BAB I Pendahuluan I.1 Deskripsi Penelitian dan Latar Belakang
|
|
- Leony Salim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I Pendahuluan I.1 Deskripsi Penelitian dan Latar Belakang Material tekstil dari serat selulosa merupakan material tekstil yang banyak diminati dibanding material tekstil lainnya. Hal ini disebabkan material tekstil dari serat selulosa memiliki kenyamanan digunakan karena memiliki kelembaban yang tinggi. Kelembaban yang tinggi ini disebabkan tekstil dari memiliki banyak gugus hidroksil (Heuser, 1947, Ghosh, 2004). Kelemahan tekstil dari selulosa adalah mudah kusut, hal ini disebabkan ketika ada gaya distorsi menyebabkan ikatan hidrogen antar molekul rusak sehingga molekul saling tergelincir, kemudian membentuk ikatan hidrogen baru pada posisi yang baru (Morton, 1997, Hashem, et al., 2003). Terbentuknya ikatan hidrogen pada posisi yang baru tersebut menyebabkan kekusutan. Untuk mengatasi hal ini dilakukan perlakuan kimia yang disebut proses penyempurnaan anti kusut. Proses ini adalah memberikan ikatan silang kovalen antar rantai selulosa. Kelemahan tekstil selulosa yang lain adalah merupakan tempat yang sesuai tumbuh berkembangnya mikroorganisme (Thiry, 2001, Purwar, et al., 2004, Ibrahim, et al., 2008). Mikroorganisme ini selain berbahaya bagi kesehatan manusia juga dapat menyebabkan penurunan kualitas dari material tekstil tersebut misalnya pudarnya warna ataupun penurunan kekuatan tarik dari material tekstil (Gupta, 2002, Breier, 2005). Material tekstil dari selulosa yang paling banyak digunakan adalah kapas. Material tekstil dari serat selulosa lainnya merupakan alternatif memenuhi kebutuhan serat kapas yang tidak mencukupi. Penggunaan material kapas pada tekstil sandang masih cukup banyak, meskipun telah diproduksi serat buatan yang lainnya. Kekusutan pada kapas dapat diatasi dengan proses anti kusut menggunakan resin turunan N-metilol, diantaranya dimetilol dihidroksi etil urea yang dapat mengadakan ikatan silang dengan serat (Bajaj, 2002, Voncina, 2002). Resin ini selain dapat meningkatkan ketahanan kusut juga dapat berfungsi sebagai desinfektan untuk mencegah tumbuhnya bakteri. Kelemahan resin ini adalah baik dalam proses maupun penyimpanan melepaskan formaldehid bebas yang mengganggu kesehatan dan berakibat pula menurunnya sifat anti bakteri dari 1
2 material tekstil (Vail, et al.,1973, Carison, et al., 2004). Beberapa penelitian mengenai hal ini telah dilakukan antara lain memodifikasi kapas dengan asam butanatetrakarboksilat yang dapat meningkatkan ketahanan kusut kapas (Lickfield, et al., 2002, Lee, 2000, Lee, et al., 2005). Gugus karboksilat dapat membentuk ikatan silang antara rantai selulosa dari serat kapas sehingga dapat memperbaiki ketahanan kusut kain. Meskipun ketahanan kusut kain naik, akan tetapi senyawa ini tidak mempunyai sifat anti bakteri. Oleh karena itu perlu ditambahkan suatu senyawa yang bersifat anti bakteri sehingga dapat menghasilkan kain yang bersifat anti kusut dan anti bakteri. Zat anti bakteri dapat berupa senyawa yang mengandung logam seperti Cu, Zn, Fe, atau senyawa fenol, aldehid maupun klorotriazin (Saito, et al. 1993, Gupta, 2002, Parikh, et al. 2005, Gabbay, et al., 2006, Jantas, et al., 2006). Seperti halnya zat anti kusut, senyawa anti bakteri inipun selain dapat membunuh bakteri juga cukup berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Pengaruh zat anti bakteri yang berasal dari logam berat dan turunan fenol maupun aldehid selain dapat mencemari lingkungan juga dapat menyebabkan iritasi dan dermatitis pada manusia (Scheman, et al., 1998, Carison, et al., 2004, Robert, 2005). Oleh karena itu perlu dicari upaya alternatif penggunaan zat anti bakteri yang dapat membunuh bakteri tetapi tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Salah satu alternatif tersebut adalah penggunaan zat anti bakteri yang berasal dari alam yaitu kitosan (Lim, et al., 2003, Johnson., 2003, Chung, et al., 2004, Liu, et al., 2006, Petrulyte, 2008). Kitosan merupakan poli (N-amino-2-deoksi β-d-glukopiranosa) atau glukosamin. Senyawa ini banyak tersedia di alam dalam bentuk kitin yang merupakan poli (Nasetil amino-2-deoksi β-d-glukopiranosa). Kitin banyak terdapat pada binatang arthoprods, tetapi dalam jumlah besar terdapat pada kulit binatang laut berkulit keras (Crustaceans) seperti kepiting dan udang yang cukup melimpah terutama dari limbah pengolahan udang dan kepiting (Duarte, et al., 2002, Kasaai, et al., Kumar, et al., 2002, Lim, et al., 2003). Indonesia mempunyai sumber daya kelautan yang cukup melimpah diantaranya adalah kepiting dan udang. Udang merupakan salah satu komoditi ekspor yang saat ini cukup berarti bagi peningkatan devisa negara. Budi daya udang tersebar di perairan pantai dari 2
3 Sabang sampai Merauke. Data lima tahun terakhir dari Departemen Kelautan dan Perikanan menunjukkan bahwa ekspor udang beku dari Indonesia rata- rata mencapai 120 ribu ton pertahun. Ekspor udang beku tersebut berupa daging udang tanpa kulit, sehingga kulit udang merupakan limbah. Jika kandungan kulit udang terdapat sekitar 10% dari berat udang berarti setiap tahun terdapat limbah kulit udang sebesar 12 ribu ton. Limbah udang ini umumnya oleh penduduk setempat dimanfaatkan untuk pakan ternak. Pengolahan limbah udang menjadi kitin dapat meningkatkan nilai tambah dari limbah udang tersebut. Dengan kandungan kitin sekitar 20% berarti dapat diperoleh kitin sekitar dua ribu empat ratus ton kitin tiap tahun, suatu jumlah yang cukup besar untuk dapat dimanfaatkan sebagai sumber daya alam. Pemanfaatan kulit udang umumnya adalah dalam bentuk kitosan, hasil proses deasetilasi dari kitin. Senyawa kitosan dalam dasawarsa terakhir mulai banyak diteliti karena beragam fungsinya di antaranya dalam dunia medis, lingkungan hidup maupun industri (Struszky, 1998, Rinaudo, et al., 2006). Kitosan mempunyai gugus reaktif hidroksil dan amina, beberapa modifikasi telah dilakukan dengan mensubstitusi salah satu atau kedua gugus reaktif tersebut (Park et al., Hirano et al., 2003). Modifikasi yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan sifat kelarutannya dalam air. Penelitian penggunaan senyawa kitosan sebagai anti bakteri pada material tekstil telah pernah dilakukan oleh peneliti lain (Lim et al., 2003 : Liu et al., 2001: Ramachandran, 2004). Hasilnya menunjukkan adanya sifat anti bakteri dari kitosan, tetapi sifatnya tidak permanen artinya hilang dalam proses pencucian. Hal ini disebabkan tidak adanya ikatan kimia antara material tekstil dengan kitosan, untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan modifikasi pada kitosan agar dapat berikatan kimia dengan kapas. I.2 Masalah Dalam Penelitian Berdasarkan penelusuran literatur yang telah disebutkan di atas zat anti kusut pengganti formaldehid belum memiliki sifat anti bakteri dan tidak bersifat permanen. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan senyawa anti bakteri yang bersifat permanen sekaligus bersifat anti kusut pada kain kapas. Untuk itu pada 3
4 penelitian ini dilakukan sintesis kitosan karboksilat dengan cara menggabungkan senyawa turunan karboksilat pada kitosan. Senyawa karboksilat yang digunakan harus memiliki minimal dua buah gugus karboksilat, agar dapat berikatan dengan kitosan dan serat kapas. Penggabungan kitosan dan turunan dikarboksilat dilakukan dengan metoda esterifikasi sehingga terbentuk senyawa kitosan karboksilat yang memiliki satu buah gugus karboksilat yang masih bebas. Adanya gugus karboksilat yang dimiliki turunan kitosan karboksilat memungkinkan untuk dapat terjadi reaksi esterifikasi antara gugus karboksilat dengan gugus hidroksil dari selulosa pada kapas. Untuk mempelajari panjang rantai, kepolaran, jumlah gugus karboksilat maka disintesis senyawa kitosan suksinat, kitosan glutarat dan kitosan sitrat. Kitosan glutarat dan kitosan sitrat merupakan senyawa yang belum pernah disintesis peneliti yang lain. Senyawa turunan kitosan karboksilat yang pernah disintesis adalah kitosan suksinat yang digunakan sebagai drug release (Khaled, et al.,1999). Sintesis dilakukan pada temperatur 130 o C dengan atau tanpa penambahan katalis piridin, pada metoda ini terjadi ikatan silang di antara rantai kitosan oleh asam suksinat sehingga terbentuk senyawa berupa gel yang tidak larut dalam air. Pada penelitian ini sintesis kitosan karboksilat dilakukan pada temperatur kamar dan tanpa katalis. Meskipun memerlukan waktu lebih lama, metoda yang digunakan dalam penelitian ini dapat menghindari terbentuknya ikatan silang di antara rantai kitosan sehingga dihasilkan turunan kitosan yang masih mempunyai gugus karboksilat bebas. Keuntungan dari senyawa kitosan karboksilat hasil sintesis penelitian ini adalah memungkinkan terjadinya ikatan kimia antara kitosan karboksilat dengan kapas. Adanya ikatan kimia antara kitosan dan kapas atau selulosa, menyebabkan susunan molekul serat kapas lebih stabil sehingga didapat sifat tahan kusut. Adanya senyawa kitosan yang terikat pada kapas menyebabkan kapas memiliki sifat anti bakteri yang permanen. 4
5 I.3 Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah - Senyawa turunan dikarboksilat dapat bereaksi secara esterifikasi dengan kapas menghasilkan selulosa ester yang mempunyai sifat anti kusut lebih baik dari kapas. Struktur molekul turunan karboksilat mempengaruhi sifat anti kusut kain kapas teresterifikasi. - Senyawa kitosan mempunyai sifat anti bakteri, sehingga penggabungan senyawa kitosan dengan turunan karboksilat akan menghasilkan senyawa anti kusut sekaligus anti bakteri. - Esterifikasi kain kapas dengan senyawa turunan kitosan karboksilat akan memberikan sifat anti bakteri sekaligus anti kusut. I.4 Maksud dan Tujuan Maksud penelitian ini adalah mensintesis zat anti kusut dan anti bakteri yang permanen dari turunan kitosan karboksilat dengan tujuan untuk menggantikan zat anti kusut dan anti bakteri berbahan dasar formaldehid. I.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi : 1) Material selulosa yang dipergunakan adalah kain kapas, karena kain kapas merupakan material tekstil dari selulosa yang paling banyak dipakai. 2) Turunan dikarboksilat yang akan digunakan sebagai zat anti kusut diseleksi dari enam jenis turunan asam karboksilat yaitu asam oksalat, malonat, suksinat, glutarat, maleat, dan sitrat. Pemilihan enam jenis karboksilat tersebut untuk mengetahui pengaruh panjang rantai, kepolaran, jumlah gugus fungsi terhadap sifat anti kusut. Untuk mendapatkan kondisi yang optimum dilakukan eksperimen dengan memvariasikan konsentrasi asam dan jenis katalis. Karakterisasi kapas teresterifikasi dilakukan melalui uji ketahanan kusut dan kekuatan tarik kain. Hasil turunan dikarboksilat terseleksi digunakan untuk sintesis turunan kitosan. Eksperimen dilakukan melalui reaksi esterifikasi kitosan oleh turunan dikarboksilat hasil seleksi dengan 5
6 memvariasikan perbandingan mol antara kitosan dan turunan karboksilat serta variasi waktu reaksi. 3) Kitosan karboksilat disintesis dari kitosan dan dikarboksilat hasil seleksi. Kitosan karboksilat hasil sintesis dikarakterisasi sifat fisiko kimia, meliputi elusidasi struktur molekul dengan FTIR dan RMI, derajat kristalinitas, sifat termal dan sifat kelarutan dalam air. Uji aktifitas bakteri dan sifat anti kusut dari turunan kitosan dilakukan dengan mereaksikan turunan kitosan karboksilat hasil sintesis terhadap kain kapas dengan metoda esterifikasi. Esterifikasi kain kapas dengan turunan kitosan dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi turunan kitosan karboksilat. Karakterisasi kain hasil esterifikasi dengan turunan kitosan karboksilat meliputi sifat anti bakteri, ketahanan kusut, kekuatan tarik kain, dan sifat termal. Untuk sifat anti bakteri, digunakan bakteri yang banyak terdapat di sekitar kehidupan manusia yaitu Staphylococus aereus dan Escherichia coli berdasarkan standar AATCC (American Association of Textile Chemists and Colorists) I.6 Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan pada berbagai tempat sesuai dengan fasilitas yang tersedia. Limbah kulit udang diambil dari peternak udang di perairan pantai daerah Cirebon berupa kulit udang peci atau udang jerbung. Pada penelitian ini digunakan kitin yang diambil dari hasil olahan peternak udang, kemudian dimurnikan lagi di Laboratorium Kimia Fisik Material Program Studi Kimia FMIPA ITB. Karakterisasi kitosan hasil isolasi meliputi penentuan massa molekul dengan metoda viskometri, dilakukan di Laboratorium Kimia Fisik Material, Program Studi Kimia FMIPA ITB, sedangkan pengukuran derajat deasetilasi dengan spektrum FTIR diperoleh dari Laboratorium Instrumentasi FMIPA UPI. Sintesis turunan kitosan karboksilat dengan metoda satu fasa dilakukan di Laboratorium Kimia Fisik Material, Program Studi Kimia FMIPA-ITB. Karakterisasi hasil sintesis meliputi elusidasi struktur dengan FTIR yang diperoleh dari Laboratorium Instrumentasi FMIPA UPI, 1 H-RMI dari Chemistry Departement, University of Malaya, pengukuran sifat termal dengan TGA dan pengukuran kristalinitas dengan XRD dari Laboratorium Fisika Terapan, LIPI 6
7 Bandung. Proses esterifikasi kain kapas dengan turunan karboksilat dan turunan kitosan karboksilat hasil sintesis dilakukan di Laboratorium Proses Penyempurnaan Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil. Pengujian sifat anti bakteri dilakukan menggunakan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli yang diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB. Pengujian sifat fisik kain meliputi kekuatan tarik kain dan ketahanan kusut kain dilakukan di Laboratorium Evaluasi Kimia dan Fisika, Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil. I.7 Sistematika Disertasi Penulisan disertasi ini terbagi dalam lima bab, bab satu merupakan pendahuluan dari disertasi yang menyajikan antara lain deskripsi topik penelitian, latar belakang, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian serta pelaksanaan penelitian secara garis besar. Bab dua merupakan tinjauan pustaka yang mengelaborasi hasil peneliti terdahulu yang berkaitan dengan topik penelitian yang dilakukan. Metode penelitian pada bab tiga menyajikan tentang metode penelitian dan langkah kerja yang dilakukan serta karakterisasi yang dilakukan. Bab empat menyajikan hasil dan pembahasannya, meliputi pembahasan hasil percobaan yang dikaitkan dengan teori dan tinjauan pustaka yang telah disajikan pada bab sebelumnya. Bab lima merupakan kesimpulan dan saran yang memuat kesimpulan dari seluruh penelitian yang telah dilakukan, dan saran untuk penelitian lanjutan serta implikasi praktis dari hasil penelitian yang dilakukan. Disertasi ini ditutup dengan daftar pustaka dan lampiran-lampiran berupa data pendukung disertasi. 7
PENELITIAN PEMBUATAN KAIN ANTIBAKTERI MENGGUNAKAN KITOSAN
PENELITIAN PEMBUATAN KAIN ANTIBAKTERI MENGGUNAKAN KITOSAN Wiwin Winiati, Cica Kasipah, Wulan Septiani, Rizka Yulina, Eva Novarini ZAT ANTIBAKTERI UNTUK TEKSTIL Existing : Senyawa fenol, organo logam, turunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ion-ion logam, khususnya logam berat yang terlepas ke lingkungan sangat berbahaya bagi kesehatan. Ion-ion logam berat pada konsentrasi rendah dapat terakumulasi
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kitosan adalah polimer glukosamin yang merupakan selulosa beramin, nomer dua terbanyak di alam setelah selulosa. Kitosan ditemukan pada cangkang invetebrata hewan perairan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selulosa merupakan polisakarida yang berbentuk padatan, tidak berasa, tidak berbau dan terdiri dari 2000-4000 unit glukosa yang dihubungkan oleh ikatan β-1,4 glikosidik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hidrogel yang terbuat dari polisakarida alami sudah secara luas di teliti dalam bidang farmasi dan kesehatan, seperti rekayasa jaringan, penghantaran obat, imobilisasi
Lebih terperinci4. Hasil dan Pembahasan
4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Isolasi Kitin dan Kitosan Isolasi kitin dan kitosan yang dilakukan pada penelitian ini mengikuti metode isolasi kitin dan kitosan dari kulit udang yaitu meliputi tahap deproteinasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong pesatnya perkembangan di berbagai sektor kehidupan manusia terutama sektor industri. Perkembangan
Lebih terperinciBAB II Tinjauan Pustaka
BAB II Tinjauan Pustaka Material tekstil tersusun dari serat-serat, baik serat buatan maupun alam. Serat alam merupakan serat yang yang sudah tersedia di alam dalam bentuk serabutserabut halus, contohnya
Lebih terperinciBAB III Metode Penelitian
BAB III Metode Penelitian Penelitian pembuatan zat anti kusut dan antibakteri dari turunan kitosan karboksilat meliputi beberapa tahap yaitu, isolasi kitin dari kulit udang, transformasi kitin menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kitosan dihasilkan dari kitin dan mempunyai struktur kimia yang sama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kitosan dihasilkan dari kitin dan mempunyai struktur kimia yang sama dengan kitin, terdiri dari rantai molekul yang panjang dan berat molekul yang tinggi. Adapun perbedaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam bidang perindustrian. Penggunaan logam krombiasanya terdapat pada industri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Logam krom (Cr) merupakan salah satu logam berat yang sering digunakan dalam bidang perindustrian. Penggunaan logam krombiasanya terdapat pada industri pelapisan logam,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pencemaran belakangan ini sangat menarik perhatian masyarakat banyak.perkembangan industri yang demikian cepat merupakan salah satu penyebab turunnya kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri tapioka, yaitu : BOD : 150 mg/l; COD : 300 mg/l; TSS : 100 mg/l; CN - :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri tapioka merupakan industri rumah tangga yang memiliki dampak positif bila dilihat dari segi ekonomis. Namun dampak pencemaran industri tapioka sangat dirasakan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
6 HASIL DAN PEMBAHASAN Karboksimetil selulosa (CMC) merupakan salah satu turunan selulosa yang disebut eter selulosa (Nevell dan Zeronian 1985). CMC dapat larut di dalam air dingin dan air panas dan menghasilkan
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat dalam dua dekade terakhir ini telah
I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang pesat dalam dua dekade terakhir ini telah membawa pengaruh yang sangat luas dalam berbagai kehidupan manusia terutama dalam bidang ilmu sains
Lebih terperinciPEMBUATAN KHITOSAN DARI KULIT UDANG UNTUK MENGADSORBSI LOGAM KROM (Cr 6+ ) DAN TEMBAGA (Cu)
Reaktor, Vol. 11 No.2, Desember 27, Hal. : 86- PEMBUATAN KHITOSAN DARI KULIT UDANG UNTUK MENGADSORBSI LOGAM KROM (Cr 6+ ) DAN TEMBAGA (Cu) K. Haryani, Hargono dan C.S. Budiyati *) Abstrak Khitosan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahan makanan pada umumnya sangat sensitif dan mudah mengalami penurunan kualitas karena faktor lingkungan, kimia, biokimia, dan mikrobiologi. Penurunan kualitas bahan
Lebih terperinciSelektivitas Reaksi pada Kitosan
Selektivitas Reaksi pada Kitosan Erika Mustika Nugroho, Emil Budianto, Asep Saefumillah Departemen Kimia Fakultas MIPA Universitas Indonesia Email : erika.mustika@ui.ac.id Abstrak Kitosan adalah salah
Lebih terperinciProses Esterifikasi Pada Kain Kapas Dengan Turunan Karboksilat Untuk Menaikkan Ketahanan Kusut Kapas *)
Akta Kimindo Vol. 2 No. 1 ktober 2006: 57-62 AKTA KIMIA INDNESIA Proses Esterifikasi Pada Kain Kapas Dengan Turunan Karboksilat Untuk Menaikkan Ketahanan Kusut Kapas *) Saadijah Achmad **1), Cinthya L.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penggunaan pestisida selama aktifitas pertanian umumnya digunakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan pestisida selama aktifitas pertanian umumnya digunakan oleh petani sebagai bagian dari upaya mendapatkan hasil yang maksimal dengan waktu yang seefisien
Lebih terperinciHasil dan Pembahasan
Bab 4 asil dan Pembahasan 4.1 Pembuatan dan Kitosan Kulit udang yang digunakan sebagai bahan baku kitosan terdiri atas kepala, badan, dan ekor. Tahapan-tahapan dalam pengolahan kulit udang menjadi kitosan
Lebih terperinci3. Metodologi Penelitian
3. Metodologi Penelitian 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Peralatan gelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas kimia, gelas ukur, labu Erlenmeyer, cawan petri, corong dan labu Buchner, corong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perindustrian di Indonesia semakin berkembang. Seiring dengan perkembangan industri yang telah memberikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perindustrian di Indonesia semakin berkembang. Seiring dengan perkembangan industri yang telah memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas hidup manusia,
Lebih terperinciet al., 2005). Menurut Wan Ngah et al (2005), sambung silang menggunakan glutaraldehida, epiklorohidrin, etilen glikol diglisidil eter, atau agen
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kitosan merupakan senyawa dengan rumus kimia poli(2-amino-2-dioksi-β-d-glukosa) yang dapat diperoleh dari deasetilasi kitin. Kitosan serta turunannya sangat bermanfaat
Lebih terperinci2. Tinjauan Pustaka Sel Bahan Bakar (Fuel Cell)
2. Tinjauan Pustaka 2.1 2.1 Sel Bahan Bakar (Fuel Cell) Sel bahan bakar merupakan salah satu solusi untuk masalah krisis energi. Sampai saat ini, pemakaian sel bahan bakar dalam aktivitas sehari-hari masih
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Polistiren Polistiren disintesis dari monomer stiren melalui reaksi polimerisasi adisi dengan inisiator benzoil peroksida. Pada sintesis polistiren ini, terjadi tahap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman dapat memenuhi siklus hidupnya dengan menggunakan unsur hara. Fungsi hara tanaman tidak dapat digantikan oleh unsur lain dan apabila tidak terdapat suatu hara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan pestisida dari tahun ke tahun semakin meningkat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini penggunaan pestisida dari tahun ke tahun semakin meningkat. Hal ini dikarenakan adanya perkembangan hama dan penyakit pada tanaman baik dari jenis maupun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dewasa ini modifikasi sifat polimer telah banyak dikembangkan dalam
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini modifikasi sifat polimer telah banyak dikembangkan dalam berbagai industri maupun lembaga penelitian. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk mencari alternatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kolesterol adalah suatu molekul lemak di dalam sel yang terdiri atas LDL
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolesterol adalah suatu molekul lemak di dalam sel yang terdiri atas LDL (low density lipoprotein), HDL (high density lipoprotein), total kolesterol dan trigliserida.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kitosan merupakan kitin yang dihilangkan gugus asetilnya dan termasuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kitosan merupakan kitin yang dihilangkan gugus asetilnya dan termasuk kelompok senyawa polisakarida, dimana gugus asetilnya telah hilang sehingga menyisakan gugus amina
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
19 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penelitian Tahap Pertama Tahap pertama penelitian ini dilakukan untuk mengetahui mutu kitosan komersil yang digunakan, antara lain meliputi kadar air, kadar abu, kadar nitrogen,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kitin dan kitosan merupakan biopolimer yang secara komersial potensial
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kitin dan kitosan merupakan biopolimer yang secara komersial potensial dalam berbagai bidang dan industri. Kitin dan kitosan merupakan bahan dasar dalam bidang biokimia,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sehingga memiliki umur simpan yang relatif pendek. Makanan dapat. dikatakan rusak atau busuk ketika terjadi perubahan-perubahan yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum, bahan pangan memiliki sifat mudah rusak (perishable), sehingga memiliki umur simpan yang relatif pendek. Makanan dapat dikatakan rusak atau busuk ketika terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Plastik adalah bahan yang banyak sekali di gunakan dalam kehidupan manusia, plastik dapat di gunakan sebagai alat bantu yang relative kuat, ringan, dan mempunyai
Lebih terperinciPENDAHULUAN. adalah Timbal (Pb). Timbal merupakan logam berat yang banyak digunakan
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pencemaran lingkungan oleh logam berat cukup membahayakan kehidupan. Salah satu logam berbahaya yang menjadi bahan pencemar tersebut adalah Timbal (Pb). Timbal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang penting dalam perawatan luka. Prinsip dasar dalam memilih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dressing (balutan) luka merupakan suatu material yang digunakan untuk menutupi luka. Tujuan dari penutupan luka ini adalah untuk melindungi luka dari infeksi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Udang dan kepiting merupakan komoditas andal dan bernilai ekonomis
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udang dan kepiting merupakan komoditas andal dan bernilai ekonomis sebagai salah satu hasil utama perikanan Indonesia. Menurut Pusat Data Statistik dan Informasi Departemen
Lebih terperinciPENYEMPURNAAN TAHAN KUSUT PADA KAIN KAPAS DENGAN KNITEX LE VARIASI KONSENTRASI DAN PENAMBAHAN RESIN PELEMAS SILIKON AMZ-9
PENYEMPURNAAN TAHAN KUSUT PADA KAIN KAPAS DENGAN KNITEX LE VARIASI KONSENTRASI DAN PENAMBAHAN RESIN PELEMAS SILIKON AMZ-9 Prihatini (07k40015), Jakariya Nugraha (10020067), Mahasiswa Jurusan Kimia Tekstil,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan perairan yang disebabkan oleh logam-logam berat seperti kadmium, timbal dan tembaga yang berasal dari limbah industri sudah lama diketahui. Untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ditemukan sangat banyak dalam kehidupan sehari-hari, sehingga banyak orang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Polimer saat ini telah berkembang sangat pesat. Berbagai aplikasi polimer ditemukan sangat banyak dalam kehidupan sehari-hari, sehingga banyak orang yang sudah mengenal
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
6 HASIL DAN PEMBAHASAN Beberapa jenis polimer superabsorben mempunyai beberapa kelemahan, yaitu kapasitas absorpsi yang kecil, kurang stabil terhadap perubahan ph, suhu dan sifat fisik yang kurang baik.
Lebih terperinciASAM KARBOKSILAT. Deskripsi: Struktur, tata nama, penggolongan dan manfaat asam karboksilat
ASAM KARBKSILAT Deskripsi: Struktur, tata nama, penggolongan dan manfaat asam karboksilat DEFINISI ASAM KARBKSILAT Senyawa yang mempunyai satu gugus karbonil yang berikatan dengan satu gugus hidroksil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya zaman dan tingkat peradaban manusia yang. sudah semakin maju semakin mendorong manusia untuk berupaya dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya zaman dan tingkat peradaban manusia yang sudah semakin maju semakin mendorong manusia untuk berupaya dalam pemenuhan kebutuhan hidup
Lebih terperinciSINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOPORI TiO2-SiO2/KITOSAN DENGAN PENAMBAHAN SURFAKTAN DTAB SKRIPSI SARJANA KIMIA. Oleh STEFANI KRISTA BP :
SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOPORI TiO2-SiO2/KITOSAN DENGAN PENAMBAHAN SURFAKTAN DTAB SKRIPSI SARJANA KIMIA Oleh STEFANI KRISTA BP : 0910412029 JURUSAN S1 KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Pemberian Kitosan terhadap Ginjal Puyuh yang Terpapar Timbal (Pb)
48 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Pemberian Kitosan terhadap Ginjal Puyuh yang Terpapar Timbal (Pb) Hasil penelitian kadar kalsium (Ca) pengaruh pemberian kitosan pada ginjal puyuh yang terpapar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada beberapa tahun belakangan ini penelitian mengenai polimer
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada beberapa tahun belakangan ini penelitian mengenai polimer penyimpan air yang biasa disebut superabsorbent polymer (SAP) banyak dilakukan dan dikembangkan oleh
Lebih terperinciBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sintesis dan Karakterisasi Karboksimetil Kitosan Spektrum FT-IR kitosan yang digunakan untuk mensintesis karboksimetil kitosan (KMK) dapat dilihat pada Gambar 8 dan terlihat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini penggunaan plastik di Indonesia sebagai bahan kemasan pangan untuk memenuhi kebutuhan sehari hari sangat besar (mencapai 1,9 juta ton di tahun 2013) (www.kemenperin.go.id),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Limbah dari berbagai industri mengandung zat pewarna berbahaya, yang harus dihilangkan untuk menjaga kualitas lingkungan. Limbah zat warna, timbul sebagai akibat langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan plastik semakin populer di kalangan masyarakat Indonesia, karena memiliki banyak kegunaan dan praktis. Plastik merupakan produk polimer sintetis yang terbuat
Lebih terperinciKIMIA. Sesi HIDROKARBON (BAGIAN II) A. ALKANON (KETON) a. Tata Nama Alkanon
KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 16 Sesi NGAN HIDROKARBON (BAGIAN II) Gugus fungsional adalah sekelompok atom dalam suatu molekul yang memiliki karakteristik khusus. Gugus fungsional adalah bagian
Lebih terperinciGambar IV 1 Serbuk Gergaji kayu sebelum ekstraksi
Bab IV Pembahasan IV.1 Ekstraksi selulosa Kayu berdasarkan struktur kimianya tersusun atas selulosa, lignin dan hemiselulosa. Selulosa sebagai kerangka, hemiselulosa sebagai matrik, dan lignin sebagai
Lebih terperinciKARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK
KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK Kimia SMK KELAS XII SEMESTER 2 SMKN 7 BANDUNG SK DAN KD Standar Kompetensi Menjelaskan sistem klasifikasi dan kegunaan makromolekul (karbohidrat, lipid, protein) Kompetensi Dasar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAULUAN 1.1 Latar Belakang Asam hidroksisitrat telah diketahui memiliki banyak kegunaan, beberapa diantaranya yaitu untuk mengobati obesitas, menaikkan berat badan, mengatasi kelaparan, hiperlipemia
Lebih terperinciSenyawa Alkohol dan Senyawa Eter. Sulistyani, M.Si
Senyawa Alkohol dan Senyawa Eter Sulistyani, M.Si sulistyani@uny.ac.id Konsep Dasar Senyawa Organik Senyawa organik adalah senyawa yang sumber utamanya berasal dari tumbuhan, hewan, atau sisa-sisa organisme
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pencapaian sekitar 54 juta ton per tahun yang mencerminkan bahwa negara kita
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara penghasil padi terbesar ke tiga di dunia dengan pencapaian sekitar 54 juta ton per tahun yang mencerminkan bahwa negara kita adalah negara agraris
Lebih terperinciKARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK KIMIA KESEHATAN KELAS XII SEMESTER 5
KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK n KIMIA KESEHATAN KELAS XII SEMESTER 5 SK dan KD Standar Kompetensi Menjelaskan sistem klasifikasi dan kegunaan makromolekul (karbohidrat, lipid, protein) Kompetensi Dasar Menjelaskan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. M yang berupa cairan berwarna hijau jernih (Gambar 4.1.(a)) ke permukaan Al 2 O 3
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sintesis Katalis Katalis Ni/Al 2 3 diperoleh setelah mengimpregnasikan Ni(N 3 ) 2.6H 2 0,2 M yang berupa cairan berwarna hijau jernih (Gambar 4.1.(a)) ke permukaan Al 2
Lebih terperinciPEMBUATAN KITOSAN DARI KULIT UDANG PUTIH (Penaeus merguiensis) DAN APLIKASINYA SEBAGAI PENGAWET ALAMI UNTUK UDANG SEGAR
JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 2 No.2 ; November 2015 PEMBUATAN KITOSAN DARI KULIT UDANG PUTIH (Penaeus merguiensis) DAN APLIKASINYA SEBAGAI PENGAWET ALAMI UNTUK UDANG SEGAR Noor Isnawati, Wahyuningsih,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai flokulan alami yang ramah lingkungan dalam pengolahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bioflokulan DYT merupakan material polimer alami yang telah diuji dapat digunakan sebagai flokulan alami yang ramah lingkungan dalam pengolahan limbah cair
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pembuatan Kitosan 4.1.1 Penyiapan Perlakuan Sampel Langkah awal yang dilakukan dalam proses isolasi kitin adalah dengan membersikan cangkang kepiting yang masih mentah
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN...ii. KATA PENGANTAR...vi. DAFTAR ISI...viii. DAFTAR GAMBAR...xii. DAFTAR TABEL...xiv. DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN...ii HALAMAN MOTTO...iii HALAMAN PERSEMBAHAN...iv KATA PENGANTAR...vi DAFTAR ISI...viii DAFTAR GAMBAR...xii DAFTAR TABEL...xiv DAFTAR LAMPIRAN...xv INTISARI...xvi
Lebih terperinci4 Hasil dan pembahasan
4 Hasil dan pembahasan 4.1 Sintesis dan Pemurnian Polistiren Pada percobaan ini, polistiren dihasilkan dari polimerisasi adisi melalui reaksi radikal dengan inisiator benzoil peroksida (BPO). Sintesis
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selulosa merupakan bahan atau materi yang sangat berlimpah di bumi ini. Selulosa yang dihasilkan digunakan untuk membuat perabot kayu, tekstil, kertas, kapas serap,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara penghasil tebu yang cukup besar di dunia. Menurut data FAO tahun 2013, Indonesia menduduki peringkat ke-9 dengan produksi tebu per
Lebih terperinciMakalah Pendamping: Kimia Paralel E PENGARUH KONSENTRASI KITOSAN DARI CANGKANG UDANG TERHADAP EFISIENSI PENJERAPAN LOGAM BERAT
276 PENGARUH KONSENTRASI KITOSAN DARI CANGKANG UDANG TERHADAP EFISIENSI PENJERAPAN LOGAM BERAT Antuni Wiyarsi, Erfan Priyambodo Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY Kampus Karangmalang, Yogyakarta 55281
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAB I. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nanofiber merupakan fiber (serat) berukuran submikron hingga skala nanometer. Sebagai bidang riset yang baru, teknologi nanofiber memiliki potensi aplikasi sebagai
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
digilib.uns.ac.id Pembuatan Kitosan dari Cangkang Keong Mas untuk Adsorben Fe pada Air BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka A.1. Keong mas Keong mas adalah siput sawah yang merupakan salah satu hama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan logam berat sebagai polutan bagi lingkungan hidup diawali dengan meningkatnya populasi dan industrialisasi dari proses modernisasi manusia dan lingkungan
Lebih terperinci3 Metodologi Penelitian
3 Metodologi Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fisik Material dan Laboratorium Kimia Analitik Program Studi Kimia ITB, serta di Laboratorium Polimer Pusat Penelitian
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu, tahap isolasi kitin yang terdiri dari penghilangan protein, penghilangan mineral, tahap dua pembuatan kitosan dengan deasetilasi
Lebih terperinciBab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab IV asil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Isolasi Kitin dari Limbah Udang Sampel limbah udang kering diproses dalam beberapa tahap yaitu penghilangan protein, penghilangan mineral, dan deasetilasi untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nanoteknologi merupakan sebuah penemuan baru di bidang ilmu penelitian, khususnya penelitian bidang bioteknologi (Natarajan, et al., 2010). Penelitian di bidang nanoteknologi
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 asil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Polistiren Sintesis polistiren dilakukan dalam reaktor polimerisasi dengan suasana vakum. al ini bertujuan untuk menghindari terjadinya kontak dengan udara karena stiren
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Budidaya (2014), menyatakan bahwa udang vannamei (Litopenaeus vannamei) tertinggi sehingga paling berpotensi menjadi sumber limbah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Udang diekspor 90% berada dalam bentuk beku tanpa kulit dan kepala sehingga dari proses pembekuan tersebut dihasilkan limbah berupa kulit dan kepala udang (Natsir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Total produksi penangkapan dan perikanan udang dunia menurut Food and Agriculture Organization pada tahun 2009 berkisar 6 juta ton pada tahun 2006 [1] dan mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adalah daging dari ternak yang sehat, saat penyembelihan dan pemasaran diawasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan daging merupakan bagian yang penting bagi keamanan pangan dan selalu menjadi pokok permasalahan yang mendapatkan perhatian khusus dalam penyediaan
Lebih terperinci1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULAN
BAB 1 PENDAHULAN 1.1. Latar Belakang Pangan yang bersumber dari hasil ternak termasuk produk pangan yang cepat mengalami kerusakan. Salah satu cara untuk memperkecil faktor penyebab kerusakan pangan adalah
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Hidrolisis Kitosan A dengan NaOH
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-April 2011 di Laboratorium Kimia Organik, Departemen Kimia, Institut Pertanian Bogor (IPB), Laboratorium Kimia Pusat Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak sereh merupakan salah satu komoditas minyak atsiri Indonesia dengan total luas lahan sebesar 3492 hektar dan volume ekspor mencapai 114 ton pada tahun 2004 (Direktorat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Limbah seperti tumpahan minyak merupakan salah satu bentuk polusi yang dapat merusak lingkungan. Dampak dari tumpahan minyak ini dapat merusak ekosistem lingkungan
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Osteoarthritis (OA) 2.2 Glukosamin hidroklorida (GlcN HCl)
3 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Osteoarthritis (OA) Osteoarthritis yang juga sebagai penyakit degeneratif pada sendi adalah bentuk penyakit radang sendi yang paling umum dan merupakan sumber utama penyebab rasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perbandingan nilai ekonomi kandungan logam pada PCB (Yu dkk., 2009)
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Emas telah muncul sebagai salah satu logam yang paling mahal dengan mencapai harga tinggi di pasar internasional. Kenaikan harga emas sebanding dengan peningkatan permintaan
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Tahap Sintesis Biodiesel Pada tahap sintesis biodiesel, telah dibuat biodiesel dari minyak sawit, melalui reaksi transesterifikasi. Jenis alkohol yang digunakan adalah metanol,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang beralamat di Jl. Dr. Setiabudi No.229 Bandung. Untuk keperluan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar belakang
I.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Limbah cair yang mengandung zat warna telah banyak dihasilkan oleh beberapa industri domestik seperti industri tekstil dan laboratorium kimia. Industri-industri tekstil
Lebih terperinciTINGKATAN KUALISTAS KITOSAN HASIL MODIFIKASI PROSES PRODUKSI. Abstrak
TINGKATAN KUALISTAS KITOSAN HASIL MODIFIKASI PROSES PRODUKSI Pipih suptijah* ) Abstrak Kitosan adalah turunan dari kitin yang merupakan polimer alam terdapat pada karapas/ limbah udang sekitar 10 % - 25%.
Lebih terperinciPEMANFAATAN SERAT DAUN NANAS (ANANAS COSMOSUS) SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA TEKSTIL RHODAMIN B
SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA V Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 6 April 13
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pisang merupakan buah yang tumbuh di daerah-daerah di Indonesia. Menurut data Direktorat Jendral Hortikultura produksi pisang pada tahun 2010 adalah sebanyak 5.755.073
Lebih terperinciPenyerapan Zat Warna Tekstil BR Red HE 7B Oleh Jerami Padi +) Saepudin Suwarsa Jurusan Kimia FMIPA - ITB Jl. Ganesa 10 Bandung, 40132
JMS Vol. 3 No. 1, hal. 32-40, April 1998 Penyerapan Zat Warna Tekstil BR Red HE 7B Oleh Jerami Padi +) Saepudin Suwarsa Jurusan Kimia FMIPA - ITB Jl. Ganesa 10 Bandung, 40132 Diterima tanggal 20 Desember
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sanitasi merupakan salah satu hal yang terpenting dalam kehidupan manusia
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu hal yang terpenting dalam kehidupan manusia sehari-hari. Sanitasi adalah usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatan kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Membran adalah sebuah penghalang selektif antara dua fasa. Membran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Membran adalah sebuah penghalang selektif antara dua fasa. Membran memiliki ketebalan yang berbeda-beda, ada yang tebal dan ada juga yang tipis. Ditinjau dari bahannya
Lebih terperinciPENJERAPAN LEMAK KAMBING MENGGUNAKAN ADSORBEN CHITOSAN
1 PENJERAPAN LEMAK KAMBING MENGGUNAKAN ADSORBEN CHITOSAN Carlita Kurnia Sari (L2C605123), Mufty Hakim (L2C605161) Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jln. Prof. Sudharto, Tembalang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin meningkat seiring dengan perkembangan kehidupan manusia. Perkembangan tersebut diikuti dengan meningkatnya aktivitas
Lebih terperinciAsam Karboksilat dan Ester. Sulistyani, M.Si
Asam Karboksilat dan Ester Sulistyani, M.Si sulistyani@uny.ac.id Konsep Dasar Asam karboksilat disebut juga golongan asam alkanoat, sedangkan ester disebut juga golongan alkil alkanoat. Asam karboksilat
Lebih terperinciJurnal Teknologi Kimia Unimal
Jurnal Teknologi Kimia Unimal 1:1 (November 2012) 79-90 Jurnal Teknologi Kimia Unimal homepage jurnal: www.ft.unimal.ac.id/jurnal_teknik_kimia Jurnal Teknologi Kimia Unimal PEMBUATAN KITOSAN DARI LIMBAH
Lebih terperinciBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Pemisahan senyawa total flavanon 4.1.1.1 Senyawa GR-8 a) Senyawa yang diperoleh berupa padatan yang berwama kekuningan sebanyak 87,7 mg b) Titik leleh: 198-200
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI PENGESAHAN DEDIKASI RIWAYAT HIDUP PENULIS ABSTRAK
DAFTAR ISI Halaman PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI i PENGESAHAN ii PRAKATA iii DEDIKASI iv RIWAYAT HIDUP PENULIS v ABSTRAK vi ABSTRACT vii DAFTAR ISI viii DAFTAR GAMBAR xi DAFTAR TABEL xii DAFTAR LAMPIRAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Plastik banyak digunakan untuk berbagai hal, di antaranya sebagai pembungkus makanan, alas makan dan minum, untuk keperluan sekolah, kantor, automotif dan berbagai
Lebih terperinci