BAB I PENDAHULUAN ` 1
|
|
- Deddy Budiaman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jalan saling berkaitan dengan perkembangan teknologi yang ditemukan umat manusia. Begitu banyak gambaran nyata tentang kerusakan jalan baik berupa retakan, lubang, ataupun lendutan pada permukaan perkerasan jalan. Peningkatan prasarana jalan sebagai salah satu faktor penting dalam bidang transportasi semakin banyak berkembang. Hal ini dapat dilihat dari pembuatan jalan baru, maupun peningkatan kualitas perkerasan jalan. Peningkatan intensitas beban kendaraan menuntut kualitas bahan perkerasan yang mampu menahan beban tersebut tanpa mengabaikan biaya pembuatan jalan. Bahan yang digunakan untuk pekerjaan pada perkerasan beraspal terdiri atas agregat dan aspal dengan persyaratan mutu dan gradasi yang memenuhi peryaratan tertentu. Sifat agregat merupakan salah satu faktor penentu kemampuan perkerasan jalan memikul beban lalu lintas dan daya tahan terhadap cuaca (Sukirman, 2003). Gradasi merupakan salah satu dari sifat agregat yang berpengaruh terhadap kualitas perkerasan secara keseluruhan. Dalam spesifikasi gradasi agregat terdapat batasan-batasan gradasi yang memberikan pengaruh yang berbeda terhadap karakteristik campuran aspal panas. Berbagai jenis konstruksi perkerasan jalan seperti konstruksi perkerasan lentur dan kaku sudah umum digunakan untuk menghasilkan jalan dengan kualitas yang lebih baik. Konstruksi perkerasan jalan dengan aspal sebagai bahan pengikat disebut konstruksi perkerasan lentur (flexible pavement), (Sukirman, 2003). Struktur pada konstruksi perkerasan jalan terdiri atas beberapa lapisan, yaitu lapisan tanah dasar, lapisan pondasi bawah, lapisan pondasi, dan lapisan permukaan (Dep.PU, 2006). Lapisan-lapisan ini berfungsi untuk menerima beban lalu lintas dan menyebarkan ke lapisan dibawahnya. Lapisan Tipis Aspal Pasir (Latasir) merupakan lapisan permukaan atau lapisan teratas dari struktur konstruksi perkerasan jalan yang langsung berhubungan dengan roda kendaraan dan kondisi lingkungan. ` 1
2 Campuran Latasir dimaksudkan untuk jalan dengan lalu lintas ringan. Sesuai gradasi agregatnya, campuran latasir dapat dibedakan atas Latasir Kelas A (HRSS-A) dan Latasir Kelas B (HRSS-B) yang digunakan untuk lalu lintas ringan yaitu Lalu Lintas (LL) < 0,5 juta ESA sampai lalu lintas sedang yaitu Lalu Lintas (LL) > 0,5 juta ESA dan < 1 juta ESA. Latasir Kelas A memiliki tebal nominal minimum 1,5 cm, sedangkan Latasir Kelas B memiliki tebal nominal minimum 2 cm dan gradasi agregatnya lebih kasar dari Latasir Kelas A. Latasir Kelas B dapat dibuat dengan atau tanpa agregat kasar, tergantung gradasi pasir yang tersedia (Depkimpraswil, 2004). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan agregat kasar berupa potongan batu cadas hitam sehingga dipilih campuran Latasir Kelas A yang campurannya harus dibuat menggunakan agregat kasar. Adapun agregat yang umum dipergunakan pada lapisan perkerasan jalan adalah agregat kasar berupa batu pecah atau krikil dan agregat halus berupa pasir halus, yaitu pasir hasil pecahan batu yang bersumber dari alam. Penggunaan material alam ini perlu digunakan seminimal mungkin guna melestarikan sumber daya alam yang sudah semakin terbatas keberadaannya di alam. Penggunaan material bekas merupakan salah satu alternatif sebagai agregat pada lapisan perkerasan jalan untuk mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan material yang bersumber dari alam. Bongkaran bangunan baik berupa beton, bata, atau batako juga bisa digunakan sebagai bahan campuran dalam lapis perkerasan. Penggunaan agregat bekas dari bongkaran beton sebagai agregat kasar dan bongkaran bangunan sebagai agregat halus juga sudah dipergunakan pada HRS yang memberikan hasil yang dapat digunakan pada lalu-lintas ringan hingga sedang (Dwimayanti, 2010). Selain itu, penggunaaan agregat bekas dari bongkaran jalan sebagai agregat kasar dan bongkaran bangunan sebagai agregat halus juga sudah dipergunakan pada HRS yang memberikan hasil memuaskan (Widayanti, 2009). Pecahan botol atau kaca bekas dapat dipergunakan sebagai bahan pencampur aspal dalam jumlah yang terbatas. Percobaan ini menggunakan 30% pecahan botol atau kaca bekas untuk campuran hot mix dan memberikan hasil yang memuaskan (Nicholle and Lay, 2002). Sejumlah 30% pecahan botol atau kaca bekas juga sudah dipergunakan pada CAED (Campuran Aspal Emulsi ` 2
3 Dingin) sebagai komponen agregat kasar dan halus yang memberikan hasil memuaskan (Thanaya, 2006). Potongan batu cadas hitam yang merupakan limbah dari pembuatan pelinggih di Bali juga bisa digunakan sebagai bahan campuran dalam lapisan perkerasan. Material bekas pada umumnya memiliki kualitas yang lebih rendah dibandingkan dengan agregat alam. Dalam usaha pelestarian terhadap alam, maka dalam penelitian ini, peneliti mencoba menggunakan agregat kasar dari sisa potongan batu cadas hitam, pecahan kaca bekas sebagai bahan agregat halus, dan abu batu bata sebagai filler untuk campuran Latasir dengan harapan dapat meminimalisasikan penggunaan material yang bersumber dari alam. Material pecahan kaca bekas didapatkan dari toko-toko kaca, dan pengepul barang bekas. Material pecahan kaca bekas merupakan limbah yang keberadaannya sudah semakin meningkat, namun sampai saat ini masih sangat terbatas ketersediaan data-data mengenai penggunaan pecahan kaca bekas yang digunakan sebagai bahan agregat halus untuk konstruksi teknik sipil umumnya dan khususnya untuk konstuksi pekerjaan jalan. Limbah kaca bekas dapat berupa pecahan kaca bekas, botol bekas, dan cermin bekas. Namun sejauh ini pemanfaatan limbah kaca hanya digunakan sebagai kerajinan seperti : hiasan miniatur bangunan, patung, tempat lampu dan manik-manik. Material sisa potongan batu cadas hitam didapatkan dari pengerajin pelinggih. Material sisa potongan batu cadas hitam merupakan limbah yang ketersediaannya belum terkumpul secara sistematis dan masih sangat terbatas. Sampai saat ini pemanfaatan material sisa potongan batu cadas hitam hanya sebagai pengisi bangunan pelinggih (pengresek) dan sebagai bahan urugan. Potensi lain dalam pemanfaatan sisa potongan batu cadas hitam yaitu dapat dimanfaatkan sebagai alternatif agregat pada lapisan perkerasan jalan untuk jalan lingkungan, jalan lokal, dan jalan dengan lalu lintas rendah. Filler merupakan bahan pengisi campuran beraspal. Alternatif bahan bekas yang digunakan sebagai filler antara lain : abu batu kapur, abu sekam padi, fly ash, dan abu batu bata. Pecahan batu bata merupakan limbah yang sampai saat ini pemanfaatannya hanya sebagai bahan urugan, namun potensi lain dalam pemanfaatan pecahan batu bata yaitu dapat digunakan sebagai bahan pengisi ` 3
4 campuran beraspal (filler) yang berupa abu batu bata. Material abu batu bata didapatkan dari bekas bongkaran tembok, dan sisa pecahan batu bata pada proyek pembangunan. Sehubungan dengan hal diatas maka karakteristik sisa potongan batu cadas hitam yang akan digunakan sebagai agregat kasar, pecahan kaca bekas yang akan digunakan sebagai agregat halus, dan abu batu bata yang digunakan sebagai filler perlu diteliti terlebih dahulu baik karakteristik materialnya, maupun karakteristik campuran Latasir yang menggunakan material tersebut. 1.2 Rumusan Masalah Dilihat dari latar belakang yang ada, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas pada tugas akhir ini, antara lain sebagai berikut: 1. Bagaimana karakteristik potongan batu cadas hitam sebagai bahan agregat kasar, pecahan kaca bekas sebagai bahan agregat halus, dan abu batu bata sebagai filler untuk campuran Latasir Kelas A? 2. Berapa kadar aspal optimum Latasir Kelas A dengan mempergunakan potongan batu cadas hitam sebagai agregat kasar, pecahan kaca bekas sebagai agregat halus, dan abu batu bata sebagai filler? 3. Bagaimana karakteristik Latasir Kelas A dengan mempergunakan potongan batu cadas hitam sebagai agregat kasar, pecahan kaca bekas sebagai agregat halus, dan abu batu bata sebagai filler? 1.3 Tujuan Penelitian yang ada pada tugas akhir ini memiliki tujuan antara lain sebagai berikut : 1. Untuk menganalisis karakteristik potongan batu cadas sebagai bahan agregat kasar, pecahan kaca bekas sebagai bahan agregat halus, dan abu batu bata sebagai filler pada campuran Latasir Kelas A. 2. Untuk menentukan kadar aspal optimum Latasir Kelas A dengan mempergunakan potongan batu cadas sebagai pengganti seluruh agregat kasar, pecahan kaca bekas sebagai pengganti seluruh agregat halus, dan abu batu bata sebagai filler. ` 4
5 3. Untuk menganalisis karakteristik Latasir Kelas A dengan mempergunakan potongan batu cadas sebagai pengganti seluruh agregat kasar, pecahan kaca bekas sebagai pengganti seluruh agregat halus, dan abu batu bata sebagai filler. 1.4 Manfaat Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian yang terdapat dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat bagi peneliti : a. Penelitian ini merupakan kesempatan yang sangat baik bagi peneliti untuk menerapkan teori-teori yang telah didapatkan di bangku kuliah, serta untuk lebih memahami, mengembangkan dan menguasai permasalahan yang ada hubungannya dengan subyek penelitian, sebagai bahan sebelum terjun di lapangan. b. Sebagai tugas akhir untuk memenuhi persyaratan akademis dalam menyelesaikan studi pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana. 2. Manfaat bagi instansi pendidikan : Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat dipakai sebagai salah satu bahan pembelajaran dalam ilmu trasportasi terutama dalam bidang perkerasan jalan. 3. Manfaat bagi instansi keteknikan : a. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan masukan atau pembelajaran di dalam proses perencanaan campuran perkerasan jalan lebih lanjut. b. Untuk mengurangi penggunaan material yang bersumber dari alam dalam usaha pelestarian terhadap alam. c. Untuk mencari alternatif material lain sebagai bahan agregat kasar, agregat halus, dan filler dalam lapisan perkerasan jalan. d. Untuk memanfaatkan material bekas berupa potongan batu cadas sebagai bahan agregat kasar, pecahan kaca sebagai bahan agregat halus, dan abu batu bata sebagai filler pada lapisan perkerasan jalan. ` 5
6 1.5 Batasan Masalah dan Lingkup Studi Dalam penyusunan tugas akhir ini permasalahan yang ada cukup luas sehingga perlu dibatasi dalam beberapa hal sebagai berikut : 1. Jenis aspal yang digunakan adalah aspal dengan penetrasi 60/ Untuk mendapatkan karakteristik campuran dilakukan dengan menggunakan test Marshall dan PRD berdasarkan spesifikasi Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Tahun 2004 untuk campuran Latasir Kelas A. 3. Penelitian ini tidak membahahas tentang analisis kimia dan analisis ekonomi dari bahan yang dipakai. ` 6
ANALISIS KARAKTERISTIK LAPISAN TIPIS ASPAL PASIR (LATASIR) KELAS A YANG SELURUHNYA MEMPERGUNAKAN AGREGAT BEKAS
ANALISIS KARAKTERISTIK LAPISAN TIPIS ASPAL PASIR (LATASIR) KELAS A YANG SELURUHNYA MEMPERGUNAKAN AGREGAT BEKAS TUGAS AKHIR Oleh : Putu Anggi Wedayanti (0719151037) JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk menunjang dan menggerakkan bidang bidang kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan merupakan salah satu prasarana transportasi darat yang sangat dibutuhkan untuk menunjang dan menggerakkan bidang bidang kehidupan lainnya, terutama bidang perekonomian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Campuran beraspal adalah suatu kombinasi campuran antara agregat dan aspal.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Campuran beraspal adalah suatu kombinasi campuran antara agregat dan aspal. Dalam campuran beraspal, aspal berperan sebagai pengikat atau lem antar partikel agregat, dan agregat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun makin meningkat. Laston (Asphalt Concrete, AC) yang dibuat sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aspal beton (Laston) sebagai bahan untuk konstruksi jalan sudah lama dikenal dan digunakan secara luas dalam pembuatan jalan. Penggunaannya pun di Indonesia dari tahun
Lebih terperinciANALISIS KORELASI ANTARA MARSHALL STABILITY DAN ITS (Indirect Tensile Strength) PADA CAMPURAN PANAS BETON ASPAL. Tugas Akhir
ANALISIS KORELASI ANTARA MARSHALL STABILITY DAN ITS (Indirect Tensile Strength) PADA CAMPURAN PANAS BETON ASPAL Tugas Akhir Guna melengkapi persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam campuran beraspal, aspal berperan sebagai pengikat atau lem antar partikel
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Campuran beraspal adalah suatu kombinasi campuran antara agregat dan aspal. Dalam campuran beraspal, aspal berperan sebagai pengikat atau lem antar partikel agregat, dan agregat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk dan kemajuan teknologi pada zaman sekarang,
BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Peningkatan jumlah penduduk dan kemajuan teknologi pada zaman sekarang, terutama di daerah perkotaan terus memacu pertumbuhan aktivitas penduduk. Dengan demikian, ketersediaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agregat, dan agregat berperan sebagai tulangan. Sifat-sifat mekanis aspal dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 UMUM Campuran beraspal adalah suatu kombinasi campuran antara agregat dan aspal. Dalam campuran beraspal,aspal berperan sebagai pengikat atau lem antar partikel agregat, dan agregat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan laju pertumbuhan penduduk di suatu daerah, maka peranan sebuah jalan sangat penting sebagai prasarana perhubungan darat terutama untuk kesinambungan distribusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lapis perkerasan jalan adalah bagian terpenting dari struktur konstruksi jalan dalam mendukung beban lalu lintas kendaraan. Banyak sekali jalan-jalan yang mengalami
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan. Ketersediaan jalan adalah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jalan merupakan infrastruktur dasar dan utama dalam menggerakkan roda perekonomian nasional dan daerah, mengingat penting dan strategisnya fungsi jalan untuk mendorong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang memiliki peranan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang memiliki peranan yang sangat penting. Di Indonesia sendiri, transportasi merupakan sarana penunjang berbagai aspek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang, sampai ditemukannya kendaraan bermotor oleh Gofflieb Daimler dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Perkerasan jalan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat ditemukan pertama kali di Babylon pada tahun 625 SM, tetapi perkerasan jenis ini tidak berkembang,
Lebih terperinciKata Kunci: Blok Bahan Pasangan Dinding, Agregat bekas, Aspal emulsi sisa, Kuat tekan
ABSTRAK Sejalan dengan pertumbuhan penduduk, secara berkelanjutan diperlukan material untuk perumahan berupa bahan dinding. Bahan dinding yang umum dipergunakan: bata tanah liat dan blok bahan pasangan
Lebih terperinciKAJIAN KINERJA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS ASPAL BETON SEBAGAI LAPIS AUS BERGRADASI KASAR DAN HALUS
KAJIAN KINERJA CAMPURAN BERASPAL PANAS JENIS LAPIS ASPAL BETON SEBAGAI LAPIS AUS BERGRADASI KASAR DAN HALUS Prylita Rombot Oscar H. Kaseke, Mecky R. E. Manoppo Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada bidang transportasi adalah pembangunan sarana dan prasarana berupa jalan yang sangat penting bagi suatu daerah atau wilayah sehingga dapat saling
Lebih terperinciAgus Fanani Setya Budi 1, Ferdinan Nikson Liem 2, Koilal Alokabel 3, Fanny Toelle 4
STUDI KOMPARASI PENGARUH VARIASI PENGGUNAAN NILAI KONSTANTA ASPAL RENCANA TERHADAP NILAI STABILITAS PADA CAMPURAN ASPAL BETON (HRSWC) TERHADAP KARAKTERISTIK UJI MARSHALL Agus Fanani Setya Budi 1, Ferdinan
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT HALUS (PASIR BESI) PASUR BLITAR TERHADAP KINERJA HOT ROLLED SHEET (HRS) Rifan Yuniartanto, S.T.
PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT HALUS (PASIR BESI) PASUR BLITAR TERHADAP KINERJA HOT ROLLED SHEET (HRS) Rifan Yuniartanto, S.T. ABSTRAK Hot rolled sheet Wearing Course (HRS WC) adalah campuran lapis tipis
Lebih terperinciPEMANFAATAN BONGKARAN LAPISAN PERMUKAAN PERKERASAN ASPAL SEBAGAI CAMPURAN HRS
PEMANFAATAN BONGKARAN LAPISAN PERMUKAAN PERKERASAN ASPAL SEBAGAI CAMPURAN HRS Ir. Nusa Sebayang, MT. Dosen Teknik Sipil ITN Malang Jl. Danau Ranau I G2 B/15 Malang Tel : o341-721142 Email :nusasebayang@yahoo.com.au
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai bahan pengikat agregat agar lapisan perkerasan kedap air.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak diantara lapisan tanah dasar dan roda kendaraan yang berfungsi memberikan pelayanan kepada sarana transportasi,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perkerasan Jalan Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan ikat yang digunakan untuk melayani beban lalulintas. Agregat yang dipakai antara lain adalah batu pecah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini perkembangan dan pertumbuhan penduduk sangat pesat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dan pertumbuhan penduduk sangat pesat. Seiring dengan hal tersebut, peningkatan mobilitas penduduk mengakibatkan banyak kendaraan-kendaraan
Lebih terperinci1. Kontruksi Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)
1 LAPIISAN DAN MATERIIAL PERKERASAN JALAN (Sonya Sulistyono, ST., MT.) A. Jenis dan Fungsi Lapis Perkerasan 1. Kontruksi Perkerasan Lentur (Flexible Pavement) Kontruksi perkerasan lentur (flexible Pavement)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prasarana jalan dan jembatan sebagai bagian sistem transportasi nasional mempunyai peranan penting terutama dalam mendukung bidang ekonomi, sosial, dan budaya. Kondisi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. diperkirakan km. Pembangunan tersebut dilakukan dengan kerja paksa
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah perkembangan jalan di Indonesia yang tercatat dalam sejarah bangsa adalah pembangunan jalan Daendles pada zaman Belanda, yang dibangun dari Anyer di Banten sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Jalan merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia. Jalan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jalan merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia. Jalan digunakan untuk mensejahterakan kehidupan masyarakat. Jalan dapat digunakan untuk masyarakat umum dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi memegang peranan penting dalam menunjang keberhasilan pembangunan terutama dalam mendukung kegiatan perekonomian masyarakat dan perkembangan wilayah pada
Lebih terperinciDR. EVA RITA UNIVERSITAS BUNG HATTA
PERKERASAN JALAN BY DR. EVA RITA UNIVERSITAS BUNG HATTA Perkerasan Jalan Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang tersusun dari bawah ke atas,sebagai berikut :
Lebih terperinciPENGARUH LIMBAH BAJA ( STEEL SLAG ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR NO. ½ DAN NO.8 PADA CAMPURAN HRS-WC TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL 1
PENGARUH LIMBAH BAJA ( STEEL SLAG ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR NO. ½ DAN NO.8 PADA CAMPURAN HRS-WC TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL 1 Windi Nugraening Pradana INTISARI Salah satu bidang industri yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dan pertumbuhan penduduk sangat pesat yang diiringi dengan peningkatan mobilitas penduduk. Salah satu prasarana transportasi adalah jalan yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terletak pada lapis paling atas dari bahan jalan dan terbuat dari bahan khusus
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkerasan Jalan Menurut Totomihardjo (1995), perkerasan adalah suatu lapis tambahan yang terletak pada lapis paling atas dari bahan jalan dan terbuat dari bahan khusus yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkerasan jalan raya dibagi menjadi dua jenis yaitu perkerasan kaku (Rigid Pavement) dan perkerasan lentur (flexible Pavement) dan pada perkerasan lentur terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jalan sebagai salah satu prasarana transportasi merupakan unsur penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jalan sebagai salah satu prasarana transportasi merupakan unsur penting pada pengembangan kehidupan dalam memajukan kesejahteraan masyarakat. Jalan dikembangkan melalui
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. bergradasi baik yang dicampur dengan penetration grade aspal. Kekuatan yang
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Lapisan Aspal Beton Lapis Aspal Beton adalah suatu lapisan pada konstuksi jalan raya, yang terdiri dari campuran aspal keras dan agregat yang bergradasi menerus, dicampur, dihampar
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN. Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak diantara
BAB 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak diantara lapisan tanah dasar dan roda kendaraan yang berfungsi memberikan pelayanan kepada sarana transportasi,
Lebih terperinci3.1 Lataston atau Hot Rolled Sheet
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Lataston atau Hot Rolled Sheet Menurut Kementrian Pekerjaan Umum (Bina Marga revisi 2010), lapis tipis aspal beton (lataston) adalah lapisan penutup yang terdiri dari campuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan masyarakat dewasa ini telah berdampak kepada semakin tingginya permintaan akan jasa transportasi jalan raya. Tingginya permintaan akan jasa transportasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pokok dalam kegiatan masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan perkembangan dan pertumbuhan penduduk yang sangat pesat di Indonesia otomatis diikuti oleh pertambahan akan sandang, pangan, dan papan yang sudah tentu memunculkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kerusakan jalan yang terjadi di berbagai daerah saat ini merupakan permasalah yang sangat kompleks dan kerugian yang diderita sungguh besar terutama bagi pengguna
Lebih terperinciAkhmad Bestari, Studi Penggunaan Pasir Pantai Bakau Sebagai Campuran Aspal Beton Jenis HOT
Akhmad Bestari, Studi Penggunaan Pasir Pantai Bakau Sebagai Campuran Aspal Beton Jenis HOT STUDI PENGGUNAAN PASIR PANTAI BAKAU SEBAGAI CAMPURAN ASPAL BETON JENIS HOT ROLLED SHEET (HRS) AKHMAD BESTARI Dosen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aspal Aspal didefinisikan sebagai material berwarna hitam atau coklat tua, pada temperatur ruang berbentuk padat sampai agak padat. Jika dipanaskan sampai suatu temperatur tertentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan merupakan infrastruktur dasar dan utama dalam menggerakan roda perekonomian nasional dan daerah, mengingat penting dan strategisnya fungsi jalan untuk mendorong
Lebih terperinciGambar 2.1 Lapis Perkerasan Jalan
Lampiran TA19. Contoh penulisan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Kontruksi perkerasan lentur (flexible pavement) merupakan jenis perkerasan dengan aspal sebagai bahan pengikat yang telah banyak digunakan
Lebih terperinciEVALUASI BAHAN PRODUKSI ASPAL JALAN PROVINSI LUMPANGI BATULICIN. Asrul Arifin ABSTRAK
EVALUASI BAHAN PRODUKSI ASPAL JALAN PROVINSI LUMPANGI BATULICIN Asrul Arifin ABSTRAK Pengujian dilaboratorium terdiri dari Tes Ekstraksi, Uji Analisa Saringan dan Tes Marshall. Uji Ekstraksi harus dilakukan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK MARSHALL ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR
KARAKTERISTIK MARSHALL ASPHALT CONCRETE-BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR Senja Rum Harnaeni 1), Isyak Bayu M 2) 1) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciPEMANFAATAN ABU VULKANIK GUNUNG KELUD PADA CAMPURAN ASPAL BETON
PEMANFAATAN ABU VULKANIK GUNUNG KELUD PADA CAMPURAN ASPAL BETON JF Soandrijanie L 1 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl Babarsari 44 Yogyakarta Email: jose@staff.uajy.ac.id
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sektor pembangunan di Indonesia yang memiliki prioritas lebih dari sektor
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan prasarana transportasi merupakan salah satu dari banyak sektor pembangunan di Indonesia yang memiliki prioritas lebih dari sektor pembangunan lainnya. Ini
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konstruksi Perkerasan Lentur Konstruksi perkerasan lentur terdiri dari lapisan-lapisan yang diletakkan di atas tanah yang telah dipadatkan. Lapisan-lapisan itu berfungsi untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya tembok atau dinding dibuat dari bahan batu kali atau bata merah yang dilapisi dengan mortar, pada volume besar dan letak bangunan di daerah yang memerlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkerasan jalan merupakan suatu lapis perkerasan yang berada diantara permukaan tanah dengan roda kendaraan yang berfungsi memberikan rasa aman, nyaman dan ekonomis
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Lapis Aspal Beton Aspal beton adalah suatu lapisan pada konstruksi perkerasan jalan raya yang terdiri dari campuran aspal dan agregat yang mempunyai gradasi menerus yang dicampur,
Lebih terperinciPEMANFAATAN ABU KERAS SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT HALUS TERHADAP NILAI MARSHALL TEST PADA CAMPURAN LATASTON TUGAS AKHIR
PEMANFAATAN ABU KERAS SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT HALUS TERHADAP NILAI MARSHALL TEST PADA CAMPURAN LATASTON TUGAS AKHIR Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Salah Satu
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN ABU TERBANG BATUBARA SEBAGAI BAHAN PENGISI TERHADAP MODULUS RESILIEN BETON ASPAL LAPIS AUS
PENGARUH PENGGUNAAN ABU TERBANG BATUBARA SEBAGAI BAHAN PENGISI TERHADAP MODULUS RESILIEN BETON ASPAL LAPIS AUS M. Zainul Arifin Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jln. Mayjen Haryono
Lebih terperinciI Made Agus Ariawan 1 ABSTRAK 1. PENDAHULUAN. 2. METODE Asphalt Concrete - Binder Course (AC BC)
PENGGUNAAN LIMBAH BONGKARAN BANGUNAN (BATAKO) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS DAN FILLER PADA CAMPURAN ASPHALT CONCRETE BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN MENGGUNAKAN ASBUTON I Made Agus Ariawan 1 Program Studi
Lebih terperinciPERBANDINGAN PENGARUH PENGGANTIAN AGREGAT KASAR No. 1/2 dan No. 3/8 TERHADAP PARAMETER MARSHALL PADA CAMPURAN HRS-WC 1 Farid Yusuf Setyawan 2
PERBANDINGAN PENGARUH PENGGANTIAN AGREGAT KASAR No. 1/ dan No. 3/8 TERHADAP PARAMETER MARSHALL PADA CAMPURAN HRS-WC 1 Farid Yusuf Setyawan INTISARI Jalan merupakan sarana penghubung mobilisasi dari satu
Lebih terperinciPENGARUH KEPADATAN MUTLAK TERHADAP KEKUATAN CAMPURAN ASPAL PADA LAPISAN PERMUKAAN HRS-WC
PENGARUH KEPADATAN MUTLAK TERHADAP KEKUATAN CAMPURAN ASPAL PADA LAPISAN PERMUKAAN HRS-WC Januardi 1) Abstrak Dalam Ditjen (2011), khusus pada sifat-sifat campuran perkerasan hanya terdapat standar untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi merupakan proses perpindahan manusia atau barang dari suatu tempat asal ke tempat tujuan. Perpindahan ini tentunya membutuhkan sarana dan prasarana agar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. melebihi daya dukung tanah yang diijinkan (Sukirman, 1992).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkerasan Jalan Perkerasan jalan adalah suatu lapisan yang berada di atas tanah dasar yang sudah dipadatkan, dimana fungsi dari lapisan ini adalah memikul beban lalu lintas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konstruksi Perkerasan Lentur Konstruksi perkerasan lentur (flexible pavement) yaitu perkerasan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Konstruksi perkerasan lentur terdiri
Lebih terperinciPENGARUH KOMBINASI SEKAM PADI DAN SEMEN SEBAGAI FILLER TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN LAPIS ASPAL BETON
PENGARUH KOMBINASI SEKAM PADI DAN SEMEN SEBAGAI FILLER TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN LAPIS ASPAL BETON Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas
Lebih terperinciKamidjo Rahardjo Dosen Teknik Sipil FTSP ITN Malang ABSTRAKSI
STUDI PERBANDINGAN NILAI KARAKTERISTIK CAMPURAN SPLIT MASTIC ASPHALT (SMA) MENGGUNAKAN AGREGAT SUNGAI GRINDULU, SUNGAI LESTI, DAN BENGAWAN SOLO UNTUK LALULINTAS SEDANG Kamidjo Rahardjo Dosen Teknik Sipil
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH ABU SERBUK KAYU SEBAGAI MATERIAL PENGISI CAMPURAN LATASTON TIPE B
PEMANFAATAN LIMBAH ABU SERBUK KAYU SEBAGAI MATERIAL PENGISI CAMPURAN LATASTON TIPE B Sabaruddin Fakultas Teknik Universitas Khairun Kampus Gambesi Kotak Pos 53 - Ternate 97719 Ternate Selatan Telp. (0921)
Lebih terperinciDisusun Oleh : ASIONO RIZKI NIM :
PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH PASIR BESI SEBAGAI BAHAN CAMPURAN AGREGAT HALUS TERHADAP NILAI MARSHALL TEST PADA CAMPURAN LAPIS TIPIS ASPAL PASIR (LATASIR) KLAS B TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. golongan, yaitu : struktur perkerasan lentur (Flexible Pavement) dan struktur
BAB I PENDAHULUAN I.1. UMUM Secara umum struktur perkerasan dapat dikelompokkan ke dalam 2 golongan, yaitu : struktur perkerasan lentur (Flexible Pavement) dan struktur perkerasan kaku (Rigid Pavement).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aspal sebagai salah satu bahan bitumen atau perekat untuk konstruksi jalan sudah lama digunakan secara luas dalam konstruksi jalan raya. Hal ini disebabkan aspal memiliki
Lebih terperinciJurnal Sipil Statik Vol.3 No.3 Maret 2015 ( ) ISSN:
KAJIAN KINERJA CAMPURAN LAPIS PONDASI JENIS LAPIS TIPIS ASPAL BETON-LAPIS PONDASI (HRS-BASE) BERGRADASI SENJANG DENGAN JENIS LAPIS ASPAL BETON-LAPIS PONDASI (AC-BASE) BERGRADASI HALUS Meggie Huwae Oscar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan pokok dalam kegiatan masyarakat sehari-hari. Kegiatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan pertumbuhan penduduk yang tinggi memberikan tantangan tersendiri bagi pelayanan fasilitas umum yang dapat mendukung mobilitas penduduk. Salah satu
Lebih terperinciKARAKTERISTIK CAMPURAN ASPHALT CONCRETE BINDER COURSE
KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPHALT CONCRETE BINDER COURSE (AC-BC) DENGAN MENGGUNAKAN ASBUTON DAN LIMBAH BONGKARAN BANGUNAN (BATAKO) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS DAN FILLER I Made Agus Ariawan 1 Program
Lebih terperinciAlik Ansyori Alamsyah Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang
PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU (BAGASSE ASH OF SUGAR CANE) SEBAGAI BAHAN PENGISI (FILLER) DENGAN VARIASI TUMBUKAN PADA CAMPURAN ASPAL PANAS ATB (ASPHALT TREATD BASE) Alik Ansyori Alamsyah Fakultas Teknik Jurusan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aspal Menurut Sukirman, (2007), aspal didefinisikan sebagai material perekat berwarna hitam atau coklat tua, dengan unsur utama bitumen. Aspal dapat diperoleh di alam ataupun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkerasan jalan yang sering digunakan saat ini terdiri dari dua macam perkerasan yaitu perkerasan kaku dan perkerasan lentur. Sedangkan sebagian besar dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan merupakan infrastruktur dasar dan utama untuk menggerakkan roda perekonomian nasional, hal ini karena jalan memiliki peran penting dan strategis untuk mendorong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi darat adalah salah satu pilihan yang banyak diminati di Indonesia jika dibandingkan dengan transportasi lainnya. Maka prasana transportasi darat harus memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lentur (flexible pavement) dan perkerasan kaku (rigid pavement). Secara struktural
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tersedianya sarana maupun fasilitas kepentingan umum yang layak dan memadai, merupakan salah satu wujud dari keberhasilan program pembangunan. Fasilitas kepentingan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kerusakan yang berarti. Agar perkerasan jalan yang sesuai dengan mutu yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkerasan Jalan Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak di antara lapisan tanah dasar dan roda kendaraan, yang berfungsi memberikan pelayanan kepada sarana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari, selain itu jalan juga memegang peranan penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transportasi saat ini menjadi kebutuhan yang sangat tidak dapat dipisahkan dari masyarakat. Seluruh masyarakat seiring dengan berkembangnya jaman dituntut untuk menggunakan
Lebih terperinciPENGGUNAAN LIMBAH HANCURAN GENTENG SEBAGAI ALTERNATIF AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN HOT ROLLED ASPHALT
PENGGUNAAN LIMBAH HANCURAN GENTENG SEBAGAI ALTERNATIF AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN HOT ROLLED ASPHALT Irwanto Sinaga NRP : 0221038 Pembimbing : Prof. Ir. Bambang Ismanto S, M.Sc, Ph.D FAKULTAS TEKNIK JURUSAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada perkerasan Jalan Raya, dibagi atas tiga jenis perkerasan, yaitu
BAB 1 PENDAHULUAN I. UMUM Pada perkerasan Jalan Raya, dibagi atas tiga jenis perkerasan, yaitu Perkerasan Lentur, Perkerasan Kaku, dan gabungan dari keduanya. Perkerasan lentur mengguanakan bahan pengikat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk sosial memerlukan kebutuhan hidup dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial memerlukan kebutuhan hidup dan berkomunikasi dengan sesama. Berdasarkan kebutuhan manusia akan pentingnya berkomunikasi maka jalan merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan sarana transportasi, salah satunya adalah jalan. Jalan merupakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi memberikan pengaruh terhadap peningkatan kebutuhan sarana transportasi, salah satunya adalah jalan. Jalan merupakan infrastruktur untuk mendukung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini pemerintah terus menerus melakukan pembangunan. Tujuan dilakukan pembangunan adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan kesejahteraan. Berbagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berdasarkan pada penelitian penulis yang berjudul Perbandingan Tebal Perkerasan Lentur Metode Manual Desain Perkerasan 2013 dengan Metode AASHTO 1993 (Studi Kasus: Jalur JLS Ruas
Lebih terperinci: 1. Ir. Nurlely, M.Sc 2. Lulusi, ST,.M.Sc
LEMBARANPENGESAHAN Judul Penelitian Ketua Peneliti Anggota : Pengaruh Pemanasan Berulang terhadap Perilaku Campuran Aspal Beton Menggunakan Aditif Lateks dan Parutan Ban. : Fitrika Mita Suryani, ST, MT
Lebih terperinciJurnal Sipil Statik Vol.3 No.4 April 2015 ( ) ISSN:
KAJIAN PERBEDAAN KINERJA CAMPURAN BERASPAL PANAS ANTARA JENIS LAPIS TIPIS ASPAL BETON-LAPIS AUS (HRS-WC) BERGRADASI SENJANG DENGAN YANG BERGRADASI SEMI SENJANG Giavanny Hermanus Oscar H. Kaseke, Freddy
Lebih terperinciANALISIS STABILITAS CAMPURAN BERASPAL PANAS MENGGUNAKAN SPESIFIKASI AC-WC
ANALISIS STABILITAS CAMPURAN BERASPAL PANAS MENGGUNAKAN SPESIFIKASI AC-WC DONNY SUGIHARTO NRP : 9321069 NIRM: 41077011930297 Pembimbing: TAN LIE ING, ST.,MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS
Lebih terperinciTINJAUAN STABILITAS PADA LAPISAN AUS DENGA MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR
TINJAUAN STABILITAS PADA LAPISAN AUS DENGA MENGGUNAKAN LIMBAH BETON SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR Senja Rum Harnaeni 1, Arys Andhikatama 2 1,2 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dan pertumbuhan penduduk di Indonesia sangat pesat. Seiring dengan tingginya laju pertumbuhan ekonomi hal ini mengakibatkan peningkatan mobilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan infrastruktur dasar dan utama dalam menggerakkan roda
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan merupakan infrastruktur dasar dan utama dalam menggerakkan roda perekonomian nasional dan daerah. Kerusakan jalan di Indonesia umumnya disebabkan oleh pembebanan
Lebih terperinciDjoko Sulistiono, Amalia FM, Yuyun Tajunnisa Laboratorium Uji Material Program Diploma Teknik Sipil FTSP ITS ABSTRAK
Tinjauan Teknis dan Ekonomi Penggunaan Aspal Beton dan Hot Rolled Sheet Sebagai Bahan Pelapisan Ulang Permukaan Jalan ( Kasus Ruas Widang Gresik Sta 7+150 s/d Sta 10+200 ) Djoko Sulistiono, Amalia FM,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton adalah material konstruksi yang pada saat ini sudah sangat umum digunakan. Saat ini berbagai bangunan sudah menggunakan material dari beton. Pentingnya peranan
Lebih terperinciLAPISAN STRUKTUR PERKERASAN JALAN
LAPISAN STRUKTUR PERKERASAN JALAN MAKALAH Disusun untuk Memenuhi Tugas Rekayasa Perkerasan Jalan DOSEN PEMBIMBING Donny DJ Leihitu ST. MT. DISUSUN OLEH NAMA : KHAIRUL PUADI NPM : 11.22201.000014 PROGRAM
Lebih terperinciKAJIAN LABORATORIUM PENGGUNAAN MATERIAL AGREGAT BERSUMBER DARI KAKI GUNUNG SOPUTAN UNTUK CAMPURAN BERASPAL PANAS
KAJIAN LABORATORIUM PENGGUNAAN MATERIAL AGREGAT BERSUMBER DARI KAKI GUNUNG SOPUTAN UNTUK CAMPURAN BERASPAL PANAS Steward Paulus Korompis Oscar H. Kaseke, Sompie Diantje Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konstruksi Perkerasan Jalan Menurut (Sukirman, S 1992) Lapisan perkerasan adalah konstruksi diatas tanah dasar yang berfungsi memikul beban lalu lintas dengan memberikan rasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang telah menjadi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jalan merupakan prasarana transportasi yang telah menjadi kebutuhan pokok dalam kegiatan masyarakat. Dengan melihat peningkatan mobilitas penduduk yang sangat tinggi
Lebih terperinciPEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU ( BAGASSE ASH OF SUGAR CANE ) SEBAGAI BAHAN PENGISI ( FILLER ) DENGAN VARIASI TUMBUKAN PADA CAMPURAN ASPAL PANAS LASTON
PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU ( BAGASSE ASH OF SUGAR CANE ) SEBAGAI BAHAN PENGISI ( FILLER ) DENGAN VARIASI TUMBUKAN PADA CAMPURAN ASPAL PANAS LASTON Alik Ansyori Alamsyah Fakultas Teknik - Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asphalt concrete - wearing course merupakan lapisan yang terletak dibagian atas berdasarkan susunan perkerasan aspal dimana lapisan permukaan ini harus mampu menerima
Lebih terperinciPENGGUNAAN ABU BATU KAPUR DESA BUHUT JAYA KABUPATEN KAPUAS SEBAGAI TAMBAHAN FILLER
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 153 PENGGUNAAN ABU BATU KAPUR DESA BUHUT JAYA KABUPATEN KAPUAS SEBAGAI TAMBAHAN FILLER PADA CAMPURAN HOT ROLLED SHEET-BASE (HRS-BASE) Oleh: Hendri Agung 1), Supiyan 2),
Lebih terperinciSTABILITAS LAPIS ASPAL BETON AC-WC MENGGUNAKAN ABU SEKAM PADI
STABILITAS LAPIS ASPAL BETON AC-WC MENGGUNAKAN ABU SEKAM PADI Said Jalalul Jurusan Teknik Sipil Universitas Malikussaleh email: jaakidani@gmail.com 1), ir_wesli@yahoo.co.id 2) Abstrak AC-WC (Asphal Concrete-Wearing
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH KARET BAN LUAR TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL PADA LAPIS TIPIS ASPAL PASIR (LATASIR) KELAS B
PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH KARET BAN LUAR TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL PADA LAPIS TIPIS ASPAL PASIR (LATASIR) KELAS B Andika Budi Tristianto 1 Alumni Jurusan Teknik Sipil 1 Fakultas Teknik Univ.Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Batako merupakan salah satu jenis batu yang biasanya digunakan sebagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batako merupakan salah satu jenis batu yang biasanya digunakan sebagai dinding dalam sebuah konstruksi. Batako terbuat dari campuran antara semen, pasir dan air yang
Lebih terperinci