RISALAH SIDANG PEMBUKTIAN PERKARA NO. 012/PUU-I/2003 PENGUJIAN UU NO. 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR 1945

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RISALAH SIDANG PEMBUKTIAN PERKARA NO. 012/PUU-I/2003 PENGUJIAN UU NO. 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR 1945"

Transkripsi

1 Nomor: 012/PUU-I/2003 insyayjele MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PEMBUKTIAN PERKARA NO. 012/PUU-I/2003 PENGUJIAN UU NO. 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR 1945 SELASA, 24 MARET 2004 JAKARTA 2004

2 KETERANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PEMBUKTIAN PERKARA NO. 012/PUU-I/2003 PENGUJIAN UU No. 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP UUD H a r i : Selasa 2. Tanggal : 24 Maret Waktu : WIB 4. Tempat : Ruang Sidang Mahkamah Konstitusi RI Jl. Medan Merdeka Barat No. 7 Jakarta Pusat 5. Susunan Persidangan: 1. Prof. Dr. H.M. LAICA MARZUKI, S.H. ( K e t u a ) 2. H. ACHMAD ROESTANDI, S.H. ( Anggota ) 3. Prof. H.A. SYARIFUDDIN NATABAYA, S.H., LLM. ( Anggota ) 4. Dr. HARJONO, S.H., MCL. ( Anggota ) 5. I DEWA GEDE PALGUNA, S.H., MH. ( Anggota ) 6. MARUARAR SIAHAAN, S.H. ( Anggota ) 7. SOEDARSONO, S.H. ( Anggota ) 6. Pemohon : Saeful Tavip. Dkk. 7. Panitera Pengganti : Triyono Edy Budhiarto, S.H. 8. Acara : Pembuktian 9. Transkriptor : Dewi Hastuti

3 JALANNYA SIDANG SIDANG DIBUKA PUKUL WIB 1. KETUA : Prof. Dr. H. M. LAICA MARZUKI, S.H. Sidang Pleno Mahkamah Konstitusi dalam Perkara Permohonan Pengujian undang-undang, dalam hal ini Perkara No. 012/PUU-I/2003 sehubungan dengan permohonan pengujian undang-undang terhadap Undang-undang tentang Ketenagakerjaan dengan ini dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum. KETUK PALU 1 X Saudara petugas, agar para Pemohon atau kuasanya dipanggil memasuki ruangan sidang. Saudara para Kuasa Pemohon sebagaimana lazimnya Saudara diminta memperkenalkan diri kepada Majelis, siapa-siapa saja yang hadir dalam persidangan ini dan dalam kualitas sebagai apa selaku para kuasa hukum atau selaku Pemohon materiil. Silakan. 2. PEMOHON : ASTINAWATI Majelis hakim yang terhormat saya Astinawati, kuasa dari Pemohon. Kemudian Erna Ratna Ningsih, kuasa Pemohon dari LBH Jakarta, dan Surya Chandra kuasa dari Pemohon juga. 3. KETUA : Prof. Dr. H. M. LAICA MARZUKI, S.H. Saudara para kuasa hukum para Pemohon, apakah persidangan pada hari ini dikandung maksud untuk mengajukan ahli atau saksi? 4. PEMOHON : ASTINAWATI Sebenarnya kami berencana menghadirkan ahli tetapi ahli yang kami hadirkan tidak bisa hadir karena dia menjadi dosen setiap hari Rabu. Jadi ada dua saksi yang kami hadirkan pada hari ini, tapi kami meminta kepada Majelis Hakim yang terhormat bisa dilakukan persidangan pada hari Selasa untuk pemeriksaan ahli. Karena setiap hari Rabu, beliau itu mengajar. 5. KETUA : Prof. Dr. H. M. LAICA MARZUKI, S.H. Ya. Jadi saudari kuasa hukum meminta hari apa? 1

4 6. PEMOHON : ASTINAWATI Selasa, jika Pak Hakim berkenan. 7. KETUA : Prof. Dr. H. M. LAICA MARZUKI, S.H. Selasa ya? Baik. Pada persidangan pada hari ini dikandung maksud untuk mengajukan 2 orang calon saksi? 8. PEMOHON : ASTINAWATI Ya. 9. KETUA : Prof. Dr. H. M. LAICA MARZUKI, S.H. Baiklah. Saksi pertama siapa Saudara kuasa hukum? 10. PEMOHON : ASTINAWATI Siti, Majelis Hakim. 11. KETUA : Prof. Dr. H. M. LAICA MARZUKI, S.H. Saudara petugas, supaya calon saksi dipanggil untuk memasuki ruang sidang. 12. KETUA : Prof. Dr. H. M. LAICA MARZUKI, S.H. Saudari calon saksi, nama saudari? 13. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Ya. Nama saya Siti Istikharah. 14. KETUA : Prof. Dr. H. M. LAICA MARZUKI, S.H. Agama yang saudari anut? 15. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Agama Islam. 16. KETUA : Prof. Dr. H. M. LAICA MARZUKI, S.H. Sesuai dengan peraturan yang berlaku, seorang calon saksi diwajibkan mengucapkan sumpah. Guna memimpin sumpah ini kami persilakan Hakim Konstitusi Prof. Natabaya yang berhormat. Saudara petugas, silakan. 2

5 17. HAKIM : Prof. H. A. S. NATABAYA, S.H., LL.M. Turut apa yang saya katakan. Demi Allah saya bersumpah bahwa saya sebagai saksi akan menerangkan yang sebenarnya tidak lain dari yang sebenarnya. 18. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Demi Allah saya bersumpah bahwa saya sebagai saksi akan menerangkan yang sebenarnya tidak lain dari yang sebenarnya. 19. KETUA : Prof. Dr. H. M. LAICA MARZUKI, S.H. Saudara dipersilakan duduk. Saudara, guna kesempatan pertama dipersilakan para kuasa hukum untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan guna menggali kesaksian yang bersangkutan. Saudara para kuasa Pemohon, kami mengingatkan kepada para kuasa hukum pertama-tama, bahwa yang ditanyakan kepada saksi ialah sebatas apa yang dialami sendiri oleh saksi, apa yang didengar sendiri dan apa yang dilihat sendiri. Dan kemudian dari majelis meminta kiranya para kuasa hukum tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang stereotik yang bersifat pengulangan. Terima Kasih. 20. PEMOHON : ERNA RATNA NINGSIH Terima kasih Majelis Hakim yang terhormat. Saudara saksi, pekerjaan Saudara saksi sekarang sebagai apa? 21. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Saya sebagai pengangguran. 22. PEMOHON : ERNA RATNA NINGSIH Sejak kapan, Saudara saksi? 23. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Sejak tanggal 14 Maret PEMOHON : ERNA RATNA NINGSIH Sebelumnya bekerja dimana? 25. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Saya bekerja di PT. Ciquita. 26. PEMOHON : ERNA RATNA NINGSIH Kenapa Saudara Saksi tidak bekerja lagi di sana? 3

6 27. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Karena ada PHK massal. 28. PEMOHON : ERNA RATNA NINGSIH PHK massal? 29. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Ya. 30. PEMOHON : ERNA RATNA NINGSIH Alasan saudari saksi sendiri di PHK apa? 31. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Alasan di PHK karena perusahaan ingin melakukan efisiensi, dari 502 karyawan menjadi 300 karyawan. 32. PEMOHON : ERNA RATNA NINGSIH Bisa Saudara ceritakan proses yang tadi Saudara sebutkan sebagai PHK massal? 33. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Prosesnya, kami dari serikat buruh mengajukan surat ke manajemen untuk melakukan negosiasi tentang kenaikan upah PEMOHON : ERNA RATNA NINGSIH Negosiasi? 35. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Negosiasi upah, kenaikan upah. 36. PEMOHON : ERNA RATNA NINGSIH Kapan itu? 37. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Itu kami lakukan bulan Januari tahun PEMOHON : ERNA RATNA NINGSIH Hasil dari negosiasi tersebut? 4

7 39. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Sampai hampir akhir Januari tidak ada pertemuan dan tidak ada tanggapan dari pihak manajemen. Akhirnya kami membuat surat kembali bahwa supaya kita bisa bertemu untuk berunding tentang kenaikan upah. 40. PEMOHON : ERNA RATNA NINGSIH Setelah itu bagaimana Saudara saksi? Apakah ada pertemuan lanjutan dengan pihak pengusaha? 41. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Ya. Waktu itu ada pertemuan dengan semua Kepala Bagian, Manajer dan semua Serikat Pekerja. Tetapi bukan bicara tentang kenaikan upah, melainkan membicarakan kondisi perusahaan yang lagi sulit. 42. PEMOHON : ERNA RATNA NINGSIH Jadi surat yang tadi Saudara ajukan untuk kenaikan upah itu tidak ada tanggapan atau tindak lanjutnya? 43. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Ada tanggapan, hanya ada 3 orang dari sejumlah karyawan yang memang gajinya masih dibawah UMR, itu naik. Jadi sesuai dengan UMK Tangerang yaitu Rp ,00. Jadi hanya 3 orang, selebihnya itu menunggu setelah selesai Pemilu. 44. PEMOHON : ERNA RATNA NINGSIH Kembali lagi tadi kepada pertemuan yang tadi Saudara katakan bahwa pengusaha mengatakan bahwa kondisi perusahaan sedang pailit. Itu bagaimana pertemuan tersebut? 45. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Pertemuan tersebut itu banyak dibantah dari teman-teman kami (serikat buruh) bahwa sebenarnya tidak begitu karena kalau kondisi perusahaan itu sangat buruk, soal order itu kita masih bekerja seperti biasa bahkan masih banyak bagian-bagian yang harus lembur. 46. PEMOHON : ERNA RATNA NINGSIH Alasannya apa untuk tidak menaikan, tadi Saudara mengatakan bahwa meminta kenaikan upah Tahun 2004, kemudian alasan dari perusahaan itu sendiri apa? 47. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Alasannya kondisi perusahaan lagi sulit. Karena ada beberapa hal yang dia harus membayar hutang, misalkan hutang bahan baku, hutang 5

8 pajak, hutang ke Pemerintah, yang jelas seperti itu. Dan itu harus diselesaikan, makanya kami diminta untuk tidak meminta naik upah dulu. 48. PEMOHON : ERNA RATNA NINGSIH Saudara bekerja di sana, Saudara melihat tidak bahwa memang perusahaan tersebut itu dalam keadaan pailit, maksudnya mungkin bisa dilihat dari order-order yang ada apakah mengalami penurunan atau tetap sama seperti yang dulu atau mengalami kenaikan? 49. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Sepertinya biasa saja kami bekerja dan order juga biasa. Tidak ada penurunan, karena kalau dilihat ada penurunan artinya tidak ada jam lembur. Tetapi kenyataan jadi berbeda ketika bicara kondisi pailit justru teman-teman saya banyak yang harus pulang pagi, istilahnya kerja 12 jam seperti itu? 50. PEMOHON : ERNA RATNA NINGSIH Sebelumnya bekerja berapa jam? 51. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Sebenarnya biasa, jam kerja normal tetapi soal lembur itu hampir tiap hari ada. 52. PEMOHON : ERNA RATNA NINGSIH Lembur tiap hari ada? Berarti sebenarnya ada peningkatan jam kerja ya? 53. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Ya. 54. PEMOHON : ERNA RATNA NINGSIH Kemudian, setelah apa yang dilakukan oleh pihak perusahaan untuk apa, mereka mengatakan perusahaan dalam kondisi pailit. Kemudian apa tindakan terhadap yang dilakukan oleh pihak perusahaan terhadap buruh? 55. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Yang dilakukan kemudian ingin mengadakan efisiensi, kemudian juga bahwa perusahaan ini akan dijual. Mari kita bersama-sama mencari orang yang mau membeli, dan itu ditawarkan kepada Serikat Pekerja. Silakan kalau memang Serikat Pekerja ada orang yang berminat untuk membeli perusahaan ini kita akan jual. Dengan catatan, waktu itu kalau sampai laku 10 milyar, 8 milyar adalah milik karyawan, haknya karyawan untuk membayar pesangon. 6

9 56. PEMOHON : ERNA RATNA NINGSIH Kemudian apakah dari pihak buruh juga menawarkan kepada perusahaan lain? 57. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Ya. Kami dari Serikat Pekerja mencoba untuk mencari informasi, kirakira ada orang tidak yang mau membeli. Dan ketika kami mengajukan bahwa sudah ada yang mau membeli ternyata keputusannya jadi berbeda, bahwa sekarang yang dulunya pemilik perusahaan itu adalah direktur, Direktur Utama-nya adalah Bapak H.Mohammad Thaha, pada saat itu langsung bahwa ini dijual kepada Bapak Erik Wijaya dan keluarganya. 58. PEMOHON : ERNA RATNA NINGSIH Siapa Bapak Erik Wijaya? 59. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Bapak Erik Wijaya adalah salah satu Direksi yang ada di PT. Ciquita. 60. PEMOHON : ERNA RATNA NINGSIH Berarti memang, apa, hanya ganti orang saja tetapi tetap itu dia juga di Perusahaan PT. Ciquita itu saja ya? 61. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Ya. 62. PEMOHON : ERNA RATNA NINGSIH Kemudian setelah berganti manajemen baru, apa yang dilakukan oleh manajemen baru untuk menanggapi yang tadi, tuntutan Saudara untuk kenaikan gaji? 63. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Tidak ada. Jadi tetap kita meminta supaya kenaikan gaji itu dibicarakan, tetapi tidak ada tanggapan bahwa kita tidak bicara kenaikan gaji. Kita bicara bagaimana melakukan perubahan di dalam perusahaan Ciquita ini. Akhirnya sampai keputusan terakhir bahwa hanya Perusahaan Ciquita akan menggunakan tenaga kerja sekitar 300 orang kemudian yang 200 diadakan efisiensi. 64. PEMOHON : ERNA RATNA NINGSIH Kalau yang awalnya itu status pekerjanya bagaimana, Saudara Saksi? Pertama tadi Saudara katakan 502 pekerja awalnya statusnya apa? 7

10 65. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Semua statusnya pekerja tetap semua. 66. PEMOHON : ERNA RATNA NINGSIH tidak? Kemudian ada manajemen baru, dengan 500 ini ada perubahan 67. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Itu belum sempat karena baru beberapa saat. Kemudian tetap kita melakukan perundingan, tapi intinya dari pihak manajemen ingin bahwa kita hanya menggunakan tenaga kerja 300 orang. Jadi selebihnya harus di PHK. Dan kami dari Serikat Pekerja kembalikan lagi kepada anggotanya bahwa kita yang 200 orang efisiensi ini akan mendapatkan dua kali PMTK. Tetapi bagaimana nasib teman-teman saya yang 300 orang bekerja dan itu pun fasilitas-fasilitas yang lainnya sudah mulai dihilangkan, misalnya pengobatan sudah mulai dihilangkan. Kemudian dengar informasi bahwa kita akan menggunakan jam kerja panjang, 12 jam sehari. Jadi teman-teman saya menjadi, lebih baik kita kumpul dulu bagaimana bicara nanti, ternyata sepakat, dari 502 orang sepakat untuk tidak ikut bergabung dengan manajemen baru dengan kompensasi satu kali PMTK. 68. PEMOHON : ERNA RATNA NINGSIH Jadi dari 502 tersebut tidak ada satupun yang bekerja kembali? 69. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Tidak. Artinya dari 502 orang itu setuju untuk keluar semua dengan ada imbalan kompensasi satu kali PMTK. 70. PEMOHON : ERNA RATNA NINGSIH Kemudian selanjutnya bagaimana, bisa saja ceritakan apa yang dilakukan oleh pihak perusahaan waktu itu? 71. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Setelah kami sampaikan hasil dari teman-teman kepada pihak manajemen, akhirnya kita semua putus hubungan pada tanggal 4 Maret Dan di situ langsung dibuat pengumuman dari pengusaha bahwa siapa yang masih mau bekerja kembali diminta membuat surat lamaran baru dengan masa kerja 0, sistem kerja baru dengan gaji Rp ,00 satu bulan dan tidak mendapatkan fasilitas apa-apa. 72. PEMOHON : ERNA RATNA NINGSIH Dari 502 orang tadi itu, berapa banyak yang kembali bekerja di perusahaan? 8

11 73. SAKSI : SITI ISTIKHARAH 230 orang yang bekerja kembali. 74. PEMOHON : ERNA RATNA NINGSIH Apakah Saudara Saksi termasuk di dalamnya? 75. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Tidak, tetapi saya sering datang ke perusahaan karena saya juga ingin tahu informasi dari teman-teman sampai saat ini bagaimana. Jadi meskipun saya tidak datang, teman-teman selalu memberikan informasi kepada saya. 76. PEMOHON : ERNA RATNA NINGSIH Dari 230 orang tersebut yang kemudian ada beberapa orang yang 0 tahun. Bagaimana status dari 230 orang yang kemudian di rekrut kembali oleh pihak perusahaan? 77. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Statusnya menjadi karyawan kontrak dan itu tidak ada surat perjanjian secara tertulis dari pihak manajemen kepada pekerjanya, jadi hanya secara lisan. 78. PEMOHON : ERNA RATNA NINGSIH Tidak ada perjanjian tertulis? 79. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Ya. 80. PEMOHON : ERNA RATNA NINGSIH Gaji? 81. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Gaji ada yang Rp ,00 sebulannya, kemudian ada yang Rp ,00 dengan jam kerja 12 jam. 82. PEMOHON : ERNA RATNA NINGSIH Apakah ada tunjangan-tunjangan yang sebelumnya itu diberikan oleh pihak perusahaan? 9

12 83. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Tidak ada, bahkan untuk fasilitas makan pun tidak diberikan. Jadi Rp ,00, Rp ,00 itu menjadi penghasilan kotor. 84. PEMOHON : ERNA RATNA NINGSIH Apakah itu cukup untuk menghidupi, dengan kondisi seperti itu cukup tidak untuk sehari-hari? 85. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Sampai hari kemarin tanggal 23, ada 7 orang kawan saya mengatakan sampai saat ini masih ada 180 orang yang masih bertahan karena mereka ingin mengetahui seperti apa sebenarnya. Kalau menurut mereka, memang mereka tidak cukup karena mereka punya anak, biaya sekolah, buat bayar kontrakan, untuk makan sehari-hari saja mereka tidak cukup, karena anak mereka sudah ada yang di SMP, SMA, rata-rata suami istri bekerja di situ. 86. PEMOHON : SURYA TJANDRA Saudara saksi, bisa diceritakan sedikit tentang perusahaan tempat sauadara saksi bekerja itu produk perusahaannya apa? 87. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Produknya resleting. 88. PEMOHON : SURYA TJANDRA Apakah untuk pasar dalam negeri atau untuk ekspor? 89. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Ekspor dan dalam negeri juga. 90. PEMOHON : SURYA TJANDRA Mereknya? 91. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Mereknya Chiq. 92. PEMOHON : SURYA TJANDRA Alamat perusahaan? 10

13 93. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Jalan Halim Perdana Kusuma No. 88 Kebon Besar, Batu Ceper, Tangerang, Banten. 94. PEMOHON : SURYA TJANDRA Kalau alamat Saudara sendiri dekat-dekat situ juga? 95. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Ya, awalnya saya di dekat-dekat tempat kerja bahkan saya sempat tinggal di asrama selama kurang lebih 2 tahun. 96. PEMOHON : SURYA TJANDRA Yang kedua, tadi Saudara menjelaskan kalau awal dari persoalan ini adalah tuntutan dari teman-teman Saudara para buruh akan kenaikan upah. Bisa Saudara jelaskan kenapa Anda dan teman-teman menuntut kenaikan upah kepada perusahaan? 97. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Karena setiap tahun kebutuhan ekonomi itu yang jelas semakin meningkat, semakin tinggi. Harga-harga semakin melambung, tetapi kalau dengan penghasilan yang seperti itu secara otomatis juga kita tidak cukup, itu yang pertama. Kemudian yang kedua,karena kita sudah lama rata-rata teman-teman saya di sana bekerja sudah di atas 10 tahun sampai 20 tahun. Jadi mereka sudah tidak sepantasnya lagi harus mengikuti UMK gaji yang ditentukan untuk di bawah 1 tahun. Ini yang menjadi persoalan kami sebagai Serikat Pekerja memintakan kepada pihak manajemen supaya kawan-kawan saya juga menjadi diperhatikan nasibnya, misalnya seperti kebutuhan sehari-hari yang jelas itu. 98. PEMOHON : SURYA TJANDRA Maksud Saudara yang sudah bekerja 10 atau 20 tahun itu gajinya adalah UMK? 99. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Sebenarnya tidak, karena dari awalnya hanya 3 orang yang bisa naik, selebihnya tidak bisa, jadi harus menunggu sampai Pemilu. Sementara kebutuhan makan itu tidak bisa ditunda, tidak usah makan sampai nanti selesai Pemilu PEMOHON : SURYA TJANDRA Kenapa harus tunggu sampai selesai Pemilu? 11

14 101. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Ya, kata perusahaan kondisi politik yang tidak menentu, kemudian keamanan juga ini menjadi salah satu alasannya PEMOHON : SURYA TJANDRA Kalau gaji Saudara sendiri terakhir di sana berapa? 103. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Saya terima gaji terakhir Rp , PEMOHON : SURYA TJANDRA Itu sudah termasuk tunjangan, sudah termasuk uang makan dan sebagainya? 105. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Ya PEMOHON : SURYA TJANDRA Jadi total upahnya itu ya? 107. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Ya PEMOHON : SURYA TJANDRA Sudah berapa tahun Saudara bekerja di sana? 109. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Saya bekerja 14 tahun PEMOHON : SURYA TJANDRA Kalau UMK itu maksudnya apa? 111. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Upah Minimum Kota atau Provinsi PEMOHON : SURYA TJANDRA Di Tangerang itu berapa Saudara Saksi? 12

15 113. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Di Tangerang itu Rp , PEMOHON : SURYA TJANDRA Baik. Tadi juga Saudara menjelaskan kalau berawal dari tuntutan upah, lalu ada negosiasi tetapi yang muncul adalah perusahaan menjelaskan kalau kondisi sedang sulit dan sebagainya, tidak ada negosiasi dan terakhir ditawarkan untuk PHK? 115. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Ya PEMOHON : SURYA TJANDRA Kenapa menurut pengetahuan Saudara Saksi, kawan-kawan Saudara itu memilih untuk di PHK saja dari pada terus kerja? 117. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Karena kami sudah mendengarkan informasi dari pihak manajemen yang baru artinya di sini Bapak Erik Wijaya, bahwa mereka akan melakukan sistem kerja kontrak. Jadi nanti semakin tidak jelas kawan-kawan saya, kalau kita tidak menerima itu jadi semua fasilitas itu akan hilang, kemudian status kita juga semakin tidak jelas PEMOHON : SURYA TJANDRA Yang mengatakan akan dipekerjakan kontrak itu siapa? 119. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Dari pemilik perusahaan Bapak Erik Wijaya PEMOHON : SURYA TJANDRA Pada waktu negosiasi? 121. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Ya, karena akan lebih menguntungkan ketika menggunakan tenaga kerja kontrak PEMOHON : SURYA TJANDRA Lalu apa untungnya kalau mengundurkan diri? 13

16 123. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Teman-teman juga merasakan bahwa kita sudah bekerja 10 sampai 20 tahun rata-rata. Kemudian kalau kita langsung keluar begitu saja kita sudah ada upaya untuk mempertahankan supaya jangan terjadi tenaga kerja kontrak. Tetapi karena kondisi mendesak seperti itu, kawan-kawan saya akhirnya berpikiran bahwa kalau saya keluar sekarang saya dapat satu kali PMTK, tapi kalau saya nanti langsung dibuat kontrak itu saya tidak akan mendapatkan apa-apa, itu yang jelas PEMOHON : SURYA TJANDRA Jadi pilihan itu kalau saya katakan karena terpaksa betul apa tidak? 125. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Ya, tidak ada pilihan lain PEMOHON : SURYA TJANDRA Setelah itu, sebagian teman-teman Saudara memilih bekerja lagi? 127. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Ya PEMOHON : SURYA TJANDRA Walaupun dengan kondisi yang tadi Saudara katakan menjadi kontrak,lalu juga upahnya turun, lalu ada sistem baru misalnya kerja 12 minimal seperti itu, lalu tidak ada perjanjian tertulis, itu betul begitu? 129. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Ya, betul PEMOHON : SURYA TJANDRA Mengapa mereka memilih untuk bekerja lagi akhirnya dengan kondisi seperti itu? 131. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Mereka ingin mencoba sebenarnya, sementara jadi pengangguran itu bagaimana, jadi pengangguran itu tidak enak, kemudian tidak dapat penghasilan, sementara kebutuhan terus, ini mau tidak mau tawaran kerja kontrak itu akhirnya mereka terima PEMOHON : SURYA TJANDRA Itu apakah juga karena terpaksa oleh keadaan atau tidak bisa kerja ditempat lain atau bagaimana? 14

17 133. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Yang jelas dari segi usia saja sudah tidak mungkin bekerja di tempat lain, artinya untuk melamar sementara pelamar-pelamar muda itu masih banyak. Kemudian dari segi ekonomi yang jelas bagi suami istri yang bekerja dan sekarang ter PHK tidak mungkin mereka dua-duanya akan menganggur. Akhirnya dengan sangat terpaksa mereka menerima PEMOHON : SURYA TJANDRA Menurut pengetahuan Saudara saksi bagaimana, apakah mereka sekarang teman-teman Saudara yang bekerja lagi itu memilih bekerja lagi dengan kondisi yang baru itu keadaannya jadi lebih baik atau bagaimana keadaannya sekarang. Bisa Saudara jelaskan? 135. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Justru yang dikeluhkan anak-anak mereka itu jadi tidak terawat. Karena seharian penuh sampai malam bahkan, berangkat pagi pulang malam anaknya menjadi tidak terurus dan akhirnya banyak juga yang memutuskan untuk mengundurkan diri. Rata-rata bagi sang istrinya yang bekerja disitu, suami istri yang bekerja disitu, istrinya mengundurkan diri untuk mengurus anaknya PEMOHON : SURYA TJANDRA Mereka juga sama upahnya Rp ,00 sekali sekian-sekian itu? 137. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Ya PEMOHON : SURYA TJANDRA Saudara tahu, atau sudah pernah tahu tidak yang namanya undangundang nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan? 139. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Ya, tahu PEMOHON : SURYA TJANDRA Apa yang Saudara ketahui tentang itu dalam kaitan dengan kasus Saudara? 141. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Yang saya tahu bahwa dengan kasus ketika kita memutuskan untuk tidak bergabung dengan kompensasi satu kali PMTK kita terima, itu kita tahu. Kemudian juga tentang tenaga kerja kontrak bahwa itu boleh, bahwa 15

18 di undang-undang 13 itu boleh melakukan pekerja kontrak meskipun dalam keadaannya pekerjaan itu tidak bisa dikontrakan karena pekerjaannya yang sifatnya itu menentu, tidak ada habisnya karena yang dikerjakan itu-itu juga PEMOHON : SURYA TJANDRA Lalu apa lagi yang Saudara ketahui tentang undang-undang nomor 13 Tahun 2003 itu? 143. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Yang jelas Undang-undang Nomor 13 itu sudah diundangkan dan sudah di sahkan dan di legalkan oleh Pemerintah yang sebenarnya itu membuat kami sebagai pekerja yang tadinya menjadi pekerja tetap menjadi pekerja kontrak. Artinya itu sah bagi Pemerintah karena itu sudah di legalkan tetapi itu menderita bagi kami sebagai pekerja karena kami menjadi tidak jelas nasibnya, ke depannya menjadi terkatung-katung, bukan untuk menanggulangi pengangguran melainkan ini hanya merupakan suatu rotasi saja. Saat ini saya yang menganggur, sementara teman-teman saya yang bekerja, suatu saat gantian, teman-teman saya yang menganggur saya yang bekerja, itulah yang kami tahu PEMOHON : SURYA TJANDRA Apakah perusahaan Saudara waktu itu PT Chiquita itu juga menyebut-nyebut soal undang-undang ini? 145. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Ya, memang semua berdasarkan dari undang-undang. Ketika kita bicara tentang kenaikan upah pun mereka langsung di sini tidak ada, jadi tidak perlu itu naik upah. Kemudian tentang kompensasi PHK itu juga mereka langsung menggunakan. Menggunakan bahwa itu kalau kita tidak bergabung dengan pemilik baru mendapatkan satu kali PMTK, ya mereka langsung buka undang-undang yang ini sudah sah dan ini harus dilakukan. Kemudian di Chiquita tadi sudah memberlakukan itu akhirnya kami yang 502 orang itu menjadi terlantar, menjadi tidak jelas nasibnya. 200 orang bekerja sementara yang lainnya menjadi pengangguran, nanti yang bekerja 3 bulan keluar sementara yang lainnya masih ini menjadi semakin tidak jelas PEMOHON : SURYA TJANDRA Terima kasih. Cukup dari saya, Pak KETUA : Prof. Dr. H. M. LAICA MARZUKI, S.H. Selanjutnya giliran para Hakim Konstitusi untuk mengajukan pertanyaan kepada saksi. Apa yang bakal ditanyakan oleh para Hakim 16

19 Konstitusi belum mencerminkan sikap dari masing-masing Hakim Konstitusi, sifatnya adalah minta klarifikasi dan menggali lebih dalam dari apa yang Saudara kemukakan tadi. Saya mulai dari sebelah kiri saya, pertama-tama saya persilakan Hakim Konstitusi Prof. Natabaya yang berhormat, silakan HAKIM : Prof. H. A. S. NATABAYA, S.H., LL.M. Saudara Saksi, tadi ada Saudara saksi mengatakan bahwa perusahaan tempat Anda bekerja itu pailit. Apakah Saudara mengerti apa pengertian pailit? 149. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Pengertian pailit itu kalau menurut saya, pailit itu tidak ada order, tidak bisa bekerja, tidak produksi itu yang saya tahu itu pailit HAKIM : Prof. H. A. S. NATABAYA, S.H., LL.M. Yang kedua, coba ulang apa alasan saksi minta PHK? 151. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Sebenarnya ini sudah menjadi keputusan bersama dari semua karyawan bahwa kita lebih baik memilih PHK dengan kompensasi satu kali PMTK, kemudian nanti kalau masih bekerja itu akan tidak mendapatkan satu kali PMTK, kemudian juga nasib kita akan menjadi tidak jelas karena kontraknya juga tidak jelas HAKIM : Prof. H. A. S. NATABAYA, S.H., LL.M. Jadi perusahaan itu menurut Saudara tadi adalah pailit. Yang menyatakan pailit itu penilaian Saudara atau ada pernyatan dari perusahaan itu? 153. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Yang menyatakan pailit itu adalah dari pengusaha sendiri HAKIM : Prof. H. A. S. NATABAYA, S.H., LL.M. Jadi perusahaan yang menyatakan pailit SAKSI : SITI ISTIKHARAH Ya HAKIM : Prof. H. A. S. NATABAYA, S.H., LL.M. Karena perusahaan itu pailit, apa menurut perusahaan itu yang akan mereka lakukan? 17

20 157. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Efisiensi HAKIM : Prof. H. A. S. NATABAYA, S.H., LL.M. Efisiensi itu caranya bagaimana perusahaan mengatakan? 159. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Sampai saat itu kita belum bicara tentang sistemnya seperti apa mau melakukan efisiensi, yang jelas hanya akan menggunakan tenaga kerja 300 orang HAKIM : Prof. H. A. S. NATABAYA, S.H., LL.M. Karena perusahaan ini dalam keadaan pailit, perusahaan akan mengadakan efisiensi, salah satu untuk melakukan efisiensi itu adalah, supaya berhasil guna, maka jumlah tenaga kerja yang berjumlah 503 orang itu harus dijadikan 300 orang, jadi akan dipangkas 200 tenaga kerja, mendengar itu Saudara memilih di PHK, karena cara efisiensinya tadi ada dua macam pilihan hubungan kerja bagaimana tadi itu? Ada hubungan kerja kontrak dengan hubungan kerja? 161. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Ya, dengan efisiensi yang 200 orang artinya masih ada 300 orang kawan-kawan saya yang harus tetap bekerja, dan menggunakan sistem kerja baru yaitu kerja kontrak HAKIM : Prof. H. A. S. NATABAYA, S.H., LL.M. Yang 300 orang itu akan dilaksanakan dengan cara sistem kontrak, mendengar itu terpikirlah dibenak yang 200 orang ini, dari pada dengan sistem yang baru itu lebih baik kita berhenti atau PHK, dengan pertimbangan apa? 163. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Dengan pertimbangan, sebelum yang 200 orang itu kita ketemu semua yang 500 orang, kita ketemu bicara bagaimana kalau hanya 300 orang saja yang dipakai kembali dengan sistem kontrak. Tetapi yang 300 orang ini, tidak akan mendapatkan kompensasi apa-apa. Jadi masa kerja hilang, kemudian yang 200 orang temen-temen saya itu akan mendapatkan kompensasi satu kali PMTK. Dari pada nanti 300 orang yang tidak semakin jelas ke depannya mereka akhirnya sepakat untuk tidak bergabung dengan pemilik baru. Dengan kompensasi satu kali PMTK secara keseluruhan semua dari 502 orang itu. 18

21 164. HAKIM : Prof. H. A. S. NATABAYA, S.H., LL.M. Yang 200 orang tadi, ya? 165. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Semua, akhirnya 502 orang semuanya mengundurkan diri HAKIM : Prof. H. A. S. NATABAYA, S.H., LL.M. Di adakan PHK nya itu adalah secara massal? Di dalam melaksanakan PHK secara massal itu, apakah hak-hak dari pada pekerja ini tadi dipenuhi sesuai ketentuan Undang-undang? 167. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Ya, kita sepakat waktu itu untuk menerima kompensasi 1 kali PMTK, mereka penuhi tanggal 4 kita dibayar semua HAKIM : Prof. H. A. S. NATABAYA, S.H., LL.M. Jadi, 500 orang itu setuju semua untuk berhenti sesuai dengan ketentuan menerima yang hasil pesangon yang tadi ya? Apanya yang menurut Saudara saksi ketentuan Nomor 13 ini ada yang dilanggar atau tidak? 169. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Yang dilanggarnya tidak ada Pak, karena semua sudah legal, tetapi menjadi persoalan ketika teman-teman saya ini menjadi pekerja kontrak HAKIM : Prof. H. A. S. NATABAYA, S.H., LL.M. Oh, jadi bukannya Saudara yang menjadi persoalan Saudara itu, tetapi orang lain yang menjadi pekerja kontrak seolah-olah menjadi persoalan Saudara ya? 171. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Karena saya tidak bekerja kembali HAKIM : Prof. H. A. S. NATABAYA, S.H., LL.M. Jadi Saudara tidak ada persoalan sebetulnya, hanya mempersoalkan dan menanyakan kenapa orang itu kok terima, jadi tidak ada persoalan sebetulnya yang langsung ada pengaruh akibat tindakan orang itu terhadap Saudara, hanya menanyakan ya? 173. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Pengaruhnya itu tadi Pak, semakin tidak jelas penghasilan kehidupan teman-teman saya semakin tidak jelas. 19

22 174. HAKIM : Prof. H. A. S. NATABAYA, S.H., LL.M. Jadi bukan persoalan Saudara, tetapi persoalan teman-teman Saudara itu saya bilang tadi KETUA : Prof. Dr. H. M. LAICA MARZUKI, S.H. Selanjutnya saya persilakan Hakim Konstitusi Prof.Mukhtie Fadjar yang terhormat HAKIM : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H., M.S. Saudara saksi, Saudara saksi tadi sudah bekerja 14 tahun? Dulu waktu kerja pertama usia berapa? 177. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Kurang lebih 16 tahun HAKIM : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H., M.S. Apakah saksi menjadi Serikat Pekerja? 179. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Ya HAKIM : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H., M.S. Tadi dikemukakan oleh saksi, bahwa perusahaan itu dijual, alasan dijualnya itu karena apa itu? 181. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Karena dari pihak pemilik lama itu sudah disampaikan bahwa itu pailit tidak sanggup untuk menaikkan upah kepada karyawan, kita harus membayar pajak, kita harus membayar hutang-hutang untuk bahan baku seperti itu HAKIM : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H., M.S. Menurut sepengetahuan saksi, apakah perusahaan itu memang betul-betul pailit atau bagaimana? Sepengetahuan saksi SAKSI : SITI ISTIKHARAH Kalau menurut saya sebetulnya tidak pailit ya Pak. Karena kalau menurut saya pengertian pailit itu tidak ada order, kemudian tidak produksi itu yang saya tahu. 20

23 184. HAKIM : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H., M.S. Apakah itu karena Serikat Pekerja minta kenaikan upah? 185. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Alasan awalnya memang dari situ, ketika kami dari serikat pekerja mengajukan surat ke pihak manajemen untuk membicarakan tentang kenaikan upah 2004, jadi berawal dari situ semuanya HAKIM : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H., M.S. Nah sekarang soal PHK, apakah PHK yang dialami oleh saksi dan teman-temannya itu atas permintaan sendiri atau apa yang Anda katakan tadi sebagai upaya efisiensi atau bagaimana? 187. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Itu ditawarkan, sempat ditawarkan dari pihak manajemen, akhirnya kami semua mengambil keputusan bahwa kita harus terima itu dengan terpaksa, karena kami sebenarnya kami masih ingin bekerja HAKIM : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H., M.S. Jadi sebenarnya masih ingin bekerja, tapi terpaksa menerima. Apakah alasan efisiensi itu sepengetahuan saksi sebagai aktivis Serikat Pekerja karena memang betul-betul untuk efisiensi atau sebetulnya sebagai dalih untuk memperbaiki atau merubah sistem hubungan kerja dari yang tadinya pekerja tetap menjadi pekerja kontrak, bagimana kira-kira sepengetahuan saksi SAKSI : SITI ISTIKHARAH Sepengetahuan saya Pak, itu menjadi acuan bahwa ini ada aturan untuk bisa memperlakukan tenaga kerja kontrak kenapa tidak begitu. Karena yang dipegang itu selalu Undang-undang No.13, ini sudah sah sudah bisa dipakai begitu. Kenapa kita lewatkan ini, kita juga tidak salah kalau melakukan ini. Tapi itu tadi, secara legal memang itu sudah sah dan boleh, dan akhirnya kami yang menjadi menderita HAKIM : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H., M.S. Jadi yang menawarkan tadi PHK atau perubahan hubungan kerja itu pemilik baru ya? Apakah suami saksi juga bekerja di perusahaan itu? 191. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Kebetulan saya belum berkeluarga Pak. 21

24 192. HAKIM : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H., M.S. Dari 502 orang pekerja itu berapa orang yang sampai sekarang masih bekerja dengan mengikuti model atau sistem kontrak itu? 193. SAKSI : SITI ISTIKHARAH 180 orang HAKIM : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H., M.S. Semua pekerja lama atau pekerja baru? 195. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Semua pekerja lama ditawarkan untuk membuat lamaran baru, kemudian ada 230 yang bekerja dan sampai kemarin tanggal 23 itu masih ada 180 kawan-kawan saya yang bekerja di sana HAKIM : Prof. ABDUL MUKHTIE FADJAR, S.H., M.S. Terakhir ya, saya mengulang satu pertanyaan pokok, apakah tawaran dari manajemen baru atau pemilik baru itu lebih karena efisiensi atau betul-betul karena ingin menyesuaikan Undang-undang No.13 untuk menerapkan sistem kontrak? 197. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Kalau pengertian saya itu memang sengaja, memang akan memberlakukan Undang-undang No.13 dengan sistem kontraknya, kalau efisiensi tidak mungkin meskipun dia terima kerja baru lagi, artinya mereka langsung pekerja tetap, tidak ada perjanjian kerja kontrak secara lisan seperti itu KETUA : Prof. Dr. H. M. LAICA MARZUKI, S.H. Selanjutnya kami persilakan Hakim Konstitusi Soedarsono, S.H, yang terhormat HAKIM : SOEDARSONO, S.H. Terima kasih Bapak pimpinan sidang. Saudara saksi, Siti Istikharoh, Saudara tadi mengatakan bahwa Saudara adalah pengurus dari organisasi atau Serikat Pekerja, sebagai apa? 200. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Saya sebagai Ketua Pak, di Organisasi Serikat Pekerja di PT. Chiquita. 22

25 201. HAKIM : SOEDARSONO, S.H. Saudara sebagai saksi, sebelumnya saya beritahukan bahwa Sidang Mahkamah Konstitusi ini tidak bertindak seperti P4 atau persidangan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara, tidak. Tapi justru di sini adalah mengadili dan memeriksa, dan memutus apakah ketentuan-ketentuan dari Undang-undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan itu bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945? Jelasnya apakah hak konstitusional dari pada pekerja itu dirugikan, jelasnya lagi apakah ada hakhak asasi yang terlanggar di situ. Tadi Saudara mengatakan dengan jelas, tegas bahwa Saudara sudah mempelajari jauh sebelumnya dan sudah mengerti mengenai isi dari pada Undang-undang No.13 Tahun 2003 ini tentang Ketenagakerjaan ya? Dan ternyata Saudara sebagai Ketua Serikat Pekerja. Sebelum itu yang saya akan tanyakan adalah pada waktu Saudara ber 502 itu itu siapa yang memimpin? Rembukan, rundingan untuk memutuskan lebih baik PHK dari pada di teruskan bekerja? 202. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Waktu itu di pimpin oleh Serikat pekerja, termasuk saya HAKIM : SOEDARSONO, S.H. Pertanyaannya, apakah ada Lawyer, Advokat, atau pengacara yang mendampingi mereka itu pada waktu itu? 204. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Tidak ada HAKIM : SOEDARSONO, S.H. Saudara mengatakan bahwa sebelumnya, Saudara bekerja di PT. Chiquita itu sebagai buruh tetap atau karyawan tetap. Dari perundingan itu Saudara memutuskan untuk lebih baik di PHK dengan 1 kali PMTK, Saudara masih ingat apa itu PMTK? 206. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Peraturan Menteri Tenaga Kerja, mengenai pesangon HAKIM : SOEDARSONO, S.H. Saya ke peraturannya. Saya bacakan Pasal 156 dari Undang-undang No.13 Tahun 2003, ayat (1) dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja, pengusaha diwajibkan membayar uang pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja dan uang pengganti hak yang sah harusnya di terima; ayat (2) perhitungan uang pesangon sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) paling sedikit sebagai berikut, untuk Saudara yang 14 tahun bekerja, itu menurut 23

26 Pasal 156 ini Saudara berhak, masa kerja 8 tahun atau lebih itu mendapat 9 bulan upah. Waktu itu Saudara digaji Rp ,00. Kalau Saudara mendalami, mestinya apalagi tadi saya tanya, kenapa tidak ada yang mendampingi seorang pengacara atau bagaimana. Nampaknya, dari kesaksian Anda itu, emosi. Terus terang saya sedih, mestinya 9 bulan upah, itu masih di tambah dengan perhitungan uang penghargaan, itu Pasal 3 nya. Ini yang saya ingin tanyakan, benarkah Saudara itu mengerti betul mengenai peraturan Undang-undang No. 13 Tahun Mengenai upah, Pasal 88 itu di sana dijelaskan setiap pekerja/ buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi kehidupan yang layak bagi kemanusiaan, cantumkan di sana. Saudara itu jadi karyawan tetap, gajinya yang begitu lumayan lalu enak saja minta PHK, apa Anda itu tidak menyesal? Sekarang Saudara jadi saksi, saya hanya tanya bukan pendapat, apa yang Anda alami sendiri di situ? Karena perusahaan menurut undangundang ini tidak begitu mudah mem PHK, apalagi bagi karyawan yang sudah menjadi karyawan tetap yang sekian belas tahun bekerja. Jadi, tenyata apakah Saudara betul-betul sudah tahu pada waktu memutuskan itu, ketentuan-ketentuan dari Undang-undang Ketenagakerjaan yang baru ini? 208. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Saya tahu, Pak. Dan itu tidak mutlak keputusan saya, tapi itu kita berunding dengan 502 orang kawan-kawan saya untuk menerima itu. Jadi itu bukan mutlak keputusan saya, saya hanya menyampaikan hasil perundingan dari kawankawan HAKIM : SOEDARSONO, S.H. Yang jadi saksi sekarang Anda, Saudara juga sependapat begitu waktu itu. Artinya pendapat Anda memutuskan yang seperti itu Anda setuju ya? 210. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Ya, saya setuju. Karena di depan itu sudah kelihatan, sudah jelas bahwa kita akan menjadi pegawai kontrak HAKIM : SOEDARSONO, S.H. Sebentar, itu jangan diulang-ulang karena tadi sudah diperingatkan oleh Bapak Ketua Sidang. Pertanyaan berikutnya, saya hanya ingin tahu, bangsa saya, bangsa kita itu benar-benar mengerti atau hanya karena emosi? Sebelumnya itu, apa ada atau pernah dilakukan sosialisasi terhadap Undang-undang No. 13 Tahun 2003 mengenai Ketenagakerjaan terutama di perusahaan waktu itu Saudara bekerja? 24

27 212. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Sudah, cuma tidak sampai mendetail, kita hanya diberitahu bahwa Undang-undang No. 13 ini sudah di sahkan dan sudah mulai berlaku. Tetapi kemudian teman-teman pengurus juga semua mendapat kopinya. Sistem sosialisasi seperti itu karena kami juga banyak waktu untuk bekerja HAKIM : SOEDARSONO, S.H. Dari Depnaker maksud saya SAKSI : SITI ISTIKHARAH Dari Depnaker belum ada sama sekali bahkan sampai sekarang belum ada HAKIM : SOEDARSONO, S.H. Pertanyaan terakhir, apakah keputusan Saudara dengan semua kawan-kawan Saudara yang 502 orang itu adakah merasa terprovokasi oleh pihak-pihak tertentu? 216. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Tidak HAKIM : SOEDARSONO, S.H. Ini saya hubungkan dengan pertanyaan Prof. Mukthie tadi. Hakim ingin melihat ini karena maunya buruh sendiri atau karena ulah dari pada perusahaan mengalihkan hubungan kerja tetap menjadi kontrak, ini masalah KETUA : Prof. Dr. H. M. LAICA MARZUKI, S.H. Selanjutnya saya persilakan Hakim Konstitusi I Dewa Palguna, SH. Silakan HAKIM : I DEWA GEDE PALGUNA, S.H., M.H. Terima kasih. Saudara saksi, apa masih kuat? 220. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Masih HAKIM : I DEWA GEDE PALGUNA, S.H., M.H. Baik, sebagai pengurus Serikat Pekerja tentu Saudara saksi mengetahui betul keberadaan dari undang-undang yang sekarang sedang diperkarakan atau dimohonkan untuk diuji secara materiil di Mahkamah ini. 25

28 Saya ingin tahu kesaksian Saudara atau pengetahuan Saudara tentang undang-undang ini, Bagaimana menurut pemahaman Saudara tentang undang-undang ini? Dari pengalaman Anda bekerja di perusahaan yang kemudian mem PHK Saudara, bagaimana? 222. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Kalau menurut pengalaman saya dan pengetahuan saya bahwa Undang-undang No. 13 ini memang secara legalitas itu sudah sah dan itu memang harus diberlakukan. Tetapi bagi kami sebagai pekerja, itu merasa dirugikan HAKIM : I DEWA GEDE PALGUNA, S.H., M.H. Ada bagian tertentu yang bisa Saudara 224. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Ya, betul. Di situ tentang kompensasi atau pesangon yang 9 bulan upah untuk masa kerja 7 8 tahun ke atas. Sementara kalau pekerjanya itu pekerja kontrak, bagaimana mau mendapatkan yang 9 bulan. Itu yang menjadi persoalan yang sangat berat. Sementara 3 bulan kontrak selesai, tidak mungkin mereka akan mendapatkan pesangon. Jadi itu hanya sebuah iming-iming saja HAKIM : I DEWA GEDE PALGUNA, S.H., M.H. Bolehkah kami menarik kesimpulan dari pendapat Saudara bahwa apakah dengan demikian, menurut pengalaman Saudara selama bekerja di perusahaan itu sampai 14 tahun masa kerja Saudara, apakah peraturan perundang-undangan sebelumnya lebih menguntungkan Saudara? Ataukah peraturan Undang-undang No. 13 ini yang lebih menguntungkan Saudara? 226. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Kalau menurut saya, lebih bagus aturan yang lama. Di situ dijelaskan tentang pekerja kontrak itu jelas, pekerjaannya yang tidak menentu itu jelas, jadi jenis pekerjaannya itu diatur jelas seperti itu. Kalau sekarang ini, berhubung sudah dilegalkan, pekerjaan pabrik produksi itu rutinitas. Jadi hari-harinya seperti itu produksinya, tidak ada habisnya. Itu yang menjadi persoalan. Karena lebih baik aturan yang lama karena di situ tidak ada yang jenis pekerjaan kontrak seperti yang sekarang di Undang-undang No. 13. Karena semua setelah masa percobaan 3 bulan, mereka langsung menjadi pegawai tetap. Tetapi kalau di Undang-undang No. 13, dia bisa melakukan sistem kerja kontrak untuk siapa pun HAKIM : I DEWA GEDE PALGUNA, S.H., M.H. Dari yang Saudara ketahui sebagai pengurus Serikat Pekerja, mana yang menurut pengetahuan Saudara saksi yang lebih menjamin, katakanlah standar minimum pekerja, undang-undang ini apakah undang-undang yang berlaku sebelumnya? 26

29 228. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Yang sebelumnya, lebih menjamin HAKIM : I DEWA GEDE PALGUNA, S.H., M.H. Bisa Saudara memberikan beberapa contoh misalnya, sebagai perbandingan antara undang-undang yang ini dengan undang-undang yang lainnya. Supaya kami lebih bisa mengetahui pengetahuan Saudara SAKSI : SITI ISTIKHARAH Kalau aturan yang lama menurut pengetahuan saya, itu kita bisa melakukan ketika ada persoalan perburuhan kita bisa bicarakan di tingkat three partied kemudian sampai ke P-4D dan P-4P. Kemudian, untuk yang Undang-undang No. 13 ini, kita tidak bisa diwakilkan oleh Serikat Pekerjanya. Kita harus membeli pengacara, dan kita dapat uangnya dari mana? Ini yang menjadi persoalan kami juga. Karena bagaimana saya harus membayar pengacar, sementara untuk hidup seharihari saja saya sudah sulit. Jadi, kalau aturan yang dulu kita bisa didampingi oleh Serikat Pekerjanya. Tetapi kalau Undang-undang No. 13, kita harus mambayar pengacara. Pengacara itu tidak mungkin mutlak mau sukarela. Jadi bayangan di benak saya, pengacara itu harus dibayar HAKIM : I DEWA GEDE PALGUNA, S.H., M.H. Baik. Tadi dari baik ketika Saudara menjawab pertanyaan penasihat hukum maupun menjawab pertanyaan beberapa Hakim Konstitusi yang menanyakan hal ini kepada Saudara, saya menangkap ada kesan bahwa Saudara dalam mengambil keputusan bersama 502 orang yang kemudian lebih memilih untuk tidak bergabung dengan perusahaan yang lama tetapi dengan pemilik atau manajemen yang baru, itu dikarekan Anda mengatakan bahwa kalau boleh saya rumuskan dengan kata-kata saya sendiri; kalau saya bekerja di sana, saya tidak akan mendapatkan hak-hak yang seharusnya bisa saya dapatkan jikalau saya mengundurkan diri. Apakah betul seperti itu? 232. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Ya HAKIM : I DEWA GEDE PALGUNA, S.H., M.H. Artinya Saudara, apakah pilihan itu menurut pengetahuan Saudara karena pemilik yang baru mengatakan demikian ataukah karena menurut pengetahuan Saudara undang-undang memang tidak memungkinkan untuk Saudara memperoleh hak-hak itu? 27

30 234. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Dua-duanya Pak. Jadi, dari manajemen sudah mengatakan bahwa kita akan menggunakan sistem kerja kontrak. Kemudian kalau undang-undang, jelas HAKIM : I DEWA GEDE PALGUNA, S.H., M.H. Yang menurut Saudara menjadi menyelenggarakan sistem kerja kontrak, yang menurut pengetahuan Saudara itu adalah sah, begitu? 236. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Ya, karena sudah legal dan ditandatangani, artinya sudah bisa diberlakukan HAKIM : I DEWA GEDE PALGUNA, S.H., M.H. Oh demikian ya? Baik, terima kasih KETUA : Prof. Dr. H. M. LAICA MARZUKI, S.H. Baiklah Saudara Saksi, keterangan Saudara di depan Majelis ini dinyatakan sudah selesai. Majelis menyatakan terima kasih atas kesedian Saudara memberikan kesaksian. Saudara dipersilakan untuk meninggalkan ruangan sidang dan bisa mengambil tempat di belakang SAKSI : SITI ISTIKHARAH Sebelumnya saya terima kasih, tetapi saya akan memberikan catatan atau surat permohonan saya kepada Bapak Hakim KETUA : Prof. Dr. H. M. LAICA MARZUKI, S.H. Permohonan apa itu Saudara saksi? 241. SAKSI : SITI ISTIKHARAH Mungkin bisa saya bacakan atau mungkin nanti langsung Bapak yang bacakan KETUA : Prof. Dr. H. M. LAICA MARZUKI, S.H. Di serahkan kepada Kuasa Hukum PEMOHON : SURYA TJANDRA Pak Hakim Ketua, kami mohon supaya Saudara Saksi bisa membacakan hanya satu halaman kurang sedikit. 28

31 244. KETUA : Prof. Dr. H. M. LAICA MARZUKI, S.H. Apakah itu ada relevannya dengan kesaksian 245. PEMOHON : SURYA TJANDRA Pak Hakim Ketua kami mohon supaya Saudara Saksi bisa membacakan ada kesempatan membacakan, cuma satu halaman sedikit Pak KETUA : Prof. Dr. H. M. LAICA MARZUKI, S.H. Apakah itu ada relevannya dengan kesaksian. Sebab kesaksian di depan sidang itu dia hadir sebagai Saksi di sini. Statusnya adalah Saksi. Sekedar menerangkan apa yang di pandang, apa yang ia alami didengar sendiri dam ia itulah. Jadi kiranya Saudara saksi menyerahkan cukup kiranya kepada Kuasa Hukum dan Kuasa Hukum menyerahkan kepada Majelis PEMOHON : SURYA TJANDRA Terima kasih. Tapi saya kira amat relevan, karena lebih semacam kesaksian secara personal dari Saudara saksi dan lebih ungkapan perasaan seperti itu, Pak KETUA : Prof. Dr. H. M. LAICA MARZUKI, S.H. Begini Saudara Kuasa Hukum, Majelis sama sekali tidak berkehendak mengurangi hak saksi menurut hukum, hanya saja kalau sifatnya orasi dan sebagainya maaf kami tidak bisa mengizinkan PEMOHON : SURYA TJANDRA Bukan orasi, tapi lebih semacam pernyataan pribadi dan dia ingin supaya di dengarkan oleh Majelis dan teman-teman yang lainnya. Cuma satu seperapat halaman tidak akan lama kurang dari lima menit, Pak saya kira, dan saya kira juga ada tambahan sedikit saja dari dia KETUA : Prof. Dr. H. M. LAICA MARZUKI, S.H. Majelis tetap berpendapat itu untuk tidak diperkenankan karena tidak sesuai dengan hukum acara PEMOHON : SURYA TJANDRA Kalau begitu apakah 252. KETUA : Prof. Dr. H. M. LAICA MARZUKI, S.H. Dengan catatan bahwa Majelis sama sekali tidak berkehendak untuk mengurangi hak seorang Saksi. 29

32 253. PEMOHON : SURYA TJANDRA Kalau begitu kami mohon kepada Majelis supaya menanyakan apakah ada keterangan lain yang ingin ditambahkan oleh Saksi dan saya kira itu sah dalam hukum acara dan di situ dia akan membacakan surat itu Pak KETUA : Prof. Dr. H. M. LAICA MARZUKI, S.H. Kesaksian itu diberikan atas pertanyaan PEMOHON : SURYA TJANDRA Tapi dalam hukum acara kita ada memungkinkan dan praktiknya kalau saksi juga berhak untuk menceritakan apapun yang ingin dia tambahkan, terkait dengan keteranganya dan saya kira itu fair Pak KETUA : Prof. Dr. H. M. LAICA MARZUKI, S.H. Begini, kesaksian itu sama sekali tidak berkurang apabila itu diberikan kepada Kuasa Hukum. Dan Kuasa Hukum akan menyerahkan kepada kami dan itu menjadi pertimbangan kami. Saya kira tidak perlu dipersoalkan lagi. Tidak lazim selama kami beracara di sini untuk mendengar suatu pernyataan, suatu sikap, karena ini di luar dari pada konteks kesaksian menurut hukum PEMOHON : SURYA TJANDRA Kita belum tahu, Pak, karena belum dengar keterangan apakah itu relavan atau tidak, jadi biarkan Majelis yang menilai kemudian. Tapi saya mohon sekali lagi tidak ada ruginya, Pak, kita tunda 2 menit cuma untuk mendengarkan suara ini karena besok-besok tidak akan ada kesempatan lagi buat teman-teman ini untuk membacakan itu KETUA : Prof. Dr. H. M. LAICA MARZUKI, S.H. Begini Saudara Kuasa Hukum. Ini yang bakal dibacakan untuk Majelis, biarkanlah Majelis dan serahkan kepada Majelis dan kami akan menjadikan bahan pertimbangan. Saya kira itu saja PEMOHON : SURYA TJANDRA Kalau begitu kami mohon supaya dicatat Pak hakim bahwa Saudara Saksi dan Para Pemohon dan kuasanya sudah memohon tapi ditolak oleh Majelis Hakim dengan alasan formalitas seperti itu Pak. Terima kasih KETUA : Prof. Dr. H. M. LAICA MARZUKI, S.H. Bukan ditolak tapi untuk efisiensi. Coba diserahkan saja. Tapi saya kira, saya menganjurkan Saudara Saksi untuk menyeranya kepada kami. 30

33 Jadi saya minta supaya hadirin menghormati Majelis. Dan dengan ini saya nyatakan supaya dicatat dalam berita acara, supaya keterangan tertulis dari Saudara Siti Istikharah ini menjadi bagian dari berkas perkara dan menjadi bahan pertimbangan. Baiklah, Saudari Saksi Istikharoh Saudara sudah bisa meninggalkan ruangan dan kita bakal mendengar lagi Saksi yang kedua PEMOHON : ASTINAWATI Majelis Hakim kami mohon izin sekiranya ada Pemohon yang masih duduk di kursi pengunjung bisa diperbolehkan masuk KETUA : Prof. Dr. H. M. LAICA MARZUKI, S.H. Silakan. Ini kan masih Calon Saksi ya? Belum dipanggil ya nanti. Tidak usah keluar di situ saja. Kita persilakan kepada Pemohon Materil untuk tampil. Sudah lengkap? Saudari Calon Saksi dipersilakan untuk mengambil tempat. Saudari Calon Saksi, nama Saudari? 263. SAKSI : LULUK SETYOWATI Nama saya Luluk Setyowati KETUA : Prof. Dr. H. M. LAICA MARZUKI, S.H. Agama yang Saudari anut? 265. SAKSI : LULUK SETYOWATI Insya Allah Islam KETUA : Prof. Dr. H. M. LAICA MARZUKI, S.H. Baiklah, sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku sebelum Saudari memberikan kesaksian selaku Saksi, Saudari terlebih dahulu mengangkat sumpah. Untuk itu kami persilakan Hakim Konstitusi Prof. Natabaya SH untuk memimpin acara penyumpahan ini. Terima kasih HAKIM : Prof. H. A. S. NATABAYA, S.H., LL.M. Saudara Saksi turut yang saya ucapkan. Demi Allah saya bersumpah bahwa saya sebagai saksi akan menerangkan yang sebenarnya tidak lain dari yang sebenarnya SAKSI : LULUK SETYOWATI Demi Allah saya bersumpah bahwa saya sebagai Saksi akan menerangkan yang sebenarnya tidak lain dari yang sebenarnya. 31

SELASA, 24 AGUSTUS 2004

SELASA, 24 AGUSTUS 2004 Nomor : 012/PUU-I/2003 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PEMBUKTIAN PERKARA NO. 012/PUU-I/2003 PENGUJIAN UU NO. 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 024/PUU-IV/2006

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 024/PUU-IV/2006 irvanag MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NO. 024/PUU-IV/2006 PERIHAL PENGUJIAN UU NO. 12 TAHUN 2003 TENTANG PEMILU ANGGOTA DPR, DPD DAN DPRD, UU NO. 23

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 015/PUU-IV/2006 PERIHAL PENGUJIAN UU NO. 18 TAHUN 2003 TENTANG ADVOKAT TERHADAP UUD 1945

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 015/PUU-IV/2006 PERIHAL PENGUJIAN UU NO. 18 TAHUN 2003 TENTANG ADVOKAT TERHADAP UUD 1945 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NO. 015/PUU-IV/2006 PERIHAL PENGUJIAN UU NO. 18 TAHUN 2003 TENTANG ADVOKAT TERHADAP UUD 1945 ACARA PEMERIKSAAN PERBAIKAN

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 024/PUU-IV/2006

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 024/PUU-IV/2006 irvanag MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NO. 024/PUU-IV/2006 PERIHAL PENGUJIAN UU NO. 12 TAHUN 2003 TENTANG PEMILU ANGGOTA DPR, DPD DAN DPRD, UU NO. 23

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Nomor : 004/PUU-III/2005 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------------- RISALAH PANEL HAKIM PEMERIKSAAN PENDAHULUAN PERKARA NOMOR 004/PUU-III/2005 PENGUJIAN UU NO. 4 TAHUN 2004 TENTANG KEKUASAAN

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 5/PUU-V/2007 PERIHAL PENGUJIAN UU NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR 1945

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 5/PUU-V/2007 PERIHAL PENGUJIAN UU NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR 1945 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NO. 5/PUU-V/2007 PERIHAL PENGUJIAN UU NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR 1945

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 009/PUU-IV/2006 PERIHAL PENGUJIAN UU NO. 18 TAHUN 2003 TENTANG ADVOKAT TERHADAP UUD 1945 ACARA PEMBACAAN PUTUSAN (III)

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 009/PUU-IV/2006 PERIHAL PENGUJIAN UU NO. 18 TAHUN 2003 TENTANG ADVOKAT TERHADAP UUD 1945 ACARA PEMBACAAN PUTUSAN (III) MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NO. 009/PUU-IV/2006 PERIHAL PENGUJIAN UU NO. 18 TAHUN 2003 TENTANG ADVOKAT TERHADAP UUD 1945 ACARA PEMBACAAN PUTUSAN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Nomor : 018/PUU-III/2005 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PLENO PEMBACAAN PUTUSAN PERKARA NO. 018/PUU-III/2005 MENGENAI PENGUJIAN UU NO. 23 TAHUN 2002 TENTANG

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 7/PUU-V/2007

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 7/PUU-V/2007 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 7/PUU-V/2007 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG HUKUM ACARA PIDANA (KUHAP) TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Nomor : 010/PUU-III/2005 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PANEL PEMERIKSAAN PENDAHULUAN PERKARA NOMOR 010/PUU-III/2005 PENGUJIAN UU NO. 32 TAHUN 2004 TENTANG

Lebih terperinci

Nomor : 012/PUU-III/2005

Nomor : 012/PUU-III/2005 Nomor : 012/PUU-III/2005 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PANEL PEMERIKSAAN PENDAHULUAN PERKARA NOMOR 012/PUU-III/2005 MENGENAI PENGUJIAN UU NO. 36 TAHUN 2004

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Nomor : 065/PUU-II/2004 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------------- RISALAH MENDENGARKAN KETERANGAN AHLI PERKARA NOMOR: 065/PUU-II/2004 PENGUJIAN UU NO. 43 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN

Lebih terperinci

SELASA, 21 MARET 2006

SELASA, 21 MARET 2006 Nomor : 003/PUU-IV/2006 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PANEL PEMERIKSAAN PENDAHULUAN PERKARA NO. 003/PUU-IV/2006 MENGENAI PENGUJIAN UU NO. 31 TAHUN 1999 Jo.

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-VI/2008

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-VI/2008 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-VI/2008 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 28/PUU-V/2007

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 28/PUU-V/2007 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 28/PUU-V/2007 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN TERHADAP

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 75/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 75/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 75/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA TERHADAP

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Nomor : 024/PUU-III/2005 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PANEL PEMERIKSAAN PENDAHULUAN (PASCA PERBAIKAN PERMOHONAN) PERKARA NO. 024/PUU-III/2005 MENGENAI PENGUJIAN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 72/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 72/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 72/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP UNDANG- UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Nomor : 070 / PUU-II/2004 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------------------- RISALAH PANEL HAKIM PEMERIKSAAN BUKTI TERTULIS PERKARA NOMOR 070/PUU-II/2004 PENGUJIAN UU NO. 26 TAHUN 2004 PASAL

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 9/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 9/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 9/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 115/PUU-VII/2009

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 115/PUU-VII/2009 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 115/PUU-VII/2009 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 027/SKLN-IV/2006

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 027/SKLN-IV/2006 irvanag MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NO. 027/SKLN-IV/2006 PERIHAL SENGKETA KEWENANGAN ANTAR LEMBAGA NEGARA ANTARA KETUA DAN WAKIL KETUA DPRD PROVINSI

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 100/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 100/PUU-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 100/PUU-X/2012 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan [Pasal 96] terhadap Undang-Undang

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 17/PUU-V/2007

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 17/PUU-V/2007 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 17/PUU-V/2007 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN,

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 136/PUU-VII/2009

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 136/PUU-VII/2009 Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxp;;;;;;;;;;;;;;;;;;; ;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;; MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 18/PUU-VI/2008

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 18/PUU-VI/2008 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 18/PUU-VI/2008 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 6/PUU-V/2007 PERIHAL PENGUJIAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA (KUHP) TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR 1945

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 6/PUU-V/2007 PERIHAL PENGUJIAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA (KUHP) TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR 1945 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 6/PUU-V/2007 PERIHAL PENGUJIAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA (KUHP) TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR 1945 ACARA

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 135/PUU-VII/2009

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 135/PUU-VII/2009 Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxp;;;;;;;;;;;;;;;;;;; ;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;; MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA

Lebih terperinci

PERKARA NOMOR 68/PUU-VIII/2010

PERKARA NOMOR 68/PUU-VIII/2010 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA MAHKAMAH --------------------- KONSTITUSI RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 68/PUU-VIII/2010 REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH PERIHAL SIDANG PERKARA NOMOR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 94/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 94/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 94/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL, UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 028/PUU-IV/2006 DAN PERKARA 029/PUU-IV/2006

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 028/PUU-IV/2006 DAN PERKARA 029/PUU-IV/2006 irvanag MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NO. 028/PUU-IV/2006 DAN PERKARA 029/PUU-IV/2006 PERIHAL PENGUJIAN UU NO. 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN

Lebih terperinci

PUTUSAN Perkara Nomor 007/PUU-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Perkara Nomor 007/PUU-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Perkara Nomor 007/PUU-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada tingkat pertama

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 67/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 67/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 66/PUU-XV/2017 PERKARA NOMOR 67/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILIHAN

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 023/PUU-IV/2006

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 023/PUU-IV/2006 irvanag MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NO. 023/PUU-IV/2006 PERIHAL PENGUJIAN PASAL 12 AYAT (2) UU NO. 49 Prp. TAHUN 1960 TENTANG PANITIA URUSAN PIUTANG

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 5/PUU-VIII/2010

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 5/PUU-VIII/2010 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 5/PUU-VIII/2010 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 24/PUU-V/2007

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 24/PUU-V/2007 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 24/PUU-V/2007 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 78/PUU-VIII/2010

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 78/PUU-VIII/2010 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 78/PUU-VIII/2010 PERIHAL PERMOHONAN PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 130/PUU-VII/2009

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 130/PUU-VII/2009 Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxp;;;;;;;;;;;;;;;;;;; ;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;; MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA

Lebih terperinci

PUTUSAN Perkara Nomor : 051/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia

PUTUSAN Perkara Nomor : 051/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia PUTUSAN Perkara Nomor : 051/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada tingkat

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 76/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 76/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 76/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 89/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 89/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 89/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2003 TENTANG ADVOKAT TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 115/PUU-VII/2009

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 115/PUU-VII/2009 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 115/PUU-VII/2009 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 12/PUU-VI/2008

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 12/PUU-VI/2008 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 12/PUU-VI/2008 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 44/PHPU.D-VI/2008

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 44/PHPU.D-VI/2008 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 44/PHPU.D-VI/2008 PERIHAL PERMOHONAN PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 19/PUU-VII/2009

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 19/PUU-VII/2009 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 19/PUU-VII/2009 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 10/PUU-XVI/2018

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 10/PUU-XVI/2018 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 10/PUU-XVI/2018 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 28/PUU-V/2007

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 28/PUU-V/2007 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 28/PUU-V/2007 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN TERHADAP

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 129/PUU-VII/2009

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 129/PUU-VII/2009 Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxp;;;;;;;;;;;;;;;;;;; ;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;; MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 030/SKLN-IV/2006 DAN PERKARA 031/PUU-IV/2006

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 030/SKLN-IV/2006 DAN PERKARA 031/PUU-IV/2006 irvanag MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NO. 030/SKLN-IV/2006 DAN PERKARA 031/PUU-IV/2006 PERIHAL SENGKETA KEWENANGAN ANTAR LEMBAGA NEGARA ANTARA KPI

Lebih terperinci

P U T U S A N. Perkara Nomor 007/PUU-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia

P U T U S A N. Perkara Nomor 007/PUU-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia P U T U S A N Perkara Nomor 007/PUU-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N. Perkara Nomor : 032/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N. Perkara Nomor : 032/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA P U T U S A N Perkara Nomor : 032/PHPU.A-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Nomor: 011/PUU-III/2005 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PANEL PEMERIKSAAN PENDAHULUAN PERKARA NO. 011/PUU-III/2005 MENGENAI PENGUJIAN UU NO. 20 TAHUN 2003 PASAL

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 102/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 102/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 102/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DAN UNDANG- UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 96/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 96/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 96/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN PERPU NOMOR 51 TAHUN 1960 TENTANG LARANGAN PEMAKAIAN TANAH TANPA IZIN YANG BERHAK

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 13/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 13/PUU-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 13/PUU-X/2012 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

Lebih terperinci

Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxp;;;;;;;;;;;;;;;;;;; ;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;

Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxp;;;;;;;;;;;;;;;;;;; ;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;; Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxp;;;;;;;;;;;;;;;;;;; ;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;; MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 19/PUU-IX/2011

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 19/PUU-IX/2011 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 19/PUU-IX/2011 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 16/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 16/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 16/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN TERHADAP UNDANG-

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 13/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 13/PUU-XV/2017 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 13/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 18/PUU-VI/2008

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 18/PUU-VI/2008 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 18/PUU-VI/2008 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 3/PUU-XVI/2018

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 3/PUU-XVI/2018 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 3/PUU-XVI/2018 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1985 TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TERHADAP

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 99/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 99/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 99/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP UNDANG- UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 8/PUU-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 8/PUU-XI/2013 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 8/PUU-XI/2013 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi [Pasal 41

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 129/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 129/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 129/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NO. 011/PUU-IV/2006

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NO. 011/PUU-IV/2006 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NO. 011/PUU-IV/2006 PERIHAL PENGUJIAN UU NO. 14 TAHUN 2002 TENTANG PENGADILAN PAJAK TERHADAP UUD 1945 ACARA PEMERIKSAAN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 106/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 106/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 106/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 4/PUU-VII/2009

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 4/PUU-VII/2009 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 4/PUU-VII/2009 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 48/PUU-VI/2008

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 48/PUU-VI/2008 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 48/PUU-VI/2008 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 102/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 102/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 102/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 126/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 126/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 126/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 90/PUU-XIV/2016 PERKARA NOMOR 91/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 26/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 26/PUU-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 26/PUU-X/2012 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah [Pasal 58 huruf c] terhadap

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 33/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 33/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 33/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 99/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 99/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 99/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP UNDANG- UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 7/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 7/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 7/PUU-XIII/2015 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 63/PHPU.D-VI/2008

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 63/PHPU.D-VI/2008 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 63/PHPU.D-VI/2008 PERIHAL PERMOHONAN PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH, KABUPATEN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Nomor : 025/SKLN-III/2005 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH PANEL HAKIM PERKARA NO. 025/SKLN-III/2005 SENGKETA KEWENANGAN LEMBAGA NEGARA (SKLN) ANTARA GUBERNUR LAMPUNG

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 50/PUU-IX/2011

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 50/PUU-IX/2011 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 50/PUU-IX/2011 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 13/PUU-VII/2009

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 13/PUU-VII/2009 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 13/PUU-VII/2009 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA

Lebih terperinci

PUTUSAN Perkara Nomor 024/PUU-I/2003 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Perkara Nomor 024/PUU-I/2003 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Perkara Nomor 024/PUU-I/2003 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada tingkat pertama

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 030/SKLN-IV/2006 DAN PERKARA 031/PUU-IV/2006

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 030/SKLN-IV/2006 DAN PERKARA 031/PUU-IV/2006 irvanag MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NO. 030/SKLN-IV/2006 DAN PERKARA 031/PUU-IV/2006 PERIHAL SENGKETA KEWENANGAN ANTAR LEMBAGA NEGARA ANTARA KPI

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 112/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 112/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 112/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat [Pasal 4 ayat (1) dan ayat (3)] terhadap

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 58/PUU-IX/2011

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 58/PUU-IX/2011 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 58/PUU-IX/2011 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 58/PUU-IX/2011

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 58/PUU-IX/2011 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 58/PUU-IX/2011 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 9/PUU-XVI/2018

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 9/PUU-XVI/2018 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 9/PUU-XVI/2018 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Nomor : 001; 002/PUU-III/2005 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------------- RISALAH PANEL HAKIM PEMERIKSAAN PENDAHULUAN PERKARA NOMOR: 001/PUU-III/2005 002/PUU-III/2005 PENGUJIAN UU N0. 37

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 48/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 48/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 48/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM TERHADAP

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XI/2013 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XI/2013 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

Lebih terperinci

P U T U S A N. Perkara Nomor 005/PUU-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N. Perkara Nomor 005/PUU-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA P U T U S A N Perkara Nomor 005/PUU-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada tingkat

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 14/PUU-V/2007

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 14/PUU-V/2007 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 14/PUU-V/2007 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

Lebih terperinci

P U T U S A N. Perkara Nomor 024/PUU-I/2003 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Perkara Nomor 024/PUU-I/2003 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Perkara Nomor 024/PUU-I/2003 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada tingkat

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 43/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 43/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 43/PUU-XIII/2015 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 017/PUU-IV/2006 PERIHAL PENGUJIAN UU NO. 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERHADAP UUD 1945

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 017/PUU-IV/2006 PERIHAL PENGUJIAN UU NO. 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERHADAP UUD 1945 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NO. 017/PUU-IV/2006 PERIHAL PENGUJIAN UU NO. 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERHADAP UUD 1945 ACARA PEMERIKSAAN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 105/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 105/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 105/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAKAMAH KONSTITUSI SEBAGAIMANA DIUBAH

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XIII/2015 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2015

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Nomor : 023/PUU-III/2005 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PANEL PEMERIKSAAN PENDAHULUAN (PEMBACAAN KETETAPAN PENCABUTAN PERMOHONAN) PERKARA NO. 023/PUU-III/2005

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 112/PUU-XII/2014 PERKARA NOMOR 36/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 112/PUU-XII/2014 PERKARA NOMOR 36/PUU-XIII/2015 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 112/PUU-XII/2014 PERKARA NOMOR 36/PUU-XIII/2015 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat [Pasal

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 100/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 100/PUU-XV/2017 rtin MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 100/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 85/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 85/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 85/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTIK MONOPOLI DAN PERSAINGAN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 100/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 100/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 100/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK

Lebih terperinci