PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA. POTENSI LIMBAH BUNGKIL JARAK PAGAR (Jatropha curcas Linn) SEBAGAI TERMISIDA ORGANIK RAMAH LINGKUNGAN
|
|
- Sri Tanuwidjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA POTENSI LIMBAH BUNGKIL JARAK PAGAR (Jatropha curcas Linn) SEBAGAI TERMISIDA ORGANIK RAMAH LINGKUNGAN BIDANG KEGIATAN PKM Penelitian Diusulkan oleh : Ketua kelompok : Jauhar Khabibi Anggota kelompok: Nurhasanah Ahmad Werdhi Kausar Ina Suhartina Dedi Dendi Wijaya (E /2007) (E /2006) (E /2007) (E /2007) (E /2007) INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010
2 HALAMAN PENGESAHAN INSTITUSI 1. Judul Kegiatan : Potensi Limbah Bungkil Jarak (Jatropha curcas Linn) Sebagai Termisida Organik Ramah Lingkungan. 2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-P. 3. Bidang Ilmu : ( ) Pertanian. 4. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap : Jauhar Khabibi. b. NIM : E c. Jurusan : Teknologi Hasil Hutan. d. Universitas/Institut/Politeknik : Institut Pertanian Bogor. e.alamat Rumah dan No Tel./HP : Jalan Balio No. 9 RT/RW 01/07, Dramaga, Bogor 16680/ f. Alamat jauhar_jenderal@yahoo.co.id 5. Anggota Pelaksana Kegiatan : 4 orang. 6. Dosen Pembimbing a. Nama Lengkap dan Gelar : Prof. Dr. Ir. Fauzi Febrianto, MS. b. NIP : c.alamat Rumah dan No Tel./HP : KPP IPB Alam Sinarsari Blok C No. 76 Cibeureum, Dramaga, Bogor / Biaya Kegiatan Total a. DIKTI : Rp b. Sumber Lain : - 8. Jangka Waktu Pelaksanaan : 4 Bulan. Menyetujui, Ketua Departemen Hasil Hutan Bogor, 21 Oktober 2009 Ketua Pelaksana Kegiatan ( Dr. Ir. Dede Hermawan, MSc) (Jauhar Khabibi) NIP NIM. E Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan IPB Dosen Pembimbing (Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, MS) (Prof. Dr. Ir. Fauzi Febrianto, MS) NIP NIP
3 TARGET LUARAN Luaran yang diharapkan dari penelitian yang akan dilakukan ini adalah membuktikan bahwa limbah jarak pagar (Jatropha curcas Linn) mempunyai sifat anti rayap sehingga dapat digunakan sebagai bahan anti rayap organik yang ramah lingkungan. Selain itu, juga untuk mendapatkan informasi ilmiah tentang sifat anti rayap dari limbah Jatropha curcas Linn. sehingga informasi ilmiah tersebut dapat digunakan sebagai bahan publikasi ilmiah. METODE 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Kimia Hasil Hutan, Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini akan dilaksanakan mulai dari bulan Februari sampai dengan Mei Bahan dan Alat a. Bahan Bahan baku utama yang digunakan adalah limbah bungkil jarak pagar (Jatropha curcas). Bahan pelarut yang digunakan adalah etil asetat, etanol, n- heksan, aseton dan aquades. Bahan lainnya yang digunakan adalah aluminium foil, alkohol 70%, kertas selulosa, kain hitam, karet gelang dan pasir. Pada waktu uji keawetan alami yang diperoleh dari ekstraksi limbah bungkil jarak pagar digunakan rayap tanah (Coptotermes curvignathus). b. Alat Alat-alat yang digunakan antara lain golok, willey mill (alat untuk membuat serbuk agar diperoleh ukuran tertentu), mesh screen ukuran mesh, stoples besar (diameter 20 cm dan tinggi 30 cm), spatula, rotary vacuum evaporator, funnel saparator, petridish, timbangan, oven, labu erlenmeyer, gelas piala, gelas ukur, suntikan, masker, kain kasa, sarung tangan, kertas label, botol tempat pengumpanan terhadap rayap dan botol penyimpan hasil ekstraksi. 3. Persiapan Bahan Limbah bungkil jarak pagar yang diperoleh dari pabrik pengolahan biodisel dari jarak pagar dijemur di bawah sinar matahari selama beberapa hari sampai kering udara dengan kadar air 12% sampai 15%. Bahan yang telah dikeringkan digiling dengan menggunakan Willey Mill atau dengan grinder. Setelah itu serbuk disaring dengan menggunakan ayakan serbuk mekanik untuk mendapatkan ukuran serbuk mesh. Sebelum dilakukan proses ekstraksi, dilakukan pengukuran kadar air serbuk kering tanur sampai diperoleh kadar air kering udara. 4. Proses Ekstraksi Sebanyak 2000 gram serbuk bungkil jarak pagar dalam keadaan kering udara yang berukuran mesh dimasukkan ke dalam stoples besar dan sedikit demi sedikit dimasukkan pelarut aseton sehingga seluruh serbuk terendam dengan perbandingan tinggi serbuk dan pelarut 1 : 3. Campuran ini diaduk sesering mungkin dengan menggunakan spatula kemudian disimpan. Setelah 48 jam larutan ekstraknya disaring ke botol lain. Ekstraksi ini dilakukan berulang kali sehingga diperoleh larutan ekstrak yang jernih dan disimpan dalam wadah yang tertutup rapat.
4 Ekstrak aseton yang diperoleh kemudian dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu C sehingga mencapai volume 1 liter. Dari jumlah 1 liter tersebut diambil 10 ml dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer yang kering dan telah diketahui beratnya untuk diuapkan hingga kering. Selanjutnya dilakukan pengeringan dengan oven pada suhu ± 150 C selam 3 jam sehingga beratnya konstan. Setelah dingin lalu ditimbang untuk mengetahui berat kering ekstrak aseton yang diperoleh. Dari 990 ml aseton yang tersisa, diambil 50 ml dan dievaporasikan sehingga volumenya menjadi 100 ml. Ekstrak aseton ini difraksinasi secara berturut-turut dengan pelarut n-heksan, etil asetat dan etanol. Fraksinasi yang dilakukan adalah dengan cara memasukkan larutan yang telah kental ke dalam funnel separator, kemudian ditambah dengan pelarut n- heksan sebanyak 75 ml dan aquades 20 ml. Campuran ini dikocok dan dibiarkan sehingga terjadi pemisahan, fraksi terlarut n-heksan dipisahkan dari residu dan dimasukkan ke dalam botol yang tertutup rapat. Fraksinasi dilakukan selama 3 kali. Residu hasil fraksinasi dengan n-heksan yang tertinggal dalam funnel separator selanjutnya ditambahkan lagi dengan pelarut etil asetat sebanyak 75 ml. selanjutnya dikocok dan dibiarkan sampai terjadi pemisahan seperti halnya fraksinasi dengan n-heksan. Setelah terjadi pemisahan, fraksi terlarut etil asetat dipisahkan dan disimpan pada botol yang tertutup rapat. Fraksinasi ini dilakukan selama 3 kali. Tahapan terakhir dari fraksinasi bertingkat ini adalah dengan menggunakan pelarut etanol. Residu hasil fraksinasi dengan pelarut etanol selanjutnya difraksinasi dengan pelarut asetat sebanyak 75 ml. fraksinasi ini dilakukan sama seperti fraksinasi dengan tiga pelarut sebelumnya dan dilakukan sebanyak tiga kali fraksinasi. Untuk lebih jelasnya tahap fraksinasi bertingkat dengan empat macam diatas secara skematis dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Potongan biji jarak pagar Ekstrak aseton Fraksi terlarut n-heksan Residu Fraksi terlarut etil asetat Residu Fraksi terlarut etanol Fraksi tak terlarut Gambar 1. Skema ekstraksi dan fraksinasi dari bungkil jarak pagar
5 5. Penentuan Kadar Ekstraktif Larutan hasil ekstraksi dengan pelarut aseton, n-heksan, etil asetat, etanol dan residu, dikeringkan pada suhu antara C. Kadar ekstraktif dari hasil ekstrasi masing-masing pelarut dihitung terhadap berat kering tanur srbuk dengan menggunakan rumus (Lestari 2003), yaitu : Kadar ekstraktif = (Wa / Wb) x 100% Keterangan: Wa = berat padatan ekstraktif (gr) Wb = berat kering tanur serbuk (gr) 6. Pembuatan Konsentrasi Larutan Ekstrak Setelah memperoleh padatan zat ekstraktif yang dilakukan dengan pengeringan di dalam oven pada suhu C dan dikering udarakan, tahap selanjutnya adalah pembuatan konsentrasi larutan ekstrak dengan menggunakan pelarut aseton pada masing-masing fraksi. Setiap fraksi telarut dan residu dirubah menjadi beberapa taraf konsentrasi larutan ekstrak yaitu 0%, 2%, 4%, 6%, 8% dan 10% (Sutarmaji 2005). Taraf konsentrasi 0% digunakan sebagai kontrol pada yang akan diumpankan ke rayap. Penentuan konsentrasi larutan ekstrak dibuat berdasarkan perbandingan berat padatan ekstrak. 7. Pengujian Sifat Anti Rayap a. Persiapan contoh uji Pengujian terhadap rayap dilakukan dengan menggunakan metode pengujian dengan rayap kayu kering. Kayu ukuran 2.5 cm x 2.5 cm x 5 cm dikeringkan pada suhu 103 ± 2 C selama 24 jam untuk mengetahui berat kering tanurnya. Setelah dikerngkan contoh uji ditimbang untuk mengetahui berat awalnya (Bko). Jumlah contoh uji sebanyak 72 buah yaitu kombinasi 6 konsentrasi larutan (0%, 2%, 4%, 6%, 8% dan 10%), 4 jenis pelarut dan 3 kali ulangan. b. Pemberian ekstrak pada contoh uji Pemberian ekstrak pada contoh uji dilakukan dengan cara penambahan larutan ekstraktif pada kertas uji sesuai dengan perbandingan berat zat ekstraktif terhadap berat kertas (w/w) dengan konsentrasi 2%, 4%, 6%, 8%, dan 10% pada cawan petri sampai pelarut menguap atau mencapai kering udara. c. Pengumpanan terhadap rayap Kertas uji yang telah diberi larutan ekstrak bungkil jarak pagar dimasukkan ke dalam botol uji dengan media berupa pasir sebanyak 10 gram dengan ukuran 30 mesh sampai 50 mesh dengan panambahan air aquades sebanyak 2 ml untuk menjaga kelembaban. Sebanyak 50 ekor rayap kayu kering yang terdiri atas 45 ekor kasta pekerja dan 5 ekor rayap prajurit dimasukkan ke dalam botol dan didiamkan selama 4 minggu di tempat yang gelap. Selama 4 minggu tersebut, dilakukan pengamatan untuk mengetahui tingkat mortalitas rayap tanah. Penutup botol (kain hitam) Botol uji Rayap kayu kering (50 ekor) Kayu sengon 2.5cmx2.5cmx5cm Gambar 2. Metode pengumpanan contoh uji
6 d. Perhitungan mortalitas rayap pengujian efektivitas ekstraksi terhadap daya tahan rayap dilakukan selama 4 minggu pengumpanan. Data yang diambil adalah mortalitas rayap tanah setiap minggu pengumpanan, sedangkan perhitungan persentase mortalitas menggunakan rumus (Lestari 2003), yaitu : Ki = Mi x 100% 50 Keterangan : Ki = Persentase kematian rayap pada contoh uji ke-i Mi = Jumlah mortalitas rayap pada contoh uji ke-i e. Perhitungan presentase penurunan berat contoh uji Pengujian aktivitas zat ekstraktif sebagai antifeedant rayap dilakukan setelah melewati masa pengumpanan selama 4 minggu. Laju konsumsi dinyatakan dalam bentuk kehilangan berat contoh uji dihitung pada akhir pengamatan. Sebelum dilakukan penumbangan berat, contoh uji harus dibersihkan dahulu agar tidak ada kotoran yang mempengaruhi berat kertas tersebut dan juga rayap yang mati tidak menempel di contoh uji. Setelah 28 hari, umpan yang tersisa dikeluarkan dari dalam botol gelas, dibersihkan dan dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 103±2ºC sampai beratnya konstan. Penimbangan dilakukan untuk mendapatkan berat akhir kertas uji (W2) sehingga dapat diketahui persen kehilangan berat kertas uji, dengan menggunakan rumus, yaitu : Kehilangan berat umpan (%) = { (W1-W2) / W1} x 100% Keterangan : W1 = Berat umpan awal (gr) W2 = Berat umpan akhir (gr) 8. Analisis Data Pada penelitian ini, untuk mengetahui pengaruh jenis pelarut ekstrak dan konsentrasi larutan ekstraktif terhadap kehilangan berat contoh dan mortalitas rayap dilakukan analisis statistik faktorial dengan 2 faktor, yaitu : faktor A (Konsentrasi ekstrak dengan 6 taraf yaitu 0%, 2%, 4%, 6%, 8% dan 10%) dan faktor B (jenis pelarut ekstrak dengan 4 taraf yaitu aseton, n-hexane, etil asetat dan eti-eter) yang masing-masing menggunakan 3 kali ulangan. Tingkat konsentrasi 0% digunakan sebagai kontrol perlakuan pada pengujian taraf perbedaan konsentrasi dan jenis pelarut yang digunakan. Model rancangan percobaan statistik yang akan digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut : Yijk = µ + Ai + Bj(i) + ε(ijk) i = 1, 2, 3, 4 ; j = 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan k = 1, 2, 3 Dimana : Yijk = Respon karena pengaruh taraf ke-i faktor B (konsentrasi ekstrak) yang terserang. µ = Nilai rata-rata. Ai = Pengaruh taraf ke I faktor A (Jenis pelarut ekstrak). Bj(i) = Penngaruh taraf ke j faktor B (Konsentrasi larutan ekstrak). ε(ijk) = Kesalahan percobaan pada taraf ke-j faktor B yang terserang pada taraf ke-i faktor A pada ulangan ke-k atau galat percobaan. Analisis data di atas dapat menggunakan software computer berupa SPSS, excel dan minitab sehingga dapat diketahui pengaruh dari hasil ektrak dari limbah bungkil jarak pagar dengan pelarut tertentu yang menggunakan perlakuan kadar konsentrasi yang diberikan pada contoh uji yang telah diumpankan ke rayap.
7 KETERCAPAIAN TARGET LUARAN Target yang telah dicapai dari selama kurang lebih 1,6 bulan menjalani penelitian ini antara lain, yaitu : 1. Ekstrak aseton, 2. Ekstrak n-heksan, 3. Ekstrak etil asetat, dan 4. Ekstrak etanol dari limbah bungkil jarak. Dari ekstrak ini perlu dicari kadar ekstrak kering untuk membuat konsentrasi ekstrak. Setelah Gomus didapatkan + B3 konsentrasi yang di inginkan dilakukan pengujian terhadap rayap kayu kering. Pelaksanan kegiatan saat ini telah mencapai 60 %. PERMASALAHAN DAN PENYELESAIANNYA a. Administratif. Tidak ditemukan adanya permasalahan administratif dalam penelitian ini. b. Teknis. Kendala dalam hal pelarut, pelarut etil eter tidak digunakan dalam proses ekstraksi, karena etil eter sangat mudah menguap pada suhu kamar, sehingga pelarut etil eter diganti menjadi pelarut etanol. Kendala lain dalam hal penggunaan laboratorium, karena dalam penggunaan alat di laboratorium harus bergantian dengan praktikan lainnya. Selain itu, kami juga mengganti jenis rayap tanah menjadi rayap kayu kering karena adanya kemiripan tema dengan PKM yang diajukan oleh kelompok lain. c. Organisasi Pelaksana. Tim terdiri dari 4 orang dimana pengordiniran tugas dibagi menjadi 3 orang yang bekerja di lapangan sedangkan 1 orang akan mengurus bagian administrasi. Tapi ketika pelaksanaan hal ini sering terkendala oleh jadwal kuliah dan praktikum untuk dilakukan disiang hari sehingga sedikit terkendala oleh kesesuaian jadwal. d. Keuangan. Tidak ditemukan adanya permasalahan keuangan dalam penelitian ini PENGGUNAAN BIAYA 1. Bahan baku a. Habis sekali pakai Jumlah Satuan Harga Satuan (Rp) Harga Total (Rp) Limbah bungkil jarak 10 Kg Aseton 15 Liter n-heksan 5 Liter etanol 5 Liter Etil asetat 5 Liter Aguades 20 Liter b. Tidak habis sekali pakai Saringan 4 Buah Pembelian peralatan penunjang Sub Total (Rp)
8 Pisau Golok Buah Buah Gunting 5 Buah Karung beras Buah Marker 3 Buah Trash bag 10 lembar Label 4 Buah Alat tulis 5 Buah Aluminium foil 5 lembar Corong kecil 3 Buah Kuas 5 Buah Masker plastik 3 Buah Ember 1 Buah Toples kecil 72 Buah Papan tulis Buah Botol bening 10 Buah Kain kasa 1 gulung Karet gelang 2 bungkus Sarung tangan 5 pasang Biaya lain-lain a. Studi pustaka Internet 10 Jam b. Pembuatan proposal c. Sewa laboratorium d. Pemeliharaan alat laboratorium e. Biaya transportasi f. Pembuatan laporan Flashdisk 1 Buah Sewa komputer 30 Jam
9 Copy dan jilid eksemplar g. Dokumentasi Sewa kamera Buah Baterai Pack Jumlah biaya total Keterangan : Masih terdapat beberapa peralatan yang belum dibeli. DOKUMENTASI KEGIATAN Persiapan Bahan Baku Penyaringan serbuk jarak Penimbangan serbuk jarak Serbuk yang telah diberi larutan aseton
10 Perolehan Ekstrak Aseton Penyaringan serbuk rendaman aseton Ekstrak aseton yang diperoleh Evaporasi ekstrak aseton Proses fraksinasi dan evaporasi fraksinasi dengan n-heksan Pengambilan ekstrak n-heksan
11 Evaporasi ekstrak Ekstrak n-heksan Pengocokan saat Fraksinasi Evaporasi Ekstrak etil asetat
BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Prosedur Penelitian Persiapan Bahan Baku
BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan April sampai dengan bulan November 2011 di Laboratorium Kimia Hasil Hutan dan Laboratorium Teknologi Peningkatan Mutu
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian
19 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bagian Kimia Hasil Hutan Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan, Laboratorium Kimia Organik Departemen Kimia Fakultas MIPA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan selama lima bulan dari bulan Mei hingga September 2011, bertempat di Laboratorium Kimia Hasil Hutan, Bengkel Teknologi Peningkatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuantitatif. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai dengan November 2011 di Bagian Teknologi Peningkatan Mutu Kayu Departemen Hasil Hutan Fakultas
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Komponen Bioaktif, Jurusan
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Komponen Bioaktif, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian untuk kegiatan fraksinasi daun mint (Mentha arvensis
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah Kerja Penelitian Studi literatur merupakan input dari penelitian ini. Langkah kerja peneliti yang akan dilakukan meliputi pengambilan data potensi, teknik pemanenan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PKMP. PEMANFAATAN EKSTRAK LIMBAH BUNGKIL JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) SEBAGAI BIO-ANTI RAYAP
LAPORAN AKHIR PKMP PEMANFAATAN EKSTRAK LIMBAH BUNGKIL JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) SEBAGAI BIO-ANTI RAYAP Oleh : Reza Ramadhan Anita Dewanti Nia Widyastuti Singgih Mukti Wibowo Yennova Sari E24070084
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat
12 BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli Desember 2011 di Laboratorium Biomaterial dan Biodeteriorasi Kayu Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - Februari 2014 bertempat di
22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - Februari 2014 bertempat di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung. Ekstraksi daun cengkeh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen kuantitatif dengan uji daya hambat ekstrak bawang putih terhadap pertumbuhan jamur Botryodiplodia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini akan menggunakan metode eksperimen kuantitatif. Sampel pada penelitian ini adalah jamur Fusarium oxysporum. Penelitian eksperimen yaitu penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. MetodePenelitian Penelitian ini dilakukan menggunakan metode eksperimen kuantitatif, metode ini dipilih karena digunakan untuk menguji sebab-akibat serta mempunyai keunggulan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen kuantitatif. Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari
Lebih terperinciHAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
IV. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian Percobaan utama dilaksanakan pada bulan Maret 2012- April 2012. Penelitian dilakukan di Laboratorium Keteknikan Pengolahan Pangan, Laboratorium
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian
BAHAN DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Hutan Penelitian Carita dan di plot tanaman gaharu Darmaga, Jawa Barat, Bagian Kimia Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian Pengambilan sampel buah Keben (Barringtonia asiatica) dalam penelitian ini diperoleh dari pantai Batu Karas, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Proses
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental dengan lima kelompok perlakuan. Hasil penghitungan bilangan peroksida dari tiap-tiap kelompok perlakuan
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN. akuades, reagen Folin Ciocalteu, larutan Na 2 CO 3 jenuh, akuades, dan etanol.
III METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Alat yang digunakan untuk pembuatan gambir bubuk adalah Hammer Mill, Erlenmeyer, gelas ukur, corong, kain saring, Shaker Waterbath, dan Spray Dryer. Alat yang digunakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan selama lima bulan yaitu dari bulan Maret sampai dengan Juni dan dilanjutkan kembali bulan November sampai dengan Desember 2011
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Rancangan Percobaan dan Analisis Data
12 BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Hasil Hutan, Laboratorium Biokomposit dan Laboratorium Teknologi Peningkatan Mutu Kayu Departemen
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2016 di Laboratorium Proteksi
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2016 di Laboratorium Proteksi Fakultas Pertanian dan Laboratorium Farmasetika Fakultas Farmasi Universitas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Februari hingga Juni 2009 dengan rincian waktu penelitian terdapat pada Lampiran 3. Penelitian dilakukan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental 3.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini bertempat di laboratorium kimia kedokteran
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental.
23 BAB 3 METODOLOGI 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental. 3.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini bertempat di laboratorium kimia kedokteran Fakultas
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain rimpang temulawak, sorbitol cair dengan kadar air 25%, maltodekstrin dan karagenan. Selain itu digunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahap Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan berbagai tahap yaitu penyiapan serbuk DYT, optimasi ph ekstraksi DYT dengan pelarut aquades, dan uji efek garam pada ekstraksi
Lebih terperinciBab III Bahan dan Metode
Bab III Bahan dan Metode A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012 di daerah budidaya rumput laut pada dua lokasi perairan Teluk Kupang yaitu di perairan Tablolong
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
11 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2012 sampai dengan Mei 2012, bertempat di Laboratorium Pengelohan Hasil Hutan, Pusat Penelitian dan Pengembangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasy-eksperiment dengan desain after only control group design yaitu mengamati variabel hasil pada saat yang sama
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di laboratorium pengolahan limbah Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor dan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -
digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - Kompor gas - Sendok - Cetakan plastik A.2Bahan
Lebih terperinciI. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2014 di Laboratorium. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
I. MATERI DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2014 di Laboratorium Patologi, Entomologi dan Mikrobiologi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam
Lebih terperinciPengumpulan data dilakukan melalui tahap pengamatan dan pengukuran. dengan variabel yang diamati yaitu tinggi, jumlah daun dan berat kering gulma
21 3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan melalui tahap pengamatan dan pengukuran dengan variabel yang diamati yaitu tinggi, jumlah daun dan berat kering gulma Paspalum
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental dengan lima kelompok perlakuan. Hasil penghitungan bilangan peroksida dari tiap-tiap kelompok perlakuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimen kuantitatif dengan variabel hendak diteliti (variabel terikat) kehadirannya sengaja ditimbulkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.
26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Penelitian
Lebih terperinciMETODE Lokasi dan Waktu Materi Bahan Pakan Zat Penghambat Kerusakan Peralatan Bahan Kimia Tempat Penyimpanan
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan, dimulai pada bulan September hingga bulan Desember 2008 dan berlokasi di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengkarakterisasi simplisia herba sambiloto. Tahap-tahap yang dilakukan yaitu karakterisasi simplisia dengan menggunakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada September 2013--Oktober 2013. Pengambilan sampel onggok diperoleh di Kabupaten Lampung Timur dan Lampung Tengah.
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 JENIS PENELITIAN : Eksperimental Laboratoris 3.2 LOKASI PENELITIAN : Laboratorium Fatokimia Fakultas Farmasi UH & Laboratorium Mikrobiologi FK UH 3.3 WAKTU PENELITIAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Karena dalam penelitian mempunyai tujuan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April 2009 sampai dengan bulan Juli 2009. Laboratorium Pengujian Hasil Hutan (Pusat Penelitian dan Pengembangan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. BAHAN DAN ALAT Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah beras varietas Cisadane dan daun mindi, serta bahan-bahan kimia seperti air suling/aquades, n-heksana
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus hingga bulan Desember 2013 di Laboratorium Bioteknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian RAL (Rancangan Acak Lengkap), dengan 7 perlakuan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian laboratoris yang dilakukan dengan rancangan penelitian RAL (Rancangan Acak Lengkap), dengan 7 perlakuan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat, Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan,
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan tempat penelitian BAB III BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2014 di Laboratorium Kimia Universitas Medan Area. 3.2 Alat dan Bahan Alat Alat yang digunakan dalam
Lebih terperinciBab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat
Bab III Metodologi Penelitian ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu isolasi selulosa dari serbuk gergaji kayu dan asetilasi selulosa hasil isolasi dengan variasi waktu. Kemudian selulosa hasil isolasi dan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
9 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2011, bertempat di Laboratorium Biomaterial dan Biodeteriorasi Kayu, Pusat Penelitian
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian III.1 Alat Penelitian Alat yang digunakan untuk membuat asap cair disebut juga alat pirolisator yang terdiri dari pembakar bunsen, 2 buah kaleng berukuran besar dan yang lebih
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
13 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah tanaman dengan kode AGF yang diperoleh dari daerah Cihideng-Bandung. Penelitian berlangsung
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath, termometer, spatula, blender, botol semprot, batang pengaduk, gelas kimia, gelas
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan. Pemeliharaan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Juni 2010 sampai dengan bulan Desember 2010 di kandang percobaan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
8 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat Penelitian ini menggunakan bahan-bahan berupa tandan kosong sawit (TKS) yang diperoleh dari pabrik kelapa sawit di PT. Perkebunan Nusantara VIII Kertajaya,
Lebih terperinciIII METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini menguraikan mengenai (1) Bahan dan Alat Penelitian, (2) Metode
III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menguraikan mengenai (1) Bahan dan Alat Penelitian, (2) Metode Penelitian, dan (3) Prosedur Penelitian. 3.1. Bahan dan Alat Penelitian 3.1.1. Bahan yang Digunakan Bahan-bahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Waktu penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu mulai dari bulan Maret hingga Mei 2011, bertempat di Laboratorium Pilot Plant PAU dan Laboratorium Teknik
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Waktu penelitian selama 2 bulan, yang dimulai Februari sampai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan November 2015. Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk. dilakukan di daerah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan yaitu mulai dari bulan Juni 2011 sampai dengan bulan Oktober 2011 bertempat di Laboratorium Biokomposit dan Laboratorium Bagian
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
17 III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel
Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel Tanaman wortel Wortel Lampiran 2. Gambar potongan wortel Potongan wortel basah Potongan wortel kering Lampiran 3. Gambar mesin giling tepung 1 2 4 3 5 Mesin Giling
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Metode Penelitian
23 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian berlangsung selama 7 bulan, yaitu penelitian in vitro bulan Januari sampai Maret 2009 di Laboratorium Biokimia Institut Pertanian Bogor (IPB)
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Pelaksanaan Bahan dan Alat Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan secara eksperimental laboratorium. B. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil determinasi tumbuhan dilampirkan pada Lampiran 1) yang diperoleh dari perkebunan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dari daerah Soreang dan Sumedang. Tempat penelitian menggunakan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek atau bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah tanaman AGF yang diperoleh dari daerah Soreang dan Sumedang. Tempat penelitian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Botani FMIPA Universitas
26 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Botani FMIPA Universitas Lampung dari bulan Februari-Juni 2015. B. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam
Lebih terperinciHAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
39 IV. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Percobaan Percobaan pendahuluan dilakukan pada bulan Mei sampai September 2011, sedangkan percobaan utama dilakukan pada bulan Desember 2011 sampai
Lebih terperincisampel pati diratakan diatas cawan aluminium. Alat moisture balance ditutup dan
59 60 Lampiran 1.Pengukuran Kandungan Kimia Pati Batang Aren (Arenga pinnata Merr.) dan Pati Temulawak (Curcuma xanthorizza L.) a. Penentuan Kadar Air Pati Temulawak dan Pati Batang Aren Menggunakan Moisture
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research dengan metode eksperimen kuasi dimana rancangan penelitiannya adalah after only with
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2010 sampai dengan bulan Oktober 2010 di Laboraturium Bioteknologi Tanaman, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2013 di Laboratorium Patologi, Entomologi, dan Mikrobiologi Fakultas Pertanian dan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan
14 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Pelaksanaan penelitian
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1 Dokumentasi Serbuk Rami padi yang telah di blender.
LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi Serbuk Rami padi yang telah di blender. Lampiran 2, Dokumentasi Mesin Berkas Elektron (MBE) 350 kev/10 ma. Lampiran 3, Dokumentasi Pengerjaan Dilaboratorium Stirer Rami
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah daun salam (Syzygium polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam yang didapatkan
Lebih terperinciDalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Ekstraksi Tepung Karaginan Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : 1. Sortasi dan Penimbangan Proses sortasi ini bertujuan untuk memisahkan
Lebih terperinciSIFAT ANTI RAYAP ZAT EKSTRAKTIF KAYU KOPO (Eugenia cymosa Lamk.) TERHADAP RAYAP TANAH Coptotermes curvignathus Holmgren RATIH MAYANGSARI
SIFAT ANTI RAYAP ZAT EKSTRAKTIF KAYU KOPO (Eugenia cymosa Lamk.) TERHADAP RAYAP TANAH Coptotermes curvignathus Holmgren RATIH MAYANGSARI DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciUJI KADAR SISA ETANOL DAN ABU TOTAL EKSTRAK ETANOL 80 % DAUN BUNGA MATAHARI (Helianthus annuus) DAN TANAMAN ANTING-ANTING (Acalypha indica Linn)
UJI KADAR SISA ETANOL DAN ABU TOTAL EKSTRAK ETANOL 80 % DAUN BUNGA MATAHARI (Helianthus annuus) DAN TANAMAN ANTING-ANTING (Acalypha indica Linn) Khoirul Ngibad 1 ; Roihatul Muti ah, M.Kes, Apt 2 ; Elok
Lebih terperinciI. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Farmasetika Program
I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Proteksi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Farmasetika Program Studi
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba Jonggol R1 (a) dan Domba Jonggol R2 (b) Gambar 4. Domba Garut R1 (a) dan Domba Garut R2 (b)
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan dari bulan Juli sampai Oktober 2011 di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok B, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mouthwash dari Daun Sirih (Piper betle L.)
Laporan Tugas Akhir BAB III METODOLOGI III.1 Alat dan Bahan Dalam pembuatan mouthwash memiliki beberapa tahapan proses, adapun alat dan bahan yang digunakan pada setiap proses adalah : III.1.1 Pembuatan
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu pada bulan November 2016
17 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu pada bulan November 2016 Januari 2017 di Food Technology Laboratory, Laboratorium Terpadu, Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan
Lebih terperinciL A M P I R A N. Lampiran 1. Dokumentasi. Gambar 1. Mesin Operator MBE. Gambar 2. Mesin Operator MBE
L A M P I R A N Lampiran 1 Dokumentasi Gambar 1. Mesin Operator MBE Gambar 2. Mesin Operator MBE Gambar 3. Indikator Radiasi MBE Gambar 4. Proses Iradiasi MBE Gambar 5. Mesin Berkas Elektron (MBE) Gambar
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada Desember 2016 April 2017 di
15 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Materi Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada Desember 2016 April 2017 di Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan Tanaman, Universitas Diponegoro, Semarang. Bahan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang diperoleh dari perkebunan murbei di Kampung Cibeureum, Cisurupan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
25 HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Zat Ekstraktif Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan ekstrak aseton yang diperoleh dari 2000 gram kulit A. auriculiformis A. Cunn. ex Benth. (kadar air 13,94%)
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan
21 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung untuk pembuatan
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. Dalam kegiatan penelitian ini yang diperlukan adalah peralatan laboratorium,
36 BAB III METODELOGI PENELITIAN Dalam kegiatan penelitian ini yang diperlukan adalah peralatan laboratorium, bahan, dan cara kerja penelitian. Dibawah ini adalah uraian mengenai tiga hal tersebut. 3.1
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2008. Pembuatan biomineral dilakukan di Laboratorium Biokimia, Fisiologi dan Mikrobiologi Nutrisi, sedangkan pemeliharaan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan
III. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan preparasi sampel, bahan, alat dan prosedur kerja yang dilakukan, yaitu : A. Sampel Uji Penelitian Tanaman Ara
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada Maret--Agustus 2011 bertempat di
22 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada Maret--Agustus 2011 bertempat di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. ALAT DAN BAHAN Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah jarak pagar varietas Lampung IP3 yang diperoleh dari kebun induk jarak pagar BALITRI Pakuwon, Sukabumi.
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pelaksanaan penelitian mulai bulan Februari 2012 sampai dengan bulan April 2012. Pembuatan pakan dilaksanakan di CV. Indofeed. Analisis Laboratorium dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus communis (sukun) yang diperoleh dari Garut, Jawa Barat serta
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
10 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Lingkungan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Institut Pertanian Bogor, Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT 1. Waktu Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013 2. Tempat Laboratorium Patologi, Entomologi, & Mikrobiologi (PEM) Fakultas Pertanian
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi
11 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Pelaksanaan penelitian
Lebih terperinci