PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 18-A TAHUN 2012 TENTANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 18-A TAHUN 2012 TENTANG"

Transkripsi

1 WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 18-A TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN DAN PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2013 TAHUN 2012

2 KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb. Puji syukur pada Tuhan Yang Maha Esa, bahwa Buku PEDOMAN PENYELENGGARAAN DAN PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2013 ini telah disusun melalui tahapan penyempurnaan dan legalisasi. Buku ini merupakan pedoman umum untuk pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kota Surakarta Tahun Penyempurnaan telah dilakukan secara optimal dengan merujuk pada peraturan perundangan yang berlaku, best practise pelaksanaan Musrenbang, aspirasi dan masukan unsur Pemerintah Daerah, tokoh masyarakat maupun stakeholders kota serta hasil evaluasi pelaksanaan Musrenbang tahun 2012 oleh Fasilitator Kelurahan dan Tim Monitoring dan Evaluasi DPK se-kota Surakarta. Penyempurnaan Pedoman Penyelenggaraan Dan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kota Surakarta Tahun 2013 dititik beratkan pada optimalisasi penyelenggaraan Musyawarah Lingkungan (RT/RW) dan partisipasi Forum Anak Kelurahan dalam Musrenbangkel, sehingga diharapkan Musrenbang dapat menghasilkan kegiatan inovatif di lingkungan masyarakat dengan mengembangkan potensi wilayah. Kami menyadari sepenuhnya bahwa upaya optimal yang telah kami lakukan belum bisa menjadi jaminan bahwa buku ini terhindar dari kekurangan, namun kami percaya hal tersebut tidak akan mengurangi makna dan kualitas pelaksanaan dan hasil Musrenbang Kota Surakarta dan akan memacu kita semua untuk lebih baik ke depan dengan kearifan, kecerdasan, improvisasi, dan inovasi dari semua pelaku pembangunan di Kota Surakarta. Semoga Buku ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya pada kegiatan Musrenbang Kota Surakarta. Wassalamualaikum Wr. Wb. Surakarta, 25 September 2012 KEPALA BAPPEDA KOTA SURAKARTA Drs. ANUNG INDRO SUSANTO, M.M. Pembina Utama Muda NIP ii

3 DAFTAR ISI Halaman 1 Lembar Judul... i 2 Kata pengantar... ii 3 Daftar Isi... iii 4 Peraturan Walikota Surakarta Nomor 18-A Tahun 2012 tentang Pedoman Penyelenggaraan dan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Musrenbangkel, Musrenbangcam, Forum SKPD dan Musrenbangkot... 5 Lampiran I Peraturan Walikota Surakarta Nomor 18-A Tahun 2012: Persiapan Pelaksanaan Musrenbang Lampiran II Peraturan Walikota Surakarta Nomor 18-A Tahun 2012: Petunjuk Teknis Pelaksanaan Musrenbangkel Lampiran III Peraturan Walikota Surakarta Nomor 18-A Tahun 2012: Petunjuk Teknis Pelaksanaan Musrenbangcam Lampiran IV Peraturan Walikota Surakarta Nomor 18-A Tahun 2012: Petunjuk Teknis Pelaksanaan Forum SKPD Lampiran V Peraturan Walikota Surakarta Nomor 18-A Tahun 2012: Petunjuk Teknis Pelaksanaan Musrenbangkot Lampiran VI Peraturan Walikota Surakarta Nomor 18-A Tahun 2012: Bagan Mekanisme Persiapan Pelaksanaan Musrenbang Lampiran VII Peraturan Walikota Surakarta Nomor 18-A Tahun 2012: Bagan Mekanisme Musrenbangkel Lampiran VIII Peraturan Walikota Surakarta Nomor 18-A Tahun 2012: Bagan Mekanisme Musrenbangcam Lampiran IX Peraturan Walikota Surakarta Nomor 18-A Tahun 2012: Bagan Mekanisme Forum SKPD Lampiran X Peraturan Walikota Surakarta Nomor 18-A Tahun 2012: Bagan Mekanisme Musrenbangkot Kelengkapan Teknis Jadwal Proses Perencanaan Tahunan Daerah Alur Form Form-Form Indikator DSP Pembidangan Sidang Komisi Perubahan Juknis Musrenbang Kota Surakarta Tahun Paparan Sosialisasi iii

4 BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2012 NOMOR 69 1 W A L I K O T A S U R A K A R T A PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 18-A TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN DAN PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2013 WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Surakarta sebagaimana diamanatkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional perlu dilaksanakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kelurahan, Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kecamatan, Forum Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kota Tahun 2013; b. bahwa pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kelurahan, Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kecamatan, Forum Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kota Tahun 2013 diharapkan dapat berjalan secara efektif dan efisien; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan b, maka perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kelurahan, Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kecamatan, Forum Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kota Tahun 2013; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomot 45); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4268);

5 2 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 7. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 61 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan Dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4090); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4405); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan

6 3 Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 159, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4588); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663); 18. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693); 19. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 20. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negera Republik Indonesia Nomor 4741); 21. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4698);

7 4 22. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan; 23. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2006 Nomor 8 Seri E Nomor 1); 24. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 4 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah (Lembaran Daerah Kota Surakarta tahun 2008 Nomor 4); 25. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta (Lembaran Daerah Kota Surakarta 2008 Nmor 6) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 14 tahun 2011 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta (Lembaran Daerah Kota Surakarta Tahun 2011 Nomor 14); 26. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 4 Tahun 2009 tentang Kelurahan (Lembaran Daerah Kota Surakarta Tahun 2009 Nomor 5); 27. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Surakarta Tahun (Lembaran Daerah Kota Surakarta Tahun 2010 Nomor 2); 28. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Surakarta Tahun 2010 Nomor 7); 29. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 12 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Surakarta Tahun (Lembaran Daerah Kota Surakarta Tahun 2010 Nomor 12); 30. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 11 Tahun 2011 tentang Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan (Lembaran Daerah Kota Surakarta Tahun 2011 Nomor 9); Memperhatikan : 1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

8 5 2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 36 Tahun 2007 tentang Pelimpahan Urusan Pemerintahan Kabupaten/Kota kepada Lurah; 3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 42 Tahun 2010 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi dan Kabupaten/Kota; 4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN DAN PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA SURAKARTA TAHUN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah daerah adalah Pemerintah Kota Surakarta. 2. Walikota adalah Walikota Surakarta. 3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang selanjutnya disingkat DPRD adalah DPRD Kota Surakarta. 4. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, yang selanjutnya disingkat BAPPEDA adalah BAPPEDA Kota Surakarta. 5. Kecamatan adalah Wilayah Kerja Camat sebagai Perangkat Daerah. 6. Kelurahan adalah Wilayah Kerja Lurah sebagai Perangkat Daerah dalam wilayah kerja Kecamatan. 7. Camat adalah Kepala Kecamatan. 8. Lurah adalah Kepala Kelurahan. 9. Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Badan, Dinas, Kantor, Kecamatan, dan Kelurahan di lingkungan Pemerintah Kota yang mempunyai tugas mengelola anggaran dan barang daerah. 10. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri, yang selanjutnya disingkat PNPM Mandiri adalah program nasional dalam bentuk kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan programprogram penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat, yang dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan sistem serta mekanisme dan prosedur program, penyediaan pendampingan, dan pendanaan stimulan untuk mendorong prakarsa

9 6 dan inovasi masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan. 11. Lembaga Keswadayaan Masyarakat, yang selanjutnya disingkat LKM adalah lembaga pimpinan kolektif masyarakat warga/penduduk suatu kelurahan yang terdiri dari tokoh masyarakat yang disepakati bersama dan dapat mewakili masyarakat dalam berbagai kepentingan khususnya terkait pelaksanaan PNPM Mandiri. 12. Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan yang selanjutnya disingkat LKK adalah LPMK, TP PKK Kelurahan, RW, RT, Karang Taruna dan Lembaga Kemasyarakatan lainnya. 13. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan, yang selanjutnya disebut LPMK adalah Lembaga atau wadah yang dibentuk atas prakarsa masyarakat sebagai mitra Lurah dalam menampung dan mewujudkan aspirasi serta kebutuhan masyarakat di bidang pembangunan. 14. Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Kelurahan, yang selanjutnya disingkat TP PKK Kelurahan adalah lembaga kemasyarakatan sebagai mitra kerja pemerintah dan organisasi kemasyarakatan lainnya, yang berfungsi sebagai fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali dan penggerak pada masing-masing jenjang pemerintahan untuk terlaksananya program PKK. 15. Rukun Warga, yang selanjutnya disingkat RW adalah bagian dari wilayah kerja Lurah dan merupakan lembaga yang dibentuk melalui musyawarah pengurus RT di wilayah kerjanya yang ditetapkan oleh Lurah. 16. Rukun Tetangga, yang selanjutnya disingkat RT adalah lembaga yang dibentuk melalui musyawarah masyarakat setempat dalam rangka pelayanan pemerintahan dan kemasyarakatan yang ditetapkan oleh Lurah. 17. Karang Taruna adalah Lembaga Kemasyarakatan yang merupakan wadah pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah kelurahan atau komunitas adat sederajat dan terutama bergerak di bidang usaha kesejahteraan sosial. 18. Lembaga Kemasyarakatan lainnya adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra Lurah dalam pelaksanaan urusan pemerintahan, pembangunan, sosial kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat, di luar LPMK, TP PKK Kelurahan, RW, RT dan Karang Taruna. 19. Musyawarah perencanaan pembangunan yang selanjutnya disingkat Musrenbang adalah forum antar pemangku kepentingan pembangunan dalam rangka menyusun rencana pembangunan daerah. 20. Fasilitasi adalah fungsi pendampingan masyarakat dalam proses perencanaan partisipatif/musrenbang Kelurahan yang dilakukan oleh LPMK dan pihak-pihak lain yang memiliki kapasitas dan kemampuan pendampingan. 21. Fasilitator Kelurahan adalah pihak yang melakukan pendampingan masyarakat atau tenaga terlatih/berpengalaman dalam memfasilitasi dan memandu diskusi kelompok/konsultasi publik yang memiliki kualifikasi dan kompentesi teknis serta keterampilan dalam penerapan berbagai teknik dan instrumen untuk menunjang proses perencanaan partisipatif/musrenbang Kelurahan. 22. Narasumber adalah pihak pemberi informasi yang perlu diketahui peserta Musrenbang untuk bahan pengambilan keputusan dalam proses Musrenbang.

10 7 23. Pemangku Kepentingan Pembangunan adalah pihak yang berkepentingkan untuk mengatasi permasalahan dan langsung atau tidak langsung mendapatkan manfaat atau dampak dari perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah, meliputi unsur masyarakat dan kelompok-kelompok didalamnya. 24. Komunitas sektoral adalah kumpulan orang yang mengikatkan diri atas dasar kepentingan dan kegiatan yang sejenis dan atau sama, yang berbasis wilayah administrasi kota. 25. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, yang selanjutnya disingkat SPPN adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), dan Rencana Kerja Pembangunan (RKP) Pemerintah pusat dan pemerintah daerah. 26. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang selanjutnya disingkat RPJMD adalah dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Surakarta tahun Rencana Kerja Pemerintah Daerah, yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode satu tahun dan merupakan bagian dari SPPN. 28. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat Renstra SKPD adalah dokumen perencanaan pembangunan dari masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta untuk periode 5 (lima) tahun yang merupakan penjabaran dari RPJM Daerah sesuai masing-masing tugas pokok dan fungsi dari SKPD. 29. Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat Renja SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode satu tahun, mengacu pada Renstra SKPD. 30. Persiapan Pelaksanaan Musrenbang adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan sebelum pelaksanaan Musrenbang Kelurahan, Musrenbang Kecamatan, Forum SKPD dan Musrenbang Kota. 31. Diskusi Kelompok Terbatas (focus group discussion), yang selanjutnya disingkat DKT adalah musyawarah antara SKPD dengan komunitas sektoral/pihak pihak yang terkait langsung dengan fungsi SKPD untuk menyepakati Rancangan Awal Renja SKPD, kecuali Kecamatan dan Kelurahan. 32. Musyawarah Lingkungan, yang selanjutnya disingkat Musling adalah forum musyawarah perencanaan pembangunan tahunan di tingkat kelurahan yang dilaksanakan secara demokratis di tingkat RT dan atau RW untuk menyepakati rencana kegiatan pembangunan. 33. Musyawarah Lembaga Kemasyarakatan, yang selanjutnya disingkat MLK adalah forum musyawarah perencanaan pembangunan tahunan di tingkat kelurahan yang dilaksanakan secara demokratis oleh Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan, di luar RT dan RW, berdasarkan unsur/jenisnya, untuk menyepakati rencana kegiatan pembangunan. 34. Musrenbang Kelurahan, yang selanjutnya disingkat Musrenbangkel adalah forum musyawarah perencanaan pembangunan tahunan di tingkat kelurahan yang dilaksanakan secara demokratis antara Pemangku Kepentingan Pembangunan untuk menyepakati rencana kegiatan tahun anggaran berikutnya, yang dilaksanakan secara demokratis berbasis masyarakat kelurahan. 35. Musrenbang Kecamatan, yang selanjutnya disingkat Musrenbangcam adalah forum musyawarah perencanaan pembangunan tahunan di tingkat kecamatan yang dilaksanakan secara demokratis antara Pemangku Kepentingan Pembangunan untuk menyusun rumusan

11 8 kegiatan pembangunan dari kelurahan serta menyepakati kegiatan lintas kelurahan dalam wilayah kecamatan disinergikan dengan Rancangan awal Renja SKPD. 36. Forum SKPD adalah Forum musyawarah antara Pemangku Kepentingan Pembangunan untuk membahas rumusan kegiatan pembangunan hasil Musrenbangcam dan rumusan kegiatan komunitas sektoral/pemangku Kepentingan Pembangunan dalam rangka menyepakati Daftar Skala Prioritas Kegiatan dalam Rancangan Renja SKPD. 37. Musrenbang Kota, yang selanjutnya disingkat Musrenbangkot adalah forum musyawarah perencanaan pembangunan tahunan yang dilaksanakan secara demokratis antara Pemangku Kepentingan Pembangunan dalam rangka menyempurnakan rancangan awal RKPD Kota. 38. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang selanjutnya disingkat APBD adalah APBD Kota Surakarta. 39. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi, yang selanjutnya disingkat APBD Provinsi adalah APBD Provinsi Jawa Tengah. 40. Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional, yang selanjutnya disingkat APBN adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja yang bersumber dari Pemerintah Pusat. 41. Kerangka regulasi SKPD adalah rencana kegiatan melalui pengaturan yang mendorong partisipasi masyarakat maupun lembaga terkait lainnya untuk mencapai tujuan pembangunan kota. 42. Kerangka Anggaran SKPD adalah rencana kegiatan pengadaan barang maupun jasa yang perlu dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota untuk mencapai tujuan pembangunan kota. 43. Dana Pembangunan Kelurahan, yang selanjutnya disingkat DPK adalah hibah Pemerintah daerah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Surakarta ditujukan kepada masyarakat melalui Panitia Pembangunan Kelurahan untuk digunakan membiayai kegiatan pembangunan kelurahan, sesuai prioritas yang ditetapkan dalam Musrenbangkel tahun sebelumnya, meliputi Biaya Pelaksanaan Kegiatan dan Biaya Operasional Kegiatan. 44. Panitia Pembangunan Kelurahan, yang selanjutnya disingkat PPK adalah panitia pengelola DPK di tingkat kelurahan yang dipilih pada Sidang Musrenbangkel, meliputi Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan Tim Kegiatan Pembangunan, yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Bersama antara Lurah dan Ketua LPMK. 45. Bantuan Langsung Masyarakat Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri, yang selanjutnya disingkat BLM PNPM Mandiri adalah dana stimulan keswadayaan yang diberikan kepada kelompok masyarakat untuk membiayai sebagian kegiatan yang direncanakan oleh masyarakat dalam rangka pelaksanaan PNPM Mandiri. 46. Coorporate Social Responsibility, yang selanjutnya disingkat CSR adalah dana yang bersumber dari dana sosial perusahaan/organisasi masyarakat, diperuntukkan bagi masyarakat. 47. Rencana Strategis Masyarakat, yang selanjutnya disingkat Renstra Masyarakat adalah dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah di tingkat Kelurahan, mengacu pada RPJM Daerah, yang pendanaannya bersumber dari dana DPK/SKPD/BLM PNPM Mandiri/CSR/Swadaya Masyarakat. 48. Pagu indikatif pendanaan adalah perkiraan alokasi pendanaan kegiatan yang bersumber dari anggaran pemerintah untuk setiap urusan

12 9 pemerintahan daerah/skpd atas dasar perhitungan yang rasional dan bersifat tidak kaku. 49. Daftar Skala Prioritas Kegiatan adalah Daftar Rancangan Kegiatan yang diurutkan menurut bobot dan atau tingkat kepentingannya sesuai indikator yang disepakati bersama oleh peserta musrenbang. 50. Rumusan Kegiatan Pembangunan adalah usulan kegiatan untuk menangani permasalahan pembangunan yang akan diusulkan dalam rancangan Renja SKPD. 51. Kegiatan unggulan adalah kegiatan berbasis potensi lokal yang berkarakter khusus, berdampak positif bagi kegiatan produktif masyarakat dan atau memberikan penguatan pada pencitraan kota, yang pelaksanaannya didukung dengan alokasi biaya pelaksanaan kegiatan DPK secara rasional dan proporsional. BAB II KEDUDUKAN DKT, MUSRENBANGKEL, MUSRENBANGCAM, FORUM SKPD, DAN MUSRENBANGKOT Bagian Kesatu DKT Pasal 2 DKT berkedudukan sebagai forum sinkronisasi aspirasi dan usulan komunitas sektoral dan atau Pemangku Kepentingan Pembangunan dengan rancangan awal Renja SKPD. Bagian Kedua Musrenbangkel Pasal 3 Musrenbangkel berkedudukan sebagai forum tahunan Pemangku Kepentingan Pembangunan di tingkat kelurahan dalam penyusunan dan penetapan rumusan kegiatan serta Daftar Skala Prioritas kegiatan pembangunan yang sesuai dengan RPJM Daerah dan disinkronkan dengan Prioritas Pembangunan Daerah, sebagai rujukan bahan penyelenggaraan Musrenbangcam dan kegiatan pembangunan tahun berikutnya. Bagian Ketiga Musrenbangcam Pasal 4 Musrenbangcam berkedudukan sebagai forum tahunan Pemangku Kepentingan Pembangunan di tingkat kecamatan dalam penetapan pengelompokan prioritas permasalahan dan Daftar Skala Prioritas yang sesuai dengan RPJM Daerah dan disinkronkan dengan Prioritas Pembangunan Daerah, sebagai rujukan bahan penyelenggaraan Musrenbangkot dan kegiatan pembangunan tahun berikutnya.

13 10 Bagian Keempat Forum SKPD Pasal 5 Forum SKPD dan atau Forum Gabungan SKPD berkedudukan sebagai forum sinkronisasi dan sinergitas antara rancangan Renja SKPD dengan prioritas permasalahan dan kegiatan pembangunan hasil Musrenbangcam serta diikuti komunitas sektoral dan atau Pemangku Kepentingan Pembangunan. Bagian Kelima Musrenbangkot Pasal 6 Musrenbangkot berkedudukan sebagai forum musyawarah Pemangku Kepentingan Pembangunan di tingkat kota dalam rangka penyempurnaan rancangan RKPD berdasarkan prioritas dan kebijakan pembangunan kota. BAB III TUJUAN DKT, MUSRENBANGKEL, MUSRENBANGCAM, FORUM SKPD, DAN MUSRENBANGKOT Bagian Kesatu DKT Pasal 7 DKT bertujuan untuk memaduserasikan aspirasi dan usulan kelompok sektoral dan atau Pemangku Kepentingan Pembangunan dengan rancangan awal Renja SKPD. Bagian Kedua Musrenbangkel Pasal 8 Musrenbangkel bertujuan untuk menyusun dan menetapkan Daftar Skala Prioritas Kegiatan Pembangunan maupun kegiatan unggulan tahunan tingkat kelurahan. Hasil Musrenbangkel akan dibiayai dengan alokasi anggaran dalam DPK, BLM PNPM Mandiri, swadaya dan atau CSR, serta rumusan kegiatan pembangunan yang akan diajukan untuk dibahas pada Musrenbangcam yang sesuai dengan RPJM Daerah dan disinkronkan dengan Prioritas Pembangunan Daerah. Bagian Ketiga Musrenbangcam Pasal 9 Musrenbangcam bertujuan untuk menyusun dan menetapkan Daftar Skala Prioritas Pembangunan tingkat Kecamatan berdasarkan hasil Musrenbangkel yang sesuai dengan RPJM Daerah dan disinkronkan dengan Prioritas Pembangunan Daerah.

14 11 Bagian Keempat Forum SKPD Pasal 10 Forum SKPD bertujuan untuk menyusun dan menetapkan Daftar Skala Prioritas kegiatan dalam Rancangan Renja SKPD melalui proses sinkronisasi prioritas pembangunan hasil Musrenbangcam dan hasil DKT, dengan memperhatikan RPJM Daerah, Prioritas Pemerintah Atasan (Pusat dan Provinsi Jawa Tengah), Evaluasi Kinerja SKPD tahun sebelumnya, Pokok- Pokok Pikiran DPRD dan Pagu indikatif pendanaan masing-masing urusan pemerintahan daerah yang akan dituangkan dalam rancangan RKPD. Bagian Kelima Musrenbangkot Pasal 11 Musrenbangkot bertujuan untuk menyempurnakan rancangan awal RKPD yang memuat Prioritas dan garis besar kebijakan pembangunan daerah, merumuskan rancangan kebijakan pengalokasian DPK serta menginformasikan usulan kegiatan untuk didanai dengan APBD Provinsi Jawa Tengah dan APBN. BAB IV TAHAPAN MUSRENBANG Bagian Kesatu Persiapan Pelaksanaan Musrenbang Pasal 12 Persiapan Pelaksanaan Musrenbang dilakukan sebelum dijalankannya seluruh tahapan Musrenbang pada semua tingkatan. Bagian Kedua Musrenbangkel Pasal 13 Musrenbangkel terdiri atas Musling, MLK, Musrenbangkel dan pasca Musrenbangkel. Bagian ketiga Musrenbangcam Pasal 14 Musrenbangcam terdiri atas Musrenbangcam dan pasca Musrenbangcam.

15 12 Bagian Keempat Forum SKPD Pasal 15 Forum SKPD terdiri atas DKT Tingkat Kota, Persiapan Forum SKPD dan Forum SKPD. Bagian Kelima Musrenbangkot Pasal 16 Musrenbangkot terdiri atas Persiapan Musrenbangkot, Musrenbangkot dan Pasca Musrenbangkot. BAB V KEPANITIAAN DAN PENYELENGGARAAN Bagian Kesatu Kepanitiaan Pasal 17 (1) DKT diselenggarakan oleh SKPD. (2) Musrenbangkel, Musrenbangcam, dan Musrenbangkot diselenggarakan oleh kepanitiaan di tingkatan masing-masing yang terdiri dari : a. Panitia Pengarah (Steering Committee); b. Panitia Pelaksana (Organizing Committee). (3) Forum SKPD diselenggarakan oleh Panitia Penyelenggara yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala BAPPEDA. (4) Pembentukan panitia di masing-masing tingkatan dilaksanakan pada tahapan Persiapan Pelaksanaan Musrenbang. Bagian Kedua Penyelenggaraan Pasal 18 Persiapan Pelaksanaan Musrenbang, Musrenbangkel, Musrenbangcam, Forum SKPD, dan Musrenbangkot diselenggarakan pada masing-masing tingkatan dengan berpedoman pada Peraturan Walikota ini. BAB VI PESERTA DKT, MUSRENBANGKEL, MUSRENBANGCAM, FORUM SKPD, DAN MUSRENBANGKOT Bagian Kesatu Peserta DKT Pasal 19 (1) Peserta DKT adalah komunitas sektoral dan atau Pemangku Kepentingan Pembangunan yang berkepentingan langsung dengan kegiatan SKPD.

16 13 (2) Keterlibatan peserta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam DKT dilakukan dengan cara mendaftar kepada dan atau diundang oleh SKPD. (3) Peserta DKT memiliki hak suara mengusulkan dan menyepakati rancangan awal Renja SKPD melalui pembahasan bersama. Bagian Kedua Peserta Musrenbangkel Pasal 20 (1) Peserta Musrenbangkel meliputi perwakilan semua unsur masyarakat yang berdomisili di kelurahan setempat. (2) Keikutsertaan peserta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara mendaftar kepada dan atau diundang oleh Panitia Pelaksana. (3) Tata cara pendaftaran dan undangan calon peserta ditetapkan oleh Panitia Pelaksana. (4) Peserta Musrenbangkel memiliki hak pengambilan keputusan dalam Musrenbangkel melalui pembahasan yang disepakati bersama. Bagian Ketiga Peserta Musrenbangcam Pasal 21 (1) Peserta Musrenbangcam meliputi delegasi Musrenbangkel dan organisasi kemasyarakatan maupun pengusaha yang operasional kegiatannya pada lingkup kecamatan setempat, anggota DPRD yang berasal dari daerah pemilihan setempat. (2) Keikutsertaan peserta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara mendaftar kepada dan atau diundang oleh Panitia Pelaksana. (3) Tata cara pendaftaran dan undangan calon peserta ditetapkan oleh Panitia Pelaksana. (4) Peserta Musrenbangcam memiliki hak pengambilan keputusan dalam Musrenbangcam melalui pembahasan yang disepakati bersama. Bagian Keempat Peserta Forum SKPD Pasal 22 (1) Peserta Forum SKPD terdiri dari SKPD, delegasi Musrenbangcam, perwakilan komunitas sektoral, dan atau Pemangku Kepentingan Pembangunan yang telah ditetapkan dalam DKT. (2) Keikutsertaan peserta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara mendaftar kepada dan atau diundang oleh Panitia Pelaksana. (3) Tata cara pendaftaran dan undangan calon peserta ditetapkan oleh Panitia Pelaksana. (4) Peserta Forum SKPD memiliki hak pengambilan keputusan dalam forum melalui pembahasan yang disepakati bersama.

17 14 Bagian Kelima Peserta Musrenbangkot Pasal 23 (1) Peserta Musrenbangkot adalah SKPD, delegasi dari Musrenbangcam, delegasi DKT, delegasi dari Forum SKPD dan Pemangku Kepentingan Pembangunan lainnya. (2) Peserta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat mengikuti Musrenbangkot berdasarkan undangan dari Panitia Pengarah. (3) Tata cara mengundang peserta sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Panitia Pengarah. (4) Peserta Musrenbangkot memiliki hak pengambilan keputusan dalam Musrenbangkot melalui pembahasan yang disepakati bersama. BAB VII PEMBIAYAAN DKT, MUSRENBANGKEL, MUSRENBANGCAM, FORUM SKPD, DAN MUSRENBANGKOT Pasal 24 (1) DKT dibiayai melalui APBD Kota Surakarta yang dialokasikan pada rekening Anggaran SKPD masing-masing. (2) Musrenbangkel dibiayai melalui APBD Kota Surakarta yang dialokasikan pada rekening Anggaran Kelurahan, Partisipasi Masyarakat, dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat. (3) Musrenbangcam dibiayai melalui APBD Kota Surakarta yang dialokasikan pada rekening Anggaran Kecamatan, Partisipasi Masyarakat, dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat. (4) Forum SKPD dan Musrenbangkot dibiayai melalui APBD Kota Surakarta yang dialokasikan pada rekening Anggaran SKPD BAPPEDA dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat. BAB VIII PELAPORAN DAN INFORMASI Pasal 25 (1) Lurah wajib melaporkan hasil Musrenbangkel kepada Walikota melalui BAPPEDA dengan tembusan kepada Camat, selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah pelaksanaan kegiatan. (2) Camat wajib melaporkan hasil Musrenbangcam kepada Walikota Surakarta melalui BAPPEDA selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah pelaksanaan kegiatan. (3) Kepala BAPPEDA wajib melaporkan hasil Musrenbangkot kepada Walikota Surakarta selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah pelaksanaan kegiatan. (4) Kepala BAPPEDA menginformasikan RKPD yang telah ditetapkan Walikota kepada SKPD dan masyarakat melalui kelurahan selambatlambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah diundangkan.

18 15 BAB IX KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 26 Petunjuk Teknis Persiapan Musrenbang, Musrenbangkel, Musrenbangcam, Forum SKPD dan Musrenbangkot sebagaimana tercantum dalam Lampiran peraturan ini dan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari peraturan ini. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 27 Pada saat Peraturan Walikota ini mulai berlaku, maka Peraturan Walikota Surakarta Nomor 15 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyelenggaraan dan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kota Surakarta Tahun 2012 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 28 Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Surakarta. Ditetapkan di Surakarta pada tanggal 27 September 2012 WALIKOTA SURAKARTA, Diundangkan di Surakarta Pada tanggal 1 Oktober 2012 SEKRETARIS DAERAH KOTA SURAKARTA JOKO WIDODO BUDI SUHARTO BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2012 NOMOR 69

19 16 LAMPIRAN I : PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 18-A Tahun 2012 TANGGAL : 27 September 2012 TENTANG : PEDOMAN PENYELENGGARAAN DAN PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2013 PERSIAPAN PELAKSANAAN MUSRENBANG A. ORGANISASI PENYELENGGARA Organisasi penyelenggara Persiapan Pelaksanaan Musrenbang adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) bersama SKPD lain dan Pemangku Kepentingan Pembangunan terkait. B. KEGIATAN PERSIAPAN MUSRENBANG 1. Penetapan agenda pelaksanaan Musrenbang; 2. Sosialisasi ketentuan peraturan perundang-undangan, kebijakan, dan teknis pelaksanaan kegiatan oleh BAPPEDA untuk ditindaklanjuti oleh masyarakat; 3. Penyampaian Surat Edaran Kepala BAPPEDA kepada SKPD dan Pemangku Kepentingan Pembangunan tentang persiapan pelaksanaan Musrenbang, selambat-lambatnya minggu ke-iv bulan Oktober 2012; 4. Penyampaian Surat Edaran Lurah kepada RT/RW/Pemangku Kepentingan Pembangunan Kelurahan tentang pelaksanaan Musling dan MLK yang selambat-lambatnya harus sudah diselenggarakan pada minggu ke-i bulan Nopember 2012; 5. Penyampaian Surat Edaran Kepala BAPPEDA kepada Lurah, Camat dan LPMK tentang Prioritas Pembangunan serta arahan kegiatan tahun berikutnya, selambat-lambatnya minggu ke-ii bulan Desember 2012; 6. Pembentukan Panitia Musrenbang (Panitia Pengarah dan Panitia Pelaksana) pada masing-masing tingkatan sebelum pelaksanaan tahapan Musrenbang, dengan ketentuan sebagai berikut: a. pembentukan Panitia Musrenbangkel, difasilitasi oleh Pemerintah Kelurahan, LPMK, dan Fasilitator Kelurahan, serta ditetapkan dengan Keputusan Lurah; b. pembentukan Panitia Musrenbangcam, difasilitasi oleh Pemerintah Kecamatan dan dibantu oleh perwakilan LPMK di wilayah kecamatan setempat dan ditetapkan dengan Keputusan Camat; c. pembentukan Panitia Musrenbangkot, difasilitasi oleh BAPPEDA dibantu Pemangku Kepentingan Pembangunan tingkat kota dan ditetapkan dengan Keputusan Walikota Surakarta;

20 17 7. Penyusunan Rancangan Awal Renja SKPD oleh masingmasing SKPD, mengacu pada Renstra SKPD; 8. Pengiriman Rancangan Awal Renja SKPD sebagaimana dimaksud pada angka 6 (enam) kepada BAPPEDA, sebagai bahan Musrenbangcam selambat-lambatnya akhir bulan Januari 2013; 9. Identifikasi komunitas sektoral dan lembaga/organisasi sesuai jenis kegiatan dan spesifikasinya yang memiliki keterkaitan langsung dengan kegiatan SKPD, dilakukan masing-masing SKPD kecuali Kecamatan dan Kelurahan, selambat-lambatnya akhir bulan Desember 2012; 10. Pengiriman hasil identifikasi komunitas sektoral dan lembaga/organisasi sesuai pengelompokan sebagaimana dimaksud pada angka 8 (delapan), dilakukan masing-masing SKPD kepada BAPPEDA selambat-lambatnya minggu ke-i bulan Januari 2013; 11. Penyampaian Surat Edaran Kepala SKPD kepada Pemangku Kepentingan Pembangunannya oleh masing-masing SKPD dengan tembusan Kepala BAPPEDA tentang pelaksanaan DKT Internal komunitas sektoral dan lembaga/organisasi selambat-lambatnya akhir bulan Desember 2012; 12. DKT Internal komunitas sektoral dan lembaga/organisasi menurut pengelompokan sebagaimana dimaksud pada angka 8 (delapan), untuk merumuskan dan menyiapkan usulan kegiatannya selambat-lambatnya minggu ke-ii bulan Januari 2013; 13. Komunitas sektoral mengirimkan dan atau mengkoordinasikan hasil DKT sebagaimana dimaksud pada angka 11 (sebelas) kepada SKPD pelaksana terkait, dengan tembusan kepada BAPPEDA, selambat-lambatnya minggu ke- II bulan Januari C. KELUARAN/OUTPUT 1. Jadwal Pelaksanaan Musrenbang pada setiap tingkatan; 2. Panitia Musrenbang (SC/OC) pada setiap tingkatan; 3. Panitia Forum SKPD; 4. Rancangan awal Renja SKPD sebagai bahan Musrenbangcam dan DKT Tingkat Kota; 5. Usulan kegiatan komunitas sektoral dan lembaga/organisasi hasil DKT internal sebagaimana tersebut dalam huruf B angka 11 (sebelas).

21 18 D. JADWAL PENYELENGGARAAN Persiapan Musrenbang dilaksanakan selambat-lambatnya pada minggu ke-ii bulan Januari WALIKOTA SURAKARTA, JOKO WIDODO

22 19 LAMPIRAN II : PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 18-A Tahun 2012 TANGGAL : 27 September 2012 TENTANG : PEDOMAN PENYELENGGARAAN DAN PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2013 PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN MUSRENBANGKEL A. ORGANISASI PENYELENGGARA Musrenbangkel diselenggarakan oleh Panitia Ad Hoc yang ditetapkan dengan Keputusan Lurah, pada tahapan Persiapan Pelaksanaan Musrenbang. Panitia Musrenbangkel terdiri dari: 1. Panitia Pengarah (Steering Committee/SC) a. Susunan Keanggotaan Susunan keanggotaan Panitia Pengarah terdiri dari unsur LPMK, unsur tokoh masyarakat, unsur Pemerintah Kelurahan dan Fasilitator yang telah dilatih oleh BAPPEDA. Diupayakan keterwakilan perempuan sebesar 30 % dari jumlah keanggotaan panitia. b. Tugas dan Fungsi Panitia Pengarah Panitia Pengarah mempunyai tugas dan fungsi untuk: 1) mengikuti pelaksanaan agenda persiapan Musrenbang yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota; 2) menyusun dan menetapkan jadwal, agenda, rancangan tata tertib, dan tempat Musrenbangkel; 3) mengarahkan proses Musrenbangkel agar pelaksanaannya berjalan lancar dan dapat mencapai sasaran dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku; 4) memimpin Persiapan Musrenbangkel II; 5) memimpin Sidang Pleno Musrenbangkel; dan 6) menyerahkan hasil Musrenbangkel kepada Panitia Pelaksana. 2. Panitia Pelaksana (Organizing Committee/OC) a. Susunan Keanggotaan Susunan keanggotaan Panitia Pelaksana terdiri dari anggota masyarakat selain yang telah duduk di Panitia Pengarah (Steering Committee). Diupayakan keterwakilan perempuan sebesar 30% (tiga puluh persen) dari jumlah panitia. b. Tugas dan Fungsi Panitia Pelaksana Panitia Pelaksana mempunyai tugas dan fungsi untuk: 1) melaksanakan proses Musrenbangkel sesuai dengan arahan Panitia Pengarah; 2) mengumumkan secara terbuka jadwal, agenda dan tempat Musrenbangkel paling lambat 4 (empat) hari sebelum kegiatan Musrenbangkel dilaksanakan;

23 20 3) menerima pendaftaran dan atau mengundang peserta Musrenbangkel. B. NARASUMBER 1. Unsur Narasumber Narasumber terdiri dari: Lurah (selaku kepala wilayah dan kepala SKPD), Unsur LPMK, Camat dan aparat kecamatan, Kepala Sekolah, Kepala Puskesmas, Pejabat Instansi yang ada di Kelurahan, LKM, dan LSM. 2. Tugas Narasumber: a. menyampaikan dan memberikan informasi yang perlu diketahui peserta sebagai bahan dalam proses pengambilan keputusan Musrenbangkel, meliputi potensi kelurahan, analisa prioritas permasalahan dan evaluasi pembangunan kelurahan tahun sebelumnya; b. Lurah selain menyampaikan hal yang sebagaimana dimaksud pada huruf a, juga menyampaikan program/kegiatan prioritas dari Rancangan Renja Kelurahan (khususnya kegiatan Urusan Pemerintahan Daerah). C. FASILITASI 1. Pelaksana fungsi fasilitasi adalah Fasilitator yang telah dilatih oleh BAPPEDA dan dibantu pihak-pihak lain yang ditetapkan oleh Lurah. 2. Tugas Fasilitator: a. membantu Panitia Pengarah Musrenbangkel dalam mengarahkan proses musrenbangkel; b. memfasilitasi dan memberikan asistensi kepada masyarakat dan peserta sidang dalam proses pelaksanaan Musrenbangkel; c. membantu kompilasi hasil eksplorasi kebutuhan dasar di tingkat RW dan melaporkannya kepada BAPPEDA; d. melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan musyawarah di tingkat RW; e. melakukan evaluasi terhadap proses pelaksanaan Musrenbangkel dan melaporkannya kepada BAPPEDA; f. Menginformasikan hasil Musrenbangkel kepada masyarakat, jika diperlukan. D. PENDAMPINGAN Pendampingan untuk tahapan pelaksanaan Musrenbang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surakarta, dengan kegiatan antara lain: 1. memberikan asistensi terkait proses Musrenbang;

24 21 2. memberikan penjelasan hal-hal yang diperlukan terkait Prioritas Pembangunan Daerah; 3. melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan Musrenbang. E. PESERTA 1. Peserta Persiapan Musrenbangkel Peserta Persiapan Musrenbangkel terdiri dari unsur: a. Pemerintah Kelurahan; b. Panitia; c. LPMK; d. LKM; e. Perwakilan Pengurus RT/RW; f. Tokoh Masyarakat; g. Tokoh Agama; h. Perwakilan Organisasi Kemasyarakatan tingkat kelurahan (pemuda, perempuan, anak, dan lainnya); i. Pelaku usaha. 2. Peserta Musrenbangkel Peserta musrenbangkel terdiri dari unsur: a. Pemerintah Kelurahan; b. LPMK; c. Pengurus RT dan RW (utusan yang mewakili unsur ini dibekali surat tugas serta berita acara hasil musyawarah perencanaan pembangunan setempat); d. TP PKK; e. Karang Taruna; f. LKM; g. Tokoh Masyarakat/agama; h. Wakil Organisasi Sosial/Kesenian/Olahraga/Kerohanian/ Pemuda/Perempuan dan Organisasi Kemasyarakatan lainnya di Tingkat Kelurahan; i. Wakil Pengurus Forum Anak Kelurahan; j. Pelaku usaha. 3. Keterwakilan unsur perempuan diupayakan sebesar 30% (tiga puluh persen) dari jumlah peserta. F. DELEGASI MUSRENBANGKEL 1. Delegasi Musrenbangkel ke Musrenbangcam, dipilih dalam Musrenbangkel dan disahkan oleh Pimpinan Sidang Pleno sebanyak-banyaknya 7 (tujuh) orang, (diupayakan keterwakilan perempuan sebesar 30% (tiga puluh persen) dari jumlah delegasi), terdiri dari: a. Unsur Pimpinan Sidang Pleno (SC); b. Perwakilan Sidang Komisi;

25 22 c. Ketua Tim Penyempurna Rumusan. 2. Tugas Delegasi Musrenbangkel: a. mewakili Kelurahan dalam Musrenbangcam; b. mengikuti Musrenbangcam; c. menyampaikan Prioritas Kegiatan Pembangunan Kelurahan pada forum Musrenbangcam. G. MEKANISME MUSRENBANGKEL 1. Musyawarah Lingkungan a. Musyawarah RT 1) Musyawarah RT dipimpin oleh Ketua RT. 2) Dalam Musyawarah RT dilakukan kegiatan sebagai berikut: a) mengidentifikasi dan mencatat permasalahan tingkat RT beserta cara pemecahan masalahnya; b) penggalian swadaya masyarakat; c) membuat daftar hadir peserta. 3) Musyawarah RT dilaksanakan pada pertemuan warga tingkat RT, selambat-lambatnya akhir bulan Nopember ) Keluaran (output) dari Musyawarah RT adalah: a) Daftar Permasalahan Tingkat RT (Form I); b) Berita Acara Musyawarah RT yang ditanda tangani oleh Ketua Musyawarah dan perwakilan peserta musyawarah RT sebanyak 2 (dua) orang dengan diketahui Ketua RT. b. Musyawarah RW 1) Musyawarah RW dipimpin oleh Ketua RW. 2) Dalam Musyawarah RW dilakukan kegiatan sebagai berikut: a) Membahas hasil identifikasi permasalahan tingkat RT; b) Melakukan eksplorasi kebutuhan dasar, yang meliputi: Pendidikan (PAUD), Kesehatan (PHBS), Pemukiman dan Sanitasi, Ekonomi Masyarakat, Infrastruktur (Jalan/Saluran), serta Kebudayaan dan Kesenian; c) Merumuskan Daftar Skala Prioritas Tingkat RW sebanyak banyaknya 6 (enam) usulan; d) membuat daftar hadir peserta. 3) Musyawarah RW dilaksanakan pada pertemuan warga tingkat RW, selambat-lambatnya akhir bulan Desember ) Keluaran (output) dari Musyawarah RW adalah: c) Daftar Skala Prioritas Tingkat RW (Form II);

26 23 d) Berita Acara Musyawarah RW yang ditanda tangani oleh Ketua Musyawarah dan perwakilan peserta musyawarah RW sebanyak 2 (dua) orang dengan diketahui Ketua RW. 2. Musyawarah Lembaga Kemasyarakatan (MLK) a. Musyawarah Lembaga Kemasyarakatan di tingkat Kelurahan dipimpin oleh Ketua Kelompok Masyarakat. b. MLK dilaksanakan oleh LPMK, TP PKK, Karang Taruna dan Lembaga Kemasyarakatan Lainnya di tingkat kelurahan, antara lain Forum Anak Kelurahan, Kelompok Keagamaan, Paguyuban Kuliner. c. Dalam Musyawarah Lembaga Kemasyarakatan dilakukan kegiatan sebagai berikut: 1) mengidentifikasi prioritas permasalahan dan potensi pemecahan masalahnya; 2) perumusan Daftar Skala Prioritas Pemangku Kepentingan Pembangunan sesuai kebutuhan utamanya; 3) membuat daftar hadir peserta. d. Musyawarah Lembaga Kemasyarakatan dilaksanakan pada Pertemuan Rutin Kelompok/lembaga, selambat-lambatnya Minggu kedua bulan Desember e. Keluaran (output) dari Musyawarah Lembaga Kemasyarakatan adalah: 1) Daftar Skala Prioritas Pemangku Kepentingan Pembangunan (Form III); 2) Berita Acara Musyawarah Lembaga Kemasyarakatan di tingkat kelurahan ditanda tangani oleh Ketua Musyawarah dan perwakilan peserta musyawarah sebanyak 2 (dua) orang dengan diketahui Ketua Kelompok/Lembaga. 3. Persiapan Musrenbangkel I a. Persiapan Musrenbangkel I dipimpin oleh Lurah bersama LPMK. b. Dalam Persiapan Musrenbangkel I dilakukan kegiatan sebagai berikut: 1) Membentuk Panitia Pengarah dan Panitia Pelaksana Musrenbangkel; 2) Membagi tugas panitia Musrenbangkel; 3) menyusun anggaran Musrenbangkel; 4) menetapkan jadwal, agenda, dan tempat Musrenbangkel. c. Persiapan Musrenbangkel I dilaksanakan selambatlambatnya minggu ke-i bulan Januari 2013;

27 24 d. Panitia Pelaksana mengumpulkan Daftar Skala Prioritas Tingkat RW dan Pemangku Kepentingan Pembangunan (kelompok masyarakat) selambat lambatnya 1 (satu) minggu setelah kepanitiaan terbentuk; e. Keluaran (output) dari Persiapan Musrenbangkel I adalah Kepanitiaan, jadwal, agenda dan tempat Musrenbangkel. 4. Persiapan Musrenbangkel II a. Persiapan Musrenbangkel II dipimpin oleh Panitia Pelaksana. b. Dalam Persiapan Musrenbangkel II dilakukan kegiatan sebagai berikut: 1) menyusun/merevisi konsep tata tertib Musrenbangkel; 2) menyampaikan hasil Evaluasi pelaksanaan pembangunan DPK tahun sebelumnya beserta rekomendasinya secara tertulis oleh Tim Monitoring dan Evaluasi; 3) menyampaikan hasil Evaluasi pelaksanaan tahun sebelumnya dan tahun berkenaan serta perencanaan tahun berikutnya program PNPM Mandiri oleh LKM; 4) mengkompilasi hasil Musyawarah Lingkungan dan Musyawarah Lembaga Kemasyarakatan serta merumuskan sumber pendanaannya; 5) penyusunan Prioritas Musrenbangkel, terdiri dari: a) Rumusan Kegiatan pembangunan untuk diusulkan ke Musrenbangcam dan akan dilaksanakan oleh SKPD termasuk Kelurahan; b) Prioritas Kegiatan pembangunan kelurahan yang akan didanai oleh: (1) Dana Pembangunan Kelurahan (DPK) dan atau swadaya masyarakat; (2) BLM PNPM Mandiri didukung swadaya masyarakat; (3) CSR/Sumber dana lainnya selain dana sebagaimana dimaksud pada angka (1) dan (2). 6) mengumumkan jadwal Musrenbangkel 4 (empat) hari sebelum pelaksanaan; 7) membuka pendaftaran dan atau mengundang calon peserta Musrenbangkel. c. Keluaran (output) dari Persiapan Musrenbangkel II adalah Bahan Musrenbangkel (Isian rencana kegiatan pada: Form IV A, Form IVB, Form IVC dan Form IV D), termasuk didalamnya rancangan kegiatan unggulan Kelurahan. 5. Musrenbangkel a. Musrenbangkel diselenggarakan oleh Panitia Pelaksana.

28 25 b. Penyelenggaraan Musrengbangkel diupayakan dilaksanakan pada waktu dan tempat yang memungkinkan semua peserta dapat terlibat secara optimal. c. Persidangan dalam Musrenbangkel meliputi: Sidang Pleno dan Sidang Komisi. 1) Sidang Pleno I Dalam sidang pleno I dilakukan kegiatan: a) Penetapan Panitia Pengarah sebagai Pimpinan Sidang Pleno; Dalam hal forum Musrenbangkel berkehendak atau sepakat untuk memilih pimpinan sidang secara langsung dari peserta, maka hal tersebut harus disetujui oleh sekurang-kurangnya 50% (lima puluh persen) ditambah 1 (satu) dari jumlah peserta yang hadir. b) Penyampaian tata tertib oleh Pimpinan Sidang Pleno; c) Lurah memaparkan materi sebagai berikut: (1) analisa permasalahan dan potensi kelurahan; (2) Penetapan sasaran pembangunan tahunan Kelurahan; (3) prioritas pembangunan dan Rancangan kegiatan unggulan Kelurahan; (4) Rancangan Renja Kelurahan (khususnya Kegiatan Urusan Pemerintahan Daerah). d) Pembentukan Panitia Pembangunan Kelurahan Tahun 2014; e) Penetapan Tata Cara penyeleksian rumusan kegiatan pembangunan dan DSP kegiatan; f) Pembagian sidang komisi menurut pengelompokan urusan pemerintahan daerah atau pengelompokan SKPD. 2) Sidang Komisi Dalam sidang komisi dilakukan kegiatan, penyusunan, validasi, dan rekapitulasi: 1) DSP kegiatan yang akan didanai dengan alokasi anggaran dalam Dana Pembangunan Kelurahan (DPK), BLM PNPM Mandiri, swadaya masyarakat serta sumber dana lainnya/csr. 2) Rumusan kegiatan pembangunan yang akan diusulkan pada Musrenbangcam untuk ditangani SKPD (termasuk Kelurahan). 3) Sidang Pleno II Dalam sidang pleno II dilakukan kegiatan: a) paparan hasil sidang komisi; b) tanggapan;

29 26 c) penetapan kegiatan unggulan kelurahan; d) pengesahan hasil Sidang Pleno II; e) pembentukan Tim Penyempurna Rumusan; f) penentuan delegasi ke Musrenbangcam sebanyakbanyaknya 7 (tujuh) orang, yang terdiri dari unsur: (1) Pimpinan Sidang Pleno; (2) Perwakilan Sidang Komisi; (3) Ketua Tim Penyempurna Rumusan. g) penetapan dan pengesahan perubahan kegiatan yang bersifat khusus untuk pengalihan alokasi DPK Tahun Anggaran 2013 (mekanisme diatur lebih lanjut dalam Peraturan Walikota tentang Pedoman Teknis Pengelolaan DPK Tahun Anggaran 2013); h) penandatanganan Berita Acara hasil Musrenbangkel, diwakili oleh Pimpinan Sidang Pleno dan Ketua Sidang Komisi; i) penyerahan hasil Musrenbangkel kepada Panitia Pengarah untuk diteruskan kepada Panitia Pelaksana. d. Pimpinan Sidang 1) Pimpinan sidang terdiri dari Pimpinan Sidang Pleno dan Pimpinan Sidang Komisi. 2) Pimpinan Sidang Pleno Pimpinan Sidang pleno adalah Panitia Pengarah, kecuali forum berkehendak/sepakat untuk memilih pimpinan sidang secara langsung dari peserta Musrenbangkel. Pimpinan Sidang Pleno terdiri dari: a) Ketua; b) Sekretaris; c) Anggota. Tugas pimpinan sidang pleno: a) memimpin sidang pleno; b) mengesahkan tata tertib; c) memimpin pemilihan pimpinan sidang komisi; d) mengesahkan hasil keputusan sidang; e) menyerahkan hasil Musrenbangkel kepada panitia Pelaksana; f) menetapkan delegasi Musrenbangkel untuk mengikuti Musrenbangcam; g) menetapkan Tim Penyempurna Rumusan Kegiatan; h) menetapkan Panitia Pembangunan Kelurahan tahun berikutnya yang disahkan berdasarkan Surat Keputusan Kelurahan dan LPMK;

30 27 i) menyusun Berita Acara hasil Musrenbangkel yang minimal memuat daftar prioritas kegiatan yang disepakati dan daftar nama delegasi yang terpilih; j) mengesahkan Berita Acara Musrenbangkel. 3) Pimpinan Sidang Komisi Pimpinan Sidang Komisi terdiri dari: a) Ketua; b) Sekretaris; c) Anggota. Tugas pimpinan sidang komisi: a) memimpin sidang komisi; b) memfasilitasi perumusan dan validasi dalam rangka penyusunan DSP dan rumusan kegiatan pembangunan; c) menetapkan hasil sidang komisi. e. Keluaran (output ) dari Musrenbangkel adalah: 1) Dokumen Rencana Kerja Pembangunan Kelurahan yang berisi: a) Rumusan Kegiatan pembangunan untuk diusulkan ke Musrenbangcam dan akan dilaksanakan oleh SKPD (Form IVA); b) Rancangan Renja Kelurahan (Form IVB); c) DSP kegiatan Pembangunan skala kelurahan yang akan didanai oleh alokasi Dana Pembangunan Kelurahan (DPK) (Form IVC) Termasuk di dalamnya kegiatan unggulan Kelurahan; d) DSP kegiatan Pembangunan skala kelurahan yang akan didanai oleh alokasi BLM PNPM Mandiri (Form IVD); e) Prioritas kegiatan pembangunan kelurahan yang akan diusulkan untuk didanai dengan sumber dana lainnya/csr selain dana sebagaimana dimaksud pada angka 1, 2, 3, dan 4 (Form IV E). 2) Susunan Keanggotaan Panitia Pembangunan Kelurahan Tahun 2014; 3) Daftar delegasi untuk mengikuti Musrenbangcam; 4) Susunan Keanggotaan Tim Penyempurna Rumusan Kegiatan; 5) Jika ada, perubahan kegiatan yang bersifat khusus untuk pengalihan alokasi DPK Tahun Anggaran ) Berita Acara Musrenbangkel. H. PANITIA PEMBANGUNAN KELURAHAN (PPK) Panitia Pembangunan Kelurahan yang akan mengelola kegiatan DPK tahun 2014 ditetapkan dalam sidang pleno I Musrenbangkel,

31 28 terdiri dari Ketua, Sekretaris Bendahara, Seksi Perencana Kegiatan Pembangunan, Seksi Pelaksana Kegiatan Pembangunan, dan Seksi Monitoring Dan Evaluasi Kegiatan Pembangunan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Ketua a. tugas utama Ketua adalah menerima pencairan dan bertanggungjawab atas penggunaan DPK serta melaporkannya kepada Lurah dengan tembusan kepada Camat dan Kepala Bagian Pemerintahan Umum; b. merupakan unsur LPMK atau masyarakat. 2. Sekretaris a. tugas utama sekretaris adalah melaksanakan penatausahaan administrasi untuk mendukung kelancaran kegiatan DPK; b. merupakan unsur masyarakat atau Pemerintah Kelurahan. 3. Bendahara a. tugas utama Bendahara adalah melaksanakan penatausahaan dan bukti sah pendukung pertanggungjawaban keuangan DPK; b. merupakan unsur masyarakat. 4. Seksi Perencana Kegiatan Pembangunan a. tugas utama Seksi Perencana Kegiatan Pembangunan adalah merencanakan kegiatan pembangunan hasil Musrenbangkel tahun 2013 yang akan dibiayai dan dilaksanakan dengan Dana Pembangunan Kelurahan (DPK) dan atau swadaya masyarakat tahun 2014; b. anggota Seksi Perencana Kegiatan Pembangunan terdiri dari unsur: 1) LPMK; 2) Masyarakat; 3) Pemerintah Kelurahan; c. keterwakilan unsur perempuan dalam tim diupayakan sebesar 30% (tiga puluh persen). 5. Seksi Pelaksana Kegiatan Pembangunan a. tugas Seksi Pelaksana Kegiatan Pembangunan antara lain: 3) melaksanakan kegiatan pembangunan hasil Musrenbangkel tahun 2013 yang dibiayai dengan DPK 2014 berdasarkan rencana kegiatan yang ditetapkan oleh Seksi Perencana Kegiatan Pembangunan; 4) melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan pembangunan kepada Lurah. b. anggota Seksi Pelaksana Kegiatan Pembangunan terdiri dari unsur: 1) masyarakat; 2) pemangku Kepentingan Pembangunan Kelurahan.

32 29 c. keterwakilan unsur perempuan dalam tim diupayakan sebesar 30% (tiga puluh persen). 6. Seksi Monitoring Dan Evaluasi Kegiatan Pembangunan a. tugas Seksi Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Pembangunan antara lain: 1) menerima dan menyimpan hasil Musrenbangkel Tahun 2013 sebagai salah satu bahan Monitoring dan Evaluasi DPK Tahun 2014; 2) melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan sejak Perencanaan hingga pelaksanaan DPK Tahun 2014 hasil Musrenbangkel Tahun 2013; 3) mengawasi pelaksanaan kegiatan hasil Musrenbangkel Tahun 2013 yang akan dibiayai dengan Dana Pembangunan Kelurahan (DPK) Tahun 2014, yang rencana kegiatannya ditetapkan oleh Tim Perencana Kegiatan Pembangunan; 4) menilai tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatan hasil Musrenbangkel Tahun 2013 yang akan dibiayai dengan Dana Pembangunan Kelurahan (DPK) Tahun 2014; 5) melaporkan hasil monitoring dan evaluasi kepada Lurah. b. anggota Seksi Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Pembangunan terdiri dari unsur: 1) LPMK; 2) Masyarakat yang telah dilatih Monitoring dan Evaluasi DPK oleh BAPPEDA; 3) Masyarakat yang faham dan memiliki pengalaman dan komptensi dalam pelaksanaan pembangunan Kelurahan; 4) Pemerintah Kelurahan. c. Keterwakilan unsur perempuan dalam tim diupayakan sebesar 30% (tiga puluh persen). 7. Personal yang ditetapkan dalam PPK tidak diperkenankan merangkap jabatan di dalam struktur kepanitiaan tersebut. I. TIM PENYEMPURNA RUMUSAN KEGIATAN 1. Tim Penyempurna Rumusan Kegiatan ditetapkan dalam sidang pleno II Musrenbangkel. 2. Tugas utama Tim Penyempurna Rumusan Kegiatan adalah: a. menyempurnakan rumusan kegiatan pembangunan hasil Musrenbangkel dan DSP meliputi editing bahasa, sinkronisasi kegiatan dan penyempurnaan tata naskah. b. mengirimkan hasil Musrenbangkel ke Kecamatan dan BAPPEDA. 3. Anggota Tim Penyempurna Rumusan Kegiatan terdiri dari unsur: a. Pimpinan Sidang Pleno;

33 30 b. Pimpinan Sidang Komisi; c. LPMK; d. Pemerintah Kelurahan; e. Fasilitator; f. Seksi Perencana Kegiatan Pembangunan; g. LKM. 4. Tugas Tim Penyempurna Rumusan Kegiatan dijalankan pada tahapan Pasca Musrenbangkel. J. KEGIATAN PASCA MUSRENBANGCAM: 1. Penyempurnaan Rumusan Kegiatan Pembangunan hasil Musrenbangkel; 2. Mengirimkan hasil Musrenbangkel kepada Kecamatan dengan tembusan kepada BAPPEDA. K. JADWAL PENYELENGGARAAN Musrenbangkel dilaksanakan selambat-lambatnya pada minggu ke-iii bulan Januari WALIKOTA SURAKARTA, JOKO WIDODO

34 31 LAMPIRAN III : PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 18-A Tahun 2012 TANGGAL : 27 September 2012 TENTANG : PEDOMAN PENYELENGGARAAN DAN PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2013 PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN MUSRENBANGCAM A. ORGANISASI PENYELENGGARA Musrenbangcam diselenggarakan oleh Panitia Ad Hoc yang ditetapkan oleh Camat, pada tahapan Persiapan Pelaksanaan Musrenbang. Panitia Musrenbangcam terdiri dari: 1. Panitia Pengarah (Steering Committee/SC) a. Susunan Keanggotaan Susunan keanggotaan Panitia Pengarah terdiri dari unsur LPMK, unsur Pemerintah Kecamatan dan Fasilitator yang telah dilatih oleh BAPPEDA. Diupayakan keterwakilan perempuan sebesar 30% (tiga puluh persen) dari jumlah panitia. b. Tugas dan Fungsi Panitia Pengarah Panitia Pengarah mempunyai tugas dan fungsi untuk: 1) menyusun jadwal agenda dan tempat Musrenbangcam; 2) mengarahkan proses Musrenbangcam agar pelaksanaannya berjalan lancar dan dapat mencapai sasaran dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku; 3) memimpin Persiapan Musrenbangcam II dan Sidang Pleno Musrenbangcam; 4) merangkum berita acara hasil Musrenbangcam yang sekurang-kurangnya memuat: a) rumusan kegiatan pembangunan yang disepakati; b) daftar delegasi yang akan mengikuti Forum SKPD dan Musrenbangkot. 5) menyampaikan informasi hasil Musrenbangcam kepada anggota DPRD dari wilayah pemilihan kecamatan yang bersangkutan; 6) membantu delegasi kecamatan dalam menjalankan tugasnya di Forum SKPD dan Musrenbangkot. 2. Panitia Pelaksana (Organizing Committee/OC) a. Susunan Keanggotaan Susunan keanggotaan Panitia Pelaksana terdiri dari anggota masyarakat selain yang telah duduk di Tim Pengarah (Steering Committee). Diupayakan keterwakilan perempuan sebesar 30% (tiga puluh persen) dari jumlah anggota panitia.

35 32 b. Tugas dan Fungsi Panitia Pelaksana: 1) Panitia Pelaksana mempunyai tugas dan fungsi untuk melaksanakan Musrenbangcam sesuai dengan arahan Panitia Pengarah; 2) mengumumkan secara terbuka: jadwal, agenda dan tempat Musrenbangcam, paling lambat 4 (empat) hari sebelum kegiatan Musrenbangcam dilaksanakan; 3) menerima pendaftaran dan atau mengundang peserta Musrenbangcam; 4) memimpin pelaksanaan Persiapan Musrenbangcam I. B. NARASUMBER 1. Unsur Narasumber Narasumber terdiri dari: Camat, Kepala Kepolisian Sektor, Komandan Rayon Militer, LSM, LKM, para ahli/profesional yang dibutuhkan, BAPPEDA, perwakilan SKPD kota, kepala cabang SKPD di wilayah kecamatan, dan anggota DPRD yang berasal dari daerah pemilihan kecamatan bersangkutan. 2. Tugas Narasumber: a. menyampaikan dan memberikan informasi yang perlu diketahui peserta sebagai bahan dalam proses pengambilan keputusan hasil Musrenbangcam; b. Camat menyampaikan program/kegiatan prioritas Renja Kecamatan (Khususnya Kegiatan Urusan Pemerintahan Daerah). C. PENDAMPINGAN 1. Pendampingan dilakukan oleh Pemerintah Kota Surakarta. 2. Tugas pendamping antara lain: a. memberikan penjelasan hal-hal yang diperlukan terkait pelaksanaan Musrenbang dan Prioritas Pembangunan Daerah; b. melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan Musrenbang. D. PESERTA 1. Peserta Persiapan Musrenbangcam, terdiri dari unsur: a. Pemerintah Kecamatan; b. Pemerintah Kelurahan; c. BAPPEDA; d. LPMK; e. Perwakilan Organisasi/Komunitas di tingkat Kecamatan; f. Tokoh Masyarakat; g. Tokoh Agama; h. Tokoh Perempuan;

36 33 i. Organisasi Pemuda; j. Fasilitator Kelurahan; k. Forum LKM Kecamatan. 2. Peserta Musrenbangcam, terdiri dari unsur: a. SKPD Pemerintah Kota Surakarta; b. Pejabat struktural Kecamatan; c. Kelurahan; d. LPMK; e. TP PKK Kecamatan; f. Karang Taruna Kecamatan; g. Forum Komunikasi Antar LKM kecamatan; h. Delegasi Kelurahan hasil Musrenbangkel; i. Wakil Organisasi Sosial/Kesenian/Olahraga/Kerohanian/ Pemuda/Perempuan dan Organisasi Kemasyarakatan lainnya Tingkat Kecamatan; j. Wakil Pengurus Forum Anak Kecamatan; k. Fasilitator Kelurahan; l. Pengusaha Tingkat Kecamatan. 3. Keterwakilan perempuan diupayakan sebesar 30% (tiga puluh persen) dari jumlah peserta. E. DELEGASI MUSRENBANGCAM 1. Delegasi Musrenbangcam dipilih dalam Musrenbangcam dan disahkan oleh Pimpinan Sidang Pleno sebanyak-banyaknya 11 (sebelas) orang, diupayakan keterwakilan perempuan sebesar 30% (tiga puluh persen) dari jumlah delegasi. 2. Tugas Delegasi Musrenbangcam: a. mewakili kecamatan di Forum SKPD dan Musrenbangkot; b. memperjuangkan rumusan kegiatan (prioritas) Musrenbangcam dalam forum SKPD; c. mengambil inisiatif untuk membahas perkembangan usulan kecamatan dengan delegasi dari kelurahan dan kelompok masyarakat di tingkat kecamatan; d. mendiskusikan hasil Musrenbangcam dengan anggota DPRD dari daerah pemilihan kecamatan yang bersangkutan. F. MEKANISME MUSRENBANGCAM 1. Persiapan Musrenbangcam, terdiri dari: a. Persiapan Musrenbangcam I, dipimpin oleh Ketua Panitia Pelaksana dan Camat, dengan kegiatan sebagai berikut: 1) pembagian tugas panitia Musrenbangcam; 2) pengumpulan data/materi dari hasil Musrenbangkel; 3) penetapan jadwal, agenda, dan tempat Musrenbangcam; 4) penyusunan rancangan tata tertib Musrenbangcam;

37 34 5) inventarisasi permasalahan tingkat kecamatan. b. Persiapan Musrenbangcam II, dipimpin oleh Panitia Pengarah, dengan kegiatan sebagai berikut: 1) penyusunan rekapitulasi dan kompilasi hasil Musrenbangkel yang dikelompokkan menurut urusan pemerintah daerah untuk disinkronkan dengan Rancangan Awal Renja SKPD; 2) paparan prioritas, kebijakan dan strategi pembangunan tahun berikutnya oleh BAPPEDA; 3) penyampaian Rancangan Awal Renja SKPD tahun berikutnya (dalam bentuk program, khususnya kegiatan Urusan Pemerintahan Daerah) yang telah disetujui Kepala SKPD, 3 (tiga) hari sebelum pelaksanaan Musrenbangcam oleh BAPPEDA. c. Keluaran (output) Persiapan Musrenbangcam adalah Materi Musrenbangcam (Form VA, VB dan VI). 2. Musrenbangcam Musrenbangcam diselenggarakan oleh Panitia Pelaksana dan pelaksanaannya diupayakan pada waktu dan tempat yang memungkinkan semua peserta dapat terlibat secara optimal. Dalam Musrenbangcam dilakukan kegiatan sebagai berikut: a. materi Musrenbangcam disampaikan kepada peserta paling lambat 3 (tiga) hari sebelum pelaksanaan Musrenbangcam. b. persidangan Musrenbangcam terdiri dari Sidang Pleno dan Sidang Komisi. 1) Sidang Pleno I Dalam sidang pleno dilakukan kegiatan sebagai berikut: a) penetapan Panitia Pengarah sebagai Pimpinan Sidang Pleno; Dalam hal forum Musrenbangcam berkehendak/ sepakat untuk memilih pimpinan sidang secara langsung dari peserta, maka hal tersebut harus disetujui oleh sekurang-kurangnya 50% (lima puluh persen) ditambah 1 (satu) dari jumlah peserta yang hadir; b) penyampaian tata tertib oleh Pimpinan Sidang Pleno; c) paparan Camat, meliputi: (1) Prioritas permasalahan tingkat kecamatan; (2) Kegiatan unggulan masing-masing kelurahan; (3) Rancangan Awal Renja Kecamatan (Khususnya Kegiatan Urusan Pemerintahan Daerah). d) pembagian sidang komisi terdiri dari 4 (empat) bidang, sebagai berikut: (1) Bidang Pemerintahan Umum;

38 35 (2) Bidang Ekonomi; (3) Bidang Sosial Budaya; (4) Bidang Infrastruktur. e) pengelompokan SKPD disesuaikan sebagaimana dimaksud pada huruf d) di atas. 2) Sidang Komisi Dalam sidang komisi dilakukan kegiatan sebagai berikut: a) pemilihan Pimpinan Sidang Komisi; b) sinkronisasi dan validasi program/kegiatan yang telah dikompilasi pada Persiapan Musrenbangcam II dengan Prioritas, Kebijakan dan strategi pembangunan kota tahun berikutnya; c) menyusun Daftar Skala Prioritas Permasalahan tingkat kecamatan; d) menyusun Rumusan Kegiatan Pembangunan sesuai urusan pemerintah daerah berdasarkan kriteria dan prioritas yang telah disepakati; e) merekomendasikan Usulan Lintas Bidang; f) perumusan hasil sidang komisi; g) penetapan hasil sidang komisi. 3) Sidang Pleno II Dalam sidang pleno II dilakukan kegiatan: a) paparan hasil sidang komisi; b) tanggapan; c) pengesahan hasil sidang pleno II; d) pembentukan Tim Penyempurna Rumusan; e) penentuan delegasi ke Forum SKPD dan Musrenbangkot sebanyak-banyaknya 11 (sebelas) orang, terdiri dari unsur: (1) Panitia Pengarah; (2) Panitia Pelaksana; (3) Pimpinan Sidang Pleno Musrenbangcam; (4) Perwakilan Sidang Komisi; (5) Tim Penyempurna Rumusan. f) penandatanganan Berita Acara hasil-hasil Musrenbangcam diwakili oleh Pimpinan Sidang Pleno dan Ketua Sidang Komisi; g) penyerahan hasil Musrenbangcam kepada Panitia Pengarah untuk diteruskan kepada Panitia Pelaksana. c. Pimpinan Sidang 1) Pimpinan sidang terdiri dari Pimpinan Sidang Pleno dan Pimpinan Sidang Komisi. 2) Pimpinan Sidang Pleno

39 36 Pimpinan Sidang pleno adalah Panitia Pengarah, kecuali forum berkehendak/sepakat untuk memilih pimpinan sidang secara langsung dari peserta Musrenbangcam. Pimpinan Sidang Pleno terdiri dari: a) Ketua; b) Sekretaris; c) Anggota. Tugas pimpinan sidang pleno: a) memimpin sidang pleno; b) mengesahkan tata tertib; c) mengesahkan hasil keputusan sidang; d) menetapkan Tim Penyempurna Rumusan; e) menetapkan Delegasi Musrenbangcam untuk mengikuti Forum SKPD dan Musrenbangkot; f) menyerahkan hasil Musrenbangcam kepada panitia Musrenbangcam; g) menyusun Berita Acara hasil Musrenbangcam yang memuat Daftar Prioritas kegiatan yang disepakati dan daftar nama delegasi yang terpilih; h) mengesahkan Berita Acara Musrenbangcam; i) menyampaikan Berita Acara hasil Musrenbangcam kepada Camat; j) menyampaikan hasil Musrenbangcam kepada anggota DPRD dari wilayah pemilihan kecamatan yang bersangkutan, sebagai referensi pembahasan Panitia Anggaran DPRD. 3) Pimpinan Sidang Komisi, terdiri dari: a) Ketua; b) Sekretaris; c) Anggota. Tugas pimpinan sidang komisi: a) memimpin sidang komisi; b) memfasilitasi perumusan dan validasi dalam rangka penyusunan Rumusan Kegiatan Pembangunan; c) menetapkan hasil sidang komisi. d. Keluaran (output) Musrenbangcam adalah: 1) prioritas Permasalahan tingkat kecamatan tiap Bidang; 2) rumusan Kegiatan Pembangunan menurut urusan pemerintahan daerah yang telah disinkronkan dengan Prioritas, Kebijakan dan strategi pembangunan kota tahun berikutnya (Form VII); 3) rekapitulisasi kegiatan pembangunan kelurahan di wilayah kecamatan yang akan diusulkan untuk didanai dengan CSR/sumber dana lainnya (Form V B);

40 37 4) daftar nama delegasi kecamatan untuk mengikuti Forum SKPD dan Musrenbangkot; 5) Berita Acara Musrenbangcam. G. KEGIATAN PASCA MUSRENBANGCAM: 1. Penyempurnaan Rumusan Kegiatan Pembangunan hasil Musrenbangcam; 2. Mengirimkan hasil Musrenbangcam kepada BAPPEDA. H. JADWAL PENYELENGGARAAN Musrenbangcam dilaksanakan selambat-lambatnya pada minggu ke-iii bulan Pebruari WALIKOTA SURAKARTA, JOKO WIDODO

41 38 LAMPIRAN IV : PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 18-A Tahun 2012 TANGGAL : 27 September 2012 TENTANG : PEDOMAN PENYELENGGARAAN DAN PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2013 PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN FORUM SKPD A. ORGANISASI PENYELENGGARA Panitia Penyelenggara Forum SKPD ditetapkan oleh Sekretaris Daerah, pada tahapan Persiapan Pelaksanaan Musrenbang. 1. Susunan keanggotaan Panitia Penyelenggara, meliputi: a. Unsur pimpinan SKPD Pemerintah Kota Surakarta; b. BAPPEDA Kota Surakarta. 2. Tugas Panitia: a. merekapitulasi hasil Musrenbangcam dan DKT Tingkat Kota; b. mengumumkan secara terbuka jadwal, agenda pembahasan, dan tempat penyelenggaraan Forum SKPD selambatlambatnya 4 (empat) hari sebelum pelaksanaan; c. membuka pendaftaran dan atau mengundang calon peserta Forum SKPD; d. mempersiapkan bahan/materi dan peralatan serta notulen untuk Forum SKPD; e. bersama SKPD menyusun hasil pemutakhiran rancangan Renja SKPD berdasarkan hasil Musrenbangcam, DKT Tingkat Kota dan Forum SKPD; f. merangkum Berita Acara Forum SKPD yang sekurangkurangnya memuat: 1) prioritas kegiatan yang disepakati; 2) daftar delegasi yang akan mengikuti Musrenbangkot. g. memimpin Sidang Pleno; h. menyampaikan tata tertib persidangan kepada peserta; i. melaporkan kepada Kepala BAPPEDA hasil pemutakhiran rancangan Renja SKPD (khususnya kegiatan Urusan Pemerintahan Daerah). B. NARASUMBER 1. Narasumber Narasumber terdiri dari: Kepala SKPD, pejabat BAPPEDA, Unsur Badan Anggaran DPRD dan Unsur komisi yang terkait dengan masing-masing SKPD, Instansi Vertikal, LSM yang memiliki bidang kerja sesuai dengan fungsi SKPD, ahli/profesional baik dari kalangan praktisi maupun akademisi.

42 39 2. Tugas Narasumber: menyampaikan dan memberikan informasi yang perlu diketahui peserta untuk proses pengambilan keputusan hasil Forum SKPD; 3. Tugas SKPD: a. menyelenggarakan DKT Tingkat Kota sesuai dengan pengelompokan komunitas sektoral dan lembaga/organisasi terkait; b. mengikuti Forum SKPD sampai selesai; c. menyampaikan evaluasi pelaksanaan kegiatan SKPD tahun sebelumnya serta usulan dan perubahan kebijakan Pemerintahan Kota yang belum terealisasi mengacu hasil musrenbang tahun sebelumnya; d. menjelaskan program/kegiatan prioritas sesuai bidang urusan yang menjadi kewenangannya. C. PESERTA Peserta pada tahapan Forum SKPD sebagai berikut: 1. DKT Tingkat Kota, terdiri dari unsur: a. SKPD, kecuali Kelurahan dan Kecamatan; b. Komunitas sektoral dan lembaga/organisasi organisasi yang memiliki keterkaitan langsung dengan kegiatan SKPD. 2. Persiapan Forum SKPD, terdiri dari unsur: a. SKPD di Lingkungan Pemerintah Kota Surakarta; b. Pejabat BAPPEDA. 3. Forum SKPD, terdiri dari unsur: a. DPRD (Pimpinan dan Komisi); b. BAPPEDA Provinsi Jawa Tengah; c. SKPD di Lingkungan Pemerintah Kota Surakarta; d. Delegasi Musrenbangcam; e. Komunitas sektoral dan lembaga/organisasi yang merupakan delegasi DKT Internal; f. Perwakilan Fasilitator Kecamatan; g. Forum Anak tingkat Kecamatan; h. Pelaku usaha. D. DELEGASI FORUM SKPD KE MUSRENBANGKOT 1. Delegasi Forum SKPD yang akan mengikuti Musrenbangkot dipilih dalam Forum SKPD dan disahkan oleh Kepala BAPPEDA. Diupayakan keterwakilan perempuan sebesar 30% (tiga puluh persen) dari jumlah delegasi. 2. Tugas Delegasi Forum SKPD: a. merumuskan Daftar Skala Prioritas dan Rekomendasi Kerangka Regulasi SKPD Hasil Forum SKPD;

43 40 b. memaparkan Hasil Forum SKPD sebagaimana dimaksud huruf a pada Sidang Musrenbangkot; c. mendiskusikan Berita Acara hasil Forum SKPD dengan komisi DPRD yang terkait. E. MEKANISME FORUM SKPD 1. Forum SKPD bertujuan untuk menyusun dan menetapkan Daftar Skala Prioritas kegiatan dalam Rancangan Renja SKPD melalui proses sinkronisasi prioritas pembangunan hasil Musrenbangcam dan hasil DKT, dengan memperhatikan RPJM Daerah, Prioritas Pemerintah Atasan (Pusat dan Provinsi Jawa Tengah), Evaluasi Kinerja SKPD tahun sebelumnya, Pokok- Pokok Pikiran DPRD dan Pagu indikatif pendanaan masingmasing urusan pemerintahan daerah yang akan dituangkan dalam rancangan RKPD 2. DKT Tingkat Kota a. Setiap SKPD di tingkat Kota wajib melakukan DKT Tingkat Kota. b. DKT Tingkat Kota, dipimpin oleh Kepala SKPD masingmasing, dengan kegiatan sebagai berikut: 1) penyampaian hasil DKT Internal komunitas sektoral dan lembaga/organisasi; 2) mengidentifikasi realisasi usulan hasil Musrenbangcam dan hasil DKT Tahun 2012 pada APBD Tahun Anggaran 2013; 3) paparan Rancangan Renja SKPD; 4) verifikasi dan sinkronisasi Rancangan Renja SKPD dan Usulan DKT Internal komunitas sektoral dan lembaga/organisasi; 5) menetapkan Delegasi ke Forum SKPD, meliputi: a) Perwakilan komunitas sektoral sejenis yakni: komunitas Becak, Pasar, PKL, Parkir, Buruh, Difabel sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang, dengan ketentuan 1 (satu) orang mewakili 1 (satu) bidang usulan. b) Perwakilan stakeholders lainnya selain komunitas tersebut pada huruf a masing-masing 2 (dua) orang untuk setiap DKT Tingkat Kota. c. Keluaran (Output): 1) Rumusan Usulan Hasil DKT Tingkat Kota; 2) Rancangan Renja SKPD yang telah memuat Hasil DKT Tingkat Kota; 3) Daftar hasil Musrenbangcam dan DKT Tahun 2012 yang tidak terealisasi dengan alasannya;

44 41 4) Materi sebagaimana dimaksud pada angka 1, 2, dan 3 dikirimkan ke BAPPEDA selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan Forum SKPD; 5) Delegasi DKT Tingkat Kota ke Forum SKPD dan Musrenbangkot. d. Jadwal DKT DKT dilaksanakan selambat-lambatnya pada minggu ke-i bulan Pebruari Persiapan Forum SKPD a. Persiapan Forum SKPD, dipimpin oleh Kepala BAPPEDA, dengan kegiatan sebagai berikut: 1) penetapan tata cara penyelenggaraan Forum SKPD, meliputi: jadwal, tempat, peserta, agenda pembahasan, dan keluaran Forum SKPD yang akan dibahas dalam Musrenbangkot; 2) merekapitulasi realisasi usulan hasil Musrenbangcam dan hasil DKT Tahun 2012 pada APBD Tahun Anggaran 2013; 3) mengidentifikasi dan merekapitulasi rumusan kegiatan pembangunan hasil Musrenbangcam dan hasil DKT; 4) mengumpulkan dan menyusun Rancangan Renja SKPD (khususnya kegiatan Urusan Pemerintahan Daerah) di lingkungan Pemerintah Kota Surakarta yang dipilah menurut sumber dananya. b. Keluaran (output): 1) Rekapitulasi Rumusan Usulan Hasil DKT Tingkat Kota (Form III); 2) Rekapitulasi Rumusan Kegiatan Hasil Musrenbangcam (Form VII); 3) Rancangan Renja (Form VIII); 4) Rekapitulasi daftar hasil Musrenbangcam dan DKT Tahun 2012 yang tidak terealisasi dengan alasannya sebagai bahan musrenbangkot. c. Jadwal Persiapan Forum SKPD Persiapan Forum SKPD dilaksanakan selambat-lambatnya pada minggu ke-ii bulan Pebruari Forum SKPD Dalam Forum SKPD dilakukan kegiatan: a. Persidangan: 1) Sidang Pleno I Dalam sidang pleno dilakukan kegiatan sebagai berikut: a) paparan prioritas kegiatan provinsi oleh pejabat BAPPEDA Provinsi Jawa Tengah; b) penyampaian Pokok-Pokok pikiran DPRD untuk RKPD;

45 42 c) penyampaian tata tertib persidangan; d) penjelasan teknis dan Pembagian Peserta dalam sidang komisi. 2) Sidang Komisi Dalam sidang komisi, yang diawali pembahasan dalam sidang sub komisi, dilakukan kegiatan sebagai berikut: a) paparan SKPD yang meliputi: (1) evaluasi pelaksanaan kegiatan pembangunan tahun sebelumnya serta usulan dan perubahan kebijakan Pemerintahan Kota yang belum terealisasi mengacu hasil musrenbang tahun sebelumnya; (2) analisa permasalahan, kebijakan dan strategi pembangunan tahun berikutnya; (3) Rancangan Renja SKPD yang telah mengakomodir Hasil Musrenbangcam dan DKT Tingkat Kota. b) verifikasi dan sinkronisasi rumusan kegiatan pembangunan hasil Musrenbangcam, hasil DKT, dan pelaku usaha, untuk memastikan Daftar Skala Prioritas kegiatan yang tercantum dalam Rancangan Renja SKPD (khususnya kegiatan Urusan Pemerintahan Daerah); c) sinkronisasi Kebijakan Provinsi Jawa Tengah dan Pokok-Pokok Pikiran DPRD dalam Rancangan Renja SKPD (khususnya kegiatan Urusan Pemerintahan Daerah); d) menyusun rekomendasi untuk kerangka regulasi SKPD; e) perumusan hasil sidang komisi; f) penetapan hasil sidang komisi. 3) Sidang Pleno II Dalam sidang Pleno II dilakukan kegiatan sebagai berikut: a) paparan hasil sidang Komisi; b) tanggapan; c) pengesahan hasil sidang; d) penetapan juru bicara sebanyak 2 (dua) orang untuk setiap Bidang sebagai delegasi Forum SKPD; e) penandatanganan Berita Acara hasil Forum SKPD diwakili oleh Perwakilan DPRD, SKPD dan delegasi Forum SKPD. b. Pimpinan Sidang Pleno 1) Pimpinan sidang adalah Sekretaris Daerah didampingi Kepala BAPPEDA. 2) Tugas pimpinan sidang pleno:

46 43 a) memimpin sidang pleno; b) mengesahkan hasil keputusan sidang; c) menetapkan Delegasi ke Musrenbangkot; d) mengesahkan Berita Acara Forum SKPD; e) menyerahkan hasil Forum SKPD kepada panitia Forum SKPD. c. Pimpinan Sidang Komisi 1) Pimpinan sidang Komisi adalah Kepala SKPD terkait, Kepala Bidang di BAPPEDA, dan perwakilan Pemangku Kepentingan. 2) Pimpinan Sidang Komisi terdiri dari: a) Ketua; b) Sekretaris; c) Anggota. 3) Tugas pimpinan sidang komisi: a) memimpin sidang komisi; b) memfasilitasi perumusan DSP; c) menetapkan hasil sidang komisi; d) menyusun Berita Acara Penyelenggaraan Forum SKPD. d. Hasil keluaran (output) dari Forum SKPD adalah: 1) DSP kegiatan yang disusun dalam rancangan Renja SKPD yang telah memuat Hasil DKT Tingkat Kota dan hasil Musrenbangcam, berdasarkan bidang urusan kewenangan pemerintahan daerah dan menurut sumber pendanaannya, baik dalam kerangka anggaran maupun kerangka regulasi (Form VII dan Form VIII); 2) Berita Acara Forum SKPD; 3) Delegasi ke Musrenbangkot. F. JADWAL FORUM SKPD Forum SKPD dilaksanakan selambat-lambatnya pada minggu ke-i bulan Maret WALIKOTA SURAKARTA, JOKO WIDODO

47 44 LAMPIRAN V : PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 18-A Tahun 2012 TANGGAL : 27 September 2012 TENTANG : PEDOMAN PENYELENGGARAAN DAN PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2013 PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN MUSRENBANGKOT A. ORGANISASI PENYELENGGARA Musrenbangkot diselenggarakan oleh Panitia Ad Hoc yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota Surakarta, pada tahapan Persiapan Pelaksanaan Musrenbang. Panitia Musrenbangkot terdiri dari: 1. Panitia Pengarah (Steering Committee/SC) a. Susunan Keanggotaan Susunan keanggotaan Panitia Pengarah terdiri dari unsur Pemerintah Kota dan Pemangku Kepentingan Pembangunan Pembangunan Tingkat Kota. Diupayakan keterwakilan perempuan minimal 30% (tiga puluh persen) dari jumlah anggota panitia. b. Tugas dan Fungsi Panitia Pengarah Tim Pengarah mempunyai tugas dan fungsi untuk: 1) menyusun jadual dan agenda Musrenbangkot; 2) menyusun rancangan tata tertib Musrenbangkot; 3) merancang tahapan kegiatan yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan Musrenbangkot; 4) menentukan mekanisme Musrenbangkot; 5) membagi tugas Panitia Musrenbangkot; 6) mengumumkan secara terbuka jadwal, agenda pembahasan, dan tempat penyelenggaraan Musrenbangkot selambat-lambatnya 4 (empat) hari sebelum pelaksanaan; 7) mengundang calon peserta Musrenbangkot; 8) memimpin Sidang Pleno Musrenbangkot; 9) mengarahkan proses Musrenbangkot agar pelaksanaannya berjalan lancar dan dapat mencapai sasaran. 2. Panitia Pelaksana (Organizing Committee/OC) a. Keanggotaan Keanggotaan Panitia Pelaksana (OC) terdiri dari unsur Pemerintah Kota Surakarta. b. Tugas dan Fungsi Panitia Pelaksana Panitia Pelaksana mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan Musrenbangkot sesuai dengan arahan Panitia Pengarah.

48 45 B. NARASUMBER 1. Unsur Narasumber Narasumber terdiri dari: SKPD Kota, LSM yang bekerja dalam skala kota, Korkot PNPM, perguruan tinggi, perwakilan BAPPEDA Provinsi, Instansi Vertikal, Tim penyusun RKPD, Tim Anggaran Pemerintah Daerah maupun Pimpinan Badan Anggaran DPRD. 2. Tugas Narasumber: menyampaikan dan memberikan informasi yang perlu diketahui peserta untuk proses pengambilan keputusan hasil Musrenbangkot. C. PESERTA 1. Peserta Persiapan Musrenbangkot Peserta Persiapan Musrenbangkot terdiri dari unsur: a. Pemerintah Kota; b. Tokoh masyarakat; c. Pemangku Kepentingan Pembangunan Tingkat Kota. 2. Peserta Musrenbangkot terdiri dari: Peserta, terdiri dari unsur: a. Delegasi Musrenbangcam; b. Delegasi DKT; c. Delegasi Forum SKPD; d. SKPD di Lingkungan Pemerintah Kota; e. Pemangku Kepentingan Pembangunan lainnya, seperti: 1) LSM; 2) Perguruan Tinggi; 3) Organisasi Kemasyarakatan dan Pemuda; 4) Komunitas Sektoral; 5) Pelaku Usaha; 6) Tokoh Agama; 7) Budayawan; 8) Tokoh Masyarakat; 9) Organisasi Profesi; 10) Organisasi Perempuan; 11) DPRD; 12) Perwakilan Partai Politik; 13) LPMK; 14) TP PKK Kota; 15) Karang Taruna Kota; 16) Forum Komunikasi Antar LKM kota; 17) Perwakilan Fasilitator Kecamatan; 18) Forum Anak tingkat Kota. 3. Proporsi keterwakilan Perempuan diupayakan sebesar 30% (tiga puluh persen) dari jumlah Peserta.

49 46 D. MEKANISME MUSRENBANGKOT 1. Persiapan Musrenbangkot a. Dalam Persiapan Musrenbangkot dilakukan kegiatan: 1) mengumpulkan dan mengkompilasi hasil pemutakhiran Rancangan Renja SKPD; 2) pembagian tugas Panitia Musrenbangkot; 3) penentuan mekanisme/detail teknik Musrenbangkot; 4) perancangan tahapan kegiatan yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan Musrenbangkot; 5) penyusunan rancangan tata tertib Musrenbangkot; 6) merumuskan susunan acara Musrenbangkot; 7) perumusan prioritas permasalahan, kebijakan umum dan strategi pembangunan kota tahun berikutnya oleh BAPPEDA. b. Keluaran (output) dari Persiapan Musrenbangkot adalah Rancangan tata tertib Musrenbangkot serta prioritas umum hasil forum SKPD dan isu strategis/kebijakan pembangunan kota. 2. Musrenbangkot Musrenbangkot diselenggarakan oleh Panitia Pelaksana dan pelaksanaannya diupayakan pada waktu dan tempat yang memungkinkan semua peserta dapat terlibat secara optimal. Pelaksanaan Musrenbangkot meliputi: a. Pembukaan 1) laporan Kepala BAPPEDA; 2) sambutan Ketua DPRD; 3) sambutan Walikota Surakarta dilanjutkan pembukaan. b. Sidang Pleno Sidang pleno dipimpin oleh Panitia Pengarah, dengan kegiatan sebagai berikut: 1) penyampaian susunan acara sidang pleno oleh pimpinan sidang; 2) penyampaian dan pengesahan Tata Tertib; 3) paparan prioritas dan kebijakan pembangunan untuk RKPD Kota Surakarta oleh Kepala BAPPEDA Kota Surakarta; 4) Paparan kebijakan keuangan beserta pagu indikatif Urusan Pemerintahan Daerah tahun berikutnya oleh Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta; 5) Paparan umum hasil Forum SKPD per bidang oleh Juru Bicara Forum SKPD; 6) paparan kebijakan DPK tahun berikutnya oleh Asisten Pemerintahan Sekda Kota Surakarta;

50 47 7) tanggapan forum dalam rangka kompilasi dan penyempurnaan prioritas, kebijakan RKPD dan hasil Forum SKPD serta perumusan isu strategis kota; 8) pengesahan hasil sidang; 9) pembentukan Tim Perumus, dalam rangka menyempurnakan Rancangan awal RKPD; 10) penandatanganan Berita Acara Musrenbangkot oleh Ketua Sidang Pleno, perwakilan per bidang dari Forum SKPD, perwakilan pemerintah kota dan Perwakilan DPRD Kota Surakarta; 11) penyerahan hasil Musrenbangkot kepada Panitia Pelaksana. c. Pimpinan Sidang 1) Pimpinan sidang dilaksanakan oleh Panitia Pengarah. 2) Pimpinan Sidang Pleno Pimpinan Sidang Pleno terdiri dari: a) Ketua; b) Sekretaris; c) Anggota. 3) Tugas pimpinan sidang pleno: a) memimpin sidang pleno; b) menyampaikan dan mengesahkan tata tertib persidangan; c) mengesahkan hasil keputusan sidang; d) menetapkan Tim Perumus; e) menyerahkan hasil Musrenbangkot kepada Pemerintah Kota. d. Keluaran (output) Musrenbangkot adalah: 1) kompilasi dan penyempurnaan prioritas pembangunan daerah berdasar urusan pemerintahan daerah serta isu strategis kota dan pemilahan Prioritas kegiatan menurut sumber pendanaannya (APBD Kota, APBD Provinsi dan APBN); 2) rancangan program/kegiatan RKPD; 3) rancangan kebijakan alokasi DPK tahun berikutnya. e. Dokumen keluaran Musrenbangkot, oleh Pemerintah Kota disampaikan kepada: 1) DPRD Kota; 2) SKPD; 3) Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD); 4) LPMK se-kota Surakarta; 5) Delegasi DKT. f. Informasi keluaran Musrenbangkot disampaikan kepada masyarakat melalui Kelurahan dan LPMK.

51 48 3. PASCA MUSRENBANGKOT Kegiatan Pasca Musrenbangkot meliputi: a. penyempurnaan rumusan hasil Musrenbangkot; b. menginformasikan hasil Musrenbangkot. E. JADWAL PELAKSANAAN Musrenbangkot dilaksanakan selambat-lambatnya pada minggu ke-iii bulan Maret. WALIKOTA SURAKARTA, JOKO WIDODO

52 LAMPIRAN VI : PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 18-A Tahun 2012 TANGGAL : 27 September 2012 BAGAN MEKANISME PERSIAPAN PELAKSANAAN MUSRENBANG KEGIATAN 1. Sosialisasi ketentuan peraturan perundang-undangan, kebijakan, dan teknis pelaksanaan kegiatan oleh Bappeda untuk ditindaklanjuti oleh masyarakat; 2. Penyampaian Surat Edaran Kepala Bappeda kepada SKPD dan Pemangku Kepentingan Pembangunan tentang persiapan pelaksanaan Musrenbang, selambat-lambatnya minggu ke-iv bulan Oktober 2012; 3. Penyampaian Surat Edaran Lurah kepada RT/RW/Pemangku Kepentingan Pembangunan Kelurahan tentang pelaksanaan Musling dan MLK yang selambat-lambatnya harus sudah diselenggarakan pada minggu ke-i bulan Nopember 2012; 4. Penyampaian Surat Edaran Kepala Bappeda kepada Lurah, Camat dan LPMK tentang Prioritas Pembangunan serta arahan kegiatan tahun berikutnya, selambat-lambatnya minggu ke-ii bulan Desember 2012; 5. Pembentukan Panitia Musrenbang (Panitia Pengarah dan Panitia Pelaksana) pada masing-masing tingkatan sebelum pelaksanaan tahapan Musrenbang. 6. Penyusunan Rancangan Awal Renja SKPD oleh masing-masing SKPD, mengacu pada Renstra SKPD; 7. Pengiriman Rancangan Awal Renja SKPD sebagaimana dimaksud pada angka 6 (enam) kepada Bappeda, sebagai bahan Musrenbangcam selambat-lambatnya akhir bulan Januari 2013; 8. Identifikasi komunitas sektoral dan lembaga/organisasi sesuai jenis kegiatan dan spesifikasinya yang memiliki keterkaitan langsung dengan kegiatan SKPD, dilakukan masing-masing SKPD kecuali Kecamatan dan Kelurahan, selambat-lambatnya akhir bulan Desember 2012; 9. Pengiriman hasil identifikasi komunitas sektoral dan lembaga/organisasi sesuai pengelompokan sebagaimana dimaksud pada angka 8 (delapan), dilakukan masing-masing SKPD kepada Bappeda selambat-lambatnya minggu ke-i bulan Januari 2013; 10. Penyampaian Surat Edaran Kepala SKPD kepada Pemangku Kepentingan Pembangunannya oleh masingmasing SKPD dengan tembusan Kepala Bappeda tentang pelaksanaan DKT Internal komunitas sektoral dan lembaga/organisasi selambat-lambatnya akhir bulan Desember 2012; 11. DKT Internal komunitas sektoral dan lembaga/organisasi menurut pengelompokan sebagaimana dimaksud pada angka 8 (delapan), untuk merumuskan dan menyiapkan usulan kegiatannya selambat-lambatnya minggu ke-ii bulan Januari 2013; 12. Komunitas sektoral mengirimkan dan atau mengkoordinasikan hasil DKT sebagaimana dimaksud pada angka 11 (sebelas) kepada SKPD pelaksana terkait, dengan tembusan kepada Bappeda, selambat-lambatnya minggu ke-ii bulan Januari OUT PUT 1. Jadwal Pelaksanaan Musrenbang pada setiap tingkatan; 2. Panitia Musrenbang (SC/OC) pada setiap tingkatan; 3. Panitia Forum SKPD; 4. Rancangan awal Renja SKPD sebagai bahan Musrenbangcam dan DKT Tingkat Kota; 5. Usulan kegiatan komunitas sektoral dan lembaga/organisasi hasil DKT internal. 49

53 LAMPIRAN VII : PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 18-A Tahun 2012 TANGGAL : 27 September 2012 BAGAN MEKANISME MUSRENBANGKEL SIDANG PLENO I 1. Penetapan Panitia Pengarah sebagai Pimpinan; 2. Penyampaian Tata Tertib; 3. Paparan Kepala Kelurahan; 4. Pembentukan Panitia Pembangunan Kelurahan; 5. Penetapan tata cara penyeleksian prioritas; 6. Pembagian sidang komisi. OUTPUT 1. Rumusan Kegiatan Pembangunan (Form IVA); 2. Renja SKPD Kelurahan (Form IVB); 3. DSP Kegiatan DPK serta kegiatan unggulan (Form IVC); 4. DSP Kegiatan PNPM Mandiri (Form IV D); 5. Daftar kegiatan untuk sumber dana lainnya (Form IV E); 6. Daftar Delegasi Ke Musrenbangcam; 7. Tim Penyempurna Rumusan; 8. Panitia Pembangunan Kelurahan; 9. Rekomendasi. MUSYAWARAH LINGKUNGAN MUSYAWARAH RT 1. Mengidentifikasi dan mencatat permasalahan tingkat RT beserta cara pemecahan masalahnya; 2. Melakukan penggalian swadaya masyarakat; 3. Membuat daftar hadir peserta. MUSYAWARAH RW 1. Membahas hasil identifikasi permasalahan tingkat RT; 2. Melakukan eksplorasi kebutuhan dasar, yang meliputi : Pendidikan (PAUD), Kesehatan (PHBS), Pemukiman dan Sanitasi, Ekonomi Masyarakat, Infrastruktur (Jalan/Saluran), serta Kebudayaan dan Kesenian; 3. Merumuskan Daftar Skala Prioritas Tingkat RW sebanyak banyaknya 6 (enam) usulan; 4. Membuat daftar hadir peserta. MUSRENBANGKEL OUTPUT Daftar Permasalaha n Tingkat RT (Form I) OUTPUT Daftar Skala Prioritas Tingkat RW (Form II) SIDANG KOMISI 1. Penyusunan, validasi dan rekapitulasi DSP kegiatan SKPD Kelurahan, BLM PNPM Mandiri, swadaya masyarakat serta sumber dana lain/csr; 2. Rumusan kegiatan pembangunan yang akan diusulkan ke Musrenbangcam. SIDANG PLENO II 1. Paparan hasil sidang komisi; 2. Tanggapan; 3. Penetapan kegiatan unggulan kelurahan; 4. Pengesahan hasil Sidang Pleno II; 5. Pembentukan Tim Penyempurna Rumusan; 6. Penentuan Delegasi ke Musrenbangcam; 7. penetapan dan pengesahan perubahan kegiatan yang bersifat khusus untuk pengalihan alokasi DPK Tahun Anggaran Penandatanganan BA. Hasil Musrenbangkel; 9. Penyerahan hasil Musrenbangkel kepada Panitia Pengarah untuk diteruskan kepada Panitia Pelaksana. MUSYAWARAH LEMBAGA KEMASYARAKATAN (MLK) 1. Mengidentifikasi prioritas permasalahan dan potensi pemecahan masalahnya; 2. perumusan Daftar Skala Prioritas Pemangku Kepentingan Pembangunan sesuai kebutuhan utamanya 3. Membuat daftar hadir peserta. OUTPUT Daftar Skala Prioritas Pemangku Kepentingan (Form III) OUTPUT Bahan Musrenbangkel (Form IVA, IVB, IVC dan IVD) PASCA MUSRENBANGKEL 1. Penyempurnaan rumusan Rumusan Kegiatan Pembangunan & DSP; 2. Pengiriman Hasil Musrenbangkel ke Kecamatan & Bappeda PERSIAPAN MUSRENBANGKEL I 1. Membagi tugas panitia Musrenbangkel; 2. Menyusun anggaran Musrenbangkel; 3. Mengumpulkan Daftar Skala Prioritas Tingkat RW dan Pemangku Kepentingan Pembangunan (kelompok masyarakat); 4. Menetapkan jadwal, agenda dan tempat Musrenbangkel. PERSIAPAN MUSRENBANGKEL II 1. Menyusun/merevisi konsep tata tertib Musrenbangkel; 2. menyampaikan hasil Evaluasi pelaksanaan pembangunan DPK tahun sebelumnya beserta rekomendasinya secara tertulis oleh Tim Monitoring dan Evaluasi; 3. Menyampaikan hasil Evaluasi pelaksanaan tahun sebelumnya dan tahun berkenaan serta perencanaan tahun berikutnya program PNPM Mandiri oleh LKM; 4. Mengkompilasi hasil Musyawarah Lingkungan dan Musyawarah Lembaga Kemasyarakatan serta merumuskan sumber pendanaannya; 5. Penyusunan Prioritas Musrenbangkel; 6. Mengumumkan jadwal Musrenbangkel 4 (empat) hari sebelum pelaksanaan; 7. Membuka pendaftaran dan atau mengundang calon peserta Musrenbangkel. 50

54 BAGAN MEKANISME MUSRENBANGCAM LAMPIRAN VIII : PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 18-A Tahun 2012 TANGGAL : 27 September 2012 PERSIAPAN MUSRENBANGCAM 1. Persiapan Musrenbangcam I a. Pembagian tugas panitia Musrenbangcam; b. Pengumpulan data/materi dari hasil Musrenbangkel; c. Penetapan jadwal, agenda, dan tempat Musrenbangcam; d. Penyusunan rancangan Tata Tertib Musrenbangcam; e. Inventarisasi permasalahan tingkat kecamatan. 2. Persipan Musrenbangcam II a. Penyusunan rekapitulasi dan kompilasi hasil Musrenbangkel yang dikelompokkan menurut urusan pemerintah daerah untuk disinkronkan dengan Rancangan Awal Renja SKPD; b. Paparan prioritas, kebijakan dan strategi pembangunan tahun berikutnya oleh Bappeda; c. Penyampaian Rancangan Awal Renja SKPD tahun berikutnya. OUTPUT Materi Musrenbangcam (Form VA, Form VB dan Form VI) SIDANG PLENO I 1. Penetapan Panitia Pengarah sebagai pimpinan Sidang Pleno; 2. Penyampaian tata tertib; 3. Paparan Camat; 4. Pembagian sidang komisi (4 bidang, meliputi : pemerintahan umum, ekonomi, sosial budaya dan infrastruktur); 5. Pengelompokan SKPD disesuaikan sebagaimana dimaksud pada angka 4 di atas. OUTPUT 1. Prioritas permasalahan tingkat kecamatan tiap bidang; 2. Form VII; 3. Form VB; 4. Rancangan Renja SKPD Kecamatan; 5. Delegasi ke Forum SKPD & Musrenbangkot; 6. BA. Musrenbangcam. MUSRENBANGCAM SIDANG KOMISI 1. Pemilihan Pimpinan Sidang Komisi; 2. Sinkronisasi dan validasi program/kegiatan yang telah dikompilasi pada persiapan Musrenbangcam II; 3. Menyusunan DSP Permasalahan tingkat kecamatan; 4. Menyusun rumusan kegiatan pembangunan sesuai urusan pemerintah daerah; 5. Merekomendasikan Usulan Lintas Bidang; 6. Perumusan hasil sidang komisi; 7. Penetapan hasil sidang komisi. SIDANG PLENO II 1. Paparan hasil sidang komisi; 2. Tanggapan; 3. Pengesahan hasil sidang pleno II; 4. Pembentukan Tim Penyempurna Rumusan; 5. Penentuan delegasi ke Forum SKPD dan Musrenbangkot sebanyak-banyaknya 11 orang; 6. Penandatanganan Berita Acara hasil Musrenbangcam; 7. Penyerahan hasil Musrenbangcam kepada Panitia Pengarah diteruskan kepada panitia pelaksana. PASCA MUSRENBANGCAM 1. Penyempurnaan Rumusan Kegiatan Pembangunan; 2. Mengirimkan hasil Musrenbangcam ke Bappeda. 51

55 BAGAN MEKANISME FORUM SKPD LAMPIRAN IX : PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 18-A Tahun 2012 TANGGAL : 27 September 2012 DKT TINGKAT KOTA 1. SKPD wajib melaksanakan DKT Tingkat Kota; 2. Penyampaian hasil DKT internal komunitas sektoral/lembaga atau organisasi; 3. mengidentifikasi realisasi usulan hasil Musrenbangcam dan hasil DKT Tahun 2012 pada APBD Tahun Anggaran Paparan Rancangan Renja SKPD; 5. Verifikasi dan Sinkronisasi Rancangan Renja SKPD dan Usulan DKT internal komunitas sektoral/lembaga atau organisasi; 6. Penetapan delegasi ke forum SKPD. OUTPUT 1. Rumusan usulan hasil DKT tingkat Kota; 2. Rancangan Renja SKPD yang telah memuat hasil DKT tingkat kota; 3. Daftar hasil Musrenbangcam dan DKT Tahun 2012 yang tidak terealisasi dengan alasannya 4. Delegasi DKT tingkat kota ke Forum SKPD dan Musrenbangkot Persiapan Forum SKPD 1. Penetapan tata cara penyelenggaraan Forum SKPD; 2. merekapitulasi realisasi usulan hasil Musrenbangcam dan hasil DKT Tahun 2012 pada APBD Tahun Anggaran Mengidentifikasi dan rekapitulasi rumusan kegiatan pembangunan hasil Musrenbangcam dan hasil DKT; 4. Pengumpulan dan penyusunan Rancangan Renja SKPD. FORUM SKPD SIDANG PLENO I 1. Paparan prioritas kegiatan provinsi oleh Pejabat Bappeda Provinsi Jateng; 2. Penyampaian pokok-pokok pikiran DPRD untuk RKPD; 3. Penyampaian tata tertib persidangan; 4. Penjelasan teknis dan pembagian peserta dalam sidang komisi. SIDANG KOMISI 1. Paparan SKPD; 2. Verifikasi dan sinkronisasi prioritas hasil Musrenbangcam, hasil DKT dan pelaku usaha untuk memastikan DSP program/kegiatan dalam Rancangan Renja SKPD; 3. Sinkronisasi kebijakan Provinsi Jateng dan Pokok-Pokok pikiran DPRD dalam Rancangan Renja SKPD; 4. Penyusunan rekomendasi untuk kerangka regulasi SKPD; 5. Perumusan hasil sidang komisi; 6. Penetapan hasil sidang komisi. SIDANG PLENO II 1. Paparan hasil sidang komisi; 2. Tanggapan; 3. Pengesahan hasil sidang; 4. Penetapan Juru Bicara Ke Musrenbangkot sebanyak 2 orang untuk setiap bidang; 5. Penandatanganan Berita Acara hasil Forum SKPD oleh perwakilan DPRD, SKPD dan delegasi Forum SKPD. OUTPUT 1. DSP kegiatan dalam Rancangan Renja SKPD; 2. BA. Forum SKPD; 3. Delegasi ke Musrenbangkot. OUTPUT 1. Bahan Forum SKPD (Form III, Form VII, Form VIII) 2. Rekapitulasi daftar hasil Musrenbangcam dan DKT Tahun 2012 yang tidak terealisasi dengan alasannya sebagai bahan musrenbangkot 52

56 LAMPIRAN X : PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 18-A Tahun 2012 TANGGAL : 27 September 2012 BAGAN MEKANISME MUSRENBANGKOT PERSIAPAN MUSRENBANGKOT Kegiatan 1. Pengumpulan dan kompilasi hasil pemuktahiran Rancangan Renja SKPD; 2. Pembagian tugas Panitia Musrenbangkot; 3. Penentuan mekanisme/detail teknik Musrenbangkot; 4. Perancangan tahapan kegiatan yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan Musrenbangkot; 5. Menyusun Tata Tertib Musrenbangkot; 6. Merumuskan susunan acara Musrenbangkot; 7. Perumusan prioritas permasalahan, kebijakan umum dan strategi pembangunan kota tahun berikutnya. OUTPUT 1. Rancangan tata tertib Musrenbangkot; 2. Prioritas Umum hasil Forum SKPD; 3. Isu strategis/kebijakan pembangunan kota. MUSRENBANGKOT Kegiatan 1. Pembukaan, meliputi : Laporan Kepala Bappeda, Sambutan Ketua DPRD dan Sambutan Walikota Surakarta); 2. SIDANG PLENO Sidang Pleno dipimpin oleh Panitia pengarah dengan kegiatan sebagai berikut: a. Penyampaian susunan acara Sidang Pleno oleh pimpinan sidang; b. Penyampaian dan pengesahan Tata Tertib; c. Paparan prioritas dan kebijakan pembangunan untuk RKPD oleh Kepala BAPPEDA; d. Paparan kebijakan Keuangan beserta pagu indikatif UPD tahun berikutnya oleh Kepala DPPKA; e. Paparan umum hasil Forum SKPD per bidang oleh Juru Bicara Forum SKPD; f. Paparan kebijakan DPK tahun berikutnya oleh Asisten Pemerintahan Sekda Kota Surakarta; g. Tanggapan forum dalam rangka kompilasi dan penyempurnaan prioritas, kebijakan RKPD dan hasil Forum SKPD serta perumusan isu strategis kota; h. Pengesahan hasil sidang; i. Pembentukan Tim Perumus, dalam rangka menyempurnakan Rancangan Awal RKPD; j. Penandatanganan Berita Acara Musrenbangkot oleh Ketua Sidang Pleno, perwakilan per bidang dari Forum SKPD, perwakilan pemerintah kota dan Perwakilan DPRD Kota Surakarta; k. Penyerahan hasil sidang Musrenbangkot kepada Panitia Pelaksana. Pasca Musrenbangkot 1. Penyempurnaan rumusan hasil Musrenbangkot; 2. Menginformasikan hasil Musrenbangkot. OUTPUT 1. Kompilasi dan penyempurnaan prioritas pembangunan daerah berdasar urusan pemerintah daerah serta isu strategis kota dan pemilahan prioritas kegiatan menurut sumber pendanaan (APBD kota/provinsi, APBN); 2. Rancangan program/kegiatan RKPD; 3. Rancangan kebijakan alokasi DPK tahun berikutnya. 53

57 JADWAL PROSES PERENCANAAN TAHUNAN DAERAH (UU 25/ PERMENDAGRI 13/ PERMENDAGRI 54/2010) NO URAIAN KEGIATAN NOV DES JAN PEB MAR APRIL MEI JUNI JULI AGST SEPT OKT NOV DES KET. PERSIAPAN MUSRENBANG 1 RANCANGAN AWAL RKPD MUSYAWARAH RT MUSYAWARAH RW MUSYAWARAH LEMBAGA KEMASYARAKATAN TK. KELURAHAN 2 PERSIAPAN MUSRENBANGKEL 1 PERSIAPAN MUSRENBANGKEL 2 MUSRENBANGKEL PASCA MUSRENBANGKEL PERSIAPAN MUSRENBANGCAM 1 PERSIAPAN MUSRENBANGCAM 2 3 MUSRENBANGCAM PASCA MUSRENBANGCAM DISKUSI KELOMPOK TERBATAS TK. KOTA 4 PERSIAPAN FORUM SKPD FORUM SKPD PERSIAPAN MUSRENBANGKOT 5 MUSRENBANGKOT RUMUSAN HASIL MUSRENBANGKOT 6 PENETAPAN RKPD 7 KUA & PPAS 8 RKA SKPD 9 PENYAMPAIAN RAPERDA APBD 10 KEPUTUSAN BERSAMA RAPBD 11 EVALUASI RAPBD 12 APBD KUA-P 13 PPAS-P 14 PENYAMPAIAN RAPERDA APBDP 15 KEPUTUSAN BERSAMA RAPBDP 16 EVALUASI RAPBDP 17 APBDP KETERANGAN: = PERENCANAAN TAHUN DEPAN = PERUBAHAN PERENCANAAN TAHUN 54

58 ALUR FORM MUSRENBANG Persiapan Panitia Musrenbangkel Tim Penyempurna RT RW Musrenbangkel I & II Musrenbangkel FORM I FORM II Panitia FORM IVA FORM IVA Hasil Musrenbangkel FORM II + FORM III FORM IVB FORM IVB FORM IVA MLK Rancangan Usulan FORM IVC FORM IVC FORM IVB FORM III FORM IVA, IVB, IV, & IVD FORM IVD FORM IVD FORM IVC FORM IVE FORM IVE FORM IVD FORM IVE DKT INTERNAL DKT TK. KOTA KELP. SEKTORAL SKPD & SEKTORAL FORM III FORM III Ranc. RENJA (F.VIII) PERSIAPAN Panitia Persiapan FORUM SKPD FORUM SKPD Musrenbangcam Tim Musrenbangcam I & II Musrenbangcam BAPPEDA BAPPEDA BAPPEDA Penyempurna Panitia FORM VIII FORM VII Hasil Musrenbangcam FORM VI FORM VI FORM IVA + FORM IVE Rancangan RENJA FORM VB FORM VII FORM VII FORM VA + FORM VB (FORM VIII) FORM VII Ranc. DSP (FORM VI) FORM III Persiapan MUSRENBANGKOT BAPPEDA FORM VIII Rancangan isian FORM IX MUSRENBANGKOT BAPPEDA FORM IX FORM X BAPPEDA FORM IVA, FORM IVB, FORM IVC, FORM IVD, & FORM IV E 55

59 FORM I DAFTAR PERMASALAHAN TINGKAT RT TAHUN 2013 RT : 03 RW : XI KELURAHAN : PAJANG CONTOH NO PERMASALAHAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH VOLUME SATUAN Rusaknya jalan kampung Perbaikan jalan 500 m 2 Minimnya fasilitas bimbingan belajar Pembangunan Fasilitas belajar di kampung 1 unit 3 Kuarangnya Akses permodalan tanpa Pemberian Modal 2 usaha 4 dst Surakarta, Nopember KETUA RT 03 / RW XI Cara Pengisian : Kolom 1 Kolom 2 Kolom 3 Kolom 4 Kolom 5 cukup jelas diisi dengan permasalahan yang penting untuk ditangani. Masalah adalah kesenjangan antara hal yang diharapkan dengan keadaan yang senyatanya atau hal yang tidak diharapkan. Cara penulisannya bisa dimulai dengan kata : kurangnya, rendahnya..., menurunnya, belum..., tidak.., banyaknya tingginya atau menggambarkan diisi dengan alternatif pemecahan masalah yang diharapkan. diisi dengan volume atau besaran/ jumlah sasaran pemecahan masalah. diisi dengan satuan dari volume ( ) 56

60 FORM II RUMUSAN KEGIATAN PEMBANGUNAN (PRIORITAS) TINGKAT RW TAHUN 2013 KELURAHAN : LOKASI ALTERNATIF USULAN KEGIATAN ANGGARAN (Rp) PRIORITAS NO PEMECAHAN VOLUME SATUAN CSR/SUM APBD PERMASALAHAN RT FISIK NON FISIK DPK PNPM SWADAYA BER DANA KELURAHA JUMLAH MASALAH SKPD KOTA LAIN N = Rusaknya jalan kampung Perbaikan jalan Betonisasi jalan 950 x 3 m Minimnya fasilitas bimbingan belajar Pembangunan Fasilitas belajar di Pembangunan Taman cerdas 1 unit Kuarangnya Akses permodalan tanpa agunan kampung Pemberian Modal Bantuan Modal bergulir 4 dst Rp Surakarta, Desember 2012 KETUA RW XI Cara Pengisian : Kolom 1 Kolom 2 Kolom 3 Kolom 4 Kolom 5 dan 6 Kolom 7 Kolom 8 Kolom 9 Kolom 10 Kolom 11 Kolom 12 Kolom 13 Kolom 14 Kolom 15 ( ) cukup jelas diisi dengan permasalahan yang penting untuk ditangani. Masalah adalah kesenjangan antara hal yang diharapkan dengan keadaan yang senyatanya atau hal yang tidak diharapkan. Cara penulisannya bisa dimulai dengan kata : kurangnya, rendahnya..., menurunnya, belum..., tidak.., banyaknya tingginya atau cukup jelas. diisi dengan alternatif pemecahan masalah yang diharapkan. diisi dengan kegiatan yang akan dilakukan untuk memecahkan/menangani masalah, dengan melakukan eksplorasi kebutuhan dasar, sebanyak - banyaknya 6 (enam) usula diisi dengan volume atau besaran/ jumlah sasaran kegiatan untuk usulan kegiatan diisi dengan satuan dari volume diisi dengan besarnya Dana Pembangunan Kelurahan (DPK) yang akan digunakan untuk melaksanakan kegiatan diisi dengan besarnya dana BLM PNPM Mandiri yang akan digunakan untuk melaksanakan kegiatan. diisi dengan besarnya dana kemampuan masyarakat dalam berswadaya. diisi dengan besarnya dana CSR/sumber dana lain yang akan digunakan untuk melaksanakan kegiatan. diisi dengan besarnya dana SKPD Kelurahan, sesuai Kewenangannya diisi dengan besarnya dana jika kegiatan diusulkan untuk ditangani oleh SKPD Tingkat Kota, melalui proses Musrenbangcam diisi dengan jumlah biaya yang dibutuhkan 57

61 FORM III DAFTAR SKALA PRIORITAS PEMANGKU KEPENTINGAN PEMBANGUNAN TAHUN 2013 LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN :.. CONTOH No POTENSI USULAN KEGIATAN ANGGARAN (Rp) PRIORITAS VOLUM PEMECAHAN SATUAN APBD PERMASALAHAN FISIK NON FISIK E DPK PNPM CSR/SL KELURA SKPD MASALAH HAN KOTA JUMLAH Kurangnya modal usaha Simpan Pinjam RW Bantuan Modal bergulir 10 Pedagang Belum adanya tempat berdagang Lahan kosong Pengembangan tempat usaha informal 10 Pedagang mandiri Surakarta, Desember 2012 Cara Pengisian : 1 Kolom 1 cukup jelas 2 Kolom 2 diisi dengan permasalahan yang penting untuk ditangani. Masalah adalah kesenjangan antara hal yang diharapkan dengan keadaan yang senyatanya atau hal yang tidak diharapkan. Cara penulisannya bisa dimulai dengan kata : kurangnya, rendahnya..., menurunnya, belum..., tidak.., banyaknya tingginya atau menggambarkan keadaan negatif. 3 Kolom 3 diisi dengan data potensi yang ada di kota yang bersifat spesifik, mempunyai asas manfaat, digunakan orang banyak dan harus bisa digunakan atau ada hubungannya untuk memecahkan masalah. 4 Kolom 4 dan 5 diisi dengan kegiatan yang akan dilakukan untuk memecahkan/menangani masalah berdasarkan potensi yang ada. 5 Kolom 6 diisi dengan volume atau besaran/jumlah sasaran kegiatan untuk usulan kegiatan, bukan besarnya dana. 6 Kolom 7 diisi dengan satuan dari volume KETUA LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN ( ) Kolom 8 diisi dengan besarnya Dana Pembangunan Kelurahan (DPK) yang akan digunakan untuk melaksanakan kegiatan Kolom 9 diisi dengan besarnya dana BLM PNPM Mandiri yang akan digunakan untuk melaksanakan kegiatan. Kolom 10 diisi dengan besarnya dana CSR/sumber dana lain yang akan digunakan untuk melaksanakan kegiatan. Kolom 11 diisi dengan besarnya dana SKPD Kelurahan, sesuai Kewenangannya Kolom 12 diisi dengan besarnya dana jika kegiatan diusulkan untuk ditangani oleh SKPD Tingkat Kota, melalui proses Musrenbangcam Kolom 13 diisi dengan besarnya biaya yang akan diperlukan untuk melakukan kegiatan yang diusulkan. 58

62 FORM III RUMUSAN KEGIATAN PEMBANGUNAN (PRIORITAS) KELOMPOK SOSIAL/SEKTORAL TAHUN 2013 KELOMPOK SOSIAL : Jarpuk Ngudi Lestari CONTOH No PRIORITAS POTENSI USULAN KEGIATAN OPERASIONAL VOLUME JUMLAH PERMASALAHAN PEMECAHAN FISIK NON FISIK BIAYA (Rp) SKPD Keterbatasan kemampuan LKP (Lembaga Bantuan permodalan LKP untuk 1 Organisasi Dinkop dan permodalan dalam Simpan Pinjam Keuangan Perempuan) pengembangan usaha bagi anggota kelompok UMKM 2 Keterbatasan ketrampilan usaha lanjutan 19 kelompok (523 PUK/anggota) Pelatihan ketrampilan : Handycraf : ramah lingkungan. Teknologi Pangan : Olahan bahan lokal dan modifikasi aneka 2 orang untuk 19 kelompok (523 PUK/anggota) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi 3 Tidak tersedianya tempat yang menetap untuk kesekretariatan 1 Organisasi 23 kelompok 523 anggota Bantuan Gedung kosong asset negara 1 unit DPPKA Surakarta, Januari 2013 KETUA KELOMPOK SOSIAL Cara Pengisian : 1 Kolom 1 cukup jelas 2 Kolom 2 diisi dengan permasalahan yang betul-betul penting untuk ditangani. Masalah adalah kesenjangan antara hal yang diharapkan dengan keadaan yang senyatanya atau hal yang tidak diharapkan. Cara penulisannya bisa dimulai dengan kata : kurangnya, rendahnya..., menurunnya, belum..., tidak.., banyaknya tingginya atau menggambarkan keadaan negatif. 3 Kolom 3 diisi dengan data potensi yang ada di kota yang bersifat spesifik, mempunyai asas manfaat, digunakan orang banyak dan harus bisa digunakan atau ada hubungannya untuk memecahkan masalah Kolom 8 cukup jelas. ( ) Kolom 4 dan 5 diisi dengan kegiatan yang akan dilakukan untuk memecahkan/menangani masalah berdasarkan potensi yang ada. Kolom 6 diisi dengan volume atau besaran/jumlah sasaran kegiatan untuk usulan kegiatan, bukan besarnya dana. Kolom 7 diisi dengan besarnya biaya yang akan diperlukan untuk melakukan kegiatan yang diusulkan. 59

63 NO FORM IV A RUMUSAN KEGIATAN PEMBANGUNAN UNTUK DIUSULKAN KE MUSRENBANGCAM TAHUN 2013 YANG DIBIAYAI DARI ALOKASI SKPD DALAM APBD KOTA SURAKARTA KELURAHAN : PAJANG CONTOH BIDANG : INFRASTRUKTUR USULAN KEGIATAN OPERASIONAL VOLUME JUMLAH BIAYA (Rp) LOKASI (RW) SKPD PELAKSANA Aspal hotmix jalan m x 6 m III, IV, XI, XII, XIV, XV, XVI DPU Mengetahui, KEPALA KELURAHAN... Surakarta, 2013 KETUA MUSRENBANGKEL 2013 KELURAHAN... (...) NIP.... (...) Cara Pengisian : 1 Kolom 1 cukup jelas 2 Kolom 2 diisi dengan kegiatan yang akan dilakukan untuk memecahkan permasalahan/menangani masalah berdasarkan potensi yang ada Kolom 3 diisi dengan volume atau besaran/jumlah sasaran kegiatan untuk usulan kegiatan, bukan besarnya dana. Kolom 4 diisi dengan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan yang diusulkan. Kolom 5 cukup jelas. Kolom 6 diisi dengan SKPD yang akan melaksanakan, sebagaimana daftar pembagian bidangnya 60

64 FORM IV B DAFTAR SKALA PRIORITAS USULAN MUSRENBANGKEL TAHUN 2013 YANG DIBIAYAI DARI ALOKASIKAN DALAM SKPD KELURAHAN KELURAHAN : PAJANG CONTOH BIDANG : INFRASTRUKTUR NO USULAN KEGIATAN OPERASIONAL VOLUME JUMLAH BIAYA (Rp) LOKASI Betonisasi jalan 950 m x 3 m x 0.07 m RW I X 2 Paving jalan 500 m x 3 m RW II Mengetahui, KEPALA KELURAHAN... Surakarta, 2013 KETUA MUSRENBANGKEL 2012 KELURAHAN... (...) NIP.... (...) Cara Pengisian : 1 Kolom 1 cukup jelas. 2 Kolom 2 diisi dengan kegiatan yang akan dilakukan untuk memecahkan/menangani masalah berdasarkan potensi yang ada. 3 Kolom 3 diisi dengan volume atau besaran/jumlah sasaran kegiatan untuk usulan kegiatan, bukan besarnya 4 Kolom 4 diisi dengan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan yang diusulkan. 5 Kolom 5 cukup jelas. 61

65 FORM IV C DAFTAR SKALA PRIORITAS USULAN MUSRENBANGKEL TAHUN 2013 YANG DIBIAYAI DARI DANA PEMBANGUNAN KELURAHAN DAN SWADAYA KELURAHAN : PAJANG BIDANG : INFRASTRUKTUR CONTOH N O USULAN KEGIATAN OPERASIONAL VOLUME SWADAYA (Rp) DPK (Rp) JUMLAH BIAYA (Rp) LOKASI = (4+5) 7 1 Betonisasi jalan 950 m x 3 m x RW I X 2 Paving jalan 500 m x 3 m RW II Mengetahui, KEPALA KELURAHAN... (... NIP.... Surakarta, 2013 KETUA MUSRENBANGKEL 2013 KELURAHAN... (...) Cara Pengisian : 1 Kolom 1 cukup jelas. 2 Kolom 2 diisi dengan kegiatan yang akan dilakukan untuk memecahkan/menangani masalah berdasarkan potensi yang 3 Kolom 3 diisi dengan volume atau besaran/jumlah sasaran kegiatan untuk usulan kegiatan, bukan besarnya dana. 4 Kolom 4 diisi dengan besarnya dana kemampuan masyarakat dalam berswadaya. 5 Kolom 5 diisi dengan besarnya DPK yang akan digunakan untuk melaksanakan kegiatan. 6 Kolom 6 diisi dengan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan yang diusulkan. 7 Kolom 7 cukup jelas. Catatan : Sumber dana : Swadaya (Rp) + Dana Pembangunan Kelurahan/DPK (Rp) = Rp. 62

66 FORM IV D DAFTAR SKALA PRIORITAS USULAN MUSRENBANGKEL TAHUN 2013 YANG DIBIAYAI DARI BLM PNPM MANDIRI KELURAHAN : PAJANG CONTOH N O BIDANG : INFRASTRUKTUR USULAN KEGIATAN OPERASIONAL VOLUME SWADAYA (Rp) BIAYA (Rp) BLM PNPM MANDIRI (Rp) JUMLAH BIAYA (Rp) LOKASI = (4+5) 7 1 Betonisasi jalan 950 m x 3 m x RW I X 2 Paving jalan 500 m x 3 m RW II Mengetahui, KEPALA KELURAHAN... (... NIP.... Surakarta, 2013 KETUA MUSRENBANGKEL 2013 KELURAHAN... (...) Cara Pengisian : 1 Kolom 1 cukup jelas. 2 Kolom 2 diisi dengan kegiatan yang akan dilakukan untuk memecahkan/menangani masalah berdasarkan potensi yang 3 Kolom 3 diisi dengan volume atau besaran/jumlah sasaran kegiatan untuk usulan kegiatan, bukan besarnya dana. 4 Kolom 4 diisi dengan besarnya dana kemampuan masyarakat dalam berswadaya. 5 Kolom 5 diisi dengan besarnya BLM PNPM MANDIRI yang akan digunakan untuk melaksanakan kegiatan. 6 Kolom 6 diisi dengan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan yang diusulkan. 7 Kolom 7 cukup jelas. 63

67 KELURAHAN BIDANG FORM IV E PRIORITAS USULAN MUSRENBANGKEL TAHUN 2013 YANG DIBIAYAI DARI SUMBER DANA LAIN : PAJANG : INFRASTRUKTUR CONTOH NO USULAN KEGIATAN OPERASIONAL VOLUME JUMLAH BIAYA (Rp) LOKASI SUMBER PENDANAAN Kolam Budidaya Ikan 10 x 5 x PAJANG PKP 2 Pavingisasi jalan 750 m x 3 m RW V dan IX CSR BI Mengetahui, KEPALA KELURAHAN Surakarta, 2013 KETUA MUSRENBANGKEL 2013 KELURAHAN. (...) NIP.... ( ) Cara Pengisian : Kolom 1 : cukup jelas Kolom 2 : diisi dengan kegiatan yang akan dilakukan untuk memecahkan/menangani masalah berdasarkan Kolom 3 : diisi dengan volume atau besaran/jumlah sasaran kegiatan untuk usulan kegiatan dan besarnya Kolom 4 : diisi dengan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan yang diusulkan Kolom 5 : cukup jelas Kolom 6 : diisi dengan sumber pendanaan lain yang digunakan untuk membiayai pelaksanaan kegiatan 64

68 KECAMATAN BIDANG FORM V A RUMUSAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PADA MUSRENBANGCAM TAHUN 2013 KOTA SURAKARTA : LAWEYAN : INFRASTRUKTUR CONTOH NO USULAN KEGIATAN OPERASIONAL VOLUME JUMLAH BIAYA (Rp) USULAN MUSRENBANGKEL SKPD Aspal hotmix x 5 x 0, LAWEYAN DPU Mengetahui, CAMAT Surakarta, 2013 KETUA MUSRENBANGCAM 2013 KECAMATAN. ( ) ( ) Cara Pengisian : Kolom 1 : cukup jelas Kolom 2 : diisi dengan kegiatan yang akan dilakukan untuk memecahkan/menangani masalah berdasarkan potensi yang ada. Kolom 3 : diisi dengan volume atau besaran/jumlah sasaran kegiatan untuk usulan kegiatan dan besarnya dana. Kolom 4 : diisi dengan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan yang diusulkan Kolom 5 : cukup jelas Kolom 6 : diisi dengan SKPD yang melaksanakan 65

69 KECAMATAN BIDANG FORM V B REKAPITULASI USULAN MUSRENBANGKEL TAHUN 2013 YANG DIBIAYAI DARI SUMBER DANA LAIN : LAWEYAN : INFRASTRUKTUR CONTOH NO USULAN KEGIATAN OPERASIONAL VOLUME JUMLAH BIAYA (Rp) USULAN MUSRENBANGKEL SUMBER PENDANAAN Kolam Budidaya Ikan 10 x 5 x PAJANG PKP 2 Pavingisasi jalan 750 x PAJANG CSR BI Mengetahui, CAMAT Surakarta, 2013 KETUA MUSRENBANGCAM 2013 KECAMATAN. ( ) ( ) Cara Pengisian : Kolom 1 : cukup jelas Kolom 2 : diisi dengan kegiatan yang akan dilakukan untuk memecahkan/menangani masalah berdasarkan potensi yang ada. Kolom 3 : diisi dengan volume atau besaran/jumlah sasaran kegiatan untuk usulan kegiatan dan besarnya dana. Kolom 4 : diisi dengan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan yang diusulkan Kolom 5 : cukup jelas Kolom 6 : diisi dengan sumber pendanaan lain yang digunakan untuk membiayai pelaksanaan kegiatan 66

70 FORM VI BAHAN PENYUSUNAN USULAN MUSRENBANGCAM TAHUN 2013 Kecamatan :.. CONTOH BIDANG :PEMERINTAHAN UMUM PERMENDAGRI 13/2006 USULAN KEGIATAN INDIKATOR JUMLA No A=20 B=18 C=16 D=13 E=11 F=9 G=7 H=6 PROGRAM KEGIATAN OPERASIONAL H S J S J S J S J S J S J S J S J TOTAL xx xx Penyus. Perda ttg 5 ### Program Penyusunan Rencana Produk Unggulan Daerah Penataan Kerja Rancangan 2. Penyus. Perda ttg Peraturan Peraturan Perundang - obyek wisata 3. Penyus. Perda ttg 5 ### Perundang - undangan Tatib Kebersihan Cara Pengisian : 1. Kolom 2 diisi dengan program dari Permendagri 13/ Kolom 3 diisi dengan Kegiatan berdasarkan Permendagri 13/ Kolom 4 diisi dengan Kegiatan yang diusulkan untuk memecahkan/menangani masalah. 4. Kolom 5, 7, 9, 11, 13, 15, 17, 19, 21 diisi dengan Skore masing masing Indikator bidang (A, B, C, D, E, F, G, H), dapat dilihat dalam Lembar Indikator DSP tahun Kolom 6, 8, 10, 12, 14, 16, 18, 20, 22 diisi dengan Jumlah masing masing Indikator (contoh: A=20; S=5; sehingga J=20x5=100). 6. Kolom 23 diisi dengan menjumlahkan Jumlah semua Indikator ( JA + JB + JC + JD + JE + JF + JG + JH). Catatan : A, B, C, D, E, F, G, H adalah Indikator masing-masing bidang 20; 18; 16; 13; 11; 9; 7; 6 adalah bobot nilai dari masing-masing Indikator bidang S adalah skor (1 s.d. 5) J adalah jumlah perkalian antara bobot indikator bidang dengan skor 67

71 FORM VII RUMUSAN KEGIATAN PEMBANGUNAN HASIL MUSRENBANGCAM TAHUN 2013 SEBAGAI BAHAN FORUM SKPD KOTA SURAKARTA CONTOH SKPD : DINAS PARIWISATA, SENI & BUDAYA PERMENDAGRI 13/2006 KELUARAN PAGU USULAN No KODE & SEBUTAN KEGIATAN KEGIATAN VOLUME INDIKATIF MUSRENBANGCAM OPERASIONAL (Rp.) XX Pengembangan objek pariwisata 1. Penyusunan perda 1 perda PASAR KLIWON unggulan tentang wisata unggulan daerah 2. Penyusunan perda tentang retribusi objek wisata 1 perda Surakarta, 2013 KETUA PANITIA PELAKSANA MUSRENBANGCAM (...) Cara Pengisian : 1 Kolom 1 cukup jelas. 2 Kolom 2 diisi dengan program dari Permendagri 13/ Kolom 3 diisi dengan Kegiatan berdasarkan Permendagri 13/ Kolom 4 diisi dengan Kegiatan yang diusulkan untuk memecahkan/menangani masalah. 5 Kolom 5 diisi dengan besarnya biaya/pagu indikatif yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan yang diusulkan. 6 Kolom 6 diisi dengan asal usulan Musrenbangcam. 68

72 FORM VIII USULAN KEGIATAN OPERASIONAL SKPD TAHUN 2013 SEBAGAI BAHAN FORUM SKPD KOTA SURAKARTA CONTOH SKPD : BAPPEDA PERMENDAGRI 13/2006 KELUARAN ALOKASI (Rp.) PAGU INDIKATIF No (Rp.) KODE & SEBUTAN KEGIATAN KEGIATAN VOLUME TAHUN 2013 TAHUN 2014 OPERASIONAL xx Penyelenggaraan Musrenbang RKPD Penyelenggaraan FGD, 3 kegiatan Forum SKPD dan Musrenbangkot 2009 Surakarta, 2012 KEPALA SKPD... (...) NIP.... Cara Pengisian : 1. Kolom 1 cukup jelas. 2. Kolom 2 diisi dengan program dari Permendagri 13/ Kolom 3 diisi dengan Kegiatan berdasarkan Permendagri 13/ Kolom 4 diisi dengan Kegiatan yang diusulkan untuk memecahkan/menangani masalah. 5. Kolom 5 diisi dengan besarnya dana yang dialokasikan untuk melaksanakan kegiatan yang diusulkan tahun Kolom 6 diisi dengan besarnya pagu indikatif yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan yang diusulkan tahun 2 69

73 FORM IX HASIL MUSRENBANGKOT KOTA SURAKARTA TAHUN 2013 CONTOH PERMENDAGRI KELUARAN ALOKASI (Rp) PAGU INDIKATIF (Rp.) USULAN No 13/2006 SKPD MUSRENBANGCAM KODE & SEBUTAN TAHUN TAHUN KEGIATAN OPERASIONAL VOLUME TAHUN 2013 /OPERASIONAL KEGIATAN SKPD xx Penyelenggaraan Penyelenggaraan FGD, BAPPEDA Kegiatan Musrenbang RKPD Forum SKPD dan kegiatan Operasional SKPD Musrenbangkot xx Penyusunan Perda DISPARS Pasar Kliwon tentang objek wisata ENIBUD unggulan daerah. Pengembangan objek pariwisata unggulan 2. Penyusunan Perda tentang retribusi obyek wisata Mengetahui, Surakarta, 2013 PANITIA PELAKSANA MUSRENBANGKOT Ketua, TIM PENYEMPURNA RUMUSAN MUSRENBANGKOT Ketua, (..) NIP... (.) Cara Pengisian : 1. Kolom 1 cukup jelas. 2. Kolom 2 diisi dengan program dari Permendagri 13/ Kolom 3 diisi dengan Kegiatan berdasarkan Permendagri 13/ Kolom 4 diisi dengan Kegiatan yang diusulkan untuk memecahkan/menangani masalah. 5. Kolom 5 diisi dengan besarnya dana yang dialokasikan untuk melaksanakan kegiatan yang diusulkan tahun Kolom 6 diisi dengan besarnya pagu indikatif yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan yang diusulkan tahun Kolom 7 diisi dengan besarnya prediksi pagu indikatif yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan yang diusulkan tahun 2 8. Kolom 8 diisi dengan SKPD yang melaksanakan. 9. Kolom 9 diisi dengan asal usulan Musrenbangcam/operasional SKPD. 70

74 FORM X RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2014 DAN PRAKIRAAN MAJU TAHUN 2015 KOTA SURAKARTA SKPD Kode 1 : BAPPEDA Urusan/Bidang Indikator Rencana Tahun 2014 Prakiraan Maju Rencana Urusan Target Kebutuhan Target Kebutuhan Pemerintahan Kinerja Program Lokasi Capaian Dana/Pagu Catatan Penting Sumber Dana Capaian Dana/ Pagu Daerah dan /Kegiatan Kinerja Indikatif Kinerja Indikatif Program/Kegiatan (Rp) (Rp) Program Kerjasama Pembangunan Koordinasi dalam pemecahan masalahmasalah daerah Program Kerjasama Pembangunan Fasilitasi kerjasama dengan dunia usaha/lembaga Mendukung kegiatan pro kemiskinan, berkeadilan, dan mencapai tujuan pembangunan milenium 1. Operasional Pokja & Website MDG's (60jt) 2. Pelaporan Renc. Aksi Pencapaian Inpres No 3 Tahun 2010 (20jt) Terpeliharanya kerjasama antar daerah 1. FEDEP (eks 2POA 75jt - APBD 15jt) 2. Pendampingan KKMB (65jt) Kota Surakarta Kota Surakarta 2 Keg APBD 2 Keg APBD Prov BP.4 A 2 Keg BP.2 B 2 Keg Surakarta, 2013 KEPALA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Cara Pengisian : (...) Kolom 1 Kode Program/Kegiatan Permendagri 13/2006 Kolom 2 Program/Kegiatan Permendagri 13/2006 Kolom 3 Indikator Kinerja Program (outcome ) : sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatan pada jangka menengah dalam satu program (Sasaran Misi dalam RPJMD) Indikator Kinerja Kegiatan (output ) : sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatan Kolom Kolom Kolom Kolom Kolom Kolom Kolom Kolom Kolom Lokasi kegiatan untuk tahun rencana (untuk kegiatan infrastruktur agar mencantumkan lokasi kelurahan) Target kinerja capaian program/kegiatan pada tahun rencana Jumlah dana yang dibutuhkan untuk mendanai program/kegiatan pada tahun rencana Sumber Pendanaan : APBN/APBD Prov Jateng/APBD Kota Catatan atas program/kegiatan yang diusulkan Prioritas Kegiatan Prioritas Pembangunan Kota sesuai Tahapan RPJMD Target kinerja capaian program/kegiatan untuk perkiraan tahun berikutnya sesudah tahun rencana Jumlah dana yang dibutuhkan untuk mendanai program/kegiatan sesudah tahun rencana 71

75 72 INDIKATOR PENYUSUNAN DAFTAR SKALA PRIORITAS (DSP) KEGIATAN PADA MUSRENBANG TAHUN 2013 NO INDIKATOR BOBOT SKOR I BIDANG PEMERINTAHAN UMUM, sejalan dengan Tema Pembangunan RPJMD Tahun : A. Meningkatkan kemudahan/kualitas pelayanan kepada masyarakat 20 B. Menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin. 18 C. Memberikan kemudahan akses informasi. 16 D. Menunjang upaya peningkatan keamanan dan ketertiban 13 E. Tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. 11 F. Mendukung kesetaraan gender dan memperhatikan Kebutuhan Anak. 9 G. Memenuhi kebutuhan orang banyak dan memenuhi rasa keadilan. 7 H. Mendorong peningkatan swadaya masyarakat Sangat Tinggi : 5 Tinggi : 4 Cukup : 3 Rendah : 2 Sangat Rendah : 1 II BIDANG EKONOMI, sejalan dengan Tema Pembangunan RPJMD Tahun : A. Menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin. 20 B. Memberi nilai tambah ekonomi. 18 C. Tidak menimbulkan dampak negatif bagi 16 lingkungan. D. Didukung peluang pasar. 13 E. Mendukung pemgembangan industri kecil dan menengah. 11 F. Memenuhi kebutuhan orang banyak dan memenuhi rasa keadilan. 9 G. Mendukung kesetaraan gender dan memperhatikan Kebutuhan Anak. 7 H. Mendorong peningkatan swadaya masyarakat Sangat Tinggi : 5 Tinggi : 4 Cukup : 3 Rendah : 2 Sangat Rendah : 1

76 73 NO INDIKATOR BOBOT SKOR III BIDANG SOSIAL BUDAYA, sejalan dengan Tema Pembangunan RPJMD Tahun : A. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin dan menciptakan lapangan kerja. 20 B. Mendukung kesetaraan gender dan 18 memperhatikan Kebutuhan Anak. C. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia. 16 D. Menjaga kelestarian nilai-nilai budaya 13 E. Tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. 11 F. Meningkatkan kemudahan pelayanan. 9 G. Memenuhi kebutuhan orang banyak dan memenuhi rasa keadilan. 7 H. Mendorong peningkatan swadaya masyarakat Sangat Tinggi : 5 Tinggi : 4 Cukup : 3 Rendah : 2 Sangat Rendah : 1 IV BIDANG INFRASTRUKTUR, sejalan dengan Tema Pembangunan RPJMD Tahun : A. Sejalan dengan RTRW Kota. 20 B. Mendukung pengembangan wilayah dan 18 memanfaatkan sumber daya lokal. C. Menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan 16 kesejahteraan masyarakat miskin. D. Penanggulangan banjir dan bencana alam. 13 E. Memberikan aksesibilitas pada diffable. 11 F. Mendukung kesetaraan gender dan memperhatikan Kebutuhan Anak. 9 G. Memenuhi kebutuhan orang banyak dan memenuhi rasa keadilan. 7 H. Mendorong peningkatan swadaya masyarakat Sangat Tinggi : 5 Tinggi : 4 Cukup : 3 Rendah : 2 Sangat Rendah : 1

77 74 DALAM SOTK PEMERINTAH KOTA SURAKARTA NO BIDANG SKPD 1 PEMERINTAHAN UMUM 1. Bappeda 2. BKD 3. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset. 4. Sekretariat DPRD 5. Inspektorat 6. Bagian Organisasi dan Kepegawaian 7. Bagian Hukum dan HAM 8. Bagian Kerjasama 9. Bagian Administrasi Pembangunan 10. Bagian Pemerintahan Umum 11. Kecamatan (5) PENGENDALI PERENCANAAN Kabid. Penelitian dan pengembangan Kabid. Data dan Pelaporan 12. Kelurahan (51) 2 EKONOMI 1. Bappeda Kabid. Ekonomi 2. Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu 3. Dinas Koperasi dan UMKM 4. Dinas Pertanian 5. Dinas Perindustrian dan Perdagangan 6. Dinas Pengelolaan Pasar 7. Kantor Ketahanan Pangan 8. Bagian Perekonomian 3 INFRASTRUKTUR 1. Bappeda Kabid. Penataan Ruang dan Prasarana Kota 2. Dinas Tata Ruang Kota 3. Badan Lingkungan Hidup 4. Dinas Kebersihan dan Pertamanan 5. Dinas Pekerjaan Umum 6. Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika 4 SOSIAL dan BUDAYA 1. Bappeda Kabid. Sosial Budaya 2. Satpol PP 3. Dispenduk dan Capil 4. Bagian Humas dan Protokol 5. Bagian Umum 6. Kantor Kesbang dan Politik dalam negeri 7. Bagian Kesejahteraan Rakyat 8. Badan Pemberdayaan Masyarakat, PP, PA, dan KB 9. Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi 10. Dinas Kesehatan Kota 11. Rumah Sakit Umum Daerah 12. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 13. Dikpora 14. Kantor Arsip dan Perpusda

78 PERUBAHAN PERWALI PEDOMAN PENYELENGGARAAN & JUKNIS MUSRENBANG KOTA SURAKARTA TAHUN

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN DAN PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2012 TAHUN 2011

Lebih terperinci

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 27 A TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 27 A TAHUN 2010 TENTANG WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 27 A TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN, MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KECAMATAN, FORUM

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2010 NOMOR 34

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2010 NOMOR 34 BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2010 NOMOR 34 WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 27 - A TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN,

Lebih terperinci

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN DAN PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA SURAKARTA

Lebih terperinci

PERUBAHAN JUKNIS MUSRENBANG KOTA SURAKARTA TAHUN 2012

PERUBAHAN JUKNIS MUSRENBANG KOTA SURAKARTA TAHUN 2012 PERUBAHAN JUKNIS MUSRENBANG KOTA SURAKARTA TAHUN 2012 PERUBAHAN UMUM PERUBAHAN 1. Penyebutan Tahun 2012 Perwali dan Lampiran 2. Istilah stakeholder menjadi pemangku kepentingan pembangunan 3. Istilah Persiapan

Lebih terperinci

INDIKATOR PENYUSUNAN DAFTAR SKALA PRIORITAS (DSP) KEGIATAN PADA MUSRENBANG TAHUN 2011

INDIKATOR PENYUSUNAN DAFTAR SKALA PRIORITAS (DSP) KEGIATAN PADA MUSRENBANG TAHUN 2011 INDIKATOR PENYUSUNAN DAFTAR SKALA PRIORITAS (DSP) KEGIATAN PADA MUSRENBANG TAHUN 2011 NO INDIKATOR BOBOT SKORE I BIDANG PEMERINTAHAN UMUM, sejalan dengan agenda RPJMD : A. Meningkatkan kemudahan/ kualitas

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2005 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2005 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2005 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN DAN PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN REMBUG WARGA DAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN DAN KECAMATAN DALAM RANGKA PENYUSUNAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAPPEDA KOTA SURAKARTA

BAPPEDA KOTA SURAKARTA SOSIALISASI PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA TENTANG PEDOMAN & JUKNIS PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN BAPPEDA KOTA SURAKARTA DASAR PENYESUAIAN JUKNIS MUSRENBANG 1. Peraturan Presiden Nomor 15

Lebih terperinci

SOSIA I LIS I A S SI IPER E A R T A UR U A R N WA W LIK I O K T O A T S UR U A R KART R A T T EN E TA T NG

SOSIA I LIS I A S SI IPER E A R T A UR U A R N WA W LIK I O K T O A T S UR U A R KART R A T T EN E TA T NG SOSIALISASI PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA TENTANG PEDOMAN & JUKNIS PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2013 BAPPEDA KOTA SURAKARTA DASAR HUKUM Peraturan Walikota Surakarta Nomor 18 A tahun

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 57A TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 57A TAHUN 2017 TENTANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 57A TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN REMBUG WARGA DAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN DAN KECAMATAN DALAM RANGKA PENYUSUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI SELATAN, Menimbang : a. b. c. Mengingat : 1.

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH PERATURAN NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH PERATURAN NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 27 ayat

Lebih terperinci

-1- BUPATI SINJAI PROPINSI SULAWESI SELATAN

-1- BUPATI SINJAI PROPINSI SULAWESI SELATAN -1- BUPATI SINJAI PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang : a. bahwa salah satu

Lebih terperinci

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG)

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemerintahan yang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 87 TAHUN : 2012 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 87 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

TATA CARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) RKPD KOTA BANDUNG DI KELURAHAN BERDASARKAN PERMENDAGRI NO.54 TAHUN 2010

TATA CARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) RKPD KOTA BANDUNG DI KELURAHAN BERDASARKAN PERMENDAGRI NO.54 TAHUN 2010 TATA CARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) RKPD KOTA BANDUNG DI KELURAHAN BERDASARKAN PERMENDAGRI NO.54 TAHUN 2010 1. PENGERTIAN Musrenbang Kelurahan adalah forum musyawarah perencanaan

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 135 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 135 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 135 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN REMBUG WARGA DAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN DAN KECAMATAN DALAM RANGKA PENYUSUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 5 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 5 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 5 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) TAHUNAN KOTA BOGOR WALIKOTA

Lebih terperinci

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA DAN PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI RENCANA PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE, Menimbang: a. bahwa berdasarkan ketentuan Peraturan

Lebih terperinci

KABUPATEN CIANJUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAANN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR

KABUPATEN CIANJUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAANN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR LEMBARAN DAERAH NOMOR 36 KABUPATEN CIANJUR TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAANN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR DENGANN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR : 8 T AHUN 2008 T E N T A N G TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR : 8 T AHUN 2008 T E N T A N G TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR : 8 T AHUN 2008 T E N T A N G TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BATANG, Menimbang : a. bahwa agar pelaksanaan

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA DAN TEKNIS PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Kesimpulan-kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai optimalisasi kinerja Bappeda Kota Surakarta dalam Proses Perencanaan Pembangunan Partisipatif

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH +- PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MELAWI, Menimbang

Lebih terperinci

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 18 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu PERATURAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN DAN KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN DAN KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN DAN KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG, Menimbang : a. bahwa sehubungan dengan

Lebih terperinci

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG Bagian Hukum Setda Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 2 Tahun 2008 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA SELATAN, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN SERTA

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 1 PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEMALANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 10 2015 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 10 TAHUN 2015 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU Jl. Soekarno Hatta No. 17 Telp (0426) Kode Pos Mamuju

PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU Jl. Soekarno Hatta No. 17 Telp (0426) Kode Pos Mamuju PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU Jl. Soekarno Hatta No. 17 Telp (0426) 21295 Kode Pos 51911 Mamuju PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

PEMERINTAH KOTA KEDIRI PEMERINTAH KOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG TRANSPARANSI DAN PARTISIPASI DALAM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

TAHAPAN DAN TATACARA PELAKSANAAN MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANYUWANGI DI KECAMATAN (MUSRENBANGCAM) TAHUN 2015

TAHAPAN DAN TATACARA PELAKSANAAN MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANYUWANGI DI KECAMATAN (MUSRENBANGCAM) TAHUN 2015 TAHAPAN DAN TATACARA PELAKSANAAN MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANYUWANGI DI KECAMATAN (MUSRENBANGCAM) TAHUN 2015 Musrenbang RKPD Kabupaten Banyuwangi di kecamatan (Musrenbang Kecamatan) merupakan forum musyawarah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT - 270 - PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA/KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN SURAT EDARAN NOMOR... TENTANG PETUNJUK TEKNIS MUSRENBANG DESA/KELURAHAN TAHUN 2017

BUPATI KEBUMEN SURAT EDARAN NOMOR... TENTANG PETUNJUK TEKNIS MUSRENBANG DESA/KELURAHAN TAHUN 2017 BUPATI KEBUMEN Kebumen, Juli 2017 Kepada : Yth. 1. Camat 2. Kepala Desa/Lurah se-kabupaten Kebumen di T e m p a t SURAT EDARAN NOMOR... TENTANG PETUNJUK TEKNIS MUSRENBANG DESA/KELURAHAN TAHUN 2017 Sebagaimana

Lebih terperinci

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD), RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN, DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DEPOK,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 1 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BOGOR,

Lebih terperinci

SURAT EDARAN BUPATI KEBUMEN. Kebumen, Oktober 2010

SURAT EDARAN BUPATI KEBUMEN. Kebumen, Oktober 2010 BUPATI KEBUMEN Kebumen, Oktober 2010 Nomor : 500 /01019 Kepada : Sifat : Yth. Camat sekabupaten Kebumen; Lampiran : 1 Bendel Perihal : Petunjuk Teknis Musrenbang Desa Penyusunan RKP Desa di Tahun 2011

Lebih terperinci

TAHUN 2006 NOMOR 12 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 21 TAHUN 2006

TAHUN 2006 NOMOR 12 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 21 TAHUN 2006 BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2006 NOMOR 12 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 21 TAHUN 2006 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2007 WALIKOTA BOGOR, Menimbang : a. bahwa sesuai ketentuan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN MUSRENBANG DESA/ KELURAHAN

PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN MUSRENBANG DESA/ KELURAHAN PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN MUSRENBANG DESA/ KELURAHAN A. Pengertian 1. Musrenbang Desa/ Kelurahan adalah forum musyawarah tahunan yang dilaksanakan secara partisipatif oleh para pemangku kepentingan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 04 TAHUN 2009 T E N T A N G PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUMAJANG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH SALINAN BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 3

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 3 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 9/E, 2010 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. bahwa terwujudnya

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN. (Lembaran Resmi Kabupaten Sleman) Nomor: 2 Tahun 2014 Seri E BUPATI SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN. (Lembaran Resmi Kabupaten Sleman) Nomor: 2 Tahun 2014 Seri E BUPATI SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN (Lembaran Resmi Kabupaten Sleman) Nomor: 2 Tahun 2014 Seri E BUPATI SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR : 4 TAHUN 2005 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANDUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH, RENCANA STRATEGIS DAN RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH SERTA MUSYAWARAH RENCANA PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015 WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015 TIM PENYUSUN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2014

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN,

PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN, PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan pasal 63 Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 25 Tahun 2002 Seri: D ---------------------------------------------------------------- PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH SALINAN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH MALUKU

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH MALUKU PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH MALUKU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR MALUKU, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG SEKRETARIAT DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG SEKRETARIAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG SEKRETARIAT DAERAH Pemalang, 15 Agustus 2017 Nomor : 050 / 2252 /Dinpermasdes. Kepada Yth. : Sifat : Segera Kepala Desa Lampiran : 1 (satu) Bendel Se Kabupaten Pemalang Perihal

Lebih terperinci

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BINTAN, Menimbang:

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN FORUM KABUPATEN SEHAT KABUPATEN SEMARANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN FORUM KABUPATEN SEHAT KABUPATEN SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN FORUM KABUPATEN SEHAT KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : Mengingat : BUPATI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEKALONGAN, Menimbang : a. bahwa sesuai ketentuan Pasal 94

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA ( RPJM-DESA ) DAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DESA ( RKP-DESA ) DENGAN

Lebih terperinci

KEPALA DESA CINTAKARYA KABUPATEN BANDUNG BARAT

KEPALA DESA CINTAKARYA KABUPATEN BANDUNG BARAT KEPALA DESA CINTAKARYA KABUPATEN BANDUNG BARAT PERATURAN DESA CINTAKARYA NOMOR: 1 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJM-Desa) TAHUN 2015 2020 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BATAM DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017

WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017 WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN

Lebih terperinci

TENTANG PROSEDUR PERENCANAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF

TENTANG PROSEDUR PERENCANAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF LEMBARAN DAERAH KOTA SOLOK TAHUN 2005 NOMOR: 2 ----------------------------------------------------------------- PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PROSEDUR PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PROSEDUR PERENCANAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SOLOK,

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PROSEDUR PERENCANAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SOLOK, PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PROSEDUR PERENCANAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SOLOK, Menimbang : a. Bahwa pelaksanaan prosedur perencanaan

Lebih terperinci