BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS TEKNIK CETAK SARING. A. Implementasi Teoritis

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS TEKNIK CETAK SARING. A. Implementasi Teoritis"

Transkripsi

1 BAB III ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS TEKNIK CETAK SARING A. Implementasi Teoritis Penulis mengangkat karya ini karena ketertarikan penulis terhadap kebiasaankebiasaan dalam kehidupan angsa yang dikaji berdasarkan gejala alam dan sosial secara biologis. Kemudian, hal lain yang berguna untuk memperdalam ilmu pengetahuan tentang fauna burung khususnya angsa. Dalam penjelasan mengenai kehidupan angsa yang menarik secara biologis, angsa dapat terbang berkelompok dengan membentuk pola huruf V. Pola tersebut memiliki maksud tersendiri agar ada pemimpin terbang salah satu dari mereka yakni yang berada di paling depan. Pola V tersebut juga mempengaruhi proses jalannya terbang. Pada kehidupan angsa juga saling memanggil atau menyeru satu sama lain dengan suaranya yang seperti terompet sebagai penanda keberadaan anggota kelompok mereka. Hal lain dari kehidupan angsa yang menarik yakni termasuk hewan yang hanya memiliki satu pasangan seumur hidup. Oleh karena itu, hewan ini termasuk ke dalam hewan monogamy. Tema yang digunakan penulis untuk memvisualisasikan karya seni grafis dengan teknik cetak saring ini dilihat dari keindahan bentuk dan struktur angsa. Bentuk dan struktur yang digunakan dalam memvisualisasikan karya seni grafis ini difokuskan pada bagian kepala dan leher angsa. Penulis mengangkat kepala dan leher angsa sebagai tema karya karena ciri khas yang ada pada bentuk dan struktur angsa adalah kepala sampai lehernya yang panjang. 37

2 38 Angsa memiliki nilai estetis yang terdapat pada kepala dan lehernya. Bagian lehernya yang panjang terlihat ramping dengan tubuhnya yang besar. Angsa merupakan hewan yang hampir sejenis dengan bebek, namun pada angsa memiliki karakteristik bentuk dan struktur tubuh tersendiri yang unik dan berbeda dari burungburung sejenisnya, yakni pada bagian lehernya yang panjang dan itulah yang menjadi salah satu keindahan fisik pada angsa. Dalam lingkungan kehidupan angsa secara biologis, leher panjang dimiliki angsa berguna untuk mempermudah angsa mencari makan di daerah perairan dengan menyelamkan kepalanya sampai leher. Angsa adalah makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki keindahan dan keunikan tersendiri yang menguntungkan bagi makhluk hidup lainnya. Penulis merasa mendapatkan inspirasi dan imajinasi dari keindahan fisik dan keanekaragaman jenis angsa. B. Implementasi Visual Berdasarkan makna angsa secara harfiah dan biologisnya, penulis memunculkan sebuah gagasan untuk menginterpretasikannya dan menggambarkan bentuk dan struktur angsa ke dalam bentuk karya cetak saring dengan membuat bagian kepala dan leher angsa untuk dijadikan sebuah karya ekspresif dua dimensi. Penulis menginterpretasikan kepala dan leher angsa berdasarkan kajian tentang gejala-gejala alam dan sosial yang ada dalam lingkungan kehidupan angsa secara biologis. Gejala-gejala tersebut berkaitan dengan aktivitas dalam kehidupan makhluk hidup. Penulis sangat tertarik menjadikan angsa sebagai sumber ide dalam visualisasi karya seni grafis cetak saring guna memperdalam ilmu pengetahuan tentang fauna burung khususnya angsa.

3 39 1. Konsep Bentuk Visualisasi karya seni grafis teknik cetak saring dalam pencapaiannya, penulis menggunakan dua jenis garis untuk menghasilkan bentuk sesuai visualisasi yang diinginkan penulis. Garis tersebut adalah garis nyata digunakan untuk menggores, ekspresif dimunculkan karena spontan dan lengkung. Garis pada karya penulis adalah garis lengkung dibuat untuk menampilkan bentuk kepala dan leher angsa. Penulis menggunakan warna dari hasil kreatifitas dan imajinasi penulis (tidak menggunakan warna asli pada objek). Warna yang digunakan dalam karya penulis menggunakan beragam warna-warna cerah dan gelap seperti merah, merah muda, jingga, kuning, hijau muda, hijau tua, biru, ungu, merah muda, dan coklat. Unsur bidang pada karya penulis yang sering dimunculkan adalah bidang biomorphic, yang sengaja diterapkan penulis untuk membentuk berbagai macam bidang. Warna pada background menggunakan dimensi atau susunan warna dari terang ke gelap dengan teknik dot dengan menyamakan keadaan alam sekitar, sehingga menghasilkan kesan ruang dan dimensi pada karya tersebut. Tekstur atau barik yang ditampilkan dalam karya penulis adalah tekstur semu. Tekstur semu ini terjadi karena hasil gelap terang yang muncul dalam karya, sehingga ada kesan yang berbeda antara penglihatan dan perabaan. Guna mencapai susunan yang dinamis termasuk tercapainya keseimbangan yang indah dalam menciptakan karya seni, perlu ada kombinasi berbagai elemen-elemen seni rupa menjadi sebuah komposisi.

4 40 Komposisi pada sebagian besar karya penulis menggunakan macam komposisi terbuka yang menghasilkan karya visual dengan objek gambar yang meluas dan terkesan menyebar. Selain itu penulis juga menggunakan macam komposisi tertutup dengan wujud objek gambar yang mengumpul dan menyempit. 2. Medium dan Teknik Dalam menciptakan karya tugas akhir, penulis memvisualisasikan sumber ide ke dalam sebuah karya seni grafis dengan teknik cetak saring. Bahan-bahan yang digunakan pada pembuatan karya seni grafis teknik cetak saring, dalam proses pengaplikasiannya pada media kertas duplex berukuran 60cm x 40cm, penulis menggunakan bahan-bahan seperti cat pigmen, medium NF (rubber), Pelarut GU (binder). Sedangkan dalam proses pemfilman, bahan-bahan yang digunakan antara lain seperti Photoxol TS, Ulano X, dan minyak tanah. Peralatan yang digunakan dalam pembuatan karya grafis teknik cetak saring ini antara lain yang pertama adalah screen. Pada dasarnya screen dapat dipakai secara berulang-ulang namun, screen terbuat dari bahan yang halus dan peka, sehingga harus ditangani dengan hati-hati. Pada proses pembuatan karya seni grafis teknik cetak saring ini, screen yang digunakan adalah yang kerapatan anyaman benang-benang screen (Thick) berkisar T55 berukuran 50cm x 70cm. Alat yang kedua yakni rakel. Rakel adalah alat yang terbuat dari bahan karet yang keras kemudian diberi pegangan kayu. Rakel digunakan untuk meratakan bahan penutup pada screen seperti obat afdruk. Rakel juga

5 41 digunakan untuk menyablon dengan tinta. Rakel yang digunakan dalam pembuatan karya grafis teknik cetak saring ini berukuran panjang 42cm. 3. Proses Penggarapan Karya Adapun cara pengerjaan teknik cetak saring sebagai berikut: a. Dalam penciptaan karya grafis teknik cetak saring, awalnya melakukan proses pembuatan film atau klise. Film atau klise adalah gambar atau desain yang di print di atas plastic transparan atau kertas kalkir b. Tahap berikutnya yaitu proses afdruk yaitu sebuah proses pemindahan gambar yang ada di film/klise ke screen sehingga screen siap digunakan untuk mencetak gambar di puluhan bahkan ratusan kertas (Gunawan Mahendra, 2013: 79). Dalam proses ini, langkah pertama yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah mengaplikasikan photoxol TS yang sudah diaduk dan dicampur dengan larutan sensitizer (satu paket dengan photoxol) ke seluruh lapisan screen, termasuk sisi dalam dan sisi luarnya secara merata. Pada proses ini, mulai dari pencampuran sampai pengeringan, baiknya dikerjakan di ruangan yang tidak terlalu terkena cahaya matahari atau lampu yang kuat, karena cairan photoxol yang sudah dicampur dengan larutan sensitizer mempunyai kepekaan terhadap cahaya. c. Tahap selanjutnya, setelah kering kemudian ambil film/klise, letakan di atas screen dengan posisi terbalik lalu jepit dan tekan dengan kaca. Setelah itu barulah dibawa keluar untuk menerima pencahayaan dari sinar matahari langsung. Dalam proses penyinaran tidak memerlukan waktu yang lama, hanya sekitar detik.

6 42 d. Kemudian setelah dirasa cukup penyinarannya, bawa screen kita kembali ke tempat yang teduh, lalu lepaskan film/klise dan tumpukan kaca dan penjepit dari screen. Kemudian siramlah screen dengan air untuk memunculkan gambar yang telah tercetak di atas screen dari hasil penyinaran tadi. Setelah itu, jika cetakan gambar di screen sudah terlihat cukup jelas, keringkan dengan cara di jemur.. Setelah kering screen baru siap digunakan. e. Tahap berikutnya, menyiapkan cat dengan campuran rubber dan binder. Pada setiap karya penulis hanya menggunakan 4 macam warna, yakni cyan, magenta, kuning, dan hitam. Kemudian karya siap untuk disablon di atas kertas duplex berukuran lebih dari 60cm x 40cm. Pada tahap ini, langkah yang harus dilakukan untuk menyablon adalah tuangkan cat di atas screen. Cat dituangkan di luar gambar yang akan kita sablon. f. Kemudian berlanjut ke tahap penyapuan cat menggunakan rakel yang telah dipersiapkan. Usahakan agar posisi screen tidak bergeser. Setelah itu proses pembuatan karya pun selesai. 4. Penyajian Penyajian pada suatu karya merupakan langkah terakhir yang terpenting dalam melengkapi sebuah karya seni yang akan disajikan kepada para penikmat seni. Penyajian karya penulis dibagi menjadi dua tampilan, yaitu tampilan portrait (vertical) dan tampilan landscape (horizontal). Semua karya disajikan dengan figura berwarna hitam dengan menggunakan kaca doff, sehingga tidak memantulkan bayangan seperti cermin ketika terkena pantulan cahaya.

7 43 Gambar 23. Penyajian dengan Pigura Horizontal Sumber: Ilustrasi penulis Gambar 24. Penyajian dengan Pigura Vertical Sumber: Ilustrasi Penulis

8 44 5. Deskripsi Karya Karya 1 Gambar 25. Karya 1 Judul : Interaksi Teknik : Silkscreen Ukuran : 60cm x 40cm Edisi : 2/7 Tahun : 2015 Karya pertama ini berjudul Interaksi berukuran 60cm x 40cm. Karya ini diberikan judul sesuai dengan makna yang terkandung dalam karya ini. Pada karya ini, penulis memvisualisasikan kepala dan leher angsa yang datang segala arah dan digambarkan secara ekspresif. Penulis menggunakan garis melengkung pada objek kepala dan leher angsa, serta penggunaan titik-titik pada background. Warna yang digunakan pada objek, penulis memilih warna hijau muda untuk semua angsa. Pewarnaan pada background, penulis menggunakan warna kuning agar terlihat seirama dengan

9 45 warna objek. Kemudian warna hitam digunakan sebagai outline yang berfungsi dalam mempertegas bentuk. Kepala angsa dalam karya digambarkan mengalami distorsi, memiliki totol-totol ditubuh dan memiliki paruh. Ciri-ciri angsa tersebut menguatkan karakter visual sebagai penggambaran dari sebuah alam. Sedangkan totol pada tubuh angsa menggambarkan bahwa dalam sebuah kehidupan, makhluk hidup tidak ada yang sempurna, semua pasti tidak luput dari sebuah kesalahan, maka makhluk hidup dikatakan tidak lepas dari noda dan dosa, sehingga tubuh angsa diberikan totol-totol seakan-akan seperti sebuah noda. Warna pada tubuh angsa berwarna hijau muda menggambarkan sebuah alam kehidupan makhluk hidup. Warna jingga pada paruh angsa menggambarkan sebuah kegiatan makhluk hidup dalam berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan. Warna kuning pada background menggambarkan sebuah lingkungan yang ceria, tentram, harmonis dan damai penuh dengan cahaya kehidupan. Karya ini menggunakan keseimbangan asimetris dengan komposisi terbuka, dimana objeknya menyebar di berbagai arah dan di berbagai sisi pada karya.. Motif pada background didominasi dengan pola titik-titik dari padat ke renggang, sehingga menghasilkan efek gelap terang. Tekstur yang digunakan dalam karya ini adalah tekstur semu, tekstur ini terjadi karena perbedaan antara penglihatan dengan perabaan pada gelap terang dan pencahayaan yang ada pada karya. Tekstur tersebut juga terjadi karena penyajian yang menggunakan kaca. Penulis sebagai manusia dengan karyanya ini seakan berkata tentang bagaimana tindakan kita dalam menyeimbangkan kehidupan antar sesama

10 46 makhluk hidup, beradaptasi dan saling membutuhkan demi melestarikan alam yang kita singgahi ini. Manusia harus belajar bagaimana cara menyeimbangkan hidup yang lebih bijak dan mandiri, sehingga kita dapat membawa ketentraman, kedamaian disamping ilmu dan skill yang kita punya untuk menghadapi persaingan hidup. Inilah yang tersirat dalam objek angsa-angsa tersebut. Meskipun karya ini terkesan begitu sederhana dengan hanya menggunakan delapan objek kepala angsa dan background titik-titik yang begitu sederhana, namun karya ini terasa rumit dalam pengerjaannya. Tetapi dengan pemilihan objek yang tepat, mengkaburkan kesan simple tersebut karena kedalaman makna dan pesan yang terkandung di dalamnya.

11 47 Karya 2 Gambar 26. Karya 2 Judul : Kejujuran Teknik : Silkscreen Ukuran : 60cm x 40cm Edisi : 2/7 Tahun : 2015 Karya kedua ini berjudul Kejujuran berukuran 60cm x 40cm. Karya ini diberikan judul sesuai dengan makna yang terkandung dalam karya ini. Pada karya ini, penulis memvisualisasikan kepala dan leher angsa tidak digambarkan memiliki totol-totol hitam seperti karya sebelumnya, karena memiiki makna tersendiri, yakni dilihat ketika sekawanan angsa pada gambar menghadap ke arah kanan. Maka, dari pernyataan tersebut, penulis memberikan judul Kejujuran, artinya bahwa kejujuran merupakan sesuatu hal yang positif dan sifat yang baik, sehingga bila dalam kehidupan nyata kita melakukan hal-hal baik pasti lah hati

12 48 kita pun tenang seakan-akan suci dari dosa-dosa. Dalam karya, angsa juga digambarkan menghadap ke arah kanan, maksudnya adalah kanan itu merupakan simbol kebenaran, dari Bahasa inggris Right yang berarti benar atau kanan. Warna merah pada objek menandakan keberanian yang dapat diartikan berani mengambil keputusan yang benar. Jadi, pesan yang tersirat dalam karya ini yaitu berani melakukan sesuatu hal yang positif itu dikatakan benar dan dapat menentramkan jiwa dan hati kita. Penulis menggunakan garis melengkung pada objek kepala dan leher angsa, serta penggunaan titik-titik pada background. Warna yang digunakan pada objek, penulis memilih warna merah untuk semua angsa. Kemudian warna hitam digunakan sebagai outline yang berfungsi dalam mempertegas bentuk. Karya ini menggunakan keseimbangan sederajat dengan komposisi terbuka, dimana objeknya menyebar di berbagai arah dan di berbagai sisi pada karya.. Motif pada background didominasi dengan pola titik-titik dari padat ke renggang, sehingga menghasilkan efek gelap terang. Tekstur yang digunakan dalam karya ini adalah tekstur semu, tekstur ini terjadi karena perbedaan antara penglihatan dengan perabaan pada gelap terang dan pencahayaan yang ada pada karya. Tekstur tersebut juga terjadi karena penyajian yang menggunakan kaca.

13 49 Karya 3 Gambar 27. Karya 3 Judul : Pusaran Kebahagiaan Teknik : Silkscreen Ukuran : 60cm x 40cm Edisi : 2/7 Tahun : 2015 Karya ketiga ini berjudul Pusaran Kebahagiaan berukuran 60cm x 40cm. Karya ini diberikan judul sesuai dengan makna yang terkandung dalam karya ini. Pada karya ini, penulis memvisualisasikan kepala dan leher angsa dengan gambaran membentuk suatu pusaran yang melingkar dan memusat ke tengah. Dilihat dari judul karya ini, Pusaran Kebahagiaan, penulis memaknai karya ini sebagai suatu kelompok yang sedang dalam perbincangan hal-hal yang

14 50 positif dan bermanfaat, yaitu seperti perbincangan ilmu pengetahuan, berbicara tentang kebaikan orang lain, dan lain-lain, sehingga hati menjadi tenang dan pikiran pun positif. Warna kuning pada angsa menandakan keoptimisan dan warna merah muda pada background menandakan kepolosan hati dan pikiran yang positif. Dalam karya ini memberikan sebuah pesan membuat diri seseorang menjadi optimis dalam menjalani kehidupan karena penuh dengan motivasi hidup berkat perbincangan positif tersebut, sehingga hidup akan bahagia bila didasari dengan sebuah pedoman yang baik. Penulis menggunakan garis melengkung pada objek kepala dan leher angsa, serta penggunaan titik-titik pada background. Warna yang digunakan pada objek, penulis memilih warna kuning untuk semua angsa. Pewarnaan pada background, penulis menggunakan warna merah muda agar terlihat kontras dengan warna objek. Kemudian warna hitam digunakan sebagai outline yang berfungsi dalam mempertegas bentuk. Karya ini menggunakan keseimbangan simetris dan radial dengan komposisi terbuka, dimana objeknya menyebar di berbagai arah dan di berbagai sisi pada karya.. Motif pada background didominasi dengan pola titik-titik dari padat ke renggang, sehingga menghasilkan efek gelap terang. Tekstur yang digunakan dalam karya ini adalah tekstur semu, tekstur ini terjadi karena perbedaan antara penglihatan dengan perabaan pada gelap terang dan pencahayaan yang ada pada karya. Tekstur tersebut juga terjadi karena penyajian yang menggunakan kaca.

15 51 Karya 4 Gambar 28. Karya 4 Judul : Mengalir Teknik : Silkscreen Ukuran : 60cm x 40cm Edisi : 2/7 Tahun : 2015 Karya keempat ini berjudul Mengalir berukuran 60cm x 40cm. Karya ini diberikan judul sesuai dengan makna yang terkandung dalam karya ini. Pada karya ini angsa digambarkan dengan bentuk leher yang meliuk-liuk seperti gelombang dan lebih tepatnya seperti aliran air. Karya ini diartikan sebagai kehidupan yang berjalan mengikuti takdir tanpa melawan takdir tersebut. Maka, bisa dikatakan bahwa hidup bagaikan air yang mengalir. Angsa sebagai perwakilan dari hewan-hewan yang menjalani hidup tanpa ada keluhan. Menjalani hidup dengan bersyukur dan menerima takdir dari Tuhan, karena yang

16 52 kita (manusia) tahu bahwa hewan beda dengan hidup manusia yang banyak mengeluh, tidak pernah puas, dan jarang bersyukur serta terkadang berusaha keras untuk melawan takdir Tuhan. Warna magenta pada objek angsa menandakan spiritual yakni hubungan makhluk hidup dengan Tuhan. Sedangkan warna jingga pada paruh menandakan kegiatan makhluk hidup. Penulis menggunakan garis melengkung pada objek kepala dan leher angsa, serta penggunaan titik-titik pada background. Warna yang digunakan pada objek, penulis memilih warna ungu untuk semua angsa. Kemudian warna hitam digunakan sebagai outline yang berfungsi dalam mempertegas bentuk. Karya ini menggunakan keseimbangan asimetris dengan komposisi terbuka, dimana objeknya menyebar di berbagai arah dan di berbagai sisi pada karya.. Motif pada background didominasi dengan pola titik-titik dari padat ke renggang, sehingga menghasilkan efek gelap terang. Tekstur yang digunakan dalam karya ini adalah tekstur semu, tekstur ini terjadi karena perbedaan antara penglihatan dengan perabaan pada gelap terang dan pencahayaan yang ada pada karya. Tekstur tersebut juga terjadi karena penyajian yang menggunakan kaca.

17 53 Karya 5 Gambar 29. Karya 5 Judul : Berkembang Biak Teknik : Silkscreen Ukuran : 60cm x 40cm Edisi : 2/5 Tahun : 2015 Karya kelima ini berjudul Berkembang Biak berukuran 60cm x 40cm. Karya ini diberikan judul sesuai dengan makna yang terkandung dalam karya ini. Pada karya ini, penulis memvisualisasikan kepala dan leher angsa yang saling menempel satu sama lain seakan-akan tiada henti-hentinya tumbuh seperti akar pohon. Pada karya ini kepala-kepala angsa saling menempel dengan kepalakepala angsa lainnya seakan-akan terlihat seperti kembar siam. Sehingga

18 54 berdasarkan pernyataan tersebut penulis mengambil judul Berkembang Biak, maksud pada karya ini adalah suatu cerita kehidupan tentang perkembangbiakan. Karena dalam karya ini menggambarkan suatu kehidupan alam. Dari karya tersebut, kepala-kepala angsa digambarkan seperti tumbuhan yang makin tumbuh layaknya tanaman yang terus berbuah dan bercabang-cabang. Namun, artinya disini tetaplah hewan yang berkembang biak dalam kondisi lingkungan kehidupan alam. Warna biru pada objek menandakan ketenangan dalam jiwa. Warna kuning pada background menandakan keoptimisan dalam hidup. Penulis menggunakan garis melengkung pada objek kepala dan leher angsa, serta penggunaan titik-titik pada background. Warna yang digunakan pada objek, penulis memilih warna biru muda untuk semua angsa. Pewarnaan pada background, penulis menggunakan warna kuning agar terlihat kontras dengan warna objek. Kemudian warna hitam digunakan sebagai outline yang berfungsi dalam mempertegas bentuk. Karya ini menggunakan keseimbangan asimetris dengan komposisi terbuka, dimana objeknya menyebar di berbagai arah dan di berbagai sisi pada karya.. Motif pada background didominasi dengan pola titik-titik dari padat ke renggang, sehingga menghasilkan efek gelap terang. Tekstur yang digunakan dalam karya ini adalah tekstur semu, tekstur ini terjadi karena perbedaan antara penglihatan dengan perabaan pada gelap terang dan pencahayaan yang ada pada karya. Tekstur tersebut juga terjadi karena penyajian yang menggunakan kaca.

19 55 Jadi, pesan yang disampaikan penulis melalui karya tersebut bahwa manusia dapat memanfaatkan perkembangbiakan hewan di alam dan memelihara dengan baik untuk menjaga keseimbangan alam tersebut dan tidak merusaknya. Karya 6 Gambar 30. Karya 6 Judul : Gotong Royong Teknik : Silkscreen Ukuran : 60cm x 40cm Edisi : 2/5 Tahun : 2015 Karya keenam ini berjudul Gotong Royong berukuran 60cm x 40cm. Karya ini diberikan judul sesuai dengan makna yang terkandung dalam karya ini. Pada karya ini, penulis memvisualisasikan kepala dan leher angsa yang datang

20 56 dari segala arah. Pada karya ini terdapat objek kepala-kepala angsa berwarna hijau lumut yang digambarkan sebagai perwakilan dari hewan yang ada di alam botani. Warna biru dongker pada background diartikan sebagai lautan dan langit yang mana alam botani dapat berinteraksi langsung dengan alam laut dan langit yang perannya disana adalah hewan-hewan khususnya adalah hewan angsa. Dalam pengetahuan yang telah kita ketahui bahwa angsa dapat hidup di tiga alam, yakni darat, air, dan udara. Pada saat di darat angsa berinteraksi dengan kelompoknya, begitu juga pada saat di laut angsa dapat berenang dan berinteraksi dengan kelompoknya, dan juga pada saat di udara angsa dapat terbang dan bermigrasi bersama kelompoknya. Dari pernyataan tersebut angsa memang merupakan hewan yang hidup berkelompok dan pastinya sangat menyukai gotong royong antar kelompok dan akan menjalin kerja sama satu sama lain karena kehidupan di alam juga membutuhkan gotong royong dan kerja sama antar makhluk hidup. Penulis menggunakan garis melengkung pada objek kepala dan leher angsa, serta penggunaan titik-titik pada background. Warna yang digunakan pada objek, penulis memilih warna hijau lumut untuk semua angsa. Pewarnaan pada background, penulis menggunakan warna biru dongker agar terlihat kontras dengan warna objek. Kemudian warna hitam digunakan sebagai outline yang berfungsi dalam mempertegas bentuk. Karya ini menggunakan keseimbangan asimetris dengan komposisi terbuka, dimana objeknya menyebar di berbagai arah dan di berbagai sisi pada karya.. Motif pada background didominasi dengan pola titik-titik dari padat ke renggang, sehingga menghasilkan efek gelap terang.

21 57 Tekstur yang digunakan dalam karya ini adalah tekstur semu, tekstur ini terjadi karena perbedaan antara penglihatan dengan perabaan pada gelap terang dan pencahayaan yang ada pada karya. Tekstur tersebut juga terjadi karena penyajian yang menggunakan kaca. Jadi, dalam penilaian karya ini bila dinilai dari komposisinya lebih memanfaatkan ruang yang ada namun tetap terlihat menarik dan simple. Karya ini juga memiliki makna tersendiri akan kehidupan alam di luar sana khususnya untuk hewan dan lingkungannya yang juga memiliki kegiatan yang menakjubkan tak kalah dengan kehidupan manusia. Dan karya ini memberikan pesan bahwa manusia pun juga membutuhkan interaksi dengan alam untuk bisa hidup.

22 58 Karya 7 Gambar 31. Karya 7 Judul : Tumbuh Kembang Teknik : Silkscreen Ukuran : 60cm x 40cm Edisi : 2/5 Tahun : 2015 Karya ketujuh ini berjudul Tumbuh Kembang berukuran 60cm x 40cm. Karya ini diberikan judul sesuai dengan makna yang terkandung dalam karya ini. Pada karya ini, penulis memvisualisasikan kepala dan leher angsa dari ukuran yang paling kecil hingga ukuran yang paling besar yang digambarkan dari sudut kiri bawah sampai ke sudut kanan atas. Penulis memaknai karya ini sebagai suatu pertumbuhan dan perkembangan pada suatu makhluk hidup, maka

23 59 digambarkan seekor angsa mulai dari yang berukuran kecil hingga berukuran besar. Sehingga dapat diartikan ketika pada saat kita kecil untuk menumbuhkembangan diri sangat membutuhkan bantuan dan interaksi antar makhluk hidup supaya berjalan dengan lancar. Jadi, pada saat kita sudah besar kita bisa membimbing keturunan kita berikutnya dalam proses tumbuh kembang, begitu juga pada saat kita masih kecil kita membutuhkan bimbingan dari yang lebih tua dari kita dan hal tersebut seperti roda yang berputar yang akan terus berputar hingga waktu terhenti. Warna coklat kekuningan pada objek menandakan keoptimisan dalam hidup. Warna magenta pada paruh diartikan sebagai hubungan kekerabatan antar sesame. Penulis menggunakan garis melengkung pada objek kepala dan leher angsa, serta penggunaan titik-titik pada background. Warna yang digunakan pada objek, penulis memilih warna coklat kekuningan untuk semua angsa. Pada bagian paruh diberikan warna magenta karena melambangkan jiwa spiritual mereka. Kemudian warna hitam digunakan sebagai outline yang berfungsi dalam mempertegas bentuk. Karya ini menggunakan keseimbangan asimetris dengan komposisi tertutup, dimana objeknya menyempit ke arah tengah saja. Motif pada background didominasi dengan pola titik-titik dari padat ke renggang, sehingga menghasilkan efek gelap terang. Tekstur yang digunakan dalam karya ini adalah tekstur semu, tekstur ini terjadi karena perbedaan antara penglihatan dengan perabaan pada gelap terang dan pencahayaan yang ada pada karya. Tekstur tersebut juga terjadi karena penyajian yang menggunakan kaca.

24 60 Penilaian pada karya ini bila dilihat dari komposisi sangat memanfaatkan ruang walaupun terlihat sedikit tidak seimbang sehingga yang tidak terisi dengan objek tetap diisi dengan warna pada background sehingga tidak terlihat kosong dan tidak juga memaksa serta tidak mengurangi keindahan pada karya. Makna yang terkandung dalam karya ini juga cukup menarik, karena dalam kehidupan, makhluk hidup pada hakekatnya pasti saling membutuhkan. Layaknya seorang anak yang membutuhkan bimbingan dari orang tua untuk dapat menjadi pribadi yang lebih baik. Dalam karya ini penulis seakan-akan berpesan bahwa seharusnya kita memandang seseorang dengan rendah hati, yaitu bila kita melihat yang lebih muda dari kita, kita berfikir bahwa dia melakukan dosa lebih sedikit dari kita karena hidupnya belum lama dari kita. Sedangkan bila kita melihat yang lebih tua dari kita, kita berfikir bahwa dia lebih tua dan pasti lebih memiliki banyak pengalaman, karena dia sudah hidup lebih lama dari kita.

25 61 Karya 8 Gambar 32. Karya 8 Judul : Pusaran Neraka Teknik : Silkscreen Ukuran : 60cm x 40cm Edisi : 2/5 Tahun : 2015 Karya kedelapan ini berjudul Pusaran Neraka berukuran 60cm x 40cm. Karya ini diberikan judul sesuai dengan makna yang terkandung dalam karya ini. Pada karya ini, penulis memvisualisasikan 4 kepala dan leher angsa yang bergerombol membentuk suatu pusaran yang simetris dan memancar yang

26 62 mana bagian kepala semua berada di tengah. Penulis memaknai karya ini sebagai sebuah kehidupan yang berbahagia karena suatu dosa yang telah diperbuat, maka diberikan judul Pusaran Neraka, maksudnya adalah apabila kita dalam suatu kelompok atau suatu kumpulan orang-orang yang sering berbuat dosa, maka kita pun akan tertular pula dosanya. Pada karya ini empat kepala angsa membentuk pusaran seakan-akan diartikan sebagai suatu kelompok yang sedang bergosip dan membicarakan keburukan orang lain sehingga mereka berdosa, dan jika mereka bahagia akan dosa mereka, maka mata hati mereka telah buta akan kepekaan dengan suatu perbuatan dosa, sehingga mereka tidak merasa bersalah dan berdosa sama sekali, melainkan bahagia dengan perbuatan dosanya. Padahal dengan seperti itu akan membawa mereka terjerumus ke dalam neraka dan dilaknat oleh dzat yang membolak-balikan hati (Tuhan). Penulis menggunakan garis melengkung pada objek kepala dan leher angsa, serta penggunaan titik-titik pada background. Warna yang digunakan pada objek, penulis memilih warna kuning untuk semua angsa sebagai lambing kebanggaan. Pada bagian paruh diberikan warna merah karena melambangkan keberanian, kemarahan emosional sehingga diartikan sebagai kumpulan makhluk hidup yang sedang membicarakan keburukan makhluk hidup lainnya dengan cara melepaskan emosionalnya. Pewarnaan pada background, penulis menggunakan warna hijau muda yang diartikan sebagai kehidupan. Kemudian warna hitam digunakan sebagai outline yang berfungsi dalam mempertegas bentuk. Karya ini menggunakan keseimbangan simetris dan memancar dengan komposisi terbuka dan tertutup, dimana objeknya menyebar ke seleruh bagian karya dan menyempit dan menyudut ke arah tengah. Motif pada background

27 63 didominasi dengan pola titik-titik dari padat ke renggang, sehingga menghasilkan efek gelap terang. Tekstur yang digunakan dalam karya ini adalah tekstur semu, tekstur ini terjadi karena perbedaan antara penglihatan dengan perabaan pada gelap terang dan pencahayaan yang ada pada karya. Tekstur tersebut juga terjadi karena penyajian yang menggunakan kaca. Jadi, pada karya ini penulis menyampaikan pesan bahwa kita sebagai makhluk hidup jangan saling menyakitkan hati dan hendaklah menjaga lisan baik-baik supaya tidak terjadi pertikaian yang menyebabkan hancurnya peradaban dunia. Makna tersebut cukup menarik dibahas. Sedangkan penilaian terhadap komposisi karya memang menggunakan komposisi terbuka dan kemungkinan besar juga menggunakan komposisi tertutup.

28 64 Karya 9 Gambar 33. Karya 9 Judul : Alam Juga Makhluk Hidup Teknik : Silkscreen Ukuran : 60cm x 40cm Edisi : 2/5 Tahun : 2015 Karya kesembilan ini berjudul Alam Juga M,akhluk Hidup berukuran 60cm x 40cm. Karya ini diberikan judul sesuai dengan makna yang terkandung dalam karya ini. Pada karya ini, penulis memvisualisasikan kepala dan leher angsa yang datang bergerombol di bawah dan menghadap ke arah atas. Penulis memaknai yang terkandung dalam karya ini, kepala-kepala angsa bergerombol dibawah, datang dari arah bawah dengan kepala dan paruh yang mengarah ke atas seakan-akan seperti rumput yang sedang bergoyang-goyang yang sedang

29 65 menginginkan makanan dan minuman dari atas, yaitu air dan matahari yang berasal dari alam. Maka, dikatakan bahwa hewan pun sama dengan makhluk hidup lainnya seperti tumbuhan yang membutuhkan nutrisi dari alam, begitu pula tumbuhan sama seperti makhluk hidup lainnya, hewan dan manusia. Mereka membutuhkan alam dan bergantung pada alam sekitar untuk tetap hidup, namun terkadang manusia tak bertanggung jawab merusaknya demi kepuasan mereka masing-masing. Warna hijau pada objek diartikan sebagai alam yang menandakan keberadaan alam. Warna jingga pada paruh menandakan kegiatan dan warna merah muda pada background diartikan sebagai interaksi antar makhluk hidup dengan Tuhan. Penulis menggunakan garis melengkung pada objek kepala dan leher angsa, serta penggunaan titik-titik pada background. Warna yang digunakan pada objek, penulis memilih warna hijau untuk semua angsa karena melambangkan ketenangan dalam alam botani. Pewarnaan pada background, penulis menggunakan warna merah muda agar terlihat kontras dengan warna objek. Kemudian warna hitam digunakan sebagai outline yang berfungsi dalam mempertegas bentuk. Karya ini menggunakan keseimbangan vertikal dengan komposisi tertutup, dimana objeknya menyempit atau menumpuk pada satu bagian atau sisi karya. Motif pada background didominasi dengan pola titik-titik dari padat ke renggang, sehingga menghasilkan efek gelap terang. Tekstur yang digunakan dalam karya ini adalah tekstur semu, tekstur ini terjadi karena perbedaan antara penglihatan dengan perabaan pada gelap terang

30 66 dan pencahayaan yang ada pada karya. Tekstur tersebut juga terjadi karena penyajian yang menggunakan kaca. Penilaian pada karya ini, meskipun karya ini terkesan begitu sederhana dengan hanya menggunakan objek kepala angsa yang bergerombol di bagian bawah dan background titik-titik yang begitu sederhana, namun karya ini terasa rumit dalam pengerjaannya. Tetapi dengan pemilihan objek yang tepat, mengkaburkan kesan simple tersebut karena kedalaman makna dan pesan yang terkandung di dalamnya.

31 67 Karya 10 Gambar 34. Karya 10 Judul : Kehancuran Teknik : Silkscreen Ukuran : 60cm x 40cm Edisi : 2/5 Tahun : 2015 Karya ke-10 ini berjudul Kehancuran berukuran 60cm x 40cm. Karya ini diberikan judul sesuai dengan makna yang terkandung dalam karya ini. Pada karya ini, penulis memvisualisasikan kepala dan leher angsa yang datang bergerombol dari arah kanan dan dari arah kiri. Penulis mengartikan karya ini sebagai suatu peperangan antar sesama makhluk hidup yang mendatangkan kehancuran yang luar biasa. Warna merah diartikan sebagai keberanian. Warna

32 68 merah kecoklatan pada background menandakan suasana yang panas dan carut marut. Penulis menggunakan garis melengkung pada objek kepala dan leher angsa, serta penggunaan titik-titik pada background. Warna yang digunakan pada objek, penulis memilih warna merah untuk semua angsa. Pewarnaan pada background, penulis menggunakan warna merah kecoklatan agar terlihat senada dengan warna objek dan sesuai dengan suasana dalam karya. Kemudian warna hitam digunakan sebagai outline yang berfungsi dalam mempertegas bentuk. Karya ini menggunakan keseimbangan asimetris dengan komposisi terbuka, dimana objeknya menyebar di segala ruang pada karya. Motif pada background didominasi dengan pola titik-titik dari padat ke renggang, sehingga menghasilkan efek gelap terang. Tekstur yang digunakan dalam karya ini adalah tekstur semu, tekstur ini terjadi karena perbedaan antara penglihatan dengan perabaan pada gelap terang dan pencahayaan yang ada pada karya. Tekstur tersebut juga terjadi karena penyajian yang menggunakan kaca.

33 69 Karya 11 Gambar 35. Karya 11 Judul : Ketergantungan Teknik : Silkscreen Ukuran : 60cm x 40cm Edisi : 2/5 Tahun : 2015 Karya ke-11 ini berjudul Ketergantungan ukuran 60cm x 40cm dan diberi judul sesuai dengan makna yang tersirat dalam karya tersebut. Pada karya ini penulis memvisualisasikan kepala dan leher angsa dengan saling terkaitkan satu dengan yang lainnya. Sehingga pada karya digambarkan leher-leher angsa saling bercengkerama dan saling melilit satu sama lain. Penulis mengartikan karya ini sebagai suatu ketergantungan terhadap sesama makhluk hidup, sehingga saling terikat satu sama lain dan terus berusaha supaya tidak akan ada ikatan yang putus. Karya ini memberikan nilai kebersamaan antar sesama untuk

34 70 menggapai satu tujuan. Warna biru pada objek diartikan sebagai ketenangan jiwa dan salah satu objek dengan warna merah muda diartikan sebagai sebuah perbedaan. Warna kuning pada background menandakan keoptimisan dalam hidup. Penulis menggunakan garis melengkung pada objek kepala dan leher angsa, serta penggunaan titik-titik pada background. Sedangkan warna yang digunakan pada objek, penulis memilih warna biru untuk semua angsa kecuali warna merah muda untuk salah satunya. Pewarnaan pada background, penulis menggunakan warna kuning agar terlihat kontras dengan warna objek. Kemudian warna hitam digunakan sebagai outline yang berfungsi dalam mempertegas bentuk. Karya ini menggunakan keseimbangan asimetris dengan komposisi terbuka, dimana objeknya menyebar di segala ruang pada karya. Objek yang berwarna merah ditampilkan di sebelah kiri bawah pada karya. Hal ini dimaksudkan penulis sebagai gambar pendukung objek utama, sehingga karakteristik bentuk kepala dan leher angsa terlihat lebih jelas. Motif pada background disominasi dengan pola titik-titik dari padat ke renggang, sehingga menghasilkan efek gelap terang. Tekstur yang digunakan dalam karya ini adalah tekstur semu, tekstur ini terjadi karena perbedaan antara penglihatan dengan perabaan pada gelap terang dan pencahayaan yang ada pada karya. Tekstur tersebut juga terjadi karena penyajian yang menggunakan kaca.

35 71 Karya 12 Gambar 36. Karya 12 Judul : Kasih Sayang Teknik : Silkscreen Ukuran : 60cm x 40cm Edisi : 2/6 Tahun : 2015 Karya ke-12 ini berjudul Kasih Sayang berukuran 60cm x 40cm. Karya ini diberikan judul sesuai dengan makna yang terkandung dalam karya ini. Pada karya ini, penulis memvisualisasikan kepala dan leher angsa dengan membentuk suatu pola. Dua objek dibagian tengah dan masing-masing objek tersebut dikelilingi objek-objek yang sama dengan ukuran yang lebih kecil, sehingga membentuk suatu pola seperti angka 8. Penulis mengartikan karya ini sebagai suatu wujud kasih sayang orang tua terhadap anaknya, yang mana dapat

36 72 dikatakan bahwa orang tua dapat merawat seberapapun jumlah anaknya. Berbahagialah anak-anak yang masih tinggal bersama orang tuanya karena masih memiliki kesempatan berbuat baik terhadap orang tua dan masih mendapat kasih sayangnya. Warna biru pada objek menandakan ketenangan jiwa yang tersalurkan pada buah hati. Warna kuning pada salah satu objek lainnya diartikan sebagai keoptimisan dan kesabaran orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Penulis menggunakan garis melengkung pada objek kepala dan leher angsa, serta penggunaan titik-titik pada background. Sedangkan warna yang digunakan pada objek, penulis memilih warna biru untuk semua angsa kecuali warna kuning untuk salah satunya. Kemudian warna hitam digunakan sebagai outline yang berfungsi dalam mempertegas bentuk. Karya ini menggunakan keseimbangan simetris dan radial dengan komposisi terbuka, dimana objeknya menyebar di segala ruang pada karya. Objek yang berwarna kuning ditampilkan pada bagian tengah dengan ukuran yang besar. Hal ini dimaksudkan penulis sebagai gambar pendukung objek utama, sehingga karakteristik bentuk kepala dan leher angsa terlihat lebih jelas. Motif pada background disominasi dengan pola titik-titik dari padat ke renggang, sehingga menghasilkan efek gelap terang. Tekstur yang digunakan dalam karya ini adalah tekstur semu, tekstur ini terjadi karena perbedaan antara penglihatan dengan perabaan pada gelap terang dan pencahayaan yang ada pada karya. Tekstur tersebut juga terjadi karena penyajian yang menggunakan kaca.

37 73 Karya 13 Gambar 37. Karya 13 Judul : Wrong Way Teknik : Silkscreen Ukuran : 60cm x 40cm Edisi : 1/6 Tahun : 2015 Karya ke-13 ini berjudul Wrong Way berukuran 60cm x 40cm. Karya ini diberikan judul sesuai dengan makna yang terkandung dalam karya ini. Pada karya ini, penulis memvisualisasikan kepala dan leher angsa dengan menggambarkan objek dari dua sisi, yaitu pada sisi bagian atas dan bawah.

38 74 Semua gambar kepala dan leher angsa pada karya ini dibuat menghadap ke arah kiri. Penulis mengartikan karya ini sebagai suatu pilihan hidup yang salah. Seperti pada karya kedua yang mana semua objek angsa menghadap ke arah kanan yang berarti mengikuti jalan yang benar. Sedangkan pada karya ini, sebaliknya menghadap ke arah kiri maka dikatakan mengikuti jalan yang salah. Sehingga tindakan dan perilaku yang dilakukan pun ke arah yang negatif. Hal tersebut dilihat dari gambar totol-totol pada objek yang diartikan sebagai noda hitam (dosa) pada suatu makhluk hidup. Warna ungu pada objek diartikan sebagai kecacatan dalam batin atau dalam arti memiliki hati yang sudah terkunci mati. Warna merah pada salah satu objek lainnya diartikan sebagai keburukan atau suatu pemimpin yang sesat. Warna kuning pada paruh diartikan sebagai keoptimisan dalam hidup yang menandakan sudah terkunci mati hatinya. Penulis menggunakan garis melengkung pada objek kepala dan leher angsa, serta penggunaan titik-titik pada background. Sedangkan warna yang digunakan pada objek, penulis memilih warna ungu untuk semua angsa kecuali warna merah untuk salah satunya. Pewarnaan pada background, penulis menggunakan warna coklat agar terlihat berbeda dengan warna objek. Kemudian warna hitam digunakan sebagai outline yang berfungsi dalam mempertegas bentuk. Karya ini menggunakan keseimbangan asimetris dengan komposisi tertutup, dimana objeknya menyempit hnya pada bagian atas dan bagian bawah pada karya. Objek yang berwarna merah ditampilkan pada bagian tengah dengan ukuran yang besar. Hal ini dimaksudkan penulis sebagai gambar pendukung objek utama, sehingga karakteristik bentuk kepala dan leher angsa terlihat lebih

39 75 jelas. Motif pada background disominasi dengan pola titik-titik dari padat ke renggang, sehingga menghasilkan efek gelap terang. Tekstur yang digunakan dalam karya ini adalah tekstur semu, tekstur ini terjadi karena perbedaan antara penglihatan dengan perabaan pada gelap terang dan pencahayaan yang ada pada karya. Tekstur tersebut juga terjadi karena penyajian yang menggunakan kaca.

40 76 Karya 14 Gambar 38. Karya 14 Judul : Kedamaian Jiwa Teknik : Silkscreen Ukuran : 60cm x 40cm Edisi : 1/6 Tahun : 2015 Karya ke-14 ini berjudul Kedamaian Jiwa berukuran 60cm x 40cm. Karya ini diberikan judul sesuai dengan makna yang terkandung dalam karya ini. Pada karya ini, penulis memvisualisasikan kepala dan leher angsa dengan semuanya menunduk kebawah dan membentuk pola yang berselang seling.

41 77 Penulis mengartikan karya ini sebagai salah satu keharmonisan jiwa seseorang dalam kumpulan orang-orang yang optimis. Karya ini memberikan pesan bahwa bila kita bergaul dengan orang-orang optimis maka, jiwa kita pun akan merasa tenteram dan damai. Keoptimisan pun akan tertanam dalam diri kita. Warna kuning pada objek diartikan sebagai orang-orang yang optimis dan warna hijau pada salah satu objek diartikan sebagai kedamaian jiwa. Penulis menggunakan garis melengkung pada objek kepala dan leher angsa, serta penggunaan titik-titik pada background. Sedangkan warna yang digunakan pada objek, penulis memilih warna kuning untuk semua angsa kecuali warna hijau untuk salah satunya. Pewarnaan pada background, penulis menggunakan warna merah agar terlihat berbeda dengan warna objek. Kemudian warna hitam digunakan sebagai outline yang berfungsi dalam mempertegas bentuk. Karya ini menggunakan komposisi terbuka, dimana objeknya menyebar di seluruh bagian ruang pada karya. Objek yang berwarna hijau ditampilkan pada bagian atas dan paling depan dengan ukuran yang besar. Hal ini dimaksudkan penulis sebagai gambar pendukung objek utama, sehingga karakteristik bentuk kepala dan leher angsa terlihat lebih jelas. Motif pada background disominasi dengan pola titik-titik dari padat ke renggang, sehingga menghasilkan efek gelap terang. Tekstur yang digunakan dalam karya ini adalah tekstur semu, tekstur ini terjadi karena perbedaan antara penglihatan dengan perabaan pada gelap terang dan pencahayaan yang ada pada karya. Tekstur tersebut juga terjadi karena penyajian yang menggunakan kaca.

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritis 1. Tema Karya yang di Angkat Penulis mengangkat bentuk visualisasi gaya renang indah ke dalam karya seni grafis karena berenang merupakan salah satu bagian

Lebih terperinci

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS A. Implementasi Teori Penulis menjadikan burung hantu sebagai sumber tema dalam penciptaan karya seni karena burung hantu memiliki beragam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritis Alasan penulis mengangkat momen keluarga sebagai sumber ide dalam penciptaan seni grafis, sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan YME yang telah memberi

Lebih terperinci

ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS

ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS ANGSA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR DiajukanuntukMemenuhiSebagianPersyaratan GunaMeraihGelarSarjanaSeni Program StudiSeniRupaMurni Oleh : OKI SETIYAWAN

Lebih terperinci

Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN. terhadap tumbuhan paku sejati (Pteropsida) ini sehingga menghasilkan pemikiran.

Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN. terhadap tumbuhan paku sejati (Pteropsida) ini sehingga menghasilkan pemikiran. Proses Sumber Persiapan gagasan Sketsa Pengalaman Ide atau Gagasan Karya Pewarnaan Konsultasi BAB I I I Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN Media Teknik massa Pencetakan A. Implementasi Teoritik

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritis 1. Tematik Kisah dongeng tentang Raja Arthur memiliki sesuatu yang membuat penulis memiliki sebuah pandangan tertentu yang membawa penulis untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB III. A. Implementasi Teoritis

BAB III. A. Implementasi Teoritis BAB III A. Implementasi Teoritis Penciptaan karya seni merupakan usaha untuk merealisasikan suatu keinginan, pikiran, perasaan dan sebuah harapan tertentu yang ada dalam batin seniman yang diwujudkan melalui

Lebih terperinci

BAB III IKAN LELE SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teoristis

BAB III IKAN LELE SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teoristis BAB III IKAN LELE SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI GRAFIS A. Implementasi Teoristis Penulis mengangkat Ikan Lele sebagai tema dalam seni grafis, karena ikan lele adalah ikan air tawar yang memiliki bentuk

Lebih terperinci

BAB III MASA ANAK-ANAK SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teoritis

BAB III MASA ANAK-ANAK SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teoritis BAB III MASA ANAK-ANAK SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS A. Implementasi Teoritis Penulis mengangkat karya yang bertemakan masa kanak-kanak dalam penciptaan karya seni grafis, karena masa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Pada dasarnya fungsi bahasa sebagai alat komunikasi dan pada umumnya ada tiga elemen dalam berkomunikasi yaitu pembicara, pendengar dan sebuah

Lebih terperinci

PERNYATAAN. Nama: Oki Setiyawan NIM. C

PERNYATAAN. Nama: Oki Setiyawan NIM. C i ii PERNYATAAN Nama: Oki Setiyawan NIM. C. 0611021 Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa konsep pengantar karya TA berjudul Angsa Sebagai Sumber Ide Dalam Karya Seni Grafis adalah betul-betul karya sendiri,

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA A. Implementasi Teoritis Penulis menyadari bahwa topeng merupakan sebuah bagian peninggalan prasejarah yang sekarang masih mampu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Berawal dari ketertarikan penulis terhadap para pemain dari film animasi Legend Of The Guardian yang tidak lain adalah burung hantu. Meskipun film ini berjenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik. yang berasal dari hasil pengalaman dan pengamatan lingkungan kemudian

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik. yang berasal dari hasil pengalaman dan pengamatan lingkungan kemudian BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Dalam menciptakan karya seni, seorang pencipta memperoleh ide berasal dari hasil pengalaman dan pengamatan lingkungan kemudian melalui proses

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Kucing adalah hewan yang memiliki karakter yang unik dan menarik. Tingkah laku kucing yang ekspresif, dinamis, lincah, dan luwes menjadi daya

Lebih terperinci

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS A. Implementasi Teoritis Istilah kata celeng berasal dari sebagian masyarakat Jawa berarti babi liar. Jika dilihat dari namanya saja, sudah nampak bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN 39 A. Skema proses Berkarya BAB III METODE PENCIPTAAN PRA - IDE EKSTERNAL MELIHAT, MENGAMATI IDE (GAGASAN) INTERNAL : MEMORI KENANGAN PENGALAMAN STUDI PUSTAKA: BUKU, KORAN, INTERNET KONTEMPLASI (PERENUNGAN)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritis 1. Tematik Penciptaan ide pada karya seni diperoleh dari hasil pengalaman dan pengamatan disekitar. Melalui proses perenungan ditemukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Riset Ide Kemunafikan merupakan salah satu fenomena dalam masyarakat, oleh karena itu riset idenya merupakan forming dari beberapa kasus yang terjadi di masyarakat berdasarkan

Lebih terperinci

- Rakel dengan lebar sesuai kebutuhan. - Penggaris pendek atau busur mika untuk meratakan emulsi afdruk;

- Rakel dengan lebar sesuai kebutuhan. - Penggaris pendek atau busur mika untuk meratakan emulsi afdruk; CARA SABLON MANUAL ALAT DAN BAHAN CETAK SABLON Alat: - Meja sablon, selain digunakan untuk menyablon meja ini digunakan pada saat afdruk screen. Bagian utama meja adalah kaca (tebal 5 mm), lampu neon 2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Gagasan atau ide merupakan hal yang harus dimiliki seorang pencipta karya seni dalam proses penciptaan karya seni. Subjektifitas dari seorang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KARYA

BAB IV ANALISIS KARYA 42 BAB IV ANALISIS KARYA Karya 1 Gambar 4.1 Judul : Momen 1 Edisi : 3/5 Tahun : 2016 Karya pertama ini merupakan salah satu momen bahagia dalam keluarga dimana ada sepasang suami istri yang tidak sabar

Lebih terperinci

III. PROSES PENCIPTAAN

III. PROSES PENCIPTAAN III. PROSES PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Dunia virtual dalam media sosial memang amat menarik untuk dibahas, hal ini pulalah yang membuat penulis melakukan sebuah pengamatan, perenungan

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN 1. Tematik A. Implementasi Teoritis Kehidupan dunia anak-anak yang diangkat oleh penulis ke dalam karya Tugas Akhir seni lukis ini merupakan suatu ketertarikaan penulis terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan kepada benak konsumen. Dalam komunikasi, kita harus mempertajam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan kepada benak konsumen. Dalam komunikasi, kita harus mempertajam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Desain Keunggulan bersaing perusahaan, sesungguhnya adalah keunggulan komunikasi sehingga masalah dalam bersaing adalah masalah dalam penyampaian pesan kepada benak konsumen.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoririk 1. Tematik Suatu ide penciptaan karya seni dapat ditemukan dimana dan kapan saja, itu semua tergantung pada seniman itu sendiri. Salah satu penemuan itu

Lebih terperinci

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN 85 BAB IV TEKNIS PERANCANGAN 4.1 Teknis Perancangan Dalam prosesnya mandala dibuat dengan pola lingkaran sempurna, kemudain menentukan titik pusat dari lingkaran tersebut. Untuk mengisi bagianbagian mandala,

Lebih terperinci

BAB III. A. Implementasi Teoritis. yang menarik dan umumnya tampak cantik. Selain fungsi alamiah sebagai

BAB III. A. Implementasi Teoritis. yang menarik dan umumnya tampak cantik. Selain fungsi alamiah sebagai BAB III A. Implementasi Teoritis Bunga merupakan bagian pada tanaman yang memiliki bentuk dan warna yang menarik dan umumnya tampak cantik. Selain fungsi alamiah sebagai pembiakan pada tanaman, juga dianggap

Lebih terperinci

I. Produk Sablon Kertas

I. Produk Sablon Kertas {jcomments on}sablon kertas adalah salah satu jenis ketrampilan cetak sablon, yang termasuk kedalam kelompok Cetak Sablon Basis Minyak, dengan memahami cetak sablon kertas maka akan sangat mudah untuk

Lebih terperinci

BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM

BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM BAB IV KAJIAN ILUSTRASI MANUAL BERWARNA KARYA RUKMUNAL HAKIM Penyandang buta warna tentu memiliki sesuatu hal yang mempengaruhinya dalam proses pembuatan karya visualnya. Adler (seperti dikutip Damajanti,

Lebih terperinci

BAB IV KAJIAN MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMLAYA

BAB IV KAJIAN MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMLAYA BAB IV KAJIAN MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMLAYA IV. Kajian Estetika Feldman Kajian motif bunga mawar pada kelom geulis Sheny menggunakan teori Estetika Feldman, untuk mengkaji objek

Lebih terperinci

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR Jolanda Srisusana Atmadjaja Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian karya arsitektur dapat dilakukan melalui

Lebih terperinci

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 NIRMANA WARNA Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 WARNA Merupakan kesan yang timbul oleh pantulan cahaya yang ditangkap oleh

Lebih terperinci

Seni Rupa. (Sumber: Dok. Kemdikbud)

Seni Rupa. (Sumber: Dok. Kemdikbud) Seni Rupa Bab 1 Pembelajaran Menggambar Flora, Fauna, dan Alam Benda Kompetensi Inti KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KARYA. pada hewan kupu-kupu sejumlah 12 karya. Masing-masing karya yang dihasilkan,

BAB IV ANALISIS KARYA. pada hewan kupu-kupu sejumlah 12 karya. Masing-masing karya yang dihasilkan, BAB IV ANALISIS KARYA Melalui proses penemuan ide, pengamatan, pengkajian, pemahaman, serta proses berkarya, dihasilkan visualisasi kerusakan lingkungan yang di simbolkan pada hewan kupu-kupu sejumlah

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Tema kekerasan terhadap anak (child abuse) akan diwujudkan dalam suatu bentuk karya seni rupa. Perwujudan tema tersebut didukung dengan adanya

Lebih terperinci

DISKRIPSI KARYA. Pameran Keragaman Seni Budaya Sebagai Pemersatu Bangsa Judul Karya: Keharmonisan

DISKRIPSI KARYA. Pameran Keragaman Seni Budaya Sebagai Pemersatu Bangsa Judul Karya: Keharmonisan Pameran Keragaman Seni Budaya Sebagai Pemersatu Bangsa 2009 Judul Karya: Keharmonisan Dalam kehidupan bermasyarakat kita harus saling berdampingan dan menghormati, memiliki rasa toleransi yang tinggi dan

Lebih terperinci

BAB III BUNGA TERATAI DALAM LUKISAN

BAB III BUNGA TERATAI DALAM LUKISAN digilib.uns.ac.id BAB III BUNGA TERATAI DALAM LUKISAN A. Implementasi Teoritis Bardasarkan uraian dari bab 2, terdapat pokok-pokok temuan mengenai bunga teratai, mengenai bentuk bunga, pola hidup, serta

Lebih terperinci

BAB III FOTO DOSEN SEBAGAI SUMBER INSPIRASI DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS DENGAN TEKNIK DIGITAL PAINTING. A. Implementasi Teoritis

BAB III FOTO DOSEN SEBAGAI SUMBER INSPIRASI DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS DENGAN TEKNIK DIGITAL PAINTING. A. Implementasi Teoritis BAB III FOTO DOSEN SEBAGAI SUMBER INSPIRASI DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS DENGAN TEKNIK DIGITAL PAINTING A. Implementasi Teoritis Setiap mahluk hidup salah satunya manusia memiliki keindahan atau

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA. memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA. memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA A. Implementasi Teoritis Mengamati anak-anak baik dalam kehidupan dirumah ataupun diluar rumah, memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa kecil

Lebih terperinci

BAB III GAGASAN BERKARYA

BAB III GAGASAN BERKARYA BAB III GAGASAN BERKARYA 3.1 Tafsiran Tema Karya untuk Tugas Akhir ini mempunyai tema besar Ibu, Kamu dan Jarak. Sebuah karya yang sangat personal dan dilatar belakangi dari pengalaman personal saya. Tema

Lebih terperinci

Elemen Elemen Desain Grafis

Elemen Elemen Desain Grafis Elemen Elemen Desain Grafis Desain grafis sebagai seni dekat dengan apa yang kita sebut sebagai keindahan (estetika). Keindahan sebagai kebutuhan setiap orang, mengandung nilai nilai subyektivisme. Oleh

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA RINGKASAN Sablon getah pelepah pisang adalah sablon yang cat nya terbuat dari bahan dasar getah pelepah pisang yang kemudian di cetak di kaos berwarna putih polos. Keunggulan dari Sablon getah pelepah

Lebih terperinci

MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS

MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS SENI BUDAYA MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS Nama : Alfina Nurpiana Kelas : XII MIPA 3 SMAN 84 JAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017 Karya 1 1. Bentuk, yang merupakan wujud yang terdapat di alam dan terlihat nyata.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Ide dalam proses penciptaan karya seni dapat diperoleh dari hasil pengalaman pribadi maupun pengamatan lingkungan. Kemudian, melalui proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Tikus termasuk dalam mamalia kecil, memiliki setidaknya 28 famili. Tikus dimasukkan dalam Ordo Rodentia yang artinya Hewan Pengerat. Ada sekitar

Lebih terperinci

A. Implementasi Teoritik

A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Lebah Madu adalah serangga kaya manfaat, dalam klasifikasi dunia binatang, lebah dimasukan dalam Ordo Hymenoptera yang artinya sayap bening.

Lebih terperinci

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 NIRMANA DUA DIMENSI Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 PENGERTIAN NIRMANA Berasal dari dua akar kata, yakni nir yang artinya

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA 3.1. Ruang aktif. 3.1.1. Pengertian ruang aktif. Ruang aktif adalah ruang yang memilki berbagai macam kegiatan, didalam ruangan tersebut adanya perubahan interior atau eksterior

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Desain Grafis Desain grafis terdiri dari dua buah kata yaitu desain dan grafis, desain merupakan proses atau perbuatan dengan mengatur segala sesuatu sebelum bertindak

Lebih terperinci

IV. ANALISIS KARYA. di kota Surakarta. Penulis tertarik memvisualisasikan tradisi upacara minum teh

IV. ANALISIS KARYA. di kota Surakarta. Penulis tertarik memvisualisasikan tradisi upacara minum teh IV. ANALISIS KARYA Pada Bab ini, penulis menampilkan hasil karya beserta deskripsi dari masing-masing judul karya. Karya-karya ini terinspirasi dari upacara minum teh Jepang yang sering dijumpai pada festival

Lebih terperinci

8 Macam Nuansa Warna Interior Minimalis

8 Macam Nuansa Warna Interior Minimalis 8 Macam Nuansa Warna Interior Minimalis Apa yang harus anda ketahui mengenai trend interior di tahun 205 Kata Pengantar Hi, terima kasih sudah mendownload free ebook ini. Di ebook ini saya yakin anda akan

Lebih terperinci

INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER

INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER PEWARNAAN Astrid Lestari Tungadi, S.Kom., M.TI. KOMPONEN WARNA Warna terbentuk dari: 1. Hue (Corak) 2. Intensity (Intensitas) 3. Saturation (Kejenuhan atau Jumlah Putih pada

Lebih terperinci

3 PRINSIP-PRINSIP DAN UNSUR DESAIN

3 PRINSIP-PRINSIP DAN UNSUR DESAIN 3 PRINSIP-PRINSIP DAN UNSUR DESAIN KRIYA TEKSTIL Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman tentang prinsip-prinsip dan unsur-unsur yang harus diperhatikan dalam desain

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Konsep Desain Keunggulan bersaing perusahaan, sesungguhnya adalah keunggulan komunikasi sehingga masalah dalam bersaing adalah masalah dalam teknologi dan informasi.dalam komunikasi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. untuk melakukan pekerjaan antara lain, yaitu: terutama gambar logo dua dimensi.

BAB II LANDASAN TEORI. untuk melakukan pekerjaan antara lain, yaitu: terutama gambar logo dua dimensi. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Corel draw Corel draw adalah editor grafik vector yang dibuat oleh corel, Corel sendiri adalah sebuah perusahaan perangkat lunak yang bermarkas di Ottawa, Kanada. Versi

Lebih terperinci

IV. ANALISIS KARYA. suasana pertunjukan sirkus. Gajah yang seakan-akan muncul dari dalam

IV. ANALISIS KARYA. suasana pertunjukan sirkus. Gajah yang seakan-akan muncul dari dalam IV. ANALISIS KARYA KARYA 1 Judul : Gajah Sirkus Media : Acrylic pada kanvas ukuran : 60x 130cm Tahun : 2016 Karya pertama yang berjudul Gajah Sirkus dengan menunjukkan suasana pertunjukan sirkus. Gajah

Lebih terperinci

Gambar: 5. 5a. Pasar Bali

Gambar: 5. 5a. Pasar Bali Kelompok lukisan yang secara utuh mengalami pembaharuan pada bidang tema, proporsi, anatomi plastis, pewarnaan, dan sinar bayangan dalam lukis Pita Maha Oleh: Drs. I Dewa Made Pastika a. Judul lukisan

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Sebuah karya seni dapat terlihat dari dorongan perasaan pribadi pelukis. Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya. Hal itu di awali

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam dunia publikasi, fotografi, video dan juga bidang berorientasi visual

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam dunia publikasi, fotografi, video dan juga bidang berorientasi visual BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Photoshop Photoshop merupakan salah satu software yang paling banyak dipakai dalam dunia publikasi, fotografi, video dan juga bidang berorientasi visual lainnya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Gitar merupakan salah satu alat musik yang terkenal di dunia dan membawa keindahan kepada hidup manusia melalui nada-nada indah yang dihasilkannya. Dalam buku

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KARYA

BAB IV ANALISIS KARYA digilib.uns.ac.id BAB IV ANALISIS KARYA A. Karya 1 Gambar Karya 1 Shells from the Ocean #1 Sumber : (Dokumentasi Beauty, 2016) Judul : Shells from the Ocean #1 Teknik : Cetak Saring Ukuran commit : 40

Lebih terperinci

BAB 1 : PERSIAPAN MENGGAMBAR

BAB 1 : PERSIAPAN MENGGAMBAR BAB 1 : PERSIAPAN MENGGAMBAR 1.1 ALAT DASAR MENGGAMBAR Alat dasar dalam menggambar adalah pensil gambar, selanjutnya ada beberapa alat gambar lainnya seperti pensil warna, tinta, kuas, spidol, crayon,

Lebih terperinci

Menggambar Unsur Unsur Tata Letak / Stefanus Y. A. D / 2013

Menggambar Unsur Unsur Tata Letak / Stefanus Y. A. D / 2013 1 KATA PENGANTAR Bahan ajar ini mempelajari tentang unsur unsur tata letak yang akan menjiwai rancangan desain komunikasi visual, agar hasil rancangan dapat berkualitas dan secara visual sedap dipandang.

Lebih terperinci

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya PENERAPAN DESAIN DALAM RANGKAIAN BUNGA SEBAGAI PELENGKAP DEKORASI RUANG Arita Puspitorini PKK Abstrak, Bunga sejak dulu hingga kini memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, karena bunga dirangkai

Lebih terperinci

Sabtu, 1 Desember 2012

Sabtu, 1 Desember 2012 BlanKonf #4 Desain Grafis Sabtu, 1 Desember 2012 princeofgiri@di.blankon.in @princeofgiri Komponen Desain Grafis Garis Bentuk (Shape) Warna Ilustrasi / Gambar Huruf (Teks) / Tipografi Ruang (Space) Garis

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Judul Untuk desain judul The Grammar Gear, penulis menggunakan jenis huruf Optimus Princeps karena font tersebut mencerminkan petualangan, keberanian, dan keagungan

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Waktu merupakan hal yang tidak bisa dilepaskan dari rutinitas kehidupan manusia, tanpa waktu manusia akan sulit menjalankan kewajibannya. Waktu adalah

Lebih terperinci

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI MEDIA

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI MEDIA BAB IV TAHAPAN PRODUKSI MEDIA A. Tahap Produksi Media Pada tahap produksi media promosi ini penulis melakukan beberapa tahapan mulai dari sebelum produksi hingga proses produksi media. Adapun ltahapan

Lebih terperinci

A. SIFAT-SIFAT CAHAYA

A. SIFAT-SIFAT CAHAYA A. SIFAT-SIFAT CAHAYA Sebuah benda dapat dilihat karena adanya cahaya, yang memancar atau dipantulkan dari benda tersebut, yang sampai ke mata. Cahaya menurut sumber berasalnya ada 2 macam, yaitu: 1. cahaya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENCIPTAAN. Dari definisi tentang proses penciptaan kreativitas terdapat tahapantahapan

BAB III METODOLOGI PENCIPTAAN. Dari definisi tentang proses penciptaan kreativitas terdapat tahapantahapan 48 BAB III METODOLOGI PENCIPTAAN A. Kerangka Kerja Penciptaan Dari definisi tentang proses penciptaan kreativitas terdapat tahapantahapan untuk mewujudkan kreativitas, tahapan-tahapan proses penulis dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam buku Aplikasi Desain Grafis untuk Periklanan (Suyanto, 2004:5-8), tersebut. Ada empat macam tujuan dari iklan, yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam buku Aplikasi Desain Grafis untuk Periklanan (Suyanto, 2004:5-8), tersebut. Ada empat macam tujuan dari iklan, yaitu: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Periklanan Periklanan merupakan salah satu tahap dalam pemasaran. Produk barang atau jasa, baik penamaannya, pengemasannya, penetapan harga, dan distribusinya tercermin dalam

Lebih terperinci

BAB V DESKRIPSI KARYA AKHIR. Konsep dalam perancangan karya akhir dibuat setelah eksperimen dan

BAB V DESKRIPSI KARYA AKHIR. Konsep dalam perancangan karya akhir dibuat setelah eksperimen dan BAB V DESKRIPSI KARYA AKHIR 5.1 Konsep Karya Akhir Konsep dalam perancangan karya akhir dibuat setelah eksperimen dan eksplorasi. Karena hasil eksperimen dan eksplorasi dapat memberikan gambaran visual

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi 16 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Publikasi Timothy Samara (2005:10) menyatakan publikasi merupakan sebuah perluasan aplikasi dari dua unsur yaitu teks dan gambar. Perluasan aplikasi

Lebih terperinci

Modul MK Gambar Bentuk

Modul MK Gambar Bentuk Modul MK Gambar Bentuk Oleh Abdul Aziz, S.Sn.,M.Med.Kom Menggambar Kata menggambar atau kegiatan menggambar dapat diartikan sebagai memindahkan satu atau beberapa objek ke atas bidang gambar tanpa melibatkan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KARYA. Karya Tugas Akhir ini penulis mengambil judul Posisi Duduk. Crossed Leg Sebagai Motif Batik Kontemporer.

BAB IV TINJAUAN KARYA. Karya Tugas Akhir ini penulis mengambil judul Posisi Duduk. Crossed Leg Sebagai Motif Batik Kontemporer. BAB IV TINJAUAN KARYA A. Tinjauan Umum Karya Tugas Akhir ini penulis mengambil judul Posisi Duduk Crossed Leg Sebagai Motif Batik Kontemporer. Pada pengerjaan karya Tugas Akhir ini penulis mengalami beberapa

Lebih terperinci

BAB III PROSES BERKARYA

BAB III PROSES BERKARYA BAB III PROSES BERKARYA Terdapat beberapa tahapan yang saya lalui dalam menciptakan karya tugas akhir ini. Beberapa tahapan tersebut meliputi gagasan saya dalam berkarya, pendekatan material dan teknik

Lebih terperinci

GUBERNUR BANK INDONESIA,

GUBERNUR BANK INDONESIA, - 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6 /32/PBI/2004 TENTANG PENGELUARAN DAN PENGEDARAN UANG RUPIAH KHUSUS PECAHAN 20.000 (DUA PULUH RIBU) TAHUN EMISI 2004 DALAM BENTUK UANG KERTAS BELUM DIPOTONG GUBERNUR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Penemuan ide berkarya diawali ketika penulis teringat sewaktu masih kecil yang pernah diceritakan oleh ibu, tentang kisah sosok Puteri yang cantik dari negeri

Lebih terperinci

Desain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014

Desain Kerajinan. Unsur unsur Desain. Titik 9/25/2014 Desain Kerajinan Unsur unsur Desain Unsur desain merupakan bagian-bagian dari desain yang disusun untuk membentuk desain secara keseluruhan. Dalam sebuah karya desain masing-masing unsur tidak dapat dilepaskan

Lebih terperinci

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA 4.1 Proses Perancangan Buku Pop Up a. Proses Kerja Proses awal perancangan buku Pop Up ini berawal dari penentuan tema yang diambil dari permasalahan yang ada di masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN VISUAL PADA IKLAN TELEVISI RICHEESE NABATI VERSI RICHEESE LAND FACTORY

BAB IV TINJAUAN VISUAL PADA IKLAN TELEVISI RICHEESE NABATI VERSI RICHEESE LAND FACTORY BAB IV TINJAUAN VISUAL PADA IKLAN TELEVISI RICHEESE NABATI VERSI RICHEESE LAND FACTORY Peranan unsur visual dalam iklan Richeese Nabati versi Richeese Land sangat penting. Iklan disajikan dengan alur cerita

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN PROSES PENCIPTAAN. Dari definisi tentang proses penciptaan kreativitas terdapat tahapan-tahapan untuk

BAB III METODOLOGI DAN PROSES PENCIPTAAN. Dari definisi tentang proses penciptaan kreativitas terdapat tahapan-tahapan untuk BAB III METODOLOGI DAN PROSES PENCIPTAAN A. Kerangka Kerja Penciptaan Dari definisi tentang proses penciptaan kreativitas terdapat tahapan-tahapan untuk mewujudkan kreativitas, tahapan-tahapan proses penulis

Lebih terperinci

BAB IV PRODUKSI MEDIA

BAB IV PRODUKSI MEDIA BAB IV PRODUKSI MEDIA 4.1. Gambaran Media Produksi Berdasarkan dari pengamatan penulis, selama ini industri tersebut belum menggunakan media komunikasi yang memadai yang dilakukan oleh pemilik industri

Lebih terperinci

Wilangan 17 Kota Emas

Wilangan 17 Kota Emas Wilangan 17 Kota Emas RANI BUKANLAH PECINTA CERITA FANTASI. Dia tidak pernah bermimpi untuk masuk ke dunia kerajaan raja singa yang bisa bicara di balik lemari atau dunia sekolah sihir di balik tembok

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN 28 BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN A. Pemilihan Ide Pengkaryaan Bagan 3.1. Proses berkarya penulis 29 Seni adalah manifestasi atau perwujudan keindahan manusia yang diungkapkan melalui penciptaan

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERANCANGAN BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1. Tujuan Perancangan Tujuan dari perancangan yang saya buat agar bisa menaikkan pangsa pasar clas mild dan bisa mempromosikan band band lokal agar bisa menjadi band nasional.

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI KOMUNIKASI DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI KOMUNIKASI DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI KOMUNIKASI DAN KONSEP VISUAL 3.1. Tujuan Komunikasi Dalam melakukan sebuah proses pembuatan / pengkaryaan sebuah karya akhir, agar karya tersebut ataupun informasi yang ingin disampaikan

Lebih terperinci

WARNA PERSIAPAN GRAFIKA GRAPHIC DESIGN

WARNA PERSIAPAN GRAFIKA GRAPHIC DESIGN WARNA PERSIAPAN GRAFIKA GRAPHIC DESIGN SMK Negeri 4 Malang Jl. Tanimbar 22 Malang 65117Telp. ( 0341) 353798,Fax (0341) 353798 E-mail : surat@smkn4-mlg.info Definisi Warna Warna adalah salah satu elemen

Lebih terperinci

BAB IV. Hasil Kerja Praktek

BAB IV. Hasil Kerja Praktek BAB IV Hasil Kerja Praktek A. Peranan Praktikan Pada kerja praktik ini praktikan memulai dengan memahami latar belakang perusahaan. Setelah itu penulis mulai memahami dan menyesuaikan diri dengan system

Lebih terperinci

GUBERNUR BANK INDONESIA,

GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/ 41 /PBI/2005 TENTANG PENGELUARAN DAN PENGEDARAN UANG KHUSUS PECAHAN 10.000 (SEPULUH RIBU) TAHUN EMISI 2005 DALAM BENTUK UANG KERTAS BELUM DIPOTONG GUBERNUR BANK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Dalam pemilihan material yang akan digunakan untuk membuat sebuah rak, perlu memperhatikan juga unsur kelestarian bagi lingkungan. Penggunaan kayu

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/4/PBI/2014 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 7/42/PBI/2005 TENTANG PENGELUARAN DAN PENGEDARAN UANG KERTAS RUPIAH PECAHAN 50.000 (LIMA PULUH

Lebih terperinci

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis A. Pemilihan Ide Pengkaryaan BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Lingkungan Pribadi Ide Lingkungan Sekitar Kontemplasi Stimulasi Sketsa Karya Proses Berkarya Apresiasi karya Karya Seni Bagan 3.1 Proses

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis penelitian penulis berkenaan dengan Kajian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis penelitian penulis berkenaan dengan Kajian BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis penelitian penulis berkenaan dengan Kajian Gambar Pada Pendidikan Anak Usia Dini (Studi Deskriptif Analitik Terhadap Karakteristik Gambar

Lebih terperinci

B A B 5. tetap terkesan elegan, dan memperlihat cerita epic didalam film animasi ini.

B A B 5. tetap terkesan elegan, dan memperlihat cerita epic didalam film animasi ini. 82 B A B 5 H A S I L D A N P E M B A H A S A N D E S A I N 5.1 Desain Title Untuk desain Title, penulis menggunakan font Castellar yang dianggap mencerminkan keanggunan sang Dewi Bulan. Warna yang dipakai

Lebih terperinci

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1 Unsur dasar senirupa Pertemuan ke 1 Titik Titik adalah unsur seni rupa dua dimensi yang paling dasar. Titik dapat dikembangkan menjadi garis dan bidang. Titik merupakan unsur penting dalam seni rupa. Sebagai

Lebih terperinci

MAKALAH PENDIDIKAN IPS SD 2. Penggunaan Media Grafis Bagan dalam Pembelajaran

MAKALAH PENDIDIKAN IPS SD 2. Penggunaan Media Grafis Bagan dalam Pembelajaran MAKALAH PENDIDIKAN IPS SD 2 Penggunaan Media Grafis Bagan dalam Pembelajaran Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan IPS SD 2 yang dibimbing oleh Roby Zulkarnain Noer, M.Pd dan Mety Toding

Lebih terperinci

Warna Perancangan Ruang Dalam 2015/2016

Warna Perancangan Ruang Dalam 2015/2016 Warna Perancangan Ruang Dalam 2015/2016 Pengertian Warna Warna adalah suatu aspek yang dapat menghidupkan ruang dan membentuk/menciptakan kesan pada ruang. Merupakan sifat dasar visual yang dimiliki oleh

Lebih terperinci

Sablon MUDAH. Mendesain membuat. Kain Kertas Besi lastik. Kain Kertas Besi Plastik. Kain Kertas Besi Plastik. Kain Kertas Besi Plastik

Sablon MUDAH. Mendesain membuat. Kain Kertas Besi lastik. Kain Kertas Besi Plastik. Kain Kertas Besi Plastik. Kain Kertas Besi Plastik lastik MUDAH & Mendesain membuat Sablon Desa Sambirejo, Kec. Bringin, Kab. Semarang www.kampungbudaya.co.cc L angkah menya BLON 1. Menyiapkan bahan dan peralatan 2. Membuat Film Negatif (Gambar di kertas

Lebih terperinci