P UT U S AN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Banten) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "P UT U S AN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Banten) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA"

Transkripsi

1 P UT U S AN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Banten) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA, [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan putusan dalam perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat/Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tahun 2014, yang diajukan oleh: [1.2] Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia yang diwakili oleh: 1. Nama : Sutiyoso Jabatan : Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia Alamat : Jalan Diponegoro Nomor 63 Menteng, Jakarta Pusat 2. Nama : M. Yusuf Kartanegara Jabatan : Sekretaris Jenderal Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia Alamat : Jalan Diponegoro Nomor 63 Menteng, Jakarta Pusat Berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor 02/SK/DPN PKP IND/V/2014 tanggal 12 Mei 2014, memberi kuasa kepada: M. Kamal Singadirata, S.H., M.H., Safril Partang, S.H., M.H., Jeffry Palijama, S.H., Ridwan, S.H., Martimbang R. Siahaan, S.H., Abdul Lukman Hakim, S.H., Saepudin Umar, S.H., M. Hasbi, S.H., M. Solehudin, S.H., Hj. Lolynda Usman, S.E., S.H., Rio Rama Baskara, S.H. Kesemuanya adalah para Advokat/Pengacara/Penasehat Hukum dari Tim Advokasi Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) yang yang berkantor di Jalan Diponegoro Nomor 63 Menteng, Jakarta Pusat, baik secara sendiri-sendiri atau

2 2 bersama-sama bertindak untuk dan atas nama pemberi kuasa Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) peserta Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tahun 2014 Nomor Urut 15. Selanjutnya disebut sebagai Pemohon; Terhadap [1.3] Komisi Pemilihan Umum, berkedudukan di Jalan Imam Bonjol Nomor 29, Menteng, Jakarta Pusat. Berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor 1194/KPU/V/2014 tanggal 21 Mei 2014, memberi kuasa kepada Ali Nurdin, S.H., Rasyid Alam Perkasa Nasution, S.H., Dr. Absar Kartabrata, S.H,. M.Hum., Abdul Qodir, S.H., M.A., Dr. Berna Sudjana Ermaya, S.H., M.H., Muh. Hikmat Sudiadi, S.H., Syafran Riyadi, S.H., Ibnu Shina Zaenudin, S.H., Dedy Mulyana, S.H., M.H., Arie Achmad, S.H., Subagio Aridarmo, S.H., Guntoro, S.H., Rieke Savitri, S.H., Muhamad Alfarisi, S.H., M.Hum., Muhammad Ridwan Saleh, S.H., Moh. Agus Riza Hufaida, S.H., Arif Effendi, S.H., Sigit Nurhadi Nugraha, S.H., M.H., kesemuanya adalah Advokat/Penasihat Hukum yang tergabung dalam Tim Advokasi KPU, yang memilih domisili hukum pada kantor Constitution Centre Adnan Buyung Nasution (CCABN) di Jalan Panglima Polim Raya VI Nomor 123 Jakarta Selatan, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama bertindak untuk dan atas nama pemberi kuasa; Selanjutnya disebut sebagai... Termohon; [1.4] Membaca permohonan Pemohon; Mendengar keterangan Pemohon; Mendengar dan membaca jawaban Termohon; Mendengar keterangan saksi Pemohon dan Termohon; Memeriksa dengan saksama alat bukti Pemohon dan Termohon; Membaca kesimpulan tertulis Pemohon dan Termohon;

3 3 2. DUDUK PERKARA [2.1] Menimbang bahwa Pemohon di dalam permohonannya bertanggal 12 Mei 2014 yang diterima di Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi (selanjutnya disebut Kepaniteraan Mahkamah) pada hari Senin, 12 Mei 2014, pukul 23:50 WIB sebagaimana Akta Penerimaan Permohonan Pemohon Nomor 07-1.a/PAN.MK/2014 dan dicatat dalam Buku Registrasi Perkara Konstitusi pada hari Kamis, 15 Mei 2014, pukul 23:50 WIB dengan Nomor 08-15/PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 yang selanjutnya untuk Provinsi Banten dicatat dengan Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 sebagaimana diperbaiki dengan Permohonan bertanggal 23 Mei 2014 yang diterima di Kepaniteraan Mahkamah pada tanggal 24 Mei 2014, mengemukakan hal-hal sebagai berikut: I. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI 1. Bahwa berdasarkan Pasal 24C ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final, antara lain, untuk memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum; 2. Bahwa berdasarkan Pasal 10 ayat (1) huruf d Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi, dan Pasal 29 ayat (1) huruf d Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum; 3. Bahwa berdasarkan Pasal 272 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, bahwa dalam hal terjadi perselisihan penetapan perolehan suara hasil Pemilu secara nasional, peserta Pemilu dapat mengajukan permohonan pembatalan penetapan hasil penghitungan perolehan suara oleh KPU kepada Mahkamah Konstitusi;

4 4 4. Bahwa permohonan Pemohon adalah mengenai pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 411/Kpts/KPU/TAHUN 2014 dan Nomor 412/Kpts/KPU/TAHUN 2014 tentang Penetapan Partai Politik Peserta Pemilihan Umum Tahun 2014 yang Memenuhi dan Tidak Memenuhi Ambang Batas Perolehan Suara Sah Partai Politik Peserta Pemilihan Umum Secara Nasional dalam Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat tahun 2014 tanggal 9 Mei 2014 dan/atau berita acara rekapitulasi hasil penghitungan suara sah secara nasional; 5. Bahwa dengan demikian berdasarkan uraian tersebut di atas, Mahkamah Konstitusi berwenang untuk mengadili perselisihan tentang hasil pemilihan umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. II. KEDUDUKAN HUKUM (LEGAL STANDING) PEMOHON 1. Bahwa berdasarkan Pasal 74 ayat (1) huruf c Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi, Pemohon adalah partai politik peserta pemilihan umum, serta berdasarkan Pasal 74 ayat (2) huruf c bahwa Permohonan hanya dapat diajukan terhadap penetapan hasil pemilihan umum yang dilakukan secara nasional oleh Komisi Pemilihan Umum yang mempengaruhi perolehan kursi partai politik peserta pemilihan umum di suatu daerah pemilihan; 2. Bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 26 dan Pasal 272 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, bahwa dalam hal terjadi perselisihan penetapan perolehan suara hasil Pemilu secara nasional, peserta Pemilu dapat mengajukan permohonan pembatalan penetapan hasil perolehan suara oleh KPU kepada Mahkamah Konstitusi; 3. Bahwa berdasarkan Pasal 2 ayat (1) huruf a dan huruf b Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pedoman Beracara Dalam Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat,

5 5 Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Pemohon dalam perkara perselisihan hasil pemilihan umum, antara lain, adalah partai politik peserta Pemilu untuk pengisian keanggotaan DPR dan DPRD serta perseorangan calon anggota DPR dan DPRD, apabila mendapat persetujuan secara tertulis dari partai politik peserta Pemilu yang bersangkutan; 4. Bahwa berdasarkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 165/Kpts/KPU/Tahun 2013 tanggal 25 Maret 2013 tentang Penetapan PKP INDONESIA sebagai Partai Politik Peserta Pemilu 2014 dan Keputusan KPU Nomor 166/Kpts/KPU/Tahun 2013 tanggal 25 Maret 2013 tentang perubahan kedua atas Keputusan KPU Nomor: 06/Kpts/KPU/Tahun 2013 tentang Penetapan Nomor Urut Partai Politik Peserta Pemilihan Umum Anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota, dimana Pemohon adalah salah satu partai politik peserta Pemilu Tahun 2014 Nomor Urut Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, dengan demikian Pemohon mempunyai kedudukan hukum (legal standing) untuk mengajukan permohonan pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor:411/Kpts/KPU/TAHUN 2014 dan Nomor: 412/Kpts/KPU/TAHUN 2014 tentang Penetapan Partai Politik Peserta Pemilihan Umum Tahun 2014 yang Memenuhi dan Tidak Memenuhi Ambang Batas Perolehan Suara Sah Partai Politik Peserta Pemilihan Umum Secara Nasional dalam Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat tahun 2014 tanggal 9 Mei 2014 III. TENGGANG WAKTU PENGAJUAN PERMOHONAN 1. Bahwa berdasarkan Pasal 74 ayat (3) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi, Pasal 272 ayat (2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Pasal 9 Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pedoman Beracara Dalam Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan

6 6 Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah bahwa pada pokoknya permohonan hanya dapat diajukan dalam jangka waktu paling lambat 3 X 24 (tiga kali dua puluh empat) jam sejak KPU mengumumkan penetapan hasil pemilihan umum secara nasional; 2. Bahwa berdasarkan Pasal 12 ayat (1) dan ayat (2) Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 1 Tahun 2014 sebagaimana telah diubah dengan PMK Nomor 3 Tahun 2014 tentang Pedoman Beracara Dalam Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah bahwa pada pokoknya permohonan dapat dilakukan melalui permohonan online, surat elektronik ( ), atau faksimili, dengan ketentuan permohonan asli sudah harus diterima oleh Mahkamah dalam jangka waktu paling lambat 3 X 24 (tiga kali dua puluh empat) jam sejak berakhirnya tenggang waktu KPU mengumumkan penetapan hasil pemilihan umum secara nasional; 3. Bahwa Komisi Pemilihan Umum mengumumkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 411/Kpts/KPU/TAHUN 2014 dan Nomor 412/Kpts/KPU/TAHUN 2014 tentang Penetapan Partai Politik Peserta Pemilihan Umum Tahun 2014 yang Memenuhi dan Tidak Memenuhi Ambang Batas Perolehan Suara Sah Partai Politik Peserta Pemilihan Umum Secara Nasional dalam Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat tahun 2014 tanggal 9 Mei 2014 pukul WIB; 4. Bahwa Pemohon mengajukan permohonan penyelesaian perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) terhadap penetapan perolehan suara hasil Pemilu secara nasional oleh KPU ke Mahkamah Konstitusi pada tanggal 12 Mei 2014 pukul WIB. 5. Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, permohonan Pemohon yang diajukan ke Mahkamah Konstitusi masih dalam tenggang waktu sebagaimana ditentukan oleh peraturan perundang-undangan.

7 7 IV. POKOK PERMOHONAN Bahwa perolehan suara Pemohon yang benar dan berpengaruh pada perolehan kursi Anggota DPR, Anggota DPRD Provinsi, Anggota DPRD Kabupaten/Kota di beberapa Daerah Pemilihan; sebagai berikut. 1. PEROLEHAN SUARA PEMOHON PARTAI KEADILAN DAN PERSATUAN INDONESIA UNTUK PENGISIAN KEANGGOTAAN DPR DI PROVINSI BANTEN DAERAH PEMILIHAN BANTEN I, BANTEN II, DAN BANTEN III Pemohon (PKP Indonesia) menyandingkan dan menjelaskan perbedaan penghitungan perolehan suara menurut Termohon dan Pemohon (PKP Indonesia) hanya pada dapil yang dimohonkan secara lengkap dalam tabel di bawah ini, sebagai berikut TABEL PERSANDINGAN PEROLEHAN SUARA MENURUT TERMOHON DAN PEMOHON (PKP INDONESIA) DI PROVINSI BANTEN UNTUK PENGISIAN KEANGGOTAAN DPR. No. DAPIL Perolehan Suara Termohon Pemohon Selisih Alat Bukti (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. BANTEN I 4, Terlampir 2. BANTEN II 14, Terlampir 3. BANTEN III 30, Terlampir Penjelasan Alat Bukti (terlampir) PETITUM Berdasarkan dalil yang disampaikan sebagaimana tersebut di atas, Pemohon (PKP Indonesia) memohon kepada Mahkamah Konstitusi untuk menjatuhkan putusan sebagai berikut. - Mengabulkan permohonan Pemohon (PKP Indonesia) untuk seluruhnya; - Membatalkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 411/Kpts/KPU/TAHUN 2014 dan Nomor 412/Kpts/KPU/TAHUN 2014 tentang Penetapan Partai Politik Peserta Pemilihan Umum Tahun 2014 yang Memenuhi dan Tidak Memenuhi Ambang Batas Perolehan Suara Sah Partai Politik Peserta Pemilihan Umum

8 8 Secara Nasional dalam Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat tahun 2014 tanggal 9 Mei 2014, untuk pemilihan anggota DPR sepanjang di Daerah Pemilihan Banten; - Menetapkan hasil perolehan suara yang benar untuk Pemohon (PKP Indonesia) dalam rekapitulasi perolehan hasil suara untuk Anggota DPR, Anggota DPRD Provinsi/DPRA, Anggota DPRD Kabupaten/Kota/DPRK di Daerah Pemilihan Banten; serta perolehan suara yang benar dan berpengaruh pada terpenuhinya ambang batas perolehan suara Pemohon sesuai dengan peraturan perundangundangan untuk diikutkan dalam penentuan perolehan kursi anggota DPR, sebagai berikut. TABEL PEROLEHAN SUARA PEMOHON (PKP INDONESIA) DI PROVINSI BANTEN UNTUK PENGISIAN KEANGGOTAAN DPR No Dapil Perolehan Suara Pemohon (1) (2) (3) 1 BANTEN I BANTEN II BANTEN III Memerintahkan kepada Komisi Pemilihan Umum untuk melaksanakan putusan ini. Atau Apabila Mahkamah Konstitusi berpendapat lain, mohon putusan seadil-adilnya (ex aequo et bono) [2.2] Menimbang bahwa untuk membuktikan dalil permohonannya, Pemohon mengajukan alat bukti surat/tulisan untuk Dapil Banten III pada tanggal 6 Juni 2014 yang diajukan di luar persidangan, sehingga alat bukti surat/tulisan tersebut tidak disahkan dalam persidangan. 2. PEROLEHAN SUARA PEMOHON (PKP INDONESIA) DI PROVINSI BANTEN UNTUK PENGISIAN KEANGGOTAAN DPRD PROVINSI DAERAH PEMILIHAN BANTEN 2 Pemohon (PKP Indonesia) menyandingkan dan menjelaskan perbedaan penghitungan perolehan suara menurut Termohon dan Pemohon (PKP Indonesia)

9 9 hanya pada dapil yang dimohonkan secara lengkap dalam tabel di bawah ini, sebagai berikut. TABEL PERSANDINGAN PEROLEHAN SUARA PARTAI AMANAH NASIONAL (PAN) MENURUT TERMOHON DAN PEMOHON (PKP INDONESIA) DI PROVINSI BANTEN DAPIL 2 KABUPATEN SERANG UNTUK PENGISIAN KEANGGOTAAN DPRD PROVINSI Terjadi Penggelembungan suara PAN sehingga kursi ke 12 yang seharusnya untuk PKP Indonesia diambil oleh PAN. Perolehan suara PAN yang seharusnya adalah sebagai berikut: No. DAPIL Perolehan Suara Termohon Pemohon Selisih Alat Bukti (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. BANTEN terlampir Penjelasan Alat Bukti: 1. Bukti P-15.1 Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten Serang, Nomor 051/LP-LEG/KAB.SERANG/IV/2014,Sifat: Segera, perihal Undangan Klarifikasi, Model B.11-DD Kepada Sdr.Drs.H.Ma mun Syahroni (Caleg DPRD Dapil Banten 2 No.Urut 1 Partai PKPI) untuk memberikan keterangan prihal dugaan Penggelembungan suara pada saat pelaksanaan Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD tahun Klarifikasi akan dilaksanakan pada hari dan tanggal selasa, 29 April 2014, waktu 17;00 Wib, bertemu dengan Muh.Sabihis.S.Ag (Ketua Panwaslu Kab Serang), Tempat Kantor Panwaslu Kabupaten Serang Jl.Raya Jakarta Km.09 Ds.Pelawad Ciruas Kab.Serang (Samping Koramil Ciruas). 2. Bukti P-15.2 Panitia Pengawasan Pemilihan Umum Kabupaten Serang, Nomor 038/Pileg-Prov/IV/2014, perihal Penerusan Pelanggaran Administratif, Kepada Ketua KPU Kabupaten Serang tanggal 05 Mei Adapun Data yang perlu diperbaiki adalah : - di Desa Cemplang TPS 01 s/d TPS 13 terhadap Partai Amanat Naional (PAN) terjadi kesalahan penjumlahan seharusnya 70 (tujuh puluh) tetapi tertulis 73 (tujuh puluh tiga). - di Desa Pontang terdapat kesalahan dalam penjumlahan suara untuk (PAN) seharusnya 210 (dua ratus sepuluh) tetapi tertulis 220 (dua ratus dua puluh).

10 10 3. Bukti P-15.3 Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten Serang, Kepada Sdr.H.Ma mun Syahroni (Caleg DPRD Provinsi Serang 2 No.Urut 1 Partai PKPI), Surat Pengantar Nomor: 190.B/Panwaslu Kab.Srg/V/2014, tertanggal 08 Mei 2014, Jenis Surat Yang Dikirim Berita Acara Pleno Nomor: 038/Pileg-Prov/IV/2014, Pemberitahuan Tentang Status Laporan, Tujuan Sdr.H.Ma mun Syahroni (Caleg DPRD Provinsi Serang 2 No.Urut 1 Partai PKPI). 4. Bukti P-15.4 Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten Serang, Berita Acara Pleno No: 38/Pileg-Prov/IV/2014,tertanggal 05 Mei 2014, Pada intinya mengatakan: - Terhadap penambahan Suara di Desa Cemplang TPS 01,02,03,04,05,06,07,08,09,10,11,12 Dan 13, terbukti terjadinya Kesalahan dalam Penjumlahan Terhadap Suara Partai Amanat Nasional (PAN) Seharusnya 24 (Dua Puluh Empat) tertulis 26 (Dua Puluh Enam) dan terhadap Calon Nomor urut 3 (tiga) Partai Amanat Nasional (PAN) seharusnya 2 (Dua) tertulis 3 (tiga), jadi jumlah total untuk Suara PAN di desa Cemplang seharusnya 70 (tujuh puluh) suara tertulis 73 (Tujuh Puluh Tiga), dan di Desa Pontang terbukti terjadinya kesalahan dalam penjumlahan Suara untuk Partai Amanat Nasional (PAN) seharusnya 210 (dua ratus sepuluh) akan tetapi tertulis 220 (Dua Ratus Dua Puluh); 5. Bukti P-15.5 Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten Serang, Pemberitahuan Tentang Status Laporan Nomor : 038/Pileg- Prov/IV/2014, Model B.13-DD., Berdasarkan hasil penilitian dan pemeriksaan terhadap Laporan yang masuk dan hasil kajian Pengawas Pemilu Kabupaten Serang maka diberitahukan status laporan sebagai berikut : A.Pelapor : H.Ma mun Syahroni, (Calon Anggota DPRD Provinsi Banten, Nomor Urut 1, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Dapil Serang II), Nomor Laporan, No.038/Pileg- Prov/IV/2014, Status Laporan : Ditindaklanjuti Unsur-Unsur pelanggaran Administrasi yang Terbukti terjadinya kesalahan dalam Penjumlahan yakni : - Di Desa Cemplang TPS 01 s/d TPS 13 terhadap Partai Amanat Nasional (PAN) terjadi kesalahan penjumlahan seharusnya 70 (Tujuh Puluh) tetapi tertulis 73 (Tujuh Puluh Tiga). - Di Desa Pontang terdapat kesalahan dalam Penjumlahan Suara untuk (PAN) seharusnya 210 (Dua Ratus Sepuluh) tetapi tertulis 220 (Dua Ratus Dua Puluh). Intansi Tujuan/Alasan : terhadap pelanggaran Administrasi

11 11 kepada KPU Kabupaten Serang untuk ditindaklanjuti dengan melakukan perbaikan sebagaimana mestinya. 6. Bukti P-15.6 Model EA-2 tertanggal 12 Mei 2014 Pernyatan keberatan saksi dan/atau dalam penetapan perolehan suara dan kursi partai politik serta penetapan calon terpilih anggota dewan perwakilan rakyat daerah provinsi pemilihan umum tahun Keberatan dan/atau kejadian khusus: - tidak sesuainya C-1 dengan di D-1 wilayah dapil 2 Provinsi Banten yang merugikan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI). - ditemukan penggelembungan suara, untuk itu kami mengajukan penghitungan ulang. Putusan rapat pleno KPU Provinsi: - belum bisa menerima hasil rapat pleno KPU Provinsi Banten. - Kami akan mengajukan ke Mahkamah Konstitusi di Jakarta. 7. Bukti P-15.7 Berdasarkan formulir C1 dari TPS 1 jumlah suara PAN di desa Kareo, Kecamatan Jawilan tercatat 57 suara, tetapi berdasarkan perhitungan manual kami adalah 47 suara. Sedangkan dalam model D-1 yang merupakan rekapitulasi di TPS 9 tercatat 57 suara, tetapi berdasarkan perhitungan manual kami adalah 47 suara. Sehingga terjadi penggelembungan 10 suara. 8. Bukti P-15.8 Berdasarkan formulir C1 dari TPS 9 jumlah suara PAN di desa Junti, Kecamatan Jawilan adalah tercatat 151 suara, tetapi berdasarkan perhitungan manual kami adalah 149 suara. Sedangkan tercatat dalam model D-1 yang merupakan rekapitulasi di TPS 9 tercatat 151 suara, tetapi berdasarkan perhitungan manual kami adalah 149 suara. Sehingga terjadi penggelembungan 2 suara. 9. Bukti P-15.9 Berdasarkan Sertifikat Hasil dan Rincian Penghitungan Perolehan Suara di tempat Pemungutan Suara dalam Pemilu tahun 2014 Model C1 dari TPS 12 jumlah suara PAN di desa Junti, Kecamatan Jawilan adalah 18 suara. Sedangkan tercatat dalam model D-1 yang merupakan rekapitulasi di TPS 12 tercatat 20 suara. Sehingga terjadi penggelembungan 2 suara. 10. Bukti P Berdasarkan formulir C1 dari TPS 5 Desa Nanggung, Kecamatan Kopo jumlah suara PAN dalam formulir C1 dari TPS 5 terjadi kesalahan penjumlahan, yang seharusnya suara PAN di formulir C-1 adalah : 17 suara, yaitu hasil

12 12 perhitungan dari : Suara Partai berjumlah 7 suara + Calon no 1. berjumlah 1 suara + Calon no. 2 berjumlah 4 suara + Calon no. 3 berjumlah 0 suara + Calon no. 4 berjumlah 0 suara + Calon no. 5 berjumlah 0 suara + Calon no. 6 berjumlah 3 suara+ Calon no. 7 berjumlah 1 suara + Calon no. 8 berjumlah 0 suara+ Calon no. 9 berjumlah 1 suara + Calon no. 10 berjumlah 0 suara + Calon no. 11 berjumlah 0 suara + Calon no. 12 berjumlah 0 suara. Namun terjadi kesalahan penjumlahan, dimana dalam formulir C.1 tersebut tercatat 37 suara tetapi berdasarkan hasil perhitungan manual kami adalah 17 suara. Sehingga terjadi penggelembungan sebanyak 20 suara. Demikian juga yang dicatat dalam formulir D Bukti P Berdasarkan formulir C1 dari TPS 3 jumlah suara PAN di desa Carenang Udik, Kecamatan Kopo adalah 34 suara. Sedangkan tercatat dalam model D-1 tercatat 74 suara. Sehingga terjadi penggelembungan 40 suara. 12. Bukti P Berdasarkan Sertifikat Hasil dan Rincian Penghitungan Perolehan Suara di tempat Pemungutan Suara dalam Pemilu tahun 2014 Model C1 dari TPS 8 jumlah suara PAN di desa Garut, Kecamatan Kopo adalah 91 suara. Sedangkan tercatat dalam model D-1 yang merupakan rekapitulasi di TPS 8 tercatat 92 suara. Sehingga terjadi penggelembungan 1 suara. 13. Bukti P Berdasarkan Model DA-1 jumlah suara PAN di desa Sukanegara, Kecamatan Pontang adalah 105 suara. Sedangkan tercatat dalam model D-1 yang merupakan rekapitulasi tercatat 88 suara. Sehingga terjadi penggelembungan 17 suara. 14. Bukti P Berdasarkan Format Rekap Suara Kecamatan Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan Pontang di desa Pontang terdapat kesalahan dalam penjumlahan suara (PAN) seharusnya 210 (dua ratus sepuluh) di Model D1, tetapi tertulis 220 (dua ratus dua puluh) dalam bentuk Model DA1, Sehingga terjadi penggelembungan 10 suara. 15. Bukti P Berdasarkan formulir C1 dari TPS 2 s/d TPS 9 jumlah suara PAN di desa Kubang Puji, Kecamatan Pontang adalah 305 suara. Sedangkan tercatat dalam model DA-1 yang merupakan rekapitulasi tercatat 385 suara. Sehingga terjadi penggelembungan 80 suara. 16. Bukti P Berdasarkan formulir C1 dari TPS 1 jumlah suara PAN di desa Lamaran, Kecamatan Binuang adalah 78 suara. Sedangkan tercatat dalam model D-1 yang merupakan rekapitulasi di TPS1 tercatat 118 suara. Sehingga terjadi penggelembungan 40 suara.

13 Bukti P Berdasarkan formulir C1 dari TPS 1 s/d TPS 10 jumlah suara PAN di desa Silebu, Kecamatan Kragilan adalah 276 suara. Sedangkan tercatat dalam model DA-1 yang merupakan rekapitulasi di TPS 1 s/d TPS 10 tercatat 387 suara. Sehingga terjadi penggelembungan 111 suara. 18. Bukti P Berdasarkan formulir C1 dari TPS 5 jumlah suara PAN di desa Mekarsari, Kecamatan Cinangka adalah 21 suara. Sedangkan tercatat dalam model D-1 yang merupakan rekapitulasi di TPS 5 tercatat 22 suara. Sehingga terjadi penggelembungan 1 suara. 19. Bukti P Berdasarkan formulir D-1 jumlah suara PAN di desa Anyer, Kecamatan Anyer tertulis adalah 282 suara, seharusnya yang tertulis dalam model DA-1 yang merupakan rekapitulasi tercatat 285 suara. Sehingga terjadi penggelembungan 3 suara. 20. Bukti P Berdasarkan formulir C-1 TPS no. 7 jumlah suara PAN di desa Panenjoan Kecamatan Carenang tertulis 28 suara. Sedangkan dalam formulir D1 desa panenjoan TPS no. 7 tertulis 38 suara. Sehingga terjadi penggelembungan 10 suara. Kesimpulan: Sehingga terjadi penggelembungan suara PAN di Dapil DPRD Provinsi Banten 2 sebanyak 347 suara, sehingga seharusnya suara PAN berjumlah , bukan berjumlah PETITUM Berdasarkan dalil yang disampaikan sebagaimana tersebut di atas, Pemohon (PKP Indonesia) memohon kepada Mahkamah Konstitusi untuk menjatuhkan putusan sebagai berikut. - Mengabulkan permohonan Pemohon (PKP Indonesia) untuk seluruhnya; - Membatalkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 411/Kpts/KPU/TAHUN 2014 dan Nomor 412/Kpts/KPU/TAHUN 2014 tentang Penetapan Partai Politik Peserta Pemilihan Umum Tahun 2014 yang Memenuhi dan Tidak Memenuhi Ambang Batas Perolehan Suara Sah Partai Politik Peserta Pemilihan Umum Secara Nasional dalam Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat tahun 2014 tanggal 9 Mei 2014 untuk pemilihan anggota DPRD Provinsi/DPRA sepanjang di Daerah Pemilihan Banten Dapil 2;

14 14 - Menetapkan hasil perolehan suara yang benar untuk Pemohon (PKP INDONESIA) dalam rekapitulasi perolehan hasil suara untuk Anggota DPR, Anggota DPRD Provinsi/DPRA, Anggota DPRD Kabupaten/Kota/DPRK di Daerah Pemilihan Banten Dapil 2; serta perolehan suara yang benar dan berpengaruh pada terpenuhinya ambang batas perolehan suara Pemohon sesuai dengan peraturan perundang-undangan untuk diikutkan dalam penentuan perolehan kursi anggota DPR, sebagai berikut. Tabel PEROLEHAN SUARA PAN MENURUT PEMOHON (PKP INDONESIA) DI PROVINSI BANTEN UNTUK PENGISIAN KEANGGOTAAN DPRD. Suara PAN No. DAPIL Perolehan Suara Pemohon (1) (2) (3) 1. BANTEN II Memerintahkan kepada Komisi Pemilihan Umum untuk melaksanakan putusan ini. Atau Apabila Mahkamah Konstitusi berpendapat lain, mohon putusan seadil-adilnya (ex aequo et bono) [2.5] Menimbang bahwa untuk membuktikan dalilnya, Pemohon mengajukan alat bukti surat/tulisan dan alat bukti lainnya yang diberi tanda P-15.1 sampai dengan P sebagai berikut. 1. Bukti P-15.1 : Fotokopi Model B.11-DD, Surat Undangan Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten Serang Nomor 051/LP-LEG/KAB. SERANG/IV/2014, perihal Undangan Klarifikasi; 2. Bukti P-15.2 : Fotokopi Surat Undangan Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten Serang Nomor 038/Pileg/IV/2014, perihal Penerusan Pelanggaran Administratif;

15 15 3. Bukti P-15.3 : Fotokopi Surat Pengantar Nomor 190.B/Panwaslu Kab Srg/V/2014 tertanggal 8 Mei 2014; 4. Bukti P-15.4 : Fotokopi Berita Acara Pleno Nomor 38/Pileg-Prov/IV/2014, tertanggal 5 Mei 2014; 5. Bukti P-15.5 : Fotokopi Model B.13-DD, Pemberitahuan Tentang Status Laporan Nomor 038/Pileg-Prov/IV/2014; 6. Bukti P-15.6 : Fotokopi Model EA-2 tertanggal 12 Mei 2014 Pernyatan keberatan saksi dan/atau dalam penetapan perolehan suara dan kursi partai politik serta penetapan calon terpilih anggota dewan perwakilan rakyat daerah provinsi pemilihan umum tahun 2014; 7. Bukti P-15.7 : Fotokopi Model C1 TPS 1 Kecamatan Jawilan Kabupaten Serang; 8. Bukti P-15.8 : Fotokopi Model C1 TPS 9 Kecamatan Jawilan Kabupaten Serang; 9. Bukti P-15.9 : Fotokopi Model C1 TPS 12 Kecamatan Jawilan Kabupaten Serang; 10. Bukti P : Fotokopi Model C1 TPS 05 Kecamatan Kopo Kabupaten Serang; 11. Bukti P : Fotokopi Model C1 TPS 3 Kecamatan Kopo Kabupaten Serang; 12. Bukti P : Fotokopi Model C1 TPS 8 Kecamatan Kopo Kabupaten Serang; 13. Bukti P : Fotokopi Model DA-1 Kecamatan Pontang Kabupaten Serang; 14. Bukti P : Fotokopi Format Rekap Suara Kecamatan Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan Pontang DPR Provinsi Banten Dapl Banten II; 15. Bukti P : Fotokopi Lampiran Model C1 DPRD Provinsi dari TPS 2 s/d TPS 9 Desa Kubang Puji, Kecamatan Pontang; 16. Bukti P : Fotokopi Lampiran Model C1 DPRD Provinsi di Desa

16 16 Lamaran, Kecamatan Binuang; 17. Bukti P : Fotokopi Lampiran Model C1 DPRD Provinsi di Desa Silebu, Kecamatan Kragilan; 18. Bukti P : Fotokopi Model C1 TPS 5 Desa Mekarsari, Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang; 19. Bukti P : Fotokopi Model DA-1 Daerah Pemilihan Banten 2; 20. Bukti P : Fotokopi lampiran Model C-1 TPS 7 Desa Panenjoan Kecamatan Carenang Kabupaten Serang; Selain itu, Pemohon juga mengajukan 3 orang saksi yang telah disumpah dalam persidangan tanggal 3 Juni 2014 dan memberikan keterangan di bawah sumpah dalam persidangan tanggal 4 Juni 2014 yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut: 1. Ubay Ruyani - Saksi merupakan Koordinator Saksi Kab.Serang - Suara PKPI adalah suara ditambah 17 suara yang hilang. - Ada 14 kasus, di 14 TPS (kehilangan 17 suara) penggelembungan suara di Kecamatan Jawilan, Kopo, Binuang, Kragilan, Carenang, Anyar, Ci Nangka (untuk suara PAN), PKPI dirugikan - Pengurangan suara terjadi di 5 TPS, yakni di TPS 3 Desa Kopo adalah berkurang 7 suara, di Desa Banjarsari Model D-1 selisih 8 suara. Untuk TPS 5 Sindanglaya, Cinangka, kecamatan Cinangka adalah 1 suara - Di 5 TPS terjadi pengurangan suara (17 suara), TPS 3 Desa Popo 7 suara, Desa Banjarsari (D1) hilang 8 TPS 5 Mekarsari, Cinangka = 1 suara, untuk TPS Tanjung Kecamatan Cinangka = 1 suara - Saksi protes secara lisan pada waktu rekapitulasi suara di Kab Serang, karena rekapitulasi berbeda yang ada pada saksi dan termohon. - Di Desa Kragilan, Keamatan. Kragilan, terdapat selisih a.n. Ubaidilah untuk Formulir C1 dan Formulir D, total adalah 29 bukan 68 (untuk PAN) 2. Agus Muhammad - Saksi adalah mantan panwas lapangan Desa Pulo Kencana

17 17 - Saksi Agus Muhammad ini telah diberhentikan setelah pleno Kecamatan (Bulan Mei) karena dianggap membantu H. Makmun Syahroni saudaranya yang merupakan Caleg PKPI Provinsi karena meminta data di Panwascam terkait Caleg H. Makmun Syahroni - Namun karena sudah diberhentikan, saksi diberikan waktu untuk menyampaikan keterangannya. Saksi menyampaikan bahwa ada penggelembungan suara berikut barang buktinya di Kecamatan Pontang tepatnya di 3 desa, yaitu Desa Pontang, Desa Kubang Puji dan desa Sukanegara - Di Desa Sukanegara, D-1, rekap C-1 dan rekap C-1 Panwas, suara PAN adalah 88 suara, namun pada DA di rekap kecamatan 105 suara, terdapat selisih 17 suara - Di Desa Pontang, rekap C-1 hitungan manual adalah 210, namun di DA adalah 220, indikasinya adalah salah penulisan, TPS 6 yang seharusnya 23 suara tertulis 33 suara - Di Desa Kubangpuji, C-1 adalah 301 suara, namun di DA adalah 385 suara, terdapat selisih suara Saksi mendapatkannya ketika meminta berkas untuk Moh. Syahroni dari Panwascam Pontang (Hairul Fahmi) 3. Rahmat Gunawan - Saksi merupakan saksi untuk tingkat Provinsi partai PKPI - Saksi bertempat tinggal di Jalan Kahuripan Kampung Pelawad Mandiri RT. 03 RW. 01, Desa Pelawad, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang. - Rekapitulasi dilaksanakan pada tanggal 25 April, pukul WIB dan saksi hadir dari awal hingga akhir rekapitulasi - Dari Partai PKPI mengajukan keberatan, untuk tingkat provinsi, a.n. Caleg Drs. H. Makmun Syahroni - Saksi mempersoalkan secara lisan bahwa saksi tidak menandatangani hasil rekapitulasi suara di provinsi untuk Partai PKPI dan meminta KPU Provinsi untuk menghitung ulang (C1 Plano) atas penambahan suara PAN, di 4 kecamatan, di dapil II.

18 18 - Menurut keterangan saksi, dilakukan mediasi antara Partai PKPI, Panwaslu dan KPU Kabupaten serta disaksikan oleh KPU Provinsi melakukan pertemuan yang intinya Panwaslu meminta Partai PKPI harus menyajikan bukti-bukti otentik untuk pembuktian - Saksi membuat surat keberatan tertulis sampai DB-2. Dan pada Formulir DB-1 Saksi tidak menandatanganinya - Saksi memberikan jawaban atas pertanyaan dari Kuasa Hukum Pemohon PKPI bahwa saksi menghadiri undangan klarifikasi pada hari Selasa tanggal 29 April 2014 di kantor Panwaslu Kabupaten Serang. Klarifikasi tersebut dihadiri oleh KPU Kabupaten, dan Pihak PAN. Namun pada pertemuan tersebut hanya 2 dari sampel di Kabupaten tersebut yang dibuka. Di TPS 1 hingga TPS 13 desa Cemplang, terhadap Partai Amanat Nasional terjadi kesalahan penjumlahan yang seharusnya 70, tetapi tertulis 73; Dan di Desa Pontang, suara PAN 210, tapi tertulis 220 (C-1 plano) - Berdasarkan keterangan saksi, dari pertemuan tersebut, PAN tidak menginginkan dilakukannya penghitungan ulang, namun berdasarkan hasil kesepakatan diambil 2 sampel - Berdasarkan keterangan saksi, dari 2 sampel (yang diambil dari C-1 Plano) tersebut terjadi penambahan angka untuk PAN, yaitu di TPS 1 Desa Camplang TPS 1 sampai TPS 13, yang seharusnya 70 namun tertulis 73. Selanjutnya di Desa Pontang, di mana suara PAN yang seharusnya 210 tertulis 220 suara [2.6] Menimbang bahwa terhadap permohonan Pemohon tersebut, Termohon memberikan jawaban bertanggal 22 Mei 2014 yang diterima di Kepaniteraan Mahkamah pada hari Kamis tanggal 22 Mei 2014 sebagaimana Akta Penerimaan Jawaban Termohon Nomor 01-3.a/PAN.MK/2014, sebagaimana diperbaiki dengan Jawaban Termohon bertanggal 28 Mei yang diterima di Kepaniteraan Mahkamah pada tanggal 27 Mei 2014 pada pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut.

19 19 I. DALAM EKSEPSI A. Kewenangan Mahkamah Konstitusi 1. Bahwa sengketa perselisihan hasil pemilu (PHPU) adalah kewenangan Mahkamah Konstitusi (vide Pasal 272 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 juncto Peraturan Mahkamah Konstitusi (PMK) No. 1 dan No. 3 Tahun 2004). 2. Bahwa kewenangan Mahkamah Konstitusi dalam sengketa perselisihan hasil Pemilu (PHPU) tersebut dibedakan dengan: a. Sengketa Pemilu yang merupakan kewenangan Bawaslu (vide Pasal 258 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012) b. Tindak Pidana Pemilu untuk mencari kebenaran materiil (materiele waardheid) yang menjadi kompetensi Pengadilan Negeri (vide Pasal 262 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012) c. Sengketa Tata Usaha Negara Pemilu terkait dengan Penetapan KPU (beschikking) yang merupakan kewenangan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (vide Pasal 269 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012) Oleh karena itu, dengan mendasarkan ketentuan-ketentuan tersebut di atas, maka dalil-dalil Pemohon sepanjang terkait dengan ketentuan dalam huruf a, b, c diatas, terutama terkait dengan terjadinya penggelembungan suara (dan/atau pengurangan suara) sebagaimana diuraikan di dalam Permohonan Pemohon, seyogyanya ditolak atau setidak-tidaknya dikesampingkan karena bukan kewenangan Mahkamah Konstitusi. B. TENGGANG WAKTU PENGAJUAN PERMOHONAN 1. Bahwa dengan memperhatikan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, khususnya Pasal 12 ayat (1) dan ayat (2) Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pedoman Beracara Dalam Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,mengenaai tenggang waktu pengajuan permohonan dalam perkara PHPU. Selanjutnya memperhatikan persidangan pleno pertama pada mahkamah, yaitu pada hari Jum at tanggal 23 Mei 2014, dimana Yang Mulia Majelis Hakim Mahkamah terkait perbaikan permohonan, yang pada pokoknya terkait permohonan yang

20 20 sudah diberikan kesempatan kepada Pemohon untuk melakukan perbaikan selama 2 X 3 hari, dan selanjutnya Mahkamah memberikan kesempatan terakhir untuk mengajukan perbaikan permohonan dalam tenggang 1 X 24 jam atauharus diajukan selambat-lambatnya pada hari Sabtu, tanggal 24 Mei 2014 pukul WIB. 2. Bahwa dalam perbaikan permohonan yang diajukan oleh Pemohon pada hari sabtu, 24 Mei 2014 ternyata terdapat perubahan yang sangat signifikan, yaitu Pemohon telah mengajukan tambahan permohonan keberatan atau sengketa PHPU dari Daerah Pemilihan Simalungun, Sumatera Utara. Padahal, di dalam Permohonan yang diajukan pertama kali oleh Pemohon,sebagaimana disebutkan dalam Permohonan tanggal 12 Mei 2014, dimana Daerah Pemilihan Simalungun Provinsi Sumatera Utara tidak tercantum sebagai Pemohon atau tidak mengajukan keberatan dalam perkara sengketa PHPU aquo. Hal ini telah menunjukkan : - bahwa Pemohon telah melakukan perubahan yang sifatnya sangat substansif dan merugikan Termohon; Selain itu pula, - bahwa permohonan yang diajukan oleh Daerah Pemilihan Simalungun tersebut telah nyata-nyata melanggar ketentuan Pasal Pasal 12 ayat (1) dan ayat (2) Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 1 Tahun 2014 sebagaimana disebut atas dan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan lainnya, mengenai tenggang waktu pengajuan keberatan atau perkara PHPU aquo. Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, maka cukup beralasan menurut hukum agar Permohonan Pemohon ditolak,atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima. C. Permohonan Tidak Jelas/Kabur (Obscuur Libel) 1. Bahwa ketentuan Pasa 10 ayat (1) huruf b angka 2 PMK No. 1 Tahun 2014 mengatur mengenai uraian permohonan harus jelas tentang: (1) kesalahan hasil penghitungan suara yang diumumkan oleh Termohon dan hasil penghitungan yang benar menurut Pemohon; dan (2) Permintaan untuk membatalkan hasil penghitungan suara yang diumumkan oleh Termohon dan menetapkan hasil penghitungan suara yang benar menurut Pemohon.

21 21 Selanjutnya Pasal 43 ayat (3) PMK No. 1 Tahun 2004 mengatur mengenai konsekuensi hukum yang timbul jika permohonan tidak jelas, yaitu: Amar Putusan Mahkamah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyatakan: a. Permohonan tidak dapat diterima apabila tidak memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dan/ataupasal 3 dan/ataupasal 9, dan/atau Pasal 10 ayat (1), ayat (2), dan/atau Pasal 11, dan/atau Pasal 12 ayat (2), dan/atau Pasal 27 ayat (3) Peraturan ini; Oleh karena itu, dengan mendasarkan ketentuan-ketentuan tersebut di atas, maka : - Dalil dalil Pemohon yang tidak dilengkapi dengan bukti-bukti berikut penjelasannya, merupakan katagori dalil atau uraian yang tidak jelas (Obscuur Libel) sebagaimana diuraikan di dalam Permohonan Pemohon, dalam hal ini pada hampr seluruh Daerah Pemilihan Provinsi (16 Provinsi) yang tidak dilengkapi dengan bukti-bukti yang sah, seperti dalam uraian permohonan pada halaman.6, 7, 34, 44, 45, 51, 52, 53, 54, 55, 64, 65, 70, dan pada beberapa bagian halaman lainnya ; - Dalil-dalil yang diuraikan dalam beberapa bagian posita (pokok perkara) tidak berhubungan dengan petitum, seperti dalam hal ini posita mengenai permohonan keberatan yang diajukan dari Daerah Pemilihan Simalungun, tetapi pada bagian petitum tapa yang diminta oleh Dapil Simalungun tidak disebutkan, sehingga demikian nyata antara posita dengan petitum tidak berdasar. Oleh karenanya Permohonan Pemohon yang demikian tersebut, seyogianya agar dinyatakan tidak dapat diterima atau setidak-tidaknya dikesampingkan karena tidak memenuhi syarat peraturan perundang-undangan sebagaimana tersebut di atas. 2. Bahwa setelah membaca, mencermati dan memahami keseluruhan Permohonan yang diajukan oleh Pemohon, maka kami berkesimpulan Permohonan Pemohon tidak memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam Peraturan Mahkamah Konstitusi (PMK) tersebut di atas, sehingga Permohonan

22 22 yang diajukan oleh Pemohon seharusnya dinyatakan tidak dapat diterima, karena : a. Pemohon tidak mampu menguraikan dengan jelas tentang kesalahan hasil perhitungan suara yang dilakukan oleh Termohon. Pemohon hanya menyebutkan perhitungan versi Pemohon tanpa menjelaskan bagaimana cara perhitungannya dan tidak didukung dengan argumentasi dan fakta-fakta yang menguatkan dalil Pemohon. Pemohon juga tidak mampu menjelaskan keterkaitan alat bukti dengan perhitungan perolehan suara versi Pemohon. Pemohon juga tidak bisa menjelaskan bagaimana keterkaitan antara perhitungan suara menurut Pemohon dengan perolehan kursinya. b. Permohonan yang diajukan oleh Pemohon melanggar Pedoman Penyusunan Permohonan Permohonan yang ditetapkan dalam Lampiran I PMK, seperti Permohonan Pemohon tidak sesuai dengan sistematika penulisan Pemohonan Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, maka cukup beralasan kiranya agar Permohonan Pemohon dinyatakan tidak dapat diterima. II. DALAM POKOK PERMOHONAN 1. Perolehan suara Pemohon (PKPI) di Provinsi Banten Untuk Pengisian Keanggotaan DPR Bahwa tidak benar dalil Pemohon yang menyebutkan bahwa DapiL BANTEN I - III terdapat selisih perolehan suara, atau kehilangan sebesar : suara di Dapil BANTEN I suara di Dapil BANTEN II suara di Dapil BANTEN III Namun terhadap dalil tersebut, Pemohon tidak menguraikan bukti dengan jelas dan lengkap Sehingga demikian, Pemohon tidak mampu membuktikan dan mendasarkan selisih suara tersebut pada bukti-bukti yang sah, yang seharusnya diuraikan dalam daftar bukti berikut penjelasannya. Oleh karena demikian, Termohon men-someer, supaya Pemohon membuktikan dalilnya tersebut. Meskipun demikian, sesungguhnya perhitungan suara yang dilakukan oleh Termohon

23 23 telah dilakukan sesuai dengan prosedur dan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan berlaku. (Guna membuktikan ketidakbenaran dalil perhitungan suara menurut Pemohon dan sekaligus membuktikan kebenaran Termohon, maka pada persidangan Mahkamah dengan agenda pembuktian akan diajukan bukti-bukti Termohon) [2.7] Menimbang bahwa untuk membuktikan dalilnya, Termohon mengajukan alat bukti surat/tulisan dan alat bukti lainnya yang diberi tanda T-15.BANTENI.1 sampai dengan T-15.BANTENI.66 untuk Daerah Pemilihan Banten I; T-15.BANTENII.1 sampai dengan T-15.BANTENII.5 dan T-15.BANTENII.8 sampai dengan T- 15.BANTENII.10 untuk Daerah Pemilihan Banten II; T-15.BANTEN III.1 sampai dengan T-15.BANTEN III.11 untuk Daerah Pemilihan Banten III sebagai berikut. 1. Bukti T-15.BANTEN I.1 : Fotokopi MODEL DA Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Partai Politik dan Calon Anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota serta Calon Anggota DPD di Tingkat Kecamatan dalam Pemilihan Umum Tahun 2014 dan Lampiran Model DA 1 Kabupaten Lebak (Kec. Rangkasbitung); 2 Bukti T-15.BANTEN I.2 : Fotokopi MODEL DA Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Partai Politik dan Calon Anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota serta Calon Anggota DPD di Tingkat Kecamatan dalam Pemilihan Umum Tahun 2014 dan Lampiran Model DA 1 Kabupaten Lebak (Kec. Cibadak); 3 Bukti T-15.BANTEN I.3 : Fotokopi MODEL DA Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Partai Politik dan Calon Anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota serta Calon Anggota DPD di Tingkat Kecamatan dalam Pemilihan Umum

24 24 Tahun 2014 dan Lampiran Model DA 1 Kabupaten Lebak (Kec. Kalanganyar); 4. Bukti T-15.BANTEN I.4 : Fotokopi MODEL DA Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Partai Politik dan Calon Anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota serta Calon Anggota DPD di Tingkat Kecamatan dalam Pemilihan Umum Tahun 2014 dan Lampiran Model DA 1 Kabupaten Lebak (Kec. Warunggunung); 5 Bukti T-15.BANTEN I.5 : Fotokopi MODEL DA Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Partai Politik dan Calon Anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota serta Calon Anggota DPD di Tingkat Kecamatan dalam Pemilihan Umum Tahun 2014 dan Lampiran Model DA 1 Kabupaten Lebak (Kec. Sajira); 6. Bukti T-15.BANTEN I.6 : Fotokopi MODEL DA Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Partai Politik dan Calon Anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota serta Calon Anggota DPD di Tingkat Kecamatan dalam Pemilihan Umum Tahun 2014 dan Lampiran Model DA 1 Kabupaten Lebak (Kec. Cipanas); 7 Bukti T-15.BANTEN I.7 : Fotokopi MODEL DA Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Partai Politik dan Calon Anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota serta Calon Anggota DPD di Tingkat Kecamatan dalam Pemilihan Umum Tahun 2014 dan Lampiran Model DA 1 Kabupaten Lebak (Kec. Maja); 8. Bukti T-15.BANTEN I.8 : Fotokopi MODEL DA Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Partai

25 25 Politik dan Calon Anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota serta Calon Anggota DPD di Tingkat Kecamatan dalam Pemilihan Umum Tahun 2014 dan Lampiran Model DA 1 Kabupaten Lebak (Kec. Cirugbitung); 9. Bukti T-15.BANTEN I.9 : Fotokopi MODEL DA Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Partai Politik dan Calon Anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota serta Calon Anggota DPD di Tingkat Kecamatan dalam Pemilihan Umum Tahun 2014 dan Lampiran Model DA 1 Kabupaten Lebak (Kec. Lebak Gedong); 10. Bukti T-15.BANTEN I.10 : Fotokopi MODEL DA Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Partai Politik dan Calon Anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota serta Calon Anggota DPD di Tingkat Kecamatan dalam Pemilihan Umum Tahun 2014 dan Lampiran Model DA 1 Kabupaten Lebak (Kec. Bojongmanik); 11. Bukti T-15.BANTEN I.11 : Fotokopi MODEL DA Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Partai Politik dan Calon Anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota serta Calon Anggota DPD di Tingkat Kecamatan dalam Pemilihan Umum Tahun 2014 dan Lampiran Model DA 1 Kabupaten Lebak (Kec. Sobang); 12. Bukti T-15.BANTEN I.12 : Fotokopi MODEL DA Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Partai Politik dan Calon Anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota serta Calon Anggota DPD di Tingkat Kecamatan dalam Pemilihan Umum Tahun 2014 dan Lampiran Model DA 1

26 26 Kabupaten Lebak (Kec. Muncang); 13. Bukti T-15.BANTEN I.13 : Fotokopi MODEL DA Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Partai Politik dan Calon Anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota serta Calon Anggota DPD di Tingkat Kecamatan dalam Pemilihan Umum Tahun 2014 dan Lampiran Model DA 1 Kabupaten Lebak (Kec. Leuwidamar); 14. Bukti T-15.BANTEN I.14 : Fotokopi MODEL DA Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Partai Politik dan Calon Anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota serta Calon Anggota DPD di Tingkat Kecamatan dalam Pemilihan Umum Tahun 2014 dan Lampiran Model DA 1 Kabupaten Lebak (Kec. Cirinten); 15. Bukti T-15.BANTEN I.15 : Fotokopi MODEL DA Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Partai Politik dan Calon Anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota serta Calon Anggota DPD di Tingkat Kecamatan dalam Pemilihan Umum Tahun 2014 dan Lampiran Model DA 1 Kabupaten Lebak (Kec. Cimarga); 16. Bukti T-15.BANTEN I.16 : Fotokopi MODEL DA Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Partai Politik dan Calon Anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota serta Calon Anggota DPD di Tingkat Kecamatan dalam Pemilihan Umum Tahun 2014 dan Lampiran Model DA 1 Kabupaten Lebak (Kec. Panggarangan); 17. Bukti T-15.BANTEN I.17 : Fotokopi MODEL DA Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Partai

27 27 Politik dan Calon Anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota serta Calon Anggota DPD di Tingkat Kecamatan dalam Pemilihan Umum Tahun 2014 dan Lampiran Model DA 1 Kabupaten Lebak (Kec. Cihara); 18. Bukti T-15.BANTEN I.18 : Fotokopi MODEL DA Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Partai Politik dan Calon Anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota serta Calon Anggota DPD di Tingkat Kecamatan dalam Pemilihan Umum Tahun 2014 dan Lampiran Model DA 1 Kabupaten Lebak (Kec. Bayah); 19. Bukti T-15.BANTEN I.19 : Fotokopi MODEL DA Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Partai Politik dan Calon Anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota serta Calon Anggota DPD di Tingkat Kecamatan dalam Pemilihan Umum Tahun 2014 dan Lampiran Model DA 1 Kabupaten Lebak (Kec. Cibeber); 20. Bukti T-15.BANTEN I.20 : Fotokopi MODEL DA Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Partai Politik dan Calon Anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota serta Calon Anggota DPD di Tingkat Kecamatan dalam Pemilihan Umum Tahun 2014 dan Lampiran Model DA 1 Kabupaten Lebak (Kec. Malingping); 21. Bukti T-15.BANTEN I.21 : Fotokopi MODEL DA Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Partai Politik dan Calon Anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota serta Calon Anggota DPD di Tingkat Kecamatan dalam Pemilihan Umum Tahun 2014 dan Lampiran Model DA 1

28 28 Kabupaten Lebak (Kec. Wanasalam); 22. Bukti T-15.BANTEN I.22 : Fotokopi MODEL DA Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Partai Politik dan Calon Anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota serta Calon Anggota DPD di Tingkat Kecamatan dalam Pemilihan Umum Tahun 2014 dan Lampiran Model DA 1 Kabupaten Lebak (Kec. Cijaku); 23. Bukti T-15.BANTEN I.23 : Fotokopi MODEL DA Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Partai Politik dan Calon Anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota serta Calon Anggota DPD di Tingkat Kecamatan dalam Pemilihan Umum Tahun 2014 dan Lampiran Model DA 1 Kabupaten Lebak (Kec. Cigemblong); 24. Bukti T-15.BANTEN I.24 : Fotokopi MODEL DA Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Partai Politik dan Calon Anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota serta Calon Anggota DPD di Tingkat Kecamatan dalam Pemilihan Umum Tahun 2014 dan Lampiran Model DA 1 Kabupaten Lebak (Kec. Cikulur); 25. Bukti T-15.BANTEN I.25 : Fotokopi MODEL DA Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Partai Politik dan Calon Anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota serta Calon Anggota DPD di Tingkat Kecamatan dalam Pemilihan Umum Tahun 2014 dan Lampiran Model DA 1 Kabupaten Lebak (Kec. Cileles); 26. Bukti T-15.BANTEN I.26 : Fotokopi MODEL DA Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Partai

29 29 Politik dan Calon Anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota serta Calon Anggota DPD di Tingkat Kecamatan dalam Pemilihan Umum Tahun 2014 dan Lampiran Model DA 1 Kabupaten Lebak (Kec. Gunungkencana); 27. Bukti T-15.BANTEN I.27 : Fotokopi MODEL DA Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Partai Politik dan Calon Anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota serta Calon Anggota DPD di Tingkat Kecamatan dalam Pemilihan Umum Tahun 2014 dan Lampiran Model DA 1 Kabupaten Lebak (Kec. Banjarsari); 28. Bukti T-15.BANTEN I.28 : Fotokopi MODEL DA Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Partai Politik dan Calon Anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota serta Calon Anggota DPD di Tingkat Kecamatan dalam Pemilihan Umum Tahun 2014 dan Lampiran Model DA 1 Kabupaten Lebak (Kec. Cilograng); 29. Bukti T-15.BANTEN I.29 : Fotokopi Daftar Hadir Rapat Rekapitulasi Penghitungan Perolehan Suara Pemilu Tahun 2014 di Tingkat Kabupaten Pandeglang; 30. Bukti T-15.BANTEN I.30 : Fotokopi Surat Mandat dari Saksi Partai PKPI dalam Rapat Rekapitulasi Penghitungan Perolehan Suara Pemilu Tahun 2014 ditingkat Kabupaten Pandeglang; 31. Bukti T-15.BANTEN I.31 : Fotokopi Model DB dan DB1 DPR Berita Acara Nomor: 32/BA/IV/2014 tentang Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Partai Politik dan Calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dalam Pemilu Tahun 2014;

30 Bukti T-15.BANTEN I.32 : Fotokopi Model DA dan DA1 DPR Berita Acara 2014 (Kecamatan Sumur); 33. Bukti T-15.BANTEN I.33 : Fotokopi Model DA dan DA1 DPR Berita Acara 2014 (Kecamatan Cimanggu); 34. Bukti T-15.BANTEN I.34 : Fotokopi Model DA dan DA1 DPR Berita Acara 2014 (Kecamatan Cibaliung); 35. Bukti T-15.BANTEN I.35 : Fotokopi Model DA dan DA1 DPR Berita Acara

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Banten) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Banten) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 05-14-13/PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Banten) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA, [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Kalimantan Barat)

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Kalimantan Barat) PUTUSAN Nomor 05-14-20/PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Kalimantan Barat) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014. (Provinsi Kalimantan Tengah) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014. (Provinsi Kalimantan Tengah) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 08-15-21/PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Kalimantan Tengah) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA, [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Maluku Utara) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Maluku Utara) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 08-15-31/PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Maluku Utara) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA, [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014. (Provinsi Sumatera Selatan) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014. (Provinsi Sumatera Selatan) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 05-14-07/PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Sumatera Selatan) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA, [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor 37/PHPU.A-VII/2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN. Nomor 37/PHPU.A-VII/2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Nomor 37/PHPU.A-VII/2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada tingkat pertama

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Jawa Barat) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Jawa Barat) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 05-14-12/PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Jawa Barat) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA, [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Jawa Tengah) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Jawa Tengah) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 10-07-14/PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Jawa Tengah) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA, [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor /PHPU-DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Maluku Utara)

PUTUSAN Nomor /PHPU-DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Maluku Utara) PUTUSAN Nomor 10-07-31/PHPU-DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Maluku Utara) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Aceh) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Aceh) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 05-14-01/PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Aceh) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA, [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Kepulauan Riau)

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Kepulauan Riau) PUTUSAN Nomor 08-15-05/PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Kepulauan Riau) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor /PHPU-DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Maluku Utara) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor /PHPU-DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Maluku Utara) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 06-09-31/PHPU-DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Maluku Utara) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN BERACARA DALAM PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

PUTUSAN NOMOR 85/PHPU.C-VII/2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA.

PUTUSAN NOMOR 85/PHPU.C-VII/2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA. 1 F PUTUSAN NOMOR 85/PHPU.C-VII/2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang memeriksa, mengadili dan memutus perkara konstitusi pada tingkat

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Banten) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Banten) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 06-09-13/PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Banten) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA, [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Sumatera Utara)

PUTUSAN. Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Sumatera Utara) PUTUSAN Nomor 05-14-02/PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Sumatera Utara) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA, [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi

Lebih terperinci

PUTUSAN NOMOR /PHPU-DPR-DPRD/XII/2014 (PROVINSI PAPUA)

PUTUSAN NOMOR /PHPU-DPR-DPRD/XII/2014 (PROVINSI PAPUA) PUTUSAN NOMOR 08-15-32/PHPU-DPR-DPRD/XII/2014 (PROVINSI PAPUA) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN KETERANGAN PIHAK TERKAIT (PARTAI POLITIK LOKAL)

PEDOMAN PENYUSUNAN KETERANGAN PIHAK TERKAIT (PARTAI POLITIK LOKAL) LAMPIRAN VI PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN BERACARA DALAM PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH,

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN KETERANGAN PIHAK TERKAIT (PERSEORANGAN CALON ANGGOTA DPD)

PEDOMAN PENYUSUNAN KETERANGAN PIHAK TERKAIT (PERSEORANGAN CALON ANGGOTA DPD) LAMPIRAN VIII PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN BERACARA DALAM PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH,

Lebih terperinci

P U T U S A N. Perkara Nomor : 032/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N. Perkara Nomor : 032/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA P U T U S A N Perkara Nomor : 032/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN KETERANGAN PIHAK TERKAIT (PERSEORANGAN CALON ANGGOTA DPRA DAN DPRK)

PEDOMAN PENYUSUNAN KETERANGAN PIHAK TERKAIT (PERSEORANGAN CALON ANGGOTA DPRA DAN DPRK) LAMPIRAN VII PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN BERACARA DALAM PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH,

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor /PHPU-DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Jawa Barat) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor /PHPU-DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Jawa Barat) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 10-07-12/PHPU-DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Jawa Barat) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 56/PHPU.A-VII/2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 56/PHPU.A-VII/2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Nomor 56/PHPU.A-VII/2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada tingkat pertama

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Banten) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Banten) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 07-06-13/PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Banten) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA, [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 168/PHPU.D-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 168/PHPU.D-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Nomor 168/PHPU.D-XI/2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir, menjatuhkan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN KETERANGAN PIHAK TERKAIT (PARTAI POLITIK)

PEDOMAN PENYUSUNAN KETERANGAN PIHAK TERKAIT (PARTAI POLITIK) LAMPIRAN IV PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN BERACARA DALAM PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH,

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor /PHPU-DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Maluku Utara) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor /PHPU-DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Maluku Utara) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 01-01-31/PHPU-DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Maluku Utara) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 52/PHPU.A-VII/2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N Nomor 52/PHPU.A-VII/2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA P U T U S A N Nomor 52/PHPU.A-VII/2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada tingkat

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Kepulauan Bangka Belitung) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Kepulauan Bangka Belitung) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 10-07-08/PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Kepulauan Bangka Belitung) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor /PHPU-DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Maluku) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor /PHPU-DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Maluku) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 07-06-30/PHPU-DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Maluku) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN JAWABAN TERMOHON TERHADAP PERMOHONAN PEMOHON (PARTAI POLITIK LOKAL)

PEDOMAN PENYUSUNAN JAWABAN TERMOHON TERHADAP PERMOHONAN PEMOHON (PARTAI POLITIK LOKAL) LAMPIRAN X PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN BERACARA DALAM PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH,

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR : 04/PMK/2004 TENTANG PEDOMAN BERACARA DALAM PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Menimbang

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 84/PHPU.C-VII/2009 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N Nomor 84/PHPU.C-VII/2009 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA 1 P U T U S A N Nomor 84/PHPU.C-VII/2009 DEMI KEADILAN BERDA SARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1] Menimbang bahwa sebelum memeriksa, mengadili, memutus pokok perkara

Lebih terperinci

P U T U S A N Perkara Nomor : 019/PHPU.A-II/2004

P U T U S A N Perkara Nomor : 019/PHPU.A-II/2004 P U T U S A N Perkara Nomor : 019/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada

Lebih terperinci

PUTUSAN Perkara Nomor : 051/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia

PUTUSAN Perkara Nomor : 051/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia PUTUSAN Perkara Nomor : 051/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada tingkat

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Kalimantan Timur) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Kalimantan Timur) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 02-10-23/PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Kalimantan Timur) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 46/PHPU.A-VII/2009

P U T U S A N Nomor 46/PHPU.A-VII/2009 P U T U S A N Nomor 46/PHPU.A-VII/2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada tingkat

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Jambi) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Jambi) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 07-06-06/PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Jambi) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA, [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N. Perkara Nomor :013/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N. Perkara Nomor :013/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA P U T U S A N Perkara Nomor :013/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N. Perkara Nomor 025/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N. Perkara Nomor 025/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA P U T U S A N Perkara Nomor 025/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada tingkat

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 19-31/PHPU-DPD/XII/2014 (Provinsi Maluku Utara)

PUTUSAN Nomor 19-31/PHPU-DPD/XII/2014 (Provinsi Maluku Utara) PUTUSAN Nomor 19-31/PHPU-DPD/XII/2014 (Provinsi Maluku Utara) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA, [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N 111/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N 111/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA P U T U S A N 111/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Yang memeriksa dan memutus pada tingkat pertama dan terakhir perkara pengaduan No.256/I-P/L-DKPP/2014,

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor /PHPU-DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Kalimantan Selatan) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor /PHPU-DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Kalimantan Selatan) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 01-01-22/PHPU-DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Kalimantan Selatan) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA, [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Kalimantan Barat) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Kalimantan Barat) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 01-01-20/PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Kalimantan Barat) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA, [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 03-30/PHPU-DPD/XII/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA,

PUTUSAN Nomor 03-30/PHPU-DPD/XII/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA, PUTUSAN Nomor 03-30/PHPU-DPD/XII/2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA, [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan terakhir,

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Sulawesi Tengah) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Sulawesi Tengah) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 01-01-26/PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Sulawesi Tengah) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA, [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Aceh) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Aceh) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 02-10-01/PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Aceh) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA, [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.792, 2013 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. Pemberian Keterngan. Perselisihan Hasil Pemilu. MK. Bawaslu. Tata Cara. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 13 TAHUN

Lebih terperinci

P U T U S A N. No. 192/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N. No. 192/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA P U T U S A N No. 192/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Yang memeriksa dan memutus pada tingkat pertama dan terakhir perkara pengaduan Nomor 439/I-P/L-DKPP/2014,

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 73, Tamb

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 73, Tamb No.1442, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA MA. Penyelesaian Sengketa PEMILU. PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA PROSES PEMILIHAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN KETERANGAN DALAM PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Sulawesi Barat) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Sulawesi Barat) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 05-14-29/PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Sulawesi Barat) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA, [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi

Lebih terperinci

I. PARA PIHAK A. Pemohon Saul Essarue Elokpere dan Alfius Tabuni, S.E. (Bakal Pasangan Calon)

I. PARA PIHAK A. Pemohon Saul Essarue Elokpere dan Alfius Tabuni, S.E. (Bakal Pasangan Calon) RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA 148/PHPU.D-XI/2013 Tentang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Jayawijaya I. PARA PIHAK A. Pemohon Saul Essarue Elokpere dan Alfius

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor /PHPU-DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Nusa Tenggara Barat)

PUTUSAN. Nomor /PHPU-DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Nusa Tenggara Barat) 1 PUTUSAN Nomor 01-01-18/PHPU-DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Nusa Tenggara Barat) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA, [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 51/PUU-XI/2013 Tentang Kewenangan KPU Dalam Menetapkan Partai Politik Peserta Pemilu

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 51/PUU-XI/2013 Tentang Kewenangan KPU Dalam Menetapkan Partai Politik Peserta Pemilu RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 51/PUU-XI/2013 Tentang Kewenangan KPU Dalam Menetapkan Partai Politik Peserta Pemilu I. PEMOHON Partai Serikat Rakyat Independen (Partai SRI), dalam hal ini diwakili

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 10-02/PHPU-DPD/XII/2014 (Provinsi Sumatera Utara)

PUTUSAN Nomor 10-02/PHPU-DPD/XII/2014 (Provinsi Sumatera Utara) PUTUSAN Nomor 10-02/PHPU-DPD/XII/2014 (Provinsi Sumatera Utara) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat

Lebih terperinci

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA ANCANGAN

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA ANCANGAN KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA ANCANGAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA TATA USAHA NEGARA PEMILIHAN DAN SENGKETA PELANGGARAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2014

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2014 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA ANTARPESERTA PEMILIHAN UMUM DENGAN

Lebih terperinci

P U T U S A N. No. 89/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N. No. 89/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA P U T U S A N No. 89/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Yang memeriksa dan memutus pada tingkat pertama dan terakhir perkara Pengaduan Nomor 201/I-P/L-DKPP/2014

Lebih terperinci

P U T U S A N 39/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N 39/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA P U T U S A N 39/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Yang memeriksa dan memutus pada tingkat pertama dan terakhir perkara pengaduan Nomor No. 148/I-P/L-DKPP/2014,

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Banten) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Banten) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 02-10-13/PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Banten) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA, [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 307/DKPP-PKE-III/2014

P U T U S A N No. 307/DKPP-PKE-III/2014 P U T U S A N No. 307/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Yang memeriksa dan memutus pada tingkat pertama dan terakhir perkara Pengaduan Nomor 468/I-P/L-DKPP/2014,

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR: 05/PMK/2004 TENTANG PROSEDUR PENGAJUAN KEBERATAN ATAS PENETAPAN HASIL PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2004 MAHKAMAH

Lebih terperinci

P U T U S A N. No. 179/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N. No. 179/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA P U T U S A N No. 179/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Yang memeriksa dan memutus pada tingkat pertama dan terakhir perkara Pengaduan Nomor 391/I-P/L-DKPP/2014

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi DKI Jakarta)

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi DKI Jakarta) PUTUSAN Nomor 12-02-11/PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi DKI Jakarta) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA, [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada

Lebih terperinci

PUTUSAN NOMOR 62/PHPU.A-VII/2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN NOMOR 62/PHPU.A-VII/2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN NOMOR 62/PHPU.A-VII/2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang memeriksa, mengadili dan memutus perkara konstitusi pada tingkat pertama

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Kalimantan Barat)

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Kalimantan Barat) PUTUSAN Nomor 06-09-20/PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Kalimantan Barat) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA, [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi

Lebih terperinci

PUTUSAN Perkara Nomor : 049/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia

PUTUSAN Perkara Nomor : 049/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia PUTUSAN Perkara Nomor : 049/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada tingkat

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor /PHPU-DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Nusa Tenggara Timur)

PUTUSAN. Nomor /PHPU-DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Nusa Tenggara Timur) 1 PUTUSAN Nomor 12-02-19/PHPU-DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Nusa Tenggara Timur) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA, [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 65/PUU-XIV/2016 Konstitusinalitas KPU Sebagai Penyelenggara Pemilihan Kepala Daerah Pada Rezim Pemilihan Kepala Daerah Bukan Pemilihan Umum I. PEMOHON 1. Muhammad Syukur

Lebih terperinci

PUTUSAN NOMOR 86/PHPU.C-VII/2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN NOMOR 86/PHPU.C-VII/2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA F PUTUSAN NOMOR 86/PHPU.C-VII/2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada tingkat

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Bengkulu) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Bengkulu) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 01-01-09/PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Bengkulu) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA, [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Kalimantan Timur) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Kalimantan Timur) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 04-03-23/PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Kalimantan Timur) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi

Lebih terperinci

Panduan Teknis Beracara dalam Perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD

Panduan Teknis Beracara dalam Perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD Panduan Teknis Beracara dalam Perkara Panduan Teknis Beracara dalam Perkara Penerbit Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi 2009 Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi

Lebih terperinci

PUTUSAN No. 61/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN No. 61/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN No. 61/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Yang memeriksa dan memutus pada tingkat pertama dan terakhir perkara pengaduan Nomor 131/I-P/L-DKPP/2014,

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 78/PHPU.C-VII/2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 78/PHPU.C-VII/2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA 1 PUTUSAN Nomor 78/PHPU.C-VII/2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada tingkat

Lebih terperinci

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 51/PUU-XI/2013 Tentang Kewenangan KPU Dalam Menetapkan Partai Politik Peserta Pemilu

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 51/PUU-XI/2013 Tentang Kewenangan KPU Dalam Menetapkan Partai Politik Peserta Pemilu RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 51/PUU-XI/2013 Tentang Kewenangan KPU Dalam Menetapkan Partai Politik Peserta Pemilu I. PEMOHON Partai Serikat Rakyat Independen (Partai SRI), dalam hal ini

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Kalimantan Barat)

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Kalimantan Barat) PUTUSAN Nomor 04-03-20/PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Kalimantan Barat) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA, [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 20/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N No. 20/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA P U T U S A N No. 20/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Yang memeriksa dan memutus pada tingkat pertama dan terakhir perkara Pengaduan Nomor 51/I-P/L-DKPP/2014

Lebih terperinci

P U T U S A N No. 173/DKPP-PKE-III/2014

P U T U S A N No. 173/DKPP-PKE-III/2014 P U T U S A N No. 173/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Yang memeriksa dan memutus pada tingkat pertama dan terakhir perkara Pengaduan Nomor 388/I-P/L-DKPP/2014,

Lebih terperinci

TEKNIK PENYUSUNAN JAWABAN TERMOHON

TEKNIK PENYUSUNAN JAWABAN TERMOHON TEKNIK PENYUSUNAN JAWABAN TERMOHON Oleh: KEPANITERAAN SEKRETARIAT JENDERAL MAHKAMAH KONSTITUSI DISAMPAIKAN DALAM BIMTEK PENYELESAIAN PERKARA PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor /PHPU-DPR-DPRD/XII/2014 (PROVINSI BALI) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor /PHPU-DPR-DPRD/XII/2014 (PROVINSI BALI) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Nomor 07-06-17/PHPU-DPR-DPRD/XII/2014 (PROVINSI BALI) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat

Lebih terperinci

Lampiran Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor : 14 Tahun 2013 Tanggal : 26 Juli 2013 TANDA TERIMA BERKAS PERMOHONAN

Lampiran Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor : 14 Tahun 2013 Tanggal : 26 Juli 2013 TANDA TERIMA BERKAS PERMOHONAN Lampiran Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor : 14 Tahun 2013 Tanggal : 26 Juli 2013 FORMULIR MODEL C-1 TANDA TERIMA BERKAS PERMOHONAN TANDA TERIMA BERKAS PERMOHONAN Nomor :..*) Nama Pemohon :...

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 9/PHPU.D-X/2012 Tentang Permohonan Keberatan Terhadap Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bekasi Tahun 2012 I. PIHAK-PIHAK - PEMOHON 1. Dr. H. Sa duddin,

Lebih terperinci

P U T U S A N 131/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N 131/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA P U T U S A N 131/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Yang memeriksa dan memutus pada tingkat pertama dan terakhir perkara Pengaduan No. 294/I-P/L-DKPP/2014

Lebih terperinci

PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN BERACARA DALAM PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH

PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN BERACARA DALAM PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN BERACARA DALAM PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM - 2 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Badan ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana kedaulatan rakyat untuk memilih anggota Dewan Perwakilan

Lebih terperinci

Lampiran Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor : 15 Tahun 2012 Tanggal : 25 Oktober 2012

Lampiran Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor : 15 Tahun 2012 Tanggal : 25 Oktober 2012 18 Lampiran Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor : 15 Tahun 2012 Tanggal : 25 Oktober 2012 TANDA TERIMA BERKAS PERMOHONAN Nomor :..*) Nama Pemohon :... Berkas yang sudah diserahkan terdiri dari

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.373, 2014 KPU. Rekapitulasi. Perolehan Suara. Kecamatan. Kabupaten/Kota. Kecamatan. Pemilu DPR. Perubahan. PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian Materiil Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian Materiil Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 7/PUUXIII/2015 Penentuan Bilangan Pembagi Pemilih Jika Dilakukan Pembentukan Daerah Kabupaten/Kota Setelah Pemilihan Umum I. PEMOHON Pemohon I : Partai Hati

Lebih terperinci

P U T U S A N. Perkara Nomor: 052/PHPU.C.1-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N. Perkara Nomor: 052/PHPU.C.1-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA P U T U S A N Perkara Nomor: 052/PHPU.C.1-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PELAPORAN DAN PENANGANAN PELANGGARAN PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 92/PHPU.A-VII/2009

P U T U S A N Nomor 92/PHPU.A-VII/2009 P U T U S A N Nomor 92/PHPU.A-VII/2009 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N. Perkara Nomor : 046/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N. Perkara Nomor : 046/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA P U T U S A N Perkara Nomor : 046/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR 283/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N NOMOR 283/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA P U T U S A N NOMOR 283/DKPP-PKE-III/2014 DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Yang memeriksa dan memutus pada tingkat pertama dan terakhir perkara Pengaduan Nomor 523/I-P/L-DKPP/2014,

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Jawa Barat) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Jawa Barat) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 06-09-12/PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Jawa Barat) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA, [1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 60/PUU-XIII/2015 Persyaratan Menjadi Calon Kepala Daerah Melalui Jalur Independen

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 60/PUU-XIII/2015 Persyaratan Menjadi Calon Kepala Daerah Melalui Jalur Independen RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 60/PUU-XIII/2015 Persyaratan Menjadi Calon Kepala Daerah Melalui Jalur Independen I. PARA PEMOHON 1. M. Fadjroel Rachman, Pemohon I 2. Saut Mangatas Sinaga, Pemohon II

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Kepulauan Bangka Belitung) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor /PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Kepulauan Bangka Belitung) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 05-14-08/PHPU.DPR-DPRD/XII/2014 (Provinsi Kepulauan Bangka Belitung) DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang mengadili perkara

Lebih terperinci

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 69/PUU-XII/2014 Sistem Rekapitulasi Berjenjang

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 69/PUU-XII/2014 Sistem Rekapitulasi Berjenjang RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 69/PUU-XII/2014 Sistem Rekapitulasi Berjenjang I. PEMOHON 1. Antonius Ratumakin, sebagai Pemohon I; 2. Budi Permono, sebagai Pemohon II; 3. Lili Hayanto, sebagai

Lebih terperinci

I. PARA PEMOHON Deden Rukman Rumaji; Eni Rif ati; Iyong Yatlan Hidayat untuk selanjutnya secara bersama-sama disebut Para Pemohon.

I. PARA PEMOHON Deden Rukman Rumaji; Eni Rif ati; Iyong Yatlan Hidayat untuk selanjutnya secara bersama-sama disebut Para Pemohon. RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 114 /PUU-VII/2009 Tentang UU Pemilu Anggota DPR, DPD & DPRD Pembatasan pengajuan permomohonan pemilu 3 x 24 jam I. PARA PEMOHON Deden Rukman Rumaji; Eni Rif

Lebih terperinci