MEMBLUDAKNYA PERKARA MASUK DI PENGADILAN AGAMA PASCA ONE ROOF SYSTEM DAN PERANAN MEDIASI DALAM MENGURANGI PENUMPUKAN PERKARA
|
|
- Bambang Atmadjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MEMBLUDAKNYA PERKARA MASUK DI PENGADILAN AGAMA PASCA ONE ROOF SYSTEM DAN PERANAN MEDIASI DALAM MENGURANGI PENUMPUKAN PERKARA Oleh : Drs. H. Damsyi Hanan, M.H. Ketua Pengadilan Agama Banjarnegara Klas IA Halaman 0 dari 16 halaman
2 MEMBLUDAKNYA PERKARA MASUK DI PENGADILAN AGAMA PASCA ONE ROOF SYSTEM DAN PERANAN MEDIASI DALAM MENGURANGI PENUMPUKAN PERKARA Oleh : Drs. H. Damsyi Hanan, M.H. Ketua Pengadilan Agama Banjarnegara Klas IA A. PENDAHULUAN Bahwa dalam salah satu konsideran PERMA Nomor 1 Tahun 2008 dikatakan Pengintegrasian Mediasi ke dalam proses beracara di Pengadilan dapat menjadi salah satu instrumen efektif mengatasi masalah penumpukan perkara di Pengadilan. Tingginya angka pertambahan / kenaikan perkara terutama perceraian di Pengadilan Agama terasa sekali sejak beralihnya Pengadilan Agama dari secara Organisasi, Administrasi dan Finansial di bawah Kementerian Agama ke Mahkamah Agung (One Roof System) pada 30 Juni Hal ini diakui langsung oleh Prof.H.Nazarudin Umar, MA (sekarang sebagai Wakil Menteri pada Kementerian Agama RI) yang disampaikan pada seminar Hukum Materi Pengadilan Agama di Hotel Red Top Jakarta tahun Sebagai gambaran dapat dilihat bahwa menurut statistik di Badilag, perkara yang masuk pada tahun 2010 sebanyak perkara, tahun 2011 sebanyak perkara, ini berarti ada kenaikan sebanyak 13,31%. Bagaimana angka pertambahan / kenaikan perkara yang begitu tinggi dapat terjadi dan apakah instrumen Mediasi yang sudah berjalan hampir 5 tahun ini terbukti dapat mengurangi penumpukan perkara secara efektif. Kiranya inilah yang menjadi bahasan dalam makalah yang sederhana dan singkat ini. Semoga bermanfaat. Halaman 1 dari 16 halaman
3 B. PENGERTIAN DAN DASAR HUKUM 1. Pengertian o Pasal 1 angka 7 PERMA Nomor 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan menyebutkan bahwa Mediasi adalah cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh Mediator. o Pasal 82 ayat 1 UU Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama menyebutkan pada Sidang Pertama pemeriksaan gugatan perceraian Hakim berusaha mendamaikan kedua pihak. o Pasal 154 R Bg / 130 HIR menyebutkan Apabila pada hari yang telah di tentukan, kedua belah pihak hadir, maka Pengadilan dengan perantaraan Ketua Sidang berusaha mendamaikan mereka. o Dalam Al Qur an surat An Nisa ayat 128 memakai kata yang diartikan Perdamaian Dari referensi di atas, maka dapat dikatakan bahwa Mediasi itu adalah Usaha atau ajakan untuk menyelesaikan perkara secara damai. 2. Dasar Hukum melakukan Upaya Damai o Al Qur an Surat An Nisa ayat 128; o Al Qur an Surat An Nisa Ayat 35; o Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama; o R Bg Pasal 154; o HIR Pasal 130; o PERMA Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan; C. POKOK BAHASAN Permasalahan yang di sajikan dalam makalah sederhana ini adalah : 1. Tingginya jumlah perkara masuk di Pengadilan Agama dan upaya mengatasinya. 2. Benarkah instrumen Mediasi efektif dalam mengurangi penumpukan perkara? Halaman 2 dari 16 halaman
4 D. METODE BAHASAN Dalam makalah ini terlebih dahulu akan menyajikan data-data jumlah perkara masuk dan jumlah perkara yang berhasil didamaikan sehingga dicabut dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2011 dari 18 Pengadilan Agama (12 Pengadilan Agama di Jawa dan 6 Pengadilan Agama di Sumatra). 18 Pengadilan Agama ini adalah 5% dari keseluruhan Pengadilan Agama di Indonesia yang berjumlah 359. Pemilihan tahun 2006 sampai 2011 dimaksudkan untuk memudahkan membagi dua periode yang sama sebelum dan sesudah PERMA Nomor 1 Tahun Tahun 2006, 2007 dan 2008 dianggap 3 tahun sebelum PERMA Nomor 1 Tahun 2008 karena PERMA tersebut ditandatangani 31 Juli 2008 dan sampai akhir tahun 2008 masih persiapan dan sosialisasi. Tahun 2009, 2010 dan 2011 merupakan periode yang sama 3 tahun setelah PERMA Nomor 1 Tahun Setelah Data-data tersaji kemudian melakukan analisis terhadap data itu, sehingga memperoleh gambaran bahkan pengetahuan mengapa hal itu terjadi dan diharapkan dapat menemukan jalan keluar / solusi yang baik dan tepat untuk mengatasi permasalahan itu. E. SUMBER DATA Data yang di terima dari 18 Pengadilan Agama itu bersumber dari laporan Panitera Muda Hukum masing-masing, kemudian disampaikan oleh Ketua ( 14 ) Wakil Ketua ( 1 ), Hakim ( 2 ) dan Panmud Hukum ( 1 ) kepada Pengadilan Agama Banjarnegara melalui Fax dan SMS. Halaman 3 dari 16 halaman
5 F. PENYAJIAN DATA 1. Data perkara masuk Tahun dari 18 Pengadilan Agama (12 PA di Jawa dan 6 PA di Sumatra). Tiga tahun sebelum PERMA Nomor 1 Tahun 2008 No Nama Pengadilan Perkara Masuk Tahun Ket a b c d e 1 PA Lubuk Pakam PA Pekan Baru PA Tanjungkarang PA Metro PA Ambarawa PA Banjarnegara PA Cilacap PA Kajen PA Purbalingga PA Jepara PA Cilegon PA Jember PA Purwokerto PA Pamekasan PA Wonosobo PA Kotabumi PA Maninjau PA Karawang Halaman 4 dari 16 halaman
6 2. Data perkara masuk Tahun dari 18 Pengadilan Agama (12 PA di Jawa dan 6 PA di Sumatra). Tiga tahun seteleh PERMA Nomor 1 Tahun 2008 No Nama Pengadilan Perkara Masuk Tahun Ket a b c d e 1 PA Lubuk Pakam PA Pekan Baru PA Tanjungkarang PA Metro PA Ambarawa PA Banjarnegara PA Cilacap PA Kajen PA Purbalingga PA Jepara PA Cilegon PA Jember PA Purwokerto PA Pamekasan PA Wonosobo PA Kotabumi PA Maninjau PA Karawang Halaman 5 dari 16 halaman
7 3. Data Perkara dicabut karena damai baik oleh Majelis Hakim, oleh Mediator maupun para pihak sepakat mencabut perkara sebelum diperiksa, tiga tahun sebelum PERMA Nomor 1 Tahun No Nama Pengadilan Perkara Masuk Tahun Ket a b c d e 1 PA Lubuk Pakam PA Pekan Baru PA Tanjungkarang PA Metro PA Ambarawa PA Banjarnegara PA Cilacap PA Kajen PA Purbalingga PA Jepara PA Cilegon PA Jember PA Purwokerto PA Pamekasan PA Wonosobo PA Kotabumi PA Maninjau PA Karawang Halaman 6 dari 16 halaman
8 4. Data Perkara dicabut karena damai baik oleh Majelis Hakim, oleh Mediator maupun para pihak sepakat mencabut perkara sebelum diperiksa, tiga tahun setelah PERMA Nomor 1 Tahun No Nama Pengadilan Perkara Masuk Tahun Ket a b c d e 1 PA Lubuk Pakam PA Pekan Baru PA Tanjungkarang PA Metro PA Ambarawa PA Banjarnegara PA Cilacap PA Kajen PA Purbalingga PA Jepara PA Cilegon PA Jember PA Purwokerto PA Pamekasan PA Wonosobo PA Kotabumi PA Maninjau PA Karawang Halaman 7 dari 16 halaman
9 5. Rekapitulasi Data Kenaikan perkara dan hasil mediasi periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2011 Nomor Nama Pengadilan Agama Perkara Masuk Tahun Perkara Masuk Tahun naik a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u % Perkara Damai Cabut Tahun 1 PA Lubuk Pakam , , ,57 +2,62 2 PA Pekan Baru , , ,58 +1,54 % Perkara Damai Cabut Tahun % Posisi 3Thn setelah PERMA v 3 PA Tanjungkarang , , ,32 4 PA Metro , , ,10 5 PA Ambarawa , , ,38-1,15-1,38-2,00 6 PA Banjarnegara , , ,67 +0,33 7 PA Cilacap , , ,64 +0,34 8 PA Kajen , , ,25-1,67 9 PA Purbalingga , , ,37 +0,68 10 PA Jepara , , ,10 +1,44 11 PA Cilegon , , ,69-1,93 12 PA Jember , , ,27 +0,70 13 PA Purwokerto , , ,16 +1,07 14 PA Pamekasan , , ,98 +0,55 15 PA Wonosobo , , ,50 +1,34 16 PA Kotabumi , , ,92 17 PA Maninjau , , ,82 18 PA Karawang , , ,62-2,04-2,31-0,79 JUMLAH , , ,59 +0,38 Halaman 8 dari 16 halaman
10 G. BAHASAN DATA 1. Kenaikan Perkara Membahas peningkatan jumlah perkara yang masuk pada 18 Pengadilan Agama dari Tahun 2006 sampai 2011 sebagaimana telah tersaji pada Data 1 dan Data 2 di atas, tidak dianalisis satu persatu dari Pengadilan Agama tersebut, melainkan dijadikan satu (digabung). Tiap tahun terlihat secara jelas peningkatan sebagai berikut: Tahun Perkara Masuk Angka Kenaikan Prosentase Kenaikan ,20% ,33% ,47% ,58% ,68% Prosentase kenaikan rata-rata Pertahun 12,85% Diagram Peningkatan Perkara tahun Halaman 9 dari 16 halaman
11 Kalau melihat periode yang sama antara tiga tahun sebelum PERMA Nomr 1 Tahun 2008 ( ) dengan tiga tahun sesudahnya ( ), sebagaimana pada data 5, peningkatan pertambahan perkara tinggi sekali. perkara masuk tahun = perkara masuk tahun = Ada peningkatan 45,86%... x 100% ) perkara perkara DiagramPerkara Masuk 3 tahun sebelum dan sesudah PERMA Nomor 1 Tahun sebelum sesudah Penyebab faktor kenaikan Prediksi penyebab / faktor kenaikan jumlah perkara terutama Perceraian karena : a. Bertambahnya jumlah penduduk pada usia perkawinan, sehingga berpotensi adanya perceraian; b. Masyarakat sudah sadar hukum, ingin menyelesaikan persoalan rumah tangganya dengan legal formal; c. Pelayanan Pengadilan Agama yang semakin baik dan akuntable; d. Biaya perkara yang transparan dan terjangkau; e. Kepercayaan masyarakat pada Pengadilan Agama makin meningkat; Halaman 10 dari 16 halaman
12 2. Hasil Mediasi Berbagai upaya dan usaha Pengadilan untuk menyelesaikan sengketa para pihak dengan cara mendamaikan telah dilakukan baik melalui Majelis Hakim langsung, maupun melalui lembaga Mediasi dan Lembaga Hakam, namun hasilnya belumlah memenuhi apa yang diharapkan, apalagi untuk mengurangi tumpukan perkara. Gencarnya Mahkamah Agung memberlakukan PERMA Nomor 1 tahun 2008 yang merupakan penyempurnaan dari PERMA Nomor 2 tahun 2003 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan sebagai Penguatan dari perintah Undang-undang (UU Nomor 7 tahun 1989 pasal 82) dan R Bg pasal 154 serta HIR pasal 130, namun hasilnya belum juga memuaskan dan belum dapat mengurangi tumpukan perkara di Pengadilan. Berikut ini disajikan data-data tentang hasil perlaksanaan Mediasi dari 18 Pengadilan Agama yang diambil 3 (tiga) tahun sebelum dan sesudah PERMA Nomr 1 tahun Data tidak dipisah antara apakah perkara dicabut / damai itu karena hasil dari usaha Majelis Hakim atau oleh Mediator atau oleh Hakamain atau karena mereka damai sendiri. a. 3 (tiga) tahun sebelum PERMA Nomor 1 tahun 2008 No Tahun Perkara Masuk Perkara dicabut Damai Prosen tase ,31% ,08% ,24% ,21% Halaman 11 dari 16 halaman
13 b. 3 (tiga) tahun setelah PERMA Nomor 1 tahun 2008 No Tahun Perkara Masuk Perkara dicabut Damai Prosen tase ,55% ,62% ,59% ,59% Diagram perimbangan perkara masuk dan perkara yang dicabut karena damai 3 tahun sebelum PERMA Nomor 1 tahun 2008 dan 3 tahun sesudahnya. Diagram prosentase Hasil Mediasi dalam penyelesaian perkara tahun ,0% 5,0% 5,31% 5,08% 5,24% 5,55% 5,62% 5,59% 4,0% 3,0% 2,0% 1,0% Halaman 12 dari 16 halaman
14 Membaca tabel data dan Diagram di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prosentase keberhasilan Mediasi 3 tahun sebelum PERMA nomor 1 tahun 2008 adalah 5,21% dari perkara masuk, sedangkan 3 tahun sesudahnya (periode yang sama) adalah 5,59%. Ini berarti peningkatan hanya 0,38%. Apabila dipisah antara perkara yang dicabut / damai karena hasil Mediator dengan hasil perdamaian oleh majelis atau oleh Hakamain dan karena pihak itu sendiri diluar tiga hal itu, maka dapat dipastikan angkanya akan sangat kecil sekali. H. ANALISA DATA TERKAIT DENGAN PENUMPUKAN PERKARA Telah diketahui bahwa peningkatan jumlah perkara masuk tiap tahun lebih kurang dari 13%. Jangan lupa bahwa pertambahan 13% lebih itu bukan pertambahan deret tambah dari tahun yang tetap. Seperti tahun 2006, melainkan pertambahan 13% lebih itu adalah pertambahan dari tahun terakhir (tahun bergerak dan berjalan) sehingga tidak sampai 5 tahun kedepan angka pertambahan itu sudah akan mencapai 100% lebih. sedangkan keberhasilan usaha perdamaian hanya 5 sampai 6% pertahun, berarti ada 7% lebih setahun perkara yang bertambah untuk ditangani. Pertambahan lebih 7% pertahun itu berpotensi besar untuk menambah sisa perkara akhir tahun (tumpukan) diluar sisa yang rutin. Keadaan ini akan semakin berat karena pengangkatan Hakim baru sangat terbatas, belum lagi dikurangi oleh beberapa orang Hakim yang pensiun tiap tahunnya. Secara teori bahwa pengintegrasian mediasi kedalam proses beracara di Pengadilan dapat menjadi salah satu instrumen efektif mengatasi masalah penumpukan perkara di Pengadilan. Akan tetapi prakteknya Pengintegrasian Mediasi kedalam proses beracara itu justru menambah penumpukan perkara karena : 1. Dari segi waktu, proses mediasi memberi waktu 40 hari dan dapat diperpanjang 14 hari, berarti maksimal 54 hari. Keadaan ini otomatis memperpanjang waktu penyelesaian perkara. Halaman 13 dari 16 halaman
15 2. Majelis Hakim seharusnya sudah bisa langsung memeriksa perkara itu, tetapi harus ditunda karena memberi kesempatan para pihak untuk mengikuti mediasi dan menunggu laporan Mediator tentang hasil mediasi itu. 3. Perkara masuk kian hari kian bertambah, sementara perkara yang masuk hari sebelumnya belum diperiksa karena proses Mediasi. 4. Penambahan tenaga Hakim dan Panitera Pengganti tidak seimbang dengan kenaikan perkara masuk. Ketua PN Stabat Diah Sulastri Dewi dalam Loka Karya Mediasi di Nusa Dua Bali tanggal 22 Nopember 2012 mengatakan, Dari segi konsep dan Peraturan Mediasi di Indonesia lebih maju. Meski demikian faktanya justru Indonesia ditinggal dalam hal inplementasi mediasi. Keberhasilan mediasipun masih jauh dari harapan. Kenapa ini bisa terjadi? Mengapa keberhasilan Mediasi di Indonesia merangkak dan merayap?, Loka Karya diselenggarakan Ditjen Badilag bersama Family Court of Australia. I. ALTERNATIF SOLUSI Untuk mengatasi kesenjangan / jurang yang dalam antara jumlah perkara yang masuk dengan Produktifitas Pengadilan / Hakim dalam menghasilkan Putusan dapat ditempuh dengan berbagi alternatif sebagai berikut : 1. Penyederhanaan Administrasi Perkara Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar Pengadilan Agama kekurangan tenaga teknis, tidak imbang dengan jumlah atau volume pekerjaan. Umumnya Panitera Pengganti merangkap pekerjaan, membuat laporan, menulis Register, mengikuti Sidang, membuat Berita Acara, Minutasi, menjilid, sedangkan perkara sangat banyak, sehingga sebenarnya wajar jika kalau ada Berita Acara perkara yang terlambat, hal ini berdampak langsung pada percepatan pembuatan Putusan. Apabila administrasi perkara dapat disederhanakan, maka tentu tidak akan banyak waktu untuk mengerjakannya, sehingga dapat konsentrasi pada pembuatan Berita Acara Sidang, yang akhirnya ikut mempercepat penyelesaian perkara. Halaman 14 dari 16 halaman
16 2. Penambahan Personil tenaga Teknis Sebenarnya sulit untuk dirasionalkan, jika Pengadilan Agama Klas IB apalagi Klas IA yang jumlah personilnya masih dibawah 30 orang dan itu sudah termasuk Hakim, Tenaga Kepaniteraan, Tenaga Kesekretariatan, Staf dan Tenaga honor. Penambahan karyawan (PNS) sangat dibutuhkan dan dinantikan oleh setiap Pengadilan Agama. 3. Penambahan jumlah Hakim Dengan pertambahan perkara masuk tiap tahun yang sangat tinggi, maka sekarang apalagi beberapa tahun kedepan tidak seimbang lagi rasio antara Hakim dengan jumlah perkara. Idealnya 1 orang Hakim menangani perkara ratarata pertahun. Tetapi sekarang banyak Pengadilan Agama terutama di Jawa yang rasionya lebih, terutama di Pengadilan Agama Klas IB apalagi Klas IA. o PA yang perkaranya > pertahun, hakim 15 orang=1:400 o PA yang perkaranya > pertahun, hakim 15 orang=1:333 o PA yang perkaranya > pertahun, hakim 15 orang=1:266 o PA yang perkaranya > pertahun, hakim 15 orang=1:200 Kiranya dapat dibayangkan apabila pada Pengadilan Agama tersebut jumlah Hakimnya kurang dari 15 orang. 4. Pemerataan Penempatan Tenaga Hakim Pemerataan dimaksud disini bukan sama jumlahnya antara Pengadilan Agama yang satu dengan Pengadilan Agama yang lain. Tetapi yang dimaksud adalah keseimbangan rasio antara Hakim dengan jumlah perkara. o Hakim PA Klas IA di Jawa minimal 18 orang, idealnya 24 orang. o Hakim PA Klas IA luar Jawa minimal 12 orang, idealnya 18 orang. o Hakim PA Klas IB di Jawa minimal 12 orang, idealnya 18 orang. o Hakim PA Klas IB luar Jawa minimal 9 orang, idealnya 12 orang. o Hakim PA Klas II di Jawa minimal 9 orang, idealnya 12 orang. o Hakim PA Klas II luar Jawa minimal 6 orang, idealnya 9 orang. Halaman 15 dari 16 halaman
17 5. Pelaksanaan Mediasi di Pengadilan Agama disesuaikan dengan keadaan Untuk Pengadilan Agama pelaksanaan Mediasi hanya terhadap perkara yang bersifat kebendaan, seperti Perkara Waris, pembagian harta bersama, Wakaf, Hibah, dan Ekonomi Syariah. Sedangkan terhadap perkara perceraian cukup mengoptimalkan peran Majelis Hakim dalam upaya mendamaikan (vide pasal 82 UU Nomor 7 tahun 1989). J. KESIMPULAN DAN PENUTUP 1. Kesimpulan Bahwa inti dari tujuan makalah ini adalah memperkuat komitmen Pengadilan Agama untuk dapat meningkatkan Pelayanan Prima pada masyarakat Pencari Keadilan dengan cara Penyederhanaan Administrasi, Penambahan dan Penempatan tenaga Teknis dan Hakim sesuai dengan rasio perkara, sehingga masyarakat nyaman dilayani dan Personil Pengadilan Agama juga nyaman melayani. 2. Penutup Dengan kesadaran yang tinggi mengakui bahwa makalah ini jauh dari sempurna, namun diharapkan dari apa yang tersaji di atas dapat memperjelas apa yang sedang dan akan kita hadapi dalam tugas, semoga dapat bermanfaat. Wallohu a lam bisshowab. Halaman 16 dari 16 halaman
BAB I PENDAHULUAN. lain sebagainya. Dari pengertian diatas jika kita melihat di lapangan maka
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pengadilan Agama adalah sebuah lembaga hukum yang dibentuk untuk menyelesaikan sengketa di masyarakat dalam hal perceraian, waris, gonogini,dan lain sebagainya. Dari
Lebih terperinciBAB IV. A. Analisa terhadap Prosedur Mediasi di Pengadilan Agama Bangkalan. cepat dan murah dibandingkan dengan proses litigasi, bila didasarkan pada
BAB IV ANALISA TERHADAP PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA BANGKALAN DITINJAU DARI PERATURAN MAHKAMAH AGUNG RI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN A. Analisa terhadap Prosedur Mediasi
Lebih terperinciBeberapa Catatan tentang Perubahan. pada Buku II Edisi Revisi 2009
Sekilas Buku II Beberapa Catatan tentang Perubahan pada Buku II Edisi Revisi 2009 Bagi tenaga teknis peradilan (hakim dan kepaniteraan), keberadaan Buku Pedoman Teknis Administrasi dan Teknis Peradilan
Lebih terperinciADMINISTRASI PERKARA KEPANITERAAN PERDATA DI PENGADILAN NEGERI SIBOLGA
ADMINISTRASI PERKARA KEPANITERAAN PERDATA DI PENGADILAN NEGERI SIBOLGA No. KEGIATAN INDIKATOR TARGET KINERJA KET HARI I II III I I KEPANITERAAN PERKARA DI PENGADILAN NEGERI. Pendaftaran gugatan dan permohonan
Lebih terperinciDrs. H. Zulkarnain Lubis, MH BAGIAN KEPANITERAAN Judul SOP Pelaksanaan Persidangan Perkara Gugatan Cerai Gugat
PENGADILAN AGAMA SIMALUNGUN JLN. ASAHAN KM. 3 TELP/FAX (0622) 7551665 E-MAIL : pasimalungun@gmail.com SIMALUNGUN Nomor SOP W2-A12/ /OT.01.3/I/2017 Tanggal Pembuatan 28 Maret 2016 Tanggal Revisi 03 Januari
Lebih terperinciAdapun dari sisi materi, perubahan materi buku II Edisi Revisi 2009, dibandingkan dengan Buku II Edisi 2009, adalah sebagai berikut :
Perubahan Materi Adapun dari sisi materi, perubahan materi buku II Edisi Revisi 2009, dibandingkan dengan Buku II Edisi 2009, adalah sebagai berikut : 1. Penambahan 1 (satu) poin pada bagian Teknis Administrasi,
Lebih terperinciPANDUAN WAWANCARA. proses mediasi terhadap perkara perceraian? b. Apa ada kesulitan dalam menerapkan model-model pendekatan agama?
PANDUAN WAWANCARA Mediator: 1. Apa saja model-model Pendekatan Agama dalam proses mediasi terhadap perkara perceraian? a. Bagaimana cara menerapkan model-model pendekatan agama dalam proses mediasi terhadap
Lebih terperinciUPAYA PENYELESAIAN PERKARA MELALUI PERDAMAIAN PADA PENGADILAN AGAMA, KAITANNYA DENGAN PERAN BP4 1. Oleh. Wahyu Widiana 2
1 UPAYA PENYELESAIAN PERKARA MELALUI PERDAMAIAN PADA PENGADILAN AGAMA, KAITANNYA DENGAN PERAN BP4 1 Oleh Wahyu Widiana 2 PENDAHULUAN Penyelesaian perkara di Pengadilan Agama (PA) melalui perdamaian merupakan
Lebih terperinciPERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Nomor : 02 Tahun 2003 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA
KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Nomor : 02 Tahun 2003 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa pengintegrasian
Lebih terperinciPERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2003 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIIK INDONESIA,
PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2003 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pengintegrasian mediasi ke dalam proses beracara
Lebih terperinciPERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2008 Tentang PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2008 Tentang PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. Bahwa mediasi merupakan salah satu proses penyelesaian
Lebih terperinciADMINISTRASI MEDIASI DI PENGADILAN
ADMINISTRASI MEDIASI DI PENGADILAN Hj.D.S.DEWI,S.H.,M.H HAKIM MEDIATOR PN.JAKARTA BARAT PELATIHAN MEDIATOR Alur Mediasi Awal Litigasi Surat Gugatan Pemeriksaan kelengkapan berkas dan taksiran biaya + biayapanggilan
Lebih terperinciA. Analisis Proses Pelaksanaan Mediasi di Pengadilan Agama Purwodadi
BAB IV ANALISIS A. Analisis Proses Pelaksanaan Mediasi di Pengadilan Agama Purwodadi Berdasarkan apa yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya dapat diketahui bahwa secara umum mediasi diartikan sebagai
Lebih terperincidengan hukum atau yang tidak dapat dilaksanakan atau yang memuat iktidak tidak baik (Pasal 17 ayat 3).
MAKALAH : JUDUL DISAMPAIKAN PADA : MEDIASI DAN GUGAT REKONPENSI : FORUM DISKUSI HAKIM TINGGI MAHKAMAH SYAR IYAH ACEH PADA HARI/ TANGGAL : SELASA, 7 FEBRUARI 2012 O L E H : Dra. MASDARWIATY, MA A. PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS. A. Status Hakam Berdasarkan Pasal 76 ayat (2) UU. No. 07 Tahun 1989
55 BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS A. Status Hakam Berdasarkan Pasal 76 ayat (2) UU. No. 07 Tahun 1989 Undang undang No. 7 Tahun 1989 khususnya pasal 76 ayat (2) mengatur tentang hakam. Pasal tersebut
Lebih terperinciAlur Mediasi Awal Litigasi
Alur Mediasi Awal Litigasi Surat Gugatan Pemeriksaan kelengkapan berkas dan taksiran biaya + biayapanggilan mediasi Membayar ongkos Majelis Menentukan Hari Sidang KPN menunjuk Majelis Hakim Diberi No.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KRITERIA HAKIM MEDIATOR DALAM UPAYA EFEKTIFISASI MEDIASI PERKARA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA KAJEN
BAB IV ANALISIS KRITERIA HAKIM MEDIATOR DALAM UPAYA EFEKTIFISASI MEDIASI PERKARA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA KAJEN A. Analisis Kriteria Hakim Mediator di Pengadilan Agama Kajen Semua hakim di Pengadilan
Lebih terperinciMEDIASI DI PENGADILAN DAN ASAS PERADILAN
MEDIASI DI PENGADILAN DAN ASAS PERADILAN SEDERHANA, CEPAT DAN BIAYA RINGAN Oleh Drs. Siddiki Dengan ditetapkannya Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia (Perma) Nomor 01 Tahun 2008 tentang Prosedur
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam masyarakat diselesaikan secara musyawarah mufakat. Peradilan sebagai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perselisihan atau pertengkaran (sengketa) merupakan suatu keadaan yang lazimnya tidak dikehendaki oleh setiap orang, namun pada dasarnya perselisihan dalam masyarakat diselesaikan
Lebih terperinciDrs. H. Zulkarnain Lubis, MH BAGIAN KEPANITERAAN Judul SOP Pencabutan Perkara Tingkat Pertama
PENGADILAN AGAMA SIMALUNGUN JLN. ASAHAN KM. 3 TELP/FAX (0622) 7551665 E-MAIL : pasimalungun@gmail.com SIMALUNGUN Nomor SOP W2-A12/ /OT.01.3/I/2017 Tanggal Pembuatan 28 Maret 2016 Tanggal Revisi 03 Januari
Lebih terperinciBAB III IMPLEMENTASI PERMA NO.1 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN DALAM PERKARA PERCERAIAN (STUDI DI PENGADILAN AGAMA KOTA SEMARANG)
37 BAB III IMPLEMENTASI PERMA NO.1 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN DALAM PERKARA PERCERAIAN (STUDI DI PENGADILAN AGAMA KOTA SEMARANG) A. Sekilas Tentang Pengadilan Agama Kota Semarang
Lebih terperinciDalam melaksanakan tugasnya, Kelompok Kerja telah melakukan kegiatan-kegiatan untuk menyelesaikan proses penyusunan revisi PERMA tersebut.
MEDIASI Pengertian Mediasi adalah proses penyelesaian sengketa melalui proses perundingan atau mufakat para pihak dengan dibantu oleh mediator yang tidak memiliki kewenangan memutus atau memaksakan sebuah
Lebih terperinciSILABUS SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI PENGADILAN AGAMA (SIADPA Plus) PADA KOMPETENSI TENAGA TEKNIS PERADILAN AGAMA
SILABUS SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI PENGADILAN AGAMA (SIADPA ) PADA KOMPETENSI TENAGA TEKNIS PERADILAN AGAMA DIREKTORAT PEMBINAAN ADMINISTRASI PERADILAN AGAMA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA
Lebih terperinciSURAT KESEPAKATAN PERDAMAIAN TERINTEGRASI DALAM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA
SURAT KESEPAKATAN PERDAMAIAN TERINTEGRASI DALAM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA I. PENDAHULUAN Bahwa dalam beracara di Pengadilan Agama tidak mesti berakhir dengan putusan perceraian karena ada beberapa jenis
Lebih terperinciBAB IV EFEKTIVITAS MEDIASI PADA PERKARA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA BONDOWOSO 4 TAHUN SESUDAH BERLAKUNYA PERMA NOMOR 1 TAHUN 2008
Edited with the trial version of 61 BAB IV EFEKTIVITAS MEDIASI PADA PERKARA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA BONDOWOSO 4 TAHUN SESUDAH BERLAKUNYA PERMA NOMOR 1 TAHUN 2008 A. Analisis Pelaksanaan Mediasi
Lebih terperinciMEDIASI. Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan
MEDIASI Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN Dasar Hukum : Pasal 130 HIR Pasal 154 RBg PERMA No. 1 tahun 2016 tentang Prosedur
Lebih terperinciDra. Hj. Ernida Basry, M.H NIP PANITERA Judul SOP Pencabutan Perkara Tingkat Pertama
mor SOP SOP.D.02A Tanggal Pembuatan 01 Januari 2016 Tanggal Revisi Tanggal Efektif 01 April 2016 Disahkan Oleh Ketua DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA PENGADILAN AGAMA BEKASI KELAS I B Dra. Hj.
Lebih terperinciPROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA
Tempat Pendaftaran : BAGAN PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA Pengadilan Agama Brebes Jl. A.Yani No.92 Telp/ fax (0283) 671442 Waktu Pendaftaran : Hari Senin s.d. Jum'at Jam 08.00 s.d 14.00 wib PADA PENGADILAN
Lebih terperinciMahkamah Agung yang berfungsi untuk melaksanakan kekuasaan. wewenang yang dimiliki Pengadilan Agama yaitu memeriksa, mengadili,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peradilan Agama merupakan salah satu badan peradilan di bawah Mahkamah Agung yang berfungsi untuk melaksanakan kekuasaan kehakiman dalam lingkup khusus. 1 Kekhususan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahagia dan kekal yang dijalankan berdasarkan tuntutan agama. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT, manusia dibekali dengan keinginan untuk melakukan pernikahan, karena pernikahan itu adalah salah satu faktor
Lebih terperinciPENGADILAN AGAMA JAKARTA BARAT Jl. Pesanggrahan Raya No.32 Kembangan Jakarta Barat Telp./Fax. (021) sd. 95
\ PENGADILAN AGAMA JAKARTA BARAT Jl. Pesanggrahan Raya No.32 Kembangan Jakarta Barat 11610 Telp./Fax. (021) 58352092 sd. 95 E-Mail: info@pa-jakartabarat.go.id ; Website: www.pa-jakartabarat.co.id A. Dasar
Lebih terperinciBAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA
BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA A. Paparan Data 1. Deskripsi Lokasi Penelitian Sejarah Berdirinya Pengadilan Agama Kabupaten Malang Pengadilan Agama Kabupaten Malang mulai melaksanakan kegiatannya pada
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PERMA NOMOR 1 TAHUN 2008 DENGAN PERMA NOMOR 1 TAHUN 2016 PADA PROSES MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA TUBAN
BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PERMA NOMOR 1 TAHUN 2008 DENGAN PERMA NOMOR 1 TAHUN 2016 PADA PROSES MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA TUBAN A. Analisis Perbedaan PERMA No. 1 Tahun 2008 dengan PERMA No. 1 Tahun
Lebih terperinciPENGGUGAT/ KUASANYA. Ketua Pengadilan Negeri menunjuk Majelis Hakim, dan Panitera menunjuk Panitera Pengganti. Kepaniteraan
PROSES PENYELESAIAN PERKARA PIDANA DI PENGADILAN NEGERI PROSES PENYELESAIAN PERKARA PERDATA DI PENGADILAN NEGERI KEJAKSAAN NEGERI KEPANITERAAN PIDANA PENGGUGAT/ KUASANYA KEPANITERAAN PERDATA Berkas diterima
Lebih terperinciIS BAT WAKAF SEBAGAI PERLINDUNGAN HUKUM ATAS
BAB III IS BAT WAKAF SEBAGAI PERLINDUNGAN HUKUM ATAS WAKAF TANAH YANG BELUM BERSERTIFIKAT A. Kewenangan Peradilan Agama Tugas dan kewenangan peradilan agama sangat terkait dengan kekuasaan peradilan dalam
Lebih terperinciDrs. H. Zulkarnain Lubis, MH BAGIAN KEPANITERAAN Judul SOP Pelaksanaan Persidangan Perkara Gugatan Cerai Talak
PENGADILAN AGAMA SIMALUNGUN JLN. ASAHAN KM. 3 TELP/FAX (0622) 7551665 E-MAIL : pasimalungun@gmail.com SIMALUNGUN Nomor SOP W2-A12/ /OT.01.3/I/2017 Tanggal Pembuatan 28 Maret 2016 Tanggal Revisi 03 Januari
Lebih terperinciSEKITAR PENCABUTAN GUGATAN Oleh : H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu
1 SEKITAR PENCABUTAN GUGATAN Oleh : H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu Pencabutan gugatan atau pencabutan perkara dalam perkara perceraian di Pengadilan Agama sering sekali dilakukan oleh
Lebih terperinciDitulis oleh Administrator Jumat, 05 Oktober :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 05 Oktober :47
Pengertian Mediasi Mediasi adalah proses penyelesaian sengketa melalui proses perundingan atau mufakat para pihak dengan dibantu oleh mediator yang tidak memiliki kewenangan memutus atau memaksakan sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dikodratkan oleh sang pencipta menjadi makhluk sosial yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dikodratkan oleh sang pencipta menjadi makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dari sifat manusia inilah maka akan timbul suatu interaksi antara manusia
Lebih terperinciSURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA LAMONGAN Nomor : W13-A7/2/OT.00/SK/I/2016
SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA LAMONGAN Nomor : W13-A7/2/OT.00/SK/I/2016 TENTANG : REVIU INDIKATOR KINERJA UTAMA PENGADILAN AGAMA LAMONGAN TAHUN 2016 KETUA PENGADILAN AGAMA LAMONGAN Menimbang :
Lebih terperinciBAB III AKUNTABILITAS KINERJA
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Kinerja Organisasi Akuntabilitas kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setelah melakukan musyawarah dengan para shahabatnya. pikiran, gagasan ataupun ide, termasuk saran-saran yang diajukan dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sistem hukum Islam mediasi dikenal dengan Musyawarah, yang dimaksudkan musyawarah disini adalah urusan peperangan dan hal-hal yang bersifat duniawiyah, seperti
Lebih terperincidiajukan oleh pihak :
------Pengadilan Agama Poso yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama telah menjatuhkan penetapan atas perkara Cerai Talak yang diajukan oleh pihak :-------------------------------------------------------------------------------
Lebih terperinciP U T U S A N NOMOR 000/Pdt.G/2015/PTA.Btn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N NOMOR 000/Pdt.G/2015/PTA.Btn ΟŠÏm 9$# uη q 9$#É!$#ÇΟó Î0 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Banten yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada
Lebih terperinciKETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA
KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01 TAHUN 2008 Tentang PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. Bahwa mediasi
Lebih terperinci4. SOP KEPANITERAAN PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA PENGADILAN NEGERI SEMARANG
4. SOP KEPANITERAAN PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA PENGADILAN NEGERI SEMARANG I. Prosedur pendaftaran Akta Perjanjian Bersama dan Surat Keterangan Perkara - Prosedur Pendaftaran Perjanjian Bersama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks masalah Pernikahan merupakan salah satu bentuk hubungan yang dijalani manusia sebagai makhluk sosial, pernikahan dijalani untuk dapat memiliki teman hidup bersama, berbagi
Lebih terperinciPengertian Mediasi. Latar Belakang Mediasi. Dasar hukum pelaksanaan Mediasi di Pengadilan adalah Peraturan Mahkamah Agung RI No.
Pengertian Mediasi Mediasi adalah proses penyelesaian sengketa melalui proses perundingan atau mufakat para pihak dengan dibantu oleh mediator yang tidak memiliki kewenangan memutus atau memaksakan sebuah
Lebih terperinciLangkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon (Suami) atau kuasanya :
Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon (Suami) atau kuasanya : 1. a. Mengajukan permohonan secara tertulis atau lisan kepada pengadilan agama/mahkamah syar iyah (Pasal 118 HIR, 142 R.Bg jo Pasal
Lebih terperinciPERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Drs. H. Thabrani,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kredit macet merupakan masalah yang sangat penting dalam sejarah perbankan Indonesia terutama pada tahun 1999-2004. Banyaknya bank yang dilikuidasi sebagai
Lebih terperinciNomor: 0220/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA LAWAN
SALINAN PENETAPAN Nomor: 0220/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Sungai Penuh yang memeriksa dan mengadili perkara perdata
Lebih terperinci1. Contoh Akta Perdamaian/Putusan Perdamaian :
1. Contoh Akta Perdamaian/Putusan Perdamaian : AKTA PERDAMAIAN Pada hari ini :, tanggal, dalam persidangan Pengadilan Negeri Sragen yang terbuka untuk umum yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara
Lebih terperinciPendahuluan BAB I PENDAHULUAN A. KEBIJAKAN UMUM PERADILAN. Laporan Tahunan Pengadilan Agama Kotabumi
Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN A. KEBIJAKAN UMUM PERADILAN Pengadilan Agama Kotabumi dalam melaksanakan tugas dan wewenang selalu berupaya mewujudkan peningkatan kinerja terutama dalam memberikan pelayanan
Lebih terperinciMakalah Rakernas MA RI
Makalah Rakernas MA RI 2011 1 BEBERAPA CATATAN DARI TUADA ULDILAG BAHAN RAKERNAS MARI SEPTEMBER 2011 A. Pengantar Berhubung saya dalam kondisi sakit, maka saya hanya memberi catatan-catatan yang saya anggap
Lebih terperinciP U T U S A N. NOMOR 0004/Pdt.G/2017/PTA.Plk. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N NOMOR 0004/Pdt.G/2017/PTA.Plk. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Palangka Raya yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu dalam tingkat banding
Lebih terperinciALUR PENDAFTARAN GUGATAN PERMOHONAN DI PENGADILAN NEGERI
ALUR PENDAFTARAN GUGATAN PERMOHONAN DI PENGADILAN NEGERI LUBUK PAKAM PERMOHAN Meja I Pendaftaran Permohonan &Kelengkapan Berkas & Menghitung Panjar Biaya Perkara Meja II Registrasi Perkara dan Kelengkapannya
Lebih terperinciRUMUSAN HASIL KOMISI BIDANG TEKNIS YUSTISIAL. : 1. Pengarahan Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama MARI
RUMUSAN HASIL KOMISI BIDANG TEKNIS YUSTISIAL Rapat Kerja Daerah Pengadilan Tinggi Agama dengan Pengadilan Agama se wilayah Pengadilan Tinggi Agama Banten, dengan tema Meningkatkan peran Pengadilan Tinggi
Lebih terperinciSEKITAR PEMERIKSAAN SETEMPAT DAN PERMASALAHANNYA ( Oleh : H. Sarwohadi, S.H.,M.H. Hakim Tinggi PTA Mataram )
SEKITAR PEMERIKSAAN SETEMPAT DAN PERMASALAHANNYA ( Oleh : H. Sarwohadi, S.H.,M.H. Hakim Tinggi PTA Mataram ) A. Pendahuluan : 1. Pengertian Pemeriksaan Setempat Pemeriksaan Setempat atau descente ialah
Lebih terperinciDOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA KAB. MALANG TAHUN
DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA KAB. MALANG TAHUN 2015-2019 PENGADILAN AGAMA KABUPATEN MALANG Jl. Panji No. 202 Kepanjen Malang Telp (0341) 397200 Faks. (0341) 395786 email. Pa.kab.malang@gmail.com
Lebih terperinciALASAN PERCERAIAN DAN PENERAPAN PASAL 76 UU NO.7 TAHUN 1989 YANG DIUBAH OLEH UU NO.3 TAHUN 2006 DAN PERUBAHAN KEDUA OLEH UU NOMOR 50 TAHUN 2009
ALASAN PERCERAIAN DAN PENERAPAN PASAL 76 UU NO.7 TAHUN 1989 YANG DIUBAH OLEH UU NO.3 TAHUN 2006 DAN PERUBAHAN KEDUA OLEH UU NOMOR 50 TAHUN 2009 Oleh Drs. H. Jojo Suharjo ( Wakil Ketua Pengadilan Agama
Lebih terperinciBAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN
BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Pengadilan Agama Tulungagung sebelum merdeka yakni berkisar pada tahun 1882 sampai 1945 berada dalam naungan Depertemen Van Justitie yang
Lebih terperinciPEMERIKSAAN GUGATAN SEDERHANA (SMALL CLAIM COURT)
PEMERIKSAAN GUGATAN SEDERHANA (SMALL CLAIM COURT) di INDONESIA Oleh : Wasis Priyanto Ditulis saat Bertugas di PN Sukadana Kab Lampung Timur Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) nomor 2 Tahun 2015 tentang Tata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keperdataan. Dalam hubungan keperdataan antara pihak yang sedang berperkara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia selain merupakan makhluk individu, juga berperan sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia dituntut untuk dapat melakukan kerjasama dengan
Lebih terperinciBAB III TAHAPAN DAN PROSES MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA PANDEGLANG
BAB III TAHAPAN DAN PROSES MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA PANDEGLANG A. Pelaksanaan Mediasi di Pengadilan Agama Pandeglang Berdasarkan hasil wawancara dengan Nuning selaku Panitera di Pengadilan Agama Pandeglang
Lebih terperinciPerkara Tingkat Pertama Cerai Gugat. Langkah-langkah yang harus dilakukan Penggugat (Istri) atau kuasanya :
Perkara Tingkat Pertama Cerai Gugat Langkah-langkah yang harus dilakukan Penggugat (Istri) atau kuasanya : 1. a. Mengajukan gugatan secara tertulis atau lisan kepada pengadilan agama/mahkamah syar iyah
Lebih terperinciPENERAPAN PERMA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG MEDIASI DALAM PERSIDANGAN DI PENGADILAN AGAMA Oleh : H. Sarwohadi, SH, MH (Hakim Tinggi PTA Bengkulu)
PENERAPAN PERMA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG MEDIASI DALAM PERSIDANGAN DI PENGADILAN AGAMA Oleh : H. Sarwohadi, SH, MH (Hakim Tinggi PTA Bengkulu) A. Pendahuluan Lahirnya Perma Nomor 1 Tahun 2008 Tentang
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) Tahun 2015 s.d. 2019
RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) Tahun 2015 s.d. 2019 PENGADILAN AGAMA MAGELANG Jl. Sunan Giri, Kel. Jurangombo Selatan Kec. Magelang Selatan, Kota Magelang, Jawa Tengah Telp/Fax. (0293) 3148500 / 3148400
Lebih terperinciProsedur berperkara pada Pengadilan Agama Sungai Penuh, adalah sebagai berikut:
Prosedur Berperkara Prosedur berperkara pada Pengadilan Agama Sungai Penuh, adalah sebagai berikut: Tempat Pendaftaran : Kantor Pengadilan Agama Sungai Penuh Jl. Depati Parbo, Kota Sungai Penuh, Jambi
Lebih terperinciP U T U S A N Nomor : xx/pdt.g/2012/ms-aceh DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. putusan sebagai berikut dalam perkara antara :
P U T U S A N Nomor : xx/pdt.g/2012/ms-aceh DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Mahkamah Syar iyah Aceh yang mengadili perkara Cerai Gugat pada tingkat banding dalam persidangan Majelis Hakim
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum empiris, yaitu berdasarkan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum empiris, yaitu berdasarkan data dan fakta yang ada dengan berupaya dan meneliti dilapangan bagaimana bekerjanya
Lebih terperinciSTANDAR PELAYANAN PADA BADAN PERADILAN AGAMA (KMA
STANDAR PELAYANAN PADA BADAN PERADILAN AGAMA (KMA Nomor 026/KMA/SK/II/2012) A. Dasar Hukum 1. HIR/Rbg 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan 3. Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pengadilan Negeri Bangli merupakan Peradilan Tingkat Pertama yang berada dibawah kekuasaan Mahkamah Agung Republik Indonesia sebagai salah satu penyelenggara penegakan
Lebih terperinciP E N E T A P A N Nomor : 0208/Pdt.G/2010/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P E N E T A P A N Nomor : 0208/Pdt.G/2010/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kelas I A Bengkulu yang memeriksa dan mengadili perkara perdata
Lebih terperinciPENETAPAN. NOMOR 58/Pdt.G/2013/PA.Pts DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Hulu, sebagai Penggugat; MELAWAN
PENETAPAN NOMOR 58/Pdt.G/2013/PA.Pts DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Putussibau yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama telah menjatuhkan penetapan
Lebih terperinciREKAPITULASI TEMUAN PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS POLA BINDALMIN DAN HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA TAHUN 2009 TEMUAN - TEMUAN
REKAPITULASI TEMUAN PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS POLA BINDALMIN DAN HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA TAHUN 2009 TEMUAN - TEMUAN NO. POLA BINDALMIN NO. HUKUM ACARA JURNAL KEUANGAN PERKARA 1 Tambahan
Lebih terperinciP U T U S A N Nomor <No Prk>/Pdt.G/2017/PTA.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N Nomor /Pdt.G/2017/PTA.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada tingkat banding, dalam
Lebih terperinciPENGADILAN NEGERI JAKARTA BARAT SOP PENYELESAIAN BERKAS PERKARA GUGATAN
SOP PENYELESAIAN BERKAS PERKARA GUGATAN Mediator H A K I M KETUA / WAKIL KETUA PENGADILAN NEGERI JAKARTA BARAT 1. Menetapkan Majelis Hakim 2. Menetapkan Hakim Mediasi * Melaporkan Mediasi gagal / berhasil
Lebih terperinciSidang Keliling PA Mungkid. Balai Desa Kaliang krik Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Ma gelan g
LAMPIRAN Sidang Keliling PA Mungkid Balai Desa Kaliang krik Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Ma gelan g TRANSKIP WAWANCARA Nama Bagian Jabatan : Drs. Khoerun : Hakim : Hakim Madya Pratama Tanggal : 15
Lebih terperinciP U T U S A N Nomor 000/Pdt.G/2014/PTA.Btn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N Nomor 000/Pdt.G/2014/PTA.Btn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Banten yang memeriksa dan mengadili perkara Isbat Nikah dalam persidangan Majelis tingkat
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. A. Tinjauan Hukum Islam terhadap Cerai Gugat Suami Masuk Penjara
43 BAB IV PEMBAHASAN A. Tinjauan Hukum Islam terhadap Cerai Gugat Suami Masuk Penjara Berdasarkan data yang penulis himpun dari lapangan pada saat observasi secara langsung dan melalui hasil wawancara
Lebih terperinciSTANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PENANGANAN PERKARA PIDANA ACARA BIASA PADA PENGADILAN NEGERI TENGGARONG
PENANGANAN PERKARA PIDANA ACARA BIASA 1. Penerimaan berkas perkara Kepaniteraan Pidana (Petugas Meja I) Pedoman Pelaksanaan Tugas Buku II 1 hari 1. Menerima perkara yang dilimpahkan oleh Penuntut Umum
Lebih terperinciP U T U S A N Nomor <No Prk>/Pdt.G/2017/PTA.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N Nomor /Pdt.G/2017/PTA.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada tingkat banding, dalam
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN TENTANG KEDUDUKAN DAN TUGAS LEMBAGA JURU DAMAI DALAM PENYELESAIAN PERKARA SYIQAQ
59 BAB III TINJAUAN TENTANG KEDUDUKAN DAN TUGAS LEMBAGA JURU DAMAI DALAM PENYELESAIAN PERKARA SYIQAQ A. Kedudukan Mediator dan Hakam Dalam Menyelesaikan Perkara Syiqaq 1) Kedudukan Mediator Dalam Penyelesaian
Lebih terperinciPengadilan Tinggi.). 7. Berkas perkara yang telah ditetapkan Majelis Panitera Muda Pidana,
SOP. K. PIDANA / TENGGANG WAKTU PROSES PENYELESAIAN PERKARA PIDANA ANAK, PENGADILAN TINGGI MEDAN, JUMLAH WAKTU 35 HARI/ JIKA TERDAKWA TIDAK DITAHAN WAKTU 59 HARI Berkas perkara diterima Perdata, diteliti
Lebih terperinciTugas Pokok dan Fungsi. Andrie Irawan, SH., MH Fakultas Hukum Universitas Cokroaminoto Yogyakarta
Tugas Pokok dan Fungsi Andrie Irawan, SH., MH Fakultas Hukum Universitas Cokroaminoto Yogyakarta Struktur Organisasi Ketua Pengadilan Membuat program kerja jangka pendek dan jangka panjang, pelaksanaannya
Lebih terperinciNomor: 0192/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
SALINAN PENETAPAN Nomor: 0192/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Sungai Penuh yang memeriksa dan mengadili perkara perdata
Lebih terperinciSALINAN P U T U S A N Nomor 40/Pdt.G/2012/PA.Sgr. pada tingkat pertama, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut, dalam perkara Cerai
SALINAN P U T U S A N Nomor 40/Pdt.G/2012/PA.Sgr. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Singaraja yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN MEDIASI PADA PERKARA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA BONDOWOSO
39 BAB III PELAKSANAAN MEDIASI PADA PERKARA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA BONDOWOSO A. Gambaran Umum Pengadilan Agama Bondowoso Kabupaten Bondowoso adalah sebuah salah satu kabupaten dalam lingkup Propinsi
Lebih terperinciDRAFT REVISI PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN
DRAFT REVISI PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN 1. PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : ----- TAHUN ---------- TENTANG
Lebih terperinciSTANDAR PELAYANAN PERKARA PERMOHONAN
Lampiran I STANDAR PELAYANAN PERKARA PERMOHONAN 1. Pemohon menyampaikan permohonan kepada Ketua Pengadilan Agama Lamongan. Pengadilan Agama Lamongan mendaftarkan permohonan dalam buku register dan memberi
Lebih terperinciP E N E T A P A N. NOMOR : 138/Pdt.G/2010/PA.Pso BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
1 P E N E T A P A N NOMOR : 138/Pdt.G/2010/PA.Pso BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA -------Pengadilan Agama Poso yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS STUDI KASUS PUTUSAN HAKIM
57 BAB IV ANALISIS STUDI KASUS PUTUSAN HAKIM A. Dasar Pertimbangan Hakim Dalam Putusan N0.251/Pdt.G/2013 PA.Sda Dalam memutuskan setiap Perkara di dalam persidangan hakim tidak serta merta memutuskan perkara
Lebih terperinciTENTANG DUDUK PERKARANYA
P U T U S A N Nomor : 01/Pdt.G/2010/PTA.Pdg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI AGAMA PADANG yang memeriksa dan mengadili perkara perdata tertentu
Lebih terperinciBISMILLAHIRROHMANIRROHIM
P U T U S A N Nomor 0771/Pdt.G/2015/PA.Sit BISMILLAHIRROHMANIRROHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat
Lebih terperinciKEPUTUSAN KETUA PENGADILAN TINGGI AGAMA MEDAN Nomor : W2-A/ 1267 /HK.05/V/2010
KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN TINGGI AGAMA MEDAN Nomor : W2-A/ 1267 /HK.05/V/2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN PERKARA BANDING Di PENGADILAN TINGGI AGAMA MEDAN KETUA PENGADILAN TINGGI AGAMA MEDAN Menimbang :
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. 1. profil pengadilan agama malang. No. 1, Kelurahan Polowijen, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, dengan
BAB IV ANALISIS DATA A. Deskripsi Objek penelitian 1. profil pengadilan agama malang Pengadilan Agama Malang terletak di jalan Raden Panji Suroso No. 1, Kelurahan Polowijen, Kecamatan Blimbing, Kota Malang,
Lebih terperinciPENETAPAN Nomor: 0025/Pdt.G/2013/PA.Ntn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIEM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
PENETAPAN Nomor: 0025/Pdt.G/2013/PA.Ntn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIEM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Natuna yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada tingkat pertama
Lebih terperinciPENGADILAN NEGERI BANGLI LkjIP TAHUN 2015 KATA PENGANTAR
PENGADILAN NEGERI BANGLI LkjIP TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunianya, sehingga penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Lebih terperinciP U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2016/PTA.Btn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2016/PTA.Btn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Banten yang memeriksa dan mengadili perkara Cerai Gugat dalam persidangan majelis tingkat
Lebih terperinci