Hadapi Hoax dengan Bijak, Jangan Reaktif
|
|
- Widya Chandra
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Hadapi Hoax dengan Bijak, Jangan Reaktif 08 Januari 2017 JAKARTA â Etika di media sosial (medsos) harus diakui berada di titik nadir. Media yang semestinya menjadi sarana silaturahmi, berbagi informasi, dan kegiatan positif lain kini telah banyak dimanfaatkan sebagai sarana menyebar informasi hoax, fitnah, dan lain-lain. Bentuknya pun beraneka ragam, sebagian besar berupa berita, foto maupun meme. Hampir semua kalangan sepakat bahwa masyarakat, terutama pengguna medsos, harus dilindungi sehingga mereka tidak terjebak informasi menyesatkan. Banyak yang setuju pemerintah menertibkan hoax. Hanya, penertiban dilakukan secara bijak, bukan reaktif. Di sisi lain pemerintah juga perlu mengoreksi diri karena sering kali pemerintahlah yang memicu
2 munculnya hoax. Sebelumnya pemerintah telah memutuskan memilih pendekatan represif untuk menertibkan hoax di medsos. Hal ini ditegaskan Menko Polhukam Wiranto seusai sidang kabinet paripurna yang digelar di Istana Bogor (4/1). Tindakan tegas tersebut menggunakan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) yang telah direvisi menjadi UU No 19 Tahun 2016 sebagai payung hukumnya. Mabes Polri pun akan memperkuat Subdirektorat Cyber Crime menjadi Direktorat Cyber Crime. Anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon mendukung agar hoax di medsos ditertibkan. Hanya dia tidak sepakat pemerintah sebagai regulator melakukan penertiban dengan cara yang terkesan reaktif. Dalam pandangannya, pemerintah lebih tepat menghadapi pengguna medsos yang dianggap kebablasan dengan cara yang bijak. Dengan demikian, kebebasan publik untuk berkomunikasi di medsos tetap terjamin. â œcoba menyikapi ini, jangan terlalu reaktif juga pemerintah karena kalau reaktif akan panik. Bahwa betul ada aturannya, tapi bukan mengatur,â ujar anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon saat menjadi pembicara diskusi Polemik Sindo Trijaya, â œmedsos, Hoax dan Kitaâ, di Warung Daun, Cikini, Jakarta kemarin. Politikus PDIP itu mengingatkan, ruang berkomunikasi di media sosial sifatnya sangat personal. Tidak tepat apabila negara justru hadir di tengah- tengahnya hingga mengatur terlalu dalam dan membatasi ruang gerak masyarakat. Negara lebih tepat hanya mengawasi dan memberikan rambu apa saja yang dapat membawa pengguna medsos dikenai sanksi apabila kebablasan. â œbahwa UU itu mengatur bukan orang harus apa, tapi ketika Anda begini ada konsekuensi apa,â kata Effendi. Effendi juga mendukung langkah pemblokiran sejumlah situs. Hanya dia menggariskan langkah tersebut dilakukan dengan pemeriksaan mendalam, apakah situs yang ditutup benar-benar memuat paham menyimpang dan membahayakan kedaulatan bangsa. â œjadi kalau sudah blokir, no excuse, forever. Kalau sudah semprit ya semprit saja, tapi Anda harus zero mistake, tidak ada lagi celah digugat,â tambah Effendi. Anggota Komisi I lainnya, Sukamta, meminta pemerintah mengoreksi diri atas munculnya fenomena medsos yang kebablasan. Menurut politisi PKS itu, banyak kasus berita simpang siur di medsos justru muncul dari opini pemerintah yang menimbulkan beragam persepsi di masyarakat. â œseperti pemerintah sekarang berbicara tentang pekerja asing, semua menteri bicara, tapi ada empat versi
3 angka yang berbeda. Dari semua itu pasti ada yang bohong,â kata Sukamta. Dengan fakta demikian, menurut Sukamta, bisa dikatakan potensi produsen hoax berasal dari pemerintah sendiri. Karena itu dia berharap pemerintah mengambil sikap bijak ketimbang bersikap reaktif. Caranya pemerintah memosisikan diri sebagai pengumpan balik berita-berita hoax yang beredar di masyarakat, bukan melakukan represi. â œkalau mau diberantas tentu pemerintah harus menjadi sumber tabiat baru. Sering menyampaikan informasi kepada masyarakat. Kalau pemerintah memperbaiki dirinya sendiri, bekerja benar, hoax akan hilang sendiri,â tambah Sukamta. Sekretaris Forum Jurnalis Muslim Shodiq Ramadhan meminta pemerintah berlaku objektif dalam menghadapi peredaran berita palsu alias hoax. Dia menilai selama ini pemerintah selalu menyudutkan pengguna media sosial selaku penebar kontenkonten berita palsu. â œpemerintah harus adil. Hoax bukan hanya dimonopoli media sosial. Terkadang pemerintah sendiri juga memproduksi konten hoax,â tandas dia. Shodiq juga meminta pemerintah lebih teliti dan berhati- hati dalam menertibkan situs yang dianggap sebagai penyebar berita hoax. Dalam hal ini dia meminta pemerintah jangan hanya terpaku pada legal formal, tapi lihat juga kontennya, termasuk apakah konten dakwah Islam juga harus diblokir? Mantan pengelola situs Suara Islam itu tidak menghendaki pemblokiran situs yang dianggap menyebarkan berita hoax dilakukan sembarangan sebagaimana dialami Suara Islam beberapa waktu lalu. â œpenilaian konten oleh Kemenkominfo saja tidak jalan. Apakah ini konten berbau SARA (suku agama, ras, dan antargolongan) atau ada ujaran kebencian,â imbuh Shodiq. Dirjen Aplikasi Informatika Kemenkominfo, Samuel A Pangerapan, tidak sepakat apabila pemerintah disebut terlalu mengatur ruang masyarakat berkomunikasi di dunia maya. Dia berdalih sudah ada undang- undang sebagai payung hukum untuk menertibkan medsos. â œmenurut saya bukan mengatur, tapi menjalankan UU yang ditetapkan,â ujar Samuel. Dalam pandangnya, pemerintah saat ini lebih mengedepankan sisi pembelajaran bagi pengguna medsos agar dapat menjalankan komunikasinya dengan benar. Menurut dia, hal yang sama berlaku bagi penyedia informasi di medsos agar menaati aturan yang berlaku. Sebab dengan ketentuan yang terdapat dalam UU ITE yang baru, pemerintah berwenang untuk mencegah penyebarluasan informasi yang tidak benar dan merugikan masyarakat.
4 Dia kemudian membeberkan, hingga Desember 2016, sudah ada website yang diblokir Kemenkominfo. Beberapa di antaranya memuat informasi yang tidak benar dan berpotensi menyesatkan masyarakat. â œmemang aturannya seperti itu. Kalau kesalahannya sudah diperbaiki dibuka lagi,â tutur Samuel. Racun yang Harus Dicegah Dewan Pers memastikan tidak akan melindungi media yang kedapatan melanggar standar pemberitaan yang ditentukan UU 40/1999. Kemenkominfo sendiri dalam beberapa waktu lalu telah memblokir setidaknya 11 media yang dianggap menyebarkan paham menyimpang, radikal, dan menyesatkan masyarakat. Anggota Dewan Pers Imam Wahyudi mengatakan bahwa lembaganya memilah media yang termasuk pers atau bukan berdasarkan konten yang disampaikan. â œkalau bentuknya mirip pers tapi isinya tidak mencerminkan pers ya dia bukan pers. Meskipun media tersebut berbadan hukum dan memiliki standar laiknya perusahaan pers, hal itu tidak menutup kemungkinan untuk mengesampingkan mereka dari lembaga pers. Kami lihat kontennya, kemudian baru administrasinya,â lanjut Imam. Menurut Imam, sikap Dewan Pers atas fenomena medsos yang kebablasan adalah menganggap berita simpang siur (hoax) adalah racun yang harus dicegah penyebaranluasannya sehingga tidak dikonsumsi masyarakat. â œkarena itu masyarakat harus terus-menerus diedukasi untuk membedakan mana berita hoax dan mana yang bukan,â tambahnya. Pakar teknologi informasi dan kriptografi Pratama Pershada melihat persoalan hoax hanyalah sebagian kecil dari ancaman siber yang ditujukan kepada bangsa Indonesia di masa kini. Di masa yang akan datang pemerintah diminta untuk lebih sigap mengantisipasi ancaman yang lebih besar. â œkatakan pencurian data pengguna internet, mobile banking, atau pencurian lain, itu yang harus dicegah,â ucap Pratama. Menurut Chairman CISSReC tersebut, Indonesia yang menjadi salah satu pengguna internet terbesar di dunia tentunya menjadi pangsa yang empuk bagi penjahat siber untuk meraup untung sebesarbesarnya dari ketidaksiapan Indonesia memproteksi pengguna internet. Oleh sebab itu, Pratama mendukung dibentuknya Badan Siber Nasional. dian ramdhani
5 (Koran Sindo, 8 Januari 2017) Communication & Information System Security Research Center Jl. Moh. Kafi 1 No. 88D Jagakarsa Jakarta Selatan info@cissrec.org Telp
Hati-hati terhadap Tiket Pesawat Anda!
Hati-hati terhadap Tiket Pesawat Anda! 16 Nov Perkembangan teknologi digital sudah merambah hampir ke seluruh sendi kehidupan masyarakat. Keberadaan media sosial pun makin erat dan dekat dengan masyarakat.
Lebih terperinciASLI atau PALSU..? REGISTRASI SIMCARD di INDONESIA
ASLI atau PALSU..? REGISTRASI SIMCARD di INDONESIA 01 Nov Banyaknya beredar pesan hoax tentang registrasi ulang nomor prabayar membuat masyarakat bingung. Beberapa hari terakhir baik di media sosial dan
Lebih terperinciBadan Siber Terwujud. 06 Juni 2017
Badan Siber Terwujud 06 Juni 2017 Setelah begitu lama ditunggu, akhirnya Indonesia segera mempunyai badan yang khusus mengurusi keamanan siber Tanah Air. Adalah Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) yang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2014 TENTANG PENANGANAN SITUS INTERNET BERMUATAN NEGATIF
PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2014 TENTANG PENANGANAN SITUS INTERNET BERMUATAN NEGATIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
Lebih terperinciSINERGI KAWAL INFORMASI UNTUK MENANGKAL BERITA HOAX
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA SINERGI KAWAL INFORMASI UNTUK MENANGKAL BERITA HOAX (BACA, TELITI, DAN KONFIRMASI : BUDAYAKAN BIJAK DALAM LITERASI) Madiunkota.go.id Pemerintah Kota Madiun LPPL Radio Suara
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.5952 KOMUNIKASI. INFORMASI. Transaksi. Elektronik. Perubahan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 251) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK
Lebih terperinciAncaman UU ITE terhadap Pengguna Media Sosial
Ancaman UU ITE terhadap Pengguna Media Sosial Drs. Rusmanto, M.M. rusmanto@gmail.com Narasumber DPR RI: Pembahasan RUU ITE 2008 Pemimpin Redaksi Majalah InfoLINUX 2001-2013 Dosen STT-NF & Pengajar NF Computer
Lebih terperinciChapter 12. Ocvita Ardhiani Komunikasi Multimedia
Chapter 12 Ocvita Ardhiani Komunikasi Multimedia Pengertian Media Sosial Medsos bisa dikatakan sebagai sebuah media online, di mana para penggunanya (user) melalui aplikasi berbasis internet dapat berbagi,
Lebih terperinciPUBLIKASI. Perusahaan bidang keamanan cyber, Norton by Symantec, baru-baru ini merilis temuannya dalam Norton
PUBLIKASI 14 Mei 2016 Keamanan Transaksi Nontunai Perlu Ditingkatkan JAKARTA- Keamanan transaksi nontunai di Indonesia masih perlu ditingkatkan, seiring tren mulai maraknya masyarakat melakukan transaksi
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciDewasa ini penggunaan Internet secara signifikan
Dewasa ini penggunaan Internet secara signifikan mengubah gaya hidup maupun pandangan masyarakat dalam beberapa cara. Berbagai saluran tidak bisa lepas dari keberadaan internet mulai dari aspek pribadi
Lebih terperinciPengantar. Hoax. Waspada Posting
Pengantar Statistik Internet Indonesia Dua Sisi Internet & Medsos Hoax Waspada Posting Do s & Dont s Medsos #NETIZEN2020 adalah suatu gerakan sosial yang dibangun untuk menjadikan kembali akun social media
Lebih terperinciPOLICY BRIEF ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PARTISIPASI PUBLIK DALAM PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK
POLICY BRIEF ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PARTISIPASI PUBLIK DALAM PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK A. PENDAHULUAN Salah satu agenda pembangunan nasional yang tertuang dalam Rencana Pembangunan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinciMuda, Hacker, dan Berbahaya
Muda, Hacker, dan Berbahaya 07 April 2017 VIVA.co.id â  Aksi remaja 19 tahun, Sultan Haikal membobol situs jual beli tiket daring, Tiket.com menjadi perhatian publik Tanah Air. Publik terkejut, saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang kerap digunakan dalam konteks politik di Indonesia. Aksi saling serang antar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan) merupakan isu publik yang kerap digunakan dalam konteks politik di Indonesia. Aksi saling serang antar politisi
Lebih terperinciMAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 76/PUU-XV/2017
rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 76/PUU-XV/2017 PERIHAL PERMOHONAN PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI
Lebih terperinciFENOMENA PENYESATAN BERITA DI MEDIA SOSIAL
FENOMENA PENYESATAN BERITA DI MEDIA SOSIAL (Ruri Rosmalinda, S.S.I., M. I.Pol) Pendahuluan Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk, hal itu tercermin dari semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang mempunyai
Lebih terperinciPENANGANAN KONTEN NEGATIF BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
RESTRICTED DOCUMENT PENANGANAN KONTEN NEGATIF BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika 1 DASAR HUKUM PENANGANAN KONTEN NEGATIF SAAT INI 1. Amanat Pasal 40 Undang-undang
Lebih terperinciPemberdayaan Apoteker dalam Peningkatan Efektifitas Pengawasan Iklan Obat Tradisional
Pemberdayaan Apoteker dalam Peningkatan Efektifitas Pengawasan Iklan Obat Tradisional disampaikan oleh: Drs. Ondri Dwi Sampurno, M.Si, Apt. Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk
Lebih terperinciSIARAN PERS ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN (AJI) TENTANG SIARAN TELEVISI DIGITAL
SIARAN PERS ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN (AJI) TENTANG SIARAN TELEVISI DIGITAL Latar Belakang Siaran televisi yang kita saksikan di Indonesia saat ini, secara teknis telekomunikasi, masih menggunakan teknologi
Lebih terperinciDRAFT KEBIJAKAN PENANGANAN KELUHAN
DRAFT KEBIJAKAN PENANGANAN KELUHAN PENGELOLA NAMA DOMAIN INTERNET INDONESIA Icon Business Park Unit L1-L2 BSD City Tangerang, Indonesia 15345, Indonesia. www.pandi.id Judul: Kebijakan Penanganan Keluhan
Lebih terperinciMakalah Kejahatan E-Commerce "Kasus Penipuan Online" Nama : Indra Gunawan BAB I PENDAHULUAN
Makalah Kejahatan E-Commerce "Kasus Penipuan Online" Nama : Indra Gunawan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi komputer, telekomunikasi dan informasi telah berkembang sangat pesat
Lebih terperinciLAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI
LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI KEMENTERIAN PERTAHANAN, KEMENTERIAN LUAR NEGERI, KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA, TENTARA NASIONAL INDONESIA, BADAN INTELIJEN NEGARA, DEWAN KETAHANAN NASIONAL, LEMBAGA
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR. 19 TAHUN 2014 TENTANG PENANGANAN SITUS INTERNET BERMUATAN NEGATIF
SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR. 19 TAHUN 2014 TENTANG PENANGANAN SITUS INTERNET BERMUATAN NEGATIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN
Lebih terperinci(Disampaikan oleh Direktorat Hukum Bank Indonesia)
(Disampaikan oleh Direktorat Hukum Bank Indonesia) A. Pendahuluan Saat ini pemanfaatan teknologi informasi merupakan bagian penting dari hampir seluruh aktivitas masyarakat. Bahkan di dunia perbankan dimana
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008
SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciLAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI
LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI KEMENTERIAN PERTAHANAN, KEMENTERIAN LUAR NEGERI, KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA, TENTARA NASIONAL INDONESIA, BADAN INTELIJEN NEGARA, DEWAN KETAHANAN NASIONAL, LEMBAGA
Lebih terperinciRefleksi Menjelang Fajar 2010: PPWI Penegak Pilar Demokrasi. Oleh : Mung Pujanarko, S.Sos Selasa, 29 Desember :37
Pewarta-Indonesia, Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) merupakan wadah bagi Warga Negara Indonesia untuk berpartispasi aktif dalam kegiatan Citizen Journalism. Apa itu Citizen journalism? Bagi kebanyakan
Lebih terperinciKeamanan Sistem Informasi
Keamanan Sistem Informasi Oleh: Puji Hartono Versi: 2014 Modul 7 Hukum Siber Overview 1. Kategori kejahatan 2. Ruang lingkup hukum siber 3. Investigasi 4. Hukum Siber di Indonesia (UU ITE2008) 1. Kandungan
Lebih terperinciMam MAKALAH ISLAM. Gerakan ISIS, Ancaman Ideologi dan Keamanan NKRI
Mam MAKALAH ISLAM Gerakan ISIS, Ancaman Ideologi dan Keamanan NKRI 5 Agustus 2014 Makalah Islam Gerakan ISIS, Ancaman Ideologi dan Keamanan NKRI Fuad Nasar (Pemerhati Masalah Sosial Keagamaan) Islamic
Lebih terperinciEXECUTIVE SUMMARY LAPORAN PENELITIAN TIM POLITIK DALAM NEGERI TATA KELOLA CYBER-SECURITY PADA PEMERINTAHAN DAERAH. Oleh:
EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN PENELITIAN TIM POLITIK DALAM NEGERI TATA KELOLA CYBER-SECURITY PADA PEMERINTAHAN DAERAH Oleh: AHMAD BUDIMAN PRAYUDI ARYOJATI ARDIPANDANTO PUSAT PENELITIAN BADAN KEAHLIAN DPR RI
Lebih terperinciBAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 8.1 Kesimpulan. Surabaya, kegiatan prostitusi di lokalisasi prostitusi Dolly merupakan kegiatan
BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 8.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Masyarakat Surabaya menolak atau tidak mendukung
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI Universitas Mercu Buana Yogyakarta Program Studi : 1. Teknik Informatika
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI Universitas Mercu Buana Yogyakarta Program Studi : 1. Teknik Informatika Alamat: Kampus I, Jl. Wates. Km. 10 Yogyakarta. 55753. Telp.(0274) 649212,649211,Fax.(0274)-649213.
Lebih terperinciAnalisis Isi Media Judul: MCA No.33 Revisi UU KPK Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 18/02/2016
Analisis Isi Media Judul: MCA No33 Revisi UU KPK Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 18/02/2016 Sebaran Media Monitoring media pada hari Kamis, 18 Februari 2016 mengenai Revisi UU KPK paling banyak diangkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuat informasi yang dibutuhkan dapat diakses dengan cepat, dan memiliki tampilan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Masyarakat kian tergantung dengan media massa, yang menjadi salah satu sumber informasi yang sangat dibutuhkan khalayak. Terlebih dengan kecanggihan teknologi di mana
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Semenjak awal, perdebatan mengenai internet dan hak asasi manusia mengerucut pada isu kesenjangan akses dan upaya penciptaan regulasi untuk membatasi atau mengontrol penggunaan
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah : kepada oknum Dokter maupun Apoteker yang memang tidak mengindahkan
BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah : 1. Metode atau cara masyakarat untuk mendapatkan obat yang mengandung hormon prostagladin yang disalahgunakan sebagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berkembang dari waktu kewaktu semakin pesat. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek yang penting bagi manusia, karena pendidikan merupakan pengembangan pemberdaya manusia (SDM). Pada saat ini pendidikan dituntut peranannya
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.348, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Pengelolaan. Portal. Situs Kementerian Luar Negeri. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN
Lebih terperinciCyber Ethics. Ade Sarah H., M.Kom
Cyber Ethics Ade Sarah H., M.Kom Internet adalah sebuah jaringan komputer dunia yang memungkinkan sebuah hubungan bagi setiap orang dengan sebuah komputer dan sebuah jaringan telepon. Alasan mengapa era
Lebih terperinciPUSANEV_BPHN. Overview ANALISIS EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PARTISIPASI PUBLIK DALAM PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK. Oleh:
Overview ANALISIS EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PARTISIPASI PUBLIK DALAM PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK Oleh: Kelompok Kerja Analisis dan Evaluasi Hukum Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional Badan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan kemajuan teknologi informasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan kemajuan teknologi informasi menjadi fenomena aktual yang harus dihadapi bangsa Indonesia. Karakteristik kemajuan yang tidak mengenal ruang
Lebih terperinciPOIN PENTING DALAM UU ITE
POIN PENTING DALAM UU ITE Muhammad Fachri Maulana fachri.maulana@raharja.info Abstrak Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik atau Undang Undang nomor 11 tahun 2008 atau UU ITE adalah UU yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi dan daerah Provinsi dibagi atas Kabupaten dan Kota, yang tiap-tiap provinsi, Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penggunanya. Dengan munculnya internet, orang-orang semakin bebas berekspresi di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi telah mengubah perilaku media dan para penggunanya. Dengan munculnya internet, orang-orang semakin bebas berekspresi di dunia maya.
Lebih terperinciM E M U T U S K A N :
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.2/Menhut-II/2011 TENTANG PEDOMAN FORMULASI, IMPLEMENTASI, EVALUASI KINERJA DAN REVISI KEBIJAKAN PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN
Lebih terperinciSambutan Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna Bidang Polhukam, 31 Agustus 2010 Selasa, 31 Agustus 2010
Sambutan Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna Bidang Polhukam, 31 Agustus 2010 Selasa, 31 Agustus 2010 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA SIDANG KABINET BIDANG POLHUKAM DI KANTOR PERSIDEN,
Lebih terperinciREVISI UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK (ITE) STOP SPREADING FAKE NEWS, STOP THE [1] RUMOURS, STOP HOAX
e FIAT JUSTITIA MS & PARTNERS LAW OFFICE NEWSLETTER 13 Januari 2017 www.msp-lawoffice.com REVISI UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK (ITE) STOP SPREADING FAKE NEWS, STOP THE [1] RUMOURS, STOP
Lebih terperinciPenapisan dan pemblokiran konten internet, bolehkah? Oleh: Wahyudi Djafar Peneliti Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM)
Penapisan dan pemblokiran konten internet, bolehkah? Oleh: Wahyudi Djafar Peneliti Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM) Perlindungan HAM dalam berinternet Resolusi 20/8 yang dikeluarkan oleh Dewan
Lebih terperinciKEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI JARINGAN INTERNET MELALUI UU NO. 11 TAHUN 2008 TENTANG ITE
KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI JARINGAN INTERNET MELALUI UU NO. 11 TAHUN 2008 TENTANG ITE Oleh: H.M. SAMAN, S.Sos, M.Si Kabag Tata Usaha Kanwil Kemenag Prov. Riau Teknologi Informasi melalui dunia maya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepribadian luhur bangsa, beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Republik Indonesia adalah negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan menjunjung tinggi nilai-nilai
Lebih terperinciInternet Sehat dan Aman (INSAN)
Internet Sehat dan Aman (INSAN) Oleh : Rini Agustina, S.Kom, M.Pd Sumber : Direktorat Pemberndayaan Informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. timbul sebagai hasil kerja kreativitas daya fikir manusia yang. dipublikasikan kepada masyarakat umum baik dalam bidang ilmu
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang HAKI (hak atas kekayaan intelektual) adalah hak hukum yang timbul sebagai hasil kerja kreativitas daya fikir manusia yang dipublikasikan kepada masyarakat umum baik
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum. Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum. Universitas Kristen Satya Wacana
PENGATURAN HUKUM PIDANA TERHADAP PENYALAHGUNAAN SOFTWARE SEBAGAI SARANA KEJAHATAN CYBERPORN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK SKRIPSI Diajukan Sebagai
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kritis dari teori Teun A. Van Dijk terhadap tayangan program paket berita jurnal
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Setelah melakukan penelitian dengan menggunakan metode analisis wacana kritis dari teori Teun A. Van Dijk terhadap tayangan program paket berita jurnal parlemen
Lebih terperinciBab IV Penutup. A. Kebebasan Berekspresi sebagai Isi Media
Bab IV Penutup A. Kebebasan Berekspresi sebagai Isi Media Keberadaan Pasal 28 dan Pasal 28F UUD 1945 tidak dapat dilepaskan dari peristiwa diratifikasinya Universal Declaration of Human Rights (UDHR) 108
Lebih terperinciBAB VI MODAL SOSIAL. terkait erat dengan sistem reputasi. Penyebab utamanya adalah karena kerahasiaan
BAB VI MODAL SOSIAL 6.1 Kepercayaan Tingkat kepercayaan seorang anggota Kaskus terhadap anggota yang lain terkait erat dengan sistem reputasi. Penyebab utamanya adalah karena kerahasiaan identitas menjadi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407).
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dahulu, peneliti-peneliti komunikasi massa telah menyadari betapa kuatnya peran media komunikasi dalam membentuk pikiran masyarakat. Media komunikasi memiliki
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.2/Menhut-II/2011 TENTANG PEDOMAN FORMULASI, IMPLEMENTASI, EVALUASI KINERJA DAN REVISI KEBIJAKAN PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) di Dunia sangat dirasakan manfaatnya dalam berbagai sektor Industri, Perbankan maupun Usaha Kecil-Menengah
Lebih terperinciPembahasan : 1. Cyberlaw 2. Ruang Lingkup Cyberlaw 3. Pengaturan Cybercrimes dalam UU ITE
Pertemuan 5 Pembahasan : 1. Cyberlaw 2. Ruang Lingkup Cyberlaw 3. Pengaturan Cybercrimes dalam UU ITE 4. Celah Hukum Cybercrime I. Cyberlaw Hukum pada prinsipnya merupakan pengaturan terhadap sikap tindakan
Lebih terperinci7. Hak Cipta Media siber wajib menghormati hak cipta sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pedoman Kemerdekaan berpendapat, kemerdekaan berekspresi, dan kemerdekaan pers adalah hak asasi manusia yang dilindungi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia PBB.
Lebih terperinciTINDAK PIDANA DI BIDANG MEDIA SOSIAL Oleh : Prof. Dr. H. Didik Endro Purwoleksono, S.H., M.H.
TINDAK PIDANA DI BIDANG MEDIA SOSIAL Oleh : Prof. Dr. H. Didik Endro Purwoleksono, S.H., M.H. 5 KEPENTINGAN HUKUM YANG HARUS DILINDUNGI (PARAMETER SUATU UU MENGATUR SANKSI PIDANA) : 1. NYAWA MANUSIA. 2.
Lebih terperinciBAB V PENUTUP 5.1. KESIMPULAN. Praktik jurnalisme kloning kini menjadi kian populer dan banyak
BAB V PENUTUP 5.1. KESIMPULAN Praktik jurnalisme kloning kini menjadi kian populer dan banyak dilakukan oleh para jurnalis dalam tugasnya sehari-hari. Jurnalisme kloning merupakan aktivitas tukar menukar
Lebih terperinciBAB V POLA KOMUNIKASI ANTARA FORUM JURNALIS SALATIGA DENGAN PEMERINTAH KOTA SALATIGA Pola Komunikasi FJS dan Pemerintah Kota Salatiga
BAB V POLA KOMUNIKASI ANTARA FORUM JURNALIS SALATIGA DENGAN PEMERINTAH KOTA SALATIGA 5. 1. Pola Komunikasi FJS dan Pemerintah Kota Salatiga Kebebasan Pers secara subtansif tidak saja dijadikan indikator
Lebih terperinciKeempat, penyelesaian sengketa, juga dapat diselesaikan dengan metode penyelesaian sengketa alternative atau arbitrase.
RUU ITE, MUTLAK DIPERLUKAN 12-12-2006 Pelanggaran hukum dalam transaksi elektronik dan perbuatan hukum di dunia maya merupakan fenomena yang mengkhawatirkan, mengingat berbagai tindakan, seperti carding,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia di kenal sebagai salah satu negara yang padat penduduknya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia di kenal sebagai salah satu negara yang padat penduduknya. Beragam agama, ras, suku bangsa, dan berbagai golongan membaur menjadi satu dalam masyarakat.
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2013 TENTANG PENANGANAN SITUS INTERNET BERMUATAN NEGATIF
PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2013 TENTANG PENANGANAN SITUS INTERNET BERMUATAN NEGATIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
Lebih terperinciHendry Ch Bangun Wakil Pemimpin Redaksi Warta Kota 21 November 2011
Hendry Ch Bangun Wakil Pemimpin Redaksi Warta Kota 21 November 2011 Media dan Informasi Informasi adalah sumber berita, tanpa informasi tidak ada berita Informasi dapat berupa fakta, dapat berupa peristiwa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Perkembangan teknologi mempunyai kaitan yang erat dalam perkembangan dalam bidang informasi dan komunikasi. Peranan teknologi informasi dalam bidang
Lebih terperinciFKM2-POLRI Perkuat Citra Kepolisian RI
FKM2-POLRI Perkuat Citra Kepolisian RI FKM2-POLRI (Forum Komunikasi Masyarakat Media dan Polri), didirikan di Jakarta pada 1 Agustus 2017 lalu, terlahir dalam rangka memperkuat citra Polri di mata masyarakat
Lebih terperinciMELINDUNGI PENGGUNA INTERNET DENGAN UU ITE
MELINDUNGI PENGGUNA INTERNET DENGAN UU ITE DIREKTORAT PEMBERDAYAAN INFORMATIKA DIREKTORAT JENDERAL APLIKASI INFORMATIKA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 1 The World We Are Facing Today A Borderless,
Lebih terperinciBalikpapan, 19 Agustus
Balikpapan, 19 Agustus 2017 www.bambangherlandi.web.id www.bambangherlandi.web.id www.bambangherlandi.web.id www.bambangherlandi.web.id www.bambangherlandi.web.id www.bambangherlandi.web.id www.bambangherlandi.web.id
Lebih terperinciMERUNUT MEDIA HOAX DAN UPAYA MELAWANNYA
Dewan Pers MERUNUT MEDIA HOAX DAN UPAYA MELAWANNYA Yosep Adi Prasetyo Ketua Jakarta, 12 Januari 2017 BEDA INFO MEDIA DENGAN BERITA Info Asal ïnformationel (Latin) dan ïnformacioni (Perancis) Potongan pesan
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK I. UMUM Pemanfaatan Teknologi Informasi, media, dan komunikasi telah mengubah baik perilaku
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR: /PER/M/KOMINFO/2/ TAHUN 2010 TENTANG KONTEN MULTIMEDIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR: /PER/M/KOMINFO/2/ 2010. TAHUN 2010 TENTANG KONTEN MULTIMEDIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciSIARAN PERS Badan Perlindungan Konsumen Nasional Jl. M.I. Ridwan Rais No. 5 Jakarta Telp/Fax ,
SIARAN PERS Badan Perlindungan Konsumen Nasional Jl. M.I. Ridwan Rais No. 5 Jakarta 10110 Telp/Fax. 021-34833819, 021-3458867 www.bpkn.go.id Harus Ciptakan Sistem dan Efektifkan Pengawasan Layanan Jasa
Lebih terperincihttp://www.warungbaca.com/2016/12/download-undang-undang-nomor-19-tahun.html UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat, menuntut masyarakat,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat, menuntut masyarakat, terutama yang hidup di daerah perkotaan untuk dapat mengetahui berbagai macam
Lebih terperinciEtika Jurnalistik dan UU Pers
Etika Jurnalistik dan UU Pers 1 KHOLID A.HARRAS Kontrol Hukum Formal: KUHP, UU Pers, UU Penyiaran Tidak Formal: Kode Etik Wartawan Indonesia 2 Kode Etik Jurnalistik Kode Etik Jurnalistik dikembangkan sebagai
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.251, 2016 KOMUNIKASI. INFORMASI. Transaksi. Elektronik. Perubahan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5952) UNDANG-UNDANG REPUBLIK
Lebih terperinci100% Kartu Debit Ber-Chip Pada 2021
100% Kartu Debit Ber-Chip Pada 2021 01 Mar Bank Indonesia (BI) mewajibkan bank menerapkan teknologi chip pada kartu debit yang mereka terbitkan. Deadline adalah 1 Januari 2016. Namun, banyak bank belum
Lebih terperinciPengantar Presiden RI pada Rapat Terbatas tentang Kejahatan Seksual, di Jakarta, Tgl. 14 Mei 2014 Rabu, 14 Mei 2014
Pengantar Presiden RI pada Rapat Terbatas tentang Kejahatan Seksual, di Jakarta, Tgl. 14 Mei 2014 Rabu, 14 Mei 2014 PENGANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA RAPAT TERBATAS TENTANG KEJAHATAN SEKSUAL TERHADAP
Lebih terperinciPelanggaran Kode Etik Dalam Dunia Informatika Universitas Mercubuana Yogyakarta
Pelanggaran Kode Etik Dalam Dunia Informatika Universitas Mercubuana Yogyakarta Oleh: Gerson Dullosa Utama 14111053 Daftar Isi Daftar Isi... 2 BAB I... 3 1.1 Informasi Berita Pelanggaran Kode Etik di Dunia
Lebih terperinciDampak Perkembangan Teknologi Informasi
Dampak Perkembangan Teknologi Informasi Irsa Bramasta Prasetya irsa@raharja.info Abstrak Teknologi informasi merupakan salah satu teknologi yang sangat di perlukan saat ini karena dapat meningkatkan standar
Lebih terperinciPengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, di Kantor Presiden, tanggal 1 April 2014 Selasa, 01 April 2014
Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, di Kantor Presiden, tanggal 1 April 2014 Selasa, 01 April 2014 PENGANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA SIDANG KABINET PARIPURNA DI KANTOR PRESIDEN,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang teknologi informasi dan komunikasi, pers telah memberikan andil yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melihat pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya di bidang teknologi informasi dan komunikasi, pers telah memberikan andil yang cukup besar
Lebih terperinciSyarat dan Ketentuan Layanan Loketraja.com. (Terms and Conditions)
Syarat dan Ketentuan Layanan Loketraja.com (Terms and Conditions) Pemberitahuan 1. Perusahaan menyampaikan pemberitahuan kepada Anda melalui e-mail / sms notifikasi mengenai pemberitahuan umum di website
Lebih terperinciV. KESIMPULAN DAN SARAN. Dari uraian hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, penulis
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari uraian hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengaturan hukum terhadap lisensi creative commons
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN Bangsa Indonesia sejak lama di kenal sebagai Bangsa yang memiliki Adat Istiadat yang serba sopan dan moral yang sopan. Walaupun demikian ternyata budaya atau kepribadian Indonesia semakin
Lebih terperinciCYBER ETHICS. Disusun oleh : ANGGRAINI DIAH PUSPITANINGRUM ( ) KELAS : 22 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
CYBER ETHICS Disusun oleh : ANGGRAINI DIAH PUSPITANINGRUM (14111006) KELAS : 22 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA 2015/2016 DAFTAR ISI DAFTAR
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,
Lebih terperinciJURUSAN ILMU KOMUNIKASI FDK UIN SUSKA RIAU
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FDK UIN SUSKA RIAU Satuan Acara Perkuliahan Sibernetika Mata Kuliah : Sibernetika SKS/ Smt : VII JR/PR/BR Dosen : M Badri, MSi No Phone : 0812 7627 2981 Email : negeribadri@gmail.com
Lebih terperinciDibuat Oleh A F I Y A T I NIM Dosen DR. Ir Iwan Krisnadi MBA
MEMAHAMI UU NO. 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK (ITE) DAN PENERAPANNYA PADA DOKUMEN ELEKTRONIK SEPERTI E-TICKETING DI INDONESIA Dibuat Oleh A F I Y A T I NIM 5540180013 Dosen DR.
Lebih terperinciSTUDI KASUS. Penipuan Identitas dan Pencenaran Nama Baik melalui Internet (Cyber Crime)
Bram Ratya Setiadi Offering I : 120413423791 STUDI KASUS Penipuan Identitas dan Pencenaran Nama Baik melalui Internet (Cyber Crime) Kasus: Penipuan Yang Pernah Terjadi Di Indonesia Menggunakan Media Komputer
Lebih terperincicrime dalam bentuk phising yang pernah terjadi di Indonesia ini cukup
BAB IV ANALISIS TERH}ADAP CYBER CRIME DALAM BENTUK PHISING DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM A. Analisis Cara Melakukan Kejahatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 mengakui bahwa kemerdekaan pers merupakan salah satu wujud kedaulatan rakyat dan menjadi unsur
Lebih terperinciMODEL PENGATURAN INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK
MODEL PENGATURAN INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK Oleh: Dr Jamal Wiwoho, Dr I Gusti Ayu Ketut Rachmi Handayani 4/30/2012 model pengaturan ITE www.jamalwiwoho.com 1 Saat ini telah lahir suatu rezim hukum
Lebih terperinciMedia Siber. Imam Wahyudi Anggota Dewan Pers
Media Siber Imam Wahyudi Anggota Dewan Pers 2013-2016 Bagian 1 Platform Pers Cetak Radio Televisi Online UU 40/1999 tentang Pers Kode Etik Jurnalistik Pedoman Pemberitaan Media Siber Media Siber Kegiatan
Lebih terperinci