PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG RENCANAA KERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG RENCANAA KERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014"

Transkripsi

1 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG RENCANAA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013

2 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR ii v BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang I Dasar Hukum Penyusunan I Maksud dan Tujuan I Hubungan Antar Dokumen I Sistematika RKPD I-6 BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2012 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN II Gambaran Umum Kondisi Daerah II Evaluasi Pembangunan Daerah II Permasalahan dan Isu-isu Strategis Pembangunan Daerah II-84 BAB III KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH III Arah Kebijakan Ekonomi Daerah III Arah Kebijakan Keuangan Daerah III-8 BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH IV Tujuan dan sasaran Pembangunan IV Prioritas Pembangunan IV Rencana Pengembangan Wilayah Kecamatan IV-40 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN V Kewenangan Urusan Wajib V Kewenangan Urusan Pilihan V Program di Luar Kewenangan Urusan Wajib dan Kewenangan Urusan Pilihan V-31 BAB VI PENUTUP VI-1 Rencana Kerja Pemerintah Daerah [RKPD] Kabupaten 2014 i

3 DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Data Wilayah Administratif di Kabupaten II-2 Tabel 2.2. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten 2011 II-7 Tabel 2.3. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten 2011 II-8 Tabel 2.4. Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten dengan Provinsi Jawa Tengah II-10 Tabel 2.5. PDRB per Kapita Penduduk Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten II-11 Tabel 2.6. Capaian Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Kabupaten II-12 Tabel 2.7. Capaian Fokus Kesejahteraan Sosial Urusan Pendidikan Kabupaten II-17 Tabel 2.8. Capaian Fokus Kesejahteraan Sosial Urusan Kesehatan Kabupaten II-19 Tabel 2.9. Capaian Fokus Kesejahteraan Sosial Urusan Ketenagakerjaan Kabupaten II-20 Tabel Capaian Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Bidang Seni Budaya dan Olahraga Kabupaten II-20 Tabel Capaian Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah Kabupaten II-21 Tabel Capaian Fokus Fasilitas Wilayah/ Infrastuktur Urusan Perhubungan Kabupaten II-23 Tabel Capaian Fokus Fasilitas Wilayah/ Infrastuktur Urusan Penataan Ruang Kabupaten II-23 Rencana Kerja Pemerintah Daerah [RKPD] Kabupaten 2014 ii

4 Tabel Capaian Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastuktur Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Kabupaten Tabel Capaian Fokus Iklim Investasi Kabupaten Tabel Capaian Fokus Sumber Daya Manusia Kabupaten Tabel Capaian Urusan Pendidikan Tabel Capaian Urusan Kesehatan Tabel Capaian Urusan Pekerjaan Umum Tabel Capaian Urusan Perumahan Tabel Capaian Urusan Penataan Ruang Tabel Capaian Urusan Perencanaan Pembangunan Tabel Capaian Urusan Perhubungan Tabel Capaian Urusan Lingkungan Hidup Tabel Capaian Urusan Pertanahan Tabel Capaian Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil Tabel Capaian Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tabel Capaian Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Tabel Capaian Urusan Sosial Tabel Capaian Urusan Ketenagakerjaan Tabel Capaian Urusan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Tabel Capaian Urusan Penanaman Modal Tabel Capaian Urusan Kebudayaan Tabel Capaian Urusan Pemuda dan Olahraga Tabel Capaian Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri II-24 II-25 II-26 II-29 II-38 II-43 II-45 II-46 II-47 II-48 II-50 II-52 II-53 II-54 II-57 II-59 II-61 II-63 II-63 II-64 II-65 II-65 Rencana Kerja Pemerintah Daerah [RKPD] Kabupaten 2014 iii

5 Tabel Capaian Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian II-68 Tabel Capaian Urusan Ketahanan Pangan II-71 Tabel Capaian Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa II-72 Tabel Capaian Urusan Statistik II-73 Tabel Capaian Urusan Kearsipan II-74 Tabel Capaian Urusan komunikasi dan Informatika II-74 Tabel Capaian Urusan Perpustakaan II-76 Tabel Capaian Urusan Pertanian II-77 Tabel Capaian Urusan Kehutanan II-79 Tabel Capaian Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral II-80 Tabel Capaian Urusan Pariwisata II-81 Tabel Capaian Urusan Kelautan dan Perikanan II-81 Tabel Capaian Urusan Perdagangan II-82 Tabel Capaian Urusan Perindustrian II-83 Tabel Capaian Urusan Ketransmigrasian II-84 Tabel 3.1. Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB 2012*) Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) 2000 Kabupaten (dalam jutaan rupiah) III-3 Tabel 3.2. Pertumbuhan Sektor PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) 2000 Kabupaten 2012*) III-4 Tabel 3.3. Realisasi dan Proyeksi/Target Pendapatan Kabupaten (dalam jutaan Rupiah) III-9 Tabel 3.4 Realisasi dan Proyeksi Belanja Daerah (ribuan rupiah) III-14 Tabel 3.5. Realisasi dan Proyeksi/Target Pembiayaan Daerah (ribuan rupiah) III-17 Rencana Kerja Pemerintah Daerah [RKPD] Kabupaten 2014 iv

6 Tabel 4.1. Hubungan Visi/Misi dan Tujuan/Sasaran Pembangunan IV-5 Tabel 4.2. Program Prioritas 2014 IV-20 Tabel 4.3. Strategi dan Kebijakan Pro Job, Pro Poor, dan Pro Environment dalam Pencapaian Target MDGs IV-22 Tabel 4.4. Target Pemerintah Kabupaten Dalam Aspek Kesejahteraan Masyarakat 2014 IV-26 Tabel 4.5. Target Pemerintah Kabupaten Dalam Aspek Pelayanan Umum 2014 IV-27 Tabel 4.6. Target Pemerintah Kabupaten Dalam Aspek Daya Saing Daerah 2014 IV-39 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Indeks Williamson Kabupaten II-12 Gambar 2.2. Perbandingan Persentase Penduduk Miskin Kabupaten, Dengan Kabupaten/ Kota Se-Bakorwil III Jawa Tengah II-14 Gambar 2.3. Perkembangan Persentase Penduduk Di Atas Garis Kemiskinan di Kabupaten II-14 Gambar 2.4. Keterkaitan Permasalahan Pembangunan, Isu Strategis, dan Prioritas Pembangunan Daerah II-85 Gambar 4.1. Keterkaitan Prioritas Nasional, Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten 2014 IV-25 Rencana Kerja Pemerintah Daerah [RKPD] Kabupaten 2014 v

7 LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR : TANGGAL : 27 Mei 2013 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prof. Arjomand (1977) menyatakan bahwa definisi pembangunan mengandung bias evolusioner. Hal ini menjadikan interpretasi pembangunan selalu beragam dan berkembang seiring waktu. Secara umum pembangunan merupakan perubahan menuju pola-pola masyarakat yang lebih baik yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup. Agar pembangunan dapat mencapai tujuan, maka pembangunan membutuhkan perencanaan yang akurat, eksekusi yang dinamis, dan kontrol yang ketat. Perencanaan pembangunan merupakan suatu fungsi utama manajemen pembangunan yang selalu diperlukan, karena kebutuhan akan pembangunan lebih besar dari sumber daya (resources) yang tersedia. Melalui perencanaan yang baik dapat dirumuskan kegiatan pembangunan yang secara efisien dan efektif dapat memperoleh hasil yang optimal dalam pemanfaatan sumberdaya dan potensi yang ada. Dokumen perencanaan pembangunan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) meliputi dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang (20 tahun), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (5 tahun) dan Rencana Kerja Pemerintah (tahunan). Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten 2014 merupakan penjabaran tahun ke-3 dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) B a b I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] K a b u p a t e n B a n j a r n e g a r a T a h u n I-1

8 Kabupaten Dalam periode tahun ke-3 RPJMD ini, RKPD 2014 memasuki fase percepatan dan evaluasi implementasi program dalam pencapaian visi pembangunan daerah yaitu Terwujudnya yang Mandiri dan Berdaya Saing Menuju Masyarakat Sejahtera yang Berakhlak Mulia. RKPD 2014 disusun dengan mendasarkan pada program dan kegiatan prioritas yang telah ditetapkan dalam RPJMD, dengan memperhatikan kondisi aktual dan kebutuhan riil pembangunan yang proses inventarisasinya dilakukan melalui pendekatan politik, teknokratik, partisipatif, serta top-down dan bottom-up. Sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, RKPD sekurang-kurangnya memuat tentang kerangka ekonomi daerah, program prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya serta prakiraan maju dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan dan pagu indikatif, baik yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) maupun sumber-sumber lain. 1.2 Dasar Hukum Penyusunan Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah 2014 didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, antara lain: 1. Undang-Undang Nomor tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah; 2. Undang-Undang Nomor tentang Keuangan Negara; 3. Undang-Undang Nomor tentang Perbendaharaan Negara; 4. Undang-Undang Nomor tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; B a b I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] K a b u p a t e n B a n j a r n e g a r a T a h u n I-2

9 5. Undang-Undang Nomor tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor tentang Pemerintahan Daerah; 6. Undang-Undang Nomor tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah; 7. Undang-Undang Nomor tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional ; 8. Undang-Undang Nomor tentang Penataan Ruang; 9. Undang-Undang Nomor tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan; 10. Peraturan Pemerintah Nomor tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; 11. Peraturan Pemerintah Nomor tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah; 12. Peraturan Pemerintah Nomor tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 13. Peraturan Presiden Nomor tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) ; 14. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah; 15. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah ; B a b I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] K a b u p a t e n B a n j a r n e g a r a T a h u n I-3

10 16. Peraturan Daerah Kabupaten Nomor tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten ; 17. Peraturan Daerah Kabupaten Nomor tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten sebagai mana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Nomor tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Nomor tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten ; 18. Peraturan Daerah Kabupaten Nomor tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 19. Peraturan Daerah Kabupaten Nomor tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten ; 20. Peraturan Daerah Kabupaten Nomor tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten ; 21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah B a b I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] K a b u p a t e n B a n j a r n e g a r a T a h u n I-4

11 1.3 Maksud dan Tujuan Maksud penyusunan RKPD Kabupaten 2014 adalah sebagai berikut: a. Menjabarkan RPJMD ke dalam rencana program kegiatan prioritas Kabupaten 2014 dan menyelaraskan dengan sasaran dan program RPJMN dan RKP 2014; b. Menciptakan sinergi antara program dan kegiatan antar wilayah, antar kewenangan urusan pembangunan, dan antar tingkat pemerintahan; c. Mewujudkan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan sumber daya daerah dalam pelaksanaan pembangunan daerah. Penyusunan RKPD Kabupaten tahun 2013 bertujuan untuk: a. Menjadi pedoman dalam menyusun Rancangan APBD Kabupaten Anggaran 2014, yang dalam penyusunannya didahului dengan menyusun Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Anggaran 2014; b. Menjadi pedoman dalam penyelenggaraan Pembangunan Daerah di Kabupaten 2014; c. Menjadi media akuntabilitas dalam rangka menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). 1.4 Hubungan Antar Dokumen RKPD Kabupaten tahun 2014 merupakan dokumen perencanaan pembangunan Kabupaten yang disusun untuk menjabarkan RPJMD Kabupaten , dan diintegrasikan dengan dokumen perencanaan lainnya baik di tingkat provinsi maupun nasional. Selanjutnya RKPD menjadi pedoman bagi SKPD dalam menyusun Rencana Kerja SKPD (Renja SKPD). Sejalan dengan upaya untuk mewujudkan pembangunan nasional yang adil dan merata, RKPD 2014 juga disusun B a b I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] K a b u p a t e n B a n j a r n e g a r a T a h u n I-5

12 dengan memperhatikan keterpaduan dan sinkronisasi program pembangunan daerah dengan program pembangunan nasional dalam mewujudkan pertumbuhan yang berkelanjutan dan berkeadilan (sustainable growth with equity) dengan strategi pembangunan yang pro growth, pro job, pro poor, dan pro environment serta memperhatikan kebijakan Pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium (Millenium Development Goals (MDGs)). 1.5 Sistematika RKPD Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten 2014 disusun dengan sistematika sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Memuat latar belakang, dasar hukum penyusunan, maksud dan tujuan, hubungan antar dokumen perencanaan dan sistematika RKPD. BAB II : EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2012 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Memuat gambaran umum kondisi daerah meliputi aspek geografi dan demografi, evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan RKPD 2012 dan realisasi target RPJMD, serta permasalahan dan isuisu strategis pembangunan daerah yang berhubungan dengan prioritas dan sasaran pembangunan daerah. BAB III : KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Memuat arah kebijakan ekonomi daerah, kondisi ekonomi daerah dan prospek perekonomian daerah, serta arah kebijakan keuangan daerah yang mencakup proyeksi keuangan daerah dan kerangka pendanaan serta arah kebijakan belanja daerah. B a b I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] K a b u p a t e n B a n j a r n e g a r a T a h u n I-6

13 BAB IV : PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH Memuat tentang tujuan dan sasaran pembangunan, pokok-pokok pikiran DPRD, dan program prioritas pembangunan daerah. BAB V : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN BAB VI : PENUTUP Memuat rencana program dan kegiatan prioritas daerah yang disusun berdasarkan evaluasi pembangunan tahunan dan capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD. Memuat harapan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan guna terlaksananya kegiatan pembangunan daerah tahun B a b I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] K a b u p a t e n B a n j a r n e g a r a T a h u n I-7

14 BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2012 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN 2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah Aspek Geografi 1) Luas dan Batas Wilayah Administrasi adalah salah satu Kabupaten di Jawa Tengah bagian barat dengan total luas wilayah sebesar ,01 ha atau sekitar 3,29% dari luas wilayah Provinsi Jawa Tengah. Secara administratif Kabupaten terdiri dari 20 kecamatan, 266 desa, dan 12 kelurahan. Kecamatan terluas di Kabupaten adalah Kecamatan Punggelan dengan luas sebesar ,01 ha atau 9,61% dari total luas wilayah Kabupaten, sedangkan kecamatan dengan luas terkecil adalah Kecamatan Purwareja Klampok dengan luas sebesar 2.186,67 ha atau 2,04% dari total luas wilayah Kabupaten. Wilayah Kabupaten berbatasan dengan beberapa kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Batas-batas Kabupaten dapat dirinci sebagai berikut: Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang; Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Wonosobo; Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Kebumen; dan Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Purbalingga dan Kabupaten Banyumas. Adapun pembagian wilayah administratif Kabupaten menurut kecamatan dapat dirinci sebagai berikut: B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] K a b u p a t e n B a n j a r n e g a r a T a h u n II-1

15 Tabel 2.1. Data Wilayah Administratif di Kabupaten Kecamatan Luas Jumlah Jumlah (Ha) Desa Kelurahan Susukan 5.265, Purwareja Klampok 2.186, Mandiraja 5.261, Purwanegara 7.386, Bawang 5.520, , Sigaluh 3.955, Madukara 4.820, Banjarmangu 4.635, Wanadadi 2.827, Rakit 3.244, Punggelan , Karangkobar 3.906, Wanayasa 8.201, Kalibening 8.377, Batur 4.717, Pagentan 4.618, Pejawaran 5.224, Pagedongan 8.055, Pandanarum 5.856, Total , Sumber: Kabupaten Dalam Angka ) Letak dan Kondisi Geografis Kabupaten terletak antara 7 o 12' 7 o 31' Lintang Selatan dan 109 o 20'10'' 109 o 45'50'' Bujur Timur. Berada pada jalur pegunungan di bagian tengah Provinsi Jawa Tengah sebelah barat yang membujur dari arah barat ke timur. Berdasarkan pembagian zona fisiografi, Kabupaten masuk dalam 3 (tiga) zona yang berbeda yaitu Zona Pegunungan Serayu Utara dengan morfologi berupa rangkaian pegunungan dengan lereng dan lembah yang curam, Zona Depresi Sentral yang merupakan dataran dengan lembah Sungai Serayu yang subur, dan Zona Pegunungan Serayu Selatan yang berupa lereng yang terjal dan curam, umumnya tidak subur dan sering kekurangan air. B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] K a b u p a t e n B a n j a r n e g a r a T a h u n II-2

16 3) Topografi Kabupaten memiliki relief yang beraneka ragam, yaitu dataran rendah, dataran tinggi dan perbukitan dengan pegunungan landai hingga tinggi dan curam. Berdasarkan bentuk tata alam dan penyebaran geografisnya, dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) zona, yaitu: a) Bagian utara yang terdiri dari daerah pegunungan dengan relief bergelombang dan curam, bagian ini meliputi wilayah Kecamatan Kalibening, Pandanarum, Wanayasa, Karangkobar, Pagentan, Pejawaran, Batur, Madukara dan Banjarmangu; b) Bagian tengah terdiri dari wilayah dengan relief datar, merupakan lembah Sungai Serayu yang subur, mencakup sebagian Kecamatan, Madukara, Bawang, Purwareja Klampok, sebagian Kecamatan Susukan, Rakit, Wanadadi dan Banjarmangu; c) Bagian selatan terdiri dari wilayah dengan relief curam, merupakan bagian dari pegunungan Serayu Selatan. Bagian ini meliputi Kecamatan Sigaluh, sebagian Kecamatan, Pagedongan, Bawang, Purwanegara, Mandiraja, dan sebagian Kecamatan Susukan. 4) Geologi Berdasarkan Peta Geologi, kondisi geologi Kabupaten adalah sebagai berikut: a) Pembagian Formasi Endapan Berdasarkan hasil survei nasional tentang geologi regional, Kabupaten termasuk wilayah jalur fisiografi Pegunungan Serayu Selatan. Adapun stratigrafi daerah terdiri dari batuan yang tertua yaitu batuan molion (metamorf) yang terdiri dari: (1). Sekis Kristalin; (2). Sabak; (3). Serpih Hitam; B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] K a b u p a t e n B a n j a r n e g a r a T a h u n II-3

17 (4). Filit; (5). Kwarsit; dan (6). Batuan Gamping. Sedangkan batuan pratersier termudanya yaitu lempung serpihan dengan lensa-lensa batu gamping orbitulina. Di atas batuan pratersier terdapat endapan batuan tertier yang terdiri dari sedimen eosen dan horison tufanapalon serta horison breksi. Batuan termudanya yaitu batuan sedimen kwarter yang terdiri dari breksi lembah dan endapan baru. b) Formasi Batuan Berdasarkan hasil penyelidikan tahun 1974 oleh Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jogjakarta bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten, maka diperoleh data formasi batuan di Kabupaten, adalah sebagai berikut: (1). Batuan Grewake dan lempung hitam tersingkap di daerah Kalitengah sampai Merden Kecamatan Purwanegara; (2). Batuan Metasedimen tersingkap di Desa Kalitengah, Kecamatan Purwanegara hingga daerah Kebutuhduwur, Kecamatan Pagedongan; (3). Batuan Filit dan Sekis singkapannya banyak ditemukan di lereng selatan Pegunungan Serayu Selatan. 5) Hidrologi Sebagai daerah yang sebagian besar (lebih kurang 60%) berbentuk pegunungan dan perbukitan, Kabupaten memiliki beberapa sungai. Sungai yang terbesar yaitu Sungai Serayu dengan anak-anak sungainya antara lain Kali Tulis, Kali Merawu, Kali Pekacangan, Kali Gintung dan Kali Sapi. Sungai-sungai ini dimanfaatkan sebagai sumber pengairan yang dapat mengairi areal sawah seluas 9.813,88 hektar. B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] K a b u p a t e n B a n j a r n e g a r a T a h u n II-4

18 Terdapat 14 (empat belas) sungai di Kabupaten yang memiliki panjang lebih dari 10 km dengan Sungai Serayu sebagai sungai terpanjang yaitu 66 km. 6) Klimatologi Kabupaten beriklim tropis. Musim hujan dan musim kemarau silih berganti sepanjang tahun, dengan bulan-bulan basah (hujan) lebih banyak dari pada bulanbulan kering (kemarau) dengan curah hujan rata-rata 4.450,53 mm per tahun. Suhu udara di Kabupaten berkisar antara 18 C-29 C dengan temperatur terdingin yaitu 18,20 C, kecepatan angin sebesar 6 knot, dan kelembaban udara berkisar 65%-91%. 7) Penggunaan Lahan Penggunaan lahan terbagi menjadi 2 (dua) yaitu: a). Kawasan Budi Daya Kawasan budidaya didefinisikan sebagai bagian wilayah yang secara langsung digunakan atau diambil manfaatnya untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pengelolaan kawasan budidaya bertujuan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna sumber daya serta untuk menghindari konflik pemanfaatan ruang dan kelestarian lingkungan hidup. Kawasan budidaya di Kabupaten terdiri atas: 1). Kawasan peruntukan hutan produksi 2). Kawasan peruntukan hutan rakyat 3). Kawasan peruntukan pertanian 4). Kawasan peruntukan perikanan 5). Kawasan peruntukan pertambangan 6). Kawasan peruntukan industri 7). Kawasan peruntukan pariwisata 8). Kawasan peruntukan permukiman 9). Kawasan pertahanan dan keamanan 10). Kawasan peruntukan lainnya. B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] K a b u p a t e n B a n j a r n e g a r a T a h u n II-5

19 b). Kawasan Lindung Kawasan lindung berfungsi utama melindungi kelestarian sumber daya alam, sumber daya buatan, serta nilai budaya dan sejarah bangsa. Di dalam kawasan ini tidak diperkenankan adanya aktifitas atau kegiatan budidaya yang dapat mengurangi atau merusak fungsi lindungnya, kecuali digunakan untuk meningkatkan fungsi lindungnya. Kawasan lindung yang terdapat di Kabupaten adalah: 1). Kawasan hutan lindung 2). Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya 3). Kawasan perlindungan setempat 4). Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya 5). Kawasan rawan bencana alam 6). Kawasan lindung geologi 7). Kawasan lindung lainnya Aspek Demografi Jumlah penduduk Kabupaten pada tahun 2011 menurut data Badan Pusat Statistik Kabupaten sejumlah jiwa, terdiri atas jiwa laki-laki dan jiwa perempuan, meningkat sebanyak jiwa bila dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2010 sejumlah jiwa yang terdiri atas jiwa laki-laki dan jiwa perempuan. Seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk, maka bertambah pula peningkatan jumlah rumah tangga yang diakibatkan oleh perubahan status perkawinan penduduk. Pada akhir tahun 2010 jumlah rumah tangga tercatat sebesar rumah tangga, dan jumlahnya meningkat sebanyak rumah tangga pada tahun 2011 menjadi sebesar rumah tangga. B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] K a b u p a t e n B a n j a r n e g a r a T a h u n II-6

20 Penyebaran penduduk di tiap kecamatan tidak merata, dimana kecamatan dengan penduduk terbanyak adalah Kecamatan Purwanegara yaitu sebanyak jiwa (7,78%) dan jumlah penduduk paling sedikit adalah di Kecamatan Pandanarum dengan jumlah penduduk jiwa (2,38%). Sementara untuk tingkat kepadatan penduduk Kabupaten pada tahun 2011 adalah sebesar 878 jiwa per Km², dengan kepadatan tertinggi terdapat di Kecamatan yaitu sebanyak jiwa per Km², sedangkan kepadatan penduduk terendah terdapat di wilayah Kecamatan Pandanarum yaitu sebanyak 381 jiwa per Km². Jumlah, penyebaran, dan kepadatan penduduk Kabupaten per kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.2. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten 2011 Luas Penduduk Kecamatan Area Laki- Perempuan Datan Kepa- (Km²) Jumlah Laki Susukan 52, Purwareja Klampok 21, Mandiraja 52, Purwanegara 73, Bawang 55, , Pagedongan 80, Sigaluh 39, Madukara 48, Banjarmangu 46, Wanadadi 28, Rakit 32, Punggelan 102, Karangkobar 39, Pagentan 46, Pejawaran 52, Batur 47, Wanayasa 82, Kalibening 83, Pandanarum 58, T o t a l 1.069, Sumber: Kabupaten Dalam Angka 2011 Komposisi penduduk berdasarkan umur ditampilkan pada tabel 2.3. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk berada pada usia produktif (15-64 B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] K a b u p a t e n B a n j a r n e g a r a T a h u n II-7

21 tahun) sebesar 65,63% yang dapat menjadi aset yang produktif bagi pembangunan Kabupaten. Rasio jenis kelamin pada tahun 2011 sebesar 100,11, yang berarti jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki lebih banyak 0,11% bila dibandingkan dengan jumlah penduduk dengan jenis kelamin perempuan. Tabel 2.3. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten 2011 Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah T o t a l Sumber: Kabupaten Dalam Angka Evaluasi Pembangunan Daerah Pembangunan merupakan bentuk perubahan yang terarah dan terencana melalui berbagai macam kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat, dengan tiga tujuan pokok yaitu: peningkatan ketersediaan kebutuhan hidup pokok, peningkatan standar hidup, dan perluasan pilihan-pilihan ekonomi dan sosial. Pembangunan daerah diselenggarakan mendasarkan pada perkembangan keadaan daerah, kemampuan keuangan daerah dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Proses pembangunan menuntut kemauan keras dan kemampuan untuk memanfaatkan potensi-potensi yang tersedia dalam masyarakat untuk keperluan pembangunan. Proses B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] K a b u p a t e n B a n j a r n e g a r a T a h u n II-8

22 pembangunan menyangkut tiga tahapan, meliputi perencanaan pembangunan, pelaksanaan pembangunan, serta monitoring dan evaluasi pembangunan. Ketiga tahapan tersebut membentuk siklus berulang yang saling menunjang efektivitas penyelenggaraan pembangunan, sehingga dapat berhasil guna dalam rangka mencapai tujuan pembangunan daerah. Evaluasi pembangunan sangat penting sebagai satu tahapan dalam siklus pembangunan. Evaluasi dapat digunakan untuk: (1) Mengetahui keberhasilan/kegagalan suatu kebijakan pembangunan; (2) mengetahui penyebab kegagalan suatu kebijakan pembangunan; (3) mengetahui apakah dampak kebijakan pembangunan sesuai dengan harapan; dan (4) Menilai manfaat suatu kebijakan pembangunan. Pentingnya evaluasi kinerja diperkuat dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Evaluasi Agregatif Pembangunan Daerah a. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan salah satu indikator kinerja pembangunan untuk mengukur tiga dimensi pokok pembangunan manusia yang mencerminkan status kemampuan dasar penduduk, yaitu kemampuan untuk hidup sehat dengan umur yang panjang, kemampuan dalam mengakses pendidikan, serta kemampuan dalam memperoleh penghidupan yang layak. Angka IPM Kabupaten meski mengalami peningkatan namun masih terpaut jauh di bawah rata-rata IPM Provinsi Jawa Tengah. Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten dengan Provinsi Jawa Tengah tahun dapat dilihat pada tabel di bawah ini. B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] K a b u p a t e n B a n j a r n e g a r a T a h u n II-9

23 Tabel 2.4. Perbandingan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten dengan Provinsi Jawa Tengah Kab. IPM Prov. Jawa Tengah ,99 71, ,63 72, ,91 72, ,39 72,94 Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah 2012 b. Pertumbuhan Ekonomi Perekonomian Kabupaten pada tahun 2012 diprediksikan menunjukkan pertumbuhan yang lebih cepat yaitu sebesar 5,28% atau naik 0,36% apabila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2011 sebesar 4,92%. PDRB Kabupaten tahun 2012 atas dasar harga berlaku diprediksi mencapai Rp 8,25 trilyun dan Rp 3,19 trilyun atas dasar harga konstan tahun 2000 dengan peyumbang terbesar PDRB berasal dari sektor pertanian dan sektor jasa. c. Laju Inflasi Tingkat kenaikan harga secara agregatif di Kabupaten cenderung stabil tiap tahunnya. Angka inflasi pada tahun 2012 adalah sebesar 4,55%, membaik apabila dibandingkan dengan angka inflasi pada tahun 2011 sebesar 4,73%. Inflatoar terbesar selama tahun 2012 adalah kelompok kesehatan dengan nilai inflasi sebesar 8,56%, dan diikuti oleh kelompok makanan jadi, rokok, dan tembakau dengan inflasi sebesar 8,17%. d. PDRB per Kapita PDRB per kapita adalah nilai PDRB per satu orang penduduk. PDRB perkapita dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat di suatu daerah. Perkembangan PDRB perkapita Kabupaten Atas Dasar Harga B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] K a b u p a t e n B a n j a r n e g a r a T a h u n II-10

24 Berlaku dalam kurun waktu tahun menunjukkan kinerja yang positif, terjadi peningkatan PDRB perkapita dari sebesar Rp pada tahun 2008 menjadi sebesar Rp pada tahun Kondisi ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pendapatan masyarakat di Kabupaten. Nilai PDRB per kapita atas dasar harga berlaku dan tingkat pertumbuhannya disajikan pada tabel berikut ini: Tabel 2.5. PDRB per Kapita Penduduk Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten PDRB Per Kapita Nilai Pertumbuhan ,- 16,44% ,- 8,07% ,- 10,41% 2011*) ,- 11,31% Rata-rata Pertumbuhan 11,31% *) Angka Sementara Sumber: Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten 2011 (diolah) e. Indeks Williamson Indeks Williamson merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat ketimpangan ekonomi antar wilayah. Indeks ini dihitung menggunakan data PDRB per kapita dan jumlah penduduk. Rentang angka Indeks Williamson (IW) adalah angka 0 (nol) sampai dengan 1 (nol). Semakin mendekati nol maka tingkat kesenjangan ekonomi semakin rendah, sebaliknya apabila nilai indeks williamson semakin mendekati angka 1 (satu) maka tingkat ketimpangan pendapatan antar wilayah semakin tinggi. Indeks Wiliamson 2011 Menunjukkan angka 0,53. B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] K a b u p a t e n B a n j a r n e g a r a T a h u n II-11

25 Indeks Williamson 0,51 0,53 0,54 0,51 0, No Sumber: Pemerataan Pendapatan Kab Gambar 2.1. Indeks Williamson Kabupaten Evaluasi Pembangunan Daerah A. Aspek Kesejahteraan Masyarakat A.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Kondisi kesejahteraan dan pemerataan ekonomi diukur dari 5 (lima) indikator. Dengan melihat trend perkembangan dari tahun 2010 dan 2012, dari 5 indikator yang menjadi ukuran kesejahteraan dan pemerataan ekonomi, sejumlah 3 indikator mengarah pada pencapaian target tahun 2012, dan sebanyak 2 indikator capaiannya masih rendah, sehingga belum mengarah pada pencapaian target tahun 2012, yaitu (1) indikator Laju Pertumbuhan Ekonomi, dan (2) Persentase penduduk di atas garis kemiskinan. Gambaran pencapaian indikator kesejahteraan dan pemerataan ekonomi sampai dengan tahun 2012 adalah sebagai berikut: Tabel 2.6. Capaian Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Kabupaten Indikator Pembangunan Daerah Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian 1 Laju Pertumbuhan Ekonomi 2 Laju inflasi kabupaten Satuan Kondisi Awal dlm RPJMD Target 2012 Pencapaian Target 2012 Realisasi % Capaian % 4,89 4,92 5,39 NA NA % 7,13 4,73 7,23 4,55 158,90 Status Capaian 2011 B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] K a b u p a t e n B a n j a r n e g a r a T a h u n II-12

26 Kondisi Target Pencapaian Target Indikator Awal dlm RPJMD 2012 No Pembangunan Satuan Realisasi % Daerah Capaian 3 PDRB per kapita Rp , , ,94 NA NA 4 Indeks ketimpangan Williamson (Indeks Ketimpangan Regional) 5 Persentase penduduk di atas garis kemiskinan 0,53 0,52 0,52 NA NA % 80,83 79,62 82,11 NA NA Status Capaian 2011 Perekonomian Kabupaten selama tahun 2012 diprediksikan menunjukkan perkembangan yang positif yaitu yaitu tumbuh pada angka 5,28% atau naik 0,36% apabila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2011 yang sebesar 4,92%. Perkembangan ini juga didukung oleh menurunnya angka inflasi yang sebesar 4,55% setelah terinflasi pada angka 4,73 pada tahun Peningkatan juga terjadi pada angka PDRB perkapita, angka PDRB per kapita Atas Dasar Harga Berlaku dalam kurun waktu tahun menunjukkan kinerja yang positif, terjadi peningkatan PDRB perkapita dari sebesar Rp pada tahun 2008 menjadi sebesar Rp pada tahun Persentase penduduk miskin Kabupaten berada pada peringkat ke-8 dengan persentase penduduk miskin tertinggi diantara 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah setelah Kabupaten Wonosobo, Kebumen, Rembang, Purbalingga, Brebes, Banyumas, dan Pemalang. Diantara Kabupaten/kota di wilayah Bakorwil III Jawa Tengah, persentase penduduk miskin Kabupaten lebih tinggi dibandingkan Kabupaten Tegal, Batang, Pekalongan, cilacap, Kota Tegal, dan Kota Pekalongan, seperti terlihat pada grafik berikut: B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] K a b u p a t e n B a n j a r n e g a r a T a h u n II-13

27 Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), Gambar 2.2. Perbandingan Persentase Penduduk Miskin Kabupaten, Dengan Kabupaten/Kota Se-Bakorwil III Jawa Tengah Berdasarkan data persentase penduduk miskin di atas, maka dapat diketahui bahwa capaian persentase penduduk di atas garis kemiskinan Kabupaten dalam kurun waktu tahun mengalami peningkatan dari sebesar 76,66% pada tahun 2008 menjadi 80,83% pada tahun 2010, namun pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 79,62%. Perkembangan persentase penduduk di atas garis kemiskinan digambarkan sebagai berikut: ,66 78,64 80, Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), (diolah) 79,62 Gambar 2.3. Perkembangan Persentase Penduduk Di Atas Garis Kemiskinan di Kabupaten B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] K a b u p a t e n B a n j a r n e g a r a T a h u n II-14

28 A.2 Fokus Kesejahteraan Sosial Kondisi kesejahteraan sosial di Kabupaten ditunjukkan oleh beberapa indikator pada urusan pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, serta seni budaya dan olahraga. 1. Urusan Pendidikan Indikator kesejahteraan sosial pada urusan pendidikan yang tercantum dalam RPJMD dan ditargetkan pada tahun 2012 mencakup sejumlah 8 indikator, yaitu: Angka melek huruf; Angka Partisipasi Kasar SD/MI/Paket A; Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs/Paket B; Angka Partisipasi Kasar SMA/SMK/MA/Paket C; Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A; Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B; Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C; dan Angka rata-rata lama sekolah. Pencapaian target pada tahun 2012 kedelapan indikator tersebut, menunjukkan bahwa sebanyak 7 indikator berstatus belum tercapai (capaian target tahun 2012 kurang dari 100%), hanya ada 1 indikator berstatus telah tercapai (capaian target 2012 sebesar 100% atau lebih). Tujuh indikator yang belum mencapai target yaitu: (1) Angka melek huruf; (2) Angka Partisipasi Kasar SD/MI/Paket A; (3) Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs/Paket B; (4) Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A; (5) Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B; dan (6) Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C; dan (7) rata-rata lama sekolah. Capaian angka melek huruf pada tahun 2012 yang belum sesuai target disebabkan tidak ada fasilitasi tindak lanjut pasca buta aksara. Sampai dengan tahun 2012 persentase angka melek huruf di Kabupaten baru mencapai 99,30%, berarti masih terdapat 0,70% (4.698 orang) penduduk yang buta aksara. Penduduk buta aksara ini berada pada usia lanjut. Tentunya dalam perencanaan pembangunan kedepan penduduk buta aksara B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] K a b u p a t e n B a n j a r n e g a r a T a h u n II-15

29 tersebut harus menjadi sasaran dalam penanganan buta aksara di Kabupaten melalui pendidikan non formal yaitu pendidikan keaksaraan. Capaian APK SD/MI/Paket A dan APK SMP/MTs/Paket B yang belum sesuai target, dan capaian APK SMA/SMK/MA/Paket C yang masih rendah disebabkan oleh tingginya angka putus sekolah, kesadaran orang tua (masyarakat) yang kurang untuk menyekolahkan anaknya, dan kemalasan anak sendiri untuk bersekolah. Khusus pada jenjang pendidikan SMA/SMK/MA/Paket C akses pendidikan, pendanaan pendidikan untuk pembiayaan operasional sekolah masih rendah, termasuk kemampuan sebagian orang tua yang kurang mampu membiayai pendidikan anaknya. Sayangnya pembiayaan pendidikan yang mengarah pada peningkatan akses pendidikan, termasuk kebijakan dalam upaya menjaring siswa yang tidak sekolah untuk bersekolah pada jenjang pendidikan dasar dan menengah masih sangat kurang. Dinas pendidikan sebagai SKPD utama yang bertanggungjawab dalam pembangunan pendidikan jarang sekali merencanakan dan melaksanakan program dan kegiatan dalam rangka peningkatan APK, karena orientasinya lebih pada peningkatan ketersediaan sekolah, yaitu rehabilitasi sekolah dan penyediaan sarana dan prasarana pendidikan. Capaian APM SD/MI/Paket A, APM SMP/MTs/Paket B, dan Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C yang belum sesuai dengan target dipengaruhi oleh sekolah anak yang kurang sesuai dengan usia sekolah yang seharusnya. Pada jenjang SD, banyak anak di bawah usia SD/MI (7-12 tahun) yang sudah bersekolah pada jenjang SD. Pada jenjang SMP/MTs, banyak anak di bawah usia SMP/MTs (13-15 tahun) yang sudah bersekolah pada jenjang SMP/MTs. Pada jenjang SMA/MA/SMK, banyak anak di bawah usia SMA/MA/SMK (16-18th) yang sudah bersekolah pada jenjang SMA/MA/SMK. B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] K a b u p a t e n B a n j a r n e g a r a T a h u n II-16

30 No Capaian rata-rata lama sekolah di Kabupaten pada tahun 2011 masih rendah, baru mencapai 6,34 tahun, sedikit meningkat dari tahun 2010 sebesar 6,33 tahun. Peningkatan yang hanya 0,01 poin ini kemungkinan sulit untuk dapat mencapai target tahun 2012 sebesar 6,51 tahun. Capaian rata-rata lama sekolah yang rendah dipengaruhi oleh banyaknya penduduk usia 15 tahun ke atas yang berpendidikan sekolah dasar, terutama pada usia 50 tahun keatas. Oleh karena itu, dalam rangka mendongkrak peningkatan rata-rata lama sekolah, peningkatan akses anak usia sekolah agar dapat bersekolah pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah menjadi sesuatu yang wajib dilakukan oleh pemerintah daerah. Upaya peningkatan akses pendidikan dapat dilakukan melalui peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan, dan penyediaan beasiswa bagi siswa kurang mampu, dan subsidi Biaya Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) bagi sekolah dengan jumlah siswa sedikit (di bawah 135 siswa). Gambaran pencapaian indikator kesejahteraan sosial pada urusan pendidikan sampai dengan tahun 2012 adalah sebagai berikut: Tabel 2.7. Capaian Fokus Kesejahteraan Sosial Urusan Pendidikan Kabupaten Indikator Pembangunan Daerah Pendidikan 1 Angka melek huruf 2 Angka Partisipasi Kasar SD/MI/Paket A 3 Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs/Paket B 4 Angka Partisipasi Kasar SMA/SMK/MA/Pa ket C 5 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A Satuan Kondisi Awal dlm RPJMD Target 2012 Pencapaian Target 2012 Realisasi % Capaian Status Capaian 2012 Target 2013 SKPD % 99,96 99,96 99,97 99,30 99,33 99,98 Bapped a % 103,95 97,31 97,85 93,80 95,86 98,38 Dindik pora % 95,81 80,83 83,67 82,01 98,02 86,5 Dindik pora % 51,06 52,47 53,24 54,52 102,41 54,01 Dindik pora % 98,05 96,93 97,47 80,77 82,87 98,01 Dindik pora B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] K a b u p a t e n B a n j a r n e g a r a T a h u n II-17

31 No Indikator Pembangunan Daerah 6 Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B 7 Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/ Paket C 8 Angka rata-rata lama sekolah Satuan Kondisi Awal dlm RPJMD Target 2012 Pencapaian Target 2012 Realisasi % Status Capaian 2012 Target 2013 SKPD Capaian % 95,81 78,76 81,59 56,54 69,30 84,43 Dindik pora % 45,91 45,14 45,91 34,41 74,95 46,68 Dindik pora tahun 6,33 6,34 6,51 NA NA 6,65 Bapped a 2. Urusan Kesehatan Indikator kesejahteraan sosial pada Urusan kesehatan yang ditargetkan pada tahun 2012 mencakup sejumlah 4 indikator, yaitu: Angka kematian bayi, Angka Kematian Ibu, Angka usia harapan hidup, dan Persentase balita gizi buruk (BB/TB). Indikator yang belum mencapai target tahun 2012 yaitu: (1) Angka kematian bayi; dan (2) Angka Kematian Ibu. Jumlah kasus kematian bayi di Kabupaten sebanyak 297 kasus dari sejumlah kelahiran. Adapun jumlah kasus kematian ibu melahirkan sebanyak 23 kasus dari sebanyak kelahiran. Kematian bayi dan kematian ibu melahirkan disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: (1) keterlambatan rujukan karena keluarga tidak segera memberi keputusan, dan kurangnya kepatuhan pasien dalam menjalankan advis; (2) kualitas kesehatan ibu yang kurang baik sebelum ataupun selama hamil, sehingga banyak bayi dengan BBLR juga kelainan kongenetal dengan segala komplikasinya; (3) fasilitas rujukan yang kurang memenuhi baik fasilitas maupun SDM; (4) ketrampilan dan kepatuhan petugas yang masih perlu ditingkatkan; (5) kurangnya perhatian/kasih sayang keluarga terhadap ibu hamil; (6) Aktifitas yang berlebihan selama hamil; (7) persalinan ditangani oleh tenaga non kesehatan sehingga apabila terjadi komplikasi tidak dapat segera ditangani; dan (8) adanya kasus kehamilan tidak diinginkan. Gambaran pencapaian B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] K a b u p a t e n B a n j a r n e g a r a T a h u n II-18

32 No indikator kesejahteraan sosial Urusan kesehatan sampai dengan tahun 2012 adalah sebagai berikut: Tabel 2.8. Capaian Fokus Kesejahteraan Sosial Urusan Kesehatan Kabupaten Indikator Pembangunan Daerah Kesehatan 1 Angka kematian bayi 2 Angka Kematian Ibu 3 Angka usia harapan hidup 4 Persentase balita gizi buruk (BB/TB) Satuan per KH per Kondisi Awal dlm RPJMD Target 2012 Pencapaian Target 2012 Realisasi % Capaian Status Capaian 2012 Target 2013 SKPD 15,09 15,78 10,1 18,16 20,20 10 Dinke s 61,18 74,29 74,25 140,6 10,64 74 Dinke s KH tahun 69,04 69,20 69,38 NA NA 69,55 Dinke s % 0,14 0,07 1 0,34 166,00 1 Dinke s 3. Urusan Ketenagakerjaan Indikator kesejahteraan sosial pada Urusan kesehatan yang tercantum dalam RPJMD dan ditargetkan pada tahun 2012 sebanyak 1 indikator, yaitu: Rasio penduduk yang bekerja. Indikator tersebut berstatus belum tercapai disebabkan masih terbatasnya kesempatan kerja dan kesempatan berusaha di Kabupaten. Dalam rangka meningkatkan rasio penduduk yang bekerja, diperlukan penciptaan lapangan usaha baru melalui peningkatan investasi daerah, pengembangan usaha ekonomi masyarakat sehingga mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan kemampuan kewirausahaan dan bantuan modal usaha. Gambaran pencapaian indikator kesejahteraan sosial urusan ketenagakerjaan sampai dengan tahun 2012 adalah sebagai berikut: B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] K a b u p a t e n B a n j a r n e g a r a T a h u n II-19

33 No Tabel 2.9. Capaian Fokus Kesejahteraan Sosial Urusan Ketenagakerjaan Kabupaten Indikator Pembangun an Daerah Ketenagakerjaan 1 Rasio penduduk yang bekerja Satuan Kondisi Awal dlm RPJMD Target 2012 (RPJMD) Pencapaian Target 2012 Realisasi % Capaian Status Capaian 2012 Target 2013 (RPJMD) SKPD 0,97 0,97 0,97 0,94 96,91 0,97 Dinsos naker trans 4. Bidang Seni Budaya dan Olahraga Indikator kesejahteraan sosial pada fokus seni budaya dan olahraga yang tercantum dalam RPJMD dan ditargetkan pada tahun 2012 sebanyak 2 indikator urusan kebudayaan, yaitu: Jumlah grup kesenian per penduduk dan Jumlah gedung kesenian per penduduk; dan 2 urusan pemuda dan olahraga, yaitu: Jumlah klub olahraga per jumlah penduduk; dan Jumlah gedung olahraga per jumlah penduduk. Semua indikator (2 indikator) pada urusan kebudayaan berstatus telah tercapai (capaian kinerja sebesar 100% atau lebih). Semua indikator (2 indikator) pada urusan pemuda dan olahraga juga berstatus telah tercapai (capaian kinerja sebesar 100% atau lebih). Gambaran pencapaian indikator kesejahteraan sosial seni budaya dan olahraga sampai dengan tahun 2012 adalah sebagai berikut: Tabel 2.10 Capaian Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Bidang Seni Budaya dan Olahraga Kabupaten No Indikator Pembangunan Daerah Seni Budaya dan Olahraga 1 Jumlah grup kesenian per penduduk 2 Gedung kesenian per penduduk 3 Pemuda dan Olahraga Satuan per pendu duk per pendu duk Kondisi Awal dlm RPJMD Target 2012 (RPJMD) Pencapaian Target 2012 Realisasi % Capaian Status Capaian 2012 Target 2013 (RPJMD) SKPD 0,069 0,069 0,07 0, ,71 0,07 Dinbudpar ,0001 Dinbudpar B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] K a b u p a t e n B a n j a r n e g a r a T a h u n II-20

34 No Indikator Pembangunan Daerah a Jumlah klub olahraga per jumlah penduduk B Jumlah gedung olahraga per jumlah penduduk Satuan per pendu duk per pendu duk Kondisi Target Pencapaian Status Target Awal dlm Target Capaian RPJMD 2012 SKPD 2012 Realisasi % (RPJMD) Capaian 2012 (RPJMD) 0,0016 0,0016 0,0016 0, ,50 0,0016 Dindikpora 0,0003 0,0003 0,0003 0, ,00 0,0003 Dindikpora No B. Aspek Daya Saing Daerah B.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah Indikator kemampuan ekonomi daerah pada urusan pertanian yang tercantum dalam RPJMD dan ditargetkan pada tahun 2012 mencakup sejumlah 3 indikator, yaitu: NTP Petani Tanaman Pangan dan Hortikultura, NTP Peternakan, dan NTP Perikanan. Gambaran pencapaian indikator kemampuan ekonomi daerah sampai dengan tahun 2012 adalah sebagai berikut: Tabel 2.11 Capaian Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah Kabupaten Indikator Pembangunan Daerah Kondisi Awal dlm RPJMD Target 2012 Pencapaian Target 2012 Realisasi % Capaian Status Capaian 2012 Target 2013 SKPD I Pertanian 1 Nilai tukar petani - NTP Petani Tan. 143,97 147,00 147,73 104,18 70,52 148,47 Bappeda Pangan & Hortikultura - NTP Peternakan 196,67 192,02 192,98 129,48 67,10 193,94 Bappeda - NTP Perikanan 101,02 102,21 102,72 116,33 113,25 103,23 Bappeda Nilai tukar petani baik pertanian tanaman pangan dan hortikultura, peternakan maupun perikanan di Kabupaten menunjukkan capaian yang baik, pada tahun 2012 telah mencapai angka diatas seratus. Namun demikian apabila dibandingkan dengan target yang ditetapkan dalam RPJMD pada tahun 2012 untuk NTP pertanian tanaman pangan dan hortikultura dan NTP peternakan capaiannya lebih rendah. Namun demikian, dilihat lebih jauh, target yang B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] K a b u p a t e n B a n j a r n e g a r a T a h u n II-21

35 ditetapkan dalam RPJMD terlalu tinggi apabila dibandingkan dengan capaian kinerjanya. Hal ini disebabkan penggunaan data dasar yang berbeda. Data dasar yang digunakan dalam penetapan target RPJMD menggunakan hasil kajian perguruan tinggi, sedangkan capaian pada tahun 2012 diperoleh dari hasil survey yang dilakukan oleh BPS. B.2 Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastuktur Fokus fasilitas wilayah/infrastuktur yang tercantum dalam RPJMD dan ditargetkan pada tahun 2012 mencakup tiga urusan, yaitu: urusan perhubungan; penataan ruang; dan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian. 1. Urusan Perhubungan Indikator fasilitas wilayah/infrastuktur pada urusan perhubungan yang tercantum dalam RPJMD dan ditargetkan pada tahun 2012 sebanyak 3 indikator, yaitu: Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan; Jumlah orang/ barang yang terangkut angkutan umum; dan Jumlah orang/barang melalui terminal per tahun. Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan belum tercapai disebabkan panjang jalan tetap, sementara jumlah kendaraan semakin bertambah, sehingga kepadatan semakin besar. Sementara itu dua indikator lainnya, yaitu indikator Jumlah orang/ barang yang terangkut angkutan umum; dan Jumlah orang/barang melalui terminal per tahun capaiannya masih rendah dipengaruhi oleh peningkatan jumlah orang atau barang menggunakan kendaraan pribadi. Gambaran pencapaian indikator fasilitas wilayah/infrastuktur pada urusan perhubungan sampai dengan tahun 2012 adalah sebagai berikut: B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] K a b u p a t e n B a n j a r n e g a r a T a h u n II-22

36 No Indikator Pembangunan Daerah Perhubungan 1 Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan 2 Jumlah orang/ barang yang terangkut angkutan umum 3 Jumlah orang/barang melalui terminal per tahun Tabel 2.12 Capaian Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastuktur Urusan Perhubungan Kabupaten Satuan Kondisi Awal dlm RPJMD Target 2012 (RPJMD) Pencapaian Target 2012 Realisasi % Capaian Status Capaian 2012 Target 2013 (RPJMD) SKPD 0,73 0,65 0,59 0,45 76,27 0,53 Dinhubkominfo Orang ,89 882,554 Dinhubkominfo ,89 882,554 Dinhubkominfo 2. Urusan Penataan Ruang Indikator fasilitas wilayah/infrastuktur pada urusan penataan ruang yang tercantum dalam RPJMD dan ditargetkan pada tahun 2012 sebanyak 1 indikator, yaitu: Ketaatan terhadap RTRW. Capaian indikator tersebut sebesar 100% dari target sebesar 100%. Gambaran pencapaian indikator fasilitas wilayah/infrastuktur pada urusan penataan ruang sampai dengan tahun 2012 adalah sebagai berikut: Tabel 2.13 Capaian Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastuktur Urusan Penataan Ruang Kabupaten No Indikator Pembangunan Daerah Penataan Ruang 1 Ketaatan terhadap RTRW Satuan Kondisi Awal dlm RPJMD Target 2012 (RPJMD) Pencapaian Target 2012 Realisasi % Capaian Status Capaian 2012 Target 2013 (RPJMD) SKPD % DPU B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] K a b u p a t e n B a n j a r n e g a r a T a h u n II-23

37 3. Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Indikator fasilitas wilayah/infrastuktur pada urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian yang tercantum dalam RPJMD dan ditargetkan pada tahun 2012 sebanyak 3 indikator, yaitu: Jumlah bank; Jenis dan jumlah perusahaan asuransi; dan Jenis, kelas dan jumlah restoran. Capaian ketiga indikator tersebut pada tahun 2012 telah mencapai target yang ditetapkan. Gambaran pencapaian indikator fasilitas wilayah/infrastuktur pada urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian sampai dengan tahun 2012 adalah sebagai berikut: Tabel 2.14 Capaian Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastuktur Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Kabupaten No Indikator Pembangunan Daerah Satuan Kondisi Awal dlm RPJMD Target 2012 (RPJMD) Pencapaian Target 2012 Realisasi % Capaian Status Target Capaian (RPJMD) SKPD Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian 1 Jumlah bank Bagian Perekonomian 2 Jenis dan jumlah perusahaan asuransi 3 Jenis, kelas dan jumlah restoran Bagian Perekonomian % 10,34 10,34 10,34 10, ,1 Bagian Perekonomian B.3 Fokus Iklim Investasi Indikator iklim investasi pada urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] K a b u p a t e n B a n j a r n e g a r a T a h u n II-24

38 No Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian yang tercantum dalam RPJMD dan ditargetkan pada tahun 2012 sebanyak 9 indikator, yaitu: Angka kriminalitas; Jumlah demonstrasi, Lama proses perijinan HO; Lama proses perijinan IMB; Lama proses perijinan SIUP; Penggunaan Alun-alun; Jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah; Jumlah Perda yang mendukung iklim usaha; dan Tersedianya Sistem Informasi Jasa Konstruksi setiap tahun. Sebanyak 8 indikator berstatus telah tercapai, sedangkan 1 indikator belum tercapai, yaitu indikator Jumlah Perda yang mendukung iklim usaha, dari target RPJMD pada tahun 2012 sebanyak 3 Perda, baru tercapai sejumlah 2 Perda. Gambaran pencapaian indikator fokus iklim investasi sampai dengan tahun 2012 adalah sebagai berikut: Tabel 2.15 Capaian Fokus Iklim Investasi Kabupaten Indikator Pembangunan Daerah Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian 1 Angka kriminalitas 2 Jumlah demonstrasi Satuan Kondisi Awal dlm RPJMD Target 2012 (RPJMD) Pencapaian Target 2012 Realisasi % Capaian Status Capaian 2012 Target 2013 (RPJMD) SKPD , Kantor Kesban gpolin mas ,33 6 Kantor Kesbang polinma s 3 Lama proses perijinan HO hari ,00 3 KPPT IMB hari ,00 3 KPPT SIUP hari , KPPT 4 Penggunaan hari ,00 3 KPPT Alun-alun 5 Jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah jenis ,23 35 DPPKAD B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] K a b u p a t e n B a n j a r n e g a r a T a h u n II-25

39 No Indikator Pembangunan Daerah 6 Jumlah Perda yang mendukung iklim usaha 7 Tersedianya Sistem Informasi Jasa Konstruksi setiap tahun Satuan Kondisi Awal dlm RPJMD Target 2012 (RPJMD) Pencapaian Target 2012 Realisasi % Capaian Status Capaian 2012 Target 2013 (RPJMD) SKPD perda KPPT Bagian Pembang unan No B.4 Fokus Sumberdaya Manusia Indikator fokus sumberdaya manusia pada urusan ketenagakerjaan yang tercantum dalam RPJMD dan ditargetkan pada tahun 2012 sebanyak 2 indikator, yaitu: Rasio lulusan S1/S2/S3; dan Rasio ketergantungan. Sebanyak 1 indikator berstatus telah tercapai, sedangkan 1 indikator lainnya berstatus belum tercapai. Satu indikator yang berstatus belum tercapai yaitu Rasio ketergantungan, terutama disebabkan oleh banyaknya perempuan usia kerja yang tidak bekerja, hanya sebagai ibu rumah tangga. Kewajiban memenuhi tanggung jawa mengurus rumah tangga dan minimnya lapangan pekerjaan menjadi kendala dalam pengurangan rasio ketergantungan di Kabupaten. Gambaran pencapaian indikator fokus sumberdaya manusia sampai dengan tahun 2012 adalah sebagai berikut: Tabel 2.16 Capaian Fokus Sumber Daya Manusia Kabupaten Indikator Pembangunan Daerah I Ketenagakerjaan 1 Rasio lulusan S1/S2/S3 2 Rasio ketergantungan Satuan Kondisi Awal dlm RPJMD Target 2012 (RPJMD) Pencapaian Target 2012 Realisasi % Capaian Status Capaian 2012 Target 2013 (RPJMD) SKPD 108,97 114,17 119,37 132,72 111,18 Dinsosnakertrans % 39,75 38,9 38,05 52,38 37,67 Dinsosnakertrans B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] K a b u p a t e n B a n j a r n e g a r a T a h u n II-26

40 C. Aspek Layanan Umum C.1 Urusan Kewenangan Wajib 1. Pendidikan pembangunan urusan pendidikan menunjukkan kinerja yang kurang baik, terlihat dari sejumlah 28 indikator yang ditargetkan pada tahun 2012, sebanyak 8 indikator berstatus telah tercapai (capaian target tahun 2012 sebesar 100% atau lebih), dan sebanyak 20 indikator berstatus belum tercapai (capaian target 2012 kurang dari 100%). Dua puluh indikator yang status capaiannya belum tercapai yaitu: (1) Angka partisipasi sekolah usia 7-12 tahun; (2) Angka partisipasi sekolah usia tahun; (3) Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah; (4) Rasio guru/murid SD/MI; (5) Rasio guru/murid SMP/MTs; (6) Angka partisipasi sekolah tahun; (7) Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah; (8) Sekolah pendidikan SD/MI kondisi bangunan baik; (9) Sekolah pendidikan SMP/MTs kondisi bangunan baik; (10) Sekolah pendidikan SMA/SMK/MA kondisi bangunan baik; (11) Angka rata-rata UN SD/MI; (12) Angka rata-rata UN SMP/MTs; (13) Angka rata-rata UN SMA/MA; (14) Angka rata-rata UN SMK; (15) Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI; (16) Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA; (17) Angka Kelulusan (AL) SD/MI; (18) Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA; (19) Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA; dan (20) Guru SMK yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV. Capaian angka partisipasi sekolah usia 7-12 tahun belum sesuai target tahun 2012 disebabkan anak di bawah usia SD/MI (7-12th) sudah bersekolah pada jenjang SD/MI, begitu pula untuk indikator Angka partisipasi sekolah usia tahun, anak di bawah usia SMP/MTs (13-15th) sudah bersekolah pada jenjang SMP/MTs. Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah tidak sesuai B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] K a b u p a t e n B a n j a r n e g a r a T a h u n II-27

41 target disebabkan adanya regrouping sekolah khususnya pada jenjang SD. Sementara itu rasio guru/murid SD/MI dan jenjang SMP/MTs yang belum mencapai target disebabkan banyaknya guru hononer, sehingga terdapat kelebihan guru walaupun penyebarannya antar wilayah belum tentu merata. Capaian Angka partisipasi sekolah tahun belum sesuai target tahun 2012 disebabkan banyak anak di bawah usia SMA/MA/SMK (16-18th) sudah bersekolah pada jenjang SMA/MA/SMK. Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah belum sesuai target disebabkan masih kurangnya perluasan akses pada jenjang sekolah menengah (kurang adanya pembangunan unit sekolah baru SMA/MA/SMK. Capaian indikator Sekolah pendidikan SD/MI kondisi bangunan baik, indikator Sekolah pendidikan SMP/MTs kondisi bangunan baik, dan indikator Sekolah pendidikan SMA/SMK/MA kondisi bangunan baik belum sesuai dengan target tahun 2012 disebabkan alokasi anggaran untuk pembangunan sekolah yang masih terbatas, dan adanya penambahan jumlah sekolah yang mengalami kerusakan bangunan. Capaian Angka rata-rata UN SD/MI; Angka rata-rata UN SMP/MTs; dan Angka rata-rata UN SMA/MA; dan Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA yang belum sesuai target dipengaruhi oleh kualitas guru dan proses pembelajaran yang belum merata di masing-masih sekolah. Capaian Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI; dan Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA yang belum sesuai target disebabkan oleh faktor ekonomi keluarga, kemalasan anak untuk bersekolah karena kurangnya motivasi dari orang tua/keluarga. Capaian Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA yang belum sesuai target dipengaruhi oleh kesadaran dan kemampuan ekonomi orang tua/keluarga untuk menyekolahkan anaknya ke jenjang sekolah menengah. B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] K a b u p a t e n B a n j a r n e g a r a T a h u n II-28

42 Capaian Guru SMK yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV yang belum sesuai target disebabkan banyaknya tenaga honorer sekolah (wiyata bhakti) dengan kualifikasi pendidikan di bawah D4/S1. Gambaran pencapaian indikator urusan pendidikan sampai dengan tahun 2012 adalah sebagai berikut: Tabel 2.17 Capaian Urusan Pendidikan No Indikator Pembangunan Daerah 1 Pendidikan dasar: A Angka partisipasi sekolah: Angka partisipasi sekolah usia 7-12 tahun Angka partisipasi sekolah usia tahun B Rasio ketersediaan sekolah/pendud uk usia sekolah C Rasio guru/murid SD/MI D Rasio guru/murid SMP/MTs 2 Pendidikan menengah A Angka partisipasi sekolah tahun B Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah C Rasio guru terhadap murid 3 Fasilitas Pendidikan: A Sekolah pendidikan SD/MI kondisi bangunan baik B Sekolah pendidikan SMP/MTs kondisi bangunan baik C Sekolah pendidikan SMA/SMK/MA kondisi bangunan baik Satuan Kondisi Awal dlm RPJMD Target 2012 (RPJMD) Pencapaian Target 2012 Realisasi % Capaian Status Capaian 2012 Target 2013 (RPJMD) SKPD % 99,6 96,95 97,49 90,45 92,78 98,03 Dindikpo ra % 91,54 80,57 83,40 74,17 88,93 86,23 Dindikpo ra 67,56 63,36 67,56 62,81 92,97 67,56 Dindikpo ra 1:15 1:15 1:16 1:14 97,37 0,05 Dindikpo ra 1:17 1:15 1:17 1:14 96,10 0,05 Dindikpo ra % 47,13 44,66 45,43 38,25 84,19 46,2 Dindikpo ra 9,75 10,24 10,44 10,40 99,60 10,64 Dindikpo ra 1:16 1:16 1:17 1:17 100,00 0,05 Dindikpo ra % 66,5 66,71 76,5 66,41 86,80 81,5 Dindikpo ra % 79,7 80,75 85,7 81,81 95,46 88,7 Dindikpo ra % 90,17 91,56 92,17 88,48 96,00 93,17 Dindikpo ra B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] K a b u p a t e n B a n j a r n e g a r a T a h u n II-29

43 No Indikator Pembangunan Daerah 4 Angka Rata-rata UN A Angka rata-rata UN SD/MI B Angka rata-rata UN SMP/MTs c Angka rata-rata UN SMA/MA d Angka rata-rata UN SMK 5 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD): APK Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 6 Angka Putus Sekolah: a Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI b Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs c Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA Satuan Kondisi Awal dlm RPJMD Target 2012 (RPJMD) Pencapaian Target 2012 Realisasi % Capaian Status Capaian 2012 Target 2013 (RPJMD) SKPD 7,21 7,33 7,5 6,92 92,20 7,65 Dindikpo ra 6,66 6,99 7,04 5,40 76,66 7,2 Dindikpo ra 7,87 8,34 8,42 7,31 86,80 8,48 Dindikpo ra 7,42 8,07 8,13 7,94 97,66 8,18 Dindikpo ra % 69,05 60,68 69,15 70,29 101,65 69,2 Dindikpo ra % 0,27 0,29 0,23 0,32 72,38 0,21 Dindikpo ra % 0,76 0,99 0,66 0,43 154,17 0,61 Dindikpo ra % 0,86 1,19 0,76 0,81 93,50 0,71 Dindikpo ra 7 Angka Kelulusan: a SD/MI % 97,65 99,85 99,9 99,11 99,21 99,95 Dindikpo ra b SMP/MTs % 99,19 96,44 97,56 98,66 101,13 98,12 Dindikpo ra c SMA/SMK/MA % 97,27 99,93 99,94 99,25 99,31 99,95 Dindikpo ra 8 Angka Melanjutkan a SD/MI ke % 89,87 87,98 89,97 92,77 103,11 91,97 Dindikpo SMP/MTs b SMP/MTs ke SMA/SMK/MA 9 Kualifikasi Guru a Guru SD yang memenuhi kualifikasi S1/D- IV b Guru SMP yang memenuhi kualifikasi S1/D- IV c Guru SMA yang memenuhi kualifikasi S1/D- IV d Guru SMK yang memenuhi kualifikasi S1/D- IV ra % 67,19 69,06 70,06 69,06 98,57 71,06 Dindikpo ra % 26,71 49,63 54,63 67,00 122,65 59,63 Dindikpo ra % 89,1 90,55 92,1 92,71 100,67 93,6 Dindikpo ra % 95,78 96,64 96,78 97,06 100,29 97,28 Dindikpo ra % 89,89 95,6 96,6 95,88 99,26 97,1 Dindikpo ra B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] K a b u p a t e n B a n j a r n e g a r a T a h u n II-30

44 2. Kesehatan pembangunan urusan kesehatan menunjukkan kinerja yang cukup baik, terlihat dari sejumlah 59 indikator yang ditargetkan pada tahun 2012, sebanyak 33 indikator berstatus telah tercapai (capaian target tahun % atau lebih), dan sebanyak 26 indikator berstatus belum tercapai (capaian target 2012 kurang dari 100%). Dua puluh enam indikator yang status capaiannya belum tercapai yaitu: (1) Rasio tenaga paramedis per satuan penduduk; (2) Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani; (3) Kesembuhan penderita TBC BTA Positif; (4) Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per penduduk <15 tahun; (5) Penemuan penderita pneumonia balita; (6) Penemuan pasien baru TB BTA (+); (7) Penemuan penderita diare; (8) Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kabupaten; (9) Cakupan kunjungan Ibu hamil K4; (10) Cakupan pelayanan nifas; (11) Cakupan pelayanan anak balita; (12) Cakupan pemberian makanan pendam ping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin; (13) Persentase cakupan rawat inap; (14) Cakupan Desa Siaga Aktif; (15) Persentase cakupan TTU yang memenuhi syarat kesehatan; (16) Persentase cakupan tempat pengolahan makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan; (17) Balita yang naik berat badannya; (18) Cakupan bayi (6-11 bulan) mendapat kapsul vitamin A 1 kali per tahun; (19) Cakupan anak balita mendapat kapsul vitamin A 2 kali per tahun; (20) Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe; (21) Persentase bayi yang mendapat ASI eksklusif; (22) Persentase desa dengan garam beryodium baik; (23) Cakupan Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat; (24) Cakupan Peserta KB Aktif; (25) BOR (Bed Occupancy Rate)/Pemanfaatan TT rawat inap; (26) Kelengkapan jenis pelayanan spesialis. Capaian rasio tenaga paramedis per satuan penduduk belum sesuai target disebabkan terbatasnya ketersediaan B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] K a b u p a t e n B a n j a r n e g a r a T a h u n II-31

45 tenaga paramedis, terutama di UPT puskesmas. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani belum sesuai target disebabkan oleh keterbatasan kompetensi dan sarana pelayanan, terutama fasilitas rujukan, dan kualitas penanganan komplikasi kebidanan belum semua sesuai standar. Capaian kesembuhan penderita TBC BTA Positif yang belum sesuai target dipengaruhi oleh tingkat keparahan penyakit TBC BTA Positif. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per penduduk <15 tahun yang belum sesuai target dipengaruhi oleh tidak ditemukannya kasus, dan pemahaman tentang pengertian kasus masih kurang. Penemuan penderita pneumonia balita yang belum sesuai target disebabkan oleh penemuan kasus bersifat pasif hanya yang berkunjung ke sarana kesehatan, pencatatan dan pelaporan belum berjalan rutin dan sesuai dengan format. Penemuan kasus TB masih dibawah target nasional yaitu 70%, hal ini karena masih ada paradigma TB penyakit kutukan, kesadaran penderita untuk memeriksakan belum maksimal, serta keterbatasan kompetensi petugas TB lapangan. Penemuan penderita diare belum sesuai target disebabkan penemuan kasus bersifat pasif hanya yang berkunjung ke sarana kesehatan, pencatatan dan pelaporan belum berjalan rutin dan sesuai dengan format. Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kabupaten belum sesuai target disebabkan oleh gawat darurat Level 1 baru dimiliki oleh Puskesmas Rawat Inap 24 jam on site dan 3 RS di Kabupaten, keterbatasan sarana, prasarana, fasilitas, kompetensi petugas. Cakupan kunjungan Ibu hamil K4 belum sesuai target disebabkan oleh adanya akses (pertama lebih dari 3 bulan) shg tidak memenuhi syarat dasar K4, adanya kasus abortus dan prematuritas. Indikator pelayanan balita meliputi penimbangan 8x, vitamin A 2x, SDIDTK 2x. Penimbangan dan vit A dapat B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] K a b u p a t e n B a n j a r n e g a r a T a h u n II-32

46 memenuhi target, sedangkan untuk SDIDTK belum memenuhi target, belum semua puskesmas melaksanakan SDIDTK karena kurangnya SDM, sehingga cakupan pelayanan Balita belum sesuai target. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin belum bisa memenuhi standar pemberian 90 hari, karena droping MP- ASI yang diberikan belum bisa menjangkau keseluruhan anak. Persentase cakupan rawat inap belum sesuai target disebabkan pencatatan dan pelaporan belum berjalan optimal secara rutin dan sesuai format, pemahaman petugas terhadap definisi operasional indikator. Cakupan Desa Siaga Aktif belum sesuai target disebabkan kurangnya dukungan dana untuk pembinaan desa siaga, pengurus FKD/Desa siaga kurang aktif, dan masyarakat belum merasakan dampak positif dengan adanya desa siaga. Persentase cakupan TTU yang memenuhi syarat kesehatan belum sesuai target disebabkan oleh perawatan dan kesadaran masyarakat mengenai pola hidup bersih dan sehat yang rendah. Persentase cakupan tempat pengolahan makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan belum sesuai target disebabkan oleh keterbatasan tenaga lapangan untuk inspeksi sanitasi. Balita yang naik berat badannya belum sesuai target disebabkan oleh Kenaikan berat badan anak yang ditimbang, sekarang menggunakan KBM (Kenaikan Berat Badan Minimal), sehingga berat badan anak lebih mendekatkan kepada kenaikan yang bermutu. Cakupan bayi (6-11 bulan) mendapat kapsul vitamin A 1 kali per tahun belum sesuai target disebabkan oleh adanya bayi yang sakit atau tidak datang di penimbangan; Cakupan anak balita mendapat kapsul vitamin A 2 kali per tahun disebabkan oleh adanya balita yang tidak datang menimbang, sakit atau sedang bepergian; Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe belum sesuai target disebabkan oleh Ibu hamil selain B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] K a b u p a t e n B a n j a r n e g a r a T a h u n II-33

47 mendapatkan tablet zat besi di puskesmas, juga mengkonsumsi zat besi dari luar (dokter spesialis, tenaga kesehatan/bidan), sehingga cakupannya tidak tercatat atau terlaporkan. Persentase bayi yang mendapat ASI eksklusif belum sesuai target dipengaruhi oleh budaya masyarakat yang sudah memberi halusan pisang atau nasi kepada bayi, dan adanya dominasi dari kakek dan nenek untuk memberikan makanan tersebut sebelum usia 6 bulan. Persentase desa dengan garam beryodium baik belum sesuai target disebabkan oleh adanya ketersediaan garam yodium yang terbatas, sehingga masyarakat hanya membeli garam yang ada dan di konsumsi di daerah tersebut. Disamping itu juga faktor ekonomi yang menjadikan masyarakat membeli garam seadanya, meskipun kurang memenuhi syarat yodiumnya. Cakupan Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat belum sesuai target disebabkan oleh ketika penjaringan ada siswa yang tidak hadir karena sakit, jadi tidak tercover. Cakupan Peserta KB Aktif tidak sesuai target disebabkan kesadaran KB pada sebagian kelompok masyarakat yang masih rendah, dan keterbatasan ekonomi penduduk miskin untuk dapat mengakses alat kontrasepsi. Indikator BOR (Bed Occupancy Rate)/Pemanfaatan TT rawat inap belum sesuai target disebabkan oleh penurunan rata-rata lamanya menginap di rumah sakit. Kelengkapan jenis pelayanan spesialis, disebabkan keterbatasan jumlah dokter spesialis sesuai dengan kebutuhan. pembangunan urusan kesehatan menunjukkan kinerja yang cukup baik, terlihat dari sejumlah 58 indikator yang ditargetkan pada tahun 2012, sebanyak 30 indikator berstatus telah tercapai (capaian target tahun % atau lebih), dan sebanyak 26 indikator berstatus belum tercapai (capaian target 2012 kurang dari 100%). Sebanyak 2 indikator belum diketahui status capaiannya. Dua puluh enam indikator yang status capaiannya belum tercapai B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] K a b u p a t e n B a n j a r n e g a r a T a h u n II-34

48 yaitu: (1) Rasio tenaga paramedis per satuan penduduk; (2) Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani; (3) Kesembuhan penderita TBC BTA Positif; (4) Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per penduduk <15 tahun; (5) Penemuan penderita pneumonia balita; (6) Penemuan pasien baru TB BTA (+); (7) Penemuan penderita diare; (8) Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kabupaten; (9) Cakupan kunjungan Ibu hamil K4; (10) Cakupan pelayanan nifas; (11) Cakupan pelayanan anak balita; (12) Cakupan pemberian makanan pendam ping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin; (13) Persentase cakupan rawat inap; (14) Cakupan Desa Siaga Aktif; (15) Persentase cakupan TTU yang memenuhi syarat kesehatan; (16) Persentase cakupan tempat pengolahan makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan; (17) Balita yang naik berat badannya; (18) Cakupan bayi (6-11 bulan) mendapat kapsul vitamin A 1 kali per tahun; (19) Cakupan anak balita mendapat kapsul vitamin A 2 kali per tahun; (20) Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fel; (21) Persentase bayi yang mendapat ASI eksklusif; (22) Persentase desa dengan garam beryodium baik; (23) Cakupan Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat; (24) Cakupan Peserta KB Aktif; (25) BOR (Bed Occupancy Rate)/Pemanfaatan TT rawat inap; (26) Kelengkapan jenis pelayanan spesialis. Capaian rasio tenaga paramedis per satuan penduduk belum sesuai target disebabkan terbatasnya ketersediaan tenaga paramedis, terutama di UPT puskesmas. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani belum sesuai target disebabkan oleh keterbatasan kompetensi dan sarana pelayanan, terutama fasilitas rujukan, dan kualitas penanganan komplikasi kebidanan belum semua sesuai standar. Capaian kesembuhan penderita TBC BTA Positif yang belum sesuai target dipengaruhi oleh tingkat keparahan B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] K a b u p a t e n B a n j a r n e g a r a T a h u n II-35

49 penyakit TBC BTA Positif. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per penduduk <15 tahun yang belum sesuai target dipengaruhi oleh tidak ditemukannya kasus, dan pemahaman tentang pengertian kasus masih kurang. Penemuan penderita pneumonia balita yang belum sesuai target disebabkan oleh penemuan kasus bersifat pasif hanya yang berkunjung ke sarana kesehatan, pencatatan dan pelaporan belum berjalan rutin dan sesuai dengan format. Penemuan kasus TB masih dibawah target nasional yaitu 70%, hal ini karena masih ada paradigma TB penyakit kutukan, kesadaran penderita untuk memeriksakan belum maksimal, keterbatasan kompetensi petugas TB lapangan. Penemuan penderita diare belum sesuai target disebabkan penemuan kasus bersifat pasif hanya yang berkunjung ke sarana kesehatan, pencatatan dan pelaporan belum berjalan rutin dan sesuai dengan format. Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kabupaten belum sesuai target disebabkan oleh gawat darurat Level 1 baru dimiliki oleh Puskesmas Rawat Inap 24 jam on site dan 3 RS di Kabupaten, keterbatasan sarana, prasarana, fasilitas, kompetensi petugas. Cakupan kunjungan Ibu hamil K4 belum sesuai target disebabkan oleh adanya akses (pertama lebih dari 3 bulan) sehingga tidak memenuhi syarat dasar K4, adanya kasus abortus dan prematuritas. Indikator pelayanan balita meliputi penimbangan 8x, vitamin A 2x, SDIDTK 2x. Penimbangan dan vit A dapat memenuhi target, sedangkan untuk SDIDTK belum memenuhi target, belum semua puskesmas melaksanakan SDIDTK karena kurangnya SDM, sehingga cakupan pelayanan Balita belum sesuai target. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin belum bisa memenuhi standar pemberian 90 hari, karena droping MP- ASI yang diberikan belum bisa menjangkau keseluruhan B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] K a b u p a t e n B a n j a r n e g a r a T a h u n II-36

50 anak. Persentase cakupan rawat inap belum sesuai target disebabkan pencatatan dan pelaporan belum berjalan optimal secara rutin dan sesuai format, pemahaman petugas terhadap definisi operasional indikator. Cakupan Desa Siaga Aktif belum sesuai target disebabkan kurangnya dukungan dana untuk pembinaan desa siaga, pengurus FKD/Desa siaga kurang aktif, dan masyarakat belum merasakan dampak positif dengan adanya desa siaga. Persentase cakupan TTU yang memenuhi syarat kesehatan belum sesuai target disebabkan oleh perawatan dan kesadaran masyarakat mengenai pola hidup bersih dan sehat yang rendah. Persentase cakupan tempat pengolahan makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan belum sesuai target disebabkan oleh keterbatasan tenaga lapangan untuk inspeksi sanitasi. Balita yang naik berat badannya belum sesuai target disebabkan oleh Kenaikan berat badan anak yang ditimbang, sekarang menggunakan KBM (Kenaikan Berat Badan Minimal), sehingga berat badan anak lebih mendekatkan kepada kenaikan yang bermutu. Cakupan bayi (6-11 bulan) mendapat kapsul vitamin A 1 kali per tahun belum sesuai target disebabkan oleh adanya bayi yang sakit atau tidak datang di penimbangan; Cakupan anak balita mendapat kapsul vitamin A 2 kali per tahun disebabkan oleh adanya balita yang tidak datang menimbang, sakit atau sedang bepergian. Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe belum sesuai target disebabkan oleh Ibu hamil selain mendapatkan tablet zat besi di puskesmas, juga mengkonsumsi zat besi dari luar (dokter spesialis, tenaga kesehatan/bidan), sehingga cakupannya tidak tercatat atau terlaporkan. Persentase bayi yang mendapat ASI eksklusif belum sesuai target dipengaruhi oleh budaya masyarakat yang sudah memberi halusan pisang atau nasi kepada bayi, dan adanya dominasi dari kakek dan nenek untuk memberikan makanan tersebut sebelum usia 6 bulan. B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] K a b u p a t e n B a n j a r n e g a r a T a h u n II-37

51 Persentase desa dengan garam beryodium baik belum sesuai target disebabkan oleh adanya ketersediaan garam yodium yang terbatas, sehingga masyarakat hanya membeli garam yang ada dan di konsumsi di daerah tersebut. Disamping itu juga faktor ekonomi yang menjadikan masyarakat membeli garam seadanya, meskipun kurang memenuhi syarat yodiumnya. Cakupan Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat belum sesuai target disebabkan oleh ketika penjaringan ada siswa yang tidak hadir karena sakit, jadi tidak tercover. Cakupan Peserta KB Aktif tidak sesuai target disebabkan kesadaran KB pada sebagian kelompok masyarakat yang masih rendah, dan keterbatasan ekonomi penduduk miskin untuk dapat mengakses alat kontrasepsi. Indikator BOR (Bed Occupancy Rate)/Pemanfaatan TT rawat inap belum sesuai target disebabkan oleh penurunan rata-rata lamanya menginap di rumah sakit. Kelengkapan jenis pelayanan spesialis, disebabkan keterbatasan jumlah dokter spesialis sesuai dengan kebutuhan. Gambaran pencapaian indikator urusan kesehatan sampai dengan tahun 2012 adalah sebagai berikut: Tabel 2.18 Capaian Urusan Kesehatan No Indikator Pembangunan Daerah 1 Rasio posyandu per satuan balita 2 Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk 3 Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk 4 Rasio dokter per satuan penduduk 5 Rasio tenaga paramedis per satuan penduduk 6 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani Satuan Kondisi Awal dlm RPJMD / ,1/ ,004/ ,06/ ,146/ / ,1/ ,004/ ,06/ ,146/ 1000 Target 2012 (RPJMD) 20/ ,1/ ,003/ ,06/ ,146/ 1000 Pencapaian Target 2012 Realisasi % Capaian Status Capaian 2012 Target 2013 (RPJMD) 20/ ,00 20/ ,1/ ,00 0,1/, ,003/ 941, ,00 0,003/ ,06/ ,00 0,06/ / ,00 1,170/ 1000 SKPD Dinkes Dinkes Dinkes Dinkes Dinkes % ,8 84, Dinkes B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] K a b u p a t e n B a n j a r n e g a r a T a h u n II-38

52 No Indikator Pembangunan Daerah 7 Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani 8 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 9 Cakupan Desa/ kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 10 Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan 11 Kesembuhan penderita TBC BTA Positif 12 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD 13 Penderita malaria yang diobati 14 Jumlah penderita malaria baru (API) 15 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit a. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per penduduk <15 tahun b. Penemuan penderita pneumonia balita c. Penemuan pasien baru TB BTA (+) d. Penderita DBD yang ditangani e. Penemuan penderita diare 16 Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kabupaten 17 Cakupan pelayanan Satuan Kondisi Awal dlm RPJMD Target 2012 (RPJMD) Pencapaian Target 2012 Realisasi % Capaian Status Capaian 2012 Target 2013 (RPJMD) SKPD % Dinkes % 87 87, ,9 105,44 90 Dinkes % 88,13 93, ,1 103,30 95 Dinkes % , Dinkes % ,5 92,78 95 Dinkes 0,46 0,87 0,3 0, ,60 0,3 Dinkes % , Dinkes % 0,83 0,87 0,6 0,61 101,66 0,45 Dinkes Dinkes ,33 6 Dinkes % , ,9 39, Dinkes % 42 42, ,17 91,49 50 Dinkes % , Dinkes % , ,9 59, Dinkes % ,8 42, Dinkes % , Dinkes B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] K a b u p a t e n B a n j a r n e g a r a T a h u n II-39

53 No Indikator Pembangunan Daerah kesehatan dasar masyarakat miskin 18 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 19 Cakupan kunjungan bayi 20 Cakupan kunjungan Ibu hamil K4 21 Cakupan pelayanan nifas 22 Cakupan pelayanan anak balita 23 Persentase cakupan balita dengan pneumonia yang ditangani 24 Cakupan pemberian makanan pendam ping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin 25 Cakupan puskesmas 26 Persentase cakupan rawat jalan 27 Persentase cakupan rawat inap 28 Cakupan Desa/ Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam 29 Cakupan Desa Siaga Aktif 30 Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum yang berkualitas 31 Persentase kualitas air minum yang memenuhi syarat 32 Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat Satuan Kondisi Awal dlm RPJMD Target 2012 (RPJMD) Pencapaian Target 2012 Realisasi % Capaian Status Capaian 2012 Target 2013 (RPJMD) SKPD % , Dinkes % 98 97, , Dinkes % 90 87, ,4 93,05 95 Dinkes % 95,52 82, ,9 99,89 90 Dinkes % 87, ,7 74,63 85 Dinkes % , Dinkes % 100 6, ,8 53, Dinkes , Dinkes 23,1 27, ,1 268,21 29 Dinkes 1,08 2,82 3 1,2 40,00 3 Dinkes % , Dinkes % 47,8 34, ,86 40 Dinkes % 57, ,4 100,62 66 Dinkes % 52, ,9 165,27 60 Dinkes % 13,47 18, ,8 294,00 25 Dinkes 33 Persentase % 40,08 42, ,8 130,67 50 Dinkes B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] K a b u p a t e n B a n j a r n e g a r a T a h u n II-40

54 No Indikator Pembangunan Daerah penduduk tidak Buang air Besar Sembarangan (BABS) 34 Persentase cakupan TTU yang memenuhi syarat kesehatan 35 Persentase cakupan rumah yang memenuhi syarat kesehatan 36 Persentase cakupan tempat pengolahan makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan 37 Balita yang datang dan ditimbang 38 Balita yang naik berat badannya 39 Balita bawah garis merah 40 Cakupan bayi (6-11 bulan) mendapat kapsul vitamin A 1 kali per tahun 41 Cakupan anak balita mendapat kapsul vitamin A 2 kali per tahun 42 Cakupan ibu nifas mendapat kapsul Vit A 43 Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe 44 Persentase bayi yang mendapat ASI eksklusif 45 Persentase desa dengan garam beryodium baik 46 Cakupan Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 47 Persentase Posyandu Purnama 48 Persentase Posyandu Mandiri 49 Cakupan Peserta KB Aktif (%) 50 BOR (Bed Occupancy Rate) / Pemanfaatan TT rawat inap (%) 51 LOS (Average Length of Stay/Av Satuan Kondisi Awal dlm RPJMD Target 2012 (RPJMD) Pencapaian Target 2012 Realisasi % Capaian Status Capaian 2012 Target 2013 (RPJMD) SKPD % ,5 84,38 82 Dinkes % 31,48 23, ,1 120,33 45 Dinkes % ,33 70 Dinkes % 69,73 70, ,3 100,43 70 Dinkes % 72,39 71, ,81 98,37 74 Dinkes % 1,48 1,45 <15 1,4 100 <15 Dinkes % 99,12 97, ,7 98, Dinkes % 99,08 97, ,15 97, Dinkes % 95,52 95, ,07 102,16 97 Dinkes % 77,8 85, ,45 94,94 90 Dinkes % 52,36 56, ,05 93,92 65 Dinkes % 74,52 79, ,27 78,08 90 Dinkes % 78 97, ,7 85,41 98,5 Dinkes % 22,37 22, , BKBPP % 11,8 11, , BKBPP % 70 79, ,64 95,80 85 BKBPP % ,04 94,72 75 RSUD hari 3,4 3,8 4 sd 6 3,6 100,00 4 sd 6 RSUD B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] K a b u p a t e n B a n j a r n e g a r a T a h u n II-41

55 No Indikator Pembangunan Daerah LOS) / Rata-rata hari perawatan pasien (hari) 52 TOI (Turn Over Interval) / Ratarata TT tidak digunakan (hari) 53 BTO (Bed Turn Over) / Frekuensi pemakaian TT (kali) 54 Kelengkapan jenis pelayanan spesialis (%/jenis) 55 Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapat layanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih di puskesmas mampu terlaksana KIP / A dan PPT / PKT di Rumah Sakit Satuan Kondisi Awal dlm RPJMD Target 2012 (RPJMD) Pencapaian Target 2012 Realisasi % Capaian Status Capaian 2012 Target 2013 (RPJMD) SKPD hari 1,7 2,2 2 sd 3 2,4 100,00 2 sd 3 RSUD kali ,85 100, RSUD % 62,5 62, ,5 93,28 75 RSUD % BKBPP 3. Pekerjaan Umum pembangunan urusan pekerjaan umum menunjukkan kinerja yang baik, terlihat dari sejumlah 12 indikator yang ditargetkan pada tahun 2012, sebanyak 11 indikator berstatus telah tercapai (capaian target tahun 2012 sebesar 100% atau lebih), dan sebanyak 1 indikator berstatus belum tercapai (capaian target 2012 kurang dari 100%). Satu indikator yang belum tercapai yaitu indikator panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik. Capaian pada tahun 2012 panjang jalan kondisi baik 423,722 km dari total jalan kabupaten sepanjang 888,411 km. Capaian yang belum sesuai target ini disebabkan dana peningkatan/pembangunan/pemeliharaan jalan tidak semua dialokasikan pada jalan kabupaten. Berdasarkan hasil Musrenbang, banyak usulan dari masyarakat untuk peningkatan/pembangunan/pemeliharaan jalan poros desa, B a b I I R e n c a n a K e r j a P e m e r i n t a h D a e r a h [ R K P D ] K a b u p a t e n B a n j a r n e g a r a T a h u n II-42

PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 33 TAHUN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 33 TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH Peraturan Bupati Nomor 27 Tahun 2015 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Tahun 2016 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2016 Pemerintah Kabupaten Tahun 2015 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH 2018 PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 BUPATI BANJARNEGARA PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 41 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 BAB 1

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 BAB 1 1 1 LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Prof. Arjomand (1977) menyatakan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 17 Tahun 2015 Tanggal : 29 Mei 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1 1

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1 1 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR ii vi BAB I PENDAHULUAN 1 1 1.1. Latar Belakang 1 1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan 1 2 1.3. Hubungan Antar Dokumen 1 5 1.4. Sistematika Dokumen RKPD 1 6 1.5. Maksud dan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 15 Tahun 2014 Tanggal : 30 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dokumen perencanaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 PEMERINTAH KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Pagar Alam Tahun 2018 disusun dengan mengacu

Lebih terperinci

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... 3 1.3 Hubungan Antar Dokumen Perencanaan... 5 1.4 Sistematika

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Administrasi Kabupaten Banjarnegara mempunyai luas wilayah 106.970,997 Ha terletak antara 7 o 12 sampai 7 o 31 Lintang Selatan dan 109 o 20 sampai 109 o 45

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... i iii v BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Dasar Hukum Penyusunan... 2 C. Maksud dan Tujuan... 3 D. Hubungan Antardokumen...

Lebih terperinci

D A F T A R I S I Halaman

D A F T A R I S I Halaman D A F T A R I S I Halaman B A B I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan I-2 1.3 Hubungan RPJM dengan Dokumen Perencanaan Lainnya I-3 1.4 Sistematika Penulisan I-7 1.5 Maksud

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH 2014

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH 2014 DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN... 1 I.I. Latar Belakang... 1 I.2. Dasar Hukum Penyusunan... 3 I.3. Hubungan Antar Dokumen... 4 I.4. Sistematika Dokumen RKPD... 6 I.5. Maksud dan Tujuan... 7 BAB II. EVALUASI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR H. DJOHAN SJAMSU, SH PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

KATA PENGANTAR H. DJOHAN SJAMSU, SH PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, hanya karena Ijin dan RahmatNya, Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Lombok Utara Tahun 2015 ini dapat diselesaikan. RKPD Tahun 2015 ini disusun

Lebih terperinci

BAB II KONDISI UMUM DAN POTENSI WILAYAH KABUPATEN BANJARNEGARA

BAB II KONDISI UMUM DAN POTENSI WILAYAH KABUPATEN BANJARNEGARA BAB II KONDISI UMUM DAN POTENSI WILAYAH KABUPATEN BANJARNEGARA Dalam bab II ini penulis akan memaparkan tentang kondisi umum Kabupaten Banjarnegara yang didalamnya akan membahas keadaan geografis, potensi

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 34 TAHUN 2016

PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 34 TAHUN 2016 PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 10

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 10 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN 2010 2015 PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi DAFTAR ISI Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi BAB I Pendahuluan... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Hubungan dokumen RKPD dengan dokumen perencanaan lainnya...

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN... I-1

BAB I PENDAHULUAN... I-1 DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar... Daftar Gambar... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-7 1.4. Kaidah Pelaksanaan...

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Banjarnegara termasuk dalam wilayah Propinsi Jawa Tengah dengan luas wilayah seluas 106.971,01 Ha dengan pusat pemerintahan Kab.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... Halaman PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2016-2021... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016-2021 PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU 2016 Bab I Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... ix PENDAHULUAN I-1

Lebih terperinci

Halaman DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

Halaman DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN 1. DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN i ii iii vi BAB I PENDAHULUAN I-1 1.1. Latar Belakang I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan I-3 1.3. Maksud dan Tujuan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi DAFTAR ISI Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan RPJMD dengan

Lebih terperinci

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIANN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahann yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR RANCANGAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2018 KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR RANCANGAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2018 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan dokumen perencanaan daerah yang menjadi acuann untuk pembangunan selama periode satu tahun dan Pemerintah daerah memiliki

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2011-2015 Diperbanyak oleh: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Banjarnegara terletak antara 7⁰12 7⁰31 Lintang Selatan dan

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Banjarnegara terletak antara 7⁰12 7⁰31 Lintang Selatan dan IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Administrasi Kabupaten Banjarnegara terletak antara 7⁰12 7⁰31 Lintang Selatan dan 109⁰29 109⁰45 50 Bujur Timur. Berada pada jalur pegunungan di bagian tengah

Lebih terperinci

BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR,

BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR, BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR PERATURAN BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR NOMOR 096 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR TAHUN 2015 DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN...I.

BAB I PENDAHULUAN...I. DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GRAFIK... x DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN... I. 1 1.1 Latar Belakang... I. 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I. 9 1.3 Hubungan RKPD dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... D A F T A R I S I Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... (i) (ii) (vii) PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Lombok Utara tentang

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran...

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran... DAFTAR ISI HALAMAN BAB 1 A. Latar Belakang... 1 B. Maksud dan Tujuan... 2 C. Sejarah Singkat Kabupaten Tanggamus... 3 D. Gambaran Umum Daerah... 4 E. Sistematika Penyajian... 20 BAB 2 A. Instrumen Pendukung

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja atau ukuran kinerja akan digunakan untuk mengukur kinerja atau keberhasilan organisasi. Pengukuran kinerja organisasi akan dapat dilakukan

Lebih terperinci

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-nya kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010-2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar...

DAFTAR ISI. Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... i iii vii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum... I-2 1.3 Maksud dan Tujuan... I-4 1.4 Hubungan Antar Dokumen...

Lebih terperinci

Kata Pengantar Bupati Nagan Raya

Kata Pengantar Bupati Nagan Raya Kata Pengantar Bupati Nagan Raya Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, serta selawat dan salam kita sampaikan atas junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW atas limpahan rahmat dan karunia-nya

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR TIM PENYUSUN BAPPEDA KOTA BATU

KATA PENGANTAR TIM PENYUSUN BAPPEDA KOTA BATU KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Batu tahun 2015 merupakan pemfokusan rencana pembangunan yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Batu pada tahun 2015. Pemfokusan berpedoman

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 44 Keterbatasan Kajian Penelitian PKL di suatu perkotaan sangat kompleks karena melibatkan banyak stakeholder, membutuhkan banyak biaya, waktu dan tenaga. Dengan demikian, penelitian ini memiliki beberapa

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Kabupaten Toba Samosir Kabupaten Toba Samosir dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Utara sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan

Lebih terperinci

Daftar Isi DAFTAR ISI... I DAFTAR GAMBAR... IIII DAFTAR TABEL... IV

Daftar Isi DAFTAR ISI... I DAFTAR GAMBAR... IIII DAFTAR TABEL... IV Daftar Isi DAFTAR ISI... I DAFTAR GAMBAR... IIII DAFTAR TABEL... IV BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. LATAR BELAKANG... I-1 1.2. DASAR HUKUM PENYUSUNAN... I-3 1.3. HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN... I-5 1.4. SISTEMATIKA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 6 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 6 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 6 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR : 112 TAHUN 2008 TENTANG KETENTUAN BATAS JUMLAH SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN UANG PERSEDIAAN (SPP-UP) DAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 0 TAHUN 204 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 203-208 PEMERINTAH KABUPATEN LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi...

DAFTAR ISI. Daftar Isi... DAFTAR ISI Daftar Isi.... Daftar Tabel... Daftar Grafik... Bab I Pendahuluan. 1.1. Latar Belakang... 1.2. Dasar Hukum Penyusunan 1.3. Hubungan Antar Dokumen.. 1.4. Sistematika Dokumen RKPD 1.5. Maksud

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2018 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2018 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR : TAHUN 2017 TANGGAL : MEI 2017 1.1. Latar Belakang RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2018 BAB I PENDAHULUAN Rencana Kerja Pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PAGU INDIKATIF KECAMATAN KABUPATEN SUMEDANG TAHUN ANGGARAN 2013

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PAGU INDIKATIF KECAMATAN KABUPATEN SUMEDANG TAHUN ANGGARAN 2013 SALINAN PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PAGU INDIKATIF KECAMATAN KABUPATEN SUMEDANG TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Letak Geografis dan Batas Administrasi Kabupaten di Wilayah BARLINGMASCAKEB Wilayah BARLINGMASCAKEB terdiri atas Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Purbalingga,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dalam rangka

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------------------------------------ i DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-7 1.4.

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Nomor 15 Tahun 1996 tentang Penetapan Hari Jadi Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Purbalingga lahir pada tanggal

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... D A F T A R I S I Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... (i) (ii) (viii) PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI DAFTAR ISI...... i DAFTAR TABEL...... iii DAFTAR GAMBAR...... viii BAB I PENDAHULUAN... 2 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... 5 1.3 Hubungann antara Dokumen RPJMD dengan Dokumen

Lebih terperinci

DAFTAR ISI RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN

DAFTAR ISI RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN DAFTAR ISI DAFTAR ISI.......................................................... i DAFTAR TABEL....................................................... iii DAFTAR GAMBAR....................................................

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR HAL i iv vi vii BAB I PENDAHULUAN I - 1 1.1 DASAR HUKUM I - 4 1.2 GAMBARAN UMUM DAERAH I - 3 1. Kondisi Geografis Daerah I - 5 2. Batas Administrasi

Lebih terperinci

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan NO 2018 A ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 1 PDRB per Kapita (juta rupiah) - PDRB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Kabupaten Rembang Tahun II-1. Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun II-12. Kelamin Kabupaten Rembang Tahun

DAFTAR TABEL. Kabupaten Rembang Tahun II-1. Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun II-12. Kelamin Kabupaten Rembang Tahun DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Wilayah Administratif Menurut Kecamatan/Desa di Kabupaten Rembang Tahun 2015... II-1 Tabel 2.2. Jumlah dan Rasio Jenis Kelamin Penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun

Lebih terperinci

Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI

Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK DAFTAR ISI i

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH.

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH. KATA PENGANTAR Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayahnya, sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Magelang Tahun 2014 dapat diselesaikan tepat waktu. Laporan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... D A F T A R I S I Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... (i) (ii) (viii) PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

Lebih terperinci

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun B AB I P E N D AH U L U AN 1.1 Latar Belakang Perencanaan pembangunan daerah merupakan suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat dengan mempertimbangkan urutan pilihan dan ketersediaan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 Oleh: BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN MALANG Malang, 30 Mei 2014 Pendahuluan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN... 1

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN... 1 1 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum...... 2 1.3. Hubungan Antar Dokumen... 5 1.4. Sistematika Dokumen RKPD... 5 1.5. Maksud dan Tujuan... Hal BAB II EVALUASI HASIL

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G Design by (BAPPEDA) Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Martapura, 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH

Lebih terperinci

Tabel 2-21 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Kesehatan Kota Semarang Tahun II-43 Tabel 2.22 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Pekerjaan

Tabel 2-21 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Kesehatan Kota Semarang Tahun II-43 Tabel 2.22 Aspek Pelayanan Umum dalam Bidang Pekerjaan DAFTAR TABEL Hal Tabel 2.1 Ketinggian Tempat di Kota Semarang... II-4 Tabel 2.2 Penyebaran Jenis Tanah dan Lokasinya di Kota Semarang... II-6 Tabel 2.3 Penggunaan Lahan Sawah di Kota Semarang Dirinci Tiap

Lebih terperinci

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Indikator kinerja dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan pencapaian visi dan misi yang telah dicanangkan oleh Bupati dan Wakil Bupati Sijunjung masa jabatan. Indikator

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i ii vi xi PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PAGU INDIKATIF KECAMATAN KABUPATEN SUMEDANG TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PAGU INDIKATIF KECAMATAN KABUPATEN SUMEDANG TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PAGU INDIKATIF KECAMATAN KABUPATEN SUMEDANG TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJM-D) KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2008-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2015 2019 PROVINSI LAMPUNG 2015 2019 BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi

Lebih terperinci

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 BAB I PENDAHULUAN

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Jawa Barat adalah suatu muara keberhasilan pelaksanaan pembangunan Jawa Barat. Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat mengemban

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL

PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TEGAL TAHUN 2009-2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TEGAL, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR TAHUN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR TAHUN 2016-2021 PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR TAHUN 2016 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

Lebih terperinci

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Sleman Akhir Masa Jabatan Tahun DAFTAR TABEL

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Sleman Akhir Masa Jabatan Tahun DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL Tabel 1.1. Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Sleman... 2 Tabel 1.2. Ketinggian Wilayah Kabupaten Sleman... 3 Tabel 1.3. Jumlah Penduduk Kabupaten Sleman Menurut Jenis Kelamin, Kepadatan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2015 dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa penyelenggaraan desentralisasi dilaksanakan dalam bentuk pemberian kewenangan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR : 34 TAHUN 2014

PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR : 34 TAHUN 2014 PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR : 34 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 D A F T A R I S I Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)

Lebih terperinci

BAB VII P E N U T U P

BAB VII P E N U T U P BAB VII P E N U T U P Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun 2012 diharapkan dapat memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja, baik makro maupun mikro dalam penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... v Daftar Gambar... ix Daftar Isi BAB I Pendahuluan... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen...

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 DAFTAR TABEL Taks Halaman Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 Tabel 2.2 Posisi dan Tinggi Wilayah Diatas Permukaan Laut (DPL) Menurut Kecamatan di Kabupaten Mamasa... 26 Tabel

Lebih terperinci

RKPD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2015

RKPD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2015 i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) berpedoman pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 38 SERI D

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 38 SERI D BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 38 SERI D PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 181 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PADA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA NOMOR : 18 TAHUN 2015

PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA NOMOR : 18 TAHUN 2015 PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA NOMOR : 18 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA TAHUN 2016 BUPATI BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA

Lebih terperinci