Data Dan Informasi Sumber Data Pengambilan Data Tipe Data Teknik Mengolah Data Prosedur Pelaksanaan Kegiatan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Data Dan Informasi Sumber Data Pengambilan Data Tipe Data Teknik Mengolah Data Prosedur Pelaksanaan Kegiatan"

Transkripsi

1 LAMPIRAN 65

2 Lampiran 1. Perolehan dan pengolahan data Langkah- Langkah Penelitian Tahapan penelitian Data Dan Informasi Sumber Data Pengambilan Data Tipe Data Teknik Mengolah Data Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Latar belakang penelitian, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, output dan manfaat penelitian Internal dan eksternal perusahaan/instansi terkait - Studi literatur - Studi dokumentasi - Browsing internet Data Sekunder Analisis Deskriptif - menetapkan topik yang dilteliti - menetapkan substansi yang dikaji - menentukan tool yang digunakan - menetapkan ruang lingkup kajian Pemilihan pakar Pakar yang harus mewakili: - Pihak praktisi - Pihak Birokrasi - Pihak Akademisi Data karskteristik bahan baku Internal dan eksternal perusahaan/instansi terkait Internal dan eksternal perusahaan/instansi terkait dan informasi pakar Konsultasi dan diskusi - Wawancara - Studi literatur - Studi dokumentasi - Browsing internet - Survey lapangan Data Sekunder Data Primer dan data sekunder Pakar yang dipilih adalah seorang yang berpengalaman dan memiliki kompetensi dalam Pengembangan agroindustri biodiesel Analisis Deskriptif Diskusi dengan pakar mengenai permasalahan yang dikaji - Mengajukan permohonan - Menetapkan pakar Diskusi dengan pakar mengenai permasalahan karateristik bahan baku yang mempengaruhi proses pengolahan Pengumpulan data Analisis data Data jenis proses pengolahan Data standar mutu biodiesel dan penyebab ketidaksesuaian Analisis data karskteristik bahan baku Internal dan eksternal perusahaan/instansi terkait Internal dan eksternal perusahaan/instansi terkait Informasi pakar dan pustaka - Studi literatur - Studi dokumentasi - Browsing internet - Studi literatur - Studi dokumentasi - Browsing internet Wawancara dan studi literatur Data Sekunder Data Sekunder Data primer dan data sekunder Analisis Deskriptif Analisis Deskriptif Decision tree dan rule base Diskusi dengan pakar mengenai permasalahan jenis-jenis proses yang dapat dilkakukan untuk mengolah biodiesel Menetapkan SNI sebagai acuan kesesuaian standar mutu. Menetapkan pengaruh, penyebab, dan alternatif proses dari ketidaksesuaian mutu - Menentukan karakteristik bahan baku - Menentukan jenis proses pengolahan - Analisis dengan decision tree kemudian dibuat aturan dengan rule base 66

3 Langkah- Langkah Penelitian Analisis data Pembangunan model sistem penunjang keputusan mutu biodiesel berbasis web Integrasi pemodelan sistem dengan program Computer Pengujian Data Dan Informasi Sumber Data Pengambilan Data Tipe Data Teknik Mengolah Data Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Analisis data kebutuhan bahan tambahan Analisis data standar mutu biodiesel Analisis data analisis penyebab ketidaksesuaian mutu Data dan informasi kebutuhan pemodelan sistem Data dan informasi kebutuhan pembuatan program komputer Data kebutuhan integrasi pemodelan sistem dengan program komputer Menguji validitas program yang dibangun Pustaka studi literatur Data sekunder Pustaka studi literatur Data sekunder Informasi pakar dan pustaka Wawancara dan studi literatur Pustaka Studi literatur Data Sekunder Pustaka Studi literatur Data Sekunder Pustaka Studi literatur Data sekunder Pustaka Studi literatur Data sekunder Perhitungan aritmatika dan rule base Rule base - Menentukan jenis proses pengolahan - Menentukan jenis bahan tambahan yang dibutuhkan - Melakukan perhitungan berdasarkan jenis proses dan bahan tambahan yang dibutuhkan - Menentukan standar mutu - Analisis dan membuat aturan mengenai kesesuaian mutu produk dengan SNI Data primer Rule base - Menentukan standar mutu - Menentukan pengaruh, penyebab, dan alternatif proses - Analisis dan membuat aturan untuk ketidaksesuaian standar mutu Pemodelan sistem terbagi menjadi submodel penentuan penentuan proses pengolahan, penentuan kebutuhan bahan tambahan, kesesuaian standar mutu, dan ketidaksesuain standar mutu Aplikasi langung pada komputer Menggunakan integrasi dan transformasi model Pengujian dengan data Membangun model berdasarkan elemen-elemen penyusun model - Pembuatan program komputer - Penggunaan software pendukung Pemodelan sistem diintegrasikan ke dalam program komputer untuk menghasilkan keputusan akhir Memberikan inputan kemudian diproses untuk menguji performance sistem 67

4 Lampiran 2. Petunjuk instalasi dan penggunaan paket program QBioDSS melalui localhost Kebutuhan Minimum Perangkat Keras Server Perangkat keras (hardware) - Prosesor Pentium III - RAM 128 MB - Hardisk 10 MB Perangkat lunak (software) - XAMPP versi MySQL sebagai basis data - Sistem operasi windows atau linux Client Perangkat lunak (software) - Browser Internet explorer / Mozilla firefox / Google chrome Cara Instalansi Server Untuk proses instalasi pada komputerserver maka beberapa hal yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Instal apache web server 2. Copy data program Sistem Penunjang Keputusan Mutu Biodiesel Program-program yang diperlukan diatas tersedia pada CD installer direktori server penunjang keputusan mutu biodiesel. Instal Apache Web Server Instalasi XAMPP XAMPP merupakan sebuah paket instalasi untuk PHP, APACHE dan MySQL. Dengan menggunakan XAMPP, kita tidak perlu lagi menginstal ketiga software tersebut secara terpisah. Program QBioDSS menggunakan phpmyadmin sebagai basis data, oleh karena itu diperlukan XAMPP untuk koneksi basis data dengan perangkat lunak yang dibuat. phpmyadmin Database Manager merupakan aplikasi yang digunakan untuk membuat, mengelola basis data. Pada tutorial ini phpmyadmin yang digunakan untuk membuat basis data yang berbasis MySQL dimana selain menggunakan QUERY, phpmyadmin ini juga dapat dibuat basis data dengan menekan tomboltombol dan memasukkan nama dan banyak basis data, tabel yang diperlukan. Berikut ini adalah cara menginstal XAMPP pada windows. 1. Jalankan file xampp-win installer.exe. 2. Kemudian akan tampil pilihan untuk memilih bahasa ketika proses instalasi berjalan. Silakan pilih bahasa Indonesian atau English, kecuali anda menguasai bahasa lainnya. 68

5 3. Proses instalasi akan dimulai. Klik Maju untuk memulainya. 4. Akan muncul lisensi software. Klik Saya Setuju untuk melanjutkan. 69

6 5. Selanjutnya silakan anda pilih lokasi install untuk XAMPP. Kemudian klik install. 6. Tunggu beberapa saat sampai proses instalasi selesai. 7. Instalasi selesai 70

7 8. Sampai tahap ini, berarti XAMPP (PHP, APACHE dan MYSQL) telah terinstal. Langkah selanjutnya adalah menjalankan servicenya. 9. Jalankan XAMPP Control Panel yang ada di desktop. Atau anda juga dapat menjalankan XAMPP Control Panel dari menu Start -> All Programs -> apachefriends -> xampp -> xampp control panel. 10. Nyalakan Apache dan Mysql dengan mengklik tombol Start. Buka web browser, lalu ketikkan Jika tampilannya seperti di bawah ini, maka apache sudah terinstal dengan benar. Membuat Database Program QBioDSS Setelah XAMPP terisnstal dengan benar, maka langkah selanjutnya adalah mendaftarkan database yang terdapat di dalam program. Tahapannya adalah sebagai berikut : 1. Ketikkan localhost pada browser anda. Gambar Browser localhost 71

8 2. Tampilan browser akan berubah sebagai berikut : Gambar phpmyadmin Gambar diatas merupakan tampilan awal phpmyadmin. 3. Selanjutnya kita membuat database sederhana. Pada bagian seperti pada gambar dibawah ini ketikkan ma dan create. Nama database harus ma. Gambar create database 4. Perhatikan pada bagian kiri akan muncul ma(13), hal ini berarti bahwa database ma sudah dibuat dengan jumlah table

9 Lampiran 3. Prosedur Pengoperasian Untuk dapat mengakses website ini, lakukan langkah berikut : 1. Buka browser komputer user, misalnya Mozilla firefox melalui start menu program atau desktop. Ketikkan alamat situs sistem penunjang keputusan mutu biodiesel di kemudian tekan enter. a b d c Fasilitas-fasilitas yang ada pada halaman beranda : a. Menu navigasi atas Jika halaman pertama dibuka maka menu navigasi atas terdiri dari : beranda, kontak, bantuan, artikel, dan login user. b. Menu navigasi kiri (menu penunjang keputusan) yaitu simulasi 73

10 c. Menu navigasi kiri (menu informasi) terdiri dari informasi bahan baku, proses, standar mutu, peralatan produksi, dan prosedur analisis mutu. d. Menu navigasi kanan terdiri dari menu percarian, jam, kalender, dan beritahu teman. Input text-box pencarian ini berfungsi sebagai mesin pencarian. Pengguna tinggal mengetikkan kata yang diinginkan kemudian sistem akan memproses. Hasil dari menu ini sistem akan memunculkan informasi-informasi yang mengandung kata yang diketikkan. Contoh tampilan untuk menu pencarian adalah sebagai berikut : 74

11 Pengguna dapat memilih menu-menu yang ada pada navigasi atas, kiri, dan bawah sesuai dengan kebutuhan. 2. Menu sistem penunjang keputusan (simulasi) Menu ini berada pada navigasi kiri. Menu simulasi ini memiliki sub menu penentuan jenis proses dan sub menu analisis penentuan mutu. Fasilitas yang ada pada sub menu penentuan jenis proses bertujuan untuk membantu para pengguna dalam menentukan jenis proses yang sesuai dengan karakteristik bahan baku yang dimiliki oleh pengguna. Ketika pengguna menekan sub menu penentuan jenis mutu maka akan muncul form seperti berikut : Form isian untuk pengguna - Input select-box bahan baku berfungsi untuk memilih jenis bahan baku yang akan dproses. Pilihan yang tersedia pada bahan baku ini adalah minyak kelapa (crude), minyak kelapa sawit (CPO), minyak jarak pagar, minyak biji nyamplung, dan minyak kemiri sunan. - Input text-box kadar air dan sedimen berfungsi untuk memasukkan nilai kadar air dan sedimen - Input text-box ffa berfungsi untuk memasukkan nilai ffa - Input text-box viskositas kinematik berfungsi untuk memasukkan nilai viskositas - Input text-box bilangan iod berfungsi untuk memasukkan nilai bilangan iod - Input text-box densitas berfungsi untuk memasukkan nilai densitas - Input text-box fosfor berfungsi untuk memasukkan nilai fosfor 75

12 - Input text-box jumlah bahan baku berfungsi untuk memasukkan nilai jumlah bahan baku setelah memasukkan nilai-nilai tersebut kemudian menekan tombol proses, kemudian sistem akan mengolah tombol proses tersebut. Dalam menu ini terdapat dua model penunjang keputusan, yaitu model penentuan jenis proses dan perhitungan kebutuhan bahan tambahan. Sub menu kedua dalam menu simulasi ini adalah analisis penentuan mutu. Fasilitas yang ada pada sub menu analisis penentuan mutu bertujuan untuk membantu para pengguna dalam menganalisis keseuaian mutu biodiesel dengan SNI. hasil yang didapatkan yaitu biodiesel sesuai atau tidak sesuai dengan SNI. jika biodiesel tidak sesuai maka akan muncuk catatan tambahan yaitu penyebab terjadinya ketidaksesuian, pengaruh terhadap mesin, dan alternative yang dapat dilakukan. Ketika pengguna menekan sub menu analisis penentuan mutu maka akan muncul form seperti berikut : Form isian untuk pengguna - Input text-box massa jenis berfungsi untuk memasukkan nilai massa jenis - Input text-box viskositas kinematik berfungsi untuk memasukkan nilai viskositas kinematik 76

13 - Input text-box angka setana berfungsi untuk memasukkan nilai angka setana - Input text-box titik nyala berfungsi untuk memasukkan nilai titik nyala - Input text-box titik kabut berfungsi untuk memasukkan nilai titik kabut - Input select-box korosi bilah tembaga berfungsi untuk memasukkan nilai korosi bilah tembaga - Input text-box residu karbon berfungsi untuk memasukkan nilai residu karbon - Input text-box air dan sedimen berfungsi untuk memasukkan nilai air dan sedimen - Input text-box temperatur distilasi berfungsi untuk memasukkan nilai temperatur distilasi - Input text-box abu tersulfatkan berfungsi untuk memasukkan nilai abu tersulfatkan - Input text-box belerang berfungsi untuk memasukkan nilai belarang - Input text-box fosfor berfungsi untuk memasukkan nilai fosfor - Input text-box angka asam berfungsi untuk memasukkan nilai angka asam - Input text-box gliserol bebas berfungsi untuk memasukkan nilai gliserol bebas - Input text-box gliserol total berfungsi untuk memasukkan nilai gliserol total - Input text-box kadar ester alkil berfungsi untuk memasukkan nilai kadar ester alkil - Input text-box angka iodium berfungsi untuk memasukkan nilai angka iodium - Input select-box uji halpen berfungsi untuk memasukkan nilai uji halpen setelah memasukkan nilai-nilai tersebut kemudian menekan tombol proses, kemudian sistem akan mengolah tombol proses tersebut. 3. Menu sistem informasi Menu bahan baku, berisi informasi mengenai jenis bahan baku yang dapat diolah menjadi biodiesel. Informasi bahan baku yang terdapat dalam program ini, yaitu minyak kelapa (crude), minyak kelapa sawit (CPO), minyak jarak pagar, minyak biji nyamplung, dan minyak jelantah. Contoh tampilan untuk menu ini adalah sebagai berikut : Menu proses, berisi informasi mengenai jenis proses pengolahan biodiesel. Informasi yang disediakan dalam program ini, yaitu proses satu tahap, proses dua tahap, degumming dengan satu tahap, dan degumming dengan dua tahap. Contoh tampilan untuk menu ini adalah sebagai berikut : 77

14 Menu standar mutu, berisi informasi mengenai standar mutu biodiesel baik dari Indonesia (SNI), negara lain, standar minyak solar, dan standar minyak diesel. Contoh tampilan untuk menu ini adalah sebagai berikut : Menu peralatan produksi, berisi mengenai informasi mengenai peralatan yang digunakan selama proses pengolahan berlangsung. Informasi alat-alat yang tersedia dalam program ini adalah reaktor, tangki pemurnian, dan tangki pencampuran. Contoh tampilan untuk menu ini adalah sebagai berikut : Menu prosedur analisis mutu, berisi informasi mengenai prosedur pengujian untuk mutu yang umum pada biodiesel. informasi yang disediakan dalam program ini, yaitu uji standar bilangan asam, uji standar kadar fosfor, uji standar kadar gliserol, uji standar bilangan iod, dan uji bilangan penyabunan. 78

15 Lampiran 4. Cara hosting web Kunjungi Di sini, ditampilkan fitur-fitur yang diunggulkan, misal: 250 MB disk space, 100 GB traffic, Website builder, Fantastico Autoinstaller, PHP, MySQL, dan CPanel. Klik tab «Order Now» atau tombol «Sign Up». Pada «I want to host my own domain» isikan nama domain anda. Misalnya : Jika belum punya domain, anda juga bisa menggunakan free subdomain dari 000webhost.com (www. namasubdomain.site88.net), atau dapatkan domain gratis untuk anda di co.cc. Pada halaman selanjutnnya, isi form yang sesuai : Masukkan nama domain Masukkan nama, , password Masukkan kode verifikasi Klik untuk membuat account baru 79

16 Jika form sudah terisi dengan baik maka akan muncul halaman berikut. Selamat kamu sudah berhasil mendaftar di 000webhost, hosting kamu akan aktif dalam 24 jam, sambil menunggu kamu bisa browse artikel-artikel yang ada di komputerblog.com 24 jam kemudian buka kembali situs 000webhost.com, kemudian pilih member area, masukkan username dan password yang kamu gunakan ketika mendaftar di 000webhost. Jika berhasil maka akan muncul halaman seperti dibawah. integrasikan keduanya Tahap ketiga yaitu mengintegrasikan domain dengan hosting 000webhost, pada halaman utama CPanel, pilih menu account detail. Catat nilai yang tertera pada Nameserver details, nilai yang tertera pada Namerserver details berbeda untuk masing-masing account, nilai ini digunakan untuk mengarahkan nama server ke domain 80

17 Selanjutnya buka kembali situs dan lakukan login, kemudian pilih Manage Domain dan pilih Name Server. Paste Nameserver details di kotak name server 1 & 2, kemudian pilih Set Up. Selamat kamu telah berhasil membuat hosting gratis di 000webhost, sekarang coba buka domain.co.cc yang telah kamu setting, jika muncul halaman seperti dibawah berarti sudah aktif, jika belum, seperti tertulis pada gambar diatas, perlu waktu paling lama 48 Jam untuk mensinkronkan Name server. 81

18 Lampiran 5. Rule Base A. Rule Base untuk Model Penentuan Proses 1. if (bilangan iod 115) and (kadar fosfor 10) and (ffa 2.5) and (k.a dan sedimen 0.05) and (viskositas 60) and (densitas 0.95) then proses satu tahap 2. if (bilangan iod 115) and (kadar fosfor 10) and (ffa 2.5) and (k.a dan sedimen 0.05) and (viskositas 60) and (densitas > 0.95) then proses satu tahap 3. if (bilangan iod 115) and (kadar fosfor 10) and (ffa 2.5) and (k.a dan sedimen 0.05) and (viskositas > 60) and (densitas 0.95) then proses satu tahap 4. if (bilangan iod 115) and (kadar fosfor 10) and (ffa 2.5) and (k.a dan sedimen 0.05) and (viskositas > 60) and (densitas > 0.95) then proses satu tahap 5. if (bilangan iod 115) and (kadar fosfor 10) and (ffa 2.5) and (k.a dan sedimen > 0.05) and (viskositas 60) and (densitas 0.95) then proses satu tahap 6. if (bilangan iod 115) and (kadar fosfor 10) and (ffa 2.5) and (k.a dan sedimen > 0.05) and (viskositas 60) and (densitas > 0.95) then proses satu tahap 7. if (bilangan iod 115) and (kadar fosfor 10) and (ffa 2.5) and (k.a dan sedimen > 0.05) and (viskositas > 60) and (densitas 0.95) then proses satu tahap 8. if (bilangan iod 115) and (kadar fosfor 10) and (ffa 2.5) and (k.a dan sedimen > 0.05) and (viskositas > 60) and (densitas > 0.95) then proses satu tahap 9. if (bilangan iod 115) and (kadar fosfor 10) and (ffa > 2.5) and (k.a dan sedimen 0.05) and (viskositas 60) and (densitas 0.95) then proses dua tahap 10. if (bilangan iod 115) and (kadar fosfor 10) and (ffa > 2.5) and (k.a dan sedimen 0.05) and (viskositas 60) and (densitas > 0.95) then proses dua tahap 11. if (bilangan iod 115) and (kadar fosfor 10) and (ffa > 2.5) and (k.a dan sedimen 0.05) and (viskositas > 60) and (densitas 0.95) then proses dua tahap 12. if (bilangan iod 115) and (kadar fosfor 10) and (ffa > 2.5) and (k.a dan sedimen 0.05) and (viskositas > 60) and (densitas > 0.95) then proses dua tahap 13. if (bilangan iod 115) and (kadar fosfor 10) and (ffa > 2.5) and (k.a dan sedimen > 0.05) and (viskositas 60) and (densitas 0.95) then proses dua tahap 14. if (bilangan iod 115) and (kadar fosfor 10) and (ffa > 2.5) and (k.a dan sedimen > 0.05) and (viskositas 60) and (densitas > 0.95) then proses dua tahap 15. if (bilangan iod 115) and (kadar fosfor 10) and (ffa > 2.5) and (k.a dan sedimen > 0.05) and (viskositas > 60) and (densitas 0.95) then proses dua tahap 16. if (bilangan iod 115) and (kadar fosfor 10) and (ffa > 2.5) and (k.a dan sedimen > 0.05) and (viskositas > 60) and (densitas > 0.95) then proses dua tahap 17. if (bilangan iod 115) and (kadar fosfor > 10) and (ffa 2.5) and (k.a dan sedimen 0.05) and (viskositas 60) and (densitas 0.95) then degumming proses satu tahap 18. if (bilangan iod 115) and (kadar fosfor > 10) and (ffa 2.5) and (k.a dan sedimen 0.05) and (viskositas 60) and (densitas > 0.95) then degumming proses satu tahap 19. if (bilangan iod 115) and (kadar fosfor > 10) and (ffa 2.5) and (k.a dan sedimen 0.05) and (viskositas > 60) and (densitas 0.95) then degumming proses satu tahap 20. if (bilangan iod 115) and (kadar fosfor > 10) and (ffa 2.5) and (k.a dan sedimen 0.05) and (viskositas > 60) and (densitas > 0.95) then degumming proses satu tahap 21. if (bilangan iod 115) and (kadar fosfor > 10) and (ffa 2.5) and (k.a dan sedimen > 0.05) and (viskositas 60) and (densitas 0.95) then degumming proses satu tahap 22. if (bilangan iod 115) and (kadar fosfor > 10) and (ffa 2.5) and (k.a dan sedimen > 0.05) and (viskositas 60) and (densitas > 0.95) then degumming proses satu tahap 23. if (bilangan iod 115) and (kadar fosfor > 10) and (ffa > 2.5) and (k.a dan sedimen > 0.05) and (viskositas > 60) and (densitas 0.95) then degumming proses satu tahap 82

19 24. if (bilangan iod 115) and (kadar fosfor > 10) and (ffa > 2.5) and (k.a dan sedimen > 0.05) and (viskositas > 60) and (densitas > 0.95) then degumming proses satu tahap 25. if (bilangan iod 115) and (kadar fosfor > 10) and (ffa > 2.5) and (k.a dan sedimen 0.05) and (viskositas 60) and (densitas 0.95) then degumming proses dua tahap 26. if (bilangan iod 115) and (kadar fosfor > 10) and (ffa > 2.5) and (k.a dan sedimen 0.05) and (viskositas 60) and (densitas > 0.95) then degumming proses dua tahap 27. if (bilangan iod 115) and (kadar fosfor > 10) and (ffa > 2.5) and (k.a dan sedimen 0.05) and (viskositas > 60) and (densitas 0.95) then degumming proses satu tahap 28. if (bilangan iod 115) and (kadar fosfor > 10) and (ffa > 2.5) and (k.a dan sedimen 0.05) and (viskositas > 60) and (densitas > 0.95) then degumming proses dua tahap 29. if (bilangan iod 115) and (kadar fosfor > 10) and (ffa > 2.5) and (k.a dan sedimen > 0.05) and (viskositas 60) and (densitas 0.95) then degumming proses dua tahap 30. if (bilangan iod 115) and (kadar fosfor > 10) and (ffa > 2.5) and (k.a dan sedimen > 0.05) and (viskositas 60) and (densitas > 0.95) then degumming proses dua tahap 31. if (bilangan iod 115) and (kadar fosfor > 10) and (ffa > 2.5) and (k.a dan sedimen > 0.05) and (viskositas > 60) and (densitas 0.95) then degumming proses dua tahap 32. if (bilangan iod 115) and (kadar fosfor > 10) and (ffa > 2.5) and (k.a dan sedimen > 0.05) and (viskositas > 60) and (densitas > 0.95) then degumming proses dua tahap 33. if (bilangan iod > 115) and (kadar fosfor 10) and (ffa 2.5) and (k.a dan sedimen 0.05) and (viskositas 60) and (densitas 0.95) then tolak bahan baku 34. if (bilangan iod > 115) and (kadar fosfor 10) and (ffa 2.5) and (k.a dan sedimen 0.05) and (viskositas 60) and (densitas > 0.95) then tolak bahan baku 35. if (bilangan iod > 115) and (kadar fosfor 10) and (ffa 2.5) and (k.a dan sedimen 0.05) and (viskositas > 60) and (densitas 0.95) then tolak bahan baku 36. if (bilangan iod > 115) and (kadar fosfor 10) and (ffa 2.5) and (k.a dan sedimen 0.05) and (viskositas > 60) and (densitas > 0.95) then tolak bahan baku 37. if (bilangan iod > 115) and (kadar fosfor 10) and (ffa 2.5) and (k.a dan sedimen > 0.05) and (viskositas 60) and (densitas 0.95) then tolak bahan baku 38. if (bilangan iod > 115) and (kadar fosfor 10) and (ffa 2.5) and (k.a dan sedimen > 0.05) and (viskositas 60) and (densitas > 0.95) then tolak bahan baku 39. if (bilangan iod > 115) and (kadar fosfor 10) and (ffa > 2.5) and (k.a dan sedimen > 0.05) and (viskositas > 60) and (densitas 0.95) then tolak bahan baku 40. if (bilangan iod > 115) and (kadar fosfor 10) and (ffa > 2.5) and (k.a dan sedimen > 0.05) and (viskositas > 60) and (densitas > 0.95) then tolak bahan baku 41. if (bilangan iod > 115) and (kadar fosfor 10) and (ffa > 2.5) and (k.a dan sedimen 0.05) and (viskositas 60) and (densitas 0.95) then tolak bahan baku 42. if (bilangan iod > 115) and (kadar fosfor 10) and (ffa > 2.5) and (k.a dan sedimen 0.05) and (viskositas 60) and (densitas > 0.95) then tolak bahan baku 43. if (bilangan iod > 115) and (kadar fosfor 10) and (ffa > 2.5) and (k.a dan sedimen 0.05) and (viskositas > 60) and (densitas 0.95) then tolak bahan baku 44. if (bilangan iod > 115) and (kadar fosfor 10) and (ffa > 2.5) and (k.a dan sedimen 0.05) and (viskositas > 60) and (densitas > 0.95) then tolak bahan baku 45. if (bilangan iod > 115) and (kadar fosfor 10) and (ffa > 2.5) and (k.a dan sedimen > 0.05) and (viskositas 60) and (densitas 0.95) then tolak bahan baku 46. if (bilangan iod > 115) and (kadar fosfor 10) and (ffa > 2.5) and (k.a dan sedimen > 0.05) and (viskositas 60) and (densitas > 0.95) then tolak bahan baku 47. if (bilangan iod > 115) and (kadar fosfor 10) and (ffa > 2.5) and (k.a dan sedimen > 0.05) and (viskositas > 60) and (densitas 0.95) then tolak bahan baku 48. if (bilangan iod > 115) and (kadar fosfor 10) and (ffa > 2.5) and (k.a dan sedimen > 0.05) and (viskositas > 60) and (densitas > 0.95) then tolak bahan baku 83

20 49. if (bilangan iod > 115) and (kadar fosfor > 10) and (ffa 2.5) and (k.a dan sedimen 0.05) and (viskositas 60) and (densitas 0.95) then tolak bahan baku 50. if (bilangan iod > 115) and (kadar fosfor > 10) and (ffa 2.5) and (k.a dan sedimen 0.05) and (viskositas 60) and (densitas > 0.95) then tolak bahan baku 51. if (bilangan iod > 115) and (kadar fosfor > 10) and (ffa 2.5) and (k.a dan sedimen 0.05) and (viskositas > 60) and (densitas 0.95) then tolak bahan baku 52. if (bilangan iod > 115) and (kadar fosfor > 10) and (ffa 2.5) and (k.a dan sedimen 0.05) and (viskositas > 60) and (densitas > 0.95) then tolak bahan baku 53. if (bilangan iod > 115) and (kadar fosfor > 10) and (ffa 2.5) and (k.a dan sedimen > 0.05) and (viskositas 60) and (densitas 0.95) then tolak bahan baku 54. if (bilangan iod > 115) and (kadar fosfor > 10) and (ffa 2.5) and (k.a dan sedimen > 0.05) and (viskositas 60) and (densitas > 0.95) then tolak bahan baku 55. if (bilangan iod > 115) and (kadar fosfor > 10) and (ffa > 2.5) and (k.a dan sedimen > 0.05) and (viskositas > 60) and (densitas 0.95) then tolak bahan baku 56. if (bilangan iod > 115) and (kadar fosfor > 10) and (ffa > 2.5) and (k.a dan sedimen > 0.05) and (viskositas > 60) and (densitas > 0.95) then tolak bahan baku 57. if (bilangan iod > 115) and (kadar fosfor > 10) and (ffa > 2.5) and (k.a dan sedimen 0.05) and (viskositas 60) and (densitas 0.95) then tolak bahan baku 58. if (bilangan iod > 115) and (kadar fosfor > 10) and (ffa > 2.5) and (k.a dan sedimen 0.05) and (viskositas 60) and (densitas > 0.95) then tolak bahan baku 59. if (bilangan iod > 115) and (kadar fosfor > 10) and (ffa > 2.5) and (k.a dan sedimen 0.05) and (viskositas > 60) and (densitas 0.95) then tolak bahan baku 60. if (bilangan iod > 115) and (kadar fosfor > 10) and (ffa > 2.5) and (k.a dan sedimen 0.05) and (viskositas > 60) and (densitas > 0.95) then tolak bahan baku 61. if (bilangan iod > 115) and (kadar fosfor > 10) and (ffa > 2.5) and (k.a dan sedimen > 0.05) and (viskositas 60) and (densitas 0.95) then tolak bahan baku 62. if (bilangan iod > 115) and (kadar fosfor > 10) and (ffa > 2.5) and (k.a dan sedimen > 0.05) and (viskositas 60) and (densitas > 0.95) then tolak bahan baku 63. if (bilangan iod > 115) and (kadar fosfor > 10) and (ffa > 2.5) and (k.a dan sedimen > 0.05) and (viskositas > 60) and (densitas 0.95) then tolak bahan baku 64. if (bilangan iod > 115) and (kadar fosfor > 10) and (ffa > 2.5) and (k.a dan sedimen > 0.05) and (viskositas > 60) and (densitas > 0.95) then tolak bahan baku B. Rule Base untuk Model Perhitungan Kebutuhan Bahan Tambahan 1. if (proses satu tahap) then (methanol % v/v) and (katalis basa 0.5-1%b/v). 2. if (proses dua tahap) then (alkohol/methanol 225% dari ffa bahan baku) and (katalis asam 5% dari ffa bahan baku). 3. if (degumming dengan proses bahan baku) then (asam fosfat 20% sebanyak 0.4% (v/v)) and (penambahan air 3% v/v) and (methanol % v/v) and (katalis basa 0.5-1%b/v). 4. if (degumming dengan proses dua tahap) then (asam fosfat 20% sebanyak 0.4% (v/v)) and (penambahan air 3% v/v) and (alkohol/methanol 225% dari ffa bahan baku) and (katalis asam 5% dari ffa bahan baku). C. Rule Base untuk Model Penentuan Mutu 1. if (massa jenis >890) and (massa jenis < 850) then (tidak sesuai dengan standar) 2. if (massa jenis <890) and (massa jenis > 850) then (sesuai dengan standar) 3. if (viskositas < 2.3) and (viskositas > 6.0) then (tidak sesuai dengan standar) 84

21 4. if (viskositas > 2.3) and (viskositas < 6.0) then (sesuai dengan standar) 5. if (angka setana < 51) then (tidak sesuai dengan standar) 6. if (angka setana > 51) then (sesuai dengan standar) 7. if (titik nyala < 100) then (tidak sesuai dengan standar) 8. if (titik nyala > 100) then (sesuai dengan standar) 9. if (titik kabut < 18) then (sesuai dengan standar) 10. if (titik kabut > 18) then (tidak sesuai dengan standar) 11. if (korosi bilah tembaga selain no 3) then (tidak sesuai dengan standar) 12. if (korosi bilah tembaga no 3) then (sesuai dengan standar) 13. if (residu karbon < 0.05) then (sesuai dengan standar) 14. if (residu karbon > 0.05) then (tidak sesuai dengan standar) 15. if (air dan sedimen < 0.05) then (sesuai dengan standar) 16. if (air dan sedimen > 0.05) then (tidak sesuai dengan standar) 17. if (temperatur distilasi < 360) then (sesuai dengan standar) 18. if (temperatur distilasi > 360) then (tidak sesuai dengan standar) 19. if (abu tersulfatkan < 0.02) then (sesuai dengan standar) 20. if (abu tersulfatkan > 0.02) then (tidak sesuai dengan standar) 21. if (belerang < 100) then (sesuai dengan standar) 22. if (belerang > 100) then (tidak sesuai dengan standar) 23. if (fosfor < 10) then (sesuai dengan standar) 24. if (fosfor > 10) then (tidak sesuai dengan standar) 25. if (angka asam < 0.8) then (sesuai dengan standar) 26. if (angka asam > 0.8) then (tidak sesuai dengan standar) 27. if (gliserol bebas < 0.02) then (sesuai dengan standar) 28. if (gliserol bebas > 0.02) then (tidak sesuai dengan standar) 29. if (gliserol total < 0.24) then (sesuai dengan standar) 30. if (gliserol total > 0.24) then (tidak sesuai dengan standar) 31. if (kadar ester alkil < 96,5) then (tidak sesuai dengan standar) 32. if (kadar ester alkil > 96,5) then (sesuai dengan standar) 33. if (angka iodium < 115) then (sesuai dengan standar) 34. if (angka iodium < 115) then (tidak sesuai dengan standar) 35. if (uji halphen = negatif) then (sesuai dengan standar) 36. if (uji halphen = positif) then (tidak sesuai dengan standar) D. Rule Base untuk Model Analisis Penyebab Ketidaksesuaian mutu dengan SNI 1. if (massa jenis >890) then (penyebab=masih berbentuk minyak (tidak terkonversi dengan baik dalam biodiesel) atau terdapat kontaminasi air dan gliserol) and (alternatif= dilakukan re-transesterifikasi (re-proses) dengan jumlah metanol dan katalis basa setengah dari jumlah awal atau dilakukan pencucian ulang kemudian dilakukan pengeringan) and (pengaruh=nilai pembakaran (heating value) dan konsumsi bahan bakar.) 2. if (massa jenis 850) then (penyebab= biodiesel belum dicuci atau kurang bersih dalam proses pencucian) and (alternatif= dilakukan pencucian ulang kemudian dikeringkan) and (pengaruh=nilai pembakaran (heating value) dan konsumsi bahan bakar.) 3. if (viskositas > 6.0) then (penyebab= jenis bahan baku yang digunakan, proses transesterifikasi yang tidak berhasil, terjadi kontaminasi) and (alternatif= dilakukan proses 85

22 recovery methanol, dilakukan blending dengan bhan baku yang memiliki viskositas lebih rendah, dilakukan pencucian ulang kemudian dilakukan pengeringan) and (pengaruh= atomisasi bahan bakar, kesempurnaan pembakaran, injeksi bahan bakar, dan umum digunakan sebagai indikator kualitas biodiesel selama penyimpanan) 4. if (viskositas 2.3) then (penyebab= terjadi kontaminasi metanol) and (alternatif= dilakukan proses recovery metanol) and (pengaruh= atomisasi bahan bakar, kesempurnaan pembakaran, injeksi bahan bakar, dan umum digunakan sebagai indikator kualitas biodiesel selama penyimpanan) 5. if (angka setana > 51) then (penyebab= jenis bahan baku yang digunakan) and (alternatif= dilakukan blending dengan minyak nabati atau biodiesel yang memiliki angka setana lebih tinggi) and (pengaruh= dengan angka setana rendah akan menunjukkan peningkatan emisi karena proses pembakaran yang tidak sempurna.) 6. if (titik nyala > 100) then (penyebab= terjadi kontaminasi metanol) and (alternatif= dilakukan proses recovery metanol) and (pengaruh= metanol yang cukup berbahaya karena titik nyala yang rendah dan nyala api yang tidak terlihat) 7. if (titik nyala > 100) then (penyebab= terjadi kontaminasi metanol) and (alternatif= dilakukan proses recovery metanol) and (pengaruh= metanol yang cukup berbahaya karena titik nyala yang rendah dan nyala api yang tidak terlihat) 8. if (titik kabut > 18) then (penyebab= jenis bahan baku yang digunakan) and (alternatif= dilakukan blending dengan minyak nabati atau biodiesel yang memiliki titk kabut lebih rendah, winterisasi, atau penambahan aditif.) and (pengaruh= menunjukkan mulai terbentuknya kristal parafin yang dapat menyumbat saluran bakar) 9. if (korosi bilah tembaga = no. 3) then (penyebab= mengandung sulfur dan asam lemak bebas yang tingggi) and (alternatif= dilakukan re-transesterifikasi dengan jumlah metanol dan katalis basa setengah dari jumlah awal atau penetralan dengan koh) and (pengaruh= mendeteksi tingkat korosi bahan bakar terhadap tembaga) 10. if (residu karbon > 0.05) then (penyebab= terdapat kontaminasi seperti sabun, asam lemak bebas, senyawa gliserida, katalis) and (alternatif= dilakukan pencucian ulang atau filtrasi produk) and (pengaruh= pembentukan jelaga) 11. if (air dan sedimen > 0.05) then (penyebab= produk (biodiesel) tidak di filtrasi terlebih dahulu, pengeringan tidak sempurna) and (alternatif= dilakukan filtrasi ulang, dilakukan pengeringan ulang) and (pengaruh= menyebabkan sumbatan filter dan aliran bahan bakar pada mesin) 12. if (temperatur distilasi >360) then (penyebab= terdapat kontaminasi seperti logam, sabun, katalis dan residu karbon tinggi) and (alternatif= dilakukan filtrasi atau dilakukan distilasi biodiesel, dilakukan distilasi biodiesel) and (pengaruh= batasan suhu maksimal pada ruang bakar mesin sehingga bahan bakar bisa teruapkan dan terbakar.) 13. if (abu tersulfatkan > 0.02) then (penyebab= terdapat kontaminasi seperti katalis atau logam, residu karbon tinggi) and (alternatif= dilakukan dilakukan filtrasi, dilakukan filtrasi atau dilakukan distilasi biodiesel) and (pengaruh= dapat mengalami oksidasi selama proses pembakaran membentuk debu dan dapat membentuk deposit dalam mesin) 14. if (belerang > 100) then (umumnya minyak nabati memiliki kandungan sulfur yang rendah) and (pengaruh= pelicinan/pelumasan mesin yang lebih besar dan secara khusus akan mempersingkat umur pakai katalitik oksidasi converter) 15. if (fosfor > 10) then (penyebab = jenis bahan baku yang digunakan) and (alternatif = jenis bahan baku yang digunakan) and (pengaruh=peningkatan emisi) 86

23 16. if (angka asam > 0.8) then (penyebab=proses esterifikasi tidak berhasil, jenis baha baku yang digunakan, terdapat kandungan air yang tinggi) and (alternatif=dilakukan retransesterifikasi dengan jumlah metanol dan katalis basa setengah dari jumlah awal, dilakukan blending dengan bahan yang memiliki angka asam lebih rendah, dilakukan pencucian den pengeringan) and (pengaruh=tingkat korosi dan pembentukan deposit pada mesin) 17. if (gliserol bebas > 0.02) then (penyebab=kontaminasi gliserol karena pemurnian yang tidak sempurna) and (alternatif=dilakukan pencucian ulang dan pengeringan) 18. if (gliserol total > 0.24) then (penyebab= terjadi kontaminasi atau proses tidak transesterifikasi tidak berhasil) and (alternatif= dilakukan re-proses untuk gliserol terikat sedangkan untuk gliserol bebas dilakukan pencucian ulang) and (pengaruh= pembentukan deposit pada sistem bahan bakar) 19. if (kadar ester alkil 96.5) then (alternatif= dilakukan pemeriksaan ulang terhadap kadar gliserol baik bebas maupun total, kadar air, kadar fosfor dan lainnya) and (pengaruh= menunjukkan rendahnya komponen pengotor dalam sampel) 20. if (angka iodium > 115) then (penyebab= jenis bahan baku yang digunakan) and (alternatif= dilakukan blending dengan bahan baku lain atau biodiesel yang memiliki angka iod lebih rendah) and (pengaruh= penyumbatan injektor, juga berhubungan dengan buruknya stabilitas penyimpanan biodiesel) 21. if (uji halpen=positif) then (penyebab= terdapat ester alkil dari asam lemak) and (pengaruh= memastikan tidak adanya alkil ester dari asam lemak cyclopropenoid seperti asam malvalic dan sterculic di dalam sampel biodiesel) 87

24 Lampiran 6. Tabel Normalisasi a. Tabel normalisasi untuk penentuan proses karakteristik bahan baku dan nilai karakteristik bahan baku ID_karakteristik bahan jenis proses baku kadar air dan bilangan sedimen FFA viskositas iod densitas fosfor P % proses transesterifikasi P % > 10 proses transesterifikasi P % > proses transesterifikasi P % > 0.90 > 10 proses transesterifikasi P % 60 > proses transesterifikasi P % 60 > > 10 proses transesterifikasi P % 60 > 115 > tolak P % 60 > 115 > 0.90 > 10 tolak P % > dilakukan degumming dan proses transesterifikasi P % > > 10 dilakukan degumming dan proses transesterifikasi P % > > dilakukan degumming dan proses transesterifikasi P % > > 0.90 > 10 dilakukan degumming dan proses transesterifikasi P % > 60 > dilakukan degumming dan proses transesterifikasi P % > 60 > > 10 dilakukan degumming dan proses transesterifikasi P % > 60 > 115 > tolak P % > 60 > 115 > 0.90 > 10 tolak P % proses esterifikasi-transesterifikasi P > 2.5 % > 10 proses esterifikasi-transesterifikasi P > 2.5 % > proses esterifikasi-transesterifikasi P > 2.5 % > 0.90 > 10 proses esterifikasi-transesterifikasi P > 2.5 % 60 > dilakukan degumming dan proses esterifikasi-transesterifikasi 88

25 karakteristik bahan baku dan nilai karakteristik bahan baku ID_karakteristik bahan jenis proses baku kadar air dan bilangan sedimen FFA viskositas iod densitas fosfor P > 2.5 % 60 > > 10 dilakukan degumming dan proses esterifikasi-transesterifikasi P > 2.5 % 60 > 115 > tolak P > 2.5 % 60 > 115 > 0.90 > 10 tolak P > 2.5 % > dilakukan degumming dan proses esterifikasi-transesterifikasi P > 2.5 % > > 10 dilakukan degumming dan proses esterifikasi-transesterifikasi P > 2.5 % > > dilakukan degumming dan proses esterifikasi-transesterifikasi P > 2.5 % > > 0.90 > 10 dilakukan degumming dan proses esterifikasi-transesterifikasi P > 2.5 % > 60 > dilakukan degumming dan proses esterifikasi-transesterifikasi P > 2.5 % > 60 > > 10 dilakukan degumming dan proses esterifikasi-transesterifikasi P > 2.5 % > 60 > 115 > tolak P > 2.5 % > 60 > 115 > 0.90 > 10 tolak P033 > % proses esterifikasi-transesterifikasi P034 > % > 10 proses esterifikasi-transesterifikasi P035 > % > proses esterifikasi-transesterifikasi P036 > % > 0.90 > 10 proses esterifikasi-transesterifikasi P037 > % 60 > proses esterifikasi-transesterifikasi P038 > % 60 > > 10 proses esterifikasi-transesterifikasi P039 > % 60 > 115 > tolak P040 > % 60 > 115 > 0.90 > 10 tolak P041 > % > dilakukan degumming dan proses transesterifikasi P042 > % > > 10 dilakukan degumming dan proses transesterifikasi P043 > % > > proses esterifikasi-transesterifikasi P044 > % > > 0.90 > 10 dilakukan degumming dan proses transesterifikasi P045 > % > 60 > dilakukan degumming dan proses transesterifikasi 89

26 Karakteristik Bahan Baku dan Nilai Karakteristik Bahan Baku ID_karakteristik bahan Jenis Proses baku kadar air dan bilangan sedimen FFA viskositas iod densitas fosfor P046 > % > 60 > > 10 dilakukan degumming dan proses transesterifikasi P047 > % > 60 > 115 > tolak P048 > % > 60 > 115 > 0.90 > 10 tolak P049 > % proses esterifikasi-transesterifikasi P050 > % > 10 proses esterifikasi-transesterifikasi P051 > % > proses esterifikasi-transesterifikasi P052 > % > 0.90 > 10 proses esterifikasi-transesterifikasi P053 > % 60 > dilakukan degumming dan proses esterifikasi-transesterifikasi P054 > % 60 > > 10 dilakukan degumming dan proses esterifikasi-transesterifikasi P055 > % 60 > 115 > tolak P056 > % 60 > 115 > 0.90 > 10 tolak P057 > % > dilakukan degumming dan proses esterifikasi-transesterifikasi P058 > % > > 10 dilakukan degumming dan proses esterifikasi-transesterifikasi P059 > % > > dilakukan degumming dan proses esterifikasi-transesterifikasi P060 > % > > 0.90 > 10 dilakukan degumming dan proses esterifikasi-transesterifikasi P061 > % > 60 > dilakukan degumming dan proses esterifikasi-transesterifikasi P062 > % > 60 > > 10 dilakukan degumming dan proses esterifikasi-transesterifikasi P063 > % > 60 > 115 > tolak P064 > % > 60 > 115 > 0.90 > 10 tolak 90

27 b. Tabel normalisasi untuk perhitungan bahan tambahan Jenis Bahan Tambahan dan Nilai Bahan Tambahan ID_proses Jenis Proses metanol/alkohol katalis basa katalis asam asam fosfat air BT01 proses satu tahap 10% - 20% % BT02 proses dua tahap 225% dari FFA 5% dari FFA BT03 degumming dengan satu tahap 10% - 20% % 0.40% 3% BT04 degumming dengan dua tahap 225% dari FFA 5% dari FFA 0.40% 3% c. Tabel normalisasi untuk penentuan mutu biodiesel ID_SNI standar mutu biodiesel nilai standar mutu biodiesel S01 Massa jenis pada 40 oc, kg/m S02 Viskos. kinem. pd 40 oc, mm2/s (cst) S03 Angka setana min 51 S04 Titik nyala (mangkok tertutup), oc min 100 S05 Titik kabut, oc maks 18 S06 Korosi bilah tembaga (3 jam, 50 oc) maks no. 3 S07 Residu karbon (%-b), maks 0,05 S08 Air dan sedimen, %-vol. maks 0,05 S09 Temperatur distilasi 90 %, oc maks 360 S10 Abu tersulfatkan, %-b maks 0,02 S11 Belerang, ppm-b (mg/kg) maks 100 S12 Fosfor, ppm-b (mg/kg) maks 10 S13 Angka asam, mg-koh/g maks 0,8 S14 Gliserol bebas, %-b maks 0,02 S15 Gliserol total, %-b maks 0,24 S16 Kadar ester alkil, %-b min 96.5 S17 Angka iodium, %-b (g-i2/100 g) maks 115 S18 Uji Halphen negatif 91

28 d. Tabel normalisasi untuk ketidaksesuaian mutu pada biodiesel ID_SNI standar mutu biodiesel nilai standar mutu biodiesel penyebab ketidaksesuaian pengaruh alternatif proses masih berbentuk minyak (tidak terkonversi dengan baik dalam biodiesel) Nilai densitas akan mempengaruhi nilai pembakaran (heating value) dan konsumsi bahan bakar. Dilakukan re-transesterifikasi (re-proses) dengan jumlah metanol dan katalis basa setengah dari jumlah awal S01 Massa jenis pada 40 oc, kg/m Terdapat kontaminasi air dan gliserol Dilakukan pencucian ulang kemudian dilakukan pengeringan biodiesel belum dicuci atau kurang bersih dalam proses pencucian Dilakukan pencucian ulang kemudian dikeringkan Terdapat kontaminasi metanol Dilakukan proses recovery metanol S02 Viskos. kinem. pd 40 oc, mm2/s (cst) Jenis bahan baku yang digunakan Proses transesterifikasi yang tidak berhasil Viskositas kinematik berpengaruh terhadap atomisasi bahan bakar, kesempurnaan pembakaran, injeksi bahan bakar, dan umum digunakan sebagai indikator kualitas biodiesel selama penyimpanan. Viskositas yang tinggi menyebabkan buruknya proses atomisasi bahan bakar dan pembakaran yang tidak sempurna yang mengakibatkan pembentukan kerak pada ujung injektor. Hal ini menyebabkan mesin dapat kehilangan tenaga. Dilakukan blending dengan bhan baku yang memiliki viskositas lebih rendah Dilakukan re-transesterifikasi dengan jumlah metanol dan katalis basa setengah dari jumlah awal 92

29 Terjadi kontaminasi Dilakukan pencucian ulang kemudian dilakukan pengeringan S03 Angka setana min 51 S04 Titik nyala (mangkok tertutup), oc min 100 S05 Titik kabut, oc maks 18 Terjadi kontaminasi metanol Jenis bahan baku yang digunakan Terjadi kontaminasi metanol Jenis bahan baku yang digunakan Parameter angka setana akan mengukur karakteristik pembakaran bahan bakar yang dilakukan pada kondisi standar, dengan standarisasi menggunakan n-centane yang memiliki Cetane Number (CN) 100 dan alpha-methylnaphthalane yang memiliki CN = 0. Angka setana merupakan ukuran kualitas pengapian atau penyalaan bahan bakar. Angka setana inilah yang sangat terlihat perubahannya dari minyak nabati menjadi produk biodiesel. Bahan bakar dengan angka setana rendah akan menunjukkan peningkatan emisi karena proses pembakaran yang tidak sempurna. titik nyala ini digunakan untuk memastikan ketidakberadaan senyawa-senyawa mudah terbakar dalam bahan bakar, khususnya metanol yang cukup berbahaya karena titik nyala yang rendah dan nyala api yang tidak terlihat. Titik kabut adalah suatu minyak mulai keruh bagaikan berkabut, tidak lai jernih pada saat didinginkan. Jika temperatur diturunkan lebih lanjut akan didapat titik tuang. Temperatur ini adalah titik temperatur terendah yang menunjukkan mulai terbentuknya Kristal parafin yang dapat menyumbat saluran bakar. Dilakukan proses recovery metanol Dilakukan blending dengan minyak nabati atau biodiesel yang memiliki angka setana lebih tinggi Dilakukan proses recovery metanol Dilakukan blending dengan minyak nabati atau biodiesel yang memiliki titk kabut lebih rendah, winterisasi, atau penambahan aditif. S06 Korosi bilah tembaga (3 jam, 50 oc) maks no. 3 Mengandung sulfur dan asam lemak bebas yang tingggi Merupakan pengujian untuk mendeteksi tingkat korosi bahan bakar terhadap tembaga. Warna dan bercak/noda pada plat dianalisa dengan membandingkan dengan standar korosi tembaga ASTM yang ada. Sifat korosi disebabkan oleh senyawa sulfur atau asam bebas. Umumnya biodiesel menghasilkan tingkat korosi bagus (No.1) karena kandungan sulfur yang rendah. Dilakukan re-transesterifikasi dengan jumlah metanol dan katalis basa setengah dari jumlah awal atau penetralan dengan KOH 93

30 S07 Residu karbon (%-b) maks 0,05 Terdapat kontaminasi seperti sabun, asam lemak bebas, senyawa gliserida, katalis Kadar residu karbon menunjukkan tendensi pembentukan jelaga. Tingkatan residu karbon tergantung pada jumlah asam lemak bebas, jumlah gliserida, dan jumlah logam alkali sebagai katalis yang sudah berbentuk sabun. Kadar residu karbon harus kecil karena fraksi hidrokarbon ini akan menyebabkan penumpukan residu karbon dalam ruang pembakaran. Akibatnya, kinerja mesin akan berkurang. Pada temperatur tinggi deposit karbon dapat membara sehingga akan menaikkan temperatur silinder pembakaran. Air dapat meningkatkan pertumbuhan mikroorganisme dan dapat menyebabkan sumbatan filter dan aliran bahan bakar pada mesin. Air berasosiasi dengan reaksi hidrolisis ester asam lemak membentuk asam lemak bebas dan dapat menyebabkan penyumbatan pada filter dan korosi logam kromium dan seng pada injektor. Air mempersulit proses pencampuran biodiesel dengan diesel. Dilakukan pencucian ulang atau filtrasi produk. maks 0,05 S08 Air dan sedimen, %-vol. Produk (biodiesel) tidak di filtrasi terlebih dahulu Dilakukan filtrasi ulang S09 Temperatur distilasi 90 %, oc maks 360 Pengeringan tidak sempurna terdapat kontaminasi seperti logam, sabun, katalis Uji ini mengukur pada suhu maksimum berapakah sampel biodiesel akan teruapkan secara sempurna. Hal ini berkaitan dengan batasan suhu maksimal pada ruang bakar mesin sehingga bahan bakar bisa teruapkan dan terbakar. Dilakukan pengeringan ulang dilakukan filtrasi atau dilakukan distilasi biodiesel residu karbon tinggi dilakukan distilasi biodiesel 94

31 S10 Abu tersulfatkan, %-b maks 0,02 Terdapat kontaminasi seperti katalis atau logam Kandungan abu tersulfatkan merupakan ukuran konsentrasi senyawa-senyawa mengandung logam yang ada dalam bahan bakar. Abu digambarkan sebagai kontaminan inorganik seperti residu katalis yang masih terdapat dalam sampel biodiesel. Komponen ini dapat mengalami oksidasi selama proses pembakaran membentuk debu dan dapat membentuk deposit dalam mesin. Dilakukan filtrasi S11 Belerang, ppm-b (mg/kg) maks 100 S12 Fosfor, ppm-b (mg/kg) maks 10 Residu karbon tinggi Umumnya minyak nabati memiliki kandungan sulfur yang rendah Jenis bahan baku yang digunakan Sulfur berkaitan erat dengan dampak negatif terhadap lingkungan karena emisi sulfur berbahaya bagi kesehatam manusia. Kandungan sulfur yang tinggi pada bahan bakar menyebabkan pelicinan/pelumasan mesin yang lebih besar dan secara khusus akan mempersingkat umur pakai katalitik oksidasi converter Kandungan fosfor pada biodiesel biasanya berasal dari fosfolipid dalam bahan baku atau dari penambahan asam fosfat dalam proses produksi. Kandungan fosfor yang tinggi pada bahan bakar dapat menyebabkan peningkatan emisi. Fosfor dapat merusak catalytic converter yang digunakan dalam kontrol emisi yang umum digunakan pada kendaraan diesel. Dilakukan filtrasi atau Dilakukan distilasi biodiesel Umumnya minyak nabati memiliki kandungan sulfur yang rendah Dilakukan proses degumming 95

32 S13 Angka asam, mg-koh/g maks 0,8 Proses esterifikasi tidak berhasil Bilangan asam digunakan untuk mengukur jumlah asam-asam mineral dan asam lemak bebas yang terkandung di dalam biodiesel. Nilai ini dinyatakan dengan jumlah mg KOH yang dibutuhkan untuk menetralkan 1 g sampel biodiesel. Keasaman yang tinggi dari sampel biodiesel/bahan bakar dihubungkan dengan tingkat korosi dan pembentukan deposit pada mesin. Bilangan asam merupakan parameter penting terutama untuk bahan baku minyak dengan keasaman yang tinggi seperti minyak jelantah. Dilakukan re-transesterifikasi dengan jumlah metanol dan katalis basa setengah dari jumlah awal Jenis baha baku yang digunakan Dilakukan blending dengan bahan yang memiliki angka asam lebih rendah. Terdapat kandungan air yang tinggi Kontaminasi gliserol karena pemurnian yang tidak sempurna Dilakukan pencucian den pengeringan Dilakukan pencucian ulang dan pengeringan S14 Gliserol bebas, %-b maks 0,02 S15 Gliserol total, %-b maks 0,24 Terjadi kontaminasi atau proses tidak transesterifikasi tidak berhasil Gliserol total adalah jumlah dari gliserol terikat dan bebas. Total gliserol yang melebihi batas menunjukkan tingkat konversi pembentukan ester yang rendah dan dapat menyebabkan pembentukan deposit pada sistem bahan bakar. Selain dipengaruhi oleh proses konversi kandungan gliserol juga sangat tergantung pada proses pemurnian biodiesel yang dilakukan. Dilakukan re-proses untuk gliserol terikat sedangkan untuk gliserol bebas dilakukan pencucian ulang S16 Kadar ester alkil, %-b min 96.5 Kadar ester alkil merupakan parameter kemurnian biodiesel yang juga indikasi keberhasilan reaksi esterifikasi dan atau transesterifikasi. Kadar ester alkil yang tinggi menunjukkan rendahnya komponen pengotor dalam sampel. Dilakukan pemeriksaan ulang terhadap kadar gliserol baik bebas maupun total, kadar air, kadar fosfor dan lainnya. 96

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 PROGRAM UTAMA QBioDSS Model QBioDSS dirancang untuk dijadikan alat bantu dalam menganalisa faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan mutu biodiesel.

Lebih terperinci

6.1 HASIL APLIKASI DAN OPERASIONAL SISTEM

6.1 HASIL APLIKASI DAN OPERASIONAL SISTEM VI. APLIKASI SISTEM 6.1 HASIL APLIKASI DAN OPERASIONAL SISTEM Sistem operasi adalah software pada lapisan pertama yang ditaruh pada memori komputer pada saat komputer dinyalakan. Sedangkan software-software

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisa awal yang dilakukan pada minyak goreng bekas yang digunakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisa awal yang dilakukan pada minyak goreng bekas yang digunakan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Hasil penentuan asam lemak dan kandungan air Analisa awal yang dilakukan pada minyak goreng bekas yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel adalah

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur analisis sifat fisikokimia minyak dan biodiesel. 1. Kadar Air (Metode Oven, SNI )

Lampiran 1. Prosedur analisis sifat fisikokimia minyak dan biodiesel. 1. Kadar Air (Metode Oven, SNI ) LAMPIRAN 39 Lampiran 1. Prosedur analisis sifat fisikokimia minyak dan biodiesel 1. Kadar Air (Metode Oven, SNI 01-3555-1998) Cawan aluminium dipanaskan di dalam oven pada suhu 105 o C selama 1 jam, kemudian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biodiesel Biodiesel adalah bahan bakar yang terdiri atas mono-alkil ester dari fatty acid rantai panjang, yang diperoleh dari minyak tumbuhan atau lemak binatang (Soerawidjaja,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biodiesel Biodiesel merupakan bahan bakar rendah emisi pengganti diesel yang terbuat dari sumber daya terbarukan dan limbah minyak. Biodiesel terdiri dari ester monoalkil dari

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. sawit kasar (CPO), sedangkan minyak yang diperoleh dari biji buah disebut

II. TINJAUAN PUSTAKA. sawit kasar (CPO), sedangkan minyak yang diperoleh dari biji buah disebut 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak Kelapa Sawit Sumber minyak dari kelapa sawit ada dua, yaitu daging buah dan inti buah kelapa sawit. Minyak yang diperoleh dari daging buah disebut dengan minyak kelapa

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia. Biodiesel. Badan Standardisasi Nasional

SNI Standar Nasional Indonesia. Biodiesel. Badan Standardisasi Nasional Standar Nasional Indonesia Biodiesel ICS 75.160 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 2 4 Syarat mutu...

Lebih terperinci

PENGARUH STIR WASHING, BUBBLE WASHING, DAN DRY WASHING TERHADAP KADAR METIL ESTER DALAM BIODIESEL DARI BIJI NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum)

PENGARUH STIR WASHING, BUBBLE WASHING, DAN DRY WASHING TERHADAP KADAR METIL ESTER DALAM BIODIESEL DARI BIJI NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum) PENGARUH STIR WASHING, BUBBLE WASHING, DAN DRY WASHING TERHADAP KADAR METIL ESTER DALAM BIODIESEL DARI BIJI NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum) Disusun oleh : Dyah Ayu Resti N. Ali Zibbeni 2305 100 023

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Hasil penentuan asam lemak bebas dan kandungan air Analisa awal yang dilakukan pada sampel CPO {Crude Palm Oil) yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES 2.1 Biodiesel Biodiesel merupakan bahan bakar yang menjanjikan yang dapat diperoleh dari minyak tumbuhan, lemak binatang atau minyak bekas melalui transesterifikasi

Lebih terperinci

2.1 Instalasi Joomla Secara Lokal

2.1 Instalasi Joomla Secara Lokal Instalasi Joomla Sebelum belajar membuat web, kita perlu menginstal perangkat lunak yang dibutuhkan oleh Joomla. Sebenarnya Anda dapat menginstal perangkat lunak komponen Joomla secara terpisah, tetapi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA 9 PENDAHULUAN Departemen Energi Amerika Serikat dalam International Energy utlook 2005 memperkirakan konsumsi energi dunia akan meningkat sebanyak 57% dari tahun 2002 hingga 2025. Di lain pihak, persediaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pada penelitian yang telah dilakukan, katalis yang digunakan dalam proses metanolisis minyak jarak pagar adalah abu tandan kosong sawit yang telah dipijarkan pada

Lebih terperinci

BAB VII IMPLEMENTASI, VALIDASI DAN VERIFIKASI

BAB VII IMPLEMENTASI, VALIDASI DAN VERIFIKASI BAB VII IMPLEMENTASI, VALIDASI DAN VERIFIKASI 7.1 Implemetasi Sistem SINKUAL-BIODIESEL dirancang untuk membantu proses pengambilan keputusan pada bagian pengedalian kualitas (quality control) yang diaplikasikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil 4.1.1. Hasil penentuan asam lemak bebas Penentuan asam lemak bebas sangat penting untuk mengetahui kualitas dari minyak nabati. Harga asam lemak bebas kurang dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Minyak Goreng Curah Minyak goreng adalah minyak nabati yang telah dimurnikan dan dapat digunakan sebagai bahan pangan. Minyak goreng berfungsi sebagai media penggorengan yang

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap. Penelitian penelitian pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan jenis penstabil katalis (K 3 PO 4, Na 3 PO 4, KOOCCH 3, NaOOCCH 3 ) yang

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1. Implementasi sistem Pada bab sebelumnya penulis menjelaskan bagaimana sistem yang sedang berjalan pada fluency school of english, pada bab sebelumnya juga penulis

Lebih terperinci

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN MUTU BIODIESEL BERBASIS WEB A WEB-BASED DECISION SUPPORT SYSTEM FOR THE QUALITY OF BIODIESEL ABSTRACT ABSTRAK

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN MUTU BIODIESEL BERBASIS WEB A WEB-BASED DECISION SUPPORT SYSTEM FOR THE QUALITY OF BIODIESEL ABSTRACT ABSTRAK SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN MUTU BIODIESEL BERBASIS WEB A WEB-BASED DECISION SUPPORT SYSTEM FOR THE QUALITY OF BIODIESEL Eva Arifah *, Dwi Setyaningsih, dan Marimin DepartemenTeknologi Industri Pertanian,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Instalasi Software Dalam penulisan tugas akhir ini, pembuatan program dibuat dengan menggunakan aplikasi pendukung seperti: Web Server, aplikasi pengelolaan sampah

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Bahan Baku Sebelum digunakan sebagai bahan baku pembuatan cocodiesel, minyak kelapa terlebih dahulu dianalisa. Adapun hasil analisa beberapa karakteristik minyak

Lebih terperinci

: Muhibbuddin Abbas Pembimbing I: Ir. Endang Purwanti S., MT

: Muhibbuddin Abbas Pembimbing I: Ir. Endang Purwanti S., MT KALOR BIODIESEL DARI HASIL ESTERIFIKASI DENGAN KATALIS PdCl 2 DAN TRANSESTERIFIKASI DENGAN KATALIS KOH MINYAK BIJI NYAMPLUNG (Calophyllum Inophyllum) Oleh : Muhibbuddin Abbas 1407100046 Pembimbing I: Ir.

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN AWAL BIODIESEL TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN DAYA PADA MOTOR DIESEL 4 TAK 4 SILINDER

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN AWAL BIODIESEL TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN DAYA PADA MOTOR DIESEL 4 TAK 4 SILINDER PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN AWAL BIODIESEL TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN DAYA PADA MOTOR DIESEL 4 TAK 4 SILINDER Muhammad Agus Sahbana 1), Naif Fuhaid 2) ABSTRAK Biodiesel merupakan bahan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dilakukan implementasi dan pengujian terhadap sistem. Tahapan ini dilakukan setelah perancangan selesai dilakukan dan selanjutnya akan diimplementasikan

Lebih terperinci

ADMIN MANUAL AL-QUR AN WEB

ADMIN MANUAL AL-QUR AN WEB ADMIN MANUAL AL-QUR AN WEB Pendahuluan AL-QUR AN WEB adalah program aplikasi pencarian ayat-ayat Al-Qur an berbasis web. Untuk dapat mengakses program maka user perlu menggunakan internet browser dan mengunjungi

Lebih terperinci

Untuk mengimplementasikan sistem ini, diperlukan spesifikasi perangkat keras,

Untuk mengimplementasikan sistem ini, diperlukan spesifikasi perangkat keras, Untuk mengimplementasikan sistem ini, diperlukan spesifikasi perangkat keras, spesifikasi perangkat lunak, spesifikasi kebutuhan sistem, jadwal implementasi, dan petunjuk penggunaan sistem untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Berikut ini adalah daftar spesifikasi perangkat lunak yang

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Berikut ini adalah daftar spesifikasi perangkat lunak yang BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi 4.1.1 Kebutuhan Sumber Daya 4.1.1.1 Kebutuhan Sumber Daya Perangkat Lunak Berikut ini adalah daftar spesifikasi perangkat lunak yang direkomendasikan agar

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk mengiplementasikan aplikasi e-library ini, terlebih dahulu harus disediakan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk mengiplementasikan aplikasi e-library ini, terlebih dahulu harus disediakan 114 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Untuk mengiplementasikan aplikasi e-library ini, terlebih dahulu harus disediakan server, perangkat lunak (software), perangkat keras (hardware) untuk

Lebih terperinci

Proses Pembuatan Biodiesel (Proses Trans-Esterifikasi)

Proses Pembuatan Biodiesel (Proses Trans-Esterifikasi) Proses Pembuatan Biodiesel (Proses TransEsterifikasi) Biodiesel dapat digunakan untuk bahan bakar mesin diesel, yang biasanya menggunakan minyak solar. seperti untuk pembangkit listrik, mesinmesin pabrik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.9 Biodiesel Biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono alkyl ester dari rantai panjang asam lemak, yang dipakai sebagai alternatif bagi bahan bakar mesin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 BIDIESEL Biodiesel merupakan sumber bahan bakar alternatif pengganti solar yang terbuat dari minyak tumbuhan atau lemak hewan. Biodiesel bersifat ramah terhadap lingkungan karena

Lebih terperinci

CMS Joomla. Materi Kuliah Rekayasa Web Universitas Budi Luhur. A. Pengenalan Joomla

CMS Joomla. Materi Kuliah Rekayasa Web Universitas Budi Luhur. A. Pengenalan Joomla CMS Joomla A. Pengenalan Joomla Joomla merupakan sebuah CMS open source yang digunakan untuk membuat website dan aplikasi online lainnya (seperti forum, toko online) secara cepat dan mudah. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN PERBANDINGAN MASSA ALUMINIUM SILIKAT DAN MAGNESIUM SILIKAT Tahapan ini merupakan tahap pendahuluan dari penelitian ini, diawali dengan menentukan perbandingan massa

Lebih terperinci

Instalasi Joomla 1.7

Instalasi Joomla 1.7 Instalasi Joomla 1.7 Pada bab ini akan membahas mengenai langkah-langkah instalasi Joomla 1.7 di komputer. Sebelum mempelajari fitur-fitur yang ada di Joomla 1.7 Anda perlu menginstalnya terlebih dahulu

Lebih terperinci

Pengaruh Variasi Temperatur Dan Konsentrasi Minyak Terhadap Rendemen Dan Karakteristik Biodiesel Dari Minyak Biji Kemiri (Aleurites Moluccana)

Pengaruh Variasi Temperatur Dan Konsentrasi Minyak Terhadap Rendemen Dan Karakteristik Biodiesel Dari Minyak Biji Kemiri (Aleurites Moluccana) Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Pengaruh Variasi Temperatur Dan Konsentrasi Minyak Terhadap Rendemen Dan Karakteristik Biodiesel Dari Minyak Biji Kemiri (Aleurites Moluccana) Poedji

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 81 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem Tahap implementasi dan pengujian sistem, dilakukan setelah tahap analisis dan perancangan selesai dilakukan. Pada bab ini akan dijelaskan implementasi

Lebih terperinci

Cara Meng-install Web Server Lokal (xampp-win )

Cara Meng-install Web Server Lokal (xampp-win ) Cara Meng-install Web Server Lokal (xampp-win32-1.7.3.) 1. Apabila Anda belum mempunyai file setup XAMMP yang akan di-install, silahkan unduh (download) terlebih dahulu 2. Setelah berhasil mengunduh file

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 4.1 Implementasi Sistem Tahap implementasi dan pengujian sistem, dilakukan setelah tahap analisis dan perancangan selesai dilakukan. Pada bab ini akan dijelaskan

Lebih terperinci

2. Perangkat Jaringan (Kabel UTP, Switch/Hub,Ethernet) Perangkat Lunak 1. Sistem Operasi (WindowsXP, Windows 2000, Windows 2003, Linux)

2. Perangkat Jaringan (Kabel UTP, Switch/Hub,Ethernet) Perangkat Lunak 1. Sistem Operasi (WindowsXP, Windows 2000, Windows 2003, Linux) Bab I Installasi Untuk menjalankan dan mempraktekan Web Site Sekolah ini ada 2 tahapan installasi yang harus diinstall di komputer: Installasi Web Server. Installasi Web Sekolah. A. Installasi Web Server

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. a. Spesifikasi piranti keras pada local server: Processor : Intel Pentium IV 1.8 Ghz

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. a. Spesifikasi piranti keras pada local server: Processor : Intel Pentium IV 1.8 Ghz BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi yang Diperlukan 4.1.1 Spesifikasi Piranti Keras Berikut merupakan spesifikasi piranti keras yang digunakan pada saat melakukan pengujian e-book reader berbasis

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Spesifikasi Sistem Spesifikasi sistem yang dibutuhkan untuk mengakses aplikasi berbasis web ini yaitu : 1.1.1 Kebutuhan Hardware Spesifikasi perangkat keras yang dibutuhkan

Lebih terperinci

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HASIL HUTAN (P3HH) TELAH MELAKSANALKAN PENELITIAN PEMBUATAN BIODIESEL DARI BIJI NYAMPLUNG

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HASIL HUTAN (P3HH) TELAH MELAKSANALKAN PENELITIAN PEMBUATAN BIODIESEL DARI BIJI NYAMPLUNG PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HASIL HUTAN (P3HH) TELAH MELAKSANALKAN PENELITIAN PEMBUATAN BIODIESEL DARI BIJI NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum L.) (Tahun 2005-2008) Sejarah Pusat litbang hasil hutan

Lebih terperinci

[AN _ AY ] October 10, 2010 DAFTAR DOMAIN GRATIS DI CO.CC...2 PENDAFTARAN HOSTING GRATIS DI IDHOSTINGER...7

[AN _ AY ] October 10, 2010 DAFTAR DOMAIN GRATIS DI CO.CC...2 PENDAFTARAN HOSTING GRATIS DI IDHOSTINGER...7 Daftar Isi DAFTAR DOMAIN GRATIS DI CO.CC...2 PENDAFTARAN HOSTING GRATIS DI IDHOSTINGER...7 UPLOAD SCRIPT WEBSITE KE HOSTING...13 UPLOAD DATABASE...15 LANGKAH-LANGKAH EXPORT DATABASE...15 LANGKAH-LANGKAH

Lebih terperinci

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK NYAMPLUNG MENGGUNAKAN PEMANASAN GELOMBANG MIKRO

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK NYAMPLUNG MENGGUNAKAN PEMANASAN GELOMBANG MIKRO PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK NYAMPLUNG MENGGUNAKAN PEMANASAN GELOMBANG MIKRO Dosen Pembimbing : Dr. Lailatul Qadariyah, ST. MT. Prof. Dr. Ir. Mahfud, DEA. Safetyllah Jatranti 2310100001 Fatih Ridho

Lebih terperinci

Gambar 2. 1 Kotak dialog Pilihan Bahasa

Gambar 2. 1 Kotak dialog Pilihan Bahasa A. Instalasi Xampp 1.7.1 (Apache dan MySQL) 1. Lakukan double click pada file xampp-win32-1.7.1-installer.exe yang terdapat pada folder Support pada CD SisfoKampus STEI SEBI. 2. Pilih bahasa yang digunakan

Lebih terperinci

Setelah men-download, silakan instal filezilla FTP Client HOSTING GRATIS BERBURU

Setelah men-download, silakan instal filezilla FTP Client HOSTING GRATIS BERBURU Well, setelah kemarin kita menginstal Joomla di localhost dengan Xampp, sekarang kami waktu untuk menginstal Joomla di hosting gratis dengan domain gratis dari byethost co.cc. Untuk byethost hostingan

Lebih terperinci

PEMBUATAN BIODIESEL DARI ASAM LEMAK JENUH MINYAK BIJI KARET

PEMBUATAN BIODIESEL DARI ASAM LEMAK JENUH MINYAK BIJI KARET PEMBUATAN BIODIESEL DARI ASAM LEMAK JENUH MINYAK BIJI KARET Dwi Ardiana Setyawardhani*), Sperisa Distantina, Hayyu Henfiana, Anita Saktika Dewi Jurusan Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret Surakarta

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Sebelum melakukan implementasi dan menjalankan sistem E-Auction pada

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Sebelum melakukan implementasi dan menjalankan sistem E-Auction pada BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan dan Instalasi Sistem Sebelum melakukan implementasi dan menjalankan sistem E-Auction pada PDAM Surya Sembada Kota Surabaya. Maka dibutuhkan spesifikasi perangkat

Lebih terperinci

Cara Belajar Xampp Pada Mysql untuk Php

Cara Belajar Xampp Pada Mysql untuk Php Cara Belajar Xampp Pada Mysql untuk Php Euis Sutinah euissutinah@ymail.com Abstrak MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL, Jika dalam bahasa Inggris adalah database management

Lebih terperinci

Prosedur Installasi Program. Perangkat Ajar Aku dan Darahku

Prosedur Installasi Program. Perangkat Ajar Aku dan Darahku Prosedur Installasi Program Perangkat Ajar Aku dan Darahku 1. Install software XAMPP terbaru, dapat didapatkan melalui internet http://sourceforge.net/projects/xampp/ (kami menyarankan untuk instalasi

Lebih terperinci

Membangun Website dengan Joomla!

Membangun Website dengan Joomla! ! Joomla! adalah salah satu Content Management System (CMS) yang banyak digunakan saat ini karena Joomla! menawarkan kemudahan dalam meng-update isi website, pengaturan tampilan Website dan pengelolaan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem Tahap implementasi dan pengujian sistem, dilakukan setelah tahap analisis dan perancangan selesai dilakukan. Pada bab ini akan dijelaskan implementasi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PERSIAPAN BAHAN 1. Ekstraksi Biji kesambi dikeringkan terlebih dahulu kemudian digiling dengan penggiling mekanis. Tujuan pengeringan untuk mengurangi kandungan air dalam biji,

Lebih terperinci

4 Pembahasan Degumming

4 Pembahasan Degumming 4 Pembahasan Proses pengolahan biodiesel dari biji nyamplung hampir sama dengan pengolahan biodiesel dari minyak sawit, jarak pagar, dan jarak kepyar. Tetapi karena biji nyamplung mengandung zat ekstraktif

Lebih terperinci

6. Jika langkah di atas dijalankan dengan benar, user akan masuk ke halaman login seperti gambar di bawah

6. Jika langkah di atas dijalankan dengan benar, user akan masuk ke halaman login seperti gambar di bawah Cara menjalankan program 1. Install WAMP Server atau XAMPP Server dan jalankan. (klik link untuk melihat cara install) 2. Install browser, dapat menggunakan Firefox, Chrome, atau browser yang lain (pada

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 4.1 IMPLEMENTASI SISTEM Tahap implementasi adalah tahap dimana akan dijelaskan implementasi sistem dan kebutuhan sistem yang dibutuhkan untuk pengimplementasian

Lebih terperinci

Manual Pengguna (User s Manual )

Manual Pengguna (User s Manual ) Manual Pengguna (User s Manual ) Sistim Inovasi Monitoring Evaluasi Proyek (SIMONEV) Menjalankan Sistim Inovasi Monitoring Evaluasi Proyek (SIMONEV) Untuk memulai menggunakan SIMONEV, maka langkah pertama

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. lingkungan implementasi, pengkodean, dan interface dari aplikasi sistem tersebut.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. lingkungan implementasi, pengkodean, dan interface dari aplikasi sistem tersebut. BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem Tahap implementasi dan pengujian sistem, dilakukan setelah tahap analisis dan perancangan selesai dilakukan. Pada sub bab ini akan dijelaskan implementasi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Bahan Baku, Pengepressan Biji Karet dan Biji Jarak Pagar, dan Pemurnian Minyak Biji karet dan biji jarak pagar yang digunakan sebagai bahan baku dikeringanginkan selama 7

Lebih terperinci

Tutorial Instal XAMPP

Tutorial Instal XAMPP Tutorial Instal XAMPP WordPress butuh XAMPP agar jalan di PC Oleh: J. Atim FreeTutorial.Web.id Penting! Anda TIDAK memiliki hak untuk menyunting, menjual, menyalin atau menyatakan kepemilikan atas artikel

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 5.1. Implementasi Kegiatan implementasi atau penerapan dilakukan dengan dasar yang telah direncanakan dalam rencana implementasi. Pada penerapan sistem yang diusulkan

Lebih terperinci

Nama Kelompok : MUCHAMAD RONGGO ADITYA NRP M FIKRI FAKHRUDDIN NRP Dosen Pembimbing : Ir. IMAM SYAFRIL, MT NIP.

Nama Kelompok : MUCHAMAD RONGGO ADITYA NRP M FIKRI FAKHRUDDIN NRP Dosen Pembimbing : Ir. IMAM SYAFRIL, MT NIP. Nama Kelompok : MUCHAMAD RONGGO ADITYA NRP. 2308 030 028 M FIKRI FAKHRUDDIN NRP. 2308 030 032 Dosen Pembimbing : Ir. IMAM SYAFRIL, MT NIP. 19570819 198701 1 001 Latar Belakang Bahan Bakar Solar Penggunaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Dari hasil penelitian, analisis, perancangan dan pengembangan sistem yang diusulkan, maka hasil akhir yang diperoleh adalah sebuah perangkat lunak Sistem

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Implementasi adalah proses untuk menerapkan sistem informasi yang telah dibangun agar user yang menggunakannya menggantikan sistem informasi yang lama.

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 62 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Tahap implementasi dan pengujian sistem, dilakukan setelah tahap analisis dan perancangan selesai dilakukan. Pada sub bab ini akan dijelaskan implementasi

Lebih terperinci

Instalasi Joomla. 1. Masukkan Bonus CD yang berisi program WampServer2.2a-x32 ke DVD/CD Driver.

Instalasi Joomla. 1. Masukkan Bonus CD yang berisi program WampServer2.2a-x32 ke DVD/CD Driver. Instalasi Joomla Sebelum belajar membuat web, kita perlu menginstal perangkat lunak yang dibutuhkan oleh Joomla. Sebenarnya Anda dapat menginstal perangkat lunak komponen Joomla secara terpisah, tetapi

Lebih terperinci

PEMBUATAN BIODIESEL SECARA SIMULTAN DARI MINYAK JELANTAH DENGAN MENGUNAKAN CONTINUOUS MICROWAVE BIODISEL REACTOR

PEMBUATAN BIODIESEL SECARA SIMULTAN DARI MINYAK JELANTAH DENGAN MENGUNAKAN CONTINUOUS MICROWAVE BIODISEL REACTOR PEMBUATAN BIODIESEL SECARA SIMULTAN DARI MINYAK JELANTAH DENGAN MENGUNAKAN CONTINUOUS MICROWAVE BIODISEL REACTOR Galih Prasiwanto 1), Yudi Armansyah 2) 1. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

MODUL JOOMLA! oleh: Putu A. Widhiartha dan Made J. Wiranatha BAB II INSTALASI JOOMLA

MODUL JOOMLA! oleh: Putu A. Widhiartha dan Made J. Wiranatha BAB II INSTALASI JOOMLA MODUL JOOMLA! oleh: Putu A. Widhiartha dan Made J. Wiranatha BAB II INSTALASI JOOMLA Installasi Joomla dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara online dan offline. Jika anda hendak melakukan installasi

Lebih terperinci

Bab 4 Implementasi dan Evaluasi

Bab 4 Implementasi dan Evaluasi Bab 4 Implementasi dan Evaluasi 4.1 Implementasi Sistem Tahap implementasi dan pengujian sistem, dilakukan setelah tahap analisis dan perancangan selesai dilakukan. Pada bab ini akan dijelaskan implementasi

Lebih terperinci

Cara Gampang Install Senayan di Local Host Windows Oleh Happy Chandraleka, S.T.

Cara Gampang Install Senayan di Local Host Windows Oleh Happy Chandraleka, S.T. Cara Gampang Install Senayan di Local Host Windows Oleh Happy Chandraleka, S.T. cakrabirawa@mail.ru Dalam dunia perpustakaan, ada sebuah program yang telah dikenal luas dalam membantu tugas-tugas pengelolaan

Lebih terperinci

Mengembangkan Website Berbasis Wordpress

Mengembangkan Website Berbasis Wordpress Mengembangkan Website Berbasis Wordpress Bagian 1: Pengenalan dan Instalasi Wordpress Hanif Rasyidi Pendahuluan Perkembangan teknologi saat ini membuat internet menjadi salah satu sumber utama dalam pencarian

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN BIODIESEL MINYAK JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) DENGAN TRANSESTERIFIKASI SATU DAN DUA TAHAP. Oleh ARIZA BUDI TUNJUNG SARI F

PROSES PEMBUATAN BIODIESEL MINYAK JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) DENGAN TRANSESTERIFIKASI SATU DAN DUA TAHAP. Oleh ARIZA BUDI TUNJUNG SARI F PROSES PEMBUATAN BIODIESEL MINYAK JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) DENGAN TRANSESTERIFIKASI SATU DAN DUA TAHAP Oleh ARIZA BUDI TUNJUNG SARI F34103041 2007 DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS

Lebih terperinci

LANGKAH INSTALL XAMPP DAN WORDPRESS DI PC KOMPUTER Oleh: Akhmad Syaiful, S.Kom

LANGKAH INSTALL XAMPP DAN WORDPRESS DI PC KOMPUTER Oleh: Akhmad Syaiful, S.Kom LANGKAH INSTALL XAMPP DAN WORDPRESS DI PC KOMPUTER Oleh: Akhmad Syaiful, S.Kom Bagi Anda yang ingin membuat website namun belum memiliki domain dan hosting sendiri, jangan berkecil hati dulu. Karena masih

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4. 1 Instalasi Software BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Dalam pembuatan program ini penulis menggunakan XAMPP dalam menjalankan program aplikasi ini yang didalamnya sudah terdapat MySQL untuk mengelola

Lebih terperinci

KONFIGURASI MAIL SERVER DENGAN MERCURY

KONFIGURASI MAIL SERVER DENGAN MERCURY KONFIGURASI MAIL SERVER DENGAN MERCURY SETTING MAIL SERVER (MERCURY) XAMPP sampai saat ini masih umum digunakan sebagai web server dan database server, padahal sesunggunhnya xampp memiliki empat komponen

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem Tahap Implementasi sistem merupakan penerapan dari proses perancangan (design) yang telah ada. Pada tahapan ini terdapat dua cakupan spesifikasi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. lunak dengan spesifikasi tertentu agar dapat dijalankan. Adapun kebutuhan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. lunak dengan spesifikasi tertentu agar dapat dijalankan. Adapun kebutuhan BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Impelementasi Sistem Sistem yang dibuat ini membutuhkan perangkat keras dan perangkat lunak dengan spesifikasi tertentu agar dapat dijalankan. Adapun kebutuhan perangkat

Lebih terperinci

Panduan Pengelolaan Hosting

Panduan Pengelolaan Hosting Panduan Pengelolaan Hosting Berikut ini kami berikan pengelolaan umum untuk hosting yang sering dilakukan. Secara umum, ada 2 bagian besar, yaitu Pengelolaan Control Panel dan Manajemen File dengan FTP

Lebih terperinci

b. Spesifikasi komputer yang disarankan pada client Processor : Intel Pentium IV 1,8 Ghz

b. Spesifikasi komputer yang disarankan pada client Processor : Intel Pentium IV 1,8 Ghz 212 b. Spesifikasi komputer yang disarankan pada client Processor : Intel Pentium IV 1,8 Ghz Memory (RAM) : 256 MB Hard Disk : 40 GB 4.2.2 Perangkat Lunak yang dibutuhkan a. Perangkat lunak yang digunakan

Lebih terperinci

Tutorial Membuat Website Gratis

Tutorial Membuat Website Gratis Tutorial Membuat Website Gratis Membuat Website Gratis Dalam membuat website ada 2 komponen yang harus dipersiapkan yaitu domain dan web hosting. Domain adalah nama dan alamat dari sebuah website contohnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil & Pembahasan 22 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Biodiesel dari Mikroalga Chlorella sp Pada penelitian ini, digunakan mikroalga Chlorella Sp sebagai bahan baku pembuatan biodiesel. Penelitian ini

Lebih terperinci

Step-Step dalam pembuatan Web

Step-Step dalam pembuatan Web Step-Step dalam pembuatan Web Langkah-langkah pembuatannya tidak terlalu sulit. Yang pertama dilakukan adalah kita harus menginstall web servernya yaitu misalnya XAMPP. Setelah itu, kita langsung bisa

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 85 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Instalasi Software Dalam penulisan tugas akhir ini, pembuatan program dibuat menggunakan aplikasi pendukung seperti : Web Server, aplikasi pengolahan monitoring

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM 4.1 KONFIGURASI SISTEM

PEMODELAN SISTEM 4.1 KONFIGURASI SISTEM VI. PEMODELAN SISTEM 4.1 KONFIGURASI SISTEM Sistem Penunjang Keputusan Mutu Biodiesel Berbasis Web dirancang sebagai alat bantu yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan untuk meningkatkan standar mutu

Lebih terperinci

BAB IV DISKRIPSI KERJA PRAKTIK. 4.1 Pembuatan Server Menggunakan Mercury Pada XAMPP

BAB IV DISKRIPSI KERJA PRAKTIK. 4.1 Pembuatan  Server Menggunakan Mercury Pada XAMPP BAB IV DISKRIPSI KERJA PRAKTIK Bab ini membahas tentang proses installasi dan menampilkan foto-foto hasil desain topologi yang telah dikerjakan. 4.1 Pembuatan E-Mail Server Menggunakan Mercury Pada XAMPP

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 4.1 Implementasi Tahap ini dilakukan setelah perancangan selesai dilakukan dan selanjutnya akan diimplementasikan pada bahasa pemrograman yang akan digunakan. Tujuan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4. 1 Instalasi Software Dalam pembuatan program ini penulis menggunakan XAMPP dalam menjalankan program aplikasi ini yang didalamnya sudah terdapat MySQL untuk mengelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Energi merupakan salah satu kebutuhan yang pokok dalam suatu proses. Sumber energi yang paling mudah didapat berasal dari bahan bakar minyak (BBM) atau yang sering

Lebih terperinci

Untuk pembuatan web offline ada beberapa cara dan juga alat/software yang digunakan antara lain: 1. INSTALLASI XAMPP

Untuk pembuatan web offline ada beberapa cara dan juga alat/software yang digunakan antara lain: 1. INSTALLASI XAMPP Untuk pembuatan web offline ada beberapa cara dan juga alat/software yang digunakan antara lain: 1. Xampp 2. Phpmyadmin 3. Wordpress Dan untuk cara pembuatannya kita lanjut ke pembahasan selanjutnya. 1.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minyak Nabati Minyak nabati adalah cairan kental yang diambil atau diekstrak dari tumbuhtumbuhan. Komponen utama penyusun minyak nabati adalah trigliserida asam lemak, yang

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Setelah tahap analisa dan tahap perancangan sistem aplikasi yang sudah dijelaskan pada Bab III, maka tahap selanjutnya merupakan tahap implementasi. Pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Crude Palm Oil (CPO) CPO merupakan produk sampingan dari proses penggilingan kelapa sawit dan dianggap sebagai minyak kelas rendah dengan asam lemak bebas (FFA) yang tinggi

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. harus dijalankan diantaranya adalah: hal-hal yang harus dipersiapkan adalah sebagai berikut:

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. harus dijalankan diantaranya adalah: hal-hal yang harus dipersiapkan adalah sebagai berikut: BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 5.1 Implementasi sistem Tahap implementasi sistem ini merupakan tahap meletakan sistem supaya siap untuk dioperasikan. Dalam implementasi perancangan aplikasi web E-Commerce

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem Tahapan implementasi dan pengujian sistem dilakukan setelah tahap Analisis dan perancangan selesai dilakukan. Pada sub sub ini akan dijelaskan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 72 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1. Implementasi Sistem Tahap implementasi dan pengujian sistem, dilakukan setelah tahap analisis dan perancangan selesai dilakukan. Pada sub bab ini akan dijelaskan

Lebih terperinci

Membuat Web dengan CMS Joomla Sumber dari

Membuat Web dengan CMS Joomla Sumber dari Membuat Web dengan CMS Joomla Sumber dari www.ahmadyunus.com Membuat Web dengan CMS Joomla sebenarnya gampang-gampang mudah, asalkan kita mau belajar. Saya sendiripun sebenarnya masih pemula sekali dalam

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 4.1 Implementasi Implementasi diterapkan dengan maksud agar system yang telah dibuat dapat bekerja sesuai dengan tujuannya dan dapat bermanfaat bagi kebutuhan kepolisian

Lebih terperinci

PENGENALAN DAN INSTALASI SOFTWARE

PENGENALAN DAN INSTALASI SOFTWARE PENGENALAN DAN INSTALASI SOFTWARE A. Pengenalan Software Software atau perangkat lunak adalah daftar instruksi yang memerintahkan computer untuk menerima input, memproses input, mengeluarkan output dan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 177 BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi 4.1.1 Kebutuhan Sumber Daya 4.1.1.1 Kebutuhan Perangkat Lunak Perangkat lunak yang dibutuhkan agar sistem yang telah diinstalasi dapat berjalan dengan

Lebih terperinci