BAB II DATA DAN ANALISA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II DATA DAN ANALISA"

Transkripsi

1 BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Informasi yang terkumpul dan digunakan sebagai acuan untuk dalam tugas akhir ini didapat dari berbagai sumber, antara lain : Data literature berupa data elektronik maupun non-elektronik yang berasal dari website-website. Nara sumber yang terkait pada orang yang mengelolah museum maupun petugas-petugas yang menjaga museum stadhuis tersebut. Selain sumber data saya dibantu oleh beberapa buku dan lainnya yang membantu dalam pembuatan kembali buku ini. Beberapa buku dan lainnya yang membantu saya adalah : Buku Panduan Fotografi Deniek G. Sukarya Digital Photographer s Handbook, Tom Ang Tipografi, Danton Sihombing, MFA Layout, Surianto Rustan 2.2 Hasil Survey Dari hasil survey lokasi yang saya lakukan di museum itu sendiri, saya mendapatkan bahwa banyak orang-orang yang banyak berkunjung dan masuk ke dalam museum. Mereka biasanya menuju tempat tersebut dan sambil meneliti satu persatu bagian yang mereka nikmati. Saat mereka keluar,mereka bingung pada saat saya bertanya kepada mereka, saya bertanya,apa yang menarik menurut anda dalam museum tersebut? Salah satu dari mereka menjawab meriam jagur. Kemudian saya berbalik Tanya, kenapa dengan meriam jagur? Mereka mengatakan meriam jagur itu melambangkan kata perbuatan yang kasar. Namun,pada saat mereka meneliti lagi ternyata sebagian dari mereka sudah mengerti apa arti sebenarnya dari lambang yang ditujukan pada meriam si jagur tersebut. yang biasa mereka kunjungi dan mereka lihat. Tidak jarang dari mereka yang tidak mengetahui arti dari sebenarnya,sehing meereka pun lebih bisa membuka wawasan pengetahuan mereka lebih dalam tentang sejarah pada museum. 1

2 Kemudian saya mencoba untuk mencari teman ataupun orang yang bukan dari asal Ibukota Jakarta, saat saya bertanya, apakah kalian tahu Museum Sejarah Jakarta apa? Pernahkah kalian pergi? Dan mereka pun menjawab tidak, tidak dan tidak tahu. Dan saya berbalik nanya, kenapa tidak tahu? Mereka dengan tenang menjawab daripada kesana mending ke mall-mall ataupun tempat hiburan yang menyenangkan diluar kota. Namun saya menanyakan lagi, apakah jika liburan nanti ada perencanaan pergi ke museum? Dan mereka pun menggeleng kepala iya. Jadi dapat disimpulkan bahwa beberapa orang sudah tidak begitu peduli lagi tentang sejarah yang ada pada Negeri kita ini. Sesungguhnya dibalik kisah-kisah sejarah di museum banyak sekali ceritacerita dan benda yang unik untuk disaksikan. 2.2 Definisi Museum Menurut ilmu tentang asal kata (etimologi), istilah 'museum' berasal dari kata museion yang dalam sejarah bangsa Yunani merupakan sebutan untuk tempat pemujaan atau persembahan bagi kesembilan Dewi Muze. Sembilan Dewi Muze ini dipercaya sebagai putri-putri Dewa Zeus yang bertanggung jawab terhadap berbagai bidang ilmu dan kesenian. Karena zaman semakin berubah, istilah museum menjadi lebih luas maknanya, meskipun maknanya tetap berkaitan dengan kesenian dan bidang keilmuan. Menurut International Council of Museums (ICOM), museum adalah istilah yang digunakan untuk menyebut sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, merawat, mengumpulkan, menginformasikan, dan memamerkan hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan dan kesenian.jadi, jangan anggap museum itu gudang untuk menyimpan benda-benda kuno dan antik! Museum adalah sebuah lembaga yang berfungsi untuk merawat, memelihara, dan melestarikan semua hal yang sifatnya mengandung nilai sejarah. Museum memiliki beberapa artian yang di dapat dari berbagai sumber, yaitu antara lain dapat di jelaskan sebagai berikut: Museum berasal dari kata MOUSA, yang berarti pengetahuan ruang atas tempat Corporation of Architects 1968) Berdasarkan definisi yang diberikan International Council of Museums, museum adalah institusi permanen, nirlaba, melayani kebutuhan 2

3 publik, dengan sifat terbuka, dengan cara melakukan usaha pengoleksian, mengkonservasi, meriset, mengkomunikasikan, dan memamerkan benda nyata kepada masyarakat untuk kebutuhan studi, pendidikan, dan kesenangan. Museum merupakan suatu badan atau lembaga tetap yang tidak mencari keuntungan, yang bertugas menghimpun, merawat, meneliti, dan menyajikan benda-benda sebagai pembuktian alam, manusia, dan kebudayaan untuk kepentingan studi, dan rekreasi. ICOM (International Council of Museum) mengatakan bahwa Museum merupakan bagian atau gedung yang digunakan untuk menyimpan, merawat benda-benda yang mempunyai nilai-nilai tertentu seperti nilai sejarah, budaya,dan sebagainya. 2.3 Definisi Sejarah Secara etimologi kata sejarah itu sendiri berasal dari bahasa Arab syajarah yaitu dari kata syajaratun yang artinya pohon. Di Indonesia sejarah dapat berarti silsilah, asal-usul, riwayat, dan jika dibuat skema menyerupai pohon lengkap dengan cabang, ranting, dan daun. Di dalam kata sejarah tersimpan makna pertumbuhan atau silsilah. Pada masa sekarang ini, untuk kepentingan tertentu kita memerlukan keterangan riwayat hidup. Kata riwayat kurang lebih berarti laporan atau cerita tentang kejadian. Sedangkan kata hikayat (yang dekat dengan kata sejarah), artinya cerita tentang kehidupan, yaitu yang menjadikan manusia sebagai objeknya, disebut juga biografi (bios itu artinya hidup, graven artinya menulis). Jadi, cerita yang berkisar mengenai kehidupan penulis yang ditulis oleh diri sendiri atau pelakunya sendiri disebut autobiografi. Dalam bahasa Arab kata kisah yang umumnya menunjuk ke masa lampau, justru lebih mengandung cerita yang benar-benar terjadi pada masa lampau, yakni sejarah. Di dalam bahasa-bahasa nusantara ada beberapa kata yang kurang lebih mengandung arti sejarah ialah babad, yang berasal dari bahasa Jawa tambo, bahasa Minangkabau tutui teteek, bahasa Roti pustaka atau cerita. 3

4 Barangkali kata babad ada hubungannya dengan kata babad bahasa Jawa dalam arti memangkas. Hasil pembabadan ialah suasana terang, dengan demikian babad dalam arti sejarah bertugas untuk menerangkan suatu keadaan. Untuk lebih memahami secara lebih mendalam, maka mari kita simak pengertian sejarah di negara lain. Perkataan sejarah dalam bahasa Belanda ialah geschiedenis (dari kata geschieden = terjadi). Sedangkan dalam bahasa Inggris sejarah disebut history, (berasal dari bahasa Yunani historia yang berarti apa yang diketahui dari hasil penyelidikan atau ilmu. Sejarah berarti peristiwa yang terjadi dalam masyarakat manusia di masa lampau. Selanjutnya, mari kita perhatikan beberapa pendapat mengenai pengertian sejarah yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Dengan penyajian beberapa definisi sejarah dari beberapa ahli, dapat dijadikan bahan perbandingan menuju ke arah pengertian sejarah yang sempurna dan benar, serta memiliki kesadaran sejarah yang mendalam. Beberapa definisi sejarah yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain sebagai berikut. 1. Roeslan Abdulgani, mengemukakan bahwa sejarah ialah ilmu yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau beserta kejadian-kejadiannya; dengan maksud untuk menilai secara kritis seluruh hasil penelitiannya, untuk dijadikan perbendaharaanpedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan masa sekarang serta arah progres masa depan. Ilmu sejarah ibarat penglihatan tiga dimensi; pertama penglihatan ke masa silam, kedua ke masa sekarang, dan ketiga ke masa yang akan datang. Atau dengan kata lain, dalam penyelidikan masa silam tidak dapat melepaskan diri dari kenyataan-kenyataan masa sekarang yang sedang dihadapi, dan sedikit banyak tidak dapat kita melepaskan diri dari perspektif masa depan. 2. Moh. Yamin, SH, memberikan pengertian sejarah ialah suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan kenyataan. 3. Thomas Carlyle, memberikan pengertian sejarah adalah peristiwa masa lampau yang mempelajari biografi orang-orang terkenal. Mereka, adalah penyelamat pada 4

5 zamannya. Mereka merupakan orang-orang besar yang pernah dicatat sebagai peletak dasar sejarah. 4. Herodotus, ahli sejarah pertama dunia berkebangsaan Yunani, yang mendapat julukan: The Father of History atau Bapak Sejarah. Menurut Herodotus sejarah tidak berkembang ke arah depan dengan tujuan yang pasti, melainkan bergerak seperti garis lingkaran yang tinggi rendahnya diakibatkan oleh keadaan manusia. 5. Ibnu Khaldun, mendefinisikan sejarah sebagai catatan tentang masyarakat umat manusia atau peradaban dunia, tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak masyarakat itu. Dari beragam pengertian yang dikemukakan oleh beberapa tokoh di atas tidaklah sama dalam hal isi, taraf dan tujuannya. Namun, dapat diambil beberapa unsur pokoknya, yakni adanya peristiwa, kisah, dan ilmu sejarah. Dalam hal ini, R. Moh. Ali menyimpulkan pengertian sejarah sebagai berikut : 1. Sejarah yaitu ilmu yang menyelidiki perkembangan peristiwa dan kejadiankejadian di masa lampau. 2. Sejarah yaitu kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan manusia, yakni menyangkut perubahan yang nyata di dalam kehidupan manusia. 3. Sejarah yaitu cerita yang tersusun secara sistematis (teratur dan rapi). Berdasarkan pengertian sejarah dari Moh. Ali ini dapat dipahami bahwa sejarah menyangkut seluruh perubahan dan perkembangan kehidupan manusia. Dengan demikian jelas juga bahwa yang mempunyai sejarah hanyalah manusia. Untuk mengungkap kehidupan manusia masa lampau, sejarah telah merumuskan dalam enam pertanyaan, yaitu sebagai berikut. 1. What (apa), yang menunjuk kepada peristiwa yang terjadi pada masa lampau. 2. Who (siapa), yang menunjuk tentang tokoh atau orang yang terlibat dalam peristiwa. 3. When (kapan), menunjuk waktu terjadinya peristiwa tersebut. 4. Where (di mana), menunjuk kepada tempat peristiwa terjadi. 5. How (bagaimana), menunjuk kepada proses terjadinya peristiwa tersebut. 6. Why (mengapa), menunjuk kepada keterkaitan sebab akibat peristiwa tersebut. 5

6 2.4 Sejarah Gedung Museum Sejarah Jakarta pada mulanya digunakan sebagai gedung Balaikota (Stadhuis). Gedung ini merupakan gedung Balaikota kedua yang dibangun pada masa pemerintahan VOC di Batavia. Menurut catatan, bahwa pembangunan gedung Sejarah Jakarta itu sudah tiga kali pada tempat yang sama, tetapi pada kurun waktu yang berbeda. Pertama pada tahun 1620, dibangun oleh Gubernur Jenderal Jan Pieterzoen Coen, yang digunakan sebagai Stadhuis sampai tahun Karena kegiatan VOC semakin meningkat, maka dibangun gedung baru ditempay yang sama. Gedung baru itu hanya bertahan sampai tahun Selanjutnya Gubernur Jenderal Joan Van Hoorn, pada tanggal 25 Januari 1707, mulai membangun gedung baru (gedung yang sekarang), diatas puing-puing gedung Staadhuis yang lama. Peletakan batu pertama oleh putri Gubernur Jenderal Joan Van Hoorn, yang bernama Petrolina Willemina Van Hoorn. Adapun perencanaannya oleh WJ. Van Der Veld, dan pembuatannya dipimpin oleh J. Kemmers. Stadhuis yang cukup besar dan megah itu pembangunannya baru selesai pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Abraham Van Riebeeck, yang kemudian diresmikan pada tanggal 10 Juli Sultan Agung Hanyokrokusumo, Raja Mataram Yogyakarta, pernah menyerang Batavia dua kali, yakni pada tahun 1628 dan tahun Pada penyerangan yang kedua itu pasukan Sultan Agung mampu membakar gedung Staadhuis tersebut. Gedung Staadhuis itu ternyata tidak hanya berfungsi sebagai kantor Balai Kota saja, akan tetapi juga sebagai kantor Dewan Urusan Perkawinan, Kantor Balai Harta (Jawatan Pegadaian) dan kantor Pengadilan (Raad Van Justitie). Oleh karena itu gedung Staadhuis tersebut oleh masayarakat dikenal juga sebagai Gedung Bicara. Karena gedung juga berfungsi sebagai kantor pengadilan maka dilengkapi pula dengan sel atau ruang penjara sementara menunggu fonis pengadilan. Ruang penjara itu berada di lantai dasar dibagian belakang. Hal yang menarik adalah, bahwa digedung Staadhuis itu pernah ditawan beberapa pahlawan nasional, antara lain Pangeran Diponegoro, sebelum dibuang ke Makasar (Ujung Pandang), dan Cut Nyak Dien pahlawan wanita yang berasal dari Daerah Istimewa Aceh. Selain itu pula orang 6

7 Cina dan bahkan orang Belanda yang melawan pemerintah. Kasusnya bermacammacam, selain kasus politik ada juga kasus utang-piutang dan kasus kriminal. Pada tahun 1925 sampai Jepang masuk ke Indonesia, gedung Stadhuis tersebut menjadi Balaikota Propinsi Jawa Barat oleh pemerintah Hindia Belanda. Setelah perang kemerdekaan sampai dengan bulan desember 1945 menjadi Balai kota Propinsi Jawa Barat dan selanjutnya dijadikan Kantor Kodim 0503 Jakarta Barat, sedangkan dibagian belakang untuk tempat tinggal keluarga. Ketika dijadikan kantor KODIM 0503, Taman Fatahillah didepannya yang luas itu pernah berfungsi sebagai terminal bis kota. Akhirnya pada tahun 1972 Pemerintah DKI Jakarta memugar gedung tersebut dan diresmikan sebagai menjadi Museum Sejarah Jakarta pada tanggal 30 Maret Sejarah Museum Museum Sejarah Jakarta yang terletak di Jalan Taman Fatahillah No.1, Jakarta Barat, adalah sebuah lembaga museum yang memiliki sejarah yang cukup panjang. Pada tahun 1919, dalam rangka 300 tahun berdirinya kota Batavia, warga kota Batavia khususnya Belanda mulai tertarik dengan sejarah kota Batavia. Pada tahun 1930 didirikanlah sebuah yayasan yang bernama Oud Batavia (Batavia Lama) yang bertujuan untuk mengumpulkan segala ihwal tentang sejarah kota Batavia. Maka pada tahun 1936, Museum Oud Batavia diresmikan oleh Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborgh Stachouwer ( ). Museum ini dibuka untuk umum pada tahun Museum Oud Batavia ini menonjolkan peninggalan-peninggalan Belanda yang bermukim di Batavia sejak awal abad XVI. Koleksi tersebut terdiri dari: Mebel Perabot rumah tangga Senjata Keramik Peta Buku-buku Copy Prasasti Patung-patung 7

8 Museum Oud Batavia ini adalah sebuah lembaga swasta yang berada dibawah naungan Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Ikatan Batavia untuk Seni dan Ilmu Pengetahuan) yang didirikan pada tahun 1778 yang berjasa juga dalam mendirikan Museum Nasional. Pada masa kemerdekaan, Museum Oud Batavia berubah nama menjadi Museum Djakarta Lama dibawah naungan LKI(Lembaga Kebudayaan Indonesia) dan pada tahun 1968 Museum Djakarta Lama diserahkan kepada Pemda DKI Jakarta. Setelah Museum Sejarah Jakarta diresmikan pada tanggal 30 Maret 1974 oleh Bapak Ali Sadikin, maka seluruh koleksi dari Museum Djakarta Lama dipindahkan ke Museum Sejarah Jakarta dan ditambah dengan koleksi dari Museum Nasional. Untuk meningkatkan kinerja dan penampilannya, sejak tahun 1999 Museum Sejarah Jakarta bertekad untuk menjadikan Museum ini bukan sekedar tempat untuk merawat dan memamerkan benda yang berasal dari masa penjajahan, tetapi harus bisa menjadi tempat bagi semua orang baik bangsa Indonesia maupun bangsa asing, anak-anak maupun orang dewasa bahkan untuk penyandang cacat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman tentang sejarah kota Jakarta, serta dapat dinikmati sebagai tempat rekreasi. Untuk itu Museum Sejarah Jakarta berusaha menyediakan informasi mengenai perjalanan panjang sejarah kota Jakarta, sejak masa prasejarah hingga masa kini dalam bentuk yang lebih kreatif. Selain itu, sebagai pusat pertemuan budaya dari berbagai kelompok suku baik dari dalam maupun luar Indonesia dan sejarah kota Jakarta seutuhnya. Museum Sejarah Jakarta juga selalu berusaha menyelenggarakan kegiatan yang rekreatif sehingga dapat menarik perhatian pengunjung untuk mengetahui sejarah kota Jakarta dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya warisan budaya. 2.6 Analisis Target Audience Demografi : Umur : Semua Umur 8

9 Gender : Pria dan Wanita Ses : A-C Profesi : Pelajar dan Orang tua, Keluarga Psikografi : - Lifestyle : Memiliki hobi untuk jalan-jalan Suka akan pengetahuan sejarah - Personality : Mencintai sejarah - Behaviour : 1. Biasanya selalu memiliki waktu untuk berkumpul bersama teman dan keluarga 2. Suka berjalan-jalan 2.7 Data Observasi Untuk memulai mempublikasikanya, tentu saja hal yang pertama kali kita lakukan adalah mencari buku buku referensi fotografi dan layout. Berdasarkan pengamatan, masalah yang muncul saat meninjau toko toko buku di beberapa tempat adalah belum terdapat buku yang menampilkan foto-foto benda peninggalan sejarah yang terdapat dalam museum secara keseluruhan. Kebanyakan isi buku hanya menjelaskan kisah-kisahnya saja. 2.8 Analisa S.W.O.T 1. Strength (Kekuatan) - Menjadikan sumber pengetahuan tentang sejarah jakarta. - Membahas secara keseluruhan yang terdapat didalam Museum Stadhuis. - Menjadikan sebuah ketertarikan untuk lebih mengenal museum-museum yang telah ada di Jakarta. 9

10 2. Weakness (kelemahan) - Museum hanya dijadikan latar belakang tempat berfoto-foto pemandangan saja serta dijadikan tempat berkumpul. - Banyak yang belum mengetahui filosofi berbagai ruangan maupun benda peninggalan sejarah yang terdapat didalam museum. 3. Opportunity (peluang) - Museum menjadikan pilihan utama bagi masyarakat sebagai informasi dari benda-benda peninggalan sejarah. - Banyak orang yang ingin mengetahui filosofi dari peninggalanpeninggalan sejarah. 4. Threat (ancaman) - Kurangnya kesadaran pada pengetahuan sejarah. - Zaman yang sudah modern,sehingga museum tidak diminati daripada mal-mal yang banyak berdiri sekarang ini. - Definisi seseorang terhadap museum yaitu membosankan. 10

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber data Data data dan informasi yang digunakan untuk mendukung proyek tugas akhir ini akan diambil dari berbagai sumber, diantaranya: 1. Literatur: artikel dari media elektronik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Museum Sejarah Jakarta merupakan museum sejarah yang diresmikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Museum Sejarah Jakarta merupakan museum sejarah yang diresmikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Museum Sejarah Jakarta merupakan museum sejarah yang diresmikan pada tanggal 4 April 1974. Nama lain dari museum ini adalah Museum Fatahillah. Sesuai dengan nama resminya,

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS MENGENAI MUSEUM

BAB II URAIAN TEORITIS MENGENAI MUSEUM BAB II URAIAN TEORITIS MENGENAI MUSEUM 2.1 Pengertian dan Sejarah Museum Dalam era pembangunan teknologi yang cepat berkembang dewasa ini, peranan museum sangat diharapkan untuk mengumpulkan, merawat,

Lebih terperinci

Jakarta dulu dan Kini Senin, 22 Juni :55

Jakarta dulu dan Kini Senin, 22 Juni :55 Jakarta bermula dari sebuah bandar kecil di muara Sungai Ciliwung sekitar 500 tahun silam. Selama berabad-abad kemudian kota bandar ini berkembang menjadi pusat perdagangan internasional yang ramai. Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI MUSEUM SEJARAH JAKARTA

BAB II DESKRIPSI MUSEUM SEJARAH JAKARTA BAB II DESKRIPSI MUSEUM SEJARAH JAKARTA 2.1 Museum Sejarah Jakarta Museum Sejarah Jakarta terletak di Jalan Taman Fatahillah No. 1, Jakarta Barat. Areal museum luasnya lebih dari 13.000 meter persegi.

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL PUBLIKASI BUKU SEJARAH YANG TERSIMPAN DALAM MUSEUM FATAHILLAH

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL PUBLIKASI BUKU SEJARAH YANG TERSIMPAN DALAM MUSEUM FATAHILLAH PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL PUBLIKASI BUKU SEJARAH YANG TERSIMPAN DALAM MUSEUM FATAHILLAH Hermanto Universitas Bina Nusantara, Jln. H.Sulaiman No.63, 085218435957, breakztherules@yahoo.com ABSTRAK Untung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bandung adalah salah satu kota besar di Indonesia dan merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat yang banyak menyimpan berbagai sejarah serta memiliki kekayaan

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN ANALISA. Sumber data-data untuk menunjang studi Desain Komunikasi Visual diperoleh. 3. Pengamatan langsung / observasi

BAB II DATA DAN ANALISA. Sumber data-data untuk menunjang studi Desain Komunikasi Visual diperoleh. 3. Pengamatan langsung / observasi BAB II DATA DAN ANALISA 2. 1 Data dan Literatur Sumber data-data untuk menunjang studi Desain Komunikasi Visual diperoleh dari: 1. Media elektronik: Internet 2. Literatur: Koran, Buku 3. Pengamatan langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu aset yang menguntungkan bagi suatu negara. Dalam UU

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu aset yang menguntungkan bagi suatu negara. Dalam UU BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan sebuah industri yang memiliki jaringan yang luas. Pariwisata adalah kegiatan dinamis yang melibatkan banyak manusia serta menghidupkan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keanekaragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dalam masyarakatnya yang majemuk, tentunya masyarakat Indonesia juga memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Museum merupakan institusi permanen yang melayani kebutuhan publik melalui

BAB I PENDAHULUAN. Museum merupakan institusi permanen yang melayani kebutuhan publik melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Museum merupakan institusi permanen yang melayani kebutuhan publik melalui usaha pengoleksian dan memamerkan benda-benda serta aset-aset bersejarah dan sumber pengetahuan

Lebih terperinci

HAKEKAT DAN RUANG LINGKUP SEJARAH

HAKEKAT DAN RUANG LINGKUP SEJARAH HAKEKAT DAN RUANG LINGKUP SEJARAH Kompetensi Dasar : Kemampuan mendeskripsikan hakekat, ruang lingkup dan prinsip dasar ilmu dan penelitian sejarah Indikator : Memahami pengertian sejarah Mengidentifikasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah merupakan hal penting dalam berbangsa karena sejarah adalah bagian dari kehidupan yang dapat dijadikan sebuah pelajaran untuk menjadi bangsa yang lebih baik.

Lebih terperinci

Mengenal Beberapa Museum di Yogyakarta Ernawati Purwaningsih Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta

Mengenal Beberapa Museum di Yogyakarta Ernawati Purwaningsih Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta Mengenal Beberapa Museum di Yogyakarta Ernawati Purwaningsih Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta Diantara banyak peninggalan bangunan bersejarah di Kota Yogyakarta adalah museum. Sebenarnya di Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata budaya diyakini memiliki manfaat positif secara ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata budaya diyakini memiliki manfaat positif secara ekonomi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata budaya diyakini memiliki manfaat positif secara ekonomi dan sosial budaya. Jenis pariwisata ini dapat memberikan keuntungan ekonomi kepada masyarakat lokal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu bisa menjadi bosan dan hasil kerjanya tidak akan maksimal.

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu bisa menjadi bosan dan hasil kerjanya tidak akan maksimal. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap manusia membutuhkan hiburan untuk melepaskan diri dari padatnya aktivitas sehari-hari. Pekerjaan dan rutinitas yang dilakukan setiap hari membutuhkan konsentrasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki keragaman budaya, alam dan sejarah peninggalan dari nenek moyang sejak zaman dahulu, terbukti dengan banyaknya ditemukan

Lebih terperinci

MATERI USBN SEJARAH INDONESIA. 6. Mohammad Ali : Sejarah adalah berbagai bentuk penggambaran tentang pengalaman kolektif di masa lampau

MATERI USBN SEJARAH INDONESIA. 6. Mohammad Ali : Sejarah adalah berbagai bentuk penggambaran tentang pengalaman kolektif di masa lampau MATERI USBN SEJARAH INDONESIA PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU SEJARAH 1. PENGERTIAN SEJARAH Istilah Sejarah berasal dari bahasa Arab yaitu Syajaratun yang berarti Pohon. Penggunaan kata tersebut dalam

Lebih terperinci

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang I. 1. 1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Batik merupakan gabungan dari dua kata dalam bahasa Jawa yaitu amba yang berarti menulis dan tik yang berarti titik. Batik

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITAS TENTANG MUSEUM. Secara Etimologi, museum berasal dari kata Yunani yaitu Mouseion.

BAB II URAIAN TEORITAS TENTANG MUSEUM. Secara Etimologi, museum berasal dari kata Yunani yaitu Mouseion. BAB II URAIAN TEORITAS TENTANG MUSEUM 2.1 Pengertian Museum Secara Etimologi, museum berasal dari kata Yunani yaitu Mouseion. Mouseion merupakan sebuah tempat suci untuk pemujaan terhadap Muses, dewa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia salah satu negara yang sangat unik di dunia. Suatu Negara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia salah satu negara yang sangat unik di dunia. Suatu Negara BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia salah satu negara yang sangat unik di dunia. Suatu Negara kepulauan dengan beraneka ragam kekayaan alam dan budaya, berbagai produk agrikultur iklim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Ketentuan dalam pasal 32 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Ketentuan dalam pasal 32 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketentuan dalam pasal 32 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kabupaten Bekasi merupakan salah satu daerah yang berada di provinsi Jawa Barat. Terkenal sebagai kawasan industri dengan berbagai pabrik besar dan kecil terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Jakarta merupakan kota metropolitan di Indonesia yang sedang maju pesat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Jakarta merupakan kota metropolitan di Indonesia yang sedang maju pesat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Jakarta merupakan kota metropolitan di Indonesia yang sedang maju pesat dengan banyaknya perkembangan bisnis industri dan pembangunannya. Namun dimata

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2. Bahan Ajar 2. Ruang Lingkup dan Pengertian Museologi, Museum Dan Permuseum

PERTEMUAN 2. Bahan Ajar 2. Ruang Lingkup dan Pengertian Museologi, Museum Dan Permuseum PERTEMUAN 2 Bahan Ajar 2. Ruang Lingkup dan Pengertian Museologi, Museum Dan Permuseum A. PENDAHULUAN Dalam sejarah museum dapat dilihat terjadinya perubahan-perubahan yang bersifat perluasan fungsi museum.

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 1. MANUSIA DAN SEJARAHLatihan Soal 1.1

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 1. MANUSIA DAN SEJARAHLatihan Soal 1.1 SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 1. MANUSIA DAN SEJARAHLatihan Soal 1.1 1. Berikut ini merupakan pengertian sejarah yang tepat secara etimologis adalah... Historia (bahasa Yunani) artinya informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wayang, dan Museum Seni Rupa dan Keramik menurut Gubernur Jakarta, Basuki

BAB I PENDAHULUAN. Wayang, dan Museum Seni Rupa dan Keramik menurut Gubernur Jakarta, Basuki BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Tua menjadi simbol permata Jakarta selain Monas dan Kepulauan Seribu, dan Kota Tua juga salah satu pusat sejarah Indonesia, sebab di wilayah tersebut terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejarah, seni dan ilmu; tempat menyimpan barang kuno. Kata museum sendiri berasala

BAB I PENDAHULUAN. sejarah, seni dan ilmu; tempat menyimpan barang kuno. Kata museum sendiri berasala BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Arti museum seperti yang di dikutip dari dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Tim Penyusun Kamus (1990:601) adalah gedung yang digunakan sebagai tempat untuk pameran

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 103 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Museum Taman Prasasti adalah salah satu museum di Jakarta yang mempunyai daya tarik dan keunikan tersendiri. Daya tarik tersebut berupa lokasi museum yang

Lebih terperinci

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar! 2) Guna Ekstrinsik meliputi: - Sejarah sebagai pendidikan moral - Sejarah sebagai pendidikan penalaran - Sejarah sebagai pendidikan politik - Sejarah sebagai pendidikan kebijakan - Sejarah sebagai pendidikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Definisi Museum Kata museum berasal dari mouseion, yang berarti kuil untuk Sembilan dewi muses, anak-anak Zeus, yang melambangkan ilmu dan kesenian. Kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. - Arkeologika, benda koleksi merupakan benda objek penelitian ilmu arkeologi.

BAB I PENDAHULUAN. - Arkeologika, benda koleksi merupakan benda objek penelitian ilmu arkeologi. PENDAHULUAN BAB 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Museum Negeri Provinsi Papua telah dirintis sejak tahun 1981/ 1982 oleh Kepala Bidang Permuseuman, Sejarah dan Kepurbakalaan Departemen Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB II DATA DAN ANALISA BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Informasi yang terkumpul dan digunakan sebagai acuan untuk dalam tugas akhir ini didapat dari berbagai sumber, antara lain: Literatur Wawancara Dokumen Dan catatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pariwisata di Indonesia semakin hari semakin berkembang. Sektor pariwisata merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pariwisata di Indonesia semakin hari semakin berkembang. Sektor pariwisata merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pariwisata di Indonesia semakin hari semakin berkembang. Sektor pariwisata merupakan salah satu aset di setiap wilayah di dunia. Dari sektor pariwasata,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapat yang menganggap bahwa perkembangan sektor pariwisata selama ini

BAB I PENDAHULUAN. pendapat yang menganggap bahwa perkembangan sektor pariwisata selama ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi suatu industri yang berdiri semenjak beberapa tahun terakhir ini. Namun rupanya ada pendapat yang menganggap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prima Charismaldy Ramadhan, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Prima Charismaldy Ramadhan, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Bandung merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki banyak daya tarik didalamnya, termasuk pariwisata. Selain memiliki banyak nilai sejarah dan menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. secara serius melibatkan industri lainnya yang terkait. Pengenalan potensi

BAB 1 PENDAHULUAN. secara serius melibatkan industri lainnya yang terkait. Pengenalan potensi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pariwisata merupakan sektor penting di dunia yang saat ini telah menjadi kebutuhan bagi masyarakat sehingga dalam penanganannya harus dilakukan secara serius melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Judul 1.2 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Judul 1.2 Pengertian Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Judul Dasar Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (DP3A) ini mengambil judul Museum Telekomunikasi di Surakarta. Berikut ini adalah pengertian dari judul tersebut. 1.2 Pengertian

Lebih terperinci

2015 PENGEMBANGAN RUMAH BERSEJARAH INGGIT GARNASIH SEBAGAI ATRAKSI WISATA BUDAYA DI KOTA BANDUNG

2015 PENGEMBANGAN RUMAH BERSEJARAH INGGIT GARNASIH SEBAGAI ATRAKSI WISATA BUDAYA DI KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa yang besar adalah bangsa yang yang menghargai sejarah. Mempelajari sejarah berarti belajar dari pengalaman tentang hal yang telah terjadi di masa lalu. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata sehingga meningkatkan produktifitas. Dalam hal ini yang. Museum Benteng Vredeburg untuk mengembangkan fasilitas museum.

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata sehingga meningkatkan produktifitas. Dalam hal ini yang. Museum Benteng Vredeburg untuk mengembangkan fasilitas museum. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan pariwisata adalah upaya untuk lebih meningkatkan sumber daya yang dim iliki oleh suatu obyek wisata dengan cara melakukan pembangunan unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N BAB I PENDAHULUAN 1.1. Batasan Pengertian 1.1.1. Pengertian Museum Gamelan Jawa a. Museum Ada beberapa pengertian museum, namun menurut esensinya secara umum museum adalah gedung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mempromosikan museum-museum tersebut sebagai tujuan wisata bagi wisatawan

BAB 1 PENDAHULUAN. mempromosikan museum-museum tersebut sebagai tujuan wisata bagi wisatawan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia kaya akan keragaman warisan sejarah, seni dan budaya yang tercermin dari koleksi yang terdapat di berbagai museum di Indonesia. Dengan tujuan untuk mempromosikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Suku Minangkabau kita kenal sebagai sebuah suku yang mayoritas masyarakatnya berasal dari wilayah Provinsi Sumatera Barat. Orang Minangkabau juga sangat menonjol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku adalah sebuah media penyambung ilmu yang efektif bagi pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain menambah banyak ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum Penulis akan membuat sebuah buku yang berisi tentang museum sejarah jakarta. Buku tersebut akan membahas mengenasi sejarah bangunan, fungsi bangunan pada saat

Lebih terperinci

3. Shefer Sejarah adalah peristiwa yang telah lepas dan benar-benar berlaku pada masa itu.

3. Shefer Sejarah adalah peristiwa yang telah lepas dan benar-benar berlaku pada masa itu. BAB II MOHAMMAD HATTA II.1 Sejarah II.1.1 Pengertian Sejarah Mifathul (2010) menjelaskan secara etimologi, kata sejarah berasal dari bahasa Arab syajarotun yang berarti pohon. Kata ini kemudian berkembang

Lebih terperinci

SEJARAH SEBAGAI PERISTIWA, KISAH DAN ILMU Oleh: MUHAMMAD HIDAYAT Widyaiswara: Sejarah LPMP Sulawesi Selatan

SEJARAH SEBAGAI PERISTIWA, KISAH DAN ILMU Oleh: MUHAMMAD HIDAYAT Widyaiswara: Sejarah LPMP Sulawesi Selatan SEJARAH SEBAGAI PERISTIWA, KISAH DAN ILMU Oleh: MUHAMMAD HIDAYAT Widyaiswara: Sejarah LPMP Sulawesi Selatan Sejarah yang kita pelajari sekarang adalah nama mata pelajaran yang menanamkan pengetahuan dan

Lebih terperinci

Sejarah Pengenalan Ilmu Sejarah Canisius17xa5.wordpress.com

Sejarah Pengenalan Ilmu Sejarah Canisius17xa5.wordpress.com Sejarah Pengenalan Ilmu Sejarah Canisius17xa5.wordpress.com SEJARAH Pengertian Kata sejarah berasal dari Bahasa Arab Syajaratun (pohon,asalusul,silsilah) Bahasa Inggris History Makna Sejarah KBBI 2005

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN FAJRI BERRINOVIAN 12032

BAB I PENDAHULUAN FAJRI BERRINOVIAN 12032 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Banyak orang merasa bingung mengisi hari libur mereka yang hanya berlangsung sehari atau dua hari seperti libur pada sabtu dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Museum disebut sebagai pengawal warisan budaya. Pengawal warisan budaya

BAB I PENDAHULUAN. Museum disebut sebagai pengawal warisan budaya. Pengawal warisan budaya BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Museum disebut sebagai pengawal warisan budaya. Pengawal warisan budaya mengandung makna bahwa warisan budaya juga ditampilkan oleh museum kepada masyarakat.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian, dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep

Lebih terperinci

Ditunggu partisipasinya dan selamat ulang tahun Jakarta!

Ditunggu partisipasinya dan selamat ulang tahun Jakarta! HADIAH ULANG TAHUN Selamat ulang tahun kami ucapkan Selamat panjang umur kita kan doakan Selamat sejahtera sehat sentosa Selamat panjang umur dan bahagia Bulan Juni bukanlah bulan yang asing bagi warga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian museum adalah sebagai berikut : benda seni dan pengetahuan. bahwa : (Dirjen Kebudayaan Depdikbud, 1984)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian museum adalah sebagai berikut : benda seni dan pengetahuan. bahwa : (Dirjen Kebudayaan Depdikbud, 1984) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian museum adalah sebagai berikut : 1. Dalam kamus Oxford disebut bahwa museum berasal dari kata mousa yang berarti arah. Pengertian ruang atau tempat untuk

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang Indonesia adalah sebuah Negara yang kaya akan sejarah yang dimilikinya. Sebelum terbentuknya NKRI, daratan di Indonesia banyak terdiri dari kerajaan-kerajaan yang tersebar

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA 4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Produk 2.1.1 Buku Dongeng / Cerita Rakyat Indonesia Berdasarkan pada kajian dari wikipedia bahasa Indonesia dijelaskan bahwa Definisi Dongeng adalah suatu kisah yang diangkat

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh masyarakat khusunya generasi muda. Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi membuat bangunan-bangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Monumen Palagan Dan Museum Isdiman Di Ambarawa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Monumen Palagan Dan Museum Isdiman Di Ambarawa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1 Monumen Palagan Dan Museum Isdiman Di Ambarawa Kota Ambarawa merupakan kota yang terletak di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Kecamatan ini luasnya mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimasa lampau itu dapat kita pelajari dari bukti-bukti yang ditinggalkan, baik yang berupa bukti

BAB I PENDAHULUAN. dimasa lampau itu dapat kita pelajari dari bukti-bukti yang ditinggalkan, baik yang berupa bukti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah adalah peristiwa yang terjadi pada masa lampau, persepektif sejarah selalu menampilkan ruang dan waktu, setiap peristiwa selalu menampilkan tiga unsur yaitu

Lebih terperinci

KOLEKSI MEBEL ANTIK MUSEUM SEJARAH JAKARTA

KOLEKSI MEBEL ANTIK MUSEUM SEJARAH JAKARTA KOLEKSI MEBEL ANTIK MUSEUM SEJARAH JAKARTA Amarena Nediari Jurusan Desain Interior, Fakultas Komunikasi dan Multimedia, Bina Nusantara University Jln. K. H. Syahdan No.9, Palmerah, Jakarta Barat 11480

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merawat, meneliti, dan memamerkan benda-benda yang bermakna penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. merawat, meneliti, dan memamerkan benda-benda yang bermakna penting bagi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Museum merupakan lembaga yang bertugas untuk mengumpulkan, merawat, meneliti, dan memamerkan benda-benda yang bermakna penting bagi kebudayaan dan ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Museum merupakan suatu lembaga yang sifatnya tetap dan tidak mencari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Museum merupakan suatu lembaga yang sifatnya tetap dan tidak mencari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Museum merupakan suatu lembaga yang sifatnya tetap dan tidak mencari keuntungan dalam melayani masyarakat dan dalam pengembangannya terbuka untuk umum, yang

Lebih terperinci

Benteng Fort Rotterdam

Benteng Fort Rotterdam Benteng Fort Rotterdam Benteng Fort Rotterdam merupakan salah satu benteng di Sulawesi Selatan yang boleh dianggap megah dan menawan. Seorang wartawan New York Times, Barbara Crossette pernah menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Glodok masa kini yang dikenal sebagai pusat perdagangan elektronik dan salah

BAB I PENDAHULUAN. Glodok masa kini yang dikenal sebagai pusat perdagangan elektronik dan salah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Glodok masa kini yang dikenal sebagai pusat perdagangan elektronik dan salah satu sentra penting perekonomian Jakarta memiliki sejarahnya tersendiri. Dalam sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kisaran terbagi menjadi dua kecamatan yaitu Kecamatan Kisaran Timur dan

BAB I PENDAHULUAN. Kisaran terbagi menjadi dua kecamatan yaitu Kecamatan Kisaran Timur dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Kisaran adalah ibu kota dari Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara yang bejarak 160 km dari Kota Medan ( ibu kota Provinsi Sumatera Utara). Kota Kisaran

Lebih terperinci

Terbentuknya Kampung 4 di Kecamatan Paguat. (Kajian Historis ) Oleh: Susanti Mohammad, Trisnowaty Tuahunse*, Surya Kobi**

Terbentuknya Kampung 4 di Kecamatan Paguat. (Kajian Historis ) Oleh: Susanti Mohammad, Trisnowaty Tuahunse*, Surya Kobi** Terbentuknya Kampung 4 di Kecamatan Paguat (Kajian Historis 1525-1540) Oleh: Susanti Mohammad, Trisnowaty Tuahunse*, Surya Kobi** Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Lebih terperinci

BAB I. A. Pendahuluan. Museum, menurut International Council of Museums (ICOM), adalah

BAB I. A. Pendahuluan. Museum, menurut International Council of Museums (ICOM), adalah 1 BAB I A. Pendahuluan Museum, menurut International Council of Museums (ICOM), adalah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum,

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Sejarah Letak bangunan gedung Museum Wayang di Jl. Pintu Besar Utara No. 27, pada mulanya merupakan lokasi gereja tua yang

BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Sejarah Letak bangunan gedung Museum Wayang di Jl. Pintu Besar Utara No. 27, pada mulanya merupakan lokasi gereja tua yang BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Sejarah Letak bangunan gedung Museum Wayang di Jl. Pintu Besar Utara No. 27, pada mulanya merupakan lokasi gereja tua yang didirikan VOC pada tahun 1640 dengan nama de oude Hollandsche

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gina Noprianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gina Noprianti, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri pariwisata di Indonesia kini semakin berkembang, dilihat dari Indonesia yang memiliki banyak potensi dan kekayaan alam dan kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dalam bahasa Indonesia merupakan peristiwa yang benar-benar

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dalam bahasa Indonesia merupakan peristiwa yang benar-benar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah dalam bahasa Indonesia merupakan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau atau asal-usul (keturunan) silsilah, terutama bagi rajaraja yang memerintah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut ICOM ( International Council Of Museums ) museum adalah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, yang melayani masyarakat beserta perkembangannya,

Lebih terperinci

MUSEUM GEOLOGI BLORA

MUSEUM GEOLOGI BLORA TUGAS AKHIR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR MUSEUM GEOLOGI BLORA Diajukan sebagai Pelengkap dan Syarat Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun oleh :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah yang diungkapkan oleh Ir. Soekarno untuk mengenang dan menghargai jasa jasa

Lebih terperinci

HAKEKAT DAN RUANG LINGKUP SEJARAH

HAKEKAT DAN RUANG LINGKUP SEJARAH HAKEKAT DAN RUANG LINGKUP SEJARAH Kompetensi Dasar : Kemampuan mendeskripsikan hakekat, ruang lingkup dan prinsip dasar ilmu dan penelitian sejarah Indikator : Memahami pengertian sejarah Mengidentifikasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bandung merupakan kota yang identik dengan pariwisata, mulai dari wisata alam, wisata kuliner, wisata belanja, wisata tempat bersejarah, dan masih banyak lagi.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum Metode yang digunakan penulis adalah dengan melakukan tinjauan pustaka melalui riset media buku elektronik cerita Wiro Sableng,film Wiro Sableng, sinetron Wiro

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP Ke-1)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP Ke-1) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP Ke-1) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi pokok Alokasi Waktu : MAN Kota Baru Solok : Sejarah Indonesia : X / Ganjil Berfikir Sejarah : 2 x 2 JP A. Kompetensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pembangunan yang semakin pesat membuat masyarakat modern bertambah jenuh dengan rutinitas sehari-hari yang dikerjakanya. Masyarakat mulai melupakan pentingnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah adalah suatu kejadian nyata masa lalu ataupun suatu perjalanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah adalah suatu kejadian nyata masa lalu ataupun suatu perjalanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah adalah suatu kejadian nyata masa lalu ataupun suatu perjalanan panjang masa lampau oleh para generasi sebelumnya atau para leluhur yang diabadikan berupa kisah

Lebih terperinci

1.1.2 Perpustakaan dan Museum Budaya Sebagai Fasilitas Belajar Budaya

1.1.2 Perpustakaan dan Museum Budaya Sebagai Fasilitas Belajar Budaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Indonesia dan Yogyakarta Kaya akan Budaya Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi sosial, ideologi, religi, dan kesenian serta benda, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Museum adalah suatu lembaga institusi yang permanen yang melayani kepentingan masyarakat dan kemajuannya, terbuka untuk umum, tidak mencari keuntungan, yang

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. berasal dari buku dan sebagian lagi diambil dari website-website. c. Survey lapangan yang dilakukan di Dunia Fantasi

BAB 2 DATA DAN ANALISA. berasal dari buku dan sebagian lagi diambil dari website-website. c. Survey lapangan yang dilakukan di Dunia Fantasi 4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data dan Literatur Data untuk menunjang tugas akhir ini didapat dari berbagai sumber antara lain: a. Data literatur berupa artikel elektronik maupun non-elektronik. Sebagian

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA Dalam penyusunan Tugas Akhir ini dibutuhkan beberapa data yang valid sebagai sumber penelitian untuk konsep pembuatan media CD interaktif dongeng fabel anak. 2.1 Sumber Umum Survey

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 M u s e u m T e k s t i l B e n g k u l u

BAB I PENDAHULUAN. 1 M u s e u m T e k s t i l B e n g k u l u BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan negeri yang kaya akan sejarah, budaya, dan kekayaan alamnya. Sejak masih jaman Kerajaan, masyarakat dari seluruh pelosok dunia datang ke

Lebih terperinci

2. Title Bagian ini akan ditampilkan setelah bulatan menjadi besar kembali dan peta berubah menjadi judul film Djakarta Tempo Doeloe.

2. Title Bagian ini akan ditampilkan setelah bulatan menjadi besar kembali dan peta berubah menjadi judul film Djakarta Tempo Doeloe. 1 1.3.3 Treatment 1. Opening Film ini diawali dengan munculnya peta Negara Indonesia, kemudian muncul sebuah bulatan yang akan memfokuskan peta tersebut pada bagian peta Pulau Jawa. Selanjutnya, bulatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pekalongan adalah salah satu kota yang terletak di pesisir utara Provinsi Jawa Tengah dan terdiri dari empat kecamatan, yakni: Pekalongan Utara, Pekalongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung, dengan julukan Paris Van Java mempunyai pesona yang begitu luar biasa mulai dari kuliner, budaya sundanya, peninggalan bersejarah dan tujuan wisata. Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah salah satu daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah salah satu daerah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah salah satu daerah yang mempunyai keistimewaan tersendiri. DIY dipimpin oleh seorang sultan dan tanpa melalui pemilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kontrak perkebunan Deli yang didatangkan pada akhir abad ke-19.

BAB I PENDAHULUAN. kontrak perkebunan Deli yang didatangkan pada akhir abad ke-19. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Batubara merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten yang baru menginjak usia 8 tahun ini diresmikan tepatnya pada 15

Lebih terperinci

KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D

KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR Oleh : SABRINA SABILA L2D 005 400 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG 1.1 MUSEUM Dalam suatu lingkaran kehidupan tentu ada yang mati dan ada yang lahir, bertahan hidup dan mati meninggalkan dunia. Seni dan budaya yang tumbuh bersama manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberian materi pembelajaran sejarah bangsa sejak belia dapat menumbuhkan semangat nasionalisme sejak dini. Berdasarkan pendapat Nuraeni dikutip Gemari edisi 88 (2008

Lebih terperinci

PEDOMAN PRAKTIKUM.

PEDOMAN PRAKTIKUM. PEDOMAN PRAKTIKUM 1 PENGEMBANGAN SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN SEJARAH Oleh : SUPARDI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA. Menurut Sejathi yang dikutip Ali Muhidin, efektivitas merupakan ketepatgunaan,

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA. Menurut Sejathi yang dikutip Ali Muhidin, efektivitas merupakan ketepatgunaan, 10 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA 2. 1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Konsep Efektivitas Menurut Sejathi yang dikutip Ali Muhidin, efektivitas merupakan ketepatgunaan, hasil guna, menunjang tujuan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa kini pembangunan sedang berkembang. Terbukti dengan banyaknya pembangunan yang makin banyak dalam hal pembangunan Mall, Hotel, dan Pemukiman. Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, ilmu komunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, ilmu komunikasi dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, ilmu komunikasi dan teknologi dalam kehidupan juga turut berkembang. Media komunikasi yang paling banyak digunakan oleh

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMA : SMA N 1 SANDEN Matapelajaran : Sejarah Indonesia (Wajib) Kelas/Semester : X/1 Materi Pokok : Konsep Berfikir Kronologis dan Sinkronik Alokasi Waktu : 2 x 45

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN ii PERNYATAAN ORISINAL KARYA.. iii PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN.. iv KATA PENGANTAR v DAFTAR ISI vi

DAFTAR ISI. JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN ii PERNYATAAN ORISINAL KARYA.. iii PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN.. iv KATA PENGANTAR v DAFTAR ISI vi DAFTAR ISI JUDUL.... i LEMBAR PENGESAHAN ii PERNYATAAN ORISINAL KARYA.. iii PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN.. iv KATA PENGANTAR v DAFTAR ISI vi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. 1 1.2 Permasalahan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar sebagai media seni rupa. Peninggalan manusia sejak masa prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain:

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain: 4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain: Pencarian bahan melalui buku, artikel, dan literatur dari

Lebih terperinci