BAB II ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. MANAJEMEN KURIKULUM. 1. Bp. Winarto, S.Pd, M.Hum selaku kepala sekolah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. MANAJEMEN KURIKULUM. 1. Bp. Winarto, S.Pd, M.Hum selaku kepala sekolah"

Transkripsi

1 BAB II ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. MANAJEMEN KURIKULUM Pengatur manajemen kurikulum di SMP Negeri 1 Jaken antara lain : 1. Bp. Winarto, S.Pd, M.Hum selaku kepala sekolah 2. Bp. Sutadi dan Bp. Sugianto selaku seksi kurikulum 3. Komite sekolah Struktur kurikulum di SMP N 1 JAKEN yang berbasis sekolah disesuaikan dengan lingkungan setempat. Jumlah mata pelajaran umum di sekolah ini sebanyak 10 buah yang meliputi pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa dan sastra indonesia, bahasa inggris, matematika, ilmu pengetahuan sosial, ilmu pengetahuan alam, seni budaya, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, ketrampilan / teknologi informasi dan komunikasi. MUATAN KURIKULUM Muatan Kurikulum SMP/MTs meliputi sejumlah mata pelajaran yang ditempuh dalam suatu jenjang pendidikan selama tiga tahun, mulai kelas VII sampai dengan kelas IX. Materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian dari muatan kurikulum. 1. Mata Pelajaran Mata pelajaran adalah merupakan materi bahan ajar berdasarkan landasan keilmuan yang akan dibelajarkan kepada peserta didik sebagai beban belajar melalui metode dan pendekatan tertentu. Sesuai dengan pasal 7 PP No. 19 Tahun 2005, maka muatan kurikulum setiap kelompok mata pelajaran adalah sebagai berkut:

2 a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olah raga, dan kesehatan. b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan agama, akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa, seni - budaya, dan pendidikan jasmani. c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan, dan/atau teknologi informasi dan komunikasi, serta muatan lokal yang relevan. d. Kelompok mata pelajaran estetika dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan muatan lokal yang relevan. e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan pendidikan jasmani, olahraga, pendidikan kesehatan, ilmu pengetahuan alam, dan muatan lokal yang relevan. Secara spesifik mata pelajaran, muatan lokal, dan pengemabangan diri beserta alokasi waktunya yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Jaken tahun pelajaran 2012/2013 adalah sebagai berikut: Kelas Komponen Alokasi Waktu (Jam Pelajaran) VII VIII IX A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama 2 2 2

3 2. Pendidikan Kewarganegaraan Bahasa dan Sastra Indonesia Bahasa Inggris Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Sosial Seni Budaya Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Keterampilan/Teknologi Informasi dan Komunikasi B. Muatan Lokal 1. Bahasa Jawa C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*) Jumlah *) Ekuivalen 2 jam pembelajaran dilaksanakan di luar jam tatap muka.

4 Beberapa ketentuan tambahan: a. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 40 menit. b. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 38 minggu. 2. Muatan Lokal Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri. Muatan Lokal yang dilaksanakan adalah Bahasa Jawa. Bahasa Jawa diajarakan karena sesuai dengan Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor / 01 / 2005 tanggal 23 Pebruari 2005 tentang Penetapan Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Jawa Tahun 2004 untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah Negeri dan Swasta. 3. Pengembangan Diri Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta didik serta kegiatan kepramukaan, kepemimpinan, dan kelompok ilmiah remaja. Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran. Penilaian kegiatan pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif seperti pada mata pelajaran.

5 Kegiatan Pengembangan Diri di SMP Negeri 1 Jaken antara lain meliputi: a. Peningkatan Keimanan dan Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Akhlak Mulia, yang dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan tambahan lain yang ditangani secara khusus oleh guru Pendidikan Agama maupun guru lain. b. Peningkatan kebugaran dan olahraga, yang dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan tambahan lain yang ditangani secara khusus oleh guru Pendidikan Jasmani, olahraga, dan kesehatan maupun guru lainnya. c. Peningkatan kemampuan bidang Seni-Budaya, yang dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan tambahan lain yang ditangani secara khusus oleh guru Mata Pelajaran Seni-Budaya maupun guru lainnya. d. Peningkatan kepribadian, yang dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan yang diprogramkan oleh Guru BK. e. Peningkatan kemampuan dasar penelitian ilmiah, yang dilakukan melalui kegiatan Penelitian/Karya Ilmiah Remaja. f. Peningkatan kemampuan lain, yang dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler, misalnya Palang Merah Remaja, Pramuka, dan KIR. 4. Pengaturan Beban Belajar Beban belajar yang diterapkan di SMP Negeri 1 Jaken Kabupaten Pati dilaksanakan dengan Sistem Paket, yaitu sistem penyelenggaraan pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas/jenjang sesuai dengan struktur kurikulum tingkat satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada Sistem Paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu

6 dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik. 1. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran berlangsung selama 40 menit. Beban belajar kegiatan tatap muka per minggu berlangsung selama 32 jam pembelajaran. Beban belajar kegiatan tatap muka keseluruhan adalah sebagai berikut: Kelas Satu jam pemb. tatap muka (menit) Jumlah jam pemb. Per minggu Minggu Efektif per tahun ajaran Waktu pembelajaran per tahun Jumlah jam per tahun menit) VII s.d. IX jam pembelajaran ( menit) 2. Penugasan Terstruktur Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik. 3. Kegiatan Mandiri Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik. Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi peserta didik maksimum 50% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari

7 mata pelajaran yang bersangkutan. Penyelesaian program pendidikan adalah tiga tahun. SMP Negeri 1 Jaken tidak menyelenggarakan program percepatan (kelas akselerasi) 5. Ketuntasan Belajar Minimal SMP Negeri 1 Jaken menerapkan Standar Ketuntasan Belajar Minimal yang menunjukkan tingkat pencapaian minimal setiap Kompetensi Dasar oleh peserta didik. Standar ketuntasan belajar minimal ini dikenal dengan istilah Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ). Peserta didik yang belum mencapai KKM diharuskan mengikuti program remidial. Adapun KKM tiap mata pelajaran adalah sebagai berikut: Komponen Aspek KKM Tiap Jenjang VII VIII IX A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama Pend. Kewarganegaraan Bahasa dan Sastra Indonesia Bahasa Inggris Matematika I P A I P S

8 8. Seni Budaya Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Teknologi Informasi dan Komunikasi B. Muatan Lokal 1. Bahasa Jawa C. Pengembangan Diri Minimal Baik Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ditetapkan bersama dalam forum musyawarah antara Kepala Sekolah, Guru, Komite Sekolah, dan perwakilan siswa dengan mempertimbangkan 3 aspek, yaitu: a) tingkat kompleksitas/kesulitan setiap Kompetensi Dasar, b) tingkat kemampuan (intake) rata-rata siswa, dan c) keadaan sumber daya pendukung yang tersedia dalam kegiatan pembelajaran. 6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan a. Kriteria Kenaikan Kelas 1. Telah mengikuti proses pembelajaran selama dua semester pada setiap tingkatan/jenjang kelas, kecuali siswa pindahan dari sekolah lain yang dibuktikan dengan dokumen rapor semester gasal.

9 2. Memiliki nilai pada setiap mata pelajaran sesuai dengan tingkatan/jenjang kelasnya, baik berupa nilai Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester, Ulangan Akhir Semester, dan Ulangan Kenaikan Kelas. 3. Memperoleh nilai minimal baik (sesuai KKM) pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan. 4. Tingkat kehadiran di sekolah pada setiap semester sekurang-kurangnya 90 %. Siswa dinyatakan tidak naik apabila tidak masuk tanpa ijin dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan sekurang-kurangnya 15 hari belajar efektif pada semester kedua. Siswa dianggap tidak masuk apabila keluar dari kelas tanpa ijin (membolos) dan tidak kembali lagi sampai pelajaran terakhir pada hari itu selesai. 5. Memiliki Akhlak mulia dan budi pekerti yang baik. Siswa dinyatakan tidak naik kelas apabila memiliki maksimal 3 nilai di bawah standar baik, untuk penilaian akhlak mulia dan budi pekerti pada akhir semester genap. 6. Siswa mampu mencapai batas ketuntasan sedikitnya 75 % untuk semua aspek penilaian dari semua mata pelajaran. Siswa dinyatakan tidak naik kelas, apabila memiliki sekurangkurangnya 4 mata pelajaran tidak tuntas. b. Kriteria Kelulusan 1. Telah menyelesaikan seluruh program pembelajaran yang ditetapkan.

10 2. Tingkat kehadiran siswa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas IX sekurang-kurangnya 90 % dari hari efektif belajar. Siswa dinyatakan tidak lulus apabila tidak masuk tanpa ijin dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan sekurang-kurangnya 10 % dari hari belajar efektif selama 1 tahun pelajaran. 3. Memperoleh nilai minimal baik (sesuai KKM) pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga, dan kesehatan. 4. Lulus Ujian Sekolah pada kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dengan nilai sekurang-kurangnya sama dengan batas minimal yang ditetapkan oleh sekolah setiap tahunnya. 5. Lulus Ujian Nasional dengan nilai sekurang-kurangnya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pemerintah. 7. Mutasi a. Mutasi Masuk Siswa dapat mutasi/pindah di SMP Negeri 1 Jaken apabila: 1. Membawa surat keterangan pindah dari sekolah asal yang ditandatangani oleh kepala sekolah.

11 2. Alasan pindah bukan karena kasus kriminal, perkelahian, narkoba atau yang sejenisnya. 3. Bersedia mengikuti semua peraturan yang berlaku di SMP Negeri 1 Jaken. b. Mutasi Keluar Siswa SMP Negeri 1 Jaken dapat dimutasi ke sekolah lain apabila: 1. Karena alasan atas keinginan sendiri/orang tua/wali siswa. 2. Melakukan perkelahian maksimal 3 kali. 3. Sengaja melakukan pengrusakan aset sekolah. 4. Melakukan tindakan kriminal. 5. Melakukan tindak asusila. 6. Terlibat dalam jaringan narkoba dan atau obat terlarang. 7. Melanggar tata tertib sekolah secara berulang-ulang. 8. Pendidikan Berbasis Lokal dan Global a b Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik. Kurikulum untuk semua satuan pendidikan, dapat memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal adan global.

12 c d e Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian dari semua mata pelajaran dan juga dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan formal lain dan/atau satuan pendidikan formal. Pendidikan berbasis keunggulan lokal yang dilaksanakan oleh SMP Negeri 1 Jaken adalah seni tari dan karawitan. Pendidikan seni tari menjadi bagian dari mata pelajaran Seni Budaya. Sedangkan seni karawitan diajarkan dalam kegiatan ekstrakurikuler.

13 B. MANAJEMEN PESERTA DIDIK Di SMP Negeri 1 Jaken proses pendaftarannya masih menggunakan cara lama, yaitu calon siswa yang akan mendaftar datang langsung ke sekolah. Cara itu masih digunakan karena sekolah tersebut belum menggunakan sistem pendaftaran online. Persyaratan pendaftaran untuk masuk SMP Negeri 1 Jaken antara lain: 1. Foto copy ijazah 2. Surat Keterangan Hasil Ujian (SKHU) asli / sementara 3. Pas foto ukuran 3x4 dua lembar Untuk kuota pendaftaran dari masing-masing kelas sebanyak 30 siswa. Di SMP Negeri 1 Jaken terdapat sebanyak 24 kelas, yang setiap kelasnya dapat menampung 30 siswa. Di setiap tahun ajaran baru, sekolah menyediakan dua sistem pendaftaran. Yang pertama dengan menggunakan nilai hasil ujian di Sekolah Dasar, yang kedua dengan menggunakan tes tertulis yang diperuntukan untuk dua kelasunggulan. Pelakasanaan tes untuk kelas unggulan dilaksanakan selama satu hari. Pengumuman hasil seleksi penerimaan siswa baru belum menggunakan sistem online. Setiap siswa yang akan melihat hasil pengumuman harus datang langsung ke sekolah. Bagi siswa yang telah diterima wajib melakukan daftar ulang dalam jangka waktu satu minggu. Bagi siswa yang tidak melakukan daftar ulang, secara otomatis dianggap mengundurkan diri. PENCATATAN PESERTA DIDIK

14 Pendataan bagi peserta didik langsung diinput kedalam komputer sekolah. Data yang diambil berupa biodata pribadi, asal sekolah, data wali murid dan alamat. Untuk rincian biodata pribadi seperti berikut: 1. Nama 2. Tempat tanggal lahir 3. Jenis kelamin 4. Agama 5. Dll. PEMBAGIAN SERAGAM Setelah semua proses pendaftaran telah selesai dilakukan, maka siswa baru akan dibagikan seragam yang nantinya akan dipergunakan. Pembagian seragam yang berupa kain dilakukan setelah siswa baru melengkapi administrasi. Jenis seragam yang dibagikan antara lain : 1. OSIS dua pasang 2. Pramuka satu pasang 3. Seragam identitas sekolah satu pasang 4. Seragam olahraga. Setiap siswa baru mendapatkan dua kartu identitas. Kartu OSIS dibuat oleh dinas pendidikan setempat melalui sekolah sedangkan kartu perpustakaan dibuat oleh pihak perpustakaan sekolah. Pelaksanaan Masa Orientasi Siswa (MOS) dilaksanakan selama tiga hari sebelum hari aktif kegiatan pembelajaran. Pihak yang terlibat antara lain guru, staf tata usaha dan pengurus OSIS. TATA TERTIB SISWA Tata tertib yang ada sama seperti di sekolah-sekolah pada umumnya. Tetapi ada satu tata tertib khusus yang telah disetujui oleh pihak komite dan sekolah yaitu akan dikenakan denda sebesar Rp apabila siswa membuang sampah sembarangan. Tata tertib ini dipasang di semua kelas. PEMBINAAN SISWA Beberapa pembinaan dari pihak sekolah untuk membekal siswa antara lain: 1. Pembinaan Sosial

15 Setiap sebulan sekali pihak sekolah akan bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk memberikan penyuluhan disaat upacara bendera. 2. Pembinaan Akademik dan Non Akademik Bagi kelas VII dan VIII diwajibkan untuk mengikuti minimal salah satu ekstrakurikuler yang sesuai dengan bakat dan minat siswa. Sedangkan untuk kelas IX diberikan tambahan pelajaran untuk persiapan menghadapi ujian akhir nasional. Untuk kelas unggulan setiap hari Rabu dan Kamis diberikan tambahan mata pelajaran bahasa inggris pada jam ke Pembinaan Fisik Setiap hari Sabtu diadakan kegiatan yang bernama Sabtu Bersih. Kegiatan ini berisi menjaga kebersihan lingkungan sekolah (kerja bakti), dan kegiatan senam kebugaran jasmani. 4. Pembinaan Spiritual Sekolah mengadakan kegiatan Sholat Dhuha bersama dan dilakukan secara bergiliran oleh masing-masing kelas. Pembinaan siswa dilakukan dengan tujuan untuk membiasakan siswa melakukan hal-hal yang positif dan menjauhkan para siswa dari hal-hal negatif. Penyimpangan yang dilakukan siswa ditangani oleh pihak Bimbingan Konseling (BK). Apabila siswa melakukan penyimpangan atau pelanggaran maka akan mendapatkan point dan sanksi sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan. Sebagai contoh, misalnya siswa berkelahi, akan mendapatkan skorsing selama 3 hari. Pembinaan yang dilakukan pihak Bimbingan Konseling yaitu melalui wali kelas. Wali kelas memberi pembinaan kepada siswanya setiap hari Sabtu setelah kegiatan senam kebugaran jasmani. Bagi siswa yang mempunyai masalah serius dapat langsung datang ke ruangan BK. ORGANISASI

16 Beberapa organisasi yang ada yaitu : a. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) b. Pramuka c. Palang Merah Remaja (PMR) Beberapa ekstrakurikuler yang ada : a. Bola Voli b. Karawitan c. Musik Cara untuk mensosialisasikan kegiatan ekstrakurikuler tersebut yaitu melalui wali kelas dengan menggunakan media angket. Para siswa dipersilahkan mengisi angket sesuai dengan ekstrakurikuler apa yang diminati. Ekstrakurikuler dipantau oleh masing-masing koordinator yang berkoordinasi langsung dengan kepala sekolah. Prestasi yang telah diperoleh melalui beberapa siswa yaitu juara dua senam lantai tingkat nasional dan juara satu sepak takraw tingkat daerah.

17 Struktur Organisasi Sekolah C. MANAJEMEN PERSONEL Penilaian untuk menentukan siapa saja yang menjadi guru berprestasi dengan cara di adakannya supervisi. Kegiatan supervisi dilakukan oleh Kepala Sekolah setiap tiga bulan sekali. Bagi para guru berprestasi yang telah terpilih akan mendapatkan hadiah berupa cendramata dan piagam. Piagam didapatkan dapat berguna sebagai tambahan poin ketika akan naik jabatan. Penempatan guru atau karyawan diposisi tertentu dalam organisasi ditentukan dari kinerja saat berorganisasi disekolah, sehingga dapat menentukan posisi yang sesuai dengan masing-masing bidangnya. Untuk meningkatkan prestasi guru dan karyawan, pihak sekolah melakukan upaya-upaya yang dapat memotivasi untuk meningkatkan prestasi guru atau karyawan. Upaya-upaya itu seperti mengevaluasi kinerja atau karyanya, sehingga untuk kedepannya akan lebih baik lagi. Jumlah guru keseluruhan adalah sebanyak 35 orang dengan rincian untuk tiap mata pelajaran yaitu : 1. Matematika : 4 orang 2. Bahasa Inggiris : 4 orang 3. Pendidikan Agama Islam (PAI) : 2 orang 4. Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) : 2 orang

18 5. Bahasa Indonesia : 5 orang 6. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) : 4 orang 7. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) : 4 orang 8. Seni Musik : 2 orang 9. Pendidikan Jasmani : 2 orang 10. Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) : 2 orang 11. Bahasa Jawa : 2 orang 12. Bimbingan Konseling : 4 orang Di SMP Negeri 1 Jaken jumlah guru tetap (PNS) adalah sebanyak 29 orang dan Guru Tidak Tetap (GTT) adalah sebanyak 6 orang. Untuk jumlah karyawan staf Tata Usaha yang sudah Pegawai Negeri Sipil sebanyak 3 orang dan staf Tata Usaha yang masih Wiyata Bhakti sebanyak 8 orang. Dengan rata-rata pendidikan terakhir yaitu Strata Satu (S1). Prestasi yang pernah diraih oleh beberapa guru tersebut yaitu juara dua tingkat kabupaten Pati lomba guru berprestasi. Prosedur-prosedur bagi yang ingin menjadi guru honorer di SMP Negeri 1 Jaken yaitu dengan langsung membuat surat lamaran dengan berisi data-data pribadi yang dibutuhkan, setelah itu menunggu panggilan dari sekolah untuk dilakukan tes pada calon guru. Tetapi sejak tahun 2005 di SMP Negeri 1 Jaken sudah tidak menerima pendaftaran Guru Tidak Tetap karena jumlah guru yang dibutuhkan sudah terpenuhi. Bagi para guru yang sudah tersertifikasi tetapi masih kekurangan jam mengajar, dapat mengampu di sekolah lain agar jam mengajar dapat terpenuhi. D. MANAJEMEN HUSEMAS

19 Observasi dilakukan pada sekolah berstandart nasional (SSN) namun dalam bidang informasi dan teknologi masih belum terlalu baik, namun sekolah tersebut belum memiliki website. Namun hal tersebut tidak menghambat proses pembelajaran di SMP Negeri 1 Jaken. Semua yang berhubungan dengan informasi sekolah masih menggunakan informasi manual, seperti akses nilai bagi siswa yang masih menggunakan buku raport tertulis yang dibuat oleh walikelas. Sebagai sekolah yang ingin lebih baik, SMP Negeri 1 Jaken juga pernah melakukan studi banding dengan sekolah lain yang lebih baik yaitu RSBI (Rintisan Sekolah Berbasis Internasional) dengan tujuan dapat memperbaiki aspek-aspek yang masih kurang dan menambahi aspek-aspek yang belum ada. Dalam penerapannya kedisiplinan menjadi hal utama yang perlu dibenahi. Semua dana yang digunakan studi banding dari negara yaitu dana SSN dari pemerintah yang diperbolehkan. SMP Negeri 1 Jaken berusaha untuk ikut berperan dalam pengembangan suasana yang kondusif di lingkungan sekitar. Dengan bersosialisasi dan bekerja sama dengan POLSEK, KORAMIL, Pertanian, PUSKESMAS, dan masyarakat sekitar. Kerjasama dan sosialisasi diwujudkan dalam kegiatan bakti sosial di balai desa, pesantren kilat dan mushola-mushola sekitar yang dilakukan secara rutin setiap tahunya. Sekolah juga mempersilahkan masyarakat yang berkempentingan menggunakan fasilitas sekolah, seperti lapangan tenis dan sepak bola yang ada di lingkungan sekolah. Memperingati Dies Natalis untuk memriahkannya SMP Negeri 1 Jaken sering mengadakan berbagai perlombaan antar sekolah. Perlombaan ditujukan kepada siswa sekolah dasar yang bertujuan untuk meningkatkan sosialisasi dan mempererat hubungan antar sekolah di Kecamatan Jaken. Pengenalan SMP Negeri 1 Jaken ke masyarakat dilakukan oleh pihak sekolah dengan cara meningkatkan kualitas pembelajaran baik dalam bidang pendidikan maupun nonpendidikan. Cara lain yang digunakan adalah dengan bekerja sama dengan Kepala Desa. Salah satu cara yang digunakan dengan

20 melakukan penyuluhan yang meningkatkan suasana kondusif di lingkungan masyarakat sekitar.

21 E. MANAJEMEN LAYANAN KHUSUS Perpustakaan Staf perpustakaan yang ada berjumlah tiga orang, yang tugas keseleruannya menjaga perpustakaan dengan mengkoordinir semua yang ada dalam perpustakaan. Perpustakaan mulai berdiri empat tahun setelah berdirinya SMP Negeri 1 Jaken. Pengelolahan perpustakaan dibantu oleh para siswa. Para siswa yang sudah ditunjuk secara bergiliran ikut mebantu pengurus perpustakaan dalam menjaga piket. Buku-buku yang ada di perpustakaan diperoleh dari dana yang diberikan oleh pemerintah. Untuk menjaga yang ada, perpustakaan membuat peraturan dengan memberikan denda kepada siswa yang meminjam apabila tdak mengembalikan buku sesuai dengan waktu yang ditentukan akan dikenakan denda sebesar Rp. 200 setiap harinya. Struktur pengurus perpustakaan terdiri dari : Penanggung Jawab Koordinator Pustakawan : Kepala Sekolah : Slamet Suladi, S.Pd : Pami Tata Usaha : Mira Retna N. Buku-buku yang tersedia diperpustakaan yaitu buku mata pelajaran, buku pengetahuan umum, buku keterampilan, buku hiburan (novel, majalah), hasil karya tulis dan lain-lain. Fasilitas penunjang perpustakaan yaitu ruangan yang memadai yang isinya meja, kursi, kipas angin, rak buku dan komputer. Buku-buku yang ada diletakkan secara sistematis dikelompokkan sesuai dengan masing-masing sub-sub yang ada, sehingga mempermudah siswa untuk mencari buku yang mereka butuhkan. Prosentase siswa yang berkunjung keperpustakaan sekitar 15% dari semua siswa SMP Negeri 1 Jaken. Strategi yang

22 staf perpustakaan terapkan agar para siswa gemar mengunjungi perpustakaan dengan bekerja sama guru mata pelajaran untuk mensosialisasikan kepada para siswa agar memanfaatkan perpustakaan dengan semaksimal mungkin. Hambatan yang dialami oleh staf perpustakaan adalah para siswa yang tidak mengembalikan buku ketempat asalnya dan para siswa yang tidak mengembalikan buku sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Keamanan Keamanan di SMP Negeri 1 Jaken di jaga oleh seorang satpam yang betugas untuk menjaga keamanan lingkungan sekolah serta mengatur kelancaran lalu lintas di depan sekolah saat waktu berangkat dan waktu pulang. Di SMP Negeri 1 Jaken ada dua tempat parkir. Tempat parkir untuk guru serta karyawan dan tempat parkir untuk para siswa. Fasilitas penunjang keamanan tempat parkir, untuk siswa berada di dalam lingkungan sekolah dan dibuatkan pagar pembatas. Untuk mempermudah para siswa saat meletakkan kendaraannya, pihak sekolah membagi tempat parkir setiap angkatan untuk kelas VII, VIII dan IX.

23 F. MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA SMP Negeri 1 Jaken memiliki 24 ruang kelas yang sudah memenuhi standar kelayakan untuk digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, namun terdapat beberapa kelas yang memerlukan perbaikan dan penambahan fasilitas guna meningkatkan kenyamanan siswa dan pengajar serta meningkatkan keefektifan dalam kegitan belajar mengajar. Fasilitas yang tersedia di setiap ruang kelas SMP Negeri 1 Jaken adalah kursi, meja, dan papan tulis. Fasilitas tersebut terbilang cukup baik karena kurang lebih 80% kondisinya masih baik dan sisanya pelu dibenahi atau diganti. Untuk sarana penunjang proses pembelajaran seperti pendingin ruangan sekolah baru memiliki sekitar 5% dan untuk LCD 20% dari keseluruhan. SMP Negeri 1 Jaken mulai berdiri sejak tahun 1983 dan beberapa ruang sudah di renovasi. Ruang yang sudah direnovasi yaitu beberapa ruang kelas, laboraturiun IPA, BK, dan ruang osis. Seluruh pembangunan sekolah menggunakan dana dari subsidi pemerintah. SMP Negeri 1 Jaken memiliki beberapa tempat yangcukup untuk sarana dan prasarana bagi siswa. Beberapa sarana dan prasarana yang ada yaitu satu (15) lima belas toilet, satu laboraturium IPA walaupun peralatan yang ada di dalamnya belum memenuhi kebutuhan siswa tetapi kebersiahannya terjaga. Tempat parkir yang disediakan sekolah juga sudah baik, karena area yang disediakan luas dan cukup untuk menampung sepeda yang dibawa siswa. Agar tempat parkir aman sekolah membuat pagar dan dikunci. Kunci pagar hanya dibuka saat siswa masuk dan pulang sekolah saja. Tempat parkir yang disediakan untuk guru dan siswa juga letaknya terpisah.

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP Makalah disampaikan pada Pelatihan dan Pendampingan Implementasi KTSP di SD Wedomartani Oleh Dr. Jumadi A. Pendahuluan Menurut ketentuan dalam Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Latar Belakang Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) sebagai salah satu lembaga yang menghasilkan tenaga kependidikan telah berusaha meningkatkan kualitas pendidikan

Lebih terperinci

BAB II STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

BAB II STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM BAB II STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM A. MATA PELAJARAN Pelaksanaan pendidikan di SMA Negeri 1 Bogor tahun pelajaran 2009/2010 menggunakan Kurikulum SMA Negeri 1 Bogor program IPA dan IPS, baik untuk kelas

Lebih terperinci

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1 PENYUSUNAN KTSP Sosialisasi KTSP 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar Isi

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP PENYUSUNAN KTSP Sosialisasi KTSP 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional a Pendidikan d Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar

Lebih terperinci

BIDANG KURIKULUM (www.sman48-jkt.sch.id) Sugiyanta (SMAN 48 Jakarta) /

BIDANG KURIKULUM (www.sman48-jkt.sch.id) Sugiyanta (SMAN 48 Jakarta) / BIDANG KURIKULUM (www.sman48-jkt.sch.id) Sugiyanta (SMAN 48 Jakarta) sgifis48@gmail.com 08128533491/0817804183 Tujuan Umum : Mewujudkan Visi dan Misi SMAN 48 Tujuan Khusus : Meningkatkan Pencapaian Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh seluruh mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Uraian Tentang Perusahaan 2.1.1 Sejarah SMA Negeri 1 Pandaan SMA Negeri 1 Pandaan berdiri pada tahun 1974 dengan nama SMPP (Sekolah Menengah Persiapan Pembangunan).

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG EKUIVALENSI KEGIATAN PEMBELAJARAN/PEMBIMBINGAN BAGI GURU YANG

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 WARUNGKIARA TAHUN PELAJARAN 2010 /2011. Digunakan untuk kalangan sendiri SMA NEGERI 1 WARUNGKIARA

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 WARUNGKIARA TAHUN PELAJARAN 2010 /2011. Digunakan untuk kalangan sendiri SMA NEGERI 1 WARUNGKIARA PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 WARUNGKIARA TAHUN PELAJARAN 2010 /2011 Digunakan untuk kalangan sendiri SMA NEGERI 1 WARUNGKIARA Jl. Palabuhanratu Km.29 Desa/Kec.Warungkiara Telp/Fax (0266)320248 Website:

Lebih terperinci

IMPLIKASI UU DAN PP THD PENGEMBANGAN KURIKULUM PUSAT KURIKULUM - BALITBANG DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL. Puskur Balitbang 1

IMPLIKASI UU DAN PP THD PENGEMBANGAN KURIKULUM PUSAT KURIKULUM - BALITBANG DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL. Puskur Balitbang 1 IMPLIKASI UU DAN PP THD PENGEMBANGAN KURIKULUM PUSAT KURIKULUM - BALITBANG DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 1 PENGERTIAN KURIKULUM (Pasal 1 UU No. 0 Tahun 00) Seperangkat rencana & pengaturan SNP Tujuan

Lebih terperinci

STRUKTUR KURIKULUM SMK/MAK (GENERIK)

STRUKTUR KURIKULUM SMK/MAK (GENERIK) STRUKTUR KURIKULUM SMK/MAK (GENERIK) KOMPONEN DURASI WAKTU (Jam) A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama 192 2. Pendidikan Kewarganegaraan 192 3. Bahasa Indonesia 192 4. Bahasa Inggris 440 5. Matematika

Lebih terperinci

KTSP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

KTSP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN KTSP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Pengertian kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.282, 2015 KEMENDIKBUD. Guru. SMP/SMA/SMK. Kurikulum 2013. Semester Pertama. Kurikulum 2006. Semester Kedua. Tahun Pelajaran 2014-2015. Pembelajaran/Pembimbingan. Ekuivalensi.

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Latar Belakang Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 dan peraturan pemerintah RI No. 19 tahun 2005 mengamanatkan; Setiap satuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Latar Belakang

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Latar Belakang BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Latar Belakang Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 dan peraturan pemerintah RI No. 19 tahun 2005 mengamanatkan; Setiap satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah

Lebih terperinci

FORMAT OBSERVASI KONDISI SEKOLAH*)

FORMAT OBSERVASI KONDISI SEKOLAH*) Universitas Negeri Yogyakarta FORMAT OBSERVASI KONDISI SEKOLAH*) NPma.2 untuk mahasiswa NAMA MAHASISWA : Nur Aktafiyani Gusriyana PUKUL : 09.00 s/d selesai NO. MAHASISWA : 13207241014 TEMPAT OBSERVASI

Lebih terperinci

FORMAT OBSERVASI KONDISI SEKOLAH

FORMAT OBSERVASI KONDISI SEKOLAH NAMA SEKOLAH : SMA N 1 KASIHAN NAMA MHS : Nurul Ratriasih ALAMAT SEKOLAH : Jalan C. Simanjuntak 60, Yogyakarta 55223 NOMOR MHS : 10314244030 FAK/JUR/PRODI : FMIPA/Pendidikan Kimia No Aspek yang diamati

Lebih terperinci

TANYA JAWAB PERTANYAAN UMUM TENTANG

TANYA JAWAB PERTANYAAN UMUM TENTANG TANYA JAWAB PERTANYAAN UMUM TENTANG EKUIVALENSI KEGIATAN PEMBELAJARAN/PEMBIMBINGAN BAGI GURU YANG BERTUGAS PADA SMP/SMA/SMK YANG MELAKSANAKAN KURIKULUM 2013 PADA SEMESTER PERTAMA MENJADI KURIKULUM TAHUN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SERANG DINAS PENDIDIKAN

PEMERINTAH KOTA SERANG DINAS PENDIDIKAN SURAT KEPUTUSAN KEPALA NOMOR : 422 / 042 / SMPN 19 Tentang PERATURAN AKADEMIK A. PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN 1. Proses Pembelajaran dilaksanakan dalam tahun pelajaran. 2. Satu Tahun Pelajaran dibagi

Lebih terperinci

Program Kerja Kesiswaan MTs. Wachid Hasyim Surabaya Tahun Pelajaran 2017/2018

Program Kerja Kesiswaan MTs. Wachid Hasyim Surabaya Tahun Pelajaran 2017/2018 Program Kerja Kesiswaan MTs. Wachid Hasyim Surabaya Tahun Pelajaran 2017/2018 I. PENDAHULUAN Sekolah merupakan tempat/wahana pembentukan kepribadian siswa secara utuh. Disamping transfer ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Kondisi Fisik

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Kondisi Fisik BAB I PENDAHULUAN Mahasiswa adalah calon guru, maka sudah selayaknya mahasiswa memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang memadai dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Berangkat

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Di susun oleh : Dra. Ummul Murtafiah Hasan MTs NUSANTARA Jl. Sunan Giri no 52 telp. ( 0335 ) 429048 Sumber Taman Kota Probolinggo I. Pendahuluan A. Rasional Kurikulum

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. saat itu SMA Negeri 14 Surabaya belum mempunyai gedung sendiri dan

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. saat itu SMA Negeri 14 Surabaya belum mempunyai gedung sendiri dan BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Umum SMA Negeri 14 Surabaya SMA Negeri 14 Surabaya berdiri pada tanggal 8 Oktober 1981. Pada saat itu SMA Negeri 14 Surabaya belum mempunyai gedung sendiri dan

Lebih terperinci

Semoga Buku Tanya Jawab ini bermanfaat. Jakarta, Februari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Semoga Buku Tanya Jawab ini bermanfaat. Jakarta, Februari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TANYA JAWAB TENTANG EKUIVALENSI KEGIATAN PEMBELAJARAN/PEMBIMBINGAN BAGI GURU YANG BERTUGAS PADA SMP/SMA/SMK YANG MELAKSANAKAN KURIKULUM 2013 PADA SEMESTER PERTAMA MENJADI KURIKULUM TAHUN 2006 PADA SEMESTER

Lebih terperinci

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 PANDUAN PENYUSUNAN KTSP DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No.

Lebih terperinci

SMP NEGERI 1 SEMARAPURA Jalan Teratai, Semarapura Kelod, Klungkung Website:

SMP NEGERI 1 SEMARAPURA Jalan Teratai, Semarapura Kelod, Klungkung   Website: PERATURAN AKADEMIK SMP NEGERI 1 SEMARAPURA TAHUN PELAJARAN 2016 /2017 Digunakan untuk kalangan sendiri SMP NEGERI 1 SEMARAPURA Jalan Teratai, Semarapura Kelod, Klungkung Email: smpsatusemarapura@ymail.com

Lebih terperinci

Format Observasi Kondisi Sekolah. Universitas Negeri Yogyakarta. Nama Sekolah : SMP MUH 2 DEPOK Alamat Sekolah : Tanggal :

Format Observasi Kondisi Sekolah. Universitas Negeri Yogyakarta. Nama Sekolah : SMP MUH 2 DEPOK Alamat Sekolah : Tanggal : Format Observasi Kondisi Sekolah Universitas Negeri Yogyakarta Nama Sekolah : SMP MUH 2 DEPOK Alamat Sekolah : Tanggal : Nama Mhs. : ADE PRASETYO NIM : 13601241125 Fak/Prodi : FIK/ PJKR No Aspek yang Dinilai

Lebih terperinci

A. ANALISIS SITUASI 1. Kondisi Fisik Sekolah No. Nama Ruang Jumlah

A. ANALISIS SITUASI 1. Kondisi Fisik Sekolah No. Nama Ruang Jumlah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan adalah proses dimana setiap manusia melalui proses dan jenjang untuk pembentukan diri dan penentu

Lebih terperinci

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Materi Minimal dan Tingkat Kompetensi Minimal, untuk Mencapai Kompetensi Lulusan Minimal Memuat : 1. Kerangka Dasar Kurikulum

Lebih terperinci

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN A. Sejarah Ringkas Sekolah Menengah Pertama Negeri 29 Medan diresmikan pada tahun 1984 dan mulai beroperasi pada tahun 1985. Perkembangan Sekolah Menengah

Lebih terperinci

KURIKULUM SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKOHARJO SMA NEGERI 1 KARTASURA

KURIKULUM SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKOHARJO SMA NEGERI 1 KARTASURA KURIKULUM SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 Peraturan Akademik DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKOHARJO SMA NEGERI 1 KARTASURA : Jl. Raya Solo Jogya Km 13, Pucangan, Kartasura, ( 0271 ) 780593

Lebih terperinci

A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN. 1. Analisis kondisi fisik sekolah

A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN. 1. Analisis kondisi fisik sekolah BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Analisis kondisi fisik sekolah SMP Negeri 2 Gamping di bagian barat kota Yogyakarta, tepatnya di Trihanggo, Gamping, Sleman. Sekolah ini merupakan salah satu tempat

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMPN 2 WATES Alamat : Jl. KH Wahid Hasyim, Bendungan, Wates, Kulon progo

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMPN 2 WATES Alamat : Jl. KH Wahid Hasyim, Bendungan, Wates, Kulon progo BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Analisis dilakukan sebagai upaya untuk memperoleh informasi tentang situasi di SMP Negeri 2 Wates. Hal ini penting dilakukan karena dapat digunakan sebagai acuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan dasar terpenting dalam system nasional yang menentukan kemajuan bangsa. Dalam hal ini Pendidikan nasional sangat berperan penting untuk mengembangkan kemampuan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Bimbingan Konseling yang dilaksanakan atau dipraktekan sebagai upaya untuk membantu individu-individu yang memerlukan bantuan diperlukan adanya berbagai persiapan-persiapan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Berikut adalah lampiran pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada sekolah SMA. Santa Patricia berdasarkan metode penelitian wawancara.

LAMPIRAN. Berikut adalah lampiran pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada sekolah SMA. Santa Patricia berdasarkan metode penelitian wawancara. L1 LAMPIRAN Berikut adalah lampiran pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada sekolah SMA Santa Patricia berdasarkan metode penelitian wawancara. Wawancara ini diikuti oleh kepala sekolah serta kelompok

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP.

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan akademik ini disusun untuk meningkatkan kualitas layanan pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan di SMA Negeri 1 Pare.

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan akademik ini disusun untuk meningkatkan kualitas layanan pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan di SMA Negeri 1 Pare. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 dan peraturan pemerintah RI No. 19 tahun 2005 mengamanatkan; Setiap satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah wajib

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Kondisi Fisik Sekolah a. Jumlah Kelas b. Ruang Kepala Sekolah c. Ruang Guru d.

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Kondisi Fisik Sekolah a. Jumlah Kelas b. Ruang Kepala Sekolah c. Ruang Guru d. BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Berdasarkan observasi yang telah dilaksanakan pada pra-ppl tanggal 2 Februari 2014 sampai tanggal 16 Februari 2014, SMP Negeri 2 Srandakan yang berlokasi di Godegan,

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 12 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 12 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 12 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI)

Lebih terperinci

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I MAJELIS PERWAKILAN KELAS (MPK)

BAB I MAJELIS PERWAKILAN KELAS (MPK) BAB I MAJELIS PERWAKILAN KELAS (MPK) A. Tentang MPK 1. MPK berasal dari perwakilan resmi dari masing masing kelas yang dipilih berdasarkan musyawarah kelas dan disetujui oleh wali kelas 2. Anggota MPK

Lebih terperinci

MEKANISME PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU ONLINE SMA NEGERI 1 CEPU TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016

MEKANISME PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU ONLINE SMA NEGERI 1 CEPU TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016 MEKANISME PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU ONLINE SMA NEGERI 1 CEPU TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016 A. Persyaratan 1. Persyaratan PPDB SMA Calon Peserta Didik : a. Telah lulus SMP / MTs / Sederajat, memiliki

Lebih terperinci

BUPATI MESUJI PERATURAN BUPATI MESUJI NOMOR TAHUN 2017

BUPATI MESUJI PERATURAN BUPATI MESUJI NOMOR TAHUN 2017 BUPATI MESUJI PERATURAN BUPATI MESUJI NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN PARTISIPATIF DI LINGKUP DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN MESUJI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

STATUS SEKOLAH: NEGERI TERAKREDITASI: A NILAI : 94

STATUS SEKOLAH: NEGERI TERAKREDITASI: A NILAI : 94 STATUS SEKOLAH: NEGERI TERAKREDITASI: A NILAI : 94 unggul dalam prestasi berlandaskan imtaq dan iptek Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap siswa dapat berkembang secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Kondisi Fisik Sekolah a. Jumlah Kelas b. Ruang Kepala Sekolah c. Ruang Guru d. Ruang Tata Usaha (TU)

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Kondisi Fisik Sekolah a. Jumlah Kelas b. Ruang Kepala Sekolah c. Ruang Guru d. Ruang Tata Usaha (TU) BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Berdasarkan observasi yang telah dilaksanakan pada pra-ppl tanggal 22 Februari 2014 di SMP Negeri 1 Ngemplak yang berlokasi di Jl. Kemasan, Jangkang, Widodomartani,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Departemen Pendidikan Nasional Materi 2 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Sosialisasi KTSP LINGKUP SNP 1. Standar Nasional Pendidikan (SNP) adalah kriteria minimal

Lebih terperinci

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

KULIAH PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SMA Negeri 2 Wates

KULIAH PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SMA Negeri 2 Wates BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Sebelum tim KKN-PPL UNY 2014 diterjunkan ke lapangan dalam hal ini SMA N 2 Wates, Tim PPL terlebih dahulu melakukan observasi ke sekolah, hal ini dimaksudkan untuk

Lebih terperinci

PERATURAN SMA NEGERI 1 KARANGANYAR Nomor : 800/ 303 /2010

PERATURAN SMA NEGERI 1 KARANGANYAR Nomor : 800/ 303 /2010 PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA SMA NEGERI 1 KARANGANYAR Jalan Kemakmuran 51 Telp. (0287) 551094 Karanganyar KEBUMEN 54364 Nomor : 800/ 303 /2010 Tentang PERATURAN AKADEMIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI 1. Kondisi Sekolah Keberadaan SMP N 2 Ngaglik Sleman sejak tahun 1967 yang sebelumnya merupakan Filial SMP N 1 Ngaglik Sleman. SMP N 2 Ngaglik Sleman dikenal luas

Lebih terperinci

2. Keadaan Fisik Sekolah

2. Keadaan Fisik Sekolah BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), merupakan suatu bentuk usaha peningkatan efisiensi dan kualitas penyelenggaraan proses pembelajaran yang merupakan bentuk pembelajaran mahasiswa UNY

Lebih terperinci

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL () KELAS X 3 Bahasa Indonesia 65 B 5 Matematika 60 B 6 Fisika 60 B 7 Biologi 60 B 8 Kimia 60 B 9 Sejarah 65 B 10 Geografi 65 B 11 Ekonomi 65 B 12 Sosiologi 65 B 13 Kesenian

Lebih terperinci

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA KTSP DAN IMPLEMENTASINYA Disampaikan pada WORKSHOP KURIKULUM KTSP SMA MUHAMMADIYAH PAKEM, SLEMAN, YOGYAKARTA Tanggal 4-5 Agustus 2006 Oleh : Drs. Marsigit MA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA KTSP DAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI 2.1. Sejarah Umum Sekolah SMP Negeri 7 Medan pada awal mulanya merupakan sekolah dasar cina yang secara historis tidak jelas keberadaan tahun pendiriannya. Pada tahun 1964

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMP NEGERI 1 PRAMBANAN KLATEN

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMP NEGERI 1 PRAMBANAN KLATEN BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Analisis situasi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa PPL untuk memperoleh data mengenai kondisi baik fisik maupun non fisik yang ada di SMP Negeri 1 Prambanan

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BREBES SMA NEGERI 1 BUMIAYU website :

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BREBES SMA NEGERI 1 BUMIAYU   website : Digunakan Untuk Kalangan Sendiri DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BREBES SMA NEGERI 1 BUMIAYU Email : smansa_bumiayu@yahoo.co.id website : www.smansa-bumiayu.sch.id 1 PENGESAHAN Peraturan Akademik SMA Negeri

Lebih terperinci

PENYUSUNAN LAPORAN HASIL BELAJAR (LHB) PESERTA DIDIK SMA

PENYUSUNAN LAPORAN HASIL BELAJAR (LHB) PESERTA DIDIK SMA PENYUSUNAN LAPORAN HASIL BELAJAR (LHB) PESERTA DIDIK SMA Departemen Pendidikan Nasional LAPORAN HASIL BELAJAR (LHB) Setiap akhir semester, guru menelaah hasil pencapaian belajar setiap peserta didik (semua

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN IPS DALAM KTSP

PEMBELAJARAN IPS DALAM KTSP PEMBELAJARAN IPS DALAM KTSP Nana Supriatna Bahan matrikulasi pendidikan dasar-ips. 21-8-2007 PENYUSUNAN KTSP LANDASAN Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. a. Riwayat Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. a. Riwayat Sekolah BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Program KKN PPL Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2014 dilaksanakan secara resmi pada tanggal 1 Juli 17 September 2014. Pada program KKN PPL tersebut, penulis mendapat

Lebih terperinci

BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah SMP Bakti Mulya 400 SMP Bakti Mulya 400 berdiri 10 Juli 1985 atau tepat berusia 28 tahun pada bulan Juli Tahun 2014. Dilihat dari usianya yang lebih seperempat

Lebih terperinci

5. URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA MADIUN

5. URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA MADIUN 5. URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA MADIUN No. Jabatan 1. Kepala Dinas memimpin, mengoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan otonomi daerah di bidang pendidikan sesuai dengan ketentuan peraturan

Lebih terperinci

Pelaksanaan SI dan SKL

Pelaksanaan SI dan SKL PERBEDAAN KURIKULUM 2004 Dan KTSP (Sesuai PP No. 19 th 2005) ESENSI PERBEDAAN KURIKULUM 2004 PENAMAAN MANAJEMEN Kurikulum 2004 atau KBK Ujicoba, pemodelan dan MBS dilakukan oleh pusat (Direktiorat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan program kegiatan yang dilakukan oleh pihak Universitas Negeri Yogyakarta sebagai pengembangan kompetensi mahasiswa dan latihan kependidikan.

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 13 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 13 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 13 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI)

Lebih terperinci

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 1 TRAGAH BANGKALAN. A. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Tragah Bangkalan.

BAB III GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 1 TRAGAH BANGKALAN. A. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Tragah Bangkalan. BAB III GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 1 TRAGAH BANGKALAN A. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Tragah Bangkalan. Sebelum dikemukakan sejarah berdirinya SMP N 1 Tragah Bangkalan, terlebih dahulu penulis kemukakan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMA NEGERI 2 GRABAG TAHUN AJARAN 2012/2013

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMA NEGERI 2 GRABAG TAHUN AJARAN 2012/2013 LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMA NEGERI 2 GRABAG TAHUN AJARAN 2012/2013 Disusun oleh : Nama : Damar Aji Widiarso NIM : 3101409034 Prodi. : Pend Sejarah FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Dunia pendidikan di indonesia sudah berkembang sejak dahulu dan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Dunia pendidikan di indonesia sudah berkembang sejak dahulu dan BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Organisasi Dunia pendidikan di indonesia sudah berkembang sejak dahulu dan mengalami banyak sekali perkembangan. Banyak sekolah yang mulai berdiri dan menyatakan

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

1. STANDAR ISI. 1. Guru mengembangkan perangkat pembelajaran pada kompetensi sikap spiritual siswa sesuai dengan tingkat kompetensi.

1. STANDAR ISI. 1. Guru mengembangkan perangkat pembelajaran pada kompetensi sikap spiritual siswa sesuai dengan tingkat kompetensi. 1. STANDAR ISI 1. Guru mengembangkan perangkat pembelajaran pada kompetensi sikap spiritual siswa sesuai dengan tingkat kompetensi. E. 91%-100% guru mengembangkan perangkat pembelajaran sesuai tingkat

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIK SMAN 1 KENDARI BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

PERATURAN AKADEMIK SMAN 1 KENDARI BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PERATURAN AKADEMIK SMAN 1 KENDARI BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Peraturan akademik merupakan peraturan yang mengatur persyaratan kehadiran, ketentuan ulangan, remidial, kenaikkan kelas, kelulusan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Salah satu sekolah yang menjadi tempat PPL UNY Yogyakarta adalah SMA PIRI 1 Yogyakarta yang terletak di Jalan Kemuning 14 Yogyakarta. Secara garis besar SMA PIRI 1

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN ETIKA BERLALU LINTAS PADA SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian. SMP Negeri 2 Klaten terletak di Jalan Menjangan no.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian. SMP Negeri 2 Klaten terletak di Jalan Menjangan no. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Profil SMP Negeri 2 Klaten SMP Negeri 2 Klaten terletak di Jalan Menjangan no.2 dan jalan Pemuda no.4 Klaten. Lahan di jalan Pemuda

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) 1 1. Pengertian KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masingmasing satuan pendidikan 2 2. Landasan Pengembangan KTSP

Lebih terperinci

INGAT: DIISI DITANDATANGANI DIKEMBALIKAN KE SEKOLAH

INGAT: DIISI DITANDATANGANI DIKEMBALIKAN KE SEKOLAH ISI 1. Foto 3x4 dua lembar berwarna 2. Bukti Pendaftaran 3. Hasil printout formulir Online 4. F.C. SKHUS yang telah dilegalisir 1 lembar 5. Lembar pernyataan orang tua yang sudah diisi dan bermaterai 6000

Lebih terperinci

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM DAN TATA CARA PENERIMAAN PESERTA DIDIK DI KOTA SEMARANG

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM DAN TATA CARA PENERIMAAN PESERTA DIDIK DI KOTA SEMARANG WALIKOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM DAN TATA CARA PENERIMAAN PESERTA DIDIK DI KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG, Menimbang :

Lebih terperinci

Semua anak usia sekolah memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan pada satuan pendidikan.

Semua anak usia sekolah memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan pada satuan pendidikan. I. Pendahuluan Satuan Pendidikan merupakan institusi pendidikan yang mempunyai peran yang sangat vital untuk menyiapkan sumber daya manusia yang ideal sebagaimana tertuang dalam tujuan pendidikan Nasional,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL) DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL) Pengertian Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 911 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 911 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 911 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANJARNEGARA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM DAN TATA CARA PENERIMAAN PESERTA DIDIK DI KOTA SEMARANG

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM DAN TATA CARA PENERIMAAN PESERTA DIDIK DI KOTA SEMARANG WALIKOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM DAN TATA CARA PENERIMAAN PESERTA DIDIK DI KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG, Menimbang :

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 20 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 20 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 20 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) PADA TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

Lebih terperinci

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor Tahun 006 tentang STANDAR ISI (SI) Materi Minimal dan Tingkat Kompetensi Minimal, untuk Mencapai Kompetensi Lulusan Minimal Memuat : 1. Kerangka Dasar Kurikulum.

Lebih terperinci

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN BERDASARKAN STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN BERDASARKAN STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN BERDASARKAN STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN Susiwi S Pengantar Kurikulum nasional perlu terus disempurnakan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

BAB VII BUKU RAPOR SMP BERDASARKAN KURIKULUM 2013

BAB VII BUKU RAPOR SMP BERDASARKAN KURIKULUM 2013 BAB VII BUKU RAPOR SMP BERDASARKAN KURIKULUM 013 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 013 tentang Standar Penilaian Pendidikan menyebutkan bahwa hasil penilaian

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

A. Analisis Situasi SMK PI AMBARRUKMO 1 DEPOK SLEMAN berada dilokasi yang cukup strategis. Selain berada di pusat kota, SMK PI AMBARRUKMO 1 DEPOK

A. Analisis Situasi SMK PI AMBARRUKMO 1 DEPOK SLEMAN berada dilokasi yang cukup strategis. Selain berada di pusat kota, SMK PI AMBARRUKMO 1 DEPOK BAB I PENDAHULUAN Sekolah merupakan lembaga yang paling penting dalam rangka menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, handal dan memiliki moralitas yang baik. Untuk mewujudkan hal tersebut,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Lokasi Penelitian Pada tahun 1927 bangunan SMP Negeri 1 Banjarmasin dibangun dengan NSS : 201156002001, yang memiliki luas tanah 5,305 m 2 yang terletak di Jalan

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 A. Latar Belakang Sesuai dengan Undang-Undang Sisdiknas Nomor : 20 Tahun 2003 mengamanatkan bahwa : Pendidikan adalah usaha

Lebih terperinci

No Item Penilaian Keterangan/ Bukti Fisik

No Item Penilaian Keterangan/ Bukti Fisik INSTRUMEN KOMPONEN/BIDANG MANAJEMEN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN No Item Penilaian Keterangan/ Bukti Fisik 1. Muatan KTSP terdiri atas: (1) M (2) M (3) M (4) M (5) M (6) M (7) M (8) M Sekolah melaksanakan

Lebih terperinci

Model Penyelenggaraan Peminatan di SMA

Model Penyelenggaraan Peminatan di SMA Model Penyelenggaraan Peminatan di SMA 2015,Direktorat Pembinaan SMA i Model Penyelenggaraan Peminatan di SMA KATA PENGANTAR Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai tahun pelajaran 2013/2014 telah

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN SMK

PENGEMBANGAN KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN SMK PENGEMBANGAN KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN SMK UU SISDIKNAS NO 20 TH 2003 BAB IX STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Pasal 35 (1) dan (2): (1) Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIK TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PERATURAN AKADEMIK TAHUN PELAJARAN 2016/2017 PERATURAN AKADEMIK TAHUN PELAJARAN 2016/2017 PEMERINTAK KABUPATEN SLEMAN DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 2 CANGKRINGAN PAGERJURANG, KEPUHARJO, CANGKRINGAN 2016/2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

PEDOMAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

PEDOMAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH PEDOMAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

Lebih terperinci

A. Analisis Situasi 1. Profil SMP Negeri 1 Jetis

A. Analisis Situasi 1. Profil SMP Negeri 1 Jetis BAB I PENDAHULUAN Sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang ketiga yaitu pengabdian kepada masyarakat, maka tanggung jawab mahasiswa dalam pendidikan adalah melaksanakan tugas-tugas yang diberikan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENERIMAAN SISWA BARU (PSB) TK, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK TAHUN PELAJARAN 2010/2011 KOTA TANJUNGPINANG

PETUNJUK TEKNIS PENERIMAAN SISWA BARU (PSB) TK, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK TAHUN PELAJARAN 2010/2011 KOTA TANJUNGPINANG Lamp Lampiran : Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Tanjung Pinang Nomor : 422.1/1451/SET/2010 Tanggal : 7 Juni 2010 utusan Kepala Dinas Pendidikan Kota Tanjungpinang NomLLlkl=ts.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan program kegiatan yang dilakukan oleh pihak Universitas Negeri Yogyakarta sebagai pengembangan kompetensi mahasiswa dan latihan kependidikan.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci