ARTUKEL ILMIAH TEKNOLOGI INFORMATIKA PENGENDALIAN HAMA TERPADU. Dosen pebimbing : Bpk. Anton Muhibuddin

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ARTUKEL ILMIAH TEKNOLOGI INFORMATIKA PENGENDALIAN HAMA TERPADU. Dosen pebimbing : Bpk. Anton Muhibuddin"

Transkripsi

1 ARTUKEL ILMIAH TEKNOLOGI INFORMATIKA PENGENDALIAN HAMA TERPADU Dosen pebimbing : Bpk. Anton Muhibuddin OLEH : MOHAMAD ARI KHAKIMUDDIN L2 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012 Dasar Perlindungan Tanaman Page 1

2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara maritim, selain itu juga Indonesia disebut sebagai Negara agraris. Negara agraris adalah Negara yang luas wilayah daratannya dan kaya akan sumber daya alamnya sehingga banyak penduduk yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani atau bercocok tanam, salah satunya sebagai petani padi. Meskipun makanan pokok setiap penduduk di seluruh dunia satu sama lain berbeda, akan tetapi salah satu kebutuhan makanan pokok tersebut adalah beras atau nasi yang berasal dari buah padi dan sebagian besar penduduk Indonesia makanan pokoknya adalah nasi. Beras merupakan buah padi yang termasuk golongan rumput-rumputan dengan klasifikasi adalah Genus : Oryza Lin, family : Grameneae (poaceae), spesies : ada 25 spesies, dua diantaranya ialah Oryza sativa l dan Oryza glaberima steund. Sedangkan subspecies Oryza sativa l, dua diantaranya ialah (padi bulu) dan Sinica (padi cere) dahulu dikenal dikenal japonica. Nutrisi yang terkandung sangat banyak, seperti protein mineral dan berbagai vitamin didalamnya sehingga padi atau gabah ini menjadi pilihan utama penduduk diseluruh Indonesia sebagai makanan pokok sehari-hari. 1.2 Rumusan Masalah 1) Bagaimana budidaya tanaman padi varietas ciherang? 2) Hama dan penyakit apakah yang menyerang tanaman Padi Varietas ciherang? 3) Bagaimana pengendalian terhadap penyakit dan kerusakan tanaman padi? 1.3 Tujuan 1) Untuk mengetahui budidaya tanaman padi varietas ciherang. 2) Untuk mengetahui Hama dan penyakit yang menyerang tanaman Padi Varietas ciherang. 3) Untuk mengetahui pengendalian terhadap penyakit dan kerusakan tanaman padi. Dasar Perlindungan Tanaman Page 2

3 1.4 Manfaat 1) Agar para petani awam lebih mengerti bagaimana budidaya tanaman padi khususnya varietas ciherang dengan baik, dari tahap awal sampai tahap akhir. 2) Dan juga lebih memberi perlindungan yang baik serta antisipasi terhadap hama dan kerusakan yang ditimbulkan. 3) Pastinya memberi wawasan mengenai dunia pertanian baik bagi orang lain maupun diri sendiri. Dasar Perlindungan Tanaman Page 3

4 BAB II METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Waktu dan Tempat Pada penelitian lapang dasar perlindungan tanaman ini dilaksanakan sebagai berikut : Tanggal : 13 Maret 2010 (pengamatan pertama) dan 20 Maret 2010 (pengamatan kedua) Waktu : WIB (pengamatan pertama) dan WIB (pengamatan kedua ) Tempat : Desa Padang Bandung, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik 2.2 Metode Penelitian Pada penelitian dasar perlindungan tanaman di Desa Padang Bandung, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik ini, digunakan metode penelitian sebagai berikut : a. Wawancara Metode wawancara ini dilakukan berdasarkan dari pertanyaan-pertanyaan yang ada pada kuisioner yang telah dibuat sebelumnya. kegiatan ini dilakukan secara langsung kepada responden (petani) yang ada di lahan sawahnya. b. Dokumentasi Metode dokumentasi ini mencakup dua obyek, yaitu dokumentasi responden dan dokumentasi lapangan. Dokumentasi responden dilakukan dengan mengambil gambar responden yang sedang melakukan kegiatannya. Sedangkan dokumentasi lapangan dilakukan dengan mengambil gambar kondisi lahan, hama dan penyakit, serta perlindungannya. Pengambilan gambar untuk dokumentasi ini menggunakan kamera handphone. Dasar Perlindungan Tanaman Page 4

5 c. Literatur Metode literatur ini digunakan untuk memudahkan dalam mencari bahan-bahan yang masih kurang dimengerti serta apabila terdapat kerancuan dari responden karena tidak mungkin semua kuisioner bisa dimengerti. Dasar Perlindungan Tanaman Page 5

6 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Identitas Responden Nama : Muhammad Tohir Umur : 31 Tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Tingkat Pendidikan : SMA Status : Menikah Pekerjaan (Utama/Sampingan) : Utama Lahan/sawah yang dimiliki seluas satu setengah ha, serta ditanami oleh komoditas padi. Ditilik dari jenis tanahnya, berjenis tanah lembab serta mengandung kadar garam yang tidak terlalu tinggi. Dan mayoritas para petani mengambil air untuk pengairan sawahnya dari air Bengawan Solo yang dialirkan ke sungai-sungai kecil. 3.2 Penggolongan/klasifikasi tanaman padi Klasifikasi ilmiah tanaman padi adalah sebagai berikut : Kerajaan : Plantae Ordo : Poales Famili : Poaceae Genus : Oryza Spesies : Oryza sativa Padi termasuk dalam suku padi-padian atau Poaceae. Padi yang digunakan oleh responden adalah padi dari varietas Ciherang. Merk dari padi tersebut adalah Kencana, dengan kelas SS, serta satu karungnya bernetto sepuluh kg dan harganya lima puluh lima ribu rupiah. Dasar Perlindungan Tanaman Page 6

7 Ciri-ciri dari padi varietas ini antara lain : bentuk tanaman tegak, warna kaki hijau, warna batang hijau, daun telinga dan lidah daun berwarna putih, tinggi tanaman cm. Alasan memilih padi varietas tersebut dikarenakan rasa nasi/teksturnya enak, padat, dan pulen, anakan produktif batang dengan hasil 5-7 ton/ha, kerontokan dan kerobohan Gambar 3.1. Padi varietas ciherang sedang, gabahnya berbentuk panjang ramping dan berwarna kuning bersih dibandingkan dengan yang varietas 64, Cibogo, dan Hibrida akan tetapi masa panennya lebih lama daripada varietas yang lain, masa panen varietas ini adalah seratus enam belas sampai seratus seratus dua lima hari. Varietas ini tahan terhadap hama dan penyakit. 3.3 Budidaya tanaman padi A. Syarat tumbuh 1. Temperatur (suhu) Tanaman padi (Oryza sativa) varietas ciherang ini dapat hidup baik didaerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Curah hujan yang baik rata-rata 200 mm per bulan atau lebih, curah hujan yang dikehendaki per tahun sekitar mm. Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi 23 C. Tinggi tempat yang cocok untuk tanaman padi berkisar antara m dpl. Dasar Perlindungan Tanaman Page 7

8 2. Curah hujan Curah hujan merupakan faktor penting dalam dunia pertanian, karena dari hujan ini dapat menyediakan air di dalam tanah. Selain itu dengan mengetahui curah hujan dapat diketahui kapan waktu terbaik menanam bibit tanaman dan kapan waktu terbaik melaksanakan panen sehingga didapat hasil yang maksimal dalam produksi tanaman, baik dalam segi kualitas maupun kuantitas. 3. Tekstur tanah Tekstur tanah merupakan sifat fisik tanah yang sukar berubah ( permanen ). Tanah sawah yang mempunyai persentase fraksi pasir dalam jumlah besar, kurang baik untuk tanaman padi, sebab tekstur ini mudah meloloskan air. Pada padi sawah dituntut adanya lumpur, terutama untuk tanaman padi yang memerlukan tanah subur. 4. Cahaya matahari Untuk lebih memahami kebutuhan cahaya matahari, diambil contoh jenis tanaman padi. Semua jenis tanaman padi, tidak menyukai tempat yang terlindungi atau ternaungi. Siraman cahaya matahari yang cukup akan membuat tanaman padi menjadi lebih kuat, mendorong terbentuknya anakan dan perkembangan tanaman padi. Tanaman padi yang kekurangan cahaya pertumbuhannya akan terhambat. Bila pada saat mulai berbuah tetapi tanaman hanya sedikit mendapatkan cahaya matahari, maka buah yang dihasilkan kualitas dan kuantitasnya kurang baik. Dasar Perlindungan Tanaman Page 8

9 B. Penanaman Dalam penanaman bibit padi varietas ciherang ini yang harus diperhatikan sebelumnya ialah: a) Persiapan Lahan Tanah yang sudah diolah dengan cara yang baik, akhirnya siap untuk ditanami bibit padi varietas ini. b) Umur Bibit Bila umur bibit di persemaian telah cukup, bibit tersebut dapat segera dipindahkan dengan cara mencabut bibit. c.) Tahap Penanaman Tahap penanaman dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu: 1. Memindahkan bibit Bibit di persemaian yang telah berumur hari dapat segera dipindahkan ke lahan yang telah disiapkan. Syarat-syarat bibit yang siap untuk dipindahkan ke sawah: Bibit telah berumur dua puluh lima sampai empat puluh hari Bibit berdaun lima sampai tujuh helai Batang bagian bawah besar dan kuat Pertumbuhan bibit seragam Bibit sehat 2. Menanam Dalam menanam bibit padi, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah: a. Sistem larikan Penanaman dengan sistem larikan ini menggunakan bambu/alat penggaris yang sekaligus dapat digunakan untuk mengatur jarak tanam. Maksud penanaman padi secara teratur ialah agar setiap tanaman memperoleh sinar matahari dan unsur hara, memudahkan pemeliharaan, penyiangan dan pemupukan b. Jarak tanam Ada beberapa faktor yang ikut menentukan jarak tanam pada tanaman padi, hal ini tergantung pada: Dasar Perlindungan Tanaman Page 9

10 Jenis tanaman Jenis padi varietas ciherang memiliki anakan produktif batang sehingga termasuk menghasilkan banyak anakan. Jumlah anakan yang banyak memerlukan jarak tanam yang lebih lebar, sebaliknya jenis padi yang memiliki jumlah anakan sedikit memerlukan jarak tanam yang lebih sempit. Kesuburan tanah Kesuburan tanah menentukan penyediaan hara di dalam tanah yang dibutuhkan oleh tanaman. Penyerapan hara oleh akar tanaman padi akan mempengaruhi penentuan jarak tanam. Oleh karena itu, jarak tanam yang dibutuhkan pada tanah yang subur pun akan lebih lebar daripada jarak tanam pada tanah yang kurang subur. Ketinggian tempat/musim Daerah dataran rendah akan memerlukan jarak tanam yang lebih lebar. Hal ini berhubungan erat dengan penyediaan air. Tanaman padi varietas ciherang memerlukan jarak tanam duapuluh kali duapuluh cm pada musim kemarau, dan dua puluh lima kali dua puluh lima cm pada musim hujan. c. Jumlah tanaman tiap lubang Bibit tanaman yang baik sangat menentukan penggunaannya pada setiap lubang. Pemakaian bibit tiap lubang antara dua sampai tiga batang. d. Kedalaman menanam bibit Penanaman yang terlalu dalam dapat menyebabkan batang tanaman mudah membusuk, sehingga mengganggu kesehatan tanaman. Sedangkan bibit yang ditanam terlalu dangkal berakibat sistem perakarannya kurang kuat, sehingga tanaman mudah rebah. Kedalaman tanaman yang baik tiga sampai empat cm. e. Cara menanam Penanaman bibit padi diawali dengan menggaris tanah dengan menggunakan bambu/alat penggaris untuk menentukan jarak tanam. Selanjutnya proses penanaman dilakukan secara serentak dengan cara sebagai berikut: Dasar Perlindungan Tanaman Page 10

11 Segenggam bibit dipegang tangan kiri, tangan kanan mengambil dua sampai tiga bibit dari tangan kiri. Posisi jari tangan pada saat itu seperti memegang pensil, dan bibit ditanam pada perpotongan goresan lumpur/tanah dengan kedalaman 3-4 cm, yang jarak tanamnya telah diatur. Untuk mendapatkan anakan yang merata pada setiap tanaman, harus diusahakan penanaman bibit dengan posisi tegak lurus. C. Pemeliharaan Dalam rangka pemeliharaan tanaman padi khususnya varietas ini, hal-hal yang perlu diperhatikan ialah: a) Penyulaman dan Penyiangan Tindakan mengganti tanaman yang mati dengan tanaman yang sehat dinamakan menyulam. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyulaman, antara lain: Bibit yang digunakan harus jenis yang sama, apabila memakai bibit padi varietas ciherang maka yang digunakan untuk menyulam harus juga dari jenis yang sama. Bibit yang digunakan merupakan sisa bibit terdahulu Penyulaman tidak boleh melampaui sepuluh hari setelah tanam. 1. Penggunaan bibit Maksud penggunaan bibit jenis yang sama dalam penyulaman, ialah untuk menghindari terjadinya percampuran jenis padi yang bisa mempengaruhi kualitas gabah. 2. Pengaruh kedalaman air terhadap pertumbuhan rumput liar Untuk mengatasi persaingan antara tanaman pedi dan rumput, maka perlu dilakukan tindakan menyiang. Genangan air di dalam petak sawah akan menghambat bahkan meniadakan pertumbuhan rumput, tetapi apabila kekurangan air maka rumput akan tumbuh. Dasar Perlindungan Tanaman Page 11

12 3. Saat penyiangan yang tepat Penyiangan dapat dilakukan dengan cara mencabut rumput yang tumbuh secara manual. Ada dua tahap penyiangan, tahap pertama penyiangan dilakukan pada saat tanaman padi berumur tiga minggu, dan tahap kedua penyiangan dilakukan pada saat tanaman padi berumur enam minggu. 4. Alat yang digunakan untuk menyiang Alat yang digunakan untuk menyiang tanaman padi, adalah Cangkul kecil ialah salah satu alat yang dipergunakan untuk menyiangi tanaman padi. Sebelum melakukan penyiangan, genangan air di petak sawah harus dikurangi. b) Pengairan sawah Para petani mengambil air untuk sawahnya dari air bengawan solo yang dialirkan melalui sungai-sungai kecil. Fungsi air bengawan solo dalam pertanaman di sawah bermacammacam, di antaranya: - Karena tanaman membutuhkan air, udara dan sinar matahari (fotosintesis). - Air berfungsi membawa karbohidrat dan mineral ke bagianbagian tanaman sebagai cadangan makanan. - Penguapan air berguna untuk kestabilan suhu di sekitar tanaman, pori-pori daun akan tertutup Gambar apabila 3.2 kadar Pengairan dalam pada daun sawah terlalu kecil. Air yang masuk ke petak sawah harus dipertahankan agar bisa menggenangi dan merata, sehingga semua permukaan tanah terairi dan basah. Pada petak sawah harus terdapat lubang pemasukan dan lubang pembuangan air yang terletak berseberangan, agar air yang diperlukan oleh tanaman dapat merata di seluruh lahan. Aliran air di dalam petak sawah melalui kedua lubang (pemasukan dan Dasar Perlindungan Tanaman Page 12

13 pembuangan) harus bisa menunjang pertukaran udara di dalam air, sehingga dapat dipakai untuk pernapasan akar-akar tanaman. a. Cara mengairi sawah Pada mulanya sawah dikeringkan selama dua sampai tiga hari, agar akar tanaman padi dapat melekat pada tanah, kemudian sedikit demi sedikit sawah dialiri air. Penggenangan air pada petak sawah tidak selalu sama setiap hari. Semenjak padi ditanam di sawah hingga umur delapan hari harus diupayakan agar lumpur tetap basah dan genangan air sedalam lima cm. Pada waktu tanaman padi berumur 8-45 hari, pengairan semakin diperbesar, hingga kedalaman air menjadi sepuluh sampai dua puluh cm. Pada saat padi mulai berbulir, pengairan sawah harus diusahakan bisa mencapai kedalaman dua puluh sampai dua puluh lima cm, dan apabila padi mulai menguning, maka air harus mulai dikurangi sedikit demi sedikit. Pada saat pemupukan harus diusahakan agar air tidak mengalir menggenangi sawah, dengan tujuan agar pupuk tidak terbawa aliran air ke tempat lain. Demikian juga pada saat penyiangan, air harus dikurangi. D. Pemupukan Tanaman padi memerlukan makanan (hara) untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Unsur hara yang terkandung dalam setiap bahan untuk melengkapi unsur hara yang ada pada tanah yang diperlukan tanaman dinamakan pupuk. Dalam kehidupan tanaman, pupuk yang mengandung berbagai unsur hara berperan sangat penting bagi tanaman, baik dalam proses pertumbuhan ataupun produksi, sebab : Pupuk adalah sebagai cadangan makanan Pupuk untuk pertumbuhan tanaman Pupuk untuk proses reproduksi. Pupuk yang digunakan oleh responden berupa : 3. Pupuk Urea Pupuk ini diberikan pada saat awal-awal penanaman bibit tanaman padi, alasannya agar bermunculan bibit-bibit baru atau anakan baru. Pupuk Urea diberikan dengan dosis kira-kira tiga ratus kilo gram perhektar ataupun dua setengah kwintal juga bisa dan dicampur SP36 yang berfungsi menggemburkan tanah. Dasar Perlindungan Tanaman Page 13

14 4. Pupuk ZA dan Pupuk Phonska Pupuk ini berbeda fungsinya dengan pupuk sebelumnya (Urea) karena pemberian pupuk ini pada saat padi berumur dua sampai empat minggu, sedangkan fungsinya sendiri adalah berguna untuk menguatkan batang dari tanaman padi supaya tidak mudah roboh atau jatuh ketanah, serta mempercepat laju pertumbuhannya dan juga memantapkan rasa dari buah padi tersebut menurut responden. Pupuk ZA dan pupuk phonska masing-masing diberikan dengan dosis kira-kira dua kwintal. E. Hama dan Penyakit serta Pengendaliannya Hama yang menyerang tanaman padi khususnya varietas ciherang adalah sebagai berikut : a. Ulat tentara Ulat tentara ini dibagi menjadi dua macam : Ulat tentara bergaris kuning (Spodoptera exempta) Ulat tentara coklat hitam (Spodoptera litura) Gambar 3.3. Hama ulat tentara pada tanaman padi Hama ulat ini mempunyai sifat merusak tanaman secara bergerombol dan berpindah tempat pun secara serentak. Oleh karena itu hama ini dinamakan ulat tentara. Hama ini merusak daun dan batang tanaman padi. Mula-mula ulat makan helai daun, mulai dari ujung daun, hingga tinggal tulang daun dan batang serta permukaan daun berlubanglubang atau hilangnya bagian dari daun.. Dasar Perlindungan Tanaman Page 14

15 Gejala yang muncul pada tanaman padi apabila diserang hama ini adalah, pada tanaman padi hanya tersisa tulang-tulang daun, dan tampak bekas keratan ulat. Selain itu kadang-kadang terlihat potongan tangkai malai Waktu paling dominan hama ini menyerang tanaman padi pada saat pagi dan sore hari karena pada saat itu tanaman padi banyak mendapatkan makanan dari sinar matahari. Pengendalian : Gambar 3.4. daun berlubang akibat serangan hama ulat tentara Pengelolaan atau penanggulangan hama ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu dengan menggenangi lahan dengan air untuk membinasakan ulat yang berada di tanah, mengumpulkan telur-telur yang menempel pada daun kemudian memusnahkannya serta membasmi dengan pestisida/insektisida seperti : Tetrin dan obat daun cap kodok. Insektisida (Tetrin) yang bernetto 400 ml yaitu semacam insektisida cair, berbentuk pekatan berwarna jernih kekuningan yang dapat diemulsikan dengan air untuk mengendalikan hama penting pada tanaman bawang merah, cabe merah, kedelai dan padi. Serta takaran yang dipakai setiap kali menyemprotkan sebanyak 1 2 ml/l. Gambar 3.5. Insektisida Tetrin Dasar Perlindungan Tanaman Page 15

16 Dicampur dengan obat daun (cap kodok) yang mengandung ZET yang bersifat sistematik dan slow release serta protein, karbohidrat, asam amino dan multivitamin sebagai senyawa organik yang dibutuhkan oleh tanaman dalam fungsi-fungsi fisiologis. Berguna untuk meningkatkan Gambar 3.6. Obat kualitas daun (cap dan kodok) kuantitas produksi, daya tanaman menjadi baik, memperbaiki kondisi fisik tanaman pada saat stadia tumbuh, dan mempercepat pertumbuhan daun, batang dan akar sehingga menambah hasil panen. Komposisi dari obat daun (cap kodok) tersebut adalah sebagai berikut, B = 15,78 ppm, N = 3,00% K 2 O = 0,15%, Z n = 6,67 ppm M n = 0,04%, C u = 0,06% M o = 0,01 ppm, PeO 5 = 0,04% Dengan takaran sebagai berikut, pada waktu persemaian 2 3 cc/ltr air, hari setelah tanam (waktu pertunasan aktif) 3 5 cc/ltr air dan seterusnya takarannya sama. Waktu pemberian insektisida pada tanaman padi sama seperti hama saat menyerang yaitu pada pagi dan sore hari juga. b. Belalang (Dissusleira carolina) Belalang dewasa berwarna hijau kemerah-merahan dan yang muda berwarana hijau. Bagian tanaman yang diserang adalah buah padi yang masih dalam keadaan masak susu dan daun padi serta terkadang memakan bagian dari daun. Belalang(Dissusleira carolina) menyerang tanaman padi dengan cara menghisap cairan buah yang masih Dasar Perlindungan Tanaman Page 16

17 dalam keadaan masak susu. Hal ini akan mengakibatkan buah padi menjadi kampong/kosong. Walaupun kadang masih bisa berkembang namun kualitasnya rendah, berkerut, warna menjadi coklat dan rasanya tidak enak. Gejala yang ditimbulkan oleh serangan hama belalang adalah pada daun terdapat bercak-bercak bekas isapan oleh belalang dan pada buah padi terdapat bintik-bintik hitam bekas tusukan hama dan buahnya bisa hampa. Sedangkan Waktu hama belalang menyerang adalah pada pagi hari karena padi melakukan fotosintesis dengan baik. Pengendalian : Dengan membersihkan tempat-tempat di sekitar tanaman padi dari tumbuhan liar bisa berupa rumput liar yang dapat menjadi inang, mengumpulkan telur-telur yang ada di permukaan daun kemudian dimusnahkan serta dengan menggunakan insektisida (Bassa 50 EC dan Tetrin yang telah disebutkan fungsi komposisinya tadi). c. Wereng Coklat (Nilaparvata lugens) Hama wereng coklat (Nilaparvata lugens) ini adalah hama yang paling ditakutin para petani karena serangannya yang amat berbahaya bagi pertumbuhan tanaman padi. Hama ini menyerang bagian paling sensitive yaitu bagian akar pada tanaman padi. Sehingga tanaman padi menjadi kerdil disebabkan oleh Virus yang ditularkan Nilaparvata lugens. Virus tersebut bertahan didalam tubuh serangga Nilaparvata lugens. Gejala-gejala yang ditimbulkan oleh serangan virus ini adalah terjadi perubahan pada tanaman seperti daun berubah menjadi pendek, sempit, berwarna hijau kekuning-kuningan atau kuning pucat dan bintikbintik coklat tua, batang padi menjadi pendek. Gambar 3.8. Daun berwarna kuning kemerah-merahan Pengendalian : Dengan memberikan atau menggunakan foradan semacam insektisida yang berupa zat bubuk yang berfungsi mengatasi sekaligus membunuh hama wereng coklat. Dasar Perlindungan Tanaman Page 17

18 d. Burung Peking (Lonchura puntulata) Burung merupakan musuh bagi petani yang menyerang pada saat menjelang panen. Inilah salah satu penyebab berkurangnya produksi padi. Burung menyerang buah dan biji dari tanaman padi dan merusak dengan datang berkelompok mendatangi areal pertanaman padi yang hampir panen. Kemudian memakan biji padi, hingga dalam waktu singkat biji padi akan habis. Gejala yang ditimbulkan apabila padi terserang hama burung adalah tangkai buah padi mengalami kerusakan, tangkai patah, sisa biji padi berjatuhan, burung pemakan padi(peking) berkeliaran di sekitar tanaman padi. Pengendalian : Untuk mencegah terjadinya kerusakan yang parah akibat serangan burung dapat dilakukan dengan melakukan pengawasan yang ketat dengan menghalau burung pemakan biji padi. Hal ini dapat dilakukan dengan memasang orang-orangan sawah yang terbuat dari jerami (sisa batang padi) atau dengan alat yang bisa mengeluarkan suara yang keras dan berisik ditengah-tengah sawah sehingga burung tersebut pergi, alat tersebut dibuat dari beberapa kaleng yang diisi batu/kerikil dan diikat dengan tali seperlunya sepanjang lahan serta digerakan dari tepi sawah. Gambar 3.9. Perlindungan dari serangan burung Dasar Perlindungan Tanaman Page 18

19 e. Tikus Sawah (Rattus argentiventer) Tanaman padi akan mengalami kerusakan yang parah apabila diserang oleh hama yang lebih besar seperti tikus. Di samping itu tikus cepat berkembang, sehingga bisa mengancam produksi padi yang cukup tinggi menjadi hancur. tikus (Rattus argentiventer) ini disebut tikus sawah. Hama tikus ini menyerang semua bagian tanaman, terutama batang dan buah. Tikus merusak padi dengan cara mengerat batang atau makan biji padi. batang tanaman padi yang masih muda berumur 1-2 bulan merupakan sasaran utama tikus, sebab batang muda ini enak dimakan. gejala yang timbul apabila tanaman padi terserang hama tikus adalah banyak tanaman padi yang roboh pada petak sawah. Pada tanaman yang roboh ini terdapat bekas keratan tikus. Apabila terjadi serangan hebat, maka di tengah petak tanaman padi tampak botak-botak bekas serangan tikus. Pengendalian : Untuk menanggulangi hama tikus dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: pemberian pagar plastik sebagai pencegahan. Plastik tersebut bermerk komodo dengan lebar 60 cm, panjang 100cm, dan tebal 0,5 cm yang dipasang ditepi tanaman padi untuk melindungi dari serangan tikus. Serta menangkap tikus secara manual yaitu langsung dengan tongkat pemukul. Gambar Perlindungan terhadap tikus sawah Dasar Perlindungan Tanaman Page 19

20 f. Tanaman Pengganggu(Gulma) Tumbuhan pengganggu sering merugikan tanaman pokok yaitu tanaman padi karena tumbuhan pengganggu juga memerlukan makanan dari tanah seperti halnya tanaman pokok, sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan zat makanan. Di samping itu tumbuhan ini bisa menjadi sarang tempat berlindungnya hama dan penyakit. Akibat yang ditimbulkan oleh gangguan gulma ini adalah cadangan makanan di dalam tanah terbagi, terjadi persaingan di dalam memperoleh sinar matahari dan air, pemberian pupuk kurang berdaya guna dan pertumbuhan padi kurang baik yang menyebabkan produksi menurun. Pengendalian : Pengelolaan gulma ini dapat dilakukan dengan melakukan penyiangan, melakukan pencabutan dengan tangan, menggenangi lahan dan melakukan pengaturan jarak tanam secara tepat Sedangkan alat yang digunakan masih sederhana, tabung pestisidanya terbuat dari jirigen yang mempunyai daya tampung air sebesar sepuluh liter. Jadi setiap kali pemakaian tabung pestisida diisi air sepuluh liter dicampur dengan insektisida tertentu dan dengan takaran atau dosis tertentu juga. Dasar Perlindungan Tanaman Page 20

21 Gambar F. Panen Pestisida yang masih sederhana Panen merupakan tahap akhir penanaman padi di sawah. Pemanenan padi harus dilakukan pada waktu yang tepat, sebab ketepatan waktu memanen berpengaruh terhadap jumlah dan mutu gabah dan berasnya. Panen yang terlambat pada varietas padi yang mudah rontok, akan menurunkan produksi. Sedangkan panen yang terlalu awal menyebabkan mutu buah padi kurang baik. Cadangan makanan di dalam biji (endosperm) dapat dipakai sebagai tanda bahwa biji padi sudah siap dipanen. Sedangkan panenan yang baik gabah harus berisi dan masak. a) Penentuan saat panen yang tepat Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penentuan saat panen, antara lain varietas padi, keadaan iklim termasuk musim, pemeliharaan tanaman dan lain sebagainya. Pembungaan padi yang tidak serempak sering kali menyulitkan penentuan saat panen yang tepat, sebab petani harus menunggu malai yang belum masak sempurna. Hal ini menyebabkan malai yang muncul lebih awal akan menjadi terlalu masak. Demikian pula penggunaan patokan umur, kadar air dan warna kuning gabah sulit diterapkan untuk penetapan waktu panen yang tepat bagi padi. Dasar Perlindungan Tanaman Page 21

22 Adapun tanda-tanda yang telah diketahui oleh petani untuk memungut padi yang telah masak ialah: Buah padi dan daun benderanya berwarna kuning Tangkai kelihatan merunduk. Gabah berisi padat Panen pada musim hujan juga menyebabkan penyusutan panen yang lebih besar dibandingkan dengan panen pada musim kemarau. Kematangan gabah pada umur yang sama dipengaruhi oleh perbedaan cuaca. b) Akibat panen yang kurang tepat Apabila panen dilakukan terlalu jauh sebelum saat optimum maka akan didapatkan gabah dengan kualitas yang rendah, sebab masih banyak mengandung butir hijau dan butir kapur, sehingga tidak tahan lama dalam proses penyimpanan. Dan apabila gabah tersebut digiling maka didapatkan beras yang pecah. Pemanenan yang terlambat akan memperbesar jumlah hasil yang hilang. Ini disebabkan oleh kerontokan, serangan hama termasuk burung dan tikus. c) Alat-alat panen Alat yang digunakan untuk memanen adalah sabit. Sabit Tujuan penggunaan alat ini adalah memungut hasil dengan lebih cepat, terutama untuk padi yang memiliki sifat mudah rontok. Di samping itu juga, lebih menghemat tenaga kerja dan efisiensi kerja, juga dapat menekan produksi yang hilang akibat rontok. Oleh karena itu, untuk memanen dianjurkan menggunakan sabit. Dasar Perlindungan Tanaman Page 22

23 aa 3.4 Dokumentasi 1. Perlindungan Tanaman a. b. Gambar saat penyemprotan pestisida Gambar perlindungan dari tikus c. Gambar perlindungan terhadap burung Dasar Perlindungan Tanaman Page 23

24 1. Hama a. b. Gambar hama Belalang Gambar hama Wereng Coklat c. Gambar hama Ulat Dasar Perlindungan Tanaman Page 24

25 2. Kerusakan a. b. Gambar Kerusakan pada batang padi Gambar kerusakan pada buah padi Gambar kerusakan pada daun Dasar Perlindungan Tanaman Page 25

26 3. Alat dan Bahan a. b. Alat pestisida, Insektisida dan obat daun Dasar Perlindungan Tanaman Page 26

27 DAFTAR PUSTAKA Dasar Perlindungan Tanaman Page 27

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Padi Padi merupakan tanaman pertanian kuno yang sampai saat ini terus dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan merupakan tanaman pangan yang dapat

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN TANAMAN BAWANG MERAH

PEMELIHARAAN TANAMAN BAWANG MERAH PEMELIHARAAN TANAMAN BAWANG MERAH Oleh : Juwariyah BP3K Garum Indikator Keberhasilan : Setelah selesai mempelajari pokok bahasan ini peserta diharapkan mampu : a. Menjelaskan kembali penyulaman tanaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diklasifikasikan ke dalam Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diklasifikasikan ke dalam Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Grist (1960), tanaman padi dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan ke dalam Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan Speciesnya adalah

Lebih terperinci

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH 11:33 PM MASPARY Selain ditanam pada lahan sawah tanaman padi juga bisa dibudidayakan pada lahan kering atau sering kita sebut dengan budidaya padi gogo rancah. Pada sistem

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik

PEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik 38 PEMBAHASAN Budidaya Bayam Secara Hidroponik Budidaya bayam secara hidroponik yang dilakukan Kebun Parung dibedakan menjadi dua tahap, yaitu penyemaian dan pembesaran bayam. Sistem hidroponik yang digunakan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36,

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36, 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan dilaksanakan di lahan sawah irigasi Desa Sinar Agung, Kecamatan Pulau Pagung, Kabupaten Tanggamus dari bulan November 2014 sampai April

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kedelai Suprapto (1999) mennyatakan tanaman kedelai dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Kelas: Dicotyledone, Ordo:

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro, 20 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro, Desa Rejomulyo Kecamatan Metro Selatan Kota Metro dengan ketinggian

Lebih terperinci

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09 Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) termasuk famili Solanaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam secara luas di dataran

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Oktober 2014 hingga Maret

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi Tanaman padi merupakan tanaman tropis, secara morfologi bentuk vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun berbentuk pita dan berbunga

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Pertumbuhan Tanaman 4. 1. 1. Tinggi Tanaman Pengaruh tiap perlakuan terhadap tinggi tanaman menghasilkan perbedaan yang nyata sejak 2 MST. Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan 10 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan Babakan Sawah Baru, Darmaga Bogor pada bulan Januari 2009 hingga Mei 2009. Curah hujan rata-rata dari bulan Januari

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman

Lebih terperinci

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda Latar Belakang Untuk memperoleh hasil tanaman yang tinggi dapat dilakukan manipulasi genetik maupun lingkungan.

Lebih terperinci

Cara Menanam Cabe di Polybag

Cara Menanam Cabe di Polybag Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang

Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang Nama Varietas : Ciherang Kelompok : Padi Sawah Nomor Seleksi : S3383-1d-Pn-41 3-1 Asal Persilangan : IR18349-53-1-3-1-3/IR19661-131-3-1//IR19661-131- 3-1///IR64

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bawang Merah Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini termasuk

Lebih terperinci

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI 6.1. Keragaan Usahatani Padi Keragaan usahatani padi menjelaskan tentang kegiatan usahatani padi di Gapoktan Jaya Tani Desa Mangunjaya, Kecamatan Indramayu, Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember 2016, tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di lahan pertanian Universitas Muhamadiyah

Lebih terperinci

5. PEMBAHASAN 5.1. Penerimaan Kotor Varietas Ciherang, IR-64, Barito Dan Hibrida

5. PEMBAHASAN 5.1. Penerimaan Kotor Varietas Ciherang, IR-64, Barito Dan Hibrida 5. PEMBAHASAN 5.1. Penerimaan Kotor Varietas Ciherang, IR-64, Barito Dan Hibrida Berdasarkan hasil perhitungan terhadap rata-rata penerimaan kotor antar varietas padi terdapat perbedaan, kecuali antara

Lebih terperinci

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI PTT menerapkan komponen teknologi dasar dan pilihan. Bergantung kondisi daerah setempat, komponen teknologi pilihan dapat digunakan sebagai komponen teknologi : Varietas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di lahan sawah Sanggar Penelitian Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran Unit

Lebih terperinci

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg

Lebih terperinci

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL Sistem Pertanian dengan menggunakan metode SRI di desa Jambenenggang dimulai sekitar tahun 2007. Kegiatan ini diawali dengan adanya

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3. 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2009 sampai dengan Juli 2010. Penelitian terdiri dari percobaan lapangan dan analisis tanah dan tanaman

Lebih terperinci

TATA CARA PENELTIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas

TATA CARA PENELTIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas III. TATA CARA PENELTIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian telah dilaksanakan pada Bulan Juli 2016 November

Lebih terperinci

Potensi Hasil : 5-8,5 ton/ha Ketahanan : Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3 Terhadap Hama. Ketahanan. Terhadap Penyakit

Potensi Hasil : 5-8,5 ton/ha Ketahanan : Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3 Terhadap Hama. Ketahanan. Terhadap Penyakit LAMPIRAN 30 31 Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang Nama Varietas : Ciherang Kelompok : Padi sawah Nomor Seleksi : S3383-1d-Pn-41 3-1 Asal persilangan : IR18349-53-1-3-1-3/IR19661-131-31//IR19661131-3-

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Unit Pelayanan Teknis (UPT), Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida

Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida Oleh : Dandan Hendayana, SP (PPL Kec. Cijati Cianjur) Saat ini tanaman padi hibrida merupakan salah satu alternatif pilihan dalam upaya peningkatan produksi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Percobaan studi populasi tanaman terhadap produktivitas dilakukan pada dua kali musim tanam, karena keterbatasan lahan. Pada musim pertama dilakukan penanaman bayam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Gedung Meneng, Kecamatan raja basa, Bandar Lampung

Lebih terperinci

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS TUGAS LINGKUNGAN BISNIS Budiaya Cabai Rawit Disususn Oleh: Nama : Fitri Umayasari NIM : 11.12.6231 Prodi dan Jurusan : S1 SISTEM INFORMASI 11-S1SI-12 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat 10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilakukan di lahan sawah Desa Situgede, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dengan jenis tanah latosol. Lokasi sawah berada pada ketinggian tempat 230 meter

Lebih terperinci

: Kasar pada sebelah bawah daun

: Kasar pada sebelah bawah daun Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang Varietas : Ciherang Nomor Pedigree : S 3383-1d-Pn-41-3-1 Asal/Persilangan : IR 18349-53-1-3-1-3/IR Golongan : Cere Bentuk : Tegak Tinggi : 107 115 cm Anakan

Lebih terperinci

Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3. Nomor persilangan : BP3448E-4-2. Anakan produktif : 17 anakan

Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3. Nomor persilangan : BP3448E-4-2. Anakan produktif : 17 anakan Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3 Nomor persilangan : BP3448E-4-2 Asal persilangan : Digul/BPT164-C-68-7-2 Golongan : Cere Umur tanaman : 110 hari Bentuk tanaman : Sedang Tinggi tanaman : 95

Lebih terperinci

BUDIDAYA PADI RATUN. Marhaenis Budi Santoso

BUDIDAYA PADI RATUN. Marhaenis Budi Santoso BUDIDAYA PADI RATUN Marhaenis Budi Santoso Peningkatan produksi padi dapat dicapai melalui peningkatan indeks panen dan peningkatan produksi tanaman setiap musim tanam. Padi Ratun merupakan salah satu

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Tanaman padi saat berumur 1-3 MST diserang oleh hama keong mas (Pomacea caanaliculata). Hama ini menyerang dengan memakan bagian batang dan daun tanaman yang

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul) Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul) PENDAHULUAN Pengairan berselang atau disebut juga intermitten adalah pengaturan kondisi lahan dalam kondisi kering dan tergenang secara bergantian untuk:

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Agustus 2010. Penelitian dilakukan di lahan percobaan NOSC (Nagrak Organic S.R.I. Center) Desa Cijujung,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran, dari bulan Oktober 2011 sampai dengan April 2012. 3.2

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teoritis 2.1.1. Tanaman Gandum Tanaman gandum (Triticum aestivum L) merupakan jenis dari tanaman serealia yang mempunyai tektur biji yang keras dan bijinya terdiri dari

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum, Geografis, dan Iklim Lokasi Penelitian Desa Ciaruten Ilir merupakan desa yang masih berada dalam bagian wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto, III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto, Kasihan, Bantul dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU ( Nicotiana tabacum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Penanam dan penggunaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family Oryzoideae dan Genus Oryza. Organ tanaman padi terdiri atas organ vegetatif dan organ generatif.

Lebih terperinci

KK : 2.4% Ket: ** ( sangat nyata) tn (tidak nyata) Universitas Sumatera Utara

KK : 2.4% Ket: ** ( sangat nyata) tn (tidak nyata) Universitas Sumatera Utara Lampiran 1. Data pengamatan tinggi tanaman padi (cm) pada umur 3 MST pada P0V1 60.90 60.33 59.33 180.57 60.19 P0V2 53.33 59.00 58.33 170.67 56.89 P0V3 62.97 61.33 60.97 185.27 61.76 P1V1 61.57 60.03 59.33

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. yang dikeringkan dengan membuat saluran-saluran drainase (Prasetyo dkk,

TINJAUAN PUSTAKA. yang dikeringkan dengan membuat saluran-saluran drainase (Prasetyo dkk, TINJAUAN PUSTAKA Tanah Sawah Tanah sawah adalah tanah yang digunakan untuk bertanam padi sawah, baik terus-menerus sepanjang tahun maupun bergiliran dengan tanaman palawija. Istilah tanah sawah bukan merupakan

Lebih terperinci

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Pengolahan Tanah Sebagai persiapan, lahan diolah seperti kebiasaan kita dalam mengolah tanah sebelum tanam, dengan urutan sebagai berikut.

Lebih terperinci

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT Handoko Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur ABSTRAK Lahan sawah intensif produktif terus mengalami alih fungsi,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Usahatani Padi di Indonesia Padi merupakan komoditi pangan utama masyarakat Indonesia. Pangan pokok adalah pangan yang muncul dalam menu sehari-hari, mengambil porsi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dimulai dari April 2009 sampai Agustus 2009. Penelitian lapang dilakukan di lahan sawah Desa Tanjung Rasa, Kecamatan Tanjung Sari, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 12 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan persawahan Desa Joho, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo dari bulan Mei hingga November 2012. B. Bahan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Laju Dekomposisi Jerami Padi pada Plot dengan Jarak Pematang 4 meter dan 8 meter Laju dekomposisi jerami padi pada plot dengan jarak pematang 4 m dan 8 m disajikan pada Tabel

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate,

Lebih terperinci

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan pertanian milik masyarakat Jl. Swadaya. Desa Sidodadi, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di jalan Depag, Komplek Perumahan. Wengga 1 Blok B Nomor 54 Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di jalan Depag, Komplek Perumahan. Wengga 1 Blok B Nomor 54 Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan 1717 III. METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di jalan Depag, Komplek Perumahan Wengga 1 Blok B Nomor 54 Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan Hilir, Kabupaten Katingan,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:

Lebih terperinci

Deskripsi Padi Varietas Cigeulis Informasi Ringkas Bank Pengetahuan Padi Indonesia Sumber: Balai Besar Penelitian Tanaman Padi

Deskripsi Padi Varietas Cigeulis Informasi Ringkas Bank Pengetahuan Padi Indonesia Sumber: Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Deskripsi Padi Varietas Cigeulis Informasi Ringkas Bank Pengetahuan Padi Indonesia Sumber: Balai Besar Penelitian Tanaman Padi 2008 Nama Varietas Tahun Tetua Rataan Hasil Pemulia Golongan Umur tanaman

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di lahan sawah Desa Parakan, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor dan di Laboratorium Ekofisiologi Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Industri Tempe Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadiranya

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 20 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Kenteng Rt 08 Rw 02, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari wawancara yang dilakukan kepada 64 petani maka dapat diketahui

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari wawancara yang dilakukan kepada 64 petani maka dapat diketahui 5 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Identitas Petani Dalam penelitian ini yang menjadi petani diambil sebanyak 6 KK yang mengusahakan padi sawah sebagai sumber mata pencaharian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

Teknologi Produksi Ubi Jalar

Teknologi Produksi Ubi Jalar Teknologi Produksi Ubi Jalar Selain mengandung karbohidrat, ubi jalar juga mengandung vitamin A, C dan mineral. Bahkan, ubi jalar yang daging umbinya berwarna oranye atau kuning, mengandung beta karoten

Lebih terperinci

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, 23 III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

II. Tinjauan Pustaka. dikonsumsi oleh setengah dari penduduk yang ada di bumi ini. Menurut Chevalier

II. Tinjauan Pustaka. dikonsumsi oleh setengah dari penduduk yang ada di bumi ini. Menurut Chevalier II. Tinjauan Pustaka 2.1. Sejarah Tanaman Tadi Sawah (Oryza sativa L.) Tanaman padi ( Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan yang dikonsumsi oleh setengah dari penduduk yang ada di bumi ini. Menurut

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Famili ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Sebagai salah satu tanaman penghasil protein nabati, kebutuhan kedelai di tingkat lokal maupun nasional masih cenderung sangat tinggi. Bahkan sekarang ini kedelai

Lebih terperinci

LAMPIRAN B 1 C 4 F 4 A 4 D 1 E 2 G 1 C 1 C 3 G 2 A 1 B 4 G 3 C 2 F 2 G 4 E 4 D 2 D 3 A 2 A 3 B 3 F 3 E 1 F 1 D 4 E 3 B 2

LAMPIRAN B 1 C 4 F 4 A 4 D 1 E 2 G 1 C 1 C 3 G 2 A 1 B 4 G 3 C 2 F 2 G 4 E 4 D 2 D 3 A 2 A 3 B 3 F 3 E 1 F 1 D 4 E 3 B 2 Lampiran 1. Layout Penelitian LAMPIRAN B 1 C 4 F 4 A 4 D 1 E 2 G 1 C 1 C 3 G 2 A 1 B 4 G 3 C 2 F 2 G 4 E 4 D 2 D 3 A 2 A 3 B 3 F 3 E 1 F 1 D 4 E 3 B 2 Keterangan : A B C D E F G = Kontrol = Urea = Urea

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Rukmana (2005), klasifikasi tanaman bawang merah adalah sebagai berikut: Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Menurut Rahayu dan Berlian ( 2003 ) tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Botani Bawang Merah

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Cikabayan, Institut Pertanian Bogor, pada bulan April 2009 sampai dengan Agustus 2009. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium 14 TINJAUAN PUSTAKA Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Dalam dunia tumbuhan, tanaman bawang merah diklasifikasikan dalam Divisi : Spermatophyta ; Sub Divisi : Angiospermae ; Class : Monocotylodenae ;

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium 14 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium Benih dan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan

Lebih terperinci

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bawang merah, peran benih sebagai input produksi merupakan tumpuan utama

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai memiliki biji berbentuk polong, setiap polong berisi 1-4 biji.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai memiliki biji berbentuk polong, setiap polong berisi 1-4 biji. 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai 2.1.1 Morfologi Kedelai Tanaman kedelai memiliki biji berbentuk polong, setiap polong berisi 1-4 biji. Biji umumnya berbentuk bulat atau bulat pipih sampai bulat

Lebih terperinci

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Proyek Penelitian Pengembangan Pertanian Rawa Terpadu-ISDP Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Penyusun I Wayan Suastika

Lebih terperinci