BAB II POTENSI DAN PERMASALAHAN PASAR BLAHKIUH
|
|
- Suharto Gunardi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II POTENSI DAN PERMASALAHAN PASAR BLAHKIUH Dalam bab ini akan dibahas mengenai kondisi dari Pasar Desa Adat Blahkiuh Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung serta pembahasan mengenai potensi dan permasalahan yang terdapat pada di Pasar Desa Adat Blahkiuh Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung ini. 2.1 Kondisi Eksisting Pasar Desa Adat Blahkiuh terletak di Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung. Pasar Blahkiuh merupakan pasar tradisional yang dahulunya dibuat oleh Puri Mayun Blahkiuh. Pasar Desa Adat Blahkiuh merupakan urat nadi perekonomian di Kecamatan Abiansemal. Pasar Desa Adat Blahkiuh ini merupakan pasar tradisional yang dikelola dan dikembangkan oleh masyarakat Desa Adat Blahkiuh yang terdiri dari 7 Banjar Adat dan 7 Banjar Dinas. Pasar Blahkiuh direnovasi terakhir pada tahun 2000 dengan membuat dan menambah unit berupa toko, kios dan los. Namun upaya tersebut belum berhasil dengan maksimal sebab tetap saja banyak pedagang yang berjualan di badan jalan. Pasar Desa Adat Blahkiuh Memiliki luas m 2. Pasar Blahkiuh terletak di Pusat Kecamatan Abiansemal yang merupakan kawasan pusat perdagangan dan jasa. (Gambar 2.1 dan Gambar 2.2). 6
2 Pulau Bali Kabupaten Badung Kecamatan Abiansemal Pasar Blahkiuh Gambar 2.1 Peta Lokasi Pasar Desa Adat Blahkiuh Sumber: Dari berbagai sumber 7
3 Gambar 2.2 Situasi Sekitar Pasar Desa Adat Blahkiuh Pasar Desa Adat Blahkiuh sudah sangat dikenal oleh masyarakat khususnya pada masyarakat Desa Blahkiuh dan Kecamatan Abiansemal. Letak lokasi pasar yang sangat strategis di jalan akses utama menuju objek wisata Sangeh. Maka Pasar Desa Adat Blahkiuh ini sangat mudah untuk lebih cepat dikenali keberadaanya. Di sekitar pasar terdapat Puri dan Pura milik masyarakat Desa Blahkiuh. Terdapat pula toko-toko di sekitar pasar yang menjual berbagai kebutuhan masyarakat seperti sembako, perhiasan emas, elektronik, tukang jahit, dan lain-lain. Lingkungan di sekitar pasar ini menjadi pendukung dari kegiatan yang berada di dalam pasar. (Gambar 2.3 sampai dengan Gambar 2.7). Kios Rumah Warga Pura Luhur Giri Kusuma Ex. Polsek Abiansemal Kios Kantor Lurah Blahkiuh Rumah Warga Gambar 2.3 Situasi Sekitar Pasar DesaAdat Blahkiuh Tahun 2015 Puri Mayun Blahkiuh 8
4 Gambar 2.4 Site Plan Eksisting Pasar Desa Adat Blahkiuh Gambar 2.5 Layout Eksisting Pasar Desa Adat Blahkiuh Gambar 2.6 Tampak Depan Pasar Desa Adat Blahkiuh Gambar 2.7 Tampak Samping Pasar Desa Adat Blahkiuh 9
5 Pertumbuhan jumlah dari pedagang pasar mengalami pertumbuhan yang trennya terus meningkat namun tidak disertai dengan tersediannya sarana dan prasaran yang mendukung seperti tempat berupa toko, kios da los didalam pasar. Keadaan ini yang mengakibatkan pedagang memilih berdagang di areal yang tidak benar seperti koridor pasar dan badan jalan. Prilaku pedagang ini memberikan efek ketidak maksimalan dalam operasional pasar. Fasilitas pendukung pasar seperti toilet dan tempat sampah juga dirasakan sangat kurang mengingat civitas pengguna pasar yang sangat banyak dan padat. Sistem utilitas dalam pasar seperti saluran air dan sistem pemadam kebakaran yang tidak dimiliki memberikan perasaan yang kurang aman dan nyaman bagi para civitas pengguna pasar ini. Masalah-masalah ini membuat menurunnya kualitas pasar sebagai pusat perekonomian masyarakat. Berikut akan dibahas kondisi eksisting Pasar Desa Adat Blahkiuh serta beberapa potensi dan masalah yang dihadapi Kondisi Non Fisik Pasar Desa Adat Blahkiuh Pasar Desa Adat Blahkiuh merupakan pasar regional jika dilihat dari radius pelayanannya, sebab Pasar Desa Adat Blahkiuh merupakan pasar yang memiliki luas m 2 yang terletak dikawasan perdagangan yang berada di Pusat Kecamatan Abiansemal. Sistem dalam pelayananan pada Pasar Desa Adat Blahkiuh menggunakan sistem penjualan langsung yang dalam artian pembeli bertemu langsung dengan penjual barang ataupun jasa. Pada proses penjualan sering terjadi proses tawar menawar harga antar penjual dengan pembeli. Pasar Desa Adat Blahkiuh sebagain besar pengunjungannya berasal dari Kecamatan Abiansemal dan angka kunjungan pasar setiap hari mencapai 600 orang dan pada hari besar keagamaan jumlahnya meningkat. Jam operasional Pasar Desa Adat Blahkiuh adalah pada jam WITA sampai dengan WITA dengan jam sibuk pada jam sampai dengan jam WITA. Komoditas barang dagangan yang dipasarkan pada Pasar Desa Adat Blahkiuh adalah kebutuhan sehari-hari masyarakat di Desa Adat Blahkiuh Kecamatan Abiansemal. (Tabel 2.1). Tabel 2.1 Jenis Barang dagangan di Pasar Desa Adat Blahkiuh JENIS KOMODITI JENIS KOMODITI JENIS KOMODITI Sembako Canang Pakaian Daging Jajan/snack Peralatan Upacara Sayur-sayuran Nasi Campur Peralatan Sehari Buah-buahan Lauk Pauk Plastik Ikan Jajan Bali Emas Makanan Rempah-rempah Pekakas 10
6 Jumlah pedagang di Pasar Desa Adat Blahkiuh tercatat 314 pedagang, jumlah ini termasuk jumlah pedagang toko, kios, los dan pelataran. Untuk jumlah pedagang yang menggunakan tempat berupa toko, kios, los dan pelataran. (Tabel 2.2). Tabel 2.2 Jumlah Pedagang di Pasar Desa Adat Blahkiuh JENIS TOKO KIOS LOS PELATARAN/ JUMLAH DAGANGAN EMPERAN Sembako Daging Sayur-sayuran Buah-buahan Ikan Makanan Canang Jajan/snack Nasi Campur Lauk Pauk Jajan Bali Rempah-rempah Pakaian Peralatan Upacara Peralatan Sehari Plastik Emas Pekakas JUMLAH Pedagang di Pasar Desa Adat Blahkiuh dapat dibedakan menjadi 4 kelompok pedagang diantaranya sebagai berikut: a. Pedagang yang menggunakan toko b. Pedagang yang menggunakan kios c. Pedagang yang menggunakan los d. Pedagang yang menggunakan pelataran/emperan. 11
7 Pasar Desa Adat Blahkiuh dikelola oleh pengelola pasar. Pengelola pasar tersebut melalui pemungutan uang retribusi harian, pemungutan uang sewa bulanan yang nantinya akan digunakan dalam pengoperasionalan dari Pasar Desa Adat Blahkiuh. Struktur organisasi di Pasar Desa Adat Blahkiuh. (Gambar 2.8). STRUKTUR PENGURUS PASAR DESA ADAT BLAHKIUH BENDESA ADAT BLAHKIUH KEPALA PASAR BADAN PENGAWAS KPL. URUSAN UMUM KPL. URUSAN KEUANGAN SKERETARIS CUKAI KEMANANAN PARKIR KEBERSIHAN SOPIR DKP Gambar 2.8 Struktur Pengurus Pasar Desa Adat Blahkiuh Berikut nama-nama pengelola Pasar Blahkiuh: Kepala Pasar : I Made Sumadia Kepala Bagian : I Nyoman Agus Ardana Sekretasris : Ni Komang Murdani Bendahara : I Gusti Nyoman Sukerta Cukai : I Gusti Ngurah Ariawan I Gusti Ngurah Batur 12
8 Parkir Keamanan Kebersihan Sopir I Gusti Ngurah Werdya I Wayan Artana :I Nyoman Sukadi I Wayan Rinas I Wayan Arsana I Made Reki I Putu Balik I Nyoman Ginten I Nyoman Suarjana :Ida Bagus Janiadi I Putu Gede Ardana I Made Resna I Putu Sukada :I Nyoman Rinium I Made Senar Putu Warsini I Made Kandya :I Nyoman Kusumajaya CATATAN: 1) Pimpinan pengelola pasar terdiri dari Kepala Pasar, Kabag. Umum, Kabag. Keuangan, Kabag Administrasi : 4 orang 2) Karyawan Bagian Cukai : 4 orang 3) Karyawan Bagian Parkir : 7 orang 4) Karyawan Bagian Keamanan : 4 orang 5) Karyawan Bagian Kebersihan : 4 orang 6) Karyawan Bagian Sopir : 1 orang. Total : 24 orang 7) Badan Pengawas : 3 orang 13
9 2.1.2 Kondisi Fisik Pasar Desa Adat Blahkiuh Kondisi fisik pada Pasar Desa Adat Blahkiuh meliputi lokasi Pasar Desa Adat Blahkiuh, lingkuang sekitar, besaran ruang, sarana dan prasarana pendukung, kondisi bangunan, tampilan bangunan, sistem sirkulasi dan parkir. a. Lokasi Pasar Desa Adat Blahkiuh Pasar Desa Adat Blahkiuh belokasi di Jalan Ciung Wanara Blahkiuh Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung. Jalan Ciung Wanara adalah jalan utama yang menghubungkan antara Kecamatan Abiansemal. (Gambar 2.9). Gambar 2.9 Keadaan Luar Pasar Desa Adat Blahkiuh 14
10 b. Lingkungan Sekitar Pasar Desa Adat Blahkiuh terletak tepat di Pusat Kecamatan Abiansemal atau di sebelah Puri Agung Mayun Blahkiuh. Dengan berjalannya waktu lingkunga sekitar pasar menjadi pendukung kegiatan pasar. Terdap banyak toko-toko, penjahit, bank, cargo paket. Batas-batas dari Pasar Desa Adat Blahkiuh sebagai berikut: 1) Utara : Puri Agung Mayun Blahkiuh dan Paket JNE Suasana disekitar Pasar Desa Adat Blahkiuh pada bagian utara. (Gambar 2.10 dan Gambar 2.11). Gambar 2.10 Puri Mayun Blahkiuh Gambar 2.11 JNE Blahkiuh 2) Timur : Rumah Warga Desa Adat Blahkiuh Suasana disekitar Pasar Desa Adat Blahkiuh pada bagian timur. (Gambar 2.12 dan Gambar 2.13). Gambar 2.12 Rumah Warga 1 Gambar 2.13 Rumah Warga 2 3) Selatan : Pertokoan dan Rumah Warga Desa Adat Blahkiuh Suasana disekitar Pasar Desa Adat Blahkiuh pada bagian selatan. (Gambar 2.14 dan Gambar 2.15). 15
11 Gambar 2.14 Pertokoan Gambar 2.15 Rumah Warga 3 4) Barat : Pura Luhur Giri Kusuma, Ex Polsek Abiansemal Suasana disekitar Pasar Desa Adat Blahkiuh pada bagian Barat. (Gambar 2.16 dan Gambar 2.17). Gambar 2.16 Pura Luhur Giri Kusuma Gambar 2.17 ex. Polsek Abiansemal c. Besaran Ruang Secara Keseluruhan luas areal site dari Pasar Desa Adat Blahkiuh mencapai m 2 dengan luas bangunan m 2. Areal tersebut kini di dipenuhi oleh para pedagang dari berbagai tipe atau kelompok pedagang pasar. Dengan jumlah masingmasing toko (tipe A) sebanyak 15 tempat, kios (tipe B) sebanyak 65 tempat, los (tipe C) sebanyak 33 tempat dan pelataran/emperan (tipe D) sebanyak 188 tempat. Peletakan masing-masing toko, kios dan los yang masih sangat rancu sehingga dapat menyukitkan dalam proses administrasi. Untuk peletakan masing-masing blok dapat dilihat pada gambar denah toko, kios dan los ini. (Gambar 2.18). 16
12 Gambar 2.18 Denah Posisi Tempat Berdagang Sumber: Pengelola Pasar Desa Adat Blahkiuh Pedagang di Pasar Desa Adat Blahkiuh dibagi menjadi 4 kelompok berdaskan tempat berjualannya. Berikut merupakan pembagian tempat berjaulan di Pasar Desa Adat Blahkiuh: a. Pedagang yang menggunakan toko Pada pasar Pasar Desa Adat Blahkiuh terdapat kelompok pedagang yang menggunakan toko sebagai tempat berdagang. Penggunaan fasilitas toko untuk berdagang hanya untuk pedagang yang memiliki taraf ekonomi tinggi atau menjual barang dalam jumlah besar dan banyak. Untuk toko di Pasar Desa Adat Blahkiuh memiliki ukuran 3,5x4 meter dengan tingkat pengamanan dan keamanan yang cukup memadai serta nyaman apabila dimasuki oleh pembeli. Letak toko juga sangat strategis tepat di depan jalan sehingga memiliki prosfek yang bagus bagi pedagang. (Gambar 2.19). 17
13 Toko Pintu Rolling Door Barang Dagangan Pedagang Emperan Toko Pintu Rolling door Barang Dagangan Pedagang Emperan Petanda Toko Barang Dagangan Pedagang Emperan Toko Toko Pintu Rolling door Pedagang Emperan Gambar 2.19 Toko dalam Pasar Desa Adat Blahkiuh b. Pedagang yang menggunakan kios Pada pasar Pasar Desa Adat Blahkiuh terdapat kelompok pedagang yang menggunakan kios sebagai tempat berdagang. Penggunaan fasilitas kios untuk berdagang hanya untuk pedagang yang memiliki taraf ekonomi sedang atau menengah dan posisinya berada ditengah pasar. Kualitas bangunan dari kios tidak seperti bangunan toko dan luasnya yang lebih sempit berukuran 3x4 m. Untuk keamanan yang jauh dari kata standar yang hanya di tutup dengan kayu yang seperti pintu sebuah warung. (Gambar 2.20). Petanda Kios Barang Dagangan Pedagang Emperan Toko Penanda Kios Pipa Talang Air Kios Pintu Kayu pada Kios 18
14 Pipa Talang Air Kios Barang Dagangan Pintu Kayu pada Kios Kanopi Kios Barang Dagangan habiskan 70cm Pintu rolling door pada kios Sirkulasi tersisa ± 50 cm Gambar 2.20 Kios dalam Pasar Desa Adat Blahkiuh c. Pedagang yang menggunakan los Pada pasar Pasar Desa Adat Blahkiuh terdapat kelompok pedagang yang menggunakan los sebagai tempat berdagang. Penggunaan fasilitas los untuk biasanya untk berdagang kebutuhan pokok dan sekunder masyarakat Desa Adat Blahkiuh. Los sendiri tidak memiliki batas berupa tembok dan hanya memiliki fasilita seadannya. Los umunya berupa meja saja untuk menjajakan dagangan. Untuk ukuran los di Pasar Desa Adat Blahkiuh adalah berukuran 1, 2x1,2 m. (Gambar 2.21). Los Barang Dagangan Buah-buahan Sampah Berserakan Anjing Kanopi Daging Ukuran Los 1,2x1,2m Penanda Los Sirkulasi < 80 cm Gambar 2.21 Los dalam Pasar Desa Adat Blahkiuh 19
15 d. Pedagang yang berjualan di pelataran Pada Pasar Desa Adat Blahkiuh terdapat kelompok pedagang pelataran sebagai tempat berdagang pedagang ini menempel pada sisi toko atau berjualan di pelataran pasar dengan fasilitas yang seadanya. Sering kali permasalah timbul dari pedagang pelataran ini yaitu sering menggangu sirkulasi pasar akibat pedagang ini menjajakan dagangannya di koridor jalan pasar. Umumnya barang dagangan yang dijual adalah dagangan yang tidak sejenis atau campuran seperti berdagang sayuran dan daging. Pada Pasar Desa Adat Blahkiuh luas tempat berdagang pelataran adalah berukuran 1x1 m. (Gambar 2.22). Pedagang Emperan Sirkulasi < 50 cm Barang Dagangan Badan Jalan Kios Akses Sirkulasi Sulit Ukuran Emperan 1x1 m Trotoar Pedagang Emperan Sirkulasi < 80 cm Gambar 2.22 Pelataran dalam Pasar Desa Adat Blahkiuh d. Sarana dan Prasarana Pendukung Sarana dan prasarana pendukung yang pada Pasar Desa Adat Blahkiuh ialah bertujuan untuk dapat mendukung berbagai kegiatan yang dilakukan didalam pasar ini. Salah satunya adalah sarana umum seperti Pura Melanting, Areal parkir, toilet, tempat sampah. Sedangkan prasarana sperti air bersih, listrik dan saluran sanitasi yang 20
16 baik guna dapat menjaga kebersihan pasar. Fasilitas ini penting guna dapat menunjang sarana utama berupa tempat berdagang seperti toko, kios dan los. (Gambar 2.23). Pura Melanting Tempat Sampah Tempat Parkir Toilet Tempat Parkir Tempat Sampah Tempat Penampungan Gambar 2.23 Sarana dan Prasarana Pendukung e. Kondisi Bangunan Kondisi bangunan Pasar Desa Adat Blahkiuh berdasakan hasil pengamatan atau observasi di lapangan, kondisi bangunan yang sudah mulai tua sudah mulai tampak kerusakan terutama pada bagian langit-langit pasar. Kondisi ini akan dapat 21
17 menurunkan kualiatas dari Pasar Desa Adat Blahkiuh. Banyak pula kios yang menaruk barang dagangannya di luar dari kios mereka akibat kekurangan tempat guna dapat menyimpan barang dagangan. Kondisi dari kayu atap dari kios dalam pasar juga sudah mengalami pelapukan akibat usia bangunan yang sudah cukup tua. Kondisi yang lebih baik terlihat pada bangunan toko yang berada di selatan Pasar Desa Adat Blahkiuh atap sudah menggunkan bahan seng yang baru namun kondisinya tidak dapat dimaksimalkan oleh pengunjung pasar. (Gambar 2.24). Atap Kanopi Berlubang Koridor Sangat Gelap Plafond Yang Berlubang Genteng Yang Berlubang Gambar 2.24 Kondisi Bangunan Pengerjaan Yang Belum Selesai f. Tampilan Bangunan Tampilan bangunan Pasar Desa Adat Blahkiuh berdasakan hasil pengamatan atau observasi kelapangan menampilkan bangunan gaya bangunan yang sudah modern tidak ada ada langgam dengan gaya arsitektur bali pada setiap sisi bangunan Pasar Desa Adat Blahkiuh. Hanya toko yang polos saja tampah motif atau corak arsitektur bali. (Gambar 2.25). 22
18 Pintu Masuk Pasar Tampilan depan Tidak Terdapat Ornamen Tampilan depan Tidak Terdapat Ornamen Tampilan Samping Tampilan Pasar Tidak Terdapat Ornamen Gambar 2.25 Tampilan Bangunan g. Pecahayaan Pencahayaan pada Pasar Desa Adat Blahkiuh dominan menggunkan sistem pencahayaan alami, namun terdapat pula pedagang pakaian yang menggunakan sistem pencahayaan buatan pada siang hari. (Gambar 2.26 dan Gambar 2.27). Gambar 2.26 Pencahayaan Alami 23
19 Gambar 2.27 Pencahayaan Buatan h. Sistem Sirkulasi dan Parkir Sistem sirkulasi pada Pasar Desa Adat Blahkiuh menggunakan sistem sirkulasi linier. Pada Pasar Desa Adat Blahkiuh terdapat 3 buah entrance masuk ke dalam pasar yaitu terdapat 2 di sebelah barat dan 1 disebelah selatan. Terlalu banyaknya pintu masuk kedalam pasar mengakibatkan tidak jelasnya sirkulasi didalam Pasar Desa Adat Blahkiuh. Pada bangunan pasar sirkulasi pengunjung, distributor barang, dan pedagang menjadi satu. Terlebih kondisi koridor pasar yang sempit akibat pedagang yang berjualan di emperan yang menganggu sirkulasi pembeli. (Gambar 2.28 sampai dengan Gambar 2.30). Gambar 2.28 Sirkulasi Manusia Sumber: Observasi Lapangan 24 September 2015 Gambar 2.29 Entrance Pasar Sumber: Observasi Lapangan 24 September 2015 Gambar 2.30 Parkir Roda 2 Sumber: Observasi Lapangan 24 September 2015 Untuk sirkulasi parkir di luar pasar, yakni pada Jalan Ciung Wanara menggunakan sirkulasi 2 arah. (Gambar 2.31). 24
20 Sirkulasi Kendaraan Areal Parkir Kendaraan Sirkulasi Manusia 2.2 Potensi Pasar Desa Adat Blahkiuh Kawasan daerah Blahkiuh merupakan salah satu desa di Kecamatan Abiansemal yang memiliki potensi untuk menerapkan berbagai program seperti pembangunan, pertanian, pariwisata budaya, berdagangan dan jasa. Melihat dari potensi yang ada di Kecamatan Abiansemal Pasar Desa Adat Blahkiuh yang tergolong pasar ke dalam pasar lingkungan dengan wilayah pelayanannya yang mencakup seluruh Kecamatan Abiansemal dan terletak strategis di Pusat Kecamatan Abiansemal. Menjadikan pasar akan mudah dikenali atau diketahui oleh wisatawan yang hendak menuju objek wisata Sangeh. Dan dari jumlah dan kapasitas pedagang yang trennya terus meningkat dan permintaan untuk tempat berdagang selalu ada maka pasar dapat pula meningkatkan perekonomian masyarakat Blahkiuh. Melalui sistem pengelolaan pasar yang dilakukan dengan cara pemungutan retribusi harian untuk semua pedagang sehingga dapat menambah kas daerah. Gambar 2.31 Sirkulasi dan Parkir Pasar Sumber: Observasi Lapangan 24 September Evaluasi Purna Huni (EPH)/ Post Occupancy Evaluation Dalam Evaluasi Pasca Huni (EPH) /Post Occupancy Evaluation terdapat 3 aspek yang dijadikan dasar dalam menganalisa permasalahan yang terdapat pada Pasar Desa Adat Blahkiuh ini, seperti aspek fungsional, aspek teknis dan aspek perilaku Aspek Fungsional Permasalahan pada aspek fungsional pada Pasar Desa Adat Blahkiuh adalah segala masalah yang menyangkut asfek fungsi dari pasar dengan pengoperasian yang berdampak pada efisiensi dan efektifitas dari bangunan tersebut. Perancangan bangunan yang menekankan terhadap fungsi akan berpedoman pada kesesuaian antara area kegiatan yang 25
21 berlangsung di dalamnya. Jika keadaan ini yang terjadi, maka disanalah masalah fungsional muncul dan akan menjadi bahan evaluasi. Beberapa hal yang menjadi permasalahan dari segi aspek fungsional dan merupakan hal yang menjadi perhatian dalam Evaluasi Pasca Huni (Post Occupancy Evaluation) sebagai berikut: 1) Pengelompokan Fungsi Pedagang yang berjualan di Pasar Desa Adat Blahkiuh mayoritas adalah pedagang pelataran yang umumnya menempati tempat yang tidak sesuai. Hal ini di akitbatkan karena bertambahnya jumlah pedagang dari tahun ketahun, namun tidak dibarengi dengan penambahan sarana dan prasarana pasar yang lebih memadai. Sehingga pengunjung Pasar Desa Adat Blahkiuh menjadi merasa tidak nyaman dalam berbelanja karena sirkulasi yang sangat sulit sebab areal sirkulasi difungsikan sebagai tempat berdagang. (Gambar 2.32). Dijadikan Tempat Menyimpan Barang Dijadikan Tempat Berjualan Sirkulasi < 80 cm Dijadikan Tempat Menjemur Bawang & Cabai Sirkulasi < 50 cm Gambar 2.32 Jalur Sirkulasi yang Disalah Fungsikan 2) Zoning Zoning dalam bangunan sangat memiliki keterkaitan yang erat dengan kemudahan dari akses atau kemudahan sirkulasi dalam bangunan tersebut. Selain itu aspek kenyamanan juga harus diperhatikan guna dapat meningkatkan kenyamanan bagi para pengunjung dan pedagang. Banyak terdapat pedagang yang berjualan secara acak atau tidak teratur komoditinya. Kondisi ini sangat dapat menurunkan kualitas dari produk yang dijual dan akan membuat pembeli menjadi kesulitan dalam mencari barang yang akan dibeli. Maka sistem pengelompokan 26
22 ruang dalam Pasar Desa Adat Blahkiuh perlu dievaluasi sehingga permasalahn fungsional dapat diatasi. (Gambar 2.33). Pedagang Buah Pedagang Canang Pedagang Pakaian Pedagang Jajan Pasar Pedagang Daging Gambar 2.33 Penzoningan yang Tidak Tertata Pedagang Pisang 3) Sirkulasi Kondisi dari sirkulasi pada Pasar Desa Adat Blahkiuh yang cukup sempit dan sesak oleh pedagang pelataran/emperan maupun pedagang los yang mempergunakan koridor atau jalur sirkulasi pasar sebagai tempat manaruh barang dagangannya. Akibatnya koridor pasar tersebut menjadi sulit diakses dan menimbulkan rasa nyaman dan apabili terjadi kebarakan petugas damkar akan susah menuju titik api. Selain itu sampah yang menumpuk kerap terlihat di koridor jalan-jalan didalam pasar. Permasalahan-pemasalahan terkait sirkulasi diatas dapat menurunkan kualitas dari pasar ini. (Gambar 2.34 sampai dengan Gambar 2.36). Sikulasi Pengunjung Sampah Yang Berserakan Sirkulasi Menjadi Sulit Gambar 2.34 Sirkulasi Pasar yang Sulit Sumber: Observasi Lapangan 24 September 2015 Gambar 2.35 Sampah di Koridor Sumber: Observasi Lapangan 24 September 2015 Gambar 2.36 Barang Dagangan di Koridor Sumber: Observasi Lapangan 24 September
23 4) Besaran Ruang Besaran ruang pasar harus mampu menampung semua kebutuhan dari pengguna pasar tersebut. Besaran masing-masing tempat berdagang baik toko, kios dan los harus mampu menampung barang dagangan milik pedagang. Besaran tempat berdagang yang tidak sesuai maka akan tidak optimalnya penyimpanan barang milik pedagang dan akhirnya para pedagang meletakkan barang dagangannya di depan toko atau kios mereka. Hal ini juga membuat pembeli menjadi merasa kurang nyaman pada saat melewati koridor pasar. (Gambar 2.37). Barang Dagangan 70 cm Barang Dagangan 80 cm Sirkulasi > 50 cm Gambar 2.37 Kurangnya Tempat Menyimpan Barang 5) Faktor Manusia Manusia merupakan user atau pengguna dari pasar ini semua ini akan menyangkut berdasarkan standar-standar yang telah ditentukan. Bagaimana pengaturan kesesuaian antara konfigurasi, material dan ukuran terhadap pemakainya. Sebagai salah satu contoh pedoman pabrikasi sering menimbulkan masalah jika ditetapkan ditetapkan pada 2 kelompok yang masing-masing berbeda antara ukuran dan kondisi fisiknya, yang sering diangkat sebagai obyek evaluasi disini adalah kondisi spesifik dari fasilitas untuk kelompok orang yang khusus misalnya orang cacat, orang tua dan anak-anak. 6) Parkir Permasalahan parkir ini terjadi karena sempitnya lahan parkir di pasar dan banyaknya pedagang bermobil yang menggunkan lahan parkir sebagai tempat 28
24 untuk berjualan. Akibat dari prilaku pedagang bermobil perdagang lain dan pembeli akhirnya memarkirkan kendaraan pribadi meraka di median jalan. Hal ini mengakibatkan macetnya jalan di depan Pasar Desa Adat Blahkiuh. Selain itu pada Pasar Desa Adat Blahkiuh belum terdapat parkir tempat bongkar muat barang sehingga saat ini menjadi satu dengan parkir pengunjung pasar. Banyaknya pedagang bermobil di areal parkir akibat kurangnya penataan parkir antar mobil dan sepeda motor. (Gambar 2.38 dan Gambar 2.39). Sirkulasi Kendaraan Areal Parkir Kendaraan Sirkulasi Manusia Gambar 2.38 Areal Parkir di Pasar Blahkiuh Gambar 2.39 Kondisi Parkir di Pasar Blahkiuh Aspek Teknis Dalam suatu bangunan diharapkan dapat memberikan rasa nyaman, aman dan berumur panjang. Dalam aspek teknis pada bangunan secara langsung akan menyangkut kondisi fisik bangunan seperti struktur, sanitasi, ventelasi dan sistem keamanan bangunan. Beberapa hal 29
25 yang menjadi permasalahan dari segi aspek teknis dan merupakan hal yang menjadi perhatian dalam Evaluasi Pasca Huni (Post Occupancy Evaluation) sebagai berikut: 1) Dinding Luar Permasalahan pada dinding yang terdapat pada bangunan yang didirikan pada daerah yang memiliki iklim tropis adalah dinding umumnya berjamur dan lembab sehingga cat dari dinding mengelupas dan diperlukan perawatan yang memerlukan biaya. (Gambar 2.40). Gambar 2.40 Kondisi Dinding Luar 2) Atap Permasalahan pada atap bangunan di daerah tropis adalah komponen structural dan material yang harus perlu dievaluasi seperti bukaan untuk dapat memenuhi pencahayaan dan penghawaan alami. Penaggulangan cuaca pada Pasar Desa Adat Blahkiuh dirasakan kurang maksimal masih sering terlihat penutup atap yang berlubang sehingga apabila turun hujan maka air hujan akan mudah masuk kedalam pasar. Pada Pasar Desa Adat Blahkiuh yang terdiri dari banyak masa bangunan dan memiliki atap yang berbeda menimbulkan permasalahan dalam penutupan koridor pasar sehingga apabila hujan pasa akan becek dan kumuh. Hal ini juga dapat menurunkan kualitas barang yang dijual dipasar. (Gambar 2.41 dan Gambar 2.42). 30
26 Gambar 2.41 Kondisi Atap Pasar 3) Struktur Gambar 2.42 Koridor Pasar yang Ditutup Kanopi Permasalahan pada struktur atap pada beberapa bagian dari atap Pasar Desa Adat Blahkiuh sudah mulai mengalami kerusakan akibat sudah dimakan oleh usia. Massa bangunan yang abnyak pada Pasar Desa Adat Blahkiuh menjadikan apabila mengadakan rovasi akan memakan biaya yang cukup besar. (Gambar 2.43). Gambar 2.43 Struktur Atap yang Sudah Lapuk 31
27 4) Utilitas Bangunan Pada Pasar Desa Adat Blahkiuh pengelolaan sampah masih sangat kurang baik terlihat sampah masih saja berserakan di koridor-koridor pasar. Hal ini dapat menimbulkan kesan jorok pada pasar dan jug amenurunkan kualitas barang yang dijual dipasar. Tempat pembuangan sampah yang masih berupa tempat yang kurang maksimal mengakibatkan sampah menjadi berserakan. Terkadang seringnya sampah yang terlambat di angkut ke TPA Suwung Denpasar mengakibatkan sampah mengeluarkan bau yang tidak sedap. Keterlambtan ini terjadi akibat tidak adanya armada truk sampah. Selain sampah, sistem pencahayaan buatan masih sangat kurang dalam pasar sehingga pasar terasa kurang nyaman. Untuk sistem sanitasi air atau drainase dalam pasar masih sangat belum maksimal terlihat pada saluran drainase yang ukurannya sangat kecil sekitar 15x15 cm dan tidak dilengkapi tutup, sehingga menjadikan saluran menjadi tersumbat oleh sampah yang masuk. Selain itu belum adanya sistem pemadam kebakaran pada Pasar Desa Adat Blahkiuh menjadikan kuranya rasa aman dan nyaman pada pasar. (Gambar 2.44). Dan suasana utilitas di koridor pasar dan di luar pasar (Gambar 2.45 dan Gambar 2.46). Gambar 2.44 Saluran Sanitasi yang Sempit dan Dipenuhi Sampah Gambar 2.45 Kuranganya Penerangan di Koridor Gambar 2.46 Sampah yang Berserakan 32
28 2.3.3 Aspek Perilaku Aspek prilaku menghubungkan kegiatan pemakai dengan lingkungan fisiknya. Evaluasi prilaku adalah mengenai bagaimana kesejahteraan sosial dan psikologis pemakai dipengaruhi oleh rancangan bangunan. Permasalahan yang muncul dari segi kesejahteraan sosial sangat dirasakan terutama bagi pedagang, bagaimana kualitas dari barang yang diperjualbelikan atau jumlah pembeli yang datang dipengaruhi oleh berbagai permasalahan yang muncul dalam rancangan bangunan pasar Pasar Desa Adat Blahkiuh saat ini sehingga mempengaruhi pada hasil yang pedagang bisa dapatkan dari perdagangan. Sedangkan permasalahan dalam hal psikologis sangat dirasakan terutama bagi pembeli yang berada pada pasar Pasar Desa Adat Blahkiuh yang muncul dari kondisi pasar yang sesak, sirkulasi terbatas, kesulitan saat mengakses bangunan pasar, kondisi pasar yang tidak nyaman dan aman sangat mempengaruhi psikologis bagi pembeli yang melakukan aktifitas pada Pasar Desa Adat Blahkiuh. Perilaku psikologis pedagang dipasar pada umumnya sudah tidak menganggap pembeli adalah raja, mengatai pembeli apabila menawar dengan harga yang jauh dibawah, menaruh barang dagangannya di koridor atau akses pasar, membuang sampah di koridor pasar, berjualan di sembrangan tempat seperti koridordan median jalan serta menjual barang yang tidak sejenis. Perilaku psikologi pembeli di pasar antara lain menawar barang dengan harga yang jauh dibawah, menanyakan harga dalam jumlah besar namun membeli dengan jumlah kecil/sedikit, selalu meminta barang dengan kualitas yang bagus namun dengan harga yang murah, membanding-bandingkan harga pedagang dengan pedagang lain. 2.4 Kesimpulan Berdasarkan analisis diatas disimpulkan beberapa kesimpulan terkait perencanaan Pasar Desa Adat Blahkiuh. Hasil-hasil ini akan menjadi acuan atau sebagai dasar perencanaan Pasar Desa Adat Blahkiuh Potensi Kesimpulan dari potensi Pasar Desa Adat Blahkiuh antara lain: a. Non Fisik 1) Pasar Desa Adat Blahkiuh terletak di Ibukota Kecamatan Abiansemal yang memiliki petumbuhan perekonomian yang tinggi di Badung Utara. 2) Pasar Desa Adat Blahkiuh berlokasi di Jalan Ciung Wanara Blahkiuh yang mobilitas kendaraan sangat padat. 33
29 3) Kawasan sekitar lingkungan Pasar Desa Adat Blahkiuh merupakan kawasan perdagangan barang dan jasa. 4) Jumlah penduduk dan jumlah pedagang yang terus meningkat setiap tahunnya. 5) Retribusi Pasar Desa Adat Blahkiuh pemasukan Desa Adat Blahkiuh. 6) Pasar lingkungan yang ditumbuhkembangkan oleh Desa Adat Blahkiuh. b. Fisik 1) Akses jalan menuju Pasar Desa Adat Blahkiuh sangat memadai. 2) Sarana dan prasarana di sekitar lingkungan Pasar Desa Adat Blahkiuh sangat mendukung kegiatan yang berlangsung di dalam pasar. 3) Luas lahan Pasar Desa Adat Blahkiuh 3.240m 2. Dengan luas bangunan pasar m 2. 4) Sarana dalam Pasar Desa Adat Blahkiuh lengkap seperti tempat jual beli, kantor pengelola, tempat ibadah, areal parkir, toilet dan lain sebagainya Permasalahan Kesimpulan dari permasalahan Pasar Desa Adat Blahkiuh antara lain: a. Non Fisik 1) Pengelompokkan pedagang berdasakan komoditi yang diperjualbelikan masih belum tertata. 2) Sikap dan perilaku pedagang yang sulit diatur sehingga mengakibatkan banyak pedagang yang berjualan di koridor atau sirkulasi dalam pasar. 3) Rasa yang kurang aman dan nyaman bagi pembeli pada saat masuk kedalam pasar. b. Fisik 1) Luas areal tidak mampu menampung dari jumlah pedagang dan pengujung yang meningkat setiap tahunnya. 2) Kondisi bangunan pasar yang sudah tua dan memiliki berbagai kerusakan baik dari lantai, dinding dan atap bangunan los dan kios dalam pasar. 3) Ssirkulasi di dalam pasar yang tidak aman dan nyaman pengunjung karenan dipadati oleh pedagang pelataran. 4) Kurangan areal parkir sehingga parkir kendaraan bermotor sampai memakan badan jalan dan mengakibatkan kemacetan pada jalan di depan pasar. 5) Tidak adanya tempat sampah di sudut-sudut pasar sehingga penjual membuang sampah secara sembarangan di koridor pasar. 34
30 2.4.3 Perencanaan Pasar Desa Adat Blahkiuh Perkembangan dari tahun ke tahun pada Pasar Desa Adat Blahkiuh mengalami perkembangan yang cukup pesat dan terus meningkat baik dari jumlah pedagang dan pembeli. Saat ini jumlah pedagang di Pasar Desa Adat Blahkiuh mencapai 314 pedagang dari 4 jenis golongan pedagang tempat berjualannya. Pasar Desa Adat Blahkiuh mengalami permasalahan yang sama dengan permasalahan pada pasar tradisional lainnya. Kondisi bangunan pasar yang telah tua denagn luas bangunan Pasar Desa Adat Blahkiuh mencapai m 2 tidak mampu menampung jumlah pedagang dan pengunjung yang terus meningkat. Peningkatan ini mengingat Pasar Desa Adat Blahkiuh terletak di Kecamatan Abiansemal yang memiliki tingkat laju perekonomian yang tinggi di Badung Utara.Lokasi pasar yang terletak di jalan utama memberikan akses yang mudah untuk pendistribusian komoditi yang hendak dijual dalam Pasar Desa Adat Blahkiuh. Pengembangan Pasar Desa Adat Blahkiuh nantinya untuk menata kembali bangunan pasar, memperbaiki sarana prasarana dan menambah fasilitas di dalam pasar. Untuk bangunan pasar akan direncanakan untuk menampung tahun ke depan dan sesuai dengan kapasitas maksimal sesuai peraturan pemerintah yang telah berlaku. Penataan dan pengelompokkan pedagang disesuaikan dengan komoditi yang dijual. Untuk menangai permasalahan parkir maka harus direncanakan lahan parkir guna dapat mengakomodasi parkir untuk kendaraan civitas pasar. Pelestarian bangunan pasar seperti pelinggi, pura melanting dan pohon beringin pada Pasar Desa Adat Blahkiuh yang memiliki nilai histori tinggi. Arah pengembangan pasar nantinya akan merencanakan kembali baik dari segi fisik dan non fisi pada Pasar Desa Adat Blahkiuh. Berdasarkan potensi dan permasalahan Pasar Desa Adat Blahkiuh baik secara fisik dan non fisik yang ada di lingkungan sekitar pasar maka Pasar Desa Adat Blahkiuh layak untuk direncanakan ulang atau di Redesain. Menurut Frick Heinz, FX. Bambang Suskiyanto Redesain berarti membangun kembali dengan membongkar secara seksama dan atau memperbaiki kesalahan yang telah dibangun. Dalam perencanaan kembali Pasar Desa Adat Blahkiuh akan dilakukan dengan mengubah, mengurangi ataupun menambah unsur pada suatu bangunan. Redesain Pasar Desa Adat Blahkiuh akan direncanakan secara matang, sehingga dapat dihasilkan bangunan yang efisien, efektif dan dapat memperbaiki masalah yang ada dalam bangunan Pasar Desa Adat Blahkiuh. Hal ini juga didasakan atas beberapa komentar dari pedagang, pengunjung dan pengeolala yang merasa tidak nyaman dalam melakukan kegiatan di dalam pasar. 35
BAB II KONDISI EKSISTING PENGEMBANGAN PASAR TRADISIONAL DESA SIDEMEN KECAMATAN SIDEMEN KABUPATEN KARANGASEM
BAB II KONDISI EKSISTING PENGEMBANGAN PASAR TRADISIONAL DESA SIDEMEN KECAMATAN SIDEMEN KABUPATEN KARANGASEM Pada bab ini akan membahas tentang kondisi eksisting dari Pasar Tradisional Desa Sidemen serta
Lebih terperinciSeminar Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan metode penelitian yang digunakan dalam Redesain Pasar Desa Adat Blahkiuh Kecamatan 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciKATA PENGANTAR REDESAIN PASAR TAMPAKSIRING
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-nyalah penulis dapat menyelesaikan Laporan Seminar Tugas Akhir ini tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan
Lebih terperinciREDESAIN PASAR UMUM SUKAWATI DI KABUPATEN GIANYAR
LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Periode Februari 2016 REDESAIN PASAR UMUM SUKAWATI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Redesain Pasar Umum Sukawati. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar merupakan salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang maupun jasa atas dasar pemenuhan
Lebih terperinciREDESAIN PASAR DESA ADAT BLAHKIUH KECAMATAN ABIANSEMAL KABUPATEN BADUNG
LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Periode Februari 2016 REDESAIN PASAR DESA ADAT
Lebih terperinciBAB 4 KONSEP PERANCANGAN
BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Makro Perancangan pasar tradisional bantul menerapkan pendekatan analogi shopping mall. Yang dimaksud dengan pendekatan analogi shopping mall disini adalah dengan mengambil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang terus membenahi dirinya melalui pembangunan di segala bidang agar dapat menjadi negara yang makmur setara dengan negara-negara maju
Lebih terperinciTINJAUAN TERHADAP REDESIGN PASAR KODOK DI TABANAN
BAB II TINJAUAN TERHADAP REDESIGN PASAR KODOK DI TABANAN Pada bab II ini akan di bahasa mengenai kondisi eksisting dari Pasar Kodok dan pembahasan mengenai segala potensi dan permasalahan yang ada di Pasar
Lebih terperinciPOTENSI DAN PERMASALAHAN PASAR UMUM SUKAWATI
BAB II POTENSI DAN PERMASALAHAN PASAR UMUM SUKAWATI 2.1 Profil Kabupaten Gianyar 2.1.1 Letak Geografis Kabupaten Gianyar Kabupaten Gianyar merupakan salah satu Kabupaten dari sembilan Kabupaten/Kota yang
Lebih terperinciHALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR DIAGRAM... vii DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... ix BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA
BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA Pada bab ini akan dilakukan evaluasi mengenai Gedung Kesenian Gde Manik (GKGM) dari aspek kondisi fisik, non-fisik, dan spesifikasi khusus GKGM
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perancangan Pasar Astana Anyar ini merupakan konsep yang menjadi acuan dalam mengembangkan konsep-konsep pada setiap elemen perancangan arsitektur
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Denpasar, Agustus 2016 Penulis, Indra Prananda
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmatnya penulis dapat menyelesaikan Landasan Konseptual Perancangan Tugas Akhir yang berjudul Redesain Kantor Bupati
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PASAR HEWAN BEBANDEM
LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS-TUGAS DALAM MEMENUHI SYARAT-SYARAT GUNA MENCAPAI GELAR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR PERIODE APRIL 2015 PENGEMBANGAN PASAR HEWAN
Lebih terperinciBAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler
BAB I Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler Kampung Hamdan merupakan salah satu daerah di Kota Medan yang termasuk sebagai daerah kumuh. Hal ini dilihat dari ketidak beraturannya permukiman warga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Kepala Dinas Perdagangan dan Industri Propinsi Jawa Barat Agus Gustiar, pasar tradisional memiliki peran strategis dalam pembangunan ekonomi masyarakat sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat Indonesia selain sebagai muara dari produk-produk rakyat, pasar juga berfungsi sebagai tempat
Lebih terperinciBAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN
BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN Daerah pemukiman perkotaan yang dikategorikan kumuh di Indonesia terus meningkat dengan pesat setiap tahunnya. Jumlah daerah kumuh ini bertambah dengan kecepatan sekitar
Lebih terperinciBAB II PEMAHAMAN TERHADAP PASAR TRADISIONAL
BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PASAR TRADISIONAL Pada bab ini menjelaskan mengenai pemahaman terhadap judul proyek yang terdiri dari Pasar, Pasar tradisional, kajian objek sejenis, dan spesifikasi umum tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari, karena kedua hal tersebut adalah kebutuhan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Terkait Objek Perancangan Setiap manusia sangat membutuhkan kebutuhan sandang dan pangan dalam kehidupan sehari-hari, karena kedua hal tersebut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Perkembangan Pasar Pasar tradisional mempunyai peran signifikan dalam perkotaan. Pasar tumbuh dan berkembang sebagai simpul dari pertukaran barang dan jasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan aktivitas yang sangat padat. Pasar ini merupakan pusat batik dan tekstil yang menjadi tempat
Lebih terperinciGEDUNG PENJUALAN SARANA PENDIDIKAN DI DENPASAR
LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur GEDUNG PENJUALAN SARANA PENDIDIKAN DI DENPASAR
Lebih terperinciKondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur
BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Rancangan Tapak Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN SMA NEGERI 1 SERIRIT
BAB II TINJAUAN SMA NEGERI 1 SERIRIT Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai tinjauan terhadap objek redesain yang akan dilakukan yaitu sekolah SMA Negeri 1 Seririt. Tinjauan dilakukan dengan melakukan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Denpasar, Juni 2016 Penulis. Perdana Putra NIM
ABSTRAK Sepeda motor merupakan alat transportasi yang banyak digunakan di Indonesia. Saat ini sepeda motor telah berkembang dalam berbagai jenis dan merek. Kegunaannya pun bukan hanya untuk transportasi
Lebih terperinciBAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa
BAB VII RENCANA 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa 7.1.1 Tahapan Pembangunan Rusunawa Agar perencanaan rumah susun berjalan dengan baik, maka harus disusun tahapan pembangunan yang baik pula, dimulai dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang mengapa dilakukannya Pengembangan Pasar Hewan Bebandem, rumusan masalah, tujuan, metode yang akan digunakan dalam menghimpun data
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMPUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa pasar tradisional merupakan
Lebih terperinciBAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Tujuan Perencanaan dan Perancangan Dasar pendekatan program perencanaan, yang dimaksud adalah sebagai acuan untuk menyusun landasan perencanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Mari Elka Pangestu,Menteri Perdagangan, Potensi pasar tradisional di Indonesia sangat besar sebab retribusi dari pasar tradisional cukup besar kontribusinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Keberadaan pasar tradional sangat vital bagi perkembangan perekonomian nasional. Selain menjadi pondasi dasar perekonomian, pasar tradisional juga
Lebih terperinciby NURI DZIHN P_ Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD
by NURI DZIHN P_3204100019 Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD Kurangnya minat warga untuk belajar dan mengetahui tentang budaya asli mereka khususnya generasi muda. Jawa Timur memiliki budaya
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau
BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Umum Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau tahapan-tahapan dalam merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang
Lebih terperinci2015 PASAR FESTIVAL ASTANA ANYAR
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan,
Lebih terperinciPASAR TRADISIONAL DI TALAUD GREEN ARCHITECTURE Olvis Tamalihis 1 Ir. Julianus A.R. Sondakh, MT 2 ABSTRAK
PASAR TRADISIONAL DI TALAUD GREEN ARCHITECTURE Olvis Tamalihis 1 Ir. Julianus A.R. Sondakh, MT 2 ABSTRAK Perkembangan pembangunan kabupaten Talaud semakin meningkat tiap tahunnya. Khususnya sektor industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sudah selayaknya kawasan-kawasan yang berbatasan dengan laut lebih menekankan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Seiring dengan di galakkannya kembali pemberdayaan potensi kelautan maka sudah selayaknya kawasan-kawasan yang berbatasan dengan laut lebih menekankan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek
BAB 3 METODE PERANCANGAN 3.1 Ide perancangan Gua Lowo merupakan obyek wisata alam yang berada di pegunungan dengan dikelilingi hutan jati yang luas. Udara yang sejuk dengan aroma jati yang khas, serta
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour
BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Hasil perancangan Sekolah Dasar Islam Khusus Anak Cacat Fisik di Malang memiliki dasar konsep dari beberapa penggambaran atau abstraksi yang terdapat pada
Lebih terperinciHalaman Judul Lembar Pengesahan Kata Pengantar Abstraksi Daftarlsi Dafta Gambar DaftarTabel
DAFTAR ISI Halaman Judul Lembar Pengesahan Kata Pengantar Abstraksi Daftarlsi Dafta Gambar DaftarTabel j ii jjj v vi x xii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Pengertian Judul 1 1.2. Latar Belakang 1 1.2.1. Kabupaten
Lebih terperinciPasar Umum Gubug Di Kabupaten Grobogan Dengan Pengolahan Tata Ruang Luar Dan Dalam Melalui Pendekatan Ideologi Fungsionalisme Utilitarian
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 1.1 Latar Belakang Pengadaan proyek Pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah, pemerintah daerah, swasta, badan usaha milik negara dan
Lebih terperinciPencapaian pejalan kaki dalam hal ini khususnya para penumpang kendaraan ang
BABIV KONSEP DASAR PERANCANGAN 4.1. KONSEP PERENCANAAN TAPAK 4.1.1. Pencapaian Ke Site/Tapak Pencapaian ke site/tapak Pasar Kota Purbalingga dengan : 1. Pencapaian kendaraan pribadi. Pencapaian ke site
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar merupakan suatu tempat dimana penjual dan pembeli dapat bertemu untuk melakukan transaksi jual beli barang. Penjual menawarkan barang dagangannya dengan harapan
Lebih terperinciBAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan
BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah
Lebih terperinciBAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin
BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia. Hal itu juga terjadi di bidang perdagangan antara lain adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Di era globalisasi sekarang ini gaya hidup modern sudah menjadi dambaan bagi masyarakat di Indonesia. Hal itu juga terjadi di bidang perdagangan antara lain
Lebih terperinciREDESAIN PASAR INDUK BATANG Penekanan Desain Arsitektur Tropis
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR REDESAIN PASAR INDUK BATANG Penekanan Desain Arsitektur Tropis Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TENTANG PASAR MODERN
BAB II TINJAUAN TENTANG PASAR MODERN 2.1 Pengertian Umum Tentang Pasar 1 Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar
Lebih terperinciREDESAIN PASAR RUMPUT JAKARTA SELATAN MENJADI PASAR MODERN
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR REDESAIN PASAR RUMPUT JAKARTA SELATAN MENJADI PASAR MODERN TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik OKA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar merupakan tempat berkumpulnya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli. Pasar dibedakan menjadi dua, yaitu pasar modern dan pasar tradisional.
Lebih terperinciPERENCANAAN FASILITAS SISTEM RESI GUDANG DI GI
PERENCANAAN FASILITAS SISTEM RESI GUDANG DI GIANYAR ABSTRAK Pertanian memasuki era globalisasi, tetap masih memegang peranan strategis karena merupakan penyedia makanan pokok utamanya beras dan bahan baku
Lebih terperinciBAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Ruang Pasar Yaik Semarang Program ruang pasar Yaik Semarang berdasarkan hasil studi
Lebih terperinciKantor Produksi Iklan di Badung
TUGAS AKHIR Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana Kantor Produksi Iklan di Badung MAHASISWA: I Nyoman Satria Trypartha 0804205084
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di tengah pesatnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia membawa pengaruh besar terhadap penyebaran jumlah penduduk, fenomena ini dapat dilihat dari perbandingan jumlah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 Pengertian pasar tradisional menurut peraturan Menteri perdagangan RI, (2008): Pasar Tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik
Lebih terperinciBAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM
BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM Tirta Ujung merupakan mata air alami di Desa Ujung yang dibendung menjadi kolam, yang kemudian digunakan warga setempat untuk melakukan ritual
Lebih terperinciBAB V KONDISI PASAR TRADISIONAL DI KOTA BOGOR
58 BAB V KONDISI PASAR TRADISIONAL DI KOTA BOGOR 5.1 Kondisi Bangunan Fisik Pasar Tradisional di Kota Bogor Berdasarkan pada hasil penelitian dilapangan, kondisi bangunan fisik pasar tradisional yang terdapat
Lebih terperinciVI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET
42 VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET Pengembangan konsep dalam studi perencanaan kawasan ini akan terbagi ke dalam empat sub konsep, yaitu perencanaan lanskap pedestrian shopping street,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. 4.1 ANALISIS FUNGSIONAL a) Organisasi Ruang
BAB IV ANALISIS 4.1 ANALISIS FUNGSIONAL a) Organisasi Ruang Skema 1 : Organisasi ruang museum Keterkaitan atau hubungan ruang-ruang yang berada dalam perancangan museum kereta api Soreang dapat dilihat
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Terdapat beberapa faktor yang harus dianalisis dalam perencanaan sebuah bangunan, yaitu analisis lingkungan, manusia, dan bangunan itu sendiri. Perancangan bangunan
Lebih terperinciBAB III KONDISI PASAR TRADISIONAL DI KOTA BANDUNG
BAB III KONDISI PASAR TRADISIONAL DI KOTA BANDUNG Pada bab ini akan dibahas mengenai kondisi penataan fisik pasar tradisional di Kota Bandung berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada pasar sampel.
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA
21 Desember 2012 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C 2/C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR, Menimbang
Lebih terperinciScanned by CamScanner
Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner KATA PENGANTAR Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-nyalah penulis dapat menyelesaikan
Lebih terperinciREDESAIN PASAR INDUK KABUPATEN WONOSOBO
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan pasar tradisional harusnya mendapat perhatian yang lebih dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Keberadaan pasar tradisional yang harus bersaing
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERENCANAAN
BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK )
IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK ) Bagus Ahmad Zulfikar 1) ; Lilis Sri Mulyawati 2), Umar Mansyur 2). ABSTRAK Berdasarkan hasil
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. 1. Bapak Prof. Ir. Ngakan Putu Gede Suardana,MT,Ph.D selaku Dekan Fakultas Teknik, Universitas Udayana.
KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sang Hyang Widhi Wasa) karena atas karunia-nya, Landasan Konsepsual Perancangan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Tujuan
Lebih terperinciPUSAT PENGEMBANGAN BAKAT ANAK DALAM BIDANG SENI TRADISIONAL BALI DI DENPASAR
LANDASAN KONSEPSUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR PUSAT PENGEMBANGAN BAKAT ANAK DALAM BIDANG SENI TRADISIONAL BALI DI DENPASAR DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS-TUGAS DALAM MEMENUHI SYARAT-SYARAT GUNA MENCAPAI
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Arti Judul
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Arti Judul Redesain adalah sebuah proses perencanaan dan perancangan untuk melakukan suatu perubahan pada struktur dan fungsi suatu benda, bangunan, maupun sistem untuk manfaat yang
Lebih terperinciBAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi
BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN 2.1 Lokasi Proyek Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi Campuran Perumahan Flat Sederhana. Tema besar yang mengikuti judul proyek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan 1.1.1 Pasar bunga di Surabaya Kebutuhan bunga dalam masyarakat kini semakin meningkat seiring berubahnya gaya hidup masyarakat. Dapat dikatakan bahwa bunga
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan masalah... 4 1.3 Tujuan... 4 1.4 Metode
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting
BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting Terdapat beberapa hal yang benar-benar harus diperhatikan dalam analisis obyek perancangan terhadap kondisi eksisting
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian dan pembangunan di Indonesia yang didukung kegiatan di sektor industri sebagian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan yang struktur dan infrastrukturnya
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
171 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari masing-masing analisa adalah : 5.1.1 Simpulan Analisa Environment Secara aspek lokasi, lokasi pasar Karang Anyar yang sekarang
Lebih terperinciWISATA ALAM DI KAWASAN DANAU BUYAN, BULELENG, BALI
LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Tugas Dalam Memenuhi Syarat - Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Periode Fabruari 2016 WISATA ALAM DI KAWASAN
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.
BAB III METODE PERANCANGAN Pada perancangan hotel resort dalam seminar ini merupakan kajian berupa penjelasan dari proses perancangan yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang didapat dari studi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi untuk kelangsungan hidup masyarakat.
Lebih terperinciWISATA DESA TENUN RANGRANG DI NUSA PENIDA
LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS-TUGAS DALAM MEMENUHI SYARAT-SYARAT GUNA MENCAPAI GELAR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR PERIODE APRIL 2015 WISATA DESA TENUN RANGRANG
Lebih terperinciBAB VI KONSEP RANCANGAN
BAB VI KONSEP RANCANGAN Lingkup perancangan: Batasan yang diambil pada kasus ini berupa perancangan arsitektur komplek Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat Tubuh meliputi fasilitas terapi, rawat inap, fasilitas
Lebih terperinciAR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN
BAB 5 HASIL PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan yang baru menjadi satu dengan pemukiman sekitarnya yang masih berupa kampung. Rumah susun baru dirancang agar menyatu dengan pola pemukiman sekitarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. :Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, dan konseptual. -pengembangan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Pengembangan Kawasan Shopping Street Pertokoan Jl. Yos Sudarso :Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, dan konseptual. (http://developmentcountry.blogspot.com/2009/12/definisi
Lebih terperinciRe - DesainTerminal Pelabuhan Penyebrangan Padangbai, Kab. Karangasem
LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Periode Juli 2015 Re - DesainTerminal Pelabuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar tradisional merupakan salah satu tempat untuk melakukan transaksi jual beli dengan masih menggunakan sistem secara
Lebih terperinciBAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Tujuan Perencanaan dan Perancangan Perencanaan dan perancangan Penataan PKL Sebagai Pasar Loak di Sempadan Sungai Kali Gelis Kabupaten Kudus
Lebih terperinciKATA PENGANTAR Galeri Seni Kriya Logam, Kulit dan Rotan di Denpasar
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnya, penyusunan landasan konseptual perancangan tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan
Lebih terperinciBABHI ANALISA PEMBANGUNAN DAN PENATAAN PASAR BAWAH
23 BABHI ANALISA PEMBANGUNAN DAN PENATAAN PASAR BAWAH 3.1. Analisa Fungsional Pasar Pasar secara fungsional merupakan tempat transaksi jual beli barang-barang sekunder maupun barang primer, tempat bongkar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Pati merupakan suatu kota sebagai ibukota kabupaten yang dilalui jalur Pantura, hal ini membuat jalan utama terutama yang juga berfungsi sebagai jalur pantura
Lebih terperinciHALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... v ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xii
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Kata Pengantar... i. Daftar Isi... iii. Daftar Gambar... vii. Daftar Tabel...x
DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Gambar... vii Daftar Tabel...x BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...3 1.3 Tujuan dan Sasaran...3 1.3.1 Tujuan...3 1.3.2
Lebih terperinciSTUDI ARAHAN PENATAAN FISIK AKTIVITAS PKL DI KORIDOR JALAN SUDIRMAN KOTA SALATIGA TUGAS AKHIR
STUDI ARAHAN PENATAAN FISIK AKTIVITAS PKL DI KORIDOR JALAN SUDIRMAN KOTA SALATIGA TUGAS AKHIR Oleh: HAPSARI NUGRAHESTI L2D 098 433 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis
185 BAB VI HASIL PERANCANGAN Bab enam ini akan menjelaskan tentang desain akhir perancangan apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis tapak dan objek. 6.1 Tata Massa
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Dasar Perancangan Perancangan Rumah sakit Sulianti Saroso ini menggunakan tema Arsitektur sirkulasi. Hal ini ditekankan pada : 1. Pemisahan akses dari dan ke instalasi
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Perkembangan kepariwisataan dunia yang terus bergerak dinamis dan kecenderungan wisatawan untuk melakukan perjalanan pariwisata dalam berbagai pola yang berbeda merupakan
Lebih terperinciRumah Susun Sederhana Sewa di Denpasar
LANDASAN KONSEPTUAL TUGAS AKHIR Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Rumah Susun Sederhana Sewa di Denpasar MAHASISWA : Nifka
Lebih terperinciREDESAIN PASAR TRADISIONAL AMURANG Optimalisasi Penerapan Konsep Pengelolaan Pasar
REDESAIN PASAR TRADISIONAL AMURANG Optimalisasi Penerapan Konsep Pengelolaan Pasar Tesalonika Mardina Wungow 1 Windy Mononimbar ST., MT 2 Hendriek H. Karongkong ST., MT 3 ABSTRAK Kota Amurang merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM
BAB II TINJAUAN UMUM II.1. Gambaran Umum Proyek Judul proyek : Pasar Rumput Lokasi tapak : Jl. Raya Sultan Agung No.4 Kel. Pasar Manggis Kec.Setiabudi Jakarta Selatan Luas tapak : ± 3,1 Ha,terkena rencana
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR KABUPATEN
PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR KABUPATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinci