Tinjauan Pustaka. Memori serta Kaitan dengan Lemahnya Daya Ingat. Dessy Christina Noelik.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Tinjauan Pustaka. Memori serta Kaitan dengan Lemahnya Daya Ingat. Dessy Christina Noelik."

Transkripsi

1 Tinjauan Pustaka Memori serta Kaitan dengan Lemahnya Daya Ingat Dessy Christina Noelik Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No 6, JakartaTelp. (021) Pendahuluan Masalah yang paling sukar dalam membicarakan kesadaran, pikiran, memori dan belajar adalah sampai saat ini mekanisme persarafan pikiran belum diketahui dan mengenai mekanisme memori hanya sedikit yang diketahui. Diketahui bahwa kerusakan sebagian besar korteks serebri tidak mencegah sesorang untuk mempunyai pikiran, namun biasanya menurunkan kedalaman pikiran dan juga tingkat kesadaran terhadap keadaan sekelilingnya. Sebagain besar memori yang kita kairkan dengan proses intelektual, didasarkan pada jejak memori yang terdapat di korteks serebri. 1 Penulisan tinjauan pustaka ini bertujuan agar mahasiswa mengetahui serta memahami faktor anatomis makroskopik dan mikroskopis dari sistem neurologis, mekanisme kerja dari neurotransmitter, klasifikasi memori serta perbedaannya, faktor kinerja memori, dan proses penyimpanan memori. Anatomis Makroskopik Secara umum, tidak ada pusat memori tunggal pada otak. Neuron yang terlibat dalam jejak memori tersebar pada regio kortikal dan subkortikal otak. Daerah yang paling utama adalah hippokampus dan struktur asosiasi lobus temporal medial, sistem limbik, cerebellum, korteks prefrontal, dan area lain pada korteks serebri. 2 Hypothalamus Terletak di sisi inferior thalamus dan membentuk dasar serta bagian bawah sisi dinding ventrikel 3. Struktur Bagian anterior hypothalamus adalah substansi kelabu yang meyelubungi kiasma optik, yang merupakan persilangan pada saraf optik. Bagian tengah hypothalamus terdiri dari infundibulum (batang) kelenjar hipofisis posterior tempat melekatnya kelenjar hipofisis Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 1

2 Hypothalamus berperan penting dalam pengendalian aktivitas SSO yang melakukan fungsi vegetative penting untuk kehidupan, seperti pengaturan frekuensi jantung, tekanan darah, suhu tubuh, keeimbangan air, selera makan, saluran pencernaan, dan aktivitas seksual. Hypothalamus juga berperan sebagai pusat otak untuk emosi seperti kesenangan, nyeri, kegembiraan, dan kemarahan. Hypothalamus memproduksi hormonn yang mengatur pelepasan atau inhibisi hormone kelenjar hipofisis, sehingga mempengaruhi keseluruhan sistem endokrin. 3 Hypocampus, si penyimpanan memori Hypocampus adalah bagian dari struktur otak yang berada di bawah lobus temporal. Hypocampus termasuk dalam system libik. Fungsi hypocampus adalah membentuk, memilih dan menyimpan memori; terlibat dalam orientasi spasial (ruang) serta terlibat juga dalam emosi. LTP terjadi pada area ini. Hipokampus juga berperan dalam konsolidasi menjadi memori jangka panjang. Hipokampus dipercaya sebagai tempat penyimpanan memori jangka panjang sementara sebelum akhirnya dikirimkan ke bagian korteks lain untuk penyimpanan memori secara permanen. 4 Hipokampus mempunyai kemampuan untuk meyimpan memori tipe verbal dan simbolik (memori tipe deklaratif) dalam memori jangka panjangnya. Hipokampus merupakan salah satu dari sekuan banyak jaras keluar yang penting yang berasal dari area ganjaran dan hukuman pada sistem limbic. Rangsangan sensorik atau pikiran yang menyebabkan rasa nyeri atau antipasti akan merangsang pusat hukuman limbic, dan rangsangan yang menyebabkan rasa senang, bahagia, atau rasa ganjaran akan merangsang pusat ganjaran limbic. Semua ini bersamasama menimbulakn latar belakang suasana hati dan motivasi seseorang. Di antara motivasimotivasi ini terdapat dorongan dalam otak untuk mengingat pengalaman-pengalaman dan pikiran-pikiran yang menyenangkan atau yang tidak meyenangkan. Hipokampus khususnya, dan dalam derjat yang lebih kecil pada nuclei dorsalis medialis pada thalamus, yaitu struktur limbic yang lain, telah terbutki memiliki kepentingan khusus dalam membuat keputusan mengenai pikiran mana yang cukup penting pada dasar ganjaran atau hukuman untuk menjadi memori yang berfaedah. 1 Cerebellum Cerebellum berkaitan erat dengan memori mengenai prosedur yang melibatkan kemampuan motorik yang didapatkan melalui latihan berulang (misalnya berlatih tari secara rutin). Berbeda dengan declarative memori, memori prosedural ini dapat dibawa atau dikeluarkan tanpa usaha atau sadar. Korteks prefrontal Korteks ini berkaitan erat dengan penyusunan kemampuan reasoning complex yang berkaitan dengan memori yang sedang bekerja. Korteks prefrontal berperan sebagai tempat penyimpanan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 2

3 sementara untuk menahan data yang relevan serta bertanggungjawab terhadap fungsi eksekusi yang melibatkan manipulasi dan integrasi informasi seperti perencanaan, penentuan prioritas, problem solving, dan aktivitas organisasi. Fungsi complex reasoning ini juga melibatkan kerja sama dengan semua regio sensoris otak yang terhubung dengan korteks prefrontal melalui koneksi saraf. Kecerdasan seseorang kemungkinan besar ditentukan oleh kapasitas working memory nya untuk menahan dan menghubungkan bermacam bermacam data yang relevan. 2 Amygdala, sang pengatur emosi Amygdala dalah bagian dari otak yang bentuknya menyerupai biji almond. Amygdala terdiri atas susunan nuclei yang saling berkumpul. Amygdala masih termasuk dalam sistem limbic. Fungsinya mengatur emosi, kegelisahan, dan ketakutan. 3 Anatomis Mikroskopik Secara mikro, saraf dibentuk oleh sel-sel. Sel-sel yang menyusun pada sistem saraf adalah : Gambar 1. Anatomi tipe umum dari saraf Badan sel / soma, suatu neuron mengendalikan metabolism keseluruhan neuron. Bagian ini tersusun dari komponen berikut : - Satu nukelus tunggal, nukleolus yang menonjol, dan organel-organel lain seperti badan golgi dan mitokondria, tetapi nukelus ini tidak memiliki sentriol dan tidak dapat bereplikasi. - Badan nissl, terdiri dari retikulum endoplasma kasar dan ribosom-ribosom bebas serta berperan dalam sintesis protein. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 3

4 - Neurofibril, yaitu neurofilamen dan neurotubulus yang dapat dilihat melalui mikroskop cahaya jika diberi pewarnaan impregtasi perak. 2. Dendrit adalah perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan pendek, serta berfungsi untuk menghantar impuls ke sel tubuh. Permukaan dendrit penuh dengan spina dendrit yang dikhususkan untuk berhubungan dengan neuron lain. Neurofibril dan badan nissl memanjang ke dalam dendrit. 3. Akson adalah suatu prosesus tunggal, yang lebih tipis dan lebih panjang dari dendrit. Bagian ini menghantar impuls menjauhi badan sel ke neuron lain, ke sel lain (sel otot atau kelenjar), atau ke badan sel neuron yang menjadi asal akson. Akson berasal dari badan sel pada hillock akson, yaitu regia yang tidak mengandung badan nissl. Panjang akson mungkin berukuran kurang dari 1 mm sampai 1m lebih. Di bagian ujungnya, sebuah akson dapat bercabang banyak. Percabangan akhir memiliki suatu pembesaran yang disebut knop sinaptik, terminal presinaptik, atau terminal bouton. 3 Mekanisme Kerja Neurotransmitter Membran prasinaptik mengandung banyak sekali kanal kalsium bergerbang voltase. Bila sebuah potensial aksi mendepolarisasi membrane prasinaptik kanal kalsium tersebut akan membuka dan memungkinkan sejumlah besar ion kalsium untuk mengalir masuk ke dalam. Jumlah zat transmitter yang kemudian dilepaskan dari terminal ke dalam celah sinaps berbanding lurus dengan jumlah ion kalsium yang masuk. Sewaktu ion kalsium memasuki terminal prasinaptik diyakini bahwa ion-ion ini berikatan dengan molekul protein khusus pada permukaan sisi dalam membrane prasinaptik, yang disebut tempat pelepasan. Pengikatan in selanjutnya akan menyebabkan tempat pelepasan membuka melalui membrane, memungkinkan beberapa vesikel transmitter untuk melepaskan transamiternya ke dalam celah setiap potensial aksi.pada vesikel-vesikel yang menyimpan neurotransmitter asetilkolin, ditemukan sampai molekul asetilkolin di setiap vesikel. Eksitasi 1. Pembukaan kanal natrium memungkinkan listrik bermuatan positif dalam jumlah besar untuk mengalir ke bagian inferior sel pascsinaptik. Hal ini akan meningkatkan potensial membrane kea rah positif menuju nilai ambang rangsang untuk menyebabkan eksitasi. Cara ini merupakan cara yang paling banyak digunakan untuk menyebabkan eksitasi. 2. Penekanan hantaran melalui kanal klorida atau kalium, atau keduanya. Hal ini akan menurunkan difusi ion klorida bermuatan negative ke bagian dalam neuron pascasinaptik atau menurunkan difusi ion kalium bermuatan positif ke bagian luar. Pada kedua cara ini, pengaruhnya adalah dengan membuat potensial membrane internal menjadi lebih positif dari normal, yang bersifat eksitatorik. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 4

5 3. Berbagai perubahan metabolism internal neuron pascasinaptik untuk merangsang aktivitas sel atau, pada beberapa keadaan, untuk meningkatkan jumlah reseptor membrane eksitatorik atau menurunkan jumlah reseptor membrane inhibitorik. Inhibisi 1. Pembukaan kanal ion klorida pada membrane neuron pascasinaptik. Hal ini memungkinkan ion klorida bermuatan negative untuk berdifusi secara cepat dari bagian luar neuron pascasinaptik ke bagian dalam, dengan demikian membawa muatan negative ke dalam dan meningkatkan kenegatifan di bagian dalam, yang bersifat inhibitorik. 2. Peningkatan hantaran ion kalium keluar dari neuron. Hal ini memungkinkan ion kalium yang bermuatan positif untuk berdifusi ke bagian eksterior, yang menyebabkan peningkatan kenegatifan di dalam neuron, yang bersifat inhibitorik. 3. Aktivasi enzim reseptor yang menghambat fungsi metabolic selular yang meningkatkan jumlah reseptor sinaptik inhibitorik atau menurunkan jumlah reseptor eksitatorik. Asetilkolin disekresi oleh neuron-neuron di banyak daerah sistem saraf, namun khususnya oldeh (1) ujung-ujung sel-sel pyramid besar korteks motoric, (2) beberapa jenis neuron dalam ganglia basalis, (3) neuron motoric yang menginervasi otot-otot rangka, (4) neuron preganglion sistem saraf otonom, (5) neuron postganglion sistem saraf parasimpatik, dan (6) beberapa neuron postganglion sistem saraf simpatik. Pada sebagian besar keadaan, asetilkolin menyebabkan efek eksitasi; namun, asetilkolin telah diketahui juga menyebabkan efek inhibisi pada beberapa ujung saraf parasimpatik perifer, misalnya inhibisi jantung oleh nervus vagus. Norepinefrin disekresi oleh ujung neuron-neuron yang badan selnya terletak dalam batang otak dan hipotalamus. Secara khas, neuron-neuron penyekresi norepinefrin yang terletak di dalam lokus seruleus di pons mengirimkan serabut-serabut saraf ke daerah yang luas di dalam otak dan membantu mengatur keseluruhan aktivitas dan suasana pikiran (mood), seperti peningktan kesadaran. Pada sebagian besar daerah ini, norepinefrin mungkin mengaktivasi reseptor eksitatorik, namun pada derah yang lain mengaktiviasi reseptor inhibitorik. Norepinefrin juga disekresi oleh sebagian besar neuron postganglion sistem saraf simpatik, yang merangsang beberapa organ tetapi menghambat organ lain. Dopamin disekresi oleh neuron-neuron yang berasal dari substansia nigra. Neuron-neuron ini terutama berakhir pada region striata ganglia basalis. Pengaruh dopamine biasanya bersifat inhibisi. Glisin terutama disekresi pada sinaps di dalam medulla spinalis. Glisin ini diyakini selalu bekerja sebagai transmitter inhibitorik. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 5

6 GABA (asam gamma aminobutirat) disekresi oleh ujung saraf yang terdapat dalam medulla spinalis, serebelum, ganglia basalis, dan banyak area korteks. Bahan ini dianggap menyebabkan inhibisi. Glutamat disekresi oleh terminal prasinaptik pada banyak jaras sensorik yang memasuki sistem saraf di sebagian besar daerah korteks serebri. Transmiter ini kemungkinan selalu menyebabkan eksitasi. Serotonin disekresi oleh nucleus yang berasal dari refe median batang otak dan berproyeksi ke berbagai daerah otak dan medulla spinalis, khususnya yang menuju radiks dorsalis medulla spinalis dan menuju hipotalamus. Serotonin bekerja sebagai penghmabat jaras rasa sakit dalam medulla spinalis, dan kejanya sebagai penghambat di daerah sistem saraf yang lebih tinggi diduga untuk membantu pengaturan suasana hati sesorang, bahkan mungkin juga menyebabkan tidur. Nitrat oksida terutama disekresi oleh ujung saraf di daerah otak yang bertanggung jawab terhadapt tingkah laku jangka panjang dan untuk memori. Nitrat oksida berbeda dari transmiter molekul kecil lainnya dalam hal pembentukan di terminal prasinaptik dan kerjanya di neuron pascasinaptik. Zat ini tidak dibentuk sebelumnya dan disimpan dalam vesikel di terminal prasinaptik seperti trasmiter yang lain. Sebaliknya, zat ini disintesis hampir seketika saat diperlukan berdifusi keluar dari terminal presinaptik dalam waktu beberapa detik dan tidak dilepaskan dalam paket-paket vesikel. Selanjutnya, zzat ini berdifusi ke dalam neuron pascasinaptik di dekatnya. Di neuron pascasinaptik, zat ini biasanya tidak terlalu memengaruhi membran potensial tetapi mengubah fungsi metabolik intrasel yang kemudian memengaruhi eksitabilitas neuron dalam beberapa detik, menit, atau mungkin lebih lama lagi. Memori Memori tersimpan di otak dalam bentuk perubahan sensitivitas dasar transmisi sinaps di antara neuron-neuron sebagai akibat aktivitas persarafan yang terjadi sebelumnya. Jaras yang baru atau yang terfasilitasi disebut jejak-jejak memori (memory traces). Jaras-jaras ini penting karena bila menetap/ada, akan diaktifkan secara elektif oleh pikiran untuk menghasilkan memori yang ada. Percobaan pada hewan tingkat rendah telah memperlihatkan bahwa jejak memori dapat timbul pada spinalis dapat mengubah setidaknya sedikit respons terhadap aktivasi medulla spinalis yang berturut-turut, dan perubahan reflex-refleks tersebut merupakan bagian dari proses memori. 1 Klasifikasi Memori dan Perbedaannya Memori adalah penyimpanan pengetahuan yang telah diperoleh agar dapat diambil selanjutnya. Belajar dan memori membentuk dasar dimana individu menyesuaikan perilaku mereka dengan keadaan eksternal khusus mereka. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 6

7 Perubahan saraf yang bertanggung jawab untuk retensi atau penyimpanan pengetahuan yang dikenal sebagai jejak memori. Secara umum, konsep, bukan informasi verbatim, disimpan. Penyimpanan informasi yang diperoleh dicapai dalam setidaknya dua tahap : memori jangka pendek dan memori jangka panjang. Memori jangka pendek berlangsung selama beberapa detik hingga beberapa jam, sedangkan memori jangka panjang dipertahankan untuk berhari-hari ke tahun-tahun. Proses mentransfer dan memperbaiki jejak memori jangka pendek ke penyimpanan memori jangka panjang dikenal sebagai konsolidasi. Memori kerja sementara memegang dan saling menghubungkan berbagai potongan informasi yang relevan dengan tugas mental yang pada saat terjadi. Melalui memori kerja Anda, Anda secara singkat memegang dan memproses data untuk baru kemudian diperoleh informasi penggunaan - baik langsung dan terkait, yang disimpan sebelumnya pengetahuan yang telah ada dalam memori kerja - sehingga Anda dapat mengevaluasi data yang masuk dalam konteks. Fungsi integratif ini sangat penting untuk kemampuan Anda untuk berpikir, merencanakan, dan membuat penilaian. Dengan membandingkan dan memanipulasi informasi baru dan lama dalam memori kerja Anda. Memori kerja memungkinkan orang untuk menghubungkan pikiran bersama-sama dalam urutan yang logis dan rencana untuk tindakan di masa depan. Meskipun bukti kuat masih kurang, temuan yang baru mengisyaratkan bahwa sekali memori didirikan secara aktif ingat, memori menjadi labil (tidak stabil atau dapat berubah) dan harus rekonsolidasi menjadi restabilisasi, keadaan tidak aktif. Menurut usulan kontroversial ini, informasi baru dapat dimasukkan ke dalam memori jejak lama selama rekonsolidasi. 2 Memori jangka pendek Memori jangka pendek diakibatkan dari aktivitas saraf yang berkelanjutan mengakibatkan sinyal-sinyal dari saraf bejalan-jalan di sekitar dan sekitar jejak memori sementara dalam sebuah fasilitasi presinaptik atau inhibisi. Ini mengakibatkan sinaps-sinaps yang terletak di ujung benang saraf segera sebelum fibril bersinaps dengan neuron berikutnya. Zat-zat neurotransmitter disekresi pada terminal-terminal secara tetap mengakibatkan fasilitasi atau inhibisi yang bertahan sampai beberapa detik hingga beberapa menit. Sirkuit tipe ini dapat menyebabkan memori jangka pendek. Proses Konsolidasi Memori Jika memori jangka pendek diubah menjadi memori jangka panjang, dan dapat dipanggil kembali beberapa minggu atau beberapa tahun kemudian, maka memori tersebut harus mengalami konsolidasi. Artinya, memori jangka pendek jika diaktifkan berulang-ulang akan menimbulkan perubahan kimia, fisik dan anatomis sianps-sinaps yang bertanggung jawab untuk memori tipe jangka panjang. Proses ini memerlukan waktu 5 sampai 10 menit untuk konsolidasi minimal dan satu jam atau lebih untuk konsolidasi maksimal. Sebagai contoh, bila ada kesan sensorik yang kuat ditanamkan pada otak, namun kemudian dalam waktu satu menit atau lebih diikuti oleh kejang otak akibat aliran listrik, pengalaman sensorik tersebut tidak dapat diingat Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 7

8 sama sekali. Demikian juga, pada gegar otak (brain concussion), pemberian anestesi umum dalam secara mendadak, atau efek-efek lain yang menghambat fungsi dinamik otak secara sementara, dapat menghambat proses konsolidasi. Penelitian menunjukkan bahwa latihan atau pengulangan informasi yang sama berkali-kali ke dalam pikiran, dapat mempercepat dan memperkuat tindgkat pengalihan memori jangka pendek menjadi memori jangka panjang, dengan demikian mempercepat dan meingkatkan konsolidasi. Otak mempunyai kecenderungan untuk mengulang informasi yang baru diterima, terutama informasi yang menyita perhatian pikiran. Oleh karena itu, sesudah melewati satu periode waktu, gambaran penting mengenai pengalaman sensorik menjadi terfiksasi secara progresif dalam gudang memori. Hal ini menjelaskan mengapa seseorang dapat mengingat dengan lebih baik sedikit informasi yang dipelajari secara mendalam daripada banyak informasi yang dipelajari secara superfisial. Keadaan ini juga menjelaskan mengapa orang yang dalam keadaan segar dapat mengonsolidasikan mmemorinya secara jauh lebih baik daripada dalam keadaan mental (mental fatigue). Memori jangka panjang Memori jangka panjang umumnya diyakini sebagai hasil perubahan structural pada saat ini, bukan hanya perubahan kimiawi, pada sinaps-sinaps, dan hal-hal tersebut memperkuat atau menekan penghantaran sinyal-sinyal. 1 Sementara proses encoding untuk memori eksplisit jangka pendek melibatkan hippocampus, memori jangka panjang disimpan di berbagai bagian neokorteks. Rupanya, berbagai bagian dari kenangan "visual, penciuman, pendengaran, dan lain-lain" yang terletak di daerah korteks berkaitan dengan fungsi-fungsi ini, dan potongan-potongan yang diikat bersama oleh perubahan jangka panjang dalam kekuatan transmisi pada sambungan sinaptik yang relevan sehingga semua komponen yang dibawa ke kesadaran ketika memori sudah ingat. Setelah memori jangka panjang telah ditetapkan, mereka dapat dipanggil atau diakses oleh sejumlah besar asosiasi yang berbeda. Sebagai contoh, memori adegan hidup dapat ditimbulkan tidak hanya oleh satu peristiwa yang sama, namun juga oleh suara atau bau yang terkait dengan kejadian dan dengan kata-kata seperti "adegan", "hidup" dan "pandangan". Dengan demikian, setiap memori disimpan harus memiliki beberapa rute atau kunci. Selain itu, banyak memori memiliki komponen emosional atau "warna", yaitu, dalam hal sederhana, memori dapat menyenangkan atau tidak menyenangkan. 5 Memori jangka panjang dapat bertahan berhari-hari sampai bertahun-tahun. Proses ini adalah pemindahan dan perbaikan jejak-jejak memori jangka pendek ke dalam penyimpanan memori jangka panjang yang juga disebut konsolidasi. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 8

9 Karakteristik Memori jangka pendek Memori jangka panjang Waktu penyimpanan Segera Sedikit lebih lambat; harus ditransfer dari memori jangka pendek menjadi memori jangka panjang; peningkatan latihan dan pengulangan informasi melalui memori jangka pendek. Durasi Bertahan beberapa detik hingga beberapa jam Kapasitas penyimpanan Terbatas Sangat besar Retrieval time Cepat diperoleh kembali (remembering) (Rapid retrieval) Ketidakmampuan untuk melupakan Mekanisme penyimpanan Dapat dilupakan secara permanen Melibatkan modifikasi sementara pada sinaps yang sudah ada, seperti perubahan jumlah neurotransmiter yang dilepaskan Tabel 1. Perbedaan memori jangka pendek dan memori jangka panjang. 2 Perbedaan dari memori jangka pendek dan memori jangka panjang Bertahan berhari-hari sampai bertahun-tahun Lebih lambat, kecuali memori yang benar-benar melekat Biasanya hanya tidak bisa diakses sebagian;relatif stabil Melibatkan perubahan fungsional dan struktural yang relatif permanen pada neuron seperti pembentukan sinaps baru dan sintesis protein baru yang berkaitan. Informasi yang baru diperoleh disimpan dalam memori jangka pendek, dimana memori ini memiliki kapasitas penyimpanan. Informasi dalam memori jangka pendek memiliki satu atau dua nasib. Baik itu akan segera dilupakan, atau dipindahkan kedalam memori dalam jangka waktu yang cukup permanen melalui latihan-latihan. Kapasitas penyimpanan dari memori jangka panjang jauh lebih besardibandingkan kapasitas dari memori jangka pendek. Aspek informasi yang berbeda-beda adari jejak-jejak memori jangka panjang diolah, kemudian di simpan dengan memori lainnya dengan tipe yang sama; contohnya, memori pengelihatan disimpan trpisah dari memori auditorik. Pengorganisasian ini memfasiliasi di masa depan untuk mencari tempat memori informasi yang diinginkan untuk dipanggil kembali. Pengetahuan yang telah disimpan tidak berguna hingga itu dapat dipanggil kembali dan digunakan untuk mempengaruhi tindakan sekarang atau dimasa depan. Karena memori jangka panjang memiliki penyimpanan lebih besar, lebih sering membutuhkan waktu yang lebih lama Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 9

10 untuk memanggil kembali informasi dari memori jangka panjang daripada yang berasal dari memori jangka pendek. Remembering merupakan proses pemanggilan kembali informasi spesifik dari tempat penyimpanan memori; forgetting adalah ketidakmampuan untuk memanggil kembali informasi yang telah disimpan. Informasi hilang dari memori jangka pendek dilupakan permanen, tetapi informasi di penyimpanan jangka panjang sering hanya dilupakan untuk sementara. Beberapa bentuk-bentuk memori jangka panjang termasuk informasi atau keterampilanketerampilan yang digunakan dalam sehari-hari sangat dan perlu untuk diingat sangat cepat dapat diakses. Walaupun memori jangka panjang relative lebih stabil, informasi yang disimpan dapat pelan-pelan menghilang atau berubah seiring waktu kecuali tersimpan dari latihan selama bertahun-tahun. 2 Kenangan sering diklasifikasikan sesuai dengan jenis informasi yang disimpan.salah satu klasifikasi ini membagi memori ke memori deklaratif dan keterampilan memori, sebagai berikut : Memori deklaratif pada dasarnya berarti memori dari berbagai rincian dari suatu pemikiran yang terintegrasi, seperti memori dari pengalaman penting yang meliputi (1) memori dari lingkungan, (2) memori hubungan waktu, (3) memori penyebab dari pengalaman, (4) memori makna dari pengalaman, dan (5) memori pemotongan seseorang yang tersisa di pikiran seseorang. Memori keterampilan sering dikaitkan dengan aktivitas motorik tubuh seseorang, seperti semua keterampilan yang dikembangkan untuk memukul bola tenis, termasuk kenangan otomatis untuk (1) melihat bola, (2) menghitung hubungan dan kecepatan bola ke raket, dan (3) menyimpulkan cepat gerakan tubuh, lengan, dan raket yang diperlukan untuk memukul bola seperti yang diinginkan-semua ini diaktifkan langsung didasarkan pada pembelajaran sebelumnya dari permainan tenis-kemudian pindah ke stroke berikutnya permainan sementara melupakan rincian stroke sebelumnya. 1 Proses Penyimpanan Memori Mekanisme penyimpanan memori jangka pendek Penyimpanan memori jangka pendek berkaitan dengan habituasi dan sensitisasi. Habituasi merupakan pengurangan respon terhadap adanya stimulus yang sama secara berulang, terutama jika tidak ada pengaruh seperti hukuman atau hadiah. Sedangkan sensitisasi merupakan peningkatan respon terhadap stimulus yang ringan menyertai stimulus yang kuat atau berbahaya. Kedua bentuk pembelajaran ini mempengaruhi tempat yang sama dengan cara yang berbeda. Habituasi menekan aktivitas sinaps pada bagian aferen dan eferen sedangkan sensitisasi meningkatkannya. Habituasi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 10

11 Saat sebuah potensial aksi tiba pada terminal akon presinaps, kanal Ca2+ terbuka sehingga Ca masuk ke dalam sel untuk memicu eksositosis neurotransmiter. Pada habituasi, pembukaan kanal Ca ini tidak terjadi atau berkurang. Habituasi merupakan bentuk proses belajar yang paling umum dan merupakan proses belajar pertama pada bayi. Dengan belajar untuk tidak mengindahkan stimulus tertentu, stimulus-stimulus lain yang lebih penting akan lebih diperhatikan. Sensitisasi Berkebalikan dengan habituasi, pada sensitisasi pembukaan kanal kalsium justru meningkat. Oleh karena itu, terjadi peningkatan pelepasan neurotransmiter sehingga potensial postsinaps juga menjadi lebih besar. Neurotransmiter serotonin dilepaskan dari interneuron yang bersinaps pada terminal presinaps sehingga terjadi peningkatan pelepasan neurotransmiter presinaps sebagai respon atas potensial aksi. Hal tersebut juga memicu aktivasi jalur second messenger camp di dalam terminal presinaps yang akan menyebabkan pengeblokan kanal K+. Hal tersebut akan memperpanjang potensial aksi pada terminal presinaps mengingat fungsi kanal K+ pada repolarisasi terhambat. 2 Gambar 2. Habituasi dan Sentisasi pada Aplysia. 2 Perubahan struktur yang terjadi dalam sinaps ketika pembentukan memori jangka panjang. Gambar dari mikroskopik elektron yang diambil dari hewan invertebrata menggambarkan beberapa perubahan struktural dalam banyak sinaps saat pembentukan jejak-jejak memori jangka panjang. Perubahan-perubahan struktural tidak terjadi jika sebuah obat diberikan menghalangi stimulasi DNA dari replikasi protein dalam neuron presinaptik; dan juga jejak memori permanen terbentuk. Maka, terlihat bahwa pembentukan dari memori jangka panjang sebenarnya Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 11

12 bergantung pada pembentukan kembali secara fisik sinaps-sinaps tersebut yang merubah sensitivitasnya untuk transmisi sinyal-sinyal saraf. Hal-hal yang penting dalam perubahan stuktur fisik yang terjadi adalah : 1. Peningkatan tempat-tempat pelepasan vesikel untuk sekresi substansi transmitter 2. Peningkatan jumlah transmitter vesikel yang dilepaskan. 3. Peningkatan jumlah terminal-terminal presinaptik. 4. Peubahan struktur ujung-ujung dendrit yang memungkinkan transmisi dari sinyal-sinyal lebih kuat. 1 Mekanisme potensiasi memori jangka panjang Dengan potensiasi memori jangka panjang, terjadi modifikasi sebagai akibat peningkatan penggunaan pada sinaps yang akan meningkatan kemampuan neuron presinaps untuk mengeksitasi neuron postsinaps pada masa depan. Dengan begitu, semakin sering digunakan koneksinya akan semakin kuat. Penguatan ini berkaitan dengan pembentukan lebih banyak EPSPs (excitatory postsinaptic potential) pada neuron postsinaps sebagai respon sinyal kimia dari input excitatory presinaps tertentu. Peningkatan respon eksitatori akan ditranslasikan menjadi lebih banyak potenial aksi yang dikirimkan sepanjang sel postsinaps tersebut ke neuron yang lain. LTP (long term potentiation) ini memerlukan beberapa hari bahkan minggu untuk mengkonsolidasikan memori jangka pendek menjadi jangka panjang. LTP khususnya terjadi pada hipokampus. Mekanisme yang mendasari LTP ini sebenarnya masih menjadi bahan riset lebih lanjut dan perdebatan. Ada beberapa bentuk LTP, ada yang berasal dari perubahan hanya pada neuron postsinaps maupun pada komponen presinaps atau keduanya. LTP dimulai saat neuron presinaps melepaskan neurotransmiter eksitatori glutamat sebagai respon atas potensial aksi. Glutamat mengikat dua jenis reseptor pada neuron postsinaps, yaitu reseptor AMPA dan NMDA. Reseptor AMPA merupakan kanal reseptor yang dimediasi oleh kimia yang membuka pada pengikatan glutamat dan menyebabkan masuknya ion Na+. Selanjutnya terjadi pembentukan EPSP pada neuron postsinaps. Reseptor NMDA merupakan kanal-reseptor yang menyebabkan Ca2+ dapat masuk saat kanal ini terbuka. Kanal ini tergantung pada pengaruh kimia dan listrik (voltasi). Selain itu, juga bisa tertutup oleh ion magnesium yang secara fisik mengeblok pembukaan kanal pada potensial istirahat. Pelepasan glutamat pada presinaps dan depolarasasi postsinaps oleh input lain diperlukan untuk membuka kanal NMDA. Gerbang ini membuka pada pengikatan glutamat, namun tidak menyebabkan masuknya Ca2+. Hal itu disebabkan oleh tersumbatnya kanal oleh Mg2+. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 12

13 Depolarisasi tambahan neuron postsinaps yang dihasilkan oleh EPSP akibat pengikatan glutamat pada reseptor AMPA dibutuhkan untuk mendepolarisasi neuron postsinaps guna memaksa Mg2+ keluar dari channel. Oleh karena itu, meskipun glutamat berikatan dengan reseptor NMDA, kanal tersebut tidak akan membuka sampai sel postsinaps terdepolarisasi sebagai akibat aktivitas eksitatori yang lainnya. Neuron postsinaps dapat terdepolarisasi melalui dua cara yaitu, pengulangan input dari neuron presinaps eksitatori tunggal menghasilkan sumasi temporal EPSPs dari sumbernya. Juga, dengan input eksitatori tambahan dari neuron presinaps lain pada saat yang sama. Masuknya kalsium setelah ekspulsi Mg2+ bermanfaat untuk mengaktifkan jalur second messenger Ca2+ pada neuron postsinaps. Jalur second messenger tersebut memicu insersi secara fisik reseptor AMPA tambahan pada membran postsinaps. Peningkatan reseptor AMPA ini mengakibatkan sel postsinaps memperlihatkan respon EPSP yang lebih besar oleh pengaruh pelepasan glutamat dari neuron presinaps. Peningkatan sensitifitas neuron postsinaps terhadap sel presinaps dapat membantu penjagaan LTP. Selain itu, pada beberapa sinaps, aktivasi second messenger Ca2+ pada neuron postsinaps menyebabkan sel tersebut melepaskan parakrin retrograde. Parakrin tersebut akan berdifusi ke neuron presinaps untuk meningkatkan pelepasan glutamat dari neuron presinaps. Mekanisme ini berperan untuk menjaga LTP. Dipercaya bahwa parakrin retrograde tersebut adalah nitrit oxide. Modifikasi yang terjadi selama LTP tetap dijaga sampai waktu yang lama sesudah aktivitas yang menyebabkan aktivitas ini berhenti. Dengan begitu, informasi dapat ditransmisikan secara lebih efektif saat diaktivasi di masa depan. Jalur antara input presinaps inaktif yang lain dam sel postsinaps yang sama tidak terpengaruh. LTP berkembang sebagai respon aktivitas sering yang melintasi sinaps sebagai hasil input yang repetitif dan letupan yang intens atau respon terhadap hubungan antara letupan satu input dengan input yang lain pada waktu bersamaan. Etanol pada alkohol dapat mengeblok reseptor NMDA dan memfasilitasi fungsi GABA. Blokade terhadap NMDA menyebabkan orang yang mabuk berat akan mengalami kesulitan untuk mengingat apa yang terjadi pada saat itu. Dengan meningkatkan kerja GABA, yang merupakan neurotransmiter inhibitori mayor, etanol secara umum mensupresi aktivitas CNS. Long-Term Potentiation Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 13

14 Gambar 3. Pathways untuk potensiasi jangka panjang. 2 Mekanisme memori jangka panjang Jika pada memori jangka pendek terjadi perubahan sementara berupa penguatan sinaps, pada memori jangka panjang terjadi aktivasi gen spesifik yang mengontrol sintesis protein yang dibutuhkan untuk perubahan struktural dan fungsional jangka panjang. Pada hewan coba, didapatkan data bahwa hewan yang mendapatkan lebih banyak interaksi dengan lingkungan menunjukan percabangan dan elongasi yang lebih banyak pada dendrit di sel saraf pada bagian otak yang terlibat dengan penyimpanan memori. Memori jangka panjang kemungkinan disimpan setidaknya dengan pola tertentu dari percabangan dendrit dan kontak sinaps. Sebenarnya, konversi memori jangka pendek menjadi jangka panjang masih belum jelas. Namun, dipercaya bahwa camp akan menginisiasi jalur intraseluler yang akan mengubah gen yang akan menghasilkan asam amino baru. Immediate early genes (IEGs) yang juga berperan pada konsolidasi memori. Gen tersebut akan memicu sintesis protein yang mengkode memori jangka Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 14

15 panjang. Selain itu, terdapat juga modifikasi jangka panjang pada pelepasan neurotransmiter oleh kejadian biokimia yang tetap dipertahankan yang awalnya diinisiasi oleh proses memori jangka pendek. Bagian otak yang mengalami perubahan pada proses belajar dan pembentukan memori tidak hanya substansi abu-abu saja melainkan juga substansi putih otak seperti semakin banyaknya mielin pada sekeliling akson khususnya pada orang dewasa. Neuron menghasilkan neurugulin yang mengatur hal tersebut. Semakin banyak mielin, kecepatan konduksi sinyal semakin cepat. Selain itu, beberapa hormon dan neuropeptida juga dapat mempengaruhi proses belajar dan memori. 2 Faktor Kinerja Memori Ada berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi daya ingat diantaranya: 1) Usia Banyak yang menyebutkan usia sangat berpengaruh terhadap kemampuan seseorang untuk mengingat. Seseorang yang lebih tua cenderung memiliki kemampuan mengingat yang kurang dibandingkan orang yang lebih muda. Semakin bertambahnya usia maka selsel otak akan semakin kelelahan dalam menjalankan fungsinya yang menyebabkan tidak bisa bekerja secara optimal seperti saat masih muda. Semakin bertambahnya umur maka semakin tinggi pula resiko kejadian demensia. 2) Jenis kelamin Jenis kelamin dianggap mempengaruhi memori seseorang meskipun belum ada kepastian antara laki-laki dan perempuan. Perempuan memiliki kemampuan mengkorelasikan suatu informasi lebih baik dari pada laki-laki, namun ketepatan dalam memanggil kembali jawaban itu masih kurang baik dibandingkan laki-laki. 3) Konsumsi nikotin dan merokokbahwa mereka yang merokok lebih dari dua bungkus perhari pada usia setengah baya memiliki resiko 100% lebih tinggi terkena demensia dibandingkan yang tidak merokok. Merupakan faktor risiko dari penyakit stroke dan mendorong penyakit untuk merusak saraf, sehingga secara tidak langsung merokok merupakan faktor resiko untuk terkena demensia. 4) Aktivitas fisik dan olahraga Seseorang yang banyak beraktivitas fisik termasuk berolahraga cenderung memiliki memori jangka pendek yang lebih tinggi daripada yang jarang. Misalnya kegiatan yang harus melibatkan fungsi kognitif seperti bermain tenis, bersepeda, berjalan kaki atau mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Sedangkan kegiatan yang menggunakan fungsi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 15

16 Kesimpulan kognitif atau melatih kecerdasan seperti membaca buku atau koran, menulis dan mengisi teka- teki silang, permain kartu, dan partisi dalam kelompok. 5) Tekanan darah Adanya kekurangan dalam pasokan darah ke otak yang menyebabkan perubahan struktural otak dan fungsi simpatisnya. Peningkatan tekanan darah akan menyebabkan myelinisasi pada dinding vaskuler. Myelinisasi ini dapat menyebabkan hipertensi dan jika kejadian ini berulang maka akan menyebabkan hipoperfusi dan iskemia di area otak. Demyelinisasi berlanjut menyebabkan diskoneksi subkortikal-kortikal yang menyebabkan penurunan kognitif dan demensia. Dapat disimpulkan bahwa semakin rendah tekanan darah maka semakin sedikit resiko terkena demensia atau penurunan kognitif. 6) Gangguan neurologis Gangguan memori dapat diakibatkan oleh adanya gangguan neurologis seperti tumor otak, stroke, maupun karena trauma. Hal tersebut akan mengakibatkan terganggunya kinerja struktur otak dan salah satunya adalah fungsi kognitif dalam mengingat. Fungsi memori juga dapat terganggu pada pasien dengan penyakit mental organik. 6 Keadaan lupa pada seseorang adalah ketika daya mengingat seseorang lemah atau tidak dapat mengakses informasi yang telah disimpan, hal ini dapat terjadi antara lain karena ingatan disimpan dalam penyimpanan memori jangka pendek, tidak ada latihan yang dilakukan, gangguan neurologis, juga usia dan jenis kelamin. Daftar Pustaka 1. Hall JE, Guyton AC. Guyton dan hall buku ajar fisiologi kedokteran ed 12 th. Singapore:Elsevier;2014.h Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem ed 2 nd. Thompson;2002.h Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama;2009.h Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran ed 6 th. Jakarta:EGC;2006.h Ganong. Ganong s review of medical physiology ed 23 rd. United States:McGraw-Hill companies;2010.h diakses pada 20 April :20PM Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 16

Anesty Claresta

Anesty Claresta Anesty Claresta 102011223 Skenario Seorang perempuan berusia 55 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan berdebar sejak seminggu yang lalu. Keluhan berdebar ini terjadi ketika ia mengingat suaminya yang

Lebih terperinci

BAB II PENJALARAN IMPULS SARAF. Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain

BAB II PENJALARAN IMPULS SARAF. Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain BAB II PENJALARAN IMPULS SARAF 2.1 Ganglia basalis dan subthalamik nukleus Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain dalam menghasilkan gerakan motorik terutama

Lebih terperinci

Bio Psikologi. Firman Alamsyah, MA

Bio Psikologi. Firman Alamsyah, MA Bio Psikologi Modul ke: Konduksi Neural / Sinapsis: 1. Konsep sinapsis 2. Peristiwa kimiawi pada sinapsis 3. Obat-obatan dan sinapsis Fakultas Psikologi Firman Alamsyah, MA Program Studi Psikologi Konsep

Lebih terperinci

Reflex adalah rangkaian gerakan yang dilakukan secara cepat, involunter dan tidak direncanakan sebagai respon terhadap suatu stimulus

Reflex adalah rangkaian gerakan yang dilakukan secara cepat, involunter dan tidak direncanakan sebagai respon terhadap suatu stimulus Reflex adalah rangkaian gerakan yang dilakukan secara cepat, involunter dan tidak direncanakan sebagai respon terhadap suatu stimulus Merupakan fungsi integratif Lengkung reflex (reflex arc) adalah jalur

Lebih terperinci

DASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF

DASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF DASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF Sistem syaraf bertanggung jawab dalam mempertahankan homeostasis tubuh (kesetimbangan tubuh, lingkungan internal tubuh stabil) Fungsi utamanya adalah untuk:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari kegiatan belajar, mengingat dan mengenal sesuatu. Belajar merupakan proses mendapatkan informasi yang memungkinkan

Lebih terperinci

Gambaran Umum Sistem Saraf Sistem saraf mempunyai tiga fungsi yang saling tumpang-tindih, yaitu input sensoris, integrasi, dan output

Gambaran Umum Sistem Saraf Sistem saraf mempunyai tiga fungsi yang saling tumpang-tindih, yaitu input sensoris, integrasi, dan output SISTEM SARAF Gambar SEM kesepadanan antara sebuah sel saraf (neuron) dan mikroprossesor (chip) - 1 cm kubik otak > 50 juta sel saraf - sistem saraf dan sistem endokrin bekerjasama dan berinteraksi dalam

Lebih terperinci

FISIOLOGI VETERINER FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN 2018

FISIOLOGI VETERINER FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN 2018 FISIOLOGI VETERINER FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN 2018 Sistem Saraf merupakan serangkaian mekanisme kerja yang kompleks dan berkesinambungan, yang bertugas menghantarkan impuls listrik yang terbentuk akibat

Lebih terperinci

Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf

Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Pendahuluan Dasarnya : neurofarmakologi studi ttg obat yang berpengaruh terhadap jaringan saraf Ruang lingkup obat-obat SSP: analgetik, sedatif, antikonvulsan, antidepresan,

Lebih terperinci

Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf

Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Pendahuluan Dasarnya : neurofarmakologi studi ttg obat yang berpengaruh terhadap jaringan saraf Ruang lingkup obat-obat SSP: analgetik, sedatif, antikonvulsan, antidepresan,

Lebih terperinci

Sel fungsional yang bekerja pada sistem saraf

Sel fungsional yang bekerja pada sistem saraf FISIOLOGI VETERINER Sistem Saraf merupakan serangkaian mekanisme kerja yang kompleks dan berkesinambungan, yang bertugas menghantarkan impuls listrik yang terbentuk akibat adanya suatu stimulus (rangsang).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Waktu reaksi adalah waktu yang diperlukan seseorang untuk menjawab sesuatu rangsangan secara sadar dan terkendali, dihitung mulai saat rangsangan diberikan sampai dengan

Lebih terperinci

1.1PENGERTIAN NYERI 1.2 MEKANISME NYERI

1.1PENGERTIAN NYERI 1.2 MEKANISME NYERI 1.1PENGERTIAN NYERI Nyeri merupakan sensasi yang terlokalisasi berupa ketidaknyamanan, kesedihan dan penderitaan yang dihasilkan oleh stimulasi pada akhiran saraf tertentu. Nyeri terjadi sebagai mekanisme

Lebih terperinci

NEURON & HORMON. Unita Werdi Rahajeng Psikologi-FISIP UB

NEURON & HORMON. Unita Werdi Rahajeng Psikologi-FISIP UB NEURON & HORMON Unita Werdi Rahajeng Psikologi-FISIP UB unita@ub.ac.id www.unita.lecture.ub.ac.id SISTEM SARAF Sistem saraf tersusun oleh 2 tipe sel : 1. Neuron 2. Glia NEURON Neuron adalah sel khusus

Lebih terperinci

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf BAB II Struktur dan Fungsi Syaraf A. SISTEM SARAF Unit terkecil dari system saraf adalah neuron. Neuron terdiri dari dendrit dan badan sel sebagai penerima pesan, dilanjutkan oleh bagian yang berbentuk

Lebih terperinci

Sistem Saraf pada Manusia

Sistem Saraf pada Manusia Sistem Saraf pada Manusia Apa yang dimaksud dengn sistem saraf? Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh

Lebih terperinci

PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON)

PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON) Bio Psikologi Modul ke: PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON) 1. Penemuan Transmisi Kimiawi pada Sinapsis 2. Urutan Peristiwa Kimiawi pada Sinaps 3. Hormon Fakultas Psikologi Firman Alamsyah, MA Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri adalah mekanisme protektif untuk menimbulkan kesadaran terhadap kenyataan bahwa sedang atau akan terjadi kerusakan jaringan (Sherwood, 2014). Selain itu, nyeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses belajar memerlukan proses memori (daya ingat), yang terdiri dari tiga tahap ; yaitu mendapatkan informasi (learning), menyimpannya (retention), dan mengingat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memori disimpan di otak dengan mengubah sensitivitas dasar transmisi hipnotis antar neuron sebagai akibat dari aktivitas neuron sebelumnya. Jaras terbaru atau yang

Lebih terperinci

Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal

Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal Perbandingan antara Sistem syaraf Somatik dan Otonom Sistem

Lebih terperinci

NEUROTRANSMITTER. Kurnia Eka Wijayanti

NEUROTRANSMITTER. Kurnia Eka Wijayanti NEUROTRANSMITTER Kurnia Eka Wijayanti Neurotransmitter Merupakan senyawa pengantar impuls dari sebuah saraf ke target organ Dilepaskan dari ujung axon dan masuk ke celah sinaps Jenis neurotransmitter Klas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah cara pandang dan emosi seseorang yang lebih mengarah kepada hal-hal yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah cara pandang dan emosi seseorang yang lebih mengarah kepada hal-hal yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Berpikir Positif 1. Definisi Berpikir Positif Menurut Elfiky, 2008 (dalam Dwitantyanov dan Sawitri, 2010) berpikir positif adalah cara pandang dan emosi seseorang yang lebih

Lebih terperinci

Sistem Saraf Otonom dan Fungsi Luhur

Sistem Saraf Otonom dan Fungsi Luhur Sistem Saraf Otonom dan Fungsi Luhur Struktur Sistem Saraf Otonom Mengatur perilaku otomatis dari tubuh. Terbagi menjadi dua subsistem: Sistem saraf simpatetik. Sistem saraf parasimpatetik Sistem saraf

Lebih terperinci

Komunikasi di Sepanjang dan Antar Neuron. Gamaliel Septian Airlanda

Komunikasi di Sepanjang dan Antar Neuron. Gamaliel Septian Airlanda Komunikasi di Sepanjang dan Antar Neuron Gamaliel Septian Airlanda Prinsip Dasar Jalannya Rangsang a) Resting Membrane Potensial b) Potensial Membrane c) Potensial aksi d) Sifat elektrik pasif membrane

Lebih terperinci

Neuromuskulator. Laboratorium Fisiologi Veteriner PKH UB 2015

Neuromuskulator. Laboratorium Fisiologi Veteriner PKH UB 2015 Neuromuskulator Laboratorium Fisiologi Veteriner PKH UB 2015 STRUKTUR SARAF 3/12/2015 2 SIFAT DASAR SARAF 1. Iritabilitas/eksisitaas : kemampuan memberikan respon bila mendapat rangsangan. Umumnya berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam kehidupan sehari-harinya tidak terlepas dari proses belajar, mengingat dan mengenal sesuatu. Semua proses tersebut akan berjalan dengan baik apabila melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dunia perkuliahan seringkali mahasiswa-mahasiswi mengalami stres saat mengerjakan banyak tugas dan memenuhi berbagai tuntutan. Terbukti dengan prevalensi

Lebih terperinci

SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI

SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI SISTEM SARAF SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI 1. SEL SARAF SENSORIK. 2. SEL SARAF MOTORIK. 3. SEL SARAF INTERMEDIET/ASOSIASI. Sel Saraf Sensorik Menghantarkan impuls (pesan) dari reseptor ke sistem

Lebih terperinci

biologi SET 17 SISTEM SARAF DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. PEMBAGIAN SUSUNAN SARAF

biologi SET 17 SISTEM SARAF DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. PEMBAGIAN SUSUNAN SARAF 17 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi SET 17 SISTEM SARAF Segala aktivitas tubuh manusia dikoordinasi oleh sistem saraf dan sistem hormon (endokrin). Sistem saraf bekerja atas

Lebih terperinci

SISTEM SARAF. Sel Saraf

SISTEM SARAF. Sel Saraf SISTEM SARAF Sel Saraf Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistemn ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam kegiatannya, saraf mempunyai

Lebih terperinci

Modul ke: Anatomi Sistem Saraf. Fakultas PSIKOLOGI. Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI

Modul ke: Anatomi Sistem Saraf. Fakultas PSIKOLOGI. Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI Modul ke: Anatomi Sistem Saraf Fakultas PSIKOLOGI Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI http://www.mercubuana.ac.id Susunan Umum Sistem Saraf Sistem saraf terdiri atas 2 bagian yaitu central

Lebih terperinci

TUGAS 3 SISTEM PORTAL

TUGAS 3 SISTEM PORTAL TUGAS 3 SISTEM PORTAL Fasilitator : Drg. Agnes Frethernety, M.Biomed Nama : Ni Made Yogaswari NIM : FAA 113 032 Kelompok : III Modul Ginjal dan Cairan Tubuh Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya

Lebih terperinci

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK Kuntarti, SKp tanggal upload : 23 April 2009 FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari fungsi biologis tubuh yang bekerja dalam rentang normal Tubuh individu

Lebih terperinci

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK Kuntarti, SKp FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari fungsi biologis tubuh yang bekerja dalam rentang normal Tubuh individu pengorganisasian biologis sel yang

Lebih terperinci

TUGAS FARMAKOLOGI OBAT OBAT OTONOM DAN SUSUNAN SARAF PUSAT

TUGAS FARMAKOLOGI OBAT OBAT OTONOM DAN SUSUNAN SARAF PUSAT TUGAS FARMAKOLOGI OBAT OBAT OTONOM DAN SUSUNAN SARAF PUSAT DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1 1.AAM CITRIDA PRAMITA 2.ARI KUNCORO 3.AGNES THERESIA 4.AULIA DWI NATALIA 5.DELLA ROSALIA 6.. 7.. 8... 9... 10. DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BESAR/ CEREBRUM KECIL / CEREBELLUM OTAK DIENCEPHALON, MESENCEPHALON, PONS, MEDDULLA OBLONGATA BATANG OTAK SSP STB/ MEDULLA SPINALIS LCS

BESAR/ CEREBRUM KECIL / CEREBELLUM OTAK DIENCEPHALON, MESENCEPHALON, PONS, MEDDULLA OBLONGATA BATANG OTAK SSP STB/ MEDULLA SPINALIS LCS BESAR/ CEREBRUM OTAK KECIL / CEREBELLUM SSP BATANG OTAK DIENCEPHALON, MESENCEPHALON, PONS, MEDDULLA OBLONGATA STB/ MEDULLA SPINALIS LCS NERVI CRANIALIS = 12 PASANG SST SOMATIS NERVI SPINALIS = 31 PASANG

Lebih terperinci

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK Kuntarti, SKp, M.Biomed PDF Created with deskpdf PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari fungsi biologis tubuh

Lebih terperinci

Fisiologi Penglihatan: Fototransduksi dan Penyampaian Sinyal Visual

Fisiologi Penglihatan: Fototransduksi dan Penyampaian Sinyal Visual Komang Shary K., NPM 1206238633 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia LTM Pemicu 1 Modul Penginderaan Fisiologi Penglihatan: Fototransduksi dan Penyampaian Sinyal Visual Pendahuluan Fungsi utama mata

Lebih terperinci

ANATOMI SISTEM SARAF DAN PERANANNYA DALAM REGULASI KONTRAKSI OTOT RANGKA

ANATOMI SISTEM SARAF DAN PERANANNYA DALAM REGULASI KONTRAKSI OTOT RANGKA ANATOMI SISTEM SARAF DAN PERANANNYA DALAM REGULASI KONTRAKSI OTOT RANGKA Dr. LITA FERIYAWATI NIP. 132295736 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENDAHULUAN Sistim saraf manusia adalah suatu

Lebih terperinci

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar.

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar. Pengertian Sistem saraf adalah sistem yang mengatur dan mengendalikan semua kegiatan aktivitas tubuh kita seperti berjalan, menggerakkan tangan, mengunyah makanan dan lainnya. Sistem Saraf tersusun dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesadaran dapat diartikan sebagai kesiagaan yang terus-menerus terhadap lingkungan atau rentetan pikiran kita. Kewaspadaan dan ketelitian merupakan hal yang penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lebih dari satu miliar orang di dunia menderita disabilitas. Disabilitas atau kecacatan dapat terjadi akibat kondisi kesehatan, kondisi lingkungan, dan faktor lain

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Definisi Traktus Spinotalamikus Anterior Traktus Spinotalamikus Lateral Daftar Pustaka

DAFTAR ISI. Definisi Traktus Spinotalamikus Anterior Traktus Spinotalamikus Lateral Daftar Pustaka DAFTAR ISI Definisi 2 Traktus Spinotalamikus Anterior 2 Traktus Spinotalamikus Lateral 4 Daftar Pustaka 8 1 A. Definisi Traktus Spinotalamikus adalah traktus yang menghubungkan antara reseptor tekanan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidur merupakan kebutuhan dasar yang diperlukan setiap orang untuk mengembalikan stamina tubuh dalam kondisi yang optimal. Tidur dapat diartikan sebagai suatu keadaan

Lebih terperinci

Tinjauan Umum Jaringan Otot. Tipe Otot

Tinjauan Umum Jaringan Otot. Tipe Otot Tinjauan Umum Jaringan Otot Tipe Otot Otot rangka menempel pada kerangka, lurik, dapat dikontrol secara sadar Otot jantung menyusun jantung, lurik, dikontrol secara tidak sadar Otot polos, berada terutama

Lebih terperinci

FISIOLOGI SISTEM SARAF PADA KATAK

FISIOLOGI SISTEM SARAF PADA KATAK FISIOLOGI SISTEM SARAF PADA KATAK Lela Juwita Sari (3415080205), Riski Sulistyani (3415080207), Eka Puspita Sari (3415080209) dan Lia Indrianita (3415083256) 1 ABSTRAK Sistem saraf adalah suatu sistem

Lebih terperinci

A. Bagian-Bagian Otak

A. Bagian-Bagian Otak A. Bagian-Bagian Otak 1. Cerebrum (Otak Besar) Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut dengan nama Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum merupakan bagian otak

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.1

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.1 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.1 1. Perhatikan gambar berikut! Sel yang ditunjukkan gambar diatas adalah... neuron nefron neurit nucleus Kunci Jawaban : A

Lebih terperinci

SISTEM SARAF OTONOM KELAS IIID FORMU14SI 014

SISTEM SARAF OTONOM KELAS IIID FORMU14SI 014 SISTEM SARAF OTONOM KELAS IIID FORMU14SI 014 PENGERTIAN SISTEM SARAF Merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh Merupan

Lebih terperinci

BIOLISTRIK PADA SISTEM SARAF A. Hasil

BIOLISTRIK PADA SISTEM SARAF A. Hasil BIOLISTRIK PADA SISTEM SARAF A. Hasil normal alkohol Saraf 3.50 menit 2.30 menit Otot 3.40 menit 1.20 menit B. Pembahasan Pada praktikum kali ini, praktikan mengamati kontraksi otot gastrocnemius pada

Lebih terperinci

ANATOMI OTAK. BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahajeng, M.Psi

ANATOMI OTAK. BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahajeng, M.Psi ANATOMI OTAK BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahajeng, M.Psi www.unita.lecture.ub.ac.id Bagian Otak 1. Otak Bagian Belakang (hindbrain) 2. Otak Bagian Tengah (midbrain) 3. Otak Bagian Depan (forebrain) Hindbrain

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF)

BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF) BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF) Standar Kompetensi : Sistem koordinasi meliputi sistem saraf, alat indera dan endokrin mengendalikan aktivitas berbagai bagian tubuh. Sistem saraf yang meliputi saraf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otak membentuk pemikiran manusia, memahami peristiwa, dan menyimpan kenangan dalam memori. Memori memungkinkan setiap individu belajar dari pengalaman terdahulu dan

Lebih terperinci

FUNGSI LUHUR. Mata Kuliah: ANATOMI OTAK; Pertemuan ke 9&10; Jurusan PLB

FUNGSI LUHUR. Mata Kuliah: ANATOMI OTAK; Pertemuan ke 9&10; Jurusan PLB FUNGSI LUHUR Oleh : dr. Euis Heryati Mata Kuliah: ANATOMI OTAK; Pertemuan ke 9&10; Jurusan PLB FUNGSI LUHUR FUNGSI YANG MEMUNGKINKAN MANUSIA DAPAT MEMENUHI KEBUTUHAN JASMANI DAN ROHANI SESUAI DENGAN NILAI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling luhur memiliki daya ingat (memori) untuk menunjang kehidupannya. Memori membantu manusia dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Sistem Saraf Pusat Sebagai Pengendali Gerak Refleks yang disusun oleh: Nama :

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Sistem Saraf Pusat Sebagai Pengendali Gerak Refleks yang disusun oleh: Nama : LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (SISTEM SARAF PUSAT SEBAGAI PENGENDALI GERAK REFLEKS) Disusun oleh: NAMA : LASINRANG ADITIA NIM : 60300112034 KELAS : BIOLOGI A KELOMPOK : IV (Empat) LABORATORIUM

Lebih terperinci

SISTEM SARAF & INDRA PADA MANUSIA

SISTEM SARAF & INDRA PADA MANUSIA SISTEM SARAF & INDRA PADA MANUSIA Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013 Sistem Saraf Manusia ; neuron Sistem saraf PENGATUR fungsi tubuh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Aktivitas Fisik a. Definisi Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik

Lebih terperinci

Sering Lupa. Alitha Rachma Oktavia. Kelompok B-5. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana. Pendahuluan

Sering Lupa. Alitha Rachma Oktavia. Kelompok B-5. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana. Pendahuluan Sering Lupa Alitha Rachma Oktavia 102010278 Kelompok B-5 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 2012 Pendahuluan Sistem saraf adalah salah satu dari dua sistem kontrol pada tubuh, yang lain

Lebih terperinci

KANAL ION SEBAGAI TARGET AKSI OBAT YENI FARIDA S.FARM., M.SC.,APT

KANAL ION SEBAGAI TARGET AKSI OBAT YENI FARIDA S.FARM., M.SC.,APT KANAL ION SEBAGAI TARGET AKSI OBAT YENI FARIDA S.FARM., M.SC.,APT Kanal ion Peran penting kanal ion dalam sel adalah : 1. transport ion 2. pengaturan potensi listrik di membrane sel 3. signaling sel (kanal

Lebih terperinci

Jaras Desenden oleh Evan Regar,

Jaras Desenden oleh Evan Regar, Jaras Desenden oleh Evan Regar, 0906508024 Pendahuluan Telah diketahui bahwa terdapat serabut saraf yang terletak di substansia alba medulla spinalis mengandung dua arah pembawaan informasi, yakni arah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memori sangat penting bagi kehidupan manusia. Dalam segala aktivitas manusia memori selalu terlibat. Berdasarkan jangka waktunya, memori dibagi menjadi memori jangka

Lebih terperinci

Bio Psikologi. Firman Alamsyah, MA. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Bio Psikologi. Firman Alamsyah, MA. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Bio Psikologi Modul ke: Fakultas Psikologi SISTEM SENSORI MOTOR 1. Tiga Prinsip Fungsi Sensorimotor 2. Korteks Asosiasi Sensorimotor 3. Korteks Motorik Sekunder 4. Korteks Motorik Primer 5. Serebelum dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya dan dapat menyebabkan terjadinya disfungsi motorik dan sensorik yang berdampak pada timbulnya

Lebih terperinci

SISTEM SARAF MANUSIA

SISTEM SARAF MANUSIA SISTEM SARAF MANUSIA skema sistem saraf manusia m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti SEL SARAF Struktur sel saraf neuron: Badan sel, Dendrit Akson Struktur

Lebih terperinci

SISTEM SARAF SEBAGAI SISTEM PENGENDALI TUBUH

SISTEM SARAF SEBAGAI SISTEM PENGENDALI TUBUH SISTEM SARAF SEBAGAI SISTEM PENGENDALI TUBUH dr. Sawitono Amin Singgih, PFK Departemen Ilmu Faal FKUI Pendahuluan Tubuh manusia dapat dilihat sebagai suatu sistem yang dapat berubah-ubah kinerjanya bergantung

Lebih terperinci

PATOFISIOLOGI ANSIETAS

PATOFISIOLOGI ANSIETAS PATOFISIOLOGI ANSIETAS Faktor Predisposisi (Suliswati, 2005). Ketegangan dalam kehidupan tersebut dapat berupa : 1. Peristiwa traumatik 2. Konflik emosional 3. Konsep diri terganggu 4. Frustasi 5. Gangguan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengingat informasi dari pengalaman masa lalu pada otak manusia. Memori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengingat informasi dari pengalaman masa lalu pada otak manusia. Memori BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Memori 2.1.1 Definisi Memori Memori adalah kemampuan untuk menyimpan, mempertahankan, dan mengingat informasi dari pengalaman masa lalu pada otak manusia. Memori merupakan kumpulan

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. Pada penelitian ini yang bermakna sebagai faktor risiko bangkitan kejang

BAB 5 PEMBAHASAN. Pada penelitian ini yang bermakna sebagai faktor risiko bangkitan kejang BAB 5 PEMBAHASAN Pada penelitian ini yang bermakna sebagai faktor risiko bangkitan kejang demam pada anak adalah faktor tinggi demam dan faktor usia kurang dari 2 tahun. Dari karakteristik orang tua anak

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Waktu Reaksi Sederhana (WRS) dapat diasosiasikan dengan kewaspadaan (Ganong, 2008). Waktu reaksi adalah waktu di antara pemberian rangsang (stimulus) terhadap reseptor

Lebih terperinci

SISTEM KOORDINASI 1 : SISTEM SARAF. by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta

SISTEM KOORDINASI 1 : SISTEM SARAF. by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta SISTEM KOORDINASI 1 : SISTEM SARAF by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta ea/sistem saraf/sma/2013 1 Sistem Koordinasi 1. Sistem saraf 2. Sistem hormon 3. Sistem indera ea/sistem saraf/sma/2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Etanol disebut juga etil alkohol atau alkohol yang merupakan sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, dan tak berwarna. Etanol merupakan jenis alkohol yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kafein banyak terkandung dalam kopi, teh, minuman cola, minuman berenergi, coklat, dan bahkan digunakan juga untuk terapi, misalnya pada obatobat stimulan, pereda nyeri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar kegiatan manusia berhubungan dengan proses belajar dan mengingat, yang erat hubungannya dengan memori. Memori memungkinkan seseorang melakukan tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanpa disadari, fungsi kognitif memiliki peranan besar dalam kehidupan manusia dan menentukan setiap tindakan yang akan dilakukan oleh manusia. Fungsi kognitif sangat

Lebih terperinci

Sistem Syaraf dan Neuron

Sistem Syaraf dan Neuron Modul ke: Sistem Syaraf dan Neuron Fakultas PSIKOLOGI Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI http://www.mercubuana.ac.id Macam-macam Neuron Neuron sensorik (afferent): berfungsi menerima rangsang

Lebih terperinci

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM SARAF

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM SARAF JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM SARAF Sistem saraf adalah sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul saraf ke susunan

Lebih terperinci

BABf PENDAHULUAN Latar Belakang

BABf PENDAHULUAN Latar Belakang BABf PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tidur merupakan fungsi fisiologis yang menarik, karena kebanyakan orang menghabiskan sepertiga dari waktu hidupnya untuk tidur. Namun demikian ditulis bahwa Rata-rata

Lebih terperinci

REFLEK SPINAL PADA KATAK

REFLEK SPINAL PADA KATAK REFLEK SPINAL PADA KATAK Oleh : Nama : Dini Darmawati NIM : B1J014058 Kelompok : 4 Rombongan : I Asisten : Iis Islamiyah LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN II KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemampuan belajar (learning) dan mengingat (memory) termasuk salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemampuan belajar (learning) dan mengingat (memory) termasuk salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan belajar (learning) dan mengingat (memory) termasuk salah satu proses mental yang penting. Tanpa kemampuan mengingat, makhluk hidup hanya dapat melakukan gerak

Lebih terperinci

ANATOMI GANGLIA BASALIS

ANATOMI GANGLIA BASALIS ANATOMI GANGLIA BASALIS Basal Ganglia terdiri dari striatum (nukleus kaudatus dan putamen), globus palidus (eksterna dan interna), substansia nigra dan nukleus sub-thalamik. Nukleus pedunkulopontin tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kewaspadaan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia agar dapat melaksanakan kegiatannya sehari-hari dengan baik (Guyton & Hall, 2007). Kewaspadaan adalah

Lebih terperinci

LEARNING AND MEMORY. Dr ISKANDAR JAPARDI Fakultas Kedokteran Bagian Bedah Universitas Sumatera Utara

LEARNING AND MEMORY. Dr ISKANDAR JAPARDI Fakultas Kedokteran Bagian Bedah Universitas Sumatera Utara LEARNING AND MEMORY Dr ISKANDAR JAPARDI Fakultas Kedokteran Bagian Bedah Universitas Sumatera Utara Pendahuluan Manusia dewasa mempunyai lebih dari 100 milyar neuron, yang satu sama lain berhubungan secara

Lebih terperinci

Sistem Saraf. Dr. Hernadi Hermanus

Sistem Saraf. Dr. Hernadi Hermanus Sistem Saraf Dr. Hernadi Hermanus Neuron Neuron adalah unit dasar sistem saraf. Neuron terdiri dari sel saraf dan seratnya. Sel saraf memiliki variasi dalam bentuk dan ukurannya. Setiap sel saraf terdiri

Lebih terperinci

Sistem saraf. Kurnia Eka Wijayanti

Sistem saraf. Kurnia Eka Wijayanti Sistem saraf Kurnia Eka Wijayanti Sistem saraf SSP SST Otak Medula spinalis Saraf somatik Saraf Otonom Batang otak Otak kecil Otak besar Diencephalon Mesencephalon Pons Varolii Medulla Oblongata Saraf

Lebih terperinci

Formatio Reticularis & Sistem Limbik. Oleh Prof dr Ahmad Effendi AAI dr Sufitni M.Kes

Formatio Reticularis & Sistem Limbik. Oleh Prof dr Ahmad Effendi AAI dr Sufitni M.Kes Formatio Reticularis & Sistem Limbik Oleh Prof dr Ahmad Effendi AAI dr Sufitni M.Kes Formatio Reticularis Jaring yang membentang sepanjang sumbu susunan saraf pusat dari medulla spinalis sampai cerebrum

Lebih terperinci

Menjelaskan Jaras Motorik dan Sensorik. 1. Motorik

Menjelaskan Jaras Motorik dan Sensorik. 1. Motorik Menjelaskan Jaras Motorik dan Sensorik 1. Motorik Sistem motorik merupakan sistem yang mengatur segala gerakan pada manusia. Gerakan diatur oleh pusat gerakan yang terdapat di otak, diantaranya yaitu area

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam aktivitas sehari-hari, setiap orang memerlukan memori yang baik. Pada dasarnya, memori pada manusia terbagi atas 3 jenis, yakni memori jangka pendek, yang merupakan

Lebih terperinci

A. Pengertian Sel. B. Bagian-bagian Penyusun sel

A. Pengertian Sel. B. Bagian-bagian Penyusun sel A. Pengertian Sel Sel adalah unit strukural dan fungsional terkecil dari mahluk hidup. Sel berasal dari bahasa latin yaitu cella yang berarti ruangan kecil. Seluruh reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Konsentrasi berkaitan dengan kemampuan otak untuk mengikuti rangsang eksternal maupun internal. Konsentrasi didefinisikan sebagai suatu mekanisme pemilihan rangsang

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH 1. Standar kompetensi 2. Kompetensi dasar 3. Deskripsi mata ajar 4. Kegiatan Pembelajaran

SILABUS MATA KULIAH 1. Standar kompetensi 2. Kompetensi dasar 3. Deskripsi mata ajar 4. Kegiatan Pembelajaran SILABUS MATA KULIAH Mata kuliah/kode : Fisiologi I / IKU 1208 Semester/SKS : II / 3 SKS Prasyarat : Anatomi, Biologi Keperawatan, Fisika Keperawatan, Kimia Keperawatan, Biokimia 1. Standar kompetensi a.

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi setiap aspek kehidupan sehari-hari, manusia tidak terlepas dari proses stimulus dan respon. Setiap gerakan yang disadari selalu berkaitan dengan stimulus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Remaja 2.1.1 Definisi Remaja Remaja adalah suatu periode dalam tumbuh kembang manusia yang terjadi setelah fase anak anak dan sebelum fase dewasa. Periode ini biasanya ditentukan

Lebih terperinci

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel ORGANISASI KEHIDUPAN Sel Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Ukuran sangat kecil untuk melihat harus dibantu dengan mikroskop. Kata sel berasal dari bahasa latin cellulae, yang berarti bilik kecil.

Lebih terperinci

MEMORI. Ingatkah Anda? 1/2/2009

MEMORI. Ingatkah Anda? 1/2/2009 MEMORI DITA RACHMAYANI., S.PSI., M.A dita.lecture.ub.ac.id / dita.lecture@gmail.com Ingatkah Anda? No HP Anda? Nama teman pertama anda saat masuk kuliah? Ketua kelompok saat PKK Maba? Nama guru olahraga

Lebih terperinci

1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah

1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah 1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah A. Selaput mielin B. Sel schwann C. Nodus ranvier D. Inti sel Schwann E. Tidak ada jawaban yang benar Jawaban : A Selaput

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arus globalisasi telah melanda setiap bangsa di seluruh penjuru dunia, tidak terkecuali Indonesia. Arus ini membawa perubahan dalam berbagai aspek kehidupan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan era modern seperti sekarang ini adalah gaya kehidupan yang sibuk dan membutuhkan konsentrasi tinggi. Pekerjaan manusia sebagian besar diharapkan dapat dikerjakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyimpan, mempertahankan dan mengingat informasi atau pengalaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyimpan, mempertahankan dan mengingat informasi atau pengalaman BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Memori 2.1.1 Definisi Memori Definisi dari memori adalah kemampuan untuk mengkode, menyimpan, mempertahankan dan mengingat informasi atau pengalaman masa lalu pada otak manusia.

Lebih terperinci