KATA PENGANTAR. Demikian Buku Statistik Hortikultura Provinsi Jawa Tengah 2016 kami susun dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Demikian Buku Statistik Hortikultura Provinsi Jawa Tengah 2016 kami susun dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya."

Transkripsi

1 1

2 KATA PENGANTAR Sektor pertanian merupakan sektor yang vital dalam perekonomian Jawa Tengah. Sebagian masyarakat Jawa Tengah memiliki mata pencaharian di bidang pertanian. Peningkatan kualitas dan kuantitas produksi pertanian Jawa Tengah dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Jawa Tengah pada umumnya. Data mengenai pertanian menjadi sangat penting dalam masa sekarang ini. Data dan informasi dibutuhkan dalam pengambilan kepustusan yang cepat. Buku Statistik Hortikultura Provinsi Jawa Tengah 2016 ini adalah penggambaran kondisi pertanaman dan capaian produksi tanaman hortikultura di Provinsi Jawa Tengah pada Tahun Bersama dengan Badan Pusat Statistik Dinas Pertanian Kabupaten Kota, Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah dan Kementerian Pertanian telah bersinergi untuk mencatat, mendata dan menginformasikan hasil capaian produksi tanaman hortikultura dengan metode pencatatan yang mutakhir. Demikian Buku Statistik Hortikultura Provinsi Jawa Tengah 2016 kami susun dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya. i

3 Daftar Isi I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang dan Landasan Hukum Pengelolaan Statistik Hortikultura... 1 B. Metodologi... 5 II. SAYUR DAN BUAH-BUAHAN SEMUSIM... 6 A. Bawang Merah... 6 B. Bawang Putih... 7 C. Bawang Daun... 9 D. Kentang E. Kubis F. Kembang Kol G. Petsai/Sawi H. Wortel I. Lobak J. Kacang Merah K. Kacang Panjang L. Cabe Besar M. Cabe Rawit N. Paprika O. Jamur P. Tomat Q. Terung R. Buncis S. Ketimun T. Labu Siam U. Kangkung V. Bayam W. Melon X. Semangka Y. Blewah Z. Stroberi III. BUAH-BUAHAN DAN SAYURAN TAHUNAN A. Alpukat B. Belimbing ii

4 C. Duku/Langsat/Kokosan D. Durian E. Jambu Biji F. Jambu Air G. Jeruk Siam/Keprok H. Jeruk Besar I. Mangga J. Manggis K. Nangka/Cempedak L. Nenas M. Pepaya N. Pisang O. Rambutan P. Salak Q. Sawo R. Markisa/Konyal S. Sirsak T. Sukun U. Apel V. Anggur W. Melinjo X. Petai Y. Jengkol IV. TANAMAN BIOFARMAKA A. Jahe B. Laos/Lengkuas C. Kencur D. Kunyit E. Lempuyang F. Temulawak G. Temuireng H. Temukunci I. Dlingo/Dringo J. Kapulaga iii

5 K. Mengkudu/Pace L. Mahkota Dewa M. Kejibeling N. Sambiloto O. Lidah Buaya V. TANAMAN HIAS A. Anggrek B. Anthurium C. Anyelir D. Gerbera (Hebras) E. Gladiol F. Heliconia (Pisang-Pisangan) G. Krisan H. Mawar I. Sedap Malam J. Dracaena K. Melati L. Palem M. Aglaonema N. Kamboja Jepang (Adenium) O. Euphorbia P. Phylodendron Q. Pakis R. Monstera S. Soka (Ixora) T. Cordyline U. Diffenbachia V. Pedang-Pedangan (Xansifera) W. Anthurium Daun X. Caladium VI. KESIMPULAN LAMPIRAN-LAMPIRAN Angka Tetap Hortikultura 2016 Sayuran dan Buah-Buahan Semusim Angka Tetap Hortikultura 2016 Buah-buahan dan Sayuran Tahunan iv

6 3. Angka Tetap Hortikultura 2016 Tanaman Biofarmaka Angka Tetap Hortikultura 2016 Tanaman Hias Curah Hujan Jawa Tengah v

7 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Landasan Hukum Pengelolaan Statistik Hortikultura A.1. Latar Belakang Pengelolaan Statistik Hortikultura di tingkat pusat dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Hortikultura serta Pusat Data dan Informasi Pertanian (PUSDATIN Pertanian), Departemen Pertanian. Pada tingkat propinsi dilaksanakan oleh BPS Propinsi dan Dinas Pertanian Propinsi, sedangkan di tingkat kabupaten oleh BPS Kabupaten/Kota dan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota melalui petugas pengumpul data di kecamatan yaitu KCD/Mantri Tani/PPL. Pengelolaan statistik hortikultura ini terdiri dari beberapa tahapan, antara lain; pengumpulan data, pelaporan, pengolahan, analisis sampai dengan penyajian data. Dalam pengisian dan arus pelaporan dilakukan dengan melibatkan berbagai institusi mengacu pada hirarki dan tanggung jawab sebagaimana diatur dalam pedoman ini. Pada awalnya pengelolaan dan pelaporan statistik hortikultura dilakukan dan disajikan menyatu/bersamaan dengan komoditas tanaman pangan, meskipun daftar isian (formulir) hortikultura terpisah dari komoditas tanaman pangan, serta pengiriman laporannya juga telah dilakukan terpisah, baik kepada BPS maupun Direktorat Jenderal Hortikultura. Namun seiring dengan perkembangan organisasi, berbagai masalah dan hambatan yang ditemui, serta tuntutan untuk mendapatkan data yang lebih terfokus, maka pengelolaan dan penyajian data hortikultura telah dilakukan secara terpisah dan berdiri sendiri. Pengelolaan statistik pertanian sebenarnya telah dilakukan oleh pemerintah colonial Belanda jauh sebelum Indonesia merdeka, namun cakupan masih terbatas pada komoditas dan daerah tertentu. Dewasa ini statistik pertanian sudah banyak berubah dan mengalami perkembangan yang mendasar. Perkembangan pengelolaan statistik pertanian, termasuk statistik hortikultura, serta hal-hal penting dalam sejarah statistik pertanian dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Organisasi pengelola statistik di Indonesia didirikan pada tahun 1864, yaitu berkenaan dengan diadakannya "Afdeling Statistik pada Bureau van de Algemene Sekretarie". Pada waktu sebelumnya kegiatan statistik baru merupakan catatancatatan dan publikasipublikasi yang sifatnya insidentil. 2. Pada tahun 1884 Afdeling Statistik tersebut ditutup, dengan alasan penghematan dan baru pada tanggal 24 September 1924 dibentuk lagi "Central Kantoor voor de Statistiek" (CKS) yang dimasukkan dalam "Departemen van Landbouw en Nijverheid". 3. Sesudah kemerdekaan, kantor ini dinamakan Biro Pusat Statistik, yang semula secara berturut-turut berada di bawah Departemen Pertanian, Kementerian Perekonomian, Sekretariat Perdana Menteri, Menteri Riset dan akhirnya berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. 4. Tugas BPS secara keseluruhan dicantumkan dalam Undang-undang No. 6 dan 7 Tahun 1960, dimana disamping bertugas melaksanakan perencanaan, 1

8 pengumpulan, pengolahan dan analisis data statistik, juga diwajibkan melaksanaan koordinasi kegiatan statistik dari segenap instansi pemerintah. 5. Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No. 16 Tahun 1968 dan Surat Keputusan Kepala BPS No. 1833/68/2.1. SK tanggal 30 September 1968, penyusunan data statistic pertanian tanaman pangan menjadi wewenang Sub Bagian Tanaman Bahan Makanan, Bagian Statistik Pertanian, Biro II (Statistik Rutin). Dengan adanya PP No. 2 Tahun 1992 dan Keppres No. 6 Tahun 1992, pelaksanaan tugas pengumpulan data statistik pertanian tanaman pangan dan hortikultura di BPS dilakukan oleh Bagian Statistik Tanaman Padi dan Bagian Statistik Tanaman Palawija dan Hortikultura, Biro Pusat Statistik. Disamping itu, ada unit-unit lain baik di BPS maupun instansi lainnya yang bersama-sama mengelola data statistik tanaman pangan dan hortikultura, antara lain: data ekspor dan impor, harga, konsumsi dan nilai tukar petani. 6. Sebelum tahun 1970, kegiatan pengumpulan data statistik pertanian tanaman pangan juga dilakukan oleh Departemen Pertanian. Cara pengumpulan dan pengolahannya berbeda dengan yang dilaksanakan oleh BPS, sehingga hasilnya berbeda. Hal ini menimbulkan masalah, pertentangan dan perbedaan kepentingan. 7. Dalam rangka memperbaiki perbedaan tersebut maka Menteri Pertanian dengan Surat Keputusan No. 527/Kpts/OP/11/1970 tanggal 9 Nopember 1970 telah membentuk Tim Kerja Perbaikan Statistik Pertanian yang terdiri dari unsur-unsur Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan, Badan Pengendali Bimas, Badan Perancang Pembangunan Nasional (BAPPENAS) dan BPS. Tim ini bertugas mengkaji metode lama tentang pengumpulan, penelitian, pelaporan, pengolahan dan publikasi statistik pertanian serta mengusulkan metode baru. Saran-saran tim tersebut ditetapkan sebagai bahan dasar pelaksanaan kerjasama pengelolaan data antara Biro Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan, baik di pusat maupun tingkat daerah. Penetapan tersebut dicantumkan dalam Instruksi Bersama Direktur Jenderal Pertanian Tanaman Pangan dan Kepala BPS nomor SK 47/DDP/XI/1972 tanggal 20 Nopember Mengingat aparat Dinas Pertanian di daerah adalah aparatur Pemerintah Daerah, pelaksanaan sistem pengumpulan dan pelaporan data dilengkapi dengan instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 3 tahun 1973 tanggal 12 Pebruari 1973 yang ditujukan kepada semua Gubernur Kepala Daerah untuk : a. Membantu dan mengawasi kelancaran pelaksanaan sistem pengumpulan data statistic pertanian sebagaimana digariskan dalam buku instruksi dan pedoman yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan dan BPS. b. Agar memerintahkan kepada semua Bupati/Walikota dan Camat untuk : 1) Mengawasi agar buku register kabupaten/kecamatan/desa diisi dengan tertib dan teratur sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh Instansi Pusat. 2) Mengawasi agar Mantri Statistik/Mantri Tani/Petugas Kecamatan melakukan pelaporan sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditentukan. 2

9 3) Menjelaskan kepada tiap-tiap Kepala Desa/Daerah setingkat desa beserta juru tulisnya tentang cara-cara menaksir luas tanaman, konsep dan definisi dan cara pengisian register serta jadwal waktu pelaporan. Mantri Statistik maupun Mantri Tani atau Petugas Kecamatan yang pernah mendapat pelatihan statistik pertanian dimanfaatkan untuk memberikan bimbingan teknis kepada Kepala Desa. 9. Dalam rangka meningkatkan kerjasama penghitungan produksi pertanian dilengkapi pula dengan Instruksi Menteri Negara Ekonomi, Keuangan dan Industri No. IN/05/MENKUIN/1/1973 tanggal 23 Januari 1973, kepada Menteri Pertanian, Menteri Keuangan dan Kepala BPS untuk : a. Melaksanakan cara penghitungan produksi pertanian yang sama agar diperoleh hasilyang seragam. b. Mengusahakan cara penghitungan produksi pertanian yang tepat untuk dapatdigunakan secara nasional. c. Menugaskan BPS sebagai koordinator. 10. Untuk kelancaran kerjasama antara aparat Departemen Pertanian dan aparat Biro Pusat Statistik di daerah, telah dikeluarkan instruksi bersama Direktur Jenderal Pertanian Tanaman Pangan dan Kepala BPS sebagai berikut: 20/DJTP/VI/1975 a. Nomor tanggal 28 Juni 1975 tentang pelaksanaan perbaikan P.2/1/11/1975 statistik pertanian I. HK b. Nomor tanggal 17 Desember 1984 tentang keseragaman metode untuk memperoleh kesatuan angka. 11. Mulai tanggal 1 Januari 1995 telah diberlakukan buku Pedoman Pengumpulan Data Tanaman Pangan dan Hortikultura, sebagai penyempurnaan dan perbaikan buku pengumpulan dan pengolahan data nomor dan nomor Setelah tahun 1995 telah terjadi berbagai perubahan pada organisasi, tugas dan fungsi organisasi pengelola data statistik pertanian. Terakhir, keadaan organisasi terkait dengan pengelolaan statistik hortikultura seperti tertuang dalam peraturan sebagai berikut: a. Keputusan Presiden Nomor 178 Tahun 2000 tentang Susunan Organisasi dan Tugas Lembaga Pemerintah Non Departemen. b. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 01/Kpts/OT.210/1/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian. c. Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 001 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik. d. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 299/Kpts/OT.140/7/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian. Pada tahun 2007, sesuai fakta dan permasalahan yang dihadapi, serta perkembangan organisasi, selanjutnya setelah mengadakan beberapa kali pembahasan antara Direktorat Jenderal Hortikultura, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Badan Pusat Statistik dan PUSDATIN Pertanian, maka disepakati bahwa Pedoman Pengumpulan Data Tanaman Pangan dan Hortikultura berubah namanya dan dipisahkan menjadi dua buku pedoman yaitu; Pedoman Pengumpulan dan Pengolahan Data Tanaman Pangan, serta Pedoman Pengumpulan Data Hortikultura. 3

10 Dengan adanya pemisahan buku pedoman ini, maka sekaligus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan daftar isian Statistik Pertanian Hortikultura (SPH), dengan perubahan-perubahan sebagai berikut : 1. Perubahan nama daftar isian dari Survei Pertanian (SP) menjadi Statistik Pertanian Hortikultura (SPH). Daftar isian untuk masing-masing komoditas dan aspek yang mengalami perubahan sebagaimana berikut : No Daftar Isian Baru Daftar Isian lama Jenis Komoditas dan Frekuensi Pelaporan 1 SPH-SBS SP IIA Sayuran dan Buah-buahan Semusim (bulanan) 2 SPH-BST SP IIIA Buah-buahan dan Sayuran Tahunan (Triwulan) 3 SPH-TBF SP IIB Tanaman Biofarmaka (Triwulan) 4 SPH-TH SP IIIB Tanaman Hias (Triwulan) 5 SPH-BN SP-VC Perbenihan Hortikultura (Tahunan) 6 SPH-ALSIN SP-VB Alat dan Mesin Pertanian (Tahunan) 2. Cakupan komoditas data hortikultura yang dikumpulkan melalui daftar isian SPH meningkat dari semula 71 komoditas menjadi 90 komoditas, dengan peningkatan terbesar pada tanaman hias (12 komoditas). Sedangkan tambahan untuk tanaman sayuran sebanyak 2 komoditas, tambahan untuk tanaman buah-buahan sebanyak 3 komoditas, dan tambahan untuk tanaman biofarmaka sebanyak 2 komoditas. Cakupan komoditas dalam daftar isian Statistik Pertanian Hortikultura dapat dijelaskan pada Tabel 2 berikut : No Kelompok Komoditas Jumlah Komoditas Tambahan Baru lama Komoditas 1 Sayuran Buah-buahan Tanaman Hias Tanaman Biofarmaka Jumlah Pada daftar isian SPH-BN terdiri dari tanaman sayuran (13 komoditas), tanaman buahbuahan (13 komoditas), tanaman hias (7 komoditas) dan tanaman biofarmaka (7 komoditas). Sementara untuk daftar isian SPH-ALSIN mencakup alat dan mesin pertanian untuk budidaya, alat dan mesin untuk pasca panen dan panen, serta alat dan mesin pengolahan hasil. 4

11 A.2. Landasan Hukum Pengelolaan statistik pertanian, termasuk statistik hortikultura yang dilaksanakan telah didasari pada beberapa landasan hukum sebagai berikut: 1. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3683). 2. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3854). 3. Keputusan Menteri Pertanian No. 511/Kpts/PD.310/9/2006, tentang Jenis Komoditi Tanaman Binaan Direktorat Jenderal Perkebunan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Direktorat Jenderal Hortikultura. 443/TU-010/A/5/06 4. Naskah Kesepakatan bersama Nomor Tahun 2006 antara I/V/KS/2006 Departemen Pertanian dengan Badan Pusat Statistik tentang Pelakasnaan Kegiatan data Entry SP (Survey Pertanian) melalui SP elektronik. B. Metodologi Pengelolaan data hortikultura dilakukan dari tingkat kecamatan sampai pusat. Struktur organisasi pengelolaan data hortikultura di tingkat kecamatan adalah KCD/Mantri Tani/PPL, di tingkat Kabupaten terdiri atas Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dan BPS Kabupaten/Kota, di tingkat Propinsi terdiri atas Dinas Pertanian Propinsi dan BPS Propinsi sedangkan di tingkat Pusat terdiri dari Direktorat Jenderal Hortikultura, PUSDATIN Pertanian dan BPS. Secara umum struktur organisasi pengelolaan data hortikultura dikemukakan pada bagan berikut. BPS Pusat BPS Pusat BPS Provinsi BPS Provinsi BPS Kab/Kota BPS Kab/Kota KCD/Mantri Tani/PPL 5

12 Brebes Demak Pati Kendal Boyolali Tegal Temanggung Grobogan Pemalang Sragen Karanganyar Rembang Blora Kota Tegal Wonogiri Magelang Batang Semarang Wonosobo Sukoharjo Klaten Kudus Banyumas Kota Semarang Pekalongan Cilacap Kebumen Purbalingga Banjarnegara Purworejo Jepara Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Pekalongan II. SAYUR DAN BUAH-BUAHAN SEMUSIM A. Bawang Merah Bawang merah (Allium cepa var ascalonicum (L) Back) merupakan tanaman yang digunakan sebagai bumbu masakan di hampir seluruh wilayah Indonesia. Selain dijadikan bahan utama bumbu masakan, bawang merah dapat dikonsumsi langsung atau dioleh menjadi makanan lain. Bawang merah di Jawa Tengah banyak dihasilkan di Kabupaten Brebes. Dengan semakin meningkatnya permintaan bawang merah dari berbagai daerah, petani-petani di Kabupaten lain selain di Brebes sudah mulai untuk membudidayakannya dengan intensif. Pada tahun 2016 Jawa Tengah dapat memproduksi bawang merah sebesar Kuintal dengan luas panen sebesar ha. Kabupaten Brebes masih menjadi Kabupaten penghasil bawang merah terbesar di Jawa Tengah dengan luasan panen sebesar atau 60,82 % dari total luas panen di Jawa Tengah. Kabupaten demak, Pati dan Kendal juga memiliki luasan panen bawang merah yang cukup tinggi. Tingginya permintaan dan harga bawang merah menyebabkan Petani Kabupaten/Kota lain yang memiliki kondisi alam hampir sama dengan Kabupaten Brebes tertarik untuk bertanam bawang merah. Tingkat Produksi Bawang Merah per Kabupaten/Kota di Jawa Tengah dapat dilihat pada grafik berikut. 4,000,000 Produksi Bawang Merah (Ku) Jawa Tengah 3,500,000 3,000,000 2,500,000 2,000,000 1,500,000 1,000, ,000-6

13 Produksi (Ku) Produksi bawang merah Jawa Tengah pada tahun 2016 ini adalah produksi tertinggi dari Dibandingkan tahun 2015, peningkatan produksi bawang merah terlihat secara signifikan. Tren kenaikan produksi bawang merah ini sangat dipengaruhi oleh kondisi pasar bawang merah yang baik. Penurunan produksi hanya diakibatkan oleh kondisi iklim seperti pada tahun Tren perkembangan produksi bawang merah Jawa Tengah dapat dilihat pada grafik berikut. 6,000,000 Produksi Bawang Merah 5,000,000 4,000,000 3,000,000 2,000,000 1,000, Peningkatan produksi bawang merah pada tahun 2016 ini juga dipengaruhi oleh beberapa program pemerintah untuk pengembangan bawang merah dan pengembangan perbenihan bawang merah. B. Bawang Putih Bawang putih (Allium sativum) merupakan tanaman yang dimanfaatkan umbinya sebagai bumbu. Tanaman bawang putih telah dikenal oleh masyarakat di dunia sejak lama sebagai bumbu masakan. Permintaan bawang putih di Indonesia cukup tinggi akan tetapi bawang putih masih belum banyak dihasilkan di Indonesia. Oleh karena itu impor bawang putih Indonesia masih tinggi. 7

14 Produksi (Ku) Temanggung Karanganyar Wonosobo Magelang Tegal Wonogiri Kendal Pemalang Batang Pekalongan Cilacap Banyumas Purbalingga Banjarnegara Kebumen Purworejo Boyolali Klaten Sukoharjo Sragen Grobogan Blora Rembang Pati Kudus Jepara Demak Semarang Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal Di Jawa Tengah masih sedikit petani yang berminat untuk menanam bawang putih. Selain pembudidayaan yang masih sulit, produktivitas bawang putih lokal masih kalah dengan produktivitas bawang putih impor. Pertanaman bawang putih biasa ditemui di daerah dataran tinggi. Penghasil utama bawang putih di Jawa Tengah adalah di Temanggung dan Karanganyar. Dari total produksi bawang putih Jawa Tengah 2016 sebesar kuintal, Temanggung mengasilkan kuintal (53,02 %) dan Karanganyar sebesar kuintal (37,63 %). Grafik produksi bawang putih Jawa Tengah dapat dilihat pada grafik berikut. 40,000 Produksi Bawang Putih (Ku) Jawa Tengah 35,000 30,000 25,000 20,000 15,000 10,000 5,000 - Produksi bawang putih Jawa Tengah mengalami tren yang meningkat. Selalu tingginya permintaan akan bawang putih mengakibatkan beberapa petani yang berada di dataran tinggi tertarik untuk mulai membudidayakan bawang putih lokal walaupun produksinya belum bisa memenuhi permintaan pasar. Berikut merupakan perkembangan atau tren produksi bawang putih di Jawa Tengah dari tahun ke tahun Produksi Bawang Putih Program-program pemerintah baik dari APBN maupun APBD telah banyak dilaksanakan di daerah-daerah yang berpotensi untuk pertanaman bawang putih seperti di Temanggung. Program-program tersebut berupa bantuan benih ataupun saprodi untuk meningkatkan produktivitas bawang putih. 8

15 Wonosobo Tegal Magelang Semarang Batang Banjarnegara Boyolali Brebes Karanganyar Pemalang Temanggung Kendal Pekalongan Purbalingga Wonogiri Cilacap Grobogan Banyumas Kebumen Purworejo Klaten Sukoharjo Sragen Blora Rembang Pati Kudus Jepara Demak Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal C. Bawang Daun Bawang daun (Allium fistulosum L) adalah tanaman sejenis bawang yang dimanfaatkan daunnya sedangkan umbinya tidak digunakan. Bawang daun merupakan bahan makanan yang sangat populer di dunia. Pada tahun 2016 produksi bawang daun Jawa Tengah adalah kuintal. Hampir 32,69 % produksi bawang daun Jawa Tengah dihasilka di Wonosobo. Daerah Wonosobo yang merupakan dataran tinggi merupakan lahan yang cocok untuk pertanaman bawang daun. Berikut merupakan grafik produksi bawang daun di Jawa Tengah per Kabupaten Kota. 450, , , , , , , ,000 50,000 - Produksi Bawang Daun (Ku) Jawa Tengah Tren produksi bawang daun Jawa Tengah secara umum mengalami tren yang meningkat, akan tetapi untuk periode tahun 2014 sampai 2016 tren produksi bawang daun menurun. Produksi tahun 2016 lebih rendah bila dibandingkan dengan tahun 2015 karena turunnya luas panen. Hal ini disebabkan karena kondisi iklim dengan curah hujan tinggi menyebabkan petani lebih memilih komoditas lain dibandingkan dengan bawang daun. Akan tetapi penurunan luas panen tersebut tidak signifikan. Berikut merupakan tren perkembangan produksi bawang daun Jawa Tengah. 9

16 Produksi (Ku) 1,400,000 Produksi Bawang Daun 1,200,000 1,000, , , , , D. Kentang Kentang (Solanum tuberosum L.) adalah tanaman dari suku Solanaceae yang memiliki umbi batang yang dapat dimakan. Kentang merupakan makanan pokok yang pentingterutama di Eropa dan Amerika. Kentang di Indonesia tidak dimanfaatkan sebagai tanaman pangan pokok akan tetapi digunakan sebagai tambahan sayur, makanan ringan atau bentuk makanan yang lain. Tanaman kentang banyak ditemui di daerah pertanian dataran tinggi sekitar pegunungan Dieng di Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo. Produksi kentang Jawa Tengah pada tahun 2016 adalah sebanyak kuintal. Sebagian besar pertanian kentang berada di dataran tinggi. Banjarnegara menjadi Kabupaten dengan produksi kentang terbanyak dengan kuintal (35,71 %). Berikut adalah grafik produksi kentang Jawa Tengah per Kabupaten/Kota. 10

17 Produksi (Ku) Banjarnegara Brebes Wonosobo Batang Temanggung Tegal Pekalongan Semarang Magelang Purbalingga Pemalang Wonogiri Boyolali Karanganyar Cilacap Banyumas Kebumen Purworejo Klaten Sukoharjo Sragen Grobogan Blora Rembang Pati Kudus Jepara Demak Kendal Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal 1,200,000 Produksi Kentang (Ku) Jawa Tengah 1,000, , , , ,000 - Tren produksi kentang Jawa Tengah mengalami kenaikan walaupun tren nya landai. Produksi kentang dari tahun 2014 sampai dengan 2016 mengalami penurunan. Produksi kentang 2016 lebih rendah bila dibandingkan dengan produksi 2015 yang mecapai kuintal. Penurunan produksi kentang dikarenakan luas panen yang turun bila dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi iklim dengan curah hujan tinggi mengakibatkan petani lebih memilih komoditas lain seperti ubi jalar karena takut umbi kentang akan busuk. Petani yang telah menanam kentang pun juga banyak yang mengalami kebusukan umbi. Berikut adalah tren produksi kentang di Jawa Tengah. 3,500,000 Produksi Kentang 3,000,000 2,500,000 2,000,000 1,500,000 1,000, ,

18 Magelang Banjarnegara Wonosobo Brebes Temanggung Semarang Tegal Pemalang Boyolali Karanganyar Batang Kendal Purbalingga Wonogiri Pekalongan Klaten Banyumas Cilacap Kebumen Purworejo Sukoharjo Sragen Grobogan Blora Rembang Pati Kudus Jepara Demak Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal E. Kubis Kubis atau kadang disebut kol (Brassica oleracaea) adalah tanaman sayuran yang dimanfaatkan kepala daun nya yang masih kuncup. Kubis banyaj dimanfaatkan sebagai bahan pembuat sayur atau dimakan langsung sebagai lalapan. Tanaman kubis sangat bagus ditanam di daerah dengan iklim yang dingin. Kubis merupakan sayuran yang banyak ditemui di Jawa Tengah. Produksi kubis Jawa Tengah mencapai kuintal. Produksi tertinggi kubis adalah di Magelang, Banjarnegara kemudian Wonosobo. Berikut ini adalah grafik produksi kubis per Kabuapten/Kota di jawa Tengah. 900, , , , , , , , ,000 - Produksi Kubis (Ku) Jawa Tengah Produksi kubis Jawa Tengah tahun 2016 mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun Walaupun produksi turun akan tetapi sebenarnya luas panen mengalami peningkatan. Iklim dengan curah hujan tinggi lebih menguntungkan bagi tanaman sayuran daun. Akan tetapi dikarenakan harga kubis yang kurang menguntungkan mengakibatkan petani dalam membudidayakan tanaman kubisnya tidak secara intensif. Hal ini menyebabkan produktivtas turun sehingga produksi turun. Berikut merupakan tren produksi kubis Jawa Tengah. 12

19 Produksi (Ku) 4,500,000 4,000,000 3,500,000 3,000,000 2,500,000 2,000,000 1,500,000 1,000, ,000 - Produksi Kubis F. Kembang Kol Kembang kol adalah sayuran satu keluarga dengan kubis. Bila kubis lebih menitikberatkan pada pertumbuhan daunnya maka kembang kol lebih diambil manfaat dari bunga nya. Kembang kol sangat mirip dengan brokoli. Perbedaan hanya pada warna dan kepadatan bunganya. Produksi kembang kol Jawa Tengah pada tahun 2016 ini mencapai kuintal. Produksi kembang kol tertinggi adalah di Kabupaten Boyolali, Magelang dan diikuti Temanggung. Berikut merupakan grafik persebaran produksi kembang kol di Jawa Tengah. 13

20 Produksi (Ku) Boyolali Magelang Temanggung Wonosobo Semarang Karanganyar Kendal Tegal Purbalingga Pemalang Klaten Cilacap Wonogiri Banyumas Banjarnegara Kebumen Purworejo Sukoharjo Sragen Grobogan Blora Rembang Pati Kudus Jepara Demak Batang Pekalongan Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal 160,000 Produksi Kembang Kol (Ku) Jawa Tengah 140, , ,000 80,000 60,000 40,000 20,000 - Pembudidayaan kembang kol dengan kubis hampir sama. Akan tetapi berbeda dengan produksi kubis yang turun, produksi kembang kol pada tahun 2016 ini mengalami kenaikan bila dibandingkand dengan tahun Kenaikan produksi dikarenakan luas panen dan produktivitas yang naik. Selain kondisi iklim yang sesuai untuk pertanaman kembang kol, harga yang stabil juga mengakibatkan petani banyak yang berminat menanam kembang kol dan membudidayakan denngan intensif. Berikut adalah tren produksi kembang kol Jawa Tengah. 400,000 Produksi Kembang Kol 350, , , , , ,000 50,

21 Magelang Semarang Wonosobo Boyolali Batang Temanggung Karanganyar Tegal Pemalang Banjarnegara Demak Pati Kendal Rembang Wonogiri Grobogan Banyumas Klaten Blora Purbalingga Pekalongan Kebumen Cilacap Purworejo Sukoharjo Sragen Kudus Jepara Brebes Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal G. Petsai/Sawi Sawi merupakan sayuran yang berasal dari marga Brassica satu marga dengan kubis dan kembang kol. Di jawa Tengah terdapat banyak jenis sawi. Terdapat jenis sawi hijau, sawi putih, caisim atau sawi sendok. Sayuran sawi digunakan untuk bahan utama sayuran atau menjadi bahan tambahan makanan lain. Sawi banyak ditemui di daerah dataran tinggi. Kabupaten Magelang dan Semarang merupakan penghasil sawi terbanyak di Jawa Tengah. Produksi Sawi Jawa Tengah tahun 2016 ini mencapai kuintal. Berikut adalah persebaran produksi sawi di Jawa Tengah. 200, , , , , ,000 80,000 60,000 40,000 20,000 - Produksi Petsai/Sawi (Ku) Jawa Tengah Dibandingkan dengan tahun 2015, produksi sawi Jawa Tengah pada tahun 2016 ini mengalami kenaikan karena naiknya luas panen dan produktivitas. Kondisi curah hujan yang tinggi memberikan dampak yang positif pada sayuran yang diambil dauunya. Perkembangan produksi sawi Jawa Tengah dapat dilihat pada grafik berikut. 15

22 Produksi (Ku) 900, , , , , , , , ,000 - Produksi Petsai/Sawi H. Wortel Wortel (Daucus carota) merupakan tanaman sayuran yang dimanfaatkan umbi nya. Tanaman wortel telah dikenal sejak lama di dunia. Wortel adalah tanaman dengan kandungan vitamin A yang cukup tinggi. Wortel dapat dimanfaatkan sebagai bahan sayur, dimakan langsung ataupun dibuat jus untuk minuman. Produksi wortel Jawa Tengah pada tahun 2016 adalah mencapai kuintal. Kabupaten/Kota dengan produksi tertinggi adalah Banjarnegara dengan kuintal (33,64 %). Berikut adalah grafik produksi wortel per Kabupaten/Kota. 16

23 Produksi (Ku) Banjarnegara Boyolali Brebes Tegal Magelang Wonosobo Semarang Karanganyar Batang Purbalingga Wonogiri Pemalang Kendal Temanggung Pekalongan Cilacap Banyumas Kebumen Purworejo Klaten Sukoharjo Sragen Grobogan Blora Rembang Pati Kudus Jepara Demak Kota Magelang Kota Surakarta Kota Salatiga Kota Semarang Kota Pekalongan Kota Tegal 600,000 Produksi Wortel (Ku) Jawa Tengah 500, , , , ,000 - Produksi wortel mengalami tren yang relatif meningkat dari tahun 2006 sampai 2016 walaupun peningkatan tahun 2015 ke tahun 2016 tidak sangat signifikan. Berikut adalah tren produksi wortel di Jawa Tengah. 1,800,000 1,600,000 1,400,000 1,200,000 1,000, , , , ,000 - Produksi Wortel

24 I. Lobak Lobak (Raphanus sativus) merupakan tanaman yang masuk dalam famili Cruciferae. Bagian yang dimanfaatkan dari lobak adalah umbinya. Di Jawa Tengah, tanaman lobak masih jarang diusahakan oleh petani karena permintaan dari masyarakat yang masih kurang. Produksi lobak Jawa Tengah mencapai kuintal. Sebagian besar lobak dihasilkan dari Kabupaten Semarang dengan persentase 89,55 %. Selain di Kabupaten Semarang, produksi lobak hanya ditemui di Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Klaten dengan produksi yang tidak terlalu besar. Berikut adalah produksi lobak per Kabupaten/Kota se Jawa Tengah. Perkembangan produksi lobak Jawa Tengah tidak dalam tren yang positif. Produksi lobak Jawa Tengah sempat meningkat pada tahun 2013 akan tetapi kemudian turun. Hal ini disebabkan karena permintaan akan lobak yang tidak terlalu tinggi dari pasar lokal. Selain itu iklim dengan curah hujan tinggi mengakibatkan petani tidak berminat menanam lobak. Berikut adalah perkembangan produksi lobak Jawa Tengah. 18

25 J. Kacang Merah Kacang merah (Phaselous vulgaris) adalah tanaman yang masih satu marga dengan kedelai atau kacang hijau. Kacang merah adalah tanaman yang kaya akan gizi sebagai sumber protein, antioksidan dan kaya serat. Kacang merah sering digunakan untuk campuran sayur atau diolah menjadi bentuk makanan yang lain. Hanya beberapa Kabupaten/Kota di Jawa Tengah yang menghasilkan kacang merah. Yang terbesar adalah Temanggung, Banjarnegara dan Wonosobo. Kabupaten yang lain adalah Wonogiri, Pemalang dan Magelang walaupun dengan jumlah yang tidak terlalu banyak. Berikut adalah grafik produksi Kacang Merah per Kabupaten/Kota se Jawa Tengah. 19

26 Dari tahun 2006, produksi kacang merah Jawa Tengah mengalami tren yang cenderung negatif. Akan tetapi pada tahun 2016 ini produksi kacang merah mulai merangkak naik bila dibandingkan dengan tahun Permintaan yang tinggi untuk bahan baku pengolahan makanan mengakibatkan penanaman kacang merah yang naik pula. Berikut adalah perkembangan produksi kacang merah Jawa Tengah. 20

27 K. Kacang Panjang Kacang panjang (Vigna unguiculata sesquipeda) adalah sayuran dari keluarga kacangkacangan. Berbeda dengan kacang-kacangan lain yang diambil biji kacangnya saja maka kacang panjang dimanfaatkan dari biji dan penutupnya. Kacang panjang dimanfaatkan sebagai sayur atau lalapan. Kacang panjang tumbuh dengan memanjat atau melilit. Kacang panjang adalah sayuran yang cukup populer di Jawa Tengah. Hampir di seluruh Kabupaten/Kota dapat ditemui pertanaman kacang panjang walaupun banyak yang ditanam sebagai tanaman pengisi galengan atau pekarangan. Kacang panjang banyak dihasilkan di Kabupaten Magelang dengan presentase produksi sebesar 24,84 %. Berikut adalah tingkat produksi kacang panjang per Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Penggunaan kacang panjang yang hanya sebagai bahan sayur mengakibatkan permintaan pasar untuk kacang panjang menjadi tidak berkembang. Hal tersebut mengakibatkan tren produksi kacang panjang cenderung menurun. Berikut adalah tren produksi kacang panjang Jawa Tengah. 21

28 L. Cabe Besar Cabe besar (Capsicum annuum L.) adalah salah satu jens sayuran yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Cabe besar yang disampaikan dalam buku ini adalah segala jenis cabai yang berukuran besar seperti cabe merah besar, cabe hijau besar, cabe keriting dan jenis lainnya yang berukuran besar. Cabe besar dimanfaatkan untuk bahan tambahan sayuran, sambal atau bahan baku industri makanan. Cabe besar hampir dapat ditemui di seluruh Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Temanggung dan Magelang adalah Kabupaten dengan produksi cabe besar yang terbesar di Jawa Tengah. Sejumlah 31,66 % produksi cabe besar Jawa Tengah dihasilkan dari dua Kabupaten tersebut. Berikut adalah grafik produksi cabe besar per Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. 22

29 Pada tahun 2016 permintaan dan harga cabe besar cukup tinggi sehingga banyak petani yang berminat menanam cabe besar. Akan tetapi dengan curah hujan yang cukup tinggi maka banyak cabe besar yang terserang penyakit dan produktivitasnya menurun. Hal ini juga dikarenakan cabe besar biasa ditanam di lahan sawah yang berada di dataran, sehingga air hujan akan mudah menggenang. Hal ini terlihat dari luas panen pada tahun 2016 ini yang meningkat dibandingkan dengan tahun 2015, akan tetapi produksinya menurun. Walaupun pada tahun 2016 cabe besar mengalami penurunan produksi, tren produksi cabe besar Jawa Tengah menunjukan tren yang positif. Tren perkambangan produksi cabe besar Jawa Tengah dapat dilihat pada grafik berikut. 23

30 M. Cabe Rawit Cabe rawit (Capsicum frutescens) sangat poluler didunia kuliner sebagai bahan tambahan masakan atau sebagai bahan sambal. Cabe rawit lebih pedas bila dibandingkan dengan cabe besar. Cabe rawit sangat sering dimanfaatkan atau dikonsumsi dalam bentuk buah segar dan jarang dioleh menjadi cabe bubuk atau diawetkan. Cabe rawit dapat ditemui di hampir seluruh Kabupaten/Kota se Jawa Tengah. Boyolali merupakan Kabupaten dengan produksi cabe rawit terbesar dengan 32,79% produksi Jawa Tengah. Berikut adalah tingkat produksi cabe rawit Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Dilihat dari tren produksi cabe rawit Jawa Tengah maka dapat terlihat adanya tren yang positif. Dibandingkan dengan tahun 2015, produksi tahun 2016 meningkat walaupun dengan luas panen yang turun. Hal yang mengakibatkan naiknya produksi adalah naiknya produktivitas. Curah hujan yang tinggi sebenarnya membuat beberapa petani tertarik untuk menanam sayuran yang lain, karena cabe rawit juga biasa ditanam di daerah tinggi. Akan tetapi karena harga yang cukup tinggi, maka petani yang masih menanam cabe rawit merawatnya secara intensif sehingga produktivitasnya meningkat. Berikut adalah tren produksi cabe rawit di Jawa Tengah. 24

31 N. Paprika Paprika adalah tumbuhan dengan keluarga yang sama dengan cabe. Buah paprika berasa manis dan sedikit pedas. Buah paprika dimanfaatkan untuk sayur atau dimakan langsung untuk salad. Permintaan paprika di Jawa Tengah masih rendah sehingga petani yang menanam paprika pun masih sedikit. Hanya dua Kabupaten di Jawa Tengah yang menanam paprika pada tahun 2016 yaitu Kabupaten Banyumas dan Kebumen. Berikut adalah grafik produksi paprika Jawa Tengah. 25

32 Masih rendahnya permintaan paprika menyebabkan tren produksi paprika Jawa Tengah cenderung turun. Hanya pada tahun 2015 saja produksi paprika dapat menyentuh angka lebih dari kuintal sedangkan pada tahun 2016 ini produksi paprika mencapai titik yang terendah dengan hanya menghasilkan 4 kuintal. Berikut adalah pola perkembangan produksi paprika Jawa Tengah. 26

33 O. Jamur Jamur adalah tanaman yang tidak memiliki klorofil sehingga bersifat heterotrof. Jamur hidup dengan bersimbiosis dengan tanaman lain di alam. Pada saat ini banyak petani yang membudidayakan jamur karnea nilai ekonomi yang tinggi dan permintaan yang selalu meningkat. Jamur dapat diolah menjadi berbagai macam makanan dan dapat diproses dengan banyak cara. Jamur yang umum ditemui dan dibudidayakan di Jawa Tengah seperti jamur tiram, jamur bulan, jamur kuping, jamur merang dan lain sebagainya. Di Jawa Tengah, jamur banyak ditemui di daerah dataran tinggi. Kabupaten Semarang adalah penghasil jamur terbesar di Jawa Tengah dengan produksi mencapai 22,78 % produksi Jawa Tengah. Kemudian diikuti oleh Temanggung, Brebes, Banyumas dan Karanganyar. Berikut adalah grafik produksi Jamur Jawa Tengah. Dengan semakin beragamnya pemanfaatan jamur untuk makanan dan industri, permintaan akan jamur menjadi meningkat. Hal ini meyebabkan perawatan tanaman jamur bertambah intensif. Sehingga pada tahu 2016 produksi jamur meningkat dibandingkan dengan tahun 2015 serta tahun-tahun sebelumnya. Walaupun produksinya meningkat akan tetapi sebenarnya petani yang mengusahakan pertanaman jamur menurun. Hanya petani-petani 27

34 yang telah berpengalaman dan telah maju yang masih bertanam jamur. Dengan cara pertanaman yang intensif mengakibatkan produksi menjadi meningkat dan tidak terpengaruh akan luas panen yang menurun. Berikut ini adalah pola produksi jamur Jawa Tengah. P. Tomat Tomat (Solanum lycopersicum) adalah tumbuhan dari keluarga Solanaceae yang berasal dari Amerika Tengah dan Selatan. Buah tomat dimanfaatkan sebagai sayur, minuman atau dapat dimakan langsung. Selain itu tomat juga dapat dijadikan sebagai bahan baku industri makanan. Tomat pada periode 2016 dapat ditemui di seluruh Kabupaten di Jawa Tengah kecuali Kabupaten Sukoharjo dan Kota-kota di Jawa Tengah. Kabupaten yang paling banyak menghasilkan tomat adalah Wonosobo, Magelang, Tegal dan Semarang. Berikut adalah grafik produksi tomat di Jawa Tengah. 28

35 Perkembangan produksi tomat Jawa Tengah untuk tahun 2016 cenderung turun. Rendahnya harga tomat pada tahun 2015 dan curah hujan yang tinggi pada tahun 2016 menyebabkan luas panen tomat menurun sehingga produksi juga ikut turun. Berikut adalah pola produksi tomat Jawa Tengah dari tahun 2006 sampai dengan tahun

36 Q. Terung Terung (Solanum melongena) adalah tanaman yang dimanfaatkan buahnya untuk sayur atau sebagai pelengkap lalapan. Terung yang ada di Jawa Tengah secara umum terbagi menjadi terung yang berwarna hijau dan berwarna ungu. Terung di Jawa Tengah terbanyak diproduksi dari Kabupaten Magelang dengan persentase 21,97 % dari total produksi Jawa Tengah. Berikut adalah grafik produksi terung Jawa Tengah. Produksi terung tahun 2016 ini menurun drastis apabila dibandingkan dengan tahun Penurunan tersebut dipengaruhi oleh harga terung yang sangat rendah. Dengan rendahnya harga terung, beberapa petani mengalihkan untuk menanam tanaman lain. Harga yang rendah juga menyebabkan petani yang menanam terung memilih untuk tidak merawat tanaman terung nya dengan intensif. Sehingga produktivitas terung pada 2016 juga turun bila dibandingkan dengan Berikut adalah pola produksi terung Jawa Tengah. 30

37 R. Buncis Buncis (Phaaseolus vulgaris) adalah tanaman golongan kacang-kacangan yang dimanfaatkan sebagai sayuran. Buncis mulai banyak dibudidayakan di jawa Tengah kerena permintaan dari dalam maupun luar negeri yang meningkat. Buncis adalah tanaman yang berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Produksi buncis terbesar di Jawa Tengah adalah di Kabupaten Magelang Semarang dan Wonosobo. Buncis di Jawa Tengah banyak ditanam di daerah tinggi berikut adalah grafik produksi buncis masing-masing Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. 31

38 Produksi buncis pada tahun 2016 turun bila dibandingkan dengan tahun Penurunan produksi dipengaruhi oleh penurunan luas panen. Harga buncis yang kurang menarik pada tahun 2016 menyebabkan beberapa petani beralih menanam komoditas lain yang lebih menguntungkan. Beberapa petani yang masih membudidayakan buncis menanam dengan intensif, sehingga secara rata-rata produktivitas buncis pada tahun 2016 meningkat. Walaupun produktivitas meningkat, luas panen yang turun cukup besar mengakibatkan produksi buncis turun. Berikut adalah pola produksi buncis Jawa Tengah. 32

39 S. Ketimun Ketimun atau mentimun (Cucumis sativus L.) adalah suku labu-labuan yang buahya dapat dimakan langsung atau dimasak untuk sayur. Buah Ketimun berasa hambar dan segar dengan kandungan air yang tinggi. Tanaman ketimun tumbuh dengan merambat dan biasa ditanam petani di daerah dataran rendah atau daerah kering. Ketimun terbanyak ditemui di Kabupaten Magelang. Sebesar 37,58 % produksi Jawa Tengah berasal dari Kabupaten Magelang.Persebaran produksi ketimun dapat dilihat pada grafik berikut. Pada tahun 2016 ini luas panen ketimun turun dibandingkan 2015 akan teapi produktivitasnya naik. Penurunan luas panen diakibatkan beralihnya pertanaman ketimun ke palawija atau tebu. Produktivitas naik dikarenakan tahun 2016 curah hujan tinggi sedangkan ketimun biasa ditanam di lahan kering, sehingga ketersediaan air menjadi cukup. Walaupun produktivitasnya naik, penurunan luas panen yang tinggi menyebabkan produksi ketimun di 2016 turun dibandingkan Berikut adalah perkembangan produksi ketimun di Jawa Tengah. 33

40 T. Labu Siam Labu siam atau jipang (Sechium edule) adalah tumbuhan suku labu-labuan yang buahnya banyak dimanfaatkan untuk bahan sayur. Tumbuhan ini merambat atau memanjat dan banyak dibudidayakan di pekarangan. Kabupaten Wonosobo merupakan kabupaten penghasil terbesar labu siam. Sekitar 90 % produksi labu siam Jawa Tengah berasal dari Wonosobo. Sedangkan di Kabupaten lain, labu siam sering dibudidayakan sebagai tanaman pekarangan. Berikut adalah gambaran produksi labu siam di Jawa Tengah. 34

41 Produksi labu siam pada tahun 2016 meningkat drastis dibandingkan tahun Walaupun luas panen turun karene beralih ke komoditas lain terutama tanaman palawija. Beberapa petani yang masih menanam labu siam membudidayakannya dengan intensif sehingga dapat meningkatkan produktivitas dengan tinggi. Berikut ini adalah perkembangan produksi labu siam di Jawa Tengah. 35

42 U. Kangkung Kangkung (Ipomoea aquatic Forsk) adalaj tanaman sayuran yang dimanfaatkan daunnya. Kangkung banyak dibudidayakan di daerah rawa, akan tetapi sekarang sudah banyak kangkung yang dibudidayakan di lahan sawah atau lahan kering. Kabupaten Demak adalah penghasil kangkung terbesar di Jawa Tengah. Kangkung produksi dari Kabupaten Demak menyumbang 34,70 % produksi kangkung Jawa Tengah. Hal ini dikarenakan banyaknya lahan yang tergenang di Demak sehingga cocok untuk pertanaman kangkung. Berikut adalah grafik persebaran produksi kangkung Jawa Tengah. Produksi kangkung tahun 2016 turun dibandingkan dengan tahun Luas panen dan produktivitas yang turun menyebabkan produksi kangkung turun. Tanaman kangkung yang biasanya ditanam di aliran sungai banyak yang rusak karena debit air yang sangat besar. Berikut ini adalah pola produksi kangkung Jawa Tengah. 36

43 V. Bayam Bayam (Amaranthus spp.) adalah tanaman yang dimanfaatkan daunnya untuk membuat sayur atau makan lainnya. Bayam dikenal sebagai tanaman yang memiliki kadar zat besi yang tinggi. Terdapat dua jenis bayam di Jawa Tengah yaitu bayam petik dan bayam cabut. Sama seperti kangkung, bayam juga termasuk tanaman yang perkembanganya baik di daerah dengan ketersediaan air yang tinggi atau daerah tergenang air. Demak merupakan penghasil bayam terbesar di Jawa Tengah dengan kontribusi sebesar 34,37 % produksi Jawa Tengah. Berikut adalah gambaran produksi bayam di Jawa Tengah. 37

44 Perkembangan produksi bayam Jawa Tengah dalam tren yang positif terutama dari tahun 2015 sampai dengan Curah hujan yang tinggi pada 2016 juga menyebabkan banyak petani tertarik untuk menanam bayam karena perkembangan bayam akan optimal bila curah hujan tinggi. Berikut adalah pola perkembangan produksi bayam Jawa Tengah. 38

45 W. Melon Melon (Cucumis Melo L.) adalah buah-buahan semusim yang tumbuh merambat. Di Jawa Tengah banyak dijumpai baerbagai jenis melon. Melon sangat banyak ditemui di daerah dataran rendah. Dengan semakin meningkatnya permintaan melon, banyak petani yang tertarik untuk mencoba membudidayakan melon. Grobogan adalah Kabupaten penghasil melon terbesar di Jawa Tengah dengan kontribusi sebesar 35,54 % produksi Jawa Tengah. Daerah grobogan yang cenderung kering dengan curah hujan rendah memang potensial untuk perkembangan melon. Berikut adalah grafik produksi melon di Jawa Tengah. Dalam satu dekade terakhir, perkembangan produksi melon Jawa Tengah dalam tren yang positif. Akan tetapi dari tahun 2014 hingga tahun 2016 produksi melon mengalami penurunan. Curah hujan yang tinggi menyebabkan petani tidak tertarik menanam melon karena khawatir akan serangan opt dan busuk. Petani lebih memilih tanaman palawija. Berikut adalah pola perkembangan produksi melon di Jawa Tengah. 39

46 X. Semangka Semangka (Citrullus lanatus) adalah tanaman merambat yang berasal dari Afrika bagian selatan. Tanaman semangka masih berkerabat dengan tanaman labu-labuan, melon dan ketimun. Semangka biasa dimanfaatkan buahnya untuk langsung dimakan dan dibuat minuman. Buah semangka adalah buah yang kandungan airnya sangat tinggi. Selain dimakan buahnya, semangka dapat dimanfaatkan bijinya untuk diolah menjadi makanan kwaci. Semangka memiliki sifat pertanaman yang mirip dengan melon. Grobogan juga adalah penghasi semangka terbesar di Jawa Tengah dengan kontribusi sebesar 23,36 %. Berikut adalah grafik produksi semangka Jawa Tengah. 40

47 Pola produksi semangka lebih fluktuatif akan tetapi cenderung stagnan. Produksi semangka pada tahun 2016 turun bila dibandingkan dengan Tingginya curah hujan menyebabkan petani lebih memilih menanam palawija. Curah hujan juga menyebabkan produktivitas semangka menjadi turun karena banyak tanaman yang tergenang dan terserang OPT. Turunnya luas panen dan produktivitas tersebut menyebabkan produksi turun. Berikut adalah perkembangan produksi semangka di Jawa Tengah. 41

48 Y. Blewah Blewah (Cucumis melo cantalupensis) masih berkerabat dengan melon dan semangka. Tumbuhan blewah tumbuh dengan merambat dan banyak ditemui di daerah dataran rendah. Buah blewah banyak dimanfaatkan sebagai bahan pembuat minuman segar. Blewah banyak ditemui di Kabupaen Rembang dan Demak. Tidak banyak Kabupaten/Kota di Jawa Tengah yang memiliki tanaman Blewah. Selain rembang dan Demak terdapat Blora, Klaten, Grobogan dan Banyumas walaupun dengan jumlah produksi yang kecil. Berikut adalah grafik produksi blewah Jawa Tengah. Penanaman blewah dangat tergantung permintaan konsumen. Blewah banyak dikonsumsi ketika bulan puasa dengan kondisi iklim yang panas. Bila kondisi iklim lebih dingin, permintaan blewah turun. Hal ini yang menyebabkan produksi blewah sangat fluktuatif. Produksi tahun 2016 turun drastis bila dibandingkan dengan Tingginya curah hujan dan minimnya permintaan menyebabkan penanaman blewah menjadi berkurang. Pola perkembangan produksi blewah Jawa Tengah dapat dilihat pada grafik berikut. 42

49 Z. Stroberi Stroberi (Fragaria ananassa) adalah tanaman buah musiman yang tidak berasal dari Indonesia. Penampakan buah stroberi berwarna merah dan sangat menarik sehingga sering dimanfaatkan untuk bahan penghias makanan.stroberi berasa masam bila dimakan langsung. Stroberi juga banyak diolah menjadi selai atau bahan makanan lain. Stroberi masih jarang dibudidayakan oleh petani Jawa Tengah. Biasanya stroberi ditanam di daerah yang tinggi. Purbalingga adalah penghasil stroberi terbesar diikuti Karanganyar, Magelang dan Tegal. Berikut adalah grafik produksi stroberi Jawa Tengah. 43

50 Stroberi adalah tanaman yang pembudidayaanya relatif rumit sehingga banyak petani telah meninggalkan stroberi untuk beralih ke komoditas lain. Walaupun permintaan dan harga stroberi cenderung tinggi, pasar stroberi di Jawa Tengah lebih banyak disulplai dari daerah lain. Berikut adalah tren produksi stroberi Jawa Tengah. 44

51 III. BUAH-BUAHAN DAN SAYURAN TAHUNAN A. Alpukat Alpukat (Persea Americana) adalah buah yang berasal dari daerah Amerika Tengah. Alpukat mulai dikenalkan oleh Belanda ke Indonesia pada abad ke-19. Alpukat sering diolah menjadi minuman dan bahan baku makanan. Alpukat paling banyak diproduksi di Kabupaten Boyolali dan Semarang kemudian diikuti Temanggung Karanganyar, Tegal dan Pati. Berikut merupakan grafik persebaran produksi alpukat di Jawa Tengah. Produksi alpukat pada tahun 2016 lebih tinggi bila dibandingkan dengan Sebenarnya tanaman yang menghasilkan pada 2016 berkurang karena banyak bunga yang rontok oleh curah hujan yang tinggi. Akan tetapi untuk petani yang mengusahakan dengan intensif, pohon alpukat dirawat dengan baik. Hal tersebut dikarenakan harga alpukat di pasaran yang bagus. Secara umum, produksi alpukat Jawa Tengah dalam tren yang positif. Berikut adalah perkembangan produksi alpukat Jawa Tengah. 45

52 B. Belimbing Belimbing (Averrhoa carambola) adalah buah khas yang berasal dari Asia. Buahnya berbentuk bintang dengan rasa manis dan asam serta memiliki kandungan air yang cukup tinggi. Belimbing adalah buah yang keberadaannya sudah mulai jarang. Belimbing banyak dihasilkan di Kabupaten Demak hingga Belimbing diakui sebagai buah khas dari Kabupaten Demak. Produksi Belimbnig Demak berkontribusi sebesar 29,08% dari produksi Jawa Tengah. Berikut adalah persebaran produksi belimbing di Jawa Tengah. 46

53 Produksi belimbing Jawa Tengah secara umum dalam tren turun walaupun tidak signifikan. Pada tahun 2016 produksi belimbing turun secara drastis dibandingkan dengan tahun Turunya produksi disebabkan karena rontoknya bunga yang disebabkan karena curah hujan yang tinggi. Di Kabupaten Demak, banyak tanaman yang sudah tua dibongkar untuk kemudian diganti tanaman baru, sehingga belum produktif. Berikut adalah perkembangan produksi belimbing Jawa Tengah. 47

54 C. Duku/Langsat/Kokosan Duku (Lansium parasiticum) adalah buah-buahan yang berasal dari Asia Tenggara. Duku termasuk dalam suku Meliaceae bersama langsat dan kokosan. Duku sering dikonsumsi secara langsung dan beberapa dapat diolah menjadi minuman. Duku di Jawa Tengah banyak ditemukan di Wonosobo dan Purbalingga. Berikut adalah grafik persebaran duku di Jawa Tengah. Dikarenakan curah hujan yang tinggi, bunga tanaman duku menjadi banyak yang rontok. Hal tersebut mengakibatkan tanaman yang menghasilkan menjadi turun bila dibandingkan dengan tahun lalu sehingga produksi tahun 2016 lebih rendah bila dibandingkan dengan Berikut adalah grafik perkembangan produksi duku di Jawa Tengah. 48

55 D. Durian Durian (Durio zibethinus) adalah tanaman asli Asia Tengagra. Buah durian berkulit buah keras dan berduri dengan daging buah lembut dengan bau yang kuat. Sebutan daribuah durian adalah Raja dari Segala Buah (King of Fruit). Buah durian memiliki nilai ekonomis yang tinggi dengan penggemar yang cukup banyak. Tanaman durian dapat ditemui hampir di seluruh Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Tanaman durian untuk pertanian hanya tidak ditemui di Kabupaten Demak, Kota Surakarta, Kota Pekalongan dan Kota Tegal. Wonosobo merupakan Kabupaten dengan produksi durian terbesar di Jawa Tengah. Kontribusi produksi Wonosobo mencapai 37,29 % produksi durian di Jawa Tengah. Berikut ini adalah gambaran persebaran produksi durian di Jawa Tengah. 49

56 Sama dengan tanaman buah tahunan yang lain, dengan tingginya curah hujan pada tahun 2016, banyak bunga tanaman durian yang rontok terkena hujan. Buah durian yang masih muda pun juga ikut rontok terkena hujan. Hal tersebut sangat berdampak karena penghasil durian yaitu Kabupaten Wonosobo curah hujanya cukup tinggi. Tingginya curah hujan Wonosobo bila dibandingkan dengan Kabupaten lain adalah karena seluruh wilayah Kabupaten Wonosobo adalah pegunungan dan dataran tinggi. Berikut adalah grafik perkembangan produksi durian Jawa Tengah. 50

57 E. Jambu Biji Jambu biji (Psidium guajava) adalah tanaman tropis yang berasal dari Brasil. Memiliki buah yang berwarna hijau dengan daging merah atau putih. Buah jambu biji dikenal mengandung vitamin C dengan kadar yang cukup tinggi. Jambu biji banyak dibudidayakan di Kendal. Sekitar 36,60 % produksi jambu biji Jawa Tengah dihasilkan di Kendal. Berikut adalah gambaran persebaran produksi jambu biji Jawa Tengah. Dimulai dari 2009 tren produksi jambu biji Jawa Tengah memperlihatkan tren yang meningkat. Hal tersebut diakibatkan karena semakin meningkatnya permintaan konsumen akan jambu biji. Masyarakat banyak uang mengkonsumsi jambu biji karena manfaatnya yang besar. Tingginya permintaan juga berasal dari industri makanan dan minuman untuk bahan baku minuman jus sari buah kemasan. Produski tahun 2016 meningkat bila dibandingkan dengan tahun Meningkatnya produksi dikarenakan tanaman yang menghasilkan meningkat. Tanaman yang ditanam pada tahun-tahun lalu mulai berbuah pada tahun 2016 ini. Harga jambu biji yang relatif baik di pasaran mengakibatkan petani merawat tanaman jambu bijinya dengan intensif dengan pemupukan yang cukup. Budidaya yang intensif tentu saja akan 51

58 meningkatkan produktivitas buah jambu biji. Berikut adalah tren perkembangan produksi jambu biji di Jawa Tengah. F. Jambu Air Jambu air (Syzygium aqueum) adalah buah yang berasal dari Asia Tenggara. Jambu air dapat ditanam di daerah dataran rendah sampai dataran tinggi. Buah jambu air memiliki rasa manis hingga asam dengan kandungan air yang tinggi. Di Jawa Tengah, jambu air yang terkenal adalah Jambu Air yang berasal dari Kabupaten Demak. Demak merupakan penghasil jambu air terbesar di Jawa Tengah. Jambu air yang dihasilkan dari Demak biasa disebut dengan Jambu Citra. Jambu yang dihasilkan dari Demak berasa manis dan segar, berbeda dengan jambu air yang berasal dari wilayah lain. Produksi Jambu dari Kabupaten Demak sekitar 48,68 % dari produksi jambu biji Jawa Tengah. Berikut adalah persebaran produksi jambu biji di Jawa Tengah. 52

59 Produksi jambu air Jawa Tengah 2016 naik dibandingkan dengan Naiknya produksi lebih disebabkan karena semakin optimalnya perawatan tanaman dan pengendalian OPT. Tanaman yang menghasilkan pada tahun 2016 turun karena curah hujan yang menyebabkan bunga rontok. Akan tetapi tanaman yang dirawat dengan optimal produktivitasnya naik dan menyebabkan produksi toral menjadi naik. Berikut adalah grafik perkembangan jambu air Jawa Tengah. 53

60 G. Jeruk Siam/Keprok Jeruk keprok (Citrus reticulata) merupakan salah satu jenis jeruk yang hidup di daerah tropis dan sebagian subtropics. Pohon jeruk ini memiliki ukuran yang relatif lebih kecil bila dibandingkan jeruk lainnya. Jeruk siam/keprok hampir dapat ditemui di seluruh Kabupaten/Kota di Jawa Tengah kecuali Kota Magelang, Kota Pekalongan dan Kota Tegal. Penghasil terbesar jeruk keprok di Jawa Tengah adalah Cilacap kemudian diikuti kebumen, Batang dan Purworejo. Cilacap menghasilkan 23,42 % dari total produksi jeruk keprok Jawa Tengah. Berikut adalah grafk produksi jeruk keprok Jawa Tengah per Kabupaten/Kota. Produksi jeruk keprok Jawa Tengah 2016 turun bila dibandingkan dengan Sebenarnya tanaman yang menghasilkan naik karena tanaman yang ditanam pada tahun-tahun lalu mulai berbuah. Walapun tanaman yang menghasilkan banyak, curah hujan yang tinggi mengakibatkan bunga banyak yang rontok, sehingga buah yang dihasilkan sedikit. Berikut adalah pola perkembangan produksi jeruk Jawa Tengah. 54

61 H. Jeruk Besar Jeruk besar (Citrus grandis) juga kadang disebut jeruk bali atau jeruk pamelo. Jeruk besar memiliki bentuk buah yang besar bila dibandingkan dengan buah jeruk lainnya. Pati merupakan penghasil jeruk besar yang terbesar di Jawa Tengah. Pati memberikan kontribusi produksi sebesar 57,74 % produksi jeruk besar Jawa Tengah. Berikut adalah grafik produksi jeruk besar Jawa Tengah. 55

62 Produksi jeruk besar pada tahun 2016 turun secara signifikan bila dibandingkan dengan tahun Turunya produksi disebabkan karena turunnya jumlah tanaman yang menghasilkan dan turunnya produktivitas. Kedua hal tersebut disebabkan karena curah hujan yang tinggi yang menyebabkan bunga banyak yang rontok. Berikut adalah perkembangan produksi jeruk besar Jawa Tengah. 56

63 I. Mangga Mangga (Magnifera indica) adalah buah yang sangat popular di Indonesia dan Jawa Tengah khususnya. Pohon mangga memiliki batang yang besar dan tinggi, akan tetapi sekarang mangga diperbanyak dengan stek ataupun cangkok sehingga ukuran batang menjadi lebih kecil. Buah mangga dapat diolah menjadi berbagai makanan dan minuman akan tetapi sering dikonsumsi secara langsung. Penghasil terbesar mangga di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang. Mangga memang sangat cocok bila ditanam di daerah dengan iklim yang agak panas atau dataran rendah. Produksi mangga rembang memberikan kontribusi sebesar 34,43% dari produksi mangga Jawa Tengah. Setelah Rembang, Kabupaten lain yang banyak menghasilkan mangga adalah Pati, Grobogan dan Pemalang. Berikut ini adalah gambaran persebaran produksi mangga di Jawa Tengah. Curah hujan yang tinggi menyebabkan banyak tanaman mangga yang lebih dominan dalam fase vegetatifnya dengan banyaknya tunas baru di pohon mangga. Pada bebrapa tanaman mangga yang dirawat secara intensif, pohon dapat berbunga dan berbuah dengan baik sehingga produktivitasnya tinggi. Walaupun produktifitas tanaman yang menghasilkan naik, dengan banyaknya tanaman yang tidak menghasilkan produksi manga Jawa Tengah tahun 57

64 2016 turun bila dibandingkan dengan tahun Berikut adalah pola perkembangan produksi mangga Jawa Tengah. J. Manggis Manggis (Garcinia mangostana L.) adalah buah tropis dari Asia Tenggara. Sebutan buah ini adalah Ratu Buah. Buah manggis memiliki nilai ekonomis dan manfaat yang tinggi. Oleh karena itu banyak petani yang sudah membudidayakan manggis. Kabupaten dengan produksi manggis terbesar di Jawa tengah adalah Cilacap dengan kontribusi 43,56%. Permintaan manggis yang besar menyebabkan banyak petani yang berminat menanam manggis sehingga tanaman manggis tersebar hampir di seluruh Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Berikut adalah persebaran produksi manggis di Jawa Tengah. 58

65 Permintaan dan pertanaman manggis semakin meningkat dari tahun ke tahun. Luas tanaman yang menghasilkan pada tahun 2016 naik dibandingkan dengan dengan tahun Akan tetapi karena tingginya curah hujan, banyak bunga yang rontok sehingga produktivitasnya turun. Turunnya produktivitas di 2016 adalah faktor utama penurunan produksi manggis Jawa Tengah. Berikut adalah perkembangan produksi manggis Jawa Tengah. 59

66 K. Nangka/Cempedak Nangka (Artocarpus heterophyllus) adalah buah yang berasal dari Asia. Nangka sangat mudah ditemui di wilayah Jawa Tengah di dataran tinggi maupun rendah. Nangka dapat langsung dikonsumsi dan dapat juga diolah menjadi sayur bila masih muda. Akan tetapi yang di data dalam buku ini adalah nangka yang sudah masak. Tanaman nangka dapat ditemui di seluruh Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Persebaran produksi nangka lebih seragam antar Kabupaten/Kota tergantung dengan luasan wilayahnya juga. Tahun 2016, Kabupaten Boyolali merupakan Kabupaten dengan nilai produksi nangka terbesar di Jawa Tengah. Berikut adalah grafik produksi nangka tiap Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Produksi nangka Jawa Tengah tahun 2016 turun dibandingkan dengan Penurunan produksi lebih disebabkan oleh berkurangnya tanaman yang menghasilkan. Pengurangan tanaman produktiv tersebut karena pada tahun 2016 tanaman nangka banyak ditebang untuk dijadikan bahan baku meubel. Berikut ini adalah perkembangan produksi nangka di Jawa Tengah. 60

67 L. Nenas Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) adalah tanaman tropis yang berasal dari Amerika Selatan. Buah nanas bukanlah buah sejati melainkan gabungan buah-buah sejati yang dalam perkembanganya tergabung dengan tongkol menjadi satu buah. Di Jawa Tengah nanas banyak ditemui di daerah Kabupaten Pemalang. Pada tahun 2016, Kabupaten Pemalang merupakan penghasil nanas terbesar di Jawa Tengah. Sejumlah 89,84 % produksi nanas Jawa Tengah berasal dari Pemalang. Kabupaten lain yang produksi nanasnya cukup besar adalah Purbalingga. Berikut adalah grafik persebaran produksi nanas di Jawa Tengah. 61

68 Permintaan pasar akan nanas cukup tinggi pada tahun Dengan permintaan pasar yang meningkat maka minat petani untuk menanam nanas meningkat hingga dapat terlihat bahwa jumlah tanaman yang menghasilkan pada tahu 2016 naik dibandingkan dengan Namun, permintaan yang besar tersebut adalah untuk nanas madu, yaitu nanas khas Pemalang yang memiliki rasa manis dan berukuran kecil. Dengan banyaknya tanaman nanas madu yang dibudidayakan maka produktivitas tiap rumpun nanas akan berkurang karena ukuran atau berat buahnya turun per rumpun. Oleh karena itu produksi nanas Jawa Tengah 2016 turun bila dibandingkan 2015 walaupun tanaman yang menghasilkan meningkat. Berikut adalah perkembangan produksi nanas Jawa Tengah. 62

69 M. Pepaya Pepaya (Carica papaya L.) adalah tanaman buah yang berasal dari Meksiko bagian selatan dan bagian utara dari Amerika Selatan. Dikarenakan berasal dari daerah tropis, pepaya sangat mudah dibudidayakan di Jawa Tengah. Begitu mudahnya pepaya tumbuh di Jawa Tengah hingga di seluruh Kabupaten/Kota di Jawa Tengah dapat ditemui pertanaman pepaya. Boyolali adalah pengahsil pepaya terbesar di Jawa Tengah dan memang sudah terkenal sebagai penghasil pepaya dari sejak lama. Penghasil pepaya yang lain adalah Cilacap kemudian diikuti Banjarnegara, Kebumen dan Banyumas. Berikut ini adalah persebaran produksi pepaya di Jawa Tengah. Produksi pepaya tahun 2016 naik dengan signifikan. Hal ini ditunjang oleh jumlah tanaman yang menghasilkan naik dan produktivitas naik. Naiknya tanaman yang menghasilkan adalah karena permintaan pasar yang meningkat dan adanya program-program pengembangan pepaya. Dengan banyaknya program dan permintaan yang meningkat, perawatan tanaman pepaya menjadi lebih optimal dengan pemupukan dan penanganan OPT yang baik.serangan OPT untuk tahun 2016 lebih sedikit bila dibandingkan dengan serangan tahun Berikut ini adalah tren perkembangan produksi pepaya di Jawa Tengah. 63

70 N. Pisang Pisang (Musa acuminate, Musa balbisiana) adalah tanaman buah yang berasal dari daerah tropis. Pisang hampir mudah ditemui di seluruh wilayah Jawa Tengah. Jenis-jenis pisang yang dibudidayakan di Jawa Tengah sangat beragam dari pisang ambon, pisang kapok, pisang raja dan lain-lain. Pisang adalah tanaman yang populer di Jawa Tengah. Hampir di setiap wilayah terdapat tanaman pisang. Pada tahun 2016 ini Kabupaten Rembang adalah Kabupaten dengan produksi pisang terbesar di Jawa Tengah. Berikut ini adalah grafik persebaran produksi pisang di Jawa Tengah. 64

71 Produksi pisang Jawa Tengah pada tahun 2016 naik bila dibandingkan dengan tahun Tingginya curah hujan menyebabkan bertambahnya tunas-tunas baru yang segera dilakukan pemindahan menjadi rumpun baru. Berikut adalah perkembangan produksi pisang di Jawa Tengah. 65

72 O. Rambutan Rambutan (Nephelium lappaceum L) adalah tanaman tropis yang tergolong ke dalam suku Sapindaceae. Rambutan berasal dari Asia Tenggara. Buah rambutan memiliki kulit buah berambut dengan daging buah berwarna putih. Buah rambutan adalah buah dengan kadar gula yang tinggi. Tanaman rambutan merupakan tanaman yang dapat ditemui di seluruh wilayah Jawa Tengah. Rambutan juga sering ditemui sebagai tanaman pekarangan di perumahan. Hanya Kota Tegal saja yang tidak ada data produksi rambutan di Kabupaten Pati dan Cilacap adalah penghasil rambutan terbesar di Jawa Tengah. Berikut adalah persebaran produksi rambutan Jawa Tengah. Dengan tingginya curah hujan pada tahun 2016 banyak bunga rambutan yang rontok sehingga jumlah tanaman yang menghasilkan dan produktivitas nya berkurang. Perkembangan produksi rambutan Jawa Tengah dapat dilihat pada grafik berikut. 66

73 P. Salak Salak (Salacca zalacca) juga sering disebut dengan Snake fruit karena buahnya memiliki kulit bersisik seperti ular. Salak adalah buah unggulan Jawa Tengah. Salah satu penghasil salak terbesar di Jawa Tengah adalah Kabupaten Banjarnegara dan Magelang dengan Salak Nglimut nya. Buah salak Jawa Tengah telah merambah pasar luar negeri. Salak sebagian besar dihasilkan di Kabupaten Banjarnegara kemudian diikuti Kabupaten Magelang dan Wonososbo. Banjarnegara memberikan kontribusi produksi Salak Jawa Tengah sebesar 65,78 %. Grafik produksi salak Jawa Tengah per Kabupaten/Kota dapat dilihat pada grafik berikut ini. 67

74 Setelah terjadinya bencana tanah longsor di Banjarnegara pada tahun Pergantian tanaman baru yang terdampak longsor segera dilakukan sehingga tanaman yang menghasilkan pada tahun 2016 tidak menurun bila dibandingkan tahun Akan tetapi dengan tingginya curah hujan menyebabkan banyak buah salak yang masih kecil rontok. Hal ini menyebabkan produktivitas salak menjadi turun. Turunnya produktivitas menyebabkan turunnya produksi salak pada tahu 2016 ini dibandingkan Berikut oni adalah pola perkembangan produksi salak Jawa Tengah. 68

75 Q. Sawo Sawo (Manilkara zapota) adalah buah asli dari daerah tropis. Buah Sawo memiliki pohon yang besar dan berumur panjang. Buahnya berwarna coklat, daging bahnya manis dan berair. Di Jawa Tengah, tanaman sawo banyak ditemui di daerah dataran rendah. Rembang merupakan penghasil sawo terbesar di Jawa Tengah, diikuti Kendal dan Brebes. Ketiga Kabupaten tersebut sebagian besar wilayahnya adalah di dataran rendah. Berikut adalah grafik produksi sawo Jawa Tengah pada tahun Produksi sawo Jawa Tengah pada tahun 2016 meningkat bila dibandingkan dengan Curah hujan yang tinggi memang menyebabkan banyak bunga yang rontok. Akan tetapi tanaman yang menghasilkan pada tahun 2016 ini meningkat dengan jumlah yang banyak. Peningkatan jumlah tanaman yang menghasilkan dikarenakan tanaman sawo yang pada tahuntahun lalu ditanam sudah mulai menghasilkan atau produktif. Perkembangan produksi sawo Jawa Tengah dari tahun ke tahun dapat dilihat pada grafik berikut. 69

76 R. Markisa/Konyal Markisa (Passiflora edulis/passifora flavicarva) adalah tanaman buah yang tumbuhnya merambat. Di Indonesia terdapat dua jenis markisa yang sering ditemui yaitu markisa ungu di dataran tinggi dan markisa kuning di dataran rendah. Buah markisa digunakan sebagai bahan pembuat sirup minuman segar. Di Jawa Tengah masih sedikit petani yang menanam markisa secara intensif. Produksi markisa Jawa Tengah masih sedikit. Kabupaten Semarang adalah penghasil markisa terbesar di Jawa Tengah dengan kontribusi sebesar 77,68 %. Berikut adalah grafik produksi markisa di Jawa Tengah. 70

77 Tren produksi markisa di Jawa Tengah mengalami kondisi yang fluktuatif tergantung dengan permintaan pasar. Pada tahun 2016 produksi turun dibanding Permintaan markisa yang turun menyebabkan perawatan tanaman yang kurang optimal sehingga produktivitas turun. Berikut ini adalah pola produksi markisa di Jawa Tengah. 71

78 S. Sirsak Sirsak (Annona muricata L.) adalah tanaman buah yang berasal dari Karibia, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Daging buah sirsak berwarna putih dan berasa agak asam. Sirsak biasa dikonsumsi langsung atau diolah menjadi minuman. Penghasil terbesar sirsak di Jawa tengah adalah Purworejo, Rembang dan Wonogiri. Dari data produksi dapat terlihat hampir seluruh kabupaten/kota menghasilkan sirsak pada tahun Persebaran produksi sirsak tiap Kabupaten/Kota dapat dilihat pada grafik berikut. Curah hujan yang tinggi pada tahun 2016 menyebabkan kerontokan pada bunga sirsak. Selain itu juga terjadi serangan ulat di beberapa daerah terhadap tanaman sirsak. Hal tersebut mengakibatkan turunnya produktivitas sirsak. Padahal dengan tingginya permintaan sirsak, tanaman yang menghasilkan pun semakin banyak. Produktivitas yang rendah menyebabkan produksi sirsak pada tahun 2016 lebih rendah bila dibandingkan dengan Berikut ini adalah perkembangan produksi sirsak Jawa Tengah. 72

79 T. Sukun Sukun (Artocarpus altilis) memiliki buah yang daging buahnya empuk seperti roti sehingga juga sering disebut Breadfruit. Buah sukun umumnya dikonsumsi dengan diolah atau dimasak terlebih dahulu. Kandunagn karbohidrat buah sukun cukup tinggi sehingga menjadi sumber pangan alternatif yang potensial untuk dikembangkan. Sukun dapat ditemui di seluruh wilayah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Penghasil sukun terbesar di Jawa Tengah adalah Rembang dan Klaten. Berikut ini adalah gambaran produksi sukun Jawa Tengah. 73

80 Sama seperti komoditas buah-buahan dan sayuran tahunan lainnya, curah hujan yang tinggi menyebabkan rontoknya bunga sukun. Rontoknya bunga mengakibatkan produktivitas dan tanaman yang menghasilkan menjadi turun yang secara otomatis mengakibatkan turunnya produksi sukun di Jawa Tengah. Berikut adalah pola produksi sukun Jawa Tengah. 74

81 U. Apel Apel (Malus domestica) adalah buah yang tidak berasal dari Asia Tengagra. Tanaman apel tumbuh subur di daerah beriklim subtropis. Di Indonesia, pohon apel akan tumbuh secara optimal di daerah dengan suhu dingin. Pada tahun 2016 apel hanya diproduksi dari Kabupaten Brebes. Pertanaman apel di Kabupaten Brebes hanya sebanyak 125 pohon. Petani yang menanam hanya mencoba menanam tanpa dilakukan perawatan yang intensif. Dari tanaman tersebut, produksi yang digasilkan adalah 101 kuintal dalam tahun Apel bukan tanaman favorit petani Jawa Tengah. Sehingga dari tahun ke tahun hanya sedikit petani yang menanam apel dan dengan perawatan yang kurang intensif. Berikut adalah perkembangan produksi apel Jawa Tengah. 75

82 V. Anggur Anggur masuk dalam keluarga Vitaceae. Buah anggur berbentuk bulat-bulatan dan bergerombol. Anggur dapat langsung dikonsumsi secara langsung. Di luar negeri, anggur menjadi bahan baku pembuatan beberapa minuman keras. Tanaman anggur berasal dari Timur Tengah dan Eropa. Pertanaman anggur di Jawa Tengah masih sedikit dikarenakan perawatan tanaman yang sulit. Pada tahun 2016 anggur paling banyak diproduksi di Kabupaten Tegal dan Rembang. Berikut adalah persebaran produksi anggur Jawa Tengah Dikarenakan cara budidaya yang sulit maka banyak petani di Jawa Tengah tidak menanam anggur kembali. Hal tersebut menyebabkan tren produksi anggur cenderung menurun. Berikut adalah gambaran pola produksi anggur Jawa Tengah. 76

83 W. Melinjo Melinjo (Gnetum gnemon Linn) adalah tanaman berbiji terbuka yang berasal dari daerah tropis Asia. Melinjo adalah buah yang bermanfaat untuk pengolahan makanan kecil dan makanan laiinya. Biji, kulit dan daunnya dapat dimanfaatkan sebagai makanan. Melinjo hampir tersebar merata di seluruh wilayah Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Penghasil terbesar melinjo pada 2016 adalah Klaten kemudian diikuti Wonogiri, Kebumen, Tegal dan Batang. Berikut ini adalah grafik persebaran produksi melinjo di Jawa Tengah. 77

84 Produksi melinjo Jawa Tengah pada tahun 2016 turun bila dibandingkan dengan tahun Permintaan melinjo yang turun menyebabkan petani banyak yang menebang pohon melinjo nya untuk ditanami komoditas lain. Berikut ini adalah gambaran perkembangan produksi melinjo Jawa Tengah. 78

85 X. Petai Petai (Parkia speciosa) tersebar luas di Indonesia bagian barat. Buah petai berbau khas dan sering dikonsumsi langsung sebagai lalapan atau diolah menjadi sayur dan makanan lain. Tanaman petai dapat ditemui hampir di semua wilayah di Jawa Tengah. Penghasil petai tertinggi adalah Kabupaten Wonosobo dengan kontribusi produksi sebesar 25,87 %. Berikut ini adalah grafik persebaran produksi petai di Jawa Tengah. Curah hujan yang tinggi menyebabkan bunga petai banyak yang rontok bahkan sampai tidak menghasilkan. Oleh karena itu produksi petai 2016 lebih rendah bila dibandingkan dengan Berikut ni adalah perkembangan produksi petai di Jawa Tengah. 79

86 Y. Jengkol Jengkol (Archidendron pauciflorum) adalah termasuk suku polong-polongan. Buahnya berupa polong dan bentuknya gepeng berbelit membentuk spiral, berwarna lembayung tua. Bijinya berkulit ari coklat tua. Jengkol dapat dimakan langsung sebagai lalapan atau diolah menjadi makanan lain. Jengkol banyak ditemui di daerah dataran tinggi. Jepara dan Temanggung adalah penghasil jengkol terbesar di Jawa Tengah. Berikut adalah persebaran produksi jengkol di Jawa Tengah. 80

87 Curah hujan yang tinggi rupanya tidak berpengaruh dengan pembuahan jengkol. Bahkan dengan ketersediaan air yang sangat cukup, produktivitas tanaman jengkol menjadi meningkat. Sehingga produksi jengkol Jawa Tengah tahun 2016 lebih tinggi dibandingkan tahun Berikut ini adalah grafik perkembangan produksi jengkol Jawa Tengah. 81

88 IV. TANAMAN BIOFARMAKA A. Jahe Jahe (Zingiber officinale) adalah tanaman rimpang yang sangat popular sebagai bahan rempah-rempah dan obat. Dalam industri jamu, jahe adalah bahan baku yang paling utama dan permintaan nya cukup tinggi. Jahe memiliki rasa pedas yang disebabkan adanya senyawa keton bernama zingeron. Jahe merupakan tanaman obat utama terutama dalam industri jamu. Tanaman jahe adalah tanaman yang paling banyak dibudidayakan diantara tanaman biofarmaka. Di Jawa Tengah jahe banyak dihasilkan di Kabupaten Wonogiri dan Semarang. Memang di daerah Wonogiri dan Semarang terdapat industri jamu dengan skala besar. Berikut adalah grafik produksi jahe per Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Produksi jahe menunjukan tren yang meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2016 produksi jahe lebih tinggi dibandingkan dengan Tingginya permintaan jahe dari pasar maupun industri menyebabkan banyak petani yang berminat tanam jahe. Curah hujan yang tinggi pun tidak berpengaruh kepada pertanaman jahe. Jahe biasa ditanam di lahan non 82

89 sawah sehingga ketika curah hujan tinggi, tanah tidak akan tergenang. Peningkatan produksi jahe diperkirakan akan meningkat seiring meningkatnya tren obat herbal di kalangan masyarakat. Berikut adalah grafik perkembangan produksi jahe di Jawa Tengah. B. Laos/Lengkuas Laos/Lengkuas (Alpinia galangal) adalah tanaman rimpang yang rimpangnya dapat dimanfaatkan sebagai bumbu makanan atau bahan obat-obatan. Laos/lengkuas dapat tumbuh di daerah dataran tinggi maupun dataran rendah. Kudus adalah Kabupaten yang menghasilkan laos terbanyak di Jawa Tengah pada Kemudian diikuti Wonogiri dan Rembang. Grafik persebaran produksi laos dapat dilihat pada gafik berikut. 83

90 Produksi laos pernah mencapai puncak pada tahun 2013 dan turun pada tahun 2014 sampai Pada tahun 2016 permintaan lengkuas kembali naik sehingga petani kembali menanam laos. Dengan permintaan yang tinggi petani memelihara tanamannya dengan intensif. Sehingga produksi menjadi meningkat. Berikut ini adalah perkembangan produksi laos Jawa Tengah. 84

91 C. Kencur Kencur (Kaempferia galangal L.) termasuk tanaman rimpang yang dimanfaatkan rimpangnya untuk obat-obatan. Kencur dimanfaatkan sebagai jamu untuk meningkatkan nafsu makan dan menyegarkan tubuh. Pada tahun 2016, kencur banyak dihasilkan di Boyolali diikuti Wonogiri, Rembang dan Kudus. Persebaran produksi kencur Jawa Tengah dapat dilihat pada grafik berikut. Produksi kencur pada tahun 2016 sangat dipengaruhi oleh curah hujan. Petani yang biasa menanam kencur di daerah datar lebih memilih alih komoditas ke tanaman pangan seperti padi dan ubi kayu. Penurunan luas panen tersebut sangat berpengaruh pada turunnya produksi kencur pada tahun 2016 ini. Pola perkembangan produksi kencur dapat dilihat pada grafik berikut. 85

92 D. Kunyit Kunyit (Curcuma longa Linn) adalah tanaman rempah-rempah atau tanaman obat asli Asia Tenggara. Kunyit biasa dimanfaatkan sebagai bahan tambahan makanan atau jamu. Kunyit terkenal dengan daging umbinya yang berwarna kuning. Kekhasan warna inilah yang membuat kunyit sering dimanfaatkan juga dalam pengolahan makanan. Kunyit banyak dihasilkan dari Kabupaten Wonogiri. Kabupaten Wonogiri memberikan kontribusi produksi kunyit sebesar 57,11 % dari total produksi Jawa Tengah. Tingkat produksi kunyit Jawa Tengah per Kabupaten/Kota dapat dilihat pada grafik berikut. 86

93 Terjadi penurunan produksi kunyit pada tahun 2016 dibandingkan dengan tahun 2015 walaupun tidak begitu signifikan. Penurunan tersebut dikarenakan luas panen yang turun imbas dari turunnya permintaan pasar terhadap kunyit. 87

94 E. Lempuyang Lempuyang (Zingiber zerumbet) adalah tanaman rimpang yang dapat digunakan sebagai obat ataupun bumbu makanan. Untuk penggunaan yang popular sebagai bahan obat, lempuyang adalah bahan baku dari jamu cabe puyang. Lempuyang pada tahun 2016 banyak dihasilkan dari Wonogiri. Sekitar 52,05% produksi lempuyang Jawa Tengah berasal dari Wonogiri. Berikut adalah grafik produksi lempuyang Jawa Tengah. Tren produksi lempuyang sebenarnya dalam kondisi positif. Akan tetapi produksi tahun 2016 ini lebih rendah dibandingkan dengan tahun Turunnya produksi tersebut dikarenakan turunnya minat petani untuk menanam lempuyang dikarenakan harga yang kurang baik di pasaran. Berikut ini adalah grafik pola produksi lempuyang Jawa Tengah. 88

95 F. Temulawak Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) adalah tanaan obat dalam suku temu-temuan. Temulawak berasal dari pulau Jawa. Temulawak bermanfaat untuk menambah nafsu makan dan kesehatan liver. Temulawak banyak ditanam di Wonogiri. Produksi temulawak tahun 2016 di Wonogiri mencapai 39,40% produksi Jawa Tengah. Berikut ini adalah grafik produksi temulawak Jawa Tengah. 89

96 Temulawak termasuk bahan baku utama dalam industri obat=obatan herbal. Akan tetapi pada tahun 2016, stok temulawak di gudang industri obat-obatan sangat melimpah sehingga pemintaan industri akan temulawak turun. Turunnya permintaan tersebut mengakibatkan petani beralih menanam komoditas lain sehingga produksi temulawak juga mengalami penurunan pada 2016 ini. Berikut ini adalah grafik perkembangan produksi temulawak Jawa Tengah. 90

97 G. Temuireng Temuireng (Curcuma aeruginosa Roxb) adalah tanaman rimpang yang masih satu keluarga dengan tumulawak. Bentuk fisik tanaman hampir mirip dengan temulawak. Hanya saja pada umbinya terdapat warna kehitaman sehingga sering disebut temuhitam atau temuireng. Temuireng banyak dihasilkan dari Wonogiri. Kontribusi Wonogiri terhadap produksi temuireng Jawa tengah adalah sebesar 44,91 %. Berikut adalah grafik produksi temuireng di Jawa Tengah. Tingginya curah hujan yang tinggi pada tahun 2016 menyebabkan produksi temuireng Jawa Tengah turun bila dibandingkan dengan Karena curah hujan, petani lebih memilih tanaman lain seperti temukunci. Berikut ini adalah perkembangan produksi temuireng Jawa tengah. 91

98 H. Temukunci Temukunci (Bosenbergia rotunda (L.) Mansf) masih satu keluarga dengan jahe. Walaupun namanya temukunci akan tetapi sebenarnya tidak satu keluarga dengan temulawak dan temuireng. Rimpang temukunci berbeda dengan bentuk rimpang tanaman sejenis karena berbentuk vertical kebawah, memanjang seperti kunci. Wonogiri adalah penghasil temukunci yang terbesar di Jawa Tengah. Produksi temukunci Wonogiri menyumbang 60,64 % produksi Jawa Tengah. Berikut ini adalah persebaran produksi temukunci di Jawa Tengah. 92

99 Produksi temukunci Jawa Tengah 2016 meningkat dibandingkan Peningkatan tersebut dikarenakan bertambahnya luas panen karena ada alih komoditas dari temuireng. Peningkatan permintaan juga ikut menambah minat tanam petani yang menyebabkan luas panen meningkat. Dengan meningkatnya permintaan, perawatan tanaman menjadi lebih optimal sehingga produktivitas juga meningkat. Berikut adalah pola produksi temukunci Jawa Tengah. 93

100 I. Dlingo/Dringo Dlingo (Acorus calamus) adalah tumbuhan yang rimpangnya dapat dijadikan obatobatan. Daunnya berbentuk alang-alang dan menyukai tanah basah. Dlingo telah dikenal lama oleh bangsa Ibrani dan Eropa. Produksi dlingo di Jawa Tengah tidak terlalu sebanyak tanaman biofarmaka lain. Penghasil terbesar dlingo di Jawa Tengah adalah Wonogiri dengan persentase produksi sebesar 53,59 %. Berikut adalah grafik produksi dlingo Jawa Tengah. Produksi dlingo pada tahun 2016 naik dibandingkan dengan Kenaikan produksi dipicu kenaikan permintaan dari industri. Dengan naiknya permintaan, minat petani untuk menanam dlingo semakin besar. Selain itu perawatan tanaman juga menjadi lebih optimal. Berikut adalah perkembangan produksi dlingo Jawa Tengah. 94

101 J. Kapulaga Kapulaga (Amomum compactum) adalah sejenis rempah dan tanaman obat yang dimanfaatkan bijinya. Kapulaga merupakan salah satu rempah yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Kapulaga paling banyak ditemui di Kabupaten Magelang kemudian diikuti Wonosobo, Semarang dan Banyumas. Berikut ini adalah grafik produksi kapulaga Jawa Tengah. 95

102 Permintaan untuk kapulaga sebenarnya terjadi penurunan. Akan tetapi produksi kapulaga pada tahun 2016 ini mengalami peningkatan bila dibandngkan dengan Curah hujan yang tinggi menyebabkan pertumbuhan tanaman kapulaga menjadi lebih optimal dan meningkatakan produktivitasnya. Berikut ini adalah gambaran perkembangan produksi kapulaga Jawa Tengah. K. Mengkudu/Pace Mengkudu (Morinda citrifolia) atau sering juga disebut pace adalah tanaman yang buahnya dapat digunakan untuk berbagai macam obat. Buahnya berwarna hijau hingga putih dengan rasa yang pahit. Mengkudu sering diolah menjadi kapsul atau bentuk lain untuk memudahkan masyarakat untuk mengkonsumsinya. Kabupaten penghasil mengkudu terbesar adalah Kabupaten Banyumas. Produksi dari Banyumas memberikan kontribusi sebesar 19,39 %. Berikut ini adalah grafik produksi mengkudu di Jawa Tengah. 96

103 Kepopuleran mengkudu sebagai obat herbal sedang mengalami penurunan sehingga banyak pohon mengkudu yang ditebang dan diganti dengan tanaman lain yang lebih menguntungkan. Dengan minimnya penurunan, banyak juga pohon mengkudu yang dibiarkan saja tanpa ada perawatan yang maksimal. Oleh karena itu produksi mengkudu 2016 lebih rendah dari produksi Berikut ini adalah pola produksi mengkudu Jawa Tengah. 97

104 L. Mahkota Dewa Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) adalah tanaman obat yang diambil buahnya. Mahkota dewa berasal dari Papua. Selain sebagai tanaman obat, mahkota dewa juga sering digunakan sebagai peneduh di pekarangan. Hanya sebagian dari Kabupaten/Kota di Jawa Tengah menghasilkan mahkota dewa pad tahun Wonogiri adalah penghasil mahkota dewa terbesar di jawa Tengah diikuti Sukoharjo dan Cilacap. Berikut ini adalah grafik Produksi mahkota dewa Jawa Tengah. Sama seperti mengkudu, kepopuleran mahkota dewa dalam industri herbal sedang turun. Hal tersebut mengakibatkan petani banyak yang membongkar tanaman mahkota dewanya. Berikut ini adalah pola produksi mahkota dewa Jawa Tengah. 98

105 M. Kejibeling Kejibeling (Strobilanthes crispus) adalah tanaman perdu yang daunnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku obat-obatan. Kejibeling dapat dimanfaatkan untuk pengobatan penyakit ginjal, kandung kemih atau batu empedu. Sebagian besar produksi kejibeling Jawa Tengah berasal dari Kabupaten Wonogiri. Sekitar 83,15 % produksi kejibeling Jawa Tengah berasal dari Wonogiri. Grafik produksi kejibeling Jawa Tengah dapat dilihat pada grafik berikut. 99

106 Permintaan kejibeing pada tahun 2016 lebih sedikit bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini menyebabkan petani banyak yang beralih komoditas ke Jahe. Selain itu perawatan juga menjadi tidak optimal. Sehingga produksi kejibeling turun pada tahun 2016 ini. Berikut adalah pola produksi kejibeling Jawa Tengah. 100

107 N. Sambiloto Sambiloto(Andrographis paniculata) merupakan tumbuhan obat semak tegak. Asal sambiloto adalah dari daerah Asia. Tanaman sambiloto digunakan untuk mencegah pembentukan radang, memperlancar air seni (diuretika), menurunkan panas badan (antipiretika), obat sakit perut, kencing manis, dan terkena racun. Sambiloto banyak ditemukan di Wonogiri kemudian diikuti Magelang dan Kota Semarang. Berikut adalah grafik produksi sambiloto Jawa Tengah pda tahun Produksi sambiloto pada tahun 2016 meningkat bila dibandingkan dengan Peningkatan produksi tersebut dikarenakan naiknya permintaan sambiloto. Kenaikan permintaan menyebabkan peningkatan jumlah tanaman yang dipanen dan optimalnya perawatan tanaman sambiloto. Berikut ini adalah pola produksi sambiloto Jawa Tengah. 101

108 O. Lidah Buaya Lidah buaya (Aloe vera) adalah tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai penyubur rambut, penyembuh luka dan perawatan kulit. Lidah buaya juga mulai dimanfaatkan sebagai bahan baku makanan dan minuman. Lidah buaya banyak dihasilkan dari Banjarnegara dengan kontribusi produksi hingga 45,67 %. Wilayah lain dengan produksi lidah buaya yang tinggi adalah Pemalang dan Rembang. Beriut ini adalah gambaran produksi lidah buaya di Jawa Tengah. 102

109 Produksi lidah buaya pada tahun 2016 meningkat cukup signifikan bila dibandingkan tahun Permintaan yang tinggi terutama untuk industri makanan menyebabkan minat petani untuk menanam lidah buaya tinggi. Curah hujan yang tinggi juga menyebabkan pertumbuhan lidah buaya menjadi optimal. Berikut ini adalah pola produksi lidah buaya Jawa Tengah. 103

110 V. TANAMAN HIAS A. Anggrek Anggrek adalah tanaman hias yang masuk dalam suku Orchidaceae dengan jenis yang cukup beragam. Anggrek tersebar luas dari daerah tropis basah hingga wilayah sirkumpolar. Anggrek hidup sebagai epifit. Di Jawa Tengah tanaman anggrek dapat ditemui di seluruh wilayah. Akan tetapi hanya sebagian wilayah yang menguasahakan angrek sebagai komoditas pertanian. Wonogiri adalah penghasil anggrek terbesar di Jawa Tengah dengan kontribusi sebesar 62,70 %. Kabupaten/Kota lain dengan produksi yang besar adalah Magelang dan Kota Semarang. Berikut adalah grafik produksi anggrek Jawa Tengah. Tahun 2015 merupakan titik tertinggi produksi anggrek Jawa Tengah. Hal tersebut karena tren bunga anggrek sedang menanjak. Untuk tahun 2016, tren terseut agak sedikit menurun sehingga produksi anggrek pun ikut turun walaupun penurunannya tidak signifikan. Penurunan produksi juga diakibatkan karena tingginya curah hujan sehingga banyak tanaman yang terkena penyakit bakteri.berikut ini adalah grafik pola produksi anggrek Jawa Tengah. 104

111 B. Anthurium Anthurium termasuk tanaman dari keluarga Araceae. Khusus untuk tanaman anthurium ini adalah tanaman hias yang dimanfaatkan bunganya untuk bunga potong. Anthurium bunga memiliki keistimewaan pada bunganya yang sangat beragam warna dan bentuknya. Produksi anthurium bunga terbesar di Jawa Tengah adalah Kabupaten Karanganyar. Hampir 80,67 % produksi anthurium bunga berasal dari karanganyar. Berikut ini adalah grafik produksi anthurium Jawa Tengah. 105

112 Tren tanaman hias bunga untuk bunga potong seperti anthurium bunga memang sedang mengalami penurunan. Sehingga minat untuk membudidayakan berkurang. Petani yang masih membudidayakan hanyalah petani hobiis atau memang sudah memiliki pasar yang tetap. Berikut ini adalah gambaran tren produksi anthurium bunga Jawa Tengah. 106

113 C. Anyelir Anyelir (Dianthus caryophyllus) adalah tanaman hias pekarangan dan pot yang popular. Tanaman anyelir berasal dari daerah mediterania. Ada dua jenis tanaman anyelir yaitu jenis satu bunga bagi setiap tangkai dan jenis banyak bunga bagi setiap tangkai. Hanya tiga Kabupaten/Kota di Jawa Tengah saja yang masih membudidayakan anyelir. Yang terbesar adalah Karanganyar dan yang lain adalah Pemalang dan Cilacap walaupun jumlahnya tidak banyak. Berikut adalah grafik produksi anyelir Jawa Tengah. Produksi bunga anyelir mengalami tren yang terus menurun dari tahun 2009 hingga Menurunnya permintaan menyebabkan minat petani menjadi turun untuk membudidayakan anyelir. Berikut adalah grafik tren produksi anyelir Jawa Tengah. 107

114 D. Gerbera (Hebras) Gerbera/Hebras (Gerbera L.) adalah tanaman hias yang termasuk dalam keluarga Asteraceae. Gerbera/Herbras merupakan tanaman semak yang hidup bertahun-tahun (perenial), daunnya berbentuk memanjang, berwarna hijau dengan pinggiran daun bergerigi besar. Gerbera adalah jenis bunga potong yang memiliki banyak jenis bentuk dan warna. Di alam bebas terdapat lebih dari 40 spesies Gerbera. Pertanaman gerbera di Jawa Tengah hanya terdapat di Semarang, Karanganyar dan Wonosobo. Semarang merupakan produsen gerbera terbesar dengan kontribusi produksi sebesar 92,07 %. Berikut ini adalah grafik persebaran gerbera di Jawa Tengah. 108

115 Secara umum, permintaan untuk gerbera menurun, akan tetapi permintaan naik untuk bunga gerbera dengan tanaman yang memiliki bunga lebih dari lima. Akibatnya produksi menjadi naik pada tahun 2016 ini. Penyumbang kenaikan produksi gerbera adalah gerbera yang berasal dari Kabupaten Karanganyar. Berikut ini adalah grafik produksi gerbera Jawa Tengah. 109

116 E. Gladiol Gladiol merupakan tanaman bunga hias semusim yang termasuk dalam famili Iridaceae. Jenis dari bunga gladiol sangat beragam. Di Indonesia bunga gladiol dimanfaatkan sebagai bunga potong. Bunga gladiol adalah bunga yang cepat layu sehingga dalam pemanenannya harus menggunakan cara khusus. Pada tahun 2016 tanaman gladiol hanya dihasilkan di Kabupaten Karanganar dengan luas panen seluas 150 m 2 dan produksi tangkai. Pada tahun 2015 terdapat pertanaman gladiol di Kabupaten Semarang, akan tetapi pada tahun 2016 ini sudah tidak ada yang tertarik untuk membudidayakannya. Berikut ini adalah gafik pola produksi bunga gladiol Jawa Tengah. 110

117 F. Heliconia (Pisang-Pisangan) Heliconia(Musa paradisiaca) sering juga disebut bunga pisang-pisangan adalah tanaman hias khas tropis.heliconis sering digunakan sebagai penghias taman di pekarangan atau untuk pelengkap rangkaian bunga. Hanya beberapa Kabupaten Kota di Jawa Tengah yang membudidayakan Heliconoa. Terbanyak ada di Kabupaten Karanganyar kemudian wilayah lain dengan jumlah yang kecil seperti Kabupaten Semarang, Boyolali, Grobogan dan Pemalang. Berikut ini adalah grafik produksi heliconia Jawa Tengah. Pada tahun 2015 heliconia banyak dipakai untuk landscape akan teapi pada tahun 2016 permintaan heliconia menurun. Oleh karena itu produksi heliconia juga menurun. Grafik pola produksi heliconia dapat dilihat pada grafik berikut. 111

118 G. Krisan Krisan (Chrysanthemum indicum L.) adalah jenis tanaman bunga yang dapat digunakan untuk penghias pekarangan atau bunga petik. Bunga krisan adalah bagian dari Asteraceae. Di Jepang, bunga krisan sering ditambahkan ke dalam teh. Krisan sangat banyak ditemui di Kabupaten Semarang dengan kontribusi produksi sebesar 98,68 %. Kabupaten lain yang terdapat krisan adalah Kabupaten Wonosobo, Karanganyar, Temanggung dan Batang. Selain untuk produksi, krisan di Kabupaten Semarang juga dimanfaatkan sebagai lokasi wisata, sehingga jumlahnya cukup banyak. Berikut adalah grafik produksi krisan Jawa Tengah. 112

119 Produksi krisan pada tahun 2016 meningkat cukup signifikan dari tahun Kenaikan produksi dipengaruhi pembukaan agrowisata krisan di Kabupaten Semarang. Karena krisan dimanfaatkan sebagai agrowisata maka perawatannya optimal. Berikut adalah grafik perkembangan produksi krisan Jawa Tengah. 113

120 H. Mawar Mawar adalah suatu jenis tanaman semak dari genus Rosa. Spesies dari bunga mawar sangat banyak hingga terdiri daru 100 spesies lebih. Mawar adalah tanaman hias yang digunakan untuk tanaman hias pekarangan atau sebagai bunga potong dan kadang digunakan untuk bunga tabur. Bunga mawar paling banyak diproduksi dari Kabupaten Magelang dengan kontribusi 60,47 %. Berikut ini adalah grafik persebaran produksi mawar di Jawa Tengah. Permintaan bunga mawar untuk bunga tabur relatif tetap akan tetapi permintaan untuk bunga potong cenderung turun pada tahun 2016 ini. Petani menganggap pertanian bunga mawar kurang menguntungkan sehingga tidak banyak lagi yang menanam. Bunga mawar yang kurang menguntungkan petani juga menyebabkan pemeliharaan tanaman yang kurang optimal. Berikut ini adalah perkembangan produksi bunga mawar di Jawa Tengah. 114

121 I. Sedap Malam Sedap malam (Polianthes tuberose) adalah tanaman hias yang memiliki aroma wangi yang kuat sehingga dapat digunakan untuk bahan baku pembuatan parfum. Bunga sedap malam mekar dan mengeluarkan aroma wangi ketika malam hari. Bunga sedap malam paling banyak ditemui di Kabupaten Magelang. Produksi bunga sedap malam Magelang menyumbang sekitar 73,33 % produksi sedap malam Jawa Tengah. Wilayah lain dengan produksi sedap malam yang besar adalah Kabupaten Semarang. Berikut ini adalah Grafik produksi sedap malam Jawa Tengah. 115

122 Sebenarnya tren produksi sedap malan menunjukan tren yang naik akan tetapi kondisi yang berbeda terjadi pad atahun Curah hujan yang tingi dan turunnya permintaan menyebabkan produksi sedap malam pada tahun 2016 turun dibandingkan Karena permintaan turun banyak petani di Magelang yang beralih menanam cabe rawit karena harganya lebih menguntungkan. Curah hujan yang tinggi menyebabkan tanaman tidak berbunga dan tanaman yang berbunga akan rontok bunganya. Berikut adalah perkembangan produksi bunga sedap malam di Jawa Tengah. 116

123 J. Dracaena Dracaena adalah tanaman hias yang termasuk Famili Dracaenaceae. Dracaena adalah tanaman hias yang sering digunakan untuk lanskap atau penghias di pekarangan. Terdapat banyak jenis bentuk daun dracaena dari yang hijau polos, bergaris putih atau yang lain. Dracaena sangat mudah dibiakkan dengan stek batang. Pembudidayaan tanaman dracaena hanya terdapat di Kabupaten Karanganyar, Semarang, Pemalang dan Kota Semarang. Produksi dracaena terbesar adalah dari Kabupaten Karanganyar dengan kontribusi sebesar 89,89 %. Berikut ini adalah gafik produksi dracaena Jawa Tengah. Pada tahun 2016 terjadi penurunan produksi dracaena dengan penurunan yang signifikan. Penurunan tersebut dikarenakan tanaman dracaena sudah jarang diminati lagi oleh masyarakat. Perkembangan produksi dracaena dapat dilihat pada grafik berikut. 117

124 K. Melati Melati adalah tanaman bunga hias perdu yang masuk keluarga Oleaceae. Di Indonesia, bunga melati yang banyak ditemui adalah melati putih (Jasminum sambac). Melati digunakan untuk acara adat, upacara perkawinan dan lain-lain. Selain itu, melati juga banyak digunakan untuk industri pengolahan teh sebagai campuran teh melati. Tanaman melati banyak ditemui di daerah pantura. Kabupaten Batang adalah penghasil bunga melati terbesar dengan kontribusi 43,77 %. Berikut ini adalah grafik produksi melati Jawa Tengah. 118

125 Tingginya curah hujan menyebabkan banyak tanaman yang tergenang banjir rob. Sehingga produksi melati pad tahun 2016 ini turun walaupun penurunannya tidak terlalu signifikan. Berikut ini adalah pola perkembangan produksi melati Jawa Tengah. 119

126 L. Palem Palem adalah tanaman hias berbentuk pohon yang termasuk dalam famili Aracaceae. Tanaman palem digunakan untuk lanskap dan tanaman hias pekarangan atau taman. Tanaman palem banyak dihasilkan di Kabupaten Banyumas kemudian diikuti Kabupaten Semarang dan Karanganyar. Berikut ini adalah grafik produksi pohon palem Jawa Tengah. Pada tahun 2016 tren tanaman hias palem sedang naik sehingga permintaan akan tanaman palem meningkat. Meningkatnya permintaan menyebabkan jumlah pertanaman meningkat dengan signifikan. Disamping itu pembudidayaan palem menjadi lebih optimal. Kedua hal tersebut menyebabkan produksi palem meningkat pada tahun 2016 ini. 120

127 M. Aglaonema Aglaonema atau sering disebut Sri Rejeki adalah tanaman hias yang digunakan untuk penghias pekarangan, lanskap atau ruangan. Ragam aglaonema sangat banyak dengan banyaknya pengembangan. Warna dan bentuk daun sudah sangat beragam berneda dengan spesies aslinya. Boyolali adalah Kabupaten dengan jumlah produksi tanaman aglaonema yang terbesar di Jawa Tengah. Kontribusi produksi aglaonema di Boyolali kepada produksi Jawa Tengah adalah sebesar 87,13 %. Grafik produksi aglaonema Jawa Tengah dapat dilihat pada grafik berikut. 121

128 Tren tanaman hias memang sedang mengalami penurunan pada tahun 2016 ini. Permintaan aglaonema yang turun juga menyebabkan banyak petani sudah jarang untuk membudidayakan aglaonema terutama di Kabupaten Boyolali. Grafik perkembangan produksi aglaonema dapat dilihat pada grafik berikut. 122

129 N. Kamboja Jepang (Adenium) Adenium (Adenium obesum) adalah tanaman hias yang sebenarnya berasal dari Asia Barat dan Afrika yang bergurun dan kering. Adenium sering ditanam dan dirawat sehingga berbentuk seperti bonsai. Adenium banyak ditemui di Boyolali dengan kontribui produksi sebesar 65,22 %. Berikut adalah gambaran produksi adenium Jawa Tengah. Tren adenium memang sedang turun di wilayah Jawa Tengah sehingga permintaan turun. Akan tetapi karena cuarh hujan yang cukup menyebabkan banyak bertambahnya tanaman adenium baru sehingga produksi meningkat pada tahun Berikut adalah grafik perkembangan produksi adenium Jawa Tengah. 123

130 O. Euphorbia Euphorbia merupakan genus dari tanaman hias dengan jenis spesies yang sangat banyak hingga memiliki kurang lebih spesies. Tanaman euphorbia memiliki bentuk seperti kaktus, berduri dan memiliki getah dengan bunga yang berwarna cerah. Euphorbia banyak ditemui di Kabupaten Boyolali dan diikuti Wonogiri. Berikut adalah grafik produksi euphorbia Jawa Tengah. 124

131 Tren permintaan euphorbia mirip dengan adenium. Secara umum permintaan euphorbia menurun. Akan tetapi produksi pada tahun 2016 ini meningkat sedikit. Peningkatan produksi diakibakan karena perubahan cara tanam yaitu perubahan ukuran polybag tanaman yangs emakin kecil sehingga per meter persegi jumlah tanaman menjadi lebih banyak. Berikut adalah pola produksi euphorbia Jawa Tengah. 125

132 P. Phylodendron Phylodendron merupakan tumbuhan dari suku Araceae. Phylodendron berasal dari bahas Yunani, Philo berarti cinta dan Dendron yang berarti pohon. Phylodendron sering digunakan sebagai tanaman penghias ruangan atau pekarangan. Phylodendron tumbuh di tempat yang lembab, di rawa atau di tepi sungai. Phylodendron banyak dihasilkan dari Kabupaten Brebes. Kabupaten lain dengan produksi phylodendron yang besar adalah Kabupaten Semarang, Karanganyar, Wonosobo dan Boyolali. Berikut adalah grafik produksi phylodendron Jawa Tengah. Permintaan phylodendron sedang dalam tren yang meningkat. Permintaan pasar yang naik menyebabkan minat untuk menanam phylodendron meningkat. Selain itu cara pembudidayaannya juga lebih optimal. Berikut adalah pola produksi phylodendron Jawa Tengah. 126

133 Q. Pakis Pakis adalah tanaman hias yang termasuk tumbuhan paku-pakuan. Tanaman hias ini memiliki ragam yang sangat banyak. Biasa digunakan untuk tanaman penghias pekarangan dan lanskap. Pakis berkembangbiak dengan menggunakan spora. Tanaman pakis banyak dihasilkan di Kabupaten Magelang. Kabupaten lain dengan hasil tanaman pakis yang tinggi adalah Kabupaten Wonosobo dan Semarang. Berikut ini adalah grafik produksi pakis Jawa Tengah. 127

134 Permintaan pakis di pasar sedang dalam tren yang positif. Sehingga produksi pakis pun secara otomatis meningkat. Berikut adalah pola produksi pakis Jawa Tengah. 128

135 R. Monstera Monstera adalah tanaman hias yang sering digunakan untuk penghias ruangan ataupun lanskap. Tanaman hias ini cukup popular dan sering ditemui di kantor maupun tempat publik sebagai hiasan lanskap. Mostera dapat dikembangbiakan dengan mudah dengan stek batang. Pada tahun 2016 ini tidak ada produksi monstera di Jawa Tengah. Pada tahun 2015 masih ada pertanaman monstera di Kota Surakarta akan tetapi pada tahun 2016 sudah tidak membudidayakan karena lokasi pembudidayaan terkena penggusuran. Berikut adalah pola produksi monstera Jawa Tengah. 129

136 S. Soka (Ixora) Soka adalah tanaman hias yang banyak ditemui di Pulau jawa. Bunga soka yang banyak ditemui adalah yang termasuk spesies Ixora javanica. Bunga soka ditanam dan menjadi tanaman hias pekarangan atau taman. Hal ini dikarenakan soka membutuhkan cahaya yang cukup intensif dan air yang cukup bebas kandungan kapur. Soka banyak ditemui di Kabupaten Karanganyar dengan kontribusi produksi sebesar 57,92 %. Berikut ini adalah grafik produksi soka Jawa Tengah tahun Permintaan tanaman soka agak meningkat pada tahun 2016 ini walaupun secara umum tren produksi soka cenderung menurun dari tahun Berikut adalah pola produksi soka Jawa Tengah. 130

137 T. Cordyline Cordyline adalah tanaman hias yang termasuk famili Iaxmanniaceae. Cordyline adalah tanaman hias dengan warna daun yang cerah cenderung merah. Tanaman hias ini biasa ditanam di pekarangan atau ditaman. Pada tahun 2016 ini tidak ditemui pembudidayaan cordyline di Jawa Tengah. Keadaan ini telah terjadi mulai tahun 2015 hingga Pola produksi cordyline Jawa Tengah dapat dilihat pada grafik berikut. 131

138 U. Diffenbachia Diffenbachia merupakan tanaman hias dari famili Araceae yang popular ditanam di pekarangan. Bentuk tajuk dan warna daunnya yang bervariasi membuat tanaman ini popular dijadikan tanaman hias di luar ruangan maupun di dalam ruangan. Tanaman ini juga sangat mudah untuk dikembangbiakan dengan stek. Pada tahun 2016, pembudidayaan diffenbachia hanya terdapat di Karanganyar dan beberapa di Kota Surakarta. Berikut adalah grafik produksi Diffenbachia Jawa Tengah. Produksi diffenbachia pada tahun 2016 meningkat bila dibandingkan dengan Hal ini disebabkan oleh meningkatnya permintaan diffenbachia. Selain itu juga tidak adanya serangan OPT pada pertanaman diffenbachia. Berikut ini adalah tren produksi diffenbachia Jawa Tengah. 132

139 V. Pedang-Pedangan (Xansifera) Xansifera atau juga disebut pedang-pedangan atau lidah mertua adalah tanaman hias yang cukuop popular sebagai tanaman hias bagian dalam rumah. Tanaman hias ini dapat tumbuh dengan kondisi sedikit air dan sedikit cahaya. Boyolali adalah Kabupaten dengan produksi xansifera terbesar di Jawa Tengah. Kontribusi produksi xansifera Boyolali adalah 95,91 %. Berikut adalah grafik produksi xansifera Jawa Tengah. 133

140 Permintaan xansifera pada tahun 2016 meningkat. Peningkatan permintaan tersebut mengakibatkan produksi xansifera meningkat. Permintaan yang tinggi akan xansifera adalah untuk penangkal asap rokok di ruangan. Berikut adalah pola produksi xansifera di Jawa Tengah. 134

141 W. Anthurium Daun Anthurium daun adalah tanaman hias yang masih satu keluarga dengan anthurium bunga. Perbedaannya apabila anthurium bunga lebih manfaatkan bunganya sebagai bunga potong, untuk anthurium daun maka keindahannya adalah pada daunnya dan digunakan untuk tanaman hias di dalam ruangan atau teras rumah. Anthurium daun banyak ditemui di Kabupaten Karanganyar. Berikut adalah grafik produksi anthurium daun Jawa Tengah. Produksi anthurium daun pada tahun 2016 turun dibandingkan dengan Curah hujan yang tinggi menyebabkan banyak tanaman yang terkena OPT. Berikut adalah grafik perkembangan produksi anthurium daun Jawa Tengah. 135

142 X. Caladium Caladium atau kadang disebut keladi adalah tanaman hias dari famili Araceae. Tanaman caladium angat mirip dengan talas dengan daun yang cerah dengan dominasi warna merah. Caladium sering ditanam di pekarangan dan taman. Caladium pad tahun 2016 banyak dihasilkan dari Cilacap, Banyumas, Purnalingga dan Banjarnegara. Berikut adalah grafik persebaran produksi caladium Jawa Tengah. 136

1.1. Latar Belakang. Pedoman Pengumpulan Data Hortikultura 1

1.1. Latar Belakang. Pedoman Pengumpulan Data Hortikultura 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengelolaan Statistik Hortikultura di tingkat pusat dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Hortikultura serta Pusat Data dan

Lebih terperinci

LUAS TAMBAH TANAM SAYUR BUAH SEMUSIM (SBS) TAHUN 2015 LUAS PANEN SAYUR BUAH SEMUSIM (SBS) TAHUN 2015

LUAS TAMBAH TANAM SAYUR BUAH SEMUSIM (SBS) TAHUN 2015 LUAS PANEN SAYUR BUAH SEMUSIM (SBS) TAHUN 2015 LUAS TAMBAH TANAM SAYUR BUAH SEMUSIM (SBS) TAHUN 2015 Komoditas Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agus Sept Okt Nov Des TOTAL 1 Kacang Panjang 1 2-1 - - 1 5 2 Cabe Besar 1 2 - - - 1-4 3 Cabe Rawit - 1 1-1

Lebih terperinci

BAB VI SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA

BAB VI SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA BAB VI SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA A. Sasaran Umum Selama 5 (lima) tahun ke depan (2015 2019) Kementerian Pertanian mencanangkan 4 (empat) sasaran utama, yaitu: 1. Peningkatan ketahanan pangan, 2.

Lebih terperinci

Pedoman Pengumpulan Data Hortikultura L-5

Pedoman Pengumpulan Data Hortikultura L-5 Lampiran 2. Konversi Hortikultura 1. Konversi Jarak Tanam, Populasi dan Umur Panen Sayuran dan Buahbuahan Semusim (SBS). a. Sayuran Semusim Jarak Populasi Umur Mulai No Tan / ha Tanam / cm Panen (Hari)

Lebih terperinci

LEMBAR KATALOG Statistik Sayur-Sayuran Dan Buah-Buahan Kabupaten Penajam Paser Utara 2016 Katalog BPS : 5216.6409 Ukuran Buku : 14,8 x 21 cm Jumlah Halaman : ix + 79 Naskah : BPS Kabupaten Penajam Paser

Lebih terperinci

Tabel Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Sayuran Tahun

Tabel Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Sayuran Tahun 9 2.1 Tanaman Sayuran Tabel 2.1.1 Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Sayuran Tahun 20112015 Uraian A. 1 Bawang Merah Tahun * Luas Panen (Ha) 2,00 7,00 * Produktivitas (Ku/Ha) 45,00 90,00 * Produksi

Lebih terperinci

2. TANAMAN PANGAN 2.1. Luas Tanam (Ha) Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Luwu, tahun

2. TANAMAN PANGAN 2.1. Luas Tanam (Ha) Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Luwu, tahun 2. TANAMAN PANGAN 2.1. Luas Tanam (Ha) Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Luwu, tahun 2009-2012 PADI LADANG PADI SAWAH JAGUNG 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 LAROMPONG - - 4

Lebih terperinci

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH No. 56/08/33 Th.IX, 3 Agustus 2015 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 167,79 RIBU TON, CABAI RAWIT SEBESAR 107,95 RIBU TON,

Lebih terperinci

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 No. 50/08/33/Th. VIII, 4 Agustus 2014 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 145,04 RIBU TON, CABAI RAWIT 85,36 RIBU TON, DAN BAWANG

Lebih terperinci

Badan Pusat Statistik Kota Palu i STATISTIK PERTANIAN KOTA PALU 2015/2016 Katalog : 5101006.7271 ISSN : 2502-2563 No. Publikasi : 72710.1619 Ukuran Buku : 21 x 29,7 cm Jumlah Halaman : x + 39 halaman Naskah

Lebih terperinci

STATISTIK TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GUNUNG MAS 2017

STATISTIK TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GUNUNG MAS 2017 STATISTIK TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GUNUNG MAS 2017 STATISTIK TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GUNUNG MAS 2017 ISBN : Ukuran Buku : 21 cm x 16,5 cm Jumlah Halaman : viii + 55 halaman

Lebih terperinci

Keadaan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Tengah April 2015

Keadaan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Tengah April 2015 KATA PENGANTAR Sektor pertanian merupakan sektor yang vital dalam perekonomian Jawa Tengah. Sebagian masyarakat Jawa Tengah memiliki mata pencaharian di bidang pertanian. Peningkatan kualitas dan kuantitas

Lebih terperinci

Katalog BPS:

Katalog BPS: Katalog BPS: 5205.003.32 PRODUKSI HORTIKULTURA JAWA BARAT 2014 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, BPS Provinsi Jawa Barat tahun ini kembali mempublikasikan data statistik

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Demikian Buku KEADAAN TANAMAN PANGAN JAWA TENGAH kami susun dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.

KATA PENGANTAR. Demikian Buku KEADAAN TANAMAN PANGAN JAWA TENGAH kami susun dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya. KATA PENGANTAR Sektor pertanian merupakan sektor yang vital dalam perekonomian Jawa Tengah. Sebagian masyarakat Jawa Tengah memiliki mata pencaharian di bidang pertanian. Peningkatan kualitas dan kuantitas

Lebih terperinci

(Isian dalam Bilangan Bulat) KAB./KOTA : LEBAK 0 2 Tahun 2017 Luas Luas Luas Luas

(Isian dalam Bilangan Bulat) KAB./KOTA : LEBAK 0 2 Tahun 2017 Luas Luas Luas Luas BA PUSAT STATISTIK DEPARTEMEN PERTANIAN LAPORAN TANAMAN SAYURAN BUAH-BUAHAN SEMUSIM RKSPH-SBS (Isian dalam Bilangan Bulat) PROPINSI : BANTEN 3 6 Bulan JANUARI 1 KAB./KOTA : LEBAK 2 Tahun 217 1 7 Luas Luas

Lebih terperinci

Pedoman Pengumpulan Data Hortikultura

Pedoman Pengumpulan Data Hortikultura IV. KONSEP DAN DEFINISI 4.1. Tanaman Sayuran Semusim Tanaman Sayuran Semusim adalah tanaman sumber vitamin, mineral dan lainlain yang dikonsumsi dari bagian tanaman yang berupa daun, bunga, buah dan umbinya,

Lebih terperinci

Tahun Bawang

Tahun Bawang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Komoditas hortikultura merupakan komoditas yang sangat prospektif untuk dikembangkan melalui usaha agribisnis, mengingat potensi serapan pasar di dalam negeri dan pasar

Lebih terperinci

Republik Indonesia. SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP)

Republik Indonesia. SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP) RAHASIA Republik Indonesia SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP) PERHATIAN 1. Tujuan pencacahan NP-2 adalah untuk mencatat/mengetahui nilai & volume produksi yang dijual petani

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA JAW A TENGAH 1996-2011 ISSN : 0854-6932 No. Publikasi : 33531.1204 Katalog BPS : 5203007.33 Ukuran Buku : 21 cm x 28 cm Jumlah Halaman : 245 halaman Naskah : Bidang Statistik

Lebih terperinci

TABEL 2.1. ESTIMASI KETERSEDIAAN PANGAN JAWA TENGAH 2013 ASEM _2012

TABEL 2.1. ESTIMASI KETERSEDIAAN PANGAN JAWA TENGAH 2013 ASEM _2012 Komoditi TABEL 2.1. ESTIMASI KETERSEDIAAN PANGAN JAWA TENGAH 2013 ASEM _2012 Produksi Penyediaan Kebutuhan Konsumsi per kapita Faktor Konversi +/- (ton) (ton) (ton) (ton) (kg/kap/th) (100-angka susut)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. turun, ditambah lagi naiknya harga benih, pupuk, pestisida dan obat-obatan

BAB I PENDAHULUAN. turun, ditambah lagi naiknya harga benih, pupuk, pestisida dan obat-obatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertanian merupakan salah satu basis perekonomian Indonesia. Jika mengingat bahwa Indonesia adalah negara agraris, maka pembangunan pertanian akan memberikan

Lebih terperinci

(SPH Online) PANDUAN PENGOLAHAN SPH BADAN PUSAT STATISTIK (STATISTIK PERTANIAN HORTIKULTURA) Revisi Juni 2016

(SPH Online) PANDUAN PENGOLAHAN SPH BADAN PUSAT STATISTIK (STATISTIK PERTANIAN HORTIKULTURA) Revisi Juni 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PANDUAN PENGOLAHAN SPH (STATISTIK PERTANIAN HORTIKULTURA) (SPH Online) Revisi Juni 2016 2015 Pedoman Pengolahan SPH 0 h t t p : / / p e n g o l a h a n. b p s. g o. i d / p r o d

Lebih terperinci

2. Semua bilangan di belakang koma yang nilainya lebih dari setengah dibulatkan ke atas.

2. Semua bilangan di belakang koma yang nilainya lebih dari setengah dibulatkan ke atas. V. CARA PENGISIAN DAFTAR Semua isian daftar SPH-SBS, SPH-BST, SPH-TBF, SPH-TH, SPH-ALSIN dan SPH-BN adalah dalam bilangan bulat (dibulatkan) dan ditulis dengan pensil hitam, untuk memudahkan pengisian

Lebih terperinci

A. Realisasi Keuangan

A. Realisasi Keuangan BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2008 A. Realisasi Keuangan 1. Belanja Pendapatan Realisasi belanja pendapatan (Pendapatan Asli Daerah) Tahun 2008 Dinas Pertanian Kabupaten Majalengka mencapai 100%

Lebih terperinci

TABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN

TABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN TABEL 4.1. TINGKAT KONSUMSI PANGAN NASIONAL BERDASARKAN POLA PANGAN HARAPAN No Kelompok Pola Harapan Nasional Gram/hari2) Energi (kkal) %AKG 2) 1 Padi-padian 275 1000 50.0 25.0 2 Umbi-umbian 100 120 6.0

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini

I. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sampai saat ini masih memegang peranan penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara yang sangat mendukung untuk pengembangan agribisnis

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara yang sangat mendukung untuk pengembangan agribisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sayuran berperan sebagai sumber karbohidrat, protein nabati, vitamin, dan mineral serta bernilai ekonomi tinggi. Sayuran memiliki keragaman yang sangat banyak baik

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

KOMODITAS HORTIKULTURA UNGGULAN DI KABUPATEN SEMARANG (PENDEKATAN LQ DAN SURPLUS PRODUKSI)

KOMODITAS HORTIKULTURA UNGGULAN DI KABUPATEN SEMARANG (PENDEKATAN LQ DAN SURPLUS PRODUKSI) KOMODITAS HORTIKULTURA UNGGULAN DI KABUPATEN SEMARANG (PENDEKATAN DAN SURPLUS PRODUKSI) Eka Dewi Nurjayanti, Endah Subekti Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Wahid Hasyim Jl. Menoreh

Lebih terperinci

LUAS TANAM, LUAS PANEN DAN PREDIKSI PANEN PADI TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI JAWA TENGAH

LUAS TANAM, LUAS PANEN DAN PREDIKSI PANEN PADI TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI JAWA TENGAH LUAS TANAM, LUAS PANEN DAN PREDIKSI PANEN PADI TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI JAWA TENGAH OUT LINE 1. CAPAIAN PRODUKSI 2. SASARAN LUAS TANAM DAN LUAS PANEN 3. CAPAIAN

Lebih terperinci

6.1. Tahapan Pengolahan Daftar SPH

6.1. Tahapan Pengolahan Daftar SPH VI. PENGOLAHAN DATA 6.1. Tahapan Pengolahan Daftar SPH Pengolahan daftar SPH dimulai dengan melakukan penerimaan dokumen, penyuntingan dan penyandian (editing and coding), pemeriksaan, entry data dan imputasi.

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2018 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH TAHUN

Lebih terperinci

TUGAS PENGGOLONGAN TANAMAN

TUGAS PENGGOLONGAN TANAMAN TUGAS PENGGOLONGAN TANAMAN Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Rekayasa Teknologi Produksi Tanaman AGROTEKNOLOGI Kelas D Disusun Oleh : Widi Elsa Nursuci Lestari 150510150095 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 71 A TAHUN 201356 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI DEFINITIF DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengangguran merupakan masalah yang sangat kompleks karena mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berinteraksi mengikuti pola yang

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 56 TAHUN 201256 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI SEMENTARA DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 78 TAHUN 2013 TAHUN 2012 TENTANG PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN Sektor pertanian terdiri dari beberapa sub sektor, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan, dimana keempat sub sektor tersebut mempunyai peranan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB. I. PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor pertanian adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tahun Budidaya Laut Tambak Kolam Mina Padi

I. PENDAHULUAN. Tahun Budidaya Laut Tambak Kolam Mina Padi 1 A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Indonesia memiliki lahan perikanan yang cukup besar. Hal ini merupakan potensi yang besar dalam pengembangan budidaya perikanan untuk mendukung upaya pengembangan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia untuk mempertahankan hidup. Oleh karena itu kecukupan pangan

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia untuk mempertahankan hidup. Oleh karena itu kecukupan pangan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia untuk mempertahankan hidup. Oleh karena itu kecukupan pangan bagi setiap orang di setiap waktu merupakan hak asasi yang

Lebih terperinci

SURVEI USAHA HORTIKULTURA LAINNYA (NRT) TAHUN 2016

SURVEI USAHA HORTIKULTURA LAINNYA (NRT) TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK REPUBLIK INDONESIA SURVEI USAHA HORTIKULTURA LAINNYA (NRT) TAHUN 2016 RAHASIA KIN : (Kode diisi BPS) VN-HORTI NRT I. KETERANGAN TEMPAT 101. Nama NRT Hortikultura a. Alamat Lengkap

Lebih terperinci

PERTANIAN DAN KEHUTANAN DALAM ANGKA 2014

PERTANIAN DAN KEHUTANAN DALAM ANGKA 2014 PERTANIAN DAN KEHUTANAN DALAM ANGKA 2014 A. TANAMAN PANGAN A.1. Padi Palawija Luas Panen (ha) 1 Padi Sawah 17.148 20.943 19.116 17.614 18.692 6,12 2 Padi Gogo 328 512 707 788 439 (44,29) Jumlah Padi 17.476

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Batang adalah salah satu kabupaten yang tercatat pada wilayah administrasi Provinsi Jawa Tengah. Letak wilayah berada diantara koordinat

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Direktorat Jenderal Hortikultura, sebagai salah satu institusi lingkup Kementerian Pertanian, telah berperan sebagai pendukung pembangunan pertanian di Indonesia melalui

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan upaya perubahan secara terencana seluruh dimensi kehidupan menuju tatanan kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. Sebagai perubahan yang terencana,

Lebih terperinci

Perkembangan Ekonomi Makro

Perkembangan Ekonomi Makro Boks 1.2. Pemetaan Sektor Pertanian di Jawa Barat* Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (harga berlaku) tahun 2006 sebesar sekitar 11,5%, sementara pada tahun 2000 sebesar 14,7% atau dalam kurun waktu

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH 3.1 Keadaan Geografis dan Pemerintahan Propinsi Jawa Tengah adalah salah satu propinsi yang terletak di pulau Jawa dengan luas

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. tanggal 28 Juni 1975 tentang Pelaksanaan Perbaikan Statistik. Pertanian. tanggal 17 Desember 1984 tentang Keseragaman Metode untuk

BAB I. PENDAHULUAN. tanggal 28 Juni 1975 tentang Pelaksanaan Perbaikan Statistik. Pertanian. tanggal 17 Desember 1984 tentang Keseragaman Metode untuk KATA PENGANTAR Pembangunan pertanian tanaman pangan akan berhasil apabila ditunjang oleh perencanaan yang baik. Perencanaan yang baik juga ditunjang oleh data yang berkualtas dan akurat. Selain itu data

Lebih terperinci

Bab 5 H O R T I K U L T U R A

Bab 5 H O R T I K U L T U R A Bab 5 H O R T I K U L T U R A Komoditas hortikultura yang terdiri dari buah-buahan, sayuran, tanaman hias, dan tanaman obat mempunyai potensi besar untuk dikembangkan sebagai usaha agribisnis. Pengelolaan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor terpenting dalam pembangunan Indonesia, terutama dalam pembangunan ekonomi. Keberhasilan pembangunan sektor pertanian dapat dijadikan sebagai

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH. Data Agregat per K b t /K t

PROVINSI JAWA TENGAH. Data Agregat per K b t /K t PROVINSI JAWA TENGAH Data Agregat per K b t /K t PROVINSI JAWA TENGAH Penutup Penyelenggaraan Sensus Penduduk 2010 merupakan hajatan besar bangsa yang hasilnya sangat penting dalam rangka perencanaan pembangunan.

Lebih terperinci

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU BULAN : KABUPATEN/KOTA IUD MOW MOP KDM IMPL STK PILL JML PPM PB % 1 Banyumas 447 60 8 364 478 2.632 629 4.618 57.379 8,05 2 Purbalingga 87 145 33 174 119 1.137

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sayuran merupakan salah satu komoditas unggulan karena memiliki nilai

BAB I PENDAHULUAN. Sayuran merupakan salah satu komoditas unggulan karena memiliki nilai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sayuran merupakan salah satu komoditas unggulan karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Selain memiliki masa panen yang cukup pendek, permintaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencaharian sebagai petani. Hal ini ditunjang dari banyaknya lahan kosong yang

BAB I PENDAHULUAN. pencaharian sebagai petani. Hal ini ditunjang dari banyaknya lahan kosong yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Hal ini ditunjang dari banyaknya lahan kosong yang dapat dimanfaatkan

Lebih terperinci

REVISI RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA KEMENTERIAN PERTANIAN

REVISI RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA KEMENTERIAN PERTANIAN REVISI RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA KEMENTERIAN PERTANIAN 2015-2019 DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA KEMENTERIAN PERTANIAN 2016 REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dan Jusuf Kalla, Indonesia mempunyai strategi pembangunan yang dinamakan dengan nawacita.

Lebih terperinci

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU BULAN : KABUPATEN/KOTA IUD MOW MOP KDM IMPL STK PILL JML PPM PB % 1 Banyumas 748 34 3 790 684 2,379 1,165 5,803 57,379 10.11 2 Purbalingga 141 51 10 139 228

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang subur tanahnya dan berada di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang subur tanahnya dan berada di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang subur tanahnya dan berada di daerah tropis karena dilalui garis khatulistiwa. Tanah yang subur dan beriklim tropis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sub sektor penting dalam pembangunan pertanian. Secara garis besar, komoditas hortikultura terdiri dari kelompok tanaman sayuran, buah,

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN ANGGARAN 2014

Lebih terperinci

PETA POTENSI DAN PROGRAM PENGEMBANGAN HORTIKULTURA UNGGULAN JAWA TIMUR DALAM MENINGKATKAN KETERSEDIAAN PRODUK NASIONAL DAN PASAR EKSPOR

PETA POTENSI DAN PROGRAM PENGEMBANGAN HORTIKULTURA UNGGULAN JAWA TIMUR DALAM MENINGKATKAN KETERSEDIAAN PRODUK NASIONAL DAN PASAR EKSPOR PETA POTENSI DAN PROGRAM PENGEMBANGAN HORTIKULTURA UNGGULAN JAWA TIMUR DALAM MENINGKATKAN KETERSEDIAAN PRODUK NASIONAL DAN PASAR EKSPOR Universitas Brawijaya, 5 November 2014 DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

Perkembangan Hortikultura Dunia dan Indonesia. Agronomi & Hortikultura

Perkembangan Hortikultura Dunia dan Indonesia. Agronomi & Hortikultura Perkembangan Hortikultura Dunia dan Indonesia Agronomi & Hortikultura Kecenderungan Perubahan Perubahan gaya hidup &cara pandang terhadap pangan akan berubah: tuntutan konsumen terhadap keamanan, nilai

Lebih terperinci

PENELITIAN POTENSI DAN KETERSEDIAAN PANGAN DALAM RANGKA KETAHANAN PANGAN DI JAWA TENGAH

PENELITIAN POTENSI DAN KETERSEDIAAN PANGAN DALAM RANGKA KETAHANAN PANGAN DI JAWA TENGAH PENELITIAN POTENSI DAN KETERSEDIAAN PANGAN DALAM RANGKA KETAHANAN PANGAN DI JAWA TENGAH Rachman Djamal, dkk Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Tengah Jl. Imam Bonjol No. 190 Semarang Telp.

Lebih terperinci

30% Pertanian 0% TAHUN

30% Pertanian 0% TAHUN PERANAN SEKTOR TERHADAP PDB TOTAL I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Julukan negara agraris yang kerap kali disematkan pada Indonesia dirasa memang benar adanya. Pertanian merupakan salah satu sumber kehidupan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURANGUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 53 TARUN 2116 PERUBAHANPERATURANGUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 63 TAHUN2015 KEBUTUHAN DAN HARGAECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIANDI

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BPS PROVINSI JAWA TENGAH BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 05/12/33/Th.III, 1 Desember 2009 KONDISI KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2009 Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) dilaksanakan dua kali dalam setahun,

Lebih terperinci

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) No. 74/12/33 Th.VII, 2 Desember 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) RUMAH TANGGA PETANI GUREM JAWA TENGAH TAHUN 2013 SEBANYAK 3,31 JUTA RUMAH TANGGA, TURUN 28,46 PERSEN DARI TAHUN 2003 Jumlah

Lebih terperinci

PENGGOLONGAN TANAMAN. Tim Pengajar Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran 2011

PENGGOLONGAN TANAMAN. Tim Pengajar Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran 2011 PENGGOLONGAN TANAMAN Tim Pengajar Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran 2011 1 PENGGOLONGAN TANAMAN BERDASARKAN : (A) FAKTOR TANAMAN : 1. Umur Tanaman (Tanaman Setahun, Tahunan, Diperlakukan

Lebih terperinci

DASAR-DASAR HORTIKULTURA

DASAR-DASAR HORTIKULTURA DASAR-DASAR HORTIKULTURA Departemen Agronomi & Hortikultura Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor 2/10/2013 1 Satuan Kredit Semester kegiatan tatap muka terjadwal dengan dosen selama 50 menit, kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional.hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional.hal ini dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang diartikan pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional.hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki tanaman pangan maupun hortikultura yang beraneka ragam. Komoditas hortikultura merupakan komoditas pertanian yang memiliki

Lebih terperinci

Tabel Lampiran 39. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Bawang Merah Menurut Propinsi

Tabel Lampiran 39. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Bawang Merah Menurut Propinsi Tabel 39., dan Bawang Merah Menurut 6.325 7.884 854.064 7,4 7,4 2 Sumatera 25.43 9.70 3.39 2.628 7,50 7,50 3 Sumatera Barat 8.57 3.873.238.757 6,59 7,90 4 Riau - - - - - - 5 Jambi.466.80 79 89 8,9 6,24

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan penting di dunia. Menurut Rachmat dan Sri (2009) sejak tahun

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan penting di dunia. Menurut Rachmat dan Sri (2009) sejak tahun I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tembakau merupakan salah satu komoditas perdagangan penting di dunia. Menurut Rachmat dan Sri (2009) sejak tahun 2000-an kondisi agribisnis tembakau di dunia cenderung

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR : 561.4/69/2010 TENTANG UPAH MINIMUM PADA 35 (TIGA PULUH LIMA) KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011 GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang

Lebih terperinci

TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN KENDAL. 0 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal

TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN KENDAL. 0 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Kabupaten Kendal LP2KD Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten Kendal TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN KENDAL TAHUN 2012 0 Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Lebih terperinci

Lampiran 2. Impor Komoditi Pertanian (Dalam Volume Impor) Sub Sektor Jan-Nov 2007 Jan-Nov 2008 % 2008 Thd 2007

Lampiran 2. Impor Komoditi Pertanian (Dalam Volume Impor) Sub Sektor Jan-Nov 2007 Jan-Nov 2008 % 2008 Thd 2007 Lampiran 1. Ekspor Komoditi Pertanian (Dalam Volume Ekspor) Sub Sektor Jan-Nov 2007 Jan-Nov 2008 % 2008 Thd 2007 Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volum Nilai (US$) e (Kg) Tanaman pangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai agroekologi dataran rendah sampai dataran tinggi yang hampir semua dapat menghasilkan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai agroekologi dataran rendah sampai dataran tinggi yang hampir semua dapat menghasilkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai agroekologi dataran rendah sampai dataran tinggi yang hampir semua dapat menghasilkan buah-buahan. Indonesia menghasilkan banyak jenis buah-buahan.

Lebih terperinci

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU

ASPEK : PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU INDIKATOR : HASIL PEROLEHAN PESERTA KB BARU BULAN : KABUPATEN/KOTA IUD MOW MOP KDM IMPL STK PILL JML PPM PB % 1 Banyumas 728 112 20 1,955 2,178 2,627 1,802 9,422 57,379 16.42 2 Purbalingga 70 50 11 471

Lebih terperinci

No Daftar Isian Cakupan Rekapitulasi a. Di Tingkat Kabupaten/Kota

No Daftar Isian Cakupan Rekapitulasi a. Di Tingkat Kabupaten/Kota II. METODOLOGI 2.1. Daftar Isian yang Digunakan Pengumpulan data hortikultura yang dilakukan di tingkat kecamatan, untuk statistik hortikultura dinamakan Hortikultura (SPH). Pengumpulan data ini menggunakan

Lebih terperinci

SEBARAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP PRODUKSI PADI DI PROPINSI JAWA TENGAH

SEBARAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP PRODUKSI PADI DI PROPINSI JAWA TENGAH SEBARAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN SAWAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP PRODUKSI PADI DI PROPINSI JAWA TENGAH Joko Sutrisno 1, Sugihardjo 2 dan Umi Barokah 3 1,2,3 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH,

GUBERNUR JAWA TENGAH, GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 5 wsm 2^17 TENTANG ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU BAGIAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

BPS PROVINSI JAWA TENGAH BPS PROVINSI JAWA TENGAH No. 05/01/33/Th.II, 2 Januari 2008 KONDISI KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2007 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jawa Tengah pada Agustus 2007 adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia terutama dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto). Distribusi PDB menurut sektor ekonomi atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. World Bank dalam Whisnu, 2004), salah satu sebab terjadinya kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. World Bank dalam Whisnu, 2004), salah satu sebab terjadinya kemiskinan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan suatu keadaan di mana masyarakat yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dan kehidupan yang layak, (menurut World Bank dalam Whisnu, 2004),

Lebih terperinci

POTENSI PERTANIAN PEKARANGAN*

POTENSI PERTANIAN PEKARANGAN* POTENSI PERTANIAN PEKARANGAN* Muhammad Fauzan, S.P., M.Sc Dosen Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta) I. PENDAHULUAN Pertanian pekarangan (atau budidaya tanaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Namun, secara umum tanaman cabai disebut sebagai pepper atau chili.

BAB I PENDAHULUAN. Namun, secara umum tanaman cabai disebut sebagai pepper atau chili. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Subsektor hortikultura memegang peranan penting dalam pertanian Indonesia secara umum. Salah satu jenis usaha agribisnis hortikultura yang cukup banyak diusahakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zat-zat dalam Susu Nilai Kandungan

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zat-zat dalam Susu Nilai Kandungan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki peranan penting dalam pembangunan di Indonesia karena sektor pertanian mampu menyediakan lapangan kerja, serta

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Provinsi Jawa Tengah 1. Peta Provinsi Jawa Tengah Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah 2. Kondisi Geografis Jawa Tengah merupakan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 561.4/52/2008 TENTANG UPAH MINIMUM PADA 35 (TIGA PULUH LIMA) KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 561.4/52/2008 TENTANG UPAH MINIMUM PADA 35 (TIGA PULUH LIMA) KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009 KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 561.4/52/2008 TENTANG UPAH MINIMUM PADA 35 (TIGA PULUH LIMA) KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009 GUBERNUR JAWA TENGAH, Membaca : Surat Kepala Dinas Tenaga

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaah Terhadap Kebijakan Nasional Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2018, Kementerian PPN/Bappenas memangkas prioritas nasional agar lebih fokus menjadi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI NOVEMBER 2016 INFLASI 0,38 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI NOVEMBER 2016 INFLASI 0,38 PERSEN BPS KABUPATEN GROBOGAN No. 3315.035/12/2016, 14 Desember 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI NOVEMBER 2016 INFLASI 0,38 PERSEN Pada November 2016 terjadi inflasi sebesar 0,38

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK A. Gambaran Umum Objek/Subjek Penelitian 1. Batas Administrasi. Gambar 4.1: Peta Wilayah Jawa Tengah Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit oleh dua

Lebih terperinci

PENEMPATAN TENAGA KERJA. A. Jumlah Pencari Kerja di Prov. Jateng Per Kab./Kota Tahun 2016

PENEMPATAN TENAGA KERJA. A. Jumlah Pencari Kerja di Prov. Jateng Per Kab./Kota Tahun 2016 PENEMPATAN TENAGA KERJA A. Jumlah Pencari Kerja di Prov. Jateng Per Kab./Kota Tahun 2016 NO KAB./KOTA L P JUMLAH 1 KABUPATEN REMBANG 820 530 1.350 2 KOTA MAGELANG 238 292 530 3 KABUPATEN WONOGIRI 2.861

Lebih terperinci

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016 DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016 KELOMPOK DATA JENIS DATA : SUMBER DAYA ALAM : Pertanian, Kehutanan, Kelautan, Perikanan, Peternakan, Perkebunan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Fisik Daerah Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit oleh dua Provinsi besar, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Agribisnis menurut Arsyad dalam Firdaus (2008:7) adalah suatu kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Agribisnis menurut Arsyad dalam Firdaus (2008:7) adalah suatu kesatuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Agribisnis menurut Arsyad dalam Firdaus (2008:7) adalah suatu kesatuan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI FEBRUARI 2017 INFLASI 0,45 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI FEBRUARI 2017 INFLASI 0,45 PERSEN BPS KABUPATEN GROBOGAN No. 3315.038/03/2017, 10 Maret 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI FEBRUARI 2017 INFLASI 0,45 PERSEN Pada Februari 2017 terjadi Inflasi sebesar 0,45

Lebih terperinci

KEGIATAN PADA BIDANG REHABILITASI SOSIAL TAHUN 2017 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH

KEGIATAN PADA BIDANG REHABILITASI SOSIAL TAHUN 2017 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH KEGIATAN PADA BIDANG REHABILITASI SOSIAL TAHUN 2017 DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH No Program Anggaran Sub Sasaran Lokasi 1. Program Rp. 1.000.000.000 Pelayanan dan Sosial Kesejahteraan Sosial Penyandang

Lebih terperinci

PROGRAM DAN KEGIATAN SUBID ANALISA AKSES DAN HARGA PANGAN TA BADAN KETAHANAN PANGAN PROV. JATENG

PROGRAM DAN KEGIATAN SUBID ANALISA AKSES DAN HARGA PANGAN TA BADAN KETAHANAN PANGAN PROV. JATENG PROGRAM DAN KEGIATAN SUBID ANALISA AKSES DAN HARGA PANGAN TA. 2016 BADAN KETAHANAN PANGAN PROV. JATENG 1 I.Program Peningkatan Ketahanan Pangan (APBD) Peningkatan Akses Pangan Masyarakat dan Pemantauan

Lebih terperinci