BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Aplikasi Aplikasi adalah perangkat lunak yang digunakan untuk melayani berbagai macam kebutuhan. Teknologi canggih dari sebuah perangkat keras akan berfungsi bila diberi instruksi-instruksi tertentu. Instruksi-instruksi yang diberikan disebut dengan perangkat lunak (software) (Jogiyanto, 2003). 2.2 Pelatihan Pelatihan adalah proses dimana individu mendapatkan kapabilitas untuk mencapai tujuan organisasi (Mathis & Jackson, 2006). Sebelum melaksanakan pelatihan, organisasi perlu memahami orientasi dalam pelatihan. Orientasi pelatihan adalah usaha membantu para pegawai agar dapat beradaptasi dengan situasi atau lingkungan bisnis tertentu dalam suatu organisasi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pelatihan yang dikhususkan pada orientasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan organisasi untuk mengetahui tingkat keterampilan dan kecakapan pegawainya agar setiap pegawai mampu menunjukkan prestasi kerjanya. Terdapat tiga jenis pelatihan yang telah ditetapkan. yaitu: 1. Pengetahuan (Knowledge), jenis pelatihan ini berfokus pada penanaman dan perincian informasi kognitif untuk peserta pelatihan. 2. Keterampilan (Skill), jenis pelatihan keterampilan dilakukan untuk mengembangkan perubahan perilaku dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab. 3. Sikap (Attitude), jenis pelatihan ini dilakukan untuk menciptakan kesadaran pegawai terhadap pentingnya pelatihan. 6

2 7 Dalam melaksanakan pelatihan, organisasi perlu memperhatikan langkahlangkah pelatihan. Menurut Dessler (2006), pelatihan terdiri atas lima langkah, yaitu: 1. Analisis kebutuhan pelatihan, yaitu proses yang dilakukan untuk mengetahui keterampilan dan kebutuhan peserta pelatihan. Hasil analisis kebutuhan pelatihan digunakan untuk mengembangkan pengetahuan dan prestasi. 2. Perencanaan instruksi pelatihan, yaitu proses untuk memutuskan, menyusun, dan menghasilkan isi program pelatihan. 3. Validasi pelatihan, yaitu proses penyajian konsep pelatihan kepada beberapa orang yang mewakili. 4. Penerapan pelatihan, yaitu proses pelaksanaan pelatihan kepada peserta pelatihan. 5. Evaluasi pelatihan, yaitu proses penilaian yang dilakukan pihak manajemen terhadap keberhasilan atau kegagalan program pelatihan. 2.3 Analisis Kebutuhan Pelatihan (Training Need Analysis) Analisis kebutuhan pelatihan adalah suatu rumusan awal untuk menentukan masalah saat ini dan tantangan masa depan yang harus dipenuhi oleh program pelatihan (Rivai dan Sagala, 2009). Analisis kebutuhan pelatihan merupakan analisis kebutuhan workplace secara spesifik untuk menentukan prioritas kebutuhan pelatihan yang sebenarnya. Hasil dari analisis kebutuhan pelatihan dapat membantu perusahaan dalam menggunakan sumber daya (waktu, dana, dan lain-lain) secara efektif dan efisien. Hariandja (2007) mengatakan bahwa analisis kebutuhan pelatihan dan pengembangan sangat penting, rumit, dan sulit. Hal ini karena apabila pelatihan

3 8 tidak sesuai dengan kebutuhan, maka tidak ada peningkatan kemampuan dalam organisasi dan juga akan terjadi pemborosan biaya. Perusahaan harus menganalisis kompetensi yang ada saat ini dengan kebutuhan kompetensi perusahaan berdasarkan perubahan situasi perusahaan. Menurut Panggabean, (2004), tujuan dari analisis kebutuhan pelatihan adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi keterampilan pegawai untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas perusahaan. 2. Menganalisis karakteristik calon peserta pelatihan untuk menyelaraskan program pelatihan dengan tingkat pendidikan, pengalaman, sikap, dan keterampilan setiap pegawai. 3. Mengembangkan pengetahuan secara objektif. Perusahaan meyakini bahwa pelatihan dapat meningkatkan kinerja perusahaan. 2.4 Dimensi Kebutuhan Pada Analisis Kebutuhan Pelatihan Menurut Bintoro dan Daryanto (2014), terdapat tiga dimensi yang perlu diperhatikan dalam melakukan analisis kebutuhan pelatihan. Dimensi kebutuhan tersebut meliputi: 1. Kebutuhan organisasi secara makro. Kebutuhan organisasi ditentukan berdasarkan hasil analisis yang dilakukan secara keseluruhan terhadap kondisi sumber daya manusia organisasi saat ini dengan kebutuhan perusahaan. Hasil analisis tersebut digunakan sebagai acuan dalam menjabarkan program-program pelatihan. 2. Kebutuhan unit kerja melalui tingkatan manajemen operasional hingga manajerial. Kebutuhan tingkat unit kerja terdiri atas dua hal, yaitu pertama, mengidentifikasi kebutuhan kompetensi tiap pegawai dalam menjalankan

4 9 tugasnya sesuai dengan fungsi organisasi. Kedua, mengukur tingkat penguasan pegawai terhadap keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dimiliki sesuai dengan pelaksanaan tugasnya. 3. Kebutuhan per individu. Kebutuhan ini mengacu pada hasil analisis kebutuhan pelatihan tingkat individu. Kebutuhan tingkat individu dilakukan dengan mengidentifikasi kebutuhan individu sesuai jabatannya. 2.5 Kompetensi Menurut Simanjuntak, (2005), kompetensi adalah kemampuan dan keterampilan pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya. Kompetensi tiap individu dapat dipengaruhi oleh kemampuan dan keterampilan kerja serta motivasi dan etos kerja. Kompetensi dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas, peran, mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang didasarkan pada pengalaman dan pembelajaran. Menurut Spencer dan Spencer (Setyowati, 2010), kompetensi terbagi atas dua kategori, yaitu threshold competencies dan differentiating competencies. Threshold competencies adalah kompetensi dasar yang harus dimiliki seseorang agar dapat melaksanakan pekerjaannya. Namun, karakteristik tersebut tidak untuk membedakan kinerja seseorang. Sedangkan differentiating competencies adalah faktor-faktor kompetensi yang membedakan tingkat kinerja seseorang. Sebagai contoh, seorang dokter harus mempunyai kemampuan utama mendiagnosa penyakit, hal tersebut berada dalam kategori threshold competencies. Namun, apabila seorang dokter dapat melayani dengan baik dan ramah, solusi yang

5 10 diberikan tepat, dan disiplin sehingga dapat dibedakan tingkat kinerjanya, maka hal tersebut berada dalam kategori differentiating competencies. Berdasarkan konsep-konsep dasar kompetensi yang diungkapkan Spencer dan Spencer, terdapat beberapa pedoman untuk mengembangkan sistem kompetensi, yaitu: 1. Identifikasi pekerjaan atau posisi-posisi kerja untuk pembuatan model kompetensi. 2. Melakukan analisis proses kerja pada suatu posisi pekerjaan tertentu. 3. Melakukan survei mengenai kompetensi yang dibutuhkan. 4. Membuat daftar jenis-jenis kompetensi berdasarkan kompetensi yang dibutuhkan. 5. Uraikan makna setiap jenis kompetensi yang telah dituliskan untuk menyamakan persepsi pada suatu jenis kompetensi. 6. Menentukan skala tingkat penguasaan kompetensi yang ingin dibuat. Sebagai contoh skala 1 (sangat rendah), skala 2 (rendah), 3 (sedang), 4 (baik), dan 5 (sangat baik) atau dengan menggunakan skala basic, intermediate, dan advanced. 2.6 Karakteristik Kompetensi Menurut Spencer dan Spencer (Prihadi, 2004), kompetensi memiliki lima karakteristik, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Motif (Motive), adalah suatu hal yang dipikirkan atau diinginkan seseorang secara konsisten sehingga menimbulkan tindakan dari orang tersebut. 2. Sifat (Traits), adalah karakteristik fisik terhadap suatu situasi atau informasi.

6 11 3. Konsep diri (Self-concept), adalah sikap, perilaku, dan nilai-nilai yang dimiliki seseorang. 4. Pengetahuan (Knowledge), adalah kompetensi kompleks yang dimiliki seseorang untuk bidang tertentu. 5. Keterampilan (Skill), adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas baik secara fisik maupun mental. Konsep diri (self-concept), sifat (traits), dan motif (motive) kompetensi lebih tersembunyi, lebih tajam, dan berbeda pada setiap kepribadian seseorang. Sedangkan kompetensi pengetahuan (knowledge) dan kompetensi keterampilan (skill) lebih nyata dan bersifat relatif sebagai salah satu karakteristik manusia. Kompetensi dapat dihubungkan dengan kinerja yang menunjukkan bahwa karakteristik personal dapat memperkirakan kinerja kompetensi. Hubungan antara kompetensi dengan kinerja dapat dilihat pada Gambar 2.1. Gambar 2.1 Model Hubungan Kompetensi dan Kinerja Berdasarkan model hubungan antara kompetensi dengan kinerja di atas menunjukkan bahwa kompetensi pengetahuan (knowledge) merupakan masukan karakteristik personal pertama yang dikembangkan untuk meningkatkan kinerja. Menurut Robinson (2004), terdapat dua jenis pengetahuan (knowledge), yaitu:

7 12 1. Tacit Knowledge, adalah pengetahuan personal yang diperoleh dari invidu (perorangan). 2. Explicit Knowledge, adalah pengetahuan dalam bentuk tulisan atau pernyataan yang didokumentasikan agar dapat dipelajari secara independen. Salah satu bentuk dari explicit knowledge adalah Standard Operation Procedure (SOP). 2.7 Konsep Analisis Kesenjangan (Gap Analysis) Berikut ini adalah rumus yang dibangun untuk menentukan kesenjangan (gap) kompetensi dalam melakukan proses analisis kebutuhan pelatihan (Tasie, 2011): C = (A-B) (2.1) Keterangan: A = Tingkat kompetensi yang diharapkan perusahaan (expected competency) B = Tingkat kompetensi yang dimiliki pegawai saat ini (current competency) C = Tingkat kesenjangan (gap) kompetensi Dalam menentukan perlu tidaknya kebutuhan pelatihan dilakukan perhitungan gap kompetensi. Jika hasil gap kompetensi kurang dari 0, maka dapat dinyatakan telah memenuhi kompetensi dan dijadikan acuan dalam pengembangan karir pegawai. Namun, apabila hasil gap kompetensi lebih dari 0, maka dapat dinyatakan belum kompeten dan diperlukan pelatihan pada kompetensi tersebut. 2.8 Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi Pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi (PPBK) merupakan salah satu pendekatan dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang

8 13 berfokus pada hasil akhir (outcome). PPBK dilaksanakan untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan seseorang secara khusus untuk mencapai target kinerja (performance target) yang telah ditetapkan (Setyowati, 2010). Tujuan dilaksanakannya PPBK, yaitu: 1. Menghasilkan kompetensi untuk mencapai standar suatu pekerjaan atau jabatan. 2. Menelusuri kompetensi yang telah dicapai. Hasil dari PPBK dihubungkan dengan empat kebutuhan, diantaranya adalah: a. Standar kompetensi. b. Program pendidikan dan pelatihan. c. Kebutuhan multi-skilling. d. Alur karir (career path). 2.8 Penilaian Berbasis Kompetensi Penilaian berbasis kompetensi adalah suatu kegiatan pengumpulan bukti untuk menunjukkan seseorang dapat berperilaku sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam jabatan tertentu (Fletcher, 2005). Penilaian berbasis kompetensi akan menghasilkan nilai kompeten dan nilai belum kompeten pada setiap jenis kompetensi. Setiap individu dapat dikatakan kompeten apabila telah mencapai persyaratan level kompetensi. Menurut Spencer (Manopo, 2011), untuk mencapai suatu level kompetensi, individu harus bersikap dan berperilaku sesuai dengan indikator perilaku setiap level kompetensi. 2.9 Tahapan Software Development Life Cycle (SDLC) Software Development Life Cycle (SDLC) merupakan panduan yang berisi tahapan-tahapan dalam menyelesaikan pembuatan perangkat lunak. Tahapan-

9 14 tahapan SDLC terdiri atas software requirement (kebutuhan perangkat lunak), software design (desain perangkat lunak), software constructions (konstruksi perangkat lunak), dan software testing (pengujian perangkat lunak). Adapun penjelasan dari masing-masing tahapan adalah sebagai berikut Kebutuhan Perangkat Lunak (Software Requirement) Kebutuhan perangkat lunak diartikan sebagai properti yang ditampilkan dalam memecahkan beberapa masalah di dunia nyata (IEEE Computer Society, 2004). Kebutuhan ini menghasilkan desain perangkat lunak yang menjadi dasar untuk mengetahui tempat, aktor, dan kebutuhan layanan dalam sebuah sistem. Kebutuhan perangkat lunak ditentukan melalui empat tahapan, yaitu tahapan elisitasi kebutuhan, analisis kebutuhan masing-masing pengguna sistem, spesifikasi kebutuhan dari masing-masing pengguna sistem, serta validasi dan verifikasi dokumen persyaratan perangkat lunak. Tahap elisitasi kebutuhan merupakan tahap pertama yang harus dilakukan dalam membangun sebuah perangkat lunak. Prinsip dasar dari tahap elisitasi adalah melakukan komunikasi antar pemangku kepentingan secara efektif. Proses komunikasi ini digunakan sebagai acuan dalam membangun perangkat lunak. Dalam tahap elisitasi, dibutuhkan penjelasan mengenai ruang lingkup dari perangkat lunak yang akan dibangun. Tahap analisis adalah tahapan yang digunakan untuk mendefinisikan kegiatan perangkat lunak dalam memenuhi kebutuhan pengguna. Analisis kebutuhan pengguna terdiri atas tiga proses. Proses-proses tersebut adalah: pertama, mendeteksi dan menyelesaikan permasalahan sesuai dengan kebutuhan

10 15 perusahaan; kedua, menentukan batasan perangkat lunak; dan ketiga, menguraikan spesifikasi kebutuhan perangkat lunak. Tahap spesifikasi kebutuhan adalah tahapan yang digunakan dalam pembuatan dokumen tentang perangkat lunak yang dibangun. Dalam dokumen tersebut membahas spesifikasi kebutuhan perangkat lunak yang dapat ditinjau secara sistematis, dievaluasi, dan disetujui. Tahap validasi dan verifikasi dokumen persyaratan perangkat lunak bertujuan untuk menjamin pembuat perangkat lunak telah memahami persyaratan tersebut serta untuk memverifikasi bahwa dokumen persyaratan tersebut telah sesuai dengan standar perusahaan yang lengkap dan konsisten. Proses validasi dan verifikasi dokumen perangkat lunak ini melibatkan pengguna sebagai penilai dan pemberi feedback (umpan balik) Analisis dan Desain Perangkat Lunak (Software Design) Menurut IEEE Computer Society (2004), analisis perangkat lunak adalah proses pendefinisian arsitektur, komponen antar muka, dan karakteristik sebuah perangkat lunak. Proses ini dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan yang terjadi dengan kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat diusulkan perbaikannya. Menurut Kendall dan Kendall (2008), analisis dan perancangan sistem dilakukan melalui beberapa langkah. Langkah-langkah tersebut adalah menganalisis aliran data secara sistematis, memproses data, menyimpan data, dan menghasilkan informasi dalam konteks bisnis. Analisis dan perancangan sistem digunakan untuk menganalisis, merancang, dan mengimplementasikan

11 16 peningkatan-peningkatan fungsi bisnis yang dapat dicapai melalui penggunaan sistem informasi terkomputerisasi. Setelah melakukan analisis berikutnya adalah membuat desain perangkat lunak. Tahapan dalam mendesain perangkat lunak meliputi struktur perangkat lunak, arsitektur perangkat lunak, dan antar muka pengguna perangkat lunak. Komponen-komponen yang digunakan dalam mendesain perangkat lunak adalah sebagai berikut: 1. System Flow Bagan alir sistem (system flow) merupakan bagan yang menunjukkan alur pekerjaan sistem secara keseluruhan. Bagan alir sistem menjelaskan urutan-urutan dari prosedur sistem dan proses yang dilakukan oleh sistem. Simbol-simbol yang digunakan dalam membuat bagan alir sistem ditunjukkan pada Gambar 2.2. Berikut ini adalah penjelasan dari simbol-simbol system flow: a. Simbol dokumen, yaitu simbol yang digunakan untuk dokumen input dan output baik untuk proses manual atau proses yang sudah terkomputerisasi. b. Simbol kegiatan manual, yaitu simbol yang digunakan untuk pekerjaan manual. c. Simbol simpanan offline, yaitu simbol yang digunakan untuk menunjukkan file non-komputer yang diarsip. d. Simbol proses, yaitu simbol yang digunakan untuk menunjukkan kegiatan dari operasi program komputer. e. Simbol database, yaitu simbol yang digunakan untuk menunjukkan tempat untuk menyimpan data dari hasil operasi komputer.

12 17 f. Simbol garis alir, yaitu simbol yang digunakan untuk menunjukkan arus dari proses. g. Simbol penghubung, yaitu simbol yang digunakan untuk menunjukkan penghubung ke halaman yang sama atau ke halaman yang lain. 1. Simbol Dokumen 5. Simbol Database 2. Simbol Kegiatan Manual 6. Simbol Garis Alir 3. Simbol Simpanan Offline 7. Simbol Penghubung ke Halaman yang Sama 4. Simbol Proses 8. Simbol Penghubung ke Halaman Lain Gambar 2.2 Simbol-simbol System Flow 2. Data Flow Diagram (DFD) DFD merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur. DFD digunakan untuk menggambarkan sistem yang sudah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan. DFD fokus pada aliran data dari dan ke dalam sistem. Simbol-simbol dasar pada DFD adalah sebagai berikut: a. Entitas Luar (External Entity) Entitas luar (external entity) merupakan orang, kelompok, departemen, atau sistem lain yang berada di luar sistem yang dibuat untuk menerima dan memberikan informasi atau data ke dalam sistem yang dibuat. Simbol entitas luar ditunjukkan pada Gambar 2.3.

13 18 Gambar 2.3 Simbol External Entity b. Aliran Data (Data Flow) Aliran data (data flow) merupakan simbol untuk menunjukkan aliran data yang menghubungkan proses dengan entitas. Aliran data disimbolkan dengan tanda panah. Gambar 2.4 Simbol Data Flow c. Proses (Process) Sebuah proses merupakan sekelompok tindakan dari masuknya aliran data, kemudian diproses agar menghasilkan aliran data keluar. Simbol proses ditunjukkan pada Gambar 2.5. Gambar 2.5 Simbol Proses d. Penyimpanan Data (Data Store) Data store digunakan sebagai tempat penyimpanan data dari proses operasi sistem. Simbol data store ditunjukkan pada Gambar Data Store Gambar 2.6 Simbol Data Store Dalam membuat diagram aliran data (data flow diagram), terdapat tiga tingkatan (Whitten, 2004). Tingkatan tersebut yaitu: a. Diagram Konteks (Context Diagram)

14 19 Diagram konteks merupakan sebuah model proses yang digunakan untuk mendokumentasikan ruang lingkup dari sebuah sistem. Diagram ini hanya memiliki satu proses yang menggambarkan sistem secara keseluruhan. b. Diagram Level 0 Diagram level 0 merupakan diagram aliran data yang menggambarkan sebuah event konteks. Diagram ini menunjukkan interaksi antara input, output, dan data store pada setiap proses yang ada. c. Diagram Rinci Diagram rinci menggambarkan rincian dari proses yang ada pada tingkatan sebelumnya. Diagram ini merupakan diagram dengan tingkatan paling rendah dan tidak dapat diuraikan lagi. 3. Entity Relationship Diagram (ERD) ERD adalah sebuah gambaran sistem yang meliputi entitas dan relasinya. Setiap entitas memiliki atribut yang menjadi ciri entitas. Atribut terdiri atas beberapa macam, diantaranya adalah: a. Simple Attribute Atribut ini merupakan atribut yang unik dan tidak dimiliki oleh atribut lainnya, misalnya entitas mahasiswa yang memiliki atribut NIM. b. Composite Attribute Composite Attribute adalah atribut yang memiliki dua nilai harga, misalnya nama besar (nama keluarga) dan nama kecil (nama asli). c. Single Value Attribute

15 20 Atribut yang hanya memiliki satu nilai harga, misalnya entitas mahasiswa yang memiliki atribut umur (tanggal lahir). d. Multi Value Attribute Multi Value Attribute adalah atribut yang banyak memiliki nilai harga, misalnya entitas mahasiswa yang memiliki atribut pendidikan (SD, SMP, SMA). e. Null Value Attribute Null Value Attribute adalah atribut yang tidak memiliki nilai harga, misalnya entitas tukang becak yang memiliki atribut pendidikan (tanpa memiliki ijazah). Relasi adalah hubungan antar entitas yang berfungsi sebagai hubungan yang mewujudkan pemetaan antar entitas. Macam-macam relasi adalah sebagai berikut: a. One To One (1:1) Relasi dari entitas satu dengan entitas dua adalah satu berbanding satu. Contoh: Pada pelajaran privat, satu guru mengajar satu siswa dan satu siswa hanya diajar oleh satu guru. Guru 1 1 Siswa Gambar 2.7 Relasi One To One b. One To Many (1:m) Relasi antara entitas yang pertama dengan entitas yang kedua adalah satu berbanding banyak atau dapat pula dibalik, banyak berbanding satu. Contoh: Pada sekolah, satu guru mengajar banyak siswa dan banyak siswa diajar oleh satu guru.

16 21 Guru 1 m Siswa Gambar 2.8 Relasi One To Many c. Many To Many Relasi antara entitas yang satu dengan entitas yang kedua adalah banyak berbanding banyak. Contoh: Pada perkuliahan, satu dosen mengajar banyak mahasiswa dan satu mahasiswa diajar oleh banyak dosen pula. Dosen m n Mahasiswa Gambar 2.9 Relasi Many To Many ERD ini diperlukan agar dapat menggambarkan hubungan antar entitas dengan jelas, dapat menggambarkan batasan jumlah entitas dan partisipasi antar entitas, mudah dimengerti pemakai dan mudah disajikan oleh perancang basis data (database). ERD dibagi menjadi dua jenis model, yaitu: a. Conceptual Data Model (CDM), adalah jenis model data yang menggambarkan hubungan antar tabel secara konseptual. b. Physical Data Model (PDM), adalah jenis model yang menggambarkan hubungan antar tabel secara fisikal. Dalam pembuatan context diagram, data flow diagram (DFD), dan entity relationship diagram (ERD) pada aplikasi yang dibangun saat ini, digunakan beberapa aplikasi pendukung, yaitu: 1. Power Designer Process Analyst versi 6 Power Designer Process Analyst (PDPA) adalah sebuah aplikasi yang digunakan untuk membantu menggambarkan context diagram dan data flow diagram (DFD). Aplikasi ini juga dapat membantu memeriksa valid atau tidaknya

17 22 model yang sudah dibuat karena seluruh aliran data dan datastore dalam model dapat langsung terhubung apabila di decompose. 2. Sybase Power Designer versi 16.5 Sybase Power Designer versi 16.5 adalah sebuah aplikasi desain arsitektur yang digunakan untuk membuat rancangan basis data. Selain itu, aplikasi ini juga dapat digunakan untuk mengelola metadata dalam basis data Konstruksi Perangkat Lunak (Software Constructions) Menurut IEEE Computer Society (2004), tahap ini adalah tahap melakukan konversi hasil desain perangkat lunak ke dalam sistem yang dibuat melalui pengkodean. Proses pengkodean yang dilakukan meliputi pembuatan basis data, pengkodean, perbaikan perangkat lunak, serta melakukan pengujian. Dalam tahap ini, terdapat beberapa langkah-langkah yang digunakan sebagai acuan. Langkahlangkah tersebut adalah sebagai berikut: 1. Software Construction Fundamentals Pada langkah ini dilakukan pendefinisian tentang prinsip-prinsip yang digunakan dalam proses implementasi perangkat lunak. Prinsip-prinsip tersebut terdiri atas minimalisasi kompleksitas, mengantisipasi perubahan, dan menyesuaikan dengan standar yang digunakan. 2. Managing Construction Pada langkah ini dilakukan pendefinisian mengenai penggunaan model implementasi, perencanaan implementasi, dan pengukuran pencapaian implementasi. 3. Practical Considerations

18 23 Langkah ini membahas tentang desain implementasi, bahasa pemrograman, kualitas implementasi, proses pengujian, dan integritas perangkat lunak. Dalam proses implementasi saat ini, digunakan beberapa aplikasi pendukung. Aplikasi pendukung yang digunakan antara lain: 1. Notepad++ Notepad++ adalah aplikasi teks editor berbasis Phyton API yang dirancang untuk mengolah potongan-potongan kode, plugin, dan markup. Notepad++ mendukung berbagai macam bahasa pemrograman mulai dari C, PHP, hingga Javascript. 2. MySQL MySQL adalah sebuah implementasi dari sistem manajemen basis data relasional (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis di bawah lisensi GPL (General Public License). MySQL mendukung operasi basis data transaksional maupun operasi basisdata non-transaksional Pengujian Perangkat Lunak (Software Testing) Uji coba perangkat lunak meliputi verifikasi yang dinamis dari tingkah laku sebuah perangkat lunak yang diwakili oleh beberapa contoh kasus uji coba (IEEE Computer Society, 2004). Kasus uji coba tersebut dilakukan dengan memberikan masukan kepada perangkat lunak agar muncul tingkah laku/reaksi yang diharapkan begitu pula sebaliknya. Dalam uji coba perangkat lunak, hal pertama yang harus diperhatikan adalah dasar-dasar pengujian perangkat lunak yang berisi terminologi pengujian, kunci masalah dari pengujian, dan hubungan pengujian dengan aktifitas lainnya pada perangkat lunak.

19 24 Selanjutnya, yang perlu diperhatikan adalah tingkatan pengujian. Tingkatan pengujian menjelaskan tentang target pengujian dan tujuan pengujian. Selain target dan tujuan pengujian, juga perlu diperhatikan teknik dari pengujian yang dilakukan. Teknik pengujian meliputi uji coba berdasarkan intuisi dan pengalaman dari seorang tester, diikuti oleh teknik berdasarkan spesifikasi, kode, kesalahan, penggunaan, dan teknik dasar yang relatif berhubungan dari perangkat lunak yang diuji. Hal-hal terakhir yang perlu diperhatikan dalam pengujian adalah pengukuran pengujian. Pengukuran pengujian dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu berhubungan dengan evaluasi ketika uji coba dilakukan dan evaluasi ketika uji coba selesai dilakukan. Kemudian, juga perlu diperhatikan proses dari pelaksanaan pengujian yang berisi tentang pertimbangan praktis dan aktifitas uji coba Black Box Testing Black box testing atau yang biasa disebut sebagai functional testing merupakan teknik pengujian yang dilakukan tanpa adanya suatu pengetahuan tentang detail struktur sistem atau komponen yang akan diuji (Romeo, 2003). Black box testing berfokus pada kebutuhan fungsional sistem berdasarkan spesifikasi kebutuhan sistem yang telah ditentukan. Dengan melakukan pengujian menggunakan black box testing, perekayasa perangkat lunak dapat menggunakan kebutuhan fungsional pada suatu program. Black box testing dilakukan untuk mengecek kesalahan (error) pada suatu perangkat lunak dan mengecek fungsi-fungsi yang diperlukan telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

BAB III LANDASAN TEORI. permasalahan yang dibahas. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut

BAB III LANDASAN TEORI. permasalahan yang dibahas. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut BAB III LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut digunakan sebagai landasan pemikiran

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. permasalahan yang dibahas. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut

BAB III LANDASAN TEORI. permasalahan yang dibahas. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut BAB III LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut digunakan sebagai landasan pemikiran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Aplikasi Menurut Jogiyanto (2003), aplikasi adalah perangkat lunak yang digunakan untuk melayani berbagai macam kebutuhan. Teknologi canggih dari sebuah perangkat keras akan berfungsi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Data dan Informasi Data merupakan fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, gambar-gambar, nilai-nilai, uraian karakter yang mempunyai arti pada suatu

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Analisis Sistem Terminologi sistem digunakan dalam berbagai cara yang luas sekali, sehingga sulit untuk mendefinisikannya dalam suatu pertanyaan yang merangkum semua penggunaannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. melayani berbagai macam kebutuhan. Menurut Jogiyanto (2005), teknologi yang

BAB II LANDASAN TEORI. melayani berbagai macam kebutuhan. Menurut Jogiyanto (2005), teknologi yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Aplikasi Aplikasi adalah perangkat lunak yang ada pada komputer digunakan untuk melayani berbagai macam kebutuhan. Menurut Jogiyanto (2005), teknologi yang canggih dari perangkat

Lebih terperinci

BAB III 3. LANDASAN TEORI. manajemen dan individu lain terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal

BAB III 3. LANDASAN TEORI. manajemen dan individu lain terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal BAB III 3. LANDASAN TEORI 3.1. Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem informasi dapat dikatakan seperti suatu sistem yang terdapat pada suatu organisasi yang merupakan kumpulan dari individu, teknologi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kebutuhan akan beberapa aktivitas seperti sistem perniagaan, permainan, pelayanan masyarakat, periklanan (Pramana, 2005).

BAB II LANDASAN TEORI. kebutuhan akan beberapa aktivitas seperti sistem perniagaan, permainan, pelayanan masyarakat, periklanan (Pramana, 2005). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Aplikasi Aplikasi adalah satu unit perangkat lunak yang dibuat untuk melayani kebutuhan akan beberapa aktivitas seperti sistem perniagaan, permainan, pelayanan masyarakat, periklanan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Menurut O Brien dalam Baridwan dan Hanum (2007:155) terdapat tiga dimensi pengukuran kualitas informasi, ketiga dimensi tersebut adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Penilaian kinerja karyawan adalah masalah penting bagi seluruh perusahaan. Untuk mendapatkan kinerja yang memuaskan tidak terjadi secara otomatis. Kualitas kinerja akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan unsur atau komponen yang saling berinteraksi, terkait serta saling bergantung satu dengan yang lain. Kumpulan unsur tersebut

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. khususnya di bidang perbidanan dalam suatu wilayah kerja. BPS hanya

BAB III LANDASAN TEORI. khususnya di bidang perbidanan dalam suatu wilayah kerja. BPS hanya BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Bidan Praktek Swasta Bidan Praktek Swasta (BPS), merupakan penyedia layanan kesehatan, yang memiliki kontribusi cukup besar dalam memberikan pelayanan, khususnya dalam meningkatkan

Lebih terperinci

1 BAB II LANDASAN TEORI

1 BAB II LANDASAN TEORI 7 1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Produksi Organisasi industri merupakan salah satu mata rantai dari sistem perekonomian secara keseluruhan, karena ia memproduksi dan mendistribusikan produk (barang dan/atau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. STIKES Yayasan Dr. Soetomo Stikes Yayasan RS Dr. Soetomo adalah perguruan tinggi swasta milik Yayasan RS. Dr. soetomo yang memperoleh ijin operasional berdasar Surat keputusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Perhitungan Penjualan PT Panca Patriot Prima

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Perhitungan Penjualan PT Panca Patriot Prima BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Perhitungan Penjualan PT Panca Patriot Prima Sistem penjualan pada PT Panca Patriot Prima memiliki rumus perhitungan sendiri mengenai proses transaksi penjualan, rumus

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. mengumpulkan (input), memanipulasi (process), menyimpan, dan menghasilkan

BAB III LANDASAN TEORI. mengumpulkan (input), memanipulasi (process), menyimpan, dan menghasilkan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi Ialah sebuah set elemen atau komponen terhubung satu sama lain yang mengumpulkan (input), memanipulasi (process), menyimpan, dan menghasilkan (output) data dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS.

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Dalam melakukan kegiatan berupa analisa dan merancang sistem informasi, dibutuhkan sebuah pendekatan yang sistematis yaitu melalui cara yang disebut

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu. operasional atau teknis yang menjelaskannya.

BAB III LANDASAN TEORI. yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu. operasional atau teknis yang menjelaskannya. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Sistem Menurut Herlambang Soendoro (2005), definisi sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan secara prosedur pendekatan secara komponen. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Definisi sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan yaitu pendekatan secara prosedur dan pendekatan secara komponen. Berdasarkan pendekatan prosedur, sistem didefinisikan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. ini, adapun teori-teori yang digunakan adalah sebagai berikut :

BAB III LANDASAN TEORI. ini, adapun teori-teori yang digunakan adalah sebagai berikut : BAB III LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan dasar-dasar teori yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas. Hal ini sangat penting karena teoriteori tersebut digunakan sebagai landasan pemikiran

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi,

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Landasan Teori merupakan dasar tentang pendapat dalam melakukan penelitian atau penemuan yang didukung oleh data data dan argumentasi penulis. Fungsi dari landasan teori adalah untuk

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Landasan teori ini merupakan dasar tentang teori-teori dalam melakukan

BAB III LANDASAN TEORI. Landasan teori ini merupakan dasar tentang teori-teori dalam melakukan BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori ini merupakan dasar tentang teori-teori dalam melakukan penelitihan atau penemuan yang didukung oleh data dan sumber informasi. Fungsinya yaitu untuk menjelaslan beberapa

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Menurut Jogiyanto (2005), sistem merupakan kumpulan dari elemenelemen yang satu dengan yang lain berinteraksi dan bersama-sama beroperasi untuk mencapai tujuan tertentu.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. terkait dengan permasalahan untuk mendukung rancang bangun aplikasi analisis

BAB II LANDASAN TEORI. terkait dengan permasalahan untuk mendukung rancang bangun aplikasi analisis BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori merupakan panduan untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang sedang dihadapi. Pada bab ini akan dikemukakan landasan teori yang terkait dengan permasalahan untuk

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Gaji Gaji merupakan salah satu hal yang mendorong atau memotivasi pegawai untuk bekerja atau mengabdi secara menyeluruh terhadap perusahaan. Gaji sering disebut juga sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan

BAB II LANDASAN TEORI. Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Informasi Umum Pendidikan Tinggi Berdasarkan undang-undang Republik Indonesia dijabarkan bahawa Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan landasan teori yang digunakan dalam menyusun laporan kerja praktek. Landasan teori yang akan dibahas meliputi tentang permasalahan atau prosedur yang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Pengertian produksi menurut Sofyan Assauri(1980:7), definisi produksi

BAB III LANDASAN TEORI. Pengertian produksi menurut Sofyan Assauri(1980:7), definisi produksi BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Produksi Pengertian produksi menurut Sofyan Assauri(1980:7), definisi produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan sesuatu barang atau

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Data Data merupakan fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, gambar-gambar, nilai-nilai, uraian karakter yang mempunyai arti pada suatu konteks

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Aplikasi Menurut Rizky (2009:32), aplikasi (application) adalah software yang dibuat oleh suatu perusahaan komputer untuk mengerjakan tugas-tugas tertentu, misalnya Microsoft

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori digunakan untuk menyelesaikan masalah secara sistematis. Pada bab ini akan membahas landasan teori yang meliputi landasan teori mengenai hal-hal dari permasalahan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. yang saling berhubungan yaitu antara sistem dan informasi. Sistem adalah suatu

BAB III LANDASAN TEORI. yang saling berhubungan yaitu antara sistem dan informasi. Sistem adalah suatu BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut (Wilkinson, 2007:3-4) Sistem informasi berasal dari dua kata yang saling berhubungan yaitu antara sistem dan informasi. Sistem adalah suatu

Lebih terperinci

2. BAB II LANDASAN TEORI. lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal.

2. BAB II LANDASAN TEORI. lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal. 2. BAB II LANDASAN TEORI Dalam merancang dan membangun aplikasi, sangatlah penting untuk mengetahui terlebih dahulu dasar-dasar teori yang digunakan. Dasar-dasar teori tersebut digunakan sebagai landasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perancangan sistem, dan tahap evaluasi rancangan sistem. sistematis. Adapun model penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1.

BAB III METODE PENELITIAN. perancangan sistem, dan tahap evaluasi rancangan sistem. sistematis. Adapun model penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini dibahas tentang tahapan-tahapan analisis dan perancangan aplikasi penilaian kesehatan KSP dan USP pada Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo. Tahap-tahap tersebut terdiri

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jogiyanto, 2001)

BAB III LANDASAN TEORI. untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jogiyanto, 2001) BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. dalam kertas atau lainnya. Tujuan utama seseorang menulis surat tidak lain

BAB III LANDASAN TEORI. dalam kertas atau lainnya. Tujuan utama seseorang menulis surat tidak lain BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Surat Surat adalah alat komunikasi antara dua pihak yang berupa tulisan dalam kertas atau lainnya. Tujuan utama seseorang menulis surat tidak lain adalah untuk mengkomunikasikan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. pertama adalah sistem, dan yang kedua adalah sistem informasi itu sendiri.

BAB III LANDASAN TEORI. pertama adalah sistem, dan yang kedua adalah sistem informasi itu sendiri. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Konsep dasar dari Sistem Informasi terbagi atas dua pengertian. Yang pertama adalah sistem, dan yang kedua adalah sistem informasi itu sendiri.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pegawai Tetap Menurut Mardiasmo (2011), Pegawai tetap adalah pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur, termasuk anggota dewan komisaris

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. 2001) suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu seperti:

BAB III LANDASAN TEORI. 2001) suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu seperti: BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori merupakan suatu dasar mengenai pendapat penelitian atau penemuan yang didukung oleh data dan argumentasi. Landasan teori digunakan untuk menjelaskan teori-teori yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas tentang tahapan analisis dan perancangan sistem informasi Bank Mini pada SMK Negeri 1 Sumenep. Tahap-tahap tersebut terdiri dari tahap analisis sistem,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. dikutip oleh Supardi & Leonard mengatakan, Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh,

BAB III LANDASAN TEORI. dikutip oleh Supardi & Leonard mengatakan, Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Hasil Belajar Siswa Pada hakikatnya, pendidikan merupakan kegiatan yang telah berlangsung seumur dengan manusia. Artinya, sejak adanya manusia telah terjadi usaha-usaha

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 9 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konseling Menurut Surya (1988), Konseling merupakan seluruh upaya bantuan yang diberikan konselor kepada klien supaya dia memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Jasa akan selalu melekat pada sumbernya atau pada penjualnya. Dengan

BAB III LANDASAN TEORI. Jasa akan selalu melekat pada sumbernya atau pada penjualnya. Dengan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Jasa Menurut Kotler (1997:83), jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. mahasiswa dan penempatan jurusan kepada setiap calon mahasiswa.

BAB III LANDASAN TEORI. mahasiswa dan penempatan jurusan kepada setiap calon mahasiswa. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut Bodnar dan Hopwood dalam Abdul Kadir (2002: 11) sistem informasi adalah kumpulan perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Menurut Hartono (1999 : 23 ) pada bukunya yang berjudul Analisis dan Desan Sistem Informasi, menyebutkan bahwa sistem merupakan kumpulan dari elemenelemen yang satu dengan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Menurut Herlambang (2005:116), terdapat dua pendekatan untuk mendefinisikan sistem, yaitu pendekatan secara prosedur dan komponen. Berdasarkan pendekatan prosedur, sistem

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada toko AP Music Gallery Bandung yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada toko AP Music Gallery Bandung yang BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penulis melakukan penelitian pada toko AP Music Gallery Bandung yang beralamat di Jalan Jl. Surapati No.235. Toko ini belum memiliki media dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. informasi monitoring dan evaluasi koperasi pada Dinas Koperasi Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. informasi monitoring dan evaluasi koperasi pada Dinas Koperasi Kabupaten BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas tentang tahapan dan perencanaan desain sistem informasi monitoring dan evaluasi koperasi pada Dinas Koperasi Kabupaten Sidoarjo. Tahap-tahap tersebut

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. waktu berdasarkan rencana pengaturan urutan kerja, daftar atau tabel kegiatan

BAB III LANDASAN TEORI. waktu berdasarkan rencana pengaturan urutan kerja, daftar atau tabel kegiatan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Penjadwalan Pengertian jadwal menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah pembagian waktu berdasarkan rencana pengaturan urutan kerja, daftar atau tabel kegiatan atau rencana

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. informasi (Information System) atau disebut juga processing system atau

BAB III LANDASAN TEORI. informasi (Information System) atau disebut juga processing system atau BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Pada bab ini akan dibahas tentang tahapan-tahapan analisis dan desain

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Pada bab ini akan dibahas tentang tahapan-tahapan analisis dan desain BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas tentang tahapan-tahapan analisis dan desain perancangan sistem informasi sumber daya manusia pada PT. Jasamitra Propertindo. Tahap-tahap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Menurut (Soemarso, 2009) akuntansi didefinisikan sebagai proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Penggajian. yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Penggajian. yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Penggajian 3.1.1. Sistem Pengertian Sistem menurut Jogianto (2005:2) mengemukakan bahwa sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sehingga komputer dapat memproses input menjadi output.

BAB II LANDASAN TEORI. sehingga komputer dapat memproses input menjadi output. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Aplikasi Menurut Jogiyanto (1999) adalah penggunaan dalam suatu komputer, instruksi (instruction) atau pernyataan (statement) yang disusun sedemikian rupa sehingga komputer dapat

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Lusyani Sunarya S.Sn (2010:45) Company Profile. sebuah aset lembaga atau perusahaan yang biasa digunakan sebagai tanda

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Lusyani Sunarya S.Sn (2010:45) Company Profile. sebuah aset lembaga atau perusahaan yang biasa digunakan sebagai tanda BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Company Profile Menurut Lusyani Sunarya S.Sn (2010:45) Company Profile adalah sebuah aset lembaga atau perusahaan yang biasa digunakan sebagai tanda pengenal perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk memodelkan kebutuhan data dari suatu organisasi,

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk memodelkan kebutuhan data dari suatu organisasi, BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Entity Relationship Diagram Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan teknik yang digunakan untuk memodelkan kebutuhan data dari suatu organisasi, biasanya oleh System Analys

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. dibahas meliputi permasalahan-permasalahan atau prosedur-prosedur yang

BAB III LANDASAN TEORI. dibahas meliputi permasalahan-permasalahan atau prosedur-prosedur yang BAB III LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan landasan teori yang digunakan untuk mendukung penyusunan laporan kerja praktek ini. Landasan teori yang akan dibahas meliputi permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

BAB III LANDASAN TEORI. rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Administrasi Menurut Sondang P. Siagian (1994:3), definisi administrasi adalah keseluruhan proses kerjasama antara 2 orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Konsep dasar dari Sistem Informasi terbagi atas dua pengertian. Yang pertama adalah

BAB III LANDASAN TEORI. Konsep dasar dari Sistem Informasi terbagi atas dua pengertian. Yang pertama adalah BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Konsep dasar dari Sistem Informasi terbagi atas dua pengertian. Yang pertama adalah sistem, dan yang kedua adalah sistem informasi itu sendiri.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. beberapa ahli, definisi sistem adalah sebagai berikut.

BAB II LANDASAN TEORI. beberapa ahli, definisi sistem adalah sebagai berikut. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem memiliki beberapa definisi yang berbeda-beda menurut pendapat beberapa ahli, definisi sistem adalah sebagai berikut. 1. Menurut Jogiyanto (1999:1), sistem adalah

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori digunakan untuk menjelaskan teori-teori yang mendukung penyusunan laporan kerja praktek ini, antara lain: 3.1 Akuntansi Menurut (Soemarso, 2009) akuntansi didefinisikan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. tentang ilmu yang terkait dalam permasalahan tersebut.

BAB III LANDASAN TEORI. tentang ilmu yang terkait dalam permasalahan tersebut. BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori digunakan untuk menyelesaikan masalah secara sistematis. Pada bab ini akan membahas landasan teori yang meliputi landasan teori mengenai hal hal dari permasalahan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Perpustakaan Berikut ini merupakan pengertian perpustakaan menurut ahli perpustakaan dan sumber lain, diantaranya : (BSNI, 2009) Perpustakaan merupakan kumpulan bahan tercetak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pembelian dilakukan dengan mengubah bentuk barang. 2003). Menurut Soemarso S.R (1994) kegiatan pembelian dalam perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI. pembelian dilakukan dengan mengubah bentuk barang. 2003). Menurut Soemarso S.R (1994) kegiatan pembelian dalam perusahaan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pembelian Pembelian adalah usaha pengadaan barang-barang untuk perusahaan. Dalam perusahaan dagang pembelian dilakukan dengan dijual kembali tanpa mengadakan perubahan bentuk

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. tugas dan tanggung jawab yang dilakukan secara bersamaan. d. Tepat biaya sesuaidengan biaya rencana

BAB III LANDASAN TEORI. tugas dan tanggung jawab yang dilakukan secara bersamaan. d. Tepat biaya sesuaidengan biaya rencana BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Manajemen Proyek Manajemen Proyek dapat didefinisikan sebagai suatu proses dari perencanaan, pengaturan, kepemimpinan, dan pengendalian dari suatu proyek oleh para anggotanya

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Sistem Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Data Data merupakan fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, gambar-gambar, nilai-nilai, uraian karakter yang mempunyai arti pada suatu konteks

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Pembayaran dapat dilakukan secara tunai maupun kredit. Menjual atau penjualan

BAB III LANDASAN TEORI. Pembayaran dapat dilakukan secara tunai maupun kredit. Menjual atau penjualan BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori merupakan dasar-dasar yang digunakan dalam pembuatan kerja praktek. Sebagai langkah awal menyusun Laporan Kerja Praktek perlu dipahami terlebih dahulu mengenai manajemen

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek data penulis adalah Sistem Informasi Penjualan Produk untuk

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek data penulis adalah Sistem Informasi Penjualan Produk untuk BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek data penulis adalah Sistem Informasi Penjualan Produk untuk Wanita Berbasis Web pada Butik Rumah Azka Cimahi yang berlokasi di Jalan Terusan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. informasi akademik pada SMP Al-Falah Assalam Tropodo 2 Sidoarjo. Tahaptahap

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. informasi akademik pada SMP Al-Falah Assalam Tropodo 2 Sidoarjo. Tahaptahap BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas tentang tahapan dan perencanaan desain sistem informasi akademik pada SMP Al-Falah Assalam Tropodo 2 Sidoarjo. Tahaptahap tersebut terdiri

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori digunakan untuk menyelesaikan masalah secara sistematis. Pada bab ini akan membahas landasan teori yang meliputi landasan teori mengenai hal-hal dari permasalahan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Dalam membangun aplikasi ini, terdapat teori-teori ilmu terkait yang digunakan untuk membantu penelitian serta menyelesaikan permasalahan yang ada berkaitan dengan sistem yang akan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. 1. Suatu proses hubungan pribadi yang bersifat dinamis. 2. Suatu bentuk bantuan yang sistematis kepada murid.

BAB III LANDASAN TEORI. 1. Suatu proses hubungan pribadi yang bersifat dinamis. 2. Suatu bentuk bantuan yang sistematis kepada murid. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Akademik Bimbingan merupakan sebuah istilah yang sudah umum digunakan dalam dunia pendidikan. Bimbingan pada dasarnya merupakan upaya bantuan untuk membantu individu

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. bercerita banyak, sehingga perlu diolah lanjut. Informasi dapat dihasilkan dari

BAB III LANDASAN TEORI. bercerita banyak, sehingga perlu diolah lanjut. Informasi dapat dihasilkan dari BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk

Lebih terperinci

: ENDRO HASSRIE NIM : MATKUL : REKAYASA PERANGKAT LUNAK PEMODELAN DATA

: ENDRO HASSRIE NIM : MATKUL : REKAYASA PERANGKAT LUNAK PEMODELAN DATA NAMA : ENDRO HASSRIE NIM : 41813120047 MATKUL : REKAYASA PERANGKAT LUNAK PEMODELAN DATA Pemodelan data (ER Diagram) adalah proses yang digunakan untuk mendefinisikan dan menganalisis kebutuhan data yang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Rancang Bangun 3.1.1 Pengertian Rancang Rancang merupakan serangkaian prosedur untuk menerjemahkan hasil analisa dari sebuah sistem ke dalam bahasa pemrograman untuk mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. permasalahan untuk mendukung perancangan sistem. Adapun landasan teori yang

BAB II LANDASAN TEORI. permasalahan untuk mendukung perancangan sistem. Adapun landasan teori yang BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dikemukakan landasan teori yang terkait dengan permasalahan untuk mendukung perancangan sistem. Adapun landasan teori yang digunakan akan dijelaskan di bawah ini.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. suatu paket atau application suite. Aplikasi-aplikasi dalam suatu paket biasanya

BAB III LANDASAN TEORI. suatu paket atau application suite. Aplikasi-aplikasi dalam suatu paket biasanya BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Aplikasi Menurut Ibisa, Aplikasi adalah alat bantu untuk mempermudah dan mempercepat proses pekerjaan dan bukan merupakan beban bagi penggunanya. Beberapa aplikasi yang digabung

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 9 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Analisis dan Perancangan Sistem Menurut Kendall dan Kendall (2003:7), analisis dan perancangan sistem dipergunakan untuk menganalisis, merancang, dan mengimplementasikan peningkatan-peningkatan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Menurut Hartono (1999 : 23 ) pada bukunya yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi, menyebutkan bahwa sistem merupakan kumpulan dari elemen-elemen yang satu

Lebih terperinci

BAB III 3 LANDASAN TEORI

BAB III 3 LANDASAN TEORI BAB III 3 LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi Menurut Jogiyanto HM (2003), sistem Informasi merupakan suatu sistem yang tujuannya menghasilkan informasi sebagai suatu sistem, untuk dapat memahami sistem

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Flippo (1984) mendefinisikan sebagai berikut: Penarikan calon pegawai

BAB III LANDASAN TEORI. Flippo (1984) mendefinisikan sebagai berikut: Penarikan calon pegawai BAB III LANDASAN TEORI 1. 3.1 Rekrutmen Flippo (1984) mendefinisikan sebagai berikut: Penarikan calon pegawai atau tenaga kerja adalah proses pencarian tenaga kerja yang dilakukan secara seksama, sehingga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi

BAB II LANDASAN TEORI. ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis dan Perancangan Analisis sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jogiyanto, 2001)

BAB III LANDASAN TEORI. untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jogiyanto, 2001) BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB III 3. LANDASAN TEORI

BAB III 3. LANDASAN TEORI BAB III 3. LANDASAN TEORI Landasan teori digunakan untuk menyelesaikan masalah secara sistematis. Pada bab ini akan membahas landasan teori yang meliputi landasan teori mengenai hal hal dari permasalahan

Lebih terperinci

BAB III 3. LANDASAN TEORI

BAB III 3. LANDASAN TEORI BAB III 3. LANDASAN TEORI 3.1. Definisi Berita Berita adalah sebuah laporan atau pemberitahuan mengenai terjadinya sebuah peristiwa atau keadaan yang bersifat umum dan baru saja terjadi yang disampaikan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. keinginan pemebeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba

BAB III LANDASAN TEORI. keinginan pemebeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Penjualan Rumah Penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana-rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pemebeli, guna

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. sistem secara garis besar dibedakan menjadi 2, yaitu: tetapi dapat diuraikan elemen-elemennya.

BAB III LANDASAN TEORI. sistem secara garis besar dibedakan menjadi 2, yaitu: tetapi dapat diuraikan elemen-elemennya. BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Konsep Dasar Sistem Menurut Jogiyanto (2001) Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedurprosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Untuk pembuatan website penjualan cd demo program Surabaya, mengambil beberapa teori penunjang sebagai acuan pembuatan website ini. Teoriteori tersebut antara lain : 3.1 Pengertian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Mitra Rajawali Banjaran adalah salah satu anak perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Rajawali Nusantara Indonesia dari Divisi Farmasi dan alat kesehatan.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. digunakan dalam checking antara kinerja dan target yang telah ditentukan.

BAB III LANDASAN TEORI. digunakan dalam checking antara kinerja dan target yang telah ditentukan. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Monitoring Monitoring didefinisikan sebagai siklus kegiatan yang mencakup pengumpulan, peninjauan ulang, pelaporan, dan tindakan atas informasi suatu proses yang sedang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi Menurut Joseph (1993:3-4), sistem informasi berasal dari dua kata yaitu sistem dan informasi. Sistem adalah suatu kerangka kerja yang sangat terpadu serta mampunyai

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada Toko Nada Bandung yang beralamat di

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada Toko Nada Bandung yang beralamat di BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penulis melakukan penelitian pada Toko Nada Bandung yang beralamat di Jl. Naripan No.111 Bandung 40112 Toko ini masih menggunakan sosial media

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 9 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Data dan Informasi Data merupakan fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, gambargambar, nilai-nilai, uraian karakter yang mempunyai arti pada suatu konteks

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. untuk menjelaskan teori-teori yang mendukung penyusunan laporan kerja praktik

BAB III LANDASAN TEORI. untuk menjelaskan teori-teori yang mendukung penyusunan laporan kerja praktik BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori merupakan suatu dasar mengenai pendapat penelitian atau penemuan yang didukung oleh data dan argumentasi. Landasan teori digunakan untuk menjelaskan teori-teori yang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan landasan teori yang digunakan untuk mendukung penyusunan laporan kerja praktek ini. Landasan teori yang akan dibahas meliputi permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Data Data merupakan fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, gambar-gambar, nilai-nilai, uraian karakter yang mempunyai arti pada suatu konteks

Lebih terperinci