BAB I PENDAHULUAN. Monopoli ( ), Persaingan Terbatas ( ) dan Persaingan Bebas (2008)
|
|
- Shinta Sutedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri ritel BBM di Indonesia yang telah berubah dari Era Monopoli ( ), Persaingan Terbatas ( ) dan Persaingan Bebas (2008) telah ikut mendorong Pertamina untuk terus meningkatkan pelayanannya. Menghadapi persaingan bebas, Pertamina menerapkan Program Pertamina Way untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan. Melalui program ini Pertamina berusaha memahami kebutuhan pelanggan dengan melakukan perbaikan pelayanan terhadap 3 (tiga) keluhan tertinggi konsumen yang meliputi takaran dan mutu, pelayanan, serta kebersihan. Tujuannya adalah untuk mendongkrak kepercayaan masyarakat terhadap Pertamina, dalam upayanya mempertahankan konsumen, terhadap serangan produk luar, seperti Shell dan Petronas. Dulu di Era Monopoli ( ) masyarakat hanya membeli di SPBU Pertamina, bagaimanapun kondisinya, tanpa ada pilihan lain. Kini di Era Persaingan Bebas (2008), persaingan adalah hal biasa. Bahkan sesama SPBU Pertamina pun harus bersaing merebut konsumen. Pertamina harus berubah, dengan atau tanpa adanya persaingan. Dengan penerapan Pertamina Way, SPBU Pertamina siap bersaing dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Pertamina Way adalah program standarisasi SPBU Pertamina yang dikembangkan dalam lima elemen, pertama pelayanan staf yang terlatih dan bermotivasi, standar kedua jaminan kualitas dan kuantitas, dan ketiga berupa peralatan yang terawat, keempat format fisik yang konsisten, serta kelima penawaran produk dan pelayanan bernilai tambah dengan operator yang selalu menerapkan 3S (Salam, Senyum, Sapa). Program standardisasi SPBU Pertamina melalui Program Pertamina Way ini diterapkan sejak tahun 2006 (Pertamina.com, 2007). 1
2 2 Pertamina menyiapkan diri untuk menghadapi kompetitor-kompetitor asing dalam persaingan di negara sendiri, dengan melakukan usaha-usaha dalam hal pembenahan dan perbaikan untuk memperbaiki citra dalam dunia energi. Usaha PT.Pertamina (Persero) tersebut yaitu dengan mengelola SPBU COCO (Corporate Owned Corporate Operated) dan Bright, yang memiliki komitmen untuk selalu memberikan produk dan pelayanan terbaik bagi pelanggannya. SPBU COCO Pertamina merupakan salah satu program yang di unggulkan Pertamina, yang menjadi komitmen bagi Pertamina untuk terus maju di tengah kompetisi bisnis hilir migas yang semakin kompetitif ( 2014). Program SPBU COCO ini merupakan proyek percontohan untuk meningkatkan pelayanan agar semakin baik sehingga mampu bersaing. Program yang menjamin kepuasan pelanggan dengan fokus pada ketepatan takaran, kualitas, serta pelayanan dari operator ini sejalan dengan strategi Pertamina yang ingin memberikan kenyamanan dan pelayanan yang lebih kepada pelanggan. Strategi ini tidak lain bertujuan supaya pelanggan tetap setia pada SPBU Pertamina. Suatu organisasi dalam melakukan aktivitasnya untuk mencapai tujuan yang diinginkan perlu adanya manajemen yang baik terutama sumber daya manusia, karena sumber daya manusia merupakan modal utama dalam merencanakan, mengorganisir, mengarahkan serta menggerakkan faktor-faktor yang ada dalam suatu organisasi. Jika dalam prosesnya, sumber daya manusia mengalami stres yang disebabkan oleh tuntutan pekerjaan yang tinggi di sebuah perusahaan, maka sumber daya manusia (dalam hal ini adalah karyawan/petugas operator SPBU) tidak dapat memberikan kontribusi yang maksimal pada perusahaan (Satrio, 2015). Stres kerja menjadi suatu persoalan yang serius bagi perusahaan karena dapat menurunkan kinerja karyawan dan perusahaan. Sebuah lembaga penelitian terhadap stres di Jepang secara berkala memantau tingkat stres yang terjadi di tempat kerja dan
3 3 menemukan bahwa jumlah karyawan yang merasakan tingkat stres tinggi dalam menjalani pekerjaan sehari-hari mengalami peningkatan dari 51% di tahun 1982 menjadi hampir dua pertiga dari total populasi pekerja yang ada di tahun Pada tahun yg sama, 6000 perusahaan di Inggris mengeluarkan rata-rata lebih dari 80 ribu dollar Amerika untuk membayar kerusakan yang ditimbulkan akibat stres pada karyawan (Marchelia, 2014). Di Indonesia, salah satu penelitian yang pernah dilakukan oleh sebuah lembaga manajemen di Jakarta pada tahun 2002 menemukan bahwa krisis ekonomi yang berkepanjangan, PHK, pemotongan gaji, dan keterpaksaan untuk bekerja pada bidang kerja yang tidak sesuai dengan keahlian yang dimiliki merupakan stressor utama pada saat itu (Saragih, 2010). Sebagai hasil dari proses bekerja, karyawan dapat mengalami stres, yang dapat berkembang menjadikan karyawan sakit fisik dan mental, sehingga tidak dapat bekerja lagi secara optimal (Munandar, 2001). Stres kerja dapat berakibat positif (eustress) yang diperlukan untuk menghasilkan prestasi yang tinggi, namun pada umumnya stres kerja lebih banyak merugikan diri karyawan maupun perusahaan (Munadar, 2001). Menurut Stranks (2005) ada beberapa penyebab stres di lingkungan pekerjaan, yaitu lingkungan fisik, organisasi, manajemen organisasi, peran organisasi, hubungan antar organisasi, pengembangan karir, relasi personal dan sosial, peralatan dan perengkapan kerja, dan urusan pribadi. Selain hal tersebut, ada penyebab stres yang tidak dapat dipisahkan dari pekerjaan, yaitu adanya shift kerja, terutama shift kerja malam (Stranks, 2005). Shift kerja yang berubah-ubah dapat berdampak pada timbulnya stres (Wijono, 2010). Kerja malam diduga menyebabkan terjadinya gangguan tidur pada karyawan yaitu berupa kekurangan tidur (Yuriko, 2005). Gangguan tidur diduga dapat menyebabkan stres pada karyawan (Kim, Kim, Min, Hwang, & Park, 2011). Gustafsson
4 4 (dalam Febriana, 2013) menyatakan bahwa berkurangnya kualitas tidur pada karyawan berpengaruh terhadap stres dan perubahan mood. SPBU Pertamina Pasti Pas yang dibuka selama 24 jam nonstop membuat petugas harus bekerja dalam sistem shift. Tuntutan kerja, beban kerja, jadwal kerja, karakteristik pekerjaan yang ada di perusahaan ritel BBM ini patut menjadi perhatian untuk menjaga work life balance pada karyawan. Apabila tuntutan pekerjaan (yang salah satunya adalah shift kerja) terlalu berlebih, maka akan menyulitkan para karyawan untuk memenuhi tanggung jawabnya di tempat lain seperti masyarakat dan keluarga. Ketidakseimbangan dalam pemenuhan tuntutan dapat memicu timbulnya konflik antara pekerjaan dan kehidupan di luar pekerjaan bagi karyawan. Oleh karena itu diperlukan adanya work life balance pada karyawan. Kurangnya praktek work life balance dalam bekerja menjadi salah satu faktor pemicu stres. Karena semakin banyaknya waktu dalam bekerja maka stres akan meningkat. Ketika seorang individu tidak menjaga keseimbangan dan bekerja terlalu banyak dalam pengaturan organisasi, hal ini dapat menyebabkan psikologis (pikiran, jiwa) dan konsekuensi perilaku, sebagai hasil produktivitasnya juga akan rendah (Moedy, 2013). Menurut Stephen Robbins karyawan akan merasa puas jika ia mampu memenuhi semua kebutuhan hidup sesuai dengan apa yang ia harapkan (Robbins, 2005). The Industrial Society (Dex & Bond, 2005) menyatakan bahwa work life balance merupakan kondisi saat seseorang dapat memenuhi kebutuhan dan mencapai keseimbangan baik pada pekerjaannya maupun pada kehidupannya di luar pekerjaan, seperti kehidupan di rumah, kehidupan sosial bersama rekan-rekan di luar pekerjaannya, kesehatan, waktu luang, dan semangat karyawan itu sendiri. Jika tidak ada keseimbangan antara kehidupan pekerjaan dengan kehidupan di luar pekerjaan maka akan terjadi konflik. Konflik kerja dan kehidupan personal terjadi apabila
5 5 tuntutan-tuntutan secara komulatif dari peran di pekerjaan dan non pekerjaan bertentangan satu sama lain sehingga pertisipasi dalam suatu peran menyulitkan pertisipasi pada peran yang lain (Duxburry & Higgins, 2003). Peran yang dijalani oleh manusia ada bermacam-macam, namun dalam penelitian ini peran tersebut dipersempit, yaitu peran dalam lingkungan kerja dan lingkungan di luar pekerjaan (masyarakat, rekan kerja, dan keluarga). Hasil survei Stellman & Daum (1973) menyatakan bahwa kerja shift sangat mempengaruhi gangguan kesehatan dan kehidupan sosialnya sehingga karyawan sulit untuk menyeimbangkan pekerjaan dengan kehidupan sosial karyawan. Shift kerja merupakan pola waktu kerja yang diberikan pada petugas untuk mengerjakan sesuatu dan biasanya dibagi atas kerja pagi, siang dan malam. Pertimbangan perusahaan membagi waktu kerja menjadi 3 shift adalah agar setiap perusahaan dapat beroperasi selama 24 jam dan mendapat keuntungan yang maksimal. Berkenaan dengan hal ini shift kerja memiliki pengaruh pada kinerja petugas. Penggunaan kerja shift menjadi salah satu strategi yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan produktivitas secara maksimal dan efisien. Tidak semua orang dapat menyesuaikan diri dengan sistem shift kerja. Shift kerja membutuhkan banyak sekali penyesuaian waktu, seperti waktu tidur, waktu makan dan waktu berkumpul bersama keluarga. Shift kerja menyebabkan terganggunya pola tidur hingga pola hidup petugas. Berdasarkan pengamatan dan wawancara singkat pada beberapa operator SPBU DODO di wilayah Surakarta dan Yogyakarta permasalahan yang sering ditemui oleh para petugas selama bekerja shift malam adalah kurangnya waktu istirahat saat melakukan pekerjaan pada malam hari sehingga petugas sering mengantuk. Sering terjadi kelalaian dan kesiagaan dalam bertugas, misalnya yang paling sering ditemui adalah kurang maksimal dalam melayani konsumen. Hal ini terlihat dari lambannya petugas dalam
6 6 melayani konsumen dan memberikan uang kembalian. Berikut kutipan hasil wawancara singkat yang dilakukan pada beberapa operator: Kalo menurut saya sih, kalo pagi tuh ga kaya siang tu loh, kalo siang tuh waktunya rame banget. Jadi kan mulainya sekitar jam 2, nanti kena yang jam anak-anak pulang sekolah, ntar agak siang lagi banyak orang pulang kerja, nah itu kan jadi yang paling rame tu shift yang siang itu. Iya kalo siang itu emang yang paling rame siang. Kita sendiri juga harus sabar ya mba menghadapi pelanggan. Ya pokoknya harus sabar. Iya mba itu juga jadi salah satu yang bikin kalo kerja malem ga enak tu ya itu. Ngantuk, apalagi kalo udah di atas jam 12 gitu kan udah sepi mba jadi kalo ga ada kerjaan gitu kan bingung mba ma ngapain (Q3, A3, S1) Ho o. Dulu saya pernah kan dulu itu kalo pas masuk shift siang awal-awal, wah itu saya itu pusing banget itu, gara-gara misalnya ngasih kembalian ke pelanggan itu saya malah bingung soalnya rame banget. Nah kalo malam itu ngantuk e mba. Kalo misalnya saya masuk malem ya jadi susah momong anak mba. Nah itu udah tidur juga mba. Saya pamit juga cuma sama istri saya mba (Q3, A3, S2) Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sistem shift menyebabkan sejumlah masalah bagi pekerja shift. Pada pekerja shift diperlukan usaha fisik yang lebih untuk menyelesaikan pekerjaan dibanding dengan pekerja dengan jam normal. Survei yang dilakukan oleh Weddenburn (dalam Firdaus, 2005) mengenai tanggapan terhadap shift kerja dari 315 pekerja industri baja di Inggris diperoleh bahwa 18% sangat suka, 29% suka, 22% kurang suka, 23% tidak suka, dan 8% sangat tidak suka. Individu yang tidak suka terhadap sistem shift kerja tersebut disebabkan oleh beberapa hal diantaranya 61% beranggapan bahwa shift kerja berpengaruh terhadap kehidupan sosial, 47% beranggapan bahwa shift kerja menyebabkan waktu tidur menjadi tidak teratur, 44% karena kerja malam, 38% waktu makan tidak teratur, 35% menyebabkan gangguan tidur. Shift kerja juga berpengaruh pada efek kondisi, yaitu dapat mempengaruhi fisik maupun psikis pekerja/karyawan dan juga kehidupan sosial di luar pekerjaan. Karyawan yang bekerja pada shift siang atau shift malam terpaksa melakukan penyesuaian secara fisiologis, psikologis, maupun sosial (Ritson, 2006). Hal ini juga didukung oleh penelitian lain yang menyebutkan bahwa karyawan shift memerlukan usaha fisik yang
7 7 lebih untuk menyelesaikan pekerjaan dibanding dengan pekerja dengan jam kerja normal. Selain itu, karyawan dalam kerja shift malam lebih merasa lelah secara fisik daripada bekerja pada jam normal (Jena & Goswami, 2012). Berdasarkan hasil wawancara singkat terhadap beberapa petugas operator SPBU Pertamina DODO di wilayah Yogyakarta dan Surakarta, beberapa dari mereka mengakui lebih bersemangat bekerja pada shift pagi dibandingkan dengan shift siang atau malam. Hal ini disebabkan karena pada shift siang keadaannya kurang mendukung seperti ramai (karena jam pulang kerja dan pulang sekolah), cuaca yang panas dan berdebu, serta para karyawan merasa bahwa siang hari adalah waktu yang tepat untuk berkumpul bersama keluarga ataupun bersosialisasi dengan teman di luar pekerjaan. Keadaan pada shift malam yang sepi dan dingin membuat karyawan sering mengantuk. Berikut kutipan hasil wawancara pada beberapa operator SPBU ketika ditanya pendapat mengenai sistem shift kerja: Nah iya sih mba, tapi kalo disini kan kita gimana ya udah dipilihin jadwalnya mba jadi gabisa milih. Jadi kalo misalnya ada kegiatan di luar pekerjaan gitu ya kita sendiri yang harus menyesuaikan. Jadi ya gitu sih, kalo malem sore atau siang gitu susah kan jadi kalo mau kumpul sama tementemen. Misalnya kan ada ajakan gitu ya kan jadi susah mba gitu. (Q1, A1, S1) Ho o, yaa kalo pribadi ya saya lebih suka shift pagi mba, yo gara-gara itu kalau misalnya saya shift siang tu ya cuacanya lah, ya itu, terus kalo malem ngantuk malah ga konsen gitu lah, enakan pagi mba, jadi ga ngantuk soalnya masih seger juga. Enak, soalnya kan nanti kan, kalo disini tu shiftnya pagi tu sampe jam 2, jadi pas pulang kerja ini saya masih bisa jemput anak saya yang masih SD, saya bisa jemput terus makan bisa bareng. (Q1, A2, S2) Kalo pagi kan jam 6 sampe jam 2 siang, itu ya harus bangun pagi-pagi, terus ntar sampe siang, terus panas banget. Terus kalo yang siang itu kan dari jam 2 sampe jam 10 malem, itu kadang tu kalo jam kuliah itu rame banget jadi bikin capek. (Q1, A2, S2) Berdasar latar belakang akan adanya perbedaan stres kerja dan work life balance yang disebabkan oleh shift kerja yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan, maka
8 8 dalam penyusunan skripsi ini penulis tertarik untuk meneliti: Perbedaan stres kerja dan work life balance ditinjau dari shift kerja pagi, siang, dan malam pada petugas operator SPBU Pertamina Pasti Pas! B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menggali lebih lanjut dan memberikan informasi secara empirik tentang perbedaan stres kerja dan work life balance ditinjau dari shift kerja pagi, shift siang, dan shift malam pada petugas operator SPBU Pertamina Pasti Pas! C. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis Manfaat teoritis adalah bahwa penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi dan pemahaman dalam keilmuwan psikologi, khususnya psikologi industri dan organisasi mengenai perbedaan stres kerja dan work life balance jika ditinjau dari shift kerja 2. Manfaat praktis a. Bagi perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan pertimbangan berkaitan dengan shift kerja, stres kerja, dan work life balance untuk meningkatkan kinerja karyawan. b. Bagi pihak akademis Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dan memperkaya bahan pembelajaran dan pengaplikasian ilmu pengetahuan di
9 9 bidang psikologi industri dan organisasi, untuk memahami perbedaan stres kerja dan work life balance pada karyawan yang ditinjau dari shift kerja c. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai manajemen sumber daya manusia secara riil khususnya yang menyangkut shift kerja, stres kerja karyawan, dan work life balance pada karyawan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Saat ini kegiatan bisnis telah semakin berkembang, dimana situasi ekonomi yang semakin diwarnai dengan intensitas persaingan yang semakin tinggi antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULIAN. di bidang pendistribusian BBM atau SPBU, dimana pekerjaan serta lingkungan
BAB I PENDAHULIAN 1.1 Latar Belakang Penelitian PT Nagamas Putera Jaya merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pendistribusian BBM atau SPBU, dimana pekerjaan serta lingkungan kerjanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau organisasi. Menurut Robbins (2008) perusahaan atau organisasi ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia kerja merupakan dunia tempat sekumpulan individu melakukan suatu aktivitas kerja, yang mana aktivitas tersebut terdapat di dalam perusahaan atau organisasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia industri yang sangat pesat tidak hanya di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia industri yang sangat pesat tidak hanya di Indonesia bahkan disemua negara telah mengalami perubahan secara terus menerus, sehingga membuat
Lebih terperinciLAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN PROGRAM PERTAMINA WAY PASTI PAS DAN CITRA PERUSAHAAN
LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN PROGRAM PERTAMINA WAY PASTI PAS DAN CITRA PERUSAHAAN (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Program Pertamina Way Pasti Pas di SPBU COCO Pertamina Retail Jalan Yos Sudarso Medan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baku, barang setengah jadi atau barang jadi untuk dijadikan barang yang lebih tinggi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri merupakan suatu kegiatan ekonomi yang mengolah barang mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi untuk dijadikan barang yang lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membahas suatu permasalahan atau fenomena dalam bidang ilmu tertentu dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Skripsi adalah istilah yang digunakan di Indonesia untuk mengilustrasikan suatu karya tulis ilmiah berupa paparan tulisan hasil penelitian sarjana S1 yang membahas
Lebih terperinciPUBLISHED BY NetSukses.com
ONLINE SUPER MENTAL Hai hai!... Sahabat Netter, Dengan saya Rizky Lim ingin berbagi LAGI Tentang RAHASIA SUPER MENTAL Untuk menjalankan Bisnis APAPUN itu Baik online maupun offline untuk menghasilkan PROFIT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah memasuki fase yang lebih menantang dimana harga minyak dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri retail Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia sedang dan telah memasuki fase yang lebih menantang dimana harga minyak dunia menjadi lebih fluktuatif dan biaya-biaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang melayani kesehatan masyarakat serta di dukung oleh instansi dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan suatu organisasi yang bergerak di bidang kesehatan yang melayani kesehatan masyarakat serta di dukung oleh instansi dan sumber daya yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompleks. Dewasa ini perusahaan-perusahan dipacu untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era globalisasi dewasa ini, persaingan antara perusahaan baik didalam maupun diluar negeri semakin ketat dan keras. Disamping itu juga terjadi perubahanperubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Very Very Important Person (VVIP).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kompetisi disegala bidang sekarang ini menjadi hal yang sangat biasa, pelanggan menjadi komponen yang sangat penting dalam eksistensi sebuah lembaga. Jika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Brand bukanlah sekedar nama atau simbol. Tetapi lebih kepada aset perusahaan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latarbelakang Masalah Brand bukanlah sekedar nama atau simbol. Tetapi lebih kepada aset perusahaan yang bersifat intangible. Banyak brand mengeluarkan produk yang sama tetapi pada
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era perdagangan bebas setiap perusahaan menghadapi persaingan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era perdagangan bebas setiap perusahaan menghadapi persaingan yang ketat. Meningkatnya intensitas persaingan dan jumlah pesaing menuntut perusahaan untuk selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sepanjang hari. Kehidupan manusia seolah tidak mengenal waktu istirahat. Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi modern memungkinkan manusia untuk melakukan berbagai hal sepanjang hari. Kehidupan manusia seolah tidak mengenal waktu istirahat. Dalam masyarakat, dikenal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai 237,6 juta jiwa (ILO). Pada dasarnya sumber daya manusia dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Direktur Jendral Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja Kementrian Tenaga Kerja Dan Tranmigrasi, saat ini jumlah pekerja di indonesia mencapai 117,37 juta orang atau sekitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penggunaan bahan bakar diperlukan untuk kebutuhan sehari-hari seperti
16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi peluang bisnis di Indonesia sangat bagus. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya bermunculan perusahaan, baik itu bergerak di bidang jasa ataupun barang. Produk-produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dunia pekerjaan adalah dunia yang penuh dengan tuntutan dan tugas-tugas, namun pekerjaan merupakan sesuatu yang dicari oleh banyak orang sebagai tujuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar di kalangan masyarakat luas, PT.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahan bakar minyak adalah sumber daya terpenting yang dibutuhkan untuk setiap negara dalam menjalankan roda perindustrian dan kebutuhan rumah tangga. Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jawab dalam memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat sesuai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan kesehatan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat sesuai standar yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan atau sekolah dapat tercapai dengan lebih efektif dan efisien (Zamroni,
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Tujuan pendidikan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PT. Jasa Marga (Persero) adalah Perusahaan yang bersifat terbuka,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah PT. Jasa Marga (Persero) adalah Perusahaan yang bersifat terbuka, bergerak di bidang pembangunan dan pengoperasian jalan tol, sebagai jalan lingkar yang diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bekerja sebagai buruh pabrik memiliki tantangan tersendiri terutama bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bekerja sebagai buruh pabrik memiliki tantangan tersendiri terutama bagi perempuan yang sudah menikah. Mereka memiliki tugas ganda yaitu sebagai ibu rumah tangga saat
Lebih terperinciLAMPIRAN II VERBATIM DAN FIELD NOTE RESPONDEN IC
LAMPIRAN II VERBATIM DAN FIELD NOTE RESPONDEN IC 106 107 VERBATIM WAWANCARA HASIL WAWANCARA SUBJEK 2 (IC) Hari : Selasa Tanggal : 13 Oktober 2015 Jam : 09.00-12.00 Tempat : Ruang tamu Kostan responden
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Selain tekanan yang berasal dari lingkungan kerja, lingkungan keluarga dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dan tuntutan profesionalitas yang semakin tinggi menimbulkan banyaknya tekanan-tekanan yang harus dihadapi individu dalam lingkungan kerja. Selain tekanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan saat ini adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan saat ini adalah penanganan terhadap rendahnya kualitas sumber daya manusia. Jumlah sumber daya manusia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. sangatlah berpengaruh terhadap perkembangan suatu organisasi. Ketika sumber
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset yang sangat berharga dalam suatu organisasi. Sumber daya manusia berfungsi sebagai penggerak atau motor dari sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan adalah karyawan yang berkualitas.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi seperti sekarang ini satu hal yang dijadikan tolak ukur keberhasilan perusahaan adalah kualitas manusia dalam bekerja, hal ini didukung oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penunjang. Menurut Para Ahli Rumah sakit adalah suatu organisasi tenaga medis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang di selenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1
HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : Tiara Noviani F 100 030 135 FAKULTAS PSIKOLOGI
Lebih terperinciScale Variance if. Cronbach s Item Deleted. Item Deleted. Deleted X1.916 X X X X X6 117.
Uji Validitas dan Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach s N of Items Alpha.921 31 Item-total Statistics Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach s Item Deleted Item Deleted Total
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menemukan makna hidupnya. Sedangkan berkeluarga adalah ikatan perkawinan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bekerja dan berkeluarga menjadi bagian yang akan dilalui oleh setiap individu dalam hidupnya. Bekerja adalah salah satu sarana atau jalan yang dapat dipergunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semua pekerjaan memiliki resiko dan potensi bahaya yang berpengaruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua pekerjaan memiliki resiko dan potensi bahaya yang berpengaruh pada tenaga kerja. Resiko dan potensi bahaya tersebut dapat berupa gangguan baik berupa fisik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. secara fisik maupun psikologis. Menurut BKKBN (2011 ), keluarga adalah unit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga adalah tempat di mana anak berkembang dan bertumbuh, baik secara fisik maupun psikologis. Menurut BKKBN (2011 ), keluarga adalah unit terkecil dalam
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAB I Latar Belakang Masalah
PENDAHULUAN BAB I 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan individu menyelesaikan pendidikannya adalah bekerja. Sesuai dengan hierarki menurut Maslow (dalam Luthans, 2006) Individu bekerja untuk memenuhi
Lebih terperinci1. Bagaimana kondisi lampu taman menurut pendapat anda? (Menunjuk satu bagian lampu taman yang tidak berfungsi).
LEMBAR WAWANCARA STUDI EVALUASI KUALITAS ELEMEN PENDUKUNG TAMAN PADA TAMAN LINGKUNGAN PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA Hari/Tanggal/Bulan : Resi Hari Murti Adjie
Lebih terperinciPENERAPAN PERTAMINA WAY PADA SPBU HJ. T. UMISALMAH PASIR PUTIH PASIR PENGARAIAN. Hasbi 1. Universitas Pasir Pengaraian Riau. Indonesia.
PENERAPAN PERTAMINA WAY PADA SPBU 14.285.680 HJ. T. UMISALMAH PASIR PUTIH PASIR PENGARAIAN Hasbi 1 1 Fakultas Ekonomi Universitas Pasir Pengaraian Riau. Indonesia. ABSTRACT This paper is entitled Penerapan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa Kabupaten Semarang yang berdiri sejak 1930 merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan sumber daya yang berkualitas. Setiap perusahaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya zaman, persaingan untuk mendapatkan pekerjaan semakin ketat. Angkatan kerja dituntut untuk kompeten dan memiliki keterampilan yang mumpuni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu bisnis yang bergerak di bidang jasa adalah perbankan. Di era
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu bisnis yang bergerak di bidang jasa adalah perbankan. Di era globalisasi ini kompetisi antar bank menjadi sangat ketat. Perkembangan bisnis yang baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah, dan lingkungan Badan Usaha Milik Negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menginginkan terciptanya kinerja yang tinggi dalam bidang pekerjaannya. Di dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya setiap perusahaan didirikan mempunyai harapan bahwa dikemudian hari akan berkembang yang pesat dalam bidang usahanya dan menginginkan terciptanya
Lebih terperincierkenalkan, namaku Chanira. Aku lulusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Brawijaya Malang. Kampus yang luar biasa. Empat tahun jadi bagian dari
erkenalkan, namaku Chanira. Aku lulusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Brawijaya Malang. Kampus yang luar biasa. Empat tahun jadi bagian dari kampus ini rasanya aku nemu keluarga kedua. Aku punya temen
Lebih terperinciLAMPIRAN. 4. Menurut kamu sudah baik kah pelayanan humas? Ya mereka sudah bekerja dengan baik.
LAMPIRAN Transkip 1 : Informant bernama Vimala (2011-58-008) status mahasiswa aktif UEU fakultas Ilmu Komunikasi, Jurusan Broadcasting. 1. Apakah yang kamu ketahui tentang opini publik? Opini publik bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Dimana seseorang memiliki
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tidur merupakan aktivitas yang dilakukan setiap hari dan juga salah stau kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi. Menurut Teori Hirarki Maslow tentang kebutuhan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perubahan lingkungan yang cepat, yang ditandai dengan kemajuan
16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan lingkungan yang cepat, yang ditandai dengan kemajuan informasi, perubahaan selera pasar, perubahan demografi, fluktuasi ekonomi dan kondisi dinamis lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana untuk belajar bagi setiap individu dengan mengembangkan dan mengasah keterampilan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana untuk belajar bagi setiap individu dengan mengembangkan dan mengasah keterampilan yang dimilikinya melalui Perguruan Tinggi. Perguruan
Lebih terperinciAriesta Marsitho Nugrahawan F
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN OTORITER DENGAN TEKANAN KERJA PADA KARYAWAN SKRIPSI Disusun oleh : Ariesta Marsitho Nugrahawan F 100 010 149 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PT. Selamat Sempurna Tbk (Others Product) merupakan salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah PT. Selamat Sempurna Tbk (Others Product) merupakan salah satu perusahaan di daerah Tangerang yang bergerak dalam bidang otomotif yang telah berdiri sejak
Lebih terperincimati cepet-cepet. Aku sih pengin ngerasain jadi kakekkakek. Nah kalo gitu, nanti pas aku jadi kakek berarti kamu yang jadi neneknya dong? Kan namanya
KESAN PERTAMA `Tadinya sub-judul ini mau aku kasih judul Pandangan Pertama biar lebih soswit kaya FTV dan lebih bikin merinding kaya judul lagu. Tapi eh tapi, aku sendiri lupa sama peristiwa pandangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Stres adalah konsekuensi yang tidak terhindarkan dari kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Stres adalah konsekuensi yang tidak terhindarkan dari kehidupan modern. Perkembangan industri, tekanan di daerahperkotaan, pertumbuhan populasi, dan berbagai macampersoalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan pesat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan pesat pada kondisi ekonomi secara keseluruhan, telah menyebabkan munculnya sejumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Motivasi mendasari setiap tindakan seseorang. Saat seseorang merasa terdapat suatu kebutuhan yang harus dipenuhi, maka timbul adanya keinginan untuk memuaskan atau
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Penilaian prestasi kerja di Kantor Distribusi PT PLN (Persero) Distribusi
126 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Penilaian prestasi kerja di Kantor Distribusi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini sumber daya manusia adalah kunci sukses suatu organisasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini sumber daya manusia adalah kunci sukses suatu organisasi modern. Mengelola sumber daya manusia secara efektif menjadi tanggung jawab setiap orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang mempunyai peranan penting bagi kelangsungan organisasi tersebut, sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia kerja merupakan dunia tempat sekumpulan individu dalam melakukan suatu aktivitas kerja, baik di dalam perusahaan maupun organisasi. Masyarakat menyadari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung pula oleh sumber daya manusia yang berkualitas, baik dari segi mental, spritual maupun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. 1 Mendiola B. Wiyawan, Kamus Brand, (Jakarta: Red & White Publishing, 2008), hal. 32
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran modern dewasa ini tidak lagi hanya memasarkan produk yang berkualitas, menjual produk dengan harga yang murah, dan menempatkan produk yang mudah dijangkau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dengan seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dengan seorang perempuan sebagai suami istri untuk membentuk keluarga. Dahulu pembagian peran pasangan suami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang ritel, terutama sejak masuknya investor asing di bisnis ini. Saat ini, jenis-jenis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya teknologi membuat perkembangan di sektor industri semakin pesat. Banyak perusahaan baru dan tentu saja hal ini menyebabkan persaingan semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cukup menarik bagi investor. Meningkatnya pendidikan dan pendapatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri Rumah Sakit belakangan ini telah berkembang kearah bisnis yang cukup menarik bagi investor. Meningkatnya pendidikan dan pendapatan masyarakat telah
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN STRES KERJA PADA GURU WANITA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEBONARUM KLATEN
HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN STRES KERJA PADA GURU WANITA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEBONARUM KLATEN SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat sarjana S1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan baru semakin memperburuk suasana. Dalam sebuah survei yang dilakukan Princeton Survey Research
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Karyawan didalam suatu perusahaan merupakan asset perusahaan karena dianggap sebagai salah satu faktor penggerak bagi setiap kegiatan didalam perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan ilmu pengetahuan, teknologi dan globalisasi dunia berdampak secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat termasuk pelayanan kesehatan.
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. SPBU berdiri pada awal tahun 2005 tepatnya pada tanggal 02 Februari
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan SPBU 34.40124 hadir untuk memenuhi pendistribusian BBM di Kota Bandung khususnya wilayah Bandung Utara. Dengan berbenderakan PERTAMINA, SPBU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. emosional dan fisik yang bersifat mengganggu, merugikan dan terjadi pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stres adalah kondisi fisik dan psikologis yang disebabkan karena adaptasi seseorang pada lingkungan. Stres kerja didefinisikan sebagai respon emosional dan fisik yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan bentuk organisasi yang didirikan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan bentuk organisasi yang didirikan untuk memproduksi barang atau jasa, serta bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Tujuan organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini, hal ini dapat kita temui di berbagai negara. Dari negara maju seperti Amerika
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena single mother terus meningkat dan semakin banyak terjadi saat ini, hal ini dapat kita temui di berbagai negara. Dari negara maju seperti Amerika Serikat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi yang luas sehingga harus memiliki sumberdaya, baik modal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu institusi atau organisasi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang luas dan menyeluruh, padat pakar dan padat modal. Rumah sakit melaksanakan
Lebih terperinciLampiran 1 L1-1. Lampiran 1.1 Kuesioner Morningness Eveningness Scale (Home Ostberg)
Lampiran 1 L1-1 Lampiran 1.1 Kuesioner Morningness Eveningness Scale (Home Ostberg) 1. Jika kamu dapat merencanakan kegiatan pada hari ini dengan bebas tanpa ada komitmen apapun untuk hari berikutnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negatif timbulnya gangguan perilaku seperti gangguan tidur atau insomnia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan kemajuan di berbagai aspek kehidupan, maka tantangan hidup yang akan dihadapi manusia akan semakin berat dan kompleks. Akibat dari hal tersebut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membangun kehidupan sosial dan kehidupan bermasyarakat secara luas bagi seorang anak.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga sebagai institusi sosial terkecil, merupakan fondasi dan investasi awal untuk membangun kehidupan sosial dan kehidupan bermasyarakat secara luas bagi
Lebih terperinciLoyalitas Tanpa Batas
Loyalitas Tanpa Batas Cintailah perusahaan dimana kamu bekerja meski tidak membuat mu kaya, tetapi dapat memberikan kehidupan. Itulah sepenggal kata yang dapat saya simpulkan setelah mendengar, merangkum,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta kerangka berfikir.
1 BAB I PENDAHULUAN Pada Bab ini berisi tentang penjelasan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta kerangka berfikir. A. Latar Belakang Masalah Setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harinya. Namun kini, karena adanya perubahan yang diakibatkan oleh kemajuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak revolusi industri, para tenaga kerja sudah menjalankan pekerjaannya sesuai dengan jadwal kerja dari pagi hingga sore hari dan kemudian beristirahat
Lebih terperinciRumah Ketua RT : (tok tok tok.) Assalamuallaikum.. permisi : Waallaikum salam eeeh perawat Evita.. apa kabar?
Setting: Di suatu hari yang cerah beberapa hari setelah dilakukannya implementasi oleh perawat Evita mengenai senam kaki dan edukasi mengenai terapi diet bagi sekelompok masyarakat yang menderita DM. Maka
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH SHIFT
LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH SHIFT DAN KELOMPOK KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN (Studi Kasus di PT. Makmur Alam Sentosa I Patemon, Semarang) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. langkah perusahaan untuk bisa terus berjalan dan dapat bersaing dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ditengah perkembangan dunia usaha sekarang ini tentu akan muncul persaingan yang semakin bebas. Persaingan bisnis yang semakin ketat menjadikan perusahaan mati-matian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Skripsi merupakan istilah yang digunakan di Indonesia untuk mengilustrasikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skripsi merupakan istilah yang digunakan di Indonesia untuk mengilustrasikan suatu karya tulis ilmiah berupa paparan tulisan hasil penelitian sarjana S-1 yang membahas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. Berdasarkan pada berbagai pemberitaan di media, khususnya media televisi, setiap pemberitaan yang berkaitan dengan serangkaian kegiatan penertiban selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menghasilkan produk velg sepeda motor. Visi dari PT. Batavia Alumindo
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah PT. Batavia Alumindo Industri merupakan perusahaan industri manufaktur yang menghasilkan produk velg sepeda motor. Visi dari PT. Batavia Alumindo Industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertindak sebagai penopang ekonomi keluarga terpaksa menganggur. Oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, jumlah pengangguran meningkat sehingga berimbas pada peningkatan jumlah penduduk miskin. Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan jumlah penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, persaingan antara perusahaan baik di dalam maupun di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi ini, persaingan antara perusahaan baik di dalam maupun di luar negeri semakin ketat dan keras. Disamping itu juga terjadi perubahan-perubahan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah Dasar RSBI Kebon Jeruk 11 Pagi merupakan sekolah yang sudah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar RSBI Kebon Jeruk 11 Pagi merupakan sekolah yang sudah berstandar internasional dan menjadi contoh bagi sekolah dasar negeri lainnya, guru lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa-masa yang amat penting dalam kehidupan seseorang khususnya dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia akan mengalami fase perkembangan, dimulai dari fase bayi, fase anak, fase remaja, fase dewasa dan perubahan yang signifikan dalam tahap perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut muncul banyak perubahan baik secara fisik maupun psikologis.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan bagian dari masyarakat yang sedang mengalami proses transisi dari masa kanak-kanak menuju kepada masa dewasa. Dalam masa transisi tersebut muncul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan, Ujian Nasional (UN) bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah syarat utama untuk meningkatkan martabat dan kualitas suatu bangsa. Salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui tercapai atau tidaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi yang menuntut produktivitas tinggi. Produktivitas dan efisiensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Salafi Nugrahani, pembangunan Nasional kini sudah memasuki era Industrialisasi yang menuntut produktivitas tinggi. Produktivitas dan efisiensi kerja baik pekerja
Lebih terperinciSelesai mandi, istri keluar kamar mandi. Tubuhnya ditutupi handuk. Sambil mengeringkan rambut menggunakan handuk, istri berjalan menuju meja rias.
Selesai mandi, istri keluar kamar mandi. Tubuhnya ditutupi handuk. Sambil mengeringkan rambut menggunakan handuk, istri berjalan menuju meja rias. Saat berjalan, dia sempat melirik suami yang masih tertidur.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Interaksi karyawan dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya menghasilkan barang atau jasa. Berdasarkan unjuk kerjanya, karyawan mendapatkan imbalan yang berdampak pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia dimuka bumi ini harus senantiasa berusaha dalam mempertahankan hidupnya. Manusia dibekali otak untuk berpikir bagaimana cara mempertahankan hidup
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian 3.1.1 Gambaran Umum Perusahaan SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum) merupakan prasarana umum yang disediakan oleh PT. Pertamina untuk masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan dalam dunia usaha di era global saat ini sudah sangat ketat, setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia usaha di era global saat ini sudah sangat ketat, setiap perusahaan dituntut untuk dapat menggunakan sumber daya yang dimiliki seoptimal
Lebih terperinciLampiran 3. Verbatim Subjek 1. Waktu Wawancara : Sabtu, 08 Februari 2014 PENELITI (P) SUBJEK1 (YS)
131 Lampiran 3 Verbatim Subjek 1 Subjek 1 : Waktu Wawancara : Sabtu, 08 Februari 2014 ENELITI () SUBJEK1 () Kode Verbatim Koding Hallo.. gimana kerjaannya? 1 Udah. Uda beres. Oke. Anakmu gimana kabarnya?
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Salah satunya adalah faktor sumber daya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Suatu perusahaan yang sukses, selalu memperhatikan faktor-faktor penentu kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Salah satunya adalah faktor sumber daya manusia. Faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Disamping itu pula, pekerjaan semakin sulit untuk didapatkan.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pekerjaan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat penting bagi masyarakat. Bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, baik dalam rangka memperoleh imbalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekerja yaitu perawat. Perencanaan tenaga keperawatan merupakan fungsi organik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Rumah Sakit merupakan suatu layanan masyarakat yang penting dan dibutuhkan dalam upaya pemenuhan tuntutan kesehatan. Sumber daya manusia adalah salah satu unsur pendukung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pelayanan kesehatan masyarakat memiliki peran besar dalam pelayanan kesehatan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan sarana utama dan tempat penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat memiliki peran besar dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang hendak dicapai. Salah satu tujuan utama yang ingin dicapai oleh perusahaan adalah mempertahankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Produktivitas kerja merupakan salah satu sasaran yang ingin dicapai oleh setiap institusi/organisasi. Secara umum, produktivitas yang semakin tinggi merupakan
Lebih terperinci