SAMBUTAN WALIKOTA BANJARBARU... PENGANTAR KETUA POKJA SANITASI KOTA BANJARBARU... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SAMBUTAN WALIKOTA BANJARBARU... PENGANTAR KETUA POKJA SANITASI KOTA BANJARBARU... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR..."

Transkripsi

1 Halaman SAMBUTAN WALIKOTA BANJARBARU... PENGANTAR KETUA POKJA SANITASI KOTA BANJARBARU... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang... I.1 1. Landasan Gerak... I.4 a. Visi Kota Banjarbaru... I.5 b. Misi Kota Banjarbaru... I Maksud dan Tujuan... I Metodologi... I Dasar Hukum Dan Kaitannya Dengan Dokumen Perencanaan Lain... I Dasar Hukum... I Kaitan Buku Putih Dengan Dokumen Perencanaan Lainnya... I.11 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH... II.1.1 Geografis, Administratif Dan Kondisi Fisik... II Geografis... II.1.1. Administratif... II..1.3 Kondisi Fisik... II.16. Demografi... II.0..1 Jumlah Penduduk... II.0.. Kepadatan Penduduk... II..3 Keuangan dan Perekonomian Daerah... II Struktur Ekonomi... II.8.3. Pendapatan Perkapita... II Pengelolaan Keuangan Daerah... II.30.4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banjarbaru... II Rencana Struktur Ruang Kota Banjarbaru... II Rencana Pola Ruang Kota Banjarbaru... II.34

2 .5 Sosial Budaya... II Pendidikan... II Kesejahteraan Masyarakat... II Perumahan... II.48.6 Kelembagaan Pemerintah Daerah... II.49 BAB III PROFIL SANITASI KOTA BANJARBARU III Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene III Tatanan Rumah Tangga... III Tatanan Sekolah... III.5 3. Pengelolaan Air Limbah Domestik... III Kelembagaan... III Sistem Dan Cakupan Pelayanan... III Kesadaran Masyarakat Dan Pmjk... III Pemetaan Media... III Partisipasi Dunia Usaha... III Pendanaan Dan Pembiayaan... III Isu Strategis Dan Permasalahan Mendesak... III Pengelolaan Persampahan... III Kelembagaan... III Sistem Dan Cakupan Pelayanan... III Kesadaran Masyarakat Dan PMJK... III Pemetaan Media... III Partisipasi Dunia Usaha... III Pendanaan Dan Pembiayaan... III Isu Strategis Dan Permasalahan Mendesak... III Pengelolaan Drainase Lingkungan... III Kelembagaan... III Sistem Dan Cakupan Pelayanan... III Kesadaran Masyarakat Dan Pmjk... III Pemetaan Media... III Partisipasi Dunia Usaha... III Pendanaan Dan Pembiayaan... III Isu Strategis Dan Permasalahan Mendesak... III.50

3 BAB IV.PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DAN YANG DIRENCANAKAN... IV Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Dan Promosi Higiene... IV.1 4. Peningkatan Pengelolaan Air Limbah Domestik... IV Peningkatan Pengelolaan Persampahan... IV Peningkatan Pengelolaan Drainase Lingkungan... IV Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi... IV Peningkatan Pelayanan Pengelolaan Air Bersih... IV Penyediaan Sumur Resapan dan Biopori... IV.11 BAB V. INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI V.1 LAMPIRAN 5.1 Area Beresiko Sanitasi... V.1 a) Area Beresiko Menurut Data Sekunder... V.1 b) Area Beresiko Menurut Persepsi SKPD... V.4 c) Area Beresiko Menurut Studi EHRA... V.6 5. Posisi Pengelolaan Sanitasi Saat ini... V Pengelolaan Sanitasi Sub-Sektor Air Limbah Domestik... V Pengelolaan Sanitasi Sub-Sektor Persampahan... V Pengelolaan Sanitasi Sub Sektor Drainase Lingkungan... V Pengelolaan Sanitasi Sub Sektor PHBS... V.14

4 Nomor Halaman.1. Luas Wilayah Kecamatan Dan Kelurahan Di Kota Banjarbaru..... Luas Administrasi dan Jumlah Rt/Rw Di Kecamatan Banjarbaru Utara Luas Administrasi dan Jumlah Rt/Rw Di Kecamatan Banjarbaru Selatan Luas Administrasi Dan Jumlah Rt/Rw Di Kecamatan Landasan Ulin Luas Administrasi Dan Jumlah Rt/Rw Di Kecamatan Cempaka... II.3 II.7 II.8 II.8 II Kelas Ketinggian Dari Permukaan Laut Kota Banjarbaru... II Kelas Lereng/Kemiringan Kota Banjarbaru... II Daerah Aliran Sungai (Das) Di Wilayah Kota Banjarbaru... II Jumlah Dan Kepadatan Penduduk Kota Banjarbaru Tahun Jumlah Dan Kepadatan Penduduk Kota Banjarbaru Tahun Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Di Kota Banjarbaru Tahun PDRB Kota Banjarbaru Tahun Atas Dasar Harga Konstan Tahun 000 (Ribuan Rupiah) Struktur Ekonomi Kota Banjarbaru Tahun Atas Dasar Harga Konstan Tahun 000 (Ribuan Rupiah)... II.0 II. II.4 II.7 II.8.15 PDRB Perkapita Kota Banjarbaru Tahun II Ringkasan Realisasi APBD Kota Banjarbaru Periode Tahun II Ringkasan Anggaran Belanja Sektor Sanitasi Kota Banjarbaru II.3.18 Indeks Kapasitas Fiskal Daerah Kota Banjarbaru Tahun II.3.19 Struktur Ruang Wilayah Kab/Kota... II.34.0 Jumlah Sekolah Menurut Kecamatan Dan Tingkatan Sekolah Di Kota Banjarbaru... II.44

5 .1 Jumlah Sekolah, Guru Dan Murid Menurut Tingkatan Sekolahdi Kota Banjarbaru Tahun Perguruan Tinggi Negeri Dan Swasta Yang Terdapat Di Kota Banjarbaru Tahun Angka Partisipasi Kasar (APK) Dan Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Jenjang Pendidikan di Kota Banjarbaru Tahun Jumlah Dan Prosentasi Penduduk Usia 5 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kelamin Dan Ijazah Yang Dimiliki Tahun Jumlah Penduduk Miskin Perkecamatan Di Kota Banjarbaru Tahun Jumlah Rumah Per-Kecamatan Di Kota Banjarbaru Tahun II.45 II.46 II.47 II.47 II.48 II.48.7 Tipologi Kawasan Kumuh di Kota Banjarbaru... II.49.8 Struktur Organisasi Pemerintah Kota Banjarbaru... II Tempat Yang Digunakan Untuk Buang Air Besar (% KK)... III.3 3. Tempat Penyaluran Buangan Akhir Tinja (% KK)... III Pengelolan Sampah Rumah Tangga (% KK)... III Frekuensi Pengambilan Sampah Rumah Tangga (% KK)... III Kondisi PHBS Di Kota Banjarbaru Tahun III Rekapitulasi Kondisi Fasilitas Sanitasi Di Sekolah/Pesantren. III Kondisi Sarana Sanitasi Di Sekolah... III Peta Pemangku Kepentingan Dalam Pembangunan Air Limbah Domestik Kota Banjarbaru... III Peta Peraturan Air Limbah Domestik Kota Banjarbaru... III Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik... III Sistem Pengelolaan Air Limbah Yang Ada Di Kota Banjarbaru III Pembuangan Limbah Di Kota Banjarbaru Tahun III Pengelolaan Sarana Jamban Dan MCK Di Masyarakat... III Kondisi Sarana MCK Di Masyarakat... III Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat. III Kegiatan Komunikasi Yang Ada Di Kota Banjarbaru... III Media Komunikasi Yang Ada Kota Banjarbaru... III.0

6 3.18 Kerjasama Yang Terkait Sanitasi... III Daftar Mitra Potensial... III Penyedia Layanan Air Limbah Domestik yang Ada Di Kota Banjarbaru Realisasi Anggaran Pengelolaan Air Limbah Di Kota Banjarbaru Realisasi Anggaran Pengelolaan Air Limbah Per SKPD Kota Banjarbaru Permasalahan Mendesak Di Sub Sektor Pembuangan Limbah Di Kota Banjarbaru Peta Pemangku Kepentingan Dalam Pembangunan Dan Pengelolaan Persampahan... III. III. III. III.4 III Peta Peraturan Persampahan Domestik Kota Banjarbaru... III Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan di Kota Banjarbaru... III Pelayanan Persampahan... III Teknis Pengelolaan Persampahan Dengan Sistem Swakelola Swasta... III Teknis Pengelolaan Persampahan Oleh Pemerintah... III Pengelolaan Persampahan di Tingkat Kota... III Daftar Program / Proyek Layanan yang Berbasis Masyarakat. III Kegiatan Komunikasi Yang Ada Di Kota Banjarbaru... III Media Komunikasi Yang Ada Kota Banjarbaru... III Kerjasama Yang Terkait Sanitasi (Pengelolaan Sampah)... III Daftar Mitra Potensial... III Penyedia Layanan Pengelolaan Persampahan Yang Ada Di Kota Banjarbaru Ringkasan Pendapatan dan Belanja Sub Sektor Pengelolaan Persampahan Di Kota Banjarbaru Permasalahan Mendesak di Sub Sektor Persampahan di Kota Banjarbaru Peta Pemangku Kepentingan Dalam Pembangunan dan Pengelolaan Drainase Lingkungan Di Kota Banjarbaru... III.36 III.36 III.37 III Peta Peraturan Drainase Lingkungan Kota Banjarbaru... III.39

7 3.41 Kondisi Genangan / Banjir di Kota Banjarbaru... III Kondisi Saluran Drainase... III Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Drainase Lingkungan di Kota Banjarbaru... III Sistem Pengelolaan Drainase yang Ada di Kota Banjarbaru... III Kondisi Drainase Lingkungan di Tingkat Kecamatan... III Daftar Program / Proyek Layanan yang Berbasis Masyarakat. III Kegiatan Komunikasi Yang Ada Di Kota Banjarbaru... III Media Komunikasi Yang Ada Kota Banjarbaru... III Kerjasama Yang Terkait Sanitasi (Pengelolaan Sampah)... III Daftar Mitra Potensial... III Penyedia Layanan Pengelolaan Persampahan Yang Ada Di Kota Banjarbaru Ringkasan Pendapatan dan Belanja dari Subsektor Pengelolaan Drainase Permasalahan Mendesak di Sub Sektor Persampahan di Kota Banjarbaru Rencana Program Dan Kegiatan PHBS Dan Promosi Higiene Tahun Program Dan Kegiatan PHBS Dan Promosi Higiene Yang Sedang Berjalan Rencana Program Dan Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Tahun Program Dan Kegiatan Air Limbah Yang Sedang Berjalan (Tahun 01) Rencana Program Dan Kegiatan Pengelolaan Persampahan Domestik Tahun Program Dan Kegiatan Persampahan Yang Sedang Berjalan (Tahun 01)... III.49 III.50 III.51 VI. VI.3 VI.4 VI.4 VI.5 VI Rencana Program Dan Kegiatan Drainase Tahun VI Program Dan Kegiatan Drainase Yang Sedang Berjala (Tahun 01) Jumlah Pelanggan Air Bersih (PDAM) Dirinci Setiap Kecamatan Tahun VI.8 VI.9

8 4.10 Rencana Program Dan Kegiatan Pengelolaan Air Bersih Tahun VI Kegiatan Pengelolaan Air Bersih Tahun VI Rencana Program Dan Kegiatan Perlindungan dan Konservasi SDA Tahun Rencana Program Dan Kegiatan Perlindungan dan Konservasi SDA Tahun VI.11 VI Penentuan Area Beresiko Menurut Data Sekunder... V. 5. Penentuan Area Beresiko Menurut Persepsi SKPD... V Area beresiko menurut hasil studi EHRA... V Hasil Akhir Penentuan Area Beresiko Berdasarkan Hasil Kompilasi Data Sekunder,Persepsi SKPD dan Studi EHRA... V Area Beresiko Sanitasi Dan Penyebab Utamanya... V Pengelolaan Sanitasi Sub Sektor Air Limbah Domestik Saat ni Di Kota Banjarbaru... V Pengelolaan Sanitasi Sub Sektor Air Persampahan Saat Ini Di Kota Banjarbaru... V Pengelolaan Sanitasi Sub Sektor Drainase Lingkungan Saat Ini Di Kota Banjarbaru... V.14

9 Nomor Halaman.1 Proporsi Luas Wilayah Kota Banjarbaru... II.3. Posisi Kota Banjarbaru dalam Konteks Provinsi Kalimantan Selatan... II.4.3 Peta Penggunaan Lahan Eksisting di Kota Banjarbaru... II.5.4 Peta Batas Wilyah Administrasi Kota Banjarbaru... II.6.5 Peta Batas Administrasi dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Banjarbaru Utara....6 Peta Batas Administrasi dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Banjarbaru Selatan....7 Peta Batas Administrasi dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Landasan Ulin....8 Peta Batas Administrasi dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Liang Anggang....9 Peta Batas Administrasi dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Cempaka... II.9 II.10 II.11 II.1 II Rata-Rata Curah Hujan Kota Banjarbaru Tahun II Rata-Rata Kelembaban Udara Kota Banjarbaru Tahun II.18.1 Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Banjarbaru Tahun Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Banjarbaru Per-kecamatan, II.1 II.1.14 Kepadatan Penduduk Kota Banjarbaru Tahun II.3.15 Sebaran Penduduk Kota Banjarbaru Per-Kecamatan Tahun II.3.16 Peta Kepadatan Penduduk Kota Banjarbaru Tahun II.5.17 Struktur Ekonomi Kota Banjarbaru Tahun II.9.19 Peta Kawasan Strategis di Kota Banjarbaru... II.41.0 Peta Rencana Pola Ruang Kota Banjarbaru... II.4.1 Struktur Organisasi Pemerintah Kota Banjarbaru... II Diagram Kelembagaan Pengelolaan Air Limbah... III Diagram System Sanitasi On Site... III.1

10 3.3 Diagram Sistem Sanitasi Off Site... III Diagram Sistem Sanitasi Persampahan di Kota Banjarbaru... III Peta Pelayanan Persampahan di kota Banjarbaru... III Struktur Organissi Dinas Pekerjaan Umum Kota Banjarbaru.. III Peta Pelayanan Drainase di Kota Banjarbaru... III Peta Area Beresiko Menurut Data Sekunder... IV Peta Area Beresiko Berdasarkan Persepsi SKPD... IV Peta Area Beresiko menurut Hasil Studi EHRA... IV Peta Area Beresiko Sanitasi di Kota Banjarbaru... IV Posisi Pengelolaan Sanitasi Sub Sektor Air Limbah... IV Posisi Pengelolaan Sanitasi Sub Sektor Persampahan... IV Posisi Pengelolaan Sanitasi Sub Sektor Drainase Lingkungan. IV Posisi Pengelolaan Sanitasi Sub Sektor PHBS... IV.15

11 Nomor Halaman 1 SK Walikota Banjarbaru Nomor 115 tentang Pembenntukan Kelompok Kerja Sanitasi Kota Banjarbaru Tahun l.1. Dokumentasi Kegiatan Program PPSP Kota Banjarbaru Tahun L.

12 Pendahuluan Bab Latar Belakang Akses terhadap air bersih dan sanitasi telah diakui PBB sebagai hak asasi manusia melalui deklarasi dalam Sidang Umum PBB yang berlangsung pada akhir bulan Juli 010. Deklarasi ini semakin mempertegas dan memperluas pengakuan tentang betapa pentingnya akses terhadap air bersih dan sanitasi. Sebelumnya pada tahun 000, para pemimpin dunia juga bersepakat untuk memasukkan akses terhadap air bersih dan sanitasi sebagai salah target dalam Millenium Development Goals (MDGs) yang harus dicapai pada tahun 015. Pengakuan sanitasi sebagai hak asasi manusia dan salah satu target MDGs mengindikasikan adanya keprihatinan dunia akan persoalan sanitasi yang setidaknya didasarkan atas fakta bahwa masih banyak penduduk dunia (terutama penduduk miskin) yang tidak memiliki akses terhadap sanitasi. Menurut WHO (010), sampai dengan tahun 008 sedikitnya,6 milyar penduduk dunia belum memiliki akses terhadap sanitasi. WHO juga menambahkan bahwa penyakit diare yang biasanya terjadi akibat kondisi air bersih dan sanitasi yang buruk menjadi penyakit kedua terbesar di dunia. Hasil riset kesehatan dasar (riskesdas) 007 menunjukkan, meski 71 persen penduduk Indonesia usia 10 tahun ke atas sudah berperilaku benar dalam buang air besar (BAB), 9 persen atau sekitar 70 juta penduduk Indonesia masih belum berperilaku benar BAB sehingga menimbulkan penyakit diare. Tak hanya diare, penyakit demam tifus, hepatitis A, dan polio juga menghantui masyarakat akibat mikroba yang terbawa oleh perilaku tidak sehat masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki persoalan yang serius dalam sektor sanitasi. Menyikapi kondisi tersebut, Pemerintah Indonesia telah menegaskan komitmennya dalam pembangunan sanitasi dengan mencanangkan beberapa target penting dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Bidang Permukiman dan Perumahan. Beberapa target penting yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1. Terwujudnya kondisi Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS) nasional hingga akhir tahun 014, baik di perkotaan maupun di perdesaan melalui pemicuan perubahan perilaku BABS dengan target sesuai Renstra masing-masing Kementerian/Lembaga; I halaman1

13 Pendahuluan. Tersedianya akses terhadap pengelolaan sampah bagi 80 persen rumah tangga hingga tahun 014; dan 3. Menurunnya luas genangan sebesar.500 Ha di 100 kawasan strategis perkotaan. Disisi lain, buruknya kondisi sanitasi bukan saja disebabkan terbatasnya akses penduduk pada sarana dan kualitas fasilitas sanitasi yang tersedia, tetapi juga disebabkan masih rendahnya kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang isu-isu sanitasi dan kesehatan. Masih terbatasnya kapasitas untuk membuat perencanaan pelayanan sanitasi yang komprehensif, multisektor, dan tanggap kebutuhan juga menjadi salah satu kendala pembangunan sanitasi. Saat ini tidak banyak kota/kabupaten yang memiliki rencana strategis, master plan, dan dokumen proyek untuk perbaikan layanan sanitasi. Akibatnya akses pada sumbersumber pendanaan pun menjadi terbatas. Dengan potret seperti itu, pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota serta masyarakat, tidak bisa lagi memandang persoalan sanitasi sebagai business as usual, penanganan sanitasi tidak dapat dilakukan secara parsial. Perencanaan yang tumpang tindih, tidak tepat sasaran, dan tidak berkelanjutan tidak boleh terulang lagi. Sanitasi harus ditangani secara multistakeholder dan komprehensif. Pembangunan sektor sanitasi tidak hanya memerlukan penyediaan sarana fisik, tetapi juga ada masalah-masalah sosial yang perlu dipecahkan bersama agar sarana fisik tersebut bermanfaat secara optimal dan berkelanjutan. Oleh karenanya pembangunan sektor sanitasi membutuhkan dukungan banyak pihak, dan masyarakat juga harus bisa melakukan perubahan untuk diri sendiri dan lingkungannya. Untuk itu perencanaan pembangunan sektor sanitasi harus disusun secara lebih terintegratif, aspiratif, inovatif dan sesuai dengan kebutuhan riil masyarakat. Tahapan-tahapan proses perencanaan harus dilaksanakan secara berurutan, bertahap dan berkelanjutan, sehingga solusi yang ditawarkan juga akan tepat, sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Kesadaran inilah yang akhirnya mendorong terjadinya kesepakatan antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota dengan melahirkan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan kondusif yang mendukung terciptanya percepatan pembangunan sanitasi melalui advokasi, perencanaan strategis, dan implementasi yang komprehensif dan terintegrasi. Program ini mempunyai tujuan mensinergikan kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang terkait dengan sanitasi dalam satu wadah untuk memperbaiki kinerja dan konsep pembangunan sanitasi dalam skala kota. I halaman

14 Pendahuluan Sebagaimana halnya daerah lain di Indonesia, pembangunan sektor sanitasi di Kota Banjarbaru pada tahun-tahun sebelumnya masih dianggap sebagai urusan belakang, sehingga acapkali termarjinalkan dari urusan-urusan yang lain. Di sisi lain, pelaksanaan pembangunan sanitasi yang tengah berjalan masih dilakukan secara parsial dan belum terintegrasi dalam suatu skenario besar dengan sasaran yang komprehensif serta dengan jangka waktu yang lebih panjang. Masih kuatnya ego-ego sektoral menyebabkan sering terjadi perencanaan dan pelaksanaan pembangunan yang tumpang tindih, tidak tepat sasaran, dan lebih buruknya lagi tidak berkelanjutan. Keterbatasan kemampuan keuangan daerah juga menyebabkan pemerintah daerah harus lebih fokus pada untuk menangani persoalan-persoalan yang sedang dihadapi, sehingga belum optimal menyiapkan perencanaan yang bersifat jangka panjang dan terintegrasi antar sektor. Seiring dengan tuntutan peningkatan standart kualitas hidup masyarakat, semakin tingginya tingkat pencemaran lingkungan dan keterbatasan daya dukung lingkungan itu sendiri menjadikan sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan yang harus diperhatikan. Menindak lanjuti hal tersebut, Pemerintah Kota Banjarbaru telah menegaskan komitmennya terhadap pengelolaan lingkungan, termasuk di dalamnya sektor sanitasi, dengan mencantumkan persoalan pengelolaan lingkungan di dalam RPJMD Tahun Sasaran pembangunan yang dimaksud adalah Banjarbaru menjadi kota hijau yang bersih, sehat dan ramah lingkungan. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) menjadi wahana yang diharapkan dapat membantu Pemerintah Kota Banjarbaru menyiapkan road map pembangunan sanitasi yang komprehensif, yang dapat menjawab tantangan perkembangan kota yang terus tumbuh dengan cepat. Sebagai sebuah kota yang terus berkembang, tingkat pertumbuhan penduduk di Kota Banjarbaru dapat dikategorikan sangat tinggi yaitu rata-rata,45% pada periode Pertumbuhan jumlah penduduk ini tentunya berdampak langsung pada pertumbuhan kawasan-kawasan permukiman serta meningkatnya tuntutan akan penyediaan infrastruktur yang layak termasuk sarana sanitasi. Volume sampah dan limbah rumah tangga lainnya yang terus meningkat seiring dengan pertambahan penduduk tentunya harus segera diantisipasi oleh para pemangku kepentingan di Kota Banjarbaru, demikian juga dengan fenomena semakin meluasnya daerah genangan air sebagai akibat dari semakin berkurangnya daerah-daerah resapan dan tangkapan air yang terjadi karena beralih fungsinya lahan-lahan terbuka menjadi kawasan-kawasan permukiman. Sebagai dasar pijakan untuk menyusun sebuah strategi yang komprehensif dan terintegrasi secara multisektoral, dan yang terpenting tepat sasaran sebagaimana kebutuhan riil masyarakat, tentunya diperlukan data dasar yang esensial mengenai struktur dan situasi sanitasi di seluruh wilayah Kota Banjarbaru, baik menyangkut aspek teknis mapun non teknis. Dalam konteks ini Buku Putih merupakan prasyarat utama dan dasar bagi penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK). I halaman3

15 Pendahuluan Buku Putih Sanitasi merupakan pemetaan situasi sanitasi kota atau kabupaten berdasarkan kondisi aktual. Pemetaan tersebut mencakup aspek teknis dan aspek non-teknis, yaitu aspek keuangan, kelembagaan, pemberdayaan masyarakat, perilaku hidup bersih dan sehat, dan aspek-aspek lain seperti keterlibatan para pemangku kepentingan secara lebih luas. Buku Putih merupakan database sanitasi kota atau kabupaten yang paling lengkap, mutakhir, aktual, dan disepakati seluruh SKPD dan pemangku kepentingan terkait pembangunan sanitasi. 1. Landasan Gerak Pengertian sanitasi dari beberapa sumber adalah sebagai berikut : Sanitasi adalah usaha pengawasan terhadap semua faktor lingkungan fisik manusia yang mempengaruhi atau mungkin mempengaruhi sehingga merugikan pertumbuhan fisik, kesehatan dan kelangsungn hidupnya (WHO) 1. Sedangkan pengertian sanitasi menurut panduan TTPS Sanitasi juga diartikan sebagai usaha untuk memastikan pembuangan kotoran manusia, cairan limbah, dan sampah secara higienis yang akan berkontribusi pada kebersihan dan lingkungan hidup yang sehat baik di rumah maupun lingkungan sekitarnya. Ruang lingkup penanganan Sanitasi dalam program PPSP adalah sebagai berikut: 1. Pengolahan On Site menggunakan sistem septik-tank dengan peresapan ke tanah dalam penanganan limbah rumah tangga.. Pengelolaan Off Site adalah pengolahan limbah rumah tangga yang dilakukan secara terpusat. 3. Penanganan persampahan atau limbah padat yaitu penanganan sampah yang dihasilkan oleh masyarakat, baik yang berasal dari rumah tangga, pasar, restoran dan lain sebagainya yang ditampung melalui TPS atau transfer depo ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). 4. Penanganan drainase kota adalah memfungsikan saluran drainase sebagai penggelontor air kota dan memutuskan air permukaan. 5. Penyediaan air bersih adalah upaya pemerintah untuk menyediakan air bersih bagi masyarakat baik melalui jaringan PDAM maupun non PDAM yang bersumber dari air permukaan maupun air tanah. Buku Putih Sanitasi menyediakan data dasar yang esensial mengenai struktur, situasi dan kebutuhan sanitasi Kota Banjarbaru. Buku Putih Sanitasi Kota Banjarbaru ini diposisikan sebagai acuan perencanaan strategis pembangunan sanitasi skala kota. Buku Strategi Sanitasi Kota yang memuat rencana 1 Victor M. Ehler dan Ernest W. steel Municipal and Rural Sanitation, Tata Mc Graw Hill Publishing Company LTD, New Dehli, Edition 1976 hal I halaman4

16 Pendahuluan pembangunan sanitasi kota dikembangkan atas dasar permasalahan yang dipaparkan dalam Buku Putih Sanitasi. Setiap tahun data yang ada akan dibuat Laporan Sanitasi Tahunan yang merupakan gabungan antara laporan Tahunan SKPD dan status proyek sanitasi. Laporan Sanitasi Tahunan menjadi Lampiran Buku Putih Sanitasi dan setelah 3 tahun (seiring dengan berakhirnya RPJMD ), semua informasi tersebut dirangkum dalam Revisi Buku Putih Sanitasi. Berdasarkan visi, misi walikota di dalam RPJMD Kota Banjarbaru Tahun , serta tujuan penataan ruang sebagaimana tercantum dalam RTRW Kota Banjarbaru tahun maka di jelaskan sebagai berikut : a) Visi Kota Banjarbaru: "MANDIRI DAN TERDEPAN DALAM PELAYANAN" Visi tersebut mengandung pengertian bahwa kondisi Kota Banjarbaru yang ingin diwujudkan dalam lima tahun mendatang adalah Banjarbaru yang terdepan karena pelayanan aparatur publiknya dalam pelayanan pendidikan, pelayanan ekonomi (jasa, industri dan perdagangan), pelayanan pemukiman dan pelayanan pemerintahan. 1. Pelayanan Pendidikan. Kota Banjarbaru sebagai kota yang bertumpu pada sumber daya manusia yang handal dan terampil dengan disertai nilai-nilai agama dan budaya leluhur. Kreatifitas dan ketrampilan penduduk kota Banjarbaru menjadi nilai tambah yang sangat berarti bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat kota Banjarbaru.. Pelayanan ekonomi (Jasa, Industri dan Perdagangan). Sebagai sebuah kota yang akan banyak menyandarkan perekonomiannya pada pergerakan barang dan terutama jasa, maka peningkatan sarana dan prasarana yang menunjang kelancaran ekonomi sangat diperlukan, kualitas jalan yang bagus dan angkutan yang layak misalnya Kota Banjarbaru menghubungkan ibukota provinsi Kalimantan Selatan dengan dengan 13 (tiga belas) kabupaten/kota lainnya di Kalimantan Tengah dan dan Kalimantan Timur adalah sebuah keuntungan dalam pengembangannya sebagai kota jasa dan perdagangan. Dalam pembangunan kota, pengembangannya lebih banyak diarahkan pada sektor yang mempunyai kontribusi besar pada barang dan jasa. Iklim usaha juga menjadi penting dalam mendorong perkembangan sektor industri di Kota Banjarbaru yang dapat menyerap banyak tenaga kerja. 3. Pelayanan Pemukiman. Perkembangan Kota Banjarbaru telah menyebabkan peningkatan permintaan perumahan bagi penduduk. Implikasinya, peranan tata ruang kota dan kepastian hukum bagi status kepemilikan lahan menjadi sangat penting sehingga tidak terjadi kekacauan manajemen kota (urban sprawl) di masa depan. Peningkatan kualitas pemukiman yang layak huni, I halaman5

17 Pendahuluan representatif dan berwawasan lingkungan serta adanya kepastian hukum bagi kepemilikan lahan menjadi agenda jangka panjang pembangunan Kota Banjarbaru. 4. Pelayanan Pemerintahan. Kota Banjarbaru sebagai pusat pemerintahan Provinsi Kalimantan Selatan. Sebagai kota pelayanan publik harus bertumpu pada good governance/tata kelola pemerintahan yang baik. Sebagai syarat mencapai itu, diperlukan aparat yang terampil, handal dan berakhlak mulia dan menjunjung tinggi hak-hak dasar manusia dengan mengedepankan asas demokrasi dan keadilan sosial. Dengan terdepannya Banjarbaru dalam pelayanan publiknya, maka akan menimbulkan multi effect bagi pembangunan daerah, terutama dari sisi ekonomi. Karena diharapkan dalam lima tahun ke depan Banjarbaru menjadi pusat investasi di Kalimantan Selatan. b) Misi Kota Banjarbaru Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, maka misi pembangunan daerah tahun adalah : MEWUJUDKAN BANJARBARU YANG BERDAYA SAING DAN SEJAHTERA BERDAYA SAING Mengandung makna terjadi peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia, peningkatan pelayanan kemasyarakatan, pemerintahan dan pembangunan yang dilakukan secara rasional dan obyektif dengan mempertimbangan aspek keterbukaan, partisipasi publik dan kesamaan, dengan demikian menjamin adanya partisipasi masyarakat, transparansi, akuntabel sesuai dengan aturan dan norma yang berlaku. SEJAHTERA Mengandung makna dalam lima tahun ke depan akan terjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat, yang diindikasikan dengan meningkatnya pendapatan perkapita penduduk Banjarbaru yang berdampak pula pada menurunnya angka kemiskinan, serta peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana infrastruktur yang memadai guna mendukung pertumbuhan ekonomi di Banjarbaru c) Tujuan Tata Ruang dalam RTRW kota Banjarbaru Mewujudkan penataan ruang Kota Banjarbaru yang indah, damai, nyaman dan dinamis sebagai kota yang terdepan dalam pelayanan pendidikan, perdagangan dan jasa, industri, pemerintahan, dan permukiman dengan mempertahankan kelestarian lingkungan hidup bagi pembangunan berkelanjutan I halaman6

18 Pendahuluan Sebagai wujud dari penataaan ruang maka RTRW Kota Banjarbaru dijadikan pedoman dalam : a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang; b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah; c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah Kota Banjarbaru; d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antarwilayah serta keserasian antarsektor; e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi; f. Penataan ruang kawasan strategis; g. Penataan ruang wilayah Kota Banjarbaru. 1.3 Maksud Dan Tujuan Buku Putih Sanitasi Kota ini disusun dengan maksud untuk menggambarkan profil sanitasi (sanitation mapping) atau gambaran secara lebih lengkap yang mengdeskripsikan kondisi dan karakteristik sanitasi kota dengan cara melakukan beberapa studi, antar lain Studi Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk Assesment/ EHRA) yang didukung oleh data-data sekunder yang ada. Tujuan dari penyusunan dokumen Buku Putih Sanitasi ini adalah : 1) Melakukan analisis dari kondisi dan potensi yang ada di Kota Banjarbaru serta melakukan identifikasi strategi dan langkah pelaksanaan kebijakan dalam sektor sanitasi. ) Menghasilkan kebijakan daerah terkait sanitasi yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan Pemerintah Daerah berdasarkan kesepakatan seluruh lintas pelaku (stakeholder) AMPL-BM Kota Banjarbaru. 3) Sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan dan pengorganisasian pelaksanaan pembangunan sanitasi secara efektif, efisien, sistematis, terpadu dan berkelanjutan. 1.4 Metodologi Mempertimbangkan bahwa secara administratif Kota Banjarbaru hanya terdiri dari 0 kelurahan yang tersebar merata di 5 kecamatan, maka penulisan Buku Putih Sanitasi Kota Banjarbaru ini akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan populasi. Populasi atau seluruh kelurahan akan digunakan sebagai sumber data dalam penulisan Buku Putih Sanitasi Kota Banjarbaru. Jadi yang menjadi target pendekatan penelitian ini adalah populasi. I halaman7

19 Pendahuluan a) Metode pengumpulan data : desk study (kajian literature, data sekunder, browsing, internet, dll) field Research (observasi, wawancara responden) FGD dan indepth interview. b) Metode analisis : Deskriptif kualitatif dan kuantitatif Koleksi data merupakan tahapan yang penting dalam penulisan Buku Putih Sanitasi ini. Data-data yang diperlukan meliputi data sekunder dan data primer. Data-data sekunder ini diperoleh dari laporan atau publikasi yang dikeluarkan oleh SKPD terkait dalam lingkup Pemerintah Kota Banjarbaru maupun publikasi yang diterbitkan oleh BPS. Sedangkan data primer diperoleh dari hasil survey terkait dengan pengelolaan sanitasi seperti Enviromental Health Risk Assessment (EHRA). Selanjutnya dalam tahap penentuan area beresiko, kedua jenis data tersebut akan dikompilasi dengan persepsi masing-masing SKPD pada masingmasing wilayah yang dinilai. Penyusunan buku putih sanitasi ini dilaksanakan secara partisipatif yang melibatkan para pemangku kepentingan, transaparan dan akuntabel. Sebutkan bentuk partisipatif apa yang dilakukan oleh masing-masing stakeholder di kab/kota. Pendekatan yang dilakukan antara lain, berupa : Pendekatan partisipatif Pendekatan berbasis kebutuhan (demand responsive approach) Pendekatan berbasis fakta/masalah (evidence-based approach) 1.5 Dasar Hukum Dan Kaitannya Dengan Dokumen Perencanaan Lain Dasar Hukum Buku Putih Sanitasi Kota Banjarbaru Tahun 01 ini diposisikan sebagai acuan perencanaan strategis bagi penyusunan strategi sanitasi (SSK) tingkat kota/kabupaten dengan tetap berbasis pada dokumen perencanaan yang sudah ada antara lain RPJPD, RPJMD, Renstra dan RTRW. Rencana pembangunan sanitasi dikembangkan atas dasar permasalahan yang dipaparkan dalam Buku Putih Sanitasi. Setiap tahun data yang ada akan dibuat Laporan Sanitasi Tahunan yang merupakan gabungan antara laporan Tahunan SKPD dan status proyek sanitasi. Laporan Sanitasi Tahunan menjadi Lampiran Buku Putih Sanitasi 01 dan setelah 3 tahun, semua informasi tersebut dirangkum dalam Revisi Buku Putih Sanitasi. Di dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Banjarbaru berpijak pada beberapa peraturan perundang-undangan yang berlaku di tingkat nasional atau pusat, propinsi maupun daerah. Kegiatan Program Percepatan Pembangunan I halaman8

20 Pendahuluan Sanitasi Permukiman (PPSP) di Kota Banjarbaru didasarkan pada aturan-aturan dan produk hukum yang meliputi: a. Undang-Undang 1) Undang-Undang Nomor Tahun 1966 Tentang Hygiene; ) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alami Hayati dan Ekosistemnya; 3) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 199 Tentang Perumahan dan Pemukiman; 4) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 004 Tentang Sumber Daya Air; 5) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 6) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 004 Tentang Pemerintahan Daerah; 7) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 007 Tentang Penataan Ruang; 8) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 008 Tentang Pengelolan Sampah; 9) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; 10) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 009 Tentang Kesehatan; b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia 1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor Tahun 198 tentang Pengaturan Air; ) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 0 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air; 3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai; 4) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan; 5) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air; 6) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum; c. Peraturan Presiden Republik Indonesia 1) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional (RPJMN) Tahun I halaman9

21 Pendahuluan d. Keputusan Presiden Republik Indonesia 1) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 000 Tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan. ) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 001 Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air. 3) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 00 Tentang Perubahan atas Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 001 Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air e. Keputusan Menteri 1) Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 35/MENLH/7/1995 tentang Program Kali Bersih; ) Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 001 tentang Jenis Usaha dan atau Kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL; 3) Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik; 4) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 105/Menkes/Per/X/004 tentang Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA); 5) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907/Menkes/VII/00 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum; f. Peraturan Menteri 1) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No: 1/PRT/006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP); ) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No: 16/PRT/008 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman (KSNP-SPALP) g. Peraturan Daerah Kota Banjarbaru 1) Peraturan Daerah Kota Banjarbaru No 14 Tahun 011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Banjarbaru ; ) Peraturan Daerah Kota Banjarbaru No 1 Tahun 011 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Banjarbaru Nomor 1 Tahun 008 tentang Pembentukan, Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Banjarbaru. I halaman10

22 Pendahuluan h. Petunjuk Teknis 1) Petunjuk Teknis Nomor KDT Ped I judul Pedoman Teknis Penyehatan Perumahan. ) Petunjuk Teknis Nomor KDT Pet. I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Kompos Rumah Tangga, Tata Cara Pengelolaan Sampah Dengan Sistem Daur Ulang Pada Lingkungan, Spesifikasi Area Penimbunan Sampah Dengan Sistem Lahan Urug Terkendali Di TPA Sampah. 3) Petunjuk Teknis Nomor KDT Pet B judul Petunjuk Teknis Pembuatan Sumur Resapan. 4) Petunjuk Teknis Nomor KDT Pet I judul Petunjuk Teknis Penerapan Pompa Hidran Dalam Penyediaan Air Bersih. 5) Petunjuk Teknis Nomor KDT Pet I judul Petunjuk Teknis Pengomposan Sampah Organik Skala Lingkungan. 6) Petunjuk Teknis Nomor KDT Pet I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Instalasi Pengolahan Air Sistem Berpindah pindah (Mobile) Kapasitas 0.5 Liter/detik. 7) Petunjuk Teknis Nomor KDT Pan I judul Panduan Dan Petunjuk Praktis Pengelolaan Drainase Perkotaan. 8) Petunjuk Teknis Nomor KDT Pet D judul Pedoman Teknis Tata Cara Sistem Penyediaan Air Bersih Komersil Untuk Permukiman. 9) Petunjuk Teknis Nomor KDT Pet D judul Petunjuk Teknis Tata Cara 10) Pengoperasian Dan Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Non Kakus. 11) Petunjuk Teknis Nomor KDT Man P judul Manual Teknis Saluran Irigasi. 1) Petunjuk Teknis Nomor KDT Man P judul Manual Teknis MCK 1.5. Kaitan Buku Putih Dengan Dokumen Perencanaan Lainnya a. Hubungan Buku Putih Sanitasi (BPS) dengan RPJMD RPJMD sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dipergunakan sebagai sumber dasar bagi penyusunan Buku Putih Sanitasi. Oleh karena itu, BPS ini merupakan penjabaran operasional dari RPJMD khususnya yang berkaitan dengan pembangunan sanitasi yang bersifat lintas sektor, komprehensif, berkelanjutan dan partisipatif sesuai dengan konsep dasar pemikiran RPJMD. I halaman11

23 Pendahuluan b. Hubungan BPS dengan Renstra SKPD Renstra SKPD sebagai penjabaran dari RPJMD juga dipergunakan sebagai bahan penyusunan BPS. Mengingat bahwa Renstra SKPD hanya mengatur tentang rencana sektor sanitasi secara parsial dan sektoral, maka dalam BPS dilakukan sinergitas rencana sektor sanitasi dalam sebuah kondisi sanitasi yang saling berkait, simultan dan berkesinambungan. Karena Renstra SKPD dipergunakan sebagai dasar dari penyusunan BPS ini maka implementasi pembangunan sanitasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan SKPD yang terkait dengan sanitasi. c. Hubungan BPS dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) RTRW dipergunakan sebagai salah satu bahan dasar bagi penyusunan BPS, dimana perkiraan jumlah penduduk dan volume sektor sanitasi diperhitungkan sesuai dengan perkiraan dan prediksi dalam RTRW. BPS mengarah pada operasionalisasi teknis urusan khusus sanitasi dari RTRW, agar pada saat pengendalian pemanfaatan ruang wilayah terlaksana pula implementasi dari BPS. d. Hubungan BPS dengan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) BPS diharapkan dapat menjadi bahan dasar bagi RKPD dalam penyusunan rencana pembangunan tahunan daerah khususnya dalam bidang sanitasi. Dengan demikian dapat diharapkan adanya kebijakan penetapan pagu anggaran untuk sanitasi setiap tahun anggaran mulai tahun 014 sampai dengan 018 sesuai dengan rencana yang ditetapkan dalam BPS ini. Gambar 1.1 Kedudukan Buku Putih Sanitasi I halaman1

24 Pendahuluan Kick Off Secara Resmi Dibuka Oleh Bpk Walikota Banjarbaru I halaman13

25 Gambaran Umum Wilayah Bab Kantor Balai Kota Banjarbaru Cikal bakal lahirnya Kota Banjarbaru bermula pada tahun 1951 saat gubernur Dr. Murdjani memimpin apel di halaman kantor gubernur di Banjarmasin, saat itu hujan turun dengan derasnya yang membuat halaman gubernuran menjadi calap (tergenang air). Oleh karenanya Dr. Murdjani memerintahkan untuk merancang Banjarbaru sebagai alternatif ibukota Provinsi Kalimantan Selatan. Untuk meralisasikan gagasan tersebut, ditugaskanlah Van Der Pijl untuk merancang Banjarbaru sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Selatan. Namun dalam perjalanan selanjutnya, perencanaan ini terhenti sampai pada perubahan status Kota Banjarbaru menjadi Kota Administratif yang berada dalam wilayah administratif Kabupaten Banjar. Selanjutnya sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1999 Kota Banjarbaru berdiri sendiri sebagai daerah otonom..1 Geografis, Administratif Dan Kondisi Fisik.1.1 Geografis Secara geografis Kota Banjarbaru terletak antara 3º º 8 37 Lintang Selatan dan 114º º 54 5 Bujur Timur. Posisi geografis Kota Banjarbaru adalah 35 km pada arah 96 30' sebelah tenggara Kota Banjarmasin yang merupakan ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan. Kota Banjarbaru sesuai dengan Undang-Undang No. 9 Tahun 1999 memiliki wilayah seluas ±371,38 Km atau hanya 0,88% dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Selatan. Dengan luasan tersebut, Kota Banjarbaru menempati wilayah terkecil kedua setelah Kota Banjarmasin dibandingkan dengan wilayah kabupaten/kota lain di Kalimantan Selatan. Berdasarkan batas administrasi wilayah, Banjarbaru memiliki batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut: Sebelah Utara : Kecamatan Martapura (Kabupaten Banjar); Sebelah Timur : Kecamatan Karang Intan (Kabupaten Banjar); Sebelah Selatan : Kecamatan Bati-Bati (Kabupaten Tanah Laut); Sebelah Barat : Kecamatan Gambut (Kabupaten Banjar) II halaman 1

26 Gambaran Umum Wilayah Dalam kontelasi hubungan antar-wilayah, Kota Banjarbaru memiliki kedudukan yang penting dan strategis, khususnya dalam sistem transportasi darat dan udara. Kota Banjarbaru memiliki akses Jalan Simpang Tiga Liang Anggang yang menghubungkan Banjarmasin Kotabaru dan Banjarmasin Hulu Sungai hingga ke Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Selain itu, Banjarbaru memiliki akses pelabuhan laut Trisakti sebagai gerbang jalur transportasi laut melalui Jalan Lingkar Selatan Liang Anggang dan akses Bandar Udara Syamsuddin Noor sebagai jalur transportasi udara di Kalimantan Selatan. Kondisi yang demikian menjadikan Kota Banjarbaru sebagai Kota Pendidikan, Industri, Jasa dan Perdagangan, serta Pemerintahan dan Permukiman. Untuk lebih jelasnya mengenai posisi Kota Banjarbaru dalam konteks Provinsi Kalimantan Selatan dapat dilihat Gambar Administratif Pada awal perkembangannya, Banjarbaru ditetapkan sebagai Kota Administratif dengan tiga wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Landasan Ulin, Banjarbaru dan Cempaka (berdasarkan UU No. 5/1974 Pasal 7 ayat (4) dan PP No. 6/1975 yang diperkuat dengan Permendagri No. 1/1975 tentang Pokok Pemerintahan Wilayah Kota Administratif Banjarbaru dan Permendagri No. 4/1975 tentang Pelaksanaan PP No. 6/1975 tanggal 9 Oktober 1975). Selanjutnya setelah menjadi daerah otonom, Kota Banjarbaru mengalami (kali) pemekaran wilayah, terakhir dengan Perda Kota Banjarbaru No. 4 Tahun 007 tentang Pemecahan dan Pembentukan (dua) Kecamatan Baru di Kota Banjarbaru. Pemekaran kecamatan terjadi pada Kecamatan Landasan Ulin menjadi Kecamatan Landasan Ulin dan Kecamatan Liang Anggang, serta Kecamatan Banjarbaru dipecah menjadi Kecamatan Banjarbaru Utara dan Kecamatan Banjarbaru Selatan sebagaimana dapat dilihat pada Gambar.3. Dengan demikian, secara administratif saat ini Kota Banjarbaru terdiri dari 5 Kecamatan dengan 0 kelurahan, yaitu Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Liang Anggang dan Kecamatan Cempaka. Kelima kecamatan tersebut selain berfungsi sebagai pusat pemerintahan juga merupakan pusat-pusat pertumbuhan di Kota Banjarbaru. Kecamatan yang memiliki perkembangan paling pesat adalah Kecamatan Banjarbaru (Banjarbaru Utara dan Banjarbaru Selatan) sebagai pusat pemerintahan provinsi, pelayanan pendidikan tinggi, pelayanan umum dan sosial, transportasi regional, perdagangan dan jasa, serta kawasan khusus militer; Kecamatan Landasan Ulin (Landasan Ulin dan Liang Anggang) sebagai pusat pelayanan transportasi regional, pusat pengembangan industri, pengembangan permukiman dan kawasan rekreasi; serta Kecamatan Cempaka sebagai pusat pertambangan intan tradisional, pengembangan permukiman, lahan cadangan dan konservasi. II halaman

27 Gambaran Umum Wilayah Tabel.1 Luas Wilayah Kecamatan Dan Kelurahan Di Kota Banjarbaru NO. KOTA BANJARBARU LUAS KECAMATAN KELURAHAN Ha % 1 Landasan Ulin Landasan Ulin Timur 1.876,00 5,05 Guntung Payung 1.55,00 4,11 Syamsuddin Noor 1.867,00 5,03 Guntung Manggis 3.974,00 10,70 LANDASAN ULIN 9.4,00 4,89 Liang Anggang Landasan Ulin Barat 1.615,00 4,35 Landasan Ulin Selatan.635,00 7,10 Landasan Ulin Tengah.386,00 6,4 Landasan Ulin Utara 1.950,00 5,5 LIANG ANGGANG 8.586,00 3,1 3 Cempaka Palam 1.475,00 3,97 Bangkal.980,00 8,0 Sungai Tiung.150,00 5,79 Cempaka 8.065,00 1,7 CEMPAKA ,00 39,50 4 Banjarbaru Utara Loktabat Utara 1.44,00 3,83 Mentaos 16,00 0,44 Komet 44,00 0,66 Sungai Ulin 614,00 1,65 BANJARBARU UTARA.444,00 6,58 5 Banjarbaru Selatan Loktabat Selatan 858,00,31 Kemuning 361,00 0,97 Guntung Paikat 47,00 0,67 Sungai Besar 730,00 1,97 BANJARBARU SELATAN.196,00 5,91 TOTAL KESELURUHAN ,00 100,00 Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka, 011 Gambar.1. Proporsi Luas Wilayah Kota Banjarbaru II halaman 3

28 Gambaran Umum Wilayah POSISI KOTA BANJARBARU Gambar. Posisi Kota Banjarbaru dalam Konteks Provinsi Kalimantan Selatan II

29 Gambaran Umum Wilayah II Gambar.3 Peta Penggunaan Lahan Eksisting di Kota Banjarbaru

30 Gambaran Umum Wilayah II Gambar.4 Peta Batas Wilyah Administrasi Kota Banjarbaru

31 Laporan Pendahuluan a. Kecamatan Banjarbaru Utara Secara astronomis, Kecamatan Banjarbaru Utara terletak pada posisi 3 7' LS dan ' BT, dengan luasan wilayah mencapai ±.444 Ha atau 6,58% dari luas wilayah Kota Banjarbaru. Kecamatan Banjarbaru Utara memiliki batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut: Sebelah Utara : Kecamatan Martapura (Kabupaten Banjar); Sebelah Timur : Kecamatan Karang Intan (Kabupaten Banjar); Sebelah Selatan : Kec. Banjarbaru Selatan dan Kec. Cempaka; Sebelah Barat : Kecamatan Landasan Ulin. Kecamatan Banjarbaru Utara merupakan bagian dari pusat kota (CBD) yang memiliki fungsi sebagai pusat pemerintahan, kawasan hankam, permukiman, serta perdagangan dan jasa. Untuk lebih jelasnya, luas masingmasing kelurahan dan jumlah Rukun Tetangga (RT) di Kecamatan Banjarbaru Utara dapat dilihat pada tabel. berikut. Tabel. Luas Administrasi dan Jumlah Rt/Rw Di Kecamatan Banjarbaru Utara NO. KECAMATAN BANJARBARU UTARA 1 Kelurahan Loktabat Utara LUAS JUMLAH % RT RW 1.44,00 58, Kelurahan Mentaos 16,00 6, Kelurahan Komet 44,00 9, Kelurahan Sungai Ulin 614,00 5, ,00 100, TOTAL Ha Sumber: Kecamatan Banjarbaru Utara dalam Angka, 011 b. Kecamatan Banjarbaru Selatan Secara astronomis, Kecamatan Banjarbaru Selatan terletak pada posisi 3 7' 5" LS dan ' 0" BT, dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut: Sebelah Utara : Kecamatan Banjarbaru Utara; Sebelah Timur : Kecamatan Banjarbaru Utara; Sebelah Selatan : Kecamatan Cempaka; Sebelah Barat : Kecamatan Landasan Ulin. halaman 7 Kecamatan Banjarbaru Selatan merupakan bagian dari pusat kota (CBD) yang memiliki fungsi sebagai kawasan perdagangan dan jasa, pendidikan tinggi dan permukiman. Kecamatan Banjarbaru Selatan memiliki wilayah seluas ±.196 Ha (5,91% dari luas wilayah Kota Banjarbaru), yang terbagi menjadi 4 kelurahan dan 17 Rukun Tetangga (RT). Adapun luas masing-masing kelurahan II

32 Laporan Pendahuluan dan jumlah Rukun Tetangga (RT) di Kecamatan Banjarbaru Selatan dapat dilihat pada Tabel.3. Tabel.3 Luas Administrasi dan Jumlah Rt/Rw Di Kecamatan Banjarbaru Selatan NO. LUAS KECAMATAN BANJARBARU SELATAN Ha % RT JUMLAH RW 1 Kelurahan Loktabat Selatan 858,00 39, Kelurahan Kemuning 361,00 16, Kelurahan Guntung Paikat 47,00 11, Kelurahan Sungai Besar 730,00 33, TOTAL.196,00 100, Sumber: Kecamatan Banjarbaru Selatan dalam Angka, 011 c. Kecamatan Landasan Ulin Secara astronomis, Kecamatan Landasan Ulin terletak pada posisi 3 7' 5" LS dan ' BT, dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut: Sebelah Utara : Kecamatan Sungai Tabuk (Kabupaten Banjar); Sebelah Timur : Kec. Banjarbaru Utara, Banjarbaru Kec. Cempaka; Sebelah Selatan : Kecamatan Bati-Bati (Kabupaten Tanah Laut); Sebelah Barat : Kecamatan Liang Anggang. Selatan dan Kecamatan Landasan Ulin sebagai sub pusat kota memiliki fungsi sebagai kawasan perdagangan dan jasa, kawasan bandara, pertanian dan permukiman. Kecamatan Landasan Ulin memiliki wilayah seluas ± 9.4 Ha (4,89% dari luas wilayah Kota Banjarbaru), yang terbagi menjadi 4 kelurahan dan 141 Rukun Tetangga (RT). Tabel.4 Luas Administrasi Dan Jumlah Rt/Rw Di Kecamatan Landasan Ulin NO. KECAMATAN LANDASAN ULIN LUAS Ha JUMLAH % RT RW 1 Kelurahan Landasan Ulin Timur 1.876,00 0, Kelurahan Guntung Payung 1.55,00 16, Kelurahan Syamsuddin Noor 1.867,00 0, Kelurahan Guntung Manggis 3.974,00 43, ,00 100, TOTAL halaman 8 Sumber: Kecamatan Landasan Ulin Dalam Angka, 011 II

33 Laporan Pendahuluan KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Gambar II.5 Peta Batas Administrasi dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Banjarbaru Utara

34 Laporan Pendahuluan KOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Gambar.6 II Peta Batas Administrasi dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Banjarbaru Selatan

35 Laporan Pendahuluan II Gambar.7 Peta Batas Administrasi dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Landasan Ulin

36 Laporan Pendahuluan II Gambar.8 Peta Batas Administrasi dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Liang Anggang

37 Laporan Pendahuluan II Gambar.9 Peta Batas Administrasi dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Cempaka

38 Laporan Pendahuluan d. Kecamatan Liang Anggang Secara astronomis, Kecamatan Liang Anggang terletak pada posisi 3 7' 5" LS dan ' BT, dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut: Sebelah Utara : Kecamatan Sungai Tabuk (Kabupaten Banjar); Sebelah Timur : Kecamatan Landasan Ulin; Sebelah Selatan : Kecamatan Bati-Bati (Kabupaten Tanah Laut); Sebelah Barat : Kecamatan Sungai Tabuk (Kabupaten Banjar). Kecamatan Liang Anggang sebagai sub pusat kota memiliki fungsi sebagai kawasan industri, perdagangan dan jasa, serta permukiman. Kecamatan Liang Anggang memiliki wilayah seluas ± Ha (3,1% dari luas wilayah Kota Banjarbaru), yang terbagi menjadi 4 kelurahan dan 66 Rukun Tetangga (RT). Adapun luas masing-masing kelurahan dan jumlah Rukun Tetangga (RT) di Kecamatan Liang Anggang dapat dilihat pada tabel.5 berikut ini. Tabel.5 Luas Administrasi Dan Jumlah Rt/Rw Di Kecamatan Liang Anggang NO. KECAMATAN LIANG ANGGANG LUAS Ha % JUMLAH RT RW 1 Kelurahan Landasan Ulin Barat 1.615,00 18, Kelurahan Landasan Ulin Selatan.635,00 30, Kelurahan Landasan Ulin Tengah.386,00 7, Kelurahan Landasan Ulin Utara 1.950,00, ,00 100, TOTAL Sumber: Kecamatan Liang Anggang dalam Angka, 011 e. Kecamatan Cempaka Secara astronomis, Kecamatan Cempaka terletak pada posisi 33 7' LS dan ' BT, dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut: : Kec. Banjarbaru Utara, Kec. Landasan Ulin; Banjarbaru Selatan dan Sebelah Timur : Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar; Sebelah Selatan : Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut; Sebelah Barat : Kec. Landasan Ulin dan Kec. Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut 15 Sebelah Utara halaman II

39 Laporan Pendahuluan Kecamatan Cempaka sebagai sub pusat kota memiliki fungsi sebagai kawasan pertambangan, perdagangan, pertanian, pariwisata dan permukiman. Kecamatan Cempaka memiliki wilayah seluas ± Ha (39,50% dari luas wilayah Kota Banjarbaru), yang terbagi menjadi 4 kelurahan dan 10 Rukun Tetangga (RT). Adapun luas masing-masing kelurahan di Kecamatan Cempaka dapat dilihat pada tabel.6 berikut ini. Tabel.6 Luas Administrasi Dan Jumlah Rt/Rw Di Kecamatan Cempaka KECAMATAN CEMPAKA NO. LUAS Ha % JUMLAH RT RW 1 Kelurahan Palam 1.475,00 10, Kelurahan Bangkal.980,00 0, Kelurahan Sungai Tiung.150,00 14, Kelurahan Cempaka 8.065,00 54, ,00 100, TOTAL Sumber: Kecamatan Cempaka Dalam Angka Kondisi Fisik Kondisi fisik alamiah Kota Banjarbaru yang dipaparkan di sini meliputi kondisi topografi dan kelerengan, kondisi fisik tanah, klimatologi dan hidrologi. Paparan rona fisik ini diharapkan dapat mendeskripsikan kondisi bentang alam/geografis Banjarbaru yang berimplikasi pada pola pembangunan di Kota Banjarbaru. a. Topografi Dan Kelerengan Secara topografi, Kota Banjarbaru memiliki topografi bervariasi antara ± 0 m 500 m dari permukaan air laut (dpl); dengan bentuk bentang alam (morfologi) yang cukup variatif (beragam). Sebagian besar wilayah Kota Banjarbaru berada di ketinggian 7 5 m dpl yaitu sekitar Ha atau 33,3% dari luas Kota Banjarbaru. Kondisi ketinggian ini mengindikasikan bahwa morfologi wilayah ini sangat cocok untuk budidaya tanaman. Dari segi kemiringan tanah, Kota Banjarbaru memiliki kemiringan tanah bervariasi antara 0-15%, namun cenderung landai. Kemiringan berkaitan dengan kepekaan terhadap erosi tanah; semakin tinggi/terjal, semakin peka terhadap erosi. halaman 16 Sebagian besar wilayah Kota Banjarbaru memiliki kelerengan 0 % (± 59,35%). Kondisi ini sangat cocok untuk budidaya pertanian maupun untuk kegiatan perkotaan; II

40 Laporan Pendahuluan Kelerengan antara 8% (± 5,78%) berada di sebagian wilayah Cempaka, Banjarbaru Utara dan Selatan. Di kelas lereng ini, kegiatan budidaya masih dapat dilaksanakan, tetapi harus menggunakan teknologi yang tepat sebagai bentuk antisipasi erosi tanah; Kelerengan antara 8 15% (± 1,08%) berada di sebagian wilayah Cempaka. Kelas lereng ini masing memungkinkan untuk budidaya perkebunan atau kehutanan dengan jenis tanaman yang berakar dalam. Tabel.7 Kelas Ketinggian Dari Permukaan Laut Kota Banjarbaru No Kecamatan 1 Landasan Ulin Liang Anggang 3 Kelas Ketinggian dari Permukaan Laut (Ha) Luas >7-5 m >5 100 m > m , , ,5 Cempaka 30.18, ,09 4 Bjb. Utara -.40, ,90 5 Bjb. Selatan , , TOTAL 0-7 m >500 Ha % ,00 Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka, 011 Tabel.8 Kelas Lereng/Kemiringan Kota Banjarbaru No. Kecamatan Kelas Lereng/Kemiringan/Slope Class (Ha) 0- % >-8 % >8-15 % >15 % Luas Ha % 1 Landasan Ulin 9.316, ,16 Liang Anggang 6.789, ,5 3 Cempaka 7.734, ,09 4 Banjarbaru Utara.35, ,90 5 Banjarbaru Selatan 1.937, , , ,00 TOTAL Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka, 011 Secara umum, tanah di Kota Banjarbaru stabil dengan tingkat resiko erosi relatif kecil, kemampuan lahan yang baik dan bertekstur tanah halus. Hal 17 ini sangat menunjang bagi pengembangan perkotaan serta pelaksanaan halaman kegiatan pembangunan sarana dan prasarana perkotaan. Namun, di sisi lain menjadi kendala bagi pengembangan kota, karena kondisi topografi yang relatif datar tersebut menjadikan aliran air permukaan (surface run off) menjadi II

41 Laporan Pendahuluan lambat dan potensial menciptakan genangan baik secara tetap maupun secara periodik. b. Klimatologi Berdasarkan sistem Koppen, Banjarbaru beriklim Hutan Tropika Humid dengan suhu udara bulanan rata-rata berkisar antara 6,4 C sampai dengan 8,1 C dengan sedikit variasi musiman. musiman Suhu udara maksimum tertinggi terjadi pada bulan September (36, C) dan suhu minimum terendah terjadi pada bulan Juli (0,0 C). Rata-rata Rata rata tekanan udara di Kota Banjarbaru tahun 009 berkisar antara 1.010,60 mb sampai dengan 101,70 mb sedangkan rata rata-rata kecepatan angin sekitar 3,3 knots. Curah hujan tahunan rata-rata rata rata Kota Banjarbaru berkisar 180,8 mm/tahun dengan jumlah yang terendah terjadi pada bulan September (1 mm) dan tertinggi terjadi pada bulan Januari (384 mm). Sed Sedangkan rata-rata jumlah hari hujan 16 hari hujan dengan jumlah hari hujan terbanyak pada bulan Januari (30 hari), sebaliknya jumlah hari hujan terendah pada bulan Agustus ( hari). Hal ini berpengaruh terhadap tingkat kenyamanan dalam beraktivitas terutama tama aktivitas di luar ruangan serta tingkat pelayanan supplai air bersih dari PDAM. Gambar.10 Rata-Rata Rata Rata Curah Hujan Kota Banjarbaru Tahun (Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka) Angka Penyinaran matahari rata-rata rata rata pada saat musim hujan,8 jam/hari dan di musim kemarau 6,5 jam/hari dengan kelembaban udara rata rata-rata berkisar antara 47% 97%.. Kelembaban udara relatif bulanan rata-rata rata ter tertinggi jatuh pada bulan Januari yaitu ± 89% 94% dan terendah pada bulan September yaitu 18 ± 47% 74%. Evaporasi porasi dari permukaan air bebas karena penyinaran matahari dan pengaruh angin rata-rata rata rata harian sebesar 3,4 mm/hari di musim hujan dan halaman 4,1 mm/hari di musim kemarau. Evaporasi maksimum yang pernah terjadi sebesar 11,4 mm/hari dan minimum 0, mm/hari. Dengan kondisi fisik II

42 Laporan Pendahuluan tersebut, kenyamanan bangunan di Banjarbaru dipengaruhi oleh sistem peredaran udara (sirkulasi udara), pembatasan radiasi panas sebagai sistem pengendalian iklim serta penggunaan struktur dan bahan bangunan. Gambar.11 Rata-Rata Rata Kelembaban Udara Kota Banjarbaru Tahun (Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka) Angka c. Kondisi Fisik Tanah Secara umum, jenis tanah di Banjarbaru terdiri dari tanah podsolik (63,8%),, organosol (9,8%) dan lathosol (6,36%). Jenis tanah Podsolik Merah Kuning (Ultisols)) tersebar sebagian besar di Kecamatan Cempaka dan Banjarbaru; sedangkan Aluvial (Entisols ( dan Inceptisols), ), Gambut ((Histosols) dan Spodosols tersebar di Kecamatan Landasan Ulin. Jenis tanah podsolik mempunyai ciri tanah dengan tingkat kesuburan yang ang rendah dan peka terhadap erosi. Walaupun demikian, di Kota Banjarbaru tetap dapat dikembangkan budidaya pertanian (padi, palawija, sayuran, perkebunan), tetapi disertai dengan teknologi pengolahan yang tepat. Sedangkan jenis tanah organosol mempunyai ciri tanah dengan tingkat kesuburan yang baik, sehingga potensial untuk pengembangan budidaya tanaman pangan (khususnya padi sawah dan holtikultura). 19 Dilihat dari segi tekstur tanah, wilayah Banjarbaru memiliki 3 (tiga) tekstur tanah, yaitu halus, halus, sedang dan kasar. Sebagian besar wilayah bagian tengah (seluas 88% dari luas keseluruhan) memiliki tekstur tanah cenderung halus dengan kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm, sedangkan tekstur tanah kasar hanya sebagian kecil di bagian selatan (4% dari ri luas keseluruhan). Kondisi ini mengindikasikan adanya potensi pengembangan tanaman budidaya, karena tanah dengan tekstur halus dengan kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm memiliki kecenderungan baik untuk ditanami dan tahan terhadap erosi. halaman Ditinjau segi drainase tanah, secara umum wilayah Banjarbaru memiliki tingkat drainase yang tidak pernah tergenang. Hal ini mengindikasikan bahwa II

43 Laporan Pendahuluan daerah ini sangat cocok sebagai kawasan budidaya tanaman pangan lahan kering dan perkebunan, karena tidak memerlukan kondisi tanah yang jenuh air. Namun, terdapat daerah yang tergenang periodik tergenang kurang dari 6 bulan yaitu Kecamatan Landasan Ulin sebagai peralihan daerah rawa (persawahan) di Kecamatan Gambut dan Aluh-Aluh. d. Hidrologi Secara hidrologi, Kota Banjarbaru terdiri dari air permukaan dan air tanah. Kondisi air permukaan di Banjarbaru ditunjang oleh adanya (dua) buah DAS (Daerah Aliran Sungai) sebagai catchment area, yaitu DAS Barito/Riam Kanan dan DAS Taboneo. Daerah Aliran Sungai tersebut merupakan asset kawasan yang berpotensi besar bagi aspek-aspek kehidupan masyarakat, yakni sebagai bahan baku untuk minum, perikanan dan pariwisata. Namun, Di sepanjang hamparan aliran DAS/Sub-DAS telah mengalami degradasi lahan (kategori lahan kritis) disebabkan kegiatan penduduk yang tidak sesuai peruntukan. Sedangkan air tanah di Kota Banjarbaru dapat ditemukan dengan kulitas yang cukup baik. Tabel.9 Daerah Aliran Sungai (Das) Di Wilayah Kota Banjarbaru NAMA DAS LUAS (Ha) DAS RIAM KANAN DAS TABONIO DEBIT (M3/Dtk) Sumber : Balai Wilayah Sungai Kalimantan II. Demografi..1 Jumlah Penduduk Selama tahun , jumlah penduduk Kota Banjarbaru terus meningkat. Rata-rata pertumbuhan penduduk mencapai 5,48% per tahun atau meningkat sebanyak jiwa penduduk selama 6 tahun terakhir, hal ini disebabkan karena terjadi arus migrasi penduduk dari daerah sekitarnya maupun dari luar pulau (terutama dari Pulau Jawa). Salah satu daya tarik yang menyebabkan tingginya minat orang untuk bermigrasi ke Kota Banjarbaru adalah berpindahnya Ibukota Pemerintahan Provinsi Kalimantan Selatan dari Kota Banjarmasin ke Kota Banjarbaru. halaman 0 Perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan (sex ratio) di Kota Banjarbaru pada tahun 011 menunjukkan jumlah laki-laki lebih banyak daripada jumlah perempuan (angka sex ratio 106). Angka sex ratio tersebut dapat menjadi potensi pembangunan dan pengembangan internal bagi Kota Banjarbaru. Sex ratio yang paling tinggi terjadi di Kecamatan Landasan Ulin dan Kecamatan Liang Anggang sebesar 108, sedangkan yang paling rendah adalah Kecamatan Banjarbaru Selatan yaitu sebesar 104. II

44 Laporan Pendahuluan Tabel.10 Jumlah Dan Kepadatan Penduduk Kota Banjarbaru Tahun NO KOTA BANJARBARU KECAMATAN KELURAHAN Landasan Ulin Landasan Ulin Timur Guntung Payung Syamsuddin Noor Guntung Manggis LANDASAN ULIN Liang Anggang Landasan Ulin Barat Landasan Ulin Selatan Landasan Ulin Tengah Landasan Ulin Utara LIANG ANGGANG Cempaka Palam Bangkal Sungai Tiung Cempaka CEMPAKA Banjarbaru Utara Loktabat Utara Mentaos Komet Sungai Ulin BANJARBARU UTARA Banjarbaru Selatan Loktabat Selatan Kemuning Guntung Paikat Sungai Besar BANJARBARU SELATAN TOTAL KESELURUHAN KEPADATAN PENDUDUK 005 LUAS (Ha) 1, , , , ,4.00 1,615.00,635.00, , , ,475.00,980.00, , , , , , , LAKI-LAKI 006 PEREMPUAN TOTAL LAKI-LAKI 007 PEREMPUAN TOTAL LAKI-LAKI 008 PEREMPUAN TOTAL LAKI-LAKI PEREMPUAN 5,649,85 4,087 5,356 17,917 5,393,586 3,863 5,1 17,054 11,04 5,411 7,950 10,568 34,971 5,777,889 4,179 5,477 18,3 5,516,645 3,951 5,331 17,443 11,93 5,534 8,130 10,808 35,765 6,009 3,006 4,348 5,698 19,061 5,771,767 4,134 5,578 18,50 11,780 5,773 8,48 11,76 37,311 5,531 4,816 10,347 5,656 4,96 10,58 5,884 5,154 11,038 3,579 3,073 1,183 1,448 1,880 3,875 5,740 1,943 6,35 3,616,90 11,334 1,380 1,763 3,68 5,193 1,018 6,19 7,195 5,975 3,517,88 3,643 7,557 10,933 4,961 1,481 3,660 3,143 1,459 1,465 1,90 3,91 5,807 13,095 6,443 3,699,968 11,593 1,408 1,799 3,757 5,98 1,6 6,1 7,359 6,111 4,05,873 3,701 7,678 11,105 5,357 1,655 3,808 3,70 1,96 1,494 1,940 3,999 5,93 13,356 6,673 3,871 3,105 1,130 1,45 1,856 3,875 5,464 1,647 6,511 7,679 6,375 5,09,946 3,796 7,874 11,387 6,003 13,184 5,6 5,6 10,488 5,99 5,334 10,633 5,489 5,591 11,080 5,73 16,851 3,60 5,167 16,558 3,410 10,440 33,409 7,030 5,348 17,090 3,67 5,37 16,783 3,457 10,585 33,873 7,19 5,539 17,701 3,803 5,489 17,591 3,63 11,08 35,9 7,46 7,64 7,164 14,788 7,733 7,61 14,994 8,010 7,610 15,60 6,003 17,47 5,817 16,391 11,80 33,638 6,089 17,494 5,896 16,614 11,985 34,108 6,307 18,10 6,179 17,41 1,486 35,53 6,16 3,083 4,459 5,84 19,546,485 3,549 3,905 3,353 13,9 1,577,048 4, 6,53 14,100 6,855 1,860 3,779 5,689 18,183 3,907 3,676 4,55 6,479 18,614 73, ,496 78,460 74, ,155 81,00 78, ,30 83,735 77,141 37, II LAKI-LAKI 5,9,839 4,43 5,74 18,78,48 3,041 3,97 3,186 1,447 1,538 1,967 4,105 5,788 13,398 6,678 1,84 3,894 5,631 18,045 3,717 3,497 4,310 6,339 17,863 1,084 5,9 8,70 11,566 38,74 4,733 6,590 7,877 6,539 5,739 3,115 4,015 8,37 1,041 7,498 13,533 3,70 7,673 11,30 36,8 7,64 7,173 8,86 1,818 36,477 6,349 3,176 4,594 6,019 0,138,560 3,656 4,03 3,455 13,694 1,65,110 4,350 6,44 14,57 7,06 3,91 1,766 5,993 18,733 4,05 3,788 4,690 6,675 19,178 80, ,16 86, Sumber: Kota Banjarbaru dalam Angka, 006 sampai dengan 011 Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Kota Banjarbaru Tahun TOTAL 010 PEREMPUAN 6,71 3,006 4,493 6,06 19,83,381 3,0 4,06 3,374 13,181 1,69,083 4,347 6,19 14,188 7,073 4,131 1,930 5,975 19,109 3,936 3,703 4,564 6,713 18,916 TOTAL LAKI-LAKI 1,60 6,18 9,087 1,081 39,970 4,941 6,876 8,9 6,89 6,875 3,54 4,193 8,697 1,571 8,715 14,135 8,043 3,696 11,968 37,84 7,961 7,491 9,54 13,388 38,094 7,00 3,363 5,579 10,37 6,514 3,363,97 4,616 6,819 17,75 1,563,135 4,084 6,863 14,645 8,94 4,77 1,895 6,1 1,803 4,333 4,3 4,031 8,91 1,598 85,6 171, , PEREMPUAN 011 TOTAL 6,978 3,111 5,309 9,598 4,996,960,765 4,614 6,484 16,83 1,538,08 3,90 6,15 13,674 8,656 4,659,14 5,563 1,00 4,07 4,173 3,944 8,703 0,847 14,178 6,474 10,888 19,970 51,510 6,33 5,69 9,30 13,303 34,548 3,101 4,17 7,986 13,015 8,319 17,580 9,431 4,019 11,775 4,805 8,360 8,495 7,975 17,615 4,445 97,41 199, TOTAL 14,439 6,613 11,074 0,356 5,48 6,33 5,837 9,406 13,635 35,01 3,180 4,31 8,13 13,30 8,854 17,78 10,063 3,981 11,84 43,614 8,530 8,666 8,139 17,91 43,47 03,

45 Laporan Pendahuluan Gambar.1 Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Banjarbaru Tahun (Kota Banjarbaru Dalam Angka, Tahun 006 s/d 011) Gambar.13. Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Banjarbaru Per-kecamatan, Kepadatan Penduduk Dari tahun , kepadatan penduduk di Kota Banjarbaru rata-rata terus meningkat. Rata-rata kepadatan penduduk di Kota Banjarbaru adalah Kalimantan Selatan, Kota Banjarbaru merupakan daerah kedua setelah Kota Banjarmasin yang memiliki kepadatan penduduk yang paling tinggi dibandingkan daerah lainnya. Hal ini wajar karena di Kota Banjarbaru terdapat sarana II halaman sebesar 5,48 jiwa per kilometer persegi. Dibanding dengan daerah lain di

46 Laporan Pendahuluan pendidikan, kesehatan dan prasarana pembangunan yang jauh lebih lengkap dibandingkan dengan daerah lainnya. Berdasarkan tingkat kepadatan penduduk kota Banjarbaru dapat dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu : Kepadatan < 5 jiwa/ha disebut Kawasan pedesaan (rural) Kepadatan jiwa/ha disebut kawasan peri urban Kepadatan jiwa/ha disebut kawasan Urban Low Kepadatan jiwa/ha disebut kawasan Urban medium Kepadatan > 50 jiwa/ha disebut kawasan Urban high Berdasarkan kriteria tersebut kecamatan-kecamatan di kota Banjarbaru dengan kepadatan penduduknya termasuk kawasan rural adalah Kecamatan Landasan Ulin, Liang Anggang dan Cempaka, sedangkan yang termasuk kawasan peri urban adalah Kecamatan Banjarbaru Utara dan Kecamatan Banjarbaru Selatan, Tabel.11 Jumlah Dan Kepadatan Penduduk Kota Banjarbaru Tahun 011 NO KOTA BANJARBARU KECAMATAN KELURAHAN Landasan Ulin Landasan Ulin Timur Guntung Payung Syamsuddin Noor Guntung Manggis LANDASAN ULIN Liang Anggang Landasan Ulin Barat Landasan Ulin Selatan Landasan Ulin Tengah Landasan Ulin Utara LIANG ANGGANG Cempaka Palam Bangkal Sungai Tiung Cempaka CEMPAKA Banjarbaru Utara Loktabat Utara Mentaos Komet Sungai Ulin BANJARBARU UTARA Banjarbaru Selatan Loktabat Selatan Kemuning Guntung Paikat Sungai Besar BANJARBARU SELATAN TOTAL KESELURUHAN LUAS (Ha) 1, , , , ,4.00 1,615.00,635.00, , , ,475.00,980.00, , , , , , , JUMLAH PENDUDUK KEPADATAN (Jiwa) (JIWA/HA) 14, , , , , , ,837. 9, , , , , , , , , , , , , , , , , , , II halaman 3 Sumber: Aplikasi SIAK Disdukcapil/Data Perkembangan Penduduk Kota Banjarbaru Tahun 011

47 Laporan Pendahuluan Gambar.14. Kepadatan Penduduk Kota Banjarbaru Tahun 011 (Sumber: Aplikasi SIAK Disdukcapil/Data Perkembangan Penduduk Kota Banjarbaru Tahun 011) Dilihat dari sebaran penduduk, paling banyak terkonsentrasi di Kecamatan Landasan Ulin sebesar 5.48 jiwa (6% dari total penduduk Kota Banjarbaru) jumlah penduduk terendah di kecamatan Cempaka sebesar jiwa (14% dari total penduduk Kota Banjarbaru). Gambar.15 Sebaran Penduduk Kota Banjarbaru Per-Kecamatan Tahun 011 II halaman 4 Berdasarkan Jumlah penduduk Kota Banjarbaru tahun 006 sampai tahun 011, dengan melihat tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 4,87 %, maka analisis yang dipergunakan untuk proyeksi jumlah penduduk 5 tahun kedepan adalah analisis bunga berganda/exponensial.

48 Laporan Pendahuluan Tabel.1 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Di Kota Banjarbaru Tahun 01 0 No 1 Kecamatan Landasan Ulin , , , , , , , , , , ,41 Guntung Payung 6,613 7,05 7,46 7,97 8,41 8,945 9,503 10,094 10,73 11,391 1,101 1,854 Syamsuddin Noor 11,074 11,764 1,496 13,75 14,10 14,980 15,913 16,904 17,957 19,075 0,63 1,55 Guntung Manggis 0,356 1,64,971 4,401 5,91 7,536 9,51 31,07 33,008 35,064 37,48 39,567 Kumulatif 5,48 55,751 59,3 6,91 66,830 70,993 75,414 80,111 85,101 90,401 96,03 10,013 9,406 9,99 10,614 11,75 11,978 1,74 13,516 14,358 15,5 16,0 17,11 18,83 Landasan Ulin Utara 13,635 14,484 15,386 16,345 17,363 18,444 19,593 0,813,110 3,487 4,949 Landasan Ulin Barat 6,33 6,717 7,135 7,580 8,05 8,553 9,086 9,65 10,53 10,89 11,570 1,90 Landasan Ulin Selatan 5,837 6,01 6,587 6,997 7,433 7,896 8,388 8,910 9,465 10,054 10,681 11,346 35,01 37,393 39,7 4,197 44,85 47,617 50,58 53,733 57,079 60,634 64,411 68,43 Liang Anggang Cempaka Palam 3,180 3,378 3,588 3,81 4,049 4,30 4,570 4,854 5,156 5,478 5,819 4,31 4,581 4,866 5,169 5,491 5,833 6,196 6,58 6,99 7,48 7,890 8,38 Sungai Tiung 8,13 8,638 9,177 9,748 10,355 11,000 11,685 1,413 13,186 14,008 14,880 15,807 Cempaka 13,30 8,854 30,651 3,560 34,588 36,74 39,031 41,46 44,044 46,788 49,70 5,797 56,086 17,78 18,83 0,005 1,51,575 3,981 5,474 7,061 8,746 30,537 3,439 34,459 11,356 15,859 1,063 16,847 1,814 17,896 13,61 19,011 14,460 0,195 15,361 1,453 16,317,789 17,334 4,08 18,413 5,716 19,560 Komet 3,981 4,9 4,49 4,77 5,069 5,385 5,71 6,077 6,455 6,857 7,84 7,738 11,84 1,580 13,363 14,195 15,080 16,019 17,016 18,076 19,0 0,398 1,669 3,018 43,614 46,330 49,16 5,81 55,538 58,997 6,671 66,575 70,71 75,16 79,805 84,776 8,530 9,061 10,86 11,539 1,57 13,01 13,83 14,693 15,608 16,580 Loktabat Selatan Banjarbaru Selatan 10,690 14,99 Sungai Ulin Kumulatif 5 10,063 14,054 6,181 Loktabat Utara Mentaos Banjarbaru Utara 6,503 Bangkal Kumulatif 4 0 8,066 Landasan Ulin Tengah Kumulatif 3 PROYEKSI PENDUDUK (JIWA) Kelurahan Landasan Ulin Timur 9,66 10,5 Kemuning 8,666 9,06 9,779 10,388 11,035 11,73 1,453 13,8 14,05 14,97 15,857 16,845 Guntung Paikat 8,139 8,646 9,184 9,756 10,364 11,010 11,695 1,44 13,198 14,00 14,893 15,80 Sungai besar 17,91 19,08 0,13 1,47,809 4,30 5,739 7,34 9,045 30,854 3,776 34,817 Kumulatif 43,47 45,941 48,80 51,84 55,070 58,500 6,144 66,015 70,16 74,494 79,134 84,06 Total 03,398 16,066 9,54 43,819 59,005 75,137 9,74 310,478 39, ,358 37, ,360 II halaman 5 Sumber : BPS Kota Banjarbaru, Aplikasi SIAK Disdukcapil/Data Perkembangan Penduduk Kota Banjarbaru Tahun 011dan Hasil Analisis

49 Laporan Pendahuluan II Gambar.16 Peta Kepadatan Penduduk Kota Banjarbaru Tahun 011

50 Laporan Pendahuluan.3 Keuangan Dan Perekonomian Daerah Salah satu indikator ekonomi makro yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja pembangunan di daerah adalah jumlah nilai tambah (barang dan jasa) yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah dalam satu tahun, atau disebut Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Selama tahun 010, perekonomian Kota Banjarbaru mampu menghasilkan nilai tambah bruto sebesar Rp ,00 (atas dasar harga berlaku). PDRB atas dasar harga berlaku menunjukkan kapasitas perekonomian suatu daerah tanpa memperhatikan adanya pengaruh faktor inflasi sehingga kurang tepat jika digunakan untuk mengukur atau menghitung pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi daerah, maka PDRB harus dihitung berdasarkan harga konstan dengan menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai harga dasar. PDRB berdasarkan harga konstan menunjukkan besaran kontribusi suatu sektor yang sesungguhnya karena telah memperhatikan pengaruh faktor inflasi. Data pada tabel berikut memperlihatkan PDRB Kota Banjarbaru atas dasar harga konstan dengan menggunakan harga tahun 000 sebagai satuan dasar. Tabel.13 PDRB Kota Banjarbaru Tahun Atas Dasar Harga Konstan Tahun 000 (Ribuan Rupiah) *) 010**) 1 Pertanian 43,05,318 45,547,479 47,098,963 49,066,346 Pertambangan & Penggalian 68,566,87 68,373,154 68,430,70 70,46,15 3 Industri Pengolahan 15,048,344 16,39,796 18,019,687 13,337,740 4 Listrik dan Air Minum 14,905,880 15,87,170 16,675,715 17,353,691 5 Bangunan 119,601,55 133,063, ,94, ,36,077 6 Perdag, Resto & Perhotelan 191,186,996 0,99,4 15,881,900 30,335,607 7 Pengangkutan & Kom. 6,390,356 63,967,74 68,54,031 73,584,96 8 Bank & Lembaga Keuangan 31,16,410 35,836,93 39,086,096 40,451,7 9 Jasa-jasa 148,357, ,407, ,749, ,514, ,7,04 851,19,89 901,491, ,51,514 PDRB/GDRP *) : Angka Perbaikan **) : Angka Sementara 7 Ket : Sumber : Kota Banjarbaru Dalam Angka 011, BPS II halaman S e k tor

51 Laporan Pendahuluan Data pada tabel diatas menunjukkan bahwa perekonomian Kota Banjarbaru pada tahun 010 mengalami pertumbuhan sekitar 5,85%. Dari tabel.7 tersebut juga terlihat bahwa pada tahun 010 sektor pengangkutan dan telekomunikasi merupakan sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi dibandingkan sektor lainny, yaitu tumbuh sekitar 7,81% dibandingkan kondisi tahun 009, disusul oleh sektor perdagangan, restoran dan perhotelan yang mengalami pertumbuhan sekitar 6,69%. Sektor lain yang mengalami pertumbuhan cukup signifikan adalah adalah sektor jasa-jasa dan sektor bangunan..3.1 Struktur Ekonomi Struktur ekonomi Kota Banjarbaru pada tahun 010 relatif masih sama dengan kondisi pada tahun-tahun sebelumnya. Berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan tahun 000, sektor perdagangan, hotel dan restoran masih menjadi penyumbang utama dengan share sebesar 4,14%, mengalami peningkatan dibandingkan kondisi tahun 009 yang memberi sumbangan sebesar 3,95% dari total PDRB Kota Banjarbaru. Jika dilihat dari perkembangan share-nya, maka sektor yang peranannya mengalami peningkatan cukup signifikan dalam perekonomian Kota Banjarbaru adalah sektor jasa-jasa, meningkat sebesar 0,4% dibandingkan struktur ekonomi tahun 009. Tabel.14 Struktur Ekonomi Kota Banjarbaru Tahun Atas Dasar Harga Konstan Tahun 000 (Ribuan Rupiah) S e k tor *) 010**) 1 Pertanian Pertambangan &Penggalian Industri Pengolahan Listrik dan Air Minum Bangunan Perdag, Resto & Perhotelan Pengangkutan & Kom Bank & Lembaga Keuangan Jasa-jasa II halaman 8 Sumber : Kota Banjarbaru Dalam Angka 011, BPS (data diolah)

52 Laporan Pendahuluan 19,34 4,4 5,14 Pertanian 7,36 Pertambangan &Penggalian 13,87 7,71 Industri Pengolahan Listrik dan Air Minum 16,39 4,14 Bangunan Perdag, Resto & Perhotelan Pengangkutan & Kom. Bank & Lembaga Keuangan Jasa-jasa jasa Gambar.17. Struktur Ekonomi Kota Banjarbaru Tahun Pendapatan Perkapita Meskipun tidak sepenuhnya tepat, PDRB per kapita umum digunakan sebagai acuan mengukur tingkat kesejahteraan penduduk. Ditinjau dari PDRB atas dasar harga berlaku, Pendapatan perkapita penduduk Kota Banjarbaru pada tahun 010 adalah sebesar Rp ,00. Rp. Pendapatan perkapita tahun 010 ini turun sebesar -4,41% 4,41% jika dibandingkan pada tahun 009 yang mencapai Rp ,00. Sedangkan Pendapatan Perkapita berdasarkan Harga Konstan (ADHK Tahun 000) pada tahun 010 adalah sebesar Rp , Rp ,00, turun sebesar -9,06% 9,06% dibandingkan PDRB perkapita pada tahun 009 sebesar Rp ,00. Tabel.15 PDRB DRB Perkapita Kota Banjarbaru Tahun Atas Dasar Harga Berlaku Growth (%) 007 8,118, ,051, ,116, ,18, ,893, ,56, ,456, ,780, *) Ket : *) : Angka Sementara Sumber : Kota Banjarbaru Dalam Angka 011, BPS (data diolah) II halaman Tahun PDRB Perkapita Growth Atas Dasar (%) Harga Kostan

53 Laporan Pendahuluan.3.3. Pengelolaan Keuangan Daerah Dari seluruh komponen tentang pengelolaan keuangan daerah, APBD merupakan komponen strategis. la menjadi instrumen kebijakan keuangan daerah yang sangat penting, karena di dalamnya menyangkut tentang perkiraan dan perencanaan tentang pendapatan dan belanja daerah. APBD yang disusun dengan cermat dan akurat akan membantu terciptanya tertib anggaran. Sesuai dengan Permendagri Nomor 13 Tahun 006 jo. Permendagri No. 59 Tahun 007 pendapatan daerah Kota Banjarbaru meliputi pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan penerimaan pembiayaan, serta penerimaan lain-lain yang sah. Gambar.17 menunjukkan bahwa meskipun selama periode Pendapatan Asli Daerah (PAD) mengalami peningkatan ± sembilan kali lipat, dana perimbangan (khususnya dana alokasi umum) masih sangat dominan dalam komposisi struktur pendapatan daerah. Dalam periode ini, dana perimbangan mencapai proporsi di atas 75%. Belanja daerah adalah sisi lain dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 003 tentang Keuangan Negara, yang dimaksud dengan pendapatan daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih, sedangkan belanja daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. Belanja daerah terdiri atas belanja aparatur dan belanja publik. Berdasarkan pada PP Nomor 58/008 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, belanja daerah terdiri atas belanja langsung dan biaya tak langsung , , , , , , , , , , , , , , , ,10 Lain-Lain Dana Perimbangan PAD , ,90 Gambar.18 Struktur Pendapatan Daerah Kota Banjarbaru Tahun (Rp.000) II halaman 010

54 Laporan Pendahuluan Tabel.16 Ringkasan Realisasi APBD Kota Banjarbaru Periode Tahun No. A B Anggaran Pendapatan 1 PAD a) Pajak Daerah b) Retribusi Daerah c) Hasil Daerah d) Lain PAD Dana Perimbangan 3 Lain Pendapatan Belanja 1 Belanja Langsung Belanja Tidak Langsung C Surplus/Defisit Anggaran Tahun ,756,000,000 10,050,000,000 86,609,000,000 16,000,000,000 6,038,897,000 5,636,647,00 36,519,7,000 19,634,91, ,094,63,400 3,50,000, ,5,657,900 7,360,000,000 7,068,599,000 8,07,566,000 8,736,361,000 8,030,308,400 9,57,17,000 1,33,889,910 5,094,696,15 4,197,303,875 85,500, ,500, ,065, ,08, ,3,315 67,500,000 3,938,955,800 4,138,939,600 4,6,188,500 5,315,516,775 0,706,000, ,154,000,000 18,455,000,000 86,091,8,608 0,793,581,39 339,713,477,500 41,131,145, ,656,89,000 4,35,765,900 41,853,64, ,598,950, ,115,71, ,38,66, ,149,657, ,309,005,867 81,544,618, ,85,994, ,745,956,35 49,873,8,658 15,41,988,34 98,51,654, ,806,61,16 05,005,114,97 03,144,54,98-11,097,64,000-7,989,950,800-48,595,549,000-69,33,643,400-18,897,000,000 Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Banjarbaru II

55 Laporan Pendahuluan Tabel.17 Ringkasan Anggaran Belanja Sektor Sanitasi Kota Banjarbaru No Tahun Anggaran 1 Air Limbah (Rp.) Persampahan (Rp.) Drainase (Rp.) PHBS (Rp.) Total Belanja Sanitasi Proporsi Belanja Sanitasi thd APBD Jumlah Penduduk (jiwa) Belanja Sanitasi perpenduduk (Rp./jiwa) 1,79%,41%,% 1,74% , , , , Sumber : Dinas Pengelolaan Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah, data diolah. Desentralisasi berdampak langsung fiskal pada yang merupakan persaingan antar bagian dari otonomi daerah untuk daerah meningkatkan Pendapatan Asli Daerah masing-masing dalam rangka membiayai tugas-tugas pemerintahan. Gambaran kemampuan keuangan masing-masing daerah yang dicerminkan melalui penerimaan umum anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) untuk membiayai tugas pemerintahan setelah dikurangi belanja pegawai dan dikaitkan dengan jumlah penduduk miskin ini disebut dengan Indeks Kapasitas Fiskal daerah. Tabel.18 Indeks Kapasitas Fiskal Daerah Kota Banjarbaru Tahun No Tahun Indeks Kapasitas Fiskal Daerah Kalimantan Selatan Kota Banjarbaru ,4816, ,4487 1, ,3979, ,6699,3308 II halaman 3 Sumber : Ditjend Keuangan Daerah Kemendagri

56 Laporan Pendahuluan.4 Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banjarbaru (01 03) Kota Banjarbaru berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Wilayah promosi (PKWp) dalam RTRW Provinsi Kalimantan Selatan dan dalam Rencana Tata Ruang (RTR) Metropolitan Banjarbakula (meliputi Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah Laut dan Kabupaten Barito Kuala Rencana Struktur Ruang Kota Banjarbaru Rencana struktur ruang wilayah Kota Banjarbaru berdasarkan RTRW tahun merupakan kerangka tata ruang wilayah yang tersusun atas konstelasi pusat-pusat kegiatan yang berhierarki satu sama lain yang dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana wilayah terutama jaringan transportasi. Pusat kegiatan di wilayah Kota Banjarbaru merupakan simpul pelayanan sosial, budaya, ekonomi, dan/atau administrasi masyarakat di wilayah Kota Banjarbaru, yang meliputi : a. Pusat Pelayanan Kota (PPK) Pusat-Pusat Pelayanan Kota (PPK) berfungsi untuk melayani seluruh wilayah kota dan/atau regional, PPK di Kota Banjarbaru terdiri atas: 1) PPK I : pusat pelayanan pemerintahan di Kelurahan Komet Kecamatan Banjarbaru Utara ) PPK II : pusat pelayanan ekonomi di simpang tiga Liang Anggang Kelurahan Landasan Ulin Barat Kecamatan Liang Anggang. Kawasan-kawasan yang berfungsi sebagai pusat pelayanan kota tersebut akan ditindaklanjuti dengan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota. b. Sub Pusat Pelayanan Kota (Sub PPK) Fungsinya adalah untuk melayani sub-wilayah kota. Kawasan-kawasan yang berfungsi sebagai sub pusat pelayanan kota yang akan ditindaklanjuti dengan penyusunan RDTR Kota ini meliputi: 1) Sub PPK I : sub pusat pelayanan pemerintahan di Kelurahan Sungai Tiung Kecamatan Cempaka; dan ) Sub PPK II : sub pusat pelayanan ekonomi di Kelurahan Syamsudin Noor Kecamatan Landasan Ulin; dan 3) Sub PPK III : sub pusat pelayanan pemerintahan di Kelurahan Guntung Manggis Kecamatan Landasan Ulin. c. Pusat Lingkungan (PL) II halaman 33 Pusat Lingkungan (PL) melayani skala lingkungan wilayah kota. Pusat Lingkungan (PL) di Wilayah Kota Banjarbaru terdiri atas kawasan dengan fungsi perkantoran pemerintahan, perdagangan jasa, serta pelayanan sosial dan budaya yang tersebar di 5 (lima) kecamatan.

57 Laporan Pendahuluan Tabel.19 Struktur Ruang Wilayah Kab/Kota No Fungsi Nama Kec/Kel Kec. Banjarbaru Utara, Kel. Komet Kec. Liang Anggang, kel. Landasan Ulin Kec. Cempaka, Kel Sungai Tiung 1 PPK I PPK II 3 SUB PPK I 4 SUB PPK II Kec. Landasan Ulin, Kel Syamsudin Noor 5 SUB PPK III Kec. Landasan Ulin, Kel Guntung Manggis Fungsi Primer Pusat Pemerintahan Pusat Pelayanan Ekonomi sub pusat pelayanan pemerintahan sub pusat pelayanan ekonomi sub pusat pelayanan pemerintahan Sekunder - Sumber : RTRW kota Banjarbaru Tahun Rencana Pola Ruang Kota Banjarbaru Rencana pola ruang wilayah kota merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah kota yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Rencana pola ruang yang disusun tersebut berfungsi : a. Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah kota; b. Untuk mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang; c. Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka panjang menengah lima tahunan untuk 0 (dua puluh) tahun; dan d. Sebagai dasar pemberian izin pemanfaatan ruang wilayah kota. Rencana pola ruang wilayah Kota Banjarbaru meliputi rencana pola ruang kawasan lindung dan rencana pola ruang kawasan budidaya. a. Rencana pola ruang kawasan lindung meliputi : 1) Kawasan hutan lindung; ) kawasan yang memberikan perlindungan pada kawasan bawahannya, yang meliputi kawasan resapan air; 3) Kawasan perlindungan setempat, yang meliputi sempadan sungai; 4) Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota; dan b. Rencana pola ruang kawasan budidaya terdiri atas: 1) Kawasan permukiman ) Kawasan perdagangan dan jasa; II halaman 34 5) Kawasan rawan bencana alam, yang meliputi kawasan rawan banjir.

58 Laporan Pendahuluan 3) Kawasan perkantoran; 4) Kawasan industri; 5) Kawasan pariwisata; 6) Kawasan ruang terbuka non hijau; 7) Kawasan ruang evakuasi bencana; 8) Kawasan peruntukan ruang bagi kegiatan sektor informal; 9) Kawasan peruntukan lainnya. a. Rencana pola ruang kawasan lindung 1) Kawasan Hutan Lindung Kawasan hutan lindung, meliputi hutan lindung yang terletak di Kecamatan Liang Anggang dengan luas total kurang lebih 161 Ha terbagi menjadi Blok I yang terletak di Kelurahan Landasan Ulin Barat dan Kelurahan Landasan Ulin Utara dengan luas 960 Ha dan Blok II yang terletak di Kelurahan Landasan Ulin Selatan dengan luas 301 Ha yang berfungsi sebagai kawasan resapan air. ) Kawasan yang memberikan perlindungan pada kawasan bawahannya Kawasan yang memberikan bawahannya terdiri atas: perlindungan terhadap kawasan a) Kawasan bergambut yang berada di Kecamatan Liang Anggang, dan b) Kawasan resapan air yang berada di Kecamatan Cempaka. 3) Kawasan perlindungan setempat Kawasan perlindungan setempat meliputi sempadan sungai yang ditetapkan dengan kriteria : Sungai Kemuning, dengan panjang 7000 m dan lebar 5-1 m; Sungai Paring, dengan panjang 500 m dan lebar 5-1 m; Sungai Ulin, dengan panjang 1500 m dan lebar 7-10 m; Sungai Lurus, dengan panjang 100 m dan lebar 6 8 m; Sungai Lukudat, dengan panjang 7000 m dan lebar 1 m; Sungai Pinang, dengan panjang 400 m dan lebar 4 m; Sungai Batulicin, dengan panjang 3600 m dan lebar 3 m; Sungai Ujung Murung Hula, dengan panjang 500 m dan lebar Sungai Sungai Sungai Sungai Sungai Sungai Sungai Batu Kapur, dengan panjang 4100 m dan lebar 1 4 m; Mangguruh, dengan panjang 800 m dan lebar 1 3 m; Sambangan, dengan panjang 300 m dan lebar 1 m; Tiung, dengan panjang 3300 m dan lebar 1 m; Apukan, dengan panjang 0400 m dan lebar 5 1 m; Basung, dengan panjang 3100 m dan lebar 1 m; Lukas, dengan panjang 800 m dan lebar 1 m; 35 Sempadan Sempadan Sempadan Sempadan Sempadan Sempadan Sempadan Sempadan 6 8 m; i) Sempadan j) Sempadan k) Sempadan l) Sempadan m) Sempadan n) Sempadan o) Sempadan II halaman a) b) c) d) e) f) g) h)

59 Laporan Pendahuluan p) Sempadan q) Sempadan r) Sempadan s) Sempadan t) Sempadan u) Sempadan v) Sempadan w) Sempadan x) Sempadan Sungai Banyu Irang, panjang m dan lebar 10 1 m; Sungai Salak, dengan panjang 6800 m dan lebar 4 m; Sungai Guntung Payung, panjang 5300 m dan lebar 3 6 m; Handil Kerokan, panjang 7000 m dan lebar 10 1 m; Sungai Ampayo, dengan panjang 5500 m dan lebar 3 4 m; Handil Berkat Karya, panjang 4300 m dan lebar 1 3 m; Handil Papikul, dengan panjang 7000 m dan lebar 6 m; Handil Hanyar, dengan panjang 4300 m dan lebar 3 5 m; Sungai Peramuan, dengan panjang 8500 m dan lebar 6 8 m. 4) Ruang terbuka hijau (RTH) kota Kawasan Ruang Terbuka Hijau dalam wilayah Kota Banjarbaru dialokasikan seluas 9.651,07 hektar (30,036 %), yang terdiri atas RTH privat seluas ± 3.430,44 hektar (10,031 %) dan RTH publik seluas ± 6.47,97 hektar (0,005 %). a) RTH eksisting seluas ±.638,83 Ha (8,13 %): a.1) RTH privat seluas ± 88,44 Ha (0,898 %) meliputi: Pekarangan rumah tinggal seluas ± 1,70 Ha (0,005 %) Halaman perkantoran, pertokoan dan tempat usaha seluas ± 86,73 Ha (0,893 %) a.) RTH Publik seluas ±.350,40 Ha (7,315 %) meliputi: Taman RT seluas ± 0, Ha (0,001%); Taman RW seluas ± 5,31 Ha (0,017%); Taman kelurahan ± 6,6 Ha (0,01%); Taman kecamatan ± 9,36 Ha (0,09%); yang terletak di Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Liang Anggang, dan Kecamatan Cempaka; Taman kota seluas ± 46,8 Ha (0,140%) yang terletak di Kecamatan Banjarbaru Utara dan Kecamatan Landasan Ulin; Hutan kota seluas ± 1.483,77 Ha (4,443%) yang terletak di Kecamatan Banjarbaru Kecamatan Cempaka; Utara, Kecamatan Landasan Ulin, Sabuk hijau (green belt) seluas ± 41,34 Ha (0,73%) yang terletak di Kecamatan Cempaka; Pulau jalan dan median jalan dengan luas ± 395,81 Ha (1,185%) yang terletak di Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan Cempaka; di Kecamatan Banjarbaru Utara dan Kecamatan Banjarbaru Selatan; II halaman 36 Jalur pejalan kaki dengan luas ±,17 Ha (0,006%) yang terletak

60 Laporan Pendahuluan Jalur hijau jaringan listrik tegangan tinggi dengan luas ± 19,87 Ha (0,389%) yang terletak di Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan Cempaka; RTH sempadan sungai seluas ± 0,19 Ha (0,001%) yang terletak di Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan Cempaka; Pemakaman dengan luas ± 8,9 Ha (0,087%) yang terletak di Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan Cempaka. b) Rencana pengembangan RTH, terdiri atas: b.1) RTH Privat seluas ±.934,67 hektar (9,133 %), meliputi: RTH privat pekarangan rumah tinggal seluas ±.699,03 hektar (8,4 %); dan RTH halaman perkantoran, pertokoan dan tempat usaha seluas ± 35,64 hektar (0,733%). b.) RTH Publik seluas ± 4.077,57 Ha (1,690 %) meliputi: 37 Taman RT di lima kecamatan seluas ± 590,80 Ha (1,839%); Taman RW di lima kecamatan seluas ± 50,89 Ha (0,781%); Taman kelurahan di lima kecamatan seluas ± 0,63 Ha (0,064% ); Taman kecamatan di lima kecamatan seluas ± 8,97 Ha (0,090%); Taman kota seluas ± 44,53 Ha (1,377 %) terdiri atas: Rencana pembangunan taman Kehati (keanekaragaman hayati) seluas ± 50 Ha (0,156 %) di Kecamatan Cempaka; Rencana pembangunan kebun raya di kawasan pusat perkantoran Provinsi Kalimantan Selatan seluas ± 13 Ha (0,383%); Taman Masjid Agung Banjarbaru seluas ± 3 Ha (0,009%); Taman skala kota seluas ± 66,53 Ha (0,89%); Hutan kota seluas seluas ± 80 Ha (0,49%); Pulau jalan dan median jalan seluas ± 7,50 Ha (0,6%); Jalur pejalan kaki seluas ± 80,60 Ha (0,51%); RTH sempadan rel kereta api seluas ± 7 Ha (0,4%); Jalur hijau jaringan listrik tegangan tinggi seluas ± 191,1 Ha (0,595%); RTH sempadan sungai seluas ± 1.856,90 Ha (5,579%) RTH pengamanan sumber air baku/mata air berupa rencana pembangunan taman danau kota di Kecamatan Cempaka seluas 314 Ha (0,977%); dan RTH pemakaman seluas ± 76,54 Ha (0,38%). II halaman

61 Laporan Pendahuluan 5) Kawasan rawan bencana alam Kawasan rawan bencana sebagaimana dimaksud, terdiri atas kawasan rawan bencana banjir di Kelurahan Sungai Tiung Kecamatan Cempaka dan Kelurahan Kemuning Kecamatan Banjarbaru Selatan. a. Rencana pola ruang kawasan budidaya 1) Kawasan Permukiman Kawasan permukiman dengan luas total kurang lebih Ha, terdiri atas: a) Kawasan permukiman dengan kepadatan tinggi berada di Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan, dan Cempaka seluas kurang lebih 1.54,3 Ha (10%). b) Kawasan perumahan dengan kepadatan sedang di Kecamatan Landasan Ulin seluas kurang lebih 4.66,9 Ha (30%); dan c) Kawasan perumahan dengan kepadatan rendah di Kecamatan Liang Anggang seluas kurang lebih 9.53,8 Ha (60%). ) Kawasan Perdagangan Dan Jasa Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa merupakan kawasan yang diperuntukan untuk kegiatan perdagangan dan jasa, termasuk pergudangan, yang diharapkan mampu mendatangkan keuntungan bagi pemiliknya dan memberikan nilai tambah pada suatu kawasan perkotaan. Rencana kawasan perdagangan dan jasa seluas 84 Ha, meliputi: a) Pasar tradisional, berada di Kecamatan Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Cempaka; b) Pusat perbelanjaan, berada di Kecamatan Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Banjarbaru Selatan; c) Pertokoan modern, terletak di Kecamatan Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Banjarbaru Selatan; d) Rencana pembangunan pasar tradisional berada di Kelurahan Guntung Manggis dan Kelurahan Palam; dan e) Rencana pembangunan pasar induk di Kecamatan Liang Anggang. 3) Kawasan Perkantoran II halaman 38 Kawasan perkantoran sebagaimana dimaksud terdiri atas: a) Perkantoran Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, terdapat di Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Liang Anggang dan Kecamatan Cempaka; b) Perkantoran Pemerintah Kota Banjarbaru berada di Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan Cempaka; dan

62 Laporan Pendahuluan c) Perkantoran swasta berada di Kecamatan Banjarbaru Utara, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan Cempaka. 4) Kawasan Industri Kawasan peruntukan industri merupakan kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan industri berdasarkan Rencana Tata ruang wilayah yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota. Rencana kawasan industri di Kota Banjarbaru adalah seluas kurang lebih Ha, meliputi: a) Kawasan industri/industrial estate Kawasan ini terdiri atas Lingkungan Industri Kecil (LIK) Liang Anggang, terletak di Kelurahan Landasan Ulin Selatan Kecamatan Liang Anggang. b) Kawasan peruntukan industri di luar kawasan industri (industri eksisting), terdiri atas: Kawasan industri skala rumah tangga; tersebar di Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Banjarbaru Utara, dan Kecamatan Cempaka. Kawasan industri skala kecil; tersebar di Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Banjarbaru Utara, dan Kecamatan Cempaka. Kawasan industri skala sedang; tersebar di Kecamatan Landasan Ulin, Kecamatan Liang Anggang, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kecamatan Banjarbaru Utara Kawasan industri skala besar; tersebar di Kecamatan Landasan Ulin, dan Kecamatan Liang Anggang. Beberapa komoditas yang dikembangkan di kawasan industri di Kota Banjarbaru antara lain industri makanan, minuman, plastik, percetakan, pengolahan kayu dan rotan. 5) Kawasan Pariwisata Kawasan peruntukan pariwisata merupakan kawasan yang diperuntukan bagi kegiatan pariwisata atau segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Rencana kawasan pariwisata di Kota Banjarbaru, meliputi: a) Pariwisata budaya; yaitu Museum Lambung Mangkurat, terletak di Kelurahan Komet. b) Pariwisata alam; meliputi : Agrowisata Perikanan, terletak di Kelurahan Mentaos; Hutan Pinus, terletak di Kelurahan Mentaos; Wisata danau kota di Danau Seran, terletak di Kelurahan Palam; II halaman 39 Pendulangan intan, terletak di Kelurahan Sungai Tiung;

63 Laporan Pendahuluan Wisata Kuliner, terletak di sekitar Lapangan Dr. Murdjani Kelurahan Komet. c) Pariwisata buatan; meliputi : Kolam Renang Idaman, terletak di Kelurahan Kemuning; Taman Van der Viejl, terletak di Kelurahan Komet. d) Wisata olahraga yaitu : Sirkuit olahraga balap motor di Kelurahan Sungai Ulin di Kecamatan Banjarbaru Utara. Sport Center di eks lahan tambang Galuh Cempaka. e) Wisata reliji; meliputi: Mesjid tertua Nurul Hasanah di Kecamatan Cempaka Makam syuhada haji di Kecamatan Landasan Ulin Makam pahlawan di Kecamatan Landasan Ulin f) Rencana pembangunan desa wisata di Kecamatan Cempaka. 6) Kawasan Ruang Terbuka Non Hijau Ruang terbuka non hijau merupakan lahan yang belum terbangun dan tidak termasuk dalam RTH. Rencana kawasan ruang terbuka non hijau, meliputi : a) Kawasan ruang terbuka biru meliputi Sungai Kemuning; b) Ruang terbuka yang mengikuti rute jalan arteri primer, arteri sekunder dan kolektor primer; c) Trotoar (pedestrian way) yang berada di samping kiri kanan jalan, baik bagi masyarakat umum maupun penyandang cacat perlu memperhatikan hal teknis bagi pengguna tersebut; d) Lapangan parkir, yang berada di depan, samping atau belakang bangunan publik dengan fungsi perkantoran, perdagangan, jasa atau fungsi lainnya. 7) Kawasan Ruang Evakuasi Bencana Kawasan ruang evakuasi bencana terdiri atas: a) Ruang evakuasi titik rawan bencana banjir di Kelurahan Sungai Tiung meliputi Puskesmas Sungai Tiung dan Kantor Kecamatan Cempaka. b) Ruang evakuasi titik rawan bencana banjir di Kelurahan Kemuning meliputi Puskesmas Kelurahan Guntung Paikat dan Mesjid al Muhajirin. 8) Kawasan Peruntukan Bagi Kegiatan Sektor Informal Rencana kawasan peruntukan ruang bagi kegiatan sektor informal meliputi ruang khusus yang disediakan bagi pedagang kaki lima dan II halaman 40 dialokasikan pada ruang-ruang publik.

64 Laporan Pendahuluan II Gambar.19 Peta Kawasan Strategis di Kota Banjarbaru

65 Laporan Pendahuluan II Gambar.0 Peta Rencana Pola Ruang Kota Banjarbaru

66 Laporan Pendahuluan 9) Kawasan Peruntukan Lainnya Rencana kawasan peruntukan lainnya, meliputi: a) Kawasan Pertanian, terdiri atas : Kawasan budidaya tanaman pangan: di Kecamatan Cempaka, Landasan Ulin, Liang Anggang dan Banjarbaru Utara seluas ± Ha; Kawasan budidaya perkebunan di Kecamatan Cempaka, ± Ha; Kawasan budidaya hortikultura di Kecamatan Liang Anggang, ± 800 Ha; Kawasan budidaya peternakan yang meliputi kawasan peternakan sapi potong dan sapi perah di kecamatan Landasan Ulin, Cempaka dan Banjarbaru; kawasan peternakan kambing di Kecamatan Landasan Ulin dan Kawasan peternakan unggas di Kecamatan Cempaka dan Landasan Ulin seluas ± 700 Ha. b) Kawasan Perikanan, terdiri atas kawasan perikanan jenis ikan air tawar terdapat di Kecamatan Banjarbaru Utara, Landasan Ulin dan Liang Anggang. c) Kawasan Pelayanan Umum : c.1) kawasan kesehatan, terdiri atas: kawasan kesehatan dan sarana prasarana rumah sakit skala Kota di Kecamatan Banjarbaru Utara; rencana pembangunan rumah sakit pendidikan tipe B di Kelurahan Palam; dan fasilitas kesehatan pada subpusat pelayanan dan pusat lingkungan, berupa puskesmas, puskemas pembantu, rumah bersalin, dan rumah sakit swasta. c.) kawasan peribadatan diarahkan menyebar merata di seluruh kecamatan dengan jumlah gedung sarana peribadatan yang disesuaikan dengan jumlah penganutnya; dan c.3) kawasan pelayanan kantor kepolisian skala kota terletak di Kecamatan Banjarbaru Selatan dan skala pelayanan kecamatan terletak di setiap kecamatan. d) Kawasan Pertahanan dan Keamanan, yang terdiri atas: Denzipur-8 Gawi Manuntung di Kecamatan Landasan Ulin Rindam di Kecamatan Landasan Ulin Secata di Kecamatan Cempaka Secapa di Kecamatan Cempaka Dodiklatpur di Kecamatan Cempaka Komando Rayon Militer (Koramil) di Kecamatan Banjarbaru Utara II halaman 43 Dodik Belanegara di Kecamatan Banjarbaru Utara

67 Laporan Pendahuluan Komando Rayon Militer (Koramil) di Kecamatan Liang Anggang Kiban Yonif 63/Bhakti Wira Utama di Kecamatan Liang Anggang Brimob Polda Kalsel di Kecamatan Banjarbaru Utara e) Kawasan Pendidikan, terdiri atas : Kawasan pendidikan pada subpusat pelayanan dan pusat lingkungan, meliputi Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA); Kawasan pengembangan sekolah bertaraf internasional di Kelurahan Loktabat Selatan Kecamatan Banjarbaru Selatan; dan Kawasan pendidikan perguruan tinggi di Kelurahan Sungai Besar Kecamatan Banjarbaru Selatan..5 Sosial Budaya.5.1 Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu aspek penting bagi pembangunan bangsa, dengan kata lain pendidikan merupakan salah satu sarana untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik dimasa depan. Selain itu pendidikan juga merupakan proses budaya untuk mengangkat harkat dan martabat manusia. Keberlangsungan pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Dalam hal ini pemerintah berkewajiban menyediakan sarana dan prasarana dan masyarakat berkewajiban untuk memanfaatkan dan merawatnya dengan semaksimal mungkin. Tabel.0 Jumlah Sekolah Menurut Kecamatan Dan Tingkatan Sekolah Di Kota Banjarbaru Jumlah Sarana Pendidikan TK SD SLTP SMA SMK MI Mts MA Landasan Ulin Liang Anggang Cempaka Banjarbaru Utara Banjarbaru Selatan Kota Banjarbaru Agama Sumber : Kota Banjarbaru dalam angka 011 II halaman Umum Kecamatan

68 Laporan Pendahuluan Data pada table.18 menunjukkan bahwa di Kota Banjarbaru pada tahun 010 tersedia sebanyak 3 buah sekolah, dimana 93 buah diantaranya merupakan sekolah negeri yang terdiri dari 1 buah TK, 70 SD, 14 SMTP, 4 SMU, dan 4 SMK, sedangkan sisanya merupakan sekolah swasta. Partisipasi sektor swasta/masyarakat cukup tinggi dalam membangun sektor pendidikan di Kota banjarbaru, dalam hal ini terlihat dari cukup banyaknya sekolah swasta dari tingkatan TK sampai dengan SMU/SMK/MA yang ada di Kota Banjabaru. Jumlah murid yang tertampung di seluruh sekolah, baik negeri maupun swasta pada tahun 010 adalah sebanyak orang. Untuk menunjang proses pembelajaran diperlukan kerberadaan guru sebagai tenaga profesi dengan tugas utama adalah mendidik dalam arti yang luas tidak hanya transmisi ilmu pengetahuan, ketrampilan dan sikap/attitude, akan tetapi diharapkan dapat mengantarkan anak didiknya kearah yang lebih bermakna sehingga mencapai ketingkat peradaban budaya yang lebih baik. Jumlah guru yang ada di Kota Banjarbaru sampai dengan tahun 010, baik berstatus PNS maupun guru honorer yang mengajar pada sekolah negeri dan swasta secara keseluruhan berjumlah 3.65 orang. Tabel.1 Jumlah Sekolah, Guru Dan Murid Menurut Tingkatan Sekolah di Kota Banjarbaru Tahun 010 No. Jenjang Sekolah Jumlah Sekolah Guru Murid 1. Taman Kanak-kanak (TK) Sekolah Dasar (SD) MI SLTP MTs SMU MA SMK Jumlah Sumber : Kota Banjarbaru dalam angka 011 II halaman 45 Pada jenjang pendidikan tinggi, di Kota Banjarbaru terdapat beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta. Perguruan Tinggi Negeri yang ada di Kota Banjarbaru adalah Universitas Lambung Mangkurat dengan beberapa Fakultas seperti Fakultas Pertanian, Kehutanan, Perikanan, Kedokteran dan Fakultas Teknik, FKIP, Fakultas MIPA, serta Program Pasca Sarjana untuk beberapa program studi. Selain itu juga terdapat politeknik kesehatan yang membuka jurusan keperawatan dan jurusan kesehatan lingkungan. Sedangkan perguruan tinggi

69 Laporan Pendahuluan swasta yang ada di Kota Banjarbaru antara lain UVAYA, ATPN, STIA, STIMIK, STIBA dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel.0 berikut. Tabel. Perguruan Tinggi Negeri Dan Swasta Yang Terdapat Di Kota Banjarbaru Tahun 011 Status Negeri No 1 UNIVERSITAS/FAKULTAS Universitas Lambung Mangkurat - Fakultas Kedokteran - Fakultas Perikanan - Fakultas Pertanian - Fakultas Kehutanan - Fakultas Teknik - FKIP ( Jurusan Olah Raga & DII PGSD) - Fakultas MIPA Politeknik Kesehatan Banjarmasin - Jurusan Keperawatan Banjarbaru - Jurusan Kesehatan Lingkungan Banjarbaru - Jurusan Analisis Kesehatan Banjarbaru - Jurusan Kesehatan Gigi Banjarbaru - Jurusan Kebidanan - Jurusan Gizi 1 Universitas Ahmad Yani (UVAYA) Universitas Islam Kalimantan (UNISKA) 3 Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Indonesia (STIMI) 4 Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Bina Banua 5 Akademi Teknik Pembangunan Nasional (ATPN) 6 Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STIBA) 7 Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) 8 STIKES Cahaya Bangsa 9 Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Falah 10 Akademi Kebidanan ( Akbid) Banjarbaru 11 Akbid Banua Bina Husada Banjarbaru 46 Sumber : Kota Banjarbaru dalam angka 011 Tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai secara kualitatif dan kuantitatif diharapkan dapat menunjang akses masyarakat Kota Banjarbaru dalam memperoleh pendidikan sehingga dapat meningkatkan angka II halaman Swasta

70 Laporan Pendahuluan partisipasi sekolah. Untuk mengukur angka partisipasi sekolah dapat digunakan dua indikator yaitu angka partisipasi kasar (APK) dan angka partisipasi murni (APM). Pada tahun 011, APK pada jenjang SD di Kota Banjarbaru telah mencapai 104,65 persen. Sedangkan APK pada jenjang SMP dan SMA masing-masing adalah sebesar 96,37 persen dan 74,74 persen. Seterusnya APK pada jenjang pendidikan tinggi (Diploma/Sarjana) adalah 34,87 persen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel.3 Angka Partisipasi Kasar (APK) Dan Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Jenjang Pendidikan di Kota Banjarbaru Tahun 011 Tingkat Pendidikan APK APM 1 Sekolah Dasar 104,65 96,91 SLTP 96,37 77,94 3 SLTA 74,74 61,85 4 Diploma / Sarjana 34,87 31,9 Sumber : BPS, Susenasda 011 Rendahnya APM pada tingkat pendidikan SLTA kemungkinan besar selain terkait dengan tingginya biaya pendidikan juga adalah karena masih kurang meratanya penyebaran sekolah pada jenjang tersebut sehingga dengan alasan sulitnya atau tingginya biaya transportasi masyarakat memilih untuk tidak lagi menyekolahkan anaknya. Tabel.4 Jumlah Dan Prosentasi Penduduk Usia 5 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kelamin Dan Ijazah Yang Dimiliki Tahun 011 Jenis Kelamin Jumlah L % P % L+P % , , ,1 1 Tidak/belum sekolah Tidak punya ijazah , , ,7 3 SD ,1 16,61 9, ,33 4 SLTP sederajat , , ,91 5 SLTA sederajat ,69 0,495 11, ,93 6 D1/D , , ,68 7 S , , , , ,00 JUMLAH 47 Ijazah Yang Dimiliki Sumber : Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Kota Banjarbaru, 011 II halaman No

71 Laporan Pendahuluan.5. Kesejahteraan Masyarakat Salah satu indikator utama tingkat kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah yang umum digunakan adalah perkembangan jumlah penduduk miskin atau jumlah keluarga miskin. Data dari Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan KB Kota Banjarbaru sebagaimana dapat dilihat pada table.3 menunjukkan pada tahun 011 terdapat sebanyak Keluarga miskin yang tersebar di 5 kecamatan yang ada di Kota Banjarbaru. Tabel.5 Jumlah Penduduk Miskin Perkecamatan Di Kota Banjarbaru Tahun 011 Jumlah No. Kecamatan RT Penduduk Miskin (KK) RW 1 Landasan Ulin ,318 Liang Anggang Cempaka Banjarbaru Utara Banjarbaru Selatan TOTAL KESELURUHAN ,641 Sumber : BPMPKB Kota Banjarbaru Perumahan Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah rumah sebagai tempat tinggal dan berlindung dari segala gangguan luar. Selain itu, rumah juga merupakan tempat yang paling menyenangkan bagi anggota rumah tangga sebagai tempat untuk tumbuh, hidup serta berinteraksi. Tabel.6 Jumlah Rumah Per-Kecamatan Di Kota Banjarbaru Tahun 011 Jumlah Penduduk (Jiwa) Jumlah KK (010) Rumah 1 Landasan Ulin Liang Anggang Cempaka Banjarbaru Utara Banjarbaru Selatan Total 48 Kecamatan Sumber: Susenasda, BPS 011 II halaman No

72 Laporan Pendahuluan Perkembangan pembangunan ekonomi yang pesat di perkotaaan yang dikuti dengan tingginya arus migrasi (urbanisasi) menyebabkan terjadinya perubahan yang pesat juga terhadap perkembangan ruang fisik kota, khususnya di kawasan pusat kota. Kawasan-kawasan yang semula merupakan lahan kosong atau ruang terbuka hijau berubah menjadi kawasan-kawasan komersial seperti perumahan. Ketidakseimbangan antara supply dan demand dalam penyediaan perumahan, menyebabkan munculnya permukiman kampung kota, yang bercirikan kawasan yang padat, kumuh, jorok, dan mayoritas penghuninya miskin. Kawasan kumuh di Kota Banjarbaru tersebar hampir di seluruh kecamatan dengan total area mencapai 561,3 Ha. Berdasarkan tipologinya, kawasan kumuh ini dapat dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu kumuh berat seluas 349,1 Ha (terdapat di Kecamatan Liang Anggang, Landasan Ulin, Banjarbaru Selatan dan Kecamatan Cempaka), kumuh sedang pada area seluas 86,68 Ha dan kumuh ringan seluas 15,5 Ha. Tabel.7 Tipologi Kawasan Kumuh di Kota Banjarbaru Kecamatan Kelurahan Kumuh Berat Luas 349,1 1 Liang Anggang a. Landasan Ulin Barat b. Landasan Ulin Tengah Landasan Ulin Landasan Ulin Timur 18,9 3 Banjarbaru Selatan Cempaka Kemuning a. Cempaka b. Sungai Tiung 45,91 96,8 38,57 Kumuh Sedang Liang Anggang Banjarbaru Utara 86,68 a. Landasan Ulin Barat b. Landasan Ulin Selatan c. Landasan Ulin Utara Mentaos Kumuh Ringan 1 Landasan Ulin Banjarbaru Selatan 3 Banjarbaru Utara 4 Cempaka,03 47,3 17,0 0,31 15,5 a. Landasan Ulin Timur b. Guntung Manggis a. Loktabat Selatan b. Guntung paikat c. Kemuning a. Loktabat Utara b. Mentaos a. Sungai Ulin b. Cempaka 6,77 0,50 74,87 3,9 18,13 1,51,56 8,4 8, ,68 36,85 Sumber : Dinas Perumahan, Tata Ruang dan Wasbang Kota Banjarbaru, 011 II halaman No.

73 Laporan Pendahuluan.6 Kelembagaan Pemerintah Daerah Struktur organisasi Pemerintah Kota Banjarbaru telah beberapa kali mengalami perubahan. Terakhir melalui Peraturan Daerah Kota Banjarbaru No 1 Tahun 011 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Banjarbaru Nomor 1 Tahun 008 tentang Pembentukan, Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Banjarbaru. Struktur organisasi pemerintah Kota Banjarbaru terdiri atas Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, 5 (lima) Badan, 13 (tiga belas) Dinas, 4 (empat) Kantor, 5 (lima) Kecamatan dan 0 (dua puluh) kelurahan. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel.8 dan gambar.0. Tabel.8 Struktur Organisasi Pemerintah Kota Banjarbaru No. Nama Organisasi 1. Sekretaris Daerah. Sekretariat DPRD BADAN-BADAN 1. Bappeda dan Penanaman Modal. Inspektorat 3. Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat 4. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan & KB 5. Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Dinas Pendidikan. Dinas Kesehatan 3. Dinas Sosial dan Tenaga Kerja 4. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 5. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika 6. Dinas Pekerjaan Umum 7. Dinas Perumahan, Tata Ruang dan Pengawasan Bangunan 8. Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga 9. Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan 10. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Energi 11. Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 1. Dinas Kebersihan dan Pertamanan 13. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah 1. KANTOR Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah. Kantor Lingkungan Hidup II halaman DINAS-DINAS

74 Laporan Pendahuluan 3. Rumah Sakit Umum Daerah 4. Satuan Polisi Pamong Praja 1. KECAMATAN DAN KELURAHAN Kecamatan Banjarbaru Utara. - Kelurahan Komet - Kelurahan Mentaos - Kelurahan Loktabat Utara - Kelurahan Sungai Ulin Kecamatan Banjarbaru Selatan 3. - Kelurahan Loktabat Selatan - Kelurahan Kemuning - Kelurahan Guntung Paikat - Kelurahan Sungai Besar Kecamatan Liang Anggang 4. - Kelurahan Landasan Ulin Utara - Kelurahan Landasan Ulin Tengah - Kelurahan Landasan Ulin Barat - Kelurahan Landasan Ulin Selatan Kecamatan Landasan Ulin 5. - Kelurahan Landasan Ulin Timur - Kelurahan Syamsudin Noor - Kelurahan Guntung Payung - Kelurahan Guntung Manggis Kecamatan Cempaka Kelurahan Kelurahan Kelurahan Kelurahan Cempaka Palam Bangkal Sungai Tiung II halaman 51 -

75 Laporan Pendahuluan Walikota Sekretariat DPRD DPRD Wakil Walikota Sekretariat Daerah Staf Ahli 1. Bid. Hukum dan Politik.. Bid. Perekonomian dan Pembangunan. 3. Bid. Kemasyara katan dan SDM Kecamatan Kelurahan Asiten Tata Praja dan Kesejahteraan Rakyat 1. Bagian Pemerintahan. Bagian Hukum dan Perundang-undangan 3. Bagian Organisasi 4. Bagian Kemasyarakatan dan Kesejahteraan Rakyat Dinas-Dinas Daerah Terdiri dari : 13 Dinas Teknis Asiten Perekonomian, Pembangunan dan Administrasi Umum 1. Bagian Perekonomian dan SDA. Bagian Pembangunan 3. Bagian Humas dan Protokol 4. Bagian Umum Lembaga Teknis Daerah Satpol PP Terdiri dari : 4 Badan 1 Inspektorat 4 Kantor II halaman 5 Gambar.1 Struktur Organisasi Pemerintah Kota Banjarbaru

76 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru Bab 3 Beban lingkungan yang makin besar akibat pertambahan jumlah penduduk setiap tahunnya (terutama oleh arus urbanisasi), yang belum diimbangi dengan penyediaan sarana dan prasarana pemukiman yang memadai menjadi salah satu penyebab menurunnya kualitas lingkungan di Kota Banjarbaru. Kondisi ini semakin diperparah oleh perilaku hidup masyarakat yang belum sadar sanitasi, masih kita dapati sebagian kecil masyarakat yang tinggal di tepian badan air menggunakan sungai untuk keperluan MCK. Kondisi ini juga terjadi pada sektor persampahan, perilaku sebagian masyarakat yang suka membuang sampah tidak pada tempat dan waktu yang tepat menyebabkan seringnya terjadi penumpukan sampah di beberapa kawasan pemukiman. Berbagai upaya telah di lakukan untuk melestarikan dan mengembangkan lingkungan hidup yang serasi, selaras, dan seimbang termasuk upaya pengelolaan sanitasi yang baik untuk kepentingan masyarakat luas. Upaya ini tentunya harus melibatkan semua pihak yang berkepentingan terhadap terwujudnya lingkungan yang sehat, pembangunan bidang sanitasi merupakan kerja besar bersama yang tidak bisa diselesaikan dengan mudah dan dalam waktu singkat. Pembangunan sanitasi pada dasarnya ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang merupakan salah satu elemen penting dalam upaya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Sementara itu, derajat kesehatan tidak hanya ditentukan oleh pelayanan kesehatan oleh pemerintah, faktor yang lebih dominan justru adalah kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat. 3.1 Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene Upaya untuk mengubah perilaku masyarakat agar mendukung peningkatan derajat kesehatan dilakukan melalui program pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Yang dimaksud dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil Kick Off Secara Resmi Dibuka Oleh Bpk Walikota Banjarbaru pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri(mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. III halaman1

77 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru Tujuan PHBS adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat, serta mendorong peran serta sektor swasta (masyarakat dan dunia usaha) untuk berperan serta secara aktif mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Pada dasarnya PHBS berada di lima tatanan yakni: (1) tatanan rumah tangga, () tatanan sekolah, (3) tatanan tempat kerja, (4) tatanan tempat umum,dan (5) tatanan fasilitas kesehatan. Dari kelima tatanan tersebut, lingkungan rumah tangga dan sekolah dianggap sebagai pilar utama penerapan PHBS. Rumah tangga merupakan titik awal keberhasilan penerapan PHBS, bila PHBS dilaksanakan secara baik dalam tatanan rumah tangga baik, maka PHBS dalam semua tatanan akan baik pula, baik dalam lingkungan sekitar maupun terhadap lingkungan yang lebih luas. Selanjutnya untuk menjamin kontinuitas dan peningkatan kualitas PHBS jangka panjang diperlukan dukungan dan atau pembinaan/pengenalan pada lingkungan sekolah. Sebagai sarana pembelajaran, sekolah memiliki peranan strategis untuk memperkenalkan PHBS kepada anak didik tentang bagaimana menciptakan suasana kehidupan bermasyarakat yang bersih dan sehat, yaitu yang dimulai dari individu, rumah tangga, kelompok, dan lingkungan Tatanan Rumah Tangga Sasaran utama PHBS dalam di dalam lingkungan rumah tangga diantaranya adalah menggunakan jamban sehat (stop BABS), mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, pengelolaan limbah cair di rumah tangga dan membuang sampah di tempat sampah. Kebiasaan BAB di tempat yang tidak memadai merupakan menjadi salah faktor resiko menurunnya status kesehatan masyarakat. Selain mencemari tanah, praktek semacam ini dapat berlanjut dengan pencemaran sumber air bersih. Yang dimaksud dengan tempat yang tidak memadai bukan hanya BAB di ruang terbuka (sungai, kolam, got, kebun), tetapi juga sarana penampungan dan pengolahan limbah padat yang tidak memenuhi syarat teknis seperti tidak kedap air dan atau terlalu dekat dengan sumber air bersih. Hasil study EHRA yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru menemukan bahwa sekitar 8% rumah tangga di Kota Banjarbaru memiliki fasilitas jamban pribadi, sekitar 4% yang BAB di MCK/WC umum. Sedangkan sisanya sekitar 14% melakukan praktek BAB di tempat yang tidak semestinya seperti WC Helikopter, WC cemplung/cubluk dan tempat terbuka seperti sungai, rawa lubang galian. Jika dilihat menurut wilayahnya, maka Kecamatan Cempaka dan Banjarbaru Selatan merupakan wilayah yang paling bermasalah dalam praktek BABS. Di Kecamatan Cempaka ditemukan sekitar 38% rumah tangga melakukan praktek BAB ke sungai dengan menggunakan WC Helikopter, sedangkan di Kecamatan Banjarbaru Selatan, masih terdapat sekitar 15% rumah tangga yang membuang limbah padatnya ke sungai atau tempat lain yang tidak semestinya. dan III halaman

78 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru Tabel 3.1 Tempat Yang Digunakan Untuk Buang Air Besar (% KK) BANJARBARU BANJARBARU LANDASAN LIANG KOTA Tempat BAB CEMPAKA SELATAN UTARA ULIN ANGGANG BANJARBARU A. Jamban pribadi 77,0% 95,% 96,% 85,5% 56,1% 81,6% B. MCK/WC Umum 7,9% 0,0%,5% 5,7% 4,3% 4,% C. Ke WC Helikopter 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 38,4% 7,9% D. Ke sungai/pantai/laut 14,5%,7% 1,3% 5,0% 0,0% 4,8% H. Lainnya 0,6%,0% 0,0% 3,8% 1,% 1,5% JUMAH 100% 100% 100% 100% 100% 100% Sumber: EHRA, Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru, 01 Hasi study EHRA juga menemukan bahwa tempat penampungan limbah yang dimiliki warga sebagian besar (67,0 %) adalah tangki septik, namun hampir seluruh tangki septik tersebut belum memenuhi standar septic tank yang benar sehingga tidak memberikan pengolahan optimal kepada limbah tersebut. Meskipun tidak tersedia informasi resmi, dikhawatirkan kondisi pengelolaan limbah padat ini akan menjadi ancaman utama bagi kualitas air sumur dangkal yang saat ini masih digunakan secara luas sebagai sumber air bersih bagi warga kota. Sedangkan yang lainnya antara lain dibuang ke sungai sebanyak 17,5 % (baik secara langsung maupun lewat pipa), cubluk sebesar 15,1 %, langsung ke drainase 0,3 %, serta dibuang ke kebun/tanah lapang dengan proporsi 0,1 %. Masih banyaknya ditemukan perilaku membuang tinja ke sungai atau saluran drainase (primer) tidak lepas dari kebiasaan yang turun temurun dilakukan oleh masyarakat setempat yang hidupnya terintegrasi dengan sungai. Tabel 3. Tempat Penyaluran Buangan Akhir Tinja (% KK) SUNGAI/ KEBUN/ TANGKI CUBLUK/ SALURAN KOLAM/ No KECAMATAN SEWER DANAU/ TANAH SEPTIK LUBANG DRAINASE SAWAH RAWA LAPANG 1 Banjarbaru Selatan 14,1% 0,0% 0,8% 0,0% 5,8% 0,0% 0,0% Banjarbaru Utara 14,4% 0,0% 4,0% 0,0% 1,5% 0,0% 0,1% 3 Landasan Ulin 16,8% 0,0%,9% 0,1% 0,3% 0,0% 0,0% 4 Liang Anggang 15,6% 0,0%,6% 0,0% 1,5% 0,0% 0,0% 5 Cempaka 6,1% 0,0% 4,9% 0,1% 8,5% 0,0% 0,0% Kota Banjarbaru Sumber: Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru, 01 67,0% 0,0% 15,1% 0,3% 17,5% 0,0% 0,1% Untuk pengelolaan sampah rumah tangga, cara yang paling banyak yang dijumpai adalah rumah tangga yang membuang sampahnya ke halaman atau lokasi sekitar rumah rumah kemudian dibakar sebesar 53,5 %, sementara warga yang pengelolaan sampahnya dilayani oleh kolektor informal yang mengambil sampah dari rumah ke rumah dan membuangnya ke TPS mengambil proporsi sekitar 0,8%. Selain itu terdapat sekitar 7% rumah tangga yang membuang sampah ke dalam III halaman3

79 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru lubang galian, sedangkan sekitar 18% lainnya membuang ke sungai, lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk. Tabel 3.3 Pengelolan Sampah Rumah Tangga (% KK) No. PENANGANAN SAMPAH BANJARBARU BANJARBARU LANDASAN LIANG KOTA CEMPAKA SELATAN UTARA ULIN ANGGANG BANJARBARU 1 Dikumpulkan dan dibuang ke TPS 0,0%,5% 1,3% 0,0% 0,0% 0,7% Dikumpulkan oleh kolektor informal yang daur ulang 39,5%,0% 6,6% 15,1% 0,0% 0,8% 3 Dibakar 19,% 51,6% 61,4% 70,4% 66,9% 53,5% Dibuang ke dalam lubang dan ditutup 4 dengan tanah 1,% 0,0% 0,0% 0,0% 1,3% 0,5% Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak 5 ditutup dengan tanah 3,6% 5,7% 1,9% 1,3% 19,4% 6,4% 6 Dibuang ke sungai/kali/laut/danau 19,8% 5,7% 0,6% 0,6% 6,9% 6,8% 7 Dibiarkan saja sampai membusuk 0,6% 0,6% 0,0% 0,0% 0,0% 0,% Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan 8 dibiarkan membusuk 10,8% 4,4% 7,6% 11,9% 5,0% 8,0% 9 Lain-lain, sebutkan... 5,4% 6,3% 0,6% 0,6% 0,6%,7% 10 Tidak tahu 0,0% 1,3% 0,0% 0,0% 0,0% 0,% Sumber: EHRA, Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru, 01 Dari sisi layanan pengangkutan sampah oleh petugas atau armada angkutan sampah yang dimiliki oleh pemerintah, data yang ditunjukkan oleh tabel 3.4 menunjukkan bahwa pelayanan pengangkutan sampah di Kota Banjarbaru relatif cukup baik. Hanya di Kecamatan Banjarbaru Selatan ditemui keluhan bahwa sampah yang ada tidak pernah diangkut oleh truck pengangkut sampah, sementara di daerah lain minimal diambil beberapa kali dalam seminggu sehingga sampah yang ada tidak sempat mengalami pembusukan. Tabel 3.4 Frekuensi Pengambilan Sampah Rumah Tangga (% KK) No KECAMATAN TIAP HARI Sumber: Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru, 01 BEBERAPA KALI DALAM SEMINGGU TIDAK PERNAH TIDAK TAHU JUMLAH 1 Banjarbaru Selatan 16,700% 50,0% 16,7% 16,7% 100% Banjarbaru Utara 66,7% 33,3% 0,0% 0,0% 100% 3 Landasan Ulin 55,6% 44,4% 0,0% 0,0% 100% 4 Liang Anggang 58,8% 41,% 0,0% 0,0% 100% 5 Cempaka 5,0% 75,0% 0,0% 0,0% 100% Kondisi kesehatan masyarakat Kota Banjarbaru dapat terlihat dari pola hidup masyarakat yang menyangkut sanitasi, serta jumlah timbulan penyakit terutama penyakit menular akibat sanitasi buruk. Data Profil Kesehatan Kota Banjarbaru tahun 011 yang merupakan rekapitulasi hasil pemantauan yang dilakukan oleh Puskesmas yang ada di tip-tiap kecamatan menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga yang telah menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sekitar 55,4% sebagaimana dapat dlihat pada tabel 3.5. III halaman4

80 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru Tabel. 3.5 Kondisi PHBS Di Kota Banjarbaru Tahun 011 No KECAMATAN / PUSKESMAS RUMAH TANGGA JUMLAH DIPANTAU % Ber-PHBS % 1 Banjarbaru Selatan ,6% 10 57,1% - PKM Sei Besar - PKM Banjarbaru Banjarbaru Utara ,6% ,3% - PKM Banjarbaru Utara - PKM Sei Ulin 3 Cempaka ,8% 96 45,7% - PKM Rawat Inap Cempaka 4 Landasan Ulin ,5% ,0% - PKM Guntung Payung 5 Liang Anggang ,4% ,0% - PKM Landasan Ulin - PKM Liang Anggang Sumber : Profil Kesehatan Kota Banjarbaru, 011 Angka tersebut masih jauh dari harapan jika dibandingkan dengan Renstra Kementerian Kesehatan yang mentarget bahwa pada tahun 014 praktek PHBS sudah mencakup 70% rumah tangga. Hal ini jelas menuntut peningkatan kinerja yang luar biasa dalam pembinaan PHBS, tidak hanya melalui pembinaan dan sosialisasi PHBS dalam tatanan rumah tangga melainkan juga pada tatanan lain terutama di lingkungan sekolah Tatanan Sekolah Pembinaan PHBS pada tatanan sekolah di Kota Banjarbaru umumnya masih sebatas mengkampanyekan Cuci Tangan Pakai Sabun dtingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan SD, meskipun ada juga sekolah yang sudah melakukan pengelolaan sampah dengan metode 3R. Permasalahan spesifik dan paling banyak yang dihadapi adalah kemauan dan kesadaran siswa/siswi untuk Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) sebelum jajan maupun makan yang masih rendah. Disisi lain, anggaran pemerintah daerah untuk membangun sarana dan prasarana CTPS masih sangat terbatas. JUMLAH ,8% 58 55,4% Pembelajaran tentang hegiene dan sanitasi diintegrasikan dengan mata pelajaran Muatan lokal (Mulok), Pendidikan Jasmani, Agama dan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Hampir 98 % sekolah belum melakukan proses pengolahan sampah, sampah di sekolah kebanyakan di kumpulkan dan dibuang ke TPS atau dibakar, dan hanya sebagian kecil saja sekolah yang sudah melakukan proses pengolahan sampah, salah satunya adalah SMP Negeri 11 Banjarbaru. Dari upayanya untuk melakukan pelestarian lingkungan melalui pengelolaan sampah 3R, SMP tersebut mendapat penghargaan sekolah berwawasan lingkungan di tingkat nasional dari Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru pada tahun 010 serta penghargaan Adiwiyata dari Kementerian Lingkungan Hidup pada tahun 01. III halaman5

81 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru Penghargaan Adiwiyata merupakan salah satu program Kementerian Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Tabel 3.6 Rekapitulasi Kondisi Fasilitas Sanitasi Di Sekolah/Pesantren Jenjang Sekolah Jumlah Jumlah Siswa Jumlah Guru Jumlah Sbr Air Bersih Kecamatan Sekolah Rg. Kelas L P L+P L P L+P UKS Toilet PDAM Sumur PAUD (TK/RA) Banjarbaru Utara Banjarbaru Selatan Landasan Ulin Cempaka Liang Anggang Sekolah Dasar (SD) Banjarbaru Utara Banjarbaru Selatan Landasan Ulin Cempaka Liang Anggang Madrasah Ibtidaiyah (MI) Banjarbaru Utara Banjarbaru Selatan Landasan Ulin Cempaka Liang Anggang Sek. Men. Pertama (SMP) Banjarbaru Utara Banjarbaru Selatan Landasan Ulin Cempaka Liang Anggang Madrasah Tsanawiyah (MTs) Banjarbaru Utara Banjarbaru Selatan Landasan Ulin Cempaka Liang Anggang Sek. Menengah Atas (SMA) Banjarbaru Utara Banjarbaru Selatan Landasan Ulin Cempaka Liang Anggang Sek. Men. Kejuruan (SMK) Banjarbaru Utara Banjarbaru Selatan Landasan Ulin Cempaka Liang Anggang Madrasah Aliyah (MA) Banjarbaru Utara Banjarbaru Selatan Landasan Ulin Cempaka Liang Anggang Sumber : Profil Kesehatan Kota Banjarbaru, 011 III halaman6

82 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru Tabel 3.7 Kondisi Sarana Sanitasi Di Sekolah Jenjang Sekolah Apakah pengetahuan tentang higiene dan sanitasi diberikan Saat pertemuan / penyuluhan tertentu Saat mata pelajaran Penjas di Kelas Apakah ada dana utk air bersih/sanitasi/ pend. Higiene Ya Tidak Cara Pengelolaan Sampah Tempat buangan air kotor Kondisi Higiene Sekolah PAUD -- Ya Ya Dikumpulkan di bak sampah SD / MI Ya Ya Ya Dikumpulkan di bak sampah SMP /MTs Ya Ya Ya Dikumpulkan di bak sampah Baik Baik Baik SMA/SMK/ MA Dipilah dan dibuat kompos Ya -- Ya Dikumpulkan di bak sampah Baik 3. Pengelolaan Air Limbah Domestik Limbah adalah bahan buangan dari hasil aktivitas manusia. Limbah berdasarkan asal sumbernya secara garis besar dapat dibedakan menjadi industri, pusat-pusat ekonomi atau perdagangan (ruko-ruko dan rumah makan), pemukiman penduduk, pertanian (pemupukan yang melebihi standart) dan limbah medis. Limbah domestik atau sering juga disebut limbah rumah tangga dikelompokkan dalam dua bagian. Bagian pertama adalah limbah yang berasal dari metabolisme tubuh manusia (excreta) berupa air kencing (urine) dan tinja. Kelompok pertama ini biasa disebut sebagai blackwater. Sedangkan kelompok kedua adalah air limbah yang berasal selain dari metabolisme tubuh manusia, antara lain berasal dari sisa pencucian pakaian, dapur, dan sisa air mandi. Bagian kedua ini dikenal sebagai greywater Kelembagaan Unit kerja Pemerintah daerah yang bertanggung jawab menangani pengelolaan air limbah di Kota Banjarbaru adalah Dinas Pekerjaan Umum (melalui Bidang Cipta Karya), didukung oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan dalam tugas pelayanan penyedotan dan pengangkutan limbah tinja. Sedangkan Kantor Lingkungan Hidup bertanggung jawab terhadap pengawasan dan pengendalian pencemaran yang disebabkan oleh limbah domestik, terlebih oleh limbah industri dan lainnya. Ditingkat masyarakat dan dunia usaha, belum ada partisipasi aktif terhadap sistem pengelolaan air limbah domestik yang memenuhi standar pelayanan penyehatan lingkungan, baik di dalam prilaku sehari-hari maupun dalam sistem kelembagaan. Kondisi ini tentunya menuntut upaya yang lebih keras dari III halaman7

83 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru pemerintah untuk mengkampanyekan dan mengadvokasi para pelaku usaha dan masyarakat luas untuk memberi perhatian lebih terhadap penanganan dan pengelolaan air limbah. Tabel 3.8 Peta Pemangku Kepentingan Dalam Pembangunan Air Limbah Domestik Kota Banjarbaru FUNGSI Perencanaan Menyusun target pengelolaan air limbah domestik skala kota Menyusun rencana program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target Menyusun rencana anggaran program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target Pemerintah Kota PEMANGKU KEPENTINGAN Swasta Masyarakat Ѵ x x Ѵ ѵ ѵ Ѵ x x Pengadaan Sarana Menyediakan sarana pembuangan awal air limbah domestic Membangun sarana pengumpulan dan pengelolaan awal (tangki septik) Menyediakan sarana pengangkutan dan tangki septik ke IPLT (truk Tinja) Membangun jaringan dan saluran pengaliran limbah dari sumber ke IPAL (pipa kolektor) Ѵ ѵ x Ѵ ѵ ѵ Ѵ ѵ ѵ Ѵ ѵ x Membangun sarana IPLT dan atau IPAL Ѵ ѵ x Pengelolaan Menyediakan layanan pengelolaan lumpur tinja Ѵ ѵ x Mengelola IPLT dan atau IPAL Ѵ ѵ x Melakukan penarikan retribusi pengelolaan lumpur tinja Memberikan izin usaha pengelolaan air limbah domestik dan atau penyedotan air limbah domestik Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (tangki septik, dan saluran drainase lingkungan) dalam pengurusan IMB Pengaturan dan Pembinaan Mengatur prosedur penyediaan air limbah domestik (pengangkutan, personil, peralatan dll) Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan air limbah domestik Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan air limbah domestik FUNGSI Ѵ x x Ѵ x x Ѵ x x Ѵ x x Ѵ x x Ѵ x x Dilanjutkan PEMANGKU KEPENTINGAN III halaman8

84 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru Pemerintah Kab. Swasta Masyarakat Monitoring dan Evaluasi Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan air limbah domestik skala kota Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan air limbah domestik Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan air limbah domestik dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan air limbah domestik. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap baku mutu air limbah domestic Ѵ x x Ѵ x x Ѵ x x Ѵ x x Landasan hukum pengelolaan air limbah di Kota Banjarbaru masih menggunakan peraturan perundangan yang ditetapkan oleh pemerintah di atasnya yaitu pemerintah pusat dan pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. Sampai saat ini Pemerintah Kota Banjarbaru belum menyusun atau merancang peraturan yang mengatur tentang pengelolaan air limbah, sehingga kelembagaan yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan air limbah belum memiliki dasar pijakan yang kuat dalam penerapan kebijakan pengelolaan air limbah. Landasan hukum pelaksanaan pengelolaan limbah cair berdasarkan beberapa produk hukum nasional, antara lain berupa : a. Undang-Undang : 1) Undang-undang RI Nomor 3 Tahun 009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ) Kepmen No.51 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri 3) Kepmen No.5 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Hotel b. Peraturan pemerintah : 1) PP No.8 Tahun 001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air ) PP Nomor 18 tahun 1999 jo PP No.85 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah B3 3) PP Nomor 74 tahun 001 tentang Pengelolaan B3 III halaman9

85 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru Tabel 3.9 Peta Peraturan Air Limbah Domestik Kota Banjarbaru Peraturan Target Capaian Pelayanan Pengelolaan Air Limbah Domestik Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam penyediaan layanan pengelolaan Air Limbah Domestik Kewajiban dan sanksi bagi pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan Air Limbah Domestik Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana pengelolaan Air Limbah Domestik di hunian umum Keawajiban dan sanksi bagi Industri rumah tangga untuk menyediakan sarana pengelolaan Air Limbah Domestik di tempat usaha Keawajiban dan sanksi bagi kantor untuk menyediakan sarana pengelolaan Air Limbah Domestik di tempat umum Kewajiban pengelolaan air limbah domestik untuk masyarakat, industri rumah tangga, dan kantor pemilik tangki septik Retribusi pengelolaan air limbah domestik Tata cara perizinan untuk kegiatan pembangunan air limbah domestik bagi kegiatan permukiman, usaha rumah tangga, dan perkantoran Ketersediaan Pelaksanaan Ada Tdk Efektif Belum efektif Ada dilaksanakan dilaksanakan Sumber : Dinas PU dan Dinas Perumtarungwasbang Kota Banjarbaru Tidak efektif dilaksanakan Keterangan a. Struktur Organisasi pengelola air limbah domestik berdasarkan Peraturan Daerah Kota Banjarbaru No 1 Tahun 011 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Banjarbaru Nomor 1 Tahun 008 tentang Pembentukan, Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Banjarbaru adalah Dinas Perkerjaan Umum, yaitu pada Seksi Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan Bidang Cipta Karya. III halaman10

86 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru Gambar 3.1 Diagram Kelembagaan Pengelolaan Air Limbah b. Tugas dan kewenangan Seksi Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan Cipta Karya adalah sebagai berikut : Bidang Tugas : Melaksanakan perencanaan, pembinaan, pengendalian dan pengawasan lingkungan. kegiatan pengelolaan air bersih dan penyehatan Kewenangan : 1) Perumusan dan penetapan kebijakan teknik operasional, pembinaan, pengaturan, pelaksanaan, pengendalian dan pelayanan bidang cipta karya; ) Pengelolaan dan penyelenggaraan pembinaan, pengaturan, pelaksanaan, pengendalian dan pelayanan di bidang cipta karya. c. Harga / tarif. Biaya penyedotan kakus yang dibebankan kepada konsumen berdasarkan Perda No 15 tahun 0000 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan dan Kebersihan adalah sebagai berikut: - Sarana Sosial sebesar Rp ,- per m³ - Rumah tangga sebesar Rp ,- per m³ - Perkantoran/instalasi sebesar Rp ,- per m³ - Industri sebesar Rp per m³ III halaman11

87 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru 3.. Sistem Dan Cakupan Pelayanan Kondisi umum sistem pelelolaan air limbah domestik di Kota Banjarbaru secara teknis dilakukan dengan cara yaitu : a. sistem setempat (on site system) merupakan sistem pengolahan limbah dimana fasilitas instalasi pengolahan berada di dalam persil atau batas tanah yang dimiliki. Sistem pengolahan setempat yang umum dijumpai di Kota Banjarbaru adalah mempergunakan septic tank. Namun tidak seluruh jamban yang dimiliki masyarakat Kota Banjarbaru telah memenuhi standar septic tank yang benar. Di beberapa lokasi, dijumpai masyarakat yang masih mempergunakan cubluk untuk pembuangan limbah tinja, atau bahkan dibuang ke sungai, baik secara langsung atau melalui pipa (plengsengan). Dari tempat penampungan tersebut (septic tank), limbah tinja disedot dan diangkut dengan mobil tanki tinja untuk dibuang ke sungai atau rawa-rawa yang jauh dari permukiman penduduk, atau kalau ada pesanan disalurkan ke tempat pengolahan milik masyarakat untuk diolah menjadi pupuk. Situasi ini terjadi karena Kota Banjarbaru belum memiliki instalasi pengolahan lumpur tinja atau IPLT. Kondisi ini tentunya tidak sesuai dengan yang diharapkan sebagaimana diperlihatkan oleh Diagram Sistem Sanitasi on site sistem pada Gambar 3. berikut. Gambar 3. Diagram System Sanitasi On Site III halaman1

88 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru Untuk layanan penyedotan tinja, pemerintah daerah hanya memilki 1 unit mobil pengangkut tinja/air limbah dengan kapasitas 4 m 3, namun belum dimanfaatkan secara optimal untuk mengangkut air limbah ke pembuangan akhir. Faktor utama adalah masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan air limbah dalam rangka menjaga kualitas air lingkungan, terutama air permukaan. Selain milik pemerintah, terdapat 1 unit usaha penyedotan tinja yang dilaksanakan oleh swasta dengan kapasitas 1 m 3 untuk sekali angkut, dengan domisili di Kelurahan Komet. Untuk penyediaan sarana prasarana sanitasi, di beberapa kawasan permukiman telah dibangun sistem MCK (mandi, cuci dan kakus) komunal melalui program PNPM Perkotaan, SANIMAS dan kegiatan Satker Penyehatan Lingkungan Permukiman Provinsi Kalimantan Selatan, tetapi belum menjangkau seluruh pemukiman padat sehingga perlu juga kita lakukan pengadaannya di lokasi-lokasi lain. b. Sistem terpusat (off site system) adalah sistem suatu pengolahan air limbah dengan menggunakan suatu jaringan perpipaan untuk menampung dan mengalirkan air limbah ke suatu tempat instalasi pengolahan air limbah (IPAL) untuk selanjutnya diolah. Pengolahan dimaksudkan untuk mengkondisikan air limbah agar siap untuk diolah pada pengolahan tahap selanjutnya sebagaimana dapat dilihat pada gambar 3.3 (DSS off site system), yaitu : pengolahan primer, dimaksudkan untuk memisahkan secara fisik partikel tersuspensi (SS) sehingga beban pada unit pengolahan selanjutnya dapat dikurangi, prosesnya menggunakan system pengendapan dan pengapungan. pengolahan sekunder, pada tahap ini akan terjadi proses penguraian (secara biologis atau biokimia dengan bantuan mikroorganisma) dan menguraikan zat-zat organic, perosesnya menggunakan lumpur aktif, cakram biologis, trikling filter, extended aeration, dan oxidation pond. Di Kota Banjarbaru, sistem ini sudah mulai dibangun terutama pada kawasan padat penduduk, diantaranya melalui kegiatan yang dibiayai oleh APBN melalui Satker Penyehatan Lingkungan Permukiman Provinsi Kalimantan Selatan. Pada tahun 011 yang lalu telah dibangun 1 unit IPAL komunal di Kelurahan Guntung Paikat Kecamatan Banjarbaru Selatan, namun belum termanfaatkan secara optimal karena belum selesainya penyambungan pipa dari rumah-rumah penduduk menuju ke lokasi IPAL. Selain itu juga sedang dikaji untuk pengembangannya bekerja sama dengan para pengusaha perumahan (Developer) agar membangun septic tank (IPAL) komunal pada kawasan perumahan yang dibangun. III halaman13

89 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru Gambar 3.3 Diagram Sistem Sanitasi Off Site Pembuangan limbah cair rumah tangga selain tinja, yaitu yang berasal dari dapur dan kamar mandi serta air hujan disalurkan umumnya langsung disalurkan ke tanah atau ke saluran air (drainase) yang akan bermuara ke badan air berupa anak sungai atau sungai yang ada di Kota Banjarbaru. Dengan demikian, sungai merupakan tempat penampungan seluruh limbah cair di Kota Banjarbaru. Tabel 3.10 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik Input User Interface Penampungan Awal Pengaliran Pengolahan Akhir Pembuangan / Daur Ulang Black Water WC Sentor Tangki Septik Sungai Black Water WC Sentor Sewer Sungai Black Water WC Helikopter Sungai Black Water WC Cemplung Sungai Black Water WC Cubluk Galian Grey Water Tempat Cuci piring, Air Cucian Pakaian Sewer Drainase / Sungai III halaman14

90 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru Sebagian besar rumah tangga di Kota Banjarbaru sudah menggunakan WC sentor, baik berupa Kloset jongkok maupun kloset duduk leher angsa, hanya saja tidak semuanya tersambung dengan tangki septik sebagai tempat penampungan awal limbah tinja. Masih ada sebagian warga yang menyalurkan limbahnya langsung ke badan air seperti sungai atau rawa. Sementara itu di beberapa permukiman yang berorientasi pada alur sungai, sebagian besar masyarakatnya masih menggunakan WC cemplung atau WC helikopter. Tabel 3.11 Sistem Pengelolaan Air Limbah Yang Ada Di Kota Banjarbaru Kelompok Fungsi Teknologi yang digunakan Jenis Data Sekunder (Perkiraan) Nilai Data Sumber Data User Interface WC Sentor Jumlah (Kuantitas) WC Dinas Kesehatan KK Tersambung 6.17 KK Dinas Kesehatan WC Cemplung dan Cubluk KK Tersambung KK Dinas Kesehatan Penampungan Awal Tangki Septik Jumlah (Kuantitas).63 tangki Dinas Kesehatan Pembuangan / Daur Ulang Sungai Nama Sungai Kemuning, Bangkal Sumber: Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru,01 Dinas Kesehatan Untuk melayani pengurasan atau penyedotan lumpur tinja dari septic tank, Pemerintah Kota Banjarbaru telah menyediakan 1 unit mobil pengangkut tinja. Sayangnya sarana ini belum termanfaatkan secara optimal karena jarangnya permintaan dari masyarakat untuk melakukan penyedotan tinja dari septic tank yang ada di rumah mereka. Disamping itu, Kota Banjarbaru juga belum memilki unit pengolah berupa Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) sehingga kalaupun ada permintaan penyedotan lumpur tinja, maka selanjutnya lumpur tinja itu akan langsung dibuang ke rawa-rawa atau sungai yang jauh dari permukiman penduduk. Untuk skala kawasan, pada tahun 011 telah mulai dibangun Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) yang didanai melalui kegiatan Satker Penyehatan Lingkungan Permukiman Provinsi Kalimantan Selatan. Keberadaan IPAL kawasan ini diharapkan dapat menjadi percontohan bagi kawasan permukiman lain sehingga pengelolaan limbah cair di Kota Banjarbaru dapat berjalan lebih optimal. Gambaran pengelolaan limbah cair di kota Banjarbaru dapat dilihat pada tabel 3.1. III halaman15

91 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru Tabel. 3.1 Pembuangan Limbah Di Kota Banjarbaru Tahun 01 No URAIAN JUMLAH/VOLUME KETERANGAN 1 Jumlah Timbulan Tinja/Black Water - Pengguna tangki septic dan Umum (Rumah) KK - Standar timbulantinja/org/hr - Jumlah Timbulan (m3) M 3 Jumlah Timbulan Grey Water - Standar timbulan Org/Hr - Jumlah Timbulan (m3) M 3 3 Jumlah Tinja terangkut - Mobil tinja Milik Pemerintah (unit) 1 Unit - Kapasitas tangki (m3) 5 M 3 - Jumlah Rit / 1 hari 1 Rit - Mobil Tinja Milik Swasta 1 Unit - Kapasitas tangki (m3) 1 M 3 - Jumlah Rit / 1 hari 1 Rit 4 Kapasitas IPLT - Dibangun (tahun) Umur Pakai (tahun) Kapasitas terpasang (m3) Kapasitas terpakai (m3) Kapasitas IPAL - Dibangun (tahun) Umur Pakai (tahun) 10 Tahun - Kapasitas terpasang (m 3 ) 50 M 3 - Kapasitas terpakai (m 3 ) 50 M 3 Sumber: DKP Kota Banjarbaru, Kesadaran Masyarakat dan PMJK Secara keseluruhan kesadaran masyarakat dalam penanganan sanitasi lingkungan (termasuk air limbah) di Kota Banjarbaru belum maksimal. Sebagian anggota masyarakat masih mengandalkan kegiatan atau proyek dari Pemerintah, baik untuk penyediaan sarana prasarana maupun perawatannya. Hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan program sanitasi berbasis masyarakat (Sanimas). Di Kota Banjarbaru terdapat beberapa lokasi sanimas yang melayani kawasan pemukiman. Karakteristik masyarakat Kota Banjarbaru yang sangat terbuka akan masuknya budaya baru pada dasarnya merupakan aset dalam upaya membangun kesadaran dan kepedulian terhadap kelestarian fungsi lingkungan hidup. Kondisi ini juga didukung dengan struktur masyarakat yang sangat heterogen, tidak adanya suku yang terlalu dominan merupakan faktor positif untuk menggerakkan III halaman16

92 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru masyarakat terhadap program-program yang dilaksanakan oleh pemerintah, termasuk dalam pembangunan sanitasi. No. Kelurahan Tabel 3.13 Pengelolaan Sarana Jamban Dan MCK Di Masyarakat Jumlah Jumlah MCK Jumlah Sanimas Jumlah Jumlah Tahun Penduduk Jamban Dikelola Dikelola Dikelola Dikelola MCK Dikelola Dikelola RT RW Miskin Keluarga Oleh Oleh RT Oleh RW Oleh CBO dibangun oleh RT oleh RW Lainnya 1 Landasan Ulin Selatan v v v v 010 Syamsudin Noor v v v 010 Guntung Paikat v v v v v v v v Cempaka v v v v Bangkal v 01 Dikelola oleh CBO/LSM Dikelola oleh lainnya Tahun Sanimas dibangun Dalam kaitan dengan gender, pengelolaan sanitasi di Kota Banjarbaru baik terhadap sampah ataupun limbah cair dalam penanganan limbah cair tidak dipengaruhi oleh perbedaan gender. Dalam kultur masyarakat Kota Banjarbaru, baik laki-laki maupun perempuan bisa mengelola dan menangani sanitasi. permasalahan Kondisi ini ditunjukkan dengan kerjasama yang serasi antar seluruh warga dalam pelaksanaan kegiatan desa siaga di 0 kelurahan yang ada dan desa/kelurahan siaga aktif pada 19 kelurahan di seluruh Kota Banjarbaru. Kecamatan KOTA BANJARBARU Landasan Ulin Timur Lokasi MCK Tabel 3.14 Kondisi Sarana MCK Di Masyarakat MCK Jumlah Pemakai PDAM Jlh Toilet WC SPT SGL L P L P Persediaan Sabun RT RW L P S K T Y T Y T Y T Tempat Buangan air kotor Syamsudin Noor 4,, V Y T V Thn Guntung Payung Guntung Manggis Liang Anggang Landasan Ulin Tengah Landasan Ulin Utara Landasan Ulin Barat Landasan Ulin Selatan 1, V Y T V Thn Cempaka Palam Bangkal V Y T V Thn Sungai Tiung Cempaka 13, 18, V Y T V Thn Banjarbaru Utara Loktabat Utara Mentaos Komet Sungai Ulin Banjarbaru Selatan Loktabat Selatan Kemuning GuntungPaikat 1,, V Y T V Thn Sungai Besar Keterangan : L =Laki-Laki P =Pereampuan S=Selalu Tersedia Air K =Kadang-kadang T=Tidakada persediaan air SPT=Sumur Pompa Tangan SGL =Sumur Gali Y = Ya T = Tidak Jml Kmr Mandi Fas. Cuci T angan Ada Biaya Pemakaian MCK Tangki Septik Cubluk Kapan T angki Septik Dikoso ngkan III halaman17

93 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru Tabel 3.15 Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat No Nama Program/Proyek/Layanan Pelaksana/PJ I a. Pembuatan MCK Kel. Kemuning Tahun Mulai Kondisi Sarana Saat Ini Fungsi Tidak Fungsi Aspek PMJK Rusak PM JDR MBR Satker PLP Prov Kalsel 009 v v v v Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru b. Pembuatan MCK Kel. Guntung Paikat c. Pembuatan MCK Kel. Landasan Ulin d. Pembuatan MCK Kel. Landasan Ulin Selatan e. Pembuatan MCK Kel. Landasan Ulin Barat Satker PLP Prov Kalsel 009 v v v v Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru Satker PLP Prov Kalsel 009 v v v v Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru Satker PLP Prov Kalsel 009 v v v v Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru Satker PLP Prov Kalsel 009 v v v v Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru f. Pembuatan MCK Kel. Cempaka Satker PLP Prov Kalsel 009 v v v v Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru g. Pembuatan MCK RT. 1 Kel. Landasan Ulin Selatan h. Pembuatan MCK RT. Kel. Landasan Ulin Selatan i. Pembuatan MCK Jl. Tegal Arum RT. 4 Kel. Syamsudin Noor Satker PLP Prov Kalsel 010 v v v v Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru Satker PLP Prov Kalsel 010 v v v v Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru Satker PLP Prov Kalsel 010 v v v v Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru j. Pembuatan MCK Jl. Tonhar RT. 1 Kel. Syamsudin Noor k. Pembuatan MCK Kel. Sei. Tiung Satker PLP Prov Kalsel 010 v v v v Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru Satker PLP Prov Kalsel 010 v v v v Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru l. Pembuatan MCK Kel. Cempaka Satker PLP Prov Kalsel 010 v v v v Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru m. Pembuatan MCK Kel. Mentaos Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru n. Pembuatan IPAL Jl. Komet Raya Gang I Kel. Mentaos o. Pembuatan IPAL Komunal Jl. Kemuning Kel. Guntung Paikat Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru 011 v v v v 011 v v v v Satker PLP Prov Kalsel 011 v v v v Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru p. Pembuatan IPAL Komunal Jl. Rambai, RT.01, 0, 03 RW.03 Kel. Guntung Paikat Satker PLP Prov Kalsel 011 v v v v Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru q. Pembuatan IPAL Pasar Ulin Raya Kel. Syamsudin Noor r. Pembuatan MCK Jl. Golf Kel. Landasan Ulin Utara s. Pembuatan MCK RT. 18 Kel. Cempaka Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru 011 v v v v 011 v v v v 011 v v v v III halaman18

94 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru No Nama Program/Proyek/Layanan Pelaksana/PJ t. Pembuatan MCK RT. 13 Kel. Cempaka u. Pembuatan MCK Jl. Mujahidin RT.19 Kel. Cempaka v. Pembuatan MCK Pasar Ulin RT. 19 Kel. Cempaka w. Pembuatan MCK Jl. Cempaka Pasar Ulin RT. 18 Kel. Cempaka x. Pengembangan PSD air limbah komunal Jl. Kemuning RT. 03 RW. 01 Kel. Guntung Paikat y. Pengembangan PSD air limbah komunal Jl. Kemuning RT. 01, 0, 03 Kel. Guntung Paikat z. Pembuatan MCK Kel. Kemuning aa. Pembuatan IPAL Komunal & Jar. Perpipaan air limbah Kel. Guntung Paikat ab. Pembuatan MCK Kel. Landasan Ulin Barat ac. Pembuatan MCK RT. 07 Kel. Bangkal ad. Pembuatan MCK Kel. Sungai Tiung Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru Tahun Mulai Kondisi Sarana Saat Ini Fungsi Tidak Fungsi Aspek PMJK Rusak PM JDR MBR 011 v v v v 011 v v v v 011 v v v v 011 v v v v Satker PLP Prov Kalsel 010 v v v v Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru Satker PLP Prov Kalsel 010 v v v v Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru Satker PLP Prov Kalsel 01 v v v v Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru Satker PLP Prov Kalsel 01 v v v v Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru Satker PLP Prov Kalsel 01 v v v v Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru Satker PLP Prov Kalsel 01 v v v v Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru Keterangan : PM = Pemberdayaan Masyarakat JDR = Jender Mbr = Masyarakat Berpenghasilan Rendah Satker PLP Prov Kalsel 01 v v v v Bid. Cipta Dinas PU Kota Banjarbaru 3..4 Pemetaan Media Komunikasi antara Pemerintah Daerah dengan masyarakat, antara Pemerintah Daerah dengan dunia usaha dan antara Pemerintah daerah dengan LSM maupun media massa telah terjalin dengan baik, namun masih minim yang terkait bidang sanitasi khususnya pengolahan limbah rumah tangga. Isu sanitasi dapat terakses ke desa-desa saat ini melalui penyuluhan - penyuluhan yang dilakukan oleh bidan desa atau ibu PKK pembinaan desa siaga dan desa/kelurahan siaga aktif. terintegrasi dengan kegiatan pengembangan dan Selain ditujukan kepada masyarakat, khususnya ibu-ibu rumah tangga melalui kegiatan Posyandu yang bekerjasama dengan pihak kelurahan dan puskesmas terdekat, kegiatan pembinaan kesehatan lingkungan juga diarahkan ke sekolah-sekolah dasar untuk siswa-siswa membiasakan siswa melakukan praktek PHBS seperti kebiasaan mencuci tangan menggunakan sabun. III halaman19

95 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru Tabel 3.16 Kegiatan Komunikasi Yang Ada Di Kota Banjarbaru NO Kegiatan Tahun 1 Sosialisasi SLBM (septic tank komunal dan MCK Umum) Dinas Pelaksana Tujuan kegiatan 011 Dinas PU Penyediaan sarana MCK yang bersih dan sehat Khalayak sasaran Pesan Kunci Pembelajaran Masyarakat Stop BABS Kebersihan lingkungan PHBS 008 sekarang Dinas Kesehatan dan Puskesmas Pemberdaya an masyarakat Masyarakat Badan sehat jika lingkungan bersih Cara hidup yanh sehat 3 Kampanye CTPS sekarang Dinas Kesehatan Praktek CTPS di sekolah Siswa SD Tangan bersih dan makanan yang sehat Perilaku sebelum makan Media massa yang ada di Kota Banjarbaru khususnya ataupun di Provinsi Kalimantan Selatan cukup aktif dalam memuat masalah pengelolaan sanitasi lingkungan, meskipun masih sangat tergantung kepada sumbangan tulisan yang dikirimkan oleh para pemerhati kesehatan lingkungan. Media-media ini juga cukup aktif membuat kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan upaya pelestarian lingkungan hidup seperti program Green and Clean, atau Gerakan Cinta Sungai Kemuning yang dibina oleh Wakil Walikota Banjarbaru. Tabel 3.17 Media Komunikasi Yang Ada Kota Banjarbaru NO Nama Media Jenis Acara Isu Yang Diangkat Pesan Kunci Pendapat Media 1 Radar Banjar Artikel Launching Green And Clean Banjarmasin Post Artikel Penganugerahan Adipura 3 Internet (Web Pemerintah Kota Banjarbaru) 4 TVRI Kalimantan Selatan Artikel Talk show Launching Green And Clean Penganugerahan Adipura Penganugerahan Adipura Kebersihan Lingkungan Peran serta masyarakat dalam menjaga kebersihan kota Upaya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan Peran aktif masyarakat adalah kunci sukses program pemerintah Positif dan kedalaman materi cukup memadai Positif dengan materi informasi yang cukup Positif dan kedalaman materi cukup memadai Positif dengan materi informasi yang cukup Upaya penyebarluasan dan pembinaan pengelolaan air limbah, termasuk di dalamnya kampanye praktek PHBS tidak mungkin hanya dilakukan oleh III halaman0

96 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru pemerintah daerah, diperlukan peran serta dari masyarakat dan kalangan dunia usaha. Keterlibatan dunia usaha sangat diperlukan untuk membantu pemerintah terutama dalam hal pembiayaan dan penyediaan media ataupun bahan untuk pelaksanaan kegiatan kampanye dan advokasi pembangunan sanitasi. Tabel 3.18 Kerjasama Yang Terkait Sanitasi No Nama Kegiatan Jenis Kegiatan Sanitasi Mitra Kerja Sama Bentuk Kerjasama 1 Launching Program Green and Clean Kebersihan Lingkungan Radar Banjar In Kind Selain dengan mitra yang sudah ada, beberapa perusahaan yang ada di Kota Banjarbaru juga masih memungkinkan untuk diajak bekerjasama mempromosikan pembangunan sanitasi di Kota Banjarbaru, khususnya terkait Perilaku Hidup yang Bersih dan Sehat. Hal yang harus diperhatikan adalah mencari kegiatan-kegiatan baru yang dapat menarik perhatian masyarakat sehingga juga menguntungkan dunia usaha dalam memperkenalkan produknya. Tabel 3.19 Daftar Mitra Potensial No Nama Mitra Jenis Kegiatan Sanitasi Bentuk Kerjasama 1 SKH Banjarmasin Post PHBS In Kind. PT. BNI 1946 PHBS In Kind 3 Telkom Flexi PHBS In Kind 4. Coca Cola Comp. PHBS In Kind 5 Bank Kalsel PHBS In Kind 3..5 Partisipasi Dunia Usaha Sejalan dengan masih kurangnya gaung mengenai persoalan pengelolaan limbah cair dan dampaknya terhadap kualitas kesehatan lingkungan, pengelolaan air limbah belum menjadi kebutuhan dan mendapat perhatian besar dari masyarakat, misalnya masih minimnya permintaan masyarakat untuk melakukan penyedotan lumpur tinja dari septic tank yang mereka miliki. Kondisi ini menjadi salah satu alasan mengapa sampai saat ini belum ada dunia usaha yang tertarik untuk mengalokasikan sebagian modalnya untuk mengembangkan usaha dalam pelayanan pengelolaan air limbah. III halaman1

97 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru Tabel 3.0 Penyedia Layanan Air Limbah Domestik yang Ada Di Kota Banjarbaru No Nama Provider Tahun Mulai Operasi Jenis Kegiatan Tidak Ada Penyedia Layanan 3..6 Pendanaan Dan Pembiayaan Belum adanya investor atau pihak swasta yang masuk atau berkontribusi dalam pengelolaan limbah domestik menjadikan urusan pengelolaan limbah domestik sampai ini masih tergantung pada anggaran pemerintah daerah yang dialokasikan di dalam APBD maupun dana-dana dari pemerintah pusat dalam bentuk program-program bantuan dengan Multi-Sources of funding system yaitu program yang dibiayai oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan Masyarakat Table 3.1 Realisasi Anggaran Pengelolaan Air Limbah Di Kota Banjarbaru No Sub sektor Realisasi anggaran (Rp.000) A Air Limbah Anggaran APBN B Anggaran APBD Prov C Anggaran APBD Kota D Anggaran Dari Swasta JUMLAH Sumber : Memorandum Program Air Limbah Kota Banjarbaru TA Sebagai unit kerja yang mendapat limpahan tugas untuk menangani pengelolaan limbah domestik, maka alokasi anggaran pembangunan untuk membiayai pengelolaan limbah domestik diutamakan pada Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum, sementara unit kerja yang lain merupakan SKPD pendukung. banyak Alokasi anggaran pengelolaan sanitasi pada Dinas Kesehatan lebih diarahkan untuk kegiatan promosi kesehatan (PHBS), sedangkan Badan Perempuan, Masyarakat dan KB memprogramkan upaya pemberdayaan masyarakat melalui PKK dan Posyandu. Table 3. Realisasi Anggaran Pengelolaan Air Limbah Per SKPD Kota Banjarbaru No Satuan Kerja Perangkat Daerah Bappeda Dinas PU (Bidang Cipta Karya) Realisasi anggaran (Rp.000) III halaman

98 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru 4 Kantor Lingkungan Hidup 9 Instansi Lain Terkait Subsektor Sanitasi JUMLAH Sumber : Bappeda dan PM Kota Banjarbaru 3..7 Isu Strategis Dan Permasalahan Mendesak Pengelolaan limbah cair sangat tergantung pada kebiasaan/perilaku dan cara berpikir masyarakat, yang tidak lepas dari masalah kesejahteraan. Kebiasaan turun temurun dan masih kurangnya informasi mengenai kesehatan lingkungan menjadi sebab penduduk masih membuang limbah cair rumah tangganya ke saluran drainase yang pada ujungnya masuk/mengalir ke sungai. Sementara itu, sebagian besar septic tank yang dimilki masyarakat belum memenuhi standar kesehatan lingkungan sehingga secara teknis fungsinya hampir tidak berbeda dengan jamban cubluk biasa. Penurunan kualitas badan air pada Kota Banjarbaru ancaman serius semakin menjadi oleh kontribusi dari kegiatan-kegiatan usaha yang berkembang dengan pesat seiring dengan kemajuan pembangunan daerah. Isu atau permasalahan strategis yang dihadapi dalam pengelolaan limbah cair di Kota Banjarbaru, baik dari aspek teknis maupun aspek non teknis dapat diurutkan sebagai berikut : 1) Masih banyak masyarakat menggunakan WC Helikopter atau WC cemplung (khususnya masyarakat yang hidup di tepian sungai) ) Masih minimnya pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya pengurasan lumpur tinja secara berkala agar tidak mencemari lingkungan sekitarnya; 3) Belum tersedia sarana pengolahan air limbah skala kota seperti instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan IPLT 4) Alokasi anggaran pembangunan sektor air limbah masih sangat terbatas, belum menjadi prioritas utama dalam perencanaan pembangunan daerah. 5) Belum memadainya instrument Perda untuk memastikan dukungan bagi penegakan pengelolaan air limbah yang ramah lingkungan, 6) Koordinasi pembangunan antar SKPD terkait masih kurang bersinergi satu dengan yang lainnya, terutama dalam penentuan lokasi dan waktu dan pelaksanaan kegiatan 7) Belum ada standarisasi tempat penampungan limbah (septic tank) yang memenuhi standar teknis dan berwawasan lingkungan. 8) Belum ada kerjasama dengan dunia usaha untuk penyediaan sarana / infrastruktur pengelolaan air limbah 9) Saluran pembuangan air limbah rumah tangga masih menyatu dengan saluran drainase dan akhirnya masuk ke badan air seperti sungai. III halaman3

99 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru Tabel. 3.3 Permasalahan Mendesak Di Sub Sektor Pembuangan Limbah Di Kota Banjarbaru No Uraian 1 ON SITE SYSTEM - User interface (kloset) - Pengumpulan / penampungan Non Teknis Isu Strategis dan Permasalahan Teknis A B C D E 1 Belum ada lembaga pengolahan air limbah skala kota dan peraturan daerah yang mengatur pengolahan limbah Kurangnya peran media dalam sosialisasi dan kampanye pengelolaan air limbah yang ramah lingkungan Kebiasaan masih menggunakan WC cemplung (khususnya masyarakat tepian sungai) Sebagian besar fasilitas septik tank belum memenuhi standar teknis yang ditetapkan - pengangkutan Terbatasnya sumber pendanaan pemerintah - IPLT Terbatasnya sumber pendanaan pemerintah. Sektor swasta kurang tertarik untuk melakukan investasi di bidang pengelolaan air limbah Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pengurasan lumpur tinja secara berkala Tidak ada penyaringan saat limbah dibuang ke parit / sungai Belum adanya IPLT III

100 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru No Uraian Isu Strategis dan Permasalahan Non Teknis Teknis A B C D E 1 OFF SITE SYSTEM - User interface (kloset) - Pengumpulan / penampungan Belum ada peraturan daerah yang mengatur pengolahan limbah dengan sistem terpusat Kurangnya peran media dalam sosialisasi dan kampanye pengelolaan air limbah dengan sistem terpusat - Masih bercampurnya fungsi saluran drainase dengan fungsi pembuangan air limbah (saluran air limbah rumah tangga menyatu dengan saluran drainase) - perpipaan Belum ada sewerage system skala kota / kawasan - IPAL Pendanaan pemerintah daerah sangat terbatas, masih tergantung dengan pembiayaan dari pemerintah pusat Belum adanya sosialisasi IPAL pada dunia usaha, khususnya pada Developer perumahan Minimnya informasi pentingnya bak pengolahan air limbah di setiap rumah tangga Sumber : Hasil analisis Keterangan : A = kebijakan daerah dan kelembagaan D = partisipasi dunia usaha 1 = Sistem B = keuangan E = parisipasi masyarakat dan PMJK = Konstruksi C = komunikasi Wilayah 65% rawa (berpengaruh terhadap tingkat kesulitan untuk membangun system pengelolaan limbah ) III

101 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru 3.3 Pengelolaan Persampahan Sampah dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah meliputi kegiatan pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaur-ulangan,atau pembuangan dari material sampah. Sampah yang dihasilkan di Kota Banjarbaru terdiri dari sampah yang berasal dari domestik dan non domestik. Sampah yang berasal dari domestik ditampung di tempat penampungan sementara yang berupa bak-bak sampah yang selanjutnya diangkut oleh truk sampah (dump truck) menuju ke tempat pembuangan akhir Kelembagaan Di dalam struktur organisasi Pemerintah Kota Banjarbaru, Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) yang dilimpahi kewenangan adalah Dinas Kebersihan dan Pertamanan. pengelolaan sampah Unit kerja ini juga mendapat tugas untuk mengelola penyedotan dan pengangkutan tinja dari septic tank milik masyarakat ke tempat pengolahan atau pembuangan akhir. Tabel 3.4 Peta Pemangku Kepentingan Dalam Pembangunan Dan Pengelolaan Persampahan FUNGSI PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah Kota Swasta Masyarakat PERENCANAAN - Menyusun target pengelolaan sampah skala kab./kota ѵ x x - Menyusun rencana program persapahan dalam angka pencapaian target ѵ x x - Menyusun rencana anggaran program persampahan dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA ѵ x x - Menyediakan sarana pewadahan sampah di sumber sampah x ѵ ѵ ѵ ѵ ѵ - Menyediakan sarana pengumpulan (pengumpulan dari sumber sampah ke TPS) - Menyediakan sarana Tempat Penampungan Sementara (TPS) ѵ ѵ ѵ ѵ ѵ ѵ - Membangun sarana pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) - Membangun sarana TPA ѵ ѵ x - Menyediakan sarana komposting ѵ ѵ ѵ PENGELOLAAN ѵ - Mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS x ѵ ѵ - Mengelola sampah di TPS ѵ ѵ ѵ - Mengangkut sampah dari TPS ke TPA ѵ x x - Mengelola TPA ѵ x x - Melakukan pemilahan sampah ѵ x x - Melakukan penarikan retribusi sampah ѵ x x - Memberikan izin usaha pengelolaan sampah ѵ x x III halaman6

102 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru FUNGSI PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah Kota Swasta Masyarakat PENGATURAN DAN PEMBINAAN - Mengatur prosedur penyediaan layanan sampah (jam pengangkutan, personil, peralatan, dll) - Melakukan sosialisai peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan sampah ѵ ѵ x ѵ ѵ x - Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan sampah ѵ x x MONITORING DAN EVALUASI - Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan sampah skala ѵ x x - Memberikan sanksi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan ѵ x x - Memberikan sanksi terhadap efektivitas layanan persampahan ѵ x x Sampai saat ini Pemerintah Kota Banjarbaru belum menyusun atau merancang peraturan yang mengatur tentang pengelolaan sampah, sehingga kelembagaan yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan air limbah belum memiliki dasar pijakan yang kuat dalam penerapan kebijakan pengelolaan air limbah. Peraturan yang sudah disusun adalah terkait dengan retribusi pelayanan sampah yaitu Peraturan Daerah Kota Banjarbaru Nomor 3 Tahun 011 tentang Retribusi, Pelayanan dan Pengelolaan Persampahan/Kebersihan. Oleh karenanya, pengelolan sampah di Kota Banjarbaru masih mengacu pada peraturan perundangan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. Tabel 3.5 Peta Peraturan Persampahan Domestik Kota Banjarbaru PERATURAN Ketersediaan Ada (Sebutkan) Tidak Ada Efektif Pelaksanaan Belum Efektif Tidak Efektif Ket. Target capaian pelayanan pengelolaan persampahan di Kota Banjarbaru RPJM Efektif Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kota Banjarbaru dalam menyediakan layanan pengelolaan sampah --- Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kota banjarbaru dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan sampah --- Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah di hunian rumah, dan membuang ke TPS --- Kewajiban dan sanksi bagi kantor / unit usaha dikawasan komersial/ fasilitas social / fasilitas umum untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah dan membuang ke TPS --- Pembagian kerja pengumpulan sampah dari sumber ke TPS, dari TPS ke TPA, pengelolaan di TPA, dan pengaturan waktu pengangkutan sampah dari TPS ke TPA --- Kerjasama Pemerintah Kota Banjarbaru dengan swasta atau pihak lain dalam pengelolaan sampah Retribusi sampah atau kebersihan --- Perda No. 3 / 011 Efektif III halaman7

103 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru 3.3. Sistem Dan Cakupan Pelayanan Wujud pelayanan yang dilakukan oleh Bidang Kebersihan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (sesuai SK SNI T F,Dep PU) terkait pengelolaan sampah meliputi proses penanganan sampah dengan cara pengumpulan dari TPS dan mengangkutnya ke TPA. Sedangkan untuk pengangkutan dari dari masing-masing sumber sampah untuk diangkut menuju TPS sepenuhnya didasarkan pada swadaya masyarakat, yang menyebabkan pola pembuangan/pengangkutan cukup beragam. Gambar 3.4 Diagram Sistem Sanitasi Persampahan di Kota Banjarbaru Rute operasional pengelolaan angkutan persampahan sudah ditetapkan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Banjarbaru yaitu mencakup : Lokasi TPS Container, Rute Pengangkutan dan Jadwal pengangkutan. Pelaksanaan pengelolaan kebersihan Kota Banjarbaru ditetapkan dengan sistem operasional sebagai berikut : 1. So1 : Sumber sampah langsung dengan Dump Truck diangkut ke TPA.. So : Sumber sampah Gerobak sampah/tossa TPS Dump Truck 3. So3 : Sumber sampah gerobak sampah/tossa Container Arm Roo truck 4. So4 : Sumber sampah TPS Dump truck 5. So5 : Sumber sampah Container Arm Rool Truck III halaman8

104 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru Tabel 3.6 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan di Kota Banjarbaru Input Sampah Organik Sampah An- Organik User Interface Rumah tangga Warung makan Sekolah Rumah tangga Fasum Penampungan Awal Kantong plastik, bak / tong plastik Bak / tong plastik / bak semen Tong sampah Kantong plastik, bak / tong plastik Tong sampah Pengaliran Gerobak sampah, tossa, Dump truck, Container / arm roll Pengolahan Akhir Pemulung Pembuangan / Daur Ulang TPA TPA Kode/Nama Aliran Bila di kawasan-kawasan perumahan umumnya menggunakan jasa tenaga pengumpul, maka rumah tangga yang berada di kawasan permukiman, terutama yang didominasi golongan menegah ke bawah lebih memilih untuk membuang sendiri sampahnya ke TPS terdekat atau melakukan penanganan dengan cara lainnya seperti dibakar atau membuangnya ke dalam lubang galian yang telah disiapkan sebelumnya. Pola pewadahan sampah pada tingkat rumah tangga di Kota Banjarbaru saat ini sepenuhnya didasarkan pada swadaya masyarakat, yang menyebabkan pola pewadahan cukup beragam, ada yang menggunakan kantong plastik, tong plastik atau tong/ember dari karet. Tabel. 3.7 Pelayanan Persampahan No Uraian Teknik Operasional Volume Keterangan A B Jumlah Timbulan - Standar timbulan sampah/org/hr m3/jiwa - Perkiraan Jumlah Timbulan Sampah (m3) 300 m3/hari Pelayanan Sampah 1 Cakupan pelayanan (Ʃ sampah terangkut + diolah / 57,5 % Ʃ timbulan) Perkiraan jumlah KK yang dilayani KK Min : Kec. Cempaka 3 Perkiraan Sampah terangkut - permukiman 104 m3/hari - Non permukiman 50,5 m3/hari - Total 154,5 m3/hari 4 Kapasitas pelayanan TPS 60 m3/hari 5 Kapasitas pelayanan TPA 1000 m3/hari 6 Kapasitas pelayanan pengumpulan 17 truk Sumber : DKP kota Banjarbaru. III halaman9

105 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru Pelayanan pengelolaan persampahan sampai saat ini mencakup wilayah 4 Kecamatan dari 5 kecamatan yang ada di Kota Banjarbaru, sedangkan jumlah penduduk yang terlayani (service coverage area) adalah sekitar 86 % atau sekitar jiwa. Wilayah yang belum terlayani adalah Kecamatan Cempaka. Dari jumlah timbulan sampah yang diperkirakan mencapai 300 m 3 /hari, yang mampu diangkut oleh petugas dan armada milik pemerintah baru mencapai 57,5%, sementara sisanya ada yang dikubur atau dibakar oleh masyarakat atau bahkan tertimbun dan membusuk di tempat penampungan sementara. Peran serta swasta dalam pengelolaan persampahan di Kota Banjarbaru masih sangat terbatas pada pelayanan pengumpulan sampah di kawasan-kawasan perumahan oleh perorangan, baik untuk dipilah dan diolah atau langsung diangkut dan dibuang ke TPS terdekat. Sedangkan pada tahapan selanjutnya sampai ke TPA, belum ada pihak swasta yang tertarik untuk berinvestasi di bidang pengelolaan persampahan ini. Tabel. 3.8 Teknis Pengelolaan Persampahan Dengan Sistem Swakelola Swasta No Sarana/prasarana Jumlah (unit) Kapasitas Kondisi Keterangan A a. Perwadahan Tong sampah kg Baik Bak sampah Kantong plastic Lainnya, sebutkan b. Pengumpul Gerobak Sampah 30 1 m 3 Baik Bantuan dari Pemerintah Kota Becak Sampah Gerobak Motor 1 m 3 Baik Hadiah Adipura Lainnya, sebutkan c. Penampungan Sementara d. Pengangkutan e. Pengolahan Pengomposan Daur Ulang f. Pembuangan Akhir g. Penged. Pencemaran Sumber : DKP kota Banjarbaru. Dalam melayani pengangkutan ampah dari TPS menuju TPA Hutan Panjang, Dinas Kebersihan dan Pertamanan didukung dengan 1 unit Dump Truck dan 5 unit Arm Roll truck yang mengangkut 13 buah kontainer secara bergantian. TPA Hutan Panjang yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Banjarbaru berlokasi di Kelurahan Cempaka Kecamatan Cempaka, saat ini berada pada lahan seluas 10 Ha dimanfaatkan baru 6 Ha). (yang III halaman30

106 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru Sistem pengelolaan sampah yang digunakan di TPA Hutan Panjang sampai saat ini adalah Semi Controlled Landfill. Dalam perencanaan terkait dengan kerjasama kawasan perkotaan Metropolitan Banjar Bakula, TPA Hutan Panjang ini diarahkan menjadi TPA regional, dimana telah dialokasikan lahan seluas 30 Ha, namun sampai saat ini baru terealisasi pembebasan lahan seluas 10 Ha, dan sisanya masih dalam proses oleh Tim Pembebasan Tanah Pemerintah Kota Banjarbaru. Tabel. 3.9 Teknis Pengelolaan Persampahan Oleh Pemerintah No Sarana/parasarana Jumlah (unit) Kapasitas Kondisi Keterangan a. Pewadahan Jumlah tong sampah 51 1 m3 Baik b. Pengumpulan Gerobak sampah Becak sampah Tossa 15 c. Penampungan sementara Transfer depo Container 13 5 m3 Baik Pasangan batu Bak kayu 6 m3 Tanah terbuka 7 4 m3 D Pengangkutan Dump truk 1 5 m3 Arm roll truk 5 5 m3 e. Pengolahan Pengomposan Daur Ulang f. Pembuangan Akhir Luas Area 10 ha Rencana 40 Ha Buldozer Excavator 1 Lainnya sebutkan - Boeholvr 1 g. Pengend. Pencemaran Leachate treatment Buffer zone (wilayah 1 penyangga) Saluran pengumpul Drainasae air hujan Sumur kontrol h. Sarana penunjang Kantor 1 Bengkel Alat dan tempat cuci 1 Alat timbang Gudang 1 Sumber : DKP kota Banjarbaru III halaman31

107 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru Gambar 3.5 Peta Pelayanan Persampahan di kota Banjarbaru III

108 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru Kesadaran Masyarakat dan PMJK Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan, Pemerintah Kota Banjarbaru melalui Kantor Lingkungan Hidup tiap tahun mengadakan sosialisasi dan pelatihan pengelolaan sampah, terutama terkait pengelolaan sampah dengan sistem 3R. Sejauh ini masyarakat menyambut dengan antusias kegiatan ini. Harapannya adalah masyarakat mampu melakukan pengelolaan persampahan dengan baik sehingga timbulan sampah di Kota Banjarbaru berkurang. Selain mengadakan sosialisasi kepada masyarakat umum, terutama ibu-ibu rumah tangga melalui kerjasama dengan pihak kelurahan, sasaran lain adalah anak-anak sekolah terutama pada jenjang sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Namun karena baru saja disosialisasikan, maka peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan ini belum tampak secara signifikan. Peran serta masyarakat masih terbatas pada melakukan pewadahan dengan baik dan menempatkannya di tempat yang sesuai mudah dijangkau oleh petugas pengumpul yang ada di masing-masing kawasan perumahan. Tabel 3.30 Pengelolaan Persampahan di Tingkat Kota Jenis Kegiatan Pengumpulan sampah di rumah Pengumpulan sampah di TPS Pengangkutan sampah ke TPS Pengangkutan sampah ke TPA Pemilahan sampah di TPA Para Penyapu jalan Dikelola oleh Kota L -- P Dikelola Masyarakat Dikelola Swasta L P L --- P Ket. halaman Kegiatan lain yang dilaksanakan dalam kaitan dengan upaya pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan persampahan ini adalah dengan memberikan bantuan alat pemilah dan pengolah sampah (program 3R pada TPST) untuk dikelola oleh masyarakat/kelompok masyarakat. Saat ini terdapat 1 unit pengelola sampah sistem 3R yang ada di masyarakat tetapi belum berfungsi optimal karena tidak mampu menyediakan modal awal untuk biaya operasional. Untuk menyikapi kondisi tersebut, Pemerintah Kota Banjarbaru melalui Dinas Kebersihan dan Pertamanan telah mengaloksikan anggaran untuk membantu biaya operasional tahun pertama, berikutnya pengelola bisa mengelola secara mandiri. 33 Sumber : DKP Kota Banjarbaru III

109 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru Tabel 3.31 Daftar Program / Proyek Layanan yang Berbasis Masyarakat No. Nama Program/ Pelaksana/ PJ Proyek/Layanan Tahun Mulai Kondisi Sarana Saat ini Fungsi Tdk fungsi Aspek PMJK Rusak PM JDR MBR Tidak ada layanan berbasis masyarakat Pemetaan Media Komunikasi antara Pemerintah Daerah dengan masyarakat, antara Pemerintah Daerah dengan dunia usaha dan antara Pemerintah daerah dengan LSM maupun media massa telah terjalin dengan baik, namun masih minim yang terkait bidang sanitasi termasuk dalam hal pengelolaan sampah. Isu sanitasi dapat terakses ke desa-desa saat ini melalui penyuluhan - penyuluhan yang dilakukan oleh bidan desa atau organisasi PKK yang terintegrasi dengan kegiatan pengembangan dan pembinaan desa siaga dan desa/kelurahan siaga aktif. Selain ditujukan kepada masyarakat, khususnya ibu-ibu rumah tangga melalui kegiatan Posyandu yang bekerjasama dengan pihak kelurahan dan puskesmas terdekat, kegiatan pembinaan kesehatan lingkungan juga diarahkan ke sekolah-sekolah dasar untuk siswa-siswa membiasakan siswa melakukan praktek membuang sampah pada tempatnya serta pengelolaan sampah dengan sistem 3R. Tabel 3.3 Kegiatan Komunikasi Yang Ada Di Kota Banjarbaru 1 Sosialisasi dan Penyuluhan Pengelolaan Sampah dengan Sistem 3R Bintek Pengelolaan Bank Sampah Dinas Pelaksana Tujuan kegiatan Khalayak sasaran Pesan Kunci 011 Kantor Lingkungan Hidup Memasyarakatkan gerakan 3R Masyarakat / Ibu-ibu rumah tangga Tangani sampah dengan baik, sampah mempunyai nilai ekonomis 01 Kantor Lingkungan Hidup Pemberdaya an masyarakat Masyarakat Sampah yang ditangani dengan baik bisa menjdi tambahan penghasilan Tahun Pembelajaran Kebersihan lingkungan, nilai ekonomis Tangani dan kelola sampah supaya berniai ekonomis Media massa yang ada di Kota Banjarbaru khususnya ataupun di Provinsi Kalimantan Selatan cukup aktif dalam memuat masalah pengelolaan sanitasi lingkungan, meskipun masih sangat tergantung kepada sumbangan tulisan yang 34 Kegiatan halaman NO III

110 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru dikirimkan oleh para pemerhati kesehatan lingkungan. Media-media ini juga cukup aktif membuat kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan upaya pelestarian lingkungan hidup seperti program Green and Clean, atau Gerakan Cinta Sungai Kemuning yang dibina oleh Wakil Walikota Banjarbaru. Tabel 3.33 Media Komunikasi Yang Ada Kota Banjarbaru NO Nama Media Isu Yang Diangkat Jenis Acara Pesan Kunci Pendapat Media 1 Radar Banjar Artikel Launching Green And Clean Kebersihan Lingkungan Positif dan kedalaman materi cukup memadai Banjarmasin Post Artikel Banjarbaru kembali meraih Adipura Peran serta masyarakat dalam menjaga kebersihan kota Positif dengan materi informasi yang cukup 3 Internet (Web Pemerintah Kota Banjarbaru) Artikel Launching Green And Clean Upaya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan Positif dan kedalaman materi cukup memadai TVRI Kalimantan Selatan Talk show Peran aktif masyarakat adalah kunci sukses program pemerintah Positif dengan materi informasi yang cukup 4 Penganugerahan Adipura Keberhasilan Banjarbaru meraih Adipura Upaya penyebarluasan dan pembinaan pengelolaan air limbah, termasuk di dalamnya kampanye praktek PHBS tidak mungkin hanya dilakukan oleh pemerintah daerah, diperlukan peran serta dari masyarakat dan kalangan dunia usaha. Keterlibatan dunia usaha sangat diperlukan untuk membantu pemerintah terutama dalam hal pembiayaan dan penyediaan media ataupun bahan untuk pelaksanaan kegiatan kampanye dan advokasi pembangunan sanitasi. Tabel 3.34 Kerjasama Yang Terkait Sanitasi (Pengelolaan Sampah) Launching Program Green and Clean Kebersihan Lingkungan Mitra Kerja Sama Radar Banjar Bentuk Kerjasama In Kind Selain dengan mitra yang sudah ada, beberapa perusahaan yang ada di Kota Banjarbaru juga masih memungkinkan untuk diajak bekerjasama mempromosikan pembangunan sanitasi di Kota Banjarbaru, khususnya terkait Perilaku Hidup yang Bersih dan Sehat. Hal yang harus diperhatikan adalah mencari kegiatan-kegiatan baru yang dapat menarik perhatian masyarakat sehingga juga menguntungkan dunia usaha dalam memperkenalkan produknya Jenis Kegiatan Sanitasi Nama Kegiatan halaman No III

111 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru Tabel 3.35 Daftar Mitra Potensial No Nama Mitra Jenis Kegiatan Sanitasi Bentuk Kerjasama 1. SKH Radar Banjar PT. BNI 1946 PHBS Bin Sampah In Kind In Kind 3 Telkom Flexi Bin Sampah In Kind 4. Coca Cola Comp. PHBS In Kind 5 Bank Kalsel Bin Sampah In Kind Partisipasi Dunia Usaha Sampai saat ini, persoalan penanganan sampah masih dianggap sebagai tugas dan tanggung jawab pemerintah semata, ditambah dengan masih kurangnya informasi mengenai nilai tambah dari pengelolaan sampah menyebabkan belum ada dunia usaha yang tertarik untuk mengalokasikan sebagian modalnya untuk mengembangkan usaha dalam pelayanan pengelolaan sampah. Tabel 3.36 Penyedia Layanan Pengelolaan Persampahan Yang Ada Di Kota Banjarbaru No Nama Provider Tahun Mulai Operasi Jenis Kegiatan Tidak Ada Penyedia Layanan Pendanaan Dan Pembiayaan Belum adanya investor atau pihak swasta yang masuk atau berkontribusi dalam pengelolaan persampahan menjadikan pendanaan untuk pengelolaan sampah ini masih sangat tergantung pada kemampuan dana APBD maupun danadana dari pemerintah pusat dalam bentuk program-program bantuan dengan Multi-Sources of funding system yaitu program yang dibiayai oleh Pemerintah pusat bersama-sama dengan pemerintah daerah dan masyarakat Table 3.37 Ringkasan Pendapatan dan Belanja Sub Sektor Pengelolaan Persampahan Di Kota Banjarbaru No Sub sektor Realisasi anggaran (Rp.000) Belum terdata Belanja APBD Retribusi sampah halaman Sumber : APBD Kota Banjarbaru, DPPKAD Kota Banjarbaru 36 Pendapatan III

112 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru Isu Strategis Dan Permasalahan Mendesak Seperti halnya pengelolaan limbah cair, persoalan pengelolaan sampah sangat tergantung pada kebiasaan/perilaku dan cara berpikir masyarakat, yang tidak lepas dari masalah kesejahteraan. Ketersediaan sarana prasarana pengelolaan sampah tidak akan berdampak signifikan bagi upaya perbaikan pengelolaan sampah di daerah jika tidak didukung oleh perbaikan perilaku masyarakat. Kebiasaan turun temurun dan masih kurangnya informasi mengenai kesehatan lingkungan menjadi sebab penduduk masih membuang sampahnya ke sungai atau menumpuk dan kemudian membakar sampah tersebut. Disisi lain, pemerintah daerah juga masih menghadapi kendala kurangnya sarana prasarana untuk dapat melayani seluruh kawasan di Kota Banjarbaru. Terbatasnya kemampuan keuangan daerah, serta belum adanya perencanaan pengelolaan sampah yang komprehensif menjadikan upaya peningkatan pengelolaan sampah ini masih berjalan lambat. Tabel Permasalahan Mendesak di Sub Sektor Persampahan di Kota Banjarbaru No Aspek Permasalahan Non Teknis A. Kebijakan daerah dan kelembagaan - Institusi pelaksana pengelolaan sampah masih terpaku pada tugas keseharian penanganan sampah, belum memikirkan perencanaan pengembangan sistem pengelolaan sampah yang ramah lingkungan seperti pengembangan TPST dengan sistem 3R. - Pengelolaan Persampahan ditingkat nasional baru UU Persampahan No 18 Tahun 008, sedangkan Perda Pengelolaan sampah belum ada di tingkat kota. B. Keuangan Keuangan daerah yang terbatas menjadikan terhambatnya pengadaan sarana prasarana dan proses pembebasan lahan untuk TPA C. Komunikasi Masih terbatasnya kegiatan sosialisasi kepada masyarakat, untuk merubah paradigma bahwa sampah tidak lagi dianggap sebagai persoalan tapi bisa menjadi sumber penghasilan D. Partisipasi Dunia Usaha Belum ada dunia usaha yang tertarik untuk melakukan usaha pelayanan pengelolaan sampah Partisipasi Masyarakat dan PMJK halaman - Masih kurangnya disiplin masyarakat dalam membuang sampah ke TPS seperti tidak tepat waktu, cara maupun tempat. - Belum ada usaha masyarakat untuk melakukan pemilahan dan membedakan wadah terhadap sampah basah dan kering 37 E. III

113 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru No Aspek Permasalahan Teknis A. Sistem - TPA yang ada Masih menggunakan sistem Semi Controlled Landfill - Armada Pengangkutan masih menggunakan truck bak terbuka B. Konstruksi Lahan untuk TPA masih dalam proses pembebasan, sehingga belum dapat dioptimalkan untuk pengembangan sistem Sanitary Landfill 3.4. Pengelolaan Drainase Lingkungan Kelembagaan Tanggung jawab pengelolaan drainase kota tidak dapat sepenuhnya dibebankan kepada institusi pemerintah daerah, tetapi juga menuntut peran sektor swasta (dunia usaha) dan masyarakat, terutama dalam hal pemanfaatan dan pemeliharaan saluran drainse tersebut. Ketiga unsur ini mempunyai hubungan saling ketergantungan yang harus disinergikan supaya drainase lingkungan yang ada berfungsi secara optimal. Tabel 3.39 Peta Pemangku Kepentingan Dalam Pembangunan dan Pengelolaan Drainase Lingkungan Di Kota Banjarbaru PEMANGKU KEPENTINGAN FUNGSI Pemerintah Kota Swasta Masyarakat v x x ѵ ѵ ѵ ѵ x x ѵ ѵ x Membersihkan sarana drainase lingkungan ѵ ѵ ѵ Memperbaiki sarana drainase lingkungan yang rusak Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (saluran drainase lingkungan) dalam pengurusan IMB ѵ ѵ ѵ ѵ x x ѵ x x Perencanaan Menyusun target pengelolaan drainase lingk. skala kota Menyusun rencana program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian target Menyusun rencana anggaran program drainase lingkungan dalam rangka pencapaian target Pengadaan Sarana Menyediakan / membangun sarana drainase lingkungan Menyediakan advis planning untuk pengembangan kawasan permukiman, termasuk penataan drainase lingkungan di wilayah yang akan dibangun halaman Pengaturan dan Pembinaan 38 Pengelolaan III

114 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru PEMANGKU KEPENTINGAN FUNGSI Pemerintah Kota Swasta Masyarak at ѵ ѵ x ѵ x x ѵ x x ѵ x x ѵ x x Memastikan integrasi sistem drainase lingkungan (sekunder) dengan sistem drainase sekunder dan primer Melakukan sosialisasi peraturan dan pembinaan dalam hal pengelolaan drainase lingkungan Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan drainase lingkungan Monitoring dan Evaluasi Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan drainase lingkungan skala kota Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan drainase lingkungan Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan drainase lingkungan dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan drainase lingkungan. Landasan hukum pengelolaan drainase lingkungan di Kota Banjarbaru masih menggunakan peraturan perundangan yang ditetapkan oleh pemerintah di atasnya yaitu pemerintah pusat dan pemerintah propinsi Kalimantan Selatan. Sedangkan dalam tatanan kota, pengaturan mengenai pengelolaan drainase lingkungan terutama untuk pembangunan kawasan perumahan terintegrasi dalam Surat Keputusan Walikota Banjarbaru Nomor 6 Tahun 004 tentang Kebutuhan Dasar Perumahan Di Wilayah Kota Banjarbaru Ketentuan ini akan menjadi salah satu syarat dalam penilaian untuk pemberian IPPT dan IMB untuk perumahan. Tabel 3.40 Peta Peraturan Drainase Lingkungan Kota Banjarbaru Target Capaian Pelayanan Pengelolaan Drainase Lingkungan Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam menyediakan drainase lingkungan Kewajiban dan sanksi bagi pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan Drainase Lingkungan Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana drainase lingkungan dan menghubungkannya dengan sistem drainase sekunder Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk memelihara drainase sebagai saluran pemutus air hujan Ketersediaan Ada Tdk Ada - Efektif dilaksanakan - Pelaksanaan Belum efektif Tidak efektif dilaksanakan Dilaksanakan Keterangan 39 Peraturan halaman Sumber : Dinas PU dan Dinas Perumtarungwasbang Kota Banjarbaru III

115 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru a. Struktur Organisasi Secara kelembagaan, institusi yang bertanggung jawab tterhadap pengelolaan drainase di Kota Banjarbaru adalah Dinas Pekerjaan Umum Umum, dimana untuk sistem drainase primer dibebankan di kepada Bidang Sumberdaya Air Air, sedangkan sistem drainase sekunder dan yang lebih kecil (mikro) menjadi tugas dari Bidang Bina Marga. Marga Struktur Organisasi pengelola Drainase berdasarkan Peraturan Daerah Kota Banjarbaru No 1 Tahun 011 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Banjarbaru Nomor 1 Tahun 008 tentang Pembentukan, Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 3.6 Struktur Organissi Dinas Pekerjaan Umum Kota Banjarbaru : Melaksanakan pembinaan, pengawasan, pengendalian dan penyelenggaraan kegiatan pengelolaan sumberdaya air sesuai dengan peraturan perundang-undangan perundang undangan yang berlaku. a. Seksi Pengembangan Prasarana Irigasi, Danau dan Rawa mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, pengawasan, pengendalian kegiatan operasi, pemeliharaan sarana pengairan, menyusun inventarisasi inv bangunan pengairan,, pengumpulan data penggunaan air, pengelolaan hidrologi kawasan danau dan rawa; b. Seksi Pengembangan Prasarana Sungai dan Waduk mempunyai tugas melaksanakan melaksan pembinaan teknis, pengawasan, dan pengendalian pemanfaatan pemanfaat n air sungai dan waduk, pengelolaan halaman Tugas 40 b. Tugas dan kewenangan Bidang Sumberdaya Air III

116 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru hidrologi dan pemeliharaan daerah aliran sungai dan waduk, penanggulangan akibat bencana alam. Kewenangan : a. Menyusun perencanaan teknis, program, pembinaan dan bimbingan teknis di bidang sumberdaya air; b. Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pembangunan rehabilitasi peningkatan dan pengembangan, operasi serta pemeliharaan prasarana irigasi, sungai, waduk, danau dan rawa; c. Penanggulangan bencana banjir, serta usaha-usaha pengendalian erosi di bidang teknik sipil; d. Pengumpulan data dan pengelolaan data serta pelaporan di bidang sumberdaya air Sistem dan cakupan pelayanan Sedangkan untuk jaringan drainase sekunder dan primer, di beberapa lokasi terputus oleh timbunan tanah atau gorong-gorong yang sempit yang kemudian halaman Beberapa saluran darinase yang ada di Kota Banjarbaru saat ini belum berfungsi secara optimal, kondisi ini yang menyebabkan terjadinya genangan air bila hujan turun dalam intensitas yang tinggi. Penyempitan badan sungai yang diakibatkan oleh berdirinya rumah-rumah penduduk di sepanjang bantaran sungai, yang diperparah dengan perilaku membuang sampah ke sungai, yang menyebabkan pendangkalan dan penyumbatan aliran air menyebabkan badan sungai tidak mampu menampung air dalam volume yang tinggi. 41 Sebagaimana kawasan perkotaan lainnya, sistem jaringan drainase di Kota Banjarbaru dibagi atas bagian, yaitu : a. Sistem Drainase Mayor, Sistem drainase mayor yaitu sistem saluran/badan air yang menampung dan mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan (Catchment Area). Pada umumnya sistem drainase mayor ini disebut juga sebagai sistem saluran pembuangan utama (major system) atau drainase primer. Sistem jaringan ini menampung aliran yang berskala besar dan luas seperti saluran drainase primer, kanal-kanal atau sungai-sungai. Perencanaan drainase makro ini umumnya dipakai dengan periode ulang antara 5 sampai 10 tahun dan pengukuran topografi yang detail mutlak diperlukan dalam perencanaan sistem drainase ini. b. Sistem Drainase Mikro, Sistem drainase mikro yaitu sistem saluran dan bangunan pelengkap drainase yang menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan. Secara keseluruhan yang termasuk dalam sistem drainase mikro adalah saluran di sepanjang sisi jalan, saluran/selokan air hujan di sekitar bangunan, gorong-gorong, saluran drainase kota dan lain sebagainya dimana debit air yang dapat ditampungnya tidak terlalu besar. Pada umumnya drainase mikro ini direncanakan untuk hujan dengan masa ulang, 5 atau 10 tahun tergantung pada tata guna lahan yang ada. Sistem drainase untuk lingkungan permukiman lebih cenderung sebagai sistem drainase mikro. III

117 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru tersumbat oleh tumpukan sampah yang menyebabkan terhambatnya aliran air hingga meluap ke badan jalan. Kondisi ini diperparah dengan tofografi jalan-jalan yang bergelombang, sehingga volume air menumpuk dan meluber di daerah yang relatif lebih rendah. Tabel Kondisi Genangan / Banjir di Kota Banjarbaru Kelurahan Dampak Terhadap Perumahan Persawahan Perkebunan 1 Cempaka Cempaka/Basung Banjarbaru Utara Loktabat Utara Jl. A. Yani BALITRA Perumahan Jalan 3 Banjarbaru Selatan Kemuning Perumahan Jalan 4 Landasan Ulin Tonhar Perumahan Jalan Penyebab Banjir Aliran permukaan yang besar Perubahan tata guna lahan Jaringan sungai terganggu Penyempitan dan pendangkalan sungai Aliran permukaan yang besar Perubahan tata guna lahan Jaringan sungai terganggu Penyempitan dan pendangkalan sungai Aliran permukaan yang besar Perubahan tata guna lahan Jaringan sungai terganggu Penyempitan dan pendangkalan sungai Aliran permukaan yang besar Perubahan tata guna lahan Jaringan sungai terganggu Penyempitan dan pendangkalan sungai Luas (Ha) 1, ,8 6,6 1,5 Sistem drainase primer di Kota Banjarbaru dibagi ke dalam tiga zona prioritas, meliputi : (1) Zona prioritas I, meliputi; Jalan A. Yani (SPBU) Guntung Simpang Bandara Kiri Gang SMP, Jalan A. Yani Pertigaan Traffict Light Bandara, Sungai Kemuning, dan Sungai Basung, () Zona prioritas II, meliputi Sungai Ulin Kanan, Sungai Salak Kiri 1, Sungai Payung Hulu Kiri 1, Sungai Payung Hulu Kanan 1, Sungai Payung Hulu, Sungai Kemuning Kanan, Sungai Kemuning Kiri, Sungai Paring Kanan 1, Sungai Paring Kiri, Sungai Gotong Royong, Sungai Simpang bandara Kiri 3, 4 Kecamatan halaman No III

118 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru Sungai Simpang Bandara Kiri 1, Sungai Salak Kiri, Sungai Kemuning Kanan 1, Sungai Paring Kiri 1, Sungai Lurus Kiri 1, Sungai Basung Kiri, Sungai Basung Kanan, Sungai Tiung Kiri, Sungai Tiung Kanan, Sungai Paring, Sungai Mangguruh, Sungai Ampuya Kiri 1, Sungai Sambangan, Sungai Ampuya Kiri 1, Sungai Ampuya Kiri, Sungai Ampuya Kanan, Sungai Harapan Kiri, Sungai Salak Kanan 1, Sungai Kemuning Kiri 3. (3) Zona prioritas III, meliputi : Sungai Ulin Kiri, Sungai Ulin Kanan, Sungai Ulin Kanan 1, Sungai Lurus Kiri 3, Sungai Lurus Kanan 3, Sungai Lurus Kanan 1, Sungai Payung Kanan, Sungai Payung Hulu Kiri 3, Sungai Lurus Kiri, Sungai Lurus Kanan. Sedangkan sistem drainase sekunder terintegrasi dengan jalan-jalan utama yang ada di Kota Banjarbaru seperti Jalan A. Yani, Jl. Mistar Cokrokusumo, J. RO. Ulin, Jl. Panglima Batur, Jalan Karang Anyar, Jalan Garuda dan jalan utama lainnya. Tabel. 3.4 Kondisi Saluran Drainase Luas Catchman Area (Ha) Permanen Tanah Saluran Primer 1 Sungai Kemuning v v Sungai Ambulung v 3 Sungai Batulicin v No A Nama Jalan / Sungai Konstruksi v 5 Sungai Batu Kapas v 6 Sungai Paring v 7 Sungai Sambangan v 8 Sungai Ampayo v 9 Sungai Tiung v 10 Sungai Apukan v 11 Sungai Basung v 1 Sungai Banyu Irang v 13 Sungai Kuranji v 14 Sungai Rancah v 15 Sungai Salak v 16 Sungai Guntung Payung v 17 Handil Daya Sakti v 18 Sungai Lu uk v 19 Handil Berkat Karya v 0 Handil Hanyar v 1 Handil Papikul v Sungai Jembatan I v 3 Sungai Jembatan II v 4 Sungai Pembuang Prov v 5 Saluran Timbang Rasa v (Baik/Rusak) halaman 4 Sungai Pinang Kondisi (Baik/Rusak) 43 Panjang (m) III

119 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru Panjang (m) Luas Catchman Area (Ha) Permanen Saluran Sekunder 1 Drainase Jl. A. Yani v Sungai Komet Nama Jalan / Sungai Konstruksi Tanah v 4 Sungai Gn. Kupang v 5 Sungai Ulin v 6 Sungai Karet v 7 Sungai Lurus v 8 Sungai Guntung Jingah v 9 Guntung Paikat v 10 Sungai Guntung Lua v 11 Sungai Puyau v v 13 Drainase Jl. Karang Anyar v 14 Drainase Jl. P. M. Noor v 15 Drainase Jl. RO Ulin v 16 Drainase Jl. Mistar C K v 17 Drainase Jl. Bandara v 18 Drainase Jl. Hercules v 19 Guntung Papuyu v 0 Guntung Paring.84 5 v 1 Sungai Gunung Kupang II v Sungai Ujung Murung v 3 Sungai Mangguruh 4 Sungai Lukass 5 Sungai Cambai v v v 6 Sungai Mati v 7 Sungai Dadap.60 0 v v v v 31 Sungai Tagumpar v 3 Sungai Sumba v 8 Sungai Bangkal Kecil 9 Sungai Batu Kapur 30 Sungai Rimba 33 Sungai Sidomulyo.1 0 v 34 Sungai Karya Bhakti v 35 Sungai Polantan.30 0 v C 1 Saluran Tersier Ratu Elok Bumi Cahaya Bintang Komp.Kehutanan Kelapa Gading 3 Banua Permai 4 Loktabat (Baik/Rusak) v 3 Sungai Gotong Royong 1 Drainase Jl. Pang. Batur Kondisi (Baik/Rusak) Sumber : Dinas PU 44 No B halaman Umumnya rumah tangga di Kota Banjarbaru menggunakan sistem drainase sebagai saluran pembuangan dari sisa-sisa air yang dipergunakan dalam aktivitas III

120 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru sehari-hari seperti air bekas mandi, bekas cucian dapur atau bekas cucian pakaian. Demikian juga dengan pengaliran air hujan, hampir semuanya (kecuali sedikit yang terserap ke dalam tanah dan sumur-sumur gali) masuk ke dalam sistem drainase, mulai dari drainase lingkungan (tersier) kemudian masuk ke drainase sekunder sampai akhirnya terkumpul di badan-badan sungai atau saluran irigasi. Tabel Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Drainase Lingkungan di Kota Banjarbaru Input User Interface Penampungan Awal Pengaliran Pengolahan Akhir Pembuangan/ Daur Ulang Rumah Tangga: - Air cucian dari dapur Tempat cuci piring Sistem Drainase Sungai - Air cucian pakaian Pembuangan Air Cucian Sistem Drainase Sungai - Air untuk Mandi Saluran Pembuangan Sistem Drainase Sungai Talang Halaman Ruang Publik Sistem Drainase Sungai Air Hujan Pengelolaan drainase di Kota Banjarbaru meliputi Bangunan air yang terdiri dari tabat, pintu air, terjunan air dan bangunan air lainnya. Sistem pengelolaan drainase dapat dilihat pada tabel Tabel 3.44 Sistem Pengelolaan Drainase yang Ada di Kota Banjarbaru Kelompok Fungsi Bangunan Air Teknologi yang Digunakan Pembuatan Bangunan Air Pada Sungai Peramuan (4 buah) Pembuatan Tabat Beton Pembuatan Pintu Air 150 m 1 buah 4 buah 1 buah 1 buah Sumber Data Bidang PSDA Dinas PU (T.A 00) Bidang PSDA Dinas PU (T.A. 004) Bidang PSDA Dinas PU (T.A. 004) Bidang PSDA Dinas PU (T.A. 008) Bidang PSDA Dinas PU (T.A. 010) Bidang PSDA Dinas PU (T.A. 010) halaman 45 Pembuatan Bangunan Air Gt. Manggis, Berlina & Walangku Bangunan Terjunan Sei Puyau Bangunan Terjunan Sei Gotong Royong (Perkiraan) Nilai Data 4 buah III

121 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru Gambar 3.7. Peta Pelayanan Drainase di Kota Banjarbaru III

122 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru Kesadaran Masyarakat dan PMJK Peran serta masyarakat secara aktif didalam penanganan saluran drainase masih cukup kecil ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah dari saluran drainase yang tidak berfungsi sesuai dengan yang di harapkan. Pembersihan drainase umumnya dilakukan menjelang acara acara tertentu seperti lomba kebersihan lingkungan dalam rangka memperingati hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia yang kegiatannya dilakukan secara gotong royong dengan membersihkan saluran yang ada. Selain dalam rangka peringatan hari-hari besar nasional, keterlibatan masyarakat sampai saat ini masih sangat tergantung dengan kegiatan-kegiatan yang diprakarsai oleh pihak lain baik pemerintah maupun kelompok-kelompok Pencinta Lingkungan Hidup. Dengan kondisi tersebut, terdapat beberapa saluran drainase yang mengalami masalah seperti tertutup oleh timbunan sampah atau material bahan bangunan yang dibuang oleh masyarakat. Tabel Kondisi Drainase Lingkungan di Tingkat Kecamatan Jumlah Kecamatan RT RW Banjarbaru Utara 1 8 Banjarbaru Selatan 17 3 Landasan Ulin Liang Anggang 66 Cempaka 10 Kondisi Drainase Pembersihan Pengelola Data Saat ini Drainase (Rutin/Tdk (Pemerintah/Swasta/M (lancar/mampet) Rutin) asyarakat) Ada yang lancar, sebagian lainnya mampet oleh pasir, tanah atau sampah Tdk Rutin Bangunan di atas Saluran (Ada/Tidak Pemerintah Tdk Rutin Pemerintah Tdk Rutin Pemerintah Tdk Rutin Pemerintah Tdk Rutin Pemerintah Pengelolaan drainase sampai saat ini masih dianggap sebagai tanggung jawab pemerintah semata-mata, sehingga belum ada program/proyek layanan pengelolaan drainase yang berbasis pada masyarakat. Tabel 3.46 Daftar Program / Proyek Layanan yang Berbasis Masyarakat No. Nama Pelaksana Program/Proyek/L (Pj) ayanan Tahun Mulai Kondisi Sarana Saat ini Tidak Fungsi Rusak Fungsi Aspek PMJK PM JDR MBR Tidak Ada Program / Layanan berbasis masyarakat halaman Seperti halnya sub sektor sanitasi yang lain, peran serta media massa dalam advokasi dan sosialisasi pengelolaan drainase yang baik dan berwawasan lingkungan masih minim. Isu pengelolaan drainase baru terangkat dalam Pemetaan Media III

123 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru pemberitaan atau artikel media jika terjadi luapan air atau banjir yang mengganggu aktivitas masyarakat. Sosialisasi atau penyuluhan terkait pengelolaan drainase umumnya terintegrasi dengan penyuluhan - penyuluhan yang dilakukan oleh bidan desa atau organisasi PKK melalui kegiatan pengembangan dan pembinaan desa siaga dan desa/kelurahan siaga aktif. Tabel 3.47 Kegiatan Komunikasi Yang Ada Di Kota Banjarbaru NO Kegiatan 1 Sosialisasi dan Penyuluhan Normalisasi Sungai Kemuning Dinas Pelaksana Tahun 010 Dinas PU Tujuan kegiatan Khalayak sasaran Partisipasi masyarakat dalam normalisasi sungai Masyarakat atau keluarga yang berada di bantaran sungai Pesan Kunci Pembelajaran Jika aliran sungai lancar, tidak akan ada banjir Media massa yang ada di Kota Banjarbaru cukup aktif dalam memuat masalah pengelolaan sanitasi lingkungan termasuk masalah pengelolaan drainase, terutama jika terjadi permasalahan yang merugikan warga masyarakat seperti terjadinya banjir di sekitar bantaran Sungai Kemuning atau kegiatan bersih-bersih sungai Kemuning yang diprakarsai oleh Pemerintah Kota Banjarbaru. Pemuatan artikel masih sangat tergantung kepada sumbangan tulisan yang dikirimkan oleh para pemerhati kesehatan lingkungan. Tabel 3.48 Media Komunikasi Yang Ada Kota Banjarbaru Isu Yang Diangkat Jenis Acara Pesan Kunci Pendapat Media 1 Radar Banjar Berita Normalisasi Sungai Kemuning Pemeliharaan alur sungai Positif dan kedalaman materi cukup memadai Internet (Web Pemerintah Kota Banjarbaru) Artikel Wakil Walikota pimpin kegiatan pembersihan sungai Kemuning Peran pemerintah dan masyarakat dalam pemeliharaan sungai Positif dan kedalaman materi cukup memadai Pengelolaan drainase kota mulai dari saluran tersier, sekunder hingga drainase primer tidak akan optimal jika hanya dilakukan oleh pemerintah daerah, diperlukan peran serta dari masyarakat dan kalangan dunia usaha. Keterlibatan dunia usaha sangat diperlukan untuk membantu pemerintah terutama dalam hal pembiayaan dan penyediaan media ataupun bahan untuk pelaksanaan kegiatan kampanye dan advokasi pembangunan sanitasi. Sedangkan peran aktif masyarakat 48 Nama Media halaman NO III

124 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru sangat diperlukan dalam kaitan dengan pengawasan dan pemeliharaan terhadap saluran drainase tersebut. Tabel 3.49 Kerjasama Yang Terkait Sanitasi (Pengelolaan Sampah) No 1 Jenis Kegiatan Sanitasi Nama Kegiatan Launching Program Green and Clean Kebersihan Lingkungan Mitra Kerja Sama Radar Banjar Bentuk Kerjasama In Kind Selain dengan mitra yang sudah ada, beberapa perusahaan yang ada di Kota Banjarbaru juga masih memungkinkan untuk diajak bekerjasama mempromosikan pembangunan sanitasi di Kota Banjarbaru, termasuk dalam hal pengelolaan saluran drainase. Hal yang harus diperhatikan adalah mencari kegiatan-kegiatan baru yang dapat menarik perhatian masyarakat sehingga juga menguntungkan dunia usaha dalam memperkenalkan produknya. Tabel 3.50 Daftar Mitra Potensial No Nama Mitra Jenis Kegiatan Sanitasi Bentuk Kerjasama 1. SKH Banjarmasin Post PT. BNI 1946 PHBS PHBS In Kind In Kind 3 Telkom Flexi PHBS In Kind 4. Coca Cola Comp. PHBS In Kind 5 Bank Kalsel PHBS In Kind Partisipasi Dunia Usaha Sejalan dengan paradigma masyarakat bahwa persoalan pengelolaan sampah masih dianggap sebagai tugas dan tanggung jawab pemerintah semata, sampai saat ini belum ada dunia usaha yang tertarik untuk mengalokasikan sebagian modalnya untuk mengembangkan usaha dalam pelayanan pengelolaan drainase. Tabel 3.51 Penyedia Layanan Pengelolaan Persampahan Yang Ada Di Kota Banjarbaru No Nama Provider Tahun Mulai Operasi Jenis Kegiatan halaman 49 Tidak Ada Penyedia Layanan III

125 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru Pendanaan Dan Pembiayaan Belum adanya investor atau pihak swasta yang masuk atau berkontribusi dalam pengelolaan persampahan menjadikan pendanaan untuk pengelolaan sampah ini masih sangat tergantung pada kemampuan dana APBD maupun danadana dari pemerintah pusat dalam bentuk program-program bantuan dengan Multi-Sources of funding system yaitu program yang dibiayai oleh Pemerintah pusat bersama-sama dengan pemerintah daerah dan masyarakat Table 3.5 Ringkasan Pendapatan dan Belanja dari Subsektor Pengelolaan Drainase No Sub sektor Drainase Realisasi anggaran (Rp.000) Belanja APBD Pendapatan Retribusi Sumber : APBD Kota Banjarbaru, DPPKAD Kota Banjarbaru Isu Strategis Dan Permasalahan Mendesak Pengelolaan drainase sebagaimana halnya di sektor-sektor yang lain, harus dilakukan secara komprehensif dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan (pemerintah, dunia usaha dan masyarakat). halaman Masalah koneksitas dari drainase tersier ke sekunder, kemudian ke saluran primer, belum semuanya terkoneksi sehingga aliran air menjadi terhambat.. Alur sungai yang menyempit karena adanya bangunan yang berdiri di tepian sungai 3. Drainase kurang berfungsi karena tertimbun oleh sampah 4. Pemeliharaan drainase terhambat karena tertutup menjadi jembatan beton 5. Kurang mengertinya masyarakat akan arti pentingnya Drainase sehingga belum menjadikannya salah satu prioritas dalam pembangunan rumah 6. Drainase cenderung mengikuti tofografi jalan yang bergelombang, sehingga memberi beban berat pada titik-titik terendah, memerlukan kolam-klam retensi. 7. Belum adanya Landasan Hukum yang mengatur mengenai kewajiban penyediaan saluran drainase pada setiap pembangunan rumah atau kawasan perumahan. 8. Terbatasnya kemampuan keuangan daerah III

126 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru Tabel Permasalahan Mendesak di Sub Sektor Persampahan di Kota Banjarbaru No Aspek Permasalahan Non Teknis A. Kebijakan daerah dan kelembagaan Belum adanya Landasan Hukum yang mengatur mengenai kewajiban penyediaan saluran drainase pada setiap pembangunan rumah atau kawasan perumahan. B. Keuangan Terbatasnya kemampuan keuangan daerah C. Komunikasi Masih terbatasnya kegiatan sosialisasi kepada masyarakat, untuk merubah paradigma bahwa sungai bukan tempat buangan limbah dan sampah D. Partisipasi Dunia Usaha Belum ada dunia usaha yang tertarik untuk melakukan usaha pelayanan pengelolaan drainase E. Partisipasi Masyarakat dan PMJK Kurang mengertinya masyarakat akan arti pentingnya Drainase sehingga belum menjadikannya salah satu prioritas dalam pembangunan rumah Teknis A. Sistem - Masalah koneksitas dari drainase tersier ke sekunder, kemudian ke saluran primer, belum semuanya terkoneksi sehingga aliran air menjadi terhambat. - Pemeliharaan drainase terhambat karena tertutup menjadi jembatan beton - Drainase kurang berfungsi karena tertimbun oleh sampah - Alur sungai yang menyempit karena adanya bangunan yang berdiri di tepian sungai B. Konstruksi halaman 51 Drainase cenderung mengikuti tofografi jalan yang bergelombang, sehingga memberi beban berat pada titik-titik terendah, memerlukan kolam-klam retensi. III

127 Profil Sanitasi Kota Banjarbaru halaman 5 Bab Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene Tatanan Rumah Tangga Tatanan Sekolah Pengelolaan Air Limbah Domestik Kelembagaan Sistem Dan Cakupan Pelayanan Kesadaran Masyarakat dan PMJK Pemetaan Media Partisipasi Dunia Usaha Pendanaan Dan Pembiayaan Isu Strategis Dan Permasalahan Mendesak Pengelolaan Persampahan Kelembagaan Sistem Dan Cakupan Pelayanan Kesadaran Masyarakat dan PMJK Pemetaan Media Partisipasi Dunia Usaha Pendanaan Dan Pembiayaan Isu Strategis Dan Permasalahan Mendesak Pengelolaan Drainase Lingkungan Kelembagaan Sistem dan cakupan pelayanan Kesadaran Masyarakat dan PMJK Pemetaan Media Partisipasi Dunia Usaha Pendanaan Dan Pembiayaan Isu Strategis Dan Permasalahan Mendesak III

128 Program Pengembangan Sanitasi Saat Ini & Yang direncanakan Bab 4 : Pembangunan sanitasi merupakan salah satu sektor yang menjadi prioritas pembangunan Kota Banjarbaru, hal ini dapat dilihat melalui salah satu tujuan pembangunan daerah untuk penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan periode , yaitu Membangun Lingkungan yang sehat dan dinamis. Lebih jauh dapat dilihat pada point sasaran pembangunan untuk mencapai tujuan pembangunan tersebut, yaitu Kawasan pemukiman, perkantoran dan sentra ekonomi memiliki infrastruktur dan fasilitas yang memenuhi standar, serta Banjarbaru menjadi Kota Hijau yang bersih, sehat dan ramah lingkungan. 4.1 Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Dan Promosi Higiene Pemerintah Kota Banjarbaru sejak Tahun 010 turut mendukung pencapaian Visi Indonesia Sehat yang termuat di dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI. No. 1193/MENKES /SK/X/004 mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 010. Dukungan ini diberikan melalui kegiatan promosi kesehatan yang terus digalakkan dengan berpedoman kepada Keputusan Menteri Kesehatan RI. No. 1114/Menkes /SK/VIII/005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah dan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 69/Menkes/Per/XI/011 tentang Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Pembinaan PHBS adalah upaya untuk menciptakan dan melestarikan perilaku hidup yang berorientasi kepada kebersihan dan kesehatan di masyarakat, agar masyarakat dapat mandiri dalam mencegah dan menanggulangi masalahmasalah kesehatan yang dihadapinya. Oleh karena itu, pembinaan PHBS dilaksanakan melalui penyelenggaraan Promosi Kesehatan, yaitu upaya untuk membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat agar tahu, mau dan mampu mempraktekkan PHBS, melalui proses pembelajaran dalam mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang dihadapi, sesuai sosial budaya setempat serta didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Keluaran awal yang diharapkan dari penyelenggaraan promosi kesehatan ini adalah peningkatan secara nyata perilaku masyarakat dalam menerapkan hidup yang bersih dan sehat. Perilaku-perilaku tersebut harus dipraktekkan dimana pun seseorang berada, mulai dari rumah tangga, di institusi pendidikan, di tempat kerja, di fasilitas pelayanan kesehatan ataupun di tempat umum, sesuai dengan situasi dan kondisi yang dijumpai, dengan tujuan untuk mencapai kondisi suatu IV halaman1

129 Program Pengembangan Sanitasi Saat Ini & Yang direncanakan komunitas (a) tidak buang air besar sembarangan (BABS), (b) mencuci tangan pakai sabun, (c) mengelola air minum dan makanan yang aman, (d) mengelola sampah dengan benar, (e) mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman. Terkait dengan pembinaan PHBS ini, khususnya dalam kaitan dengan penyediaan sarana sanitasi seperti penyediaan air bersih, pembangunan drainase dan sarana MCK, di Kota Banjarbaru juga didukung oleh program PNPM Mandiri Perkotaan yang teknisnya dikelola oleh Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Kota Banjarbaru. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene secara rutin telah dilaksanakan di Kota Banjarbaru meskipun dengan jumlah anggaran yang terbatas. Selain secara resmi dilakukan penyuluhan Gerakan Perilaku Bersih dan Sehat oleh pemerintah daerah di dalam pertemuan PKK di tingkat kelurahan sampai ke tingkat RT, penyuluhan juga dilakukan secara mandiri oleh kader-kader Posyandu yang dibina oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan KB. Tabel 4.1 Rencana Program Dan Kegiatan PHBS Dan Promosi Higiene Tahun 013 No Nama progam/kegiatan Satuan Volume Indikasi biaya (Rp) (1.000,-) Sumber pendanaan/ pembiayaan SKPD penanggung jawab 1 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Pengembangan Media Promosi dan Informasi Sadar Hidup Sehat kali ,40 APBD Dinas Kesehatan Program Pengembangan Lingkungan Sehat Peningkatan Penyehatan Lingkungan Permukiman kali ,60 APBD Dinas Kesehatan 3 Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pembinaan Kelompok Kerja Nasional Posyandu Kelurahan ,40 APBD BPMP dan KB 4 Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan Pembinaan Peningkatan Peranan Wanita Keluarga Sehat Sejahtera (PWKSS) kali ,00 APBD BPMP dan KB JUMLAH ,40 Sumber: RPJM Kota Banjarbaru , Renja SKPD Secara umum, rencana anggaran untuk tahun 013 ini meningkat dibandingkan dengan total dana terkait kegiatan PHBS yang sedang dilaksanakan pada tahun 01 ini. IV halaman

130 Program Pengembangan Sanitasi Saat Ini & Yang direncanakan Tabel 4. Program Dan Kegiatan PHBS Dan Promosi Higiene Yang Sedang Berjalan No Nama progam/kegiatan Satuan Volume Indikasi biaya (Rp) (1.000,-) Sumber pendanaan/ pembiayaan SKPD penanggung jawab 1 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Pengembangan Media Promosi dan Informasi Sadar Hidup Sehat kali ,40 APBD Dinas Kesehatan Program Pengembangan Lingkungan Sehat Peningkatan Penyehatan Lingkungan Permukiman kali ,65 APBD Dinas Kesehatan 3 Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pembinaan kelompok kerja nasional posyandu Kelurahan ,90 APBD BPMP dan KB 4 Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan Pembinaan Peningkatan Peranan Wanita Keluarga Sehat Sejahtera (PWKSS) kali ,0 APBD BPMP dan KB JUMLAH ,15 Sumber: RPJM Kota Banjarbaru , RKA SKPD 4. Peningkatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Berbagai isu dan permasalahan yang dihadapi Kota Banjarbaru dalam pengelolaan air limbah domestik diantaranya adalah belum seluruh rumah tangga memiliki jamban keluarga, yang diperparah oleh sistem pembuangan yang tidak sesuai dengan standar teknis yang ditentukan. Sistem pengelolaan limbah secara terpusat (off site system) belum berjalan secara optimal meskipun sudah tersedia 1 unit sarana IPAL komunal. Situasi lain yang perlu segera mendapat perhatian adalah belum tersedianya fasilitas IPLT untuk pengolahan akhir lumpur tinja sebelum dibuang ke sungai atau dimanfaatkan untuk keperluan pertanian. Isu dan permasalahan ini perlu segera dicari alternatif pemecahannya melalui berbagai program dan kegiatan yang ada di SKPD terkait sehingga tercapai perbaikan pengelolaan air limbah di daerah, baik melalui program jangka pendek, menengah maupun dalam jangka panjang. Program atau kegiatan awal yang diidentifikasi dari permasalah yang dihadapi dapat diterapkan sesuai dengan kemampuan pendanaan yang ada. Program atau kegiatan pertama yang perlu dilakukan adalah membantu semua rumah tangga di Kota Banjarbaru minimal harus memiliki atau terakses jamban yang memadai sebagai tempat pembuangan tinja. Program dan kegiatan selanjutnya adalah menerapkan sistem sanitasi yang tepat melalui sistem setempat untuk perumahan dan kawasan permukiman berkepadatan sedang sampai rendah, dan sistem terpusat untuk perumahan dan kawasan permukiman yang berkepadatan tinggi. IV halaman3

131 Program Pengembangan Sanitasi Saat Ini & Yang direncanakan Tabel 4.3 Rencana Program Dan Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Tahun 013 No Nama progam/kegiatan Satuan Volume Indikasi biaya (Rp) (1.000,-) Sumber pendanaan/ pembiayaan SKPD penanggung jawab 1 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah a Penyediaan Prasarana dan Unit ,00 APBD Dinas PU Sarana Air Limbah b Rehabilitasi / Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Air Limbah Tahun ,00 APBD Dinas PU c D Penyediaan Prasarana dan Sarana Air Limbah Penyediaan Prasarana dan Sarana Air Limbah Unit ,00 APBD (DAK) ,95 APBD (Pendamping DAK) JUMLAH ,95 Sumber: RPJM Kota Banjarbaru , Renja SKPD Rencana kerja kenaikan anggaran yang Dinas PU Dinas PU Dinas Pekerjaan Umum Kota Banjarbaru mengalokasikan signifikan untuk kegiatan penyediaan prasarana dan sarana air limbah jika dibandingkan dengan alokasi anggaran tahun 01, meningkat sekitar 1 kali lipat dari sebesar Rp pada tahun 01 menjadi sebesar Rp untuk tahun anggaran 013. Tabel 4.4 Program Dan Kegiatan Air Limbah Yang Sedang Berjalan (Tahun 01) No Nama progam/kegiatan Satuan Volume Indikasi biaya (Rp) (1.000,-) Sumber pendanaan/ pembiayaan SKPD penanggung jawab 1 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah A Penyediaan Prasarana dan Unit ,00 APBD Dinas PU Sarana Air Limbah B Rehabilitasi / Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Air Limbah Tahun ,00 APBD Dinas PU C D Penyediaan Prasarana dan Sarana Air Limbah Penyediaan Prasarana dan Sarana Air Limbah Unit ,00 APBD (DAK) ,00 APBD (Pendamping DAK) JUMLAH ,00 Sumber: RPJM Kota Banjarbaru , RKA Dinas PU Dinas PU Dinas PU Hal yang tidak kalah penting adalah membuat peraturan daerah sebagai bentuk pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan, sehingga pengeloaan air limbah dapat dilaksanakan secara optimal dan berujung pada terciptanya kondisi lingkungan yang sehat. IV halaman4

132 Program Pengembangan Sanitasi Saat Ini & Yang direncanakan 4.3 Peningkatan Pengelolaan Persampahan Beberapa Isu-isu strategis terkait sub sektor pengelolaan sampah di Kota Banjarbaru saat ini antara lain adalah masih kurangnya disiplin masyarakat dalam membuang sampah ke TPS seperti tidak tepat waktu, cara maupun tempat; belum ada pengelompokan sampah yang dibuang oleh masyarakat (organik/non Organik); masih kurangnya sosialisasi tentang pengelolaan dan pengolahan sampah rumah tangga sampai pada kondisi TPA Hutan Panjang yang masih menggunakan sistem Controlled Landfill. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Banjarbaru selaku unit kerja yang mendapat tanggung jawab untuk melakukan pelayanan pengelolaan sampah terus berusaha keras untuk meningkatkan cakupan layanannya, salah satu bukti keberhasilan unit kerja ini adalah Kota Banjarbaru telah berhasil meraih penghargaan Adipura selama 4 tahun berturut-turut melai tahun Kemudian sejalan dengan mulai digalakkannya program pengelolaan sampah dengan sistem 3R, di Kota Banjarbaru juga telah dibangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) berupa tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah, ditetapkan di setiap kelurahan dengan luas area antara m². Sampai saat ini telah dibangun unit TPST di Kecamatan Landasan Ulin dan Kecamatan Liang Anggang yang dibiayai dengan dana APBN melalui Satker PLP Provinsi Kalimantan Selatan. Tabel 4.5 Rencana Program Dan Kegiatan Pengelolaan Persampahan Domestik Tahun 013 No Nama progam/kegiatan Satuan Volume Indikasi biaya (Rp) (1.000,-) Sumber pendanaan/ pembiayaan SKPD penanggung jawab 1 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan a Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Sampah ,00 APBD Dinas Kebersihan & Pertamanan b c d e f Penyediaan Prasarana dan Sarana Pengelolaan Persampahan Peningkatan Operasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Persampahan Peningkatan Pengelolaan Air Limbah dan Sampah TPA Penggalian dan Penutupan Lubang Sampah di TPA Pemeliharaan Rutin TPS dan Kontainer ,05 APBD Dinas Kebersihan & Pertamanan ,00 APBD Dinas Kebersihan & Pertamanan ,95 APBD Dinas Kebersihan & Pertamanan 7.000,00 APBD Dinas Kebersihan & Pertamanan 15.50,00 APBD Dinas Kebersihan & Pertamanan IV halaman5

133 Program Pengembangan Sanitasi Saat Ini & Yang direncanakan No Nama progam/kegiatan Satuan Volume g h Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Bank Sampah Program Kualitas Kebersihan Lingkungan a b c Peningkatan Pelayanan dan Pengelolaan Kebersihan Kota Pemeliharaan Kebersihan Jalan dan Saluran Drainase Peningkatan Sarana Dan Prasarana Kebersihan Indikasi biaya (Rp) (1.000,-) Sumber pendanaan/ pembiayaan ,00 APBD (DAK) JUMLAH ,75 Sumber: RPJM Kota Banjarbaru , Renja SKPD ,75 APBD (Pendamping DAK) SKPD penanggung jawab Kantor LH Kantor LH ,00 APBD Dinas Kebersihan & Pertamanan ,00 APBD Dinas Kebersihan & Pertamanan 1.000,00 APBD Dinas Kebersihan & Pertamanan Rencana anggaran pengelolaan sampah tahun 013 ini lebih kecil jika dibandingkan dengan anggaran tahun 01. Kegiatan yang mengalami penurunan anggaran adalah untuk pengadaan sarana pengelolaaan persampahan, dimana pada tahun 01 terjadi peningkatan yang signifikan dalam pengadaan dump truck, container dan arm roll truck serta 1 unit excavator. Tabel 4.6 Program Dan Kegiatan Persampahan Yang Sedang Berjalan (Tahun 01) No Nama progam/kegiatan Satuan Volume Indikasi biaya (Rp) (1.000,-) Sumber pendanaan/ pembiayaan SKPD penanggung jawab 1 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan a Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Sampah ,0 APBD Dinas Kebersihan & Pertamanan b c d e f Penyediaan Prasarana dan Sarana Pengelolaan Persampahan Peningkatan Operasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Persampahan Peningkatan Pengelolaan Air Limbah dan Sampah TPA Penggalian dan Penutupan Lubang Sampah di TPA Pemeliharaan Rutin TPS dan Kontainer ,00 APBD Dinas Kebersihan & Pertamanan ,00 APBD Dinas Kebersihan & Pertamanan ,85 APBD Dinas Kebersihan & Pertamanan ,00 APBD Dinas Kebersihan & Pertamanan 07.50,00 APBD Dinas Kebersihan & Pertamanan IV halaman6

134 Program Pengembangan Sanitasi Saat Ini & Yang direncanakan No Nama progam/kegiatan Satuan Volume Indikasi biaya (Rp) (1.000,-) Sumber pendanaan/ pembiayaan SKPD penanggung jawab Program Kualitas Kebersihan Lingkungan a b c Peningkatan Pelayanan dan Pengelolaan Kebersihan Kota Pemeliharaan Kebersihan Jalan dan Saluran Drainase Peningkatan Sarana Dan Prasarana Kebersihan 8.0,30 APBD Dinas Kebersihan & Pertamanan ,00 APBD Dinas Kebersihan & Pertamanan ,65 APBD Dinas Kebersihan & Pertamanan JUMLAH ,0 Sumber: RPJM Kota Banjarbaru , Renja SKPD 4.4 Peningkatan Pengelolaan Drainase Lingkungan Meskipun tidak memilki sungai yang besar, Kota Banjarbaru sebagaimana halnya daerah-daerah lain di Kalimantan Selatan, dilewati oleh beberapa aliran sungai kecil yang jika hujan turun dalam intensitas yang cukup tinggi dapat menimbulkan terjadinya banjir atau genangan air di beberapa kawasan yang dilaluinya. Banyaknya rumah atau bangunan yang berdiri di pinggiran sungai menyebabkan terjadinya penyempitan badan sungai yang diperparah dengan pendangkalan akibat tumpukan sampah yang dibuang oleh masyarakat. Sementara itu, drainase yang dibangun di kawasan-kawasan bisnis atau di lingkungan perumahan umumnya masih bersifat parsial, tidak seluruhnya terkoneksi dengan jaringan drainase kota sehingga seringkali terjadi luapan air ke badan-badan jalan yang menyebabkan kemacetan lalu lintas. Permasalahan lain adalah kebiasaan masyarakat membuang sampah atau sisa material bahan bangunan ke dalam saluran irigasi yang menyebabkan aliran air menjadi terhambat atau bahkan tersumbat. Untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut, Dinas Pekerjaan Umum melalui Bidang Sumber Daya Air dan Bidang Bina Marga telah melaksanakan Program dan Kegiatan normalisasi dan pemeliharaan saluran air yang diharapkan dapat mengoptimalkan fungsinya, terutama untuk mengurangi titik dan luasan wilayah genangan air. Program dan kegiatan pengelolaan drainase yang sedang dan akan dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Banjarbaru dapat dilihat pada tabel berikut. IV halaman7

135 Program Pengembangan Sanitasi Saat Ini & Yang direncanakan Tabel 4.7 Rencana Program Dan Kegiatan Drainase Tahun 013 No Nama progam/kegiatan Satuan Volume Indikasi biaya (Rp) (1.000,-) Sumber pendanaan/ pembiayaan SKPD penanggung jawab 1 Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya Rehabilitasi / pemeliharaan Jaringan Irigasi Ha ,00 APBD Dinas PU Rehabilitasi / pemeliharaan Normalisasi Saluran Sungai Rehabilitasi / pemeliharaan Jaringan Irigasi ( DAK ) Rehabilitasi / pemeliharaan Jar. Irigasi (Pendamping) M ,60 APBD Dinas PU m ,00 APBD (DAK) Dinas PU m ,00 APBD Dinas PU Program Pembangunan Jalan dan Jembatan Normalisasi Drainase Jalan Kota m ,85 APBD Dinas PU Pembangunan Drainase Jalan Kota 3 Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Pemeliharaan Rutin Drainase jalan Kota 4 Program Pengendalian Banjir Pengembangan Pengelolaan Daerah Rawa Dalam Rangka Pengendalian Banjir m ,5 APBD Dinas PU m ,00 APBD Dinas PU m APBD Dinas PU JUMLAH ,75 Sumber: RPJM Kota Banjarbaru , Renja SKPD Tabel 4.8 Program Dan Kegiatan Drainase Yang Sedang Berjala (Tahun 01) No Nama progam/kegiatan Satuan Volume Indikasi biaya (Rp) (1.000,-) Sumber pendanaan/ pembiayaan SKPD penanggung jawab 1 Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya Rehabilitasi / pemeliharaan Jaringan Irigasi Ha ,00 APBD Dinas PU Rehabilitasi / pemeliharaan Normalisasi Saluran Sungai Rehabilitasi / pemeliharaan Jaringan Irigasi ( DAK ) Rehabilitasi / pemeliharaan Jar. Irigasi (Pendamping) m ,95 APBD Dinas PU m ,00 APBD (DAK) Dinas PU m ,60 APBD Dinas PU IV halaman8

136 Program Pengembangan Sanitasi Saat Ini & Yang direncanakan Program Pembangunan Jalan dan Jembatan Normalisasi Drainase Dalam Kota m ,10 APBD Dinas PU Peningkatan Drainase Dalam Kota Pembangunan Drainase Jalan Kota (L) 3 Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Pemeliharaan Rutin Drainase jalan Kota 4 Program Pengendalian Banjir Pengembangan Pengelolaan Daerah Rawa Dalam Rangka Pengendalian Banjir m ,00 APBD Dinas PU m 80.57,45 APBD Dinas PU m ,55 APBD Dinas PU m ,75 APBD Dinas PU JUMLAH ,4 Sumber: RPJM Kota Banjarbaru , Renja SKPD 4.5 Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi Salah satu komponen lain yang sangat erat kaitannya dengan pembangunan sanitasi adalah pengelolaan air bersih, karena bagaimanapun tingginya kesadaran masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup yang bersih dan sehat tidak akan berdampak signifikan jika tidak didukung oleh ketersediaan air yang layak untuk dikonsumsi Peningkatan Pelayanan Pengelolaan Air Bersih Pelayanan air bersih untuk masyarakat di wilayah Kota Banjarbaru diselenggarakan oleh Perusahaan Daerah Air Minum Intan milik Pemerintah Kabupaten Banjar. Tabel 4.9 Jumlah Pelanggan Air Bersih (PDAM) Dirinci Setiap Kecamatan Tahun 01 Kecamatan Pelanggan (Rumah Tangga) 1. Landasan Ulin dan Liang Anggang Cempaka Banjarbaru Utara Banjarbaru Selatan JUMLAH 1.90 Sumber : P D A M Intan Banjar Jumlah pelanggan PDAM di Kota Banjarbaru mencapai 1.90 pelanggan dimana pelanggan terbanyak berada di Kecamatan Banjarbaru Selatan pelanggan dan Banjarbaru Utara 8.13 pelanggan. Untuk meningkatkan layanan air bersih dari PDAM Intan ini, Pemerintah Kota Banjarbaru setiap tahunnya selalu IV halaman9

137 Program Pengembangan Sanitasi Saat Ini & Yang direncanakan meningkatkan nilai investasinya melalui penyertaan modal untuk kegiatan penambahan jaringan perpipaan. Untuk pengembangan sistem distribusi, Pemerintah Kota Banjarbaru bersama-sama dengan PDAM Intan telah menyusun dokumen SPAM yang akan menjadi acuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan air bersih bagi seluruh masyarakat di Kota Banjarbaru. Tabel 4.10 Rencana Program Dan Kegiatan Pengelolaan Air Bersih Tahun 013 No Nama progam/kegiatan Satuan Volume Indikasi biaya (Rp) (1.000,-) Sumber pendanaan/ pembiayaan SKPD penanggung jawab 1 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah Pengembangan Sistem m ,00 APBD Dinas PU Distribusi Air Minum Rehabilitasi / Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Air Minum M ,00 APBD Dinas PU Pengembangan Sistem Distribusi Air Minum (L) 65.84,90 APBD Dinas PU Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku Peningkatan Distribusi m ,00 APBD Dinas PU Penyediaan Air Baku (DAK) (DAK) Peningkatan Distribusi Penyediaan Air Baku (Pendamping) ,00 APBD Dinas PU JUMLAH ,9 Sumber: RPJM Kota Banjarbaru , Renja SKPD Tabel 4.11 Kegiatan Pengelolaan Air Bersih Tahun 01 No Nama progam/kegiatan Satuan Volume Indikasi biaya (Rp) (1.000,-) Sumber pendanaan/ pembiayaan SKPD penanggung jawab 1 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah Pengembangan Sistem m ,50 APBD Dinas PU Distribusi Air Minum Rehabilitasi / Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Air Minum m ,00 APBD Dinas PU Penyediaan Sistem Distribusi Air Minum (L) ,40 APBD Dinas PU Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku Peningkatan Distribusi Penyediaan Air Baku m ,00 APBD (DAK) Peningkatan Distribusi Penyediaan Air Baku JUMLAH Sumber: RPJM Kota Banjarbaru , Renja SKPD m ,0 APBD (Pendamping) Dinas PU Dinas PU IV halaman10

138 Program Pengembangan Sanitasi Saat Ini & Yang direncanakan 4.5. Penyediaan Sumur Resapan dan Biopori Dalam upaya untuk meningkatkan pengelolaan sumber daya air, yaitu untuk menjaga agar kuantitas air tanah tetap terjaga sehingga menjamin ketersediaan air bagi masyarakat, melalui Program Perlindungan dan Konservasi SDA telah dikembangkan sumur-sumur resapan dan pembuatan lubang biopori dimaksudkan sebagai media menahan dan menyimpan air hujan. Tabel 4.1 Rencana Program Dan Kegiatan Perlindungan dan Konservasi SDA Tahun 013 No Nama progam/kegiatan Satuan Volume Indikasi biaya (Rp) (1.000,-) Sumber pendanaan/ pembiayaan yang SKPD penanggung jawab 1 Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Konservasi sumber daya Unit ,50 APBD Kantor LH air dan pengendalian kerusakan sumber-sumber air (Sumur Resapan) Peningkatan peran serta buah ,00 APBD Kantor LH masyarakat dalam perlindungan dan konservasi SDA (Peralatan Biopori) (DAK) Peningkatan peran serta masyarakat dalam perlindungan dan konservasi SDA 9.000,00 APBD (Pendamping DAK) Kantor LH JUMLAH ,50 Sumber: RPJM Kota Banjarbaru , Renja SKPD Tabel 4.13 Rencana Program Dan Kegiatan Perlindungan dan Konservasi SDA Tahun 01 No Nama progam/kegiatan Satuan Volume Indikasi biaya (Rp) (1.000,-) Sumber pendanaan/ pembiayaan SKPD penanggung jawab 1 Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Konservasi sumber daya air dan pengendalian kerusakan sumber-sumber air (Sumur Resapan) Unit ,00 APBD Kantor LH Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengendalian Lingk. Hidup ,65 APBD Kantor LH JUMLAH ,65 Sumber: RPJM Kota Banjarbaru , Renja SKPD IV halaman11

139 Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi Bab 5: 5.1 Area Beresiko Sanitasi Penetapan area beresiko sanitasi di Kota Banjarbaru didapatkan dari kompilasi skoring (penilaian) berdasarkan data-data sekunder, persepsi SKPD dan hasil studi EHRA. Skoring resiko ditetapkan dalam 4 skala, yaitu : 1 = resiko sangat rendah (warna biru) = resiko rendah (Warna hijau) 3 = resiko tinggi (Warna kuning) 4 = resiko sangat tinggi (warna merah) a. Area Beresiko Menurut Data Sekunder Penentuan area beresiko berdasarkan data sekunder adalah kegiatan memetakan tingkat resiko berdasarkan data yang telah ada dalam SKPD. Penetapan area beresiko berdasarkan data sekunder didasarkan pada beberapa parameter sebagai berikut : 1) Kepadatan penduduk = jumlah penduduk (orang) / luas area (Ha) ) Persentase KK miskin = (jumlah kk miskin / jumlah total kk) * 100% 3) Persentase layanan air minum = {(jumlah SR * jumlah orang/kk)+(jumlah HU*jumlah orang/kk)} / jumlah total orang dlm area tsb *100% 4) Persentase layanan jamban = (jumlah jamban / jumlah rumah) * 100% 5) Persentase luas terbangun = (L.terbangun/L.wilayah)* 100 % 6) Persentase sampah terangkut = (jumlah sampah terangkut/jumlah timbunan sampah ) *100 % Dari 0 kelurahan yang ada di Kota Banjarbaru, disepakati bahwa Kelurahan Komet tidak perlu dimasukkan dalam studi ini karena wilayah ini didominasi oleh perkantoran pemerintah sehingga dianggap tidak memiliki resiko dalam pengelolaan sanitasi. Oleh karenanya penilaian dan pelaksanaan studi EHRA juga hanya dilaksanakan pada 19 kelurahan lainnya. Hasil penilaian yang didasarkan pada beberapa parameter data sekunder di atas memperlihatkan bahwa Kecamatan Banjarbaru Selatan merupakan wilayah yang paling bermasalah dalam pengelolaan sanitasi, dimana Kelurahan Kemuning merupakan wilayah memiliki resiko sangat tinggi dalam pengelolaan V halaman1

140 Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi sanitasi, sedangkan 3 kelurahan lainnya mempunyai resiko yang tinggi (warna kuning). Kecamatan Landasan Ulin dan Liang Anggang dianggap sebagai daerah yang beresiko rendah terhadap masalah sanitasi karena hampir seluruh kelurahan mendapat skor (resiko rendah) kecuali Kelurahan Landasan Ulin Selatan yang mendapat skor 3 (resiko tinggi). Kelurahan yang dianggap belum bermasalah dalam pengelolaan sanitasi adalah Kelurahan Lokatabat Utara (skor = 1), hal ini mungkin disebabkan karena kawasan ini didominasi oleh komplekkomplek perumahan yang dikembangkan oleh para pengembang (developer) sehingga relatif tertata dan memilki fasilitas sanitasi yang layak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table 5.1 dan gambar 5.1 Table 5.1 Penentuan Area Beresiko Menurut Data Sekunder Kecamatan KOTA BANJARBARU Landasan Ulin Kepadatan Pddk (org/ha) KK Miskin (%) Layanan Air Minum Layanan Jamban Luas Wilayah Terbangun Skor Skor Skor Skor Skor Landasan Ulin Timur Syamsudin Noor Guntung Payung Guntung Manggis Liang Anggang Landasan Ulin Tengah 3 Landasan Ulin Utara Landasan Ulin Barat Landasan Ulin Selatan Cempaka Palam Bangkal Sungai Tiung Cempaka Banjarbaru Utara Loktabat Utara Mentaos Sungai Ulin Banjarbaru Selatan Loktabat Selatan Kemuning Guntung Paikat Sungai Besar Sumber : hasil Analisis TOTAL SKOR V halaman

141 Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi Gambar 5.1. Peta Area Beresiko Menurut Data Sekunder V

142 Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi b. Area Beresiko menurut Persepsi SKPD Area beresiko berdasarkan persepsi SKPD didasarkan pada pengamatan, pengetahuan praktis dan keahlian profesi yang dimiliki individu anggota pokja kabupaten/kota. Dalam memberikan penilaian terhadap setiap wilayah/kawasan, SKPD yang telah disepakati dilibatkan dalam penilaian ini, diharapkan mempertimbangkan fungsi tata ruang (urban function) dimasa mendatang. Parameter untuk menentukan area beresiko berdasarkan persepsi SKPD antra lain meliputi faktor kesehatan, penanganan air limbah domestik, persampahan, kondisi drainase, dan faktor sosial ekonomi masyarakat. sekunder, Hasil yang diperoleh relatif tidak berbeda jauh dengan analisis data Kelurahan Kemuning menjadi wilayah yang menghadapi resiko sangat tinggi dalam masalah pengelolaan sanitasi, sebaliknya Kelurahan Loktabat Utara dianggap relatif masih bagus dalam pengelolaan sanitasi. Sedangkan untuk wilayah lainnya terdapat beberapa deviasi / perbedaan jika dibandingkan dengan hasil analisis data sekunder. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table 5. dan gambar 5. Table 5. Penentuan Area Beresiko Menurut Persepsi SKPD Kecamatan Kelurahan BAPPEDA DPU DKP DINKES BPMPKB KLH Landasan Ulin Landasan Ulin Timur Syamsuddin Noor Guntung Payung Guntung Manggis Liang Anggang Landasan Ulin Tengah Landasan Ulin Utara Landasan Ulin Barat Landasan Ulin Selatan Cempaka Palam Bangkal Sungai Tiung Cempaka Banjarbaru Utara Loktabat Utara Mentaos Komet Sungai Ulin Banjarbaru Selatan Skor oleh SKPD Persepsi awal SKPD's Frekuensi skor SKPD Loktabat Selatan Kemuning Guntung Paikat Sungai besar Skor Akhir V halaman4

143 Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi Gambar 5.. Peta Area Beresiko Berdasarkan Persepsi SKPD V

144 Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi c. Area Beresiko Menurut Hasil Studi EHRA Study EHRA (Environmental Health Risk Assessment) atau Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan adalah suatu model pengakajian komprehensif untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku warga terkait dengan risiko kesehatan masyarakat. Fasilitas sanitasi yang diteliti mencakup, sumber air minum, layanan pembuangan sampah, jamban, dan saluran pembuangan air limbah. Pada aspek perilaku, dipelajari hal-hal yang terkait dengan higinitas dan sanitasi, antara lain, cuci tangan pakai sabun, buang air besar, pembuangan kotoran anak, dan pemilahan sampah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.3 dan gambar 5.3 Tabel 5.3. Area beresiko menurut hasil studi EHRA Kecamatan INDIKATOR RESIKO (SKOR) Kelurahan RATARATA Landasan Ulin Landasan Ulin Timur Syamsudin Noor Guntung Payung Landasan Ulin Tengah Landasan Ulin Utara Landasan Ulin Barat Landasan Ulin Selatan Palam Bangkal Sungai Tiung Cempaka Loktabat Utara Mentaos Sungai Ulin Loktabat Selatan Kemuning Guntung Paikat Sungai Besar Guntung Manggis Liang Anggang Cempaka Banjarbaru Utara Banjarbaru Selatan 4. Drainase 5. PHBS halaman Keterangan : 1. Sumber air. Air Limbah Domestik 3. Persampahan 6 Sumber : hasil Studi EHRA V

145 Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi Gambar 5.3 Peta Area Beresiko menurut Hasil Studi EHRA V

146 Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi Area beresiko yang dihasilkan oleh hasil studi EHRA agak berbeda dengan penetapan area beresiko berdasarkan data sekunder atau menurut persepsi SKPD. Hasil yang sama hanya pada penetapan Kelurahan Kemuning sebagai kawasan yang sangat beresiko dalam masalah sanitasi, sedangkan kelurahan-kelurahan lainnya menurut study EHRA relatif masih memiliki resiko yang rendah (skor ) atau resiko sangat rendah (skor 1). Akhirnya, berdasarkan kompilasi penentuan area beresiko dari ke-3 kriteria, yaitu dari hasil data sekunder, persepsi SKPD, dan hasil studi EHRA yang diperkuat dengan kegiatan kunjungan lapangan (observasi) untuk memverifikasi hasil penentuan area berisiko, maka diperoleh kesepakatan akhir dari seluruh anggota Pokja mengenai penetapan area beresiko sanitasi di Kota Banjarbaru tahun 01. Sebagai hasil akhir, disepakati bahwa area beresiko sanitasi adalah Kelurahan Kemuning dengan skor akhir 4 (resiko sangat tinggi), dan terdapat 4 kelurahan yang memiliki resiko tinggi (skor akhir 3) yaitu Kelurahan Guntung Paikat, Sungai Besar, Sungai Tiung dan Cempaka. Hasil akhir penentuan area beresiko sanitasi ini dapat dilihat pada Tabel 5.4 dan Gambar 5.4 Table 5.4 Hasil Akhir Penentuan Area Beresiko Berdasarkan Hasil Kompilasi Data Sekunder, Persepsi SKPD dan Studi EHRA Skor Berdasarkan Kecamatan Kelurahan Persepsi SKPD Skor yang disepakati Data sekunder Studi EHRA Landasan Ulin Landasan Ulin Timur.00 Syamsudin Noor 3.33 Guntung Payung 3.33 Guntung Manggis Liang Anggang Landasan Ulin Tengah.00 Landasan Ulin Utara Landasan Ulin Barat Landasan Ulin Selatan Palam.00 Bangkal 3.33 Sungai Tiung Cempaka Loktabat Utara Mentaos Sungai Ulin Loktabat Selatan Kemuning Guntung Paikat Sungai Besar Cempaka Banjarbaru Utara halaman 8 Banjarbaru Selatan V

147 Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi Gambar 5.4 Peta Area Beresiko Sanitasi di Kota Banjarbaru V

BAB 1: BUKU PUTI SANITASI KOTA BANJARBARU 1.1 LATAR BELAKANG. Hal 1

BAB 1: BUKU PUTI SANITASI KOTA BANJARBARU 1.1 LATAR BELAKANG. Hal 1 BAB 1: Hal 1 1.1 LATAR BELAKANG Akses terhadap air bersih dan sanitasi telah diakui PBB sebagai hak asasi manusia melalui deklarasi dalam Sidang Umum PBB yang berlangsung pada akhir bulan Juli 2010. Deklarasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akses terhadap air bersih dan sanitasi telah diakui PBB sebagai hak asasi manusia melalui deklarasi dalam Sidang Umum PBB yang berlangsung pada akhir bulan Juli 2010.

Lebih terperinci

memerintahkan untuk merancang Banjarbaru sebagai alternatif ibukota Provinsi Kalimantan Selatan.

memerintahkan untuk merancang Banjarbaru sebagai alternatif ibukota Provinsi Kalimantan Selatan. Bab 2 Kantor Balai Kota Banjarbaru Cikal bakal lahirnya Kota Banjarbaru bermula pada tahun 1951 saat gubernur Dr. Murdjani memimpin apel di halaman kantor gubernur di Banjarmasin, saat itu hujan turun

Lebih terperinci

Development Goals (MDGs) yang harus dicapai pada tahun 2015.

Development Goals (MDGs) yang harus dicapai pada tahun 2015. Bab 1 1.1 Latar Belakang Akses terhadap air bersih dan sanitasi telah diakui PBB sebagai hak asasi manusia melalui deklarasi dalam Sidang Umum PBB yang berlangsung pada akhir bulan Juli 2010. Deklarasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar

BAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

Bab LATAR BELAKANG

Bab LATAR BELAKANG PEMERNTAH KOTA BANJARBARU Bab 1 Kick Off Secara Resmi Dibuka Oleh Bpk Walikota Banjarbaru 1.1 LATAR BELAKANG Akses terhadap air bersih dan sanitasi telah diakui PBB sebagai hak asasi manusia melalui deklarasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan dan pertumbuhan perekonomian Kota Yogyakarta yang semakin baik menjadikan Kota Yogyakarta sebagai kota yang memiliki daya tarik bagi para pencari kerja.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan sanitasi sampai saat ini masih belum menjadi prioritas dalam pembangunan daerah. Kecenderungan pembangunan lebih mengarah pada bidang ekonomi berupa pencarian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan BUKU PUTIH SANITASI 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akses terhadap air bersih dan sanitasi telah diakui PBB sebagai hak asasi manusia melalui deklarasi dalam Sidang Umum PBB yang berlangsung pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I RPJMN Bidang Perumahan Permukiman, Bappenas

BAB I PENDAHULUAN I RPJMN Bidang Perumahan Permukiman, Bappenas BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan sektor sanitasi di Indonesia merupakan usaha bersama terkoordinir dari semua tingkatan pemerintah, organisasi berbasis masyarakat, LSM dan sektor swasta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pemerintah Kabupaten Kendal melalui Pokja AMPL Kabupaten Kendal berupaya untuk meningkatkan kondisi sanitasi yang lebih baik melalui program Percepatan Pembangunan

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARBARU KATA SAMBUTAN

WALIKOTA BANJARBARU KATA SAMBUTAN WALIKOTA BANJARBARU KATA SAMBUTAN Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh Terwujudnya sebuah perencanaan pembangunan yang baik sangat ditentukan oleh tersedianya informasi yang akurat mengenai kondisi

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MINAHASA UTARA

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MINAHASA UTARA 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan sanitasi permukiman di Indonesia bertujuan meningkatkan kondisi dan kualitas pelayanan air limbah, pengelolaan persampahan, drainase, dan kesehatan. Targetnya adalah pada

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Landak 2013 BAB I PENDAHULUAN

Strategi Sanitasi Kabupaten Landak 2013 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang S anitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KUDUS. Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG

Bab 1 Pendahuluan PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KUDUS. Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG 1.1. LATAR BELAKANG Bab 1 Sektor sanitasi merupakan sektor yang termasuk tertinggal jika dibandingkan dengan sektor lain. Berdasarkan data yang dirilis oleh UNDP dan Asia Pacific MDGs Report 2010, disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1 BAB I PENDAHULUAN 2.1 LATAR BELAKANG Rendahnya kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap peranan penyehatan lingkungan dalam mendukung kualitas lingkungan menyebabkan masih rendahnya cakupan layanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KAB. SIDENRENG RAPPANG

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KAB. SIDENRENG RAPPANG BAB I PENDAHULUAN i BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka pencapaian target RPJMN 2010-2014 dan MDGs 2015 pemerintah memperbaiki kondisi sanitasi di Indonesia dengan mengarusutamakan percepatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku Putih Sanitasi berisi tentang pengkajian dan pemetaan sanitasi awal kondisi sanitasi dari berbagai aspek, yaitu mengenai Persampahan, Limbah Domestik, Drainase

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG LAPORAN FINAL BUKU PUTIH SANITASI TABANAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup, kondisi lingkungan permukiman serta kenyamanan

Lebih terperinci

KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN BERAU BAB I PENDAHULUAN

KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN BERAU BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sanitasi didefinisikan sebagai upaya membuang limbah cair domestik dan sampah untuk menjamin kebersihan dan lingkungan hidup sehat, baik ditingkat rumah tangga maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Berdasarkan pengalaman masa lalu pelaksanaan pembangunan sanitasi di Kab. Bima berjalan secara lamban, belum terintegrasi dalam suatu perencanaan komprehensipif dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program dan kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap kesehatan, meningkatkan produktifitas dan meningkatkan

Lebih terperinci

Universal Access cakupan akses 100% untuk air minum dan sanitasi dalam rangka. 1.1 Latar Belakang

Universal Access cakupan akses 100% untuk air minum dan sanitasi dalam rangka. 1.1 Latar Belakang . Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup, kondisi lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung Bab - 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang kurang mendapatkan perhatian dan belum menjadi prioritas pembangunan di daerah. Dari berbagai kajian terungkap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Masalah Sanitasi, khususnya sanitasi di perkotaan adalah isu yang sampai hari ini belum terselesaikan secara maksimal bahkan sehingga sangat memerlukan perhatian semua

Lebih terperinci

Guna menghasilkan strategi sanitasi Kabupaten sebagaimana tersebut di

Guna menghasilkan strategi sanitasi Kabupaten sebagaimana tersebut di PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Sukoharjo adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Salah satu target MDGS adalah mengurangi separuh penduduk pada tahun 2015 yang tidak memiliki akses air minum yang sehat serta penanganan sanitasi dasar. Sehubungan

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TOJO UNA-UNA

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TOJO UNA-UNA Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Deklarasi pembangunan milenium berpihak pada pemenuhan hak-hak dasar manusia yang mengarah kepada peningkatan kualitas hidup, dan dituangkan dalam tujuan-tujuan Millenium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi sesungguhnya masih menjadi isu strategis di Indonesia. Tidak hanya di tingkat masyarakat, namun juga pada sisi para pengambil

Lebih terperinci

KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, Pemerintah Indonesia menetapkan sejumlah kebijakan yang mendukung percepatan kinerja pembangunan air minum dan sanitasi,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kondisi umum sanitasi di Indonesia sampai dengan saat ini masih jauh dari kondisi faktual yang diharapkan untuk mampu mengakomodir kebutuhan dasar bagi masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Strategi Sanitasi Kabupaten Kerinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Strategi Sanitasi Kabupaten Kerinci BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka persiapan implementasi pembangunan sanitasi, di tahap awal diperlukan perencanaan yang baik dan berkualitas. Melalui Program Percepatan Pembangunan Sanitasi

Lebih terperinci

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Sebagai sebuah dokumen rencana strategis berjangka menengah yang disusun untuk percepatan pembangunan sektor sanitasi skala kota, kerangka kebijakan pembangunan sanitasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hingga saat ini akses masyarakat terhadap layanan sanitasi permukiman (air limbah domestik, sampah rumah tangga dan drainase lingkungan) di Indonesia masih relatif

Lebih terperinci

PEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016

PEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016 Created on 10/3/2016 at 9:8:38 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memenuhi target pembangunan sektor sanitasi, yang meliputi pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan, dan

Lebih terperinci

b. Kecamatan Padang Panjang Timur, terdiri dari : 1. Kelurahan Koto Panjang; Bagian C Lampiran

b. Kecamatan Padang Panjang Timur, terdiri dari : 1. Kelurahan Koto Panjang; Bagian C Lampiran Bab 1: Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas sanitasi menjadi salah satu

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten OKU TIMUR

Strategi Sanitasi Kabupaten OKU TIMUR 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan bidang Sanitasi di berbagai daerah selama ini belum menjadi prioritas, terlihat di Indonesia berada di posisi bawah karena pemahaman penduduknya mengenai pentingnya Sanitasi

Lebih terperinci

Pendahuluan. Bab Latar Belakang

Pendahuluan. Bab Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sektor sanitasi merupakan urusan wajib Pemerintah Kabupaten/, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Sanitasi

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KOTA KAB. SIDENRENG RAPPANG

STRATEGI SANITASI KOTA KAB. SIDENRENG RAPPANG BAB 1 PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyebab utama buruknya kondisi sanitasi di Indonesia adalah lemahnya perencanaan pembangunan sanitasi: tidak terpadu, salah sasaran, tidak sesuai

Lebih terperinci

Rangkuman visi, misi, tujuan, sasaran, dan arah penahapan sesuai yang telah ditetapkan.

Rangkuman visi, misi, tujuan, sasaran, dan arah penahapan sesuai yang telah ditetapkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas sanitasi menjadi salah satu

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun

Strategi Sanitasi Kabupaten Tahun BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Program merupakan tindak lanjut dari strategi pelaksanaan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, dan sebagai rencana tindak

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI (POKJA SANITASI 2013) BAB I PENDAHULUAN

BUKU PUTIH SANITASI KAB. WAKATOBI (POKJA SANITASI 2013) BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas sanitasi menjadi salah satu

Lebih terperinci

PPSP BAB 1 PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI I Latar Belakang.

PPSP BAB 1 PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI I Latar Belakang. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. World Health Organization (WHO) mendefinisikan sanitasi sebagai suatu upaya pengendalian terhadap seluruh faktor-faktor fisik, kimia dan biologi yang menimbulkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2015 Kabupaten Gunungkidul melakukan pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK). Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Gunungkidul dilakukan karena usia

Lebih terperinci

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Aru 2014 BAB 1. PENDAHULUAN

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Aru 2014 BAB 1. PENDAHULUAN BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara Nasional Pemerintah Indonesia menaruh perhatian yang sangat serius dalam mencapai salah satu target Millenium Development Goals (MDGs) khususnya yang terkait

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Untuk mengembangkan layanan sanitasi Kabupaten/Kota memang tidak mudah mengingat permasalahan yang terjadi sangat komplek, dibutuhkan waktu yang lama, belum lagi persoalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Layanan yang tidak optimal dan buruknya kondisi

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang. 1.2 Wilayah cakupan SSK

1.1 Latar Belakang. 1.2 Wilayah cakupan SSK Bab 1: Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas sanitasi menjadi salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencapaian target MDGs di bidang sanitasi memerlukan kebijakan dan strategi yang efektif. Oleh karena itu, diperlukan berbagai program dan kegiatan yang terukur dan

Lebih terperinci

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN

PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

PROGRAM PPSP KABUPATEN BATANG HARI TAHUN 2013

PROGRAM PPSP KABUPATEN BATANG HARI TAHUN 2013 Bab 1: Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kurangnya sikap kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap peranan penyehatan lingkungan dalam mendukung kualitas lingkungan menyebabkan masih rendahnya cakupan

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Empat Lawang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Strategi Sanitasi Kabupaten Empat Lawang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perilaku hidup bersih dan sehat setiap masyarakat adalah cermin kualitas hidup manusia. Sudah merupakan keharusan dan tanggung jawab baik pemerintah maupun masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan sanitasi sampai saat ini masih belum menjadi prioritas dalam pembangunan daerah. Kecenderungan pembangunan lebih mengarah pada bidang ekonomi berupa pencarian

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 POKJA AMPL KABUPATEN TANGERANG

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 POKJA AMPL KABUPATEN TANGERANG Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN Disiapkan oleh: POKJA AMPL KABUPATEN TANGERANG KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan kependudukan di Kabupaten Pohuwato sampai saat ini menunjukkan peningkatan. Pertumbuhan penduduk yang makin cepat, mendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Layanan yang tidak optimal dan buruknya kondisi

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sanitasi di Indonesia telah ditetapkan dalam misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMPN) tahun 2005 2025 Pemerintah Indonesia. Berbagai langkah

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi II-1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi Pembangunan Tahun 2011-2015 adalah Melanjutkan Pembangunan Menuju Balangan yang Mandiri dan Sejahtera. Mandiri bermakna harus mampu

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KOTA SALATIGA BUKU PUTIH SANITASI. Tahun 2012 POKJA PPSP KOTA SALATIGA. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP)

BUKU PUTIH SANITASI KOTA SALATIGA BUKU PUTIH SANITASI. Tahun 2012 POKJA PPSP KOTA SALATIGA. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 BUKU PUTIH SANITASI KOTA SALATIGA Provinsi Jawa Tengah Disiapkan oleh: POKJA PPSP KOTA SALATIGA 1 Kata Pengantar Puji dan syukur kita panjatkan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 3.1. Visi dan Misi Sanitasi Visi merupakan harapan kondisi ideal masa mendatang yang terukur sebagai arah dari berbagai upaya sistematis dari setiap elemen dalam

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Pasaman. ( Refisi 2012 ) I.1

Strategi Sanitasi Kabupaten Pasaman. ( Refisi 2012 ) I.1 1.1. Latar Belakang. Dalam kontek Program Pembangunan Sektor Sanitasi Indonesia (ISSDP), sanitasi didefinisikan sebagai tindakan memastikan pembuangan tinja, sullage dan limbah padat agar lingkungan rumah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang 1-1

PENDAHULUAN Latar Belakang 1-1 Bab 1 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan wilayah dewasa ini semakin meningkat, namun tidak diimbangi secara optimal dengan penyediaan layanan sektor sanitasi dasar yang layak bagi

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Berdasarkan Visi dan Misi yang telah dirumuskan, dan mengacu kepada arahan tehnis operasional dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kota Banjarbaru

Lebih terperinci

Buku Putih Sanitasi Kota Bogor

Buku Putih Sanitasi Kota Bogor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi sanitasi merupakan salah satu komponen yang ikut mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat dan lingkungan yang secara tidak langsung juga turut berkontribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Bima

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Bima BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang kurang mendapatkan perhatian dan belum menjadi prioritas pembangunan di daerah. Dari berbagai kajian terungkap bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi eksisting sanitasi di perkotaan masih sangat memprihatinkan karena secara pembangunan sanitasi tak mampu mengejar pertambahan jumlah penduduk yang semakin

Lebih terperinci

POKJA PPSP KABUPATEN SAROLANGUN BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

POKJA PPSP KABUPATEN SAROLANGUN BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencapaian target MDGs di bidang sanitasi memerlukan kebijakan dan strategi yang efektif. Oleh karena itu, diperlukan berbagai program dan kegiatan yang terukur dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sanitasi merupakan salah satu sektor yang memiliki keterkaitan yang erat dengan kemiskinan, tingkat pendidikan, kepadatan penduduk, perilaku hidup bersih dan sehat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan bidang Sanitasi di berbagai daerah selama ini belum menjadi prioritas, terlihat di Indonesia berada di posisi bawah karena pemahaman penduduknya mengenai

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Berdasarkan Visi dan Misi yang telah dirumuskan, dan mengacu kepada arahan tehnis operasional dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kota Banjarbaru

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sinjai

BAB PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Sinjai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu tantangan Pemerintah Daerah yang paling signifikan karena berhubungan langsung dengan pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan sanitasi permukiman di Indonesia bertujuan meningkatkan kondisi dan kualitas pelayanan air limbah, pengelolaan persampahan, drainase, dan kesehatan. Targetnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Karimun sebagai daerah yang sangat berpengaruh pada pasang surut dan yang sebagian besar dikelilingi oleh lautan dan penduduk yang masih banyak mendiami pesisir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pemerintah Republik Indonesia telah memberlakukan kebijakan pembangunan sanitasi sebagai bagian dari strategi nasional bidang sanitasi dan higienitas untuk diterapkan

Lebih terperinci

STARTEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KELOMPOK KERJA AMPL KABUPATEN ENREKANG

STARTEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KELOMPOK KERJA AMPL KABUPATEN ENREKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perkembangan pembangunan kota yang terus berkembang dan pertumbuhan populasi penduduk dengan berbagai aktifitasnya yang terus meningkat dengan pesat menyebabkan pemenuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Fakfak telah mengalami perkembangan yang cukup pesat di 10 tahun terakhir ini. Perkembangan ini dapat dilihat dari meningkatnya pertambahan penduduk Kabupaten

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang I - 1

1.1. Latar Belakang I - 1 1.1. Latar Belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kemiskinan. Kondisi sanitasi yang tidak memadai akan berdampak buruk terhadap kondisi kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Landasan Gerak

BAB 1 PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Landasan Gerak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bengkayang Tahun berisi hasil pengkajian dan pemetaan sanitasi awal yang memotret kondisi sanitasi dari berbagai aspek, tidak terbatas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pertumbuhan kota yang cepat secara langsung berimplikasi pada pembangunan infrastruktur dasar pelayanan publik. Kurangnya pelayanan prasarana lingkungan seperti infrastruktur

Lebih terperinci

Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Balangan BAB 1 PENDAHULUAN

Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Balangan BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan yang memiliki fungsi penting karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup serta kondisi lingkungan yang dapat memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Strategi sanitasi kabupaten bintan Tahun anggaran Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Strategi sanitasi kabupaten bintan Tahun anggaran Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang

Lebih terperinci

Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi

Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi 3.1. Visi dan misi sanitasi Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi Dalam rangka merumuskan visi misi sanitasi Kabupaten Lampung Tengah perlu adanya gambaran Visi dan Misi Kabupaten Lampung Tengah sebagai

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI RINGKASAN EKSEKUTIF Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (Program PPSP) merupakan program yang dimaksudkan untuk mengarusutamakan pembangunan sanitasi dalam pembangunan, sehingga sanitasi

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2015 DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN LATAR BELAKANG Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN

Strategi Sanitasi Kota Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu penyebab kondisi sanitasi yang buruk adalah kemiskinan. Permasalahan tersebut juga sama dengan permasalahan sosial lainnya yang tidak lepas juga dari persoalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Millenium Development Goals (MDG s) atau tujuan pembangunan millennium adalah upaya untuk memenuhi hak-hak dasar kebutuhan manusia melalui komitmen bersama antara

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran RINGKASAN EKSEKUTIF Strategi Sanitasi Kabupaten Wonogiri adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kabupaten yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) merupakan dokumen perencanaan jangka menengah (5 tahun) yang memberikan arah bagi pengembangan sanitasi di Kabupaten Cilacap karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) 1.1 Latar Belakang.

BAB 1 PENDAHULUAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) 1.1 Latar Belakang. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Pemerintah Indonesia mempunyai komitmen sangat kuat untuk mencapai salah satu target dalam Millenium Development Goals (MDGs), yaitu menurunnya jumlah penduduk yang

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN

DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN LATAR BELAKANG Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi I Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi sesungguhnya masih menjadi isu strategis di Indonesia. Tidak hanya di tingkat masyarakat, namun bagi para pengambil kebijakan, baik di tingkat pusat maupun

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

STRATEGI SANITASI KOTA KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) Kabupaten Kepulauan Meranti adalah pembangunan sanitasi yang ditetapkan untuk memecahkan permasalahan sanitasi seperti yang tertera

Lebih terperinci

Bab 5: 5.1 AREA BERESIKO SANITASI

Bab 5: 5.1 AREA BERESIKO SANITASI Bab 5: Survey EHRA oleh Enumurator DInas 5.1 AREA BERESIKO SANITASI Penetapan area beresiko sanitasi di Kota Banjarbaru didapatkan dari kompilasi hasil skoring terhadap data sekunder sanitasi, hasil studi

Lebih terperinci

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab ini akan dibahas mengenai strategi pengembangan sanitasi di Kota Bandung, didasarkan pada analisis Strength Weakness Opportunity Threat (SWOT) yang telah dilakukan.

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN BAB I. PENDAHULUAN

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN BAB I. PENDAHULUAN BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan di Kabupaten Pacitan dilaksanakan secara partisipatif, transparan dan akuntabel dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip dan pengertian dasar pembangunan

Lebih terperinci

B A B I P E N D A H U L U A N

B A B I P E N D A H U L U A N B A B I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi sanitasi di Kabupaten Bojonegoro yang telah digambarkan dalam Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro mencakup sektor air limbah, persampahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Srategi Sanitasi Kabupaten Karanganyar 2012 I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Srategi Sanitasi Kabupaten Karanganyar 2012 I LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Strategi sanitasi kota (SSK) Kabupaten Karanganyar adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada

Lebih terperinci