BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Gambaran umum Universitas Negeri Gorontalo (UNG)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Gambaran umum Universitas Negeri Gorontalo (UNG)"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran umum lokasi penelitian a. Gambaran umum Universitas Negeri Gorontalo (UNG) Universitas Negeri Gorontalo (UNG) telah menjalani sejarah yang panjang dari mulai berdirinya sampai saat ini. Sejak berubah status menjadi universitas, telah menjadi perubahan yang sangat pesat baik dari segi struktur kelembagaan maupun kualitas sumber daya manusia seperti dosen, tenaga penunjang akademik dan mahasiswa. Demikian halnya dengan jumlah asset seperti tanah dan bangunan. Seiring dengan hal itu, jumlah pendapatan dan alokasi dana dari pemerintah pusat maupun PNBP kampus terus menunjukkan trend positif dari tahun ke tahun. Dari segi kelembagaan, beberapa fakultas yang dilahirkan sejak Universitas Negeri Gorontalo (UNG) terbantuk adalah Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan. Pada awal tahun 2009, Universitas Negeri Gorontalo (UNG) ketambahan satu fakultas baru, yaitu Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Seiring dengan meningkatnya perfoma Universitas Negeri Gorontalo (UNG), jumlah mahasiswa terus meningkat dari tahun ke tahun, yaitu 2500 orang mahasiswa, tahun 2002 menjadi , tahun 2010 (tercatat ). Jumlah dosen bertambah dari 242 orang tahun 2002 menjadi 640 tahun Sedangkan jumlah staf penunjang akademik bertambah dari 73 orang tahun 2002 menjadi 237 orang tahun 2010.

2 Dilihat dari kinerja Universitas Negeri Gorontalo (UNG) maka harus dilihat yaitu : 1. Trend capaian kinerja Indikator yang dapat dijadikan untuk menunjukkan keberadaan Universitas Negeri Gorontalo (UNG) selang 5 tahun terakhir, maka perlu dikemukakan perkembangan kinerja yang meliputi : kinerja pelayanan akademik, kinerja keuangan, organisasi dan sumber daya manusia serta sarana dan prasarana dengan menggunakan data terakhir sampai September a. Kinerja pelayanan akademik Universitas Negeri Gorontalo (UNG) merupakan lembaga Perguruan Tinggi yang melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi salah satunya dapat dilihat dari kinerja pelayanan akademiknya. b. Kinerja keuangan Sumber pendanaan utama Universitas Negeri Gorontalo (UNG) adalah dari APBN dan PNBP yang utamanya berasal dari sumbangan pendidikan mahasiswa (DPPS, SPP, dan DP). 2. Organisasi dan sumber daya manusia a. Kepemimpinan Komitmen dalam mewujudkan kepemimpinan di Universitas Negeri Gorontalo (UNG) tergolong baik yang diperlihatkan dari adanya penekanan pada upaya pembentukan organisasi yang sehat dan manajemen yang transparan. Akan tetapi dalam pelaksanaannya

3 memang masih terkendala oleh keterbatasan SDM sehingga banyak staf akademik yang diperbantukan sebagai tenaga administratif. b. Program studi Sampai pada tahun 2010 Universitas Negeri Gorontalo (UNG) terdiri atas 8 fakultas, 37 program studi S1, 19 program Diploma, 7 program pasca sarjana. Dari jumlah ini 90% program studi S1 telah teakreditasi. Sampai pada tahun 2013 sekarang terdapat 9 fakultas yaitu Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Sastra dan Budaya (FSB), Fakultas Teknik (FATEK), Fakultas Pertanian (FAPERTA), Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan (FIKK), Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Fakultas Ilmu Sosial (FIS), Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam dan Matematika (FMIPA) dan Pasca Sarjana. c. Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), UNG telah maju selangkah dengan ditetapkannya UNG oleh Dikti sebagai salah satu simpul lokal jaringan pendidikan tinggi di Indonesia melalui program INHERENT (Indonesian Higher Education Network). INHERENT merupakan perangkat jaringan teknologi informasi (ICT backbone) yang menghubungkan perguruan tinggi di Indonesia yang secara bertahap akan menghubungkan seluruh komunitas Perguruan Tinggi di Indonesia baik negeri maupun swasta di dalam dan di luar negeri. Layanan INHERENT dan Jardiknas saat ini juga telah digunakan menjadi sarana perkuliahan online/video conference untuk program Pendidikan Jarak

4 Jauh. Beberapa muatan content seperti e-learning, video conference, voip, digital library dan aplikasi teknologi informasi lainnya telah didistribusikan melalui media INHERENT. Hal ini akan berdampak pada semakin terbukanya akses informasi pendidikan, penelitian, kerjasama global secara mudah, murah, cepat tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Beberapa produk di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang telah dikembangkan dan dimiliki oleh UNG meliputi : 1. Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAT) UNG, yang dikembangkan berbasis web antara lain adalah untuk pelayanan KRS dan KHS online melalui alamat : 2. Sistem Informasi Tata Usaha (SITU) UNG melalui alamat : Sistem ini berisi informasi kepegawaian, ketatausahaan, manajemen barang, manajemen surat juga layanan absensi pegawai khususnya jajaran pimpinan Kabag dan Kasubag dan staf penunjang akademik, dilakukan secara digital sidik jari (finger scan) dan computerize on line system. 3. Layanan e-learning berbasis web, melalui alamat : Layanan ini merupakan suplemen untuk kegiatan proses belajar mengajar di UNG sehingga memungkinkan proses belajar mengajar dapat terlaksana tanpa hambatan ruang dan waktu.

5 4. Layanan sistem perencanaan kegiatan dan anggaran berbasis web yang bisa diintegrasikan dengan aplikasi RKAKL Depkeu. Sistem ini mengacu pada Permenkeu tentang penyusunan Rencana Bisnis Anggaran Badan Layanan Umum. 5. Layanan Jurnal online Universitas Negeri Gorontalo berbasis web. Jurnal ini dapat diakses melalui internet pada alamat : Dalam website ini akan tersedia abstrak penelitian yang ada di jurnal-jurnal UNG. 6. Untuk melayani kebutuhan akses internet dari civitas UNG secara bertahap ditingkatkan dan untuk tahun 2010 ini telah mencapai 20 MB. 7. Layanan untuk civitas akademika UNG melalui domain ung.ac.id dengan kapasitas 7 GB per akun. Khusus untuk mahasiswa menggunakan subdomain mahasiswa.ung.ac.id. 8. Layanan blog khusus untuk warga UNG melalui domain ung.ac.id. Setiap warga UNG yang memiliki pada domain ung.ac.id dapat memiliki blog pribadi yang siap pakai. Melalui blog ini warga UNG dapat melakukan sharing informasi lewat blog sebagai sarana untuk menuliskan dan mempublikasikan curahan pikiran, hasil karya tulisan, gagasan, diskusi forum, bahan ajar dan sebagainya. 9. Layanan free hotspot di area kampus.

6 d. Sumber daya manusia Sampai tahun 2008 dosen Universitas Negeri Gorontalo berjumlah 534 orang dan tenaga penunjang akademik 200 orang. 3. Sarana dan prasarana Keadaan sarana dan prasarana UNG terus ditingkatkan dalam meningkatkan kualitas layanan sehingga memnuhi standar yang telah ditetapkan. Secara keseluruhan UNG memiliki asset tanah seluas 426,34 ha. Dari luas tanah tersebut 22,34 ha terletak di kota Gorontalo dan merupakan wilayah utama kegiatan UNG. Lahan seluas 100 ha berada di Kabupaten Pohuwato merupakan laboratorium alam UNG, 306 ha di kabupaten Gorontalo masing-masing 100 ha untuk pengembangan kampus baru UNG, 200 ha merupakan hutan pendidikan dan 6 ha merupakan laboratorium alam Fakultas Pertanian. 4. Faktor yang mempengaruhi kinerja UNG a. Peraturan Pemerintah b. Faktor Ekonomi dan Sosial c. Kompetitor Universitas Negeri Gorontalo (UNG) b. Gambaran umum pusat teknologi informasi dan komputer (Pustikom) Universitas Negeri Gorontalo Pusat Teknologi Informasi dan Komputer (Pustikom) lahir dari Keputusan Rektor Universitas Negeri Gorontalo Nomor : 561/H47.A2/LL/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja (OTK) Pusat Teknologi Informasi dan Komputer (Pustikom) Universitas Negeri Gorontalo yang telah disahkan oleh

7 Rektor Universitas Negeri Gorontalo Bapak Dr. H. Syamsu Qamar Badu M. Pd di Gorontalo pada tanggal 2 Desember Dalam bab 1 kedudukan fungsi, tugas dan fungsi pada pasal 1 tertuang bahwa : 1. Pusat Teknologi Informasi Komputer adalah Pelaksana Teknis dibidang Teknologi Informasi dan Komunikasi yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Rektor dan pembinaanya dilakukan oleh Pembantu Rektor IV. 2. Pusat Teknologi Informasi Komputer di pimpin oleh seorang Direktur dan seorang Sekretaris. Dalam pasal 2 tertuang bahwa : Pusat Teknologi Informasi Komputer merupakan pelaksana teknis yang bertugas di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat serta Manajemen Sistem Informasi Universitas. Dalam pasal 3 tertuang bahwa : Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 2, Pusat Teknologi Informasi Komputer mempunyai fungsi : 1) Menyusun rencana dan pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi di UNG; 2) Pengelolaan data dan sistem informasi pendidikan, penelitian, pengabdian pada masyarakat secara elektronik.

8 3) Pengelolaan data keuangan, kepegawaian dan sarana prasarana secara elektronik. 4) Manajemen sistem informasi UNG secara computerized on line system 5) Pelaksanaan urusan ketatausahaan Dalam bab 2 organisasi pada pasal 4 tertuang bahwa : 1) Pusat teknologi informasi komputer terdiri atas: (a) Direktur (b) Sekretaris (c) Divisi Sistem Informasi (d) Divisi Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (e) Divisi Pelatihan dan Layanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (f) Divisi Administrasi, Keuangan dan Rumah Tangga 2) Struktur organisasi pusat teknologi informasi komputer Dalam pasal 5 tertuang bahwa : 1) Direktur pusat teknologi informasi komputer bertugas: (a) Melakukan koordinasi penyusunan Renstra TIK di UNG; (b) Melakukan koordinasi perencanaan standar peralatan TIK, pengoperasian, pendayagunaan dan pemeliharaan jaringan dilingkungan UNG; (c) Melakukan koordinasi pemasyarakatan layanan TIK kepada civitas akademika;

9 (d) Melakukan koordinasi pengendalian keamanan dan keandalan kinerja jeringan baik dari sisi hardware maupun software sesuai dengan kemajuan teknologi; (e) Melaksanakan koordinasi pengelolaan layanan TIK yang antisipatif terhadap kebutuhan UNG dan responsif terhadap keluhan pengguna; (f) Menetapkan kualifikasi dan memberikan pertimbangan dalam rekrutmen dan penerimaan teknisi TIK pada semua unit UNG. (g) Membuat laporan secara periodik kepada pimpinan UNG. 2) Sekretaris pusat teknologi informasi komputer bertugas: (a) Menyusun rencana kegiatan dan anggaran Pustikom (b) Melaksanakan sosialisasi layanan Pusat Teknologi Informasi Komputer (c) Melaksanakan administrasi layanan Pusat Teknologi Informasi Komputer (d) Membina kelompok tenaga fungsional dan tenaga teknisi (e) Membuat laporan pelaksanaan kegiatan Pusat Teknologi Informasi Komputer (f) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan 3) Divisi sistem informasi bertugas: (a) Menyusun rencana kegiatan dan anggaran divisi sistim informasi (b) Membangun dan mengelola sistem informasi strategis. (c) Mengembangan dan memelihara website UNG termasuk administrasi e- mail, mailing list dan lain-lain (d) Mengembangan dan memelihara aplikasi TIK

10 (e) Membuat laporan pelaksanaan kegiatan divisi sistem informasi (f) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan 4) Divisi infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (a) Menyusun rencana kegiatan dan anggaran divisi infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi; (b) Membangun dan mengelola jaringan dan infrastruktur TIK; (c) Mengembangkan dan mengelola konektivitas intranet dan internet; (d) Mengkoordinasi perencanaan dan penyediaan infrastuktur jaringan beserta perangkatnya untuk menunjang Jaringan Komputer di Universitas; (e) Mengelola akses internet, Voip, instant messaging, dan lain-lain; (f) Membuat laporan pelaksanaan kegiatan Divisi Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (g) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan. 5) Pelatihan dan layanan teknologi informasi dan komunikasi (a) Melakukan pelatihan-pelatihan aplikasi TIK untuk meningkatkan mutu sumberdaya manusia (SDM). (b) Mengkoordinasi penyediaan sarana komputer dan perangkat multimedia dalam pelaksanaan kegiatan Pendidikan dan Pengajaran yang berbasis TIK. (c) Mengkoordinasi pengaturan jadwal teleconference dan pelatihan TIK yang menggunakan laboratorium komputer pustikom. (d) Melayani administrasi penggunaan sistem informasi

11 (e) Melayani administrasi penggunaan Website, dan Mailing List (f) Melayani gangguan infrastruktur TIK (g) Membuat laporan pelaksanaan kegiatan Divisi Pelatihan dan Layanan Teknologi Informasi dan Komunikasi; (h) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan. 6) Administrasi, keuangan dan rumah tangga bertugas: (a) Melakukan urusan tatalaksana administrasi, persuratan, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan kerumahtanggaan. (b) Mengelola Inventarisasi perangkat keras dan lunak di UNG; (c) Membuat laporan pelaksanaan ketatausahaan; (d) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan Hasil analisis univariat Subyek dalam penelitian ini adalah operator Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAT) Program Studi di Universitas Negeri Gorontalo yang termasuk dalam Divisi Sistem Informasi sesuai dengan Keputusan Rektor Universitas Negeri Gorontalo Nomor : 561/H47.A2/LL/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja (OTK) Pusat Teknologi Informasi dan Komputer (Pustikom) Universitas Negeri Gorontalo. Pemeriksaan visus/ketajaman penglihatan yang dilakukan pada operator Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAT) Program Studi yang tidak memakai kacamata atau dilihat secara fisik memiliki mata normal yaitu sebanyak 35 operator namun yang tidak memiliki visus normal sebanyak 4 operator sehingga

12 subyek penelitian yang bisa dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 31 operator. a. Karakteristik responden Analisis univariat ini berkaitan dengan karakteristik responden yang meliputi umur operator, jenis kelamin, asal fakultas, dan masa kerja. 1. Umur responden Umur operator Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAT) di Universitas Negeri Gorontalo (UNG) termasuk dalam usia dewasa dan masih dalam usia produktif. Distribusi kelelahan mata berdasarkan umur operator dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.1 Distribusi Kelelahan Mata Berdasarkan Umur pada Operator Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAT) Program Studi di Universitas Negeri Gorontalo Tahun 2013 Kelelahan Mata Umur Ya Tidak Total n % n % n % tahun 3 14,3 4 40,0 7 22, tahun 9 42,9 2 20, , tahun 3 14,3 2 20,0 5 16, tahun 5 23, , tahun ,0 2 6, tahun 1 4, ,2 Total , , ,0 Sumber: Data Primer, April 2013 Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 31 operator yang dijadikan responden terdapat paling banyak berumur tahun yaitu sebanyak 11 operator (35,5%) yang terdistribusi mengalami kelelahan mata terdapat 9 operator (42,9%) dan tidak mengalami kelelahan mata terdapat 2 operator (20,0%) dan yang paling sedikit berumur tahun yaitu sebanyak

13 1 operator (3,2%) yang terdistribusi mengalami kelelahan mata terdapat 1 operator (4,8%) dan tidak terdapat operator yang tidak mengalami kelelahan mata. 2. Jenis kelamin Operator Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAT) di Universitas Negeri Gorontalo (UNG) sebagian besar adalah laki-laki. Distribusi kelelahan mata berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.2 Distribusi Kelelahan Mata Berdasarkan Jenis Kelamin pada Operator Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAT) Program Studi di Universitas Negeri Gorontalo Tahun 2013 Kelelahan Mata Jenis Kelamin Ya Tidak Total n % n % n % Laki-laki 10 47,6 8 80, ,1 Perempuan 11 52,4 2 20, ,9 Total , , ,0 Sumber: Data Primer, April 2013 Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa dari 31 operator yang dijadikan responden terdapat 18 operator (58,1%) yang berjenis kelamin lakilaki yang terdistribusi mengalami kelelahan mata terdapat 10 operator (47,6%) dan terdapat 8 operator (80,0%) tidak mengalami kelelahan mata. Operator yang berjenis kelamin perempuan terdapat 13 operator (41,9%) yang terdistribusi mengalami kelelahan mata sebanyak 11 operator (52,4%) dan terdapat 2 operator (20,0%) tidak mengalami kelelahan mata.

14 3. Asal fakultas tabel berikut : Distribusi kelelahan mata berdasarkan asal fakultas dapat dilihat pada Tabel 4.3 Distribusi Kelelahan Mata Berdasarkan Fakultas pada Operator Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAT) Program Studi di Universitas Negeri Gorontalo Tahun 2013 Kelelahan Mata Fakultas Ya Tidak Total n % n % n % FEB 1 4,8 2 20,0 3 9,7 FSB 2 9,5 2 20,0 4 12,9 FATEK 3 14,3 2 20,0 5 16,1 FAPERTA 2 9,5 1 10,0 3 9,7 FIKK 1 4, ,2 FIP 3 14,3 1 10,0 4 12,9 FIS 5 23, ,1 FMIPA 4 19,0 2 20,0 6 19,4 Total , , ,0 Sumber: Data Primer, April 2013 Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa operator yang merupakan operator Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAT) Program Studi yang ada di Universitas Negeri Gorontalo tersebar di 8 fakultas yaitu Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Sastra dan Budaya (FSB), Fakultas Teknik (FATEK), Fakultas Pertanian (FAPERTA), Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan (FIKK), Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Fakultas Ilmu Sosial (FIS) dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam dan Matematika (FMIPA). Dari 31 operator yang dijadikan responden operator yang paling banyak terdapat di FMIPA yaitu sebanyak 6 operator (19,4%) yang terdistribusi mengalami kelelahan mata sebanyak 4 operator (19,0%) dan yang tidak mengalami kelelahan mata sebanyak 2 operator (20,0%). Operator yang

15 paling sedikit terdapat di FIKK yaitu sebanyak 1 operator (12,9%) yang terdistribusi mengalami kelelahan mata sebanyak 1 operator (4,8%) dan tidak terdapat operator yang tidak mengalami kelelahan mata. 4. Masa Kerja tabel berikut : Distribusi kelelahan mata berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada Tabel 4.4 Distribusi Kelelahan Mata Berdasarkan Masa Kerja pada Operator Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAT) Program Studi di Universitas Negeri Gorontalo Tahun 2013 Kelelahan Mata Masa Kerja Ya Tidak Total n % n % n % 2 tahun 16 76,2 5 50, ,7 < 2 tahun 5 23,8 5 50, ,3 Total , , ,0 Sumber: Data Primer, April 2013 Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa masa kerja operator sebagian besar 2 tahun. Dari 31 operator yang dijadikan responden terdapat paling banyak bekerja selama 2 tahun yaitu sebanyak 21 operator (67,7%) yang terdistribusi mengalami kelelahan mata sebanyak 16 operator (76,2%) dan yang tidak mengalami kelelahan mata sebanyak 5 operator (50,0%). Operator yang bekerja selama 2 tahun terdiri dari yang bekerja selama 2 tahun terdapat 14 operator (45,2%) yang terdistribusi mengalami kelelahan mata sebanyak 10 operator (47,6%) dan yang tidak mengalami kelelahan mata sebanyak 4 operator (40%) dan yang bekerja selama 2,3 tahun terdapat 7 operator (22,6%) yang terdistribusi mengalami kelelahan mata

16 sebanyak 6 operator (28,6%) dan yang tidak mengalami kelahan mata sebanyak 1 operator (10%). Operator yang bekerja selama < 2 tahun yaitu sebanyak 10 operator (33,3%) yang terdistribusi mengalami kelelahan mata sebanyak 5 operator (23,8%) dan yang tidak mengalami kelelahan mata sebanyak 5 operator (50,0%). Operator yang bekerja selama < 2 tahun terdiri dari yang bekerja selama 1 tahun sebanyak 1 operator (3,2%) dan operator tersebut mengalami kelelahan mata (4,8%) dan tidak ada yang mengalami kelelahan mata, yang bekerja selama 1,5 tahun sebanyak 4 operator (12,9%) terdistribusi mengalami kelelahan mata sebanyak 4 operator (19,0%) dan tidak ada yang mengalami kelelahan mata dan yang bekerja selama 1,6 tahun sebanyak 5 operator (16,1%) terdistribusi tidak ada yang mengalami kelelahan mata dan terdapat 5 operator (50%) yang tidak mengalami kelelahan mata. Masa kerja operator sebagian besar 2 tahun karena Pustikom (Pusat Teknologi dan Komputer) yang menaungi Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAT) di Universitas Negeri Gorontalo disahkan pada tahun Sedangkan untuk operator yang bekerja < 2 tahun itu merupakan operator Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAT) tergolong masih baru karena ada operator lama yang telah diganti. Hal ini disebabkan karena ada operator lama yang sedang melanjutkan studi S2 di luar daerah sehingga tidak bisa melanjutkan pekerjaannya sebagai operator Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAT).

17 b. Hal-hal yang berkaitan dengan Kelelahan Mata 1. Kelelahan Mata berikut : Distribusi operator berdasarkan kelelahan mata dapat dilihat pada tabel Tabel 4.5 Distribusi Operator Berdasarkan Kelelahan Mata pada Operator Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAT) Program Studi di Universitas Negeri Gorontalo Tahun 2013 Kelelahan Mata n % Ya 21 67,7 Tidak 10 32,3 Total ,0 Sumber: Data Primer, April 2013 Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar operator mengalami kelelahan mata. Operator yang mengalami kelelahan mata sebanyak 21 operator (67,7%) dan operator yang tidak mengalami kelelahan mata sebanyak 10 operator (32,3%). 2. Jenis Keluhan Kelelahan Mata Menurut NIOSH (1999), gejala keluhan kelelahan mata diantaranya yaitu mata tegang, penglihatan kabur, penglihatan rangkap/ganda, mata merah, mata perih, mata berair, mata gatal/kering, sakit kepala. Distribusi operator berdasarkan jenis keluhan kelelahan mata yaitu mata gatal, mata berair, mata kabur, mata rangkap/ganda, mata tegang, mata tegang, sakit kepala dan mata merah dapat dilihat pada grafik pie berikut :

18 SAKIT KEPALA 15% MATA TEGANG 15% MATA GATAL 14% MATA KABUR 14% MATA BERAIR 14% MATA PERIH 15% Sumber: Data Primer, April 2013 MATA RANGKAP/GAN DA 8% MATAA MERAH 5% Distribusi Grafik 4.1 Distribusi Operator Berdasarkan Jenis Keluhan Kelelahan Mata pada Operator Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAT) Program Studi di Universitas Negeri Gorontalo Tahun 2013 Berdasarkan grafik 4.1 dapat diketahui bahwa keluhan kelelahan mata paling banyak dirasakan oleh operator adalah mata tegang, mata perih dan sakit kepala yaitu masing-masing (15%) dan keluhan kelelahan mata paling sedikit dirasakan oleh operator adalah mata merah (5%). Keluhan kelelahan mata lainnya adalah mata gatal, mata berair, mata kabur yaitu masing- masing (14%) dan mata rangkap/ganda yaitu 8%. 3. Istirahat Mata operator berdasarkan istirahat mata yang sesuai dengan rekomendasi National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) VDT Studies and Information untuk melakukan istirahat selama 15 menit terhadap pemakaian komputer selama dua jam untuk dapat memutus mata rantai kelelahan mata dapat dilihat pada tabel berikut :

19 Tabel 4.6 Distribusi Operator Berdasarkan Istirahat Mata pada Operator Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAT) Program Studi di Universitas Negeri Gorontalo Tahun 2013 Istirahat Mata n % Tidak 20 64,5 Ya 11 35,5 Total ,0 Sumber: Data Primer, April 2013 Berdasarkan dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa sebagian besar operator tidak melakukan istirahat mata saat bekerja menggunakan komputer. Operator yang tidak melakukan istirahat mata saat bekerja menggunakan komputer sebanyak 20 operator (64,5%) dan operator yang melakukan istirahat mata sebanyak 11 operator (35,5%). 4. Intensitas Pencahayaan Komputer Distribusi operator berdasarkan intensitas pencahayaan komputer yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.7 Distribusi Operator Berdasarkan Intensitas Pencahayaan Komputer yang Digunakan Operator Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAT) Program Studi di Universitas Negeri Gorontalo Tahun 2013 Intensitas Pencahayaan Komputer n % Tidak Memenuhi Standar 18 58,1 Memenuhi Standar 13 41,9 Total ,0 Sumber: Data Primer, April 2013 Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa sebagian besar operator menggunakan intensitas pencahayaan komputer yang tidak memenuhi standar. Intensitas pencahayaan komputer yang digunakan oleh operator

20 yang tidak memenuhi standar sebanyak 18 komputer (58,1%) dan intensitas pencahayaan komputer yang digunakan oleh operator yang memenuhi standar yaitu lux sebanyak 13 komputer (41,9%). 5. Jarak Pandang ke Komputer Distribusi operator berdasarkan jarak pandang ke komputer yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.8 Distribusi Operator Berdasarkan Jarak Pandang ke Komputer yang Digunakan Operator Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAT) Program Studi di Universitas Negeri Gorontalo Tahun 2013 Jarak Pandang ke Komputer n % Tidak Memenuhi Standar 17 54,8 Memenuhi Standar 14 45,2 Total ,0 Sumber: Data Primer, April 2013 Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa sebagian besar operator menggunakan jarak pandang ke komputer tidak memenuhi standar yaitu cm. Operator yang menggunakan jarak pandang ke komputer tidak memenuhi standar sebanyak 17 operator (54,8%) dan operator yang menggunakan jarak pandang ke komputer memenuhi standar yaitu cm sebanyak 14 operator (45,2%) Hasil analisis bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan faktorfaktor (variabel independen) dengan kelelahan mata (variabel dependen). Analisis data menggunakan uji Chi square namun hasil analisis bivariat dari ketiga faktor tersebut tidak memenuhi syarat Chi square karena terdapat sel yang nilai

21 ekpektasinya kurang dari 5 sehingga menggunakan uji Fisher exact. Adanya hubungan faktor-faktor dengan kelelahan mata dilihat dengan p value < 0,05. Hasil dari masing-masing variabel yang diteliti adalah sebagai berikut : 1. Hubungan istirahat mata dengan kelelahan mata Hubungan istirahat mata dengan kelelahan mata dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.9 Hubungan Istirahat Mata dengan Kelelahan Mata yang Dialami Operator Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAT) Program Studi di Universitas Negeri Gorontalo Tahun 2013 Kelelahan Mata Istirahat Ya Tidak Total Mata n % n % n % Tidak 17 81,0 3 30, ,5 Ya 4 19,0 7 70, ,5 Total , , ,0 Sumber : Data Primer, April 2013 p value 0,013 Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa dari 31 operator yang dijadikan responden yang tidak melakukan istirahat mata terdapat 20 operator (64,5%) yang terdistribusi mengalami kelelahan mata sebanyak 17 operator (81,0%) dan yang tidak mengalami kelelahan mata sebanyak 3 operator (30,0%). Operator yang melakukan istirahat mata sebanyak 11 operator (35,5%) yang terdistribusi mengalami kelelahan mata sebanyak 4 operator (19,0%) dan yang tidak mengalami kelelahan mata sebanyak 7 operator (70,0%). Hasil analisis data tidak memenuhi syarat chi square karena terdapat sel yang nilai ekpektasinya kurang dari 5 ada 25% maka diambil p value pada uji

22 fisher exact yaitu p = 0,013 yang berarti p value < 0,05 dan H o ditolak atau menyatakan ada hubungan antara istirahat mata dengan kelelahan mata. 2. Hubungan intensitas pencahayaan komputer dengan kelelahan mata Hubungan intensitas pencahayaan komputer dengan kelelahan mata dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.10 Hubungan Intensitas Pencahayaan Komputer dengan Kelelahan Mata yang Dialami Operator Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAT) Program Studi di Universitas Negeri Gorontalo Tahun 2013 Kelelahan Mata Intensitas Pencahayaan Ya Tidak Total Komputer n % n % n % Tidak Memenuhi Standar 16 76,2 2 20, ,1 Memenuhi Standar 5 23,8 8 80, ,9 Total , , ,0 Sumber : Data Primer, April 2013 p value 0,006 Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa dari 31 operator yang dijadikan responden yang menggunakan intensitas pencahayaan komputer tidak memenuhi standar terdapat 18 operator (58,1%) yang terdistribusi mengalami kelelahan mata sebanyak 16 operator (76,2%) dan yang tidak mengalami kelelahan mata sebanyak 2 operator (20,0%). Operator yang menggunakan intensitas pencahayaan komputer memenuhi standar sebanyak 13 operator (41,9%) yang terdistribusi mengalami kelelahan mata sebanyak 5 operator (23,8%) dan yang tidak mengalami kelelahan mata sebanyak 8 operator (80,0%). Hasil analisis data tidak memenuhi syarat chi square karena terdapat sel yang nilai ekpektasinya kurang dari 5 ada 25% maka diambil p value pada uji fisher exact yaitu p = 0,006 yang berarti p value < 0,05 dan H o ditolak atau

23 menyatakan ada hubungan antara intensitas pencahayaan komputer dengan kelelahan mata. 3. Hubungan jarak pandang ke komputer dengan kelelahan mata Hubungan jarak pandang ke komputer dengan kelelahan mata dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.11 Hubungan Jarak Pandang ke Komputer dengan Kelelahan Mata yang Dialami Operator Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAT) Program Studi di Universitas Negeri Gorontalo Tahun 2013 Kelelahan Mata Jarak Pandang Ya Tidak Total ke Komputer n % n % n % Tidak Memenuhi Standar 16 76,2 1 10, ,8 Memenuhi Standar 5 23,8 9 90, ,2 Total , , ,0 Sumber : Data Primer, April 2013 p value 0,001 Berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui bahwa dari 31 operator yang dijadikan responden yang menggunakan jarak pandang ke komputer tidak memenuhi standar terdapat 17 operator (54,8%) yang terdistribusi mengalami kelelahan mata sebanyak 16 operator (76,2%) dan yang tidak mengalami kelelahan mata sebanyak 1 operator (10,0%). Operator yang menggunakan jarak pandang ke komputer memenuhi standar sebanyak 14 operator (45,2%) yang terdistribusi mengalami kelelahan mata sebanyak 5 operator (23,8%) dan yang tidak mengalami kelelahan mata sebanyak 9 operator (90,0%). Hasil analisis data tidak memenuhi syarat chi square karena terdapat sel yang nilai ekpektasinya kurang dari 5 ada 25% maka diambil p value pada uji fisher exact yaitu p = 0,001 yang berarti p value < 0,05 dan H o ditolak atau

24 menyatakan ada hubungan antara jarak pandang ke komputer dengan kelelahan mata. 4.2 Pembahasan Subyek dalam penelitian ini adalah operator Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAT) Program Studi di Universitas Negeri Gorontalo yang termasuk dalam divisi sistem informasi sesuai dengan Keputusan Rektor Universitas Negeri Gorontalo Nomor : 561/H47.A2/LL/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja (OTK) Pusat Teknologi Informasi dan Komputer (Pustikom) Universitas Negeri Gorontalo. Subyek penelitian yang dijadikan sampel dalam penelitian ini berjumlah 31 operator. Berdasarkan hasil analisis univariat menunjukkan bahwa sebagian besar operator mengalami kelelahan mata yang dapat dilihat dari tabel 4.5 yaitu dari 31 operator yang dijadikan sampel penelitian sebanyak 21 operator (67,7%) dan operator yang tidak mengalami kelelahan mata sebanyak 10 operator (32,3%). Kelelahan mata dikenal sebagai tegang mata atau astenophia yaitu kelelahan ocular atau ketegangan pada organ visual dimana terjadi gangguan pada mata dan sakit kepala berhubungan dengan penggunaan mata secara intensif. Keletihan visual menggambarkan seluruh gejala-gejala yang terjadi sesudah stress berlebihan terhadap setiap fungsi mata, diantaranya adalah tegang otot siliaris yang berakomodasi saat memandang objek yang sangat kecil dalam jarak yang sangat dekat (Maryamah, 2011). Untuk jenis keluhan kelelahan matanya dapat dilihat dari grafik pie 4.1 yaitu keluhan kelelahan mata paling banyak dirasakan oleh operator adalah mata

25 tegang, mata perih dan sakit kepala yaitu masing-masing (15%) dan keluhan kelelahan mata paling sedikit dirasakan oleh operator adalah mata merah (5%). Keluhan kelelahan mata lainnya adalah mata gatal, mata berair, mata kabur yaitu masing-masing (14%) dan mata rangkap/ganda yaitu 8%. Hal ini disebabkan oleh jam kerja mereka di kampus melewati batas jam kerja normal yaitu > 8 jam per hari yaitu mulai pukul Sedangkan untuk rata-rata bekerja menggunakan komputer sebagai operator Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAT) Program Studi di Universitas Negeri Gorontalo yaitu 4 jam dalam jam kerja mereka per hari. Anjuran lamanya penggunaan komputer tidak lebih dari 4 jam sehari. Apabila melebihi waktu tersebut, mata cenderung mengalami refraksi (Murtopo dan Sarimurni, 2005). Kelelahan mata yang mereka rasakan pada saat bekerja ada yang berlanjut hingga 1 hari bahkan lebih dari 1 hari yaitu 6 hari lamanya. Hal ini menunjukkan kelelahan mata yang bisa berdampak lebih serius pada mata. Menurut The University of North Carolina at Asheville yang mengelompokan beban kerja pekerja komputer atas dasar lama waktu kerja menjadi pekerja komputer dengan beban kerja berat, pekerja komputer dengan beban kerja sedang dan pekerja komputer dengan beban kerja ringan (Hanum, 2008). Operator Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAT) Program Studi di Universitas Negeri Gorontalo bekerja 4 jam sehari secara terus menerus dengan menggunakan komputer terlebih pada saat pengurusan KRS (Kartu Rencana Studi) dan pengisian KHS (Kartu Hasil Studi) mahasiswa secara online yaitu pada awal dan akhir semester. Dengan adanya hal ini maka operator Sistem Informasi

26 Akademik Terpadu (SIAT) Program Studi di Universitas Negeri Gorontalo termasuk dalam pekerja komputer dengan beban kerja berat adalah pekerja dengan lama waktu kerja lebih dari 4 jam sehari secara terus menerus. Berdasarkan dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa sebagian besar operator tidak melakukan istirahat mata saat bekerja menggunakan komputer. Operator yang melakukan istirahat mata sebanyak 11 operator (35,5%) dan operator yang tidak melakukan istirahat mata saat bekerja menggunakan komputer sebanyak 20 operator (64,5%). Banyaknya operator yang tidak melakukan istirahat mata karena fokus pada pekerjaan mereka. Mereka tidak melakukan istirahat mata yang disarankan National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) VDT Studies and Information untuk melakukan istirahat selama 15 menit terhadap pemakaian komputer selama dua jam. Frekuensi istirahat yang teratur berguna untuk memotong rantai kelelahan sehingga akan menambah kenyamanan bagi pengguna komputer (Murtopo dan Sarimurni, 2005). Mereka sebagian besar hanya melakukan istirahat mata sesuai dengan keinginan mereka tidak secara periodik atau teratur. Hal inilah yang menyebabkan kelelahan mata banyak dirasakan oleh operator tersebut. Intensitas pencahayaan komputer yang digunakan operator sebagian besar tidak memenuhi standar yaitu lux. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.7 yang dapat diketahui bahwa intensitas pencahayaan komputer yang digunakan oleh operator yang memenuhi standar yaitu lux sebanyak 13 komputer (41,9%) dan intensitas pencahayaan komputer yang digunakan oleh operator yang tidak memenuhi standar sebanyak 18 komputer (58,1%).

27 Monitor komputer yang dipergunakan oleh operator komputer umumnya diatur dengan tingkat kontras yang tinggi untuk memperoleh kecerahan karakter dan latar belakang sehingga intensitas cahaya yang dipancarkan monitor akan tinggi dan menyebabkan adanya pantulan yang dapat menimbulkan silau pada mata operator komputer. Hasil pengukuran terhadap monitor yang digunakan oleh operator komputer diperoleh rerata intensitas cahaya sebesar 120 lux. Sedangkan Widana (1986) dalam Occupational, Chervichobrachial (Pain) Syndrome and Visual Display Units, merekomendasikan rerata intensitas cahaya pada layar adalah lux (Kurniawan, 2012). Jarak pandang ke komputer yang digunakan operator sebagian besar tidak memenuhi standar yang dapat dilihat pada tabel 4.8 yaitu operator yang menggunakan jarak pandang ke komputer memenuhi standar yaitu cm sebanyak 14 operator (45,2%) dan operator yang menggunakan jarak pandang ke komputer tidak memenuhi standar sebanyak 17 operator (54,8%). Occupational Safety and Health Association (OSHA) (1997) menyebutkan bahwa pada saat menggunakan komputer jarak antara mata pekerja dengan layar sekurang-kurangnya adalah inci atau sekitar cm. Kelelahan mata dapat terjadi apabila mata difokuskan pada objek yang berjarak dekat dalam waktu yang lama karena otot-otot mata harus bekerja lebih keras untuk melihat objek yang berjarak sangat dekat, terutama jika disertai dengan pencahayaan yang menyilaukan. Jika seseorang bekerja melihat objek bercahaya di atas dasar berwarna pada jarak dekat secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu

28 mengakibatkan mata harus berakomodasi dalam jangka waktu yang lama sehingga terjadi penurunan daya akomodasi mata (Maryamah, 2011). Kelelahan mata pada operator disebabkan oleh sebagian besar operator menggunakan jarak pandang ke komputer yang tidak memenuhi standar yang direkomendasikan oleh Occupational Safety and Health Association (OSHA) (1997) menyebutkan bahwa pada saat menggunakan komputer jarak antara mata pekerja dengan layar sekurang-kurangnya adalah inci atau sekitar cm Hubungan Istirahat Mata dengan Kelelahan Mata Hasil analisis bivariat pada tabel 4.9 dapat diketahui bahwa p value = 0,013 yang berarti p value < 0,05 yang berarti H o ditolak atau H a diterima yang menyatakan ada hubungan antara istirahat mata dengan kelelahan mata. Perubahan fokus pada mata adalah cara lain untuk memberikan otot mata kesempatan istirahat. Pekerja hanya membutuhkan memandang ruangan atau ke arah luar jendela beberapa saat dan melihat objek yang jaraknya kurang lebih 2 kaki. Bila pekerja terlalu lama melihat dalam jarak dekat maka pekerja perlu mengalihkan pandangan ke arah yang jauh. Relaksasi atau istirahat mata selama beberapa saat setiap 30 menit dapat menurunkan ketegangan dan menjaga mata tetap basah. Setelah bekerja dengan komputer perlu mengistirahatkan mata sejenak dengan melihat pemandangan yang dapat menyejukkan mata secara periodik. Istirahat dalam waktu yang singkat dan sering jauh lebih bermanfaat dibandingkan dengan istirahat yang lama tetapi jarang (Maryamah, 2011).

29 Dalam hal ini, National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) VDT Studies and Information merekomendasikan untuk melakukan istirahat selama 15 menit terhadap pemakaian komputer selama dua jam. Frekuensi istirahat yang teratur berguna untuk memotong rantai kelelahan sehingga akan menambah kenyamanan bagi pengguna komputer (Murtopo dan Sarimurni, 2005). Hasil penelitian Maryamah (2011) bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara istirahat mata dengan kelelahan mata p value = 0,047 yang berarti sejalan dengan hasil penelitian ini. Kelelahan mata yang terjadi disebabkan oleh operator yang tidak melakukan istirahat mata secara teratur atau periodik seperti yang direkomendasikan National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) VDT Studies and Information. Cara istirahat mata yang dilakukan oleh operator sebagian besar termasuk dalam maxi break yaitu mengistirahatkan mata dengan melakukan kegiatan seperti jalan-jalan, bangun dari tempat kerja, minum kopi atau teh dan makan siang. Cara melakukan istirahat mata dengan cara maxi break kurang bisa mencegah terjadinya kelelahan mata karena istirahat mata dengan cara ini tidak teratur atau tidak secara periodik atau yang berarti istirahat lama dan jarang dilakukan. Cara istirahat mata mereka dengan keluar ruangan, cuci muka, melihat objek lain, menghentikan pekerjaan, memejamkan mata sementara, tidur sejenak dan memijat sekitar mata setelah bekerja berjam-jam di muka komputer. Operator yang tidak melakukan istirahat mata namun tidak mengalami kelelahan mata dikarenakan oleh keadaan mata operator yang sehat. Mereka sering memakan makanan yang banyak mengandung vitamin A seperti buah-

30 buahan dan sayur-sayuran yang berwarna hijau yang banyak mengandung beta karoten sehingga kesehatan mata mereka senantiasa terjaga kesehatannya walaupun tidak melakukan istirahat mata yang sesuai dengan rekomendasi National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) VDT Studies and Information, operator-operator tersebut tidak mengalami kelelahan mata Hubungan Intensitas Pencahayaan Komputer dengan Kelelahan Mata Hasil analisis bivariat pada tabel 4.10 dapat diketahui bahwa p value = 0,006 yang berarti p value < 0,05 yang berarti H o ditolak atau H a diterima yang menyatakan ada hubungan antara intensitas pencahayaan komputer dengan kelelahan mata. Kelelahan mata dapat terjadi apabila mata difokuskan pada objek yang berjarak dekat dalam waktu yang lama karena otot-otot mata harus bekerja lebih keras untuk melihat objek yang berjarak sangat dekat, terutama jika disertai dengan pencahayaan yang menyilaukan. Jika seseorang bekerja melihat objek bercahaya di atas dasar berwarna pada jarak dekat secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu mengakibatkan mata harus berakomodasi dalam jangka waktu yang lama sehingga terjadi penurunan daya akomodasi mata (Maryamah, 2011). Monitor komputer yang dipergunakan oleh operator komputer umumnya diatur dengan tingkat kontras yang tinggi untuk memperoleh kecerahan karakter dan latar belakang sehingga intensitas cahaya yang dipancarkan monitor akan tinggi dan menyebabkan adanya pantulan yang dapat menimbulkan silau pada mata operator komputer. Dalam Widana (1986) dalam Occupational,

31 Chervichobrachial (Pain) Syndrome and Visual Display Units, merekomendasikan rerata intensitas cahaya pada layar adalah lux (Kurniawan, 2012). Karakteristik layar/monitor komputer (VDT) dan kebutuhan bekerja dengan menggunakan komputer dapat memicu timbulnya masalah mata dan penglihatan (Maryamah, 2011). Sebagian besar operator tidak menggunakan intensitas pencahayaan komputer yang memenuhi standar yang direkomendasikan oleh Widana (1986) dalam Occupational, Chervichobrachial (Pain) Syndrome and Visual Display Units, merekomendasikan rerata intensitas cahaya pada layar adalah lux. Faktor ekstrinsik yang menyebabkan kelelahan mata adalah iluminasi. Kuantitas iluminasi yaitu cahaya yang berlebihan dapat menimbulkan silau, pandangan terganggu, dan menurunnya sensitivitas retina. Kualitas iluminasi yaitu meliputi kontras, sifat cahaya (flicker), dan warna. Kontras berlebihan atau kurang, cahaya berkedip atau menimbulkan flicker, dan warna-warna terang, akan menyebabkan mata menjadi cepat lelah (Hanum, 2008). Layar komputer yang digunakan oleh operator tersebut secara keseluruhan adalah LCD (Liquid Crystal Display) sehingga aman untuk kesehatan mata karena radiasinya yang rendah namun walaupun secara keseluruhan komputer menggunakan komputer yang aman tetapi mereka sebagian besar menggunakan intensitas pencahayaan komputer yang tidak memenuhi standar karena mereka lebih banyak menggunakan intensitas pencahayaan komputer lebih dari 100 lux sehingga bisa menimbulkan kesilauan. Dan ada sebagian kecil juga yang menggunakan intensitas pencahayaan komputer yang kurang sehingga cahaya dari

32 komputer meraka yang diterima mata juga redup namun mereka menyatakan tetap nyaman dengan keadaan komputer yang mereka gunakan tersebut. Hal inilah yang menyebabkan mereka banyak mengalami kelelahan mata. Operator yang tidak menggunakan intensitas pencahayaan komputer yang memenuhi standar namun tidak mengalami kelelahan mata dikarenakan oleh keadaan mata operator yang sehat. Mereka sering memakan makanan yang banyak mengandung vitamin A seperti buah-buahan dan sayur-sayuran yang berwarna hijau yang banyak mengandung beta karoten sehingga kesehatan mata mereka senantiasa terjaga kesehatannya walaupun tidak menggunakan intensitas pencahayaan komputer yang memenuhi standar yang direkomendasikan oleh Widana (1986) dalam Occupational, Chervichobrachial (Pain) Syndrome and Visual Display Units yaitu lux, operator-operator tersebut tidak mengalami kelelahan mata Hubungan Jarak Pandang ke Komputer dengan Kelelahan Mata Hasil analisis bivariat pada tabel 4.11 dapat diketahui bahwa p value = 0,001 yang berarti p value < 0,05 yang berarti H o ditolak atau H a diterima yang menyatakan ada hubungan antara jarak pandang ke komputer dengan kelelahan mata. Monitor yang terlalu dekat dapat mengakibatkan mata menjadi tegang, cepat lelah, dan potensi ganggguan penglihatan. Occupational Safety and Health Association (OSHA) (1997) menyebutkan bahwa pada saat menggunakan komputer jarak antara mata pekerja dengan layar sekurang-kurangnya adalah inci atau sekitar cm. Pekerja yang dalam jangka waktu cukup lama

33 ketika bekerja dengan jarak monitor yang dekat akan menyebabkan mata menjadi cepat lelah karena mata dipaksa berakomodasi pada jarak dekat (Maryamah, 2010). Sebuah penelitian survei yang dilakukan oleh American Optometric Association (AOA) pada tahun 2004 menyebutkan bahwa tak jarang pekerja kantor mengalami kelelahan mata akibat terlalu lama dalam jarak dekat di depan komputer dan gelombang elektromagnetik yang dihasilkan monitor komputer menyebabkan radiasi dan bisa mengganggu kesehatan mata. Jarak antara mata dan monitor komputer yang terlalu dekat sering mengakibatkan munculnya beragam penyakit mata. VDT (Visual Display Terminal) merupakan bagian layar monitor yang paling berpengaruh bagi kesehatan pekerja pengguna komputer terutama terhadap kesehatan mata (Maryamah, 2011). Untuk kenyamanan, monitor harus diatur sehingga mata anda sama tingginya dengan tepi atas layar, sekitar 5-6 cm di bawah bagian atas casing monitor. Monitor yang terlalu rendah akan menyebabkan leher dan pundak anda nyeri (Mashud, 2008). Hasil penelitian Maryamah (2011), Saputro (2013) dan Supriati (2012) yaitu tidak ada hubungan yang bermakna antara jarak pandang ke monitor dengan keluhan kelelahan mata yang berarti tidak sejalan dengan hasil penelitian ini yaitu ada hubungan antara jarak pandang ke komputer dengan kelelahan mata. Sebagian besar operator menggunakan jarak pandang ke komputer tidak memenuhi standar Occupational Safety and Health Association (OSHA) (1997) yaitu cm. Keadaan tempat kerja mereka sudah ergonomis yaitu peletakan

34 layar komputer yang tepat di depan operator dan posisi duduk mereka sudah lurus di depan komputer. Sebagian besar operator yang menggunakan jarak pandang ke komputer yang dekat dikarenakan bahwa kebiasaan mereka yang sering menggunakan komputer dengan jarak pandang ke mata yang dekat untuk lebih memfokuskan huruf-huruf kecil di dalam komputer yang merupakan pekerjaan mereka. Mereka terbiasa melihat benda-benda kecil yang terdapat di dalam pekerjaan mereka. Selain itu ada juga operator yang menggunakan jarak pandang ke komputer yang terlalu jauh dan ini bisa menyebabkan kelelahan mata karena mata dipaksa untuk memfokuskan benda kecil dalam jarak yang jauh sehingga perilaku berisiko seperti inilah yang bisa menyebabkan kelelahan mata. Operator yang tidak menggunakan jarak pandang ke komputer yang memenuhi standar namun tidak mengalami kelelahan mata dikarenakan oleh keadaan mata operator yang sehat. Mereka sering memakan makanan yang banyak mengandung vitamin A seperti buah-buahan dan sayur-sayuran yang berwarna hijau yang banyak mengandung beta karoten sehingga kesehatan mata mereka senantiasa terjaga kesehatannya walaupun tidak menggunakan jarak pandang ke komputer yang memenuhi standar yang direkomendasikan oleh Occupational Safety and Health Association (OSHA) (1997) yaitu cm, operator-operator tersebut tidak mengalami kelelahan mata.

35

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 4 5 Jln. Jenderal Sudirman No.6 Kota Gorontalo, Telp. 0435 821125-825424 Fax 821752

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 4 5 Jln. Jenderal Sudirman No.6 Kota Gorontalo, Telp. 0435 821125-825424 Fax 821752 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL RI UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 4 5 Jln. Jenderal Sudirman No.6 Kota Gorontalo, Telp. 0435 821125-825424 Fax 821752 KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO NOMOR:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di masing-masing ruangan operator Sistem

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di masing-masing ruangan operator Sistem BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di masing-masing ruangan operator Sistem Informasi Akadamik Terpadu (SIAT) program studi Universitas

Lebih terperinci

SUMMARY. Kata Kunci : Kelelahan Mata, Operator, Komputer

SUMMARY. Kata Kunci : Kelelahan Mata, Operator, Komputer SUMMARY FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN MATA PADA OPERATOR SISTEM INFORMASI AKADEMIK TERPADU (SIAT) PROGRAM STUDI DI UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO TAHUN 213 Dinta Puspita. 8114948. Skripsi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan sarana informasi sejak abad ke-dua puluh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan sarana informasi sejak abad ke-dua puluh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan sarana informasi sejak abad ke-dua puluh sangat membantu manusia dalam beraktifitas sehari-hari. Penggunaan teknologi informasi seperti komputer

Lebih terperinci

November sampai dengan tanggal 20 Desember tahun untuk membuat gambaran atau deskritif tentang suatu keadaan suatu objektif.

November sampai dengan tanggal 20 Desember tahun untuk membuat gambaran atau deskritif tentang suatu keadaan suatu objektif. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Loksi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Lokasi penelitian dilakukan di swalayan Kota Gorontalo Tahun 2013 3.1.2 Waktu Penelitian ini dilakukan selama satu bulan yaitu dimulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. otomatis, terintegrasi dan terkoordinasi. luas dewasa ini, ditambah penggunaan internet yang semakin populer

BAB I PENDAHULUAN. otomatis, terintegrasi dan terkoordinasi. luas dewasa ini, ditambah penggunaan internet yang semakin populer BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komputer adalah suatu alat elektronika yang digunakan untuk mengetik atau menciptakan karya-karya lain dalam bentuk soft file. Oetomo (2006) komputer adalah suatu perangkat

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN KASIR SWALAYAN DI KOTA GORONTALO. (Intan Blongkod, Rany Hiola, Ekawaty Prasetya)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN KASIR SWALAYAN DI KOTA GORONTALO. (Intan Blongkod, Rany Hiola, Ekawaty Prasetya) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN KASIR SWALAYAN DI KOTA GORONTALO (Intan Blongkod, Rany Hiola, Ekawaty Prasetya) Intanblongkod@gmail.com Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak menimbulkan efek berbahaya bagi manusia. Lamanya radiasi komputer

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak menimbulkan efek berbahaya bagi manusia. Lamanya radiasi komputer BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang berkembang akhir-akhir ini sebagai tuntutan globalisasi mengharuskan seseorang untuk selalu mendapat informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti terhadap otot-otot akomodasi pada pekerjaan yang perlu pengamatan

BAB I PENDAHULUAN. seperti terhadap otot-otot akomodasi pada pekerjaan yang perlu pengamatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelelahan mata timbul sebagai stress intensif pada fungsi-fungsi mata seperti terhadap otot-otot akomodasi pada pekerjaan yang perlu pengamatan secara teliti terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi menuntut manusia untuk berhubungan dengan komputer. Pemakaian komputer saat ini sudah semakin luas. Hampir setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha dan dunia kerja, kesehatan kerja berkontribusi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha dan dunia kerja, kesehatan kerja berkontribusi dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha dan dunia kerja, kesehatan kerja berkontribusi dalam mencegah kerugian dengan cara mempertahankan, meningkatkan derajat kesehatan dan kapasitas kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi pandangan yang tidak nyaman (Pheasant, 1997). kondisi kurang sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan.

BAB I PENDAHULUAN. kondisi pandangan yang tidak nyaman (Pheasant, 1997). kondisi kurang sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelelahan mata adalah ketegangan pada mata yang disebabkan oleh penggunaan indera penglihatan dalam bekerja yang memerlukan kemampuan untuk melihat dalam jangka waktu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tersebut oleh American Optometric Association (AOA) dinamakan Computer

I. PENDAHULUAN. tersebut oleh American Optometric Association (AOA) dinamakan Computer 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan komputer dapat memberikan efek buruk terhadap kesehatan. Salah satunya yaitu gangguan mata karena penggunaan mata secara terusmenerus untuk menatap monitor

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kapasitas kerja fisik pekerja, serta melindungi pekerja dari efek buruk pajanan hazard di

BAB 1 : PENDAHULUAN. kapasitas kerja fisik pekerja, serta melindungi pekerja dari efek buruk pajanan hazard di BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha dan dunia kerja, kesehatan kerja berkontribusi dalam mencegah kerugian dengan cara mempertahankan, meningkatkan derajat kesehatan dan kapasitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi setiap manusia dan merupakan salah satu unsur yang harus dipenuhi sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Pembangunan Nasional bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi sekarang begitu pesat, sehingga hal itu sangat mempengaruhi kehidupan sehari hari manusia dan lapisan masyarakat dari usia muda sampai

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 145/P/SK/HT/2004

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 145/P/SK/HT/2004 KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 145/P/SK/HT/2004 TENTANG FUNGSI, TUGAS, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS, DAN TATA KERJA PUSAT PELAYANAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS GADJAH

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. konflik batin serta kondisi sakit yang diderita oleh tenaga kerja. (1)

BAB 1 : PENDAHULUAN. konflik batin serta kondisi sakit yang diderita oleh tenaga kerja. (1) BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata lelah (Fatigue) menunjukkan keadaan tubuh fisik dan mental yang berbeda, tetapi semuanya berakibat kepada penurunan daya kerja dan berkurangnya ketahanan tubuh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Metode ini merupakan suatu penelitian untuk mempelajari dinamika hubungan

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PENELITIAN. Gambar 6.1 Sumber Pencahayaan di ruang Radar Controller

BAB 6 HASIL PENELITIAN. Gambar 6.1 Sumber Pencahayaan di ruang Radar Controller BAB 6 HASIL PENELITIAN 6.1 Pengukuran Lingkungan Kerja 6.1.1 Pengukuran Pencahayaan Ruang Kerja Radar Controller Pada ruang Radar Controller adalah ruangan bekerja para petugas pengatur lalu lintas udara

Lebih terperinci

HUBUNGAN INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN LAMA PAPARAN LAYAR MONITOR KOMPUTER DENGAN KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN BAA BAU DAN IT UMS

HUBUNGAN INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN LAMA PAPARAN LAYAR MONITOR KOMPUTER DENGAN KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN BAA BAU DAN IT UMS HUBUNGAN INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN LAMA PAPARAN LAYAR MONITOR KOMPUTER DENGAN KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN BAA BAU DAN IT UMS Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan jangka panjang di bidang kesehatan, dimulai

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan jangka panjang di bidang kesehatan, dimulai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan pembangunan jangka panjang di bidang kesehatan, dimulai dengan adanya suatu analisa berdasarkan keadaan umum masyarakat, yaitu terjadinya transisi demografi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Keluhan kelelahan mata menurut Ilmu Kedokteran adalah gejala

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Keluhan kelelahan mata menurut Ilmu Kedokteran adalah gejala BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keluhan kelelahan mata menurut Ilmu Kedokteran adalah gejala yang diakibatkan oleh upaya berlebihan dari sistem penglihatan yang berada dalam kondisi kurang sempurna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penglihatan atau kelainan refraksi (Depkes RI, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. penglihatan atau kelainan refraksi (Depkes RI, 2009). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penglihatan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam seluruh aspek kehidupan termasuk diantaranya pada proses pendidikan. Penglihatan juga merupakan jalur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada iritasi mata bahkan kemungkinan katarak mata (Fazar, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. pada iritasi mata bahkan kemungkinan katarak mata (Fazar, 2011). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mata adalah organ tubuh yang paling mudah mengalami penyakit akibat kerja, karena terlalu sering memfokuskan bola mata ke layar monitor komputer. Tampilan layar monitor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlalu dekat sehingga menyebabkan kelelahan pada mata (astenopia) dan radiasi

BAB I PENDAHULUAN. terlalu dekat sehingga menyebabkan kelelahan pada mata (astenopia) dan radiasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penglihatan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam seluruh aspek kehidupan termasuk diantaranya pada proses pendidikan. Penglihatan juga merupakan jalur

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 484 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Kesimpulan ini disusun merujuk kepada hasil dan pembahasan penelitian studi tentang Struktur, Pelaksanaan, Perangkat, dan Pengendalian Sistem Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya permainan audiovisual yang sering disebut dengan video game.

BAB I PENDAHULUAN. adanya permainan audiovisual yang sering disebut dengan video game. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Salah satu aspek perkembangan teknologi ini ditandai dengan adanya permainan audiovisual

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkat dan mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, khususnya dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkat dan mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, khususnya dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama beberapa dasawarsa terakhir, perkembangan globalisasi semakin meningkat dan mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, khususnya dalam peningkatan teknologi yang

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL PERGURUAN TINGGI NEGERI

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL PERGURUAN TINGGI NEGERI PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL PERGURUAN TINGGI NEGERI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2016 Petunjuk Teknis Pelaksanaan Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri

Lebih terperinci

CETAK BIRU TEKNOLOGI INFORMASI AKADEMI KEBIDANAN UMMI KHASANAH

CETAK BIRU TEKNOLOGI INFORMASI AKADEMI KEBIDANAN UMMI KHASANAH CETAK BIRU TEKNOLOGI INFORMASI AKADEMI KEBIDANAN UMMI KHASANAH 2015-2025 TAHUN 2013 0 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN...1 1.1 LATAR BELAKANG...1 1.2 VISI DAN MISI...2 1.3 TUJUAN...3 1.4 MANFAAT PROGRAM PELAYANAN

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN MATA PADA OPERATOR KOMPUTER DI KANTOR SAMSAT PALEMBANG TAHUN 2009

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN MATA PADA OPERATOR KOMPUTER DI KANTOR SAMSAT PALEMBANG TAHUN 2009 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN MATA PADA OPERATOR KOMPUTER DI KANTOR SAMSAT PALEMBANG TAHUN 2009 Yulyana Kusuma Dewi, Rico Januar Sitorus, Hamzah Hasyim Mahasiswa Fakultas kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

RENSTRA INSTALASI KOMPUTER SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN BOGOR

RENSTRA INSTALASI KOMPUTER SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN BOGOR RENSTRA INSTALASI KOMPUTER SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN BOGOR 2010-2014 PENGANTAR Rencana Strategis ini merupakan rencana pengembangan Unit Komputer Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian [STPP] Bogor

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN LAPTOP DAN FUNGSI PENGLIHATAN MAHASISWA ANGKATAN 2011 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO

HUBUNGAN PENGGUNAAN LAPTOP DAN FUNGSI PENGLIHATAN MAHASISWA ANGKATAN 2011 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO HUBUNGAN PENGGUNAAN LAPTOP DAN FUNGSI PENGLIHATAN MAHASISWA ANGKATAN 2011 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO 1 Sri S. Ningsih, 2 Fransiska Lintong 3 Jimmy F. Rumampuk 1 Kandidat Skripsi

Lebih terperinci

[PDPI] Laporan Kegiatan Tahun

[PDPI] Laporan Kegiatan Tahun LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM TAHUN 2012 PUSAT DOKUMENTASI DAN PENGENDALI INFORMASI (PDPI) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI TAHUN 2012 KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Warrahmatullahi Wabarrakatuh Dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG, PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENINGKATAN STATUS UPT PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI MENJADI BADAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TIK UNIVERSITAS HASANUDDIN TAHUN TIM TeSCA PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (PTIK) UNHAS

IMPLEMENTASI TIK UNIVERSITAS HASANUDDIN TAHUN TIM TeSCA PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (PTIK) UNHAS IMPLEMENTASI TIK UNIVERSITAS HASANUDDIN TAHUN 2009 TIM TeSCA PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (PTIK) UNHAS TATA KELOLA TIK 1. Organisasi TIK UNHAS: Nama Organisasi: Pusat Teknologi Informasi dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POSISI DUDUK DAN INTENSITAS PENGGUNAAN KOMPUTER DENGAN KELUHAN CVS (COMPUTER VISION SYNDROME)

HUBUNGAN ANTARA POSISI DUDUK DAN INTENSITAS PENGGUNAAN KOMPUTER DENGAN KELUHAN CVS (COMPUTER VISION SYNDROME) HUBUNGAN ANTARA POSISI DUDUK DAN INTENSITAS PENGGUNAAN KOMPUTER DENGAN KELUHAN CVS (COMPUTER VISION SYNDROME) PADA PEGAWAI MONITORING DAN PENGEMBANGAN DINAS PENDIDIKAN KOTA SEMARANG TAHUN 2015 Riska Valentine

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilaksanakan dirumah pengrajin Sulaman Kerawang UKM

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilaksanakan dirumah pengrajin Sulaman Kerawang UKM 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian dan Waktu Pelaksanaan Lokasi penelitian dilaksanakan dirumah pengrajin Sulaman Kerawang UKM Naga Mas Di Kecamatan Telaga Jaya Kabupaten Gorontalo. Waktu

Lebih terperinci

STANDAR 6 PEMBIAYAAN, PRASARANA, SARANA, DAN SISTEM INFORMASI

STANDAR 6 PEMBIAYAAN, PRASARANA, SARANA, DAN SISTEM INFORMASI 48 STANDAR 6 PEMBIAYAAN, PRASARANA, SARANA, DAN SISTEM INFORMASI a. Pembiayaan Pembiayaan bagi penyelenggaraan Program Studi Manajemen Sumber Daya Manusia bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi. Penggunaan komputer di setiap tempat kerja sangat membantu dan

BAB I PENDAHULUAN. informasi. Penggunaan komputer di setiap tempat kerja sangat membantu dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama 20 tahun terakhir, telah terjadi kemajuan besar dalam teknologi informasi. Penggunaan komputer di setiap tempat kerja sangat membantu dan mempermudah pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, permasalahan yang akan dibahas, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, serta uraian tentang sistematika penulisan. 1.1 LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dimaksud dengan dampak secara tidak langsung adalah gangguan pada kesehatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dimaksud dengan dampak secara tidak langsung adalah gangguan pada kesehatan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kesehatan Kerja Kesehatan kerja adalah kondisi yang dapat mempengaruhi kesehatan para pekerja. Gangguan kesehatan kerja mempunyai dampak yang terasa secara langsung dan yang tidak

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG Nomor: /UMM/I/2009. Tentang

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG Nomor: /UMM/I/2009. Tentang PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG Nomor: /UMM/I/2009 Tentang PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG REKTOR UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

Bab IV Rekomendasi IV.1. Analisis Lanjutan

Bab IV Rekomendasi IV.1. Analisis Lanjutan 48 Bab IV Rekomendasi Pada bab ini akan dipaparkan jalannya tahap 3 penelitian (Gambar III.1), yaitu mengenai pembentukan rekomendasi bagi UKM untuk langkah implementasi selanjutnya. Sebagai dasar pemberian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat kita simpulkan bahwasanya kesehatan masyarakat sangat berguna untuk

BAB I PENDAHULUAN. dapat kita simpulkan bahwasanya kesehatan masyarakat sangat berguna untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, dapat kita simpulkan bahwasanya kesehatan masyarakat sangat berguna untuk keberhasilan pembangunan

Lebih terperinci

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.605, 2015 KEMENRISTEKDIKTI. Universitas Negeri Gorontalo. Tata Kerja. Organisasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA PADA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Gaya Hidup a. Definisi Gaya Hidup atau lifestyle adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan

Lebih terperinci

KUESIONER EVALUASI DAN PEMETAAN IMPLEMENTASI E-LEARNING DI PERGURUAN TINGGI

KUESIONER EVALUASI DAN PEMETAAN IMPLEMENTASI E-LEARNING DI PERGURUAN TINGGI Kuesioner ini bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi mengenai Implementasi E-learning di Perguruan Tinggi Indonesia dalam rangka peningkatan kualitas proses pembelajaran dan kualitas output. E-learning

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS NEGERI MALANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS NEGERI MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

TENTANG KEDUDUKAN DAN RINCIAN TUGAS DIREKTORAT PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN UNIVERSITAS GADJAH MADA REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA,

TENTANG KEDUDUKAN DAN RINCIAN TUGAS DIREKTORAT PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN UNIVERSITAS GADJAH MADA REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA, KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 323/P/SK/HT/2008 TENTANG KEDUDUKAN DAN RINCIAN TUGAS DIREKTORAT PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN UNIVERSITAS GADJAH MADA REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA, Menimbang

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO STATE UNIVERSITY NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PENDIRIAN LEMBAGA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO STATE UNIVERSITY NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PENDIRIAN LEMBAGA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO STATE UNIVERSITY NASKAH AKADEMIK RANCANGAN PENDIRIAN LEMBAGA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO Gorontalo, Oktober 2013 KATA PENGANTAR Perkembangan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERPUSTAKAAN USU

BAB II PROFIL PERPUSTAKAAN USU BAB II PROFIL PERPUSTAKAAN USU 2.1 Sejarah Singkat Perpustakaan Perpustakaan USU didirikan pada tahun 1970. Kemudian perpustakaan ini menjadi perpustakaan sentral yang dimulai dengan bergabungnya sejumlah

Lebih terperinci

. 'KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN NOMOR: 468/H4/P/2007 TENTANG

. 'KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN NOMOR: 468/H4/P/2007 TENTANG . 'KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN NOMOR: 468/H4/P/2007 TENTANG ORGANISASl DAN TATA BCERJA PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI/PIU UNIVERSITAS HASANUDDIN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian ini, dapat diambil beberapa simpulan sesuai dengan permasalahan yang diteliti, sebagai berikut: Dukungan kebijakan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. efektif dalam arti perlunya kecermatan penggunaan daya, usaha, pikiran, dana dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. efektif dalam arti perlunya kecermatan penggunaan daya, usaha, pikiran, dana dan 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai tenaga kerja adalah pelaksana dalam berbagai sektor kegiatan ekonomi. Upaya perlindungan terhadap bahaya yang timbul serta pencapaian ketentraman

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Anatomi Mata (Sumber: Netter ed.5)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Anatomi Mata (Sumber: Netter ed.5) 4 2.1. Anatomi Mata BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Gambar 2.1 Anatomi Mata (Sumber: Netter ed.5) 2.2. Fisiologi Melihat Mata mengubah energi dari spektrum yang dapat terlihat menjadi potensial aksi di saraf optikus.

Lebih terperinci

Pertemuan 03 ERGONOMIK

Pertemuan 03 ERGONOMIK Pertemuan 03 ERGONOMIK Ergonomik Ilmu yang mempelajari karakteristik fisik dalam interaksi Ergonomik baik untuk pendefinisian standar dan pedoman pembatasan bagai mana kita mendesain aspek tertentu dari

Lebih terperinci

Analisis Faktor Individu dan Lingkungan terhadap Keluhan Syndrome pada Karyawan Bagian Central Control Room PT. X Jepara

Analisis Faktor Individu dan Lingkungan terhadap Keluhan Syndrome pada Karyawan Bagian Central Control Room PT. X Jepara Analisis Faktor Individu dan Lingkungan terhadap Keluhan Computer Vision Syndrome pada Karyawan Bagian Central Control Room PT. X Jepara *) **) Azmi Faiq *), Baju Widjasena **), Suroto **) Mahasiswa Bagian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Negeri Gorontalo (UNG) telah menjalani sejarah yang panjang dari mulai berdirinya sampai saat ini. Keberadaan UNG dimulai dari Junior College FKIP Universitas

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA, Menimbang : a. bahwa penataan organisasi

Lebih terperinci

K. Sistem Informasi 1. Rancangan Pengembangan Sistem Informasi Sistem informasi yang dikelola Prodi meliputi sistem informasi tatap muka, cetak, dan

K. Sistem Informasi 1. Rancangan Pengembangan Sistem Informasi Sistem informasi yang dikelola Prodi meliputi sistem informasi tatap muka, cetak, dan 101 K. Sistem Informasi 1. Rancangan Pengembangan Sistem Informasi Sistem informasi yang dikelola Prodi meliputi sistem informasi tatap muka, cetak, dan elektronik. Ketiga sistem informasi ini diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah Game Online. Menurut data statistik yang diperoleh dari Google Analytic

BAB I PENDAHULUAN. adalah Game Online. Menurut data statistik yang diperoleh dari Google Analytic BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, pengguna internet menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet di Indonesia (APJII) tahun 2013, sudah mencapai 63 juta orang penguna. Salah satu

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.606, 2015 KEMENRISTEKDIKTI. Universitas Sriwijaya. Tata Kerja. Organisasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I KETENTUAN UMUM STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS BUNG HATTA Badan Perencanaan, Pengembangan dan Penjaminan Mutu Universitas Bung Hatta 2009 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud

Lebih terperinci

, No Tinggi tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Trunodjoyo Madura; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sis

, No Tinggi tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Trunodjoyo Madura; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sis BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1792, 2015 KEMENRISTEK-DIKTI. UTM. Tata Kerja. Organisasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2015

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS LABORATORIUM BISNIS DAN MANAJEMEN Page 2

RENCANA STRATEGIS LABORATORIUM BISNIS DAN MANAJEMEN Page 2 RENCANA STRATEGIS JANGKA PANJANG Laboratorium Bisnis dan Manajemen A. Kondisi Saat Ini Keberadaan Laboratorium Bisnis dan Manajemen merupakan sarana pendukung bagi kegiatan belajar dan mengajar di lingkungan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Dalam rangka untuk memenuhi kompleksitas kebutuhan organisasi

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Dalam rangka untuk memenuhi kompleksitas kebutuhan organisasi 124 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Dalam rangka untuk memenuhi kompleksitas kebutuhan organisasi pemerintah dan dinamika tuntutan masyarakat, maka diperlukan adanya PNS yang

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) LEMBAGA INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG TAHUN Visi. Misi

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) LEMBAGA INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG TAHUN Visi. Misi RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) LEMBAGA INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG TAHUN 2009-2013 Visi Menjadi lembaga handal yang mampu menjadikan Universitas Muhammadiyah Malang sebagai Kampus

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SWOT DAN ASUMSI-ASUMSI

BAB III ANALISIS SWOT DAN ASUMSI-ASUMSI BAB III ANALISIS SWOT DAN ASUMSI-ASUMSI 3.1. Kekuatan 1. STMIK AMIKOM YOGYAKARTA saat ini telah meraih 6 penghargaan dalam bidang penelitian bertaraf internasional, yang dapat meningkatkan reputasi STMIK

Lebih terperinci

2 2015, No.1392 Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5500); 4.

2 2015, No.1392 Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5500); 4. No.1392, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. Institut Seni Indonesia Denpasar. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK

Lebih terperinci

UNIT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

UNIT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA RENCANA STRATEGIS UNIT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS BRAWIJAYAA TAHUN 2010-20 014 UNIT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 RENCANA STRATEGIS UNIT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

PROGRAM HIBAH KOMPETISI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TAHUN 2006

PROGRAM HIBAH KOMPETISI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TAHUN 2006 PROGRAM HIBAH KOMPETISI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TAHUN 2006 Panduan Penyusunan Proposal Pengembangan Kapasitas Institusi dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi K-3 JULI 2006 DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan untuk memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk. memasyarakat dikalangan anak-anak. Hal ini mungkin menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan untuk memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk. memasyarakat dikalangan anak-anak. Hal ini mungkin menjadi suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi informasi merupakan segala bentuk teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk elektronis Perkembangan teknologi informasi

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Gorontalo, Mei 2011 Rektor, Dr. H. Syamsu Qamar Badu, MPd NIP

Kata Pengantar. Gorontalo, Mei 2011 Rektor, Dr. H. Syamsu Qamar Badu, MPd NIP Kata Pengantar Rencana Strategis Universitas Negeri Gorontalo (RENSTRA UNG) 2010-2014 ini dikembangkan untuk memberikan arah bagi pengembangan universitas dalam pencapaian visi universitas yang berdaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan sangat menentukan keberhasilan suatu organisasi dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan sangat menentukan keberhasilan suatu organisasi dalam rangka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pada saat sekarang ini, kedudukan dan peranan kantor berkembang dengan pesat dan sangat menentukan keberhasilan suatu organisasi dalam rangka mencapai

Lebih terperinci

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA (RENJA) 2015 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN TAHUN BERJALAN 2015

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA (RENJA) 2015 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN TAHUN BERJALAN 2015 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA (RENJA) 2015 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN TAHUN BERJALAN 2015 2.1 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2015 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN TAHUN BERJALAN 2015

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG - 1 - SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN

Lebih terperinci

Prof. Dr. H. Ishak Isa, M.Si

Prof. Dr. H. Ishak Isa, M.Si VISI, MISI DAN PROGRAM KERJA CALON REKTOR UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO PERIODE 2014-2018 Prof. Dr. H. Ishak Isa, M.Si Visi, Misi dan Program Kerja Calon Rektor Universitas Negeri Gorontalo 2014 2018 Prof.

Lebih terperinci

2 2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara

2 2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1393, 2015 KEMENRISTEK-DIKTI. Institut Seni Budaya Indonesia Bandung. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nom

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nom No.805, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. Unsulbar. ORTA. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS PADJADJARAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS PADJADJARAN SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS PADJADJARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS PALANGKA RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN. 23 Juni 2007 oleh Bupati Sikka. Organisasi Pemerintah Kecamatan Alok Timur

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN. 23 Juni 2007 oleh Bupati Sikka. Organisasi Pemerintah Kecamatan Alok Timur BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Pembentukan Kecamatan Alok Timur Kabuaten Sikka Kecamatan Alok Timur merupakan Kecamatan baru hasil pemekaran dari Kecamatan Alok

Lebih terperinci

Media Pembelajaran Fisika Berbasis ICT/TIK

Media Pembelajaran Fisika Berbasis ICT/TIK KULIAH UMUM Media Pembelajaran Fisika Berbasis ICT/TIK Dr. Johar Maknun, M.Si 08121452201; johar_upi@yahoo.co.id 1 Kriteria Pemilihan Media Tujuan Pembelajaran Metode Pembelajaran Jumlah Peserta Didik

Lebih terperinci

TENTANG KEBIJAKAN TEKNOLOGI INFORMASI DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA

TENTANG KEBIJAKAN TEKNOLOGI INFORMASI DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Nomor: 585B/SK/R/UI/2006 TENTANG KEBIJAKAN TEKNOLOGI INFORMASI DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Menimbang: a. bahwa penyediaan fasilitas komputer

Lebih terperinci

SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 90012008 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR PROSEDUR OPERASIONAL BAKU PERSIAPAN PERKULIAHAN DAN NO. POB/STK-PP/02 Disiapkan oleh Tanda Tangan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVESITAS GUNADARMA Nomor : 06.1/SK/REK/UG/2016

KEPUTUSAN REKTOR UNIVESITAS GUNADARMA Nomor : 06.1/SK/REK/UG/2016 KEPUTUSAN REKTOR UNIVESITAS GUNADARMA Nomor : 06.1/SK/REK/UG/2016 Tentang ORGANISASI, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB UNIVERSITAS GUNADARMA Menimbang Mengingat : 1. Bahwa penyelenggaraan dan pelaksanaan pendidikan

Lebih terperinci

Sistim Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun tentang pendidikan tinggi, Peraturan Pemerintah Nomor 61 tahun

Sistim Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun tentang pendidikan tinggi, Peraturan Pemerintah Nomor 61 tahun KONDISI DAN ISU STRATEGIS BAB III Mengacu pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang pendidikan tinggi, Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penarikan simpulan ini dapat dilakukan setelah dilaksanakannya

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penarikan simpulan ini dapat dilakukan setelah dilaksanakannya BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Penarikan simpulan ini dapat dilakukan setelah dilaksanakannya penelitian dan pengolahan serta pembahasan hasil penelitian. Berdasarkan gambaran hasil analisis data

Lebih terperinci

Pengembangan KMS (Knowledge Management System) di Institut Pertanian Bogor

Pengembangan KMS (Knowledge Management System) di Institut Pertanian Bogor Pengembangan KMS (Knowledge Management System) di Institut Pertanian Bogor Yuyu Yulia dan B. Mustafa *) Pendahuluan Institut Pertanian Bogor (IPB) merupakan salah satu perguruan tinggi terkemuka di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB 2 ANALISIS KONDISI EKSISTING TIK UNHAS DAN KECENDERUNGAN PERKEMBANGAN TIK

BAB 2 ANALISIS KONDISI EKSISTING TIK UNHAS DAN KECENDERUNGAN PERKEMBANGAN TIK BAB 2 ANALISIS KONDISI EKSISTING TIK UNHAS DAN KECENDERUNGAN PERKEMBANGAN TIK Pengembangan TIK yang dilakukan oleh Unhas dalam kurun waktu 2009 2013 harus memperhatikan kondisi eksisting TIK. Dalam bab

Lebih terperinci

Hibah Pengembangan e-learning Universitas Gadjah Mada Pusat Inovasi dan Kajian Akademik (PIKA) Universitas Gadjah Mada

Hibah Pengembangan e-learning Universitas Gadjah Mada Pusat Inovasi dan Kajian Akademik (PIKA) Universitas Gadjah Mada Kerangka Acuan Kegiatan Hibah Pengembangan e-learning Universitas Gadjah Mada 2017 Pusat Inovasi dan Kajian Akademik (PIKA) Universitas Gadjah Mada 1 K erangka Acuan Hibah e- Learning UGM Ikhtisar Pemanfaatan

Lebih terperinci

KUESIONER EVALUASI KESIAPAN IMPLEMENTASI E-LEARNING DI SMU PANGUDI LUHUR I. (Untuk diisi Pihak Sekolah) Nama Yayasan :...

KUESIONER EVALUASI KESIAPAN IMPLEMENTASI E-LEARNING DI SMU PANGUDI LUHUR I. (Untuk diisi Pihak Sekolah) Nama Yayasan :... L1 KUESIONER EVALUASI KESIAPAN IMPLEMENTASI E-LEARNING DI SMU PANGUDI LUHUR I (Untuk diisi Pihak Sekolah) (Diisi oleh Pimpinan Sekolah) I. Identitas Sekolah Nama Yayasan :... Nama Sekolah : Nama Pimpinan:...

Lebih terperinci

B U P A T I B O Y O L A L I P R O V I N S I J A W A T E N G A H

B U P A T I B O Y O L A L I P R O V I N S I J A W A T E N G A H B U P A T I B O Y O L A L I P R O V I N S I J A W A T E N G A H PERATURAN BUPATI BOYOLALI NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN ESELON PADA DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN BOYOLALI

Lebih terperinci

GAP ANALYSIS KINERJA MANAJEMEN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011.

GAP ANALYSIS KINERJA MANAJEMEN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011. GAP ANALYSIS KINERJA MANAJEMEN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011 Halaman 1 dari 14 GAP ANALYSIS KINERJA MANAJEMEN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci