IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 29 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi Tugas Akhir (TA) Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor Rt 3 Rw 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Batas wilayah Kecamatan Getasan adalah sebagai berikut: Sebelah Utara : Lereng Gunung Merbabu Sebelah Timur : Kabupaten Boyolali Sebelah Selatan : Provinsi DI.Yogyakarta Sebelah Barat : Kabupaten Magelang. Jarak dari kota Salatiga ±16 km, dari Ungaran ±35 km, sedangkan dari Magelang ±30 km. Luas lahan yang digunakan untuk budidaya Pakcoy (Brassica rapa L.) ±200 m 2 dengan status lahan kering dengan jenis tanah andosol. Lokasi Tugas Akhir tersebut berada pada ketinggian ± 1440 meter diatas permukaan laut. Curah hujan rata-rata mm per tahun dengan hari hujan rata-rata hari per tahun. Suhu udara tiap harinya rata-rata maksimum mencapai C dan minimum C. Pemilihan tempat dan lahan di Dusun Selongisor karena kondisi lingkungan sangat cocok untuk budidaya pakcoy (Brassica rapa L.) dari segi jenis tanah dan faktor iklim. Jenis tanah andosol mengandung bahan organik yang jauh lebih banyak daripada tanah non-vulkanik dalam keadaan lingkungan yang serupa. Hal ini dikarenakan dekomposisi bahan organik dalam andosol terhambat oleh hidroxida aluminium yang amorf (Kosaka et al., 1962). Tanah andosol bisa berbentuk tanah liat dan tanah lempung yang teksturnya kasar. Zat yang terkandung di dalamnya sebagian besar adalah abu vulkanik dari letusan gunung. Karakteristik tanah andosol biasanya lebih gembur berwarna hitam, kelabu, hingga coklat tua, dengan tekstur tanah berdebu, lempung berdebu hingga lempung, dan berstruktur remah. Tanah andosol biasanya tidak akan menjadi lumpur ketika terkena air. Tanah andosol merupakan tanah yang mudah ditanami oleh berbagai macam jenis sayuran. Andosol mengandung 29

2 30 bahan organik yang jauh lebih banyak daripada tanah non-vulkanik dalam keadaan lingkungan yang serupa. Hal ini karena dekomposisi bahan organik dalam andosol terhambat oleh hidroxida aluminium yang amorf (Kosaka et al. 1962) Tanah ini bisa berbentuk tanah liat dan tanah lempung yang teksturnya kasar. Zat yang terkandung di dalamnya sebagian besar adalah abu vulkanik dari letusan gunung. Tanah ini banyak dijumpai di daerah-daerah yang berada dekat gunung berapi. Tanah andosol mempunyai unsur hara yang cukup tinggi hasil dari abu vulkanik. Tanah ini sangat subur sehingga tanah jenis ini baik untuk ditanami. Selain unsur hara, tanah andosol memiliki kandungan zat-zat organik yang berada di lapisan tengah dan atas sementara pada bagian tanah sangat sedikit unsur hara dan zat organiknya. Selain itu, tanah ini mampu mengikat air dalam jumlah yang tinggi, kandungan karbonnya pun sangat tinggi dibandingkan tanah yang lain (Hardjowigeno 2003) B. Teknik Budidaya Pakcoy (Brassica rapa L.) 1. Penyiapan Lahan Budidaya tanaman Pakcoy secara organik mengharuskan tanah terbebas dari kandungan kimia baik dari pupuk anorganik maupun kontaminasi dari lahan didekatnya. Ciri-ciri bahwa lahan tersebut siap digunakan untuk budidaya sayuran organik adalah di dalam tanah terdapat makhluk hidup seperti cacing yang dapat membantu menyuburkan tanah. Kegiatan persiapan lahan meliputi pengolahan tanah, pemupukan dasar, pembuatan bedengan, dan pemasangan mulsa plastik. Tanah yang akan diolah biasanya adalah tanah bekas tanaman lain yang sudah dipanen. Pengolahan tanah dengan mencangkul lahan seluas 200 m 2 sedalam cm dengan menggunakan tenaga manusia. Tenaga manusia yang digunakan sebenarnya kurang efisien, karena akan membutuhkan waktu yang cukup lama dibanding dengan menggunakan tenaga mesin. Tenaga manusia mempunyai keunggulan lebih hemat biaya yang dikeluarkan dibandingkan dengan menggunakan tenaga mesin seperti traktor sehingga biaya dalam pengolahan dapat lebih ditekan. Pengolahan tanah dapat menciptakan

3 31 kondisi yang dibutuhkan oleh tanaman agar mampu tumbuh dengan baik. Pengolahan tanah berfungsi untuk memeperbaiki struktur tanah serta sirkulasi udaranya. Pengolahan tanah ini dilakukan hingga tidak ada lagi gumpalan-gumpalan tanah yang akan menyebabkan terhambatnya pertumbuhan akar tanaman sehingga masa panen dapat lebih lama atau tanaman tumbuh kerdil tidak seperti yang diinginkan. Masa penanaman sawi tergolong singkat sehingga sangat membutuhkan lahan yang gembur untuk menunjang pertumbuhan. Persiapan lahan membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu ± 20 hari. Gambar 1.1 Pengolahan Tanah Setelah pengolahan lahan selesai kemudian membuat bedengan setengah jadi dengan lebar bedengan 90 cm dan panjang bedengan 800 cm, serta jarak antar bedengan 50 cm. Tanah yang sudah diolah dan dibuat bedengan kemudian dibuat alur untuk pemberian pupuk dasar. Pupuk dasar yang digunakan merupakan pupuk kandang sebanyak ±600 kg. Gambar 1.2 Pembuatan Bedengan

4 32 Pupuk yang diberikan saat pengolahan tanah sebagai pupuk dasar adalah pupuk kandang yang berasal dari kotoran hewan. Selain mengandung unsur hara makro, pupuk ini juga mengandung unsur hara mikro bagi tanaman. Unsur makro tersebut adalah nitrogen, fosfor, kalium sedangkan unsur hara mikro yang berupa kalsium, magnesium, dan sulfur. Komposisi kandungan unsur hara pada pupuk kandang tergantung pada jenis ternak, usia dan kondisi ternak, jenis pakan, dan perlakuan/penyimpanan pupuk sebelum diterapkan. Pupuk kandang yang digunakan sebanyak 1 mobil pick up atau ± 600 kg. Pupuk kandang diaplikasikan dengan cara menaburkan diatas lahan yang telah dibuat alur. Pupuk diaplikasikan dengan cara disebar dilahan diatas alur yang telah dibuat. Setelah pupuk kandang diratakan kemudian baru ditutup dengan tanah, selanjutnya membuat bedengan sesungguhnya dengan lebar 80 cm, panjang 800 cm, dan tinggi 15 cm. Pembuatan bedengan selesai barulah ditutup dengan mulsa. Gambar 1.3 Pemberian Pupuk Organik Padat Dalam pemasangan mulsa dalam budidaya tanaman pakcoy merupakan hal penting untuk dilakukan. Pemberian mulsa ini bertujuan untuk melindungi permukaan tanah dari erosi, menjaga kelembaban dan struktur tanah, serta menghambat tumbuhnya gulma. Pemasangan mulsa dilakukan pada siang hari, agar plastik memuai sehingga mudah untuk ditarik dan menutupi bedengan dengan rapat. Pemasangan mulsa haruslah tepat dilakukan lebih dari dua orang. Mulsa yang digunakan berukuran berukurang 120 cm dengan plastik berwarna perak dan hitam pada

5 33 dalamnya pada mulsa memiliki fungsi tersendiri warna perak pada mulsa akan memantulkan cahaya matahari agar kondisi tanaman tidak terlalu lembab, mengurangi serangan OPT (pathogen dan serangga). Bagian hitam berfungsi menyerap panas sehingga suhu di perakaran tanaman menjadi hangat. Mulsa yang telah dipasang kemudian dikancing dengan menggunakan pasak pencepit dari bambu dan dikaitkan di sisi-sisi bedengan agar mulsa tidak terlepas. Setelah mulsa dipasang kemudian dilubangi dengan alat pelubang berdiameter 10 cm dengan jarak tanam 30 cm x 30 cm. Kegiatan pelubangan mulsa dilakukan seminggu sebelum penanaman. Tanah tidak dapat langsung ditanami karena tanah penutup pupuk pasti agak tebal pada waktu pertama kali, sehingga akar yang masuk ke dalam tanah tidak dapat langsung terkena pupuk tapi terkena tanah terlebih dahulu dan tanaman tidak dapat langsung menyerap nutrisi yang terkandung didalam pupuk tersebut. Penggunaan mulsa bertujuan untuk memelihara struktur tanah agar tetap gembur, menjaga kelembaban dan suhu tanah, mengurangi pencucian hara, dan menekan pertumbuhan gulma. Jika ditinjau dari sisi perlindungan tanaman, penggunaan mulsa bertujuan untuk menekan perkembangan OPT. Gambar 1.4 Pemasangan Mulsa

6 34 Gambar 1.5 Pelubangan Mulsa 2. Pembibitan Perbanyakan tanaman Pakcoy dilakukan dengan menggunakan biji atau secara generatif. Benih Pakcoy diperoleh dengan membeli di toko pertanian, benih yang akan dibeli harus bersertifikat. Benih pakcoy green dipilih para petani karena selain jenisnya unggul benih pakcoy green mempunyai umur tanam yang cukup pendek. Benih pakcoy green juga mempunyai kelebihan dengan perawatan yang tidak terlalu sulit. Benih Pakcoy memiliki masa kadaluarsa yang tidak tahan lama benih Pakcoy yang kemasannya sudah dibuka memiliki masa kadaluarsa selama satu bulan. Pembibitan biasanya memerlukan waktu ±20 hari. Pembibitan dilakukan dengan cara menyebar benih pakcoy pada tempat pembenihan yang sudah diberi media. Setelah benih disebarkan kemudian ditutup dengan karung atau plastik selama 3 sampai 4 hari. Setelah itu benih sudah berkecambah kemudian benih yang sudah berkecambah setelah berumur 7 hari dipindahkan pada polybag kecil. Setiap polybag berisi satu tanaman saja lalu setelah tanaman pada polybag berumur 10 sampai 15 hari bibit siap untuk dipindahkan atau ditanam di lahan.

7 35 Gambar 1.6 Bibit Pakcoy 3. Penanaman Penanaman Pakcoy dapat dilakukan disemua musim baik musim hujan maupun musim kemarau dengan syarat tersedianya air agar kelembapan dapat terjaga. Kegiatan penanaman atau memindahkan bibit dari polybag pembibitan ke bedengan penanaman dilakukan pada sore hari agar benih tidak mati akibat panas sinar matahari dan bibit tanaman dapat beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Penanaman dilakukan di bedengan penanaman dengan atap dan tanah yang telah diolah dan diberi pupuk dasar. Sebelum dilakukan penanaman bedengan yang telah siap dilubangi lalu siap ditanam. Bibit yang sudah berumur 2 minggu setelah semai berarti siap untuk dipindahkan. Penanaman bibit dilakukan dengan memasukkan bibit ke dalam lubang tanam secara tegak kemudian tanah sedikit dipadatkan ke arah akar. Penanaman bibit Pakcoy tidak memerlukan perlakuan khusus yang penting adalah bibit dapat tumbuh dengan baik dan tidak mudah tumbang. Setiap satu lubang tanam hanya bisa diisi oleh satu tanaman. Gambar 1.7 Penaman Bibit Pakcoy

8 36 4. Pemeliharaan Tanaman Pemeliharaan tanaman sangat diperlukan dalam budidaya tanaman Pakcoy secara organik. Hasil yang optimal hanya akan diperoleh apabila pemeliharaan tanaman dilakukan secara baik. Kegiatan pemeliharaan bertujuan menjaga kondisi lingkungan maupun tanaman agar dapat tumbuh dengan optimal dan menghasilkan produktivitas yang tinggi. Tindakan pemeliharaan tanaman Pakcoy secara organik meliputi penyiraman, penyulaman, pemupukan susulan dan pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Berikut adalah tahapan dalam pemeliharaan tanaman pakcoy : a. Penyiraman Air adalah faktor yang sangat penting untuk tanaman. Air berfungsi sebagai sarana transportasi unsure hara yang digunakan untuk proses fotosintensis dan berperan melarutkan unsure hara dalam tanah. Sejak tanaman dipembibitan hingga tumbuh dewasa, air selalu dibutuhkan. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor plastik yang memiliki lubang kecil untuk tanaman muda dan untuk tanaman yang sudah besar. Penyiraman dilakukan dengan air secukupnya sampai membasahi tanah dan daun-daun Pakcoy. Intensitas penyiraman tanaman pakcoy saat musim kemarau yaitu dilaksanakan satu hari sekali namun apabila tanah cepat kering maka dapat dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari. Jarak antara bedengan satu dengan yang lainnya berfungsi sebagai parit yang dapat mencegah tergenangnya air saat proses penyiraman.

9 37 Gambar 1.8 Penyiraman b. Penyulaman Penyulaman merupakan kegiatan mengganti tanaman yang tidak tumbuh baik atau mati dengan tanaman baru. Kegiatan ini bertujuan agar produksi tanaman yang diharapkan tidak terganggu. Bibit untuk menyulam berasal dari bibit sisa yang ada di bedengan persemaian yang sama dengan tanaman lama atau bibit di persemaian lain yang mempunyai umur yang sama. Cara penyulaman sama dengan cara penamanan bibit pada awal penanaman. Tanaman yang mati dicabut atau dibuang lubang penamanan dilubangi kembali kemudian bibit tanamana yang baru ditanam sebagai tanaman pengganti langkah terakhir adalah menyiram tanaman baru hasil penyulaman tersebut. Gambar 1.9 Penyulaman c. Pemupukan Tanah idealnya menyediakan unsur hara penting yang dibutuhkan tanaman, namun apabila unsur hara terus menerus diserap oleh tanaman tanpa ada pembaharuan atau penambahan unsur hara

10 38 maka tanah akan menjadi miskin unsur hara. Oleh karena itu, pemupukan susulan sangat diperlukan. Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Unsur hara yang penting untuk tanaman adalah N, P, K dan Ca. Pada setiap pemupukan dilakukan hanya dengan pupuk organik padat sebelum tanam dan pupuk organik cair setiap satu minggu sekali selama masa tanam berlangsung. Pupuk sususlan yang digunakan adalah pupuk cair hasil fermentasi sendiri. Pengaplikasian pupuk dilakukan dengan menggunakan gembor dan disiramkan ke tanaman secara biasa. Pemupukan susulan pada tanaman pakcoy dilakukan dengan menggunakan pupuk organik cair yang sering disebut dengan POWER. Power diberikan pada tanaman pakcoy dengan selang waktu seminggu sekali pada umur 7 HST, 14 HST, 21 HST, 28 HST, 35 HST, dan 42 HST dengan takaran setiap 5 tutup botol (sekitar 10 cc/ tutup botol) dilarutkan pada tangki (sekitar 16 liter). Pengaplikasian pupuk dilakukan dengan menyemprotkan pupuk lewat atas daun apabila tanaman masih kecil, dan lewat bawah daun apabila tanaman sudah besar. Penyemprotan dilakukan lewat bawah daun karena terdapat stomata lebih banyak, dengan demikian akan mudah diserap oleh tanaman. Pemupukan dilakukan pada pagi hari antara pukul atau siang hari pada pukul karena pada waktu inilah stomata akan terbuka secara maksimal. Jika waktu siang terik matahari maka stomata akan menutup.power merupakan pupuk organik cair yang terbuat dari bahan-bahan alami seperti : 1) Air Kelapa Air kelapa berfungsi sebagai sumber ZPT karena air kelapa banyak mengandung ZPT yang berguna bagi pertumbuhan tanaman. Analisis Hormon menunjukkan bahwa dalam air kelapa terdapat giberelin (0,247 ppm GA3, 0,255 ppm GA5, 0,053 ppm GA7)

11 39 sitokinin (0,441 ppm kinetin, 0,247 zeatin) dan auksin (0,053 ppm IAA). 2) Tetes Tebu Tetes tebu berfungsi sebagai media tumbuh bagi bakteri yang menguntungkan untuk pertumbuhan tanaman. Media tumbuh bakteri yang terkandung dalam tetes tebu adalah molasses atau gula yang baik bagi pertumbuhan bakteri. 3) Nanas Campuran nanas dalam pembuatan power berfungsi sebagai penguat jaringan karena nanas kaya akan selulosa. Selulosa merupakan polisakarida yang terdiri dari rantai linier dari beberapa ratus hingga lebih dari sepuluh ribu ikatan 8 (1-) unit D-Glukosa. Selulosa adalah karbohidrat utama yang disintesis oleh tanaman dan menempati hampir 60% komponen penyusun kayu. Selulosa, pektin, dan protein merupakan salah satu serat panjang yang membentuk struktur jaringan yang memperkuat dinding sel tanaman. 4) Tauge Pemberian tauge dalam pembuatan power berfungsi sebagai sumber enzim perangsang tumbuh karena didalam tauge banyak mengandung auksin. Auksin adalah zat hormon tumbuhan yang ditemukan pada ujung batang, akar, dan bunga yang berfungsi sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu pemanjangan sel dibelakang meristem ujung. 5) Rumput Laut Rumput laut merupakan bahan pembuat power yang mempunyai kandungan unsur mikro dan makro. Rumput laut memiliki kandungan nutrisi mikro cukup lengkap dengan kadar cukup tinggi. POC berbahan mentah rumput laut, selain memiliki kandungan unsur K (Kalium) yang tinggi, sangat efektif untuk menutupi kekurangan nutrisi mikro pada tanaman dengan cepat.

12 40 Rumput laut juga mengandung unsur makro mineral seperti nitrogen, oksigen, kalsium dan selenium serta mikro mineral seperti zat besi, magnesium dan natrium. 6) Cincau Cincau adalah salah satu bahan pembuatan power yang berfungsi sebagai sumber Nitrogen karena didalam cincau banyak mengandung klorofil. 7) Tempe Pemberian tempe pada power berfungsi sebagai sumber jamur antagonis. Tempe banyak mengandung saccaromices yang sangat berguna untuk mengurai bahan organik. Langkah-langkah dalam pembuatan power tersebut antara lain adalah siapkan 400 liter air kelapa, tetes tebu 400 liter, nanas 100 buah, tauge 10kg, rumput laut 2,5kg, cincau 2,5kg, tempe 20kg. Campur tetes tebu dengan air kelapa dengan perbandingan masing masing 1:1. Rebus rumput laut kering sehingga menjadi mengembang. Mengupas kulit nanas yang sudah matang tersebut kemudian mencampurkan nanas tersebut dengan rumput laut yang sudah mengembang, cincau, dan tempe. Bahan bahan tersebut sebelum dicampurkan dipotong-potong menjadi kecil kecil. Nanas, tauge, tempe, cincau, dan rumput laut diblender satu persatu dengan pelarut air kelapa. Bahan-bahan yang sudah diblender tersebut kemudian dicampurkan dalam satu wadah. Mencampurkan air kelapa dan tetes tebu kemudian dimasukkan kedalam tong atau drum kemudian dicampurkan sedikit demi sedikit dengan hasil blenderan bahan bahan tadi dengan cara diaduk secara terus menerus setelah merata menutup tong tersebut kemudian didiamkan minimal 1 minggu hingga siap untuk digunakan. Fungsi penggunaan power diantaranya adalah sebagai pupuk lanjutan atau pupuk susulan. Power juga dapat digunakan sebagai ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) untuk tanaman. Selain untuk pupuk susulan dan ZPT, power juga dapat berfungsi sebagai fermentor yaitu untuk

13 41 membantu mempercepat fermentasi. Pemberian pupuk organik jika dilakukan secara terus-menerus, kualitas tanah akan menjadi jauh berkualitas. Pupuk organik mempunyai manfaat untuk menambah kesuburan tanah, memperbaiki struktur fisika dan kimia tanah sehingga akar lebih mudah menyerap unsur hara selain itu pupuk organik juga tidak merugikan kesehatan dan mencemari lingkungan. Namun, ada beberapa kelemahan dari pemakaian pupuk organik yaitu respon tanaman lebih lambat, kandungan unsur hara lebih sedikit sehingga jumlah pupuk yang digunakan lebih banyak. Pupuk organik cair atau power merupakan pupuk yang dibuat sendiri oleh gabungan kelompok tani Tranggulasi yang menerapkan pertanian organik di Dusun Selongisor, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Pembuatan POC (Pupuk Organik Cair) ini dibuat secara swadaya dengan memanfaatkan bahanbahan yang terdapat disekitar sehingga harganya tidak terlalu mahal. POC ini tidak dijual di pasaran dan hanya digunakan oleh kalangan sendiri yang termasuk dalam gabungan kelompok tani Tranggulasi yaitu terdiri dari 4 dusun seperti Tekelan, Selo Nduwur, Madu, Ngringin dan Taruna Tani. Gabungan kelompok tani di Tranggulasi menjalin kerjasama dengan pihak pihak lain, antara lain PPL dan IPPHTI (Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu Indonesia) yang semuanya mendukung program sayuran organik. Gambar 1.10 Pupuk Organik Cair

14 42 Gambar 1.11 Penambahan Air pada Pupuk Organik Cair Gambar 1.12 Pengapikasian Pupuk Organik Cair pada Tanaman d. Pengendalian Hama dan Penyakit Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) adalah semua organisme yang dapat merusak, mengganggu kehidupan atau menyebabkan kematian tanaman budidaya dan pada tingkat populasi tertentu menimbulkan kerugian. Oleh karena itu perlindungan tanaman sangat penting dilakukan sebagai upaya mencegah kerugian pada budidaya tanaman yang diakibatkan oleh OPT. OPT yang biasa mengganggu tanaman dapat berupa gulma, hama dan penyakit. Pengendalian OPT terutama hama yang dilakukan secara mekanis dan kimia. Pengendalian secara mekanis adalah mematikan secara langsung baik dengan mengunakan alat atau tangan langsung, hal ini biasa dilakukan saat kita menemukan hama ditanaman makan kita bias mengambil dan membunuhnya. Pengendalian secara kimia adalah pengendalian hamamenggunakan bahan kimia, namun bahan kimia yang digunakan disini adalah pestisida organik.pencegahan hama juga

15 43 merupakan hal penting yang harus dilakukan untuk memelihara kualitas pakcoy yang anda budidayakan. Adapun hama yang bisa menyerang tanaman pakcoy antara lain adalah ulat, siput, dan lalat daun. Sementara jenis penyakit yang biasa menyerang tanaman ini antara lain adalah serangan jamur, busuk daun, akar garda dan bakteri. Pemberantasan hamadan penyakit dapat dilakukan dengan memberikan pestisida dan menjaga kebersihan lahan secara berkala. Gambar 1.13 Pengendalian dengan Pestisida Organik Hama dan penyakit yang dijumpai menyerang tanaman pakcoy diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Ulat Grayak (Spodoptera litura) Hama ulat grayak sangat dikenal oleh para petani, karena ulat grayak dijumpai menyerang hampir seluruh jenis tanaman sayuran. Ulat muda berwarna kehijuan dan berbintik-bitik hitam. Sedangkan ulat dewasanya berwarna kecoklatan atau abu-abu gelap dan berbintik-bintik hitam serta bergaris-garis keputihan. Pada siang hari ulat ini bersembunyi di dalam tanah dan pada malam hari ulat keluar dari dalam tanah dan menyerang tanaman. Ulat grayak memakan daun. Tanaman pakcoy yang terserang daunnya berlubang-lubang, kemudian daun menjadi robek-robek atau terpotong-potong. Serangan berat menyebabkan daun tinggal tulang-tulangnya saja. Pencegahan dan pengendalian ulat grayak dapat dilakukan dengan cara-cara sanitasi kebun, yaitu membersihkan rumput dan gulma maupun sisa-sisa tanaman mati,

16 44 lalu membakarnya kemudian memangkas daun yang ada ulatnya, memungut ulat lalu membunuhnya, menyemprot dengan insektisida. Gambar 1.14 Serangan Ulat Grayak 2) Siput atau keong Hama siput banyak ditemukan pada tempat yang mempunyai kelembaban. Siput memiliki tipe alat mulut menggigit-mengunyah atau mandibulata. Daun yang termakan oleh siput akan sobek dan terdapat lender, karena siput mengeluarkan lender jika ia berjalan. Tanaman pakcoy yang diserang siput daunnya akan rusak yang berupa sobekan atau berlubangnya daun dan rusaknya daun dari tepi. Penanganan hama siput hanya dapat dilakukan secara manual yaitu dengan diambil satu persatu. Biasanya siput akan menyerang tanaman pakcoy pada saat tanaman sudah tua atau siap panen. Gambar 1.15 Hama Siput 3) Penyakit Akar Gada (Plasmodiophora brassicae).

17 45 Penyakit ini menyerang perakaran tanaman. Gejala serangan ditunjukkan dengan tanaman tampak layu hanya pada siang hari yang cerah dan panas. Sebaliknya, pada pagi hari kondisi tanaman segar. Pertumbuhan tanaman yang terserang penyakit ini akan terhambat. Apabila tanaman dicabut, akan tampak benjolanbenjolan besar seperti kanker di perakarannya. Jika tingkat serangannya sudah parah, tanaman sama sekali tidak bisa berproduksi. Pencegahan yang harus dilakukan adalah dengan : a) menghindari menanam di lahan bekas tanaman pakcoy (brokoli, bunga kol, kol, pakcoy, dan kailan) yang terindikasi serangan penyakit ini; b) melakukan pergiliran tanaman, terutama dengan jagung dan kacang-kacangan untuk memutus rantai hidup fungi penyebab penyakit ini; c) penggunaan teknologi EMP dikombinasi dengan pengapuran tanah (untuk menaikkan ph tanah). Gambar 1.16 Daun Layu Penyebab Gambar 1.17 Akar Gada Akar Gada 5. Panen Pakcoy yang ditanam di lahan produksi yaitu Pakcoy yang memiliki umur panen hari setelah tanam. Pakcoy adalah sayuran yang diambil

18 46 batang dan daunnya untuk dikonsumsi, sehingga untuk pakcoy yang dipanen mempunyai kriteria. Kriteria Pakcoy yang siap panen adalah Pakcoy yang tunas barunya masih baik, daunnya masih baik dan tidak terserang hama. Pemanenan pakcoybisa dilakukan setiap hari sekali atau pemanenannya secara serentak dalam sekali panen.hal ini juga dilakukan sesuai permintaan kebutuhan di pasar namun tanaman pakcoy sangat baik dilakukan pada pagi hari. Saat pemanenan tanaman pakcoy tidak ada teknik khusus cara pemanenan pakcoy yaitu mempotong tangkai dari daun tanaman. Hasil panen pakcoy tersebut dimasukkan ke dalam wadah atau krat untuk selanjutnya ditimbang dan pasarkan ke pasar tradisional atau pengepul. Gambar 1.18 Pakcoy Siap Panen Gambar 1.19 Pemanenan Tanaman Pakcoy

19 47 Gambar 1.20 Hasil Panen Tanaman Pakcoy 6. Pasca Panen Sayuran daun tidak dapat bertahan lama setelah dipanen, sehingga penanganan pasca panen sangat diperlukan. Penanganan pasca panen yang tepat juga menetukan kualitas produk yang dihasilkan. Beberapa langkah yang biasanya ada di penanganan pasca panen adalah sortasi, grading, pencucian, pengemasan, pengangkutan dan penyimpanan. Penanganan pasca panen dilahan meliputi membuang 2-3 helai daun terbawah yang rusak dan tua atau terkena serangan OPT. Setelah itu sayuran hasil panen ditempatkan didalam kerajang lalu dibawa kebagian pengemasan. Dibagian pengemasan ada langkah penanganan pasca panen dilakukan yaitu penyortiran, penimbangan, pengemasan,penyimpanan, dan pengangkutan. Sortasi adalah kegiatan memisahkan Pakcoy yang baik dan yang kurang baik. Pengertian baik adalah yang tidak mengalami kebusukan atau kerusakan fisik karena serangan OPT. Proses sortasi yang dilakukan adalah menghilangkan daun-daun yang tidak sesuai dengan standar pemesanan. Daun yang tidak sesuai standar pemesanan yaitu daun yang memiliki lubang terlalu banyak, terdapat bercak daun dan daun yang sudah terlalu tua. Kriteria pakcoy yang sesuai standar yaitu yang terlihat segar, daunnya lebar dan tidak terdapat kerusakan.

20 48 C. Hasil Penelitian Perbandingan hasil kali ini saya menggunakan dua metode. Dua metode yaitu budidaya dengan perlakuan pemberian Pupuk Kandang dan Pupuk Organik Cair. Dalam perbandingan kali ini saya mengambil sampel 13 bedengan dengan perlakuan dengan pupuk kandang dan pupuk organik cair dan 1 bedeng dengan perlakuan pupuk kandang. Berdasarkan kedua sampel tersebut dapat diperoleh perbandingan pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.1 Rata-rata Tinggi Tanaman Pakcoy (cm) Perlakuan Minggu ke Tanaman 1 Tanaman 2 Tanaman 3 Rata Rata Pupuk Cair dan Pupuk Kandang Pupuk Kandang Sumber: Hasil Pengamatan Budidaya tanaman pakcoy dengan perlakuan pupuk kandang maupun perlakuan pupuk kandang dan pupuk cair memiliki pertumbuhan yang sangat berbeda. Perlakuan dengan pupuk kandang dan pupuk organik cair memiliki pertumbuhan yang cukup pesat. Perbedaan dari kedua perbandingan tersebut dapat dilihat dari rata rata ketinggian pada minggu ke 4. Tanaman pakcoy yang mengalami perlakuan dengan pupuk cair dan pupuk kandang memiliki rata rata ketinggian 19.2 cm, sedangkan tanaman pakcoy yang hanya diberikan perlakuan pupuk kandang memiliki ketinggian rata rata 17.1 cm. Tabel 4.2 Rata-rata Jumlah Daun Pakcoy Perlakuan Minggu ke Tanaman 1 Tanaman 2 Tanaman 3 Rata Rata Pupuk Cair dan Pupuk Kandang Pupuk Kandang

21 49 Sumber: Hasil Pengamatan Budidaya tanaman pakcoy dengan perlakuan pupuk kandang maupun pupuk kandang dan pupuk organik cair memiliki perkembangan yang berbeda-beda. Pada minggu ke 4, tanaman pakcoy yang diberikan perlakuan dengan pupuk cair dan pupuk kandang memiliki rata rata jumlah daun sebanyak 11.3 helai, sedangkan tanaman pakcoy yang hanya diberikan perlakuan pupuk kandang memiliki rata rata daun sebanyak 9.3 helai. D. Analisis Usaha Tani Pakcoy (Brassica rapa L.) Analisis usaha tani pakcoy merupakan salah satu analisis dalam melakukan penanaman secara intensif. Analisis usaha tani seluas 200 m 2 selama satu musim tanam (50-70 hari) dengan 1 kali panen, informasi terkait usaha budidaya pakcoy adalah sebaagai berikut: Lahan yang diperlukan = 200 m 2 Jarak tanam = 30 cm x 30 cm Populasi tanaman = ±1700 tanaman

22 50 1. Analisis Usaha Tani Pakcoy (Brassica rapa L.) dengan Perlakuan Pupuk Kandang dan Pupuk Organik Cair a. Biaya Tetap Tabel 4.3 Biaya Tetap Budidaya Pakcoy (Brassica rapa L.) per 200 m 2 dengan Perlakuan No Keterangan Volume Satuan Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp) Biaya Umur Penyusutan Ekonomis Setiap (Bulan) Panen/ 1 Bulan (Rp) 1 Sewa Lahan 200 m 2 Meter Penyusutan Peralatan : a. Cangkul 1 Buah b. Gembor 1 Buah c. Alat Buah 48 Pelubang Mulsa d. Mulsa 6 Kg e. Pengikat 24 3 Meter mulsa f. Ember 1 Buah TOTAL BIAYA TETAP Sumber : Data primer

23 51 b. Biaya Variabel Tabel 4.4 Biaya Variabel Budidaya Pakcoy (Brassica rapa L.) per 200 m 2 dengan Perlakuan No Keterangan Volume Satuan Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp) 1 Benih 1 Pack Pemupukan: a. Power/ Pupuk Organik Cair 0,5 Liter b. Pupuk Kandang 1 Kol c. Pestisida Organik 1 Liter Tenaga Kerja a. Pengolahan Lahan 1 Orang b. Pembuatan Bedengan, Pemasangan Mulsa dan 2 Orang Pemberian Pupuk c. Persemaian 1 Orang d. Penanaman 2 Orang e. Pemupukan Pupuk Cair 3x 1 Orang f. Panen dan Penanganan Pasca Panen g. BBM 1 18 Orang Liter TOTAL BIAYA VARIABEL Sumber : Data primer

24 52 c. Total Biaya Produksi Tabel 4.5 Total Biaya Produksi Pakcoy (Brassica rapa L.) per 200 m 2 dengan Perlakuan No Keterangan Jumlah (Rp) 1 Total Biaya Tetap Total Biaya Variabel Total Biaya Produksi Sumber : Data Primer. d. Hasil Penjualan Tabel 4.6 Hasil Penjualan Budidaya Pakcoy (Brassica rapal.) per 200 m 2 dengan Perlakuan No Keterangan Hasil/200 m² Harga (Rp) Total (Rp) 1 Pakcoy (kg) 295 kg Total Penerimaan Sumber: Data Primer. b. Analisis Rugi Laba Tabel 4.7 Analisis Rugi Laba Budidaya Pakcoy (Brassica rapal.) per 200 m 2 dengan Perlakuan Jenis Biaya Jumlah (Rp) Total Penerimaan Biaya Produksi Total Pendapatan (Total Penerimaan Biaya Produksi ) c. Perhitungan Analisis Usaha 1) Total Biaya = Biaya Tetap + Biaya Variabel = Rp ,- + Rp ,- = Rp ,- 2) Penerimaan = Harga per kg x Produksi pakcoy per 200m 2 = Rp x 295 kg = Rp ,-

25 53 3) Keuntungan = Penerimaan Total Biaya = Rp ,- Rp ,- = Rp ,- 4) R/C Ratio (Revenue Cost Ratio) Merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengukur kelayakan suatu usaha dengan melihat keuntungan yang diperoleh. Semakin besar R/C Ratio maka semakin besar keuntungan yang diterima. R/C Ratio = Penerimaan Total Biaya = = 1,1 (R/C Ratio >1 = layak) Berdasarkan perhitungan diatas dapat dilihat bahwa R/C Ratio lebih dari 1, artinya usaha tersebut layak untuk dijalankan. R/C Ratio 1,1 berarti setiap Rp 1,00 biaya yang dikeluarkan akan memberikan penerimaan sebesar Rp 1,1. Dengan kata lain, hasil penjualan pakcoy mencapai 110 % dari modal yang digunakan. Apabila R/C Ratio kurang dari 1, artinya usaha tersebut tidak layak untuk dijalankan. Pada dasarnya semakin tinggi nilai R/C Ratio semakin baik juga hasil yang didapat, baik dalam hal kualitas maupun kuantitas 5) B/C ratio (Benefit cost ratio) B/C Ratio = Keuntungan Total Biaya Produksi = = 0,1 B/C ratio diperoleh 0,1 hal ini menunjukkan setiap pengeluaran Rp 100,- maka didapat pengembalian sebesar Rp ) BEP Produksi = Total Biaya Harga Jual

26 54 = = 268,1 kg Artinya petani perlu menjual 268,1 kg Pakcoy agar terjadi break event point. Pada penjualan pakcoy ke 268,1 kg, maka petani mulai mendapatkan keuntungan. 7) BEP Harga = Total Biaya Total Produksi = = Rp 3.181,- Artinya petani akan mengalami Break Event Point Harga ketika penjualan pakcoy serendah mungkin dengan harga Rp 3.181/kg.

27 55 2. Analisis Usaha Tani Pakcoy (Brassica rapa L.) dengan Perlakuan Pupuk Organik Padat a. Biaya Tetap Tabel 4.8 Biaya Tetap Budidaya Pakcoy (Brassica rapa L.) per 200 m 2 dengan Perlakuan Pupuk Organik Padat No Keterangan Volume Satuan Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp) Biaya Umur Penyusutan Ekonomis Setiap (Bulan) Panen/ 1 Bulan (Rp) 1 Sewa Lahan 14,3 m 2 Meter Penyusutan Peralatan : a. Cangkul 1 Buah b. Gembor 1 Buah c. Alat Pelubang 1 Buah Mulsa d. Mulsa 0,43 Kg e. Pengikat 24 0,22 Meter mulsa 357 f. Ember 1 Buah TOTAL BIAYA TETAP Sumber : Data primer.

28 56 b. Biaya Variabel Tabel 4.9 Biaya Variabel Budidaya Pakcoy (Brassica rapa L.) per 200 m 2 dengan Perlakuan Pupuk Organik Padat No Keterangan Volume Satuan Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp) 1 Benih 1/14 Pack Tenaga Kerja a. Pengolahan Lahan 1 Orang b. Pembuatan Bedengan, Pemasangan Mulsa dan 2 Orang Pemberian Pupuk c. Persemaian 1 Orang d. Penanaman 1 Orang e. Panen dan Penanganan Pasca Panen Pupuk kandang 1 1 Orang Bedeng TOTAL BIAYA VARIABEL Sumber : Data primer. c. Total Biaya Produksi Tabel 4.10 Total Biaya Produksi Pakcoy (Brassica rapa L.) per 200 m 2 dengan Perlakuan Pupuk Organik Padat No Keterangan Jumlah (Rp) 1 Total Biaya Tetap Total Biaya Variabel Total Biaya Produksi Sumber : Data Primer.

29 57 d. Hasil Penjualan Tabel 4.11 Hasil Penjualan Budidaya Pakcoy (Brassica rapa L.) per 200 m 2 dengan Perlakuan Pupuk Organik Padat No Keterangan Hasil/200 m² Harga (Rp) Total (Rp) 1 Pakcoy (kg) 23 kg Total Penerimaan Sumber: Data Primer. e. Analisis Rugi Laba Tabel 4.12 Analisis Rugi Laba Budidaya Pakcoy (Brassica rapa L.) per 200 m 2 dengan Perlakuan Pupuk Organik Padat Jenis Biaya Jumlah (Rp) Total Penerimaan Biaya Produksi Total Pendapatan (Total Penerimaan Biaya Produksi ) Sumber: Data Primer. f. Perhitungan Analisis Usaha 1) R/C Ratio (Revenue Cost Ratio) Merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengukur kelayakan suatu usaha dengan melihat keuntungan yang diperoleh. Semakin besar R/C Ratio maka semakin besar keuntungan yang diterima. R/C Ratio = Penerimaan Total Biaya = = 1,2 (R/C Ratio <1 = tidak layak) Berdasarkan perhitungan diatas dapat dilihat bahwa R/C Ratio kurang dari 1, artinya usaha tersebut tidak layak untuk dijalankan. R/C Ratio 1,2 berarti setiap Rp 1,00 biaya yang dikeluarkan akan

30 58 memberikan penerimaan sebesar Rp 1,2. Kata lain, hasil penjualan pakcoy mencapai 120 % dari modal yang digunakan. 2) B/C ratio (Benefit cost ratio) B/C Ratio = Keuntungan Total Biaya Produksi = = 0,2 B/C ratio diperoleh 0,2 hal ini menunjukkan setiap pengeluaran Rp 1,- maka didapat pengembalian sebesar Rp 0,2. 3) BEP Produksi = Total Biaya Harga Jual = = 18,6 kg Artinya petani perlu menjual 18,6 kg pakcoy agar terjadi break event point. Pada penjualan pakcoy ke 18,6 kg, maka petani mulai mendapatkan keuntungan. 4) BEP Harga Grade A = Total Biaya Total Produksi = = Rp 2.839,00 Artinya petani akan mengalami Break Event Point Harga ketika penjualan pakcoy serendah mungkin dengan harga Rp 2.839,00/kg.

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, 23 III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) akan dilaksanakan pada lahan kosong yang bertempat di Dusun Selongisor RT 03 / RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 20 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Kenteng Rt 08 Rw 02, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Desa Sidoharjo Rt 5 Rw 10 Kelurahan Banaran Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali Jawa Tengah.

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu

Lebih terperinci

BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun

BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun 16 BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun Kwojo Wetan Rt 15 Rw 3 Desa Jembungan Kecamatan Banyudono

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Industri Tempe Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadiranya

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lingkungan Penanaman Topografi lokasi penanaman mempunyai ketinggian 1232 mdpl, sedangkan untuk suhu udara pada waktu siang (24 30 C) dan malam (16-22 C) dan jenis

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 29 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi Kegiatan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Terletak di lereng Gunung

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Tanaman Pakcoy Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah dibudidayakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan Agronomis Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk rumput. Sistem perakarannya

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Tanaman selada (Lactuca sativa L.) merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili Compositae. Kedudukan tanaman selada

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 39 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Budidaya tanaman pare ini dilakukan dari mulai pengolahan lahan manual dengan menggunakan cangkul, kemudian pembuatan bedengan menjadi 18 bedengan yang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan pertanian milik masyarakat Jl. Swadaya. Desa Sidodadi, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area, Jalan Kolam No.1 Medan Estate kecamatan Percut Sei

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik

PEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik 38 PEMBAHASAN Budidaya Bayam Secara Hidroponik Budidaya bayam secara hidroponik yang dilakukan Kebun Parung dibedakan menjadi dua tahap, yaitu penyemaian dan pembesaran bayam. Sistem hidroponik yang digunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember 2016, tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di lahan pertanian Universitas Muhamadiyah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi Kegiatan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Pilangrejo, Rt 02 / Rw 08, Desa Kemasan, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo Propinsi Jawa Tengah.

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI Pembibitan Pembibitan ulang stroberi di Vin s Berry Park dilakukan dengan stolon. Pembibitan ulang hanya bertujuan untuk menyulam tanaman yang mati, bukan untuk

Lebih terperinci

Kompos Cacing Tanah (CASTING)

Kompos Cacing Tanah (CASTING) Kompos Cacing Tanah (CASTING) Oleh : Warsana, SP.M.Si Ada kecenderungan, selama ini petani hanya bergantung pada pupuk anorganik atau pupuk kimia untuk mendukung usahataninya. Ketergantungan ini disebabkan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. penelitian ini dilakukan di Gang Metcu, Desa Guru Singa, Kecamatan

BAHAN DAN METODE. penelitian ini dilakukan di Gang Metcu, Desa Guru Singa, Kecamatan III. BAHAN DAN METODE 3.1.Tempat dan Waktu Penelitian penelitian ini dilakukan di Gang Metcu, Desa Guru Singa, Kecamatan Brastagi, Kabupaten Karo, dan jarak penelitian 15 km dari letak gunung sinabung

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Radish Radish (Raphanus sativus L.) merupakan tanaman semusim atau setahun (annual) yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di Indonesia,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Limbah Pertanian. menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil dan lazim disebut kompos.

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Limbah Pertanian. menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil dan lazim disebut kompos. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kompos Limbah Pertanian Pengomposan merupakan salah satu metode pengelolaan sampah organik menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil dan lazim disebut kompos. Pengomposan

Lebih terperinci

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa Apakah mulsa itu? Mulsa adalah sisa tanaman, lembaran plastik, atau susunan batu yang disebar di permukaan tanah. Mulsa berguna untuk melindungi permukaan tanah dari terpaan hujan, erosi, dan menjaga kelembaban,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Nama : Sonia Tambunan Kelas : J NIM : 105040201111171 MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Dengan lahan seluas 1500 m², saya akan mananam tanaman paprika (Capsicum annuum var. grossum L) dengan jarak tanam, pola

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi tentang analisis dan interpretasi hasil penelitian. Pada tahap ini akan dilakukan analisis permasalahan prosedur budidaya kumis kucing di Klaster Biofarmaka

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau,

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C.

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C. III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiayah Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan salama dua bulan April

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. yang merupakan kumpulan dari pelepah yang satu dengan yang lain. Bawang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. yang merupakan kumpulan dari pelepah yang satu dengan yang lain. Bawang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bawang Merah Bawang merah termasuk dalam faimili Liliaceae yang termasuk tanaman herba, tanaman semusim yang tidak berbatang, hanya mempunyai batang semu yang merupakan kumpulan

Lebih terperinci

Pupuk Organik Cair AGRITECH

Pupuk Organik Cair AGRITECH Pupuk Organik Cair AGRITECH LATAR BELAKANG TERJADINYA KERUSAKAN PADA ALAM / Lahan Pertanian--- TUA (TANAH, UDARA, & AIR) 1. Tanah : Tandus, Gersang, Tercemar. 2. Udara : Panas Global efek dari rumah kaca.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kakao Kakao merupakan tanaman yang menumbuhkan bunga dari batang atau cabang. Karena itu tanaman ini digolongkan kedalam kelompok tanaman Caulifloris. Adapun sistimatika

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis KATA PENGANTAR Buah terung ini cukup populer di masyarakat, bisa di dapatkan di warung, pasar tradisional, penjual pinggir jalan hingga swalayan. Cara pembudidayaan buah terung dari menanam bibit terung

Lebih terperinci

BAB III TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

BAB III TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 17 BAB III TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Kuliah Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan kosong yang bertempat di Dusun Karangtaji Rt 02 Rw 04 Kecamatan Karangpandan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH Budidaya bawang merah umumnya menggunakan umbi sebagai bahan tanam (benih). Pemanfaatan umbi sebagai benih memiliki beberapa kelemahan

Lebih terperinci

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di III. TATA LAKSANA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di laboratorium fakultas pertanian UMY. Pengamatan pertumbuhan tanaman bawang merah dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bawang merah, peran benih sebagai input produksi merupakan tumpuan utama

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal dari organik maupun anorganik yang diperoleh secara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl, III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jl. Kolam No.1 Medan Estate Kecamatan Medan Percut

Lebih terperinci

Cara Menanam Cabe di Polybag

Cara Menanam Cabe di Polybag Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Percobaan studi populasi tanaman terhadap produktivitas dilakukan pada dua kali musim tanam, karena keterbatasan lahan. Pada musim pertama dilakukan penanaman bayam

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House Fak. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L) Rahman Hairuddin

EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L) Rahman Hairuddin VOLUME 3 NO.3 OKTOBER 2015 EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L) Rahman Hairuddin Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada

MATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Kota Bandar Lampung pada bulan Mei hingga Juni 2012. 3.2

Lebih terperinci

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg

Lebih terperinci

MODUL BUDIDAYA KACANG TANAH

MODUL BUDIDAYA KACANG TANAH MODUL BUDIDAYA KACANG TANAH I. PENDAHULUAN Produksi komoditi kacang tanah per hektarnya belum mencapai hasil yang maksimum. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh faktor tanah yang makin keras (rusak) dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 21 A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan merupakan perkembangan sel-sel baru sehingga terjadi penambahan ukuran dan diferensiasi jaringan. Tanaman dikatakan mengalami pertumbuhan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Penanaman rumput B. humidicola dilakukan di lahan pasca tambang semen milik PT. Indocement Tunggal Prakasa, Citeurep, Bogor. Luas petak yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bawang Merah Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini termasuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai prospek cerah untuk dapat dikembangkan. Cabai dimanfaatkan oleh masyarakat dalam kehidupan

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Kacang Tanah Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal dari benua Amerika, khususnya dari daerah Brizilia (Amerika Selatan). Awalnya kacang

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempatdan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, JalanH.R. Soebrantas No.155

Lebih terperinci

Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO)

Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO) Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO) Menanam tomat dalam pot atau polybag dapat menjadi salah satu solusi pemanfaatan lahan sempit

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis hasil penelitian mengenai Analisis Kelayakan Usahatani Kedelai Menggunakan Inokulan di Desa Gedangan, Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah meliputi

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum, Geografis, dan Iklim Lokasi Penelitian Desa Ciaruten Ilir merupakan desa yang masih berada dalam bagian wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten

Lebih terperinci

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *) Jurnal KIAT Universitas Alkhairaat 8 (1) Juni 2016 e-issn : 2527-7367 PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani

Lebih terperinci

III.TATA CARA PENELITIAN

III.TATA CARA PENELITIAN III.TATA CARA PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai bulan Maret 2016 di Green House dan Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09 Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) termasuk famili Solanaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam secara luas di dataran

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas 24 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan September 2012 sampai bulan Januari 2013. 3.2 Bahan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian III. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Seledri Kedudukan tanaman seledri dalam taksonomi tumbuhan, diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Divisi Sub-Divisi Kelas Ordo Family Genus : Plantae : Spermatophyta

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR BUDIDAYA PAKCOY (Brassica rapa L.) DENGAN PERLAKUAN PEMBERIAN PUPUK DAUN

LAPORAN TUGAS AKHIR BUDIDAYA PAKCOY (Brassica rapa L.) DENGAN PERLAKUAN PEMBERIAN PUPUK DAUN LAPORAN TUGAS AKHIR BUDIDAYA PAKCOY (Brassica rapa L.) DENGAN PERLAKUAN PEMBERIAN PUPUK DAUN Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Ahli Madya Pertanian Di Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. 3.2 Bahan dan alat Bahan

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di III. TATA CARA PENELITIAN A. Rencana Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di Laboratorium Penelitian, Lahan Percobaan fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kesadaran manusia akan kesehatan menjadi salah satu faktor kebutuhan sayur dan buah semakin meningkat. Di Indonesia tanaman sawi merupakan jenis sayuran

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani 1. Umur Petani Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara 30 sampai lebih dari 60 tahun. Umur petani berpengaruh langsung terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH 5.1. Sejarah dan Perkembangan P4S Nusa Indah Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Nusa Indah adalah sebuah pusat pelatihan usaha jamur tiram dan tanaman hias

Lebih terperinci

3. METODE DAN PELAKSANAAN

3. METODE DAN PELAKSANAAN 3. METODE DAN PELAKSANAAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian UKSW Salaran, Desa Wates, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Persiapan hingga

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 50 HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas Kebun Air sangat diperlukan tanaman untuk melarutkan unsur-unsur hara dalam tanah dan mendistribusikannya keseluruh bagian tanaman agar tanaman dapat tumbuh secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mentimun (Cucumis sativus L.) salah satu tanaman yang termasuk dalam famili Cucurbitaceae (tanaman labu-labuan), yang sangat disukai oleh semua lapisan masyarakat.

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB

Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB 1/7 Pepaya merupakan tanaman buah-buahan yang dapat tumbuh di berbagai belahan dunia dan merupakan kelompok tanaman hortikultura

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang bertempat di Lapangan (Green House) dan Laboratorium Tanah Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan Oktober 2012 dilaksanakan di Kebun Kelompok Wanita Tani Ilomata Desa Huntu

Lebih terperinci

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 Sesi : PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan laboratoriun lapangan terpadu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan laboratoriun lapangan terpadu 13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan laboratoriun lapangan terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung, yaitu penyemaian benih dan penanaman

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan, di daerah Ketep, kecamatan

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan, di daerah Ketep, kecamatan III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan, di daerah Ketep, kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa tengah, dengan ketinggian tempat

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang disajikan dalam bab ini adalah pengamatan selintas dan pengamatan utama. 1.1. Pengamatan Selintas Pengamatan selintas merupakan pengamatan yang hasilnya

Lebih terperinci