BAB II TINJAUAN PUSTAKA. usaha mereka. Program bantuan seperti KUT, Paket Bantuan Infres Desa
|
|
- Hartanti Yuwono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemberdayaan Petani Sebagian besar masyarakat kita (Khususnya Petani) selalu mendambakan bantuan kredit atau apapun namanya yang bisa mereka gunakan untuk kelencaran usaha mereka. Program bantuan seperti KUT, Paket Bantuan Infres Desa Tertinggal (IDT), sapi bantuan Presiden, Paket Penghijauan, Paket Jaringan Pengaman Sosial (JPS) dan sebagainya adalah suatu tindakan atau kebijakan pemerintah dalam upaya pembangunan ekonomi nasional (DANIEL, 2002). Rendahnya pendapatan petani yang umumnya mendiami wilayah pedesaan, juga menjadi penyebab terjadinya ketimpangan pendapatan antara Desa Kota dan antara kawasan barat Indonesia dengan kawasan timur Indonesia (SARAGIH, 2001). Modal Kerja Pinjaman diberikan dengan tujuan menolong sebuah usaha untuk bertahan, tumbuh dan sehat, berkembang dan berhasil baik. Banyak Pengusaha Kecil meminjam uang untuk membiayai operasi hariannya tanpa menyadari bahwa modal kerja itu (Pinjaman) akan mengubah faktor faktor ekonomi usahanya (Leman, 1995). Cara yang paling efektif dan efisien untuk memberdayakan ekonomi rakyat adalah mengembangakan kegiatan ekonomi yang menjadi tumpuan kehidupan ekonomi sebagian besar rakyat yaitu sektor Agribisnis. Dengan perkataan lain, pembangunan ekonomi nasional yang memberi prioritas pada pengembangan sektor agribisnis merupakan syarat keharusan bagi pemberdayaan
2 10 ekonomi rakyat, bahkan pemberdayaan ekonomi nasional. Saat ini, hanya pada sektor agribisnis Indonesia memungkinkan mampu bersaing untuk merebut peluang pasar pada era perdagangan bebas. Diluar sektor agribisnis, bukan hanya sulit bersaing tetapi juga tidak mampu memberdayakan ekonomi rakyat bahkan cenderung memberdayakan rakyat (Seragih, 2001). Dilihat dari sistem pelayanan, secara khusus dari lembaga financial dan perbankan dewasa ini di negara kita, beberapa faktor keunggulan usaha agribisnis kecil bisa juga tidak tercapai antara lain misalnya karena kurangnya akses usaha kecil terhadap kredit komersial perbankan. Ini baru satu dari sekian banyak masalah dan kendala yang dihadapi usaha kecil ditanah air. Masalah dan kendala ini yang tidak kalah pentingnya adalah pemasaran, alih teknologi, Informasi dan sebagainya (Saragih, 2001). Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkanberas. Meskipun sebagai bahan makanan pokok padi dapat digantikan oleh bahan makanan lainnya. Namun padi memiliki nilai tersendiri bagi orang yang biasa makan nasi dan tidak dapat dengan mudah digantikan oleh bahan makanan lainnya (Aak. 1990). Komoditi beras bagi masyarakat Indonesia bukan saja merupakan bahan pangan pokok, tetapi sudah merupakan komoditi sosial. Oleh karena itu, perubahan-perubahan yang terjadi pada beras akan begiti mudah mempengaruhi kehidupan sosial ekonomi yang lain. Perhatian pemerintah terhadap beras sudah lama di mulai dan bahkan setelah Indonesia merdeka, perhatian terhadap beras ini sudah menjadi program prioritas (Anonimus,2004) Beras bagi kehidupan bangsa Indonesia memiliki arti yang sangat penting. Dari jenis bahan pangan yang dikonsumsi, beras memiliki urutan utama. Hampir
3 11 seluruh penduudk Indonesia menjadikan beras sebagai bagian pangan utama dan merupakan nutrisi penting dalam kehidupan bangsa Indonesia. Peranan beras dalam Pembangunan Jangka Panjang (PJP) I masih cukup besar. Tahun 1968 peranan beras dalam tanaman pangan 54,4 % dalam pertanian 37 % dan dalam PDB I 18,8 %. Pada tahun 1987 keadaan ini menjadi 52 % dalam tanaman pangan, 31,7 % dalam pertanian, dan 8,1 % dalam PDB (Tarigan, K.1997). Rakyat Indonesia adalah rakyat yang mampu berproduksi tetapi hanya sebahagian kecil yang mampu untuk mengembangkan usahanya dan sebagian besar hidup di bawah garis kemiskinan, hal ini dikarenakan beberapa hal antara lain : a. Modal yang mereka miliki sangat terbatas, b. Pengetahuan yang mereka miliki tentang perekonomian terbatas, c. Usaha hanya ditujukan untuk kebutuhan keluarga, d. Kesadaran untuk bekerja sama dalam menyatukan usaha masih kurang (Subyakto, 1993). Pengkajian terhadap suatu program yang utama adalah mengkaji dampak penerapan atau pelaksanaan program tersebut dilapangan. Melalui kajian ini dapat diketahui bagaimana tingkat keberhasilan program yang diterapkan untuk meningkatkan pembangunan pada umum nya dan kesejahteraan masyarakat pada khusunya. Setiap perekonomian mempunyai tiga unsur pokok kegiatan ekonomi yaitu konsumsi, distribusi, dan produksi. Konsumsi merupakan muara dari setiap produksi, distribusi berperan sebagai kegiatan bagi kedua kegiatan tersebut, oleh karenanya kelancaran distribusi hasil pertanian sangatlah ditunjang oleh kelancaran transportasi, harga produk dapat menjadi mahal dan kalah bersaing
4 12 dengan produk yang dihasilkan daerah yang lain yang transportasinya sangat lancar. Hal ini disebabkan oleh adanya efisiensi waktu, tenaga dan biaya bila transportasi berlangsung dengan lancar (Konferensi Dewan Ketahanan Pangan, 2002) Permasalahan mendasar dalam sistem distribusi barang kebutuhan pokok di Indonesia adalah jenis barang kebutuhan pokok yang sangat heterogen, sentra produksi yang terbesar, dan kondisi geografis berbukit dan bergelombang mengakibatkan kegiatan distribusi dan penyimpanan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan ketersediaan barang yang berakibat terhadap tingkat harga. Dengan kondisi seperti ini diperlukan peran Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan (LUEP) untuk mendukung tersedianya pasokan dan menjaga stabilitas harga. Sebab harga adalah signal yang berperan sebagai petunjuk apa yang terjadi disisi permintaan maupun penawaran. Oleh sebab itu harga merupakan indikator ketersediaan barang-barang dalam kaitannya dengan pasokan, distribusi dan konsumsi (Konfrensi Dewan Ketahanan Pangan, 2002) Kondisi sistem pemasaran gabah di provinsi Sumatera Utara pada Tahun 2003 mengalami perubahan yaitu sebelum dan sesudah digulirkannya Dana Penguatan Modal (DPM) bagi Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan (LUEP) dengan perbedaan substansi yaitu tanpa adanya ikatan (kontrak) pada masa sebelum dan adanya ikatan (kontrak) pada masa sesudah DPM-LUEP (Badan Ketahan Paqngan Provinsi Sumatera Utara, 2003). Menurut Saragih (2001), bahwa kebijakan dibidang pertanian seperti kebuijkan dibidang out-put maupun harga in-put, kebijakan penyediaan sarana dan prasarana dan pengembangan sebagian besar diarahkan untuk peningkatan
5 13 produksi padi. Lebih lanjut Saragih menyatakan ketersediaan pangan yang berasal dari import dianggap cepat menciptakan ketergantungan ataupun menghabiskan devisa negara. Tingkat partisipasi konsumsi beras di berbagai wilayah baik di Kota maupun di Desa cukup tinggi yaitu sekitar %. Konsumsi dalam negeri cenderung meningkat terutama didorong oleh pertumbuhan penduduk. Kebutuhan konsumsi beras per kapita/tahun di Sumatera Utara yaitu 166,28 kg. Cadangan/stok akhir ideal adalah tiga kali kebutuhan per bulan. Tingkat konsumsi beras perkapita tahun 2004 adalah sekitar 133,23 kg, harga gabah kering giling (GKG) Rp.1.720/kg, harga gabah kering simpan (GKS) Rp.1.500/kg, harga gabah kering giling di bulog adalah Rp.1.725/kg sesuai Inpres RI Nomor 9 Tahun 2002 tanggal 31 Desember 2002 (Gub ernur SUMUT, 2004) Pergerakan barang dari suatu daerah ke daerah lain didorong oleh adanya perbedaan harga yang merupakan mekanisme dinamis pasar dalam mencapaiterwujudnya keseimbangan. Pergerakan ini terjadi karena adanya perbedaan jumlah ketersediaan beras dan perbedaan preferensi dan daya beli masyarakat. Harga beras mempunyai pengaruh yang besar bagi konsumen komoditas pangan lainnya. Sebaliknya, perubahan harga-harga komoditas non beras berpengaruh relatif kecil terhadap konsumen beras. Setelah memenuhi kebutuhan konsumsi penduduk setempat, apabila masih ada surplus maka kelebihan stok beras akan di perdagangkan untuk memenuhi kebutuhan daerah daerah sekitarnya terutama daerah defisit beras. Hubungan perdagangan antar daerah adalah bagian dari mekanisme sistem pasa yang akan membawa kearah
6 14 keseimbangan pemerintah dan penawaran pada tingkat nasional (Tim Pengkajian Kebijakan Perberasan Nasional, 2001). Campur tangan pemerintah dalam ekonomi perberasan nasional pada dasarnya ada lima yaitu : 1). Meningkatkan produksi padi, 2). Meningkatkan pendapatan petani, 3). Mengurangi keseimbangan harga di produsen dan konsumen, 4). Mengendalikan keseimbangan harga beras di antara pasar demestik dengan pasar internasional. 5). Stabilitas harga beras oleh pemerintah dilakukan melalui mekanisme buffer stok, yaitu dengan menetapkan harga dasar dan harga batas tertinggi. Harga dasar (minimum) di jamin pemerintah untuk melindungi konsumen dari kenaikan harga yang terkendali terutama musim paceklik. Ini semuanya di usahakan dengan pengadaan beras dikala panen penyaluran di kala paceklik (Tim Pengkajian Kebijakan Perberasan Nasional, 2001). Adanya campur tangan pemerintah dalam hal perberasan ini akan dapat mengatasi ketimpangan ketimpangan harga yang terjadi dipihak konsumen dan produsen. Akibat kebijakan kebijakan pemerintah yang selalu berubah- ubah seiring dengan perubahan politik nasional maka dalam hal ini, harga beras juga akan mengalami perubahan baik di pihak produsen maupun di pihak konsumen. Harga beras sering kali melambung tinggi sehingga konsumen tidak dapat membeli beras dan tidak dapat mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokok sedangkan yang diuntungkan adalah pihak produsen, karena akibat peningkatan harga ini maka produsen akam mengalami surplus. Sesuai dengan teori produsen surplus bahwa keuntungan akan di peroleh oleh produsen pada saat harga naik. Surplus produsen adalah selisih antara pendapatan penjual dikurangi biaya produksi. Surplus produsen ini mengukur keuntungan produsen atas keikut-
7 15 sertaannya di sebuah pasar. Konsep surplus produsen digunakan dalam mengukur kesejahteraan penjual (Monkius, 2000). Sebaiknya surplus konsumen digunakan untuk mengukur kesejahteraan konsumen. Teori surplus konsumen mengatakan bahwa keuntungan akan diperoleh konsumen pada saat harga rendah di sebuah pasar. Teori konsumen surplus adalah selisih antara kesediaan konsumen membayar dengan nilai yang sesungguhnya yang konsumen bayarkan. Kerena pembeli senantiasa menginginkan harga yang paling rendah untuk setiap barang dan jasa yang akan mereka beli, maka penurunan harga akan memperbesar kesejahteraan pembeli. Di sebagian besar pasar menyimpulkan bahwa surplus konsumen merupakan cerminan kesejahteraan ekonomi para konsumen. Para ekonom biasanya mengasumsikan bahwa para pembeli adalah para pembuat keputusan yang rasional sehingga preferensi mereka harus dihormati (Monkius, G, N, 2000). Bulog adalah lembaga pemerintah yang dibentuk pada tahun 1967 yang ditugaskan pemerintah untuk mengendalikan stabilitas harga dan penyediaan bahan pokok, terutama pada tingkat konsumen. Pembeli hasil penen dengan harga dasar yang lebih tinggi dari pasar, pemerintah juga memberikan jaminan atas kerugian yang timbul dari operasi tersebut. Gunakan meratakan stok antar daerah, bulog juga membangun jaringan pergudangan di daerah produsen dan konsumen yang tersebar disekitar lokasi gudang dengan kapasitas sekitar 3,5 juta ton ( Amang dan Husein, 1999). Pada dasarnya bulog didirikan untuk menguntungkan produsen dan sekaligus tidak merugikan konsumen. Bulog diperlukan untuk membantu petani, menjamin kecukupan pangan bagi penduduk dan mematahkan dominasi pelaku
8 16 pasar yang berusaha memperoleh keuntungan sebesar besarnya ( Amang dan Husein, 1999). Padi merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung gizi dan penguat yang cukup bagi tubuh manusia, sebab didalamnya terkandung bahanbahan yang mudah diubah menjadi energi. Oleh karena itu padi (beras) disebut juga makanan energi. Beras mengadung beberapa zat makanan yang diperlukan oleh tubuh antara lain : Karbohidrat, Protein, Lemak, Serat kasar, Abu dan Vitamin. Di samping itu beras mengandung beberapa unsur mineral antara lain : Kalsium, Magnisium, Sodium, Pospor dan lain sebagainya. Gabah terdiri dari biji yang terbungkus oleh sekam. Biji yang sehari hari dikenal dengan nama beras pecah kulit adalah Kryopsis yang terdiri dari janin imbrio dan endosperma yang diselimuti oleh lapisan aleuron kemudian regmen dan lapisan terluar disebut perikrap. Gabah disimpan dalam keadaan kering dengan kadar air 13,5 % - 14 % bersih dari segala macam kotoran, dan bagian bulir yang pecah atau hancur. Gabah dapat disimpan dalam bentuk onggokan (Curah) atau dikemas dengan menggunakan karung beras, Karung goni atau silo. Bulir padi atau gabah yang telah disimpan dalam keadaan bersih atau telah dipisahkan dari berbagai macam kotoran biasanya tidak mudah mengalami perubahan tingkat kelembabannya sehingga keadaannya tetap terjaga dengan baik. Agar diperoleh beras bermutu baik, gabah harus memiliki kreteria sebagai berikut : 1. Kadar air gabah harus sekitar 14 % agar diperoleh persentasi beras kepala atau utuh tinggi
9 17 2. Kadar kotoran dan gabah hampa rendah (Maksimum 3 %) agar diperoleh rendemen beras gilingan tingggi. 3. Kadar gabah rusak, butir gabah hijau/muda, dan butir menguning harus rendah. 4. Seharusnya gabah tidak mengandung benda asing, misalnya batu, logam, kerikil dan tanah yang dapat merusak mesin atau menurunkan mutu beras. Produksi padi di Indonesia sangat fluktuatif. Kejaman fluktuasi akan berdampak luas terhadap sistem tatanan nagara yang sebagian besar rakyatnya memilih padi sebagai makanan pokok. Padi juga bersifat politis karena cukup padi berarti cukup pangan, dalam negara yang cukup pangan gejolak politik jarang terjadi Kerangka Pemikiran Sistem pertanian tradisional secara umum masih dijumpai diberbagai daerah di Indonesia, khususnya di Sumatera Utara. Hal ini di sebabkan adanya persamaan sistem nilai-nilai yang dianut oleh masing-masing daerah, disamping kurang meratanya pembangunan nasional. Petani adalah orang-orang yang hidup dari pertanian dan memanfaatkan sebagian besar hasil pertanian yang diperoleh untuk dijual dan memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka sendiri. Dalam mengelola pertanian, petani didesa biasanya selalu mengikuti metode-metode atau cara cara betani yang berasal dari pendahulu atau leluhurnya. Tetapi ada juga beberapa petani yang aktif
10 18 mencari metode- metode baru untuk diterapkan dalam pertaniannya dengan tujuan untuk dapat meningkatkan pendapatan. Tingkat pendapatan usaha tani yang tinggi dapat diperoleh oleh petani dengan menjual hasil panen dengan harga yang tinggi. Dengan dasar ini keputusan seorang petani untuk menanam komoditi padi dipengaruhi oleh harga yang akan diperoleh dari hasil penjualan padinya (Gabah), tanpa peduli apakah keputusan tersebut dapat mempengaruhi kebutuhan akan pangan nasional. Harga gabah sudah menjadi masalah nasional dan terus dicari jalan keluarnya oleh pemerintah, salah satu yakni dengan menetapkan harga dasar gabah. Penetapan harga dasar tersebut bertujuan untuk dapat melindungi petani terhadap fluktuasi harga padi sehingga dapat tetap menguntungkan petani. Harga dasar gabah yang menjadi kebijakan pemerintah dianggap mampu untuk dapat mensejahterakan petani, baik secara sosial maupun ekonomi. Dimana faktor sosial dan ekonomi ini merupakan karakteristik yang membedakan individu petani dengan petani lainnya. Faktor faktor ini berpengaruh besar terhadap kehidupan petani. Adapun faktor sosial, dalam hal ini menyangkut pola pengambilan keputusan yakni kemana petani menjual hasil panen padi sawah mereka didaerah penelitian, sedangkan faktor ekonomi petani adalah menyangkut pendapatan bersih usah tani, luas lahan yang diusahakan dan curahan tenaga kerja petani padi sawah. Harga dasar gabah yang ditetapkan pemerintah sangat membantu dan mempengaruhi faktor sosial ekonomi petani padi sawah. Sehingga petani mengambil keputusan untuk mengusahakan dan berkelanjutan menanam padi dilahan sawah. Mereka cenderung menggunakan lahan sawah yang mereka miliki
11 19 dan usahakan untuk menanam padi sawah bila harga dasar gabah dapat menjamin pendapatan yang tinggi, namum jika tidak maka petani akan menanam komoditi palawija lain seperti jagung. DPM-LUEP bersifat komplimenter dan di harapkan saling memperkuat kegiatan serupa yang telah dilaksanakan oleh daerah, serta mendorong daerah mengalokasikan/meningkatkan alokasi APBD untuk kegiatan serupa. Kegiatan ini akan bersenergi dengan kegiatan lainnya seperti kegiatan lumbung pangan, sistem tunda jual dan pengadaan gabah/beras dalam negeri oleh Badan Urusan Logistik (BULOG). Dana yang disalurkan pemerintah kepada LUEP dalam bentuk pinjaman tanpa bunga, yang dalam pelaksanaannya diatur lebih lanjut dalam bentuk petunjuk pelaksanaan (JUKLAK) yang telah ditetapkan oleh pemerintah propinsi. Dalam hal ini ada beberapa tujuan DPM-LUEP untuk pembelian gabah/beras petani antara lain : 1. Meningkat Stabilitas harga gabah/beras yang diterima petani pada tingkat yang wajar. 2. Meningkatkan pendapatan petani padi diwilayah sentra produksi melalui pengamanan penerapan HPP. 3. Menumbuh kembangkan kelembagaan usaha ekonomi yang dapat mendorong pertumbuhan dan menggerakan roda perekonomian di pedesaan. 4. Meningkatkan kerja sama antara LUEP dengan petani/kelompok tani. 5. Memperkuat posisi daerah dalam ketahanan pangan wilayah yang berakumulasi pada ketahanan pangan nasional.
12 20 DPM - LUEP LUEP Kelompok Tani Pembelian Gabah Harga Stabil Produksi Meningkat Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Beras bagi bangsa Indonesia dan negara-negara di Asia bukan hanya sekedar komoditas pangan atau
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Kandungan Nutrisi Serealia per 100 Gram
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kekayaan sumber daya alam dalam bidang pertanian merupakan keunggulan yang dimiliki Indonesia dan perlu dioptimalkan untuk kesejahteraan rakyat. Pertanian merupakan aset
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia yang memberikan energi dan zat gizi yang tinggi. Beras sebagai komoditas pangan pokok dikonsumsi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Beras merupakan bahan pangan pokok yang sampai saat ini masih dikonsumsi oleh sekitar 90% penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi komoditas pangan yang dapat mempengaruhi kebijakan politik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beras merupakan makanan pokok di Indonesia. Beras bagi masyarakat Indonesia menjadi komoditas pangan yang dapat mempengaruhi kebijakan politik di negara ini. Gejolak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor pertanian antara lain: menyediakan pangan bagi seluruh penduduk,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris, artinya sektor pertanian memegang peranan penting dalam tatanan pembangunan nasional. Peran yang diberikan sektor pertanian antara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara untuk melaksanakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan subsektor perkebunan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan subsektor perkebunan yang memegang peranan penting dalam perdagangan dan perekonomian negara. Kopi berkontribusi cukup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Selama beberapa dekade terakhir sektor pertanian masih menjadi tumpuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Selama beberapa dekade terakhir sektor pertanian masih menjadi tumpuan dalam pembangunan Indonesia, namun tidak selamanya sektor pertanian akan mampu menjadi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. (Riyadi, 2002). Dalam komponen pengeluaran konsumsi masyarakat Indonesia
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beras merupakan makanan pokok dari 98 persen penduduk Indonesia (Riyadi, 2002). Dalam komponen pengeluaran konsumsi masyarakat Indonesia beras mempunyai bobot yang paling
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Padi merupakan salah satu komoditi pangan yang sangat dibutuhkan di
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Padi merupakan salah satu komoditi pangan yang sangat dibutuhkan di Indonesia. Oleh karena itu, semua elemen bangsa harus menjadikan kondisi tersebut sebagai titik
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A.
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman pangan yang sampai saat ini dianggap sebagai komoditi terpenting dan strategis bagi perekonomian adalah padi, karena selain merupakan tanaman pokok bagi sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia, dimana sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia, dimana sektor pertanian masih menjadi mata pencaharian umum dari masyarakat Indonesia. Baik di sektor hulu seperti
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sebagai penyedia pangan yang cukup bagi penduduknya dan pendukung
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kerangka pembangunan nasional, mandat utama sektor pertanian adalah sebagai penyedia pangan yang cukup bagi penduduknya dan pendukung perkembangan sektor-sektor
Lebih terperinciOPERASIONALISASI KEBIJAKAN HARGA DASAR GABAH DAN HARGA ATAP BERAS
OPERASIONALISASI KEBIJAKAN HARGA DASAR GABAH DAN HARGA ATAP BERAS A. Landasan Konseptual 1. Struktur pasar gabah domestik jauh dari sempurna. Perpaduan antara produksi padi yang fluktuatif, dan penawaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pangan adalah kebutuhan pokok sekaligus menjadi esensi kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pangan adalah kebutuhan pokok sekaligus menjadi esensi kehidupan manusia, karenanya hak atas pangan menjadi bagian sangat penting dari hak azasi manusia. Ketahanan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara beriklim tropis mempunyai potensi yang besar
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara beriklim tropis mempunyai potensi yang besar mengembangkan sektor pertanian. Sektor pertanian tetap menjadi tumpuan harapan tidak hanya dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang subur dan memiliki kekayaan alam yang melimpah. Hal ini dikarenakan Indonesia berada di wilayah tropis. Sehingga berbagai jenis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kecukupan pangan bagi suatu bangsa merupakan hal yang sangat strategis untuk
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan manusia yang paling azasi, sehingga ketersedian pangan bagi masyarakat harus selalu terjamin. Manusia dengan segala kemampuannya selalu berusaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah pangan merupakan salah satu masalah nasional yang sangat penting dari keseluruhan proses pembangunan dan ketahanan nasional suatu bangsa. Pangan menyangkut kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor utama yang menopang kehidupan masyarakat, karena sektor pertanian menjadi mata pencaharian sebagian besar penduduk Indonesia. Sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu sektor utama di negara ini. Sektor tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertanian merupakan salah satu sektor utama di negara ini. Sektor tersebut memiliki peranan yang cukup penting bila dihubungkan dengan masalah penyerapan
Lebih terperincigizi mayarakat sebagai sumber vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat. Produksi hortikultura yaitu sayuran dan buah-buahan menyumbang pertumbuhan
PENDAHULUAN Latar belakang Tanaman hortikultura merupakan salah satu tanaman yang menunjang pemenuhan gizi mayarakat sebagai sumber vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat. Produksi hortikultura yaitu
Lebih terperincipertanian pada hakekatnya, adalah semua upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani menuju kehidupan yang lebih
1.1. Latar Belakang Pembangunan secara umum dan khususnya program pembangunan bidang pertanian pada hakekatnya, adalah semua upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani menuju
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian memegang peranan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian memegang peranan penting pada perekonomian nasional. Untuk mengimbangi semakin pesatnya laju pertumbuhan
Lebih terperinciAnalisis Penyebab Kenaikan Harga Beras
Analisis Kebijakan 1 Analisis Penyebab Kenaikan Harga Beras Analisis Penyebab Kenaikan Harga Beras Ada dua pendapat mengenai faktor penyebab kenaikan harga beras akhirakhir ini yaitu : (1) stok beras berkurang;
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah kemampuannya dalam menyerap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun 1984 Indonesia telah dapat berswaswembada beras. Namun, akhir-akhir ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beras merupakan makanan pokok sebagian besar penduduk Indonesia. Sejak tahun 1984 Indonesia telah dapat berswaswembada beras. Namun, akhir-akhir ini muncul berbagai
Lebih terperinciANALISIS KEBIJAKAN PENENTUAN HARGA PEMBELIAN GABAH 1)
74 Pengembangan Inovasi Pertanian 1(1), 2008: 74-81 Erizal Jamal et al. ANALISIS KEBIJAKAN PENENTUAN HARGA PEMBELIAN GABAH 1) Erizal Jamal, Hendiarto, dan Ening Ariningsih Pusat Analisis Sosial Ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris, yakni salah satu penghasil
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris, yakni salah satu penghasil komoditas pertanian berupa padi. Komoditas padi dikonsumsi dalam bentuk beras menjadi nasi.
Lebih terperinciINSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1973 TENTANG PEMBELIAN BERAS DALAM NEGERI UNTUK TAHUN 1973/1974 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1973 TENTANG PEMBELIAN BERAS DALAM NEGERI UNTUK TAHUN 1973/1974 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka mempersiapkan pengadaan stock
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Beras merupakan makanan pokok yang dikonsumsi sebagian besar masyarakat Indonesia. Sampai saat ini 95% masyarakat Indonesia masih mengkonsumsi beras sebagai makanan pokok,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan pembangunan pertanian periode dilaksanakan melalui tiga
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Musyawarah perencanaan pembangunan pertanian merumuskan bahwa kegiatan pembangunan pertanian periode 2005 2009 dilaksanakan melalui tiga program yaitu :
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. negara agraris di dunia, peranan tanaman pangan juga telah terbukti secara
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pangan merupakan bagian dari sektor pertanian yang memiliki peranan sangat penting dalam ketahanan nasional, mewujudkan ketahanan pangan, pembangunan wilayah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Dalam pembangunan pertanian, beras merupakan komoditas yang memegang posisi strategis. Beras dapat disebut komoditas politik karena menguasai hajat hidup rakyat Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun
Lebih terperinciPENDAHULUAN. mengandung gizi dan penguat yang cukup bagi tubuh manusia, sebab didalamnya
PENDAHULUAN Latar Belakang Padi (Oryza sativa L.) adalah salah satu bahan makanan yang mengandung gizi dan penguat yang cukup bagi tubuh manusia, sebab didalamnya terkandung bahan-bahan yang mudah diubah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara (Krugman dan Obstfeld, 2009). Hampir seluruh negara di dunia melakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perekonomian negara-negara di dunia saat ini terkait satu sama lain melalui perdagangan barang dan jasa, transfer keuangan dan investasi antar negara (Krugman dan Obstfeld,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup dan kehidupannya. Undang-Undang Nomor 18 Tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang perlu dipenuhi dalam mempertahankan hidup dan kehidupannya. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan menyebutkan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beras adalah salah satu sumber makanan pokok masyarakat Indonesia khususnya dan bangsa-bangsa di Asia pada umumnya. Tingkat komsumsi beras nasional relatif lebih tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pascapanen adalah serangkaian kegiatan yang meliputi pemanenan, pengolahan, sampai dengan hasil siap konsumsi (Hasbi, 2012:187). Sedangkan penanganan pascapanen adalah
Lebih terperinciDAFTAR ISI.. DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR LAMPIRAN.
DAFTAR ISI DAFTAR ISI.. DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR LAMPIRAN. iv viii xi xii I. PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Perumusan Masalah 9 1.3. Tujuan Penelitian 9 1.4. Manfaat Penelitian 10
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang penting dalam pembangunan Indonesia, yaitu sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki peranan penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Sebagai kebutuhan dasar dan hak asasi manusia, pangan mempunyai arti dan peran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ketersediaan makanan. Teori tersebut menjelaskan bahwa dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Maltus mengungkapkan dalam teorinya bahwa pertumbuhan penduduk melebihi pertumbuhan ketersediaan makanan. Teori tersebut menjelaskan bahwa dunia harus bersiap-siap
Lebih terperinciPROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:
PROPOSAL PENELITIAN TA. 2015 POTENSI, KENDALA DAN PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI PADA LAHAN BUKAN SAWAH Tim Peneliti: Bambang Irawan PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN
Lebih terperinciPERLUNYA RESI GUDANG UNTUK MENSTABILKAN HARGA BERAS DI PROVINSI BANTEN
PERLUNYA RESI GUDANG UNTUK MENSTABILKAN HARGA BERAS DI PROVINSI BANTEN Dewi Haryani, Viktor Siagian dan Tian Mulyaqin Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten Jln.Ciptayasa KM.01 Ciruas Serang (42182)
Lebih terperinciTabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Peran strategis sektor pertanian digambarkan dalam kontribusi sektor pertanian dalam
Lebih terperinciANALISIS TATANIAGA BERAS
VI ANALISIS TATANIAGA BERAS Tataniaga beras yang ada di Indonesia melibatkan beberapa lembaga tataniaga yang saling berhubungan. Berdasarkan hasil pengamatan, lembagalembaga tataniaga yang ditemui di lokasi
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Indonesia, tercapainya kecukupan produksi beras nasional sangat penting
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mengingat perannya sebagai komoditas pangan utama masyarakat Indonesia, tercapainya kecukupan produksi beras nasional sangat penting sebagai salah satu faktor yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan penduduknya. Oleh karena itu, kebijakan
Lebih terperinciINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) BADAN KETAHANAN PANGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
(IKU) BADAN KETAHANAN PANGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NO 1. Dipertahankannya ketersediaan pangan yang cukup, meningkatkan kemandirian masyarakat, pemantapan ketahanan pangan dan menurunnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional dewasa ini salah satunya diprioritaskan pada bidang ketahanan pangan, sehingga pemerintah selalu berusaha untuk menerapkan kebijakan dalam peningkatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat penting karena pertanian berhubungan langsung dengan ketersediaan pangan. Pangan yang dikonsumsi oleh individu terdapat komponen-komponen
Lebih terperinciseperti Organisasi Pangan se-dunia (FAO) juga beberapa kali mengingatkan akan dilakukan pemerintah di sektor pangan terutama beras, seperti investasi
1.1. Latar Belakang Upaya pemenuhan kebutuhan pangan di lingkup global, regional maupun nasional menghadapi tantangan yang semakin berat. Lembaga internasional seperti Organisasi Pangan se-dunia (FAO)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha pada Tahun * (Miliar Rupiah)
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan di Indonesia merupakan salah satu sektor yang telah berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. politik. Oleh karena itu, ketersediaan beras yang aman menjadi sangat penting. untuk mencapai ketahanan pangan yang stabil.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Beras sebagai salah satu bahan pangan pokok memiliki nilai strategis dan mempunyai pengaruh yang besar dalam bidang ekonomi, lingkungan dan sosial politik.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Pangan adalah komoditas strategi karena merupakan kebutuhan dasar manusia. Pangan tidak saja berarti strategis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena memiliki kekayaan alam yang berlimpah, terutama di bidang sumber daya pertanian seperti lahan, varietas serta iklim yang
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan,
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut UU pangan no 18 tahun 2012 pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. manusia, sehingga kecukupan pangan bagi tiap orang setiap keputusan tentang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan hal yang sangat penting karena merupakan kebutuhan dasar manusia, sehingga kecukupan pangan bagi tiap orang setiap keputusan tentang subsidi pupuk merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah konsumsi beras dan pemenuhannya tetap merupakan agenda
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah konsumsi beras dan pemenuhannya tetap merupakan agenda penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Beras merupakan makanan pokok utama penduduk Indonesia
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993 mengamanatkan
BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993 mengamanatkan bahwa Pembangunan Jangka Panjang Kedua (PJP II) bertujuan untuk mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri, serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara, penyedia lapangan kerja, dan juga sebagai sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian dalam tatanan pembangunan nasional memegang peranan penting karena selain bertujuan sebagai ketahanan pangan bagi seluruh penduduk, juga merupakan
Lebih terperinciPANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG
PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG Oleh : Sugeng Prayogo BP3KK Srengat Penen dan Pasca Panen merupakan kegiatan yang menentukan terhadap kualitas dan kuantitas produksi, kesalahan dalam penanganan panen dan pasca
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Strategi pembangunan pertanian yang berwawasan agribisnis dan agroindustri pada dasarnya menunjukkan arah bahwa pengembangan agribisnis merupakan suatu upaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komoditas pangan masyarakat Indonesia yang dominan adalah beras yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas pangan masyarakat Indonesia yang dominan adalah beras yang berfungsi sebagai makanan pokok sumber karbohidrat. Beras merupakan komoditi pangan yang memiliki
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN IMPOR KEDELAI DI INDONESIA. Oleh : RIKA PURNAMASARI A
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN IMPOR KEDELAI DI INDONESIA Oleh : RIKA PURNAMASARI A14302053 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor utama yang menopang kehidupan masyarakat, karena sektor pertanian menjadi mata pencaharian sebagian besar penduduk Indonesia. Sehingga
Lebih terperinciIV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan
13. URUSAN KETAHANAN PANGAN Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah sangat luas. Selain itu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah sangat luas. Selain itu tanah yang subur dapat dimanfaatkan masyarakat untuk kegiatan bercocok tanam. Sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. globalisasi berarti peluang pasar internasional bagi produk dalam negeri dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi membuat keterkaitan ekonomi nasional dengan perekonomian internasional menjadi makin erat. Dalam skala nasional, globalisasi berarti peluang pasar internasional
Lebih terperinciKAJIAN PENURUNAN KUALITAS GABAH-BERAS DILUAR KUALITAS PENDAHULUAN
KAJIAN PENURUNAN KUALITAS GABAH-BERAS DILUAR KUALITAS PENDAHULUAN Latar Belakang Beras berperan besar dalam hidup dan kehidupan sebagian besar rakyat Indonesia, khususnya golongan menengah kebawah. Bahkan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Peranan studi kelayakan dan analisis proyek dalam kegiatan pembangunan. keterbatasan sumberdaya dalam melihat prospek usaha/proyek yang
PENDAHULUAN Latar Belakang Peranan studi kelayakan dan analisis proyek dalam kegiatan pembangunan cukup besar dalam mengadakan penilaian terhadap kegiatan usaha/proyek yang akan dilaksanakan. Demikian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di negara kita Indonesia, persoalan kelancaran urusan pangan ditangani oleh sebuah lembaga non-departemen yaitu Badan Urusan Logistik (Bulog). Bulog ini bertugas
Lebih terperinciPosisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014
Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014 Sektor pertanian sampai sekarang masih tetap memegang peran penting dan strategis dalam perekonomian nasional. Peran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 927, ,10
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kebutuhan hidup yang terpenting bagi manusia setelah udara dan air adalah kebutuhan akan pangan. Pangan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia agar dapat melangsungkan
Lebih terperinciperluasan kesempatan kerja di pedesaan, meningkatkan devisa melalui ekspor dan menekan impor, serta menunjang pembangunan wilayah.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembangunan pertanian dan ketahanan pangan adalah meningkatkan produksi untuk memenuhi penyediaan pangan penduduk, mencukupi kebutuhan bahan baku industri dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor pertanian merupakan sektor yang mendasari kehidupan setiap
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian masih memegang peranan penting bagi perekonomian nasional. Hal tersebut dikarenakan beberapa alasan, pertama, sektor pertanian merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1Latar Belakang Beras masih dianggap sebagai komoditas strategis yang dominan dalam
PENDAHULUAN BAB I 1.1Latar Belakang Beras masih dianggap sebagai komoditas strategis yang dominan dalam ekonomi Indonesia. Hal itu disebabkan karena beras merupakan makanan pokok sebagian besar rakyat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman semusim, termasuk golongan rumput-rumputan dengan Famili Graminae. Tanaman padi
Lebih terperinciINSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBERASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBERASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka stabilitas ekonomi nasional, meningkatkan pendapatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan pangan pokok bagi penduduk Indonesia dan merupakan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padi merupakan bahan pangan pokok bagi penduduk Indonesia dan merupakan komoditas pangan unggulan Provinsi Lampung. Produksi padi yang dihasilkan di Provinsi Lampung secara
Lebih terperinciKAJIAN KEMUNGKINAN KEMBALI KE KEBIJAKAN HARGA DASAR GABAH, KENAIKAN HARGA GABAH DAN TARIF TAHUN 2007
KAJIAN KEMUNGKINAN KEMBALI KE KEBIJAKAN HARGA DASAR GABAH, KENAIKAN HARGA GABAH DAN TARIF TAHUN 2007 Ringkasan Kemungkinan kembali Ke Kebijakan Harga Dasar Gabah (HGD) 1. Kebijakan Kebijakan Harga Pembelian
Lebih terperinciANALISIS DESKRIPTIF PENETAPAN HARGA PADA KOMODITAS BERAS DI INDONESIA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk Indonesia yang setiap tahun bertambah sehingga permintaan beras mengalami peningkatan juga dan mengakibatkan konsumsi beras seringkali melebihi produksi. Saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peranan sektor pertanian dalam pembangunan di Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Garis Besar Haluan Negara (GBHN) telah memberikan amanat bahwa prioritas pembangunan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan di sektor pertanian suatu daerah harus tercermin oleh kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak ketahanan pangan. Selain
Lebih terperinciSTATISTIK HARGA PRODUSEN GABAH
ht tp :// yo gy ak ar ta.b ps.g o.id Katalog BPS : 7103005.34 STATISTIK HARGA PRODUSEN GABAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 2014 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA .id ps.g o ta.b ar
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2. 1 Tinjauan Pustaka Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan
Lebih terperincimemberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan agribisnis nasional diarahkan untuk meningkatkan kemandirian perekonomian dan pemantapan struktur industri nasional terutama untuk mendukung berkembangnya
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam
1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa,
Lebih terperinciKEBIJAKAN MENYANGGA ANJLOKNYA HARGA GABAH PADA PANEN RAYA BULAN FEBRUARI S/D APRIL 2007
KEBIJAKAN MENYANGGA ANJLOKNYA HARGA GABAH PADA PANEN RAYA BULAN FEBRUARI S/D APRIL 2007 Pendahuluan 1. Produksi padi di Indonesia mengikuti siklus musim, dimana panen raya dimulai pada bulan Februari sampai
Lebih terperinciPeriodisasi Musim Tanam Padi Sebagai Landasan Manajemen Produksi Beras Nasional
Periodisasi Musim Tanam Padi Sebagai Landasan Manajemen Produksi Beras Nasional Oleh : Sumarno Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Dalam usaha agaribisnis, pengaturan ketersediaan produk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi sumberdaya manusia suatu bangsa. Untuk mencapai ketahanan pangan diperlukan ketersediaan pangan dalam jumlah dan kualitas
Lebih terperinciProduksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada
47 Produksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada Abstrak Berdasarkan data resmi BPS, produksi beras tahun 2005 sebesar 31.669.630 ton dan permintaan sebesar 31.653.336 ton, sehingga tahun 2005 terdapat
Lebih terperinciBUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG
BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH DAERAH DAN CADANGAN PANGAN MASYARAKAT KABUPATEN BULUKUMBA DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bertumpu pada satu sumber karbohidrat yaitu beras, melemahkan ketahanan. pangan dan menghadapi kesulitan dalam pengadaanya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan beras sebagai bahan pangan utama Indonesia cenderung terus meningkat setiap tahunnya seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Menurut Suswono (2011),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris, dengan jumlah penduduk sebagian besar bermata pencaharian di bidang pertanian, sedangkan kegiatan pertanian itu sendiri meliputi pertanian
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia. Peranan sektor pertanian dalam perekonomian nasional dapat dilihat dari kontribusi sektor
Lebih terperinciAndalan Ketahanan Pangan
Andalan Ketahanan Pangan Disampaikan pada Workshop Pemantauan Stok Gabah/Beras di Tingkat Penggilingan Surabaya, 4-6 Juli 2012 KETAHANAN PANGAN UU. N0.7/1996 Tentang Pangan Adalah kondisi terpenuhinya
Lebih terperinci