BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lembaga nirlaba atau organisasi non profit merupakan salah satu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lembaga nirlaba atau organisasi non profit merupakan salah satu"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lembaga nirlaba atau organisasi non profit merupakan salah satu komponen dalam masyarakat yang perannya terasa menjadi penting sejak era reformasi, tanpa disadari dalam kehidupan sehari-hari semakin banyak keterlibatan lembaga nirlaba. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya, sarana prasarana, data yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi (Nainggolan, 2005) Karakteristik organisasi nirlaba berbeda dengan organisasi bisnis. Perbedaan utama yang mendasar terletak pada cara organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya. Organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut. Sebagai akibat dari karakteristik tersebut, dalam organisasi nirlaba timbul transaksi tertentu yang jarang atau bahkan tidak pernah terjadi dalam organisasi bisnis misalnya penerimaan sumbangan (IAI, 2015) Organisasi nirlaba secara mudah dapat dikatakan sebagai suatu lembaga yang didirikan bukan untuk mencari laba semata (nirlaba). Walaupun dalam perjalanannya ia membutuhkan dana yang diperoleh dari kegiatan bisnis,

2 hal ini tetap berarti bahwa kegiatan bisnis hanya untuk perolehan dana saja bukan kegiatan utama yayasan. Organisasi nirlaba meliputi organisasi keagamaan, rumah sakit, sekolah negeri, organisasi jasa sukarelawan. Organisasi non profit menjadikan sumber daya manusia sebagai aset yang paling berharga, karena semua aktivitas organisasi ini pada dasarnya adalah dari, oleh, dan untuk manusia. Manajemen Gereja harus mempertanggungjawabkan sumbangan atau dana yang telah diterima dari berbagai pihak berupa laporan keuangan karena menurut PSAK No.45 bahwa organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut. Untuk pihak internal tujuan laporan keuangan adalah untuk mengetahui situasi keuangan yang ada dalam organisasi tersebut, sedangkan untuk pihak eksternal bertujuan untuk mengetahui apakah dana yang ada telah dipergunakan dengan baik dan terlampir dalam laporan keuangan organisasi tersebut. (Cintokowati, 2010) Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan yang meliputi neraca, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan. Laporan merupakan proses dari akuntansi, IAI (2015) mendefinisikan Laporan keuangan sebagai bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan Keuangan secara umum bertujuan untuk memberikan informasi tentang posisi

3 keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Laporan keuangan setidaknya disajikan secara tahunan dan harus menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, perubahan ekuitas, dan arus kas. Untuk organisasi laba laporan keuangan terdiri atas neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Gereja merupakan salah satu organisasi yang di audit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP). Tujuannya untuk mempertanggung jawabkan pada jemaat gereja bahwa sumbangan yang mereka berikan sudah digunakan dengan baik dan sesuai dengan yang direncanakan. HKBP Kertanegara Semarang yang berkedudukan di Jl. Kertanegara Selatan No.1 Semarang berdiri sejak 1 April Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) merupakan satu dari berbagai macam gereja Kristen Protestan yang ada di Indonesia yang berkembang dengan kebudayaan Batak. Gereja diharapkan dapat mengakomodasi semua kegiatan umatnya seperti beribadah, bersosialisasi dan berkumpul sesama umat, aktivis terhadap sesama, dll. PSAK membantu pihak yayasan untuk memberikan pediman dalam menghasilkan laporan keuangan secara rinci. Pada sisi yang lain, Kantor Akuntan Publik (KAP) sebagai institusi pemeriksa yayasan menggunakan PSAK ini sebagai dasar pemeriksaannya. Stakeholders yayasan, antara lain

4 pemerintah, dan donator juga dapat memahami angka yang tertera di dalamnya berangkat dari basis pemahaman yang sama juga. (Nainggolan, 2005) Penelitian yang dilakukan oleh Chenly (2013), mengenai Penerapan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Berdasarkan PSAK Nomor 45 Pada Gereja BZL bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan laporan keuangan Gereja Bukit Zaitun Luwuk Sulawesi Tengah berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) Nomor 45. Dalam penellitian ini di temukan bahwa laporan posisi keuangan khususnya kelompok aset tidak disajikan nilai dari investasi dan surat berharga karena Gereja Bukit Zaitun tidak mencatat atau melaporkan nilai investasi dan surat berharga yang dimiliki dalam laporan tahunan gereja sehingga tidak diketahui berapa nilai dari investasi dan surat berharga. Menurut penelitian yang dilakukan Ibrahim (2009), laporan keuangan yang disajikan oleh Baitul Mal Provinsi NAD telah menerapkan PSAK Nomor 45 tetapi penyusunan dari penyajian masing-masing laporan tersebut belum sepenuhnya mengikuti standar pelaporan sebagaimana yang diatur dalam PSAK Nomor 45. Dalam laporan arus kas tidak disajikan hal yang material atau salah dalam penyajiannya seperti pada aktivitas arus kas masuk dan keluar tidak diklasifikasikan ke dalam golongan aktivitas, tetapi Baitul Mal menyajikan semua aktivitas kedalam aktivitas operasi. Mamesah (2013) dalam penelitiannya tentang Penerapan PSAK No.45 Pada GMIM EFRATA SENTRUM SONDER Kaitannya dengan Kualitas Informasi Laporan Keuangan menjelaskan bahwa laporan keuangan pada GMIM Efrata Sentrum Sonder belum menerapkan PSAK No. 45 tentang

5 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba pada penyajian laporan keuangannya dari segi format laporan keuangan maupun penyusunannya. Gereja hanya menyajikan laporan keuangan dalam bentuk laporan realisasi anggaran sesuai dengan pedoman yang disusun Badan Pekerja Majelis Sinode dalam Tata Gereja yang dalam PSAK No. 45 disebut sebagai laporan aktivitas. Penelitian yang dilakukan Sutarti & Prayitno (2007), menjelaskan bahwa laporan keuangan pada rumah sakit x sudah sesuai dengan PSAK Nomor 45, tetapi rumah sakit x tidak menjelaskan keterangan mengenai penilaian dan penghapusan persediaan, dimana persediaan yang mutasinya tidak ada (dead stock), lambat (slow moving) melebihi masa dua tahun atau rusak apakah akan dipindahbukukan dari persediaan ke aktiva lain-lain atau persediaan tersebut akan dihapuskan. Budirahardjo (2009) dalam penelitiannya tentang Penerapan Pelaporan Keuangan pada Yayasan Nurul Hayat yang sesuai dengan PSAK No.45 menjelaskan bahwa laporan keuangan Yayasan Nurul Hayat belum sepenuhnya sesuai dengan PSAK No.45 karena salah satu faktor penting dalam PSAK 45 yaitu penggolongan aset bersih dalam ekuitas tidak dilakukan. Pada penelitian ini melakukan sistesa dari penelitian Pontoh (2013) dan Mamesah (2013). Pada penelitian tersebut menunjukkan bahwa objek yang diteliti belum menerapkan PSAK Nomor 45 karena objek yang di teliti memiliki peraturan penyusunan laporan keuangan tersendiri. Persamaan sintesa ini adalah untuk menganalisis penerapan PSAK Nomor 45 pada organisasi nirlaba, sedangkan perbedaan dengan penelitian Mamesah (2013) adalah penelitian ini tidak menganalisis kualitas informasi laporan keuangan.

6 Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Kertanegara Semarang, dan mengimplementasikannya menjadi penelitian mengenai ANALISIS PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NOMOR 45 PADA GEREJA HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN (HKBP) KERTANEGARA SEMARANG. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan acuan kepada yayasan Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Kertanegara Semarang untuk menyusun laporan keuangan sesuai dengan PSAK Nomor Rumusan Masalah Dalam PSAK 45 dinyatakan bahwa tujuan utama dari pembuatan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan para penyumbang, anggota lembaga, kreditur, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi lembaga nirlaba termasuk di sisi yayasan. Terkait dengan hal tersebut, perumusan masalah yang timbul adalah: Apakah Laporan Keuangan pada Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Kertanegara Semarang disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 45? 1.3 Tujuan Peneliatian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan Laporan Keuangan Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Kertanegara Semarang apakah telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 45.

7 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian dari penerapan PSAK Nomor 45 ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Yayasan a) Menjadi suatu acuan yayasan untuk menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan PSAK No. 45 b) Membantu laporan keuangan gereja agar mudah di pahami dan memiliki relevansi. 2. Akademisi Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai sumber informasi dan salah satu sumber referensi kajian teori bagi peneliti yang berminat pada bidang dan topik permasalahan yang sama. 3. Penulis Sebagai langkah awal dalam mengaplikasikan semua ilmu yang telah diperoleh selama duduk di bangku kuliah danmenambahpengetahuan mengenai penyusunan laporan keuangan organisasi nirlaba. 1.5 Sistematika Penulisan Agar lebih terarahkan, penulis membagi penelitian yang dilakukan ini menjadi beberapa bagian, yaitu sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan Berisi penjelasan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

8 Bab II : Tinjauan Pustaka Dalam bab ini dibahas tentang teori-teori yang menjadi acuan dalam penelitian yang dilakukan. Bab III : Metode Penelitian Berisi penjelasan tentang obyek penelitian, jenis dan sumber data yang digunakan, metode pengumpulan data, serta metode analisis yang diterapkan. Bab IV : Hasil Peneltian dan Pembahasan Bab ini merupakan penjabaran tentang hasil penelitian yang dilakukan serta pembahasan tentang permasalahan yang telah dirumuskan penulis. Dalam bab ini berisi deskripsi obyek penelitian, analisis data, dan pembahasan penyusunan laporan keuangan tahun 2013 pada Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Kertanegara Semarang. Bab V : Kesimpulan dan Saran Dalam bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran tentang penelitian yang dilakukan oleh penulis.

9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Organisasi Robbins, Stephen.P. (1994) menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran Organisasi Nirlaba Nickels, dkk (2009) menyatakan bahwa suatu organisasi nirlaba adalah suatu organisasi yang tujuan-tujuannya tidak mencakup penciptaan laba pribadi bagi pemilik atau pengelolanya, organisasi nirlaba sering kali berusaha mencapai keuntungan finansial, tetapi keuntungan-keuntungannya tersebut digunakan untuk mencapai tujuan sosial atau pendidikan dari organisasi dan bukannya untuk kepentingan pribadi.

10 Organisasi nirlaba atau organisasi non profit adalah suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik perhatian publik untuk suatu tujuan yang tidak komersil, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba (moneter). Organisasi nirlaba meliputi gereja, sekolah negeri, derma publik, dll Ciri-ciri Organisasi Nirlaba Menurut IAI (2015) organisasi nirlaba memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Sumber daya entitas. Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan. 2. Menghasilkan barang/jasa tanpa bertujuan menumpuk laba. Menghasilkan barang/jasa tanpa bertujuan menumpuk laba, kalau suatu entitas menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada para atau pemilik entitas tersebut. 3. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan atau ditebus kembali atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas pada suatu likuidasi atau pembubaran entitas Sumber Pendanaan Organisasi Nirlaba Organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dari pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang di berikan. Pada beberapa bentuk organisasi nirlaba, meskipun tidak ada kepemilikan, organisasi

11 nirlaba mendanai kebutuhan modalnya dari utang dan kebutuhan operasinya dari pendapatan atas jasa yang diberikan kepada publik. (IAI, 2015) Konsep Akuntansi Gereja Seperti organisasi nirlaba pada umumnya, gereja menggunakan akuntansi dana atau fund accounting dalam mencatat pengelolaan dana gereja untuk tujuan khusus. Proses pengelolaan keuangan di gereja meliputi penerimaan, penyimpanan, pengeluaran, pencatatan, & pertanggungjawaban. Akuntansi dana mengutamakan pencatatan atas pendapatan yang diterima dan pengeluaran yang dilakukan oleh gereja (Cintokowati, 2010) Standar Akuntansi Keuangan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan pedoman dalam melakukan praktek akuntansi dimana uraian materi di dalamnya mencakup hampir semua aspek yang berkaitan dengan akuntansi. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang disusun oleh lembaga Ikatan Akuntan Indonesia selalu mengacu pada penafsiran dan penalaran teori-teori yang berlaku dalam hal praktek pembuatan laporan keuangan guna memperoleh informasi tentang kondisi ekonomi. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) digunakan untuk entitas yang memiliki akuntabilitas publik yaitu entitas terdaftar atau dalam proses pendaftaran di pasar modal atau entitas fidusia (asuransi, perbankan, dan dana pensiun) Standar Akuntansi Keuangan disusun oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan yaitu IAI, Indonesia juga telah memiliki Kerangka

12 Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan yang merupakan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para pemakai eksternal. Jika terdapat pertentangan antara kerangka dasar dan Standar akuntansi Keuangan maka ketentuan Standar Akuntansi Keuangan yang harus diunggulkan relatif terhadap kerangka dasar ini. Karena kerangka dasar ini dimaksudkan sebagai acuan bagi Komite Penyusun Standar Akuntansi Keuangan dalam mengembangkan Standar Akuntansi di masa datang dan dalam peninjauan kembali terhadap Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku, maka banyaknya kasus konflik tersebut akan berkurang dengan berjalannya waktu (IAI, 2015) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) digunakan untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dalam menyusun laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement). Standar ini mengadopsi IFRS untuk small medium enterprise (SME) dengan beberapa penyederhanaan. (Martani dkk, 2012) Standar ETAP lebih sederhana dan tidak banyak perubahan dari praktik akuntansi yang saat ini berjalan. Contoh penyederhanaan dalam standar ETAP adalah sebagai berikut. 1. Tidak ada laporan laba rugi komprehensif. Pengaruh laba komprehensif disajikan dalam laporan perubahan ekuitas atau komponen ekuitas dalam neraca.

13 2. Penilaian untuk aset tetap, aset tak berwujud, dan properti investasi setelah tanggal perolehan hanya menggunakan harga perolehan, tidak ada pilihan menggunakan nilai revaluasi nilai wajar. 3. Tidak ada pengakuan liabilitas dan aset pajak tangguhan, beban pajak diakui sebesar jumlah pajak menurut ketentuan pajak PSAK Nomor 45 Akuntansi Organisasi Nirlaba Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 45 merupakan standar khusus untuk organisasi nirlaba. Karakteristik organisasi nirlaba sangat berbeda dengan organisasi bisnis yang berorientasi untuk memperoleh laba. Perbedaan terletak pada cara organisasi memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasionalnya. Organisasi memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi yang bersangkutan Laporan Keuangan Jumingan (2005), laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil refleksi dari sekian banyak transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan. Transaksi dan peristiwa yang bersifat financial dicatat, digolongkan, dan diringkaskan dengan cara setepat-tepatnya dalam satuan uang, dan kemudian diadakan penafsiran untuk berbagai tujuan. Laporan keuangan ini disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan Komponen Laporan Keuangan

14 Menurut PSAK No. 1 (2015) laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini: 1) Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode. 2) Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode. 3) Laporan perubahan ekuitas selama periode. 4) Laporan arus kas selama periode. 5) Catatan atas laporan keuangan. 6) Informasi komparatif. 7) Laporan posisi keuangan Tujuan Laporan Keuangan IAI (2015) menjelaskan bahwa tujuan umum laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam buku A statement of Basic Acounting Theory (ASOBAT), seperti yang dikutip dan diterjemahkan oleh Harahap (2007) merumuskan empat tujuan laporan keuangan: 1. Membuat keputusan yang menyangkut penggunaan kekayaan yang terbatas dan untuk mencapai tujuan 2. Mengarahkan dan mengontrol secara efektif Sumber Daya Manusia dan faktor produksi lainnya 3. Memelihara dan melaporkan pengamanan terhadap kekayaan

15 4. Membantu fungsi dan pengawasan social SFAC No.1 dalam Hery (2013) menjelaskan tujuan pelaporan keuangan untuk organisasi pencari laba (profit organization) adalah: 1. Memberikan informasi yang berguna bagi investor, kreditur, dan pemakai lainnya dalam membuat keputusan secara rasional mengenai investasi, kredit, dan lainnya 2. Memberikan informasi untuk membantu investor atau calon investor dan kreditur serta pemakai lainnya dalam menentukan jumlah, waktu, dan prospek penerimaan kas dari deviden atau bunga dan juga penerimaan dari penjualan, piutang, atau saham, dan pinjaman yang jatuh tempo 3. Memberikan informasi tentang sumber daya (aktiva) perusahaan, atas aktiva dan pengaruh transaksi, peristiwa, dan keadaan lain terhadap aktiva dan kewajiban 4. Memberikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan selama satu periode 5. Memberikan informasi tentang bagaimana perusahaan mendapatkan dan membelanjakan kas, tentang pinjaman dan pengembaliannya, tentang transaksi yang mempengaruhi modal, termasuk deviden 6. Pembayaran lainnya kepada pemilik, dan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas perusahaan 7. Memberikan informasi tentang bagaimana manajemen perusahaan mempertanggungjawabkan pengelolaan perusahaan kepada pemilik atas penggunaan sumber daya (aktiva) yang telah dipercayakan kepadanya

16 8. Memberikan informasi yang berguna bagi manajer dan direksi dalam proses pengambilan keputusan untuk kepentingan pemilik perusahaan. Menurut kerangka konseptual IFRS, tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan yang bermanfaat bagi sebagian besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Informasi keuangan ditujukan untuk memenuhi sebagian besar pemakai. Pengguna laporan keuangan menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berbeda, diantaranya sebagai berikut: 1. Investor: menilai entitas dan kemampuan entitas membayar deviden di masa mendatang. Investor dapat memutuskan untuk membeli atau menjual saham entitas. 2. Karyawan: kemampuan memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja. 3. Pemberi jaminan: kemampuan membayar utang dan bunga yang akan mempengaruhi keputusan apakah akan meberikan jaminan. 4. Pemasok dan kreditur lain: kemampuan entitas membayar liabilitasnya pada saat jatuh tempo. 5. Pelanggan: kemampuan entitas menjamin kelangsungan hidupnya. 6. Pemerintah: menilai bagaimana alokasi sumber daya. 7. Masyarakat: menilai trend dan perkembangan kemakmuran entitas Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 45 tentang pelaporan keuangan organisasi nirlaba menyatakan tujuan utama laporan

17 keuangan organisasi nirlaba pada dasarnya memiliki kesamaan dengan tujuan laporan keuangan organisasi komersial, yaitu menyajikan informasi yang relevan atas kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh organisasi tesebut. Namun, karena ada perbedaan tujuan organisasi, menyebabkan adanya perbedaan pada kalangan pemakai laporan keuangan dan isi dari laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan organisasi nirlaba meliputi laporan posisi keuangan pada akhir periode pelaporan, laporan aktivitas serta laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan dan catatan atas laporan keuangan. Menurut Mardiasmo (2009) Tujuan laporan keuangan organisasi nirlaba dalam SFAC 4 tersebut adalah sebagai berikut: 1. Laporan keuangan organisasi nonbisnis hendaknya dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi penyedia dan calon penyedia sumber daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam pembuatan keputusan yang rasional mengenai alokasi sumber daya organisasi. 2. Memberikan informasi untuk membantu para penyedia dan calon penyedia sumber daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam menilai pelayanan yang diberikan oleh organisasi nonbisnis serta kemampuannya untuk melanjutkan member pelayanan tersebut. 3. Memberikan informasi yang bermanfaat bagi penyedia dan calon penyedia sumber daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam menilai kinerja manajer organisasi nonbisnis atas pelaksanaan tanggung jawab pengelolaan serta aspek kinerja lainnya.

18 4. Memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi, kewajiban, data kekayaan bersih organisasi, serta pengaruh dari transaksi, peristiwa dari kejadian ekonomi yang mengubah sumber daya dan kepentingan sumber daya tersebut. 5. Memberikan informasi mengenai kinerja organisasi selama satu periode. Pengukuran secara periodik atas perubahan jumlah dan keadaan/kondisi sumber kekayaan bersih organisasi nonbisnis serta informasi mengenai usaha dan hasil pelayanan organisasi secara bersama-sama yang dapt menunjukkan informasi yang berguna untuk menilai kinerja. 6. Memberikan informasi mengenai bagaimana organisasi memperoleh dan membelanjakan kas atau sumber daya kas, mengenai utang dan pembayaran kembali utang, dan mengenai faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi likuiditas organisasi 7. Memberikan penjelasan dan interpretasi untuk membantu pemakai dalam memahami informasi keuangan yang diberikan Unsur-unsur Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Laporan keuangan organisasi nirlaba menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 45 meliputi: 1. Laporan posisi keuangan pada akhir periode laporan Laporan posisi keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan, menyediakan informasi yang relevan mengenai likuiditas, fleksibilitas keuangan, dan hubungan antara aset dan liabilitas. Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing kelompok aset neto berdasarkan pada ada atau tidaknya pembatasan oleh pemberi sumber

19 daya yang tidak mengharapkan pembeyaran kembali, yaitu terikat secara permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat. Tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas, dan aset neto serta informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu. 2. Laporan Aktivitas Laporan aktivitas berisi dua bagian besar yaitu besaran pendapatan dan biaya lembaga selama satu periode anggaran. Pendapatan digolongkan berdasarkan restriksi atau ikatan yang ada. Sedangkan beban atau biaya disajikan dalam laporan aktivitas berdasarkan kriteria fungsional, dengan demikian beban biaya akan terdiri dari biaya kelompok program jasa utama dan aktivitas pendukung. Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai: a. Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aset neto. b. Hubungan antar transaksi dan peristiwa lain. c. Bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa. Informasi dalam laporan aktivitas, yang digunakan bersama dengan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat membantu para penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak lainnya untuk:

20 a. Mengevaluasi kinerja dalam suatu periode b. Menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan organisasi dan memberikan jasa. c. Menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer. 3. Laporan arus kas Laporan arus kas menunjukkan arus uang kas masuk dan keluar untuk suatu periode. Periode yang dimaksud adalah periode sama dengan yang digunakan oleh laporan aktivitas. Penyajian arus kan masuk dan keluar digolongkan dalam tiga kategori yaitu: a. Aktivitas operasi Dalam kelompok ini adalah penambahan dan pengurangan arus kas yang terjadi pada perkiraan yang terkait dengan operasional lembaga. Contoh yang mempengaruhi arus kas operasi adalah sebagai berikut. a) Surplus atau defisit lembaga (data dari laporan aktivitas) b) Depresiasi atau penyusutan setiap tahun c) Perubahan pada account piutang lembaga d) Account lain seperti: persediaan, biaya dibayar di muka, dll. Pelaporan arus kas dari aktivitas operasi dilakukan dengan salah satu metode berikut: a) Metode langsung: dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diunglapkan. b) Metode tidak langsung: dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi

21 bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan, dan unsure penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan. b. Aktivitas investasi Termasuk dalam perkiraan ini adalah semua penerimaan dan pengeluaran uang kas yang terkait dengan investasi lembaga. Investasi dapat berupa pembelian/penjualan aktiva tetap, penempatan/pencairan dana deposito atau investasi lain. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah: 1. Pembayaran kas untuk membeli aset tetap, aset tidak berwujud, dan aset jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aset tetap yang dibangun sendiri 2. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, dan peralatan, serta aset tidak berwujud dan aset jangka panjang lain. c. Aktivitas pendanaan Termasuk dalam kelompok ini adalah perkiraan yang terkait dengan transaksi berupa penciptaan atau pelunasan kewajiban hutang lembaga dan kenaikan/penurunan aktiva bersih dari surplus-defisit lembaga. Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. 4. Catatan atas laporan keuangan

22 Menurut IAI (2015), Catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan atas apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan naratif dari pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dan informasi mengenai pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan tersebut. Menurut Nainggolan (2005), catatan atas laporan keuangan dapat berupa: 1. Perincian dari suatu perkiraan yang disajikan, misalnya aktiva tetap 2. Kebijakan akuntansi yang dilakukan, misalnya metode penyusutan serta tarif yang digunakan untuk aktiva tetap lembaga, metode pencatatan piutang yang tidak dapat ditagih serta presentase yang digunakan untuk pencadangannya. 3. Rencana yang belum dapat dikuantifisir namun akan membawa dampak signifikan di masa depan. Tujuan pemberian catatan ini agar seluruh informasi keuangan yang dianggap perlu untuk diketahui pembacanya sudah diungkapkan. Catatan atas laporan keuangan dapat berupa: a. Perincian dari suatu perkiraan yang disajikan, misalnya aktiva tetap b. Kebijakan akuntansi yang dilakukan, misalnya metode penyusutan serta tarif yang digunakan untuk aktiva tetap lembaga, metode

23 pencatatan piutang yang tidak dapat ditagih serta presentase yang digunakan untuk pencadangannya. (Nainggolan, 2005) Unsur-unsur laporan keuangan dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Aktiva Aktiva atau asset lembaga berdasarkan urutan likuiditas atau kecepatannya dikonversi atau dicairkan menjadi uang kas. Penggolongan berikutnya adalah berdasarkan periode waktu. Unsur-unsur aktiva sebagai berikut: 1) Kas dan setara dengan kas 2) Piutang 3) Persediaan 4) Surat berharga dan investasi jangka panjang 5) Tanah, gedung, peralatan, serta aktiva tetap lainnya yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. b. Kewajiban Kewajiban atau utang secara prinsip merupakan klaim pihak ketiga atas aktiva lembaga. Utang lembaga disusun menurut urutan jatuh tempo atau waktu saat kewajiban tersebut harus dipenuhi. Unsur-unsur kewajiban sebagai berikut: 1) Utang dagang 2) Pendapatan diterima di muka yang dapat dikembalikan 3) Kewajiban tahunan 4) Utang jangka panjang

24 c. Aktiva bersih Aktiva besih dalam istilah laporan keuangan komersial dikenal sebagai modal. Pada lembaga nirlaba aktiva bersih dibedakan berdasarkan kreteria restriksi atau batasan yang melekat padanya. Aktiva bersih dapat digolongkan menjadi: 1) Aktiva bersih tidak terikat Aset bersih jenis ini umumnya meliputi pendapatan dari jasa, penjualan barang, sumbangan, dan dividen atau hasil investasi, dikurangi beban untuk memperoleh pendapatan tersebut. Batasan terhadap penggunaan aset bersih tidak terikat dapat berasal dari sifat organisasi, lingkungan operasi, dan tujuan organisasi yang tercantum dalam akte pendirian, serta dari perjanjian kontraktual dengan pemasok, kreditur dan pihak lain yang berhubungan dengan organisasi. 2) Aktiva bersih terikat temporer Pembatasan ini bisa berupa pembatasan waktu maupun penggunaan, ataupun keduanya. Informasi mengenai jenis pembatasan ini dapat disajikan sebagai unsur terpisah dalam kelompok aset bersih terikat temporer atau disajikan dalam catatan atas laporan keuangan. Contoh pembatasan temporer ini bisa berlaku terhadap: (1) Sumbangan berupa aktivitas operasi tertentu (2) Investasi untuk jangka waktu tertentu (3) Penggunaan selama periode tertentu dimasa depan (4) Pemerolehan aset tetap 3) Aktiva bersih terikat permanen

25 Pembatasan ini bisa berupa pembatasan waktu maupun penggunaan, ataupun keduanya. Contoh pembatasan temporer ini bisa berlaku terhadap: (1) Sumbangan berupa aktivitas operasi tertentu (2) Investasi untuk jangka waktu tertentu (3) Penggunaan selama periode tertentu dimasa depan (4) Pemerolehan aset tetap. Informasi mengenai jenis pembatasan ini dapat disajikan sebagai unsur terpisah dalam kelompok aset bersih terikat temporer atau disajikan dalam catatan atas laporan keuangan. 2.2 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penerapan PSAK Nomor 45 diantaranya: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian Penerapan Laporan keuangan 1. Ibrahim & Handayani (2009) Pernyataan Standar Akuntansi Kualitatif deskriptif yang disajikan oleh Baitul Mal Provinsi NAD telah menerapkan Keuangan PSAK Nomor 45 tetapi

26 Nomor 45 Pada Baitul Mal Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam penyusunan dari penyajian masingmasing laporan tersebut belum sepenuhnya mengikuti standar pelaporan sebagaimana yang diatur dalam PSAK Nomor 45 tentang laporan keuangan organisasi nirlaba. 2. Pontoh (2013) Penerapan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Berdasarkan PSAK No 45 Pada Gereja BZL Kualitatif deskriptif Gereja BZL belum menyusun laporan keuangan sesuai dengan format PSAK Nomor 45, karena untuk penyusunan laporan keuangan telah diatur sendiri dalam Tata Dasar dan Peraturan Gereja 3. Mamesah (2013) Penerapan PSAK NO.45 Kualitatif deskriptif GMIM Efrata Sentrum Sonder belum

27 Pada GMIM Efrata Sentrum Sonder Kaitannya Dengan Kualitas Informasi Laporan Keuangan menerapkan PSAK Nomor 45 dalam penyusunan laporan keuangannya, sehingga gereja belum memiliki kualitas informasi yang memenuhi syarat dalam memberikan penjelasan bagi para pemakai laporan keuangannya seperti dapat dipahami, relevan, keandalan dan dapat dibandingkan. Gereja hanya menyajikan laporan keuangan dalam bentuk laporan realisasi anggaran yang dalam PSAK Nomor 45 disebut sebagai laporan aktivitas.

28 Analisis PSAK Penyajian Laporan No.45 dalam Keuangan pada rumah Penyajian sakit X sesuai 4. Sutarti & Prayitno (2007) Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba. Studi Kualitatif Deskriptif dengan PSAK Nomor 45, tetapi RS X tidak menjelaskan keterangan mengenai Kasus Pada penilaian dan Rumah Sakit penghapusan X persediaan. Pelaporan keuangan 5. Budirahardjo (2009) Penerapan Pelaporan Keuangan Pada Yayasan Nurul Hayat Yang Sesuai Dengan PSAK NO.45 Kualitatif Deskriptif dalam yayasan belum sesuai dengan PSAK 45, hal ini dikarenakan salah satu faktor penting dalam PSAK 45 yaitu penggolongan aset bersih dalam ekuitas tidak dilakukan. Dari penelitian terdahulu diatas, semuanya memberikan informasi bahwa Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 45 sangat penting untuk diterapkan dalam suatu organisasi nirlaba. Karena dengan menggunakan PSAK Nomor 45 membuat informasi yang disajikan dalam

29 laporan keuangan lebih jelas, relevan dan memiliki daya banding yang tinggi. 2.3 Kerangka Pemikiran Agar penelitian ini mudah dipahami maka digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut: PSAK Nomor 45 Peraturan Laporan Keuangan Gereja Analisis Rekomendasi Laporan Keuangan Tahun 2013 Gereja HKBP Kertanegara Semarang Kesimpulan dan Saran Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penelitian dilakukan dengan meneliti sebuah organisasi nirlaba yang bergerak dalam bidang keagamaam atau Gereja yaitu Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Kertanegara Semarang yang beralamat di Jl. Kertanegara Selatan No.1 Semarang. 3.2 Jenis dan Sumber Data Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Data Subjek (Self Report Data) Data subjek adalah jenis data penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman, karakteristik dan seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subjek penelitian (responden). Dengan demikian data subjek merupakan data penelitian yang diberikan oleh resfteponden dalam hal ini bagian keuangan dan akuntansi. 2. Data Dokumenter (Dokumen Data) Data Dokumenter adalah jenis data penelitian yang antara lain berupa faktur, jurnal, surat, notulen hasil rapat, memo ataupun dalam bentuk laporan program laporan keuangan. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah laporan keuangan Tahun 2013 Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Kertanegara Semarang.

31 3.2.2 Sumber Data 1. Data Sekunder Merupakan data internal yang diperolah dari objek yang diteliti, pada penelitian ini data berupa laporan keuangan Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Kertanegara Semarang pada tahun Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Wawancara Metode pengumpulan data yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan kepada responden. Dalam hal ini wawancara yang dilakukan tidak terstruktur. Wawancara ini dilakukan terhadap pihak manajemen Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Kertanegara Semarang khususnya bagian akuntansi dari Gereja tersebut. Metode ini dilakukan untuk mendapatkan data primer mengenai kegiatan operasional yayasan tersebut selama tahun Studi Pustaka Studi pustaka sebagai bagian dari langkah studi eksploratif yang digunakan yang merupakan suatu metode pengumpulan data dengan mencari informasi-informasi yang dibutuhkan melalui dokumendokumen, buku-buku, majalah atau sumber data tertulis lainnya baik yang berupa teori, laporan penelitian atau penemuan sebelumnya (findings) yang berhubungan dengan proses akuntansi gereja.

32 3.4 Metode Analisis Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penulisan yang bersifat deskriptif kualitatif dengan tujuan untuk memberikan gambaran yang mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakteristik yang khas dari subjek yang diteliti. Zulganef (2008) mengatakan bahwa statistic deskriptif adalah statistic yang menjelaskan bagaimana dana atau sekumpulan data diklasifikasikan atau dikategorikan menjadi kelompok-kelompok data yang lebih mudah dianalisis atau dibaca oleh pengguna informasi berdasarkan data tersebut. Data-data yang berupa angka dalam penelitian ini hanya bertujuan untuk mengorganisasikan, mengikhtisarkan, dan menyajikan data melalui cara yang lebih informatif Analisis Kualitatif Analisis kualitatif yaitu analisis yang dilakukan dengan membandingkan antara teori dan praktek dalam penyusunan laporan keuangan gereja. Pada analisis ini dilakukan pembandingan apakah penyusunan laporan keuangan Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Kertanegara Semarang telah disusun sesuai dengan PSAK Nomor 45. Apabila dalam penyusunan Laporan Keuangan telah sesuai dengan PSAK Nomor 45 maka penyajian laporan keuangan tersebut dikatakan benar. Apabila penyajian laporan keuangan belum sesuai dengan PSAK Nomor 45 maka penyajian laporan keuangan tersebut dikatakan salah dan perlu mengikuti pedoman dan ketentuan yang sesuai dengan PSAK Nomor 45.

33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian Gambaran Umum Gereja HKBP adalah singkatan dari Huria Kristen Batak Protestan, dimana Huria diambil dari bahasa batak toba yang artinya jemaat. HKBP merupakan Gereja Protestan terbesar di kalangan masyarakat Batak, bahkan juga di antara Gereja-gereja Protestan yang ada di Indonesia. Gereja ini mengadopsi kebudayaan Batak dalam melaksanakan tata cara ibadahnya. HKBP Kertanegara Semarang yang berkedudukan di Jl. Kertanegara Selatan No.1 Seamarang berdiri sejak 1 April Pada tanggal 1 April 1949 HKBP Semarang merayakan ulang tahun ke-15, pada pesta ulang tahun ini dimulailah usaha mencari / mengumpulkan dana untuk mendirikan gereja. Usaha ini didukung oleh gereja-gereja tetangga dan Bapak Pendeta M. Pakpahan juga memberi restunya. Pada bulan April 1951 didirikanlah satu badan yang di beri nama Yayasan Dana Gereja HKBP Semarang. HKBP Kertanegara Semarang melaksanakan kegiatan Tritugas panggilan gereja, yaitu melayani, bersaksi, dan bersekutu untuk menumbuh kembangkan iman jemaat. Pada tahun 1963 oleh Team 11 dari Kantor Pusat HKBP ditetapkan bahwa HKBP Kertanegara menjadi Huria Sabungan Ressort Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta. Sehubungan dengan penunjukan itu maka pada tahun 1965 dibangunlah rumah Pendeta Ressort di sebelah barat gedung gereja, dan dibuat batas dengan lingkungan dengan membangun pagar keliling

34 komplek gereja sesuai gambar situasi dari tata Kota Semarang No. 863/1979, tanggal 1 Maret dengan luas tanah meter persegi Struktur Organisasi Gereja Gereja hendaknya diorganisasikan dengan baik agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Proses pengorganisasian tersebut meliputi pemberian tugas, tanggung jawab dan wewenang kepada anggota tersebut. Melalui struktur organisasi, pengorganisasian kerja tiap bagian yang ada dalam Gereja dipermudah, serta memperjelas tanggung jawab masingmasing bagian, selain itu akan memperjelas arus kerja dalam Gereja karena setiap individu mengetahui dengan jelas wewenang dan tanggung jawab masing-masing. Struktur organisasi merupakan rangkaian kerangka dasar menyeluruh yang mempersatukan fungsi-fungsi dalam suatu Gereja untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi yang baik adalah struktur organisasi yang secara tegas dan jelas memperlihatkan fungsi-fungsi, wewenang, tanggung jawab serta hubungan kerja antar bagian dalam Gereja yang akan memberikan kemudahan bagi pimpinan untuk mengawasi segala aktivitas yang terjadi dan memperlancar arus kerja dalam Gereja, karena setiap fungsi mengetahui tugas dan wewenang tanggung jawab serta mengetahui kepada siapa harus bertanggung jawab. Struktur Organisasi Gereja Huria Kristen Batak Protestan Kertanegara Semarang adalah sebagai berikut:

35 Resort Rapat Resort Pendeta Resort Majelis Resort Sekretaris Resort Rapat Jemaat Jemaat Rapat Pelayanan Tahbisan Pimpinan Jemaat Rapat Pelayanan Tahbisan Ketua Dewan Koinonia Ketua Dewan Marturia Ketua Dewan Diakonia Majelis Pembendaharaan & Administrasi Seksi Sekolah Minggu Seksi Remaja Seksi Pemuda Seksi Perempuan Seksi Bapak Seksi Sending Seksi Musik Seksi Diakonia Sosial Seksi Pendidikan Seksi Kesehatan Seksi Kemasyarakatan Gambar 4.1 Struktur Organisasi Gereja HKBP Kertanegara Semarang

36 4.2 Siklus Akuntansi Lap. Keuangan Reversing entries Transaksi Neraca lajur Penutupan Pencatatan Jurnal Pemindah bukuan Penyesuaian Neraca percobaan saldo Pengikhtisaran Buku besar Ledger Gambar 4.2 Siklus Akuntansi Organisasi Nirlaba Sumber: Sofyan Syafri Harahap, Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan 2010

37 4.3 Analisis Data 4.3.1Aktivitas Organisasi Gereja Aktivitas yang dilakukan oleh Gereja tentu berbeda dengan aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan pada umumnya. Hal ini disebabkan karena Gereja tidak mencari laba seperti pada perusahaan. Setiap Gereja pasti memiliki aktivitas yang mungkin hampir sama antara satu Gereja dengan Gereja yang lain. Dalam hal ini aktivitas yang dilakukan oleh Gereja menyangkut program kerja yang telah disusun. 1. Tugas Pokok Pelayanan a. Kebaktian b. Partangiangan Wijk c. Partangiangan Passion / Buha-Buha ijuk Paskah Raya d. Latihan Koor e. Sermon 1) Majelis Tahbisan 2) Sermon Guru Sekolah Minggu f. Sakramen 1) Baptisan Kudus 2) Perjamuan Kudus g. Pelajar menyaksikan Iman/Sidi h. Kunjungan Gereja 1) Tamu 2) Kunjungan i. Kepersonaliaan

38 1) Pelayanan penuh waktu 2) Pelayanan Tahbisan (Sintua) 3) Pegawai 2. Pelayanan Khusus a. Pernikahan (Bimbingan Pra Nikah dan Partumpolon) b. Penguburan dan Penghiburan 3. Pembangunan a. Rehab rumah dinas Guru Huria b. Rehab Sopogodang lama 4. Pelayanan Lain-lain a. Sermon pelayanan penih waktu distrik b. Pengkhotbah tamu / rotasi pengkhotbah c. Rapat-rapat 1) Rapat Huria 2) Rapat Pendeta Hatopan 3) Tahun baru distrik 4) Kegiatan / hubungan oikumene & pemerintah 5. Dewan-dewan a. Dewan Koinonia b. Dewan Marturia c. Dewan Diakonia 4.3.2Pengelolaan Keuangan Gereja Gereja merupakan suatu organisasi nirlaba yang berfungsi sebagai tempat Ibadah dimana pelaksanaan fungsinya tersebut melibatkan seluruh

39 anggota jemaat dan Pengurus Gereja. Dalam pelaksanaan fungsi tersebut memerlukan dana, terutama dana yang berasal dari jemaat. Dana yang diperoleh dari jemaat perlu dikelola dengan baik sebagai rasa tanggung jawab kepada para jemaat. Dalam pengelolaan Gereja diperlukan metode yang ekonomis, efisien dan efektif agar pengelolaan tersebut dapat dipertanggungjawabkan karena hal tersebut berkaitan dengan kepercayaan jemaat Penyusunan Anggaran Keuangan Gereja Dalam penyusunan laporan keuangan Gereja, anggaran sangat berperan penting karena setiap penerimaan dan pengeluaran selalu mengacu pada anggaran yang dibuat untuk periode satu tahun. Penyusunan anggaran sebaga dasar bagi pelaksanaan kegiatan Gereja diusahakan sesuai dengan kebutuhan dan keperluan Gereja sehingga memberikan suatu peluang untuk terus berkembang dalam arti anggaran tiap tahun diusahakan mengalami kenaikan Pelaporan Keuangan Gereja Pelaporan keuangan Gereja yang disusun oleh bagian akuntansi disampaikan kepada jemaat setiap tahun melalui warta jemaat yang mengungkapkan penerimaan dan pengeluaran di Gereja HKBP Kertanegara Semarang selama satu tahun. 4.4 Pembahasan

40 Berdasarkan data yang diperoleh dari Gereja HKBP Kertanegara Semarang, hanya laporn anggaran dan realisasi anggaran saja yang dibuat. Menurut PSAK Nomor 45 tentang pelaporan keuangan organisasi nirlaba, ada beberapa laporan yang disusun seperti laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Penerapan Laporan Posisi Keuangan pada Gereja HKBP Kertanegara Semarang berdasarkan PSAK No. 45, sebagai berikut: Tabel 4.1 Laporan Posisi keuangan HKBP KERTANEGARA SEMARANG RESORT JAWA TENGAH LAPORAN POSISI KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER ASET Kas dan setara kas Jumlah Aset KEWAJIBAN & ASET NETO Kewajiban - Aset neto tidak terikat Aset neto terikat temporer Jumlah Kewajiban dan Aset Neto Sumber : Data Olahan a. Aset Kas dan setara kas merupakan total atau jumlah dari aset neto pada akhir tahun. Aset untuk Gereja HKBP Kertanegara Semarang hanya terdiri dari kas dan setara kas, karena Gereja HKBP Kertanegara Semarang tidak memiliki piutang dan persediaan. Aset yang ada pada laporan posisi keuangan Gereja Huria Kristen Batak Protestan Semarang Tahun 2013 sebesar Rp

41 Jumlah ini diperoleh dari total kas dan setara kas. Sedangkan pada aset tetap dan perlengkapan Gereja laporannya disajikan hanya berupa jumlah unit yang disusun dalam daftar inventaris sehingga tidak diketahui berapa nilai buku dari aset tetap dan perlengkapan sehingga tidak dapat dicatat dalam laporan posisi keuangan. Sedangkan pada kelompok aset tidak lancar juga tidak disajikan investasi dan surat berharga karena Gereja HKBP Kertanegara Semarang tidak memiliki investasi dan surat berharga pada tahun b. Kewajiban dan Aset Neto Pada Laporan Posisi Keuangan Gereja HKBP Kertanegara Semarang tidak terdapat saldo kewajiban. Nilai aset neto terikat temporer dalam laporan posisi keuangan tahun 2013 senilai Rp merupakan saldo akhir dari perhitungan aset terikat dikurangi penggunaan untuk biaya-biaya sesuai pembatasan seperti dalam satu periode laporan, perhitungan tersebut disajikan dalam catatan atas laporan keuangan. Aset neto tidak terikat adalah sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi untuk tujuan tertentu oleh penyumbang. Adapun bila sumbangan tersebut terikat, itu berarti sumbangan tersebut dibatasi penggunaannya oleh penyumbang untuk tujuan tertentu. Sedangkan aset neto tidak terikat diperoleh dari jumlah pendapatan dan penghasilan tidak terikat dikurangi jumlah beban dan pengeluaran. Jumlah aset neto tidak terikat sebesar, Hasil yang di dapat dari perhitungan tersebut menunjukkan bahwa sumber daya tidak terikat tidak dapat memenuhi kebutuhan dana untuk biaya dan kewajiban yang tidak termasuk dalam

42 pembatasan, dan Gereja HKBP Kertanegara Semarang memenuhi nilai tersebut dengan menggunakan sumber daya terikat temporer. Penerapan Laporan Aktivitas pada Gereja HKBP Kertanegara Semarang berdasarkan PSAK No.45, sebagai berikut: Tabel 4.2 Laporan Aktivitas HKBP KERTANEGARA SEMARANG RESORT JAWA TENGAH LAPORAN AKTIVITAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAH 31 DESEMBER PENDAPATAN DAN PENGHASILAN TIDAK TERIKAT Persembahan - Persembahan kebaktian minggu - Persembahan Natal dan tahun baru - Persembahan hari-hari Paskah - Persembahan Martumpol dan Pernikahan - Persembahan bulanan (TOK-TOK RIPE) - Ucapan terimakasih (HAMAULIATEON) - Perpuluhan - Hasil-hasil pesta Lain-lain - Jasa Bank - Penjualan buku-buku Rohani, BE Jubileum, KJ, dll - Sewa pemakaian sopo godang - Penerimaan lainnya Jumlah pendapatan dan penghasilan tidak terikat Aset bersih yang dibebaskan dari pembatasan Pemenuhan program pembatasan Jumlah aset yang telah berakhir pembatasannya Jumlah pendapatan, penghasilan dan sumbangan lain BEBAN DAN PENGELUARAN Biaya operasional - Gaji / Honor / Tunjangan - Biaya langganan jasa - Alat tulis kantor, foto copy, dll - Pengadaan buku rohani dan inventaris - Biaya rapat

43 - Sermon / BPH / Tamu dll - Biaya program terntentu (SI PALAS ROHA) - Natal Umum & Jujur Taon - Pengeluaran lain-lain a. Bahan perjamuan kudus b. Biaya passion, jumat agung dan buha-buha ijuk c. Gas elpiji d. Cendramata untuk Pendeta Pensiun / Pindah - Pembiayaan tak terduga Biaya pemeliharaan Biaya pembangunan - Biaya dewan koinonia - Kegiatan seksi sekolah minggu - Kegiatan seksi remaja - Kegiatan seksi pemuda (NHKBP) - Kegiatan seksi ama - Kegiatan seksi lansia - Kegiatan Punguan Ina Hanna Biaya dewan marturia - Kegiatan seksi music Biaya dewan diakonia - Kegiatan seksi sosial - Kegiatan seksi pendidikan Biaya untuk ucapan syukur kepada pihak tertentu Biaya pengeluaran Namarboho / Ulaon Hatopan Biaya kontribusi Jumlah Beban Penurunan jumlah aset neto tidak terikat ( ) Pemenuhan program pembatasan : Sumbangan Aset bersih terbebaskan dari pembatasan ( ) Penurunan aset neto terikat Penurunan aset neto Aset neto pada awal tahun Aset neto pada akhir tahun Sumber : Data Olahan

ANALISIS PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NOMOR 45 PADA GEREJA HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN (HKBP) KERTANEGARA SEMARANG

ANALISIS PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NOMOR 45 PADA GEREJA HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN (HKBP) KERTANEGARA SEMARANG ANALISIS PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NOMOR 45 PADA GEREJA HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN (HKBP) KERTANEGARA SEMARANG Tantri Sofyana Putri (Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Dian

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 1. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan. dikeluarkan oleh badan yang berwenang. Standar Akuntansi Keuangan

BAB II DASAR TEORI. 1. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan. dikeluarkan oleh badan yang berwenang. Standar Akuntansi Keuangan BAB II DASAR TEORI A. Standar Akuntansi Keuangan 1. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan Standar Akuntansi Keuangan merupakan pengumuman resmi yang dikeluarkan oleh badan yang berwenang. Standar Akuntansi

Lebih terperinci

Pelaporan Keuangan Organisasi Nir Laba (Pelaporan Keuangan Perguruan Tinggi) Oleh: Yanto,M.Acc.,Ak.

Pelaporan Keuangan Organisasi Nir Laba (Pelaporan Keuangan Perguruan Tinggi) Oleh: Yanto,M.Acc.,Ak. Pelaporan Keuangan Organisasi Nir Laba (Pelaporan Keuangan Perguruan Tinggi) Oleh: Yanto,M.Acc.,Ak. Karakteristik Nirlaba Sumber daya berasal dari : sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) SAK-ETAP merupakan suatu standar akuntansi yang disusun untuk mengatur pelaporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. peluang untuk mencapai keberhasilan. Karena ketika melakukan perubahan

BAB II LANDASAN TEORI. peluang untuk mencapai keberhasilan. Karena ketika melakukan perubahan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Resistensi Pada dasarnya, melakukan perubahan merupakan usaha untuk memanfaatkan peluang untuk mencapai keberhasilan. Karena ketika melakukan perubahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari BAB II LANDASAN TEORI II.1 Rerangka Teori dan Literatur II.1.1. Pengertian Entitas Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari unit tersebut sebagai fokusnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelaporan keuangan merupakan suatu proses bagaimana informasi keuangan diatur, disediakan, dan disampaikan untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan utama dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. PSAK 1 tentang penyajian laporan keuangan. a. Definisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Hasil akhir dari proses pencatatan akuntansi disebut dengan laporan keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pendapatan Menurut Keiso, Weygandt, Warfield (2008 :516), Pendapatan ialah arus masuk aktiva dan penyelesaian kewajiban akibat penyerahan atau produksi barang, pemberian

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) SAK ETAP yaitu standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia yang bertujuan untuk memudahkan

Lebih terperinci

PSAK 45. Dwi Martani Ketua Departemen Akuntansi FEUI Anggota Tim Implementasi IFRS

PSAK 45. Dwi Martani Ketua Departemen Akuntansi FEUI Anggota Tim Implementasi IFRS PSAK 45 Organisasi Nir Laba Dwi Martani Ketua Departemen Akuntansi FEUI Anggota Tim Implementasi IFRS 1 Agenda 1. 2. 3. Perubahan PSAK 45 Tujuan dan Ruang Lingkup Pelaporan dan Penyajian 4. Contoh dan

Lebih terperinci

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI Laporan Arus Kas Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Agenda 1 2 Laporan Arus Kas Latihan dan Pembahasan 3

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan cara yang digunakan oleh suatu entitas untuk menggambarkan bagaimana kondisi entitas tersebut terutama mengenai posisi keuangannya.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

BAB II LAPORAN ARUS KAS

BAB II LAPORAN ARUS KAS 12 BAB II LAPORAN ARUS KAS 2.1. Laporan Arus Kas 2.1.1. Pengertian Laporan Arus Kas Ikatan Akuntansi Indonesia (2009:PSAK No.2) menyatakan bahwa: Laporan arus kas adalah laporan yang memberi informasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah badan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954 ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954 Immu Puteri Sari dan Dwi Nova Azana Fakultas Ekonomi UMSB Abstrak Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas

Lebih terperinci

Akuntansi Keuangan Koperasi

Akuntansi Keuangan Koperasi Akuntansi Keuangan Koperasi Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 04/Per/M.KUKM/VII/2012 MENIMBANG : (d). Bahwa Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang

Lebih terperinci

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-08 Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung

Lebih terperinci

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui: 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI ) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring (bold italic) adalah paragraf standar, yang harus dibaca

Lebih terperinci

Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP

Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP Nia Herlina Program Studi Akuntansi STIE STEMBI, niaherlina01@gmail.com Abstrak Tujuan_Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Standar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Rumah Sakit Pemerintah merupakan unit kerja dari Instansi Pemerintah yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Rumah Sakit Pemerintah merupakan unit kerja dari Instansi Pemerintah yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rumah Sakit Pemerintah merupakan unit kerja dari Instansi Pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat umum. Rumah sakit memiliki banyak

Lebih terperinci

PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows. Presented by: Dwi Martani

PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows. Presented by: Dwi Martani PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows Presented by: Dwi Martani LAPORAN ARUS KAS Informasi arus kas entitas berguna sebagai dasar untuk menilai kemampuan entias dalam menghasilkan kas

Lebih terperinci

Akuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI

Akuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI Koperasi sebagai badan usaha sekaligus gerakan ekonomi rakyat haruslah dikelola secara profesional dengan menerapkan prinsip keterbukaan, transparansi dan akuntabilitas yang dapat diakui, diterima dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat yang perannya terasa menjadi penting sejak era reformasi, tanpa

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat yang perannya terasa menjadi penting sejak era reformasi, tanpa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi nirlaba atau organisasi non profit merupakan salah satu komponen dalam masyarakat yang perannya terasa menjadi penting sejak era reformasi, tanpa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan keuangan adalah laporan yang berisikan informasi yang berguna bagi pihak internal dan eksternal perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren PENDAHULUAN Tujuan dari penyusunan Pedoman Akuntansi Pesantren adalah untuk memberi panduan akuntansi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena

Lebih terperinci

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. 2.1 Akuntansi Pemerintahan Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Akuntansi dan lap oran keuangan mengandung

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Inggris Victory English School. Penulis ditempatkan pada bagian keuangan,

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Inggris Victory English School. Penulis ditempatkan pada bagian keuangan, BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Penulis melaksanakan kuliah kerja praktek di lembaga pendidikan bahasa Inggris Victory English School. Penulis ditempatkan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Munawir (2010; 96) menjelaskan bahwa salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi- transaksi tersebut dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi-transaksi tersebut dapat mengakibatkan perubahan terhadap aktiva, hutang,

Lebih terperinci

Melisa Mamesah, Penerapan PSAK No. 45. PENERAPAN PSAK NO.45 PADA GMIM EFRATA SENTRUM SONDER KAITANNYA DENGAN KUALITAS INFORMASI LAPORAN KEUANGAN

Melisa Mamesah, Penerapan PSAK No. 45. PENERAPAN PSAK NO.45 PADA GMIM EFRATA SENTRUM SONDER KAITANNYA DENGAN KUALITAS INFORMASI LAPORAN KEUANGAN Melisa Mamesah, Penerapan PSAK No. 45. PENERAPAN PSAK NO.45 PADA GMIM EFRATA SENTRUM SONDER KAITANNYA DENGAN KUALITAS INFORMASI LAPORAN KEUANGAN oleh: Melisa Mamesah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Sesuai dengan Undang-Undang No.20 tahun 2008 pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Definisi Akuntansi Definisi akuntansi Menurut Kieso,et all. (2008), pengertian akuntansi keuangan adalah : Akuntansi keuangan (financial accounting) adalah sebuah

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... iii Peraturan Gubernur

Lebih terperinci

ASET Aset Lancar Kas dan setara kas 1.429.755 1.314.091 1.020.730 Investasi jangka pendek 83.865 47.822 38.657 Investasi mudharabah - - 352.512 Piutang usaha Pihak berelasi 14.397 20.413 30.670 Pihak ketiga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teknik analisis deskriptif kualitatif. dalam Penyusunan Laporan Keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teknik analisis deskriptif kualitatif. dalam Penyusunan Laporan Keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulu NO PENELITI JUDUL METODE HASIL 1. Ariantini. Penerapan Et all (2014) SAK ETAP 2. Pambudi (2014) dalam Penyusunan Laporan Keuangan pada Koperasi Simpan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS III.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan PT MMS didirikan di Jakarta berdasarkan Akta No.14 tanggal 4 Oktober 1989 dari Notaris Winnie Hadiprojo, SH., notaris

Lebih terperinci

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya 8 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Peraturan Mentri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.Kukm/Vii/2012, Koperasi adalah :

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Laporan keuangan RSJD Dr. RM.Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DESEMBER 00 DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN --------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Hutang 1. Pengertian Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai resiko besar dapat bangkrut, apalagi oraganisasi yang berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai resiko besar dapat bangkrut, apalagi oraganisasi yang berbentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia yang belakangan ini cenderung tidak menentu membuat pelaku ekonomi mengalami kesulitan dalam menjalankan usaha didunia bisnis. Perusahaan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance Government) telah mendorong pemerintah pusat dan pemerintah daerah

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. yang telah memenuhi karakteristik sebagai organisasi nirlaba seperti yang telah

BAB III OBJEK PENELITIAN. yang telah memenuhi karakteristik sebagai organisasi nirlaba seperti yang telah BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang akan digunakan oleh peneliti kali ini adalah entitas nirlaba yang telah memenuhi karakteristik sebagai organisasi nirlaba seperti yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi 6 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi Akuntansi adalah suatu sistem untuk mengumpulkan dan memproses, termasuk melakukan

Lebih terperinci

PSAK KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

PSAK KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Teori Akuntansi Keuangan PSAK KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Penyusun : Mikael Siahaan (1406645168) Muhammad Gunawan H.M (1406645765) Muhammad Iqbal (1406645771) PROGRAM EKSTENSI

Lebih terperinci

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN MEMBACA LAPORAN KEUANGAN Denny S. Halim Jakarta, 31 Juli 2008 1 Outline Pengertian Akuntansi Proses Akuntansi Laporan Keuangan Neraca Laporan Rugi Laba Laporan Arus Kas Pentingnya Laporan Keuangan Keterbatasan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Kerangka Teori dan Literatur II.1.1 Pengertian PSAK Menurut PSAK No. 1, paragraf 5, Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan dan Interpretasi yang disusun oleh Dewan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konstruk, Konsep, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu penyajian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LAPORAN KEUANGAN 1. Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi adalah proses identifikasi, pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. perusahaan. Pada pokoknya laporan keuangan ditujukan kepada pihak-pihak di

BAB II LANDASAN TEORITIS. perusahaan. Pada pokoknya laporan keuangan ditujukan kepada pihak-pihak di BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan perusahaan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dari suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan berisi informasi keuangan sebuah organisasi. Laporan keuangan diterbitkan oleh perusahaan merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan 1) Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:1), laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Koperasi dan Karakteristiknya Sejarah koperasi lahir pada permulaan abad ke-19 sebagai suatu reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara Eropa. Sistem ekonomi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, dimana dalam proses akuntansi tersebut semua transaksi yang terjadi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan konsep-konsep dasar yang telah dibahas dalam bab II dan latar belakang permasalahan yang diuraikan dalam skripsi ini akan dibahas dari sudut pandang standart

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Edward, Tanujaya (2012)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Edward, Tanujaya (2012) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Koperasi merupakan satu bentuk usaha berbadan hukum yang berdiri di Indonesia sesuai yang telah dijelaskan dalam Undang-Undang No 17 Tahun 2012 Pasal

Lebih terperinci

30 Juni 31 Desember

30 Juni 31 Desember LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 30 Juni 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 73102500927 63710521871 Investasi 2072565000 1964636608 Piutang usaha - setelah

Lebih terperinci

ORGANISASI NIRLABA. Oleh: Tri Purwanto

ORGANISASI NIRLABA. Oleh: Tri Purwanto KONSEP DASAR ORGANISASI NIRLABA Oleh: Tri Purwanto Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan sesuai PSAK 45 berdasar SAK ETAP Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan sesuai PSAK 45 berdasar SAK ETAP Sekretariat

Lebih terperinci

Standar Akuntansi Keuangan

Standar Akuntansi Keuangan exposure draft ED PSAK No. Oktober 0 (revisi 0) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba Exposure draft ini dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Tanggapan atas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis Pengertian analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Yuniarsih dan Suwatno (2008:98) adalah: Analisis adalah penguraian suatu pokok atas

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH BIDANG PENGELOLAAN TAMAN PINTAR DINAS PARIWISATA

Lebih terperinci

PT GARUDA METALINDO Tbk

PT GARUDA METALINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN INTERIM 31 MARET 2016 DAN 31 DESEMBER 2015 SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2016 DAN 2015 (MATA UANG INDONESIA) LAPORAN KEUANGAN INTERIM 31 MARET 2016

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

PEMAKAI DAN KEBUTUHAN INFORMASI

PEMAKAI DAN KEBUTUHAN INFORMASI LAPORAN KEUANGAN Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses analisis terhadap laporan keuangan dengan tujuan untuk memberikan tambahan informasi kepada para pemakai laporan keuangan untuk pengambilan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 8 Suatu perjanjian dari bentuk legalnya mungkin bukan merupakan perjanjian sewa, namun secara substansi dapat mengandung sewa. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan buku besar tersendiri dengan buku tambahan masing masing. tahun di dalam neraca disajikan sebagai aktiva lancar.

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan buku besar tersendiri dengan buku tambahan masing masing. tahun di dalam neraca disajikan sebagai aktiva lancar. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Piutang timbul dari beberapa jenis transaksi, dimana yang paling umumialah dari penjualan barang ataupun jasa. Piutang usaha yang berasal dari transaksi penjualan

Lebih terperinci

PSAK 66 PENGATURAN BERSAMA

PSAK 66 PENGATURAN BERSAMA PSAK 66 PENGATURAN BERSAMA Agenda 1. 2. 3. 4. Standar Pengaturan Bersama PSAK 66 Pengaturan Bersama Ilustrasi Pengaturan Bersama Diskusi PSAK 39 Kerjasama Operasi BOT BTO Perkembangan PSAK PSAK 12 Pengendalian

Lebih terperinci

BAB II. Landasan Teori

BAB II. Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1 Laporan Keuangan Menurut Warren (2008:24) Laporan keuangan adalah merupakan pokok atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya

Lebih terperinci

BAB 4. AKTIVITAS KETIGA

BAB 4. AKTIVITAS KETIGA BAB 4. AKTIVITAS KETIGA Capaian yang diharapkan setelah membaca bab aktivitas ketiga dalam materi Laporan Keuangan (Financial Statement) adalah stakeholder mampu: 1. Memahami tujuan laporan keuangan (Financial

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (Agency Theory) menyebutkan bahwa hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur pembuatan laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang didasarkan pada teori yang mendukung dengan perbandingan PSAK 1 dan IAS 1 tentang penyajian laporan keuangan.

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK

STANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK STANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK Ruang Lingkup Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum(general purpose financial statemanet) bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akuntabilitas diperlukan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN. Akuntabilitas diperlukan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas sumber daya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu bentuk nyata dari akuntabilitas. Laporan keuangan berfungsi sebagai media yang menjembatani pengelola organisasi dengan

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS PSAP No. 0 Laporan Arus Kas 0 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan

Lebih terperinci

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN Koreksi Kesalahan 332. Kesalahan penyusunan laporan keuangan dapat disebabkan oleh keterlambatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan suatu laporan kinerja yang bersifat historis atas suatu perusahaan pada periode tertentu yang bermanfaat dalam memberikan suatu informasi

Lebih terperinci

29 Oktober Pertemuan

29 Oktober Pertemuan Salah satu indikator pengelolaan koperasi yang menjalankan prinsip akuntabilitas yang dilandasi transparansi dan kepatuhan sesuai dengan Pilar Pengelolaan Koperasi yang telah diuraikan dalam pertemuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Organisasi Nirlaba 1. Defenisi Organisasi Nirlaba Organisasi Nirlaba sering juga disebut dengan istilah organisasi nonprofit atau organisasi nonbisnis. Jika dilihat dari istilah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Liabilitas Menurut kerangka dasar pengukuran dan pengungkapan laporan keuangan (KDP2LK) adalah utang entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting dalam menjalankan kelangsungan hidup perusahaan, berikut beberapa pendapat mengenai

Lebih terperinci

Dini Iriani Ekonomi/Akuntansi

Dini Iriani Ekonomi/Akuntansi ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 45 TERHADAP LAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NIRLABA PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KOTA DEPOK Dini Iriani 22212195 Ekonomi/Akuntansi Latar Belakang Organisasi Nirlaba merupakan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

Bab II TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi lahir pada permulaan abad ke-19 sebagai suatu reaksi terhadap sistem

Bab II TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi lahir pada permulaan abad ke-19 sebagai suatu reaksi terhadap sistem Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Koperasi Koperasi lahir pada permulaan abad ke-19 sebagai suatu reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di negara-negara Eropa. Sistem ekonomi ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan yang bertujuan untuk menyediakan informasi

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN VI PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR : 29 TAHUN 2014 TANGGAL : 27 OKTOBER 2014 KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring adalah

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN Sistematika pembahasan yang dilakukan terhadap KOPKAR ADIS adalah berdasarkan akun-akun yang terdapat di dalam laporan keuangan dengan melakukan analisis dan evaluasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. keuangan dari beberapa ahli, antara lain sebagaiberikut:

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. keuangan dari beberapa ahli, antara lain sebagaiberikut: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Pengertian Laporan Keuangan Dalam upaya untuk membuat keputusan yang rasional, pihak eksternal perusahaan maupun pihak internal perusahaan seharusnya menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan menggambarkan kemajuan

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 1 (REVISI 2009) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 1 (REVISI 2009) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Penyajian Laporan Keuangan ED PSAK No. 0 (Revisi 0) 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI 0) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (revisi 0) terdiri dari paragraf

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS Dosen : Christian Ramos Kurniawan LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS 4-1 Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting Laporan Posisi Keuangan

Lebih terperinci

Penyusunan Laporan Keuangan Pada Stars Auto Care 99 Periode Januari 2014

Penyusunan Laporan Keuangan Pada Stars Auto Care 99 Periode Januari 2014 Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2017-02-04 Penyusunan Laporan Keuangan Pada Stars Auto Care

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan menurut Sutrisno (2007:3) adalah semua aktivitas

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan menurut Sutrisno (2007:3) adalah semua aktivitas BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan menurut Sutrisno (2007:3) adalah semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan

Lebih terperinci