Jln. Arjuna Utara No. 9, Kebon Jeruk, Jakarta

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jln. Arjuna Utara No. 9, Kebon Jeruk, Jakarta"

Transkripsi

1 ASUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI MAKRO, KEBIASAAN MEROKOK, KONSUMSI ALKOHOL DAN KUANTITAS TIDUR TERHADAP KEBUGARAN DAN KETERAMPILAN SHOOTING ATLET BASKET ASPAC JAKARTA Mahardika Ramacahya 1, Kuswari Mury 2, Angkasa Dudung 2 1 Majoring Nutrition, Faculty Of Health Esa Unggul University West Jakarta 2 Departement of Nutrition, Faculty of Health, Esa Unggul University Jln. Arjuna Utara No. 9, Kebon Jeruk, Jakarta Ramacahyamahardika@yahoo.com Abstract Background: Basketball is a sport with a high intensity that requires strength and resilience. Activities in the sport of basketball is a combination of aerobic activity and anaerobik and requires high energy. Objective : Knowing the relationship of energy intake and macro-nutrients, smoking habits, alcohol consumption and quantity of sleep to fitness and fitness to shooting skills of basketball athlete basketball club Aspac Jakarta. Methods: This study is a quantitative cross-sectional design. Sampling using total sampling and sample size is 14 athlete basketball club Aspac Jakarta. Data were analyzed using Spearman correlation Results: Average energy intake of athlete basketball Aspac Jakarta ±433.3 kkal, protein ± 38.2 g, fat 91.4±28.04 g, carbohydrates 368.3±62.4 g. Total of 28.5% athlete basketball Aspac Jakarta smoked. Total of 85.7% athlete basketball Aspac Jakarta consume alcohol. There is a significant relation between energy intake, protein, fat to the fitness athlete with p<0.05. There is no significant relation between carbohydrate intake smoking habits, alcohol consumption and quantity of sleep to fitness with p>0.05. There is a significant relation between fitness to shooting skills. Conclusion: The role of nutrition is very important to supporting the fitness, especially skills athlete in the field of sports. It was necessary to counseling and nutritional counseling to increase knowledge for coaches and athlete basketball Aspac Jakarta related sports nutrition. Keywords: shooting skill, fitness, nutrient intake, smoking, alcohol, quantity sleep Abstrak Latar belakang: Bola basket merupakan olahraga dengan intensitas tinggi yang membutuhkan kekuatan dan ketahanan yang baik yang mebutuhkan energi tinggi. Tujuan: Mengetahui hubungan asupan energi dan zat gizi makro, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol dan kuantitas tidur terhadap keterampilan shooting atlet basket klub basket Aspac Jakarta. Metode Penelitian: Penelitian bersifat kuantitatif dengan desain penelitian cross- sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik pengambilan total sampling berjumlah 14 responden. Menggunakan uji statistik korelasi spearman. Hasil: R at a- r ata Vo 2m ax l i te r/ me n i t. Rata-rata asupan energi atlet basket Aspac Jakarta ±433.3 kkal, protein 132.9±38.2 g, lemak 91.4±28.04 g, karbohidrat 368.3±62.4 g. Sebanyak 28.5% atlet basket Aspac Jakarta merokok. Sebanyak 85.7% atlet basket Aspac Jakarta konsumsi alkohol. Terdapat hubungan yang bermakna antara asupan energi, asupan protein, asupan lemak terhadap kebugaran dengan nilai p<0.05. Tidak ada hubungan bermakna antara kebiasaan merokok, konsumsi alkohol serta kuantitas tidur terhadap kebugaran dengan nilai p>0.05. Ada hubungan kebugaran terhadap keterampilan shooting. Kesimpulan: Peranan gizi sangat penting dalam menunjang kebugaran khususnya keterampilan atlet dalam bidang olahraga. Sehingga perlu diadakan penyuluhan dan konsultasi gizi untuk menambah pengetahuan bagi pelatih dan atlet basket Aspac Jakarta terkait dengan gizi olahraga. Kata Kunci : shooting, kebugaran, asupan zat gizi, merokok, alkohol, kuantitas tidur

2 Pendahuluan Kesehatan olahraga merupakan upaya kesehatan yang memanfaatkan olahraga atau latihan fisik untuk meningkatkan derajat kesehatan. Dengan olahraga atau latihan fisik yang benar akan dicapai tingkat kesegaran jasmani yang baik dan merupakan modal penting dalam peningkatan Kuantitas sumber daya manusia. Bola basket merupakan olahraga dengan intensitas tinggi yang membutuhkan kekuatan dan ketahanan yang baik. Aktivitas dalam olahraga bola basket merupakan kombinasi antara aktivitas yang bersifat aerobik dan anaeobik dan membutuhkan energi tinggi. Permainan bola basket memerlukan keterampilan yang berhubungan dengan kesegaran jasmani, yaitu kekuatan dan daya ledak otot, kecepatan dan kelentukan. Kekuatan otot merupakan kekuatan kontraksi maksimal otot yang dapat dikeluarkan pada tahapan tertentu. Shooting (menembak) adalah keahlian yang sangat penting di dalam keahlian olahraga basket. Teknik dasar seperti operan, dribbling, bertahan dan dan rebounding mungkin mengantar memperoleh peluang besar membuat skor, tapi tetap harus mampu melakukan tembakan. Menembak dapat menutupi kelemahan teknik dasar lainnya. Untuk keberhasilan sebuah tim harus memiliki pemain-pemain yang mampu melakukan tembakan (Wissel, 2000). Untuk melakukan tembakan dibutuhkan asupan energi dan zat gizi makro (karbohidrat, protein, dan lemak) yang cukup. Semakin bertambahnya kebutuhan energi atlet dalam arti semakin berat, lamanya dan seringnya waktu latihan maka semakin banyak pula asupan zat gizi makro dan mikro bagi atlet (Fatmah & Ruhayati, 2011). Kebugaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh untuk melakukan adaptasi terhadap pembebanan fisik yang diberikan kepadanya dari kerja yang dilakukan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Kebugaran merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat kesehatan seseorang. Seseorang yang memiliki fisik sehat dan bugar, maka seseorang dapat menjalankan aktivitas harian secara optimal (Fatmah & Ruhayati, 2011). Permainan bola basket merupakan olahraga yang dikategorikan ke dalam salah satu aktivitas tinggi yang membutuhkan kebugaran dan daya tahan otot yang tinggi sehingga menghabiskan banyak energi. Daya tahan otot adalah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi otot dengan sangat cepat, yang sangat dipengaruhi oleh kekuatan otot. Keterampilan adalah kemahiran atau penguasaan suatu hal yang memerlukan gerak tubuh dan diperoleh melalui latihan-latihan. Seperti jenis olahraga lainnya, unutk dapat bermain bola basket setiap orang yang ingin menekuni olahraga tersebut, terlebih dahulu harus menguasai beberapa keterampilan dasar dalam permainan bola basket seperti passing, dribble, dan shooting. Pada permainan bola basket, untuk mendapatkan gerakan efektif dan efisien perlu didasarkan pada penguasaan keterampilan teknik dasar yang baik. Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan januari Data pada penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh dari hasil penelitian di tempat latihan klub Aspac Jakarta di Gor Lokasari, aseba cometa sport dan di Mess Aspac Jakarta. Data karakteristik usia, berat badan dan tinggi badan melalui metode wawancara menggunakan kuesioner dan pengukuran menggunakan mictrotoise asupan energi dan zat gizi makro menggunakan metode recall 3 x 24 jam menggunakan food picture sebagai alat ban tu untuk memudahkan dalam mengestima si berat bahan makanan antara pewawan cara dan responden. Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol serta kuantitas tidur wawancara menggunakan kuisioner keterampilan shooting menggunakan form penilaian yang sudah dikategorikan

3 berdasarkan bola yang masuk ke ring. Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Populasi dalam penelitian ini berj umlah 14 orang dan sampel berjumlah 14 orang. Penelitian ini menggunakan analisis univariat untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik responden yang terdiri dari umur, berat badan dan tinggi badan. Analisis bivariat digunakan untuk menguji hubungan antara variabel independen yaitu asupan energi dan zat gizi makro (protein, lemak, dan karbohidrat), kebiasaan merokok, konsumsi alkohol dan kuantitas tidur dengan kebugaran. Hubungan antara kebugaran terhadap keterampilan shooting menggunakan uji statistik yaitu uji korelasi spearman. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan tabel 1 dibawah dapat diketahui bahwa nilai median usia 25.5 ± 1.08 tahun dengan nilai minumum 19 tahun dan maksimum 34 tahun. Nilai median berat badan 85.2 ± 3.49 kg dengan nilai minumum sebesar 67.1 kg dan maksimum sebesar kg dan nilai median tinggi badan ± 2.51 cm dengan nilai minimum sebesar 172 dan maksimum sebesar 205 cm. Nilai median yang didapat dari food recall 1 x 24 jam dengan 3 hari tanpa berturut-turut diperoleh asupan energi sebanyak ± kkal dengan nilai minumum sebesar dan maksimum sebesar asupan protein sebanyak ± 10.2 g dengan nilai minimum sebesar 69.5 dan maksimum sebesar 211.5, asupan lemak sebanyak 91.7 ± 7.4 g dengan nilai minimum sebesar 45.4 dan nilai maksimum sebesar dan asupan karbohidrat sebanyak ± 16.6 g dengan nilai minimum sebesar dan nilai maksimum sebesar Nilai median Kuantitas tidur atlet sebesar 8.1 ± 4.2 jam dengan nilai minimum 5.1 dan maksimal Nilai median kebugaran 53.4 ± 1.04 ml/kg/menit serta nilai minimum dan maksimum 45.7 dan 61.7 ml/kg/menit. Tabel 1 Distrubusi responden berdasarkan usia, tinggi badan, berat badan, asupan energi dan zat gizi makro, kuantitas tidur, VO 2max Variabel n Median SE Min Max Usia (tahun) Berat badan (Kg) Tinggi Badan (cm) Asupan Energi Asupan Protein Asupan Lemak Asupan Karbohidrat Kuantitas Tidur Kebugaran VO 2max Berdasarkan tabel 2 dibawah dapat diketahui bahwa kebiasaan merokok Atlet Basket Aspac Jakarta sebanyak 14 responden yang terdiri dari 3 responden (21.4%) merokok dan sebanyak 11 responden (78.6 %) tidak merokok. Diketahui bahwa konsumsi alkohol Atlet Basket Aspac Jakarta sebanyak 14 responden yang terdiri dari 12 responden (85.7%) mengkonsumsi alkohol dan 2 responden (14.3 %) tidak mengkonsumsi alkohol. Berdasarkan tabel 3 dibawah dapat diketahui bahwa keterampilan shooting atlet sebanyak 14 responden terdiri dari kategori kurang sebanyak 2 responden (14.2%), kategori cukup sebanyak 7 responden (50.0%), kategori baik sebanyak 5 responden (35.7%).

4 Tabel 2 Distribusi frekuensi Kebiasaan merokok, konsumsi alkohol dan Keterampilan Shooting Variabel Ya Tidak n % n % Kebiasaan Merokok Konsumsi Alkohol Baik Cukup Kurang Keterampilan Shooting 35.7% 50.0% 14.2% Berdasarkan tabel 3 dibawah diketahui Asupan Energi bahwa nilai koefisien korelasi r = yang artinya variabel asupan energi terhadap kebugaran VO 2max pada atlet basket Aspac Jakarta mempunyai kekuatan hubungan yang kuat positif, maka semakin tinggi asupan energi semakin baik kebugaran. Hasil uji korelasi menunjukkan nilai P<0.05, berarti ada hubungan yang signifikan antara asupan energi terhadap kebugaran atlet basket Aspac Jakarta. Energi dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan, perkembanga aktifitas otot, fungsi metabolisme lainnya, dan untuk memperbaki kerusakan jaringan dan tulang disebabkan oleh karena sakit dan cidera. Kebutuhan energi bervariasi tergantung aktifitas fisik (Almatsier, 2003). Kecukupan energi dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi makan sumber karbohidrat, protein, dan lemak. Kecukupan energi seseorang ditandai oleh berat badan yang normal. Saat melakukan olahraga atau aktifitas fisik, tubuh membutuhkan energi, saat jenis olahraga yang dilakukan adalah olahraga yang berat, dan untuk memenuhi kebutuhan energi yang optimal seseorang butuh konsumsi makanan sebelum dengan konsumsi makanan maka asupan energi dalam tubuh akan terpenuhi sehingga seseorang dapat siap dan bersemangat untuk melakukan olahraga. (Alawiyah et al,2015). Menurut Irawan (200 7) kebutuhan energi pada saat berolahraga dapat dipenuhi melalui sumber-sumber energi yang tersimpan didalam tubuh yaitu melalui pembakaran karbohidrat, pembakaran lemak, serta kontribusi sekitar 5% dari pemecahan protein. Pada olahraga dengan intensitas tinggi seperti basket,diperlukan asupan energi yang tinggi sebagai sumber tenaga selama pertandingan. Energi dari makanan akan ditransfer ke molekul penyimpanan yang disebut adenosin triposfat (ATP). Kontraksi otot untuk setiap olahraga atau aktivitas fisik yang dihasilkan oleh gerakan mengandung otot,didukung oleh energi yang dilepaskan dari pemisahan ikatan berenergi tinggi fosfat dari ATP. Meskipun ATP adalah sumber energi langsung untuk kontraksi otot,jumlah ATP yang hadir dalam otot sangat kecil (h anya sekitar 85 gram) yang harus terus diisiulang atau akan habis setelah beberapa detik olahraga intensitas tinggi (Irawan, 2007). ATP diisi kembali oleh dua sistem yang terpisah, sistem anaerob (yang menghasilkan ATP tanpa adanya oksigen dari tempat penyimpanan small ATPcreatine phosphate (CP) dan sistem laktat) dan aerobik atau menggunakan oksigen. Oleh karena itu, ATP sangat penting untuk kedua produksi kekuatan dari otot rangka. Sebagai latihan atlet, otot-otot yang menggunakan ATP sebagai sumber langsung energi (Nieman, 2011). Asupan Protein dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi r = yang artinya variabel asupan protein terhadap kebugaran mempunyai kekuatan hubungan yang kuat positif, maka semakin tinggi asupan protein, semakin meningkat kebugaran VO 2max atlet basket. Hasil uji korelasi menunjukkan nilai P<0.05, berarti ada hubungan yang signifikan antara asupan protein terhadap kebugaran atlet basket Aspac Jakarta. Menurut teori fungsi penting protein sebagai bahan dasar bagi pembentukan jaringan tubuh atau bahan dasar untuk memperbaiki jaringanjaringan sebagian besar terdiri dari protein. Sehingga untuk meningkatkan kebugaran yang termasuk performa atlet dalam pertandingan dibutuhkan

5 protein yang lebih (Hoeger et al., 2001). Pengunaan protein sebagai sumber energi tubuh saat berolahraga biasanya akan dicegah karena hal tersebut akan menganggu fungsi utamanya sebagai bahan pembangun tubuh dan fungsi untuk memperbaiki jaringan- jaringan tubuh yang rusak. Dan dalam hubungannya dengan laju produksi energi di dalam tubuh, pemecahan protein jika dibandingkan dengan pembakaran karbohidrat maupun lemak juga hanya akan memberikan kontribusi yang relatif kecil (Irawan, 2007). Protein berguna sebagai cadangan energi apabila tubuh kekurangan lemak dan karbohidrat. Orang dengan kebugaran yang baik lebih banyak memiliki masa otot yang sebagian besar terdiri dari protein. Sehingga untuk tetap bugar seseorang membutuhkan protein yang lebih (Hoeger et al., 2001). Asupan Lemak dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi r = yang artinya variabel asupan lemak terhadap kebugaran pada atlet basket Aspac Jakarta mempunyai kekuatan hubungan dengan kategori sedang positif, maka semakin tinggi asupan lemak, semakin meningkat kebugaran atlet. Hasil uji korelasi menunjukkan P<0.05, berarti ada hubungan yang signifikan antara asupan lemak terhadap kebugaran pada atlet basket Aspac Jakarta. Lemak merupakan penghasil energi terbesar dan besarnya dua kali lebih besar dari energi yang dihasilkan karbohidrat maupun protein. Di dalam pemecahan lemak sampai menjadi energi diperlukan oksigen yang cukup banyak sehingga apabila seorang atlet memerlukan energi dalam waktu cepat, energi yang digunakan bukan berasal dari lemak melainkan dari karbohidrat (Fatmah, 2012). Hubungan signifikan disebabkan lemak dalam bentuk trigliserida akan tersimpan dalam jumlah yang cukup besar pada jaringan adipose. Ketika sedang berolahraga, trigliserida yang tersimpan dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak bebas (free fattyacid/ffa) untuk kemudian menghasilkan energi yang mendukung kebugaran (Irawan, 2007). Seorang atlet yang terlatih daya tahan (endurance) dapat menggunakan lemak sebagai sumber energi dalam melakukan olahraga yang lebih berat dan selama olahrag aerobik ringan sampai sedang, simpanan lemak dapat mesuplai 50-60% kebutuhan energi. Asam lemak dapat digunakan setelah dipecah menjadi gliserol. Melalui darah gliserol Menuju hati untuk digunakan untuk memproduksi glukosa. Asam lemak bebas diangkut ke jaringan lain (otot) untuk digunakan sebagai cadangan energi pada saat latihan maupun pertandingan untuk tenaga performa atlet. (Moeleok, 1995 dalam Nurwidyastuti, 2012). Asupan Karbohidrat dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi r =0.297 mempunyai kekuatan hubungan yang lemah positif yang mempunyai kekuatan hubungan yang lemah positif, maka semakin tinggi asupan karbohidrat, semakin meningkat kebugaran. Hasil uji korelasi menunjukkann nilai p= (P>0.05), berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan karbohidrat terhadap kebugaran atlet basket Aspac Jakarta. Hubungan yang tidak signifikan disebabkan kemungkinan asupan karbohidrat sudah habis dan terpakai untuk melakukan aktivitas fisik lainnya dan metode pengukuran kebugaran yang berbeda. Hal ini tidak sejalan dengan teori yang menyebutkan karbohidrat merupakan sumber energi utama selama aktivitas fisik. Pemberian karbohidrat selama aktivitas fisik dapat mempertahankan kecukupan glukosa darah dalam menghasilkan produksi energi yang tinggi yang diperoleh dari glukosa dan simpanan glikogen otot. Ketahanan selama aktivitas fisik tidak dapat dilanjutkan saat simpanan energi didalam tubuh menurun. Kelelahan selama beraktivitas biasanya terjadi ketika glikogen otot berkurang. Rendahnya cadangan glikogen otot akan mengurangi kemampuan otot untuk memproduksi ATP melalui glikolisis sehingga mengganggu kontraksi otot (Utoro, 2011). Konsumsi karbohidrat yang dilakukan pada saat berolahraga, terutama olahraga dengan waktu yang panjang ( >40 menit) dapat membantu tubuh dalam menjaga konsenterasi glukosa darah, menjaga ketersediaan glikogen hati serta menjaga agar laju pembakaran

6 karbohidrat tetap tinggi sehingga terjadinya kelelahan dapat ditunda dan performa atlet tetep terjaga dengan baik. (Irawan, 2007). Karbohidrat merupakan sumber energi utama atlet. Beberapa alasan yang menjadikan karbohidrat sebagai sumber energi utama atlet, yaitu karbohidrat merupakan satu-satunya zat gizi yang dapat digunakan untuk produksi ATP secara aerobik, selama latihan aerobik ringan-sedang, karbohidrat mensuplai setengah dari kebutuhan energi, pemecahan karbohidrat secara kontinu diperlukan agar lemak dapat diproses untuk menghasilkan energi sehingga mempengaruhi kesegaran jasmani (Wirasmita,2013). Kebiasaan merokok didapatkan nilai p (p>0.05) yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan kebiasaan merokok terhadap kebugaran atlet basket Aspac. Hal ini juga tidak sesuai dengan teori yang menyatakan kebiasaan merokok dapat menyebabkan peningkatan kolesterol darah. Setiap hisapan rokok dapat meningkatkan pacuan jantung dan tekanan darah, terjadi kekurangan oksigen dalam sirkulasi darah ke seluruh tubuh, penurunan kapasitas aerobik secara bertahap (Haryono,2007). Perilaku merokok mempengaruhi kebugaran atau daya tahan kardiovaskuler. Kadar karbonmonoksida (CO) pada rokok adalah 4% dengan daya ikatco pada hemoglobin yaitu kali lebih besar dari oksigen (Astrand, 1992 dalam Calely, 2015). Hal ini menyebabkan terhambatnya oksigen ke jaringan yang membutuhkan. Bila suplai oksigen tidak dipenuhi akan mengakibatkan produksi ATP secara anaerobik yang berdampak pada penumpukan asam laktat (Fatmah, 2011). Konsumsi alkohol didapatkan nilai p=0.478 (p>0.05) yang tidak ada hubungan yang signifikan terhadap kebugaran atlet Aspac Jakarta. Hasil penelitian tidak sesuai teori kebiasaan konsumsi alkohol memiliki efek reaksi sebagai diuretic, sehingga menyebabkan penurunan cairan tubuh. Berbagai penelitian juga menunjukkan bahwa kebiasaan minumal alkohol juga berpengaruh buruk terhadap risiko kegemukan, penyakit jantung, kanker dan berbagai penyakit lain yang akan memperburuk performa seseorang (Smokeout, 2000). Konsumsi alkohol dapat menurunkan kemampuan tubuh unuk menghasilkan glukosa sehingga energi yang terbentuk sedikit yang mempengaruhi Alkohol memiliki efek racun pada saluran pencernaan dan menurunkan absorbsi beberapa zat gizi (Williams dalam Calely, 2015). Kuantitas tidur didapatkan nilai p= (p>0.05) yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan kuantitas tidur terhadap kebugaran atlet basket Aspac. Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh semua orang. Setiap orang memerlukan kebutuhan istirahat atau tidur yang cukup agar tubuh dapat berfungsi secara normal. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan proses pemulihan untuk mengembalikan stamina tubuh hingga berada dalam kondisi yang optimal. Pola tidur yang baik dan teratur memberikan efek yang bagus terhadap kesehatan (Guyton et al., 2007 dalam Saragih, 2015). Tidur terlalu lama maka tubuh menjadi kurang aktif. Hal ini megakibatkan tubuh hanya memiliki sedikit waktu untuk membakar energi yang kemudian justru disimpan sebagai lemak. Akibatnya hal ini bisa mengakibatkan peningkatan berat badan dan kebugaran semakin menurun (Nadler et al., 2003).

7 Tabel 3 Hasil uji korelasi Spearman asupan energi dan zat gizi makro (protein, lemak dan karbohidrat), kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, kuantitas tidur dengan kebugaran VO 2max atlet Variabel Jumlah (n) Korelasi (r) p-value Asupan Energi (Kkal) 14 0,680 0,007 Asupan Protein (Gr) 14 0,651 0,012 Asupan Lemak (Gr) 14 0,550 0,042 Asupan Karbohidrat (Gr) 14 0,543 0,045 Kebiasaan Merokok Konsumsi Alkohol Kuantitas Tidur 14-0,261 0,368 Hubungan Kebugaran VO 2max Terhadap Keterampilan Shooting Atlet Basket Aspac Jakarta Berdasarkan tabel 4 dibawah dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi r = artinya kebugaran VO 2max terhadap keterampilan shooting pada atlet basket Aspac Jakarta mempunyai kekuatan hubungan yang kuat positif, maka semakin tinggi kebugaran VO 2max semakin baik keterampilan shooting atlet basket. Hasil uji korelasi menunjukkan nilai p=0.03 (p<0.05) berarti ada hubungan yang signifikan antara kebugaran VO 2max terhadap keterampilan shooting pada atlet konsentrasi, jarak tembak, mobilitas, dan daya ledak otot. basket Aspac. Hubungan yang siginifikan disebabkan tingginya VO2max yaitu kapasitas maksimal oksigen yang diperoleh pada saat melakukan aktifitas intensif. Oksigen dibutuhkan oleh otot dalam melakukan setiap aktivitas berat maupun ringan. Semakin tinggi VO2max maka semakin meningkatnya kekuatan otot, kecepatan, dan keseimbangan atlet yang mendukung keberhasilan shooting basket (Abdin, 1999). Menurut Sumiyarsono (2002), selain dari kebugaran faktor teknis yang memengaruhi shooting basket meliputi Tabel 4 Hubungan Kebugaran Terhadap Keterampilan Shooting Atlet Basket Aspac Jakarta Keterampilan Shooting Kebugaran VO 2max r Sig. (2-tailed) 0.03 n 14 Kesimpulan dan saran Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan asupan energi, protein, lemak terhadap kebugaran VO2max atlet. Tidak ada hubungan signifikan kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, kuantitas tidur terhadap kebugaran VO2max. Ada hubungan signifikan kebugaran terhadap keterampilan shooting atlet basket Aspac Jakarta. Perlunya meningkatkan asupan energi, protein lemak, karbohidrat, untuk menunjang performa baik selama latihan ataupun pertandingan khususnya untuk peningkatan kebugaran khususnya keterampilan shooting untuk mencapai prestasi klub yang optimal.

8 Daftar Pustaka Andhini, R. A. (2011). Hubungan antara asupan gizi dan komposisi lemak tubuh dengan kapasitas daya tahan tubuh atlet di sekolah atlet argunan Jakarta. Jurnal Instistus Pertanian Bogor, Vol 2. Andianta, Z. (2015). Perbedaan Pengaruh Tingkat kesulitan dan Tinggi Badan terhadap hasil tembakan Free Throw Bola basket. Journal Sport and Sciences, Vol 4 (No.2). Aprianto, M., & Purnomo, E. (2013). Hubungan antara kebugaran jasmani dan keterampilan. Jurnal kesehatan olahraga, Vol 3 (no.2). Arsani, K. A. (2014). Manajemen Gizi Atlit Cabang Olahraga Unggulan di Kabupaten Buleleng. Journal Sains Teknologi, Vol 3 (no.1). Calely, Ewit Irdilla. (2015). Hubungan Asupan zat gizi, status gizi, aktivitas fisik dengan gaya hidup terhadap daya tahan kardiorespiratori pada mahasiswa UKM sepakbola Universitas Negeri Lampung tahun Program Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu kesehatan Universitas Esa Unggul. Depkes. (1997). Gizi Olahraga Untuk Prestas. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat. Dewi, E. K., & Kuswari, M. (2013). Hubungan Asupan Zat Gizi Makro dan status Gizi terhadap Kebugaran atlet bulu tangkis jaya Raya Atlet laki-laki dan perempuan di asrama ragunan tahun Nutrire Diaita Volume 5 Nomor 2. Fatmah, & Ruhayati, Y. (2011). Gizi Kebugaran dan Olahraga. Bandung: Lubuk Agung. Fauziyana, N. (2012). Hubungan status gizi, Aktifitas fisik dan asupan gizi dengan tingkat kebugaran PT.Wijaya Karya. Journal National Public health, volume 11. Hanum, F. N. (2011). Hubungan Karakteristik Atlet, Pengetahuan Gizi, Konsumsi Pangan, dan Tingkat Kecukupan Gizi Terhadap Kebugaran atlet bola basket SMP/SMA Ragunan. Jurnal Gizi dan Pangan Institut Pertanian Bogor, Vol 3. Hapsari, A. t. (2013). Status Keterampilan Bermain bola basket pada club NBC (Ngaliyan Basketball Center). Skripsi Jurusan ilmu Keolahragaan Fakultas ilmu keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Hapsari, M., ST. Penggalih & E.Huriyati Gaya Hidup, Status Gizi dan Stamina Atlet pada Sebuah Klub Sepak Bola. Berita Kedokteran Masyarakat, 23 (40), hal Hardkreader, H., Hogan,M.A., & Thobaben, M. (2007). Fundamental of nursing:caring and clinical judgement. ( 3rd ed). St.Louis, Missouri:Saunders Elsevier. Haryono, Iswahyudi, dkk Gaya Hidup, Status Gizi, dan Stamina Atlet pada Sebuah Klub Sepakbola. Program Studi Gizi Kesehatan. Yogyakarta: FK UGM. Hoeger, Werner W.K, Sharon A. Hoeger, dan Marie A. Boyle. (2001). Selected Chapter From Personal Nutrition: Principles and Labs For Fitness andwellness. USA: Wadsworth Group. Irawan, M. A. (2007). Metabolisme Energi Tubuh & Olahragawan. Sport Science Brief, Vol 01 No 7. Kemenkes Republik Indonesia. (2014). Pedoman Gizi Olahraga Prestasi. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Konig, D., Väisänen, Bouchard, C. Halle, M, Lakka. TA, Baumstark, MW, Alen. M, Berg. A, Rauramaa, R. (2003). Cardiorespiratory Fitness Modifies The Association Between Dietary Fat Intake and Plasma Fatty Acids. European Journal Clinical Nutrition. Kusumawati, M, Kushartanti, BM. Wara, Noerhadi, Moch Hubungan Antara Pola Konsumsi Protein dan Fe dengan Kelincahan Pemain

9 Basket di UKM Basket UNJ tahun Jurnal Gizi Klinik Indonesia. Lutan, Rusli. (2002). Pendidikan Kebugaran Jasmani: Orientasi Pembinaan di Sepanjang Hayat. Jakarta. Depdiknas. Nadler S.F., D.J.Steiner, G.T.Erasala, D.A.Hengehold, Abelin, S., & K.W.Weingand. (2003). Overnight use of continuous low-level heatwrap therapy for relief of low back pin. Archive of Physical Medicine and Rehabilitation, Nieman, David C Exercise Testing and Prescription: A Health Related Approach. New York, USA: McGraw- Hill Companie Inc. Nosa, A. (2012). Survei Tingkat Kebugaran Jasmani Pada pemain Persatuan Sepakbola Indonesia Lumajang. Jurnal Prestasi olahraga, Vol 1 (No. 1). Nurwidyastuti, D. (2012). Hubungan Konsumsi Zat Gizi, Status Gizi dan Faktor-faktor lain dengan status kebugaran Mahasiswa Departemen Arsitektur Fakultas tekhnik Universitas Indonesia. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, Vol 3. Penggalih, M. H., & Huriyati, E. (2007). Gaya Hidup, Status Gizi DAN Stamina Atlet pada Sebuah Klub Sepakbola. Berita Kedokteran Masyarakat,, Vol. 23, (No. 4). Pertiwi, A. B. (2012). Pengaruh Asupan makan (Energi, Karbohidrat, protein, dan lemak Terhadap Daya Tahan Jantung Paru (VO2max) Atlet Sepak Bola. Journal of Sport Sciences and Fitenss, Vol 1 (No.1). Putra, R. N. (2014). Asupan Energi-Protein, Perilaku dan kebiasaan olahraga Kaitannya dengan Massa otot dan Performa Mahasiswa UKMmdan UKM Sepakbola IPB. Jurnal Gizi dan Pangan Institus Pertanian Bogor, Vol 3 (No. 2). Ramsbottom. (2001). A progressive shuttle run test to estimate maximal oxygen uptake.british Journal of Sports Medicine Vol 22: Saragih, E. O. (2015). Tingkat AKtifitas Fisik dan tingkat Stress serta Kualitas Tidur Mahasiswa Perempuan Gemuk dan Normal. Jurnal Fisologi Indonesia, Vol. 5 (No. 2). Sinamo, E. C. (2012). Hubungan Antara Status Gizi, Asupan Gizi dan Aktifitas Fisik dengan VO2max pada Mahasiswa program Studi Gizi FKM UI tahun Jurnal Gizi Klinik Indonesia, Volume 7. Setiowati, A. (2014). Hubungan Indeks Massa tubuh, persen Lemak tubuh, Asupan Zat gizi dengan kekuatan otot. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia, Volume 4 No.1. Utoro, B. f. (2011). Pengaruh Penerapan Carbohydrate Loading Modifikasi terhadap Kesegara Jasmani Atlet Sepakbola. Jurnal Kesehatan Olahraga, Vol 2 (No.1). Zulfiyani, L. (2015). Persepsi Atlet Terhadap Tingkat Kelelahan Pada Multistage Fitness Test dan Yo-Yo Intermittend Recovery test Di Tim basket Putra Sma Negeri 4 Yogyakarta. Jurnal Keolahragaan, Vol 3 (No.2).

10

Daftar Pustaka. Abdin, Arkos. (1999). Bola basket Kembar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Daftar Pustaka. Abdin, Arkos. (1999). Bola basket Kembar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 66 Daftar Pustaka Abdin, Arkos. (1999). Bola basket Kembar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Adriani, M & Wirjatmadi, B. (2012). Peranan Gizi dalam Siklus KehidupanJakarta : Kencana Prenada Media Group.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan olahraga merupakan upaya kesehatan yang memanfaatkan olahraga atau latihan fisik untuk meningkatkan derajat kesehatan. Dengan olahraga atau latihan fisik yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulutangkis adalah salah satu cabang olahraga yang popular dan banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Bahkan masyarakat Indonesia sudah melekat kecintaanya terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu yang membutuhkan daya tahan jantung paru. Kesegaran jasmani yang rendah diikuti dengan penurunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer di Indonesia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer di Indonesia. Hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer di Indonesia. Hal tersebut dibuktikan oleh banyaknya klub-klub sepak bola yang ada dan penggemar yang tidak sedikit.

Lebih terperinci

Kesinambungan Energi dan Aktifitas Olahraga. (Nurkadri)

Kesinambungan Energi dan Aktifitas Olahraga. (Nurkadri) Kesinambungan Energi dan Aktifitas Olahraga (Nurkadri) Abstrak Olahraga adalah aktiftas jasmani yang membutuhkan energy dalam melakukannya. Kadar energy yang dibutuhkan disesuaikan dengan berat atau ringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan tahap perkembangannya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan tahap perkembangannya, yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa adalah siswa pada perguruan tinggi yang memulai jenjang kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan sebagai remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. jam yang dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada hari latihan dan hari tidak

BAB V PEMBAHASAN. jam yang dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada hari latihan dan hari tidak BAB V PEMBAHASAN A. Asupan Karbohidrat Berdasarkan hasil wawancara dengan menggunakan food recall 1 x 24 jam yang dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada hari latihan dan hari tidak latihan diketahui bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Olahraga adalah segala bentuk aktivitas fisik kompetitif yang biasanya dilakukan melalui partisipasi santai atau terorganisi, bertujuan untuk menggunakan, memelihara

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN...

LEMBAR PERSETUJUAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i ABSTRAK... ii LEMBAR PERSETUJUAN... iii PENGESAHAN SKRIPSI... iv SURAT PERNYATAAN... v RIWAYAT HIDUP... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR

Lebih terperinci

Oleh SHOFI IKRAMINA

Oleh SHOFI IKRAMINA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN, AKTIVITAS FISIK, Z-SKOR, DAN FREKUENSI LATIHAN TERHADAP KEKUATAN OTOT TUNGKAI PEMAIN BASKET REMAJA LAKI-LAKI DI KLUB BASKET SCORPIO, JAKARTA TIMUR Skripsi Ini Diajukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 21 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2011 di SMP/SMA Ragunan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. diperlukan dalam mensuplai energi untuk aktifitas fisik (1).

BAB 1 : PENDAHULUAN. diperlukan dalam mensuplai energi untuk aktifitas fisik (1). BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan fisik sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran, selain itu olahraga juga dapat ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebugaran jasmani adalah kondisi jasmani yang berhubungan dengan kemampuan atau kesanggupan tubuh yang berfungsi dalam menjalankan pekerjaan secara optimal dan efisien.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. golongan, mulai dari golongan muda sampai tua. Sepak bola adalah permainan

BAB I PENDAHULUAN. golongan, mulai dari golongan muda sampai tua. Sepak bola adalah permainan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang diminati semua golongan, mulai dari golongan muda sampai tua. Sepak bola adalah permainan beregu yang berisi dari

Lebih terperinci

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012 HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012 Mulinatus Saadah 1. Mahasiswa Peminatan Gizi Kesehatan

Lebih terperinci

Jalan Arjuna Utara No. 9, Jakarta Barat

Jalan Arjuna Utara No. 9, Jakarta Barat HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI, STATUS GIZI, AKTIVITAS FISIK, DAN GAYA HIDUP TERHADAP DAYA TAHAN KARDIORESPIRATORI PADA MAHASISWA UKM SEPAKBOLA UNIVERSITAS NEGERI LAMPUNG TAHUN 2015 Calely E. Irdilla 1, Kuswari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi olahraga yang benar dan professional (Depkes RI, 2002).

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi olahraga yang benar dan professional (Depkes RI, 2002). 74 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permainan sepakbola membutuhkan daya tahan fisik yang tinggi untuk melakukan aktifitas secara terus menerus dalam waktu lama tanpa mengalami kelelahan yang berarti.

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH TERHADAP DAYA TAHAN KARDIORESPIRASI ATLET PENCAK SILAT DI KLUB SMP NEGERI 01 NGUNUT TULUNGAGUNG JURNAL

HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH TERHADAP DAYA TAHAN KARDIORESPIRASI ATLET PENCAK SILAT DI KLUB SMP NEGERI 01 NGUNUT TULUNGAGUNG JURNAL HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH TERHADAP DAYA TAHAN KARDIORESPIRASI ATLET PENCAK SILAT DI KLUB SMP NEGERI 01 NGUNUT TULUNGAGUNG JURNAL EKO ANDI SUSILO 096484002 UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data 29 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-Desember 2011 di SMA Ragunan

Lebih terperinci

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PRODI KEDOKTERAN UNJA

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PRODI KEDOKTERAN UNJA HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PRODI KEDOKTERAN UNJA Ahmad Syauqy 1 1 Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Jambi email : asqyjbi30@gmail.com

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Juni 2012 di Cipayung, Bogor. Pemilihan tempat

Lebih terperinci

Hubungan Asupan Energi dan Status Hidrasi dengan Kebugaran Atlet Voly Putri Club Voly Baja 78 Bantul Yogyakarta

Hubungan Asupan Energi dan Status Hidrasi dengan Kebugaran Atlet Voly Putri Club Voly Baja 78 Bantul Yogyakarta Nutrisia, Volume 15 Nomor 2, September 2013, halaman 76-81 Hubungan Asupan Energi dan Status Hidrasi dengan Kebugaran Atlet Voly Putri Club Voly Baja 78 Bantul Yogyakarta Rahmawati 1, Nur Hidayat 2, Setyowati

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kebugaran dan kesehatan tubuh (Giam dan Teh, 1992).

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kebugaran dan kesehatan tubuh (Giam dan Teh, 1992). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan gerak tubuh yang sengaja dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan kebugaran dan kesehatan tubuh (Giam dan Teh, 1992). Olahraga terdiri atas rangkaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap harinya, tubuh kita melakukan aktivitas fisik yang beragam, baik itu ringan maupun berat. Untuk dapat melakukan aktivitas fisik dengan baik, diperlukan pula

Lebih terperinci

Suharjana FIK UNY Suharjana FIK UNY

Suharjana FIK UNY Suharjana FIK UNY Latihan aerobik bertujuan untuk memperbaiki kinerja aerobik dan anaerobik. Kinerja aerobik dan anaerobik ini dapat dicapai melalui konsumsi oksigen maksimum (VO2Max) Endurance training merupakan model

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesegaran Jasmani Kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaannya sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Serta meningkatkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG Correlation Of Satisfaction Level Of Food Quality With Energy And Macronutrient

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. landasan awal dalam pencapaian prestasi (M. Sajoto, 1988)

BAB I PENDAHULUAN. landasan awal dalam pencapaian prestasi (M. Sajoto, 1988) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam dunia olahraga kondisi fisik atlit memegang peranan penting dalam menjalankan program latihannya, Fisik seorang atlit juga salah satu syarat yang sangat diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada keberhasilan bangsa itu sendiri dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehat, cerdas,

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA V o l. 1, N o. 2, J u l i - D e s e m b e r 2 0 1 7 101 HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA Naintina Lisnawati

Lebih terperinci

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data 22 METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang menggambarkan hubungan antara asupan makanan dan komposisi lemak tubuh terhadap kapasitas daya tahan tubuh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jepang yang terdiri dari dua kata yaitu kara dan te, jika disatukan dalam satu

I. PENDAHULUAN. Jepang yang terdiri dari dua kata yaitu kara dan te, jika disatukan dalam satu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga adalah aktifitas fisik atau jasmani yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan kebugaran dan stamina tubuh. Salah satu cabang olahraga yang banyak digemari

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN PISANG (MUSA PARADISIACA) TERHADAP KELELAHAN OTOT (AEROB DAN ANAEROB) PADA ATLET SEPAK TAKRAW

PENGARUH PEMBERIAN PISANG (MUSA PARADISIACA) TERHADAP KELELAHAN OTOT (AEROB DAN ANAEROB) PADA ATLET SEPAK TAKRAW PENGARUH PEMBERIAN PISANG (MUSA PARADISIACA) TERHADAP KELELAHAN OTOT (AEROB DAN ANAEROB) PADA ATLET SEPAK TAKRAW Ahmad Syauqy 1, Cicip Rozana Rianti 1, Siti Kumairoh 1 1) Program Studi Ilmu Gizi Fakultas

Lebih terperinci

Jurnal Siliwangi Vol.3. No.1, 2017 ISSN Seri Pendidikan

Jurnal Siliwangi Vol.3. No.1, 2017 ISSN Seri Pendidikan HUBUNGAN KADAR HAEMOGLOBIN DAN KEKUATAN OTOT PERNAPASAN DENGAN KAPASITAS VO2MAX PEMAIN SEPAK BOLA UNSIL UNITED Sani Gunawan 1), Haikal Millah 2), Rd. Herdi Hartadji 3) 1,2,3 Jurusan Pendidikan Jasmani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan, memelihara kesegaran jasmani (fitness) atau sebagai terapi untuk memperbaiki kelainan,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 25 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Contoh Penelitian ini menggunakan contoh mahasiswa mayor Ilmu Gizi tahun ajaran 2009 yang mengikuti mata kuliah Gizi Olahraga. Jumlah contoh awal dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan bela diri asli Indonesia yang sudah diakui dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan bela diri asli Indonesia yang sudah diakui dunia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencak silat merupakan bela diri asli Indonesia yang sudah diakui dunia. Saat ini, pencak silat sendiri sudah dipertandingkan diberbagai ajang kompetisi olahraga internasional,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik. 1 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat VO2max Burns (2000:2) VO2max adalah jumlah maksimal oksigen yang dapat dikonsumsi selama aktivitas fisik yang intens sampai akhirnya terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Adanya pergeseran budaya dari budaya gerak menjadi budaya diam menyebabkan terjadinya permasalahan pada aspek kesegaran jasmani. Hal ini disebabkan oleh dampak teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wanita atau laki-laki sampai anak-anak, dewasa, dan orangtua bahwa dengan

BAB I PENDAHULUAN. wanita atau laki-laki sampai anak-anak, dewasa, dan orangtua bahwa dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Olahraga yang sangat membudaya dari zaman kuno sampai ke zaman modern sekarang ini, baik di Indonesia maupun dunia internasional mulai dari wanita atau laki-laki

Lebih terperinci

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 LAMPIRAN 60 61 Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Kode: KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN GIZI, KONSUMSI PANGAN, DAN TINGKAT KECUKUPAN GIZI TERHADAP KEBUGARAN ATLET BOLA BASKET DI SMP/SMA

Lebih terperinci

PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH

PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH Samsul Bahri, Tommy Apriantono, Joseph I. Sigit, Serlyana Herman Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji beberapa suplemen tradisional (alami)

Lebih terperinci

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga merupakan salah satu kesatuan yang memiliki tujuan cukup luas antaranya adalah untuk prestasi, pendidikan, dan sebagai aktivitas untuk kesehatan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di sekolah sepak bola UNI Ciwastra Bandung pada bulan Januari 2015. B. Jenis Penelitian Rancangan penelitian ini adalah

Lebih terperinci

Corbin, C. B. (2000). Concept Of Fitness and Welness. New York USA: Mc Graw-Hills Companies. DEPDIKNAS. (2007). Tes Kebugaran Jasmani Indonesia.

Corbin, C. B. (2000). Concept Of Fitness and Welness. New York USA: Mc Graw-Hills Companies. DEPDIKNAS. (2007). Tes Kebugaran Jasmani Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S. (2011). Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. (2004). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Angkasa, D. (2016). Penilaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Glukosa darah adalah salah satu gula monosakarida dan salah satu sumber karbon terpenting yang digunakan sebagai sumber energi yang adekuat bagi sel-sel, jaringan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Daya Tahan Tubuh (Endurance) 1. Pengertian Menurut Toho Cholik Mutohir dan Ali Maksum (2007) daya tahan umum adalah kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas terus-menerus (lebih

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN GIZI, ASUPAN DAN STATUS GIZI ATLET DI PUSDIKLAT OLAHRAGA PELAJAR SUDIANG KOTA MAKASSAR

TINGKAT PENGETAHUAN GIZI, ASUPAN DAN STATUS GIZI ATLET DI PUSDIKLAT OLAHRAGA PELAJAR SUDIANG KOTA MAKASSAR TINGKAT PENGETAHUAN GIZI, ASUPAN DAN STATUS GIZI ATLET DI PUSDIKLAT OLAHRAGA PELAJAR SUDIANG KOTA MAKASSAR Mustamin 1, Uun Kunaepah 1, Sri Dara Ayu 1 1 Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan, Makassar ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seorang atlet badminton harus selalu tampil prima dalam setiap pertandingan untuk mencapai hasil yang optimal. Kondisi fisik adalah salah satu persyaratan yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN DAYA TAHAN JANTUNG PARU DENGAN KONDISI PSIKOLOGIS PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKES FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG ANGKATAN 2008 DAN 2009

HUBUNGAN DAYA TAHAN JANTUNG PARU DENGAN KONDISI PSIKOLOGIS PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKES FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG ANGKATAN 2008 DAN 2009 15 HUBUNGAN DAYA TAHAN JANTUNG PARU DENGAN KONDISI PSIKOLOGIS PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKES FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG ANGKATAN 2008 DAN 2009 Aironi Irsyahma, dr. Khairun Nisa B, M.Kes, AIFO Fakultas

Lebih terperinci

Hubungan Tingkat Konsumsi Karbohidrat, Protein Dan Lemak Dengan Kesegaran Jasmani Anak Sekolah Dasar di SD N Kartasura I

Hubungan Tingkat Konsumsi Karbohidrat, Protein Dan Lemak Dengan Kesegaran Jasmani Anak Sekolah Dasar di SD N Kartasura I Hubungan Tingkat Konsumsi Karbohidrat, Protein Dan Lemak Dengan Kesegaran Jasmani Anak Sekolah Dasar di SD N Kartasura I Nugrahaini Puji Hastuti dan Siti Zulaekah Fakultas Ilmu Keaehatan Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Pemanfaatan Energi dalam Olahraga

Pemanfaatan Energi dalam Olahraga Pemanfaatan Energi dalam Olahraga MIRZA HAPSARI SAKTI TP, S.GZ. RD., MPH BLOK KESEHATAN OLAHRAGA FK UII Rabu, 16 September 2015 Jenis Sistem Energi dalam Olahraga 1. Sistem energi Aerobik : butuh oksigen

Lebih terperinci

PROFIL DAYA TAHAN AEROBIK POSISI GUARD, FORWARD, DAN CENTER ATLET BOLA BASKET KABUPATEN INDRAMAYU E-JOURNAL

PROFIL DAYA TAHAN AEROBIK POSISI GUARD, FORWARD, DAN CENTER ATLET BOLA BASKET KABUPATEN INDRAMAYU E-JOURNAL PROFIL DAYA TAHAN AEROBIK POSISI GUARD, FORWARD, DAN CENTER ATLET BOLA BASKET KABUPATEN INDRAMAYU E-JOURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, masyarakat semakin sadar terhadap pentingnya olahraga bagi kesehatan tubuh. Di berbagai kota besar sudah mulai banyak bermunculan pusatpusat kebugaran tubuh

Lebih terperinci

Sari, et al., Hubungan antara Tingkat Konsumsi Makanan, Suplemen dan Status Gizi dengan...

Sari, et al., Hubungan antara Tingkat Konsumsi Makanan, Suplemen dan Status Gizi dengan... Hubungan antara Makanan, Suplemen dan Status Gizi dengan Kesegaran Jasmani (Relation Between Food Consumption, Supplement and Nutrition Status with Physical Fitness) Intan Dwi Sari, Ninna Rohmawati, Farida

Lebih terperinci

Hubungan Tingkat Konsumsi Energi Dan Protein Dengan Ketahanan Fisik Atlet Sepak Bola Ps Barito Putera Tahun 2014

Hubungan Tingkat Konsumsi Energi Dan Protein Dengan Ketahanan Fisik Atlet Sepak Bola Ps Barito Putera Tahun 2014 Hubungan Tingkat Konsumsi Energi Dan Protein Dengan Ketahanan Fisik Atlet Sepak Bola Ps Barito Putera Tahun A Correlation of Energy And Protein Consumption With The Level Of Physical Endurance Of Football

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metabolisme Energi Otot Rangka Kreatin fosfat merupakan sumber energi pertama yang digunakan pada awal aktivitas kontraktil. Suatu karakteristik khusus dari energi yang dihantarkan

Lebih terperinci

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan Silaen P, Zuraidah R, Larasati TA. Medical Faculty

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Olahraga Volume 03 Nomor 03 Edisi Juni 2015,

Jurnal Kesehatan Olahraga Volume 03 Nomor 03 Edisi Juni 2015, ANALISIS DAYA TAHAN AEROBIK MAKSIMAL (VO2MAX) DAN ANAEROBIK PADA ATLET BULUTANGKIS USIA 11-14 TAHUN PB. BINTANG TIMUR SURABAYA MENJELANG KEJURNAS JATIM 2014 e-journal NIM. 10060484029 UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prestasi olahraga Indonesia mengalami keadaan pasang dan surut. Pada

BAB I PENDAHULUAN. Prestasi olahraga Indonesia mengalami keadaan pasang dan surut. Pada BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Prestasi olahraga Indonesia mengalami keadaan pasang dan surut. Pada tiga periode SEA Games berturut-turut, yaitu tahun 2007, 2009, dan 2011, peringkat perolehan medali

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONSUMSI ZAT GIZI, PERSENTASE LEMAK TUBUH DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEBUGARAN JASMANI PADA ATLET RENANG

HUBUNGAN KONSUMSI ZAT GIZI, PERSENTASE LEMAK TUBUH DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEBUGARAN JASMANI PADA ATLET RENANG HUBUNGAN KONSUMSI ZAT GIZI, PERSENTASE LEMAK TUBUH DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEBUGARAN JASMANI PADA ATLET RENANG Karinta Ariani Setiaputri, M. Zen Rahfiludin, Suroto karintariani@gmail.com ABSTRACT Physical

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sehat adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Sehat juga keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinan setiap orang hidup produktif dan ekonomis.

Lebih terperinci

PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VO 2 MAKSIMUM PADA ATLIT SEPAK BOLA DENGAN FUTSAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VO 2 MAKSIMUM PADA ATLIT SEPAK BOLA DENGAN FUTSAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VO 2 MAKSIMUM PADA ATLIT SEPAK BOLA DENGAN FUTSAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai Pelengkap dan Syarat Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma

Lebih terperinci

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 17 METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2011 di lingkungan Kampus (IPB)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga merupakan keperluan dalam kehidupan kita, apalagi bagi orang yang ingin meningkatkan kesehatannya. Kebanyakan orang latihan untuk mendapatkan manfaat dari latihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Serikat pada tahun 1891 dari sebuah sekolah pelatihan fisik (Young Men s

BAB I PENDAHULUAN. Serikat pada tahun 1891 dari sebuah sekolah pelatihan fisik (Young Men s BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga bolabasket banyak digemari oleh masyarakat seluruh dunia termasuk di Indonesia. Olahraga ini pertama kali dikenalkan di negara Amerika Serikat pada

Lebih terperinci

PENGARUH KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEBUGARAN FISIK PADA SANTRIWATI PONDOK PESANTREN AL-MUNAWWIR KRAPYAK YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEBUGARAN FISIK PADA SANTRIWATI PONDOK PESANTREN AL-MUNAWWIR KRAPYAK YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEBUGARAN FISIK PADA SANTRIWATI PONDOK PESANTREN AL-MUNAWWIR KRAPYAK YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: SITI FATIMATUL MUTHI AH 201310201057 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan fisik sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan fisik merupakan salah satu upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga merupakan aktivitas untuk meningkatkan stamina tubuh yang

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga merupakan aktivitas untuk meningkatkan stamina tubuh yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Olahraga merupakan aktivitas untuk meningkatkan stamina tubuh yang mempunyai dampak positif terhadap derajat kesehatan, oleh karena itu olahraga dianjurkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Prestasi olahraga yang menurun bahkan di tingkat ASEAN menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Prestasi olahraga yang menurun bahkan di tingkat ASEAN menjadi suatu 15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prestasi olahraga yang menurun bahkan di tingkat ASEAN menjadi suatu keprihatinan tersendiri bagi kondisi olahragawan profesional di Indonesia. Untuk membina seorang

Lebih terperinci

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TINGKAT VO 2 MAX PEMAIN SEPAK BOLA STKIP BBG. Didi Yudha Pranata 1. Abstrak

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TINGKAT VO 2 MAX PEMAIN SEPAK BOLA STKIP BBG. Didi Yudha Pranata 1. Abstrak HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TINGKAT VO 2 MAX PEMAIN SEPAK BOLA STKIP BBG Didi Yudha Pranata 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan indeks massa tubuh dengan tingkat VO 2 max

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN 46 BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Hasil Penelitian Pada proses perencanaan penelitian, hasil kalkulasi ukuran sampel beda proporsi menghasilkan angka sebesar 75 sampel. Sementara itu, jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang ingin menjalani kehidupannya senantiasa dalam keadaan sehat. Untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal, berbagai upaya telah dilakukan, salah satu

Lebih terperinci

Pengaruh Status Gizi, Tingkat Konsumsi Energi dan Protein terhadap VO2 Maks

Pengaruh Status Gizi, Tingkat Konsumsi Energi dan Protein terhadap VO2 Maks Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia Volume 5. Edisi 2. Desember 2015. ISSN: 2088-6802 Artikel Penelitian http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/miki Pengaruh Status Gizi, Tingkat Konsumsi Energi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan sepak bola adalah permainan bola besar yang dimainkan oleh dua tim dengan masing-masing beranggotakan sebelas orang. Sepak bola merupakan olahraga paling populer

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kesehatan, bahkan pada bungkus rokok-pun sudah diberikan peringatan mengenai

I. PENDAHULUAN. kesehatan, bahkan pada bungkus rokok-pun sudah diberikan peringatan mengenai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok merupakan hal yang sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Bahkan menurut data WHO tahun 2011, jumlah perokok Indonesia mencapai 33% dari total jumlah penduduk

Lebih terperinci

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN DAYA TAHAN JANTUNG PARU PADA PEMAIN SEPAKBOLA DI BEBERAPA KLUB SEPAK BOLA KOTA MEDAN TAHUN 2015

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN DAYA TAHAN JANTUNG PARU PADA PEMAIN SEPAKBOLA DI BEBERAPA KLUB SEPAK BOLA KOTA MEDAN TAHUN 2015 HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN DAYA TAHAN JANTUNG PARU PADA PEMAIN SEPAKBOLA DI BEBERAPA KLUB SEPAK BOLA KOTA MEDAN TAHUN 2015 Oleh : YONIS CHENCERA P. 120100105 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan kegiatan yang banyak digemari hampir oleh seluruh warga dunia terutama oleh masyarakat indonesia baik dari kalangan anak-anak, remaja, dewasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan kesehatan terutama beban ganda masalah gizi (double burden

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan kesehatan terutama beban ganda masalah gizi (double burden BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki permasalahan kesehatan terutama beban ganda masalah gizi (double burden of malnutrition) yaitu kekurangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Balakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Balakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Balakang Penelitian Dalam dunia olahraga upaya untuk mengembangkan dan meningkatkan prestasi atlet adalah dengan melakukan latihan dengan sungguh-sungguh dan berpedoman pada

Lebih terperinci

135 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

135 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes PENDAHULUAN STATUS GIZI, AKTIVITAS FISIK DANTINGKAT KEBUGARAN MAHASISWI POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU Hasir Irma Muslimin Erdiawati Arief ABSTRAK Upaya meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gaya hidup dan kebiasan makan remaja mempengaruhui baik asupan

BAB I PENDAHULUAN. gaya hidup dan kebiasan makan remaja mempengaruhui baik asupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia remaja merupakan periode rawan gizi. Hal ini disebabkan karena pada usia remaja memerlukan zat gizi yang lebih tinggi, perubahan gaya hidup dan kebiasan makan remaja

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kesegaran Jasmani 2.1.1 Pengertian Kesegaran jasmani sudah umum dipakai dalam bahasa Indonesia, khususnya dalam bidang keolahragaan. Kesegaran jasmani biasa diucapkan dengan

Lebih terperinci

GANGGUAN PERILAKU MAKAN DAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI PROTEIN TERHADAP KEBUGARAN JASMANI PEMAIN SEPAK BOLA IKOR FIK UNESA

GANGGUAN PERILAKU MAKAN DAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI PROTEIN TERHADAP KEBUGARAN JASMANI PEMAIN SEPAK BOLA IKOR FIK UNESA Jurnal Pembelajaran Olahraga http://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/pjk/index Volume 3 Nomor 1 Tahun 2017 GANGGUAN PERILAKU MAKAN DAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI PROTEIN TERHADAP KEBUGARAN JASMANI PEMAIN SEPAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kekuatan. Penelitian yang dilakukan oleh Badan Tim Nasional PSSI

BAB I PENDAHULUAN. dan kekuatan. Penelitian yang dilakukan oleh Badan Tim Nasional PSSI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga sepak bola merupakan olahraga yang memerlukan ketahanan dan kekuatan. Penelitian yang dilakukan oleh Badan Tim Nasional PSSI didapatkan hasil bahwa atlet sepak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersabda, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah Azza wa

BAB I PENDAHULUAN. bersabda, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah Azza wa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dari Abu Hurairah RA, beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah Azza wa Jalla daripada Mukmin yang lemah, dan pada

Lebih terperinci

Fitri Magfirah 1, Agus Wijanarka 2, Novita Intan Arovah 3 INTISARI

Fitri Magfirah 1, Agus Wijanarka 2, Novita Intan Arovah 3 INTISARI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN GIZI OLAHRAGA, FREKUENSI KONSUMSI SUPLEMEN, DAN STATUS GIZI DENGAN KEBUGARAN JASMANI ATLET DI KLUB SEPAKBOLA PSIM YOGYAKARTA Fitri Magfirah 1, Agus Wijanarka 2, Novita Intan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan efektif dan efesien tanpa mengalami kelelahan yang berarti.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia dirancang oleh Tuhan untuk bergerak dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia dirancang oleh Tuhan untuk bergerak dalam melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tubuh manusia dirancang oleh Tuhan untuk bergerak dalam melakukan aktivitas fisik. Latihan fisik merupakan aktivitas fisik yang tumbuh dan berkembang seiring dengan

Lebih terperinci

CARA MENENTUKAN KEBUTUHAN ENERGI SEORANG ATLET

CARA MENENTUKAN KEBUTUHAN ENERGI SEORANG ATLET 87 Jurnal Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan, Jilid 2, Nomor 1 Januari 2014 hlm. 87 91 ISSN 2338-0990 CARA MENENTUKAN KEBUTUHAN ENERGI SEORANG ATLET Saharuddin Ita FIK Universitas Cenderawasih,

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI ZAT BESI DAN VITAMIN C DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI ZAT BESI DAN VITAMIN C DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI ZAT BESI DAN VITAMIN C DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR Reisya Nuraini a dan Isnaeni Herawati b a Prodi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan UMS a Prodi Fisioterapi Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang dibutuhkan untuk kesehatan optimal sangatlah penting.

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang dibutuhkan untuk kesehatan optimal sangatlah penting. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status gizi seseorang menunjukkan seberapa besar kebutuhan fisiologis individu tersebut telah terpenuhi. Keseimbangan antar nutrisi yang masuk dan nutrisi yang dibutuhkan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 21 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada setiap sediaan otot gastrocnemius dilakukan tiga kali perekaman mekanomiogram. Perekaman yang pertama adalah ketika otot direndam dalam ringer laktat, kemudian dilanjutkan

Lebih terperinci

Elvia Raissa Vania, Siti Fatimah Pradigdo, S.A Nugraheni. *Elvia Raissa Vania, ABSTRACT

Elvia Raissa Vania, Siti Fatimah Pradigdo, S.A Nugraheni. *Elvia Raissa Vania, ABSTRACT HUBUNGAN GAYA HIDUP, STATUS GIZI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI (STUDI PADA ATLET SOFTBALL PERGURUAN TINGGI DI SEMARANG TAHUN 2017) Elvia Raissa Vania, Siti Fatimah Pradigdo, S.A

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Prayogi Guntara, 2014 Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Prayogi Guntara, 2014 Pengaruh Recovery Aktif Dengan Recovery Pasif Terhadap Penurunan Kadar Asam Laktat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap cabang olahraga memiliki kriteria kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang atletnya. Di cabang olahraga dayung fisik, teknik, taktik, dan mental

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN DAYA TAHAN (ENDURANCE) TERHADAP PENINGKATAN VO2MAX PEMAIN SEPAKBOLA

PENGARUH LATIHAN DAYA TAHAN (ENDURANCE) TERHADAP PENINGKATAN VO2MAX PEMAIN SEPAKBOLA Multilateral: Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Herita, Ramadhan, Ali 121 PENGARUH LATIHAN DAYA TAHAN (ENDURANCE) TERHADAP PENINGKATAN VO2MAX PEMAIN SEPAKBOLA Herita Warni, Ramadhan Arifin, Robinsyah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan fisik

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan fisik 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan fisik sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan fisik merupakan salah satu upaya

Lebih terperinci

SISTEM ENERGI DAN ZAT GIZI YANG DIPERLUKAN PADA OLAHRAGA AEROBIK DAN ANAEROBIK. dr. Laurentia Mihardja, MS *

SISTEM ENERGI DAN ZAT GIZI YANG DIPERLUKAN PADA OLAHRAGA AEROBIK DAN ANAEROBIK. dr. Laurentia Mihardja, MS * 1 SISTEM ENERGI DAN ZAT GIZI YANG DIPERLUKAN PADA OLAHRAGA AEROBIK DAN ANAEROBIK dr. Laurentia Mihardja, MS * Pendahuluan Makanan yang kita makan sehari-hari dipecah menjadi partikel-partikel kecil di

Lebih terperinci