Konstruksi TNI dalam Berita Penembakan di Lapas Cebongan Pada Media Cetak Edisi April 2013.
|
|
- Lanny Widjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Konstruksi TNI dalam Berita Penembakan di Lapas Cebongan Pada Media Cetak Edisi April NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar sarjana S-1 Jurusan Ilmu Komunikasi Disusun oleh : ISNAIN DEWI YUNITA SARI L PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
2
3 ABSTRAK Isnain Dewi Yunita Sari, L , Konstruksi TNI dalam Berita Penembakan di Lapas Cebongan Pada Media Cetak Edisi April 2013, Naskah Publikasi, Program Studi Ilmu Komunikasi, Konsentrasi PR and Marketing Communication, Fakultas Komunikasi dan Informatika, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Kasus penembakan yang terjadi di Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, Yogyakarta menjadi bahan pemberitaan di media cetak dan internet. Solopos sebagai koran lokal Solo merupakan salah satu media cetak yang mengangkat dan secara rutin memberitakan perkembangan kasus tersebut. Media massa melakukan proses penyeleksian dalam memilih narasumber dan menyeleksi tema pemberitaan. Kasus penembakan yang terjadi di Lapas Cebongan yang para pelakunya adalah anggota TNI terjadi akibat mendengar kabar bahwa atasan mereka, Serka Heru Santoso telah dibunuh oleh sekelopok preman saat berada di Hugo s Cafe dan pembacokan yang dilakukan kepada Sertu Sriyono. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode analisis framing. Analisis framing yang dipakai adalah model analisis framing dari Robert N Entman. Model tersebut melihat sebuah berita dari dua dimensi yaitu seleksi isu dan penonjolan aspek-aspek tertentu. Kemudian dianalisis dengan menggunakan empat perangkat framing model Robert N Entman. Data diambil dari dokumentasi pemberitaan tentang kasus penembakan yang terjadi di Lapas Cebongan yang dilakukan oleh anggota Kopassus di media cetak Solopos edisi April Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa kasus penembakan itu terjadi karena rasa solidaritas dan jiwa korsa tetapi merupakan pelanggaran hukum. Terdapat tiga temuan peneliti dari media cetak Solopos yaitu arogansi anggota Kopassus sebagai bagian dari kriminalitas, ketidakpercayaan masyarakat terhadap hukum, konflik pribadi. Kata Kunci :jiwa korsa, anggota TNI, framing, Solopos 1
4 2 Pendahuluan Media massa memiliki beberapa peranan penting terutama dalam hal penyampaian informasi. Media massa termasuk salah satunya media cetak merupakan sumber informasi yang banyak digunakan oleh masyarakat dalam memperoleh informasi, seperti koran, majalah, tabloid, dsb. Media massa tersebut yang nantinya akan memberikan informasi keseluruh penjuru dunia. Melalui kemudahan penyebaran informasi tersebut, orang Solo bisa mengetahui berita yang terjadi di Jakarta begitu juga sebaliknya. Surat kabar sebagai salah satu bentuk media massa yaitu media massa cetak, memiliki beberapa fungsi diantaranya yaitu fungsi primer dan fungsi sekunder. Fungsi primernya yaitu memberikan informasi kepada pembaca secara objektif mengenai segala sesuatu yang terjadi di suatu komunitas, negara dan dunia, memberikan komentar terhadap berita yang disampaikan dan kemudian mengembangkannya dalam fokus berita, memberikan informasi kepada pembaca mengenai barang dan jasa yang dibutuhkan oleh pembaca melalui media iklan. Sedangkan fungsi sekunder surat kabar adalah mengampanyekan proyek yang bersifat kemasyarakatan untuk membantu kondisi-kondisi tertentu, memberikan hiburan kepada pembaca, melayani pembaca sebagai konselor yang ramah, menjadi agen informasi (Suryawati, 2011 : 41 ). Pada akhir bulan Maret 2013, tepatnya pada tanggal 24 Maret, publik dihebohkan dengan
5 3 pemberitaan mengenai kasus penembakan narapidana oleh sekelompok orang yang tidak dikenal di Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta. Berbagai media baik cetak ataupun elektronik, menjadikan berita tersebut sebagaiheadline karena peristiwa tersebut menyangkut nama baik lembaga pemasyarakatan itu sendiri yang berfungsi sebagai tempat tinggal bagi narapidana yang menjalankan masa tahanan dan juga keamanannya pun dijaga ketat oleh oknum polisi. Awal mula kejadian tersebut menurut yang diberitakan oleh Solopos adalah karena salah satu tersangka yaitu Serda Ucok merasa tidak terima jika satuannya dilecehkan oleh sekelompok preman dengan adanya pembunuhan yang serta adanya pembacokan yang dilakukan kepada Sertu Sriyono. Merasa kesatuannya telah dilecehkan oleh sekelompok preman, pada akhirnya Serda Ucok mengajak teman-temannya yang juga anggota militer untuk mencari preman tersebut dan akhirnya melakukan penembakan terhadap para pelaku pembunuhan Serka Heru Santoso. Dari wacana yang disajikan oleh Solopos, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana framing Harian Solopos dalam melakukan konstruksi pada pemberitaan mengenai kasus penembakan yang terjadi di Lapas Cebongan Sleman Yogyakarta? Kemudian juga bagaimana frame yang dilakukan oleh surat kabar Solopos dalam membingkai Citra TNI dalam kasus tersebut. dilakukan kepada Serka Heru Santoso saat berada di Hugo s Cafe
6 4 Tinjauan Pustaka Komunikasi menurut Harold Laswell adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? AtauSiapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana? (Mulyana, 2009 : 69 ). Terdapat lima unsur pokok dalam komunikasi yaitu yang pertama adalah sumber, kedua adalah pesan, ketiga adalah saluran atau media, keempat adalah penerima dan yang kelima adalah efek. (Mulyana, 2009 : 71) Komunikasi massa pada dasarnya adalah komunikasi melalui media massa baik media cetak maupun media elektronik. Media massa sendiri memiliki definisi yaitu, alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Media massa tidak memiliki hambatan ruang dan waktu serta mampu menyebarkan pesan hampir seketika diwaktu yang tak terbatas (Nurudin, 2009:9). Surat kabar merupakan salah satu bentuk komunikasi massa tetapi kurang masal dibandingkan dengan radio ataupun televisi yang memiliki pelanggan paling banyak. Hampir setiap orang mendengarkan radio dan menonton televisi, pembaca surat kabar biasanya mereka yang lebih terdidik dan lebih tua. Hanya sekitar 50% dari orang yang berusia antara 21 dan 35 tahun yang membaca surat kabar secara teratur. Surat kabar mempunyai dua fungsi umum; pertama yaitu merupakan sumber informasi tentang apa yang sedang
7 5 terjadi di dunia dan di daerah setempat.fungsi kedua adalah untuk menghibur, dan untuk fungsi inilah kaum muda dan kaum yang kurang terdidik membaca surat kabar, baik dalam rubrik seni, olahraga atau komik (Devito, 1997 : ). Berita pada dasarnya adalah laporan dari peristiwa, bukan peristiwa itu sendiri. News is the timely, concise,accurate report of an event, not the event itself.dalam hal ini peristiwa adalah realitas atau fakta yang diliput oleh wartawan yang pada gilirannya akan dilaporkan secara terbuka melalui media massa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa berita di media massa padadasarnya tidak lebih dari hasil penyusunan realitas-realitas dalam bentuk cerita (Wonohito, 1997:12). Pers dalam arti sempit yang akan dibahas adalah surat kabar dan majalah. Pers adalah lembaga kemasyarakatan ( social institusion). Pers tidak hidup mandiri karena pers bekerja sama antara subsistem tempat ia berada dengan subsistem lainnya tetapi mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya. Pers mempunyai keterkaitan organisasi dengan negara, karena eksistensi pers dipengaruhi dan ditentukan oleh falsafah dan sistem politik negara tempat pers itu hidup (Effendy,2004:146). Pengertian pers di Indonesia sudah tercantum dalam Undangundang No. 11 Tahun 1996 tentang ketentuan-ketentuan pokok Pers dan Undang-Undang No.21 Tahun 1982 tentang perubahan atas Undangundang No.11 Tahun1996. fungsi pers diantaranya adalah fungsi menyiarkan informasi,
8 6 fungsi mendidik, fungsi hiburan dan fungsi kontrol sosial. Jurnalistik adalah pengelolaan laporan harian yang menarik minat khalayak mulai dari peliputan hingga penyebarannya kepada masyarakat. Peristiwaperistiwa yang ada di dunia, baik yang bersifat faktual ataupun opini seseorang yang bertujuan untuk menarik minat khalayak merupakan bahan dasar bagi jurnalistik dan akan menjadibahan berita yang nantinya akan disebarluaskan kepada masyarakat (Effendy, 2004:151). Framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan untuk menseleksi isu dan menulis berita. Cara pandang atau perspektif itu pada akhirnya menentukan fakta apa yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan, dan hendak dibawa kemana berita tersebut (Eriyanto.2002:68). Media massa mempengaruhi apa yang dipercaya sebagian besar orang sebagai realitas merupakan hal yang kuno dan ditempelkan dalam teori propaganda dan ideologi. Sebagai contoh konstruksi sosial adalah promosi media mengenai nasionalisme, patriotisme, keseragaman sosial, dan sistem kepercayaan. Realitas yang diberikan diberita adalah konstruksi selektif yang dibuat dari bagian-bagian informasi yang nyata dan pengamatan yang disatukan (McQuail, 2011:110). Masing-masing surat kabar, koran misalnya memiliki konstruksi tersendiri atas pemberitaan tentang partai politik misalnya. Koran tersebut akan memberikan berita yang positif apabila ia memiliki
9 7 kesamaan orientasi dengan partai yang diberitakan, tetapi koran tersebut akan menuliskan berita yang negatif apabila ia tidak memiliki kepercayaan atau bahkan tidak menyukai partai tersebut. Hal ini terjadi karena masing-masing koran memiliki pandangan masing-masing yang terkait dengan pandangan internal dan eksternal masing-masing surat kabar. Metode penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian Kualitatif dengan menggunakan analisis framing. Melihat pembingkaian berita pada salah satu surat kabar harian di Surakarta yaitu Solopos yang menyoroti kasus penembakan yang terjadi di Lapas Cebongan Sleman Yogyakarta yang pelakunya merupakan anggota TNI dengan melalui pengamatan dan penelitian menggunakan data yang berupa katakata. Penelitian kualitatif tidak menggunakan perhitungan angka serta untuk memahami suatu fenomena dalam konteks sosial. Peneliti menggunakan analisis framing dalam mengkaji dan meneliti permasalahan yang terjadi. Secara sederhana analisis framing dapat digambarkan sebagai analisis untuk mengetahui bagaimana realitas ( peristiwa, aktor, kelompok, atau apa saja ) dibingkai oleh media. Pembingkaian tersebut tentu saja melalui proses konstruksi.disini realitas sosial dimaknai dan dan dikonstruksi dengan makna tertentu.peristiwa dipahami dengan bentukan tertentu.semua hasil dari proses wawancara dan proses pemberitaan bukan hanya merupakan teknik jurnalistik tetapi juga akan menandakan bagaimana sebuah
10 8 peristiwa akandimaknai dan ditampilkan oleh wartawan sebagai penulis berita (Eriyanto, 2002 : 3). Dalam menganalisis berita Tabel 1. Perangkat Framing Robert N, Entman mengenai kasus penembakan yang terjadi di Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta yang pelakunya adalah anggota TNI, penulis akan menggunakan perangkat framing dari Robert N Entman. Entman melihat framing dalam dua dimensi besar, yaitu seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas atau isu. Terdapat empat proses penelitian yang dilakukan oleh Entman diantaranya adalah Define Problems (Pendefinisian Masalah), Diagnose Causes (memperkirakan penyebab masalah), Make moral Judgement (membuat pilihan moral), Treatment recommendation (menekankan penyelesaian). Define Problems ( Pendefinisian Masalah ) Diagnose causes ( memperkirakan masalah atau sumber masalah ) Make Moral Judgement ( membuat keputusan moral ) Treatment Recommendation ( menekankan penyelesaian ) Bagaimana suatu peristiwa / isu dilihat? Sebagai apa? atau sebagai masalah apa? Peristiwa itu dilihat disebabkan oleh apa? Apa yang dianggap sebagai penyebab dari suatu masalah? Siapa ( aktor ) yang dianggap sebagai penyebab masalah? Nilai moral apa yang disajikan untuk menjelaskan masalah? Nilai moral apa yang dipakai untuk melegitimasi atau mendelegitimasi suatu tindakan? Penyelesaian apa yang ditawarkan untuk mengatasi masalah / isu? Jalan apa yang ditawarkan dan harus ditempuh untuk mengatasi masalah?
11 9 adalah anggota Kopassus. Terdapat Analisis ini kemudian digunakan untuk meneliti teks berita pada surat kabar Solopos dalam membingkai berita kasus penembakan yang terjadi di Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta yang tersangkanya adalah anggota Kopassus. Pemberitaan yang digunakan adalah edisi 1 April April 2013 dengan melihat bagaimana framing yang dilakukan oleh kedua surat kabar Solopos dalam membingkai berita tersebut dan bagaimanakah citra TNI yang dimunculkan dalam melihat permasalahan tersebut. Hasil Penelitian Peneliti memperoleh jumlah 12 berita dari Solopos. Berita yang diambil adalah mengenai kasus yang terjadi di Lapas Cebongan, Sleman, beberapa temuan peneliti dalam melakukan penelitian terhadap surat kabar Solopos. Dari penelitian yang dilakukan terhadap Solopos, peneliti menemukan tiga pembingkain berita yang dilakukan terkait kasus tersebut, diantaranya adalah : 1. Arogansi Anggota Kopassus Sebagai Bagian dari Kriminalitas Sebagai oknum militer, perbuatan yang dilakukan oleh 11 anggota Kopassus yang menyerang Lapas Cebongan dan menembak mati keempat tersangka kasus pembunuhan terhadap Serka Heru Santoso adalah tindakan kriminalitas karena menghilangkan nyawa orang lain tanpa prosedur hukum yang berlaku. Yogyakarta yang para pelakunya
12 10 Adanya pro dan kontra Tabel 2. Frame Solopos tentang Problem Identification Causal Interpretation Arogansi Anggota Kopassus Moral Evaluation Treatment Recommendation Sebagai Bagian dari Kriminalitas Masalah Hukum -Akibat dari dibunuhnya Serka Heru Santoso dan pembacokan terhadap Sertu Sriyono -Kurangnya fungsi pengawasan dalam korps militer -Bersalah -tidak dibenarkan secara hukum dengan alasan apapun -penerapan jiwa korsa yang keliru Diadili secara peradilan militer 2. Ketidak percayaan masyarakat Hukum terhadap mengenai aksi yang dilakukan oleh kesebelas anggota Kopassus tersebut, pengamat hukum mengamati bahwa hal tersebut karena adanya ketidakpercayaan masyarakat terhadap proses hukum dan hukum di Indonesia masih dianggap labil sehingga membuat kepercayaan masyarakat terhadap proses hukum menjadi goyah. Hukum di Indonesia juga dianggap membisu maka dari itu senjata yang berbicara seperti yang dilakukan oleh anggota Kopassus tersebut. Tabel 3. Frame Soloposmengenai Problem Identification Causal Interpretation Ketidakpercayaan Masyarakat pada Hukum Masalah ketidakpercayaa n masyarakat pada hukum -Anggota kopassus dianggap memberantas premanisme -anggota
13 11 kopassus bersalah hukum secara merupakan atasan dari sang eksekutor penembakan terhadap Moral Evaluation Treatment Recommendatio n -Anggota Kopassus bersikap kesatria dan jujur -Anggota Kopassus dijerat dengan sanksi hukum -Bagi para pelaku dikenai sanksi secara hukum -institut kepolisian harus melakukan perubahan keempat tahanan di Lapas Cebongan, karena merasa pernah ditolong oleh Serka Heru Santoso saat melakukan operasi sehingga muncul rasa tidak terima atas aksi pembunuhan yang dilakukan oleh keempat preman tersebut kepada Serka Heru Santoso sehingga muncul reaksi penembakan tersebut. Tabel 4. Frame Solopos mengenai 3. Konflik Pribadi Sebagai Pemicu Penyerangan Konflik Pribadi Sebagai Pemicu Penyerangan Para prajurit Kopassus merasa tidak terima jika kesatuannya dicoreng oleh para preman yang menjadi tersangka kasus pembunuhan terhadap Serka Heru Santoso dan tindakan tersebut didasari atas jiwa korsa sebagai anggota TNI karena atasannya telah dibunuh. Serka Heru Santoso Problem Identification Causal Interpretation Masalah solidaritas Para prajurit Kopassus merasa tidak terima jika kesatuannya dicoreng oleh para preman yang menjadi tersangka kasus pembunuhan terhadap Serka Heru Santoso dan tindakan tersebut
14 12 didasari atas jiwa korsa sebagai anggota TNI karena atasannya telah dibunuh. Moral Evaluation Para prajurit Kopassus dianggap sebagai pahlawan karena ikut menumpas premanisme yang selama ini meresahkan masyarakat Jogjakarta. Treatment Meringankan Recommendation hukuman para anggota Kopassus penyerang LP Cebongan dan menganggap kasus tersebut bukan merupakan kasus pelanggaran HAM yang berat. dilakukan oleh anggota Kopassus di Lapas Cebongan dalam surat kabar Solopos yang direpresentasikan dalam teks berita yang ada melalui analisis framing. Penelitian ini memilih surat kabar Solopos pada edisi 1 April 2013 sampai 13 April 2013 sebagai fokus kajian dalam melakukan penelitian. Dengan kemampuan dan penafsiran yang serba terbatas, peneliti telah menemukan kesimpulan tentang bagaimanakah framing dalam surat kabar Solopos dan Kedaulatan Rakyat terkait dengan kasus penyerangan di Lapas Cebongan yang dilakukan oleh 11 anggota Kopassus. Solopos sebagai koran Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana framing pemberitaan Penyerangan yang Lokal masyarakat Solo yang memberitakan peristiwa yang ada di eks karesidenan Surakarta mengangkat pemberitaan mengenai peristiwa penembakan yang terjadi di
15 13 Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan yang para pelaku penyerangan tersebut adalah anggota Kopassus yang masih berdinas di Kandang Menjangan, Kartasura. Solopos yang memiliki visi sebagai penyaji informasi utama, terpercaya dengan pengelolaan usaha yang profesional serta dengan salah satu misinya yaitu membentuk sumber daya manusia yang kompeten dan bermoral, Solopos melakukan pemberitaan secara netral, artinya tidak memihak siapapun dan melihat permasalahan yang dilakukan oleh para anggota Kopassus tersebut memang bersalah secara hukum dengan memuat pemberitaan dari beberapa pendapat orang yang ke lapangan yaitu dengan mewawancarai wartawan yang menulis pemberitaan tersebut, sehingga memperoleh informasi yang jelas dan akurat tidak hanya meneliti teks dalam surat kabar saja. Media massa merupakan penyedia informasi bagi publik, akan tetapi realitas bentukan media juga tidak terlepas dari siapa pemilik media tersebut, berada di daerah mana media tersebut hal ini juga terkait dengan unsur bisnis yang dilakukan oleh media, oleh karena itu media bukanlah hakim yang menentukan siapa yang salah dan siapa yang benar. Media dibuat untuk memberikan informasi yang sebenarnya kepada pembacanya. memang ahli di bidang hukum. Masyarakat merupakan Saran Untuk penelitian selanjutnya diharapkan peneliti terjun langsung penikmat media, sehingga diharapkan dapat lebih cermat dan teliti dalam membaca dan melihat
16 14 fenomena yang ditampilkan oleh media, karena informasi yang diberikan bukan seratus persen murni dari informasi yang didapat, akan tetapi juga terdapat campur tangan dan pandangan yang dikemukakan oleh penulis. Ada beberapa informasi yang ditonjolkan dan adapula yang dihilangkan, oleh karena itu masyarakat harus lebih cermat dan kritis dalam memperoleh informasi dari surat kabar agar permasalahannya tidak menjadi besar dan menyudutkan oknum tertentu.
17 15 Daftar Pustaka Devito A, Joseph Komunikasi Antar Manusia. Jakarta : Profesional Books Effendy Onong, Uchjana Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Eriyanto ANALISIS FRAMING Konstruksi, Ideologi dan Politik Media. Yogyakarta : LkiS Yogyakarta McQuail, Dennis Teori Komunikasi Massa. Jakarta : Erlangga McQuail, Dennis Teori Komunikasi Massa. Jakarta : Salemba Humanika Mulyana, Deddy Ilmu Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Nurudin, M.Si Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada Suryawati, Indah Jurnalistik Suatu Pengantar. Bogor : Ghalia Indonesia
BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pendekatan kualitatif adalah suatu penelitian yang bermaksud untuk
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tipe penelitian pendekatan kualitatif adalah suatu penelitian yang bermaksud untuk memahami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Media massa pada dasarnya selalu melakukan pembingkaian (framing)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa pada dasarnya selalu melakukan pembingkaian (framing) terhadap sebuah isu atau peristiwa melalui berita atau opini yang diterbitkannya. Praktik pembingkaian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Sejauh ini ada tiga macam konstruktivisme seperti yang diungkapkan oleh Suparno : pertama, konstruktivisme radikal; kedua, realisme hipotesis; ketiga, konstruktivisme
Lebih terperinciNASKAH PUBIKASI. Disusun Oleh Jaya Priyantoko L
PEMBERITAAN KASUS PENYERANGAN DI LAPAS CEBONGAN OLEH OKNUM KOPASSUS (Analisis Isi Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat dan Jawa Pos, edisi 24 Maret -30 April 2013) NASKAH PUBIKASI Disusun Oleh Jaya Priyantoko
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN. Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik
1 Bab 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik dalam diri seseorang, terutama wartawan. Seorang wartawan sebagai penulis yang selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang memerlukan pemenuhan kebutuhan dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh manusia dalam mendapatkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai
9 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Memasuki era reformasi kebebasan pers seolah-olah seperti terlepas dari belenggu yang sebelumnya mengekang arti kebebasan itu sendiri. Dengan sendirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berita sudah menjadi hal yang dapat dinikmati oleh masyarakat dengan berbagai macam bentuk media seperti media cetak dalam wujud koran dan berita gerak (media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. TNI bukanlah peristiwa yang baru. Kasus-kasus serupa kerap terjadi sebelumnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konflik antara dua institusi Negara seperti penyerangan Markas Polres oleh TNI bukanlah peristiwa yang baru. Kasus-kasus serupa kerap terjadi sebelumnya sepanjang 10
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA Elemen dasar seluruh isi media massa, entah itu hasil liputan seperti berita, laporan pandangan mata, hasil analisis berupa artikel berupa artikel opinion adalah bahasa (verbal dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan komunikasi, lisan maupun tulisan. Seiring perkembangan teknologi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Komunikasi Onong Uchyana Effendy (2003) meemberikan pengertian bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu sebagai bahan rujukan berjudul:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu sebagai bahan rujukan berjudul: Analisa Framing Pemberitaan Pemilukada Kabupaten Mesuji Tahun 2011 pada skh Lampung Post,
Lebih terperinciIdham Samawi dan Persatuan Sepakbola Indonesia Bantul (Persiba) di. Rubrik Sportmania Harian Kedaulatan Rakyat
Idham Samawi dan Persatuan Sepakbola Indonesia Bantul (Persiba) di Rubrik Sportmania Harian Kedaulatan Rakyat (Studi Analisis Framing Pemberitaan Rubrik Sportmania Harian Kedaulatan Rakyat periode 27 Juli
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang
50 BAB III METODE PENELITIAN Fungsi penelitian adalah untuk mencari penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan yang ada. Oleh karena itu diperlukan metodelogi penelitian, yakni seperangkat pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kita hidup ditengah derasnya perkembangan sistem komunikasi. Media massa adalah media atau sarana penyebaran informasi secara massa dan dapat diakses oleh masyarakat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sifat Penelitian Secara harafiah, metodologi dibentuk dari kata metodos, yang berarti cara, teknik, atau prosedur, dan logos yang berarti ilmu. Jadi metodologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam. menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam menjembatani atau sebagai penghubung informasi kepada khalayak luas dalam bidang politik, sosial, keamanan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan perkotaan. Kekotaan menyangkut sifat-sifat yang melekat pada kota dalam artian fisikal, sosial,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan masyarakat akan informasi yang terjadi setiap harinya, sudah menjadi kebutuhan penting di setiap harinya. Media massa merupakan wadah bagi semua informasi
Lebih terperinciKONSTRUKSI BERITA PERKOSAAN OLEH SITOK SRENGENGE DI MEDIA ONLINE TEMPO DAN REPUBLIKA
KONSTRUKSI BERITA PERKOSAAN OLEH SITOK SRENGENGE DI MEDIA ONLINE TEMPO DAN REPUBLIKA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta Sebagai Persyaratan
Lebih terperinciKONSTRUKSI BERITA PELANGGARAN HAM DI MESUJI (Studi Analisis Framming tentang Konstruksi Pemberitaan Pelanggaran HAM di Mesuji pada Harian KOMPAS)
KONSTRUKSI BERITA PELANGGARAN HAM DI MESUJI (Studi Analisis Framming tentang Konstruksi Pemberitaan Pelanggaran HAM di Mesuji pada Harian KOMPAS) ABSTRAK Skripsi ini berjudul Konstruksi Berita Pelanggaran
Lebih terperinciKONSTRUKSI MEDIA TERHADAP REALITAS PEMBERITAAN PEMILIHAN CALON GUBERNUR DKI, JOKO WIDODO DI HARIAN UMUM SOLOPOS BULAN FEBRUARI-MEI 2012
0 KONSTRUKSI MEDIA TERHADAP REALITAS PEMBERITAAN PEMILIHAN CALON GUBERNUR DKI, JOKO WIDODO DI HARIAN UMUM SOLOPOS BULAN FEBRUARI-MEI 2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai
Lebih terperinciKONSTRUKSI MEDIA ONLINE TENTANG KENAIKAN HARGA BERAS DALAM NEGRI
KONSTRUKSI MEDIA ONLINE TENTANG KENAIKAN HARGA BERAS DALAM NEGRI (Analisis Framing Media Kompas.com dan Republika.co.id Periode 20 Februari 20 Maret 2015) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan sehari-hari tidak terlepas dari yang namanya komunikasi. Antarindividu tentu melakukan kegiatan komunikasi. Kegiatan komunikasi bisa dilakukan secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara. Banyak di antara konflik tersebut sudah mengarah pada disintegrasi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konflik merupakan permasalahan sosial yang dihadapi oleh banyak negara. Banyak di antara konflik tersebut sudah mengarah pada disintegrasi dan telah menjadi masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cara berpikir masyarakat. Fenomena media online (new media) di Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan perkembangan teknologi komunikasi saat ini, ilmu komunikasi pada saat ini lebih banyak tertuju pada media massa, baik cetak seperti koran dan majalah,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah pemilik peran penting dalam menyampaikan berbagai informasi pada masyarakat. Media komunikasi massa yaitu cetak (koran, majalah, tabloid), elektronik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam penelitian ini paradigma yang digunakan yakni pradigma kontruksionis. Paradigma menurut Bogdan dan Bikien adalah kumpulan longgar dari sejumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membutuhkan informasi pada setiap detiknya. masyarakat untuk mendapatkan gambaran dari realitas sosial. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan informasi semakin cepat, dan di era informasi seperti sekarang ini banyaknya pemberitaan, informasi yang datang ke masyarakat. Penyebaran informasi
Lebih terperinciFRAMING PEMBERITAAN INSPEKTUR JENDERAL DJOKO SUSILO TERKAIT KASUS DUGAAN KORUPSI PENGADAAN SIMULATOR SIM PADA HARIAN KOMPAS
FRAMING PEMBERITAAN INSPEKTUR JENDERAL DJOKO SUSILO TERKAIT KASUS DUGAAN KORUPSI PENGADAAN SIMULATOR SIM PADA HARIAN KOMPAS Pangeran Fernando Hutapea ABSTRAK Skripsi ini berjudul Framing Pemberitaan Inspektur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. realitas bisa berbeda-beda, tergantung bagaimana konsepsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesanpesan dari sumber kepada khalayak (menerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi. 1 Media massa
Lebih terperinciyang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu media massa cetak dan media elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rapat dengar pendapat antara komisi VII DPR RI dengan pemerintah tanggal 28
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wacana kenaikan harga bahan bakar minyak mulai kuat berhembus setelah rapat dengar pendapat antara komisi VII DPR RI dengan pemerintah tanggal 28 Februari 2012.
Lebih terperinciKonsep dan Model-Model Analisis Framing. Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom
Konsep dan Model-Model Analisis Framing Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom Konsep framing telah digunakan secara luas dalam literatur ilmu komunikasi untuk menggambarkan proses penseleksian dan penyorotan
Lebih terperinciMega Latu / Lukas S. Ispandriarno
PEMBERITAAN SIDANG PUTUSAN KASUS PEMBUNUHAN DI LAPAS CEBONGAN (Analisis Framing Pemberitaan Sidang Putusan Kasus Pembunuhan di Lembaga Permasyarakatan Kelas II B Sleman (Lapas Cebongan) pada Surat Kabar
Lebih terperinciPEMBINGKAIAN BERITA NEGARA ISLAM INDONESIA (NII) DALAM SITUS BERITA ONLINE KOMPAS.COM DAN DETIK.COM SKRIPSI. Oleh : ARIS SAPTAHADI
PEMBINGKAIAN BERITA NEGARA ISLAM INDONESIA (NII) DALAM SITUS BERITA ONLINE KOMPAS.COM DAN DETIK.COM SKRIPSI Oleh : ARIS SAPTAHADI 0543010011 YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Teori konstruktivisme adalah pendekatan secara teoristisuntuk komunikasi yang dikembangkan tahun 1970-an oleh Jasse Deli dan rekan-rekan sejawatnya. Teori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi semakin tinggi, maka beragam upaya dengan teknologi. pendukungnya pun semakin canggih. Manusia untuk memenuhi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan awal manusia untuk mengetahui kebutuhannya, banyak cara untuk berkomunikasi pada saat sekarang ini. Karena kebutuhan komunikasi semakin tinggi,
Lebih terperinciSikap Media Terhadap Isu Kenaikan Harga BBM Bersubsidi. (Analisis Framing Pemberitaan Koran Tempo dan Harian Sindo) ABSTRAK
Sikap Media Terhadap Isu Kenaikan Harga BBM Bersubsidi (Analisis Framing Pemberitaan Koran Tempo dan Harian Sindo) Arlinda Nurul Nugraharini (D2C009105) Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan
Lebih terperinciKASUS ETIKA PROFESI LAPAS CEBONGAN SERDA Ucok Tigor Simbolon, Cs.
KASUS ETIKA PROFESI LAPAS CEBONGAN SERDA Ucok Tigor Simbolon, Cs. A. IDENTIFIKASI ISU 1. ISU FAKTUAL APA NG TERJADI? Penyerangan lapas cebongan, Sleman, Yogyakarta yang dilakukan oleh sejumlah kopasus
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 1
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yaitu seperangkat pengetahuan tentang langkahlangkah yang sistematis dan logis tentang pencairan data yang berkenaan dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisis,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Jenis penelitian ini memiliki fokus penelitian yang kompleks dan luas. Ia bermaksud memberi makna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi dari berbagai sumber, agar manusia dapat memenuhi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia akan informasi dewasa ini menjadi sebuah kebutuhan yang tidak dapat dikesampingkan. Hal tersebut mendorong manusia untuk mencari informasi dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. majalah, tabloid,dll) serta yang tergolong media elektronik adalah televisi, radio) dan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kehidupan manusia sekarang ini tentunya tidak terlepas dari peran media massa baik cetak maupun elektronik. Media massa cetak terdiri dari surat kabar, majalah,
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORITIS
BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Media Massa Media adalah pengantara atau saluran dalam menyebarkan suatu informasi atau pesan dari komunikator kepada komunikan. Menurut McLuhan (Nova. 2009: 204) media massa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan
47 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. publistik sering dipakai dalam arti yang identik dengan istilah komunikasi massa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Massa Satu setengah abad setelah ditemukannya mesin cetak oleh Johannes Gutenberg, dunia memasuki era publistik meninggalkan pra publistik. Istilah publistik sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebebasan pers merupakan salah satu indikator penting dalam membangun suatu negara yang menganut sistem demokrasi seperti Indonesia. Pasca reformasi 1998 media massa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang masalah Proses komunikasi pada hakekatnya adalah suatu proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Secara umum,
Lebih terperinciKonstruksi Pemberitaan Media Online Sindonews.com dalam Pengumuman. Hasil Pemilu Capres dan Cawapres 2014 NASKAH PUBLIKASI
Konstruksi Pemberitaan Media Online Sindonews.com dalam Pengumuman Hasil Pemilu Capres dan Cawapres NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia sudah memasuki era informasi dimana informasi menjadi sebuah kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berita adalah sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan bermasyarakat. Dunia sudah memasuki era informasi dimana informasi menjadi sebuah kebutuhan primer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Masyarakat informasi saat ini, telah menjadikan berita sebagai kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Masyarakat informasi saat ini, telah menjadikan berita sebagai kebutuhan yang penting, bahkan menjadi primer terutama untuk mengisi kebutuhan pikiran tentang
Lebih terperinciBERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA)
BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA) Karina Pinem 100904046 Abstrak Penelitian ini berjudul Literasi Media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN dengan mencegah praktik kongkalikong. Dahlan pernah. menyatakan adanya kongkalikong antara BUMN dan DPR.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada akhir bulan Oktober 2012 media massa ramai memberitakan Menteri BUMN Dahlan Iskan yang mempublikasikan adanya pemesaran yang dilakukan oleh anggota DPR terhadap
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini menggunakan penelititan kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode untuk menyelidiki obyek yang tidak dapat diukur dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ketika mendengar Berita Kriminal Sergap di RCTI, sekilas. dan penjelasan yang panjang sehingga membuat pendengar atau pemirsa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berita sebagai fakta atau informasi yang ditulis oleh reporter atau wartawan mengenai kejahatan yang diperoleh dari pihak kepolisian dan dimuat di media massa baik itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berita cukup penting peranannya bagi kehidupan kita sehari-hari. Berita dapat digunakan sebagai sumber informasi atau sebagai hiburan bagi pembacanya. Saat
Lebih terperinciBAB V. Penutup. Dari kajian wacana mengenai Partai Komunis Indonesia dalam Surat Kabar
BAB V Penutup A. Kesimpulan Dari kajian wacana mengenai Partai Komunis Indonesia dalam Surat Kabar Kompas dan Republika dapat ditarik beberapa kesimpulan. Pertama, produksi wacana mengenai PKI dalam berita
Lebih terperinciTERORISME DALAM BINGKAI MEDIA (Analisis Framing Pemberitaan Terorisme Di Surakarta Pada Headline Koran Solopos Edisi Agustus - September 2012)
TERORISME DALAM BINGKAI MEDIA (Analisis Framing Pemberitaan Terorisme Di Surakarta Pada Headline Koran Solopos Edisi Agustus - September ) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internasinal yang ada di Indonesia dan sudah berdiri sejak tahun Sekolah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jakarta International School (JIS), merupakan sekolah bertaraf internasinal yang ada di Indonesia dan sudah berdiri sejak tahun 1951. Sekolah internasional tertua
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Adapun jenis penelitiannya peneliti menggunakan jenis analisis semiotik dengan menggunakan model Semotika Halliday.
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008
31 BAB 3 METODOLOGI 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Sebagaimana dikatakan Patton (1990), paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini media massa semakin memiliki peranan dalam kehidupan masyarakat. Media massa mampu menjadi alat kontrol massa yang paling utama. Hal ini dikarenakan media
Lebih terperinciKonstruksi Berita Kasus Suap Wisma Atlet (Studi Analisis Framing
Konstruksi Berita Kasus Suap Wisma Atlet (Studi Analisis Framing Tentang Konstruksi Pemberitaan Kasus Suap Wisma Atlet Angelina Sondakh Pada Media Online Kompas E-paper) Hendra Wibowo Gultom 060904059
Lebih terperinciABSTRAK. JUDUL : Pembingkaian Kasus Pembekuan PSSI Oleh Menpora (Analisis Framing Pemberitaan Dalam Harian Kompas) : Tri Yoga Adibtya Tama : D2C009045
ABSTRAK JUDUL : Pembingkaian Kasus Pembekuan PSSI Oleh Menpora (Analisis Framing Pemberitaan Dalam Harian Kompas) NAMA NIM : Tri Yoga Adibtya Tama : D2C009045 Pembekuan PSSI oleh Menpora merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kebutuhan akan informasi saat ini berkembang sangat pesat. Setiap harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi mereka. Media menjadi pilihan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat yang kian berkembang pada dasarnya memiliki rasa ingin tahu yang besar. Mereka ingin tahu apa yang terjadi di tengah-tengah dunia global. Program informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini terjadi di Jalan Thamrin Jakarta. Peristiwa Bom Thamrin ini mengejutkan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Peristiwa Bom Thamrin yang terjadi pada tanggal 14 Januari 2016 ini terjadi di Jalan Thamrin Jakarta. Peristiwa Bom Thamrin ini mengejutkan banyak pihak karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui media massa seperti surat kabar, majalah, radio, televisi dan film sudah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa saat ini sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat, tak dapat kita pungkiri bila animo masyarakat terhadap berbagai program komunikasi melalui media
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar sarjana S-1 Jurusan Ilmu Komunikasi
REKONSILIASI KERATON DALAM KONSTRUKSI MEDIA (Studi Analisis Framing Pada Kasus Rekonsiliasi Keraton Kasunanan Surakarta Dalam Surat Kabar Solopos Edisi Bulan Mei Juni 2012) NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gratifikasi seks sudah tidak asing lagi saat ini. Sejak dulu Gratifikasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gratifikasi seks sudah tidak asing lagi saat ini. Sejak dulu Gratifikasi berada di konteks apapun. Kata gratifikasi berasal dari bahasa Belanda yaitu Gratificatie
Lebih terperinciperistiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak.
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian ini menggunakan analisis framing, analisis framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Eksistensi pemberitaan terorisme tidak pernah hilang menghiasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Eksistensi pemberitaan terorisme tidak pernah hilang menghiasi bingkai pemberitaan media massa di Indonesia. Teror bom yang paling terkenal terjadi di Indonesia diantaranya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat menjelaskan, menggambarkan atau menuturkan dan menafsirkan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif dengan metode pendekatan kualitatif, merupakan penelitian deskriptif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diberitakan oleh mayoritas media mainstream (arus utama) memberitakannya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Pada hari raya Idul Fitri beberapa pekan yang lalu telah terjadi kerusuhan berbau SARA di Papua. Sebagaimana telah diketahui bahwa sekelompok orang membuat kekacauan
Lebih terperinciDUALISME KEPEMIMPINAN MUSYAWARAH NASIONAL PARTAI GOLONGAN KARYA DALAM PEMILIHAN KETUA UMUM PERIODE
DUALISME KEPEMIMPINAN MUSYAWARAH NASIONAL PARTAI GOLONGAN KARYA DALAM PEMILIHAN KETUA UMUM PERIODE 2014 2019 (Analisis Framing pada Media Online Viva.co.id dan Mediaindonesia.com Edisi November 2014 Desember
Lebih terperinciPantaleon/ Lukas S. Ispandriarno
FRAMING SKH KEDAULATAN RAKYAT TERHADAP VONIS SERDA UCOK TIGOR SIMBOLON DALAM PEMBERITAAN VONIS EKSEKUTOR KASUS CEBONGAN (Analisis Framing Vonis Serda Ucok Tigor Simbolon dalam Pemberitaan Mengenai Vonis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijadikan referensi oleh masyarakat untuk mengetahui fakta yang sebenarnya terjadi. dan membentuk opini public (Hamad, 2004: 15).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Media massa telah berfungsi sebagai alat propaganda paling efektif, di samping dijadikan referensi oleh masyarakat untuk mengetahui fakta yang sebenarnya terjadi. Media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai elemen di dalam masyarakat. Contohnya elemen pemerintah dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media massa tidak hanya digunakan untuk komunikasi massa atau sebagai sarana penyampaian pesan saja, tetapi juga sebagai penghubung antar berbagai elemen di
Lebih terperinciANALISIS FRAMING PEMBERITAAN PENANGKAPAN WAKIL KETUA KPK BAMBANG WIDJOJANTO (Studi di Majalah Berita Mingguan Tempo Edisi Februari 2015)
ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN PENANGKAPAN WAKIL KETUA KPK BAMBANG WIDJOJANTO (Studi di Majalah Berita Mingguan Tempo Edisi 02-22 Februari 2015) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di dunia ini mengalami perkembangan, mulai dari informasi, teknologi, gaya hidup, dan lain sebagainya.
Lebih terperinci09Ilmu. Analisis Framing. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom
Modul ke: Analisis Framing Memahami analisis framing dalam Pemberitaan Media. Jenis analisis framing, framing dan ideologi. Fakultas 09Ilmu Komunikasi Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Program Studi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. diasuh oleh lukman hakim ditabloid Posmo dalam membingkai dan
42 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Sesuai dengan tema yang diangkat oleh peneliti, yaitu berbicara mengenai bagimana sebuah isi teks pesan dakwah konsultasi sufistik yang diasuh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan
49 BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan konstruksionis. Dan pendekatan ini mempunyai paradigma yang mempunyai posisi dan pandangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menganalisis, dan mengevaluasi media massa. Pada dasarnya media literasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara sederhananya media literasi atau yang juga dikenal dengan melek media adalah kemampuan untuk memilih, menggunakan, memahami, menganalisis, dan mengevaluasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan dalam penelitian analisis framing. Metode dan teknik penelitian yang
34 BAB III METODE PENELITIAN Pada bagian ini peneliti akan mendeskripsikan metode dan teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian analisis framing. Metode dan teknik penelitian yang digunakan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis framing (bingkai), yang dalam penelitian ini selanjutnya menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari model analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tawuran pelajar adalah fenomena sosial yang sudah lama terjadi dan. menjadi topik hangat di tengah-tengah masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tawuran pelajar adalah fenomena sosial yang sudah lama terjadi dan menjadi topik hangat di tengah-tengah masyarakat. Menurut data Komnas Perlindungan Anak dalam artikel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diterima khalayak seperti media cetak dan media elektronik, media online kini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi dekade terakhir ini telah membawa perubahan besar dalam industri komunikasi yang memungkinkan terjadinya konvergensi
Lebih terperinciKONSTRUKSI PEMBERITAAN MUNDURNYA SRI MULYANI SEBAGAI MENKEU OLEH SURAT KABAR. Analisis Framing pada harian KOMPAS dan MEDIA INDONESIA SKRIPSI
KONSTRUKSI PEMBERITAAN MUNDURNYA SRI MULYANI SEBAGAI MENKEU OLEH SURAT KABAR Analisis Framing pada harian KOMPAS dan MEDIA INDONESIA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Lebih terperinciKAJIAN TEORI NICHE TERHADAP RUBRIK BERITA PADA SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS DAN JOGLOSEMAR PERIODE JANUARI 2013
KAJIAN TEORI NICHE TERHADAP RUBRIK BERITA PADA SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS DAN JOGLOSEMAR PERIODE JANUARI 2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Jurusan Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lepas dari banyak kendala dan permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah. Salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi yang tidak lepas dari banyak kendala dan permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah. Salah satunya adalah
Lebih terperinciTeknik Reportase dan Wawancara
Modul ke: 01Fakultas FIKOM Teknik Reportase dan Wawancara Media Dan Humas (Pengantar Teknik Reportase dan Wawancara) Mintocaroko. S.Sos. Program Studi HUMAS Latar Belakang Public Relations merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan
Lebih terperinciStrategi Komunikasi KPID Provinsi Jawa Tengah. Dalam Meminimalisasi Pelanggaran Isi Siaran Lembaga Penyiaran Swasta. Di Jawa Tengah Agustus 2014
Strategi Komunikasi KPID Provinsi Jawa Tengah Dalam Meminimalisasi Pelanggaran Isi Siaran Lembaga Penyiaran Swasta Di Jawa Tengah Agustus 2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS
KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Narapidana ditahan dan mendapatkan pembinaan. Kehidupan di Lapas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) adalah tempat dimana para Narapidana ditahan dan mendapatkan pembinaan. Kehidupan di Lapas hampir sama dengan kehidupan bermsayarakat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tabel.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Dalam melakukan penelitian, peneliti harus belajar dari peneliti lain untuk menghidari duplikasi dan pengulangan penelitian atau kesalahan
Lebih terperinci