METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian merupakan lokasi untuk memperoleh informasi yang menyatakan kebenaran penelitian. Penelitian untuk menyelidiki pengaruh penggunaan busi standar, busi platinum, busi iridium dan variasi penambahan camphor dalam premium terhadap torsi dan daya sepeda motor Honda Supra X 125 PGM-FI tahun 2006 dilakukan di MOTOTECH MOTOCOURSE TECHNOLOGY yang beralamatkan di Jalan Ringroad Selatan, Kemasan, Singosaren, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta, Telepon dengan menggunakan alat Sportdyno V3.3. Hasil pengukuran menggunakan Sportdyno V3.3 berupa printout berisi angkaangka dan grafik pengukuran torsi dan daya sepeda motor. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini secara keseluruhan dilaksanakan kurang lebih dalam waktu 10 bulan. Mulai bulan Januari 2013 sampai Oktober Adapun jadual pelaksanaan penelitian sebagai berikut a. Pengajuan judul tanggal 8 Januari 2013 b. Pembuatan proposal tanggal 10 Januari 2013 s/d 15 Mei 2013 c. Seminar proposal tanggal 17 Mei 2013 d. Revisi proposal tanggal 18 Mei s/d 15 Juli 2013 e. Perijinan penelitian tanggal 17 s/d 19 Juli 2013 f. Pelaksanaan penelitian tanggal 23 s/d 28 September 2013 g. Analisis data tanggal 29 September 2013 s/d 4 Oktober 2013 h. Penulisan laporan tanggal 5 s/d 29 Oktober

2 40 B. Rancangan dan Desain Penelitian Rancangan atau desain penelitian digunakan untuk menunjukkan jenis penelitian, rancangan penelitian yang dipilih adalah yang paling memungkinkan peneliti untuk mengendalikan variabel-variabel lain yang diduga berpengaruh terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain eksperimen. Desain eksperimen adalah suatu rancangan percobaan (dengan tiap langkah tindakan yang betul-betul terdefinisikan) sedemikian sehingga informasi yang berhubungan atau diperlukan untuk persoalan yang sedang diteliti dapat dikumpulkan (Sudjana, ). Busi Standar Busi Platinum Busi Iridium Premium Torsi dan Daya Sepeda Motor Honda Supra X 125 PGM-FI tahun 2006 Busi Standar Busi Platinum Busi Iridium Premium + 1 gr camphor Premium + 2 gr camphor Premium + 3 gr camphor Premium + 4 gr camphor Premium + 5 gr camphor Torsi dan Daya Sepeda Motor Honda Supra X 125 PGM-FI tahun 2006 Gambar 3.1. Diagram Desain Penelitian Eksperimen penelitian ini diawali dengan mencampur premium dengan camphor. Butiran camphor ditumbuk halus menggunakan mortar dan alu kemudian ditimbang pada neraca analitik dengan komposisi 1. 1 gram camphor untuk 1 liter premium 2. 2 gram camphor untuk 1 liter premium 3. 3 gram camphor untuk 1 liter premium 4. 4 gram camphor untuk 1 liter premium 5. 5 gram camphor untuk 1 liter commit premium to user

3 41 Sepeda motor Honda Supra X 125 PGM-FI tahun 2006 mempunyai putaran mesin efektif 5000 rpm hingga 8000 rpm. Perubahan torsi dan daya dapat terbaca pada berbagai putaran mesin, pada saat pengujian torsi dan daya putaran mesin dibagi dengan skala 500, yakni 4500 rpm, 5000 rpm, 5500 rpm, 6000 rpm, 6500 rpm, 7000 rpm, 7500 rpm, 8000 rpm, 8500 rpm, 9000 rpm dan 9500 rpm. Skema desain penelitian yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.2. Gambar 3.2. Skema Desain Penelitian C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian Sugiyono ( ) menyatakan bahwa Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini menggunakan sepeda motor Honda Supra X 125 PGM-FI tahun Sampel Penelitian Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, ). Dalam penelitian ini sampel

4 42 penelitian diambil dengan menggunakan purposive sampling artinya teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, ). Sampel dalam penelitian ini adalah sepeda motor Honda Supra X 125 PGM-FI tahun 2006 dengan nomor mesin JB61E dan nomor rangka MH1JB61166K Pemilihan sepeda motor Honda Supra X 125 PGM-FI tahun 2006 sebagai sampel dalam penelitian ini dengan pertimbangan sebagai berikut sepeda motor Honda Supra X 125 PGM-FI tahun 2006 telah menggunakan sistem bahan bakar elektronik (EFI) komponen injektor mempunyai tingkat presisi yang tinggi sehingga dapat digunakan untuk menguji campuran camphor dan premium, apakah ada endapan yang dapat merusak komponen mesin khususnya injektor bahan bakar. Sepeda motor Honda Supra X 125 PGM-FI tahun 2006 mempunyai rasio kompresi 9,01 yang lazimnya menggunakan bahan bakar premium dengan nilai oktan 88 dan apakah unjuk kerja mesin akan meningkat jika menggunakan premium yang telah dicampur dengan camphor. Pengukuran torsi dan daya dilakukan dengan replikasi pengukuran. Replikasi adalah pengulangan eksperimen dasar (Sudjana, ). Penelitian ini menggunakan desain eksperimen data faktorial 3 x 6. Terdapat dua variabel bebas yang kemudian pada desain eksperimen data ini disebut faktor. Faktor pertama mempunyai tiga taraf, yaitu busi standar, busi platinum dan busi iridium. Faktor kedua mempunyai 6 taraf, yaitu 0 gram/liter premium, 1 gram/liter premium, 2 gram/liter premium, 3 gram/liter premium, 4 gram/liter premium, 5 gram/liter premium, sehingga diperlukan 18 kondisi eksperimen atau 18 kondisi perlakuan penelitian. Pada masing-masing perlakuan dilakukan tiga kali replikasi, sehingga pada setiap perlakuan penelitian diperoleh tiga data yang kemudian dirata-rata. Pada penelitian ini terdapat dua variabel terikat, yaitu torsi dan daya sepeda motor Honda Supra X 125 PGM-FI tahun 2006, sehingga akan diperoleh 54 data untuk torsi dan 54 data untuk daya, yang terdiri dari a. Tiga variasi data untuk torsi dan daya menggunakan busi standar dan 0

5 43 b. Tiga variasi data untuk torsi dan daya menggunakan busi standar dan 1 c. Tiga variasi data untuk torsi dan daya menggunakan busi standar dan 2 d. Tiga variasi data untuk torsi dan daya menggunakan busi standar dan 3 e. Tiga variasi data untuk torsi dan daya menggunakan busi standar dan 4 f. Tiga variasi data untuk torsi dan daya menggunakan busi standar dan 5 g. Tiga variasi data untuk torsi dan daya menggunakan busi platinum dan 0 h. Tiga variasi data untuk torsi dan daya menggunakan busi platinum dan 1 i. Tiga variasi data untuk torsi dan daya menggunakan busi platinum dan 2 j. Tiga variasi data untuk torsi dan daya menggunakan busi platinum dan 3 k. Tiga variasi data untuk torsi dan daya menggunakan busi platinum dan 4 l. Tiga variasi data untuk torsi dan daya menggunakan busi platinum dan 5 m. Tiga variasi data untuk torsi dan daya menggunakan busi iridium dan 0 n. Tiga variasi data untuk torsi dan daya menggunakan busi iridium dan 1 o. Tiga variasi data untuk torsi dan daya menggunakan busi iridium dan 2 p. Tiga variasi data untuk torsi dan daya menggunakan busi iridium dan 3

6 44 q. Tiga variasi data untuk torsi dan daya menggunakan busi iridium dan 4 r. Tiga variasi data untuk torsi dan daya menggunakan busi iridium dan 5 D. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subyek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu (Suharsimi Arikunto, ). Sampel yang diambil disesuaikan dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai, yaitu 1. Menyelidiki pengaruh penggunaan busi standar, busi platinum dan busi iridium terhadap torsi dan daya pada sepeda motor Honda Supra X 125 PGM- FI tahun Menyelidiki pengaruh pencampuran camphor dalam premium dengan variasi campuran 0 gr/l, 1 gr/l, 2 gr/l, 3 gr/l, 4 gr/l, 5 gr/l terhadap torsi dan daya pada sepeda motor Honda Supra X 125 PGM-FI tahun Menyelidiki besar torsi dan daya sepeda motor Honda Supra X 125 PGM-FI tahun 2006 menggunakan busi standar, busi platinum, busi iridium dengan bahan bakar premium yang telah dicampur dengan camphor. E. Teknik Pengumpulan Data 1. Identifikasi Variabel Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, ). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah a. Variabel Independen Variabel independen atau disebut juga variabel stimulus, predictor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia disebut variabel bebas. Variabel bebas merupakan commit variabel to user yang mempengaruhi atau yang

7 45 menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, ). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah 1) Jenis busi a) Busi Standar merk NGK dengan kode CPR6EA-9 b) Busi Platinum merk NGK dengan kode CPR8GP-9 c) Busi Iridium merk NGK dengan kode CR9EIX 2) Variasi Penambahan camphor dalam premium a) 0 gram/liter premium b) 1 gram/liter premium c) 2 gram/liter premium d) 3 gram/liter premium e) 4 gram/liter premium f) 5 gram/liter premium b. Variabel Dependen Variabel terikat (dependen) sering disebut variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono ). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah 1) Torsi Sepeda Motor Honda Supra X 125 PGM-FI tahun ) Daya Sepeda Motor Honda Supra X 125 PGM-FI tahun 2006 c. Variabel Kontrol Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti (Sugiyono, ). Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah 1) Seluruh komponen kendaraan dikembalikan dalam keadaan standar sesuai rekomendasi manufaktur kendaraan. Komponen-komponen kendaraan yang tidak commit memenuhi to user spesifikasi kendaraaan dilakukan

8 46 penggantian. Hal ini berlaku untuk seluruh komponen mesin dan pemindah tenaga, pada komponen mesin misal diameter piston dan diameter katup sesuai dengan standar pabrik, untuk komponen pemindah daya rasio sprocket gear depan dan belakang beserta rantai sesuai dengan standar pabrik. 2) Sepeda Motor yang digunakan adalah Honda Supra X 125 PGM-FI tahun Sepeda motor diposisikan dalam keadaan a) Putaran mesin idle sesuai standar 1400 ± 100 rpm. b) Kendaraan dioperasikan pada gigi transmisi nomor 3. c) Perlengkaan atau asesoris kendaraan tidak digunakan. d) Penyetelan celah katup sesuai standar pabrik (0,05 mm). 3) Jenis busi yang digunakan busi standar merk NGK dengan kode CPR6EA-9, busi platinum merk NGK dengan kode CPR8GP-9 dan busi iridium merk NGK dengan kode CR9EIX. 4) Premium produksi Pertamina. 5) Camphor yang digunakan adalah camphor berwarna putih yang dijual di pasaran. 6) Pengukuran torsi dan daya sepeda motor dalam keadaan tanpa beban. 7) Pengukuran torsi dan daya sepeda motor pada temperatur kerja mesin normal (60 0 C s/d 80 0 C). 2. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Penelitian ini mengunakan metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, ). Metode dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah memanfaatkan print out / cetakan hasil pengukuran dari alat uji torsi dan daya Sportdyno V3.3.

9 47 3. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan untuk memperoleh data-data dari variabel bebas adalah jenis busi (standar, platinum, iridium) dan camphor. Instrumen penelitian yang digunakan untuk memperoleh data-data dari variabel terikat adalah Sportdyno V3.3. Sportdyno V3.3 merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besar torsi dan daya sepeda motor berdasarkan putaran mesin paling efektif, yaitu putaran 4000 rpm sampai putaran tertinggi (limiter). F. Analisis Data Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, di mana hasil pengukuran kemudian dilakukan analisis data menggunakan metode penyelidikan deskriptif. Metode penyelidikan deskripif adalah menuturkan dan menafsirkan data yang ada (Winarno Surakhmad, ). Penyelidikan deskriptif yang digunakan adalah studi komparatif. Penyelidikan yang bersifat komparatif adalah penyelidikan deskriptif yang berusaha mencari pemecahan melalui analisis tentang perhubungan-perhubungan sebab-akibat, yakni yang meneliti faktor-faktor tertentu yang berhubungan dengan situasi atau fenomena yang diselidiki dan membandingkan satu faktor dengan yang lain (Winarno Surakhmad, ). Data yang diperoleh dari hasil eksperimen dimasukkan ke dalam tabel, kemudian ditampilkan dalam bentuk grafik dan dianalisis.

10 48 G. Prosedur Penelitian Prosedur yang dipergunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut Mulai Studi Literatur Pelaksanaan Eksperimen Analisis Data Pendeskripsian Data Selesai Gambar 3.3. Prosedur Penelitian 1. Mulai Prosedur ini merupakan kegiatan awal dalam pelaksanaan pembuatan karya ilmiah. Kegiatan ini meliputi pengajuan judul kepada koordinator skripsi bidang teknik sampai dengan mendapatkan surat penunjukan dosen pembimbing skripsi yang ditandatangani oleh koordinator skripsi bidang teknik dan menyerahkan surat penunjukan dosen pembimbing kepada dosen yang telah ditunjuk. Selain hal-hal tersebut, pada prosedur ini peneliti juga mendapatkan buku konsultasi skripsi dari fakultas. 2. Studi Literatur Di dalam prosedur ini, peneliti mencari bahan pustaka yang berkaitan dengan judul skripsi dan pembuatan proposal skripsi. Setelah pembuatan proposal selesai dan mendapat izin untuk melaksanakan

11 penelitian, maka dilanjutkan pada prosedur selanjutnya, yaitu pelaksanaan eksperimen Pelaksanaan Eksperimen Prosedur ini dimulai dari kegiatan persiapan alat dan bahan sampai diperolehnya data yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Adapun kegiatan-kegiatan dalam pelaksanaan eksperimen sebagai berikut a. Alat Penelitian Dalam penelitian ini alat yang digunakan adalah 1) Tool Set Tool set adalah seperangkat alat yang digunakan untuk membongkar, memasang dan menyetel komponen-komponen pada kepala silinder mesin saat penelitian. Tool set ini berisi kunci, obeng tang dan palu. Gambar 3.4. Tool Set 2) Mortar (Lumpang) dan Alu Mortar dan alu berfungsi untuk menghaluskan atau menggerus suatu benda atau zat. Mortar dan alu ini terbuat dari keramik, sehingga bahan atau zat yang dihaluskan tidak tertinggal pada mortar seperti halnya bila menggunakan mortar yang terbuat dari batu.

12 50 Gambar 3.5. Mortar dan Alu 3) Kaca Arloji (Watch Glasses) Kaca arloji merupakan sebuah peralatan laboratorium yang terbuat dari gelas berbentuk seperti piring namun mempunyai permukaan cekung kedalam. Kaca arloji terbuat dari kaca bening yang tembus pandang. Fungsi gelas arloji antara lain sebagai penutup untuk labu dan gelas beker, sebagai tempat menimbang bahan kimia, sebagai tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator, sebagai tempat penahan sampel kecil untuk pengamatan di bawah mikroskop berdaya rendah, sebagai tempat untuk menguapkan cairan dari sampel, sebagai tempat untuk membuat lensa es atau cairan lain. Gambar 3.6. Kaca Arloji

13 51 4) Spatula Spatula berfungsi untuk memindahkan zat padat. Spatula yang biasa digunakan dalam penelitian kimia pada umumnya terbuat dari logam yang berbentuk sendok kecil dan memiliki tangkai yang panjang. Gambar 3.7. Spatula 5) Neraca Analitik (ACIS AD-300H) Neraca analitik yang digunakan dalam laboratorium merupakan instrumen yang akurat dengan kemampuan mendeteksi bobot pada kisaran 300 gram sampai dengan 0,01 gram. Gambar commit 3.8. to Neraca user Analitik

14 52 6) Thermocouple Dalam penelitian ini thermocouple digunakan untuk mengukur temperatur mesin pada pengujian setiap perlakuan penelitian. Thermocouple yang digunakan dengan merk KRYSTAL MY-64. Gambar 3.9. Thermocouple 7) Dynotest Dynotest merupakan alat yang berfungsi mengukur besarnya torsi dan daya mesin pada putaran mesin dalam satuan rpm (rotate per minutes). Gambar Dynotest

15 53 8) Tangki Reservoir Bensin Tangki reservoir bensin berfungsi menampung sementara bahan bakar premium yang telah dicampur dengan camphor, untuk memudahkan penggantian bahan bakar saat melaksanakan penelitian. Tangki reservoir ini terbuat dari bekas tempat oli berkapasitas 4 liter. b. Bahan Penelitian Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1) Sepeda motor Supra X 125 PGM-FI tahun Gambar Supra X 125 PGM-FI tahun 2006 Kendaraan uji yang digunakan sebagai bahan untuk penelitian ini adalah sepeda motor Supra X 125 PGM-FI tahun 2006, dengan spesifikasi sebagai berikut Dimensi P x L x T Jarak sumbu roda Tinggi sadel Tinggi pijakan kaki Jarak terendah ke tanah Berat kosong 1889 mm x 702 mm x 1094 mm 1242 mm 766 mm 281 mm 136 mm 107 kg

16 Mesin Diameter dan langkah Volume langkah Perbandingan kompresi Klep Klep masuk Buka Tutup Klep keluar Buka Tutup Sistem pelumasan Tipe pompa oli Sistem pendingin Saringan udara Tipe poros engkol Berat kosong mesin Susunan silinder 54 52,4 x 57,9 mm 124,8 cm 3 9,0 1 2 klep, rantai penggerak tunggal SOHC 5 sebelum TMA 22 sesudah TMB 37 sebelum TMB 3 sesudah TMA basah dan bertekanan Trochoid Pendingin udara Filter kertas Tipe assembly 24,2 kg Satu silinder 80 dari vertikal Sistem Bahan Bakar Nomor identifikasi throttle Putaran stasioner Jarak main bebas pegangan tangan Tahanan sensor EOT (Engine Oil Temperature) Tinggi pelampung Putaran stasioner Jarak main bebas gas tangan GQR7A rpm 2-6 mm 2,5-2,8 kohm 0,21-0,22 kohm 9-12 cm 294 kpa (3,0 kgf/cm 2, 43 psi) minimum 13,9 cm 3 /10 detik Sistem Starter Busi Standar Optional Celah busi Voltase puncak coil pengapian NGK CPR6EA-9 CPR7EA-9 0,8-0,9 mm 100 V minimum DENSO U20EPR9 U22EPR9

17 Voltase puncak generator pulsa pengapian Waktu pengapian 55 0,7 V minimum 15 sebelum TMA pada putaran stasioner 2) Jenis Busi a) Busi Standar Ujung elektroda busi standar terbuat dari nikel dan diameter center electrode rata-rata 2,5 mm. Busi standar merupakan busi rekomendasi dari pabrikan sepeda motor. Busi yang digunakan merk NGK dengan kode CPR6EA-9. Gambar Busi NGK Standar (http// b) Busi Platinum Ujung elektroda busi platinum terbuat dari nikel dan center electrode dari platinum, jadi pengaruh panas ke metal platinum lebih kecil. Busi platinum mempunyai diameter center electrode 0,6mm s/d 0,8mm. Busi yang digunakan merk NGK dengan kode CPR8GP-9. Gambar commit Busi to user NGK Platinum G-Power (http//

18 56 c) Busi Iridium Busi iridium mempunyai ciri khas ujung elektroda terbuat dari nikel dan center electrode terbuat dari iridium alloy berwarna platinum buram. Diameter center electrode 0,6mm s/d 0,8mm. Busi yang digunakan merk NGK dengan kode CR9EIX. 3) Premium Gambar Busi NGK Iridium IX (http// Premium yang digunakan dalam penelitian ini adalah premium yang diproduksi oleh pertamina dengan Research Octane Number 88. Premium berwarna kekuning-kuningan bersih akibat dari zat pewarna tambahan (dye). Premium merupakan bahan bakar kendaraan motor bensin, seperti mobil dan sepeda motor. Premium juga sering disebut sebagai gasoline atau petrol. 4) Camphor Camphor yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan nama kapur barus atau kamper adalah zat padat berupa lilin berwarna putih dan agak transparan dengan aroma yang khas dan kuat. Zat ini adalah terpenoid dengan formula kimia C 10 H 16 O.

19 57 c. Tahap Eksperimen Tahap eksperimen dalam penelitian ini dapat digambarkan dengan aliran proses eksperimen seperti berikut Mulai Sepeda Motor Honda Supra X 125 PGM-FI tahun 2006 Engine Tune Up Busi Standar (CPR6EA-9) Busi Platinum (CPR8GP-9) Busi Iridium (CR9EIX) Premium Premium + 1 gram camphor Premium + 2 gram camphor Premium + 3 gram camphor Premium + 4 gram camphor Premium + 5 gram camphor Premium Premium + 1 gram camphor Premium + 2 gram camphor Premium + 3 gram camphor Premium + 4 gram camphor Premium + 5 gram camphor Premium Premium + 1 gram camphor Premium + 2 gram camphor Premium + 3 gram camphor Premium + 4 gram camphor Premium + 5 gram camphor Pengukuran torsi dan daya menggunakan Sportdyno V3.3. Analisis Data Pendeskripsian Kesimpulan Selesai Gambar Bagan Tahap Eksperimen

20 58 Adapun urutan tahap eksperimen dijelaskan sebagai berikut 1) Langkah-langkah eksperimen dengan busi standar dan variasi penambahan camphor (1 gram, 2 gram, 3 gram, 4 gram, 5 gram) dalam premium. a) Langkah Persiapan (1) Mempersiapkan alat dan bahan penelitian. Eksperimen ini menggunakan busi standar, premium dan camphor. (2) Melakukan overhoul bahan penelitian yang akan digunakan yaitu sepeda motor Honda Supra X 125 PGM-FI tahun 2006 dengan bahan bakar premium. Komponen yang sudah tidak sesuai dengan standar spesifikasi kendaraan dilakukan penggantian. Hal ini berlaku untuk semua komponen mesin dan pemindah tenaga. (3) Melepas fuel pump dari tangki bahan bakar. Premium yang telah dicampur dengan camphor dimasukkan ke dalam tangki reservoir yang telah dibuat sebagai penampung bahan bakar, kemudian memasukkan fuel pump ke dalam tangki reservoir. b) Langkah Pengujian Torsi dan Daya dengan Sportdyno V3.3 Langkah pengujian torsi dan daya sepeda motor dengan menggunakan Sportdyno V3.3 sebagai berikut (1) Menempatkan sepeda motor pada alat Sportdyno V3.3. (a) Memposisikan roda depan sepeda motor pada pengunci. (b) Menempatkan roda belakang pada roller Sportdyno V3.3. (c) Mengaitkan sabuk pengikat pada rangka depan sepeda motor, agar tidak berjalan saat pengujian. (2) Memasang kabel tachometer pada kabel koil. (3) Melakukan commit pengujian to user torsi dan daya mesin sepeda motor.

21 59 (a) Menyalakan mesin sepeda motor, mesin dipanaskan hingga mencapai suhu kerja mesin (60 0 C s/d 80 0 C). (b) Memposisikan gigi transmisi sepeda motor pada nomor 3. (c) Pengujian dimulai dari putaran mesin rendah hingga putaran tinggi (limiter) tanpa beban. Besar torsi dan daya langsung terbaca pada monitor Sportdyno V3.3. (d) Hasil pengujian besar torsi dan daya yang di dapat dalam bentuk print out. 2) Langkah-langkah eksperimen dengan busi platinum dan variasi penambahan camphor (1 gram, 2 gram, 3 gram, 4 gram, 5 gram) dalam premium. a) Langkah Persiapan (1) Mempersiapkan alat dan bahan penelitian. Eksperimen ini menggunakan busi platinum, premium dan camphor. (2) Melakukan overhoul bahan penelitian yang akan digunakan yaitu sepeda motor Honda Supra X 125 PGM-FI tahun 2006 dengan bahan bakar premium. Komponen yang sudah tidak sesuai dengan standar spesifikasi kendaraan dilakukan penggantian. Hal ini berlaku untuk semua komponen mesin dan pemindah tenaga. (3) Melepas fuel pump dari tangki bahan bakar. Premium yang telah dicampur dengan camphor dimasukkan ke dalam tangki reservoir yang telah dibuat sebagai penampung bahan bakar, kemudian memasukkan fuel pump ke dalam tangki reservoir. b) Langkah Pengujian Torsi dan Daya dengan Sportdyno V3.3 Langkah pengujian torsi dan daya sepeda motor dengan menggunakan Sportdyno commit to V3.3 user sebagai berikut

22 60 (1) Menempatkan sepeda motor pada alat Sportdyno V3.3. (a) Memposisikan roda depan sepeda motor pada pengunci. (b) Menempatkan roda belakang pada roller Sportdyno V3.3. (c) Mengaitkan sabuk pengikat pada rangka depan sepeda motor, agar tidak berjalan saat pengujian. (2) Memasang kabel tachometer pada kabel koil. (3) Melakukan pengujian torsi dan daya mesin sepeda motor. (a) Menyalakan mesin sepeda motor, mesin dipanaskan hingga mencapai suhu kerja mesin (60 0 C s/d 80 0 C). (b) Memposisikan gigi transmisi sepeda motor pada nomor 3. (c) Pengujian dimulai dari putaran mesin rendah hingga putaran tinggi (limiter) tanpa beban. Besar torsi dan daya langsung terbaca pada monitor Sportdyno V3.3. (d) Hasil pengujian besar torsi dan daya yang di dapat dalam bentuk print out. 3) Langkah-langkah eksperimen dengan busi iridium dan variasi penambahan camphor (1 gram, 2 gram, 3 gram, 4 gram, 5 gram) dalam premium. (a) Langkah Persiapan (1) Mempersiapkan alat dan bahan penelitian. Eksperimen ini menggunakan busi iridium, premium dan camphor. (2) Melakukan overhoul bahan penelitian yang akan digunakan yaitu sepeda motor Honda Supra X 125 PGM-FI tahun 2006 dengan bahan bakar premium. Komponen yang sudah tidak sesuai dengan standar spesifikasi kendaraan dilakukan penggantian. Hal ini berlaku untuk semua komponen mesin dan pemindah commit tenaga. to user

23 61 (3) Melepas fuel pump dari tangki bahan bakar. Premium yang telah dicampur dengan camphor dimasukkan ke dalam tangki reservoir yang telah dibuat sebagai penampung bahan bakar, kemudian memasukkan fuel pump ke dalam tangki reservoir. (b) Langkah Pengujian Torsi dan Daya dengan Sportdyno V3.3 Langkah pengujian torsi dan daya sepeda motor dengan menggunakan Sportdyno V3.3 sebagai berikut (1) Menempatkan sepeda motor pada alat Sportdyno V3.3. (a) Memposisikan roda depan sepeda motor pada pengunci. (b) Menempatkan roda belakang pada roller Sportdyno V3.3. (c) Mengaitkan sabuk pengikat pada rangka depan sepeda motor, agar tidak berjalan saat pengujian. (2) Memasang kabel tachometer pada kabel koil. (3) Melakukan pengujian torsi dan daya mesin sepeda motor. (a) Menyalakan mesin sepeda motor, mesin dipanaskan hingga mencapai suhu kerja mesin (60 0 C s/d 80 0 C). (b) Memposisikan gigi transmisi sepeda motor pada nomor 3. (c) Pengujian dimulai dari putaran mesin rendah hingga putaran tinggi (limiter) tanpa beban. Besar torsi dan daya langsung terbaca pada monitor Sportdyno V3.3. (d) Hasil pengujian besar torsi dan daya yang di dapat dalam bentuk print out.

24 62 4. Analisis Data Penelitian ini menggunakan metode analisis data penyelidikan deskriptif. Dimana data yang diperoleh dari hasil eksperimen dimasukkan ke dalam tabel, dan ditampilkan dalam bentuk grafik kemudian dibandingkan dan dianalisis pengaruh penggunaan busi standar, busi iridium, busi platinum dan variasi penambahan camphor dalam premium (0 gram, 1 gram, 2 gram, 3 gram, 4 gram, 5 gram) pada sepeda motor Supra X 125 PGM-FI tahun Pendeskripsian Data Pendeskripsian data ini merupakan penggambaran dari data yang sudah ditampilkan dalam grafik. Data yang ditampilkan dalam grafik adalah data rata-rata dari hasil pengukuran torsi dan daya yang diperoleh dari masing-masing tahap eksperimen yang telah dilaksanakan dengan urut dan benar, sehingga secara langsung dan jelas dapat memberikan jawaban atas pertanyaan atau perumusan masalah.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian untuk menguji pengaruh jenis larutan elektrolit pada Hydrogen Eco Booster tipe Wet Cell terhadap konsumsi bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Tempat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berada di Motocourse Technology (Mototech) Jl. Ringroad Selatan, Kemasan, Singosaren, Banguntapan,

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Diagram alir percikan bunga api pada busi

Gambar 3.1. Diagram alir percikan bunga api pada busi BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Pengujian Proses pengambilan data yang dilakukan pada penelitian ini meliputi 3 bagian yang dapat ditunjukkan pada gambar-gambar di bawah ini : 1.1.1. Diagram

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Pengujian Proses pengambilan data yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari 3 bagian yang dapat ditunjukkan pada gambar-gambar di bawah ini: A. Diagram

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berada di Motocourse Technology (Mototech) Jl. Ringroad Selatan, Kemasan, Singosaren,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Tempat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berada di Motocourse Technology (Mototech) Jl. Ringroad Selatan, Kemasan, Singosaren, Banguntapan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian untuk mengetahui pengaruh rasio kompresi terhadap emisi gas buang CO dan HC dengan bahan bakar Liquefied Petroleum

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian 3.1.1. Sepeda Motor Untuk penelitian ini sepeda motor yang digunakan YAMAHA mio sporty 113 cc tahun 2007 berikut spesifikasinya : 1. Spesifikasi Mesin

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan tempat pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan tempat pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut : BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Waktu dan tempat pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut : 1. Tempat pengujian :Dynotest center Mototech Jalan Ringroad Selatan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Aliran Pengujian Proses pengambilan data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari 3 bagian yang dapat ditunjukan pada gambar gambar dibawah ini : A. Diagram

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berada di Motocourse Technology (Mototech) Jl. Ringroad Selatan, Kemasan, Singosaren,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian Pada penelitian ini, terdapat beberapa bahan yang digunakan dalam proses penelitian diantaranya adalah : 3.1.1. Sepeda Motor Sepeda motor yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Pengujian Proses pengambilan data yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari 3 bagian yang dapat ditunjukkan pada gambar-gambar di bawah ini: A. Diagram

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ditunjukkan pada gambar berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ditunjukkan pada gambar berikut : BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ditunjukkan pada gambar berikut : a. Yamaha Jupiter MX 135 1) Sepesifikasi Gambar 3.1 Yamaha Jupiter MX 135

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini tabel hasil pemeriksaan dan pengukuran komponen cylinder. Tabel 4.1. Hasil Identifikasi Mekanisme Katup

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini tabel hasil pemeriksaan dan pengukuran komponen cylinder. Tabel 4.1. Hasil Identifikasi Mekanisme Katup BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Identifikasi Engine Honda Beat PGM-FI Berikut ini tabel hasil pemeriksaan dan pengukuran komponen cylinder head (mekanisme katup) : Tabel 4.1. Hasil Identifikasi Mekanisme

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Mulai Studi Literatur, Persiapan alat dan bahan modifikasi Cylinder Head 2 lubang busi Pengujian performa Engine 2 busi Pengujian dengan peng. std

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian Pada penelitian ini, terdapat beberapa bahan yang digunakan dalam proses penelitian diantaranya adalah : 3.1.1. Sepeda Motor Sepeda motor yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat Penelitian Dalam melakukan proses penelitian digunakan alat sebagai berikut: 1. Dynamometer Dynamometer adalah sebuah alat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1. Tempat Eksperimen untuk mengetahui pengaruh penambahan berbagai macam zat aditif bahan bakar dan alat penghemat bahan bakar terhadap kinerja

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL 3.1 DESKRIPSI PERALATAN PENGUJIAN. Peralatan pengujian yang dipergunakan dalam menguji torsi dan daya roda sepeda motor Honda Karisma secara garis besar dapat digambarkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. uji yang digunakan adalah sebagai berikut.

III. METODOLOGI PENELITIAN. uji yang digunakan adalah sebagai berikut. III. METODOLOGI PENELITIAN 3. Alat dan Bahan Pengujian. Motor bensin 4-langkah 50 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4- langkah 50 cc, dengan merk Yamaha Vixion. Adapun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan pembahasan ini menjelaskan perhitungan dari proses pengambilan data pengumpulan data yang dikumpulkan meliputi data spesifikasi obyek penelitian dan hasil pengujian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Pengujian Proses penelitian ini dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditunjukkan pada gambar 3.1. : 3.1.1. Diagram alir pengujian percikan bunga api pada busi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1. HONDA SUPRA X 125 PGM-FI Honda Supra X adalah salah satu merk dagang sepeda motor bebek yang di produksi oleh Astra Honda Motor. Sepeda motor ini diluncurkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang masuk melalui lubang intake dengan 7 variabel bukaan klep in saat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang masuk melalui lubang intake dengan 7 variabel bukaan klep in saat BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil pengujian flowbench 1.1.1. Pengambilan data awal airflow (cfm) pada lubang intake standar Pengujian dilakukan untuk mencari data banyaknya campuran bahan bakar yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Didalam melakukan pengujian diperlukan beberapa tahapan agar dapat berjalan lancar, sistematis dan sesuai dengan prosedur dan literatur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di tempat di bawah ini: 1. Mototech Yogyakarta, Jl. Ringroad Selatan, Kemasan, Singosaren, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. 2.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Persiapan bahan pengujian :

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Persiapan bahan pengujian : 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Pengujian Pada penelitian ini langkah yang dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditunjukan pada gambar 3.1: 3.1.1. Diagram alir pengujian percikan bunga

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. 1. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 135 cc. mesin uji yang digunakan adalah sebagai berikut. : 4 langkah, SOHC, 4 klep

METODOLOGI PENELITIAN. 1. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 135 cc. mesin uji yang digunakan adalah sebagai berikut. : 4 langkah, SOHC, 4 klep III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian 1. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 135 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4- langkah 135 cc, dengan merk Yamaha

Lebih terperinci

yang digunakan adalah sebagai berikut. Perbandingan kompresi : 9,5 : 1 : 12 V / 5 Ah Kapasitas tangki bahan bakar : 4,3 liter Tahun Pembuatan : 2004

yang digunakan adalah sebagai berikut. Perbandingan kompresi : 9,5 : 1 : 12 V / 5 Ah Kapasitas tangki bahan bakar : 4,3 liter Tahun Pembuatan : 2004 24 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 0 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4- langkah 0 cc, dengan merk Suzuki

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian BAB III METODOLOGI PENGUJIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Pengujian MULAI STUDI PUSTAKA PERSIAPAN MESIN UJI PEMERIKSAAN DAN PENGESETAN MESIN KONDISI MESIN VALIDASI ALAT UKUR PERSIAPAN PENGUJIAN PEMASANGAN

Lebih terperinci

3.2. Prosedur pengujian Untuk mengetahui pengaruhnya perbanding diameter roller CVT Yamaha mio Soul, maka perlu melakukan suatu percobaan. Dalam hal i

3.2. Prosedur pengujian Untuk mengetahui pengaruhnya perbanding diameter roller CVT Yamaha mio Soul, maka perlu melakukan suatu percobaan. Dalam hal i BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Tahap Pengujian Sepeda Motor Yamaha Mio Soul Tune Up Roller CVT Diameter 15mm Roller CVT Diameter 16mm Roller CVT Diameter 17mm Variasi Putaran Mesin Pengukuran Daya

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Mesin UMY

Jurnal Teknik Mesin UMY PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI 3 JENIS BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX 95 Erlangga Bagus Fiandry 1 Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. langkah 110 cc, dengan merk Yamaha Jupiter Z. Adapun spesifikasi mesin uji

METODOLOGI PENELITIAN. langkah 110 cc, dengan merk Yamaha Jupiter Z. Adapun spesifikasi mesin uji 4 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 0 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4- langkah 0 cc, dengan merk Yamaha

Lebih terperinci

Edi Sarwono, Toni Dwi Putra, Agus Suyatno (2013), PROTON, Vol. 5 No. 1/Hal

Edi Sarwono, Toni Dwi Putra, Agus Suyatno (2013), PROTON, Vol. 5 No. 1/Hal STUDY EXPERIMENTAL PENGARUH SPARK PLUG CLEARANCE TERHADAP DAYA DAN EFISIENSI PADA MOTOR MATIC Edi Sarwono 1, Toni Dwi Putra 2, Agus Suyatno 3 ABSTRAK Pada internal combustion engine dipengaruhi oleh proses

Lebih terperinci

1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 110 cc. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah sepeda motor

1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 110 cc. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah sepeda motor 5 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 0 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah sepeda motor bensin 4-langkah 0 cc, dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 50 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan pembahasan ini menjelaskan tentang hasil dan perhitungan dari proses pengambilan data, pengambilan data ini meliputi data spesifik obyek penelitian dan hasil dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Penelitian a. Bahan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4 langkah 110 cc seperti dalam gambar 3.1 : Gambar 3.1. Sepeda

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN FREKUENSI LISTRIK TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO DAN UNJUK KERJA ENGINE HONDA KHARISMA 125CC

PENGARUH PENGGUNAAN FREKUENSI LISTRIK TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO DAN UNJUK KERJA ENGINE HONDA KHARISMA 125CC TUGAS AKHIR RM 1541 (KE) PENGARUH PENGGUNAAN FREKUENSI LISTRIK TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO DAN UNJUK KERJA ENGINE HONDA KHARISMA 125CC RIZKY AKBAR PRATAMA 2106 100 119 Dosen Pembimbing : Prof. Dr.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan pembahasan ini menjelaskan tentang hasil yang didapatkan dari percobaan dan berisi tentang perhitungan dari hasil tersebut. Hasil data yang dikumpulkan meliputi data

Lebih terperinci

PRESTASI MOTOR BENSIN HONDA KARISMA 125 CC TERHADAP BAHAN BAKAR BIOGASOLINE, GAS LPG DAN ASETILEN

PRESTASI MOTOR BENSIN HONDA KARISMA 125 CC TERHADAP BAHAN BAKAR BIOGASOLINE, GAS LPG DAN ASETILEN Jakarta, 26 Januari 2013 PRESTASI MOTOR BENSIN HONDA KARISMA 125 CC TERHADAP BAHAN BAKAR BIOGASOLINE, GAS LPG DAN ASETILEN Nama : Gani Riyogaswara Npm : 20408383 Fakultas : Teknologi Industri Jurusan :

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. 1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 100 cc. uji yang digunakan adalah sebagai berikut :

METODOLOGI PENELITIAN. 1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 100 cc. uji yang digunakan adalah sebagai berikut : III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian 1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 100 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4 langkah 100 cc, dengan merk

Lebih terperinci

BAB III PENGUJIAN MESIN. kemampuan dan pengaruh dari pemakaian busi standart dan pemakaian busi

BAB III PENGUJIAN MESIN. kemampuan dan pengaruh dari pemakaian busi standart dan pemakaian busi BAB III PENGUJIAN MESIN Pengujian ini dilakukan sesuai dengan tujuan awal yaitu untuk mengetahui kemampuan dan pengaruh dari pemakaian busi standart dan pemakaian busi berelektroda masa empat pada mesin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Penelitian Untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai maka dalam penelitian ini akan digunakan metode penelitian eksperimental yaitu metode yang dapat dipakai untuk menguji

Lebih terperinci

PEMANASAN BAHAN BAKAR BENSIN DENGAN KOMPONEN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN 4 LANGKAH. Toni Dwi Putra 1) & Budyi Suswanto 2)

PEMANASAN BAHAN BAKAR BENSIN DENGAN KOMPONEN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN 4 LANGKAH. Toni Dwi Putra 1) & Budyi Suswanto 2) PEMANASAN BAHAN BAKAR BENSIN DENGAN KOMPONEN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN 4 LANGKAH Toni Dwi Putra 1) & Budyi Suswanto 2) ABSTRAK Tingkat pemakaian kendaraan bermotor semakin

Lebih terperinci

Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4-

Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4- III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian. Spesifikasi Sepeda Motor 4-langkah Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4- langkah. Adapun spesifikasi dari mesin uji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin bertambahnya waktu maka ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada semakin berkembang. Untuk itu manusia harus mampu mengimbanginya dengan menciptakan penemuan-penemuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman dan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), maka di butuhkan kendaraan yang memiliki unjuk kerja yang baik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Waktu dan tempat pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut : 1. Tempat pengambilan data : Dynotest center Mototech Jalan Rongroad

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL 3.1 Deskripsi Peralatan Pengujian Peralatan pengujian yang dipergunakan dalam menguji torsi dan daya roda sepeda motor Yamaha Crypton secara garis besar dapat digambarkan

Lebih terperinci

Performansi Sepeda Motor Empat Langkah Menggunakan Bahan Bakar dengan Angka Oktan Lebih Rendah dari Yang Direkomendasikan

Performansi Sepeda Motor Empat Langkah Menggunakan Bahan Bakar dengan Angka Oktan Lebih Rendah dari Yang Direkomendasikan Performansi Sepeda Motor Empat Langkah Menggunakan Bahan Bakar dengan Angka Oktan Lebih Rendah dari Yang Direkomendasikan Ainul Ghurri 1)*, Ketut Astawa 1), Ketut Budiarta 2) 1) Jurusan Teknik Mesin, Universitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian Adapun alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini antara lain : 1. Motor Bensin 4-langkah 110 cc Pada penelitian ini, mesin uji yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian Pada penelitian ini, bahan yang digunakan dalam proses penelitian diantaranya adalah : 3.1.1. Mesin Diesel Mesin diesel dengan merk JIANGDONG R180N 4 langkah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Observasi & Studi Literatur. Identifikasi Sistem. Mekanisme Katup. Pengujian Dynotest awal

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Observasi & Studi Literatur. Identifikasi Sistem. Mekanisme Katup. Pengujian Dynotest awal 3.1 Diagram Alir (Flow Chart) BAB III METODE PENELITIAN Mulai Observasi & Studi Literatur Identifikasi Sistem Mekanisme Katup Pengujian Dynotest awal Proses Modifikasi Camshaft Pengujian Dynotest Hasil

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN STUDI PUSTAKA KONDISI MESIN DALAM KEADAAN BAIK KESIMPULAN. Gambar 3.1. Diagram alir metodologi pengujian

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN STUDI PUSTAKA KONDISI MESIN DALAM KEADAAN BAIK KESIMPULAN. Gambar 3.1. Diagram alir metodologi pengujian BAB III PROSEDUR PENGUJIAN 3.1 Diagram alir Metodologi Pengujian STUDI PUSTAKA PERSIAPAN MESIN UJI DYNO TEST DYNOJET PEMERIKSAAN DAN PENGETESAN MESIN SERVICE MESIN UJI KONDISI MESIN DALAM KEADAAN BAIK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Metode Literatur Sebelum melakukan penelitian, penulis terlebih dahulu mencari dan mempelajari

Lebih terperinci

PENGARUH MODIFIKASI PENAMBAHAN UKURAN DIAMETER SILINDER PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH TERHADAP DAYA YANG DIHASILKAN ABSTRAK Sejalan dengan pesatnya persaingan dibidang otomotif banyak orang berpikir untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahan Bakar Bahan bakar yang dipergunakan motor bakar dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok yakni : berwujud gas, cair dan padat (Surbhakty 1978 : 33) Bahan bakar (fuel)

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC Abdul Rohman studi Strata-1 Pada Prodi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC Riza Bayu K. 2106.100.036 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. H.D. Sungkono K,M.Eng.Sc

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Skematik Chassis Engine Test Bed Chassis Engine Test Bed digunakan untuk menguji performa sepeda motor. Seperti ditunjukkan pada Gambar 3.1, skema pengujian didasarkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 125 cc

III. METODE PENELITIAN. Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 125 cc III. METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Penelitian Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 3.1.1. Alat Penelitian a. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 125 cc Dalam Penelitian ini,

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN Pengujian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui fenomena yang terjadi dalam proses pembakaran mesin otto pada kendaraan bermotor yang di uji melalui alat Chassis Dynamometer.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin

III. METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin bensin 4-langkah, alat ukur yang digunakan, bahan utama dan bahan tambahan..

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Dan Alat Penelitian 3.1.1. Bahan Penelitian 1. Sepeda Motor Dalam penelitian ini sempel atau bahan yang digunakan adalah mesin sepeda motor Honda Blade 110 cc Tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitiannya adalah tentang perbandingan premium etanol dengan pertamax untuk mengetahui torsi daya, emisi gas buang dan konsumsi bahan bakar untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Tempat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Mototech. Jl. Ringroad Selatan, Kemasan, Singosaren, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Untuk mengetahui Perbandingan Pemakaian 9 Power Dengan Kondisi Standar Pada Motor 4 langkah Honda Supra X 125 cc perlu melakukan suatu percobaan. Akan tetapi penguji menggunakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 4 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Penelitian. Alat penelitian a. Sepeda motor. Dalam penelitian ini, mesin yang digunakan untuk pengujian adalah motor bensin 4-langkah 0 cc. Adapun spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGUJIAN

BAB III METODE PENGUJIAN BAB III METODE PENGUJIAN Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan dan pengaruh dari penggunaan Piston standard dan Piston Cavity pada mesin mobil mazda biante. Pengujian ini dilakukan untuk membandingkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode experimental, yaitu metode yang dilakukan untuk menguji kerakeristik percikan bunga api, dan unjuk kerja sepeda motor dengan

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA TUNE UP MESIN 4 Tak 4 SILINDER

LEMBAR KERJA SISWA TUNE UP MESIN 4 Tak 4 SILINDER LEMBAR KERJA SISWA TUNE UP MESIN 4 Tak 4 SILINDER Petunjuk Lembar Kerja Siswa Ikuti prosedur Tune Up seperti pada video yang anda saksikan Tayangan dan petunjuk di video adalah terbatas, tetapi prosedur

Lebih terperinci

Analisis Variasi Intake Manifold Standard dan Porting Pada Piston Standard dan Racing Terhadap Kinerja Sepeda Motor Honda GL100

Analisis Variasi Intake Manifold Standard dan Porting Pada Piston Standard dan Racing Terhadap Kinerja Sepeda Motor Honda GL100 TUGAS AKHIR Analisis Variasi Intake Manifold Standard dan Porting Pada Piston Standard dan Racing Terhadap Kinerja Sepeda Motor Honda GL100 Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan dengan pengujian motor bakar untuk mendapatkan perubahan data karakterisitk motor bakar tersebut terhadap perubahan profil camshaft. Data yang diperoleh

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Mesin UMY

Jurnal Teknik Mesin UMY PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI 2 JENIS KOIL DAN VARIASI 3 JENIS BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH HONDA BLADE 110 CC BERBAHAN BAKAR PREMIUM Yosa Wahyu Saputra

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. SEJARAH MOTOR DIESEL Pada tahun 1893 Dr. Rudolf Diesel memulai karier mengadakan eksperimen sebuah motor percobaan. Setelah banyak mengalami kegagalan dan kesukaran, mak akhirnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN BAB III METODOLOGI PENGUJIAN 3.1 Waktu dan Tempat Pengujian ini dilakukan dibeberapa tempat sebagai berikut: a. Pengujian kecepatan untuk mendapatkan putaran mesin dilakukan di Jl. Universitas, selama

Lebih terperinci

PEMANASAN BAHAN BAKAR BENSIN DENGAN KOMPONEN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN 4 LANGKAH

PEMANASAN BAHAN BAKAR BENSIN DENGAN KOMPONEN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN 4 LANGKAH Widya Teknika Vol.21 No.1; Maret 2013 ISSN 1411 0660 : 37-41 PEMANASAN BAHAN BAKAR BENSIN DENGAN KOMPONEN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN 4 LANGKAH Toni Dwi Putra 1), Budyi Suswanto

Lebih terperinci

ANALISA VARIASI UKURAN VENTURI KARBURATOR TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA RX-KING 135cc

ANALISA VARIASI UKURAN VENTURI KARBURATOR TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA RX-KING 135cc ANALISA VARIASI UKURAN VENTURI KARBURATOR TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA RX-KING 135cc Kurnia Dwi Artika, Yusuf Akbar Jurusan Mesin Otomotif, Politeknik Negeri Tanah Laut email:

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN JENIS BUSI

PENGARUH PENGGUNAAN JENIS BUSI PENGARUH PENGGUNAAN JENIS BUSI DAN VARIASI PENAMBAHAN CAMPHOR DALAM PREMIUM TERHADAP KADAR EMISI GAS CO DAN HC PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125 PGM-FI TAHUN 2006 Oleh : RIWAD GALANG CANTYAJI K2509054

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mesin 2 langkah 135 cc dengan data sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mesin 2 langkah 135 cc dengan data sebagai berikut : 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat 3.1.1 Bahan Penelitian 1. Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mesin 2 langkah 135 cc dengan data sebagai berikut : Gambar 3.1 Yamaha Rx

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan dan pembahasan dari proses pengambilan data dan pengumpulan data yang dikumpulkan meliputi data spesifikasi obyek penelitian dan hasil pengujian. Data-data tersebut

Lebih terperinci

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL FLYWHEEL: JURNAL TEKNIK MESIN UNTIRTA Homepage jurnal: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jwl ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL Sadar Wahjudi 1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram alir penelitian Diagram alir penelitian yang dilakukan dengan prosedur adalah sebagai berikut seperti pada Gambar 3.1 MULAI Persiapan Penelitian 1. Sepeda motor standar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja mesin serta mencari refrensi yang memiliki relevansi terhadap judul

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Identifikasi Kendaraan Gambar 4.1 Yamaha RX Z Spesifikasi Yamaha RX Z Mesin : - Tipe : 2 Langkah, satu silinder - Jenis karburator : karburator jenis piston - Sistem Pelumasan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian Adapun alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini antara lain :. Motor Bensin 4-langkah 5 cc Pada penelitian ini, mesin uji yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Motor Bakar Motor bakar adalah motor penggerak mula yang pada prinsipnya adalah sebuah alat yang mengubah energi kimia menjadi energi panas dan diubah ke energi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitiannya adalah tetang perbandingan Premium ethanol dengan Pertalite untuk mengetahui perbandingan torsi, daya, emisi gas buang dan konsumsi bahan

Lebih terperinci

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO FINONDANG JANUARIZKA L 125060700111051 SIKLUS OTTO Siklus Otto adalah siklus thermodinamika yang paling banyak digunakan dalam kehidupan manusia. Mobil dan sepeda motor berbahan bakar bensin (Petrol Fuel)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode experimental, yaitu metode yang digunakan untuk menguji karakteristik percikan bunga api dan kinerja motor dengan

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH CAMPURAN PREMIUM DENGAN KAPUR BARUS (NAPTHALEN) TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MESIN SUPRA X 125 CC

ANALISA PENGARUH CAMPURAN PREMIUM DENGAN KAPUR BARUS (NAPTHALEN) TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MESIN SUPRA X 125 CC AALISA PEGARUH CAMPURA PREMIUM DEGA KAPUR BARUS (APTHALE) TERHADAP EMISI GAS PADA MESI SUPRA X 125 CC Tinus Ginting ST, MT Dosen Akademi Teknologi Industri Immanuel Medan Abstrak Tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI PADA SEPEDA MOTOR HONDA (HONDA PGM-FI)

SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI PADA SEPEDA MOTOR HONDA (HONDA PGM-FI) SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI PADA SEPEDA MOTOR HONDA (HONDA PGM-FI) Gambar Komponen sistem EFI pada sepeda mesin Honda Supra X 125 A. Sistem Bahan Bakar Komponen-komponen yang digunakan untuk menyalurkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN BAB III METODOLOGI PENGUJIAN 3.1 Mesin-mesin dan Alat Uji Untuk mengetahui Perbandingan atau Pengaruh Pegas Katup Standar Dengan Pegas Katup XR dan EDR Terhadap Laju Aliran Bahan Bakar dan Kecepatan maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan transportasi mulai dirasakan setelah revolusi industri dan bangsa asing berdatangan ke Indonesia. Di Indonesia sepeda motor adalah salah satu alat transportasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Nurdianto dan Ansori, (2015), meneliti pengaruh variasi tingkat panas busi terhadap performa mesin dan emisi gas buang sepeda motor 4 tak.

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Kejuruan (JIPTEK)

Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Kejuruan (JIPTEK) Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Kejuruan (JIPTEK) Jurnal Homepage: https://jurnal.uns.ac.id/jptk PENGARUH PENGGUNAAN HYDROGEN ECO BOOSTER TIPE DRY CELL DENGAN VARIASI LARUTAN ELEKTROLIT TERHADAP TORSI

Lebih terperinci

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN Suriansyah Sabarudin 1) ABSTRAK Proses pembakaran bahan bakar di dalam silinder dipengaruhi oleh: temperatur,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kendaraan Yang Diuji Untuk mengetahui, Perbandingan atau Pengaruh Pegas cvt Standar Dengan Pegas cvt racing terhadap kecepatan pada kendaraan yamaha fino, Maka perlu melakukan

Lebih terperinci