PROFIL PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI TERINTEGRASI NILAI KARAKTER PADA MATAKULIAH MORFOLOGI TUMBUHAN. Abstrak
|
|
- Hendri Dharmawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PROFIL PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI TERINTEGRASI NILAI KARAKTER PADA MATAKULIAH MORFOLOGI TUMBUHAN 1) Dasrieny Pratiwi, 2) Agil lepiyanto 1) Universitas Muhammadiyah Metro/Metro 2) Universitas Muhammadiyah Metro/Metro Jl. Ki Hajar Dewantara No. 116 Iringmulyo Kota Metro Telp./Fax. (0725) ) 2) Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan perangkat pembelajaran inkuiri terintegrasi nilai karakter pada matakuliah morfologi tumbuhan. Penelitian ini menggunakan model penelitian R&D. model pengembangan yang digunakan adalah 4D yang dikembangkan oleh Thiagarajan, Semmel, dan Semmel. Hasil validasi hasil rata-rata Ahli RPS didapatkan nilai rata-rata sebesar 82%, ahli desain bahan ajar didapatkan nilai rata-rata sebesar 85%, ahli materi bahan ajar didapatkan nilai rata-rata sebesar 85% dan respon mahasiswa 78,3%. Adanya perangkat pembelajaran inkuiri yang valid diharapkan dapat menjadi alternatif untuk menyiapkan calon guru biologi yang kompeten. Kata kunci: Inkuiri, Morfologi Tumbuhan dan Pembelajaran Abstract The purpose of this study was to develop inquiry tools integrated values of characters in the morphology of plants. This research uses R & D research model. The development model used is 4D developed by Thiagarajan, Semmel, and Semmel. The results of validation of the average results of Expert RPS obtained an average score of 82%, experts design teaching materials obtained an average value of 85%, materials subject material obtained an average score of 85% and student response 78.3%. The existence of valid inquiry tools is expected to be an alternative to prepare a competent biology teacher candidate. Keywords: Inquiry, Plant Morphology and Learning 1. PENDAHULUAN Pembelajaran dipaksa harus mengikuti perkembangan Abad ke-21. Pola pendidikan harus bisa memenuhi kebutuhan pada abad 21 atau yang dikenal dengan keterampilan abad 21. Mensikapi hal tersebut, maka diperlukan suatu pola pendidikan khususnya pola dalam pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan abad 21. Perubahan pola pendidikan tentu saja sangat terkait dengan kemampuan guru dalam merencanakan, melaksanakan serta mengevaluasi proses pembelajaran. Artinya adalah guru dituntut memiliki kompetensi yang lebih. Guru harus bersikap kritis dan inovatif dalam pembelajaran. Pentingnya guru dalam keberhasilan pendidikan maka menuntut setiap LPTK yang ada di Indonesia untuk berinofasi dalam menyiapkan SDM calon guru. 457
2 Tantangan lain yang harus dihadapi guru dalam peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia adalah semakin menurunnya karakter yang dimiliki oleh peserta didik. Fakta yang tampak adanya penurunan karakter bangsa adalah terjadinya aktivitas tawuran, seks bebas, pelecehan seksual anak dan mengkonsumsi minuman keras. Sementara dilingkungan masyarakat juga mengalami penurunan karakter, khususnya karakter peduli lingkungan. Faktanya yang dapat kita amati adalah menurunnya tingkat kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan sekitar. Banyak masyarakat yang melakukan perusakan, membuang sampah serta masih banyak contoh yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia mengalami penurunan karakter bangsa. Fakta dan fenomena dilapangan terjadinya penurunan karakter peserta didik juga menuntut guru harus memiliki karakter yang kuat. Berdasarkan masalah tersebut, penelitian ini merupakan langkah strategis untuk menyiapkan calon guru yang kompeten. Mahasiswa pendidikan biologi sebagai salah satu calon guru juga memiliki potensi yang baik untuk mengembangkan potensi peserta didik. Biologi sebagai bagian dari sains dapat menjadi bagian dalam pengembangan sikap ilmiah peserta didik. Pembelajaran sains dapat membangkitkan rasa ingin tahu untuk mendorong siswa agar melakukan proses penyelidikan ilmiah hingga mendapatkan jawaban dari pertanyaan yang dikembangkan berdasarkan hasil analisis terhadap fakta (doing sains) [1]. Melalui sains, bukan hanya penguasaan sekumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Sikap ilmiah yang dikembangkan tersebut merupakan bagian dari usaha dalam pengembangan kemampuan inkuiri calon guru. Harapannya adalah dengan berkembangnya kemampuan inkuiri yang dimiliki guru dapat menghasilkan guru-guru yang menguasai konsep materi, guru-guru yang kritis, dan guru-guru yang berkarakter yang dapat mengembangkan suatu pola pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan perubahan zaman. Pengetahuan inkuiri guru sekolah dasar dalam pembelajaran sains secara inkuiri, secara signifikan lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran sains secara konvensional [2]. Solusi atas potensi dan masalah diatas adalah perlunya suatu pengembangan pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan inkuiri calon guru. Salah satu pembelajaran yang dapat menjadi alternatif adalah pembelajaran inkuiri bermuatan inkuiri. Pembelajaran inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri sehingga dengan model pembelajaran tersebut kemampuan berinkuiri mahasiswa diharapkan dapat meningkat. 2. METODE Prosedur yang dilakukan oleh peneliti dalam mengembangkan dengan model pengembangan 4D [3], adapun model pengembangan tersebut yaitu terdiri dari empat tahap pengembangan yaitu define, design, develop, dan desseminate. Instrumen yang digunakan adalah lembar validasi Ahli dan Lembar respon mahasiswa. Anaslisi data dilakukan dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Berikut hasil validasi perangkat pembelajaran berbasis inkuiri terintegrasi nilai karakter. 458
3 Gambar 1. Grafik perbandingan hasil validasi RPS tahap 1 dan 2 Gambar 2. Perbandingan hasil validasi ahli desain bahan ajar tahap 1 dan 2 Gambar 3. Perbandingan persentase kelayakan materi bahan ajar tahap 1 dan 2 459
4 Gambar 4. Grafik Perbandingan respon mahasiswa Pembelajaran Inkuiri melibatkan pemanfaatan lingkungan untuk belajar. Pemilihan lingkungan belajar yang menunjang matakuliah morfologi tumbuhan tentu sangat banyak, beberapa lokasi lingkungan yang dapat menunjang matakuliah morfologi tumbuhan yaitu Taman Ki Hajar Dewantara, Taman Nasional Way Kambas, BBI Pekalongan, Pasar Bunga Pekalongan di Kabupaten Lampung Timur. Taman Ki Hajar Dewantara adalah salah satu taman yang dibuat oleh Pemerintah daerah Kota Metro, taman ini memiliki beberapa tumbuhan yang bisa dijadikan obyek pengamatan untuk matakuliah Morfologi Tumbuhan. Hasil analisis kurikulum yang ada pada program studi pendidikan biologi Universitas Muhammadiyah Metro bahwa program studi pendidikan biologi sedang mengalami masa transisi perubahan kurikulum. Mulai tahun akademik 2016/2017 program studi pendidikan biologi menerapkan kurikulum pendidikan tinggi berbasis KKNI. Berikut contoh hasil analisis yang terdapat pada RPS pada tahun akademik 2015/2016. Tabel 1. Analisis RPS pada matakuliah Morfologi Tumbuhan No Kemampuan Akhir yang diharapkan Bahan Kajian (Materi Ajar) Bentuk Pembelajaran 1 Mahasiswa memahami Daun; fungsi dan bagian 2 Mahasiswa memahami Daun; macam daun 3 Mahasiswa memahami Tata letak daun Daun; fungsi dan bagian Daun; macam daun Tata daun letak Diskusi kelompok game dan praktikum tentang Daun (fungsi, bagian-bagian, dasar penggolongan bentuk daun, dan bangun daun) Diskusi kelompok game dan praktikum tentang Daun (daging daun, warna, permukaannya, daun majemuk dan macamnya) Diskusi kelompok dan praktikum tentang Daun (tata letak daun, bagan dan diagram tata letak daun) Dari tabel 1 terlihat kemampuan yang ingin dicapai pada materi morfologi tumbuhan masih dalam ranah kognitif C1. keterampilan proses sains yang muncul pada praktikum morfologi tumbuhan adalah mengamati, mengkomunikasikan data dan mengajukan pertanyaan [4]. Metode yang digunakan dalam pembelajaran yaitu 460
5 diskusi kelompok, game dan praktikum. pembelajaran yang dilakukan yaitu mahasiswa diberikan tugas kelompok, kemudian mempresentasikan makalahnya. Hasil analisis RPS pada matakuliah Morfologi tumbuhan terlihat bahwa pembelajaran perlu dikembangkan sesuai dengan tuntutan abad 21. Salah satu pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan abad 21 adalah pembelajaran berbasis inkuiri. Oleh karena itu penelitian ini mengembangkan pembelajaran berbasis inkuiri terintegrasi nilai karakter yang berbentuk RPS dan Bahan ajar. Penyelenggaraan pendidikan Indonesia bertujuan untuk menghasilkan generasi bangsa yang berkualitas [5]. Hasil validasi pengembangan RPS terlihat seperti pada gambar 1 bahwa hasil validasi ahli desain pada RPS terlihat setiap indikator mengalami peningkatan dari validasi tahap 1 dan tahap 2. Indikator pertama konsistensi kelengkapan RPS pada tahap ke2 didapatkan nilai 90%, jika dikonversi pada persentase kelayakan maka didapatkan masuk kategori, indikator kedua keterkaitan pembelajaran pada RPS dengan bahan ajar didapatkan nilai 80, Indikator ketiga kesesuaian kegiatan pembelajaran pada RPS dengan pembelajaran inkuiri mendapat nilai 80%, Indikator keempat yaitu komponen pada RPS mendorong mahasiswa lebih aktif didapatkan nilai 80%, dan indikator kelima yaitu pembelajaran pada RPS mengembangkan karakter mahasiswa 80%. Hasil validasi pada tahap ke 2 terlihat bahwa semua indikator mengalami peningkatan dari tahap 1. Semua indikator ahli desain pada RPS pada tahap kedua masuk pada kriteria interpretasi Riduwan dan Akdon (2013) menunjukkan tingkat sangat baik, kriteria ini berarti RPS yang diperbaiki pada tahap kedua layak untuk digunakan [6]. Perubahan yang dilakukan pada tahap ke2 ini diantaranya adalah Menyesuaikan langkah pembelajaran yang ada pada RPS dengan isi bahan ajar. Hal ini dikarenakan pada RPS yang dihasilkan tahap 1 belum tampak bagaimana langkah pembelajaran inkuiri terintegrasi nilai karakter. Belum sesuainya RPS yang dikembangkan dengan langkah inkuiri menyebabkan langkah pembelajaran pada RPS belum tampak membuat siswa lebih aktif. Perubahan pada tahap kedua yang berikutnya adalah memunculkan Langkah pembelajaran inkuiri pada RPS. Langkah inkuiri yang dikembangkan terdiri atas merumuskan masalah, membuat hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis dan menyimpulkan. Langkah pembelajaran ini diharapkan dapat memberikan pengalaman yang lebih mahasiswa untuk memahami konsep. Cara pengemasan pengalaman belajar yang dirancang oleh guru sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman bagi para peserta didik. Pengalaman pembelajaran yang menunjukkan unsur konseptual akan membuat pembelajaran lebih efektif [7]. Selain memunculkan langkah pembelajaran berbasis inkuiri dalam RPS, pada tahap kedua juga memunculkan nilai karakter pada RPS, adapun nilai karakter yang dimunculkan dalam RPS yaitu nilai religi, teliti dan peduli lingkungan. Adanya nilai karakter ini diharapkan mahasiswa dapat menjadi calon guru biologi yang memiliki kepribadian yang baik. Manusia yang memiliki karakter adalah individu yang memiliki pengetahuan tentang kebaikan, menginginkan dan mencintai kebaikan, serta dapat melakukan kebaikan [8]. Produk kedua yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah bahan ajar. Banyak anak yang berkembang karakternya karena isi buku bacaannya [9]. Maka dalam penelitian ini bahan ajar yang dikembangkan selain memuat langkah pembelajaran inkuiri juga memuat nilai karakter.gambar 2 terlihat bahwa Indikator kalimat pada bahan ajar mudah dipahami mendapatkan nilai 90%. Indikator ukuran gambar mendapatkan nilai 80%. Indikator ukuran huruf mendapatkan nilai 90%. Indikator bahan ajar menunjukkan langkah pembelajaran berbasis inkuiri mendapatkan nilai 90%. Indikator alat dan bahan pada langkah pembelajaran sesuai dengan kebutuhan mahasiswa mendapatkan nilai 80%. Indikator lembar kerja mahasiswa sesuai dengan materi mendapatkan nilai 80%. Indikator bahan ajar menunjukkan pengembangan nilai karakter mahasiswa mendapatkan nilai 80%. Indikator Layout 461
6 bahan ajar mendapatkan nilai 90%. Semua indikator tersebut, jika dikonversi tingkat kelayakan termasuk kriteria Sangat Baik [6]. Hal ini dapat disimpulkan bahwa menurut hasil validasi ahli desai bahan ajar didapatkan bahwa sangat baik. Bahan ajar merupakan salah satu komponen yang penting dalam pembelajaran. Dari gambar 3. Terlihat bahwa kelima indikator kelayakan materi bahan ajar mengalami peningkatan. Berikut nilai pada tahap kedua pada masing-masing indikator: 1) Indikator kesesuaian CP, CPMK dan tujuan pembelajaran mendapatkan nilai 80%. Indikator kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran mendapatkan nilai 80%. Indikator kesesuaian gambar dengan materi mendapatkan nilai 90%. Indikator kesesuaian lembar kerja mahasiswa dengan tujuan pembelajaran mendapatkan nilai 90%. Indikator kesesuaian pertanyaan dengan materi mendapatkan nilai 80%. Tahap setelah validasi ahli adalah melakukan uji coba. Uji coba perangkat pembelajaran dilakukan kepada mahasiswa pendidikan biologi berjumlah 60 mahasiswa. Dari gambar 4. Terlihat bahwa indikator untuk respon mahasiswa terhadap bahan ajar yang dikembangkan didapatkan bahwa indikator kalimat pada bahan ajar mendapatkan nilai 78,33%, indikator Kualitas gambar mendapatkan nilai 80,33%, layout bahan ajar mendapatkan nilai 74%, indikator langkah Pembelajaran inkuiri pada bahan ajar mendapatkan nilai 79%, indikator bahan ajar mendorong lebih aktif dalam pembelajaran mendapatkan nilai 78% dan indikator bahan ajar mengembangkan karakter mahasiswa mendapatkan nilai 80%. Gambar 5 nilai rata-rata validasi dan respon mahasiswa Gambar 5 terlihat bahwa hasil rata-rata Ahli RPS didapatkan nilai 82%, Ahli desain bahan ajar didapatkan nilai 85%, ahli materi bahan ajar didapatkan nilai 85% dan respon mahasiswa 78,3% Rata-rata respon mahasiswa setelah menggunakan bahan ajar didapatkan nilai 78,3%, nilai rata-rata ahli RPS, ahli desain bahan ajar dan ahli materi bahan ajar masuk pada kriteria interpretasi kategori sangat baik, sedangkan respon mahasiswa termasuk kategori baik [6]. Selama pelaksanaan pembelajaran inkuiri kesulitan yang dialami oleh mahasiswa hanya tampak pada pertemuan pertama. Mahasiswa kesulitan dalam membuat rumusan masalah. Kesulitan ini makin lama makin hilang karena mahasiswa telah terbiasa dengan langkah pembelajaran inkuiri. Mahasiswa makin lama makin memperbaiki kualitas rumusan masalah, makin teliti dalam membuat hipotesis, melakukan pengamatan, menganalisis hingga membuat kesimpulan dari hasil analisis yang telah dilakukan. Proses penyelidikan mengharuskan siswa mengidentifikasi asumsi, menggunakan berpikir kritis dan logis dan memberikan penjelasan terhadap solusi alternatif [10]. Pelaksanaan pembelajaran 462
7 inkuiri selama ujicoba pada matakuliah morfologi tumbuhan, lebih ditekankan pada aktivitas mahasiswa. Dosen sedikit demi sedikit mengurangi memberikan bimbingan pada saat pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk membuat mahasiswa lebih mandiri dalam melakukan pengamatan untuk mengumpulkan data yang seharusnya mereka temukan. 4. SIMPULAN DAN SARAN 4.1. Hasil validasi hasil rata-rata Ahli RPS didapatkan nilai rata-rata sebesar 82%, ahli desain bahan ajar didapatkan nilai rata-rata sebesar 85%, ahli materi bahan ajar didapatkan nilai rata-rata sebesar 85% dan respon mahasiswa 78,3% sedangkan rata-rata respon mahasiswa setelah menggunakan bahan ajar didapatkan nilai 78,3%, nilai rata-rata ahli RPS, ahli desain bahan ajar dan ahli materi bahan ajar masuk pada kriteria interpretasi kategori sangat baik, sedangkan respon mahasiswa termasuk kategori baik 4.2. Produk perangkat pembelajaran inkuiri terintegrasi nilai karakter diharapkan dapat diujicoba kembali dengan model lesson study untuk mendapatkan produk perangkat pembelajaran yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA [1] Purwanto, Liliawati. W, Hidayat.R. Analisis Kemampuan Inkuiri dan Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama melalui Model Pembelajaran berbasis Model Hierarki Of Inquiry. Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVII HFI Jateng & DIY, Solo, 23 Maret ISSN: [2] Ertikanto, chandra., Viyanti., dan wahyudi, ismu Keefektifan pengetahuan inkuiri guru sekolah dasar kota bandar lampung dalam pembelajaran sains. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (SNPS) 2015 ISSN: [3] Trianto Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara. [4] Lepiyanto Analisis Keterampilan proses sains pada pembelajaran berbasis praktikum. Bioedukasi Volume 5, Nomor 2. E.ISSN [5] Wulandari H. Dan Lepiyanto, A Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi berorientasi siklus belajar untuk siswa kelas XI SMA TELADAN 1 Metro. Bioedukasi Volume 7, Nomor 2. E.ISSN [6] Riduwan dan Akdon Rumus Dan Data Dalam Analisis Statistika. Alfabeta: Bandung. [7] Toharudin, U., Hendrawati, S. dan Rustaman, A Membangun Literasi Sains Peserta Didik, Bandung: Humaniora. [8] Lickona T Raising Good Raising Good Children : From Birth Through the Teenage Years. Bantam Books, New York, Toronto, London, Sydney, Auckland [9] Suparno, P Pendidikan Karakter Di Sekolah. Kanisius: Yogyakarta [10] Saputra ZAH, Yuanita L, dan Ibrahim M. Pengembangan perangkat pembelajaran kimia model inkuiri untuk meningkatkan Penguasaan konsep dan melatih keterampilan berpikir kritis siswa sma. jurnal Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Vol. 6, No. 1, Nov Hal
BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN
BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN 2442-9805 Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN 2086-4701 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS INKUIRI TERINTEGRASI NILAI KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN PADA MATERI
Lebih terperinciPENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS PBL BERUPA LKPD DISERTAI NILAI KARAKTER. Abstrak
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS PBL BERUPA LKPD DISERTAI NILAI KARAKTER Riski Rusmalinda 1, Handoko Santoso 2, Dasrieny Pratiwi 3 1 Universitas Muhammadiyah Metro, Lampung 2 Universitas Muhammadiyah Metro,
Lebih terperinciBIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN
BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN 2442-9805 Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN 2086-4701 PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI STUDI KASUS PEMBELAJARAN DI KELAS X SMAN
Lebih terperinciBIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN
BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN 22-980 Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN 2086-701 PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI BERBASIS INKUIRI PADA MATERI INTERAKSI ANTAR MAKHLUK HIDUP
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH OLEH: FITRIA DWITA A1C411031
ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD) BERMUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI JAMUR UNTUK SISWA SMA KELAS X MIA OLEH: FITRIA DWITA A1C411031 FAKULTAS
Lebih terperinciBIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN
BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN 2442-9805 Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN 2086-4701 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATAKULIAH BIOLOGI UMUM Agil Lepiyanto Dasrieny Pratiwi
Lebih terperinciPEMBELAJARAN BERBASIS BLENDED LEARNING DISERTAI NILAI KARAKTER DI FKIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
PEMBELAJARAN BERBASIS BLENDED LEARNING DISERTAI NILAI KARAKTER DI FKIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO Handoko Santoso 1, Agil Lepiyanto 2, Swaditya Rizki 3 1,2,3 FKIP Universitas Muhammadiyah Metro, Kota
Lebih terperinciBIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN
BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN 2442-9805 Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN 2086-4701 ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM Agil Lepiyanto Pendidikan Biologi
Lebih terperinciPengembangan LKS Berbasis Contextual Teaching and Learning Materi Hama dan Penyakit Tumbuhan
Pengembangan Berbasis Contextual Teaching and Materi Hama dan Penyakit Tumbuhan Zulis Shoidah, Fida Rachmadiarti, Winarsih Jurusan Biologi FMIPA UNESA Jalan Ketintang Gedung C Lt.2 Surabaya 6021, Indonesia
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI SOFT SKILLS PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT KELAS X DI MAN MOJOKERTO
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI SOFT SKILLS PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT KELAS X DI MAN MOJOKERTO DEVELOPMENT OF STUDENT WORKSHEET WITH SOFTSKILLS ORIENTATION IN
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODUL PENGINTEGRASIAN NILAI KEISLAMAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)
PENGEMBANGAN MODUL PENGINTEGRASIAN NILAI KEISLAMAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) Resti Yulianti 1, Achyani 2, Agil Lepiyanto 3 1,2,3 Pendidikan Biologi FKIP Universitas
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS ANIMASI FLASH TOPIK BAHASAN USAHA DAN ENERGI
p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS ANIMASI FLASH TOPIK BAHASAN USAHA DAN ENERGI Arif Rahman Aththibby M. Barkah Salim Pendidikan Fisika FKIP Universitas
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI BERBASIS INKUIRI PADA MATERI INTERAKSI ANTAR MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI BERBASIS INKUIRI PADA MATERI INTERAKSI ANTAR MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA M. Khoirudin Universitas Nahdlatul Ulama Lampung Email: irul_tpg13@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari mengenai alam dan fenomena alam yang terjadi, yang berhubungan dengan benda hidup maupun benda tak
Lebih terperinciPENYUSUNAN MODUL PEMBELAJARAN JARINGAN TUMBUHAN BERBASIS HAKIKAT SAINS. Evi Mardiani, Siti Romlah Noerhodijah
PENYUSUNAN MODUL PEMBELAJARAN JARINGAN TUMBUHAN BERBASIS HAKIKAT SAINS Evi Mardiani, Siti Romlah Noerhodijah Jurusan Pendidikan Biologi, Universitas Sultan AgengTirtayasa recheese_13@hotmail.com ABSTRACT
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN MACROMEDIA FLASH BERBASIS LAGU SAINS
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN MACROMEDIA FLASH BERBASIS LAGU SAINS Dwi Septi Saputri 1, Handoko Santoso 2, Agil Lepiyanto 3 1 Universitas Muhammadiyah Metro, Lampung 2 Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciANALISIS KEMAMPUAN MENYIMPULKAN PADA MATERI HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA DENGAN INKUIRI TERBIMBING
ANALISIS KEMAMPUAN MENYIMPULKAN PADA MATERI HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA DENGAN INKUIRI TERBIMBING Yosi Ermalinda, Ratu Betta Rudibyani, Emmawaty Sofya, Ila Rosilawati. Pendidikan Kimia, Universitas Lampung
Lebih terperinciAbstrak. Kata kunci: Modul, nilai-nilai spiritual keislaman, ARIAS (Asurance, Relevance, Interest, Assessment, Statisfaction) Abstract
PENGEMBANGAN MODUL PADA MATERI SISTEM EKSKRESI MELALUI PENGINTEGRASIAN NILAI-NILAI SPIRITUALKEISLAMAN MENGGUNAKAN METODE ARIAS KELAS XISMA MUHAMMADIYAH 2 METRO Rismawati 1, Anak Agung Oka 2, Dasrieny Pratiwi
Lebih terperinciBIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN
BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN 2442-9805 Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN 2086-4701 PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH SISWA SMA KELAS X PADA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Literasi sains merupakan salah satu ranah studi Programme for Internasional Student Assessment (PISA). Pada periode-periode awal penyelenggaraan, literasi sains belum
Lebih terperinciPengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Berbentuk Tes Esai untuk Mata Pelajaran Fisika SMA Kelas X
Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Berbentuk Tes Esai untuk Mata Pelajaran Fisika SMA Kelas X Shobhi Al-Ghifari 1), Jufrida 2), dan Fibrika Rahmat Basuki 3) 1) Mahasiswa S1 Program
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS
PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS Ike Evi Yunita Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas
Lebih terperinciPENGEMBANGAN BUKU SAKU SEBAGAI BAHAN AJAR AKUNTANSI PADA POKOK BAHASAN JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA
PENGEMBANGAN BUKU SAKU SEBAGAI BAHAN AJAR AKUNTANSI PADA POKOK BAHASAN JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA Alif Via Agustien Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi,
Lebih terperinciJurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBASIS KEGIATAN LABORATORIUM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ELASTISITAS KELAS X SMA NEGERI 2 SIDOARJO Jufita Ratnasari, Wasis Jurusan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKDP) BERBASIS GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN PRACTICAL SKILLS DAN PEMAHAMAN KONSEP IPA PESERTA DIDIK SMP
Pengembangan Lembar Kerja. (Putri Chandra H.) 1 PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKDP) BERBASIS GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN PRACTICAL SKILLS DAN PEMAHAMAN KONSEP IPA PESERTA DIDIK SMP DEVELOPMENT
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI KAIDAH PENCACAHAN UNTUK SISWA KELAS XI MIA SMAN 7 PADANG
PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI KAIDAH PENCACAHAN UNTUK SISWA KELAS XI MIA SMAN 7 PADANG ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Prima Mutia Sari, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sains atau ilmu pengetahuan alam pada hakikatnya merupakan suatu proses penemuan. Hal ini sesuai dengan latar belakang pentingnya IPA dalam Depdiknas (2006:
Lebih terperinciUNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017
KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS XI MAN 2 GRESIK PADA MATERI LAJU REAKSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN METODE EKSPERIMEN SCIENCE PROCESS SKILLS OF THE STUDENTS OF CLASS XI MAN 2 GRESIK
Lebih terperinciLaela Ngasarotur Risfiqi Khotimah Partono Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro
p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 METRO SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Laela Ngasarotur
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 16 KERINCI
Biodik Vol 3 No.1 Juni 2017 Hal 8-15 1 PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 16 KERINCI DEVELOPMENT OF BIOLOGY
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA GUIDED DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS
117 Jurnal Prodi Pendidikan Biologi Vol 6 No 3 tahun 2017 PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA GUIDED DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DEVELOPMENT OF GUIDED DISCOVERY STUDENTS WORK
Lebih terperinci2 Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, Universitas Pasir Pengaraian
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) IPA TERPADU BERORIENTASI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATERI CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP KELAS VII DI SMP NEGERI 1 RAMBAH HILIR Eka purnama sari (1), Rena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu komponen penting dalam membentuk manusia yang memiliki
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perkembangan abad 21 saat ini ditandai oleh pesatnya perkembangan IPA dan teknologi. Terutama pada pembangunan nasional yaitu bidang pendidikan. Oleh karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
Lebih terperinciPENGEMBANGAN WORKSHEET IPBA BERBASIS SAINS LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI MAHASISWA
DOI: doi.org/10.21009/03.snf2017.01.rnd.02 PENGEMBANGAN WORKSHEET IPBA BERBASIS SAINS LOKAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI MAHASISWA Erwina Oktavianty 1,a), Hamdani, Ika Sari Fitrina
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA MODUL PADA MATA DIKLAT GAMBAR TEKNIK DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA
Pengembangan Media Pembelajaran (Yanto Wibowo) 331 PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA MODUL PADA MATA DIKLAT GAMBAR TEKNIK DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA DEVELOPMENT OF MODULE AS A LEARNING
Lebih terperinciWardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember
PENGARUH MODEL INQUIRY TRAINING DISERTAI MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR DAN RETENSI HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA (FISIKA) DI MTs 1) Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. knowledge, dan science and interaction with technology and society. Oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan tempat berlangsungnya proses pendidikan secara formal. Di sekolah anak-anak mendapatkan pengetahuan yang dapat dijadikan sebagai bekal untuk masa depannya.
Lebih terperinciReta Yuliani Fajrin 40, Jekti Prihatin 41, Pujiastuti 42
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI BERORIENTASI PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA POKOK BAHASAN SISTEM REGULASI MANUSIA (SARAF, ENDOKRIN, DAN INDERA) KELAS XI SMA Reta Yuliani Fajrin 40, Jekti Prihatin 41,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODUL SIFAT LARUTAN BERMUATAN NILAI KETUHANAN DAN KECINTAAN LINGKUNGAN DI SMP
PENGEMBANGAN MODUL SIFAT LARUTAN BERMUATAN NILAI KETUHANAN DAN KECINTAAN LINGKUNGAN DI SMP Eci Oktadarmafina, Nina Kadaritna, Noor Fadiawati Pendidikan Kimia, Universitas Lampung eci.pkimia@yahoo.com Abstract:
Lebih terperinciBioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi
Vol. o.2 ISS: 202-9528 VALIDITAS LKS BERBASIS PEDEKATA KETERAMPILA PRSES PADA MATERI EKSISTEM Eva Wahyu Maulidia Program Studi S-1 Pendidikan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas egeri Surabaya Gedung C
Lebih terperinci(Artikel) Oleh KHOIRUNNISA
PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA (Artikel) Oleh KHOIRUNNISA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015 PENGARUH
Lebih terperinciKETERAMPILAN MEMPREDIKSI DAN MENGKOMUNIKASIKAN PADA MATERI KELARUTAN DAN Ksp MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING.
KETERAMPILAN MEMPREDIKSI DAN MENGKOMUNIKASIKAN PADA MATERI KELARUTAN DAN Ksp MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING Andri Kasrani, Ila Rosilawati, Nina Kadaritna Pendidikan Kimia, Universitas Lampung andrikas03@gmail.com
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dibangun atas dasar produk
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap atau prosedur ilmiah (Trianto, 2012: 137). Pembelajaran Ilmu
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LKS PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA KELAS XI IPA SMA
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 2 Tahun 2015 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 32-37 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia PENGEMBANGAN LKS PRAKTIKUM
Lebih terperinciPengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA III 2017 "Etnosains dan Peranannya Dalam Menguatkan Karakter Bangsa" Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERSITAS PGRI Madiun Madiun, 15 Juli 2017 102 Makalah Pendamping
Lebih terperinciErnita Vika Aulia dan Ismono Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya
PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERORIENTASI INKUIRI UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA PADA MATERI IKATAN KIMIA KELAS X SMA WIDYA DARMA SURABAYA THE DEVELOPMENT OF STUDENT
Lebih terperinciPengembangan modul pembelajaran fisika berbasis PBL (problem based learning)
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA III 2017 "Etnosains dan Peranannya Dalam Menguatkan Karakter Bangsa" Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERISTAS PGRI Madiun Madiun, 15 Juli 2017 110 Makalah Pendamping
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau. antisipasi kepentingan masa depan (Trianto, 2009:1).
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah
Lebih terperincie-issn: p-issn: Pengembangan Modul Berbasis Guided Inquiry Pada Matakuliah Biologi Dasar
e-issn: 2442-7667 p-issn: 1412-6087 Pengembangan Modul Berbasis Guided Inquiry Pada Matakuliah Biologi Dasar Saidil Mursali, Titi Laily Hajiriah Program Studi Pendidikan Biologi, FPMIPA IKIP Mataram Email:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu untuk. mengembangkan potensi diri dan sebagai katalisator bagi terjadinya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai salah satu unsur kehidupan berperan penting dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu untuk mengembangkan potensi diri dan sebagai
Lebih terperinciJurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 06 No. 03, September 2017, ISSN:
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) DALAM PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN AMRITA VIRTUAL LAB UNTUK MELATIH KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA SUBMATERI EFEK DOPPLER Ritmayanti, Zainul
Lebih terperinciPROFIL KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMBUAT HIPOTESIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING. (Artikel) Oleh MUHAMMAD AKBAR
PROFIL KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMBUAT HIPOTESIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (Artikel) PROFIL KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMBUAT HIPOTESIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING Oleh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan yang biasa dikenal dengan istilah Research and Development (R&D). Model pengembangan yang direncanakan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI DILENGKAPI MIND MAP PADA MATERI POKOK SISTEM RESPIRASI UNTUK SMA
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI DILENGKAPI MIND MAP PADA MATERI POKOK SISTEM RESPIRASI UNTUK SMA Oleh: Witria Malra Sari 1, Mades Fifendy 2, Muhyiatul Fadilah 2 Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS INKUIRI DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS XA SMA NEGERI PASIRIAN LUMAJANG Intan Fitriani 1, Dewi Iriana 2,
Lebih terperinciBIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN
BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN 2442-9805 Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN 2086-4701 PENGEMBANGAN PETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI BERBASIS PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH) UNTUK SISWA
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN KERJA ILMIAH SISWA KELAS X MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY ROLE APPROACH BERBASIS LESSON STUDY DI SMA N 16 SEMARANG
PENINGKATAN KETERAMPILAN KERJA ILMIAH SISWA KELAS X MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY ROLE APPROACH BERBASIS LESSON STUDY DI SMA N 16 SEMARANG Setyo Haryono 1) 1 SMA N 16 Semarang e-mail: ayahtyo9@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dinamika perkembangan era globalisasi abad 21 ditandai dengan laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin pesat. Seiring dengan perkembangan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA mencakup beberapa prosedur pengembangan. Langkah-langkah. pengembangan bahan ajar adalah sebagai berikut:
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Cara Pengembangan Penelitian pengembangan modul Hidrosfer sebagai Sumber Kehidupan dengan pendekatan saintifik untuk pembelajaran geografi
Lebih terperinciSKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Biologi OLEH :
Artikel Skripsi PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN INKUIRI, KETERAMPILAN METAKOGNISI DAN RETENSI SISWA KELAS XI SMAN 6 KEDIRI MATERI SISTEM SYARAF DAN KOORDINASI PADA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. dengan aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka misi pendidikan di Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI IPA MAN SUMENEP
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI IPA MAN SUMENEP IMPLEMENTATION INQUIRY LEARNING MODEL TO TRAIN STUDENT PROCESS SKILLS
Lebih terperinciDita Oktavia Yudhatami Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRAK
PENGEMBANGAN MODUL MEMELIHARA STANDAR PENAMPILAN PRIBADI PADA MATA DIKLAT MENERAPKAN PRINSIP-PRINSIP KERJASAMA DENGAN KOLEGA DAN PELANGGAN UNTUK SISWA SMK NEGERI 2 BUDURAN SIDOARJO Dita Oktavia Yudhatami
Lebih terperinciPERANGKAT PEMBELAJARAN SISTEM PEREDARAN DARAH MODEL INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR
PERANGKAT PEMBELAJARAN SISTEM PEREDARAN DARAH MODEL INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR Siti Safitri Nur Indahsari, Herawati Susilo, Amy Tenzer Fakultas MIPA, Universitas
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA SEBAGAI PENUNJANG PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ASET TETAP
PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA SEBAGAI PENUNJANG PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ASET TETAP Uswatun Khasanah Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangkan suatu produk (Paidi, 2010: 57). Produk R&D dalam
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) merupakan penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan atau mengembangkan suatu
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1. Pengertian LKS. Untuk memahami maksud LKS, terlebih dahulu diuraikan mengenai
BAB II KAJIAN TEORI A. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1. Pengertian LKS Untuk memahami maksud LKS, terlebih dahulu diuraikan mengenai bahan ajar. Dalam Prastowo (2015: 17), bahan ajar merupakan segala bahan
Lebih terperinciPerbandingan Peningkatan Keterampilan Generik Sains Antara Model Inquiry Based Learning dengan Model Problem Based Learning
Perbandingan Peningkatan Keterampilan Generik Sains Antara Model Inquiry Based Learning dengan Model Problem Based Learning A. Kusdiwelirawan 1, Tri Isti Hartini 2, Aniq Rif atun Najihah 3 1,2,3 Program
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BERORIENTASI GAMBAR PADA MATERI JARINGAN UNTUK KELAS VII SMP ARTIKEL
PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BERORIENTASI GAMBAR PADA MATERI JARINGAN UNTUK KELAS VII SMP ARTIKEL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1) Disusun Oleh : RAMA
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi (ISBN: ), Juni 2018
PENGEMBANGAN MODUL DAN LKM PADA MATA KULIAH GENETIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS MIND MAPPING DALAM UPAYA MENUMBUHKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA BIOLOGI UNIVERSITAS
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-21 Surakarta, 22 Oktober 2016 PENERAPAN MODEL
Lebih terperinciMELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK
MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK EXERCISING SCIENCE PROCESS SKILLS THROUGH IMPLEMENTATION INQUIRY
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development, R&D). Borg & Gall (Sugiyono 2011: 47) menyatakan bahwa research and development
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK KELAS V SEKOLAH DASAR
Jurnal Pendidikan Rokania Vol. II (No. 2/2017) 186-199 186 PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK KELAS V SEKOLAH DASAR Oleh Eni Marta Dosen Sekolah Tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu bangsa. Pemerintah terus
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tentang alam. Belajar sains merupakan suatu proses memberikan sejumlah pengalaman
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sains merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam. Belajar sains merupakan suatu proses memberikan sejumlah pengalaman kepada siswa
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI PROBLEM SOLVING DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA KELAS XI SMA
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI PROBLEM SOLVING DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA KELAS XI SMA DEVELOPMENT OF WORKSHEET WITH ORIENTED BY PROBLEM SOLVING WITH MIND
Lebih terperinciBIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN
BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN 2442-9805 Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN 2086-4701 PENGEMBANGAN BUKU AJAR BERBASIS LOKAL MATERI KEANEKARAGAMAN LABA-LABA DI KOTA METRO SEBAGAI SUMBER
Lebih terperinciAbstrak. : Desi Hartinah, Dr. Insih Wilujeng, dan Purwanti Widhy H, M. Pd, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta
Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Model Connected... (Desi Hartinah) 1 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA MODEL CONNECTED UNTUK PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN PENCAPAIAN RASA INGIN TAHU
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode yang dipergunakan dalam penelitian adalah Research and
35 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang dipergunakan dalam penelitian adalah Research and Development (penelitian dan pengembangan). Menurut Sukmadinata (2011: 167), dalam penelitian
Lebih terperinciHairudin, Herdini, Roza Linda Irulhairudin No. Hp :
1 PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) UNTUK MENUNJANG PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN KIMIA SMA POKOK BAHASAN KOLOID Hairudin, Herdini, Roza
Lebih terperinciKelayakan Perangkat Pembelajaran Berorientasi PBI dan Pendidikan Karakter pada Materi Daur Ulang Limbah
Perangkat Berorientasi PBI Pendidikan Karakter pada Materi Daur Ulang Limbah Ria Habiba Fatimah, Herlina Fitrihidajati, Tarzan Purnomo. Jurusan Biologi FMIPA UNESA Jalan Ketintang Gedung C Lt.2 Surabaya
Lebih terperinciHasil Uji Validitas Buku Siswa Berbasis Inkuiri pada Pembelajaran IPA untuk Siswa Kelas VIII SMP
Hasil Uji Validitas Buku Siswa Berbasis Inkuiri pada Pembelajaran IPA untuk Siswa Kelas VIII SMP Fitri Arsih 1), Yuni Ahda 2) Staf Pengajar Jurusan Biologi, Universitas Negeri Padang Jl. Prof. Dr. Hamka
Lebih terperinciKETERAMPILAN KERJA ILMIAH PADA MATERI INDIKATOR ASAM BASA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
KETERAMPILAN KERJA ILMIAH PADA MATERI INDIKATOR ASAM BASA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING Nadia Ulfa, Hairida, Rahmat Rasmawan Program Studi Pendidikan Kimia FKIP UNTAN, Pontianak Email:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tidak boleh ditinggalkan yaitu pengetahuan (cognitive, intelectual), keterampilan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ilmu kimia secara umum memiliki karakteristik bersifat abstrak sehingga diperlukan kemampuan guru untuk menjadikannya lebih konkrit. Salah satunya dengan cara
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL UNTUK SISWA KELAS VII SMP 1 BAYANG UTARA ABSTRACT
PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL UNTUK SISWA KELAS VII SMP 1 BAYANG UTARA Sri Yuli Helda*), Anna Cesaria, M. Pd ** ), Anny Sovia, S. Si,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 BINAMU KAB. JENEPONTO
PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI... PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 BINAMU KAB. JENEPONTO Muhammad Al Muhajir Dosen Universitas Pejuang Republik Indonesia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kehidupan. Setyawati (2013:1) menyatakan bahwa peningkatan kualitas
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan di era globalisasi saat ini merupakan suatu tantangan setiap bangsa untuk menciptakan generasi yang dapat memperkuat landasan segala sektor kehidupan. Setyawati
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LKS FISIKA BERORIENTASI MODEL LEARNING CYCLE 7-E PADA MATERI ELASTISITAS SEBAGAI PENUNJANG PEMBELAJARAN SMA
PENGEMBANGAN LKS FISIKA BERORIENTASI MODEL LEARNING CYCLE 7-E PADA MATERI ELASTISITAS SEBAGAI PENUNJANG PEMBELAJARAN SMA Queen Erlia Utomo, Titin Sunarti Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII SMPN 23 PADANG
PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII SMPN 23 PADANG Septri Syahdi*, Rina Febriana**, Anny Sovia** *)Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research
BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Model pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research and Development (R & D).
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MOBILE LEARNING BAGI PEMBELAJARAN
JKKP : Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan http://doi.org/10.21009/jkkp DOI: doi.org/10.21009/jkkp.042.07 E-ISSN : 2597-4521 PENGEMBANGAN MOBILE LEARNING BAGI PEMBELAJARAN Gufron Amirullah 1,a),
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING
PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL SISWA KELAS X SMKN 4 PADANG Oleh Pil Gafur* ), Sefna Rismen** ), Hj. Husna**
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang sains berada pada posisi ke-35 dari 49 negera peserta. dalam bidang sains berada pada urutan ke-53 dari 57 negara peserta.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum dapat dipahami bahwa rendahnya mutu Sumber Daya Manusia (SDM) bangsa Indonesia saat ini adalah akibat rendahnya mutu pendidikan (Tjalla, 2007).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa dalam menjelajah dan memahami
Lebih terperinciPENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS MODEL PROBLEM BASED LEARNING
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA POKOK BAHASAN PENCEMARAN LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI GRUJUGAN BONDOWOSO Benny Satria Wahyudi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari IPA yang mempelajari struktur, susunan,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia merupakan bagian dari IPA yang mempelajari struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi. Ilmu kimia itu dibangun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara peserta didik dan pengajar yang menggunakan segala sumber daya sesuai dengan perencanaan yang telah di persiapkan
Lebih terperinci