DOKUMENTASI DAN PELAPORAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DOKUMENTASI DAN PELAPORAN"

Transkripsi

1 DOKUMENTASI DAN PELAPORAN Diklat Fungsional Pranata Komputer Bagi Pegawai Negeri Sipil I. PENDAHULUAN II. JENIS FORMULIR III. DOKUMENTASI IV. PELAPORAN

2 I. PENDAHULUAN (1) Pelaksanaan tugas Jabatan Fungsional Pranata Komputer (JFPK) merupakan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam suatu satuan organisasi. Pranata Komputer (PK), dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan atau ketrampilan tertentu serta bersifat mandiri. PK harus melaporkan kegiatan tersebut kepada pejabat berwenang sehingga mendapatkan angka kredit. Angka kredit, merupakan satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai dalam rangka pembinaan karier yang bersangkutan.

3 I. PENDAHULUAN (2) Pelaporan kegiatan JFPK, harus disertai bukti fisik yang memadai, berupa dokumentasi yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Kelengkapan dan kejelasan dokumentasi sangat penting dalam pelaporan, karena tim penilai yang akan memberikan nilai terhadap butir-butir kegiatan tidak dapat berhubungan langsung dengan pejabat pranata komputer yang dinilai. Nilai terhadap suatu kegiatan hanya berdasarkan hasil pelaporan dan dokumentasi sebagai bahan penilaian

4 I. PENDAHULUAN (3) Permasalahan yang dihadapi oleh Tim Penilai di dalam memberikan suatu nilai dari sebuah kegiatan adalah kurang lengkapnya dokumentasi pelaporan atau tidak jelasnya keberadaan kegiatan dari pranata komputer pada satuan organisasi. Hal ini terjadi jika kegiatan yang dilakukan tidak sesuai dengan butir-butir kegiatan di dalam lingkup JFPK atau tidak tepatnya penempatan pada suatu butir kegiatan, sehingga akan menimbulkan kerancuan di dalam sebuah penilaian dari kegiatan tersebut. Upaya standarisasi pelaporan dan dokumentasi menjadi salah satu upaya agar Tim Penilai dapat melakukan penilaian secara seksama dan obyektif.

5 I. PENDAHULUAN (4) Pedoman pelaporan dan dokumentasi, mengurangi permasalahan ketidak-lengkapan dokumentasi pengusulan angka kredit oleh Pranata Komputer. Keteraturan susunan pelaporan akan memudahkan Tim Penilai dalam menelusuri perjalanan suatu kegiatan. Nilai angka kredit yang didapatkan seorang PK adalah suatu hasil penilaian yang obyektif. Angka kredit yang sudah ditetapkan melalui proses Penetapan Angka Kredit yang disahkan oleh pejabat berwenang adalah sesuatu yang tidak dapat digugat.

6 I. PENDAHULUAN (5) Pada Bab II akan diuraikan mengenai berbagai formulir yang dibutuhkan dalam pengusulan Penetapan Angka Kredit (PAK) yang diperkirakan sudah memenuhi untuk kenaikan pangkat/jabatan dari seorang Pranata Komputer. Sebagai persyaratan dalam mengusulkan PAK harus dilengkapi dokumentasi dan catatan serta pengesahan (minimal Es-III) telah melakukan kegiatan. Upaya standarisasi dokumentasi dan bukti pendukung lainnya dijelaskan pada Bab III dan Bab IV menjelaskan prosedur pelaporan yang bekaitan dengan pengusulan PAK.

7 Permasalahan PEJABAT FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER -Tidak Tahu -Tidak Lapor -Tidak Punya Dokumen BUKTI FISIK TIM PENILAI -Tidak Lengkap -Tidak Jelas AKIBAT PAK TERLAMBAT TERLAMBAT - SULIT DINILAI NILAI TIDAK SESUAI HARAPAN GUGUR - TIDAK BISA DINILAI

8 Usaha Mengatasi Permasalahan -Standarisasi -Transfer Pengetahuan PEMBINA INSTANSI -Pedoman/Aturan -Pembakuan Formulir -Pelatihan Integrasi DIKLAT PENJENJANGAN MODUL DOKUMENTASI DAN PELAPORAN

9 Hasil Yang Diharapkan PEJABAT FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER -Tahu -Lapor -Punya Dokumen BUKTI FISIK TIM PENILAI -Lengkap -Jelas AKIBAT PAK DAN NILAI SESUAI HARAPAN TEPAT WAKTU -MUDAH DINILAI -BISA DINILAI Kenaikan Pangkat dan/atau Kenaikan Jabatan Sesuai Harapan

10 JENIS FORMULIR Formulir Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit (DUPAK) Formulir Pernyataan Melakukan Kegiatan (PMK) Formulir Penetapan Angka Kredit (PAK)

11 I. PENDAHULUAN II. JENIS FORMULIR III. DOKUMENTASI IV. PELAPORAN 1. FORMULIR USULAN PAK (1) Formulir Daftar Usulan PAK dilampirkan pada saat mengajukan angka kredit. Setiap jenjang Jabatan Fungsional Pranata Komputer mempunyai rincian subunsur yang berbeda, khususnya selain unsur: Pendidikan, Pengembangan Profesi dan Pendukung kegiatan pranata komputer. Sub unsur yang sesuai dengan jenjang jabatan, dirinci pada tabel terpisah dengan rincian subunsur yang merupakan butir kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh jenjang jabatan di atasnya atau di bawahnya.

12 I. PENDAHULUAN II. JENIS FORMULIR III. DOKUMENTASI IV. PELAPORAN 1. FORMULIR USULAN PAK (2) Rincian sub unsur yang sesuai dengan jenjang jabatan mencakup seluruh kegiatan yang dapat dilakukan pada jenjang jabatan yang bersangkutan, baik yang diusulkan maupun tidak. Sedang yang tidak sesuai dengan jenjang jabatan (diatas/dibawahnya), yang dicantumkan adalah hanya kegiatan yang diusulkan saja.

13 I. PENDAHULUAN II. JENIS FORMULIR III. DOKUMENTASI IV. PELAPORAN 1. FORMULIR USULAN PAK (3) Secara garis besar isian Formulir Usulan Penetapan Angka Kredit adalah sebagai berikut Keterangan masa penilaian Keterangan perorangan Seluruh sub unsur yang berasal dari unsur: Pendidikan, Kegiatan yang berkaitan dengan teknologi/sistem informasi yang sesuai dengan jejang jabatan Pengembangan Profesi dan Pendukung kegiatan pranata komputer. Sub unsur yang diusulkan yang tidak sesuai dengan jenjang jabatan

14 I. PENDAHULUAN II. JENIS FORMULIR III. DOKUMENTASI IV. PELAPORAN 1. FORMULIR USULAN PAK (4) Formulir Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit (DUPAK) yang digunakan untuk masing-masing jenjang jabatan Pranata Komputer dapat dilihat pada lampiran: Lampiran 1a : Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit Jabatan Pranata Komputer Pelaksana Pemula Lampiran 1b : Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit Jabatan Pranata Komputer Pelaksana Lampiran 1c : Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit Jabatan Pranata Komputer Pelaksana Lanjutan Lampiran 1d : Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit Jabatan Pranata Komputer Penyelia Lampiran 2a : Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit Jabatan Pranata Komputer Pertama Lampiran 2b : Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit Jabatan Pranata Komputer Muda Lampiran 2c : Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit Jabatan Pranata Komputer Madya Lampiran 2d : Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit Jabatan Pranata Komputer Utama

15 I. PENDAHULUAN II. JENIS FORMULIR III. DOKUMENTASI IV. PELAPORAN 2. FORMULIR PMK (1) Sesuai dengan Keputusan Bersama Kepala Badan Pusat Statistik dan Kepala Badan Kepegawian Negara nomor 002/BPS-SKB/II/2004, nomor 04 Tahun 2004 Bab II pasal 2 ayat (2), setiap usul Penetapan Angka Kredit harus dilampiri oleh Surat Pernyataan Melaksanakan/Melakukan Kegiatan (Surat PMK). Surat PMK yang dimaksud adalah surat pernyataan atasan langsung dari Pejabat Pranata Komputer. Isinya adalah bahwa pejabat Pranata Komputer yang bersangkutan benar-benar telah melaksanakan/ melakukan kegiatan dan merupakan kegiatan yang ditugaskan oleh atasan/instansi guna keperluan unit kerja atau instansi dimana Pejabat Pranata Komputer tersebut bekerja.

16 I. PENDAHULUAN II. JENIS FORMULIR III. DOKUMENTASI IV. PELAPORAN 2. FORMULIR PMK (2) Surat pernyataan tersebut diperlukan apabila Pejabat Pranata Komputer melaksanakan/ melakukan kegiatan sebagai berikut: kegiatan yang termasuk dalam operasi teknologi informasi kegiatan yang termasuk dalam implementasi teknologi informasi kegiatan yang termasuk dalam implementasi sistem informasi kegiatan yang termasuk dalam perancangan sistem informasi kegiatan yang termasuk dalam penyusunan kebijakan sistem informasi kegiatan yang termasuk dalam pengembangan profesi kegiatan yang termasuk dalam pendukung kegiatan pranata komputer

17 I. PENDAHULUAN II. JENIS FORMULIR III. DOKUMENTASI IV. PELAPORAN 2. FORMULIR PMK (3) Dalam pengusulannya, surat pernyataan tersebut harus dilengkapi dengan bukti fisik dan surat tugas untuk setiap kegiatan. Bentuk/format bukti fisik untuk suatu kegiatan disesuaikan dengan kegiatannya.

18 I. PENDAHULUAN II. JENIS FORMULIR III. DOKUMENTASI IV. PELAPORAN 3. FORMULIR PAK (1) Sesuai dengan Keputusan Bersama Kepala Badan Pusat Statistik dan Kepala Badan Kepegawian Negara nomor 002/BPS-SKB/II/2004, nomor 04 Tahun 2004 Bab II pasal 3 ayat (2), hasil penilaian usulan penetapan angka kredit oleh Tim Penilai ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit dengan menggunakan formulir Penetapan Angka Kredit (PAK). Hasil penilaian usulan Penetapan angka kredit merupakan pengejawantahan dari tim penilai yang melakukan penilaian secara seksama dan obyektif dengan berpedoman pada SK yang bersangkutan. Dengan demikian nilai angka kredit yang ditetapkan oleh tim penilai tidak harus sama dengan usulan angka kredit yang diajukan oleh pranata komputer. Hal ini tergantung dari pada kelengkapan penyertaan bukti fisik dan jenis kegiatan yang sudah dilakukan oleh seorang pranata komputer

19 I. PENDAHULUAN II. JENIS FORMULIR III. DOKUMENTASI IV. PELAPORAN 3. FORMULIR PAK (2) PAK dikeluarkan oleh Sekretariat Jabatan Fungsional Pranata Komputer yang selanjutnya disampaikan kepada pihak yang berwenang untuk ditandatangani. Selanjutnya Sekretariat Jabatan Fungsional Pranata Komputer mengirimkan PAK tersebut disampaikan kepada Pejabat Pranata Komputer yang bersangkutan. Apabila kumulatif angka kredit BARU dalam PAK sudah memenuhi untuk kenaikan pangkat/jabatan, maka dengan disertai berkas-berkas persyaratan dapat diusulkan kenaikan pangkat/jabatan kepada Pimpinan unit kepegawaian secara berjenjang.

20 I. PENDAHULUAN II. JENIS FORMULIR III. DOKUMENTASI IV. PELAPORAN 3. FORMULIR PAK (3) Formulir PAK yang akan digunakan untuk mengajukan kenaikan pangkat, dibuat oleh Pranata komputer sebagai lampiran dalam mengusulkan penetapan angka kredit yang baru.

21 Jenis Dokumentasi Dokumentasi Program dokumentasi tentang suatu program yang berisi spesifikasi program, lis program (source code listing), hasil uji coba, contoh output program (bila ada), serta petunjuk operasional. Dokumentasi Sistem meliputi spesifikasi sistem, petunjuk penggunaan (user manual), rancangan sistem, lis program (source code listing), uji skenario, petunjuk instalasi, executable program, deskripsi data/database, dan penjelasan perawatan.

22 III. DOKUMENTASI 1. Catatan dan Pelaporan 2. Spesifikasi Program 3. Algoritma Pemrograman 4. Program 5. Petunjuk Operasional 6. Rencana Studi Kelayakan 7. Studi Kelayakan Rinci 8. Analisis Sistem Informasi 9. Rancangan Sistem Informasi (SI) 10. Rancangan Rinci SI 11. Rancangan Sistem Komputer 12. Rancangan Sistem Database 13. Rancangan Sistem JarKom

23 DOKUMENTASI (1) 1. Bukti fisik setiap kegiatan 2. Jenis dokumentasi dari setiap kegiatan 3. Perbedaan dokumentasi antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lain 4. Jenis catatan/laporan yang dipergunakan dalam pelaporan.

24 DOKUMENTASI (2) 1. Pranata komputer sebagai pejabat fungsional harus melaporkan kepada tim sekretariat penilai jabatan fungsional mengenai segala kegiatan yang sudah pernah dilakukan untuk mendapatkan angka kredit. 2. Dalam melaporkan kegiatan tersebut, seorang pranata komputer haruslah dapat meyakinkan tim penilai tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan melalui bukti fisik. 3. Oleh karena itu dokumentasi dan bukti pendukung lainnya sebagai bukti fisik mempunyai peranan penting bagi seorang pejabat fungsional. 4. Dokumentasi harus lengkap, jelas, teratur dan berurutan, sehingga mudah dimengerti oleh orang lain. 5. Disamping dokumentasi yang bersifat umum seperti ijazah, sertifikat, artikel atau dalam bentuk buku, terdapat pula dokumentasi bersifat catatan, laporan maupun bentuk dokumentasi lainnya sangat membantu tim penilai untuk menelusuri semua kegiatan pranata komputer yang akan dinilai.

25 3.1 CATATAN & LAPORAN (1) 1. Pada dasarnya setiap Pejabat Pranata Komputer harus mempunyai catatan atau laporan mengenai kegiatan yang dilakukan. 2. Catatan tersebut paling tidak harus mencakup waktu, volume/satuan yang dipergunakan, masukan, keluaran, dan proses pekerjaan untuk seluruh kegiatan. 3. Dalam pembuatan catatan, laporan tersebut judul unsur cakupan dapat disesuaikan dengan kegiatannya, tanpa mengurangi maknanya. 4. Catatan dan laporan ini sangat berguna bagi Pejabat Pranata Komputer untuk memonitor perkiraan nilai angka kredit yang sudah didapat pada setiap butir kegiatan. 5. Dengan mengetahui total perkiraan angka kredit, maka apabila sudah melebihi dari yang dipersyaratkan untuk naik pangkat, catatan tersebut merupakan lampiran beserta dengan bukti dokumentasi lainnya.

26 3.1 CATATAN & LAPORAN (2) : Bentuk catatan dan laporan dibedakan sesuai dengan jenis kegiatannya, yaitu: Kegiatan duplikasi dan pemindahan dilaporkan ( lampiran 3a ) : Terampil, II.A.1. Melakukan penggandaan data dan atau program Terampil, II.A.3. Membuat dokumentasi file yang tersimpan dalam media komputer Ahli,II.B.5. Melakukan duplikasi data base. Ahli, II.B.6. Melaksanakan perpindahan dari perangkat lunak yang lama ke yang baru Kegiatan perekaman dan verfikasi dilaporkan melalui bentuk laporan pada lampiran 3b. Butir kegiatan yang dicakup adalah: Terampil, II.B.1. Melakukan perekaman data tanpa validasi Terampil, II.B.2. Melakukan perekaman data dengan validasi. Terampil, II.B.3. Melakukan verifikasi perekaman data. Terampil, II.B.4. Melakukan dijitasi data spasial. Terampil, II.B.5 Melakukan editing data spasial. Terampil, II.B.6 Melakukan verifikasi data spasial. Terampil, II.B.6 membuat laporan hasil perekaman data.

27 3.1 CATATAN & LAPORAN (3) : Kegiatan Pemasangan/Instalasi dilaporkan melalui bentuk laporan pada lampiran 3c. Butir kegiatan yang dicakup adalah: Terampil, II.C.1. Melakukan pemasangan peralatan sistem komputer / jaringan komputer Terampil, III.D.2. Melakukan instalasi dan atau meningkatkan (upgrade) sistem operasi komputer / perangkat lunak / sistem jaringan komputer. Ahli, II.A.3. Melakukan instalasi dan atau meningkatkan (upgrade) sistem komputer. Ahli, III.D.2. Melakukan instalasi program data base manajemen sistem (DBMS) Kegiatan pendeteksian/perbaikan dilaporkan melalui bentuk laporan pada lampiran 3d. Butir kegiatan yang dicakup adalah: Terampil, II.C.2. Melakukan deteksi dan atau memperbaiki kerusakan siskom. Terampil, II.C.3. Melakukan deteksi dan atau memperbaiki kerusakan sisjarkom. Terampil, III.D.5. Melakukan deteksi dan atau memperbaiki kerusakan sisopkom Terampil, III.D.6. Melakukan perbaikan terhadap gangguan sisopkom Ahli, II.A.7. Melakukan deteksi dan atau memperbaiki kerusakan sistem komputer dan atau paket program Ahli, II.C.6. Melakukan perbaikan kerusakan sistem jaringan komputer Ahli, II.C.6. Membuat laporan kejanggalan (anomali) sistem jaringan komputer

28 3.1 CATATAN & LAPORAN (4) Kegiatan prosedural dilaporkan melalui bentuk laporan pada lampiran 3e. Butir kegiatan yang dicakup adalah: Kegiatan ujicoba. Terampil, III.A.3. Melaksanakan uji coba program dasar Terampil, III.B.4. Melaksanakan uji coba program menengah. Terampil, III.C.4. Melaksanakan uji coba program lanjutan. Terampil, III.C.4. Melaksanakan uji coba sistem operasi komputer. Ahli, II.A.5. Melakukan uji coba sistem komputer. Ahli, II.A.6. Melakukan uji coba program paket. Ahli, II.C.4. Melakukan uji coba sistem operasi sistem jaringan komputer. Ahli, III.D.5. Melakukan uji coba perangkat lunak baru dan memberikan saran-saran penggunaannya Kegiatan lainnya Ahli, II.B.3. Membuat otorisasi akses kepada pemakai Ahli, II.B.4. Memantau dan mengevaluasi penggunaan data base. Ahli, II.B.7. Melakukan pencarian (pemulihan) kembali data base. Ahli, II.C.1. Menerapkan rancangan konfigurasi sistem jaringan komputer. Ahli, II.C.5. Melakukan monitoring akses. Ahli, II.C.7. Melakukan sistem pencarian kembali sistem jaringan komputer

29 3.1 CATATAN & LAPORAN (5) Untuk seluruh kegiatan yang mempergunakan keluaran/masukan data dalam file, harus disertakan struktur datanya (format Lampiran 4) Sebagai contoh seorang PK Pelaksana telah melaksanakan kegiatan perekaman data dengan validasi dan melakukan pendeteksian/ perbaikan komputer, pembuatan catatan/laporannya adalah sebagai berikut: Nama/NIP : Gunadi Supena/ Jabatan : PK Pelaksana Unit Kerja/Instansi : Subdit Integrasi Pengolahan/BPS Butir Kegiatan : Perekaman data dengan validasi No Tanggal Volume/ Satuan Jenis Data (input) Output Nama Program Keterangan Angka Kredit (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) karakter karakter Pegawai DbPeg Appeg 0,061 Pegawai DbPeg Appeg 0, / karakter Sensus Impor Pertndb Pertprog 1,104 Jumlah 1,223

30 3.2 SPESIFIKASI PROGRAM (1) Spesifikasi program adalah keterangan rinci dan spesifik mengenai suatu program. Spesifikasi program dibuat setelah mempunyai system design (rancangan rinci), sehingga program yang akan dibuat spesifikasinya ini dapat merupakan bagian atau modul dari suatu system yang besar atau dapat pula berupa program yang berdiri sendiri.

31 3.2 SPESIFIKASI PROGRAM (2) Pada dasarnya pembuatan spesifikasi program akan menerangkan hal-hal yang terdiri atas: 1. Cakupan dan tujuan program. 2. Kriteria program, menjelaskan secara singkat fungsi program. 3. Fungsi-fungsi dari program, menjelaskan kegunaan program secara rinci sesuai dengan rancangan sistem. 4. Struktur data/database. Apabila mempunyai input atau output, maka harus mempunyai struktur/layout (Lampiran 4). 5. Input atau output dari data yang dipergunakan dan dilengkapi dengan design databasenya, jika menggunakan database. 6. Batasan program, adalah aturan-aturan yang diterapkan dalam prosedur program, seperti proses pengecekan data dengan aturanaturan (rules) tertentu. 7. Karakteristik kinerja program, menjelaskan kebutuhan perangkat keras dan lunak yang menunjang jalannya program

32 3.3 ALGORITMA PEMROGRAMAN (1) 1. Pada umumnya algoritma program merupakan kelanjutan kegiatan dari spesifikasi program 2. Biasanya berbentuk pseudo code, diagram alir (flow chart) atau diagram lain yang sejenis. 3. Kegiatan ini sangat berguna untuk mengetahui tingkat kesulitan dari sebuah program dan mencakup data input, proses, dan hasil atau output.

33 3.3 ALGORITMA PEMROGRAMAN (2) Contoh pseudo code: 1. Input nilai 2. If nilai < 0 or > 100 return 3. grade = A if nilai > 70; grade = B if nilai > 50; others grade = C 4. print grade

34 3.3 ALGORITMA PEMROGRAMAN (3) Input nilai Contoh DIAGRAM ALIR (FLOW CHART) Nilai < 0 or nilai > 100 Nilai > 70 Y Grade = A T Nilai > 50 Y Grade =B T Grade = C Print Grade

35 3.4 PROGRAM (1) Pembuatan program berdasarkan spesifikasi dan algoritma program yang sudah ada, sehingga penerjemahan kedua hal tersebut kedalam bahasa komputer menghasilkan fungsi-fungsi sesuai dengan yang dikehendaki.

36 3.4 PROGRAM (2) Dokumentasi program terdiri dari: 1. List program, merupakan urutan rangkaian prosedur/statement yang ada dalam program yang dicetak pada hardcopy. List program harus disusun secara berurutan sesuai dengan urutan proses yang dilakukan oleh program. 2. Hasil keluaran atau hasil uji coba, merupakan contoh keluaran program berupa softcopy/hardcopy. 3. Spesifikasi dan algoritma program, berupa spesifikasi yang dirancang untuk pembuatan program, serta algoritma program sebagai hasil penjabaran spesifikasi program

37 3.5 PETUNJUK OPERASIONAL Petunjuk operasional program adalah pedoman yang digunakan oleh pengguna program untuk mengoperasikan sistem aplikasi tertentu, mencakup : 1. Penjelasan kegunaan program secara umum. 2. Keterbatasan program, menjelaskan kebutuhan minimal mengenai perangkat keras dan sistem operasi yang digunakan. 3. Pengelolaan file, menjelaskan file-file data/program yang harus tersedia dalam menjalankan program dalam perawatannya. 4. Tata cara instalasi, menjelaskan tahapan-tahapan untuk penyesuaian terhadap sistem komputer yang akan digunakan, sehingga program dapat digunakan sesuai dengan fungsinya. 5. Tata cara mengoperasikan program secara rinci, menjelaskan tahapantahapan yang harus dilakukan oleh pengguna dalam pengoperasian program.

38 3.6 STUDI KELAYAKAN (1) Di dalam pembuatan sebuah sistem aplikasi yang cukup besar, pada umumnya seorang pejabat pranata komputer akan membuat sebuah perencanaan tentang penelitian ataupun pengamatan terhadap kegiatan maupun permintaan dari pengguna yang akan mempergunakan aplikasi tersebut.

39 3.6 STUDI KELAYAKAN (2) Perencanaan awal ini merupakan sebuah proposal mengenai hal-hal yang akan dilakukan, antara lain mencakup: 1. Perencanaan target sesuai dengan permintaan, menjelaskan tujuan pengolahan data yang mencakup rancangan kegunaan data yang dihasilkan, sehingga dapat memperoleh gambaran proses pengolahan data yang akan dilakukan. 2. Persiapan pengumpulan fakta, menjelaskan perkiraan beban kerja, organisasi dan sumber daya manusia serta peralatan yang tersedia dalam persiapan rancangan pengolahan data. 3. Penentuan jadwal waktu penelitian dalam melaksanakan studi kelayakan. 4. Cakupan kegiatan yang akan dilakukan dalam studi kelayakan. 5. Tenaga dan biaya yang dibutuhkan dalam melakukan studi kelayakan.

40 3.7 STUDI KELAYAKAN RINCI Kegiatan ini dapat dilakukan setelah melaksanakan penelitian terhadap keadaan sebenarnya dilapangan, sehingga didapatkan temuan-temuan untuk melengkapi proposal sebelumnya. Dengan demikian laporan ini merupakan verifikasi hasil temuan yang dinjau dari aspek teknologi, ekonomis, legalitas, operasional dan sosial : 1. Ruang lingkup pekerjaan, menjelaskan kegiatan yang tercakup dalam studi kelayakan. 2. Sarana dan prasarana yang meliputi perangkat keras dan perangkat lunak yang ada pada saat studi yang akan digunakan untuk kegiatan pengolahan data. 3. Sumber daya manusia, yang ada pada saat studi yang akan digunakan untuk kegiatan pengolahan data. 4. Organisasi system pengolahan, merupakan struktur organisasi pada obyek yang akan melaksanakan pengolahan data. 5. Waktu dan biaya yang dibutuhkan dalam pembuatan/pengembangan system. 6. Rekomendasi sistem pengolahan data yang akan dilakukan. 7. Manfaat dan dampak pengolahan yang akan dilakukan.

41 3.8 ANALISIS SISTEM INFORMASI Dalam kegiatan analisis sistem informasi, seorang pranata komputer menghasilkan suatu dokumentasi tentang perencanaan sistem yang sudah lengkap berdasarkan studi kelayakan rinci. Walaupun masih bersifat secara garis besar akan tetapi sudah dapat menjawab kebutuhan ataupun keinginan dari pengguna. Hal-hal yang perlu dicantumkan dalam dokumentasi hasil analsis sistem informasi antara lain: 1. Sasaran dan batasan sistem, menjelaskan fungsi sistem. 2. Arsitektur sistem, menjelaskan tipe sistem yang digunakan. 3. Deskripsi subsistem, penjelasan mengenai sub-susb sistem yang tercakup dalam sistem. 4. Pertimbangan khusus kinerja sistem, menjelaskan infra struktur (perangkat keras/lunak, sumber daya manusia, dan organisasi) yang dibutuhkan oleh sistem. 5. Hasil permodelan, pemaparan perkiraan keuntungan-keuntungan (advantage) dan dampak yang diperoleh dari sistem. 6. Biaya dan jadwal pembangunan/pengembangan sistem.

42 3.9 RANCANGAN SISTEM INFORMASI Adalah kegiatan penyusunan kerangka tahapan dalam pembangu-nan/pengembangan sistem komputer/ jaringan / data base berdasarkan studi kelayakan rinci dan analisis sistem informasi, dan ditampilkan dalam suatu model yang mudah dimengerti. Penyajiannya disarankan menggunakan diagram dengan keterangan memadai, sehingga dapat dipahami maksud dan tujuannya

43 3.10 RANCANGAN RINCI SISTEM INFORMASI Rancangan rinci merupakan transformasi dari sistem rancangan outline, sehingga gambaran detail dari system tersebut dapat terlihat dengan jelas dan mudah dimengerti untuk diimplementasikan. Gambaran dan penjelasan detail haruslah mencakup: 1. Rancangan sistem komputer. 2. Rancangan sistem jaringan. 3. Rancangan sistem database. 4. Kebutuhan sumber daya manusia.

44 3.11 RANCANGAN SISTEM KOMPUTER 1. Rancangan sistem komputer merupakan rancangan rinci mengenai penjelasan sistem yang komponennya terdiri dari pengkat keras dan perangkat lunak komputer yang akan digunakan, serta model-modelnya. 2. Rancangan sistem komputer dilengkapi dengan penjelasan rinci mengenai input, output dan prosedur dari setiap proses didalam sistem komputer tersebut. 3. Pada umumnya sistem komputer dilengkapi dengan diagram-diagram yang menghubungkan antar komponen yang ada dalam sistem komputer tersebut.

45 3.12 RANCANGAN SISTEM DATABASE Tujuan rancangan sistem database adalah untuk memudahkan proses penyimpanan, pengaksesan, pengendalian dan perawatan data yang optimal dan efisien. Dalam perancangan tersebut mencakup: 1. Rancangan struktur data didalam file atau tabel berikut atributnya yang digambarkan dalam bentuk diagram, misalnya seperti Entity Relationship Diagram (ERD). 2. Perkiraan data yang ada didalam file atau table. 3. Perkiraan alokasi area. 4. Jenis perangkat lunak yang akan dipergunakan.

46 3.13 RANCANGAN SISTEM JARKOM Adalah gabunganbeberapa sistem komputer yang dihubungkan dengan suatu sistem jaringan yang meliputi penjelasan mengenai: 1. Metode komunikasi, menjelaskan alat yang menghubungkan antar sistem komputer, seperti kabel, gelombang radio, setelit, infra merah dan lain sejenisnya. 2. Topologi jaringan, menjelaskan tipe hubungan antar sistem komputer. 3. Diagram jaringan, merupakan desain skema secara keseluruhan sistem komputer yang terhubung dalam jaringan. 4. Perangkat keras dan lunak jaringan, menjelaskan spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan dalam jaringan.

47 IV. PELAPORAN

48 PELAPORAN Syarat-syarat mengajukan usulan penetapan angka kredit Jenis formulir yang disertakan dalam laporan Jenis dokumentasi yang merupakan bukti fisik pengajuan angka kredit.

49 PELAPORAN Secara umum seluruh pejabat fungsional harus mengusulkan angka kredit kepada sekretariat tim penilai untuk ditetapkan angka kreditnya, apabila pejabat fungsional tersebut sudah merasa dapat mencukupi nilainya untuk naik ke jenjang yang lebih tinggi. Syarat-syarat untuk pengajuan adalah: Fotocopy Penetapan angka kredit yang terakhir Formulir usulan penetapan angka kredit yang sesuai dengan jabatannya Formulir melakukan unsur kegiatan sesuai dengan yang sudah dikerjakan, dimana formulir ini merupakan ringkasan butir kegiatan dan angka kredit Surat Tugas menurut butir kegiatan Bukti fisik melaksanakan kegiatan sesuai dengan butir kegiatan yang akan dinilai.

50 Mendapatkan Nilai Maksimal 50

51 Contoh Dokumentasikan setiap kegiatan PK Pelaksana, membuat sebuah program menengah, maka dokumentasi yang harus dikumpulkan: Butir Kegiatan Membuat program menengah (list program & diagram alur) 0,151 Membuat data uji program (dummy data) 0,042 Melaksanakan uji coba program (laporan tes input-output) 0,022 Membuat petunjuk operasional program (buku manual) 0,461 Menyusun dokumentasi program (daftar dokumentasi di atas) 0,042 AK Total 0,718 51

52 Jenis Dokumen Kenaikan Jabatan/Pangkat Fotocopy Keputusan PAK Fotocopy Keputusan Kenaikan Pangkat terakhir Fotocopy Keputusan Jabatan Terakhir Fotocopy DP3 dua tahun terakhir

53 TERIMA KASIH

URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER BERDASARKAN POSISI DAN KEDUDUKAN

URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER BERDASARKAN POSISI DAN KEDUDUKAN URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER BERDASARKAN POSISI DAN KEDUDUKAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2015 1 PENDAHULUAN I. Latar Belakang

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 66/KEP/M.PAN/7/2003

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 66/KEP/M.PAN/7/2003 MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 66/KEP/M.PAN/7/2003 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER DAN ANGKA KREDITNYA MENTERI

Lebih terperinci

Pengurus Yayasan Slamet Rijadi Yogyakarta

Pengurus Yayasan Slamet Rijadi Yogyakarta KEPUTUSAN PENGURUS YAYASAN SLAMET RIJADI YOGYAKARTA Nomor 02/Perat/YSRY/2009 tentang PERATURAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER PADA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA Pengurus Yayasan Slamet Rijadi Yogyakarta

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN XV : KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TANGGAL : 17 Februari 2004 MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.114, 2009 DEPARTEMEN PERTAHANAN. Jabatan. Fungsional. Komputer. Angka Kredit.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.114, 2009 DEPARTEMEN PERTAHANAN. Jabatan. Fungsional. Komputer. Angka Kredit. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.114, 2009 DEPARTEMEN PERTAHANAN. Jabatan. Fungsional. Komputer. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL

Lebih terperinci

URAIAN TUGAS PER JENJANG JABATAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER

URAIAN TUGAS PER JENJANG JABATAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER URAIAN TUGAS PER JENJANG JABATAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER N0 1 Melakukan penggandaan data dan atau program 25 KB Prakom 2 Melakukan perekaman data tanpa validasi 1000 karakter Prakom 3 Melakukan

Lebih terperinci

SDM yang. disusun. Kapasitas. terhadap. kegiatan. sehingga. melaksanakan. penugasann. pemerintah. Government. Meningkatkan. kesadaran.

SDM yang. disusun. Kapasitas. terhadap. kegiatan. sehingga. melaksanakan. penugasann. pemerintah. Government. Meningkatkan. kesadaran. Kerangka Kerja Pengembangan Sumber Daya Manusia Kapasitas SDM yang sesuai dalam setiap pelaksanaan perlu disusun sehingga penugasann terhadap SDM yang melaksanakan kegiatan pengembangan E-Government dapat

Lebih terperinci

ADMINISTRASI JAB-FUNG PRANATA KOMPUTER

ADMINISTRASI JAB-FUNG PRANATA KOMPUTER ADMINISTRASI JAB-FUNG PRANATA KOMPUTER Pengangkatan Pertama dan Diklat Penjenjangan Penilaian Angka Kredit Pembebasan Sementara dan Pemberhentian 2 Formulir Pengangkatan Pertama dan Diklat Penjenjangan

Lebih terperinci

DUPAK (DAFTAR USUL SURAT PERMOHONAN SURAT PERNYATAAN

DUPAK (DAFTAR USUL SURAT PERMOHONAN SURAT PERNYATAAN FORMULIR DUPAK (DAFTAR USUL PENILAIAN ANGKA KREDIT) SURAT PERMOHONAN SURAT REKOMENDASI USULAN DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN PRANATA KOMPUTER PERTAMA NOMOR : Masa Penilaian Tanggal. Sampai

Lebih terperinci

PEMBINAAN TEKNIS TIM PENILAI PRANATA KOMPUTER - ADMINISTRASI

PEMBINAAN TEKNIS TIM PENILAI PRANATA KOMPUTER - ADMINISTRASI BADAN PUSAT STATISTIK PEMBINAAN TEKNIS TIM PENILAI PRANATA KOMPUTER - ADMINISTRASI (Berdasarkan : SK MenPAN Nomor 66/Kep/M.PAN/7/2003 (Perka BPS Nomor 16 Tahun 2008) Bagian Jabatan Fungsional TUJUAN PENETAPAN

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA ! Lampiran 1! Lampiran 2! Lampiran 3! MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 66JKEP/M.PAN/7/2003 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PRANATA

Lebih terperinci

PRANATA KOMPUTER AHLI

PRANATA KOMPUTER AHLI PRANATA KOMPUTER AHLI Pendidikan Implementasi Sistem Informasi Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Penyusunan Kebijakan Sistem Informasi Pengembangan Profesi Pendukung Kegiatan Pranata Komputer PENDIDIKAN

Lebih terperinci

XV. PRANATA KOMPUTER

XV. PRANATA KOMPUTER XV. PRANATA KOMPUTER K. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999. 2. Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci

XXI. PRANATA HUMAS A. DASAR HUKUM

XXI. PRANATA HUMAS A. DASAR HUKUM XXI. PRANATA HUMAS A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 4

Lebih terperinci

Prof. dr Ali Ghufron Mukti., MSc., PhD NIP

Prof. dr Ali Ghufron Mukti., MSc., PhD NIP KATA SAMBUTAN Jabatan Fungsional Pranata Laboratorium Pendidikan ditetapkan dalam rangka pengembangan karier dan peningkatan profesionalisme Pegawai Negeri Sipil yang melaksanakan pengelolaan laboratorium

Lebih terperinci

PROSEDUR PENGANGKATAN PERTAMA DALAM JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER

PROSEDUR PENGANGKATAN PERTAMA DALAM JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER PROSEDUR PENGANGKATAN PERTAMA DALAM JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2015 1 PENDAHULUAN I. Latar Belakang Dalam pelaksanaannya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tujuan dan Keuntungan. Dasar Hukum Jabatan Fungsional Pranata Komputer

PENDAHULUAN. Tujuan dan Keuntungan. Dasar Hukum Jabatan Fungsional Pranata Komputer PENDAHULUAN Tujuan dan Keuntungan Dasar Hukum Jabatan Fungsional Pranata Komputer Pengertian, Rumpun Jabatan, Kedudukan, Tugas Pokok dan Jenjang Jabatan Tujuan dan Keuntungan 1.1. Tujuan Penetapan Jabatan

Lebih terperinci

XX. TEKNISI LITKAYASA

XX. TEKNISI LITKAYASA XX. TEKNISI LITKAYASA A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun

Lebih terperinci

XXII. STATISTISI A. DASAR HUKUM

XXII. STATISTISI A. DASAR HUKUM XXII. STATISTISI A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 2. Undang-Undang Nomor 16 tahun 1997

Lebih terperinci

IX. PENGENDALI DAMPAK LINGKUNGAN

IX. PENGENDALI DAMPAK LINGKUNGAN IX. PENGENDALI DAMPAK LINGKUNGAN A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian; 2. Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER

PEDOMAN PENYUSUNAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER PEDOMAN PENYUSUNAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER Badan Pusat Statistik, Jakarta - Indonesia 2004 1 KEPUTUSAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 291 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN FORMASI

Lebih terperinci

-2- Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Un

-2- Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Un -2- Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua

Lebih terperinci

IV. ANALIS KEPEGAWAIAN

IV. ANALIS KEPEGAWAIAN IV. ANALIS KEPEGAWAIAN A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian; 2. Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG TATA KERJA TIM PENILAI DAN TATA CARA PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PRANATA HUBUNGAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER DAN

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 27 TAHUN 2014 NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.138, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 27 TAHUN 2014 NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN

Lebih terperinci

X. GURU A. Dasar Hukum

X. GURU A. Dasar Hukum X. GURU A. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999. 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA TENTANG

PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA TENTANG PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG TATA KERJA TIM PENILAI DAN TATA CARA PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/JASA

Lebih terperinci

XVI. AUDITOR A. DASAR HUKUM

XVI. AUDITOR A. DASAR HUKUM XVI. AUDITOR A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1711, 2014 KEMENHAN. PNS. Angka Kredit. Jabatan Fungsional. Assessor. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 02/V/PB/2010 NOMOR 13 TAHUN 2010

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 02/V/PB/2010 NOMOR 13 TAHUN 2010 SALINAN PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 02/V/PB/2010 NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA LABORATORIUM PENDIDIKAN

Lebih terperinci

JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/JASA

JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/JASA JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/JASA Di Sampaikan Pada Acara Sosialisasi Pembinaan Jabatan Fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa di Lingkungan Kementerian PUPR Yogyakarta, 9 Februari

Lebih terperinci

XIII. INSTRUKTUR A. DASAR HUKUM

XIII. INSTRUKTUR A. DASAR HUKUM XIII. INSTRUKTUR A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999. 2. Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BERSAMA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BERSAMA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1/PERBER-MKP/2014 NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN

Lebih terperinci

V. ARSIPARIS A. DASAR HUKUM

V. ARSIPARIS A. DASAR HUKUM V. ARSIPARIS A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 entang Pokok-pokok Kepegawaian; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENGANGKATAN, KENAIKAN PANGKAT/JABATAN, PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBALI, DAN PEMBERHENTIAN DALAM DAN DARI

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENGANGKATAN, KENAIKAN PANGKAT/JABATAN, PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBALI, DAN PEMBERHENTIAN DALAM DAN DARI PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENGANGKATAN, KENAIKAN PANGKAT/JABATAN, PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBALI, DAN PEMBERHENTIAN DALAM DAN DARI JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER Badan Pusat Statistik,

Lebih terperinci

PEDOMAN UJI KOMPETENSI BAGI PEJABAT FUNGSIONAL PENGAWAS BIBIT TERNAK BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN UJI KOMPETENSI BAGI PEJABAT FUNGSIONAL PENGAWAS BIBIT TERNAK BAB I PENDAHULUAN 5 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA Nomor 71/Permentan/OT.140/7/2013 TENTANG PEDOMAN UJI KOMPETENSI BAGI PEJABAT FUNGSIONAL PENGAWAS BIBIT TERNAK PEDOMAN UJI KOMPETENSI BAGI PEJABAT

Lebih terperinci

- 5 - (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1692).

- 5 - (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1692). - 2 - Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan

Lebih terperinci

III. PENGAWAS BENIH IKAN

III. PENGAWAS BENIH IKAN III. PENGAWAS BENIH IKAN A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian; 2. Undang-Undang Nomor 31

Lebih terperinci

JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/JASA

JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/JASA JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/JASA Disampaikan pada Sosialisasi Pembinaan Jabatan Fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Makassar,

Lebih terperinci

XIX. PEREKAYASA A. DASAR HUKUM

XIX. PEREKAYASA A. DASAR HUKUM XIX. PEREKAYASA A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN ANGKA KREDIT PRANATA KOMPUTER

PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN ANGKA KREDIT PRANATA KOMPUTER PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN ANGKA KREDIT PRANATA KOMPUTER Badan Pusat Statistik, Jakarta - Indonesia 2004 KEPUTUSAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 286 TAHUN 2004 TANGGAL 6 JULI 2004 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor PERATURAN BERSAMA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 19/PER/M.KOMINFO/8/2006 NOMOR : 18 A TAHUN 2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU GUBERNUR KEPULAUAN RIAU PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 003/KS/2003 NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 003/KS/2003 NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 003/KS/2003 NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL STATISTISI DAN ANGKA KREDITNYA KEPALA

Lebih terperinci

PROSEDUR PENGUSULAN DAN MEKANISME PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH

PROSEDUR PENGUSULAN DAN MEKANISME PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH PROSEDUR PENGUSULAN DAN MEKANISME PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH Disusun Oleh: Tim Biro Kepegawaian Kemdikbud 1. Dra. Garti Sri Utami, M. Ed 2. Yuniarti Kusnoningsih, SH 3.

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : c. bahwa penyesuaian substansi peraturan sebagaimana dimaksud pada huruf b ditetapkan dengan Peraturan Kepala Lembaga Admi

2015, No Mengingat : c. bahwa penyesuaian substansi peraturan sebagaimana dimaksud pada huruf b ditetapkan dengan Peraturan Kepala Lembaga Admi No.1115, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LAN. Widyaiswara. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Penilaian. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

16. Keputusan Presiden Nomor 59/P Tahun 2011;

16. Keputusan Presiden Nomor 59/P Tahun 2011; PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL STATISTISI DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

2016, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsiona

2016, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsiona No.1002, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMTAN. Jabatan Fungsional. Analis Pasar Hasil Pertanian. Uji Kompetensi. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/PERMENTAN/KP.350/5/2016

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.697, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI. Statistisi. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

Lebih terperinci

VI. PUSTAKAWAN A. DASAR HUKUM

VI. PUSTAKAWAN A. DASAR HUKUM VI. PUSTAKAWAN A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun

Lebih terperinci

Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik; MEMUTUSKAN:

Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik; MEMUTUSKAN: -2-3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Widyaiswara.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Widyaiswara. No.31, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Widyaiswara. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL

Lebih terperinci

XVII. PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

XVII. PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN XVII. PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999. 2.

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS ORGANISASI DAN TATA KERJA TIM PENILAI ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER

PETUNJUK TEKNIS ORGANISASI DAN TATA KERJA TIM PENILAI ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER PETUNJUK TEKNIS ORGANISASI DAN TATA KERJA TIM PENILAI ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER Badan Pusat Statistik, Jakarta - Indonesia 2004 KEPUTUSAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 288

Lebih terperinci

I. PENGAWAS PERIKANAN

I. PENGAWAS PERIKANAN I. PENGAWAS PERIKANAN A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian; 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun

Lebih terperinci

XIV. WIDYAISWARA A. DASAR HUKUM

XIV. WIDYAISWARA A. DASAR HUKUM XIV. WIDYAISWARA A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999. 2. Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu hal yang umum. Begitu juga dengan piranti keras, maupun piranti lunak

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu hal yang umum. Begitu juga dengan piranti keras, maupun piranti lunak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan komputer dalam pencatatan kegiatan usaha pada saat ini adalah suatu hal yang umum. Begitu juga dengan piranti keras, maupun piranti lunak komputer yang telah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA MENTERI PNDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG JABATAN

Lebih terperinci

II. PENGENDALI HAMA DAN PENYAKIT IKAN

II. PENGENDALI HAMA DAN PENYAKIT IKAN II. PENGENDALI HAMA DAN PENYAKIT IKAN A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian; 2. Undang-Undang

Lebih terperinci

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik Badan Pusat Statistik KEPUTUSAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 051 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYESUAIAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK, Menimbang : a b bahwa dalam

Lebih terperinci

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik Badan Pusat Statistik KEPUTUSAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 051 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYESUAIAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KARIER PUSTAKAWAN MELALUI JABATAN FUNGSIONAL

PENGEMBANGAN KARIER PUSTAKAWAN MELALUI JABATAN FUNGSIONAL PENGEMBANGAN KARIER PUSTAKAWAN MELALUI JABATAN FUNGSIONAL Yuyun Widayanti Pelaksana STAIN Kudus E-mail : (yuyun083@gmail.com) Abstrak : Jabatan fungsional pustakawan adalah salah satu jabatan fungsional

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA MENTERI PERTANIAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 54/Permentan/OT.210/11/2008 NOMOR 23 A TAHUN 2008

PERATURAN BERSAMA MENTERI PERTANIAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 54/Permentan/OT.210/11/2008 NOMOR 23 A TAHUN 2008 PERATURAN BERSAMA MENTERI PERTANIAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 54/Permentan/OT.210/11/2008 NOMOR 23 A TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN DAN ANGKA

Lebih terperinci

2017, No Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Nege

2017, No Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Nege No.439, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Inpassing. Jabatan Fungsional Auditor. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI

Lebih terperinci

2016, No Nomor 157 tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa P

2016, No Nomor 157 tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa P No.1877, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LKPP. Pejabat Fungsional. Pengelola Pengadaan Barang/ Jasa. Pengembangan dan Pembinaan Kompetensi. Pencabutan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.639 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA SANDI NEGARA. Tim Penilai Angka Kredit. Sandiman. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN

Lebih terperinci

DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN PRANATA KOMPUTER PELAKSANA

DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN PRANATA KOMPUTER PELAKSANA CONTOH : LAMPIRAN Ib : KEPUTUSAN BERSAMA DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN PRANATA KOMPUTER PELAKSANA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004

Lebih terperinci

-4- MEMUTUSKAN: Pasal 1

-4- MEMUTUSKAN: Pasal 1 -2-3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 4. Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

2014, No

2014, No 2014, No.889 6 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 143 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENGANGKATAN, KENAIKAN JABATAN/PANGKAT, PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBALI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 47 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DI DAERAH DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN ANGKA KREDIT PRANATA KOMPUTER

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN ANGKA KREDIT PRANATA KOMPUTER BADAN PUSAT STATISTIK PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN ANGKA KREDIT PRANATA KOMPUTER BADAN PUSAT STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PERATURAN KEPALA

Lebih terperinci

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentan

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentan No.419, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPS. Inpassing. Jabatan Fungsional. Statistisi. PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 26 TAHUN 2017 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 003/KS/2003 NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 003/KS/2003 NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 003/KS/2003 NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL STATISTISI DAN ANGKA KREDITNYA KEPALA

Lebih terperinci

KENAIKAN PANGKAT PNS

KENAIKAN PANGKAT PNS Kampus Ketintang Surabaya - 60231 web site : www.fmipa.unesa.ac.id No. Nomor Revisi : Tanggal Terbit : Disusun oleh : Disetujui oleh : Nama Dr. Wasis, M.Si. Nama Prof. Dr. Suyono, M.Pd. Jabatan Wakil Dekan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN TATA KERJA DAN TATA CARA TIM PENILAI ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 10 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Rescuer dan

2017, No Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 10 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Rescuer dan No.882, 2017. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN. Jabatan Fungsional. RESCUER. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN BERSAMA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : PB. 01/MEN/2009 NOMOR : 14 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERIKANAN DAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN, PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER- 706 /K/JF/2009 TENTANG PENGANGKATAN KE DALAM JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR MELALUI PERPINDAHAN JABATAN DENGAN PERLAKUAN KHUSUS DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 10 TAHUN 2006 T E N T A N G JABATAN FUNGSIONAL PENGUJI KENDARAAN BERMOTOR

WALIKOTA SURABAYA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 10 TAHUN 2006 T E N T A N G JABATAN FUNGSIONAL PENGUJI KENDARAAN BERMOTOR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 10 TAHUN 2006 T E N T A N G JABATAN FUNGSIONAL PENGUJI KENDARAAN BERMOTOR WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan mutu

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS

Lebih terperinci

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 26B /PER/M. KOMINFO/7/2008 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGANGKATAN, KENAIKAN JABATAN/PANGKAT, PEMBEBASAN

Lebih terperinci

ORGANISASI, MUTASI, TATA USAHA, DAN TATA KERJA PENETAPAN ANGKA KREDIT BAGI PEJABAT FUNGSIONAL AUDITOR DI LINGKUNGAN BPKP

ORGANISASI, MUTASI, TATA USAHA, DAN TATA KERJA PENETAPAN ANGKA KREDIT BAGI PEJABAT FUNGSIONAL AUDITOR DI LINGKUNGAN BPKP ORGANISASI, MUTASI, TATA USAHA, DAN TATA KERJA PENETAPAN ANGKA KREDIT BAGI PEJABAT FUNGSIONAL AUDITOR DI LINGKUNGAN BPKP SURAT EDARAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR : SE-060400-22/K/1999

Lebih terperinci

XXIII. PERENCANA A. DASAR HUKUM

XXIII. PERENCANA A. DASAR HUKUM XXIII. PERENCANA A. DASAR HUKUM 1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 2) Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara No. 888, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPS. Formasi. Jabatan Fungsional. Statistisi. Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 142 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.47, 2012 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Jabatan Fungsional. Pengendali. Dampak Lingkungan. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 1 TAHUN

Lebih terperinci

Lampiran 1. Contoh Bukti Fisik : Menelaah Spesifikasi Teknis Sistem Komputer

Lampiran 1. Contoh Bukti Fisik : Menelaah Spesifikasi Teknis Sistem Komputer Lampiran 1. Contoh Bukti Fisik : Menelaah Spesifikasi Teknis Sistem Komputer BUKTI FISIK KEGIATAN PRANATA KOMPUTER AHLI Halaman : dari Nama PPK Tanggal dibuat Lokasi Pekerjaan Satu kali Pangkat/Golongan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 89 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 89 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 89 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

XVIII. PENELITI A. DASAR HUKUM

XVIII. PENELITI A. DASAR HUKUM XVIII. PENELITI A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2013 tentang Lembaga Administrasi Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 12

2017, No Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2013 tentang Lembaga Administrasi Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 12 No.1837, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LAN. Jabatan Fungsional. Analis Kebijakan. Tim Penilai dan Penilaian AK. PERATURAN LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

B. PENGERTIAN-PENGERTIAN

B. PENGERTIAN-PENGERTIAN VII. DOKTER A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH DAN ANGKA KREDITNYA

Lebih terperinci

DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN PRANATA KOMPUTER PELAKSANA LANJUTAN

DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN PRANATA KOMPUTER PELAKSANA LANJUTAN CONTOH : LAMPIRAN Ic : KEPUTUSAN BERSAMA DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN PRANATA KOMPUTER KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA PELAKSANA LANJUTAN NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004

Lebih terperinci

JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI

JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI ADMINISTRASI JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI DIKLAT JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI Maret 2012 1 DASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI 1. UU Nomor 8 Th 1974 ttg Pokok-pokok Kepegawaian

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31/PERMEN-KP/2017 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN FUNGSIONAL PENGENDALI HAMA DAN PENYAKIT IKAN MELALUI

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENERJEMAH DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.420, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPS. Inpassing. Jabatan Fungsional. Pranata Komputer. PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.160, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Perawat. PNS. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG JABATAN

Lebih terperinci

Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional Pamong Budaya Melalui Penyesuaian/Inpassing

Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional Pamong Budaya Melalui Penyesuaian/Inpassing Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional Pamong Budaya Melalui Penyesuaian/Inpassing Bahwa dalam rangka pengembangan karier, profesionalisme dan peningkatan kinerja organisasi, serta

Lebih terperinci