BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Limba B Kota Gorontalo
|
|
- Teguh Kartawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Limba B Kota Gorontalo Puskesmas Limba B merupakan salah satu unit pelaksanaan teknis pelayanan kesehatan yang ada di kota Gorontalo selain unit kesehatan yang lainnya. Secara organisatoris struktur organisasi Puskesmas Limba B dalam penyelanggaraan kegiatan mengacu pada struktur organisasi Puskesmas, dimana struktur tersebut disesuaikan dengan kegiatan dan beban tugas yang ada (Structure follow function). Puskesmas Limba B terletak di Kecamatan Kota Selatan Kelurahan Limba B. Cakupan wilayah kerja Puskesmas Limba B meliputi 10 kelurahan yang ada di kecamatan Kota Selatan dan Hulontalangi yaitu Kelurahan Limba U1, Kelurahan Limba U2, Kelurahan Limba B, Kelurahan Biawao, Kelurahan Biawu, Kelurahan Donggala, Kelurahan Siendeng, Kelurahan Tenda, Kelurahan Pohe, dan Kelurahan Tanjung Kramat. Total penduduk yang terdapat dalam cakupan wilayah kerja Puskesmas Limba B adalah orang. Adapun masalah-masalah kesehatan yang ada di Puskemas Limba B masih mencakup 5 jenis penyakit yang menonjol meliputi : 1. ISPA 2. TB 3. Kusta
2 4. Malaria 5. Diare Ketenagaan Pegawai Ketenagaan pegawai yang ada di Puskemas Limba B berjumlah 80 orang yang diklasifikasikan berdasarkan tingkat pendidikan sebagai berikut: Tabel 1.4 Ketenaga Pegawaian Puskesmas Limba B Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo No Jenis Tenaga Jumlah Status Pegawai Keterangan 1. Dokter Umum 3 PNS 2. S1 Apoteker 1 PNS 3. S1 SKM 7 PNS 4. D3 Akper 17 PNS 5. D3 Akbid 11 PNS/Honor 1 Orang Honor 6. D3 Gizi 4 PNS 7. D3 Sanitarian 2 PNS 8. Analisis Kimia 1 PNS 9. Perawat (SPK) 2 PNS 10. Perawat Gigi 2 PNS 11. D1 Kebidanan 2 PNS 12. D1 Sanitarian 3 PNS 13. Pekarya 3 PNS 14. Tenaga Administrasi 8 PNS/Honor Daerah 15. Sopir 1 PNS 16. S1 Keperawatan 1 PNS 17. D3 Farmasi 1 PNS Jadi jumlah tenaga pegawai yang ada di Puskesmas Limba B Kota Gorontalo adalah 69 orang yang terdiri dari PNS yang berjumlah 66 orang dan honor berjumlah 3 orang.
3 Wilayah Kerja Luas Wilayah Kerja adalah 17.9 Km 2. Cakupan wilayah kerja Puskesmas Limba B meliputi 10 kelurahan yang ada di kecamatan Kota Selatan dan Hulontalangi yaitu Kelurahan Limba U1, Kelurahan Limba U2, Kelurahan Limba B, Kelurahan Biawao, Kelurahan Biawu, Kelurahan Donggala, Kelurahan Siendeng, Kelurahan Tenda, Kelurahan Pohe, dan Kelurahan Tanjung Kramat. Total penduduk yang terdapat dalam cakupan wilayah kerja Puskesmas Limba B adalah orang Program Kesehatan Puskesmas 1. Pelayanan kesehatan perorangan berupa pelayanan : a. Unit rawat jalan seperti klinik umum, klinik gizi, klinik KIA-KB, klinik IMS, dan klinik sanitasi. b. Unit kegawat daruratan c. Unit rawat inap 2. Pelayanan kesehatan masyarakat berupa: a. Pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan (P2 TB, Kusta, ISPA, Rabies, Malaria, Diare, Kegiatan Surveilance, Imunisasi dan Penyehatan Lingkungan). b. Pemberdayaan kesehatan masyarakat (KIA, KB, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Penyuluhan Kesehatan, dan Pemberdayaan Masyarakat/Puskemas) c. Kesehatan pengembangan (kesehatan usila, kerja, pondok pesantren, haji, mata, telinga, jiwa, dan olahraga).
4 d. Pelayanan kesehatan medik seperti laboratorium apotek/unit farmasi, gudang obat, emergency team Hasil I. Analisis Univariat a. Distribusi Responden Tabel 1. Distribusi sampel berdasarkan kelompok umur Kelompok Umur Jumlah n % tahun tahun tahun tahun tahun tahun Berdasarkan tabel hasil analisis dengan menggunakan Frequency table maka didapatkan data bahwa untuk kelompok umur tahun terdapat 6 orang responden dengan persentase 18.2%, untuk kelompok umur tahun terdapat 7 orang responden dengan persentase 21.2%, untuk kelompok umur tahun terdapat 6 orang responden dengan persentase 18.2%, untuk kelompok umur tahun terdapat 6 orang responden dengan persentase 18.2%, untuk kelompok umur tahun terdapat 6 orang responden dengan persentase 18.2%, dan untuk kelompok umur tahun terdapat 2 orang responden dengan persentase 6.1%.
5 b. Distribusi data demografi responden Tabel 2. Distribusi sampel berdasarkan data demografi Pendidikan Jumlah n % SD SMP SMA Berdasarkan analisis univariat maka didapatkan hasil bahwa untuk responden yang tingkat pendidikan akhir adalah SD terdapat 16 orang dengan persentase 48.5%, tingkat pendidikan SMP terdapat 5 orang dengan persentase 15.2%, dan untuk tingkat pendidikan SMA terdapat 12 orang dengan persentase 36.4%. c. Distribusi responden berdasarkan pengetahuan Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan tingkat pengetahuan Pengetahuan Jumlah n % Baik Cukup Kurang Berdasarkan analisis univariat maka didapatkan hasil bahwa terdapat 4 orang responden yang memiliki pengetahuan yang baik dengan persentase 12.1%, terdapat 14 orang responden yang memiliki pengetahuan cukup dengan persentase 42.4%, dan terdapat 15 orang responden yang pengetahuannya masih kurang dengan angka persentase 45.5%.
6 d. Distribusi responden berdasarkan kepatuhan datang berobat Tabel 4. Distribusi responden berdasarkan kepatuhan datang berobat Kepatuhan Jumlah n % Patuh Tidak Patuh Berdasarkan analisis univariat maka didapatkan hasil bahwa terdapat 17 orang responden yang patuh datang berobat dengan persentase 51.5% sedangkan responden yang tidak patuh datang berobat terdapat 16 orang dengan persentase 48.5%. II. Analisis Bivariat a. Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Datang Berobat Responden Tabel 5. Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Datang Berobat Pengetahuan Kepatuhan Responden Total Patuh Tidak Patuh n % n % n % Baik Cukup Kurang Total X 2 Ρ Value ,000 Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan menggunakan Chi square maka didapatkan hasil bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik serta patuh datang berobat terdapat 2 orang dengan persentase 50% sedangkan yang memiliki pengetahuan baik namun tidak patuh berobat terdapat 2 orang dengan persentase 50% dan untuk responden yang memiliki pengetahuan cukup serta patuh datang berobat terdapat 13 orang dengan persentase 92.9% sedangkan yang memiliki
7 pengetahuan cukup namun tidak patuh berobat terdapat 1 orang dengan persentase 7.1%. Untuk responden yang memiliki pengetahuan yang kurang namun patuh datang berobat terdapat 17 orang dengan persentase 51.5% sedangkan responden yang memiliki pengetahuan yang masih kurang dan tidak patuh datang berobat terdapat 13 orang dengan persentase 86.7%. Dalam hasil analisis ini didapatkan ρ value Pembahasan I. Analisis Univariat a. Kelompok Umur Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata kelompok umur yang menjadi responden memiliki jumlah yang hampir sama dengan persentase yang hanya sedikit pula perbedaannya, terkecuali pada kelompok umur tahun yang hanya terdapat 2 orang responden saja. Hal ini menjadi suatu data bahwa ternyata umur tidak menjadi suatu patokan/acuan dasar untuk pemicu angka kejadian Tuberculosis Paru. Karena pada dasarnya yang menentukan tinggi atau rendahnya angka kejadian suatu penyakit bukan semata-mata karena faktor umur melainkan dapat pula karena faktor yang lain misalnya daya tahan tubuh/system immune, kebiasaan, dan lingkungan. Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan di RSU Cibabat Cimahi tahun 2010 menunjukkan bahwa umur merupakan salah satu faktor yang dominan berpengaruh terhadap kepatuhan berobat pasien TB Paru. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Avianty (2005) bahwa kepatuhan berobat dipengaruhi oleh beberapa variabel yaitu umur, pendidikan,
8 penghasilan, pengetahuan, sikap, dan peran. Namun dalam penelitian lain yang dilakukan di Puskesmas Bangetayu tahun 2005 menunjukkan bahwa tidak terdapat suatu pengaruh yang bermakna antara umur dengan kepatuhan berobat pasien TB Paru. b. Pendidikan Hasil analisis menunjukkan bahwa jumlah responden yang pendidikan akhirnya SD lebih banyak yaitu berjumlah 16 orang, kemudian untuk SMA berjumlah 12 orang, dan untuk SMP terdapat 5 orang responden. Hal ini merupakan salah satu bukti bahwa pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Meskipun memang dalam hasil penelitian ini tidak sedikit pula jumlah responden yang memiliki pendidikan akhir yaitu SMA. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo bahwa Pendidikan merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Karena pendidikan adalah setiap usaha pengaruh pelindung dan bantuan yang diberikan kepada anak yang tertuju pada kedewasaan. GBHN Indonesia telah mengidentifikasi lain bahwa pendidikan diri dalam dan dari luar sekolah dan berlangsung seumur hidup (Notoatmodjo, 2003). Namun pendidikan tidak secara spesifik mempengaruhi kejadian Tuberculosis Paru. Hanya saja pendidikan itu mempengaruhi kepatuhan berobat pasien TB Paru. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Puskesmas Bangetayu tahun 2005 didapatkan data hasil penelitian bahwa terdapat hubungan antara pendidikan dengan pengetahuan pasien TB Paru. Hasil penelitian lain yang mendukung
9 adalah penelitian yang dilakukan di RSU Cibabat Cimahi pada tahun 2010 yang menunjukkan bahwa pendidikan merupakan faktor kedua setelah umur yang memiliki pengaruh besar terhadap kepatuhan berobat pasien TB Paru. Peneliti berasumsi bahwa pendidikan merupakan salah satu faktor yang melatarbelakangi tinggi rendahnya pengetahuan seseorang. Secara rasional, semakin tinggi jenjang pendidikan seseorang maka semakin besar pula pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain, pendidikan hampir sama maknanya dengan pengetahuan. Itu berarti pendidikan mempengaruhi kepatuhan berobat seorang pasien TB Paru. c. Pengetahuan Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan pasien cukup baik yaitu dengan jumlah responden 18 orang. Meskipun terdapat 15 orang responden yang memiliki pengetahuan yang kurang. Namun saat penelitian dilakukan, didapatkan data bahwa pasien memiliki pengetahuan yang cukup karena mereka telah mendapatkan informasi dari petugas kesehatan di Puskesmas Limba B. Setiap kali mereka datang berobat maka saat itu pula mereka sering bertanya/konsultasi mengenai perkembangan kesehatan dan selain itu pula mereka sering mendapatkan pendidikan kesehatan berupa informasi-informasi penting dari petugas kesehatan seputar kondisi kesehatan mereka. Namun untuk responden yang memiliki pengetahuan yang masih kurang mengakui bahwa mereka jarang mendapatkan informasi mengenai penyakit atau pun perkembangan kondisi kesehatan mereka disebabkan oleh karena kedatangan mereka yang sangat jarang ke Puskesmas. Mereka
10 biasanya meminta bantuan keluarga atau orang terdekat untuk sekedar mengambil obat di Puskesmas. Mereka jarang datang langsung untuk berobat karena kesibukan mereka dengan urusan rumah tangga dan pekerjaan serta ketidaksiapan mental mereka terhadap tanggapan buruk dari orang-orang di lingkungan sekitar. Notoatmodjo (1997) dalam bukunya menyimpulkan bahwa pengetahuan seseorang mempengaruhi perilaku individu, dengan kata lain semakin tinggi pengetahuan seseorang tentang kesehatan maka akan semakin tinggi pula kesadarannya untuk berperan serta dalam kegiatan kesehatan. Pernyataan ini diperkuat oleh pendapat Ida Bagus Mantra (1989) yang mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan tahap awal bagi seseorang untuk berbuat sesuatu, sebagaimana dengan unsur-unsur yang dapat dilihat dari dalam diri seseorang untuk dapat berbuat sesuatu seperti: keyakinan/kepercayaan, saran, dorongan/motivasi. Demikian juga dengan pendapat Entjang (1991) yang menyatakan bahwa penyakit Tuberculosis banyak terdapat pada golongan masyarakat dengan tingkat pengetahuan yang rendah tentang cara-cara hidup yang sehat. Hasil penelitian yang mendukung adalah penelitian yang dilakukan di RSU Cibabat Cimahi pada tahun 2010 yang menunjukkan bahwa pendidikan/pengetahuan merupakan faktor kedua setelah umur yang memiliki pengaruh besar terhadap kepatuhan berobat pasien TB Paru. Peneliti memiliki asumsi bahwa pengetahuan merupakan suatu hal yang mendasari sikap/perbuatan seseorang. Sehingga ketika seorang pasien TB
11 Paru mengetahui tentang kondisi kesehatannya saat ini, seluk beluk penyakit yang ia derita, apa saja faktor yang dapat meringankan dan memperberat, serta bagaimana pengobatan/solusi terbaik untuk mencapai penyembuhan dan meningkatkan derajat kesehatan maka tentu saja ia akan bersikap yang sesuai (patuh). d. Kepatuhan Datang Berobat Hasil analisis menunjukkan bahwa hanya terdapat perbedaan kecil antara jumlah responden yang patuh dan tidak patuh. Berdasarkan teori yang ada bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan seseorang dalam berobat adalah pemahaman tentang instruksi, kualitas interaksi dengan petugas kesehatan, dukungan sosial, motivasi, dan pengetahuan (Niven, 2000). Tidak sedikit dari pasien yang menjadi responden adalah mereka yang memiliki kualitas interaksi yang kurang dengan petugas kesehatan. Selain itu banyak juga responden yang memiliki pengetahuan yang masih kurang sehingga pemahaman tentang instruksi atau hal-hal yang dapat dilakukan untuk mempercepat penyembuhan pasien pun masih sangat kurang. Setelah dikaji lebih mendalam, responden yang tidak patuh adalah mereka yang kurang mengetahui tentang efek samping obat. Mereka merasa jenuh ketika harus menghabiskan obat dalam jangka waktu yang lama, terlebih dengan efek samping obat yang bagi mereka cukup menyiksa diri. Mereka tidak tahu kapan seharusnya mereka mengkonsumsi obat agar tidak merasakan efek samping obat. Ada juga responden yang tidak patuh dalam berobat karena merasa dirinya telah sembuh.
12 Kepatuhan adalah suatu sikap yang merupakan respon yang hanya muncul apabila individu tersebut dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya reaksi individual. Jika individu tidak mematuhi apa yang telah menjadi ketetapan maka dapat dikatakan tidak patuh. Kepatuhan datang berobat dipengaruhi oleh beberapa variabel yaitu umur, pendidikan, penghasilan, pengetahuan, sikap, dan peran (Avianty, 2005). Peneliti berasumsi bahwa kepatuhan merupakan suatu refleksi atau aplikasi/penerapan yang nyata dari suatu pemahaman/pengetahuan. Sehingga ketika seorang pasien TB Paru patuh dalam berobat dan rajin mengontrol kesehatan maka itu menandakan bahwa pasien tersebut memiliki kesadaran dan pemahaman/pengetahuan tentang kondisi kesehatannya dan pengobatan terbaik untuk mencapai kesembuhan. Sebaliknya jika seorang pasien TB Paru tidak patuh dalam berobat dan rajin mengontrol kesehatan maka itu salah satu indikator bahwa pasien tersebut kurang memiliki kesadaran dan pemahaman/pengetahuan tentang kondisi kesehatannya dan pengobatan terbaik untuk mencapai kesembuhan. II. Analisis Bivariat Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Datang Berobat Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji Chi square didapatkan hasil bahwa P value adalah yang menandakan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan datang berobat pasien Tuberculosis Paru. Pasien yang memiliki pengetahuan yang baik dan cukup
13 memiliki tingkat kepatuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasien yang memiliki pengetahuan yang kurang. Berdasarkan teori yang ada bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan seorang pasien untuk datang berobat adalah pemahaman tentang instruksi, kualitas interaksi, dukungan sosial, dan pengetahuan (Niven, 2000). Sedangkan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah informasi. Seorang pasien yang patuh berobat maka akan memiliki kualitas interaksi yang baik dengan petugas kesehatan. Dengan interaksi yang baik tersebut maka akan terjalin pula komunikasi yang baik dan lancar antara pasien dengan petugas kesehatan. Jika telah tercipta komunikasi yang baik maka itu berarti informasi yang diperlukan oleh pasien akan tersampaikan dengan baik pula. Informasi inilah yang akan meningkatkan pengetahuan seseorang. Dengan pengetahuan yang baik/cukup maka akan sangat berpengaruh terhadap sikap dan pola hidup seseorang. Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Cibabat Cimahi tahun 2010 menunjukkan bahwa terdapat suatu korelasi/hubungan erat antara pengetahuan dengan kepatuhan berobat pasien Tuberculosis Paru dengan hasil analisis menggunakan uji Chi square yaitu Hal ini membuktikan bahwa jelas terdapat hubungan yang erat antara pengetahuan dengan kepatuhan berobat pasien Tuberculosis Paru karena pada dasarnya pemahaman itu mempengaruhi sikap seseorang.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ditujukan pada masyarakat di Kelurahan Limba B dengan sampel yaitu 373
46 4.1 Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 24 bulan April tahun 2013. Langkah awal yang dilakukan yaitu melakukan wawancara selama 18 hari dimulai
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS SELOMERTO 1 Jalan Banyumas Km. 7 Telp. (0286) SELOMERTO WONOSOBO 56361
BP UMUM N O JABATAN STANDAR KOMPETENSI 1 Dokter Umum 1 S1 Kedokteran Umum 3 Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan umum 2 Perawat 1 DIII Perawat/SPK 3 Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan umum 4 Sudah
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Tinjauan Umum Tentang Obyek Penelitian Susunan Organisasi Puskesmas Rawat Inap Dulalowo
21 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Tinjauan Umum Tentang Obyek Penelitian Puskesmas Dulalowo terletak di Kecamatan Kota Tengah yang merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kota
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
21 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Puskesmas 1. Gambaran Umum Puskesmas Purwoyoso Puskesmas Purwoyoso adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kota Semarang yang bertanggung
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Rumah Sakit Umum Daerah Prof. DR. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah Prof. DR. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4 Kelurahan Wongkaditi Timur
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. a. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Univariat 1. Karakteristik responden a. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Responden dalam penelitian ini adalah pasien LBP yang sebagian besar berjenis kelamin
Lebih terperinciSTRUKTUR ORGANISASI DAN PROGRAM DI PUSKESMAS ANDALAS. SUKHVINDER SINGH PERSEPTOR : DR.dr.Rosfita Rasyid,MKes
STRUKTUR ORGANISASI DAN PROGRAM DI PUSKESMAS ANDALAS SUKHVINDER SINGH PERSEPTOR : DR.dr.Rosfita Rasyid,MKes LATAR BELAKANG Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/ kota yang bertanggung
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Rumah sakit Umum Daerah Mandailing Natal
18 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Rumah sakit Umum Daerah Mandailing Natal 1. Nama RumahSakit : Rumah Sakit Umum Daerah Panyabungan 2. Alamat : Jl. Merdeka No. 40 Telp (0636) 20181
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup A.1. Ruang lingkup keilmuan Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini adalah ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu penyakit dalam A.2. Ruang lingkup responden Responden
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN CIREBON DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS KLANGENAN. KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS KLANGENAN NOMOR : 008/SK-Admen/Klg/III/2016
PEMERINTAH KABUPATEN CIREBON DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS KLANGENAN Jl.Otto Iskandar Dinata No.07 Telp. (0231) 341363 Klangenan Cirebon KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS KLANGENAN NOMOR : 008/SK-Admen/Klg/III/2016
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pengobatan Diabetes Mellitus 2.1.1 Tingkat pendidikan Tingkat pendidikan biasanya berhubungan erat dengan pekerjaan dan pendapatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jawa Tengah kotamadya Salatiga. Lokasi puskesmas Sidorejo
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Puskesmas Sidorejo Kidul Salatiga, terletak di Propinsi Jawa Tengah kotamadya Salatiga. Lokasi puskesmas Sidorejo
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Puskesmas sebagai unit pelaksana kesehatan terdepan (pelayanan kesehatan primer di indonesia) mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Puskesmas Rejowinangun merupakan salah satu Puskesmas yang berada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Puskesmas Rejowinangun merupakan salah satu Puskesmas yang berada di wilayah Kecamatan Kota Trenggalek, Kabupaten Trenggalek. Wilayah kerja Puskesmas Rejowinangun
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS Wiwin Hindriyawati 1, Rosalina 2,Wahyuni 2 INTISARI Latar Belakang: Prevalensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prasarana UPT Kesmas Tegallalang I telah dilengkapi dengan Poskesdes, Pusling,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Unit Pelaksana Teknis Kesehatan Masyarakat Tegallalang I merupakan salah satu instansi pemerintah yang menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu langkah awal yang dapat dilakukan dalam pembangunan kesehatan dalam kemandirian daerah adalah dengan mengembangkan layanan kesehatan dasar dengan optimal.
Lebih terperinciRESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013
A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 4037,6 ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 15 3 JUMLAH PENDUDUK 1 558178 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 327536 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI
Lebih terperinciPROFIL UPT PUSKESMAS SEMIN I
PROFIL UPT PUSKESMAS SEMIN I A. PROFIL PUSKESMAS. Nama Puskesmas : UPT Puskesmas Semin I 2. Alamat : Jl. Semin Karangmojo Km 0,5, Semin Gunungkidul, Kode pos 55854, telp. (0274) 4390354 DIY, Indonesia.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Puskesmas Tegalrejo. 2 orang tenaga medis, 3 orang tenaga paramedik, Higienie
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Puskesmas Tegalrejo Puskesmas Tegalrejo Salatiga didirikan pada tanggal 23 April 1987 di Subinti Tegalrejo Salatiga. Saat itu puskesmas hanya memiliki 12 orang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Biawu merupakan salah satu dari 20 kelurahan yang terdapat di Kecamatan Kota Selatan, yang letaknya
Lebih terperinciI. PENDAHULAN. Puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang
1 I. PENDAHULAN 1.1 Latar Belakang Puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan yang memiliki misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agenda Millenium Development Goals (MDGs) menitikberatkan pada upaya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang diindikasikan dari beberapa indikator pencapaian.
Lebih terperinciRESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013
A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1762,4 km2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 desa 270+ kel 10 = 280 3 JUMLAH PENDUDUK 1 341700 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 2388161 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN PELAYANAN P0LIKLINIK UMUM
KERANGKA ACUAN PELAYANAN P0LIKLINIK UMUM A. LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan di arahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI PETUGAS UNIT PENGOBATAN UMUM
UIT PEGBATA UMUM JABATA 1 Dokter Umum 1 S1 Kedokteran Umum 3 Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan umum 2 Perawat 1 DIII Perawat 3 Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan umum 3 Perawat 1 SPK 3 Mampu melaksanakan
Lebih terperinciLAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013
LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET PROGRAM /KEGIATAN (1) (2) (3) (4) (5) I Meningkatnya kualitas air 1 Persentase
Lebih terperinciRESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013
A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1118KM2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 367 3 JUMLAH PENDUDUK 1 576,544 561,855 1,138,399 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 469,818 464,301 934,119.0 5 PENDUDUK 10 TAHUN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
Lebih terperinciRESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013
A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1.753,27 KM 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 309 3 JUMLAH PENDUDUK 1 2,244,772 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014 Sri Mulyati Akademi Keperawatan Prima Jambi Korespondensi penulis
Lebih terperinciLEMBARAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
LEMBARAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN PASIEN DIABETES MELLITUS DALAM PROSES PERAWATAN DI PUSKESMAS MANDALA MEDAN TAHUN 2014 Kepada Yth : Bapak/Ibu
Lebih terperinciRESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013
A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 167 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 151 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1260565 1223412 2483977 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 1083136 1048577 2131713 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI SERTA PERAN KELUARGA TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERAWATAN SUBAN KECAMATAN BATANG ASAM TAHUN 2015 Herdianti STIKES
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. Kluet Selatan Kabupaten Aceh Selatan dengan jumlah responden 40 0rang dimana
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penulis akan menguraikan hasil penelitian yang telah dilakukan di Posyandu Kluet Selatan Kabupaten Aceh Selatan dengan jumlah responden 40 0rang
Lebih terperinciRESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013
A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 305,519 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 442 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1,277,610 1,247,873 2,525,483 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciRESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013
RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 KABUPATEN CIREBON NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0
Lebih terperinciRESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013
A. GAMBARAN UMUM - 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 381/ 5 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH
Lebih terperinciRESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013
A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 972 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 192 3 JUMLAH PENDUDUK 1 852,799 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 682,447 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI
Lebih terperinciRESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013
A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 343 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH BAYI
Lebih terperinciRESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013
A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 8,5 Ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 68 3 JUMLAH PENDUDUK 50,884 493,947,004,83 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 407,97 382,66 790,533 5 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS DENGAN
Lebih terperinciRESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013
A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 299,019 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 417 desa/17 kel 3 JUMLAH PENDUDUK 1 5,077,210 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 17,650 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015
UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Lebih terperinciRESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013
A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 20,994 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 DESA=309 KEL=8-3 JUMLAH PENDUDUK 1 869,767 819,995 1,689,232 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 673,079 551,261 1,224,340 5 PENDUDUK
Lebih terperinciBAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1 Analisis Univariat Analisis univariat ini dilakukan untuk memperoleh gambaran pada masing-masing variabel independen maupun varibel dependen.
Lebih terperinciRESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013
RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 K0TA TASIKMALAYA NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0
Lebih terperinciHUBUNGAN WAKTU PELAYANAN REKAM MEDIS DI TPPRJ DENGAN KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG TAHUN 2012
HUBUNGAN WAKTU PELAYANAN REKAM MEDIS DI TPPRJ DENGAN KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SINJAI DINAS KESEHATAN PUSKESMAS BULUPODDO. Alamat : JL. Bulu Rappa No.1 Desa L.Riattang Kec. Bulupoddo PENANGGUNG JAWAB UKM
PENANGGUNG JAWAB UKM Nama : Sukasman, S.Kep NIP : 19680115 198903 1 010 Jabatan : Perawat 1. Menyusun rencana kegiatan unit program wajib berdasarkan data program puskesmas dan ketentuan 2. Melaksanakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. 01 kelurahan Bulu Lor Kecamatan Semarag Utara Kota Semarang. Puskesmas memiliki luas tanah 567 dan luas bangunan 346
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Puskesmas Puskesmas Bulu Lor terletak di jalan Banowati Selatan II RT 14 / RW 01 kelurahan Bulu Lor Kecamatan Semarag Utara Kota Semarang. Puskesmas memiliki luas
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo. mencakup 14 Kelurahan, 201 Dukuh, 138 RW (Rukun Warga), dan 445 RT
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo Puskesmas Sukoharjo terletak di Kelurahan Begajah, Kecamatan Sukoharjo. Luas wilayah kerja Puskesmas Sukoharjo sekitar ± 4.458
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilaksanakan di Puskesmas Sidomulyo Kecamatan Boliyohuto Kabupaten
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada bagian ini berisi hasil dari pengumpulan data yang telah dilaksanakan selama dua minggu mulai tanggal 21 Mey sampai dengan 4 Juni 2013,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian survei cross-sectional,
BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian survei cross-sectional, yang didukung oleh data primer yaitu data yang diperoleh langsung melalui pengisian
Lebih terperinciINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016
UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Lebih terperinciURAIAN PROGRAM PUSKESMAS
URAIAN PROGRAM PUSKESMAS Program Puskesmas Uraian 1 Manajemen Pelayanan Kesehatan Sistem kesehatan Nasional (SKN) sebagai acuan pelayanan kesehatan Penerapan fungsi manajemen di puskesmas Upaya pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaminan Kesehatan Nasional adalah perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
Lebih terperinciI. Identitas Informan Nama : Umur : Tahun Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan Pendidikan Terakhir : Tanggal Wawancara :
88 PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PERAN PENGAWAS MINUM OBAT (PMO) TERHADAP KESEMBUHAN TUBERCULOSIS PARU DI PUSKESMAS MEDAN AREA SELATAN KECAMATAN MEDAN AREA TAHUN 2014 I. Identitas Informan Nama : Umur : Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Struktur Organisasi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Instansi pemerintah merupakan penyelenggara pemerintahan dan pelaksana pembangunan yang bertujuan menciptakan kehidupan masyarakat yang adil dan makmur secara merata
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Provinsi Gorontalo. Puskesmas Tapa didirikan pada tahun 1963 dengan luas
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian a. Kondisi Puskesmas Tapa Puskesmas Tapa terletak di Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo.
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D
LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciRESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013
A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 belum mendapat data dari BPS 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 Kabupaten 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciHUBUNGAN PERSEPSI TENTANG PUSKESMAS DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MELAKUKAN PERAWATAN DI PUSKESMAS RAWAT INAP SRAGI I KABUPATEN PEKALONGAN
HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG PUSKESMAS DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MELAKUKAN PERAWATAN DI PUSKESMAS RAWAT INAP SRAGI I KABUPATEN PEKALONGAN Muhammad Itsna Zaim Abstrak Pemerintah meningkatkan fungsi dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kabupaten Bonebolango dengan batas-batas sebagai berikut:
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum RS Toto Kabila RS Toto Kabila Kabupaten Bonebolango terletak di desa permata kecamatan tilongkabila memiliki luas tanah
Lebih terperinciINDIKATOR DAN TARGET SPM. 1. Indikator dan Target Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 1406 TAHUN 2015 TANGGAL 31-12 - 2015 INDIKATOR DAN TARGET SPM 1. Indikator dan Target Pelayanan Upaya Masyarakat Esensial dan Keperawatan Masyarakat 1 Pelayanan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG
PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG,
Lebih terperinciPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Matraman Tahun 2017 selesai disusun. Laporan Tahunan dan Profil
Lebih terperinciBAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN. tahun. Berikut data ketenagaan pegawai di Puskesmas Banguntapan III per 31
BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN A. KETENAGAAN Situasi ketenagaan di Puskesmas Banguntapan III berubah dari tahun ke tahun. Berikut data ketenagaan pegawai di Puskesmas Banguntapan III per 31 Desember
Lebih terperinciKATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3
DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan dan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang optimal dari rumah sakit cenderung terus meningkat. Fenomena ini menuntut pihak rumah sakit
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dari 4 (empat) ruangan, yaitu: Apotik, Poliklinik dan Rawat Inap.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah Prof.Dr.H. Aloei Saboe Kota Gorontalo Pertama kali dibangun pada tahun 1926 dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. semua jenis penyakit dari yang bersifat dasar sampai spesialistik dan mempunyai
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Rumah Sakit Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan semua jenis penyakit dari yang bersifat dasar sampai spesialistik
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. Kabupaten Demak yang wilayah kerjanya berbatasan dengan : 1. Sebelah Selatan : Kecamatan Kebun Agung
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Puskesmas Dempet 1. Kondisi Geografis dan Demografi Puskesmas Dempet berada di wilayah Kecamatan Dempet Kabupaten Demak yang wilayah kerjanya berbatasan dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Pada tahun
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Keberadaan Rumah Sakit Umum Daerah Prof. DR. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo adalah merupakan Rumah Sakit
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... I II VII VIII X BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI... 4 B. KEPENDUDUKAN / DEMOGRAFI...
Lebih terperinciBAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia
BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia Berdasarkan laporan Biro Pusat Statistik (2008), pada hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menunjukkan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PENYAKIT KUSTA PADA PENDUDUK DI KECAMATAN TUKDANA KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2012
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PENYAKIT KUSTA PADA PENDUDUK DI KECAMATAN TUKDANA KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2012 Oleh: Riyanto Martomijoyo FKM Universitas Wiralodra Indramayu, Jawa Barat ABSTRAK
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN
BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1. Analisa Organisasi 3.1.1. Puskesmas Kabupaten Maros Kabupaten Maros merupakan salah satu Kabupaten yang secara astronomi terletak dibagian Barat Sulawesi
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kecamatan yang baru dimekarkan dari kecamatan induknya yaitu Kecamatan
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Pulau Pisang terdiri atas 6 pekon yakni Pekon Pasar, Labuhan, Sukadana, Pekon Lok,Bandar Dalam dan Sukamarga. Pulau Pisang merupakan kecamatan yang
Lebih terperinciPEDOMAN WAWNCARA BAGAIMANA IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN (BOK) DI UPT PUSKESMAS HILIDUHO KABUPATEN NIAS TAHUN 2015
PEDOMAN WAWNCARA BAGAIMANA IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN (BOK) DI UPT PUSKESMAS HILIDUHO KABUPATEN NIAS TAHUN 2015 A. PERTANYAAN PUSKESMAS I. Identitas Puskesmas 1. Nama Puskesmas
Lebih terperinciABSTRAK. : Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Pemberian, Imunisasi Dasar. Nuur Octascriptiriani Rosdianto
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BAYI TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI DI KELURAHAN TIPAR WILAYAH KERJA PUSKESMAS TIPAR KOTA SUKABUMI Nuur Octascriptiriani Rosdianto ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang optimal (Sarwono, 2002). Sejak awal pembangunan kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Kesehatan Indonesia diarahkan guna mencapai pemecahan masalah kesehatan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terus meningkat. Penyakit ini diperkirakan mengenai lebih dari 16 juta orang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hampir 1 miliar atau sekitar seperempat dari seluruh populasi orang dewasa di dunia menyandang tekanan darah tinggi, dan jumlah ini cenderung terus meningkat.
Lebih terperinciPENDATAAN PUSKESMAS TAHUN 2006
DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PENDATAAN PUSKESMAS TAHUN 2006 I. IDENTITAS WILAYAH NO. RINCIAN KODE PEDOMAN PENGISIAN 101 Provinsi Diisi dengan Nama Propinsi 102 Kabupaten/Kota Diisi dengan Nama
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS NGADI Jalan Raya Ngadi No 88 Telp. (0355) MOJO - KEDIRI 64162
PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI POLA KETENAGAAN, PEMETAAN KOMPETENSI DAN RENCANA PENGEMBANGAN KOMPETENSI KEPALA PUSKESMAS, PENANGGUNG JAWAB PROGRAM DAN PELAKSANA KEGIATAN No 1. 1 2. 2 Nama dr. Yaya Mulyana
Lebih terperinciPromotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal
HUBUNGAN PENYAJIAN MAKANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ANUNTALOKO PARIGI KABUPATEN PARIGI MOUTONG 1) Megawati 1) Bagian Gizi FKM Unismuh Palu ABSTRAK Pembangunan kesehatan
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA
WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Pulo Brayan Kota Medan dengan
32 HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Pulo Brayan Kota Medan dengan subjek penelitian sebanyak 200 orang. Analisis Univariat Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU DI DESA BARU KECAMATAN SUNGAI TENANG KABUPATEN MERANGIN TAHUN 2014
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU DI DESA BARU KECAMATAN SUNGAI TENANG KABUPATEN MERANGIN TAHUN 2014 Erris 1*, lidya 2 1 Politeknik Kesehatan Jambi Jurusan Kesehatan
Lebih terperinciBAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN
BAB III TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN 3.1. TUJUAN UMUM Meningkatkan pemerataan, aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat terutama kepada masyarakat miskin dengan mendayagunakan seluruh
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013
JURNAL KEBIDANAN Vol 1, No 2, Juli 2015: 57-62 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 Ana Mariza
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sectional, yaitu mengambil variabel independent dan variabeldependent pada
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional, yaitu mengambil variabel independent dan variabeldependent pada
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan ini dilalui oleh Jalan Raya Lampung-Bakauheni yang merupakan
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Profil Puskesmas Rawat Inap Panjang Panjang adalah sebuah kecamatan di Kota Bandar Lampung, Lampung, Indonesia. Kecamatan ini dilalui oleh Jalan Raya Lampung-Bakauheni
Lebih terperinciHUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA
HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA Novia Ariani * dan Aditya Maulana Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin Jl. Flamboyan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pusat Kesehatan Masyarakat berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2015 merupakan salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama memiliki
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Puskesmas Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DENGAN FREKUENSI TERJADINYA ISPA DI DESA KEBONDALEM
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DENGAN FREKUENSI TERJADINYA ISPA DI DESA KEBONDALEM GRINGSING BATANG 5 Anjar Puji Hastuti ABSTRAK World Health Organization (WHO) memperkirakan insiden
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO
PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO Mahar Ranum Ayuningtyas 1 Abdul Muhith 2 * ) Abstrak Penelitian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan case
27 III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan case control, yaitu dimana efek diidentifikasi pada saat ini, kemudian faktor resiko
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit dalam menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan rawat jalan, rawat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai sarana upaya perbaikan kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan sekaligus sebagai lembaga pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian, ternyata
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran
21 KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Kekurangan gizi pada usia dini mempunyai dampak buruk pada masa dewasa yang dimanifestasikan dalam bentuk fisik yang lebih kecil dengan tingkat produktifitas yang
Lebih terperinci