KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/DPD RI/II/ TENTANG PANDANGAN DAN PENDAPAT

Transkripsi

1 DEWAN PERWAKILAN DAERAH KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH NOMOR 26/DPD RI/II/ PANDANGAN DAN PENDAPAT DEWAN PERWAKILAN DAERAH TERHADAP ASPIRASI MASYARAKAT DAN DAERAH PEMBENTUKAN KOTA SEBATIK SEBAGAI PEMEKARAN DARI KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA JAKARTA 2013

2

3 DEWAN PERWAKILAN DAERAH KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH NOMOR 26/DPD RI/II/ PANDANGAN DAN PENDAPAT DEWAN PERWAKILAN DAERAH TERHADAP ASPIRASI MASYARAKAT DAN DAERAH PEMBENTUKAN KOTA SEBATIK SEBAGAI PEMEKARAN DARI KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN DAERAH, Menimbang : a. bahwa dengan perkembangan dan kemajuan Provinsi Kalimantan Utara pada umumnya, serta Kabupaten Nunukan pada khususnya, serta adanya aspirasi yang berkembang dalam masyarakat, dipandang perlu meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pelayanan guna menjamin kesejahteraan masyarakat sebagaimana amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; b. bahwa dengan memperhatikan ketentuan pada huruf a, dan memperhatikan potensi daerah, sosial budaya, sosial politik, luas wilayah, jumlah penduduk, dan pertimbangan lainnya, dipandang perlu membentuk Kota Sebatik sebagai pemekaran dari Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara; c. bahwa salah satu kewenangan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah ikut membahas rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah; d. bahwa aspirasi masyarakat dan daerah tentang Pembentukan Kota Sebatik sebagai Pemekaran dari Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara berkaitan dengan pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah; e. bahwa dalam rangka menindaklanjuti aspirasi masyarakat dan daerah sebagaimana dimaksud pada huruf b, huruf c, dan huruf d di atas, Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia melalui Komite I Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia sesuai dengan lingkup tugasnya perlu merumuskan pandangan dan pendapat secara tertulis sebagai bahan pembahasan bersama Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan Pemerintah; f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e, perlu menetapkan Keputusan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia tentang Pandangan dan Pendapat Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia terhadap Aspirasi Masyarakat dan Daerah tentang Pembentukan Kota Sebatik sebagai Pemekaran dari Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara; 1085

4 Mengingat : 1. Pasal 22D ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5043); 3. Peraturan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Nomor 02 Tahun 2012 tentang Tata Tertib; 4. Keputusan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Nomor 25/ DPD/2007 tentang Tata Naskah Dinas Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia; Dengan Persetujuan Sidang Paripurna ke-8 Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Masa Sidang II Tahun Sidang Tanggal 20 Desember 2013 MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH PANDANGAN DAN PENDAPAT DEWAN PERWAKILAN DAERAH TERHADAP ASPIRASI MASYARAKAT DAN DAERAH PEMBENTUKAN KOTA SEBATIK SEBAGAI PEMEKARAN DARI KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA; PERTAMA : Pandangan dan Pendapat Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia terhadap Aspirasi Masyarakat dan Daerah tentang Pembentukan Kota Sebatik sebagai Pemekaran dari Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia sebagai bahan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia untuk ditindaklanjuti; KEDUA : Isi dan rincian Pandangan dan Pendapat Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA, disusun dalam naskah terlampir yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini; KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. DEWAN PERWAKILAN DAERAH PIMPINAN, Ketua, Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 20 Desember 2013 H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. Wakil Ketua, Wakil Ketua, GKR. HEMAS Dr. LAODE IDA 1086

5 DEWAN PERWAKILAN DAERAH LAMPIRAN KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH NOMOR 26/DPD RI/II/ PANDANGAN DAN PENDAPAT DEWAN PERWAKILAN DAERAH TERHADAP ASPIRASI MASYARAKAT DAN DAERAH PEMBENTUKAN KOTA SEBATIK SEBAGAI PEMEKARAN DARI KABUPATEN NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA I. PENDAHULUAN Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945) mengamanatkan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) untuk ikut membahas Rancangan Undang-Undang (RUU) yang berkaitan dengan pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah. Sesuai dengan Pasal 224 ayat (1) huruf c dan Pasal 253 ayat (2) UU No. 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD, keikutsertaan DPD RI dalam pembahasan RUU adalah melalui persidangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) yang membahas RUU bersama Presiden dalam Pembicaraan Tingkat I Ṡetiap adanya aspirasi pembentukan daerah Provinsi/Kabupaten/Kota baru hendaknya diikuti dengan kajian kelayakan. DPD RI sebagai lembaga perwakilan daerah senantiasa berpegang pada aspirasi masyarakat dan kepentingan daerah serta melakukan kunjungan ke calon Daerah Otonom Baru (DOB) untuk melihat langsung sampai sejauh mana kesiapannya. Meskipun DPD RI tidak memiliki kewenangan untuk memutus namun DPD RI berupaya semaksimal mungkin untuk memperjuangkan pemekaran daerah sepanjang persyaratannya memenuhi peraturan perundang-undangan. Salah satu aspirasi yang telah masuk ke DPD RI adalah usulan Pembentukan Kota Sebatik sebagai pemekaran dari Kabupaten Nunukan di Provinsi Kalimantan Utara. Secara umum, berkembangnya aspirasi masyarakat dan pemerintah daerah yang bermuara pada usulan untuk pembentukan Kota Sebatik tersebut dilatarbelakangi oleh keinginan masyarakat dan pemerintah daerah untuk memperoleh kesempatan yang seluasluasnya untuk menata dan membangun daerah mereka. Usul pembentukan Kota Sebatik tersebut digagas untuk meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat dengan memperpendek rentang kendali pemerintahan. DPD RI telah berupaya secara optimal untuk mengkaji dengan seksama seluruh dokumen usulan pembentukan Kabupaten tersebut termasuk melakukan kunjungan kerja ke daerah calon Kota Sebatik dalam rangka menyerap, menampung, dan menghimpun aspirasi masyarakat dan berdialog secara langsung dengan pemerintah daerah. Prinsip otonomi yang seluas-luasnya itu dilaksanakan sejalan dengan prinsip otonomi yang nyata dan bertanggung-jawab. Prinsip otonomi yang nyata adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan berdasarkan pada tugas, wewenang dan kewajiban yang senyatanya telah ada dan berpotensi untuk hidup dan bertumbuh-kembang sesuai dengan potensi dan kekhasan daerah. Sedangkan prinsip otonomi yang bertanggung-jawab adalah otonomi yang dilaksanakan dengan benar sejalan dengan tujuan dan maksud diberikannya otonomi tersebut, yaitu untuk memberdayakan daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat. Sehingga, selain aspek politik, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan, juga perlu dipertimbangkan persyaratan lainnya yang memungkinkan suatu daerah mengembangkan kemampuannya untuk menyelenggarakan dan mewujudkan tujuan dibentuknya daerah dan 1087

6 II. diberikannya otonomi kepada daerah tersebut. Di antara faktor-faktor lainnya yang turut menentukan, antara lain: kemampuan ekonomi, potensi daerah, luas wilayah, pertahanan, keamanan, kemampuan keuangan, kependudukan, tingkat kesejahteraan masyarakat, dan rentang kendali penyelenggaraan pemerintahan daerah. Sejalan dengan tujuan nasional sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, kepentingan daerah untuk mengembangkan potensi daerah guna memajukan kesejahteraan rakyat Indonesia tersebut diselenggarakan dengan tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sehingga, pola hubungan pemerintahan yang hirarkis antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota perlu tetap diperhatikan dalam penyelenggaraan otonomi daerah. Selain itu juga perlu diperhatikan keserasian hubungan dan kerjasama antardaerah untuk secara bersama meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mencegah terjadinya ketimpangan pembangunan. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, Pandangan dan Pendapat DPD RI terhadap aspirasi masyarakat dan daerah tentang pembentukan Kota Sebatik ini sebagai bentuk pertanggungjawaban secara politik terhadap masyarakat dan daerah serta akan disampaikan kepada DPR RI sebagai bahan masukan untuk ditindaklanjuti pada pembahasan rapat DPR RI dan Pemerintah terhadap RUU tentang Pembentukan Kota Sebatik di Provinsi Kalimantan Utara. PANDANGAN DAN PENDAPAT DPD RI telah mengunjungi daerah calon Kota Sebatik pada tanggal 9-11 Desember Kunjungan kerja ke daerah tersebut dilakukan dalam rangka menindaklanjuti berkembangnya aspirasi masyarakat dan pemerintah daerah yang menghendaki penyelenggaraan otonomi di daerah calon Kota Sebatik. Usulan pembentukan Kota Sebatik dinilai sebagai suatu kebutuhan mendasar bagi tercapainya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hasil kunjungan kerja tersebut selanjutnya dibahas secara intensif dan komprehensif dalam persidangan DPD RI. Penyusunan Pandangan dan Pendapat DPD RI ini disusun dengan memperhatikan kelengkapan syarat administratif, syarat teknis, dan syarat fisik kewilayahan yang `tercantum dalam UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan PP No. 78 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pembentukan, Penghapusan, dan Penggabungan Daerah. Adapun pandangan dan pendapat DPD RI terhadap aspirasi masyarakat dan daerah tentang pembentukan Kota Sebatik sebagai pemekaran dari Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara, adalah sebagai-berikut: A. Pemekaran Kabupaten Nunukan Kabupaten Nunukan terletak diatara 115º33 sampai dengan 118º Bujur Timur dan 3º15 00 sampai dengan 4º24 55 Lintang Utara. Kabupaten Nunukan merupakan wilayah paling utara dari Provinsi Kalimatan Utara, yang berbatasan dengan: 1. Sebelah Utara berbatasan langsung dengan Malaysia, 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Makasar dan Laut Sulawesi; 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bulungan dan Malinau; dan 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Malaysa Timur Serawak. Kabupaten Nunukan merupakan salah satu Kabupaten terluas di Kalimantan Utara dengan luas mencapai ,68 Km2 dengan jumlah penduduk mencapai jiwa. Kecamatan Lumbis dan Sebuku merupakan dua kecamatan yang terluas dengan area mencapai 3.645,50 Km2 dan 3.124, 90 Km2. Luas wilayah calon DOB Kota Sebatik kira kira sebesar 246,61 km2 atau sebesar 13,26% dari luas kabupaten Induk. Kabupaten Nunukan memiliki jumah penduduk terbesar jiwa yang tersebar di 15 Kecamatan yang lima diantaranya merupakan kecamatan yang nanti nya masuk ke dalam calon DOB Kota Sebatik. Jumlah penduduk calon DOB Kota Sebatik sebesar jiwa atau sebesar 33,12% dari kabupaten induk. Perkembagan ekonomi Kabupaten Nunukan semakin hari memperlihatkan peningkatan, pada tahun 2009 besaran PDRB sebesar 12 Trilyun dan di tahun 2010 mencapai 13 Trilyun rupiah. Angka pertumbuhan ekonomi tahun 2009 mencapai 3,39% (dengan sektor migas) dan 6,10% (tanpa migas), sedangkan pada tahun 2010 angka pertumbuhan ekonomi mencapai 5,63% (dengan migas) dan 7,88% (tanpa migas). Sektor perekonomian didukung oleh sektor pertambangan dan penggalian, pertanian, perdagangan, hotel, restoran dan bangunan. Pembentukan Kabupaten Nunukan terbukti telah menghasilkan sejumlah dampak positif yang dengan mudah dilihat dan dirasakan berupa tumbuhnya kebanggaan dan kegairahan baru di berbagai bidang, yakni: ekonomi, politik, dan sosial budaya, ibukota Kabupaten Nunukan dan sejumlah infrastruktur pendukung yang diperlukan sebagai layaknya sebuah perkotaan modern, seperti gedung-gedung perkantoran dan fasilitas umum telah merangsang peningkatan dinamika perekonomian setempat, antara lain ditandai dengan tumbuhnya berbagai usaha di sektor jasa dan 1088

7 perdagangan, seperti perhotelan, transportasi, rumah makan, tempat hiburan, dan sebagainya. Di lain sisi, wilayah Sebatik yang merupakan bagian dari Kabupaten Nunukan mengalami permasalahan yang berupa kendala pelayanan publik, pembangunan infrastruktur yang belum maksimal, kondisi wilayah Sebatik yang berbatasan langsung dengan blok Ambalat yang tengah disengketakan dan ketergantungan ekonomi yang tinggi terhadap Malaysia. Berdasarkan latar belakang tersebut maka pemekaran wilayah Kabupaten Nunukan menjadi wilayah otonom merupakan salah satu alternatif, otonomi daerah merupakan salah satu upaya dalam rangka pembagian kewenangan untuk mengatur dan menyelenggarakan pemerintahan kepada daerah. Penyerahan wewenang seperti ini bagi masyarakat Sebatik berarti memberikan kesempatan kepada daerah untuk berpartisipasi dalam merencanakan dan melaksanakan berbagai kebijakan pembangunan daerahnya sendiri. Agenda Pembentukan calon Kota Sebatik tersebut merupakan bukti bahwa daerah tersebut akan segera melahirkan pusat pertumbuhan (growth pole) baru dengan dinamika pembangunan dan kegairahan masyarakat setempat. Berdasarkan perkembangan aspirasi masyarakat dan pemerintah daerah yang diserap oleh DPD RI serta kunjungan DPD RI ke Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara, DPD RI menilai bahwa pemekaran Kota Sebatik layak untuk diperjuangkan. B. Pembentukan Kota Sebatik Sebatik merupakan pulau yang terpisah dengan Kabupaten induknya yaitu Nunukan, jarak keduanya tidak terlalu jauh namun dipisahkan oleh lautan, jarak terdekat Sebatik dan Nunukan adalah 20 Km sedangkan jarak terjauh adalah 95 Km dengan jarak tempuh 45 menit dengan menggunakan Speed Boat sedangkan jarak terlama adalah 90 menit dengan alat transportasi yang sama. Luas wilayah sebatik seluruhnya adalah 246,61 Km2 dengan rata-rata tingkat kepadatan penduduk 142,10 per Km2. Kepadatan penduduk calon Kota Sebatik adalah orang dengan jumlah penduduk laki-laki sebesar orang dan jumlah penduduk perempuan orang. Sebatik memiliki posisi yang strategis terutama dalam aspek pertahanan negara, perlunya penguatan pertahanan dan keamanan yang didukung dengan kekuatan personil mengalami peningkatan. Pertumbuhan ekonomi di Sebatik cukup tinggi. Menurut perhitungan proporsi pertumbuhan ekonomi terhadap pertumbuhan kota sekitarnya diperoleh nilai sebesar 99,75% dengan nilai indikator 25 berdasarkan pengali skor dengan bobot (5x5). Rasio lembaga keuangan di Kabupaten Nunukan 17,58 sedangkan rasio lembaga keuangan terhadap jumlah penduduk di Pulau Sebatik sebesar 11,42, dari angka tersebut maka diperoleh proporsi jumlah lembaga keuangan Pulau Sebatik terhadap daerah induknya adalah sebesar 0,72. Dinamika perekonomian di Sebatik ditandai dengan keberadaan lembaga keuangan perbankan, kelompok pertokoan dan pasar yang tersebar di 5 kecamatan. Adapun Pendapatan Daerah Sendiri (PDS) Sebatik saat ini sebesar Rp ,088 dengan penyumbang terbesar PDS dari sumber daya alam yaitu sebesar Rp , jumlah PDS yang tinggi menunjukan bahwa Sebatik mampu menggali sumber-sumber keuangan yang ada di daerahnya dalam rangka membiayai kegiatan penyelenggaraan pemerintahan. Wacana pemekaran kawasan Nunukan yang muncul sejak tahun 2011 telah berkembang menjadi aspirasi yang meluas, bahkan telah makin menjadi gerakan yang sistematis dan intensif dari waktu ke waktu, tidak sekedar elitis dan segmen yang sangat terbatas. Aspirasi ini benar-benar nyata di masyarakat dan harus direspon secara positif agar tidak menjadi penghambat bagi pembangunan masyarakat di Kabupaten Nunukan pada umumnya. Aspirasi pembentukan Kota Sebatik tidak boleh dibiarkan begitu saja oleh Pemerintah dan DPR RI. Berbagai kajian pembentukan Kota Sebatik dan semua persyaratannya telah dipenuhi sebagaimana diminta oleh UU No. 32 Tahun 2004 dan PP No. 78 Tahun Hasil kajian kelayakan teknis pembentukan Kota Sebatik yang dilakukan dengan mengacu pada parameter yang ditentukan oleh PP No. 78 Tahun 2007 menunjukkan hasil bahwa angka penilaian masing-masing indikator pada usulan daerah otonom baru berada dalam kategori mampu. Namun demikian, dari parameter sarana dan prasarana awal, kelayakan ekonomi dan finansial, kelayakan budaya, kelayakan politik, dan kelayakan administratif masih membutuhkan konstruksi pengembangan agar dapat mendukung pelayanan kepada masyarakat secara optimal. Dari sudut pandang kelayakan ekonomi dan finansial, masih perlu ada mapping sumber-sumber potensial ekonomi kawasan Sebatik. Potensi ekonomi kawasan lebih bertumpu pada sumber ekonomi sektor ekstraktif. Ekonomi sektor ekstraktif yang 1089

8 1090 dimaksud adalah perkebunan, perkikanan dan kelautan dan pertambangan sumber daya mineral. Namun, dengan kondisi infrastruktur yang tidak memadai baik jalan darat maupun moda transportasi laut sulit membayangkan kawasan mampu menopang kebutuhan finansial secara mandiri. Oleh sebab itu, bantuan modal finansial dari Pemerintah Provinsi Induk dan Pemerintah Kabupaten Induk masih sangat dibutuhkan dalam rentang waktu tersebut. Aspek sosial politik merupakan isu yang penting di Sebatik karena terkait erat dengan rekrutmen elite politik baik untuk daerah yang bersangkutan maupun untuk elite di tingkat pusat, partisipasi masyarakat Sebatik dalam rangka penyampaian aspirasi politik sangat aktif, hal ini dapat dilihat dari data dalam pelaksanaan Pemilu tahun 2009 dimana yang terdaftar sebesar orang dan yang menggunakan hak pilihnya berjumlah orang. Kondisi sosial politik masyarakat Sebatik juga bisa diamati dari jumlah organsiasi kemasyarakatan yang berjumlah 21 (dua puluh satu). Pembentukan daerah otonom baru Kota Sebatik dimaksudkan sebagai bentuk keseriusan negara untuk membangun dan mengelola kawasan perbatasan yang sekian lama tidak diperhatikan. Lebih dari itu, pembentukan Kota Sebatik dipercaya akan menumbuhkan kebanggaan masyarakat atas Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), meningkatkan partisipasi, meningkatkan perasaan dan tanggungjawab memiliki NKRI terlebih daerah ini berbatasan langsung dengan Malaysia, lebih menjamin perbaikan pelayanan publik dan penentuan prioritas pembangunan yang responsif terhadap aspirasi masyarakat, lebih meningkatkan tumbuhnya perasaan diperlakukan adil, dan lebih menjamin terciptanya pembangunan berkelanjutan. Dampak politik dari adanya pemekaran, maka akan dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan pemberdayaan masyarakat. Hal itu logis karena biasanya dengan pemekaran suatu wilayah akan disertai dengan keharusan membangun berbagai prasarana dan sarana pemerintah, perekonomian, dan kemasyarakatan. Pembangunan wilayah pemekaran akan lebih terjamin karena adanya dukungan keuangan yang lebih pasti baik dari Dana Alokasi Umum (DAU) maupun Pendapatan Asli Daerah (PAD) itu sendiri. Sedangkan dari tinjauan sosial-budaya dan sosial-politik, pertahanan dan keamanan, serta kesiapan pembentukan struktur pemerintahan daerah dan sumberdaya manusia, DPD RI berpendapat bahwa Kota Sebatik sebagai pemekaran dari Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur layak untuk dibentuk sebagai daerah otonom baru. Aspirasi masyarakat yang sangat tinggi ini hendaknya mendapat respon yang baik dan sudah menjadi tugas DPD RI sebagai lembaga representasi masyarakat dan daerah untuk menindaklanjutinya meskipun dengan kewenangan yang terbatas. Pemerintahan Daerah Kabupaten Nunukan dan Provinsi Kalimantan Utara telah menyatakan dukungannya yang dituangkan melalui keputusan politik guna memenuhi syarat administratif sebagaimana ketentuan dalam PP No. 78 Tahun Adapun Kelengkapan syarat administratif calon Kota Sebatik adalah sebagai berikut: 1. Keputusan DPRD Kabupaten Nunukan: a) Nomor 02/DPRD/2012 tentang persetujuan pembentukan Kota Sebatik Provinsi Kalimantan Timur; b) Nomor 10/DPRD/2012 tentang cakupan wilayah calon DOB Kota Sebatik yang terdiri dari Kecamatan Sebatik, Kecamatan Sebatik Utara, Kecamatan Sebatik Tengah, Kecamatan Sebatik Timur dan Kecamatan Sebatik Barat; c) Nomor 11/DPRD/2012 Tentang persetujuan memberikan bantuan dana berupa hibah untuk penyelenggaraan pemerintahan daerah otonom baru selama 2 (dua) tahun berturut-turut sejak diresmikannya Kota Sebatik Provinsi Kalimantan Timur; d) Nomor 12/DPRD/2012 tentang Persetujuan memberikan bantuan dana berupa hibah kepada daerah Otonom baru Kota Sebatik dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah pertama kali calon Kota Sebatik Provinsi Kalimatan Timur; e) Nomor 13/DPRD/2012 tentang persetujuan pelepasan sebagian aset pemerintah Daerah Kabupaten Nunukan Kepada Calon Kota Sebatik; f) Nomor 14/DPRD/2012 tentang persetujuan penyerahan sarana dan prasarana perkantoran unutk penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik yang berada dalam cakupan wilayah calon Kota Sebatik Provinsi Kalimantan Tmur. g) Nomor 15/DPRD/2012 tentang Persetujuan lokasi Ibukota calon Kota Sebatik berada di Kecamatan Sebatik Timur. 2. Keputusan Bupati Nunukan: a) Nomor /683/IX/2012 tentang persetujuan pembentukan Kota Sebatik Provinsi Kalimantan Timur;

9 III. b) Nomor /684/IX/2012 tentang persetujuan lokasi Ibukota calon Kota Sebatik berada di Kecamatan Sebatik Timur; c) Nomor /685/IX/2012 tentang cakupan wilayah calon DOB Kota Sebatik yang terdiri dari Kecamatan Sebatik, Kecamatan Sebatik Utara, Kecamatan Sebatik Tengah, Kecamatan Sebatik Timur dan Kecamatan Sebatik Barat; d) Nomor /686/IX/2012 tentang persetujuan memberikan bantuan dana berupa hibah untuk penyelenggaraan pemerintahan daerah otonom baru sebesar Rp (dua ratus milyar Rupiah) selama 2 (dua) tahun berturut-turut sejak diresmikannya Kota Sebatik Provinsi Kalimantan Timur; e) Nomor /688/IX/2012 tentang pemberian bantuan dukungan dana Dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan pemilihan kepala daerah pertama kali calon Kota Sebatik Provinsi Kalimatan Timur sebesar (sepuluh milyar Rupiah) untuk 2 (dua) kali putaran; f) Nomor /689/IX/2012 tentang persetujuan pelepasan sebagian aset Pemerintah Daerah Kabupaten Nunukan kepada calon Kota Sebatik Provinsi Kalimantan Timur. 3. Keputusan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 912/K.347/2013 tentang Persetujuan Pembentukan Kota Sebatik sebagai pemekaran dari Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Timur, yang di dalamnya juga mencakup persetujuan atas: a) Persetujuan terhadap pembentukan Daerah otonom baru yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Nunukan, dengan cakupan wilayahnya terdiri dari Kecamatan Sebatik, Kecamatan Sebatik Utara, Kecamatan Sebatik Tengah, Kecamatan Sebatik Timur dan Kecamatan Sebatik Barat; b) Persetujuan lokasi Ibukota calon Kota Sebatik berada di Kecamatan Sebatik Timur; c) Persetujuan memberikan bantuan dana berupa hibah sebesar Rp (dua ratus milyar Rupiah) untuk penyelenggaraan pemerintahan daerah otonom baru selama 2 (dua) tahun berturut-turut sejak diresmikannya Kota Sebatik melalui APBD Provinsi Kalimantan Timur; d) Persetujuan memberikan bantuan dana berupa hibah kepada daerah otonom baru Kota Sebatik untuk pemberian bantuan dukungan dana Dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan pemilihan kepala daerah pertama kali calon Kota Sebatik Provinsi Kalimatan Timur sebesar (sepuluh milyar Rupiah) untuk 1 (satu) kali putaran; e) Persetujuan memindahkan personil dari Provinsi, menyetujui pelepasan aset, sarana dan prasarana perkantoran dan berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten terhadap personil di wilayah kerjanya yang akan dipindahkan ke daerah otonom baru yang akan dibentuk. 4. Keputusan DPRD Provinsi Kalimantan Timur: a) Nomor 07 Tahun 2013 tentang persetujuan pemberian bantuan dana untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan calon Kota Sebatik Provinsi Kalimatan Timur sebesar Rp (dua ratus milyar Rupiah) untuk jangka waktu 2 (dua) tahun sejak peresmian sebagai Kota; b) Nomor 08 Tahun 2013 tentang Persetujuan Pemberian Bantuan Dukungan Dana Dalam Rangka Pembiayaan Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Pertama Kali Calon Kota Sebatik Provinsi Kalimatan Timur sebesar (sepuluh milyar Rupiah) untuk 1 (satu) kali putaran; c) Nomor 09 Tahun 2013 tentang persetujuan nama calon Kota Sebatik dan cakupan wilayah Calon Kota Sebatik Provinsi Kalimantan Timur yang diantaranya Kecamatan Sebatik, Kecamatan Sebatik Utara, Kecamatan Sebatik Tengah, Kecamatan Sebatik Timur dan Kecamatan Sebatik Barat; d) Nomor 10 Tahun 2013 tentang persetujuan lokasi ibukota Sebatik di Kecamatan Sebatik Timur; e) Nomor 11 Tahun 2013 tentang persetujuan pelepasan aset pemerintah Provinsi Kalimantan Timur berupa sarana dan prasarana baik barang bergerak maupun tidak bergerak kepada Calon Kota Sebatik. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil kajian dan kunjungan lapangan, DPD RI berpendapat bahwa pada prinsipnya mayoritas masyarakat yang berada di Kecamatan Sebatik, Kecamatan Sebatik Timur, Kecamatan Sebatik Utara, Kecamatan Sebatik Tengah dan Kecamatan Sebatik Barat menginginkan agar pemekaran Kota Sebatik segera direalisasikan agar masalah ketertinggalan dan percepatan pembangunan, peningkatan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat dan keterisolasian wilayah dapat segera terselesaikan. Beberapa hal yang menjadi rekomendasi DPD RI terhadap pembentukan Kota Sebatik adalah sebagai berikut: 1091

10 DPD RI mendorong Pemerintah dan DPR RI untuk menindaklanjuti aspirasi masyarakat mengenai usulan pembentukan Kota Sebatik dengan tetap memperhatikan persyaratan pembentukan dan pemekaran daerah sebagaimana yang diatur oleh peraturan perundang-undangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara serta Pemerintah Kabupaten Induk Nunukan memiliki tugas dan wewenang untuk melakukan pembinaan, pengawasan, dan koordinasi terhadap penyelenggaraan pemerintahan Kota Sebatik. Bahwa apabila direalisasikan menjadi Kota Sebatik, maka Pemerintahan Kota Sebatik (Walikota dan DPRD Kota Sebatik) pada periode 5 s/d 10 tahun pertama harus berkomitmen untuk tidak membangun gedung bagi fasilitas pemerintahan kecuali untuk kepentingan membangun Rumah Sakit, pendidikan, infrastruktur, dan Balai Pertemuan Umum. IV. PENUTUP Demikianlah Pandangan dan Pendapat DPD RI terhadap aspirasi masyarakat dan daerah tentang pembentukan Kota Sebatik sebagai pemekaran dari Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara. DEWAN PERWAKILAN DAERAH PIMPINAN, Ketua, Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 20 Desember 2013 H. IRMAN GUSMAN, SE., MBA. Wakil Ketua, Wakil Ketua, GKR. HEMAS DR. LAODE IDA 1092