2. Genesis Proyek Konsep kerja manajemen proyek

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "2. Genesis Proyek Konsep kerja manajemen proyek"

Transkripsi

1 2. Genesis Pryek 2.1. Knsep kerja manajemen pryek Di dalam manajemen pryek terdapat bagian-bagian penyusun knsep kerja (framewrks) yang digunakan untuk memahami knsep manajemen pryek secara keseluruhan sebagai berikut: Manajemen integrasi (bagian-bagian) dalam pryek (integratin management); Manajemen ruang lingkup pryek (scpe management); Manajemen waktu pryek (time management); Manajemen biaya pryek (financial management); Manajemen kualitas pryek (quality management; Manajemen SDM pryek (human resurce management; Manajemen kmunikasi dalam pryek (cmmunicatin management); Manajemen risik dalam pryek (risk management); Manajemen sumberdaya dari luar rganisasi yang menunjang pelaksanaan pryek (prcurement management), dikenal juga dengan sebutan utsurcing atau detasering. Manajemen pryek Manajemen Integrasi Manajemen Ruang Lingkup Manajemen Waktu Manajemen Biaya Manajemen Kualitas Manajemen SDM Manajemen Kmunikasi Manajemen Risik Manajemen Prcurement

2 Di dalam diktat ini tidak akan dibahas keseluruhan, hanya bagian yang digambarkan dengan ktak berarsir saja yang akan dijabarkan. Knsep kerja ini dapat diterjemahkan ke dalam aktivitas-aktivitas sebagaimana telah dituliskan dalam bab 1 terdahulu (lihat sub-bab 1.7). Dengan dibaginya knsep kerja ke dalam sub-sub bagian diharapkan akan tercipta suatu interaksi antara bagian yang satu dengan bagian lainnya. Namun sebelum kita beranjak lebih jauh akan dibahas terlebih dahulu faktr-faktr penentu keberhasilan suatu pryek IT serta hambatan-hambatan yang sering ditemui dalam suatu pryek IT. Menurut penelitian dari Standish Grup (suatu badan independen yang melakukan penelitian terhadap perkembangan industri IT); dalam artikel Cllabrating n prject success ; Jhnsn, J. et al., 2001; dipublikasikan dalam Sftware Magazine & Wiesner Publishing Feb/March Dituliskan bahwa keberhasilan suatu pryek IT ditentukan leh berbagai faktr yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Faktr keberhasilan pryek Tingkat keyakinan Dukungan eksekutif 18% Keterlibatan pengguna (enduser) 16% Pengalaman manager pryek 14% Sasaran usaha yang jelas 12% Lingkup yang diminimalkan 10% Infrastruktur SW standard 8% Requirement dasar yang kuat 6% Metdlgi frmal 6% Kehandalan estimasi (waktu, biaya) 5% Lain-lainnya 5% Terlihat dengan jelas bahwa peran dari serang pryek manajer sangat menentukan (di peringkat ketiga dengan nilai 14%). Peringkat pertama dan kedua adalah: dukungan dari eksekutif (upper management dan spnsr), dan peran serta pengguna (end user). Meskipun tidak mutlak, pengalaman dan keterlibatan aktif serang manajer pryek di dalam sebuah pryek IT sangat menentukan keberhasilan pryek. 1. Dukungan eksekutif: jelas bahwa kurangnya dukungan dari eksekutif atau manajemen atas dapat menggagalkan pryek

3 2. Keterlibatan pengguna: bahkan jika diselesaikan tepat waktu dan tepat biaya, suatu pryek masih dapat gagal memenuhi harapan penggunanya. 3. Pengalaman manajer pryek: sembilan puluh tujuh persen pryek yang berhasil dipimpin leh manajer pryek yang berpengalaman. 4. Sasaran usaha yang jelas: selain pengalaman manajer pryek, penentuan scpe (lingkup) dari pryek sangat menentukan keberhasilan pryek. 5. Lingkup yang diminimalkan: lingkup berkaitan dengan waktu penyelesaian, dan karena waktu terbatas leh jadwal, maka membatasi lingkup akan sangat membantu. 6. Infrastruktur sftware standar: dengan menggunakan infrastruktur yang standar, tim pengembang dapat lebih berfkus pada aspek usaha daripada teknlgi, demikian pula integrasi antar aplikasi akan dipermudah (khususnya untuk pryek pengembangan sftware). 7. Requirement dasar yang kuat: dengan mendefinisikan keperluan minimum dari hasil pelaksanaan pryek, upaya dapat difkuskan untuk mencapainya. 8. Metdlgi frmal: survei menunjukkan bahwa 46% pryek yang berhasil menggunakan metde manajemen pryek frmal, antara lain karena tim pryek dapat segera saling sepakat mengenai prsedur,cara menghadapi suatu masalah, dsb. 9. Kehandalan estimasi: estimasi yang baik akan membantu memberi gambaran keseluruhan terhadap pryek, seperti banyaknya aktivitas pryek, deadline dan jumlah uang serta tenaga yang dibutuhkan. Hal ini banyak juga ditentukan leh pengalaman si estimatr dari pryek-pryek sebelumnya. 10. Kriteria lain: mencakup berbagai faktr seperti milestnes yang terperinci, perencanaan yang memadai, staf yang kmpeten, kmitmen antar anggta tim, dsb. Yang agak mengherankan adalah bahwa prses perencanaan pryek tidak menduduki psisi atas. Hal ini dapat dijawab dengan kenyataan di lapangan bahwa dalam sebuah pryek, tidak harus selalu mengacu pada rencana awal. Perubahan adalah prses yang biasa, serang manajer pryek harus mampu berfikir fleksibel agar mampu menyelesaikan pryek agak melenceng dari rencana awal, namun tetap dalam kerangka waktu yang telah diberikan dan dalam batasan dana yang tersedia. Mengacu pada faktr penentu keberhasilan di atas, maka hambatan-hambatan yang seringkali mengacaukan jalannya pryek IT adalah: Estimasi yang terburu-buru;

4 Rencana yang tidak matang; Kurangnya bimbingan untuk membuat keputusan secara rganisasi; Kurangnya kemampuan untuk mengukur kemajuan pryek; Kurang tepatnya pembagian kerja antara anggta tim; Kriteria kesuksesan yang tidak tepat. Selain itu berdasarkan hasil penelitian dari H.J Thamhain dan D.L. Wilemn yang diterbitkan di Prject Management Jurnal Juni 1986 dengan judul Criteria fr cntrlling sftware accrding t plan, dalam pryek pengembangan sftware, para manajer pryek dibebani tugas dan tantangan sebagai berikut: Mengatasi deadlines (85%); Mengatasi keterbatasan sumberdaya (83%); Efektif kmunikasi antar tim kerja (80%); Mengatasi kmitmen dari tiap anggta tim kerja (74%); Pencapaian milestnes yang terukur (70%); Mengatasi perubahan-perubahan yang terjadi (60%); Pengerjaan rencana pryek yang sesuai dengan pembagian tugas (57%); Mendapatkan kmitmen dari manajemen atas (45%); Mengatasi knflik yang terjadi dalam pryek (42%); Pengaturan vendr dan sub-sub kntraktr (38%); Hasil persentase diperleh melalui survey dari manajer-manajer pryek perusahaan sftware terkemuka dan setiap manajer diperkenankan menuliskan tugas-tugas mereka dalam pryek lebih dari satu Prses kelahiran pryek Sebelum serang manajer pryek dapat melangkah lebih jauh dalam knsep kerja manajemen pryek, syarat utama yang harus dijalankan adalah menetapkan keberadaan pryek sesuai dengan prses kelahiran atau kejadian pryek tersebut. Sebuah pryek dapat terjadi karena drngan berbagai hal, antara lain: Tugas (rder) dari atasan (tim management, stakehlders, spnsrs, dll); Stakehlders adalah suatu istilah untuk pihak-pihak yang menunjukkan perhatiaannya pada kelangsungan sebuah pryek. Permhnan dari client; Inisiatif pelaksana (c.: penelitian); Kepentingan bisnis (business need, legal requirement); Tuntutan pasar. Seringkali apa yang yang ditugaskan: Tidak jelas (tujuan, sarana, waktu, biaya)-nya; Mengikuti trend teknlgi

5 Pihak pemberi rder acap kali hanya mengikuti trend teknlgi yang ada tanpa mengerti arti sebenarnya dari teknlgi tersebut. Mereka mengharapkan keuntungan (secara kualitas dan kuantitas) dari kemajuan teknlgi secepat dan sebesar mungkin. Dan inilah tugas terberat dari serang manajer pryek, yaitu harus mampu menyelesaikan pryek pada waktunya dan sesuai dengan keinginan dari si pemberi rder. Untuk setiap rder dalam sebuah pryek, dibutuhkan penyesuaian ruang lingkup (scpe) sehingga apa yang harus dihasilkan pada suatu batasan waktu tertentu dapat menjadi jelas. Caranya adalah dengan: melalui pendefinisian requirements dan deliverables lewat jalan riset dan feasibility plan(akan dibahas di bab 3), wawancara dengan pemberi rder dan (caln) pemakai, dan infrmasi dari pryek-pryek sejenis sebelumnya Prject Charter Pada tahap awal terbentuknya pryek, kita memerlukan apa yang dikenal sebagai prject charter. Ini adalah suatu landasan serta definisi frmal bagi sebuah pryek. Prject charter berisi elemen-elemen yang unik yang hanya berlaku dalam sebuah pryek. Adapun elemen-elemen itu adalah: Nama pryek resmi; Spnsr buat pryek dan kntak infrmasi; Manager pryek dan kntak infrmasi; Gal (tujuan) pryek; Penjelasan asal-muasal pryek; Hasil akhir Deliverables dari fase-fase dalam pryek; Strategi glbal dalam pelaksanaan pryek; Perhitungan waktu kasar; Sarana dan prasarana serta sumberdaya pryek, biaya (kasar), staff, vendrs / stakehlders Guna prject charter Prject charter ini berguna untuk: Pendefinisian awal pryek secara jelas; Mengenali atribut-atribut suatu pryek;

6 Identifikasi autritas suatu pryek (spnsr, manajer, anggta utama tim kerja); Peran kerja rang-rang utama yang terlibat dan kntak infrmasinya; Pndasi yang menpang jalannya pryek (batasan awal dari visi dan misi pryek). Tim pekerja Prject Charter Sumberdaya Gal (tujuan) Manajer Spnsr Definisi Asal muasal Sense f respnsibility (manajer) Sense f teamwrk (tim kerja) Sense f wnership (spnsr) Sebuah pryek charter akan menumbuhkan: Sense f respnsibility/tanggung jawab (manajer) Sense f teamwrk/kerja sama (tim kerja) Sense f wnership/kepemikikan (spnsr) Setelah prject charter terbentuk, akan dilanjutkan dengan feasibility plan dan riset terhadap pryek. Melalui riset ini akan diestimasikan apakah sebuah pryek dapat dijalanankan sesuai pendanaan dan waktu yang ditetapkan Pryek fase Sebuah pryek dibagi ke dalam fase-fase dan setiap fase menghasilkan suatu bentuk hasil nyata tertentu yang dapat digunakan pada fase-fase berikutnya. Setiap fase ditandai dengan selesainya satu atau lebih deliverables. Sebuah deliverable: dapat dilihat dan dinilai serta diverifikasikan, cnth: hasil studi kelayakan, desain sistem infrmasi, ataupun sftware prttip yang dapat digunakan. Pryek fase ini penting

7 untukmenilai perfrma pryek sampai secara keseluruhan dan tahap penentuan untuk kelanjutan ke fase berikutnya Siklus hidup pryek (Prject life cycles) Siklus hidup pryek menggambarkan fase-fase glbal dalam sebuah pryek. Siklus hidup pryek digunakan untuk: Menentukan awal dan akhir dari sebuah pryek. Menentukan kapan studi kelayakan dilakukan. Menentukan tindakan-tindakan transisi. Menentukan pekerjaan teknis apa yang harus dilakukan pada setiap fasenya. Cnth gambaran siklus hidup pryek: Pada siklus ini pryek terbagi atas empat fase utama (bandingkan juga dengan aktivitasaktivitas pryek pada bab 1), yaitu: Defining (genesis dan pendefinisian pryek); Planning (perencanaan pryek); Executing (pengimplementasian pryek); Delivering (penyerahan hasil pryek kepada yang berhak)

8 Sebuah siklus hidup pryek, memiliki sifat-sifat umum seperti di bawah ini: Biaya dan pengalkasian SDM rendah pada awal pryek, tinggi pada saat eksekusi dan turun perlahan hingga akhir pryek. Kemungkinan menyelesaikan pryek terendah (risik dan ketidakpastian terbesar) pada awal pryek dan kemungkinan sukses semakin besar pada tahap-tahap selanjutnya. Penanam mdal (pemberi rder) sangat berpengaruh pada awal pryek dalam hal menentukan scpe, biaya dan deliverables. Disebabkan: seiring perjalanan pryek banyak hal-hal tak terduga, perubahan-perubahan, dan perbaikan Studi Kasus Prject Charter Di bawah ini diberikan sebuah kasus tentang pengembangan dan pembangunan sebuah jaringan kmputer. Dari kasus tersebut akan dibuat sebuah prject charter sebagai langkah awal pelaksanaan pryek. KASUS: Upgrade Jaringan Kmputer Jaringan kmputer sebuah perusahaan (cnth: Universitas Kristen Maranatha) terdiri dari 380 PC memakai OS win/95; 11 server win/nt; dan 5 server Nvell NetWare; Manajemen perusahaan memutuskan untuk meng-upgrade OS semua PC menjadi Win XP, dan semua server, termasuk server NetWare, menggunakan Win 2000 Server. Nama pryek: upgrade sistem perasi menuju Win XP dan Win server 2000 dalam lingkungan UKM. Spnsr pryek: rektr UKM, CISCO Netwrking. Manajer pryek: kepala NOC. Tim kerja pryek: netwrk peratin center. Tujuan pryek: Semua OS PC akan di-upgrade ke Win XP pada akhir tahun (20 Des 2003) ini. Semua server akan di-upgrade ke Win 2000 server pada akhir tahun depan (20 Des 2004). Kasus bisnis: win 95 telah digunakan selama 5 tahun terakhir ini dalam mengella bisnis perusahaan. Namun saat ini telah ada prduk baru yang memiliki kemampuan jauh lebih baik: Win XP. Pekerjaan akan lebih prduktif, terkendali, aman, dan lebih user-friendly. Berrientasi teknlgi baru spt: jaringan infrared, dan teknlgi web-based dalam menunjang infrmasi di perusahaan

9 Menggantikan server yang ada dengan multi-prcessrs server yang ditunjang leh teknlgi win 2000 adv. server. Win 2000 Adv. Server membantu user dalam menemukan sumberdaya dalam jaringan kmputer perusahaan, meningkatkan kinerja jaringan, dan pengamanan yang memadai. Hasil pryek yang akan dicapai: Instalasi Win XP pada setiap PC Instalasi Win 2000 pada setiap server yang ada. Seluruh instalasi akan selesai pada 20 Des Penjadwalan kasar: Jun: start test metde pengembangan, menginventarisari applikasi setiap pemakai PC, menulis scripts untuk prses pemindahan applikasi nantinya. Agust: memulai penggantian (100 user). Mencba, mendkumentasikan prblem dan pemecahannya. Mulai desain Win 2000 Server. Okt: Mulai pelatihan Win XP bagi caln user. Sementara itu Win XP mulai diinstalasi pada PC mereka. Mengecek masalah-masalah yang mungkin ada, dan helpdesk (supprt) bagi user. Pengetesan tiga server dengan Win Des: Penyelesaian instalasi Win XP. Mulai menginstalasi Win 2000 Server dan membangun infrastrukturnya (utk server-server yang baru) dan inventarisasi prblem serta penyelesaian. Instalasi untuk server lainnya dimulai. Pembangunan infrastruktur diperkirakan memakan waktu satu tahun. 20 Des 2004 keseluruhan pryek selesai. Sumberdaya pryek: Perkiraan biaya: Rp. 800 juta. (termasuk biaya sftware baru, XP, win 2000, lisensi, knsultan, pelatihan). Labratrium pengetesan akan dibking penuh selama 5 bulan. Knsultansi dari CISCO Netwrking Cnsultancy

10 3. Feasibility Plan 3.1. Pendahuluan Pada bab terdahulu telah dijelaskan bahwa pada awal pryek, serang manajer pryek wajib membuat prject charter sebagai basis dari pryek keseluruhan. Namun prject charter ini tidak cukup karena di dalamnya hanya terdapat anggapan-anggapan (terutama mengenai waktu dan biaya pryek) secara umum, tanpa adanya penelitian apakah memang anggapan itu dapat dijalankan. Untuk membantu realisasi dari pryek, maka pada awal pryek (setelah prject charter terbentuk) dibutuhkan adanya riset yang hasilnya dituangkan dalam sebuah feasibility plan, yaitu sebuah rencana pryek yang masuk akal dan paling mungkin untuk dijalankan. Dalam prject charter sebuah rder terkadang masih terdefinisi secara abstrak (tidak jelas) sehingga hasil akhir pryek yang diharapkan juga masih terkesan abstrak. Misalnya si pemberi rder hanya menyebutkan: jaringan kmputer dirasakan terasa sangat lambat, cba gantikan dengan sesuatu yang baru dan cepat. Kadangkala sebenarnya kita tidak perlu mengganti seluruh jaringan kmputer yang ada, tapi misalnya cukup dengan mengganti kapasitas bandwith kabelnya saja atau mengganti switch yang mulai rusak. Slusi yang ada tidak harus mencari atau membeli yang baru tapi misalnya cukup memperbaiki yang sudah ada. Untuk menilai apakah tugas dari pemberi rder harus dibuat keseluruhan dari mulai nl atau hanya membuat sebagian atau bahkan hanya memperbaiki apa yang sudah ada, diperlukan suatu penelitian (riset) terhadap rder tersebut Riset pryek Langkah-langkah apa saja yang dibutuhkan untuk mengadakan riset terhadap pryek? Memulai dengan riset terhadap pryek itu sendiri (purpse statement). Langkah-langkah: Membuat daftar pertanyaan untuk memperjelas keinginan pemberi rder (tujuan riset). Menyusun infrmasi apa saja yang dibutuhkan (resurces), spt: melalui infrmasi dari pryek sejenis sebelumnya, buku, internet, brsur-brsur dari IT vendrs, wawancara dengan client/pemberi rder. Mendelegasikan tugas-tugas penelitian (seserang tidak mungkin melakukan semua secara sendiri saja). Pertlngan tim kerja sangat

11 dibutuhkan. Serang manajer pryek betapun hebatnya memiliki keterbatasan. Buat pembagian riset yang akan dilakukan kemudian bagikan kepada anggta tim kerja. Mulai bekerja. Mulai dengan membaca, mengevaluasi dan mencatat penemuan-penemuan dalam riset. Dkumentasi situs Internet dapat dilakukan dengan cara mem-bkmarks halaman Internet yang menjadi sumber infrmasi. Catatlah buku-buku dan majalah serta artikel yang dapat memberikan infrmasi dan inspirasi dan jangan lupa untuk mencatat juga halaman yang diacu. Merangkumkan hasil riset dan infrmasi yang diperleh dalam catatan yang terstruktur. Ini adalah basis dari feasibility plan yang akan disusun. Mengrganisasikan dkumen-dkumen hasil riset. Mengadakan penelaahan ulang (review) dengan pemberi rder untuk mendapat masukan (feed-back) tentang apa yang dimaksud apakah sudah sesuai dengan keinginan. Dan bila masih kekurangan infrmasi lakukan lagi riset sesuai takaran. Sebagai catatan: Jangan menghabiskan waktu hanya dengan riset. Apa yang diperleh dalam riset harus menjadi titik awal kemajuan pryek dan harus dicba untuk dimanfaatkan Prject Scpe Management Apa yang diperleh dari prject charter dan riset merupakan langkah untuk menentukan lingkup (scpe) dari pryek yang akan dijalankan. Apa saja yang kita butuhkan untuk menentukan scpe dari sebuah pryek? Prject bjectives, visin, missin dan gal (tujuan pryek); Deliverables (apa yang akan diberikan pada user pada akhir pryek); Milestnes (penanda pencapaian dalam pryek); Technical Requirements (kebutuhan teknis yang menjamin pemenuhan kinerja yang diminta leh knsumen); Limits, exclusins dan cntraints (batasan dan pernyataan apa yang tidak termasuk); Reviews with custmers (untuk mencek apakah sudah sesuai dengan yang diminta leh knsumen); Secara keseluruhan dituliskan dalam sebuah: Feasibility Plan Mendefinisikan ruang lingkup pryek Prject scpe statement merupakan definisi hasil akhir atau misi pryek yang dijalani dan bisa merupakan prduk atau servis untuk knsumen / klien. Tujuannya adalah agar apa yang akan diberikan sebagai hasil dari pryek pada pengguna akhir menjadi jelas dan agar pelaksanaan pryek dapat lebih fkus kepada tujuan

12 Menciptakan feasibility plan Feasibility plan adalah suatu dkumen yang dihasilkan dari riset terhadap pryek dan sebagai acuan untuk langkah implementasi pryek. Dengan feasibility plan validitas dan ruang lingkup pryek, secara keseluruhan atau sebagian, dapat dinilai. Penilaian pryek ini akan dipresentasikan kepada pengguna, pemberi rder dan/atau tim manajemen atas. Perlu dicatat juga bahwa setiap pryek IT tidak hanya mengandalkan teknlgi yang digunakan tetapi harus mampu memberikan nilai lebih kepada perusahaan, pengguna ataupun pemberi rder. Pendek kata harus menghasilkan keuntungan (dinilai dengan uang pada setiap instansi atau perusahaan). Prses terbentuknya feasibility plan dapat digambarkan sebagai berikut: Actin Discvery Research Purpse statement Dimulai dari pernyataan apa yang akan diriset, kemudian melakukan riset, riset akan menghasilkan penemuan dan ide-ide baru, kemudian ditransfer ke dalam aksi dan implementasi pryek. Sebuah feasibility plan terdiri atas beberapa bagian sebagai berikut: Executive summary (rangkuman prject bjectives and gal); Pada bagian awal dari feasibility plan harus dituliskan executive summary, yang memiliki kegunaan untuk mempresentasikan kepada pembaca mengenai hasil penemuan riset dan untuk mengidentifikasikan rencana-rencana selanjutnya dalam pryek. Prduk yang akan digunakan (teknlgi yang disarankan);

13 Dalam bagian ini dituliskan keuntungan dan keunggulan dari teknlgi yang telah dipilih serta alasannya untuk diimplementasikan dalam pryek. Apabila bagian ini dituliskan secara singkat dan jelas maka semua pihak, termasuk yang tidak mengerti teknlgipun akan mengerti apa yang menjadi sasaran dari pryek dengan penggunaan teknlgi yang telah dipilih. Cnth: Perbedaan kualitas prduk yang dipilih dengan kmpetitr lainnya; supprt apa saja yang ditawarkan prduk terpilih; keberhasilan dari perusahaan lain yang telah mengimplementasikan prduk terpilih; dsb. Akibat yang akan dirasakan leh pemakai akhir; Hal-hal yang mempengaruhi jalannya perusahaan dan pengguna akhir harus juga dituliskan, sehingga semua pihak yang terpengaruh pada jalannya pryek dapat mempsisikan diri dan mengambil langkah-langkah yang dibutuhkan. Cnthnya: berapa lama training untuk sftware yang baru; berapa lama serang pekerja kantr harus meninggalkan kantr pada saat jaringan baru diimplementasikan; setelah berapa lama sftware ini harus di-upgrade kembali; dsb. Biaya yang dibutuhkan untuk teknlgi yang disarankan; Bagian ini menerangkan tentang perkiraan jumlah biaya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pryek secara keseluruhan, dilihat dari teknlgi yang telah dipilih. Cnthnya: harga pembelian sftware;licensing; biaya training; supprt dari vendr atau distributr; biaya sub kntraktr; biaya bulanan dalam perasinal kelak; dsb. Dapat juga disertakan pembahasan tentang ROI (return n investment), yaitu perhitungan setelah berapa lama si pemberi rder atau perusahaan akan memperleh balik mdal. Rencana kerja (actin) yang harus diambil. Dalam bagian ini diterangkan langkah-langkah yang harus ditempuh dalam mengimplementasikan teknlgi terpilih dalam pryek. Dapat pula dijelaskan bagaimana teknlgi tersebut akan diimplementasikan; sumberdaya apa saja yang dibutuhkan dan mungkin saja rencana untuk menggunakan teknlgi lain di masa mendatang yang lebih canggih dapat pula diikutsertakan pada bagian ini. Secara glbal dalam prject bjective perlu dituliskan requirements, yaitu tuntutan terhadap prduk yang akan dihasilkan. Ada beberapa bagian requirements (terutama dalam sebuah prduk perangkat lunak, dikenal dengan istilah sftware scpe requirements) yang perlu dianalisa dan dilaprkan dalam rencana kelayakan pryek ini, yaitu: Functinal requirements, yaitu apa kegunaan (input yang dibutuhkan, prses yang dibutuhkan dan utput yang dihasilkan) dari prduk yang akan dihasilkan. Untuk mendapatkan requirements yang jelas perlu digunakan metde-metde system analysis and design, seperti SDM

14 (Sftware Design and Methdlgy) atau RAD (Rapid Applicatin Develpment). Quality requirements, yaitu hal-hal yang menyangkut kualitas dari suatu prduk, misalnya dalam sebuah pengembangan sftware, perlu dianalisa waktu respnsi yang dibutuhkan dalam perasinal sebuah fungsinalitas. Resurce requirements, yaitu penjabaran tentang waktu, biaya dan sumberdaya yang diperlukan untuk pelaksanaan pryek. Misalnya: berapa mdal yang berani dikeluarkan pihak spnsr dalam melakukan penelitian di awal pryek. Sehingga pada akhir dari riset, melalui feasibility plan, akan terjawab secara tuntas: Scpe dari pryek: Tujuan pryek (bjectives dan gal). hasil yang akan dicapai (deliverables); batasan (limitatins / cnstraints: biaya, jadwal, kualitas); Technical requirements: spesifikasi prduk yang harus dicapai, peralatan yang diperlukan, cara pengimplementasian, dsb; Milestnes, rencana kerja glbal, rganisasi kerja; Aspek pengukuran (measurement) Secara khusus dalam penyusunan rencana sebuah pryek perangkat lunak (sftware prduct), setelah requirements serta bjectivitas dari pryek tuntas terdefinisi, perlu dipertimbangkan pula adanya waktu yang dibutuhkan untuk membuat sftware tersebut secara efektif sampai dapat digunakan di lingkungan pengimplementasian. Sebuah prduk sftware sebagian besar terdiri atas aspek-aspek yang tidak kasat mata sehingga tidak mudah untuk mengukur kegunaannya secara kuantitatif (dalam hitungan angka). Secara glbal prses pengukuran sftware terbagi dalam: Predictive measures (pengukuran dengan perkiraan). Serang manajer pryek yang berpengalaman (dibantu juga leh tim kerjanya) akan mampu memperkirakan bagaimana seharusnya sebuah prduk nantinya akan berfungsi. Dalam prses pengembangan prduk perkiraan ini akan menjadi pertimbangan juga. Cnth pengukuran dengan perkiraan antara lain mdularity, yaitu bagaimana kde dalam sftware dibagi dalam mdul-mdul sehingga akan mempermudah prses perbaikan bila ada perubahan nantinya. Berdasarkan pengalaman juga akan diketahui seberapa cepat serang peratr kmputer dapat berinteraksi dengan prgram yang telah dibuat, sehingga dapat diperkirakan bagaimana rancangan sistem interaksi manusia dengan kmputer harus dibuat. Perfrmance measures (pengukuran kinerja). Yang diukur di sini adalah karakteristik serta fungsinalitas sftware dalam lingkungan

15 pengimplementasiannya. Kinerja diukur setelah sftware digunakan leh pemakai. Kita mengenal adanya istilah prttype, yang digunakan untuk mengukur kinerja prduk yang dihasilkan. Dari feed-back yang didapat selama masa uji cba ini, prduk dapat disempurnakan hingga akhirnya diserahkan sepenuhnya kepada pemberi rder pada akhir pryek. Cnth pengukuran kinerja antara lain: waktu respnsi bila terjadi errr (reliability) dan waktu untuk menggunakan prduk bagi pemakai (usability) Priritas pryek Seperti telah dituliskan pada bab terdahulu bahwa serang manajer pryek harus mampu mengatur trade-ffs (untung rugi) dari waktu, biaya dan kinerja sumberdaya pryek. Dalam setiap pryek ada bagian priritas yang diutamakan, entah itu kinerjanya, waktu ataupun biayanya. Priritas ini dapat dituangkan dalam sebuah matriks priritas: Cnstraint / batasan: harus dan pasti; Enhance / tingkatkan: perlu diptimalisasikan; Accept / terima: bleh diubah, masih bisa diterima. Cnth: Time Perfrmance Cst Cnstraint Enhance Accept Disini digambarkan bahwa: Perfrmance (kinerja) dari hasil pryek tidak dapat diganggu gugat, harus mengikuti requirements yang sudah ada; Waktu pelaksanaan pryek masih perlu diptimalisasikan lagi, dan dapat diatur pada saat pelaksanaan pryek; Biaya bleh diubah (fleksibel) asalkan kinerja pryek ptimal

16 Setelah feasibility plan ini selesai, manajer pryek biasanya mempresentasikan kepada tim manajemen atas atau client atau pemberi rder untuk persetujuan serta sebagai titik awal (secara waktu dan jadwal) dalam pelaksanaan pryek, dikenal juga dengan sebutan prject kick-ff. Tahap- tahap selanjutnya yang harus dijalankan adalah: Mulai menyusun rencana kerja yang pasti dan terperinci dalam Wrk Breakdwn Structure (WBS) dan Milestne List serta rencana jaringan kerja (netwrk planning); Membentuk rganisasi kerja dan tim kerja (human resurce management); Menyusun dan menjalankan jadwal rencana kerja (time management); Review hasil kerja (risk management); Penyempurnaan (quality management) dan menyerahkan hasil kerja

Manajemen Proyek IT. Perubahan itu pasti dan yang tidak akan berubah adalah perubahan itu sendiri. re/project management of ict/smt 6/it

Manajemen Proyek IT. Perubahan itu pasti dan yang tidak akan berubah adalah perubahan itu sendiri. re/project management of ict/smt 6/it 1 2 3 4 5 2. Genesis Proyek 2.1. Konsep kerja manajemen proyek 2.2. Proses kelahiran proyek 2.2.1. Project Charter 2.2.2. Guna project charter 2.3. Proyek fase 2.3.1. Siklus hidup proyek (Project life

Lebih terperinci

Manajemen Proyek dan Teknologi informasi. Waktu Proyek. Asuransi

Manajemen Proyek dan Teknologi informasi. Waktu Proyek. Asuransi Manajemen Proyek dan Teknologi informasi Waktu Proyek Asuransi Tujuan Pembelajaran Memahami pentingnya jadwal proyek dan manajemen waktu proyek yg baik Menentukan aktivitas sbg dasar membuat jadwal proyek

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG PRINSIP AGILE SOFTWARE DEVELOPMENT

LATAR BELAKANG PRINSIP AGILE SOFTWARE DEVELOPMENT LATAR BELAKANG Agile Sftware develpment adalah salah satu metdlgi dalam pengembangan sebuah perangkat lunak. Kata Agile berarti bersifat cepat, ringan, bebas bergerak, waspada. Kata ini digunakan sebagai

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK SISTEM INFORMASI

MANAJEMEN PROYEK SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PROYEK SISTEM INFORMASI APA ITU PROYEK? ADALAH SUATU RANGKAIAN PEKERJAAN YANG DIADA-KAN DALAM SELANG WAKTU TERTENTU & MEMPUNYAI TUJUAN KHUSUS. YANG MEMBEDAKAN PROYEK DENGAN PEKERJAAN LAIN ADALAH

Lebih terperinci

PROJECT PLAN (RENCANA MANAJEMEN PROYEK) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK)

PROJECT PLAN (RENCANA MANAJEMEN PROYEK) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK) PROJECT PLAN (RENCANA MANAJEMEN PROYEK) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK) Sufa atin Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia SUF MPPL 2014 Definisi Rencana Manajemen

Lebih terperinci

Software Requirement (Persyaratan PL)

Software Requirement (Persyaratan PL) Sftware Requirement ( PL) Arna Fariza 1 Rekayasa Perangkat Lunak Tujuan Memperkenalkan knsep persyaratan user dan sistem Menjelaskan persyaratan fungsinal dan nnfungsinal Menjelaskan bagaimana persyaratan

Lebih terperinci

Konsep Sistem Informasi Manajemen

Konsep Sistem Informasi Manajemen Knsep Sistem Infrmasi Manajemen Sistem Infrmasi Sistem Infrmasi telah menjadi pndasi bagi mdel dan prses bisnis Sistem Infrmasi memungkinkan distribusi pengetahuan: suatu sistem kmunikasi antara manusia

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Berdasarkan System Development Life Cycle (SDLC) metode waterfall yang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Berdasarkan System Development Life Cycle (SDLC) metode waterfall yang BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Berdasarkan System Develpment Life Cycle (SDLC) metde waterfall yang digunakan dalam pembuatan aplikasi penentuan harga jual, terdapat beberapa tahapan yang terdiri

Lebih terperinci

DIKTAT. Manajemen Proyek IT. Information Technology. Universitas Kristen Maranatha Bandung

DIKTAT. Manajemen Proyek IT. Information Technology. Universitas Kristen Maranatha Bandung DIKTAT Manajemen Proyek IT Information Technology Universitas Kristen Maranatha Bandung A l o n g j o u r n e y b e g i n s w i t h o n e s i n g l e s t e p Information Technology Universitas Kristen

Lebih terperinci

Manajemen Proyek. Manajemen

Manajemen Proyek. Manajemen Manajemen Pryek Manajemen Aktivitas yang meliputi perencanaan, pengrganisasian, pelaksanaan dan kepemimpinan, serta pengawasan terhadap pengellaan sumber daya yang dimiliki suatu rganisasi untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB 4. ANALISIS dan PEMBAHASAN

BAB 4. ANALISIS dan PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS dan PEMBAHASAN 4.1 Prfil Perusahaan PT. Megah Lestar Packind adalah perusahaan yang bergerak di bidang Percetakan kardus yang mulai berdiri sejak 9 Maret 1988 dengan lkasi yang bertempat

Lebih terperinci

Pertemuan 1 PENGERTIAN MANAJEMEN KONSTRUKSI

Pertemuan 1 PENGERTIAN MANAJEMEN KONSTRUKSI Pertemuan 1 PENGERTIAN MANAJEMEN KONSTRUKSI Halaman 1 dari Pertemuan 1 1.1 Pengertian Manajemen Pengertian Manajemen menurut Kntz, H. adalah: prses merencanakan, mengrganisir, memimpin dan mengendalikan

Lebih terperinci

ANALISA REWORK PADA KEGIATAN KONSTRUKSI PROYEK LOW RISE BUILDING DI PAKUWON CITY, SURABAYA TIMUR

ANALISA REWORK PADA KEGIATAN KONSTRUKSI PROYEK LOW RISE BUILDING DI PAKUWON CITY, SURABAYA TIMUR ANALISA REWORK PADA KEGIATAN KONSTRUKSI PROYEK LOW RISE BUILDING DI PAKUWON CITY, SURABAYA TIMUR Handaru Witjaksana dan Tri Jk Wahyu Adi Prgram Studi Magister Manajemen Teknlgi Bidang Keahlian Manajemen

Lebih terperinci

PERATURAN & TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN

PERATURAN & TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN PERATURAN & TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN a. Penilaian Praktikum: 1. Penilaian praktikum terdiri dari 2 kelmpk nilai: tugas kelmpk dinilai leh pembimbing asistensi yang bersangkutan

Lebih terperinci

KOMITE AUDIT PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) BAB I Tujuan Umum... 3

KOMITE AUDIT PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) BAB I Tujuan Umum... 3 PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) DAFTAR ISI Executive Summary BAB I Tujuan Umum... 3 BAB II Organisasi... 4 1. Struktur... 4 2. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang... 4 3. Hubungan dengan

Lebih terperinci

AKURASI DAN MACAM ANGGARAN

AKURASI DAN MACAM ANGGARAN Pertemuan 6 AKURASI DAN MACAM ANGGARAN Halaman 1 dari Pertemuan 6 6.1 Ciri ciri dan Penyebab Perkiraan Biaya yang Kurang Akurat Anggaran pryek dihasilkan dari perkiraan biaya kmpnen-kmpnennya dengan memperhatikan

Lebih terperinci

DESAI EVALU IMPLEM BAB I PENDAHULUAN

DESAI EVALU IMPLEM BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Pertemuan ke : 1 Alkasi waktu : 0,5 Jam Kmpetensi dasar : 1. Mahasiswa mampu memahami pentingnya mempelajari perancangan antarmuka pengguna. Indikatr : 1. Menuliskan dan menjelaskan knsep

Lebih terperinci

Modul MM (Material Management)

Modul MM (Material Management) KAMPUS IBI KWIK KIAN GIE JAKARTA, MEI 2017 KISI-KISI UAS dan QUIZ SAP SAP Materials Management (SAP-MM) adalah salah satu mdul di SAP ERP yang mendukung prses manajemen/pengellaan material di perusahaan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan harus dapat meningkatkan kinerja dan perfomansinya agar dapat unggul

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan harus dapat meningkatkan kinerja dan perfomansinya agar dapat unggul BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknlgi yang semakin maju dan semakin pesat membuat perusahaan harus dapat meningkatkan kinerja dan perfmansinya agar dapat unggul dalam persaingan sekarang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun meningkat di seluruh dunia khususnya Indonesia. Internet berfungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun meningkat di seluruh dunia khususnya Indonesia. Internet berfungsi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan teknlgi infrmasi khususnya jaringan internet sudah banyak dikenal leh masyarakat secara luas. Penggunaan internet dari tahun ke tahun meningkat di seluruh

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN a) LATAR BELAKANG DAN DASAR HUKUM BPK mempunyai kewenangan untuk melakukan pemeriksaan keuangan,kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu

Lebih terperinci

SILABUS. Sifat: Pendukung

SILABUS. Sifat: Pendukung SILABUS Prgram Studi : Sistem Infrmasi Kde Mata Kuliah : Nama Mata Kuliah : Pryek Sistem Infrmasi (MPSI) Kelmpk Mata Kuliah : Kde / SKS : RIS1/3 Nama Dsen : Ir. Riswan, MMSI Jam/Minggu 2 Jam Kde MataKuliah

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini terlebih dahulu akan dibahas tentang identifikasi permasalahan, analisis permasalahan, slusi permasalahan dan perancangan sistem dalam rancang bangun

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DOMINAN UNTUK MENARIK MINAT PEMAIN FUTSAL KE LAPANGAN FUTSAL X BANDUNG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DOMINAN UNTUK MENARIK MINAT PEMAIN FUTSAL KE LAPANGAN FUTSAL X BANDUNG INDEPT, Vl, N., Oktber 0 ISSN 087-90 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DOMINAN UNTUK MENARIK MINAT PEMAIN FUTSAL KE LAPANGAN FUTSAL X BANDUNG Erlian Supriyant.,ST Dsen Tetap Teknik Industri Universitas Nurtani Bandung

Lebih terperinci

Anggaran Berbasis Kinerja

Anggaran Berbasis Kinerja Anggaran Berbasis Kinerja Sebelum berlakunya sistem Anggaran Berbasis Kinerja, metde penganggaran yang digunakan adalah metda tradisinal atau item line budget. Cara penyusunan anggaran ini tidak didasarkan

Lebih terperinci

ANALISIS KELEMAHAN SISTEM LAMA Hanif Al Fatta M.Kom

ANALISIS KELEMAHAN SISTEM LAMA Hanif Al Fatta M.Kom ANALISIS KELEMAHAN SISTEM LAMA Hanif Al Fatta M.Km Abstraks Dalam teri rekayasa perangkat lunak ada 2 jenis prduk perangkat lunak. Prduk generik, yaitu prduk yang dibuat dan ditentukan fungsinalitasnya

Lebih terperinci

Menggunakan P-Chart dan Diagram Ishikawa pada PT. Ungaran Multi. Engineering, Ungaran". Penelitian tersebut dilakukan di PT.

Menggunakan P-Chart dan Diagram Ishikawa pada PT. Ungaran Multi. Engineering, Ungaran. Penelitian tersebut dilakukan di PT. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian Almunir Yudha Putra Raharja, mahasiswa Universitas Islam Indnesia pada tahun 2004 dengan judul "Evaluasi Pengendalian Kualitas Prduk Menggunakan

Lebih terperinci

NILAI-NILAI BERSAMA KEMITRAAN PLATFORM PANTAU GAMBUT

NILAI-NILAI BERSAMA KEMITRAAN PLATFORM PANTAU GAMBUT NILAI-NILAI BERSAMA KEMITRAAN PLATFORM PANTAU GAMBUT Dkumen ini mendefinisikan misi, tujuan, tata kella, dan prinsip-prinsip perasinal Pantau Gambut yang perlu disepakati bersama leh para rganisasi mitra.

Lebih terperinci

MEMBANGUN E-GOVERNMENT

MEMBANGUN E-GOVERNMENT 1 MEMBANGUN E-GOVERNMENT 1. Pendahuluan Di era refrmasi ini, kebutuhan masyarakat akan transparansi pelayanan pemerintah sangatlah penting diperhatikan. Perkembangan teknlgi infrmasi menghasilkan titik

Lebih terperinci

Target dan Rencana Kerja, pasangan yang tidak bisa di pisahkan

Target dan Rencana Kerja, pasangan yang tidak bisa di pisahkan Target dan Rencana Kerja, pasangan yang tidak bisa di pisahkan Dalam beberapa kesempatan training, saya sering menanyakan, apa yang lebih penting: target atau activity plan? Hampir 90% peserta training

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG

BAB III TEORI PENUNJANG 8 BAB III TEORI PENUNJANG 3.1 Bimbingan dan Penyuluhan Prayitn dan Erman Amti (2004:99) mengemukakan bahwa bimbingan adalah prses pemberian bantuan yang dilakukan leh rang yang ahli kepada serang atau

Lebih terperinci

BAB 3. TINJAUAN PROFESI DI BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI

BAB 3. TINJAUAN PROFESI DI BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI ETIKA PROFESI : Etika dan Prfesinalisme Pekerja di Bidang Teknlgi Infrmasi BAB 3. TINJAUAN PROFESI DI BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI K utipan di samping adalah jawaban familiar yang diberikan Sebuah leh I

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Yang menjadi dasar evaluasi untuk menjadikan sistem ptimal di prduksi tekstil pada PT. ISTEM adalah dengan menggunakan metde DMAIC. Define

Lebih terperinci

Dindin Nugraha. I. Otomatiskan Semuanya. Lisensi Dokumen:

Dindin Nugraha. I. Otomatiskan Semuanya. Lisensi Dokumen: Kuliah Umum IlmuKmputer.Cm Cpyright 2003 IlmuKmputer.Cm Pengantar Pengellaan Sistem Dindin Nugraha dinesea@lycs.cm Lisensi Dkumen: Cpyright 2003 IlmuKmputer.Cm Seluruh dkumen di IlmuKmputer.Cm dapat digunakan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Dasar Penjadwalan Prduksi Lading dan Scheduling merupakan salah satu pin dalan fungsi dan kegiatan pengawasan prduksi. Pemuatan (Lading) mempunyai

Lebih terperinci

Technology Solution PENDAHULUAN

Technology Solution PENDAHULUAN 1 PENDAHULUAN INAMO tech merupakan penyedia Jasa Knsultansi dalam bidang Teknlgi Infrmasi yang telah berpengalaman dan diakui sejak tahun 2013 leh perusahaan dari kalangan besar maupun kecil, berasal dari

Lebih terperinci

PROPOSAL VPN SIMDA ONLINE

PROPOSAL VPN SIMDA ONLINE PROPOSAL VPN SIMDA ONLINE 1 PROPOSAL JARINGAN VPN BERBASIS APLIKASI VPN DIALER PENDAHULUAN Virtual Private Netwrk (VPN) adalah sebuah teknlgi kmunikasi yang memungkinkan untuk dapat terkneksi ke jaringan

Lebih terperinci

TUGAS ARTIKEL RENCANA WIRAUSAHA

TUGAS ARTIKEL RENCANA WIRAUSAHA TUGAS ARTIKEL RENCANA WIRAUSAHA Oleh : MOCH AFIF BAHTIYAR NIM : 04113029 PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 1. ALASAN PENDIRIAN USAHA Mendirikan usaha sendiri

Lebih terperinci

Manajemen Proyek Minggu 2

Manajemen Proyek Minggu 2 Project Management Process Manajemen Proyek Minggu 2 Danny Kriestanto, S.Kom., M.Eng Initiating / Requirement :...awal siklus! Planning : perencanaan... Executing : Lakukan! Monitoring and Controlling

Lebih terperinci

Teknik Audit Internal dalam Akreditasi PUSKESMAS (#14)

Teknik Audit Internal dalam Akreditasi PUSKESMAS (#14) Teknik Audit Internal dalam Akreditasi PUSKESMAS (#14) Audit internal merupakan salah satu prgram mutu manajerial. Standar akreditasi Bab 3, kriteria 3.1.4. EP2, 3, dam 4 mensyarakatkan dilakukan audit

Lebih terperinci

BAB V PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODEL KOMPETENSI

BAB V PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODEL KOMPETENSI BAB V PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODEL KOMPETENSI 5.1 Kerangka Identitas MEDIOR 1. Dasar Pemikiran Kelmpk Media Olahraga (MEDIOR) merupakan anggta KKG (Kelmpk Kmpas Gramedia) yang bertujuan untuk ikut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sales dan Marketing Kegiatan utama di dalam sebuah perusahaan adalah penjualan dan pemasaran. Di samping bagian-bagian lain yang umumnya terdapat di sebuah perusahaan, seperti:

Lebih terperinci

Desain Software. Arna Fariza PENS. Rekayasa Perangkat Lunak. Materi. Apakah desain software itu? Apakah modularisasi itu? Model

Desain Software. Arna Fariza PENS. Rekayasa Perangkat Lunak. Materi. Apakah desain software itu? Apakah modularisasi itu? Model Desain Sftware Arna Fariza PENS 1 Materi Apakah desain sftware itu? Apakah mdularisasi itu? Mdel 2 Apakah Desain Sftware itu? Desain adalah prses mengubah persyaratan sistem ke dalam prduk yang lengkap

Lebih terperinci

DATA & INFORMASI DALAM SISTEM INFORMASI BISNIS ASIH ROHMANI,M.KOM

DATA & INFORMASI DALAM SISTEM INFORMASI BISNIS ASIH ROHMANI,M.KOM DATA & INFORMASI DALAM SISTEM INFORMASI BISNIS ASIH ROHMANI,M.KOM PENGERTIAN DATA Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. PENGERTIAN DATA Data adalah deskripsi

Lebih terperinci

LAMPIRAN IT POLICY. komputer bagi karyawan yang masuk dan karyawan yang keluar serta bagi

LAMPIRAN IT POLICY. komputer bagi karyawan yang masuk dan karyawan yang keluar serta bagi LAMPIRAN IT POLICY Ruang Lingkup IT plicy ini mencakup hal hal seperti: 1. Karyawan baru dan karyawan keluar 2. Penggunaan kmputer 3. Pengendalian akses kntrl 4. Keamanan data 5. Hardware 6. Pengendalian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Data dan Informasi. Sistem Informasi. Komponen sistem informasi. Basis data

PENDAHULUAN. Data dan Informasi. Sistem Informasi. Komponen sistem informasi. Basis data UNIVERSITAS UNIVERSAL BATAM 2016 PENDAHULUAN Data dan Infrmasi Data merupakan nilai (value) yang turut merepresentasikan deskripsi dari suatu bjek atau kejadian (event) Infrmasi merupakan hasil dari penglahan

Lebih terperinci

DUKUNGAN OJK ATAS PROGRAM INVESTASI DI LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

DUKUNGAN OJK ATAS PROGRAM INVESTASI DI LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DUKUNGAN OJK ATAS PROGRAM INVESTASI DI LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA Disampaikan leh Kepala Eksekutif Pengawas IKNB OJK Pada acara Indnesia Eximbank Investr Gathering 2017 Jakarta, 7 Februari 2017

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: PER/219/M.PAN/7/2008 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA DAN ANGKA KREDITNYA

Lebih terperinci

7). ERP Implementation in PT Indofood

7). ERP Implementation in PT Indofood 7). ERP Implementatin in PT Indfd PT Indfd adalah perusahan pemrduksi mie instan terbesar di dunia, dengan 14 pabrik termsuk di Indnesia sendiri. Perusahaan yang juga berperasi di Cina dan Nigeria ini

Lebih terperinci

JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL. Yang dibimbing oleh Roro Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E.

JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL. Yang dibimbing oleh Roro Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E. JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL Disusun dan diajukkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Operasinal (Praktikum) Yang dibimbing leh Rr Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E. Disusun Oleh :

Lebih terperinci

Perbedaan referensi risiko dan lingkup kontrol

Perbedaan referensi risiko dan lingkup kontrol PANDUAN UMUM Keijakan umum audit TI Perbedaan rientasi atas pelaksanaan aktifitas satu audit TI dengan yang lainnya Tidak terintegrasinya seluruh aktifitas audit TI dalam rangkaian manajemen risik bisnis

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI D3 KOMPUTERISASI AKUNTANSI FAKULTAS ILMU TERAPAN TELKOM UNIVERSITY

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI D3 KOMPUTERISASI AKUNTANSI FAKULTAS ILMU TERAPAN TELKOM UNIVERSITY RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI D3 KOMPUTERISASI AKUNTANSI FAKULTAS ILMU TERAPAN TELKOM UNIVERSITY MATA KULIAH KODE RUMPUN MK BOBOT (SKS) SEMESTER DIREVISI P = 1 Analisis dan Perancangan Sistem

Lebih terperinci

DOKUMEN PELELANGAN PENGADAAN UPGRADE APLIKASI ENTERPRISE MODUL PLANNING & BUDGETING

DOKUMEN PELELANGAN PENGADAAN UPGRADE APLIKASI ENTERPRISE MODUL PLANNING & BUDGETING DOKUMEN PELELANGAN PENGADAAN UPGRADE APLIKASI ENTERPRISE MODUL PLANNING & BUDGETING Tim Pengadaan Upgrade Aplikasi Enterprise Mdul Planning & Budgeting Tahun 2017 BAB I SYARAT UMUM & ADMINISTRASI Dkumen

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan untuk Investasi Perumahan Area Malang Menggunakan Algoritma Bayesian

Sistem Pendukung Keputusan untuk Investasi Perumahan Area Malang Menggunakan Algoritma Bayesian 13 Sistem Pendukung Keputusan untuk Investasi Perumahan Area Malang Menggunakan Algritma Bayesian Mhammad Taufan AZ, Sunary dan Wijn Abstrak Faktr yang menjadi pertimbangan dalam menentukan keputusan untuk

Lebih terperinci

E-journal Teknik Informatika, Volume 5, No. 1 (2015), ISSN :

E-journal Teknik Informatika, Volume 5, No. 1 (2015), ISSN : E-jurnal Teknik Infrmatika, Vlume 5, N. 1 (2015), ISSN : 2301-8364 1 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE TECHNIQUE FOR ORDER PREFERENCE BY SIMILARITY TO IDEAL SOLUTION DI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap rang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan kmersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap usaha yang didirikan dengan orientasi laba (keuntungan) mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap usaha yang didirikan dengan orientasi laba (keuntungan) mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Setiap usaha yang didirikan dengan rientasi laba (keuntungan) mempunyai tujuan untuk mencapai laba (keuntungan) yang ptimal, sehingga kelangsungan hidup badan usaha

Lebih terperinci

LOGO Manajemen Proyek Teknologi Informasi

LOGO Manajemen Proyek Teknologi Informasi LOGO Manajemen Proyek Teknologi Informasi BAB II Proyek TI PLC vs SDLC Aktifitas dalam SDLC Tahapan siklus hidup SDLC 1. Analisa kebutuhan 2. Spesifikasi 3. Disain 4. Coding 5. Verifikasi dan validasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut harus terhubung dengan telepon rumah. Hal ini dikenal dengan Dial-Up

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut harus terhubung dengan telepon rumah. Hal ini dikenal dengan Dial-Up BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini teknlgi infrmasi berkembang dengan sangat pesat. Bisa dibayangkan bahwa beberapa tahun yang lalu untuk dapat bisa menikmati internet para pengguna harus

Lebih terperinci

[Summary] Struktur dan Proses Organisasi Chapter 2

[Summary] Struktur dan Proses Organisasi Chapter 2 [Summary] Struktur dan Prses Organisasi Chapter 2 Ch 2 Structural Design fr Organizatins Pada pkk bahasan ini bertujuan untuk menjelaskan knsep dasar dari struktur rganisasi dan memberikan penjelasan mengenai

Lebih terperinci

A. IDENTITAS B. DESKRIPSI MATAKULIAH C. TUJUAN MATAKULIAH

A. IDENTITAS B. DESKRIPSI MATAKULIAH C. TUJUAN MATAKULIAH A. IDENTITAS Nama Mata Kuliah : Sistem Infrmasi Akuntansi Kde Mata Kuliah : AKT 207 Tipe : Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB) Bbt SKS : 3 SKS / 3 JP Prasyarat : Aplikasi Kmputer Pengantar B. DESKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PLN, di ganti menjadi kwh meter digital yang dapat memberikan nilai lebih

BAB I PENDAHULUAN. PLN, di ganti menjadi kwh meter digital yang dapat memberikan nilai lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknlgi selalu berkembang setiap saat, ada saja yang dilakukan manusia untuk memberikan kemudahan pada kehidupan sehari-hari. Salah satu cnth kemudahan

Lebih terperinci

STUDI HARMONISASI LOGISTIK INDONESIA Kuesioner Operasi ekspedisi muatan laut petikemas

STUDI HARMONISASI LOGISTIK INDONESIA Kuesioner Operasi ekspedisi muatan laut petikemas STUDI HARMONISASI LOGISTIK INDONESIA Kuesiner Operasi ekspedisi muatan laut petikemas Terima kasih atas partisipasi Anda dalam survei singkat yang akan membantu kami menemukan rintangan dalam 'Rantai paskan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERHITUNGAN BIAYA ANGKUTAN PADA PERUSAHAAN JASA PENGIRIMAN PT MAHAKAM PRIMA LINTAS

SISTEM INFORMASI PERHITUNGAN BIAYA ANGKUTAN PADA PERUSAHAAN JASA PENGIRIMAN PT MAHAKAM PRIMA LINTAS SISTEM INFORMASI PERHITUNGAN BIAYA ANGKUTAN PADA PERUSAHAAN JASA PENGIRIMAN PT MAHAKAM PRIMA LINTAS Thirafi Firly Ghufran Binus University, Jl Kebn Jeruk Raya N. 27, (021)53696969 Dr. Lim Sanny, S.T.,

Lebih terperinci

Manajemen Proyek dan Teknologi informasi. Pendahuluan dan Ruang Lingkup Proyek. Asuransi Pertemuan 1-2

Manajemen Proyek dan Teknologi informasi. Pendahuluan dan Ruang Lingkup Proyek. Asuransi Pertemuan 1-2 Manajemen Proyek dan Teknologi informasi Pendahuluan dan Ruang Lingkup Proyek Asuransi Pertemuan 1-2 Pendahuluan PROYEK EFISIEN? MANAJEMEN / PENGELOLAAN EFEKTIF SUKSES 2 PROYEK PROYEK: Usaha dalam waktu

Lebih terperinci

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT AGRIBISNIS PERDESAAN (PNPM AP)

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT AGRIBISNIS PERDESAAN (PNPM AP) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT AGRIBISNIS PERDESAAN (PNPM AP) PETUNJUK OPERASIONAL MONITORING & EVALUASI KEGIATAN PELATIHAN BDSP LEMBAGA/INDIVIDU Pelaksanaan kegiatan PNPM Agribisnis Perdesaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini, menunjukkan bahwa industri ini memiliki potensi yang menjanjikan. Hal ini dapat dilihat

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini, menunjukkan bahwa industri ini memiliki potensi yang menjanjikan. Hal ini dapat dilihat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembang pesat dan semakin kuat nya persaingan bisnis di bidang tmtif saat ini, menunjukkan bahwa industri ini memiliki ptensi yang menjanjikan. Hal ini dapat

Lebih terperinci

Dalam menentukan harga setiap usaha mungkin memiliki strategi yang berbeda-beda. Namun

Dalam menentukan harga setiap usaha mungkin memiliki strategi yang berbeda-beda. Namun CHAPTER V Harga menurut Philip Ktler (2001 : 439) ialah sebagai berikut, charged fr a prduct r service. Mre bradly, price is the sum f all the value that cnsumer exchange fr the benefits f having r using.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL QUALITY MANAGEMENT SYSTEM (QMS) PADA INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH

PENGEMBANGAN MODEL QUALITY MANAGEMENT SYSTEM (QMS) PADA INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH PENGEMBANGAN MODEL QUALITY MANAGEMENT SYSTEM (QMS) PADA INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH Tit Mau Pelu Benjamin*, Yudha Prasetyawan, Ahmad Rusdiansyah Prgram Pasca Sarjana, Bidang Keahlian Manajemen Kualitas

Lebih terperinci

APLIKASI SOFTWARE PERPUSTAKAAN DIGITAL

APLIKASI SOFTWARE PERPUSTAKAAN DIGITAL APLIKASI SOFTWARE PERPUSTAKAAN DIGITAL Prpsal Sftware PERPUSTAKAAN DIGITAL Sistem Infrmasi Perpustakaan adalah sebuah sftware perpustakaan praktis yang telah teruji keandalannya serta telah digunakan leh

Lebih terperinci

PEMODELAN CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) PERGURUAN TINGGI POLITEKNIK

PEMODELAN CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) PERGURUAN TINGGI POLITEKNIK PEMODELAN CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) PERGURUAN TINGGI POLITEKNIK Ek Subyantr* 1, Septafiansyah Dwi Putra 2 1,2 Pliteknik Negeri Lampung; Jl. Sekarn Hatta N. 10, Rajabasa Bandar Lampung Eknmi

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. Kerja praktik yang kami laksanakan di PT. Indoberka Investama pada

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. Kerja praktik yang kami laksanakan di PT. Indoberka Investama pada BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN Kerja praktik yang kami laksanakan di PT. Indberka Investama pada tanggal 11 Juli 2016 s.d 11 Agustus 2016. PT. Indberka Investama merupakan perusahaan nasinal yang bergerak

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 64 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria ptimasi yang digunakan dalam menganalisis kelayakan usaha adalah dengan studi kelayakan bisnis yang berdasarkan beberapa aspek,

Lebih terperinci

Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom

Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom Abstraks System informasi telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan bisnis suatu perusahaan atau organisasi modern. Sehingga system informasi

Lebih terperinci

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PERENCANAAN PROYEK PERANGKAT LUNAK )

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PERENCANAAN PROYEK PERANGKAT LUNAK ) MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PERENCANAAN PROYEK PERANGKAT LUNAK ) Disusun Oleh : MUKHAMAT JAFAR 41813120014 MATA KULIAH : REKAYASA PERANGKAT LUNAK DOSEN : WACHYU HARI HAJI, S.KOM, MM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN STRATEGI BISNIS. Referensi pemikiran Drucker dan implementasinya. kemampuan melihat peluang lainnya

DAFTAR ISI PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN STRATEGI BISNIS. Referensi pemikiran Drucker dan implementasinya. kemampuan melihat peluang lainnya DAFTAR ISI PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN STRATEGI BISNIS P E N D A H U L U A N B A B I APA PENDEKATAN ANDA? Pendekatan inside-ut ataukah utside-in. Referensi pemikiran Drucker dan implementasinya. Satu tujuan

Lebih terperinci

Komentar dan Rekomendasi

Komentar dan Rekomendasi Kmentar dan Rekmendasi Nama Perguruan Tinggi : FK Universitas Sultan Agung (UNISSULA) Skema Reviewer :.Nn Grantee : 1. Dewi Masyithah 2. I Wayan Sumardika 1. Kmentar Umum Selama dua hari pada tanggal 13-14

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN A. Latar Belakang Saat ini dunia yang kita tempati berada dalam genggaman revlusi teknlgi dan revlusi infrmasi, mulai dari internet, peningkatan kemampuan micrprcessr, kmputer

Lebih terperinci

Komentar dan Rekomendasi

Komentar dan Rekomendasi Lampiran 3. Frmat lapran evaluasi Visitasi PHK-PKPD (AIPKI) Kmentar dan Rekmendasi Nama Perguruan Tinggi : FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN Skema Reviewer : B : 1. Sri Asriyani 2. Hemma Yulfi

Lebih terperinci

Proses Software. Tujuan

Proses Software. Tujuan Prses Sftware Arna Fariza PENS-ITS 1 Tujuan Memperkenalkan mdel prses sftware Menggambarkan beberapa mdel prses dan kapan digunakan Menggambarkan utline mdel prses untuk rekayasa persyaratan, pengembangan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 76 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Analisa-analisa yang penulis telah lakukan pada bab sebelumnya memiliki tujuan untuk dapat memberikan kesimpulan pada bab ini mengenai masalah-masalah yang

Lebih terperinci

Kebijakan tentang Benturan Kepentingan dan Benturan Komitmen

Kebijakan tentang Benturan Kepentingan dan Benturan Komitmen Kebijakan tentang Benturan Kepentingan dan Benturan Kmitmen Versi 29 Juni 2009 I. Pendahuluan Partisipasi aktif atau kegiatan staf akademik SBM dalam berbagai kegiatan yang berperan dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu: Audit Subject, Audit Objective, Preaudit Planning, Audit Procedure &

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu: Audit Subject, Audit Objective, Preaudit Planning, Audit Procedure & BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III ini akan dibahas prsedur audit. Ada tujuh prsedur audit, yaitu: Audit Subject, Audit Objective, Preaudit Planning, Audit Prcedure & Steps fr Data Gathering, Prsedur

Lebih terperinci

Jenis Informasi yang Terbuka dan Dikecualikan

Jenis Informasi yang Terbuka dan Dikecualikan Jenis Infrmasi yang Terbuka dan Dikecualikan Kelmpk Infrmasi Publik yang diatur dalam UU KIP mencakup Infrmasi Publik yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala; Infrmasi Publik yang wajib diumumkan

Lebih terperinci

Standar dan Manajemen Keamanan Komputer

Standar dan Manajemen Keamanan Komputer Jurnal Teknlgi Infrmasi DINAMIK Vlume XI, N. 2, Juli 2006 :134-142 ISSN : 0854-9524 Standar dan Manajemen Keamanan Kmputer Herny Februariyanti Fakultas Teknlgi Infrmasi, Universitas Stikubank Semarang

Lebih terperinci

DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS KONSULTAN MANAJEMEN PROYEK DI LINGKUNGAN BPJN XI

DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS KONSULTAN MANAJEMEN PROYEK DI LINGKUNGAN BPJN XI URAIIAN PENDEKATAN,,METODOLOGII DAN PROGRAM KERJA E.1. Pla Pikir Pendekatan Pla pikir pendekatan merupakan salah satu upaya untuk menentukan metdlgi yang tepat bagi pelaksanaan pekerjaan. Dengan mengacu

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat CV. KARDUS COMMUNICATION Cirebn Semua bidang usaha membutuhkan sarana periklanan untuk mempublikasikan uasaha yang dijalankan sehingga para knsumen mengetahui

Lebih terperinci

Komentar dan Rekomendasi

Komentar dan Rekomendasi Lampiran 3. Frmat lapran evaluasi Visitasi PHK-PKPD (AIPKI) Kmentar dan Rekmendasi Nama Perguruan Tinggi Skema Reviewer : Universitas Jember : B : 1. Susanti Ratunanda 2. R.Varidiant Yud 1. Kmentar Umum

Lebih terperinci

Kegagalan dalam Pengembangan maupun Penerapan Sistem Informasi di Organisasi (Merujuk Pendapat Rosemary Cafasso)

Kegagalan dalam Pengembangan maupun Penerapan Sistem Informasi di Organisasi (Merujuk Pendapat Rosemary Cafasso) Kegagalan dalam Pengembangan maupun Penerapan Sistem Informasi di Organisasi (Merujuk Pendapat Rosemary Cafasso) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi pada setiap kegiatan penyelenggaraan organisasi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil 2006 / 2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil 2006 / 2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil 2006 / 2007 PERENCANAAN MANAJEMEN PROYEK LIPPOBANK EXTENDED SUPPORT ( E-DISCOUNT ) PADA PT. MULTIPOLAR CORPORATION

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan istilah atau masalah baru. Manajemen berasal dari kata to manage

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan istilah atau masalah baru. Manajemen berasal dari kata to manage BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Istilah manajemen dalam kehidupan masyarakat dewasa ini bukanlah merupakan istilah atau masalah baru. Manajemen berasal

Lebih terperinci

DEFINISI KOMUNIKASI UNSUR KOMUNIKASI. 1. Sumber/komunikator. 2. Isi pesan. 3. Media/saluran. 4. Penerima/komunikan ORGANISASI

DEFINISI KOMUNIKASI UNSUR KOMUNIKASI. 1. Sumber/komunikator. 2. Isi pesan. 3. Media/saluran. 4. Penerima/komunikan ORGANISASI DEFINISI KOMUNIKASI Sebuah prses penyampaian pikiran atau infrmasi dari seserang kepada rang lain melalui suatu cara tertentu sehingga rang lain tersebut mengerti betul apa yang dimaksud leh penyampai

Lebih terperinci

Template Disaster Recovery Plan Teknologi Informasi dan Komunikasi. <Nama Perusahaan> <Logo>

Template Disaster Recovery Plan Teknologi Informasi dan Komunikasi. <Nama Perusahaan> <Logo> Template Disaster Recvery Plan Teknlgi Infrmasi dan Kmunikasi www.panduandrp.wrdpress.cm berdasarkan ISO/IEC 24762 ICT Disaster Recvery Services Daftar Isi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metde Penilaian Investasi Metde Penilaian Investasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan penambahan gudang pada PT. Prima Lintas Express dapat dikatakan layak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Sejak komputer ditemukan, para peneliti telah berpikir adakah kemungkinan agar

BAB 2 LANDASAN TEORI. Sejak komputer ditemukan, para peneliti telah berpikir adakah kemungkinan agar BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Machine Learning Sejak kmputer ditemukan, para peneliti telah berpikir adakah kemungkinan agar kmputer dapat belajar. Jika kita mengerti bagaimana cara memprgram kmputer agar mereka

Lebih terperinci

MINGGU KE- 4 MANAJEMEN RUANG LINGKUP

MINGGU KE- 4 MANAJEMEN RUANG LINGKUP MINGGU KE- 4 MANAJEMEN RUANG LINGKUP Ruang lingkup (Scope) meliputi semua pekerjaan yang terkait pada proses untuk menyelesaikan tujuan proyek atau untuk menghasilkan produk proyek. Manajemen scope proyek

Lebih terperinci

FASE PERENCANAAN. MPSI sesi 4

FASE PERENCANAAN. MPSI sesi 4 FASE PERENCANAAN MPSI sesi 4 PERENCANAAN PROYEK BAGIAN DARI MANAJEMEN PROYEK Pembagian Pengalokasian penjadwalan (schedulling) Pekerjaan dalam lingkup proyek PEOPLE 4+1 P PRODUCT PROCESS PROJECT Sistem

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Layanan Purna Jual Menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indnesia N. 634/MPP/Kep/9/2002 tentang ketentuan dan tata cara pengawasan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK TEKNOLOGI INFORMASI. Oleh : Dr. R. Rizal Isnanto, S.T., M.M., M.T. MAGISTER SISTEM INFORMASI UNDIP

MANAJEMEN PROYEK TEKNOLOGI INFORMASI. Oleh : Dr. R. Rizal Isnanto, S.T., M.M., M.T. MAGISTER SISTEM INFORMASI UNDIP 1 MANAJEMEN PROYEK TEKNOLOGI MAGISTER SISTEM INFORMASI UNDIP INFORMASI Oleh : Dr. R. Rizal Isnanto, S.T., M.M., M.T. Latar belakang (1) 2 The Standish Group research shows a staggering 31.1% of projects

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK. agar pekerjaan jauh lebih efisien serta meminimalisir terjadinya human eror. Untuk

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK. agar pekerjaan jauh lebih efisien serta meminimalisir terjadinya human eror. Untuk BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK Berdasarkan hasil analisis sistem yang sedang berjalan pada CV. Sinergi Design, prses perhitungan gaji masih menggunakan rumus sendiri sehingga dalam prses pembuatan lapran

Lebih terperinci