BAB II TINJAUAN PUSTAKA. langsung maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar. Dimana perilaku

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. langsung maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar. Dimana perilaku"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perawatan Vulva 1. Perilaku (Practice) Semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik dapat diamati secara langsung maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar. Dimana perilaku terdiri dari Persepsi (perception), Respon terpimpin (Guided Respons), Mekanisme (mehanisme), Adaptasi (adaptation) (Notoatmodjo,2003). Faktor penentu atau determinan perilaku manusia sulit untuk dibatasi karena perilaku merupakan hasil dari perubahan berbagai faktor, baik internal maupun eksternal (lingkungan). Pada garis besarnya perilaku manusia dapat terlihat dari 3 aspek yaitu aspek fisik, psikis, dan sosial. Akan tetapi dari aspek tersebut sulit untuk ditarik garis yang tegas dalam mempengaruhi perilaku manusia. Secara lebih terperinci perilaku manusia sebenarnya merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi, sikap. Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor-faktor baik dari dalam maupun dari luar subyek. Dalam perilaku kesehatan menurut Lawrence Green terbagi tiga teori penyebab masalah kesehatan yaitu: a. Faktor-faktor Predisposisi (Predisposing faktors) yaitu faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku 7

2 8 sesorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, dimana dengan pengetahuan yang cukup pada remaja tentang reproduksi akan mempengaruhi dalam hal perawatan vulva. b. Faktor pemungkin (Enabling factors) adalah faktor-faktor ysng memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau tindakan. Artinya faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan, dimana dengan sarana yang memadai misalnya info yang benar dari koran, majalah dan fasilitas pelayanan kesehatan yang dekat akan mendukung informasi yang benar tentang perawatan vulva pada remaja. c. Faktor-faktor penguat (Reinforing factors) adalah faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku, dimana [peran serta tenaga kesehatan yang secara kontinue memberikan konsultasi secara kontinue tentang kesehatan reproduksi misalnya dalam hal perawatan vulva. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa perilaku berawal dari adanya pengalaman-pengalaman seseorang serta faktor-faktor diluar tersebut (lingkungan) baik fisik maupun non fisik, kemudian pengalaman dan lingkungan diketahui, dipersepsikan, diyakini, sehingga menimbulkan motivasi, niat untuk bertindak, dan akhirnya terjadilah perwujudan niat yang berupa perilaku. hubungan faktor predisposisi, faktor pemungkin, faktor penguat akan terjadi suatu perilaku yang mana respon perilaku

3 9 muncul dengan adanya faktor eksternal dan internal. Adapun urutan terjadinya perilaku sebagai berikut: SKEMA PERILAKU Eksternal a. Pengalaman b. Fasilitas c. Sosio-budaya Internal a. Persepsi b. Pengetahuan c. Keyakinan d. Motivasi e. Niat f. Sikap Respons Perilaku Gbr.l. Skema Perilaku (Sumber : Modifikasi Lawrence Green, dalam Soekidjo Notoatmodjo, 2003) 2. Perawatan Vulva a. Perawatan vulva yang baik yang untuk menjaga kondisi vulva adalah: 1) Biasakan mencuci vulva dengan air hangat, keringkan baik-baik dengan handuk yang halus dan bersih atau kertas tisu yang lembut. 2) Cara menyeka vulva yang benar yaitu dengan handuk atau tisu maupun air sewaktu dibersihkan adalah dengan cara dari arah depan ke belakang, agar bibit penyakit yang kemungkinan besar bersarang di dubur tidak terbawa ke wilayah kemaluan yang akan menimbulkan infeksi, peradangan dan rangsangan rasa gatal-gatal. 3) Pakailah celana dari bahan katun agar lebih cepat menyerap, dan hindari celana dalam nilon atau bahan sintetis. 4) Bilas celana dalam dengan baik setelah dicuci. Celana dalam baru dicuci dahulu sebelum dipakai.

4 10 5) Hindarkan pemakaian celana ketat, celana stretc pembentuk tubuh, celana olah raga nilon, atau celana dengan penutup kaki nilon yang berakibat panas dan lembab yang dapat menumbuhkan kuman. 6) Hindari pemakaian produk: feminine hygiene yang sesungguhnya justru menjadi iritan. 7) Jangan mengaruk di daerah vulva 8) Untuk memudahkan penyerapan getah dan keringat, gunakanlah pakaian dalam yang berbahan katun dan bukan nilon atau bahan sintesis lain yang kecil daya serapnya. 9) Jangan mengunakan alat-alat bantuan untuk masturbasi yang bisa menyebabkan robeknya selaput dara dan infeksi pada vagina. b. Perawatan tidak sedang menstruasi 1) Sebelum haid, biasanya cairan dari vagina lebih banyak, diusahakan untuk menganti celana dalam sesering mungkin 2) Untuk menjaga kebersihan, penggunaan pembalut khusus (pantylain) c. Perawatan Saat Menstruasi Menjaga kesehatan berawal dari menjaga kebersihan diri, terutama kebersihan organ reproduksi. Udara yang panas cenderung lembab dan berkeringat, membuat tubuh menjadi lembab, terutama di daerah alat reproduksi yang menyebabkan bakteri mudah menimbulkan penyakit. Adapun cara dalam menjaga kebersihan diri di

5 11 saat menstruasi (Siswono, 2001, Perawatan Masa Haid, 6, BKKBN.com, diperoleh tanggal 6 Oktober 2006). 1) Pada saat haid, pembuluh darah dalam rahim sangat mudah terkena infeksi, karena itu harus selalu dibersihkan agar vagina harus dijaga karena kuman mudah sekali masuk dan dapat menimbulkan penyakit pada saluran reproduksi. 2) Selalu rutin mandi dan keramas 3) Selama haid mungkin timbul rasa nyeri pada pinggang dan panggul, hal ini disebabkan adanya peregangan pada otot rahim. 4) Membasuh vagina dari arah depan (vagina) ke belakang (anus) secara hati-hati mengunakan air bersih. Kalau alergi dengan sabun, cukup dengan air hangat. 5) Membersihkan bekas keringat dengan tisu atau handuk agar tidak lembab. 6) Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah mengganti pembalut. 7) Mengunakan pembalut yang bersih dan berbahan yang lembut, menyerap dengan baik serta tidak membuat alergi dan merekat dengan baik pada celana dalam. 8) Untuk menjaga kebersihan, pengunaan pembalut selama haid sesering mungkin dan harus diganti secara teratur 2-3 kali atau setelah mandi dan BAK (buang air kecil).

6 12 9) Jika pemakaian pembalut yang dibuang sebaiknya dibungkus sebelum dibuang ke tempat sampah. 10) Pada saat haid usahakan kebersihan vagina dijaga terutama di vulva agar terhindar dari iritasi, yang dapat menimbulkan penyakit pada saluran reproduksi. d. Perawatan Setelah Menstruasi 1) Setelah menstruasi, biasanya cairan dari vagina banyak, diusahakan untuk mengganti celana dalam agar tetap nyaman. 2) Untuk menjaga kebersihan vulva agar tidak lembab sebaiknya mengunakan pembalut khusus (pantylain) Pada metode perawatan vulva sesuai dengan prosedur dasar keperawatan yaitu bertujuan mengurangi penularan mikroorganisme ke vulva. Perawatan vulva yaitu (1) Tangan biasa, dengan mencuci ke arah bawah dari area pubis ke anus dalam sekali usapan, (2) Bersihkan dengan seksama sekitar vulva, (3) Cuci dengan cermat lipatan di vulva, usap dalam arah dari perineum ke rektum (dari depan ke belakang), (4) ulangi secara berlawanan jika perlu, mengunakan sisi lain dari alat pembersih (waslap, tisu). Pada pembersihan untuk area anal dengan mengusap material fekal dengan tissu kamar mandi (Potter, 2005). Tujuan perawatan vulva adalah menjaga kebersihan vulva yaitu membuat tetap kering, bebas dari infeksi, iritan (luka) yang membuat vulva menjadi merah, bengkak, panas, gatal (Erika, 2006, merawat Organ Intim,1, Post com, diperoleh tanggal 2 november 2005).

7 13 B. Sistem Reproduksi Luar (Vulva) 1. Pengertian Adalah organ-organ sexual wanita bagian luar dari alat kelamin, yang secara spesifik dikenal sebagai vulva yaitu bagian sistem reproduksi yang berada di luar vagina atau jalan lahir, yang terdiri dari sepasang bibir luar dan sepasang bibir dalam (labia). Vulva terdiri dari banyak struktur anatomi yang berbeda dan jauh lebih komplek dari pada yang disadari kebanyakan orang-orang. Alat kelamin wanita dewasa ini yaitu bisa terlihat seperti saat bibir utama (labia majora) dalam keadaan istirahat dan tidak membuka luas. Struktur-struktur yang nampak pada vulva adalah, mons veneris, labia majora, pudendal cleft, perineum, dan anus. Wanita mempunyai labia minora yang selalu nampak seperti mereka menonjol diantara labia majora. Kadang-kadang klitoris atau kepala klitoral selalu nampak dengan baik (Manuaba, 1999). Vulva preadolesent terdapat labia majora dan pudental mereka terbelah ketika mereka sedang berdiri. Hal ini memberikan ada kesan bahwa vulva bergerak, berputar, kebelakang menuju anus selama masa puber. Vulva tidak betul-betul bergerak dan apa yang terjadi adalah formasi gundukan dari jaringan lemak ini, menyebabkan bagian depan dari labia majora akan ditekan keluar dari tulang pinggang. Ketika wanita dalam keadaan berdiri, hal ini menyebabkan labia majoranya tertekan kedalam, menjadi garis tegak lurus terhadap tanah, dan tidak terlihat ketika diperhatikan dari depan. Wanita dengan lemak tubuh yang sangat kecil

8 14 bisa tidak mempunyai mons veneris, jelas hasilnya kemunculan vulva mereka ditempatkan lebih lanjut jauh ke depan daripada wanita-wanita lainnya, dengan pemusatan-pemusatan lemak tubuh yang tinggi. Posisi dari klitoris dan urethral dan pembukaan vagina ditentukan oleh tulangtulang dari pelvis. Saat kelahiran vulva bayi perempuan dan buah dada bisa muncul menjadi bengkak dan besar. Hal ini sebagai hasil dari telah diekspos oleh kenaikan level hormon ibunya selama dalam kandungan. Setelah periode yang pendek dari vulva gadis, labia minora, labia majora, ukuran buah dada akan menyusut sebagai pengaruh dari hormon-hormon keibuan yang perlahan-lahan terlihat. Saat kelahiran klitoris gadis secara proporsional lebih besar daripada yang seharusnya yang berlangsung selama hidupnya. Dari gadis umur 1 sampai 8 tahun alat kelaminnya seharusnya tidak mengalami perubahan yang berarti, selama tumbuh sesuai tubuhnya. Jika terjadi, harus konsultasi dokter. Hal penting berikutnya berganti sampai vulva muncul selama masa puber. Jaringan alat kelamin mempunyai kepekaan terhadap hormon yang besar. Seperti kelenjar indung telur remaja dan kelenjar endokrin lainnya mulai memproduksi hormon-hormon yang jumlahnya makin meningkat, pria dan wanita, vulva mereka sepertinya akan mengalami suatu perubahan yang penting. Jaringan tipis dari vulva akan menjadi lebih tebal dan lebih elastis dimana pewarnaannya mungkin akan tambah baik.

9 15 Struktur vulvanya kemungkinan menjadi lebih besar dan jelas. Hal ini termasuk didalamnya labia majora dan minoranya, sebaik dengan klitoris dan selaput dara. Karena rambut kemaluan juga berkembang waktu ini, seorang gadis mungkin tidak menyadari semua perubahan yang telah terjadi, dimana seorang anak perlu untuk melatih alat kelaminnya dengan cermin di usia muda yang membuatnya lebih mengenal vulva mereka, dan mungkin akan sadar dengan perubahan yang terjadi. Perubahan penting selanjutnya pada vulva terjadi selama menopause. Selama periode waktu ini, level hormon dalam tubuh wanita menurun, dan sebagai akibatnya, jaringan sensitif terhadap hormon, labia dan klitoris, biasanya ukurannya berkurang (mengecil), tetapi tidak untuk ukuran masa sebelum remaja mereka (Mediastore, 2004, kanker vulva,2, Medicastore.com, diperoleh tanggal 6 Desember, 2004). Adapun struktur eksternal secara berurutan terdiri dari: a. Mons Veneris Adalah sebuah lapisan dari jaringan lemak yang lembut yang menutupi tulang punggung. Ini biasanya ditutupi oleh rambut yang tumbuh tebal setelah pada mula dari masa puber Mons veneris artinya gundukan tanah Venus dalam bahasa latin. Venus adalah nama yang diberikan kepada dewa cinta bangsa romawi. Karena itu, Mons veneris menjadi berarti, gunung cinta. Hal ini dinamakan demikian karena jaringan lemak ditempatkan di sini adalah sensitif untuk hormon estrogen, dengan permulaan masa puber level estrogen

10 16 akan meningkat menyebabkan gundukan yang jelas sampai berbentuk. Hal ini sangat nampak ketika seorang wanita telanjang atau mengenakan pakaian yang ketat. Hal ni menimbulkan pikiran untuk menyediakan sebuah bantahan perlindungan antara tulang pinggang dari seorang wanita dan pasangannya selama hubungan seksual, saat penetrasi berasal dari depan. Kulit penutup mons veneris berisi banyak ujung-ujung syaraf. Sebagai hasil, seorang perempuan mungkin menikmati area ini diusap, sebaliknya ketika rambut yang menutupinya digerakkan atau ditarik dengan lembut. Beberapa wanita menemukan mereka dapat mengalami orgasme ketika mons veneris mereka dipijat, atau ketika mereka menekannya melawan permukaannya selama masturbasi. Hal ini sebagian disebabkan karena klitoris telah ditempatkan dibawahnya pada batas terendah. Seorang wanita bisa menemukan area ini lebih sensitif untuk stimulasi ketika dicukur bersih, sebagaimana kulit yang tidak lagi dilindungi oleh lapisan rambut. b. Labia Majora Labia majora adalah dua lipatan kulit, dalam beberapa kasus mereka lebih mirip gundukan-gundukan daripada lipatan-lipatan, yang menjadikan pudendal terpotong, dan menyembunyikan dan melindungi struktur yang lebih lembut dari vulva. Bagian depan dari masingmasing labia majora biasanya lebih tebal daripada pantat, lonjong kebawah dan bergabung dengan kerampang dan masing-masing labia

11 17 majora mempunyai bentuk segitiga ini. Ukuran dan bentuk labia majora sangat bervariasi dari satu wanita dengan wanita lainnya. Labia majora dari gadis muda biasanya tipis dan halus, mempunyai warna yang sama seperti jaringan sekitarnya. Dengan perkembangan masa puber dan peningkatan berikutnya dalam bentuk lemak tubuh, labia majora sering kali menjadi lebih menonjol. Wanita dengan jumlah lemak tubuh yang rendah bisa mempunyai labia majora yang kecil tipis dan wanita dengan jumlah lemak tubuh yang banyak bisa mempunyai lemak yang bagus yang berada di sekeliling labia majora. c. Labia Minora Labia minora terletak diantara dua bibir majora, yang merupakan lipatan kulit yang panjang, sempit dan tidak berambut yang memanjang kearah bawah dari bawah klitoris. permukaan labia minora sama dengan mukosa vagina yaitu merah muda dan basah. pembuluh darah sangat banyak membuat labia minora membengkak bila ada stimulasi emosional atau stimulasi fisik. Kelenjar-kelenjar labia minora juga melumasi vulva. Suplai saraf yang sangat banyak membuat labia minora sensitif, sehingga meningkatkan fungsi erotiknya. d. Klitoris Merupakan organ yang sangat kompleks dan spesial yang hanya mempunyai satu kegunaan, memberikan wanita kepuasan seks. Ini sama pentingnya bagi seorang wanita, seperti penis bagi pria. Klitoris

12 18 dibentuk dari jaringan yang sama seperti penis, dan untuk kebanyakan bagian, fungsi-fungsinya sama seperti penis. Satu hal penting yang berbeda dari dua kenampakan ini bahwa urethra perempuan tidak melewati semua saluran melalui tubuh clitoris. e. Vestibulum Vestibulum adalah daerah yang berbentuk seperti perahu yang terletak diantara labia minora, klitoris, dan fourchette. permukaan vestibulum yang tipis dan agak berlendir mudah teriritasi oleh bahan kimia, panas, dan celana yang ketat. f. Fourchette Fourhette adalah lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, terletak pada pertemuan ujung bawah labia minora dan minora di garis tengah di bawah arifisium vagina. Suatu cekungan kecil dan fosa navikularis terletak diantara fourhette dan himen. g. Perineum Perineum adalah daerah maskular yang ditutupi kulit antara introitus vagina dan anus. perineum mempunyai bentuk dasar badan perineum (Bobak, 2004). 2. Penyakit yang terjadi pada Alat Reproduksi a. Kanker Vulva Kanker vulva adalah tumor ganas di dalam vulva. Vulva merupakan bagian luar dari sistem reproduksi wanita, yang meliputi labia, lubang vagina, lubang uretra dan klitoris, 3-4% kanker pada

13 19 sistem reproduksi wanita merupakan kanker vulva dan biasanya terjadi pada masa menopouse, beberapa jenis kanker vulva antara lain: 1) Karsinoma sel skuamosa (85%) Karsinoma sel skuamosa berasal dari sel-sel skuamosa yang merupakan jenis sel kulit yang utama. Kanker jenis ini biasanya terbentuk secara perlahan selama bertahun-tahun dan biasanya didahului oleh suatu perubahan prekanker yang mungkin berlangsung selama beberapa tahun. Istilah kedokteran yang sering digunakan untuk keadaan prekanker ini adalah neoplasma intraepitel vulva (niv) intraepitel artinya sel-sel prekanker terbatas pada epitel yang merupakan lapisan permukaan pada kulit vulva. Niv terbagi menjadi 3 kelompok yaitu niv1,niv2,dan niv3 dimana istilah lainnya untuk niv adalah displasia. Tingkat keparahan perubahan prekanker mulai dari yang terendah sampai yang terberat antara lain: a Niv1 atau displasia ringan b Niv2 atau displasia menengah c Niv3 atau displasia berat 2) Melanoma (5%) berasal dari sel penghasil pigmen yang memberikan warna pada kulit 3) Sarkoma (2%) adalah tumor jaringan ikat di bawah kulit yang cenderung tumbuh dengan cepat sarkoma vulva bisa menyerang semua golongan usia, termasuk anak-anak.

14 20 4) Karsinoma sel basal (1%) Karsinoma sel basal sangat jarang terjadi pada vulva, karena biasanya menyerang kulit yang terpapar oleh sinar matahari. 5) Adenokarsinoma (1%) Sejumlah kecil kanker vulva berasal dari kelenjar dan disebut adenokarsinoma. Beberapa diantaranya berasal dari kelenjar bartholin yang ditemukan pada lubang vagina dan menghasilkan cairan pelumas yang menyerupai lendir. Kebanyakan kanker kelenjar bartholin adalah adenokarsinoma, tetapi beberapa diantaranya (terutama yang tumbuh dari saluran kelenjar) merupakan karsinoma sel transisional atau karsinoma sel skuamosa. Meskipun agak jarang, adenokarsinoma juga bisa berasal dari kelenjar keringat pada kulit vulva (Mediastore,2004, kanker vulva,2, Medicastore.com, 6 Desember, 2004). b. Infeksi Saluran Kemih (ISK) Infeksi saluran kemih terutama terjadi yang punya riwayat anyang- anyangan atau batu kemih, yang lebih besar terutama pada musim kemarau, apalagi jika kurang minum. Musim kemarau bisa menjadi pencetus munculnya gangguan saluran kemih. Kurang minum bisa memicu infeksi saluran kencing, jika saluran kemih sudah sering tercemar infeksi maka kuman yang berasal dari dubur (pada wanita yang cebok sembarangan, atau keliru arah ceboknya) yang bisa menyebabkan mudah terinfeksi anyang-anyangan.

15 21 Bagi yang mengidap batu di saluran kemihnya, batu bisa di ginjal, di saluran uretri, atau di buli-buli atau kandung kemih. Jika kurang minum, air seni akan lebih kental, dan kristal pembentuk batu lebih berpeluang untuk mengendap, terlebih jika disertai dengan infeksi. Adanya kristal batu, sedang mengalami infeksi kemih, kurang minum, serta sering menahan kencing, adalah faktor-faktor yang mempermudah pembentukan batu atau kemih yang sudah ada menjadi lebih besar (Tabloid nova, 2007, 5 penyakit di musim kemarau, 1, tabloidnova.com, diperoleh tanggal 2 Januari, 2007). c. Keputihan Keputihan bagi sebagian perempuan sangat menganggu karena merasa tidak nyaman dan berbau tak sedap. Keputihan, dalam istilah kedokteran adalah leukorhea, merupakan keluarnya cairan dari vagina yang menimbulkan keluhan. keputihan paling banyak dialami pada umur produkstif, tetapi tidak menutup kemungkinan bisa terjadi pada usia tua. Sesungguhnya cairan yang keluar dari vagina tak selalu keputihan, Sebab pada saat-saat tertentu vagina akan mengeluarkan cairan yang diperlukan guna membasahi dinding vagina, dimana cairan tersebut berasal dari vagina, dan saluran kelamin bagian atas, yang berguna untuk mempertahankan keasaman vagina agar tidak terjadi infeksi dan sebagai pelumas pada saat berhubungan intim.

16 22 Keluarnya cairan dikatakan normal, jika terjadi sebelum haid, pada pertengahan siklus atau pada saat ovulasi serta adanya rangsangan seks. Cairan dikatakan abnormal atau keputihan jika terjadi perubahan warna, bau dan keluar cairan yang agak berlebihan. Gejalanya terasa gatal pada vulva atau vagina, terasa pedih saat hendak kencing atau bersenggama. Keputihan bisa muncul karena penyakit menahun, kelainan endokrin, infeksi di vulva,vagina, mulut lendir rahim, dan saluran telur (Tabloid nova, 2007, 5 penyakit di musim kemarau, 1, tabloidnova.com, diperoleh tanggal 2 Januari, 2007). 3. Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) Kesehatan Reproduksi Remaja adalah kondisi fisik, mental dan sosial yang sehat dan bertanggung jawab dalam usia tahun yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta peran reproduksi. Dalam kegiatan penyuluhan memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi kepada remaja SMA maka diperlukan strategi dengan memberikan materi KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja) yang dapat dikembangkan secara umum yaitu: a. Tumbuh kembang remaja yang membahas tentang masa akil baliq, ciri-ciri fisik dan psikologis, perubahan perilaku, permasalahan remaja. Iman dan taqwa sebagai benteng moral, komunikasi dalam keluarga.

17 23 b. Meningkatkan kepercayaan diri yang mencakup tentang memahami diri sendiri, menjaga kondisi kesehatan fisik dan mental, bersosialisasi dan bermasyarakat c. Seks dan kehamilan yang membahas tentang masa subur, proses terjadinya kehamilan. Remaja membutuhkan pendidikan reproduksi salah satunya kesehatan reproduksi pada remaja karena masa pancaroba bagi remaja disebut-sebut sebagai periode yang susah-susah gampang bagi orangtua untuk menanganinya. Kebanyakan orangtua mengakui bahwa memberi bekal untuk remaja perempuan diharapkan agar mampu menghadapi berbagai gejolak kehidupan yang sebenarnya tidaklah mudah. Meski orang tua sudah bersusah payah menyediakan berbagai fasilitas, termasuk pendidikan yang terbaik untuk anak perempuan mereka, namun orangtua tidak akan sanggup menghindari globalisasi dunia yang menghadang kehidupan remaja global sekarang ini (Singgih, 2002). C. Pengetahuan Manusia pada dasarnya selalu ingin tahu yang benar. Untuk memenuhi rasa ingin tahu, manusia sejak zaman dahulu telah berusaha mengumpulkan pengetahuan. Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Pengetahuan tersebut diperoleh dari pengalaman langsung maupun melalui pengalaman orang lain.

18 24 Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan manusia, yakni indera penglihatan, pendegaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata (penglihatan) dan telinga (pendengaran) (Notoatmodjo, 2003). Sedangkan Padmonodewo (2000) menyatakan pengetahuan didefinisikan sebagai segala sesuatu yang diketahui oleh seseorang dengan jalan apapun dan sesuatu yang diketahui orang dari pengalaman yang didapat. Pengetahuan (Kognitif) merupakan domain yang sangat penting untuk dibentuknya suatu tindakan seseorang. Adapun tingkat pengetahuan domain kognitif ada enam tingkatan menurut Notoatmodjo (2003) yang meliputi : 1. Tahu (know) a Pengetahuan (tahu yaitu mengingat kembali materi yang dipelajari sebelumnya. Termasuk didalam pengetahuan yang paling rendah dengan cara menyebutkan, mendeflnisikan dan menyatukan sesuatu. b Memahami (comprehension) Memahami yaitu sesuatu untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut

19 25 secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek untuk materi, harus dapat menjelaskan, contohnya remaja memahami dan mengetahui cara perawatan vulva yang benar. c Aplikasi (application) Aplikasi yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan penggunan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam kondisi yang lain, misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah. d Analisis (analysis) Analisis yaitu kemampuan untuk materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi di dalam struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitanya dengan yang lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan dari kata-kata kerja, dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. e Sintesis (synthesis) Sintesis yaitu kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian dalam suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada, misalnya dapat menyusun, merencanakan, meringkas, menyesuaikan dan sebagainya.

20 26 f Evaluasi (evaluation) Evaluasi adalah kemampuan melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini berdasarkan suatu kriteria - kriteria yang telah ada. 2. Pengaruh pengetahuan Pengaruh pengetahuan terhadap remaja sangat penting sebab mempunyai cukup pengetahuan dan pendidikan yang tinggi akan lebih memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan serta kesehatan setiap anggota keluarganya (Notoatmodjo, 2003). 3. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengetahuan menurut Notoatmodjo (2003) yaitu : a Tingkat Pendidikan Semakin tinggi pendidikan maka ia akan mudah menerima dan menyesuaikan hal-hal yang baru. b Informasi Seseorang yang mempunyai sumber informasi banyak akan memberikan pengetahuan yang lebih jelas. c Kultur Budaya Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang karena informasi yang baru akan disaring sesuai dengan budaya dan agama yang dianut. Pada remaja akan melakukan perilaku perawatan vulva sesuai dengan apa yang mereka lihat di lingkungannya. Biasanya

21 27 mereka mengetahui perawatan reproduksi secara tradisional misalnya dengan mengunakan air sirih. d Pengalaman Pengalaman disini berkaitan dengan umur dan pendidikan, dimana pada remaja dengan umur yang bertambah dan pendidikan yang lebih baik akan memudahkan dalam menyerap informasi yang diberikan serta bersikap lebih bijak. e. Sosial Ekonomi Tingkatan pendapatan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup, dimana status ekonomi orang tua yang baik akan berpengaruh pada fasilitasnya yang diberikan (Notoatmodjo, 2003). f. Mitos Merupakan kepercayaan yang dipunyai oleh seseorang, dan biasanya terjadi pada daerah tertentu dan dijadikan kebiasaan. (Rochmah, 2005). Pada para remaja dalam melakukan kesehatan perawatan vulva masih mengikuti cara tradisional misalnya makan makanan seperti nanas, akan memacu kelembaban pada vulva. g. Nilai agama Kemampuan berpikir abstrak remaja memungkinkannya untuk dapat mentransformasikan keyakinan beragamanya. Mengekspresikan kualitas keabstrakkan Tuhan. Berkembangnya kesadaraan atau keyakinan beragama seiring dengan mulainya remaja menanyakan atau mempermasalahkan sumber-sumber otoritas dalam kehidupannya. (Rochmah, 2005). Pada perawatan vulva, remaja dalam nilai agama

22 28 mempraktekkan dalam bentuk misalnya pada saat akan sholat harus bersih dari semua kotoran. 4. Pengukuran Tingkat Pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawacara atau angket, untuk menyatakan tentang isi materi yang akan diukur dari responden. Pengetahuan yang ingin diketahui oleh peneliti dapat disesuaikan dengan tingkat responden yang ada (Notoatmodjo, 2003). 5. Cara memperoleh pengetahuan Dari berbagai macam cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, maka dikelompokkan menjadi dua, yaitu: a Cara tradisional Untuk memperoleh pengetahuan, cara kuno atau tradisional dipakai orang memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah untuk metode penemuan secara sistematik dan logis. b Cara coba-salah (trial and error) Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Pada waktu itu seseorang apabila menghadapi persoalan untuk masalah, upaya pemecahannya dilakukan dengan coba-coba saja. Dimana metode ini telah digunakan orang dalam waktu yang cukup lama untuk memecahkan berbagai masalah. Bahkan sekarang ini metode coba-coba masih sering dipergunakan terutama oleh mereka yang belum atau tidak mengetahui cara memecahkan masalah.

23 29 c. Cara kekuasaan atau otoritas Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaankebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan ini biasanya diwariskan turun-temurun dari generasi berikutnya. Dimana pengetahuan, diperoleh berdasarkan otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, otoritas ilmu pengetahuan. d. Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman adalah guru yang baik, demikian kata pepatah dengan maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengetahuan itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Namun perlu diperhatikan bahwa tidak semua pengalaman pribadi dapat menuntun seseorang untuk menarik kesimpulan dengan benar maka diperlukan berpikir kritis dan logis. e. Melalui jalan pikiran Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berpikir manusiapun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi dan deduksi. f. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

24 30 Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau metodologi penelitian. Cara ini mula-mula mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala-gejala alam atau kemasyarakatan kemudian hasil pengamatannya tersebut dikumpulkan dan diklasifikasikan dan akhirnya diambil kesimpulan umum. D. Remaja 1. Pengertian Remaja merupakan masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa yang mengalami perubahan fungsi organ seksual dan reproduksi. Umumnya masa remaja dipandang sebagai suatu tahap perkembangan yaitu pada masa pubertas dan diakhiri pada masa kedewasaan. Masa pubertas dihubungkan dengan kematangan biologis atau seksual, seperti timbulnya tanda seksual sekunder, datangnya menarche (masa haid pertama kali pada remaja perempuan). Remaja menurut WHO mendefinisikan sebagai kriteria biologik dengan ciri individu berkembang, mulai saat pertama kali dengan menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai masa kematangan seksual. Kriteria remaja sebagai individu yaitu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa. Kriteria remaja secara sosial ekonomi dimana terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif mandiri. Batas usia tahun sebagai batas usia remaja, sedangkan sensus penduduk

25 di Indonesia membatasi kriteria remaja umur tahun (Widjanarko,1999). Remaja merupakan kelompok risiko untuk tertular berbagai penyakit, karena masa remaja merupakan masa pencarian identitas dimana mereka sangat menggantungkan diri pada lingkungan pergaulannya. Dalam masa pencarian ini mereka terkadang salah dalam mengambil model atau kelompok bergaul, sehingga masalah lingkungan kehidupan remaja ini dibutuhkan perhatian yang ekstra, karena masa remaja merupakan masa yang mudah terpengaruh oleh keadaan lingkungan. Lingkungan yang berpengaruh bagi kehidupan remaja merupakan lingkungan yang beragam, yaitu orang tua (keluarga), sekolah, kelompok bermain (Peer group), media cetak atau elektronik dan juga masyarakat sekitarnya. Diantara berbagai faktor lingkungan yang berpengaruh ini peer group menjadi faktor pengaruh yang kuat. Selain itu remaja juga sangat mudah dipengaruhi oleh media cetak maupun elektronik yang menampilkan sisi kehidupan remaja, yang tampak penuh dengan berbagai hal menyenagkan, yang mudah menarik minat mereka untuk mengikuti gaya kehidupan yang seperti mereka lihat (Whaley & Wong, 1991). Sebagai remaja sesuai dengan perkembangan hormonalnya, emosi mulai berkembang, minat menjadi luas, serta terhadap masalah reproduksi yaitu masalah perawatan reproduksi yang menyangkut tentang kebersihan vulva. Rasa ingin tahu mendorong mereka mencari informasi atau pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dari lingkungan sekitar.

26 32 Pengetahuan tentang reproduksi yang setengah-setengah, mendorong remaja kurang memahami dan dapat menimbulkan emosi secara spontan dan tidak terkontrol, serta bersikap semaunya dan berakibat membahayakan diri sendiri. Dalam keadaan orang tua yang tidak cukup terbuka mengenai masalah ini, biasanya anak remaja akan mencari sumber yang lain. Sumber-sumber yang mudah dijangkau adalah teman sebayanya, namun mereka semua sama-sama sedang mencari informasi, sehingga mereka mencari informasi dari buku-buku, dan majalah. Mereka sendiri belum bisa memilih mana informasi yang baik atau yang perlu bagi dirinya. Oleh karena itu peran orang tua, tenaga kesehatan, guru, cukup penting dalam memberikan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi (Sarlito, 2002). Masa remaja meliputi perkembangan, pertumbuhan dan permasalahan, yang jelas berbeda dengan masa sebelumnya maupun masa sesudahnya. Apabila timbul permasalahan pribadi pada masa ini, maka sifat permasalahannya memiliki ciri khas. Secara hormonal pada remaja di masa pubertas, jumlah yang dikeluarkan semakin meningkat dan mengakibatkan matangnya struktur dan fungsi dari organ-organ seks, yaitu hormon pertumbuhan yang berpengaruh dalam menentukan besarnya individu dan hormon gonadrotopik yang merangsang gonad untuk meningkatkan kegiatan.

27 33 Tumbuh kembang pada masa remaja menurut Hurlock (1995) terbagi dua yaitu; (a) remaja awal berlangsung dari usia tahun, (b) remaja akhir berlangsung dari usia tahun. Pertumbuhan remaja terdiri dari genetik (keturunan), hormon, dan lingkungan sedangkan perkembangan remaja terdiri dari tingkat perkembangan yang normal. Pertumbuhan pesat pada masa pubertas bagi anak perempuan mulai umur 8,5 dan 11,5 tahun, dengan puncak rata-rata 12,5 tahun. Maka tingkat pertumbuhan menurun dan berangsur-angsur berhenti antara tahun. Dan saat proses pertumbuhan selesai maka pertambahan tinggi badan berat, kekuatan terjadi dalam kurun waktu yang kurang lebih sama. Pertumbuhan dan perkembangan yang pesat terjadi selama masa puber, yang sebagian tergantung pada faktor keturunan dan mempengaruhi kelenjar endokrin. Faktor lingkungan yaitu asupan nutrisinya, dimana asupan nutrisi yang tidak bagus pada masa kanak-kanak menyebabkan berkurangnya produksi hormon pertumbuhan. Gangguan emosi juga mempengaruhi pertumbuhan karena gangguan tersebut mengakibatkan produksi adrenal streoid yang berlebihan, sehingga merugikan hormon pertumbuhan. Perkembangan pada masa remaja merupakan periode pada tahap perkembangan fisik, dimana alat-alat kelamin manusia mencapai kematangannya. Perubahan fisik yang terjadi merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Pada perubahan psikologis muncul karena perubahan fisik tersebut (Sarlito, 2002). Perubahan fisik khususnya pada

28 34 perempuan misalnya pertumbuhan payudara, tulang-tulang anggota tubuh, bulu kemaluan, haid, tumbuh bulu-bulu ketiak, maka hal ini menyebabkan kecanggungan bagi remaja, karena harus menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. Perkembangan remaja menurut Sarlito (2002) dapat didefinisikan sebagai berikut : 1. Perkembangan intelegensi yaitu kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah, mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif yang dinyatakan dengan IQ (intelligence Quotient). 2. Perkembangan emosi yaitu memahami remaja yaitu dengan mengetahui apa yang mereka rasakan selain jalan pikirannya. Menurut Dadang Sulaeman (1995) bahwa remaja sangat menekankan pentingnya apa yang mereka rasakan. Emosi terlibat di dalam segala hal, dimana remaja terlibat didalamnya yakni lingkungan yang membangkitkan emosi para remaja adalah semua hal yang bertentangan dengan diri remaja (perasaan cinta, sedih, khawatir, dorongan melakukan sesuatu, persepsi tentang apa yang membangkitkan emosi). Maka dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan pada masa remaja merupakan saat berkembangnya jatidiri, yang dipengaruhi oleh iklim keluarga, tokoh idola, peluang pengembangan diri, tingkat perkembangan yang normal, motivasi, intelegensi, kreativitas (Hurlock,1995).

29 35 2. Karakteristik Remaja a. Umur Umur seseorang sedemikian besarnya akan mempengaruhi kinerja, dimana semakin lanjut umurnya semakin lebih bertanggung jawab, lebih tertib, lebih bermoral, lebih berbakti dari usia muda. Umur remaja adalah suatu masa yang penting yang semestinya dihabiskan untuk mencari ilmu pengetahuan dan selalu berusaha mendapatkan kedudukan yang terbaik sesuai dengan apa yang mereka lakukan. Pada umur remaja, seseorang amat cenderung kepada nafsu sahfat dan peralihan dimana tahap perkembangan fisik, emosi dan sosial remaja mengalami perubahan secara bertingkat sebelum masa matang mereka, yang dapat membedakan baik buruknya suatu perkembangan. Hal ini membutuhkan didikan dan dibentuk agar perkembangan umur mereka menjadi kehidupan yang bermoral dan menjalani proses kehidupan sehat. Perkembangan remaja banyak dipengaruhi oleh bentuk konflik dan pergolakan dari dalam dan dari luar lingkungan mereka (Ayun Bin Rahmat, 2006, Perasaan Sensitif Remaja Jika Dipupuk Dapat Mengakibatkan Suatu Gejala Sosial, diperoleh tanggal 3 November, 2005). Sesuai perkembangannya para remaja dituntut untuk mengetahui tentang kesehatan reproduksi sesuai dengan bertambahnya umur,

30 36 dimana seorang remaja yang bertambah umurnya maka dalam menerima informasi tentang parawatan vulva akan semakin baik dan memahami, serta akan berpengaruh dalam menjaga kesehatan reproduksi akan lebih baik. b. Pendidikan (kelas) Pendidikan merupakan hasil atau prestasi yang dicapai oleh perkembangan manusia dan usaha lembaga-lembaga tersebut dalam mencapai tujuannya. Pendidikan merupakan tingkat kemajuan masyarakat dan kebudayaan sebagai satu kesatuan. Memberikan pendidikan yang sesuai adalah salah satu tugas orangtua kepada anak-anaknya. Agar seorang anak dapat memperoleh pendidikan yang baik dan sesuai maka pilihlah sekolah yang sesuai, berilah pengertian yang benar tentang adanya beberapa alasan orangtua memberikan arahan agar masa depan anaknya lebih baik. Masih sering terjadi di masyarakat, orantua yang memaksakan kehendak dan hal ini berdampak pada perkembangan sang anak (Kalyanadhamo, 2006, kiat menghadapi remaja, diperoleh tanggal 6 agustus, 2006). Pada remaja semakin pendidikannya baik maka dalam memahami hal baru tentang perawatan vulva lebih baik, berfikir secara kreatif dan berfikir kritis serta mengkaji dan mengembangkan ke arah yang lebih sempurna.

31 37 c. Pendapatan (uang saku) Merupakan bagian dari pendapatan seseorang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Orangtua hendaknya memberikan teladan untuk menanamkan pengertian bahwa uang hanya diperoleh dengan kerja dan keringat. Remaja hendaknya dididik agar dapat menghargai nilai uang. Remaja dilatih agar mempunyai sifat tidak suka memboroskan uang tetapi tidak terlalu kikir. Seorang remaja diajarkan hidup dengan bijaksana dalam mengunakan uang, mengajari untuk menabung sebagian uang sakunya. Menabung bukanlah pengembangan watak kikir,melainkan sebagai bentuk menghargai uang yang didapat dengan kerja dan semangat (Kalyanadhamo, 2006, kiat menghadapi remaja, diperoleh tanggal 6 Agustus, 2006). Pemberian uang saku kepada remaja memang tidak dapat dihindarkan, namun sebaliknya uang saku diberikan dengan dasar kebijaksanaan, tidak berlebihan, karena uang tidak diberikan dengan tidak bijaksana akan dapat menimbulkan masalah yaitu anak menjadi boros, tidak menghargai uang, anak malas, sebab mereka berpikir tanpa kepandaianpun uang gampang mereka peroleh. Uang saku pada remaja yang mempunyai sifat hemat dan bisa mengatur keuangannya dapat menentukan suatu kebutuhan yang paling penting untuk mereka, misalnya kebutuhan sebagai pelengkap dalam perawatan vulva yang dapat terpenuhi, dimana uang saku pada remaja

32 38 digunakan seperlunya khususnya dalam hal membeli kebutuhan untuk perawatan vulva, semakin besar uang sakunya maka dalam membeli alat kebersihan lebih komplet. E. Hubungan Karakteristik dan Tingkat Pengetahuan Remaja Perempuan Tentang Kesehatan Reproduksi Dengan PerawatanVulva Pengaruh pengetahuan pada keluarga sangat penting sebab mempunyai keluarga yang mempunyai cukup pengetahuan dan pendidikan yang tinggi akan lebih memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan serta kesehatan setiap anggota keluarganya (Notoatmodjo, 2003). Hal ini dapat mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang dalam bertindak untuk melakukan sesuatu. Masa pancaroba bagi remaja disebut-sebut sebagai periode yang susah-susah gampang bagi orang tua untuk menangganinya. Kebanyakan orang tua mengakui bahwa memberi bekal untuk remaja perempuan agar mampu menghadapi berbagai gejolak kehidupan sebenarnya tidaklah mudah. Meski orang tua sudah bersusah payah menyediakan berbagai fasilitas, termasuk pendidikan yang terbaik untuk anak perempuan mereka, namun orang tua tidak sanggup menghindari perkembangan remaja sekarang ini. Perkembangan teknologi komunikasi yang menyebar berbagai informasi dan hiburan budaya, kini semakin deras dan takkan mungkin bisa dibendung hanya dengan mengurung anak dirumah atau dengan menyediakan berbagai fasilitas canggih di rumah. Sesuai perkembangannya, anak perempuan masa kini tak mungkin dipingit karena kehidupan menuntut mereka untuk tampil luwes dan bergaul dengan dunia luar.

33 39 Menurut para ahli meyakini bahwa dengan pendidikan yang baik serta pengetahuan yang baik dapat menyelamatkan remaja perempuan saat ini, dimana anak-anak yang menikah muda pada suatu negara berkembang yang dianggap serius, dimana lebih mengutamakan pendidikan dengan menyediakan akses cukup untuk mendapat pendidikan, sosial, kesehatan. Tetapi dengan dibekali iman yang kuat, pendidikan yang cukup, pergaulan yang sehat serta hubungan yang mesra antara orangtua dengan anak remaja perempuan serta keterbukaan dalam keluarga sebagai bekal berharga bagi remaja perempuan agar mereka meniti dengan selamat. Tujuan perawatan vulva adalah menjaga kebersihan alat kelamin yaitu untuk membuat tetap kering, bebas dari infeksi, iritan (luka) yang membuat vulva menjadi merah, bengkak, panas atau gatal. Para remaja mengetahui dan belajar tentang organ-organ reproduksi perempuan khususnya daerah vulva secara anatomi atau fisiologi hendaknya kita sadar bahwa perempuan adalah makhluk yang unik. Ketika pandangan kita mengenai kesehatan reproduksi sudah menjadi positif, maka akan memberikan ruang bagi remaja semua untuk mendapatkan informasi, mengenai bagaimana memahami perkembangan diri, melindungi diri dari risiko reproduksi dengan cara melakukan perawatan vulva yang benar agar terhindar dari infeksi dan penyakit lainnya. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa bukan remaja yang tidak ingin mendapatkan pengetahuan kesehatan reproduksi. Bukan karena tidak ada informasi reproduksi yang minim tetapi pemahaman yang salah tentang kesehatan reproduksi yang akhirnya membatasi remaja mendapatkan

34 40 kesempatan menyiapkan masa depan dan melindungi reproduksi dan seksualnya lebih baik. Semakin baik pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi perempuan maka berdampak semakin baik pula perawatan vulva. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan karakteristik remaja dan tingkat pengetahuan remaja yang baik secara tidak langsung akan mempengaruhi perawatan vulva. Dengan dukungan pendidikan yang baik, pergaulan yang sehat, serta hubungan yang mesra antara orangtua dengan anak remaja,. keterbukaan keluarga akan terwujud suatu perilaku yang baik contohnya perilaku dalam perawatan vulva. (Media Indonesia Online 2003, Remaja membutuhkan pendidikan reproduksi,2, Kesehatan remaja dot info com, diperoleh tanggal 16 Desember, 2006).

35 41 F. Kerangka Teori Karakteristi Remaja 1. Umur 2. Pendidikan (dalam kelas) 3. Pendapatan (uang saku) Faktor Prediposisi 1. Tingkat Pengetahuan 2. Sikap 3. Keyakinan 4. Kepercayaan 5. Nilai agama 6. Motivasi 7. Mitos 8. Pengalaman 9. Kultur budaya Perawatan Vulva Faktor Pemungkin 1. Fasilitas Fisik : kesehatan: puskesmas, rumah sakit 2. Fasilitas umum: media massa (koran, TV, Radio) Faktor Lingkungan 1. Orantua 2. Sekolah 3. Kelompok bermain 4. Media elektronik Faktor Penguat 1. Sikap Petugas kesehatan 2. Perilaku petugas kesehatan (Sumber : Lawrence Green, dalam, Notoatmodjo, 2003)

36 42 G. Kerangka Konsep Variabel Independent Variabel Dependent Karakteristik a. Umur b. Pendidikan (dalam kelas) c. Pendapatan (Uang Saku) Perawatan Vulva Tingkat Pengetahuan remaja perempuan tentang kesehatan reproduksi H. HIPOTESA 1. Ada hubungan umur dengan perawatan vulva. di SMA Negeri I Karangrejo Tulungagung. 2. Ada hubungan pendidikan (tingkat kelas) dengan perawatan vulva di SMA Negeri I Karangrejo Tulungagung. 3. Tidak ada hubungan pendapatan (uang saku) dengan perawatan vulva di SMA Negeri I Karangrejo Tulungagung. 4. Ada hubungan tingkat pengetahuan remaja perempuan tentang kesehatan reproduksi dengan perawatan vulva di SMA Negeri I Karangrejo Tulungagung.

BAB 1 PENDAHULUAN. secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal

BAB 1 PENDAHULUAN. secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran 3 KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN SISTEM REPRODUKSI REMAJA DENGAN TINDAKAN REPRODUKSI SEHAT DI SMA DHARMA PANCASILA MEDAN 2008 No. Identitas : Tgl. Interview : Jenis Kelamin : Keterangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Peran Ibu a. Definisi Ibu Ibu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah wanita yang telah melahirkan seseorang, maka anak harus menyayangi ibu, sebutan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meliputi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial bukan semata-mata bebas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meliputi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial bukan semata-mata bebas BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Kesehatan Reproduksi Menurut WHO (1992), sehat adalah suatu keadaan yang lengkap meliputi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial bukan semata-mata

Lebih terperinci

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA (13-15 TAHUN) KELAS VII DAN VIII TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMPN 29 BANDUNG

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA (13-15 TAHUN) KELAS VII DAN VIII TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMPN 29 BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan tentang kesehatan reproduksi merupakan masalah penting yang perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak. Pada masa remaja, pertumbuhan fisik dan seksualnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Perawatan Vulva 1. Definisi Vulva Vulva adalah organ seksual wanita bagian luar dan merupakan bagian sistem reproduksi yang berada pada bagian luar vagina atau jalan

Lebih terperinci

Bab IV Memahami Tubuh Kita

Bab IV Memahami Tubuh Kita Bab IV Memahami Tubuh Kita Pubertas Usia reproduktif Menopause Setiap perempuan pasti berubah dari anak-anak menjadi dewasa dan perubahan dari dewasa menjadi dewasa yang lebih tua Sistem Reproduksi Perempuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesehatan secara optimal (Nursalam, 2008). kesehatan sebagai berikut : a. mengubah pengetahuan;

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesehatan secara optimal (Nursalam, 2008). kesehatan sebagai berikut : a. mengubah pengetahuan; BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kesehatan 1. Pengertian Pendidikan kesehatan merupakan suatu usaha atau kegiatan untuk membantu individu, keluarga, atau masyarakat dalam meningkatkan kemampuan atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kognitif, moral, maupun sosial (Mahfiana&Yuliani,2009:1). Pada masa ini

BAB 1 PENDAHULUAN. kognitif, moral, maupun sosial (Mahfiana&Yuliani,2009:1). Pada masa ini BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja adalah masa transisi sebagai proses dalam mempersiapkan diri meninggalkan dunia anak-anak untuk memasuki dunia orang dewasa. Pada masa ini terjadi banyak

Lebih terperinci

REPRODUKSI KESEHATAN REMAJA CREATED BY: MAHASISWA PROGRAM PROFESI NERS PSIK FK USU 2009

REPRODUKSI KESEHATAN REMAJA CREATED BY: MAHASISWA PROGRAM PROFESI NERS PSIK FK USU 2009 KESEHTN REPRODUKSI REMJ CRETED BY: MHSISW PROGRM PROFESI NERS PSIK FK USU 2009 PUBERTS SYIIK?!! SEMOG BERMNFT Y BOOKLETNY!!! Sobat muda!!! Tau gak pubertas tuh apaan? Pubertas itu adalah suatu masa ketika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi resiko resiko kesehatan reproduksi. Kegiatan kegiatan seksual

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi resiko resiko kesehatan reproduksi. Kegiatan kegiatan seksual 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi merupakan masalah yang penting untuk mendapatkan perhatian terutama dikalangan masyarakat. Masa remaja diwarnai oleh pertumbuhan, perubahan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu (ASI) 1. Pengertian ASI Air susu Ibu (ASI) mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna, memberi perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih

Lebih terperinci

SEKSUALITAS. endang parwieningrum Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB BKKBN

SEKSUALITAS. endang parwieningrum Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB BKKBN SEKSUALITAS endang parwieningrum Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB BKKBN - 2012 KOMPETENSI DASAR Setelah mempelajari materi ini peserta diharapkan dapat memahami seksualitas sebagai bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan, munculnya berbagai kesempatan, dan seringkali mengahadapi resikoresiko

BAB I PENDAHULUAN. perubahan, munculnya berbagai kesempatan, dan seringkali mengahadapi resikoresiko BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi merupakan masalah yang penting untuk mendapatkan perhatian terutama dikalangan remaja. Masa remaja diwarnai oleh pertumbuhan, perubahan, munculnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari Persepsi (perception), Respon terpimpin (Guided Respons),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari Persepsi (perception), Respon terpimpin (Guided Respons), BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku 1. Pengertian perilaku Semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik dapat diamati secara langsung maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar. Dimana perilaku terdiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan Pengetahuan (knowledge) adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengideraan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengideraan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengideraan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh menjadi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengetahui dengan objek yang diketahui. Namun dalam pertemuan ini subjek tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengetahui dengan objek yang diketahui. Namun dalam pertemuan ini subjek tidak BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan bukanlah hanya sekedar pertemuan antara subjek yang mengetahui dengan objek yang diketahui, tetapi pengetahuan adalah persatuan antara subjek

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Definisi Kesehatan Reproduksi Remaja. Kairo 1994 mendefinisikan kesehatan reproduksi sebagai keadaan sehat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Definisi Kesehatan Reproduksi Remaja. Kairo 1994 mendefinisikan kesehatan reproduksi sebagai keadaan sehat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesehatan Reproduksi Remaja 1. Definisi Kesehatan Reproduksi Remaja IPCD (Internasional Conference On Population and Developmen) Kairo 1994 mendefinisikan kesehatan reproduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelamin) (Manuaba Ida Bagus Gde, 2009: 61). Wanita yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. kelamin) (Manuaba Ida Bagus Gde, 2009: 61). Wanita yang mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keputihan adalah cairan putih yang keluar dari liang senggama secara berlebihan. Keputihan dapat dibedakan dalam beberapa jenis diantaranya keputihan normal (fisiologis)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanakkanak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanakkanak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanakkanak ke masa dewasa. Namun jika pada usia remaja seseorang sudah menikah, maka ia tergolong dalam dewasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaaan

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG FLOUR ALBUS FISIOLOGI DAN FLOUR ALBUS PATOLOGI DI SMK NEGERI 2 ADIWERNA KABUPATEN TEGAL

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG FLOUR ALBUS FISIOLOGI DAN FLOUR ALBUS PATOLOGI DI SMK NEGERI 2 ADIWERNA KABUPATEN TEGAL GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG FLOUR ALBUS FISIOLOGI DAN FLOUR ALBUS PATOLOGI DI SMK NEGERI 2 ADIWERNA KABUPATEN TEGAL Nikmatul Rifqiyah 1, Nilatul Izah 2 Email: izzah_naila@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menstruasi merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita, terjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menstruasi merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita, terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menstruasi merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita, terjadi perubahan-perubahan siklik dari alat kandungannya sebagai persiapan untuk kehamilan. Pada masa remaja

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN EDITOR BAHASA INDONESIA. Judul : Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Kelas X SMA AL AZHAR Medan

SURAT PERNYATAAN EDITOR BAHASA INDONESIA. Judul : Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Kelas X SMA AL AZHAR Medan SURAT PERNYATAAN EDITOR BAHASA INDONESIA Nama : RABITA NIM : 095102004 Judul : Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Kelas X SMA AL AZHAR Medan Tentang Perawatan Alat Genitalia Eksterna Tahun 2010 Menyatakan

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA. tertentu dan merupakan domain yang sangat penting untuk. 1) Tingkat Pengetahuan. ada 6 tingkat pengetahuan, yaitu :

BAB II TINJUAN PUSTAKA. tertentu dan merupakan domain yang sangat penting untuk. 1) Tingkat Pengetahuan. ada 6 tingkat pengetahuan, yaitu : 9 BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengetahuan a. Definisi Pengetahuan Menurut Sunaryo (2013), pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris atau pengindraan terhadap

Lebih terperinci

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV LAMPIRAN No Kegiatan Desember Januari Februari Maret April Mei Juni I II III I V I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 1 Pengajuan masalah penelitian 2 BAB I Pendahulua

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial dan spiritual secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan objek yang di ketahui, tetapi pengetahuan adalah persatuan antara subjek yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan objek yang di ketahui, tetapi pengetahuan adalah persatuan antara subjek yang 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan bukanlah hanya sekedar pertemuan antara subjek yang mengetahui dengan objek yang di ketahui, tetapi pengetahuan adalah persatuan antara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian pengetahuan

BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian pengetahuan BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Pengertian pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek, baik melalui indra penglihatan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Feminine hygiene merupakan cara menjaga dan merawat kebersihan organ kewanitaan bagian luar. Salah satu cara membersihkannya adalah dengan membilas secara benar. Penggunaan

Lebih terperinci

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Saya sebagai mahasiswa program studi keperawatan Universitas

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Saya sebagai mahasiswa program studi keperawatan Universitas Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth. Calon Responden Penelitian Ditempat Dengan hormat, Saya sebagai mahasiswa program studi keperawatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo, menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebersihan pada saat menstruasi adalah cara yang sangat penting bagi wanita untuk memelihara tingkat kebersihan selama menstruasi. Kebiasaan menjaga kebersihan, termasuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga konsep pengertian tersebut adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga konsep pengertian tersebut adalah : BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Dalam pembahasan tentang status gizi, ada tiga konsep yang harus dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Remaja a. Pengertian Remaja atau adolescenc (Inggris ), berasal dari bahasa latin adolescere yang berarti tumbuh kearah kematangan. Kematangan yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artinya berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Masa. menjalani proses terjadi pertumbuhan dan perkembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artinya berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Masa. menjalani proses terjadi pertumbuhan dan perkembangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Remaja 2.1.1 Definisi Remaja Kata remaja berasal dari bahasa latin adolescere yang artinya berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Masa remaja juga sering disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB 1. All About Remaja

BAB 1. All About Remaja BAB 1. All About Remaja Siapakah Remaja? Pengertian remaja, Klasifikasi remaja (umur) Setiap dari kita pasti pernah mengalami masa remaja, atau mungkin kita sekarang sedang dalam masa remaja? tapi pengertian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEJADIAN LEUKOREA PADA REMAJA PUTRI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEJADIAN LEUKOREA PADA REMAJA PUTRI HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEJADIAN LEUKOREA PADA REMAJA PUTRI Mimatun Nasihah* dan Sofia Nihayati** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan

Lebih terperinci

DETEKSI DINI MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA MELALUI PENJARINGAN ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN ( SMP/MTs & SMA/ MA sederajat )

DETEKSI DINI MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA MELALUI PENJARINGAN ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN ( SMP/MTs & SMA/ MA sederajat ) DETEKSI DINI MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA MELALUI PENJARINGAN ANAK USIA SEKOLAH LANJUTAN ( SMP/MTs & SMA/ MA sederajat ) Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sehat baik secara fisik, jiwa maupun

Lebih terperinci

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya Organ seksual pada wanita, seperti rahim, vagina, dan payudara, masing-masing mempunyai fungsi tersendiri. Kadangkala fungsi organ-organ tersebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Perilaku Seksual Pranikah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Perilaku Seksual Pranikah BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perilaku Seksual Pranikah 1. Pengertian Perilaku Seksual Pranikah Menurut Sarwono (2005) perilaku seksual pranikah adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU, DAN LINGKUNGAN SISWI SMU SANTA ANGELA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU, DAN LINGKUNGAN SISWI SMU SANTA ANGELA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI LAMPIRAN 1 GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU, DAN LINGKUNGAN SISWI SMU SANTA ANGELA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan lingkari pada jawaban yang paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja mengalami perkembangan fisiologis, psikososial, kognitif, moral dan perkembangan seksual. Perubahan fisiologis pada masa remaja merupakan hasil aktivitas

Lebih terperinci

Hubungan Personal Hygiene Organ Reproduksi dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Siswi Smk N 1 Sumber Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang

Hubungan Personal Hygiene Organ Reproduksi dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Siswi Smk N 1 Sumber Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang Hubungan Personal Hygiene Organ Reproduksi dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Siswi Smk N 1 Sumber Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang Yuli Irnawati 1, Vivi Nur Setyaningrum 2 1,2 DIII Kebidanan, Akbid

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Payudara Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. a. Pengertian Kanker Leher Rahim

BAB II TINJAUAN TEORI. a. Pengertian Kanker Leher Rahim 7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kanker Serviks a. Pengertian Kanker Leher Rahim Kanker adalah pertumbuhan abnormal dari suatu sel atau jaringan dimana sel atau jaringan tersebut tumbuh dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. proses) yang dimiliki oleh remaja baik secara fisik, mental, emosional dan

BAB 1 PENDAHULUAN. proses) yang dimiliki oleh remaja baik secara fisik, mental, emosional dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan tentang kesehatan reproduksi perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak. Upaya untuk menuju reproduksi yang sehat sudah harus dimulai terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Sebelum memasuki masa remaja, seseorang akan mengalami periode pubertas terlebih dahulu. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa lendir jernih, tidak berwarna dan tidak berbau busuk (Putu, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. berupa lendir jernih, tidak berwarna dan tidak berbau busuk (Putu, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keputihan (flour albus, leukorhea, atau white discharge) merupakan gejala yang berupa cairan yang dikeluarkan dari alat-alat genital yang tidak berupa darah

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG SADARI

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG SADARI GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG SADARI Mimatun Nasihah* dan Siti Rodliyatun** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan **Mahasiswa Program Studi Diploma III Kebidanan

Lebih terperinci

objek. (Notoatmodjo, 2003, p. 124)

objek. (Notoatmodjo, 2003, p. 124) BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan teori 1. Sikap a. Pengertian Sikap di definisikan sebagai reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Di sini dapat di simpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah datangnya menopause. Menopause merupakan keadaan biologis yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah datangnya menopause. Menopause merupakan keadaan biologis yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tahap kehidupan yang pasti dialami oleh setiap wanita adalah datangnya menopause. Menopause merupakan keadaan biologis yang wajar yang ditandai dengan berhentinya

Lebih terperinci

Masalah Kulit Umum pada Bayi. Kulit bayi sangatlah lembut dan membutuhkan perawatan ekstra.

Masalah Kulit Umum pada Bayi. Kulit bayi sangatlah lembut dan membutuhkan perawatan ekstra. Masalah Kulit Umum pada Bayi Kulit bayi sangatlah lembut dan membutuhkan perawatan ekstra. Brosur ini memberikan informasi mendasar tentang permasalahan kulit yang lazimnya dijumpai pada usia dini sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Untuk Menyusui Tinjauan tentang menyusui meliputi definisi menyusui, manfaat menyusui, karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. 2.1.1 Definisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. periode transisi dari masa anak menuju masa dewasa. Dalam masa remaja ini

BAB I PENDAHULUAN. periode transisi dari masa anak menuju masa dewasa. Dalam masa remaja ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu masa perkembangan manusia dan merupakan periode transisi dari masa anak menuju masa dewasa. Dalam masa remaja ini terjadi pacu tumbuh (growth

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18%

BAB I PENDAHULUAN tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta menjadi 43 juta atau dari 18% BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap satu diantara enam penduduk dunia adalah remaja. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan sistem reproduksi termasuk kebersihan daerah genetalia, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan sistem reproduksi termasuk kebersihan daerah genetalia, khususnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Masa remaja merupakan masa seorang remaja harus memperhatikan kesehatan sistem reproduksi termasuk kebersihan daerah genetalia, khususnya bagi remaja putri.

Lebih terperinci

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Serviks Kanker serviks merupakan penyakit yang umum ditemui di Hong Kong. Kanker ini menempati peringkat kesepuluh di antara kanker yang diderita oleh wanita dengan lebih dari 400 kasus baru setiap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI 8 BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Remaja a. Pengertian Remaja adalah masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa, ada yang memberi istilah puberty (Inggris), puberteit (Belanda), pubertas

Lebih terperinci

Organ Reproduksi Perempuan. Organ Reproduksi Bagian Dalam. Organ Reproduksi Bagian Luar. 2. Saluran telur (tuba falopi) 3.

Organ Reproduksi Perempuan. Organ Reproduksi Bagian Dalam. Organ Reproduksi Bagian Luar. 2. Saluran telur (tuba falopi) 3. Organ Reproduksi Perempuan Organ Reproduksi Bagian Dalam 2. Saluran telur (tuba falopi) 1. Indung telur (ovarium) 3. Rahim (uterus) 4. Leher Rahim (cervix) 5. Liang Kemaluan (vagina) Organ Reproduksi Bagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, yang. pelayanan kesehatan dasar. Kegiatan kegiatan yang ada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, yang. pelayanan kesehatan dasar. Kegiatan kegiatan yang ada dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandu 1. Pengertian Pos Pelayanan Terpadu atau yang sering disebut dengan Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan, remaja adalah masa transisi dari kanan-kanak menuju dewasa

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan, remaja adalah masa transisi dari kanan-kanak menuju dewasa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku adalah tanggapan atau reaksi terhadap rangsangan atau lingkungan, remaja adalah masa transisi dari kanan-kanak menuju dewasa dalam masa transisi ini perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat, salah satunya adalah perilaku perineal hygiene. Perilaku

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat, salah satunya adalah perilaku perineal hygiene. Perilaku 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi merupakan unsur dasar yang penting dalam kesehatan umum, baik pada laki-laki maupun perempuan. Menurut Efendi dan Makhfudli (2009), kesehatan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. semasa hidup dan dapat dipergunakan sewaktu-waktu sebagai alat penyesuaian diri,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. semasa hidup dan dapat dipergunakan sewaktu-waktu sebagai alat penyesuaian diri, BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan juga dapat didefenisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pernikahan Usia Dini/ Usia Muda a. Pengertian Pernikahan usia muda adalah pernikahan yang dilakukan pada wanita dengan usia kurang dari 16 tahun dan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang penting dan patut. bagi kehidupan seorang pria maupun wanita.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang penting dan patut. bagi kehidupan seorang pria maupun wanita. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang penting dan patut menjadi perhatian masyarakat secara umum dan individu secara khusus. Kesehatan reproduksi juga merupakan salah satu unsur

Lebih terperinci

Tentang Penyakit SIPILIS dan IMPOTEN...!!! Posted by AaZ - 12 Aug :26

Tentang Penyakit SIPILIS dan IMPOTEN...!!! Posted by AaZ - 12 Aug :26 Tentang Penyakit SIPILIS dan IMPOTEN...!!! Posted by AaZ - 12 Aug 2009 19:26 1. SIFILIS Sifilis adalah penyakit kelamin yang bersifat kronis dan menahun walaupun frekuensi penyakit ini mulai menurun, tapi

Lebih terperinci

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi. Nama : Hernawati NIM : 09027 Saya mengkritisi makalah kelompok 9 No 5 tentang siklus menstruasi. Menurut saya makalah mereka sudah cukup baik dan ketikannya juga sudah cukup rapih. Saya di sini akan sedikit

Lebih terperinci

Lemeshow, S.Dkk, Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan. Gajah Mada University press. Yogya

Lemeshow, S.Dkk, Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan. Gajah Mada University press. Yogya Lemeshow, S.Dkk, 1997. Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan. Gajah Mada University press. Yogya Widyastuti, Yani, dkk, 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya Markum, A.H, 1991. Buku Ajar

Lebih terperinci

Bab II. Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan. Cerita Juanita. Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan

Bab II. Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan. Cerita Juanita. Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan Bab II Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan Cerita Juanita Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan Untuk pekerja di bidang kesehatan 26 Beberapa masalah harus diatasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS 2 TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN DI MTs MASHLAHIYAH KRECEK BADAS

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS 2 TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN DI MTs MASHLAHIYAH KRECEK BADAS HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS 2 TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN DI MTs MASHLAHIYAH KRECEK BADAS Sukatmi*, Nikmaturohmah.** *) Dosen Akper Pamenang Pare Kediri **) Perawat Puskesmas Badas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan periode transisi dari anak-anak menuju dewasa yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial. World Health Organisation

Lebih terperinci

SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN (INFORMED CONSENT) SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI SUBJEK PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Judul Penelitian : Tingkat Pengetahuan Wanita Pekerja Seks Komersial Tentang Kesehatan Reproduksi di Lokasi Pantai Nirwana Wilayah Kecamatan

Lebih terperinci

- SELAMAT MENGERJAKAN -

- SELAMAT MENGERJAKAN - Identitas subyek Usia : Angkatan : Jenis kelamin : PEDOMAN PENGISIAN 1. Isilah identitas di sudut kiri atas dengan jelas. 2. Bacalah dahulu Petunjuk Pengisian pada masing-masing bagian dengan cermat. 3.

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Saya Mahasiswa Universitas Sari Mutiara Indonesia dengan Program Studi Ilmu

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Saya Mahasiswa Universitas Sari Mutiara Indonesia dengan Program Studi Ilmu Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Saya Mahasiswa Universitas Sari Mutiara Indonesia dengan Program Studi Ilmu Keperawatan akan melakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengambil peran yang cukup besar daripada ayah terutama pada. perkembangan anak perempuan, karena kesamaan gender dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengambil peran yang cukup besar daripada ayah terutama pada. perkembangan anak perempuan, karena kesamaan gender dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran orang tua baik ayah maupun ibu, dalam pertumbuhan dan perkembangan anak menuju dewasa sangat berpengaruh dan dapat menentukan bagaimana kesehatan anak di masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Istilah ini menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan; biasanya mulai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prakti prientasi pasien baru 1. Pengertian Orientasi Orientasi adalah melihat atau meninjau supaya kenal atau tahu (Purwadarminta, 1999). Dalam konteks keperawatan orientasi

Lebih terperinci

CREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra

CREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra CREATIVE THINKING MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra HIDUNG Hidung merupakan panca indera manusia yang sangat penting untuk mengenali bau dan juga untuk bernafas. Bagian-Bagian Hidung Dan Fungsinya

Lebih terperinci

Perilaku Vulva Hygiene Berhubungan dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Putri Kelas XII SMA GAMA 3 Maret Yogyakarta

Perilaku Vulva Hygiene Berhubungan dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Putri Kelas XII SMA GAMA 3 Maret Yogyakarta Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia JOURNAL NERS AND MIDWIFERY INDONESIA Perilaku Vulva Hygiene Berhubungan dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Putri Kelas XII SMA GAMA 3 Maret Yogyakarta Ana Fatkhuli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. & Wartonah, 2006). Pengertian lain personal hygiene menurut Departemen

BAB I PENDAHULUAN. & Wartonah, 2006). Pengertian lain personal hygiene menurut Departemen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Personal hygiene atau kebersihan diri berasal dari bahasa Yunani yakni suatu tindakan dalam menjaga kebersihan dan kesehatan individu dengan tujuan untuk mencapai kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada masa remaja bisa meningkat terutama dalam bidang repoduksi dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada masa remaja bisa meningkat terutama dalam bidang repoduksi dikarenakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan reproduksi termasuk salah satu dari masalah remaja yang perlu mendapatkan perhatian oleh semua kalangan (Soetjiningsih, 2004). Berbagai masalah pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak kanak ke masa dewasa. Hamid (1999) menentukan usia remaja antara 12 18 tahun dan menggunakan usia 12 20 tahun sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenal usia. Keputihan juga dapat menimbulkan rasa tidak nyaman yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenal usia. Keputihan juga dapat menimbulkan rasa tidak nyaman yang dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keputihan merupakan keluhan yang sering menyerang wanita dan tidak mengenal usia. Keputihan juga dapat menimbulkan rasa tidak nyaman yang dapat mempengaruhi kepercayaan

Lebih terperinci

PERSEPSI IBU MENOPAUSE TERHADAP AKTIVITAS SEKSUALITAS PADA MASA MENOPAUSE DI DESA JAGALAN KECAMATAN TAWANGMANGU KARANGANYAR

PERSEPSI IBU MENOPAUSE TERHADAP AKTIVITAS SEKSUALITAS PADA MASA MENOPAUSE DI DESA JAGALAN KECAMATAN TAWANGMANGU KARANGANYAR PERSEPSI IBU MENOPAUSE TERHADAP AKTIVITAS SEKSUALITAS PADA MASA MENOPAUSE DI DESA JAGALAN KECAMATAN TAWANGMANGU KARANGANYAR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup merupakan prilaku seseorang yang ditunjukkan dalam aktifitas kesehariannya. Gaya hidup sangat berpengaruh terhadap pola pikir, tingkah laku, dan kesehatan

Lebih terperinci

KESEHATAN REPRODUKSI. Erwin Setyo Kriswanto PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

KESEHATAN REPRODUKSI. Erwin Setyo Kriswanto PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA KESEHATAN REPRODUKSI by Erwin Setyo Kriswanto PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis dan

Lebih terperinci

Seksualitas Remaja dan Kesehatan Reproduksi Rachmah Laksmi Ambardini Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY

Seksualitas Remaja dan Kesehatan Reproduksi Rachmah Laksmi Ambardini Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY Seksualitas Remaja dan Kesehatan Reproduksi Rachmah Laksmi Ambardini Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY Pendahuluan Sampai saat ini masalah seksualitas selalu menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan.

Lebih terperinci

Apa itu menstruasi? Menstruasi adalah tanda anak perempuan tumbuh menjadi dewasa. Menstruasi adalah proses alami bagi perempuan.

Apa itu menstruasi? Menstruasi adalah tanda anak perempuan tumbuh menjadi dewasa. Menstruasi adalah proses alami bagi perempuan. Apa itu menstruasi? Menstruasi adalah tanda anak perempuan tumbuh menjadi dewasa. Menstruasi adalah proses alami bagi perempuan. Menstruasi pertama biasanya mulai terjadi pada usia 10-14 tahun. 1 10-14

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah harapan bangsa, sehingga tak berlebihan jika dikatakan bahwa masa depan bangsa yang akan datang akan ditentukan pada keadaan remaja saat ini. Remaja yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang merupakan salah satu faktor yang memiliki peran besar dalam menentukan tingkat pertumbuhan penduduk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. rumah responden beralaskan tanah. Hasil wawancara awal, 364

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. rumah responden beralaskan tanah. Hasil wawancara awal, 364 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan hasil observasi lingkungan ditemukan 80% rumah responden beralaskan tanah. Hasil wawancara awal, 364

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, 21/11 (2016), 69-78

Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, 21/11 (2016), 69-78 dan Lingkungan Hidup, 2/ (206), 69-78 Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan Tindakan Remaja Putri Tentang Personal Hygiene Saat Menstruasi di SMA Angkola Barat Tahun 206 Maria Haryanti Butarbutar* *Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) mendefinisikan kesehatan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) mendefinisikan kesehatan adalah suatu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah World Health Organization (WHO) mendefinisikan kesehatan adalah suatu kondisi sejahtera jasmani, rohani, dan sosial-ekonomi, bukan hanya bebas dari penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari. bahasa latin adolescere yang artinya tumbuh kembang untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari. bahasa latin adolescere yang artinya tumbuh kembang untuk mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa latin adolescere yang artinya tumbuh kembang untuk mencapai kematangan. Fase remaja merupakan

Lebih terperinci

KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI

KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI I. Pendahuluan Salah satu tujuan dari membentuk keluarga agar mempunyai keturunan yang sehat jasmani dan rohani. Orang tua menginginkan anaknya sehat jasmani,

Lebih terperinci