BAB V PENUTUP. dikemukakan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: komunikasi, maka secara sederhana dapat dilihat bahwa komunikasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V PENUTUP. dikemukakan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: komunikasi, maka secara sederhana dapat dilihat bahwa komunikasi"

Transkripsi

1 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Simbol memiliki peranan penting dalam membangun interaksi komunikasi simbolik komunitas Kasoos. Dalam tataran konsep komunikasi, maka secara sederhana dapat dilihat bahwa komunikasi dalam komunitas Kasoos hakikatnya adalah suatu proses interaksi simbolik antara anggota komunitas Kasoos. Dalam proses tersebut terjadi pertukaran pesan yang pada dasarnya terdiri dari simbolisasisimbolisasi tertentu kepada anggota komunitas Kasoos dalam proses berkomunikasi. 2. Pola komunikasi model lingkaran merupakan ciri pola komunikasi dari Komunitas Kasoos. Model tersebut mencirikan kesamaan hak komunikasi semua anggota komunitas Kasoos, walaupun ada sosok ketua, namun ia tidak lebih dari seorang figur pengumpul ide dan gagasan anggotanya. Solidaritas merupakan perangkat penting dalam pola komunikasi komunitas Kasoos. 3. Melalui simbol komunitas Vespa Kasoos, peneliti dapat memahami bagaimana interaksi komunikasi simbolik Komunitas Vespa Kasoos. Makna esensial akan tercermin melalui pola komunikasi simbolik antar anggota Komunitas Vespa Kasoos. Pemaknaan (meaning) simbol merujuk kepada bahasa (language) simbol. Proses berpikir 55

2 (tought) merujuk kepada bahasa (language). Bahasa (language) menentukan bagaimana proses pemaknaan (meaning) dan proses berpikir (tought) dalam interaksi komunikasi simbolik Komunitas Vespa Kasoos. Jadi, ketiganya saling terkait secara erat dalam membangun interaksi komunikasi simbolik Komunitas Vespa Kasoos. 5.2 Saran Berdasarkan hasil kesimpulan, maka dapat disampaikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi Komunitas Vespa Hendaknya skuteris yang memahami vespa ekstrem dan vespa gembel bukanlah sesuatu yang harus dianggap aneh atau berbeda dengan yang lainnya, tetapi adalah suatu kreativitas dalam dunia otomotif vespa dalam kebebasan ekspresi dan berkreasi. Hendaknya komunitas vespa dapat memiliki peran serta dalam kegiatan-kegiatan di dalam masyarakat. 2. Bagi Masyarakat Pemaknaan simbol memiliki peran penting pada komunitas Kasoos, sebab makna menjadi dasar interaksi sosial dan mengarahkan tindakan komunitas kasoos dalam berkomunikasi. Konsekuensinya, makna juga bisa membentuk sifat interaksi tersebut, bersahabat, bertentangan, atau berkompetensi. Makna akan menjadi sumber konflik atau pertentangan ketika suatu makna dianggap biasa, 56

3 sementara bagi kelompok lain justru dipandang sakral, bahkan sering kali dimaknai sebagai representasi harga diri. Hendaknya masyarakat yang tidak setuju dengan pemaknaan simbol-simbol dalam komunitas Kasoos, tidak harus menunjukkan dalam bentuk sikap atau tindakan yang justru melecehkan atau merendahkannya. Jadi eksistensi komunitas Kasoos harus dipahami sebagai bentuk kebebasan dalam berekspresi dan berkreativitas. 3. Bagi Penelitian Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya yang hendak meneliti interaksi simbolik dalam komunitas vespa Kasoos hendaknya dapat memakai kajian konsep yang berbeda dari penelitian ini, seperti misalnya: konsep Dramaturgi yang dikembangkan oleh Erving Goffman dalam memahami fenomena interaksi simbolik atau konsep Konstruksi Sosial yang dikembangkan oleh Peter Ludwig Berger dalam memahami interaksi antara individu dengan masyarakat. 57

4 DAFTAR PUSTAKA Andrianto, Apit Media Dan Konstruksi Identitas (Studi Etnografi Terhadap Peran Media Komunitas Subkultur Slanker Dalam Membentuk Identitas Kelompok. Tesis (tidak diterbitkan). Jakarta: FISIP Universitas Indonesia. Barker, Cris Cultural Studies Teori dan Praktik. Yogyakarta: PT. Bentang Pustaka. Bungin, Burhan Metode Penelitian Kuantitatif: Komunikasi Ekonomi dan. Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Gramedia Pustaka. Cangara, Hafied Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. DeVito, Joseph A Komunikasi Antarmanusia. Jakarta : Profesional Books. Djamarah, S. B Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga (Perspektif Pendidikan Islam). Jakarta: Renika Cipta. Effendy. O.U Dinamika Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Giddens, Anthony Modernity and Self-Identity: Self and Society in the Late Modern Age. Stanford, CA: Stanford University Press. Ihalauw, John J.O.I Bangunan Teori. Edisi 3 Milenium. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana. Iriantara, Yossal Manajemen Strategi Public Relations. Jakarta: Ghalia Indonesia. Kertajaya, Hermawan Arti Komunitas. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Koentjaraningrat Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia. Malo, Manasse Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Karunika. Moleong, L. J Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 58

5 Mulyana, Deddy Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nastiti, A.D Identitas Kelompok Disabilitas Dalam Media Komunitas Online (Studi mengenai Pembentukan Pesan dalam Media Komunitas Kartunet.com oleh Kelompok Disabilitas Tunanetra). Skripsi (tidak diterbitkan). Jakarta: FISIP Universitas Indonesia. Sairin, S Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Pusat Pendidikan Kependudukan UGM. Soeprapto, H.R. Riyadi Interaksi Simbolik; Perspektif Sosiologi Modern. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugiyono Metode Penelitian kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sunarto Pengantar Sosiologi, Edisi Keenam. Jakarta: Lembaga. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Suryabrata, Sumadi Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Press. Sutisna Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Wenger, E., McDermott, R., & Snyder, W.M Cultivating Communities of Practice : A Guide To Managing Knowledge. Boston, Massachusetts: Harvard Business School Publishing. Veeger, K.J. Redaksi: Bertens, K. dan Nugroho, A.A Realitas Sosial; refleksi filsafat sosial atas hubungan individu-masyarakat dalam sejarah sosiologi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Wiryanto Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. 59

6 LAMPIRAN LAMPIRAN TRANSKRIP WAWANCARA DATA WAWANCARA 60

7 Partisipan : Bayu Budi Prasetyo Umur : 32 Tahun Jabatan : Ketua Komunitas Vespa Kasoos Tanggal Wawancara : 22 April 2015 Pertanyaan Wawancara Bagaimana proses terbentuknya komunitas Vespa Hasil wawancara Awalnya, Kasoos merupakan pecahan dari Pavesa atau Paguyuban Vespa Salatiga. Tapi saat itu ada konflik di dalam pemikiran kami mengenai modifikasi vespa. Pavesa lebih condong ke gaya klasik, sedangkan kami ke gaya ekstrim atau gembel. Kemudian kami mendirikan komunitas sendiri yaitu Kasoos. Apa didirikannya komunitas tujuan Vespa Kasoos adalah kalangan pecinta Vespa Salatiga yang memodifikasi Vespa secara ekstrim atau biasa disebut Vespa gembel. Vespa gembel dibikin dengan alasan yaitu pada kekuatan mesin dan harga yang terjangkau. Perubahan bentuk dengan menambahkan tempat duduk atau variasi di samping kanan maupun kiri vespa dan berbagai aksesoris yang menempel yang dapat digunakan sebagai ciri khas dari jenis modifikasi vespa ekstrim. Komunitas Kasoos berdiri pada 31 Oktober Sekretariat Komunitas Kasoos terletak di Jl. Imam Bonjol, Salatiga yaitu bengkel Heinz & Gepeng. Tujuan didirikannya komunitas Kasoos adalah untuk mempererat tali persaudaraan dan juga wadah saling bertukar pengalaman dalam bidang kecintaan terhadap vespa ekstrim dan yang paling penting untuk memberikan informasi seputar modifikasi vespa secara ekstrim. Ada berapa anggota dalam komunitas Apakah semuanya aktif? Anggota Kasoos sampai saat ini ada 41 orang. Tidak semuanya aktif, anggota yang aktif masih sering mengikuti dalam semua kegiatan-kegiatan rutin seperti nongkrong hari Jum at malam mulai jam WIB di alun-alun Pancasila Kota Salatiga. Tapi ada juga anggota pasif. Anggota yang pasif terdaftar secara resmi dan mengikuti serangkaian acara pelantikan, tetapi pada saat ini sudah tidak dapat mengikuti acara rutin maupun acara insidental. Itu karena tuntutan pekerjaan di luar kota Salatiga atau sudah sudah tidak berdomisili di kota Salatiga. 61

8 Bagaimana komunikasi komunitas model di Vespa Apa saja simbolsimbol yang digunakan komunitas yang dapat membedakan komunitas Vespa Kasoos dengan komunitas vespa lainnya dan apa makna serta gunanya? Bagaimana menurut anda mengenai perilaku Kasoos yang berbeda dari masyarakat umumnya? Komunikasi yang terjalin dalam komunitas Kasoos bukan di antara ketua dan anggota namun lebih kepada antar saudara, jadi situasinya lebih santai, karena komunitas vespa ini berciri khas solidaritas kekeluargaan antar anggota. Model top-down sifatnya hanya sebagai formalitas belaka. Yang jelas pertama adalah Logo Kasoos dengan bendera Italia tempat dimana pertama kali vespa diproduksi, ini menjadi simbol dari revolusi gagasan. Kedua, Vespa Gembel, ini merupakan simbol kebebasan mengekspresikan diri. Ketiga ciu, untuk mempererat antar anggota komunitas Vespa Kasoos. Keempat Vespa Drugs, maknanya sama kayak vespa gembel. Kami memiliki istilah-istilah sendiri dalam berkomunikasi antar anggota, seperti misalnya istilah amunisi, boged, bocil, setengah kopling, ndas bagong, minti, nyetep, sespan, ngangkat, rolling, satu vespa sejuta saudara, ladies scoot, cuk atau men. Hal tersebut untuk membedakan kami dengan anggota komunitas vespa lainnya. Perilaku yang dianggap berbeda di tengah-tengah masyarakat memang hal yang wajar, karena di negara kita ini memiliki norma dan aturan. Namun ketika norma dan aturan tersebut berbeda dengan pola pikir dan kebiasaan sebagian orang maka akan muncul perbedaan paham tentang kehidupan. Komunitas Kasoos memang memiliki pola fikir dan kebiasaan yang berbeda dengan masyarakat pada umumnya. Contoh kecil yakni vespa ekstrem, tradisi minum ciu yang kami menyebutnya sebagai kebebasan berekspresi. Key Informan : Sandi Herdian Usia : 30 Tahun Jabatan : Wakil Ketua Komunitas Vespa Kasoos Tanggal Wawancara : 25 April 2015 Pertanyaan Wawancara Bagaimana proses terbentuknya komunitas Vespa Bagaimana Hasil wawancara Dulu kami gabung dengan Pavesa, tapi kami kurang sepaham dan kurang suka dengan aturan dalam Pavesa, kemudian kami mendirikan Komunitas Kasoos pada 31 Oktober Kami lebih tertarik ke modif vespa ekstrim atau gembel. model Kalau menurut saya model komunikasinya lebih 62

9 komunikasi komunitas di Vespa Apa saja simbolsimbol yang digunakan komunitas yang dapat membedakan komunitas Vespa Kasoos dengan komunitas vespa lainnya dan apa makna serta gunanya? Bagaimana menurut anda mengenai perilaku Kasoos yang berbeda dari masyarakat umumnya? cenderung ke solidaritas kekeluargaan. Saya masuk jadi anggota terus bertahan selama ini jadi scooterist, karena solidaritasnya yang menurutku tidak ada duanya, di komunitas Kasoos saya banyak belajar arti kesetiakawanan, kalau ada anak vespa mogok motornya di tengah jalan pasti kita berhenti untuk membantu. Logo komunitas kasoos sebagai penanda komunitas. Terus, vespa gembel dan vespa drugs ini merupakan simbol kebebasan ekspresi. Lalu ada ciu, peran ciu bagi Komunitas ini sangatlah berarti ketika ingin sharing ataupun sekedar berkumpul di keseharian. Obrolan seputar kehidupan sehari-hari bicara soal Vespa, cinta, sekolah, pekerjaan, sampai masalah keluarga, kami sudah seperti saudara sendiri sehingga bisa saling terbuka satu sama lainnya, alkohol sebagai pelumas sosial dalam kebersamaan kami. Kami juga punya istilah dalam komunikasi seperti amunisi, itu tandanya lagi butuh ciu; Kopdar, kumpul rutin; Boged, miras botol gede; Bocil, miras botol kecil; setengah kopling, istilah orang yang sudah mabuk berat; Sespan, vespa yang punya tempat duduk di samping; slogan satu vespa sejuta saudara ; Ngangkat, biasanya dipakai dalam jual beli vespa; Rolling, ini ajakan untuk konvoi; Ladies Scoot, istilah yang merujuk pada cewek yang suka vespa dan mengendarai vespa; kemudian Cuk atau Men, ini panggilan keakraban. Saya rasa berbeda itu wajar, karena tidak semua individu harus dipaksa untu jadi sama. Key Informan : Adhi Nugraha Usia : 24 Tahun Jabatan : Anggota Komunitas Vespa Kasoos Tanggal Wawancara : 27 April 2015 Pertanyaan Wawancara Apa saja simbolsimbol yang digunakan komunitas yang dapat membedakan Hasil wawancara Logo Kasoos dengan bendera Italia simbol dari revolusi gagasan. Kemudian vespa gembel dan drugs ini merupakan simbol kebebasan mengekspresikan diri. Terus ada juga ciu, kami mengkomsumsi ciu agar lebih terbuka dan leluasa 63

10 komunitas Vespa Kasoos dengan komunitas vespa lainnya dan apa makna serta gunanya? Bagaimana simbol komunikasi komunitas peran dalam di Vespa Bagaimana menurut anda mengenai perilaku Kasoos yang berbeda dari masyarakat umumnya? saat berkomunikasi. Bagi komunitas Vespa Kasoos, Ciu wajib diadakan saat kami berkumpul. Seperti misalnya, jika sedang tour keluar kota kami selalu membawa ciu untuk diberikan kepada komunitas Vespa lain yang kami kunjungi di luar Kota.. Selain itu kami juga beberapa istilah yang khusus seperti Ndas Bagong, vespa yang punya kepala besar; Minti, vespa tertentu bentuknya kecil; Turing, jalan-jalan wisata bareng naik vespa; Nyetep, ini istilah ngewangi teman yang vespanya mogok. Hal-hal tersebut membedakan kami dengan komunitas lain. Biasanya kami memakai simbol-simbol sebagai pembeda kelompok vespa kami dengan kelompok vespa lainnya, selain itu fungsinya juga dapat membangun komunikasi dan keeratan hubungan antar anggota Kasoos itu sendiri. Komunikasi kami lebih bersifat antar teman atau kekeluargaan bukan antar atasan dan bawahan. Mungkin kami dianggap norak, dekil, gembel atau apalah oleh orang lain yang melihat kami. Tapi kami enjoy saja, karena anggapan orang lain berbeda dengan anggapan yang komunitas kami bangun. Masyarakat seringkali menganggap para skuteris gembel sebagai pemuda tanpa masa depan yang cenderung gila dan banyak pula dari masyarakat yang menganggap mereka lucu dan aneh, serta unik. Terlepas dari anggapan mereka, kami menganggap apa yang kami lakukan adalah suatu bentuk ekspresi kebebasan dalam berkreatifitas. 64

BAB I PENDAHULUAN. Kasoos merupakan singkatan dari Kampung Scooter Owner Salatiga.

BAB I PENDAHULUAN. Kasoos merupakan singkatan dari Kampung Scooter Owner Salatiga. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kasoos adalah salah satu komunitas Vespa di Salatiga yang rutin berkumpul pada hari Jum at malam mulai jam 21.00 WIB di alun-alun Pancasila Kota Salatiga. Komunitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Kasoos. Untuk itu, di bawah ini akan dijelaskan secara singkat tentang apa

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Kasoos. Untuk itu, di bawah ini akan dijelaskan secara singkat tentang apa BAB II TINJAUAN TEORITIS Tinjauan teoritis merupakan pendekatan teori yang akan digunakan untuk menjelaskan persoalan penelitian. Dalam bab II ini akan membahas pengertian mengenai komunikasi, interaksi

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Berdasarkan analisis deskriptif menunjukkan bahwa penilaian kualitas

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Berdasarkan analisis deskriptif menunjukkan bahwa penilaian kualitas 89 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan 1. Berdasarkan analisis deskriptif menunjukkan bahwa penilaian kualitas komunikasi interpersonal yang terjadi dalam kasus penyuluhan tatap muka gizi dan kesehatan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, komunikasi tidak akan. melibatkan proses pemahaman dan memahami orang.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, komunikasi tidak akan. melibatkan proses pemahaman dan memahami orang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial, komunikasi tidak akan pernah lepas dari kehidupan manusia pada umumnya. Kita dapat mengetahui informasi yang dibutuhkan orang lain,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR. kawasan Eropa seperti Italia, Inggris, Perancis dan Rusia. Ciri khas utama

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR. kawasan Eropa seperti Italia, Inggris, Perancis dan Rusia. Ciri khas utama 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Teori 1. Definisi Skuter Skuter merupakan sepeda motor roda dua yang popoler berasal dari kawasan Eropa seperti Italia, Inggris, Perancis dan Rusia.

Lebih terperinci

SOLIDARITAS SOSIAL KOMUNITAS UNDERGROUND MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG SKRIPSI

SOLIDARITAS SOSIAL KOMUNITAS UNDERGROUND MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG SKRIPSI SOLIDARITAS SOSIAL KOMUNITAS UNDERGROUND MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos) DISUSUN : Wahyu Rizal Hidayat

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ace Suryadi & H.A.R. Tilaar, 1983, Analisis Kebijakan Pendidikan Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

DAFTAR PUSTAKA. Ace Suryadi & H.A.R. Tilaar, 1983, Analisis Kebijakan Pendidikan Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. DAFTAR PUSTAKA Ace Suryadi & H.A.R. Tilaar, 1983, Analisis Kebijakan Pendidikan Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Dahrendorf, Ralf, 1959. Case and Class Conflict in Industrial Society. London:

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL PAVESA

BAB IV PROFIL PAVESA BAB IV PROFIL PAVESA 4.1. Sejarah PAVESA PAGUYUBAN VESPA SALATIGA ( PAVESA) berdiri pada tanggal 27 Juli 1997. Pembentukan PAVESA tidak lepas dari cita cita luhur PAVESA yaitu untuk menjalin persaudaraan,

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. Trap-trap di desa Booi kecamatan Saparua, Maluku Tengah.Booi merupakan salah satu

BAB I. Pendahuluan. Trap-trap di desa Booi kecamatan Saparua, Maluku Tengah.Booi merupakan salah satu BAB I Pendahuluan I. Latar Belakang Tesis ini menjelaskan tentang perubahan identitas kultur yang terkandung dalam Trap-trap di desa Booi kecamatan Saparua, Maluku Tengah.Booi merupakan salah satu Negeri

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. sebelumnya, penulis dapat menyimpulkan bahwa dari jabat tangan yang

BAB VI PENUTUP. sebelumnya, penulis dapat menyimpulkan bahwa dari jabat tangan yang BAB VI PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan dalam pembahasan sebelumnya, penulis dapat menyimpulkan bahwa dari jabat tangan yang dilakukan mahasiswa Fisip Unwira Kupang, memberikan

Lebih terperinci

Jerry D. Mamero Antonius Boham Stefi H. Harilama

Jerry D. Mamero Antonius Boham Stefi H. Harilama KESADARAN DIRI MAHASISWA ETNIK SANGIHE DALAM BERKOMUNIKASI DENGAN MAHASISWA ETNIK LAINNYA DI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO Jerry D. Mamero Antonius Boham Stefi H. Harilama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam menjalani kehidupan, manusia tidak akan pernah terlepas dari lingkungan sosial. Dalam menjalani kehidupan tersebut tentunya manusia sering menjalin interaksi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme. Menurut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme. Menurut BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Dalam penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme. Menurut Deddy N. Hidayat dalam penjelasan ontologi paradigma kontruktivis, realitas merupakan konstruksi

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan IMPLEMENTASI NILAI GOTONG-ROYONG DAN SOLIDARITAS SOSIAL DALAM MASYARAKAT (Studi Kasus pada Kegiatan Malam Pasian di Desa Ketileng Kecamatan Todanan Kabupaten Blora) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian field research, yaitu sebuah studi penelitian yang mengambil data autentik secara obyektif/study lapangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dengan masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dengan masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Seiring dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan komunikasi dan interaksi dengan masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI KOMUNIKASI DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI KOMUNIKASI DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI KOMUNIKASI DAN KONSEP VISUAL 3.1. Tujuan Komunikasi Dalam melakukan sebuah proses pembuatan / pengkaryaan sebuah karya akhir, agar karya tersebut ataupun informasi yang ingin disampaikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. apa yang seharusnya dikemukakan dan kaidah-kaidah apa yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. apa yang seharusnya dikemukakan dan kaidah-kaidah apa yang 53 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma menggariskan apa yang seharusnya dipelajari, penyataanpernyataan apa yang seharusnya dikemukakan dan kaidah-kaidah apa yang seharusnya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Adanya konflik yang melibatkan warga sipil dengan TNI menimbulkan berbagai perubahan pada bidang sosial maupun bidang budaya bagi kehidupan masyarakat Desa Setrojenar.

Lebih terperinci

KOMUNIKASI KELOMPOK PADA KOMUNITAS MUSIK INDIE (Fungsi Komunikasi Kelompok pada Komunitas Musik Indie Kirana di Jalan Darussalam kota Medan)

KOMUNIKASI KELOMPOK PADA KOMUNITAS MUSIK INDIE (Fungsi Komunikasi Kelompok pada Komunitas Musik Indie Kirana di Jalan Darussalam kota Medan) KOMUNIKASI KELOMPOK PADA KOMUNITAS MUSIK INDIE (Fungsi Komunikasi Kelompok pada Komunitas Musik Indie Kirana di Jalan Darussalam kota Medan) Reza Fiezry Lubis 080904132 ABSTRAKSI Penelitian ini berjudul

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Guba dan Lincoln mendefenisikan paradigma sebagai serangkaian keyakinan keyakinan dasar (basic Beliefs) atau metafisika yang berhubungan dengan prinsip

Lebih terperinci

PERAN KOMUNIKASI DALAM MENYELESAIKAN KONFLIK DIANTARA REMAJA DI DESA SENDANGAN KECAMATAN KAKAS

PERAN KOMUNIKASI DALAM MENYELESAIKAN KONFLIK DIANTARA REMAJA DI DESA SENDANGAN KECAMATAN KAKAS PERAN KOMUNIKASI DALAM MENYELESAIKAN KONFLIK DIANTARA REMAJA DI DESA SENDANGAN KECAMATAN KAKAS Oleh: Ryan A. Lompoliu (e-mail: ryan.lompoliu@yahoo.com) Max R. Rembang Yuriwaty Pasoreh, (e-mail: watypasoreh@gmail.com)

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. penulis menyimpulkan bahwa jabat tangan yang dilakukan mahasiswa Fisip

BAB VI PENUTUP. penulis menyimpulkan bahwa jabat tangan yang dilakukan mahasiswa Fisip BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian hasil penelitian dalam pembahasan sebelumnya, penulis menyimpulkan bahwa jabat tangan yang dilakukan mahasiswa Fisip Unwira Kupang merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan di analisa pada bab

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan di analisa pada bab 1 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan di analisa pada bab IV, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari kegiatan, guru memiliki

Lebih terperinci

PASAR SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (Studi Deskriptif Pedagang Pasar Segiri Samarinda)

PASAR SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (Studi Deskriptif Pedagang Pasar Segiri Samarinda) ejournal lmu Komunikasi, 2014, 2 (1): 155-165 ISSN 0000-0000, ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id Copyright 2014 PASAR SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (Studi Deskriptif Pedagang Pasar Segiri Samarinda)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif adalah sebagaimana Cress well mendefinisikannya sebagai suatu

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif adalah sebagaimana Cress well mendefinisikannya sebagai suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah sebagaimana Cress well mendefinisikannya sebagai suatu pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 56 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Adapun pengertian dari metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendekati permasalahan dan mencari jawaban, dengan kata

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. serta pengembangan potensi bagi bangsa Indonesia untuk menapaki jenjang masa

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. serta pengembangan potensi bagi bangsa Indonesia untuk menapaki jenjang masa BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal dengan kemajemukan masyarakat, baik dari sisi etnisitas maupun budaya serta agama dan kepercayaannya. Kemajemukan juga menjangkau pada tingkat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan penggemar boyband Korea

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan penggemar boyband Korea 65 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Aktivitas-aktivitas yang dilakukan penggemar boyband Korea menunjukkan perilaku fanatisme sebagai penggemar. Aktivitas-aktivitas tersebut meliputi mengikuti

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Barker, Chris, Cultural Studies.Teori & Praktik, Penerjemah: Nurhadi. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

DAFTAR PUSTAKA. Barker, Chris, Cultural Studies.Teori & Praktik, Penerjemah: Nurhadi. Yogyakarta: Kreasi Wacana. 1 DAFTAR PUSTAKA Barker, Chris, 2004. Cultural Studies.Teori & Praktik, Penerjemah: Nurhadi. Yogyakarta: Kreasi Wacana. Britha, Mikkelsen, 2007. Metode Partisipatoris, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat di dunia tertarik pada jaringan modernisasi, baik itu yang

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat di dunia tertarik pada jaringan modernisasi, baik itu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat di dunia tertarik pada jaringan modernisasi, baik itu yang baru memasukinya maupun yang sedang meneruskan tradisi modernisasi. Secara historis, modernisasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Paradigma Penelitian Paradigma yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah paradigma teori kritis (critical theory). Aliran pemikiran paradigma ini lebih senang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, komunikasi adalah bagian terpenting dalam hubungan sosial dengan orang-orang di sekitarnya. Komunikasi menyentuh sebagian besar kehidupan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menilai, dan melakukan yang berkaitan dengan sesuatu secara khusus tentang visi

BAB III METODE PENELITIAN. menilai, dan melakukan yang berkaitan dengan sesuatu secara khusus tentang visi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Menurut Harmon (1970) mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam hubungannya dengan proses sosial, komunikasi menjadi sebuah cara dalam melakukan perubahan sosial (social change). Komunikasi berperan menjembatani perbedaan

Lebih terperinci

PENGARUH PROGRAM ROCKA ROLLA DI RADIO PRO 2 RRI BOGOR TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PENDENGAR PERIODE FEBRUARI SAMPAI DENGAN MEI 2012

PENGARUH PROGRAM ROCKA ROLLA DI RADIO PRO 2 RRI BOGOR TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PENDENGAR PERIODE FEBRUARI SAMPAI DENGAN MEI 2012 PENGARUH PROGRAM ROCKA ROLLA DI RADIO PRO 2 RRI BOGOR TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PENDENGAR PERIODE FEBRUARI SAMPAI DENGAN MEI 2012 Reziyodi Ryandaru Universitas Bina Nusantara, Jakarta, Indonesia, 10000

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Penelitian ini akan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan fenomenologi untuk dapat menggambarkan sifat-sifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial, dimana kehidupan manusia ditandai dengan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial, dimana kehidupan manusia ditandai dengan komunikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial, dimana kehidupan manusia ditandai dengan komunikasi baik melalui bahasa maupun melalui simbol. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kelompok sosial pengrajin gerabah di Desa Melikan bisa dikategorikan sebagai Paguyuban. Pengrajin di Desa Melikan sendiri berdasarkan ciri-ciri dan kriterianya

Lebih terperinci

PERILAKU KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA MAHASISWA SUMBAWA DALAM UPAYA ADAPTASI BUDAYA. Studi Pada Paguyuban Mahasiswa Sumbawa di Malang

PERILAKU KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA MAHASISWA SUMBAWA DALAM UPAYA ADAPTASI BUDAYA. Studi Pada Paguyuban Mahasiswa Sumbawa di Malang i PERILAKU KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA MAHASISWA SUMBAWA DALAM UPAYA ADAPTASI BUDAYA Studi Pada Paguyuban Mahasiswa Sumbawa di Malang Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

POLA KOMUNIKASI MAHASISWA DALAM MEMPERKENALKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG DI RIAU. (Studi Pada Mahasiswa UMM Asal Riau)

POLA KOMUNIKASI MAHASISWA DALAM MEMPERKENALKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG DI RIAU. (Studi Pada Mahasiswa UMM Asal Riau) POLA KOMUNIKASI MAHASISWA DALAM MEMPERKENALKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG DI RIAU (Studi Pada Mahasiswa UMM Asal Riau) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

POLA KOMUNIKASI KOMUNITAS VESPA DALAM MEMPERTAHANKAN SOLIDARITAS KELOMPOK (Studi pada KUTU Vespa Region Bali)

POLA KOMUNIKASI KOMUNITAS VESPA DALAM MEMPERTAHANKAN SOLIDARITAS KELOMPOK (Studi pada KUTU Vespa Region Bali) POLA KOMUNIKASI KOMUNITAS VESPA DALAM MEMPERTAHANKAN SOLIDARITAS KELOMPOK (Studi pada KUTU Vespa Region Bali) Ni Ketut Diana Ayu Megasari 1), Ni Luh Ramaswati Purnawan 2), Ade Devia Pradipta 3) 1,2,3)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma yang digunakan oleh Peneliti adalah paradigma konstruktivistik. Menurut Harmon, paradigma adalah cara mendasar untuk mempersepsi, berpikir,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Teknik Pengumpulan Data, 6) Teknik Analisis Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Teknik Pengumpulan Data, 6) Teknik Analisis Data BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab metode penelitian berikut akan menjelaskan beberapa bagian diantaranya 1) Paradigma, 2) Tipe Penelitian, 3) Metode Penelitian, 4) Subjek Penelitian, 5) Teknik Pengumpulan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdurrachman Demi, Dasar Dasar Public Relations, Bandung : PT. CITRA

DAFTAR PUSTAKA. Abdurrachman Demi, Dasar Dasar Public Relations, Bandung : PT. CITRA 92 DAFTAR PUSTAKA 1. Dari Sumber Buku : Abdurrachman Demi, Dasar Dasar Public Relations, Bandung : PT. CITRA ADITYA BAKTI, 1990. Basu Swasta dan Irawan, Manajement Pemasaran Modern, Yogyakarta : Liberty,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang masalah Komunikasi tidak lepas dalam kehidupan sehari hari, komunikasi merupakan suatu aktivitas dasar manusia dalam berinteraksi. Komunikasi akan berhasil apabila

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 119 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya mengenai efektivitas Majalah Angkasa Pura I yang merupakan media internal PT. Angkasa Pura

Lebih terperinci

Modul Perkuliahan V. Metode Penelitian Kualitatif. Merumuskan Masalah Penelitian. Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI

Modul Perkuliahan V. Metode Penelitian Kualitatif. Merumuskan Masalah Penelitian. Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI Modul ke: 05 Ponco Fakultas ILMU KOMUNIKASI Modul Perkuliahan V Metode Penelitian Kualitatif Merumuskan Masalah Penelitian Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm Program Studi Public Relations Judul Sub Bahasan

Lebih terperinci

Fenomena Penggunaan Blackberry Messenger Sebagai Media Personal Branding

Fenomena Penggunaan Blackberry Messenger Sebagai Media Personal Branding Fenomena Penggunaan Blackberry Messenger Sebagai Media Personal Branding Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Dari berbagai data dan fakta yang sudah diperoleh dari lapangan dan dikonfirmasikan

BAB V PENUTUP. Dari berbagai data dan fakta yang sudah diperoleh dari lapangan dan dikonfirmasikan 92 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari berbagai data dan fakta yang sudah diperoleh dari lapangan dan dikonfirmasikan dengan teori-teori yang menjadi acuan peneliti, dengan demikian dapat diperoleh beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Religiusitas erat kaitannya dengan keyakinan terhadap nilai-nilai keislaman dan selalu diidentikkan dengan keberagamaan. Religiusitas dalam kehidupan seseorang

Lebih terperinci

POLA KOMUNIKASI PEMBANGUNAN KOTA BLITAR DALAM BIDANG EKONOMI. (Studi pada Kebijakan Pemerintah Kota Blitar Dalam Inovasi Ekonomi. Kerakyatan) SKRIPSI

POLA KOMUNIKASI PEMBANGUNAN KOTA BLITAR DALAM BIDANG EKONOMI. (Studi pada Kebijakan Pemerintah Kota Blitar Dalam Inovasi Ekonomi. Kerakyatan) SKRIPSI POLA KOMUNIKASI PEMBANGUNAN KOTA BLITAR DALAM BIDANG EKONOMI (Studi pada Kebijakan Pemerintah Kota Blitar Dalam Inovasi Ekonomi Kerakyatan) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. bentuk interaksi dalam komunitas motor Trabas di Kecamatan Salem. 1. Latar belakang komunitas motor Trabas berawal mulanya dari kota

BAB V PENUTUP. bentuk interaksi dalam komunitas motor Trabas di Kecamatan Salem. 1. Latar belakang komunitas motor Trabas berawal mulanya dari kota 96 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan fakta yang ada mengenai tentang bentuk interaksi dalam komunitas motor Trabas di Kecamatan Salem Kabupaten Brebes Jawa Tengah maka dapat

Lebih terperinci

sebagai penjembatan dalam berinteraksi dan berfungsi untuk

sebagai penjembatan dalam berinteraksi dan berfungsi untuk BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Dalam penelitian kualitatif teknik analisis dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data yang di peroleh dari berbagai macam sumber, baik itu pengamatan, wawancara,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat dan Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis dalam laporan ini bersifat deskriptif. Melalui kerangka konseptual tertentu (landasan teori), periset melakukan

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI. KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES INTERAKSI Rika Yessica Rahma,M.Ikom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Penyiaran

SOSIOLOGI KOMUNIKASI. KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES INTERAKSI Rika Yessica Rahma,M.Ikom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Penyiaran Modul ke: SOSIOLOGI KOMUNIKASI Fakultas Ilmu Komunikasi KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES INTERAKSI Rika Yessica Rahma,M.Ikom Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN INTERAKSI SOSIAL Interaksi

Lebih terperinci

SKRIPSI. PEMAHAMAN PERAN PRODUSER FILM INDIE DALAM MANAJEMEN PRODUKSI (Studi Pada Produser Film Indie Rena Asih dan Lost After Lovv )

SKRIPSI. PEMAHAMAN PERAN PRODUSER FILM INDIE DALAM MANAJEMEN PRODUKSI (Studi Pada Produser Film Indie Rena Asih dan Lost After Lovv ) SKRIPSI PEMAHAMAN PERAN PRODUSER FILM INDIE DALAM MANAJEMEN PRODUKSI (Studi Pada Produser Film Indie Rena Asih dan Lost After Lovv ) Disusun Oleh : Afrianto (09220138) Dosen Pembimbing : 1. Nurudin M.Si

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian tesis ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penggunaan pendekatan kualitatif ini merupakan suatu cara

Lebih terperinci

AKTIVITAS HUMAS DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI RADIO REPUBLIK INDONESIA MALANG DI ERA PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MEDIA

AKTIVITAS HUMAS DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI RADIO REPUBLIK INDONESIA MALANG DI ERA PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MEDIA AKTIVITAS HUMAS DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI RADIO REPUBLIK INDONESIA MALANG DI ERA PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MEDIA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Komunikasi Interpersonal Pasangan Suami Istri Dalam Hubungan Awal Pernikahan

Komunikasi Interpersonal Pasangan Suami Istri Dalam Hubungan Awal Pernikahan Komunikasi Interpersonal Pasangan Suami Istri Dalam Hubungan Awal Pernikahan SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan

Lebih terperinci

PERAN SIGNIFICANT OTHERS

PERAN SIGNIFICANT OTHERS PERAN SIGNIFICANT OTHERS DALAM PEMBENTUKAN KONSEP DIRI (Studi Kasus tentang Peran Romo dalam Pembentukan Konsep Diri Kaum Muda melalui Komunikasi Interpersonal di Gereja Paroki Santa Maria Assumpta Babarsari)

Lebih terperinci

PESAN MORAL DALAM FILM DI BAWAH LINDUNGAN KA BAH KARYA BUYA HAMKA

PESAN MORAL DALAM FILM DI BAWAH LINDUNGAN KA BAH KARYA BUYA HAMKA PESAN MORAL DALAM FILM DI BAWAH LINDUNGAN KA BAH KARYA BUYA HAMKA (Analisis Isi film Di Bawah Lindungan Ka bah) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. pola interaksi yang diterapkan masyarakat Kampung Cyber yaitu secara

BAB V PENUTUP. pola interaksi yang diterapkan masyarakat Kampung Cyber yaitu secara 103 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti di Kampung Cyber Taman Patehan Yogyakarta dengan mengambil judul Pola Interaksi Masyarakat di Kampung Cyber maka dapat diambil

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS ISI PESAN MEDIA BANNER DALAM SOSIALISASI PERATURAN PENERTIBAN BERPENAMPILAN PADA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MAHASISWA

EFEKTIFITAS ISI PESAN MEDIA BANNER DALAM SOSIALISASI PERATURAN PENERTIBAN BERPENAMPILAN PADA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MAHASISWA EFEKTIFITAS ISI PESAN MEDIA BANNER DALAM SOSIALISASI PERATURAN PENERTIBAN BERPENAMPILAN PADA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MAHASISWA (Studi pada Mahasiswa FISIP UMM) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. tetap dapat menjalin komunikasi. Adanya fasilitas-fasilitas untuk. berkomunikasi seperti media sosial dan instant messenger yang bisa

BAB V PENUTUP. tetap dapat menjalin komunikasi. Adanya fasilitas-fasilitas untuk. berkomunikasi seperti media sosial dan instant messenger yang bisa BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Perkembangan teknologi yang semakin pesat saat ini membawa banyak perubahan dalam hidup manusia. Tidak terkecuali dalam hal interaksi antar manusia. Kemajuan teknologi membuat

Lebih terperinci

MAKNA KEKERASAN NON-VERBAL PADA TAYANGAN ANIMASI

MAKNA KEKERASAN NON-VERBAL PADA TAYANGAN ANIMASI MAKNA KEKERASAN NON-VERBAL PADA TAYANGAN ANIMASI (Studi pada Warga Perumahan Taman Landungsari Indah RT.05 / RW.06 Malang Terkait Tayangan Animasi Shaun The Sheep) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Dan seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Dan seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian yang 58 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. Dan seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian yang merupakan

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN IDENTITAS SLANKERS MELALUI PEMAKNAAN TERHADAP SIMBOL-SIMBOL BUDAYA MUSIK SLANK. Oleh: ADISTY DWI ANGGRAINI A

PEMBENTUKAN IDENTITAS SLANKERS MELALUI PEMAKNAAN TERHADAP SIMBOL-SIMBOL BUDAYA MUSIK SLANK. Oleh: ADISTY DWI ANGGRAINI A PEMBENTUKAN IDENTITAS SLANKERS MELALUI PEMAKNAAN TERHADAP SIMBOL-SIMBOL BUDAYA MUSIK SLANK Oleh: ADISTY DWI ANGGRAINI A 14204011 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. empat atau lebih (selalu genap), biasanya menggunakan bahan bakar minyak

BAB I PENDAHULUAN. empat atau lebih (selalu genap), biasanya menggunakan bahan bakar minyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Mobil adalah kendaraan darat yang digerakkan oleh tenaga mesin, beroda empat atau lebih (selalu genap), biasanya menggunakan bahan bakar minyak (bensin atau solar)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pengamatan terhadap satu obyek atau terhadap pelaksanaan satu

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pengamatan terhadap satu obyek atau terhadap pelaksanaan satu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memperhatikan adalah mengarah kepada dan mempersiapkan diri untuk melakukan pengamatan terhadap satu obyek atau terhadap pelaksanaan satu perbuatan. 1

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: SOSIOLOGI KOMUNIKASI TEORI-TEORI SOSIOLOGI KOMUNIKASI Fakultas Ilmu Komunikasi Rika Yessica Rahma,M.Ikom Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id TEORI TEORI SOSIOLOGI KOMUNIKASI TEORI STRUKTURAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. warung kopi modern sekelas Starbucks. Kebiasaan minum kopi dan. pertandingan sepak bola dunia, ruang pertemuan, live music dan lain

BAB I PENDAHULUAN. warung kopi modern sekelas Starbucks. Kebiasaan minum kopi dan. pertandingan sepak bola dunia, ruang pertemuan, live music dan lain BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Warung kopi adalah tempat yang mudah dijumpai hampir di seluruh wilayah belahan dunia, mulai dari warung kopi tradisional sampai kepada warung kopi modern

Lebih terperinci

PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER (BBM) SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI PEMASARAN DI KALANGAN MAHASISWA SKRIPSI

PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER (BBM) SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI PEMASARAN DI KALANGAN MAHASISWA SKRIPSI PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER (BBM) SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI PEMASARAN DI KALANGAN MAHASISWA (Studi pada Mahasiswa Pelaku Bisnis Online Pengguna Blackberry di Kota Malang) SKRIPSI Disusun Oleh : YULIA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif. Yang dimaksud dengan Penelitian Kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang mengungkapkan

Lebih terperinci

Eksistensi Kulkul Sebagai Media Komunikasi Tradisional

Eksistensi Kulkul Sebagai Media Komunikasi Tradisional Eksistensi Kulkul Sebagai Media Komunikasi Tradisional (Studi Pada Kelian Adat Banjar Batu Bintang Kelurahan Dauh Puri Kelod Denpasar Barat) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, disingkat BKKBN,

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, disingkat BKKBN, BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, disingkat BKKBN, adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen Indonesia yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan melukiskan secara sistematis fakta

Lebih terperinci

Daftar pustaka. Bungin, Burhan Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Daftar pustaka. Bungin, Burhan Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: RajaGrafindo Persada Daftar pustaka A. Buku. Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: RajaGrafindo Persada Budyatna, M, Muthmainnah Nina., 2004. Komunikasi Antar Pribadi, Pusat Penerbitan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat merupakan pelaku kegiatan ekonomi dimana masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka terhadap barang dan jasa. Masyarakat dalam kegiatan ekonomi melibatkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, yaitu ingin mengetahui strategi humas Departemen Agama dalam mengkampanyekan penyelenggaraan ibadah haji untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidup bangsa sangat diperlukan agar bangsa Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidup bangsa sangat diperlukan agar bangsa Indonesia memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berawal dari kebijakan pemerintah yang berani dalam rangka meningkatkan kualitas hidup bangsa sangat diperlukan agar bangsa Indonesia memiliki ketahanan fisik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang berkembang pesat ini, dunia pekerjaan dituntut menciptakan kinerja para pegawai yang baik

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian reception analysis yang menggunakan model encodingdecoding

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian reception analysis yang menggunakan model encodingdecoding BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan Penelitian reception analysis yang menggunakan model encodingdecoding milik Stuart Hall ini melihat bagaimana penerimaan penonton remaja mengenai adegan kekerasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi komunikasi dan media massa, mengakibatkan munculnya New

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi komunikasi dan media massa, mengakibatkan munculnya New 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Informasi merupakan suatu hal terpenting dalam kehidupan. Banyak cara untuk mendapatkan informasi, melalui media televisi maupun radio. Majalah dan koran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hidup sekarang merupakan sebuah rumah makan dengan jumlah pilihan tak terbatas.mau hobi, liburan, gaya hidup, pandangan-dunia atau agama, selalu ada sesuatu bagi setiap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ada menjadi objek penelitian. Format deskriptif kualitatif dianggap tepat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ada menjadi objek penelitian. Format deskriptif kualitatif dianggap tepat BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Peneliti berusaha menggambarkan, meringkas berbagai situasi dan kondisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian lapangan (Field Research). Yang mana penelitian ini, menggunakan objek penelitian sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia terlahir dibumi telah memiliki penyesuaian terhadap lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia terlahir dibumi telah memiliki penyesuaian terhadap lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia terlahir dibumi telah memiliki penyesuaian terhadap lingkungan baik secara jasmani maupun rohani dimana kita lahir secara turun-temurun, membawa

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran BAB V PENUTUP A. Kesimpulan SpeedCash merupakan jasa pembayaran transaksi online yang dihasilkan oleh PT. Bimasakti Multi Sinergi. Metode transasksi online dengan menggunakan teknologi payment gateway

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pemilukada Kabupaten Gunungkidul tahun 2010 yang dilaksanakan secara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pemilukada Kabupaten Gunungkidul tahun 2010 yang dilaksanakan secara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pemilukada Kabupaten Gunungkidul tahun 2010 yang dilaksanakan secara langsung dapat berlangsung tertib dan lancar. Animo masyarakat yang besar atas pesta demokrasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Timur. Peneliti memilih lokasi tersebut dikarenakan Kota Nganjuk

BAB III METODE PENELITIAN. Timur. Peneliti memilih lokasi tersebut dikarenakan Kota Nganjuk 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Kota Nganjuk, Provinsi Jawa Timur. Peneliti memilih lokasi tersebut dikarenakan Kota Nganjuk merupakan daerah asal dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdapat kesamaan dengan individu yang lain. Adapun kesamaan yang dimaksud

BAB I PENDAHULUAN. terdapat kesamaan dengan individu yang lain. Adapun kesamaan yang dimaksud BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terbentuknya sebuah komunitas karena seorang individu menyadari bahwa terdapat kesamaan dengan individu yang lain. Adapun kesamaan yang dimaksud antara lain

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan Berdasarkan data penelitian yang telah dilakukan peneliti tentang sikap masyarakat Surabay mengenai iklan televisi Djarum 76 versi Teman Hidup Setia dengan mengukur

Lebih terperinci

waktu (MW) adalah lebih mementingkan pandangan yang berorientasi kemasa depan. Bagi komunitas vespa hakekat hubungan manusia dengan alam (MA) adalah

waktu (MW) adalah lebih mementingkan pandangan yang berorientasi kemasa depan. Bagi komunitas vespa hakekat hubungan manusia dengan alam (MA) adalah Abstrak Kurnianingrum, Farida. 2012. Orientasi Nilai terhadap Gaya Hidup dan Solidaritas Sosial di Dalam Komunitas Vespa Kota Malang. Skripsi, Jurusan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

POLA KOMUNIKASI KOMUNITAS OUTSIDER DALAM MEMPERTAHANKAN SOLIDARITAS (Studi pada Komunitas Outsider di Kota Malang)

POLA KOMUNIKASI KOMUNITAS OUTSIDER DALAM MEMPERTAHANKAN SOLIDARITAS (Studi pada Komunitas Outsider di Kota Malang) POLA KOMUNIKASI KOMUNITAS OUTSIDER DALAM MEMPERTAHANKAN SOLIDARITAS (Studi pada Komunitas Outsider di Kota Malang) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penggunaan tipe penelitian ini adalah untuk menganalisis lapisan makna yang menggambarkan

Lebih terperinci

Journal Acta Diurna Volume III. No.2. Tahun 2014

Journal Acta Diurna Volume III. No.2. Tahun 2014 PEMANFAATAN INTERNET DALAM MENJALANKAN TUGAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KANTOR WALIKOTA BITUNG Oleh: Septian Harsono (email: septianharsono@yahoo.co.id.) Julia T. Pantow (email: juliapantow@yahoo.com) Eva

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. pada orang tua dengan anak dan berdasarkan data-data yang telah. disajikan dalam Bab III didapatkan, sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS DATA. pada orang tua dengan anak dan berdasarkan data-data yang telah. disajikan dalam Bab III didapatkan, sebagai berikut: 74 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan di keluarga Bapak Mardianto, pada orang tua dengan anak dan berdasarkan data-data yang telah disajikan dalam Bab III didapatkan,

Lebih terperinci

MODEL KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA IBU DAN ANAK DALAM PERKEMBANGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA MALANG

MODEL KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA IBU DAN ANAK DALAM PERKEMBANGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA MALANG MODEL KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA IBU DAN ANAK DALAM PERKEMBANGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA MALANG (Studi Pada Siswa SMA Negeri 8 Malang Dan Ibunya) SKRIPSI Diajukan Sebagai

Lebih terperinci