BAB III PRAKTEK PERDUKUNAN DALAM PENGOBATAN ALTERNATIF PADEPOKAN SEMAR MESEM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PRAKTEK PERDUKUNAN DALAM PENGOBATAN ALTERNATIF PADEPOKAN SEMAR MESEM"

Transkripsi

1 BAB III PRAKTEK PERDUKUNAN DALAM PENGOBATAN ALTERNATIF PADEPOKAN SEMAR MESEM A. Media dan Proses yang Digunakan dalam Pengobatan Dukun dalam mengobati pasien biasanya melakukan sesuatu yang menjadi ciri khas. Ciri tersebut diantaranya adalah menanyakan nama pasien, menanyakan nama ibu pasien, mengambil benda-benda yang tidak wajar secara gaib dari tubuh pasien, meminta tumbal hewan dengan ciri khusus yang nantinya akan disembelih dan dibuang disuatu tempat, mengucapkan mantra, menuliskan angka atau huruf pada selembar kertas untuk diminum atau disimpan pasien, dan memberikan jimat berupa benda-benda tertentu yang harus dikubur ditanah atau halaman rumah pasien. 1 Secara umum cara kerja dukun sama seperti dokter yakni melakukan pengobatan dengan dua tahap. Tahap pertama yaitu diagnosis dengan menggunakan proses petungan yaitu menghitung tanggal lahir pasien dan tanggal dimana pasien jatuh sakit, sehingga ditemukan satu angka yang berkaitan dengan suatu bentuk pengobatan. Tahap kedua yaitu menerapkan metode pengobatan pasien itu sendiri. Pengobatan tersebut dapat berupa mantra, jimat atau yang lainnya ), hlm Rizem aizid., Islam Abangan dan Kehidupannya, (Yogyakarta: DIPTA, 2 Clifford Geertz., Abangan, Santri, Priyayi dalam Masyarakat Jawa, (Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 1983), hlm

2 36 Sumardi sebelum menerapkan metode pengobatan juga melakukan tanya jawab kepada saudara gaib sedulur papat limo pancer pasien guna mengetahui penyakit apa yang diderita, penyebab penyakit yang diderita dan media apa yang digunakan untuk menyembuhkan. Di Padepokan Semar Mesem terdapat beberapa media untuk menyembuhkan pasien diantaranya adalah Air Suci, Mantra, Sesajen dan Jimat Air Suci Air suci atau yang biasa disebut Tirto Wening Tetesing Bumi merupakan media yang digunakan Sumardi untuk pengobatan, berasal dari tetesan air bebatuan atau tebing Goa Keruk, Desa Tempuran, Kecamatan Iromoko, Kabupaten Wonogiri, sebuah tempat yang sering didatangi Sumardi untuk bertapa dan berserah diri kepada Tuhan yang dipercaya dapat digunakan sebagai sarana untuk penyembuhan segala macam penyakit, menambah kejantanan, menambah kecantikan dan awet muda. Dalam prakteknya air tersebut disimpan didalam gentong yang terbuat dari tanah liat dan apabila ada pasien datang untuk berobat maka setelah dimantrai, air tersebut diberikan kepada pasien untuk diminum atau dibawa pulang. 4 3 Wawancara dengan Sumardi, 7 Maret Kampoeng Joglo, Dreams Of Java., Vol XI Mei-Juni 2008

3 37 2. Mantra Gambar 2 Gentong yang berisi air suci tirto wening tetesing bumi Foto: Koleksi pribadi penulis. Menurut definisi umum mantra berasal dari bahasa Sanskerta mantra atau manir yang mengarah pada kata-kata dalam kitab suci agama Hindu. Sedangkan dalam masyarakat melayu dikenal sebagai jampi, serapah, atau seru sejenis pengucapan yang terdengar seperti puisi yang mengandung unsur sihir dan ditujukan untuk memenuhi keinginan pengucap sehingga dapat disimpulkan bahwa mantra adalah ayat yang dibaca untuk melakukan sihir secara ilmu kebatinan seperti menundukan musuh, melemahkan musuh atau memikat wanita. 5 Mantra bukanlah doa, namun merupakan sejenis senjata yang berwujud kata-kata atau kalimat sebagai bentuk tekhnologi spiritual tingkat tinggi hasil karya leluhur. Secara garis besar mantra dibedakan menjadi dua yaitu mantra khusus menurut fungsinya dan mantra khusus menurut sifatnya. Mantra khusus menurut fungsinya adalah mantra yang digunakan untuk keperluan tertentu seperti menaklukan musuh di medan perang atau sebagai media penyembuhan. Kemudian mantra khusus menurut sifatnya dibedakan lagi menjadi dua yaitu yang 5 Petir Abimanyu., Mistik Kejawen Menguak Rahasia Hidup Orang Jawa, (Yogyakarta: Palapa, 2014), hlm. 54.

4 38 pertama adalah mantra yang hanya dapat digunakan untuk hal-hal yang sifatnya baik, biasanya digunakan di lingkungan Keraton sebagai salah satu tradisi turuntemurun. Kedua adalah mantra yang bersifat umum yang dapat digunakan untuk acara atau keperluan apa saja namun sering disalah gunakan untuk hal-hal yang sifatnya jahat seperti mencelakai orang, dan dalam penggunaannya mantra ini memiliki konsekuensi yaitu mendapat karma atau hukuman dari Tuhan. 6 Sumardi mengobati pasien menggunakan mantra-mantra, yang dipercaya dapat menyembuhkan dan membantu pasien. Oleh Sumardi mantra dibagi menjadi tiga yaitu mantra untuk menghilangkan sawan pada anak, mantra untuk mengusir roh jahat dari suatu tempat, dan mantra untuk pengasihan. 7 a. Mantra untuk menghilangkan sawan Sawan adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh gangguan makhluk halus, biasanya dialami oleh anak-anak usia bawah lima tahun (balita) yang dianggap sangat lemah dan rentan. Tanda seseorang terkena sawan adalah rewel, demam, susah makan, dan susah tidur secara terus-menerus. Tidak sedikit orang tua yang percaya bahwa sakit yang diderita anaknya disebabkan oleh sawan yang menempel pada si anak ketika anak tersebut bermain atau lewat ditempat yang wingit pada jam tertentu. Untuk menyembuhkan penyakit ini biasanya Sumardi membaca mantra dan meniup air suci sebanyak tiga kali, sebagian air tersebut 6 Ibid., 7 Wawancara dengan Sumardi, 25 Agustus 2016.

5 39 diusapkan ke ubun-ubun dan tengkuk pasien kemudian sisanya diminumkan kepada pasien. 8 Mantra untuk menghilangkan sawan tersebut berisi: Allahuakbar Allahuakbar Allahuakbar Niat Ingsun nyuwuk Jabang bayine bocah (Nama Lengkap pasien yang terkena sawan) Ula Uli Ula Uli enek e turuk karo peli. Unak Unuk Unak Unuk enek e peli karo turuk Sawan Etan balio Ngetan Sawan Kidul balio Ngidul Sawan Kulon balio Ngulon Sawan ko Lor balio Ngalor. 9 b. Mantra untuk mengusir jin Masyarakat Jawa mempercayai bahwa terdapat dewa-dewa tertentu yang menguasai bagian-bagian dari alam semesta. Beberapa orang meyakini bahwa ada makhluk-makhluk halus jelmaan nenek moyang yang sudah mati, dapat hidup dengan keluarganya seperti sebelum meninggal. Selain itu mereka juga percaya bahwa di dunia terdapat roh-roh seperti setan, hantu, dan raksasa yang bertugas untuk menjaga tempat-tempat tertentu. 10 Manusia hidup di dunia berdampingan dengan makhluk-makhluk halus lainnya, diantaranya adalah wewe, setan perempuan yang rupanya jelek sekali. Kuntilanak, setan perempuan yang cantik senang menampakkan diri di jalan-jalan sepi di malam hari dalam keadaan telanjang bulat untuk mencari mangsanya pria- 8 Wawancara dengan Sumardi, 25 Agustus Wawancara dengan Sumardi, 25 Agustus Brotosari Laksono, Perubahan Peranan Dukun atau Wong Tuwa dalam Masyarakat Desa Ringin Putih Tahun , (Surakarta: Skripsi Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret, 2000)., hlm. 60

6 40 pria yang berjalan sendirian. Sundel bolong, setan perempuan cantik dengan punggung yang berlubang. Tuyul, setan yang menyerupai anak kecil biasanya digunakan sebagai pesugihan untuk mencuri uang. Setan gundul pringis, setan yang berwujud kepala yang gundul dan merngis dan masih banyak yang lainnya seperti jerangkong thethekan, wedon, kemamang atau banas pati, dan lampor. 11 Makhluk-makhluk tersebut dipercaya menghuni suatu tempat, rumah kosong, tanah kosong, pohon, danau, waduk, bahkan rumah yang berpenghuni sekalipun. Biasanya makhluk tersebut senang mengganggu atau jahil kepada manusia sehingga membuat manusia tersebut merasa tidak nyaman dan meminta bantuan dukun untuk mengusir makhluk halus tersebut. Untuk mengusir jin, setan dan sejenisnya biasanya Sumardi membacakan mantra pengusir jin seraya membakar empat dupa yang diletakkan disetiap bagian sudut rumah. 12 Berikut adalah mantra pengusir jin dari suatu tempat: Hei Jin Setan Peri Perahyangan Ngilu-ilu Banas Pati Emplek-emplek Balung Ketepu Wedon Pocongan Jrangkong Wewe Kuthih Tuyul Slemet Raja Gendruwo sak krandamu kabeh Iki tak bakarke sing diarani sekul pethak gondo arum gonen sangu sumingkir saka kene Iki ora patut mbok nggoni.patut e dienggoni Jalma manungso Ibid. 12 Wawancara dengan Sumardi, 25 Agustus Wawancara dengan Sumardi, 25 Agustus 2016.

7 41 c. Mantra untuk Pengasihan Pengasihan berasal dari kata asih yang berarti suka, simpati dan cinta. Pengasihan merupakan suatu ilmu kebatinan yang digunakan sebagai alternatif terakhir jika seseorang mempunyai kehendak yang terhalang atau tertolak cintanya. Orang yang semula biasa saja akan menjadi tertarik, suka dan cinta kepada orang yang mempunyai ilmu ini. 14 Pada dasarnya pengasihan digunakan untuk membuka aura negatif menjadi positif. Biasanya ilmu ini digunakan untuk mencari jodoh tetapi tidak sedikit orang yang menggunakan sebagai peningkatan karier kerjanya. Pengasihan dapat berupa jimat, susuk, dan amalan yang dianggap paling ampuh karena dilakukan dengan ritual. Di Padepokan Semar Mesem pengasihan terbagi menjadi dua yaitu pengasihan untuk tipu daya dan pengasihan untuk peningkatan karier 15. 1). Pengasihan untuk tipu daya Sesuai tingkatannya terdapat 3 mantra pengasihan untuk tipu daya antara lain Pengasihan Bayu Cakra, Pengasihan Jaran Goyang dan Pengasihan Semar Mesem. a). Pengasihan Bayu Cakra. Pengasihan Bayu Cakra merupakan pengasihan tingkat pertama dilakukan dengan ritual puasa mutih tiga hari yang dilanjutkan dengan mandi 14 Gesta Bayuadhy., Tradisi-Tradisi Adiluhung Para Leluhur Jawa, (Yogyakarta: DIPTA, 2015)., hlm Wawancara dengan Sumardi, 25 Agustus 2016.

8 42 kembang telon pada tengah malam, kemudian orang yang melakukan ritual berdoa diluar rumah menghadap kearah etan atau timur dengan mengucapkan mantra. 16 Mantra tersebut adalah : Sallalahu alaihi wasalam 3x Bismillahirahmanirrahim Niat ingsun mateg ajiku bayu cakra Suaraku ginawa angin Tak tamakke Jabang bayine (Nama lengkap orang yang akan dipikat) Teko welas, Teko edep, Teko lerep, Welas asih marang aku si Jabang bayiku, Si Jiwa Ragaku (Nama Lengkap sang pemikat/orang yang melakukan pengasihan), saking kersane Allah Allahuakbar 3x Laillahailallah Muhammad Rasulullah Gedrug bumi 3x. 17 b). Pengasihan Jaran Goyang Pengasihan Jaran Goyang merupakan pengasihan tingkat kedua dilakukan dengan ritual puasa mutih tiga hari yang dilanjutkan dengan mandi kembang telon pada tengah malam, kemudian orang yang melakukan ritual berdoa diluar rumah menghadap kearah etan atau timur dengan mengucapkan mantra. 18 Mantra tersebut adalah : Sallalahu alaihi wasalam 3x Bismillahirahmanirrahim Niat ingsun matek ajiku si Jaran Goyang Tak adusi ning tengah sendang Ancik-ancikku watu gilang Tak sangoni sodo lanang Sodo lanang tak jaluk gawemu, tak jaluk katiyasanmu Tak seblakke gunung jlumpruk, tak seblakke segara sat Tak seblakke si Jabang Bayine (orang yang akan dikirim pengasihan) 16 Wawancara dengan Sumardi, 25 Agustus Wawancara dengan Sumardi, 25 Agustus Wawancara dengan Sumardi, 25 Agustus 2016.

9 43 Ojo pati-pati iso turu yen urung ketemu jabang bayine aku (orang yang melakukan pengasihan) Ojo pati-pati doyan mangan yen ora mangan karo aku, si jabang bayiku (orang yang melakukan pengasihan) Ojo pati-pati dolan yen ora dolan karo aku, si jabang bayiku (orang yang melakukan pengasihan) Ngalor, ngidul, ngetan, kulon golekono si jabang bayiku, si jiwa ragaku (orang yang melakukan pengasihan) saking kersaning Allah Allahuakbar 3x Laillahailallah Muhammad Rasulullah Gedrug bumi 3x. 19 c). Pengasihan Semar Mesem Pengasihan Semar Mesem merupakan pengasihan tingkat ketiga dan dianggap paling tinggi, dilakukan dengan ritual puasa pati geni setiap selasa kliwon dan puasa mutih selama tujuh hari dilanjutkan dengan mandi kembang telon pada tengah malam, orang yang melakukan ritual berdoa diluar rumah menghadap kearah etan atau timur dengan mengucapkan mantra. 20 Mantra tersebut adalah : Sallalahu alaihi wasalam 3x Bismillahirahmanirrahim Niat ingsun matek ajiku si Semar Mesem Mut-mutanku Inten Cahyane manjing ono pilinganku kiwo lan tengen Sing nyawang kegiwang-giwang Opo meneh yen sing nyawang kang tumancep kumanthil ing sanubariku Ya iku si jabang bayine (nama lengkap rang yang akan dikirim pengasihan) Teka welas teka asih marang aku si jabang bayiku (nama lengkap orang yang mempunyai pengasihan), saking kersaning Allah Allahuakbar 3x Laillahailallah Muhammad Rasulullah Gedrug bumi 3x Wawancara dengan Sumardi, 25 Agustus Wawancara dengan Sumardi, 25 Agustus Wawancara dengan Sumardi, 25 Agustus 2016.

10 44 2). Pengasihan untuk Tujuan Bisnis Pada era modern sebagian masyarakat percaya terhadap Pengasihan dengan tujuan agar orang lain tertarik pada dirinya. Tertarik bukan hanya selalu dikaitkan dalam hal mencari jodoh tetapi juga dalam karir atau bisnis sehingga dapat maju dan mengalami kesuksesan. Di padepokan Semar Mesem terdapat mantra pengasihan untuk tujuan bisnis yaitu mantra pengasihan sapu regel. 22 a). Pengasihan Sapu Regel Pengasihan ini merupakan pengasihan yang bertujuan untuk meningkatkan kesuksesan dalam bisnis dilakukan dengan ritual puasa mutih tiga hari yang dilanjutkan dengan mandi kembang telon pada tengah malam, kemudian orang yang melakukan ritual berdoa diluar rumah menghadap kearah etan atau timur dengan mengucapkan mantra. 23 Mantra tersebut adalah : Sallalahu alaihi wasalam 3x Bismillahirahmanirrahim Niat ingsun mateg ajiku Sapu Regel Tak tamakke Jabang bayine wong sak buono Podo welas podo asih marang aku si jabang bayiku (Nama lengkap orang yang mempunyai pengasihan), saking kersaning Allah Allahuakbar 3x Laillahailallah Muhammad Rasulullah Gedrug bumi 3x. 24 Mantra yang dipakai Sumardi sebagian besar menggunakan doa-doa atau ayat-ayat dalam agama Islam seperti Sallalahu alaihi wasalam, Bismillahirahmanirrahim, Allahuakbar, dan Laillahailallah Muhammad 22 Wawancara dengan Sumardi, 25 Agustus Wawancara dengan Sumardi, 25 Agustus Wawancara dengan Sumardi, 25 Agustus 2016.

11 45 Rasulullah. Hal ini dikarenakan Sumardi memeluk agama Islam dan percaya keberadaan Allah walaupun dirinya sering disebut sebagai dukun yang identik dengan ilmu gaib dan dipercaya dapat membantu menyembuhkan orang. 3. Sesaji Sesaji atau Sajen dalam mistik kejawen merupakan suatu bentuk harmonisasi melalui jalan spiritual yang kreatif untuk menyelaraskan dan menghubungkan antara daya aura magis manusia dengan seluruh ciptaan Tuhan yang saling berdampingan didunia ini, khususnya kekuatan alam dan makhluk gaib. Masyarakat Jawa secara turun-temurun masih menjunjung tinggi adat dan tradisi para leluhur yang tidak dapat dipisahkan dengan adanya sesaji. Hal tersebut tercermin dari perilaku sebagian masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, misalnya ketika melakukan kegiatan perayaan yang merupakan bentuk ucapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa seperti Selametan, Sedekah Bumi, Sedekah Laut, Hajatan, Pindah Rumah, Peringatan kematian seseorang, dan lain sebagaianya. 25 Penggunaan sesaji atau sesajen dalam pengobatan alternatif di Padepokan Semar Mesem biasanya menggunakan media bunga karena dalam penggunaannya sangat mudah didapatkan dan terjangkau oleh seluruh kalangan masyarakat yang datang meminta bantuan kepada Sumardi. 26 Bunga yang biasa dipakai dalam perdukunan adalah kantil, kenanga, mawar merah dan mawar putih. Kantil berasal 25 Petir Abimanyu., Mistik Kejawen Menguak Rahasia Hidup Orang Jawa, (Yogyakarta: Palapa, 2014), hlm Ibid.

12 46 dari kata kanthi laku tansah kumantil mempunyai makna yang mendalam yaitu dalam meraih sesuatu yang diinginkan maka seseorang harus berusaha semaksimal mungkin diimbangi dengan doa, selain itu mempunyai makna kasih sayang yang mendalam tiada akhir baik kepada seluruh makhluk, kepada orang tua, teman, kekasih, dan para leluhurnya. Melati, berasal dari kata melat saka jero ati yang berarti dalam melakukan perbuatan harus berdasarkan kehendak dan harus melibatkan hati apabila bertindak harus sesuai ucapan, tidak hanya omong kosong saja. Kenanga, berasal dari kata keneng-a atau angen-angene ben ndang keno dengan menggunakan bunga ini diharapkan apa yang diinginkan akan segera tercapai. Mawar melambangkan maneko warno sing olo ben dadi tawar (apapun yang buruk dan mawar merah diumpamakan sebagai Ibu dimana jiwa raga manusia itu berada. Sedangkan mawar putih diumpamakan sebagai Bapak yang membuat roh manusia menjadi ada. 27 Ritual kejawen biasanya menggunakan sesaji bunga seperti bunga tujuh rupa, bunga telon, bunga liman, bunga piton, dan bunga setaman. 28 Dari berbagai macam bunga yang sudah disebutkan diatas bunga setaman dan bunga telonlah yang biasanya digunakan Sumardi untuk melakukan ritual pengobatan. Bagi Sumardi bunga setaman dengan bunga telon mempunyai fungsi yang berbedabeda Petir Abimanyu., Loc.cit. 28 Ibid. 29 Wawancara dengan Sumardi, 25 Agustus 2016.

13 47 a. Bunga Setaman Bunga setaman terdiri dari bunga mawar, bunga melati dan bunga kenanga biasanya digunakan untuk ziarah kubur dan dipercaya dapat melindungi diri dari segala sesuatu yang buruk seperti gangguan-gangguan makhluk halus yang berada disekitar tempat tinggal. Dengan menyebarkan atau meletakan bunga setaman yang sudah dimantrai disudut-sudut rumah maka dengan seijin Allah maka rumah akan aman dari hal-hal yang tidak baik. 30 b. Bunga Telon Bunga telon terdiri dari bunga mawar, bunga melati, dan bunga kantil. Secara etimologi telon berasal dari kata telu (tiga) dengan harapan dapat meraih tiga kesempurnaan dan kemuliaan hidup yaitu Sugih Banda, sugih Ngelmu, Sugih kuasa (Kaya harta, kaya ilmu dan Kaya posisi). 31 Dalam pengobatan Alternatif di Padepokan Semar Mesem, Sumardi menggunakan bunga ini untuk pengasihan karena terdiri dari bunga kantil yang mempunyai makna kasih sayang yang mendalam tiada akhir yanga dipercaya dapat membuat orang yang dituju dalam pengasihan akan welas asih kepada orang yang mempunyai pengasihan tentu saja dengan seijin Tuhan Yang Maha Kuasa Wawancara dengan Sumardi, 25 Agustus diakses pada hari Sabtu 10 September Wawancara dengan Sumardi, 25 Agustus 2016.

14 48 Sumardi menggunakan bunga tersebut sebagai salah satu syarat dalam mengobati pasien. Biasanya bunga tersebut didoakan dan dibungkus menggunakan kertas atau kain berwarna putih yang kemudian disimpan didalam dompet atau disebarkan disuatu tempat yang strategis demi kepentingan pasien itu sendiri. Seperti disetiap sudut rumah atau ditempat berjualan Ruwatan Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari berbagai elemen negatif, mulai dari bencana, musibah sampai tenung. Semua itu adalah bala (kesialan atau bahaya) yang harus ditolak atau dihancurkan agar tidak membahayakan jiwa seseorang. Pada hakikatnya tolak bala merupakan upaya masyarakat Jawa untuk memagari diri, keluarga, rumah, dan lingkungan yang lebih luas dari segala bentuk bahaya yang dapat mencelakakan melalui doa-doa yang dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. 34 Untuk menolak bala yang menimpa diri seseorang maka biasanya dilakukanlah ritual ruwatan. Ruwatan adalah upacara tradisional masyarakat Jawa yang sudah ada sejak zaman dahulu yang bertujuan untuk membersihkan diri dari segala Sukerta dan bahaya. Ruwat berarti terlepas atau bebas yaitu terlepas dari nasib buruk yang kemungkinan menimpa, Apabila, tidak diruwat maka nasib buruk akan menimpa dirinya selama hidupnya Wawancara dengan Sumardi, 25 Agustus Gesta Bayuadhy., Op.cit., hlm Gesta Bayuadhy., op.cit., hlm. 104

15 49 Ruwatan dilakukan dengan melaksanakan suatu upacara adat yang berlaku. Istilah ruwatan bermakna penyucian. Penyucian ini berkaitan dengan terlepasnya kutukan bagi para dewa yang pernah berdosa sehingga diturunkan derajatnya menjadi binatang, raksasa, manusia, atau pohon besar, rsehingga uwatan dilakukan untuk membebaskan para dewa yang berdosa tersebut agar kembali menjadi dewa. Dalam tradisi Jawa ruwatan disempurnakan dengan pertunjukan wayang kulit dengan lakon Murwakala atau Sudamala biasanya dilakukan kepada seseorang yang mempunyai cacat nonfisik sejak lahir atau bisa juga karena mengalami kesalahan yang mengharuskan ia diruwat sehingga harus segera dinetralkan dengan cara diruwat agar sukerta (keburukan, aura buruk, atau penyakit non fisik) yang ada dalam dirinya lenyap sehingga bersih jiwa dan raga, hidupnya lebih tenang, tenteram, selalu sehat, sejahtera dan bahagia. 36 Ruwatan dilakukan untuk membuka aura seseorang, mendekatkan rejeki dan membuang sial, dilakukan untuk kepentingan pasien. Biasanya dilakukan dengan memandikan pasien dengan air yang dianggap suci seperti air suci dari Sumardi yang dicampurkan ke air biasa atau air sendang. Selain itu juga menggunakan uborampe bunga setaman dan jajan pasar yang dalam pelaksanaannya bertujuan untuk membuang sial dan aura negatif dari pasien. Keyakinan atau kepercayaan melaksanakan ruwatan untuk menolak bala adalah hal yang sulit untuk dihilangkan. Selain ruwatan untuk pasien Sumardi selalu melakukan ruwatan Negara setiap bulan Sura yang bertujuan untuk mendoakan Negara Indonesia agar damai, tentram, makmur dan sejahtera selalu terhindar dari 36 Ibid.

16 50 hal-hal negatif seperti korupsi, perampokan, pencurian, tawuran, asusila dan lainnya yang dilakukan di Padepokan Semar Mesem dengan mengundang warga sekitar dilanjutkan dengan menggelar pentas wayang kulit atau Reog Ponorogo. Diharapkan dengan menggelar pentas wayang kulit maka keruwetan dan kesusahan dapat terlepas dari diri seseorang Petung Masyarakat jawa dalam melakukan kegiatan apapun selalu menggunakan petung cara Jawa (perhitungan sesuai ajaran Jawa). Hal itu bertujuan untuk mendapatkan hasil yang baik dan terhindar dari petaka atau musibah. Petung bukan hanya perhitungan secara matematis namun juga bernuansa sakral dan magis. Sering kali masyarakat Jawa sebelum melakukan kegiatan meminta dukun untuk melakukan petung untuk menentukan tanggal dilaksanakannya kegiatan tersebut. Sumardi juga sering dimintai pertolongan untuk mencari hari baik seperti menetapkan tanggal untuk melaksanakan hajat seperti pernikahan, membangun rumah, atau membuka usaha. Sumardi menentukan hari tersebut dengan menggunakan petung Jawa dengan melakukan penghitungan berdasarkan neptu hari dan neptu pasaran orang yang akan mempunyai hajat. 38 Berikut adalah neptu hari dan neptu pasaran yang ada. a. Neptu Hari 1). Ahad (Minggu) = 5 2). Senin = 4 37 Wawancara dengan Sumardi 25 Agustus Wawancara dengan Sumardi, 25 Agustus 2016

17 51 3). Selasa = 3 4). Rabu = 7 5). Kamis = 8 6). Jum at = 6 7). Sabtu = 9 b. Neptu Pasaran 1). Legi = 5 2). Pahing = 9 3). Pon = 7 4). Wage = 4 5). Kliwon = Penghitungan tersebut dilakukan dengan menjumlahkan neptu hari dan neptu pasaran tanggal lahir seseorang sehingga akan dihasilkan sebuah angka yang menjadi patokan Sumardi untuk menentukan waktu yang tepat, seseorang tersebut akan mempunyai hajat. 6. Jimat Jimat adalah benda-benda yang dianggap dapat membawa kesaktian diri atau bisa dijadikan senjata apabila berada dalam bahaya. 40 Maka, tidak heran apabila banyak masyarakat yang meminta pertolongan dukun untuk memberikan jimat kepada dirinya dengan tujuan untuk melindungi diri dari kekerasan fisik atau tindak kejahatan. Berdasarkan fungsinya jimat digunakan untuk kekuatan, keselamatan, dan untuk pengasihan. Jimat untuk kekuatan dan keselamatan biasanya berwujud batu mulia atau batu akik yang mudah dibawa kemana-mana, namun ada juga yang berbentuk seperti keris atau tombak. Sedangkan jimat untuk pengasihan 39 Gesta Bayuadhy.,Op.cit., hlm Gesta Bayuadhy., Op.cit., hlm, 201

18 52 biasanya berbentuk cundrik, cunduk mentul, keris semar mesem atau bulu perindu. 41 Keris semar mesem adalah sebuah keris kecil yang berbentuk Kiai Semar yang menyatu dengan rangkanya. Sedangkan bulu perindu berbentuk seperti lidi, orang Jawa meyakini bulu tersebut berasal dari bulu genderuwo. Keduanya dianggap paling ampuh untuk pengasihan karena dapat membuat orang takluk dan jatuh hati kepada pemilik jimat. Kemudian ada jimat yang bernama bethara kala (beka) berbentuk seperti jenglot berwujud kecil dengan kuku dan rambut yang panjang, yang membedakan adalah jenglot biasanya berukuran 10 hingga 15cm seangkan beka apabila semakin tua maka ukurannya semakin lama semakin menyusut dan rambutnya semakin lama semakin panjang dianggap sebagai jimat yang sangat ampuh sehingga seringkali disalahgunakan untuk ilmu hitam seperti tenung, santet, pesugihan biasanya diberi sajen berupa darah manusia. 42 Gambar 3 Keris Semar Mesem Foto: Koleksi pribadi penulis 41 Wawancara dengan Sumardi, 25 Agustus Wawancara dengan Sumardi, 25 Agustus 2016

19 53 Sumardi menjelaskan bahwa Jimat adalah benda yang dianggap mempunyai isi atau kekuatan yang berguna bagi pemiliknya. Bentuk jimat itu bermacam-macam seperti batu, keris, cundrik, cunduk mentul bahkan bulu. Jimat berdasarkan bentuknya terbagi menjadi dua, yang pertama adalah jimat yang bisa dibawa kemana-mana, berukuran kecil contohnya adalah batu akik yang dapat digunakan sebagai cincin atau kalung. Kedua, adalah Jimat yang berupa pusaka jadi sulit apabila dibawa berpergian karena ukurannya yang lebih besar, biasanya berupa Tombak, Keris, Cundrik, Cunduk mentul, Bulu Perindu dan sebagainya. Didalam sebuah Jimat terdapat sebuah khodam yang berwujud gaib yang menghuni dan tinggal didalam sebuah benda tersebut. Fungsi khodam tersebut adalah membantu pemilik jimat untuk mencapai tujuannya seperti untuk bela diri atau memikat seseorang. Untuk jimat yang berukuran kecil seperti akik tentu saja mudah untuk menggunakannya dalam kehidupan sehari hari, apabila dibutuhkan sewaktu-waktu maka khodam tersebut dapat langsung bereaksi misalnya untuk bela diri dalam menghadapi kejahatan seperti perampokan. 43 Berbeda dengan jimat yang berupa benda pusaka yang sulit untuk dibawa dalam kegiatan sehari-hari. Untuk menangani hal tersebut biasanya jimat pusaka tersebut ditayuh oleh sang pemilik. Hal tersebut bertujuan untuk memanggil khodam yang berada didalam benda pusaka tersebut tanpa membawa benda pusaka tersebut. Tayuh sendiri adalah suatu ritual tidur bersama dengan jimat pusaka dan dilakukan dengan keadaan sedang berpuasa. Dengan melakukan hal tersebut dipercaya khodam didalam pusaka akan hadir langsung didepan mata 43 Wawancara dengan Sumardi 25 Agustus 2016.

20 54 ataupun melalui mimpi. Dalam pertemuan tersebut maka pemilik jimat dan khodam dapat melakukan tanya jawab dan berakhir dengan kesepakatan antara keduanya. 44 Kesepakatan tersebut biasanya berisi tentang bagaimana cara memanggil khodam tersebut ketika dibutuhkan pemilik jimat tanpa membawa pusaka tersebut. Misalnya, pemilik jimat mengucapkan bismillah tiga kali maka khodam tersebut akan datang. Atau bisa saja mengucapkan mantra yang lainnya, sesuai kesepakatan antara pemilik jimat dan khodam. Kesepakatan itu biasanya juga menyepakati pakan apa yang diminta khodam tersebut untuk membantu pemilik jimat. 45 B. Perkembangan Praktek Perdukunan Padepokan Semar Mesem ( ) Agama dan kepercayaan masyarakat termasuk dalam unsur sistem religi dalam kebudayaan. Dalam masalah kesehatan masyarakat masih mempunyai kepercayaan terhadap benda-benda gaib yang dipercaya dapat menyembuhkan penyakit, sehinga beberapa masyarakat mendatangi dukun untuk meminta bantuan agar penyakit yang diderita dapat sembuh setelah merasa pengobatan medis kurang ampuh untuk mengobati penyakit Wawancara dengan Sumardi 25 Agustus Wawancara dengan Sumardi 25 Agustus Wahyu Ratna., Sosiologi dan Antropologi Kesehatan dalam Perspektif Ilmu Keperawatan (Yogyakarta: Pustaka Rihama, 2009)., hlm. 34.

21 55 Persepsi masyarakat mengenai penyakit diperoleh dan ditentukan dari penuturan sederhana dan mudah, secara turun menurun. Misalnya penyakit akibat kutukan Allah, makhluk gaib, roh-roh jahat dan sebagainya. Pada sebagian penduduk Jawa, dulu penderita demam diobati dengan cara menyiram air di malam hari. Air yang telah diberi ramuan dan jampi-jampi oleh dukun digunakan sebagai obat. Persepsi masyarakat tentang unsur sehat-sakit ini sangat dipengaruhi oleh unsur pengalaman masa lalu disamping unsur sosial budaya. 47 Perilaku sakit diartikan sebagai segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit agar memperoleh kesembuhan, sedangkan perilaku sehat adalah tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, termasuk pencegahan penyakit, perawatan kebersihan diri, penjagaan kebugaran melalui olah raga dan makanan bergizi. 48 Dalam pandangan budaya, penyakit adalah pengakuan sosial bahwa seseorang tidak bisa menjalankan peran normalnya secara wajar sehingga harus dilakukan sesuatu hal untuk menangani situasi tersebut, misalnya ritual tertentu. 49 Untuk mengatasi penyakit yang ada tidak sedikit masyarakat yang memilih pengobatan tradisional sebagai alternatif untuk penyembuhan. Pengobatan tradisional sendiri adalah usaha yang dilakukan untuk mencapai kesembuhan, pemeliharaan dan peningkatan taraf kesehatan masyarakat yang berlandaskan cara 47 Nova Maulana, Buku Ajar Sosiologi dan Antropologi Kesehatan (Yogyakarta: Nuha Medika, 2014)., hlm Ibid., hlm Wahyu Ratna., Op.cit., hlm 129.

22 56 berpikir, kaidah-kaidah atau ilmu diluar pengobatan ilmu kedokteran modern, diwariskan secara turun temurun atau diperoleh secara pribadi dan dilakukan dengan cara-cara yang tidak lazim digunakan dalam ilmu kedokteran, yang antara lain meliputi akupuntur, dukun atau ahli kebatinan, tabib, jamu, pijat dan lain lain. 50 Di Pucangsawit Rt. 05/ 08, Surakarta terdapat sebuah pengobatan alternatif Padepokan Semar Mesem yang dimiliki dan dikelola oleh Sumardi. Dalam melakukan praktik pengobatan, Sumardi menggunakan ilmu kebatinan dan kedukunan untuk mengobati pasien. Padepokan ini didirikan sejak tahun 1979 hingga sekarang. 51 Pembahasan perkembangan pengobatan alternatif padepokan semar mesem ini akan dibagi menjadi dua periode yaitu pengobatan alternatif padepokan semar mesem tahun dan pengobatan alternatif padepokan semar mesem tahun Pengobatan Alternatif Penyembuhan Penyakit ( ) a. Jenis Pengobatan 1). Penyembuhan Penyakit Periode ini menjelaskan perkembangan pengobatan Alternatif Padepokan Semar Mesem dari tahun 1979 disaat Sumardi membuka praktek pengobatan pertama kali hingga tahun Pada periode ini Sumardi hanya membantu pasien dalam menyembuhkan penyakit. Pada tahun 1979 rumah Sumardi 50 Hasil Keputusan Seminar Pelayanan Pengobatan Tradisional Departemen Kesehatan RI (1978). 51 Wawancara dengan Sumardi 7 Maret 2016.

23 57 digunakan sebagai tempat membuka praktek pengobatan alternatif dengan nama Padepokan Semar Mesem. Pada awalnya pasien Sumardi hanyalah kerabat dan tetangga sekitar, namun seiring berjalannya waktu pasien Sumardi bertambah hingga luar daerah seperti Sragen, Klaten, Madiun dan daerah-daerah lainnya. Seperti saat awal membuka praktik, tetangga Sumardi yang berinisial Mo berprofesi sebagai sopir becak datang kepada Sumardi karena sakit gigi yang diderita. Oleh Sumardi tetangganya tersebut diberi garam yang sudah didoakan, dan dicampurkan kedalam air suci tirto wening tetesing bumi untuk kumur. 52 Tahun 1985, seorang pedagang bakso dari Solo berinisial So datang kepada Soemardi untuk meminta kesembuhan penyakit gula, meminta kesehatan dan keselamatan diri apabila sudah bermigrasi di Bengkulu. Oleh Soemardi So diberi air suci tirto wening tetesing bumi untuk menyembuhkan penyakit gula dan didoakan supaya sehat dan selamat apabila berada di Bengkulu. 53 Pada tahun 1991, seorang ibu rumah tangga berinisial Si datang dari klaten membawa anaknya yang terkena sawan. Oleh Sumardi anak tersebut disuwuk dengan menggunakan air suci tirto wening tetesing bumi. Tidak hanya itu Si juga diminta membuat inthuk-inthuk yang kemudian dibuang didepan rumah Wawancara dengan Sumardi., 20 Oktober Buku Tamu Pengobatan Alternatif koleksi pribadi Padepokan Semar Mesem Tahun Buku Tamu Pengobatan Alternatif koleksi pribadi Padepokan Semar Mesem Tahun 1991.

24 58 Tahun 1997, seorang pencari katak yang berinisial Pn berasal dari Sragen datang kepada Sumardi dengan kondisi perut yang membesar sebesar buah semangka. Setelah diterawang Sumardi, ternyata lelaki tersebut terkena pulut, karena mencuri Semangka yang dipageri oleh pemiliknya. Oleh Sumardi Pn diberi air suci tirto wening tetesing bumi dan diminta datang ke pemilik ladang untuk meminta maaf mengakui perbuatannya dan berjanji untuk tidak mengulangi perbuatannya lagi. Jika tidak, maka perutnya akan terus membesar. 55 Pada tahun 2003, Seorang perempuan berinisial Yi dari Madiun yang menderita sakit kepala pada jam tertentu. Setelah diperiksa, ternyata wanita itu terkena guna-guna. Oleh Sumardi Yi diminta untuk merenung dan instropeksi diri atas kesalahan yang pernah dilakukan. Selain itu Sumardi melakukan ritual meminta pertolongan Tuhan dan kepada roh nenek moyang untuk menyembuhkan penyakit tersebut Buku Tamu Pengobatan Alternatif koleksi pribadi Padepokan Semar Mesem Tahun Buku Tamu Pengobatan Alternatif koleksi pribadi Padepokan Semar Mesem Tahun 2003.

25 59 b. Perkembangan Jumlah Pasien Jenis Masalah Tahun Mengobati Penyakit Tolak Tenung Keselamatan Ketentraman Pengasihan atau Pasang Susuk Naik Derajat Pangkat Pengasihan Dagang Puter Giling Jumlah Tabel 1 Perkembangan Jumlah Pasien Tahun Sumber : Buku Tamu Pengobatan Alternatif Padepokan Semar Mesem Pada tabel 1 dapat dijelaskan bahwa perkembangan jumlah pasien dari tahun 1979 hingga tahun 2003 mengalami peningkatan secara bertahap. Hal ini menunjukan bahwa masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Jawa masih mempercayai kekuatan yang dimiliki oleh seorang dukun dalam mengatasi berbagai masalah. Dapat dilihat tabel 1 menunjukan jumlah pasien dengan tujuan melakukan pengobatan penyakit paling banyak terjadi pada tahun Hal ini dikarenakan beberapa faktor, antara lain masyarakat masih percaya terhadap pengobatan tradisional karena merupakan bagian dari sosial budaya masyarakat, tingkat pendidikan, keadaan sosial ekonomi masyarakat, terbatasnya akses dan

26 60 keterjangkauan biaya pelayanan kesehatan, dan kegagalan pengobatan medis dalam menangani suatu penyakit. 57 Walaupun dari tahun ke tahun jumlah pasien pengobatan penyakit semakin menurun. Semakin sedikit orang yang datang ke dukun untuk berobat namun Survei Sosial Ekonomi Nasional pada tahun 2001 membuktikan, bahwa pengobatan tradisional secara kedukunan masih diminati, karena ditemukan sekitar 57,7% penduduk Indonesia melakukan pengobatan sendiri, sekitar 31,7% menggunakan obat tradisional serta sekitar 9,8% menggunakan cara pengobatan medis. 58 Tahun 1979 juga menunjukan jumlah pasien pasien paling banyak dalam tujuan meminta keselamatan dibanding dengan tahun-tahun sesudahnya. Hal ini berkaitan dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1972 tentang ketentuan-ketentuan pokok transmigrasi, dimana Presiden Soeharto memberlakukan kebijakan transmigrasi guna menyeimbangkan penyebaran penduduk dan pembangunan yang merata diseluruh Indonesia. 59 Dengan adanya program tersebut, maka sebagian transmigran mendatangi Sumardi untuk diberi keselamatan dan kekuatan untuk mengadu nasib dan memulai kehidupan baru diluar daerah. Hal ini juga dipengaruhi oleh tragedi Mei 1998 yang menimbulkan dampak bagi bagi sebagian orang yang mengalami peristiwa tersebut sehingga 57 Nova Maulana., Op.cit, hlm Ibid. 59 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1972 Tentang Ketentuan Pokok Transmigrasi.

27 61 membutuhkan ajian atau doa dari Sumardi agar keselamatan korban peristiwa Mei 1998 senantiasa terjaga. Jumlah pasien dengan tujuan meminta ketentraman paling banyak terjadi pada tahun Hal ini berkaitan dengan peristiwa Mei 1998 dimana pada tahun tersebut terjadi kerusuhan di Solo menuntut turunnya Presiden Soeharto dari kursi Pemerintahaan. Gedung perbankan, dealer mobil, pabrik, pertokoan, perkantoran, rumah hangus dibakar massa. Banyak warga Tionghoa diperkosa dan dibunuh, penjarahan juga terjadi pada waktu itu sehingga menimbulkan banyak kerugian baik secara materi maupun non materi. 60 Oleh karena itu sebagian masyarakat yang mengalami peristiwa tersebut mendatangi Sumardi untuk meminta ketentraman batin. 2. Pengobatan Alternatif Penyembuhan Non Penyakit a. Jenis Pengobatan 1). Penyembuhan penyakit Pada tahun 2004 perempuan berinisial NLA dari Jayengan Solo yang berbrofesi sebagai buruh pabrik datang kepada Sumardi untuk meminta obat karena sakit ashma yang tidak kunjung sembuh. Oleh Sumardi NLA diberi air suci tirto wening tetesing bumi untuk diminum dan diminta berdoa kepada Tuhan dan roh nenek moyang guna meminta kesembuhan penyakit yang diderita diakses pada Senin 21 November Buku Tamu Pengobatan Alternatif koleksi pribadi Padepokan Semar Mesem Tahun 2004.

28 62 Tahun 2007 seorang pensiunan pegawai negeri sipil (PNS) yang berinisial US berasal dari Jakarta datang kepada Sumardi untuk meminta kesembuhan penyakit stress yang dideritanya. Oleh Sumardi, US diberi jampi rogo untuk menyembuhkan penyakitnya yaitu air suci tirto wening tetesing bumi yang didoakan. 62 Tahun 2010 seorang pegawai bank berinisial Sn yang berasal dari Klaten datang kepada Sumardi umtuk meminta kesembuhan penyakit Ambeyen dalam yang tidak kunjung sembuh. Oleh Sumardi, Sn diberi air suci tirto wening tetesing bumi untuk diminum dan didoakan agar dapat sembuh dari penyakitnya. 63 Pada bulan Suro tahun 2013 datang seorang lelaki berinisial GNW yang berprofesi sebagai mantri suntik asal Wonogiri datang kepada Sumardi untuk membuang kesialan yang ada dalam dirinya karena menurut GNW dirinya sering mengalami kesialan termasuk penyakit punggungnya yang tidak kunjung sembuh. Setelah diterawang ternyata lelaki tersebut terkena sukerta dan disarankan untuk melakukan ruwatan massal yang diadakan setiap 10 Muharram, kebetulan pada saat itu Sumardi ditunjuk sebagai juru ruwat dalam acara tersebut Buku Tamu Pengobatan Alternatif koleksi pribadi Padepokan Semar Mesem Tahun Buku Tamu Pengobatan Alternatif koleksi pribadi Padepokan Semar Mesem Tahun Buku Tamu Pengobatan Alternatif koleksi pribadi Padepokan Semar Mesem Tahun 2013.

29 63 2). Penyembuhan non penyakit Berbeda dengan periode pertama yang menjelaskan perkembangan pengobatan yang hanya membantu pasien dalam menyembuhkan penyakit. Pada periode kedua, yaitu tahun 2004 hingga tahun 2016, Sumardi juga mulai membantu pasien dalam menyelesaikan masalah (non penyakit). Pada tahun 2004, masyarakat Indonesia untuk pertama kalinya memilih langsung presiden dan wakil presiden melalui pemilihan umum (Pemilu). Hal ini diterapkan karena bertolak pada hasil pemilu 1999 yang menuai konfik. Pihakpihak yang bisa memberikan tekanan melalui proses tawar-menawar politik akan berpeluang besar dalam memenangkan pemilihan di parlemen. Hal ini terjadi di Indonesia ditahun 1999 ketika Partai Demokrasi Indonesia (PDI) memenangkan jumlah perolehan suara dalam Pemilu, namun gagal mengantarkan Megawati menjadi presiden. Hal ini juga yang menyadarkan publik akan pentingnya dilakukan pemilihan presiden secara langsung oleh rakyat. Pemilu 2004 memulai babak baru kehidupan demokrasi di Indonesia. 65 Pemilu tersebut tanpa disadari juga berpengaruh pada pengobatan alternatif Padepokan Semar Mesem. Sumardi mengaku didatangi pasien yang notabene adalah calon-calon legislatif dan calon kepala daerah yang menjagokan dirinya dalam pemilu atau pilkada. Seperti pada tahun 2004, seorang pengusaha batu bara yang berinisial Do berasal dari Jayapura, mencalonkan diri sebagai Bupati. Do datang kepada Sumardi untuk meminta bantuan agar dirinya keluar 65 Firmanzah.,Persaingan Legitimasi Kekuasaan dan Marketing Politik Pemilu 2009, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2010) hlm. 10.

30 64 sebagai pemenang dalam pemilihan calon Bupati. Oleh Sumardi, Do diberikan pengasihan Sapu Regel yang ditujukan kepada masyarakat agar memilih Do sebagai Bupati Jayapura. 66 Pada tahun yang sama yaitu pada tahun 2004, seorang pengusaha yang berasal dari Kalimantan Barat berinisial MA juga datang kepada Sumardi untuk meminta derajat dan pangkat agar dirinya terpilih menjadi Bupati Kabupaten Landak. Sama seperti Do, MA juga diberi Pengasihan Sapu Regel agar masyarakat memilih dirinya sebagai Bupati Landak. 67 Pada Tahun 2006 seorang Tentara yang berinisial MM berasal dari Palur datang kepada Sumardi untuk diberi derajat pangkat agar dirinya naik pangkat. Oleh Sumardi MM diberi cekelan dan didoakan agar apa yang diinginkan dapat terwujud. 68 Selain itu Pada tahun 2006 juga datang wanita yang berinisial RDE seorang kontraktor yang berasal dari Wonorejo meminta kelancaran pembangunan proyek yang sedang ditanganinya. Oleh Sumardi dirinya diberi cekelan dan didoakan agar lancar melaksanakan proyek. 69 Pada tahun 2008 seorang Guru yang berninisial SS dari Lumajang datang kepada Sumardi untuk dibantu dalam merukunkan keluarganya yaitu agar 66 Buku Tamu Pengobatan Alternatif koleksi pribadi Padepokan Semar Mesem Tahun Ibid. 68 Buku Tamu Pengobatan Alternatif koleksi pribadi Padepokan Semar Mesem Tahun Ibid.

31 65 suaminya kembali ke rumah dan ingat kepada anak istrinya dan sadar kesalahannya dalam berselingkuh. Oleh Sumardi SS diberi cekelan puter giling suami agar suaminya cepat kembali ke rumah. 70 Selain melakukan praktek pengobatan di Padepokan Semar Mesem, Sumardi sering mengajak pasiennya untuk berziarah dan bertapa ke tempat-tempat yang mempunyai kekuatan magis guna mencapai apa yang diharapkan. Salah satunya pada tahun Pada malam jumat wage Sumardi beserta 70 orang pasiennya berziarah ke makam Bendara Raden Ayu Koesoemonarso eyang dari Raden Mas Said Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Harya Mangkunegoro I yang berada didaerah Nguter Wonogiri guna meminta kelancaran rezeki, derajat, pangkat. Dengan berdoa dan berziarah disana, dipercaya dapat membawa berkah. 71 Pasien Sumardi tidak hanya berasal dari daerah Solo, namun juga berasal dari luar daerah bahkan luar negeri. Hal ini dibuktikan pada tahun Ada pasien Sumardi yang berasal dari luar negeri yaitu An seorang pengusaha biro perjalanan asal Serawak-Malaysia dan TK juga pengusaha biro perjalanan asal Kyeonggido-Korea Selatan, datang kepada Sumardi bersama juru bicaranya untuk meminta kelancaran rejeki dan ketentraman hidup. Oleh Sumardi keduanya diberi Semar Mesem. 70 Buku Tamu Pengobatan Alternatif tahun 2008 koleksi Padepokan 71 Kampoeng Joglo, Dreams of Java., Vol 15/TH. I/ Desember 2008.

32 66 cekelan agar hidupnya senantiasa damai, dan rejeki yang didapat banyak dan lancar. 72 Tahun 2012 seorang Mahasiswa salah satu perguruan tinggi Jogjakarta berinisial JW berasal dari Ngawi datang kepada Sumardi untuk diberi kelancaran dalam perkuliahan yang dijalaninya. Oleh Sumardi mahasiswa tersebut didoakan dan diberi cekelan agar lancar dalam kuliah dan dalam kehidupannya. 73 Tidak hanya mahasiswa yang datang kepada Sumardi. Pada tahun yang sama, yaitu tahun 2012 seorang dosen berinisial AD datang minta didoakan Sumardi agar cepat lulus dalam menempuh Strata 3 (S3) dan bergelar Profesor. Sama seperti JW, AD juga diberi cekelan dan didoakan agar cepat lulus dalam menempuh perkuliahan. 74 Pada tahun 2014 JT seorang Pedagang bakso goreng yang berasal dari Nusukan Solo datang kepada Sumardi untuk meminta pelarisan dagang agar bakso goreng yang dijualnya laris dan banyak peminatnya. Oleh Sumardi, JT diberi pengasihan dagang. 75 Tidak hanya pedagang kecil, ada juga pengusaha besar yang datang kepada Sumardi untuk meminta pelarisan dagang salah satunya adalah 72 Buku Tamu Pengobatan Alternatif koleksi pribadi Padepokan Semar Mesem Tahun Buku Tamu Pengobatan Alternatif koleksi pribadi Padepokan Semar Mesem Tahun Ibid. 75 Buku Tamu Pengobatan Alternatif koleksi pribadi Padepokan Semar Mesem Tahun 2014.

33 67 pengusaha Batik yang berasal dari Solo yaitu MTT, pada tahun yang sama datang ke Sumardi untuk minta pelarisan dagang. Oleh Sumardi, MTT juga diberi pengasihan dagang. 76 b. Perkembangan Jumlah pasien Jenis Masalah Tahun Mengobati Penyakit Tolak Tenung Keselamatan Ketentraman Pengasihan atau Pasang Susuk Naik Derajat Pangkat Pengasihan Dagang Puter Giling Jumlah Tabel 2 Perkembangan Jumlah Pasien Tahun Sumber : Buku Tamu Pengobatan Alternatif Padepokan Semar Mesem Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa perkembangan jumlah pasien pengobatan alternatif padepokan Semar Mesem dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan pada tahun 2004 pengobatan alternatif padepokan Semar Mesem melayani pengobatan non penyakit seperti pengasihan, pasang susuk, kenaikan derajat dan pangkat, pengasihan dagang dan puter giling. Pada tabel 2 jenis pengobatan yang paling diminati adalah 76 Ibid.

34 68 pengasihan dagang. Hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat ingin berhasil dalam meningkatkan perekonomian sehingga dengan meminta pengasihan, para pedagang lebih percaya diri bahwa dagangannya akan laris. 77 Diresmikannya Padepokan Semar Mesem sebagai praktek pengobatan alternatif secara non medis oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Surakarta tahun 2005 juga berpengaruh dalam perkembangan jumlah pasien. Pasien menjadi lebih tertarik terhadap pengobatan tersebut karena sudah diberikan ijin secara resmi oleh Pemerintah. 78 Tahun 2006 dan 2007 menunjukan penurunan dalam perkembangan jumlah pasien. Hal ini dikarenakan pada tahun 2006, Sumardi diangkat menjadi Penasehat Keraton Surakarta dengan jabatan sebagai Bupati Sepuh dengan gelar Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Sumardi Notodipuro. 79 Hal tersebut membuat waktu Sumardi sebagian besar dihabiskan di Keraton Surakarta dan membuat dirinya tidak dapat membuka praktek apabila sedang berada di Keraton. 80 Pada tahun 2008 perkembangan jumlah pasien mulai mengalami peningkatan karena pada tahun tersebut Sumardi meminta keringanan pada pihak Keraton untuk berada dirumah untuk membuka praktik dan melayani pasiennya 77 Wawancara dengan Poernomo., 12 November Arsip Kejaksaan Negeri Surakarta No: B-05/0.3.11/Dsp.5/03/ Arsip Keraton Surakarta PB XIII menjelaskan pengangkatan Sumardi menjadi Bupati Sepuh Keraton Surakarta dengan gelar Kanjeng Raden Tumenggung Sumardi Notodipuro 80 Wawancara Dengan Sumardi 26 Desember 2016

35 69 apabila dirinya sedang tidak dibutuhkan di Keraton Surakarta, permintaan tersebut dikabulkan. Mulai saat itu Sumardi hanya berada di Keraton apabila ada urusan yang sangat penting yang mengharuskan Sumardi terlibat didalamnya. 81 Pemasangan iklan di surat kabar juga berperan dalam meningkatkan jumlah pasien yang datang ke pengobatan alternatif Padepokan Semar Mesem. Seperti pada Inspiring & Informative Magazine Kampoeng Joglo Dreams of Java Vol XI Mei-Juni 2008 terdapat iklan Pengobatan Alternatif Padepokan Semar Mesem Manunggaling Roso Guru Sejati Sukmo Sejati milik Kanjeng Raden Tumenggung (KRT). Sumardi Notodipuro, iklan tersebut jugammencantumkan alamat, nomor telepon dan ijin kejaksaan negeri (Kejari) Surakarta No. B- 05/0.3.11/Dsp.5/03/ Gambar 4 Iklan Padepokan Semar Mesem Foto: Koleksi pribadi penulis Pada tahun 2012 terjadi penolakan yang dilakukan oleh beberapa orang dari Ormas Laskar Islam Solo yang datang dan membubarkan kegiatan doa 81 Wawancara Dengan Sumardi 26 Desember Inspiring & Informative Magazine Kampoeng Joglo Vol. XI Mei-Juni

36 70 bersama pasien yang dilakukan secara rutin setiap malam Selasa Kliwon. Ormas tersebut menganggap kegiatan yang dilakukan adalah perbuatan dosa karena mendustakan Allah dan bersekutu dengan Jin karena menggunakan dupa dan sajen berupa jajan pasar. Demi menjaga keanyamanan antara sesama semenjak kejadian tersebut, kegiatan doa bersama sudah tidak dilakukan lagi di Padepokan Semar Mesem. Suaminya lebih memilih melakukan doa bersama dengan pasiennya ke tempat lain yang dianggap lebih tenang untuk meditasi misalnya pertapaan Pringgodani Tawangmangu, Ngablokan Wonogiri atau Gunung Srandil Cilacap. 83 C. Tingkat Keberhasilan Pengobatan Alternatif Padepokan Semar Mesem Menurut Pasien Tingkat keberhasilan pengobatan alternatif Padepokan Semar Mesem menurut pasien menggunakan metode penelitian dengan wawancara mendalam atau snowball yang dilakukan terhadap sample dari pasien Padepokan Semar Mesem. Menurut Poernomo, pasien Sumardi yang berprofesi sebagai pedagang es dawet keliling asal Pucangsawit, yang pada tahun 1995 datang ke padepokan Semar Mesem untuk disembuhkan dari penyakit gula yang diderita. Setelah berhasil disembuhkan sejak saat itu Poernomo sering datang ke Padepokan untuk meminta nasihat apabila ada permasalahan dalam hidupnya, mulai dari masalah kesehatan, masalah keluarga dan masalah keuangan. Seperti ketika dirinya 83 Wawancara dengan Teguh Rahayu, 12 November 2016.

37 71 mengalami masalah keluarga pada tahun Setelah datang berkonsultasi dengan Sumardi, keluarganya menjadi rukun kembali. 84 Kerabat Sumardi yang bernama Sugiyanto yang berprofesi sebagai pedagang mebel juga menjelaskan bahwa pada tahun 2001 dirinya terkena tenung yang membuat sebagian tubuhnya tidak bisa digerakan pada jam tertentu. Setelah datang kepada Sumardi pada tahun yang sama, penyakitnya dapat disembuhkan dengan melakukan ritual-ritual tertentu. Sejak saat itu hubungan Sugiyanto dengan Sumardi semakin dekat dan banyak teman Sugiyanto yang diajak ke Padepokan Semar Mesem apabila mempunyai masalah. 85 Suwarsih, seorang ibu rumah tangga yang sudah sejak tahun 1970 bertetangga dengan Sumardi juga menjelaskan semenjak Pengobatan Alternatif Padepokan Semar Mesem dibuka, semakin banyak pasien yang datang. Tidak hanya yang berasal dari dalam kota namun juga dari luar kota. Suwarsi juga pernah datang ke Padepokan Semar Mesem untuk mengobati cucunya yang terkena sawan pada tahun 2002 dan sembuh. 86 Joko Sulistyo, seorang pengusaha sepatu kulit asal Palur yang merasa kecewa terhadap praktek pengobatan alternatif milik Sumardi. Hal ini berawal ketika dirinya datang kepada Sumardi dengan harapan dapat memenangkan pemilihan umum DPR daerah Karanganyar tahun Namun pada akhirnya 84 Wawancara dengan Poernomo., 12 November Wawancara dengan Sugiyanto 9 November Wawancara dengan Suwarsih 12 November 2016.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dianggap baik untuk dilakukan, diusahakan dan ditaatinya. Ada tujuh unsur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dianggap baik untuk dilakukan, diusahakan dan ditaatinya. Ada tujuh unsur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keragaman etnis dan budaya merupakan kekayaan bangsa yang patut dibanggakan. Koentjaraningrat berpendapat bahwa kebudayaan adalah suatu sistem ide yang dimiliki

Lebih terperinci

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO Oleh: Wahyu Duhito Sari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa Wahyu_duhito@yahoo.com

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PRAKTEK PERDUKUNAN PADEPOKAN SEMAR MESEM SURAKARTA TAHUN

PERKEMBANGAN PRAKTEK PERDUKUNAN PADEPOKAN SEMAR MESEM SURAKARTA TAHUN PERKEMBANGAN PRAKTEK PERDUKUNAN PADEPOKAN SEMAR MESEM SURAKARTA TAHUN 1979-2015 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna melengkapi gelar Sarjana Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan sebagai objek wisata. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2009 tentang

Lebih terperinci

BAB III PROSESI UPACARA PENGASIHAN DI MAKAM PUTRI CAMPA. Pengasihan merupakan kepercayaan untuk melancarkan jodoh, pekerjaan

BAB III PROSESI UPACARA PENGASIHAN DI MAKAM PUTRI CAMPA. Pengasihan merupakan kepercayaan untuk melancarkan jodoh, pekerjaan 43 BAB III PROSESI UPACARA PENGASIHAN DI MAKAM PUTRI CAMPA A. Prosesi Kegiatan 47 Pengasihan merupakan kepercayaan untuk melancarkan jodoh, pekerjaan dan keinginan yang sekiranya sulit untuk di capai.

Lebih terperinci

Oleh : Siti Masriyah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Oleh : Siti Masriyah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Perubahan Cara Pandang Masyarakat Terhadap Mitos dalam Tradisi Bersih Makam Ki Hajar Welaran di Gunung Paras Desa Karangsambung Kecamatan Karangsambung Kabupaten Kebumen Oleh : Siti Masriyah Program Studi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa yang digunakan terdiri atas bahasa lisan dan bahasa tulis. Oleh karena itu,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa yang digunakan terdiri atas bahasa lisan dan bahasa tulis. Oleh karena itu, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teks sastra adalah teks artistik yang disusun dengan menggunakan bahasa. Bahasa yang digunakan terdiri atas bahasa lisan dan bahasa tulis. Oleh karena itu, ada sastra

Lebih terperinci

pernah dialami oleh sesepuh dalam kelompok kejawen dilakukan sebagai bentuk

pernah dialami oleh sesepuh dalam kelompok kejawen dilakukan sebagai bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman dari tahun ke tahun banyak sekali membawa perubahan bagi generasi muda media elektronik dan media cetak sebagai penyampai pesan modern banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu budaya penting bagi masyarakat Islam Jawa, baik yang masih berdomisili di

BAB I PENDAHULUAN. satu budaya penting bagi masyarakat Islam Jawa, baik yang masih berdomisili di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tradisi menyambut bulan Suro merupakan hal yang sudah menjadi salah satu budaya penting bagi masyarakat Islam Jawa, baik yang masih berdomisili di Jawa maupun yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tradisi merupakan aktivitas yang diturunkan secara terus-menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tradisi merupakan aktivitas yang diturunkan secara terus-menerus dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tradisi merupakan aktivitas yang diturunkan secara terus-menerus dan mengandung nilai-nilai luhur. Aktivitas yang terdapat dalam tradisi secara turuntemurun

Lebih terperinci

Cerita Rakyat Goa Menganti di Desa Karangduwur Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen (Kajian Folklor)

Cerita Rakyat Goa Menganti di Desa Karangduwur Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen (Kajian Folklor) Cerita Rakyat Goa Menganti di Desa Karangduwur Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen (Kajian Folklor) Oleh: Rini Widiyanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa riniwidiyanti91@yahoo.com Abstrak:

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat. I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara kepulauan, yang memiliki berbagai macam suku bangsa yang kaya akan kebudayaan serta adat istiadat, bahasa, kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Monster

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Monster BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Monster 1. Pengertian Tentang Monster Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Monster berarti 1) binatang, orang, atau tumbuhan yang bentuk atau rupanya sangat menyimpang dari yang

Lebih terperinci

5 JENIS ILMU PELET SEMAR DI NUSANTARA

5 JENIS ILMU PELET SEMAR DI NUSANTARA 5 JENIS ILMU PELET SEMAR DI NUSANTARA Di samping memiliki keberagaman budaya, nusantara juga memiliki kekayaan dalam ranah spiritual. Di antaranya yaitu kekayaan ilmu pelet kuno yang tersebar dari Sabang

Lebih terperinci

BAB IV TANGGAPAN MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP PEZIARAH DAN MOTIVASI PEZIARAH KE MAKAM KH. ALI MAS UD. A. Tanggapan Masyarakat dari Sisi Positif

BAB IV TANGGAPAN MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP PEZIARAH DAN MOTIVASI PEZIARAH KE MAKAM KH. ALI MAS UD. A. Tanggapan Masyarakat dari Sisi Positif BAB IV TANGGAPAN MASYARAKAT SEKITAR TERHADAP PEZIARAH DAN MOTIVASI PEZIARAH KE MAKAM KH. ALI MAS UD A. Tanggapan Masyarakat dari Sisi Positif 1. Faktor Ekonomi Peziarah yang datang ke komplek makam Ali

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM PROSESI LAMARAN PADA PERKAWINAN ADAT JAWA (Studi Kasus Di Dukuh Sentulan, Kelurahan Kalimacan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi

Lebih terperinci

CERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR)

CERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR) CERITA RAKYAT GUNUNG SRANDIL DI DESA GLEMPANG PASIR KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP (TINJAUAN FOLKLOR) Oleh: Dyah Susanti program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa shanti.kece@yahoo.com Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di tunda-tunda. Kesehatan memiliki peran penting dalam mempengaruhi derajat

BAB I PENDAHULUAN. di tunda-tunda. Kesehatan memiliki peran penting dalam mempengaruhi derajat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan primer yang harus dipenuhi dan tidak dapat di tunda-tunda. Kesehatan memiliki peran penting dalam mempengaruhi derajat hidup seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman budaya di Indonesia telah melahirkan ragamnya adat istiadat. beragam keyakinan dan kepercayaan yang dianutnya.

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman budaya di Indonesia telah melahirkan ragamnya adat istiadat. beragam keyakinan dan kepercayaan yang dianutnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keberagaman budaya di Indonesia telah melahirkan ragamnya adat istiadat dan kepercayaan pada setiap etnik bangsa yang menjadikan sebuah daya tarik tersendiri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memiliki berbagai macam suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau yang sering kita

I. PENDAHULUAN. memiliki berbagai macam suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau yang sering kita I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki berbagai macam suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau yang sering kita sebut dengan kebudayaan.

Lebih terperinci

BAB IV TANGGAPAN MASYARAKAT PEZIARAH

BAB IV TANGGAPAN MASYARAKAT PEZIARAH BAB IV TANGGAPAN MASYARAKAT PEZIARAH A. Pandangan terhadap Ziarah. Pada masa awal Islam, Rasulullah SAW memang melarang umat Islam untuk melakukan ziarah kubur. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga aqidah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pengaturan-nya. Namun berbeda dengan mahluk Tuhan lainnya, demi menjaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pengaturan-nya. Namun berbeda dengan mahluk Tuhan lainnya, demi menjaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkawinan merupakan salah satu sunatullah yang berlaku pada semua mahluk Tuhan, baik pada manusia, hewan, maupun tumbuhan. Dengan naluri mahluk, dan masing-masing

Lebih terperinci

BENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN

BENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN BENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN Oleh : Ade Reza Palevi program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa aderezahidayat@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penyembuhan. Sumber pengobatan di dunia mencakup tiga sektor yang saling terkait

BAB 1 PENDAHULUAN. penyembuhan. Sumber pengobatan di dunia mencakup tiga sektor yang saling terkait BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap orang. Masalah kesehatan difokuskan pada penyakit yang diderita manusia untuk dilakukannya pengobatan dan penyembuhan.

Lebih terperinci

No Nama Umur Pekerjaan Alamat. 1 Yohanes 60 tahun Pensiunan Pegawai. 2 Adrianus 45 tahun Guru Agama Desa. 3 April 25 Tahun Pembuat senjata Desa

No Nama Umur Pekerjaan Alamat. 1 Yohanes 60 tahun Pensiunan Pegawai. 2 Adrianus 45 tahun Guru Agama Desa. 3 April 25 Tahun Pembuat senjata Desa Daftar Informan No Nama Umur Pekerjaan Alamat 1 Yohanes 60 tahun Pensiunan Pegawai Negeri Sipil, tokoh adat Desa Senakin 2 Adrianus 45 tahun Guru Agama Desa Senakin 3 April 25 Tahun Pembuat senjata Desa

Lebih terperinci

BAB IV MENELUSURI DESA DI TENGAH PERSAWAHAN

BAB IV MENELUSURI DESA DI TENGAH PERSAWAHAN 42 BAB IV MENELUSURI DESA DI TENGAH PERSAWAHAN A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Titik Lokasi penelitian ini berada di wilayah Kabupaten Lamongan, dengan luas wilayah kurang lebih 1.812,8 km2 atau

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. A. Pelaksanaan Kenduri Arwah sebagai rangkaian dari ritual kematian dalam

BAB III PENYAJIAN DATA. A. Pelaksanaan Kenduri Arwah sebagai rangkaian dari ritual kematian dalam 40 BAB III PENYAJIAN DATA A. Pelaksanaan Kenduri Arwah sebagai rangkaian dari ritual kematian dalam masyarakat Pujud Data yang disajikan adalah data yang diperoleh dari lapangan yang dihimpun melalui observasi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diwariskan secara turun temurun di kalangan masyarakat pendukungnya secara

BAB 1 PENDAHULUAN. diwariskan secara turun temurun di kalangan masyarakat pendukungnya secara digilib.uns.ac.id 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upacara tradisional merupakan salah satu wujud peninggalan kebudayaan dan pada dasarnya upacara tradisional disebarkan secara lisan. Upacara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk menunjukkan tingkat peradaban masyarakat itu sendiri. Semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk menunjukkan tingkat peradaban masyarakat itu sendiri. Semakin maju dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan bagian yang melingkupi kehidupan manusia. Kebudayaan yang diiringi dengan kemampuan berpikir secara metaforik atau perubahan berpikir dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan masyarakat Jawa yang bermigrasi ke Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan masyarakat Jawa yang bermigrasi ke Sumatera Utara. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertunjukan kuda lumping berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur yang akhirnya menyebar keseluruh Indonesia termasuk di propinsi Sumatera Utara. Perkembangan pertunjukan

Lebih terperinci

Doa yang Menghasilkan Mujizat #2 Breaking Down Prayer Barriers - Mematahkan Penghalang Doa

Doa yang Menghasilkan Mujizat #2 Breaking Down Prayer Barriers - Mematahkan Penghalang Doa Doa yang Menghasilkan Mujizat #2 Breaking Down Prayer Barriers - Mematahkan Penghalang Doa PEMBUKAAN: Hari ini saya ingin membagikan kepada kita semua tentang Mematahkan Penghalang Doa. Minggu lalu kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Negara Indonesia ini banyak sekali terdapat benda-benda

BAB I PENDAHULUAN. Di Negara Indonesia ini banyak sekali terdapat benda-benda 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Negara Indonesia ini banyak sekali terdapat benda-benda peninggalan bersejarah dan purbakala yang merupakan warisan dari nenek moyang bangsa ini. Peninggalan

Lebih terperinci

yang masih dipertahankan di suku Jawa adalah Ritual Bulan suro.

yang masih dipertahankan di suku Jawa adalah Ritual Bulan suro. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Indonesia adalah sebagai sebuah Negara yang besar terkenal dengan keanekaragaman suku dan kebudayaan. Kepulauan Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke

Lebih terperinci

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TRADISI SURAN DI MAKAM GEDIBRAH DESA TAMBAK AGUNG KECAMATAN KLIRONG KABUPATEN KEBUMEN

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TRADISI SURAN DI MAKAM GEDIBRAH DESA TAMBAK AGUNG KECAMATAN KLIRONG KABUPATEN KEBUMEN PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TRADISI SURAN DI MAKAM GEDIBRAH DESA TAMBAK AGUNG KECAMATAN KLIRONG KABUPATEN KEBUMEN Oleh: Tanti Wahyuningsih program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa wahyutanti546@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Filled Notes. 1. Wawancara dengan Bapak YB. Hari/tanggal : Selasa, 27 Maret : Rumah Bapak YB : WITA.

Filled Notes. 1. Wawancara dengan Bapak YB. Hari/tanggal : Selasa, 27 Maret : Rumah Bapak YB : WITA. LAMPIRAN 90 Filled Notes 1. Wawancara dengan Bapak YB Hari/tanggal : Selasa, 27 Maret 2012 : Rumah Bapak YB : 16.30-18.35 WITA a) Arti kematian bagi orang Sabu. Made atau meninggal menurut kepercayaan

Lebih terperinci

Kajian Folklor dalam Upacara Nyadran di Pesarean Simbah Lowo Ijo di Desa Semagung Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo

Kajian Folklor dalam Upacara Nyadran di Pesarean Simbah Lowo Ijo di Desa Semagung Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo Kajian Folklor dalam Upacara Nyadran di Pesarean Simbah Lowo Ijo di Desa Semagung Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo Oleh : Ahmad Muhlasin program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa a_muhlasin@ymail.com

Lebih terperinci

Minggu 5 : Mengapa dan Bagaimana Saya Berdoa? Panduan Acara & Bantuan untuk Penceramah

Minggu 5 : Mengapa dan Bagaimana Saya Berdoa? Panduan Acara & Bantuan untuk Penceramah Minggu 5 : Mengapa dan Bagaimana Saya Berdoa? Panduan Acara & Bantuan untuk Penceramah Dokumen ini berisi panduan untuk keseluruhan acara, garis besar ceramah dan instruksi bagaimana memberikan ceramah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan aktivitasnya sehari-hari. Undang-undang kesehatan No. 23

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan aktivitasnya sehari-hari. Undang-undang kesehatan No. 23 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia karena tanpa kesehatan yang baik, maka setiap manusia akan sulit dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari.

Lebih terperinci

Cara Buang Sial Menggunakan Energi Aura & Ruawatan

Cara Buang Sial Menggunakan Energi Aura & Ruawatan Hai Sahabat semuanya, Senang sekali saya masih diberi kesempatan oleh Tuhan untuk bisa berbagi informasi kepada Anda. Oke kali saya secara khusus akan membahas tentang tema yang sangat penting untuk Anda

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keberadaan

I PENDAHULUAN. Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keberadaan 1 I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keberadaan kebudayaan adalah hasil dari karya manusia. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ritual bersih desa Mandhasiya (yang selanjutnya disebut RBDM) merupakan ritual bersih desa yang dilaksanakan setiap tujuh bulan sekali pada Wuku Mandhasiya (terdapat

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 INFORMED CONSENT Lembar Pernyataan Persetujuan oleh Subjek Saya yang bertanda tangan dibawah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS RITUAL MOLANG AREH

BAB IV ANALISIS RITUAL MOLANG AREH BAB IV ANALISIS RITUAL MOLANG AREH A. Prosesi Pelaksanaan Ritual Molang Areh Terdapat suatu aspek solidaritas primordial dari tradisi ritual molang areh adalah adat istiadat yang secara turun temurun dilestarikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dasar identitas diri dan integrasi sosial masyarakat. hidup berdampingan merupakan kekayaan dalam khasanah budaya

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dasar identitas diri dan integrasi sosial masyarakat. hidup berdampingan merupakan kekayaan dalam khasanah budaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak keragaman dari budaya, suku bangsa, agama, hingga aliran-aliran kepercayaan. Semua keragaman tersebut tumbuh di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya dengan

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (5/6)

Siapakah Yesus Kristus? (5/6) Siapakah Yesus Kristus? (5/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus Memiliki Semua Kuasa dan Penakluk Kematian Kode Pelajaran : SYK-P05 Pelajaran 05 - YESUS MEMILIKI SEMUA KUASA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kearifan nenek moyang yang menciptakan folklor (cerita rakyat, puisi rakyat, dll.)

BAB I PENDAHULUAN. kearifan nenek moyang yang menciptakan folklor (cerita rakyat, puisi rakyat, dll.) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ada peribahasa yang menyebutkan di mana ada asap, di sana ada api, artinya tidak ada kejadian yang tak beralasan. Hal tersebut merupakan salah satu kearifan nenek

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Membicarakan mantra dalam ranah linguistik antopologi tidak akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Membicarakan mantra dalam ranah linguistik antopologi tidak akan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membicarakan mantra dalam ranah linguistik antopologi tidak akan terlepas dari gambaran akan bahasa dan budaya penuturnya. Peran bahasa sangatlah penting dalam kehidupan

Lebih terperinci

KEBUDAYAAN SUKU BANJAR

KEBUDAYAAN SUKU BANJAR KEBUDAYAAN SUKU BANJAR 1. Batasan Membahas tentang kebudayaan suatu kelompok masyarakat merupakan bagian yang paling luas lingkupnya. Dalam tulisan ini kebudayaan dipahami sebagai sesuatu yang menunjuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal 32 ayat (1) dan

Lebih terperinci

JURNAL SKRIPSI. MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo)

JURNAL SKRIPSI. MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo) JURNAL SKRIPSI MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo) SKRIPSI Oleh: DESI WIDYASTUTI K8409015 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. penulis mengambil kesimpulan tentang Peraktek Pengobatan Magis Murningsih di

BAB IV PENUTUP. penulis mengambil kesimpulan tentang Peraktek Pengobatan Magis Murningsih di BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dan analisis pada bab-bab sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan tentang Peraktek Pengobatan Magis Murningsih di Desa Kunyit Kecamatan Bajuin

Lebih terperinci

Kalender Doa Februari 2017

Kalender Doa Februari 2017 Kalender Doa Februari 2017 Berdoa Bagi Pernikahan Dan Pertalian Keluarga Alkitab memberi gambaran mengenai pengabdian keluarga dalam Kitab Rut. Bisa kita baca di sana bagaimana Naomi dengan setia bepergian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengobat tradisional dukun atau tabib.masyarakat memiliki pandangan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. pengobat tradisional dukun atau tabib.masyarakat memiliki pandangan terhadap 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia melakukan berbagai cara untuk mendapatkan tubuh yang sehat, baik secara modern maupun tradisional. Pengobatan dan penyembuhan suatu jenis penyakit yang dilakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Etnis Bali memiliki kebudayaan dan kebiasaan yang unik, yang mana kebudayaan

I. PENDAHULUAN. Etnis Bali memiliki kebudayaan dan kebiasaan yang unik, yang mana kebudayaan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Etnis Bali memiliki kebudayaan dan kebiasaan yang unik, yang mana kebudayaan dan kebiasaan tersebut dapat dijadikan sebagai identitas atau jatidiri mereka. Kebudayaan yang

Lebih terperinci

Pikiran untuk menderita

Pikiran untuk menderita Ketika saya bertanya ke teman saya yang bekerja di divisi HRD sebuah bank terkenal tentang bagaimana bank tersebut mengelola karyawannya. Ia menjawab bahwa cara berpikir karyawan adalah menghindari penderitaan

Lebih terperinci

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Lampiran Ringkasan Novel KoKoro Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Kamakura menjadi sejarah dalam kehidupan keduanya. Pertemuannya dengan sensei merupakan hal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tradisi di dalam masyarakat. Sebuah siklus kehidupan yang tidak akan pernah

BAB I PENDAHULUAN. tradisi di dalam masyarakat. Sebuah siklus kehidupan yang tidak akan pernah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peninggalan kebudayaan tidak sama halnya dengan warisan, yang secara sengaja diwariskan dan jelas pula kepada siapa diwariskan. Kebudayaan merupakan suatu rekaman kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki keanekaragaman di segala aspek kehidupan. Keanekaragaman tersebut terlihat dari beragamnya kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, salah satu akibat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, salah satu akibat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, salah satu akibat dari kemajemukan tersebut adalah terdapat beraneka ragam ritual yang dilaksanakan dan dilestarikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Tinjauan Pustaka 1. Definisi Kebudayaan Kata kebudayaan berasal dari kata Sansekerta buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa budaya dari Etnis Tionghoa seperti Cheng beng, upacara

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa budaya dari Etnis Tionghoa seperti Cheng beng, upacara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan di suatu daerah dengan daerah lain pada umumnya berbeda, kebudayan tersebut senantiasa berkembang dari waktu ke waktu. Kebudayaan berkembang di sebabkan

Lebih terperinci

BAB IV MAKNA SIMBOLIS TRADISI LEMPAR AYAM DALAM PERSPEKTIF HERMENEUTIKA PAUL RICOEUR

BAB IV MAKNA SIMBOLIS TRADISI LEMPAR AYAM DALAM PERSPEKTIF HERMENEUTIKA PAUL RICOEUR 69 BAB IV MAKNA SIMBOLIS TRADISI LEMPAR AYAM DALAM PERSPEKTIF HERMENEUTIKA PAUL RICOEUR A. Implementasi Simbol dalam Perespektif Hermeneutika Paul Ricoeur Lempar ayam merupakan prosesi atau cara yang dilakukan

Lebih terperinci

NILAI PENDIDIKAN RELIGI PADA UPACARA SELAPANAN DALAM TRADISI ADAT JAWA (Studi Kasus di Desa Talang Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten)

NILAI PENDIDIKAN RELIGI PADA UPACARA SELAPANAN DALAM TRADISI ADAT JAWA (Studi Kasus di Desa Talang Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten) NILAI PENDIDIKAN RELIGI PADA UPACARA SELAPANAN DALAM TRADISI ADAT JAWA (Studi Kasus di Desa Talang Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh

I. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki ribuan pulau yang tentunya pulau-pulau tersebut memiliki penduduk asli daerah yang mempunyai tata cara dan aspek-aspek

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Budaya pada dasarnya merupakan cara hidup yang berkembang, dimiliki dan

I. PENDAHULUAN. Budaya pada dasarnya merupakan cara hidup yang berkembang, dimiliki dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya pada dasarnya merupakan cara hidup yang berkembang, dimiliki dan diwariskan manusia dari generasi ke generasi. Setiap bangsa memiliki kebudayaan, meskipun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. A. Proses Akulturasi Budaya Islam dengan Budaya Hindu di Desa

BAB IV ANALISA DATA. A. Proses Akulturasi Budaya Islam dengan Budaya Hindu di Desa BAB IV ANALISA DATA A. Proses Akulturasi Budaya Islam dengan Budaya Hindu di Desa Gununggangsir Agama merupakan tuntunan hakiki bagi manusia dalam memenuhi kebutuhan rohani sekaligus harapan kehidupan

Lebih terperinci

UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Ajastya

UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Ajastya 1 UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Ajastya Kelahiran Bodhisattva berikut menunjukkan bagaimana sebagai seorang pertapa, beliau mempraktikkan kemurahan hati dan pemberian secara terusmenerus,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari berbagai suku yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Setiap suku memiliki kebudayaan, tradisi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGI

BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGI BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGI Dalam bab ini berisi tentang analisa penulis terhadap hasil penelitian pada bab III dengan dibantu oleh teori-teori yang ada pada bab II. Analisa yang dilakukan akan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN. Tahun 2007 No. 15 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 15 TAHUN 2007

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN. Tahun 2007 No. 15 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 15 TAHUN 2007 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN Tahun 2007 No. 15 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG IZIN APOTEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekompleksitasan Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah membuat Indonesia menjadi

Lebih terperinci

BAB II PERKAWINAN DAN PUTUSNYA PERKAWINAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

BAB II PERKAWINAN DAN PUTUSNYA PERKAWINAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN BAB II PERKAWINAN DAN PUTUSNYA PERKAWINAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN 2.1 Pengertian Perkawinan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Danandjaja (1984 : 1) menyatakan bahwa folklore adalah pengindonesiaan

BAB I PENDAHULUAN. Danandjaja (1984 : 1) menyatakan bahwa folklore adalah pengindonesiaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Danandjaja (1984 : 1) menyatakan bahwa folklore adalah pengindonesiaan kata Inggris folklore. Kata itu adalah kata majemuk, yang berasal dari dua kata dasar folk dan

Lebih terperinci

BAB II SEJARAH SINGKAT PENGOBATAN ALTERNATIF PADEPOKAN SEMAR MESEM

BAB II SEJARAH SINGKAT PENGOBATAN ALTERNATIF PADEPOKAN SEMAR MESEM BAB II SEJARAH SINGKAT PENGOBATAN ALTERNATIF PADEPOKAN SEMAR MESEM A. Pengertian Pengobatan Alternatif Seiring perkembangan jaman, tekhnologi kedokteran semakin maju namun, dengan kemajuan tekhnologi tersebut

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi Bersyukur kepada sang pencipta tentang apa yang telah di anugerahkan kepada seluruh umat manusia,

Lebih terperinci

CINTA TELAH PERGI. 1 Penyempurna

CINTA TELAH PERGI. 1 Penyempurna CINTA TELAH PERGI 1 Penyempurna Enam belas tahun yang lalu seorang ibu bernama Rosa melahirkan seorang bayi perempuan, bayi yang selama ini bu Rosa dan pak Adam (suami bu Rosa) idam-idamkan selama dua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, kebudayaan pada umumnya tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, kebudayaan pada umumnya tumbuh dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan bermasyarakat, kebudayaan pada umumnya tumbuh dan berkembang sebagai suatu hal yang diterima oleh setiap anggota masyarakat bersangkutan, yang dipegang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning bangsa (kebudayaan itu menjadi cermin besar yang menggambarkan peradaban suatu bangsa). Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. idividu maupun sosial. secara individu, upacara pengantin akan merubah seseorang

BAB I PENDAHULUAN. idividu maupun sosial. secara individu, upacara pengantin akan merubah seseorang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upacara pengantin merupakan kejadian yang sangat penting bagi kehidupan idividu maupun sosial. secara individu, upacara pengantin akan merubah seseorang dalam

Lebih terperinci

Perayaan Dwiabad Agama Baha i: Pentingnya Persatuan Manusia. Musdah Mulia

Perayaan Dwiabad Agama Baha i: Pentingnya Persatuan Manusia. Musdah Mulia 1 Perayaan Dwiabad Agama Baha i: Pentingnya Persatuan Manusia Musdah Mulia Hari ini umat Baha i di seluruh dunia berada dalam suka cita merayakan dwiabad atau genap 200 tahun kelahiran Baha ullah. Untuk

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PEMONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PEMONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, S A L I N A N NOMOR 4/E, 2006 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PEMONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. bahwa Kota Malang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal 32 ayat (1) dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan kegiatan manusia untuk menguasai alam dan mengolahnya bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama sekali terdiri dari pesta keupacaraan yang disebut slametan, kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. terutama sekali terdiri dari pesta keupacaraan yang disebut slametan, kepercayaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut James Danandjaja (1997:52), terdapat fakta dan data yang ditemukan dalam masyarakat Indonesia yang masih memiliki kepercayaan terdapat mitos-mitos yang berkaitan

Lebih terperinci

REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN

REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN BEKERJA UNTUK YANG KECANDUAN REFORMASI KESEHATAN PERLU DILAKSANAKAN Setiap reformasi yang benar mendapat tempat dalam pekerjaan keselamatan dan cenderung mengangkat jiwa kepada satu kehidupan yang baru

Lebih terperinci

Analisis Fenomena Swing Voters Pada Pemilu Reformasi di Kabupaten Rembang. Oleh : Susi Dian Rahayu D2B

Analisis Fenomena Swing Voters Pada Pemilu Reformasi di Kabupaten Rembang. Oleh : Susi Dian Rahayu D2B Analisis Fenomena Swing Voters Pada Pemilu Reformasi di Kabupaten Rembang Oleh : Susi Dian Rahayu D2B 009 005 Serial Primbon 83 Hari Baik Pindah Rumah Cara menghitung dan kemudian memilih hari yang baik

Lebih terperinci

BUKU KEDUA TINDAK PIDANA BAB I TINDAK PIDANA TERHADAP KEAMANAN NEGARA Bagian Kesatu Tindak Pidana terhadap Ideologi Negara Paragraf 1 Penyebaran Ajaran Komunisme/Marxisme-Leninisme Pasal 212 (1) Setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. majemuk. Sebagai masyarakat majemuk (plural society) yang terdiri dari aneka

BAB I PENDAHULUAN. majemuk. Sebagai masyarakat majemuk (plural society) yang terdiri dari aneka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara yang mempunyai masyarakat yang majemuk. Sebagai masyarakat majemuk (plural society) yang terdiri dari aneka ragam suku bangsa dengan

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM PERNIKAHAN ADAT MASYARAKAT SAD SETELAH BERLAKUNYA UU NO. 1 TAHUN A. Pelaksanaan Pernikahan SAD Sebelum dan Sedudah UU NO.

BAB IV SISTEM PERNIKAHAN ADAT MASYARAKAT SAD SETELAH BERLAKUNYA UU NO. 1 TAHUN A. Pelaksanaan Pernikahan SAD Sebelum dan Sedudah UU NO. 42 BAB IV SISTEM PERNIKAHAN ADAT MASYARAKAT SAD SETELAH BERLAKUNYA UU NO. 1 TAHUN 1974 A. Pelaksanaan Pernikahan SAD Sebelum dan Sedudah UU NO.1/1974 Pelaksanaan Pernikahan Suku Anak Dalam merupakan tradisi

Lebih terperinci

BAB II BATIK BASUREK SEBAGAI IDENTITAS BENGKULU

BAB II BATIK BASUREK SEBAGAI IDENTITAS BENGKULU BAB II BATIK BASUREK SEBAGAI IDENTITAS BENGKULU 2.1. Kain Batik Basurek Bengkulu Kain Basurek merupakan salah satu bentuk batik hasil kerajinan tradisional daerah Bengkulu yang telah diwariskan dari generasi

Lebih terperinci

Kajian Folklor Tradisi Larungan di Desa Pagubugan Kulon Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap

Kajian Folklor Tradisi Larungan di Desa Pagubugan Kulon Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap Kajian Folklor Tradisi Larungan di Desa Pagubugan Kulon Kecamatan Binangun Kabupaten Cilacap Oleh: Sutarmi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa sutarmiyasa@yahoo.com Abstrak: Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di mana kekuatan karakter merupakan trait positif yang ditampilkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. di mana kekuatan karakter merupakan trait positif yang ditampilkan melalui BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Spiritualitas merupakan salah satu bagian dari kekuatan karakter individu, di mana kekuatan karakter merupakan trait positif yang ditampilkan melalui pikiran,

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (2/6)

Siapakah Yesus Kristus? (2/6) Siapakah Yesus Kristus? (2/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus adalah Firman Allah dan Anak Allah Kode Pelajaran : SYK-P02 Pelajaran 02 - YESUS ADALAH FIRMAN ALLAH DAN ANAK

Lebih terperinci

Babel sudah Rubuh: Keluarlah dari Padanya, hai umat-ku!

Babel sudah Rubuh: Keluarlah dari Padanya, hai umat-ku! Babel sudah Rubuh: Keluarlah dari Padanya, hai umat-ku! Dunia akan berakhir! Waktu akan segera tidak ada lagi. Puncak dari segala zaman akan segera terjadi di atas dunia. Di dalam waktu yang sangat berbahaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makam yang merupakan tempat disemayamkannya Ngabei Loring Pasar

BAB I PENDAHULUAN. makam yang merupakan tempat disemayamkannya Ngabei Loring Pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makam Kotagede atau sering disebut juga dengan Sargede adalah sebuah makam yang merupakan tempat disemayamkannya Ngabei Loring Pasar Sutawijaya, pendiri kerajaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan bangsa di dunia yang mendiami suatu daerah tertentu memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing, setiap bangsa memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang dalam kesibukan dan aktivitas yang terus dijalani, tidak

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang dalam kesibukan dan aktivitas yang terus dijalani, tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang dalam kesibukan dan aktivitas yang terus dijalani, tidak menyadari bahwa tubuhnya terus berinteraksi dengan sesama lingkungan, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.

Lebih terperinci

BAB II RIWAYAT KEHIDUPAN H. ALI MISNO

BAB II RIWAYAT KEHIDUPAN H. ALI MISNO BAB II RIWAYAT KEHIDUPAN H. ALI MISNO A. Kehidupan Masa Kecil H. Ali Misno H. Sulaiman Akbar atau yang biasa dikenal H. Ali Misno oleh masyarakat Desa Klapagading Kulon, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam upaya ini pemerintah berupaya mencerdaskan anak bangsa melalui proses pendidikan di jalur

Lebih terperinci