4.4 Analisa dan Perancangan Sistem Informasi Analisa dan Pembahasan Sistem Berjalan (Sebelum Preventive

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "4.4 Analisa dan Perancangan Sistem Informasi Analisa dan Pembahasan Sistem Berjalan (Sebelum Preventive"

Transkripsi

1 Analisa dan Perancangan Sistem Informasi Analisa dan Pembahasan Sistem Berjalan (Sebelum Preventive Maintenance) PT. Gajah Tunggal khususnya di dalam departemen maintenance memiliki sistem informasi yang masih kurang baik, hal ini dapat dilihat dari pembuatan laporan bulanan mengenai kerusakan mesin dengan menggunakan program aplikasi Fox Pro 2.6 yang belum disertai dengan jadwal preventive maintenance yang tepat sesuai simulasi perhitungan reliability. Begitu pun dengan pembuatan surat EJO (Engineering Job Order) atau dalam hal ini sering disebut dengan WO (Work Order) yang masih dilakukan secara manual, apabila terjadi kerusakan pada mesin. Selama ini perawatan mesin yang ada pada PT. Gajah Tunggal masih berdasarkan on-condition maintenance atau corrective maintenance (perawatan berdasarkan visualisasi terhadap kondisi peralatan yang mengalami breakdown) dan perawatan berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan dari manual book yang diperoleh dari saat pembelian mesin; sehingga masih sering terjadinya breakdown maintenance dengan frekuensi yang tinggi, dimana perawatan dilakukan apabila terjadi kerusakan pada mesin, sehingga mesin tersebut tidak lagi dapat melakukan kegiatan proses produksi.

2 327 Gambar 4.2 Rich Picture Sistem Berjalan Maintenance Plant A PT. Gajah Tunggal

3 328 Adapun penjelasan akan sistem perawatan yang berlaku saat ini di dalam perusahaan dalam melakukan kegiatan perawatan terhadap mesin yang membutuhkan perawatan dapat dideskripsikan sebagai berikut : 1. Bila terdapat kerusakan pada mesin, pertama operator mesin bagian produksi akan melaporkan ke bagian maintenance untuk memberitahukan kerusakan tersebut secara lisan, pada saat itu juga operator mesin bagian produksi membuat surat WO perbaikan. 2. Teknisi/karyawan maintenance melakukan pemeriksaan mesin yang mengalami gangguan kerusakan dan digunakan sebagai laporan kejadian bahwa terdapat kerusakan pada mesin. 3,4. Teknisi atau karyawan maintenance yang melakukan pemeriksaan itu melaporkan hasil pemeriksaan ke manajer manufacture mengenai kerusakan yang telah terjadi dan mengkonfirmasi kerusakan yang terjadi. 5,6. Apabila tindakan perbaikan disetujui oleh manajer manufacture, maka teknisi maintenance akan segera melakukan perbaikan. Perbaikan terdapat 2 macam cara, yaitu perbaikan yang bersifat penggantian part dan perbaikan yang bersifat hanya perawatan saja, seperti penggantian oli pada mesin.

4 329 Setelah dilakukan pengamatan pada PT. Gajah Tunggal dapat diketahui beberapa kelemahan pada sistem yang sedang berjalan di perusahaan, kelemahan-kelemahan sistem yang ada, antara lain : Tidak akuratnya data, karena WO dibuat tertulis secara manual sehingga data tidak dapat langsung ter-update dalam database dan sering terjadinya kehilangan WO, yang dapat mengakibatkan data historis kerusakan mesin tidak lengkap dan akurat. Tidak dilakukannya penjadwalan perawatan pada mesin secara terinci dan efektif, sehingga tidak dapat diketahui kapan mesin akan rusak atau pun kapan seharusnya penggantian komponen pada mesin dilakukan. Membutuhkan waktu dalam pembuatan laporan bulanan, baik laporan kerusakan mesin maupun laporan penggantian atau pun perbaikan suku cadang karena pencatatan datanya masih dilakukan secara semi manual. Tidak akuratnya jumlah breakdown dan downtime yang diakibatkan oleh kesalahan saat memasukkan data kerusakan ke database, sehingga informasi yang mengalir tidak konsisten yang pada akhirnya akan mengalami kesulitan dalam melakukan perhitungan reliability. Apabila dilihat dari segi waktu, proses bisnis yang dilakukan kurang efektif, dimana waktu yang terbuang lebih dikarenakan penyampaian informasi kerusakan kepada bagian manufacture oleh bagian maintenance yang masih dilakukan secara manual, yang dalam hal ini lokasi kantor bagian manufacture berbeda dengan kantor bagian maintenance.

5 330 Kurangnya penggunaan sistem yang berbasis Teknologi Informasi dalam pembuatan laporan, sehingga pihak manajemen perusahaan tidak akurat dalam membuat keputusan dari laporan, yang nantinya akan mempengaruhi langkah strategi perusahaan selanjutnya. Belum terdapatnya program aplikasi yang mendukung kegiatan preventive maintenance. Dengan adanya kelemahan kelemahan tersebut, maka dibutuhkan suatu perancangan sistem informasi yang bertujuan untuk dapat mengatasi kelemahan yang ada. Berikut hasil analisis kebutuhan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk perancangan sistem informasi usulan penerapan preventive maintenance, yaitu: Informasi breakdown frequency mesin. Informasi historis lamanya downtime mesin. Informasi biaya bahan baku, tenaga kerja, operasional listrik, dan harga komponen mesin. Informasi proses bisnis saat ini. Informasi platform yang digunakan saat ini. Dengan didukung oleh adanya informasi-informasi yang dibutuhkan, maka sangat membantu lancarnya proses perancangan sistem informasi kegiatan perawatan pada mesin yang dapat memberikan keunggulan kompetitif mengingat banyak bermunculan para kompetitor baru. Penghematan waktu juga akan dirasakan karena terdapat beberapa kegiatan yang membutuhkan waktu dalam membuat laporan, sehingga dirasakan perlu untuk suatu sistem informasi.

6 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi dengan UML (Unified Modeling Language) Model Analisis dan perancangan sistem informasi berikut menggunakan alat bantu yang dinamakan dengan Unified Modeling Language (UML). UML merupakan bahasa permodelan yang menyediakan standarisasi dalam menjelaskan kebutuhan dan desain sebuah sistem sebelum melakukan pembuatan program, sehingga dapat menggambarkan sebuah sistem atau program yang akan dibuat Preliminary Analysis Purpose PT. Gajah Tunggal adalah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan ban kendaraan bermotor. Untuk dapat mendukung kegiatan perawatan mesin-mesin pada PT. Gajah Tunggal, maka diperlukan sistem informasi manajemen perawatan yang ditujukan kepada tingkat departemen yang berkepentingan, yaitu departemen maintenance dengan tujuan agar dapat menghasilkan analisis keputusan yang efektif dan efisien dalam upaya pengendalian breakdown dan downtime komponen mesin-mesin melalui penjadwalan preventive maintenance.

7 System Definition (Analisa dan Pembahasan Sistem Informasi Usulan Setelah Diterapkannya Preventive Maintenance) Preventive Maintenance and Reliability System yang akan dibuat merupakan sistem informasi yang akan membantu departemen maintenance dalam melakukan pencatatan data yang ada serta merancang sistem yang dapat membantu manajemen perawatan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut kegiatan perawatan mesinmesin pada PT. Gajah Tunggal. Terdapat beberapa operasi pencatatan pada departemen maintenance ini diantaranya adalah pencatatan data karyawan pabrik, pencatatan perawatan mesin, pencatatan komponen/suku cadang, pencatatan work order dan pencatatan data histories mesin. Sistem informasi yang akan dibuat dapat memenuhi semua kebutuhan dari kegiatan yang ada tersebut. Sistem informasi ini dapat melakukan perhitungan reliability untuk menerapkan sistem pemeliharaan yang lebih baik dengan menggunakan metode preventive maintenance, dengan perhitungan ini dapat membandingkan biaya yang ada pada saat metode preventive maintenance belum diterapkan dan sesudah metode tersebut diterapkan, serta dapat menghitung nilai MTTF (Mean Time To Failure). Sistem informasi ini juga dapat memberikan informasi mengenai jadwal atau waktu perbaikan maupun perawatan dari mesin tertentu yang akan mengalami kerusakan.

8 FACTOR(Functionality Application Condition Technology Object- Responsibility) Analysis Tabel 4.53 FACTOR Analysis Functionality Application Condition Technology Object Responsibility Sistem dapat mendukung kegiatan penerapan preventive maintenance, melakukan perhitungan reliability, pembuatan work order, membuat jadwal maintenance, dan penyimpanan data. Sistem ditujukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, khususnya pihak staff dan manajer departemen Engineering dan depatemen Manufacture. Sistem harus dapat terdistribusi dengan para actor sehingga dapat dipergunakan sesuai dengan pengalaman penggunaan komputer dari actor itu sendiri. Seperangkat PC yang compatible dalam penggunaan Microsoft Visual Basic 6.0, Microsoft Access, printer. Mesin, komponen, produk, schedulle, reliability, cost saving, operation time, downtime, WO. Sistem dapat menyediakan informasi yang mendukung dalam pengambilan keputusan oleh pihak manajemen dalam membantu menentukan waktu produksi dan maintenace mesin, serta dapat menekan biaya produksi.

9 Context Diagram (Rich Picture) Gambar 4.3 Rich Picture Sistem Informasi Usulan Preventive Maintenance Plant A PT. Gajah Tunggal

10 335 Sistem informasi yang akan dirancang dapat memenuhi semua kebutuhan informasi yang diperlukan oleh departemen manufacturing khususnya pada kegiatan pemeliharaan mesin. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain: 1,2. Operator membuat work order untuk melaporkan bahwa telah terjadi kerusakan pada mesin, dan laporan ini dapat dicetak untuk dilaporkan kepada karyawan maintenance. Work order ini dapat digunakan sebagai laporan mengenai kerusakan pada mesin, pelapor kerusakan, penanganan perbaikan pada mesin. 3. Karyawan Maintenance membuka form untuk memasukkan data historis downtime, dan sistem secara otomatis dapat menghitung waktu interval kerusakan (TTF) dan waktu downtime (TTR), serta hasil data yang telah dimasukkan ini dapat ditampilkan apabila diperlukan untuk melihat data historis kerusakan komponen untuk setiap mesin. Karyawan Maintenance dapat melakukan perhitungan reliability berdasarkan data historis downtime tersebut, untuk menghasilkan jadwal untuk melakukan tindakan perawatan terhadap mesin (preventive maintenance), dimana jadwal tersebut dapat dilihat berdasarkan periode waktunya. Selain itu, informasi mengenai mesin dan komponen dapat diupdate, misalnya nama mesin, tipe atau nomor mesin. 4. Selain departemen maintenance, departemen manufacture/produksi khususnya untuk manajer dapat mengakses jadwal ini yang berguna untuk mengetahui waktu kegiatan produksi yang dilakukan bila mesin tersebut berhenti dan dilakukan perbaikan. Manajer manufacture/produksi juga dapat meng-update data karyawan baik operator atau karyawan departemen maintenance. Manajer manufacture/produksi juga dapat meng-update jenis produk yang diproduksi oleh mesin. Bila pada mesin terjadi downtime, sistem dapat menghitung dan

11 336 menampilkan biaya kehilangan produksi untuk setiap produk pada mesin tersebut. 5. Manajer manufacture/produksi akan membandingkan biaya sebelum dilakukan kegiatan preventive maintenance, yaitu pada saat terjadi kerusakan dan pada saat kegiatan preventive maintenance dilakukan. Hal ini dilakukan sebelum jadwal perawatan mesin dibuat. Untuk melakukan perbandingan biaya sebelum dan sesudah preventive maintenance diterapkan perlu menghitung nilai MTTF (Mean Time To Failure) yang dapat dihitung dalam sistem, serta dapat mengetahui reliability perusahaan sebelum diterapkannya kegiatan preventive maintenance dengan memasukkan target reliability, interval waktu untuk simulasi, total waktu untuk simulasi waktu yang diinginkan. Perbandingan reliability sebelum dan sesudah dilakukan kegiatan preventive maintenance dapat ditampilkan dalam bentuk grafik untuk memberikan informasi yang lebih sederhana dan dapat dengan mudah dimengerti. Sistem ini juga akan menampilkan informasi biaya untuk biaya kerusakan (failure cost) dan biaya perawatan pencegahan (preventive cost). 6. Jika tidak terdapat penghematan yang diinginkan (cost saving expectation), pihak manajemen perusahaan tidak akan melakukan dan membuat jadwal preventive maintenance. 7,8,9. Apabila terdapat penghematan yang diinginkan (cost saving expectation), pihak manajemen perusahaan akan melakukan dan membuat jadwal preventive maintenance sesuai dengan peningkatan reliability yang diinginkan sesuai dengan target yang telah ditetapkan perusahaan. Jadwal ini akan disimpan dan digunakan untuk informasi mengenai jadwal perawatan mesin berdasarkan

12 337 komponennya, sehingga pihak manajemen perawatan dapat mempersiapkan diri dalam proses pengambilan keputusan untuk jadwal penggantian komponen, sehingga tidak akan mengganggu kegiatan proses produksi yang sedang dilakukan. Jadwal ini dilakukan diluar jam operasi mesin. 10. Operator akan menutup dan mencetak WO bila diperlukan saat penanganan perbaikan mesin yang rusak telah dilakukan ataupun sebagai tindakan maintenance pencegahan sesuai dengan jadwal preventive maintenance yang telah dibuat sebelumnya. Dengan adanya hal-hal tersebut diharapkan sistem informasi yang dirancang ini bertujuan membantu pihak manajemen dalam membuat kebijakan dan membantu pihak bagian maintenance dalam meningkatkan kehandalan setiap mesin yang ada, serta bisa meningkatkan performansi bagian produksi agar tidak terjadinya kehilangan biaya produksi. Dengan adanya sistem pencatatan data yang lebih terkomputerisasi ini, dapat memberikan kemudahan bagi pihak manajemen untuk memperoleh data maupun informasi yang dibutuhkannya dengan lebih lengkap, cepat, akurat, dan up to date.

13 Problem Domain Analysis Class Sebelum mendapatkan class, maka dibuat class candidate terlebih dahulu dan dianalisa berdasarkan problem domain dari sistem informasi preventive maintenance and reliability system. Dibawah ini merupakan tabel class candidate: Tabel 4.54 Class Candidate 1 Sistem informasi 2 Departemen maintenance 3 Data 4 Karyawan manufacture 5 Karyawan maintenance 6 Mesin 7 Komponen/suku cadang 8 Biaya 9 MTTF 10 Departemen manufacturing 11 Kerusakan 12 Form 13 Failure 14 Jam operasi mesin 15 Reliability 16 Cost saving expectation 17 Produk 18 Operator 19 Pelanggan 20 Grafik 21 Work Order

14 339 Dengan adanya class candidate, selanjutnya dianalisa untuk mendapatkan class yang sesuai dengan problem domain dari sistem informasi preventive maintenance and reliability system. Untuk membantu pemilihan class yang tepat, berikut adalah analisa terhadap behavioral pattern atau event trace dari sistem: 1. Karyawan maintenance memasukkan data kerusakan komponen pada form downtime histories kerusakan mesin. 2. Manajer manufacture menghitung nilai MTTF (mean time to failure) dari setiap komponen yang mengalami kerusakan. Nilai MTTF nantinya dipergunakan untuk melihat biaya failure dan biaya preventive, sehingga nantinya nilai tersebut akan dibandingkan dan ditampilkan sebagai perbandingan. Apakah telah terjadi penghematan yang diinginkan oleh perusahaan atau tidak. 3. Operator/karyawan manufacture memasukan data diri dan data kerusakan yang terjadi pada mesin sebagai bukti laporan terdapat kerusakan pada mesin, yang nantinya data tersebut digunakan sebagai laporan untuk bagian maintenance untuk melakukan perbaikan. 4. Apabila terjadi penghematan yang diinginkan oleh perusahaan, maka dapat dibuat jadwal dalam melakukan kegiatan preventive maintenance. 5. Bagian maintenance akan membuat jadwal preventive maintenance diluar jam operasi mesin, sehingga tidak mengganggu jalannya kegiatan produksi. 6. Sistem dapat menghitung dan menampilkan biaya kehilangan produksi untuk setiap jenis produk pada mesin yang rusak.

15 340 Dibawah ini merupakan class yang didapat dari ringkasan class candidate dan behavioral pattern, antara lain : Tabel 4.55 Class pada Problem Domain 1 Mesin 2 Downtime 3 Komponen 4 Reliability 5 Jadwal (scheduling) 6 Jam operasi (operation time) 7 Work Order 8 Cost Saving 9 Produk Event Sebelum mendapatkan event dibuat event candidate terlebih dahulu dan dianalisa berdasarkan problem domain dari sistem informasi preventive maintenance and reliability system. Dibawah ini merupakan tabel event candidate: Tabel 4.56 Events Candidate 1 Dicatat 2 Dihitung 3 Diubah 4 Disimulasi 5 Dibandingkan 6 Dibuat 7 Dikerjakan 8 Dicetak 9 Diperbaiki 10 Dproduksi 11 Diganti 12 Disimpan

16 341 Dari event candidates diatas, maka semua dijadikan event. Event Table dibuat agar dapat mengindikasikan keterlibatan hubungan Class dalam Event yang spesifik. Dengan demikian, Event-Event dan Class-Class yang kurang terlibat dalam hubungan yang signifikan tidak ditampilkan dalam event table berikut. Tanda (check mark) dalam event table mengindikasikan bahwa class terlibat dalam event yang spesifik. Berdasarkan pada definisi sistem dan behavioral pattern dari sistem, event dari setiap class dapat didefinisikan dalam event table sebagai berikut: Tabel 4.57 Event Table Class Downtime Komponen Reliability Jadwal (scheduling) Jam Operasi Produk WO Mesin Events Dicatat Dihitung * * * Diubah * * * * Disimulasi * Dibandingkan * Dibuat Dikerjakan * Dicetak + Diperbaiki * * Diproduksi * * Diganti * Disimpan Cost Saving Keterangan : + = dilakukan sekali ; * = dilakukan berulang

17 Class Diagram Class Diagram menampilkan class-class yang ada dalam sistem serta hubungan antar class dimana masing-masing class tersebut mempunyai atribut dan behavior. +No_MaintenanceTime : Date +No_Machine : String +Weekday : Date +Time_start : Date +Time_finsh : Date +dibuat() +diubah() +disimpan() +No_Schedule : String +No_Machine : String +No_Part : String +Periode_schedule : Date +MaintenanceDateStart : Date +MaintenanceDateFinish : Date +dibuat() +diubah() +disimpan() No_Machine : String +Machine_type : String +Capacity : Boolean +Quantity : Boolean +dicatat() +disimpan() +diperbaiki() * 1..* 1..* +No_Product : String +No_Machine : String +Product_name : String +Unit_Production : Integer +Production_time : Integer +Production_cost : Integer +dicatat() +diproduksi() +disimpan() +No_WO : String +No_Machine : String +No_Part : String +Type_WO : String +Work_Priority : String +Tgl_WO : Date +desc_masalah : String +Nama : String +Shift : Integer 1 +dibuat() +dikerjakan() +dicetak() +No_Machine : String +No_Part : String +Interval_for_simulation : Integer +Target_reliability : Integer +Total_time : Integer +dibuat() +dihitung() +disimulasi() +disimpan() 1 1 +No_Machine : String +No_Part : String +dicatat() +diubah() +dihitung() +dibandingkan() * +No_Part : String +No_Machine : String +Name_Part : String +Merk_Part : String +Price_Part : Integer +StdTimeToRepair : Integer +Supplier : String +Available : String +dicatat() +diubah () +disimpan() +diperbaiki() +diganti() 1 1..* +No_Downtime : String +No_Machine : String +No_Part : String +Date : Date +Finish_repair : Date +Start_repair : Date +Problem : String +Action : String +LastBD : Date +StartBD : Date +BDinterval : Integer +dicatat() +dihitung() +disimpan() Gambar 4.4 Class Diagram

18 State Chart Statechart diagram menggambarkan daur hidup sebuah objek yang diawali dengan munculnya objek sampai berakhirnya daur hidup objek tersebut atau perubahan keadaan (dari satu state ke state lainnya) suatu objek pada sistem akibat adanya kejadian yang diterima. Pada umumnya satu statechart diagram menggambarkan tingkah laku dari sebuah objek dalam class, berikut adalah statechart diagram dari masing-masing class: State Chart Mesin Gambar 4.5 State Chart Mesin Tabel 4.58 Event dan Atribut class Machine Event Atribut Dihidupkan Waktu operasi Diperbaiki Waktu perbaikan, sebab kerusakan Dimatikan Waktu berhenti

19 344 State Chart Komponen Gambar 4.6 State Chart Komponen Tabel 4.59 Event dan Atribut class Part Event Atribut Dihidupkan Waktu operasi Diperbaiki Waktu perbaikan, sebab kerusakan Dimatikan Waktu berhenti State Chart Downtime Gambar 4.7 State Chart Downtime Tabel 4.60 Event dan Atribut class Downtime Event Atribut Dicatat Date start/finish, problem. Dihitung Time interval.

20 345 State Chart Scheduling Gambar 4.8 State Chart Scheduling Tabel 4.61 Event dan Atribut class Scheduling Event Atribut Dibuat Maintenance Date Diubah Maintenance Date, schedule period State Chart Product Gambar 4.9 State Chart Product Tabel 4.62 Event dan Atribut class Product Event Atribut Diproduksi Production time start Dicatat Production cost, production unit Dihentikan Production time finished

21 346 State Chart Reliability / dihitung() / dibuat() / dihentikan() Active / disimulasi() Gambar 4.10 State Chart Perhitungan Reliability Tabel 4.63 Event dan Atribut class Reliability Event Atribut Dibuat Total time, Disimulasi Interval for simulation Dihitung Target reliability, MTTF State Chart Operation Time Gambar 4.11 State Chart Operation Time Tabel 4.64 Event dan Atribut class Operation Time Event Atribut Dibuat Date, shift time Diubah Time start/finished

22 347 State Chart Work Order Gambar 4.12 State Chart Work Order Tabel 4.65 Event dan Atribut class Work Order Event Atribut Dibuat Date, machine name, problem Dikerjakan Employee name, time start/finished Dicetak Date, machine name, problem State Chart Cost Saving / diubah() / dicatat() Active / dibandingkan() / dihitung() Gambar 4.13 State Chart Cost Saving Tabel 4.66 Event dan Atribut class Cost Saving Event Atribut Dicatat Production cost, production unit Diubah Reliability. Production unit Dihitung Total production cost Dibandingkan Preventive cost, failure cost

23 Application Domain Analysis Use Case Diagram Use case diagram digunakan untuk mendeskripsikan interaksi yang terjadi antar sistem yang dibuat dengan pengguna sistem. Sebelum membuat use case diperlukan actor tabel yang menghubungkan antara sistem yang ada dengan actor yang menggunakan use case tersebut. Tabel 4.67 Actor Tabel Use Case Karyawan Maintenance Mendata Mesin v Mendata Komponen v Mendata Karyawan Mendata Produk Mendata Jam Operasi Mencetak Work Order Membuat Work Order Menutup Work Order Mendata Kerusakan Mesin v Mendata Kerusakan Komponen v Mendata Down Time v Mengakses Down Time Perhitungan Reliability v Pembuatan Jadwal Preventive Maintenance v Actor Manajer Manufacture v v v v Operator v v v

24 349 Untuk mengetahui interaksi antara actor dengan sistem di dalam use case diagram, maka perlu dibuat actor specification untuk setiap actor sebagai berikut: Tabel 4.68 Actor Specification untuk Karyawan Maintenance Karyawan Maintenance Goal : Bertanggung jawab atas pembuatan jadwal maintenance, perbaikan mesin, serta perawatan mesin lainnya. Apabila terjadi kerusakan (breakdown), karyawan maintenance menerima laporan dari operator mesin. Karyawan melakukan function dalam sistem antara lain membuat jadwal, melakukan input kerusakan, serta melakukan perhitungan kehandalan mesin. Characteristic : Karyawan maintenance beberapa orang yang terbagi atas 3 shift. Setiap karyawan maintenance bertanggung jawab terhadap mesin yang ditanganinya. Setiap karyawan memiliki berbagai pengalaman dan level yang berbeda, dapat melakukan analisa terhadap sistem serta hasil dari perhitungan yang diperoleh dari sistem. Tabel 4.69 Actor Specification untuk Manajer Manufacture Manajer Manufacture Goal : Manajer manufacture bertanggung jawab atas kelancaran proses produksi secara keseluruhan, serta menjaga keamanan terhadap sistem yang digunakan. Mengatur hak akses user, mendata jam operasi, melakukan perhitungan biaya, menyetujui atas jadwal yang telah dibuat oleh departemen maintenance. Characteristic : Sistem hanya terdiri dari seorang Manajer manufacture dengan berbagai pengalaman. Goal : Characteristic : Tabel 4.70 Actor Specification untuk Operator Operator Operator bertanggung jawab atas sistem produksi dan sistem perawatan yang berlaku terhadap mesin secara keseluruhan. Kebutuhan dasar dari operator adalah membuat, menutup, dan mencetak work order apabila dibutuhkan dan melaporkan kerusakan yang terjadi kepada departemen maintenance. Sistem terdiri dari beberapa operator dengan berbagai pengalaman yang berbeda.

25 350 Supaya lebih efisien, diperlukan abstraksi yang relevan dan berfokus pada user dan sistem. Use Case dapat membantu pencapaian tingkat abstraksi dan fokus yang relevan. Use Case menyediakan sebuah gambaran kebutuhan sistem yang dipandang dari segi user/pemakai sistem dan sebagai dasar untuk menjelaskan kebutuhan fungsi dasar dan kebutuhan interface. Use case diagram mampu menggambarkan fungsi di dalam sistem untuk memenuhi kebutuhan user terhadap sistem. Dengan use case diagram, informasi seperti apa saja yang dapat dilakukan oleh sistem, siapa actor yang terlibat dalam sistem, serta hubungan antara actor dengan sistem dapat ditunjukkan dengan jelas. Actor table menyediakan gambaran interaksi antara use case dan actor yang menggunakannya. Berikut adalah use case diagram yang menggambarkan interaksi antara sistem dengan user:

26 Gambar 4.14 Use Case Diagram 351

27 352 Use case specification digunakan untuk menjelaskan bagaimana use case bekerja di dalam system, serta fungsi apa saja yang berhubungan langsung dengan use case tersebut. Berikut merupakan use case specification untuk masing-masing use case. Tabel 4.71 Spesifikasi Use case Mendata Karyawan Use case name Mendata Karyawan Brief description Basic flow Alternatif flow Special Requirement - Pre condition Post condition Use case ini berfungsi untuk menjelaskan proses mengenai data karyawan. 1. Use case ini dimulai bila terdapat karyawan (operator dan teknisi) yang baru atau pengubahan data karyawan. 2. Jika data karyawan baru, maka manager akan memasukkan kode karyawan yang baru. 3. Jika data karyawan lama, dan ingin dilakukan perubahan, maka manager akan mencari kode karyawan yang lama untuk melakukan perubahan data karyawan tersebut. 4. Manajer produksi melakukan perubahan atau penambahan data karyawan. 5. Setelah selesai sistem akan menyimpan informasi tersebut 6. Use case selesai. Pada langkah no 2, kode karyawan tidak boleh ada yang sama, bila tidak akan muncul pesan kesalahan (error) Manajer Produksi memasukkan kode karyawan, nama, posisi, gaji, serta shift kerja. Sistem menampilkan informasi tersebut.

28 353 Use case name Brief description Basic flow Alternatif flow Special Requirement Tabel 4.72 Spesifikasi Use case Mendata Produk Mendata Produk Use case ini menjelaskan pendataan mengenai jenis-jenis produk yang pernah diproduksi. 1. Use case ini dimulai ketika ada produk baru yang diproduksi dilakukan perubahan pada data produk. 2. Manajer Produksi mengisi data mengenai waktu produksi, jumlah unit sekali produksi (sekali proses), biaya produksi. 3. Menjalankan use-case perhitungan biaya produksi unit/jam dapat dihitung setelah memasukkan variable jumlah unit sekali produksi. 4. Menjalankan use case perhitungan biaya kehilangan produksi (lost production) per jam. 5. Use case selesai Pada langkah 2, data mengenai jumlah unit produksi dan biaya dan waktu produksi diisi dengan numeric, bila tidak akan dimunculkan pesan kesalahan. No. produk tidak boleh sama. Pre condition Manajer Produksi memasukkan no.produk, waktu produksi, jumlah unit sekali produksi, serta biaya produksi per unit berdasarkan pencatatan dari bagian produksi. Post condition Sistem akan menghitung biaya produksi /jam (unit/jam), serta biaya kehilangan produksi. Kemudian data produk telah ter-update atau tersimpan dalam sistem.

29 354 Tabel 4.73 Spesifikasi Use case Mendata Jam Operasi Use case name Mendata Jam Operasi Brief description Basic flow Alternatif flow - Special Requirement Pre condition Post condition Use case ini berfungsi untuk menjelaskan proses untuk membuat jam operasi untuk jadwal kegiatan produksi setelah menerapkan preventive maintenance. 1. Use case ini dapat dibuat setelah melakukan use case membuat jadwal preventive maintenance. 2. Manajer Produksi dapat memasukkan periode waktu yang diinginkan untuk menjadwalkan kegiatan produksi (jam operasi mesin) setelah menganalisa jadwal preventive maintenance mesin dan penghematan biaya produksi. 3. Kemudian sistem akan menampilkan informasi berupa jadwal operasi mesin produksi. 4. Use case selesai. Jadwal yang dibuat menyesuaikan dengan jadwal preventive maintenance mesin. Membuat jadwal preventive maintenance. Sistem menampilkan informasi tersebut.

30 355 Use case name Brief description Basic flow Tabel 4.74 Spesifikasi Use case Mendata Mesin Mendata Mesin 6. Use case selesai Alternatif flow - Special Requirement Pre condition Post condition Use case ini menjelaskan proses penambahan mesin baru atau pengubahan data mesin. 1. Use case ini dimulai ketika terdapat mesin baru, atau terdapat perubahan data mesin yang lama. 2. Jika mesin tersebut baru, maka bagian maintenance akan memasukkan no.mesin yang baru. 3. Jika mesin tersebut adalah mesin lama, maka bagian maintenance akan mencari no.mesin yang lama, dan akan ditampilkan oleh sistem. 4. Bagian maintenance melakukan pengubahan atau penambahan data 5. Setelah selesai maka sistem akan menyimpan informasi data mesin tersebut. No.mesin tidak boleh ada yang sama. Bagian maintenance melakukan perubahan data mesin Data mesin yang baru atau yang telah diubah terupdate dalam sistem

31 356 Tabel 4.75 Spesifikasi Use case Mendata Komponen / Part Use case name Mendata komponen / part Brief description Use case ini menjelaskan proses penambahan part baru atau pengubahan data part. Basic flow 1. Use case ini dimulai ketika tercatat part baru, atau terdapat perubahan data part yang lama. 2. Jika pencatatan part baru, maka bagian maintenance akan memasukkan kode part yang baru. 3. Jika part tersebut adalah part lama, maka bagian maintenance akan mencari kode part yang lama, dan akan ditampilkan oleh sistem. Alternatif flow - Special Requirement Pre condition Post condition 4. Bagian maintenance melakukan pengubahan atau penambahan data 5. Setelah selesai maka sistem akan menyimpan informasi data part tersebut. 6. Use case selesai Kode part tidak boleh sama Bagian maintenance melakukan perubahan terhadap data part. Data part yang baru atau yang telah diubah telah terupdate dalam sistem.

32 357 Tabel 4.76 Spesifikasi Use case Mendata Kerusakan Mesin Use case name Mendata Kerusakan Mesin Brief description Basic flow Use case ini berfungsi untuk memasukan pencatatan data kerusakan mesin, serta mengubah data kerusakan yang terjadi pada mesin. 1. Use case ini dimulai apabila pada mesin terjadi breakdown, operator mesin akan melaporkan pada bagian maintenance untuk dicatat downtimenya. 2. Bagian maintenance memasukkan no.mesin. nama mesin, beserta keterangan produk yang dihasilkan oleh mesin tersebut. 3. Untuk mesin dan produk yang baru, harus dilakukan pengecekan pada data mesin dan data produk, dengan mengakses use case database mesin dan database produk untuk melakukan penambahan data. 4. Sistem akan menyimpan data kerusakan tersebut. 5. Use case selesai Alternatif flow - Special Requirement Pre condition Post condition No.mesin dan keterangan produknya harus diisi Bagian maintenance memasukkan data kerusakan mesin berdasarkan no.mesin, nama mesin, no.produk, nama produk. Data kerusakan tersimpan dalam sistem.

33 358 Tabel 4.77 Spesifikasi Use case Mendata Kerusakan Komponen Use case name Mendata Kerusakan Komponen Brief description Basic flow Use case ini berfungsi untuk memasukan pencatatan data kerusakan komponen, serta mengubah data kerusakan yang terjadi pada komponen. 1. Use case ini dimulai apabila pada mesin terjadi breakdown, operator mesin akan melaporkan pada bagian maintenance untuk dicatat downtimenya. 2. Bagian maintenance memasukkan no.mesin, no. komponen, beserta keterangan komponen dari mesin tersebut. 3. Untuk komponen mesin yang baru, harus dilakukan pengecekan pada data mesin dan data komponen, dengan mengakses use case database mesin dan database komponen untuk melakukan penambahan data. 4. Sistem akan menyimpan data kerusakan tersebut. 5. Use case selesai Alternatif flow - Special Requirement Pre condition Post condition No.mesin dan no. komponen harus diisi Bagian maintenance memasukkan data kerusakan komponen berdasarkan no.mesin, nama mesin, no. komponen, nama komponen. Data kerusakan tersimpan dalam sistem.

34 359 Tabel 4.78 Spesifikasi Use case Mendata Downtime Use case name Mendata Downtime Brief description Basic flow Alternatif flow Special Requirement Pre condition Post condition Use case ini berfungsi untuk menginput data mengenai kerusakan mesin, menyimpan data kerusakan mesin, serta mengubah data kerusakan yang terjadi pada mesin dan komponen-komponennya (part). 1. Use case ini dimulai apabila pada mesin terjadi breakdown, operator mesin akan melaporkan pada bagian maintenance untuk dicatat downtimenya. 2. Bagian maintenance memasukkan nama mesin serta nama part yang rusak, beserta tgl kejadian dan waktu mulai diperbaiki serta waktu selesai diperbaiki. 3. Untuk mesin dan part yang baru, harus dilakukan pengecekan pada data mesin dan data part, dengan mengakses use case database mesin dan database komponen untuk melakukan penambahan data. 4. Sistem akan menyimpan data kerusakan tersebut. 5. Use case selesai Pada langkah 2, bila pengisian tgl dan jam kerusakan salah, maka akan diberikan pesan kesalahan. No.mesin, No.part, dan waktu kerusakan harus diisi. Bagian maintenance memasukkan data kerusakan mesin berdasarkan komponennya mesin yaitu no mesin, no. part, tgl. kerusakan, jam kerusakan, waktu mulai rusak, waktu mulai perbaiki dan waktu selesai perbaiki, masalah, serta tindakan yang dilakukan oleh teknisi. Data kerusakan tersimpan dalam sistem.

35 360 Tabel 4.79 Spesifikasi Use case Mengakses Downtime Kerusakan Use case name Mengakses Downtime Brief description Basic flow Alternatif flow - Special Requirement Pre condition Post condition Use case ini berfungsi untuk menjelaskan data historis kerusakan untuk mesin dan komponen berdasarkan periode tertentu. 1. Use case ini dimulai ketika Manajer Produksi ingin melihat data historis kerusakan mesin. 2. Manajer Produksi akan akan memasukkan kode mesin dan kode komponen yang ingin ditampilkan data historis kerusakannya. 3. Manajer Produksi bebas untuk memasukan data waktu periode historis kerusakan untuk dianalisa. 4 Setelah selesai, maka sistem akan menampilkan informasi data historis kerusakan mesin dan komponen tersebut. 5. Use case selesai No.mesin, No.part, dan periode kerusakan harus diisi. Manajer Produksi telah mengisi no.mesin, no.part, dan periode kerusakan yang ingin diakses. Data kerusakan mesin tertampilkan pada layar.

36 361 Tabel 4.80 Spesifikasi Use case Perhitungan Reliability Preventive Maintenance Use case name Perhitungan Reliability Preventive Maintenance Brief description Use case ini berfungsi untuk menjelaskan proses untuk simulasi reliability. Basic flow 1. Use case ini dimulai dengan menghitung nilai MTTF dari hasil input use case mengentry data historis downtime kerusakan mesin. 2. Kemudian memasukkan parameter interval waktu, total waktu dan target reliability untuk melakukan simulasi perhitungan tersebut. 3. Kemudian sistem akan menampilkan informasi berupa tabel dan grafik dari reliability sebelum dan sesudah preventive maintenance. 4. Bagian maintenance juga dapat melihat biaya failure, biaya preventive, serta cost saving dari hasil simulasi perhitungan ini. Bila hasil dari target reliability sesuai, maka dapat dilanjutkan ke use case membuat jadwal. 5. Use case selesai. Alternatif flow - Special Requirement Pre condition Post condition Interval waktu untuk simulasi tidak boleh lebih besar dari nilai MTTF. Sistem harus menghitung nilai MTTF terlebih dahulu. Sistem menampilkan informasi tersebut.

37 362 Tabel 4.81 Spesifikasi Use case Membuat Jadwal Preventive Maintenance Use case name Membuat Jadwal Preventive Maintenance Brief description Basic flow Alternatif flow - Special Requirement Pre condition Post condition Use case ini berfungsi untuk menjelaskan proses untuk membuat jadwal untuk preventive maintenance 1. Use case ini dapat dibuat setelah melakukan use case simulasi reliability. 2. Bagian maintenance dapat memasukkan periode waktu yang diinginkan untuk menjadwalkan 3. Kemudian sistem akan menampilkan informasi berupa jadwal preventive untuk tanggal, serta jam untuk melakukan preventive 4. Use case selesai. Jadwal yang dibuat saat mesin tidak beroperasi. Melakukan simulasi reliability preventive maintenance. Sistem menampilkan informasi tersebut.

38 363 Use case name Brief description Basic flow Tabel 4.82 Spesifikasi Use case Membuat WO Membuat WO Use case ini berfungsi untuk menjelaskan dan sebagai bukti data historis kerusakan untuk mesin dan komponen berdasarkan periode tertentu. Menginput kerusakan serta tindakan yang diambil untuk mengatasi kerusakan tersebut, serta sebagai bukti laporan untuk meminta perbaikan kepada departemen maintenance. 1. Use case ini dimulai apabila pada mesin terjadi breakdown, operator mesin akan membuat WO pada bagian maintenance untuk memperbaiki mesin. 2. Operator akan memasukkan no.wo, no.mesin, no.part yang rusak, beserta tgl kejadian dan nama peminta perbaikan (operator). 3. Sistem akan menyimpan data WO tersebut. 4. Use case selesai Alternatif flow - Special Requirement No.WO, no.mesin, no.part, dan waktu kerusakan harus diisi. Pre condition Operator memasukkan data kerusakan mesin berdasarkan komponennya mesin yaitu no mesin, no. part, tgl. kerusakan, masalahnya. Post condition Data WO tersimpan dalam sistem.

39 364 Use case name Brief description Basic flow Alternatif flow Special Requirement Pre condition Post condition Tabel 4.83 Spesifikasi Use case Mencetak WO Mencetak WO Use case ini berfungsi untuk mencetak work order, sebagai bukti permintaan perbaikan yang akan diserahkan ke bagian maintenance. 1. Use case ini dimulai setelah operator membuat WO untuk bagian maintenance. 3. Sistem akan mencetak data WO tersebut. 4. Use case selesai Setelah bagian maintenance memperbaiki mesin, lalu WO ditutup, dan dicetak sebagai bukti WO sudah dikerjakan. No.WO, no.mesin, no.part, serta waktu mulai dan selesai perbaikan harus diisi. WO telah dilengkapi datanya oleh operator. Data WO tercetak.

40 365 Use case name Brief description Basic flow Alternatif flow Special Requirement Pre condition Post condition Tabel 4.84 Spesifikasi Use case Menutup WO Menutup WO Use case ini berfungsi untuk menutup work order, dimana sebelumnya work order telah diinput dan disimpan, serta ditampilkan. 1. Use case ini dimulai apabila bagian maintenance telah memperbaiki mesin. 2. Operator menutup WO dengan melengkapi data WO yang telah dibuat operator sebelumnya dengan memilih WO list yang sudah ditangani, dan menginput tgl mulai dan selesai perbaikan, jenis tindakan dan nama teknisi yang memperbaikinya. 3. Sistem akan menyimpan data WO tersebut. 4. Use case selesai. WO dapat dicetak sebagai bukti perbaikan. No.WO, no.mesin, no.part, serta waktu mulai dan selesai perbaikan harus diisi. Setelah bagian maintenance memperbaiki kerusakan, lalu operator menutup WO dengan melengkapi data WO yang telah dibuat operator sebelumnya. Data WO tersimpan dalam sistem.

41 Function List Function list digunakan untuk menentukan kemampuan proses (function) dari suatu sistem informasi. Function tersebut berguna untuk membantu actor dalam menggunakan sistem. Di dalam function list terdapat complexity dan function type. Complexity terdiri dari simple, medium, complex, dan very complex. Sedangkan function type terdiri dari read, update, signal dan compute. Tabel 4.85 Function List No Function Complexity Type 1 query mesin Simple Read 2 query karyawan Simple Read 3 query komponen Simple Read 4 query downtime history Medium Read 5 query jadwal preventive maintenance Simple Read and Signal 6 hitung MTTF Medium Read and Compute 7 hitung downtime (TTR) Medium Read and Compute 8 hitung interval waktu kerusakan (TTF) Medium Read and Compute 9 melakukan perhitungan reliability Complex Read and Compute 10 hitung failure cost Medium Compute 11 hitung preventive cost Medium Compute 12 hitung cost saving Medium Compute 13 update produk Medium Update 14 update komponen Medium Update 15 update karyawan Medium Update 16 update mesin Medium Update 17 membuat jadwal preventive maintenance Medium Read and Compute 18 membuat work order Medium Update

42 Sequence Diagram Sequence Diagram merupakan diagram yang digunakan untuk memberikan gambaran mengenai hubungan yang terjadi antara actor, object, dan user interface yang ada dalam sistem informasi. Selain itu didalam sequence diagram dapat dilihat aliran pesan antar object yang berupa event atau message suatu use case. Berikut merupakan sequence diagram dari sistem informasi preventive maintenance and reliability system.

43 368 Sequence Diagram Mendata Karyawan Gambar 4.15 Sequence Diagram Mendata Karyawan

44 369 Sequence Diagram Mendata Produk Gambar 4.16 Sequence Diagram Mendata Produk

45 370 Sequence Diagram Mendata Jam Operasi Gambar 4.17 Sequence Diagram Mendata Jam Operasi

46 371 Sequence Diagram Mendata Mesin Gambar 4.18 Sequence Diagram Mendata Mesin

47 372 Sequence Diagram Mendata Komponen Gambar 4.19 Sequence Diagram Mendata Komponen

48 373 Sequence Diagram Mendata Kerusakan Mesin Gambar 4.20 Sequence Diagram Mendata Kerusakan Mesin

49 374 Sequence Diagram Mendata Kerusakan Komponen Gambar 4.21 Sequence Diagram Mendata Kerusakan Komponen

50 375 Sequence Diagram Mendata Downtime Gambar 4.22 Sequence Diagram Mendata Downtime

51 376 Sequence Diagram Mengakses Downtime Kerusakan Gambar 4.23 Sequence Diagram Mengakses Downtime Kerusakan

52 377 Sequence Diagram Perhitungan Reliability Preventive Maintenance Gambar 4.24 Sequence Diagram Perhitungan Reliability Preventive Maintenance

53 378 Sequence Diagram Membuat Jadwal Preventive Maintenance Gambar 4.25 Sequence Diagram Membuat Jadwal Preventive Maintenance

54 379 Sequence Diagram Membuat Work Order Gambar 4.26 Sequence Diagram Membuat Work Order

55 380 Sequence Diagram Mencetak Work Order Gambar 4.27 Sequence Diagram Mencetak Work Order

56 381 Sequence Diagram Menutup Work Order Gambar 4.28 Sequence Diagram Menutup Work Order

57 Navigation Diagram Navigation diagram adalah suatu diagram yang menggambarkan proses yang menunjukkan alur transisi suatu sistem yang berfokus pada keseluruhan dinamika user interface. Navigation Diagram juga dapat menunjukkan urutan pengaksesan layar di dalam sistem yang dibuat, dimulai dari saat user mengakses sistem hingga user keluar dari sistem. Terdapat 3 macam navigation diagram yang ada pada sistem preventive maintenance and reliability system antara lain :

58 Navigation Diagram Manajer Manufacture Di bawah ini merupakan navigation yang dapat dilakukan oleh sistem dengan akses login manajer manufacture, antara lain : Gambar 4.29 Navigation Diagram Manajer Manufacture

59 Navigation Diagram Operator Di bawah ini merupakan navigation yang dapat dilakukan oleh sistem dengan akses login operator, antara lain : Gambar 4.30 Navigation Diagram Operator

60 Navigation Diagram Karyawan Maintenance Di bawah ini merupakan navigation yang dapat dilakukan oleh sistem dengan akses login karyawan maintenance, antara lain: click_exit Click_Menubar_History_Menu ItemInputDowntimeHistory Click_Menubar_Master_M enuitemmastermachine click_login Click_close Click_close Click_Menubar_History_Menu ItemDowntimeHistory Click_close click_print Click_close Click_printing Click_close Click_close Click_Menubar_Transaction_ MenuItemPartMachine Click_close Click_Menubar_Simulation_MenuIte mreliabilitypreventivemaintenance Click_scheduling Click_close Click_CostSaving Click_Menubar_Master_ MenuItemMasterPart Click_close Click_close Click_close Click_Menubar_Transaction_ MenuItemMachineFailure Click_close Click_close Click_Menubar_About Click_close Click_SimulatePM Gambar 4.31 Navigation Diagram Karyawan Maintenance

61 User Interface Tampilan layar atau user interface merupakan suatu visualisasi yang diinginkan oleh pengguna di dalam penggunaan sistem informasi preventive maintenance and reliability system. Berikut merupakan user interface dari preventive maintenance and reliability system: 1. Login Untuk memasuki preventive maintenance and reliability system ini user diwajibkan untuk melakukan login terlebih dahulu dengan memasukkan user name serta password, lalu sistem akan melakukan validasi berdasarkan akses yang telah ditentukan. Menginput User Name Menginput Password Main menu Exit Gambar 4.32 User Interface Login

62 Main Menu Menu utama atau main menu adalah kumpulan dari kegiatan yang dapat dilakukan oleh preventive maintenance and reliability system, menu utama dari sistem ini bertipe pull down menu serta shortcut yang dapat memudahkan user dalam mengoperasikan sistem. Menu utama akan aktif apabila user telah berhasil dalam melakukan login. Gambar 4.33 User Interface Main Menu

63 Master Master terdiri dari master employee, master machine, master part, master product, master operation time, dimana master tersebut memiliki fungsi masing-masing antara lain : a) Master Employee Master employee dipergunakan untuk memasukkan data para karyawan yang ada di departemen manufacturing umumnya serta para karyawan di departemen maintenance khususnya. Master employee hanya dapat diakses oleh manajer manufacturing saja. Gambar 4.34 User Interface Master Employee

64 389 b) Master Machine Master machine digunakan untuk mengentry data mesin yang baru selain mengentrynya data mesin yang telah dientry dapat diupdate juga didelete. Master machine dapat diakses oleh karyawan maintenance. No. Mesin Jenis Mesin Kapasita produksi Mesin Jumlah mesin Menampilkan data yang ada pada master machine Menambah data baru pada master machine Mengupdate data baru pada master machine Mengdelete data lama pada master machine Membatalkan penginputan data baru Kembali main menu ke Gambar 4.35 User Interface Master Machine

65 390 c) Master Part Master part hanya dapat diakses oleh karyawan maintenance. Master part berguna untuk menyimpan data komponen yang ada serta mengupdate jumlah komponen tersebut, selain itu juga dapat mengdelete data yang telah ada. Data yang sudah di entry sebelumnya dapat dilihat pada grid yang ada. No. Mesin No. Part Merek Part Stok Part Harga Part Waktu standar PM Nama suplier Menampilkan data yang ada pada master part Menambah data baru pada master part Mengupdate data baru pada master part Mengdelete data lama pada master part Membatalkan penginputan data baru Kembali main menu ke Gambar 4.36 User Interface Master Part

66 391 d) Master Product Master product untuk mengentry, menyimpan data mengenai produk yang mengalami kerusakan, sehingga dapat dihitung biaya kehilangan produksi yang terjadi apabila mengalami kerusakan. Master product dapat diakses oleh manajer manufacturing. No tipe produk Nama produk Waktu produksi per batch Jumlah produksi per batch Waktu per batch Biaya produksi Menampilkan data yang ada pada master product Menambah data baru pada master product Mengupdate data baru pada master product Mengdelete data lama pada master product Membatalkan penginputan data baru Kembali main menu ke Gambar 4.37 User Interface Master Product

67 392 e) Master Operation Time Master operation time ini dapat membantu karyawan maintenance dalam melakukan perencanaan terhadap jadwal preventive maintenance yang akan dilakukan. Data yang ada di dalam master operation time dapat dimodifikasi sesuai dengan waktu serta jam operasi mesin. Hari jam operasi mesin Jam periode operasi mesin Menampilkan data yang ada pada master operation time Menambah data baru pada master operation time Mengupdate data baru pada master operation time Mengdelete data lama pada master operation time Membatalkan penginputan data baru Kembali main menu ke Gambar 4.38 User Interface Master Operation Time

68 Transaction Dalam menu bar transaction ini terdapat beberapa kegiatan yang berguna untuk mendukung kegiatan pemeliharaan perusahaan, kegiatan tersebut antara lain : a) Work Order Work order digunakan oleh operator dalam membuat laporan kerusakan yang nantinya akan diserahkan kepada bagian maintenance untuk segera dilakukan perbaikan oleh bagian maintenance. Terdapat 3 tab pada window work order ini, antara lain : Work Order List (WO List) WO list merupakan tampilan data berupa grid untuk menampilkan data work order yang telah diinput sebelumnya oleh operator. Gambar 4.39 User Interface Work Order List

69 394 Dari data yang ditampilkan berupa grid tersebut dapat diprint yang berguna sebagai laporan kepada manajemen bahwa telah terjadi kerusakan pada komponen suatu mesin tertentu. Berikut adalah window pencetakan work order: Mencetak WO Laporan WO Gambar 4.40 User Interface Window Print Preview Work Order

70 395 Input Work Order Tab input work order ini digunakan oleh operator untuk mencatat bahwa telah terjadi kerusakan serta memudahkan karyawan maintenance dalam memperbaiki suatu komponen dari mesin yang rusak. Data dari operator yang melaporkan kerusakan pun di entry dalam sistem. Gambar 4.41 User Interface Input Work Order

71 396 Work Order Closing Work order closing dapat dilakukan oleh operator. Work order closing dilakukan untuk menandakan bahwa kegiatan perbaikan dari mesin atau pun komponen yang rusak telah dilakukan. Pada bagian ini operator menginput hal apa yang dilakukan untuk mengatasi kerusakan yang ada, serta actor yang memperbaiki mesin tersebut. Gambar 4.42 User Interface Work Order Closing

72 397 b) Machine Failure Window transaksi machine(failure), berfungsi untuk menampilkan informasi yang merupakan transaksi dari data mesin dan data produk. Dimana user dapat melihat mesin dengan kode tertentu tercatat nama-nama produk yang pernah mengalami kegagalan saat produksi. Pada window ini dapat dilakukan penambahan data produk bila ada produk yang fail pada jenis mesin yang digunakan dengan menggunakan button New. Gambar 4.43 User Interface Machine Production

73 398 c) Part Machine Repaired Window transaksi part machine, berfungsi untuk menampilkan informasi yang merupakan transaksi dari data part dan data mesin. Dimana user dapat melihat mesin dengan kode tertentu tercatat beberapa komponen yang sering mengalami kerusakan yang tersimpan dalam database. Pada window ini, juga dapat dilakukan penambahan data part yang rusak. Gambar 4.44 User Interface Part Machine

74 History Pada menu bar history ini terdapat 2 menu item diantaranya: a) Input Downtime Window ini berguna untuk mengentry data komponen pada suatu mesin yang mengalami kerusakan. Gambar 4.45 User Interface Input Downtime History

75 400 b) View Downtime Histories Window ini dapat menampilkan data downtime yang telah diinput sebelumnya, selain itu data downtime ini dapat dicetak sesuai dengan data yang diinginkan. Pada window pencetakan ini terdapat waktu cetak yang menandakan kapan dilakukannya pencetakan. Gambar 4.46 User Interface View Downtime History

5.4. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. dinamakan dengan Unified Modeling Language (UML). UML merupakan bahasa

5.4. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. dinamakan dengan Unified Modeling Language (UML). UML merupakan bahasa 162 5.4. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Analisis dan perancangan sistem informasi berikut menggunakan alat bantu yang dinamakan dengan Unified Modeling Language (UML). UML merupakan bahasa permodelan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN. Persediaan yang baru ditampilkan pada gambar 4.1.

BAB 4 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN. Persediaan yang baru ditampilkan pada gambar 4.1. 74 BAB 4 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN 4.1. Analysis 4.1.1. Rich Picture Rich Picture yang menggambarkan proses Sistem Informasi Manejemen Persediaan yang baru ditampilkan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah memberikan garis-garis besar tahapan penelitian secara keseluruhan yang disusun secara sistematis sehingga pada pelaksanaannya, penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Metodologi pemecahan masalah mempunyai peranan penting untuk membantu menyelesaikan masalah dengan mudah. Oleh karena itu

Lebih terperinci

BAB 4. PT. Siaga Ratindotama

BAB 4. PT. Siaga Ratindotama BAB 4 Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Pembelian bahan baku PT. Siaga Ratindotama 4.1 Analysis Document 4.1.1 The Task 4.1.1.1 Purpose Pengembangan sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Metodologi pemecahan masalah mempunyai peranan penting untuk membantu menyelesaikan masalah dengan mudah. Oleh karena itu

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Pada metodologi pemecahan masalah mempunyai peranan penting untuk dapat membantu menyelesaikan masalah dengan mudah, sehingga

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM BAB 4 PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analysis Document 4.1.1 The Task 4.1.1.1 Purpose Pengembangan sistem informasi akuntansi pembelian dan utang usaha untuk PT. Fajar Surya Utama dilakukan dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Peneltian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kondisi pabrik sebenarnya dan melakukan pengamatan langsung untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda SISTEM INFORMASI TEKNIK INDUSTRI Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2005/2006 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MENINGKATKAN

Lebih terperinci

Gambar 4.34 Cluster Jadwal Produksi. jadwal produksi oleh Kepala Pabrik. Seperti yang sudah dijelaskan dalam system

Gambar 4.34 Cluster Jadwal Produksi. jadwal produksi oleh Kepala Pabrik. Seperti yang sudah dijelaskan dalam system 274 Gambar 4.34 Cluster Jadwal Produksi Cluster jadwal produksi berisi class-class yang berhubungan dengan pembuatan jadwal produksi oleh Kepala Pabrik. Seperti yang sudah dijelaskan dalam system definition,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Perumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Model perumusan masalah dan pengambilan keputusan yang digunakan dalam skripsi ini dimulai dengan melakukan observasi lapangan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Model Perumusan Masalah Metodologi penelitian penting dilakukan untuk menentukan pola pikir dalam mengindentifikasi masalah dan melakukan pemecahannya. Untuk melakukan pemecahan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Metodologi penelitian mempunyai peranan dalam menyelesaikan masalah yang terjadi dengan cara mudah dan teknis. Oleh karena

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Teknik Industri dan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK

Lebih terperinci

Sumber : Hasil Analisa (2004) Tabel 5.17 Tabel FMEA Process Pengencangan Bolt (1)

Sumber : Hasil Analisa (2004) Tabel 5.17 Tabel FMEA Process Pengencangan Bolt (1) Sumber : Hasil Analisa (2004) Tabel 5.17 Tabel FMEA Process Pengencangan Bolt (1) 115 Sumber : Hasil Analisa (2004) Tabel 5.18 Tabel FMEA Process Pengencangan Bolt (2) Grafik RPN Terhadap Potential Cause

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian 88 A B Analisis Sistem Berjalan Membuat Rich Picture dari sistem yang sedang berjalan Perancangan database

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA DEPARTEMEN MAINTENANCE PT. DIAN SWASTATIKA SENTOSA SKRIPSI

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA DEPARTEMEN MAINTENANCE PT. DIAN SWASTATIKA SENTOSA SKRIPSI ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA DEPARTEMEN MAINTENANCE PT. DIAN SWASTATIKA SENTOSA SKRIPSI oleh Rikky Gunawan 0800742595 PROGRAM STUDI GANDA TEKNIK INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Diagram alir di bawah ini merupakan langkah-langkah yang diambil untuk mendukung

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Diagram alir di bawah ini merupakan langkah-langkah yang diambil untuk mendukung BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Pemecahan Masalah Diagram alir di bawah ini merupakan langkah-langkah yang diambil untuk mendukung proses penelitian yang akan dibuat agar penelitian dapat berjalan

Lebih terperinci

BAB 4 RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN. Pengembangan sistem informasi akuntansi pembelian dan persediaan bahan baku

BAB 4 RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN. Pengembangan sistem informasi akuntansi pembelian dan persediaan bahan baku BAB 4 RANCANGAN SISTEM YANG DIUSULKAN 4.1 Analysis Document 4.1.1 The Task 4.1.1.1 Purpose Pengembangan sistem informasi akuntansi pembelian dan persediaan bahan baku pada PD. Tritunggal Adhi Pratama dilakukan

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PANCA KEMAS KRIDA MANUNGGAL

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PANCA KEMAS KRIDA MANUNGGAL 108 BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PANCA KEMAS KRIDA MANUNGGAL 4.1 Analysis Document 4.1.1 The Task Perancangan sistem informasi akuntansi

Lebih terperinci

Bab 4. Rancangan sistem

Bab 4. Rancangan sistem Bab 4 Rancangan sistem 4.1 Rancangan yang diusulkan Bagian gudang akan mengirimkan Surat Permintaan Barang melalui form pesan barang apabila barang tersebut telah mencapai batas minimum (warning stock)

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Perumusan masalah dan Pengambilan Keputusan Model perumusan masalah dan pengambilan keputusan yanag digunakan dalam skripsi ini dimulai dengan melakukan observasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 78 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah produk unit karoseri yang pernah diproduksi oleh PT. Karyatugas Paramitra dari bulan Januari sampai

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN PT. PUTRATUNGGAL ANEKA. menyediakan suku cadang kendaraan bermotor (spare part) bagi kendaraan

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN PT. PUTRATUNGGAL ANEKA. menyediakan suku cadang kendaraan bermotor (spare part) bagi kendaraan BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN PT. PUTRATUNGGAL ANEKA 4.1 Analysis Document 4.1.1 The Task 4.1.1.1 Purpose PT. PUTRATUNGGAL ANEKA adalah salah satu perusahaan pengelola kendaraan

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENJUALAN, PENAGIHAN PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS PT RACKINDO SETARA PERKASA

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENJUALAN, PENAGIHAN PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS PT RACKINDO SETARA PERKASA BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENJUALAN, PENAGIHAN PIUTANG, DAN PENERIMAAN KAS PT RACKINDO SETARA PERKASA 4.1 Struktur Organisasi Baru Usulan Struktur organisasi baru dengan sedikit

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda SISTEM INFORMASI TEKNIK INDUSTRI Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2005/2006 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENERAPAN PREVENTIVE MAINTENANCE

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Di dalam memecahkan masalah yang sedang dihadapi perusahaan, maka sebelumnya harus dilakukan pengamatan dan penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. MOON LION INDONESIA SKRIPSI. oleh Ng, Erwin Wiyono

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. MOON LION INDONESIA SKRIPSI. oleh Ng, Erwin Wiyono ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. MOON LION INDONESIA SKRIPSI oleh Ng, Erwin Wiyono 0900824236 PROGRAM STUDI GANDA TEKNIK INDUSTRI DAN SISTEM INFORMASI

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007 / 2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN PADA NOTEBOOK88

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Berikut merupakan diagram alir yang menggambarkan langkah-langkah dalam melakukan penelitian di PT. Putra Jaya Gemilang.

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS KREDIT PINJAMAN. Perancangan system informasi akuntansi siklus kredit pinjaman akan dimulai

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS KREDIT PINJAMAN. Perancangan system informasi akuntansi siklus kredit pinjaman akan dimulai BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS KREDIT PINJAMAN 4.1 Analysis Document 4.1.1 The Task Perancangan system informasi akuntansi siklus kredit pinjaman akan dimulai dengan deskripsi sistem

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 29 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN Aplikasi database berbasis desktop sekarang ini sangat membantu dalam dunia bisnis, banyaknya manfaat yang di miliki aplikasi ini antara lain; dapat berjalan dengan independen,

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Dibawah ini merupakan diagram alir yang menggambarkan langkahlangkah dalam melakukan penelitian di PT. Dankos Laboratorioes

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Metodologi pemecahan masalah yang dilakukan terdiri dari beberapa tahapan. Diagram alir dibawah ini menunjukkan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG, DAN PERSEDIAAN PADA PT. NUSANTARA SURYA SAKTI

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG, DAN PERSEDIAAN PADA PT. NUSANTARA SURYA SAKTI BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN, PIUTANG, DAN PERSEDIAAN PADA PT. NUSANTARA SURYA SAKTI 4.1. Analysis Document 4.1.1. The Task 4.1.1.1. Purpose Pengembangan Sistem Informasi Penjualan,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian 11 12 Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian (Lanjutan) 3.2 Langkah-Langkah Pelaksanaan Penelitian Untuk

Lebih terperinci

Gambar 4.50 Form Bahan Baku Keluar

Gambar 4.50 Form Bahan Baku Keluar 261 Gambar 4.50 Form Bahan Baku Keluar e) Form Historis BB Bulanan Form ini merupakan form yang menampilkan data bahan baku keluar, tetapi data akan dikelompokkan dalam kurun waktu bulanan. Sehingga dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Yang Berjalan. Secara garis besar penulis dapat menganalisa sistem pengolahan data barang di Perum Damri Bandung. Pada saat ini bahwa sistem yang

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 52 BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah adalah langkah-langkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Dengan berdasarkan pada metodologi ini, penelitian

Lebih terperinci

USULAN PENYELESAIAN MASALAH PERAWATAN PREVENTIVE PADA WATER TREATMENT PLANT PHASE-1 PT MALIGI PERMATA INDUSTRIAL ESTATE SKRIPSI

USULAN PENYELESAIAN MASALAH PERAWATAN PREVENTIVE PADA WATER TREATMENT PLANT PHASE-1 PT MALIGI PERMATA INDUSTRIAL ESTATE SKRIPSI USULAN PENYELESAIAN MASALAH PERAWATAN PREVENTIVE PADA WATER TREATMENT PLANT PHASE-1 PT MALIGI PERMATA INDUSTRIAL ESTATE SKRIPSI oleh Kavka Abbas Suriadinata 0700697773 PROGRAM STUDI GANDA TEKNIK INDUSTRI

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara

Universitas Bina Nusantara Universitas Bina Nusantara Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2004/2005 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Penjadwalan Proses Pencetakan Produk dengan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Diagram alir untuk memecahkan permasalahan di PT. Krakatau Steel yang digunakan adalah sebagai berikut : Mulai Studi Literatur

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI APLIKASI PENJUALAN JASA DAN

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1. Metodologi Penelitian Dibawah ini merupakan diagram alir yang menggambarkan langkah-langkah dalam melakukan penelitian di PT. Mulia Knitting Factory Ltd. Mulai Penelitian

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN PADA PT KEBAYORAN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI OPTIMALISASI PEMESANAN BAHAN BAKU PADA PT. METISKA FARMA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI OPTIMALISASI PEMESANAN BAHAN BAKU PADA PT. METISKA FARMA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda TEKNIK INDUSTRI SISTEM INFORMASI Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI OPTIMALISASI PEMESANAN BAHAN

Lebih terperinci

Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005 / 2006

Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005 / 2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005 / 2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN DAN UTANG

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. dimaksudkan untuk menitik beratkan kepada fungsi sistem yang berjalan dengan

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. dimaksudkan untuk menitik beratkan kepada fungsi sistem yang berjalan dengan BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Kegiatan analisis sistem yang berjalan dilakukan dengan analisis yang berorientasi pada objek-objek yang diperlukan oleh

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara

Universitas Bina Nusantara Universitas Bina Nusantara Program Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2005/2006 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Keseimbangan Lini untuk Peningkatan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian start Studi Pendahuluan - Survey ke Perusahaan Konsultasi Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka - Literatur - Jurnal - Buku - Website - dll Tujuan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Yang Berjalan Sebelum merancang suatu sistem, ada baiknya terlebih dahulu menganalisis sistem yang sedang berjalan di Distro yang akan dibangun tersebut.

Lebih terperinci

Gambar Window Transaksi Pengeluaran Barang Gudang

Gambar Window Transaksi Pengeluaran Barang Gudang Gambar Window Transaksi Pengeluaran Barang Gudang L8 Gambar Window Laporan Fisik Persediaan L9 Gambar Window Laporan Status Persediaan L10 Gambar Window Laporan Management by Exception L11 L12 Descriptions

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Penerapan Preventive Maintenance

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Sejarah Umum PT. Topo Isano Motor Pada hari selasa tanggal 9 Mei 2000 berdiri lah suatu perseroan terbatas yaitu PT Topo Isano Motor yang bertempat di Tangerang

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PIUTANG

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Sistem Informasi - Akuntansi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PENGENDALIAN

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG PADA PT. BUANA PENTA PRIMA

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG PADA PT. BUANA PENTA PRIMA BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG PADA PT. BUANA PENTA PRIMA 4.1 Application Domain 4.1.1 Usage 4.1.1.1 Overview Dalam sistem informasi akuntansi penjualan kredit

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2004/2005 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PT. MASTER WOVENINDO

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisis sistem merupakan suatu kegiatan penguraian dari suatu sistem yang

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisis sistem merupakan suatu kegiatan penguraian dari suatu sistem yang BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem yang Berjalan Analisis sistem merupakan suatu kegiatan penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah adalah model yang menggambarkan sistem dan terdapat langkah-langkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Diharapkan

Lebih terperinci

BAB 4 RANCANGAN SISTEM

BAB 4 RANCANGAN SISTEM BAB 4 RANCANGAN SISTEM 4.1 Application Domain Analysis 4.1.1 Usage 4.1.1.1 Overview Rancangan aplikasi sistem pembelian dan persediaan yang dibuat mempunyai tampilan global dalam menu utama, dan terbagi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Sistem Informasi - Akuntansi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Sistem Informasi - Akuntansi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Sistem Informasi - Akuntansi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN UNTUK

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN UNTUK PENYUSUNAN RENCANA

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Untuk melakukan pemecahan masalah yang berkaitan dengan perencanaan bahan baku di PT. Mitra Manis Sentosa, maka dibawah

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI BERORIENTASI OBJEK PADA PT GEMILANG

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI BERORIENTASI OBJEK PADA PT GEMILANG ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI BERORIENTASI OBJEK PADA PT GEMILANG Laporan Studi Kasus MK M0126 Anapersil Oleh: TEMA DWI PRANATA 1301020731 04POM - 16 Fakultas Ilmu Komputer Jurusan Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN 4.1 Analisisa Sistem Web Service Push and Pull Sistem Web Service Push and Pull ini akan dibangun dengan menggunakan Analisis dan Desain berorientasi objek. Analisis dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. Informasi ini kemudian

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. Informasi ini kemudian BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Gelinas et al. (2005, p.15), Sistem Informasi Akuntansi adalah subsistem dari sistem informasi yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PERTAMA

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PERTAMA DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PERTAMA... i HALAMAN JUDUL KEDUA... ii LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... iii LEMBAR TANDA LULUS MEMPERTAHANKAN TUGAS AKHIR iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN... v ABSTRAK... vi KATA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Pengendalian Kualitas Pada

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN PADA PT. CIPTA PANGAN NIAGA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN PADA PT. CIPTA PANGAN NIAGA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Untuk melakukan pemecahan masalah yang berkaitan dengan pengiriman bahan baku dari gudang ke lantai produksi di PT. Hyundai Indonesia Motor, maka dibawah ini akan dijelaskan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN PT ADIMAS PUSPITA SERASI

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN PT ADIMAS PUSPITA SERASI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 95 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Penelitian ilmiah adalah suatu proses pemecahan masalah dengan menggunakan prosedur yang sistematis, logis, dan empiris

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Sistem Informasi Teknik Industri Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2005/2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Sistem Informasi Teknik Industri Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2005/2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Sistem Informasi Teknik Industri Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2005/2006 ANALISA PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERENCANAAN AGREGAT PADA SPBU

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN 4.1 Analisa Sistem Analisa sistem lama dilakukan untuk mengetahui dan memahami tentang alur sistem yang telah digunakan sebelumnya oleh perusahaan, dalam hal ini adalah Badan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pemodelan Proses Bisnis bagian Produksi di PT Gramasurya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pemodelan Proses Bisnis bagian Produksi di PT Gramasurya BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pemodelan Proses Bisnis bagian Produksi di PT Gramasurya Gambar 4. 1 Proses Bisnis bagian Produksi Proses produksi di PT Gramasurya dimulai dengan menginput data pemesanan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi. Program Studi Komputerisasi Akuntansi. Skripsi Sarjana Komputer. Semester Genap tahun 2003/2004

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi. Program Studi Komputerisasi Akuntansi. Skripsi Sarjana Komputer. Semester Genap tahun 2003/2004 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2003/2004 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PENJUALAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN A KERANGKA DOKUMEN ANALISIS

LAMPIRAN A KERANGKA DOKUMEN ANALISIS 195 LAMPIRAN A KERANGKA DOKUMEN ANALISIS 1. The Task. Penjelasan ringkas dari latar belakang dan hubungan dokumen. 1.1 Purpose. Maksud keseluruhan dari proyek pengembangan sistem. 1.2 System Definition.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flowchart Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah (Lanjutan) 62 63 3.2 Observasi Lapangan Observasi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Strata 1 Semester Ganjil tahun 2005/2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Strata 1 Semester Ganjil tahun 2005/2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Strata 1 Semester Ganjil tahun 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian sangat berperan penting untuk menyelesaikan masalah secara sistematis dan memberikan solusi yang baik dan sesuai. Studi Pendahuluan Studi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analis Sistem Yang Berjalan Kegiatan analisis sistem yang berjalan merupakan kegiatan penguraian suatu sistem informasi yang utuh dan nyata ke dalam bagianbagian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah merupakan langkah-langkah sistematis yang berperan penting sebagai pedoman dalam menyelesaikan dan memberikan solusi dari masalah yang timbul

Lebih terperinci

BAB 4. PERANCANGAN Setelah melakukan proses analisa sistem maka akan dilakukan proses perancangan sistem yang diharapkan sesuai dengan kebutuhan pengguna yang sudah dijabarkan di bab analisa sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. Pada dasarnya perancangan sistem yang dibuat oleh peneliti adalah

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. Pada dasarnya perancangan sistem yang dibuat oleh peneliti adalah BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN Pada dasarnya perancangan sistem yang dibuat oleh peneliti adalah mengenai perancangan software. Software yang dimaksud adalah aplikasi database yang digunakan untuk menyimpan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemeliharaan (Maintenance) Pemeliharaan (maintenance) dapat didefinisikan sebagai (Ariani, 2008): suatu kombinasi dari berbagai tindakan untuk menjaga, memperbaiki dan

Lebih terperinci

ANALISA DAN DESAIN SISTEM. pertama kali dilakukan yaitu menganalisis kebutuhan sistem. Di dalam tahapan

ANALISA DAN DESAIN SISTEM. pertama kali dilakukan yaitu menganalisis kebutuhan sistem. Di dalam tahapan BAB IV ANALISA DAN DESAIN SISTEM 4.1 Analisa Sistem Sebelum melakukan desain sistem yang akan dibuat, maka langkah yang pertama kali dilakukan yaitu menganalisis kebutuhan sistem. Di dalam tahapan analisis

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa Masalah Mesin ATM (Automatic Teller Machine) merupakan fasilitas mesin dari bank berbasis komputer yang menyediakan tempat bagi nasabah dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan bebas. Persaingan dunia usaha yang semakin ketat menimbulkan tantangan

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan bebas. Persaingan dunia usaha yang semakin ketat menimbulkan tantangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini, dunia industri di Indonesia terasa semakin meningkat dan bersaing menuju ke arah persaingan global, terutama persaingan dalam hal menghadapi

Lebih terperinci

BINUS UNIVERSITY. Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008

BINUS UNIVERSITY. Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 BINUS UNIVERSITY Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI OPTIMALISASI PEMESANAN BAHAN BAKU

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN PADA PT. TASAN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ABSTRAK

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ABSTRAK UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Sistem Informasi Teknik Industri Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI BONDING TEST UNTUK MEMBANTU

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI PENDIDIKAN PADA ACADEMY

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENYEWAAN KIOS DAN PENERIMAAN KAS (STUDI KASUS : PT.NCV)

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENYEWAAN KIOS DAN PENERIMAAN KAS (STUDI KASUS : PT.NCV) UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENYEWAAN KIOS DAN PENERIMAAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan zaman beriringan dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat. Kini perkembangan teknologi menjadi suatu komponen utama dalam semua bidang.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. sistem yang telah ada, dimana analisis sistem merupakan proses mempelajari suatu

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. sistem yang telah ada, dimana analisis sistem merupakan proses mempelajari suatu BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Tahapan yang diperlukan didalam pembuatan suatu progaram yaitu menganalisis sistem yang telah ada, dimana analisis sistem merupakan proses mempelajari

Lebih terperinci