SALINAN. Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Perhubungan, perlu mengatur kembali jenis dan tarif atas
|
|
- Sudomo Atmadjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SALNAN PRES DEN REPUBLK NDOT.ESA PERATURAN PEMERNTAH REPUBLK NDONESA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG JENS DAN TARF ATAS JENS PENERMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESDEN REPUBLK NDONESA, Menimbang: a. bahwa untuk melakukan penyesuaian jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Perhubungan sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Perhubungan, lu mengatur kembali jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Perhubungan; b. bahwa berdasarkan timbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 2 ayat (2) dan ayat (3) serta Pasal 3 ayat (2) Undang- Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pqiak, lu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Perhubungan; Mengingat: Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik ndonesia Tahun 1946; Undang-Undang Ndmor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik ndonesia iahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik ndonesia Nomor 3687); 3. Peraturan
2 ffi PRES DE{ REFUBLl( NDONESA Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun lggz tentang Jenis dan Penyetoran penerimaan Negara Bukan pajal (Lembaran Negara Republik ndonesia Tahun Lggz Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik ndonesia Nomor 3694) sebagaimana telah diubah dengan aturan Pemerintah Nomor s2 Tahun 19gg tentang ubahan atas Peraturan pemerintah Nomor 22 Tahun l99t tentang Jenis dan Penyetoran penerimaan Negara Bukan pqi"k (Lembaran Negara Repubrik lndonesia Tahun 19gg Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik ndonesia Nomor 3760); MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN PEMERNTAH TENTANG JENS DAN TARF ATAS JENS PENERMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERAN PERHUBUNGAN. pasal 1 (1) (21 Jenis Penerimaan Negara Bukan pajak yang berlaku pada Kementerian Perhubungan meliputi penerimaan dari: a. jasa transportasi darat; b. jasa transportasi keretaapian; c. jasa transportasi laut; d. jasa transportasi udara; e. jasa pendidikan dan pelatihan serta jasa penggunaan sarana dan prasarana; dan f. dendaadministratif. Jenis dan Tarif atas Jenis penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian hubungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalarn Lampiran Peraturan pemerintah ini. Pasal 2
3 PRES DEN REPUBLK NDONESA -3- Pasal 2 (1) Selain yang ditetapkan dalam Lampiran, jenis Penerimaan Negara Bukan pqiak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf b, huruf c, dan huruf d, meliputi juga: a. jenis Penerimaan Negara Bukan pajak yang berasal dari jasa transportasi keretaapian u"rupa Biaya Penggunaan prasarana keretaapian; b. jenis Penerimaan Negara Bukan pajak yang berasal dari jasa transportasi 1aut bertrpa hasii konsesi dan/atau bentuk lainnya atas kegiatan pengusahaan di pelabuhan; c. jenis Penerimaan Negara Bukan pajak yang berasal dari jasa transportasi laut berupa pendellg."iu.r, yang meliputi: 1) dan sertifikasi keseramatan, garis muat. dan pencegahan pencemaran lingkungan maritim serta Endorsement; 2) pelaksanaan pengukuran kapal dan penerbitan surat ukur; 3) pelaksanaan audit dan penerbitan Doanment of compllan9e dan safetg Management certificaie serta Endorsement; 4) teknis dan penerbitan pengesahan gambar rancang bangun hitungan stabilitas kapal; dan surat dan 5) Pelaksanaan Audit dan penerbitan sertifikat Keamanan Kapal nternasi onal f nternational ship Se anitg Certificate ( SSC). d. jenis Penerimaan Negara Bukan pajak yang berasal dari jasa transportasi udara berupa penerimaan dari konsesi dan/atau bentuk lainnya atas kegiatan pengusahaan bandar udara yang dilaksanakan oleh Badan Usaha Bandar Udara; dan e. jenis
4 PRES DEN REPJBL( NDONESA -4- e. jenis Penerimaan Negara Bukan pajak yang berasal dari jasa transportasi udara berupa pelayanan jasa navigasi penerbangan jelajah untuk ruang udara Republik ndonesia yang didelegasikan kepada negara lain. (21 Tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dihitung dengan formula sebagai berikut: TAC*= [ ct**tnno*, x TACoaopToivreJ ] " rp i-l TACo*p7oi,.= Total Biaya Penggunaan Prasarana keretaapian tahun Daop/Divre n f, Passing TonnageiX panjang Koridor Daop/Divre Sesuai Lintas petayanan &l TACo*p7or,- = Mo.op7oi,. * Oo*o7oi^ * Do*p/oi,- Mo*p7oi* = Biaya awatan prasarana keretaapian tahun Daop/Divre Passing TonnageJX Panjang.Koridor Daop/Divre Sesuai Lintas pelayanan,r- OorcpToivrc = DoaopToiw = Biaya pengoasian prasarana keretaapian tahun Daop/Divre n f, Passing Tonnage,;X Panjang Koridor Daop/Divre Sesuai Lintas pelayanan ".1 Biaya penyusutan prasarana keretaapian tahun Daop/Divre n Passing TonnageiX Panjang Koridor Daop/Divre Sesuei Lintas pelayanan J-l (3) (41 Besaran Faktor Prioritas (Fp) maksimal O,TS (nol koma tduh lima) ditetapkan oleh Menteri hubungan dengan memtimbangkan keberlangsungan Badan Usaha. Besaran biaya penyusutan (D) ditetapkan oleh Menteri Perhubungan kecuali untuk badan usaha milik negara di bidang keretaapian ditetapkan sebesar O,OO (nol rupiah). (5) Tarif.
5 PRESDEN REPUBLK NDONESA -5- (5) (6) Tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (l) huruf b, huruf c, dan huruf d sebesar nilai yang tercantum dalam kontrak kerja sama. Tarif atas jenis penerimaan Negara Bukan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (l) huruf e sebesar nilai yang tercantum dalam janjian antarnegara. (1) Pasal 3 Selain yang ditetapkan dalam Lampiran aturan Pemerintah ini, jenis penerimaan Negara Bukan pajak sebagaimana dimaksud dalam pasal ayat (1) huruf e, Kementerian Perhubungan dapat menyelenggarakan: a. pendidikan dan pelatihan di bidang transportasi yang berasal dari kerja sama; b. pendidikan dan pelatihan Kepemimpinan Tingkat V, dan Kepemimpinan Tingkat bagi pegawai Negeri Sipil serta pendidikan dan pelatihan pra.iabatan bagi calon Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan ketentuan aturan undang-undangan; c. pendidikan dan pelatihan fungsional Analisis Kepegawaian, Arsiparis, Auditor Ahli, Auditor Terampil, dan pranata Humas sesuai dengan ketentuan aturan undang-undangan; dan d. pendidikan dan pelatihan yang berasal dari lembaga pendidikan dan pelatihan nternasional. (21 (3). Tarif atas jenis penerimaan Negara Bukan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (l) huruf a sebesar nilai nominal yang tercantum dalam kontrak kerja sama. Tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (l) huruf b mengacu kepada Peraturan Pemerintah mengenai jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan pajak yang berlaku pada Lembaga Administrasi Negara. (4) Tarif.
6 qffi PRESDEN REPUELK {DONESA -6- (41 (s) Tarif atas jenis penerimaan Negara Bukan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (l) huruf c mengacu kepada Peraturan pemerintah mengenai jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan pajak yang berlaku pada nstansi pembina Diklat Fungsional yang bersangkutan Tarif atas jenis penerimaan Negara Bukan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (l) huruf d mengacu pada tarif yang ditetapkan oleh lembaga pendidikan dan pelatihan internasional terkait. (l) (21 (3) (4) Pasal 4 Selain yang ditetapkan dalam Lampiran, jenis Penerimaan Negara Bukan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf e, meliputi juga kontribusi atas jasa pendidikan dan pelatihan. Kontribusi atas jasa pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (l) merupakan biaya yang dikenakan kepada pihak yang menggunakan jasa lulusan pendidikan dan pelatihan Oiploma Subsidi pada }r:", Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Udara. Besaran tarif atas jenis penerimaan Negara Bukan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat fl) sebesar nilai nominal yang tercantum dalam kontrak kerja sama. Kontribusi atas jasa pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (l) tidak dikenakan dalam hal pengguna jasa lulusan pendidikan dan pelatihan Diploma Subsidi pada pusai pengembangan Sumber Daya Manusia hubungan Udara adalah instansi Pemerintah pusat. (5) Ketentuan...
7 ,i,. {\,ii' i{ {D REPUJLTFT,',?55*.r,o -7 - (5) Ketentuan mengenai tata cara dan syaratan penggunaan jasa lulusan pendidikan dan pelatihan Diploma subsidi pada pusat pengembangan sumber Daya Manusia Perhubungan Udara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (4) diatur dengan Peraturan Menteri Perhubungan. Pasal 5 (1) (2) Terhadap kegiatan tertentu, Jenis penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Perhubungan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat (1) huruf a sampai dengan huruf d yang untukannya tidak bersifat komersial dapat dikenakan tarif sampai dengan sebesar 0,0O (nol rupiah). Kegiatan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas kegiatan: a. kenegaraan; b. tugas pemerintahan tertentu; c. pencarian dan tolongan, bencana alam, dan bantuan kemanusiaan; d. untuk kepentingan umum dan sosial; e. yang bersifat nasional dan internasional; atau f. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria, tata cara, dan syaratan pengenaan tarif kegiatan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri hubungan setelah mendapat setujuan Menteri Keuangan. Pasal 6 (1) Terhadap Jenis Penerimaan Negara Bukan pqiak yang berasal dari jasa pendidikan dan pelatihan serta jasa penggunaan sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf e berupa: a. pendidikan
8 PRES DEN REPUBLK NDONESA -8- a. pendidikan dan pelatihan pembentukan pada pusat pengembangan sumber daya manusia hubungan darat dan laut; dan b. pendidikan dan pelatihan diploma subsidi pada pusat pengembangan sumber daya manusia hubungan udara, kepada peserta didik yang berprestasi dan tidak mampu dikenakan tarif sebesar O,OO (nol rupiah). (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan syaratan pengenaan tarif sebesar 0,O0 (nol rupiah) kepada peserta didik yang berprestasi dan tidak mampu sebagaimana dimaksud pada ayat (l) diatur dengan Peraturan Menteri Perhubungan setelah mendapat setujuan Menteri Keuangan. Pasal 7 (1) (21 Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal dari jasa transportasi darat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf a berupa jasa tanda masuk pelabuhan penyeberangan, jasa pemeliharaan dermaga penyeberangan dan jasa timbang kendaraan sebagaimana tercantum dalam Lampiran dikelompokan berdasarkan golongan kendaraan. Penentuan golongan kendaraan untuk jenis penerimaan Negara Bukan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri Perhubungan. Pasal 8 (1) Jenis Penerimaan Negara Bukan pajak yang berasal dari jasa transportasi darat sebagaimana dimaksud dalam Pasal L ayat (1) huruf a berupa jasa pengujian kend.araan bermotor, sebagaimana tercant,m dalam Larnpiran dikelompokkan berdasarkan jenis kendaraan bermotor. (2) Pengelompokkan...
9 PRES DEN REPUE-( NDO\ESA -9- (2) (3) Pengelompokkan kendaraan bermotor untuk jasa pengujian kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak termasuk kalibrasi alat uji kendaraan bermotor, sertilikasi bengker Bahan Bakar Gis, sertifikasi kompetensi penguji kendaraan bermotor, dan penerbitan bukti lulus uji berkala kendaraan bermotor. Penentuan jenis kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri Perhubungan. pasal 9 (1) (2) (3) Jenis Penerimaan Negara Bukan pajak yang berasal dari jasa transportasi laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf c berupa jasa kepelabuhanan diklasifikasikan menurut kelas pelabuhan. Jenis Penerimaan Negara Bukan p4iak yang berasar dari jasa transportasi laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf c atas jasa pelayanan barang berupa hewan dikelompokkan menurut tipe hewan. Penentuan kriteria dan klasifikasi pelabuhan, serta pengelompokan tipe hewan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan oleh Menteri Perhubungan. Pasal 10 P_enentuan jumlah hari kunjungan Negara Bukan pajak Jasa Labuh, Perhubungan. untuk Jenis Penerimaan ditetapkan oleh Menteri Pasal L (1) Tarif atas jenis penerimaan Negara Bukan pajak yang berasal dari jasa transportasi keretaapian, 1""" transportasi laut dan jasa transportasi udara berupa: - a. sertifikasi sumber daya manusia keretaapian; b. sertifikasi sarana dan prasarana keretaapian; c. pelayanan..
10 PRES DEN REPUBL( NDONESA -10- c. pelayanan penerbitan izin bidang keretaapian; d. pelayanan alatan keretaapian; e. penggunaan sarana keretaapian; f. pelayanan setujuan spesifikasi teknis sarana keretaapian; g. pelayanan jasa pemanduan dan penundaan kapal di pelabuhan umum, di terminal untuk kepentingan sendiri dan di terminal khusus; h. penerbitan Surat lzin Kepelabuhanan; i. pelaksanaan audit dan penerbitan sertifikat pemenuhan fasilitas keamanan pelabuhan (statement of Compliance Port Facititg); j. Kesehatan Kerja pelayaran; k. penilaian izin kewenangan usahaan yang melakukan baikan dan awatan alatan keselamatan pelayaran; 1. saluage dan Pekerjaan Bawah Air; m. dan sertifikasi Keselamatan, Garis Muat dan Pencegahan pencemaran Lingkungan Maritim serta Endorsement; n. pelaksanaan Pengukuran Kapal dan penerbitan surat Ukur; o. pelaksanaan Audit dan penerbitan Document of compliance dan safetg Management certiftcate serta Endorsement; p. sertifikat Keamanan Kapal nternasional (nternational Ship Seanritg Certificate) ; q. pengujian dan sertifikasi lengkapan keselamatan kapal, alatan pemadam kebakaran dan alatan pencegahan pencemaran; r.
11 PRES DE{ REPUBLK NDONESA r. teknis dan penerbitan surat pengesahan gambar rancang bangun dan hitungan stabilitas kapal; s. teknis dan penerbitan dokumen pengawakan / kepelautan berupa: 1) audit program pendidikan dan pelatihan kepelautan; dan 2l audit izin usaha ekrutan dan penempatan awak kapal. t. lisensi sonil penerbangan; u. sertifikasi alatan atau fasilitas pada jasa transportasi udara; v. sertifikasi organisasi pada jasa transportasi udara; w. pengujian kesehatan pada balai kesehatan penerbangan; x. pelayanan pada balai teknik penerbangan; y. pelayanan pada balai besar karibrasi fasilitas penerbangan; dan z. pelayanan bidang teknik bandar udara, yang kegiatannya dilakukan di luar kantor Kementerian Perhubungan, tidak termasuk biaya akomodasi dan transportasi. (2) Biaya akomodasi dan transportasi dimaksud pada ayat (1) dibebankan kepada sesuai dengan ketentuan aturan undangan. sebagaimana Wajib Bayar undang- Pasal 12
12 PRES DEN REP-BLK NDONESA -12_ Pasal 12 (1) Denda administratif sebagaimana dimaksud daram pasal 1 ayat (1) huruf f dihitung berdasarkan satuan poin pelanggaran dikalikan dengan tarif denda administratif di bidang transportasi darat, transportasi laut, dan transportasi udara sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Pemerintah ini. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai satuan poin pelanggaran dari jenis pelanggaran administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri Perhubungan. Pasal 13 seluruh Penerimaan Negara Bukan pajak yang berlaku pada Kementerian Perhubungan wajib disetor langsung secepatnya ke Kas Negara. Pasal 14 Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, aturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 20ls tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan pajak yang Berlaku pada Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik ndonesia Tahun 2015 Nomor 4!, Tambahan Lembaran Negara Republik ndonesia Nomor 5668) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 15 Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku setelah go (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal diundangkan. Agar
13 REPuJtT,tt,',?5 *u,o -13_ Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik ndonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 25 Mei 2Ot6 PRESDEN REPUBLK NDONESA, ttd. Diundangkan di Jakarta pada tanggal 27 Mei 2016 MENTER HUKUM DAN HAK ASAS MANUSA REPUBLK NDONESA, JOKO WDODO ttd. YASONNA H. LAOLY LEMBARAN NEGARA REPUBLK NDONESA TAHUN 2OL6 NOMOR 1O2 Salinan sesuai dengan aslinya KEMENTERAN SEKRETARAT NEGARA REPUBLK NDONESA Asisten Deputi Bidang Perekonomian, ti Bidang Hukum dan ;undangan, Silvanna Djaman
14 PRESDEN REF,UE}L( NDONESA PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERNTAH REPUBLK NDONESA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG JENS DAN TARFATAS JENS PENERMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERAN PERHUBUNGAN. UMUM Untuk mengoptimalkan penerimaan Negara Bukan pajak guna menunjang pembangunan nasional, penerimaan Negara Bukan pajak pada Kementerian Perhubungan sebagai salah satu sumber penerimaan Negara lu dikelola dan dimanfaatkan untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Kementerian Perhubungan telah memiliki jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak sebagaimana diatur dalam aturan Pemerintah Nomor 1 1 Tahun tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan pajak yang Berlaku pada Kementerian Perhubungan, namun untuk melakukan penyesuaian jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan pajak yang berlaku pada Kementerian Perhubungan, lu mengatur kembali jenis dan tarif atas jenis penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian hubungan dengan Peraturan Pemerintah.. PASAL DEM PASAL Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2
15 PRES DEN REPUBLK NDONESA -2- Pasal 2 Ayat (1) Ayat (2) Huruf a Huruf b Huruf c Huruf d Huruf e Cukup jelas. Yang dimaksud dengan "bentuk lainnya,, sesuai dengan aturan undang-undangan dibidang pelayaran. Cukup jelas. Yang dimaksud dengan "bentuk lainnya,, sesuai dengan aturan undang-undangan dibidang penerbangan. Cukup jelas. Yang dimaksud (A i TACr<e GTxe KM*, TACuaopTo,ive, engan: Nama Kereta Api yang dihitung TAC-nya Urutan Daop/Divre yang dilewati KA tersebut, 1,2,... Biaya Penggunaan Prasarana keretaapian yang dibebankan terhadap 1 (satu) kali jalanan KA () Berat rangkaian KA berdasarkan Stamformasi ditambah Berat Muatan (GT) Panjang lintasan KA pada Daop/Divre ke-i yang dilewati (KM). Biaya penggunaan prasarana keretaapian GTKM pada Daop/Divre ke-i (/ct-km). Fp
16 #D PRES DEN REPUBLK NDONESA -3- f'p Ayat (3) Ayat (a) Ayat (s) TACn"opTo'iv"" fmd*opy'divrs JODeop,tDiure fdo"op/oi..r.. TACo"op7oiv"" j PassingTonage, Panjang Koridor Daop/Divre sesuai lintas pelayanan: panjang lintasan KA ke-j di Daop/Divre sesuai lintas pelayanan (KM). Cukup jelas. Cukup jelas. Cukup jelas. Faktor Prioritas Penggunaan besarannya maksimal 0,75 (nol koma tujuh lima). Biaya Penggunaan Prasarana Perkeretaapian GTKM pada Daop/Divre (/GT-KM). Biaya Perawatan Prasarana Perkeretaapian pada masing-masing Daop/Divre (/GT- KM). Biaya Pengoasian prasarana Perkeretaapian pada masing-masing Daop/ Divre (/ GT-KM). Biaya Pen5rusutan Prasarana Perkeretaapian pada masing-masing Daop/Divre (/GT- KM). Biaya Penggunaan Prasarana keretaapian GTKM pada Daop/Divre (/GT-KM). Nama Kereta Api ke j yang melewati Daop/Divre, dimana j = 1, 2,... Berat rangkaian KA ke j berdasarkan stamformasi ditambah dengan berat muatan yang lewat di Daop/Divre (GT). Ayat6...
17 PRES DEN REPUBL( NDONES,A -4- Ayat (6) Cukup jelas. Pasal 3 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (21 Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (a) Ayat (5) Cukup jelas. Yang dimaksud dengan "lembaga pendidikan dan pelatihan internasional terkait" antara lain ntemational Ciuil Auiation Organization (CAO), nternational Air Transport Association (ATA dan European Auiation Safetg Agencg (EASA). Pasal 4 Cukup jelas. Pasal 5 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2)
18 PRES DEN REPUBLK NDONESA -5- Ayat (21 Huruf a Yang dimaksud dengan "kegiatan kenegaraan,, adalah kegiatan transportasi untuk mendukung kegiatan kenegaraan Presiden/Wakil Presiden, pejabat Negara, ataupun Tamu Negara misalnya kunjungan kenegaraan dari kepala negara/pemerintahan dan tamu negara beserta rombongan di ndonesia. Huruf b Yang dimaksud dengan "tugas pemerintahan tertentu" antara lain kegiatan kepabeanan, keimigrasian, karantina, hubungan, dan kesehatan pelabuhan/bandara. Huruf c Yang dimaksud dengan,,kegiatan pencarian dan tolongan" adalah kegiatan pencarian dan torongan misalnya terhadap pesawat dan kapal yang mengalami kecelakaan di wilayah Republik ndonesia. Huruf d Yang dimaksud dengan "kegiatan bencana alam" adalah kegiatan transportasi untuk penanganan bencana dan darurat bencana. Yang dimaksud dengan "kegiatan bantuan kemanusiaarf, adalah kegiatan transportasi untuk pemberian bantuan kemanusiaan misalnya penyaluran bantuan kemanusiaan dari organisasi atau negara lain untuk ndonesia. Yang dimaksud dengan "kegiatan untuk kepentingan umum dan sosial" adalah kegiatan untuk mewujudkan kepentingan bangsa, negara, dan masyarakat yang harus diwujudkan oleh pemerintah dan digunakan sebesarbesarnya untuk kemakmuran ralgrat. Huruf e
19 PRES DEN REPUBLK NDONESA -6- Ayat (3) Huruf e Yang dimaksud dengan "kegiatan yang bersifat nasional,, antara lain penyelenggaraan pekan olahraga nasional, festival kebudayaan, maupun kegiatan lain yang berskala nasional di wilayah ndonesia. Yang dimaksud dengan "kegiatan yang bersifat internasional" antara lain meliputi penyelenggaraan konferensi atau temuan berskala internasional di wilayah ndonesia. Huruf f Cukup jelas. Cukup jelas. Pasal 6 Cukup jelas. Pasal 7 Cukup jelas. Pasal 8 Cukup jelas. Pasal 9 Cukup jelas. Pasal 10 Cukup jelas. Pasal 1 1
20 REPUBLK NDONESA -7 - Pasal 11 Cukup jelas. Pasal 12 Cukup jelas. Pasal 13 Cukup jelas. Pasal 14 Cukup jelas. Pasal 15 Cukup jelas. TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLK NDONESA NOMOR 5884
21 PRES DEN REPUBLK NDONESA /q,mpran PEMTURAN PEMERNTAH REPUBLK NDONESA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG JENS DAN TARF ATAS JENS PENERMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERAN PERHUBUNGAN JENS DAN TARF ATAS JENS PENERMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERAN PERHUBUNGAN JASA '*'**,AS DARAT A. JASA PELABUHAN PENYEBERANGAN LNTAS DALAM NEGER r. Jasa sandar a. Dermaga beton jembatan bergerak,* GT call b. Dermaga beton o* GT call c' Jembatan kayu,* GT call d. pinggiran/pantai,* GT call *o e. Kapal istirahat pada dermaga t) untuk pemeliharaan o* GT cafl *o 2) untuk isi bahan bakar/air penyeberangan o* GT call *, 2. Jasa Tanda Masuk pelabuhan *O SO,O0 *o 40,00 *o 30,00 2o,oo ts,oo to,oo a. Tanda masuk pelabuhan/terminal,", orang *, 1.OOO,OO (penumpang, pengantar, dan sekali masut ' penjemput, ' :::i:.r#:#iffihkaryawan '*;11ffo"' l* uooo,oo ] c. Pas
22 PRES DEN REPUBL( NDONESA c. Pas bulanan kendaraan bermotor yang beroasi di pelabuhan 1) Tanda Masuk Kendaraan Golongan unit bulan 1.000,00 2) Tanda Masuk Kendaraan Golongan unit bulan 2.000,00 3) Tanda Masuk Kendaraan Golongan unit bulan 3.000,00 4) Tanda Masuk Kendaraan Golongan V unit bulan 4.000,00 5) Tanda Masuk Kendaraan Golongan V unit bulan 6.000,00 6) Tanda Masuk Kendaraan Golongan V unit bulan 8.000,00 7) Tanda Masuk Kendaraan Golongan V unit bulan ,00 8) Tanda Masuk Kendaraan Golongan V unit bulan ,00 9) Tanda Masuk Kendaraan Golongr x unit bulan ,00 unit sekali masuk 1.000,00 d. Tanda masuk kendaraan *"r"r*.r, e. Tanda masuk kendaraan golongan unit sekali masuk 500,00 f. Tanda masuk kendaraan SolonBan j unit sekali masuk 1.500,00 g. Tanda
23 PRES DEN REPUBLK NDONESA -3.1,1: r l:1:... g. Tanda masuk kendaraan golongan V unit sekali masuk 2.000,00 h. Tanda masuk kendaraan golongan V unit sekali masuk 3.000,00 i. Tanda masuk kendaraan golongan V unit sekali masuk 4.000,00 j. Tanda masuk kendaraan golongan V unit sekali masuk 5.OOO,OO k. Tanda masuk kendaraan golongan V unit sekali masuk 6.000,00 L Tanda masuk kendaraan golongan X unit sekali masuk 7.000,00 3. Jasa Pemeliharaan Dermaga Penyeberangan a. Kendaraan golongan unit 500,00 b. Kendaraan golongan unit 750,00 c. Kendaraan golongan V unit 1.000,00 d. Kendaraan golongan V unit 1.500,00 e. Kendaraan golongan V unit 2.000,00 f. Kendaraan golongan V unit ,00 g. Kendaraan golongan V unit ,00 h. Kendaraan golongan X unit ,o0 4. Jasa Timbang Kendaraan a. Kendaraan golongan V ton 1.OOO,OO b. Kendaraan
24 PRES DEN REPUELK NDONESA -4 b. Kendaraan golongan V ton 1.500,00 c. Kendaraan golongan V ton 2.000,00 d. Kendaraan golongan V ton 2.500,00 e. Kendaraan golongan V ton 3.000,00 f, Kendaraan golongan X ton 4.500,00 B. JASA SERTFKAS ANGKUTAN PENYEBERANGAN LNTAS ANTAR PROVNS 1. Persetujuan Pengoasian Kapal Angkutan Penyeberangan Lintas Antar Provinsi Non Perintis a. Pengoasian baru sertifikat kapal ,00 b. Perpanjangan Pengoasian (manen) sertifikat kapal 5 tahun ,00 c. Perpanjangan pengoasian (sementara) 2. Sertifikasi Standar pelayanan Minimal (SPM) Angkutan Penyeberangan Lintas Antar Provinsi Non intis sertifikat kapal 3 bulan ,00 a. Kapal s.d. GT sertifikat ,00 b. Kapal lebih dari ct v s.d. e'u! GT v' fi3o,o"bih dari cr 5.ooo s.d. Gr, sertifikat sertifikat , ,o0 d. Kapal
25 PRES DEN REPUBLK NDONESA 5 d. Kapal di atas GT O.OO0 sertifikat ,00 C. JASA PENGUJAN BERMOTOR KENDARAAN 1. Uji Tipe Lengkap a. Uji tipe lengkap bahan bakar bensin/ gas 1) Pengujian tipe lengkap kendaraan bermotor jenis sepeda motor menggunakan bensin/ gas a) Uji rem ,00 b) Uji lampu utama ,00 c) Uji speedometer ,00 d) Pemeriksaan konstruksi ,00 e) Uji Co-HC ,00 0 Uji ktakson sekali qji ,00 g) Pengukuran berat kendaraan bermotor ,00 h) Pengukuran dimensi i) Uji track lapangan r, ;':;l,*,",", , ,00 sekali qji l np. 4, ,00 (2) ECE..
26 PRES DEN REPUBL( NDONESA -6- (2) ECE R47 (<50cc) np ,00 U Uji emisi gas buang Euro 3 (1) ECE R40 EUDC (ErtraUrban Diuing Cgcle) ,00 (2) WMTC (Wortdwide Harmonized Motorcgcle Emission Test Cgctel ] ,00 2) Pengujian tipe lengkap t"rrar.""r, bermotor jenis mobil penumpang menggunakan bensin/gas,l ;,;"u,ama c) uji co-hc d) Radius putar e) Uji klakson ", *o o'' , , , , ,00 0 Uji kincup roda (srde strp) ,00 g) Pengukuran berat kendaraan bermotor ,00 h) Pengukuran dimensi ,00 i) Uji speedometer j) Pemeriksaankonstruksi 1.90o.ooo,oo 1.g50.000,00 k) Uji emisi gas buang Euro ,00 U Uji kebisingan R 51 7.OOO.OOO,OO 3) Pengujian
27 .PRESDEN REPUBLK NDONESA 3) Pengujian tipe lengkap kendaraan bermotor jenis mobil bus, mobit barang, dan kendaraan khusus menggunakan bensin/ gas a) Uji rem ,00 b) Uji lampu utama ,00 c) Uji CO-HC ,00 d) Radius putar ,00 e) Uji klakson ,00 0 Uji kincup roda (side slrp) ,00 g) Pengukuran berat kendaraan bermotor ,00 h) Pengukuran dimensi ,00 i) Uji speedometer ,00 j) Pemeriksaan konstruksi ,00 k) Uji emisi gas buang Euro ,00 l l) Uji kebisingan R 5l ,00 b. Uji Tipe Lengkap Bahan Bakar Solar 1) Pengujian tipe lengkap kendaraan bermotor jenis mobil penumpang menggunakan solar a) Uji rem sekali qji 970.OOO,OO b) uji..
28 PRES DEN REPUBLK NDONESA 8 b) Uji lampu utama sekali qji ,00 c) Uji gas buang ,00 d) Radius putar sekali qji ,00 e) Uji klakson sekali qji ,00 0 Uji kincup roda (side sftp) ,00 g) Pengukuran berat kendaraan bermotor ,00 h) Pengukuran dimensi ,00 i) Uji speedometer ,00 j) Pemeriksaan konstruksi 1.B5o.OOO,OO k) Uji emisi gas buang Euro ,00 l) Uji kebisingan R ,00 2) Pengujian tipe lengkap kendaraan bermotor jenis mobil bus, mobil barang dan kendaraan khusus menggunakan solar a) Uji rem ,00 b) Uji lampu utama sekali qji ,00 c) Uji gas buang ,00 d) Radius putar ,00 e) Uji klakson ,oo 0 Uji kincup roda (side sftp) ,00 g) Pengukuran
29 PRES DEN REPUELK NDONESA 9, tr r) irr n"l ift.' ti' rriii{t MV_#a\ { ; g) Pengukuran berat kendaraan bermotor ,00 h) Pengukuran dimensi O,00 i) Uji speedometer ,00 j) Pemeriksaankonstruksi ,00 k) Uji emisi gas buang Euro ,00 l) Uji kebisingan R Sl ,00 Uji Tipe Lengkap Kendaraan Listrik 1) Pengujian tipe lengkap kendaraan bermotor jenis sepeda motor menggunakan listrik a) Uji rem ,00 b) Uji lampu utama ,00 c) Uji speedometer ,00 d) Pemeriksaan konstruksi ,00 e) Uji klakson 565,000,00 f) Pengukuran berat kendaraan bermotor ,00 g) Pengukuran dimensi ,00 h) Uji Track Lapangan ,00 i) Uji kebisingan R 41 2.O00.000,00 2) Pengujian
30 PRES DEN REPUBLK NDONESA 10-2) Pengujian tipe lengkap kendaraan bermotor jenis mobil penumpang menggunakan Listrik a) Uji rem ,00 b) Uji lampu utama ,00 c) Radius putar ,00,;;J;l".a(sidesrip) l , ,00 f) Pengukuran berat kendaraan bermotor ,00 g) Pengukuran dimensi ,00 h) Uji speedometer ,00 i) Pemeriksaan konstruksi ,00 j) Uji kebisingan R ,00 3) Pengujian tipe lengkap kend.araan bermotor jenis mobil bus, mobil barang, dan kendaraan khusus menggunakan listrik a) Uji rem ,00 b) Uji lampu utama ,00 c) Radius putar 5OO.O0O,0o d) Uji klakson ,00 e) Uji kincup roda (side slrp) 1.O50.OOO,OO f) Pengukuran
31 PRES DEN REPUBLK NDONESA - 11 Pengukuran berat kendaraan bermotor ,00 g) Pengukuran dimensi ,00 h) Uji speedometer o00,00 i) Pemeriksaankonstruksi ,00 j) Uji kebisingan R ,00 2. Uji Tipe Landasan a. Uji Tipe Landasan Kendaraan Bensin/ gas 1) Pengujian tipe landasan kendaraan bermotor jenis mobil penumpang menggunakan bensin/ gas a) Ujirem ,00 b) Uji lampu utama ,00 c) Uji CO-HC o00,00 d) Radius Putar ,00 e) Uji klakson ,00 0 Uji kincup roda (side sftp) ,00 g) Pengukuran berat kendaraan bermotor ,00 h) Pengukuran dimensi sekali qji ,00 i) Uji speedometer ,00 j) Pemeriksaankonstruksi ,00 k) uji...
32 PRES DEN REPUBLK NDONESA -t2 k) Uji emisi gas buang Euro ,00 2) Pengujian tipe landasan kendaraan bermotor jenis mobil bus, mobil barang, dan kendaraan khusus menggunakan bensih/ gas a) Uji rem ,00 b) Uji lampu utama ,00 c) Uji Co-Hc ,00 d) Radius Putar ,00 e) Uji klakson ,00 0 Uji kincup roda (side sftp) ,00 g) Pengukuran berat kendaraan bermotor ,00 h) Pengukuran dimensi ,00 i) Uji speedometer ,00 j) Pemeriksaankonstruksi ,00 k) Uji emisi gas buang Euro ,00 b. Uji Tipe Landasan Kendaraan Solar 1) Pengujian tipe landasan kend.araan bermotor jenis mobil penumpang menggunakan solar a) Uji rem 970.OOO,OO b) uji.
33 PRES DEN REPUBLK NDONESA 13- b) Uji lampu utama, :,..,, :ii14":!l:f.r'-;,'jr i' - i, "i:r;: i' ir;:.^.-' : ;;,7 -.,.,', ,00 c) Uji gas buang ,00 d) Radius Putar 500.ooo,oo e) Uji klakson ,00 0 Uji kincup roda (side slrp) ,00 g) Pengukuran berat kendaraan bermotor ,00 h) Pengukuran dimensi 68s.000,00 i) Uji speedometer ,00 j) Pemeriksaankonstruksi ,00 k) Uji emisi gas buang Euro ,00 2) Pengujian tipe landasan kendaraan bermotor jenis mobil bus, mobil barang, dan kendaraan khusus menggunakan solar a) Ujirem ,00 b) Uji lampu utama ,00 c) Uji gas buang ,00 d) Radius Putar 500.o00,00 e) Uji klakson ,00 0 Uji kincup roda (srde slrp) ,00 g) Pengukuran berat kendaraan bermotor 870.OOO,OO h. Pengukuran
34 PRES DEN REPUBLK NDONESA t4- h) Pengukuran dimensi ,00 i) Uji speedometer ,00 j) Pemeriksaankonstruksi ,00 k) Uji emisi gas buang Euro ,00 c. Uji Tipe Landasan Kendaraan Listrik 1) Pengujian tipe landasan kendaraan bermotor jenis mobil penumpang menggunakan listrik a) Uji rem ,00 b) Uji lampu utama ,00 c) Radius Putar ,00 d) Uji klakson ,00 e) Uji kincup roda (side sftp) ,00 0 Pengukuran berat kendaraan bermotor ,00 g) Pengukuran dimensi ,00 h) Uji speedometer ,00 i) Pemeriksaan konstruksi ,00 2) Pengujian tipe landasan kendaraan bermotor jenis mobil bus, mobil barang, dan kendaraan khusus menggunakan listrik a) Uji rem np OOO,OO b) uji
35 PRES DEN REPUBLK NDONESA -15 b) Uji lampu utama ,00 c) Radius putar ,00 d) Uji klakson ,00 e) Uji kincup roda (srde sftp) ,00 0 Pengukuran berat kendaraan bermotor ,00 g) Pengukuran dimensi ,00 h) Uji speedometer ,00 i) Pemeriksaankonstruksi sekali qji ,00 3. Jasa Uji Sampel Kendaraan Bermotor yang Telah Lulus Uji Tipe a.uji Sampel lengkap Bahan Bakar Bensin/gas l) Pengujian sampel kendaraan bermotor jenis sepeda motor menggunakan bensin/ gas a) Uji rem ,00 b) Uji lampu utama ,00 c) Uji speedometer ,00 d) Pemeriksaan konstruksi ,00 e) Uji Co-HC ,00 f) Uji klakson ,00 g) Pengukuran.
36 PRES DEN REPUBLK NDONESA 16- Pengukuran berat kendaraan bermotor ,00 h) Pengukuran dimensi ,00 i) Uji track lapangan ,00 j) Uji kebisingan R ,00 k) Uji emisi gas buang Euro2 (1) ECE R40 (>50 cc) ,00 (2) ECE R47 (< 50 cc) ,00 U Uji emisi gas buang Euro 3 (U ECE R40 EUDC (Extra[Jrban Driuing Cgclel ,00 (2) WMTC (Wortdwide Harmonized Motorcgcle -Emission Test Cgclel ,00 2l Pengujian sampel kendaraan bermotor jenis mobil penumpang menggunakan bensin/ gas a) Ujirem ,00 b) Uji lampu utama ,00 c) Uji CO-HC ,00 d) Radius putar ,00 e) Uji klakson ,00 0 Uji kincup roda (side slrp) 1.O50.OOO,OO g) Pengukuran
37 PRES DEN REPUBLK NDONESA -t7 g) Pengukuran berat kendaraan bermotor ,00 h) Pengukuran dimensi ,00 i) Uji speedometer ,o0 j) Pemeriksaan konstruksi, ,00 k) Uji emisi gas buang Euro ,00 U Uji kebisingan R ,00 3) Pengujian sampel kendaraan bermotor jenis mobil bus, mobil barang, dan kendaraan khusus menggunakan bensin/ gas a) Uji rem ,00 b) Uji lampu utama ,00 c) Uji CO-HC, ,00 d) Radius putar ,00 e) Uji klakson ,00 0 Uji kincup roda (side strp) ,00 g) Pengukuran berat kendaraan bermotor 870.OOO,OO h) Pengukuran dimensi ,00 i) Uji speedometer ,00 j) Pemeriksaan konstruksi 3.7OO.OOO,O0 k) Uji emisi gas buang Euro OO,0O 1) uji
38 PRES DEN REPUBLK NDONESA -18 Uji kebisingan R ,00 b. Uji Sampel Lengkap Bahan Bakar Solar 1) Pengujian sampel lengkap kendaraan bermotor jenis mobil penumpang menggunakan solar a) Uji rem ,00 b) Uji lampu utama ,00 c) Uji gas buang ,00 d) Radius putar ,00 e) Uji klakson ,00 0 Uji kincup roda (sjde sftp) ,00 g) Pengukuran berat kendaraan bermotor ,00 h) Pengukuran dimensi ,00 i) Uji speedometer i) Pemeriksaan konstruksi k) Uji emisi gas buang Euro , , ,00 l) Uji kebisingan R ,00 2) Pengujian sampel lengkap kendaraan bermotor jenis mobil bus, mobil barang, dan kenda.""r, khusus menggunakan solar a) uji.
39 PRES DEN REPUBLK NDONESA -19- a) Ujirem ,00 b) Uji lampu utama ,00 c) Uji gas buang ,00 d) Radius putar ,00 e) Uji klakson ,00 0 Uji kincup roda (side sllp) ,00 g) Pengukuran berat kendaraan bermotor ,00 h) Pengukuran dimensi ,00 i) Uji speedometer ,00 j) Pemeriksaan konstruksi ,00 k) Uji emisi gas buang Euro ,00 U Uji kebisingan R ,00 c. Uji Sampel Lengkap Kendaraan Listrik 1) Pengujian sampel lengkap kendaraan bermotor jenis sepeda motor menggunakan Listrik a) Uji rem ,00 b) Uji lampu utama ,00 c) Uji speedometer 745.OOO,OO d) Pemeriksaan konstruksi 445.O00,00 e) Uji
40 PRES DEN REPUBLK NDONESA -20- e) Uji klakson ,00 0 Pengukuran berat kendaraan bermotor ,00 g) Pengukuran dimensi ,00 h) Uji track lapangan ,00 i) Uji kebisingan R ,00 2) Pengujian sampel lengkap kendaraan bermotor jenis mobil penumpang menggunakan Listrik a) Uji rem ,00 b) Uji lampu utama ,00 c) Radius Putar ,00 d) Uji klakson 900.ooo,oo e) Uji kincup rirda (slde sftp) ,00 0 Pengukuran berat kendaraan bermotor ,00 g) Pengukuran dimensi ,00 h) Uji speedometer ,00 i) Pemeriksaankonstruksi ,00 j) Uji kebisingan R ,00 3) Pengujian
41 PRES DEN REPUBLK NDONESA 2t 3) Pengujian sampel lengkap kendaraan bermotor jenis mobil bus, mobil barang, dan kendaraan khusus menggunakan listrik a) Uji rem ,00 b) Uji lampu utama ,00 c) Radius Putar ,00 d) uji klakson e) Uji kincup roda (side strp) , ,00 0 Pengukuran berat kendaraan bermotor ,00 g) Pengukuran dimensi h) Uji speedometer i) Pemeriksaan konstruksi , , ,00 j) Uji kebisingan R ,00 d. Uji Sampel Lengkap kereta tempelan dan kereta gandengan 1) Uji rem ,00 2) Radius putar ,00 3) Pengukuran berat kendaraan bermotor 870,000,00 4) Pengukuran..
42 PRES DEN REPUBLK NDONESA -22-4) Pengukuran dimensi ,00 5) Pemeriksaan konstruksi ,00 4. Uji Sampel Landasan a.uji Sampel Landasan Kendaraan Bensin/gas 1) Pengujian sampel landasan kendaraan bermotor jenis mobil penumpang menggunakan bensin/ gas a) Uji rem sekali qji ,00 b) Uji lampu utama ,00 c) Uji Co-HC ,00 d) Radius Putar ,00 e) Uji klakson ,00 0 Uji kincup roda (side strp) ,00 g) Pengukuran berat kendaraan bermotor 870.OOO,OO h) Pengukuran dimensi ,00 i) Uji speedometer ,00 j) Pemeriksaan konstruksi ,00 k) Uji emisi gas buang Euro2 r ,00 2) Pengujian
43 PRES DEN REPUBLK NDONESA -23-2) Pengujian sampel landasan kendaraan bermotor jenis mobil bus, mobil barang, dan kendaraan khusus menggunakan bensin/ gas a) Uji rem ,00 b) Uji lampu utama ,00 c) Uji CO-HC ,o0 d) Radius Putar ,00 e) Uji klakson ,00 0 Uji kincup roda (srde slrp) ,00 g) Pengukuran berat kendaraan bermotor ,00 h) Pengukuran dimensi ,00 i) Uji speedometer ,00 j) Pemeriksaan konstruksi ,00 k) Uji emisi gas buang Euro ,00 b. Uji Sampel Landasan Kendaraan Solar 1) Pengujian sampel landasan kendaraan bermotor jenis mobil penumpang menggunakan solar a) Uji rem ,00 b) Uji lampu utama ,00 c) Uji.
44 PRESDEN REPUBLK NDONESA -24 c) Uji gas buang ,00 d) Radius Putar ,00 e) Uji klakson ,00 0 Uji kincup roda (srde sftp) ,00 g) Pengukuran berat kendaraan bermotor ,00 h) Pengukuran dimensi ,00 i) Uji speedometer ,00 j) Pemeriksaankonstruksi ,00 k) Uji emisi gas buang Euro ,00 2) Pengujian sampel landasan kendaraan bermotor jenis mobil bus, mobil barang, dan kendaraan khusus menggunakan solar a) Uji rem ,00 b) Uji lampu utama ,00 c) Uji gas buang ,00 d) Radius Putar sekali qji ,00 e) Uji klakson ,o0 0 Uji kincup roda (side strp) ,00 g) Pengukuran berat kendaraan bermotor ,00 h) Pengukuran dimensi ,00 i) uji
45 PRES DEN REPUBLK NDONESA 25 i) Uji speedometer ,00 j) Pemeriksaan konstruksi ,00 k) Uji emisi gas buang Euro ,00 c. Uji Sampel Landasan Kendaraan Listrik 1) Pengujian sampel landasan kendaraan bermotor jenis mobil penumpang menggunakan listrik a) Uji rem ,00 b) Uji lampu utama ,00 c) Radius Putar ,00 d) Uji klakson 900.ooo,oo e) Uji kincup roda (srde slip) ,00 0 Pengukuran berat kendaraan bermotor ,00 g) Pengukuran dimensi ,00 h) Uji speedometer ,00 i) Pemeriksaankonstruksi ,00 2) Pengujian sampel landasan kendaraan bermotor jenis mobil bus, mobil barang, dan kendaraan khusus menggunakan listrik a) Uji rem np O00,00 b) uji
46 PRES DEN REPUELK NDONESA -26 b) Uji lampu utama ,00 c) Radius Putar ,00 d) Uji klakson ,00 e) Uji kincup roda (side strp) ,00 0 Pengukuran berat kendaraan bermotor ,00 g) Pengukuran dimensi ,00 h) Uji speedometer ,00 i) Pemeriksaankonstruksi ,00 5. Penerbitan Sertifikat Uji Tipe (SUT) a. Sepeda motor sertifikat ,00 b. Mobil penumpang atau landasan mobil penumpang sertifikat ,00 c. Mobil barang atau landasan mobil barang sertifikat ,00 d. Mobil bus atau landasan mobil bus sertifikat ,00 e. Kendaraan Khusus atau landasan kendaraan khusus sertifikat ,00 6. Pengujian
47 PRES DEN REPUBLK NDONESA Pengujian Tipe Rancang Bangun Kendaraan Bermotor a. sepeda motor b' Mob, penumpans c' Mobil barang o"r surat *o. 1o.ooo.ooo,oo nensesahan *',ffii:h, 3s'000'000'00,* surat -r. 3s.o0o.0o0,oo d Mobi,bus ;:::" 1., 4ooooooo,oo e. Kereta gandengan pengesahan,". surat *, ,00 nensesatran r'keretatemanl'ffii":ri"l.'20'000'000'00 7. Penerbitan Sertifikat Registrasi Uji Tipe (srur) a. Mobil bus, dan mobil barang, Kendaraan khusus, kereta tempelan, dan kereta gandengan sertifikat np ,00 b. Mobil Penumpang sertifikat np. S00.OOO,0O c. Sepeda Motor sertifikat np. 8. Kalibrasi Alat Uji Kendaraan Bermotor a. Kalibrasi alat uji rern (brake testef,., alat uji *O 1.OOO.OOO,OO b. Kalibrasi..
48 PRES DEN REPUBLK NDONESA 28- b. Kalibrasi alat uji lampu utama (head light testefl alat uji ,00 c. Kalibrasi alat uji kecepatan (speedometer tester) alat uji ,00 d. Kalibrasi alat uji emisi gas buang mesin cetus api (gas analgser) alat uji ,00 e. Kalibrasi alat uji emisi mesin kompresi (smoke tester) Kalibrasi alat uji tingkat suara klakson (sound leuel meter) g. Kalibrasi alat uji berat (axle load meterl h. Kalibrasi alat uji kincup roda (sdde sftp) i. Kalibrasi alat uji kegelapankaca (tint tester) alat uji alat uji alat uji alat uji alat uji , ,00 000,000, , ,00 9. Pemeriksaan Fisik Varian Kendaraan Bermotor a. Sepeda Motor varian ,00 b. Mobil Penumpang varian ,00 c. Mobil Barang varian ,00 d. Mobil Bus varian ,00 e, Kendaraan Khusus varian , Sertifikasi
49 PRES DEN REPUBLK NDONESA Sertifikasi Bengkel Bahan Bakar Gas sertifikat np. s.,r. :""-:-^", kompetensi penguji,", sertirikat., Kendaraan Bermotor rs0.000, Penerbitan Bukti Lulus uji Berkala,"r bukti lulus *o. 2s.000,00 Kendaraan Bermotor "rt D. JA.AANGKUTANJALAN l.lzin Penyelenggaraan Angkutan Orang danangkutan Barang a. lzin Penyelenggaraan Angkutan orang dalam rrayek tt l) lzin trayek lintas batas negara izin *r. 5.ooo.ooo,oo nesara sesuai dengan janjian antar 2l lzin trayek antar kabupaten /kota dan angkutan kotaanyang melampaui wilayah satu provinsi a)kendaraan kapasitas s.d t6 penumpang tt izin np' ,00 b) Kendaraan kapasitas > 16 penumpang ner izin *o' s'ooo.ooo,oo 3) zin trayek desaan yang. melewati wilayah satu provinsi ner zm.o ,00 b. lzin Penyelenggaraan Angkutan i Orang Tidak dalam Trayek t) tzinangkutan taksi yang wilayah p", iri' *, s ,00 oasinya melampaui satu daerahprovinsi 2) Angkutan
50 #-ff PRES DEN REPUBLK NDONESA 30 2l Angkutan dengan tujuan tertentu izin ,00 3) zin angkutan pariwisata izin ,00 c. zin Penyelenggaraan Angkutan Khusus dan Alat Berat 1) Angkutan berbahaya barang khusus izin ,00 2) Angkutan barang khusus tidak berbahaya yang memerlukan sarana khusus untuk mengangkut alat berat izin ,00 2. Penerbitan Kartu Pengawasan a. Penerbitan Kartu Pengawasan Penyelenggaraan p erizinan Angkutan Orang l) Bus/kendaraan penumpang dengan kapasitas < 9 orang selain taksi kartu 2l Bus/ kendaraan penumpang dengan kapasitas l0 s.d 16 orang kartu ,00 s) Bus/ kendaraan penumpang dengan kapasitas 17 s.d 24 orang; kartu ,00 4) Bus/ kendaraan penumpang kartu dengan kapasitas >24 orang; ,00 s) Bus/ kendaraan penumpang umum jenis taksi. kartu 200.ooo,oo b.penerbitan...
51 PRES DEN REPUBL( NDONESA 31 - b. Penerbitan kartu Pengawasan Penyelenggaraan penzinan angkutan Barang 1) Konfigurasi Sumbu 1.1 kartu 100.ooo,oo 2l Konfigurasi Sumbu 1.2 kartu 3) Konfigurasi Sumbu 1.22 kartu ,00 4l Konfigurasi Sumbu 11.2 kartu ,00 5) Konfigurasi Sumbu kartu ,00 6) Konfigurasi Sumbu l.l2-22 kartu ,00 ] 7l Konfigurasi Sumbu kartu ,00 8) Konfigurasi Sumbu i, kartu ,00 9) Konfigurasi Sumbu ) Konfigurasi Sumbu kartu kartu , ,00 11) Konfigurasi Sumbu kartu ,00 E. JASA ANALSS DAMPAK LALU LNTAS 1. Persetujuan Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas pemohonan ,00 2. Sertifikasi Kompetensi penyusun Analisis Dampak Lalu Lintas sertifikat ,00 F. JASA
52 \ PRES DEN REPUBLK NDONESA 32 F. JASA KOMPETENS PENGAWAKAN ANGKUTAN UMUM 1. Sertifikasi Kompetensi pengemudi Angkutan Umum untuk penumpang a. Bus Antar Kota Antar provinsi sertifikat ,00 b. Bus Antar Lintas Batas Negara sertifikat ,00 c. Bus Pariwisata sertifikat ,00 d. Bus Antar Jemput Antar provinsi sertifikat ,00 e. Taksi (Sesuai dengan kewenangan Kementerian Perhubungan) sertifikat ,00 2. Sertifikasi Kompetensi pengemudi Angkutan Umum Barang Khusus dan Alat Berat sertifikat ,00 3. Sertifikasi Kompetensi pengemudi Angkutan Umum Barang Khusus peti Kemas sertifikat ,00 JASA
53 PRES DEN REPUBL( NDONESA -33- JENS PENERMAAN NEGARA BUKAN PAJAK SATUAN TARF JASA TRANSPORTAS PERKERETAAPAN A. SERTFKAS SUMBER DAYA PERKERETAAPAN MANUSA 1. Awak Sarana Perkeretaapian a. Sertifikat Baru 1) Pemeriksaan kesehatan a) fisik ,00 b) mata ,00 c) THT ,00 d) narkoba ,00 2) Pengujian teori wawancara pengujian ,00 3) Pengujian praktek simulator pengujian ,00 4) Penerbitan sertifikat sertifikat ,00 5) Penerbitan smart card kartu ,00 b. Sertifikat Perpanjangan 1) Pemeriksaan kesehatan a) fisik ,00 b) mata 45.OOO,OO c)
54 PRES DEN REPUBLK NDONESA -34- JENS PENERMAAN NEGARA BUKAN PAJAK SATUAN TARF c) THT ,00 d) narkoba ,00 2) Pengujian teori wawancara pengujian ,00 3) Pengujian praktek simulator pengujian ,00 4) Penerbitan sertifikat sertifikat ,00 5) Penerbitan smart card kartu ,00 c. Penggantian Sertifikat (rusak maupun hilang) 1) Penerbitan sertifikat sertifikat ,00 2) Penerbitan smart card kartu ,00 2. Pengatur Perjalanan Kereta Api dan pengendali Perjalanan Kereta Api a. Sertifikat Baru 1) Pemeriksaan kesehatan a) Pemeriksaan fisik ,00 b) Pemeriksaan mata ,00 c) Pemeriksaan THT ,00 d) Pemeriksaan narkoba ,00 2l Pengujian teori wawancara pengujian ,00 3) Pengujian...
55 PRES DEN REPUBLl( NDONESA -35- JENS PENERMAAN NEGARA BUKAN PAJAK SATUAN TARF 3) Pengujian praktek lapangan pengujian ,00 4) Penerbitan sertifikat sertifikat ,00 5) Penerbitan smart card kartu ,00 b. Sertifikat Perpanjangan 1) Pemeriksaan kesehatan a) fisik ,00 b) mata ,00 c) THT ,00 d) narkoba ,00 2) Pengujian teori wawancara pengujian ,00 3) Pengujian praktek lapangan pengujian ,00 4) Penerbitan sertifikat sertifikat ,00 5) Penerbitan smart card kartu ,00 c. Penggantian Sertifikat (rusak maupun hilang) 1) Penerbitan sertifikat 2) Penerbitan smart card sertifikat kartu ,00 l5o.ooo,oo 3. Penjaga Perlintasan Kereta Api a. Sertifikat Baru 1) Pemeriksaan kesehatan a)
56 PRES DEN REPUEL( NDONESA -36- JENS PENERMAAN NEGARA BUKAN PAJAK SATUAN TARF a) fisik 7O,0OO,O0 b) mata ,00 c) THT ,00 d) narkoba ,00 2) Pengujian teori wawancara pengujian ,00 3) Pengujian praktek lapangan pengujian ,00 4) Penerbitan sertifikat sertifikat ,00 5) Penerbitan smart card kartu ,00 b. Sertifikat Perpanj angan 1) Pemeriksaan kesehatan a) fisik b) mata , ,00 c) THT ,00 d) narkoba ,00 2) Pengujian teori wawancara pengujian ,00 3) Pengujian praktek lapangan pengujian ,00 4) Penerbitan sertifikat sertifikat 50.ooo,oo 5) Penerbitan
57 PRES DEN REPUBLK NDONESA JENS PENERMAAN NEGARA BUKAN PAJAK SATUAN TARF 5) Penerbitan smart card c. Penggantian Sertifikat (rusak maupun hilang) kartu ,00 1) Penerbitan sertifikat sertifikat ' ,00 2) Penerbitan smart card kartu ,00 4. Tenaga Perawatan Sarana Perkeretaapian a. Smart CardBans, l) Pemeriksaan kesehatan a) fisik b) mata , ,00 c) THT ,00 d) narkoba ,00 2) Pengujian teori wawancara pengujian ,00 3) Pengujian praktek lapangan pengujian ,00 4) Penerbitan smart card kartu ,00 b. Smart Card Perpanj angan 1) Pemeriksaan Kesehatan a) fisik ,00 b) neriksaan rnata Per 45.OOO,OO c)
58 PRES DEN REPUBLK NDONESA -38 JENS PENERMAAN NEGARA BUKAN PAJAK SATUAN TARF c) THT ,00 d) narkoba l5o.oo0,oo 2) Pengujian teori wawancara pengujian ,00 3) Pengujian praktek lapangan pengujian ,00 4) Penerbitan smart card kartu ,00 c. Penggantian Smart Card (rusak atau hilang) kartu ,00 5. Tenaga Perawatan Prasarana Perkeretaapian a. Smari CardBaru l) Pemeriksaan kesehatan a) fisik ,00 b) mata 45.0OO,OO c) THT 45.OOO,OO d) narkoba ,00 2) Pengujian teori wawancara pengujian ,00 3) Pengujian praktek lapangan pengujian ,00 4) Penerbitan smart card kartu 150,O00,00 b. Smart C ard P er panj angan 1) Pemeriksaan kesehatan a)
59 PRES DEN REPUBLK NDONESA -39- JENS PENERMAAN NEGARA BUKAN PAJAK SATUAN TARF a) fisik ,00 b) mata ,00 c) THT ,00 d) narkoba ,00 2) Pengujian teori wawancara pengujian ,00 3) Pengujian praktek lapangan pengujian ,00 4) Penerbitan smart card kartu ,00 c. Penggantian Smart Card (rusak/hilang) kartu ,00 6. Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian a. Smart CardBaru 1) Pemeriksaan kesehatan a) fisik ,00 b) mata 45,000,00 c) THT ,00 d) narkoba l5o.ooo,oo 2l Pengujian teori wawancara pengujian ,00 3) Pengujian praktek lapangan pengujian ,00 4) Penerbitan
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTRIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.41, 2015 KEUANGAN. Pajak PNBP. Kementerian Perhubungan. Jenis. Tarif. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5668) PERATURAN
Lebih terperinciJENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
LAMPIRAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN JENIS DAN TARIF ATAS JENIS
Lebih terperinci2 Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3667); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuang
No.512, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Jenis dan Tarif. PNBP. Dirjen. Perhubungan Darat. Petunjuk Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 70 TAHUN 2015 TENTANG
Lebih terperinciSALINAN. Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Perhubungan, perlu mengatur kembali jenis dan tarif atas
SALINAN PRES I DEN REPUBLIK INDOI.IESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I KEUANGAN. PNBP. Tarif. Jenis. Kementerian Perhubungan. Pencabutan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 102) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciPRES I DEN REPUBLIK INDONESIA
I SALINAN I PRES I DEN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG JENIS DAN ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARABUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinci2 II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Huruf a Huruf b Huruf c Huruf d Pelayanan jasa kebandarudaraan pada Bandar Udara yang dikerjasamakan dengan Bad
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KEUANGAN. Pajak PNBP. Kementerian Perhubungan. Jenis. Tarif. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 41) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2012 NOMOR 4
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT TAHUN 2012 NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DI KABUPATEN TANAH LAUT DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL
BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 22 Tahun : 2011 Seri : E PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN
Lebih terperinci2 2. Undang Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik In
No.1292, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Biaya. Prasarana. Perkreraapian. Penghitungan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 122 Tahun 2015 TENTANG PERUBAHAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciMEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR DI KABUPATEN BULUNGAN.
BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR DI KABUPATEN BULUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciWALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 10 TAHUN 2015
WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BALIKPAPAN,
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA SURABAYA
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NO : 10 2001 SERI : C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 25 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciKEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Jalan DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor : 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. 2. Peraturan
Lebih terperinci2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan L
No.394, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Terminal Khusus. Terminal untuk Kepentingan Sendiri. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 20 TAHUN 2017 TENTANG
Lebih terperinciKEPUTUSAN BERSAMA MENTERI PERHUBUNGAN DAN KEPALA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM
KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI PERHUBUNGAN DAN KEPALA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM NOMOR: KP 99 TAHUN 2017 NOMOR: 156/SPJ/KA/l 1/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PELABUHAN
Lebih terperinciPedoman dan penetapan tata cara penyusunan dan penetapan rencana umum jaringan transportasi jalan.
G. PEMBAGIAN URUSAN BIDANG PERHUBUNGAN - 135-1. Perhubungan Darat 1. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) 1. Pedoman dan penetapan tata cara penyusunan dan penetapan rencana umum jaringan transportasi
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinci2016, No kepelabuhanan, perlu dilakukan penyempurnaan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan L
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1867, 2016 KEMENHUB. Pelabuhan Laut. Penyelenggaraan. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 146 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2017 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2017 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 15 TAHUN 2012
BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 45 TAHUN 2015 TENTANG PERSYARATAN KEPEMILIKAN MODAL BADAN USAHA DI BIDANG TRANSPORTASI
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 45 TAHUN 2015 TENTANG PERSYARATAN KEPEMILIKAN MODAL BADAN USAHA DI BIDANG TRANSPORTASI DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 82 TAHUN 2001 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 45 TAHUN 2001 TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 82 TAHUN 2001 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 45 TAHUN 2001 TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBAK, Menimbang
Lebih terperinci2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.430,2016 KEMENHUB. Jasa. Angkutan Penyeberangan. Pengaturan dan Pengendalian. Kendaraan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 27 TAHUN 2016 TENTANG
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.263, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. PNBP. Tarif. Jenis. POLRI. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5960). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
Lebih terperinciBUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR
BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciNOMOR PM 103 TAHUN 2017 TENTANG PENGATURAN DAN PENGENDALIAN KENDARAAN YANG MENGGUNAKAN JASA ANGKUTAN PENYEBERANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 103 TAHUN 2017 TENTANG PENGATURAN DAN PENGENDALIAN KENDARAAN YANG MENGGUNAKAN JASA ANGKUTAN PENYEBERANGAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa salah satu upaya mewujudkan jaminan keselamatan
Lebih terperinci2017, No Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2720); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lemb
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.603, 2017 KEMENHUB. Angkutan Penyeberangan Lintas Antarprovinsi. Tarif. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 30 TAHUN 2017 TENTANG TARIF
Lebih terperinci2017, No c. bahwa untuk mempercepat penyelenggaraan kewajiban pelayanan publik untuk angkutan barang di laut, darat, dan udara diperlukan progr
No.165, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PELAYANAN PUBLIK. Daerah Tertinggal, Terpencil, Terluar, Perbatasan. Angkutan Barang. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KEWAJIBAN PELAYANAN PUBLIK UNTUK ANGKUTAN BARANG DARI DAN KE DAERAH TERTINGGAL, TERPENCIL, TERLUAR, DAN PERBATASAN DENGAN
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2001 NOMOR 59 SERI C PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2001 NOMOR 59 SERI C PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA DEPOK
Lebih terperinciUU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1
Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Lalu lintas adalah gerak kendaraan, orang, dan hewan di jalan;
Lebih terperinciSOSIALISASI DALAM RANGKA : PERTEMUAN PENGUJI KENDARAAN BERMOTOR SELURUH INDONESIA TAHUN 2010
SOSIALISASI DALAM RANGKA : PERTEMUAN PENGUJI KENDARAAN BERMOTOR SELURUH INDONESIA TAHUN 2010 OLEH : DIREKTUR LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT JAKARTA, 31 MEI 2010 ANGKUTAN
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.197, 2017 KEUANGAN. PNBP. Tarif. Jenis. Kementerian Perdagangan. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6115) PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,
PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menunjang keselamatan lalu lintas
Lebih terperincipolusi udara kendaraan bermotor
polusi udara kendaraan bermotor Bahaya Polusi Udara Akibat Kendaraan Bermotor 70 % Polusi Udara di Jakarta Akibat Kendaraan Bermotor!!! Penduduk Jakarta menikmati udara baik/bersih kurang dari 27 hari
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1913, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Jasa Kepelabuhan. Tarif. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 148 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENETAPAN JENIS, STRUKTUR, GOLONGAN,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Pelaksanaan Pengujian Berkala Kendaran Bermotor
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Pengertian Pelaksanaan Pengujian Berkala Kendaran Bermotor Pelaksanaan berasal dari kata laksana yang berarti perbuatan untuk melakukan suatu kegiatan, sedangkan arti dari
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN TEGAL NOMOR : 050/0781 TENTANG
PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Alamat : Jl. Cut Nyak Dien No. 3 Slawi Telp / Fax (0283) 6197540 Kode Pos Slawi 52417 KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA DEPOK, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menunjang keselamatan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN
PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG SERTIFIKASI DAN REGISTRASI KENDARAAN DI ATAS AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan ( trip) antara asal ( origin) dan tujuan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Transportasi 2. 1. 1 Pengertian Transportasi Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan ( trip) antara asal ( origin) dan tujuan (destination). Perjalanan adalah pergerakan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG, Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN MENTERI TENTANG PENYELENGGARAAN PELABUHAN PENYEBERANGAN MENTERI PERHUBUNGAN,
Menimbang RANCANGAN PERATURAN MENTERI TENTANG PENYELENGGARAAN PELABUHAN PENYEBERANGAN MENTERI PERHUBUNGAN, : a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 61 tahun 2009 tentang Kepelabuhanan telah diatur ketentuan
Lebih terperinciBIDANG PERHUBUNGAN. SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN KABUPATEN 1. Perhubungan Darat. 1. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ)
- 35-7. BIDANG PERHUBUNGAN 1. Perhubungan Darat 1. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) 1. Penyusunan dan penetapan rencana umum jaringan transportasi jalan kabupaten 2. Pemberian izin penyelenggaraan
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.309, 2016 KEUANGAN. PAJAK. PNBP. BKN. Jenis. Tarif. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5999). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN
PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA
Lebih terperinci2 Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian (Lemb
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.216, 2015 KEMENHUB. Penyelenggara Pelabuhan. Pelabuhan. Komersial. Peningkatan Fungsi. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 23 TAHUN 2015 TENTANG
Lebih terperinci2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.187, 2012 TRANSPORTASI. Kendaraan Bermotor. Pelanggaran. Pemeriksaan. Tata Cara. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5346) PERATURAN
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PEMERINTAH KOTA SURABAYA SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa dalam upaya
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DI KABUPATEN GRESIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DI KABUPATEN GRESIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK Menimbang : a. Bahwa dalam rangka pelaksanaan
Lebih terperinciKERANGKA REGULASI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN
LAMPIRAN B KERANGKA REGULASI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 NO BIDANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN A Pasal Dalam Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Iintas dan Angkutan Jalan (LLAJ)
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA. (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor 2 Tahun 2001 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA)
LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor 2 Tahun 2001 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 45 TAHUN 2000 (45/2000) TENTANG PENYELENGGARAAN PENGUJIAN
Lebih terperinci2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 431, 2016 KEMENHUB. Penumpang. Angkutan Penyeberangan. Kewajiban. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 28 TAHUN 2016 TENTANG KEWAJIBAN PENUMPANG
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS
SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR 5 TAHUN 2005 T E N T A N G RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAPUAS Menimbang :
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR : 08 TAHUN 2006 TENTANG PENGUJIAN KENDARAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN ILIR,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR : 08 TAHUN 2006 TENTANG PENGUJIAN KENDARAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN ILIR, Menimbang : a. bahwa salah satu upaya mewujudkan jaminan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG GANTI KERUGIAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG GANTI KERUGIAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciKEMENTERIAN PERHUBUNGAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN Jl. Medan Merdeka Timur No. 5 Jakarta 10110 Telp. : (021) 345 6585 386 5064 3847403 384 7519 384 7404 384 7539 Fax. : (021) 384
Lebih terperinci75 TAHUN 2015 JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN
75 TAHUN 2015 JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN Contributed by Administrator Wednesday, 07 October 2015 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
DAFTAR ISI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM... 4 BAB II ASAS DAN TUJUAN... 6 BAB III RUANG LINGKUP KEBERLAKUAN UNDANG-UNDANG...
Lebih terperinci2016, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran N
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.413, 2016 KEMENHUB. Penumpang dan Angkutan Penyeberangan. Daftar. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 25 TAHUN 2016 TENTANG DAFTAR
Lebih terperinci- 2 - Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
BUPATI TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 149 TAHUN 2011 TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang:a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciG. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PERHUBUNGAN
LAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR : Tahun 2010 TANGGAL : Juli 2010 G. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PERHUBUNGAN SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URUSAN 1. Perhubungan Darat 1. Lalu Lintas
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 108 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DENGAN KENDARAAN BERMOTOR UMUM TIDAK DALAM TRAYEK
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 78,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 104 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN PENYEBERANGAN
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 104 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN PENYEBERANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Lalu Lintas dan Angkutan
Lebih terperinciBUPATI NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA
BUPATI NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NUNUKAN, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciTENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Lalu Lintas dan Angkutan
Lebih terperinciGubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 92 TAHUN 2007 TENTANG
Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 92 TAHUN 2007 TENTANG UJI EMISI DAN PERAWATAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Lalu Lintas dan Angkutan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN ANTARA PEMERINTAH, PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI, DAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN ANTARA PEMERINTAH,, DAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciBUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG
BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Lebih terperinci2014, No Tahun 2011 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Perat
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1811, 2014 KEMENHUB. Angkutan. Penyebrangan. Antarprovinsi. Tarif. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 58 TAHUN 2014 TENTANG TARIF
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN TENGAH
GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 24 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang
No.198, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. PNBP. Tarif. Jenis. BPOM. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6116) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Lalu Lintas
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.633, 2015 KEMENHUB. Angkutan Penyeberangan. Penyelenggaraan. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 80 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NO : 7 2000 SERI : C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BEKASI Menimbang
Lebih terperinciBUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN
Lebih terperinci