BAB III PENGUJIAN DUCTING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PENGUJIAN DUCTING"

Transkripsi

1 BAB III PENGUJIAN DUCTING 3.1 PENDAHULUAN Dizaman sekarang perkembangan teknologi terjadi sangat cepat. Begitu juga pemanfaatan saluran yang digunakan untuk aliran udara (ducting) berkembang dengan cepat pula. Hal ini didorong dengan adanya peralatan yang cukup memadai untuk mengembangkan teknologi ini. Fungsi dari ducting itu sendiri yaitu hanya untuk mengalirkan udara pada suatu saluran. Sehinnga aliran udara tersebut dapat mencapai ke tempat yang diinginkan. Ducting atau saluran udara ini sering dimanfaatkan untuk sistem pendingin pada gedung bertingkat atau untuk sistem AC sentral. Selain tu pemanfaatan ducting ini juga digunakan pada mobil dan industri-industri. 3. DASAR TEORI 3..1 Pengetahuan Umum Ducting Secara umum proses ducting berfungsi untuk mendistribusikan fluida secara merata. Pada pengujian ini arus aliran terjadi oleh tarikan kipas (fan) yang terletak pada ujung kanan mesin. Selama udara mengalir terjadi tekanan total dan tekanan statik pada saluran. Perbedaan tekanan ini digunakan untuk menentukan kecepatan aliran serta laju aliran volume udara.[1] Jenis-Jenis Ducting Jenis-jenis ducting dibedakan menjadi 4, berdasarkan instalasi kipasnya yaitu : 1. Tipe Free inlet, Free outlet Pada jenis ini saluran masuk dan saluran keluar bebas terbuka, sehingga udara yang masuk lebih banyak. Diantara kedua saluran terdapat dua kipas yang terinstalasi pada ujungnya.

2 Gambar 3.1 Type A Free inlet and outlet.[1]. Tipe Free inlet, Ducted outlet Pada jenis ini saluran masuk diinstalasi sebuah kipas sedangkan pada saluran keluar tidak ada instalasi kipas, sehingga kecepatan aliran udara berkurang pada sisi keluar. Gambar 3. Type B Free inlet, Ducted outlet.[1] 3. Tipe Ducted inlet, Free outlet Pada jenis ini saluran keluar terdapat instalasi kipas sehingga kecepatan aliran pada sisi keluar lebih besar dari sisi masuknya. Gambar 3.3 Type C Ducted inlet, Free outlet.[1]

3 4. Tipe Ducted inlet, Ducted outlet Pada jenis ini instalasi kipas berada di ujung saluran masuk dan diameter saluran masuk dan saluran keluar sama besar, jenis ini yang akan dilakukan pengujian pada pembahasan ini. Gambar 3.4 Type D Ducted inlet and outlet.[1] Aplikasi Ducting Pada fasilitas industri, ducting menjadi lebih beragam, tidak dapat diakses, dan sulit dipisahkan dengan redaman suara konvensional, Ducting ini bisa menyerap kelembaban mengurangi kinerja mereka secara keseluruhan. Gambar 3.5 Ducting Sound Damping.[7] Grilles ini dirancang untuk dipasang langsung agar ducting melingkar dan tidak perlu untuk boot atau adaptor khusus. Hit dan miss pasokan damper bertindak sebagai udara berubah serta peredam. Setiap

4 ketinggian grille ini dirancang untuk memenuhi berbagai diameter duct. untuk aplikasi industry. Gambar 3.6 Spiral Duct Grilles.[8] 3.. Tujuan Praktikum Ducting 1. Mengetahui prinsip kerja ducting yaitu sebagai tempat pendistribusian udara.. Mengukur besarnya tekanan total, tekanan statik, dan tekanan dinamik. 3. Mengetahui besarnya kecepatan dan laju aliran volume udara pada saluran. 4. Mengetahui distribusi kecepatan aliran udara pada saluran.[] 3..3 Rumus Perhitungan Ducting 1. Pengukuran Tekanan Total dan Tekanan Statik Jika fluida dalam keadaan setimbang, tekanan suatu titik sama dalam segala arah dan tidak bergantung pada orientasinya. Sedang tekanan total didefinisikan sebagai tekanan yang diperlukan untuk memberikan aliran secara isentropik, perbedaan antara kedua tekanan ini menghasilkan tekanan yang disebabkan oleh aliran fluida yang disebut tekanan kecepatan : 1 P. v+ mv +mgh=constant g1 P+ ρv =constant g

5 γ.v =Pt g Pv =Pt + P S PS + PV = Pt - PS Dimana : PV = tekanan kecepatan Pt = tekanan total PS = tekanan statik Tekanan kecepatan tidak dapat diukur secara langsung, tetapi harus diperoleh dari pengurangan tekanan total dan tekanan statik yang masing-masing dapat diukur secara langsung dengan menggunakan tabung pitot. Gambar 3.7 Tabung pitot statik.[11] Berdasarkan definisi, tekanan statik juga dapat diukur dengan meletakkan sensor di dinding saluran. Pengukuran tekanan total dan tekanan statik dengan kedua cara tersebut masing-masing dilakukan dalam pengujian ini. Gambar 3.8 Pengukuran tekanan statik.[11]

6 . Penetuan Kecepatan Aliran Udara Dengan menerapkan persamaan bernouli yntuk aliran fluida inkompresible, maka persamaan (1.1) dapat ditulis kembali dalam bentuk : Dari persamaan Bernoulli: 1 P. v+ mv +mgh=constant g1 P+ ρv =constant g γ.v PS + =Pt g Pv =Pt + P S V Pt = Ps + Pv = Ps + g Atau diperoleh kecepatan fluida : V= g (Pt - Ps) Dimana : V = kecepatan aliran fluida γ = Berat jenis fluida g = Percepatan grafitasi untuk fluida kompressible persamaan (1.) perlu dikoreksi menjadi : g (Pt - Ps) V = (1-C) Dimana C adalah faktor koreksi yang dapat ditentukan dari gambar 3.9 berikut.[11] Pada pengujian ini dianggap faktor koreksi =, sehingga kecepatan aliran fluida (udara) dalam ft/min adalah : Pv V = 196, ft/min Dimana Pv dan γ masing-masing dinyatakan dalam in H O dan lb/ft3. Sebaliknya bila kecepatan aliran udara dinyatakan dalam m/sec, maka :

7 Pv V = 43,86 m/sec Dimana Pv dinyatak dalam in HO dan dinyatakan dalam Kg/m3. Sedangkan masa jenis udara dalam keadaan standar (udara kering) pada 7 F dan tekanan barometer 9,9 Hg adalah,74 lbm/cu.ft. Apabila terjadi penyimpangan atau perbedaan dengan kondisi standar tersebut dapat dihitung dengan hubungan : 1,35 Pb = (T 46) Dimana : = massa jenis udara (lbm/ ft 3 ) Pb = tekanan standar (in Hg) T = temperatur absolut (F+46) Hubungan massa jenis udara ( ) dengan berat jenis udara (γ) adalah: γ = g x dimana g = percepatan grafitasi 3. Laju Aliran Volume Laju aliran volume menyatakan gerakan fluida dengan volume tertentu persatuan waktu. Q=VA dalam satuan inggris tempo dulu Q = 36 V A dalam satuan SI Dimana : Q = Laju aliran volume dalam scfm (cmh) V= Kecepatan aliran udara dalam ft/min (m/sec) A= Luas penampang saluran dalam ft (m)

8 Gambar 3.9 Pendekatan koreksi kecepatan fluida kompresibel pada tekanan atmosfir.[11] Dalam pengujian ini menggunakan saluran dengan penampang berbentuk segi empat. Dimana : L = tinggi saluran (3) W= Lebar saluran (15) Gambar 3.1 Penampang Segi empat.[11] 4. Profil Kecepatan Dalam saluran yang lurus dan tanpa penghalang, kecepatan aliran udara terjadi pada tengah-tengah saluran terbesar. Sebaliknya pada dinding saluran, kecepatan udara relatif kecil karena adanya pengaruh gesekan. Secara umum profil kecepatan dalam saluran ini dapat digambarkan seperti pada gambar dibawah ini. Karena pengaruh gesekan, turbulensi, belokan dan lain lain, pengukuran gesekan tunggal tidak akurat. Untuk memperoleh kecepatan yang akurat harus dilakukan pengukuran pada beberapa lokasi penampang saluran. Dalam saluran segiempat diamati minimum pada 16 lokasi dan maksimum 64 lokasi. Dalam pengujian ini pengukuran dilakukan dengan menempatkan pitot pada 16 lokasi.

9 Gambar 3.11 Profil kecepatan dalam saluran.[11] 5. Tekanan Absolut Misal, Tekanan total absolut \ Pt absolut = 49,65 tekanan in H = Pt (in HO) 1,54 cm Pt ( atm )=P t ( H O ) x 6. Inches Of H h X sin 15 Misal, ( ) X sin 15 =.59 in of H 7. Perhitungan ralat RN Pt x1% Pt 3..4 Alat dan Prosedur Pengujian Ducting Bagian-Bagian Alat Beserta Fungsinya Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :

10 1. Set mesin ducting beserta kelengkapannya Gambar 3.1 Alat Uji Ducting.[3] Penjelasannnya : 1. Bench Berfungsi sebagai alas meja atau landasan (penopang) saluran udara tersebut. Gambar 3.13 Bench.[3]. Center duction section Berfungsi sebagai saluran yang berada di tengah yang ditempatkan suatu termometer.

11 Gambar 3.14 Center duction section.[3] 3. Duct section A & B Berfungsi sebagai saluran penghubung pipa pitot statik dengan saluran pipa di sebelahnya. Gambar 3.15 Duct.[3] 4. Sentrifugal fan Berfungsi sebagai penyedot udara luar sehingga masuk ke dalam saluran cerobong. Gambar 3.16 Sentrifugal fan.[3] 5. Fan stater Berfungsi sebagai untuk menghidupkan/mematikan kipas.

12 Gambar 3.17 Fan stater.[3] 6. Throtle plate Berfungsi untuk mempercepat/memperlambat laju aliran udara yang masuk ke dalam saluran. Gambar 3.18 Throtle plate.[3] 7. Pitot statik tube & transversing mechanisme Berfungsi untuk menyalurkan udara pada saluran/cerobong pada posisi di tengah-tengah. Gambar 3.19 Tabung Pitot dan transversing mechanism.[3] 8. Three thermometer Berfungsi sebagai penunjuk pengukur temperatur.

13 Gambar 3. Three thermometer.[3] 9. Inclined vertikal manometer dan stands Stand disini berfungsi sebagai tempat untuk menempatkan (memasang) manometer, sedangkan manometer berfungsi untuk menunjukkan skala angka tekanan statik pada saluran. Gambar 3.1 Manometer.[3] 1. Pressure connection Berfungsi sebagai penghubung tekanan pada saluran cerobong. Gambar 3. Pressure conection.[3] 11. End duct section Berfungsi sebagai saluran terakhir pada suatu tahapan pada aliran udara.

14 Gambar 3.3 End duct section.[3] Prosedur Pengujian 1. Pengukuran Tekanan Statik (pengujian I) Prosedur pengujian tekanan statik dengan Tabung Pitot tersebut adalah sebagai berikut : a. Hubungkan statik pressure connection dari tabung pitot ke bagian high side manometer. b. Geser tabung pitot tersebut dengan transvering mechanism hingga posisinya ditengah-tengah saluran dan sejajar dengan dudukan. c. Catat tekanan statik awalnya. d. Mulai pengamatan melalui tekanan manometer dengan variabel bebas yaitu throtle plate untuk mengatur debit aliran volume dan tunggu sampai tekanan steady. e. Hidupkan motor fan dari terbuka penuh hingga tertutup penuh secara bertahap tiap bukaan 1%, 75%, 5%, 5% f. Ulangi pengujian pada point j tersebut dua kali. g. Lepas sambungan pipa manometer ke tabung pitot. h. Matikan sambungan motor penggerak fan. i. Analisa data pengamatan.. Pengukuran Tekanan Total (pengujian ) Adapun prosedur pengukuran tekanan total adalah sebagai berikut: a. Hubungkan total pressure connection dari tabung pitot ke bagian high side manometer.

15 b. Geser tabung pitot tersebut dengan transvering mechanism hingga posisinya ditengah-tengah saluran dan sejajar dengan dudukan. c. Catat tekanan total awalnya. d. Tutup penuh throtle plate dan hidupkan motor penggerak fan. e. Biarkan sebentar ( menit) sampai motor mencapai kecepatan penuh. f. Mulai pengamatan melalui tekanan manometer dengan variabel bebas yaitu throtle plate untuk mengatur debit aliran volume dari terbuka penuh hingga tertutup penuh secara bertahap tiap bukaan 1%, 75%, 5%, 5%, Catat hasil pengamatan pada tabel. g. Ulangi pengujian pada point e tersebut dua kali. h. Matikan sambungan motor penggerak fan. i. Analisa data pengamatan. 3. Pengukuran Tekanan Dinamik (pengujian 3) Adapun prosedur pengukuran tekanan dinamik adalah sebagai berikut : a. Hubungkan total pressure connection dari tabung pitot ke bagian low side manometer. b. Hubungkan statik pressure connection dari tabung pitot ke bagian high side manometer c. Geser tabung pitot tersebut dengan transvering mechanism hingga posisinya ditengah-tengah saluran dan sejajar dengan dudukan. d. Catat tekanan dinamik awalnya. e. Tutup penuh throtle plate dan hidupkan motor penggerak fan, tunggu sebentar selama menit sampai motor mencapai kecepatan maksimum.

16 f. Mulai pengamatan melalui tekanan manometer dengan variabel bebas yaitu throtle plate untuk mengatur debit aliran volume dari terbuka penuh hingga tertutup penuh secara bertahap tiap bukaan 1%, 75%, 5%, 5%,Catat hasil pengamatan pada tabel. g. Ulangi pengujian pada point e tersebut dua kali. h. Analisa hasil pengamatan. 4. Pengukuran Profil Kecepatan (pengujian 4) Adapun prosedur pengukuran profil kecepatan adalah sebagai berikut : a. Lakukan pengujian point a. dan b. pada pengujian 3. b. Buka penuh throtle plate dan hidupkan motor penggerak fan, tunggu hingga mencapai kecepatan maksimum. c. Geser tabung pitot dengan Transvering mechanism pada beberapa posisi dengan variabel sumbu x=6, x=8, x=1, x=1 dan sumbu y=5, y=1, y=15, y=. d. Catat profil kecepatan awalnya e. Baca tekanan kecepatan pada manometer untuk setiap posisi tabung pitot dan mencatat hasil pengamatan dalam tabel. f. Matikan motor penggerak fan. g. Menggambar profil kecepatan aliran udara yang terjadi. [6] Gambar 3.4 Profil kecepatan dalam saluran.[6]

17 3. PENGOLAHAN DATA 3.3.1Data Hasil Praktikum a. Tekanan Total Tabel 3.1 Tekanan Total Posisi Dumper Buka penuh Buka 75% Buka 5% Buka 5 % Tutup penuh 1 -,588 -,588 -, ,588 -,588 rata-rata -,1811 -,588 Buka 5% Buka 5 % Tutup penuh b. Tekanan Statik Tabel 3. Tekanan Statik Posisi Dumper Buka penuh Buka 75% 1 -,5881 -,194 -,5176 -,588 -,847 -,194 -, ,847 -,194 -,5176 rata-rata -,7693 -,194 -,5176 -,854 c. Tekanan Dinamis Tabel 3.3 Tekanan Dinamis Posisi Dumper Buka penuh Buka 75% Buka 5% Buka 5 % Tutup penuh 1 -,75 -,7764 -,7764 -,588 -,393 -,7764 -,7764 -, ,5881 -,5176 -,7764 -,588 rata-rata -,393 -,6988 -,7764 -,588

18 d. Profil Kecepatan Tabel 3.4 Profil Kecepatan I x Y ,75 -, ,393 -, ,75 -,393 -,75 -, ,393 -,393 -,393 -,75 1 -,75 -,75 -,75 -,75 8 -,393 -,393 -,393 -, ,393 -,393 -,393 -,75 1 -,393 -,75 -,393 -,75 Tabel 3.6 Profil Kecepatan III x Y ,75 -,75 1 -,393 -, ,75 -,393 -,75 -, ,393 -,393 -,5881 -,75 1 -,393 -,75 -,393 -,75 Tabel 3.5 Profil Kecepatan II x Y 6 -,75 -,75 -,75 -, Tabel 3.7 Rata-rata x Y ,75 -,517 -,75 -,75 8 -,75 -,1559 -,393 -, ,393 -,393 -,4147 -,75 1 -,776 -,75 -,517 -,75

19 3.3. Perhitungan Ralat 1. Tekanan Udara Absolut Pa = 1 atm = 76 cm Hg. = ( 76 cm / l in ) x ( SGHg / SGHO ) = ( 76/,54 ) x (13,6/,86 ) = 49,65 in HO Dimana : l in =,54 cm SGHO =,86 kg/m3 SGHg = 13,6 kg/m3 (Referensi, William. C. Reynolds, Termodinamika Teknik, 539). Tekanan Total (bukaan 5%) Pt =,1811 in HO Pt absolut= 49,65 -,1811 = 49,631 in HO 1,54 cm Pt ( atm )=P t ( H O ) x 1,54 cm =,1811 inh O + 1 atm = 1,3676 atm = 1138,7 N/m a. Tekanan Statik (bukaan 5%) Ps =,854 in HO Ps absolut = 49,65 -,351439= in HO 1,54 cm Ps ( atm )=P s ( H O ) x

20 1,54 cm =,854 inh O 1 atm = 1,17335 atm = 1136,75N/m b. Tekanan Dinamik (bukaan 5%) Pv =,588 in HO 1,54 cm Pv ( atm )=P v ( H O ) x 1,54 cm =,1588 H O = 5,53 X 1-5 atm = 5,38 N/m c. Profil Kecepatan (x = 6 dan y = 5) Pv =,75 in HO 1,54 cm 1,54 cm Pv ( atm )=P v ( H O ) x = 4,7 X 1-4 atm = 4,5838 N/m d. Massa jenis udara (pada T = 8 C = 31 K) Dari tabel dilakukan interpolasi didapat: ρ = 1,158 kg/m3 [1] e. Berat jenis udara.g = ,81 = 11,359kg/ms

21 f. Kecepatan aliran udara V gpv = ( 9,81 ) (4,5838) = 8,5763m/s g. Laju Aliran Volumetrik Q = V. A= V. W. L = (8,5763) (,3)(,15) =.3859 m3/s 3.3. Perhitungan Ralat a. Tekanan Total (bukaan 5%) P = ½ x skala terkecil = ½ x,588 =,194 in HO 1,54 cm ( ) P atm =P ( H O ) x 1,54 cm,194 x =,666 X 1-5atm =,6614 N/m RN Pt,6614 x1% 1 Pt = 1138,7 =,6% keseksamaan = 1% - RN = 1% -,659% = 99,9973% b. Tekanan Statik (bukaan 5%) P = ½ x skala terkecil = ½ x,588 =,194 in HO

22 1,54 cm P ( atm )=P ( H O ) x 1,54 cm,194 x =,666 X 1-5atm =,6614 N/m RN Pt,6614 x1% 1 Pt = 1138,7 =,6% keseksamaan = 1% - RN = 1% -,659% = 99,9973% c. Tekanan Dinamik (bukaan 5%) P = ½ x skala terkecil = ½ x,588 =,194 in HO 1,54 cm P ( atm )=P ( H O ) x 1,54 cm,194 x =,666 X 1-5atm =,6614 N/m RN Pt,6614 x1% 1 Pt = 1138,7 =,6% keseksamaan = 1% - RN = 1% -,659% = 99,9973%

23 a. Kecepatan Aliran Udara V V Pv Pv v dimana : Pv 1 g.pv (9,81) 1 11,359( 4,5838) V = =,16 v,16 1 % x 1 = v RN = 8,5763 1,174 Keseksamaan = 1 % - 1,19% = 98,8% b. Luas Penampang ΔA A P ( = = l =,15 A P ) A l A ΔP + Δl l ( ) = p =,3 ΔP =,5 m Δl =,5 ΔA = (,15) (,5)+(,3) (,5) = 8,15 x 1 9 c. Laju Aliran Volumetrik Q Q V V =,167

24 Q V. A A V V dan dimana : Q V. A V A A Q Q V A V A Q = A V V A Q = (,45 x,16) + (8,5763 x,167) Q =4,7481 X 1-3m3/s RN Q x 1% Q = 4,7481 x = 1,3%.3859 Keseksamaan = 1 % -,935% = 98,76% Tabel Hasil Pengolahan Data Tekanan Total Posisi Dumper Pt (in.h) Pt (N/m) Pt Absolut (in.h) RN (%) K (%) Buka Penuh 1135 Buka 75% Buka 5% Buka 5 %, Tutup penuh, ,1 49,65 49,65 49,65 49, , ,838E-5 99, ,6661E-5 99, Tekanan Statik Posisi Dumper Ps (in.h) Ps (N/m) Buka Penuh, ,6 Buka 75%, ,3 Buka 5%, ,1 Buka 5 %, , Tutup penuh 1135

25 1 Ps Absolut (in.h) RN (%) 49, ,56 49, , ,65,8161, ,53E-5 - K (%) 99, , , ,53E-5 99, Buka 75%, , 1 Buka 5%,7764 Buka 5 %,588 Tutup penuh 1135, 1135, Tekanan Dinamik Posisi Dumper Pv (in.h) Buka Penuh,393 Pv (N/m) 1135,5 Pv Absolut (in.h) RN (%) 49, ,581 49, ,641 49,65,3645 7,87983E-5 7,87983E-5 - K (%) 99, ,95E-5 99, , , Buka Penuh 14,417 Buka 75% 15,197,173661, RN (%) 1,43741, K (%) 98, ,66531 Buka 5% 14,175, , , Kecepatan Posisi Dumper V V Buka 5 % 13,845, , ,74413 Tutup penuh 13,593, , ,

26 Laju aliran volumemetrik Posisi Dumper Q Q RN (%) K (%) Buka Penuh Buka 75%,648765,684 3,346E-5 6,4939E-6,144, , , Buka 5%, ,36459E-5 Buka 5 %,635 3,451E-5 Tutup penuh, ,4741E-5, ,199546, , , , Kecepatan Aliran Udara dan Laju Aliran Volumetric X Parameter ,75,75,393,776 Pv (N/m) 4, , , , V (m/s) V RN (%) K (%) 14, ,5898, , , ,599, , , ,696, , ,845437,6377, , Q(m3/s), , , , Q RN (%) K (%),36864, ,458386,36143, ,44913,3639, , , , , ,517,1559,393,75 Pv (N/m) 46, , , , V (m/s) V RN (%) K (%) 14, ,696, , ,845437,6377, , , ,696, , ,599155,63535, , Q(m3/s), ,634467, , Q RN (%) K (%),3639, , ,363666, ,41639,3639, , ,365656, , ,75,393,4147,517 4, , , , ,845437, , ,599 14, ,696 13,845437,6377 Y Pv (in.ho) 5 Pv (in.ho) 1 15 Pv (in.ho) Pv (N/m ) V (m/s) V

27 RN (%) K (%), , , , , ,571919, , Q(m3/s), , , , Q RN (%) K (%) Pv (in.ho), , , ,75,36143, ,44913,393,3639, , ,75, , , ,75 Pv (N/m) V (m/s) V RN (%) K (%) Q(m3/s) Q RN (%) K (%) 4, ,845437,6377, , , , , , , , ,599, , , ,36143, , , ,845437,6377, , , , , , , ,599155,63535, ,535874, ,365656, ,

28 3.4 Pembahasan Grafik dan Analisa Grafik Gambar 3.5 Grafik Tekanan Absolut [7] Analisa Grafik : Tekanan total adalah jumlah dari tekanan statik dan dinamik, maka tekanan total pastinya lebih besar dibanding tekanan statik dan dinamik. Sedangkan tekanan dinamik adalah selisih dari tekanan total dan statik, maka tekanan dinamik adalah tekanan yang paling kecil dibanding tekanan total dan statik. Pada grafik 3.3, grafik menunjukkan nilai tekanan total, statis, dan dinamik dengan lima variasi berbeda yaitu buka penuh, buka 75%, buka 5%, buka 5%, dan tutup penuh. Dari data pada grafik nilai tekanan total merupakan nilai tekanan yang paling tinggi bila daripada tekanan dinamik dan tekanan statis. Tetapi pada hasil percobaan didapatkan hasil yang berbeda, tekanan total pada tutup penuh, mempunyai nilai lebih tinggi daripada tekanan statis dan dinamis, tekanan dinamis lebih tinggi pada bukaan tutup penuh, 5%, 75% dan bukaan penuh dari tekanan statis. Hal ini disebabkan oleh kesalahan praktikan dalam memantau kelurusan saluran tube dan juga kelalaian praktikan dalam membaca skala manometer. Pada hasil

29 percobaan yang tergambar pada grafik 3.3, terlihat bahwa kecenderungan grafik menurun, hal ini sama dengan teori karena semakin besar bukaan dumper, maka kecepatan aliran fluida semakin besar, tetapi mengakibatkan tekanannya semakin menurun. Grafik Profil Kecepatan Kecepatan aliran udara V (m/s) Gambar 3.6 Grafik Pofil Kecepatan [7] analisa grafik Distribusi kecepatan pada saluran udara memiliki profil yang berbeda. Kecenderungan nilai kecepatan yang besar berada tepat ditengah-tengah saluran udara tersebut, sedangkan pada tepi-tepi saluran memiliki nilai kecepatan yang terkecil dikarenakan adanya pengaruh tegangan geser antara permukaan saluran dengan fluida yang melaluinya. Grafik diatas adalah grafik profil kecepatan pada profil transversing mechanism dan tabung pitot yang diatur sumbu x dan y nya, sesuai hasil percobaan praktikum. Pada grafik diatas masingmasing profil memiliki harga yang berbeda-beda. Pada yang berwarna ungu dapat dilihat kecepatan yang terus meningkat sampai pada tengah-tengah grafik dan kemudian kembali turun. Dengan demikian pada posisi x=1 dan y= maka kecepatan berada pada maksimal sedangkan pada kondisi awal lebih rendah. Sedangkan untuk posisi

30 yang lainnya kecepatan semakin menurun pada posisi dimana kecepatan maksimal pada grafik berwarna biru. Hal ini sama dengan hipotesa awal yang mengatakan kecenderungan kecepatan aliran udara pada tengah-tengah saluran adalah yang terbesar dan pada tepi yang bersinggungan dengan saluran udara. Pada grafik 3.4 diatas, kecenderungan profil kecepatan pada bagian tengah saluran udara naik dan memiliki nilai tertinggi. Hal ini dikarenakan adanya pengaruh tegangan geser antara fluida dengan saluran udara pada daerah yang dekat dinding.

31 Kesimpulan Dan Saran Kesimpulan 1 Pengujian ducting pada praktikum Fenomena Dasar Konversi Universitas Diponegoro bertujuan untuk mengetahui prinsip kerja ducting yaitu sebagai tempat pendistribusian udara. Besar nilai tekanan total absolut pada posisi dumper tutup penuh didapatkan nilai 49,64 Pa sedangkan untuk buka penuh didapatkan nilai 49,65 Pa. Hal ini menunjukkan bahwa bukaan dumper berpengaruh pada tekanan didalam saluran ducting. 3 Dari percobaan ducting pada praktikum didapatkan bahwa profil kecepatan pada bagian tengah saluran udara memiliki nilai yang lebih tinngi daripada didaerah sisi saluran udara. Hal ini dipengaruhi oleh tegangan geser antara fluida dengan sisi saluran udara 4 Kecepatan dan tekanan didalam ducting dipengaruhi oleh posisi bukaan dumper. Semakin terbuka posisi dumper, maka kecepatan dan debit fluida akan semakin besar sedangkan tekanan turun Saran 1. Sebelum melakukan percobaan sebaiknya praktikan teliti dalam menentukan nilai awal manometer sebelum dinyalakan dan posisi tabung pitotnya dan lebih baik dilakukan oleh lebih dari satu orang.. Asisten praktikum sebaiknya mengawasi penuh proses pengambilan data oleh praktikan agar tidak terjadi kesalahan pengukuran. 3. Koordinatoor laboratorium Fenomena Dasar Konveksi sebaiknya mengawasi jalannya praktikum dan memperbaharui alat uji pada laboratorium untuk mengurangi kesalahan pengambilan data oleh praktikan.

32 DAFTAR PUSTAKA [1] [9] [1] [7] [8] [] [6] [11] [4] [3] Bergman, Fundamentals of Heat and Mass Transfer, Tabel A.4, hal. 941 Fox, Robert W, Introduction to Fluid Mechanics, Appendix A Tabel A Juni 13) 1 Juni 13) 1 Juni 13) Job Sheet Praktikum Fenomena Dasar 13, hal 1 Job Sheet Praktikum Fenomena Dasar 13, hal 4 Job Sheet Praktikum Fenomena Dasar 13, hal 6 JP Holman, Perpindahan Kalor Laboratorium Fenomena Dasar Konversi Energi Teknik Mesin Universitas [1] [5] Diponegoro Laporan Fenomena Dasar konversi, Bab II Ducting, 1 Mechanical measurements by Thomas G. Beckwitch

III. METODOLOGI PENELITIAN. terbuka, dengan penjelasannya sebagai berikut: Test section dirancang dengan ukuran penampang 400 mm x 400 mm, dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. terbuka, dengan penjelasannya sebagai berikut: Test section dirancang dengan ukuran penampang 400 mm x 400 mm, dengan III METODOLOGI PENELITIAN A Peralatan dan Bahan Penelitian 1 Alat Untuk melakukan penelitian ini maka dirancang sebuah terowongan angin sistem terbuka, dengan penjelasannya sebagai berikut: a Test section

Lebih terperinci

PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR BOLA BASAH, TEMPERATUR BOLA KERING PADA MENARA PENDINGIN

PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR BOLA BASAH, TEMPERATUR BOLA KERING PADA MENARA PENDINGIN PENGARUH KECEPATAN UDARA. PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR BOLA BASAH, TEMPERATUR BOLA KERING PADA MENARA PENDINGIN A. Walujodjati * Abstrak Penelitian menggunakan Unit Aliran Udara (duct yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Fluida Aliran fluida atau zat cair (termasuk uap air dan gas) dibedakan dari benda padat karena kemampuannya untuk mengalir. Fluida lebih mudah mengalir karena ikatan molekul

Lebih terperinci

Momentum, Vol. 13, No. 1, April 2017, Hal ISSN ANALISIS PENGARUH LAJU ALIRAN UDARA TERHADAP KERUGIAN TEKANAN PADA SALURAN UDARA

Momentum, Vol. 13, No. 1, April 2017, Hal ISSN ANALISIS PENGARUH LAJU ALIRAN UDARA TERHADAP KERUGIAN TEKANAN PADA SALURAN UDARA Momentum, Vol. 13, No. 1, April 2017, Hal. 57-61 ISSN 0216-7395 ANALISIS PENGARUH LAJU ALIRAN UDARA TERHADAP KERUGIAN TEKANAN PADA SALURAN UDARA Tabah Priangkoso*, Nasir Kurniawan dan Darmanto Jurusan

Lebih terperinci

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1 PERANCANGAN ALAT PENGUJIAN Desain yang digunakan pada penelitian ini berupa alat sederhana. Alat yang di desain untuk mensirkulasikan fluida dari tanki penampungan

Lebih terperinci

Rumus Minimal. Debit Q = V/t Q = Av

Rumus Minimal. Debit Q = V/t Q = Av Contoh Soal dan tentang Fluida Dinamis, Materi Fisika kelas 2 SMA. Mencakup debit, persamaan kontinuitas, Hukum Bernoulli dan Toricelli dan gaya angkat pada sayap pesawat. Rumus Minimal Debit Q = V/t Q

Lebih terperinci

Dengan P = selisih tekanan. Gambar 2.2 Bejana Berhubungan (2.1) (2.2) (2.3)

Dengan P = selisih tekanan. Gambar 2.2 Bejana Berhubungan (2.1) (2.2) (2.3) FLUIDA STATIS 1. Tekanan Hidrostatis Tekanan (P) adalah gaya yang bekerja tiap satuan luas. Dalam Sistem Internasional (SI), satuan tekanan adalah N/m 2, yang disebut juga dengan pascal (Pa). Gaya F yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Pengujian Kinerja Damper Position Blower Persiapan Pencatatan data awal Pengujian Kinerja Blower: -Ampere Actual - Tekanan Pencatatan hasil pengujian performance

Lebih terperinci

MODUL KULIAH : MEKANIKA FLUIDA DAN HIROLIKA

MODUL KULIAH : MEKANIKA FLUIDA DAN HIROLIKA MODUL KULIAH : MEKANIKA FLUIDA DAN SKS : 3 HIROLIKA Oleh : Acep Hidayat,ST,MT. Jurusan Teknik Perencanaan Fakultas Teknik Perencanaan dan Desain Universitas Mercu Buana Jakarta 2011 MODUL 12 HUKUM KONTINUITAS

Lebih terperinci

PERTEMUAN III HIDROSTATISTIKA

PERTEMUAN III HIDROSTATISTIKA PERTEMUAN III HIDROSTATISTIKA Pengenalan Statika Fluida (Hidrostatik) Hidrostatika adalah ilmu yang mempelajari perilaku zat cair dalam keadaan diam. Konsep Tekanan Tekanan : jumlah gaya tiap satuan luas

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas

Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas LAMPIRAN 49 Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas 1. Jumlah Air yang Harus Diuapkan = = = 180 = 72.4 Air yang harus diuapkan (w v ) = 180 72.4 = 107.6 kg Laju penguapan (Ẇ v ) = 107.6 / (32 x 3600) =

Lebih terperinci

BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS

BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS 1.1 Pendahuluan 1.1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembang teknologi yang semakin maju, banyak diciptakan peralatan peralatan yang inovatif serta tepat guna. Dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Radiator Radiator memegang peranan penting dalam mesin otomotif (misal mobil). Radiator berfungsi untuk mendinginkan mesin. Pembakaran bahan bakar dalam silinder mesin menyalurkan

Lebih terperinci

Muchammad 1) Abstrak. Kata kunci: Pressure drop, heat sink, impingement air cooled, saluran rectangular, flow rate.

Muchammad 1) Abstrak. Kata kunci: Pressure drop, heat sink, impingement air cooled, saluran rectangular, flow rate. ANALISA PRESSURE DROP PADA HEAT-SINK JENIS LARGE EXTRUDE DENGAN VARIASI KECEPATAN UDARA DAN LEBAR SALURAN IMPINGEMENT MENGGUNAKAN CFD (COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC) Muchammad 1) Abstrak Pressure drop merupakan

Lebih terperinci

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax. 022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id MODUL

Lebih terperinci

Tegangan Permukaan. Fenomena Permukaan FLUIDA 2 TEP-FTP UB. Beberapa topik tegangan permukaan

Tegangan Permukaan. Fenomena Permukaan FLUIDA 2 TEP-FTP UB. Beberapa topik tegangan permukaan Materi Kuliah: - Tegangan Permukaan - Fluida Mengalir - Kontinuitas - Persamaan Bernouli - Viskositas Beberapa topik tegangan permukaan Fenomena permukaan sangat mempengaruhi : Penetrasi melalui membran

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 11 Fisika

Antiremed Kelas 11 Fisika Antiremed Kelas Fisika Fluida Dinamis - Latihan Soal Halaman 0. Perhatikan gambar penampang pipa berikut! Air mengalir dari pipa A ke B terus ke C. Perbandingan luas penampang A dengan penampang C adalah

Lebih terperinci

contoh soal dan pembahasan fluida dinamis

contoh soal dan pembahasan fluida dinamis contoh soal dan pembahasan fluida dinamis Rumus Minimal Debit Q = V/t Q = Av Keterangan : Q = debit (m 3 /s) V = volume (m 3 ) t = waktu (s) A = luas penampang (m 2 ) v = kecepatan aliran (m/s) 1 liter

Lebih terperinci

Soal No. 2 Seorang anak hendak menaikkan batu bermassa 1 ton dengan alat seperti gambar berikut!

Soal No. 2 Seorang anak hendak menaikkan batu bermassa 1 ton dengan alat seperti gambar berikut! Fluida Statis Fisikastudycenter.com- Contoh Soal dan tentang Fluida Statis, Materi Fisika kelas 2 SMA. Cakupan : tekanan hidrostatis, tekanan total, penggunaan hukum Pascal, bejana berhubungan, viskositas,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA UJI WIND TUNNEL. Disusun oleh : Kelompok 4

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA UJI WIND TUNNEL. Disusun oleh : Kelompok 4 LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA UJI WIND TUNNEL Disusun oleh : Kelompok 4 Ridwan Nugraha Rifqy M Nafis Rissa Mawat Lukman Tito Prasetya Valeri Maria Hitoyo Yuga Ardiansyah Zidni Alfian AERO 1A Program

Lebih terperinci

Pengenalan Alat alat instrumen di dunia industri. Disusun oleh:rizal Agustian T NPM:

Pengenalan Alat alat instrumen di dunia industri. Disusun oleh:rizal Agustian T NPM: Pengenalan Alat alat instrumen di dunia industri Disusun oleh:rizal Agustian T NPM:3335101322 Makna kata instrumen sendiri adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk pengukuran dan pengendalian

Lebih terperinci

Materi Kuliah: - Tegangan Permukaan - Fluida Mengalir - Kontinuitas - Persamaan Bernouli - Viskositas

Materi Kuliah: - Tegangan Permukaan - Fluida Mengalir - Kontinuitas - Persamaan Bernouli - Viskositas Materi Kuliah: - Tegangan Permukaan - Fluida Mengalir - Kontinuitas - Persamaan Bernouli - Viskositas Staf Pengajar Fisika Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Beberapa topik tegangan permukaan

Lebih terperinci

FLUID MACHINES LABORATORY MECHANICAL ENGINEERING BRAWIJAYA UNIVERSITY JL. MAYJEN HARYONO 167 MALANG TELP/FAX :

FLUID MACHINES LABORATORY MECHANICAL ENGINEERING BRAWIJAYA UNIVERSITY JL. MAYJEN HARYONO 167 MALANG TELP/FAX : FLUID MACHINES LABORATORY MECHANICAL ENGINEERING BRAWIJAYA UNIVERSITY JL. MAYJEN HARYONO 167 MALANG TELP/FAX : 0341-554291 PETUNJUK PENGUJIAN POMPA SENTRIFUGAL PENGUJIAN POMPA SENTRIFUGAL TUNGGAL, SERI,

Lebih terperinci

Losses in Bends and Fittings (Kerugian energi pada belokan dan sambungan)

Losses in Bends and Fittings (Kerugian energi pada belokan dan sambungan) Panduan Praktikum Fenomena Dasar 010 A. Tujuan Percobaan: Percobaan 5 Losses in Bends and Fittings (Kerugian energi pada belokan dan sambungan) 1. Mengamati kerugian tekanan aliran melalui elbow dan sambungan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER

BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER 4.1 Perhitungan Blower Untuk mengetahui jenis blower yang digunakan dapat dihitung pada penjelasan dibawah ini : Parameter yang diketahui : Q = Kapasitas

Lebih terperinci

Minggu 1 Tekanan Hidrolika (Hydraulic Pressure)

Minggu 1 Tekanan Hidrolika (Hydraulic Pressure) Minggu 1 Tekanan Hidrolika (Hydraulic Pressure) Disiapkan oleh: Bimastyaji Surya Ramadan ST MT Team Teaching: Ir. Chandra Hassan Dip.HE, M.Sc Pengantar Fluida Hidrolika Hidraulika merupakan satu topik

Lebih terperinci

UNJUK KERJA PENGKONDISIAN UDARA MENGGUNAKAN HEAT PIPE PADA DUCTING DENGAN VARIASI LAJU ALIRAN MASSA UDARA

UNJUK KERJA PENGKONDISIAN UDARA MENGGUNAKAN HEAT PIPE PADA DUCTING DENGAN VARIASI LAJU ALIRAN MASSA UDARA UNJUK KERJA PENGKONDISIAN UDARA MENGGUNAKAN HEAT PIPE PADA DUCTING DENGAN VARIASI LAJU ALIRAN MASSA UDARA Sidra Ahmed Muntaha (0906605340) Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia

Lebih terperinci

Klasisifikasi Aliran:

Klasisifikasi Aliran: Klasisifikasi Aliran: 1) Aliran Invisid dan Viskos 2) Aliran kompresibel dan tak kompresible 3) Aliran laminer dan turbulen 4) Aliran steady dan unsteady 5) Aliran seragam dan tak seragam 6) Aliran satu,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dapat dilakukan berdasarkan persamaan kontinuitas yang mana prinsif dasarnya

BAB II LANDASAN TEORI. dapat dilakukan berdasarkan persamaan kontinuitas yang mana prinsif dasarnya BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Laju Aliran Fluida dapat dilakukan berdasarkan persamaan kontinuitas yang mana prinsif dasarnya berasal dari hukum kekekalan massa seperti yang terlihat pada Gambar

Lebih terperinci

I. TUJUAN PRINSIP DASAR

I. TUJUAN PRINSIP DASAR I. TUJUAN 1. Menentukan debit teoritis (Q teoritis ) dari venturimeter dan orificemeter 2. Menentukan nilai koefisien discharge (C d ) dari venturimeter dan orificemeter. II. PRINSIP DASAR Prinsip dasar

Lebih terperinci

9/17/ FLUIDA. Padat. Fase materi Cair. Gas

9/17/ FLUIDA. Padat. Fase materi Cair. Gas 6. FLUIDA 9/17/01 Padat Fase materi Cair Gas 1 1 Massa Jenis dan Gravitasi Khusus 9/17/01 m ρ Massa jenis, rho (kg/m 3 ) V Contoh (1): Berapa massa bola besi yang padat dengan radius 18 cm? Jawaban: m

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA 4.1 DATA Selama penelitian berlangsung, penulis mengumpulkan data-data yang mendukung penelitian serta pengolahan data selanjutnya. Beberapa data yang telah terkumpul

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antarmolekul

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI 3 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Pustaka II.1.1.Fluida Fluida dipergunakan untuk menyebut zat yang mudah berubah bentuk tergantung pada wadah yang ditempati. Termasuk di dalam definisi ini adalah

Lebih terperinci

MODUL- 2. HIDRODINAMIKA Kode : IKK.365 Materi Belajar -2

MODUL- 2. HIDRODINAMIKA Kode : IKK.365 Materi Belajar -2 MODUL- 2. HIDRODINAMIKA Kode : IKK.365 Materi Belajar -2 Pendidikan S1 Pemintan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri Program Studi Imu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Ilmu Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

Selanjutnya untuk menurunkan persamaan yang menyatakan Hukum Bernoulli tersebut dapat dikemukakan dengan gambar sebagai berikut.

Selanjutnya untuk menurunkan persamaan yang menyatakan Hukum Bernoulli tersebut dapat dikemukakan dengan gambar sebagai berikut. HUKUM BERNOULLI Persamaan dasar dalam hidrodinamika telah dapat dirintis dan dirumuskan oleh Bernoulli secara baik, sehingga dapat dimanfaatkan untuk menjelaskan gejala fisis yang berhubungan dengan dengan

Lebih terperinci

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM MESIN-MESIN FLUIDA

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM MESIN-MESIN FLUIDA BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM MESIN-MESIN FLUIDA TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA JL. MT Haryono 167 Malang website: fluidlaboratory.ub.ac.id 201/2016 PETUNJUK PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS

Lebih terperinci

B. FLUIDA DINAMIS. Fluida 149

B. FLUIDA DINAMIS. Fluida 149 B. FLUIDA DINAMIS Fluida dinamis adalah fluida yang mengalami perpindahan bagianbagiannya. Pokok-pokok bahasan yang berkaitan dengan fluida bergerak, antara lain, viskositas, persamaan kontinuitas, hukum

Lebih terperinci

MODUL IV ALIRAN MELALUI VENTURIMETER

MODUL IV ALIRAN MELALUI VENTURIMETER MODUL IV ALIRAN MELALUI VENTURIMETER 4.1. Pendahuluan 4.1.1. Latar Belakang Debit dan kecepatan aliran penting untuk diketahui besarnya dalam melakukan penelitian fluida. Untuk itu, digunakan alat untuk

Lebih terperinci

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi. Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik BINSAR T. PARDEDE NIM DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi. Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik BINSAR T. PARDEDE NIM DEPARTEMEN TEKNIK MESIN UJI EKSPERIMENTAL OPTIMASI LAJU PERPINDAHAN KALOR DAN PENURUNAN TEKANAN AKIBAT PENGARUH LAJU ALIRAN UDARA PADA ALAT PENUKAR KALOR JENIS RADIATOR FLAT TUBE SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi

Lebih terperinci

MEKANIKA FLUIDA A. Statika Fluida

MEKANIKA FLUIDA A. Statika Fluida MEKANIKA FLUIDA Fluida atau zat alir adalah zat yang dapat mengalir. Zat cair dan gas adalah fluida, jelas bahwa bukan benda tegar, sebab jarak antara dua partikel di dalam fluida tidaklah tetap. Molekul-molekul

Lebih terperinci

MAKALAH KOMPUTASI NUMERIK

MAKALAH KOMPUTASI NUMERIK MAKALAH KOMPUTASI NUMERIK ANALISA ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA SIRKULAR DAN PIPA SPIRAL UNTUK INSTALASI SALURAN AIR DI RUMAH DENGAN SOFTWARE CFD Oleh : MARIO RADITYO PRARTONO 1306481972 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

KAJIAN TEORITIK PEMILIHAN HEAT PUMP DAN PERHITUNGAN SISTEM SALURAN PADA KANDANG PETERNAKAN AYAM BROILER SISTEM TERTUTUP

KAJIAN TEORITIK PEMILIHAN HEAT PUMP DAN PERHITUNGAN SISTEM SALURAN PADA KANDANG PETERNAKAN AYAM BROILER SISTEM TERTUTUP INFOMATEK Volume 19 Nomor 1 Juni 2017 KAJIAN TEORITIK PEMILIHAN HEAT PUMP DAN PERHITUNGAN SISTEM SALURAN PADA KANDANG PETERNAKAN AYAM BROILER SISTEM TERTUTUP Evi Sofia *), Abdurrachim **) *Universitas

Lebih terperinci

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor. 7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS

BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS 1.1 Pendahuluan 1.1.1 Tinjauan Umum Praktikan sangat membantu dalam mendapatkan gambaran yang nyata tentang alat/mesin yang telah dipelajari di bangku kuliah. Dengan

Lebih terperinci

Ciri dari fluida adalah 1. Mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah

Ciri dari fluida adalah 1. Mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah Fluida adalah zat aliar, atau dengan kata lain zat yang dapat mengalir. Ilmu yang mempelajari tentang fluida adalah mekanika fluida. Fluida ada 2 macam : cairan dan gas. Ciri dari fluida adalah 1. Mengalir

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGUJIAN

BAB III SISTEM PENGUJIAN BAB III SISTEM PENGUJIAN 3.1 KONDISI BATAS (BOUNDARY CONDITION) Sebelum memulai penelitian, terlebih dahulu ditentukan kondisi batas yang akan digunakan. Diasumsikan kondisi smoke yang mengalir pada gradien

Lebih terperinci

FLUIDA BERGERAK. Di dalam geraknya pada dasarnya dibedakan dalam 2 macam, yaitu : Aliran laminar / stasioner / streamline.

FLUIDA BERGERAK. Di dalam geraknya pada dasarnya dibedakan dalam 2 macam, yaitu : Aliran laminar / stasioner / streamline. FLUIDA BERGERAK ALIRAN FLUIDA Di dalam geraknya pada dasarnya dibedakan dalam 2 macam, yaitu : Aliran laminar / stasioner / streamline. Aliran turbulen Suatu aliran dikatakan laminar / stasioner / streamline

Lebih terperinci

FLUIDA DINAMIS. Ciri-ciri umum dari aliran fluida :

FLUIDA DINAMIS. Ciri-ciri umum dari aliran fluida : FLUIDA DINAMIS Dalam fluida dinamis, kita menganalisis fluida ketika fluida tersebut bergerak. Aliran fluida secara umum bisa kita bedakan menjadi dua macam, yakni aliran lurus alias laminar dan aliran

Lebih terperinci

Udara luar = 20 x 30 cmh = 600 cmh Area yang di kondisikan = 154 m². Luas Kaca (m²)

Udara luar = 20 x 30 cmh = 600 cmh Area yang di kondisikan = 154 m². Luas Kaca (m²) BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN 4.1 Perhitungan Beban Pendingin AC Sentral Lantai = 1 Luas = 154 m² Kondisi = CDB CWB R Kg/kg Luar ruangan = 33 27 7,24 Dalam ruangan = 24 16 45,11 Selisih = 9 11 25,13

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN KEHILANGAN ENERGI AKIBAT BELOKAN DAN KATUP (MINOR LOSSES)

BAB IV PENGUKURAN KEHILANGAN ENERGI AKIBAT BELOKAN DAN KATUP (MINOR LOSSES) BAB IV PENGUKURAN KEHILANGAN ENERGI AKIBAT BELOKAN DAN KATUP (MINOR LOSSES) 4.1 Pendahuluan Kerugian tekan (headloss) adalah salah satu kerugian yang tidak dapat dihindari pada suatu aliran fluida yang

Lebih terperinci

STUDI DISTRIBUSI TEKANAN ALIRAN MELALUI PENGECILAN SALURAN SECARA MENDADAK DENGAN BELOKAN PADA PENAMPANG SEGI EMPAT

STUDI DISTRIBUSI TEKANAN ALIRAN MELALUI PENGECILAN SALURAN SECARA MENDADAK DENGAN BELOKAN PADA PENAMPANG SEGI EMPAT STUDI DISTRIBUSI TEKANAN ALIRAN MELALUI PENGECILAN SALURAN SECARA MENDADAK DENGAN BELOKAN PADA PENAMPANG SEGI EMPAT Sarjito, Subroto, Arif Kurniawan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Tekknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

/ Teknik Kimia TUGAS 1. MENJAWAB SOAL 19.6 DAN 19.8

/ Teknik Kimia TUGAS 1. MENJAWAB SOAL 19.6 DAN 19.8 Faris Razanah Zharfan 06005225 / Teknik Kimia TUGAS. MENJAWAB SOAL 9.6 DAN 9.8 9.6 Air at 27 o C (80.6 o F) and 60 percent relative humidity is circulated past.5 cm-od tubes through which water is flowing

Lebih terperinci

PRAKTIKUM PRESTASI MESIN POMPA SERI DAN PARALEL

PRAKTIKUM PRESTASI MESIN POMPA SERI DAN PARALEL PRAKTIKUM PRESTASI MESIN POMPA SERI DAN PARALEL DISUSUN OLEH : ALMANAF ( 1507166038 ) LABORATORIUM KONVERSI ENERGI PROGRAM STUDI S-1 TRANSFER JURUSANTEKNIKMESIN FAKULTASTEKNIK UNIVERSITAS RIAU 2016 BAB

Lebih terperinci

PENGARUH DEBIT ALIRAN TERHADAP HEAD LOSSES PADA VARIASI JENIS BELOKAN PIPA

PENGARUH DEBIT ALIRAN TERHADAP HEAD LOSSES PADA VARIASI JENIS BELOKAN PIPA PENGARUH DEBIT ALIRAN TERHADAP HEAD LOSSES PADA VARIASI JENIS BELOKAN PIPA Syofyan Anwar Syahputra 1, Aspan Panjaitan 2 1 Program Studi Teknik Pendingin dan Tata Udara, Politeknik Tanjungbalai Sei Raja

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 56 BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1 Analisa Varian Prinsip Solusi Pada Varian Pertama dari cover diikatkan dengan tabung pirolisis menggunakan 3 buah toggle clamp, sehingga mudah dan sederhana dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS 47 BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS 4.1 PENDAHULUAN Bab ini menampilkan hasil penelitian dan pembahasan berdasarkan masing-masing variabel yang telah ditetapkan dalam penelitian. Hasil pengukuran

Lebih terperinci

IRVAN DARMAWAN X

IRVAN DARMAWAN X OPTIMASI DESAIN PEMBAGI ALIRAN UDARA DAN ANALISIS ALIRAN UDARA MELALUI PEMBAGI ALIRAN UDARA SERTA INTEGRASI KEDALAM SISTEM INTEGRATED CIRCULAR HOVERCRAFT PROTO X-1 SKRIPSI Oleh IRVAN DARMAWAN 04 04 02

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK ALIRAN FLUIDA PADA LENGKUNGAN S (DUA ELBOW 90 ) DENGAN VARIASI JARAK ANTARA ELBOW DAN ARAH KELUARAN

KARAKTERISTIK ALIRAN FLUIDA PADA LENGKUNGAN S (DUA ELBOW 90 ) DENGAN VARIASI JARAK ANTARA ELBOW DAN ARAH KELUARAN KARAKTERISTIK ALIRAN FLUIDA PADA LENGKUNGAN S (DUA ELBOW 90 ) DENGAN VARIASI JARAK ANTARA ELBOW DAN ARAH KELUARAN Digdo Listyadi 1), Chairil Ghozali 2) 1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

FLUIDA. Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika FMIPA Universitas Indonesia

FLUIDA. Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika FMIPA Universitas Indonesia FLUIDA Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika FMIPA Universitas Indonesia FLUIDA Fluida merupakan sesuatu yang dapat mengalir sehingga sering disebut sebagai zat alir. Fasa zat cair dan gas termasuk ke

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perpindahan Panas Perpindahan kalor adalah ilmu yang mempelajari berpindahnya suatu energi (berupa kalor) dari suatu sistem ke sistem lain karena adanya perbedaan temperatur.

Lebih terperinci

Principles of thermo-fluid In fluid system. Dr. Ir. Harinaldi, M.Eng Mechanical Engineering Department Faculty of Engineering University of Indonesia

Principles of thermo-fluid In fluid system. Dr. Ir. Harinaldi, M.Eng Mechanical Engineering Department Faculty of Engineering University of Indonesia Principles of thermo-fluid In fluid system Dr. Ir. Harinaldi, M.Eng Mechanical Engineering Department Faculty of Engineering University of Indonesia Sifat-sifat Fluida Fluida : tidak mampu menahan gaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisa aliran berkembang..., Iwan Yudi Karyono, FT UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisa aliran berkembang..., Iwan Yudi Karyono, FT UI, 2008 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Suatu sistem transfer fluida dari suatu tempat ke tempat lain biasanya terdiri dari pipa,valve,sambungan (elbow,tee,shock dll ) dan pompa. Jadi pipa memiliki peranan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR BIDANG KONVERSI ENERGI PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN POMPA DENGAN PEMASANGAN TUNGGAL, SERI DAN PARALEL

TUGAS AKHIR BIDANG KONVERSI ENERGI PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN POMPA DENGAN PEMASANGAN TUNGGAL, SERI DAN PARALEL TUGAS AKHIR BIDANG KONVERSI ENERGI PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN POMPA DENGAN PEMASANGAN TUNGGAL, SERI DAN PARALEL Oleh: ANGGIA PRATAMA FADLY 07 171 051 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Pengaruh Kecepatan Dan Arah Aliran Udara Terhadap Kondisi Udara Dalam Ruangan Pada Sistem Ventilasi Alamiah

Pengaruh Kecepatan Dan Arah Aliran Udara Terhadap Kondisi Udara Dalam Ruangan Pada Sistem Ventilasi Alamiah Pengaruh Kecepatan Dan Arah Aliran Udara Terhadap Kondisi Udara Dalam Ruangan Pada Sistem Ventilasi Alamiah Francisca Gayuh Utami Dewi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang

Lebih terperinci

FLUIDA DINAMIS. GARIS ALIR ( Fluida yang mengalir) ada 2

FLUIDA DINAMIS. GARIS ALIR ( Fluida yang mengalir) ada 2 DINAMIKA FLUIDA FLUIDA DINAMIS SIFAT UMUM GAS IDEAL Aliran fluida dapat merupakan aliran tunak (STEADY ) dan tak tunak (non STEADY) Aliran fluida dapat termanpatkan (compressibel) dan tak termanfatkan

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS 2.1 Konsep Dasar Perpindahan Panas Perpindahan panas dapat terjadi karena adanya beda temperatur antara dua bagian benda. Panas akan mengalir dari

Lebih terperinci

Kata kunci: Wind tunnel, profil kecepatan, intensitas turbulensi, Pitot tube, pressure transduser, difuser, elbow.

Kata kunci: Wind tunnel, profil kecepatan, intensitas turbulensi, Pitot tube, pressure transduser, difuser, elbow. Karakteristik Kecepatan dan Intensitas Turbulensi Aliran Fluida didalam Closed Circuit Low-Speed Wind Tunnel Sutardi 1*, Romi D K N, Fahmi F H, Abel B A, dan Anastia E P. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK Dalam ilmu hidraulik berlaku hukum-hukum dalam hidrostatik dan hidrodinamik, termasuk untuk sistem hidraulik. Dimana untuk kendaraan forklift ini hidraulik berperan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kompresor merupakan suatu komponen utama dalam sebuah instalasi turbin gas. Sistem utama sebuah instalasi turbin gas pembangkit tenaga listrik, terdiri dari empat komponen utama,

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA Untuk mendapatkan koefisien gesek dari saluran pipa berpenampang persegi, nilai penurunan tekanan (pressure loss), kekasaran pipa dan beberapa variabel

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3 BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antar molekul

Lebih terperinci

FIsika KTSP & K-13 FLUIDA STATIS. K e l a s. A. Fluida

FIsika KTSP & K-13 FLUIDA STATIS. K e l a s. A. Fluida KTSP & K-13 FIsika K e l a s XI FLUID STTIS Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami definisi fluida statis.. Memahami sifat-sifat fluida

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PERHITUNGAN PARAMETER PENSTOCK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PERHITUNGAN PARAMETER PENSTOCK 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PERHITUNGAN PARAMETER PENSTOCK Diameter pipa penstock yang digunakan dalam penelitian ini adalah 130 mm, sehingga luas penampang pipa (Ap) dapat dihitung

Lebih terperinci

Pendahuluan. Krida B et al., Analisis Penurunan Head Losses... Bagus Krida Pratama Mahardika 1, Digdo Listyadi Setiawan 2, Andi Sanata 2

Pendahuluan. Krida B et al., Analisis Penurunan Head Losses... Bagus Krida Pratama Mahardika 1, Digdo Listyadi Setiawan 2, Andi Sanata 2 1 Analisis Penurunan Head Losses Pada Simpul Pipa Expansion Loop Vertikal Dengan Variasi Tinggi Dan Lebar Simpul (Analisys Redution Head Losses In Pipe Expansion Loop Vertical With Variaton High And Width

Lebih terperinci

Pengaruh Kecepatan Aliran Terhadap Efektivitas Shell-and-Tube Heat Exchanger

Pengaruh Kecepatan Aliran Terhadap Efektivitas Shell-and-Tube Heat Exchanger JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 2, No. 2, Oktober 2: 86 9 Pengaruh Kecepatan Aliran Terhadap Shell-and-Tube Heat Exchanger Ekadewi Anggraini Handoyo Dosen Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Mesin Universitas

Lebih terperinci

BAB FLUIDA A. 150 N.

BAB FLUIDA A. 150 N. 1 BAB FLUIDA I. SOAL PILIHAN GANDA Jika tidak diketahui dalam soal, gunakan g = 10 m/s 2, tekanan atmosfer p 0 = 1,0 x 105 Pa, dan massa jenis air = 1.000 kg/m 3. dinyatakan dalam meter). Jika tekanan

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara

Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara BAB II DASAR TEORI 2.1 Sejarah Tabung Vortex Tabung vortex ditemukan oleh G.J. Ranque pada tahun 1931 dan kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Prog. Hilsch pada tahun 1947. Tabung vortex menghasilkan

Lebih terperinci

PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS

PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, banyak diciptakan peralatan peralatan yang inovatif serta tepat guna. Dalam bidang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Sejarah Tabung Vortex

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Sejarah Tabung Vortex BAB II DASAR TEORI 2.1 Sejarah Tabung Vortex Tabung vortex ditemukan oleh G.J. Ranque pada tahun 1931 dan kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Prof. Hilsch. Tabung vortex menghasilkan separasi udara

Lebih terperinci

General Principles of Industrial Ventilation

General Principles of Industrial Ventilation PRINSIP UMUM General Principles of Industrial Ventilation Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING/ M.ARIEF LATAR Modul-2, General Principles of Industrial Ventilation 1. Defenisi Dasar 2.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI. Flow Meter Berbasis Beda Tekanan Pada peralatan pengukur aliran berbasis perbedaan (penurunan) tekanan, aliran dihitung dengan mengukur pressure drop yang terjadi pada aliran yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempelajari karakteristik aliran udara. Wind tunnel digunakan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempelajari karakteristik aliran udara. Wind tunnel digunakan untuk 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Wind Tunnel Wind tunnel adalah alat yang digunakan dalam penelitian aerodinamika untuk mempelajari karakteristik aliran udara. Wind tunnel digunakan untuk mensimulasikan

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH BLADE

PENGARUH JUMLAH BLADE PENGARUH JUMLAH BLADE TERHADAP KONTRIBUSI TEKANAN STATIS DAN KECEPATAN UDARA PADA TEROWONGAN ANGIN (WINDTUNNEL) TUNNEL Windtunnel atau terowongan angin adalah alat riset dikembangkan untuk membantu dalam

Lebih terperinci

Materi Fluida Statik Siklus 1.

Materi Fluida Statik Siklus 1. Materi Fluida Statik Siklus 1. Untuk pembelajaran besok, kita akan belajar tentang dua hal berikut ini : Hukum Utama Hidrostatis Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan berubah bentuk (dapat dimampatkan)

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321) Mekanika Zat Padat dan Fluida

Fisika Dasar I (FI-321) Mekanika Zat Padat dan Fluida Fisika Dasar I (FI-321) Topik hari ini (minggu 11) Mekanika Zat Padat dan Fluida Keadaan Zat/Bahan Padat Cair Gas Plasma Kita akan membahas: Sifat mekanis zat padat dan fluida (diam dan bergerak) Kerapatan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN

BAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN BAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN 3.1 PERANCANGAN ALAT 3.1.1. DESIGN REAKTOR Karena tekanan yang bekerja tekanan vakum pada tabung yang cendrung menggencet, maka arah tegangan yang

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR. massa (m ) kg lbm 1 lbm = 0,454 kg. panjang (L) m ft 1 ft = 0,3048 m. gaya N lbf 1N=1kg m /s 2. kerja J Btu 1 J = 1 Nm

BAB I KONSEP DASAR. massa (m ) kg lbm 1 lbm = 0,454 kg. panjang (L) m ft 1 ft = 0,3048 m. gaya N lbf 1N=1kg m /s 2. kerja J Btu 1 J = 1 Nm Yosef Agung Cahyanta : Termodinamika I 1 BAB I KONSEP DASAR PENDAHULUAN Thermodinamika mempelajari energi dan perubahannya. ENERGI : Kemampuan untuk melakukan kerja atau perubahan. Hk. I. Thermodinamika

Lebih terperinci

MODUL- 9 Fluida Science Center U i n versit itas Brawijijaya

MODUL- 9 Fluida Science Center U i n versit itas Brawijijaya MODUL- 9 Fluida Science Center Universitas it Brawijaya Definisi i i Fluida adalah zat alir, yaitu zat yang dapat mengalir. Contoh : Udara dan zat cair. Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang diderita

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM PENGATURAN UDARA ALAT PENGERING IKAN TERI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI IKAN TERI NELAYAN HERYONO HENDHI SAPUTRO

DESAIN SISTEM PENGATURAN UDARA ALAT PENGERING IKAN TERI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI IKAN TERI NELAYAN HERYONO HENDHI SAPUTRO DESAIN SISTEM PENGATURAN UDARA ALAT PENGERING IKAN TERI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI IKAN TERI NELAYAN HERYONO HENDHI SAPUTRO 4205 100 009 TUJUAN PENELITIAN Membuat desain alat penukar panas yang optimal

Lebih terperinci

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian HRSG HRSG (Heat Recovery Steam Generator) adalah ketel uap atau boiler yang memanfaatkan energi panas sisa gas buang satu unit turbin gas untuk memanaskan air dan

Lebih terperinci

BAB FLUIDA. 7.1 Massa Jenis, Tekanan, dan Tekanan Hidrostatis

BAB FLUIDA. 7.1 Massa Jenis, Tekanan, dan Tekanan Hidrostatis 1 BAB FLUIDA 7.1 Massa Jenis, Tekanan, dan Tekanan Hidrostatis Massa Jenis Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan memberikan sedikit hambatan terhadap perubahan bentuk ketika ditekan. Yang termasuk

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antar molekul

Lebih terperinci

F L U I D A TIM FISIKA

F L U I D A TIM FISIKA L U I D A TIM ISIKA 1 Materi Kuliah luida dan enomena luida Massa Jenis Tekanan Prinsip Pascal Prinsip Archimedes LUIDA luida merupakan sesuatu yang dapat mengalir sehingga sering disebut sebagai zat alir.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. turbulen, laminar, nyata, ideal, mampu balik, tak mampu balik, seragam, tak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. turbulen, laminar, nyata, ideal, mampu balik, tak mampu balik, seragam, tak BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aliran Aliran dapat diklasifikasikan (digolongkan) dalam banyak jenis seperti: turbulen, laminar, nyata, ideal, mampu balik, tak mampu balik, seragam, tak seragam, rotasional,

Lebih terperinci

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 1, Januari 2013 PERANCANGAN ALAT UJI GESEKAN ALIRAN DI DALAM SALURAN

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 1, Januari 2013 PERANCANGAN ALAT UJI GESEKAN ALIRAN DI DALAM SALURAN Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 1, Januari 2013 PERANCANGAN ALAT UJI GESEKAN ALIRAN DI DALAM SALURAN Jhon Fiter Siregar dan Jorfri B. Sinaga Jurusan Teknik Mesin, UNILA Gedung H Fakultas Teknik, Jl. Sumantri

Lebih terperinci

Diagram blok sistem pengukuran

Diagram blok sistem pengukuran TEKNIK PENGUKURAN Mengukur adalah membandingkan parameter pada obyek yang diukur terhadap besaran yang telah distandarkan. Pengukuran merupakan suatu usaha untuk mendapatkan informasi deskriptif-kuantitatif

Lebih terperinci

BAB IV PRINSIP-PRINSIP KONVEKSI

BAB IV PRINSIP-PRINSIP KONVEKSI BAB IV PRINSIP-PRINSIP KONVEKSI Aliran Viscous Berdasarkan gambar 1 dan, aitu aliran fluida pada pelat rata, gaa viscous dijelaskan dengan tegangan geser τ diantara lapisan fluida dengan rumus: du τ µ

Lebih terperinci

2 yang mempunyai posisi vertikal sama akan mempunyai tekanan yang sama. Laju Aliran Volume Laju aliran volume disebut juga debit aliran (Q) yaitu juml

2 yang mempunyai posisi vertikal sama akan mempunyai tekanan yang sama. Laju Aliran Volume Laju aliran volume disebut juga debit aliran (Q) yaitu juml KERUGIAN JATUH TEKAN (PRESSURE DROP) PIPA MULUS ACRYLIC Ø 10MM Muhammmad Haikal Jurusan Teknik Mesin Universitas Gunadarma ABSTRAK Kerugian jatuh tekanan (pressure drop) memiliki kaitan dengan koefisien

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA ALIRAN FLUIDA (ALF)

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA ALIRAN FLUIDA (ALF) MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA ALIRAN FLUIDA (ALF) Disusun oleh: Darren Kurnia Paul Victor Dr. Yogi Wibisono Budhi Dr. Irwan Noezar Dr. Ardiyan Harimawan PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

Lebih terperinci