UJI KINERJA TARIK TRAKTOR TANGAN DENGAN BAHAN BAKAR MINYAK NYAMPLUNG MURNI SKRIPSI BANU AJI IMANTARA F

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UJI KINERJA TARIK TRAKTOR TANGAN DENGAN BAHAN BAKAR MINYAK NYAMPLUNG MURNI SKRIPSI BANU AJI IMANTARA F"

Transkripsi

1 UJI KINERJA TARIK TRAKTOR TANGAN DENGAN BAHAN BAKAR MINYAK NYAMPLUNG MURNI SKRIPSI BANU AJI IMANTARA F FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 i

2 THE PERFORMANCE TEST OF PULL HAND TRACTOR AND PURE TAMANU FUEL OIL Banu Aji Imantara and Desrial Department of Mechanical and Biosystem Engineering, Faculty of Agricultural Engineering and Technology, Bogor Agricultural University, IPB Dramaga Campus, PO Box 220, Bogor, West Java, Indonesia. Phone , ABSTRACT demand for transportation and other household purpose is still quite large. In the other hand, fuel oil is one of the non-renewable resources that only has limited stock and it took million years to form it. that can replace petroleum or any other non-renewable fuel oil. Pure Tamanu fuel oil (Callophyllum inophylum) was used in two wheel tractor as solar substitute. The performance test was done in two different paths, concrete path and soil path. Diesel fuel and pure tamanu fuel oil (Callophyllum inophylum) were used in each test. In this research, pure tamanu fuel oil (Callophyllum inophylum) was heated first at C by using the heat of motor muffler before it was used to reduce its viscosity value or nearly the Diesel fue also conducted by using moldboard plow to obtain the working efficiency. The braking load was set by a four-wheel tractor which was pulled by the test tractor. The load was adjusted by adjusting the speed of the load tractor. The results of the test weredrawbar power, working efficiency, and fuel oil consumption. Maximum drawbar pull value for Diesel fuel on concrete was kn at 52.20% slip, maximum drawbar power value was kw at 1.01 m/s speed. Maximum drawbar pull value for pure tamanu fuel oil on concrete was kn at 55.93% slip, maximum drawbar power value was kw at 1.09 m/s speed. Diesel fuel oil consumption was litre re/ha. The final result of this research was the performance of the Diesel motor with pure tamanu fuel oil on concretewas higher than when it was filled with Diesel fuel. Meanwhile, tractor with Diesel fuel tillage performance of tractor using Diesel fuel was less efficient than that of the pure tamanu fuel. Keyword: Callophyllum inophylum, motor muffler, drawbar power, tillage v

3 Banu Aji Imantara. F Uji Kinerja Tarik Traktor Tangan Dengan Bahan Bakar Minyak Nyamplung Murni. Di bawah bimbingan Dr. Ir. Desrial. M,Eng RINGKASAN Motor bakar Diesel adalah sumber tenaga penggerak yang banyak digunakan dibidang pertanian. Penggunaan motor bakar ini mencakup kegiatan pra panen hingga pasca panen. Dalam pengoperasiannya, panas yang dihasilkan oleh proses pembakaran bahan bakar tidak seluruhnya dapat digunakan untuk kerja efektif. Hanya sekitar sepertiga dari hasil pembakaran yang dimanfaatkan untuk melakukan kerja, sedangkan sisanya terbuang dalam sistem pendinginan dan terbawa oleh gas buang. Pemanfaatan energi panas yang terbuang, dapat dilakukan dengan menampung energi panas yang dikeluarkan melalui saluran pendingin ataupun melalui gas buang. Minyak nyamplung (Calophyllum spp.) juga dinamakan minyak tamanu (Tahiti), minyak undi (India) dan minyak domba (Afrika). Minyak nyamplung mentah mengandung komponen yang aktif mempercepat kesembuhan luka atau pertumbuhan kulit (cicatrization). Karakteristik minyak nyamplung: berat jenis g/cm³; angka iodium 82-98; angka penyabunan , titik leleh 8 0 C. Komposisi asam lemak (%); oleat 48-53, linoleat 15-24, palmitat 5-18, stearat Minyak nyamplung (Calophyllum spp.) berpotensi besar untuk dikembangkan di Indonesia karena banyak tersebar secara alami. Minyak nyamplung merupakan salah satu komoditas pertanian yang dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar solar karena beberapa sifatnya memenuhi standar bahan bakar motor Diesel. Pengujian dilakukan pada dua lintasan yang berbeda, yaitu pada lintasan beton dan lintasan tanah. Masing-masing pengujian menggunakan bahan bakar solar dan bahan bakar minyak nyamplung. Dalam penelitian ini minyak nyamplung yang akan dipergunakan dipanaskan terlebih dahulu dengan menggunakan knalpot pemanas dengan memanfaatkan gas buang dari knalpot tersebut. Hal ini dilakukan karena nilai viskositas minyak nyamplung lebih tinggi dari solar, sehingga perlu dilakukan pemanasan terhadap minyak nyamplung agar viskositasnya dapat mendekati viskositas solar. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja tarik traktor tangan Yanmar Bromo DX yang menggunakan enjin dengan bahan bakar minyak nyamplung murni dan membandingkannya dengan kinerja tarik traktor pada saat menggunakan bahan bakar solar, serta terdapat tambahan berupa roda bantu (fifth wheel) untuk mengetahui putaran roda secara aktual. Kinerja traktor yang akan diuji adalah slip (slippage), tenaga tarik (drawbar power) dan efisiensi lapang serta konsumsi bahan bakar pada saat operasi pengolahan tanah dengan bajak singkal tunggal. Penelitian ini dilaksakan pada bulan Maret - September 2011 dan bertempat di Laboratorium Lapangan Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, IPB. Drawbar pull maksimum untuk bahan bakar solar pada lintasan beton sebesar kn pada slip 52.20%, nilai drawbar power maksimum kw pada kecepatan 1.01 m/s. Drawbar pull maksimum untuk bahan bakar minyak nyamplung pada lintasan beton sebesar kn ketika slip 55.93%, nilai drawbar power maksimum kw pada kecepatan 1.09 m/s. Konsumsi bahan bakar solar liter/ha, sedangkan bahan bakar minyak nyamplung liter/ha. Dari penelitian ini diperoleh bahwa kinerja motor bakar Diesel pada lintasan beton dengan bahan bakar minyak nyamplung lebih tinggi dari bahan bakar solar. Sedangkan pada lintasan tanah, penggunaan bahan bakar solar lebih rendah kinerjanya dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar minyak nyamplung. Dari hasil pengukuran efisiensi lapang pembajakan dengan bahan bakar solar (79.93%) lebih tinggi dibandingkan efisiensi lapang dengan bahan bakar minyak nyamplung (74.47%). vi

4 UJI KINERJA TARIK TRAKTOR TANGAN DENGAN BAHAN BAKAR MINYAK NYAMPLUNG MURNI SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN pada Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor Oleh : BANU AJI IMANTARA F FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 vii

5 Judul skripsi Nama NIM : Uji Kinerja Tarik Traktor Tangan Dengan Bahan Bakar Minyak Nyamplung Murni : Banu Aji Imantara : F Menyetujui, Pembimbing Akademik, (Dr. Ir. Desrial, M.Eng) NIP Mengetahui, Ketua Departemen, (Dr. Ir. Desrial, M.Eng) NIP Tanggal lulus : vi

6 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul Uji Kinerja Tarik Traktor Tangan Dengan Bahan Bakar Minyak Nyamplung Murni adalah hasil karya saya sendiri dengan arahan Dosen Pembimbing Akademik, dan belum diajukan dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Desember 2011 Yang membuat pernyataan Banu Aji Imantara F vii

7 Hak cipta milik Banu Aji Imantara, tahun 2011 Hak cipta dilindungi Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun, baik cetak, fotocopy, microfilm, dan sebagainya. viii

8 BIODATA PENULIS Banu Aji Imantara. Lahir di Tangerang pada tanggal 20 Desember 1988 dari ayah Drs. Sapto Winarno dan ibu Dra. Yusmiati. Penulis merupakan putra kedua dari empat bersaudara. Penulis memulai pendidikan di TK Islam Ar-Rahman Ciledug (1994), SDN Sudimara X (1996), SMPN 16 Tangerang (2001), dan lulus dari SMAN 70 Jakarta pada tahun Penulis diterima di IPB melalui jalur USMI. Penulis memilih Program Studi Teknik Mesin dan Biosistem, Jurusan Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam berbagai kegiatan organisasi seperti Badan Eksekutif Mahasiswa Fateta IPB pada periode I tahun , anggota Himpunan Profesi Mahasiswa Teknik Pertanian (HIMATETA), Organisasi Mahasiswa Daerah Jakarta dan Pengurus Forum Anggota Muda Persatuan Insinyur Indonesia (FAM- PII) sebagai Sekretaris Eksekutif. Selain kegiatan organisasi, penulis juga aktif sebagai asisten Praktikum Terpadu Mekanika Bahan Teknik (PTMBT) pada tahun ajaran 2011/2012. Pada tahun penulis mengikuti beberapa organisasi dan kepanitiaan di IPB, diantaranya: Pengurus BEM Fateta sebagai anggota Dept. Minat Bakat Mahasiswa Periode II tahun Ketua Panitia Reds Cup 2010 diselenggarakan oleh BEM Fateta. Olimpiade Mahasiswa IPB 2009 sebagai Koordinator Divisi Pertandingan Basket. Pada tahun 2011 penulis mengikuti lomba Program Kreativitas Mahasiswa bidang Teknologi dan lolos dalam pendanaan Dikti. Penulis melaksanakan Praktik Lapangan pada tahun 2010 yang dilaksanakan di PT. United Tractors Tbk, Jl. Raya Bekasi Km 22, Cakung, Jakarta Timur dengan judul Proses Assembling Pada Transmisi. Untuk menyelesaikan program sarjana, penulis melakukan penelitian dengan judul Uji Kinerja Tarik Traktor Tangan Dengan Bahan Bakar Minyak Nyamplung Murni. ix

9 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis senantiasa panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berbagai nikmat, berupa nikmat iman, dan nikmat kesehatan, serta masih banyak nikmat lainnya yang mustahil bisa dihitung, walaupun seluruh air laut yang ada di bumi ini kita jadikan sebagai tinta untuk menuliskannya. Sudah selayaknya kita dapat mendayagunakan secara optimal nikmat-nikmat tersebut untuk menghasilkan suatu karya yang terbaik, sehingga penulis dapat menyelesaikan dan menyusun skripsi sebagai salah satu tugas penutup dari rangkaian proses pendidikan mayor. Penelitian dengan judul Uji Kinerja Tarik Traktor Tangan Dengan Bahan Bakar Minyak Nyamplung Murni dilaksanakan di bengkel Teknik Mesin Budidaya Pertanian Leuwikopo, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakutas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor sejak bulan Maret hingga September Dengan telah selesainya penelitian hingga tersusunnya skripsi ini, penulis ingin menyampaikan pernghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Kedua orang yang luar biasa atas seluruh kerja keras dan tanggung jawab. Mereka adalah guru besar penulis, ayahanda Sapto Winarno dan ibunda Yusmiati yang menjadi motivator terbesar untuk terus melanjutkan pendidikan yang lebih baik. 2. Kakak dan kedua adik yang selalu mendoakan penulis. 3. Dr. Ir. Desrial. M, Eng selaku dosen pembimbing akademik atas bimbingan dan arahan yang telah diberikan kepada penulis. 4. Dosen-dosen Departemen Teknik Mesin dan Biosistem IPB yang telah memberikan ilmunya selama perkuliahan. 5. Dosen penguji Dr. Ir. Wawan Hermawan, MS dan Dr. Ir. Leopold O. Nelwan, Msi. 6. Niken Sekarmelati yang selalu mendukung dan memberi penulis semangat dalam semua aktivitas. 7. Seluruh staf Departemen Teknik Mesin dan Biosistem IPB yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini,terutama Pak Wana dan Pak Darma yang telah membantu selama penelitian dilaksanakan. 8. Seluruh teman-teman Teknik Mesin dan Biosistem angkatan 44 atas kerjasamanya yang tiada pernah lelah membantu (Cecep TEP 42, Alfan, Fadlullah Abdurrachman, Ichsan, Noni, Dipta, Teguh J.G, Huda, Yan, Ari Tambosoe, Irfan Nursyifa) yang telah memberi dukungan kepada penulis dalam proses pembuatan skripsi. Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis telah berusaha dengan segala kemampuan dan keterbatasan untuk menyusun dengan sebaik-baiknya. Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih belum sempurna, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan agar memberikan banyak masukan dalam penulisannya. Semoga tugas akhir ini dapat lebih baik sehingga diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca yang budiman. Bogor, Desember 2011 Banu Aji Imantara i

10 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI...ii DAFTAR TABEL...iv DAFTAR GAMBAR...v DAFTAR LAMPIRAN...vi I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan... 1 II. TINJAUAN PUSTAKA Motor Bakar Diesel Sejarah Pengukuran Viskositas Bahan Bakar Minyak Nyamplung Tanaman Nyamplung Manfaat Tanaman Nyamplung Minyak Nyamplung Tenaga Tarik (Drawbar Power) Slip (Slippage) Kapasitas Kerja dan Kapasitas Lapang Efektif... 8 III. METODOLOGI Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Bahan Alat Metode Penelitian Rancang Bangun Instrumen Pengukuran Kecepatan dan Slip Roda Uji Fungsional Instrumentasi Pengukuran Kecepatan dan Slip Roda Persiapan Bahan dan Alat untuk Pengujian Kinerja Tarik Traktor Pengukuran Kondisi Lahan Pengujian Kinerja Tarik Traktor Pengujian Kinerja Pengolahan Tanah Perhitungan dan Analisis Data IV. PERANCANGAN DAN PEMBUATAN INSTRUMEN PENGUKURAN Kriteria Perancangan Rancangan Fungsional Rancangan Struktural Plat Besi Engsel Garpu (Fork) Velg Roda Karet Analisis Teknik ii

11 4. 5. Rancangan Roda Bantu (Fifth Wheel) Kalibrasi Load Cell dan Instrumen V. HASIL DAN PEMBAHASAN Kalibrasi Load Cell dan Instrumen Kondisi Lintasan Uji Pengukuran Kinerja Tarik Traktor Kinerja Tarik pada Lintasan Beton Kinerja Tarik pada Lintasan Tanah Efisiensi Lapang Pengolahan Tanah VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN iii

12 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Keseimbangan energi pada motor bakar... 3 Tabel 2. Potensi tegakan alam nyamplung di Indonesia... 4 Tabel 3. Kandungan biji nyamplung... 5 Tabel 4. Karakteristik minyak nyamplung... 6 Tabel 5. Spesifikasi traktor uji Tabel 6. Spesifikasi traktor beban Tabel 7. Data kondisi lintasan uji tanah Tabel 8. Hasil pengukuran maksimum kinerja tarik traktor Bromo DX iv

13 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Grafik pengukuran viskositas minyak nyamplung (Nurwan, 2010)... 3 Gambar 2. Lintasan beton dan tanah Gambar 3. Skema rancangan penelitian...11 Gambar 4. Instrumen pengukur slip dan kecepatan Gambar 5. Traktor Yanmar Bromo DX Gambar 6. Traktor Yanmar YM 330 T Gambar 7. Pengukuran jarak tempuh 5 putaran roda Gambar 8. Traktor uji menarik traktor beban Gambar 9. Skema pengukuran drawbar power Gambar 10. Pengukuran efisiensi lapang pembajakan tanah Gambar 11. Plat besi Gambar 12. Engsel Gambar 13. Garpu (fork) Gambar 14. Velg...20 Gambar 15. Roda karet Gambar 16. Desain roda bantu dan letak magnet Gambar 17. Letak sensor pada traktor uji Gambar 18. Instrumen pengukur pembebanan load cell Gambar 19. Sirkuit Instrumentasi Gambar 20. Pembacaan sensor magnet...24 Gambar 21. Grafik hasil kalibrasi roda bantu (fifth wheel) Gambar 22. Pengukuran kinerja tarik traktor uji pada lintasan beton Gambar 23. Grafik hubungan drawbar pull dengan slip roda pada lintasan beton Gambar 24. Grafik hubungan drawbar power dengan slip roda pada lintasan beton Gambar 25. Pengukuran kinerja traktor uji pada lintasan tanah Gambar 26. Grafik hubungan drawbar pull dengan slip roda pada lintasan tanah Gambar 27. Grafik hubungan drawbar power dengan slip roda pada lintasan tanah Gambar 28. Bajak singkal tunggal v

14 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Log book pelaksanaan penelitian Lampiran 2. Data kalibrasi load cell Lampiran 3. Data pengukuran pendahuluan kecepatan traktor lintasan beton dan tanah Lampiran 4. Data kinerja pengujian dengan metode real time pada lintasan beton menggunakan bahan bakar solar Lampiran 5. Data kinerja pengujian dengan metode real time pada lintasan beton menggunakan bahan bakar minyak nyamplung Lampiran 6. Data kinerja pengujian dengan metode real time pada lintasan tanah menggunakan bahan bakar minyak solar Lampiran 7. Data kinerja pengujian dengan metode real time pada lintasan tanah menggunakan bahan bakar minyak nyamplung Lampiran 8. Data efisiensi lapang dan konsumsi bahan bakar Lampiran 9. Script program mikro kontroler Lampiran 10. Script program visual basic versi Lampiran 11. Data kinerja traktor uji pada lintasan beton dengan bahan bakar solar Lampiran 12. Data kinerja traktor uji pada lintasan tanah dengan bahan bakar solar Lampiran 13. Data kinerja traktor uji pada lintasan beton dengan bahan bakar minyak nyamplung Lampiran 14. Data kinerja traktor uji pada lintasan tanah dengan bahan bakar binyak nyamplung Lampiran 15. Gambar teknik rancangan plat besi Lampiran 16. Gambar teknik rancangan garpu (fork) Lampiran 17. Gambar teknik rancangan velg Lampiran 18. Gambar teknik rancangan roda bantu (fifth wheel) vi

15 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan bahan bakar minyak semakin meningkat dari tahun ke tahun, pemakaiannya didominasi oleh kendaraan-kendaraan besar. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap pemakaian bahan bakar yang akan menimbulkan kelangkaan dimasa mendatang. Pengelolaan bahan bakar minyak untuk mendapatkan hasil yang efisien, cermat dan teliti diupayakan dengan penelitian dan riset tentang bahan bakar alternatif. Indonesia dapat mempergunakan bahan bakar tersebut untuk mengatasi berbagai permasalahan degradasi lingkungandan permasalahan sosial lainnya. Dengan dukungan data yang lengkap, perencanaan penelitian bahan bakar minyak alternaif dapat dilakukan dengan baik, sehingga dapat mencegah akibat-akibat negatif yang selama ini sulit dihindarkan. Bahan bakar alternatif diupayakan dapat meningkatkan kualitas kinerja pada traktor roda dua.pada dasarnya terdapat banyak bahan bakar alternatif yang dapat dipergunakan, diantaranya adalah minyak kelapa, jarak, bintaro dan sebagainya. Penggunaan traktor pertanian khususnya traktor roda dua untuk pertanian kadangkala mengalami hambatan seperti kurangnya tenaga tarik yang dihasilkan. Besarnya tenaga tarik yang dapat diberikan oleh traktor umumnya dibatasi oleh alat traksinya dan kondisi lahan (Gill dan Berg, 1968 dalam Galisto 2006). Gaya tarik (pull) maksimum didapatkan pada saat gaya traksi maksimum dan tahanan guling yang minimum. Kondisi lahan di lapangan tidak selalu sesuai dengan rancangan traktor dan alat traksinya, hal ini dapat menyebabkan kemampuan traksi traktor menurun. Penelitian uji kinerja tarik traktor pada traktor tangan dilakukan untuk mengetahui gaya tarik maksimum dan konsumsi bahan bakar yang dihasilkan menggunakan traktor roda dua dengan bahan bakar minyak nyamplung yang sebelumnya telah dilakukan pengukuran viskositasnya oleh Nurwan pada tahun Bahan bakar minyak nyamplung dipilih sebagai bahan bakar alternatif pengganti biosolar, hal ini dilakukan untuk menghemat dan menjaga persediaan sumber fosil didalam tanah. Pengujian dengan bahan bakar minyak nyamplung sudah pernah dilakukan pada motor Diesel menggunakan enjin dengan merk Dong Feng. Penelitian tersebut dilakukan untuk menguji kekuatan motor Diesel, parameter yang diuji adalah kualitas pelumas & pembentukan karbon didalam motor Diesel. Penelitian ini dilakukan untuk menguji kinerja tarik yang dihasilkan oleh traktor tangan dengan bahan bakar solar dan minyak nyamplung menggunakan roda bantu kelima yang dirancang untuk menghasilkan data putaran yang lebih akurat. Selain melakukan pengujian kinerja tarik traktor juga dilakukan pengolahan tanah untuk mendapatkan hasil efisiensi lapang dan konsumsi bahan bakar Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Menguji kinerja tarik traktor roda dua dengan motor Diesel yang menggunakan bahan bakar solar dan bahan bakar minyak nyamplung. 2. Mengetahui tingkat efisiensi dan penggunaan bahan bakar terhadap kinerja traktor roda dua pada operasi pengolahan tanah. 1

16 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Motor Bakar Diesel Sejarah Ide pertama yang mendasari operasi dan konstruksi motor bakar internal adalah gerakan peluru pada laras senjata api. Laras senjata dianggap sebagai silinder dan peluru sebagai pistonnya. Masalah yang dihadapi adalah bagaimana agar piston dapat kembali pada kedudukan semula dan menghasilkan gerakan bolak-balik secara kontinyu untuk menghasilkan tenaga (Jones, 1963). Pada tahun 1678, Hautefeuille, seorang berkebangsaan Perancis mengusulkan tepung peledak (mesiu) untuk menghasilkan tenaga. Dia merupakan orang pertama yang merancang motor bakar yang menggunakan panas sebagai sumber penggeraknya dan menghasilkan kerja kontinyu yang masih terbatas. Orang pertama yang sesungguhnya membuat sebuah motor bakar dengan sebuah silinder dan piston adalah Huygens, seorang berkebangsaan Belanda. Tidak satu pun dari usaha pendahulu di atas yang dinilai berhasil, sehingga kemudian usaha pembuatan motor bakar internal ditinggalkan orang sampai sekitar seratus tahun. Selama abad ke-18 mesin uaplah yang menjadi sumber tenaga utama dan terus berkembang. Selama periode tahun 1800 sampai dengan 1860, motor bakar internal mulai dikembangkan lagi. Tapi tidak ada yang berhasil dengan baik. Pada tahun1838, Barnett menggunakan tekanan dan memperbaiki sistem penyundutan api dan pada tahun 1860 Pierre Lenoir yang berkebangsaan Perancis membuat konstruksi motor bakar internal yang diproduksi secara komersial, namun pada akhirnya terbukti bahwa motor bakar tersebut tidaklah praktis (Davis, 1983; Jones, 1963; McColly dan Martin 1955 dalam Desrial 1990). Motor bakar Diesel merupakan salah satu jenis motor bakar internal yang banyak digunakan sebagai sumber tenaga penggerak di sektor pertanian. Motor bakar Diesel banyak digunakan pada berbagai pemanfaatan, antara lain: traktor, pompa air, bengkel pertanian, penggerak pada mesin-mesin pengolah hasil pertanian, sarana angkut di perkebunan dan lainlain. Motor bakar Diesel yang digunakan sebagai penggerak traktor tangan pada penelitian ini merupakan motor bakar Diesel 4 langkah (four strokes cycle engine). Prinsip kerja motor diesel adalah pada piston yang bergerak translasi (bolak-balik) di dalam silinder yang dihubungkan dengan pena engkol dan poros engkol. Pena engkol dan poros engkol berputar pada bantalannya dengan perantara batang penggerak atau batang penghubung. Campuran bahan bakar dan udara dibakar di dalam ruang bakar, yaitu ruangan yang dibatasi oleh dinding silinder, kepala piston dan kepala silinder. Gas pembakaran mampu mendorong piston yang selanjutnya memutar poros engkol. Pada kepala silinder terdapat katup isap yang berfungsi memasukkan udara ke dalam silinder dan katup buang untuk membuang gas hasil pembakaran (Arismunandar dan Tsuda, 1985). Penyemprotan harus dilakukan pada waktu, jumlah dan dengan pola yang tepat (Davis, 1983). Karena udara di dalam silinder pada kondisi tersebut sudah bersuhu dan bertekanan tinggi, maka butiran bahan bakar tersebut akan menguap. Penguapan butiran bahan bakar dimulai dari bagian luarnya, yaitu bagian yang terpanas. Uap bahan bakar kemudian bercampur dengan udara yang ada disekitarnya. Proses ini terjadi secara berangsur-angsur dan berlangsung selama temperatur sekitarnya mencukupi. 2

17 Menurut Arismunandar dan Tsuda (1985), proses pembakaran juga terjadi secara berangsur, proses pembakaran awal terjadi pada suhu yang lebih rendah dan laju pembakarannya pun meningkat. Berikut adalah reaksi pembakaran bahan bakar sehingga menghasilkan kalor: C X H Y +( x + ¼ y ) O 2 xco 2 + ½ yh 2 O Pembakaran merupakan reaksi oksidasi yang cepat dari bahan bakar sehingga menghasilkan panas. Pembakaran yang sempurna dari bahan bakar lainnya akan terjadi jika tersedia oksigen yang cukup (UNEP, 2006). Menurut Arismunandar dan Tsuda (1985), proses pembakaran dapat dipercepat dengan menambah pasokan udara ke dalam silinder dan memperbaiki proses pencampuran bahan bakar udara dengan bahan bakar. Jika pasokan udara terlalu banyak maka kemungkinan terjadi kesukaran dalam menyalakan mesin dalam keadaan dingin. Hal tersebut disebabkan oleh proses pemindahan panas dari udara ke dinding silinder yang masih dalam keadaan dingin menjadi lebih besar sehingga udara tersebut menjadi dingin juga. Sebaliknya jika mesin sudah panas temperatur udara sebelum langkah kompresi menjadi lebih tinggi, sehingga diperoleh kenaikan tekanan efektif rata-rata. Kondisi tersebut menyebabkan mesin bekerja lebih efisien. Hasil pembakaran bahan bakar tidak dimanfaatkan seluruhnya menjadi kerja, bahkan lebih dari separuhnya terbuang. Tabel neraca energi pada motor bakar Diesel dapat dilihat pada Tabel 1 (Basyirun, 2008). Tabel 1. Keseimbangan energi pada motor bakar Neraca Energi (%) Daya Berguna 25 Kerugian Akibat Gesekan & Aksesoris 5 Kerugian Pendinginan 30 Kerugian Gas Buang 40 Sumber: Basyirun dkk, Pengukuran Viskositas Nilai viskositas adalah nilai yang menunjukkan kekentalan suatu fluida, semakin kental suatu fluida maka nilai viskositasnya semakin besar, begitu pula sebaliknya semakin rendah kekentalan fluida maka nilai viskositasnya semakin kecil. Grafik hasil pengukuran viskositas minyak nyamplung ditunjukkan oleh Gambar 1 berikut. Gambar 1. Grafik pengukuran viskositas minyak nyamplung (Nurwan, 2010) 3

18 Berdasarkan Gambar 1 diatas dapat dilihat hasil pengukuran viskositas minyak nyamplung N2, yaitu minyak nyamplung yang telah mengalami proses pemurnian dengan menambahkan asam fosfat dengan tujuan untuk menghilangkan gum yang ada pada minyak (degumming). Setelah dilakukan degumming, nilai viskositas dari minyak nyamplung adalah sebesar 56 cst. Kemudian dipanaskan dengan suhu mencapai C nilai viskositas dari minyak N2 menjadi 5 cst, sehingga minyak nyamplung hasil degumming (N2) dapat digunakan sebagai bahan bakar motor Diesel Bahan Bakar Minyak Nyamplung Tanaman Nyamplung Tanaman nyamplung dapat ditemukan di Madagaskar, Afrika Timur, Asia Selatan dan Tenggara, Kepulauan Pasifik, Hindia Barat dan Amerika Selatan. Tumbuhan ini memiliki pannay sweet scented (Dweek dan Meadows, 2002). Di Indonesia, nyamplung dapat ditemui hampir diseluruh daerah, terutama di daerah pesisir pantai, antara lain: Taman Nasional Alas Purwo, Taman Nasional Kepulauan Seribu, Taman Nasional Baluran, Taman Nasional Ujungkulon, Cagar Alam Pananjung Pangandaran, Kawasan Wisata Batu Karas, Pantai Carita Banten, Pulau Yapen Jayapura, Biak, Nabire, Manokwari, Sorong, Fakfak (wilayah Papua), Halmahera dan Ternate (Maluku Utara) dan Taman Nasional Berbak (pantai barat Sumatera). Luas areal tegakan tanaman nyamplung mencapai 255,35 ribu ha yang tersebar dari Sumatera sampai dengan Papua. Daerah penyebaran nyamplung diantaranya adalah Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi, Maluku dan NTT. Data potensi tegakan nyamplung berada dalam Tabel 2 berikut ini. Tabel 2. Potensi tegakan alam nyamplung di Indonesia No Wilayah Luasan Lahan Potensial Budidaya Nyamplung (ha) Bertegakan Nyamplung Tanah Kosong dan Belukar Total 1 Sumatera Jawa Bali & Nusa Tenggara Kalimantan Sulawesi Maluku Irian Jaya Barat Papua Seluruh Wilayah Total (Sumber: Balitbang Kehutanan, 2008) Hutan nyamplung dikelola secara profesional oleh Perum Perhutani Unit I KPH Kedu Selatan, Jawa Tengah dengan luas areal mencapai 196 ha. Nyamplung juga dikembangkan oleh masyarakat Cilacap khususnya di sekitar kecamatan Patimuan dan daerah Gunung Selok 4

19 Kecamatan Kroya/Adipala. Mereka memanfaatkan kayu nyamplung untuk pembuatan perahu nelayan. Sejak tahun 2007, Dinas Kehutanan Perkebunan Kabupaten Cilacap telah menanam 135 ha di lahan TNI Angkatan Darat sepanjang pantai laut selatan dan pada tahun 2008 direncanakan menanam tanaman nyamplung seluas 300 ha.buah nyamplung memiliki biji yang berpotensi menghasilkan minyak nyamplung, terutama biji yang sudah tua. Kandungan minyaknya mencapai 50 70% (basis kering) dan mempunyai daya kerja dua kali lipat lebih lama dibandingkan minyak tanah. Tabel 3. Kandungan biji nyamplung Kandungan Nilai (%) Minyak Abu 1.7 Protein Kasar 6.2 Pati 0.34 Air 10.8 Hemiselulosa 19.4 Selulosa 6.1 (Sumber: Kilham, 2004) Manfaat Tanaman Nyamplung Tanaman nyamplung berbuah sepanjang tahun terutama pada bulan September- November. Produktivitas biji keringnya tinggi, yaitu ±10 ton dari jarak tanam 5 x 10 m. Kadar minyak yang dihasilkan dari biji nyamplung cukup tinggi, berkisar antara 50-70% dari kapasitas total minyak yang diekstrak. Selain itu cangkang bijinya dapat digunakan untuk membuat briket arang dan arang aktif. Selain minyak, kayu pohon nyamplung telah lama menjadi kayu komersial, terutama sebagai bahan baku pembuatan kapal, furniture dan material pembuatan rumah, karena kayu ini memiliki ketahanan yang tinggi terhadap organisme penggerek kayu di laut serta rayap (Balitbang Kehutanan, 2008). Minyak nyamplung banyak mengandung resin dan senyawa lain yang dapat dijadikan produk samping seperti coumarine, calanoide-a dan calanoide-b yang berkhasiat sebagai obat HIV/AIDS, soulattrolide yang berperan sebagai anti HIV, calanon sebagai antitumor dan antibakteri danxanthone yang memiliki antiproliferasi yang kuat untuk menghambat pertumbuhan sel kanker dan bersifat apoptosis atau mendukung penghancuran sel kanker Minyak Nyamplung Minyak nyamplung merupakan minyak kental, berwarna cokelat kehijauan, beraroma menyengat seperti karamel dan beracun. Minyak nyamplung dihasilkan dari buah yang telah matang dan mempunyai fungsi penyembuhan untuk jaringan terbakar (Kilham, 2004). Minyak nyamplung mempunyai kandungan asam lemak tidak jenuh yang cukup tinggi seperti asam oleat serta komponen-komponen tak tersabunkan diantaranya alkohol lemak, sterol, xanton, turunan koumarin, kalofilat, isokalofilat, isokalofilat, isoptalat dan kapelierat yang dapat dimanfaatkan sebagai obat. Menurut Debaut et al (2005), karakterisasi asam lemak penyusun minyak nyamplung dapat dilihat pada Tabel 4. Menurut Heyne (1987), minyak nyamplung digunakan sebagai obat oles dengan nama ndilo-olie. Minyak nyamplung dibeberapa daerah digunakan untuk penerangan (Dweek dan Meadows, 2002; Lele, 2005). 5

20 Tabel 4. Karakteristik minyak nyamplung Karakterisasi Komposisi Warna Hijau Kondisi Cairan Kental Bilangan Iod (mg Iod/g minyak) Berat jenis pada suhu 20 C (g/cm³) Indeks Refrasi Bilangan Peroksida (meq/kg) < 20 Fraksi Lipid (%) Nilai Kalor (kkal/g) Jenis asam lemak (%): Stearat (C18 : 0) % alkohol, sterol, xanton, turunan koumarin, kalofilat, isokalofilat, isoptalat dan kapelierat (Sumber: Debaut et al, 2005) 2.3. Tenaga Tarik (Drawbar Power) Traktor pertanian dapat menyalurkan tenaganya melalui as/power Take-Off (PTO), hidrolik dan tenaga tarik (drawbar pull) (Hunt, 1995). Drawbar pull (Dbpull) merupakan gaya tarik yang dihasilkan oleh traktor. Gaya tarik ini dapat terjadi jika ada sentuhan antara roda dengan permukaan landasan (Wanders, 1978). Tenaga tarik merupakan tenaga yang paling banyak digunakan tetapi mempunyai efisiensi yang paling kecil (Liljedahl et al, 1989). Tenaga atau daya yang ada pada traktor dapat dibagi menjadi Indicated Horse Power (IHP), Brake Horse Power (BHP) dan Drawbar Power (DbP). Indicated Horse Power merupakan daya yang timbul pada ruang pembakaran dan diterima oleh piston. Brake Horse Power merupakan daya gandengan yang tersedia untuk menarik beban (Daywin, 1990). Kemampuan atau kapasitas drawbar traktor terutama tergantung pada tenaga traktor, distribusi berat pada roda penggerak, tipe gandengan dan permukaan jalan (Hunt, 1995). Besarnya tenaga tarik traktor dan kemampuan mobilitasnya dibatasi oleh kapasitas traksi dan alat traksi pada permukaan landasan. Traksi yang dihasilkan oleh roda penggerak akibat putaran roda, mampu mengubah torsi menjadi gaya tarik maksimum. Drawbar pull merupakan gaya tarik bersih yang diperlukan agar traktor atau alat dapat bergerak diatas permukaan. Gaya tarik ini dapat mengatasi gaya-gaya tahanan tanah yang meliputi gaya gesekan tanah dan tahanan gelinding (rolling resistence). Besarnya gaya tarik berdasarkan persamaan (1) berikut (Wanders, 1978). Dbpull = F max -F RR...(1) 6

21 Persamaan diatas menunjukkan bahwa gaya tarik (drawbar pull) berhubungan langsung dengan gaya tarik maksimum (F max ) dan gaya tahanan gelinding (F RR ). Drawbar pull traktor sangat tergantung pada daya traktor, distribusi gerak pada roda penggerak, tipe gandengan dan permukaan bidang gerak. Penggunaan tenaga pada peralatan traksi baik untuk roda ban atau roda rantai mengkonsumsi sebagian besar tenaga dalam empat cara, yaitu: tahanan gelinding (rolling resistence), slip roda (wheel slippage), pengaruh alat pada tanah dan tahanan drawbar traktor (tractor drawbar resistence). Pengukuran drawbar bertujuan untuk mengetahui besarnya gaya tarik horizontal yang dihasilkan roda traksi traktor tangan dengan berbagai tingkatan yang diberikan dari traktor beban Yanmar 330T. Dilakukan untuk beberapa kecepatan dengan menggunakan load cell yang dilengkapi handy strain meter. Pada waktu berjalan, kecepatan maju traktor diukur dengan cara mengukur waktu tempuh traktor pada jarak 10 m. Drawbar power kemudian dihitung dengan menggunakan persamaan (2) berikut ini (Wanders, 1978). DbP = Dbpull x v...(2) Keterangan : DbP = Tenaga pada drawbar/drawbar power (Watt) Dbpull = Gaya tarik bersih terukur/drawbar pull (N) v = Kecepatan rata-rata maju traktor (m/s) Tahanan gelinding (rolling resistance) pada roda terdiri dari kompresi tanah oleh lintasan roda, tahanan untuk memindahkan tanah di depan roda, tahanan untuk mengatasi rintangan dan lekukan-lekukan dan tahanan defleksi atau deformasi roda ban. Tahanan gelinding akan cenderung menahan gerakan maju traktor. Maka tahanan gelinding ini akan menentukan besarnya tenaga tarik yang akan dihasilkan oleh sebuah traktor. Menurut Sembiring (1991), tahanan gelinding adalah besarnya tahanan yang harus diatasi traktor untuk dapat bergerak menarik melalui rodanya. Tahanan gelinding merupakan gaya tarik karena berat alat yang diperlukan agar bergerak diatas permukaan dengan kecepatan konstan dan merupakan gaya yang digunakan untuk melawan gerak roda akibat reaksi permukaan landasan pada roda (Hunt, 1995), sedangkan menurut Alcock (1986), tahanan gelinding merupakan gaya yang digunakan untuk melawan gerak roda yang merupakan gaya yang digunakan untuk melawan gerak roda yang merupakan akibat reaksi tanah pada roda. Semakin besar tenaga yang dibutuhkan untuk menggerakkan roda, tenaga tarik akan semakin berkurang. Secara umum, untuk kendaraan berkecepatan rendah seperti traktor pertanian yang biasanya bergerak di atas landasan tanah, tahanan yang paling dominan adalah tahanan gelinding dan dihitung dengan persamaan (3) berikut ini (Suastawa, 2000) RR = - (ma)...(3) Keterangan : RR = Tahanan gelinding (N) m = Massa traktor (kg) a = Percepatan traktor (m/s 2 ) 7

22 2.4. Slip (Slippage) Intensitas slip merupakan pengurangan kecepatan maju traktor karena beban operasi pada kondisi lapang. Slip roda yang terjadi pada roda traksi traktor dapat diketahui dari pengurangan kecepatan traktor pada saat operasi dengan beban dibandingkan dengan kecepatan teoritis (Liljedahl et al, 1989). Slip roda traktor merupakan salah satu faktor pembatas bagi pengoperasian traktor-traktor pertanian. Slip akan selalu terjadi pada traktor baik pada saat menarik beban maupun saat tidak menarik beban. Drawbar pull masih dapat terus meningkat hingga nilai maksimum yaitu sampai slip roda mencapai 30%, slip optimum 16% terjadi pada saat efisiensi traksi maksimum (Wanders, 1978). Slip terjadi bila roda meneruskan gaya-gaya pada permukaan alas, pengukuran slip agak rumit akibat pengecilan jari-jari ban efektif statis maupun dinamis. Meningkatkan slip roda dapat menambah kemampuan traksi, gaya tarik traktor masih dapat ditambah dengan menaikkan slip hingga 30%, tetapi slip yang optimum pada operasi traktor adalah 10-17% (Wanders, 1978). Tenaga yang tersedia pada roda traksi tidak seluruhnya dapat digunakan sebagai tenaga tarik, sehingga dikenal dengan istilah efisiensi tenaga tarik (traktive power efficiency). Efisiensi tenaga tarik adalah perbandingan drawbar power dengan tenaga pada as roda. Kehilangan tenaga ini, yaitu untuk mengatasi tahanan gelinding dan slip roda. Makin besar slip yang terjadi maka akan makin kecil tenaga yang tersedia untuk menarik alat (handy strain meter). Jadi untuk mengetahui berapa besar gaya tarik yang dapat dihasilkan oleh traktor, maka perlu diketahui koefisiensi traksi. Koefisien traksi (coefficient of traction) adalah perbandingan antara gaya tarik yang dihasilkan traktor dengan beban dinamis pada alat penarik (handy strain meter). Koefisien traksi dipengaruhi oleh hubungan roda traktor dengan permukaan landasan. Slip roda traksi merupakan selisih antara jarak tempuh traktor saat dikenai beban dengan jarak tempuh traktor tanpa beban pada putaran roda penggerak yang sama. Untuk menghitung slip roda traksi digunakan persamaan (4) berikut (Suastawa et al, 2006). St = x 100 %...(4) Keterangan : St = Slip roda traksi (%) Sb = Jarak tempuh traktor saat diberi pembebanan dalam 5 putaran roda (m) So = Jarak tempuh traktor tanpa beban dalam 5 putaran roda (m) 2.5. Kapasitas Kerja dan Kapasitas Lapang Efektif Kapasitas kerja suatu alat didefinisikan sebagai suatu kemampuan kerja suatu alat atau mesin memberikan hasil (hektar, kilogram, liter) per satuan waktu (Suastawa, 2000). Kapasitas kerja dapat dibedakan menjadi kapasitas teoritis dan kapasitas efektif. Kapasitas efektif merupakan waktu nyata yang diperlukan di lapangan dalam menyelesaikan suatu unit pekerjaan tertentu. Kapasitas teoritis adalah hasil kerja yang akan dicapai alat dan mesin bila seluruh waktu digunakan pada spesifikasi operasinya. Kapasitas lapang efektif suatu alat merupakan fungsi dari lebar kerja teoritis mesin, persentase lebar teoritis yang secara aktual terpakai, kecepatan jalan dan besarnya kehilangan waktu lapang selama pengerjaan. Dengan alat-alat semacam garu, penyiang lapangan, pemotong rumput dan pemanen padi, secara praktis tidak mungkin untuk memanfaatkan 8

23 lebar teoritisnya tanpa adanya tumpang tindih. Besarnya tumpang tindih yang diperlukan terutama merupakan fungsi dari kecepatan, kondisi tanah dan keterampilan operator. Pada beberapa keadaan, hasil suatu tanaman bisa jadi terlalu banyak sehingga pemanen tidak dapat digunakan memanen selebar lebar kerjanya, bahkan pada kecepatan maju minimum yang masih mungkin. Kapasitas lapang teoritis (K LT ) dapat dihitung menggunakan persamaan (5) berikut (Suastawa et al, 2006). K LT = 0.36 (v x l P )...(5) Keterangan : K LT = Kapasitas lapang teoritis (ha/jam) v = Kecepatan rata-rata (m/s) l P = Lebar pembajakan rata-rata (m) 0.36 = Faktor konversi (1 m 2 /s = 0.36 ha/jam) Untuk menghitung kapasitas lapang pengolahan efektif (K LE ) diperlukan data waktu kerja keseluruhan; dari mulai bekerja hingga selesai (W K ) dan luas tanah hasil pengolahan keseluruhan (L). Persamaan yang digunakan untuk menghitung K LE adalah persamaan (6) sebagai berikut (Suastawa et al, 2006). K LE =...(6) Keterangan : K LE = Kapasitas lapang efektif (ha/jam) L = Luas lahan hasil pengolahan (ha) W K = Waktu kerja (jam) Untuk menghitung efisiensi lapang (Eff) diperlukan data kapasitas lapang teoritis (K LT ) dan kapasitas lapang pengolahan efektif (K LE ). Persamaan yang digunakan untuk menghitung Eff adalah persamaan (7) sebagai berikut (Suastawa et al, 2006). Eff = K LE x 100%...(7) K LT 9

24 III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan Maret hingga bulan September 2011 bertempat di Bengkel Teknik Mesin Budidaya Pertanian, Leuwikopo dan lahan percobaan Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Kondisi lintasan pada penelitian yaitu beton dan tanah seperti terlihat pada Gambar 2 berikut. Gambar 2. Lintasan beton (kiri) dan tanah (kanan) 3.2. Bahan dan Alat Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan bakar solar dan bahan bakar minyak nyamplung yang diperoleh dari Cilacap dan Laboratorium Teknik Mesin Budidaya Pertanian. Biji nyamplung dipress untuk diambil minyaknya, dilanjutkan dengan proses degumming. Degumming adalah proses mencampur nyamplung dengan larutan asam fosfat kemudian dimasak dengan suhu 75 0 C selama 10 menit. Setelah proses pemasakan selesai minyak nyamplung dibiarkan selama 1 hari penuh dengan pengadukan dan kontrol untuk memisahkan kandungan air, getah (gum) serta minyak nyamplung yang berkualitas Alat Alat yang akan dipergunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: a) Traktor tangan Yanmar bromo DX (traktor uji) b) Traktor Yanmar YM 330 T (traktor beban) c) Drawbar dynamometer (load cell, Kyowa type LT-5TSA71C) d) Handystrain meter UCAM-1A dan kabel handystrain meter e) Tachometer dan Stopwatch f) Pita ukur dan patok g) Penetrometer(Kiya Seishakow SR-2) h) Peralatan bengkel (tang, obeng, kunci pas, kunci ring, palu, jangka sorong atau mikrometer sekrup dan sebagainya). 10

25 3.3. Metode Penelitian Berikut ini merupakan skema rancangan penelitian ditunjukkan pada Gambar 3. Mulai Rancang bangun instrumentasi pengukuran kecepatan dan slip Kalibrasi roda bantu (fifth wheel) Uji fungsional instrumentasi pengukuran kecepatan, slip roda dan kecepatan maju traktor Persiapan bahan dan alat untuk pengujian kinerja tarik traktor Pengukuran kondisi lahan Pengujian kinerja tarik traktor Pembacaan aktual roda bantu dan 2 roda traktor uji menggunakan sensor Pengujian kinerja pengolahan tanah Perhitungan dan analisis data: slip, drawbar power dan efisiensi lapang Selesai Gambar 3. Skema rancangan penelitian 11

26 Rancang bangun instrumentasi pengukuran kecepatan dan slip Power supply merupakan alat penstabil tegangan yang dirangkai atas beberapa komponen elektronik yang berfungsi menstabilkan tegangan yang masuk kedalam rangkaian pembaca (sensor magnet) dan micro controller. Power supply atau penstabil tegangan hanya merupakan rangkaian yang digunakan untuk meneruskan tegangan sebesar 5 volt dan 9 volt untuk mikrokontroler. Selain power supply dan micro controller instrument yang digunakan adalah aki dan multitester. Rangkaian power supply dapat dilihat pada Gambar 4 berikut. Gambar 4. Instrumen pengukur slip dan kecepatan Dari rangkaian pada Gambar 4 diatas dapat diketahui jumlah putaran roda bantu dan roda traktor uji secara aktual dengan membaca putaran roda oleh sensor kemudian jumlah yang terbaca dikirimkan hasilnya ke komputer, sehingga akan terekam data yang akurat Uji fungsional instrumentasi pengukuran kecepatan maju traktor dan slip roda Traktor uji Yanmar dioperasikan pada transmisi Low 2 dengan kecepatan putaran motor 2000 rpm. Sedangkan traktor beban dioperasikan pada transmisi Low1 pada kecepatan putaran motor 900 rpm, 1000 rpm, 1500 rpm, 1700 rpm dan 1900 rpm. Pengecekan sensor dan instrumen akuisisi data hasil pengukuran drawbar dilakukan dengan mengalibrasi load cell dengan cara memberikan beberapa tingkatan beban pada load cell. Beban akan diteruskan ke alat pembaca (handy strain meter) melalui kabel sensor sebagai masukan. Langkah awal pada kalibrasi ini adalah memasang drawbar dynamometer pada sebuah katrol. Dalam hal ini katrol adalah sebagai alat bantu menggantungkan drawbar dynamometer dan beban. Lalu dilanjutkan dengan menghubungkan kabel sensor pada dynamometer dan handystrain meter. Kalibrasi dilakukan dengan cara menggantungkan load cell kemudian diberikan handy strain akan tercatat langsung (real time) menggunakan laptop. Selanjutnya dilakukan analisis Pengecekan instrumen ukur harus selalu dilakukan sebelum pengujian di lintasan uji. Apabila instrumen ukur sudah dipasang, kemudian load cell diberi beban tarikan. Angka keluaran pada handy strain meter berubah berarti setelan alat sudah benar dan siap untuk digunakan. Sesaat pengukuran akan dimulai, handy strain meter harus selalu di setting ulang (display handy strain meter 12

27 Model Engine Dimensi Roda Karet (Roda Besi) Motor Penggerak Transmisi Gambar 5. Traktor Yanmar Bromo DX Spesifikasi Tabel 5. Spesifikasi traktor uji Panjang Lebar Tinggi Berat Bersih Model Jenis Daya Maksimum Volume Silinder Sistem Pendingin Bahan Bakar Kapasitas Tangki BB Kapasitas Tangki Oli Berat Kosong Yanmar (Traktor Uji) Bromo DX 2716 mm 840 (1072) mm 1065 (1195) mm 251 (274) kg TF 85 MLY di Motor Diesel Horisontal 4 Langkah 8.5/2200 hp/rpm 493 cc Air dengan radiator Solar 10.5 liter 2.2 liter 89 kg Roda Gigi Penuh "Full Gear" Maju 4: Mundur 2 Kopling Kopling Utama Cakram Majemuk Kering Kopling Samping Gigi Cakar "Dog Clutch" Roda Karet Diameter 58 cm Perlengkapan Standar Roda Besi ø 900 (Sumber: Yanmar Indonesia, 2011) 13

28 Gambar 6. Traktor Yanmar YM330T Tabel 6. Spesifikasi traktor beban Spesifikasi Yanmar (Traktor Beban) Model Engine YM 330T Tahun Pembuatan Jenis Mesin Diesel Sistem Kerja 4 langkah Jumlah Silinder 3 Silinder Mesin 91.3 mm Kecepatan motor max 3200 rpm Gigi Transmisi 8 gigi maju & 2 gigi mundur Ukuran Ban Karet Bahan Bakar Power Berat Kendaraan Depan : Belakang : 12.4/11-28 Solar 33 hp 2557 kg (Sumber: Yanmar Indonesia, 2011) Persiapan Bahan dan Alat untuk Pengujian Kinerja Tarik Traktor Sebelum dilakukan pengujian kinerja traktor tangan Yanmar, terlebih dahulu dipersiapkan bahan dan alat untuk melakukan pengujian. Lakukan pengecekan kondisi traktor baik traktor uji maupun traktor beban. Hal ini bertujuan agar saat pengujian tidak timbul kesalahan baik teknis maupun non teknis. Kondisi traktor tangan yang diperiksa yaitu: ketersediaan bahan bakar, oli, air radiator serta pengecekan sistem transmisi. Untuk traktor beban diperiksa ketersediaan bahan bakar, oli, air radiator, indikator rpm engine, dll. Sebelum pengujian kinerja traktor dalam mengolah tanah dilaksanakan, dilakukan pengukuran kondisi lahan pada tempat pengujian, yaitu: tahanan penetrasi tanah agar kekerasan tanah dapat diketahui dengan baik. Pada tahap ini dilakukan pengukuran kinerja traktor tangan yang meliputi tenaga tarik (drawbar power), efisiensi lapang dan konsumsi bahan bakar. Pengukuran kinerja ini dilakukan pada traktor tangan uji dengan bahan bakar solar dan juga minyak nyamplung 14

29 murni. Dalam hal ini, pengujian kinerja traktor dengan bahan bakar solar adalah sebagai pembanding utama (kontrol). Untuk masing-masing pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan Pengukuran Kondisi Lahan Prosedur uji kondisi lahan yang baik menjadi syarat mutlak. Terdapat dua kondisi landasan dalam pengujian kinerja tarik traktor, yaitu beton dan tanah. Hal ini berguna agar hasil yang didapatkan akurat. Lintasan uji baik beton maupun tanah sebelum pengujian terlebih dahulu dibersihkan dari ranting, dedaunan maupun sampah yang dapat menghambat laju traktor uji dan traktor beban. Pada lintasan tanah dirapikan dengan mengkondisikan agar kekerasan tanah optimum Pengujian Kinerja Tarik Traktor Pengujian kinerja tarik traktor dilakukan dalam dua tahap. Pertama, pengujian dilakukan pada saat traktor uji menggunakan bahan bakar solar. Kedua, pengujian dilakukan pada saat traktor uji menggunakan bahan bakar minyak nyamplung yang telah dipanaskan. Dari kedua hasil pengujian tersebut akan didapatkan perbandingan kinerja tarik traktor antara penggunaan bahan bakar solar dengan penggunaan bahan bakar minyak nyamplung. Parameter keluaran hasil adalah tenaga tarik (drawbar power) dan slip (slippage). a. Mengukur jarak tempuh 5 kali putaran roda tanpa beban sebanyak 3 kali ulangan. Roda diberi tanda, kemudian dihitung setiap kali tanda pada roda menyentuh permukaan landasan sebagai satu putaran. Setelah 5 kali putaran ukur dengan pita ukur (S o ), berdasarkan Gambar 7 dibawah ini. Gambar 7. Pengukuran jarak tempuh 5 putaran roda b. Menggandengkan traktor roda empat Yanmar YM 330T untuk mengukur jarak tempuh 5 kali putaran roda. Slip traktor yang diuji dapat dihitung dengan persamaan (4). Berikut ini Gambar 8 traktor uji menarik traktor beban. Gambar 8. Traktor uji menarik traktor beban 15

30 Metode pengukuran kekuatan tarik (drawbar pull) diawali dengan menggandengkan traktor uji dengan traktor roda empat (traktor beban). Drawbar pull yang terjadi pada traktor diukur dengan menggunakan load cell yang dipasangkan pada kawat penarik yang menghubungkan antara traktor uji dengan traktor beban. Titik tarik bagian depan traktor beban dibuat sama tinggi dengan titik gandeng (drawbar) traktor uji sehingga arah tarikan menjadi horizontal. Setelah kawat terhubung, kemudian traktor uji dioperasikan untuk menarik traktor beban. Dari hasil pengukuran beban tarik pada landasan beton dengan transmisi traktor uji Low 2, putaran mesin 2000 rpm diperoleh hubungan drawbar pull dengan slip roda, drawbar power dengan slip roda dan kecepatan dengan slip roda baik menggunakan bahan bakar solar maupun dengan menggunakan bahan bakar minyak nyamplung. Pengukuran drawbar pull untuk mengetahui besarnya gaya tarik horizontal yang dihasilkan roda traksi dengan gandengan traktor Yanmar YM 330T. Dilakukan untuk beberapa kecepatan dengan menggunakan load cell yang dilengkapi handystrain meter. Traktor dengan tenaga yang sama belum tentu memiliki gaya tarik maupun kecepatan maju yang sama. Pada waktu berjalan, kecepatan maju traktor diukur dengan cara mengukur waktu dan jarak yang ditempuh oleh traktor pada 5 putaran roda. Drawbar power kemudian diukur dengan menggunakan persamaan (2). Berikut merupakan skema pengukuran: Traktor Beban Load Cell Traktor Uji Gambar 9. Skema pengukuran drawbar power Pengujian kinerja pengolahan tanah Metode yang digunakan untuk menghasilkan efisiensi lapang adalah sebagai berikut: a. Mengukur kapasitas lapang teoritis (K LT ) menggunakan bajak singkal tunggal, dihitung dengan persamaan (5) dan ditunjukkan oleh Gambar 10 berikut: Gambar 10. Pengukuran efisiensi lapang pembajakan tanah 16

31 b. Untuk menghitung kapasitas lapang pengolahan efektif (K LE ) diperlukan data waktu kerja keseluruhan dari mulai bekerja hingga selesai (W K ) dan luas tanah hasil pengolahan keseluruhan (L). Persamaan yang digunakan adalah persamaan (6). c. Persamaan yang dipakai untuk menghitung efisiensi lapang (Eff) adalah persamaan (7) Perhitungan dan Analisis Data Data yang diperoleh dari pengukuran-pengukuran yang telah dilakukan dianalisis dengan menggunakan persamaan-persamaan. Hasil yang didapatkan berupa data slip, drawbar power dan efisiensi lapang. 17

32 IV. PERANCANGANDAN PEMBUATAN INSTRUMENTASI PENGUKURAN SLIP RODA DAN KECEPATAN 4.1. Kriteria Perancangan Pada prinsipnya suatu proses perancangan terdiri dari beberapa tahap atau proses sehingga menghasilkan suatu desain atau prototype produk yang sesuai dengan kebutuhan. Perancangan roda bantu kelima (fifth wheel) pada penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan: 1. Putaran roda yang konstan sebagai acuan data yang aktual tanpa mengalami slip sama sekali. 2. Putaran roda bantu kelima adalah dengan menggunakan sensor & magnet yang memanfaatkan sifat elektromagnetik sebagai frekuensi sinyal pembacaan. 3. Dapat digandengkan pada traktor beban Putaran dari roda bantu ini akan sangat mempengaruhi evaluasi kinerja dari putaran roda traktor yang mengalami slip karena adanya pembebanan penarikan traktor yang digandengkan posisinya berada dibelakang traktor roda dua tersebut. Dengan begitu akan terdapat korelasi yang saling melengkapi antara putaran roda bantu kelima dengan slip yang terjadi pada pengukuran Rancangan Fungsional Roda bantu kelima ini berfungsi untuk menghasilkan putaran roda yang aktual dengan cara pembacaan menggunakan metode real time, yaitu pembacaan putaran roda kelima secara aktual dideteksi oleh sensor yang mendeteksi getaran elektromagnetik. Sumber elektromagnetik berasal dari magnet-magnet kecil yang menempel disekitar lingkar velg roda bantu tersebut. Roda bantu digunakan untuk mengukur jarak tempuh. Guna memenuhi fungsi utama di atas diperlukan fungsi-fungsi yang dapat menunjang roda bantu kelima berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan untuk pengukuran slip. Pertama, fungsi roda bantu kelima adalah untuk menghasilkan putaran secara aktual dengan pembacaan putaran. Fungsi ini dapat dipenuhi menggunakan sensor sebagai pendeteksi jumlah putaran dengan membaca frekuensi elektromagnetik dari magnet yang menempel disekitar lingkar velg roda sejumlah 4 buah. Fungsi kedua adalah untuk mengetahui slip yang terjadi. Fungsi ini dapat dipenuhi dengan pengurangan kecepatan maju traktor karena beban operasi pada kondisi lapang. Hal ini adalah sebagai salah satu faktor pembatas bagi pengoperasian traktor-traktor pertanian. Slip akan selalu terjadi pada traktor baik pada saat menarik beban maupun saat tidak menarik beban sama sekali. Secara fungsional, rancangan roda bantu kelima ini berbentuk seperti roda yang dipasangkan pada sepeda anak-anak dengan menggabungkan garpu (fork) dengan roda berdiameter 20 cm. 18

33 4.3. Rancangan Struktural Dalam perancangan pemilihan bahan dan bentuk rancangan yang akan digunakan merupakan suatu proses yang sangat penting dan menentukan hasil terbaik. Rancangan struktural dari alat roda bantu kelima ini dirancang sedemikian rupa sehingga akan sesuai dengan apa yang diharapkan saat pengukuran dan sesuai untuk dirangkaikan pada rangka traktor roda empat. Secara keseluruhan, rancangan roda bantu kelima ini berbentuk seperti roda bagian depan sepeda kecil yang menggunakan garpu (fork) sebagai pegangan roda, hanya saja roda yang digunakan berukuran kecil dengan diameter 20 cm. Hal ini untuk memungkinkan putaran roda secara konstan sesuai dengan kecepatan yang dihasilkan oleh traktor uji untuk menarik traktor beban, sehingga dapat mengurangi beban roda agar dapat berputar sempurna tanpa slip ditunjang dengan alur roda yang baik. Pada penelitian ini dibuat satu buah alat roda bantu kelima dengan ukuran yang sesuai dengan tinggi dan bentuk rangka traktor roda empat. Roda bantu ini terdiri atas: plat besi sebagai landasan, engsel, garpu (fork), velg dan roda karet Plat Besi Plat ini merupakan tempat dudukan atau landasan roda bantu yang disambungkan pada rangka traktor bagian bawah diantara roda kanan dan roda kiri. Sebagai penghubung antara kerangka traktor roda empat dengan roda bantu, juga sebagai bingkai yang melekat pada rangka. Gambar 11. Plat besi Engsel Engsel berfungsi sebagai sambungan yang memberikan gaya bebas pada roda bantu untuk menentukan posisi yang tepat agar roda dapat bersentuhan dengan tanah. Jenis bantalan yang menghubungkan 2 buah benda padat, biasanya memungkinkan hanya terbatas sudut rotasi antara kedua buah benda tersebut. Dua buah objek dihubungkan oleh ideal engsel berputar relatif terhadap satu sama lain tentang tetap sumbu rotasi, dibuat dari komponen bergerak. Gambar12. Engsel 19

34 Garpu (fork) Garpu befungsi sebagai penghubung dudukan roda yang dipasangkan sehingga roda akan mempunyai jalur sehingga akan berjalan lurus pada lintasan tanah atau beton. Untuk memegang roda dan memudahkan pengguna untuk mengarahkan dan menyeimbangkan. Untuk menopang beban goncangan jalan melalui roda. Beban yang ditanggung oleh garpu adalah goncangan jalan dan beban pengemudi serta berat. Gambar 13. Garpu (fork) Velg Velg berfungsi sebagai rangka yang memberikan roda kekuatan sehingga dapat berputar dengan baik. Lingkaran luar desain logam yang tepi bagian dalam dari ban sudah terpasang, tempat ban berada. Velg yang terlalu luas dengan lebar ban dapat menghasilkan lebih banyak getaran dan kurang nyaman karena dinding samping ban tidak cukup kelengkungan yang fleksibel. Gambar 14. Velg Roda Karet Roda karet berfungsi sebagai parameter berjalan yang bersentuhan dengan tanah untuk diketahui jumlah putarannya secara teliti dan cermat. Membantu untuk menyerap getaran dan kejutan, sehingga melindungi beban juga sebagai pengurang kebisingan. Gambar 15. Roda karet 20

35 4.4. Analisis Teknik Persamaan yang digunakan untuk menghitung kekuatan bahan dalam rancangan bantalan menggunakan persamaan (8) sebagai berikut (Sularso et al, 1978). W =...(8) Keterangan : W = Berat beban (kg) w = Beban per satuan panjang (kg/mm) = Panjang bantalan (mm) w = W/l 3 kg / 300 mm = 0.01 kg/mm W = 2560 kg / 300 mm = 8.6 kg/mm Persamaan yang digunakan untuk menghitung tekanan bahan dalam rancangan bantalan menggunakan persamaan (9) sebagai berikut (Sularso et al, 1978). p =...(9) Keterangan : p = Tekanan (kg/mm 2 ) W = Berat beban (kg) = Panjang bantalan (mm) d = Diameter poros (mm) p = W/ld 2560 kg/6000 mm 2 = 0.43 kg/mm 2 Jadi, tekanan maksimum yang diperbolehkan adalah sebesar 0.43 kg/mm 2. Hasil tersebut merupakan kriteria dari besi cor yang dipergunakan sebagai bantalan pada roda bantu kelima Rancangan Roda Bantu (Fifth Wheel) Roda bantu atau biasa disebut dengan roda kelima pada penelitian ini tergolong dalam jenis roda tambahan yang berfungsi untuk menghasilkan putaran secara aktual dengan pembacaan putaran. Fungsi ini dapat dipenuhi menggunakan sensor sebagai pendeteksi jumlah putaran dengan membaca frekuensi elektromagnetik dari magnet yang menempel disekitar lingkar velg roda sejumlah 4 buah. Fungsi kedua adalah untuk membandingkan putaran yang dihasilkan oleh roda bantu kelima dengan putaran pada roda traktor uji. Fungsi ini dapat dipenuhi oleh hasil putaran yang terekam oleh komputer dengan metode dan cara yang sama juga putaran roda traktor uji dapat dideteksi secara presisi. Roda bantu dapat digunakan dalam pembacaan jumlah putaran secara aktual, sedangkan sensor untuk membaca gerakan magnet dengan hantaran gaya elektromagnetik. Ditunjukkan oleh Gambar 16 dan 17 berikut. 21

36 Letak magnet Gambar 16. Desain roda bantu dan letak magnet Letak sensor Gambar 17. Letak sensor pada traktor uji Pada Gambar 16 dan 17 diatas merupakan rancangan roda bantu pada penelitian ini dilengkapi instrumen power supply dan mikrokontroler yang dirancang khusus untuk membaca jumlah putaran aktual roda baik putaran roda bantu maupun roda pada traktor uji Kalibrasi Load Cell dan Instrumen Getaran kalibrasi adalah proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang terhubung dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi. Sistem manajemen kualitas memerlukan sistem pengukuran yang efektif, termasuk di dalamnya kalibrasi formal, periodik dan terdokumentasi. Kalibrasi diperlukan untuk perangkat baru, ketika suatu perangkat mengalami tumbukan atau getaran yang berpotensi mengubah kalibrasi dan ketika hasil pengamatan dipertanyakan. Kalibrasi pada umumnya, merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar yang digunakan dalam akurasi tertentu. 22

37 Kalibrasi alat dilakukan dengan menggunakan traktor roda empat Yanmar seri YM330T dengan menarik roda bantu. Rpm yang dipergunakan oleh traktor adalah sebesar 1500 rpm, kemudian pengkalibrasian juga menggunakan jarak 10 meter sebagai acuan yang harus ditempuh dengan menggunakan lintasan lurus berbahan beton. Dalam hal ini kalibrasi yang dilakukan adalah untuk menghindari kesalahan indikasi atau koreksi yang setelahnya ditentukan dan disesuaikan. Load cell sebagai unit pengukur beban tarik ditampilkan dan direkam oleh handy strain meter. Sebelum alat-alat digunakan harus dikalibrasi terlebih dahulu. Proses pengkalibrasian ini diawali dengan menghubungkan load cell dengan handy strain meter. Setelah keduanya terhubung kemudian kedua benda tersebut digantungkan pada sebuah crane. Untuk langkah selanjutnya dilakukan pembebanan pada load cell. Pembebanan pada load cell dilakukan secara bertahap dengan tiga kali ulangan. Pada masing-masing pembebanan yang diberikan, nilai yang terbaca pada handy strain meter dicatat sebagai ukuran besarnya regangan yang terjadi. Load cell ditunjukkan oleh Gambar 18. Gambar 18. Instrumen pengukur pembebanan load cell Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 2. Dari hasil kalibrasi diperoleh persamaan kalibrasinya (Fandra, 2009), yaitu: Y = 1.962x (10) Dimana : y = beban tarik yang terukur (N) x = regangan ( ) Berikut ini merupakan sirkuit instrumentasi didalam rancangan elektronika yang ditunjukkan oleh Gambar 19. IC v 0v 5 v 5 v LM324 Mikro P1 0 Gambar 19. Sirkuit Instrumentasi 23

38 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kalibrasi Load Cell & Instrumen Hasil kalibrasi yang telah dilakukan untuk pengukuran jarak tempuh dengan roda bantu kelima berjalan baik dan didapatkan data yang sesuai, sedangkan kalibrasi dengan alat instrument load cell telah dilakukan dengan cara member pembebanan yang bervariasi sehingga didapatkan data yang akurat. Pada Lampiran 3 dapat dilihat variasi waktu yang menyatakan bahwa semakin rendah rpm yang dipergunakan untuk melakukan pengukuran, maka waktu yang dibutuhkan semakin besar. Hal ini menunjukkan hubungan terbalik antara keduanya, yaitu semakin rendah rpm yang dipergunakan maka semakin tinggi waktu yang dihasilkan untuk melakukan pengukuran sehingga kecepatan yang terukur semakin kecil sesuai dengan torsi. Traktor uji akan mampu menarik traktor beban apabila traksi yang dihasilkan oleh roda traksi, mampu merubah torsi menjadi tenaga tarik yang lebih besar dari tahanan gelinding. Dari hasil pengukuran beban tarik pada landasan beton dengan transmisi traktor uji 2000 rpm diperoleh hubungan drawbar pull dengan slip dan drawbar power dengan slip. Dari hasil kalibrasi ini akan didapatkan data yang memberi hubungan nyata antara data aktual dengan data pengujian, sehingga jika kedua data ini dipadukan akan memberikan gambaran bagaimana hubungan putaran roda traktor uji dengan putaran roda bantu (fifth wheel) didalam pengujian dan pengambilan data secara kontinyu. Berikut ini adalah data-data yang telah didapatkan dari hasil percobaan dan pengujian di lintasan beton. Apabila jarak aktual yang ditempuh sejauh 10 meter, maka roda bantu kelima (fifth wheel) akan menempuh jarak putaran roda yang sama dengan jarak aktual. Gambar 20. Pembacaan sensor magnet Gambar 20 diatas merupakan pembacaan sensor magnet yang menggunakan program visual basic versi 6.0. Dari gambar tersebut dapat diketahui jumlah putaran yang dihasilkan oleh roda kanan dan kiri pada traktor uji serta roda bantu yang diletakkan pada traktor beban. Hasil yang didapatkan tersebut merupakan jumlah putaran roda secara aktual dengan memanfaatkan magnet untuk mengidentifikasi getaran elektromagnetik, sehingga jumlah putaran yang terbaca sangat detail. 24

39 Berikut ini merupakan grafik hasil kalibrasi roda bantu yang ditunjukkan oleh Gambar 21. Grafik tersebut merupakan hubungan antara jarak putaran roda dengan jarak aktual yang terbaca oleh sensor dan magnet. Jarak Putaran Roda Jarak Aktual Gambar 21. Grafik hasil kalibrasi roda bantu (fifth wheel) 5.2. Kondisi Lintasan Uji Hasil dari pengujian sifat fisik lintasan tanah, didapatkan data seperti pada Tabel 7. Pengukuran penetrasi tanah dilakukan secara acak pada lintasan uji yang telah dipersiapkan dengan menentukan 5 titik pengukuran, kemudian dilakukan pengukuran kembali pada lintasan yang telah dilewati oleh jejak roda traktor roda 2. Data kondisi lintasan uji di bawah didapatkan dari hasil pengukuran penetrasi tanah sebelum dan sesudah pengujian. Tabel 7. Data kondisi lintasan uji tanah Gaya penetrasi (kg) sebelum pengujian Tahanan Kedalaman Ratarata (kpa) penetrasi Titik I Titik II Titik III Titik IV Titik V 0 (cm) (cm) (cm) (cm) (cm) Gaya penetrasi (kg) sesudah pengujian Tahanan Kedalaman Ratarata (kpa) penetrasi Titik I Titik II Titik III Titik IV Titik V 0 (cm) (cm) (cm) (cm) (cm)

40 Secara umum terjadi kenaikan nilai pemadatan tanah setelah pengujian kinerja pada lahan. Terjadinya kenaikan nilai penetrasi tanah untuk setiap kedalaman menunjukkan bahwa aktifitas traktor pada permukaan lintasan akan memberikan efek pemadatan tanah. Terlihat nilai penetrasi tanah semakin meningkat seiring dengan bertambahnya kedalaman pengukuran. Hal ini disebabkan pada pengamatan yang semakin dalam, tanah menjadi lebih kompak dan keras sehingga terjadi proses pemadatan tanah Pengukuran Kinerja Tarik Traktor Untuk mendapatkan data drawbar power, drawbar pull dan slip dilakukan pengujian kinerja tarik pada 2 lintasan yang berbeda, yaitu pada lintasan beton dan lintasan tanah. Masing-masing lintasan mendapat perlakuan pengujian dengan menggunakan bahan bakar solar dan bahan bakar minyak nyamplung Kinerja Tarik pada Lintasan Beton Data selengkapnya hasil pengukuran pada lintasan beton dapat dilihat pada Lampiran 9 dan 11. Gambar 22 berikut menunjukkan penggandengan traktor uji dan traktor beban dengan sebuah load cell yang dipasang pada kawat penarik yang menghubungkan kedua traktor pada saat pengambilan data di lintasan beton. Gambar 22. Pengukuran kinerja tarik traktor uji pada lintasan beton Dari pengujian di lintasan beton yang terlihat pada Gambar 22 untuk kinerja traktor uji menggunakan bahan bakar solar dan bahan bakar minyak nyamplung, tingkat pembebanan dari traktor beban dengan transmisi Low 1, putaran mesin 900 rpm. Hasil pengukuran kinerja traktor uji dengan bahan bakar solar dan bahan bakar minyak nyamplung disajikan pada Gambar 23 dan

41 Drawbar Pull (N) Slip (%) B.B Solar B.B Minyak Nyamplung Gambar 23. Grafik hubungan drawbar pull dengan slip roda pada lintasan beton Pada Gambar 23 tersebut diketahui beban tarikan (drawbar pull) pada lintasan beton yang dihasilkan oleh bahan bakar solar naik secara ekstrim mencapai maksimum N pada slip 52.20%. Beban tarikan yang dihasilkan oleh bahan bakar minyak nyamplung sebesar N pada slip 55.93%. Dari kedua hasil pengujian tersebut pada lintasan beton dapat diketahui bahwa drawbar pull maksimum dihasilkan dari penggunaan bahan bakar solar. Dari hasil slip tersebut maka tidak dilanjutkan dengan slip lebih dari 55.93% karena dapat mengakibatkan ban traktor uji menjadi terkikis habis Drawbar Power (W) Slip (%) B.B Solar B.B Minyak Nyamplung Gambar 24. Grafik hubungan drawbar power dengan slip roda pada lintasan beton Pada Gambar 24 tersebut diketahui drawbar power yang dihasilkan dengan menggunakan bahan bakar minyak nyamplung ( W) lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar solar ( W) dengan nilai selisih angka yang terpaut W. Untuk drawbar power mencapai nilai maksimum menggunakan bahan bakar minyak nyamplung pada kecepatan 1.01 m/s dengan tingkat pembebanan saat transmisi Low 1, putaran mesin 1900 rpm. 27

42 Kinerja Tarik pada Lintasan Tanah Kinerja tarik yang dilakukan pada lintasan tanah menggunakan bahan bakar solar dan bahan bakar minyak nyamplung. Data selengkapnya hasil pengukuran pada lintasan tanah dapat dilihat pada Lampiran 10 dan 12. Berikut ini merupakan hasil pengujian pada lintasan tanah, ditunjukkan oleh Gambar 25. Gambar 25. Pengukuran kinerja traktor uji pada lintasan tanah Dari pengujian di lintasan tanah yang terlihat pada Gambar 25 untuk kinerja traktor uji menggunakan bahan bakar solar dan bahan bakar minyak nyamplung, tingkat pembebanan dari traktor beban dengan transmisi Low 1, putaran mesin 900 rpm. Hasil pengukuran kinerja traktor uji dengan bahan bakar solar dan bahan bakar minyak nyamplung disajikan pada Gambar 26 dan B.B Solar B.B Nyamplung Drawbar Pull (N) Slip (%) Gambar 26. Grafik hubungan drawbar pull dengan slip roda pada lintasan tanah Pada Gambar 26 tersebut diketahui beban tarikan (drawbar pull) pada lintasan tanah yang dihasilkan oleh bahan bakar solar mencapai maksimum N pada slip 57.34%. Beban tarikan yang dihasilkan oleh bahan bakar minyak nyamplung sebesar N pada slip 55.20%. Dari kedua hasil pengujian tersebut pada lintasan tanah dapat diketahui bahwa drawbar pull maksimum dihasilkan dari penggunaan bahan bakar minyak nyamplung. Dari hasil slip tersebut maka tidak dilanjutkan dengan slip lebih dari 57.34% karena dapat mengakibatkan ban traktor uji menjadi terkikis habis. 28

43 1100 Drawbar Power (W) B.B Solar B.B Minyak Nyamplung Slip (%) Gambar 27. Grafik hubungan drawbar power dengan slip roda pada lintasan tanah Pada Gambar 27 tersebut diketahui drawbar power yang dihasilkan dengan menggunakan bahan bakar minyak nyamplung ( W) lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar solar ( W) dengan nilai selisih angka yang terpaut hingga W. Untuk drawbar power mencapai nilai maksimum menggunakan bahan bakar minyak nyamplung pada kecepatan 1.01 m/s dengan tingkat pembebanan saat transmisi Low 1, putaran mesin 1900 rpm. Tabel 8. Hasil pengukuran maksimum kinerja tarik traktor Bromo DX Slip Roda Drawbar Power Drawbar Pull Kecepatan Maksimum Bahan Bakar Maksimum (kw) Maksimum (kn) Maksimum (m/s) (%) Beton Tanah Beton Tanah Beton Tanah Beton Tanah Solar Minyak Nyamplung Secara keseluruhan pembebanan menggunakan rem gigi pada traktor beban, terlihat adanya perbedaan yang cukup jelas dari kedua lintasan uji. Hal ini menunjukkan kemampuan traksi dari traktor uji untuk bahan bakar solar seperti Tabel 8, dengan tingkat pembebanan yang sama menunjukkan kinerja tarik pada lintasan beton lebih besar dari lintasan tanah. Hasil pengukuran drawbar pull traktor uji dengan solar untuk lintasan beton menghasilkan drawbar pull maksimum sebesar kn pada slip roda 52.20%, dengan drawbar power sebesar kw. Sementara itu untuk lintasan tanah menghasilkan drawbar pull maksimum kn pada slip roda 57.34%, dengan drawbar power sekitar kw. Jika dibandingkan slip roda di lintasan tanah untuk penggunaan bahan bakar solar pada tingkat pembebanan yang sama menghasilkan slip yang lebih besar dari lintasan beton. Hasil yang ditunjukkan Tabel 8 disebabkan oleh perubahan struktur dan tingkat kekerasan pada lintasan tanah akibat tekanan oleh telapak roda traksi dengan permukaan tanah. Sehingga posisi permukaan tanah bergeser oleh telapak roda. Sedangkan pada permukaan lintasan beton tidak terjadi perubahan struktur lintasan sebab kerasnya lintasan pada permukaan lantai beton. Penambahan beban dan penurunan kecepatan pada traktor uji juga memberikan efek terhadap slip roda, dengan bertambahnya beban menyebabkan tahanan maju traktor uji akan meningkat, maka traksi untuk menggerakkan traktor lebih besar lagi. 29

44 Pengukuran drawbar pull traktor uji dengan bahan bakar minyak nyamplung untuk lintasan beton menghasilkan drawbar pull maksimum sebesar kn pada slip roda 55.93%, dengan drawbar power sebesar kw. Sementara itu untuk lintasan tanah menghasilkan drawbar pull maksimum kn pada slip roda 55.20%, dengan drawbar power sekitar kw. Pada Tabel 8 diatas data lintasan beton menunjukkan drawbar power menurun dari penggunaan bahan bakar solar terhadap bahan bakar minyak nyamplung, sedangkan pada lintasan tanah drawbar power menurun dari bahan bakar solar terhadap bahan bakar minyak nyamplung. Slip akan terus meningkat jika beban tarikannya bertambah. Penurunan drawbar power disebabkan drawbar pull semakin kecil untuk mengatasi slip yang semakin besar, serta rendahnya kecepatan yang dihasilkan. Penurunan drawbar pull terjadi karena banyaknya tenaga yang hilang untuk mengatasi slip, kecepatan untuk menarik beban berkurang dan kekuatan tarik maksimum akan menurun. Kondisi ini telah melebihi batas tarikan maksimum dalam kecepatan rendah, namun roda traktor uji masih berputar dan mesin tidak mati, hanya saja throttle tidak mampu mengatur rpm mesin sehingga putaran motor traktor uji menurun seiring waktu yang terpakai. Jika kecepatan motor menurun karena kelebihan berat, sistem throttle akan bekerja sehingga kecepatan akan meningkat kembali. Berdasarkan kejadian seperti diatas slip akan mengurangi kinerja traktor uji terutama pada tingkat kecepatan rendah, yang berarti slip merupakan faktor pembatas tarikan maksimum dan slip roda tentunya akan bertambah dengan meningkatnya beban yang diberikan pada drawbar. Menurut Hunt (1995), penambahan slip juga akan menimbulkan nilai tahanan gelinding yang lebih tinggi dengan membesarnya kontak roda pada tanah yang stabil dan akan menyebabkan pertambahan perpindahan tanah. Kemampuan atau kapasitas drawbar traktor terutama tergantung pada tenaga traktor, distribusi berat pada roda penggerak, tipe gandengan dan permukaan jalan. Slip dapat dikurangi dengan menambah berat traktor dan menambah luas permukaan kontak antara roda dengan lintasan Efisiensi Lapang Pengolahan Tanah Efisiensi lapang pengolahan tanah adalah perbandingan dari kapasitas lapang efektif atau aktual terhadap kapasitas lapang teoritis yang dinyatakan dalam persen (Hunt, 1995). Efisiensi lapang dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (7). Dari hasil pengujian pengolahan tanah dengan menggunakan bahan bakar solar diperoleh kapasitas lapang efektif, kapasitas lapang teoritis dan efisiensi lapang secara berurut sebesar jam/ha, jam/ha dan 79.97%. Pada pengujian menggunakan bahan bakar solar selama 27 menit jumlah bahan bakar yang dipergunakan sebesar liter/ha. Dari pengujian dengan menggunakan bahan bakar solar kapasitas yang didapatkan lebih tinggi. Sedangkan pengujian dengan menggunakan bahan bakar minyak nyamplung diperoleh kapasitas lapang efektif, kapasitas lapang teoritis dan efisiensi lapang secara berurut sebesar jam/ha, 12.87jam/ha dan 74.13%. Pada pengujian menggunakan bahan bakar minyak nyamplung selama 31 menit dan 36 detik jumlah bahan bakar yang dipergunakan sebesar liter/ha. Dari pengujian dengan menggunakan bahan bakar minyak nyamplung kapasitas yang didapatkan lebih rendah. 30

45 Konsumsi bahan bakar yang dipergunakan dalam pengolahan tanah menggunakan bahan bakar solar lebih boros dibandingkan menggunakan bahan bakar minyak nyamplung. Hal ini karena bahan bakar minyak nyamplung sebelum dipergunakan dilakukan proses pemanasan menggunakan muffler terlebih dahulu, sehingga bahan bakar mengalami penguapan sebelum diinjeksikan ke karburator. Bajak singkal yang dipergunakan dalam penelitian ini memiliki panjang 48 cm, lebar 27 cm dan tinggi 28 cm. Berikut ini bajak singkal ditunjukkan oleh Gambar 28. Gambar 28. Bajak singkal tunggal 31

46 VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan 1. Drawbar power yang dihasilkan pada lintasan beton dan tanah dengan menggunakan bahan bakar minyak nyamplung mengalami kenaikan dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar solar. Drawbar power maksimal pada lintasan beton dengan bahan bakar solar yaitu sebesar kw, sedangkan drawbar power dengan minyak nyamplung dengan lintasan yang sama sebesar1.078 kw. Pada lintasan tanah untuk bahan bakar solar menghasilkan drawbar power kw, sedangkan dengan minyak nyamplung sebesar kw. Drawbar pull yang dihasilkan dari bahan bakar solar pada lintasan beton sebesar kn dan untuk lintasan tanah sekitar kn, sedangkan dari minyak nyamplung pada lintasan beton kn dan untuk lintasan tanah sebesar kn. 2. Konsumsi bahan bakar minyak nyamplung sebesar liter/ha dan konsumsi bahan bakar solar sebesar liter/ha. Penggunaan bahan bakar minyak nyamplung lebih irit dari pada bahan bakar solar. 3. Pengolahan tanah menggunakan bajak singkal tunggal menghasilkan efisiensi lapang dengan bahan bakar solar (79.97%) lebih tinggi dibandingkan efisiensi lapang dengan bahan bakar minyak nyamplung (74.13%) Saran 1. Diperlukan pengujian untuk emisi gas buang dan kondisi pelumasan. 2. Perlu dilakukan analisis lebih lanjut mengenai kondisi injeksi bahan bakar dan torsi yang dihasilkan. 3. Perlu dilakukan pengujian lebih lanjut jika kondisi lintasan uji yang dipersiapkan khusus untuk permukaan tanah yang lebih basah. 32

47 DAFTAR PUSTAKA Alcock, R Tractor Implement Systems. Avi Publishing CO., Westport, Connectitude. Arismunandar, W. dan K. Tsuda Motor Diesel Putaran Tinggi. Pradnya Paramita: Jakarta. [Balitbang Kehutanan] Balai penelitian dan Pengembangan Kehutanan Nyamplung (Calophyllum inophyllum L.) Sumber Energi biofuel yang Potensial. Departemen Kehutanan. Jakarta. Basyirun et al Keseimbangan Energi pada Motor Bakar. Davis, G. L Agricultural and Automotive Diesel Mechanics. Pretince Hall, Inc: New Jersey. Debaut, V. J., Y. B. Jean dan S. A. Greentech Tamanol a Stimulan for Collagen Synthesis for Use in anti Wrinkle and anti Stretch Mark Products Cosmetic and Toiletries Manufacture World Wide. Greentech, St. France Desrial Mempelajari Pemanfaatan Gas Buang Motor Bakar Diesel Sebagai Energi Panas dan Mekanis Untuk Alat Pengering Gabah Tipe Zig-zag. [SKRIPSI]. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Dweek, A. C. dan T. Meadows Tamanu (Calophyllum inophyllum L.) the Africa, Asia Polynesia and Pasific Panacea. International J. Cos. Sci., 24:1-8. Heyne, K Tumbuhan Berguna Indonesia.Terjemahan Balai Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan. Departemen Kehutanan. Jakarta. Hunt, D Farm Power and Machinery Management.6 th ed. Iowa State University.Press, Ames, IA. Jones, F. R Farm Gas Engine and Tractors. McGraw Hill Book Company, Inc: New York. Kilham, C Oil of Tamanu (Calophyllum inophyllum L.) [15 Maret 2011] LEMIGAS Uji Karakteristik Minyak. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia. Jakarta. Liljedahl, J. B., P. K. Turnquist, D. W. Smith, and M. Hoki Tractors and Their Power Units. 4 th ed. Van Nonstrand Reinhold. New York. PT. Yanmar Indonesia Indonesia Traktor. Data_p_86797.html PT. Yanmar Indonesia Indonesia Traktor. Sembiring, E. N., I. N. Suastawa, Desrial Sumber Tenaga Tarik di Bidang Pertanian.JICA-IPB. Bogor. Suastawa, I. N, W. Hermawan, dan E. N. Sembiring Konstruksi dan Pengukuran Kinerja Traktor Pertanian. Teknik Pertanian. Fateta.IPB. Bogor. Sularso dan Suga, Kiyokatsu Design of Machine Elements. Jakarta. PT. Pradnya Paramita UNEP Reaksi Oksidasi pada Motor Bakar. Wahyudi, Nurwan Rancang Bangun elemen pemanas bahan bakar minyak nyamplung untuk motor bakar Diesel dengan pemanfaatan gas buang.[skripsi]. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Wanders, A. A Pengukuran Energi di dalam Strategi Mekanisasi Pertanian. Departemen Teknik Pertanian. Fateta.IPB. Bogor. Wiratama, Fandra Uji Kinerja Tarik traktor tangan Yanmar Bromo DX yang dilengkapi pemanas bahan bakar dengan bahan bakar minyak kelapa [Skripsi]. Bogor : Institut Pertanian Bogor Press 33

48 LAMPIRAN 34

49 Lampiran 1. Log book pelaksanaan penelitian Nama : Banu Aji Imantara NIM / Departemen : F / Teknik Mesin dan Biosistem Periode Penelitian : Maret September 2011 Judul Penelitian : Uji kinerja tarik traktor tangan dengan bahan bakar minyak nyamplung murni Lokasi Penelitian : Bengkel Teknik Mesin Budidaya Pertanian, Leuwikopo Lahan Percobaan Departemen Teknik Mesin & Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor Nama Pembimbing : Dr. Ir. Desrial M, Eng Tanggal Uraian Kegiatan Hasil Pengajuan proposal penelitian Proposal Pembahasan persetujuan topik penelitian Proposal Persetujuan pengajuan topik penelitian Penelitian mulai berjalan Konsultasi penelitian Masukkan pembuatan roda bantu kelima (fifth wheel) Konsultasi penelitian Masukkan penggunaan sensor Konsultasi penelitian Fiksasi metode penelitian Pemesanan plat besi & perlengkapan bahan penelitian Anggaran biaya penelitian Merancang roda bantu kelima (fifth wheel) Rancangan autocad Pengerjaan penyambungan plat besi & fork sepeda Roda bantu kelima (fifth di bengkel wheel) Penyelesaian pembuatan roda bantu kelima (fifth Roda bantu kelima (fifth wheel) wheel) Pembelian perlengkapan komponen sensor & magnet Perlengkapan materi sensor Pembuatan rangkaian power supply Power supply Pemasangan plat besi pada rangka traktor Dudukan plat besi Kalibrasi putaran roda kecil terhadap waktu Kecepatan Merangkai posisi magnet dengan sensor Sensor magnet Rencana kalibrasi roda bantu kelima Kalibrasi Penjelasan materi kalibrasi Penambahan materi Pembuatan dudukan tangki tambahan Dudukan tangki Running test sensor Sensor berjalan baik Percobaan metode real time Kalibrasi belum baik Perbaikan dudukan pada plat besi Plat besi Pemasangan mesin bromo dx pada rangka traktor Traktor bromo dx Modifikasi dudukan plat dengan tambahan bearing Dudukan plat besi Menyalakan mesin bromo dx & pengecekan kembali Traktor uji siap digunakan Pengecekan traktor beban (Yanmar 330 T) Traktor beban siap Pencucian traktor roda 2 Traktor bersih Penambahan angin pada roda traktor roda 2 Ban kondisi siap Pembelian magnet batangan Magnet batang Pembelian oli Oli mesran SAE 40 Penggantian oli mesin untuk traktor roda dua Ganti oli mesin Pembelian batu baterai Batu baterai AA 35

50 Uji coba Hasil belum baik 03 Jun Pengujian pendahuluan traktor roda dua Kecepatan maju traktor roda 2 Pengujian pendahuluan traktor roda empat Kecepatan maju traktor roda empat Perhitungan waktu tempuh Waktu tempuh sudah baik Kalibrasi roda bantu kelima Hasil kalibrasi baik Pengujian pada landasan beton I Hasil kurang baik Pengujian pada landasan tanah I Hasil kurang baik Pengujian pada landasan beton II Hasil masih kurang baik Pengujian pada landasan tanah II Hasil masih kurang baik Penggantian ban traktor roda dua Ban baru Pembelian oli untuk gear box Oli baru SAE 90 Percobaan pengujian Hasil baik Pengujian fix Gagal Konsultasi perbaikan traktor roda dua Menunggu perbaikan Bongkar gear transmission Perbaikan gear box Pembelian bahan paking untuk perbaikan gear Paking transmission Pembelian lem silicon untuk perbaikan gear Lem silicon transmission Pembelian baut baja untuk gear box Baut baja Perbaikan roda bantu kelima Siap digunakan Memperbaiki gear transmission Gear siap dicoba Percobaan menjalankan traktor roda dua Gagal Perbaikan kembali gear transmission Pengecekan kembali Percobaan menjalankan traktor roda dua Baik Pengujian pendahuluan traktor roda dua Kecepatan maju traktor roda dua Pengujian pendahuluan traktor roda empat Kecepatan maju traktor roda empat Pembelian solar untuk pengolahan tanah Solar 10 liter Pengujian pada landasan beton III Baik Pengujian pada landasan tanah III Baik Konsultasi penelitian Hasil pengujian Pengecekan kabel Handy strain meter Konsultasi penelitian Bimbingan penelitian Konsultasi hasil pengujian Hasil baik Konsultasi hasil pengujian Hasil baik Konsultasi penelitian Lanjutkan membuat draft Penyusunan draft Pengajuan ujian skripsi 36

51 Lampiran 2. Data kalibrasi load cell Regangan Beban (kg) Ulangan Ulangan Ulangan Rata-rata Beban (kg) y = 1.962x ,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 Regangan (μ ) Gambar43. Kalibrasi load cell 37

52 Lampiran 3. Data pengukuran pendahuluan kecepatan traktor lintasan beton Transmisi Traktor tangan (1500 rpm) Waktu 10 m (s) V (m/s) Transmisi rpm Traktor Yanmar YM330T Waktu 10 m (s) V (m/s) L L L L L L L L L L L L Data pengukuran pendahuluan kecepatan traktor lintasan tanah Transmisi Traktor tangan (1500rpm) Waktu 10 m (s) V (m/s) Transmisi rpm Traktor Yanmar YM330T Waktu 10 m (s) V (m/s) L L L L L L L L L L L L

53 Lampiran 4. Data kinerja pengujian dengan metode real time pada lintasan beton menggunakan bahan bakar solar Jumlah Putaran dengan Metode Real Time Traktor Beban Waktu Traktor Uji Fifth Wheel Tempuh L2 rpm 2000 Operasi Tanpa Operasi V Transmisi rpm Detik Kanan Kiri Ratarata Putaran Putaran m/s L L L L L L L L L L L L L L L

54 Lampiran 5. Data kinerja pengujian dengan metode real time pada lintasan beton menggunakan bahan bakar minyak nyamplung Jumlah Putaran dengan Metode Real Time Traktor Beban Waktu Traktor Uji Fifth Wheel Tempuh L2 rpm 2000 Operasi Tanpa Operasi V Transmisi rpm Detik Kanan Kiri Ratarata Putaran Putaran m/s L L L L L L L L L L L L L L L

55 Lampiran 6. Data kinerja pengujian dengan metode real time pada lintasan tanah menggunakan bahan bakar solar Jumlah Putaran dengan Metode Real Time Traktor Beban Waktu Traktor Uji Fifth Wheel Tempuh L2 rpm 2000 Operasi Tanpa Operasi V Transmisi rpm Detik Kanan Kiri Ratarata Putaran Putaran m/s L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L

56 Lampiran 7. Data kinerja pengujian dengan metode real time pada lintasan tanah menggunakan bahan bakar minyak nyamplung Jumlah Putaran dengan Metode Real Time Traktor Beban Waktu Traktor Uji Fifth Wheel Tempuh L2 rpm 2000 Operasi Tanpa Operasi V Transmisi rpm Detik Kanan Kiri Ratarata Putaran Putaran m/s L L L L L L L L L L L L L L L

57 Lampiran 8. Data efisiensi lapang dan konsumsi bahan bakar Waktu Tempuh 20 m (s) Menggunakan bahan bakar solar Kecepatan (m/s) Lebar Pembajakan (cm) Kedalaman Olah (cm) Rata-rata Waktu Tempuh 20 m (s) KLT ha/jam KLE jam/ha Eff % Menggunakan bahan bakar minyak nyamplung Kecepatan (m/s) Lebar Pembajakan (cm) Kedalaman Olah (cm) Rata-rata KLT ha/jam KLE jam/ha Eff % Bahan Bakar Solar Minyak Nyamplung Waktu Volume Konsumsi 27 Menit 31 menit 36 detik 0.45 liter 0.36 liter liter/ha liter/ha 43

58 Lampiran 9. Script program mikro kontroler #include <reg51.h> #include <string.h> #include <stdio.h> void init232(void) //9600 bps, 8N1 { TMOD=(TMOD&0x0F) 0x20; //Timer 1 Mode 2 (Auto reload) SCON=0x52; //Serial Mode 1 (8-bit UART), REN=1 (Receiver Enable) // TI=1 (Transmit buffer empty) PCON=PCON&0x7F; //SMOD=0 (Double baud rate disable) TH1=0xFD; //9600 bps (11,059 MHz) ET1=0; //Disable Timer 1 interrupt TR1=1; //Timer 1 Run } void sendchar (unsigned char dat) { while (TI==0); TI=0; SBUF=dat; //Send a character } char dapathuruf(void) { while(ri==0); RI=0; return SBUF; } void main (void) { unsigned int x0,x1,x,y,y0,y1,sum1,sum2,z0,z1,sum; char huruf; init232(); while(1) { while(1) { huruf=dapathuruf(); if(huruf=='1') goto jadi; } jadi: sum=0; sum1=0; sum2=0; P1=0; P2=0; y0=0; z0=0; x0=0; 44

59 // printf("1000"); for (x=1; x<200;x++) { for (y=1; y<1000;y++) //for(;sum<7;) { x1=p1_b0; y1=p1_b1; z1=p1_b2; if (x0==0 && x1==1) sum++; if (y0==0 && y1==1) sum1++; if (z0==0 && z1==1) sum2++; x0=x1; y0=y1; z0=z1; } } /*huruf=dapathuruf(); if(huruf=='1') { printf("%d",x1); } */ /* if (x0==0 && x1==1) { P1_B7=1; printf("1"); } else { P1_B7=0; } x0=x1; */ // P1_B7=x1; //printf("500"); printf("%d,%d,%d",sum-1,sum1-1,sum2); } } 45

60 Lampiran 10. Script program visual basic versi 6.0 Dim ifileno1 As Integer Dim ifileno As Integer Dim ifileno2 As Integer Dim angka As Integer Dim nilai As Long Dim x As Integer Public a0, a1, a2 As Integer Private Sub Command1_Click() If Command1.Caption = "Start" Then 'If Combo1.Text = "COM 1" Then ' MSComm1.CommPort = 1 'ElseIf Combo1.Text = "COM 2" Then ' MSComm1.CommPort = 2 'End If txtdisplay.text = "" 'Enable Port 'MSComm1.PortOpen = True 'Open port 'MSComm1.Output = "0" + Chr(13) 'Configure Port as Input ' MSComm1.Output = "1" 'txtdisplay.text = MSComm1.Input Timer1.Interval = (Text1.Text) tmrtimer.interval = (Text1.Text) 'tmrtimer.enabled = True Timer1.Enabled = True Command1.Caption = "Stop" ifileno2 = FreeFile Open "Sementara.txt" For Input As #ifileno2 ElseIf Command1.Caption = "Stop" Then tmrtimer.enabled = False Timer1.Enabled = False Command1.Caption = "Start" 'MSComm1.PortOpen = False End If End Sub Private Sub Command2_Click() tmrtimer.enabled = False Timer1.Enabled = False Command1.Caption = "Start" 'If MSComm1.PortOpen = True Then MSComm1.PortOpen = False Picture1.Picture = LoadPicture("") x = 0 Text2.Text = 0 End Sub Private Sub Command3_Click() 46

61 SavePicture Picture1.Image, "hasil.jpg" Close #ifileno2 End Sub Private Sub Form_Load() x = 0 Command1.Caption = "Start" a0 = 0 a1 = 0 a2 = 0 Text6.Text = 0 Text7.Text = 0 Text8.Text = 0 End Sub Private Sub Timer1_Timer() Dim a As Integer Dim b As Integer 'ifileno = FreeFile ' Open "sementara.txt" For Input As #ifileno If Not EOF(ifileno2) Then On Error GoTo akhir Input #ifileno2, nilai, nilai2, nilai3 On Error GoTo akhir For b = 0 To 2 Step 1 For a = 0 To 2 Step 1 Picture1.PSet (x a, 61 - nilai * b), RGB(0, 0, 0) Picture2.PSet (x a, 61 - nilai2 * b), RGB(0, 0, 0) Picture3.PSet (x a, 61 - nilai3 * b), RGB(0, 0, 0) Next a Next b x = x + 1 ' Print #ifileno2, x & " " & txtdisplay.text If a0 = 0 And nilai >= 1 Then Text8.Text = Text8.Text + 1 End If If a1 = 0 And nilai2 >= 1 Then Text7.Text = Text7.Text + 1 End If If a2 = 0 And nilai3 >= 1 Then Text6.Text = Text6.Text + 1 End If a0 = nilai a1 = nilai2 a2 = nilai3 End If If EOF(ifileno2) Then akhir: ' MsgBox "Pengukuran telah selesai" Timer1.Enabled = False tmrtimer.enabled = False Timer1.Enabled = False 47

62 Command1.Caption = "Start" Close #ifileno2 End If 'akhir: 'Close #ifileno End Sub Private Sub tmrtimer_timer() ' txtdisplay.text = MSComm1.Input ' Text4.Text = txtdisplay.text ' Text5.Text = MSComm1.Input ' If Text4.Text <> "" Then ' tmrtimer.enabled = False ' Timer1.Enabled = False ' End If ifileno1 = FreeFile Open "sementara.txt" For Output As #ifileno1 Print #ifileno1, txtdisplay.text Close #ifileno1 'MSComm1.Output = "1" End Sub 48

63 Lampiran 11. Data Kinerja Traktor Uji pada Landasan Beton dengan Bahan Bakar Solar Ulanga n Penguj ian Traktor Beban Trans misi rpm Data Traktor Uji Data dari Handy Strain Meter Beban Beban Drawbar Jarak 5 putaran Waktu Jarak 5 putaran Slip Slip Ratarata tarikan tarikan power (tanpa beban) Tempuh (beban) V Ratarata Kanan Kiri Operasi Kanan Kiri Kanan Kiri m m det m m m/det % % % Kg N W 1 8,8 8,9 9,76 4,25 4,21 0,43 51,70 52,70 52, ,4 131, ,34 557,07 2 L ,8 8,9 11,43 4,10 4,20 0,36 53,41 52,81 53, ,0 114, ,67 407,98 3 8,8 8,9 11,66 4,14 4,24 0,36 52,95 52,36 52, ,8 102, ,33 360,91 1 8,8 8,9 9,47 4,85 4,81 0,51 44,89 45,96 45, , ,43 524,02 2 L ,8 8,9 9,68 5,00 5,10 0,52 43,18 42,70 42, ,4 109, ,62 560,10 3 8,8 8,9 8,86 5,20 5,30 0,59 40,91 40,45 40, ,6 115, ,22 672,67 1 8,8 8,9 9,13 7,05 7,03 0,77 19,89 21,01 20, ,6 131, ,19 994,08 2 L ,8 8,9 8,23 5,79 5,85 0,71 34,20 34,27 34, ,2 107, ,53 742,90 3 8,8 8,9 9,39 6,58 6,53 0,70 25,23 26,63 25, ,6 103, ,73 711,86 1 8,8 8,9 8,84 6,09 6,19 0,69 30,80 30,45 30, ,8 74,91 734,87 510,42 2 L ,8 8,9 7,59 7,25 7,35 0,96 17,61 17,42 17, ,08 854,21 821,57 3 8,8 8,9 8,09 7,20 7,23 0,89 18,18 18,76 18, ,8 102, ,33 895,71 1 8,8 8,9 8,39 7,23 7,23 0,86 17,84 18,76 18, ,4 87,86 861,90 742,74 2 L ,8 8,9 7,74 7,39 7,50 0,96 16,02 15,73 15, ,08 854,21 821,65 3 8,8 8,9 7,28 7,98 7,90 1,09 9,32 11,24 10, ,6 96,10 942, ,

64 Lampiran 12. Data Kinerja Traktor Uji pada Landasan Tanah dengan Bahan Bakar Solar Ulang an Peng ujian Traktor Beban Trans misi rpm Jarak 5 putaran roda (tanpa Waktu Tempuh Data Traktor Uji Jarak 5 putaran roda V Slip Data dari Handy Strain Meter beban) (beban) Operasi Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri m m det m m m/det % % % Kg N W 1 8,8 8,9 6,65 3,79 3,37 0,54 56,93 62,13 59, ,2 83,54 819,56 441,21 2 8,8 8,9 6,43 3,38 3,65 0,55 61,59 58,99 60, ,8 72,95 715,63 391,20 L ,8 8,9 7,09 3,83 3,80 0,54 56,48 57,30 56, ,8 74,91 734,87 395,42 4 8,8 8,9 6,79 3,80 3,75 0,56 56,82 57,87 57, ,6 121, ,96 663,24 1 8,8 8,9 6,90 5,87 5,85 0,85 33,30 34,27 33, ,4 93,75 919,65 781,03 2 8,8 8,9 6,28 5,68 5,61 0,90 35,45 36,97 36, ,6 84,33 827,26 743,61 L ,8 8,9 7,39 5,25 5,36 0,72 40,34 39,78 40, ,6 82,37 808,01 580,04 4 8,8 8,9 7,59 5,16 5,2 0,68 41,36 41,57 41, ,2 114, ,52 769,50 1 8,8 8,9 8,01 5,68 5,72 0,71 35,45 35,73 35, ,6 80,40 788,77 561,29 2 8,8 8,9 6,05 5,59 5,65 0,93 36,48 36,52 36, ,4 95,71 938,89 872,16 L ,8 8,9 6,81 5,92 5,95 0,87 32,73 33,15 32, ,8 92,57 908,10 791,42 4 8,8 8,9 7,13 6,23 6,21 0,87 29,2 30,22 29, ,4 95,71 938,89 819,06 1 8,8 8,9 7,91 5,97 5,96 0,75 32,16 33,03 32, ,2 101,20 992,79 748,67 2 8,8 8,9 8,35 6,05 6,25 0,74 31,25 29,78 30, ,2 77,66 761,82 561,10 L ,8 8,9 7,25 5,89 5,95 0,82 33,07 33,15 33, ,2 89,43 877,30 716,36 4 8,8 8,9 7,23 7,08 7,03 0,98 19,55 21,01 20, , ,70 871,09 1 8,8 8,9 7,19 7,05 7,15 0,99 19,89 19,66 19, ,6 98,06 961,99 949,95 2 8,8 8,9 7,09 7,15 7,23 1,01 18,75 18,76 18, ,0 89,04 873,45 885,77 L ,8 8,9 7,45 7,19 7,25 0,97 18,30 18,54 18, ,4 70,20 688,68 667,42 4 8,8 8,9 7,25 7,27 7,30 1,00 17,39 17,98 17, ,4 87,86 861,90 866,07 1 8,8 8,9 7,50 8,02 8,07 1,07 8,86 9,33 9, ,6 86,29 846,51 908,02 2 8,8 8,9 7,63 8,27 8,21 1,08 6,02 7,75 6, ,8 82,76 811,86 876,77 L ,8 8,9 7,05 8,15 8,19 1,16 7,39 7,98 7, ,19 796,46 922,99 4 8,8 8,9 6,58 8,03 8,12 1,23 8,75 8,76 8, ,6 82,37 808,01 991,60 47 Slip Ratarata 1 Ratarata Beban tarikan Beban tarikan Drawbar power

65 Lampiran 13. Data Kinerja Traktor Uji pada Landasan Beton dengan Bahan Minyak Nyamplung Ulang an Pengu jian Trans misi Traktor Beban rpm Data Traktor Uji Data dari Handy Strain Meter Beban Beban Drawbar Jarak 5 putaran Waktu Jarak 5 putaran Slip Slip Ratarata tarikan tarikan power (tanpa beban) Tempuh (beban) V Ratarata Kanan Kiri Operasi Kanan Kiri Kanan Kiri m m det m m m/det % % % Kg N W 1 8,80 8,90 8,39 3,91 3,89 0,46 55,57 56,29 55, ,20 128, ,25 586,74 2 L ,80 8,90 8,38 3,87 3,85 0,46 56,02 56,74 56, ,40 123, ,35 556,59 3 8,80 8,90 8,46 3,80 3,77 0,45 56,82 57,64 57, ,20 109, ,77 478,62 1 8,80 8,90 8,73 6,00 5,93 0,68 31,82 33,37 32, ,60 115, ,22 775,67 2 L ,80 8,90 8,62 5,39 5,35 0,62 38,75 39,89 39, ,60 107, ,23 659,24 3 8,80 8,90 7,88 5,90 5,86 0,75 32,95 34,16 33, ,20 118, ,01 870,07 1 8,80 8,90 8,44 6,46 6,42 0,76 26,59 27,87 27, ,20 103, ,03 772,21 2 L ,80 8,90 8,63 6,75 6,70 0,78 23,30 24,72 24, ,40 123, ,35 941,62 3 8,80 8,90 7,45 6,57 6,50 0,88 25,34 26,97 26, ,20 114, ,52 989,04 1 8,80 8,90 7,72 6,84 6,74 0,88 22,27 24,27 23, ,60 123, , ,17 2 L ,80 8,90 7,69 6,79 6,69 0,88 22,84 24,83 23, ,60 111, ,72 961,24 3 8,80 8,90 8,34 6,33 6,23 0,75 28,07 30,00 29, ,60 119, ,71 883,80 1 8,80 8,90 7,85 7,93 7,90 1,01 9,89 11,24 10, ,20 109, , ,63 2 L ,80 8,90 8,17 7,36 7,26 0,89 16,36 18,43 17, ,20 116, , ,05 3 8,80 8,90 8,07 7,55 7,53 0,93 14,20 15,39 14, ,00 102, ,18 941,

66 Lampiran 14. Data Kinerja Traktor Uji pada Landasan Tanah dengan Bahan Minyak Nyamplung Ulang an Pengu jian Trans misi Traktor Beban rpm Data Traktor Uji Data dari Handy Strain Meter Beban Beban Drawbar Jarak 5 putaran Waktu Jarak 5 putaran Slip Slip Ratarata tarikan tarikan power (tanpa beban) Tempuh (beban) V Ratarata Kanan Kiri Operasi Kanan Kiri Kanan Kiri m m det m m m/det % % % Kg N W 1 8,80 8,90 8,70 3,98 3,95 0,46 54,77 55,62 55, ,80 125, ,30 562,98 2 L ,80 8,90 7,30 4,00 3,95 0,54 54,55 55,62 55, ,60 109, ,47 586,71 3 8,80 8,90 7,70 4,02 4,00 0,52 54,32 55,06 54, ,20 122, ,51 627,28 1 8,80 8,90 6,70 5,40 5,30 0,80 38,64 40,45 39, ,80 116, ,06 909,55 2 L ,80 8,90 7,50 5,80 5,70 0,77 34,09 35,96 35, ,00 122, ,66 920,50 3 8,80 8,90 7,80 5,76 5,72 0,74 34,55 35,73 35, ,40 121, ,11 875,06 1 8,80 8,90 7,60 6,55 6,50 0,86 25,57 26,97 26, ,00 110, ,17 931,68 2 L ,80 8,90 7,30 6,20 6,18 0,85 29,55 30,56 30, ,20 111, ,02 923,43 3 8,80 8,90 8,14 6,87 6,77 0,84 21,93 23,93 22, ,60 113, ,97 935,00 1 8,80 8,90 7,35 6,74 4,71 0,78 23,41 47,08 35, ,40 117, ,61 896,23 2 L ,80 8,90 8,35 7,23 7,20 0,86 17,84 19,10 18, ,60 111, ,72 947,65 3 8,80 8,90 7,48 6,27 6,25 0,84 28,75 29,78 29, ,60 111, ,72 917,84 1 8,80 8,90 7,81 7,92 7,87 1,01 10,00 11,57 10, ,00 104, , ,61 2 L ,80 8,90 8,82 7,56 7,46 0,85 14,09 16,18 15, ,40 107, ,38 897,77 3 8,80 8,90 8,28 7,70 7,60 0,92 12,50 14,61 13, ,80 100,42 985,09 910,

3.1. Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

3.1. Waktu dan Tempat Bahan dan Alat III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan Maret hingga bulan September 2011 bertempat di Bengkel Teknik Mesin Budidaya Pertanian, Leuwikopo dan lahan percobaan Departemen Teknik

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Motor Bakar Diesel

TINJAUAN PUSTAKA Motor Bakar Diesel II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Motor Bakar Diesel 2.1.1. Sejarah Ide pertama yang mendasari operasi dan konstruksi motor bakar internal adalah gerakan peluru pada laras senjata api. Laras senjata dianggap sebagai

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT

METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT III. METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2009 bertempat di Bengkel Teknik Mesin Budidaya Pertanian Bengkel Metanium, Leuwikopo, dan lahan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kalibrasi Load Cell & Instrumen Hasil kalibrasi yang telah dilakukan untuk pengukuran jarak tempuh dengan roda bantu kelima berjalan baik dan didapatkan data yang sesuai, sedangkan

Lebih terperinci

Evaluasi Kinerja Tarik Traktor Tangan Dengan Bahan Bakar Minyak Kelapa Murni

Evaluasi Kinerja Tarik Traktor Tangan Dengan Bahan Bakar Minyak Kelapa Murni Technical Paper Evaluasi Kinerja Tarik Traktor Tangan Dengan Bahan Bakar Minyak Kelapa Murni Performance evaluation of the hand tractor pull with pure coconut oil fuel Desrial 1, Y. Aris Purwanto 2 dan

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENGUKURAN VISKOSITAS Viskositas merupakan nilai kekentalan suatu fluida. Fluida yang kental menandakan nilai viskositas yang tinggi. Nilai viskositas ini berbanding terbalik

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni hingga bulan Agustus 2010 di Laboratorium Lapangan Departemen Teknik Pertanian, Leuwikopo, IPB. 3.2 PARAMETER

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA DAYA POROS MOTOR DIESEL BERBAHAN BAKAR MINYAK KELAPA MENGGUNAKAN WATER BRAKE DYNAMOMETER YANG SUDAH DIMODIFIKASI

EVALUASI KINERJA DAYA POROS MOTOR DIESEL BERBAHAN BAKAR MINYAK KELAPA MENGGUNAKAN WATER BRAKE DYNAMOMETER YANG SUDAH DIMODIFIKASI EVALUASI KINERJA DAYA POROS MOTOR DIESEL BERBAHAN BAKAR MINYAK KELAPA MENGGUNAKAN WATER BRAKE DYNAMOMETER YANG SUDAH DIMODIFIKASI Oleh : PRAMUDITYA AZIZ FATIHA F14053142 2009 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENGUJIAN PENDAHULUAN Pengujian ini bertujuan untuk merancang tingkat slip yang terjadi pada traktor tangan dengan cara pembebanan engine brake traktor roda empat. Pengujian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 PENGUKURAN VISKOSITAS MINYAK NYAMPLUNG Nilai viskositas adalah nilai yang menunjukan kekentalan suatu fluida. semakin kental suatu fuida maka nilai viskositasnya semakin besar,

Lebih terperinci

IV. PERANCANGANDAN PEMBUATAN INSTRUMENTASI PENGUKURAN SLIP RODA DAN KECEPATAN

IV. PERANCANGANDAN PEMBUATAN INSTRUMENTASI PENGUKURAN SLIP RODA DAN KECEPATAN IV. PERANCANGANDAN PEMBUATAN INSTRUMENTASI PENGUKURAN SLIP RODA DAN KECEPATAN 4.1. Kriteria Perancangan Pada prinsipnya suatu proses perancangan terdiri dari beberapa tahap atau proses sehingga menghasilkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pembuatan Alat 3.1.1 Waktu dan Tempat Pembuatan alat dilaksanakan dari bulan Maret 2009 Mei 2009, bertempat di bengkel Laboratorium Alat dan Mesin Budidaya Pertanian, Leuwikopo,

Lebih terperinci

Rancang Bangun dan Uji Kinerja Dinamometer Tipe Rem Cakram

Rancang Bangun dan Uji Kinerja Dinamometer Tipe Rem Cakram Rancang Bangun dan Uji Kinerja Dinamometer Tipe Rem Cakram Desrial 1), Y. Aris Purwanto 1) dan Ahmad S. Hasibuan 1) 1) Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, FATETA, IPB. Email: desrial@ipb.ac.id, Tlp.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 WAKTU DAN TEMPAT Penelitian dilaksanakan pada Bulan Mei sampai bulan Agustus 2010. Bertempat di Laboratorium Pengawasan Mutu, Departemen Teknologi Industri Pertanian, dan Bengkel

Lebih terperinci

MODIFIKASI INSTRUMEN PENGUKUR GAYA TARIK (PULL) DAN KECEPATAN MAJU TRAKTOR RODA 2

MODIFIKASI INSTRUMEN PENGUKUR GAYA TARIK (PULL) DAN KECEPATAN MAJU TRAKTOR RODA 2 MODIFIKASI INSTRUMEN PENGUKUR GAYA TARIK (PULL) DAN KECEPATAN MAJU TRAKTOR RODA 2 Oleh : Galisto A. Widen F14101121 2006 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian BAB III METODOLOGI PENGUJIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Pengujian MULAI STUDI PUSTAKA PERSIAPAN MESIN UJI PEMERIKSAAN DAN PENGESETAN MESIN KONDISI MESIN VALIDASI ALAT UKUR PERSIAPAN PENGUJIAN PEMASANGAN

Lebih terperinci

Kriteria Roda Besi Standar Roda Besi Modifikasi Roda Besi Lengkung. Bahan Pembuat Rim Besi Behel Ø 16 mm Besi Behel Ø 16 mm Besi Behel Ø 16 mm

Kriteria Roda Besi Standar Roda Besi Modifikasi Roda Besi Lengkung. Bahan Pembuat Rim Besi Behel Ø 16 mm Besi Behel Ø 16 mm Besi Behel Ø 16 mm LAMPIRAN 48 Lampiran 1. Spesifikasi roda besi yang diuji Kriteria Roda Besi Standar Roda Besi Modifikasi Roda Besi Lengkung Diameter Rim 900 mm 452 mm 700 mm Jumlah Rim 2 buah 2 buah 2 buah Lebar Rim 220

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KONDISI LINTASAN UJI Tanah yang digunakan untuk pengujian kinerja traktor tangan Huanghai DF-12L di Laboratorium Lapangan Departemen Teknik Pertanian, Leuwikopo, IPB adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan April hingga bulan September 2012 di Laboratorium Lapang Siswadhi Soepardjo, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas

Lebih terperinci

A. MOTOR BAKAR DIESEL

A. MOTOR BAKAR DIESEL II TINJAUAN PUSTAKA A. MOTOR BAKAR DIESEL 1. Pengertian Umum Motor bakar adalah suatu mesin kalor yang mengubah energi termal menjadi energi mekanik. Dengan kata lain, motor bakar adalah alat mekanis yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Didalam melakukan pengujian diperlukan beberapa tahapan agar dapat berjalan lancar, sistematis dan sesuai dengan prosedur dan literatur

Lebih terperinci

DESAIN DAN PENGUJIAN RODA BESI LAHAN KERING UNTUK TRAKTOR 2- RODA 1 (Design and Testing of Upland Iron Wheel for Hand Tractor)

DESAIN DAN PENGUJIAN RODA BESI LAHAN KERING UNTUK TRAKTOR 2- RODA 1 (Design and Testing of Upland Iron Wheel for Hand Tractor) DESAIN DAN PENGUJIAN RODA BESI LAHAN KERING UNTUK TRAKTOR 2- RODA 1 (Design and Testing of Upland Iron Wheel for Hand Tractor) Radite P.A.S 2, Wawan Hermawan, Adhi Soembagijo 3 ABSTRAK Traktor tangan atau

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ELEMEN PEMANAS BAHAN BAKAR MINYAK KELAPA UNTUK MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN MEMANFAATKAN PANAS GAS BUANG. Oleh: MIFTAHUDDIN F

RANCANG BANGUN ELEMEN PEMANAS BAHAN BAKAR MINYAK KELAPA UNTUK MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN MEMANFAATKAN PANAS GAS BUANG. Oleh: MIFTAHUDDIN F RANCANG BANGUN ELEMEN PEMANAS BAHAN BAKAR MINYAK KELAPA UNTUK MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN MEMANFAATKAN PANAS GAS BUANG Oleh: MIFTAHUDDIN F14104109 2009 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN A Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Desember 2010 Pembuatan prototipe hasil modifikasi dilaksanakan di Bengkel Departemen Teknik

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TANAMAN NYAMPLUNG Tanaman nyamplung (Gambar 1) dapat ditemukan di Madagaskar, Afrika Timur, Asia Selatan dan Tenggara, Kepulauan Pasifik, Hindia Barat, dan Amerika Selatan. Tumbuhan

Lebih terperinci

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS ANDITYA YUDISTIRA 2107100124 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. H D Sungkono K, M.Eng.Sc Kemajuan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Identifikasi Kendaraan Gambar 4.1 Yamaha RX Z Spesifikasi Yamaha RX Z Mesin : - Tipe : 2 Langkah, satu silinder - Jenis karburator : karburator jenis piston - Sistem Pelumasan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Desember 2009 bertempat di Bengkel Teknik Mesin Budidaya Pertanian, Departemen Teknik Pertanian IPB.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan Desember 2009 bertempat di Bengkel Teknik Mesin Budidaya Pertanian, Leuwikopo, Departemen

Lebih terperinci

TRAITOR DEUTZ D 7206 DAN TRAKTOR VAHAIAR YM 330 DT

TRAITOR DEUTZ D 7206 DAN TRAKTOR VAHAIAR YM 330 DT TRAITOR DEUTZ D 7206 DAN TRAKTOR VAHAIAR YM 330 DT PADA BEBERAPA IIQNDISI JALAN DWI SUGIARTO F 26. 0121 1994 FAKULTAS TEKNOLOGl PERTANIAN INSTlTUf PERTANIAN BOGOR B O G O R Dwi Sugiarto. F 26.0121. Uji

Lebih terperinci

PENGUJIAN TAHANAN TARIK (DRAFT) BAJAK SUBSOIL GETAR TIPE LENGKUNG PARABOLIK SKRIPSI

PENGUJIAN TAHANAN TARIK (DRAFT) BAJAK SUBSOIL GETAR TIPE LENGKUNG PARABOLIK SKRIPSI PENGUJIAN TAHANAN TARIK (DRAFT) BAJAK SUBSOIL GETAR TIPE LENGKUNG PARABOLIK SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

SKRIPSI UJI KINERJA TARIK TRAKTOR TANGAN YANMAR BROMO DX YANG DILENGKAPI PEMANAS BAHAN BAKAR DENGAN BAHAN BAKAR MINYAK KELAPA

SKRIPSI UJI KINERJA TARIK TRAKTOR TANGAN YANMAR BROMO DX YANG DILENGKAPI PEMANAS BAHAN BAKAR DENGAN BAHAN BAKAR MINYAK KELAPA SKRIPSI UJI KINERJA TARIK TRAKTOR TANGAN YANMAR BROMO DX YANG DILENGKAPI PEMANAS BAHAN BAKAR DENGAN BAHAN BAKAR MINYAK KELAPA Oleh: FANDRA WIRATAMA F14052107 2009 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

TRAITOR DEUTZ D 7206 DAN TRAKTOR VAHAIAR YM 330 DT

TRAITOR DEUTZ D 7206 DAN TRAKTOR VAHAIAR YM 330 DT TRAITOR DEUTZ D 7206 DAN TRAKTOR VAHAIAR YM 330 DT PADA BEBERAPA IIQNDISI JALAN DWI SUGIARTO F 26. 0121 1994 FAKULTAS TEKNOLOGl PERTANIAN INSTlTUf PERTANIAN BOGOR B O G O R Dwi Sugiarto. F 26.0121. Uji

Lebih terperinci

Adapun spesifikasi traktor yang digunakan dalam penelitian:

Adapun spesifikasi traktor yang digunakan dalam penelitian: Lampiran 1. Spesifikasi traktor pengujian Spesifikasi Traktor Pengujian Adapun spesifikasi traktor yang digunakan dalam penelitian: Merk/Type Kubota B6100 Tahun pembuatan 1981 Bahan bakar Diesel Jumlah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Motor Bakar. Motor bakar torak merupakan internal combustion engine, yaitu mesin yang fluida kerjanya dipanaskan dengan pembakaran bahan bakar di ruang mesin tersebut. Fluida

Lebih terperinci

Sistem bahan bakar Sistem pelumasan

Sistem bahan bakar Sistem pelumasan Sistem bahan bakar a. Sistem bahan bakar pada motor bensin Berfungsi untuk : 1. Mengatur perbandingan campuran bahan bakar dan udara 2. Mengatur jumlah pemasukan bahan bakar dan udara ke silinder 3. Merubah

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Pengujian BAB III PROSEDUR PENGUJIAN Start Studi pustaka Pembuatan mesin uji Persiapan Pengujian 1. Persiapan dan pengesetan mesin 2. Pemasangan alat ukur 3. Pemasangan sensor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Tempat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berada di Motocourse Technology (Mototech) Jl. Ringroad Selatan, Kemasan, Singosaren, Banguntapan,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. nabati lebih dari 5 %. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. nabati lebih dari 5 %. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan Presiden No 5 tahun 2006 menyatakan bahwa pada tahun 2025 ditargetkan tercapai komposisi sumber energi yang optimal dengan bahan bakar nabati lebih dari 5 %.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2011 hingga bulan November 2011. Desain, pembuatan model dan prototipe rangka unit penebar pupuk dilaksanakan

Lebih terperinci

KINERJA DITCHER DENGAN PENGERUK TANAH UNTUK BUDIDAYA TEBU LAHAN KERING. Oleh : ARI SEMBODO F

KINERJA DITCHER DENGAN PENGERUK TANAH UNTUK BUDIDAYA TEBU LAHAN KERING. Oleh : ARI SEMBODO F KINERJA DITCHER DENGAN PENGERUK TANAH UNTUK BUDIDAYA TEBU LAHAN KERING Oleh : ARI SEMBODO F14101098 2006 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR KINERJA DITCHER DENGAN PENGERUK TANAH

Lebih terperinci

DESAIN DAN UJI PERFORMANSI RODA SIRIP LENGKUNG TRAKTOR TANGAN UNTUK PENGOLAHAN TANAH DI LAHAN KERING

DESAIN DAN UJI PERFORMANSI RODA SIRIP LENGKUNG TRAKTOR TANGAN UNTUK PENGOLAHAN TANAH DI LAHAN KERING DESAIN DAN UJI PERFORMANSI RODA SIRIP LENGKUNG TRAKTOR TANGAN UNTUK PENGOLAHAN TANAH DI LAHAN KERING Design and Performance Test of the Curve Wheel Lug of Hand Tractor to Soil Processing at Dry Area Agricultural

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Kegiatan penelitian yang meliputi perancangan, pembuatan prototipe mesin penanam dan pemupuk jagung dilakukan di Laboratorium Teknik Mesin Budidaya

Lebih terperinci

Evaluasi Kinerja Tarik Traktor Pertanian dengan Bahan Bakar Cocodiesel 1

Evaluasi Kinerja Tarik Traktor Pertanian dengan Bahan Bakar Cocodiesel 1 Evaluasi Kinerja Tarik Traktor Pertanian dengan Bahan Bakar Cocodiesel 1 Desrial 2 dan Syahriful Anami ABSTRAK Cocodiesel (Coconut Methyl Ester, CME) merupakan bahan bakar biodiesel yang bahan bakunya

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. uji yang digunakan adalah sebagai berikut.

III. METODOLOGI PENELITIAN. uji yang digunakan adalah sebagai berikut. III. METODOLOGI PENELITIAN 3. Alat dan Bahan Pengujian. Motor bensin 4-langkah 50 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4- langkah 50 cc, dengan merk Yamaha Vixion. Adapun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. WAKTU DAN TEMPAT Kegiatan Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juni hingga Desember 2011 dan dilaksanakan di laboratorium lapang Siswadhi Soepardjo (Leuwikopo), Departemen

Lebih terperinci

UJI KINERJA ALAT KEPRAS TEBU TIPE PIRINGAN BERPUTAR (KEPRAS PINTAR) PROTOTIPE-2 RIKKY FATURROHIM F

UJI KINERJA ALAT KEPRAS TEBU TIPE PIRINGAN BERPUTAR (KEPRAS PINTAR) PROTOTIPE-2 RIKKY FATURROHIM F UJI KINERJA ALAT KEPRAS TEBU TIPE PIRINGAN BERPUTAR (KEPRAS PINTAR) PROTOTIPE-2 RIKKY FATURROHIM F14104084 2009 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR vii UJI

Lebih terperinci

PRESTASI MOTOR BENSIN HONDA KARISMA 125 CC TERHADAP BAHAN BAKAR BIOGASOLINE, GAS LPG DAN ASETILEN

PRESTASI MOTOR BENSIN HONDA KARISMA 125 CC TERHADAP BAHAN BAKAR BIOGASOLINE, GAS LPG DAN ASETILEN Jakarta, 26 Januari 2013 PRESTASI MOTOR BENSIN HONDA KARISMA 125 CC TERHADAP BAHAN BAKAR BIOGASOLINE, GAS LPG DAN ASETILEN Nama : Gani Riyogaswara Npm : 20408383 Fakultas : Teknologi Industri Jurusan :

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC Riza Bayu K. 2106.100.036 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. H.D. Sungkono K,M.Eng.Sc

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Nopember 2010 September 2011. Perancangan dan pembuatan prototipe serta pengujian mesin kepras tebu dilakukan di Laboratorium Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitiannya adalah tentang perbandingan premium etanol dengan pertamax untuk mengetahui torsi daya, emisi gas buang dan konsumsi bahan bakar untuk

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE)

ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE) ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE) SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik FAISAL RIZA.SURBAKTI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART 4.1. Analisa Performa Perhitungan ulang untuk mengetahui kinerja dari suatu mesin, apakah kemampuan

Lebih terperinci

SKRIPSI DESAIN RODA BESI BERSIRIP GERAK DENGAN MEKANISME SIRIP BERPEGAS UNTUK LAHAN SAWAH DI CIANJUR. Oleh: GINA AGUSTINA F

SKRIPSI DESAIN RODA BESI BERSIRIP GERAK DENGAN MEKANISME SIRIP BERPEGAS UNTUK LAHAN SAWAH DI CIANJUR. Oleh: GINA AGUSTINA F SKRIPSI DESAIN RODA BESI BERSIRIP GERAK DENGAN MEKANISME SIRIP BERPEGAS UNTUK LAHAN SAWAH DI CIANJUR Oleh: GINA AGUSTINA F14102037 2006 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR DESAIN RODA

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH PEMANASAN AWAL BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN MOTOR DIESEL SATU SILINDER

ANALISA PENGARUH PEMANASAN AWAL BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN MOTOR DIESEL SATU SILINDER ANALISA PENGARUH PEMANASAN AWAL BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN MOTOR DIESEL SATU SILINDER Imron Rosyadi Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sultan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN.. DYNAMOMETER TIPE REM CAKERAM HASIL RANCANGAN Dynamometer adalah alat untuk mengukur gaya dan torsi. Dengan torsi dan putaran yang dihasilkan sebuah mesin dapat dihitung kekuatan

Lebih terperinci

PERFORMANSI TRAKTOR TANGAN RODA DUA MODIFIKASI MENJADI RODA EMPAT MULTIFUNGSI (PENGOLAHAN DAN PENYIANGAN) UNTUK KACANG TANAH DI KABUPATEN LOMBOK BARAT

PERFORMANSI TRAKTOR TANGAN RODA DUA MODIFIKASI MENJADI RODA EMPAT MULTIFUNGSI (PENGOLAHAN DAN PENYIANGAN) UNTUK KACANG TANAH DI KABUPATEN LOMBOK BARAT Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.5, No. 1, Maret 217 PERFORMANSI TRAKTOR TANGAN RODA DUA MODIFIKASI MENJADI RODA EMPAT MULTIFUNGSI (PENGOLAHAN DAN PENYIANGAN) UNTUK KACANG TANAH DI KABUPATEN

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI PERBANDINGAN BAHAN BAKAR SOLAR-BIODIESEL (MINYAK JELANTAH) TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR DIESEL

PENGARUH VARIASI PERBANDINGAN BAHAN BAKAR SOLAR-BIODIESEL (MINYAK JELANTAH) TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR DIESEL PENGARUH VARIASI PERBANDINGAN BAHAN BAKAR SOLAR-BIODIESEL (MINYAK JELANTAH) TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR DIESEL SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memproleh Gelar Sarjana Teknik IKHSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai salah satu negara yang berbasis pertanian umumnya memiliki usaha tani keluarga skala kecil dengan petakan lahan yang sempit. Usaha pertanian ini terutama

Lebih terperinci

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA TUGAS AKHIR PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA Disusun : JOKO BROTO WALUYO NIM : D.200.92.0069 NIRM : 04.6.106.03030.50130 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

ANALISIS VARIASI TEKANAN PADA INJEKTOR TERHADAP PERFORMANCE (TORSI DAN DAYA ) PADA MOTOR DIESEL

ANALISIS VARIASI TEKANAN PADA INJEKTOR TERHADAP PERFORMANCE (TORSI DAN DAYA ) PADA MOTOR DIESEL ANALISIS VARIASI TEKANAN PADA INJEKTOR TERHADAP PERFORMANCE (TORSI DAN DAYA ) PADA MOTOR DIESEL Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Janabadra Yogyakarta e-mail : ismanto_ujb@yahoo.com

Lebih terperinci

HANDTRACTOR QUICK BOXER G1000

HANDTRACTOR QUICK BOXER G1000 HANDTRACTOR QUICK BOXER G1000 Spesifikasi: TRAKTOR TANGAN Merk/Model QUICK / G 1000 BOXER Kecepatan 1 Kecepatan Maju (2 ganti jalur pulley) Transmisi Kombinasi (Gear- Chain) / 4 Tingkat Gear Case Penggerak

Lebih terperinci

Uji Kinerja Traktor Roda Empat Tipe Iseki TG5470 Untuk Pengolahan Tanah Menggunakan Bajak Rotari Pada Lahan Lempung Berpasir

Uji Kinerja Traktor Roda Empat Tipe Iseki TG5470 Untuk Pengolahan Tanah Menggunakan Bajak Rotari Pada Lahan Lempung Berpasir Uji Kinerja Traktor Roda Empat Tipe Iseki TG5470 Untuk Pengolahan Tanah Menggunakan Bajak Rotari Pada Lahan Lempung Berpasir Bobby Wirasantika*, Wahyunanto Agung Nugroho, Bambang Dwi Argo Jurusan Keteknikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Nabati Minyak nabati adalah sejenis minyak yang terbuat dari tumbuhan. Digunakan dalam makanan dan memasak. Beberapa jenis minyak nabati yang biasa digunakan ialah minyak

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Januari hingga November 2011, yang bertempat di Laboratorium Sumber Daya Air, Departemen Teknik Sipil dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Motor bakar adalah suatu tenaga atau bagian kendaran yang mengubah energi termal menjadi energi mekanis. Energi itu sendiri diperoleh dari proses pembakaran. Pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitiannya adalah tetang perbandingan Premium ethanol dengan Pertalite untuk mengetahui perbandingan torsi, daya, emisi gas buang dan konsumsi bahan

Lebih terperinci

TRAKTOR RODA-4. Klasifikasi. trakor roda-4. Konstruksi. Penggunaan traktor di pertanian

TRAKTOR RODA-4. Klasifikasi. trakor roda-4. Konstruksi. Penggunaan traktor di pertanian TRAKTOR RODA-4 Klasifikasi traktor roda-4 Konstruksi trakor roda-4 Penggunaan traktor di pertanian Klasifikasi Berdasarkan Daya Penggerak (FWP = fly wheel power) 1. Traktor kecil (

Lebih terperinci

Lampiran 1. Log book pelaksanaan penelitian

Lampiran 1. Log book pelaksanaan penelitian LAMPIRAN 34 Lampiran 1. Log book pelaksanaan penelitian Nama : Banu Aji Imantara NIM / Departemen : F14070087 / Teknik Mesin dan Biosistem Periode Penelitian : Maret September 2011 Judul Penelitian : Uji

Lebih terperinci

KAJIAN PERFORMANSI MESIN DIESEL STASIONER SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR CAMPURAN BIODIESEL SESAMUM INDICUM

KAJIAN PERFORMANSI MESIN DIESEL STASIONER SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR CAMPURAN BIODIESEL SESAMUM INDICUM KAJIAN PERFORMANSI MESIN DIESEL STASIONER SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR CAMPURAN BIODIESEL SESAMUM INDICUM Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik ARTHUR K.M. BINTANG

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan september 2011 hingga desember 2011, yang bertempat di Laboratorium Energi dan Elektrifikasi Departemen

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data 26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Instalasi Pengujian Pengujian dengan memanfaatkan penurunan temperatur sisa gas buang pada knalpot di motor bakar dengan pendinginan luar menggunakan beberapa alat dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyamplung Nyamplung memiliki sebaran yang luas di dunia, dari Afrika, India, Asia Tenggara, Australia Utara, dan lain-lain. Karakteristik pohon nyamplung bertajuk rimbun-menghijau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TRAKTOR TANGAN Traktor tangan (hand tractor) merupakan sumber penggerak dari implemen (peralatan) pertanian. Traktor tangan ini digerakkan oleh motor penggerak dengan daya yang

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENGARUH TEMPERATUR SOLAR DAN BIODIESEL TERHADAP PERFORMA MESIN DIESEL DIRECT INJECTION PUTARAN KONSTAN

PERBANDINGAN PENGARUH TEMPERATUR SOLAR DAN BIODIESEL TERHADAP PERFORMA MESIN DIESEL DIRECT INJECTION PUTARAN KONSTAN PERBANDINGAN PENGARUH TEMPERATUR SOLAR DAN BIODIESEL TERHADAP PERFORMA MESIN DIESEL DIRECT INJECTION PUTARAN KONSTAN 1 ) 2) 2) Murni, Berkah Fajar, Tony Suryo 1). Mahasiswa Magister Teknik Mesin Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian Pada penelitian ini, bahan yang digunakan dalam proses penelitian diantaranya adalah : 3.1.1. Mesin Diesel Mesin diesel dengan merk JIANGDONG R180N 4 langkah

Lebih terperinci

Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4-

Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4- III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian. Spesifikasi Sepeda Motor 4-langkah Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4- langkah. Adapun spesifikasi dari mesin uji

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran METDE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Sebagian besar sumber bahan bakar yang digunakan saat ini adalah bahan bakar fosil. Persediaan sumber bahan bakar fosil semakin menurun dari waktu ke waktu. Hal ini

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. langkah 110 cc, dengan merk Yamaha Jupiter Z. Adapun spesifikasi mesin uji

METODOLOGI PENELITIAN. langkah 110 cc, dengan merk Yamaha Jupiter Z. Adapun spesifikasi mesin uji 4 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 0 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4- langkah 0 cc, dengan merk Yamaha

Lebih terperinci

BAB I KOMPONEN UTAMA SEPEDA MOTOR

BAB I KOMPONEN UTAMA SEPEDA MOTOR BAB I KOMPONEN UTAMA SEPEDA MOTOR Sepeda motor terdiri dari beberapa komponen dasar. Bagaikan kita manusia, kita terdiri atas beberapa bagian, antara lain bagian rangka, pencernaan, pengatur siskulasi

Lebih terperinci

1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 110 cc. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah sepeda motor

1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 110 cc. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah sepeda motor 5 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 0 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah sepeda motor bensin 4-langkah 0 cc, dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2010 sampai dengan bulan Agustus 2010. Tempat penelitian dilaksanakan dibeberapa tempat sebagai berikut. 1) Laboratorium

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM PEMANENAN TEBU (Saccharum officinarum L.) YANG OPTIMAL DI PG. JATITUJUH, MAJALENGKA, JAWA BARAT. Oleh: VIDY HARYANTI F

ANALISA SISTEM PEMANENAN TEBU (Saccharum officinarum L.) YANG OPTIMAL DI PG. JATITUJUH, MAJALENGKA, JAWA BARAT. Oleh: VIDY HARYANTI F ANALISA SISTEM PEMANENAN TEBU (Saccharum officinarum L.) YANG OPTIMAL DI PG. JATITUJUH, MAJALENGKA, JAWA BARAT Oleh: VIDY HARYANTI F14104067 2008 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR REKALKULASI MESIN DIESEL 4-TAK MULTI SILINDER

TUGAS AKHIR REKALKULASI MESIN DIESEL 4-TAK MULTI SILINDER TUGAS AKHIR REKALKULASI MESIN DIESEL 4-TAK MULTI SILINDER Diajukan sebagai salah satu tugas dan syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya ( AMd ) Program Studi Diploma III Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB III PENGUJIAN MESIN. kemampuan dan pengaruh dari pemakaian busi standart dan pemakaian busi

BAB III PENGUJIAN MESIN. kemampuan dan pengaruh dari pemakaian busi standart dan pemakaian busi BAB III PENGUJIAN MESIN Pengujian ini dilakukan sesuai dengan tujuan awal yaitu untuk mengetahui kemampuan dan pengaruh dari pemakaian busi standart dan pemakaian busi berelektroda masa empat pada mesin

Lebih terperinci

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid Darwin Rio Budi Syaka, Furqon Bastian dan Ahmad Kholil Universitas Negeri Jakarta, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW Suliono 1) dan Bambang Sudarmanta 2) 1) Program Studi Magister Rekayasa Energi, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

KINERJA DITCHER DENGAN PENGERUK TANAH HASIL MODIFIKASI UNTUK BUDIDAYA TEBU LAHAN KERING OLEH: THALHA FARIZI F

KINERJA DITCHER DENGAN PENGERUK TANAH HASIL MODIFIKASI UNTUK BUDIDAYA TEBU LAHAN KERING OLEH: THALHA FARIZI F KINERJA DITCHER DENGAN PENGERUK TANAH HASIL MODIFIKASI UNTUK BUDIDAYA TEBU LAHAN KERING OLEH: THALHA FARIZI F14103133 2008 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Motor diesel 4 langkah satu silinder. digunakan adalah sebagai berikut: : Motor Diesel, 1 silinder

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Motor diesel 4 langkah satu silinder. digunakan adalah sebagai berikut: : Motor Diesel, 1 silinder III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat penelitian a. Motor diesel 4 langkah satu silinder Dalam penelitian ini, mesin yang digunakan untuk pengujian adalah motor disel 4-langkah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1. HONDA SUPRA X 125 PGM-FI Honda Supra X adalah salah satu merk dagang sepeda motor bebek yang di produksi oleh Astra Honda Motor. Sepeda motor ini diluncurkan

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA DAYA POROS MOTOR DIESEL BERBAHAN BAKAR MINYAK KELAPA MENGGUNAKAN WATER BRAKE DYNAMOMETER YANG SUDAH DIMODIFIKASI

EVALUASI KINERJA DAYA POROS MOTOR DIESEL BERBAHAN BAKAR MINYAK KELAPA MENGGUNAKAN WATER BRAKE DYNAMOMETER YANG SUDAH DIMODIFIKASI EVALUASI KINERJA DAYA POROS MOTOR DIESEL BERBAHAN BAKAR MINYAK KELAPA MENGGUNAKAN WATER BRAKE DYNAMOMETER YANG SUDAH DIMODIFIKASI Oleh : PRAMUDITYA AZIZ FATIHA F14053142 2009 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN

Lebih terperinci

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS Rio Arinedo Sembiring 1, Himsar Ambarita 2. Email: rio_gurky@yahoo.com 1,2 Jurusan Teknik Mesin, Universitas Sumatera

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN TITIK BERAT POROS ENGKOL TERHADAP PRESTASI MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH

PENGARUH PERUBAHAN TITIK BERAT POROS ENGKOL TERHADAP PRESTASI MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH PENGARUH PERUBAHAN TITIK BERAT POROS ENGKOL TERHADAP PRESTASI MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH Budiyanto, Rusdi, Sugiyanto, Sutriyono, Dedi Kurnia Rakhman Prodi Teknik Mesin, Institut Teknologi Nasional Malang

Lebih terperinci

Bagaimana perbandingan unjuk kerja motor diesel bahan bakar minyak (solar) dengan dual fuel motor diesel bahan bakar minyak (solar) dan CNG?

Bagaimana perbandingan unjuk kerja motor diesel bahan bakar minyak (solar) dengan dual fuel motor diesel bahan bakar minyak (solar) dan CNG? PERUMUSAN MASALAH Masalah yang akan dipecahkan dalam studi ini adalah : Bagaimana perbandingan unjuk kerja motor diesel bahan bakar minyak (solar) dengan dual fuel motor diesel bahan bakar minyak (solar)

Lebih terperinci

BAB IV PENGERTIAN - PENGERTIAN

BAB IV PENGERTIAN - PENGERTIAN BAB IV PENGERTIAN - PENGERTIAN I. Pengertian a. Diameter torak adalah garis tunggal torak. Dalam perhitungan motor garis tunggal torak dianggap sama dengan diameter silinder. Pada kenyataannya tidak sama

Lebih terperinci

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM ALAT PEMBERSIH SISIK IKAN DENGAN PENGGERAK DINAMO DAN SUMBER TENAGA BATU BATERAI BIDANG KEGIATAN: PKM-GT

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM ALAT PEMBERSIH SISIK IKAN DENGAN PENGGERAK DINAMO DAN SUMBER TENAGA BATU BATERAI BIDANG KEGIATAN: PKM-GT PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM ALAT PEMBERSIH SISIK IKAN DENGAN PENGGERAK DINAMO DAN SUMBER TENAGA BATU BATERAI BIDANG KEGIATAN: PKM-GT Diusulkan oleh: Arie Tambosoe F14070107 (2007, Ketua

Lebih terperinci

yang digunakan adalah sebagai berikut. Perbandingan kompresi : 9,5 : 1 : 12 V / 5 Ah Kapasitas tangki bahan bakar : 4,3 liter Tahun Pembuatan : 2004

yang digunakan adalah sebagai berikut. Perbandingan kompresi : 9,5 : 1 : 12 V / 5 Ah Kapasitas tangki bahan bakar : 4,3 liter Tahun Pembuatan : 2004 24 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 0 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4- langkah 0 cc, dengan merk Suzuki

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. : Motor Bensin 4 langkah, 1 silinder Volume Langkah Torak : 199,6 cm3

III. METODE PENELITIAN. : Motor Bensin 4 langkah, 1 silinder Volume Langkah Torak : 199,6 cm3 III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Dalam pengambilan data untuk laporan ini penulis menggunakan mesin motor baker 4 langkah dengan spesifikasi sebagai berikut : Merek/ Type : Tecumseh TD110 Jenis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL 3.1 DESKRIPSI PERALATAN PENGUJIAN. Peralatan pengujian yang dipergunakan dalam menguji torsi dan daya roda sepeda motor Honda Karisma secara garis besar dapat digambarkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium lapangan Leuwikopo jurusan Teknik Pertanian IPB. Analisa tanah dilakukan di Laboratorium Mekanika dan Fisika

Lebih terperinci