang. Secara umum tujuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR. kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri (Waluyo,

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR. kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri (Waluyo, 6 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 2.1 Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 2.1.1 Pengertian Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 merupakan pajak penghasilan yang dikenakan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 262/PMK.03/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 262/PMK.03/2010 TENTANG Menimbang : PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 262/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 BAGI PEJABAT NEGARA, PNS, ANGGOTA TNI, ANGGOTA POLRI, DAN PENSIUNANNYA

Lebih terperinci

BAB IV PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN UNTUK MENGEFISIENKAN BEBAN PAJAK PADA PT BPR WS

BAB IV PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN UNTUK MENGEFISIENKAN BEBAN PAJAK PADA PT BPR WS BAB IV PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN UNTUK MENGEFISIENKAN BEBAN PAJAK PADA PT BPR WS IV.1 Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan PPh Pasal 21 PT BPR WS Perencanaan merupakan salah satu fungsi utama dari manajemen.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peran penerimaan pajak sangat penting bagi pembangunan nasional, karena

BAB I PENDAHULUAN. Peran penerimaan pajak sangat penting bagi pembangunan nasional, karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran penerimaan pajak sangat penting bagi pembangunan nasional, karena pajak merupakan salah sumber utama penerimaan Negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran

Lebih terperinci

Dosen: Adhi Prakosa, M. Sc

Dosen: Adhi Prakosa, M. Sc Dosen: Adhi Prakosa, M. Sc PPh Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apa pun sehubungan dengan pekerjaan atau

Lebih terperinci

a. Rp ,00 d. Rp ,00 b. Rp ,00 e. Rp ,00.

a. Rp ,00 d. Rp ,00 b. Rp ,00 e. Rp ,00. SOAL PAJAK SMK 1.Penghasilan yang termasuk obyek PPh Pasal 21 (Pajak Penghasilan Pasal 21) adalah. a. bunga b. deviden c. Gaji d. royalty e. sewa 2. Berdasarkan data laporan keuangan atas usaha tahun pajak

Lebih terperinci

Pertemuan 6 PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 FORMULIR 1721 (Awal)

Pertemuan 6 PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 FORMULIR 1721 (Awal) Pertemuan 6 PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 FORMULIR 1721 (Awal) Pertemuan 6 53 P6.1 Contoh Kasus PT. JARANG RUGI adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang industri garment mempunyai

Lebih terperinci

PAJAK PENGHASILAN UMUM DAN NORMA PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

PAJAK PENGHASILAN UMUM DAN NORMA PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN 1 PAJAK PENGHASILAN UMUM DAN NORMA PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN A. UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (PPh) yang telah diubah dengan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pengalaman praktis di lapangan yang secara langsung. berhubungan dengan teori teori keahlian yang diterima di bangku

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pengalaman praktis di lapangan yang secara langsung. berhubungan dengan teori teori keahlian yang diterima di bangku BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH PKLM Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah suatu cara kerja yang langsung dipraktikkan atau dilakukan mahasiswa secara mandiri. yang bertujuan memberikan pengalaman

Lebih terperinci

M. TAHIR MATTATA STIE-YPUP

M. TAHIR MATTATA STIE-YPUP PERLAKUAN AKUNTANSI DAN PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS PENGHASILAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA INSPEKTORAT KABUPATEN BOMBANA (SULAWESI TENGGARA) M. TAHIR MATTATA STIE-YPUP Makassar ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

OLEH: Yulazri M.Ak. CPA

OLEH: Yulazri M.Ak. CPA OLEH: Yulazri M.Ak. CPA Pajak Penghasilan (PPh) Dasar Hukum : No. Tahun Undang-Undang 7 1983 Perubahan 7 1991 10 1994 17 2000 36 2008 SUBJEK PAJAK DAN WAJIB PAJAK PENGHASILAN 1. a. Orang Pribadi b. Warisan

Lebih terperinci

Magdalena Judika Siringoringo. Oloan Simanjuntak

Magdalena Judika Siringoringo. Oloan Simanjuntak ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 MENURUT UU NO. 36 TAHUN 2008 SEBUAH KAJIAN INTERPRETIVE PADA KANTOR DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR Magdalena Judika Siringoringo Oloan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Pemotongan PPH Pasal 21. Tata Cara Pemotongan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Pemotongan PPH Pasal 21. Tata Cara Pemotongan. No.691, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Pemotongan PPH Pasal 21. Tata Cara Pemotongan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 262/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA

Lebih terperinci

PEMOTONGAN PPh PASAL 21

PEMOTONGAN PPh PASAL 21 PEMOTONGAN PPh PASAL 21 1 Dasar Hukum 1. Pasal 21, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan s.t.d.t.d Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008. 2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.03/2008

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING 1 LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING Artikel yang berjudul Analisis Penerapan Perhitungan PPh Pasal 21 Sebagai Salah Satu Strategi Perencanaan Pajak Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Gorontalo ARTIKEL

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di dalam dunia usaha yang semakin bersaing saat ini, banyak perusahaan yang berusaha semaksimal mungkin untuk bersaing dengan strategi-strategi tertentu.

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Anastasia Diana dan Lilis Setiawati Perpajakan Indonesia, Andi, Yogyakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Anastasia Diana dan Lilis Setiawati Perpajakan Indonesia, Andi, Yogyakarta. DAFTAR PUSTAKA Anastasia Diana dan Lilis Setiawati. 2011. Perpajakan Indonesia, Andi, Yogyakarta. Direktorat Jenderal Pajak. 2009. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- 57/PJ/2009 tentang Pedoman

Lebih terperinci

BADAN KANTOR PELAYANAN PAJAK ORANG PRIBADI. Syarat Objektif Syarat Subjektif. Wilayah tempat kedudukan. Wilayah tempat tinggal

BADAN KANTOR PELAYANAN PAJAK ORANG PRIBADI. Syarat Objektif Syarat Subjektif. Wilayah tempat kedudukan. Wilayah tempat tinggal BADAN ORANG PRIBADI Syarat Objektif Syarat Subjektif Wilayah tempat kedudukan KANTOR PELAYANAN PAJAK Wilayah tempat tinggal Fungsi NPWP - Sebagai sarana dalam administrasi perpajakan - Sebagai identitas

Lebih terperinci

BAB II ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB II ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 14 BAB II ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Pajak Definisi pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H : Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang undang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi PPh Pasal 21 Menurut PER-31/PJ/2012 Pasal 1 ayat 2 Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 adalah pungutan resmi yang ditujukan kepada masyarakat atas penghasilan berupa gaji,

Lebih terperinci

EVALUASI MEKANISME PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) 21 PADA KOPERASI JASA MARGA BAKTI 5

EVALUASI MEKANISME PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) 21 PADA KOPERASI JASA MARGA BAKTI 5 EVALUASI MEKANISME PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) 21 PADA KOPERASI JASA MARGA BAKTI 5 Nama : Raudhah Lirinda Putri NPM : 28214956 Jurusan : S1/Akuntansi Latar

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1994 TENTANG PAJAK PENGHASILAN BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI SIPIL, ANGGOTA ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA, DAN PARA PENSIUNAN ATAS

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 76 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pajak Penghasilan Pasal 21 Sesuai dengan Undang-undang Perpajakan yang berlaku, PT APP sebagai pemberi kerja wajib melakukan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan

Lebih terperinci

KULIAH PERPAJAKAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) Oleh : Mustofa, S.Pd., M.Sc. Dosen Pendidikan Ekonomi FE UNY. PPh UMUM 1

KULIAH PERPAJAKAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) Oleh : Mustofa, S.Pd., M.Sc. Dosen Pendidikan Ekonomi FE UNY. PPh UMUM 1 KULIAH PERPAJAKAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) Oleh : Mustofa, S.Pd., M.Sc. Dosen Pendidikan Ekonomi FE UNY PPh UMUM 1 STANDAR KOMPETENSI: Mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan konsep dan prosedur dalam

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PETUNJUK UMUM

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PETUNJUK UMUM DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PETUNJUK UMUM Berdasarkan ketentuan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor perpajakan merupakan salah satu atau sebagian besar sumber penerimaan negara

BAB I PENDAHULUAN. sektor perpajakan merupakan salah satu atau sebagian besar sumber penerimaan negara BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan iuran wajib yang diberlakukan bagi setiap wajib pajak atas obyek pajak yang dimilikinya dan hasilnya diserahkan kepada pemerintah. Karena

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-32/PJ/2009 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-32/PJ/2009 TENTANG DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-32/PJ/2009 TENTANG BENTUK FORMULIR SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DAN/ATAU

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 486/KMK.03/2003 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 486/KMK.03/2003 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 486/KMK.03/2003 TENTANG PAJAK PENGHASILAN YANG DITANGGUNG OLEH PEMERINTAH ATAS PENGHASILAN PEKERJA DARI PEKERJAAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 262/PMK.03/2010 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 262/PMK.03/2010 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 262/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 BAGI PEJABAT NEGARA, PNS, ANGGOTA TNI, ANGGOTA POLRI,

Lebih terperinci

SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)

SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) MINGGU KE ENAM SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) A. Pengertian SPT: Surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak yang terutang menurut ketentuaan peraturan perundang-undangan

Lebih terperinci

PT. Munirah adalah PKP yang bergerak di bidang penjualan elektronik di Makassar. Selama bulan Juli 2014 melakukan transaksi sebagai berikut :

PT. Munirah adalah PKP yang bergerak di bidang penjualan elektronik di Makassar. Selama bulan Juli 2014 melakukan transaksi sebagai berikut : Contoh Soal PPN dan Pembahasan PT. Munirah adalah PKP yang bergerak di bidang penjualan elektronik di Makassar. Selama bulan Juli 2014 melakukan transaksi sebagai berikut : Penjualan langsung ke konsumen

Lebih terperinci

Nama : Siti Rismaini NPM : Kelas : 3 DA 03

Nama : Siti Rismaini NPM : Kelas : 3 DA 03 TINJAUAN PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 UNTUK PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA KPP PRATAMA BEKASI UTARA Nama : Siti Rismaini NPM : 43209582 Kelas : 3 DA 03 Latar Belakang Pajak merupakan hal yang terpenting

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI PAJAK PENGHASILAN. II.1.1. Pengertian dan Pelaksanaan Pajak Penghasilan

BAB II LANDASAN TEORI PAJAK PENGHASILAN. II.1.1. Pengertian dan Pelaksanaan Pajak Penghasilan BAB II LANDASAN TEORI PAJAK PENGHASILAN II.1. Rerangka Teori dan Literatur II.1.1. Pengertian dan Pelaksanaan Pajak Penghasilan Pajak Penghasilan (PPh) menurut Liberti Pandiangan (2010:v) adalah salah

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISIS PERENCANAAN PAJAK PPh PASAL 21 PADA PERUM PEGADAIAN CABANG KEBAYORAN BARU

BAB IV. ANALISIS PERENCANAAN PAJAK PPh PASAL 21 PADA PERUM PEGADAIAN CABANG KEBAYORAN BARU BAB IV ANALISIS PERENCANAAN PAJAK PPh PASAL 21 PADA PERUM PEGADAIAN CABANG KEBAYORAN BARU IV.1. Analisa Perhitungan PPh Pasal 21 Pada Perum Pegadaian Cabang Kebayoran Baru Perum Pegadaian cabang Kebayoran

Lebih terperinci

PERPAJAKAN I. MENGHITUNG PPh PASAL 21 (B) Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi

PERPAJAKAN I. MENGHITUNG PPh PASAL 21 (B) Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi Modul ke: PERPAJAKAN I MENGHITUNG PPh PASAL 21 (B) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id MENGHITUNG PPh PASAL 21 Sesuai Pasal 5 ayat (2)

Lebih terperinci

Soal Kasus Pembukuan atau Pencatatan( contoh ini menggunakan aturan lama untuk ptkpnya lebih baik lihat aturan terbaru)

Soal Kasus Pembukuan atau Pencatatan( contoh ini menggunakan aturan lama untuk ptkpnya lebih baik lihat aturan terbaru) Soal Kasus Pembukuan atau Pencatatan( contoh ini menggunakan aturan lama untuk ptkpnya lebih baik lihat aturan terbaru) Tuan Wahyudi (PKP) seorang pengusaha garmen yang memiliki 5 kios di Jakarta, Bandung,

Lebih terperinci

PAJAK WP ORANG PRIBADI

PAJAK WP ORANG PRIBADI PAJAK WP ORANG PRIBADI SISTEMATIKA 1. SPT WP Orang Pribadi 2. Komponen-Komponen SPT 3. WP OP Lebih dari Satu Pemberi Kerja 4. WP OP Pengusaha 5. WP OP Lebih satu Pemberi Kerja & Pengusaha 2 SPT WP Pribadi

Lebih terperinci

EVALUASI PENETAPAN PAJAK PENGHASILAN KARYAWAN PT. BHARINTO EKATAMA DI KABUPATEN KUTAI BARAT Deni Chandra

EVALUASI PENETAPAN PAJAK PENGHASILAN KARYAWAN PT. BHARINTO EKATAMA DI KABUPATEN KUTAI BARAT Deni Chandra EVALUASI PENETAPAN PAJAK PENGHASILAN KARYAWAN PT. BHARINTO EKATAMA DI KABUPATEN KUTAI BARAT 2016 Deni Chandra Fakultas Ekononi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda Email : denicandra6900@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN DAN PENETAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 SERTA PELAPORANNYA PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA MANADO

ANALISIS PERHITUNGAN DAN PENETAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 SERTA PELAPORANNYA PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA MANADO ANALISIS PERHITUNGAN DAN PENETAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 SERTA PELAPORANNYA PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA MANADO ANALYSIS CALCULATION AND DETERMINATION OF INCOME TAX ARTICLE 21

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. beberapa sektor pajak masih perlu dilakukan upaya-upaya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. beberapa sektor pajak masih perlu dilakukan upaya-upaya peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerimaan dari sektor pajak merupakan penerimaan terbesar negara. Menurut Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 sebagai perubahan keempat atas Undang- Undang Nomor 6 tahun

Lebih terperinci

TUGAS PERKULIAHAN MAHASISWA

TUGAS PERKULIAHAN MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA TUGAS PERKULIAHAN MAHASISWA P ERPAJAKAN Kasus 05 :... Nama :... No.Mhs :... Pengajar : Kesit Bambang Prakosa Semester : GANJIL TA.2015/2016 Program Studi Akuntansi Fakultas

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Perbedaan pelakuan pajak penghasilan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Perbedaan pelakuan pajak penghasilan BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan Dari analisa yang telah dilakukan, berikut adalah kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini: 1. Perbedaan pelakuan pajak penghasilan a. Orang pribadi yang melakukan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PETUNJUK PENGISIAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 (SPT TAHUNAN PPh PASAL 21) (SPT 1721 beserta lampiran-lampirannya)

Lebih terperinci