Bassi. D.. A. Dima and R. Scorza Tree structure and pruning response of six peach growth form. J. Amer. Soc. Hort. Sci. 119(3):

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bassi. D.. A. Dima and R. Scorza Tree structure and pruning response of six peach growth form. J. Amer. Soc. Hort. Sci. 119(3):"

Transkripsi

1 Bassi. D.. A. Dima and R. Scorza Tree structure and pruning response of six peach growth form. J. Amer. Soc. Hort. Sci. 119(3): Brown, C. S., E. Young and D. M. Pharr Rootstock and scion effects on the seasonal distribution of dry weight and carbohydrates in young apple trees. J. Amer Soc. Hort. Sci. 1 10(5): Cline, M. G Concepts and terminology of apical dominance. Amer. J. Bot. 84: Cook, N. C., E. Rabe and G. Jacobs Early expression of apical control regulates length and crotch angle of sylleptic shoots in peach and nectarine. HortScience 34(4): Dietz, K. J. and F. Keller Transient storage of photosynthates in leaves, p: In M. Pessarakli (ed). Handbook of Photosynthesis. Marcell Dekker, Inc. New York. Gifford. R. M., J. H. Thorne, W. D. Hitz and R. T. Giaquinta Crop productivity and photoassimilate partitioning. Science Halle. F., R. A. A. Oldeman and P. B. Tornlinson Tropical Trees and Forest: An Architectural Analysis. Springer-Verlag. Berlin. 441p. Hartmann. H. T.. D. E. Kester and F. T. Davies, Jr Plant Propagation: Principles and Practices. Fifth Ed. Prentice Hall Career and Technology, New Jersey. 647 p. Lockard, R. G. and G. W. Schneider Rootstock and scion growth relationships and the dwarfing mechanism in apple, p: In J. Janick (ed.) Horticultural Review. Vol. 3. AVI Publ. Co. lnc.. Westport. Connecticut. Verheij, E. W. M. and R. E. Coronel Plant Resources of South East Asia No. 2: Edible Fruits and Nuts. PROSEA Bogor, p:1-56. Wilson. 6. F Apical control of branch growth and angle in woody plants. Amer. J. Bot. 87:

2 Alternate bearing: fenornena cabang menyangga buah secara bergantian, sehingga dalam rnusim yang sarna terjadi cabang 'on" dan cabang "OR dalam suatu pohon dan secara agregatif direfleksikan sebagai panen raya (year "on') di suatu tahun dan panen kecil (year "off") di tahun yang lain (biennial bearing). Arsitektur: struktur (susunan atau arrangement), karakter atau konstruksi. Arsitektur pohon (Hatle et a/ ): struktur visual bentuk (fonn) atau "frame" pohon dan "sejarah" bentuk tersebut yang merefleksikan (1) masa (life span) meristern tarnpak sebagai pertumbuhan vegetatif monopodial dan simpodial atau indeterminate dan determinate). (2) perilaku rneristematik yang tarnpak sebagai (a) diferensiasi seksual dan vegetatif, (b) dirnor- - fisme dan polirnorfisme cabang, (c) perturnbuhan episodik dan kontinyu dan (d) dominansi apikal dan kendali apikal. Arsitektur pohon "bentukan" (dalam konteks penelitian ini): struktur pohon bentukan yang rnemfasilitasl hubungan efektif dan efisien antara struktur pohon dengan fungsi pertumbuhan dan perkembangan pohon, terjadi hubungan efektif dan efisien antara source dan sink sedemikian sehingga alokasi asimilat berlangsung optimal. Cabang basal: cabang-cabang yang letaknya di segmenlsektor bawah tajuk atau segrnen bawah pada posisi topofisik apex-basal batang utarna. Cabang "off": cabang yang tidak rnenopang bunga atau buah sehingga aktivitas sink-nya lemah. Cabang "on": cabang yang rnenopang bunga atau buah sehingga aktivitas sink-nya kuat. Cabang ortotrop: cabang yang rnempunyai sejurnlah karakter yang dihasilkan sebagai respon gravitasi ortotropi antara lain simetri radial, berorientasi vertikal (lawan kata: plagiotropi) dan biasanya tidak berbunga. Cabang plagiotrop: cabang yang rnempunyai sejumlah karakter yang dihasilkan sebagai respon gravitasi plagiotropi antara lain simetri dorsiventrat dan orientasi horisontal atau sedikit miring (lawan kata: ortotropi) dan biasanya berbunga. CL (central leader): lihat "panutan utarna". Deflorasi: pernangkasan kuncup bunga yang dirnaksudkan untuk rnemperoleh efek sink lernah (cabang "oft"') pada TM yang sedang berbunga. sedangkan cabang yang menyangga bunga berlaku sebagai cabang "on". Defoliasi: perornpesan atau peluruhan daun dengan rnaksud untuk rnernperoleh efek pernaksaan trubus (flush forcing).

3 Dimorfisme: perilaku meristematik pucuk (shoot) yang berorientasi ortotropi dan plagiotropi. Dominansi apikal: fenonena penghambatan pertumbuhan cabang lateral karena keberadaan pucuk. Fase (datam model tajuk): perubahan gradien suatu shape tajuk dalarn model tajuk. Fenologi: studi fentang kejadian-kejadian yang periodik seperti siklus perturnbuhan dan perkembangan tanaman dalam hubungannya dengan iklim. Fisiologi source-sink: fisiologi yang mernpelajari proses pembentukan, penirnbunan, translokasi dan perornbakan asimilat dalarn jaringan tanaman. Gradien model tajuk (gradien tajuk): konstanta "b" yang menyatakan kemiringan (slope) dalam model tajuk (lihat "model tajuk"). Hirarkhi: model kanopi yang terjadi karena kendali apikai sangat kuat dan pertumbuhan cabang basal kurang, sehingga tanarnan hanya mernpunyai satu aksis (batang -utama) dan tajuknya berbentuk kerucut tajam atau kolumnar (lawan kata: poliarkhi). Intewensi: mengganggu (interfering) suatu peristiwa atau perilaku untuk rnempengaruhi atau mengendalikan perilaku misalnya perilaku percabangan, sehingga ddam konteks penelitian ini intervensi biologi berarti mengendalikan perilaku percabangan dengan penernpelan sedangkan intervensi fisik mengendalikan perilaku tersebut dengan pernangkasan dan training. Kendali apikal (apical control), yaitu (I) kondisi fisiologi yang membentuk tajuk (shape dan form) pohon secara keseluruhan melalui berbagai pola percabangan (Cline. 1997), (2) penghambatan perturnbuhan suatu cabang oleh cabang di atasnya karena adanya otonomi cabang (Wilson, 2000) pada level dominansi apikal yang sama. sehingga tanarnan dengan kendali apikal kuat cabang basalnya Lemah sedangkan tanaman dengan kendali apikal lemah cabang basalnya berkembang baik. Kerucut: bentuk tajuk -, bentuk tajuk dengan bagian basal yang sangat lebar dibandingkan bagian atasnya sedemikian sehingga membentuk kerucut tumpul atau kerucut dengan gradien bentuk tajuk besar. Kolumnar: bentuk tajuk -. bentuk tajuk dengan bagian basal yang harnpir sama lebar dibandingkan bagian atasnya sedemikian sehingga membentuk kolom atau kubah dengan gradien kecil. LAB, laju asimilasi bersih: pertarnbahan bobot kering per satuan luas daun. LTA, laju tumbuh absolut: pertambahan bobot kering per satuan waktu. LTR, laju tumbuh relatit pertambahan bobot kering per satuan bobot asal per satuan waktu.

4 Model tajuk: hubungan panjang cabang (y) dengan jarak posisi (topofisik) pada batang utama terhadap apex {x) yang disederhanakan sebagai hubungan linker (Littell, 1989) dan ditentukan secara iterasi dengan prinsip least square sebagai piecewise regression atau breakpoint regression (Statsoft 1995) menjadi persamaan y = {bo + b?x (x S t)) -c w2 -c b3x (x > t)) di mana t merupakan titik belok, bl dan b3 merupakan gradien model tajuk. Nisbah kerundukan: perbandingan antara panjang (ekstensi) cabang primer dengan elevasinya, level tinggi ortografi (nisbah 1.0 menunjukkan cabang sangat tegak, sebaliknya jika 0.0 atau bahkan jika negatif menunjukkan cabang sangat runduk). Nisbah VIA: perbandingan volume (V) dengan area permukaan atau kulit (A) batang dan cabang. OC (open center): lihat "terbuka tengah". Ontogeni: perkembangan suatu organisme secara individual atau sejarah perkembangan, yang dinyatakan sebagai umur atau fase perturnbuhan dan perkembangan. Ortotropi: tumbuh vertikal ke arah atas atau bawah sebagai respon terhadap gravitasi yang menghasilkan aksis (batang) vertikal. Panutan utarna (central leader atau CL): pola training yang rnemelihara batang utama (batang utama tidak dipancung), sehingga perturnbuhan vertikalnya dominan. Panutan telapak (palmette leader atau PL): pola training yang membiarkan atau sedikit menjarangkan cabang basal hingga tinggi tertentu (daiam penelitian ini 180 cm) dan cabang tetap terdistribusi secara radial. tetapi menjarangkan (thinning-out) cabang atas (pada ketingian lebih 180 cm) sedemikian sehingga tajuk bagian atas berbentuk seperti tetapak tangan atau kipas. Pauperasi: kondisi pengurangan kejaguran (vigor) dan ukuran-atau condition of being poor sedemikian sehingga arsitektur sangat minimal diekspresikan. karena kondisi yang marginal. Pelatihan (training): mengarahkan periumbuhan tanaman menurut ruang tumbuhnya, biasanya dilakukan dengan merundukkan (bending), memberi penopang (staking) dan sebagainya. Pemaksaan trubus (flush forcing): perompesan daun (defoliasi) untuk memaksa agar trubus tumbuh, yang dimaksudkan sebagai simulasi untuk memperoleh efek sink kuat (cabang "on") pada TBM (cabang yang tidak didefoliasi berlaku sebagai cabang "off'). sebagai pengganti simulasi deflorasi pada TM (lihat "deflorasi") Pernangkasan (pruning): pemotongan bagian tertentu tanaman dengan maksud agar nilai bagian yang ditinggalkan meningkat: terdapat tiga macam pemangkasan yaitu pemangkasan bentuk, pemeliharaan dan

5 produksi; jika tidak disebutkan secara khusus "pemangkasan" dalam konteks penelitian ini adalah pemangkasan bentuk. Pernancungan (pancung [PI, topping): pemangkasan dengan menghilangkan bagian dari batang utama. Penjarangan (jarang [J], thinning): menjarangkan cabang dengan memangkas cabang hingga ke pangkal cabangnya (thinning ouf). Periiaku percabangan (dalam konteks penelitian ini): perilaku percabangan tanaman model Roux yaitu dimorfisme (plagiotropi dan ortotropi) dan kendali apikal. Pertumbuhan episodik: pertumbuhan ritmik jlawan pertumbuhan kontinyu), perturnbuhan yang sangat bergantung pada musim (tawan kata: pertumbuhan kontinyu). Perundukan (runduk [R], bending): training dengan merundukkan cabangcabang sedemikian sehingga cabang rnengarah horisontal. PL (palmette leader): lihat "panutan telapak". Plagiotropi: fakta atau proses pertumbuhan yang menghasilkan aksis (cabang) horisontal. atau sedikit miring (oblique) sebagai hasil reaksi yang berbeda terhadap pengaruh cahaya, gravitasi dan faktor eksternal lain. Pohon (secara botanis): tanaman berkayu (yang mempunyai porsi jaringan berlignin yang tinggi) dengan batang utama tunggal. Polirnorfisme: perilaku meristernatik cabang yang tidak saja respon pada ortotropi dan plagiotropi, tetapi cabang juga mengalami pemendekan ruas yang menghasilkan spur. yang menyangga organ reproduktif, pada ape1 dan famili Rosaceae lainnya. Rarniflora: kelompok tanaman yang bunganya menempel pada cabang-cabang tua. Rauh. model arsitektur - : model arsitektur tanaman yang mirip dengan model Roux dengan ciri batangnya monopodial. tetapi ritme pertumbuhannya episodik (ritmik), cabang mengalami polimorfisme (lihat "polirnorfisme") dan perkembangan kompleks cabang yang disebut sebagai fiefs, seperti pada apel, peach dan famili Rosaceae lainnya. Reiterasi: perkembangan pucuk di luar ekspresi normal suatu model arsitektur pohon. yang merefleksikan respora terhadap lingkungan yang khusus, menjadi suatu pengulangan-pengulangan atau rephka model tajuk dalam pohon yang sama. Roux. model arsitektur - : model arsitektur tanaman befbatang monopodial dengan ritme perturnbuhan kontinyu dan cabang-cabangnya mengalami plagiotropi, seperti pada durian, kopi dan sebageinya.

6 Self pruning: fenornena kernatian cabang pada waktu cabang mas* rnuda. baru beberapa kaii rnenopang buah, yang terjadi karena cabang mengalami defisit karbohidrat dan atau kekurangan cahaya. Strategi: rnekanisrne spesies untuk mempresewasi genotipe atau dirinya. Strategi-K (K-strategy): strategi turnbuhan untuk langgeng (rnernprese~asi din) dengan rnengorbankan kernarnpuan reproduksi. Strategi-r (r-strategy): strategi turnbuhan untuk langgeng (rnernpreservasi diri) dengan laju reproduksi yang tinggi tetapi rnengorbankan urnur "produktif' (individual longevity). Tajuk kornpleks: tajuk pohon dengan batang utarna lebih sari satu buah. batang utarna melilit atau terpilin, cabang tidak terdistribusi rnerata secara radial dan jurnlahnya sangat banyak (lawan kata: tajuk sederhana). Tajuk sederhana: tajuk dengan batang utarna tunggal atau tanpa batang utarna. TBM (tanaman belum menghasilkan): fase tanarnan dewasa yang belum menghasilkan. Terbuka tengah (open cenfer atau OC): pola training dengan memancung batang utarna pada ketinggian tertentu (dafam penelitian ini pada ketinggian 180 crn), sehingga pertumbuhan horisontal tanarnan dominan. TM (tanaman menghasilkan): fase tanaman yang telah rnernasuki fase reproduktif, tanaman telah rnulai rnenghasilkan buah dan sebagainya, untuk durian biasanya berumur > 5 tahun. Topofisik: status organisasi rneristem dalarn tubuh tumbuhan yang ditentukan oleh posisi dan stabil jika turnbuhan diperbanyak secara vegetatif. Training: pengendalian pertumbuhan individu tanarnan secara spasial dengan merundukkan cabang (bending), memberi ajir atau penopang (staking). memilin (twisting). merambatkan dan sebagainya. Trubus (flushing): perturnbuhan pucuk (shoot) primer yang sangat ekstensif dalarn suatu periode relatif pendek yang secara visual tarnpak sebagai pernunculan daun-daun muda yang ekstensif.

7

8 Lampiran 1 Percabangan durian dengan perlakuan pemangkasan, penjarangan dan perundukan atau PJR (atas) dibandingkan kontrol, dibiarkan alami atau K (bawah) pada tanaman umur 3,5 tahun

9 Lampiran 2 Koefisien korelasi sudut cabang dengan kadar beberapa jenis gula pada floem batang utama, floem cabang dan daun dengan aktivitas sink lemah dan kuat. Organljaringanljenis gula sink lernah sink kuat Batanglfloem oligosakarida {oligosac) ns sukrosa (suc) " ("2. n=8) - gula non reduksi (oligosac+suc) ns 0 gula reduksi (glu+fru) ns gula total ns Cabanglfloem oligosakarida (oligosac) sukrosa (suc) gula non reduksi (oligosac+suc) gula reduksi (glu+fru) - gula total Daun tua oiigosakarida {oligosac) sukrosa (suc) - gula non reduksi (oligosac+suc) gula reduksi (glu+gal+fru) guia total Tan& '." dan "' menyatakan korelasiyang nyata berulrut-nrutpada p= dan antara suds cabang dengan Lgulal. Tanda ns menyatakan tidak ada korehsi.

PEMBENTUKAN PEMBENTUKAN DAN PEMANGKASAN DAN PEMANGKASAN TRAINING AND PRUNING

PEMBENTUKAN PEMBENTUKAN DAN PEMANGKASAN DAN PEMANGKASAN TRAINING AND PRUNING PEMBENTUKAN DAN PEMANGKASAN TRAINING AND PRUNING Pengertian Pembentukan dan pemangkasan tanaman merupakan bagian penting dari program pengelolaan (management) tanaman buah-buahan. Pembentukan (training)

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Durian merupakan tanaman indigenus Asia Tenggara yang mempunyai prospek baik. Produksinya di Indonesia selama 1989-1998 meningkat dari 139.2 ribu rnenjadi 405.1 ribu ton atau

Lebih terperinci

Bab XI. Pengendalian Pertumbuhan. Winarso D Widodo 2009

Bab XI. Pengendalian Pertumbuhan. Winarso D Widodo 2009 Bab XI. Pengendalian Pertumbuhan Winarso D Widodo 2009 Nama Lengkap : Winarso Drajad Widodo Pendidikan : 1. Sarjana Pertanian (Ir) IPB, 1986 2. Magister Sain (MS) IPB, 1993 3. PhD. - Pomology (Okayama

Lebih terperinci

SET PENELITIAN-I : STUD1 ARSITEKTUR SEMAI DAN BIBIT KLONAL

SET PENELITIAN-I : STUD1 ARSITEKTUR SEMAI DAN BIBIT KLONAL SET PENELITIAN-I : STUD1 ARSITEKTUR SEMAI DAN BIBIT KLONAL Abstrak Dua sub-set penelitian dilakukan untuk mempelajari karakter bibit generatif (semai) dan mengeksplorasi kemungkinan penggunaan sernai tersebut

Lebih terperinci

III. ANALISIS PERCABANGAN DAN MODEL TAJUK JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) PENDAHULUAN

III. ANALISIS PERCABANGAN DAN MODEL TAJUK JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) PENDAHULUAN III. ANALISIS PERCABANGAN DAN MODEL TAJUK JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) Analysis of branches and shoot model of Jatropha curcas L. Abstract The objective of this research was to analyze pattern of branching,

Lebih terperinci

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA. UJI PEMANGKASAN DUA AKSESI JARAK PAGAR (Jathropa curcas L) JB4 DAN J2. Bidang Kegiatan : PKM Artikel Ilmiah (PKM-AI)

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA. UJI PEMANGKASAN DUA AKSESI JARAK PAGAR (Jathropa curcas L) JB4 DAN J2. Bidang Kegiatan : PKM Artikel Ilmiah (PKM-AI) PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA UJI PEMANGKASAN DUA AKSESI JARAK PAGAR (Jathropa curcas L) JB4 DAN J2 Bidang Kegiatan : PKM Artikel Ilmiah (PKM-AI) Diusulkan Oleh Dirga Shabri G34080095 Vina Nurfebriani

Lebih terperinci

STUD1 ARSITEKTUR POHON DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN DURIAN

STUD1 ARSITEKTUR POHON DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN DURIAN STUD1 ARSITEKTUR POHON DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN DURIAN Oleh ARlS MUNANDAR AGR 93512 PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2001 ABSTRAK ARlS MUNANDAR, 2001. Studi Arsitektur

Lebih terperinci

PEMBAHASAN UMUM Hubungan Karakter Morfologi dan Fisiologi dengan Hasil Padi Varietas Unggul

PEMBAHASAN UMUM Hubungan Karakter Morfologi dan Fisiologi dengan Hasil Padi Varietas Unggul 147 PEMBAHASAN UMUM Hubungan Karakter Morfologi dan Fisiologi dengan Hasil Padi Varietas Unggul Karakter morfologi tanaman pada varietas unggul dicirikan tipe tanaman yang baik. Hasil penelitian menunjukkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.))

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.)) TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.)) termasuk ke dalam Kelas : Magnoliopsida, Ordo : Fabales, Famili : Fabaceae, Genus : Pachyrhizus, Spesies

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman Dari (tabel 1) rerata tinggi tanaman menunjukkan tidak ada interaksi antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan pemangkasan menunjukan

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 35 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Indeks Panen dan Produksi Tanaman Indeks panen menunjukkan distribusi bahan kering dalam tanaman yang menunjukkan perimbangan bobot bahan kering yang bernilai ekonomis dengan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kacang tanah merupakan komoditas kacang-kacangan kedua yang ditanam secara luas di Indonesia setelah kedelai. Produktivitas kacang tanah di Indonesia tahun 1986 tercatat

Lebih terperinci

PEMANGKASAN KOPI. Disusun Oleh : Khasril Atrisiandy, SP NIP : Penyuluh Pertama

PEMANGKASAN KOPI. Disusun Oleh : Khasril Atrisiandy, SP NIP : Penyuluh Pertama PEMANGKASAN KOPI Disusun Oleh : Khasril Atrisiandy, SP NIP : 19750323 200901 1 005 Penyuluh Pertama KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

5. PEMBAHASAN 5.1. Pengaruh waktu pemberian GA3 terhadap pertumbuhan tanaman leek

5. PEMBAHASAN 5.1. Pengaruh waktu pemberian GA3 terhadap pertumbuhan tanaman leek 5. PEMBAHASAN Pembahasan mengenai pengaruh waktu pemberian Giberelin (GA 3 ) terhadap induksi pembungaan dan pertumbuhan tanaman leek (Allium ampeloprasum L.) meliputi umur berbunga, tinggi tanaman, jumlah

Lebih terperinci

TUJUAN PEMANGKASAN tajuk tanaman yang ideal cabang sakit, tunas air, dan cabang kering cabang-cabang produktif bentuk kerangka tanaman

TUJUAN PEMANGKASAN tajuk tanaman yang ideal cabang sakit, tunas air, dan cabang kering cabang-cabang produktif bentuk kerangka tanaman PEMANGKASAN TUJUAN PEMANGKASAN Membentuk tajuk tanaman yang ideal. Membuang cabang-cabang tidak produktif, cabang sakit, tunas air, dan cabang kering. Menumbuhkan cabang-cabang produktif dalam jumlah cukup

Lebih terperinci

Menimbang Indeks Luas Daun Sebagai Variabel Penting Pertumbuhan Tanaman Kakao. Fakhrusy Zakariyya 1)

Menimbang Indeks Luas Daun Sebagai Variabel Penting Pertumbuhan Tanaman Kakao. Fakhrusy Zakariyya 1) Menimbang Indeks Luas Daun Sebagai Variabel Penting Pertumbuhan Tanaman Kakao Fakhrusy Zakariyya 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB Sudirman 90 Jember 68118 Daun merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisis Vegetasi 5.2 Model Arsitektur Pohon

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisis Vegetasi 5.2 Model Arsitektur Pohon 31 BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisis Vegetasi Analisis vegetasi dilakukan dengan tahapan : menghitung nilai kerapatan relatif (KR), frekuensi relatif (FR), dan dominasi relatif (DR) yang penjumlahannya berupa

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. jumlah bunga, saat berbunga, jumlah ruas, panjang ruas rata-rata, jumlah

HASIL DAN PEMBAHASAN. jumlah bunga, saat berbunga, jumlah ruas, panjang ruas rata-rata, jumlah III. HASIL DAN PEMBAHASAN Parameter yang diamati terdiri dari tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah bunga, saat berbunga, jumlah ruas, panjang ruas rata-rata, jumlah buku, dan panjang tangkai bunga. Hasil

Lebih terperinci

PELATIHAN KULTUR JARINGAN ANGGREK TAHUN 2013 MATERI 4 BAHAN TANAM (EKSPLAN) DALAM METODE KULTUR JARINGAN. Oleh: Paramita Cahyaningrum Kuswandi, M.Sc.

PELATIHAN KULTUR JARINGAN ANGGREK TAHUN 2013 MATERI 4 BAHAN TANAM (EKSPLAN) DALAM METODE KULTUR JARINGAN. Oleh: Paramita Cahyaningrum Kuswandi, M.Sc. PELATIHAN KULTUR JARINGAN ANGGREK TAHUN 2013 MATERI 4 BAHAN TANAM (EKSPLAN) DALAM METODE KULTUR JARINGAN Oleh: Paramita Cahyaningrum Kuswandi, M.Sc. PENDAHULUAN Metode kultur jaringan juga disebut dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz.) merupakan tanaman yang banyak

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz.) merupakan tanaman yang banyak I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz.) merupakan tanaman yang banyak mengandung karbohidrat. Oleh karena itu ubi kayu dapat digunakan sebagai sumber karbohidrat di samping

Lebih terperinci

PENGARUH BAGIAN TUNAS TERHADAP PERTUMBUHAN STEK KRANJI (Pongamia pinnata Merril)

PENGARUH BAGIAN TUNAS TERHADAP PERTUMBUHAN STEK KRANJI (Pongamia pinnata Merril) PENGARUH BAGIAN TUNAS TERHADAP PERTUMBUHAN STEK KRANJI (Pongamia pinnata Merril) The effect of shoot part on growth cutting kranji (Pongamia pinnata Merill) Oleh Nurmawati Siregar Balai Penelitian Teknologi

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. dalam, akar dapat tumbuh hingga sekitar 1 m. Dengan adanya bakteri Rhizobium, bintil

I. TINJAUAN PUSTAKA. dalam, akar dapat tumbuh hingga sekitar 1 m. Dengan adanya bakteri Rhizobium, bintil I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Buncis Sistem perakaran berbagai jenis buncis tidak besar atau ekstensif, percabangan lateralnya dangkal. Akar tunggang yang terlihat jelas biasanya pendek, tetapi pada tanah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Jeruk Besar

TINJAUAN PUSTAKA Jeruk Besar xii TINJAUAN PUSTAKA Jeruk Besar Jeruk besar (Citrus grandis (L.) Osbeck) yang sering disebut pamelo berasal dari Asia Tenggara, yaitu Indonesia, India, Cina Selatan dan beberapa jenis berasal dari Florida,

Lebih terperinci

TANGGAP STEK CABANG BAMBU BETUNG (Dendrocalamus asper) PADA PENGGUNAAN BERBAGAI DOSIS HORMON IAA DAN IBA

TANGGAP STEK CABANG BAMBU BETUNG (Dendrocalamus asper) PADA PENGGUNAAN BERBAGAI DOSIS HORMON IAA DAN IBA Jurnal Natur Indonesia III (2): 121 128 (2001) TANGGAP STEK CABANG BAMBU BETUNG (Dendrocalamus asper) PADA PENGGUNAAN BERBAGAI DOSIS HORMON IAA DAN IBA Nurul Sumiasri *) & Ninik Setyowati-Indarto **) *)

Lebih terperinci

PRODUKSI BUAH MASA ON-YEAR DAN OFF-YEAR SESUDAH INDUKSI PEMBUNGAAN. Pendahuluan. Percobaan induksi pembungaan rambutan Binjai ofj season dilaksanakan

PRODUKSI BUAH MASA ON-YEAR DAN OFF-YEAR SESUDAH INDUKSI PEMBUNGAAN. Pendahuluan. Percobaan induksi pembungaan rambutan Binjai ofj season dilaksanakan PRODUKSI BUAH MASA ON-YEAR DAN OFF-YEAR SESUDAH INDUKSI PEMBUNGAAN Pendahuluan Latar Belakang Percobaan induksi pembungaan rambutan Binjai ofj season dilaksanakan pada pohon yang baru satu kali berbuah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia. Tanaman sorgum mempunyai daerah adaptasi

Lebih terperinci

STRUKTUR & FUNGSI TUMBUHAN

STRUKTUR & FUNGSI TUMBUHAN STRUKTUR & FUNGSI TUMBUHAN Pokok bahasan : Struktur anatomi organ, pertumbuhan primer & sekunder tumbuhan tinggi. Beberapa proses fisiologi tumbuhan : 1. Transpor air 2. Translokasi fotosintat 3. Pertumbuhan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis Tanaman manggis (Garcinia mangostana L.) termasuk famili Clusiaceae yang diperkirakan berasal dari Asia Tenggara khususnya di semenanjung Malaya, Myanmar, Thailand, Kamboja,

Lebih terperinci

Tingkat Keberhasilan Okulasi Varietas Keprok So E dan Keprok Tejakula Pada Berbagai Dosis Pupuk Organik

Tingkat Keberhasilan Okulasi Varietas Keprok So E dan Keprok Tejakula Pada Berbagai Dosis Pupuk Organik Biocelebes, Juni 2011, hlm. 22-30 ISSN: 1978-6417 Vol. 5 No. 1 Tingkat Keberhasilan Okulasi Keprok So E dan Keprok Tejakula Pada Berbagai Dosis Abdul Hamid Noer 1) dan Yusran 2) 1,2) Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica) 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica) Kopi tergolong pohon dan termasuk dalam famili Rubiaceae. Tumbuhan ini tumbuhnya tegak, bercabang dan bila dibiarkan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang dilakukan terbagi menjadi dua tahap yaitu pengambilan Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap pengambilan Bio-slurry dilakukan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Biologi dan Ekologi Jarak Pagar

II. TINJAUAN PUSTAKA Biologi dan Ekologi Jarak Pagar II. TINJAUAN PUSTAKA Biologi dan Ekologi Jarak Pagar Tanaman jarak pagar berasal dari Amerika Tengah dan saat ini menyebar di seluruh daerah tropik di dunia. Dalam klasifikasinya, tanaman jarak pagar termasuk

Lebih terperinci

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP. ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP. Sifat dan perilaku tanaman kopi dapat dipelajari dari sisi biologinya. Artikel ini ditujukan untuk memberikan pengetahuan tentang beberapa aspek biologi

Lebih terperinci

Keefektifan Teknik Perangsangan Pembungaan pada Kelengkeng

Keefektifan Teknik Perangsangan Pembungaan pada Kelengkeng J. Hort. Vol. 1 No., J. Hort. 1():14-14, Keefektifan Teknik Perangsangan Pembungaan pada Kelengkeng Yulianto, J. Susilo, dan D. Juanda Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah, Bukit Tegalepeh,

Lebih terperinci

Ramdan Hidayat dan Nora Augustien K ABSTRACT

Ramdan Hidayat dan Nora Augustien K ABSTRACT KAJIAN ANATOMI DAN AGRONOMI BIDANG SAMBUNGAN BIBIT MANGGIS OLEH PENGARUH METODE SAMBUNG DAN POSISI ENTRES Study of Anatomy and Agronomy Processing of Several Methods of Grafting and Position of Scion Mangosteen

Lebih terperinci

Bagian aerial tumbuhan terdiri atas batang dengan organ-organ lateral. Pada umumnya tegak, tetapi bisa juga horizontal atau plagiotrop.

Bagian aerial tumbuhan terdiri atas batang dengan organ-organ lateral. Pada umumnya tegak, tetapi bisa juga horizontal atau plagiotrop. Bagian aerial tumbuhan terdiri atas batang dengan organ-organ lateral. Pada umumnya tegak, tetapi bisa juga horizontal atau plagiotrop. Fase vegetatif organ lateral adalah daun (dengan sifat pertumbuhan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman apel berasal dari Asia Barat Daya. Dewasa ini tanaman apel telah menyebar di seluruh dunia. Negara penghasil utama adalah Eropa Barat, negaranegara bekas Uni Soviet, Cina,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN UMUM Penetapan Status Kecukupan Hara N, P dan K pada Bibit Duku

PEMBAHASAN UMUM Penetapan Status Kecukupan Hara N, P dan K pada Bibit Duku PEMBAHASAN UMUM Penelitian ini secara umum bertujuan untuk membangun model pemupukan tanaman duku berdasarkan analisis daun dan mempelajari kategori tingkat kecukupan hara pada bibit duku. Cara membangun

Lebih terperinci

Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. 6 No. 1 : 1-5 (2000)

Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. 6 No. 1 : 1-5 (2000) Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. 6 No. 1 : 1-5 (2000) Artikel (Article) PENDUGAAN BIOMASSA POHON BERDASARKAN MODEL FRACTAL BRANCHING PADA HUTAN SEKUNDER DI RANTAU PANDAN, JAMBI Fractal Branching Model

Lebih terperinci

Tanggap Fisiologi Fase Vegetatif Jeruk Besar Cikoneng dan Nambangan pada Beberapa Jenis Batang Bawah

Tanggap Fisiologi Fase Vegetatif Jeruk Besar Cikoneng dan Nambangan pada Beberapa Jenis Batang Bawah Tanggap Fisiologi Fase Vegetatif Jeruk Besar Cikoneng dan Nambangan pada Beberapa Jenis Physiological Response of Vegetative Phase of Cikoneng and Nambangan Pummelo (Citrus grandis L.) Osbeck Grafted on

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Kedelai Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja atau Soja max, tetapi pada tahun 1984 telah disepakati nama botani yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman hias mempunyai peran sangat penting dalam perdagangan komoditas pertanian dan akan selalu dibutuhkan oleh masyarakat. Menurut Sari (2008), komoditas agribisnis

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Teh termasuk famili Transtromiceae dan terdiri atas dua tipe subspesies dari Camellia sinensis yaitu Camellia sinensis var. Assamica dan Camellia sinensis var.

Lebih terperinci

Oleh: Lollie Agustina Pancawaraswati Putri A /AGR

Oleh: Lollie Agustina Pancawaraswati Putri A /AGR 2004 Lollie Agustina Pancawaraswati Putri Posted: 19 December, 2004 Makalah Pribadi Falsafah Sains (PPS 702) Sekolah Pasca Sarjana / S3 Institut Pertanian Bogor Dosen: Prof. Dr. Ir. Rudy C. Tarumingkeng

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu pembibitan di Kebun Percobaan Leuwikopo Institut Pertanian Bogor, Darmaga, Bogor, dan penanaman dilakukan di

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan 47 PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu teknik budidaya yang penting dilakukan dalam pemeliharaan tanaman kakao dengan cara membuang tunastunas liar seperti cabang-cabang yang tidak produktif, cabang

Lebih terperinci

Pengaruh Tinggi Pangkasan Batang Utama dan Jumlah Cabang Primer yang Dipelihara terhadap Produksi Minyak Jarak Pagar (Jatropha curcas L.

Pengaruh Tinggi Pangkasan Batang Utama dan Jumlah Cabang Primer yang Dipelihara terhadap Produksi Minyak Jarak Pagar (Jatropha curcas L. Pengaruh Tinggi Pangkasan Batang Utama dan Jumlah Cabang Primer yang Dipelihara terhadap Produksi Minyak Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Effect of Pruning Height and Number of Primary Branches on Oil

Lebih terperinci

REVISI DAN PROPOSISI MIKRO LAMPIRAN

REVISI DAN PROPOSISI MIKRO LAMPIRAN REVISI DAN PROPOSISI MIKRO LAMPIRAN Ria mahardika 109016100072 No Teks Dasar Revisi Proposisi Mikro 1. GAMBAR 35.13 Lokasi meristem utama: gambaran umum pertumbuhan tumbuhan. Meristem adalah sel-sel yang

Lebih terperinci

I. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. Hasil sidik ragam variabel pertumbuhan vegetatif tanaman yang meliputi tinggi

I. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. Hasil sidik ragam variabel pertumbuhan vegetatif tanaman yang meliputi tinggi I. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Vegetatif Hasil sidik ragam variabel pertumbuhan vegetatif tanaman yang meliputi tinggi tanaman dan jumlah anakan menunjukkan tidak ada beda nyata antar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Panjang Tongkol Berkelobot Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan umur panen memberikan pengaruh yang nyata terhadap panjang tongkol berkelobot. Berikut

Lebih terperinci

AGROVIGOR VOLUME 6 NO. 1 MARET 2013 ISSN PENGARUH PANJANG ENTRES TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BUAH JARAK PAGAR HASIL PENYAMBUNGAN

AGROVIGOR VOLUME 6 NO. 1 MARET 2013 ISSN PENGARUH PANJANG ENTRES TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BUAH JARAK PAGAR HASIL PENYAMBUNGAN AGROVIGOR VOLUME 6 NO. 1 MARET 2013 ISSN 1979 5777 81 PENGARUH PANJANG ENTRES TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BUAH JARAK PAGAR HASIL PENYAMBUNGAN Lestari Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat Jl.

Lebih terperinci

Repositori FMIPA UNISMA

Repositori FMIPA UNISMA Studi Pemberian NAA dan 2,4-D pada Stek Batang Pohon Terompet Kuning (Tabebuia aurea) Ahmad Syafi'i 1, Ari Hayati 2 2 Jurusan Biologi FMIPA Universitas Islam Malang Abstrak Stek batang lebih menguntungkan

Lebih terperinci

TUMBUH DAN PERIODISITAS TUMBUH

TUMBUH DAN PERIODISITAS TUMBUH halaman1dari 7 halaman TUMBUH DAN PERIODISITAS TUMBUH FASE TUMBUH Pada dasarnya semua tanaman berasal dari menyatunya (fusion) sel telur dangan cell jantan membentuk sebuah zygote yang kemudian bergkembang

Lebih terperinci

HORTIKULTURA LANSEKAP

HORTIKULTURA LANSEKAP Materi 3 HORTIKULTURA LANSEKAP Bambang B. Santoso Semester Genap Tahun Ajaran 2009/2010 PENGENDALIAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN TAMAN TUJUAN BELAJAR BAB INI : Mampu menyebutkan dan kemudian menjelaskan

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN DAN PEMANGKASAN KOPI ROBUSTA

PEMBENTUKAN DAN PEMANGKASAN KOPI ROBUSTA PEMBENTUKAN DAN PEMANGKASAN KOPI ROBUSTA OLEH Fergutson Nainggolan, SP, M.Sc (Widyaiswara Madya) I. Pendahuluan Dalam pertumbuhan kopi, pokok dari sebuah pembentukan ini dimana dibutuhkan teknik pembentukan,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. ternyata dari tahun ke tahun kemampuannya tidak sama. Rata-rata

PENDAHULUAN. ternyata dari tahun ke tahun kemampuannya tidak sama. Rata-rata PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman kedelai merupakan tanaman hari pendek dan memerlukan intensitas cahaya yang tinggi. Penurunan radiasi matahari selama 5 hari atau pada stadium pertumbuhan akan mempengaruhi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Jemk Besar. Indonesia jeruk besar juga bisa ditemui hampir di seluruh Asia Tenggara. Jeruk besar

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Jemk Besar. Indonesia jeruk besar juga bisa ditemui hampir di seluruh Asia Tenggara. Jeruk besar TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Jemk Besar Jeruk besar (Citrus grarrdis L) merupakan tanaman asli Indonesia. Selain di Indonesia jeruk besar juga bisa ditemui hampir di seluruh Asia Tenggara. Jeruk besar dikenal

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBUANGAN PUCUK DAN TUNAS KETIAK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI

PENGARUH PEMBUANGAN PUCUK DAN TUNAS KETIAK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI PENGARUH PEMBUANGAN PUCUK DAN TUNAS KETIAK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI Effects of Terminal Bud and Auxiliary Shoot Removals on Growth and Yield of Chili Pepper Muhammad Hatta Prodi Agroteknologi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Waktu Dan Tempat penelitian

METODE PENELITIAN. Waktu Dan Tempat penelitian METODE PENELITIAN Waktu Dan Tempat penelitian Tempat penelitian adalah kebun campur Sumber Tirta Senjoyo Desa Tegalwaton Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Jawa Tengah. Penelitian dilakukan pada Oktober

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pada saat jagung berkecambah, akar tumbuh dari calon akar yang berada dekat ujung biji yang menempel pada janggel, kemudian memanjang dengan diikuti oleh akar-akar samping.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini berlangsung sejak bulan September 2013 sampai dengan Juli 2014 di Desa Sotol Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan. 3.2. Bahan dan Alat Bahan

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulanjuni sampai Juli 2012 di Desa

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulanjuni sampai Juli 2012 di Desa I. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulanjuni sampai Juli 2012 di Desa Air Tiris Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar Provinsi Riau. 3.2.Bahan dan Alat Bahan yang

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENELITIAN

PELAKSANAAN PENELITIAN PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan Disiapkan lahan dengan panjang 21 m dan lebar 12 m yang kemudian dibersihkan dari gulma. Dalam persiapan lahan dilakukan pembuatan plot dengan 4 baris petakan dan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Berdasarkan data Badan Meteorologi dan Geofisika Darmaga, Bogor (Tabel Lampiran 1) curah hujan selama bulan Februari hingga Juni 2009 berfluktuasi. Curah hujan terendah

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

Model simulasi untuk mengelola interkasi Pohon-Tanah-Tan. Semusim. 1. Agroforestri di Indonesia. 2. Interaksi Pohon-Tanah-Tan.

Model simulasi untuk mengelola interkasi Pohon-Tanah-Tan. Semusim. 1. Agroforestri di Indonesia. 2. Interaksi Pohon-Tanah-Tan. KATA PENGANTAR Eksploitasi sumberdaya alam secara berlebihan akan mengakibatkan kerusakan ekosistem dan berdampak negatif pada kelangsungan hidup organisme, termasuk manusia. Salah satu masalah yang banyak

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN TANAMAN I. PEMELIHARAAN TANAMAN MUDA

PEMELIHARAAN TANAMAN I. PEMELIHARAAN TANAMAN MUDA PEMELIHARAAN TANAMAN I. PEMELIHARAAN TANAMAN MUDA Pemeliharaan pada tanaman muda Kegiatan-kegiatan : Penyiangan Pendangiran Pemupukan Pemberian mulsa Singling dan Wiwil Prunning Pemberantasan hama dan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) SEBAGAI SUMBER BAHAN BAKAR ALTERNATIF

PENGEMBANGAN TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) SEBAGAI SUMBER BAHAN BAKAR ALTERNATIF PENGEMBANGAN TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) SEBAGAI SUMBER BAHAN BAKAR ALTERNATIF Charloq Staf Pengajar Fakultas Pertanian USU Abstract The experiment was conducted at the area Faculty of Agriculture,

Lebih terperinci

J. Hort. Vol. 20 No. 4, J. Hort. 20(4): , 2011

J. Hort. Vol. 20 No. 4, J. Hort. 20(4): , 2011 J. Hort. Vol. 20 No. 4, 2010 J. Hort. 20(4):352-359, 2011 Penggunaan Jenis Entris, Posisi Sambungan, dan Posisi Penyisipan Entris pada Batang Bawah terhadap Keberhasilan Penyambungan dan Pemacuan Pertumbuhan

Lebih terperinci

4 Akar Akar tebu terbagi menjadi dua bagian, yaitu akar tunas dan akar stek. Akar tunas adalah akar yang menggantikan fungsi akar bibit. Akar ini tumb

4 Akar Akar tebu terbagi menjadi dua bagian, yaitu akar tunas dan akar stek. Akar tunas adalah akar yang menggantikan fungsi akar bibit. Akar ini tumb 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tebu dan Morfologi Tebu Tebu adalah salah satu jenis tanaman monokotil yang termasuk dalam famili Poaceae, yang masuk dalam kelompok Andropogoneae, dan masuk dalam genus Saccharum.

Lebih terperinci

VIII. PEMBAHASAN UMUM. Produktivitas tanaman kakao di Indonesia masih tergolong rendah.

VIII. PEMBAHASAN UMUM. Produktivitas tanaman kakao di Indonesia masih tergolong rendah. VIII. PEMBAHASAN UMUM Produktivitas tanaman kakao di Indonesia masih tergolong rendah. Masalah utama yang dapat menurunkan produksi kakao secara berarti adalah adanya serangan penggerek buah kakao (PBK),

Lebih terperinci

Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran 9 diharapkan peserta didik mampu; melaksanakan pengajiran tanaman sayuran.

Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran 9 diharapkan peserta didik mampu; melaksanakan pengajiran tanaman sayuran. Kegiatan Pembelajaran 9. Pengajiran Tanaman Sayuran. A. Deskripsi Kegiatan pembelajaran pengajiran tanaman sayuran berisikan uraian pokok materi; Jenis & bahan ajir, pengertian, faktor-faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

Sambung Pucuk Pada Tanaman Durian

Sambung Pucuk Pada Tanaman Durian Sambung Pucuk Pada Tanaman Durian Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP GRAFTING atau ent, istilah asing yang sering didengar itu, pengertiannya ialah menggambungkan batang bawah dan batang atas dari

Lebih terperinci

VITICULTURE (Budidaya Anggur)

VITICULTURE (Budidaya Anggur) VITICULTURE (Budidaya Anggur) Sejarah Anggur : salah satu tanaman budidaya tua Budidaya pertama: Asia Minor (wilayah di sebelah selatan laut Kaspia, dibatasi laut Mediterania, Laut Aegia dan Laut Hitam

Lebih terperinci

MANIPULASI TUMBUHAN MENGGUNAKAN HORMON PERTUMBUHAN TANAMAN

MANIPULASI TUMBUHAN MENGGUNAKAN HORMON PERTUMBUHAN TANAMAN MANIPULASI TUMBUHAN MENGGUNAKAN HORMON PERTUMBUHAN TANAMAN Sebagai organisme yang bersifat sesil tumbuhan tidak dapat pindah dari habitatnya. Tumbuhan harus mampu mengatasi kondisi di sekitarnya termasuk

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI KACANG TANAH DAN JAGUNG MANIS PADA POLA TANAM TUMPANGSARI DENGAN PERLAKUAN DEFOLIASI JAGUNG

OPTIMALISASI PRODUKSI KACANG TANAH DAN JAGUNG MANIS PADA POLA TANAM TUMPANGSARI DENGAN PERLAKUAN DEFOLIASI JAGUNG OPTIMALISASI PRODUKSI KACANG TANAH DAN JAGUNG MANIS PADA POLA TANAM TUMPANGSARI DENGAN PERLAKUAN DEFOLIASI JAGUNG Nyayu Siti Khodijah 1, Kusmiadi R 1, Sartika S 2 1 Dosen Program Studi Agroteknologi Fakultas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua sesudah padi yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Selain dikonsumsi, jagung

Lebih terperinci

Lampiran. Ria mahardika

Lampiran. Ria mahardika Ria mahardika 109016100072 Lampiran No Gambar dan Teks Asli Penghapusan Penyisipan Teks Dasar 1. GAMBAR 35.13 Lokasi meristem utama: gambaran umum pertumbuhan tumbuhan. Meristem adalah populasi sel-sel

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN KEKERABATAN JAMBU AIR (Syzigium aqueum (Burm.f.). Alston) DI KOTA PEKANBARU DAN KABUPATEN KAMPAR BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI

ANALISIS HUBUNGAN KEKERABATAN JAMBU AIR (Syzigium aqueum (Burm.f.). Alston) DI KOTA PEKANBARU DAN KABUPATEN KAMPAR BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI ANALISIS HUBUNGAN KEKERABATAN JAMBU AIR (Syzigium aqueum (Burm.f.). Alston) DI KOTA PEKANBARU DAN KABUPATEN KAMPAR BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI Nanda Marlian Iriani, Nery Sofiyanti, Fitmawati Mahasiswa

Lebih terperinci

Disusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN

Disusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kehidupan manusia modern saat ini tidak terlepas dari berbagai jenis makanan yang salah satunya adalah cokelat yang berasal dari buah kakao.kakao merupakan salah satu komoditas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Sorgum Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae (Poaceae). Tanaman ini telah lama dibudidayakan namun masih dalam areal yang terbatas. Menurut

Lebih terperinci

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di perkebunan kopi Sumber Rejo Way Heni

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di perkebunan kopi Sumber Rejo Way Heni III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di perkebunan kopi Sumber Rejo Way Heni Lampung Barat pada bulan Juni sampai bulan Oktober 2012. Penelitian ini berada

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 12 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Ragam Analisis ragam dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap karakter-karakter yang diamati. Hasil rekapitulasi analisis ragam (Tabel 2), menunjukkan adanya

Lebih terperinci

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN BAB XI PEMANGKASAN TANAMAN PERKEBUNAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lahan penelitian yang digunakan merupakan lahan yang selalu digunakan untuk pertanaman tanaman padi. Lahan penelitian dibagi menjadi tiga ulangan berdasarkan ketersediaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah 3 TINJAUAN PUSTAKA Pemadatan Tanah Hillel (1998) menyatakan bahwa tanah yang padat memiliki ruang pori yang rendah sehingga menghambat aerasi, penetrasi akar, dan drainase. Menurut Maryamah (2010) pemadatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai 2.1.1 Taksonomi dan Morfologi Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman pangan dari famili Leguminosae yang berumur pendek. Secara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia yang memiliki sumber

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia yang memiliki sumber I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia yang memiliki sumber karbohidrat yang cukup tinggi. Seiring bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan akan tanaman jagung

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kelurahan Gedung Meneng Kecamatan Raja

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kelurahan Gedung Meneng Kecamatan Raja 13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Kelurahan Gedung Meneng Kecamatan Raja Basa Bandar Lampung pada bulan Agustus tahun 2015. 3.2 Bahan dan Alat

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH CABANG TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF DAN GENERATIF ROSELA

PENGARUH JUMLAH CABANG TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF DAN GENERATIF ROSELA Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor PENGARUH JUMLAH CABANG TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF DAN GENERATIF ROSELA (Hibiscus sabdariffa L.) The

Lebih terperinci

Manajemen Pembukaan/Pengadaan Kebun: Annual Management Factors. L. Setyobudi

Manajemen Pembukaan/Pengadaan Kebun: Annual Management Factors. L. Setyobudi Manajemen Pembukaan/Pengadaan Kebun: Annual Management Factors L. Setyobudi 2013 Sistem Management lapangan Produksi dalam hubungannya dengan Mutu Produksi Tanaman Perkebunan: Budidaya Tanaman, Pengelolaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi dan Morfologi Kacang Tunggak Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari genus Vignadan termasuk ke dalam kelompok yang disebut catjangdan

Lebih terperinci

Perimbangan dan Pengendalian Fase Pertumbuhan (Vegetatif-Reproduktif)

Perimbangan dan Pengendalian Fase Pertumbuhan (Vegetatif-Reproduktif) Perimbangan dan Pengendalian Fase Pertumbuhan (Vegetatif-Reproduktif) Darda Efendi Ketty Suketi Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian-IPB Pertumbuhan dan Perkembangan Pertumbuhan: o pertambahan

Lebih terperinci

(EFFECT OF TAP ROOT LENGTHAND STORAGE DURATION ON GROWTH OFALBIZIA STUMP (Paraserianthes fa/cataria L. Nielse)

(EFFECT OF TAP ROOT LENGTHAND STORAGE DURATION ON GROWTH OFALBIZIA STUMP (Paraserianthes fa/cataria L. Nielse) But Agron. 22 (1): 48-54 (1994) PENGARUH PANJANG AKAR TUNGGANG DAN W AKTU SIMPAN SETELAH PENCABUTAN TERHADAP PERTUMBUHAN STUM ALBIZIA (Paraserianthes fa/cataria L. Nielse) (EFFECT OF TAP ROOT LENGTHAND

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penanaman dilakukan pada bulan Februari 2011. Tanaman melon selama penelitian secara umum tumbuh dengan baik dan tidak ada mengalami kematian sampai dengan akhir penelitian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Informasi Mengenai Buncis Secara Umum Buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari Amerika. Buncis merupakan tanaman musim panas yang memiliki tipe

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Tinggi Tanaman. Hasil penelitian menunjukan berbagai kadar lengas tanah pada stadia

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Tinggi Tanaman. Hasil penelitian menunjukan berbagai kadar lengas tanah pada stadia IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Tinggi Tanaman Hasil penelitian menunjukan berbagai kadar lengas tanah pada stadia pertumbuhan yang berbeda memberikan pengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Morfologi Kacang Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Morfologi Kacang Tanah TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kacang Tanah Kacang tanah tergolong dalam famili Leguminoceae sub-famili Papilinoideae dan genus Arachis. Tanaman semusim (Arachis hypogaea) ini membentuk polong dalam

Lebih terperinci

Transportasi Air, Nutrisi, dan Unsur Hara

Transportasi Air, Nutrisi, dan Unsur Hara Transportasi Air, Nutrisi, dan Unsur Hara Source dan Sink Source: bagian di mana fotosintat memulai proses transportasi (tempat produksi atau menyimpan) Sink: tempat di mana fotosintat di tempatkan (bagian

Lebih terperinci